FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN"

Transkripsi

1 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) (Studi Pada Bagian Produksi Barecore Di Pt. Bineatama Kayone Lestari Kota Tasikmalaya) Hayati Nupus 1) Andik Setiyono 2) Sri Maywati 3) Mahasiswa Fakultas Ilmu Peminatan Kesehatan dan Keselamatan Kerja 1) Universitas Siliwangi Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Siliwangi 2) ABSTRAK Aktivitas yang melibatkan faktor manusia, mesin dan bahan yang melalui tahapan proses memiliki risiko bahaya dengan tingkatan risiko berbeda-beda yang memungkinkan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Risiko kecelakaan dan penyakit akibat kerja tersebut disebabkan karena adanya sumber-sumber bahaya akibat dari aktivitas kerja di tempat kerja. Tenaga kerja merupakan aset perusahaan yang sangat penting dalam proses produksi, sehingga perlu diupayakan agar derajat kesehatan tenaga kerja selalu dalam keadaan optimal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Faktor-faktor yang berhubungan dengan penggunaan alat pelindung diri (APD) pada Pekerja Bagian Produksi Barecore di PT. Bineatama Kayone Lestari Tasikmalaya. Jenis penelitian studi korelasi dengan pendekatan cross sectional dengan jumlah populasi sebanyak 311 orang karyawan. Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa Terdapat hubungan pengetahuan, sikap, ketersediaan APD, dan dukungan teman kerja dengan penggunaan alat pelindung diri (p value < 0,05) serta Tidak terdapat hubungan tingkat pendidikan, masa kerja, umur, dan pelatihan kerja dengan penggunaan alat pelindung diri (p value > 0,05). Oleh karena itu perlu lebih menegaskan dalam menerapkan sangsi yang lebih ketat pada tenaga kerja yang tidak disiplin dalam penggunaan APD serta diadakannya penyuluhan rutin untuk meningkatkan kesadaran dalam penggunaan APD. Kata Kunci : Umur, tingkat pendidikan, masa kerja, pengetahuan, sikap, pelatihan, dukungan teman kerja, ketersediaan alat pelindung diri dan penggunaan alat pelindung diri. Kepustakaan : 20 ( )

2 ABSTRACT FACTORS RELATED TO THE USE OF PROTECTIVE EQUIPMENT (PPE) (A Study on the Production Department Barecore In Pt. Bineatama Kayone Lestari Tasikmalaya) Activities that involve human factors, machinery and materials through the stages of the process have a risk of harm to the varying levels of risk that allows the occurrence of accidents and occupational diseases. The risk of accidents and occupational diseases is caused by the sources of danger as a result of activity in the workplace. Labor is a corporate asset that is essential in the production process, so it is necessary that the health of workers is always in optimal circumstances. This study aims to determine the factors associated with the use of personal protective equipment (PPE) in the Production Department Barecore Workers at PT. Bineatama Kayone Lestari Tasikmalaya. Study research correlation with cross sectional approach with a total population of 311 employees. The results of the bivariate analysis showed that There is a correlation between knowledge, attitude, availability of PPE, and the support of coworkers with the use of personal protective equipment (pvalue <0.05) There was no relationship and level of education, length of service, age, and job training with the use of personal protective equipment (pvalue> 0.05). Therefore, it needs to be reiterated in applying sanctions more stringent labor discipline in the use of PPE as well as holding regular outreach to raise awareness in the use of PPE. Keywords : Age, level of education, employment, knowledge, attitudes, training, support co-workers, the availability of personal protective equipment and the use of personal protective equipment Bibliography : 28 ( )

3 LATAR BELAKANG MASALAH Data Kementrian Tenaga Kerja dan Transmigrasi menyebutkan sampai tahun 2013 tidak kurang dari enam pekerja meninggal dunia setiap hari akibat kecelakaan kerja di Indonesia. Angka tersebut tergolong tinggi dibandingkan dengan negara Eropa yang hanya sebanyak dua orang meninggal dunia setiap harinya karena kecelakaan kerja. Menurut data International Labour Organization (ILO), di Indonesia rata-rata per tahun terdapat kasus kecelakaan kerja. Total tersebut sekitar 70% berakibat fatal yaitu kematian dan cacat seumur hidup (ILO, 2013). PT. Jamsostek menyatakan dalam tahun 2012 terjadi total kasus kecelakaan kerja. Di wilayah Jawa Barat dan Banten terjadi kasus kecelakaan kerja dengan pembayaran klaim mencapai Rp 139,6 miliar (Jamsostek, 2013). Semua tempat kerja selalu terdapat sumber-sumber bahaya, hampir tidak ada tempat kerja yang sama sekali bebas dari sumber bahaya. Sumber-sumber bahaya perlu dikendalikan untuk mengurangi kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Bahaya potensial yang dapat mengakibatkan kecelakaan dan penyakit akibat kerja, maka perlu diadakan identifikasi sumber bahaya potensial yang ada di tempat kerja (Sahab, 1997). Aktivitas yang melibatkan faktor manusia, mesin dan bahan yang melalui tahapan proses memiliki risiko bahaya dengan tingkatan risiko berbeda-beda yang memungkinkan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Risiko kecelakaan dan penyakit akibat kerja tersebut disebabkan karena adanya sumber-sumber bahaya akibat dari aktivitas kerja di tempat kerja. Tenaga kerja merupakan aset perusahaan yang sangat penting dalam proses produksi, sehingga perlu diupayakan agar derajat kesehatan tenaga kerja selalu dalam keadaan optimal (Sahab, 1997). Perilaku seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya pengetahuan dan sikap. Pengetahuan dapat diperoleh melalui latihan, pengalaman kerja maupun pendidikan. Sikap merupakan respon seseorang baik secara positif maupun negatif terhadap orang, obyek atau situasi tertentu (Suroyo, 2007). Pembangunan sektor industri kayu telah banyak memberikan dampak positif terhadap perekonomian Indonesia serta banyak tercipta lapangan kerja yang cukup besar, meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat. Disisi lain dampak negatif pun terjadi, seperti timbulnya masalah lingkungan yaitu terjadinya pencemaran lingkungan disebabkan oleh debu hasil dari proses pengolahan kayu (Kristanto, 2004). Salah satu dampak negatif dari industri pengolahan kayu adalah timbulnya pencemaran udara oleh debu yang timbul pada proses pengolahan atau hasil industri tersebut. Tempat kerja yang prosesnya mengeluarkan debu, dapat menyebabkan pengurangan kenyamanan kerja, gangguan pada kulit, gangguan fungsi faal paru, bahkan dapat menimbulkan keracunan umum. Gangguan kesehatan dapat dipengaruhi oleh perilaku pekerja dalam pengendalian paparan debu kayu seperti penggunaan alat pelindung diri (Mayasari, 2010). Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) oleh tenaga kerja merupakan pilihan terakhir, apabila eliminasi, substitusi, pengendalian teknis dan pengendalian administratif tidak dapat dilakukan atau dapat dilakukan namun masih terdapat potensi bahaya terhadap pekerja. Dasarnya APD bukanlah alat yang nyaman

4 digunakan tetapi fungsi APD sangatlah besar karena dapat mencegah penyakit akibat kerja ataupun kecelakaan pada saat bekerja (Anizar, 2009). Perilaku pemakaian APD dipengaruhi atau ditentukan oleh faktor-faktor baik dari dalam diri maupun dari luar subjek. Menurut Lawrence Green (1980) terdapat tiga faktor yaitu faktor predisposisi, faktor enabling, faktor reinforcing. Teori ini menjelaskan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku seseorang antara lain: pengetahuan, sikap (predisposisi) kemudian dipengaruhi oleh faktor pendukung (enabling) yaitu ketersediaan atau fasilitas dan sarana prasarana kemudian diperkuat dengan adanya faktor pendorong (reinforcing) yaitu adanya pengawasan dari pihak perusahaan. Faktor yang mempengaruhi kepatuhan individu ada dua yaitu faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik. Faktor intrinsik meliputi pengetahuan, masa kerja, pendidikan dan sikap, sedangkan faktor ekstrinsik meliputi kelengkapan APD, kenyamanan APD, peraturan tentang APD dan pengawasan APD (Notoatmodjo, 2010). Hasil rekapitulasi kuesioner APD yang dilakukan pada 33 orang pekerja dengan penggolongan jenis kelamin pekerja pria 72,72% dan pekerja wanita berjumlah 27,27%. Tingkatan usia tertinggi berusia antara tahun sebanyak 45,45% dan tingkat usia yang sedikit antara >50 tahun 3,03%. Tingkat pendidikan terbanyak yaitu pendidikan SLTA sebanyak 84,84% dan tingkat pendidikan paling sedikit yaitu D1 sebanyak 3,03%. Penggolongan pekerjaan berdasarkan masa kerja <5 tahun sebanyak 54,54% dan masa kerja 6-10 tahun sebanyak 18,18%. Pengetahuan penggunaan APD yang baik 9,09% sedangkan yang tidak baik 90,90% dan sikap penggunaan APD dengan kategori setuju 6,06% sedangkan kategori tidak setuju 93,93%. Data dan fakta keselamatan dan kesehatan kerja pada pekerja pengolahan kayu dibagian produksi barecore sebagian pekerja tidak menggunakan APD lengkap pada saat melakukan pekerjaannya, dari 33 pekerja yang selalu memakai alat pelindung diri saat bekerja sebanyak 12,12%, pekerja yang tidak memakai alat pelindung diri sebanyak 63,63%, dan pekerja yang kadang-kadang memakai alat pelindung diri sebanyak 24,24%. Pengamatan awal yang dilakukan pada pekerja dengan wawancara singkat, diketahui bahwa 33 orang dibagian produksi barecore memiliki keluhan kesehatan akibat paparan debu kayu, dimana jenis keluhan kesehatan yang mereka alami berbeda-beda diantaranya: mengeluh sesak nafas yang paling banyak dirasakan sebesar 81,81%, batuk-batuk 63,63%, iritasi pada mata 45,45%, gatal-gatal atau alergi pada kulit 36,36%. Kecelakaan yang dialami pekerja dari satu tahun kebelakang ini tercatat diantaranya yaitu terjatuh/tergelincir sebanyak 30 orang karena tidak menggunakan alat pelindung diri sepatu beralas karet, terjepit 27 orang teriris benda tajam 15 orang tertusuk/ tergores 19 orang terpotong benda tajam 10 orang karena pekerja tidak menggunakan alat pelindung diri sarung tangan, mata terkena debu kayu 14 orang karena tidak menggunakan alat pelindung diri seperti kacamata, gogles dan tameng muka. Jenis APD yang digunakan oleh pekerja adalah masker sebanyak 75,75%, sarung tangan sebanyak 15,15%, pelindung telinga sebanyak 9,09%. Pekerja memakai APD masker karena disekitar pabrik banyak debu. Pekerja tidak menggunakan APD sarung tangan karena dalam proses produksi, mesin yang digunakan menyebabkan suhu menjadi panas sehingga jika memakai sarung tangan akan terasa lembab dan tidak nyaman, pekerja tidak menggunakan APD telinga karena telinga merasa berdengung dan mengganggu kenyamanan.

