KAJIAN PENYEBAB KETERLAMBATAN PELAKSAANAAN PROYEK (STUDI KASUS REHABILITASI PRASARANA PERTANIAN PASCA TSUNAMI PAKET III KABUPATEN ACEH BARAT)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KAJIAN PENYEBAB KETERLAMBATAN PELAKSAANAAN PROYEK (STUDI KASUS REHABILITASI PRASARANA PERTANIAN PASCA TSUNAMI PAKET III KABUPATEN ACEH BARAT)"

Transkripsi

1 ISSN Program 17 Pages pp KAJIAN PENYEBAB KETERLAMBATAN PELAKSAANAAN PROYEK (STUDI KASUS REHABILITASI PRASARANA PERTANIAN PASCA TSUNAMI PAKET III KABUPATEN ACEH BARAT) Zakia 1, Abdullah 2, Tripoli 2 1) Magister Teknik Sipil Program Banda Aceh 2) Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala Abstract: One goal of the project development Tsunami Rehabilitation of Agriculture Infrastructure Package III of West Aceh district is the place to build a channel as a means of managing and delivering water to meet agricultural water needs to regulate the system of planting in a timely manner to support the promotion of income in agriculture. Generally in the project implementation period is very common problems such as delays in implementation time. Due to the emergence of these problems occur is the impact of delay completion of the work or the increased cost of the project. To avoid the things mentioned above it is necessary to study or analysis of the causes of delay in project implementation time. In conducting this analysis, the method used is a statistical method, namely analysis and reliability analysis of variance. Scale used to measure the Likert scale. From the results of this analysis in mind the main factor or ranking based on the mean value of the highest to the lowest resolution of the causes of delays in project planning and scheduling aspect, other aspects (aspect beyond the ability of owners and contractors), and document aspects of the scope of work (contracts), aspects of organizational systems, coordination and communication, aspects infection systems, control and evaluation of the work, aspects of readiness / preparation of resources. study of the causes of delay in this project suggested to the parties involved in construction to pay more attention again the conditions and factors that may affect the completion of the work so that the things that are not expected such delays can be anticipated completion of the project and the project soon can run smoothly fit than expected in the future. Keywords: Project, delay, cost increase Abstrak: Salah satu tujuan pembangunan proyek Rehabilitasi Prasarana Pertanian Pasca Tsunami Paket III Kabupaten Aceh Barat adalah membangun saluran sebagai sarana tempat menata dan mengalirkan air untuk memenuhi kebutuhan air pertanian sehingga mengatur sistim penanaman secara tepat waktu untuk menunjang peningkatan penghasilan di bidang pertanian. Umumnya dalam masa pelaksanaan proyek sangat sering terjadi permasalahan seperti keterlambatan waktu pelaksanaan pekerjaan. Akibat timbulnya permasalahan ini maka dampak yang terjadi adalah keterlambatan penyelesaian pekerjaan atau terjadinya peningkatan biaya pelaksanaan proyek. Untuk menghindari halhal tersebut diatas maka perlu dilakukan kajian atau analisis tentang penyebab keterlambatan waktu pelaksanaan proyek. Dalam melakukan analisis ini, metode yang digunakan adalah metode statistik yaitu analisis reabilitas dan analisis varians. Skala yang digunakan untuk pengukuran adalah skala Likert. Dari hasil analisis ini diketahui faktor utama atau rangking berdasarkan nilai mean tertinggi sampai terendah penyebab keterlambatan penyelasaian proyek adalah aspek perencanaan dan penjadwalan, aspek lain-lain (Aspek diluar kemampuan pemilik dan kontraktor), aspek Lingkup dan Dokumen pekerjaan (kontrak), aspek sistim organisasi, koordinasi dan komunikasi, aspek sistim insfeksi, control dan Evaluasi pekerjaan, aspek kesiapan/penyiapan sumber daya. kajian penyebab keterlambatan pelaksaanaan proyek ini disarankan kepada pihak-pihak yang terlibat dalam konstruksi agar dapat lebih memperhatikan lagi kondisi-kondisi dan faktor-faktor yang dapat berpengaruh dalam penyelesaian pekerjaan agar nantinya hal-hal yang tidak diharapkan seperti keterlambatan penyelesaian proyek dapat diantisipasi segera dan proyek dapat berjalan lancar sesuai dari yang diharapkan pada masa mendatang. Kata kunci : Proyek, Keterlambatan, Peningkatan biaya Volume 1, No. 1, Agustus

2 Dalam pelaksanaan rehabilitasi sarana dan prasarana tentunya terdapat kendala-kendala mengenai hal pelaksanaan seperti tenaga kerja, lahan, faktor sosial, permasalahan ketidak sesuaian usulan dengan realisasi lapangan dan pergantian tenaga kerja. Oleh sebab itu pihak-pihak terkait harus mempunyai rencana pelaksanaan dan penjadwalan waktu yang jelas terhadap pelaksanaannya. Selain hal tersebut diatas perlu juga harus di pertimbangkan hal-hal apa saja yang mendukung untuk kesuksesan proyek tersebut seperti hal pendukungan sumber daya manusia, keahlian, metode pelaksanaan, komunikasi di lapangan dan lain-lainnya. Perencanaan dan penjadwalan ini dibuat selalu mengacu pada kondisi anggapan-anggapan dan perkiraan. Pada saat pelaksanaan pekerjaan terjadi ketidak sesuaian antara anggapan dan perkiraan dengan kondisi yang sebenarnya maka akan timbul permasalahanpermasalah di lapangan. Akibat timbulnya permasalahan ini maka dampak umum yang terjadi adalah keterlambatan penyelesaian pekerjaan atau terjadinya peningkatan biaya pelaksanaan proyek. Salah satu kegiatan pembangunan sarana dan prasarana yang direncanakan untuk peningkatan bidang pertanian adalah Pembangunan Rehabilitasi Prasarana Pertanian Pasca Tsunami Paket III Kabupaten Aceh Barat. TINJAUAN PUSTAKA Proyek Konstruksi Sebuah studi terakhir (IATST 2011) menyebutkan yang dimaksud dengan proyek adalah suatu usaha untuk mencapai suatu tujuan tertentu yang dibatasi oleh waktu dan sumber daya yang terbatas. Sehingga pengertian proyek konstruksi adalah suatu upaya untuk mencapai suatu hasil dalam bentuk bangunan atau infrastruktur. Kontrak dan Pelaksana Widiarti (2011) menyebutkan kontrak konstruksi mempunyai pengertian adalah suatu kontrak yang dinegosiasikan secara khusus untuk konstruksi suatu aset ataupun suatu kombinasi aset, baik yang berhubungan erat satu sama lain ataupun saling tergantung dalam hal rancangan, teknologi, dan fungsi atau tujuan. Kajian Dewi pada tahun 2004 (dikutip dari Soeharto 1996) menjelaskan bahwa pelaksana (kontraktor) secara umum dibedakan menjadi kontraktor umum, kontraktor spesialis dan kontraktor utama. Pengertian Keterlambatan (Delay) Sebuah hasil kajian (Ervianto 2004) berpendapat keterlambatan adalah sebagian waktu pelaksana yang tidak bisa di manfaatkan sesuai dengan rencana sehingga menyebabkan beberapa kegiatan yang mengikuti menjadi tertunda atau tidak dapat diselesaikan tepat sesuai jadwal yang telah direncanakan. Keterlambatan waktu pelaksanaan suatu proyek juga disebabkan oleh beberapa masalah diantaranya masalah dengan Desain konstruksi perubahan pekerjaan oleh pemilik proyek, pengaruh cuaca/tidak pada kondisi normal, perselisihan pekerjaan dan bencana alam, pengaruh pengadaan barang dan jarak material. Volume 1, No.1, Agustus

3 Jenis dan Penyebab Keterlambatan Terdapat beberapa jenis keterlambatan yaitu: Excusable delay (keterlambatan yang dapat diterima) : hanya diberikan perpanjangan waktu, tidak ada tambahan biaya atau kompensasi lainnya, Compesable delay (kelambatan-kelambatan dengan kompensasi/ ganti kerugian) : diberikan perpanjangan waktu juga tambahan ganti rugi/ kompensasi dan Concurrent delay (kelambatan-kelambatan yang berbenturan) : kelambatan yang disebabkan oleh penyedia jasa dan juga oleh pengguna jasa. Menurut Kraiem dan Diekma dalam Praboyo (1999), penyebab-penyebab keterlambatan waktu pelaksana proyek dapat dikatagorikan dalam 3 (tiga) kelompok : - Keterlambatan yang layak mendapat ganti rugi (compenable delay) yaitu keterlambatan yang disebabkan oleh tindakan kelalaian atau kesalahan pemilik proyek; - Keterlambatan yang tidak dapat dimaafkan nonexcusable delay yakni keterlambatan yang disebabkan oleh tindakan kelalaian atau kesalahan pemilik proyek; - Keterlambatan yang dapat dimaafkan excusable delay yakni keterlambatan yang disebabkan oleh kejadian kejadian diluar kendali baik pemilik maupun kontraktor. Aspek Manajemen Pelaksanaan Pada proyek konstruksi, penerapan fungsifungsi manajemen (planning, organizing, staffing, leading, controlling) dalam pelaksanaan proyek adalah hal yang penting untuk menunjang keberhasilan proyek. Praboyo (1999) dalam penelitiannya di Surabaya mengklasifikasikan ke 45 jenis penyebab keterlambatan dalam temuannya kedalam 6 aspek manajemen kajian berikut ini : - Aspek perencanaan dan penjadwalan pekerjaan = 6 penyebab; - Aspek lingkup dan Dokumen pekerjaan = 5 penyebab; - Aspek sistim organisasi,koordinasi dan komunikasi = 9 penyebab; - Aspek kesimpulan/penyiapan sumber daya = 8 penyebab; - Aspek sistim inspeksi,control dan evaluasi pekerjaan = 7 penyebab; - Aspek lain-lain = 7 penyebab. Matrik hubungan antara ke 45 jenis penyebab keterlambatan, 6 aspek manajemen dan 3 katagori jenis penyebab dapat dilihat pada tabel Matrik hubungan Antara jenis keterlambatan dengan sebab-sebab keterlambatan waktu pelaksanaan proyek ditinjau dari aspek manajemen 50 - Volume 1, No. 1, Agustus 2012

