ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT STRESS DENGAN KEJADIAN PREMENSTRUAL SYNDROME (PMS) PADA KARYAWATI BAGIAN PRODUKSI
|
|
- Sudirman Iskandar
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT STRESS DENGAN KEJADIAN PREMENSTRUAL SYNDROME (PMS) PADA KARYAWATI BAGIAN PRODUKSI Nurul Kholijah Aspia Nurlina, SKM., M.Kes dan Kiki Korneliani, SKM., M.Kes Mahasiswi Fakultas Ilmu Kesehatan Peminatan Epidemiologi Universitas Siliwangi Dosen Pembimbing Bagian Epidemiologi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Siliwangi ABSTRAK Premenstrual syndrome (PMS) adalah suatu kondisi yang terdiri atas beberapa gejala fisik, emosi dan perilaku yang dialami oleh seorang perempuan sebelum datangnya siklus menstruasi, yang menyebabkan ia mengalami gangguan dalam fungsi dan aktifitas sehari-hari, gejala-gejala tersebut akan menghilang saat menstruasi tiba (Sylvia, 2010). Faktor psikologis seperti stress merupakan salah satu penyebab PMS (Winkjosastro dalam Izzatul Anita, 2007). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan tingkat stress dengan kejadian Premenstrual Syndrome (PMS). Metode penelitian menggunakan metode survei analitik dengan pendekatan cross sectional dengan sampel 114 dari 166 populasi.analisis yang dilakukan yaitu analisis univariat menggunakan distribusi frekuensi dan analisis bivariat menggunakan Uji Chi Square. Hasil penelitian menunjukkan usia termuda responden adalah 21 tahun dan usia tertua 25 tahun, responden dari spinning 1 adalah 55 orang dan spinning 2 adalah 53 orang, responden yang mengalami PMS 75%, responden yang mengalami stress 80,6%. Analisis menggunakan chi-square menunjukan bahwa ada hubungan antara tingkat stress dengan kejadian PMS dengan nilai p < 0,05 (0,000). Disarankan kepada perusahaan untuk memberikan training kesehatan secara umum kepada para karyawannya. Kepustakaan : 7 ( ) Kata Kunci : Tingkat Stress, Premenstrual Syndrome 1
2 ABSTRACT Premenstrual syndrome ( PMS ) is a condition that consists of multiple physical symptoms, emotions and behaviors experienced by a woman prior to arrival of the menstrual cycle, which causes it to crash in function and everyday activities, these symptoms will disappear when menstruation arrives ( Sylvia, 2010). Psychological factors such as stress is one of the causes of PMS ( Winkjosastro in Izzatul Anita, 2007). This study aimed to analyze the relationship between stress levels with the incidence of premenstrual syndrome ( PMS ). Survey research methods using analytic methods with cross sectional sample of 114 of the 166 population. The analysis is performed univariate analysis using frequency distribution and bivariate analysis using Chi Square test. The results showed the youngest age of respondents was 21 years old and the oldest 25 years of age, the respondents from 1 spinning and spinning is 55 2 is 53 people, respondents who have PMS 75 %, of respondents who experienced stress 80.6 %. Using chi - square analysis showed that there is a relationship between stress levels with the incidence of PMS with p < 0.05 ( ). Suggested to the company to provide general medical training to its employees. Literature : 7 ( ) Key Word : Stress Level, Premenstrual Syndrome 2
3 1. PENDAHULUAN Berdasarkan survei, PMS merupakan masalah kesehatan umum yang paling banyak dilaporkan oleh wanita usia subur. Saat ini diperkirakan prevalensi dari gejala klinis yang berarti adalah sekitar 12,6%-31% dari wanita yang mengalami menstruasi. Studi epidemiologi menunjukkan kurang lebih 20% dari wanita usia reproduksi mengalami gejala PMS tingkat sedang sampai berat. Berdasarkan penelitian yang disponsori oleh WHO pada tahun 1981, didapatkan hasil bahwa gejala PMS dialami oleh 23% wanita Indonesia (Kumalasari Erma, 2012). Premenstrual syndrome (PMS) adalah suatu kondisi yang terdiri atas beberapa gejala fisik, emosi dan perilaku yang dialami oleh seorang perempuan sebelum datangnya siklus menstruasi, yang menyebabkan ia mengalami gangguan dalam fungsi dan aktifitas sehari-hari, gejala-gejala tersebut akan menghilang saat menstruasi tiba (Sylvia, 2010). Faktor psikologis seperti stress merupakan salah satu penyebab PMS (Winkjosastro dalam Izzatul Anita, 2007). Saat stress, tubuhakan memproduksi hormon adrenalin, estrogen, progesteron serta prostaglandin yang berlebihan. Estrogen dapat menyebabkan peningkatan kontraksi uterus secara berlebihan, sedangkan progesteron bersifat menghambat kontraksi.peningkatan kontraksi secara berlebihan ini menyebabkan rasa nyeri.selain itu hormon adrenalin juga meningkat sehingga menyebabkan otot tubuh tegang termasuk otot rahim dan dapat menjadikan nyeri ketika menstruasi (Puji, 2009).Stress dapat mempengaruhi derajat keparahan gejala premenstrualsyndrome (PMS). Stress dapat berasal dari internal maupun eksternal dalam diri wanita (Mulyono dkk, 2001) Stress dapat diartikan sebagai respon (reaksi) fisik dan psikis, yang berupa perasaan tidak enak, tidak nyaman, atau tertekan terhadap tekanan atau tuntutan yang dihadapi (Yusuf, dan Nurihsan, 2010). Zaman sekarang ini, semakin banyak wanita yang memilih untuk beraktivitas di luar rumah. Kondisi ini akan berhubungan erat dengan semakin banyaknya stress yang menyerang wanita (Razi, 2008). Wanita yang bekerja mengalami berbagai stress ditempat kerja, baik stress yang bersifat fisik karena beberapa kondisi lingkungan kerja fisik yang berada diatas nilai ambang 3
