Agrimedia. Bedah Buku. Dr. Ir. Yusman Syaukat, MEc
|
|
- Hartono Wibowo
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Dr. Ir. Yusman Syaukat, MEc Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor Buku Perspectives on Global Development (PGD) 2014: Boosting Productivity to Meet the Middle-Income Challenge merupakan buku PGD serial ke empat yang diterbitkan oleh OECD (Organization for Economic Cooperation and Development) Development Center. Buku PGD yang pertama diterbitkan pada tahun 2010 dengan judul PGD 2010: Shifting Wealth; disusul dengan PGD 2012: Social Cohesion in a Shifting World; dan PGD 2013: Industrial Policies in a Changing World. PGD 2014 membahas tentang fenomena shifting wealth yang semakin melambat. OECD Development Center menemukan adanya kecenderungan pelambatan peningkatan tingkat pendapatan negaranegara berkembang maupun negara-negara maju pada beberapa dekade terakhir, sehingga perlu dipacu kembali melalui peningkatan produktivitas (boosting productivity). Padahal, negara-negara yang baru tumbuh dan berkembang (emerging and developing countries) memiliki peran yang semakin menentukan di dalam perekonomian dunia. Negara-negara berkembang tersebut memiliki pertumbuhan ekonomi yang lebih cepat dibandingkan perkembangan ekonomi di negara-negara maju, dan sejak 2010 kontribusi negara-negara Non-OECD terhadap nilai GDP dunia telah mengungguli kontribusi negara-negara OECD ketika diukur dengan purchasing power parity. Kondisi tersebut sangatlah mengagumkan, karena 10 tahun sebelumnya kontribusi negara-negara Non- OECD baru mencapai sekitar 40% dari GDP global. Cina dan India merupakan dua negara yang ekonominya tumbuh sangat pesat dan berkelanjutan, dan kontribusi keduanya mencapai 25% dari ekonomi global, sehingga disebut sebagai the Asian Giants of China and India. Namun, memasuki 2010, negara-negara yang tengah tumbuh pesat tersebut mengalami kemunduran dalam pertumbuhannya. Negara-negara ini perekonomiannya tumbuh dengan rata-rata 6,3% per tahun sebelum krisis, menurun menjadi 5,3% setelah krisis. Bahkan, hingga tahun 2020, diperkirakan pertumbuhan ekonominya hanya mencapai 4,7% per tahun. Walau demikian, Cina diperkirakan akan tetap memiliki pertumbuhan ekonomi yang tertinggi diantara negara-negara ini. Hasil penelitian OECD menunjukkan adanya tren terbaru terkait perkembangan ekonomi di negaranegara berpenghasilan menengah (middle-income countries, selanjutnya disingkat MIC). Hasil tersebut menunjukkan banyaknya negara berpenghasilan menengah yang pertumbuhan ekonominya tidak cukup cepat untuk mencapai pertumbuhan penghasilan ratarata negara-negara OECD hingga tahun Hal ini berlaku pula bagi beberapa lower MIC, seperti India, Indonesia dan Vietnam, juga negara-negara upper MIC seperti Brazil, Colombia, Meksiko dan Afrika Selatan. Tentu saja kecenderungan ini mengkhawatirkan, karena pertumbuhan ekonomi di negara-negara yang sedang tumbuh ini merupakan faktor pendorong yang sangat penting bagi peningkatan standar (kualitas) hidup negara-negara ini menuju standar hidup negara-negara maju. Oleh karenanya, peningkatan produktivitas merupakan kata kunci bagi peningkatan ekonomi yang tengah melemah di negara-negara ini. 44 Volume 19 No. 2 Desember 2014
2 Peningkatan produktivitas dipercaya akan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi, dan selanjutnya akan melanggengkan upaya perbaikan kualitas hidup di MIC tersebut. Inilah fokus analisis dari buku PGD 2014 ini. Sejak tahun 2000-an, pertumbuhan ekonomi di sejumlah MIC tidak cukup signifikan untuk menutup kesenjangan produktivitas (productivity gap) terhadap negara-negara maju. Bahkan, di Brazil, Meksiko dan Turki, kesenjangan tersebut semakin membesar. Sebaliknya, di Cina menunjukkan perkembangan yang sangat berbeda. Produktivitas tenaga kerja di sektor manufaktur dan jasa di Cina mengalami peningkatan lebih dari 10% per tahun. PGD 2014 memberikan empat rekomendasi bagi MIC dalam rangka meningkatkan produktivitasnya: Pertama, MIC terus melakukan diversifikasi kegiatan produksinya pada setor/aktivitas yang bernilai tambah lebih tinggi (higher value-added activities), khususnya di sektor pertanian, industri dan jasa. Hal ini penting khususnya bagi negara MIC yang menghadapi peningkatan upah pekerja (rising wage) maupun negara yang masih berbasiskan eksploitasi sumber daya alam (natural resources exploitation). Dalam hal ini, negaranegara MIC harus merubah jalur pengembangan produksinya dari yang barbasiskan low-cost labor menjadi aktivitas produksi yang berbasiskan inovasi dan akumulasi pengetahuan. Kedua, MIC memiliki peluang yang besar dalam mengembangkan dan mengejar ketertinggalan teknologinya. Untuk mencapai hal ini, mereka bisa memanfaatkan/menyadap pengetahuan dari luar/ global (melalui alih teknologi) dan pengembangan kapasitas domestik dalam mengaplikasikan inovasi untuk pengembangan produk dan proses baru, sesuai dengan kebutuhannya. Bahkan, negara-negara maju dalam MIC pun masih berpeluang dalam megejar ketertinggalan teknologi ini. Ketiga, Di banyak MIC, perusahaan seringkali dihadapkan pada kendala ketidaksesuaian lingkungan regulasi (inadequate regulatory environment) serta kurangnya pekerja dengan keterampilan yang tepat/ sesuai (right skills). Pengembangan (reformasi) pasar keuangan, produk, dan tenaga kerja juga perlu dipersiapkan dengan baik, agar perusahaan-perusahaan menjadi lebih kompetitif dan inovatif. Keempat, sektor jasa memiliki potensi besar bagi peningkatan produktivitas. Sektor jasa dalam negeri (domestic service sector) mampu tumbuh dengan baik guna memenuhi permintaan masyarakat kelas menengah (middle classes). Ia juga dapat berperan sebagai sumber penghasilan ekspor, sebagaimana yang terjadi di India. Sektor jasa layanan keuangan dan bisnis (financial and business services) di MIC memiliki potensi pertumbuhan yang besar. Negara-negara MIC juga dapat tetap terus