5 Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) Pada Pekerja Bagian Produksi Barecore di PT. Bineatama Kayone Lestari. METODE PENELITIAN Jenis penelitian studi korelasi dengan pendekatan cross sectional yaitu dengan melakukan pengukuran faktor-faktor yang berhubungan dengan praktek penggunaan APD pekerja pada satu saat tertentu saja. HASIL PENELITIAN 1. Analisis Univariat a. Tingkat Pendidikan Tabel 4.4 Distribusi Tingkat Pendidikan Responden di PT Bineatama Kayone Lestari Kota Tasikmalaya Tahun 2015 No. Tingkat Pendidikan f % 1 SD 64 20,6 2 SLTP 57 18,3 3 SLTA ,9 4 Perguruan Tinggi 41 13,2 Jumlah Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui bahwa tingkat pendidikan responden di PT Bineatama Kayone Lestari Kota Tasikmalaya paling banyak berada pada tingkat pendidikan SLTA yaitu sebanyak 149 orang (47,9%). b. Masa Kerja Tabel 4.5 Distribusi Masa Kerja Responden di PT Bineatama Kayone Lestari Kota Tasikmalaya Tahun 2015 No. Masa Kerja f % 1 Baru (< 6 Tahun) ,8 2 Lama ( 6 Tahun) ,2 Jumlah Berdasarkan tabel 4.5 dapat diketahui bahwa masa kerja responden di PT Bineatama Kayone Lestari Kota Tasikmalaya paling banyak memiliki masa kerja yang tergolong lama yaitu sebanyak 184 orang (59,2%). c. Umur Tabel 4.6 Distribusi Umur Responden di PT Bineatama Kayone Lestari Kota Tasikmalaya Tahun 2015 No. Umur f % 1 Muda (< 35 Tahun) ,2 2 Tua ( 35 Tahun) ,8 Jumlah

6 Berdasarkan tabel 4.6 dapat diketahui umur responden di PT Bineatama Kayone Lestari Kota Tasikmalaya yang termasuk ke dalam kategori umur muda yaitu sebanyak 184 orang (59,2%). d. Pengetahuan Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Responden Tentang Pertanyaan Variabel Pengetahuan Responden di PT Bineatama Kayone Lestari Kota Tasikmalaya Tahun 2015 Jumlah No Pertanyaan Ya Tidak f % f % 1 Apa anda tahu tentang Alat Pelindung Diri (APD)? 2 Apa yang dimaksud dengan Alat Pelindung Diri (APD)? a. Alat untuk melindungi diri dari kebisingan saja b. Alat untuk melindungi diri dari kebisingan, panas, dan benda-benda yang jatuh c. Alat untuk melindungi diri dari potensi bahaya atau kecelakaan kerja d. Alat pelindung mata, muka, dan alat pernafasan untuk melindungi dari debu-debu saja pada saat bekerja 3 Apa kegunaan Alat Pelindung Diri (APD)? a. Untuk menjaga keselamatan dan kesehatan pada saat bekerja b. Untuk meminimalisasi dampak kecelakaan pada saat bekerja 4 Apa akibat jika tidak menggunakan Alat Pelindung Diri? a. Menimbulkan kecelakaan b. Bisa cedera saat bekerja 5 Kapan seharusnya Alat Pelindung Diri digunakan? a. Setiap mengerjakan pekerjaan yang bahaya b. Dipakai sepanjang jam kerja c. Dipakai bila ada pengawas (Ya/Tidak) 6 Apa saja jenis-jenis Alat Pelindung Diri (APD)? a. Alat pelindung kepala b. Alat pelindung muka dan mata c. Alat pelindung telinga d. Alat pelindung pernafasan e. Alat pelindung tangan f. Alat pelindung kaki g. Pakaian pelindung h. Sabuk pengaman

7 No Pertanyaan 7 Apa manfaat dari pelindung kepala? a. Alat untuk melindungi kepala dari terbentur, tergores b. Alat untuk melindungi kepala dari benda-benda yang jatuh saat bekerja c. Alat untuk melindungi kepala dari bahaya radiasi, api d. Alat untuk melindungi kepala dari bahan kimia 8 Apa manfaat dari pelindung tangan? a. Alat untuk melindungi tangan dari benda-benda tajam atau goresan b. Alat untuk melindungi tangan dari kontak arus listrik c. Alat untuk melindungi tangan dari bahan-bahan kimia (padat/larutan) d. Alat untuk melindungi tangan dari benda-benda panas/dingin atau kontak arus listrik 9 Apa manfaat dari pelindung badan? a. Alat untuk melindungi dari percikan api b. Alat untuk melindungi dari suhu c. Alat untuk melindungi dari panas d. Alat untuk melindungi dari cairan kimia 10 Apa manfaat dari pelindung kaki? a. Alat untuk melindungi kaki dari bendabenda tajam atau goresan b. Alat untuk melindungi kaki dari bendabenda jatuh c. Alat untuk melindungi kaki dan bagianbagian dari kontak listrik, dan benda panas 11 Apa manfaat dari pelindung mata dan muka? a. Untuk melindungi mata dan muka dari lemparan benda-benda kecil b. Untuk melindungi mata dan muka dari lemparan benda-benda panas c. Untuk melindungi mata dan muka dari pengaruh radiasi d. Untuk melindungi mata dan muka dari pengaruh cahaya 12 Apabila waktu bekerja disekitar anda terdapat banyak debu, APD apa saja yang harus dipakai? a. Alat pelindung mata b. Alat pelindung muka c. Alat pelindung pernafasan Jumlah Ya Tidak f % f % Berdasarkan tabel 4.2 yang mengetahui tentang APD sebesar 96,8%, yang tahu maksud APD 61,1%, yang tahu kegunaan APD 48,6%, yang tahu akibat tidak menggunakan APD 60,5%, yang

8 mengetahui kapan seharusnya APD digunakan sebesar 61,4%, yang mengetahui jenis-jenis APD sebesar 67,5%, yang mengetahui manfaat pelindung kepala 64,6%, yang mengetahui manfaat pelindung tangan sebesar 57,9%, yang tahu manfaat pelindung badan sebesar 56,6%, yang tahu manfaat pelindung kaki sebesar 57,9%, yang mengetahui manfaat pelindung mata dan muka sebesar 48,6% dan yang mengetahui alat pelindung pernafasan sebanyak 48,9%. Tabel 4.3 Kategori Pengetahuan Tentang APD pada Responden di PT Bineatama Kayone Lestari Kota Tasikmalaya Tahun 2015 No. Pengetahuan f % 1 Kurang Baik ,7 2 Baik ,3 Jumlah Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui responden di PT Bineatama Kayone Lestari Kota Tasikmalaya yang termasuk ke dalam kategori pengetahuan baik sebanyak 200 orang (64,3%). e. Sikap Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Responden Tentang Pernyataan Sikap Mengenai APD di PT Bineatama Kayone Lestari Kota Tasikmalaya Tahun 2015 JUMLAH NO PERNYATAAN SETUJU KURANG TIDAK SETUJU SETUJU f % f % f % 1 Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) tidak menghambat pekerjaan 2 Tujuan menggunakan APD adalah agar terhindar dari bahaya saat bekerja! 3 APD digunakan saat masuk ruang produksi! APD yang digunakan pada waktu bekerja yang sumber bahayanya debu adalah alat pelindung pernafasan, mata, dan muka Untuk pemeliharaan alat pelindung diri seperti helm, kacamata, ear plug, sarung tangan kain/kulit/karet sebaiknya di cuci dengan air sabun 6 Pada waktu bekerja intensitas kebisingannya sangat tinggi telinga saja sebaiknya pekerja cukup menggunakan alat pelindung

9 7 APD yang rusak tidak layak digunakan APD yang rusak sebaiknya diganti APD harus nyaman saat digunakan Perawatan APD adalah tanggung jawab perusahaan Berdasarkan tabel 4.7 diketahui bahwa responden di PT Bineatama Kayone Lestari Kota Tasikmalaya mengenai sikap responden tenang penggunaan APD tidak menghambat pekerjaan sebesar 55,9% menyatakan tidak setuju, sikap mengenai tujuan menggunakan APD adalah agar terhindar dari bahaya saat bekerja sebesar 66,2% menyatakan setuju, sikap mengenai APD digunakan saat masuk ruang produksi sebesar 40,2% menyatakan tidak setuju, sikap mengenai APD yang digunakan pada waktu bekerja yang sumber bahayanya debu adalah alat pelindung pernafasan, mata dan muka sebesar 50,2% menyatakan setuju, untuk pemeliharaan alat pelindung diri seperti helm, kacamata, ear plug, sarung tangan kain/kulit/karet sebaiknya di cuci dengan air sabun sebesar 45% menyatakan kurang setuju, pada waktu bekerja intensitas kebisingannya sangat tinggi sebaiknya pekerja cukup menggunakan alat pelindung telinga saja sebesar 53,1% menyatakan setuju, yang menyatakan kurang setuju menggunakan APD yang rusak tidak layak digunakan sebesar 66,6%, sebesar 54,7% menyatakan setuju bahwa APD harus nyaman saat digunakan dan sebesar 76,5% responden menyatakan setuju bahwa perawatan APD adalah tanggung jawab perusahaan. Tabel 4.8 Distribusi Sikap Responden di PT Bineatama Kayone Lestari Kota Tasikmalaya Tahun 2015 No. Sikap f % 1 Kurang 54 17,4 2 Cukup ,0 3 Baik ,6 Jumlah Berdasarkan tabel 4.8 dapat diketahui responden di PT Bineatama Kayone Lestari Kota Tasikmalaya yang memiliki sikap dengan kategori cukup sebesar 45%. f. Pelatihan Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Pelatihan di PT Bineatama Kayone Lestari Kota Tasikmalaya Tahun 2015 No. Pelatihan f % 1 Tidak Pernah ,9 2 Pernah ,1 Jumlah

10 Berdasarkan tabel 4.9 dapat diketahui responden di PT Bineatama Kayone Lestari Kota Tasikmalaya yang tidak pernah mengikuti latihan sebesar 66,9%. g. Ketersediaan APD Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi Ketersediaan APD di PT Bineatama Kayone Lestari Kota Tasikmalaya Tahun 2015 No. Ketersediaan APD f % 1 Kurang ,2 2 Baik ,8 Jumlah Berdasarkan tabel 4.10 dapat diketahui responden di PT Bineatama Kayone Lestari Kota Tasikmalaya yang menyatakan ketersediaan APD kurang sebesar 85,2%. h. Dukungan Teman Kerja Tabel 4.11 Distribusi Frekuensi Dukungan Teman Kerja di PT Bineatama Kayone Lestari Kota Tasikmalaya Tahun 2015 No. Ketersediaan APD f % 1 Kurang 55 17,7 2 Cukup ,8 3 Baik ,5 Jumlah Berdasarkan tabel 4.11 dapat diketahui dukungan teman kerja dalam penggunaan APD di PT Bineatama Kayone Lestari Kota Tasikmalaya termasuk kategori cukup yaitu sebesar 42,8%. i. Penggunaan APD Tabel 4.12 Distribusi Frekuensi Penggunaan APD di PT Bineatama Kayone Lestari Kota Tasikmalaya Tahun 2015 No. Ketersediaan APD f % 1 Tidak Pernah 88 28,3 2 Kadang-kadang 81 26,0 3 Menggunakan ,7 Jumlah Berdasarkan tabel 4.12 dapat diketahui bahwa responden yang menggunakan penggunaan APD di PT Bineatama Kayone Lestari Kota Tasikmalaya sebesar 45,7%.