4 batas yang diperkenankan, atau juga dapat ditambah oleh adanya stress yang bersifat non fisik (psikososial), yang dapat berpengaruh terhadap kondisi kesehatannya (Mulyono dkk, 2001). Berdasarkan survey pendahuluan tentang tingkat stress yang dilakukan terhadap 26 orang karyawan wanita bagian produksi PT Indorama Synthetics Tbk Divisi Spinning pada tanggal 3-4 Juni 2013 didapatkan sebesar 92,3 % (24 orang) mengalami stress ringan dan sebesar 7,7 % (2 orang) mengalami stress sedang. Sedangkan untuk kejadian PMS didapatkan sebesar 96,15 % (25 orang). 2. Tujuan Penelitian Mengetahui hubungan tingkat stress dengan kejadian Premenstrual Syndrome pada karyawati bagian produksi di PT Indorama Synthetics Tbk Divisi Spinning Departemen Spinning 1 & Metode Penelitian Metode yang digunakan adalah metode survey dengan menggunakan pendekatancross Sectional. Populasi pada penelitian ini adalah semua karyawati bagian produksi Departemen Spinning 1 & 2 PT Indorama Synthetics Tbk yaitu sebanyak 166 orang. Sample dari penelitian ini adalah sebagian orang yang diambil dari populasi dengan perhitungan sampel menurut rumus LameShow, 1997) yaitu dengan tingkat ketelitian nya 0,05% menjadi 114 sampel, sampel diperkecil lagi dengan kriteri-kriteria tertentu sehinggga didapatkan jumlah sampel menjadi 108 responden. 4. Teknik Pengambilan Data Data sekunder diperoleh dari data PT Indorama Synthetics Tbk Divisi Spinning. Data primer diperoleh dari pengamatan langsung dan alat bantu kuesioner. Data primer meliputi data tingkat stress dan kejadian Premenstrual Syndrome (PMS) 4
5 5. Analisis Data Analisis Univariat variabel dependen maupun independen dianalisis dengan tabel distribusi frekuensi diantaranya variabel tingkat stress dan kejadian PMS. Analisis Bivariat menggunakan Uji Chi-Square, dengan tingkat kemaknaan 0,05. Hasil yang diperoleh pada analisis Chi-Square dengan menggunakan program SPSS 16 yaitu nilai p, kemudian dibandingkan dengan 0,05 6. HASIL Berdasarkan kriteria eksklusi dan inklusi, dari seluruh sampel yang berjumlah 114 orang responden, didapatkan 108 orang responden yang memenuhi kriteria, dikarenakan sebanyak 6 orang responden memiliki status gizi lebih dan status gizi kurang. Jumlah responden tersebut merupakan gabungan dari departemen spinning 1 dan spinning 2. Responden yang berumur paling muda adalah 21 tahun sebanyak 1 orang responden (0,9%), responden yang berumur paling tua adalah 35 tahun sebanyak 9 orang (8,3%), sedangkan jumlah umur terbanyak dari responden ada pada umur 32 tahun yaitu sebanyak 14 orang (13%). Tabel 6.1 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Tingkat Stress Pada Karyawati Bagian Produksi PT Indorama Synthetics Tbk Divisi Spinning No Tingkat Stress Frekuensi N Persentase (%) 1 Stress Sangat Berat 7 6,5 2 Stress Berat 19 17,6 3 Stress Sedang Stress Ringan 20 18,5 5 Tidak Stress 21 19,4 Jumlah Berdasarkan Tabel 6.1 diketahui bahwa jumlah responden yang mengalami stress sangat berat sebanyak 7 orang responden (6,5%), responden yang mengalami stress berat sebanyak 19 orang responden 5
6 (17,6%), responden yang mengalami stress sedang sebanyak 41 orang responden (38%), responden yang mengalami stress ringan sebanyak 20 orang responden (18,5%) dan responden yang tidak mengalami stress sebanyak 21 orang responden (19,4%). Untuk keperluan analisis uji hubungan, maka tingkat stress dikategorikan menjadi dua yaitu tidak stress dan stress, dikarenakan stress merupakan faktor resiko PMS.Berdasarkan pengelompokan tersebut, didapatkan hasil yang dapat dilihat pada Tabel 6.2. Tabel 6.2 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Stress Pada Karyawati Bagian Produksi PT Indorama Synthetics Tbk Divisi Spinning No Kategori Stress Frekuensi N Persentase (%) 1 Stress 87 80,6 2 Tidak Stress 21 19,4 Jumlah Berdasarkan Tabel 6.2 diketahui bahwa responden yang mengalami stress sebanyak 87 orang responden (80,6%) dan responden yang tidak mengalami stress sebanyak 21 orang responden (19,4%). Tabel 6.3 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Kejadian Premenstrual Syndrome Pada Karyawati Bagian Produksi PT Indorama Synthetics Tbk Divisi Spinning No Kejadian PMS Frekuensi N Persentase (%) 1 PMS Tidak PMS Jumlah Berdasarkan Tabel 6.3 diketahui bahwa responden yang mengalami PMS sebanyak 81 orang responden (75%) dan responden yang tidak mengalami PMS sebanyak 27 orang responden (25%). Selain itu dilakukan pula perhitungan mengenai prevalensi PMS. Hasil perhitungan prevalensi diuraikan sebagai berikut : 6
7 Kasus PMS Populasi X 100% X 100% = 75 % Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, diketahui bahwa prevalensi kejadian PMS pada karyawati bagian produksi PT Indorama Synthetics Tbk Divisi Spinning adalah 75%. Tabel 6.4 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Dampak PMS Pada Pada Karyawati Bagian Produksi PT Indorama Synthetics Tbk Divisi Spinning No 1 2 Dampak PMS Mengganggu aktivitas seharihari Tidak mengganggu aktivitas seharihari Frekuensi N Persentase (%) 62 76, ,46 Jumlah ,0 Berdasarkan Tabel 6.4 diketahui bahwa jumlah responden yang merasakan aktivitas sehari-hari terganggu akibat PMS yaitu sebanyak 62 orang responden (76,54%), sedangkan responden yang tidak merasa terganggu akibat PMS sebanyak 19 orang responden (23,46%). Tabel 6.5Hubungan Tingkat Stress dengan Kejadian PMS Pada Karyawati Bagian Produksi PT Indorama Synthetics Tbk Divisi Spinning PMS No Tingkat Stress Ya Tidak Total N % N % N % 1 Stress Sangat Berat 7 8, ,5 2 Stress Berat 19 23, ,6 3 Stress Sedang , Stress Ringan , ,5 5 Tidak Stress 8 9, , Jumlah p value 0,000 7
