STANDAR PENDIDIKAN PROFESI DOKTER SPESIALIS KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "STANDAR PENDIDIKAN PROFESI DOKTER SPESIALIS KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA"

Transkripsi

1 STANDAR PENDIDIKAN PROFESI DOKTER SPESIALIS KONSIL KEDOKTERAN Indnesian Medical Cuncil Jakarta 2006

2

3 STANDAR PENDIDIKAN PROFESI DOKTER SPESIALIS

4 Edisi Pertama, 2006 Cetakan Pertama, Npember 2006 Perpustakaan Nasinal : Katalg Dalam Terbitan (KDT) Standar Pendidikan Prfesi Dkter Spesialis.-- Jakarta : Knsil Kedkteran Indnesia, hlm. ; 17,5 x 24 cm. ISBN Kedkteran Studi dan Pengajaran. 2. Kedkteran sebagai Prfesi Penerbit : Knsil Kedkteran Indnesia Jalan Hang Jebat III Blk F3 Telpn : , , Fax : Jakarta Selatan ii Standar Pendidikan Prfesi Dkter Spesialis

5 KATA SAMBUTAN KETUA KONSIL KEDOKTERAN Assalamu'alaikum Wr. Wb. Kemajuan yang pesat dalam bidang ilmu pengetahuan khususnya ilmu pengetahuan dan teknlgi ilmu kedkteran, menuntut tersedianya sumber daya manusia yang handal dan terampil serta prfesinal dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Di lain pihak, tersedianya alat dan teknlgi yang canggih akan mudah memperleh infrmasi dengan cepat sehingga masyarakat sebagai pengguna sadar akan hak-haknya disamping kewajiban-kewajiban yang harus ia penuhi. Perlu kita sadari bahwa akhir-akhir ini dirasakan peningkatan keluhan masyarakat baik di media elektrnik maupun media cetak terhadap tenaga dkter dalam memberikan pelayanan kesehatan. Kita memahami bahwa pelayanan kesehatan merupakan prses hilir, baik buruknya pelayanan kesehatan ditentukan prses dari hulu, yaitu pendidikan prfesi kedkteran. Semua ini tentu tidak terlepas dari bagaimana prses pendidikan dkter spesialis sehingga benar-benar dapat mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknlgi kedkteran mutakhir, sehingga serang dkter spesialis mempunyai kmpetensi yang handal dengan tetap menjaga etika kedkteran. Buku ini disusun sebagai standar dalam penyelenggaraan pendidikan dkter spesialis. Kepada tim penyusun dan para kntributr, kami ucapkan selamat dan penghargaan atas dedikasi dan terbitnya buku Standar Pendidikan Prfesi Dkter Spesialis ini. Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh Jakarta, Nvember 2006 Hardi Yusa, dr., SpOG, MARS Ketua Knsil Kedkteran Indnesia Standar Pendidikan Prfesi Dkter Spesialis iii

6 KATA SAMBUTAN KETUA KONSIL KEDOKTERAN Assalamu'alaikum Wr. Wb, Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, bimbingan, petunjuk dan kekuatan-nya kepada kita, buku Standar Pendidikan Prfesi Dkter Spesialis yang pertama di Indnesia ini dapat diselesaikan. Buku ini merupakan hasil karya dan kerja keras semua stakehlders yang di fasilitasi leh Knsil Kedkteran Indnesia; dan disahkan leh Knsil Kedkteran Indnesia sesuai dengan yang diamanahkan leh Undang-Undang RI N. 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedkteran. Prses penyusunannya juga memakan waktu yang cukup lama dan melibatkan seluruh stakehders antara lain Organisasi Prfesi (IDI), Assiasi Institusi Pendidikan Kedkteran Indnesia (AIPKI), Ikatan Rumah Sakit Pendidikan Indnesia (IRSPI), Klegium, Departemen Kesehatan dan Departemen Pendidikan Nasinal. Perkembangan dunia yang sedang memasuki era glbalisasi dan era perdagangan bebas yang melibatkan hampir semua sektr kehidupan, tidak terkecuali dunia kedkteran, menuntut kita untuk meningkatkan prfesinalisme para pelaku dunia kedkteran. Amanah Undang-Undang RI N. 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedkteran untuk membuat Standar Pendidikan Prfesi Dkter Spesialis merupakan usaha dan upaya ke arah tersebut. Buku Standar Pendidikan Prfesi Dkter Spesialis merupakan suatu instrumen yang dapat digunakan leh Intitusi Pendidikan Dkter Spesialis dan stakehlders dalam rangka penjaminan mutu. Standar ini dapat digunakan untuk menilai input, prses dan utput prgram pendidikan sesuai kmpetensi yang ditetapkan. Selain itu standar ini dapat pula dipergunakan untuk kepentingan evaluasi diri dalam rangka perencanaan prgram perbaikan kualitas prses pendidikan secara berkelanjutan dan berkesinambungan. iv Standar Pendidikan Prfesi Dkter Spesialis

7 Standar Pendidikan Prfesi Dkter Spesialis ini masih bersifat umum dan merupakan acuan dalam menyusun standar prgram pendidikan spesialis dan subspesialis (spesialis knsultan) dari masing-masing cabang ilmu. Diharapkan setiap klegium dapat menyusun standar pendidikan dan standar kmpetensi yang lebih rinci sesuai dengan cabang ilmu masing-masing, disertai indikatr kinerja yang dapat diukur untuk menilai kinerja penyelenggara prgram, dalam rangka mendapatkan pengesahan Knsil Kedkteran Indnesia. Dengan diberlakukannya Standar Pendidikan Prfesi Dkter Spesialis, diharapkan pemantauan dan evaluasi pendidikan dkter spesialis dan subspesialis (spesialis knsultan) dapat dilakukan secara berkesinambungan, untuk menjamin mutu pendidikan serta peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Sebagai Ketua Knsil Kedkteran, saya mengucapkan selamat dan penghargaan yang tinggi kepada Divisi Pendidikan Knsil Kedkteran Indnesia, Assiasi Institusi Pendidikan Kedkteran Indnesia (AIPKI), Majelis Klegium Kedkteran Indnesia (MKKI), Ikatan Dkter Indnesia (IDI), Ikatan Rumah Sakit Pendidikan Indnesia (IRSPI), Departemen Kesehatan dan Departemen Pendidikan Nasinal, terutama kepada mereka yang duduk dalam Kelmpk Kerja Knsil Kedkteran Divisi Pendidikan Kedkteran yang selama ini telah bekerja keras menyusun Standar Pendidikan Prfesi Dkter Spesialis ini. Semga buku Standar Pendidikan Prfesi Dkter Spesialis ini bermanfaat bagi kita semua dan segala upaya yang telah dilakukan akan bermanfaat dalam upaya mencapai tujuan kita bersama. Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh Prf. Dr. Farid Anfasa Melek, dr, SpOG (K) Ketua Knsil Kedkteran Registrar Standar Pendidikan Prfesi Dkter Spesialis v

8 KATA PENGANTAR Prfesi kedkteran sebenarnya telah lama menjadi sasaran kritik ssial yang tajam. Rasa kurang puas terhadap prfesi kedkteran muncul dalam media massa. Sejauh ini, masyarakat biasanya baru tersentak jika pelanggaran etik kedkteran menyangkut juga bidang hukum. Baik hukum pidana maupun perdata. Dengan makin berkembangnya kesadaran masyarakat akan hak mereka dan kewajiban prfesi kedkteran, tindakan-tindakan yang merupakan pelanggaran etik kedkteran makin mudah tampak. Hal-hal yang dahulu tidak dikenal sebagai pelanggaran, sekarang sudah mulai disadari. Bahkan tindakantindakan yang sebenarnya tidak termasuk pelanggaran etik dengan mudahnya dianggap sebagai pelanggaran etik, bahkan dinyatakan sebagai malpraktek. Ini semua menimbulkan kesan bertambahnya kasus-kasus pelanggaran etik. Tambahan lagi kemajuan ilmu kedkteran merupakan peluang baru untuk timbulnya masalah-masalah etik. Kemampuan mengambil keputusan etik tidaklah sama pada semua dkter. Pendidikan dkter hampir semuanya diarahkan kepada penguasaan ilmu dan keterampilan untuk membuat diagnsis, dan mengambil keputusan ilmiah. Namun, pendidikan frmal dan latihan dalam melakukan penilaian etik untuk menuju kepada pengambilan keputusan yang dapat dipertanggung jawabkan, sangat sedikit, bahkan banyak yang tidak mendapatkannya sama sekali. Pengambilan keputusan etik perlu dibiasakan, terutama secara frmal di fakultas kedkteran, dengan suatu metde yang menggunakan jalur penalaran rasinal. Prinsip dasar etika kedkteran meliputi : prinsip tidak merugikan (nn maleficence), prinsip berbuat baik (beneficence), prinsip menghrmati tnmi pasien (autnmy), dan prinsip keadilan (justice). vi Standar Pendidikan Prfesi Dkter Spesialis

9 Prinsip tidak merugikan (nn maleficence), merupakan prinsip dasar menurut tradisi Hipcrates, primum nn ncere. Jika kita tidak bisa berbuat baik kepada seserang, paling tidak kita tidak merugikan rang itu. Dalam bidang medis, seringkali kita menghadapi situasi dimana tindakan medis yang dilakukan, baik untuk diagnsis atau terapi, menimbulkan efek yang tidak menyenangkan. Prinsip berbuat baik (beneficence), merupakan segi psitif dari prinsip nn maleficence. Tapi kewajiban berbuat baik ini bukan tanpa batas. Ada 4 (empat) langkah sebagai prses untuk menilai risik, sehingga kita bisa memperkirakan sejauh mana suatu kewajiban bersifat mengikat : Orang yang perlu bantuan itu mengalami suatu bahaya besar atau risik kehilangan sesuatu yang penting; penlng sanggup melakukan sesuatu untuk mencegah terjadinya bahaya atau kehilangan itu; tindakan penlng agaknya dapat mencegah terjadinya kerugian itu; dan manfaat yang diterima rang itu melebihi kerugian bagi penlng dan membawa risik minimal. Prinsip menghrmati tnmi pasien (autnmy), merupakan suatu kebebasan bertindak dimana seserang mengambil keputusan sesuai dengan rencana yang ditentukannya sendiri. Di sini terdapat 2 unsur yaitu : kemampuan untuk mengambil keputusan tentang suatu rencana tertentu dan kemampuan mewujudkan rencananya menjadi kenyataan. Dalam hubungan dkter-pasien ada tnmi klinik atau kebebasan prfessinal dari dkter dan kebebasan terapetik yang merupakan hak pasien untuk menentukan yang terbaik bagi dirinya, setelah mendapatkan infrmasi selengkap-lengkapnya. Prinsip keadilan (justice), berupa perlakuan yang sama untuk rang-rang dalam situasi yang sama, artinya menekankan persamaan dan kebutuhan, bukannya kekayaan dan kedudukan ssial. Dalam rangka memberikan kepastian dan pelayanan yang standar dalam bidang kedkteran, buku ini telah disusun bersama-sama untuk mewujudkan cita-cita luhur mewujudkan masyarakat Indnesia sejahtera seutuhnya. Standar Pendidikan Prfesi Dkter Spesialis vii

10 Namun, tentunya tak ada gading yang tak retak. Di sana-sini tentunya masih banyak kekurangan. Untuk itu kritik dan saran yang membangun akan sangat kami hargai. Jakarta, Nvember 2006 ttd Prf. Dr. Biran Affandi, dr., SpOG(K) Ketua Divisi Standar Pendidikan Prfesi, Knsil Kedkteran, Knsil Kedkteran Indnesia viii Standar Pendidikan Prfesi Dkter Spesialis

11 DAFTAR ISI Sambutan Ketua Knsil Kedkteran Indnesia... Sambutan Ketua Knsil Kedkteran... Kata Pengantar... Daftar Isi... SK Pengesahan Standar Pendidikan Prfesi Dkter Spesialis... Ucapan Terima Kasih... Daftar Singkatan... Pengertian Umum... Bab I : Pendahuluan Rasinal Landasan Hukum Pengertian Tujuan... Bab II : Standar Pendidikan Prfesi Dkter Spesialis Misi dan Tujuan Pendidikan Prses Pendidikan Sistem Evaluasi Peserta Didik Peserta Didik Staf Akademik Sumber Daya Pendidikan Evaluasi Prgram Penyelenggara Prgram dan Administrasi Pendidikan Perbaikan Berkesinambungan Aturan Tambahan... BAB III : Penutup... Daftar Kepustakaan... iii iv vi ix xi xiii xix xx Standar Pendidikan Prfesi Dkter Spesialis ix

