Mira Handayati ¹) Yuldan Faturahman, S.KM, M.Kes dan Sri Maywati, S.KM, M.Kes ²)

Transkripsi

1 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN ENGGUNAAN ALAT ELINDUNG DIRI (AD) ADA EKERJA DI DIVISI SINNING T.INDORAMA SYNTHETICS TBK URWAKARTA Mira Handayati ¹) Yuldan Faturahman, S.KM, M.Kes dan Sri Maywati, S.KM, M.Kes ²) ¹) Mahasiswi Fakultas Ilmu Kesehatan eminatan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) Universitas Siliwangi ²) Dosen embimbing bagian Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Siliwangi ABSTRAK Bahaya potensial terhadap keselamatan dan kesehatan pekerja dapat muncul dari setiap tempat kerja, dalam bentuk yang berbeda-beda. Tergantung dari jenis bahayanya, kontrol utama adalah melalui teknik (engineering) atau melalui praktek kerja yang aman (workpractices). Manakala hal diatas tidak mungkin lagi dilakukan, maka manajemen harus menyiapkan Alat elindung Diri (AD) bagi pekerjanya dan memastikan bahwa alat tersebut benar-benar dipakai oleh pekerja. Tujuan penelitian ini adalah ingin mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan penggunaan AD pada pekerja di divisi spinning T.Indorama Synthetics Tbk urwakarta diantaranya Faktor redisposing meliputi pengetahuan, sikap, tingkat pendidikan, masa kerja, keyakinan, umur, dan faktor Reinforcing meliputi dukungan teman, dukungan keluarga, dan pengawas. Metode penelitian ini adalah Survei dengan pendekatan Cross Sectional. Sampel sebanyak 62 orang diambil secara roportional Random Sampling dari populasi 312 orang. engumpulan data dengan menggunakan kuesioner. Berdasarkan uji Chi Square menunjukan bahwa tidak ada hubungan variabel masa kerja (p value=0,168), tingkat pendidikan (p value=1), keyakinan (p value=0,976), umur (p value=0,194) pengawas (p value=0,750) dengan penggunaan AD, dan Ada hubungan variabel pengetahuan (p value=0,000), sikap (p value= 0,000), dukungan teman (p value=0,043), dukungan keluarga (p value=0,002) dengan penggunan AD. Disarankan kepada pihak manajemen, khususnya departemen safety menyediakan AD yang sesuai dengan syarat kebutuhannya. Kata Kunci : faktor redisposing, Reinforcing enggunan AD Kepustakaan : 9 ( )

2 ABSTRACT otential danger to the safety and health of workers can emerge from every workplace, in different forms. Depending on the type of danger, the main control is via the technique ( engineering ) or through safe work practices (work - practices). Whenever the above is not possible anymore, then management must prepare the ersonal rotective Equipment ( E ) for workers and ensure that equipment is actually used by workers. The purpose of this study is to know the factors associated with the use of E to workers in the spinning division T.Indorama Synthetics Tbk urwakarta including predisposing factors include knowledge, attitudes, education level, years of service, faith, age, and Reinforcing factors include peer support, family support, and supervisor. The study was cross-sectional survey approach. Samples of 62 people taken roportional random sampling of the population of 312 people. Data collection using questionnaires. Based on Chi Square test showed there was no relationship tenure variable ( p value = ), education level ( p value = 1 ), confidence ( p value = ), age ( p value = ) supervisor ( p value = ) with the use of E, and no knowledge of the relationship variables ( p value = ), attitude ( p value = ), the support of friends ( p value = ), family support ( p value = ) with the use of E. Suggested to the management of the safety department to provide appropriate E requirements. Keywords : predisposing factors, Reinforcing factors and use of E Literature : 9 ( )