memanfaatkan the old drivers of growth, penentu pertumbuhan pada masa sebelumnya dengan melakukan: Pertama, mentransformasikan tenaga kerja dari sektorsektor berproduktivitas rendah ke sektor-sektor ber produktivitas lebih tinggi (higher productivity sectors). Banyak negara MIC yang masih memiliki potensi dalam melakukan transformasi ini, seperti di India, Indonesia, Iran dan Malaysia. Transformasi pemanfaatan tenaga kerja ke arah yang lebih produktif bisa dilakukan baik di sektor pertanian, manufaktur maupun jasa. Kedua, melakukan pemanfaatan secara penuh terhadap faktor-faktor yang masih mampu memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan. Misalnya, dalam hal optimasi pemanfaatan tenaga kerja, serta pengembangan sumber daya manusia dan modal. Peningkatan efisiensi dalam pemanfaatan faktor-faktor produksi juga masih bisa dilaksanakan. Satu hal yang diingatkan secara khusus dalam buku ini adalah: development is not only about economic growth, but it goes beyond mere economic growth, bahwa pembangunan tidak sekedar pertumbuhan ekonomi semata. Agar pembangunan dapat lebih bertahan lama dan mampu memberikan kesejahteraan nyata bagi masyarakat (tangible improvement in people s well-being), maka pembangunan haruslah memiliki dua karakteristik, yakni inclusive dan environmentally sustainable. Volume 19 No. 2 Desember
3 Pembangunan haruslah bersifat inclusive. Banyak negara berkembang yang telah sukses dalam menekan (menurunkan) tingkat kemiskinan (poverty) dalam dua dekade terakhir. Akan tetapi, pada saat yang bersamaan, kesenjangan kesenjangan antara si kaya dan si miskin tampak semakin menganga. Social unrest (kemarahan/protes/keributan sosial) yang terjadi di negara-negara Teluk Arab mengindikasikan perlunya perhatian lebih terhadap aspek kohesi sosial dan pemberian kesempatan yang sama (social cohesion and equal opportunity). Beberapa cara yang dapat dilaksanakan antara lain: penyediaan sarana publik (public facilities) yang lebih baik, penyediaan lapangan kerja, peningkatan kualitas hidup masyarakat, dan memfasilitasi partisipasi masyarakat dalam pembangunan ekonomi. Dengan demikian, manfaat ekonomi dari pembangunan dapat dinikmati oleh sebagian besar masyarakat. Selain masalah kemiskinan, pengembangan kebijakan regional dalam rangka mendukung pertumbuhan yang lebih merata dan mengurangi perbedaan (disparitas) antar regional (daerah) juga sangat diperlukan. Kondisi ini memerlukan adanya kegiatan indentifikasi terhadap daya saing regional (regional competitiveness) dan terus mengembangkan layanan-layanan publik guna memenuhi kebutuhan masyarakat dengan prioritas utama pada penekanan (menurunkan) tingkat kemiskinan masyarakat. Masalah kerusakan lingkungan yang ditimbulkan oleh adanya proses pembangunan ekonomi menimbulkan isu keberlanjutan lingkungan (environmental sustainability). Kombinasi kebijakan apa yang harus diambil oleh suatu negara dalam mengatasi masalah lingkungan ini tergantung kepada kondisi masingmasing negara dan kapasitas negara tersebut dalam merancang dan mengimplementasikan strategi pembangunan. Kebijakan mengejar growth at any cost (pertumbuhan dengan segala biayanya) dapat juga menimbulkan konsekuensi buruk terhadap lingkungan. MIC seyogyanya mencari cara-cara diversifikasi penggunaan enerjinya yang mengarah kepada kegiatan yang kurang intensif dalam penggunaan enerjinya (lessenergy intensive sector), serta menjadi kampium dalam pengembangan teknologi yang efisien energi ini. Negara-negara BRIICS, yaitu Brazil, Rusia, India, Indonesia dan South Africa (Afrika Selatan) dibahas khusus dalam buku ini karena porsi ekonomi mereka mencapai sekitar 60% dari GDP negara-negara yang baru tumbuh dan berkembang tersebut. Mereka juga memiliki dampak penting dalam perekonomian global melalui kaitan perdagangan dan investasi. Negaranegara ini telah mengembangkan jalur pengembangan ekonomi yang relatif beragam, dan mereka dihadapkan pada tantangan dan kesempatan yang beragam pula. Mengingat kondisi-kondisi ini, banyak negara-negara berkembang yang mencoba belajar dari strategi pembangunan yang telah dikembangkan oleh negaranegara BRIICS. Indonesia sebagai salah satu negara BRIICS dibahas secara khusus dalam buku ini, disamping lima negara BRIICS lainnya. Pertumbuhan ekonomi Indonesia banyak dipengaruhi oleh ekspor produk manufaktur. Daya saing Indonesia masih terkendala oleh kondisi iklim bisnis yang tidak kondusif dan rendahnya investasi publik pada infrastruktur dan pendidikan, serta meningkatnya inequality (ketimpangan dalam distribusi pendapatan masyarakat) dan kerusakan lingkungan yang parah. Walaupun jebakan negara berpenghasilan menegah (middle-income trap) tidaklah menjadi ancaman bagi Indonesia, namun dengan memperhatikan kondisi bonus demografi dan tingginya pendapatan dari ekspor, saat ini merupakan saat yang tepat bagi Indonesia untuk berinvestasi mencari solusi terbaik dalam mengatasi masalah-masalah tersebut. Berikut adalah informasi terkait tantangan pembangunan di Indonesia. 46 Volume 19 No. 2 Desember 2014