12 x Standar Pendidikan Prfesi Dkter Spesialis

13 KEPUTUSAN KONSIL KEDOKTERAN NOMOR 21/KKI/KEP/IX/2006 TENTANG PENGESAHAN STANDAR PENDIDIKAN PROFESI DOKTER SPESIALIS KONSIL KEDOKTERAN, Menimbang : a. bahwa landasan utama bagi dkter untuk dapat melakukan tindakan medis terhadap rang lain adalah ilmu pengetahuan, teknlgi, dan kmpetensi yang dimiliki, yang diperleh melalui pendidikan dan pelatihan; b. bahwa pendidikan kedkteran pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan bagi masyarakat; c. bahwa telah disusun Standar Pendidikan Prfesi Dkter Spesialis yang merupakan acuan dalam penyelenggaraan pendidikan prfesi yang dilakukan sesuai dengan peraturan perundangundangan yang berkaitan dengan sistem pendidikan nasinal; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, huruf b, dan huruf c serta sebagai pelaksanaan dari pasal 7 dan pasal 26 Undang-Undang Nmr 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedkteran, perlu menetapkan Keputusan Knsil Kedkteran Indnesia tentang Pengesahan Standar Pendidikan Prfesi Dkter Spesialis; Mengingat : 1. Undang-Undang Nmr 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indnesia Tahun 1992 Nmr 100, Tambahan Lembaran Negara Republik Indnesia Nmr 3495); 2. Undang-Undang Nmr 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasinal (Lembaran Negara Republik Indnesia Tahun 2003 Nmr 78, Tambahan Lembaran Negara Nmr 4301); 3. Undang-Undang Nmr 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedkteran (Lembaran Negara Republik Indnesia Tahun 2004 Nmr 116, Tambahan lembaran Negara Republik Indnesia Nmr 4431); Standar Pendidikan Prfesi Dkter Spesialis xi

14 M E M U T U S K A N : Menetapkan : Kesatu : KEPUTUSAN KONSIL KEDOKTERAN TENTANG PENGESAHAN STANDAR PENDIDIKAN PROFESI DOKTER SPESIALIS. Kedua : Mengesahkan Standar Pendidikan Prfesi Dkter Spesialis sebagaimana tercantum dalam Lampiran Keputusan ini. Ketiga : Standar Pendidikan Prfesi Dkter Spesialis sebagaimana dimaksud dalam Diktum Kedua disusun leh klegium kedkteran berkrdinasi dengan rganisasi prfesi, assiasi institusi pendidikan kedkteran assiasi, rumah sakit pendidikan, Departemen Pendidikan Nasinal, dan Departemen Kesehatan. Keempat : Standar Pendidikan Prfesi Dkter Spesialis sebagaimana dimaksud dalam Diktum Kedua merupakan acuan dan diperuntukkan bagi semua pihak yang terkait dalam penyelenggaraan pendidikan prfesi dkter spesialis. Kelima : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 28 September 2006 KONSIL KEDOKTERAN H. HARDI YUSA, dr, Sp.OG, MARS KETUA, xii Standar Pendidikan Prfesi Dkter Spesialis

15 UCAPAN TERIMA KASIH Knsil Kedkteran Indnesia menyampaikan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah membantu, dimulai dari usulan draf-1 (pertama) hingga diterbitkannya buku Standar Pendidikan Prfesi Dkter Spesialis ini. Kntributr Prf. Dr. F.A. Melek, dr., Sp.OG (K) Ketua Knsil Kedkteran Prf. Dr. Biran Affandi, dr., Sp.OG (K) Ketua Divisi Standar Pendidikan Prfesi Dkter Prf. Wigun Prdjsudjadi, dr., PhD, Sp.PD, KGH, Divisi Standar Pendidikan Prfesi Dkter Titi Savitri Prihatiningsih, dr., MA, MMed.Ed, PhD Ketua Sub Pkja Pendidikan Dkter Prf. Dr. Hardyant Sebn, dr., Sp.KK (K) - Anggta Sub Pkja Pendidikan Dkter M. Djauhari Widjajakusumah, dr., PFK Anggta Sub Pkja Pendidikan Dkter Sugit Wndireks, dr., MS - Anggta Sub Pkja Pendidikan Dkter Siti Oetarini Sri Widd, dr., Sp.PA - Anggta Sub Pkja Pendidikan Dkter Prf. Asril Aminullah, dr., Sp.A (K) Ketua Sub Pkja Pendidikan Dkter Spesialis Prf. Dr. Paul Tahalele, dr., Sp.B Anggta Sub Pkja Pendidikan Dkter Spesialis Prf. Anwar Yusuf, dr., Sp.P (K) - Anggta Sub Pkja Pendidikan Dkter Spesialis Achmad Rudiyant, dr., Sp.PD, KEMD - Anggta Sub Pkja Pendidikan Dkter Spesialis Dr. Meliana Zailani, dr., MARS - Anggta Sub Pkja Pendidikan Dkter Spesialis Ddi Firmanda, dr., Sp.A - Anggta Sub Pkja Pendidikan Dkter Spesialis Mulyn Sedirman, dr., Sp.B, Sp.OT Ketua Sub Pkja CPD Suryn S.I. Sants, dr., Sp.OG Anggta Sub Pkja CPD Dr. Ratna Sitmpul, dr., Sp.M Anggta Sub Pkja CPD Hardi Yusa, dr., Sp.OG, MARS Ketua Knsil Kedkteran Indnesia Parni Hardi Wakil Ketua Knsil Kedkteran Indnesia Standar Pendidikan Prfesi Dkter Spesialis xiii

16 Emmyr Faizal Meis, drg., MARS Wakil Ketua Knsil Kedkteran Indnesia Prf. Dr. Rsje Rsita Oewen, drg., Sp.KGA Ketua Knsil Kedkteran Gigi Prf. Dr. Retn Hayati Sugiart, drg., SKM, Sp.KGA Ketua Divisi Standar Pendidikan Prfesi Dkter Gigi Afi Savitri Sarsit, drg., Sp.PM Divisi Standar Pendidikan Prfesi Dkter Gigi Bambang Guntur Hamurwn, dr., Sp.M Ketua Divisi Registrasi, Knsil Kedkteran Ieke Irdjiati SA, dr., MPH Divisi Registrasi, Knsil Kedkteran I Putu Suprapta, drg., MSc Ketua Divisi Registrasi, Knsil Kedkteran Gigi Dr. Oediyani Sants, drg., MS Divisi Registrasi, Knsil Kedkteran Gigi Prf. Dr. M. Mulyhadi Ali, dr., Sp.FK Ketua Divisi Pembinaan, Knsil Kedkteran Tini S Hadad, SE Divisi Pembinaan, Knsil Kedkteran Kresna Adam, drg., Sp.BM Ketua Divisi Pembinaan, Knsil Kedkteran Gigi Adrijati Rafly Dra., Divisi Pembinaan, Knsil Kedkteran Gigi Abidinsyah Siregar, dr., DHSM, MKes Sekretaris Knsil Kedkteran Indnesia Prf. Wigun Prdjsudjadi, dr., PhD, SpPD, KGH Ketua Klegium Ilmu Penyakit Dalam Prf. Dr. Aryn J Puspnegr, dr., SpB, KBD Ketua Klegium Ilmu Bedah Indnesia Arwin A.P. Akib, dr., SpA (K) Ketua Klegium Ilmu Kesehatan Anak Indnesia Prf. Dr. Biran Affandi, dr., SpOG (K) Ketua Klegium Obstetri dan Gineklgi Indnesia Prf. Anwar Yusuf, dr., SpP (K) Ketua Klegium Paru Indnesia Prf. A. Resli A Thaib, dr., SpAn (K) Ketua Klegium Anestesilgi Prf. Masrin Munir, dr., SpTHT-KL Ketua Klegium Telinga, Hidung, Tenggrk dan KL Prf. Djk Rahardj, dr., SpB, SpU - Ketua Klegium Urlgi Indnesia Samin, dr., SpS (K) - Ketua Klegium Neurlgi Prf. Dr. Dede Kusmana, dr., SpJP Ketua Klegium Ilmu Penyakit Jantung & Pembuluh Darah Prf. Dr. Siti Aisah, dr., SpKK (K) Ketua Klegium Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin Prf. Mardin Marseti, dr., SpM (K) Ketua Klegium Ofthalmlgi H. Budi Sampurna, dr., SH, SpF Ketua Klegium Kedkteran Frensik Indnesia xiv Standar Pendidikan Prfesi Dkter Spesialis

17 Prf. Dr. Triyn KSP, dr., SpRad. Ketua Klegium Radilgi Indnesia Prf. Farid Nur Mantu, dr., SpBA Ketua Klegium Bedah Anak Prf. Padm Santjj, dr., SpBS Ketua Klegium Bedah Syaraf Bisn, dr., SpBP, Ketua Klegium Bedah Plastik Indnesia Prf. Med Puruhit, dr., SpBTKV Ketua Klegium Bedah Thraks & Kardivaskuler Prf. Dr. Djk Resadi, dr., SpB, SpOT Ketua Klegium Bedah Orthpaedi Indnesia Dr. Rustadi Ssrsumihardj, dr., MS, DMM, SpPK Ketua Klegium Patlgi Klinik Prf. Dr. Imam Supardi, dr., SpMK Ketua Klegium Mikrbilgi Klinik Agnes Kurniawan, dr., PhD, SpParK Ketua Klegium Parasitlgi Klinik Prf. Semilah Sastramidjj, dr., SpGK Ketua Klegium Gizi Klinik Prf. Dr. Armen Muchtar, dr., SpFK Ketua Klegium Farmaklgi Klinik Prf. I Made Nasar, dr., SpPA (K) Ketua Klegium Patlgi Anatmi Prf. Sasant Wibisn, dr., SpKJ (K) Ketua Klegium Psikiatri Indnesia Dr. Angela B. Tulaar, dr., SpRM (K) Ketua Klegium Ilmu Kedkteran Fisik & Rehabilitasi Dr. Sumakmur PK, dr., MSc, SpOK Ketua Klegium Kedkteran Okupasi Ott Maulana, dr., SpKK, SpKL Ketua Klegium Kedkteran Kelautan Indnesia Sleh Nugraha, dr., SpKP Ketua Klegium Kedkteran Penerbangan Indnesia Prf. Dr. Jhan S Masjhur, dr., SpPD-KE Ketua Klegium Kedkteran Nuklir Indnesia Prf. Dr. Wahyuning Ramelan, dr., SpAndr Ketua Klegium Andrlgi Hari Tilars, dr., SpKO Ketua Klegium Kedkteran Olah Raga Serars Hardjsuwit, dr., Sp.B, Sp.BTK Wakil dari Majelis Klegium Kedkteran Indnesia Prf. H.M. Djakaria, dr., Sp.Rad. Wakil dari Majelis Klegium Kedkteran Indnesia M. Djauhari Widjajakusumah, dr., PFK Ketua Klegium Dkter Indnesia Dr. Fachmi Idris, dr., MKes Wakil dari Pengurus Besar Ikatan Dkter Indnesia Prf. Dr. Sedart Rnatmdj, dr., SKM, MSc Wakil dari Pengurus Besar Ikatan Dkter Indnesia Prf. Nuzirwan Acang, dr., Sp.PD IDI Wilayah Sumatera Barat Prf. Dr. Winsy Warrw, dr., Sp.KK IDI Wilayah Sulawesi Utara Standar Pendidikan Prfesi Dkter Spesialis xv

