BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS. diperlukan rasa keingintahuan terhadap materi yang ingin dipelajarinya sehingga

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS. diperlukan rasa keingintahuan terhadap materi yang ingin dipelajarinya sehingga"

Transkripsi

1 7 BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS 2.1 Hasil Belajar Keberhasilan pengajaran dapat dilihat dari segi hasil. Hasil merupakan sasaran-sasaran yang ingin dicapai setelah proses belajar mengajar yang baik dimana diperlukan rasa keingintahuan terhadap materi yang ingin dipelajarinya sehingga meningkatkan aktivitas siswa dalam belajar yang meningkatkan kualitas pembelajaran. Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya (Sudjana, 2004:22). Menurut Sagala dalam bukunya Asri (2005: 33) tiga kawasan taksonomi hasil belajar yaitu: (1) domain kognitif mencakup kemampuan intelektual mengenal lingkungan mulai dari yang sederhana sampai yang paling kompleks yaitu pengetahuan (C1) berarti kemampuan mengingat kembali hal-hal yang telah dipelajari, pemahaman (C2) berarti kemampuan menengkap makna atau arti sesuatu hal, penerapan (C3) berarti menggunakan konsep yang telah dipelajari untuk membentuk situasi baru dan nyata, analisis (C4) berarti kemampuan menjabarkan sesuatu menjadi bagian-bagian sehingga strukturnya dapat dipahami, sintesis (C5) berarti kemampuan memadukan bagian-bagian menjadi satu kesatuan yang berarti, penilaian (C6) berarti kemampuan menentukan sesuatu hal berdasarkan criteria yang telah ditetapkan. (2) domain afektif mencakup kemampuan-kemampuan emosional yaitu kesadaran berarti kemampuan memperhatikan suatu hal, partisipasi berarti keterlibatan aktif melalui tindakan-tindakan nyata, penghayatan nilai berarti kemampuan untuk menerima nilai, pengorganisasian berarti kemampuan untuk memiliki system nilai, karakterisasi berarti kemampuan untuk memiliki pola hidup

2 8 dengan sistem mampu mengawasi tingkah lakunya. (3) domain psikomotor mencakup kemampuan-kemampuan motorik yaitu gerakan refleks berarti kemampuan melakukan tindakan yang terjadi di luar kehendak sebagai tanggapan dari suatu perangsang, gerakan dasar berarti melakukan gerakan yang bersifat pembawaab dari gerakan refleks, perceptual berarti mengartikan stimuli yang diterima, kemampuan jasmani mengembangkan gerakan-gerakan yang terlatih, gerakan-gerakan yang terlatih berarti melakukan gerakan rumit dengan tingkat tertentu, komunikasi berarti melakukan isyarat gerakan badan. Menurut Gagne mengungkapkan ada lima kategori hasil belajar, yakni: (1) Informasi verbal adalah kapabilitas untuk mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tulisan; (2) Keterampilan intelektual adalah kecakapan yang berfungsi untuk berhubungan dengan lingkungan hidup serta mempresentasikan konsep dan lambing. Keterampilkan intelek ini terdiri dari diskriminasi jamak, konsep konkret dan terdevinisi dan prinsip; (3) Strategi kognitif adalah kemampuan menyalurkan dan mengarahkan aktivitas kognitifnya sendiri. Kemampuan ini meliputi pengunaan konsep dan kaidah dalam memecahkan masalah; (4) Keterampilan motoric adalah kemampuan melakukan serangkaian gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi, sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani; serta (5) sikap adalh kemampuan menerima atau menolak obyek berdasarkan penilaian terhadap obyek tersebut. Hasil penilaian ini pada dasarnya adalah hasil belajar yang diukur. Hasil penilaian dan evaluasi ini merupakan umpan balik untuk mengetahui sampai dimana proses belajar mengajar yang telah dilaksanakan. Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa perubahan tingkah laku yang diperoleh sebagai hasil dari belajar menurut Gagne sebagai berikut: (1)

3 9 perubahan yang terjadi secara sadar, artinya bahwa individu menyadari dan merasakan telah terjadi adanya perubahan dalam dirinya; (2) perubahan yang terjadi relatif lama artinya perubahan yang terjadi akibat belajar atau hasil belajar bersifat menetap atau permanen; serta (3) perubahan yang terjadi mencakup seluruh aspek tingkah laku. Perubahan yang diperoleh individu dari hasil belajar adalah meliputi perubahan keseluruhan tingkah laku baik dalam sikap kebiasaan, keterampila dan pengetahuan. Pengertian-pengertian dari beberapa teori di atas peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa perubahan tingkah laku yang diperoleh sebagai hasil dari belajar yaitu siswa sudah mampu menyelesaikan tiga ranah yakni kognitif, afektif dan psikomotor dengan bagus, tiga ranah tersebut dapat dalam bentuk perubahan perilaku dan pola pikir pelajar yang berhubungan secara terus menerus sampai memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap terhadap hal-hal yang dianggap baru dan bermanfaat sehingganya siswa mampu mengaplikaikan setiap teori yang didapatkan dalam proses pembelajaran dalam kehidupan sehari-hari dengan baik. Menurut pendapat penulis bahwa hasil belajar adalah perubahan pada kognitif, afektif dan psikomotor sebagai pengaruh pengalaman belajar yang dialami siswa baik berupa suatu bagian, unit, atau bab materi tertentu yang telah diajarkan. 2.2 Model Pembelajaran Kooperatif Metode pembelajaran kooperatif merupakan salah suatu model pembelajaran yang sering digunakan dalam pendidikan. Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang secara sadar dan sengaja mengembangkan interaksi yang silih asuh untuk menghindari ketersinggungan dan kesalahpahaman yang dapat menimbulkan permusuhan, sebagai latihan hidup di masyarakat.

4 10 Secara umum pembelajaran kooperatif lebih diarahkan oleh guru, dimana guru menetapkan tugas dan pertanyaan-pertanyaan serta menyediakan bahan-bahan dan informasi yang dirancang untuk membantu peserta didik dalam menyelesasikan masalah dalam proses pembelajaran. Menurut Vygotsky dalam (Agus Suprijono, 2009:56) mengatakan bahwa pembelajaran kooperatif adalah arti penting belajar kelompok. Kelompok dimaksud adalah kelompok belajar dalam proses pembelajaran yang terdiri dari dua orang atau lebih, sebagaimana sesuai dengan pendapat Chaplin dalam (Agus Suprijono, 2009:56) yang mengatakan bahwa kelompok sebagai a collection of individuals who have some characterctic in common or who are pursuing a commongoal. Two or more persons who interact in any way constitute a group. it is not necessary, however, for the members of a group to interact directly or in face to faca manner. Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara bersama-sama dan dengan struktur keanggotaan yang heterogen. Model pembelajaran kooperatif mendukung siswa dalam belajar, dimana kelompok dapat memberikan kesempatan pada siswa untuk menggunakan keterampilan bertanya, membahas masalah, memotivasi siswa yang masih malu untuk lebih aktif, dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, mengembangkan prosedur pelaksanaan diskusi, lebih banyak informasi yang diperoleh, serta kesimpulan lebih dapat dipertanggung jawabkan. Pembelajaran kooperatif bukan hanya mempelajari materi saja, tetapi siswa atau peserta didik juga harus mempelajari keterampilan-keterampilan khusus yang disebut keterampilan kooperatif. Fungsi keterampilan kooperatif adalah untuk melancarkan hubungan kerja dan tugas. Untuk membuat keterampilan kooperatif dapat bekerja, guru harus mengajarkan keterampilan- keterampilan kelompok dan

5 11 social yang dibutuhkan. Keterampilan-keterampilan antara lain ( Ibrahim, dkk., 2000): (a) keterampilan-keterampilan sosial, Keterampilan sosial melibatkan perilaku yang menjadikan hubungan sosial berhasil dan memungkinkan seorang bekerja secara efektif dengan orang lain, (b) keterampilan berbagi, banyak siswa mengalami kesulitan berbagi waktu dan bahan. Komplikasi ini dapat mendatangkan masalah pengelolaan yang serius selama pelajaran pembelajaran kooperatif. Siswa-siswa yang mendominasi sering dilakukan secara sadar dan tidak memahami akibat perilaku mereka terhadap siswa lain atau terhadap kelompok mereka, (c) keterampilan berperan serta, sementara ada sejumlah siswa yang mendominasi kegiatan kelompok, siswa lain tidak mau atau tidak dapat berperan serta. Terkadang siswa yang menghindari kerja kelompok karena malu. Siswa yang tersisih adalah jenis lain siswa yang mengalami kesulitan berperan serta dalam kegiatan kelompok, (d) keterampilanketerampilan komunikasi, kelompok pembelajaran kooperatif tidak dapat berfungsi secara efektif apabila kerja kelompok ini ditandai dengan miskomunikasi. Empat keterampilan komunikasi, mengulang dengan kalimat sendiri, memberikan perilaku, memberikan perasaan, dan mengecek kesan adalah penting dan seharusnya diajarkan kepada siswa untuk memudahkan komunikasi di dalam setiap kelompok, (e) keterampilan-keterampilan kelompok, kebanyakan orang telah mengalami bekerja dalam kelompok di mana anggota-anggota secara individu merupakan orang yang baik dan memiliki keterampilan sosial. Sejalan dengan pendapat Slavin, Roger dalam Huda (2011: 29) menyatakan cooperative learning is group learning activity organized in such a way that learning is based on the socially structured change of information between learners own learning and is motivated to increase the learning of other, pendapat tesebut berarti bahwa pembelajaran kooperatif merupakan aktivitas pembelajaran kelompok