11 2. Analisis Bivariat a. Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Penggunaan APD Tabel 4.14 Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Penggunaan APD di PT Bineatama Kayone Lestari Kota Tasikmalaya Tahun 2015 Penggunaan APD Pendidikan Tidak Kadangkadang an Menggunak Total Pernah f % f % f % f % Perguruan Tinggi SLTA SLTP SD Jumlah 88 28, , , p value = 0,679 Berdasarkan tabel 4.14 hasil uji statistik chi-square pada tingkat kepercayaan 95% dan alpha < 0,05 diperoleh nilai p value 0,679 dan tidak dijumpai nilai harapan <5 sehingga digunakan pearson chisquare, dengan demikian nilai p value > nilai alpha, sehingga menunjukkan tidak ada hubungan antara variabel tingkat pendidikan dengan variabel penggunaan APD. b. Hubungan Masa Kerja dengan Penggunaan APD Tabel 4.15 Hubungan Masa Kerja dengan Penggunaan APD di PT Bineatama Kayone Lestari Kota Tasikmalaya Tahun 2015 Penggunaan APD Masa Kerja Tidak Kadangkadang an Menggunak Total Pernah f % f % f % f % Lama Baru Jumlah 88 28, , , p value = 0,535 Berdasarkan tabel 4.15 hasil uji statistik chi-square pada tingkat kepercayaan 95% dan alpha < 0,05 diperoleh nilai p value 0,535 dan tidak dijumpai nilai harapan <5 sehingga digunakan pearson chisquare, dengan demikian nilai p value > nilai alpha, sehingga menunjukkan tidak ada hubungan antara variabel masa kerja dengan variabel penggunaan APD.

12 c. Hubungan Umur dengan Penggunaan APD Tabel 4.16 Hubungan Umur dengan Penggunaan APD di PT Bineatama Kayone Lestari Kota Tasikmalaya Tahun 2015 Penggunaan APD Umur Tidak Kadangkadang an Menggunak Total Pernah f % f % f % f % Tua Muda Jumlah 88 28, , , p value = 0,535 Berdasarkan tabel 4.16 hasil uji statistik chi-square pada tingkat kepercayaan 95% dan alpha < 0,05 diperoleh nilai p value 0,535 dan tidak dijumpai nilai harapan <5 sehingga digunakan pearson chisquare, dengan demikian nilai p value > nilai alpha, sehingga menunjukkan tidak ada hubungan antara variabel umur dengan variabel penggunaan APD. d. Hubungan Pengetahuan dengan Penggunaan APD Tabel 4.13 Hubungan Pengetahuan dengan Penggunaan APD di PT Bineatama Kayone Lestari Kota Tasikmalaya Tahun 2015 Penggunaan APD Pengetahuan Tidak Kadangkadang an Menggunak Total Pernah f % f % f % f % Baik 46 23, , , Kurang Baik 42 37, , , Jumlah 88 28, , , p value = 0,010 Berdasarkan tabel 4.13 hasil uji statistik chi-square pada tingkat kepercayaan 95% dan alpha < 0,05 diperoleh nilai p value 0,010 dan tidak dijumpai nilai harapan <5 sehingga digunakan pearson chisquare, dengan demikian nilai p value < nilai alpha, sehingga menunjukkan ada hubungan antara variabel pengetahuan dengan variabel penggunaan APD.

13 e. Hubungan Sikap dengan Penggunaan APD Tabel 4.17 Hubungan Sikap dengan Penggunaan APD di PT Bineatama Kayone Lestari Kota Tasikmalaya Tahun 2015 Penggunaan APD Sikap Tidak Kadangkadang an Menggunak Total Pernah f % f % f % f % Baik Cukup Kurang Jumlah 88 28, , , p value = 0,000 Berdasarkan tabel 4.17 hasil uji statistik chi-square pada tingkat kepercayaan 95% dan alpha < 0,05 diperoleh nilai p value 0,000 dan tidak dijumpai nilai harapan <5 sehingga digunakan pearson chisquare, dengan demikian nilai p value < nilai alpha, sehingga menunjukkan ada hubungan antara variabel sikap dengan variabel penggunaan APD. f. Hubungan Pelatihan dengan Penggunaan APD Tabel 4.18 Hubungan Pelatihan dengan Penggunaan APD di PT Bineatama Kayone Lestari Kota Tasikmalaya Tahun 2015 Penggunaan APD Pelatihan Tidak Kadangkadang an Menggunak Total Pernah f % f % f % f % Pernah Tidak Pernah Jumlah 88 28, , , p value = 0,579 Berdasarkan tabel 4.18 hasil uji statistik chi-square pada tingkat kepercayaan 95% dan alpha < 0,05 diperoleh nilai p value 0,579 dan tidak dijumpai nilai harapan <5 sehingga digunakan pearson chisquare, dengan demikian nilai p value > nilai alpha, sehingga menunjukkan tidak ada hubungan antara variabel pelatihan dengan variabel penggunaan APD.

14 g. Hubungan Ketersediaan APD dengan Penggunaan APD Tabel 4.19 Hubungan Ketersediaan APD dengan Penggunaan APD di PT Bineatama Kayone Lestari Kota Tasikmalaya Tahun 2015 Penggunaan APD Ketersediaan APD Tidak Kadangkadang an Menggunak Total Pernah f % f % f % f % Baik Kurang Jumlah 88 28, , , p value = 0,001 Berdasarkan tabel 4.18 hasil uji statistik chi-square pada tingkat kepercayaan 95% dan alpha < 0,05 diperoleh nilai p value 0,001 dan tidak dijumpai nilai harapan <5 sehingga digunakan pearson chisquare, dengan demikian nilai p value < nilai alpha, sehingga menunjukkan ada hubungan antara variabel ketersediaan APD dengan variabel penggunaan APD. h. Hubungan Dukungan Teman Kerja dengan Penggunaan APD Tabel 4.20 Hubungan Dukungan Teman Kerja dengan Penggunaan APD di PT Bineatama Kayone Lestari Kota Tasikmalaya Tahun 2015 Penggunaan APD Dukungan Teman Kerja Tidak Pernah Kadangkadang Menggunak an Total f % f % f % f % Baik Cukup Kurang Jumlah 88 28, , , p value = 0,000 Berdasarkan tabel 4.17 hasil uji statistik chi-square pada tingkat kepercayaan 95% dan alpha < 0,05 diperoleh nilai p value 0,000 dan tidak dijumpai nilai harapan <5 sehingga digunakan pearson chisquare, dengan demikian nilai p value < nilai alpha, sehingga menunjukkan ada hubungan antara variabel dukungan teman kerja dengan variabel penggunaan APD. Tabel 4.21 Rekapitulasi Hasil Uji Chi-Square Variabel P value Keterangan Umur dengan Penggunaan APD 0,679 Tidak ada hubungan Tingkat Pendidikan dengan Penggunaan APD 0,535 Tidak ada hubungan Masa Kerja dengan Penggunaan APD 0,535 Tidak ada hubungan Pengetahuan dengan Penggunaan APD 0,010 Ada hubungan Sikap dengan Penggunaan APD 0,000 Ada hubungan Pelatihan dengan Penggunaan APD 0,579 Tidak ada hubungan Ketersediaan APD dengan Penggunaan APD 0,001 Ada hubungan Dukungan Teman dengan Penggunaan APD 0,000 Ada hubungan

15 Berdasarkan tabel 4.21 menunjukkan bahwa hasil uji statistik hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat, ternyata ada 4 yang berhubungan yaitu diantaranya pengetahuan, sikap, ketersediaan APD dan dukungan teman kerja, sedangkan variabel yang tidak berhubungan diantaranya tingkat pendidikan, masa kerja umur dan pelatihan. PEMBAHASAN A. Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Penggunaan APD pada Responden Hasil analisis dengan uji statistik chi-square diperoleh nilai p value 0,679 menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan antara variabel tingkat pendidikan dengan variabel penggunaan APD. Seseorang yang pernah mendapatkan pendidikan formal diperkirakan akan lebih mudah menerima dan mengerti tentang pesan-pesan kesehatan melalui penyuluhan maupun media masa. Akan tetapi perlu ditekankan, bukan berarti seseorang yang berpendidikan rendah mutlak berpengetahuan rendah pula. Hal ini mengingat bahwa peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh dari pendidikan non formal saja, akan tetapi dapat diperoleh melalui pendidikan non formal. Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang terhadap perkembangan orang lain menuju ke arah cita-cita tertentu yang menentukan manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupan untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan. Menurut YB Mantra (2010), pendidikan dapat mempengaruhi seseorang termasuk juga perilaku seseorang akan pola hidup terutama dalam memotivasi untuk sikap berperan serta dalam pembangunan, pada umumnya makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah menerima informasi. Juli Soemirat Slamet, (2003), pendidikan formal memberikan pengaruh besar dalam membuka wawasan dan pemahaman terhadap nilai baru yang ada di lingkungannya. Seseorang dengan tingkat pendidikan tinggi akan lebih mudah untuk memahami perubahan yang terjadi di lingkungannya dan orang tersebut akan menyerap perubahan tersebut apabila merasa bermanfaat bagi dirinya. B. Hubungan Masa Kerja dengan Penggunaan APD pada Responden Hasil analisis dengan uji statistik chi-square diperoleh nilai p value 0,535 menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan antara variabel masa kerja dengan variabel penggunaan APD. Masa kerja dapat memungkinkan seseorang untuk lebih memahami tentang faktor resiko terhadap pekerjaannya dan upaya pencegahannya, namun hal tersebut tidak pula mempengaruhi dalam penggunaan APD secara lengkap. Pengalaman untuk kewaspadaan terhadap kecelakaan bertambah sesuai dengan usia, masa kerja di perusahaan dan lamanya bekerja di tempat kerja yang bersangkutan. Tenaga kerja baru biasanya belum mengetahui secara mendalam seluk beluk pekerjaan dan keselamatannya, selain itu tenaga kerja baru sering mementingkan selesainya sejumlah pekerjaan yang diberikan kepada mereka sehingga keselamatan tidak cukup mendapatkan perhatian mereka. Suatu perusahaan pekerja-pekerja baru yang kurang pengalaman sering mendapatkan kecelakaan sehingga