3 ENDAHULUAN Kesehatan kerja merupakan bagian dari kesehatan masyarakat atau aplikasi kesehatan masyarakat di dalam suatu masyarakat pekerja dan lingkungannya. Kesehatan kerja bertujuan untuk memperoleh derajat kesehatan yang setinggi-tingginya, baik fisik, mental, dan sosial bagi masyarakat pekerja dan masyarakat lingkungan perusahan atau organisasi melalui usaha-usaha preventif, promotif, dan kuratif terhadap gangguan kesehatan akibat kerja atau lingkungannya (Alamsyah, 2009). Banyaknya perubahan yang sangat cepat dalam kehidupan sehari-hari maupun kondisi dilingkungan tempat kerja tanpa diiringi dengan kesiapan dalam menghadapi permasalahan yang mungkin timbul sehingga mengakibatkan kerugian. ermasalahan tersebut dapat berupa gangguan kenyamanan kerja, penyakit akibat kerja (AK), kecelakaan kerja, pencemaran lingkungan, kerusakan atau kehilangan harta benda musnah. Salah satu cara yang dapat ditempuh untuk mengatasi permasalahan adalah menerapkan program K3. rogram ini memiliki metode yang sistematis dan efektif untuk mencegah terjadinya kecelakaan dan enyakit Akibat Kerja (AK). Langkah pengendalian tersebut antara lain adalah pengendalian dengan cara eliminasi (menghilangkan), subtitusi (mengganti), minimasi (mengurangi), pegendalian pada mesin (engineering control), pengendalian pada sistem kerja (administrative control) dan penggunaan Alat elindung Diri (AD) (Rendi, 2009). Bahaya potensial terhadap keselamatan dan kesehatan pekerja dapat muncul dari setiap tempat kerja, dalam bentuk yang berbeda-beda. Adalah merupakan kewajiban bagi manajemen untuk melindungi pekerjanya dari risiko sakit atau kecelakaan. Tergantung dari jenis bahayanya, kontrol utama adalah melalui teknik (engineering) atau melalui praktek kerja yang aman (work-practices). Manakala hal tersebut diatas tidak mungkin lagi dilakukan, maka manajemen harus menyiapkan Alat elindung Diri (AD) bagi pekerjanya dan memastikan bahwa alat tersebut benar-benar dipakai oleh pekerja tersebut. Berbagai jenis dan macam AD tersedia untuk mengurangi efek berbagai jenis faktor potensial bahaya tadi. ( Linggasari, 2008). enggunaan Alat elindung Diri (AD) merupakan tahap akhir dari metode pengendalian kecelakaan maupun penyakit akibat kerja. Meskipun demikian, penggunaan AD akan menjadi sangat penting apabila pengendalian secara teknis dan administratif

4 telah dilakukan secara maksimal namun potensi risiko masih tergolong tinggi. AD dilakukan setelah pengendalian teknik dan administrative tidak mungkin lagi ditetapkan (Adithya, 2007). Secara sederhana yang dimaksud dengan AD (Alat elindung Diri) adalah seperangkat alat yang digunakan tenaga kerja untuk melindungi sebagian atau seluruh tubuhnya dari adanya potensi bahaya atau kecelakaan kerja (Budiono, 2003:329). Berdasarkan survey awal yang telah dilakukan terhadap karyawan bagian produksi T Indorama Synthetics Tbk Divisi Spinning pada tanggal Juni 2013 pada 24 pekerja diperoleh keterangan 18 orang (75 %) mengalami ketidak nyamanan dalam menggunakan AD yang dapat mengakibatkan tidak maksimalnya kinerja kerja, ada 11 orang pekerja (45,83 %) yang menggunakan AD dan 13 orang pekerja (54,17 %) yang jarang menggunakan AD tersebut. TUJUAN ENELITIAN Mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan penggunaan alat pelindung diri (AD) pada pekerja di divisi spinning T.Indorama Synthetics Tbk urwakarta. Faktor yang diteliti meliputi faktor predisposing (pengetahuan, sikap, tingkat pendidikan, masa kerja, keyakinan, umur) dan faktor reinforcing (dukungan teman, keluarga, pengawas) METODE ENELITIAN Metode yang digunakan adalah metode survey dengan menggunakan pendekatan Cross Sectional. opulasi pada penelitian ini adalah semua pekerja dibagian divisi Spinning 1&2 T.Indorama Synthetics Tbk yaitu sebanyak 312 orang, sampel sebanyak 62 orang, kemudian sampel diambil secara ropotional random Sampling. Data sekunder diperoleh dari data T.Indorama Synthetics Tbk Divisi Spinning. Data primer diperoleh dari pengamatan langsung dan alat bantu kuesioner. Analisis data menggunakan Uji Chi-Square, dengan tingkat kemaknaan 0,05. HASIL DAN EMBAHASAN a. Faktor redisposing Faktor predisposisi sebagai preferensi pribadi yang dibawa seseorang atau kelompok kedalam suatu pengalaman belajar. referensi ini mungkin mendukung atau menghambat perilaku sehat (Mulyati, 2007). Faktor tersebut terdiri dari pengetahuan, sikap, tingkat pendidikan, masa kerja, keyakinan, umur.

