DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL...iv. DAFTAR GRAFIK... vii DAFTAR GAMBAR... viii BAB I PENDAHULUAN... I LATAR BELAKANG... I-1

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL...iv. DAFTAR GRAFIK... vii DAFTAR GAMBAR... viii BAB I PENDAHULUAN... I LATAR BELAKANG... I-1"

Transkripsi

1 Revisi Indikator RPJMD Kota Batam DAFTAR ISI DAFTAR ISI DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL...iv DAFTAR GRAFIK... vii DAFTAR GAMBAR... viii BAB I PENDAHULUAN... I LATAR BELAKANG... I DASAR HUKUM PENYUSUNAN... I HUBUNGAN ANTAR DOKUMEN... I SISTEMATIKA PENULISAN... I MAKSUD DAN TUJUAN... I Maksud... I Tujuan... I-16 BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH... II ASPEK GEOGRAFI DAN DEMOGRAFI... II KARAKTERISTIK LOKASI DAN WILAYAH... II POTENSI PENGEMBANGAN WILAYAH... II WILAYAH RAWAN BENCANA... II DEMOGRAFI... II ASPEK KESEJAHTERAAN SOSIAL... II FOKUS KESEJAHTERAAN DAN PEMERATAAN EKONOMI... II FOKUS KESEJAHTERAAN SOSIAL... II FOKUS SENI BUDAYA DAN OLAHRAGA... II ASPEK PELAYANAN UMUM... II FOKUS LAYANAN URUSAN WAJIB... II FOKUS LAYANAN URUSAN PILIHAN... II ASPEK DAYA SAING DAERAH... II FOKUS KEMAMPUAN EKONOMI DAERAH... II FOKUS FASILITAS WILAYAH/ INFRASTRUKTUR... II FOKUS IKLIM INVESTASI... II-52 i

2 Revisi Indikator RPJMD Kota Batam DAFTAR ISI FOKUS SUMBER DAYA MANUSIA... II-53 BAB III PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN III KINERJA KEUANGAN MASA LALU... III Pendapatan Daerah... III Belanja Daerah... III KEBIJAKAN PENGELOLAAN KEUANGAN MASA LALU... III Proporsi Penggunaan Anggaran... III Analisis Pembiayaan Daerah... III KERANGKA KEUANGAN DAERAH... III Pendapatan Daerah... III Belanja Daerah... III-10 BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS... IV PERMASALAHAN DAN POTENSI KOTA BATAM... IV BATAM SEBAGAI KAWASAN PERDAGANGAN BEBAS DAN PELABUHAN BEBAS (K-PBPB)... IV Dasar Hukum... IV Wilayah Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam IV Kerangka Kerjasama Penyelenggaraan Pembangunan Batam sebagai Kawasan Perdagangan Bebas Pelabuhan Bebas (K-PBPB).... IV PERUMUSAN ISU STRATEGIS... IV-7 BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN... V VISI... V MISI... V TUJUAN DAN SASARAN... V-3 BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN... VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN... VI-1 BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH... VII KEBIJAKAN UMUM... VII PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH... VII-1 BAB VIII PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH... VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS... VIII KEBUTUHAN PENDANAAN... VIII PROGRAM ADVOKASI... VIII-4 ii

3 Revisi Indikator RPJMD Kota Batam DAFTAR ISI Umum... VIII Mekanisme dan Kriteria Penentuan DAK dan Tugas Pembantuan... VIII Dana Alokasi Khusus... VIII Tugas Pembantuan... VIII Indikator dan Target... VIII Rencana Kerja Pembangunan Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas (K-PBPB) Batam... VIII INDIKATOR UMUM...VIII INDIKATOR KINERJA DAERAH...VIII-12 BAB IX PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN... IX PEDOMAN TRANSISI... IX KAIDAH PELAKSANAAN... IX-1 LAMPIRAN I... 1 LAMPIRAN II LAMPIRAN III LAMPIRAN IV LAMPIRAN V iii

4 Revisi Indikator RPJMD Kota Batam DAFTAR TABEL DAFTAR TABEL Tabel II-1. Penggunaan Lahan Berdasarkan Pola Ruang Kota Batam... II-6 Tabel II-2. Perkembangan PDRB dan Laju Pertumbuhan Ekonomi Kota Batam Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000 Periode (Juta rupiah)... II-14 Tabel II-3. Target PDRB, Per Kapita PDRB, Pertumbuhan Ekonomi dan Investasi Kota Batam Tahun II-15 Tabel II-4. Distribusi Persentase Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Menurut Lapangan Usaha di Kota Batam Periode (Atas Dasar Harga Berlaku, % persen)... II-16 Tabel II-5. Per Kapita PDRB dan Per Kapita Pendapatan Regional Kota Batam Periode (Harga Berlaku)... II-18 Tabel II-6 Distribusi Pendapatan Penduduk Kota Batam II-21 Tabel II-7 Perkembangan Jumlah Tenaga Kerja Kota Batam Tahun II-24 Tabel II-8 Perkembangan Angka Pengangguran Di Kota Batam Tahun II- 25 Tabel II-9 Perkembangan Jumlah Penduduk Miskin & Garis Kemiskinan Di Kota Batam Tahun II-26 Tabel II-10 Jumlah Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial yang ditangani Tahun II-27 Tabel II-11 Angka Melek Huruf dan Rata-Rata Lama Sekolah Kota Batam Tahun II-28 Tabel II-12 Indikator Derajat Kesehatan Kota Batam Tahun II-28 Tabel II-13 Banyaknya Fasilitas Pendidikan Menurut Jenis Sekolah Tahun II-29 Tabel II-14 Rasio Murid Guru Menurut Jenis Pendidikan Tahun II-30 Tabel II-15 Sarana Kesehatan Berdasarkan Kecamatan dan Jenisnya di Kota Batam Tahun II-30 Tabel II-16 Banyaknya Dokter Dirinci Menurut Jenisnya di Kota Batam Tahun II-31 Tabel II-17 Banyaknya Apotik, Pedagang Besar Farmasi dan Toko Obat di Kota Batam Tahun II-31 Tabel II-18 Perkembangan Panjang dan Kelas Jalan Kota Batam II-32 Tabel II-19 Panjang Jalan menurut Jenis Permukaan(km), II-32 Tabel II-20 Penyediaan air bersih di Kota Batam II-33 Tabel II-21 Jumlah Rumah Susun di Kota Batam s/d Tahun II-34 iv

5 Revisi Indikator RPJMD Kota Batam DAFTAR TABEL Tabel II-22 Lokasi yang Akan Dibangun Rumah Susun... II-34 Tabel II-23 Rencana dan Realisasi Penanaman Modal Asing (PMA) dan Dalam Negeri (PMDN) Kota Batam Tahun II-35 Tabel II-24 Penyerapan Tenaga Kerja Menurut Jenis Investasi Kota Batam Tahun II-36 Tabel II-25 Banyaknya Pencari Kerja yang Terdaftar Pada Kantor Dinas Tenaga Kerja Periode II-36 Tabel II-26 Situasi Pencari Kerja yang Terdaftar pada Dinas Tenaga Kerja Kota Batam Per Jenis Kelamin dan Tingkat Pendidikan, Tahun II-37 Tabel II-27 Kuningisasi Angkutan Umum Kota Batam dari Tahun 2001 s/d II-37 Tabel II-28 Jumlah Penumpang Pelabuhan Domestik Kota Batam... II-39 Tabel II-29 Jumlah Penumpang Pelabuhan Internasional Kota Batam... II-39 Tabel II-30 Lalu Lintas Kapal dan Barang Batam Tahun II-40 Tabel II-31 Fasiltas Pelabuhan Laut di Kota Batam, Tahun II-40 Tabel II-32 Fasilitas Bandara Hang Nadim... II-41 Tabel II-33 Perkembangan Penumpang Bandara Hang Nadim Batam Tahun II-41 Tabel II-34 Jumlah Aparatur yang mengikuti Diklat Kepemimpinan Tahun II-43 Tabel II-35 Produksi Perikanan Menurut Kecamatan (ton) Tahun II-44 Tabel II-36 Banyaknya Rumah Tangga Perikanan menurut Jenis Kegiatan, II-44 Tabel II-37 Luas dan Jenis Kawasan Hutan Usulan Paduserasi Kota Batam Tahun II-45 Tabel II-38 Banyaknya Mesin, Kekuatan dan Tenaga yang Dibangkitkan PT. PLN Batam dan PT. PLN Cabang Tanjung Pinang Tahun II-46 Tabel II-39 Rencana Pengembangan Tenaga Listrik di Kota Batam... II-46 Tabel II-40 Panjang Jalan menurut Kondisi Jalan (km), II-51 Tabel II-41 Izin yang Dikeluarkan Melalui One Stop Service Periode Tahun II-52 Tabel II-42 Perkembangan Indeks Komponen IPM Kota Batam Tahun II- 54 Tabel III-1 Penerimaan Tahun (juta Rp)... III-1 Tabel III-2 Struktur Penerimaan Tahun *... III-2 Tabel III-3 Belanja Tahun (juta Rp)... III-4 Tabel III-4 Struktur Belanja Tahun III-4 v

6 Revisi Indikator RPJMD Kota Batam DAFTAR TABEL Tabel III-5 Belanja per Kapita Tahun III-5 Tabel III-6 Analisis Proporsi Belanja Pemenuhan Kebutuhan Aparatur... III-6 Tabel III-7 Analisis Proporsi Belanja Per Urusan Kota Batam Periode III-7 Tabel III-8 Struktur Pembiayaan Tahun (juta Rp)... III-9 Tabel III-9 Estimasi Pendapatan... III-9 Tabel III-10 Estimasi Belanja (juta Rp)... III-10 Tabel VIII-1 Perkiraan Belanja Langsung Menurut Bidang Tahun (juta Rp)... VIII-3 Tabel VIII-2. Resume Rencana Strategis Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam Tahun VIII-15 Tabel VIII-3. Rencana Strategis Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam Tahun VIII-16 vi

7 Revisi Indikator RPJMD Kota Batam DAFTAR GRAFIK DAFTAR GRAFIK Grafik II-1. Perkembangan Jumlah dan Laju Pertumbuhan Penduduk Kota BatamII-12 Grafik II-2. Jumlah Penduduk Kota Batam Per Kecamatan s/d Juni II-13 Grafik II-3. Perekonomian Kota Batam... II-15 Grafik II-4. Kecederungan Kontribusi Tiga Sektor (Lapangan Usaha) Utama Kota Batam Periode II-17 Grafik II-5. Per Kapita PDRB dan Per Kapita Pendapatan Regional Kota Batam Periode , serta Pertumbuhannya (Harga Berlaku)... II-19 Grafik II-6 Komparasi PDRB Per Kapita Kota Batam dengan Provinsi Kepri dan PDB Per Kapita Nasional Tahun II-20 Grafik II-7. Perkembangan Inflasi Kota Batam Periode II-22 Grafik II-8. Jumlah Rumah Tangga Sasaran per Kecamatan di Kota Batam Tahun II-25 Grafik II-9 Perbandingan Wisman yang Berkunjung ke Indonesia Melalui Pintu Masuk... II-48 Grafik II-10 Jumlah Wisatawan Mancanegara (Wisman) yang Berkunjung ke Pulau Batam Tahun II-49 Grafik II-11 Perkembangan Rerata Nilai Konsumsi/Pengeluaran Rumah Tangga Per Bulan Kota Batam... II-50 Grafik II-12 Komposisi Rerata Pengeluaran Rumah Tangga Per Bulan Kota Batam Tahun II-51 Grafik III-1 Pertumbuhan dan Trend Tax Ratio Kota Batam... III-3 Grafik III-2 Pertumbuhan dan Trend Belanja per Kapita. III-5 Grafik III-3 Perkembangan Proporsi Alokasi Belanja Per Urusan yang Dominan... III-7 Grafik III-4 Estimasi Pertumbuhan Pendapatan... III-10 Grafik III-5 Estimasi Pertumbuhan Belanja... III-11 Grafik VIII-1 Target Pencapaian IPM dan Perkiraan Kebutuhan Belanja Langsung VIII- 2 Grafik VIII-2 Komposisi Belanja Langsung Tahun 2010 dan 2016 (Persen)... VIII-4 vii

8 Revisi Indikator RPJMD Kota Batam DAFTAR GAMBAR DAFTAR GAMBAR Gambar I-1 Proses Penyusunan RPJMD Kota Batam Tahun I-3 Gambar I-2 Dokumen Perencanaan yang menjadi Pedoman dan Perhatian dalam Penyusunan RPJMD Kota/Kabupaten... I-13 Gambar I-3 Hubungan RPJM Daerah Kota Batam dengan Dokumen Perencanaan Lainnya... I-14 Gambar II-1. Peta Wilayah Kota Batam... II-2 Gambar II-2. Konsep Rencana Struktur Ruang dan Pola Ruang Wilayah... II-10 Gambar VIII-1 Sinkronisasi dan sinergisitas dalam perencanaan dan penganggaran... VIII-5 viii

9 Revisi Indikator RPJMD Kota Batam PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Berkenaan dengan terbitnya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah yang kemudian diganti dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 sebagaimana telah diubah untuk kedua kalinya dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008, telah memberikan kewenangan kepada Pemerintahan Daerah untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan memperhatikan prinsip demokrasi, pemerataan, keadilan, keistimewaan dan kekhususan serta keragaman daerah dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kerangka dasar pemberian otonomi yang luas kepada daerah diarahkan untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pelayanan, pemberdayaan dan peran serta masyarakat. Selain itu, hal ini diharapkan juga dapat meningkatkan daya saing yang ada di daerah. Oleh karena itu, kebijakan yang disusun di daerah pada dasarnya dilakukan untuk memberi pelayanan, peningkatan peran serta, prakarsa, dan pemberdayaan masyarakat yang bertujuan pada peningkatan kesejahteraan rakyat. Walaupun undang-undang secara jelas menyatakan bahwa pemerintah daerah mempunyai kewenangan untuk mengatur dan mengurus pemerintahannya sendiri, namun dalam penyusunan perencanaan daerah tetap harus memperhatikan antara perencanaan pemerintahan pusat, provinsi dan antar pemerintah daerah, sehingga pencapaian tujuan daerah mendukung pencapaian tujuan nasional. Aspek hubungan tersebut memperhatikan kewenangan yang diberikan, baik yang terkait dengan hubungan sumber daya alam dan sumber daya lainnya, pelayanan umum serta keuangan. Landasan hukum mengenai sistem perencanaan pembangunan telah diatur secara jelas dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Nasional, dimana disebutkan bahwa Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) adalah satu kesatuan tata cara perencanaan pembangunan untuk menghasilkan rencana-rencana pembangunan dalam jangka panjang, jangka menengah, dan tahunan yang dilaksanakan oleh unsur penyelenggara negara dan masyarakat di tingkat Pusat dan Daerah. Perencanaan Pembangunan Nasional terdiri atas perencanaan pembangunan yang disusun secara terpadu oleh Kementerian/Lembaga dan perencanaan pembangunan oleh Pemerintah Daerah sesuai dengan kewenangannya dan penyusunannya dilakukan secara sistematis, terarah, terpadu, menyeluruh, dan tanggap terhadap perubahan. I-1

10 Revisi Indikator RPJMD Kota Batam PENDAHULUAN Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang - Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, sebagaimana telah diubah untuk kedua kalinya dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 mengamanatkan bahwa Pemerintahan Daerah Provinsi, Kabupaten/Kota dalam rangka menyelenggarakan pemerintahannya harus menyusun perencanaan pembangunan. Perencanaan pembangunan daerah sebagaimana dimaksud, disusun secara berjangka meliputi (i) Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD), (ii) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), dan (iii) Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Menyikapi peraturan Perundangan tersebut di atas, bersama dengan DPRD Kota Batam telah menetapkan Peraturan Daerah Kota Batam Nomor 2 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Daerah dan Pelaksanaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Batam Berkaitan dengan uraian di atas serta menindaklanjuti kewajiban Pemerintah Kota Batam setelah melaksanakan pemilihan Kepala Daerah secara langsung, maka sesuai amanat peraturan perundangan yang berlaku, diwajibkan menyusun RPJMD. RPJMD Kota Batam Tahun merupakan penjabaran visi, misi dan program Walikota Batam yang akan dilaksanakan dan diwujudkan dalam suatu periode masa jabatan, dimana penyusunannya memperhatikan RPJM Nasional dan RPJMD Provinsi, memuat strategi pembangunan daerah, kebijakan umum, program Satuan Kerja Perangkat Daerah dan Program lintas Satuan Kerja Perangkat Daerah, disertai dengan rencana kerja dalam kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif. Dokumen RPJMD ini pada dasarnya disusun berdasarkan beberapa pendekatan berikut: 1. Pendekatan Politik, pendekatan ini memandang bahwa pemilihan Kepala Daerah sebagai proses penyusunan rencana program, karena rakyat pemilih menentukan pilihannya berdasarkan program-program pembangunan yang ditawarkan para calon Kepala Daerah. Dalam hal ini rencana pembangunan adalah penjabaran agenda-agenda pembangunan yang ditawarkan Kepala Daerah saat kampanye ke dalam RPJMD; 2. Pendekatan Teknokratik, pendekatan ini dilaksanakan dengan menggunakan metode dan kerangka berpikir ilmiah oleh lembaga yang secara fungsional bertugas untuk hal tersebut; 3. Pendekatan Partisipatif, pendekatan ini dilaksanakan dengan melibatkan pemangku kepentingan (stakeholders) pembangunan. Pendekatan ini bertujuan untuk mendapatkan aspirasi dan menciptakan rasa memiliki; I-2

11 Revisi Indikator RPJMD Kota Batam PENDAHULUAN 4. Pendekatan Atas-Bawah (top-down) dan Bawah- Atas (bottom-up), pendekatan ini dilaksanakan menurut jenjang pemerintahan. Hasil proses tersebut kemudian diselaraskan melalui musyawarah pembangunan. RPJMD Kota Batam Tahun disusun melalui tahapan perencanaan partisipatif dengan mengedepankan proses evaluasi, proyeksi dan analisis terhadap faktor-faktor internal dan eksternal yang berpengaruh secara langsung maupun tidak langsung terhadap pembangunan daerah Kota Batam. Berbagai tahapan analisis sektoral & tata ruang, penjaringan aspirasi masyarakat, serta dialog yang melibatkan pemangku kepentingan strategis telah dilakukan dalam rangka mewujudkan perencanaan yang komprehensif. Tahapan proses penyusunan RPJMD Kota Batam, secara umum dapat dilihat pada Gambar di bawah ini. Gambar I-1 Proses Penyusunan RPJMD Kota Batam Tahun (Draf) RPJPD Kota Batam Kondisi lingkungan strategis & hasil evaluasi Rancangan Awal RPJMD (Oleh Bappeda) Visi, Misi, Program KDH RPJM Nasional dan Provinsi Musrenbang Perumusan Rancangan Akhir RPJMD Berdasarkan hasil Musrenbang RPJMD RPJMD ditetapkan dengan Perda setelah berkonsultasi dengan Provinsi Sumber : Undang Undang Nomor 25 Tahun 2004 Undang Undang Nomor 32 Tahun 2004 Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 I-3

12 Revisi Indikator RPJMD Kota Batam PENDAHULUAN 1.2 DASAR HUKUM PENYUSUNAN Landasan hukum sebagai dasar dalam penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Batam Tahun adalah sebagai berikut: 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun Undang-undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 3. Undang-Undang Nomor 53 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Pelalawan, Kabupaten Rokan Hulu, Kabupaten Rokan Hilir, Kabupaten Siak, Kabupaten Karimun, Kabupaten Natuna, Kabupaten Kuantan Singingi, dan Kota Batam (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 151, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3902) sebagaimana terakhir diubah dengan Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2008 tentang Perubahan Ketiga Atas Undang-Undang Nomor 53 Tahun 1999 Tentang Pembentukan Kabupaten Pelalawan, Kabupaten Rokan Hulu, Kabupaten Rokan Hilir, Kabupaten Siak, Kabupaten Karimun, Kabupaten Natuna, Kabupaten Kuantan Singingi, san Kota Batam (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 107, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4880); 4. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2000 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2000 tentang Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 251, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4053 Tahun 2007 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2007 tentang Perubahan atas Undang- Undang Nomor 36 Tahun 2000 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2000 tentang Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 130, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4775); 5. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2002 tentang Pembentukan Provinsi Kepulauan Riau (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002, Nomor 111 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4237); 6. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor. 47, tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor. 4286); I-4

13 Revisi Indikator RPJMD Kota Batam PENDAHULUAN 7. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 8. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan PerUndang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389); 9. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421); 10. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 11. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 12. Undang - Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700); 13. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725); 14. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578); 15. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4585); 16. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 97, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4664); I-5

14 Revisi Indikator RPJMD Kota Batam PENDAHULUAN 17. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 18. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741); 19. Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2007 tentang Kawasan Perdagangan Bebas Dan Pelabuhan Bebas Batam sebagaimana terakhir diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2011 Tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2007 Tentang Kawasan Perdagangan Bebas Dan Pelabuhan Bebas Batam (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 16, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5195); 20. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 Tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4815); 21. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4816); 22. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817); 23. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725); 24. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun ; 25. Peraturan Daerah Provinsi Kepulauan Riau Nomor 2 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Provinsi Kepulauan Riau Tahun Peraturan Daerah Provinsi Kepulauan Riau Nomor 3 Tahun 2011 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Kepulauan Riau Tahun Peraturan Daerah Kota Batam Nomor 5 Tahun 2001 tentang Kebersihan Kota Batam (Lembaran Daerah Kota Batam Tahun 2001 Nomor 5 Seri B) sebagaimana I-6

15 Revisi Indikator RPJMD Kota Batam PENDAHULUAN terakhir diubah dengan Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2007 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Kota Batam Nomor 5 Tahun 2001 tentang Kebersihan Kota Batam (Lembaran Daerah Kota Batam Tahun 2007 Nomor 5, Tambahan Lembaran Daerah Kota Batam Nomor 46); 28. Peraturan Daerah Kota Batam Nomor 16 Tahun 2001 tentang Penerimaan Sumbangan dari Pihak Ketiga Kepada Kota Batam (Lembaran Daerah Kota Batam Tahun 2002 Nomor 20 Seri D); 29. Peraturan Daerah Kota Batam Nomor 17 Tahun 2001 tentang Kepariwisataan di Kota Batam (Lembaran Daerah Kota Batam Tahun 2001 Nomor 18 Seri C) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2003 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Nomor 17 Tahun 2001 tentang Kepariwisataan di Kota Batam (Lembaran Daerah Kota Batam Tahun 2003 Nomor 30 Seri C) ; 30. Peraturan Daerah Kota Batam Nomor 1 Tahun 2002 tentang Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) (Lembaran Daerah Kota Batam Tahun 2002 Nomor 1 Seri D); 31. Peraturan Daerah Kota Batam Nomor 4 Tahun 2002 tentang Perubahan Status Desa Menjadi Kelurahan Kota Batam (Lembaran Daerah Kota Batam Tahun 2002 Nomor 20 Seri D); 32. Peraturan Daerah Kota Batam Nomor 6 Tahun 2002 tentang Ketertiban Sosial di Kota Batam (Lembaran Daerah Kota Batam Tahun 2002 Nomor 22 Seri E); 33. Peraturan Daerah Kota Batam Nomor 8 Tahun 2003 tentang Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup (Lembaran Daerah Kota Batam Tahun 2003 Nomor 42 Seri E); 34. Peraturan Daerah Kota Batam Nomor 2 Tahun 2004 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Batam Tahun (Lembaran Daerah Kota Batam Tahun 2004 Nomor 52 Seri C Tambahan Lembaran Daerah Nomor 32); 35. Peraturan Daerah Kota Batam Nomor 2 Tahun 2005 tentang Pemekaran, Perubahan dan Pembentukan Kecamatan dan Kelurahan dalam Daerah Kota Batam (Lembaran Daerah Kota Batam Tahun 2005 Nomor 65 Seri D Tambahan Lembaran Daerah Nomor 34); 36. Peraturan Daerah Kota Batam Nomor 1 Tahun 2006 tentang Pembentukan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Umum Daerah Kota Batam (Lembaran Daerah Kota Batam Tahun 2006 Nomor 1 Seri D); 37. Peraturan Daerah Kota Batam Nomor 2 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Daerah dan Pelaksanaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Batam (Lembaran Daerah Kota Batam Tahun 2006 Nomor 2 Seri E Tambahan Lembaran Daerah Nomor 37); I-7

16 Revisi Indikator RPJMD Kota Batam PENDAHULUAN 38. Peraturan Daerah Kota Batam Nomor 7 Tahun 2006 tentang Pokok-pokok Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Kota Batam Tahun 2006 Nomor 7 Seri A ); 39. Peraturan Daerah Kota Batam Nomor 3 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah (Lembaran Daerah Kota Batam Tahun 2007 Nomor 3, Tambahan Lembaran Daerah Tahun 2007 Nomor 44); 40. Peraturan Daerah Kota Batam Nomor 8 Tahun 2007 tentang Pembentukan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah dan Sekretariat DPRD Kota Batam (Lembaran Daerah Kota Batam Tahun 2007 Nomor 8) 41. Peraturan Daerah Kota Batam Nomor 9 Tahun 2007 tentang Pembentukan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Batam (Lembaran Daerah Kota Batam Tahun 2007 Nomor 9) 42. Peraturan Daerah Kota Batam Nomor 10 Tahun 2007 tentang Pembentukan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat Daerah Kota Batam (Lembaran Daerah Kota Batam Tahun 2007 Nomor 10) 43. Peraturan Daerah Kota Batam Nomor 11 Tahun 2007 tentang Pembentukan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Kota Batam (Lembaran Daerah Kota Batam Tahun 2007 Nomor 11) 44. Peraturan Daerah Kota Batam Nomor 12 Tahun 2007 tentang Pembentukan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kota Batam (Lembaran Daerah Kota Batam Tahun 2007 Nomor 12). 45. Peraturan Daerah Kota Batam Nomor 13 Tahun 2007 tentang Pembentukan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kecamatan dan Kelurahan di Kota Batam (Lembaran Daerah Kota Batam Tahun 2007 Nomor 13) 46. Peraturan Daerah Kota Batam Nomor 14 Tahun 2007 tentang Pembentukan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Satuan Polisi Pamong Praja Kota Batam (Lembaran Daerah Kota Batam Tahun 2007 Nomor 14) 47. Peraturan Daerah Kota Batam Nomor 16 Tahun 2007 tentang Ketertiban Umum (Lembaran Daerah Kota Batam Tahun 2007 Nomor 16, Tambahan Lembaran Daerah Kota Batam Nomor 55); 48. Peraturan Daerah Kota Batam Nomor 1 Tahun 2008 tentang Kepelabuhanan di Kota Batam (Lembaran Daerah Kota Batam Tahun 2008 Nomor 1, Tambahan Lembaran Daerah Kota Batam Nomor 56 ); 49. Peraturan Daerah Kota Batam Nomor 2 Tahun 2009 tentang Kerjasama Pemerintah Daerah dan Badan Usaha (Lembaran Daerah Kota Batam Tahun 2009 Nomor 2, Tambahan Lembaran Daerah Kota Batam Nomor 58 ); I-8

17 Revisi Indikator RPJMD Kota Batam PENDAHULUAN 50. Peraturan Daerah Kota Batam Nomor 5 Tahun 2009 tentang Retribusi Penggunaan Tanah dan / atau Bangunan yang dikuasai Pemerintah Daerah untuk Pemasangan Reklame (Lembaran Daerah Kota Batam Tahun 2009 Nomor 5, Tambahan Lembaran Daerah Kota Batam Nomor 61); 51. Peraturan Daerah Kota Batam Nomor 6 Tahun 2009 tentang Menara Telekomunikasi di Kota Batam (Lembaran Daerah Kota Batam Tahun 2009 Nomor 6, Tambahan Lembaran Daerah Kota Batam Nomor 62 ); 52. Peraturan Daerah Kota Batam Nomor 7 Tahun 2009 tentang Pengelolaan Terumbu Karang (Lembaran Daerah Kota Batam Tahun 2009 Nomor 7, Tambahan Lembaran Daerah Kota Batam Nomor 63 ); 53. Peraturan Daerah Kota Batam Nomor 8 Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan Administrasi Kependudukan di Kota Batam (Lembaran Daerah Kota Batam Tahun 2009 Nomor 8, Tambahan Lembaran Daerah Kota Batam Nomor 64); 54. Peraturan Daerah Kota Batam Nomor 10 Tahun 2009 tentang Penataan dan Pembinaan Pasar di Kota Batam (Lembaran Daerah Kota Batam Tahun 2009 Nomor 10, Tambahan Lembaran Daerah Kota Batam Nomor 65); 55. Peraturan Daerah Kota Batam Nomor 12 Tahun 2009 tentang Retribusi Izin Usaha di Kota Batam (Lembaran Daerah Kota Batam Tahun 2009 Nomor 12, Tambahan Lembaran Daerah Kota Batam Nomor 66 ); 56. Peraturan Daerah Kota Batam Nomor 1 Tahun 2010 tentang Urusan Pemerintah yang menjadi Kewenangan Pemerintah Daerah Kota Batam (Lembaran Daerah Kota Batam Tahun 2010 Nomor 1, Tambahan Lembaran Daerah Kota Batam Nomor 67 ); 57. Peraturan Daerah Kota Batam Nomor 4 Tahun 2010 tentang Pendidikan Dasar dan Menengah di Kota Batam (Lembaran Daerah Kota Batam Tahun 2010 Nomor 4,, Tambahan Lembaran Daerah Kota Batam Nomor 69 ); 58. Peraturan Daerah Kota Batam Nomor 1 Tahun 2011 tentang Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (Lembaran Daerah Kota Batam Tahun 2011 Nomor 1, Tambahan Lembaran Daerah Kota Batam Nomor 71 ); 59. Peraturan Daerah Kota Batam Nomor 2 Tahun 2011 tentang Bangunan Gedung (Lembaran Daerah Kota Batam Tahun 2011 Nomor 2, Tambahan Lembaran Daerah Kota Batam Nomor 72 ); 60. Peraturan Daerah Kota Batam Nomor 3 Tahun 2011 tentang Rumah Susun (Lembaran Daerah Kota Batam Tahun 2011 Nomor 3, Tambahan Lembaran Daerah Kota Batam Nomor 73 ); I-9

18 Revisi Indikator RPJMD Kota Batam PENDAHULUAN 61. Peraturan Daerah Kota Batam Nomor 4 Tahun 2011 tentang Retribusi IMB (Lembaran Daerah Kota Batam Tahun 2011 Nomor 4, Tambahan Lembaran Daerah Kota Batam Nomor 74 ); 62. Peraturan Daerah Kota Batam Nomor 5 Tahun 2011 tentang Pajak Daerah Kota Batam (Lembaran Daerah Kota Batam Tahun 2011 Nomor 5, Tambahan Lembaran Daerah Kota Batam Nomor 75 ); 1.3 HUBUNGAN ANTAR DOKUMEN RPJM Daerah sebagai penjabaran dari visi, misi dan program Kepala Daerah, berhubungan erat dengan RPJP Daerah, RPJMD Provinsi dan RPJM Nasional karena berdasarkan Pasal 5 Ayat 2 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 dijelaskan bahwa RPJM Daerah berpedoman pada dokumen RPJP Daerah dan memperhatikan RPJMD Provinsi dan Nasional. Selanjutnya, berdasarkan Pasal 25 Ayat 2 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 RPJM Daerah juga merupakan payung bagi dokumen perencanaan dibawahnya yaitu Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) yang merupakan dasar dalam penyusunan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD). Dokumen RKPD merupakan dokumen perencanaan anggaran pemerintah daerah yang ditetapkan setiap tahun (Pasal 5 Ayat 3 UU Nomor 25 Tahun 2004), RKPD mengacu pada RKP sehingga secara langsung RAPBD akan berhubungan dengan RAPBN terutama dilihat dari keterkaitan keuangan/fiskal antara pusat dan daerah seperti (DAU, DAK, dan Bagi Hasil) dan kebijakan lainnya yang masih diatur oleh pemerintah pusat Hirarki perencanaan pembangunan daerah sebagaimana diamanatkan dalam Undangundang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional menjadi dasar dalam penyusunan perencanaan pembangunan daerah. Oleh karena itu RPJMD merupakan bagian yang terintegrasi dengan perencanaan pembangunan nasional yang bertujuan untuk mendukung koordinasi antar pelaku pembangunan. Sehingga RPJMD harus singkron dan sinergi antar daerah, antar waktu, antar ruang dan antar fungsi pemerintah serta menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi. Sebagai dokumen perencanaan kebijakan pembangunan 5 (lima) tahun ke depan, RPJMD Kota Batam harus mengacu dan mengarah bagi terwujudnya ketentuan dalam kebijakan pemanfaatan ruang baik struktur tata ruang maupun pola ruang. Pada Pasal 7 Ayat 1 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 disebutkan bahwa RPJM Daerah menjadi acuan bagi penyusunan Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra SKPD) sehingga dengan demikian RPJM Daerah juga secara tidak langsung menjadi payung dalam penyusunan Renstra SKPD, selanjutnya I-10

19 Revisi Indikator RPJMD Kota Batam PENDAHULUAN Renstra SKPD dijabarkan dalam Rencana Kerja Tahunan atau Renja SKPD yang merupakan dokumen perencanaan paling aplikatif dari RPJMD. Pembangunan Jangka Panjang Kota Batam Tahun merupakan kelanjutan dari pembangunan sebelumnya yang telah dilaksanakan oleh Pemerintah untuk mencapai tujuan pembangunan sebagaimana diamanatkan dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun Untuk itu, dalam 20 tahun mendatang, Kota Batam diharapkan dapat mengejar ketertinggalan dan mempunyai posisi yang sejajar serta daya saing yang kuat di dalam pembangunan nasional. Pelaksanaan RPJPD Kota Batam terbagi dalam tahap-tahap perencanaan pembangunan dalam periodisasi perencanaan pembangunan jangka menengah nasional 5 (lima) tahunan, yang dituangkan dalam RPJMD I Tahun , RPJMD II Tahun , RPJMD III Tahun , dan RPJMD IV Tahun RPJP Provinsi digunakan sebagai pedoman dalam menyusun RPJM Provinsi. Pentahapan rencana pembangunan nasional disusun dalam masing-masing periode RPJM sesuai dengan visi, misi, dan program. Kepala Daerah dan Wakil kepala Daerah yang dipilih secara langsung oleh rakyat. Dalam hal ini keterkaitan RPJMD dengan dokumen perencanaan lainnya dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Hubungan RPJMD dengan RPJPD Berdasarkan arahan dalam RPJPD Kota Batam , bahwa RPJMD merupakan penjabaran program lima tahunan RPJPD yang dilaksanakan berdasarkan periode Kepala Daerah. Sesuai dengan peraturan perundang-undangan bahwa RPJMD yang merupakan penjabaran dari visi dan misi Kepala Daerah, dalam penyusunannya tetap berpedoman kepada RPJPD Kota. Dalam RPJPD ditetapkan bahwa visi jangka panjang daerah adalah Terwujudnya Batam sebagai Bandar Dunia yang Madani. Dengan misi 1) Mewujudkan Batam sebagai Bandar berstandar Internasional. 2) Menciptakan Batam sebagai Pusat Pertumbuhan Ekonomi. 3) Menciptakan Masyarakat Madani (agamis, sejahtera, maju, berbudaya, menegakkan supremasi hokum, berkeadilan dan demokratis). 4) Menciptakan Pemerintahan yang Transparan dan Akuntabel. Dalam kaitan tersebut dalam RPJMD menetapkan Visi Kota Batam yaitu: Terwujudnya Kota Batam sebagai Bandar Dunia Madani yang Modern dan Menjadi Andalan Pusat Pertumbuhan Perekonomian Nasional. 2. Hubungan RPJMD dengan RPJMD Provinsi Kepulauan Riau Berdasarkan Perda Provinsi Kepulauan Riau Nomor 3 tahun 2011 tentang RPJMD Provinsi Kepri ditetapkan Visi yaitu Terwujudnya Kepulauan Riau I-11

20 Revisi Indikator RPJMD Kota Batam PENDAHULUAN sebagai Bunda Tanah Melayu yang Sejahtera, Berakhlak Mulia dan Ramah Lingkungan dengan misi sebagai berikut: 1). Mengembangkan Budaya Melayu sebagai payung bagi budaya lainnya dalam kehidupan masyarakat 2). Meningkatkan pendayagunaan sumber daya kelautan dan pulau-pulau kecil 3). Mengembangkan wisata yang berbasis kelautan dan budaya setempat 4). Mengembangkan potensi ekonomi local dengan keberpihakan kepada rakyat kecil (Wong cilik) 5). Meningkatkan investasi dengan pembangunan infrastruktur yang berkualitas 6). Memberdayakan masyarakat melalui pendidikan dan kesehatan yang berkualitas 7). Mengembangkan etos kerja, disiplin, budi pekerti dan supremasi hokum 8). Mengembangkan kehidupan yang demokratis, keadilan serta berkesetaraan gender 9). Mengembangkan pembangunan yang ramah lingkungan Hubungan RPJMD dengan RTRW Kota Batam dimana RTRW Kota Batam Tahun belum ditetapkan sebagai Peraturan daerah, namun dalam rancangan Perda RTRW telah dijelaskan kebijakan yang ditempuh dalam RTRW Oleh sebab itu untuk melihat hubungan antara RPJMD dengan RTRW sesuai dengan pasal 29 ayat 1 PP 8 tahun 2008 maka kebijakan RPJMD dan RTRW dapat dijelaskan sebagai berikut: Dalam RTRW ditetapkan bahwa tujuan Penataan Ruang Kota Batam adalah Terwujudnya Bandar dunia yang madani berbasis industry, pariwisata, perdagangan dan jasa, yang produktif, aman, nyaman, maju, berkualitas, berwawasan lingkungan dan berkelanjutan serta berdaya saing kuat di era global. I-12

21 Revisi Indikator RPJMD Kota Batam PENDAHULUAN Gambaran tentang hubungan antara RPJMD Kota Batam Tahun dengan dokumen perencanaan lainnya baik dalam kaitan dengan sistem perencanaan pembangunan maupun dengan sistem keuangan secara diagramatis dapat dilihat dalam Gambar di bawah ini. Gambar I-2 Dokumen Perencanaan yang menjadi Pedoman dan Perhatian dalam Penyusunan RPJMD Kota/Kabupaten LINGKUP INTERNAL RTRW RPJPD Rencana Tata Ruang Wilayah Kab/Kota Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kab/Kota RPJM Nasional Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Menjadi Perhatian Menjadi Perhatian RPJMD Prov Rencana Pembangunan Jangka Menengah Provinsi Menjadi Perhatian Merupakan Pedoman RPJMD Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kab/Kota Menjadi Perhatian RTRW Kab/Kota Rencana Tata Ruang Wilayah Kab/Kota lainnya RPJMD Kab/Kota Rencana Pembangunan Jangka Menegah Kab/Kota lainnya Sumber : Permendagri 54/2010 Dalam hal kaitannya dengan sistem keuangan yang diamanatkan dalam Undang- Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, maka RPJMD Kota Batam akan dijabarkan ke dalam RKPD untuk setiap tahunnya, dan dapat dijadikan pedoman bagi penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) Kota Batam. Berikut ini diuraikan secara diagramatis kaitan antara RPJMD dengan dokumen perencanaan di tingkat pusat, dokumen perencanaan yang menjadi pedoman dan turunan dari RPJMD, serta perencanaan keuangan daerah. I-13

22 PEMERINTAH DAERAH Pedoman Diacu PEMERINTAH PUSAT Pedoman Diacu Revisi Indikator RPJMD Kota Batam PENDAHULUAN Gambar I-3 Hubungan RPJM Daerah Kota Batam dengan Dokumen Perencanaan Lainnya RENSTRA K/L Pedoman RENJA K/L Pedoman RKA K/L Pedoman RINCIAN APBN RPJP NASIONAL Pedoman RPJMD NASIONAL Dijabarkan RKP Pedoman RAPBN Pedoman APBN Diacu Diperhatikan Diserasikan melalui musrenbang RPJP DAERAH Pedoman RPJMD DAERAH Dijabarkan RKPD Pedoman RAPBD Pedoman APBD RENSTRA SKPD Pedoman RENJA SKPD Pedoman RKA SKPD Pedoman RINCIAN APBD UU No 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara I-14

23 Revisi Indikator RPJMD Kota Batam PENDAHULUAN 1.4 SISTEMATIKA PENULISAN Sistematika penulisan RPJMD Kota Batam Tahun ini adalah sebagai berikut: BAB 1 PENDAHULUAN Menjelaskan tentang latar belakang, dasar hukum penyusunan, hubungan antar dokumen perencanaan, sistematika penulisan, serta maksud dan tujuan penyusunan RPJMD Kota Batam. BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH Gambaran umum kondisi daerah menjelaskan tentang kondisi geografi dan demografi Kota Batam secara komprehensif sebagai basis/dasar analisis dan pijakan dalam penyusunan perencanaan. BAB 3 GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN Bab ini menguraikan analisis pengelolaan keuangan daerah yang pada dasarnya dimaksudkan untuk menghasilkan gambaran tentang kapasitas atau kemampuan keuangan daerah dalam mendanai penyelenggaraan pembangunan daerah. BAB 4 ISU STRATEGIS Bab ini memuat berbagai isu strategis yang akan menentukan kinerja pembangunan dalam 5 (lima) tahun mendatang. BAB 5 VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN Bab ini menjelaskan visi dan misi Pemerintah Daerah Kota Batam untuk kurun waktu 5 (lima) tahun ke depan, yang disertai dengan tujuan dan sasarannya. BAB 6 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Bab ini memuat dan menjelaskan strategi dan arah kebijakan pembangunan Kota Batam untuk kurun waktu 5 (lima) tahun ke depan. BAB 7 KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH Bab ini menjelaskan mengenai kebijakan umum yang akan diambil dalam pembangunan jangka menengah dan disertai dengan program pembangunan daerah yang akan direncanakan. I-15

24 Revisi Indikator RPJMD Kota Batam PENDAHULUAN BAB 8 PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH Dalam bab ini diuraikan indikator yang akan dicapai melalui sejumlah program yang akan dilaksanakan pada Tahun BAB 9 PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN Bab terakhir ini memuat pedoman transisi dan kaidah pelaksanaan dokiumen RPJMD Tahun MAKSUD DAN TUJUAN Maksud Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Batam Tahun dimaksudkan untuk memberikan arah sekaligus menjadi pedoman bagi seluruh pemangku kepentingan dalam melaksanakan pembangunan jangka menengah Kota Batam secara konsisten dan berkesinambungan Tujuan Adapun tujuan penyusunan RPJMD Kota Batam adalah sebagai berikut: 1. menetapkan visi, misi, dan program pembangunan daerah jangka menengah; 2. sebagai pedoman dalam penyusunan Rencana Strategis (Renstra) SKPD, Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD), Rencana Kerja (Renja) SKPD, dan perencanaan penganggaran; 3. menjamin keterkaitan, konsistensi, sinergisitas, dan keterpaduan dokumen RPJMD dengan dokumen perencanaan pembangunan lainnya, baik secara vertikal maupun horisontal, sekaligus juga sebagai pedoman dalam melihat dan memelihara konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan pembangunan. I-16

25 Revisi Indikator RPJMD Kota Batam GAMBARAN UMUM DAERAH BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH 2.1 ASPEK GEOGRAFI DAN DEMOGRAFI KARAKTERISTIK LOKASI DAN WILAYAH Karakteristik lokasi dan wilayah Kota Batam dapat ditinjau dari beberapa aspek strategis sebagaimana diuraikan berikut ini Luas dan Batas Wilayah Administrasi Luas wilayah Kota Batam seluas 426, Ha, terdiri dari luas wilayah darat 108,265 Ha dan luas wilayah perairan/laut 318, Ha. Kota Batam meliputi lebih dari 400 (empat ratus) pulau, 329 (tiga ratus dua puluh sembilan) di antaranya telah bernama, termasuk di dalamnya pulau-pulau terluar di wilayah perbatasan negara. Dalam hal ini Kota Batam berbatasan dengan: Sebelah Utara Sebelah Selatan Sebelah Barat Sebelah Timur : Singapura dan Malaysia : Kabupaten Lingga : Kabupaten Karimun dan Laut Internasional : Kabupaten Bintan dan Kota Tanjung Pinang Letak dan Kondisi Geografis A Posisi Astronomis Kota Batam secara geografis mempunyai letak yang sangat strategis, yaitu terletak di jalur pelayaran dunia internasional. Kota Batam berdasarkan Perda Nomor 2 tahun 2004 tentang Rencana Tata Ruang wilayah Kota Batam tahun , terletak antara ' 00 Lintang Utara dan ' ' 04 Bujur Timur. II-1