4 Tantangan: (1) Tantangan utama Indonesia adalah bagaimana meningkatkan daya saing (competitiveness) di sektor manufaktur dan jasa. Produktivitas Indonesia mendekati yang terendah diantara negara-negara BRIICS. Investasi untuk R&D hanya 0,1% dari GNP dan yang terendah di BRIICS. (2) Sektor pertanian masih berperan penting dan menampung 36% dari total angkatan kerja tahun Adanya transformasi tenaga kerja dari sektor pertanian ke manufaktur akan meningkatkan produktivitas, namun perlu reformasi yang lebih spesifik agar tidak terjerat ke dalam middleincome trap. (3) Indonesia memiliki bonus demografi dengan banyaknya angkatan muda, namun mereka sudah mulai menua dan kurang memiliki keterampilan. (4) Desentralisasi menimbulkan masalah dalam mencari solusi kohesi nasional (nationally coherent solution) dalam rangka meningkatkan daya saing Indonesia. Lingkungan Bisnis: (1) Lingkungan bisnis di Indonesia masih kurang kondusif bagi pertumbuhan, meskipun reformasi dalam penyederhanaan prosedur bisnis telah dilakukan. Dibandingkan dengan BRIICS lainnya, Indonesia lebih restriktif dalam hal kontrol negara (state control), namun relatif bagus dalam hal pengembangan kewirausahaan, perdagangan dan investasi. (2) Biaya untuk memulai bisnis baru relatif tinggi, sehingga membatasi daya saing dan menghalangi (discourage) pengusaha dengan inovasi produk dan proses untuk memasuki pasar. (3) Upah minimum regional yang terus meningkat dan diiringi dengan kuatnya proteksi terhadap pekerja dapat menjadi pendukung diterapkannya informal labor (pekerja informal). Infrastruktur dan Pendidikan: (1) Pembangunan infrastruktur, demikian juga dengan infrastruktur ICT), relatif terbatas, sehingga membatasi pertumbuhan. Pengembangan kedua hal ini sangat diperlukan dalam mendukung dan sekaligus menghilangkan bottle-neck pertumbuhan, serta menciptakan sistem informasi yang lebih efisien. (2) Peningkatan akses terhadap pendidikan, terutama bagi masyarakat miskin, akan sangat membantu bagi upaya peningkatan pengetahuan dan keterampilan, serta pengembangan sumber daya manusia secara keseluruhan. Kemiskinan dan Inequality: (1) Meskipun jumlah masyarakat miskin meningkat selama krisis antara 1990 dan 2010, namun persentasi masyarakat miskin mengalami penurunan. (2) Inequality mengalami peningkatan dari Gini Index 0,29 pada tahun 1999 menjadi 0,38 pada tahun Mengingat banyaknya jumlah angkatan muda dan angkatan muda yang menganggur, maka penciptaan lapangan kerja bagi kelompok masyarakat ini menjadi penting. (3) Regional inequality semakin meningkat. Meskipun anggaran pemerintah telah ditingkatkan bagi pembangunan regional, namun sebagian besar dibelanjakan untuk operasonal pemerintah daerah. (4) Urbanisasi di Indonesia meningkat 3,7 kali dari tahun 1980 ke tahun Namun, dengan kurangnya pembangunan infrastruktur, kondisi ini telah menimbulkan masalah kemacetan lalu-lintas, polusi, dan mengurangi produktivitas masyarakat. Isu Lingkungan: (1) Kurangnya penegakan hukum dalam proteksi lingkungan, terutama dalam hal eksploitasi hutan, telah menimbulkan masalah dan ancaman keberlanjutan pembangunan di Indonesia. Masalah illegal logging dan kebakaran hutan telah menimbulkan kerugian sosial dan ekonomi yang sangat besar di Indonesia (juga negara tetangga). (2) Efisiensi dalam penggunaan enerji menjadi isu penting di Indonesia karena semakin meningkatnya permintaan enerji sejalan dengan peningkatan pendapatan dan industrialisasi. Volume 19 No. 2 Desember
5 Efisiensi enerji pada industri manufaktur di Indonesia masih sangat rendah, sehingga dapat menimbulkan bahaya polusi lingkungan yang berlebihan. (3) Investasi bagi adaptasi terhadap perubahan iklim perlu ditingkatkan, terutama penanganan banjir di perkotaan karena Indonesia sering terkena banjir. Dampak perubahan iklim lainnya juga penting untuk diperhatikan dan dicarikan solusinya. Pertimbangan untuk Masa Depan: (1) Indonesia tidak dihadapkan pada perlambatan pertumbuhan ekonomi sebagaimana dialami oleh negara lain. Tetapi, peningkatan daya saing perlu terus dilaksanakan melalui upaya perbaikan lingkungan bisnis, peningkatan infrastruktur dan akses pendidikan, serta perbaikan kondisi lingkungan. (2) Upaya pengurangan costs of doing business di Indonesia terus diupayakan melalui perbaikan layanan investasi, pengembangan one stop service center, dan lainnya. (3) Meskipun telah dilakukan pengetatan, korupsi di kalangan pegawai pemerintah tetap tinggi. Oleh karena itu, Bureaucratic Reform perlu terus dilaksanakan dalam perbaikan akuntabilitas. (4) Pembangunan infrastruktur dalam rangka peningkatan daya saing dan pertumbuhan harus terus dilaksanakan, diantaranya melalui pengembangan public-private partnership. (5) Untuk meningkatkan keterampilan siswa (sesuai dengan permintaan industri), investasi di bidang pendidikan sangat diperlukan. Investasi juga diperlukan untuk meningkatkan kualitas dan akses pendidikan di perdesaan, terutama di bidang pendidikan vokasi bagi peningkatan keterampilan angkatan kerja muda. (6) Desentralisasi dapat menjadi pendorong pertumbuhan regional jika dikelola dengan baik. Untuk itu, Indonesia perlu untuk mengamankan pendanaan bagi pengembangan layanan dasar bagi masyarakat serta pengembangan kompetensi lokal, terutama di daerah tertinggal. (7) Proteksi lingkungan yang lebih besar perlu dikembangkan dalam rangka melindungi biodiversitas dan pengelolaan sumber daya alam bagi kepentingan generasi mendatang. Kebutuhan sumber daya alam akan terus meningkat, namun proteksi sumber daya alam juga harus dilaksanakan. Hal ini memerlukan adanya perubahan regulasi yang bisa menjamin penyelenggaraan keduanya secara optimal dan dinamis. PERSPECTIVES ON GLOBAL DEVELOPMENT 2014: BOOSTING PRODUCTIVITY TO MEET THE MIDDLE-INCOME CHALLENGE OECD Publishing, 2014, 284 halaman 48 Volume 19 No. 2 Desember 2014
CAPAIAN PERTUMBUHAN EKONOMI BERKUALITAS DI INDONESIA. Abstrak
CAPAIAN PERTUMBUHAN EKONOMI BERKUALITAS DI INDONESIA Abstrak yang berkualitas adalah pertumbuhan yang menciptakan pemerataan pendapatan,pengentasan kemiskinan dan membuka kesempatan kerja yang luas. Di
Lebih terperinciPotensi Indonesia dinyatakan oleh berbagai studi dan kajian independen, seper[ McKinsey (2012): Unleashing Indonesia s Poten[al
Potensi Indonesia dinyatakan oleh berbagai studi dan kajian independen, seper[ McKinsey (2012): Unleashing Indonesia s Poten[al #16 2012 PDB Nasional (US$ tn) 16 12 8 4 0 #3 12.0 8.0 4.0 0.0 15.1 US Indonesia
Lebih terperinciKetua Komisi VI DPR RI. Anggota Komisi VI DPR RI
PEMBERDAYAAAN KOPERASI & UMKM DALAM RANGKA PENINGKATAN PEREKONOMIAN MASYARAKAT 1) Ir. H. Airlangga Hartarto, MMT., MBA Ketua Komisi VI DPR RI 2) A. Muhajir, SH., MH Anggota Komisi VI DPR RI Disampaikan
Lebih terperinciMelebihi Batas Pertanian