4 Tabel 1. Matrik hubungan Antara jenis keterlambatan dengan sebab-sebab keterlambatan waktu pelaksanaan proyek ditinjau dari aspek manajemen No Tinjauan Aspek dan sebab keterlambatan Kategori jenis keterlambatan CD NED ED A. Aspek perencanaan dan penjadwalan 1 Penetapan jadwal proyek yang amat ketat oleh pemilik О 2 Tidak lengkapnya identifikasi jenis pekerjaaan yang harus ada О 3 Rencana urutan kerja yang tidak tersusun dengan baik/terpadu O 4 Penentuan durasi waktu kerja yang tidak seksama O 5 Rencana kerja pemilik yang sering berubah-ubah O 6 Metode konstruksi/pelaksanaan kerja yang salah satu tidak tepat O B. Aspek Lingkup dan Dokumen pekerjaan (kontrak) 1 Perencanaan (gambar/spesifikasi) yang salah/tidak lengkap О 2 Perubahan desain/detail pekerjaan pada waktu pelaksanaan O 3 Perubahan lingkup pekrjaan pada waktu pelaksanaan O 4 Proses pembuatan gambar oleh kontraktor O 5 Proses permintaan dan persetujuan gambar kerja oleh pemilik O 6 Ketidak sepahaman aturan pembuatan gambar kerja O 7 Adanya banyak (sering) pekerjaan tambah О 8 Adanya permintaan perubahan atas pekerjaan yang telah selesai O C. Aspek sistim organisasi, koordinasi dan komunikasi 1 Keterbatasan wewenang personilpemilik dalam pengambilan keputusan O 2 Kualitas personil/pemilik yang tidak professional O 3 Cara insfeksi dan kontrol pekerjaan yang birokratis olek pemilik O Volume 1, No.1, Agustus

5 No Tinjauan Aspek dan sebab keterlambatan Kategori jenis keterlambatan CD NED ED 4 Kegagalan pemilik mengkoordinasi pekerjaan dari banyak kontraktor /sub kontraktor O 5 Kegagalan pemilik mengkoordinasi penyerahan /pengguna lahan O 6 Kelambatan penyediaan alat /bahan dll.yang disediakan pemilik O 7 Kualitas teknis dan menajerial yang buruk dari personil personil dalam organisasi kerja kontraktor О 8 Koordinasi dan komunikasi yang buruk antara bagian-bagian dalam organisasi kerja kontraktor O 9 Terjadinya kecelakaan kerja О D. Aspek kesiapan/penyiapan sumber daya 1 Mobilisasi sumber daya (bahan,alat,tenaga kerja) yang lambat O 2 Kurangnya keahlian dan ketrampilan serta motivasi kerja para pekerja-pekerja langsung O 3 Jumlah pekerja yang kurang memadai/sesuai dengan aktifitas pekerjaan yang ada O 4 Tidak tersedianya bahan secara cukup pasti/layak sesuai kebutuhan O 5 Tidak tersedianya alat/peralatan kerja yang cukup memadai/sesuai kebutuhan O 6 Kelalaian/keterlambatan oleh sub kontraktor pekerjaan O 7 Pendanaan kegiatan proyek yang tidak terencana dengan baik (kesulitan pendanaan di kontraktor ) O 8 Tidak terbayarnya kontraktor secara layak sesuai haknya ( kesulitan pembayaran oleh pemilik ) O E. Aspek sistim insfeksi,control dan Evaluasi pekerjaan 52 - Volume 1, No. 1, Agustus 2012

6 No Tinjauan Aspek dan sebab keterlambatan Kategori jenis keterlambatan CD NED ED 1 Pengajuan contoh bahan oleh kontraktor yang tidak terjadwal O 2 Proses permintaan dan persetujuan contoh bahan oleh pemilik yang lama O 3 Proses pengujian dan evaluasi uji bahan dari pemilik yang tidak relevan O 4 Proses ijin yang yang bertele-tele O 5 Kegagalan kontraktor melaksanakan pekerjaan O Banyak hasil pekerjaan yang harus diperbaiki/diulang karenacacat/ tidak benar O 7 Proses dan tata cara evaluasi kemajuan pekerjaan yang lama dan lewat jadwal yang disepakati O F. Aspek lain-lain (Aspek diluar kemampuan pemilik dan kontraktor) 1 Kondisi dan lingkungan ternyata tidak sesuai dengan dugaan O 2 Transportasi kelokasi proyek yang sulit O 3 Terjadi hal-hal tak terduga seperti kebakaran, banjir, badai/angin rebut, gempa bumi, tanah longsor,cacat amat buruk O 4 Adanya pemogokan buruh O 5 Adanya hura-hura/kerusuhan,perang O 6 Terjadinya kerusakan /pengrusakan akibat kelalaian atau perbuatan pihak ketiga O Perubahan situasi atau kebijaksanaan politik/ekonomi pemerintah O Tenaga Kerja Pendapat lain dari Aprilian (2010) menyebutkan dalam penyelenggaraan proyek, salah satu sumber daya yang menjadi penentu keberhasilannya adalah tenaga kerja. Jenis dan intensitas kegiatan proyek berubah sepanjang siklusnya, sehingga penyediaan jumlah tenaga, jenis ketrampilan dan keahliannya harus mengikuti tuntutan perubahan kegiatan yang sedang berlangsung. Jumlah kebutuhan tenaga kerja yang terbesar dalam pelaksanaan proyek adalah Volume 1, No.1, Agustus

7 tenaga kerja lapangan. Tenaga kerja lapangan ini berhubungan langsung dengan pekerjaan fisik konstruksi di lapangan. Berdasarkan penggolongannya, tenaga konstruksi dapat digolongkan menjadi 2 jenis yaitu: 1. Pengawas, bertugas untuk mengawasi dan mengarahkan pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan oleh pekerja/buruh lapangan. Setiap pengawas membawahi sejumlah pekerja lapangan; 2. Pekerja atau buruh lapangan (craft labour), terdiri dari berbagai macam tukang yang memiliki keahlian tertentu, seperti : tukang kayu, tukang besi, tukang batu, tukang alumunium dan tukang cat. Dalam melaksanakan pekerjaan biasanya mereka dibantu oleh pembantu tukang atau pekerja (buruh terlatih, buruh semi terlatih, dan buruh tak terlatih). Skala Penilaian Nurmawari (2008) menyebutkan skala Likert digunakan untuk mengukur sikap seseorang terhadap sesuatu. Skala Likert terdiri dari pernyataan dan alternatif jawaban. Alternatif jawaban terdiri dari : Sangat setuju, setuju, netral, kurang setuju dan tidak setuju. Teknik Pengambilan Sampel Terdapat beberapa teknik pengambilan sampel diantaranya adalah pengambilan sampel Non Random. Sampel non random disebut juga non probability sampling. Lubis dan Arma (2010) menyebutkan, dalam pengambilan sampel disini daftar pemilihan peneliti sangat berperan. Pengambilan secara random dan kaidah-kaidah probabilitas tidak dipakai disini. Terdapat beberapa cara pengambilan sampel non random yang dikenal selama ini diantaranya adalah sebagai berikut : 1. Convinient atau Accidental Sampling yaitu sampel diambil atas dasar seadanya tanpa direncanakan terlebih dahulu. Juga mengenai jumlah sampel yang dikehendaki tidak berdasarkan partimbanganpertimbangan yang dapat dipertanggungjawabkan dan asal memenuhi keperluan saja, sehingga derajat keterwakilannya tidak dapat dijamin. Kesimpulan yang diperoleh dari sampel akan bersifat kasar dan sementara; 2. Purposive Sampling yaitu pengambilan sampel dilakukan atas dasar pertimbangan peneliti yang menganggap bahwa unsurunsur yang dikehendaki telah ada dalam anggota sampel yang diambil. 3. Quota Sampling yaitu pengambilan sampelnya hanya berdasarkan pertimbangan peneliti saja. Bila pada sampel accidental jumlah sampelnya ditentukan seadanya, maka pada sampel quota ini besar sampelnya telah diberikan jatah tertentu. Untuk sampel ini akan lebih baik bila peneliti telah benar-benar mengenal daerah maupun situasi daerah dimana akan dilakukan penyelidikan. Sugiyono (2003), menyebutkan bahwa jumlah anggota sampel sering dinyatakan dengan ukuran sampel. Untuk sampel yang 100% mewakili populasi adalah sama dengan jumlah anggota populasi itu sendiri. Rumus untuk menghitung ukuran sampel 54 - Volume 1, No. 1, Agustus 2012