18 Pranawa, dr., Sp.PD, KGH IDI Wilayah Jawa Timur Bantuk Hadiyant, dr., Sp.OG IDI Wilayah Jawa Tengah Wawang S. Sukarya, dr., Sp.OG (K), MARS IDI Wilayah Jawa Barat Mhamad Isa, dr., Sp.P IDI Wilayah Kalimantan Selatan M. Basir Palu, dr., SpA, MHA IDI Wilayah Sulawesi Selatan Prf. Dr. Hardyant Sebn, dr., SpKK (K) Ketua Assiasi Institusi Pendidikan Kedkteran Indnesia Syahrul, dr., SpS Dekan FK Universitas Syiah Kuala, Aceh Prf. T. Bahri Anwar, dr., SpJP (K) Dekan FK Universitas Sumatera Utara H. Andi Zainal, dr., SpPD, KGEH Dekan FK Universitas Riau Prf. Fadil Oenzil, dr., PhD,SpGK Dekan FK Universitas Andalas, Padang Zarkasih Anwar, dr., SpA(K) Dekan FK Universitas Sriwijaya, Palembang Dr. Efrida Warganegara, dr., SpMK, Mkes Dekan FK Universitas Lampung Menaldi Rasmin, dr., SpP (K), FCCP Dekan FK Universitas Indnesia,Jakarta Prf. Dr. Dinan S. Bratakesemah, dr., SpOG (K) Dekan FK Universitas Padjadjaran, Bandung A. Ann Surendr, dr., PAK Dekan FK Universitas Dipnegr, Semarang HM. Mambdyant dr., Sp, SH, MMR Dekan FK Universitas Jenderal Sudirman, Purwkert Prf. Dr. Hardyant Sebn, dr., SpKK (K) Dekan FK Universitas Gajah Mada, Ygyakarta Dr. H.A.A. Subijant, dr., MS Dekan FK Universitas 11 Maret, Surakarta Prf. Dr. H.M.S. Wijadi, dr., SpTHT (K) Dekan FK Universitas Airlangga, Surabaya Harijant, dr., MSPH Dekan FK Universitas Brawijaya, Malang Wasis Prajitn, dr., SpOG Dekan FK Universitas Jember Chris Adhiyant, dr., Msc Dekan FK Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta H. Teddy Rchantr, dr., SpOG FK Universitas Jambi I.G.N. Anm Murdhana dr., Dekan FK Universitas Udayana, Bali H. Hasyim Fachir, dr., SpS Dekan FK Universitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin Emil Bachtiar Merad, dr., SpP Dekan FK Universitas Mulawarman, Kalimantan Timur Prf. Dr. Wahyuning Ramelan, dr., SpAnd Dekan FK Universitas Tanjung Pura, Kalimantan Barat Irawan Yusuf, dr., PhD Dekan FK Universitas Hasanudin, Makasar xvi Standar Pendidikan Prfesi Dkter Spesialis

19 Prf. Dr. S.M. Waruw, dr., SpA (K) Dekan FK Universitas Sam Ratulangi, Manad H. Dddy Ari Kumby, dr., SpOG(K) Dekan FK Universitas Mataram, Nusa Tenggara Barat Paulina Watfa, dr., SpR Dekan FK Universitas Cendrawasih, Jayapura Dr. RM. Nugrh Abikusn, dr., MSc Dekan FK Universitas Trisakti, Jakarta Hj. Riyani Wikaningrum, dr., DMM, Msc Dekan FK Universitas Yarsi, Jakarta Tm Surjadi, dr., MPH Dekan FK Universitas Tarumanegara, Jakarta Satya Jewana, dr., SpKJ (K) Dekan FK Universitas Katlik Atmajaya, Jakarta Angkasa Sebayang, dr., MS Dekan FK Universitas Kristen Indnesia, Jakarta Djap Hadi Susant dr., Dekan FK Universitas Kristen Krida Wacana, Jakarta Buddy HW Uty, dr., MARS Dekan FK Universitas Veteran, Jakarta Prf. Dr. F.X. Budhiant Suhadi dr., Dekan FK Universitas Pelita Harapan, Banten Syafri Guricci, dr., Msc Dekan FK Universitas Muhammadyah Jakarta Prf. Dr. H. Wahyu Karhiwikarta, dr., SpKO, AIF Dekan FK Universitas Malahayati, Lampung H. Jj R Nr dr., Dekan FK Universitas Jenderal Ahmad Yani, Cimahi Surja Tanurahardja, dr., MPH, DTM&H Dekan FK Universitas Maranatha, Bandung Prf. Dr. Herri S Sastramihardja, dr., SpFK (K) Dekan FK Universitas Islam Bandung Prf.Dr. Sedjn Aswin dr., Dekan FK Universitas Muhammadyah Surakarta Prf. Amir Muslim Malik, dr.,phd Dekan FK Universitas Baiturrahmah,Padang H. Taufiq R. Nasihun, dr., Mkes Dekan FK Universitas Islam Sultan Agung, Semarang Riana Rahmawati, dr., Mkes Dekan FK Universitas Islam Indnesia, Ygyakarta Erwin Santsa, dr., SpA, Mkes Dekan FK Universitas Muhammadyah Ygyakarta Prf. H.M. Aris Widd, dr., MS, PhD, SpFK Dekan FK Universitas Islam Malang Fathni Sadani dr., Dekan FK Universitas Muhammadyah Malang H. Sepratiknj BS dr., Dekan FK Universitas Wijaya Kusuma, Surabaya Sartn, dr., SpPD Dekan FK Universitas Hang Tuah, Surabaya Adi Rahmat, dr., Mkes Dekan FK Universitas Islam, Sumatera Utara Prf. Dr. A.A. Depary, dr., DTM&H, SpPark Dekan FK Universitas Methdis Indnesia, Medan Standar Pendidikan Prfesi Dkter Spesialis xvii

20 Prf. T.M.A. Chalik, dr., SpOG Dekan FK Universitas Abulyatama, Aceh H. Abdul Razak Datu, dr., PhD Dekan FK Universitas Muslim Indnesia, Makasar Fanani, dr., SpRad Dekan FK Universitas Islam Al-Azhar,Nusa Tenggara Barat Dr. Sett, dr., MKes Ketua Ikatan Rumah Sakit Pendidikan Indnesia Asjikin Iman Hidajat, dr., MHA Kepala Pusat Prfesi Tenaga Kesehatan Departemen Kesehatan Chliq Amin, SE, MM Kepala Pusat Perencanaan & Pendayagunaan Tenaga Kesehatan DepKes Ratna Dewi Umar, dr., MARS Direktur Bina Yanmedik Dasar Departemen Kesehatan Ratna Rsita Hendardji, dr., MPH Direktur Bina Yanmedik Spesialistik Departemen Kesehatan Prf. Dr. Mpu Kank, dr., Sp.PA Wakil dari Departemen Pendidikan Nasinal Lukman H Makmun, dr., Sp.PD, KKV Wakil dari Departemen Pendidikan Nasinal Merdias Almatsier, dr., SpS Ketua Majelis Kehrmatan Disiplin Kedkteran Indnesia (MKDKI) Yudhi Prayudha, dr., MPH Kepala Dinas Kesehatan Prpinsi Jawa Barat Tim Kurikulum Assiasi Institusi Pendidikan Kedkteran Indnesia Sekretariat - Minart Riyadi - Zahrtiah Akib Lukman - Hendrastuti Pertiwi - Ressi Arisandi - Maman Budiman - Murtini - Wahyu Winart - Slihin xviii Standar Pendidikan Prfesi Dkter Spesialis

21 DAFTAR SINGKATAN Depdiknas Depkes IPDS KKI KPS MKKI PPDS RS Pendidikan WFME Departemen Pendidikan Nasinal Departemen Kesehatan Institusi Pendidikan Dkter Spesialis Knsil Kedkteran Indnesia Ketua Prgram Studi Majelis Klegium Kedkteran Indnesia Prgram Pendidikan Dkter Spesialis Rumah Sakit Pendidikan Wrld Federatin fr Medical Educatin Standar Pendidikan Prfesi Dkter Spesialis xix

22 PENGERTIAN UMUM Buku Panduan merupakan penjabaran kurikulum leh IPDS yang dipergunakan sebagai pedman pelaksanaan prgram pendidikan bagi peserta didik dan pendidik untuk mencapai kemampuan atau kmpetensi yang telah ditetapkan. Dkter spesialis adalah dkter yang telah menyelesaikan prgram pendidikan spesialis yang merupakan jenjang lanjut pendidikan dkter. Dkter subspesialis (spesialis knsultan) adalah dkter spesialis yang telah menyelesaikan prgram pendidikan subspesialis (spesialis knsultan) yang merupakan jenjang lanjut pendidikan dkter spesialis. Institusi Pendidikan Dkter Spesialis adalah institusi yang melaksanakan prgram pendidikan dkter spesialis yang telah diakreditasi leh klegium dan telah ditetapkan dan disahkan leh Direktrat Jenderal Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan Nasinal Republik Indnesia. Katalg adalah prfil dari suatu prgram pendidikan dkter spesialis atau subspesialis (spesialis knsultan) yang disusun leh masing-masing klegium ilmu kedkteran. Katalg mencakup visi dan misi, kmpetensi, daftar IPDS, persyaratan dan alur pendaftaran caln peserta didik, pelaksanaan seleksi, lama serta isi prgram dan cara evaluasi Keahlian klinik adalah kemampuan penerapan prses klinis dan kmunikasi dalam memecahkan masalah kesehatan yang mencakup prfisiensi pengetahuan akademik dan ketrampilan klinik. Kemampuan akademik adalah kemampuan dalam menerapkan metda ilmiah untuk pemecahan masalah, pengambilan keputusan, pengembangan diri, dan berkmunikasi secara efektif. Klegium Ilmu Kedkteran adalah badan yang dibentuk leh rganisasi prfesi untuk masing-masing cabang disiplin ilmu yang bertugas mengampu cabang disiplin ilmu tersebut. xx Standar Pendidikan Prfesi Dkter Spesialis

23 Kmpetensi merupakan kemampuan yang harus dicapai peserta didik, meliputi pengetahuan, ketrampilan, sikap dan perilaku yang diharapkan setelah menyelesaikan prgram pendidikan dkter spesialis. Area kmpetensi dkter spesialis meliputi area kmpetensi dkter dengan pendalaman keilmuan pada masing-masing bidang spesialisasi dan subspesialisasinya termasuk kmpetensi dalam melaksanakan pendidikan prfesi. Knsil Kedkteran Indnesia adalah suatu badan tnm, mandiri, nnstruktural, dan bersifat independen, terdiri atas knsil kedkteran dan kedkteran gigi. (Undang-undang RI N.29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedkteran). Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan pendidikan yang meliputi tujuan pendidikan, isi, bahan pelajaran, cara pencapaian dan penilaian, yang digunakan sebagai pedman penyelenggaraan kegiatan pendidikan. Majelis Klegium Kedkteran Indnesia (MKKI) adalah rganisasi (majelis) yang anggtanya terdiri dari para ketua klegium ilmu kedkteran. Prfesinalisme merupakan uraian tentang pengetahuan, ketrampilan, sikap dan perilaku yang diharapkan leh masyarakat dan pasien dari serang dkter selama menjalankan tugas prfesinya. Di dalamnya termasuk pemahaman tentang kemampuan belajar seumur hidup dan mempertahankan kmpetensi, kemampuan memanfaatkan dan menyampaikan infrmasi, etika, integritas, kejujuran, mengutamakan kepentingan pasien (altruism), melayani pihak lain, terikat dengan kde etik prfesi, adil dan saling menghrmati satu dengan yang lain. Stakehlders pendidikan dkter spesialis adalah semua pihak yang berkepentingan dengan pendidikan dkter spesialis yakni peserta didik, IPDS, RS Pendidikan, Klegium Dkter dan Dkter Spesialis, Perhimpunan Prfesi Dkter dan Dkter Spesialis, Depkes, Depdiknas, KKI dan wakil masyarakat. Standar Kmpetensi adalah kmpetensi minimal yang harus dicapai dalam pendidikan. Standar kmpetensi ditetapkan leh klegium. Standar Pendidikan Prfesi Dkter Spesialis xxi

24 Standar Pendidikan Prfesi Dkter Spesialis adalah kriteria minimal kmpnen pendidikan yang harus dipenuhi leh setiap IPDS dalam penyelenggaraan pendidikan dkter spesialis. Standar Pendidikan Prfesi Dkter Spesialis disusun leh klegium ilmu kedkteran berkrdinasi dengan rganisasi prfesi, assiasi institusi pendidikan kedkteran, assiasi rumah sakit pendidikan, Departemen Pendidikan Nasinal dan Departemen Kesehatan. Pengesahan standar dilakukan leh Knsil Kedkteran Indnesia. xxii Standar Pendidikan Prfesi Dkter Spesialis