16 perhatian khusus perlu diberikan kepada mereka. Lama kerja seseorang dapat dikaitkan dengan pengalaman yang didapatkan di tempat kerja, semakin lama seseorang bekerja semakin banyak pengalaman dan ssemakin tinggi pengetahuannya dan keterampilannya (Mulyanti, 2009). Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Faris Khamdani (2009) mengatakan bahwa masa kerja responden sebagian besar memiliki masa kerja lama 10 tahun yaitu 71 orang atau 88,8%, sehingga responden sudah memiliki keahlian dan keterampilan yang cukup dibandingkan dengan responden yang memiliki masa kerja sedikit. Makin lama tenaga kerja bekerja, makin banyak pengalaman yang dimiliki tenaga kerja yang bersangkutan. Sebaliknya makin singkat masa kerja, maka makin sedikit pengalaman yang diperoleh. Pengalaman bekerja banyak memberikan keahlian dan keterampilan kerja, sebaliknya terbatasnya pengalaman kerja mengakibatkan tingkat keahlian dan keterampilan yang dimiliki makin rendah. C. Hubungan Umur dengan Penggunaan APD pada Responden Hasil analisis dengan uji statistik chi-square diperoleh nilai p value 0,535 menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan antara variabel umur dengan variabel penggunaan APD. Umur harus mendapat perhatian karena akan mempengaruhi kondisi fisik, mental, kemauan kerja, dan tanggung jawab seseorang. Hasil penelitian ini bertolak belakang dengan penelitian yang dilakukan oleh Fakhriyati (2013) yang menyatakan bahwa terdapat hubungan antara umur dengan penggunaan APD. Menurut teori psikologis perkembangan pekerja, umur dapat digolongkan menjadi dewasa muda dan dewasa tua. Dewasa muda adalah umur dari dan dewasa tua tahun. Umur pekerja dewasa muda diyakini dapat membangun kesehatannya dengan cara mencegah suatu penyakit atau menanggulangi gangguan penyakitnya. Untuk melakukan kegiatan tersebut, pekerja muda akan lebih disiplin menjaga kesehatannya. Sedangkan pada pekerja tua akan mengalami kebebasan dalam kehidupan bersosialisasi, kewajiban-kewajiban pekerja dewasa tua akan tetap berkurang terhadap lingkungan sosial dan terhadap kehidupan bersama (Adithya, (2007) Hatta, (2002) dan Egriany, dkk (2008). D. Hubungan Pengetahuan dengan Penggunaan APD pada Responden Menurut Lavine (dalam Elfrida, 2010) pengetahuan pekerja dalam penggunaan alat pelindung diri yang baik dan aman mutlak dimiliki penggunaannya mengingat bahaya yang dapat ditimbulkan, untuk itu pekerja harus tahu fungsi dari APD itu sendiri serta potensi bahaya pada tempat kerjanya. Pengetahuan akan timbul akibat rasa takut akan sesuatu yang mungkin terjadi dan jika pekerja tahu akan dampak atau bahaya yang akan timbul jika menggunakan APD, maka diharapkan pekerja akan memberikan perhatian dalam penggunaan APD. Menurut Notoatmodjo (2003) Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan perinderaan terhadap objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Hasil analisis dengan uji statistik chi-square diperoleh nilai p value 0,010 menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara variabel pengetahuan dengan variabel penggunaan APD. Dengan demikian bahwa karyawan

17 bagian produksi bare core di PT Bineatama Kayone Lestari Tasikmalaya mampu menerapkan pengetahuan pada kondisi yang nyata dalam hal ini bahwa karyawan dapat menerapkan penggunaan APD berdasarkan pengetahuan yang dimiliki oleh karyawan. Pengetahuan yang dimiliki karyawan mengenai penggunaan APD diperoleh dari Hasil penelitian ini sejalan dengan Faris Khamdani (2009) hasil uji chi square diketahui nilai p value pengetahuan yaitu sebesar 0,001 (p<0,05) sehingga dapat diartikan bahwa ada hubungan antara pengetahuan dengan pemakaian alat pelindung diri, sehingga dapat diartikan bahwa pengetahuan petani merupakan faktor risiko yang berhubungan dengan pemakaian APD pestisida semprot pada petani di Desa Angkatan Kidul Pati. E. Hubungan Sikap dengan Penggunaan APD pada Responden Hasil analisis dengan uji statistik chi-square diperoleh nilai p value 0,000 menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara variabel sikap dengan variabel penggunaan APD. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Faris Khamdani (2009) bahwa responden yang memiliki sikap negatif dan tidak memakai APD lengkap sebanyak 45 orang atau 93,8%. Responden yang mempunyai sikap negatif dan memakai APD lengkap 3 orang atau 6,3%, sedangkan responden yang mempunyai sikap positif dan memakai APD lengkap 32 orang atau 100%. Sebuah sikap merupakan suatu keadaan sikap mental yang dipelajari dan di organisasi menurut pengalaman dan yang menyebabkan timbulnya pengaruh khusus atau reaksi seseorang terhadap orang-orang, objek-objek dan situasi-situasi dengan siapa ia berhubungan (Ruhyadi, 2010). Sikap merupakan reaksi atau respons seseorang terhadap stimulus atau obyek yang diterimanya. Sikap belum tentu tindakan, akan tetapi merupakan predisposisi tindakan (Notoatmodjo, 2003). Responden dalam penelitian ini sebagian besar bersikap negatif, sehingga membawa responden untuk tidak memakai APD, hal ini dipengaruhi karena ketidaknyamanan petani dalam pemakaian alat pelindung diri. F. Hubungan Pelatihan dengan Penggunaan APD pada Responden Hasil analisis dengan uji statistik chi-square diperoleh nilai p value 0,579 menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan antara variabel pelatihan dengan variabel penggunaan APD. Hasil penelitian ini sejalan dengan Arianto (2009) bahwa secara statistik variabel pelatihan tidak mempunyai hubungan bermakna terhadap penggunaan APD (p value=0,938). Hal ini dikarenakan pekerja belum mendapatkan pelatihan yang secara formal diberikan oleh perusahaan, begitu juga dengan jenis pelatihan mengenai K3 pekerja mengatakan materi yang diberikan pada waktu sebelum mereka diterima bekerja belum menyentuh pada substansi K3. Pelatihan merupakan bagian dari pembinaan sumber daya manusia. Setiap individu memerlukan latihan untuk melaksanakan pekerjaan tertentu untuk mencapai sasaran. Pelatihan juga berkaitan dengan perubahan tingkah laku. Fungsi dari suatu sistem pelatihan adalah memproses individu dengan perilaku tertentu agar berperilaku sesuai dengan yang telah ditentukan sebelumnya sebagai produk akhir dari pelatihan (Sahab, 1999).

18 G. Hubungan Ketersediaan APD dengan Penggunaan APD pada Responden Hasil analisis dengan uji statistik chi-square diperoleh nilai p value 0,001 menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara variabel ketersediaan APD dengan variabel penggunaan APD. Menurut ILO (1989) perlindungan perorangan harus dianggap sebagai garis pertahanan terakhir, karena sering peralatan ini tidak praktis untuk dipakai dan menghambat gerakan, karenanya tidak mengherankan bila kadangkala dikesampingkan oleh pekerja. Peralatan dirancang untuk mencegah bahaya luar agar tidak mengenai tubuh pekerja, ia menahan panas tubuh dan uap air didalamnya, sehingga pekerja menjadi gerah, berkeringat dan cepat lelah. Dalam UU No. 1 Tahun 1970 pasal 14 butir c menyatakan bahwa pengurus (pengusaha) diwajibkan untuk mengadakan secara cuma-cuma, semua alat pelindung diri yang diwajibkan pada tenaga kerja yang berada dibawah pimpinannya dan menyediakan bagi setiap orang lain yang memasuki tempat kerja tersebut, disertai dengan petunjuk-petunjuk yang diperlukan menurut petunjuk pegawai pengawas atau ahli-ahli keselamatan kerja. Alat pelindung diri yang dianggap sebagai garis pertahanan terakhir harus disediakan sesuai dengan kebutuhan dan cocok untuk setiap pekerja yang menggunakannya agar tidak timbul adanya kecelakaan disebabkan karena ketidaknyamanan pekerja dalam menggunakan APD tersebut (Anizar, 2009). H. Hubungan Dukungan Teman Kerja dengan Penggunaan APD pada Responden Hubungan yang erat diantara kawan-kawan sangat penting, suatu hal yang sulit bagi individu menjauh dari temannya, individu mencurahkan kepada teman-temannya apa yang tersimpan dalam hatinya, dari anganangan, pemikiran dan perasaan. Hasil analisis dengan uji statistik chi-square diperoleh nilai pvalue 0,000 menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara variabel dukungan teman kerja dengan variabel penggunaan APD. Menurut Mulyati, (2007) Mengungkapkan apa yang ada dalam pikirannya secara bebas. Dalam semua itu individu menemukan telinga yang mau mendengarkan apa yang dikatakannya dan hati yang terbuka untuk bersatu dengannya. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di PT Bineatama Kayone Lestari Kota Tasikmalaya didapatkan bahwa : 1. Gambaran umum responden memiliki tingkat pengetahuan dengan kategori baik yaitu 64,3%, Tingkat pendidikan sebesar 47.9% adalah dengan pendidikan SLTA, Memiliki masa kerja yang lama sebanyak 59,2%, termasuk kategori umur yang muda sebanyak 59,2%, memiliki sikap yang cukup terhadap penggunaan APD sebesar 45%, responden yang tidak pernah mengikuti pelatihan sebanyak 66,9%, ketersediaan APD dinilai kurang sebesar 58,2%, dukungan teman kerja dengan

19 kategori cukup sebesar 42,8% dan responden yang menggunakan APD sebesar 45,7%. 2. Terdapat hubungan pengetahuan dengan penggunaan alat pelindung diri (p value < 0,05). Terdapat hubungan sikap dengan penggunaan alat pelindung diri (p value > 0,05). Terdapat hubungan ketersediaan APD dengan penggunaan alat pelindung diri (p value < 0,05). Terdapat hubungan dukungan teman kerja dengan penggunaan alat pelindung diri (p value < 0,05). 3. Tidak terdapat hubungan tingkat pendidikan dengan penggunaan alat pelindung diri (p value > 0,05). Tidak terdapat hubungan masa kerja dengan penggunaan alat pelindung diri (p value > 0,05). Tidak terdapat hubungan umur dengan penggunaan alat pelindung diri (p value > 0,05). Tidak terdapat hubungan pelatihan kerja dengan penggunaan alat pelindung diri (p value > 0,05). B. Saran Seseorang yang pernah mendapatkan pendidikan formal diperkirakan akan lebih mudah menerima dan mengerti tentang pesan-pesan kesehatan melalui penyuluhan maupun media masa. Akan tetapi perlu ditekankan, bukan berarti seseorang yang berpendidikan rendah mutlak berpengetahuan rendah pula. Pengalaman untuk kewaspadaan terhadap kecelakaan bertambah sesuai dengan usia, masa kerja di perusahaan dan lamanya bekerja di tempat kerja yang bersangkutan. Pelatihan merupakan bagian dari pembinaan sumber daya manusia. Setiap individu memerlukan latihan untuk melaksanakan pekerjaan tertentu untuk mencapai sasaran, dengan demikian maka dalam penelitian ini penulis menyarankan sebagai berikut. 1. PT Bineatama Kayone Lestari lebih menegaskan dalam menerapkan sangsi yang lebih ketat pada tenaga kerja yang tidak disiplin dalam penggunaan APD. 2. Diadakannya penyuluhan rutin untuk meningkatkan kesadaran dalam penggunaan APD. DAFTAR PUSTAKA Admin K3 : Definisi, Indikator Penyebab dan Tujuan Penerapan Kesehatan dan Keselamatan Kerja, (diakses pada tanggal 15 Agustus 2015). Adhitya. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Penggunaan Masker pada Pekerja Bagian Pengamplasan di Perusahaan Meubel CV Permata 7 Wonogiri, 2007 skripsi Universitas Negeri Semarang, (diakses pada tanggal 15 Agustus 2015). Arianto., Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Penggunaan Alat Pelindung Diri di Areal Pertambangan PT. ANTAM Tbk, Unit Bisinis Pertambangan Emas Pongkor Kabupaten Bogor Tahun, 2010, skripsi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