8 dari populasi yang diketahui jumlahnya adalah sebagai berikut: 2.N.P.Q S=. (1) D 2 (N-1) + 2.N.P.Q Dimana : S = jumlah sampel 2 = harga table chi kwadrat P = proporsi kelompok pertama N = populasi Q = populasi kelompok kedua D = derajat ketelitian 2 dengan dk = 1, taraf kesalahan 1%, 5%, 10% Harga P=Q=0,5 dan nilai d = 0,1 Metode Pengolahan Data Sugiyono (1998) menyebutkan didalam statisitik induktif berbagai uji statistik yang dapat digunakan pada dasarnya dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok yaitu uji parametik dan non parametik. Uji parametik adalah suatu uji statistik dimana sebaran datanya sudah diketahui dan berdistribusi normal atau mendekati normal dengan jumlah data sekurang-kurangnya 30 (tiga puluh) data. Uji ini dilakukan untuk mengetahui model matematis dari distribusi populasi data yang akan dianalisis. Uji non parametriks digunakan untuk penelitian penjelasan. Metode yang digunakan untuk menyelesaikan perhitungan pada penelitian ini adalah analisis reliabilitas, analisis deskriptif dan analisis variansi. a. Analisis reliabilitas Arikunto (2002) menyebutkan analisis reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data. Analisis reliabilitas yang umum digunakan adalah analisa Cornbach Alpha. Adapun pengujian dengan menggunakan koefisien Cornbach Alpha harus lebih besar atau sama dengan 0,6 yaitu nilai yang dianggap dapat menguji valid tidaknya kuisioner yang digunakan. Dengan rumus - rumus sebagai berikut : r = k keterangan : 2 [1 σ b (k 1) σ 2... (1) 1 r = reliabilitas instrumen k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal σ b 2 = jumlah varians butir σ 1 2 = varians total Rumus untuk varians butir dan varians total : σ 1 2 = Xt 2 n σ b 2 = Jki n keterangan: ( Xt)2 n 2 (2) Jks n 2 (3) Jki = jumlah kuadrat seluruh butir Jks= jumlah kuadrat subjek b. Analisis deskriptif Narbuko dan Achmadi, (2004) menyebutkan bahwa penelitian deskriptif yaitu penelitian yang berusaha untuk menuturkan pemecahan masalah yang ada sekarang berdasarkan data-data dan juga menyajikan data, menganalisis dan menginterpretasi. Volume 1, No.1, Agustus

9 c. Analisis variansi Soepono (1997), menjelaskan bahwa analisis variansi bertujuan untuk menguji apakah ada perbedaan yang signifikan bilangan rerata (mean) dari variabel yang diamati. a. Mean total, diperoleh dengan rumus : Harga kuadrat mean antar kelompok (MSb) dan kuadrat mean di dalam kelompok (Msw), dapat dicari dengan formulasi rumusan sebagai berikut : MSb = n d 2 t / k-1... (10) MSw = x 2 / N-k... (11) Keterangan: ) X tot = X A /n A + X B /n B + X C /n C + + X n /n n Jumla h Kelompok Keterangan: (4 X = rata-rata skala jawaban responden untuk masing-masing kelompok X = skala jawaban responden n = jumlah kasus b. Deviasi dalam kelompok, diperoleh dengan rumus : x = X X. (5) c. Kuadrat deviasi dalam, diperoleh dengan rumus : X 2 = (X X) 2.. (6) d. Deviasi mean kelompok dari mean total, diperoleh dengan rumus : d t = X X tot.. (7) d t 2 = (X X tot ) 2... (8) dimana: n d t 2 = jumlah kasus dalam kelompok dikalikan d t 2 n d t 2 = jumlah nd t 2 Rasio F = Harga rasio-f, diperoleh dengan rumus : Kuadrat mean antara kelompok (MSb ) Kuadrat mean didalam kelompok (MSb ).. (9) K = jumlah kelompok N = total responden Tes signifikansi untuk rasio-f, dengan cara mengkonsultasikan harga perhitungan rasio-f dengan harga kritik F dalam tabel. Untuk mencari besarnya harga kritik F dalam tabel terlebih dahulu dicari besarnya derajat kebebasan (db) antar kelompok dan db di dalam kelompok. Derajat kebebasan antara kelompok (db b ) dapat dicari dengan mengurangkan jumlah kelompok (sampel) dengan satu. Db b = k-1 (12) Sedangkan derajat kebebasan di dalam kelompok (db w ) dapat dicari dengan mengurangkan banyak kasus pada tiap-tiap kelompok dikalikan dengan jumlah kelompok. Db w = k (n-1) (13) Apabila hasil perhitungan harga rasio-f lebih besar dari harga kritik F pada tabel (F hitung > F tabel ), maka hipotesis alternatifnya (H a ) dapat diterima dan hipotesis nolnya (H 0 ) ditolak. Pada penelitian ini taraf signifikansi yang digunakan adalah 0, Volume 1, No. 1, Agustus 2012

10 HASIL PEMBAHASAN Karakteristik responden Responden dalam penelitian ini berasal dari para kelompok tani, hal ini dipilih karena untuk pelaksanaan pekerjaan Proyek Pembangunan Prasarana pertanian Pasca Tsunami paket III Aceh Barat dilakukan secara swakelola dengan pelaksana proyek adalah kelompok tani pada masing-masing lokasi proyek atau desa. Jumlah responden yang diambil adalah berjumlah 80 responden yang dikelompokkan atas jenis kelamin, usia, pendidikan, pekerjaan tetap, lamanya mengelola proyek yang serupa dan proyek yang pernah terlibat. Pengelompokan ini bertujuan untuk mengetahui jumlah dan persentase dari masingmasing karakter responden sehingga para responden dapat lebih dikenal melalui ciri-ciri yang telah disebut di atas. jelas identitas 80 responden berdasarkan karakteristik tersebut di atas dapat dilihat pada Tabel Jenis Kelamin Tabel 2. Karakteristik Responden Demografi Frekuensi Persentase (%) Laki-laki Wanita Usia tahun 13 16, tahun 17 21, tahun 15 18, tahun tahun 15 18,75 3. Pendidikan SMP 27 33,75 SMA 41 51,25 Diploma 5 6,25 Lainnya 7 8,75 4. Pekerjaan Tetap Petani 33 41,25 Buruh bangunan 26 32,5 Nelayan 0 0 Lainnya 21 26,25 5. Lamanya mengelola proyek serupa Tidak pernah 54 67,5 Kurang dari 1 tahun 5 6, tahun 15 18,75 Lebih dari 5 tahun 6 7,5 6. Proyek yang pernah terlibat Tidak pernah 54 67,50 Jalan 6 7,50 Gedung/rumah 8 10 Irigasi 3 3,75 Jembatan 9 11,25 Lainnya 0 0 Volume 1, No.1, Agustus

11 Berdasarkan hasil penelitian pada Tabel 2 di atas, maka dapat dilihat dari 80 kuisioner yang telah disebarkan kepada responden, diperoleh informasi bahwa pada tingkat jenis kelamin terbagi atas 80 orang laki-laki (100%) dan 0 orang wanita (0%). Pada tingkatan usia, usia dari responden sangat beragam, yaitu tingkat usia tahun sebanyak 13 orang (16,25%), tingkat usia tahun sebanyak 17 orang (21,25%), tingkat usia tahun sebanyak 15 orang (18,75 %), tingkat usia tahun sebanyak 20 orang (25%), tingkat usia tahun sebanyak 15 orang (18,75%). Untuk tingkat pendidikan, pekerjaan tetap, lamanya mengelola proyek serupa dan proyek yang pernah terlibat untuk presentase responden dapat dilihat seperti pada Tabel 1 Karakteristik Jurnal Teknik Sipil Responden yang telah disajikan. Analisis reliabilitas Analisis reliabilitas untuk menilai validitas kuisioner digunakan untuk penelitian yang mana input datanya diperoleh berdasarkan data dari kuisoner. Analisis reliabilitas dalam penelitian ini dilakukan berdasarkan nilai Cronbach Alpha. Pada pengujian yang menggunakan koefisien Cornbach Alpha, nilai hasil pengujian harus lebih besar atau sama dengan 0,5. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui atau menguji valid tidaknya kuisioner yang digunakan. Hasil perhitungan reliabilitas pada faktor Aspek perencanaan dan penjadwalan dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Analisis Realibilitas Aspek perencanaan dan penjadwalan. N A1... A5 Xt Xt 2 A A Xt Xt X t X t Berdasarkan harga-harga tabel diatas maka diperoleh nilai ri = 0,85. Maka nilai koefisien Realibilitas Aspek perencanaan dan penjadwalan = 0,85. Hasil perhitungan reliabilitas keseluruhan dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Hasil Perhitungan Reliabilitas Aspek-aspek Penyebab Keterlambatan Proyek Pembangunan prasarana pertanian Pasca Tsunami paket III Aceh Barat pada dinas pertanian Aceh Barat No Faktor Alpha Jlh Variabel Rata-rata 1 Aspek perencanaan dan penjadwalan 0,85 5 3,93 2 Aspek Lingkup dan Dokumen pekerjaan (kontrak) 0,90 8 2,86 3 Aspek sistim organisasi, koordinasi dan komunikasi 0,96 9 2,44 4 Aspek kesiapan / penyiapan sumber daya 1,18 8 2,36 5 Aspek sistim insfeksi, control dan Evaluasi pekerjaan 0,90 7 2,38 6 Aspek lain-lain (Aspek diluar kemampuan pemilik dan kontraktor) 0,96 6 3, Volume 1, No. 1, Agustus 2012