25 BAB I PENDAHULUAN 1. Rasinal Pencapaian kesehatan ptimal sebagai hak asasi manusia merupakan salah satu unsur kesejahteraan umum yang akan turut menjamin terwujudnya pembangunan kesehatan dalam meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap rang. Untuk mencapai hal tersebut perlu diciptakan berbagai upaya kesehatan kepada seluruh masyarakat. Dkter sebagai salah satu kmpnen utama pemberi pelayanan kesehatan masyarakat mempunyai peran yang sangat penting dan terkait secara langsung dengan prses pelayanan kesehatan dan mutu pelayanan yang diberikan. Ilmu pengetahuan, keterampilan, sikap dan perilaku sebagai kmpetensi yang didapat selama pendidikan akan merupakan landasan utama bagi dkter untuk dapat melakukan tindakan kedkteran dalam upaya pelayanan kesehatan. Pendidikan kedkteran pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan mutu kesehatan bagi seluruh masyarakat. WFME memprmsikan suatu standar keilmuan dan etika yang tinggi, menerapkan metda pembelajaran dan sarana instruksinal baru, serta manajemen yang invatif pada pendidikan kedkteran. Pendidikan dkter, dkter spesialis dan dkter subspesialis (spesialis knsultan) adalah pendidikan berbasis akademik dan prfesi. Pendidikan dkter spesialis adalah jenjang lanjut pendidikan dkter. Pendidikan dkter spesialis knsultan merupakan jenjang lanjut pendidikan dkter spesialis. 2. Landasan Hukum Dalam ketentuan umum Undang-Undang RI N. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasinal, disebutkan bahwa standar nasinal pendidikan adalah kriteria minimal tentang sistem pendidikan yang berlaku di wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indnesia. Agar lulusan pendidikan dkter spesialis di seluruh Indnesia mempunyai mutu yang setara maka perlu ditetapkan standar nasinal pendidikan prfesi dkter spesialis. Standar Pendidikan Prfesi Dkter Spesialis 1

26 Dalam penjelasan pasal 7 ayat (2) Undang-Undang Republik Indnesia N. 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedkteran, disebutkan bahwa standar pendidikan prfesi dkter dan dkter gigi adalah standar yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan sistem pendidikan nasinal. Sistem pendidikan nasinal adalah keseluruhan kmpnen pendidikan yang saling terkait secara terpadu untuk mencapai tujuan pendidikan nasinal. Dengan demikian, apabila setiap kmpnen pendidikan yang terkait dengan pendidikan dkter spesialis mempunyai standar yang sama maka dkter spesialis yang dihasilkan akan dijamin mempunyai mutu yang sama pula. 3. Pengertian Standar Pendidikan Prfesi Dkter Spesialis Standar Pendidikan Prfesi Dkter Spesialis di Indnesia adalah perangkat penyetara mutu pendidikan dkter spesialis yang dibuat dan disepakati bersama leh stakehlders pendidikan dkter spesialis. Standar pendidikan prfesi dkter spesialis juga merupakan perangkat untuk menjamin tercapainya tujuan pendidikan sesuai kmpetensi. Standar pendidikan dapat pula dipergunakan leh IPDS untuk menilai dirinya sendiri serta sebagai dasar perencanaan prgram perbaikan kualitas prses pendidikan secara berkelanjutan. Kmpnen standar pendidikan prfesi dkter spesialis meliputi isi, prses, kmpetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengellaan, pembiayaan, serta evaluasi prses pendidikan. Standar dari masing-masing kmpnen pendidikan tersebut harus selalu ditingkatkan secara berencana dan berkala mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknlgi kedkteran (medical science and technlgy), perkembangan ilmu dan teknlgi pendidikan kedkteran (medical educatin and technlgy) dan tuntutan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan (public health needs and demands). Salah satu dkumen yang diterbitkan WFME adalah standar glbal pendidikan kedkteran pasca sarjana (pstgraduate medical educatin). Dkumen ini dilengkapi cara untuk memperbaiki kualitas pendidikan kedkteran secara glbal. Pendidikan dkter spesialis dan subspesialis (spesialis knsultan) termasuk dalam dkumen ini. Dengan pengaruh glbalisasi, pendidikan dkter spesialis dan subspesialis (spesialis knsultan) harus mengikuti standar internasinal. 2 Standar Pendidikan Prfesi Dkter Spesialis

27 4. Tujuan Standar Pendidikan Prfesi Dkter Spesialis Standar Pendidikan Prfesi Dkter Spesialis disusun secara garis besar dengan tujuan agar dapat diterapkan untuk semua prgram studi pendidikan dkter spesialis dan spesialis knsultan yang saat ini sudah ada. Substansi standar pendidikan yang terinci dan terukur untuk masing masing prgram studi akan dikembangkan leh masing-masing klegium yang terkait. Untuk memenuhi Standar Pendidikan Prfesi Dkter Spesialis, setiap IPDS harus mampu menunjukkan dkumen yang dibutuhkan, baik dkumen tentang prses penyusunan maupun dkumen tentang penerapan prses pendidikan yang dilakukan. Berbagai hal yang terkait dengan standar pendidikan diuraikan lebih rinci pada bab selanjutnya. Standar Pendidikan Prfesi Dkter Spesialis 3

28 BAB II STANDAR PENDIDIKAN PROFESI DOKTER SPESIALIS 1. Misi dan Tujuan Pendidikan 1.1. Misi Setiap IPDS harus mempunyai dan menetapkan misi dan tujuan pendidikan Misi disusun mengacu pada tujuan pendidikan Pernyataan misi dan tujuan pendidikan harus mencantumkan prses pendidikan spesialis berbasis praktik, menghasilkan dkter spesialis yang kmpeten, serta memasukkan isu umum dan khusus sesuai dengan kebijakan nasinal maupun reginal Secara umum misi pendidikan mencantumkan : Pendidikan mampu meningkatkan invasi pembelajaran peserta didik untuk mencapai kmpetensi yang dapat meningkatkan efektifitas pelayanan Pendidikan dapat memberikan peluang kepada peserta didik untuk mampu menjadi pakar dalam bidang kedkteran yang dipilihnya Pendidikan dapat mempersiapkan peserta didik untuk mampu belajar terus menerus secara mandiri dan atau siap mengikuti pendidikan kedkteran berkelanjutan dan pengembangan prfesi berkelanjutan Tujuan Pendidikan Tujuan pendidikan terdiri dari tujuan umum dan tujuan khusus Tujuan umum pendidikan dkter spesialis menghasilkan dkter spesialis dengan kemampuan akademik dan keahlian klinik serang prfesinal. 4 Standar Pendidikan Prfesi Dkter Spesialis

29 Tujuan khusus pendidikan dkter spesialis menghasilkan dkter spesialis yang mempunyai kmpetensi khusus dalam disiplin ilmu kedkteran tertentu Perumusan Misi dan Tujuan Pendidikan Perumusan misi dan tujuan pendidikan dkter spesialis ditetapkan bersama dengan stakehlders Prfesinalisme dan Kemandirian Prses pendidikan dkter spesialis merupakan kelanjutan pendidikan dkter dengan tujuan meningkatkan kualitas prfesinalisme yang lebih tinggi dalam disiplin ilmu tertentu. Pendidikan harus mampu meningkatkan kemandirian prfesi sehingga dkter spesialis mampu memberikan pelayanan terbaik bagi pasien dan masyarakat Hasil Akhir Pendidikan Hasil akhir pendidikan harus memenuhi kmpetensi yang tercantum dalam kurikulum masing-masing disiplin ilmu Kmpetensi yang dicapai berbentuk kmpetensi umum dan kmpetensi khusus Rincian kmpetensi, termasuk tingkat kmpetensi yang harus dicapai peserta PPDS ditentukan leh masing-masing klegium. 2. Prses Pendidikan 2.1. Pendekatan Pembelajaran Pendidikan dkter spesialis harus merupakan prgram yang sistematik, yang menguraikan secara jelas kmpnen umum dan khusus kegiatan pendidikan Pendidikan dilakukan berbasis praktik yang kmprehensif melibatkan peserta didik pada seluruh kegiatan pelayanan kesehatan di bawah supervisi dan ikut bertanggung jawab terhadap aktivitas pelayanan tersebut. Standar Pendidikan Prfesi Dkter Spesialis 5

30 Prgram pendidikan mencakup integrasi antara teri dan praktik Prses pembelajaran diselenggarakan secara interaktif, sehingga dapat memtivasi peserta didik berpartisipasi aktif, memberikan kesempatan yang memadai untuk dapat berprakarsa, melakukan kreativitas dan kemandirian sesuai dengan pengembangan disiplin ilmu yang telah dipilihnya Dalam prses pembelajaran staf pendidik berperan sebagai pembimbing, pendidik dan penilai Peserta didik dimungkinkan untuk melakukan knseling pendidikan kepada KPS atau staf yang ditunjuk Prses pendidikan harus memperhatikan keselamatan pasien dan peserta didik Metda Ilmiah Prses pendidikan harus memberikan kemampuan penguasaan metda ilmiah, berupa kemampuan pemecahan masalah dan pengambilan keputusan klinik berbasis bukti Isi Pendidikan Isi pendidikan merupakan kajian dan pemecahan masalah berbagai penyakit dan atau masalah kedkteran dan kesehatan, terutama di Indnesia, serta pengembangan ilmu terkait Isi pendidikan mencakup : Pengetahuan dasar meliputi pengetahuan bimedik dan klinik yang terkait dengan kebutuhan pelayanan kesehatan. Pemahaman dan penerapan ilmu ssial dan perilaku serta etika Keterampilan dasar meliputi keterampilan intelektual untuk menerapkan metda ilmiah baik dalam upaya pendekatan pemecahan masalah, pengambilan keputusan, penelitian dan manajemen serta ketrampilan interpersnal termasuk di dalamnya hubungan dkter-pasien, berkmunikasi, melakukan pemeriksaan fisik dan berbagai prsedur ketrampilan yang dibutuhkan. 6 Standar Pendidikan Prfesi Dkter Spesialis

31 Dalam melakukan pelayanan kepada pasien, isi pendidikan dkter spesialis ditetapkan leh klegium kedkteran terkait Kmpetensi dalam kurikulum memuat kmpnen-kmpnen pendidikan yang bersifat akademik dan prfesinal Penyusunan kurikulum dan prses pendidikan harus dapat menjamin tercapainya kmpetensi dkter spesialis Struktur, Kmpsisi dan Lama Pendidikan Prgram pendidikan harus menyatakan secara jelas tujuan pendidikan, struktur dan lama pendidikan, penjelasan tentang hubungan antara pendidikan dkter dengan pelayanan kesehatan, serta kmpnen kmpetensi yang bersifat wajib dan pilihan, bila ada Struktur, kmpsisi, serta lama pendidikan ditetapkan dengan mengacu pada kmpetensi pendidikan yang ditetapkan leh Klegium secara nasinal dan kmpetensi tambahan yang ditetapkan IPDS serta diuraikan secara rinci dalam Buku Panduan Pendidikan diselenggarakan dalam 3 tahapan pencapaian kmpetensi yang terdiri dari tahap pengayaan, tahap magang, dan tahap mandiri IPDS dalam melaksanakan prgram pendidikan menyusun buku panduan untuk peserta PPDS dan staf pengajar Buku Panduan harus menggambarkan struktur pendidikan dengan menetapkan tahapan-tahapan pendidikan yang akan dijalani, rincian penempatan, pengalaman yang harus dicapai dan semua kegiatan yang akan dijalani peserta didik selama menjalani prgram pendidikan Hubungan Pelayanan Kesehatan dan Pendidikan Dalam pendidikan keprfesian harus tercipta integrasi antara pelayanan kesehatan dan prses pendidikan Berbagai bentuk pelayanan klinik yang tersedia harus tetap berjalan secara ptimal disertai dengan peningkatan kualitas pelayanan selama prses pendidikan berlangsung. Standar Pendidikan Prfesi Dkter Spesialis 7