26 Revisi Indikator RPJMD Kota Batam GAMBARAN UMUM DAERAH Gambar II-1. Peta Wilayah Kota Batam sumber : Bappeda Kota Batam, 2011 B Posisi Geostrategik Sebagaimana diuraikan pada Subbab sebelumnya, Kota Batam berbatasan dengan daerah dan negara lain. Hal ini memiliki implikasi pada posisi geostrategik Kota Batam. Singapura dan Malaysia yang berada di sebelah utara Kota Batam, secara ekonomi makro memberikan pengaruh yang cukup signifikan dalam perekonomian Batam. Letak strategis Batam telah menjadi daya tarik bagi Singapura untuk merelokasikan aktivitas industri mereka ke Batam karena ketersediaan lahan yang cukup dan kemudahan investasi yang diberikan. Sebelah selatan Kota Batam berbatasan dengan wilayah Kabupaten Lingga dan sebelah barat dengan Kabupaten Karimun serta laut internasional. Karakteristik wilayah ini secara geografis tidak jauh berbeda, begitu juga dari sisi sosio-kulturalnya. Kabupaten Karimun merupakan wilayah pemekaran Kabupaten Kepulauan Riau (sekarang Kabupaten Bintan) yang pembentukannya bersamaan dengan Kota Batam. Daerah ini terkenal dengan industri pertambangan batu granit dan produksi perikanan yang juga merupakan kebutuhan bagi proses pembangunan Kota Batam. Kota Tanjung Pinang dan Kabupaten Bintan terletak di sebelah timur Kota Batam. Kedua daerah ini memiliki keterkaitan emosional dan kultural dengan Kota Batam. Kota Tanjung Pinang sekaligus merupakan ibukota Provinsi Kepulauan Riau, sehingga II-2

27 Revisi Indikator RPJMD Kota Batam GAMBARAN UMUM DAERAH menjadi pusat pemerintahan Provinsi. Kota ini juga memiliki potensi wisata yang cukup besar, baik wisata bahari dan terutama wisata sejarah. Keberadaan Pulau Penyengat sebagai salah satu icon budaya Melayu telah menjadikan kawasan ini tempat tujuan wisata yang cukup terkenal. Kabupaten Bintan selain merupakan daerah yang kaya dengan sumberdaya alam, baik laut dan darat terutama bauksit, juga merupakan kawasan yang cukup kaya dengan hasil pertanian dan perkebunan. Produk hasil bumi ini turut memberikan andil bagi kebutuhan masyarakat Batam. Kota Batam secara geografis mempunyai letak yang sangat strategis, yaitu di jalur pelayaran internasional. Singapura dan Malaysia yang berada di sebelah utara Kota Batam sangat terkait dengan posisi tersebut. Posisi ini menjadi unik bagi Kota Batam yang membedakan dengan daerah lain di Indonesia Topografi Wilayah Kota Batam relatif datar dengan variasi berbukit-bukit di tengah pulau dengan ketinggian antara 7 hingga 160 mdpl. Wilayah yang memiliki elevasi 0 hingga 7 mdpl terdapat di pantai utara dan pantai selatan Pulau Batam dan sebelah timur Pulau Rempang serta sebelah utara, timur dan selatan Pulau Galang. Sedangkan pulau-pulau kecil lainnya, sebagian besar merupakan kawasan hutan mangrove. Wilayah yang memiliki ketinggian sampai 100 m dpl dengan topografi berbukit-bukit yang sangat sesuai untuk kawasan resapan air untuk cadangan air baku, umumnya berada di bagian tengah Pulau Batam, Rempang dan Galang serta Galang Baru. Wilayah Kota Batam yang memiliki kemiringan lereng 0 3% tersebar di pesisir pantai di Teluk Senimba, Teluk Jodoh, Teluk Tering dan Teluk Duriangkang. Wilayah yang memiliki kemiringan lereng 3 10% tersebar hampir diseluruh Pulau Batam mulai dari Perbukitan Dangas Pancur di Sekupang dan Tanjung Uncang ke sebelah timur, dari Teluk Jodoh sampai Duriangkang dan terus ke pesisir timur, sebagian besar dimanfaatkan untuk kegiatan perkotaan. Lereng antara 10 20% sebagian besar berada di daerah kaki bukit dengan relief relatif rendah, tersebar dibagian tengah pulau Batam dan pulau-pulau besar lainnya. Lereng 20 40% sebaran luasnya membentuk jalur sempit di punggung bukit sepanjang bukit Dangas Pancur dan bukit Senyum. Sementara itu wilayah dengan kelerengan di atas 40% berada di sepanjang bukit Dangas Pancur. Beberapa puncak bukit di Pulau Batam antara lain Bukit Dangas Pancur 169 m, Bukit Temoyong 179 m, Bukit Senimba 140 m dan Bukit Tiban 110 m. II-3

28 Revisi Indikator RPJMD Kota Batam GAMBARAN UMUM DAERAH Geologi Wilayah Kota Batam seperti daerah lainnya di Provinsi Kepulauan Riau, juga merupakan bagian dari paparan kontinental. Pulau-pulau yang tersebar di daerah ini merupakan sisa-sisa erosi atau penyusutan daratan protersier yang membentang dari Semenanjung Malaysia/Singapura di bagian utara sampai dengan Pulau Moro dan Kundur serta Karimun di bagian selatan. Wilayah Kota Batam merupakan bagian dari daerah Paparan Sunda yang secara stratigrafi merupakan daerah yang berpotensi endapan plases bawah laut. Chab dan Bothe (1902) mengelompokkan stratigrafi Kepulauan Riau Lingga menjadi 5 satuan, dengan urutannya dari muda sampai tua adalah: satuan endapan alluvial, batu pasir kuarsa, batuan metasedimen, batuan vulkanik dan granit. Berdasarkan interpretasi rekaman seismic, dinyatakan bahwa struktur bentang geologi yang terdapat di dasar laut perairan Kepulauan Riau merupakan patahan dengan pola Barat Laut-Tenggara di bagian Barat perairan dan pola Barat-Timur di bagian Timur perairan hingga semuanya berkembang mengikuti tingkat kesuburan perairan yang tinggi, sehingga menjadikan perairan Kota Batam sebagai wilayah yang memiliki potensi sumberdaya perikanan besar (baik jumlah maupun keragaman). Disamping itu, perairan Kota Batam juga kaya akan kelimpahan tutupan atau spesies terumbu karang (coral reef) dan berbagai jenis ikan karang (demersal) maupun ikan hias (ornamental fish) Pembentukan struktur geologi di Pulau Batam terdiri dari kelurusan-kelurusan berarah timurlaut-baratdaya yang oleh Katili (1977) dimasukkan ke dalam Lajut Karimata yang berada di sebelah Timur Lajur Timur. Selain itu terbentuk sesar normal (Kusnama, dkk., 1994). Seperti pulau-pulau kecil yang berada di garis khatulistiwa, kepulauan Kota Batam dan sekitar mempunyai kekhasan/karakteristik hidrogeologi dengan air permukaan melimpah dan air-tanah dangkal (Anonim, 2006). Wilayah Kota Batam merupakan gugusan kepulauan yang secara geografis keberadaannya di perairan laut dangkal yang sangat potensial untuk tumbuh kembang terumbu karang. Namun karena aktivitas antropogenik yang intensif, menjadikan kehidupan terumbu karang di Wilayah Indonesia Barat hanya 5% luasan yang baik (Anonim, 2006) Hidrologi Kota Batam memiliki 2 (dua) wilayah air tanah, yaitu: 1. Perbukitan lipatan yang terdapat hampir di sebagian wilayah. Wilayah air tanah ini terdapat pada kawasan dengan batuan penyusun berupa batu pasir, batu lempung, fillit, dan kuarsit yang bersifat padu. Umumnya, air tanah II-4

29 Revisi Indikator RPJMD Kota Batam GAMBARAN UMUM DAERAH tersimpan dalam aquafir berupa rekahan atau secah, serta pada material rombakan hasil lapukan batuan padu tersebut dan terdapat pada kedudukan dangkal. 2. Air tanah yang terdapat di daerah batuan beku. Jenis air tanah ini terdapat di bagian timur Pulau Batam yang tersusun oleh granit dan hasil erupsi lainnya. Daerah batuan beku di wilayah Kota Batam terdapat di Pulau Buluh, Pulau Bulan Lintang, Pulau Lengkana, Pulau Sekanak, Pulau Mekawa, Pulau Dendang, dan Pulau Air Asam. Batuan penyusun ini terdapat pada daerah batuan beku berupa batu pasir dan batu lempung keras dan bersifat kedap air Klimatologi Kota Batam mempunyai iklim tropis dengan suhu minimum pada tahun 2010 berkisar antara 21,1 0 C 24,4 o C dan suhu maksimum berkisar antara 32,2 o C - 34,5 o C, sedangkan suhu rata-rata sepanjang tahun 2010 adalah 26,7 o C - 28,7 o C. Keadaan tekanan udara rata-rata untuk tahun 2010 berkisar antara 1008,2 1019,9 MBS dengan tekanan minimum antara 1003,6 1007,6 MBS dan maksimum antara 1007,6 1017,4 MBS. Sementara kelembaban udara minimum di Kota Batam rata-rata berkisar antara %, dan maksimum antara %. Kecepatan angin maksimum knot. Banyaknya hari hujan selama setahun di Kota Batam pada tahun 2010 adalah 193 hari dan banyaknya curah hujan setahun 2052,8 mm Penggunaan Lahan Rencana penggunaan lahan di Kota Batam dilihat dari rencana pola ruang Kota Batam, dapat dilihat pada tabel berikut ini II-5

30 Revisi Indikator RPJMD Kota Batam GAMBARAN UMUM DAERAH Tabel II-1. Penggunaan Lahan Berdasarkan Pola Ruang Kota Batam LUAS No. JENIS PENGGUNAAN m² Ha 1 LINDUNG a. Buffer Jalan 109, b. Genangan 117, c. Hutan Bakau 20,740,000 2,074 d. Hutan Buru 21,660,000 2,166 e. Hutan Kota 119,577,700 11, f. Hutan Lindung 144,800,000 14,480 g. Hutan Wisata 9,016, h. Waduk 31,070,000 3,107 i. Sempadan Pantai 4,863,000 4, TOTAL KAWASAN LINDUNG 351,952,800 35, BUDIDAYA a. Fasilitas Pelabuhan 22,460,000 2,246 b. Fasilitas Umum 23,300,000 2,330 c. Jasa 56,240,000 5,624 d. Kawasan Bandara 12,260,000 1,226 e. KKOP 1,554, ,4 f. Wisata 100,600,000 10,060 g. Perikanan 2,381, h. Industrian 129,300,000 12,930 i. Permukiman 182,900,000 18,290 j. Pertanian/Peternakan 138,400,000 13,840 k. Pusat Pemerintahan 667, l. Infrastruktur Jalan 60,634,700 6, TOTAL KAWASAN BUDIDAYA 730,697, TOTAL KESELURUHAN 1,082,650, ,265 Sumber: Bappeda Kota Batam Tahun 2011, data olahan POTENSI PENGEMBANGAN WILAYAH Merujuk pada Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Batam Tahun , dalam kurun waktu tersebut, rencana potensi pengembangan wilayah, dapat diuraikan sebagai berikut. II-6

31 Revisi Indikator RPJMD Kota Batam GAMBARAN UMUM DAERAH A Struktur Ruang Wilayah 1. Sistem pusat-pusat kegiatan pelayanan perkotaan di Kota Batam sebagai komponen pembentuk struktur ruang wilayah kota dikembangkan dengan Sistem Pusat Kota, Sub Pusat Kota dan Pusat Lingkungan, yang melayani tidak hanya internal Kota Batam dan kawasan perbatasan, namun juga lingkup regional, nasional, dan internasional, sesuai arahan RTRWN dan penetapan Batam sebagai Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas. 2. Sistem pusat-pusat pelayanan Kota di Kota Batam yang dilandaskan pada layanan langsung kebutuhan masyarakat dan layanan pendukung pengembangan kegiatan-kegiatan usaha produktif, berdasarkan hirarki dan skala pelayanannya dibedakan atas: Pusat Kota, yang merupakan pusat pelayanan hirarki ke 1 (satu) untuk pelayanan lokal seluruh kota, regional, nasional, dan internasional; Sub Pusat Kota, yang merupakan pusat pelayanan hirarki ke 2 (dua) untuk pelayanan lokal setingkat wilayah kecamatan; dan Pusat Lingkungan (Neighbourhood Services Center), yang merupakan pusat pelayanan hirarki ke 3 (tiga) untuk pelayanan lokal setingkat wilayah kelurahan atau setingkat satuan lingkungan permukiman (neighbourhood unit). 3. Dalam jangka waktu Tahun , Batam Center merupakan pusat kota dalam sistem pusat pelayanan kota, yang berperan sebagai pusat pelayanan pemerintahan, perdagangan, jasa dan industri. Sub pusat kota tersebar di beberapa wilayah kota termasuk di P. Rempang dan P. Galang, P. Belakang Padang dan P. Buluh dengan peran masing-masing baik sebagai sub pusat pelayanan industri, perdagangan, jasa dan pariwisata. 4. Pada Pusat Kota dialokasikan kegiatan-kegiatan pelayanan perkotaan untuk mendukung pengembangan fungsi-fungsi utama wilayah Kota Batam (pemerintahan, perdagangan dan jasa, industri, alih muat angkutan laut, pariwisata, dan lain-lain) serta kegiatan-kegiatan pelayanan tertentu terkait dengan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam yang didukung dengan infrastruktur yang memadai. 5. Untuk memperkuat orientasi dan pergerakan eksternal Kota Batam di era persaingan global, struktur ruang wilayah kota dimantapkan melalui peningkatan kualitas layanan dan pengembangan simpul-simpul (outlet) transportasi berupa bandara, pelabuhan laut, dan pelabuhan penyeberangan untuk menciptakan akses regional, nasional, dan internasional yang lebih berdayaguna, berhasilguna, dan berdaya saing. 6. Arahan RTRWN untuk pengembangan Pelabuhan Internasional Batam sesuai kondisi realistik setempat diterjemahkan sebagai sebuah sistem pelabuhan bebas berskala pelayanan nasional dan internasional dengan dermaga outlet di II-7

32 Revisi Indikator RPJMD Kota Batam GAMBARAN UMUM DAERAH Pelabuhan Batu Ampar dan Pelabuhan Kabil, yang telah ditetapkan untuk ditingkatkan hirarkinya menjadi pelabuhan internasional hub (hub international port). 7. Dalam jangka menengah arus pergerakan penumpang dan barang nasional serta internasional masih akan dilayani oleh pelabuhan nasional dan internasional yang ada di P. Batam, namun untuk selanjutnya akan dikembangkan pelabuhan baru pada lokasi yang strategis di P. Rempang dan/atau Galang. 8. Untuk menciptakan aksesibilitas yang tinggi antar Pusat Kota dan dengan Sub Pusat Kota, dan ke/dari simpul-simpul (outlet) utama transportasi (Kawasan Primer), serta ke/dari Kawasan-kawasan Sekunder (Kawasan Industri, Kawasan Pusat Pemerintahan, Kawasan Perdagangan dan Jasa, dan lain-lain) dikembangkan jalan tol, jalan lintas atas (flyover), simpang susun (interchange), jalan lintas bawah (underpass), dan jaringan transportasi massal (MRT/LRT) yang dapat berada di atas dan/atau di bawah permukaan tanah/air. 9. Untuk menunjang berbagai kegiatan penghidupan dan kehidupan kota, selain sistem jaringan transportasi juga ditingkatkan pengembangan sistem jaringan prasarana dan sarana yang lain yaitu : jaringan energi, jaringan telekomunikasi, jaringan sumber daya air, dan penyehatan lingkungan permukiman. B Pola Ruang Wilayah 1. Pola ruang wilayah Kota Batam dikembangkan secara serasi, selaras dan terpadu dengan struktur ruang wilayah kota, mencakup kawasan-kawasan lindung dan kawasan-kawasan budidaya untuk mendukung kegiatan sosialekonomi dan kelestarian lingkungan hidup di wilayah darat dan laut; 2. Mengembangkan ragam Ruang Terbuka Hijau Kota (hutan lindung, hutan kota, jalur hijau, taman median jalan, tamankota, taman lingkungan, bumi perkemahan dll) dalam rangka mewujudkan tutupan hijau minimal 30 % dari luas wilayah darat kota, untuk meningkatkan fungsi lindung wilayah kota, peresapan air, pengaturan iklim mikro, dan estetika kota; 3. Mengembangkan kawasan-kawasan budidaya sesuai kondisi, potensi, serta karakteristik sumber daya alam dan lahan berdasarkan kriteria lokasi kegiatan dan standar teknik pemanfaatan ruang menurut ketentuan perundangundangan; 4. Mengalokasikan pemanfaatan ruang untuk pengembangan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam di Pusat-pusat Pelayanan Primer sesuai prioritas sektoral PP Nomor 5 Tahun 2011, tahap pertama pada kawasan-kawasan pemanfaatan yang tersedia di P. Batam, selanjutnya ke pulau-pulau yang lain dari tujuh pulau yang telah ditetapkan; II-8

33 Revisi Indikator RPJMD Kota Batam GAMBARAN UMUM DAERAH 5. Menciptakan keseimbangan perkembangan dan pemerataan pembangunan antara ketujuh pulau yang ditetapkan sebagai Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas dengan pulau-pulau sekitar melalui pengembangan Kawasan Strategis, Kawasan Khusus, dan Kawasan-kawasan Prioritas atau melalui pendekatan Kawasan Ekonomi Khusus Indonesia (KEKI); 6. Memanfaatkan secara optimal areal lahan yang diserahkan pengembang kepada Pemerintah Kota untuk peningkatan fasilitas pelayanan umum dan bangunan pemerintah, secara serasi dan selaras dengan pengembangan pusatpusat kegiatan pelayanan perkotaan dan ruang terbuka hijau kota; 7. Mengintensifkan pemanfatan ruang pada kawasan-kawasan budidaya yang memiliki nilai ekonomi tinggi di P. Batam, P. Rempang dan pulau-pulau yang lain dengan mengarahkan pembangunan secara vertikal; 8. Mengendalikan kegiatan reklamasi di kawasan-kawasan pengembangan pantai untuk mengurangi tekanan dan tingkat kerusakan kawasan bukit dan perbukitan di P. Batam, dan melakukan subtitusi bahan timbun dengan pasir darat dan/atau pasir laut; dan 9. Mengembangkan pemanfaatan ruang di wilayah laut secara terpadu dengan wilayah darat dan pesisir untuk meningkatkan keserasian, keselarasan, dan untuk menghindarkan dampak negatif tak diinginkan terhadap lingkungan laut. II-9

34 Revisi Indikator RPJMD Kota Batam GAMBARAN UMUM DAERAH Gambar II-2. Konsep Rencana Struktur Ruang dan Pola Ruang Wilayah II-10

35 Revisi Indikator RPJMD Kota Batam GAMBARAN UMUM DAERAH WILAYAH RAWAN BENCANA Kawasan rawan bencana Kota Batam terdiri dari: Kawasan Rawan Banjir, yaitu kawasan yang diidentifikasi sering dan berpotensi tinggi mengalami bencana banjir yang disebabkan oleh alam maupun kegiatan manusia secara tidak langsung, yaitu pada dataran di bagian hilir dan muara sungai, serta pada kawasan-kawasan cekungan di sepanjang bantaran sungai; Kawasan Rawan Longsor, yaitu kawasan yang diidentifikasi sering dan berpotensi tinggi mengalami bencana tanah longsor yang disebabkan oleh alam maupun kegiatan manusia secara tidak langsung, yaitu pada kawasan-kawasan bukit dan perbukitan dengan struktur geologi dan lapisan tanah yang rentan; Kawasan Rawan Abrasi, yaitu kawasan yang diidentifikasi sering dan berpotensi tinggi mengalami bencana abrasi yang disebabkan oleh alam maupun kegiatan manusia secara tidak langsung, yaitu pada kawasan-kawasan pesisir berombak besar dengan struktur geologi pantai cenderung curam dan rentan, terutama pada kawasan-kawasan pesisir yang menghadap secara langsung ke Selat Malaka dan Laut Cina Selatan; dan Kawasan Rawan Gerakan Tanah yaitu kawasan pada jalur-jalur sesar geologi yang berpotensi mengalami bencana gerakan dan atau gempa bumi, yaitu dipulau Rempang, Pulau Galang, dan Pulau Galang Baru, di Kecamatan Galang, yang bagi perlindungannya diberlakukan sempadan sesar selebar 100 meter (seratus meter) di kiri-kanan garis sesar. Kawasan Rawan Gelombang Pasang yaitu kawasan yang berada pesisir pantai yang tertutama yang menghadap langsung ke Selat Malaka dan Laut Cina Selatan pada musim-musim tertentu rawan gelombang pasang DEMOGRAFI Penduduk Kota Batam bersifat heterogen terdiri dari multi suku yang ada ada di Indonesia, dengan penduduk aslinya adalah suku Melayu. Penduduk Kota Batam hingga Juni tahun 2011 tercatat sebanyak jiwa yang berarti meningkat sebesar 4,35% dibanding keadaan akhir tahun 2010 yang hanya berjumlah jiwa. Hingga Juni 2011, komposisi penduduk terdiri dari jiwa (51,68%) lakilaki dan jiwa (48,32%) perempuan, yang berarti rasio jenis kelamin (sex ratio) penduduk sebesar 106,96 atau setiap 107 orang penduduk laki laki terdapat 100 orang penduduk perempuan. Kepadatan penduduk di Kota Batam telah meningkat dari 600 jiwa per km 2 pada 2009 menjadi sekitar 641 jiwa per km 2 pada tahun II-11

36 Revisi Indikator RPJMD Kota Batam GAMBARAN UMUM DAERAH Berikut ini diuraikan perkembangan jumlah penduduk dan laju pertumbuhan Kota Batam dari tahun 2000 sampai dengan Juni tahun Grafik II-1. Perkembangan Jumlah dan Laju Pertumbuhan Penduduk Kota Batam 1,200,000 1,000, ,102, , , , , Jun-11 Jumlah Penduduk Laju pertumbuhan Sumber: Dinas Kependudukan dan Capil Kota Batam, Agustus 2014 Kota Batam memiliki pertumbuhan penduduk yang sangat tinggi. Hal ini terutama disebabkan adanya migrasi penduduk dari luar daerah ke Kota Batam. Faktor ini juga yang mengakibatkan karakteristik penduduk Kota Batam multi-etnis. Penyebaran penduduk per Kecamatan di Kota Batam dapat dikatakan relatif tidak merata dengan konsenterasi masih pada Kecamatan yang berada di wilayah Pulau Batam. Penyebaran penduduk per Kecamatan dapat dilihat pada gambar berikut ini. II-12

37 Revisi Indikator RPJMD Kota Batam GAMBARAN UMUM DAERAH Grafik II-2. Jumlah Penduduk Kota Batam Per Kecamatan s/d Juni 2011 Batu Aji, 110,613 Belakang Padang, 24,384 Bulang, 12,088 Galang, 15,573 Sei Beduk, 120,368 Sagulung, 163,847 Nongsa, 59,029 Batam Kota, 146,229 Bengkong, 116,983 Batu Ampar, 95,672 Lubuk Baja, 98, 106,805 Sekupang, 131,171 Sumber : Dinas Kependudukan dan Capil Kota Batam di Batam Dalam Angka 2011 Kota Batam memiliki pertumbuhan penduduk yang sangat tinggi dan multi etnis. Hal ini dikarenakan adanya migrasi besar yang masuk ke Kota Batam. Selain itu, sebaran penduduk tidak merata dan terpusat di Pulau Batam. 2.2 ASPEK KESEJAHTERAAN SOSIAL FOKUS KESEJAHTERAAN DAN PEMERATAAN EKONOMI Berikut ini diuraikan analisis kinerja atas fokus kesejahteraan dan pemerataan ekonomi Kota Batam menggunakan beberapa indikator utama sosial-ekonomi Pertumbuhan Ekonomi Salah satu indikasi keberhasilan pembangunan yang ada adalah melalui indikator pertumbuhan ekonomi. Walaupun begitu, pertumbuhan ekonomi bukanlah merupakan tujuan akhir dari pembangunan. Tujuan utama yang ingin dicapai dalam pembangunan adalah kesejahteraan rakyat seluas-luasnya. Indikasi perkembangan ekonomi salah satunya dapat direpresentasikan dengan PDRB. PDRB merupakan jumlah nilai tambah bruto yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam wilayah tertentu, atau merupakan jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi. Perkembangan PDRB Kota Batam pada tahun II-13

38 Revisi Indikator RPJMD Kota Batam GAMBARAN UMUM DAERAH dan Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) yang direpresentasikan dengan pertumbuhan PDRB atas harga konstan selama periode dapat dilihat dalam Tabel berikut ini. Tabel II-2. Perkembangan PDRB dan Laju Pertumbuhan Ekonomi Kota Batam Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000 Periode (Juta rupiah) Lapangan Usaha * 2009** 2010** (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 2 Pertanian, Peternakan,Kehutanan dan Perikanan Pertambangan dan Penggalian , , , , , , , , , ,78 3 Industri Pengolahan , , , , ,57 4 Listrik, Gas & Air Bersih , , , , ,89 5 Bangunan , , , , , Perdagangan, Hotel & Restoran Pengangkutan & Komunikasi Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan , , , , , , , , , , , , , , ,01 9 Jasa Jasa , , , , ,30 TOTAL PDRB , , , , ,22 Laju Pertumbuhan 7,48% 7,52% 7,18% 4,86% 7,77% Ket : *) Angka Perbaikan **) Angka Sementara Sumber: BPS, Kota Batam Dalam Angka (Olahan), 2010 Perekonomian Kota Batam setiap tahun relatif mengalami peningkatan. Hal ini terlihat dari indikasi total PDRB atas harga konstan yang mengalami peningkatan setiap tahunnya. Namun, pertumbuhan ekonomi selama 3 (tiga) tahun terakhir mengalami kecenderungan penurunan. Pada tahun 2007 pertumbuhan ekonomi berada di posisi 7,52 %, namun mengalami penurunan di tahun 2009 hanya menjadi 4,86 % dan pada tahun 2010 diperkirakan pertumbuhan ekonomi Kota Batam akan semakin membaik dengan perkiraan pertumbuhan sebesar 7,77 %. Penurunan ini salah satunya karena adanya pengaruh krisis finansial global pada 2008 yang berimbas terutama pada kinerja industri manufaktur dan ekspor. Memburuknya kondisi keuangan bahkan resesi yang dialami sebagian negara prinsipal menjadi determinan utama perlambatan kinerja industri manufaktur Kota Batam, sehingga dampaknya dirasakan hingga tahun II-14

39 Nilai PDR B (Rp Juta) Laju Pertumbuhan (%) Revisi Indikator RPJMD Kota Batam GAMBARAN UMUM DAERAH Grafik II-3. Perekonomian Kota Batam 40,000,000 10% 7.77% 30,000, % 7.52% 8% 7.18% 20,000,000 6% 10,000, % 4% 0 2% TOTAL PDRB Laju Pertumbuhan Namun, seiring dengan perbaikan yang terjadi dalam ekonomi secara global (faktor eksternal) dan semakin kondusifnya iklim usaha, maka diharapkan pada tahun-tahun mendatang pertumbuhan ekonomi Kota Batam dapat mengalami peningkatan. Tabel II-3. Target PDRB, Per Kapita PDRB, Pertumbuhan Ekonomi dan Investasi Kota Batam Tahun PDRB (Trilyun Rp) Lapangan Usaha (1) (2) (3) (4) (5) (6) - Harga Berlaku 50,75 54,47 58,81 63,60 69,74 - Harga Konstan ,16 32,42 35,01 37,86 41,51 2. PDRB Per Kapita (juta Rp) - Harga Berlaku 48,70 47,27 46,15 45,14 45,54 - Harga Konstan ,94 28,13 27,47 26,87 27,11 3. Pertumbuhan Ekonomi (%) 7,30 7,50 7,65 7,8 8 Sumber: BPS Seperti tabel diatas, berdasarkan analisa perkembangan tahun sebelumnya maka diperkirakan terjadinya pertumbuhan PDRB Kota Batam serta Laju Pertumbuhan Ekonomi untuk tahun Total PDRB akan terus meningkat hingga tahun 2015 namun PDRB Per Kapita mengalami penurunan yang diakibatkan pesatnya laju pertumbuhan penduduk di Kota Batam Struktur Ekonomi Dilihat dari struktur ekonomi, industri pengolahan merupakan sektor utama yang sangat dominan dalam perekonomian Kota Batam. Hal ini terlihat dari kontribusi sektor industri pengolahan terhadap perekonomian daerah ini yang rata-rata setiap tahunnya II-15

40 Revisi Indikator RPJMD Kota Batam GAMBARAN UMUM DAERAH di atas 60%. Pada tahun 2006 kontribusi industri pengolahan berada di tingkat 61,91 %, namun mengalami penurunan menjadi 58,80 % di tahun Penurunan ini juga salah satunya dipengaruhi oleh perlambatan ekonomi akibat krisis global yang terjadi pada Walaupun cenderung mengalami sedikit penurunan kontribusi selama periode , industri pengolahan tetap merupakan sektor terpenting atas perkembangan perekonomian Kota Batam. Sektor usaha yang cukup memberikan kontribusi signifikan kedua, yaitu perdagangan, hotel dan restoran. Pada tahun 2006 sektor ini memberikan kontribusi sebesar 22,75 % bagi perkonomian Kota Batam dan mengalami peningkatan menjadi 26,54 % di tahun Dalam hal ini subsektor perdagangan merupakan usaha yang paling dominan memberikan kontribusi terhadap perekonomian di banding dengan sub sektor hotel dan restoran. Selain itu, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan juga cukup memberikan kontribusi penting terhadap perekonomian Kota Batam, sekitar 5-6% selama periode Namun, bila dilihat dari kecenderungannya, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan cenderung mengalami penurunan seperti yang dapat dilihat pada tabel II.4 dibawah ini. Tabel II-4. Distribusi Persentase Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Menurut Lapangan Usaha di Kota Batam Periode (Atas Dasar Harga Berlaku, % persen) Lapangan Usaha * 2010** (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 Pertanian, Peternakan,Kehutanan dan Perikanan 1,39 1,27 1,17 1,17 1,13 2 Pertambangan dan Penggalian 0,15 0,11 0,13 0,12 0,12 3 Industri Pengolahan 61,91 62,45 60,80 59,20 58,80 4 Listrik, Gas & Air Bersih 0,73 0,73 0,40 0,78 0,77 5 Bangunan 1,98 1,98 2,04 2,48 2,72 6 Perdagangan, Hotel & Restoran 22,75 23,07 25,10 25,93 26,54 7 Pengangkutan & Komunikasi 3,03 3,02 2,91 2,81 2,71 8 Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 6,60 6,26 6,03 5,98 5,74 9 Jasa Jasa 1,46 1,46 1,45 1,53 1,47 TOTAL PDRB 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Sumber: BPS, Batam Dalam Angka (olahan), **) Angka Sementara Selama periode kecenderungan kontribusi tiga sektor (lapangan usaha) utama terhadap perekonomian Kota Batam dapat dilihat dalam Gambar berikut ini. II-16

41 Kontribusi % Revisi Indikator RPJMD Kota Batam GAMBARAN UMUM DAERAH Grafik II-4. Kecederungan Kontribusi Tiga Sektor (Lapangan Usaha) Utama Kota Batam Periode Industri Pengolahan Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan Perdagangan, Hotel & Restoran Sumber: BPS, Batam Dalam Angka (olahan) Hal yang patut menjadi perhatian penting dalam dominasi industri pengolahan Kota Batam ialah bahwa pada umumnya industri pengolahan ini berada di kawasan industri dan cenderung bersifat eksklusif. Produk dari industri pengolahan ini pada umumnya didistribusikan/dipasarkan di luar Kota Batam. SISI PRODUKSI : Kota Batam didominasi oleh sektor industri pengolahan (60%) yang umumnya berada di kawasan industri dan cenderung bersifat eksklusif. Produk dari industri pengolahan ini pada umumnya didistribusikan/dipasarkan di luar Kota Batam SISI DISTRIBUSI : Hasil industri pengolahan umumnya dipasarkan di luar Kota Batam PDRB dan Pendapatan Regional Per Kapita Kota Batam PDRB perkapita ialah jumlah PDRB dibagi dengan jumlah penduduk pertengahan tahun yang tinggal di wilayah. Dalam hal ini PDRB perkapita dapat menggunakan harga berlaku ataupun harga konstan. Sedangkan pendapatan regional dapat diartikan merupakan Produk Domestik Regional Netto (PDRN) Atas Biaya Faktor Produksi. PDRN Atas Biaya Faktor Produksi merupakan PDRB setelah dikeluarkan biaya penyusutan barang-barang modal karena aus akibat digunakan dalam proses produksi, dan pajak tidak langsung netto (pajak setelah II-17

42 Revisi Indikator RPJMD Kota Batam GAMBARAN UMUM DAERAH dikurangi subsidi pemerintah). Per kapita pendapatan regional dalam hal ini merupakan hasil setelah dibagi dengan jumlah penduduk pertengahan tahun yang tinggal di wilayah Kota Batam. Tabel II-5. Per Kapita PDRB dan Per Kapita Pendapatan Regional Kota Batam Periode (Harga Berlaku) Tahun Per Kapita PDRB (Rp) Per Kapita Pendapatan Regional (Rp) (1) (2) (3) , , , , , , ** , , ** , ,33 Sumber: BPS, Batam Dalam Angka (olahan) **) Angka Sementara Selama periode , perkapita PDRB dan per kapita pendapatan regional Kota Batam mengalami kecenderungan kenaikan, namun pada tahun 2009 cenderung terjadi penurunan dan pada tahun 2010 diperkirakan mengalami kenaikan. Hal ini secara umum dipengaruhi juga oleh kondisi ekonomi global yang masih relatif melambat, sehingga berdampak pada pertumbuhan PDRB yang menjadi relatif lebih kecil di satu sisi, namun di sisi lain jumlah penduduk mengalami peningkatan, sehingga perkapita PDRB menjadi cenderung menurun. PDRB per kapita atas dasar harga berlaku pada tahun 2008 mencapai Rp36,8 juta dan kemudian mengalami sedikit peningkatan menjadi Rp36,9 juta di tahun 2009 dan tahun 2010 diperkirakan mengalami peningkatan menjadi 37,2 juta. II-18

43 rupiah Revisi Indikator RPJMD Kota Batam GAMBARAN UMUM DAERAH 60,000,000 Grafik II-5. Per Kapita PDRB dan Per Kapita Pendapatan Regional Kota Batam Periode , serta Pertumbuhannya (Harga Berlaku) 50,000,000 44,556,634 47,388,554 51,710,848 50,449,929 50,088,304 40,000,000 32,556,694 33,836,280 36,818,124 36,909,168 37,180,548 30,000,000 20,000,000 10,000, PDRB Per Kapita Pendapatan Regional Per Kapita Sumber: BPS, Batam Dalam Angka (olahan) Besaran PDRB per kapita Kota Batam sangat besar bila dibandingkan dengan Provinsi Kepri dan Nasional. Pada tahun 2008, PDRB per kapita Kota Batam telah mencapai Rp 51,71 juta, sedangkan Kepri sebesar Rp 38,98 juta dan tingkat nasional hanya berada dalam kisaran Rp 24,3 juta. Bila dibandingkan dengan tingkat Nasional, Kota Batam memiliki PDRB per kapita 2,1 kali lebih besar. Gambar di bawah ini menunjukkan bahwa komparasi antara PDRB Kota Batam, Provinsi Kepri dan tingkat Nasional pada tahun Namun yang patut menjadi perhatian adalah indikator PDRB per kapita belum dapat mengindikasikan pemerataan kesejahteraan bagi seluruh masyarakat. II-19

44 Jutaan (Rp) Revisi Indikator RPJMD Kota Batam GAMBARAN UMUM DAERAH Grafik II-6 Komparasi PDRB Per Kapita Kota Batam dengan Provinsi Kepri dan PDB Per Kapita Nasional Tahun ,71 38, , Batam Prov. Kepri Indonesia Sumber: BPS Kota Batam, Prov. Kepri dan BPS RI Distribusi Pendapatan dan Pengeluaran Serta Indeks Gini Ratio Aspek pemerataan hasil-hasil pembangunan sebagai salah satu hal sangat penting dalam proses pembangunan ekonomi menjadi agenda yang penting bagi pemeritah khususnya. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi tanpa diikuti peningkatan pemerataan pendapatan masyarakat akan menimbulkan berbagai masalah sosial sebagai ekses negative dari pembangunan. Untuk mengukur pemerataan pendapatan, Bank Dunia membagi penduduk menjadi tiga kelompok, yaitu: a. Kelompok 40% penduduk berpendapatan rendah b. Kelompok 40% penduduk berpendapatan menengah c. Kelompok 20% penduduk berpendapatan tinggi Ketidakmerataan sebaran pendapatan ditentukan berdasarkan besarnya persentase pendapatan yang dinikmati oleh kelompok 40% penduduk berpendapatan rendah dengan criteria sebagai berikut: a. Kurang dari 12% disebut sebagai tingkat ketidakmerataan pendapatan tinggi b. Antara 12 hingga 17% disebut sebagai tingkat ketidakmerataan pendapatan sedang c. Lebih dari 17% disebut sebagai tingkat ketidakmerataan pendapatan rendah Untuk melihat kondisi distribusi pendapatan penduduk Kota Batam dapat dilihat pada tabel berikut ini. II-20

45 Revisi Indikator RPJMD Kota Batam GAMBARAN UMUM DAERAH Tabel II-6 Distribusi Pendapatan Penduduk Kota Batam Kelompok (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 40 % Rendah 20,47 19,99 20,11 21,69 22, % Sedang 48,35 53,34 36,31 37,83 39, % Tinggi 31,18 26,67 43,58 40,48 38,53 35 Sumber : Susenas (BPS) Berdasarkan tabel diatas terlihat kondisi pembagian pendapatan penduduk Kota Batam yang diukur dengan tingkat ketimpangan pengeluaran menurut kriteria Bank Dunia menunjukkan bahwa pada tahun 2010 pola pembagian pengeluaran 40 persen penduduk yang tergolong berpenghasilan rendah menghasilkan 22,00 persen dari total pendapatan regional. Hal ini berarti pendapatan penduduk Kota Batam mempunyai ketimpangan yang rendah dan porsi pengeluarannya meningkat dibanding keadaan tahun 1998 dan 2000, namun sedikit menurun dibanding keadaan tahun Keadaan yang sama ditunjukkan oleh perkembangan Indeks Gini (Gini Ratio) di Kota Batam yaitu sebesar 0,245. Indeks tersebut menunjukkan adanya ketidakmerataan dalam distribusi pendapatan di Kota Batam, tetapi masih dalam kategori yang masih rendah. Disamping itu indeks Gini Kota Batam tersebut ternyata masih lebih rendah dibandingkan Provinsi Kepulauan Riau yang indeks Gininya sebesar 0,290 pada tahun Selama periode tahun bagian pendapatan regional yang diperoleh 20 persen penduduk yang terkaya (berpenghasilan tinggi) secara relatif menurun, yang sebagian besar tersaalur pada kelompok berpendapatan sedang (menengah). Sedangkan penduduk pada kelompok berpendapatan rendah juga meningkat meskipun lebih rendah peningkatannya dibanding peningkatan porsi pendapatan penduduk pada kelompok berpendapatan menengah. Berdasarkan data pada tabel diatas terlihat menunjukkan pemerataan pendapatan dan kenaikan tingkat hidup golongan penduduk berpenghasilan menengah merupakan tulang punggung proses pertumbuhan ekonomi daerah ini Laju Inflasi Inflasi ialah meningkatnya harga-harga secara umum dan terus menerus selama waktu tertentu. Inflasi merupakan salah satu indikator penting yang dapat memberikan II-21

46 Persentase (%) Revisi Indikator RPJMD Kota Batam GAMBARAN UMUM DAERAH informasi tentang dinamika perkembangan harga barang dan jasa yang dikonsumsi masyarakat. Perkembangan harga barang dan jasa tersebut menjadi salah satu faktor yang dapat mempengaruhi tingkat daya beli. Kestabilan inflasi merupakan prasyarat bagi pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan yang pada akhirnya memberikan manfaat bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat. Pentingnya pengendalian inflasi didasarkan pada pertimbangan bahwa inflasi yang tinggi dan tidak stabil memberikan dampak negatif kepada kondisi sosial ekonomi masyarakat. Inflasi Kota Batam selama periode mengalami fluktuasi yang cukup signifikan. Tingkat inflasi tertinggi sebesar 8,39 % terjadi di tahun 2008, kemudian menurun drastis di tahun 2009 menjadi hanya sebesar 1,88 %.Tingkat inflasi yang tinggi di tahun 2008 dilatarbelakangi oleh adanya kebijakan pemerintah menaikan harga BBM pada tanggal 23 Mei 2008, sehingga mengakibatkan naiknya harga berbagai kebutuhan konsumsi pokok masyarakat dan harga barang-barang lainnya serta tarif angkutan. Kemudian pada bulan Desember 2008 pemerintah melakukan kebijakan penurunan harga BBM, namun penurunan harga BBM tersebut tidak segera diikuti dengan penurunan berbagai kebutuhan pokok masyarakat dan harga barang lainnya, serta tarif angkutan. Walaupun demikian tingkat inflasi yang terjadi di Kota Batam tahun 2008 masih relatif lebih rendah, jika dibandingkan dengan tingkat inflasi yang terjadi di Kota Pekanbaru (9,02 %) dan Nasional (11,06 %). Grafik II-7. Perkembangan Inflasi Kota Batam Periode * Sumber : Badan Pusat Statistik (olahan) Pada tahun 2010 tingkat inflasi mengalami kenaikan lagi menjadi sebesar 7,4%.Tekanan inflasi di tahun 2010 berasal dari kenaikan indeks harga pada kelompok bahan makanan (volatile food price) terutama bumbu-bumbuan dan padi-padian. Hal ini akibat adanya cuaca yang ekstrem yang berdampak pada kenaikan harga sejumlah komoditas seperti cabai merah dan beras. II-22

47 Revisi Indikator RPJMD Kota Batam GAMBARAN UMUM DAERAH Perkembangan laju inflasi di akhir tahun 2010 mendapat tekanan dari gangguan pasokan komoditas sayur dan bumbu-bumbuan yang terpantau dari hasil survei harga pada responden pedagang di sejumlah pasar di Kota Batam karena mengalami gangguan akibat kondisi cuaca yang kurang baik untuk produksi pertanian dan transportasi laut, di lain pihak permintaan cenderung meningkat menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru. Akibatnya sejumlah komoditas sayuran dan bumbu-bumbuan mengalami kenaikan harga yang cukup tinggi, antara lain tomat, cabe merah, cabe rawit dan bawang merah Kesempatan Kerja Perluasan kesempatan kerja yang layak dapat menunjukkan makin meningkatnya kesejahteraan masyarakat secara umum. Hal ini dapat dilihat secara umum dari perkembangan kondisi ketenagakerjaan yang ada. Komposisi ketenagakerjaan di Kota Batam sangat didominasi oleh sektor industri. Pada tahun 2010, sekitar 60 % tenaga kerja menggantungkan hidupnya di sektor industri. Perkembangan ketenagakerjaan Kota Batam selama periode ditandai dengan peningkatan jumlah tenaga kerja di sektor industri. Terjadi pertumbuhan positif tenaga kerja sektor industri sebesar 10,5%. Hal ini terutama mencerminkan mulai membaiknya perekonomian global akibat krisis ekonomi tahun 2008 yang sangat berpengaruh terhadap sektor industri di Kota Batam. Seiring dengan semakin stabilnya perekonomian global saat ini diharapkan perkembangan industri Kota Batam di masa datang akan menjadi lebih baik lagi, sehingga tenaga kerja yang terserap dalam sektor inipun dapat meningkat. II-23

48 Revisi Indikator RPJMD Kota Batam GAMBARAN UMUM DAERAH Tabel II-7 Perkembangan Jumlah Tenaga Kerja Kota Batam Tahun Tenaga Kerja Pertumbuhan Jenis Usaha Tahun 2009 Tahun 2010 jumlah tenaga kerja WNI WNA Jumlah WNI WNA Jumlah (%) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 1 Pertanian, Kehutanan, Perikanan ,6 2 Pertambangan ,2 3 Industri ,4 4 Listrik, Gas dan Air ,0 5 Bangunan ,2 6 Perdagangan, Perhotelan ,0 7 Angkutan, Pergudangan, Komunikasi ,0 8 Keuangan, Asuransi ,9 9 Jasa ,9 TOTAL ,5 Sumber : Dinas Tenaga Kerja Kota Batam (olahan ) Di sisi lain sektor usaha pertanian, pertambangan, bangunan dan keuangan/asuransi mengalami kenaikan selama periode yang sama. Secara keseluruhan jumlah tenaga kerja pada tahun 2010 mengalami peningkatan sebesar 10,5 %, dimana pada tahun 2009 terdapat sebanyak tenaga kerja dan bertambah menjadi hanya sebesar tenaga kerja. Peningkatan tenaga kerja di sektor industri dalam hal ini diimbangi oleh kenaikan tenaga kerja pada sektorsektor lainnya, sehingga secara agregat jumlah tenaga kerja relatif konstan Kemiskinan dan Masalah Sosial Fenomena kemiskinan telah berlangsung sejak lama, walaupun telah dilakukan berbagai upaya dalam menanggulanginya. Selain ditandai dengan kerentanan pada tingkat ekonominya, masyarakat miskin juga pada umumnya ditandai dengan kekurangan gizi, tingkat kesehatan yang buruk, tingkat buta huruf, lingkungan yang buruk dan ketiadaan akses infrastruktur maupun pelayanan publik yang memadai. II-24