12 Hasil perhitungan uji reliabilitas untuk mengukur keandalan kuisioner dari faktorfaktor tersebut lebih besar dari 0,5 pada kolom alpha. Hal ini berarti bahwa keandalan kuisioner memenuhi koefisien minimum Cronbach Alpha yang disyaratkan yaitu minimum sebesar 0,5. Faktor Metode penyampaian dokumen mempunyai nilai alpha tertinggi yaitu sebesar 1,18 dengan rata-rata jawaban responden sebesar 3,93, sedangkan untuk urutan lainnya dapat dilihat pada Tabel di atas. Analisis deskriptif Untuk mendapatkan nilai mean maka tahapan yang selanjutnya dilakukan adalah tahapan analisis deskriptif a dari keseluruhan penilaian yang telah diberikan oleh para responden atas variable yang telah diberikan. Teknik penyajian data yang didapat dalam memberikan gambaran mean dan peringkat masing-masing parameter yang dibahas disajikan dalam bentuk tabel-tabel. Hasil dari pengolahan data kuisioner melalui program Microsoft Excel 2007 terhadap variabelvariabel bebas (independent variabel) yaitu aspek-aspek yang menyebabkan keterlambatan pada proyek prasarana pertanian Pasca Tsunami paket III Aceh Barat pada dinas pertanian Aceh Barat adalah sebagai berikut : a. Aspek perencanaan dan penjadwalan Histogram hasil output Aspek perencanaan dan penjadwalan dapat dilihat pada Gambar 1 berikut : Gambar Histogram hasil output Aspek perencanaan dan penjadwalan Berdasarkan Gambar 1 Histogram output tingkat faktor penyebab keterlambatan terhadap Aspek perencanaan dan penjadwalan menjelaskan bahwa rata-rata (mean) tertinggi jawaban responden pada variabel rencana urutan kerja yang tidak tersusun dengan baik sebesar 4,38 dan variabel penentuan durasi kerja yang tidak seksama yang merupakan nilai mean terendah sebesar 3,60. b. Aspek Lingkup dan Dokumen pekerjaan (kontrak) Histogram hasil output aspek lingkup dan dokumen pekerjaan (kontrak) dapat dilihat pada Gambar 2 berikut : Gambar 2. Histogram output Aspek Lingkup dan Dokumen pekerjaan (kontrak) Berdasarkan Gambar 2 Histogram output aspek lingkup dan dokumen pekerjaan (kontrak), rata-rata (mean) tertinggi 3,03 pada variabel adanya permintaan tambahan pekerjaan setelah pekerjaan selesai dan mean terendah 2,73 pada variabel lambatnya proses penyelesaian jika terjadi perubahan desain/detail pekerjaan. Volume 1, No.1, Agustus

13 c. Aspek sistim organisasi, koordinasi dan komunikasi Histogram hasil output aspek sistim organisasi, koordinasi dan komunikasi dapat dilihat pada Gambar 3 berikut : mean terendah pada aspek yang ditinjau sebagai faktor penyebab keterlambatan. e. Aspek sistim insfeksi, control dan evaluasi pekerjaan. Histogram hasil output Aspek sistim insfeksi, control dan evaluasi pekerjaan dapat dilihat pada Gambar 5 berikut : Gambar 3. Histogram output aspek sistim organisasi, koordinasi dan komunikasi Berdasarkan Gambar 3 Histogram output variabel Kualitas personil yang kurang professional memperoleh nilai rata-rata (mean) tertinggi sebesar 3,00 dan cara pengawasan pekerjaan yang kurang teliti untuk nilai mean terendah sebagai faktor penyebab keterlambatan pelaksanaan proyek sebesar 1,65. d. Aspek kesiapan /penyiapan sumber daya Histogram hasil output Aspek kesiapan /penyiapan sumber daya dapat dilihat pada Gambar 4 berikut : Gambar 4. Histogram output Aspek kesiapan /penyiapan sumber daya Berdasarkan Gambar 4 Histogram output variabel Kelalaian/keterlambatan oleh sub kontraktor memperoleh nilai ratarata (mean) tertinggi dan tidak tersedianya peralatan kerja yang cukup memadai untuk alat kerja merupakan variabel dengan nilai Gambar 5. Histogram output Aspek sistim insfeksi, control dan evaluasi pekerjaan Berdasarkan Gambar 5 Histogram output aspek sistim insfeksi, control dan evaluasi pekerjaan, dapat dilihat bahwa variabel Kurang tepat waktu melaksanakan pekerjaan oleh kontraktor merupakan variabel yang bernilai nilai rata-rata (mean) tertinggi sebesar 3,19 dan variabel proses dan tata cara evaluasi kemajuan pekerjaan yang lama dan melewati jadwal yang disepakati merupakan variabel yang memiliki nilai mean terendah sebesar 1,50. f. Aspek lain-lain (Aspek diluar kemampuan pemilik dan kontraktor) Histogram hasil output Aspek lain-lain (Aspek diluar kemampuan pemilik dan kontraktor) dapat dilihat pada Gambar 6 berikut : Gambar 6. Histogram output Aspek lain-lain 60 - Volume 1, No. 1, Agustus 2012

14 (Aspek diluar kemampuan pemilik dan kontraktor) Berdasarkan Gambar 6 Histogram output aspek lain-lain (Aspek diluar kemampuan pemilik dan kontraktor), pada skala pengukuran faktor tertinggi penyebab keterlambatan penyelesaian pekerjaan dengan nilai rata-rata (mean) 3,43 adalah variable transportasi kelokasi proyek yang sulit dan variabel dengan nilai mean terendah 3,20 adalah Kondisi lapangan diluar dugaan. Berdasarkan analisis pada tiap-tiap aspek maka dapat dilihat bahwa nilai rata-rata (mean) tertinggi terdapat pada aspek perencanaan dan penjadwalan berbagai dengan pertimbangan-pertimbangan variabel yang telah dianalisis berdasarkan jawaban dari pada para responden. Hal ini menunjukkan bahwa aspek sebut berdasarkan pilihan responden merupakan aspek yang sangat berpotensial menyebabkan keterlambatan penyelesaian proyek, khususnya pada proyek yang ditinjau. Hipotesis Secara Simultan (hasil uji-f) Dalam penelitian ini hipotesis yang diberikan oleh peneliti adalah terdapat beberapa aspek yang sangat berpotensial menyebabkan keterlambatan penyelesaian proyek. Analisis yang digunakan dalam pembuktian hipotesa ini adalah analisis varian bertujuan untuk menguji apakah ada perbedaan yang signifikan bilangan rata-rata (mean) dari variabel yang diamati. Untuk menguji kebenaran hipotesis tersebut dilakukan uji-f. Uji-F ini dilakukan dengan membandingkan F hitung yang dihitung dengan F tabel. Jika F hitung > F tabel maka Ho ditolak dan H A diterima atau dapat pula dilihat dari level of signifikan alpha α = Jika nilai signifikansi lebih dari 0.05 maka Ho ditolak dan H A diterima. Analisis variansi dari keseluruhan aspekaspek penyebab keterlambatan proyek pembangunan prasarana pertanian pasca tsunami paket III Aceh Barat pada Dinas Pertanian Aceh Barat dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Analisis Variansi Aspek-aspek Penyebab Keterlambatan Proyek Pembangunan prasarana pertanian Pasca Tsunami paket III Aceh Barat pada Dinas Pertanian Aceh Barat Source of Variation SS Df MS F P-value F crit Between Groups 11,85 5 2,37 6,75 0, ,47 Within Groups 12, ,35 Total 24,83 42 Berdasarkan analisis varian aspek-aspek penyebab keterlambatan proyek pembangunan prasarana pertanian pasca tsunami paket III Aceh Barat pada Dinas Pertanian Aceh Barat, nilai F lebih besar dari nilai F kitik. Hal ini menunjukkan H a : β 2, β 3 ` 0 artinya hipotesa yang diberikan sesuai yaitu terdapat beberapa aspek yang sangat berpotensial menyebabkan keterlambatan penyelesaian proyek. Volume 1, No.1, Agustus