32 Standar Pelayanan Medik merupakan salah satu titik temu antara pelayanan kesehatan dengan aktivitas pendidikan Manajemen Prses Pendidikan Prses pendidikan dikella bersama leh IPDS, Klegium, dan RS Pendidikan sesuai dengan kewenangan masing-masing IPDS bertanggung jawab dalam pengellaan pendidikan, pengambilan keputusan, dalam melakukan krdinasi untuk setiap prses pendidikan serta melakukan penilaian terhadap prses pendidikan dan melakukan invasi baru prgram pendidikan IPDS diakreditasi leh klegium yang bersangkutan IPDS menyediakan fasilitas pendidikan yang dapat menjamin tercapainya kmpetensi. 3. Sistem Evaluasi Peserta Didik 3.1. Metda Penilaian Metda dan instrumen penilaian serta kriteria kelulusan disusun dan ditetapkan leh pengella prgram Keandalan dan kesahihan metda penilaian harus dievaluasi secara berkala Penilaian mencakup seluruh kegiatan pendidikan baik pengetahuan, keterampilan, dan perilaku Selama prses pendidikan, penilaian dilakukan secara terstruktur pada tiap tahap pendidikan yang dilaksanakan leh KPS berkrdinasi dengan Klegium terkait, dengan memperhatikan kmpetensi yang harus dicapai sesuai dengan tahap pendidikan Kriteria kelulusan merupakan hasil pencapaian kmpetensi dan penilaian prses pendidikan (akademik dan nn-akademik) Pada akhir pendidikan, metda penilaian dan uji kmpetensi dilakukan leh Klegium terkait, dengan mengikut sertakan penguji luar (external examiner). 8 Standar Pendidikan Prfesi Dkter Spesialis

33 3.2. Hubungan Antara Penilaian dan Pendidikan Prinsip, metda dan penerapan penilaian harus sesuai dengan tujuan pendidikan dan mendrng pengembangan prses belajar dan mengajar Prses dan hasil penilaian harus menggambarkan terlaksananya prses pendidikan dengan kualitas yang memadai Umpan Balik kepada Peserta Didik Umpan balik kinerja peserta didik harus diberikan secara berkala sepanjang prses pendidikan Umpan balik kinerja peserta didik tersebut dipergunakan pula untuk pengembangan pendidik dan peningkatan kualitas prses pendidikan 4. Peserta Didik 4.1. Penerimaan Peserta Didik IPDS harus memiliki kebijakan seleksi penerimaan yang diterapkan secara jelas, transparan dan byektif menurut suatu metda baku sehingga penerimaan caln peserta didik berlangsung secara adil Kebijakan seleksi penerimaan mempertimbangkan ptensi dan kemampuan spesifik yang dimiliki caln peserta didik sesuai dengan prasyarat yang telah ditetapkan leh masing-masing Klegium terkait Seleksi penerimaan peserta PPDS sedikitnya mencakup seleksi administrasi dan seleksi kemampuan akademik caln peserta didik Alur lamaran caln peserta PPDS dikrdinasi leh KKI. Standar Pendidikan Prfesi Dkter Spesialis 9

34 4.2. Jumlah Peserta PPDS Jumlah peserta PPDS yang diterima secara nasinal direncanakan leh Klegium terkait sesuai dengan kebutuhan nasinal dengan tetap memperhatikan kualitas peserta Setiap IPDS menerima peserta didik yang sesuai dengan daya tampung yang dimiliki RS Pendidikan, jumlah pendidik dan sarana/prasarana lainnya sehingga akan terjamin berlangsungnya pendidikan yang berkualitas Bimbingan dan Knseling Penyelenggara pendidikan memiliki sistem bimbingan dan knseling peserta didik yang mampu membantu memecahkan masalah yang dihadapi, baik yang bersifat akademik maupun nn akademik Kndisi Kerja Peserta didik memperleh pendidikan di RS Pendidikan serta jejaringnya yang mempunyai pelayanan kmprehensif dan memberi peluang untuk terlaksananya pelatihan keprfesian dan sekaligus pendidikan akademik dalam kurun waktu yang sesuai dengan ketetapan sebagaimana tercantum dalam kurikulum Beban tugas peserta didik tercantum secara terstruktur dengan jelas dalam Buku Panduan yang dibuat leh IPDS. Dalam Buku Panduan tercakup pula penjabaran secara rinci tentang hak, kewajiban dan tanggung jawab peserta didik Perwakilan Peserta Didik Peserta didik adalah anggta IDI dan ditetapkan pula menjadi anggta muda rganisasi prfesi spesialis terkait Peserta didik dapat membentuk perwakilan yang dapat membantu memperlancar prses pendidikan. 10 Standar Pendidikan Prfesi Dkter Spesialis

35 Perwakilan peserta didik dapat memberikan umpan balik secara layak dalam hal perancangan, pengellaan dan evaluasi kurikulum atau hal lain yang relevan dengan kepentingan pendidikan Penyelenggara pendidikan berkewajiban membantu dan memfasilitasi aktivitas dan rganisasi peserta didik. 5. Staf Akademik 5.1. Kebijakan Penerimaan Staf IPDS memiliki kebijakan yang jelas dan transparan dalam melakukan penerimaan staf Pengembangan Staf Universitas dan IPDS menetapkan kebijakan dalam sistem penempatan dan prmsi staf berdasarkan kemampuan mendidik, meneliti dan menjalankan tugas pelayanan, serta prestasi akademik Dalam pemberian tugas pendidikan dipertimbangkan pula keseimbangan antara staf pendidik dan peserta didik sehingga prses pembelajaran dapat berlangsung efektif IPDS mempunyai prgram pengembangan dan penghargaan terhadap staf akademik maupun staf yang lain IPDS menentukan hak dan tanggung jawab staf pendidik yang bekerja di rumah sakit pendidikan utama atau di sarana jejaring pelayanan kesehatan lainnya yang dipergunakan untuk pelaksanaan pendidikan dkter spesialis. 6. Sumber Daya Pendidikan 6.1. Fasilitas Pendidikan dan Pelatihan Rumah sakit yang dipergunakan untuk pendidikan harus sudah terakreditasi leh lembaga yang berwenang untuk melakukan akreditasi RS Pendidikan. Standar Pendidikan Prfesi Dkter Spesialis 11

36 15 KONSIL KEDOKTERAN Akreditasi merupakan upaya untuk mempertahankan dan meningkatkan mutu pendidikan Pada pembentukan prgram studi baru atau evaluasi prgram pendidikan, dilakukan akreditasi RS Pendidikan untuk menentukan pencapaian kmpetensi sesuai kurikulum pendidikan prgram studi tersebut Fasilitas pendidikan dapat pula berupa rumah sakit jejaring yang telah terakreditasi atau sarana kerja lapangan sehingga mampu memenuhi kebutuhan pelatihan keprfesian peserta didik Fasilitas Fisik Fasilitas fisik yang dipunyai leh penyelenggara pendidikan harus memenuhi syarat akreditasi dan dapat memenuhi kebutuhan pendidikan akademik termasuk dalam hal ini perpustakaan, labratrium, ruang diskusi dan ruang kuliah Fasilitas fisik tersebut harus dievaluasi secara berkala dan selalu dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan pengembangan pendidikan disiplin ilmu terkait Kerjasama Tim Klinik Prgram pendidikan klinik harus dapat memberikan pengalaman kerjasama dengan peserta didik lain dari berbagai disiplin ilmu kesehatan yang berbeda sebagai suatu tim Prses pendidikan harus mampu memberikan kesempatan kerjasama tim baik sebagai anggta maupun sebagai pimpinan tim Teknlgi Infrmasi IPDS harus memiliki dan mengembangkan fasilitas teknlgi infrmasi yang memadai bagi staf dan peserta didik Seluruh civitas academica dapat memanfaatkan fasilitas teknlgi infrmasi yang ada untuk menunjang pelaksanaan prgram pendidikan. 12 Standar Pendidikan Prfesi Dkter Spesialis

37 6.5. Fasilitas Penelitian Kegiatan penelitian merupakan bagian integral dari prses pendidikan Setiap peserta didik diwajibkan melaksanakan kegiatan penelitian IPDS menyediakan fasilitas penelitian yang memadai dan membentuk kerjasama kegiatan penelitian antar-institusi, sehingga aktivitas penelitian dapat terlaksana dengan baik Pakar Pendidikan IPDS dapat memanfaatkan tenaga pakar disiplin ilmu lain dalam prses dan pengembangan pendidikan Pemanfaatan tenaga pakar tersebut dimaksudkan untuk menunjang pencapaian tujuan pendidikan Pertukaran Staf IPDS mempunyai kebijakan dalam pertukaran staf akademik dan peserta didik dengan institusi pendidikan lain, dalam rangka memenuhi kelengkapan prses pendidikan termasuk transfer kredit IPDS harus pula berupaya menciptakan peluang pertukaran staf akademik atau peserta didik secara nasinal, reginal atau internasinal dalam upaya tercapainya visi, misi dan tujuan pendidikan. 7. Evaluasi Prgram 7.1. Mekanisme Evaluasi Prgram IPDS bersama dengan Klegium menciptakan mekanisme evaluasi prgram pendidikan, tercakup dalam hal ini ialah mnitring prses pendidikan, menilai kemajuan prses pendidikan dan kelengkapan fasilitas pendidikan. Standar Pendidikan Prfesi Dkter Spesialis 13

38 15 KONSIL KEDOKTERAN Evaluasi pelaksanaan pendidikan dkter spesialis dilakukan secara berkala termasuk evaluasi seleksi masuk, prses dan lulusan pendidikan Evaluasi dilakukan leh IPDS bersama dengan Klegium terkait Evaluasi hasil seleksi masuk dikaitkan dengan prses pendidikan peserta didik yang bersangkutan Evaluasi prgram dilaksanakan dengan sistem evaluasi yang sahih dan dapat diandalkan. Keikut sertaan pakar pendidikan kedkteran akan sangat membantu pelaksanaan evaluasi Dalam evaluasi harus dapat diidentifikasi masalah yang dapat menghambat kelangsungan prses pendidikan Evaluasi yang dilakukan mencakup rganisasi pendidikan, sarana dan prasarana serta lingkungan pendidikan Penilaian dan infrmasi tentang kmpetensi lulusan digunakan sebagai umpan balik pengembangan prses pembelajaran Umpan Balik dari Pendidik dan Peserta Didik Setiap IPDS mengembangkan sistim yang menjamin terjadinya mekanisme umpan balik Umpan balik kualitas prgram pendidikan yang berasal dari pendidik dan peserta didik hendaknya dianalisis dan dimanfaatkan secara maksimal Pendidik dan peserta didik secara aktif diikutsertakan dalam perencanaan pengembangan prgram pendidikan Kinerja Peserta Didik Kinerja dan kmpetensi peserta didik dievaluasi dalam kaitannya dengan pencapaian misi dan tujuan prgram pendidikan Penilaian dan analisis kinerja peserta didik juga dikaitkan dengan prses penerimaan peserta didik untuk mendapatkan umpan balik dalam pelaksanaan tata cara penerimaan peserta didik. 14 Standar Pendidikan Prfesi Dkter Spesialis

39 Penilaian kinerja mencakup pula lama pendidikan, nilai evaluasi selama prses pendidikan serta hasil-hasil dalam menjalani mdul-mdul pendidikan Kewenangan dan Pemantauan Prgram Pendidikan IPDS mendapat kewenangan melaksanakan prgram pendidikan dari Dekan/Rektr setelah mendapat ijin dari Direktrat Jenderal Pendidikan Tinggi, berdasarkan rekmendasi KKI IPDS secara berkala akan dipantau dan dievaluasi leh klegium yang bersangkutan IPDS diakreditasi leh lembaga yang berwenang melalui sistem yang ditetapkan Keterlibatan Stakehlders Evaluasi prgram melibatkan penyelenggara prgram, staf administrasi pendidikan, staf akademik, mahasiswa, tritas pelayanan kesehatan, wakil atau tkh masyarakat serta rganisasi prfesi. 8. Penyelenggara Prgram dan Administrasi Pendidikan 8.1. Penyelenggara Prgram Prgram pendidikan harus dilaksanakan sesuai peraturan yang diterbitkan leh klegium tentang struktur, isi, prses dan keluaran Pada akhir pendidikan peserta didik mendapatkan tanda kelulusan berupa ijazah dari IPDS dan sertifikat kmpetensi dari Klegium sebagai pengakuan resmi atas kmpetensi sesuai bidang ilmunya Prgram pendidikan, institusi pendidikan dan staf pengajar harus dinilai secara berkala dan berkesinambungan leh Klegium Pelaksanaan penjaminan mutu pendidikan secara internal menjadi tanggung jawab IPDS. Standar Pendidikan Prfesi Dkter Spesialis 15

STANDAR PENDIDIKAN PROFESI DOKTER KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA

STANDAR PENDIDIKAN PROFESI DOKTER KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA STANDAR PENDIDIKAN PROFESI DOKTER KONSIL KEDOKTERAN Indnesian Medical Cuncil Jakarta 2006 STANDAR PENDIDIKAN PROFESI DOKTER Edisi Pertama, 2006 Cetakan Pertama, Npember 2006 Perpustakaan Nasinal : Katalg

Lebih terperinci

STANDAR KOMPETENSI DOKTER KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA

STANDAR KOMPETENSI DOKTER KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA STANDAR KOMPETENSI DOKTER KONSIL KEDOKTERAN Indnesian Medical Cuncil Jakarta 2006 STANDAR KOMPETENSI DOKTER Edisi Pertama, 2006 Cetakan Pertama, Npember 2006 Perpustakaan Nasinal : Katalg Dalam Terbitan

Lebih terperinci

STANDAR KOMPETENSI DOKTER KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA

STANDAR KOMPETENSI DOKTER KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA STANDAR KOMPETENSI DOKTER KONSIL KEDOKTERAN Indnesian Medical Cuncil Jakarta 2006 STANDAR KOMPETENSI DOKTER Edisi Pertama, 2006 Cetakan Pertama, Npember 2006 Perpustakaan Nasinal : Katalg Dalam Terbitan

Lebih terperinci

STANDAR PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS BEDAH SARAF

STANDAR PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS BEDAH SARAF KOLEGIUM BEDAH SARAF INDONESIA ( K.B.S.I. ) STANDAR PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS BEDAH SARAF Jakarta : Februari 2007 DAFTAR SINGKATAN IPDS KBSI KPS KKI PBL PPDS RS Pendidikan RS Jejaring WFME Institusi

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2014 TENTANG

SALINAN PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2014 TENTANG SALINAN PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2014 TENTANG PENERBITAN REKOMENDASI PEMBUKAAN, PEMBINAAN, DAN PENUTUPAN PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER GIGI SPESIALIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA TENTANG NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA TENTANG NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG PENERBITAN REKOMENDASI PEMBUKAAN DAN PENUTUPAN PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA KONSIL KEDOKTERAN

Lebih terperinci

Komentar dan Rekomendasi

Komentar dan Rekomendasi Kmentar dan Rekmendasi Nama Perguruan Tinggi Skema Reviewer : Fakultas Kedkteran Universitas Brawijaya : A : 1. Siti Aminah TSE 2. Segiant Ali 1. Kmentar Umum Pelaksanaan PHK-PKPD leh Fakultas Kedkteran

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1304, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA. Pendidikan. Dokter Spesialis. Program. PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG PROGRAM PENDIDlKAN DOKTER

Lebih terperinci

Komentar dan Rekomendasi

Komentar dan Rekomendasi Lampiran 3. Frmat lapran evaluasi Visitasi PHK-PKPD (AIPKI) Kmentar dan Rekmendasi Nama Perguruan Tinggi : FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN Skema Reviewer : B : 1. Sri Asriyani 2. Hemma Yulfi

Lebih terperinci

STANDAR KOMPETENSI DOKTER GIGI KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA

STANDAR KOMPETENSI DOKTER GIGI KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA STANDAR KOMPETENSI DOKTER GIGI KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA Indnesian Medical Cuncil Jakarta 2006 STANDAR KOMPETENSI DOKTER GIGI Edisi Pertama, 2006 Cetakan Pertama, Npember

Lebih terperinci

STANDAR KOMPETENSI DOKTER GIGI SPESIALIS

STANDAR KOMPETENSI DOKTER GIGI SPESIALIS KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA STANDAR KOMPETENSI DOKTER GIGI SPESIALIS KONSIL KEDOKTERAN GIGI KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA 2007 i KATA PENGANTAR Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang, atas perkenan

Lebih terperinci

Komentar dan Rekomendasi

Komentar dan Rekomendasi Kmentar dan Rekmendasi Nama Perguruan Tinggi : FK Universitas Sultan Agung (UNISSULA) Skema Reviewer :.Nn Grantee : 1. Dewi Masyithah 2. I Wayan Sumardika 1. Kmentar Umum Selama dua hari pada tanggal 13-14

Lebih terperinci

Profil UKDI XIX. Laporan Standard Setting 29 Maret 2012

Profil UKDI XIX. Laporan Standard Setting 29 Maret 2012 Profil UKDI XIX Laporan Standard Setting 29 Maret 2012 Peserta UKDI XIX Sebaran peserta berdasarkan lokasi UKDI Wilayah Peserta 1 1,092 2 1,004 3 444 4 702 5 655 6 424 Grand Total 4,321 Sebaran Peserta

Lebih terperinci

PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS DI INDONESIA

PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS DI INDONESIA PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS DI INDONESIA Irawan Yusuf Health Professional Education Quality 27 April 2012 PENDAHULUAN Sejarah pendidikan dokter spesialis yang tercatat, dimulai sejak tahun 1960-an. Proses

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 108/P/2009 TENTANG PERGURUAN TINGGI PENYELENGGARA SERTIFIKASI PENDIDIK UNTUK DOSEN

KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 108/P/2009 TENTANG PERGURUAN TINGGI PENYELENGGARA SERTIFIKASI PENDIDIK UNTUK DOSEN SALINAN KEPUTUSAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 108/P/2009 TENTANG PERGURUAN TINGGI PENYELENGGARA SERTIFIKASI PENDIDIK UNTUK DOSEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang Mengingat : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

1. Mampu melakukan tugas per tugas (task skills). Contoh : Mampu melakukan pengambilan sampel dan memindahkan biakan secara aseptik.

1. Mampu melakukan tugas per tugas (task skills). Contoh : Mampu melakukan pengambilan sampel dan memindahkan biakan secara aseptik. Standar Kmpetensi Analis Kesehatan Psted by Riswant n Friday, February 5, 2010 Labels: Prfesi dan Kmpetensi Sudah sering kita mendengar istilah "kmpeten" dan "kmpetensi". Lalu apa maksud dari kedua kata

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA, SALINAN PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM ADAPTASI DOKTER DAN DOKTER GIGI WARGA NEGARA INDONESIA LULUSAN LUAR NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG REGISTRASI DOKTER DAN DOKTER GIGI KETUA KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA,

PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG REGISTRASI DOKTER DAN DOKTER GIGI KETUA KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA, PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG REGISTRASI DOKTER DAN DOKTER GIGI KETUA KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA, Menimbang : bahwa sebagai pelaksanaan ketentuan Pasal 34 Undang- Undang

Lebih terperinci

MENTERI HUKUM DAN HAM R.I REPUBLIK INDONESIA

MENTERI HUKUM DAN HAM R.I REPUBLIK INDONESIA MENTERI HUKUM DAN HAM R.I REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR : M 01.PR.07.10 TAHUN 2005 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KANTOR WILAYAH DEPARTEMEN

Lebih terperinci

Lampiran Surat No : 1167/E.E3/TU/2013

Lampiran Surat No : 1167/E.E3/TU/2013 Lampiran Surat No : 1167/E.E3/TU/2013 DaftarUndangan: A. Undangan Vicon di Dikti I. Kemdikbud 1. Sekjen Kemdikbud 2. Kabiro Hukor Kemdikbud Kemdikbud 3. Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan Ditjen Dikti

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 93 TAHUN 2015 TENTANG RUMAH SAKIT PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 93 TAHUN 2015 TENTANG RUMAH SAKIT PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 93 TAHUN 2015 TENTANG RUMAH SAKIT PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal

Lebih terperinci

Ialah cara pemeriksaan yg dilakukan dengan wawancara baik langsung pada pasien atau pada orang tua atau sumber lain.

Ialah cara pemeriksaan yg dilakukan dengan wawancara baik langsung pada pasien atau pada orang tua atau sumber lain. 1.1.Anamnesis Ialah cara pemeriksaan yg dilakukan dengan wawancara baik langsung pada pasien atau pada rang tua atau sumber lain. Tujuan Mendapat keterangan sebanyak-banyaknya mengenai penyakit pasien

Lebih terperinci

2014, No Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 116, Tambahan Lemb

2014, No Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 116, Tambahan Lemb No.297, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KONSIL KEDOKTERAN. Dokter. Doter Gigi. WNA. Adaptasi. PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG ADAPTASI DOKTER DAN DOKTER GIGI WARGA

Lebih terperinci

2013, No Mengingat e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d, perlu membentuk Undang-U

2013, No Mengingat e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d, perlu membentuk Undang-U No.132, 2013 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PENDIDIKAN. Kedokteran. Akademik. Profesi. Penyelenggaraan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5434) UNDANG-UNDANG REPUBLIK

Lebih terperinci

WALIKOTA TASIKMALAYA

WALIKOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA Nomor : 14 Tahun 2008 Lampiran : - TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN NON FORMAL DI KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA,

Lebih terperinci

Universitas Tadulako. Profil Kedokteran Perguruan Tinggi Negeri. Profil PTN Memuat materi :

Universitas Tadulako. Profil Kedokteran Perguruan Tinggi Negeri. Profil PTN Memuat materi : Profil Kedokteran Perguruan Tinggi Negeri Tadulako Profil PTN Memuat materi : 1) Akreditasi Program Studi 2) Passing Grade Untuk Persiapan Ujian Tulis Seleksi Kedokteran Oleh Team fk.ujiantulis.com 3)

Lebih terperinci

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI DIREKTORAT JENDERAL PEMBELAJARAN DAN KEMAHASISWAAN

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI DIREKTORAT JENDERAL PEMBELAJARAN DAN KEMAHASISWAAN Nomor : 385/B4.3/UND/2016 14 Juni 2016 Lampiran : 1 (satu) berkas Perihal : Sosialisasi dan Workshop Sistem Pendaftaran UKMPPD terintegrasi dengan PD-Dikti Yth. Bapak/Ibu/Sdr (daftar Nama terlampir) Dalam

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.295, 2015 KESEHATAN. Rumah Sakit Pendidikan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5777). PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR : 1 /KKI/PER/ I /2010 TENTANG REGISTRASI DOKTER PROGRAM INTERNSIP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR : 1 /KKI/PER/ I /2010 TENTANG REGISTRASI DOKTER PROGRAM INTERNSIP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR : 1 /KKI/PER/ I /2010 TENTANG REGISTRASI DOKTER PROGRAM INTERNSIP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA, Menimbang : a. bahwa terhadap

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.451, 2012 KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA. Kewenangan Tambahan. Dokter. Dokter Gigi. PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 48/KKI/PER/XII/2010 TENTANG KEWENANGAN TAMBAHAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2008 TENTANG PERGURUAN TINGGI PENYELENGGARA SERTIFIKASI DOSEN TAHUN 2008

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2008 TENTANG PERGURUAN TINGGI PENYELENGGARA SERTIFIKASI DOSEN TAHUN 2008 PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2008 TENTANG PERGURUAN TINGGI PENYELENGGARA SERTIFIKASI DOSEN TAHUN 2008 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang : a. bahwa Pasal

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.343, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA. Kualifikasi Nasional. Pendidikan Kedokteran. Penerapan. PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PENERAPAN

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 138/P/2014 TENTANG PERGURUAN TINGGI PENYELENGGARA SERTIFIKASI UNTUK DOSEN

KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 138/P/2014 TENTANG PERGURUAN TINGGI PENYELENGGARA SERTIFIKASI UNTUK DOSEN SALINAN KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 138/P/2014 TENTANG PERGURUAN TINGGI PENYELENGGARA SERTIFIKASI UNTUK DOSEN PENDIDIK MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK

Lebih terperinci

Univ. Andalas STIKES Mutiara Indonesia STIKES Sumatera Utara Univ. Dokter Hamka Aceh

Univ. Andalas STIKES Mutiara Indonesia STIKES Sumatera Utara Univ. Dokter Hamka Aceh WILAYAH SUMATERA BAGIAN UTARA Univ. Andalas Univ. Sumatera Utara Univ. Sumatera Utara Univ. Muhammadiyah Aceh Syah Kuala Univ. Sumatera Utara Univ. Andalas Univ. Sumatera Utara Univ. Andalas Univ. Baiturrahmah

Lebih terperinci

Komentar dan Rekomendasi. 2. Cholis Abrori

Komentar dan Rekomendasi. 2. Cholis Abrori Kmentar dan Rekmendasi Nama Perguruan Tinggi Skema Reviewer : FK Universitas Sriwijaya : C : 1. Rachmad Sarw Bekti 2. Chlis Abrri 1. Kmentar Umum Prgram Hibah Kmpetensi Peningkatan Kualitas Pendidikan

Lebih terperinci

PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA

PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA SALINAN PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG REGISTRASI DOKTER DAN DOKTER GIGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA,

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.295, 2015 KESEHATAN. Rumah Sakit Pendidikan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5777). PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2008 TENTANG PERGURUAN TINGGI PENYELENGGARA SERTIFIKASI DOSEN TAHUN 2008

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2008 TENTANG PERGURUAN TINGGI PENYELENGGARA SERTIFIKASI DOSEN TAHUN 2008 SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2008 TENTANG PERGURUAN TINGGI PENYELENGGARA SERTIFIKASI DOSEN TAHUN 2008 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang : a.