6 12 yang diorganisir oleh satu prinsip bahwa pembelajaran harus didasarkan pada perubahan informasi secara sosial di antara kelompokkelompok pembelajar yang di dalamnya setiap pembelajar bertanggung jawab atas pembelajarannya sendiri dan didorong untuk meningkatkan pembelajaran anggota-anggota yang lain. Menurut Nuruhayati (Rusman, 2011: 203) pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang melibatkan partisipasi siswa dalam satu kelompok kecil untuk saling berinteraksi. Melalui pembelajaran kooperatif ini selain siswa diarahkan untuk mencapai indikator pembelajaran yang diharapkan, siswa juga dilatih untuk berinteraksi social. Interaksi sosial ini terbentuk melalui kerja sama dalam kelompok tersebut. Dari teori yang telah dikemukakan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa Cooperatif Learning merupakan pembelajaran dalam kelompok yang mengutamakan kerjasama dalam menyelesaikan suatu masalah tertentu. Suatu kelompok dalam pembelajaran cooperatif learning ini terdiri dan 4-6 orang. Kelompok-kelompok dalam pembelajaran kooperatif ini terdiri dari siswa yang memiliki kemampuan berbeda sehingga mereka diberi kesempatan untuk saling membelajarkan, sehingga siswa yang berkemampuan akademik tinggi akan membantu temannya dalam menyelesaikan permasalahan yang ada. Jadi model pembelajaran ini memberdayakan bantuan siswa lain untuk meningkatkan pemahaman dan penguasaan bahan ajar. Agus Suprijono (2009: 65) mengungkapkan bahwa pembelajaran kooperatif terdiri dari 6 fase utama sebagai berikut.

7 13 Tabel 1. Fase-fase dalam Cooperative Learning FASE-FASE Fase 1: Present goals and set Menyampaikan tujuan dan PERILAKU GURU Menjelaskan tujuan pembelajaran dan mempersiapkan peserta didik siap belajar. mempersiapkan peserta didik. Fase 2: present information Menyajikan informasi Fase 3: Organize students into learning teams. Mengorganisir peserta didik ke dalam tim-tim belajar Fase 4: Assist team work and study Membantu kerja tim dan belajar Fase 5: Test on the materials Mengevaluasi Mempresentasikan informasi kepada peserta didik secara verbal Memberikan penjelasan kepada peserta didik tentang tata cara pembentukan tim belajar dan membantu kelompok melakukan transisi yang efisien. Membantu tim-tim belajar selama peserta didik mengerjakan tugasnya. Menguji pengetahuan peserta didik mengenai berbagai materi pembelajaran atau kelompok-kelompok mempresentasikan hasil kerjanya. Fase 6: provide recognition Memberikan pengakuan atau Mempersiapkan cara untuk mengakui usaha dan prestasi individu maupun kelompok. penghargaan Berdasarkan uraian di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa fase-fase dalam Cooperative Learning adalah: (a) siswa mendengarkan penjelasan dari guru tentang tujuan pembelajaran dan siswa dikondisikan untuk siap menerima pelajaran, (b) siswa diberi kesempatan untuk mendengarkan sedikit materi pembelajaran dan

8 14 mempelajarinya sendiri, (c) siswa dengan bimbingan dari guru membentuk kelompokkelompok kecil secara heterogen, (d) siswa mulai bekerja mengerjakan tugas dalam kelompok-kelompok kecil tersebut, (e) siswa diuji dalam penelitian ini dengan integrasi model pempelajaran cooperative tipe picture and picture dan snowball drilling, dan (f) siswa mendapatkan penghargaan atas kerja sama dalam kelompok tersebut. Slavin (Huda 2011: 68-69) mengidentifikasi tiga kendala utama terkait dengan Cooperative Learning, yakni: (a) Free Rider, yaitu beberapa siswa yang tidak bertanggung jawab secara personal pada tugas kelompoknya, mereka hanya mengekor saja apa yang dilakukan oleh teman-teman satu kelompoknya yang lain, (b) Diffusion of responsibility adalah suatu kondisi dimana beberapa anggota yang dianggap tidak mampu cenderung diabaikan oleh anggota-anggota lain yang lebih mampu, (c) Learning a part of task specialization adalah suatu kondisi dimana siswa hanya fokus pada bagian materi yang menjadi tanggung jawabnya, sementara bagian materi yang lain yang dikerjakan oleh kelompok lain hampir tidak digubris sama sekali, padahal semua materi tersebut saling berkaitan satu sama lain. Menurut Huda (2011: 59) pembelajaran kooperatif memiliki keunggulan, yakni: (a) pembelajaran yang efektif bagi semua siswa, (b) pembelajaran yang menjadi bagian integratif bagi perubahan paradigma sekolah saat ini, (c) pembelajaran yang mampu mendorong terwujudnya interaksi dan kerja sama yang sehat diantara guruguru yang terbiasa bekerja secara terpisah dari orang lain. Menurut pendapat penulis bahwa model pembelajaran kooperatif adalah konsep yang lebih luas dalam pembelajaran yang meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh guru.

9 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Picture-Picture Model pembelajaran picture and picture merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif yang dapat digunakan dalam berbagai mata pelajaran dan tentunya dengan kemasan dan kreatifitas guru. Karana setiap model pembelajaran harus dipersiapkan dengan baik agar proses pembelajaran dapat berlangsung efektif, tanpa persiapan yang matang pembelajaran apapun akan membuat siswa menjadi jenuh. Sehingga sebelum proses pembelajaran guru sudah menyiapkan gambar yang akan ditampilkan baik dalam bentuk kartu atau dalam bentuk carta dalam ukuran besar. Atau jika di sekolah sudah menggunakan ICT (information comunication technology) dapat menggunakan Power Point atau softwere yang lain. Salah satu keunggulan model pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture adalah siswa mengurutkan gambar sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana yang menyenangkan. Teknik atau tipe ini dapat digunakan dalam mata pelajaran tertentu dan untuk semua tingkat usia anak didik. Picture and picture adalah suatu tipe belajar yang menggunakan gambar dan dipasangkan/diurutkan menjadi urutan logis. Sehingga siswa yang cepat mengurutkan gambar jawaban atau soal yang benar, sebelum waktu yang ditentukan habis maka merekalah yang mendapat poin. Menurut pendapat penulis model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture merupakan metode belajar yang menggunakan gambar sebagai media belajar. Gambar tersebut yang masih dalam keadaan acak/random yang kemudian diurutkan atau dipasangkan sesuai dengan pasangannya Permainan Picture and Picture ini bertujuan untuk memperluas wawasan serta kecermatan siswa dalam menyelami suatu konsep Hidrosfer.

10 16 Langkah-langkah (Suprijono : 2009) : (1) guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai, (2) menyajikan materi sebagai pengantar, (3) guru menunjuk/memperhatikan gambar-gambar yang berkaitan dengan materi, (4) guru menunjuk/memenggil siswa secara bergantian memasangkan/mengurutkan gambargambar menjadi urutan yang logis, (5) guru menanyakan alasan/dasar pemikiran urutan gambar tersebut, (6) dari alasan urutan gambar tersebut guru memulai menamakan konsep materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai, (7) kesimpulan. Keunggulan model pembelajaran picture and picture: (1) memudahkan siswa untuk memahami yang dimaksudkan oleh guru ketika menyampaikan materi pelajaran, (2) siswa cepat tanggap atas materi yang disampiakan karena diiringi dengan gambar-gambar, (3) siswa dapat membaca satu persatu sesuai dengan petunjuk yang ada pada gambar-gambar yang diberikan, (4) siswa lebih konsentrasi serta mengasyikkan bagi mereka atas tugas yang diberikan guru karena berkaitan dengan permainan mereka sehari-hari yakni main gambar-gambar, (5) adanya saling berkompetensi antar kelompok dalam menyusun gambar yang telah dipersiapkan oleh guru sehingga seuasana kelas terasa hidup, (6) siswa lebih kuat mengingat konsepkonsep atau bacaan yang ada pada gambar, (7) menarik bagi siswa dikarenakan melalui audio visual dalam bentuk gambar-gambar. Selain itu model pembelajaran ini juga memiliki kelebihan dan kekurangan dalam penerapannya. Adapun kelebihan dari model ini yakni: (1) guru dengan metode inovatif ini akan dapat dengan mudah mengetahui kemampuan masing-masing siswa, (2) melatih berpikir logis dan sistematis siswa, (3) dengan model ini dapat mendorong siswa untuk aktif dalam pembelajaran, (4) guru hanya sebagai pendamping dalam proses belajar, (5) proses belajar akan dapat diikuti secara seragam oleh siswa.