Presentasi Ekonomika Pertanian dan Perdesaan Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM Yogyakarta, 14 Mei 2013 Melebihi Batas Pertanian Oleh: Ulfa Maulidya Adrian Nalendra Perwira Ade bayu Erlangga Vincentia Anggita
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR. Gejolak krisis ekonomi yang dialami Amerika Serikat dan beberapa negara
1 BAB I PENGANTAR 1.1. Latar Belakang Gejolak krisis ekonomi yang dialami Amerika Serikat dan beberapa negara maju di kawasan Eropa masih belum sepenuhnya mereda. Permasalahan mendasar seperti tingginya
Lebih terperinciADHI PUTRA ALFIAN DIREKTUR PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN UKM BATAM, 18 JUNI 2014
ADHI PUTRA ALFIAN DIREKTUR PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN UKM BATAM, 18 JUNI 2014 OUTLINE 1. LINGKUNGAN STRATEGIS 2. ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI 2 1. LINGKUNGAN STRATEGIS 3 PELUANG BONUS DEMOGRAFI Bonus Demografi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sektor industri yang dipandang strategis adalah industri manufaktur.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor industri yang dipandang strategis adalah industri manufaktur. Industri manufaktur dipandang sebagai pendorong atau penggerak perekonomian daerah. Seperti umumnya
Lebih terperinciKESEMPATAN KERJA PERDAGANGAN. Rahma Iryanti Direktur Tenaga Kerja dan Pengembangan Kesempatan Kerja. Jakarta, 5 Juli 2013
KESEMPATAN KERJA MENGHADAPI LIBERALISASI PERDAGANGAN Rahma Iryanti Direktur Tenaga Kerja dan Pengembangan Kesempatan Kerja Jakarta, 5 Juli 2013 1 MATERI PEMAPARAN Sekilas mengenai Liberalisasi Perdagangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sejalan dengan dikeluarkannya Undang-undang No 22 Tahun 1999 dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Otonomi daerah merupakan tantangan tersendiri bagi setiap daerah baik provinsi maupun kota dan kabupaten untuk menunjukkan kemandiriannya. Hal ini sejalan
Lebih terperinciBeberapa permasalahan menghambat pertumbuhan produk[vitas Indonesia
Beberapa permasalahan menghambat pertumbuhan produk[vitas Indonesia Rigiditas Pasar Tenaga Kerja Employment Protection Legislation Stringency Index Protection of permanent workers against (individual)
Lebih terperinciBAB 5 KESIMPULAN DAN PENUTUP
92 BAB 5 KESIMPULAN DAN PENUTUP First of all, human capital is considered one of the major factors in explaining a countries remarkable economic growth - Jong-Wha Lee - 5.1 Kesimpulan Dari penelitian ini,
Lebih terperinciMENINGKATKAN DAYA SAING DAN PRODUKTIVITAS MELALUI PEKERJAAN YANG LAYAK. Oleh : 9 Juli 2015 DPN APINDO
MENINGKATKAN DAYA SAING DAN PRODUKTIVITAS MELALUI PEKERJAAN YANG LAYAK 9 Juli 2015 Oleh : DPN APINDO Intervensi khusus diperlukan untuk mengatasi masalah tingginya insiden pekerjaan berupah rendah, termasuk
Lebih terperinciI PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan merupakan suatu proses multidimensional yang mencakup berbagai perubahan mendasar atau struktur sosial, sikap-sikap masyarakat, dan institusi-institusi nasional
Lebih terperinciPerumusan Strategi dan Posisi Indonesia Menghadapi G20 Turki Badan Kebijakan Fiskal, Kementerian Keuangan RI Jakarta, 3 Maret 2015
Perumusan Strategi dan Posisi Indonesia Menghadapi G20 Turki 2015 Badan Kebijakan Fiskal, Kementerian Keuangan RI Jakarta, 3 Maret 2015 Tema Presidensi Turki: Pertumbuhan inklusif yang kuat Inclusiveness
Lebih terperinciISU-ISU PEMBANGUNAN 10/13/2010 1
ISU-ISU PEMBANGUNAN 10/13/2010 1 ISU PEMBANGUNAN EKONOMI MENINGKATNYA PENGANGGURAN DAN KEMISKINAN, DAN KETIDAKMERTAAN PENDAPATAN MASYARAKAT MENINGKATNYA KETIDAKMERATAAN PEMILIKAN ASET DAN AKSES SUMBERDAYA
Lebih terperinciBambang P.S Brodjonegoro FEUI & KPPOD
DAYA SAING DAERAH Bambang P.S Brodjonegoro FEUI & KPPOD Desentralisasi Sebagian besar kewenangan pemerintahan sudah beralih ke daerah Daerah menjadi unit ekonomi yang mandiri dan bertanggung g jawab terhadap
Lebih terperinciKOPI DARAT Kongkow Pendidikan: Diskusi Ahli dan Tukar Pendapat 7 Oktober 2015
KOPI DARAT Kongkow Pendidikan: Diskusi Ahli dan Tukar Pendapat 7 Oktober 2015 Topik #10 Wajib Belajar 12 Tahun Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Menjawab Daya Saing Nasional Latar Belakang Program Indonesia
Lebih terperinciMENINGKATKAN PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN 1
MENINGKATKAN PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN 1 A. KONDISI KEMISKINAN 1. Asia telah mencapai kemajuan pesat dalam pengurangan kemiskinan dan kelaparan pada dua dekade yang lalu, namun
Lebih terperinciMeninjau Kerjasama Pembangunan bagi Pembiayaan Kesejahteraan
Meninjau Kerjasama Pembangunan bagi Pembiayaan Kesejahteraan Mickael B. Hoelman choki.nainggolan@gmail.com Twitter: @ChokiHoelman Naskah disampaikan pada Konferensi PRAKARSA 2014 Akselerasi Transformasi
Lebih terperinciBab 10: Mewujudkan Agenda Nasional untuk Pertanian Tiga Dunia. Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM
World Development Report Bagian III: Bagaimana Cara Terbaik Mengimplementasikan Agenda Pembangunan untuk Pertanian? Bab 10: Mewujudkan Agenda Nasional untuk Pertanian Tiga Dunia Disusun Oleh: Ade Febriady
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Selama beberapa tahun terakhir (2005-2009), ekonomi Indonesia membaik dengan pertumbuhan ekonomi rata-rata 5,5 persen. Namun kinerja itu masih jauh jika dibanding
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. ini terjadi dan meningkatnya kebutuhan suatu negara akibat berkembangnya
BAB V KESIMPULAN Keamanan energi erat hubungannya dengan kelangkaan energi yang saat ini terjadi dan meningkatnya kebutuhan suatu negara akibat berkembangnya industrialisasi dan kepentingan militer. Kelangsungan
Lebih terperinciVI. EVALUASI DAMPAK KEBIJAKAN ALOKASI PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH TERHADAP DEFORESTASI KAWASAN DAN DEGRADASI TNKS TAHUN