49 SAGULUNG SEI BEDUK BENGKONG NONGSA GALANG BATU AMPAR BATU AJI BATAM KOTA SEKUPANG BULANG BEL. PADANG LUBUK BAJA Revisi Indikator RPJMD Kota Batam GAMBARAN UMUM DAERAH Komitmen pemerintah dalam mengurangi tingkat kemiskinan telah diupayakan selama ini. Selain itu, dengan adanya komitmen MDGs (Millennium Development Goals) dalam menanggulangi kemiskinan dan kelaparan upaya untuk mengatasi permasalahan inipun menjadi lebih kuat. Kondisi kemiskinan penduduk Kota Batam tahun 2009 berdasarkan data masyarakat penerima dana Bantuan Langsung Tunai (BLT) yang berasal dari Program Kompensasi Penanggulangan Subsidi Bahan Bakar Minyak (PKPS-BBM) sebesar Rumah Tangga Sasaran. Grafik II-8. Jumlah Rumah Tangga Sasaran per Kecamatan di Kota Batam Tahun Sumber Data : BPS, 2010 Dalam rangka pelaksanaan program Nasional dalam penanggulangan kemiskinan di Kota Batam berdasarkan PPLS08 BPS Kepri 2008 adalah sebanyak jiwa. Peningkatan kesejahteraan masyarakat secara umum dilaksanakan melalui pemberdayaan, kesempatan kerja dan berusaha, peningkatan akses masyarakat produksi, mengembangkan potensi dan peluang agar masyarakat dapat keluar dari kondisi kemiskinan tersebut. Tabel II-8 Perkembangan Angka Pengangguran Di Kota Batam Tahun Tahun Jumlah Pengangguran (%) (1) (2) ,04 II-25

50 Revisi Indikator RPJMD Kota Batam GAMBARAN UMUM DAERAH Tahun Jumlah Pengangguran (%) (1) (2) , , ,33 Sumber: BPS Meskipun batas garis kemiskinan telah mengalami peningkatan pada tahun 2010 dibanding tahun 2008 dan 2009, namun secara persentase jumlah pengangguran di daerah ini pasca krisis ekonomi global telah mengalami penurunan, yaitu dari 6,69% dan 7,95% pada tahun 2008 dan 2009 menjadi 6,33% tahun Tabel II-9 Perkembangan Jumlah Penduduk Miskin & Garis Kemiskinan Di Kota Batam Tahun Jumlah Penduduk Jumlah Penduduk Garis Kemiskinan Tahun Miskin (000 Org) Miskin (%) Rp/Kapita Bulan (1) (2) (3) (4) ,34 7, ,64 10, ,29 7, ,39 7, ,78 6, ,70 7, Sumber: BPS Jumlah penduduk miskin di Kota Batam setelah berturut-turut pada tahun 2007 dan 2008 menurun menjadi 55,29 ribu orang (7,65%) dan 41,39 ribu orang (7,22%), sedangkan pada tahun 2009 dan 2010 jumlah penduduk miskin di daerah ini cenderung meningkat masing-masing menjadi 54,78 ribu orang (6,76%) dan 69,70% ribu orang (7,26%). Peningkatan jumlah penduduk miskin tersebut sejalan dengan peningkatan batas garis kemiskinan yaitu dari Rp /kapita/bulan tahun 2008 menjadi Rp /kapita/bulan dan Rp /kapita/bulan tahun 2009 dan 2010, seperti yang dilihat pada table diatas. Walaupun pesatnya pembangunan di Kota Batam, dalam kenyataannya masih terdapat penduduk Kota Batam yang termasuk dalam kategori miskin Selain itu, permasalahan sosial yang cukup pelik juga terkait dengan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) di Kota Batam. Penyandang masalah sosial II-26

51 Revisi Indikator RPJMD Kota Batam GAMBARAN UMUM DAERAH adalah seseorang, keluarga atau kelompok masyarakat yang karena suatu hambatan, kesulitan atau ganguan tidak dapat melakukan fungsi sosialnya. Perkembangan penyandang masalah sosial Kota Batam yang ditangani disajikan pada tabel berikut ini. Tabel II-10 Jumlah Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial yang ditangani Tahun Tahun (1) (2) (3) Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial 1. Wanita Tuna Susila Waria Penyandang Cacat Pekerja Migran Keluarga Veteran Anak Terlantar Lansia/ Miskin Gepeng Korban Bencana Komunitas Adat Terpencil Rumah Tak Layak Huni Wanita Rawan Sosial Sumber : Dinas Sosial Kota Batam, FOKUS KESEJAHTERAAN SOSIAL Berikut ini diuraikan analisis kinerja atas fokus kesejahteraan sosial Kota Batam menggunakan beberapa indikator yang relevan Derajat Pendidikan Pendidikan telah disadari akan memberi kontribusi secara signifikan terhadap pembangunan sosial-ekonomi secara luas. Hal ini menjadikan pendidikan sebagai salah satu agenda penting dan strategis yang menuntut perhatian sungguh-sungguh dari semua pihak karena akan menjadi faktor penentu kemajuan bangsa di masa depan. Pendidikan merupakan salah satu bentuk investasi modal manusia (human investment), yang akan menentukan kualitas sumber daya manusia (SDM) suatu bangsa. Dari tabel di bawah terlihat bahwa secara umum penduduk Batam relatif telah melek huruf. Terjadi peningkatan dari tahun ke tahun persentase angka melek huruf dari tahun 2005 sampai dengan Jika dilihat rata-rata lama sekolah, penduduk kota Batam mengenyam pendidikan diatas 10 tahun. Hal ini berarti pada umumnya penduduk Kota Batam telah menamatkan pendidikan sampai tingkat SMP. II-27

52 Revisi Indikator RPJMD Kota Batam GAMBARAN UMUM DAERAH Tabel II-11 Angka Melek Huruf dan Rata-Rata Lama Sekolah Kota Batam Tahun Indikator (1) (2) (3) (4) (4) (5) 1. Angka Melek Huruf 98,8 98,8 98,84 98,84 98,85 2. Rata-Rata Lama Sekolah 10,7 10,7 10,7 10,7 10,71 Sumber :BPS Kota Batam, Derajat Kesehatan Masyarakat Kesejahteraan sosial masyarakat salah satunya dapat diindikasi dengan tingkat kesehatannya. Indikator seperti angka kematian ibu (AKI), angka kematian bayi (AKB), angka kematian balita (AKABA), dan status gizi merupakan indikator penting dalam mengukur tingkat kesehatan masyarakat. Berikut diuraikan beberapa indikator kesehatan Kota Batam selama periode Tabel II-12 Indikator Derajat Kesehatan Kota Batam Tahun INDIKATOR PENCAPAIAN (1) (2) (3) (4) (5) Angka Kematian Ibu (AKI)/ Maternal Mortality Rate (MMR) Angka Kematian Bayi (AKB)/Infant Mortality Rate (IMR) Angka Kematian Balita (AKABA) Status Gizi Sangat Kurus Gizi Kurang 7/ / / / (29/ KH) (56/ KH) (38.4/ KH) (113,8/ KH) 175/ / / / (7,2/1000KH) (4,5/1000KH) (7,1/1000KH) (6,29/1000KH) DATA TIDAK ADA 4/ / / (0,16/1000 KH) (7,6/1000 KH) (0,68/1000KH) 3% 0,27% 0,46% 0,42% 18,40% 4,13% 4,13% 2,81% Sumber: Dinas Kesehatan Kota Batam,2010 Diharapkan dengan tingkat kesehatan masyarakat yang baik, maka kualitas hidup menjadi lebih baik dan pada akhirnya tingkat kesejahteraan pun dapat mengalami kenaikan secara signifikan FOKUS SENI BUDAYA DAN OLAHRAGA Potensi seni dan budaya di Kota Batam yang dapat dikembangkan lebih lanjut sebagai aset budaya daerah, adalah sebagai berikut : a. Potensi Kesenian, yaitu : Teater Makyong dan tari Jogi serta Joged Dangkung II-28

53 Revisi Indikator RPJMD Kota Batam GAMBARAN UMUM DAERAH b. Potensi Budaya, yaitu : Mandi Safar, Cukur Rambut, Sunat Rasul, Musik Silat. c. Potensi Permainan Rakyat : Gasing d. Jumlah Kelompok Sanggar Seni, yaitu: 43 kelompok e. Jumlah Pentas Seni Setahun, yaitu: 50 kali f. Jumlah Lokasi Pentas Seni, yaitu: 20 tempat Selain itu, terdapat juga kampung/rumah adat dan beberapa objek wisata penting lainnya yang dapat dikembangkan lebih lanjut sebagai destinasi wisata budaya Kota Batam antara lain di Pulau Galang, Pulau Bulang Lintang, Pulau Panjang dan Nongsa. Sedangkan untuk potensi olahraga yang akan dijadikan olahraga unggulan adalah sepak takraw. 2.3 ASPEK PELAYANAN UMUM Pelayanan publik atau pelayanan umum Kota Batam merupakan segala bentuk jasa pelayanan, baik dalam bentuk barang publik maupun jasa publik yang menjadi tanggung jawab Pemerintah Daerah Kota Batam dalam upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat sesuai dengan ketentuan perundang-undangan FOKUS LAYANAN URUSAN WAJIB A. Pendidikan Layanan pendidikan terhadap masyarakat dipengaruhi oleh sarana dan prasarana yang dimiliki. Sampai tahun 2010, jumlah bangunan sekolah di Kota Batam sudah sebanyak 873 buah yang terdiri dari 373 buah gedung TK, 295 buah gedung sekolah tingkat dasar, 121 buah gedung sekolah tingkat menengah dan 84 buah gedung sekolah tingkat menegah atas, secara lebih rinci dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel II-13 Banyaknya Fasilitas Pendidikan Menurut Jenis Sekolah Tahun 2010 Jenis Sekolah Jumlah (1) (2) 1 TK SD/MI SLTP/MTS SMA/MA/SMK 84 TOTAL FASILITAS 873 Sumber :Dinas Pendidikan Kota Batam, 2010 II-29

54 Revisi Indikator RPJMD Kota Batam GAMBARAN UMUM DAERAH Selain jumlah fasilitas pendidikan, hal penting yang perlu diperhatikan adalah ketersediaan tenaga pengajar yang dapat dilihat dari rasio murid guru. Dari angka tersebut, dapat dilihat beban rata-rata tenaga pengajar/guru yang merupakan salah satu faktor penentu dalam keberhasilan proses belajar mengajar. Tabel II-14 Rasio Murid Guru Menurut Jenis Pendidikan Tahun 2010 Jenis Sekolah Jumlah Murid Jumlah Guru Rasio Murid Guru (1) (2) (3) (4) 1. TK ,99 2. SD/MI ,31 3. SLTP/MTS ,34 4. SMA/MA/SMK ,91 TOTAL ,07 Sumber :Dinas Pendidikan Kota Batam, 2010 Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa tenaga guru di Kota Batam yang masih diperlukan adalah di tingkat pendidikan dasar, karena secara rata-rata beban seorang guru SD/MI relatif lebih banyak (24-25 murid per guru) dibandingkan tingkat pendidikan lainnya. B. Kesehatan Pembangunan bidang kesehatan bertujuan agar semua lapisan masyarakat dapat memperoleh pelayanan kesehatan secara mudah, merata dan murah. Dengan tujuan tersebut diharapkan akan tercapai derajat kesehatan masyarakat yang baik, pada gilirannya memperoleh kehidupan yang sehat dan produktif. Upaya pencapaian derajat kesehatan tercermin dari peningkatan jumlah sarana dan prasarana kesehatan, jumlah tenaga medis serta sarana-sarana lainnya yang semakin meningkat. Tabel II.15 Sarana Kesehatan Berdasarkan Kecamatan dan Jenisnya di Kota Batam Tahun 2010 Tabel II-15 Sarana Kesehatan Berdasarkan Kecamatan dan Jenisnya di Kota Batam Tahun 2010 KECAMATAN RSU RS KHUSUS PUSKESMAS PUSTU DARAT PUSKEL LAUT BP RB POLINDES 1. BENGKONG BATU AMPAR BEL. PADANG LUBUK BAJA GALANG BULANG SEKUPANG BATU AJI BATAM KOTA II-30

55 Revisi Indikator RPJMD Kota Batam GAMBARAN UMUM DAERAH KECAMATAN RSU RS KHUSUS PUSKESMAS PUSTU DARAT PUSKEL LAUT BP RB POLINDES 10.SUNGAI BEDUK SAGULUNG NONGSA KOTA BATAM Sumber : Dinas Kesehatan Kota Batam, 2010 Seiring dengan naiknya jumlah penduduk maka jumlah tenaga medis pun diupayakan masih dapat melayani pertambahan tersebut begitu juga dengan sarana/prasarana kesehatan lainnya seperti apotik dan toko obat. Tabel berikut ini memperlihatkan kondisi jumlah tenaga medis dan prasarana kesehatan tahun 2007 sampai Tabel II-16 Banyaknya Dokter Dirinci Menurut Jenisnya di Kota Batam Tahun Uraian (1) (2) (3) (4) (5) Dokter Umum Dokter Spesialis Dokter Gigi JUMLAH Sumber : Dinas Kesehatan Kota Batam, 2010 Tabel II-17 Banyaknya Apotik, Pedagang Besar Farmasi dan Toko Obat di Kota Batam Tahun Jumlah (1) (2) (3) (4) (5) Apotik Pedagang Besar Farmasi Toko Obat JUMLAH Sumber : Dinas Kesehatan Kota Batam, 2010 C. Pekerjaan Umum II-31

56 Revisi Indikator RPJMD Kota Batam GAMBARAN UMUM DAERAH Pembangunan infrastruktur jalan sebagian besar sudah mampu membuka keterisolasian wilayah dan meningkatkan arus lalu lintas orang dan barang sehingga berdampak pada pertumbuhan perekonomian kota. Perkembangan panjang dan kelas jalan di Kota Batam tahun 2002 hingga tahun 2010 dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel II-18 Perkembangan Panjang dan Kelas Jalan Kota Batam Tahun Kelas I Kelas II Kelas III Kelas IIIA Kelas III B Kelas III C Jumlah (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) ,54 124,40 117,37 247,35 168,38 84,83 992, ,90 138,05 117,37 253,15 183,78 115, , ,90 138,05 117,37 253,15 183,78 130, , ,90 138,05 117,37 253,15 183,78 130, , ,90 138,05 117,37 257,29 183,78 130, , ,90 138,05 117,37 257,29 183,78 130, , ,90 138,05 117,37 257,29 183,78 130, , ,90 138,05 117,37 257,29 183,78 130, , ,90 138,05 117,37 258,19 183,78 130, ,68 Sumber: Dinas Pekerjaan Umum Kota Batam, 2010 Hingga tahun 2010, sebanyak 85% jalan di Kota Batam telah diaspal, sedangkan sisanya 15% masih berupa jalan kerikil, tanah, dan tidak dirinci. Perkembangan panjang jalan menurut jenis permukaan (km) selama periode tahun 1992 hingga 2010 dapat dilihat dalam tabel di bawah ini. Tabel II-19 Panjang Jalan menurut Jenis Permukaan(km), % jalan Tahun Aspal Kerikil Tanah Tidak Dirinci Jumlah aspal (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) ,33-87,77-355,10 75% , ,73 66% ,49 20,21 113,40-416,14 68% ,19 69,89 124,48-792,56 75% ,49 72,89 109,38-805,76 77% ,08 70,39 82,98-808,45 81% ,42 17,30 69,39-791,11 89% ,90 65,59 111,48-892,97 80% ,40 65,59 125,49-914,48 79% ,33 83,09 120,71-924,63 80% ,07 84,09 127,71-992,87 79% ,67 83,56 145, ,44 78% ,34 82,57 157, ,64 78% ,13 82,57 151, ,64 78% ,69 82,57 145, ,78 79% ,92 73,00 130, ,78 81% II-32

57 Revisi Indikator RPJMD Kota Batam GAMBARAN UMUM DAERAH Tahun Aspal Kerikil Tanah Tidak Dirinci Jumlah % jalan aspal (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) ,92 73,00 130, ,78 81% ,00 74,00 103, ,78 84% ,93 73,00 92, ,68 85% Sumber: Dinas Pekerjaan Umum Kota Batam, 2010 Selain itu, kebutuhan air bersih bagi masyarakat Kota Batam juga disediakan melalui beberapa waduk yang ada. Tabel II-20 Penyediaan air bersih di Kota Batam 2010 Nama Waduk Volume (x m 3) Kapasitas Desain WTP (Lt/Dtk) Kapasitas /Produksi (Lt/Dtk) (1) (2) (3) (4) 1 Sei Harapan ,33 2 Sei Baloi ,63 3 Sei Nongsa ,71 4 Sei Ladi ,70 5 Muka Kuning ,40 6 Duriangkang ,35 7 Waduk Tembesi Belum Operasi 8 Waduk Rempang Belum Operasi 9 Waduk Sei Gong - 20 Belum Operasi Jumlah ,12 Sumber: BP Batam, 2010 D. Penataan Ruang Pada dasarnya ruang lingkup penyelenggaraan penataan ruang di Kota Batam meliputi pengaturan mengenai kegiatan perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang. Untuk mendukung hal tersebut, serta meningkatkan sistem penataan ruang yang lebih baik, telah diupayakan penggunaan teknologi informasi, yaitu melalui penyelenggaraan penataan ruang Kota Batam yang berbasis pada sistem Informasi, atau yang dikenal dengan Geographic Information System (GIS) RTRW Kota Batam. Untuk memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh informasi saat ini telah dikembangkan pula sistem informasi tataruang kota yang berbasis WEB (WEB GIS ) melalui alamat gis.batamkota.go.id\ E. Perumahan II-33

58 Revisi Indikator RPJMD Kota Batam GAMBARAN UMUM DAERAH Tingginya kebutuhan rumah bagi masyarakat miskin perkotaan, juga telah diantisipasi dengan penyediaan perumahan murah yang layak khususnya dalam bentuk rumah susun. Perkiraan kebutuhan rusunawa di Batam untuk mengatasi problema rumah bagi tenaga kerja adalah 589 blok guna menampung lebih kurang tenaga kerja. Adapun rumah susun yang tersedia di Batam berjumlah 60 twin blok dengan rincian pada tabel berikut ini (sumber data Pemko dan BP Batam). Tabel II-21 Jumlah Rumah Susun di Kota Batam s/d Tahun 2010 Lokasi Pengelola Jumlah Blok Type Kapasitas Hunian (orang) (1) (2) (3) (4) (5) 1 Tg. Piayu Perumnas 4 twin blok Sumber: Dinas Tata Kota, Kota Batam 2010 Perumnas 1 twin blok Batu Ampar Jamsostek 6 twin blok Otorita Batam 4 twin blok Sekupang Otorita Batam 4 twin blok twin blok Pemko Batam 4 twin blok Mukakuning Otorita Batam 9 twin blok Pemko Batam 3 twin blok Pemko Batam 2 twin blok Pemko Batam 2 Twin blok Jamsostek 1 Twin blok Tg. Uncang Pemko Batam 4 Twin blok Pemko Batam 6 Twin blok 24 & Kabil Otorita Batam 2 Twin blok Otorita Batam 1 Twin blok Menpera 2 Twin blok Jamsostek 3 Twin blok Batam Centre REI 2 Twin blok 21 & Jumlah - 60 twin blok Dalam tahun 2011 ini juga telah direncanakan akan dibangun beberapa rumah susun baru, baik oleh Kementerian Perumahan Rakyat, Kementerian Pekerjaan Umum, dan seperti secara rinci dijelaskan melalui tabel dibawah ini: Tabel II-22 Lokasi yang Akan Dibangun Rumah Susun II-34

59 Revisi Indikator RPJMD Kota Batam GAMBARAN UMUM DAERAH Lokasi Pengelola Jumlah Blok Type Tahun Pembangunan (1) (2) (3) (4) (5) Tg. Uncang PU/Pemko 6 twin blok 24/30/ Tg. Uncang Menpera/Pemko 1 twin blok Jumlah - 7 twin blok - - Sumber: Dinas Tata Kota, Kota Batam 2010 F. Penanaman Modal Upaya yang telah dilakukan oleh dalam pelayanan penanaman modal salah satunya melalui pelaksanaan pelayanan perizinan satu atap (One Stop Service) di gedung Sumatera Promotion Center (SPC) Batam Center. Penanaman modal asing (PMA) di Kota Batam selama periode mencapai 82 proyek senilai $885 juta. Sedangkan dalam penanaman modal dalam negeri (PMDN) dalam periode digunakan untuk 16 proyek dengan nilai mencapai Rp77,8 milyar. Tabel II-23 Rencana dan Realisasi Penanaman Modal Asing (PMA) dan Dalam Negeri (PMDN) Kota Batam Tahun Penanaman Modal Asing Penanaman Modal Dalam Negeri (PMA) (PMDN) Tahun Nilai Investasi Proyek Nilai Investasi (Rp) Proyek (USD)* (1) (2) (3) (4) (5) Realisasi Investasi Rencana Investasi Sumber: BP Batam, 2010 *= termasuk perluasan usaha Dari hasil penanaman modal PMA dan PMDN selama periode ini diestimasi dapat menyerap sebanyak pekerja. Pada tahun 2010 rencana investasi asing PMA sebesar US$391 juta dengan rencana proyek baru sebanyak 13 dan perluasan sebanyak 2 buah proyek, dari rencana investasi PMA tersebut pada tahun 2010 II-35

60 Revisi Indikator RPJMD Kota Batam GAMBARAN UMUM DAERAH terealisasi sebanyak 73 proyek dengan nilai investasi sebesar US$ 89,9 juta dan telah menyerap sebanyak tenaga kerja. Tabel II-24 Penyerapan Tenaga Kerja Menurut Jenis Investasi Kota Batam Tahun Penyerapan Tenaga Kerja Jenis Penanaman Modal (orang) TOTAL (1) (2) (3) (4) (5) PMA PMDN TOTAL Sumber: Badan Promosi dan Investasi Daerah Provinsi Kepulauan Riau, 2010 G. Kependudukan Dan Catatan Sipil Dalam rangka peningkatan Tertib Administrasi Kependudukan, secara terus menerus memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang arti pentingnya memiliki dokumen kependudukan terutama kepada masyakat yang kurang mampu. Oleh karena itu pemerintah memprogramkan pemberian akte kelahiran gratis. Disamping itu perbaikan pelayan dokumen kependudukan terus dibenahi baik yang ada di Kelurahan, kecamatan serta pada Dinas Kependudukan. Program pelaksanaan penerapan kartu tanda penduduk elektronik e-ktp di Kota Batam pada tahun 2012 sesuai dengan Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor /1565A/SJ perihal Penerbitan NIK tahun 2011 dan Pemantapan Persiapan Penerapan KTP Elektronik tahun Adapun tujuan penerapan KTP Elektronik adalah diharapkan: 1. Memberikan keabsahan identitas dan kepastian hokum atas dokumen kependudukan. 2. Memberikan perlindungan status hak sipil setiap penduduk. 3. Merupakan bentuk pengakuan Negara bagi setiap penduduk. H. Ketenagakerjaan Pelayanan ketenagakerjaan bagi masyarakat akan terus dibutuhkan sebagai upaya memfasilitasi bagi para pencari kerja dalam memperoleh pekerjaan yang sesuai. Gambar berikut ini merupakan perkembangan banyaknya pencari kerja yang terdaftar pada Kantor Dinas Tenaga Kerja Kota Batam selama periode Tabel II-25 Banyaknya Pencari Kerja yang Terdaftar Pada Kantor Dinas Tenaga Kerja Periode Tahun Pencari Kerja Pria Wanita TOTAL (1) (2) (3) (4) II-36

61 Revisi Indikator RPJMD Kota Batam GAMBARAN UMUM DAERAH Tahun Pencari Kerja Pria Wanita TOTAL Sumber : Dinas Tenaga Kerja kota Batam, 2010 Selama periode tahun 2010, dari sekitar pencari kerja, sebanyak 45% atau pencari kerja telah ditempatkan. Berikut ini diuraikan situasi pencari kerja yang terdaftar pada dinas tenaga kerja Kota Batam dari mulai yang mencari kerja, yang telah ditempatkan dan yang telah dihapus berdasarkan tingkat pendidikannya. Tabel II-26 Situasi Pencari Kerja yang Terdaftar pada Dinas Tenaga Kerja Kota Batam Per Jenis Kelamin dan Tingkat Pendidikan, Tahun 2010 Yang Telah Yang Terdaftar Yang Dihapuskan Tingkat Ditempatkan Tahun 2010 Tahun 2010 Pendidikan Tahun 2010 Pria Wanita Pria Wanita Pria Wanita (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) S D S M P SMTA Sederajat D I / D II /D III S 1 / S TOTAL Sumber : Dinas Tenaga Kerja Kota Batam, 2010 I. Perhubungan 1. Perhubungan Darat Salah satu upaya untuk meningkatkan ketersediaan angkutan umum di Kota Batam adalah melalui program kuningisasi sejak tahun Kondisi perkembangan program ini sejak tahun 2001 sampai dengan 2008 dapat dilihat tabel berikut ini. Tabel II-27 Kuningisasi Angkutan Umum Kota Batam dari Tahun 2001 s/d 2008 TAHUN JUMLAH KENDARAAN (1) (2) II-37

62 Revisi Indikator RPJMD Kota Batam GAMBARAN UMUM DAERAH TOTAL Sumber: Dinas Perhubungan Kota Batam, 2010 Pada tahun 2001 program kuningisasi baru dalam penyiapan konsep program dan sosialisasi program. Sejak tahun 2002 sampai 2008 tiap tahunnya terjadi penambahan kuningisasi angkutan umum di Kota Batam dimana sampai dengan tahun 2008 telah terdaftar angkutan umum sebanyak kendaraan. Tingginya kebutuhan angkutan umum yang murah bagi masyarakat perkotaan, sejak tahun 2004 telah pula diterapkan bus pilot project sebagai model bus umum perkotaan di Batam. Saatini telah tersedia 23 bus yang melayani 2 trayek utama yaitu trayek Sekupang- Batam Centre dan Batu Aji Batam Centre. Guna mewujudkan citra Kota Batam sebagai kota tujuan wisata yang nyaman dan modern telah pula diterapkan kebijakan taxi berargo. Diharapkan dalam lima tahun kedepan semua angkutan taksi di Batam sudah memenuhi standart minimal yang dapat disejajarkan dengan taksi-taksi yang ada di negara tetangga seperti Singapura. Saat ini jumlah armada taksi yang tersedia di Kota Batam sebanyak 2477 dari 25 badan usaha. Angka ini hanya bertambah 23 uni dari data tahun Perhubungan Laut Sarana perhubungan laut merupakan salah satu sarana yang sangat penting karena sangat berkaitan dengan mobilitas barang dan orang dari dan ke Kota Batam. Saat ini untuk sarana perhubungan laut telah tersedia empat pelabuhan penumpang internasional dengan tujuan Singapura dan Malaysia, dua pelabuhan penumpang domestik dan tiga pelabuhan angkutan barang baik untuk tujuan domestik maupun internasional dengan kapasitas sandar kapal maksimum DWT. Perkembangan jumlah penumpang antar pulau dan internasional yang datang dan berangkat dapat dilihat pada tabel di bawah ini. II-38

63 Revisi Indikator RPJMD Kota Batam GAMBARAN UMUM DAERAH Tabel II-28 Jumlah Penumpang Pelabuhan Domestik Kota Batam Tahun Penumpang Datang Berangkat (1) (2) (3) Sumber: Kantor Pelabuhan Laut Batam, 2010 Tabel II-29 Jumlah Penumpang Pelabuhan Internasional Kota Batam Penumpang Tahun Datang Berangkat (1) (2) (3) Sumber: Kantor Pelabuhan laut Batam, 2010 Perkembangan arus barang yang masuk melalui pelabuhan Batam juga mengalami kecenderungan kenaikan tiap tahunnya. Berikut ini diuraikan perkembangan lalu lintas kapal dan barang selama periode 1998 sampai II-39

64 Revisi Indikator RPJMD Kota Batam GAMBARAN UMUM DAERAH Tahun Tabel II-30 Lalu Lintas Kapal dan Barang Batam Tahun Domestik (Antar Pulau) Internasional Jumlah Kapal Barang (000 Ton) Jumlah Kapal Barang (000 Ton) Berangkat/ Datang Bongkar Muat Berangkat/ Datang Bongkar (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Muat , , ,83 590, , , , , , , , , , , , , , , ,23 724, , , , , ,20 336, ,43 952, ,84 567, ,36 972, ,22 960, ,30 959, ,29 685, , , ,96 816, , , ,41 989, , , ,84 986, , ,46 Sumber: Kantor Pelabuhan Laut Batam, 2010 Dalam rangka memperlancar arus kapal, barang dan penumpang dalam perhubungan laut, pelabuhan laut di Kota Batam dillengkapi dengan beberapa fasilitas sebagai berikut. Tabel II-31 Fasiltas Pelabuhan Laut di Kota Batam, Tahun 2010 Keterangan Kargo Sekupang Sekupang Ferry Term Pelabuhan Batu Ampar Kabil Batam Centre Ferry Term (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 Kapasitas Sandar Kapal DWT 4 kapal DWT DWT 2 Panjang Dermaga (m) Kedalaman pada sisi Dermaga (m) Gudang Terbuka (m2) kapal 5 Gudang Tertutup (m2) Luas Ponton A - 9,07 x 18,14 M x 12 M 7 Luas Ponton B - 9,07 x 18,14 M x 15 M Sumber: BP Batam, 2010 II-40

65 Revisi Indikator RPJMD Kota Batam GAMBARAN UMUM DAERAH 3. Perhubungan Udara Sarana dan fasilitas perhubungan udara di Kota Batam selama ini dilakukan pada Bandara Hang Nadim Batam yang melayani kegiatan penerbangan dan bongkar muat. Kondisi kapasitas Bandara Hang Nadim Batam dapat dilihat pada tabel berikut ini. DESKRIPSI Tabel II-32 Fasilitas Bandara Hang Nadim UNIT KONDISI SAAT INI ULTIMATE DESIGN RENCANA TAHAP AKHIR (1) (2) (3) (4) 1. LANDASAN PACU Meter 4025 X X 45 2.APRON M² TERMINAL M² PESAWAT Type B.747 B KAPASITAS TERMINAL Penumpang per Tahun KAPASITAS KARGO Ton KAPASITAS PENYIMPANAN BAHAN BAKAR Kiloliter Sumber : Bandara Hang Nadim Batam, 2010 Perkembangan Jumlah penumpang yang berangkat, datang dan transit melalui Bandara Hang Nadim cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Perkembangan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel II-33 Perkembangan Penumpang Bandara Hang Nadim Batam Tahun Tahun Kedatangan Keberangkatan Transit (1) (2) (3) (4) Sumber : KUPT Bandara Hang Nadim Batam J. Komunikasi dan Informatika Dalam penyelenggaraan pemerintah peran serta masyarakat sangat penting terutama dalam proses penetapan kebijakan publik yang merupakan sebuah kontrak sosial II-41

66 Revisi Indikator RPJMD Kota Batam GAMBARAN UMUM DAERAH antara eksekutif, legislatif dan masyarakat. Untuk itu upaya yang dilakukan oleh melalui E-Government. Untuk menyampaikan kebijakan publik dan menerima informasi dan aspirasi dari masyarakat, telah menyediakan website dengan alamat Selanjutnya kedepan untuk meningkatkan kualitas pelayanan dalam era globalisasi perlu dilakukan pembuatan digital map yang mudah diakses bagi masyarakat dan dunia usaha. K. Lingkungan Hidup Dinamika dan tantangan kondisi lingkungan hidup Kota Batam antara lain adalah rusaknya kawasan tangkapan air (catchment area) sebagai akibat perubahan fungsi kawasan hutan konservasi/lindung menjadi kawasan budidaya, rusaknya kawasan hijau (green area), pencemaran lingkungan akibat limbah industri dan usaha hotel, terjadinya perambahan dan pembakaran hutan, serta kerusakan lingkungan akibat penambangan illegal. Selain daripada itu juga dihadapkan pada kondisi menurunnya habitat hutan mangrove yang mengakibatkan berkurangnya daerah asuhan (nursery ground), tempat mencari makan (feeding ground), dan daerah pemijahan (spawning ground) bagi berbagai biota. Adanya buangan limbah industri dan limbah domestik secara langsung atau sembarangan ke media lingkungan juga telah mengakibatkan musnahnya atau menurunnya biota pesisir dan laut/perairan. Guna mengurangi permasalahan-permasalaan lingkungan hidup seperti diuraikan di atas, telah mengupayakan berbagai hal, antara lain memfasilitasi lahirnya kebijakan-kebijakan pengelolaan lingkungan hidup secara komprehensif di semua sektor pembangunan. Upaya ini diantaranya telah melahirkan Peraturan Daerah Kota Batam No. 5 Tahun 2001 tentang Kebersihan Kota Batam dan Peraturan Daerah No. 8 Tahun 2003 tentang Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup. Disamping itu juga telah dibentuk Pos Pengaduan dan Penyelesaian Sengketa Lingkungan Hidup (P3SLH) yang didirikan pada tanggal 10 Oktober 2007 berdasarkan Keputusan Walikota Batam, No. Kpts. 173/HK/X/2007. II-42

67 Revisi Indikator RPJMD Kota Batam GAMBARAN UMUM DAERAH L. Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian, Dan Persandian Peningkatan kinerja birokrasi dalam pelayanan administrasi umum diantara dilakukan melalui : Disiplin Pegawai Dalam rangka meningkatkan kualitas aparatur, telah berupaya melakukan pembinaan terhadap aparatur pemerintah dan memberikan tindakan kepada PNS yang melakukan pelanggaran disiplin. Pendidikan Dan Pelatihan Kepemimpinan Dalam rangka meningkatkan kualitas aparatur, maka salah satu upaya yang dilakukan adalah melalui pendidikan dan pelatihan kepemimpinan. Jumlah aparatur yang mengikuti pendidikan dan pelatihan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel II-34 Jumlah Aparatur yang mengikuti Diklat Kepemimpinan Tahun TAHUN Jenis Diklat (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) 1 ADUM DIKLATPIM IV DIKLARPIM III DIKLATPIM II TOTAL Sumber : BKD Kota Batam, 2010 Pengawasan Strategi yang dilakukan oleh untuk meningkatkan penertiban dan pengawasan sehingga tercipta pemerintahan yang bersih, efisien, efektif dan berwibawa adalah dengan melaksanakan program pendayagunaan sistem dan pelaksanaan pengawasan, program peningkatan kapasitas kelembagaan dan program peningkatan pelayanan penyelenggaraan pemerintahan FOKUS LAYANAN URUSAN PILIHAN A. Kelautan dan Perikanan Kondisi kelautan dan perikanan Kota Batam cukup potensial, dimana pada tahun 2009 telah dapat dihasilkan ,96 ton dari perikanan laut tangkap dan budidaya. Dalam II-43

68 Revisi Indikator RPJMD Kota Batam GAMBARAN UMUM DAERAH upaya mendukung pengembangan sumber daya kelautan dan perikanan,selama ini telah dilakukan fasilitasi dan bantuan bagi para nelayan di wilayah Kota Batam. Tabel II-35 Produksi Perikanan Menurut Kecamatan (ton) Tahun 2010 Kecamatan Perikanan Laut Budi Daya Perikanan Laut Jumlah (1) (2) (3) (4) 1 Blk. Padang 9.033,137 75, ,987 2 Bulang , , ,580 3 Galang 3.883, , ,835 4 Sei beduk 262,392 17, ,942 5 Nongsa 6.103,273 88, ,473 6 Sekupang 178,890 49, ,890 7 Lubuk Baja 250,800 26, ,300 8 Batu Ampar 71, ,088 9 Batam Kota 236,370 6, , Sagulung 781,722 1, , Batu Aji 0 0 0,00 12 Bengkong 456, ,843 TOTAL ,76 543, ,96 Sumber : Dinas Kelautan, Perikanan, Pertanian dan Kehutanan Kota Batam, 2010 Selama periode tahun rumah tangga perikanan Kota Batam mengalami peningkatan, dimana pada tahun 2010 telah terdapat rumah tangga. Tabel II-36 Banyaknya Rumah Tangga Perikanan menurut Jenis Kegiatan, Rumah Tangga (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 Perikanan Laut Budidaya Laut JUMLAH Sumber : Dinas Kelautan, Perikanan, Pertanian dan Kehutanan Kota Batam, 2010 B. Pertanian Pertanian bukan merupakan sektor utama di Kota Batam. Walaupun begitu, perhatian dan fasilitasi dari pemerintah Kota Batam melalui Dinas Kelautan, Perikanan, Pertanian dan Kehutanan tetap diupayakan secara optimal bagi para petani. Hingga tahun 2010, tercatat terdapat penduduk yang bekerja disektor pertanian pangan. C. Kehutanan Penggunaan lahan Kota Batam salah satunya ialah difungsikan sebagai hutan, baik itu hutan yang dapat dikonversikan, hutan produksi, hutan PPA/suaka, ataupun hutan lindung. Kelangsungan hutan hingga saat masih terus diusahakan dijaga untuk agar keseimbangan lingkungan Kota Batam dapat terkendali. Berikut ini diuraikan luas hutan menurut fungsinya di Kota Batam pada tahun II-44

69 Revisi Indikator RPJMD Kota Batam GAMBARAN UMUM DAERAH Saat ini sedang dilakukan proses paduserasi antara RTRW Provinsi Kepulauan Riau dengan TGHK kehutanan untuk memperoleh kesepakatan mengenai luasan kawasan hutan di wilayah Provinsi Kepri termasuk Kota Batam. melalui Gubernur Provinsi Kepulauan Riau telah mengusulkan peta paduserasi TGHK dengan RTRW Provinsi dan Kota Batam. Didalam usulan tersebut telah direncanakan minimum 30 % kawasan hutan di Kota Batam dengan rincian sebagai berikut: Tabel II-37 Luas dan Jenis Kawasan Hutan Usulan Paduserasi Kota Batam Tahun 2010 Sumber : Bappeda Kota Batam 2011 Berdasarkan usulan paduserasi yang sudah dituangkan kedalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Batam Tahun , luas kawasan hutan di Kota Batam sebesar 30.46% dari luas daratan atau seluas ,52 hektar. II-45

70 Revisi Indikator RPJMD Kota Batam GAMBARAN UMUM DAERAH D. Energi Penyediaan ketenagalistrikan di Kota Batam dikelola oleh PT. PLN Batam untuk wilayah Pulau Batam. Sedangkan untuk wilayah pulau-pulau lainnya seperti di Belakang Padang, Pulau Terong, Pulau Pecung, Pulau Buluh, Pulau Kasu, Pulau Karas, Pulau Sembulang dan Pulau Abang penyediaan ketenagakelistrikan dikelola PT. PLN. Cabang Tanjung Pinang. PT. PLN Batam merencanakan secara bertahap untuk penyediaan listrik di pulau-pulau tersebut. Jumlah tenaga listrik yang dibangkitkan dan daya terpasang di Kota Batam dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel II-38 Banyaknya Mesin, Kekuatan dan Tenaga yang Dibangkitkan PT. PLN Batam dan PT. PLN Cabang Tanjung Pinang Tahun 2010 Tenaga yang Jumlah Mesin Daya Terpasang Jenis Pengelolaan Dibangkitkan (Unit) (KW) (KWH) (1) (2) (3) (4) 1 PT. PLN Batam PLTD Belakang Padang PLTD Pulau Buluh PLTD Pulau Kasu PLTD Pulau Terong PLN Pulau Pecong PLTD Karas PLTD Sembulang PLTD Pulau Abang JUMLAH Sumber : PLN Cabang Tanjung Pinang dan PLN Batam Sejalan dengan perkembangan Kota Batam yang pesat sebagai pusat kegiatan industri, perdagangan, jasa, pariwisata dan alih kapal tentunya kebutuhan akan tenaga listrik semakin meningkat apalagi nantinya diiringi dengan meningkatnya jumlah penduduk. Untuk itu diperlukan upaya peningkatan daya tenaga listrik. Adapun rencana pembangkit tenaga listrik di Kota Batam kurun waktu dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel II-39 Rencana Pengembangan Tenaga Listrik di Kota Batam Nama dan Jenis Pembangkit (1) (2) (3) (4) Unit Pembangkit Sendiri 1. PLTD Sei Baloi PLTD Batu Ampar II PLTD Batu Ampar I PLTD Sekupang PLTD Tanjung Sengkuang II-46

71 Revisi Indikator RPJMD Kota Batam GAMBARAN UMUM DAERAH Nama dan Jenis Pembangkit (1) (2) (3) (4) Unit Pembangkit TOP (IPP) 1. PLTD Panaran I + Meefog PLTD Panaran II Chiller PLTD Jumbo PLTMG Kabil PLTU TJK I Unit PLTU TJK I Unit Tambahan Unit Pembangkit 1. PLTG TM 2500 Panaran PLTG Sengkuang Unit PLTG Sengkuang Unit CombineCycle PLTG Tg. Sengkuang Unit 1 & PLTG Tg. Sengkuang PLTG Tg. Sengkuang Unit CombineCycle PLTG Tg. Sengkuang Unit 3 & PLTU Tg. Kasam 2 # PLTU Tg. Kasam 2 # PLTU Tg. Kasam 3 # PLTMG Batu Ampar 1` PLTMG Batu Ampar Sumber : PT. PLN Batam E. Pariwisata Perkembangan Kota Batam sebagai sebuah daerah industri telah memberikan efek mutiplier bagi sektor lainnya. Salah satu sektor yang berkembang ini adalah sektor pariwisata. Hingga saat ini, Kota Batam mampu secara kontinyu menjadi kota ke 3 penyumbang wisatawan asing terbesar di Indonesia. II-47

72 Revisi Indikator RPJMD Kota Batam GAMBARAN UMUM DAERAH Grafik II-9 Perbandingan Wisman yang Berkunjung ke Indonesia Melalui Pintu Masuk 40% 30% 20% 10% 0% Ngurah Rai (Bali) Soekarno Hatta (Jakarta) Batam Lainnya Sumber: BPS Kota Batam Sebagai upaya menjadikan kota Batam sebagai tujuan wisata utama, pada tahun 2010 telah keluarkan program Visit Batam Melalui Visit Batam 2010, dinas pariwisata Kota Batam menggelar event-event menarik yang akan membantu meningkatkan kunjungan wisatawan ke Batam. Selain itu secara bertahap dinas pariwisata kota Batam juga secara kontinyu terus memelihara dan memperbaiki sarana dan prasarana pariwisata untuk kenyamanan wisatawan. II-48

73 Revisi Indikator RPJMD Kota Batam GAMBARAN UMUM DAERAH Grafik II-10 Jumlah Wisatawan Mancanegara (Wisman) yang Berkunjung ke Pulau Batam Tahun 2010 Singapura Lainnya Malaysia Korea Selatan Jepang Inggris Amerika Serikat Australia Taiwan Sumber: BPS Kota Batam II-49

74 Revisi Indikator RPJMD Kota Batam GAMBARAN UMUM DAERAH 2.4 ASPEK DAYA SAING DAERAH FOKUS KEMAMPUAN EKONOMI DAERAH A Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga Indikator pengeluaran konsumsi rumah tangga dimaksudkan untuk mengetahui tingkat konsumsi rumah tangga yang menjelaskan seberapa atraktif tingkat pengeluaran rumah tangga. Semakin besar angka konsumsi RT, maka mengindikasikan semakin atraktif bagi peningkatan kemampuan ekonomi daerah. Grafik II-11 Perkembangan Rerata Nilai Konsumsi/Pengeluaran Rumah Tangga Per Bulan Kota Batam MAKANAN BUKAN MAKANAN Sumber : BPS Kota Batam (olahan) Rerata pengeluaran rumah tangga Kota Batam selama periode makin meningkat. Hal ini mengindikasikan semakin meningkatnya kemampuan ekonomi Kota Batam. Selain itu, komposisi pengeluaran bukan makanan juga makin besar, yang dapat menjadi indikasi kesejahteraan meningkat. II-50

75 Revisi Indikator RPJMD Kota Batam GAMBARAN UMUM DAERAH Grafik II-12 Komposisi Rerata Pengeluaran Rumah Tangga Per Bulan Kota Batam Tahun ,0% 60,0% 60,1% 50,0% 40,0% 39,9% 30,0% 20,0% 23,3% 16,6% 24,8% 18,7% 10,0% 7,1% 4,0% 5,5% 0,0% MAKANAN Bahan Makanan Makanan Jadi,Minuman, Rokok & tembakau BUKAN MAKANAN Perumahan Sandang Kesehatan Pendidikan, rekreasi & Olahraga Transportasi dan Komunikasi Sumber : BPS Kota Batam (olahan) FOKUS FASILITAS WILAYAH/ INFRASTRUKTUR A Infrastruktur Jalan Kondisi jalanan di Kota Batam cenderung mengalami perbaikan setiap tahunnya. Hingga tahun 2010, jalan Kota Batam yang dalam kondisi baik telah mencapai 81,9%. Keberadaan infrastruktur jalan yang layak akan memberikan pengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi dan peningkatan daya saing sektor riil. Hal ini karena proses distribusi barang dan jasa darat akan selalu berkaitan dengan ketersediaan dan kelayanan jalan. Tabel II-40 Panjang Jalan menurut Kondisi Jalan (km), Tahun Baik Sedang Rusak Rusak Berat Jumlah % Jalan Kondisi Baik (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) ,33 50,61 38,15-355,09 75,0% ,33 84,59 51,80-402,72 66,1% ,91 86,29 29,94-416,14 72,1% ,81 165,27 124,48-792,56 63,4% ,11 165,27 112,38-805,76 65,5% ,70 162,77 85,98-808,45 69,2% ,06 115,27 66,78-791,11 77,0% ,70 160,39 111,88-892,97 69,5% II-51