11 17 Sedangkan kekurangan dari model pembelajaran ini yakni: (1) memakan banyak waktu, (2) banyak siswa yang pasif kalau tidak di panggil namanya oleh pengajar, (3) harus mempersiapkan banyak alat dan bahan yang berhubungan dengan materi yang akan diajarkan dengan model tersebut, (4) membutuhkan biaya yang tidak sedikit. 2.4 Metode Snowball Drilling Metode snowball drilling dikembangkan untuk menguatkan pengetahuan yang diperoleh peserta didik. Metode snowball drilling merupakan suatu metode yang menggambarkan kecepatan suatu kelompok menyelesaikan paket soal dengan benar dalam waktu yang sesingkat-singkatnya pada suatu putaran. Pada metode snowball drilling sisi guru sebagai fasilitator dan siswa sebagai subjek, sehingga pola interaksi yang terjadi adalah antara guru dan siswa, serta siswa dengan siswa. Suprijono (2009: 105), mengungkapkan bahwa Metode snowball drilling dikembangkan untuk menguatkan pengetahuan yang diperoleh peserta didik dari membaca bahan-bahan bacaan. Dalam penerapannya, peran guru mempersiapkan paket soal dan menggelinding bola salju berupa soal latihan. Adapun langkah-langkah dari metode ini yaitu: (1) Guru menggelinding bola salju berupa latihan soal dengan cara menunjuk atau mengundi salah seorang siswa untuk menjawab soal nomor satu secara acak. Kemudian jika siswa yang diberi kesempatan menjawab nomor satu benar, maka dia berhak menggelinding bola salju dengan menunjuk atau memilih seorang teman lain untuk menjawab soal nomor 2. (2) jika siswa yang diberi kesempatan menjawab gagal maka diwajibkan untuk menjawab soal nomor 2 dan seterusnya hingga peserta didik tersebut brhasil menjawab benar item soal pada suatu nomor soal tertentu. (3) Jika pada gelindingan (putaran) pertama bola salju masih terdapat item-item soal yang belum terjawab, maka soal-soal tersebut dijawab oleh

12 18 peserta didik yang mendapat giliran. (4) Diakhir pembelajaran guru memberikan ulasan terhadap hal yang telah dipelajari peserta didik. Tujuan dari penggunaan metode snowball drilling adalah melatih kesiapan siswa dalam mengemukakan pendapat, menjawab pertanyaan maupun melakukan interaksi dengan temannya dengan bersumber pada materi yang diajarkan serta saling memberikan pengetahuan. Metode Snowball drilling berusaha untuk menuntut perhatian siswa yang tinggi dalam proses pembelajaran yang sedang berlangsung. Disamping itu dapat membangkitkan keberanian siswa dalam mengemukakan pertanyaan dengan tuntutan pertanyaan kepada teman lain maupun guru. Metode ini juga melatih siswa menjawab pertanyaan yang diajukan oleh temannya dengan baik, dapat pula merangsang siswa mengemukakan pertanyaan sesuai dengan topik yang sedang dibicarakan dalam pelajaran tersebut. Berikutnya dapat mengurangi rasa takut siswa dalam bertanya kepada teman maupun guru serta melatih kesiapan siswa. Pembelajaran dengan metode snowball drilling akan berlangsung hidup dan menggairahkan para siswa yang pada akhirnya keaktifan siswa pada proses pembelajaran akan meningkat. Kelebihan dari metode ini yakni: (1) pembelajaran menjadi menyenangkan bagi siswa, (2) siswa menjadi aktif dan antusias dalam proses belajar mengajar, (3) meningkatkan tanggung jawab siswa, (4) penguasaan materi menjadi lebih mudah, karena melatih siswa agar mampu menggunakan kalimat sendiri dalam memahami suatu konsep, dan (5) menambah pengetahuan siswa dalam berfikir kritis tentang jawaban pada soal-soal dari tigkat mudah sampai tersulit. Sedangkan kekurangan dari metode ini yakni: (1) suasana kelas ketika belajar akan sedikit ribut, karena pengaruh dari kegiatan Snowball drilling, (2) membutahkan waktu yang cukup dalam proses snowball drilling.

13 19 Menurut pendapat penulis metode snowball drilling merupakan metode belajar berupa permainan bola salju yang berupa soal-soal latihan. Metode ini sangat baik untuk keaktifan siswa sehingga siswa dapat memahami dengan mudah materi yang diajarkan. Selain itu, metode ini juga dapat memberikan rasa tanggung jawab siswa yang mendapat bola salju (di dalamnya terdapat latihan soal) untuk menjawab pertanyaan dengan benar, sehingga setiap siswa harus mempunyai kesiapan. 2.5 Integrasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Picture and Picture dengan Metode Snowball Drilling Integrasi berasal dari bahasa Latin yaitu integer, yang berarti keseluruhan atau seluruh dan bersifat utuh. Integer adalah menggabungkan beberapa bagian sehingga dapat bekerja sama atau membentuk keseluruhan. Secara etimologi integrasi merupakan pembauran yang menjadi kesatuan yang utuh dan bulat. Langkah-langkah pelaksanaan Pembelajaran Integrasi model pembelajaran Kooperatif Tipe Picture and Picture dengan Metode Snowball Drilling sebagai berikut: (1) Guru menampilakan gambar-gambar siklus hidrologi: panjang, sedang, pendek, (2) Meminta kepada siswa untuk mengamati gambar tersebut, (3) meminta kepada siswa untuk mengungkapkan pendapatnya dan mendiskusikannya sampai dapat berkenaan dengan materi Hidrosfer, (4) menyampaikan tujuan pembelajaran, (5) Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok yang beranggotakan 4 sampai 5 orang, (6) Membagikan potongan-potongan gambar siklus air pendek, sedang dan panjang, (7) Meminta siswa mempelajari gambar sampai setiap anggota kelompok memahami siklus air panjang, pendek dan sedang, (8) Setelah anggotaanggota kelompok memahami siklus air, guru menyampaikan aturan main, (9) Guru menggelinding bola salju dengan cara menggundi untuk mendapatkan kelompok yang mendapat giliran pertama, (10) Bagi kelompok yang menerima bola kertas, maka

14 20 kelompok tersebut melakukan pengundian dengan anggota kelompok untuk mendapatkan siswa yang mendapat giliran mengurutkan gambar di depan kelas, (11) Bagi siswa yang menerima bola kertas maju ke depan kelas untuk mengurutkan gambar sesuai dengan urutannya. Kemudian menanyakan alasan dasar urutan gambar tersebut, (12) Jika urutan gambar-gambar tersebut tepat, maka siswa yang menerima bola kertas berhak menggelinding bola kertas ke anggota kelompok lain, (13) Jika urutan gambar tersebut kurang tepat, maka anggota kelompok lain memperbaiki urutan gambar tersebut. Begitu seterusnya sampai semua kelompok menerima gelindingan bola salju, (14) Memberikan penjelasan tambahan. 2.6 Materi Hidrosfer Pengertian Hidrosfer Menurut Asdak (2010: 4) Hidrosfer berasal dari kata Hidro artinya air dan sphere artinya lapisan/selubung. Jadi hidrosfer adalah lapisan air dalam segala bentuknya (cairan, gas, padat) yang ada di permukaan bumi. Daerah perairan meliputi samudra, laut, danau, sungai, gletser, air tanah, dan uap air yang terdapat di atmosfer. Diperkirakan hampir tiga per empat muka bumi tertutup oleh air. Air di bumi memiliki jumlah yang tetap dan senantiasa bergerak dalam suatu lingkaran peredaran yang disebut siklus hidrologi, siklus air atau daur hidrologi. Air adalah bahan yang ditemukan pada bumi dalam 3 fasa (wujud) yaitu, padat (es), cair, dan gas (uap air). Dalam bentuk padat, air berada dalam atmosfer salju, dan sebagai kristal es atau es batu (hail stone) di dalam awan. Di bumi tampak dalam bentuk ladang salju, air beku dalam tanah, atau sebagai glasier (es) di pegunungan yang tinggi. Es juga tampak sebagai gunung es (icebergs) disamudra sebagai air beku di danau. Es berinteraksi dengan bumi padat, laut, dan udara. Dalam bentuk glasier, es dapat mengubah bentuk daratan. Es dapat muncul dari atmosfer

15 21 melalui deposisi, dari hidrosfer melalui pembekuan, dan kembali lagi diatmosfer melalui penguapan dan sublimasi Daur Hidrologi Daur hidrologi secara alamiah menunjukkan gerakan air di permukaan bumi. Selama proses daur hidrologi, yaitu perjalanan air dari permukaan laut ke atmosfer kemudian ke permukaan tanah dan kembali lagi ke laut dan tidak pernah berhenti, air tersebut akan bertahan (sementara) di sungai, danau dan dalam tanah sehingga dapat dimanfaatkan oleh manusia atau makhluk hidup lainnya. Asdak (2010: 5) menjelaskan bahwa dalam daur atau siklus hidrologi, energi panas matahari dan faktor-faktor iklim lainnya menyebabkan terjadinya proses evaporasi pada air, tanah dan transpirasi pada tumbuhan dan evapotranspirasi. Uap air sebagai hasil dari evaporasi tersebut akan terkondensasi dan turun sebagai hujan. Daur hidrologi secara alamiah dapat dilihat pada Gambar 1 dibawah ini yang menunjukkan gerakan air dipermukaan bumi. Gambar 1. Proses terjadinya siklus hidrologi Daur atau siklus hidrologi secara alamiah seperti terlihat pada gambar di atas, menunjukkan gerakan air dipermukaan bumi. Proses siklus hidrologi yaitu perjalanan