8 Berdasarkan Tabel 6.5 dapat diketahui bahwa responden yang mengalami stress sangat berat seluruhnya mengalami PMS (8,6%). Responden yang mengalami stress berat seluruhnya mengalami PMS (23,5%). Responden yang mengalami stress sedang, lebih banyak yang mengalami PMS (42%) dibandingkan dengan yang tidak mengalami PMS (25,9%). Responden yang mengalami stress ringan, lebih banyak yang mengalami PMS (16%) dibandingkan dengan yang tidak mengalami PMS (25,9%), responden yang tidak mengalami stress lebih banyak yang tidak mengalami PMS (48,1%) dibandingkan dengan yang mengalami PMS (9,9%). Berdasarkan uji statistik Chi-Square diperoleh nilai p=0,000 (p value kurang dari 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan bermakna antara tingkat stress dengan kejadian PMS. Untuk mengetahui nilai risiko stress maka kategori tingkat stress dikelompokan ke dalam dua kategori yaitu stress dan tidak stress. Tabel 6.6 Hubungan Stress dengan Kejadian PMS Pada Karyawati Bagian Produksi PT Indorama Synthetics Tbk Divisi Spinning PMS No Kategori Stress Ya Tidak Total N % N % N % 1 Stress 73 90, , ,6 2 Tidak Stress 8 9, , ,4 Jumlah p value OR 0,000 8,473 Berdasarkan Tabel 6.6 dapat diketahui bahwa responden yang mengalami stress, lebih banyak yang mengalami PMS (90,1%), dibandingkan yang tidak mengalami PMS (51,9%). Pada responden yang tidak mengalami stress, lebih banyak yang tidak mengalami PMS (48,1%), dibandingkan yang mengalami PMS (9,9%). Berdasarkan uji statistik Chi-Square diperoleh nilai p=0,000 (p value kurang dari 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan bermakna antara tingkat stress dengan kejadian PMS. Nilai 8
9 OR=8,473 yang berarti responden yang mengalami stress memiliki risiko 8,473 kali mengalami PMS dibandingkan responden yang tidak mengalami stress. Simpulan 1. Prevalensi PMS sebesar 71,05% dengan kategori tingkat stress 6,5% mengalami stress sangat berat, 17,6% mengalami stress berat, 38% mengalami stress sedang, 18,5% mengalami stress ringan dan 19,4% tidak mengalami stress. 2. Responden yang mengalami PMS sebanyak 81 orang responden (75%), sedangkan responden yang tidak mengalami PMS sebanyak 27 orang responden (25%). 3. Ada hubungan antara tingkat stress dengan kejadian PMS dengan nilai p value=0,000 dan nilai OR=8,473. Saran Perusahaan perlu memberikan penyuluhan tentang kesehatan reproduksi pada saat training rutin yang diadakan oleh Departemen Safety.Jadi, departemen safety tidak hanya memberikan informasi tentang kesehatan dan keselamatan kerja (K3) tetapi juga memberikan informasi tentang kesehatan secara umum. DAFTAR PUSTAKA Kumalasari, Erma Hubungan antara Rasio Lingkar Pinggang Panggul, Asupan Zat Gizi dan Aktivitas Fisik dengan Kejadian Sydrome Pramenstruasi pada Siswi MTsN Mlinjon Filial Trucuk Klaten Tahun Elvira, Sylvia. D Sindrom Pra-Menstruasi. Jakarta : Balai Penerbit FKUI Izzatul Anita Pengaruh Pre-Menstrual Syndrome (PMS) terhadap Tingkat Amarah pada Mahasiswi Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri (UIN). Istiqomah, Puji Keefektifan Senam Dismenore dalam Mengurangi Dismenore pada Remaja Putri di SMUN 5 Semarang. Mulyono dkk Stress Psikososial pada Wanita Pekerja Status Kawin di PT Tulus Trituggal Gresik. Yusuf, Syamsu & Nurihsan, Juntika Teori Kepribadian. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya 9
10 Maulana, Razi Hubungan Karakteristik Wanita Usia Reproduktif dengan Premenstrual Syndrome (PMS) di Poli Obstetri dan Gynekologi BPK RSUD Dr. Zainoel Abidin 10
HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS OLAHRAGA DENGAN KEJADIAN SINDROM PRAMENSTRUASI PADA SISWI KELAS XI DI SMAN 1 SENTOLO
NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS OLAHRAGA DENGAN KEJADIAN SINDROM PRAMENSTRUASI PADA SISWI KELAS XI DI SMAN 1 SENTOLO Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Derajat Sarjana Ilmu Keperawatan
Lebih terperinciABSTRAK HUBUNGAN RERATA ASUPAN KALSIUM PER HARI DENGAN KADAR KALSIUM DARAH PADA PEREMPUAN DENGAN SINDROMA PREMENSTRUASI
ABSTRAK HUBUNGAN RERATA ASUPAN KALSIUM PER HARI DENGAN KADAR KALSIUM DARAH PADA PEREMPUAN DENGAN SINDROMA PREMENSTRUASI Bertha Melisa Purba, 2011 Pembimbing : I. Winsa Husin, dr., M.Sc., M.Kes., PA(K)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan 2011 yang memenuhi kriteria inklusi, dismenorea adalah salah satu
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan lima belas studi utama yang diterbitkan antara tahun 2002 dan 2011 yang memenuhi kriteria inklusi, dismenorea adalah salah satu masalah yang paling umum
Lebih terperinciABSTRAK FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI GANGGUAN MENSTRUASI PADA SISWI KELAS 2 SMA X KOTA BANDUNG TAHUN 2015
ABSTRAK FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI GANGGUAN MENSTRUASI PADA SISWI KELAS 2 SMA X KOTA BANDUNG TAHUN 2015 Firina Adelya Sinaga, 2015. Pembimbing I : July Ivone, dr.,mkk.,mpd.ked Pembimbing II : Cherry
Lebih terperinciHUBUNGAN USIA MENARCHE, LAMA MENSTRUASI, DAN RIWAYAT KELUARGA DENGAN KEJADIAN DISMENORE PADA SISWI SMK NEGERI 8 MEDAN TAHUN 2015.