15 SIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang dilakukan terhadap keterlambatan proyek khususnya pada pembangunan rehabilitasi prasarana pertanian pasca tsunami paket III Kabupaten Aceh Barat, maka disimpulkan beberapa hal sebagai berikut : 1. Untuk kelayakan kuisoner yang diajukan kepada responden dengan menggunakan analisis reliabilitas pada kuisoner sebagai alat penelitian, kuisoner yang diajukan dinyatakan layak digunakan dan dapat dilanjutkan untuk melakukan analisis selanjutnya karena berada diatas nilai Cronbach Alpha 0,5. 2. Perolehan nilai mean tertinggi sebagai faktor yang berpengaruh menyebabkan keterlambatan penyelesaian proyek sampai dengan terendah untuk masing-masing aspek dan variabel pada masing-masing aspek yang ditinjau adalah: a. Aspek perencanaan dan penjadwalan dengan variabel rencana urutan kerja yang tidak tersusun dengan baik dan variabel penentuan durasi waktu kerja yang tidak seksama. Kesemua variabel ini sangat terkait dimana jika rencana urutan kerja tidak tersusun dengan baik maka sangat besar kemungkinan durasi waktu kerja juga akan terencana dengan seksama. b. Aspek lain-lain (Aspek diluar kemampuan pemilik dan kontraktor) dengan variabel transportasi kelokasi proyek yang sulit dan variabel kondisi lapangan diluar dugaan. Transportasi yang sulit dan kondisi lapangan yang diluar dugaan akibat adanya kesalahan perencanaan akan sangat menyulitkan kegiatan penyaluran tenaga kerja, material, alat kerja dan lain yang berhubungan dengan kebutuhan proyek. Ini tentunya akan sangat berpengaruh sehingga terjadinya keterlambatan penyelesaian pekerjaan sangat besar. c. Aspek Lingkup dan Dokumen pekerjaan (kontrak) dengan variabel adanya permintaan tambahan pekerjaan setelah pekerjaan selesai dan variabel apabila terjadi perubahan desain/detail pekerjaan, prosesnya lambat. Lambatnya pemprosesan perubahan desain atau detail pekerjaan seperti gambar perubahan kerja akibat dari adanya permintaan tambahan pekerjaan akan sangat menggganggu dari pada jadwal penyelesaian yang telah direncanakan. d. Aspek sistim organisasi, koordinasi dan komunikasi dengan variabel kualitas personil yang kurang professional dan variabel cara pengawasan pekerjaan kurang teliti. Kurangnya kualitas personil yang bekerja dilapangan dan kurangnya ketelitian dalam pelaksanaan pengawasan pekerjaan akan menyebabkan banyaknya kesalahan pekerjaan dan akan terjadi pengulangan-pengulangan pekerjaan yang sama yang tentunya hal ini akan 62 - Volume 1, No. 1, Agustus 2012

16 menyebabkan kerugian pada biaya dan keterlambatan waktu penyelesaian pekerjaan. e. Aspek sistim insfeksi, control dan Evaluasi pekerjaan dengan variabel kurang tepat waktu melaksanakan pekerjaan oleh kontraktor dan variabel proses dan tata cara evaluasi kemajuan pekerjaan yang lama dan lewat jadwal yang disepakati. Lamanya dilakukan evaluasi pekerjaan akan terjadi waktu tunggu pekerjaan selanjutnya yang tentunya ini akan berdampak pada tidak tepatnya lagi waktu pelaksanaan pekerjaan selanjutnya, dan juga pemilihan waktu pelaksanaan pekerjaan yang salah akan menyebabkan penyelesaian pekerjaan yang tidak tepat waktu. f. Aspek kesiapan /penyiapan sumber daya dengan variabel kelalaian/keterlambatan oleh sub kontraktor pekerjaan dan variabel tidak tersedianya alat /peralatan kerja yang cukup memadai untuk alat kerja. Kelalaian sub kontraktor dalam melaksanakan kegiatan seperti tidak menyediakan peralatan kerja yang memadai dan memulai pekerjaan pekerjaan lebih lama dari yang dijadwalkan, merupakan suatu masalah yang sering dilakukan oleh subkontraktor sehingga pada akhirnya mereka tidak dapat mengejar dari pada progres yang telah ditetapkan sehingga terjadi keterlambatan waktu penyelesaian pekerjaan. 3. Hipotesis secara simultan terhadap faktorfaktor penyebab keterlambatan proyek menunjukkan H a : β 2, β 3 ` 0 artinya hipotesa yang diberikan sesuai yaitu beberapa aspek yang ditinjau sangat berpotensial menyebabkan keterlambatan penyelesaian proyek berdasarkan analisis varian rata-rata terhadap faktor-faktor yang ditinjau dimana nilai F lebih besar dari nilai F kitik. Saran 1. Dalam pelaksanaan perencanaan suatu pekerjaan terutama pekerjaan bangunan air seperti pembangunan saluran irigasi, pada pihak-pihak yang terlibat didalamnya sangat penting untuk memahami dan mempelajari daerah-daerah yang akan dibangun agar keadaan salah perencanaan, kondisi lapangan yang tidak sesuai dengan rencana dapat diantisipasi dan tidak terjadi, sehingga hal ini dapat menjadi pengurang dari faktor penyebab keterlambatan penyelesaian pekerjaan. 2. Dalam pelaksanaan proyek konstruksi, diharapkan kepada pihak-pihak yang terlibat dalam konstruksi agar dapat lebih memperhatikan lagi kondisi-kondisi dan faktor-faktor yang dapat berpengaruh dalam penyelesaian pekerjaan agar nantinya hal-hal yang tidak diharapkan seperti keterlambatan penyelesaian proyek dapat diantisipasi segera dan proyek dapat Volume 1, No.1, Agustus

17 berjalan lancar sesuai dari yang diharapkan pada masa mendatang. 3. Responden terdiri dari kelompok tani yang melaksanakan proyek yang terkait dengan latar belakang non teknik (petani) sehingga dalam pelaksanaan pekerjaan proyek tentunya sangat banyak kendala-kendala yang dihadapi kurangnya pemahaman tentang konstruksi sehingga membutuhkan lebih banyak bimbingan dan pengawasan pekerjaan. Tentunya ini juga merupakan suatu faktor yang dapat juga menyebabkan salah satu keterlambatan penyelesaian pekerjaan sehingga kedepannya diharapkan untuk pekerjaan yang sama (swakelola oleh kelompok non teknik) pemilik proyek agar dapat lebih memperhatikan lagi personil yang bekerja seperti melakukan beberapa bimbingan teknik kepada pekerja tersebut sebelum pelaksanaan proyek dilakukan. DAFTAR PUSTAKA Arma, A. J dan Lubis, Teknik Sampling Dalam Pelaksanaan Penelitian. updated Maret Viewed 2010, Available FromInternet < Aprilian, T., 2010, Analisis Produktifitas Tenaga Kerja Pada Pekerjaan Struktur Rangka Atap Baja. Skripsi. Universitas Sebelas Maret: Surakarta. Arikunto, S., Prosedur Penelitian. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Dewi, R., Identifikasi Sumber Resiko dan Tindakan Koreksi Terjadinya Cost Overrun Dalam Pengelolaan Sub kontraktor Pekerjaan Struktur Pada Bangunan Gedung Bertingkat. Tesis. Universitas Indonesia: Jakarta. Dipohusodo, I., Manajemen Proyek dan Konstruksi, Jogyakarta: Kanisius. IATST, Teknik Sipil, viewed 02 April Available From Internet ent&view=article&id=62:manajemenkonstruksi&catid=63:manajemen&itemid=2 Nurmawati, Pengukuran Ranah Efektif Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dalam Penilaian Berbasis Kelas, updated Maret 2011, viewed 2008, Available From Internet < Proboyo, B., Keterlambatan Waktu Pelaksanaan Proyek Klasifikasi dan Peringkat dari Penyebab-penyebabnya. Program Pascasarjana Studi Manjemen Konstruksi Universitas Kristen Petra: Surabaya. Sigiyono, 2003., Metode Penelitian Bisnis, CV. Bandung: Alfabeta. Sinungan, M., Produktivitas Apa Dan bagaimana. Jakarta: Bumi Aksara. Suryadi dan Ramdhani., Sistem Pendukung Keputusan Suatu Wacana Struktural Idealisasi dan Implementasi Konsep Pengambilan Keputusan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Yin. R., Case Study Research Design and Methods. Secont Edition: London. Widiarti, A., Akutansi Konstruksi Untuk Perusahaan Property dan Developer. Skripsi. STMIK AMIKOM: Yogyakarta Volume 1, No. 1, Agustus 2012

PRESENTASI UJIAN TESIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERKONTRIBUSI TERHADAP KETERLAMBATAN PROYEK KONSTRUKSI DI PT. NEWMONT NUSA TENGGARA

PRESENTASI UJIAN TESIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERKONTRIBUSI TERHADAP KETERLAMBATAN PROYEK KONSTRUKSI DI PT. NEWMONT NUSA TENGGARA PRESENTASI UJIAN TESIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERKONTRIBUSI TERHADAP KETERLAMBATAN PROYEK KONSTRUKSI DI PT. NEWMONT NUSA TENGGARA Nugroho Adi / NIM: 9111202806 Surabaya, 31 Oktober 2014 PROGRAM STUDI MAGISTER

Lebih terperinci

ANALISIS FREKUENSI, DAMPAK, DAN JENIS KETERLAMBATAN PADA PROYEK KONSTRUKSI

ANALISIS FREKUENSI, DAMPAK, DAN JENIS KETERLAMBATAN PADA PROYEK KONSTRUKSI ANALISIS FREKUENSI, DAMPAK, DAN JENIS KETERLAMBATAN PADA PROYEK KONSTRUKSI Theresia Monica Sudarsono 1, Olivia Christie 2 and Andi 3 ABSTRAK: Dalam proyek konstruksi terdapat beberapa kemungkinan terjadinya