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.856, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KKI. Dokter. Dokter Gigi. Kompetensi Yang Sama. Pengesahan. PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2016 TENTANG PENGESAHAN KOMPETENSI YANG SAMA

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2 MOR SP DIPA-24.12-/2 DS3612-4187-984-7 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun

Lebih terperinci

Jenis Informasi yang Terbuka dan Dikecualikan

Jenis Informasi yang Terbuka dan Dikecualikan Jenis Infrmasi yang Terbuka dan Dikecualikan Kelmpk Infrmasi Publik yang diatur dalam UU KIP mencakup Infrmasi Publik yang wajib disediakan dan diumumkan secara berkala; Infrmasi Publik yang wajib diumumkan

Lebih terperinci

Komentar dan Rekomendasi

Komentar dan Rekomendasi Lampiran 3. Frmat lapran evaluasi Visitasi PHK-PKPD (AIPKI) Kmentar dan Rekmendasi Nama Perguruan Tinggi Skema Reviewer : Universitas Jember : B : 1. Susanti Ratunanda 2. R.Varidiant Yud 1. Kmentar Umum

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 93 TAHUN 2015 TENTANG RUMAH SAKIT PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 93 TAHUN 2015 TENTANG RUMAH SAKIT PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 93 TAHUN 2015 TENTANG RUMAH SAKIT PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

KOMITE AUDIT PEDOMAN KERJA KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) BAB I Tujuan Umum... 3

KOMITE AUDIT PEDOMAN KERJA KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) BAB I Tujuan Umum... 3 PEDOMAN KERJA KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) DAFTAR ISI Executive Summary BAB I Tujuan Umum... 3 BAB II Organisasi... 4 1. Struktur... 4 2. Tugas, Tanggung Jawab dan Wewenang... 4 3. Hubungan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit Umum Bina Sehat (Bina Sehat) berdiri sejak tahun Pada

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit Umum Bina Sehat (Bina Sehat) berdiri sejak tahun Pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Sejarah Perusahaan Rumah Sakit Umum Bina Sehat (Bina Sehat) berdiri sejak tahun 1992. Pada saat itu, Bina Sehat yang berlkasi di Jalan Raya Dayeuhklt n. 325 Kabupaten Bandung, masih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan kesehatan ditujukan untuk meningkatkan kesadaran,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan kesehatan ditujukan untuk meningkatkan kesadaran, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan ditujukan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang dalam rangka mewujudkan derajat kesehatan yang optimal

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2013 TENTANG PENDIDIKAN KEDOKTERAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2013 TENTANG PENDIDIKAN KEDOKTERAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2013 TENTANG PENDIDIKAN KEDOKTERAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang Mengingat : a. bahwa negara menjamin hak setiap

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN FASILITASI AKREDITASI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN FASILITASI AKREDITASI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN FASILITASI AKREDITASI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2013 TENTANG PENERBITAN REKOMENDASI PEMBUKAAN DAN PENUTUPAN PROGRAM STUDI DOKTER

PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2013 TENTANG PENERBITAN REKOMENDASI PEMBUKAAN DAN PENUTUPAN PROGRAM STUDI DOKTER PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2013 TENTANG PENERBITAN REKOMENDASI PEMBUKAAN DAN PENUTUPAN PROGRAM STUDI DOKTER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA,

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2014 TENTANG

SALINAN PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2014 TENTANG SALINAN PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2014 TENTANG REGISTRASI DOKTER DAN DOKTER GIGI PESERTA PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS DAN DOKTER GIGI SPESIALIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2014 TENTANG PERSETUJUAN ALIH ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI KEDOKTERAN/KEDOKTERAN GIGI

SALINAN PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2014 TENTANG PERSETUJUAN ALIH ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI KEDOKTERAN/KEDOKTERAN GIGI SALINAN PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2014 TENTANG PERSETUJUAN ALIH ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI KEDOKTERAN/KEDOKTERAN GIGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA KONSIL KEDOKTERAN

Lebih terperinci

Universitas Sriwijaya

Universitas Sriwijaya Profil Kedokteran Perguruan Tinggi Negeri Sriwijaya Profil PTN Memuat materi : 1) Akreditasi Program Studi 2) Passing Grade Untuk Persiapan Ujian Tulis Seleksi Kedokteran Oleh Team fk.ujiantulis.com 3)

Lebih terperinci

Nomor : 398/SU/K/ Mei 2015 Lampiran : 4 (Empat) berkas Hal : Undangan Sosialisasi LAM-PTKes

Nomor : 398/SU/K/ Mei 2015 Lampiran : 4 (Empat) berkas Hal : Undangan Sosialisasi LAM-PTKes Nomor : 398/SU/K/05.2015 18 Mei 2015 Lampiran : 4 (Empat) berkas Hal : Undangan Sosialisasi LAM-PTKes Yth. Pimpinan Program Studi (daftar terlampir) Dalam rangka menumbuhkan budaya mutu pendidikan tinggi

Lebih terperinci

PEDOMAN PELAYANAN INSTALASI RAWAT JALAN RSI SITI RAHMAH

PEDOMAN PELAYANAN INSTALASI RAWAT JALAN RSI SITI RAHMAH PEDOMAN PELAYANAN INSTALASI RAWAT JALAN RSI SITI RAHMAH DAFTAR ISI Halaman Judul Daftar Isi BAB I. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang 1.2. Tujuan Pedman 1.3. Ruang Lingkup Pelayanan 1.4. Batasan Operasinal

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2013 TENTANG PENDIDIKAN KEDOKTERAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2013 TENTANG PENDIDIKAN KEDOKTERAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2013 TENTANG PENDIDIKAN KEDOKTERAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa negara menjamin hak setiap warga negara

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Desember 2006 Dekan Fakultas Sastra, Prof. Dr. Indiyah Imran. Renstra Fakultas Sastra Universitas Gunadarma

KATA PENGANTAR. Jakarta, Desember 2006 Dekan Fakultas Sastra, Prof. Dr. Indiyah Imran. Renstra Fakultas Sastra Universitas Gunadarma KATA PENGANTAR Dalam era infrmasi ini, tantangan yang dihadapi Fakultas Sastra Universitas Gunadarma dirasakan semakin menuntut langkah-langkah strategis agar Fakultas Sastra tetap mampu memberikan sumbangan

Lebih terperinci

WAJIB KERJA DOKTER SPESIALIS

WAJIB KERJA DOKTER SPESIALIS WAJIB KERJA DOKTER SPESIALIS Kepala Pusat Perencanaan dan Pendayagunaan SDM Kesehatan Jakarta 20 Februari 2017 SISTEMATIKA PENYAJIAN I. Penjelasan Umum II. Dasar Hukum III. Perencanaan IV. Pengadaan V.

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.744, 2014 KONSIL KEDOKTERAN. Rencana Strategis. Rancangan. Penyusunan.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.744, 2014 KONSIL KEDOKTERAN. Rencana Strategis. Rancangan. Penyusunan. BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.744, 2014 KONSIL KEDOKTERAN. Rencana Strategis. Rancangan. Penyusunan. PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2014 TENTANG PENYUSUNAN RANCANGAN RENCANA

Lebih terperinci

Struktur Organisasi & Tugas Pokok dan Fungsi. Jurusan Kedokteran Fakultas Kedokteran

Struktur Organisasi & Tugas Pokok dan Fungsi. Jurusan Kedokteran Fakultas Kedokteran Struktur Organisasi & Tugas Pokok dan Fungsi Jurusan Kedokteran Fakultas Kedokteran UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2010 PUSAT JAMINAN MUTU (PJM) LEMBAG A/ BIRO REKTOR SENAT UNIVERSITAS GUGUS JAMINAN MUTU

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.02.02/MENKES/383/2016 TENTANG KEANGGOTAAN KOMITE PENEMPATAN DOKTER SPESIALIS MASA BAKTI TAHUN 2016-2019 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

HASIL AKREDITASI PERGURUAN TINGGI (INSTITUSI) SESUAI DENGAN SK TANGGAL 23 JANUARI 2009

HASIL AKREDITASI PERGURUAN TINGGI (INSTITUSI) SESUAI DENGAN SK TANGGAL 23 JANUARI 2009 SESUAI DENGAN SK TANGGAL 23 JANUARI 2009 1 11 Universitas Borneo Tarakan C 023/BAN-PT/Ak-II/Inst/I/2009 23 Januari 2009 2 11 Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin C 024/BAN-PT/Ak-II/Inst/I/2009 23

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2007 Ketua Program Studi Teknik Elektro, Busono Soerowirdjo, Ph.D

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2007 Ketua Program Studi Teknik Elektro, Busono Soerowirdjo, Ph.D KATA PENGANTAR Dalam era infrmasi ini, tantangan yang dihadapi Prgram Studi Teknik Elektr Fakultas Teknlgi Industri Universitas Gunadarma dirasakan semakin menuntut langkah-langkah strategis agar Studi

Lebih terperinci

PEDOMAN PEMBIMBINGAN PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH ONLINE (KTI ONLINE) TAHUN 2010 BAB I PENDAHULUAN

PEDOMAN PEMBIMBINGAN PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH ONLINE (KTI ONLINE) TAHUN 2010 BAB I PENDAHULUAN PEDOMAN PEMBIMBINGAN PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH ONLINE (KTI ONLINE) TAHUN 2010 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Peningkatan mutu pendidikan dapat dicapai melalui berbagai cara antara lain melalui

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.298, 2014 KKI. Registrasi. Sementara. Bersyarat. Dokter. Dokter Gigi. WNA. PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG REGISTRASI SEMENTARA DAN

Lebih terperinci

PETUNJUK PELAKSANAAN PEMERIKSAAN KINERJA BPK 1. PENDAHULUAN

PETUNJUK PELAKSANAAN PEMERIKSAAN KINERJA BPK 1. PENDAHULUAN PETUNJUK PELAKSANAAN PEMERIKSAAN KINERJA BPK 1. PENDAHULUAN a) LATAR BELAKANG DAN DASAR HUKUM BPK mempunyai kewenangan untuk melakukan pemeriksaan keuangan,kinerja dan pemeriksaan dengan tujuan tertentu

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... RUMAH SAKIT PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... RUMAH SAKIT PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... RUMAH SAKIT PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 23 ayat

Lebih terperinci

PT PT_KOOR KODE JENJANG NAMA TANGGAL_ TANGGAL TGL AKHIR KOOR KODE NAMA PS PS PROGRAM STUDI BERDIRI SK_DIKTI SK_DIKTI

PT PT_KOOR KODE JENJANG NAMA TANGGAL_ TANGGAL TGL AKHIR KOOR KODE NAMA PS PS PROGRAM STUDI BERDIRI SK_DIKTI SK_DIKTI 00 PTN 001001 Universitas Gadjah Mada 11001 S-3 Ilmu Kedokteran 15-02-2000 153/DIKTI/KEP/2007 21-09-2007 21-09-2010 00 PTN 001001 Universitas Gadjah Mada 11101 S-2 Ilmu Kedokteran Dasar & Biomedis 29-09-1993

Lebih terperinci

LEMBAR KONFIRMASI HASIL PENDAFTARAN

LEMBAR KONFIRMASI HASIL PENDAFTARAN LEMBAR KONFIRMASI HASIL PENDAFTARAN NAMA LENGKAP : SUDEWI SRI SETIATY KOTA LAHIR : SINGKUT TANGGAL LAHIR : 05 MEI 1987 Foto 3x4 (Berwarna) E-MAIL : DEWISETIATY@YAHOO.CO.ID No. HP : 082376050704 UNIVERSITAS

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA PENGADILAN TINGGI AGAMA GORONTALO TAHUN 2016

LAPORAN KINERJA PENGADILAN TINGGI AGAMA GORONTALO TAHUN 2016 LAPORAN KINERJA PENGADILAN TINGGI AGAMA GORONTALO TAHUN 2016 Pengadilan Tinggi Agama Grntal Jl. Tinalga N. 5 Kta Grntal Telp. 0435-831591 Fax. 0435-831625 E-mail: admin@pta-grntal.g.id KATA PENGANTAR Assalamualaikum

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN ORGANISASI. sejarah SKPPN III sesuai SK Menteri P dan K RI Nomor 0189/O/1979,sekolah

BAB III TINJAUAN ORGANISASI. sejarah SKPPN III sesuai SK Menteri P dan K RI Nomor 0189/O/1979,sekolah BAB III TINJAUAN ORGANISASI 3.1 Sejarah SMP N 24 Bandung Sejarah Seklah Menengah Pertama Negeri 24 Bandung tidak terlepas dari sejarah SKPPN III sesuai SK Menteri P dan K RI Nmr 0189/O/1979,seklah SMP

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN RAWAT JALAN EKSEKUTIF DI RUMAH SAKIT

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN RAWAT JALAN EKSEKUTIF DI RUMAH SAKIT PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN RAWAT JALAN EKSEKUTIF DI RUMAH SAKIT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

Standards for a better innovation and competitiveness..