20 Asih, Astining., Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pemakaian Alat Pelindung Telinga (Ear Flug) pada Tenaga Kerja bagian Produksi Divisi PM 6 PT. PURA Barutama Kudus, 2005, skripsi, Universitas Negeri Semarang, 5e54.dir/doc.pdf. (diakses pada tanggal 15 Agustus 2015). Handayati, Mira., Faktor-faktor yang berhubungan dengan penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) pada pekerja di divisi spinningn PT. Indorama Synthetics Tbk. Purwakarta, 2013, skripsi, Universitas Siliwangi. Kusuma, Hendra., Beberapa Faktor yang Berhubungan dengan Praktik Pemakaian Alat Pelindung Diri (APD) pada Radiografer di Instalasi Radiologi 4 Rumah Sakit di Kota Semarang, 2004, skripsi, Universitas Muhammadiyah Semarang. Linggasari, Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Terhadap Penggunaan Alat Pelindung Diri di Departemen Engineering PT. Indah Kiat Pulp dan Paper Tbk. Tanggerang, Skripsi, 2008, FKM-Universitas Indonesia, lokal, (diaskes tanggal 28 Juli 2015). Mulyati, Sri., Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kelengkapan Pemeriksaan Kehamilan oleh Ibu Hamil di Wilayah Puskesmas Cihideung Tasikmalaya, 2007, skripsi, Universitas Siliwangi. Notoatmodjo, Soekidjo., Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni, Rineka Cipta, Jakarta, Notoatmodjo, Soekidjo., Pendidikan dan Perilaku Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta, Suma mur, Higiene Perusahaan dan Keselamatan Kerja, Penerbit PT. Gunung Agung, Jakarta, Suroyo, Pengembangan Pola Manajemen Pengelola Upaya Kesehatan Kerja Di Puskesmas Kota Tasikmalaya, tesis, 2007, Universitas Diponegoro, (diakses 15 Juni 2015)

Keywords: Predisposition, Support, Pusher, prenggunaan APD

Keywords: Predisposition, Support, Pusher, prenggunaan APD FACTORS RELATED TO THE USE PRACTICES ON EMPLOYEES 'PERSONAL PROTECTIVE EQUIPMENT PRODUCTION AREA METAL FORMING PART PT. DIRGANTARA INDONESIA, INDONESIAN AEROSPACE (IAE) BANDUNG ENUNG NURAJID1) YULDAN FATURAHMAN2)

Lebih terperinci

ABSTRAK. tempat kerja sudah mencapai 85 db diatas 8 jam/hari. Alat pelindung pendengaran

ABSTRAK. tempat kerja sudah mencapai 85 db diatas 8 jam/hari. Alat pelindung pendengaran HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PELATIHAN TENTANG KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) TERHADAP PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG PENDENGARAN (STUDI PADA BAGIAN METAL FORMING PT.DIRGANTARA INDONESIA, INDONESIA AEROSPACE

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN MASKER PADA PEKERJA BAGIAN PENGHALUSAN DAN PEMOTONGAN DI PT WAROENG BATOK INDUSTRY CILACAP

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN MASKER PADA PEKERJA BAGIAN PENGHALUSAN DAN PEMOTONGAN DI PT WAROENG BATOK INDUSTRY CILACAP FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN MASKER PADA PEKERJA BAGIAN PENGHALUSAN DAN PEMOTONGAN DI PT WAROENG BATOK INDUSTRY CILACAP Ida Widyaningsih 1) Sri Maywati dan Yuldan Faturrahman 2) Mahasiswa

Lebih terperinci

Moch. Fatkhun Nizar Hartati Tuna Ningsih Dewi Sumaningrum Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri

Moch. Fatkhun Nizar Hartati Tuna Ningsih Dewi Sumaningrum Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri HUBUNGAN KARAKTERISTIK PEKERJA DENGAN KEPATUHAN DALAM PEMAKAIAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) PADA PETUGAS LABORATORIUM KLINIK DI RUMAH SAKIT BAPTIS KOTA KEDIRI Moch. Fatkhun Nizar Hartati Tuna Ningsih Dewi

Lebih terperinci

Pengetahuan dan Sikap Pekerja dalam Penggunaan Alat Pelindung Diri pada Industri Informal Pengelasan di Desa Singajaya, Indramayu

Pengetahuan dan Sikap Pekerja dalam Penggunaan Alat Pelindung Diri pada Industri Informal Pengelasan di Desa Singajaya, Indramayu Pengetahuan dan Sikap Pekerja dalam Penggunaan Alat Pelindung Diri pada Industri Informal Pengelasan di Desa Singajaya, Indramayu Knowledge and Attitudes Workers in the use of Personal Protective Equipment

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ketenagakerjaan, merupakan kewajiban pengusaha untuk melindungi tenaga

BAB I PENDAHULUAN. ketenagakerjaan, merupakan kewajiban pengusaha untuk melindungi tenaga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keselamatan di setiap tempat kerja sebagaimana yang diamanatkan Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 dan UU No. 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan, merupakan kewajiban

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP KARYAWAN DENGAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) PADA PT HARTA SAMUDRA PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA AMBON TAHUN

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP KARYAWAN DENGAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) PADA PT HARTA SAMUDRA PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA AMBON TAHUN HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP KARYAWAN DENGAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) PADA PT HARTA SAMUDRA PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA AMBON TAHUN 2012. Rahwan Ahmad Abstract Alat Pelindung Diri (APD)

Lebih terperinci

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado.

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN MASA KERJA DENGAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI PETANI SAAT PENYEMPROTAN PESTISIDA DI KELURAHAN RURUKAN KECAMATAN TOMOHON TIMUR. Jacqualine N. N. Kaligis*, Odi Pinontoan*,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Pengetahuan a. Pengertian Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan

Lebih terperinci

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi HUBUNGAN ANTARA MASA KERJA DAN PENGETAHUAN TENTANG ALAT PELINDUNG DIRI (APD) DENGAN KEPATUHAN PENGGUNAAN APD PADA PETUGAS PEMADAM KEBAKARAN DI DINAS PEMADAM KEBAKARAN KOTA MANADO TAHUN 2016 Kairupan Felly

Lebih terperinci

Keywords: PPE; knowledge; attitude; comfort

Keywords: PPE; knowledge; attitude; comfort HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN KENYAMANAN PEKERJA DENGAN PEMAKAIAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) DI BENGKEL LAS LISTRIK KECAMATAN AMUNTAI TENGAH KABUPATEN HSU TAHUN 2016 Gusti Permatasari, Gunung Setiadi,

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. nasional, selain dapat meningkatkan perekonomian nasional juga dapat

BAB 1 : PENDAHULUAN. nasional, selain dapat meningkatkan perekonomian nasional juga dapat BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor industri memegang peranan penting dalam memacu perekonomian nasional, selain dapat meningkatkan perekonomian nasional juga dapat meningkatkan devisa negara

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) PADA PEKERJA DI UNIT KERJA PRODUKSI PENGECORAN LOGAM

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) PADA PEKERJA DI UNIT KERJA PRODUKSI PENGECORAN LOGAM HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) PADA PEKERJA DI UNIT KERJA PRODUKSI PENGECORAN LOGAM NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : Vondra Anggi Saputro J410 110 057

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KECELAKAAN KERJA PADA KARYAWAN PT KUNANGGO JANTAN KOTA PADANG TAHUN 2016

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KECELAKAAN KERJA PADA KARYAWAN PT KUNANGGO JANTAN KOTA PADANG TAHUN 2016 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KECELAKAAN KERJA PADA KARYAWAN PT KUNANGGO JANTAN KOTA PADANG TAHUN 2016 Luthfil Hadi Anshari 1, Nizwardi Azkha 2 1,2 Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Andalas

Lebih terperinci

Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat, STIKES Cendekia Utama Kudus ABSTRACT

Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat, STIKES Cendekia Utama Kudus ABSTRACT PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP, DAN KETERSEDIAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) TERHADAP KEPATUHAN DALAM MENGGUNAKAN APD DI UNIT COATING PT. PURA BARUTAMA KUDUS Eko Prasetyo 1 1 Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat,

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) PADA PEKERJA DI UNIT KERJA PRODUKSI PENGECORAN LOGAM

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) PADA PEKERJA DI UNIT KERJA PRODUKSI PENGECORAN LOGAM HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) PADA PEKERJA DI UNIT KERJA PRODUKSI PENGECORAN LOGAM Skripsi ini Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di Indonesia, alih fungsi lahan pertanian merupakan masalah yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di Indonesia, alih fungsi lahan pertanian merupakan masalah yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di Indonesia, alih fungsi lahan pertanian merupakan masalah yang krusial dan merupakan fenomena yang banyak terjadi pada saat ini dalam pemanfaatan lahan. Perubahan

Lebih terperinci

Kepatuhan Pemakaian Alat Pelindung Diri pada Pekerja Las di Indramayu

Kepatuhan Pemakaian Alat Pelindung Diri pada Pekerja Las di Indramayu Kepatuhan Pemakaian Alat Pelindung Diri pada Pekerja Las di Indramayu Compliance Use of Personal Protective Equipment in Las Workers in Indramayu Riyan Suprianto, Aman Evendi Fakultas Kesehatan Masyarakat

Lebih terperinci

adalah 70-80% angkatan kerja bergerak disektor informal. Sektor informal memiliki

adalah 70-80% angkatan kerja bergerak disektor informal. Sektor informal memiliki BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri dan produknya baik formal maupun informal mempunyai dampak positif dan negatif kepada manusia, di satu pihak akan memberikan keuntungan, tetapi di pihak

Lebih terperinci

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. KataKunci: Pengetahuan, sikap, penggunaan APD, petani pengguna pestisida.

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. KataKunci: Pengetahuan, sikap, penggunaan APD, petani pengguna pestisida. HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN, SIKAP TERHADAP PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI PADA PETANI PENGGUNA PESTISIDA DI DESA KEMBANG SARI KECAMATAN DUMOGA TIMUR KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW Heidy Manggopa*, Paul A.T.

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEPATUHAN INSTRUKSI KERJA DENGAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA PADA BAGIAN PRODUKSI DI PT. ANEKA ADHILOGAM KARYA CEPER KLATEN

HUBUNGAN KEPATUHAN INSTRUKSI KERJA DENGAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA PADA BAGIAN PRODUKSI DI PT. ANEKA ADHILOGAM KARYA CEPER KLATEN HUBUNGAN KEPATUHAN INSTRUKSI KERJA DENGAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA PADA BAGIAN PRODUKSI DI PT. ANEKA ADHILOGAM KARYA CEPER KLATEN Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I

Lebih terperinci

ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH. Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh : DESI RATNASARI J

ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH. Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh : DESI RATNASARI J HUBUNGAN PERSEPSI RISIKO KECELAKAAN DAN PENYAKIT AKIBAT KERJA (PAK) DENGAN KEDISIPLINAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) DI JALUR 1 DAN 2 PT WIKA BETON BOYOLALI Tbk. ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH Memenuhi

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. TM PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur Area Madiun telah diperoleh

BAB V PEMBAHASAN. TM PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur Area Madiun telah diperoleh BAB V PEMBAHASAN A. Identifikasi Potensi Bahaya Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh penulis di PDKB TM PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur Area Madiun telah diperoleh gambaran mengenai

Lebih terperinci

PENGARUH PENYULUHAN PERAWAT TERHADAP PERILAKU PENGGUNAAN MASKER PADA KARYAWAN DI PT. INDONESIA TRI SEMBILAN

PENGARUH PENYULUHAN PERAWAT TERHADAP PERILAKU PENGGUNAAN MASKER PADA KARYAWAN DI PT. INDONESIA TRI SEMBILAN PENGARUH PENYULUHAN PERAWAT TERHADAP PERILAKU PENGGUNAAN MASKER PADA KARYAWAN DI PT. INDONESIA TRI SEMBILAN Abdul Muhith 1, Jumaiyah Eka Yanti 2 1) Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Majapahit 2) Program Studi