Lebih terperinci

KAJIAN FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN WAKTU PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI

KAJIAN FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN WAKTU PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI BMPTTSSI MEDIA KOMUNIKASI TEKNIK SIPIL KAJIAN FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN WAKTU PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI Rudi Waluyo 1 Diterima 02 April 2009 ABSTRACT Successfull in executing construction project

Lebih terperinci

STUDI FAKTOR-FAKTOR KETERLAMBATAN PROYEK PADA KONTRAKTOR DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

STUDI FAKTOR-FAKTOR KETERLAMBATAN PROYEK PADA KONTRAKTOR DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Studi Faktor-Faktor... (Farlianto) STUDI FAKTOR-FAKTOR KETERLAMBATAN PROYEK PADA KONTRAKTOR DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Farlianto, MBA Email: farlianto@uny.ac.id Manajemen FE, UNY, Yogyakarta ABSTRACT

Lebih terperinci

KETERLAMBATAN WAKTU PELAKSANAAN PROYEK : KLASIFIKASI DAN PERINGKAT DARI PENYEBAB-PENYEBABNYA

KETERLAMBATAN WAKTU PELAKSANAAN PROYEK : KLASIFIKASI DAN PERINGKAT DARI PENYEBAB-PENYEBABNYA KETERLAMBATAN WAKTU PELAKSANAAN PROYEK: KLASIFIKASI DAN PERINGKAT DARI PENYEBAB-PENYEBABNYA (Budiman Proboyo) KETERLAMBATAN WAKTU PELAKSANAAN PROYEK : KLASIFIKASI DAN PERINGKAT DARI PENYEBAB-PENYEBABNYA

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN KETERLAMBATAN WAKTU PELAKSANAAN PROYEK PADA PEKERJAAN JALAN DAN JEMBATAN DI KABUPATEN MOROWALI

FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN KETERLAMBATAN WAKTU PELAKSANAAN PROYEK PADA PEKERJAAN JALAN DAN JEMBATAN DI KABUPATEN MOROWALI FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN KETERLAMBATAN WAKTU PELAKSANAAN PROYEK PADA PEKERJAAN JALAN DAN JEMBATAN DI KABUPATEN MOROWALI Elce Misba Bansambua Staff Pengajar Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA

BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA 4.1 Pelaksanaan Penelitian Pada penelitian ini responden yang mengisi kuesioner adalah orang-orang yang diposisikan di kantor dan orang-orang yang diposisikan di lapangan,

Lebih terperinci

FAKTOR FAKTOR YANG MENYEBABKAN COST OVERRUN PADA PROYEK KONSTRUKSI

FAKTOR FAKTOR YANG MENYEBABKAN COST OVERRUN PADA PROYEK KONSTRUKSI FAKTOR FAKTOR YANG MENYEBABKAN COST OVERRUN PADA PROYEK KONSTRUKSI Yeltsin C. Dapu A.K.T. Dundu, Ronny Walangitan Fakultas Teknik Jurusan Sipil Universitas Sam Ratulangi Manado email: yeltsindapu@yahoo.co.id

Lebih terperinci

Fakultas Teknik Universitas Pattimura

Fakultas Teknik Universitas Pattimura Fakultas Teknik Universitas Pattimura ESTIMASI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETERLAMBATAN PROYEK KONSTRUKSI DENGAN MODEL PATH ANALYSIS (Studi Kasus Pembangunan Gedung di Kota Makassar) Imran Opier *)

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETERLAMBATAN PROYEK KONSTRUKSI PEMBANGUNAN GEDUNG DI KOTA LAMONGAN

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETERLAMBATAN PROYEK KONSTRUKSI PEMBANGUNAN GEDUNG DI KOTA LAMONGAN ANALISIS FAKTORFAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETERLAMBATAN PROYEK KONSTRUKSI PEMBANGUNAN GEDUNG DI KOTA LAMONGAN Ariful Bakhtiyar 1), Agoes Soehardjono ), M. Hamzah Hasyim 3) Universitas Islam Lamongan 1),

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN III.1. Tinjauan Umum Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan dengan kajian pustaka berbagai sumber yang berkaitan dengan manajemen konstruksi, khususnya mengenai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Proyek Konstruksi Menurut Dipohusodo (1996), proyek pada hakekatnya adalah proses mengubah sumber daya dan dana tertentu secara terorganisasi menjadi hasil pembangunan yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek Konstruksi Membicarakan tentang suatu proyek, maka sangatlah diperlukan pengetahuan yang cukup mengenainya. Pengertian mengenai proyek banyak terdapat dalam berbagai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Bhakti Pekanbaru, pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.

BAB III METODE PENELITIAN. Bhakti Pekanbaru, pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 24 Februari s/d 17 Maret 2014, dan lokasi penelitian ini adalah di Sekolah Menengah Atas Tri Bhakti Pekanbaru,

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG DAPAT MENGUBAH METODE PELAKSANAAN KERJA PADA PROYEK-PROYEK KONSTRUKSI DI KOTA MEDAN LAPORAN

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG DAPAT MENGUBAH METODE PELAKSANAAN KERJA PADA PROYEK-PROYEK KONSTRUKSI DI KOTA MEDAN LAPORAN ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG DAPAT MENGUBAH METODE PELAKSANAAN KERJA PADA PROYEK-PROYEK KONSTRUKSI DI KOTA MEDAN LAPORAN Disusun sebagai Satu Syarat untuk Menyelesaikan Matakuliah Tugas Akhir pada Program

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Setelah melakukan penelitian terhadap sejumlah responden di Yogyakarta dan Malang sebanyak 58 responden dengan rincian 31 responden di Yogyakarta dan 27 responden

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 2013/2014 yaitu mulai tanggal 13 Januari sampai 29 Januari 2014 di SMP N 1

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 2013/2014 yaitu mulai tanggal 13 Januari sampai 29 Januari 2014 di SMP N 1 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2013/2014 yaitu mulai tanggal 13 Januari sampai 29 Januari 2014 di SMP N 1 Kampar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April sampai Juni 2014. Adapun lokasi penelitian akan dilaksanakan di Sekolah Menengah Pertama Babussalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan, yaitu penelitian yang dilakukan dengan terjun ke lapangan. Penelitian ini mengambil lokasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1.Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan di SMP N I Tapa kelas VIII tahun ajaran 2012-2013selama kurang lebih 2 (dua) bulan. 3.2. Metode dan Desain

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Faktor-Faktor penghambat yang terjadi pada proyek konstruksi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Faktor-Faktor penghambat yang terjadi pada proyek konstruksi BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan data kuesioner yang diberikan kepada 50 responden, penelitian tentang studi mengenai faktor-faktor penghambat pelaksanaan proyek konstruksi di Timor-Leste

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mempengaruhi hasil penelitian. Desain yang digunakan adalah Pretest-

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mempengaruhi hasil penelitian. Desain yang digunakan adalah Pretest- BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Metode penelitian ini adalah quasi eksperimen karena terdapat unsur manipulasi yaitu mengubah keadaan biasa secara sistematis keadaan tertentu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. merupakan penelitian yang dilakukan untuk memperoleh fakta-fakta dari

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. merupakan penelitian yang dilakukan untuk memperoleh fakta-fakta dari BAB III METODOLOGI PEELITIA A. Bentuk Penelitian Bentuk penelitian ini adalah penelitian survei. Penelitian survei merupakan penelitian yang dilakukan untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala gejala yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bendungan Uwai, Kecamatan Bangkinang, Kabupaten Kampar.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bendungan Uwai, Kecamatan Bangkinang, Kabupaten Kampar. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 29 Januari sampai 21 Februari semester genap tahun ajaran 2013/2014. Penelitian ini dilaksanakan di

Lebih terperinci

Jurnal Teknik Sipil ISSN Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 11 Pages pp

Jurnal Teknik Sipil ISSN Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 11 Pages pp ISSN 2302-0253 11 Pages pp. 99-109 IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN PADA PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG (Studi Kasus Pada Dinas Cipta Karya Aceh Wilayah Kerja Kota Banda Aceh) Ilham

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini diarahkan sebagai penelitian Quasi Eksperimen, karena

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini diarahkan sebagai penelitian Quasi Eksperimen, karena BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini diarahkan sebagai penelitian Quasi Eksperimen, karena peneliti tidak mampu mengontrol semua variabel yang mungkin dapat mempengaruhi pemahaman

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 2013/2014 pada tanggal 20 September 2013 sampai dengan 11 Oktober 2013

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 2013/2014 pada tanggal 20 September 2013 sampai dengan 11 Oktober 2013 38 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2013/2014 pada tanggal 20 September 2013 sampai dengan 11 Oktober 2013 di SMP

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN PENYELESAIAN PROYEK KONSTRUKSI (STUDI KASUS DI KABUPATEN MERANGIN) JURNAL

ANALISIS FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN PENYELESAIAN PROYEK KONSTRUKSI (STUDI KASUS DI KABUPATEN MERANGIN) JURNAL ANALISIS FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN PENYELESAIAN PROYEK KONSTRUKSI (STUDI KASUS DI KABUPATEN MERANGIN) JURNAL MUZADIR HAMZAH NPM : 1210018312021 PASCA SARJANA JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS BUNG HATTA