5 1) Hubungan Masa Kerja dengan enggunaan Alat elindung Diri (AD) Tabel 4.13 Hubungan Masa Kerja dengan enggunaan Alat elindung Diri (AD) ada ekerja di divisi Spinning T.Indorama Synthetics Tbk urwakarta 2013 Kategori Masa Kerja Kadang-kadang Selalu Baru 22 58, , ,4 Lama 14 38,9 5 19, , ,168 Berdasarkan tabel 4.13, menunjukan hasil penelitian kategori masa kerjanya paling banyak yaitu masa kerja baru sebanyak 43 responden, didapatkan (80,8%) yang selalu menggunakan AD saat bekerja, dan kategori masa kerja lama ada 19 responden, didapatkan (58,3%) yang kadang-kadang menggunakan AD pada saat bekerja. Berdasarkan uji statistik Chi-Square diperoleh nilai p=0,168 (p value lebih dari 0,05) dan koefisien korelasi 0,333, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan bermakna antara Masa Kerja dengan. Tenaga kerja baru biasanya belum mengetahui secara mendalam seluk beluk pekerjaan dan keselamatannya, selain itu tenaga kerja baru sering mementingkan selesainya sejumlah pekerjaan yang diberikan kepada mereka sehingga keselamatan tidak cukup mendapatkan perhatian mereka. Dalam perusahaan pekerja-pekerja baru yang kurang pengalaman sering mendapat kecelakaan sehingga perhatian khusus perlu diberikan kepada mereka. Lama kerja seseorang dapat dikaitkan dengan pengalaman yang didapatkan ditempat kerja. semakin lama seseorang bekerja semakin banyak pengalaman dan semakin tinggi pengetahuannya dan keterampilannya (Mulyanti, 2009). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Afifah Adilah (2012) tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan terjadinya dermatitis kontak akibat kerja pada karyawan binatu menunjukan bahwa masa kerja dengan terjadinya dermatitis pada karyawan binatu tidak ada hubungan dengan nilai p = 0,384 (p=<0,05. Masa kerja sangat mempengaruhi pengalaman seseorang terhadap pekerjaan dan lingkungan dimana dia bekerja, semakin lama dia bekerja semakin banyak pengalamannya. Hal ini akan mempengaruhi persepsi, sikap, melakukan pekerjaan yang lebih terkontrol. (Apriani, 2010).