HUBUNGAN USIA MENARCHE, LAMA MENSTRUASI, DAN RIWAYAT KELUARGA DENGAN KEJADIAN DISMENORE PADA SISWI SMK NEGERI 8 MEDAN TAHUN 2015 Oleh: FADHILAH ULIMA NASUTION 120100385 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS
Lebih terperinciHUBUNGAN STATUS GIZI DAN USIA MENARCHE DENGAN DISMENORHEA PRIMER PADA REMAJA PUTRI KELAS XI SMA NEGERI 15 PALEMBANG
HUBUNGAN STATUS GIZI DAN USIA MENARCHE DENGAN DISMENORHEA PRIMER PADA REMAJA PUTRI KELAS XI SMA NEGERI 15 PALEMBANG Eka Rahmadhayanti 1, Anur Rohmin 2 1,2 Program Studi D III Kebidanan, STIK Siti Khadijah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebelum dan selama menstruasi bahkan disertai sensasi mual. 1 Dalam istilah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada saat menstruasi sebagian besar perempuan sering mengalami keluhan sensasi yang tidak nyaman seperti nyeri pada perut bagian bawah sebelum dan selama menstruasi
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA USIA MENARCHE DAN LAMA MENSTRUASI DENGAN KEJADIAN DISMENORE PRIMER PADA REMAJA PUTRI DI SMK NEGERI 4 SURAKARTA
HUBUNGAN ANTARA USIA MENARCHE DAN LAMA MENSTRUASI DENGAN KEJADIAN DISMENORE PRIMER PADA REMAJA PUTRI DI SMK NEGERI 4 SURAKARTA Skripsi ini Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijasah SI Kesehatan
Lebih terperinciAbstrak. Analisis Kejadian Dismenore Primer Pada Remaja Putri Kelas XI SMK YAPSIPA Kota Tasikmalaya
Abstrak ADE SRI SARI ASIH FAKULTAS ILMU KESEHATA UNIVERSITAS SILIWANGI TASIKMALAYA PEMINATAN EPIDEMIOLOGI Analisis Kejadian Dismenore Primer Pada Remaja Putri Kelas XI SMK YAPSIPA Kota Tasikmalaya Saat
Lebih terperinciAKTIVITAS FISIK DENGAN SINDROM PREMENSTRUASI PADA SISWA SMP PHYSICAL ACTIVITY IN STUDENTS WITH PREMENSTRUAL SYNDROME
JURNAL ILMU KESEHATAN AISYAH STIKES AISYAH PRINGSEWU LAMPUNG VOLUME 1 NO. 2 (JULI DESEMBER 2016) P-ISSN: 2502-4825 E-ISSN: 2502-9495 AKTIVITAS FISIK DENGAN SINDROM PREMENSTRUASI PADA SISWA SMP PHYSICAL
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kanak ke masa dewasa yang meliputi perubahan biologi, perubahan
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan salah satu periode dari perkembangan manusia. Masa ini merupakan perubahan atau peralihan dari masa kanak kanak ke masa dewasa yang meliputi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Data demografi menunjukkan bahwa populasi remaja mendominasi jumlah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Data demografi menunjukkan bahwa populasi remaja mendominasi jumlah penduduk di dunia. Menurut World Health Organization (WHO) pada tahun 2007 sekitar seperlima
Lebih terperinciHUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KEJADIAN DISMENOREA PADA MAHASISWI (Studi Di FKIP Biologi Universitas Siliwangi Tasikmalaya)
HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KEJADIAN DISMENOREA PADA MAHASISWI (Studi Di FKIP Biologi Universitas Siliwangi Tasikmalaya) Candri Walyani 1) Nurlina dan Novianti 2) Mahasiswi Fakultas Ilmu Kesehatan
Lebih terperinciStikes Paguwarmas Journal of Midwivery and Pharmacist.
HUBUNGAN ANTARA KETERATURAN MELAKUKAN OLAHRAGA DENGAN KEJADIAN SINDROM PREMENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI DI STIKES PAGUWARMAS MAOS CILACAP Eka Mei Susanti, Prodi Kebidanan, Stikes Paguwarmas Maos Cilacap,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. berjalan lambat. Pada masa ini seorang perempuan mengalami perubahan, salah satu diantaranya adalah menstruasi (Saryono, 2009).
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan pubertas meliputi suatu kompleks biologis, morfologis, dan perubahan psikologis yang meliputi proses transisi dari anak-anak menjadi dewasa. Pada perempuan,
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. menjawab pertanyaan penelitian yaitu untuk mengetahui apakah terdapat
BAB V PEMBAHASAN Berdasarkan pengolahan hasil data yang terkumpul diharapkan dapat menjawab pertanyaan penelitian yaitu untuk mengetahui apakah terdapat hubungan premenstrual syndrome dan emotion focused
Lebih terperinciADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI YA II SURABAYA PROGRAM FAKULTAS SKRIPSI ANALISIS FAKTOR KEJADIAN DISMINORE...
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DISMENORE PRIMER PADA REMAJA PUTRI DI MTS NEGERI SURABAY YA II PENELITIAN CROSS SECTIONAL Oleh : Nama : Stefani Angel Kumalasari NIM. 131311123020
Lebih terperinciBEBERAPA FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PRIMER PADA SUPIR TRUK
BEBERAPA FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PRIMER PADA SUPIR TRUK Melly Mustikasari 1) Korneliani dan vianti 2) Mahasiswi Fakultas Ilmu Kesehatan Peminatan Epidemiologi dan Penyakit
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Masa remaja sering disebut dengan masa pubertas. Dimana masa
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masa remaja sering disebut masa pubertas. Dimana masa pubertas adalah masa peralihan dari anak anak menjadi dewasa. Dimulai antara usia 7-13 tahun untuk perempuan,
Lebih terperinciPENGESAHAN SKRIPSI. Pada tanggal 20 Juli Dr. Aprilita Rina Yanti Eff, M. Biomed, Apt DEKAN TIM PENGUJI SKRIPSI
PENGESAHAN SKRIPSI Dipertahankan di depan Tim Penguji Skripsi Program Studi Ilmu Gizi dan diterima untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mendapatkan gelar Sarjana Gizi Pada tanggal 20 Juli 2016 Dr.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Remaja adalah individu yang berada pada tahap masa transisi yang unik yang ditandai oleh berbagai perubahan fisik, emosi dan psikis. Masa remaja yaitu masa yang berada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menarche adalah haid yang datang pertama kali yang sebenarnya
17 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menarche adalah haid yang datang pertama kali yang sebenarnya merupakan puncak dari serangkaian perubahan yang terjadi pada seorang remaja putri sedang menginjak
Lebih terperinciKARYA TULIS ILMIAH. Yunita Dwiningtyas R
KARYA TULIS ILMIAH HUBUNGAN STATUS GIZI DAN KEJADIAN PREMENSTRUAL SYNDROME PADA MAHASISWI PRODI DIII KEBIDANAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Yunita Dwiningtyas R1115092 PROGRAM
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kecacatan secara proses maupun fungsi pada sistem reproduksi manusia.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan reproduksi menurut WHO dalam RISKESDAS (2010) merupakan suatu keadaan yang utuh, sehat dan sejahtera secara fisik, mental dan sosial, tidak hanya kondisi yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan masa yang paling penting karena pada masa ini
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Remaja merupakan masa yang paling penting karena pada masa ini terjadi proses perubahan dari masa anak ke masa dewasa. Pada fase ini ditandai dengan perkembangan fisik,
Lebih terperinciKARYA TULIS ILMIAH. Hubungan Status Gizi dan Aktivitas Fisik dengan Dismenore Primer pada Siswi SMA Negeri 1 Pahae Julu Tahun 2015.