16 22 air dari permukaan laut ke atmosfer kemudian kepermukaan tanah dan kembali lagi ke laut tidak pernah berhenti (Asdak, 2010: 7) Di permukaan bumi air selalu berputar menurut siklus yang terjadi. Siklus hidrologi dibagi menjadi tiga yaitu: (1) Siklus pendek : yaitu air laut yang munguap, terkondensasi, membentuk awan dan turun hujan di laut. Intinya air dari laut langsung kembali ke laut, (2) Siklus sedang: yaitu penguapan air laut, sungai, rawa, atau danau terkondensasi menjadi awan, terbawa kedaratan dan turun hujan lalu mengalir ke selokan, sungai, danau, dan kembali ke laut. Intinya air dari laut, turun di darat, kembali lagi ke laut, (3) Siklus panjang: Air laut, dan daratan, termasuk respirasi tumbuh-tumbuhan menguap menjadi awan dan terbawa kedaratan dan turun hujan. Air hujan sebagian masuk ke tanah menjadi air tanah, diserap tumbuh-tumbuhan, ada yang turun hujan sebagai salju dan akan mencair sedikit demi sedikit dalam waktu yang lama dan akhirnya kembali ke laut. Intinya air dari laut, turun di puncak gunung turun sebagai air tanah, ke darat dan kembali lagi ke laut Jenis-Jenis Perairan Perairan yang ada di permukaan bumi ada 2 yaitu perairan darat dan peraran laut. Macam-macam perairan darat sebagai berikut : 1. Sungai Sungai adalah air tawar dari sumber alamiah air yang mengalir dari tempat yang lebih tinggi ke tempat yang lebih rendah dan menuju atau bermuara ke laut, danau atau sungai yang lebih besar. A. Jenis-jenis sungai yang ada sebagai berikut : a. Berdasarkan sumbernya : 1. Sungai mata air : sumbernya berasal dari mata air 2. Sungai hujan : sumbernya berasal dari air hujan

17 23 3. Sungai gletser : sumber airnya berasal dari es yang mencair 4. Sungai campuran : sumber airnya berasal dari campuran mata air, gletser dan hujan. b. Berdasar keadaan airnya : 1. Sungai permanen : sepanjang tahun airnya relatif tetap besar. 2. Sungai periodik : airnya pada musim hujan banyak sedangkan musim kemarau berkurang. 3. Sungai episodik : airnya kering pada musim kemarau dan ada pada musim hujan. c. Berdasarkan struktur lapisan/geologi : 1. Sungai anteseden : sungai yang dapat mengimbangi pengangkatan batuan yang dilaluinya dan dapat mempertahankan alirannya, karena erosi sungai lebih cepat dibandingkan dengan pengangkatan batuan. 2. Sungai epigenesa : sungai yang terus menerus mengikis batuan yang dilaluinya secara vertikal sehingga mencapai batuan induknya. d. Berdasarkan arah alirannya : 1. Sungai konsekuen : arah alirannya sesuai dengan kemiringan lereng yang dilaluinya. 2. Sungai subsekuen : arah alirannya tegak lurus dengan sungai konsekuen dan muaranya pada sungai konsekuen. 3. Sungai obsekuen : arah alirannya berlawanan arah dengan sungai konsekuen ( kemiringan lereng) dan bermuara atau anak sungai subsekuen. 4. Sungai resekuen : arah alirannya mengikuti kemiringan lereng batuan tetapi bermuara di sungai subsekuen.

18 24 5. Sungai insekuen : arah dan pola alirannya tidak menentu, tidak mengikuti kemiringan lereng. B. Pola aliran sungai 1. Pola radial (menjari) di bagi menjadi dua : a. Radial sentrifugal : arah alirannya meninggalkan pusat atau menuruni lereng/kerucut gunung. b. Radial sentripetal : arah alirannya menuju pusat atau menuju pusat depresi / penurunan. 2. Pola pararel : pola aliran sungai berbentuk sejajar dengan sungai lainnya dan alirannya menyesuaikan dengan kemiringan lereng, 3. Pola rektangular : bentuknya siku siku atau hampir mendekati siku siku. 4. Pola trelis : berbentuk sirip daun, terjadi pada pegunungan lipatan. 5. Pola dendririk : berbentuk seperti pohon dengan cabang cabangnya. 6. Pola Anular : pada awalnya merupakan pola radial sentrifugal, kemudian timbul sungai subsekuen, obsekuen dan resekuen. C. DAS ( Daerah Aliran Sungai) DAS adalah suatu kesatuan wilayah atau kawasan yang terdiri dari satu sungai induk / besar beserta anak anak sungainya. Contoh, DAS Brantas, DAS Bengawan Solo, DAS Citarum dan sebagainya. DAS berfungsi sebagai berikut : 1. Sebagai daerah penangkap air hujan. 2. Pengendali banjir pada musim hujan 3. Penyuplai air pada musim kemarau Karena fungsi DAS yang sangat penting maka perlu pelestarian dari kerusakan dan perlu pengelolaan.

19 25 2. Danau Danau adalah tempat berkumpulnya air pada cekungan tertentu yang berasal dari air hujan, sungai, gletser, air tanah, maupun mata air, dan sudah ada perbedaan suhu pada air tersebut. Jenis-jenis danau sebagai berikut : a. Berdasarkan jenis airnya. 1. Danau air asin: danau yang airnya asin, terletak didaerah panas yang intensitas penguapannya sangat besar. Contoh : Danau Merah. 2. Danau air tawar : danau yang airnya berupa air tawar, terdapat pada daerah basah (banyak hujan). Contoh : danau danau yang ada di Indonesia ( Danau Toba, Danau Singkarak dan lain-lain). b. Berdasarkan terjadinya 1. Danau tektonik : terjadi karena peristiwa tektonik sehingga mengakibatkan turunnya sebagian permukaan bumi sehingga terbentuk suatu cekungan yang terisi air. Contoh: Danau toba, Danau Singkarak dan sebagainya.. 2. Danaua Vulkanik : terjadi karena air tergenang pada lubang bekas kawah gunung meletus. Contoh: Danau Kalimutu (Flores), Danau Kelud (Jawa Timur) dan sebagainya. 3. Danau Karst : Danau yang terjadi di daerah kapaur. Terjadi akibat pengikisan kapur oleh air. Danau Karst yang berukuran kecil disebut dolin, sedangkan yang ukuran besar disebut uvala. Contoh: danau ini banyak terdapat di pegunungan kapur Gunung Kidul Yogyakarta. 4. Danau Glasial : terbentuk akibat dari proses erosi dan pengendapan glasial, sehingga membentk cekungan cekungan dan terisi air. Contoh: Danau di Norwegia dan Finlandia.

20 26 5. Danau Erosi Sungai : terbentuk dari meander sungai yang sudah sangat lama, sehingga terbentuk danau tapal kuda ( Oxbow lake). 4. Danau bendungan atau waduk : Danau yang terbentuk karena adanya pembendungan sungai baik dari peristiwa alam maupun oleh manusia. Contoh: Waduk Karang Kates, Waduk Jati Luhur, Danau Laut Tawar (Aceh). 3. Rawa Rawa merupakan dataran rendah yang tergenang oleh air, baik air hujan, air tanah, maupun air sungai, yang merupakan tanah lumpur dengan kadar air cukup tinggi. a. Ciri ciri rawa sebagai berikut : 1. Air bersifat asam karena selalu tergenang air. 2. Tanaman air banyak menutupi permukaannya. 3. Airnya keruh dan warna mendekati merah. 4. Pada dasar rawa terdapat tanaman gambut. b. Penggolongan rawa : Berdasar sifat airnya di bagi tiga yaitu : rawa air asin, air tawar, dan air payau. Berdasar keadaan airnya dibagi menjadi dua yaitu : 1. Rawa pasang surut : terletak didekat sungai atau pantai yang terpengaruh oleh pasang surut sungai dan pantai. 2. Rawa genangan: rawa yang selalu tergenang air, airnya bersifat asam. a. Manfaat rawa : 1. Untuk menahan dan mengurangi erosi di daerah pasang surut. 2. Untuk areal pertanian ( sawah pasang surut) 3. Usaha perikanan darat 4. Penghasil kayu bakau

21 27 5. Untuk pupuk dan bahan bakar dengan melalui proses pengeringan terlebih dahulu ( tanah gambut). 6. Tumbuhan rawa dapat menghasilkan oksigen dari proses fotosintesis 7. Dapat menjaga keseimbangan antara air asin dari laut dan air tawar yang terdapat di dalam tanah 8. Perlindungan daerah pesisir serta menjaga mutu air dan udara 9. Sebagai lokasi permukiman dengan model rumah bertiang 10. Rawa pantai dengan nipah dan rumbia dapat dimanfaatkan manusia sebagai bahan pembuatan atap. 11. Dapat menghasilkan kayu untuk berbagai keperluan manusia, mencegah terjadinya erosi. 12. Manfaat rawa dapat menjaga garis pantai 13. Bisa menjadi hutan mangrov 14. Pembngkit listrik. 15. Dapat menjaga garis pantai. b. Usaha pelestarian rawa 1. Reboisasi didaerah rawa dengan menanam tanaman air untuk menahan erosi. 2. Tidak mencemari rawa. 3. Tidak merusak tanaman yang ada di rawa. 2.7 Kerangka Berpikir Bertolak dari latar belakang dan kajian pustaka, maka berikut ini akan dikemukakan kerangka berpikir yang menjadi dasar pengajuan hipotesis penelitian. Proses pembelajaran adalah suatu rangkaian peristiwa yang akan mencapai tujuan yang akan dicapai. Hasil belajar yang diperoleh melalui proses pembelajaran yang diatur oleh guru. Jadi, dalam proses pembelajaran, guru tidak diharapkan sekedar