VI. EVALUASI DAMPAK KEBIJAKAN ALOKASI PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH TERHADAP DEFORESTASI KAWASAN DAN DEGRADASI TNKS TAHUN 1994-2003 6.1. Hasil Validasi Kebijakan Hasil evaluasi masing-masing indikator
Lebih terperinciBAB 2 Pembangunan Komparatif: Perbedaan dan Persamaan di Antara Negara Berkembang
BAGIAN 1 Prinsip & Konsep BAB 2 Pembangunan Komparatif: Perbedaan dan Persamaan di Antara Negara Berkembang Ciri perekonomian global yang mencolok adalah adanya perbedaan yang sangat tajam Output per kapita
Lebih terperinciBEBERAPA MASALAH DAN KEBIJAKAN PUBLIK TENTANG INFRASTRUKTUR: TINJAUAN DARI PERSPEKTIF ILMU EKONOMI
ORASI ILMIAH GURU BESAR IPB ORASI ILMIAH GURU BESAR IPB BEBERAPA MASALAH DAN KEBIJAKAN PUBLIK TENTANG INFRASTRUKTUR: TINJAUAN DARI PERSPEKTIF ILMU EKONOMI BEBERAPA MASALAH DAN KEBIJAKAN PUBLIK TENTANG
Lebih terperinciProfil Pekerjaan yang Layak INDONESIA
Profil Pekerjaan yang Layak INDONESIA Ringkasan Selama 15 tahun terakhir, Indonesia mengalami perubahan sosial dan politik luar biasa yang telah membentuk latar belakang bagi pekerjaan layak di negeri
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. pembangunan ekonomi, pertumbuhan ekonomi, dan teori konvergensi.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai teori yang menjadi dasar dari pokok permasalahan yang diamati. Teori yang dibahas dalam bab ini terdiri dari pengertian pembangunan ekonomi,
Lebih terperinciNARASI MENTERI PERINDUSTRIAN RI Pembangunan Industri yang Inklusif dalam rangka Mengakselerasi Pertumbuhan Ekonomi yang Berkualitas
NARASI MENTERI PERINDUSTRIAN RI Pembangunan Industri yang Inklusif dalam rangka Mengakselerasi Pertumbuhan Ekonomi yang Berkualitas Sektor industri merupakan salah satu sektor yang mampu mendorong percepatan
Lebih terperinciPengembangan keterampilan melalui publicprivate partnership (PPP)
National Tripartite High Level Dialogue on Employment, Industrial Relations, and Social Security Session 3 Pengembangan keterampilan melalui publicprivate partnership (PPP) Akiko Sakamoto Skills Development
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS
BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS A. Permasalahan Pembangunan Dari kondisi umum daerah sebagaimana diuraikan pada Bab II, dapat diidentifikasi permasalahan daerah sebagai berikut : 1. Masih tingginya angka
Lebih terperinciSUSTAINABLE DEVELOPMENT THROUGH GREEN ECONOMY AND GREEN JOBS
SUSTAINABLE DEVELOPMENT THROUGH GREEN ECONOMY AND GREEN JOBS BY : SHINTA WIDJAJA KAMDANI JAKARTA, FEBRUARY 24 TH 2015 APAKAH ITU EKONOMI HIJAU? Ekonomi Hijau : - Peningkatan kualitas hidup & kesetaraan
Lebih terperinciKesenjangan di Indonesia: Tren, penyebab, kebijakan. World Bank September 2014
Kesenjangan di Indonesia: Tren, penyebab, kebijakan World Bank September 2014 Indonesia tumbuh dengan kuat sejak krisis keuangan Asia, dan kelas menengahnya terus bertambah Pertumbuhan PDB Riil (%) 1996
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional merupakan usaha peningkatan kualitas manusia, yang
17 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional merupakan usaha peningkatan kualitas manusia, yang dilakukan secara berkelanjutan, berdasarkan kemampuan dengan pemanfaatan kemajuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Di era globalisasi saat ini, tingkat daya saing menjadi tolak ukur yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Di era globalisasi saat ini, tingkat daya saing menjadi tolak ukur yang wajib dimiliki dalam mewujudkan persaingan pasar bebas baik dalam kegiatan maupun
Lebih terperinciPERDAGANGAN INTERNASIONAL DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN: SEBUAH KAJIAN ATAS DAMPAK PENERAPAN EKOLABEL
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS SKRIPSI PERDAGANGAN INTERNASIONAL DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN: SEBUAH KAJIAN ATAS DAMPAK PENERAPAN EKOLABEL Oleh: NANI TUARSIH 0810512064 Mahasiswa Program Strata
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi suatu negara sangat ditunjang oleh indikator tabungan dan investasi domestik yang digunakan untuk menentukan tingkat pertumbuhan dan pembangunan ekonomi
Lebih terperinciOleh Sugeng Bahagijo. International NGO Forum on Indonesian Development-INFID
MDGs dan Post MDGs: PELUANG UNTUK PEMBANGUNAN YANG LEBIH BERMARTABAT BERKELANJUTAN DAN ADIL PASKA 2015 Presentasi untuk forum Konsultasi Agenda Pembangunan Post 2015 oleh Diselenggarakan oleh Komite Nasional
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Implementasi desentralisasi fiskal yang efektif dimulai sejak Januari
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Implementasi desentralisasi fiskal yang efektif dimulai sejak Januari 2001 telah memberikan kewenangan yang luas kepada pemerintah daerah untuk merencanakan dan melaksanakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sahara Afrika untuk lebih berpartisipasi dalam pasar global. 1 Dalam beberapa tahun
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pertumbuhan ekonomi Sub-Sahara Afrika dalam kurang lebih dua dekade kebelakang berada pada angka rata-rata 5% pertahunnya, dimana secara keseluruhan telah
Lebih terperinciBauran Kebijakan Meningkatkan Daya Saing Manufakturing
Seminar Nasional & Kongres XIX Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Surabaya 8 Oktober 2015 Bauran Kebijakan Meningkatkan Daya Saing Manufakturing Djoko Wintoro APINDO Kategori Daya Saing Biaya Manufakturing
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. ekonomi terbesar di dunia pada tahun Tujuan pemerintah tersebut
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu tujuan Pemerintah Indonesia yang tertuang dalam Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) 2011-2025, adalah menjadikan Indonesia
Lebih terperinciRoadmap Perbankan Syariah Indonesia
Roadmap Perbankan Syariah Indonesia 2015-2019 UIKA Bogor, 15 Maret 2016 Departemen Perbankan Syariah AGENDA I. Pendahuluan II. Dasar Pemikiran Ekonomi dan Perbankan Syariah III. Kondisi dan Isu Strategis