76 Revisi Indikator RPJMD Kota Batam GAMBARAN UMUM DAERAH Tahun Baik Sedang Rusak Rusak Berat Jumlah % Jalan Kondisi Baik (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) ,39 160,39 104,54-914,32 71,0% ,40 163,39 109,84-924,63 70,4% ,64 148,83 80,28 49,12 992,87 72,0% ,74 149,60 80,28 59, ,44 72,9% ,64 149,60 80,28 65, ,64 72,8% ,42 144,32 79,48 64, ,64 73,4% ,99 148,46 68,92 64, ,78 74,1% ,99 148,46 68,92 64, ,78 74,1% ,99 148,46 68,92 64, ,78 74,1% ,24 156,51 55,59 24, ,78 78,3% ,15 156,51 27,49 13, ,68 81,9% Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kota Batam FOKUS IKLIM INVESTASI A Proses Perizinan Dalam rangka meningkatkan kegiatan investasi dan aktivitas usaha di Kota Batam yang merupakan salah satu unsur penting dalam pembangunan ekonomi sangat ditentukan oleh berbagai kemudahan yang diberikan sebagai insentif daya tarik usaha oleh pemerintah. Upaya yang telah dilakukan oleh untuk menyikapi hal ini adalah melalui pelaksanaan pelayanan perizinan satu atap (One Stop Service). Sampai saat ini penerbitan izin yang dikeluarkan melalui one stop service untuk berbagai bidang usaha dari 2002 hingga tahun 2010 adalah lebih kurang sebanyak izin. Secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel II-41 Izin yang Dikeluarkan Melalui One Stop Service Periode Tahun DINAS/BADAN TAHUN TOTAL (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) 1 DISPERINDAG 4,073 5,082 4,451 4,584 4,213 4,536 4,871 3,730 6,583 42,023 2 DINKES ,576 3 DISPARBUD ,005 4 DISKIMPRAS / DINAS TATA KOTA ,150 6,057 5 DISPENDA 692 1,549 1,486 3,213 3,822 4,754 1,620 2,893 5,210 25,239 6 BAPEDALDA ,502 7 BPM II-52

77 Revisi Indikator RPJMD Kota Batam GAMBARAN UMUM DAERAH DINAS/BADAN TAHUN TOTAL 8 DISHUB DISNAKER 112-1, ,883 6, BADAN KOMINFO BAPERTADA DINAS KP2K TOTAL 5,658 8,067 8,176 9,594 10,147 11,787 8,988 9,835 17,768 90,020 Sumber: Pusat Pelayanan Perizinan Terpadu FOKUS SUMBER DAYA MANUSIA A Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Dimensi manusia dalam pembangunan, pada dasawarsa terakhir ini muncul sebagai salah satu isu yang telah mendunia. Sasaran dasar pembangunan pada akhirnya adalah penguasaan atas sumber daya (pendapatan untuk hidup layak), peningkatan derajat kesehatan (usia hidup pajang dan sehat), dan meningkatkan pendidikan (kemampuan baca tulis dan keterampilan untuk dapat berpartisipasi dalam masyarakat dan kegiatan ekonomi). Indeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan indikator komposit tunggal yang digunakan untuk mengukur pencapaian pembangunan manusia yang telah dilakukan di suatu wilayah. Walaupun tidak dapat mengukur semua dimensi dari pembangunan manusia, namun mampu mengukur dimensi pokok pembangunan manusia yang dinilai mencerminkan status kemampuan dasar (basic capabilities) penduduk. Ketiga kemampuan dasar itu adalah (1) umur panjang dan sehat yang diukur melalui angka harapan hidup waktu lahir, (2) berpengetahuan dan berketerampilan yang diukur melalui angka melek huruf dan rata-rata lama sekolah, serta (3) akses terhadap sumber daya yang dibutuhkan untuk mencapai standar hidup layak yang diukur dengan pengeluaran konsumsi. Perkembangan IPM Kota Batam beserta komponen-komponennya dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2009 disajikan pada tabel berikut ini. II-53

78 Revisi Indikator RPJMD Kota Batam GAMBARAN UMUM DAERAH Tabel II-42 Perkembangan Indeks Komponen IPM Kota Batam Tahun Tahun Indeks Harapan Hidup Indeks Pengetahuan Indeks Daya Beli IPM (1) (2) (3) (4) (5) ,81 89,6 78,2 76, ,91 89,7 78,5 76, ,94 89,7 78,7 76, ,02 89,7 79,1 77, ,09 89,9 79,3 77,51 Sumber : BPS Kota Batam Indeks Daya Beli mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Dari 78,2 pada tahun 2005 terus meningkat hingga mencapai 79,3 pada tahun 2009, meskipun selama rentang waktu tersebut terjadi beberapa kali kenaikan harga BBM yang mengakibatkan harga barang kebutuhan pokok meningkat. Hal tersebut sangat mempengaruhi daya beli masyarakat. Fenomena ini mengindikasikan bahwa penduduk Kota Batam masih mampu bertahan ditengah-tengah kesulitan ekonomi. Sementara komponen lain seperti Indeks Harapan Hidup juga mengalami keadaan yang sama. Harapan hidup masyarakat Kota Batam terus meningkat hingga pada tahun 2009 mencapai angka 70,76. Hal ini merupakan suatu indikasi semakin baiknya tingkat kesehatan masyarakat sebagai dampak dari semakin lengkapnya sarana dan prasarana kesehatan. Hal yang tidak berbeda dengan kedua indeks di atas yang mengalami kenaikan tiap tahunnya, indeks pengetahuan mengalami peningkatan dari tahun 2005 yaitu sebesar 89,6 menjadi 89,9 di tahun Indeks pengetahuan ini terdiri dari komponen melek huruf dan lama bersekolah dengan perbandingan 2:1 sehingga dapat disimpulkan bahwa penduduk Kota Batam yang sudah dapat membaca dan menulis sekitar 90% dari seluruh penduduk. IPM Kota Batam sendiri sebagai indeks komposit mengalami kenaikan yang dari 76,5 di tahun 2005 menjadi 77,51 di tahun Hal ini menunjukkan bahwa kesejahteraan penduduk Kota Batam telah mengalami perbaikan selama ini. II-54

79 Revisi Indikator RPJMD Kota Batam GAMBARAN UMUM DAERAH Grafik 2.4. Perkembangan Indeks Komponen IPM Kota Batam Tahun Indeks Harapan Hidup Indeks Pengetahuan Indeks Daya Beli Sumber : BPS Kota Batam Grafik 2.5. Perbandingan IPM Kabupaten/Kota se Provinsi Kepri Tahun ,50 76,70 76,82 77,28 77, Karimun Bintan Natuna Lingga Anambas Kota Batam Kota Tanjung Pinang PROVINSI RIAU Sumber : BPS Kota Batam Jika dibandingkan dengan kabupaten/kota lain di Provinsi Kepri, IPM Kota Batam selalu menduduki peringkat pertama. Hal ini menggambarkan pembangunan manusia di Kota Batam dalam kurun waktu cukup berhasil. Peningkatan IPM setiap tahunnya mengindikasikan semakin baiknya kualitas hidup masyarakat Batam yang ditandai dengan peningkatan taraf hidup berupa meningkatnya kemampuan daya beli, angka harapan hidup yang semakin tinggi serta tingkat pendidikan yang membaik. II-55

80 Revisi Indikator RPJMD Kota Batam GAMBARAN UMUM DAERAH Grafik 2.6 Perkembangan IPM dan Kecenderungan IPM Kota Batam Nilai IPM Kecenderungan pertumbuhan IPM yang relatif baik, seperti dijelaskan di atas, menggambarkan sebagian kecil penduduk miskin di Batam kurang beruntung, dan ini patut mendapat perhatian khusus. Persentase penduduk miskin di Kota Batam relatif rendah lebih rendah dibanding persentase penduduk miskin di Kepulauan Riau dan bahkan nasional. Hal ini artinya penangangan penduduk miskin yang relatif sedikit ini tidak akan banyak menyedot anggaran. Oleh karena itu, perlu dilakukan peningkatan pelayanan prima bagi warga masyarakat penduduk miskin. Grafik 2.7 Persentase Pendudukan Miskin Kota Batam, Kepulauan Riau dan Nasional II-56

81 Revisi Indikator RPJMD Kota Batam PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN BAB III PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN 3.1 KINERJA KEUANGAN MASA LALU Pendapatan Daerah Penerimaan Tahun secara nominal terus mengalami peningkatan. Bila tahun 2007 sebesar Rp.681 milyar, maka pada tahun 2011 menjadi Rp.1,293 milyar. Peningkatan ini relatif besar, rata-rata meningkat sebesar 17 % per tahun. Dana perimbangan merupakan sumber penerimaan terbesar selama tahun , atau rata-rata memberikan kontribusi sekitar 75,07% dari seluruh penerimaan. Walaupun kontribusinya besar, namun dana perimbangan hanya mengalami kenaikan sekitar 13,6% per tahun atau lebih rendah dari pertumbuhan total penerimaan. PAD menjadi sumber pendapatan berikutnya, yaitu 17,84% dari seluruh penerimaan antara tahun PAD mengalami pertumbuhan relatif tinggi, yaitu 26,1%. Dari struktur penerimaan ini, tampak bahwa PAD walaupun masih kecil kontribusinya, namun semakin menjadi sumber penerimaan yang penting bagi Pemerintah Kota Batam. PAD tahun 2011 telah meningkat lebih dari dua kali lipat dari tahun Penerimaan PAD retribusi, walaupun kontribusinya relatif masih rendah, namun mengalami pertumbuhan yang relatif tinggi. Dari jenisnya, retribusi secara prinsip diterima dengan adanya pelayanan, sehingga peningkatannya masih dianggap wajar, karena disertai dengan pelayanan. Tabel III-1 Penerimaan Tahun (juta Rp) PENDAPATAN PAD 111, , , , ,788 Perimbangan 509, , , , ,688 Lain-lain Pendapatan yg Sah 60,500 76,454 3,295 65, ,162 Total Pendapatan 681, , ,744 1,088,282 1,293, 324 * Sumber: APBD. * Data KUA & PPA P-APBD 2011 Penerimaan dana perimbangan dominan bersumber dari Bagi Hasil Pajak sebesar Rp.172 milyar dan Bagi Hasil Bukan Pajak sebesar Rp. 225 milyar. Sumber ini diantaranya berasal dari BPHTB yang sejak tahun 2011 sudah menjadi kewenangan daerah. Sedangkan Dana Alokasi Umum juga masih menjadi penerimaan terbesar, yaitu sekitar Rp. 316 milyar pada tahun 2011 dan memberikan kontribusi sekitar III-1

82 Revisi Indikator RPJMD Kota Batam PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN 37,89% dari penerimaan, walaupun demikian peningkatannya relatif normal, yaitu hampir seimbang dengan pertumbuhan penerimaan. Tabel III-2 Struktur Penerimaan Tahun * 2011 (juta Rp) Struktur (%) Pertumbuhan (%) Pendapatan Asli Daerah 273, Hasil Pajak Daerah 228, Hasil Retribusi Daerah 26, Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan 1, Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah 17, Dana Perimbangan 860, Bagi Hasil Pajak dan Bagi Hasil Bukan Pajak 397, Dana Alokasi Umum 316, Dana Alokasi Khusus 39, Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemda lainnya 107, Lain-lain Pendapatan yang Sah 124, Sumber: APBD, * Data KUA & PPA P-APBD 2011 Secara umum pendapatan daerah yang diperoleh dari PAD dan dana perimbangan, secara substansial adalah berasal dari pajak dan sejenisnya yang ditarik oleh pemerintah (pusat) dan daerah. Bila seluruh pendapatan tersebut dikaitkan dengan kegiatan ekonomi (PDRB) di Kota Batam, maka dapat diperkirakan rasio Pendapatan terhadap PDRB (tax ratio). PDRB dipahami sebagai basis pajak atau basis penerimaan daerah secara langsung maupun tidak langsung. Semakin besar PDRB menunjukkan basis penerimaan/pendapatan yang meningkat pula. Dari tahun , tax ratio Kota Batam berfluktuatif, namun memiliki kecenderungan kuat untuk mengalami peningkatan. Artinya potensi penerimaan daerah relatif tumbuh dengan baik. Namun demikian, pertumbuhan tax ratio ini perlu disikapi dengan hati-hati, karena bila tax ratio terlalu tinggi, maka hal tersebut dapat mengganggu aktivitas ekonomi. III-2

83 Revisi Indikator RPJMD Kota Batam PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN Grafik III-1 Pertumbuhan dan Trend Tax Ratio Kota Batam Belanja Daerah Belanja sejak tahun , secara nominal juga terus mengalami peningkatan. Rata-rata mengalami pertumbuhan belanja daerah sekitar 17,9% per tahun. Belanja daerah tahun 2007 sebesar Rp.894 milyar, meningkat menjadi Rp milyar tahun Proporsi belanja tidak langsung rata-rata dari tahun sebesar 43,6% atau cenderung proporsinya mengalami penurunan dari tahun-tahun sebelumnya. Total belanja tidak langsung pada tahun 2011 adalah sebesar Rp.644 milyar. Belanja langsung dalam arti dialokasikan dalam bentuk kegiatan langsung kepada masyarakat, rata-rata adalah 50,1% dari seluruh belanja, atau senilai Rp.646 milyar pada tahun Nilai belanja langsung ini cenderung mengalami pertumbuhan di atas rata-rata pertumbuhan total belanja, yaitu rata-rata 19,5% atau seimbang dengan pertumbuhan pendapatan kecuali pada tahun Secara umum, struktur belanja ini relatif lebih baik pada tingkat kabupaten/kota, yang pada umumnya proporsi belanja tidak langsungnya lebih besar daripada belanja langsung. Artinya, di Kota Batam relatif tersedia anggaran yang dapat dialokasikan secara langsung untuk kegiatan di masyarakat. III-3

84 Revisi Indikator RPJMD Kota Batam PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN Tabel III-3 Belanja Tahun (juta Rp) * Belanja Tidak Langsung 309, , , , ,327 Belanja Langsung 584, , , , ,997 Total 894, ,021 1,139,072 1,291,092 1,290,324 Sumber: APBD, * KUA-PPA P-APBD 2011 Pada Belanja Tidak Langsung, komponen terbesar adalah untuk belanja pegawai, yaitu mencapai 42,01% dari seluruh belanja, dan pada tahun 2011 mencapai Rp.543 milyar. Tingkat pertumbuhannya sedikit lebih rendah daripada rata-rata pertumbuhan belanja daerah. Hal ini mengindikasikan bahwa biaya tetap untuk belanja pegawai relatif terkendali. Pada Belanja Langsung, komponen terbesar adalah belanja barang dan jasa serta belanja modal. Tabel III-4 Struktur Belanja Tahun * Struktur 2011 (%) Belanja Tidak Langsung 644,327 49,9 Belanja Pegawai 543,219 42,07 Belanja Subsidi 15,712 1,22 Belanja Hibah 73,813 5,72 Belanja Bantuan Sosial 4,126 0,32 Belanja Bagi Hasil Kepada Kelurahan 6,955 0,54 Belanja Tidak Terduga 500 0,04 Belanja Langsung 645, Sumber: APBD, * KUA-PPA P-APBD 2011 Belanja per kapita menunjukkan perkiraan besaran alokasi dana kepada seluruh penduduk. Nilai yang lebih besar mencerminkan bahwa tersedia kapasitas layanan pemerintah yang besar kepada penduduk, secara langsung maupun tidak langsung. Total belanja per kapita pada tahun 2007 adalah sekitar Rp.1,23 juta per orang per tahun dan pada tahun 2011 relatif tetap, yaitu sekitar Rp.1,24 juta per orang pertahun. Pada belanja langsung per kapita, nilainya fluktuatif dan cenderung menurun bila dibandingkan dengan tahun Walaupun demikian, bila dibandingkan dengan ratarata kabupaten/kota di Indonesia, maka belanja per kapita masih lebih tinggi. III-4

85 ( Rp / Kapita ) Revisi Indikator RPJMD Kota Batam PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN Tabel III-5 Belanja per Kapita Tahun * Belanja Tidak Langsung 427, , , , ,456 Belanja Langsung 806, , , , ,256 Sumber: APBD (data diolah), * Angka Perkiraan Secara umum pertumbuhan belanja per kapita di Kota Batam melambat. Penyebabnya adalah pertumbuhan jumlah penduduk yang relatif tinggi. Sebagai akibatnya, walaupun pendapatan pemerintah meningkat cukup tinggi, namun karena pertumbuhan penduduk juga sangat tinggi, maka kapasitas pelayanan per kapitanya juga menurun. Karena itulah maka kecenderungan belanja langsung dan tidak langsung per kapita di Kota Batam cenderung semakin tumbuh namun melambat. Harapan baiknya adalah bahwa trend laju pertumbuhan belanja langsung per kapita lebih tinggi daripada belanja tidak langsung per kapita. Artinya terbuka peluang anggaran lebih besar bagi kegiatan yang menyentuh langsung pada masyarakat. Grafik III-2 Pertumbuhan dan Trend Belanja per Kapita 1,000, , , , , , ,000 Belanja Tidak Langsung 300, ,000 Belanja Langsung 100, III-5

86 Revisi Indikator RPJMD Kota Batam PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN 3.2 KEBIJAKAN PENGELOLAAN KEUANGAN MASA LALU Proporsi Penggunaan Anggaran Penjelasan mengenai proporsi penggunaan anggaran untuk pemenuhan kebutuhan aparatur dapat memberikan pemahaman mengenai kebijakan pengalokasian dana yang menunjang pelayanan langsung kepada masyarakat. Jika proporsi pemenuhan kebutuhan aparatur lebih kecil dibandingkan dengan belanja yang diperuntukan untuk masyarakat (belanja publik), maka hal ini mengindikasikan bahwa kebijakan pengelolaan keuangan daerah difokuskan untuk pembiayaan pembangunan yang berorientasi kepada masyarakat. Gambaran penggunaan anggaran untuk pemenuhan kebutuhan aparatur Kota batam untuk kurun tahun 2008 sampai dengan tahun 2011, dapat dilihat pada tabel berikut: No Tabel III-6 Analisis Proporsi Belanja Pemenuhan Kebutuhan Aparatur Kota Batam Periode Total belanja untuk Total pengeluaran pemenuhan kebutuhan (Belanja) Prosentase Uraian aparatur (Juta Rp) * ) (Juta Rp) (a) (b) (a) / (b) x 100% 1 TA ,02% 2 TA ,22% 3 TA ,98% 4 TA 2011** ,77% Sumber : APBD (kompilasi) Rata-rata 46,25% Ket : * ) belanja untuk pemenuhan kebutuhan aparatur dihitung dari nilai belanja pegawai, baik yang berasal dari pos belanja langsung dan belanja tidak langsung. ** Angka APBD Murni 2011 Dari Tabel di atas, terlihat bahwa belanja untuk pemenuhan kebutuhan aparatur selama periode , rata-rata sebesar 46,25% dari total pengeluaran belanja yang ada. Nilai ini relatif cukup baik, dimana anggaran yang tersedia lebih besar dialokasikan bagi pembangunan yang berorientasi kepada masyarakat. Selama periode ini, terlihat terdapat kecenderungan peningkatan proporsi belanja untuk pemenuhan kebutuhan aparatur. Hal ini perlu dicermati lebih lanjut di masa depan agar dapat menjaga konsistensi dan keberpihakan pengalokasian dana yang menunjang pelayanan langsung kepada masyarakat. Di sisi lain, proporsi penggunaan anggaran belanja per urusan cukup mengalami fluktuasi selama periode Urusan pendidikan pada tahun 2008 memperoleh alokasi sebesar 22,2% dari keseluruhan belanja dan turun cukup drastis di tahun 2009 menjadi 17,5%. Walaupun begitu, pada tahun 2010 alokasi urusan pendidikan meningkat kembali menjadi sebesar 23,9%. Penurunan alokasi III-6

87 Revisi Indikator RPJMD Kota Batam PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN pada urusan pendidikan di tahun 2009, terutama karena fokus alokasi anggaran bergeser ke urusan pekerjaan umum yang meningkat tajam pada tahun yang sama. Grafik III-3 Perkembangan Proporsi Alokasi Belanja Per Urusan yang Dominan % 35% 30% 34.9% Pemerintahan Umum Pendidikan Kesehatan Pekerjaan Umum 30.5% 30.2% 25% 22.2% 23.9% 20% 17.5% 18.4% 17.8% 15% 10% 10.0% 11.5% 11.1% 9.7% 5% Urusan yang paling dominan memperoleh alokasi belanja Kota Batam ialah urusan pemerintahan umum, namun dengan kecenderungan penurunan. Di tahun 2008 alokasi untuk urusan pemerintahan umum sebesar 34,9% dan turun hanya menjadi 30,2% saja di tahun Diharapkan ke depan pengalokasian belanja dapat lebih didorong untuk urusan yang bersentuhan langsung dalam layanan bagi masyarakat. No Tabel III-7 Analisis Proporsi Belanja Per Urusan Kota Batam Periode URUSAN Rp Juta Proporsi (%) Rp Juta Proporsi (%) Rp Juta Proporsi (%) 1 Pendidikan ,2% ,5% ,9% 2 Kesehatan ,0% ,1% ,7% 3 Pekerjaan Umum ,5% ,4% ,8% 4 Perumahan - 0,0% ,5% ,2% 5 Penataan Ruang - 0,0% ,4% ,5% 6 Perencanaan Pembangunan ,0% ,9% ,7% 7 Perhubungan ,9% ,1% ,8% 8 Lingkungan Hidup ,1% ,8% ,2% 9 Pertanahan ,6% ,5% ,5% 10 Kependudukan dan Catatan Sipil ,7% ,3% ,2% 11 Pemberdayaan Perempuan ,4% ,4% ,4% 12 Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera - 0,0% ,1% ,1% 13 Sosial ,2% ,8% ,7% 14 Tenaga Kerja ,7% ,5% ,5% 15 Koperasi dan Usaha Kecil Menengah ,7% ,4% ,6% 16 Penanaman Modal ,5% ,5% ,6% III-7

88 Revisi Indikator RPJMD Kota Batam PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN No URUSAN Rp Juta Proporsi (%) Rp Juta Proporsi (%) Rp Juta Proporsi (%) 17 Kebudayaan - 0,0% ,2% ,4% 18 Pemuda dan Olah Raga ,4% ,9% ,0% 19 Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri ,5% ,7% ,4% 20 Pemerintahan Umum ,9% ,5% ,2% 21 Kepegawaian ,2% ,9% ,7% 22 Pemberdayaan Masyarakat dan Desa - 0,0% ,4% ,2% 23 Statistik - 0,0% 330 0,0% - 0,0% 24 Kearsipan ,3% ,3% - 0,0% 25 Komunikasi dan Informatika ,5% ,4% ,6% 26 Ketahanan Pangan - 0,0% - 0,0% - 0,0% 27 Perpustakaan - 0,0% - 0,0% - 0,0% 28 Pertanian - 0,0% ,4% 790 0,1% 29 Kehutanan - 0,0% 568 0,0% 501 0,0% 30 Energi dan Sumberdaya Mineral - 0,0% 340 0,0% - 0,0% 31 Pariwisata ,2% ,9% ,1% 32 Kelautan dan Perikanan ,1% ,3% ,6% 33 Perdagangan - 0,0% ,1% ,6% 34 Perindustrian ,6% ,5% - 0,0% 35 Transmigrasi - 0,0% - 0,0% - 0,0% Sumber : Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan (DJPK) Kemenkeu (olahan) Analisis Pembiayaan Daerah Berdasarkan nilai belanja dan pendapatan tahun , maka sering kali terjadi defisit anggaran yang ditutup dengan penerimaan pembiayaan. Sumber penerimaan terbesar adalah dari SILPA. Sumbernya bisa terjadi karena beberapa hal, diantaranya ketidakpastian aliran penerimaan dari pusat dan atau selisih perencanaan anggaran yang terlalu besar. Namun seiring waktu SILPA mulai menurun, yang menunjukkan proses yang semakin baik dalam penganggaran. Penerimaan lain yang cukup meningkat adalah pinjaman daerah dan obligasi daerah yang sudah direncanakan sejak tahun 2010 dan 2011, namun pada tahun 2010 hal ini tidak direalisasikan. III-8

89 Revisi Indikator RPJMD Kota Batam PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN Tabel III-8 Struktur Pembiayaan Tahun (juta Rp) * Penerimaan Pembiayaan 118, , ,734 35,451 Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Daerah Tahun Sebelumnya 101, , ,681 6,182 Penerimaan Pinjaman Daerah dan Obligasi Daerah 46,853 27,669 Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman ,200 1,600 Penerimaan Piutang Daerah 17,117 Pengeluaran Pembiayaan 1,000 2,000 2,924 3,000 Sumber: APBD. * KUA-PPA P-APBD KERANGKA KEUANGAN DAERAH Pendapatan Daerah Berdasarkan kecenderungan pertumbuhan ekonomi dan inflasi, maka dapat diperkirakan perkembangan pendapatan tahun Estimasi ini juga memperhitungkan kecenderungan tax ratio pada tahun yang sama. Memperhatikan kecenderungan pertumbuhan ekonomi tinggi dan tax ratio yang juga tinggi, maka perkiraan optimis pendapatan tahun 2012 adalah sekitar Rp. 1,42 trilyun dan pada tahun 2016 menjadi sekitar Rp.2,55 trilyun. Namun bila ternyata kondisi ekonomi tidak setinggi yang diperkirakan, maka pada tahun 2012 pendapatan hanya sekitar Rp.1,31 trilyun dan Rp. 1,52 trilyun pada tahun Tabel III-9 Estimasi Pendapatan Tahun (juta Rp) 2011* APBD 1,293,324 Optimis 1,422,656 1,600,488 1,840,562 2,162,660 2,551,939 Normal 1,345,057 1,412,310 1,500,579 1,598,117 1,709,985 Pesimis 1,319,190 1,352,170 1,392,735 1,448,445 1,520,867 Sumber: APBD dan hasil pengolahan, * KUA & PPA P-APBD 2011 III-9

90 ( Juta Rupiah ) Revisi Indikator RPJMD Kota Batam PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN Grafik III-4 Estimasi Pertumbuhan Pendapatan 3,500,000 3,000,000 2,500,000 APBD Optimis Normal Pesimis 2,000,000 1,500,000 1,000, , Belanja Daerah Dalam mengestimasi persentase struktur belanja daerah, maka komponen dan kencenderungan belanja yang relatif dapat diprediksi dengan baik dijadikan sebagai standar. Dalam hal ini yang dapat dijadikan standar adalah belanja tidak langsung, karena belanja tidak langsung cenderung progresif maupun normal. Tabel III-10 Estimasi Belanja (juta Rp) BELANJA Dana % Dana % Dana % Dana % Dana % Optimis 1,422,656 1,600,488 1,840,562 2,162,660 2,551,939 Tidak langsung 633, , , , , Langsung 788, , ,147, ,440, ,803, Normal 1,345,057 1,412,310 1,500,579 1,598,117 1,709,985 Tidak langsung 633, , , , , Langsung 711, , , , , Pesimis 1,319,190 1,352,170 1,392,735 1,448,445 1,520,867 Tidak langsung 633, , , , , Langsung 685, , , , , Berdasarkan hal tersebut diatas, maka belanja tidak langsung sebaiknya dijaga pada skala normal, yaitu pada tahun 2012 sekitar Rp.633 milyar dan tahun 2016 sekitar III-10

91 ( Juta Rupiah ) Revisi Indikator RPJMD Kota Batam PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN Rp.748 milyar. Memperhatikan kondisi tingkat belanja seperti ini, maka belanja langsung cenderung meningkat sangat besar. Artinya kapasitas pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat secara langsung relatif sangat besar. Namun demikian apabila kecenderungan belanja tidak langsungnya tinggi, maka nilainya pada tahun 2016 akan relatif sama dengan belanja tidak langsung. Memperkirakan estimasi persentase struktur belanja dengan menggunakan standar belanja tidak langsung, sebenarnya masih sangat dipengaruhi oleh ketentuan peraturan yang dibuat oleh Pemerintah Pusat terutama Kementerian Dalam Negeri dalam menerbitkan Permendagri tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang disusun setiap tahunnya, dimana dalam peraturan tersebut posting komponen belanja telah ditetapkan untuk diakomodir didalam APBD. Sehingga kondisi ini dapat ikut mempengaruhi posisi persentase struktur belanja langsung dengan tidak langsung dalam APBD. Hal ini sangat dirasakan nantinya apabila penerimaan pendapatan dalam APBD yang tersedia sebagian besar digunakan untuk belanja yang sudah diarahkan peruntukannya antara lain seperti belanja pegawai yang sudah ditetapkan menurut ketentuan yang berlaku. Grafik III-5 Estimasi Pertumbuhan Belanja 1,200,000 1,000, , , , ,000 Belanja Tidak Langsung Belanja Langsung III-11

92 Revisi Indikator RPJMD Kota Batam ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS 4.1 PERMASALAHAN DAN POTENSI KOTA BATAM Kompilasi permasalahan dan potensi strategis merupakan suatu kumpulan yang dapat dikelompokkan ke dalam kondisi statis dan dinamis yang akan mempengaruhi kehidupan dan perkembangan di Kota Batam dalam jangka menengah dan panjang. Beberapa permasalahan dan potensi tersebut antara lain. 1. Letak Kota Batam secara geografis sangat strategis karena berada di jalur pelayaran internasional. Singapura dan Malaysia yang berada di sebelah utara Kota Batam sangat terkait dengan posisi tersebut. Posisi ini menjadi unik bagi Kota Batam yang membedakan dengan daerah lain di Indonesia. Kota Batam beriklim relatif panas, berbukit dan memiliki cadangan air baku yang cukup baik. Ancaman bencana relatif rendah. Umumnya berupa banjir, longsor, abrasi dan sebagian ada sesar di Pulau Rempang, Pulau Galang, dan Pulau Galang Baru. Sekitar 45,6% dari luas wilayah Kota Batam adalah berupa kawasan lindung. 2. Kota Batam yang berpulau-pulau merupakan tantangan tersendiri bagi upaya peningkatan aksesibilitas antar wilayah dalam hal pelayanan pemerintah dan juga pergerakan penduduk. 3. Secara nasional, Kota Batam memiliki posisi strategis, yaitu sebagai Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas atau sebagai Free Trade Zone yang dikelola secara Khusus. Untuk mendukung itu, suatu sistem pelabuhan bebas berskala pelayanan nasional dan internasional dengan dermaga outlet di Pelabuhan Batu Ampar dan Pelabuhan Kabil akan ditingkatkan hirarkinya menjadi pelabuhan internasional hub (hub international port). Dengan posisi ini pada dasarnya keberadaan Kota Batam sangat penting secara nasional. Pengelola Kawasan (otorita) menjadi potensi kemitraan penting dalam pembangunan Kota Batam di masa yang akan datang. IV-1

93 Revisi Indikator RPJMD Kota Batam ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS 4. Pertumbuhan penduduk Kota Batam sangat tinggi dan terdiri multi etnis, diantaranya adalah dorongan migrasi masuk. Namun demikian sebaran penduduk kurang merata dan terpusat di Pulau Batam. Pertumbuhan seperti ini akan mendorong peningkatan kebutuhan perumahan dan permukiman serta potensi ancaman meningkatkan permukiman kumuh di Kota Batam, terutama di wilayah yang pada penduduknya. Situasi ini dapat mengarah pada pertumbuhan Kota yang tidak terkendali. 5. Dalam beberapa tahun terakhir, pertumbuhan ekonomi mengalami perlambatan. Kegiatan ekonomi dominan di Kota Batam adalah sektor industri pengolahan (60%).Kegiatan sektor ini umumnya berada di area khusus [bukan industri rakyat kebanyakan] dan bersifat ekslusif. Hasil industri pengolahan umumnya dipasarkan di luar Kota Batam. Proporsi sektor industri ini cenderung mengalami penurunan. Sektor perdagangan, hotel dan restoran cenerung memberikan kontribusi semakin meningkat. 6. Tingkat inflasi di Kota Batam relatif lebih rendah jika dibandingkan dengan tingkat inflasi Kota Pekanbaru dan Nasional. PDRB per kapita Kota Batam sangat besar bila dibandingkan dengan Provinsi Kepri dan Nasional, yang mengindikasikan tingkat pendapatan yang lebih tinggi. 7. Kondisi infrastruktur jalan di Kota Batam hingga tahun 2009 sekitar 84% telah diaspal. Terus dilakukan perbaikan setiap tahun, hingga tahun 2009, jalan dalam kondisi baik telah mencapai 78,1%. 8. Lalu lintas barang penumpang sangat penting bagi perekonomian dan kehidupan di Kota Batam. Penumpang pelabuhan domestik dan internasional berfluktuasi, namun sedikit mengalami penurunan. Jumlah lalu lintas kapal barang di pelabuhan domestik menurun namun di pelabuhan internasional meningkat pada tahun Penumpang angkutan udara cenderung mengalami peningkatan pesat dalam 10 tahun terakhir, yaitu mencapai 6 kali lipat. IV-2

94 Revisi Indikator RPJMD Kota Batam ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS 9. Penyediaan ketenagalistrikan di Kota Batam dikelola oleh PT. PLN Batam untuk wilayah Pulau Batam. Sedangkan untuk wilayah pulau-pulau lainnya seperti di Belakang Padang, Pulau Terong, Pulau Pecung, Pulau Buluh, Pulau Kasu, Pulau Karas, Pulau Sembulang dan Pulau Abang penyediaan ketenagakelistrikan dikelola PT. PLN. Cabang Tanjung Pinang. Sumber tenaga listrik pada umumnya adalah PLTD, yang berbiaya operasi relatif mahal dan sangat bergantung pada BBM. Pada kapasitas sekarang, di masa depan masih sangat dibutuhkan ketersediaan listriknya. 10. Kerusakan kawasan tangkapan air (catchment area) sebagai akibat perubahan fungsi kawasan hutan konservasi/lindung menjadi kawasan budidaya, rusaknya kawasan hijau (green area), pencemaran lingkungan akibat limbah industri dan usaha hotel, terjadinya perambahan dan pembakaran hutan, serta kerusakan lingkungan akibat penambangan illegal. Menurunnya habitat hutan mangrove yang mengakibatkan berkurangnya daerah asuhan (nursery ground), tempat mencari makan (feeding ground), dan daerah pemijahan (spawning ground) bagi berbagai biota. Buangan limbah industri dan limbah domestik secara langsung atau sembarangan ke media lingkungan juga telah mengakibatkan musnahnya atau menurunnya biota pesisir dan laut/perairan. 11. Batam menjadi salah satu pintu masuk wisatawan ke Indonesia. Pengunjung terbesar adalah dari Singapura dan Malaysia. Wisata alam dapat menjadi daya tarik Kota Batam, karena Singapura relatif memiliki wisata alam yang memadahi. Pengelolaan obyek wisata yang baik dapat akan mendorong keterkaitan yang kuat dengan ekonomi riil lainnya di Kota Batam. 12. Tingkat kesejahteraan penduduk tertinggi di Provinsi Kepulauan Riau dan lebih tinggi daripada Nasional. Persentase penduduk miskin relatif lebih rendah daripada Provinsi Kepulauan Riau dan Nasional. Kelompok masyarakat berpendapatan rendah ini perlu mendapat perhatian khusus dari Pemerintah Kota Batam. Pada tingkat kesejahteraan yang lebih tinggi, pada umumnya kebutuhan untuk aktualisasi diri akan lebih muncul. IV-3

95 Revisi Indikator RPJMD Kota Batam ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS 13. Kapasitas keuangan relatif baik bila dibandingkan dengan kabupaten/kota lain di Indonesia. Potensi pendapatannya juga cenderung meningkat. Belanja langsung proporsinya besar. Berobat ke puskesmas, pendidikan dan KTP gratis merupakan pelayanan langsung bagi seluruh lapisan masyarakat di Kota Batam. 4.2 BATAM SEBAGAI KAWASAN PERDAGANGAN BEBAS DAN PELABUHAN BEBAS (K-PBPB) Dasar Hukum Untuk lebih memaksimalkan pelaksanaan pengembangan serta menjamin kegiatan usaha di bidang perekonomian di Kota Batam, maka Kota Batam telah ditetapkan sebagai Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam berdasarkan peraturan perundangan sebagai berikut : a. PP Nomor 46 Tahun 2007 Tentang Kawasan Perdagangan Bebas Dan Pelabuhan Bebas Batam, b. PP Nomor 5 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2007 tentang Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam, c. PP Nomor 6 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Keuangan Pada Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam. d. Keppres Nomor 09 Tahun 2008 Tentang Dewan Kawasan PBPB Batam, e. Peraturan Dewan Kawasan Nomor 03 Tahun 2008 Tentang Badan Pengusahaan Kawasan PBPB Batam Wilayah Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam Berdasarkan PP Nomor 46 Tahun 2007 Tentang Kawasan Perdagangan Bebas Dan Pelabuhan Bebas Batam, ditetapkan lokasi kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam meliputi Pulau Batam, Pulau Tonton, Pulau Setokok, Pulau Nipah, Pulau Rempang, Pulau Galang dan Pulau Galang Baru. IV-4

96 Revisi Indikator RPJMD Kota Batam ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS Dengan semakin meningkatnya kegiatan usaha dan dengan memperhatikan terbatasnya kemampuan serta daya dukung yang tersedia di kawasan PBPB Batam, maka lokasi kawasan PBPB Batam sebagai mana tersebut diatas diperluas lagi dengan Pulau Janda Berias dan gugusannya, hal ini berdasarkan PP Nomor 5 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2007 tentang Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam Kerangka Kerjasama Penyelenggaraan Pembangunan Batam sebagai Kawasan Perdagangan Bebas Pelabuhan Bebas (K- PBPB). Dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Kota Batam sebagai kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas, maka dalam kerjasama penyelenggaraannya, dipandang perlu untuk memperhatikan dan menindaklanjuti halhal sebagai berikut : 1. Optimalisasi kedudukan Walikota Batam sebagai Wakil Ketua Dewan Kawasan dalam koordinasi, pelaksanaan dan pengawasan penyelenggaraan pembangunan Batam sebagai Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas. 2. Meningkatkan koordinasi antara dan Badan Pengusahaan Batam dengan mempertimbangkan aspek pelaksanaan Otonomi Daerah dan peningkatan daya saing daerah dalam rangka menjamin integrasi dan harmonisasi pelaksanaan pembangunan yang diselenggarakan oleh Pemko Batam dan Badan Pengusahaan Batam dengan mempedomani RTRW Kota Batam dan RPJMD Kota Batam. 3. Menindaklanjuti semua Nota Kesepakatan yang sudah dibuat oleh Pemerintah Kota Batam dan Badan Pengusahaan Batam serta hasil Rapat Koordinasi yang diselenggarakan oleh DPRD Kota Batam bersama dan BP Batam atau masih Otorita Batam dalam menyikapi penyelenggaraan pembangunan di Kota Batam sebagai Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas. IV-5

97 Revisi Indikator RPJMD Kota Batam ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS 4. Komitmen bersama dalam sharing Pendapatan dari hasil UWTO di kawasan Rempang dan Galang, reklamasi pantai, air baku serta dukungan pelaksanaan donasi sumbangan pihak ketiga dari pelabuhan ferry Internasional dan Domestik serta Bandar Udara. Dalam pelaksanaanya harus selalu mempedomani peraturan perundang-undangan yang berlaku. 5. Menuntaskan permasalahan lahan terutama penyelesaian lahan yang berfungsi sebagai kepentingan umum seperti Daerah Milik Jalan, Fasilitas Umum dan Fasilitas Sosial yang menjadi urusan, lahan kampung tua dan penyediaan lahan untuk kepentingan Pemerintah dalam rangka peningkatan pelayanan publik. 6. Percepatan pengalihan aset Otorita Batam/BP Batam kepada Pemerintah Kota Batam untuk pelayanan publik antara lain sarana dan prasarana pemadam kebakaran, TPA Telaga Punggur, Pasar Induk, Masjid Agung Kota Batam, Bumi Perkemahan, Sarana Perkantoran, Sarana Olahraga dan sarana umum lainnya. 7. Komitmen bersama untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Batam secara keseluruhan dalam arti tidak hanya di wilayah Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas saja, tetapi juga di wilayah Non Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam sehingga implementasinya bermanfaat bagi seluruh masyarakat Kota Batam dan tidak memperlebar kesenjangan antara kawasan Mainland dan Hinterland. 8. Dalam rangka menjamin ketersediaan tenaga listrik di Kota Batam untuk kebutuhan masyarakat dan dunia usaha, perlu dilakukan pembinaan, pengawasan terhadap pelayanan kelistrikan dan peningkatan ketersediaan tenaga listrik kedepan melalui keterlibatan Pemerintah Daerah dan Swasta. 9. Peningkatan ketersediaan air bersih untuk penduduk wilayah di Pulau Batam melalui PT.ATB dan ketersediaan air bersih di Luar Pulau Batam melalui pelibatan, BP Batam dan PT.ATB Batam serta pemikiran Pemerintah Kota Batam untuk menangani masalah air bersih. IV-6

98 Revisi Indikator RPJMD Kota Batam ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS 10. Peningkatan kerjasama dan BP Batam serta Pemerintah Pusat dalam penanganan Rumah Bermasalah (Ruli) dilakukan melalui penertiban dengan diberikan solusi berupa penyediaan lahan untuk pembangunan Rusunawa dan Rusunami. 11. Penyelenggaraan Pelayanan Perijinan Satu Pintu tetap diselenggarakan di Gedung Sumatera Promotion Center (SPC) dengan dilakukan penguatan di bidang IT, ketersediaan Sumber Daya Manusia (SDM) dan Standar Pelayanan Minimum (SPM). 12. Dalam penanganan permasalahan Ketenagakerjaan di Kota Batam harus dilakukan dengan peningkatan kualitas ketenagakerjaan melalui mengoptimalkan peran Balai Latihan Kerja (BLK) yang sudah ada, memperhatikan kesejahteraan Tenaga Kerja melalui lembaga Tripartit, mempertimbangkan kedepan program pendidikan Link and Match dengan kebutuhan pasar kerja dan peningkatan jumlah tenaga pengawas ketenagakerjaan di. Untuk menjamin konsistensi penanganan dibidang ketenagakerjaan diperlukan regulasi berdasarkan kondisi daerah melalui pembuatan peraturan daerah. 4.3 PERUMUSAN ISU STRATEGIS Isu strategis dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kota Batam tahun ini disusun berdasarkan kompilasi permasalahan dan potensi strategisnya yang berasal dari analisis situasi dan kondisi serta keuangan Pemerintah Kota. Dari sejumlah permasalahan dan potensi tersebut, kemudian diangkat sebagai isu strategis dengan kriteria berikut ini; Cakupan masalah yang luas Memiliki kecenderungan ancaman di masa datang. Merupakan basis keunggulan atau potensi lokal. Memberikan daya dorong dan daya sinergis terhadap penyelesaian sejumlah permasalahan. Memerlukan upaya penanganan yang konsisten dari waktu ke waktu. IV-7

99 Revisi Indikator RPJMD Kota Batam ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS ISU STRATEGIS KOTA BATAM Berdasarkan permasalahan dan potensi strategis serta kriteria, maka isu strategis Kota Batam dipilih hal-hal yang dapat ditangani dan atau menjadi landasan penting pembangunan jangka menengah masa RPJMD tahun Isu strategis yang berjangka panjang dan mendasar, secara bertahap menjadi masukan bagi rencana pembangunan jangka panjang. Adapun isu strategis yang patut di angkat dalam RPJMD ini dan perlu disiapkan landasan-landasannya untuk tahap berikutnya adalah perlunya; 1. Di bidang infrastruktur dasar a. Penyediaan pelayanan infrastruktur kota yang prima b. Peningkatan aksesibilitas antar wilayah di Kota Batam 2. Di bidang lingkungan hidup a. Peningkatan kualitas dan pencegahan degradasi lingkungan hidup kota b. Pengendalian perusakan dan pencemaran lingkungan hidup 3. Di bidang perekonomian a. Peningkatan kegiatan ekonomi rakyat dan meningkatkan keterkaitannya dengan aktivitas industri yang berkembang b. Peningkatan kemitraan atau kerjasama dengan Pengelola Kawasan Batam 4. Di bidang Sosial a. Pengendalian laju pertumbuhan penduduk b. Meminimalisir ekses negative dari pelaksanaan pembangunan 5. Di bidang birokrasi a. Optimalisasi manajemen pemerintahan kota Isu strategis tersebut secara fungsional saling berhubungan satu dengan yang lainnya, sehingga upaya penanganan satu isu strategis dapat mendukung atau berdampak positif bagi upaya penanganan isu strategis lainnya IV-8