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Keselamatan dan Kesehatan Kerja merupakan suatu usaha dan upaya untuk menciptakan perlindungan dan keamanan dari resiko

PENDAHULUAN Keselamatan dan Kesehatan Kerja merupakan suatu usaha dan upaya untuk menciptakan perlindungan dan keamanan dari resiko HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN TINDAKAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI PADA PEKERJA PROYEK KONSTRUKSI PEMBANGUNAN GEDUNG FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SAM RATULANGI MANADO THE

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR PERILAKU YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) PADA PEKERJA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG FAKULTAS KEDOKTERAN DI PT

FAKTOR-FAKTOR PERILAKU YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) PADA PEKERJA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG FAKULTAS KEDOKTERAN DI PT FAKTOR-FAKTOR PERILAKU YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) PADA PEKERJA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG FAKULTAS KEDOKTERAN DI PT. SUMBER ALAM SEJAHTERA BEHAVIORAL FACTORS ASSOCIATED

Lebih terperinci

The Relation Of Predisposing, Enabling And Reinforcing Factors On The Using Of Mask As Self Protector In CV. Kalima Art Jepara In 2013 ABSTRACT

The Relation Of Predisposing, Enabling And Reinforcing Factors On The Using Of Mask As Self Protector In CV. Kalima Art Jepara In 2013 ABSTRACT The Relation Of Predisposing, Enabling And Reinforcing Factors On The Using Of Mask As Self Protector In CV. Kalima Art Jepara In 2013 Ahmad Farif 1, Supriyono Asfawi 2, MG Catur Yuantari 2 1 Alumni Fakultas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN th > 49 th 2 9. Tidak Tamat SD - - Tamat SD Tamat SLTP Tamat SLTA Tamat Akademi/PT - -

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN th > 49 th 2 9. Tidak Tamat SD - - Tamat SD Tamat SLTP Tamat SLTA Tamat Akademi/PT - - 28 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil 1. Karakteristik Responden Tabel 4.1 Tabel Karakteristik Responden Petugas Kebersihan Jalan Kabupaten Madiun Tahun 2017 Variabel Frekuensi Persentase Umur 17 48

Lebih terperinci

Vol 1, No 1, April 2017 ISSN

Vol 1, No 1, April 2017 ISSN HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PETANI TERHADAP PENGGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) DI RW 01/03 DESA SIALANG PANJANG KECAMATAN TEMBILAHAN HULU TAHUN 2016 Indrawati Dosen FIK Universitas Pahlawan Tuanku

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. Kesehatan keselamatan kerja mulai menjadi perhatian di negara-negara

BAB 1 : PENDAHULUAN. Kesehatan keselamatan kerja mulai menjadi perhatian di negara-negara BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan keselamatan kerja mulai menjadi perhatian di negara-negara berkembang termasuk Indonesia namun tidak banyak orang yang mengetahui pentingnya hal ini. Pekerja

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KEPATUHAN PEMAKAIAN APD PADA KARYAWAN DI PT. BARUTAMA UNIT PAPER MILL 5/6/9 KUDUS 2015

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KEPATUHAN PEMAKAIAN APD PADA KARYAWAN DI PT. BARUTAMA UNIT PAPER MILL 5/6/9 KUDUS 2015 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KEPATUHAN PEMAKAIAN APD PADA KARYAWAN DI PT. BARUTAMA UNIT PAPER MILL 5/6/9 KUDUS 2015 M. Diky Fatkhur Rohman* ), MG Catur Yuantari ** ) *) Alumni Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memakai peralatan yang safety sebanyak 32,12% (Jamsostek, 2014).

BAB I PENDAHULUAN. memakai peralatan yang safety sebanyak 32,12% (Jamsostek, 2014). 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keselamatan kerja merupakan faktor penting yang harus diperhatikan dan dikondisikan oleh pihak perusahaan. Dengan kondisi keselamatan kerja yang baik pekerja dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyebabkan traumatic injury. Secara keilmuan, keselamatan dan

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyebabkan traumatic injury. Secara keilmuan, keselamatan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan dan keselamatan kerja adalah upaya pencegahan dari kecelakaan dan melindungi pekerja dari mesin dan peralatan kerja yang akan dapat menyebabkan traumatic

Lebih terperinci

Unnes Journal of Public Health

Unnes Journal of Public Health UJPH 4 () (0) Unnes Journal of Public Health http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujph ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN MEMAKAI ALAT PELINDUNG TELINGA PADA TENAGA KERJA BAGIAN PRODUKSI

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN RISIKO PENYAKIT AKIBAT KERJA DENGAN KESADARAN PEMAKAIAN MASKER PADA PEKERJA BAGIAN OPERATOR JAHIT CV

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN RISIKO PENYAKIT AKIBAT KERJA DENGAN KESADARAN PEMAKAIAN MASKER PADA PEKERJA BAGIAN OPERATOR JAHIT CV HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN RISIKO PENYAKIT AKIBAT KERJA DENGAN KESADARAN PEMAKAIAN MASKER PADA PEKERJA BAGIAN OPERATOR JAHIT CV. MAJU ABADI GARMENT SUKOHARJO NASKAH PUBLIKASI Disusun untuk Memenuhi Salah

Lebih terperinci

PERILAKU PENCEGAHAN PENULARAN HIV/AIDS PADA PENOLONG PERSALINAN SPONTAN DI RSUD BANJARNEGARA

PERILAKU PENCEGAHAN PENULARAN HIV/AIDS PADA PENOLONG PERSALINAN SPONTAN DI RSUD BANJARNEGARA PERILAKU PENCEGAHAN PENULARAN HIV/AIDS PADA PENOLONG PERSALINAN SPONTAN DI RSUD BANJARNEGARA Sutarni 1, Yuli Trisnawati 2 1,2 Akademi Kebidanan YLPP Purwokerto Yulitrisnawati079@gmail.com ABSTRAK Penyakit

Lebih terperinci

PERILAKU TIDAK AMAN (UNSAFE BEHAVIOUR) PADA PEKERJA DI UNIT MATERIAL PT. SANGO CERAMICS INDONESIA SEMARANG

PERILAKU TIDAK AMAN (UNSAFE BEHAVIOUR) PADA PEKERJA DI UNIT MATERIAL PT. SANGO CERAMICS INDONESIA SEMARANG PERILAKU TIDAK AMAN (UNSAFE BEHAVIOUR) PADA PEKERJA DI UNIT MATERIAL PT. SANGO CERAMICS INDONESIA SEMARANG Bella Sovira *), Nurjanah, S.KM, M.Kes **) *) Alumni Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro

Lebih terperinci

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEDISIPLINAN PEMAKAIAN ALAT PELINDUNG TELINGA DI BAGIAN WEAVING PT. PRIMATEXCO INDONESIA KABUPATEN BATANG

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEDISIPLINAN PEMAKAIAN ALAT PELINDUNG TELINGA DI BAGIAN WEAVING PT. PRIMATEXCO INDONESIA KABUPATEN BATANG BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEDISIPLINAN PEMAKAIAN ALAT PELINDUNG TELINGA DI BAGIAN WEAVING PT. PRIMATEXCO INDONESIA KABUPATEN BATANG Dewi Nugraheni Restu Mastuti (Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas

Lebih terperinci

PELAKSANAAN PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA TENAGA KERJA BAGIAN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT PKS RAMBUTAN PTPN-3 TEBING TINGGI TAHUN 2013

PELAKSANAAN PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA TENAGA KERJA BAGIAN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT PKS RAMBUTAN PTPN-3 TEBING TINGGI TAHUN 2013 PELAKSANAAN PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA TENAGA KERJA BAGIAN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT PKS RAMBUTAN PTPN- TEBING TINGGI TAHUN 0 Khoirotun Najihah, Lina Tarigan, Halinda Sari Lubis Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan angka ketergantungan (Kementrian Kesehatan Republik

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan angka ketergantungan (Kementrian Kesehatan Republik 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bekerja merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan derajat kehidupan seseorang. Saat bekerja kita mengharapkan lingkungan yang aman dan sehat sehingga pekerjaan

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. identifikasi kebutuhan dan syarat APD didapatkan bahwa instalasi laundry

BAB V PEMBAHASAN. identifikasi kebutuhan dan syarat APD didapatkan bahwa instalasi laundry BAB V PEMBAHASAN A. Identifikasi Kebutuhan dan Syarat APD Dari hasil pengamatan dan observasi yang telah dilakukan penulis di Instalasi Laundry Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. Soeharso Surakarta, dalam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kemauan hidup sehat bagi seluruh penduduk. Masyarakat diharapkan mampu

BAB 1 PENDAHULUAN. kemauan hidup sehat bagi seluruh penduduk. Masyarakat diharapkan mampu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan bertujuan meningkatkan kesadaran, kemampuan dan kemauan hidup sehat bagi seluruh penduduk. Masyarakat diharapkan mampu berpartisipasi aktif dalam

Lebih terperinci

BAB IITINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA. A. Manajemen Sumberdaya Manusia Manajemen Sumberdaya Manusia adalah penarikan seleksi,

BAB IITINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA. A. Manajemen Sumberdaya Manusia Manajemen Sumberdaya Manusia adalah penarikan seleksi, BAB IITINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA A. Manajemen Sumberdaya Manusia Manajemen Sumberdaya Manusia adalah penarikan seleksi, pengembangan, pemeliharaan, dan penggunaan sumberdaya manusia untuk mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan pekerja dari segi keselamatan dan kesehatan kerja. Karena bila ada

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan pekerja dari segi keselamatan dan kesehatan kerja. Karena bila ada BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sumber daya manusia merupakan aset perusahaan yang paling utama. Untuk menghasilkan produk yang berkualitas tinggi perusahaan harus memperhatikan kesejahteraan pekerja

Lebih terperinci

ABSTRAK. Simpulan : Ada hubungan pengetahuan APD masker dengan kedisiplinan penggunaannya. Kata Kunci : Pengetahuan APD, Kedisiplinan

ABSTRAK. Simpulan : Ada hubungan pengetahuan APD masker dengan kedisiplinan penggunaannya. Kata Kunci : Pengetahuan APD, Kedisiplinan ABSTRAK Sidik Abdul Azis, R0211046, 2015. Hubungan Pengetahuan Penggunaan APD Masker dengan Kedisiplinan Penggunaannya pada Pekerja Bagian Sewing Garmen di PT. Dan Liris, Sukoharjo, Diploma 4 Keselamatan

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PENELITIAN

BAB VI HASIL PENELITIAN BAB VI HASIL PENELITIAN 6.. Karakteristik Responden Distribusi responden yang berpendidikan SMP yaitu 55.6% lebih besar dibandingkan dengan SMA yaitu 38.0%. Umur responden antara 20-35 tahun sebesar 46.30%

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. upaya perlindungan terhadap tenaga kerja sangat diperlukan. Salah satunya dengan cara

BAB 1 : PENDAHULUAN. upaya perlindungan terhadap tenaga kerja sangat diperlukan. Salah satunya dengan cara 1 BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peranan tenaga kerja sebagai sumber daya manusia sangat penting. Oleh karena itu, upaya perlindungan terhadap tenaga kerja sangat diperlukan. Salah satunya dengan

Lebih terperinci

Rimba Putra Bintara Kandung E2A307058

Rimba Putra Bintara Kandung E2A307058 Hubungan Antara Karakteristik Pekerja Dan Pemakaian Alat Pelindung Pernapasan (Masker) Dengan Kapasitas Fungsi Paru Pada Pekerja Wanita Bagian Pengampelasan Di Industri Mebel X Wonogiri Rimba Putra Bintara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja merupakan salah satu bentuk upaya

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja merupakan salah satu bentuk upaya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja merupakan salah satu bentuk upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat dan bebas dari pencemaran lingkungan, sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. besar. Salah satu industri yang banyak berkembang yakni industri informal. di bidang kayu atau mebel (Depkes RI, 2003).