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN 61 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Pendahuluan Metode Penelitian adalah suatu metode yang digunakan untuk menjawab masalah secara detil yang meliputi : Variabel yang diteliti. Desain riset yang digunakan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Proyek Menurut Soeharto (1997), kegiatan proyek adalah suatu kegiatan sementara yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dengan alokasi sumber daya tertentu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi experimental design. Desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI Konferensi Nasional Teknik Sipil 11 Universitas Tarumanagara, 26-27 Oktober 2017 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI I.A.Rai Widhiawati 1, I G.A.Adnyana Putera 1,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian 1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research). Penelitian lapangan merupakan suatu penelitian untuk memperolah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dalam suatu penelitian meliputi pengumpulan, penyusunan dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dalam suatu penelitian meliputi pengumpulan, penyusunan dan 60 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian Metode penelitian merupakan langkah-langkah yang diambil dalam suatu penelitian meliputi pengumpulan, penyusunan dan

Lebih terperinci

FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN PEKERJAAN KONSTRUKSI MENURUT PRESEPSI KONTRAKTOR

FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN PEKERJAAN KONSTRUKSI MENURUT PRESEPSI KONTRAKTOR FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN PEKERJAAN KONSTRUKSI MENURUT PRESEPSI KONTRAKTOR Abstrack Jambi city is one of the develop cities in Sumatera Island, especially on infrastructure and the economy.construction

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian Quasi Eksperimen. Adapun

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian Quasi Eksperimen. Adapun BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian Quasi Eksperimen. Adapun desain yang digunakan adalah Nonequivalent Control Group Design. Pada dasarnya, langkah-langkah

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT YANG BERPENGARUH TERHADAP WAKTU PROYEK IRIGASIDI PROVINSI ACEH

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT YANG BERPENGARUH TERHADAP WAKTU PROYEK IRIGASIDI PROVINSI ACEH ISSN 2088-9321 ISSN e-2502-5295 pp. 259-268 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT YANG BERPENGARUH TERHADAP WAKTU PROYEK IRIGASIDI PROVINSI ACEH Anita Rauzana 1, Gunawan 2, Masimin 3 1,3) Jurusan Teknik Sipil,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian komparatif dan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian komparatif dan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian komparatif dan penelitian asosiatif. Penelitian komparatif adalah penelitian yang bersifat membandingkan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dimulai pada bulan September 2013 sampai dengan bulan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dimulai pada bulan September 2013 sampai dengan bulan BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Waktu Penelitian Penelitian ini dimulai pada bulan September 2013 sampai dengan bulan Oktober 2013. 2. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN

III METODE PENELITIAN III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Metode yang Digunakan Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode penelitian eksperimen. Metode penelitian eksperimen menurut

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. didik kelas VII di SMP Negeri 2 Pariaman, maka dalam penelitian ini

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. didik kelas VII di SMP Negeri 2 Pariaman, maka dalam penelitian ini BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Sesuai dengan tujuan penelitian ini yaitu ingin mengetahui hubungan signifikan keharmonisan keluarga Islami dengan penyesuaian diri pada peserta didik

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Negeri 8 Bandar

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Negeri 8 Bandar 36 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Negeri 8 Bandar Lampung semester genap tahun pelajaran 2009/2010 yang berjumlah 209 siswa yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah hasil belajar dengan bahasa akhlak dalam menyelesaikan persoalan penjumlahan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah penelitian kuantitatif dengan metode penelitian eksperimen, yaitu penelitian yang dilakukan dengan mengadakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penuh. Desain yang digunakan peneliti adalah Pretest-Posttest Control Group

BAB III METODE PENELITIAN. penuh. Desain yang digunakan peneliti adalah Pretest-Posttest Control Group BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah eksperimen semu (Quasi Experiment), dimana variabel penelitian tidak memungkinkan untuk dikontrol secara penuh. Desain

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif menekankan analisisnya pada

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif menekankan analisisnya pada BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Pendekatan penelitian merupakan keseluruhan cara atau kegiatan yang dilakukan peneliti, mulai dari perumusan masalah sampai dengan penarikan kesimpulan. Pendekatan

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI COST OVERRUNS PADA PROYEK KONSTRUKSI DI SURABAYA

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI COST OVERRUNS PADA PROYEK KONSTRUKSI DI SURABAYA ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI COST OVERRUNS PADA PROYEK KONSTRUKSI DI SURABAYA ANALYSIS OF FACTORS - FACTORS AFFECTING THE COST OVERRUNS ON CONSTRUCTION PROJECTS IN SURABAYA Ari Swezni, Retno

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini, yang menjadi sasaran penelitian atau objek oleh. peneliti adalah siswa SMP Negeri 35 Pekanbaru.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini, yang menjadi sasaran penelitian atau objek oleh. peneliti adalah siswa SMP Negeri 35 Pekanbaru. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Sasaran, Lokasi, dan Waktu Penelitian 1. Sasaran Penelitian Dalam penelitian ini, yang menjadi sasaran penelitian atau objek oleh peneliti adalah siswa SMP Negeri 35 Pekanbaru.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tidak memungkinkan untuk dikontrol secara penuh. Desain yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tidak memungkinkan untuk dikontrol secara penuh. Desain yang A. Desain Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimen, dimana variabel penelitian tidak memungkinkan untuk dikontrol secara penuh. Desain yang digunakan peneliti

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 40 BAB III METODE PENELITIAN A. DESAIN PENELITIAN Penelitian ini menggunakan model desain ekperimental semu atau istilah lainnya adalah Quasy Experimental Design, dengan desain penilitian ini peneliti

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA KLAIM YANG MEMPENGARUHI KINERJA WAKTU PROYEK KONSTRUKSI JALAN TOL DI JABODETABEK TESIS

UNIVERSITAS INDONESIA FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA KLAIM YANG MEMPENGARUHI KINERJA WAKTU PROYEK KONSTRUKSI JALAN TOL DI JABODETABEK TESIS UNIVERSITAS INDONESIA FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA KLAIM YANG MEMPENGARUHI KINERJA WAKTU PROYEK KONSTRUKSI JALAN TOL DI JABODETABEK TESIS ANDREAS PARTOGI PASARIBU 0706304965 FAKULTAS TEKNIK PROGRAM PASCASARJANA

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan metode penelitian eksperimen. Penelitian eksperimen merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya akibat dari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. peneliti tidak mampu mengontrol sepenuhnya variabel-variabel yang mungkin

BAB III METODE PENELITIAN. peneliti tidak mampu mengontrol sepenuhnya variabel-variabel yang mungkin BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan Quasi Eksperimen, hal ini disebabkan peneliti tidak mampu mengontrol sepenuhnya variabel-variabel yang mungkin dapat mempengaruhi

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PEKERJAAN ULANG PADA PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG (Studi Kasus Kabupaten Aceh Utara Propinsi Aceh) Bakhtiar A 1)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PEKERJAAN ULANG PADA PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG (Studi Kasus Kabupaten Aceh Utara Propinsi Aceh) Bakhtiar A 1) ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PEKERJAAN ULANG PADA PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG (Studi Kasus Kabupaten Aceh Utara Propinsi Aceh) Bakhtiar A 1) ABSTRAK Salah satu faktor penyebab keterlambatan pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian quasi eksperimen, dimana variabel penelitian tidak memungkinkan untuk dikontrol secara penuh 1. Tujuan Penelitian

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. bab IV akan disajikan data yang telah dikumpulkan serta analisis statistik yang

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. bab IV akan disajikan data yang telah dikumpulkan serta analisis statistik yang 29 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Penyebaran kuisioner dilakukan pada bulan April sampai Mei 2015. Pada bab IV akan disajikan data yang telah dikumpulkan serta analisis statistik yang digunakan untuk mengolah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi, Waktu Penelitian, dan Latar belakang Perusahaan Jasa Pelaksana Konstruksi 1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada proyek konstruksi gedung

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS. A. Bentuk Wanprestasi Dalam Pelaksanaan Perjanjian Kerjasama PT PLN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS. A. Bentuk Wanprestasi Dalam Pelaksanaan Perjanjian Kerjasama PT PLN 58 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS A. Bentuk Wanprestasi Dalam Pelaksanaan Perjanjian Kerjasama PT PLN dengan pihak PT Rejeki Cahaya Elektro Setelah penulis mengadakan penelitian di lapangan, maka

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Objek atau variabel dalam penelitian ini adalah motivasi belajar siswa yang

BAB III METODE PENELITIAN. Objek atau variabel dalam penelitian ini adalah motivasi belajar siswa yang 57 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek dan Subjek Penelitian Objek atau variabel dalam penelitian ini adalah motivasi belajar siswa yang menggunakan Pendekatan Pembelajaran Kontekstual Melalui Metode Diskusi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2013. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Islam YLPI Pekanbaru yang beralamat di Jalan Prof. Mhd.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen. Penelitian quasi

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen. Penelitian quasi BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen. Penelitian quasi eksperimen merupakan salah satu dari jenis penelitian eksperimen. Dimana