100 Revisi Indikator RPJMD Kota Batam VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1 VISI Visi adalah preferensi dan pendekatan dalam hal menyelenggarakan kepemerintahan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Visi Pembangunan Kota Batam Tahun : Terwujudnya Kota Batam sebagai Bandar Dunia Madani yang Modern dan Menjadi Andalan Pusat Pertumbuhan Perekonomian Nasional Visi di atas mendudukkan masyarakat Kota Batam sebagai subyek pembangunan dengan tujuan kesejahteraan bangsa, termasuk segenap lapisan masyarakat Kota Batam. Upaya tersebut adalah adalah menjadi tugas aparatur. Di bawah kepemimpinan Walikota, peningkatan kualitas dan kesejahteraan hidup masyarakat akan diselenggarakan melalui pemerintahan yang baik dan bersih, serta berpegang pada prinsip-prinsip pemerintah yang dijalankan secara profesional, akuntabel, dan transparan yang mengedepankan partisipasi masyarakat. Kota Batam terletak di lokasi yang strategis dalam lingkup regional yaitu sebagai salah satu gerbang di wilayah Propinsi Kepulauan Riau dan lingkup internasional karena lokasinya yang berada di perbatasan dan relatif dekat dengan beberapa negara tetangga. Faktor georafis tersebut telah mendorong Kota Batam sebagai pusat pertumbuhan ekonomi sekaligus sebagai pusat kegiatan transit barang (perdagangan) dan penumpang. Fungsi tersebut ditunjang oleh keberadaan sarana dan prasarana infrastruktur yang memadai untuk melayani pelayaran antar wilayah dan antar pulau, beberapa pelabuhan (komoditi) khusus lainnya, serta bandar udara Hang Nadim yang melayani penerbangan lokal ke beberapa kota besar di Indonesia (dan bahkan internasional). Dinamika arus barang dan penumpang yang cukup tinggi menjadikan Kota Batam diarahkan agar berdampak pada peningkatan aktivitas perdagangan dan aktifitas warga masyarakat di Kota Batam. Terwujudnya Batam sebagai Bandar Modern Dunia yang Madani dan menjadi Pusat Pertumbuhan Andalan Perekonomian Nasional memberikan pemahaman sebagai berikut: a. Kota Batam sebagai Kota yang akan berkembang pesat di masa mendatang, yaitu Kota yang dapat disejajarkan dengan kota besar lainnya. Letak strategis maupun daya dukung adalah salah satu alternatif penetapan Kota Batam sebagai Bandar dunia. V-1

101 Revisi Indikator RPJMD Kota Batam VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN b. Bandar dunia dalam makna mengarahkan pengembangan dan pembangunan Kota Batam sebagai kota industri, perdagangan, pariwisata dan alih kapal yang kompetitif dan dinamis di kawasan regional Asia Tenggara, serta atraktif bagi pelaku bisnis dalam dan luar negeri. Dalam jangka panjang, Kota Batam diupayakan menjadi suatu kota jasa yang menjadi "center of excellent", dengan melakukan pendalaman pada fungsi-fungsi yang sudah ada yang ramah lingkungan dengan sentuhan teknologi yang terus berkembang. c. Madani adalah tatanan masyarakat yang sopan santun, disiplin dan beradab serta berbudaya tinggi (civilized). Tatanan masyarakat terwujud dalam sopan santun dan beradab dalam mencari jalan keluar melalui musyawarah dalam menghadapi berbagai permasalahan. d. Sebagai salah satu pusat pertumbuhan nasional, diharapkan Kota Batam akan memiliki masyarakat yang sejahtera kehidupannya, sumber daya manusia dan generasi muda yang cerdas dan sehat, berbudaya, agamis, berakhlak mulia yang mampu menghadapi kemajuan zaman dan era globalisasi. 5.2 MISI Misi adalah deskripsi rumpun tujuan yang dijabarkan dari makna visi yang ingin dicapai dan terukur untuk masa depan. Namun misi dapat dikaji ulang secara berkala disesuaikan dengan dinamika. Untuk tahun , dirumuskan 5 (lima) pernyataan misi sebagai berikut: 1. Mensukseskan misi pemerintah untuk mengembangkan Kota Batam sebagai Bandar Modern berskala internasional sebagai kawasan investasi dilengkapi dengan fasilitas pusat perdagangan, kawasan industri besar, menengah kecil, koperasi, usaha rumah tangga, industri pariwisata, pusat perbelanjaan dan kuliner, hiburan, pengelolaan sumberdaya kelautan melalui kerjasama dengan Pengelola Kawasan dan pemangku kepentingan pembangunan lainnya. 2. Mengembangkan sistem pendukung strategis penataan ruang terpadu meliputi komponen fasilitas sarana dan prasarana sistem transportasi darat laut dan udara yang memadai, sistem telekomunikasi dan teknologi informasi (ICT) modern dan prima, ekosistem hutan kota, penataan lingkungan kota yang bersih, sehat, aman, nyaman dan lestari. 3. Meningkatkan pelayanan prima dalam hal pendidikan, kesehatan, perumahan yang layak dan terjangkau, ketenagakerjaan, sosial budaya, fasilitasi keimanan dan ketaqwaan, kepemudaan dan olahraga agar kualitas hidup manusia dan V-2

102 Revisi Indikator RPJMD Kota Batam VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN kecerdasan seluruh lapisan masyarakat meningkat serta pengentasan kemiskinan. 4. Menumbuhsuburkan kehidupan harmonis dan berbudi pekerti atas dasar nilai multi etnis, multi kultur, multi agama dan melestarikan nilai-nilai seni budaya melayu, kearifan lokal dan memelihara kelestarian lingkungan hidup. 5. Mewujudkan pelaksanaan pemerintahan yang baik, bersih dan berwibawa. 5.3 TUJUAN DAN SASARAN Selanjutnya misi dijabarkan ke dalam tujuan. Tujuan adalah hal yang hendak dicapai secara spesifik dalam waktu 5 tahun dan terukur, yang dituangkan dalam sasaransasaran atau target absolut atau relatif dalam bentuk kuantitatifnya yang hendak dicapai dalam waktu 5 tahun. Berikut ini diuraikan tujuan dan sasaran rencana pembangunan Kota Batam selama tahun , yang merupakan penjabaran dari Misi yang telah ditetapkan. MISI-1 : Mensukseskan misi pemerintah untuk mengembangkan Kota Batam sebagai Bandar Modern berskala internasional sebagai kawasan investasi dilengkapi dengan fasilitas pusat perdagangan, kawasan industri besar, menengah kecil, koperasi, usaha rumah tangga, industri pariwisata, pusat perbelanjaan dan kuliner, hiburan, pengelolaan sumberdaya kelautan melalui kerjasama dengan pengelola kawasan dan pemangku kepentingan pembangunan lainnya. Tujuan-1 : Menjalin kerjasama pelaksanaan dan pemantauan program dengan Pengelola Kawasan dan pemangku kepentintan pembangunan lainnya dalam merealisasi upaya pengembangan bandar modern berskala internasional sebagai kawasan investasi Sasaran : 1 Tercapai kesepakatan program bersama yang saling memberikan manfaat untuk tahun Memfasilitasi standar perijinan pada kawasan-kawasan binaan Pengelola Kawasan. 3 Sinkronisasi dan harmonisasi program-program CSR dari pemangku kepentingan untuk pembangunan Kota Batam. Tujuan-2 : Menciptakan Iklim investasi yang kondusif V-3

103 Revisi Indikator RPJMD Kota Batam VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN Sasaran : 1 Memberikan informasi yang handal dan terbarukan bagi investasi di Kota Batam 2 Memberikan kepastian dukungan berinvestasi Tujuan-3 : Memfasilitasi pengembangan kawasan industri Sasaran : Meningkat dan berkembangnya kawasan industri baru berskala internasional dengan kelengkapan sarana dan prasarana industry Tujuan-4 : Memfasilitasi tumbuhkembang pusat perdagangan modern dan internasional Sasaran : 1 Mempersiapkan lahan kawasan untuk pembangunan pusat perniagaan dan transaksi 2 3 Meningkat dan berkembangnya jasa dan perdagangan secara optimal dengan putaran transaksi rata-rata bulanan tertentu. Meningkatkan keterkaitan aktivitas antara distribusi dan logistik Tujuan-5 : Memfasilitasi berfungsinya Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK) Kota Batam, Unit Pelayanan Terpadu Kemetrologian dan Dewan Kerajinan Daerah (DEKRANASDA) kota Batam Sasaran : 1 Berdirinya dan optimalisasi kerja unit-unit layanan konsumen Kota Batam seperti BPSK, UPT Kemetrologian serta Dekranasda. Tujuan-6 Meningkatkan fasilitasi pengelolaan sumberdaya Kelautan, perikanan, pertanian, peternakan dan kehutanan Sasaran : 1 Menumbuhkembangkan perikanan dan mengelola wilayah pesisir berbasis konservasi 2 Fasilitasi pembangunan pasar dan pusat transaksi perikanan laut internasional dengan pola swasta V-4

104 Revisi Indikator RPJMD Kota Batam VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN Mengembangkan usaha pertanian dan peternakan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan kesehatan lingkungan serta terjaminnya mutu pangan melalui peningkatan teknologi dan SDM pertanian dan peternakan Meningkatkan penataan pengembangan serta pengawasan dan perlindungan hutan Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat nelayan dan pengelolaan sumberdaya kelautan, pesisir dan pulau pulau kecil Tujuan-7 Menumbuhkembangkan UKM dan koperasi yang profesional Sasaran : 1 2 Mendorong berdirinya fasilitas dan akses untuk usaha kecil non pemerintah untuk pedagang Meningkatnya kuantitas dan kualitas UKM 3 Mendorong berkembangnya jumlah koperasi berbagi jenis usaha termasuk koperasi yang bergerak disektor pertanian 4 Meminimalisir / meniadakan pedagang kaki lima dengan menyediakan kawasan usaha dagang kecil di kawasan yang mendukung. 5 Memfasilitasi dan mempermudah upaya masyarakat untuk mengakses KUR pada industri dan pedagang mikro, kecil dan menengah. Tujuan-8 Mengembangkan zona pariwisata alam, pusat belanja dan kuliner Sasaran : 1 Mendorong berdirinya pusat kuliner rakyat nasional maupun kuliner mancanegara dengan pola zoning ekslusif dengan tersedianya bahnbahan pertanian lokal 2 Mendorong berdirinya pusat retail kerajinan, fashion modern dan tradisional, elektronik skala internasional. 3 Memfalitasi berdirinya 1 pusat batik ASEAN yang telah dicanangkan pemerintah dalam ASEAN summit Pengembangan zona pariwisata alam Tujuan-9 : Mengembangkan ekosistem wilayah pesisir dan hutan kota Batam yang berkelanjutan dan meningkatkan kenyamanan bermukim dan berusaha V-5

105 Revisi Indikator RPJMD Kota Batam VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN Sasaran : 1 Meningkatnya pengelolaan sumberdaya pesisir dan kehutanan yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. MISI-2 : Mengembangkan sistem pendukung strategis penataan ruang terpadu meliputi komponen fasilitas sarana dan prasarana sistem transportasi darat laut dan udara yang memadai, sistem telekomunikasi dan teknologi informasi (ICT) modern dan prima, ekosistem hutan kota, penataan lingkungan kota yang bersih, sehat, aman, nyaman dan lestari. Tujuan-1 : Mewujudkan penataan ruang yang dinamis antisipatif Sasaran : 1 Terwujud perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian penataan ruang secara terpadu, baik di wilayah darat maupun wilayah laut; Tujuan-2 : Mengembangkan sistem manajemen pertanahan di Kota Batam yang terpadu. Sasaran : 1 Terwujudnya tatakelola pertanahan dan land banking yang optimal 2 Tersedianya lahan untuk fasum dan fasos pemerintah dalam peningkatan pelayanan publik 3 Terwujudnya digitalisasi manajemen pertanahan Kota Batam Tujuan-3 : Meningkatkan fasilitas sarana dan prasarana serta pelayanan transportasi darat laut dan udara Sasaran : 1 Meningkatnya kualitas dan kuantitas infrastruktur dasar, serta utilitas di wilayah perkotaan dan hinterland; 2 Meningkatnya sistem transportasi dan perhubungan secara optimal 3 Terbentuk dan efektifnya operasional UPTD Perparkiran Tujuan-4 : Meningkatkan sistem teknologi komunikasi dan informasi (ICT) yang terpadu V-6

106 Revisi Indikator RPJMD Kota Batam VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN Sasaran : 1 Meningkatnya Teknologi Komunikasi dan Informasi yang adaptif, aplikatif dan terpadu dalam pembangunan. Tujuan-5 : Penerapan keterbukaan informasi publik 1 Terbangunnya kerjasama dengan stasiun radio dan TV untuk pengelolaan kota 2 Terwujudnya kerjasama dengan media cetak lokal untuk keluhan pelayanan publik (rubrik Walikota menjawab) Tujuan-6 : Menyelenggarakan (membangun, mengoperasionalkan dan merawat) sistem sarana prasarana utilitas kota yang prima Sasaran : 1 Terwujudnya penataan lingkungan perkotaan yang bersih, hijau, indah dan nyaman. 2 Penyelenggaraan sistem drainase yang baik. 3 Pengurangan genangan air di pusat kota 4 Penyelenggaraan sistem penyediaan air minum memenuhi 80% cakupan layanan 5 Fasilitasi pihak pengelolaan sumber energi listrik dan alternatif lain 6 Tersedianya rencana umum kelistrikan daerah (RUKD) MISI -3 : Meningkatkan pelayanan prima dalam hal pendidikan, kesehatan, perumahan yang layak dan terjangkau, ketenagakerjaan, sosial budaya, sarana ibadah, kepemudaan dan olahraga agar kualitas hidup manusia dan kecerdasan seluruh lapisan masyarakat meningkat serta pengentasan kemiskinan. Tujuan-1 : Menambah jumlah sarana dan prasarana serta mutu tenaga pendidikan Sasaran : V-7

107 Revisi Indikator RPJMD Kota Batam VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 1 Meningkatkan daya tampung PAUD/TK dan alat bermain/alat peraga 2 Meningkatkan daya tampung SD, SMP dan SMA 3 Meningkatkan kualitas pendidikan dasar dan menengah 4 Mendorong tumbuhnya pedidikan ketrampilan non formal Meningkatkan kompetensi tenaga pendidik dan kependidikan Menambah tenaga pengajar tingkat dasar dan menengah Mendorong tumbuh kembangnya perpustakaan daerah, dan perpustakaan keliling serta Taman Baca Meningkatkan pendidikan berkarakter dan berakhlak mulia Meningkatkan pendidikan non formal dan layanan khusus 10 Beroperasinya pendidikan tinggi yang memiliki keterkaitan kuat dengan dunia usaha dan meningkatkan profesionalitas SDM Tujuan-2 : Meningkatkan pelayanan ketenagakerjaan secara luas bagi masyarakat Sasaran : Tersedianya lapangan kerja baru Berkurangnya kecelakaan kerja Terciptanya hubungan industrial dan fasilitasi pekerja yang baik 4 Tersedianya regulasi daerah dibidang ketenagakerjaan Tujuan-3 : Meningkatkan penyediaan hunian yang layak dan terjangkau terutama bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) dengan peningkatan kualitas lingkungan hunian serta pengentasan kemiskinan Sasaran : 1 Meningkatnya hunian yang layak dan terjangkau, terutama bagi MBR 2 Mendorong dunia usaha menyediakan hunian bagi pekerjanya 3 Menurunkan luasan daerah kumuh 4 Mendorong penyediaan rumah bagi PNS dan pemberi layanan di daerah terpencil. V-8

108 Revisi Indikator RPJMD Kota Batam VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5 Percepatan penanggulangan kemiskinan daerah Tujuan-4 : Meningkatkan jumlah sarana pelayanan kesehatan dan kualitas pelayanan medis pemerintah maupun swasta Sasaran : Menambah kapasitas dan layanan puskesmas Menambah sarana kesehatan pemerintah Pelayanan kesehatan gratis yang selektif dengan pembatasan khusus 4 Meningkatkan layanan rumah sakit pemerintah 5 Mewujudkan RSUD sebagai Rumah Sakit Provider 6 Menambah jumlah dokter Peningkatan sediaan obat dan alat kesehatan Menambah jumlah puskesmas Pemerataan penempatan SDM Kesehatan 10 Meningkatnya kualitas hidup melalui perilaku hidup bersih dan sehat; 11 Mendorong berdirinya rumah sakit non pemerintah 12 Meningkatnya kualitas hidup melalui pengendalian jumlah penduduk Tujuan-5 Meningkatkan pelayanan pemerintah serta kewaspadaan masyarakat terhadap bahaya narkoba Sasaran : 1 Meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap pencegahan bahaya narkoba Tujuan-6 Mendorong berdirinya pendidikan tinggi non pemerintah terakreditasi baik Sasaran : 1 Beroperasinya pendidikan tinggi yang memiliki keterkaitan kuat dengan dunia usaha dan meningkatkan profesionalitas SDM V-9

109 Revisi Indikator RPJMD Kota Batam VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN Tujuan-7 : Meningkatkan kualitas kehidupan dan perlindungan perempuan dan anak. Sasaran : 1 Meningkatnya kualitas hidup dan perlindungan terhadap perempuan dan anak. Tujuan-8 : Meningkatkan pelayanan keolahragaan dan kepemudaan baik oleh pemerintah maupun non pemerintah Sasaran : 1 2 Meningkatnya pelayanan bidang kepemudaan dan keolahragaan Terciptanya pusat olahraga bertaraf nasional dan internasional Tujuan-9 : Meningkatkan pelayanan dan pendapatan masyarakat, petani dan peternak Kota Batam Sasaran : 1 Menjamin kesehatan lingkungan dan masyarakat melalui pelayanan kesehatan dan kesejahteraan hewan/ternak 2 Meningkatkan teknologi dan SDM peternakan untuk menghadapi tantangan global berbasis sumberdaya lokal MISI 4 : Menumbuhsuburkan kehidupan harmonis dan berbudi pekerti atas dasar nilai multi etnis, multi kultur, multi agama dan melestarikan nilai-nilai seni budaya melayu, kearifan lokal, dan memelihara kelestarian lingkungan hidup. Tujuan-1 : Mewujudkan kerukunan dan ketertiban hidup antar kelompok dan antar etnis dalam masyarakat Sasaran : 1 Meningkatnya keharmonisan kerukunan hidup antar kelompok dan agama dalam masyarakat; 2 Meningkatnya ketertiban hidup masyarakat. Tujuan-2 : Meningkatkan nilai seni dan budaya melayu dan daerah lainnya yang multi kultur dan etnis di Kota Batam V-10

110 Revisi Indikator RPJMD Kota Batam VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN Sasaran : 1 Berkembangnya nilai-nilai seni budaya melayu dan daerah lainnya. 2 Batam menjadi kota internasional yang multi kultur dan multi etnik. 3 Memfasilitasi acara tahunan budaya multi kultur dan multi etnik di Kota Batam yang dapat menarik minat wisatawan. Tujuan-3 4 : Memberikan ruang publik bagi kegiatan masyarakat untuk mengaktualisasikan dirinya. Mewujudkan pembangunan yang harmonis, berkelanjutan dan lestari dengan penekanan pengendalian laju pencemaran dan kerusakan lingkungan dengan memperhatikan daya dukung dan daya tampung lingkungan Sasaran Terkendalinya pencemaran dan kerusakan lingkungan waduk, pesisir dan laut Terlindunginya kelestarian fungsi lahan, keanekaragaman hayati dan ekosistem hutan Meningkatnya kualitas udara dan pengelolaan limbah dan material bahan bernbahaya dan beracun Meningkatnya kepedulian pemangku kepentingan dalam menjalankan pembangunan berkelanjutan Terpenuhinya kebutuhan dunia usaha dan masyarakat dalam mendapatakan lingkungan hidup yang sehat dan baik 6 Penyelenggaraan sistem pengelolaan dan pengolahan persampahan 7. Terbangun dan terkelola sistem pengolahan sampah dan reduksi sampah sesuai beban kota 8. Penyelenggaraan sistem pengelolaan limbah cair permukiman dan industri 9. Mewujudkan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kota Batam 10. Penyelenggaraan hutan tertata seluas 30% MISI - 5 : Mewujudkan pelaksanaan pemerintahan yang baik, bersih dan berwibawa. V-11

111 Revisi Indikator RPJMD Kota Batam VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN Tujuan-1 : Penerapan program reformasi birokrasi Sasaran : 1 Sosialisasi pada seluruh lapisan aparat tentang reformasi birokrasi 2 Membangun sistem reformasi birokrasi 3 Mewujudkan pelayanan prima Kota Batam 4 Pendelegasian kewenangan kepada kecamatan Tujuan-2 : Menstandarkan prosedur perijinan dan peningkatan pelayanan publik Sasaran : 1 Meningkatkan kinerja Pelayanan Perijinan Terpadu Satu Pintu 2 Meniadakan beberapa biaya perijinan pelayanan publik (perijinan usaha, surat tanda kenal lahir dan lain sebagainya) 3 Melakukan pemekaran wilayah secara bertahap (gradual) Tujuan-3 : Meningkatkan kualitas dan efektifitas perencanaan, pengawasan dan pengendalian pelaksanaan pembangunan Sasaran : 1 Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan 2 Meningkatnya efektifitas perencanaan, pengawasan dan pengendalian pelaksanaan pembangunan Tujuan-4 : Meningkatkan penataan kelembagaan dan peningkatan kinerja aparatur. Sasaran : 1 Mengikutsertakan aparatur untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan yang relevan dan sesuai dengan kebutuhannya. 2 Menyusun tata kerja dan tata laksana peningkatan kinerja aparatur Tujuan-5 : Penerapan keterbukaan informasi publik V-12

112 Revisi Indikator RPJMD Kota Batam VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN Sasaran : 1 Membangun kerjasama dengan stasiun radio dan TV untuk pengelolaan kota 2 Bekerjasama dengan media cetak lokal untuk keluhan pelayanan publik (rubrik walikota menjawab) 3 Mengoptimalisasi penggunaan WEB Tujuan-6 : Mewujudkan pengelolaan keuangan dan kekayaan daerah yang akuntabel. Sasaran : 1 Meningkatnya efektifitas dan efisiensi pengelolaan keuangan daerah; 2 Memiliki sistem pemerkiraan pendapatan daerah yang handal 3 Mewujudkan pengelolaan keuangan daerah dengan predikat Wajar Tanpa Pengecualian Tujuan-7 : Mewujudkan peningkatan pendapatan melalui sharing dana BP Batam dan pemanfaatan IT 1 Meningkatnya pendapatan daerah Kota Batam dari sumbangan pihak ketiga V-13

113 Revisi Indikator RPJMD Kota Batam STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN 6.1 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Untuk mewujudkan tujuan dan sasaran setiap misi yang telah dijelaskan sebelumnya, maka disusun strategi pembangunan sebagaimana dijelaskan sebagai berikut: MISI-1 : Mensukseskan misi pemerintah untuk mengembangkan Kota Batam sebagai Bandar Modern berskala internasional sebagai kawasan investasi dilengkapi dengan fasilitas pusat perdagangan, kawasan industri besar, menengah kecil, koperasi, usaha rumah tangga, industri pariwisata, pusat perbelanjaan dan kuliner, hiburan, pengelolaan sumberdaya kelautan melalui kerjasama dengan pengelola kawasan dan pemangku kepentingan pembangunan lainnya. VI-1

114 Revisi Indikator RPJMD Kota Batam STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN N o Sasaran Strategi dan Arah Kebijakan Indikator Kinerja (outcome) Kondisi Awal Capaian Kinerja Kondisi Akhir Program Pembangunan Daerah Bidang Urusan SKPD Penanggung Jawab (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) Terlaksananya 21 kali LN 33 kali LN 1 Tercapai kesepakatan Arah Kebijakan Peningkatan PENANAMAN BPM Promosi Penanaman 14 kali DN 38 kali DN program bersama yang Bidang Penanaman Modal 10x di Luar promosi daerah MODAL saling memberikan Modal : Negeri dan 20x di manfaat untuk tahun Dalam Negeri Meningkatkan sistem pengaturan dan pelaksanaan investasi yang optimal melalui pelayanan terpadu dan menyediakan informasi potensi investasi Kota Batam 2 Memfasilitasi standar perijinan pada kawasankawasan binaan Pengelola Kawasan. Strategi: Meningkatkan kerjasama dan koordinasi strategis dengan Pengelola Kawasan Strategi : Meningkatan proses perizinan dan pemberian insentif dukungan usaha Meningkatnya Kualitas Pelayanan pada Pusat Perizinan Terpadu ( izin yang diterbitkan) Terjalinnya hubungan kerjasama investasi luar negeri pada 5 negara dan investasi dalam negeri pada 10 daerah perizinan perizinan Peningkatan pelayanan, pengawasan dan pengendalian investasi 11 DN dan 2 LN 23 daerah dan 8 negara VI-2

115 Revisi Indikator RPJMD Kota Batam STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN N o Sasaran Strategi dan Arah Kebijakan Indikator Kinerja (outcome) Kondisi Awal Capaian Kinerja Kondisi Akhir Program Pembangunan Daerah Bidang Urusan (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) 3 Sinkronisasi dan harmonisasi programprogram CSR dari pemangku kepentingan untuk pembangunan Kota Batam 4 5 Memberikan informasi yang handal dan terbarukan bagi investasi di Kota Batam Memberikan kepastian dukungan berinvestasi Strategi : Sosialisasi pada pemangku kepentingan tentang pentingnya program CSR Strategi : Penyusunan Perda Pengaturan & Pemanfaatan dana program CSR Strategi: Optimalisasi kedudukan Walikota sebagai Wakil Ketua Dewan Kawasan Strategi: Melaksanakan semua kesepakatan dan MOU yang telah dibuat melalui Rakor antara DPRD, BP Kawasan dan Pemko Batam Tersedianya tenaga terampil LKPM sebanyak 480 orang Terlaksananya pengawasan dan pengendalian investasi pada 750 perusahaan dan di 26 Kawasan Industri Terlaksananya pengawasan dan pengendalian pada perusahaan Tersedianya tenaga terampil LKPM sebanyak 480 orang Terlaksananya pengawasan dan pengendalian pada 750 perusahaan SKPD Penanggung Jawab VI-3

116 Revisi Indikator RPJMD Kota Batam STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN N o Sasaran Strategi dan Arah Kebijakan Indikator Kinerja (outcome) Kondisi Awal Capaian Kinerja Kondisi Akhir Program Pembangunan Daerah Bidang Urusan (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) 6 Meningkatnya kuantitas dan kualitas UKM Arah Kebijakan Bidang Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah : Meningkatkan dukungan dan fasilitas UKM dan koperasi dalam kompetensi/keahlian, kelembagaan, teknologi, pembiayaan dan akses terhadap pasar serta keterkaitan dengan potensi kawasan serta kegiatan arus barang dan penumpang di Batam Strategi : Meningkat dan mengembangkan potensi jasa dan perdagangan secara komprehensif Pelaku UMKM yang tangguh serta mempunyai kecakapan dan keahlian dengan mengembangkan potensi daerah dan potensi diri. Pemenuhan kapasitas dlm mengelola dan mengorganisasi kelembagaan koperasi. 131 orang 846 orang Peningkatan, pembinaan dan pengembangan usaha kecil menengah dan koperasi 60 orang 260 orang Peningkatan, pembinaan pengembangan usaha menengah koperasi dan kecil dan KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH SKPD Penanggung Jawab DINAS UKM DINAS UKM PMK- PMK- VI-4

117 Revisi Indikator RPJMD Kota Batam STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN N o Sasaran Strategi dan Arah Kebijakan Indikator Kinerja (outcome) Kondisi Awal Capaian Kinerja Kondisi Akhir Program Pembangunan Daerah Bidang Urusan (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) 7 Meningkat dan berkembangnya jasa dan perdagangan secara optimal dengan putaran transaksi rata-rata bulanan tertentu 8 Mendorong berdirinya fasilitas dan akses untuk usaha kecil non pemerintah untuk pedagang Strategi : Meningkatkan dukungan dan fasilitas UKM dan koperasi dalam kompetensi/keahlian, kelembagaan, teknologi, pembiayaan dan Pelaku UMKM yg menguasai strategi pemasaran produk secara global dan mampu membaca peluang pasar Sentra-sentra UMKM andalan Hasil produksi UMKM yang mampu memenuhi target kebutuhan pasar melalui pemberiuan bantuan modal Aksessibilitas permodalan KUMKM bagi Mewujudkan BLUD yang mampu mengelola kesinambungan program dana bergulir Pemeringkatan koperasi Meningkatnya jumlah koperasi 44 Klp 679 klp 4 x 28 x 0 4 lokasi 0 6 milyar Rp 0 M Rp 18.5 M koperasi 7 koperasi 50 koperasi SKPD Penanggung Jawab VI-5

118 Revisi Indikator RPJMD Kota Batam STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN N o Sasaran Strategi dan Arah Kebijakan Indikator Kinerja (outcome) Kondisi Awal Capaian Kinerja Kondisi Akhir Program Pembangunan Daerah Bidang Urusan SKPD Penanggung Jawab (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) akses terhadap berprestasi/berkualita pasar s Mendorong 9 Pengelolaan 0 orang 680 orang berkembangnya jumlah koperasi/akuntansi koperasi berbagi jenis yang baik usaha termasuk koperasi yang bergerak disektor Tersedianya 0 orang 500 orang pertanian pengelola USP/KSP yang paham akuntanis Meningkatnya jumlah koperasi simpan pinjam/unit simpan pinjam yang sehat Terbangunnya kemitraan dan jaringan Usaha antara Koperasi dengan UMKM dan Usaha besar Meningkatnya Pemahaman Terhadap Koperasi bagi Tokoh Agama, Masyarakat dan Pemuda Meningkatnya Pemahaman ksp/usp 0 12 kali orang orang VI-6

119 Revisi Indikator RPJMD Kota Batam STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN N o Sasaran Strategi dan Arah Kebijakan Indikator Kinerja (outcome) Kondisi Awal Capaian Kinerja Kondisi Akhir Program Pembangunan Daerah Bidang Urusan (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) Terhadap Koperasi bagi Aparatur Pembina Meningkatnya/jumlah Koperasi yang berasal dari kelompok Pemuda Meningkatnya/jumlah Koperasi yang berasal dari kelompok wanita Meningkatnya /jumlah Koperasi yang berasal Pedagang pasar dan pkl 0 kop 40 kop 0 kop 50 kop Peningkatan, 0 kop 40 kop pembinaan pengembangan usaha menengah koperasi dan kecil dan KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH SKPD Penanggung Jawab DINAS UKM PMK- Meningkatnya jumlah Koperasi yang berasal dari kelompok Nelayan/Tani 0 kop 40 kop Tersedianya perencanaan pengembangan UKM 10% 100% Tersedianya system informasi PMPK-UKM 50% 100% 10 Memfaslitasi dan mempermudah upaya masyarakat untuk Arah kebijakan Meningkatnya keberdayaan masyarakat dalam orang Program Peningkatan Keberdayaan PEMBERDAYAA N MASYARAKAT DAN DESA DINAS PMPK- UKM VI-7

120 Revisi Indikator RPJMD Kota Batam STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN N o Sasaran Strategi dan Arah Kebijakan Indikator Kinerja (outcome) Kondisi Awal Capaian Kinerja Kondisi Akhir Program Pembangunan Daerah Bidang Urusan SKPD Penanggung Jawab (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) mengakses KUR pada aspek ekonomi, sosial, Masyarakat Bidang 20 kelompok industri dan pedagang budaya dan lembaga Pedesaan Pemberdayaan mikro, kecil dan kemasyarakatan Masyarakat dan menengah. Desa : Peningkatan 286 orang 60 UEM-SP pemberdayaan dan Meningkatkan dan 48 KLP pengembangan mengembangkan lembaga ekonomi pemberdayaan perdesaan masyarakat, terutama di wilayah Meningkatkan 64 kelurahan 64 kelurahan hinterland dalam partisipasi masyarakat upaya peningkatan dalam perencanaan kemandirian dan dan pembangunan Kecamatan Kecamatan kesejahteraan hidup desa 11 Menumbuhkembangkan perikanan dan mengelola wilayah pesisir berbasis konservasi Strategi : Meningkatkan hasilhasil pengelolaan sumber daya kelautan dan perikanan secara optimal dan berkelanjutan dengan fokus pada Pemberdayaan kualitas masyarakat desa Terbentuknya kelompok usaha bersama (Budidaya Laut, Air tawar dan rumput laut) (250 KUB) 3 Unit 64Kel 64Kel 22 Genset 200 SHS 60 Org TKPKD 15 unit 64 kel 64 Kelurahan 37 Genset 600 SHS 60 Org TKPKD 200 KUB 1406 KUB Pengendalian dan pemberdayaan bidang kelautan dan perikanan KELAUTAN DAN PERIKANAN DINAS KP2K VI-8

121 Revisi Indikator RPJMD Kota Batam STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN N o Sasaran Strategi dan Arah Kebijakan Indikator Kinerja (outcome) Kondisi Awal Capaian Kinerja Kondisi Akhir Program Pembangunan Daerah Bidang Urusan (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) peningkatan jumlah dan kualitas produksi 12 Fasilitasi pembangunan pasar dan pusat transaksi perikanan laut internasional dengan pola swasta 13 Menambah dan atau mengembangkan Tempat Pelelangan Ikan (TPI) dan mendorong jumlah pasar ikan non pemerintah berstandar baik 14 Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat nelayan dan pengelolaan sumberdaya Arah Kebijakan Bidang Kelautan dan Perikanan : Meningkatkan dukungan dan fasilitasi pengelolaan sumber daya kelautan dan perikanan secara optimal dan berkelanjutan yang juga dikaitkan dengan kepariwisataan Meningkatnya Jumlah Rumah Tangga Perikanan Budidaya (2545 RTP) Meningkatnya sarana dan prasarana penangkapan (9487 RTP) (2199 unit armada / alat tangkap ) Terkendalinya mutu hasil perikanan di 12 Kecamatan Kota Batam Terbentuknya Kelompok masyarakat pengawas (POKMASWAS). Sebanyak 25 kelompok Terkelola dan terehabilitasinya sumberdaya kelautan dan perikanan (6 Kecamatan) 2295 RTP 2595 RTP 1949 unit armada / alat tangkap 2249 unit armada / alat tangkap 0 12 Kecamatan Pengendalian 7 Kelompok 29 Kelompok 0 kecamatan 6 kecamatan dan pemberdayaan bidang kelautan dan perikanan KELAUTAN DAN PERIKANAN SKPD Penanggung Jawab DINAS KP2K VI-9

122 Revisi Indikator RPJMD Kota Batam STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN N o Sasaran Strategi dan Arah Kebijakan Indikator Kinerja (outcome) Kondisi Awal Capaian Kinerja Kondisi Akhir Program Pembangunan Daerah Bidang Urusan (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) kelautan, pesisir dan pulau Terlaksananya pulau kecil pengawasan sumberdaya kelautan dan perikanan 12 Kecamatan 12 Kecamatan 15 Menjamin kesehatan lingkungan dan masyarakat melalui pelayanan kesehatan dan kesejahteraan hewan/ternak Mengembangkan usaha pertanian dan peternakan di wilayah hinterland Terlaksananya bimbingan teknis dan penyuluhan Hukum dalam Pendayagunaan Sumber Daya Laut (400 RTP) Cakupan Pelayanan kesehatan hewan / ternak Se-Kota Batam (65%) Cakupan pengawasan unit pangan asal hewan Se-Kota Batam (79%) Meningkatnya Jumlah populasi ternak (278 Ekor) 0 RTP 400 RTP 40% 70% Program 50% 83% Pengawasan dan pembinaan bidang pertanian 178 ekor 278 ekor Program Pengawasan dan pembinaan bidang pertanian PERTANIAN PERTANIAN SKPD Penanggung Jawab DINAS KP2K DINAS KP2K VI-10

123 Revisi Indikator RPJMD Kota Batam STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN N o Sasaran Strategi dan Arah Kebijakan Indikator Kinerja (outcome) Kondisi Awal Capaian Kinerja Kondisi Akhir Program Pembangunan Daerah Bidang Urusan (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) 16 Meningkatkan teknologi dan SDM peternakan untuk menghadapi tantangan global berbasis sumberdaya lokal Arah Kebijakan Bidang Pertanian dan Ketahanan Pangan : Meningkatkan dukungan dan fasilitasi pengelolaan pertanian secara optimal dan berkelanjutan Tersedianya sarana dan prasarana hasil produksi peternakan Tersedianya sarana teknologi peternakan (Biogas) Terlaksananya pameran batam expo produk unggulan pertanian dan perikanan (10 Kali) pangan Meningkatnya kualitas kemasan hasil produksi Meningkatnya produksi hasil pertanian (55 Ton / hari) Meningkatnya SDM Petani (30 Kelompok) Terlaksananya PEDA / PENAS (Pertanian, Peternakan dan Perikanan) (4 tahun sekali) 10% 60% 0 unit 25 unit 0 Kali 10 Kali 0 30 klp 30 Ton / hari 55 Ton / hari 5 Kelompok 30 Kelompok 4 kali 5 kali SKPD Penanggung Jawab VI-11

124 Revisi Indikator RPJMD Kota Batam STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN N o Sasaran Strategi dan Arah Kebijakan Indikator Kinerja (outcome) Kondisi Awal Capaian Kinerja Kondisi Akhir Program Pembangunan Daerah Bidang Urusan (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) 17 Meningkatkan penataan pengembangan serta pengawasan dan perlindungan hutan Strategi : Meningkatkan pengaturan, pemanfaatan, pengawasan dan evaluasi sumber daya hutan secara berlanjutan dan optimalisasi penyelesaian masalah berupa ancaman, gangguan dan hambatan dalam pelaksanaan Meningkatnya SDM Penyuluh Lapangan (24 PPL) (55%) Meningkatnya jumlah Penyuluh Lapangan (Pertanian, Peternakan, Perikanan, Kehutanan) (49 PPL) Meningkatkan peran serta masyarakat dibidang ketahanan pangan di Kota Batam (300 KK) Terbentuknya Hutan Kemasyarakatan sebanyak 5 kelompok. Pemberdayaan masyarakat di sekitar kawasan Hutan dalam pengelolaan Hutan secara Lestari. 30% 60% 24 PPL 54 PPL 50 KK 350 KK Program Peningkatan Ketahanan Pangan 0 14 Kelompok Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Hutan KETAHANAN PANGAN KEHUTANAN SKPD Penanggung Jawab DINAS KP2K DINAS KP2K VI-12

125 Revisi Indikator RPJMD Kota Batam STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN N o Sasaran Strategi dan Arah Kebijakan Indikator Kinerja (outcome) Kondisi Awal Capaian Kinerja Kondisi Akhir Program Pembangunan Daerah Bidang Urusan (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) pembangunan kehutanan 18 Meningkatnya pengelolaan sumberdaya pesisir dan kehutanan yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. 19 Meningkat dan berkembangnya kawasan industri baru berskala internasional dengan kelengkapan sarana dan prasarana industry Arah Kebijakan Bidang Kehutanan : Meningkatkan pengaturan, pemanfaatan, pengawasan dan evaluasi sumber daya hutan secara berlanjutan dan optimalisasi penyelesaian masalah berupa ancaman, gangguan dan hambatan dalam pelaksanaan pembangunan kehutanan termasuk mendorong hutan kota. Strategi : adanya Optimalisasi dukungan dan fasilitasi industri Terlaksananya Reboisasi Rehabilitasi kritis. (500 Ha) dan Lahan Terlaksananya pemeliharaan tanaman penghijauan Kota Batam sebanyak batang untuk kanan kiri jalan. Terjaganya dan terawasinya kawasan hutan lindung di Kota Batam Terlaksananya penyadaran hukum terhadap masyarakat disekitar hutan (8 Kelompok) Pertumbuhan Industri kecil dan menengah Ha Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Hutan batang dan 400 bibit Btg 30% 70% 0 Kelompok 8 Kelompok 376 kecil 235 menengah 510* 490** Program peningkatan, Pembinaan, pengembangan dan KEHUTANAN INDUSTRI SKPD Penanggung Jawab DINAS KP2K DISPERINDA G & ESDM VI-13

126 Revisi Indikator RPJMD Kota Batam STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN N o Sasaran Strategi dan Arah Kebijakan Indikator Kinerja (outcome) Kondisi Awal Capaian Kinerja Kondisi Akhir Program Pembangunan Daerah Bidang Urusan (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) 20 Mempersiapkan lahan kawasan untuk pembangunan pusat perniagaan dan transaksi Arah Kebijakan Bidang Industri : Meningkatkan dukungan dan fasilitasi industri strategis, pendukung dan industry rakyat Arah Kebijakan Bidang Perdagangan : - Meningkatkan kapasitas dan kapabilitas potensi jasa dan perdagangan untuk kebutuhan domestik dan perdagangan di Kota Batam - Meningkatkan penataan dan pembinaan PKL dan sektor formal dan informal secara bertahap Meningkatnya kemampuan teknologi pelaku usaha Industri kecil dan menengah Peningkatan kapasitas produksi pada usaha Industri kecil dan menengah Meningkatkan pengawasan terhadap kegiatan usaha industry 25* 18** 33* 28** 1000 perusahaa n 89* 115** 170* 165** 2000 perusahaan Pengawasan Industri SKPD Penanggung Jawab VI-14

127 Revisi Indikator RPJMD Kota Batam STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN N o Sasaran Strategi dan Arah Kebijakan Indikator Kinerja (outcome) Kondisi Awal Capaian Kinerja Kondisi Akhir Program Pembangunan Daerah Bidang Urusan (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) dan berkelanjutan, termasuk mendorong pusat perdagangan internasional. SKPD Penanggung Jawab 21 Berdirinya dan optimalisasi kerja unit-unit layanan konsumen Kota Batam seperti BPSK, UPT Kemetrologian serta Dekranasda 22 Meminimalisir/meniadaka n pedagang kaki lima dengan menyediakan kawasan usaha dagang kecil di kawasan yang mendukung Strategi : - Mengoptimalkan fungsi kerja BPSK dan DEKRANASDA dengan penyediaan fasilitas sarana dan prasarana - Mendirikan UPT kemetrologian di Kota Batam Perlindungan Konsumen Tertatanya lokasi sektor informal milik pemerintah Terawasinya titik lokasi sektor informal lainnya 20% 10% 50% 80% 95% 80% 67 titik 67 titik 2 x 2 x 67 titik 67 titik Program Perlindungan Konsumen dan Pembinaan Pedagang Kaki lima dan Asongan PERDAGANGAN PERINDAG & ESDM DAN PMPK-UKM Jumlah pendapatan retribusi pelayanan sektor informal milik pemerintah 145 PKL 145 PKL VI-15

128 Revisi Indikator RPJMD Kota Batam STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN N o Sasaran Strategi dan Arah Kebijakan Indikator Kinerja (outcome) Kondisi Awal Capaian Kinerja Kondisi Akhir Program Pembangunan Daerah Bidang Urusan SKPD Penanggung Jawab (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) Meningkatkan keterkaitan 23 Strategi : aktivitas antara distribusi Kestabilan Harga PERDAGANGAN PERINDAG & 48 kali 60 kali dan logistik Meningkatkan dan Bahan Pokok ESDM DAN 24 Meningkat dan berkembangnya jasa dan perdagangan secara optimal dengan putaran transaksi rata-rata bulanan tertentu 25 Mendorong berdirinya pusat kuliner rakyat nasional maupun kuliner mancanegara dengan pola zoning ekslusif dengan tersedianya bahn-bahan pertanian lokal 26 Pengembangan zona pariwisata alam mengembangkan potensi jasa dan perdagangan secara komprehensif Strategi : Meningkatkan pariwisata secara terpadu melalui pengembangan produk pariwisata, pangsa pasar pariwisata, kualitas destinasi pariwisata dengan dukungan pemasaran dan promosi yang optimal Arah Kebijakan Bidang Pariwisata : Peningkatan nilai ekspor 62.5% 87.5% Tertata dan terbinanya pasar di Kota Batam Terlayaninya masyarakat di pasar pasar pemerintah Meningkatnya izin pengembangan usaha Terlaksananya pengembangan jaringan kerjasama promosi pariwisata Kegiatan pelaksanaan promosi pariwisata nusantara di dalam dan di luar negeri 0 22 unit 0 3 unit 242 izin -- 5 Kali Table Top di Luar Negeri dan 3 Kali Farm Trip dalam Negeri 1 Kali Promosi bersama dalam Negeri, 2 kali LN 10 x promosi bersama ke luar negeri dan 15 x promosi bersama dalam negeri Program Peningkatan pengembangan Perdagangan Dalam Negeri dan Ekspor Program Pengembanga n Dunia Pariwisata PARIWISATA PMPK-UKM DISPARBUD VI-16