Lebih terperinciPertumbuhan Ekonomi Dunia, (dalam persen)
1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Beberapa tahun belakangan ini pertumbuhan ekonomi dunia mengalami
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Definisi Middle Income Trap (MIT) dan Penyebabnya. Middle Income Trap (MIT), terlebih dulu kita perlu mengetahui klasifikasi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG 1.1.1. Definisi Middle Income Trap (MIT) dan Penyebabnya Untuk menentukan definisi Jebakan Zona Pendapatan Menengah atau Middle Income Trap (MIT), terlebih dulu kita
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjadi lebih baik atau meningkat. Pembangunan Nasional yang berlandaskan. dan stabilitas nasional yang sehat dan dinamis.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan merupakan suatu langkah dalam membuat sesuatu yang belum ada menjadi ada atau membuat suatu perubahan yaitu membuat sesuatu menjadi lebih baik atau meningkat.
Lebih terperinciCUPLIKAN LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2011, TANGGAL 20 MEI 2011 TENTANG
CUPLIKAN LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2011, TANGGAL 20 MEI 2011 TENTANG MASTERPLAN PERCEPATAN DAN PERLUASAN PEMBANGUNAN EKONOMI INDONESIA 2011-2025 A. Latar Belakang Sepanjang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator yang penting dalam
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator yang penting dalam melakukan analisis tentang pembangunan ekonomi yang terjadi pada suatu negara ataupun daerah. Pertumbuhan
Lebih terperinciRingkasan eksekutif: Tekanan meningkat
Ringkasan eksekutif: Tekanan meningkat Laju pertumbuhan ekonomi Indonesia masih tetap kuat tetapi tekanan semakin meningkat Indikator ekonomi global telah sedikit membaik, harga komoditas telah mulai meningkat
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Iklim investasi yang baik akan mendorong terjadinya pertumbuhan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Iklim investasi yang baik akan mendorong terjadinya pertumbuhan ekonomi melalui produktivitas yang tinggi, dan mendatangkan lebih banyak input ke dalam proses produksi.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kenaikan pendapatan riil per kapita penduduk suatu daerah dalam jangka panjang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses yang mengakibatkan kenaikan pendapatan riil per kapita penduduk suatu daerah dalam jangka panjang yang diikuti oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi ekonomi telah membawa pembaharuan yang sangat cepat
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi ekonomi telah membawa pembaharuan yang sangat cepat dan berdampak luas bagi perekonomian di dalam negeri maupun di dunia internasional. Dampak yang
Lebih terperinciTantangan dan Peluang UKM Jelang MEA 2015
Tantangan dan Peluang UKM Jelang MEA 2015 Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015 segera dimulai. Tinggal setahun lagi bagi MEA mempersiapkan hal ini. I Wayan Dipta, Deputi Bidang Pengkajian Sumberdaya UKMK,
Lebih terperinciDepartemen Internasional BANK INDONESIA 27 Januari 2017
1 Prioritas dan Agenda Finance Track Departemen Internasional BANK INDONESIA 27 Januari 2017 Tema, Prioritas dan Program Kerja Finance Track Presidensi G20 Jerman 2017 2 Tema utama Presidensi G20 Jerman
Lebih terperinciKajian Tengah Waktu Strategi 2020. Menjawab Tantangan Transformasi Asia dan Pasifik
Kajian Tengah Waktu Strategi 2020 Menjawab Tantangan Transformasi Asia dan Pasifik Menjawab Tantangan Transformasi Asia dan Pasifik Kajian Tengah Waktu (Mid-Term Review/MTR) atas Strategi 2020 merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kebutuhan dasar hidup sehari-hari. Padahal sebenarnya, kemiskinan adalah masalah yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemiskinan seringkali dipahami dalam pengertian yang sangat sederhana yaitu sebagai keadaan kekurangan uang, rendahnya tingkat pendapatan dan tidak terpenuhinya kebutuhan
Lebih terperinciDiskusi Post event Feedback G20 Summit. INFID, 3 Oktober 2013
Diskusi Post event Feedback G20 Summit INFID, 3 Oktober 2013 Framework G20 Usulan Masyarakat Sipil: Hasil G20 Summit Inklusif sebagai pilar keempat dari Strong, Framework G20 tetap yaitu Strong, Sustainable
Lebih terperinciPerluasan Lapangan Kerja
VII Perluasan Lapangan Kerja Perluasan lapangan kerja untuk menciptakan lapangan kerja dalam jumlah dan mutu yang makin meningkat, merupakan sebuah keniscayaan untuk menyerap angkatan kerja baru yang terus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi diartikan juga sebagai peningkatan output masyarakat yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi merupakan bagian penting dari pembangunan suatu negara bahkan bisa dikatakan sebagai salah satu indikator dalam menentukan keberhasilan
Lebih terperinciJakarta, 10 Maret 2011
SAMBUTAN MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL DALAM ACARA TEMU KONSULTASI TRIWULANAN KE-1 TAHUN 2011 BAPPENAS-BAPPEDA PROVINSI SELURUH INDONESIA Jakarta,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. integral dan menyeluruh. Pendekatan dan kebijaksanaan sistem ini telah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator penting untuk menganalisis pembangunan ekonomi yang terjadi disuatu Negara yang diukur dari perbedaan PDB tahun
Lebih terperinci1. BAB I PENDAHULUAN
1. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebagai emerging country, perekonomian Indonesia diperkirakan akan terus tumbuh tinggi. Dalam laporannya, McKinsey memperkirakan Indonesia menjadi kekuatan ekonomi
Lebih terperinci1. Current Growth Trajectory
1. Current Growth Trajectory Sejak dimulainya Orde Baru pada tahun 1960-an, kinerja ekonomi relatif bagus. Pertumbuhan ekonomi dapat dipertahankan pada tingkat 7.1 persen per tahun dalam periode 1971-1997.