22 28 menyuapi siswa dengan materi pelajaran sejumlah fakta dan informasi, akan tetapi bagaimana siswa dapat belajar yang menyenangkan dan memiliki motivasi, sehingga terlibat secara aktif agar dapat memperoleh kebermaknaan belajar. Keberhasilan metode pengajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran dipandang efektif, jika dapat meningkatkan hasil belajar dan memperkecil kesulitan siswa untuk memahami pelajaran yang telah diajarkan. Proses belajar mengajar bukanlah hal yang sederhana, karena siswa tidak sekedar menyerap informasi dari guru, tetapi melibatkan berbagai kegiatan maupun tindakan yang harus dilaksanakan. Proses belajar mengajar pada hakekatnya marupakan upaya dalam mengembangkan keaktifan belajar siswa oleh guru. Oleh sebab itu dalam pelaksanaannya, guru harus selektif dalam menentukan model belajar mengajar yang diterapkan. Banyak model pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengaktifkan siswa dalam proses belajar mengajar. Salah satu model pembelajaran yang digunakan adalah pembelajaran kooperatif dengan metode picture and picture dan snowball drilling. Dalam pembelajaran picture and picture siswa ditujuk maju ke depan kelas untuk mengurutkan gambar menjadi urutan yang logis. Siswa dibimbing agar memiliki kreativitas, mampu berfikir kritis, dan mampu mengeluarkan pendapat. Sedangkan untuk metode snowball drilling berupa permainan (game) dengan menggelinding bola salju berupa latihan soal, sehingga mata pelajaran terutama yang berkaitan dengan hidrosfer menjadi lebih mudah terserap oleh peserta didik. Dengan metode ini sangat baik untuk keaktifan siswa sehingga siswa dapat memahami dengan mudah materi yang diajarkan melalui permainan bola salju. Metode ini, merupakan metode yang dapat memberikan rasa tanggung jawab siswa yang mendapat bola salju (di dalamnya terdapat latihan soal) untuk menjawab pertanyaan dengan benar, sehingga setiap

23 29 siswa harus mempunyai kesiapan. dengan penggunaan model kooperatif tipe picture and picture dan snowball drilling ini siswa akan lebih aktif dalam proses belajarnya mengembangkan pengetahuan dan keterampilan serta keterlibatannya secara langsung. Berdasarkan hal di atas pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif tipe picture and picture dan snowball drilling diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. 2.8 Kajian Penelitian yang Relevan Penelitian terdahulu, dilakukan oleh Ni Luh Yanti tahun 2012 dengan judul Pengaruh Metode Snowball Drilling Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Topik Hidrosfer, metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini berupa instrumen tes dan nontes. dengan hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat pengaruh metode sowball drilling yang menyebapkan adanya perbedaan dalam hal hasil belajar siswa pada kelas eksperimen dan kelas control. Rata-rata skor hasil belajar siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan metode snowball drilling lebih tinggi yakni 72,3 dibandingkan dengan siswa yang dalam pembelajaran menggunakan metode ceramah yakni 64,5. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya, adalah peneliti menggunakan integrasi model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture dengan metode snowball drilling pada kelas eksperimen dan pada kelas control diberikan perlakuan dengan metode snowball drilling. Sedangkan pada penelitian terdahulu diberikan perlakuan dengan metode snowball drilling pada kelas eksperimen, sedangkan pada kelas control diberikan perlakuan pembelajaran langsung. Metode yang digunakan pada penelitian sebelumnya adalah metode eksperimen dengan rancangan pretest dan posttest, sedangkan pada penelitian yang

24 30 akan peneliti lakukan pada penelitian ini adalah metode eksperimen dengan rancangan posttest-only control design. Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Akmam: 2011, dengan formasi judul Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball Drilling dengan Bantuan Alat Peraga Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Peserta Didik pada Sub Pokok Bahasan Tabung Kelas IX MTs Miftahul Falah Bonang Demak Tahun Pelajaran 2011/2012. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan eksperimental yang dilaksanakan di MTs Miftahul Falah Bonang Demak. Dalam penelitian ini, peneliti memberikan perlakuan terhadap kelas eksperimen yakni diberi pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe snowball drilling dengan bantuan alat peraga, sedangkan pada kelas kontrol tetap menggunakan metode konvensional. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan metode dokumentasi, dan tes. Metode tes digunakan untuk memperoleh data hasil belajar peserta didik kelas eksperimen dan kelas kontrol pada sub pokok bahasan tabung yang digunakan peneliti sebagai dasar hipotesis untuk menarik kesimpulan. Sumber : ( Perbedaan penelitian yang dilakukan oleh Akmam: 2011 dengan penelitian ini adalah materi yang digunakan pada penelitian ini menggunakan materi hidrosfer sedangkan pada penelitian sebelumnya menggunakan sub pokok bahasan tabung. Pada penelitian sebelumnya diberikan perlakuan pada kelas eksperimen dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe snowball drilling dengan bantuan alat peraga, sedangkan pada kelas kontrol menggunakan metode konvensional. Sedangkan pada penelitian ini menggunakan integrasi model pembelajaran kooperatif

25 31 tipe picture and picture dengan metode snowball drilling pada kelas eksperimen sedangkan pada kelas control diberikan perlakuan dengan metode snowball drilling. Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Ni mah: 2012, dengan judul Penerapan Model Kooperatif Tipe Snowball Drilling Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Perjuangan Melawan Penjajahan Pada Siswa Kelas Vb Sdn Sambeng Todanan Blora Tahun Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dokumentasi, observasi, wawancara, dan tes. Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif (Miles & Huberman) yang terdiri dari tiga komponen yaitu reduksi data, sajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, dapat disimpulkan bahwa dengan menerapkan model kooperatif tipe snowball drilling dapat meningkatkan pemahaman konsep perjuangan melawan penjajahan pada siswa kelas VB SDN Sambeng Todanan Blora tahun Sumber : ( Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya di atas yang dilakukan oleh Ni mah: 2012 yaitu: (1) penelitian sebelumnya merupakan penelitian tindakan kelas (PTK), sedangkan pada penelitian ini merupakan penelitian eksperimen. (2) materi yang digunakan pada penelitian sebelumnya yaitu tentang konsep perjuangan melawan penjajahan, sedangkan pada penelitian ini menggunakan materi hidrosfer. (3) tujuan penelitian sebelumnya yaitu untuk meningkatkan pemahaman konsep perjuangan melawan penjajahan sedangkan pada penelitian ini ingin melihat perbedaan hasil belajar siswa pada kedua kelas yang diberikan perlakuan yang berbeda.

26 Hipotesis Adapun yang menjadi hipotesis dalam penelitian ini adalah terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa pada kelas yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture dan snowball drilling dengan kelas yang menggunakan metode snowball drilling.

score of correct answ er total score

score of correct answ er total score SMA KRI STEN TRI TUNGGAL JL. SEMARANG I NDAH BLOK F NO. 1 SEMARANG TELP. ( 024) 7606100, 7610634 FAX. 7626017 Total Score : Score= 100 score of correct answ er total score COMPETENCE ASSESSMENT (CA) Subject

Lebih terperinci

HIDROSFER Berdasarkan proses perjalanannya, siklus dapat dibedakan menjadi 3 jenis sebagai berikut :

HIDROSFER Berdasarkan proses perjalanannya, siklus dapat dibedakan menjadi 3 jenis sebagai berikut : HIDROSFER Berdasarkan proses perjalanannya, siklus dapat dibedakan menjadi 3 jenis sebagai berikut : Siklus pendek : Air laut uap air embun awan hujan laut darat Siklus sedang : Air laut uap air embun

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. siswa antara kelas yang menggunakan integrasi model pembelajaran kooperatif tipe

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. siswa antara kelas yang menggunakan integrasi model pembelajaran kooperatif tipe 43 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Hasil penelitian yang diperoleh diolah dengan menggunakan teknik pengumpulan data yaitu pengujian validitas dan realibilitas tes, dan teknik

Lebih terperinci

BAB 5: GEOGRAFI DINAMIKA HIDROSFER

BAB 5: GEOGRAFI DINAMIKA HIDROSFER www.bimbinganalumniui.com 1. Proses penguapan air yang ada di permukaan bumi secara langsung melalui proses pemanasan muka bumi disebut a. Transpirasi b. Transformasi c. Evaporasi d. Evapotranspirasi e.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran kooperatif merupakan pemanfaatan kelompok kecil dua hingga

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran kooperatif merupakan pemanfaatan kelompok kecil dua hingga 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Examples Non Examples Pembelajaran kooperatif merupakan pemanfaatan kelompok kecil dua hingga lima orang dalam pembelajaran yang memungkinkan siswa bekerja

Lebih terperinci

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 6. DINAMIKA HIDROSFERLATIHAN SOAL 6.2. air freatik. air artesis. air fotic. air payau.

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 6. DINAMIKA HIDROSFERLATIHAN SOAL 6.2. air freatik. air artesis. air fotic. air payau. 1. Air tanah dalam yang memancar disebut... SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 6. DINAMIKA HIDROSFERLATIHAN SOAL 6.2 air freatik air artesis air fotic air payau air permukaan Kunci Jawaban : B Air

Lebih terperinci

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 6. DINAMIKA HIDROSFERLATIHAN SOAL 6.1. tetap

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 6. DINAMIKA HIDROSFERLATIHAN SOAL 6.1. tetap SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 6. DINAMIKA HIDROSFERLATIHAN SOAL 6.1 1. Keberadaan air yang terdapat di permukaan bumi jumlahnya... tetap semakin berkurang semakin bertambah selalu berubah-ubah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran Matematika 2.1.1.1 Pengertian Matematika Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting

Lebih terperinci

HIDROSFER II. Tujuan Pembelajaran

HIDROSFER II. Tujuan Pembelajaran KTSP & K-13 Kelas X Geografi HIDROSFER II Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mempunyai kemampuan sebagai berikut. 1. Memahami aktivitas aliran sungai. 2. Memahami jenis

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. perubahan tingkah laku pada diri sendiri berkat pengalaman dan latihan.