6 2) Hubungan Tingkat endidikan dengan enggunaan Alat elindung Diri (AD) Tabel 4.14 Hubungan Tingkat endidikan dengan enggunaan Alat elindung Diri (AD) ada ekerja di divisi Spinning T.Indorama Synthetics Tbk urwakarta 2013 Kategori Tingkat endidikan Kadang-kadang selalu SLT 9 25,0 7 26, ,8 SLTA 27 75, , , Berdasarkan tabel 4.14, menunjukan hasil penelitian bahwa yang paling banyak kategori pendidikan SLTA sebanyak 46 responden dengan (75,0%) kadang-kadang menggunakan AD pada saat bekerja, dan kategori pendidikan SLT sebanyak 16 responden yang selalu menggunakan AD pada saat bekerja sebanyak (26,9%). Berdasarkan uji statistik Chi-Square diperoleh nilai p=1 (p value lebih dari 0,05) dan koefisien korelasi 0,905, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan bermakna antara Tingkat endidikan dengan. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Bustanul Arifin tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan kepatuhan pekerja dalam pemakaian AD di bagian coal yard di kabupaten jepara, didapatkan bahwa pendidikan dengan pemakaian AD tidak ada hubungan. Tingkat pendidikan merupakan salah satu faktor terjadinya perubahan perilaku seseorang. Semakin tinggi pendidikan seseorang akan semakin mudah mengalami perubahan perilaku kearah yang lebih baik (Mulyanti, 2009). 3) Hubungan engetahuan dengan enggunaan Alat elindung Diri (AD) Tabel 4.15 Hubungan engetahuan dengan enggunaan Alat elindung Diri (AD) pada ekerja di divisi Spinning T.Indorama Synthetics Tbk urwakarta 2013 Kategori engetahuan Kadang-kadang selalu Cukup 28 77,8 7 26, ,5 Baik 8 22, , , ,000

7 Berdasarkan tabel 4.15, menunjukan hasil penelitian bahwa kategori pengetahuan yang paling banyak adalah responden yang pengetahuannya cukup sebanyak 35 responden,dari 35 responden tersebut ada (77,8%) yang kadang-kadang menggunakan AD pada saat bekerja, sedangkan kategori pengetahuannya baik ada 27 responden yang selalu menggunakan AD pada saat bekerja sebanyak (73,1%). Berdasarkan uji statistic Chi-square diperoleh nilai p=0,000 (p value kurang dari 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan bermakna antara engetahuan dengan Alat elindung Diri. Nilai OR=9,500 berarti responden dengan pengetahuan cukup memiliki peluang 9,500 kali untuk berpraktek kurang baik terhadap penggunaan AD dibandingkan dengan responden dengan tingkat pengetahuan baik. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Januar (2013) tentang faktor-faktor yang berhubungn dengan penggunaan AD pada pekerja dibagian pengantongan dan penyimpanan Urea di T.usri palembang, didapatkan hasil bahwa ada hubungan antara pengetahuan dengan penggunaan AD. engetahuan sangat mendukung dalam pemakaian AD, tetapi tidak harus pengetahuan tersebut dilihat dari pendidikan formalnya, tetapi bisa juga dilihat dari pengalaman dia pada saat bekerja. Sesuai dengan teori yaitu pengetahuan responden maka semakin disiplin responden dalam menggunakan AD, pengetahuan tersebut diperoleh dari pendidikan dasarnya, pelatihan yang sering diikuti dan pengalaman yang sering juga pada saat bekerja. engetahuan responden tersebut berkenaan dengan pengertian AD, jenis-jenis AD, manfaat AD, dan kriteria AD. 4) Hubungan Sikap dengan enggunaan Alat elindung Diri (AD) Tabel 4.16 Hubungan Sikap dengan enggunaan Alat elindung Diri (AD) pada ekerja di divisi Spinning T.Indorama Synthetics Tbk urwakarta 2013 Kategori Sikap Kadang-kadang selalu Cukup 26 72,2 6 23, ,6 Baik 10 27, , , ,000 Berdasarkan tabel 4.16, menunjukan hasil penelitian bahwa 32 responden yang paling banyak kategori sikap cukup, dari kategori sikap cukup yang kadang-kadang menggunakan AD pada saat bekerja sebanyak (72,2%), berbeda dengan kategori sikap