KARYA TULIS ILMIAH Hubungan Status Gizi dan Aktivitas Fisik dengan Dismenore Primer pada Siswi SMA Negeri 1 Pahae Julu Tahun 2015 Oleh : Primadona Yani Gultom 120100279 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS
Lebih terperinciHALAMAN SAMPUL HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DAN ANEMIA DENGAN SIKLUS MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI DI SMA BATIK 1 SURAKARTA
HALAMAN SAMPUL HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DAN ANEMIA DENGAN SIKLUS MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI DI SMA BATIK 1 SURAKARTA Skripsi ini Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana
Lebih terperinciSKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT AKTIVITAS FISIK DENGAN DYSMENORRHEA PRIMER PADA REMAJA UMUR TAHUN DI SMP. K. HARAPAN DENPASAR
SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT AKTIVITAS FISIK DENGAN DYSMENORRHEA PRIMER PADA REMAJA UMUR 13-15 TAHUN DI SMP. K. HARAPAN DENPASAR KOMANG TRIA MONICA FEBRIANA KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PROGRAM STUDI
Lebih terperinciHubungan Stress Pada Remaja Usia Tahun dengan Gangguan Menstruasi (Dismenore) di SMK Negeri Tambakboyo Tuban
Hubungan Stress Pada Remaja Usia 16-18 Tahun dengan Gangguan Menstruasi (Dismenore) di SMK Negeri Tambakboyo Tuban (The Relationship of Stress in Teenagers (16-18 years old) with Menstrual Disorders (
Lebih terperinciNAGARASARI KECAMATAN CIPEDES KOTA TASIKMALAYA)
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PERIKSA PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DENGAN PRAKTIK SADARI SEBAGAI DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA (STUDI PADA WANITA USIA SUBUR di KELURAHAN NAGARASARI KECAMATAN CIPEDES
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menstruasi merupakan proses alamiah yang terjadi pada setiap perempuan sebagai tanda bahwa organ reproduksi sudah berfungsi matang (Kusmiran, 2014). Menstruasi adalah
Lebih terperinciHUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN SINDROMA PRAMENSTRUASI PADA SISWI SMP NEGERI 4 SURAKARTA
GASTER, Vol. 7, No. 2 Agustus 2010 (555-563) HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN SINDROMA PRAMENSTRUASI PADA SISWI SMP NEGERI 4 SURAKARTA Ricka, Wahyuni Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Aisyiyah Surakarta Abstrack:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dismenore primer merupakan nyeri haid yang dijumpai tanpa kelainan pada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dismenore primer merupakan nyeri haid yang dijumpai tanpa kelainan pada alat-alat genital yang nyata. Sifat rasa nyeri ialah kejang berjangkit-jangkit, biasanya terbatas
Lebih terperinciHUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN KEJADIAN INSOMNIA
HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN KEJADIAN INSOMNIA (Studi Pada Mahasiswa Tingkat Akhir Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Siliwangi) TAHUN 2016 Ary Rahmawaty 1) Siti Novianti dan Lilik
Lebih terperinciHUBUNGAN SINDROM PRAMENSTRUASI DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA SISWI KELAS XI JURUSAN AKUTANSI SMK NEGERI 1 BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI
HUBUNGAN SINDROM PRAMENSTRUASI DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA SISWI KELAS XI JURUSAN AKUTANSI SMK NEGERI 1 BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh: Chindi Pulma Lestari 201410104272 PROGRAM STUDI
Lebih terperinciHubungan Pergaulan Teman Sebaya Terhadap Tindakan Merokok Siswa Sekolah Dasar Negeri Di Kecamatan Panjang Kota Bandar Lampung
The Relation Of Socially With Friends Againts Act Of Smoking Elementary School Students In District Panjang Bandar Lampung Firdaus, E.D., Larasati, TA., Zuraida, R., Sukohar, A. Medical Faculty of Lampung
Lebih terperinciIJMS Indonesian Journal On Medical Science Volume 3 No 1 - Januari 2016
Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Tentang Menstruasi Dengan Kecemasan Pada Remaja Putri Kelas VII di SMP Tarakanita Solo Baru Sukoharjo (The Correlation Knowledgeable About Mentrual With the Anxiety
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. ibu. Meskipun menstruasi adalah proses fisiologis, namun banyak perempuan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menstruasi adalah keluarnya periodik darah, lendir dan sel-sel epitel dari rahim yang terjadi setiap bulan. Ini merupakan tonggak penting dalam proses pertumbuhan dan
Lebih terperinciHUBUNGAN STATUS GIZI, STRESS, OLAHRAGA TERATUR DENGAN KETERATURAN SIKLUS MENSTRUASI PADA SISWI SMA ST. THOMAS 2 MEDAN TAHUN 2014
i HUBUNGAN STATUS GIZI, STRESS, OLAHRAGA TERATUR DENGAN KETERATURAN SIKLUS MENSTRUASI PADA SISWI SMA ST. THOMAS 2 MEDAN TAHUN 2014 OLEH: RANI LESTARI B. 110100128 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan pubertas meliputi suatu kompleks biologis, morfologis, dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan pubertas meliputi suatu kompleks biologis, morfologis, dan perubahan psikologis yang meliputi proses transisi dari anak-anak menjadi dewasa. Pada perempuan,
Lebih terperinci*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado
HUBUNGAN ANTARA UMUR, KELELAHAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PADA PERAWAT DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH NOONGAN KECAMATAN LANGOWAN BARAT KABUPATEN MINAHASA TAHUN 2016 Timothy Wowor *, Odi Pinontoan *, Rahayu
Lebih terperinciDaftar Pustaka : 21 ( ) Kata kunci: Dismenore, Intensitas dismenore, Senam dismenore
Gambaran Perbedaan Intensitas Dismenore Setelah Melakukan Senam Dismenore Pada Remaja OCTA DWIENDA RISTICA, RIKA ANDRIYANI *Dosen STIKes Hang Tuah ABSTRAK Dismenore merupakan gangguan menstruasi yang sering
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja adalah masa peralihan dari anak-anak ke dewasa, bukan
0 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja adalah masa peralihan dari anak-anak ke dewasa, bukan hanya berkembang dalam sisi psikologis tetapi juga fisik. Bahkan perubahanperubahan fisik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jumlah remaja dan kaum muda berkembang sangat cepat. Menurut World
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap satu diantara enam penduduk dunia adalah remaja. Di Indonesia, jumlah remaja dan kaum muda berkembang sangat cepat. Menurut World Health Organization (WHO)
Lebih terperinciABSTRAK Pengaruh Obesitas Terhadap Siklus Menstruasi pada Wanita Usia Dewasa Muda
ABSTRAK Pengaruh Obesitas Terhadap Siklus Menstruasi pada Wanita Usia Dewasa Muda Ellen Pingkan Widiasmoko, 1110069. Pembimbing : Ellya R. Delima, dr., MKes Obesitas adalah penyakit kronis yang kompleks
Lebih terperinciBAB VI PEMBAHASAN. A. Pembahasan Univariat 1) Kejadian Dismenore Responden. yang tidak mengalami dismenore sebanyak 55 orang (55%).