Lebih terperinciASUMSI PERTUMBUHAN EKONOMI APBN Tabel 1. Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, 2011 dan 2012
ASUMSI PERTUMBUHAN EKONOMI APBN 2012 I. Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tabel 1. Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, 2011 dan 2012 Lembaga 2011 2012 World Bank 6,4 6,7 IMF 6,2 6,5 Asian Development
Lebih terperinciPERTEMUAN I DEVELOPING COUNTRY: KONSEP & KONTROVERSI
PERTEMUAN I DEVELOPING COUNTRY: KONSEP & KONTROVERSI Dewi Triwahyuni TERMINOLOGI NEGARA BERKEMBANG PERANG DINGIN SEBELUM BLOK KAPITALIS SESUDAH KONSEP : NEGARA DUNIA KESATU NEGARA DUNIA KEDUA NEGARA DUNIA
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses multidimensional yang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses multidimensional yang mencakup berbagai perubahan mendasar atas struktur sosial, sikap-sikap masyarakat, dan institusi-institusi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bagi sebuah negara, keberhasilan pembangunan ekonominya dapat diukur dan digambarkan secara umum oleh tingkat laju pertumbuhan ekonominya. Mankiw (2007) menyatakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan negara yang memiliki jumlah penduduk yang sangat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang memiliki jumlah penduduk yang sangat banyak, serta memiliki sumber kekayaan alam yang melimpah, hal ini membuat Indonesia pantas disebut
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini akan dijelaskan lebih mendalam tentang teori-teori yang menjadi dasar dari pokok permasalahan yang diamati. Selain itu akan dikemukakan hasil penelitian terdahulu
Lebih terperinciINDONESIA NEW URBAN ACTION
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT BADAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR WILAYAH KEMITRAAN HABITAT Partnership for Sustainable Urban Development Aksi Bersama Mewujudkan Pembangunan Wilayah dan
Lebih terperinciPeningkatan Daya Saing Industri Manufaktur
XII Peningkatan Daya Saing Industri Manufaktur Globalisasi ekonomi menuntut produk Jawa Timur mampu bersaing dengan produk sejenis dari negara lain, baik di pasar lokal maupun pasar internasional. Kurang
Lebih terperincimemberikan kepada peradaban manusia hidup berdampingan dengan
INDONESIA VISI 2050 Latar belakang Anggota Dewan Bisnis Indonesia untuk Pembangunan Berkelanjutan (IBCSD) dan Indonesia Kamar Dagang dan Industri (KADIN Indonesia) mengorganisir Indonesia Visi 2050 proyek
Lebih terperinciKOMPOSISI UMUR PENDUDUK: MUNCULNYA BONUS DEMOGRAFI DAN PENDUDUK MENUA
KOMPOSISI UMUR PENDUDUK: MUNCULNYA BONUS DEMOGRAFI DAN PENDUDUK MENUA (Diterjemahkan dari Salim, E dkk 2015, Population Dynamics and Sustainable Development in Indonesia, UNFPA Indonesia, Jakarta) Jumlah
Lebih terperinciBAB IV KONDISI SOSIAL EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR
BAB IV KONDISI SOSIAL EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR Pertumbuhan Ekonomi, Pendapatan Per Kapita dan Struktur Ekonomi Tingkat pertumbuhan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Timur dalam lima tahun terakhir
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Masyarakat Ekonomi ASEAN Tahun 2015 Dengan diberlakukannya Masyarakat Ekonomi ASEAN Tahun 2015 maka ada beberapa kekuatan yang dimiliki bangsa Indonesia, di antaranya: (1)
Lebih terperinciTantangan-tantangan yang Muncul dalam Mengukur Kemiskinan dan Kesenjangan di Abad ke-21
Asia Public Policy Forum, Jakarta 28-30 May 2013 Tantangan-tantangan yang Muncul dalam Mengukur Kemiskinan dan Kesenjangan di Abad ke-21 Bob Baulch 2 Gambaran Kemiskinan & Kesenjangan di Asia Menurut Asian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam era perdagangan bebas saat ini, telah terjadi perubahan secara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era perdagangan bebas saat ini, telah terjadi perubahan secara fundamental, bahwa gerak perdagangan semakin terbuka, dinamis, dan cepat yang menyebabkan
Lebih terperinciAnalisis Masalah Ekonomi Tentang Pengentasan Kemiskinan Di Indonesia
Analisis Masalah Ekonomi Tentang Pengentasan Kemiskinan Di Indonesia Sumber : www.kompas.com. Selasa, 30 November 2010 Masalah ekonomi adalah masalah yang sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari terutama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. selain persoalan kemiskinan. Kemiskinan telah membuat jutaan anak-anak tidak bisa
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kemiskinan terus menjadi masalah fenomenal sepanjang sejarah Indonesia sebagai nation state, sejarah sebuah Negara yang salah memandang dan mengurus kemiskinan. Dalam
Lebih terperinciMEMBANGUN INDUSTRI YANG UTUH & MANDIRI. Oleh: Djoko Santoso (Rektor Institut Teknologi Bandung)
MEMBANGUN INDUSTRI YANG UTUH & MANDIRI Oleh: Djoko Santoso (Rektor Institut Teknologi Bandung) Makalah disampaikan pada Rapat Kerja Departemen Perindustrian RI, Jakarta 27 Februari 2008 PENDAHULUAN DIMANAKAH
Lebih terperinciTinjauan Pasar Kerja Indonesia
Agustus 2016 International Labour Organization Tabel 1: Indikator Perekonomian dan Tenaga Kerja 2013 2014 2015 PDB sesungguhnya (% perubahan tahun per tahun) 5.6 5.0 4.8 Investasi (% PDB) 32.0 32.6 33.2
Lebih terperinciGambaran Umum G20. Asisten Deputi Kerja Sama Ekonomi Multilateral dan Pembiayaan. Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian
Gambaran Umum G20 Asisten Deputi Kerja Sama Ekonomi Multilateral dan Pembiayaan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Latar Belakang Faktor utama terbentuknya G20 Ketergantungan antar negara semakin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penting daripada pembangunan nasional, dengan tujuan akhir adalah untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan ekonomi wilayah atau regional merupakan salah satu bagian penting daripada pembangunan nasional, dengan tujuan akhir adalah untuk meningkatkan kesejahteraan
Lebih terperinciPembangunan Ekonomi Indonesia Yang Berkualitas: Langkah dan Tantangan
Artikel Pembangunan Ekonomi Indonesia Yang Berkualitas: Langkah dan Tantangan Enam puluh tujuh tahun Indonesia telah merdeka. Usia untuk sebuah bangsa yang semakin matang tersebut, tidak seharusnya menyurutkan
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN BANGKALAN
PEMERINTAH KABUPATEN BANGKALAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKALAN NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH KABUPATEN BANGKALAN TAHUN 2005 2025 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM 4.1 Gambaran Umum Inflasi di Pulau Jawa
IV. GAMBARAN UMUM 4.1 Gambaran Umum Inflasi di Pulau Jawa Selama periode 2001-2010, terlihat tingkat inflasi Indonesia selalu bernilai positif, dengan inflasi terendah sebesar 2,78 persen terjadi pada
Lebih terperinciBAGAIMANA KEMAJUAN KINERJA PEMERINTAH DAN PEREKONOMIAN?