8 baik ada 30 responden yang selalu menggunakan AD pada saat bekerja sebanyak (76,9%). Berdasarkan uji statistik Chi-square diperoleh nilai p=0,000 (p value kurang dari 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan bermakna antara Sikap dengan Alat elindung Diri. Nilai OR=8,667 berarti responden dengan Sikap cukup memiliki peluang 8,667 kali untuk berpraktek kurang baik terhadap penggunaan AD dibandingkan dengan responden dengan tingkat sikap baik. enelitian ini sama dengan penelitian yang dilakukan oleh utri Eka (2011) bahwa terdapat hubungan antara sikap dengan kepatuhan perawat di RS GRHA HUSADA GRESIK dengan nilai p=0,000. Secara teoritis bahwa sikap merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek (Notoatmodjo, 2007). Secara teoritis pembentukan sikap dipengaruhi oleh pengalaman pribadi, kebudayaan, orang lain yang dianggap penting, media massa, institusi atau lembaga tertentu serta faktor emosi dalam diri individu yang bersangkutan. Sikap merupakan kecenderungan respon yang dapat berubah dengan bertambahnya informasi mengenai objek yang bersangkutan. Sikap dimulai dari penerimaan, merespon, menghargai, dan bertanggung jawab (Antonio, 2009). 5) Hubungan Keyakinan dengan enggunaan Alat elindung Diri (AD) Tabel 4.17 Hubungan Keyakinan dengan enggunaan Alat elindung Diri (AD) pada ekerja di divisi Spinning T.Indorama Synthetics Tbk urwakarta 2013 Kategori Keyakinan Kadang-kadang Selalu Kurang 7 19,4 6 23, ,0 Baik 29 80, , , ,976 Berdasarkan tabel 4.17, menunjukan hasil penelitian bahwa yang paling banyak kategori keyakinan baik sebanyak 49 responden, dari kategori keyakinan baik yang kadang kadang menggunakan AD pada saat bekerja sebanyak (80,6%), sedangkan kategori keyakinan cukup ada 13 responden, dan dari 13 reponden tersebut yang selalu menggunakan AD sebanyak (23,1%).

9 Berdasarkan uji statistik Chi-Square diperoleh nilai p=0.976 (p value lebih dari 0,05) dan koefisien korelasi 0,805, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan bermakna antara Keyakinan dengan. enelitian ini sama dengan penelitian yang dilakukan Apriani (2010) pada pekerja KFK di T.indad Bandung, bahwa tidak ada hubungan antara keyakinan dengan penggunaan AD dengan nilai p=1,00. Kepercayaan, kebenaran adalah kata-kata yang sering digunakan untuk mengungkapkan keyakina. Apabila keyakinan tersebut melekat sangat kuat, sampai berapa jauhkah keyakinan mempengaruhi kesehatan. 6) Hubungan Umur dengan enggunaan Alat elindung Diri (AD) Tabel 4.18 Hubungan Umur Responden dengan enggunaan Alat elindung Diri (AD) pada ekerja di divisi Spinning T.Indorama Synthetics Tbk urwakarta 2013 Kategori Umur Kadang-kadang Selalu Tua 12 33,3 4 15, ,8 Muda 24 66, , , ,194 Berdasarkan tabel 4.18, menunjukan hasil penelitian bahwa 46 responden yang paling banyak kategori umur muda, dari kategori umur muda yang selalu memakai AD pada saat bekerja sebanyak (84,6%), sedangkan kategori umur tua sebanyak 16 responden lebih banyak kadang-kadang menggunakan AD saat bekerja sebanyak (33,3%). Berdasarkan uji statistik Chi-Square diperoleh nilai p=0,194 (p value lebih dari 0,05) dan koefisien korelasi 2,750, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan bermakna antara Umur responden dengan. enelitian ini sama dengan penelitian yang dilakukan Widyaningsih (2007) bahwa tidak ada hubungan antara umur dengan penggunaan masker pada pekerja bagian penghalusan dan pemotongan di T.Waroeng Batok Cilacap. Umur haruslah mendapat perhatian karena akan mempengaruhi kondisi fisik, mental, kemauan kerja, dan tanggung jawab seseorang. Umur pekerja dewasa muda diyakini dapat membangun kesehatannya dengan cara mencegah suatu penyakit atau menanggulangi gangguan penyakitnya. Untuk melakukan kegiatan tersebut, pekerja muda akan lebih disiplin menjaga kesehatannya, sedangkan pada pekerja tua akan mengalami