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ada titik awal dan titik akhir serta hasil tertentu. Dalam suatu proyek

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ada titik awal dan titik akhir serta hasil tertentu. Dalam suatu proyek BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Proyek Konstruksi Proyek merupakan sekumpulan aktivitas yang saling berhubungan dimana ada titik awal dan titik akhir serta hasil tertentu. Dalam suatu proyek membutuhkan berbagai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian Eksperimen 3.1.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Merujuk pada pendapat Sugiyono

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Subjek Penelitian 1.1.1 Lokasi Penelitian Objek penelitian dilaksanakan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Cimahi, Jalan Mahar Martanegara (Leuwigajah)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 40 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Subjek Populasi dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 21 Bandung bertempat di Jl. Rancasawo Ciwastra Bandung 40286

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek Konstruksi Menurut Mulyani (2006), proyek konstruksi adalah suatu rangkaian kegiatan proyek yang berkaitan dengan bidang konstruksi (pembangunan) yang mempunyai dimensi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk menelaah peningkatan kemampuan berpikir

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk menelaah peningkatan kemampuan berpikir 39 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menelaah peningkatan kemampuan berpikir kreatif matematis antara siswa yang memperoleh pembelajaran dengan pendekatan open-ended,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. peneliti tidak mampu mengontrol sepenuhnya variabel-variabel yang mungkin

BAB III METODE PENELITIAN. peneliti tidak mampu mengontrol sepenuhnya variabel-variabel yang mungkin 42 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan Quasi Eksperimen, hal ini disebabkan peneliti tidak mampu mengontrol sepenuhnya variabel-variabel yang mungkin dapat mempengaruhi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 3 Way Pengubuan kabupaten Lampung

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 3 Way Pengubuan kabupaten Lampung 31 III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel 1. Populasi Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 3 Way Pengubuan kabupaten Lampung Tengah. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas

Lebih terperinci

PENGUASAAN MATEMATIKA SD PADA MAHASISWA PGSD (Penelitian Pada Mahasiswa PGSD FIP Universitas Negeri Gorontalo Semester VII Tahun Akademik 2013/2014)

PENGUASAAN MATEMATIKA SD PADA MAHASISWA PGSD (Penelitian Pada Mahasiswa PGSD FIP Universitas Negeri Gorontalo Semester VII Tahun Akademik 2013/2014) LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL PENGUASAAN MATEMATIKA SD PADA MAHASISWA PGSD (Penelitian Pada Mahasiswa PGSD FIP Universitas Negeri Gorontalo Semester VII Tahun Akademik 2013/2014) Oleh:Donald Qomaidiansyah

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan rincian pada bab IV, maka pada bab V ini dapat disimpulkan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan rincian pada bab IV, maka pada bab V ini dapat disimpulkan 46 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan rincian pada bab IV, maka pada bab V ini dapat disimpulkan sebagai berikut: 5.1.1. Faktor-faktor yang mempengaruhi keterlambatan kerja a. Faktor

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR UTAMA NON EXCUSABLE DELAYS YANG BERKONTRIBUSI TERHADAP WAKTU PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI DI KABUPATEN ACEH JAYA

FAKTOR-FAKTOR UTAMA NON EXCUSABLE DELAYS YANG BERKONTRIBUSI TERHADAP WAKTU PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI DI KABUPATEN ACEH JAYA ISSN 2302-0253 10 Pages pp. 26-35 FAKTOR-FAKTOR UTAMA NON EXCUSABLE DELAYS YANG BERKONTRIBUSI TERHADAP WAKTU PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI DI KABUPATEN ACEH JAYA Junaidi 1, Mochammad Afifuddin 2, Ibnu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu penelitian kuantitatif dengan teknik analisis komparatif. Penelitian komparatif diarahkan untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research), yaitu penelitian yang dilakukan dengan terjun langsung ke lapangan untuk meneliti

Lebih terperinci

Lampiran 1 : KUESIONER REDUKSI VARIABEL PENELITIAN

Lampiran 1 : KUESIONER REDUKSI VARIABEL PENELITIAN 122 Lampiran 1 : KUESIONER REDUKSI VARIABEL PENELITIAN ANALISIS FAKTOR RISIKO YANG MEMPENGARUHI KINERJA KUALITAS KONTRAKTOR I. PENDAHULUAN Penelitian ini akan berusaha mengidentifikasi dan menganalisis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. SUBJEK PENELITIAN 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMP Laboratorium UPI Bandung di Jl. Senjaya Guru kampus Universitas Pendidikan Indonesia Jl. Dr. Setiabudhi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian survai. Penelitian survai adalah penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian 2.1.1. Klaim Konstruksi Klaim secara umum didefinisikan sebagai sebuah permintaan atau permohonan (Nazarkhan Yasin, 2008), di Indonesia hampir semua batasan yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian merupakan suatu cara yang digunakan peneliti untuk mendapatkan data valid yang digunakan untuk memecahkan suatu masalah. Metode deskriptif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian diartikan sebagai suatu cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan, suatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode disini diartikan sebagai suatu cara atau teknis yang dilakukan dalam proses penelitian. Sedangkan penelitian itu sendiri diartikan sebagai upaya dalam bidang ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Disain Penelitian Jenis penelitian yang akan dilakukan merupakan jenis quasi experiment. Sedangkan disain penelitian yang akan diterapkan berupa static group

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 19 Bandarlampung yang terletak di Jl.

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 19 Bandarlampung yang terletak di Jl. III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 19 Bandarlampung yang terletak di Jl. Soekarno Hatta Gg. Turi Raya No. 1 Bandar Lampung. Populasi dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan sangat menentukan terhadap hasil penelitian, seperti yang dijelaskan oleh Sugiyono (011 : 6) sebagai berikut : Metode penelitian

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI INDIKATOR PENERAPAN GREEN CONSTRUCTION PADA PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG DI KOTA BANDA ACEH

IDENTIFIKASI INDIKATOR PENERAPAN GREEN CONSTRUCTION PADA PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG DI KOTA BANDA ACEH ISSN 2302-0253 7 Pages pp. 101-107 IDENTIFIKASI INDIKATOR PENERAPAN GREEN CONSTRUCTION PADA PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG DI KOTA BANDA ACEH Muhammad Furqan 1, T. Budi Aulia 2, Hafnidar A. Rani 3 1) Magister

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penuh. Desain yang digunakan peneliti adalah Pretest-Posttest Control Group

BAB III METODE PENELITIAN. penuh. Desain yang digunakan peneliti adalah Pretest-Posttest Control Group BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah eksperimen semu (Quasi Experiment), dimana variabel penelitian tidak memungkinkan untuk dikontrol secara penuh. Desain yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 1 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan bentuk penelitian survei. Menurut Sugiyono (014) metode penelitian kuantitatif dapat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Populasi/ Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian merupakan tempat dilaksanakannya penelitian guna memperoleh data yang diperlukan. Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian Deskriptif Kuantitatif, dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian Deskriptif Kuantitatif, dengan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. 1 Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian Deskriptif Kuantitatif, dengan teknik pengambilan data yaitu kuesioner untuk mengukur data variabel x (kegiatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian tentang kebijakan (Policy Research),

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian tentang kebijakan (Policy Research), 45 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian tentang kebijakan (Policy Research), menurut Majchrzak yang dikutip dari Riduwan (2007) penelitian kebijakan adalah

Lebih terperinci

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan atau Research &

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan atau Research & BAB III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan atau Research & Development (R & D). Metode penelitian pengembangan adalah metode penelitian yang digunakan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 262 siswa dan

III. METODE PENELITIAN. Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 262 siswa dan III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri Bandar Lampung Tahun Pelajaran 0/03 yang berjumlah 6 siswa dan terdistribusi dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena alamiah maupun

BAB III METODE PENELITIAN. mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena alamiah maupun BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena alamiah maupun karakteristik,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan desain Nonequivalent Control Group Design. Desain ini sama

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan desain Nonequivalent Control Group Design. Desain ini sama BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Bentuk penelitian ini merupakan quasi eksperimen, dengan menggunakan desain Nonequivalent Control Group Design. Desain ini sama dengan desain Pretest-Posttest

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik. 23

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik. 23 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Metode ini disebut metode kuantitatif

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pendekatan Cross Sectional (Notoatmodjo, 2010). Teluk) di wilayah Puskesmas Karangawen II Kabupaten Demak.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pendekatan Cross Sectional (Notoatmodjo, 2010). Teluk) di wilayah Puskesmas Karangawen II Kabupaten Demak. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan fenomena yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen. Metode penelitian eksperimen adalah penelitian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Setelah merumuskan hipotesis yang diturunkan secara deduktif dari landasan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Setelah merumuskan hipotesis yang diturunkan secara deduktif dari landasan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Setelah merumuskan hipotesis yang diturunkan secara deduktif dari landasan teoritis pada Bab II, maka langkah berikutnya pada Bab III ini adalah menguji

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 7 Bandarlampung.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 7 Bandarlampung. III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 7 Bandarlampung. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Bandarlampung tahun pelajaran

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI Jurusan Bangunan

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI Jurusan Bangunan 8 III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI Jurusan Bangunan SMK Negeri Bandar Lampung tahun ajaran 0/03, yang terdiri dari 4 kelas

Lebih terperinci