BAB I PENDAHULUAN. besar. Salah satu industri yang banyak berkembang yakni industri informal. di bidang kayu atau mebel (Depkes RI, 2003). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Industri mempunyai peranan penting yang sangat besar dalam menunjang pembangunan di Indonesia. Banyak industri kecil dan menengah baik formal maupun informal mampu menyerap

Lebih terperinci

*Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Sam Ratulangi Manado

*Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Sam Ratulangi Manado HUBUNGAN ANTARA KEBISINGAN DENGAN STRES KERJA PADA ANAK BUAH KAPAL YANG BEKERJA DI KAMAR MESIN KAPAL MANADO-SANGIHE PELABUHAN MANADO TAHUN 2015 Handre Sumareangin* Odi Pinontoan* Budi T. Ratag* *Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lingkungannya, serta cara-cara melakukan pekerjaan. Keselamatan kerja

BAB I PENDAHULUAN. lingkungannya, serta cara-cara melakukan pekerjaan. Keselamatan kerja BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keselamatan pekerja merupakan faktor yang sangat dominan dalam suatu industri, karena majunya suatu industri sangatlah dipengaruhi pula adanya suatu jaminan keselamatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan dikondisikan oleh pihak perusahaan. Dengan kondisi keselamatan kerja

BAB I PENDAHULUAN. dan dikondisikan oleh pihak perusahaan. Dengan kondisi keselamatan kerja BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keselamatan kerja merupakan faktor penting yang harus diperhatikan dan dikondisikan oleh pihak perusahaan. Dengan kondisi keselamatan kerja yang baik pekerja dapat melaksanakan

Lebih terperinci

KHALIMATUS SAKDIYAH NIM : S

KHALIMATUS SAKDIYAH NIM : S HUBUNGAN PEMAKAIAN ALAT PELINDUNG DIRI (MASKER) DENGAN FREKUENSI KEKAMBUHAN ASMA PADA PEKERJA INDUSTRI BATIK TRADISIONAL DI KECAMATAN BUARAN KABUPATEN PEKALONGAN Skripsi KHALIMATUS SAKDIYAH NIM : 08.0285.S

Lebih terperinci

ANALISIS KEPATUHAN KARYAWAN TERHADAP PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) DI PT. KEBON AGUNG UNIT PG. TRANGKIL PATI

ANALISIS KEPATUHAN KARYAWAN TERHADAP PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) DI PT. KEBON AGUNG UNIT PG. TRANGKIL PATI ANALISIS KEPATUHAN KARYAWAN TERHADAP PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) DI PT. KEBON AGUNG UNIT PG. TRANGKIL PATI Faddila Purna Dewi, Ekawati, Bina Kurniawan Bagian Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Fakultas

Lebih terperinci

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado HUBUNGAN ANTARA MASA KERJA, PENGETAHUAN PENGGUNAAN APD, DAN KEBIASAAN MEROKOK DENGAN PENURUNAN KAPASITAS VITAL PARU PADA PEKERJA INDUSTRI MEBEL DI DESA LEILEM KECAMATAN SONDER KABUPATEN MINAHASA Jennifer

Lebih terperinci

PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DI PT X LAMPUNG TENGAH

PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DI PT X LAMPUNG TENGAH PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DI PT X LAMPUNG TENGAH Mutiara Dwi Putri, Sutarni, Marlinda Apriyani 1 Mahasiswa, 2 Dosen Politeknik Negeri Lampung 1, 3 Dosen Politeknik Negeri Lampung 2

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. namun penerapan alat pelindung diri ini sangat dianjurkan (Tarwaka,2008).

BAB 1 PENDAHULUAN. namun penerapan alat pelindung diri ini sangat dianjurkan (Tarwaka,2008). BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Alat Pelindung Diri (APD) merupakan suatu perangkat yang digunakan oleh pekerja demi melindungi dirinya dari potensi bahaya serta kecelakaan kerja yang kemungkinan dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tepat akan dapat merugikan manusia itu sendiri. Penggunaan Teknologi

BAB I PENDAHULUAN. tepat akan dapat merugikan manusia itu sendiri. Penggunaan Teknologi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penggunaan teknologi maju sangat diperlukan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia, namun tanpa disertai dengan pengendalian yang tepat akan dapat merugikan manusia

Lebih terperinci

Ika Setyaningrum *), Suharyo**), Kriswiharsi Kun Saptorini**) **) Staf Pengajar Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro

Ika Setyaningrum *), Suharyo**), Kriswiharsi Kun Saptorini**) **) Staf Pengajar Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRAKTIK PENCEGAHAN PENULARAN KUSTA PADA KONTAK SERUMAH DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GAYAMSARI SEMARANG TAHUN 2013 Ika Setyaningrum *), Suharyo**), Kriswiharsi Kun

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. yang memiliki peran penting dalam kegiatan perusahaan. dari potensi bahaya yang dihadapinya (Shiddiq, dkk, 2013).

PENDAHULUAN. yang memiliki peran penting dalam kegiatan perusahaan. dari potensi bahaya yang dihadapinya (Shiddiq, dkk, 2013). PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan suatu upaya perlindungan kerja agar tenaga kerja selalu dalam keadaan selamat dan sehat selama melakukan pekerjaan ditempat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. para pihak diharapkan dapat melakukan pekerjaan dengan aman dan nyaman.

BAB I PENDAHULUAN. para pihak diharapkan dapat melakukan pekerjaan dengan aman dan nyaman. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan salah satu hal yang paling utama dalam melakukan aktivitas pekerjaan. Dengan keselamatan dan kesehatan kerja maka para pihak

Lebih terperinci

Definisi dan Tujuan keselamatan kerja

Definisi dan Tujuan keselamatan kerja Definisi dan Tujuan keselamatan kerja Keselamatan kerja adalah keselamatan yang bertalian dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan & proses pengolahannya, landasan tempat kerja & lingkungannya serta cara-cara

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERILAKU PENGGUNAAN MASKER DENGAN GANGGUAN FUNGSI PARU PADA PEKERJA MEBEL DI KELURAHAN HARAPAN JAYA, BANDAR LAMPUNG

HUBUNGAN PERILAKU PENGGUNAAN MASKER DENGAN GANGGUAN FUNGSI PARU PADA PEKERJA MEBEL DI KELURAHAN HARAPAN JAYA, BANDAR LAMPUNG HUBUNGAN PERILAKU PENGGUNAAN MASKER DENGAN GANGGUAN FUNGSI PARU PADA PEKERJA MEBEL DI KELURAHAN HARAPAN JAYA, BANDAR LAMPUNG Zamahsyari Sahli 1) Raisa Lia Pratiwi 1) 1) Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES)

Lebih terperinci

The keywords: behavior, Personal protective equipment

The keywords: behavior, Personal protective equipment FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI PADA KARYAWAN SPINNING I BAGIAN RING FRAME PT.APAC INTI CORPORA SEMARANG 2014 Iwansyah 1, Supriyono Asfawi 2 1 Alumni Fakultas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. Identifikasi Potensi Bahaya Identifikasi bahaya yang dilakukan mengenai jenis potensi bahaya, risiko bahaya, dan pengendalian yang dilakukan. Setelah identifikasi bahaya dilakukan,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sebagai daerah penghasilan furniture dari bahan baku kayu. Loebis dan

BAB 1 PENDAHULUAN. sebagai daerah penghasilan furniture dari bahan baku kayu. Loebis dan 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah kesehatan menjadi masalah utama baik di pedesaan maupun di perkotaan. Khususnya di negara berkembang pencemaran udara yang disebabkan adanya aktivitas dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. regional, nasional maupun internasional, dilakukan oleh setiap perusahaan secara

BAB I PENDAHULUAN. regional, nasional maupun internasional, dilakukan oleh setiap perusahaan secara 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Memasuki perkembangan era industrialisasi yang bersifat global seperti sekarang ini, persaingan industri untuk memperebutkan pasar baik pasar tingkat regional,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dunia industri dengan segala elemen pendukungnya selalu berkembang secara

BAB 1 PENDAHULUAN. Dunia industri dengan segala elemen pendukungnya selalu berkembang secara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia industri dengan segala elemen pendukungnya selalu berkembang secara dinamis seiring dengan kebutuhan manusia yang selalu berubah dan bertambah pula. Perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. saat ini. Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan salah satu upaya

BAB I PENDAHULUAN. saat ini. Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan salah satu upaya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keselamatan dan kesehatan kerja telah berkembang menjadi isu global saat ini. Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan salah satu upaya menjamin kualitas barang dan

Lebih terperinci

PENGARUH PENERAPAN PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI PT. DJITOE INDONESIAN TOBACCO SURAKARTA

PENGARUH PENERAPAN PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI PT. DJITOE INDONESIAN TOBACCO SURAKARTA PENGARUH PENERAPAN PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI PT. DJITOE INDONESIAN TOBACCO SURAKARTA Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi

Lebih terperinci

SL : Selalu KD : Kadang-kadang SR : Sering TP : Tidak Pernah

SL : Selalu KD : Kadang-kadang SR : Sering TP : Tidak Pernah No. Responden : KUESIONER PENELITIAN KEPATUHAN PENGGUNAAN APD, PENGETAHUAN TENTANG RISIKO PEKERJAAN KONSTRUKSI PEKERJA KONSTRUKSI DAN SIKAP TERHADAP PENGGUNAAN APD DI PROYEK PEMBANGUNAN APARTEMEN U-RESIDENCE

Lebih terperinci

Hirarki Pengendalian Potensi Bahaya K3

Hirarki Pengendalian Potensi Bahaya K3 ALAT PELINDUNG DIRI DEFINISI APD adalah seperangkat alat yang digunakan oleh tenaga kerja untuk melindungi seluruh/sebagian tubuhnya terhadap kemungkinan adanya potensi bahaya/kecelakaan kerja. APD dipakai

Lebih terperinci

HUBUNGAN BUDAYA KESEHATANDAN KESELAMATAN KERJA (K3) TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA DI BAGIAN INSTALASI PG.MRITJAN KEDIRI

HUBUNGAN BUDAYA KESEHATANDAN KESELAMATAN KERJA (K3) TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA DI BAGIAN INSTALASI PG.MRITJAN KEDIRI HUBUNGAN BUDAYA KESEHATANDAN KESELAMATAN KERJA (K3) TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA DI BAGIAN INSTALASI PG.MRITJAN KEDIRI Ratna Wardani, Edvin Ardiantoko, AmarinYudhana STIKES SURYA MITRA HUSADA KEDIRI Abstrak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan pada bidang konstruksi bangunan merupakan salah satu yang berpengaruh besar dalam mendukung perkembangan pembangunan di Indonesia. Dengan banyaknya perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pasar lokal, nasional, regional maupun internasional, dilakukan oleh setiap