129 Revisi Indikator RPJMD Kota Batam STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN N o Sasaran Strategi dan Arah Kebijakan Indikator Kinerja (outcome) Kondisi Awal Capaian Kinerja Kondisi Akhir Program Pembangunan Daerah Bidang Urusan SKPD Penanggung Jawab (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) - Cetak Leaflet dan Booklet, Mengembangkan - Cetak Leaflet Peta Pariwisata dan obyek dan produk dan Booklet, Billboard pariwisata dengan Peta Pariwisata - Paket Promosi di Media dukungan sarana Cetak prasarana, - 10 Kali Promosi di Batam pemasaran dan promosi yang optimal - Update dan maintenance Terlaksananya Update dan Program PARIWISATA DISPARBUD Website Visit Batam peningkatan maintenance Pengembanga - Akan dilaksanakan 1 pemanfaatan Website Visit n Dunia Paket Promosi di Media teknologi informasi Batam Pariwisata Elektronik (TV Bandara, TV, dalam pemasaran LCD), Radio, Website pariwisata Nasional - Tersedianya 1 Paket Audio Visual Kepariwisataan 27 Memfasilitasi berdirinya 1 pusat batik ASEAN yang telah dicanangkan pemerintah dalam ASEAN summit 2011 Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan Terlaksananya pengembangan SDM dibidang kebudayaan dan pariwisata bekerjasama dengan lembaga lainnya Data Kunjungan Wisatawan asing Database Kepariwisataan/Pencacaha n Data Kepariwisataan berupa Data Kunjungan Wisman dan Wisnus dan Prediksi kunjungan tahun kedepan Diklat Spa (50 orang) dan Salon, Diklat Sadar Wisat (100 orang), Pelatihan Tata Rias Pengantin (36 Orang) VI-17

130 Revisi Indikator RPJMD Kota Batam STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN N o Sasaran Strategi dan Arah Kebijakan Indikator Kinerja (outcome) Kondisi Awal Capaian Kinerja Kondisi Akhir Program Pembangunan Daerah Bidang Urusan (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) Terlaksananya - 4 Kali Study Banding Program PARIWISATA pelaksanaan Kepariwisataan Pengembanga koordinasi - 4 Kali Mou dengan daerah n Dunia pembangunan Lain Pariwisata kemitraan pariwisata 28 Mendorong berdirinya pusat retail kerajinan, fashion modern dan tradisional, elektronik skala internasional. Peningkatan Kepariwisataan Kota Batam Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan tersedianya 20 DED destinasi pariwisata (kampung tua batu besar, tj. Riau, tj. Uma, belakang padang, pulau setokok, sembulang, ngenang, subang mas, nongsa, dan kampong jabi), pantai melayu galang, dan kapal pariwisata) tersedianya 10 destinasi wisata (jebatan I, pulau abang, pantai melur, dataran elang-elang laut, tanjung memban, 23 event Kepariwisataan Data Kunjungan Wisatawan asing 22 annual Event dan 21 Event Dukungan Data Kunjungan Wisatawan asing dan Lokal serta Prediksi Kunjungan Tahun Kedepan 7 buah 20 buah 6 buah 16 buah SKPD Penanggung Jawab DISPARBUD VI-18

131 Revisi Indikator RPJMD Kota Batam STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN N o Sasaran Strategi dan Arah Kebijakan Indikator Kinerja (outcome) Kondisi Awal Capaian Kinerja Kondisi Akhir Program Pembangunan Daerah Bidang Urusan SKPD Penanggung Jawab (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) teluk mata ikan, pantai melayu galang, pantai nongsa, kapal pariwisata dan kebun raya batam) objek wisata yang akan ditata dan dipelihara Peningkatan keterampilan (skill) SDM kepariwisataan (2500 org) Pengembangan operasional marching band Kota Batam Belum ada 12 buah 200 org 2500 org 100 org 200 org VI-19

132 Revisi Indikator RPJMD Kota Batam STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN MISI-2 : Mengembangkan sistem pendukung strategis penataan ruang terpadu meliputi komponen fasilitas sarana dan prasarana sistem transportasi darat laut dan udara yang memadai, sistem telekomunikasi dan teknologi informasi (ICT) modern dan prima, ekosistem hutan kota, penataan lingkungan kota yang bersih, sehat, aman, nyaman dan lestari. No Sasaran Strategi dan Arah Kebijakan Indikator Kinerja (outcome) Capaian Kinerja Kondisi Awal Kondisi Akhir Program Pembangunan Daerah Bidang Urusan SKPD Penanggung Jawab (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) 1 Terwujud perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian penataan ruang secara terpadu, baik di wilayah darat maupun wilayah laut Strategi : Penyelenggaraan penataan ruang yang komprehensif, konsisten, terpadu dan berkelanjutan Arah Kebijakan Bidang Penataan Ruang : Meningkatkan sinergisitas pengaturan, pembinaan, pelaksanaan dan pengawasan penataan ruang secara konsisten dan terpadu sesuai dengan ketentuan yang berlaku Perubahan Pemanfaatan fungsi kawasan RTRW Jumlah penyusunan RDTR 3 RDTR 45 RDTR Jumlah fasilitasi penyusunan RTBL/KRK Jumlah kegiatan penyusunan rencana rinci tata ruang kota Ada Ada Program Perencanaan dan Pengendalian Tata Ruang Tidak ada Tidak ada Ada Ada Keberadaan PERDA RTRW Pembangunan/peningkatan/ ruang terbuka publik Pemeliharaan ruang terbuka publik 2 lokasi 15 lokasi 2 LOKASI 12 LOKASI PENATAAN RUANG BAPPEDA DINAS KOTA & TATA VI-20

133 Revisi Indikator RPJMD Kota Batam STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN No Sasaran Strategi dan Arah Kebijakan Indikator Kinerja (outcome) Capaian Kinerja Kondisi Awal Kondisi Akhir Program Pembangunan Daerah Bidang Urusan SKPD Penanggung Jawab (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) 2 Fasilitasi pihak pengelolaan sumber energi listrik dan alternatif lain 3 Terwujudnya tatakelola pertanahan dan land banking yang optimal Strategi : Meningkatkan tatakelola pertanahan yang tertib dan responsif Jumlah Ruang Terbuka Hijau (RTH) Berkurangnya Pertambangan tanpa ijin, pengangkutan dan penjualan hasil tambang, terawasinya kegiatan pemanfaatan air tanah serta Tersedianya data cekungan air tanah (CAT) Terbentuknya peraturan daerah di bidang ketenagalistrikan dan teraturnya, terawasinya dan tersedianya data di bidang ketenagalistrikan, serta terpasangnya jaringan listrik di hinterland Regulasi Penyaluran BBM dan Gas Bumi di Kota Batam lahan yang ada surat/bersertifikat dikuasai masyarakat 7250 M M Belum ada regulasi, 12 kecamatan 52 x 12 x 0 12 kecamatan, 50KK Ada regulasi 12 kecamatan Program Pembinaan dan Pengawasan Pertambangan, Ketenagalistrikan Bidang serta Bahan Bakar Minyak (BBM) dan Gas 0% 100% Program Penataan dan Tata guna Tanah ENERGI SDM DAN PERTANAHAN DISPERINDAG & ESDM BAPERTADA VI-21

134 Revisi Indikator RPJMD Kota Batam STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN No Sasaran Strategi dan Arah Kebijakan Indikator Kinerja (outcome) Capaian Kinerja Kondisi Awal Kondisi Akhir Program Pembangunan Daerah Bidang Urusan SKPD Penanggung Jawab (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) 5 Tersedianya lahan untuk fasum dan fasos pemerintah dalam peningkatan pelayanan publik Menjamin ketersediaan lahan untuk fasum dan fasos pemerintah dalam peningkatan pelayanan publik Arah Kebijakan Bidang Pertanahan : Penataan dan optimalisasi prosedur pertanahan sesuai dengan kebutuhan yang ada dan mendorong land banking Meningkatkan koordinasi dan konsistensi dalam menyiapkan persediaan lahan Data pulau-pulau hinterland kota batam Ketersediaan lahan siap bangun milik pemerintah kota batam 50% 90% Program Penataan dan 100 persil 975 persil Tersedianya peta land use Tidak ada ada Tersedianya fasum & fasos diperumahan Meningkatnya pertanahan kinerja Meningkatnya pengetahuan masyarakat ttg pertanahan 25 persil 525 persil 0 50 orang orang Tata guna Tanah PERTANAHAN BAPERTADA VI-22

135 Revisi Indikator RPJMD Kota Batam STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN No Sasaran Strategi dan Arah Kebijakan Indikator Kinerja (outcome) Capaian Kinerja Kondisi Awal Kondisi Akhir Program Pembangunan Daerah Bidang Urusan SKPD Penanggung Jawab (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) 6 Terwujudnya penataan lingkungan perkotaan yang bersih, hijau, indah dan nyaman 7 Meningkatnya kualitas dan kuantitas infrastruktur dasar, serta utilitas di wilayah perkotaan dan hinterland Strategi : Penciptaan dan pemeliharaan lingkungan perkotaan yang bersih, hijau, indah dan nyaman melalui penataan secara komprehensif Arah Kebijakan Bidang Pekerjaan Umum : Meningkatkan pembangunan infrastruktur dasar, serta utilitas di wilayah perkotaan dan hinterland yang prima dan berdaya guna dan berhasil guna bagi masyarakat Penyelesaian masalah tanah masyarakat dan perkampungan tua Panjang ruas jalan yang dibangun/ditingkatkan Panjang jembatan/pelantar beton yang dibangun Tersedianya perencanaan jalan Tersedianya perencanaan jembatan/pelantar data data Panjang jaringan jalan yang ditingkatkan (Hinterland) Panjang jembatan/pelantar beton yang dibangun (Hinterland) 20% 70% 18,70 % ( km) 16,67% (365 m) Ada Ada 16,67 % (9,1 km) 21,04% (1.017 m) 100% ( km) 100% (445 m) Ada Ada 100% (11.1 km) 100% (2.366 m) Program Pembangunan, Rehabilitasi/Pemeliharaan dan peningkatan Jalan dan Jembatan PEKERJAAN UMUM DINAS PU DAN TATA KOTA VI-23

136 Revisi Indikator RPJMD Kota Batam STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN No Sasaran Strategi dan Arah Kebijakan Indikator Kinerja (outcome) Capaian Kinerja Kondisi Awal Kondisi Akhir Program Pembangunan Daerah Bidang Urusan SKPD Penanggung Jawab (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) Tersedianya perencanaan jembatan/pelantar (hinterland) data Ada Ada Panjang jalan yang dipelihara 25,93 km 235 km 8 Penyelenggaraan sistem drainase yang baik Arah Kebijakan Bidang Lingkungan Hidup dan Pekerjaan Umum : Jumlah titik banjir yang tertangani Panjang saluran drainase yang dipelihara ( m) 500 m 2000 m Program Pengendalian Banjir dan Perbaikan m m Jaringan Pengairan PEKERJAAN UMUM DINAS PU DAN TATA KOTA 9 Pengurangan genangan air di pusat kota Meningkatkan kualitas lingkungan perkotaan secara komprehensif yang didukung oleh peran aktif dan kesadaran masyarakat Tersedianya perencanaan drainase data Panjang lokasi abrasi yang ditangani Ada Ada 600 m 850 m Bertambahnya jumlah penduduk yang terlayani air bersih di daerah hinterland jiwa jiwa Strategi : Meningkatkan pembangunan infrastruktur dasar, serta Pembangunan turap/ talud/ bronjong di lahan permukiman dan fasilitas umum di kawasan perkotaan yang rawan longsor. 17% 100% VI-24

137 Revisi Indikator RPJMD Kota Batam STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN No Sasaran Strategi dan Arah Kebijakan Indikator Kinerja (outcome) Capaian Kinerja Kondisi Awal Kondisi Akhir Program Pembangunan Daerah Bidang Urusan SKPD Penanggung Jawab (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) utilitas di wilayah Terbangunnya Lampu PJU titik titik Program Peningkatan PEKERJAAN DINAS PU perkotaan dan hinterland Sarana dan Prasarana UMUM secara komprehensif Terpeliharanya Lampu PJU titik titik Kebinamargaan Arah Kebijakan Bidang Perumahan : Panjang jaringan lampu PJU yang direhabilitasi titik titik 10 Penyelenggaraan sistem penyediaan air minum memenuhi 80% cakupan layanan Meningkatkan dukungan dan fasilitasi, serta penyediaan rumah tinggal layak huni dan terjangkau secara merata, terutama bagi MBR Melakukan kebijakan preventif dan kuratif kondisi lingkungan perumahan dan kawasan permukiman secara terpadu Tersedia dan terpeliharanya alat berat pendukung sarana dan prasarana kebinamargaan Pembangunan sarana sanitasi air limbah terpadu (off site) ditingkatkan. 4 unit alat berat, 5 unit dump truck, 2 unit crane sky lift on site 98% off site (terpusat) 2% 11 unit 2 % Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Air Limbah PEKERJAAN UMUM DINAS PU Strategi: Meningkatkan kinerja UPT Air Bersih di Kota Batam Pemb. Sarana sanitasi limbah domestic 4 lokasi 13 lokasi VI-25

138 Revisi Indikator RPJMD Kota Batam STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN No Sasaran Strategi dan Arah Kebijakan Indikator Kinerja (outcome) Capaian Kinerja Kondisi Awal Kondisi Akhir Program Pembangunan Daerah Bidang Urusan SKPD Penanggung Jawab (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) Strategi : 11 Meningkatnya Program Pembangunan, PERHUBUNGAN Meningkatkan 19 simpang 21 simpang sistem pembangunan sistem 0 0 Peningkatan, transportasi dan transportasi dan 0 17 unit perhubungan Pemeliharaan/Rehabilitasi perhubungan secara secara optimal Sarana Prasarana terpadu dan menyeluruh yang mendukung struktur ruang kota 1518 unit 3816 unit Transportasi 1. PEMBANGUNAN LLAJ - ATCS - Downcounter - Penggantian Controller dari single program ke multi program - Rambu lalin darat (250 unit) - Guard rail (3000 m) - delineator (100 unit) - Paku jalan (200 unit) - Lengan simpang - U-Turn (8 lokasi) - Lay Bay halte - canstin /kerb ( m') 2. TERSEDIANYA : - Pengatapan Pelabuhan - Ponton - Sarana Bantu Navigasi Pelayaran (SBNP) (23 unit) 3. PENGECATAN MARKA - Pita penggaduh (6800 m2) - zebra cross (1500 m2) - ZOSS - marka jalan ( m2) - marka parkir (20.000m2) - marka profile (10.000m2) 1200 m 50 unit m 0 3 unit 34 unit 1227 m m ,65m m m' 100 unit 200 unit 3 unit 2 lokasi 10 unit m' 0 unit 7 unit 34 unit 1200 m m2 8 paket m ,65 m m2 DINAS PERHUBUNGAN VI-26

139 Revisi Indikator RPJMD Kota Batam STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN No Sasaran Strategi dan Arah Kebijakan Indikator Kinerja (outcome) Capaian Kinerja Kondisi Awal Kondisi Akhir Program Pembangunan Daerah Bidang Urusan SKPD Penanggung Jawab (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) 4. Pembangunan Halte ( unit 138 unit Program Pembangunan, PERHUBUNGAN DINAS unit) Peningkatan, PERHUBUNGAN 5. Pembangunan JPO, 1 2 unit 5 unit unit Pemeliharaan/Rehabilitasi 6. Pembangunan Pos 0 6 unit Sarana Prasarana Pengawasan LLAJ, 6 unit Transportasi 7. Pembangunan Pelabuhan Belakang Padang 0 1 unit (5 tahap) Strategi : Meningkatkan pembangunan sistem transportasi dan perhubungan secara terpadu dan menyeluruh yang mendukung struktur ruang kota TERPELIHARANYA : ATCS Non ATCS Warning Light Pelican Crossing Shelter (umum & BPP) Transfer point (2 unit) Terminal (4 unit) Rambu lalin darat Rambu Darat Guard rail Canstin/kerb SBNP JPO Pelabuhan alat uji KBM 19 simp 17 simp 4 unit 2 unit 20 unit 2 unit 1 unit 0 unit 19 unit simp 17 simp 4 unit 2 unit 35 unit 2 unit 2 unit 0 unit 22 unit 0 1 unit 15 unit 2 unit 3 paket 1 set Peningkatan Pelayanan Angkutan Masyarakat PERHUBUNGAN DINAS PERHUBUNGAN Arah Kebijakan Pengoperasian bus 12 bulan 1 paket 12 bulan 1 paket Peningkatan Pelayanan Angkutan Masyarakat PERHUBUNGAN DINAS PERHUBUNGAN VI-27

140 Revisi Indikator RPJMD Kota Batam STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN No Sasaran Strategi dan Arah Kebijakan Indikator Kinerja (outcome) Capaian Kinerja Kondisi Awal Kondisi Akhir Program Pembangunan Daerah Bidang Urusan SKPD Penanggung Jawab (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) Bidang Perhubungan : Meningkatkan kualitas dan akses sarana prasarana & Terlaksananya razia gabungan kendaraan Terlaksananya Sosialisasi Peraturan lalu Lintas 48 kali 313 kali tingkat layanan bermotor (240 kali) transportasi/perhubungan bagi masyarakat secara optimal termasuk dengan hinterland Beroperasinya kapal perintis 3 unit dan 1 cadangan Rekondisi/Docking Besar Kapal Perintis, 3 unit Pengadaan Kapal Perintis 10 bulan/tahun 1 unit 12 bulan/tahun 4 unit Meningkatnya Teknologi Informasi yang adaptif, aplikatif dan terpadu dalam pembangunan Strategi : Mengembangkan teknologi informasi yang aplikatif dan terpadu dalam penyelenggaraan pembangunan secara bertahap dan sistematis Data Perencanaan Sistem Transportasi Lokal DED workshop dan gedung pengujian KBM dan Pematangan Lahan DED Jembatan Penyeberangan Orang 0 I dok Program Peningkatan 1 dok 2 dok 1 dok 2 dok Layanan Informasi dan Pengelolaan Telekomunikasi Penyiaran Studi Kelayakan Pelabuhan 0 0 Menara Terpadu yang 28 % 90 % Program Peningkatan tersedia Layanan Informasi dan Pengelolaan Telekomunikasi Penyiaran Pos, dan Pos, dan PERHUBUNGAN DISHUB DAN KOMINFO PERHUBUNGAN DISHUB DAN KOMINFO VI-28

141 Revisi Indikator RPJMD Kota Batam STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN No Sasaran Strategi dan Arah Kebijakan Indikator Kinerja (outcome) Capaian Kinerja Kondisi Awal Kondisi Akhir Program Pembangunan Daerah Bidang Urusan SKPD Penanggung Jawab (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) Arah Kebijakan Menara Telekomunikasi yang ditertibkan 40 % 90 % Bidang Komunikasi dan Pos dan Jasa Titipan yang Informatika : belum memiliki izin 0 % 10 % Meningkatkan dan Izin TV kabel yang lengkap 8 % 100 % menerapkan kapasitas Izin warnet yang belum teknologi informasi yang lengkap tepat guna dan berdaya 25 % 100 % guna bagi penyelenggaraan pembangunan yang didukung oleh SDM yang handal dan kompeten 13 Terbangunnya kerjasama dengan stasiun radio dan TV untuk pengelolaan kota 14 Terwujudnya kerjasama dengan media cetak lokal untuk keluhan pelayanan publik (rubrik walikota menjawab) Strategi : Meningkatkan data informasi statistik secara terbuka dan mudah bagi masyarakat Rasio Fasilitasi Penyebaran Informasi Publik melalui media cetak dan elektronik Rasio Fasilitasi Penyebaran Informasi Publik melalui tatap muka dan siaran keliling Rasio Jaringan Komunikasi Data yg terintegritas Rasio Jaringan Komunikasi Data yang aman dan handal 0 % 30 % Program Pengembangan Komunikasi, Informasi dan Media Massa 47 % 50 % Program Pengembangan Komunikasi, Informasi dan Media Massa 44 % 70 % 0% 10% KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KOMINFO DAN BAGIAN HUMAS KOMINFO, SETDA DAN BAGIAN HUMAS VI-29

142 Revisi Indikator RPJMD Kota Batam STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN No Sasaran Strategi dan Arah Kebijakan Indikator Kinerja (outcome) Capaian Kinerja Kondisi Awal Kondisi Akhir Program Pembangunan Daerah Bidang Urusan SKPD Penanggung Jawab (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) Rasio Aplikasi yang belum sesuai kebutuhan 26 % 50 % Pengembangan dan pemeliharaan system 100% 100% informasi Tersebarnya informasi kepada masyarakat luas Pelatihan & pengembangan SDM bidang komunikasi dan informasi Terlaksananya e- procurement Pameran, iklan & profil 5 org 25 org Rutin/tahun Pameran, iklan & profil Rutin/tahun VI-30

143 Revisi Indikator RPJMD Kota Batam STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN MISI -3 : Meningkatkan pelayanan prima dalam hal pendidikan, kesehatan, perumahan yang layak dan terjangkau, sosial budaya, fasilitasi keimanan dan ketaqwaan, kepemudaan dan olahraga agar kualitas hidup manusia dan kecerdasan seluruh lapisan masyarakat meningkat serta pengentasan kemiskinan. No Sasaran Strategi dan Arah Kebijakan Indikator Kinerja (outcome) Capaian Kinerja Kondisi Awal Kondisi Akhir Program Pembangunan Daerah Bidang Urusan SKPD Penanggung Jawab (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) 1 Meningkatkan daya tampung PAUD/TK dan alat bermain/alat peraga 2 Mendorong tumbuhnya pendidikan keterampilan non formal Arah Kebijakan Bidang Pendidikan dan Perpustakaan : Perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan yang bermutu bagi seluruh warga dengan dukungan/partisipasi masyarakat Rasio PAUD/TK per Kecamatan /Penduduk Rasio alat bermain/alat program TK dgn jml TK yang tersedia Penambahan kelas baru ruang Membudayanya langgam melayu di siswa SD/SMP/SMA Meningkatnya pekerti siswa budi Meningkatnya keikutsertaan siswa Kota Batam di O2SN dan festival seni nasional Jml TK 11 Jml R. Kelas TK (alat ) rkb 39 rkb Se kota Batam Se Kota Batam 3 kegiatan/tahun Se kota Batam Se kota Batam 3 kegiatan/tahun Program Pendidikan Anak Usia Dini, Non Formal dan Pembinaan Kesiswaan PENDIDIKAN DISDIK VI-31

144 Revisi Indikator RPJMD Kota Batam STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN No Sasaran Strategi dan Arah Kebijakan Indikator Kinerja (outcome) Capaian Kinerja Kondisi Awal Kondisi Akhir Program Pembangunan Daerah Bidang Urusan SKPD Penanggung Jawab (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) Meningkatkan 3 Meningkatnya Se Kota Se kota Batam pendidikan non kompetensi siswa Batam formal dan akademik dan non layanan khusus akademik 4 Meningkatkan daya tampung SD, SMP dan SMA Terbinanya kelompok belajar usaha (KBU) Meningkatnya prestasi siswa melalui try out Jumlah USB SD/SMP dgn jml penduduk usia sekolah masih kurang Persentase jml siswa SD/SMP rata-rata UN menurut jenjang pendidikan Jml RKB SD/SMP dgn jml siswa perkls (1.36) belum mencukupi Persentase ruang kelas menurut kondisi rusak Peningatan Persentase APK rata- Se Kota Batam Se Kota Batam Jml SD 135 Menjadi 145 Jml.SMP 44 Menjadi 54 Se kota Batam Se kota Batam SD SMP RK SD RK SMP kondisi SD 23 % kondisi SMP 15% APK SD % 5% 5% 119% Program Peningkatan Ketersediaan dan Keterjangkauan Pelayanan Pendidikan Dasar dan Menengah PENDIDIKAN DISDIK dan DISTAKO VI-32

145 Revisi Indikator RPJMD Kota Batam STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN No Sasaran Strategi dan Arah Kebijakan Indikator Kinerja (outcome) Capaian Kinerja Kondisi Awal Kondisi Akhir Program Pembangunan Daerah Bidang Urusan SKPD Penanggung Jawab (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) rata pada setiap APK SMP 107% jenjang pendidiikan 97.50% Peningatan Persentase APM ratarata pada setiap jenjang pendidiikan Jml USB SMA/SMK dgn jml penduduk usia sekolah masih kurang jml nilai rata rata UN siswa SMA/SMK -Jumlah RKB SMA/SMK dgn jml siswa perkls (1.36) belum mencukupi Persentase ruang kls menurut kondisi Persentase APK menurut jenjang pendidikan sangat baik Persentase APM menurut jenjang pendidikan sangat baik APM SD 98.68% 105% APM SMP 99% 84.35% Jml SMA Jml.SMK 6 8 % nilai SMA nilai SMk Rkb SMA Rkb SMK kondisi SMA 17% % kondisi SMK 25% APK SMA/SMK 66.25% % APM SMA/SMK 58.75% 5% 8% 80% 70% Program Peningkatan Ketersediaan dan Keterjangkauan Pelayanan Pendidikan Dasar dan Menengah PENDIDIKAN DISDIK dan DISTAKO VI-33

146 Revisi Indikator RPJMD Kota Batam STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN No Sasaran Strategi dan Arah Kebijakan Indikator Kinerja (outcome) Capaian Kinerja Kondisi Awal Kondisi Akhir Program Pembangunan Daerah Bidang Urusan SKPD Penanggung Jawab (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) Persentase guru 40 % 50% 5 Menambah Strategi : Program Peningkatan PENDIDIKAN DISDIK TK,SD, SMP, SMA/ tenaga pengajar Mutu dan Manajemen Meningkatkan SMK menurut tingkat dasar dan Pelayanan Pendidikan profesionalisme kelayakan mengajar di menengah tenaga pendidik dan sekolah Meningkatkan kependidikan yang Persentasi guru /Ka. 40 % 50% 6 kualitas bermutu Sek mengikuti uji pendidikan dasar kompetensi guru dan menengah 7 8 Meningkatkan pendidikan berkarakter dan berakhlak mulia Meningkatkan kompetensi tenaga pendidik dan kependidikan 9 Beroperasinya pendidikan tinggi yang memiliki Strategi : Meningkatkan ketersediaan, keterjangkauan dan kualitas pendidikan dasar dan menengah Strategi : Persentase KKG/MGMP/MKPS mengikuti/peningkatan pelatihan Persentase guru mengikuti lomba berprestasi akademik dan non akademik Persentase sekolah memenuhi Pendidikan jml yang SPM Peningkatan perencanaan dan tata kelola pendidikan 70% 85% 25 % 60% 60 % 65% Program Peningkatan Mutu dan Manajemen Pelayanan Pendidikan 70% 100% VI-34

147 Revisi Indikator RPJMD Kota Batam STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN No Sasaran Strategi dan Arah Kebijakan Indikator Kinerja (outcome) Capaian Kinerja Kondisi Awal Kondisi Akhir Program Pembangunan Daerah Bidang Urusan SKPD Penanggung Jawab (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) keterkaitan kuat Peningkatan Peningkatan kinerja 100 sek 420 sek dengan dunia pembangunan Komite sekolah dan usaha dan pendidikan di daerah dewan pendidikan meningkatkan Hinterland profesionalitas SDM Peningkatan 70% 100% pemetaan dan data base/statistic Pendidikan Strategi : Mendorong kerjasama strategis dengan lembaga pendidikan tinggi yang berkualitas dan strategis untuk Persentase ketersediaan fasilitas sarana alat media dan alat praga pendidikan untuk peningkatan mutu pendidikan Persentase ketersediaan fasilitas sarana penunjang pembelajaran Peningkatan jumlah sekolah jaringan schoolnet pendidikan serta informasi pendidikan Peningkatan pengendalian ME pada satuan pendidikan 30% 90% 30% 90% 60 sek 110 sek 100% 100% VI-35

148 Revisi Indikator RPJMD Kota Batam STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN No Sasaran Strategi dan Arah Kebijakan Indikator Kinerja (outcome) Capaian Kinerja Kondisi Awal Kondisi Akhir Program Pembangunan Daerah Bidang Urusan SKPD Penanggung Jawab (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) mendukung posisi Peningkatan efektifitas Batam dan efisiensi Pengelolaan anggaran pada masing masing satuan pendidikan 100% 100% 10 Mendorong tumbuh kembangnya perpustakaan keliling dan taman Baca 11 Menambah jumlah dokter Arah Kebijakan Bidang Kesehatan : Meningkatnya prestasi siswa, guru dan Kepsek Meningkatnya kualifikasi sertifikasi guru dan Meningkatnya minat baca siswa di Kota dan wilayah hinterland Pelayanan Perpustakaan daerah Kota Batam Koleksi Perpusatakaan daerah Kota Batam Persentasi bayi yang mendapat imunisasi dasar lengkap Se Kota Batam Se Kota Batam Se Kota Batam Se Kota Batam 500 org org Program Pengembangan Budaya Baca dan pembinaan Perpustakaan 14% 90% 32% 85% 51% 90% Upaya Kesehatan Masyarakat dan Perbaikan Gizi PERPUSTAKAAN KESEHATAN KANTOR PERPUSTAKAAN DAN ARSIP DINKES & PMPK-UKM VI-36

149 Revisi Indikator RPJMD Kota Batam STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN No Sasaran Strategi dan Arah Kebijakan Indikator Kinerja (outcome) Capaian Kinerja Kondisi Awal Kondisi Akhir Program Pembangunan Daerah Bidang Urusan SKPD Penanggung Jawab (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) Pemerataan Masyarakat, serta 12 Perluasan dan penempatan Persentase desa 51% 100% Pencegahan dan pemerataan akses SDM Kesehatan pencapaian UCI Penanggulangan kesehatan secara Penyakit 13 Pelayanan merata, bermutu dan Angka AFP pada anak >2 >2 kesehatan gratis terjangkau bagi usia <15 tahun per yang selektif seluruh lapisan dengan masyarakat anak pembatasan Angka penemuan khusus kasus (case detection rate) TB Paru 23,1% 70% 14 Peningkatan sediaan obat dan alat kesehatan Strategi : Meningkatkan layanan kesehatan prima dan pengendalian jumlah penduduk secara komprehensif Angka kesembuhan penderita( success rate) TBC Persentase penangan kasus Diare 35% 70% 90% 100% Cakupan pelayanan 5% 5% Upaya Kesehatan kesehatan rujukan Masyarakat dan pasien masyarakat Perbaikan Gizi miskin Masyarakat, serta Prevalence HIV 3,5% < 1% Pencegahan dan Penanggulangan Angka penemuan 1/ / Penyakit kasus Baru (NCDR) kusta KESEHATAN DINKES & PMPK-UKM VI-37

150 Revisi Indikator RPJMD Kota Batam STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN No Sasaran Strategi dan Arah Kebijakan Indikator Kinerja (outcome) Capaian Kinerja Kondisi Awal Kondisi Akhir Program Pembangunan Daerah Bidang Urusan SKPD Penanggung Jawab (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) Cakupan Balita dengan pneumonia yang ditangani Insiden rate (angka kejadian) DBD 35% 70% 76.78/ / Annual Parasite Indeks (API) Malaria 1.06/ / Mendorong berdirinya rumah sakit non pemerintah Strategi : Meningkatkan layanan kesehatan prima dan pengendalian jumlah penduduk secara komprehensif Meningkatnya gizi anak sekolah di Hinterland Meningkatnya kemampuan puskesmas perawatan maupun PONED Upaya Kesehatan KESEHATAN PMPK-UKM Masyarakat dan Perbaikan Gizi 25% 100% Penanggulangan Penyakit Masyarakat, serta Pencegahan dan DINKES Meningkatnya kemampuan PONEK RSUD 50% 100% Meningkatnya pengawasan kesehatan sarana 50% 80% Menurunnya persentase balita gizi buruk <1% <1% VI-38

151 Revisi Indikator RPJMD Kota Batam STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN No Sasaran Strategi dan Arah Kebijakan Indikator Kinerja (outcome) Capaian Kinerja Kondisi Awal Kondisi Akhir Program Pembangunan Daerah Bidang Urusan SKPD Penanggung Jawab (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) 16 Mendorong terakreditasinya rumah sakit 17 Menambah kapasitas dan layanan puskesmas 18 Menambah sarana kesehatan pemerintah 19 Menambah jumlah puskesmas Menurunnya persentase balita gizi kurang <8% <8% Menurunnya AKI 30/ / Menurunnya AKB 166/ /1000 Meningkatnya perawatan lansia di puskesmas Meningkatnya kesehatan umum Terawasinya medis tingkat tempat limbah Terpenuhinya informasi kesehatan yang dibutuhkan masyarakat Cakupan desa siaga aktif Persentase posyandu kwalitas 0 50% 80% 90% 50% 75% 50% 75% Promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat serta standarisasi pelayanan kesehatan 25% 50% 26% Purnama 90% Purnama KESEHATAN DINKES VI-39

152 Revisi Indikator RPJMD Kota Batam STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN No Sasaran Strategi dan Arah Kebijakan Indikator Kinerja (outcome) Capaian Kinerja Kondisi Awal Kondisi Akhir Program Pembangunan Daerah Bidang Urusan SKPD Penanggung Jawab (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) 21% Mandiri 5% 35% Mandiri 15% 20 Meningkatkan layanan rumah sakit pemerintah Persentase ketersediaan Kesehatan Persentasi ketersediaan obat Persentasi kefarmasian mendapat pengawasan profil sarana yang 100% 100% 90% 100% Program Pengadaan dan Pengawasan 70% 80% Obat serta Perbekalan Kesehatan KESEHATAN DINKES & RSUD 21 Meningkatnya kualitas hidup melalui perilaku hidup bersih dan sehat 22 Meningkatnya hunian yang layak dan terjangkau, terutama bagi MBR Arah Kebijakan Bidang Perumahan : Melakukan kebijakan pembangunan dan peningkatan kondisi PSU lingkungan perumahan dan kawasan Terpenuhinya peralatan kesehatan RSDU standar Tipe C Terbangunnya fasilitas gedung RSUD Tipe C Pembangunan rusunawa 70% 100% 0 100% 31 twinblok 35 TB Program Pembangunan, Pemeliharaan dan Pengembangan Insfrastruktur Sarana dan Prasarana PERUMAHAN DISTAKO VI-40

153 Revisi Indikator RPJMD Kota Batam STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN No Sasaran Strategi dan Arah Kebijakan Indikator Kinerja (outcome) Capaian Kinerja Kondisi Awal Kondisi Akhir Program Pembangunan Daerah Bidang Urusan SKPD Penanggung Jawab (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) permukiman secara Permukiman dan terpadu Perumahan Mendorong Strategi : m dunia usaha Meningkatkan menyediakan koordinasi dengan hunian bagi Pemerintah Pusat pekerjanya dan dunia usaha dalam rangka upaya penyediaan Rusunawa Strategi: Program PERUMAHAN DISTAKO Meningkatkan kinerja 24 Menurunkan BLUD Perumahan Jalan lingkungan/ M m Pembangunan, luasan daerah jerambah yang perlu Pemeliharaan dan kumuh dibangun di kawasan Pengembangan permukiman hinterland. Insfrastruktur Sarana dan Prasarana 25 Mendorong penyediaan rumah bagi PNS dan pemberi layanan di daerah terpencil Strategi : Meningkatkan kualitas PSU lingkungan perumahan dan kawasan Jumlah bantuan pembangunan dan rehabilitasi perumahan dan permukiman(ddub) kawasan Permukiman Perumahan dan VI-41

154 Revisi Indikator RPJMD Kota Batam STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN No Sasaran Strategi dan Arah Kebijakan Indikator Kinerja (outcome) Capaian Kinerja Kondisi Awal Kondisi Akhir Program Pembangunan Daerah Bidang Urusan SKPD Penanggung Jawab (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) permukiman secara Drainase/ saluran 954 M m terpadu dan lingkungan yang perlu komprehensif dibangun di kawasan permukiman hinterland. Pembangunan Bangunan Fasilitas Umum untuk Rehabilitasi Bangunan untuk Fasilitas Umum Jumlah perumusan kebijakan, regulasi dan NSPK. Jalan lingkungan yang perlu dibangun/ direhabilitasi di kawasan permukiman perkotaan. Drainase/ saluran lingkungan yang perlu dibangun/ direhabilitasi di kawasan permukiman perkotaan Pelaksanaan (DDUB) PNPM 1 unit 28 unit - - Tidak Ada Ada m m 1777 m m Program - Pembangunan, Pemeliharaan Pengembangan dan Insfrastruktur Sarana PERUMAHAN DISTAKO VI-42

155 Revisi Indikator RPJMD Kota Batam STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN No Sasaran Strategi dan Arah Kebijakan Indikator Kinerja (outcome) Capaian Kinerja Kondisi Awal Kondisi Akhir Program Pembangunan Daerah Bidang Urusan SKPD Penanggung Jawab (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) Tersusunnya dokumen perencanaan Prasarana Sarana Dasar lingkungan perumahan dan permukiman perkotaan Jumlah peningkatan kualitas perumahan swadaya (DDUPB) Jumlah PSU Perumahan Permukiman (DAK) Jumlah bantuan stimulan PSU perumahan dan permukiman (DDUB). Jumlah bantuan PSU rusunawa (DDUB). Tingkat pemahaman stakeholder terhadap permukiman lingkungan sehat perumahan. Jumlah penataan lingkungan perumahan Ada 6 thn anggaran 1 lokasi 6 thn anggaran 10 kawasan 35 kawasan 10 kawasan 35 kawasan dan Permukiman Perumahan Prasarana dan 4 paket Ada PERUMAHAN DISTAKO, KANTOR DAMKAR DAN DINAS Tidak Ada SOSIAL DAN 6 thn PEMAKAMAN anggaran 2 kawasan 7 kawasan PERUMAHAN DISTAKO, KANTOR DAMKAR DAN DINAS VI-43

156 Revisi Indikator RPJMD Kota Batam STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN No Sasaran Strategi dan Arah Kebijakan Indikator Kinerja (outcome) Capaian Kinerja Kondisi Awal Kondisi Akhir Program Pembangunan Daerah Bidang Urusan SKPD Penanggung Jawab (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) permukiman kumuh Program SOSIAL (DDUB). PEMAKAMAN Pembangunan, Inventarisasi Ada Ada Pemeliharaan dan Prasarana Sarana Dasar lingkungan. (PSD) Pengembangan Insfrastruktur Sarana Jumlah Pengawasan / pemeriksaan bangunan gedung dan tempat usaha Jumlah masyarakat yang terlatih dalam penanggulangan bahaya kebakaran (Balakar) Pembangunan pos pemadam kebakaran / Markas Komando 20% 100% dan Permukiman Perumahan Prasarana 36% 100% (DAMKAR) 0 1 (DAMKAR) Peralatan 70% 95% DISTAKO, KANTOR penyelamatan DAMKAR DAN DINAS kebakaran SOSIAL DAN Fasilitas Hidrant kota 30% 90% PEMAKAMAN dan DAN VI-44

157 Revisi Indikator RPJMD Kota Batam STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN No Sasaran Strategi dan Arah Kebijakan Indikator Kinerja (outcome) Capaian Kinerja Kondisi Awal Kondisi Akhir Program Pembangunan Daerah Bidang Urusan SKPD Penanggung Jawab (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) Kebutuhan kendaraan penanggulangan bahaya kebakaran 1) Jumlah TPU yang memadai s.d 10 tahun kedepan 2) Jumlah lahan TPU yang asetnya telah diserahkan kepada Pemko 3) Terbentuknya Perda Pemakaman 4) Persentase TPU Kota Batam yang menegtahui SOTK Pemakaman 5) Persentase pemenuhan sarpras dan pemakaman yang sesuai dengan standar HITT 6) Jumlah TPU yang tertata sesuai dengan HITT 7) Penyelenggaraan Pemakaman Tunawan Kota Batam 20% 100% (DAMKAR) 1 3 (DINSOS DAN PEMAKAMAN) /105 = /105 = VI-45

158 Revisi Indikator RPJMD Kota Batam STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN No Sasaran Strategi dan Arah Kebijakan Indikator Kinerja (outcome) Capaian Kinerja Kondisi Awal Kondisi Akhir Program Pembangunan Daerah Bidang Urusan SKPD Penanggung Jawab (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) terselenggara dengan baik 8) Terbentukanya UPT Pelayanan 0 1 Pemakaman Terlaksananya pengawasan kegiatan di setiap kecamatan Jumlah bangunan gedung yang memenuhi persyaratan, keselamatan, kesehatan, keamanan dan kenyamanan. Penegakan aturan tata bangunan dan keandalan pada bangunan gedung Keandalan bangunan dan pengawasannya terpantau Jumlah bangunan gedung negara yang dibangun dan dipelihara. Setiap tahun Setiap tahun Kecamatan se-kota Batam unit Pembangunan, Peningkatan Kualitas dan Pengawasan pembangunan Ada Tidak ada 6 thn anggaran ada 5 unit 13 unit PERUMAHAN DINAS TATA KOTA VI-46

159 Revisi Indikator RPJMD Kota Batam STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN No Sasaran Strategi dan Arah Kebijakan Indikator Kinerja (outcome) Capaian Kinerja Kondisi Awal Kondisi Akhir Program Pembangunan Daerah Bidang Urusan SKPD Penanggung Jawab (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) 28 Terciptanya hubungan industrial dan fasilitasi pekerja yang baik Arah Kebijakan Bidang Ketenagakerjaan : - Menggali dan mengembangkan lapangan kerja yang dapat menyerap tenaga kerja terkait dengan Pengelola Kawasan Tingkat pemahaman stakeholder jasa konstruksi dalam penyelenggaraan bangunan gedung. Jumlah Pelayanan administrasi perizinan bangunan dan jasa konstruksi. Jumlah tugu/gerbang kampong tua yang terbangun Panjang Pedestrian yang terbangun Jumlah tenaga kerja yang dilatih Tersedianya latihan Kerja Balai Tersedianya Data base Ketenagakerjaan Tidak Ada Ada ada 20 dok 18 lokasi 33 lokasi Program Pengelolaan dan Peningkatan Utilitas Perkotaan m m 50 orang 900 org Peningkatan Kualitas, Produktivitas Tenaga Kerja dan Kesempatan Kerja buku/tahun 150 buku/tahun PERUMAHAN KETENAGAKERJAAN DINAS TATA KOTA DISNAKER VI-47

160 Revisi Indikator RPJMD Kota Batam STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN No Sasaran Strategi dan Arah Kebijakan Indikator Kinerja (outcome) Capaian Kinerja Kondisi Awal Kondisi Akhir Program Pembangunan Daerah Bidang Urusan SKPD Penanggung Jawab (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) - Meningkatkan keberpihakan dan perlindungan pada tenaga kerja sesuai dengan ketentuan yang ada serta mengkaitkan dengan pendidikan tinggi yang berkualitas Tersedianya lapangan kerja baru Berkurangnya kecelakaan kerja Strategi : Membuka lapangan kerja Strategi : Mengurangi kecelakaan kerja Jumlah pencari kerja yang ditempatkan Tercitanya usaha mandiri Penyelesaian kasus hubungan Industrial Tersedianya Upah Minimum Kota Batam setiap Tahun Tersedianya sarana Hubungan Industrial Penegakan Hukum di perusahan Org org 100 org 1050 org 12 kali/tahun 12 kali/tahun PP/PKB 500 PUK 50 Bipatrit 50 prshn 2492 Prsh PP/PKB 100 PUK 10 Bipatrit 10 prshn 1200 Prsh Program Peningkatan Pembinaan, Pengawasan dan Perlindungan Ketenagakerjaan VI-48

161 Revisi Indikator RPJMD Kota Batam STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN No Sasaran Strategi dan Arah Kebijakan Indikator Kinerja (outcome) Capaian Kinerja Kondisi Awal Kondisi Akhir Program Pembangunan Daerah Bidang Urusan SKPD Penanggung Jawab (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) Berkurangnya 90 % 100 % Kecelakaan kerja 31 Meningkatnya pelayanan bidang kepemudaan dan keolahragaan Strategi : Melakukan pelayanan bidang kepemudaan dan keolahragaan yang berkesinambungan Arah Kebijakan Bidang Kepemudaan Olahraga : dan Meningkatkan sarana prasarana, organisasi, pendidikan dan pelatihan pemuda dalam pembangunan Rasio Pemuda berwirausaha per jumlah pemuda seluruhnya Terlaksananya PASKIBRAKA dan peningkatan wawasan pemuda Terlaksanany bakti pemuda bulan Terlaksananya diklat di bidang kepemudaan, kepramukaan dan olahraga Jumlah olahraga per penduduk Tersedianya prasarana dan pemuda sarana satuan sarana olahraga 10% 60% Program Peningkatan, 2 kegiatan/tahun 2 kegiatan/tahun 1 kegiatan 1 kegiatan 5 pelatihan 10 pelatihan unit 60 unit Pembinaan Pelayanan Kepemudaan Olahraga dan dan KEPEMUDAAN OLAH RAGA DAN KANPORA VI-49