10 kebebasan dalam kehidupan bersosialisasi, kewajiban-kewajiban pekerja dewasa tua akan berkurang terhadap lingkungan sosial dan terhadap kehidupan bersama (Adithya, 2007). b. Reinforcing Faktor reinforcing merupakan faktor yang menguatkan seseorang untuk menggunakan alat pelindung diri pada saat bekerja. Faktor tersebut terdiri dari dukungan teman, dukungan keluarga, dan pengawasan. 1) Hubungan Dukungan Teman dengan enggunaan Alat elindung Diri (AD) Tabel 4.19 Hubungan Dukungan Teman dengan enggunaan Alat elindung Diri (AD) pada pekerja di divisi Spinning T.Indorama Synthetics Tbk urwakarta 2013 Kategori Dukungan teman Kadang-kadang Selalu Kurang 22 61,1 8 30, ,4 Cukup 9 25, , ,1 Baik 5 13,9 4 15,4 9 14, ,043 Berdasarkan tabel 4.19, menunjukan hasil penelitian bahwa dukungan teman yang paling banyak adalah kategori cukup sebanyak 23 responden, dengan selalu menggunakan AD pada saat bekerja sebanyak (53,8%), sedangkan kategori kurang sebanyak 30 responden, dari kategori teman kurang ada sebanyak (61,1%) kadang-kadang menggunakan AD pada saat bekerja, dan kategori baik sebanyak 9 responden selalu menggunakan AD sebanyak (15,4%). Berdasarkan uji statistik Chi-square diperoleh nilai p=0,043 (p value kurang dari 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan bermakna antara Dukungan Teman dengan Alat elindung Diri. Hasil penelitian yang dilakukan oleh riyo (2010) studi dilakukan pada mahasiswa FKM.Undip menunjukan bahwa dukungan teman ada hubungannya dengan perilaku,. Hubungan yang erat antara teman-teman sangatlah penting, suatu hal yang sulit bagi individu menjauh dari temannya, seseorang mencurahkan kepada teman-temannya apa yang tersimpan dalam hatinya, pemikiran dan perasaan. Ia mengungkapkan apa yang ada dalam pikirannya secara bebas. Dalam semua itu individu menemukan telingan yang

11 mau mendengarkannya apa yang dikatannya dan hati yang terbuka untuk bersatu dengannya. (Mulyati, 2007) 2) Hubungan Dukungan Keluarga dengan enggunaan Alat elindung Diri (AD) Tabel 4.20 Hubungan Dukungan Keluarga dengan enggunaan Alat elindung Diri (AD) pada ekerja di divisi Spinning T.Indorama Synthetics Tbk urwakarta 2013 Kategori Dukungan Keluarga Kadang-kadang Selalu Kurang 31 86, , ,4 Baik 5 13, , , ,002 Berdasarkan tabel 4.20, menunjukan hasil penelitian bahwa dukungan keluarga yang paling banyak adalah kategori kurang sebanyak 43 responden, pada kategori kurang yang kadang-kadang menggunakan AD sebanyak (86,1%), sedangkan kategori baik sebanyak 19 responden, (53,8%) selalu menggunakan AD. Berdasarkan uji statistik Chi-square diperoleh nilai p=0,002 (p value kurang dari 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan bermakna antara Dukungan Keluarga dengan Alat elindung Diri. hasil penelitian dari Sambodo (2010) studi dilakukan pada mahasiswa FKM.Undip menunjukan bahwa dukungan keluarga ada hubungannya dengan perilaku penggunaan helm oleh pengendara sepeda motor. Menurut teori dukungan sosial keluarga sebagai suatu proses hubungan antara keluarga dengan lingkungan. Orang yang hidup dalam lingkungan yang bersifat suportif, kondisinya jauh lebih daripada mereka yang tidak memiliki keuntungan ini. Dukungan sosial mengacu kepada dukungan-dukungan sosial yang dipandangoleh anggota keluarga sebagai sesuatu yang dapat diakses atau diadakan untuk keluarga.