BAB I PENDAHULUAN. pasar lokal, nasional, regional maupun internasional, dilakukan oleh setiap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Industrialisasi telah tumbuh dan berkembang seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Memasuki perkembangan era industrialisasi yang bersifat

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP PERILAKU CUCI TANGAN PAKAI SABUN PADA MASYARAKAT DI DESA SENURO TIMUR

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP PERILAKU CUCI TANGAN PAKAI SABUN PADA MASYARAKAT DI DESA SENURO TIMUR HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP PERILAKU CUCI TANGAN PAKAI SABUN PADA MASYARAKAT DI DESA SENURO TIMUR Nur Alam Fajar * dan Misnaniarti ** ABSTRAK Penyakit menular seperti diare dan ISPA (Infeksi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kepuasan memiliki bermacam-macam arti, masing-masing bidang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kepuasan memiliki bermacam-macam arti, masing-masing bidang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kepuasan Kepuasan memiliki bermacam-macam arti, masing-masing bidang pengetahuan memiliki pengertian yang berlainan tentang kepuasan, adapun berbagai macam pengertian

Lebih terperinci

Lampiran 1 LEMBAR PERSETUJUAN PENELITIAN. Responden yang saya hormati,

Lampiran 1 LEMBAR PERSETUJUAN PENELITIAN. Responden yang saya hormati, Lampiran 1 LEMBAR PERSETUJUAN PENELITIAN Responden yang saya hormati, Saya yang bertanda tangan dibawah ini adalah Mahasiswi Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Esa

Lebih terperinci

Erma Prihastanti, Puji Hastuti Prodi DIII Kebidanan Purwokerto Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Semarang

Erma Prihastanti, Puji Hastuti Prodi DIII Kebidanan Purwokerto Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Semarang HUBUNGAN PEKERJAAN, STATUS EKONOMI, PENDIDIKAN IBU HAMIL DENGANPENGETAHUAN IMUNISASI TETANUS TOKSOID DI PUSKESMAS BATURRADEN II KECAMATAN BATURRADEN KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2014 Erma Prihastanti, Puji

Lebih terperinci

PERALATAN PERLINDUNGAN DIRI

PERALATAN PERLINDUNGAN DIRI PAKAIAN KERJA 1. Pemilihan pakaian harus diperhitungkan kerja kemungkinan bahaya yang akan dialami pekerja. 2. Pakaian harus sesuai dengan ukuran dan tidak menghalangi kerja 3. Pakaian yang longgar/dasi

Lebih terperinci

N. P. Wida Pangestika 1, N.P. Ariastuti 2. Kedokteran, Universitas Udayana, Denpasar, Bali, 80232, Indonesia, ABSTRAK

N. P. Wida Pangestika 1, N.P. Ariastuti 2. Kedokteran, Universitas Udayana, Denpasar, Bali, 80232, Indonesia, ABSTRAK PERILAKU PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI TERKAIT KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PENGRAJIN PATUNG KAYU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS UBUD I GIANYAR BALI N. P. Wida Pangestika 1, N.P. Ariastuti 2 1 Program

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, KETERSEDIAAN APD DENGAN KEPATUHAN PEMAKAIAN APD PEKERJA BAGIAN WEAVING PT ISKANDARTEX INDAH PRINTING TEXTILE SKRIPSI

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, KETERSEDIAAN APD DENGAN KEPATUHAN PEMAKAIAN APD PEKERJA BAGIAN WEAVING PT ISKANDARTEX INDAH PRINTING TEXTILE SKRIPSI HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, KETERSEDIAAN APD DENGAN KEPATUHAN PEMAKAIAN APD PEKERJA BAGIAN WEAVING PT ISKANDARTEX INDAH PRINTING TEXTILE SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains

Lebih terperinci

: Minor injury, knowledge, attitude, obedience, fatigue, PPE

: Minor injury, knowledge, attitude, obedience, fatigue, PPE HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, KEPATUHAN TERHADAP PROSEDUR, KELELAHAN, DAN PENGGUNAAN APD DENGAN KEJADIAN MINOR INJURY PADA OPERATOR PRODUKSI PERUSAHAAN PERTAMBANGAN PASIR DI KLATEN Silvia Rahmania, Bina

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan didukung dengan kondisi kesuburan tanah dan iklim tropis yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. dan didukung dengan kondisi kesuburan tanah dan iklim tropis yang dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertanian merupakan salah satu sektor kehidupan masyarakat Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari mayoritas penduduk yang bermata pencaharian sebagai petani dan didukung

Lebih terperinci

Peralatan Perlindungan Pekerja

Peralatan Perlindungan Pekerja Oleh: 2013 Peralatan Proteksi Keselamatan Kerja Reference : Hamid R. Kavianian & Charles A. Wentz. 1990. Occuputional & Enviromental Safety Engineering & Management. 1. John Wiley & Sons Inc. New York

Lebih terperinci

RELATIONSHIP BETWEEN EDUCATION AND KNOWLEDGE WITH KADARZI BEHAVIOR IN RURAL AREAS REPRESENTED BY KEMBARAN I DISTRICT

RELATIONSHIP BETWEEN EDUCATION AND KNOWLEDGE WITH KADARZI BEHAVIOR IN RURAL AREAS REPRESENTED BY KEMBARAN I DISTRICT HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU KELUARGA SADAR GIZI (KADARZI) PADA MASYARAKAT PERKOTAAN DAN PERDESAAN DI KABUPATEN BANYUMAS RELATIONSHIP BETWEEN EDUCATION AND KNOWLEDGE WITH

Lebih terperinci

Skripsi ini Disusun guna Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Ijazah. Disusun Oleh : DESI RATNASARI J

Skripsi ini Disusun guna Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Ijazah. Disusun Oleh : DESI RATNASARI J HUBUNGAN PERSEPSI RISIKO KECELAKAAN DAN PENYAKIT AKIBAT KERJA (PAK) DENGAN KEDISIPLINAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) PADA BAGIAN PRODUKSI JALUR 1 DAN 2 DI PT WIKA BETON BOYOLALI Tbk. Skripsi ini

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. perhatian dan kerja keras dari pemerintah maupun masyarakat.

BAB 1 : PENDAHULUAN. perhatian dan kerja keras dari pemerintah maupun masyarakat. 1 BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya yang diarahkan guna mencapai kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. adanya peningkatan kulitas tenaga kerja yang maksimal dan didasari oleh perlindungan hukum.

BAB 1 : PENDAHULUAN. adanya peningkatan kulitas tenaga kerja yang maksimal dan didasari oleh perlindungan hukum. 1 1.1 Latar Belakang BAB 1 : PENDAHULUAN Tenaga kerja mempunyai peranan dan kedudukan yang sangat penting sebagai pelaku dan tujuan pembangunan nasional. Untuk mencapai pembangunan nasional tersebut maka

Lebih terperinci

The Relations of Knowledge and The Adherence to Use PPE in Medical Service Employees in PKU Muhammadiyah Gamping Hospital.

The Relations of Knowledge and The Adherence to Use PPE in Medical Service Employees in PKU Muhammadiyah Gamping Hospital. The Relations of Knowledge and The Adherence to Use PPE in Medical Service Employees in PKU Muhammadiyah Gamping Hospital. Hubungan Pengetahuan Dengan Kepatuhan Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maju bahkan telah menggeser paradigma quality kearah paradigma quality

BAB I PENDAHULUAN. maju bahkan telah menggeser paradigma quality kearah paradigma quality BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Upaya meningkatkan mutu pelayanan dan meningkatkan upaya keselamatan pasien sudah merupakan gerakan universal. Berbagai negara maju bahkan telah menggeser paradigma

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. landasan kerja dan lingkungan kerja serta cara-cara melakukan pekerjaan dan proses

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. landasan kerja dan lingkungan kerja serta cara-cara melakukan pekerjaan dan proses BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Keselamatan Kerja Tarwaka (2008: 4) mengatakan bahwa keselamatan kerja adalah keselamatan yang berkaitan dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan dan proses pengolahan,

Lebih terperinci

Petunjuk : Pilih salah satu jawaban dengan memberikan checklist ( ) pada kolom yang sesuai dengan jawaban responden.

Petunjuk : Pilih salah satu jawaban dengan memberikan checklist ( ) pada kolom yang sesuai dengan jawaban responden. LAMPIRAN 1 KUESIONER PENELITIAN HUBUNGAN FAKTOR PREDISPOSISI, PENDUKUNG, DAN PENGUAT DALAM PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) DENGAN PENCEGAHAN PNEUMOKONIOSIS PADA TENAGA KERJA BONGKAR MUAT (TKBM) DI

Lebih terperinci

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: X

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: X Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: 2460-657X Hubungan Pengetahuan, Sikap, dan Kenyamanan dengan Penggunaan Alat Pelindung Diri pada Pekerja Bangunan di Sebuah Perusahaan Konstruksi di Bandung Tahun 2017

Lebih terperinci

Mira Handayati ¹) Yuldan Faturahman, S.KM, M.Kes dan Sri Maywati, S.KM, M.Kes ²)

Mira Handayati ¹) Yuldan Faturahman, S.KM, M.Kes dan Sri Maywati, S.KM, M.Kes ²) FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN ENGGUNAAN ALAT ELINDUNG DIRI (AD) ADA EKERJA DI DIVISI SINNING T.INDORAMA SYNTHETICS TBK URWAKARTA Mira Handayati ¹) Yuldan Faturahman, S.KM, M.Kes dan Sri Maywati,

Lebih terperinci

Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya * Abstrak

Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya *   Abstrak PERBEDAAN EFEKTIVITAS METODE DISKUSI DAN CERAMAH TERHADAP PENGETAHUAN PEKERJA TENTANG ALAT PELINDUNG DIRI (APD) DI BENGKEL LAS KELURAHAN BUKIT LAMA PALEMBANG 1 Mely Sakiyah, 2* Jaji, 3 Putri Widita Muharyani

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Globalisasi dan pasar bebas WTO (World Trade Organisasi) dan. GATT (General Agremeent on Tariffs and Trade) yang akan berlaku tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. Globalisasi dan pasar bebas WTO (World Trade Organisasi) dan. GATT (General Agremeent on Tariffs and Trade) yang akan berlaku tahun 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Globalisasi dan pasar bebas WTO (World Trade Organisasi) dan GATT (General Agremeent on Tariffs and Trade) yang akan berlaku tahun 2020 mendatang, keselamatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia perlu mendapat perhatian khusus baik kemampuan, keselamatan, berbagai faktor yaitu tenaga kerja dan lingkungan kerja.

BAB I PENDAHULUAN. manusia perlu mendapat perhatian khusus baik kemampuan, keselamatan, berbagai faktor yaitu tenaga kerja dan lingkungan kerja. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Tenaga kerja sebagai sumber daya manusia memegang peranan utama dalam proses pembangunan industri. Oleh karena itu peranan sumber daya manusia perlu mendapat perhatian

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. masalah-masalah baru yang harus bisa segera diatasi apabila perusahaan tersebut

BAB 1 : PENDAHULUAN. masalah-masalah baru yang harus bisa segera diatasi apabila perusahaan tersebut BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin berkembangnya dunia industri, mengakibatkan munculnya masalah-masalah baru yang harus bisa segera diatasi apabila perusahaan tersebut ingin tetap eksis. Masalah

Lebih terperinci