162 Revisi Indikator RPJMD Kota Batam STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN No Sasaran Strategi dan Arah Kebijakan Indikator Kinerja (outcome) Capaian Kinerja Kondisi Awal Kondisi Akhir Program Pembangunan Daerah Bidang Urusan SKPD Penanggung Jawab (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) Meningkatkan 32 Terciptanya Terselenggaranya 18.2% 23,2% kualitas dan pusat olahraga even olahraga tingkat kuantitas sarana bertaraf nasional Kota Batam dan prasarana dan internasional tersedianya anggaran olahraga dan pembinaan atlet Kepemudaan, berprestasi SDM, organisasi keolahragaan dan Tersedianya bibit atlet 0 4 kegiatan faktor pendukung lainnya dalam Terbinanya 0 11 kegiatan mendukung manajemen organisasi prestasi olahraga olahraga Terbentuknya cabang olahraga unggulan/berprestasi 0 5 cabor 33 Meningkatnya kualitas hidup Strategi : Membangun atau mendorong berdirinya pusat olahraga bertaraf nasional Arah Kebijakan Terselenggaranya kegiatan cabang olahraga pembinaan dan industri olahraga Terlaksananya peningkatan pelayanan dan kompetensi tenaga keolahragaan Meningkatnya kualitas hidup perempuan di 236 kel 320 kel Program Peningkatan Kualitas Hidup PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN BADAN PEMBERDAYAAN VI-50

163 Revisi Indikator RPJMD Kota Batam STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN No Sasaran Strategi dan Arah Kebijakan Indikator Kinerja (outcome) Capaian Kinerja Kondisi Awal Kondisi Akhir Program Pembangunan Daerah Bidang Urusan SKPD Penanggung Jawab (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) dan perlindungan bidang usaha ekonomi Bidang Perempuan dan Anak PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN terhadap Pemberdayaan produktif. ANAK PERLINDUNGAN ANAK perempuan dan serta Perempuan dan anak Perlindungan Anak Pengarasutamaan : Gender Meningkatkan peran Meningkatnya jumlah 750 org org dan partisipasi partisipasi perempuan perempuan dalam dibidang Ke kehidupan untuk organisasian mendorong Menurunnya jumlah 600 org org terwujudnya kasus tindak kesetaraan dan kekerasan, eksploitasi keadilan jender, terhadap perempuan serta melindungi dan dan anak meningkatkan Meningkatnya 250 org 500 org kualitas hidup pemahaman perempuan dan anak masyarakat tentang perlindungan terhadap pemenuhan hak-hak perempuan dan anak 35 Meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap pencegahan bahaya narkoba Strategi : Meningkatkan peran dan posisi perempuan dalam kehidupan bermasyarakat, serta Meningkatkan pemahaman masalah gender melalui aktifas gender Meningkatkan Kelembagaan Peran 600 org org 27 lembaga 165 lembaga VI-51

164 Revisi Indikator RPJMD Kota Batam STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN No Sasaran Strategi dan Arah Kebijakan Indikator Kinerja (outcome) Capaian Kinerja Kondisi Awal Kondisi Akhir Program Pembangunan Daerah Bidang Urusan SKPD Penanggung Jawab (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) meningkatkan Pengarusutamaan kualitas hidup Gender (PUG) perempuan dan anak Menekan org org Program Peningkatan KELUARGA BADAN pertambahan Kesejahteraan BERENCANA & PEMBERDAYAAN penduduk dengan KELUARGA PEREMPUAN DAN Keluarga dan menurunkan angka SEJAHTERA KESBANGPOL-LINMAS kelahiran Penanggulangan Meningkatnya pengetahuan masyarakat khususnya Se Kota Batam/tahun Se Kota Batam/tahun Narkoba, PMS serta HIV/AIDS remaja terhadap kesehatan reproduksi 36 Percepatan penanggulangan kemiskinan daerah Arah Kebijakan Bidang Sosial : Menciptakan pola dan sistem peningkatan kualitas hidup dan Meningkatnya kualitas ketahanan keluarga Meningkatnya hidup keluarga taraf Menurunnya jumlah pengguna narkoba Terbantunya pemakanan anak panti asuhan Meningkatnya kemandirian fakir miskin dalam memenuhi kebutuhannya keluarga ,01% 750 anak 1240 anak Program KK Penanggulangan Kemiskinan dan Penanganan Masalah masalah Sosial SOSIAL DINAS SOSIAL DAN PEMAKAMAN, BAG PEREKONOMIAN & BAG KESRA SETDAKO VI-52

165 Revisi Indikator RPJMD Kota Batam STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN No Sasaran Strategi dan Arah Kebijakan Indikator Kinerja (outcome) Capaian Kinerja Kondisi Awal Kondisi Akhir Program Pembangunan Daerah Bidang Urusan SKPD Penanggung Jawab (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) kesejahteraan Terlaksananya RTSM masyarakat, program PKH terutama Tersedianya 300 paket paket masyarakat kebutuhan dasar bagi miskin dalam bantuan/tahun bantuan/tahun korban bencana alam pemenuhan Tersedianya Rumah kebutuhan dasar 300 unit unit Layah Huni bagi secara masyarakat miskin komprehensif Terpenuhinya Dukungan org kebutuhan dasar bagi bantuan dan RTSM. fasilitasi pelayanan penyandang masalah kesejahteraan bagi sosial secara memadai dan berkelanjutan Tersedianya bantuan stimulan bagi orang dgn kecacatan Menurunnya jumlah orang terlantar dan korban kekerasan pekerja migran meningkatnya nilai nilai kepahlawanan dan KN terlaksananya pemulangan pekerja migrant dan korban kekerasan pekerja illegal org Program 600 org org org org 1000 org Penanggulangan Kemiskinan dan Penanganan Masalah masalah Sosial SOSIAL DINAS SOSIAL DAN PEMAKAMAN, BAG PEREKONOMIAN & BAG KESRA SETDAKO VI-53

166 Revisi Indikator RPJMD Kota Batam STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN No Sasaran Strategi dan Arah Kebijakan Indikator Kinerja (outcome) Capaian Kinerja Kondisi Awal Kondisi Akhir Program Pembangunan Daerah Bidang Urusan SKPD Penanggung Jawab (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) tersimpannya prasarana bencana dalam gedung - 1 unit tersedianya sarana 1 unit dapur 0 operasional bencana umum 1 unit tanki air 1 unit MCK mobile Terpeliharanya peralatan kesiapsiagaan bencana Terpenuhinya kebutuhan RTSM Terbinanya masyarakat PMKS Termonitornya bantuan Program Kompensasi Pengurangan Subsidi bahan bakar minyak (PKPS BBM) Terbentuknya informasi kesejahteraan pusat PACA 0 5 unit 6000 RTSM/tahun 6000 RTSM/tahun 15% 31.3% (BAG.PEREKONOMIAN) SETDAKO BATAM 4x setahun 4x setahun (Bag. Perekonomian & DINAS SOSIAL DAN PEMAKAMAN) Rutin tahunan Rutin tahunan VI-54

167 Revisi Indikator RPJMD Kota Batam STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN No Sasaran Strategi dan Arah Kebijakan Indikator Kinerja (outcome) Capaian Kinerja Kondisi Awal Kondisi Akhir Program Pembangunan Daerah Bidang Urusan SKPD Penanggung Jawab (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) dan terbantunya operasionalnya Terpenuhinya kebutuhan dasar bagi anak dan lanjut usia bermasalah Ter-revisinya perda No 6 Tahun 2002 Termonitornya penyandang masalah kesejahteraan sosial Meningkatnya potensi SDM PMKS Terlaksananya bazaar sembako murah Tersalurnya Raskin 936 org org Ada ada Program WTS 750 Waria 218 Gepeng 297 Org gila 30 WRS unit 200 KK 50 orsos RTS/tahun RTS/tahun WTS 750 Waria 218 Gepeng 297 Org gila 30 WRS unit KK 250 orsos RTS/tahun RTS/tahun Penanggulangan Kemiskinan dan Penanganan Masalah masalah Sosial SOSIAL DINAS SOSIAL DAN PEMAKAMAN, BAG PEREKONOMIAN & BAG KESRA SETDAKO VI-55

168 Revisi Indikator RPJMD Kota Batam STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN MISI 4 : Menumbuhsuburkan kehidupan harmonis dan berbudi pekerti atas dasar nilai multi etnis, multi kultur dan melestarikan nilai-nilai seni budaya melayu, kearifan lokal, dan memelihara kelestarian lingkungan hidup. No Sasaran Strategi dan Arah Kebijakan Indikator Kinerja (outcome) Kondisi Awal Capaian Kinerja Kondisi Akhir Program Pembangunan Daerah Bidang Urusan SKPD Penanggung Jawab (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) 1 Berkembangnya nilai-nilai seni budaya melayu dan daerah lainnya 2 Memberikan ruang publik bagi kegiatan masyarakat untuk mengaktualisasikan dirinya 3 Memfasilitasi acara tahunan budaya Strategi : Mengembangkan nilai seni budaya melayu yang kokoh sebagai nilai kekayaan khas budaya asli daerah Arah Kebijakan Bidang Kebudayaan : Mengembangkan budaya multi kultur dan multi etnik dan kebebasan berkreasi dengan tetap mengacu pada etika, moral, estika, dan agama, serta tetap Peningkatan keterampilan pelaku seni dan budaya daerah Rehabilitasi sejarah seni dan budaya daerah Fasilitasi penyelenggaraan festival budaya daerah Berkembanganya kebudayaan dan pariwisata Berkembangnya kesenian Tersedianya system informasi Tujuh pelatihan Kali Telah diserahkan 25 paket alat music melayu kepada pelaku seni dan sanggar 18 Kali Pelatihan Program Pengembangan, Peningkatan -satu judul buku sejarah lokal dan maping budaya -Tersedianya 54 paket alat music melayu -12 bantuan sanggar - 12 event / tahun 6 event 3 event/tahun 1 event/tahun 1 event/tahun - - Pembinaan Kebudayaan dan KEBUDAYAAN DISPARBUD VI-56

169 Revisi Indikator RPJMD Kota Batam STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN No Sasaran Strategi dan Arah Kebijakan Indikator Kinerja (outcome) Kondisi Awal Capaian Kinerja Kondisi Akhir Program Pembangunan Daerah Bidang Urusan SKPD Penanggung Jawab (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) multi kultur dan multi melestarikan dan database etnik di Kota Batam apresiasi nilai kebudayaan yang dapat menarik kesenian dan minat wisatawan kebudayaan 4 Batam menjadi kota internasional yang multi kultur dan multi etnik. 5 Meningkatnya keharmonisan kerukunan hidup antar kelompok agama dalam masyarakat Strategi : Meningkatkan kesadaran masyarakat dalam kehidupan bermasyarakat yang heterogen Terfasilitasinya penyelenggaraan dialog kebudayaan Terlaksananya program pemerintah dalam melaksanakan MTQ/STQ Setiap Tahunnya dan menghasilkan Qori-Qoriah yang berpotensi pada ajang nasional Terlaksanaanya Peringatan Hari- Hari besar Keagamaan di Kota Batam, Wirid Pengajian Pegawai Pemko Batam, Safari Ramadhan, Buka Puasa, Open Rutin Rutin Program Peningkatan Penghayatan Nilainilai Keagamaan Rutin Rutin KEBUDAYAAN (BAG.KESRA SETDAKO BATAM) VI-57

170 Revisi Indikator RPJMD Kota Batam STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN No Sasaran Strategi dan Arah Kebijakan Indikator Kinerja (outcome) Kondisi Awal Capaian Kinerja Kondisi Akhir Program Pembangunan Daerah Bidang Urusan SKPD Penanggung Jawab (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) House dan halal Bihalal Terlaksananya Pelatihan Lembaga keagamaan di Kota Batam, dan menghasilkan Pengurus yang profesional di Bidangnya masingmasing Terlaksananya persiapan Ibadah Haji, Terbantunya Biaya Domestik Para JCH Kota Batam dan diberangkatkanya TPHD/TKHD Terlaksananya Pembinaan dan pelatihan terhadap Qori-Qoriah Se Kota Batam Terlaksananya Pelatihan bagi 0 % 100 % Rutin Rutin Rutin Rutin Penghayatan Nilainilai Keagamaan 10 % 45 % KEBUDAYAAN (BAG.KESRA SETDAKO BATAM) VI-58

171 Revisi Indikator RPJMD Kota Batam STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN No Sasaran Strategi dan Arah Kebijakan Indikator Kinerja (outcome) Kondisi Awal Capaian Kinerja Kondisi Akhir Program Pembangunan Daerah Bidang Urusan SKPD Penanggung Jawab (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) Guru TPA Se Kota Batam dan penerbitan Ijazah TPA bagi Santri yang tamat SD 6 Terkendalinya pencemaran dan kerusakan lingkungan waduk, pesisir dan laut Arah Kebijakan Bidang Lingkungan Hidup : Meningkatnya kualitas udara dan pengelolaan limbah dan material bahan berbahaya dan beracun Terlaksananya FASI di Kota Batam pada Setiap Tahunnya Tersedianya data base terhadap rumah ibadah di kota Batam Jumlah dokumen lingkungan yang disetujui (AMDAL, UKL/UPL, DPPL, DPLH, DELH dan SPPL) eksisting 911 dokumen menjadi 1300 dokumen Tingkat ketaatan pelaporan RKL/RPL dari 22 % tahun 2011 menjadi minimal 70 1 kegiatan/tahun 1 kegiatan/tahun Tidak ada ada 70% 100% Peningkatan Pengendalian pencemaran Perusakan Lingkungan 22% 70% dan LINGKUNGAN HIDUP BAPEDALDA VI-59

172 Revisi Indikator RPJMD Kota Batam STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN No Sasaran Strategi dan Arah Kebijakan Indikator Kinerja (outcome) Kondisi Awal Capaian Kinerja Kondisi Akhir Program Pembangunan Daerah Bidang Urusan SKPD Penanggung Jawab (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) % dari kondisi eksiting 911 dokumen 7 Penyelenggaraan sistem pengelolaan limbah cair Peningkatan upaya penegakan Tingkat ketaatan pelaporan RKL/RPL dan UKL- UPL dari 5 % tahun 2011 menjadi minimal 50 % dari kondisi eksiting 911 dokumen Jumlah izin Gangguan (HO) yang diterbitkan 666 izin pada tahun 2011 menjadi 1200 izin Jumlah perusahaan yang mengurus izin pembuangan air limbah dengan target 50 perusahaan. Jumlah pengawasan industri penghasil 5% 50% 55% 100% Peningkatan Pengendalian pencemaran Perusakan Lingkungan 0% 100% 72% 80% dan LINGKUNGAN HIDUP BAPEDALDA VI-60

173 Revisi Indikator RPJMD Kota Batam STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN No Sasaran Strategi dan Arah Kebijakan Indikator Kinerja (outcome) Kondisi Awal Capaian Kinerja Kondisi Akhir Program Pembangunan Daerah Bidang Urusan SKPD Penanggung Jawab (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) permukiman dan industri hukum lingkungan secara konsisten limbah B3 dari 72 % menjadi minimal 80 % dari prediksi potensi 500 perusahaan penghasil limbah B3 pada tahun Meningkatnya kualitas udara dan pengelolaan limbah dan material bahan bernbahaya dan beracun Jumlah perusahaan yang mengurus izin TPS limbah B3 eksisting 39 perusahaan menjadi 375 perusahaan. Jumlah kendaraan bermotor yang lulus emisi gas buang Terlaksananya kegiatan pulbaket Ditindaklanjuti setiap pengaduan masyarakat mengenai lingkungan hidup 10% 100% 70% 85% Tahunan Tahunan 90% 90% VI-61

174 Revisi Indikator RPJMD Kota Batam STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN No Sasaran Strategi dan Arah Kebijakan Indikator Kinerja (outcome) Kondisi Awal Capaian Kinerja Kondisi Akhir Program Pembangunan Daerah Bidang Urusan SKPD Penanggung Jawab (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) sesuai SPM lingkungan. 9 Terlindunginya kelestarian fungsi lahan, keanekaragaman hayati dan ekosistem hutan Target pencapaian SPM sesuai Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No.19 Tahun 2009 Peningkatan nilai hasil evaluasi pemantuauan adipura dari minimal 68 % menjadi maksimal 80 % Jumlah sekolah yang akan dibina dalam program Adiwiyata dari 6 sekolah menjadi 11 sekolah Pelaksanaan cut and fill memenuhi standar teknis dan administrasi minimal % dari perusahaan 0% 100% 68% 80% 44% 100% 40% 80% VI-62

175 Revisi Indikator RPJMD Kota Batam STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN No Sasaran Strategi dan Arah Kebijakan Indikator Kinerja (outcome) Kondisi Awal Capaian Kinerja Kondisi Akhir Program Pembangunan Daerah Bidang Urusan SKPD Penanggung Jawab (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) 10 Terpenuhinya kebutuhan dunia usaha dan masyarakat dalam mendapatakan lingkungan hidup yang sehat dan baik Strategi : Mengoptimalkan sarana dan prasaranan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup (laboratorium, pos pengaduan) dalam memenuhi tuntutan masyarakat terhadap lingkungan yang baik dan sehat Jumlah perusahaan yang ikut program PROPER dari 20 % menjadi minimal 80 % dari prediksi 20 perusahaan yang ikut program PROPER tahun Jumlah sarana dan prasarana pengawasan, perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang memadai. Tersedianya sarana dan prasarana laboratorium lingkungan dalam dalam rangka mewujudkan laboratorium lingkungan yang terakreditasi. 20% 80% 1 set 6 set Peningkatan Sarana dan Prasarana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup 3 set 13 set LINGKUNGAN HIDUP BAPEDALDA VI-63

176 Revisi Indikator RPJMD Kota Batam STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN No Sasaran Strategi dan Arah Kebijakan Indikator Kinerja (outcome) Kondisi Awal Capaian Kinerja Kondisi Akhir Program Pembangunan Daerah Bidang Urusan SKPD Penanggung Jawab (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) 11 Meningkatnya kepedulian pemangku kepentingan dalam menjalankan pembangunan berkelanjutan Strategi : Peningkatan partisipasi pemangku kepentingan (stakeholder) dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup Strategi : Memanfaatkan isu lingkungan global, undang undang lingkungan hidup dan perda lingkungan hidup dalam rangka menjalankan pembangunan Terlaksananya peningkatan Pelayanan Kualitas Lingkungan di Kota Batam (DAK + Pendamping DAK) Tersosialisasinya peraturan lingkungan hidup di Kota Batam setiap tahun. Tersosialisainya Program Adiwiyata di Kota Batam Terlaksananya Forum Perencanaan Program kegiatan Pengelolaan Lingkungan Hidup Di Kota Batam Tersosialisasinya Kegiatan Tank Cleaning dan 10% 100% 2 kali 7 kali 1 kali 6 kali 0 kali 5 kali 0 kali 5 kali VI-64

177 Revisi Indikator RPJMD Kota Batam STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN No Sasaran Strategi dan Arah Kebijakan Indikator Kinerja (outcome) Kondisi Awal Capaian Kinerja Kondisi Akhir Program Pembangunan Daerah Bidang Urusan SKPD Penanggung Jawab (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) berkelanjutan dan berwawasan lingkungan Pengelolaan Limbah B3 Terlaksananya 0 kali 5 kali Sosialisasi Pos Pengaduan di Kota Batam Terlaksananya 1 kali 6 kali Sosialisasi Adipura di Kota Batam Terlaksananya Sosialisasi Penanggulangan 0 kali 5 kali Keadaan Darurat Tumpahan Minyak di Perairan Tersedia dan beroperasinya Sistem Informasi Lingkungan (SIL) 0 paket 4 paket Tersedianya data 50 x 2 exp. 50 x 2 exp x 7. Status Lingkungan Hidup Daerah Kota Batam setiap tahunnya. Tersedianya profil Lingkungan Hidup Kota Batam 50 exp. 50 exp x 4 Terlaksananya Kajian Studi Daya 0 paket 2 kajian Program Peningkatan Penataan Lingkungan LINGKUNGAN HIDUP BAPEDALDA, KP2K DAN DINAS VI-65

178 Revisi Indikator RPJMD Kota Batam STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN No Sasaran Strategi dan Arah Kebijakan Indikator Kinerja (outcome) Kondisi Awal Capaian Kinerja Kondisi Akhir Program Pembangunan Daerah Bidang Urusan SKPD Penanggung Jawab (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) Dukung dan Daya dan Konservasi KEBERSIHAN Tampung DAN Lingkungan di Kota Sumber Daya Alam PERTAMANAN Batam Terlaksananya 0 paket 1 kajian Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Di Kota Batam Terlaksananya Kajian Lingkungan lainnya. 0 paket 2 kajian 12 Penyelenggaraan ruang terbuka hijau dan hutan tertata seluas 30% Terlaksananya Pengembangan dan Pemantapan Kawasan Konservasi Laut, Suaka Perikanan, dan Keanekaragaman Hayati Laut Pemenuhan bibit tanaman di kebun pembibitan. Pembangunan ruang terbuka hijau untuk taman kota Pemeliharaan taman di median 1 kawasan (7 Site) kapasitas bibit tanaman Taman kota : 6 lokasi 1 kawasan (7 Site) Kapasitas bibit tanaman Taman kota : 17 lokasi 50 lokasi/tahun 60 lokasi/tahun Program Peningkatan Penataan Lingkungan LINGKUNGAN HIDUP (KP2K) BAPEDALDA, KP2K DAN DINAS VI-66

179 Revisi Indikator RPJMD Kota Batam STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN No Sasaran Strategi dan Arah Kebijakan Indikator Kinerja (outcome) Kondisi Awal Capaian Kinerja Kondisi Akhir Program Pembangunan Daerah Bidang Urusan SKPD Penanggung Jawab (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) jalan, row jalan, dan Konservasi KEBERSIHAN simpang, dan DAN taman kota Sumber Daya Alam PERTAMANAN Penyelenggaraan sistem pengelolaan dan pengolahan persampahan Terbangun dan terkelola sistem pengolahan sampah dan reduksi sampah sesuai beban kota Pemangkasan rumput ruang milik jalan Peningkatan Peran Serta Masyarakat dalam Pengelolaan Taman Kota Volume sampah yang terangkut dari 500 ton/hari menjadi 600 ton/hari Penanganan kebersihan jalan Penanganan kebersihan drainase, parit dan selokan Sistem pengelolaan sampah di TPA Telaga Punggur dan TPA Belakang km/thn Km/thn 15 klmpk 45 klmpk 500 ton/hari 600 ton/hari 200 km/thn 268 km/thn 400 km/thn 440 km/thn TPA Telaga Punggur : Controlled Landfill (20 %) TPA Belakang TPA Telaga Punggur : Controlled Landfill (90 %) TPA Belakang Padang : Open Dumping (90 %) (KP2K) (DKP) VI-67

180 Revisi Indikator RPJMD Kota Batam STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN No Sasaran Strategi dan Arah Kebijakan Indikator Kinerja (outcome) Kondisi Awal Capaian Kinerja Kondisi Akhir Program Pembangunan Daerah Bidang Urusan SKPD Penanggung Jawab (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) Padang sesuai Padang : Open standar dari Dumping (20%) Lingkungan Hidup Pengawasan dan Pengendalian Kerjasama (KPS) bagi pengambil kebijakan untuk peningkatan pelayanan persampahan 0 5 laporan Program Peningkatan Penataan Lingkungan dan Konservasi Sumber Daya Alam LINGKUNGAN HIDUP BAPEDALDA, KP2K DAN DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN Monitoring, Evaluasi Pelaporan dan Rutin Rutin (DKP) Penanganan Kebersihan Daerah Pasang Surut 0 lokasi 15 lokasi Penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari sektor kebersihan. 1.9 Milyar/tahun 19,326 Milyar/tahun Sosialisasi peraturan perundang- 0 Sosialisasi, kampanye kebersihan 10 kali dan penertiban 7x VI-68

181 Revisi Indikator RPJMD Kota Batam STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN No Sasaran Strategi dan Arah Kebijakan Indikator Kinerja (outcome) Kondisi Awal Capaian Kinerja Kondisi Akhir Program Pembangunan Daerah Bidang Urusan SKPD Penanggung Jawab (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) undangan tentang kebersihan 15 Meningkatnya ketertiban hidup masyarakat Bidang Kependudukan dan Catatan Sipil, serta Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera : Meningkatkan penataan dan pengaturan jumlah penduduk dan administrasi kependudukan Peningkatan Peran Serta Masyarakat dalam Pengelolaan Persampahan Pembuatan data base dan sistem manajemen informasi persampahan Meningkatkan Penataan dan Pengaturan Jumlah Penduduk dan Administrasi Kependudukan 9 klmpk/thn 9 klmpk/thn 0 2 sistem KK dan KTP SIAK - 1 paket sosialisasi kebijakan kependudukan - 25rb lembar akte gratis ps pencatatan pernikahan sipil non muslim NIK - 1 paket sosialisasi kebijakan kependudukan - 30rb lembar akte gratis ps pencatatan pernikahan sipil non muslim jiwa penerapan dokumen penduduk rentan adm kependudukan - 1 paket peningkatan sistem arsip buku profil kependudukan/tahun Program Pengendalian Pengawasan Penduduk dan serta Penataan Administrasi Kependudukan KEPENDUDUKAN & CATATAN SIPIL DISDUK & CAPIL VI-69

182 Revisi Indikator RPJMD Kota Batam STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN No Sasaran Strategi dan Arah Kebijakan Indikator Kinerja (outcome) Kondisi Awal Capaian Kinerja Kondisi Akhir Program Pembangunan Daerah Bidang Urusan SKPD Penanggung Jawab (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) - Mon& evaluasi 12 kec, 64 kel Meningkatkan Penataan dan Pengaturan Jumlah Penduduk dan Administrasi Kependudukan - 1 pkt operasional - Program - 3 plbhn 6x razia adm kepnddkn 30x Pengendalian Pengawasan Penduduk dan serta Penataan Administrasi Kependudukan KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL DISDUK & CAPIL VI-70

183 Revisi Indikator RPJMD Kota Batam STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN MISI - 5 : Mewujudkan pelaksanaan pemerintahan yang baik, bersih dan berwibawa. No Sasaran Strategi dan Arah Kebijakan Indikator Kinerja (outcome) Capaian Kinerja Kondisi Awal Kondisi Akhir Program Pembangunan Daerah Bidang Urusan SKPD Penanggung Jawab (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) 1 Sosialisasi pada seluruh lapisan aparat tentang reformasi birokrasi Strategi : Meningkatkan ketertiban hidup masyarakat secara preventif dan kuratif dengan keikutsertaan aktif seluruh masyarakat Arah Kebijakan Bidang Kesatuan Bangsa dan Politik dalam Negeri : Meningkatkan kesadaran masyarakat dalam kehidupan bermasyarakat Meningkatnya partisipasi masyarakat pemilu dalam Laporan SPJ Bantuan parpol tepat waktu, sesuai dengan ketentuan yang berlaku Lancaranya informasi penyelenggaraan pemilu Tersedianya keamanan terampil tenaga yang Tersedianya sarana dan prasarana 46 % 56 % 21% 85% - 4 kegiatan 55 % 250 org 0-80% 1500 org 100% Program Pengembangan Paritisipasi dan Budaya Politik Peningkatan keamanan dan kenyamanan lingkungan masyarakat serta Penanggulangan bencana alam KESATUAN BANGSA & POLITIK DALAM NEGERI KESATUAN BANGSA & POLITIK DALAM NEGERI KESBANGPOL- LINMAS KESBANGPOL- LINMAS DAN SATPOL PP VI-71

184 Revisi Indikator RPJMD Kota Batam STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN No Sasaran Strategi dan Arah Kebijakan Indikator Kinerja (outcome) Capaian Kinerja Kondisi Awal Kondisi Akhir Program Pembangunan Daerah Bidang Urusan SKPD Penanggung Jawab (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) untuk dapat saling Tersedianya 50% 85% menghargai dan informasi poten si menghormati bencana alam perbedaan, serta mendahulukan kepentingan umum Meningkatkan penciptaan Meningkatnya kesiap-siagaan masyarakat terhadap peristiwa bencana 45% 70% ketertiban umum kehidupan Terlaksananya - Ruitn tahunan Peningkatan KESATUAN KESBANGPOLmasyarakat secara program kerja keamanan dan BANGSA & LINMAS DAN SATPOL berkesinambungan KOMINDA kenyamanan POLITIK DALAM PP dengan dukungan lingkungan masyarakat NEGERI Kebutuhan 10% 100 dan keikutsertaan serta Penanggulangan (SATPOL PP) Kemampuan Polisi masyarakat luas bencana alam Pamong Praja dalam Memelihara Kantrabtibmas dan Pencegahan Tindak Kriminal kebutuhan Pencegahan Terhadap Penyakit Masyakarakat Terciptanya ketentraman dan ketertiban umum Berkurangnya dan Kili Ruli 10% VI-72

185 Revisi Indikator RPJMD Kota Batam STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN No Sasaran Strategi dan Arah Kebijakan Indikator Kinerja (outcome) Capaian Kinerja Kondisi Awal Kondisi Akhir Program Pembangunan Daerah Bidang Urusan SKPD Penanggung Jawab (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) 2 Mengikutsertakan aparatur untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan yang relevan dan Terciptanya harmonisasi dalam kehidupan berbangsa Terciptanya kerukunan beragama umat Meningkatnya pemahaman Wasbang generasi muda dan masyarakat Terciptanya kerukunan hidup berbangsa dan sosial kemasyarakatan Terlaksananya eventevent ditingkat kelurahan dan kecamatan Presentase Pejabat yang telah memenuhi persyaratan pendidikan kepemimpinan 9 kasus 2 kasus Program pengembangan wawasan kebangsaan 100 org/tahun 100 org/tahun 60% 72 % KESATUAN BANGSA & POLITIK DALAM NEGERI KESBANGPOL- LINMAS Rutin tahunan Rutin tahunan SEKRETARIAT DAERAH Rutin Rutin Seluruh kecamatan se Kota Batam 57.80% (526/910),belum 384orang 100%(pejabat yang telah mengikuti perjenjangan sebanyak 388 org) Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur OTONOMI DAERAH, PEMERINTAHAN UMUM, ADMINISTRASI KEUANGAN BKD, KOMINFO, SEKRETARIAT DAERAH, SEKRETARIAT DEWAN, DISPENDA, KP2K, INSPEKTORAT VI-73

186 Revisi Indikator RPJMD Kota Batam STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN No Sasaran Strategi dan Arah Kebijakan Indikator Kinerja (outcome) Capaian Kinerja Kondisi Awal Kondisi Akhir Program Pembangunan Daerah Bidang Urusan SKPD Penanggung Jawab (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) sesuai dengan DAERAH, Persentase pegawai 90.29% dari 99.73%(CPNS kebutuhannya PERANGKAT yang telah memenuhi jumlah pegawai yang tealh DAERAH, syarat untuk diangkat telah mengikuti mengikuti LPJ KEPEGAWAIAN menjadi PNS LPJ sebanyak 1530 DAN orang) PERSANDIAN Jumlah peserta sosialisasi peraturan perundang-undangan Tersusunnya formasi kebutuhan pegawai Persentase pemenuhan kebutuhan pegawai pemko Batam Persentase kenaikan pangkat yang tepat waktu Persentase data pegawai yang telah masuk database kepegawaian orang Rutin/tahun 81.50% dari kebutuhan pegawai Rutin/tahun 98% (jumlah pegawai meningkat sebanyak 942 org) 100% 100% (terjadi kenaikan pangkat sebanyak 7119 kenaikan pangkat) 100% 100% (Terpeliharanya simpeg data seluruh pegawai) VI-74

187 Revisi Indikator RPJMD Kota Batam STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN No Sasaran Strategi dan Arah Kebijakan Indikator Kinerja (outcome) Capaian Kinerja Kondisi Awal Kondisi Akhir Program Pembangunan Daerah Bidang Urusan SKPD Penanggung Jawab (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) Jumlah pegawai yang memperoleh penghargaan Persentase menurunnya tingkat indisipliner aparatur Persentase pegawai yang mengikuti pendidikan formal sesuai bid tugasnya Jumlah pegawai mengikuti diklat teknis, fungsional dan kepemimpinan Tersusunnya data kebutuhan diklat Penyelenggaraan monitoring, evaluasi dan pelaporan Jumlah pegawai yang pensiun Tersedianya Balai Diklat DED 0 75 orang pegawai berprestasi 0,36% 0,20% Kualifikasi berpendidikan sarjana sebanyak 2335 orang 46,93% menjadi 2756 orang orang Belum ada setiap tahunnya ada setiap tahunnya orang pegawai Belum ada Ada Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur OTONOMI DAERAH, PEMERINTAHAN UMUM, ADMINISTRASI KEUANGAN DAERAH, PERANGKAT DAERAH, KEPEGAWAIAN DAN PERSANDIAN BKD, KOMINFO, SEKRETARIAT DAERAH, SEKRETARIAT DEWAN, DISPENDA, KP2K, INSPEKTORAT VI-75

188 Revisi Indikator RPJMD Kota Batam STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN No Sasaran Strategi dan Arah Kebijakan Indikator Kinerja (outcome) Capaian Kinerja Kondisi Awal Kondisi Akhir Program Pembangunan Daerah Bidang Urusan SKPD Penanggung Jawab (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) 3 Meningkatnya efektivitas dan efisiensi pengelolaan keuangan daerah 4 Memiliki sistem pemerkiraan pendapatan daerah yang handal 5 Meningkatnya pendapatan daerah Kota Batam dari sumbangan pihak ketiga Strategi: Peningkatan koordinasi dengan BP Batam dalam mengoptimalkan realisasi pendapatan yang berasal dari BP Batam Meningkatnya SDM bidang Komunikasi Jumlah Realisasi Penerimaan Pajak Daerah Dibandingkan Dari Angka Target Yang Ditetapkan Tahun Berjalan Pelaksanaan Penyusunan Ranperda Tentang Pajak Daerah Pelaksanaan evaluasi peraturan daerah tentang pajak daerah Besaran Jumlah Realisasi Penerimaan Pajak Daerah Dibandingkan Dari Angka Target Yang Ditetapkan Tahun Berjalan - Rutin/tahun 231 M 384 M Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah 7 Pajak Daerah 9 Pajak Daerah - 4 pajak daerah 231 M 358 M OTONOMI DAERAH, PEMERINTAHAN UMUM, ADMINISTRASI KEUANGAN DAERAH, PERANGKAT DAERAH, KEPEGAWAIAN DAN PERSANDIAN (DISPENDA) VI-76

189 Revisi Indikator RPJMD Kota Batam STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN No Sasaran Strategi dan Arah Kebijakan Indikator Kinerja (outcome) Capaian Kinerja Kondisi Awal Kondisi Akhir Program Pembangunan Daerah Bidang Urusan SKPD Penanggung Jawab (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) 6 Membangun sistem reformasi birokrasi Tersedianya Standar Operating Prosedur (SOP) Penyelenggaraan Pelayanan Pajak Daerah 2 paket Tersedianya Standar Pelayanan Minimal (SPM) Penyelenggaraan Pelayanan Pajak Daerah 2 paket Tersedianya sarana Sistem Informasi Reklame On Line Tersedianya Sarana Sistem pemungutan pajak daerah on line Tersedianya Sarana Sistem pemungutan pajak daerah on line BPHTB dan PBB Tersedianya sistem penerimaan kinerja bendahara penerima SKPD 1 SOP 3 SOP 2 SPM 4 SPM 1 sistem 2 sistem 3 WP Hotel, 3 WP Restoran Tidak ada Ada 14 WP Hotel, 14 WP Restoran Ada Ada (pengembangan) VI-77

190 Revisi Indikator RPJMD Kota Batam STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN No Sasaran Strategi dan Arah Kebijakan Indikator Kinerja (outcome) Capaian Kinerja Kondisi Awal Kondisi Akhir Program Pembangunan Daerah Bidang Urusan SKPD Penanggung Jawab (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) Terlaksananya koordinasi dan evaluasi realisasi penerimaan SKPD Terlaksananya tertib admnistrasi pembukuan pembukuan Pelaksanaan rekonsiliasi pendapatan daerah Pelaksanaan intensifikasi dan ekstensifikasi Pph 21 dan OPDN Data Base dan Pemetaan Data (Road Map) Potensi Pendapatan Daerah Pengembangan Basis Data Sistem Manajemen Informasi Objek Pajak (SISMIOP) Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) Tahunan Tahunan - ada Tahunan Tahunan 863 M 1,194 T - 5 dok Tidak ada Ada VI-78

191 Revisi Indikator RPJMD Kota Batam STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN No Sasaran Strategi dan Arah Kebijakan Indikator Kinerja (outcome) Capaian Kinerja Kondisi Awal Kondisi Akhir Program Pembangunan Daerah Bidang Urusan SKPD Penanggung Jawab (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) Arah Kebijakan Bidang Kearsipan : Menciptakan penyelenggaraan tertib administrasi pemerintahan secara konsisten dan transparan sesuai dengan ketentuan yang berlaku Sensus Potensi Pajak Daerah untuk Dana perimbangan yang terserap dibanding yang direncanakan Presentase penurunan unit kerja yang melakukan penyimpangan keuangan Nilai akuntabilitas kinerja pemko batam Rata-rata\nilai akuntabilitas kinerja unit kerja Penyelesaian tindak lanjut kasus LHP Presentase penyelesaian tindak WP WP % 8.14% 83 % 55% Program Peningkatan Kualitas Pengawasan Internal dan Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan Kepala Daerah C A 20.18% 55% 70% 85% 50% 92% OTONOMI DAERAH, PEMERINTAHAN UMUM, ADMINISTRASI KEUANGAN DAERAH, PERANGKAT DAERAH, KEPEGAWAIAN DAN PERSANDIAN (INSPEKTORAT) VI-79

192 Revisi Indikator RPJMD Kota Batam STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN No Sasaran Strategi dan Arah Kebijakan Indikator Kinerja (outcome) Capaian Kinerja Kondisi Awal Kondisi Akhir Program Pembangunan Daerah Bidang Urusan SKPD Penanggung Jawab (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) lanjut kasus di lingkungan SKPD 7 Mendorong implementasi pelayanan prima Kota Batam Strategi : Menciptakan penyelenggaraan tertib administrasi pemerintahan secara konsisten dan transparan Persentase pejabat wajib LHKPN yang melaporkan LHKPN Terlaksananya review lap keuangan Terlaksananya pengembangan pemantapan AKIP & 70% 100% Rutin rutin 120 org/tahun 120 org/tahun Terlaksananya SPIP 100%/tahun 100%/tahun Persentase penyampaian LP2P Terlaksanany pemutakhiran pemeriksaan Wajib data Tingkat pemahaman aparatur terhadap peraturan khususnya peraturan tata naskah masih rendah Belum terbagi habis tugas kepada SKPD di Lingkungan 60% 90% 0 100% 35% 95% Program Penataan kelembagaan dan Ketatalaksanaan 10% 70% OTONOMI DAERAH, PEMERINTAHAN UMUM, ADMINISTRASI KEUANGAN DAERAH, PERANGKAT BAG. ORTAL SETDAKO BATAM, SETWAN, TAPEM VI-80

193 Revisi Indikator RPJMD Kota Batam STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN No Sasaran Strategi dan Arah Kebijakan Indikator Kinerja (outcome) Capaian Kinerja Kondisi Awal Kondisi Akhir Program Pembangunan Daerah Bidang Urusan SKPD Penanggung Jawab (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) Pemerintah Kota DAERAH, Batam KEPEGAWAIAN DAN Tersedianya lap Ruitn rutin PERSANDIAN penyelenggaraan pemerintah 7 Meningkatkan kinerja Pelayanan Perijinan Terpadu Satu Pintu Strategi: Pemantapan pelaksanaan perijinan bersama Pengelola Kawasan dalam satu atap di gedung SPC Tersusunnya analisis jabatan SKPD Jumlah SOP per satuan pekerjaan Persamaan persepsi aparatur di Lingkungan Pemerinah Kota Batam Penyusunan nama pekerjaan sesuai dengan jabatannya Jumlah jabatan struktural pada SKPD di Lingkungan Pemerintah Kota Batam sesuai standar kopetensi Tingkat pemenuhan kebutuhan pelayanan masyarakat 0% 25% 4% 30% 75% 90% 75% 100% 40% 50% 0% 25% VI-81

194 Revisi Indikator RPJMD Kota Batam STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN No Sasaran Strategi dan Arah Kebijakan Indikator Kinerja (outcome) Capaian Kinerja Kondisi Awal Kondisi Akhir Program Pembangunan Daerah Bidang Urusan SKPD Penanggung Jawab (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) 8 Meniadakan beberapa biaya perijinan pelayanan publik (perijinan usaha, surat tanda kenal lahir dan lain sebagainya) SKPD per tupoksi 0% 16% Program Penataan Peraturan Perundangundangan Terciptanya 75% 100% pemerintahan yg baik dikelurahan & kecamatan Tingkat pemenuhan kepuasan masyarakat pada SKPD dilingkungan Pemerintah Kota Batam Tersusunnya 9001 OSS ISO Tersusunnya standar harga barang (SHB) 70% 80% Belum ada Rutin ada Rutin Beroperasinya ULP Rutin Rutin Tersedianya profil keuangan daerah Meningkatnya pelayanan keprotokolan Bantuan hukum litigasi dan non litigasi pertahun Rutin Rutin Rutin Rutin+24 org diklat 3 kasus/tahun 3 kasus/tahun OTONOMI DAERAH, PEMERINTAHAN UMUM, ADMINISTRASI KEUANGAN DAERAH, PERANGKAT DAERAH, KEPEGAWAIAN DAN PERSANDIAN BAGIAN HUKUM & SETWAN VI-82

195 Revisi Indikator RPJMD Kota Batam STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN No Sasaran Strategi dan Arah Kebijakan Indikator Kinerja (outcome) Capaian Kinerja Kondisi Awal Kondisi Akhir Program Pembangunan Daerah Bidang Urusan SKPD Penanggung Jawab (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) 9 Tersusunnya tata kerja dan tata laksana peningkatan kinerja aparatur Meningkatkan tatakelola lembaga dan ketatalaksanaan Pembinaan kleluarga sadar hukum Peningkatan Kapasitas jaringan dokumentasi hukum Perda yang disusun Kota Batam Tingkat pemenuhan kebutuhan pembahasan rancangan peraturan daerah Tingkat pemenuhan kebutuhan hearing/dialog dan koordinasi dengan pejabat pemerintah daerah dan tokoh masyarakat/agama (komisi I) Tingkat pemenuhan kebutuhan hearing/dialog dan koordinasi dengan pejabat pemerintah daerah dan tokoh org 0 5 dokumentasi 7 perda/tahun 7 perda/tahun 4 perda/tahun 8 perda/tahun Program Peningkatan Kapasitas Lembaga Perwakilan Daerah 144 x rapat/tahun 144 x rapat/tahun 144 x rapat/tahun 144 x rapat/tahun OTONOMI DAERAH, PEMERINTAHAN UMUM, ADMINISTRASI KEUANGAN DAERAH, PERANGKAT DAERAH, KEPEGAWAIAN DAN PERSANDIAN (SETWAN) VI-83

196 Revisi Indikator RPJMD Kota Batam STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN No Sasaran Strategi dan Arah Kebijakan Indikator Kinerja (outcome) Capaian Kinerja Kondisi Awal Kondisi Akhir Program Pembangunan Daerah Bidang Urusan SKPD Penanggung Jawab (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) masyarakat/agama (komisi II) Tingkat pemenuhan kebutuhan hearing/dialog dan koordinasi dengan pejabat pemerintah daerah dan tokoh masyarakat/agama (komisi III) Tingkat pemenuhan kebutuhan hearing/dialog dan koordinasi dengan pejabat pemerintah daerah dan tokoh masyarakat/agama (komisi IV) Tingkat pemenuhan kebutuhan rapat rapat alat kelengkapan DPRD 144 x rapat/tahun 144 x rapat/tahun 150x rapat/tahun 144 x rapat/tahun 144 x rapat/tahun 150x rapat/tahun Program Peningkatan Kapasitas Lembaga Perwakilan Daerah OTONOMI DAERAH, PEMERINTAHAN UMUM, ADMINISTRASI KEUANGAN DAERAH, PERANGKAT DAERAH, KEPEGAWAIAN DAN PERSANDIAN (SETWAN) VI-84

197 Revisi Indikator RPJMD Kota Batam STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN No Sasaran Strategi dan Arah Kebijakan Indikator Kinerja (outcome) Capaian Kinerja Kondisi Awal Kondisi Akhir Program Pembangunan Daerah Bidang Urusan SKPD Penanggung Jawab (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) Tingkat pemenuhan kebutuhan rapat paripurna Tingkat pemenuhan kebutuhan reses Tingkat pemenuhan kebutuhan kunjungan Tingkat pemenuhan kebutuhan kunjungan kerja pimpinan dan anggota DPRD dalam daerah (komisi I) Tingkat pemenuhan kebutuhan kunjungan Kerja pimpinan dan anggota DPRD dalam daerah (komisi II) Tingkat pemenuhan kebutuhan kunjungan Kerja pimpinan dan anggota DPRD dalam daerah (komisi III) Tingkat pemenuhan kebutuhan kunjungan 50x rapat/tahun 70x rapat/tahun 3 x/tahun 3 x/tahun 72x/tahun 72x/tahun 72x/tahun 72x/tahun 72x/tahun 72x/tahun Program Peningkatan Kapasitas Lembaga Perwakilan Daerah 72x/tahun 72x/tahun 72x/tahun 72x/tahun OTONOMI DAERAH, PEMERINTAHAN UMUM, ADMINISTRASI KEUANGAN DAERAH, PERANGKAT DAERAH, KEPEGAWAIAN DAN PERSANDIAN (SETWAN) VI-85