12 3) Hubungan engawas dengan enggunaan Alat elindung Diri (AD) Tabel 4.21 Hubungan engawas dengan enggunaan Alat elindung Diri (AD) pada ekerja di divisi Spinning T.Indorama Synthetics Tbk urwakarta 2013 Kategori Dukungan pengawas Kadang-kadang selalu Kurang 3 8,3 1 3,8 5 6,5 Cukup 17 47, , ,8 Baik 16 44, , , ,750 Berdasarkan tabel 4.21, menunjukan hasil penelitian bahwa dukungan pengawas adalah kategori baik sebanyak 29 responden, pada kategori baik yang selalu menggunakan AD saat bekerja sebanyak (50,0%), sedangkan kategori cukup sebanyak 29 responden kadang-kadang menggunakan AD sebanyak (8,3%), dan kategori kurang ada 5 responden yang kadang-kadang menggunaka AD sebanyak (8,3%). Berdasarkan uji statistik Chi-Square diperoleh nilai p=0,750 (p value lebih dari 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan bermakna antara hubungan pengawas dengan. Dengan adanya pengawasan maka perencanaan yang diharapkan oleh manajemen dapat terpenuhi dan berjalan dengan baik. Tanpa adanya pengawasan dari pihak manajemen/atasan maka perencanaan yang telah ditetapkanakan sulit diterapkan oleh bawahan dengan.(finalsense, 2009) Salah satu bentuk pengawasan ini, bahwa pengawasan pada bahaya dari cara kerja, karena dapat membahayakan tenaga kerja itu sendiri dan orang lain yang ada disekitarnya. Antara lain pemakaian alat. SIMULAN DAN SARAN 1. Simpulan Faktor predisposing, masa kerja baru 69,4%, tingkat pendidikan 74,2%, pengetahuan 56,5%, sikap 51,6%, keyakinan 79,0%, umur 74,2%, faktor reinforcing dukungan teman 48,4%, dukungan keluarga 69,4%, pengawas 46,8%, Tidak ada hubungan variabel masa kerja, tingkat pendidikan, keyakinan, umur pengawas dengan penggunaan AD (p value > 0,05). Ada hubungan variabel pengetahuan dengan penggunaan AD (p value=0,000), ada hubungan sikap

13 dengan penggunaan AD (p value=0,000), ada hubungan dukungan teman dengan penggunaan AD (p value=0,043), ada hubungan dukungan keluarga dengan penggunaan AD (p value=0,002). 2. Saran Manajemen departemen safety agar menyediakan AD sesuai dengan resiko yang ada ditempat kerja dan telah lulus uji Lab/sesuai dengan standar internasional. ihak manajemen departemen safety juga harus menyediakan AD yang sesuai dengan syarat-syarat AD. DAFTAR USTAKA Adhitya, Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan enggunaan Masker pada pekerja bagian engamplasan di erusahaan Meubel CV ermata 7 Womogiri, 2007, skripsi, Universitas Negeri Semarang, Handayani, E.E., Hubungan Antara enggunaan Alat elindung Diri, Umur dan Masa Kerja dengan Kecelakaan Kerja pada pekerja bagian Rustic di T.Borneo Melintang Buana Eksport Yogyakarta 2008, skripsi FKM Ahmad Dahlan Yogyakarta. Linggasari, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi erilaku terhadap enggunaan Alat elindung Diri di Departemen Engineering T. Indah Kiat ulp dan aper Tbk Tangerang, 2008, skripsi Universitas Indonesia, Mulyanti, Dedek., Faktor-Faktor redisposing, Enabling, Reinforcing terhadap emakaian AD, 2009, skripsi, Universitas Negeri Medan, Notoatmodjo, Soekidjo., Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni, Rineka Cipta, Jakarta, Notoatmodjo, Soekidjo., endidikan dan erilaku Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta, 2003 Spinning 1 Departement Definisi, Tujuan dan Fungsi Mesin roduksi. urwakarta : T Indorama Synthetics Tbk.