II. TINJAUAN PUSTAKA. perubahan tingkah laku pada diri sendiri berkat pengalaman dan latihan. 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Picture and Picture Belajar merupakan proses perkembangan yang dialami oleh siswa menuju ke arah yang lebih baik. Menurut Hamalik (2004:37) belajar merupakan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS I

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS I RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS I Nama Sekolah : SMP N 2 Ngemplak Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas / semester : VII / 2 Standar Kompetensi : 4. Memahami usaha manusia untuk

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori 1. Kajian Tentang Model Pembelajaran Cooperative Learning a. Pengertian Model Pembelajaran Menurut Agus Suprijono (2009: 46) mengatakan bahwa model pembelajaran

Lebih terperinci

HIDROSFER. Lili Somantri,S.Pd Dosen Jurusan Pendidikan Geografi UPI

HIDROSFER. Lili Somantri,S.Pd Dosen Jurusan Pendidikan Geografi UPI HIDROSFER Lili Somantri,S.Pd Dosen Jurusan Pendidikan Geografi UPI Disampaikan dalam Kegiatan Pendalaman Materi Geografi SMP Bandung, 7 September 2007 Peserta workshop: Guru Geografi SMP Siklus Air Dari

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS. Siswa adalah penentu terjadinya atau tidak terjadinya proses belajar mengajar. Proses

BAB II KAJIAN TEORITIS. Siswa adalah penentu terjadinya atau tidak terjadinya proses belajar mengajar. Proses BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Hasil Belajar Menurut Dimyati dkk (2006 : 7) belajar merupakan tindakan dan perilaku yang kompleks. Sebagai tindakan, maka belajar hanya dialami oleh siswa sendiri. Siswa adalah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar Menurut Lindgren dalam Agus Suprijono (2011: 7) hasil pembelajaran meliputi kecakapan, informasi, pengertian, dan sikap. Hal yang sama juga dikemukakan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di SD Ilmu pengetahuan alam (IPA) merupakan bagian dari ilmu pegetahuan atau sains yang semula berasal dari bahasa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan memegang peranan penting dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan memegang peranan penting dalam 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan pendidikan yang hendak dicapai pemerintah Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan memegang peranan penting dalam mencerdaskan kehidupan

Lebih terperinci

HIDROSFER IV. Tujuan Pembelajaran

HIDROSFER IV. Tujuan Pembelajaran KTSP & K-13 Kelas X Geografi HIDROSFER IV Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mempunyai kemampuan sebagai berikut. 1. Memahami banjir dan faktor penyebabnya. 2. Memahami

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model dimaknakan sebagai objek atau konsep yang digunakan untuk

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model dimaknakan sebagai objek atau konsep yang digunakan untuk II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Kooperatif Model dimaknakan sebagai objek atau konsep yang digunakan untuk merepresentasikan suatu hal. Sedangkan pembelajaran adalah usaha dari seorang guru

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. Gagne menyatakan hasil belajar berupa: 1. Informasi Verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam

BAB II KAJIAN TEORI. Gagne menyatakan hasil belajar berupa: 1. Informasi Verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam BAB II KAJIAN TEORI A. Hasil Belajar IPA 1. Hasil Belajar Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi, dan keterampilan. Gagne menyatakan hasil

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS V SDN KARANGMLATI 1 DEMAK

BAB IV ANALISIS PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS V SDN KARANGMLATI 1 DEMAK BAB IV ANALISIS PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS V SDN KARANGMLATI 1 DEMAK A. Analisis Aspek-Aspek yang Diteliti Antara Pembelajaran Tutor Sebaya dan Pembelajaran

Lebih terperinci

Daur Siklus Dan Tahapan Proses Siklus Hidrologi

Daur Siklus Dan Tahapan Proses Siklus Hidrologi Daur Siklus Dan Tahapan Proses Siklus Hidrologi Daur Siklus Hidrologi Siklus hidrologi adalah perputaran air dengan perubahan berbagai bentuk dan kembali pada bentuk awal. Hal ini menunjukkan bahwa volume

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura Ni Wayan Lasmini SD Negeri 2 Tatura, Palu, Sulawesi Tengah ABSTRAK Permasalahan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran kooperatif adalah salah satu bentuk pembelajaran yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran kooperatif adalah salah satu bentuk pembelajaran yang 10 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif adalah salah satu bentuk pembelajaran yang berdasarkan paham konstruktivis. Pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Pembelajaran Kooperatif (Cooperatif Learning) Menurut Nurhadi (2004: 112), pembelajaran kooperatif adalah pendekatan

TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Pembelajaran Kooperatif (Cooperatif Learning) Menurut Nurhadi (2004: 112), pembelajaran kooperatif adalah pendekatan 7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Pembelajaran Kooperatif (Cooperatif Learning) Menurut Nurhadi (2004: 112), pembelajaran kooperatif adalah pendekatan pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sesuatu yang sangat penting dalam pembentukan kualitas sumber daya manusia yang mampu menghadapi berbagai perubahan serta kemajuan di sekitarnya.

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas / Semester Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Alokasi Waktu : SMP Negeri 40 Bandung : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) : VII J / 2

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas 4 SDN Salatiga 09. Total jumlah siswa di kelas 4 berjumlah 38 siswa, dengan total

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Picture and Picture Belajar merupakan proses perkembangan yang dialami oleh siswa menuju ke arah yang lebih baik. Menurut Hamalik (2004:37) belajar merupakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengemukakan beberapa definisi mengenai prestasi belajar. Kemampuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengemukakan beberapa definisi mengenai prestasi belajar. Kemampuan 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Prestasi Belajar 1. Pengertian prestasi belajar Untuk memahami tentang pengertian prestasi di sini akan diawali dengan mengemukakan beberapa definisi mengenai prestasi belajar.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membentuk sikap serta ketrampilan yang berguna baginya dalam menyikapi

BAB I PENDAHULUAN. membentuk sikap serta ketrampilan yang berguna baginya dalam menyikapi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberhasilan pendidikan tidak lepas dari proses belajar mengajar, yang di dalamnya meliputi beberapa komponen yang saling terkait, antara lain; guru (pendidik),

Lebih terperinci

SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 15. BUMI DAN ALAM SEMESTALatihan soal 15.2

SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 15. BUMI DAN ALAM SEMESTALatihan soal 15.2 SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 15. BUMI DAN ALAM SEMESTALatihan soal 15.2 1. Peristiwa dimana panas matahari mengakibatkan air dipermukaan bumi menguap disebut peristiwa. Kondensasi Evaporasi Presipitasi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. 2.1 Kajian Teori Model Pembelajaran Kooperatif

BAB II KAJIAN TEORI. 2.1 Kajian Teori Model Pembelajaran Kooperatif 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Model Pembelajaran Kooperatif BAB II KAJIAN TEORI Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang mengutamakan kerjasama diantara siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Lebih terperinci

HIDROSFER I. Tujuan Pembelajaran

HIDROSFER I. Tujuan Pembelajaran KTSP & K-13 Kelas X Geografi HIDROSFER I Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mempunyai kemampuan sebagai berikut. 1. Memahami pengertian hidrosfer dan siklus hidrologi.

Lebih terperinci

KAJIAN PUSTAKA. Dalam kegiatan belajar mengajar siswa melakukan aktivitas. Pengajaran yang

KAJIAN PUSTAKA. Dalam kegiatan belajar mengajar siswa melakukan aktivitas. Pengajaran yang II. KAJIAN PUSTAKA A. Aktivitas Belajar Dalam kegiatan belajar mengajar siswa melakukan aktivitas. Pengajaran yang efektif adalah pengajaran yang menyediakan kesempatan belajar sendiri atau melakukan aktivitas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Gendongan 01 yang terletak di Jl. Margorejo No.580 Kecamatan Tingkir Kota Salatiga. Siswa

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Huda (2014) mengatakan bahwa tidak semua belajar kelompok bisa dianggap

II. TINJAUAN PUSTAKA. Huda (2014) mengatakan bahwa tidak semua belajar kelompok bisa dianggap II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Think-Pair-Share (TPS) Think-Pair-Share (TPS) adalah suatu struktur yang dikembangkan pertama kali oleh Profesor Frank Lyman di Universitas Meryland pada tahun

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE PADA MATA PELAJARAN PKN SISWA SD NEGERI 105300 SUKA MAKMUR Soyem Guru SD Negeri 105300 Sukamakmur Email :

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 42 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Kedungwinangun. Lokasi sekolah dasar tersebut terletak di Desa

Lebih terperinci

Pembahasan Video :http://stream.primemobile.co.id:1935/testvod/_definst_/smil:semester 2/SMA/KELAS 10/GEOGRAFI/BAB 6/GEO smil/manifest.