BAB VI PEMBAHASAN A. Pembahasan Univariat 1) Kejadian Dismenore Responden Kejadian dismenore pada mahasiswi program D III Akademi Kebidanan Aisyiyah Provinsi Banten menjukkan bahwa dari 100 responden yang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Surakarta. Penelitian menggunakan pendekatan cross sectional. Pendekatan
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan rancangan observasional analitik. Studi ini dilakukan untuk melihat adanya hubungan antara tingkat stres dengan tingkat
Lebih terperinciRahmawati, Murwati, Henik Istikhomah Kementerian Kesehatan Politeknik Kesehatan Surakarta Jurusan Kebidanan
HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN ORANG TUA DAN PENGETAHUAN SISWI DENGAN KESIAPAN SISWI DALAM MENGHADAPI MENSTRUASI DI MI SANGGRONG TEGALREJO PURWANTORO WONOGIRI Rahmawati, Murwati, Henik Istikhomah Kementerian
Lebih terperinciBAB I PANDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masa remaja merupakan suatu fase perkembangan yang dinamis dalam
BAB I PANDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan suatu fase perkembangan yang dinamis dalam kehidupan seorang individu terutama wanita. Pada masa ini, terjadi proses transisi dari masa anak ke
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA KEINTIMAN KELUARGA DENGAN KEJADIAN PREMENSTRUAL SYNDROME PADA KADER POSYANDU USIA PRODUKTIF DI PUSKESMAS MANISRENGGO KLATEN
HUBUNGAN ANTARA KEINTIMAN KELUARGA DENGAN KEJADIAN PREMENSTRUAL SYNDROME PADA KADER POSYANDU USIA PRODUKTIF DI PUSKESMAS MANISRENGGO KLATEN NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DAN SIKLUS MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI
Devillya Puspita D. dkk, Hubungan antara Status Gizi dan Siklus Menstruasi... 99 HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DAN SIKLUS MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI Devillya Puspita D, Selty Tingubun Universitas Respati
Lebih terperinciHUBUNGAN STRES BELAJAR DENGAN GANGGUAN MENSTRUASI PADA MAHASISWI PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN
HUBUNGAN STRES BELAJAR DENGAN GANGGUAN MENSTRUASI PADA MAHASISWI PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN Sri Ratna Ningsih & Hikmah Sobri STIKES Aisyiyah Yogyakarta E-mail: myratna_cute@yahoo.co.id Abstract: The
Lebih terperinciHubungan Usia Dan Lama Menopause Dengan Tingkat Kecemasan Wanita Menopause
OPEN ACCESS E-ISSN : 2549-6581 Artikel Hasil Penelitian Diterima : 2 April 2017 Direview : 5 April 2017 Dimuat : April Juli 2017 Hubungan Usia Dan Lama Menopause Dengan Tingkat Kecemasan Wanita Menopause
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada pertemuan International Conference on Population
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada pertemuan International Conference on Population and Development (ICPD) di Kairo, 1994, yang diadakan oleh WHO dan lembaga dunia lainnya, diperoleh kesepakatan
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN MENSTRUASI TERHADAP UPAYA PENANGANAN DISMENORE PADA SISWI SMA NEGERI 1 BUNGKU TENGAH
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN MENSTRUASI TERHADAP UPAYA PENANGANAN DISMENORE PADA SISWI SMA NEGERI 1 BUNGKU TENGAH Mila Wiretno 1, Akmal 2, H. Indar 3 1 STIKES Nani Hasanuddin Makassar 2 STIKES Nani
Lebih terperinciHUBUNGAN FREKUENSI JAJAN ANAK DENGAN KEJADIAN DIARE AKUT. (Studi pada Siswa SD Cibeureum 1 di Kelurahan Kota Baru) TAHUN 2016
HUBUNGAN FREKUENSI JAJAN ANAK DENGAN KEJADIAN DIARE AKUT (Studi pada Siswa SD Cibeureum 1 di Kelurahan Kota Baru) TAHUN 2016 Karina AS 1) Nurlina dan Siti Novianti 2) Mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA KEBISINGAN DAN BEBAN KERJA DENGAN STRES KERJA PADA PEKERJA UNIT PERBAIKAN DI PT. KAI DAOP VI YOGYAKARTA DIPO SOLO BALAPAN
HUBUNGAN ANTARA KEBISINGAN DAN BEBAN KERJA DENGAN STRES KERJA PADA PEKERJA UNIT PERBAIKAN DI PT. KAI DAOP VI YOGYAKARTA DIPO SOLO BALAPAN Skripsi ini Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Memperoleh
Lebih terperinciHUBUNGAN POLA ASUH IBU DAN BERAT BADAN LAHIR DENGAN KEJADIAN STUNTING
HUBUNGAN POLA ASUH IBU DAN BERAT BADAN LAHIR DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA ANAK USIA 1336 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TUMINTING KOTA MANADO Okky Kezia Kainde*, Nancy S.H Malonda*, Paul A.T Kawatu*
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA TINGKAT AKTIFITAS FISIK DENGAN FUNGSI KOGNITIF PADA LANJUT USIA DI DESA PUCANGAN KECAMATAN KARTASURA
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT AKTIFITAS FISIK DENGAN FUNGSI KOGNITIF PADA LANJUT USIA DI DESA PUCANGAN KECAMATAN KARTASURA Skripsi Diajukan sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana Keperawatan Disusun
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Menstruasi merupakan kondisi fisiologis yang terjadi dan di alami
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Menstruasi merupakan kondisi fisiologis yang terjadi dan di alami dalam kehidupan perempuan sejak masa pubertas dan akan berakhir saat menopause. Perdarahan
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN UPAYA REMAJA PUTRI DALAM MENGHADAPI PREMENSTRUAL SYNDROME DI MAN MALANG 1 ABSTRAK
HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN UPAYA REMAJA PUTRI DALAM MENGHADAPI PREMENSTRUAL SYNDROME DI MAN MALANG 1 Intan Purwasih 1), Sri Mudayati 2), Susmini 3) 1) Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG PREMENSTRUAL SYNDROME DENGAN DERAJAT PREMENSTRUAL SYNDROME DI SMA N 5 SURAKARTA
HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG PREMENSTRUAL SYNDROME DENGAN DERAJAT PREMENSTRUAL SYNDROME DI SMA N 5 SURAKARTA Husniyati Sajalia *) Program Studi DIV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas
Lebih terperinciANALISIS PENGGUNAAN PERALATAN SAFETY
ANALISIS PENGGUNAAN PERALATAN SAFETY PADA PETUGAS PEMADAM KEBAKARAN BIDANG OPERASI TERHADAP KEJADIAN KECELAKAAN KERJA di DINAS PEMADAM KEBAKARAN DAN PENANGGULANGAN BENCANA DKI JAKARTA 2013 Septia Dewi
Lebih terperinciHUBUNGAN KEPATUHAN KONSUMSI TABLET BESI
HUBUNGAN KEPATUHAN KONSUMSI TABLET BESI (Fe) TERHADAP KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL (Studi Di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Cigeureung Kota Tasikmalaya Tahun 2014) Deby Dwi Gustiani 1) Novianti 2) Mahasiswi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. remaja yaitu perubahan perubahan yang sangat nyata dan cepat. Anak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak kanak ke masa dewasa. Hamid (1999) menentukan usia remaja antara 12 18 tahun dan menggunakan usia 12 20 tahun sebagai
Lebih terperinciANALISIS MUTU PELAYANAN KESEHATAN DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT DAERAH MADANI PROVINSI SULAWESI TENGAH. Aminuddin 1) Sugeng Adiono 2)
ANALISIS MUTU PELAYANAN KESEHATAN DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT DAERAH MADANI PROVINSI SULAWESI TENGAH Aminuddin 1) Sugeng Adiono 2) Abstrak :Peranan tenaga kesehatan dalam penyelenggarraan pelayanan
Lebih terperincikelompok rawan gizi kategori WUS,karena pada fase remaja terjadi berbagai macam perubahanperubahan
Hubungan Antara Kebiasaan Makan Dan Status Ekonomi Dengan Kejadian Kekurangan Energi Kronis (KEK) Pada Remaja Putri Usia 15-18 Tahun Di Desa Sidomukti Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang Nur Afika*)
Lebih terperinciGambaran Pengetahuan Remaja Putri Kelas VII dan VIII tentang Pre Menstruasi Syndrome (PMS)
Gambaran Pengetahuan Remaja Putri Kelas VII dan VIII tentang Pre Menstruasi Syndrome (PMS) The Picture of Knowledge Young Women class VII and VIII About Pre Menstrual Syndrome ( PMS ) YUNIDA HARYANTI Program
Lebih terperinciPerbedaan Tingkat Stres Kerja Operator SPBU ditinjau dari Shift Kerja ((Studi Di SPBU Kabupaten Ciamis Tahun 2014)
Perbedaan Tingkat Stres Kerja Operator SPBU ditinjau dari Shift Kerja ((Studi Di SPBU Kabupaten Ciamis Tahun 2014) Andri Gunawan e-mail : mixtape.inside.andri@gmail.com Program Studi Kesehatan Masyarakat
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 6 Gorontalo mulai 5 Mei sampai dengan 5 juni
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 6 Gorontalo mulai 5 Mei sampai dengan 5 juni 2013. 3.2 Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan
Lebih terperinciUNIVERSITAS UDAYANA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN EFEK SAMPING PENGGUNAAN KONTRASEPSI IUD DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MENGWI II
UNIVERSITAS UDAYANA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN EFEK SAMPING PENGGUNAAN KONTRASEPSI IUD DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MENGWI II NI PUTU ENIK ERNAWATI PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. waktu menjelang atau selama menstruasi. Sebagian wanita memerlukan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dismenore merupakan nyeri di bagian bawah perut yang terjadi pada waktu menjelang atau selama menstruasi. Sebagian wanita memerlukan istirahat saat mengalami dismenore
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemikiran bahwa dirinya akan menjadi tua, tidak sehat, dan tidak cantik lagi.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menopause merupakan keadaan dimana seorang perempuan tidak lagi mengalami menstruasi yang terjadi pada rentang usia 50 sampai 59 tahun (Harlow, 2012). Pada masa ini
Lebih terperinciHUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN GANGGUAN MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI DI AKADEMI KEBIDANAN CIPTO MEDAN
HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN GANGGUAN MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI DI AKADEMI KEBIDANAN CIPTO MEDAN MENTARI NIM : 145102214 KARYA TULIS ILMIAH PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS
Lebih terperinciFaktor Yang Berhubungn Dengan Kejadian Dismenore Primer Pada Mahasiswi Universitas Dian Nuswantoro Semarang
Faktor Yang Berhubungn Dengan Kejadian Dismenore Primer Pada Mahasiswi Universitas Dian Nuswantoro Semarang Ika Setiani* ), Vilda Ana Veria S, S.Gz, M.Gizi** ) *) Alumni Fakultas Kesehatan Universitas
Lebih terperinciKeywords: Anemia, Social Economy
HUBUNGAN ANTARA SOSIAL EKONOMI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA SISWI SMP NEGERI 5 KOTA MANADO *Angelia M. Sondey *Maureen I. Punuh *Dina V. Rombot Fakultas Kesehatan Masyarakat Abstrak Anemia pada umumnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan suatu periode dalam siklus kehidupan. Pada masa
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Masa remaja merupakan suatu periode dalam siklus kehidupan. Pada masa ini remaja mengalami berbagai perubahan baik secara fisik maupun psikologis. Seseorang yang berada
Lebih terperinciHUBUNGAN TINGKAT DISMENOREA DENGAN PENGGUNAAN ANALGETIK PADA SISWA SMPN 4 PEUSANGAN KABUPATEN BIREUEN. Nurhidayati 1*)
HUBUNGAN TINGKAT DISMENOREA DENGAN PENGGUNAAN ANALGETIK PADA SISWA SMPN 4 PEUSANGAN KABUPATEN BIREUEN Nurhidayati 1*) 1 Dosen Diploma-III Kebidanan Universitas Almuslim *) email : yun_bir_aceh@yahoo.com
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DI PUSKESMAS MAKRAYU KECAMATAN BARAT II PALEMBANG
AISYAH: JURNAL ILMU KESEHATAN 2 (1) 2017, 23 30 Available online at http://ejournal.stikesaisyah.ac.id/index.php/eja FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DI PUSKESMAS MAKRAYU KECAMATAN
Lebih terperinciHUBUNGAN TINGKAT ANSIETAS DENGAN KEJADIAN DISPEPSIA FUNGSIONAL MENJELANG UJIAN PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN USU STAMBUK 2015.