Standards for a better innovation and competitiveness.. dalam UU Nmr 20 Tahun 2014 tentang Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian Jakarta, 13 Nvember 2014 leh: Drs. Suprapt, M.Sc Deputi Penerapan Standar dan Akreditasi, BSN Standards fr a better innvatin and

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 19 TAHUN 2008 TENTANG PERGURUAN TINGGI PENYELENGGARA SERTIFIKASI DOSEN

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 19 TAHUN 2008 TENTANG PERGURUAN TINGGI PENYELENGGARA SERTIFIKASI DOSEN PERATURAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 19 TAHUN 2008 TENTANG PERGURUAN TINGGI PENYELENGGARA SERTIFIKASI DOSEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang : a. bahwa Pasal 1 ayat (3) Peraturan Menteri Pendidikan

Lebih terperinci

Universitas Gadjah Mada

Universitas Gadjah Mada Profil Kedokteran Perguruan Gadjah Mada Profil PTN Memuat materi : 1) Akreditasi Program Studi 2) Passing Grade Untuk Persiapan Seleksi Kedokteran Oleh Team fk.ujian.com 3) Sekilas Profil 4) Seleksi Kedokteran

Lebih terperinci

2 Mengingat e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d, perlu membentuk Undang-Undang tentang

2 Mengingat e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d, perlu membentuk Undang-Undang tentang No.307, 2014 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KESEHATAN. Keperawatan. Pelayanan. Praktik. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5612) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

Administrasi Bank Soal Uji Kompetensi Dokter Indonesia

Administrasi Bank Soal Uji Kompetensi Dokter Indonesia Administrasi Bank Soal Uji Kompetensi Dokter Indonesia 1. Tugas Administrator Bank Soal adalah: 1. Mengelola Bank Soal yang menjadi tanggung jawabnya 2. Melakukan pembaruan software secara berkala 3. Melakukan

Lebih terperinci

Komentar dan Rekomendasi

Komentar dan Rekomendasi Visitasi PHK-PKPD (AIPKI) Kmentar dan Rekmendasi Nama Perguruan Tinggi Skema Reviewer : Universitas Andalas : Skema A : 1. Fika Ekayanti 2. Minarma Siagian 1. Kmentar Umum Dalam rangka mengevaluasi prgram

Lebih terperinci

Daftar Lampiran Undangan Sosialisasi Penyelenggaraan Pertimbangan Klinis (Clinical Advisory) Nomor : TU.05.01/3/555/2016

Daftar Lampiran Undangan Sosialisasi Penyelenggaraan Pertimbangan Klinis (Clinical Advisory) Nomor : TU.05.01/3/555/2016 Daftar Lampiran Undangan Sosialisasi Penyelenggaraan Pertimbangan Klinis (Clinical Advisory) Nomor : TU.05.01/3/555/2016 1. Sekretaris Jenderal Kemkes RI 2. Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan, Kemkes

Lebih terperinci

KOMPETENSI PUSTAKAWAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA YANG DIPERSYARATKAN MAMPU BERSAING DALAM MENGHADAPI MEA (MASYARAKAT EKONOMI ASEAN)

KOMPETENSI PUSTAKAWAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA YANG DIPERSYARATKAN MAMPU BERSAING DALAM MENGHADAPI MEA (MASYARAKAT EKONOMI ASEAN) KOMPETENSI PUSTAKAWAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA YANG DIPERSYARATKAN MAMPU BERSAING DALAM MENGHADAPI MEA (MASYARAKAT EKONOMI ASEAN) Oleh: Kurniasih Yuni Pratiwi* Pratiwikurnia399@gmail.cm Pustakawan Pertama

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2014 TENTANG

SALINAN PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2014 TENTANG SALINAN PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2014 TENTANG PELAYANAN AKSES KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK DI LINGKUNGAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2014 TENTANG PENYUSUNAN RANCANGAN RENCANA STRATEGIS KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA

SALINAN PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2014 TENTANG PENYUSUNAN RANCANGAN RENCANA STRATEGIS KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA SALINAN PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2014 TENTANG PENYUSUNAN RANCANGAN RENCANA STRATEGIS KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA,

Lebih terperinci

BAB II PETUGAS HUMAS DAN WARTAWAN DI KABUPATEN BREBES. Tanpa komunikasi, masyarakat akan mengalami ketertinggalan informasi,

BAB II PETUGAS HUMAS DAN WARTAWAN DI KABUPATEN BREBES. Tanpa komunikasi, masyarakat akan mengalami ketertinggalan informasi, 1 BAB II PETUGAS HUMAS DAN WARTAWAN DI KABUPATEN BREBES 2.1 Petugas Humas Kmunikasi dan infrmasi telah menjadi salah satu kebutuhan dasar mausia. Tanpa kmunikasi, masyarakat akan mengalami ketertinggalan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2018 TENTANG PROGRAM BANTUAN PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS-SUBSPESIALIS DAN DOKTER GIGI SPESIALIS-SUBSPESIALIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA PALEMBANG NOMOR

PERATURAN DAERAH KOTA PALEMBANG NOMOR 1 PERATURAN DAERAH KOTA PALEMBANG NOMOR 9 TAHUN 2006 TENTANG RETRIBUSI IZIN PENYELENGGARAAN PRAKTIK DOKTER DAN DOKTER GIGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PALEMBANG, Menimbang : a. bahwa guna

Lebih terperinci

PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG REGISTRASI DOKTER DAN DOKTER GIGI

PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG REGISTRASI DOKTER DAN DOKTER GIGI PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG REGISTRASI DOKTER DAN DOKTER GIGI KETUA KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA, Menimbang bahwa sebagai pelaksana ketentuan Pasal 34 Undang-undang

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.02.02/MENKES/127/2015 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.02.02/MENKES/127/2015 TENTANG KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.02.02/MENKES/127/2015 TENTANG TIM PELAKSANA DAN PENGELOLA PROGRAM BANTUAN PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS/DOKTER GIGI SPESIALIS DALAM RANGKA PEMERATAAN

Lebih terperinci

Komentar dan Rekomendasi Hasil Visitasi FK UNDIP

Komentar dan Rekomendasi Hasil Visitasi FK UNDIP Kmentar dan Rekmendasi Hasil Visitasi FK UNDIP Nama Perguruan Tinggi Akreditasi Reviewer : Universitas Dipnegr : A : 1. Sayu Putu Yuni Paryati 2. Minarma Siagian 1. Kmentar Umum Universitas Dipnegr mempunyai

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KOORDINASI PERGURUAN TINGGI SWASTA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KOORDINASI PERGURUAN TINGGI SWASTA SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KOORDINASI PERGURUAN TINGGI SWASTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

Peserta SNMPTN harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :

Peserta SNMPTN harus memenuhi persyaratan sebagai berikut : 1. TUJUAN : Penyelenggaraan Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi bertujuan untuk memperoleh mahasiswa yang memiliki kemampuan akademik untuk mengikuti dan menyelesaikan pendidikan di Pedidikan Tinggi

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Gambaran Umum Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Sejarah Singkat Direktorat Jenderal Bea dan Cukai

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Gambaran Umum Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Sejarah Singkat Direktorat Jenderal Bea dan Cukai BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Gambaran Umum Direktrat Jenderal Bea dan Cukai 2.1.1 Sejarah Singkat Direktrat Jenderal Bea dan Cukai Bea dan Cukai merupakan institusi glbal yang hampir semua negara

Lebih terperinci

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS PADJADJARAN NOMOR 70 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PENGELOLA UNIVERSITAS PADJADJARAN

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS PADJADJARAN NOMOR 70 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PENGELOLA UNIVERSITAS PADJADJARAN PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS PADJADJARAN NOMOR 70 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PENGELOLA UNIVERSITAS PADJADJARAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA REKTOR UNIVERSITAS PADJADJARAN, Menimbang

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2007 Ketua Program Studi Diploma Tiga Teknik Komputer, Muhammad Subali, ST, MT

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2007 Ketua Program Studi Diploma Tiga Teknik Komputer, Muhammad Subali, ST, MT KATA PENGANTAR Dalam era infrmasi ini, tantangan yang dihadapi Prgram Studi Teknik Kmputer Prgram Diplma Tiga Teknlgi Infrmasi Universitas Gunadarma dirasakan semakin menuntut langkah-langkah strategis

Lebih terperinci

Universitas Islam Bandung

Universitas Islam Bandung Profil Kedokteran Perguruan Tinggi Swasta Islam Bandung Profil PTS Memuat materi : 1) Akreditasi Program Studi 2) Passing Grade Untuk Persiapan Ujian Tulis Seleksi Kedokteran Oleh Team fk.ujiantulis.com

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN UMUM RESPONDEN

BAB 3 GAMBARAN UMUM RESPONDEN BAB 3 GAMBARAN UMUM RESPONDEN 3.1 Prfile Respnden 3.1.1 Sejarah Singkat Banyaknya anak-anak usia seklah dan anak-anak putus seklah pada awal pemerintahan Orde Baru pada tahun 1966, dan pengalaman selama

Lebih terperinci

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 1991 TENTANG PENCABUTAN KEPUTUSAN PRESIDEN TENTANG SUSUNAN TENTANG UNIVERSITAS/INSTITUT NEGERI

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 1991 TENTANG PENCABUTAN KEPUTUSAN PRESIDEN TENTANG SUSUNAN TENTANG UNIVERSITAS/INSTITUT NEGERI KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 1991 TENTANG PENCABUTAN KEPUTUSAN PRESIDEN TENTANG SUSUNAN TENTANG UNIVERSITAS/INSTITUT NEGERI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa selama

Lebih terperinci

- 1 - PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2000 TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN TERHADAP PEMANFAATAN RADIASI PENGION

- 1 - PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2000 TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN TERHADAP PEMANFAATAN RADIASI PENGION - 1 - PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2000 TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN TERHADAP PEMANFAATAN RADIASI PENGION PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2013 TENTANG PENDIDIKAN KEDOKTERAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2013 TENTANG PENDIDIKAN KEDOKTERAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2013 TENTANG PENDIDIKAN KEDOKTERAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa negara menjamin hak setiap warga negara

Lebih terperinci

Kode Dokumen : Revisi : 0 Tanggal : Diajukan oleh : Ketua Program Studi Pendidikan Dokter Gigi. ttd

Kode Dokumen : Revisi : 0 Tanggal : Diajukan oleh : Ketua Program Studi Pendidikan Dokter Gigi. ttd Struktur Organisasi Pelaksanaan Audit Internal Mutu (AIM) Batch 1 Unit Jaminan Mutu Program Studi Pendidikan Dokter Gigi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Kode Dokumen : 10804 02 000 Revisi : 0

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2018 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN KEDOKTERAN

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2018 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN KEDOKTERAN SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2018 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2007 Ketua Program Studi Psikologi, Retnaningsih, SPsi., MPsi.

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2007 Ketua Program Studi Psikologi, Retnaningsih, SPsi., MPsi. KATA PENGANTAR Dalam era infrmasi ini, tantangan yang dihadapi Prgram Studi Psiklgi Fakultas Psiklgi Universitas Gunadarma dirasakan semakin menuntut langkah-langkah strategis agar Studi Psiklgi tetap

Lebih terperinci