Pembahasan Video :http://stream.primemobile.co.id:1935/testvod/_definst_/smil:semester 2/SMA/KELAS 10/GEOGRAFI/BAB 6/GEO smil/manifest. 1. Perhatikan gambar berikut! SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 6. DINAMIKA HIDROSFERLATIHAN SOAL BAB 6 Proses infiltrasi pada siklus air adalah nomor... 1 2 3 4 5 Kunci Jawaban : D Proses-proses

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Belajar dan Pembelajaran 1. Belajar 1) Pengertian Belajar Belajar pada hakikatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu. Belajar dapat dipandang

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP

PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP MUHAMMAD IDRIS Guru SMP Negeri 3 Tapung iidris.mhd@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 KajianTeori 2.1.1 Hasil Belajar Hasil belajar menurut Anni ( 2004:4 ) merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar Hasil belajar

Lebih terperinci

Karakteristik Air. Siti Yuliawati Dosen Fakultas Perikanan Universitas Dharmawangsa Medan 25 September 2017

Karakteristik Air. Siti Yuliawati Dosen Fakultas Perikanan Universitas Dharmawangsa Medan 25 September 2017 Karakteristik Air Siti Yuliawati Dosen Fakultas Perikanan Universitas Dharmawangsa Medan 25 September 2017 Fakta Tentang Air Air menutupi sekitar 70% permukaan bumi dengan volume sekitar 1.368 juta km

Lebih terperinci

Oleh Listumbinang Halengkara, S.Si.,M.Sc. Prodi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan IPS FKIP Unila

Oleh Listumbinang Halengkara, S.Si.,M.Sc. Prodi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan IPS FKIP Unila AIR PERMUKAAN Oleh Listumbinang Halengkara, S.Si.,M.Sc. Prodi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan IPS FKIP Unila 2 0 1 3 Air permukaan adalah bagian dari air hujan yang tidak mengalami infiltrasi (peresapan),

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. A. Pembelajaran Kooperatif (Cooperatif Learning) Cooperative learning atau pembelajaran kooperatif adalah suatu model

TINJAUAN PUSTAKA. A. Pembelajaran Kooperatif (Cooperatif Learning) Cooperative learning atau pembelajaran kooperatif adalah suatu model II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Kooperatif (Cooperatif Learning) Cooperative learning atau pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran yang saat ini banyak digunakan untuk mewujudkan kegiatan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS Tinjauan Tentang Belajar dan Hasil Belajar

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS Tinjauan Tentang Belajar dan Hasil Belajar BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Tinjauan Tentang Belajar dan Hasil Belajar Belajar merupakan salah satu kebutuhan hidup manusia yang vital dalam usahanya untuk mempertahankan hidup

Lebih terperinci

Meningkatkan Prestasi Belajar IPA melalui Penggunaan Media Gambar pada Kelas IV SDN Majene

Meningkatkan Prestasi Belajar IPA melalui Penggunaan Media Gambar pada Kelas IV SDN Majene Meningkatkan Prestasi Belajar IPA melalui Penggunaan Media Gambar pada Kelas IV SDN Majene Muh. Jupriadi, Bustamin, dan Lilies Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Lebih terperinci

PERTEMUAN II SIKLUS HIDROLOGI

PERTEMUAN II SIKLUS HIDROLOGI PERTEMUAN II SIKLUS HIDROLOGI SIKLUS HIDROLOGI Siklus Hidrologi adalah sirkulasi air yang tidak pernah berhenti dari atmosfir ke bumi dan kembali ke atmosfir melalui kondensasi, presipitasi, evaporasi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw mengajarkan siswa untuk bekerjasama

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw mengajarkan siswa untuk bekerjasama 10 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw mengajarkan siswa untuk bekerjasama dan bertanggung jawab. Menurut Arends (dalam Amri dan Ahmadi, 2010:94)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan guru. Proses kegiatan belajar mengajar perlu dibina hubungan dengan

BAB I PENDAHULUAN. dan guru. Proses kegiatan belajar mengajar perlu dibina hubungan dengan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan di sekolah tidak lepas dari proses pembelajaran antara siswa dan guru. Proses kegiatan belajar mengajar perlu dibina hubungan dengan baik antara guru dan

Lebih terperinci

Oleh : Rina Purwati SDN Giriharjo 1 Ngrambe Ngawi

Oleh : Rina Purwati SDN Giriharjo 1 Ngrambe Ngawi Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Jasa Dan Peran Tokoh Dalam Mempersiapkan Kemerdekaan Indonesia Melalui Metode Picture And Picture Pada Siswa Kelas V SDN Giriharjo 2 Kecamatan Ngrambe Kabupaten

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI. A. Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) sesuatu secara bersama-sama dengan saling membantu satu sama lainnya

LANDASAN TEORI. A. Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) sesuatu secara bersama-sama dengan saling membantu satu sama lainnya 8 II. LANDASAN TEORI A. Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) Cooperative Learning berasal dari kata cooperative yang artinya mengerjakan sesuatu secara bersama-sama dengan saling membantu satu

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. KAJIAN TEORI 1. Hakekat Belajar. a. Pengertian Hasil Belajar Hasil belajar ialah terjadinya perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi Teori 2.1.1 Ilmu Pengetahuan Alam Dalam bahasa inggris Ilmu Pengetahuan Alam disebut natural science, natural yang artinya berhubungan dengan alam dan science artinya

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 9 BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakekat Belajar dan Hasil Belajar A. Pengertian belajar Belajar adalah upaya pemenuhan reaksi mental dan atau fisik terhadap penglihatan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan usaha sadar agar manusia dapat mengembangkan potensi dirinya melalui proses pembelajaran dan cara lain yang dikenal dan diakui oleh

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya. (Dalam bukunya Purwanto,

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya. (Dalam bukunya Purwanto, 8 BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar (Winkel,1965 : 51) Hasil belajar adalah perubahan yang mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya. (Dalam bukunya

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian teori 2.1.1. Mata Pelajaran IPA di Sekolah Dasar Menurut Piaget dalam Heruman (2007:1), Anak SD berada pada fase operasional konkret. Kemampuan yang tampak pada fase ini

Lebih terperinci

KEEFEKTIVAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA POHON MATEMATIKA PADA MATERI PECAHAN DI KELAS V SD NEGERI PEJAGAN 5 BANGKALAN

KEEFEKTIVAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA POHON MATEMATIKA PADA MATERI PECAHAN DI KELAS V SD NEGERI PEJAGAN 5 BANGKALAN KEEFEKTIVAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA POHON MATEMATIKA PADA MATERI PECAHAN DI KELAS V SD NEGERI PEJAGAN 5 BANGKALAN Dwi Ivayana Sari STKIP PGRI Bangkalan, Jl. Soekarno Hatta,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. Menurut Gagne (dalam Slameto, 2007:43) lima kategori hasil belajar yaitu

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. Menurut Gagne (dalam Slameto, 2007:43) lima kategori hasil belajar yaitu BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teoretis 2.1.1 Pengertian Hasil Belajar Menurut Gagne (dalam Slameto, 2007:43) lima kategori hasil belajar yaitu (1) informasi verbal; (2) keterampilan

Lebih terperinci

II. KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Teori Yang Melandasi Model Pembelajaran Make A Match

II. KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Teori Yang Melandasi Model Pembelajaran Make A Match II. KAJIAN PUSTAKA 2.1 Teori Yang Melandasi Model Pembelajaran Make A Match 2.1.1 Teori Vygotski Karya Vygotski didasarkan pada tiga ide utama : (1) bahwa intelektual berkembang pada saat individu menghadapi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar Menurut Gagne dalam Agus Suprijono (2011: 5-6) bahwa hasil belajar itu berupa: informasi verbal, keterampilan intelektual, strategi kognitif,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Model Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) tanggung jawab, kejujuran, persaingan sehat dan keterlibatan belajar.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Model Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) tanggung jawab, kejujuran, persaingan sehat dan keterlibatan belajar. 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. KAJIAN TEORI 2.1.1. Model Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) Belajar dengan permainan yang dirancang dalam pembelajaran kooperatif memungkinkan siswa dapat belajar

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian,

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS 2.1 Pengertian Hasil Belajar Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan. Merujuk pemikiran

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. berarti mempunyai efek, pengaruh atau akibat, selain itu kata efektif juga dapat

II. TINJAUAN PUSTAKA. berarti mempunyai efek, pengaruh atau akibat, selain itu kata efektif juga dapat 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Efektivitas Pembelajaran Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia efektivitas berasal dari kata efektif yang berarti mempunyai efek, pengaruh atau akibat, selain itu

Lebih terperinci

BAB II Kajian Pustaka

BAB II Kajian Pustaka BAB II Kajian Pustaka 2.1 Kajian Teori Sesuai dengan masalah dan tujuan penelitian, pembahasan landasan teori dalam penelitian ini berisi tinjauan pustaka yang merupakan variabel dari penelitian ini. Kajian

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar Pengertian Menurut Darmansyah (2006 : 13) menyatakan bahwa hasil belajar adalah hasil penelitian terhadap kemampuan siswa yang ditentukan dalam

Lebih terperinci

TIPOLOGI EKOSISTEM DAN KERAWANANNYA

TIPOLOGI EKOSISTEM DAN KERAWANANNYA TIPOLOGI EKOSISTEM DAN KERAWANANNYA 1 OLEH : Kelompok V Muslim Rozaki (A 231 10 034) Melsian (A 231 10 090) Ni Luh Ari Yani (A 231 10 112) Rinanda Mutiaratih (A 231 11 006) Ismi Fisahri Ramadhani (A 231

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Metode (method). Secara harafiah berarti cara. metode atau metodik berasal dari

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Metode (method). Secara harafiah berarti cara. metode atau metodik berasal dari A. Metode Diskusi BAB II KAJIAN PUSTAKA Metode (method). Secara harafiah berarti cara. metode atau metodik berasal dari bahasa Yunani (metha), yang berarti melalui atau melewati. Secara umum metode atau

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Pembelajaran IPA di SD Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar dengan menggunakan sumber belajar dapat

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Pembelajaran IPA di SD Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar dengan menggunakan sumber belajar dapat BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran IPA di SD Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar dengan menggunakan sumber belajar dapat membantu pencapaian keberhasialn pembelajaran. Ditegaskan oleh

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGASI PADA MATERI GEOMETRI

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGASI PADA MATERI GEOMETRI PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGASI PADA MATERI GEOMETRI Dwi Avita Nurhidayah Universitas Muhammadiyah Ponorogo Email : danz_atta@yahoo.co.id Abstrak

Lebih terperinci

Lebih dari 70% permukaan bumi diliputi oleh perairan samudra yang merupakan reservoar utama di bumi.