HUBUNGAN TINGKAT ANSIETAS DENGAN KEJADIAN DISPEPSIA FUNGSIONAL MENJELANG UJIAN PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN USU STAMBUK 2015 Oleh: FARIZKY 120100233 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Lebih terperinciHUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN NYERI HAID (DISMENOREA) PADA SANTRIWATI MADRASAH ALIYAH SWASTA ULUMUDDIN UTEUNKOT CUNDA KOTA LHOKSEUMAWE
HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN NYERI HAID (DISMENOREA) PADA SANTRIWATI MADRASAH ALIYAH SWASTA ULUMUDDIN UTEUNKOT CUNDA KOTA LHOKSEUMAWE Khairunnisa 1*, Nora Maulina 2 1 Program Studi Kedokteran Fakultas
Lebih terperinciHubungan Antara Pengetahuan Tentang Vulva Hygiene dan Kejadian Keputihan Pada Wanita Perimenopause Di Desa Mojo Kecamatan Andong Boyolali
Hubungan Antara Pengetahuan Tentang Vulva Hygiene dan Kejadian Keputihan Pada Wanita Perimenopause Di Desa Mojo Kecamatan Andong Boyolali KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU REMAJA TERHADAP PERSONAL HYGIENE (GENETALIA) SAAT MENSTRUASI DI SMAN 2 CIKARANG UTARA TAHUN 2015
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU REMAJA TERHADAP PERSONAL HYGIENE (GENETALIA) SAAT MENSTRUASI DI SMAN 2 CIKARANG UTARA TAHUN 2015 Oom Komalassari ABSTRAK Menstruasi adalah pengeluaran darah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada beberapa wanita masa menstruasi merupakan masa-masa yang sangat menyiksa. Itu terjadi akibat adanya gangguan-gangguan pada siklus menstruasi. Gangguan menstruasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menghilang pada saat menstruasi (Syiamti & Herdin, 2011). wanita meliputi kram atau nyeri perut (51%), nyeri sendi, otot atau
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Premenstrual syndrome (PMS) merupakan gangguan siklus yang umum terjadi pada wanita muda pertengahan, ditandai dengan gejala fisik dan emosional yang konsisten. Gejala
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI (INDEKS MASSA TUBUH) DENGAN KEJADIAN DISMENOREA PRIMER PADA REMAJA DI AKADEMI KEBIDANAN BINA HUSADA TANGERANG
HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI (INDEKS MASSA TUBUH) DENGAN KEJADIAN DISMENOREA PRIMER PADA REMAJA DI AKADEMI KEBIDANAN BINA HUSADA TANGERANG Neng Nani Unani 1 HestiIstyorini 2 ABSTRAK Salah satu tanda keremajaan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Metode Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian Eksplanatory dengan metode survei dan menggunakan desain Cross sectional. Rancangan penelitian ini termasuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sedangkan 85% diantaranya hidup di negara berkembang. Di Indonesia,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap satu diantara enam penduduk dunia adalah remaja. Sedangkan 85% diantaranya hidup di negara berkembang. Di Indonesia, jumlah remaja dan kaum muda berkembang sangat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa remaja adalah suatu tahap antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa. Istilah ini menunjuk masa dari awal pubertas sampai tercapainya kematangan; biasanya mulai
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN SIKAP MAHASISWI KEPERAWATAN SI DALAM MENGATASI DISMENORE
HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN SIKAP MAHASISWI KEPERAWATAN SI DALAM MENGATASI DISMENORE DI FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan meraih
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA STRES DAN KETIDAKTERATURAN SIKLUS MENSTRUASI PADA SISWI KELAS XI SMA MTA SURAKARTA
HUBUNGAN ANTARA STRES DAN KETIDAKTERATURAN SIKLUS MENSTRUASI PADA SISWI KELAS XI SMA MTA SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Saint Terapan OLEH : TUTI RAHMA
Lebih terperinciHUBUNGAN AKTIVITAS OLAHRAGA DAN OBESITAS DENGAN KEJADIAN SINDROM PRAMENSTRUASI DI DESA PUCANGMILIRAN TULUNG KLATEN
HUBUNGAN AKTIVITAS OLAHRAGA DAN OBESITAS DENGAN KEJADIAN SINDROM PRAMENSTRUASI DI DESA PUCANGMILIRAN TULUNG KLATEN Ifana Nashruna, Maryatun, Riyani Wulandari Sekolah TinggiIlmu Kesehatan (STIKES) Aisyiyah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dismenore adalah nyeri menstruasi seperti kram pada perut bagian bawah yang terjadi saat menstruasi atau dua hari sebelum menstruasi dan berakhir dalam 72 jam. Terkadang
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Kerangka Konsep Variabel Bebas Umur Jenis Kelamin Pekerjaan Pendidikan VariabelTerikat Status Perkawinan Kejadian Malnutrisi Riwayat Penyakit Aktifitas Fisik Perilaku Merokok
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh: Yunita Andriani
HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH, TINGKAT STRESS, DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN TINGKAT DISMENORE PADA MAHASISWA DIII KEBIDANAN SEMESTER II STIKES AISYIYAH YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh: Yunita Andriani
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terutama pada remaja putri yang nantinya akan menjadi seorang wanita yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan kesehatan reproduksi remaja saat ini masih menjadi masalah yang perlu mendapat perhatian. Kesehatan reproduksi remaja tidak hanya masalah seksual saja
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI DENGAN PERILAKU MENGATASI GEJALA PREMENSTRUASI SYNDROME (PMS) DI MAN MODEL KOTA JAMBI
MENARA Ilmu Vol. XII Jilid I No.80 Februari 2018 HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI DENGAN PERILAKU MENGATASI GEJALA PREMENSTRUASI SYNDROME (PMS) DI MAN MODEL KOTA JAMBI Elisa Murti Puspitaningrum Akademi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Wanita mulai dari usia remaja hingga dewasa normalnya akan mengalami
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Wanita mulai dari usia remaja hingga dewasa normalnya akan mengalami periode menstruasi atau haid dalam perjalanan hidupnya, yaitu pengeluaran darah yang terjadi secara
Lebih terperinciKorelasi Tingkat Stres dengan Kejadian Sindrom Premenstruasi pada Mahasiswi
Korelasi Tingkat Stres dengan Kejadian Sindrom Premenstruasi pada Mahasiswi The Correlation Between Stress Level and Premenstrual Syndrom Among College Students Funsu Andiarna Fakultas Psikologi dan Kesehatan
Lebih terperinci: Makanan Kariogenik, Karies Gigi, prasekolah
DAMPAK KONSUMSI MAKANAN KARIOGENIK TERHADAP KEPARAHAN KARIES GIGI PADA ANAK PRA SEKOLAH (Studi Pada Anak Taman Kanak-kanak PGRI Handayani Kecamatan Mangkubumi Kota Tasikmalaya) Gita Hermawati 1) Lilik
Lebih terperinci