198 Revisi Indikator RPJMD Kota Batam STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN No Sasaran Strategi dan Arah Kebijakan Indikator Kinerja (outcome) Capaian Kinerja Kondisi Awal Kondisi Akhir Program Pembangunan Daerah Bidang Urusan SKPD Penanggung Jawab (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) Kerja pimpinan dan anggota DPRD dalam daerah (komisi IV) Tingkat pemenuhan kebutuhan peningkatan kapasitas pimpinan anggota DPRD Tingkat pemenuhan kebutuhan pembahasan Rancangan KUA dan PPAS Tingkat pemenuhan kebutuhan kunnjungan kerja pimpinan dan anggota DPRD luar Daerah Tingkat pemenuhan kebutuhan kunjungan kerja pimpinan dan anggota DPRD luar negeri Tingkat pemenuhan kebutuhan kajian potensi PADS 150 x/tahun 150 x/tahun 2 laporan/tahun 2 laporan/tahun 100x/tahun 2x/tahun 1x/tahun 100x/tahun 4x/tahun 1x/tahun VI-86

199 Revisi Indikator RPJMD Kota Batam STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN No Sasaran Strategi dan Arah Kebijakan Indikator Kinerja (outcome) Capaian Kinerja Kondisi Awal Kondisi Akhir Program Pembangunan Daerah Bidang Urusan SKPD Penanggung Jawab (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) Arah Kebijakan Bidang Statistik : - Meningkatkan pola kelola data dan informasi statistik bagi masyarakat luas - Meningkatkan penelitian dan pengembangan Tingkat pemenuhan kebutuhan penyusunan peraturan daerah inisiatif DPRD Meningkatnya pelayanan keprotokolan Meningkatnya kualitas pelayanan publik Meningkatnya kualitas pelayanan publik Tersusunnya profil daerah Buku Batam Dalam Angka Tersusunnya Kota Batam IPM Perubahan data PDRB Kota Batam Tersusunnya dokumen tinjauan sosial ekonomi 3x/tahun Rutin Rutin Rutin 5x/tahun Rutin Rutin Rutin 300 buku/tahun 300 buku/tahun Program Pengembangan Data/Informasi/Statistik Daerah 150 buku/tahun 150 buku/tahun 300 buku/tahun 300 buku/tahun Belum ada ada STATISTIK BAPPEDA & SKPD LAINNYA VI-87

200 Revisi Indikator RPJMD Kota Batam STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN No Sasaran Strategi dan Arah Kebijakan Indikator Kinerja (outcome) Capaian Kinerja Kondisi Awal Kondisi Akhir Program Pembangunan Daerah Bidang Urusan SKPD Penanggung Jawab (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) bidang strategis Tingkat pemenuhan Data informasi 1 system dan 100 DISPERINDAG ESDM daerah informasi dan statistik eksps data/statistisk daerah tahunan 10 Meningkatnya efektifitas perencanaan, pengawasan dan pengendalian pelaksanaan pembangunan 10 Meningkatnya partisipasi masyarakat Arah Kebijakan Bidang Perencanaan Pembangunan : Optimalisasi keikutsertaan masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan melalui partisipasi, kritisi dan saran yang membangun Meningkatkan konsintensi dan sinergisitas setiap Adanya pendataan bangunan gedung Tersedianya database pertanian, perikanan, peternakan dan kehutanan Penjabaran Progam RPJMD ke dalam RKPD Penyelenggaraan monitoring, evaluasi, pembinaan dan pemantapan Tingkat pemenuhan kebutuhan penyusunan rancangan RPJPD Tingkat pemenuhan kebutuhan penyusunan laporan Belum ada ada DINAS TATA KOTA 5% 100% DINAS KP2K 0 100% Program Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Rutin Rutin PERENCANAAN PEMBANGUNAN BAPPEKO DAN SKPD LAINNYA 30% 100% (SETWAN&BAPPEDA) Rutin Rutin VI-88

201 Revisi Indikator RPJMD Kota Batam STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN No Sasaran Strategi dan Arah Kebijakan Indikator Kinerja (outcome) Capaian Kinerja Kondisi Awal Kondisi Akhir Program Pembangunan Daerah Bidang Urusan SKPD Penanggung Jawab (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) dalam tahapan kinerja pemerintah penyelenggaraan pembangunan penyelenggaraan pembangunan daerah Strategi: Meningkatkan penelitian dan pengembangan bidang strategis daerah Tingkat pemenuhan kebutuhan koordinasi penyusunan laporan LKPJ Tingkat pemenuhan kebutuhan penyusunan Renstra & Renja SKPD Tingkat pemenuhan kebutuhan koordinasi penyusunan KUA- PPAS Program yang terealisasi pada bidang social budaya Rasio penduduk miskin terhadap jumlah penduduk Program yang terealisasi pada bidang ekonomi Program terealisasi yang pada 2 laporan/tahun 2 laporan/tahun Program Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan 2x/tahun 2x/tahun 2 laporan/tahun 2 laporan/tahun 80% 90% 95% 70% 70% 80% 50% 80% PERENCANAAN PEMBANGUNAN BAPPEKO DAN SKPD LAINNYA VI-89

202 Revisi Indikator RPJMD Kota Batam STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN No Sasaran Strategi dan Arah Kebijakan Indikator Kinerja (outcome) Capaian Kinerja Kondisi Awal Kondisi Akhir Program Pembangunan Daerah Bidang Urusan SKPD Penanggung Jawab (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) bidang fisik dan tata ruang 11 Tersedianya rencana umum kelistrikan daerah (RUKD) Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk berpartisipasi dalam penyelenggaraan pembangunan Meningkatkan sinergisitas setiap tahapan penyelenggaraan pembangunan Strategi: Melalukan penelitian dan pengembangan kelistrikan daerah Terlaksananya penyusunan perencanaan program dinas Perencanaan, Evaluasi dan Monitoring Kegiatan Realisasi ketahanan Kota Batam kajian pangan Tersusunnya penelitian dan pengembangan daerah bidang sosial budaya Tersedianya infrastruktur lingkungan kajian Tersedianya kajian fisik prasarana/pedestrian Rutin Rutin LINTAS SKPD - Tahunan LINTAS SKPD Tidak ada Ada Program Penelitian dan Pengembangan Daerah Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada Ada Ada Ada PERENCANAAN PEMBANGUNAN BAPPEKO, DINAS TATA KOTA, SETDA, DISPERINDAG & ESDM DAN SKPD LAINNYA VI-90

203 Revisi Indikator RPJMD Kota Batam STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN No Sasaran Strategi dan Arah Kebijakan Indikator Kinerja (outcome) Capaian Kinerja Kondisi Awal Kondisi Akhir Program Pembangunan Daerah Bidang Urusan SKPD Penanggung Jawab (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) 12 Meningkatnya pengelolaan kekayaan daerah Arah Kebijakan Bidang Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian, dan Persandian : Meningkatkan kapasitas dan kapabilitas lembaga Meningkatkan kinerja aparatur melalui peningkatan profesionalisme melalui dukungan sistem dan prosedur kerja dan insentif yang baik Menciptakan penyelenggaraan tertib administrasi pemerintahan secara konsisten Terlaksanany sosialisasi penataan kota Terinventarisasinya rupa bumi kota Batam Berkembangnya system GIS indag Tersusunnya dokumen pelayanan ISO Tersedianya kajian Rencana Umum Kelistrikan Daerah Terpenuhinya kebutuhan administrasi SKPD Terpenuhinya kebutuhan sarana dan prasarana perkantoran Tidak Ada Tidak Ada Ada Ada 50% 100% Tidak Ada Tidak ada Ada ada Rutin Rutin Program Peningkatan pelayanan keuangan daerah Rutin Rutin Program Pembangunan, Peningkatan dan pengadaan fasilitas sarana dan prasarana perkantoran pemerintah SETIAP SKPD VI-91

204 Revisi Indikator RPJMD Kota Batam STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN No Sasaran Strategi dan Arah Kebijakan Indikator Kinerja (outcome) Capaian Kinerja Kondisi Awal Kondisi Akhir Program Pembangunan Daerah Bidang Urusan SKPD Penanggung Jawab (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) dan transparan Meningkatnya Rutin Rutin Program Peningkatan sesuai dengan kualitas SDM kualitas sumber daya ketentuan yang aparatur aparatur berlaku Meningkatkan pengendalian dan akuntabilitas dan kinerja eksekutif dari seluruh lapisan aparatur Peningkatan kemampuan optimalisasi kelembagaan pemanfaatan pengamanan daerah berkelanjutan dan dalam dan aset secara VI-92

205 Revisi Indikator RPJMD Kota Batam KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH 7.1 KEBIJAKAN UMUM Kebijakan umum untuk tahun adalah sebagai berikut; Penguatan Kota Batam menuju bandar modern dunia melalui kerjasama kemitraan dengan Pengelola Kawasan. Peningkatan sarana dan prasarana pendukung untuk meningkatkan daya dukung wilayah dan aksesibilitas hinterland serta kondisi lingkungan kehidupan yang aman dan nyaman. Peningkatan dan pengembangan pelayanan prima dalam upaya peningkatan kesejahteraan seluruh lapisan masyarakat dan khususnya pada masyarakat berpendapatan rendah. Peningkatan kinerja birokrasi 7.2 PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH 1. Mensukseskan misi pemerintah untuk mengembangkan Kota Batam sebagai Bandar Modern berskala internasional sebagai kawasan investasi dilengkapi dengan fasilitas pusat perdagangan, kawasan industri besar, menengah, kecil, koperasi, usaha rumah tangga, industri pariwisata, pusat perbelanjaan dan kuliner, hiburan, pengelolaan sumberdaya kelautan melalui kerjasama dengan Pengelola Kawasan dan pemangku kepentingan pembangunan lainnya. 1. Program Peningkatan Pelayanan, Pengawasan dan Pengendalian Investasi 2. Program Peningkatan Promosi Daerah 3. Program Peningkatan, Pembinaan dan Pengembangan Usaha Kecil Menengah dan Koperasi 4. Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Pedesaan 5. Program Peningkatan, Pengawasan dan Pembinaan Bidang Pertanian 6. Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Hutan 7. Program Pengembangan Dunia Pariwisata VII-1

206 Revisi Indikator RPJMD Kota Batam KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH 8. Program Pengembangan, Pengendalian dan Pemberdayaan Bidang Kelautan dan Perikanan 9. Program Peningkatan, dan Pengembangan Perdagangan Dalam Negeri dan Ekspor 10. Program Peningkatan, Pembinaan, Pengembangan dan Pengawasan Industri 11. Program Perlindungan Konsumen dan Pembinaan Pedagang Kaki lima dan Asongan 12. Program Peningkatan Ketahanan Pangan 2. Mengembangkan sistem pendukung strategis penataan ruang terpadu meliputi komponen fasilitas sarana dan prasarana sistem transportasi darat laut dan udara yang memadai, sistem telekomunikasi dan teknologi informasi (ICT) modern dan prima, ekosistem hutan kota, penataan lingkungan kota yang bersih, sehat, aman, nyaman dan lestari. 1. Program Pembangunan, Rehabilitasi/Pemeliharaan dan Peningkatan Jalan dan Jembatan 2. Program Pengendalian Banjir dan Perbaikan Jaringan Pengairan 3. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Kebinamargaan 4. Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Air Limbah 5. Program Perencanaan dan Pengendalian Tata Ruang 6. Program Pembangunan, Peningkatan, Pemeliharaan/Rehabilitasi Sarana Prasarana Transportasi 7. Program Peningkatan Pelayanan Angkutan Masyarakat 8. Program Peningkatan Layanan Informasi dan Pengelolaan Pos, Telekomunikasi dan Penyiaran 9. Program Penataan Tata Guna Tanah 10. Program Pengembangan Komunikasi, Informasi dan Media Massa 11. Program Pembinaan dan Pengawasan Bidang Pertambangan, Ketenagalistrikan serta Bahan Bakar Minyak (BBM) dan Gas 3. Meningkatkan pelayanan prima dalam hal pendidikan, kesehatan, perumahan yang layak dan terjangkau, ketenagakerjaan, sosial budaya, sarana ibadah, kepemudaan dan olahraga agar kualitas hidup manusia dan kecerdasan seluruh lapisan masyarakat meningkat serta pengentasan kemiskinan. 1. Program Pendidikan Anak Usia Dini, Non Formal dan Pembinaan Kesiswaan 2. Program Peningkatan Ketersediaan dan Keterjangkauan Pelayanan Pendidikan Dasar dan Menengah 3. Program Peningkatan Mutu dan Manajemen Pelayanan Pendidikan VII-2

207 Revisi Indikator RPJMD Kota Batam KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH 4. Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat serta Standarisasi Pelayanan Kesehatan 5. Program Pengadaaan, Peningkatan dan Perbaikan Sarana dan Prasarana Kesehatan 6. Program Upaya Kesehatan dan Perbaikan Gizi Masyarakat serta Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit. 7. Program Pengadaan Obat, Pengawasan Obat dan Makanan serta Perbekalan Kesehatan 8. Program Pembangunan, Pemeliharaan dan Pengembangan Infrastruktur Sarana dan Prasarana Permukiman dan Perumahan 9. Program Pembangunan, Peningkatan Kualitas dan Pengawasan Bangunan 10. Program Pengelolaan dan Peningkatan Utilitas Perkotaan 11. Program Peningkatan Kualitas Hidup Perempuan dan Anak serta Pengarasutamaan Gender 12. Program Peningkatan Kesejahteraan Keluarga dan Penanggulangan Narkoba, PMS serta HIV/AIDS 13. Program Penanggulangan Kemiskinan dan Penanganan Masalah-masalah Sosial 14. Program Peningkatan, Pembinaan, Pengawasan dan Perlindungan Ketenagakerjaan 15. Program Peningkatan Kualitas, Produktivitas Tenaga Kerja dan Kesempatan Kerja 16. Program Peningkatan, Pembinaan dan Pelayanan Kepemudaan dan Olahraga 17. Program Program Pengembangan Budaya Baca dan Pembinaan Perpustakaan 4. Menumbuhsuburkan kehidupan harmonis dan berbudi pekerti atas dasar nilai multi etnis, multi kultur dan melestarikan nilai-nilai seni budaya melayu, kearifan lokal dan memelihara kelestarian lingkungan hidup. 1. Program Peningkatan Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan 2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup 3. Program Peningkatan Penataan Lingkungan dan Konservasi Sumber Daya Alam 4. Program Pengendalian dan Pengawasan Penduduk serta Penataan Administrasi Kependudukan 5. Program Pengembangan, Peningkatan dan Pembinaan Kebudayaan 6. Program Peningkatan Penghayatan Nilai-nilai Keagamaan VII-3

208 Revisi Indikator RPJMD Kota Batam KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH 5. Mewujudkan pelaksanaan pemerintahan yang baik, bersih dan berwibawa. 1. Program Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan 2. Program Penelitian dan Pengembangan Daerah 3. Program Pengembangan Data/Informasi/Statistik Daerah 4. Program Pengembangan Paritisipasi dan Budaya Politik 5. Program Peningkatan Keamanan dan Kenyamanan Lingkungan Masyarakat serta Penanggulangan Bencana Alam 6. Program Pengembangan Wawasan Kebangsaan 7. Program Peningkatan Kualitas Pengawasan Internal dan Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan Kepala Daerah 8. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur 9. Program Penataan Kelembagaan dan Ketatalaksanaan 10. Program Peningkatan Kapasitas Lembaga Perwakilan Rakyat Daerah 11. Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah 12. Program Penataan Peraturan Perundang-Undangan 13. Program Peningkatan Pelayanan Keuangan Daerah 14. Program Pembangunan, Peningkatan dan Pengadaan Fasilitas Sarana dan Prasarana Perkantoran Pemerintah 15. Program Peningkatan Kualitas Sumber Daya Aparatur VII-4

209 Revisi Indikator RPJMD Kota Batam PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH BAB VIII PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH 8.1 INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS Dalam menjalankan seluruh program selama masa 5 tahun perencanaan, Pemerintah Kota Batam mempunyai 61 Program. Seluruh program tersebut dapat dikelompokkan ke dalam rumpun program prioritas, sebagai berikut: 1. Menjalin kerjasama dengan Pengelola Kawasan dalam upaya mendorong pengembangan wilayah dan menumbuhkan aktivitas ekonomi. 2. Meningkatkan infrastruktur wilayah, utilitas kota yang prima untuk kenyamanan bermukim dan berbisnis. 3. Pelayanan pendidikan, kesehatan, olah raga dan kepemudaan yang prima serta memberikan perhatian khusus pada masyarakat berpenghasilan rendah. 4. Meningkatkan kualitas hidup dan partisipasi segenap lapisan masyarakat 5. Mengoptimalkan kinerja pemerintahan dalam menjalankan peran dan fungsinya secara efektif dan efisien. 8.2 KEBUTUHAN PENDANAAN Kebutuhan pendanaan difokuskan pada proyeksi belanja langsung APBD Kota Batam tahun , yaitu dialokasikan untuk kelompok bidang ekonomi, pendidikan, kesehatan, infrastruktur dan suprastruktur. Model untuk memperkirakan alokasi anggaran adalah dengan mengkaitkan alokasi belanja per bidang dengan perkembangan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Alokasi belanja langsung per bidang, disusun dengan mempertimbangkan jumlah penduduk, sehingga diperoleh belanja langsung per kapita. Penggunaan indikator IPM karena pada dasarnya IPM adalah indikator hasil (result) dari suatu proses pembangunan dan termasuk dalam kelompok indikator outcome, benefit dan impact. Dalam model tersebut, indikator IPM yang terbentuk pada tahun sekarang adalah merupakan hasil pembangunan yang dilaksanakan tahun sebelumnya. VIII-1

210 Indeks Pembangunan Manusia ( Belanja Langsung/ kapita = 000 Rp ) Revisi Indikator RPJMD Kota Batam PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH Untuk keperluan tersebut, IPM diproyeksikan secara linier, sehingga pada tahun 2016 diperkirakan IPM mencapai 79,3 atau mendekati kategori wilayah dengan tingkat kesejahteraan tinggi, yaitu IPM Dengan laju pertumbuhan IPM seperti tertera di atas, maka dapat diperkirakan estimasi kebutuhan belanja langsung per kapita hingga tahun 2016 menurut bidang ekonomi, pendidikan, kesehatan, infrastruktur dan suprastruktur. Hasil estimasi masing-masing bidang kemudian dijumlahkan sehingga dapat diketahui belanja langsung per kapita. Untuk mencapai IPM seperti yang ditargetkan, maka total belanja langsung per kapita pada tahun 2012 ditargetkan senilai Rp per kapita dan meningkat terus, hingga pada tahun 2016 sebesar Rp ,- per kapita. Grafik VIII-1 Target Pencapaian IPM dan Perkiraan Kebutuhan Belanja Langsung per Kapita Tahun IPM 200 Belanja Langsung/Kapita Untuk memperoleh perkiraan belanja langsung, maka belanja langsung per kapita menurut bidang dikalikan dengan jumlah penduduk Kota Batam hingga tahun Perkiraan pertumbuhan penduduk per tahun hingga tahun 2016 adalah sekitar 10%. Berdasarkan pertumbuhan tersebut, maka diperlukan alokasi belanja langsung menurut bidang hingga tahun Pada tahun 2012 dibutuhkan belanja langsung sekitar Rp. 750 milyar dan terus perlu ditingkatkan hingga pada tahun 2016 menjadi sekitar Rp.919 milyar. Belanja langsung bidang pendidikan tahun 2012 sebesar Rp.163 milyar menjadi Rp.221 milyar tahun Belanja langsung bidang kesehatan menjadi Rp.179 milyar tahun Belanja langsung bidang ekonomi menjadi Rp.60 milyar VIII-2

211 Revisi Indikator RPJMD Kota Batam PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH tahun Belanja langsung bidang infrastruktur menjadi Rp.225 milyar tahun 2016 dan untuk bidang suprastruktur menjadi Rp.232 milyar tahun Tabel VIII-1 Perkiraan Belanja Langsung Menurut Bidang Tahun (juta Rp) Tahun Pendidikan Kesehatan Ekonomi Infrastruktur Suprastruktur Total ,181 99,459 43, , , , , ,459 46, , , , , ,421 49, , , , , ,670 52, , , , , ,637 56, , , , , ,372 60, , , ,416 Sumber : Hasil Estimasi Mencermati perkiraan belanja langsung sebagaimana tersebut diatas, maka estimasi belanja yang harus dituju oleh untuk dapat memenuhi perkiraan belanja langsung dimaksud, maka estimasi belanja pemerintah yang harus dicapai haruslah estimasi normal dan optimis. Untuk itu 5 (lima) tahun kedepan harus menetapkan berbagai langkah strategi yang tepat agar estimasi pendapatan skenario normal dan optimis dapat dicapai. Berdasarkan perkiraan tersebut, maka komposisi atau persentase menurut bidang cukup mengalami perubahan. Komposisi belanja langsung yang mengalami peningkatan relatif tinggi adalah belanja langsung Bidang Pendidikan. Bidang pendidikan meningkat dari 23,4% menjadi 24% kemudian bidang kesehatan mengalami peningkatan yang signifikan dari 15,4% menjadi 19,5%, sedangkan bidang yang mengalami penurunan adalah Bidang Ekonomi dari 6,7% menjadi 6,6%, bidang Infrastruktur dari 24,9% menjadi 24,5% dan Bidang Suprastruktur dari 29,6% menjadi 25,3%. Perubahan struktur tersebut dapat dilihat pada gambar berikut ini. VIII-3

212 Revisi Indikator RPJMD Kota Batam PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH Grafik VIII-2 Komposisi Belanja Langsung Tahun 2010 dan 2016 (Persen) SUPRASTRUKTUR INFRASTRUKTUR EKONOMI KESEHATAN PENDIDIKAN Tahun 2016 Tahun [ Persentase terhadap Belanja Langsung ] 8.3 PROGRAM ADVOKASI Umum Dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya, Pemerintah Daerah selain dibiayai oleh anggaran yang bersumber dari daerah sendiri (PAD), juga bersumber dari Dana Perimbangan dan sumber lainnya. Pada masa yang sama Kementerian dan Lembaga serta pemerintah provinsi juga melaksanakan kegiatan dan mengalokasikan sejumlah anggaran di berbagai wilayah (daerah) yang ada. Dari sudut pandang ini artinya diperlukan koordinasi dan sinergi kegiatan antara pemerintah (pusat), provinsi dan kab/kota. Selain sinergi kegiatan dan anggaran dengan Pemerintah dan provinsi, kabupaten/kota juga dapat mengupayakan partisipasi masyarakat, misalnya dari dunia usaha, lembaga-lembaga internasional dan lain sebagainya. Dana pemerintah daerah dapat berperan sebagai pengungkit (leverage) berbagai sumber dana masyarakat untuk berpartisipasi dalam pembangunan melalui program mereka sendiri. Berkenaan dengan hal tersebut diperlukan upaya/kegiatan yang terencana dalam rangka mensinergikan program dan anggaran dengan pemerintah (APBN) dan provinsi (APBD Provinsi) serta sumber dana lainnya bagi pembangunan Kota Batam, agar hasil capaian pembangunan yang ada dapat ditingkatkan secara optimal. Sinkronisasi dan sinergisitas program kegiatan dalam perencanaan pembangunan dikaitkan dengan perencanaan penganggaran secara sistematik dapat dilihat pada gambar dibawah ini. VIII-4

213 Revisi Indikator RPJMD Kota Batam PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH Gambar VIII-1 Sinkronisasi dan sinergisitas dalam perencanaan dan penganggaran RPJMD Batam RKPD Batam Dana Pusat/Provinsi & lain sebagainya Sinkronisasi & Sinergi dlm perencanaan dan penganggaran Program/Kegiatan Pusat/Provinsi/Lainnya APBD Batam Program/Kegiatan Kota Batam Output Output Outcome Sinergi Outcome Untuk mengakomodir sinergisitas program kegiatan yang berasal dari Pemerintah dan propinsi, diakomodir dalam program advokasi. Pada dasarnya proses advokasi kepada berbagai pihak dalam upaya koordinasi dan sinergi pembangunan sangat penting untuk dilaksanakan, diantaranya adalah ke: 1. Pemerintah (APBN), umumnya tersebar pada berbagai kementerian/lembaga. 2. Provinsi Kepulauan Riau (APBD provinsi) 3. Pihak lain (Pengelola Kawasan Batam, Masyarakat, Swasya, Lembaga Internasional dan lain sebagainya) Mekanisme dan Kriteria Penentuan DAK dan Tugas Pembantuan Dana Alokasi Khusus DAK dialokasikan dalam APBN untuk daerah-daerah tertentu dalam rangka mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah dan termasuk dalam program prioritas nasional. Tujuannya adalah untuk mengurangi kesenjangan pelayanan publik antardaerah dan meningkatkan tanggung jawab pemerintah daerah (pemda) dalam memobilisasi sumber dayanya. Dalam kenyataan yang ditemui saat ini, pemda hanya menjadi penerima pasif atas hibah DAK meskipun sebenarnya peraturan perundangan memungkinkan daerah untuk secara aktif mengajukan usul (advokasi). Sejauh ini, pemda hanya bertugas untuk VIII-5

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH KONDISI GEOGRAFIS Kota Batam secara geografis mempunyai letak yang sangat strategis, yaitu terletak di jalur pelayaran dunia internasional. Kota Batam berdasarkan Perda Nomor

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PERDA) TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA KOTA BATAM TAHUN

PERATURAN DAERAH PERDA) TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA KOTA BATAM TAHUN PERATURAN DAERAH PERDA) TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA BATAM TAHUN 2011-2016 PEMERINTAH KOTA BATAM TAHUN 2011 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Berkenaan dengan terbitnya

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARIMUN NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN KARIMUN TAHUN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARIMUN NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN KARIMUN TAHUN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARIMUN NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN KARIMUN TAHUN 2011 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARIMUN, Menimbang

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2015

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2015 Lampiran I Peraturan Bupati Pekalongan Nomor : 15 Tahun 2014 Tanggal : 30 Mei 2014 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dokumen perencanaan

Lebih terperinci

Pembangunan Nasional dan Daerah

Pembangunan Nasional dan Daerah Perencanaan Berdasarkan PP 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian Dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, Perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan tindakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pelaksanaan pembangunan daerah yang selama ini dilaksanakan di Kabupaten Subang telah memberikan hasil yang positif di berbagai segi kehidupan masyarakat. Namum demikian,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Untuk menjalankan tugas dan fungsinya, pemerintah daerah memerlukan perencanaan mulai dari perencanaan jangka panjang, jangka menengah hingga perencanaan jangka pendek

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN Lampiran I Peraturan Bupati Pekalongan Nomor : 17 Tahun 2015 Tanggal : 29 Mei 2015 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemerintah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. RPJMD Kabupaten Grobogan Tahun I 1

BAB I PENDAHULUAN. RPJMD Kabupaten Grobogan Tahun I 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, Pemerintah Pusat memberikan kewenangan yang lebih besar kepada daerah untuk melakukan serangkaian

Lebih terperinci

Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah memberi peluang

Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah memberi peluang BAB PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah memberi peluang kepada daerah berupa kewenangan yang lebih besar untuk mengelola pembangunan secara mandiri

Lebih terperinci

BUPATI ROKAN HULU PROVINSI RIAU

BUPATI ROKAN HULU PROVINSI RIAU BUPATI ROKAN HULU PROVINSI RIAU PERATURAN BUPATI ROKAN HULU NOMOR 23 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN ROKAN HULU TAHUN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI ROKAN HULU,

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUMEDANG TAHUN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUMEDANG TAHUN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUMEDANG TAHUN 2014-2018 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUMEDANG, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA SEMARANG TAHUN

PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA SEMARANG TAHUN PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA SEMARANG TAHUN 2010 2015 PEMERINTAH KOTA SEMARANG TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG

Lebih terperinci

BAB 1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG

BAB 1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2016-2021 RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2016-2021 BAB 1. PENDAHULUAN

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR NOMOR 22 TAHUN 2011 T E N T A N G

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR NOMOR 22 TAHUN 2011 T E N T A N G Design by (BAPPEDA) Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur Martapura, 2011 PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR NOMOR 22 TAHUN 2011 T E N T A N G RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH (RPJM) DAERAH

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR : TAHUN 2009 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR : TAHUN 2009 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR : TAHUN 2009 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA BARAT, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

PENDAHULUAN BAB I 1.1. LATAR BELAKANG

PENDAHULUAN BAB I 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pelaksanaan pembangunan daerah yang merupakan kewenangan daerah sesuai dengan urusannya, perlu berlandaskan rencana pembangunan daerah yang disusun berdasarkan kondisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN R encana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) adalah dokumen perencanaan pembangunan daerah untuk periode 5 (lima) tahun. RPJMD memuat visi, misi, dan program pembangunan dari Bupati

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Undang-Undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) dan Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah mengamanatkan,

Lebih terperinci

SURAKARTA KOTA BUDAYA, MANDIRI, MAJU, DAN SEJAHTERA.

SURAKARTA KOTA BUDAYA, MANDIRI, MAJU, DAN SEJAHTERA. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, mengamanatkan kepada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. RPJMD Kabupaten Bintan Tahun I-1

BAB I PENDAHULUAN. RPJMD Kabupaten Bintan Tahun I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah mengamanatkan bahwa

Lebih terperinci

DESA MENATA KOTA DALAM SEBUAH KAWASAN STRATEGI PEMBANGUNAN ROKAN HULU.

DESA MENATA KOTA DALAM SEBUAH KAWASAN STRATEGI PEMBANGUNAN ROKAN HULU. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebagai Kabupaten yang baru berusia 17 tahun, sudah banyak yang dilakukan pemerintah untuk mengisi pembangunan, dapat dilihat akses-akses masyarakat yang terpenuhi

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARIMUN NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN KARIMUN TAHUN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARIMUN NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN KARIMUN TAHUN Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Karimun 2011-2016 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARIMUN NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN KARIMUN TAHUN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN I LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah memberi peluang kepada daerah berupa kewenangan yang lebih besar untuk mengelola pembangunan secara mandiri

Lebih terperinci

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA TANGERANG SELATAN

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA TANGERANG SELATAN Bab I Pendahuluan 1.1. LatarBelakang Pembangunan pada hakikatnya merupakan suatu proses yang berkesinambungan antara berbagai dimensi, baik dimensi sosial, ekonomi, maupun lingkungan yang bertujuan untuk

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 15 2005 SERI E PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 7 TAHUN 2005 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN DOKUMEN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN GARUT DENGAN MENGHARAP

Lebih terperinci

BUPATI NGANJUK PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGANJUK NOMOR 02 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI NGANJUK PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGANJUK NOMOR 02 TAHUN 2012 TENTANG BUPATI NGANJUK PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGANJUK NOMOR 02 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH, RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH, RENCANA STRATEGIS

Lebih terperinci

Pemerintah Kabupaten Wakatobi

Pemerintah Kabupaten Wakatobi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kabupaten Wakatobi memiliki potensi kelautan dan perikanan serta potensi wisata bahari yang menjadi daerah tujuan wisatawan nusantara dan mancanegara. Potensi tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN : PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 54 TAHUN 2008 TANGGAL : 12 SEPTEMBER 2008 TENTANG : RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH (RPJM) DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2008-2013

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR TAHUN 2013-2018 DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT

SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NO. 6 2009 SERI. E PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR : 6 TAHUN 2009 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

I - 1 BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I - 1 BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang LAMPIRAN : PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR : 2 TAHUN 2009 TANGGAL : 14 MARET 2009 TENTANG : RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2008-2013 BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Karawang Tahun merupakan tahap ketiga dari

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Karawang Tahun merupakan tahap ketiga dari BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Karawang Tahun 2016-2021 merupakan tahap ketiga dari pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah

Lebih terperinci

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH (RPJM) KABUPATEN ACEH SELATAN TAHUN

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH (RPJM) KABUPATEN ACEH SELATAN TAHUN BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN PERATURAN BUPATI KABUPATEN ACEH SELATAN NOMOR 18 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH KABUPATEN ACEH SELATAN TAHUN 2013-2018 1.1. Latar Belakang Lahirnya Undang-undang

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG TATA CARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG TATA CARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG TATA CARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA, Menimbang : a. bahwa agar kegiatan pembangunan

Lebih terperinci

A. LATAR BELAKANG PENGERTIAN DASAR

A. LATAR BELAKANG PENGERTIAN DASAR PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Mengingat bahwa hakekat Pembangunan Nasional meliputi pembangunan manusia seutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat Indonesia, maka fungsi pembangunan daerah adalah sebagai

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Amandemen keempat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasal 18 ayat (2) menyebutkan bahwa pemerintahan daerah provinsi, daerah kabupaten dan kota

Lebih terperinci

RPJMD KABUPATEN LAMANDAU TAHUN

RPJMD KABUPATEN LAMANDAU TAHUN i BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) berpedoman pada Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Banyuwangi Tahun I-1

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Banyuwangi Tahun I-1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam penyelenggaraan pembangunan perlu disusun beberapa dokumen yang dijadikan pedoman pelaksanaan sebagai satu kesatuan dalam sistem perencanaan pembangunan nasional,

Lebih terperinci

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kota Bekasi Tahun Revisi BAB I PENDAHULUAN

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kota Bekasi Tahun Revisi BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN : PERATURAN DAERAH KOTA BEKASI Nomor : Tanggal : BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional mengamanatkan

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan. Pendahuluan

Bab I Pendahuluan. Pendahuluan Bab I Pendahuluan LAMPIRAN : PERATURAN DAERAH KOTA SUNGAI PENUH NOMOR TAHUN 2012 TANGGAL JUNI 2012 Rencana Jangka Menengah Daerah (RPJMD) adalah dokumen perencanaan pembangunan daerah untuk periode 5 (lima)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kota Jambi RPJMD KOTA JAMBI TAHUN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kota Jambi RPJMD KOTA JAMBI TAHUN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan daerah merupakan proses perubahan kearah yang lebih baik, mencakup seluruh dimensi kehidupan masyarakat suatu daerah dalam upaya meningkatkan kesejahteraan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Rancangan Akhir RPJMD Tahun Hal. I LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN. Rancangan Akhir RPJMD Tahun Hal. I LATAR BELAKANG BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Provinsi DKI Jakarta merupakan kota dengan banyak peran, yaitu sebagai pusat pemerintahan, pusat kegiatan perekonomian, pusat perdagangan, pusat jasa perbankan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Lampiran Peraturan Daerah Kabupaten Sleman Nomor 2 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Sleman Nomor 9 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2011-2015

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BINTAN NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN BINTAN TAHUN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BINTAN NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN BINTAN TAHUN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BINTAN NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN BINTAN TAHUN 20162021 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BINTAN, Menimbang

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA PAGAR ALAM TAHUN 2018

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA PAGAR ALAM TAHUN 2018 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA PAGAR ALAM TAHUN 2018 PEMERINTAH KOTA PAGAR ALAM TAHUN 2017 KATA PENGANTAR Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kota Pagar Alam Tahun 2018 disusun dengan mengacu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada tahun 2015 insi Kepulauan Riau menyelenggarakan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada). Berdasarkan hasil Pilkada tersebut ditetapkan Gubernur dan Wakil Gubernur terpilih

Lebih terperinci

H a l I-1 1.1 LATARBELAKANG

H a l I-1 1.1 LATARBELAKANG H a l I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATARBELAKANG Dalam rangka melaksanakan amanat Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH (RPJM) DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TAHUN 2012-2017 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMANDAU NOMOR 01 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN LAMANDAU TAHUN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMANDAU NOMOR 01 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN LAMANDAU TAHUN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMANDAU NOMOR 0 TAHUN 204 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN LAMANDAU TAHUN 203-208 PEMERINTAH KABUPATEN LAMANDAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Berdasarkan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, bahwa penyelenggaraan desentralisasi dilaksanakan dalam bentuk pemberian kewenangan Pemerintah

Lebih terperinci

1.1. Latar Belakang. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Mandailing Natal Tahun I - 1

1.1. Latar Belakang. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Mandailing Natal Tahun I - 1 1.1. Latar Belakang RPJMD merupakan penjabaran dari visi, misi dan program Bupati Mandailing Natal yang akan dilaksanakan dan diwujudkan dalam suatu periode masa jabatan. RPJMD Kabupaten Mandailing Natal

Lebih terperinci

Rencana Strategis Badan Perencanaan Pembangunan Daerah 2011-2016 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sehubungan dengan terbitnya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah yang kemudian

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 5 TAHUN 2005 TENTANG

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 5 TAHUN 2005 TENTANG PEMERINTAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 5 TAHUN 2005 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH DAN PELAKSANAAN MUSYAWARAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) adalah dokumen perencanaan pembangunan tahunan yang disusun untuk menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan,

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman. X-ii. RPJMD Kabupaten Ciamis Tahun

DAFTAR ISI. Halaman. X-ii. RPJMD Kabupaten Ciamis Tahun DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR GRAFIK... xiii BAB I PENDAHULUAN... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... I-5

Lebih terperinci

W A L I K O T A B A N J A R M A S I N

W A L I K O T A B A N J A R M A S I N W A L I K O T A B A N J A R M A S I N PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA BANJARMASIN TAHUN 2011 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH -1- BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rencana kerja pembangunan daerah yang selanjutnya disingkat RKPD adalah dokumen perencanaan daerah untuk periode 1 (satu) tahun atau disebut dengan rencana pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. daerah sesuai dengan yang diamanatkan oleh Undang-Undang Dasar Negara

BAB I PENDAHULUAN. daerah sesuai dengan yang diamanatkan oleh Undang-Undang Dasar Negara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan daerah merupakan kewenangan masing-masing pemerintah daerah sesuai dengan yang diamanatkan oleh Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,

Lebih terperinci

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SEMARANG,

Lebih terperinci

Pemerintah Kota Cirebon

Pemerintah Kota Cirebon BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebagai pelaksanaan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan

Lebih terperinci

ISI DAN URAIAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA TASIKMALAYA TAHUN BAB I PENDAHULUAN

ISI DAN URAIAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA TASIKMALAYA TAHUN BAB I PENDAHULUAN - 1 - LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA TASIKMALAYA TAHUN 2013-2017 ISI DAN URAIAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH

Lebih terperinci

WALIKOTA TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG

WALIKOTA TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG WALIKOTA TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA TANGERANG TAHUN 2014-2018 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Rencana Pembangunan Jangka Menengah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD) Kabupaten Pandeglang Tahun 2016-2021 disusun dengan maksud menyediakan dokumen perencanaan

Lebih terperinci

BAPPEDA KAB. LAMONGAN

BAPPEDA KAB. LAMONGAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Lamongan tahun 2005-2025 adalah dokumen perencanaan yang substansinya memuat visi, misi, dan arah pembangunan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2008 NOMOR : 07 PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 07 TAHUN 2008 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2008 NOMOR : 07 PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 07 TAHUN 2008 TENTANG LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2008 NOMOR : 07 PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 07 TAHUN 2008 TENTANG TAHAPAN, TATA CARA PENYUSUNAN, PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN SERTA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional mengamanatkan bahwa setiap daerah harus menyusun rencana pembangunan daerah secara

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2012-2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB - I PENDAHULUAN I Latar Belakang

BAB - I PENDAHULUAN I Latar Belakang BAB - I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, telah mengamanatkan bahwa agar perencanaan pembangunan daerah konsisten, sejalan

Lebih terperinci

Pemerintah Kabupaten Jembrana BAB I PENDAHULUAN

Pemerintah Kabupaten Jembrana BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan nasional adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa dalam rangka mencapai tujuan bernegara. Pembangunan nasional di selenggarakan berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN R P J M D K O T A S U R A B A Y A T A H U N I - 1

BAB I PENDAHULUAN R P J M D K O T A S U R A B A Y A T A H U N I - 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Undang-Undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) dan Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah mengamanatkan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, perencanaan pembangunan nasional terdiri atas perencanaan pembangunan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO

PEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO SALINAN PEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUKOMUKO NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN MUKOMUKO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MUKOMUKO,

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KULON PROGO

PEMERINTAH KABUPATEN KULON PROGO PEMERINTAH KABUPATEN KULON PROGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 14 TAHUN 2007 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG ESA BUPATI KULON PROGO, Menimbang :

Lebih terperinci

RPJMD KABUPATEN LINGGA DAFTAR ISI. Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar

RPJMD KABUPATEN LINGGA DAFTAR ISI. Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar i ii vii Bab I PENDAHULUAN I-1 1.1 Latar Belakang I-1 1.2 Dasar Hukum I-2 1.3 Hubungan Antar Dokumen 1-4 1.4 Sistematika Penulisan 1-6 1.5 Maksud dan Tujuan 1-7 Bab

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional telah mengamanatkan bahwa agar perencanaan pembangunan daerah konsisten, sejalan

Lebih terperinci

Pemerintah Kota Bengkulu BAB 1 PENDAHULUAN

Pemerintah Kota Bengkulu BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perencanaan pembangunan nasional adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat, melalui urutan pilihan dengan memperhitungkan sumber daya yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Amandemen keempat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasal 18 ayat 2 menyebutkan bahwa pemerintahan daerah provinsi, daerah

Lebih terperinci

BUPATI NATUNA PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN NATUNA NOMOR 7 TAHUN 2016

BUPATI NATUNA PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN NATUNA NOMOR 7 TAHUN 2016 BUPATI NATUNA PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN NATUNA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN NATUNA TAHUN 2016-2021 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH TAHUN 2005-2025

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH TAHUN 2005-2025 PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH TAHUN 2005-2025 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS

Lebih terperinci

WALIKOTA BATAM PERATURAN DAERAH KOTA BATAM NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG

WALIKOTA BATAM PERATURAN DAERAH KOTA BATAM NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG WALIKOTA BATAM PERATURAN DAERAH KOTA BATAM NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH DAN PELAKSANAAN MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA BATAM DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

LAMPIRAN I PERATURAN BUPATI SLEMAN NOMOR TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN

LAMPIRAN I PERATURAN BUPATI SLEMAN NOMOR TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN I PERATURAN BUPATI SLEMAN NOMOR TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2016 RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rencana Kerja Pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hal. I - 1

BAB I PENDAHULUAN. Hal. I - 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan daerah yang berkelanjutan merupakan salah satu faktor kunci keberhasilan dalam mendukung pencapaian target kinerja pembangunan daerah. Untuk itu diperlukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Perencanaan pembangunan merupakan tahapan awal dalam proses pembangunan sebelum diimplementasikan. Pentingnya perencanaan karena untuk menyesuaikan tujuan yang ingin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mengacu pada Undang-undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, tiga bulan setelah Bupati / Wakil Bupati terpilih dilantik wajib menetapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional telah mengamanatkan bahwa agar perencanaan pembangunan daerah konsisten, selaras,

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2012-2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

RPJMD Kabupaten Jeneponto Tahun ini merupakan penjabaran dari visi, misi, dan program Bupati dan Wakil Bupati Jeneponto terpilih

RPJMD Kabupaten Jeneponto Tahun ini merupakan penjabaran dari visi, misi, dan program Bupati dan Wakil Bupati Jeneponto terpilih BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan daerah sebagai bagian integral dari pembangunan nasional dan regional, juga bermakna sebagai pemanfaatan sumber daya yang dimiliki untuk peningkatan kesejahteraan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Dasar Hukum. Penyusunan Hubungan Antar Dokumen Sistematika Penulisan Maksud dan Tujuan 1.1. LATAR BELAKANG BAB 1

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Dasar Hukum. Penyusunan Hubungan Antar Dokumen Sistematika Penulisan Maksud dan Tujuan 1.1. LATAR BELAKANG BAB 1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Dasar Hukum BAB 1 Penyusunan Hubungan Antar Dokumen Sistematika Penulisan Maksud dan Tujuan 1.1. LATAR BELAKANG Dalam Undang Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Provinsi Lampung merupakan provinsi yang berada di ujung selatan Pulau Sumatera dan merupakan gerbang utama jalur transportasi dari dan ke Pulau Jawa. Dengan posisi

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 12 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 12 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 12 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN SUMEDANG TAHUN 2009-2013

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Amandemen keempat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasal 18 ayat 2 menyebutkan bahwa pemerintahan daerah provinsi, daerah kabupaten dan kota

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG TAHAPAN, TATA CARA PENYUSUNAN, PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang LAMPIRAN : PERATURAN DAERAH NOMOR : 5 TAHUN 2016 TENTANG : PERATURAN DAERAH TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA TAHUN 2016-2021. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI GORONTALO

PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI GORONTALO PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI GORONTALO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR GORONTALO,

Lebih terperinci

Diperbanyak Oleh : Sub Bidang Pengendalian Program Pembangunan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Palangka Raya

Diperbanyak Oleh : Sub Bidang Pengendalian Program Pembangunan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Palangka Raya RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 213-218 PEMERINTAH KOTA PALANGKA RAYA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 214 Diperbanyak Oleh : Sub Bidang Pengendalian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Tahun 2015

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Tahun 2015 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Tahun 2015 merupakan dokumen perencanaan daerah tahun keempat RPJMD Kabupaten Tebo tahun 2011 2016, dalam rangka mendukung Menuju

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat, melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkan sumber daya yang tersedia. Dalam rangka

Lebih terperinci