Lebih dari 70% permukaan bumi diliputi oleh perairan samudra yang merupakan reservoar utama di bumi. Sekitar 396.000 kilometer kubik air masuk ke udara setiap tahun. Bagian yang terbesar sekitar 333.000 kilometer kubik naik dari samudera. Tetapi sebanyak 62.000 kilometer kubik ditarik dari darat, menguap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dirinya melalui proses pembelajaran dan atau cara lain yang dikenal dan diakui

BAB I PENDAHULUAN. dirinya melalui proses pembelajaran dan atau cara lain yang dikenal dan diakui BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia hidup pasti membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Karena pendidikan merupakan usaha agar manusia dapat mengembangkan potensi dirinya melalui proses

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA Dalam bab II kajian pustaka berisi tentang kajian teoriyang menjelaskan tentang pembelajaran,pengertian dari IPA sebagai ilmu pengetahuan yang berisi tentang alam semesta. Hasil belajar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kajian Teori

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kajian Teori BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Prestasi Belajar Matematika a. Pengertian Prestasi Pengertian prestasi yang disampaikan oleh para ahli sangatlah bermacammacam dan bervariasi. Hal ini dikarenakan

Lebih terperinci

aspek saja, tetapi terjadi secara menyuluruh yang meliputi aspek kognitif, afektif,

aspek saja, tetapi terjadi secara menyuluruh yang meliputi aspek kognitif, afektif, Hasil Belajar Hasil belajar adalah perubahan perilaku individu, sebagai akibat atau umpan balik dari proses pembelajaran. Perubahan perilaku tersebut bukan terjadi hanya pada satu aspek saja, tetapi terjadi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas II SD Kutowinangun 08. Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Model Cooperative Learning Tipe Make A Match 2.1.1 Model Pembelajaran Model pembelajaran merupakan salah satu pendekatan yang digunakan oleh guru untuk mencapai keberhasilan dalam

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran 1. Pengertian Model Pembelajaran Model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum, merancang bahan-bahan pembelajaran,

Lebih terperinci

Suherman Guru Fisika SMA Negeri 1 Stabat dan Mahasiswa Jurusan Pendidikan Fisika Pascasarjana Unimed

Suherman Guru Fisika SMA Negeri 1 Stabat dan Mahasiswa Jurusan Pendidikan Fisika Pascasarjana Unimed MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN FISIKA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS DI SMA NEGERI 1 STABAT Suherman Guru Fisika

Lebih terperinci

ekonomi dengan model pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI).

ekonomi dengan model pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI). PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI KELANGKAAN DIKELAS X SMA NEGERI 2 BIREUEN Noventi, Nurul Mahasiswa Pendidikan Ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan. Terkadang orang yang pendidikannya rendah memiliki kehidupan yang rendah juga jika tidak didukung

Lebih terperinci

B. DANAU. c. Danau Vulkan-Tektonik adalah danau yang terjadi karena gerakan tektonik dan letusan gunung api. Contoh : Danau Toba.

B. DANAU. c. Danau Vulkan-Tektonik adalah danau yang terjadi karena gerakan tektonik dan letusan gunung api. Contoh : Danau Toba. e. Danau Dolina adalah danau yang terdapat di daerah icorst dan umumnya berupa danau kecil yang bersifat temporer. Bila di dasar tebing dolina terdapat bahan geluh lempung yang merupakan bahan yang tak

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS 1

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS 1 97 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS 1 Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Alokasi Waktu : SDN CIBEUNYING : IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) : IV (Empat) / 2 (Dua) : 3 x 35 menit A. Standar

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 10 Biau

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 10 Biau Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 10 Biau Harsono M. Timumun, Muchlis L. Djirimu, Lestari M.P. Alibasyah Mahasiswa

Lebih terperinci

2014 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI TULISAN DAN PENGUASAAN KONSEP SISTEM EKSKRESI SISWA KELAS XI

2014 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI TULISAN DAN PENGUASAAN KONSEP SISTEM EKSKRESI SISWA KELAS XI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan dalam pandangan tradisional selama beberapa dekade dipahami sebagai bentuk pelayanan sosial yang harus diberikan kepada masyarakat. Namun demikian pendidikan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hakekat Belajar 1. Pengertian Belajar Belajar dan pembelajaran merupakan kegiatan yang tidak terpisahkan dalam manusia agar dapat memenuhi kebutuhan serta perubahan dalam diri

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR BIOLOGI PADA MATERI EKOSISTEM MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN MAKE A MATCH

PENINGKATAN HASIL BELAJAR BIOLOGI PADA MATERI EKOSISTEM MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN MAKE A MATCH PENINGKATAN HASIL BELAJAR BIOLOGI PADA MATERI EKOSISTEM MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN MAKE A MATCH PADA SISWA KELAS VII A SMP MUHAMMADIYAH 10 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011/2012 NASKAH PUBLIKASI Oleh :

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 4 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) didefinisikan sebagai kumpulan pengetahuan yang tersusun secara terbimbing. Hal ini

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. diketahui serta memaksimalkan potensi yang dimiliki seseorang. Belajar adalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. diketahui serta memaksimalkan potensi yang dimiliki seseorang. Belajar adalah BAB II KAJIAN PUSTAKA 1.1 Teori Belajar Belajar adalah suatu kegiatan memahami dan menemukan sesuatu yang belum diketahui serta memaksimalkan potensi yang dimiliki seseorang. Belajar adalah proses perubahan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Pembelajara Tematik Terpadu dan Pendekatan Scientific. 1. Pengertian Pembelajaran Tematik Terpadu

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Pembelajara Tematik Terpadu dan Pendekatan Scientific. 1. Pengertian Pembelajaran Tematik Terpadu 9 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pembelajara Tematik Terpadu dan Pendekatan Scientific 1. Pengertian Pembelajaran Tematik Terpadu Kurikulum 2013 yang sekarang ini mulai digunakan yaitu pembelajaran tematik terpadu.

Lebih terperinci

2013 IMPLEMENTASI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA TENTANG SIFAT BAHAN DAN KEGUNAANNYA

2013 IMPLEMENTASI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA TENTANG SIFAT BAHAN DAN KEGUNAANNYA BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah proses pertumbuhan dan perkembangan yang dilakukan oleh manusia secara sadar menuju kedewasaan baik mental, emosional, maupun intelektual.

Lebih terperinci

PENINGKATAN MOTIVASI SISWA DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA KELAS IV B SD NEGERI CLAPAR MELALUI METODE TALKING STICK

PENINGKATAN MOTIVASI SISWA DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA KELAS IV B SD NEGERI CLAPAR MELALUI METODE TALKING STICK PENINGKATAN MOTIVASI SISWA DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA KELAS IV B SD NEGERI CLAPAR MELALUI METODE TALKING STICK Oleh: Candra Ramadhani, Bambang Priyo Darminto, Dita Yuzianah Program Studi Pendidikan Matematika

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIK. 1. Pengertian Kemampuan Komunikasi Matematis

BAB II KAJIAN TEORITIK. 1. Pengertian Kemampuan Komunikasi Matematis BAB II KAJIAN TEORITIK A. Kemampuan Komunikasi Matematis 1. Pengertian Kemampuan Komunikasi Matematis Komunikasi dapat diartikan sebagai sebuah interaksi yang dilakukan oleh dua orang atau lebih secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan investasi yang paling utama bagi setiap bangsa,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan investasi yang paling utama bagi setiap bangsa, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan investasi yang paling utama bagi setiap bangsa, terutama bagi bangsa yang sedang berkembang, yang sedang membangun negaranya. Pembangunan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Kajian Teori. 1. Aktivitas Belajar. Anak senantiasa berinteraksi dengan sekitarnya dan selalu berusaha

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Kajian Teori. 1. Aktivitas Belajar. Anak senantiasa berinteraksi dengan sekitarnya dan selalu berusaha 6 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Aktivitas Belajar Anak senantiasa berinteraksi dengan sekitarnya dan selalu berusaha mengatasi masalah-masalah yang dihadapinya di lingkungan itu" (Piaget dalam

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Hasil Belajar Menurut Slameto (2010:2) belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Belajar merupakan perkembangan yang dialami oleh seseorang menuju kearah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Belajar merupakan perkembangan yang dialami oleh seseorang menuju kearah 8 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Belajar dan Pembelajaran Kooperatif 1. Teori Belajar Belajar merupakan perkembangan yang dialami oleh seseorang menuju kearah yang lebih baik. Menurut Sardiman (1986: 22), secara

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Model Pembelajaran Make a Match 2.1.1 Pengertian Model pembelajaran Model pembelajaran merupakan landasan praktik pembelajaran sebagai hasil penurunan teori psikologi pendidikan

Lebih terperinci