LAPORAN KEMAJUAN January 2015 BAGAIMANA KEMAJUAN KINERJA PEMERINTAH DAN PEREKONOMIAN? Pengukuran Kemajuan yang Obyektif Terhadap Sasaran Pertumbuhan Ekonomi 10% dan Penciptaan 4 Juta Pekerjaan Layak Setiap
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Daya saing daerah menurut definisi yang dibuat UK-DTI adalah
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Daya Saing Daerah Daya saing daerah menurut definisi yang dibuat UK-DTI adalah kemampuan suatu daerah dalam menghasilkan pendapatan dan kesempatan kerja yang tinggi dengan
Lebih terperinciPERTUMBUHAN LEBIH BAIK, IKLIM LEBIH BAIK
PERTUMBUHAN LEBIH BAIK, IKLIM LEBIH BAIK The New Climate Economy Report RINGKASAN EKSEKUTIF Komisi Global untuk Ekonomi dan Iklim didirikan untuk menguji kemungkinan tercapainya pertumbuhan ekonomi yang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pembangunan yang dilakukan oleh negara-negara di dunia saat ini adalah pembangunan berkelanjutan 1
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan yang dilakukan oleh negara-negara di dunia saat ini adalah pembangunan berkelanjutan 1 yang bersifat menyeluruh. Pembangunan yang dilakukan tidak hanya
Lebih terperinciRANCANGAN TEKNOKRATIK RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH NASIONAL (RPJMN) 2015-2019
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL RANCANGAN TEKNOKRATIK RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH NASIONAL (RPJMN) 2015-2019 Oleh: Menteri PPN/Kepala Bappenas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan, yang dilakukan setiap negara ataupun wilayah-wilayah administrasi dibawahnya, sejatinya membutuhkan pertumbuhan, pemerataan dan keberlanjutan. Keberhasilan
Lebih terperinciProgram Peningkatan Kemampuan Pemasok secara Efektif Nike 1. Apa persoalan yang perlu diselesaikan?
Studi Kasus dalam merancang intervensi tingkat perusahaan mempromosikan produktivitas dan kondisi kerja di UKM Program Peningkatan Kemampuan Pemasok secara Efektif Nike 1. Apa persoalan yang perlu diselesaikan?
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pentingnya peran energi dalam kebutuhan sehari-hari mulai dari zaman dahulu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Topik tentang energi saat ini menjadi perhatian besar bagi seluruh dunia. Pentingnya peran energi dalam kebutuhan sehari-hari mulai dari zaman dahulu hingga sekarang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dengan masih besarnya pengaruh Cina terhadap perekonomian dunia, maka
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dengan masih besarnya pengaruh Cina terhadap perekonomian dunia, maka tiga faktor Ukuran ekonomi, Cina sebagai pusat perdagangan dunia, dan pengaruh permintaan domestik
Lebih terperinciBAB II KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH. 2.1 Perkembangan indikator ekonomi makro daerah pada tahun sebelumnya;
BAB II KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH 2.1 Perkembangan indikator ekonomi makro daerah pada tahun sebelumnya; A. Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi (economic growth) merupakan salah satu indikator yang
Lebih terperinciResensi Buku. Mas Wigrantoro Roes Setiyadi. Mahasiswa S3 Manajemen Strategi di Universitas Indonesia.
Resensi Buku Judul: CHINDIA, How China and India Are Revolutionizing Global Business Editor: Pete Engardio Penerbit: McGraw-Hill Companies Tahun: 2007 Tebal: 384 termasuk Reference dan Indeks Oleh: Mas
Lebih terperinciDaya Saing Global Indonesia versi World Economic Forum (WEF) 1. Tulus Tambunan Kadin Indonesia
Daya Saing Global Indonesia 2008-2009 versi World Economic Forum (WEF) 1 Tulus Tambunan Kadin Indonesia Tanggal 8 Oktober 2008 World Economic Forum (WEF), berkantor pusat di Geneva (Swis), mempublikasikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. otonomi daerah merupakan wujud reformasi yang mengharapkan suatu tata kelola
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Reformasi telah membawa perubahan yang signifikan terhadap pola kehidupan sosial, politik dan ekonomi di Indonesia. Desentralisasi keuangan dan otonomi daerah
Lebih terperinciMenuju Pembangunan Permukiman yang Berkelanjutan
Menuju Pembangunan Permukiman yang Berkelanjutan Urbanisasi dan Pentingnya Kota Tingginya laju urbanisasi menyebabkan semakin padatnya perkotaan di Indonesia dan dunia. 2010 2050 >50% penduduk dunia tinggal
Lebih terperinciI PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang
I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Sebagai negara agraris dengan berbagai produk unggulan di setiap daerah, maka pembangunan ekonomi berbasis pertanian dan perikanan di Indonesia harus berorientasi pada
Lebih terperinci