ABSTRAK. Kata Kunci : Self Disclosure, ODHA, Studi Kasus dan Komunikasi Antar Pribadi.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ABSTRAK. Kata Kunci : Self Disclosure, ODHA, Studi Kasus dan Komunikasi Antar Pribadi."

Transkripsi

1 ABSTRAK Penelitian ini berjudul Self Disclosure Dalam Konteks Komunikasi Antar Pribadi Orang Dengan HIV AIDS (ODHA) di LSM MEDANplus, Medan. Penelitian ini tujuannya adalah mengetahui karakteristik para ODHA, tipe self disclosure yang dimiliki para ODHA, manfaat yang diperoleh ketika melakukan self disclosure sebagai penanda bagi kesehatan dan kepuasan pribadinya, serta untuk mengetahui kualitas para ODHA di bawah bimbingan LSM MEDANplus, Medan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus. Melalui pendekatan kualitatif, data yang diperoleh dari lapangan diambil kesimpulan yang bersifat khusus kepada yang bersifat umum. Pemilihan informan dilakukan dengan teknik purposive sampling dan teknik snow ball sampling. Objek yang diamati dan diwawancarai dalam penelitian ini adalah para ODHA yang tergabung di dalam LSM MEDANplus dengan kriteria berdasarkan; usia, agama, pendidikan, pekerjaan dan suku bangsa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa para ODHA yang tergabung di MEDANplus lebih membuka diri baik itu di masyarakat, keluarga, kelompok dan lingkungannya. Para ODHA di MEDANplus mulai terbentuk karakternya ketika mereka tergabung dan berinteraksi dengan sesama ODHA, hingga akhirnya kualitas hidup mereka dapat lebih berdaya guna di lingkungan dan masyarakat. Mereka memiliki alasan kuat untuk berusaha hidup lebih sehat dengan keadaan mereka saat ini. Selain itu komunitas ODHA yang tergabung di LSM MEDANplus lebih siap untuk turun dan membantu para ODHA yang masih mengalami masa sulit untuk menerima keadaan mereka. Komunikasi yang dijalin para ODHA di MEDANplus mengutamakan pendekatan psikologis dengan jalur komunikasi antarpribadi serta lebih mengutamakan jalinan kekeluargaan dalam menjalin hubungan antar anggota komunitas. Kata Kunci : Self Disclosure, ODHA, Studi Kasus dan Komunikasi Antar Pribadi. 1

2 PENDAHULUAN Komunikasi menjadi aktivitas yang tidak dapat terelakkan dalam kehidupan seharihari. Komunikasi memainkan peran penting dalam kehidupan, dimana manusia dan komunikasi merupakan dua hal yang saling mendukung. Apabila komunikasi tidak berjalan dengan baik, maka akan menimbulkan terjadinya distorsi atau kesalah-pahaman dalam pemaknaan pesan yang disampaikan sehingga komunikasi itu tidak berjalan dengan efektif. Komunikasi menjadi medium yang penting dalam pembentukan karakter seseorang. Melalui komunikasi seseorang tumbuh dan belajar, menemukan pribadi diri sendiri dan penilaian terhadap orang lain untuk bergaul, bersahabat, bermusuhan, mencintai dan dicintai, suka dan benci, kenal atau tidak kenal, serta kegiatan lain yang melibatkan hubungan dua individu Stigma negatif yang melekat pada Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) terjadi dalam berbagai cara antara lain tindakan-tindakan pengasingan, penolakan sampai diskriminasi. Diskriminasi didefenisikan UNAIDS sebagai tindakan yang disebabkan perbedaan, menghakimi orang berdasarkan status HIV mereka baik yang pasti atau yang diperkirakan. Diskriminasi dapat terjadi di bidang kesehatan, kerahasiaan, kebebasan, pekerjaan, pendidikan, keluarga, dan hak kepemilikan maupun hak untuk berkumpul. ODHA menghadapi diskriminasi dimana saja di berbagai negara dan hal ini berdampak pada kualitas hidup mereka. Membiarkan diskriminasi akan merugikan upaya penanggulangan infeksi HIV/AIDS. (Nursalam, 2007:177) MEDANplus merupakan salah satu organisasi berbasis komunitas yang peduli pada keadaan para ODHA yang merasa terkucilkan dan menimbulkan stigma negatif di masyarakat. MEDANplus bergerak dalam pemberdayaan para ODHA agar dapat dan mampu menjadi bagian dari masyarakat di Sumatera Utara dan warga Negara Indonesia tentunya dengan kualitas hidup yang semakin baik. MEDANplus bertujuan agar komunitas ODHA memiliki pengaruh dan aspirasi mapun ide-ide bagi perbaikan kehidupannya. Orang-orang yang tergabung dalam komunitas ini adalah orang-orang yang terlibat langsung maupun tidak langsung dengan HIV/AIDS, serta orang-orang yeng beresiko tinggi untuk tertular HIV. Dalam perjalanannya, MEDANplus di gerakkan oleh mereka yang telah tertular virus HIV (ODHA) dan orang-orang yang perduli akan pencegahan penularan virus mematikan ini. Berjuang untuk meraih hak serta tanggung jawab atas kewajiban sebagai bagian dari warga Negara serta memberikan dampak positif bagi individu maupun kelompok komunitas yang tentunya para ODHA itu sendiri. 2

3 1.1 PERSPEKTIF/ PARADIGMA KAJIAN KAJIAN PUSTAKA Paradigma yang digunakan dalam penelitian ini adalah Paradigma Konstruktivisme dengan model pendekatan kualitatif. Dalam penelitian ini, paradigma dan pandangan yang digunakan membimbing peneliti untuk masuk dan memahami proses self disclosure dan pembentukan konsep diri ODHA. Paradigma konstruktivisme dalam ilmu sosial merupakan kritik terhadap paradigma positivis. Menurut paradigma konstruktivisme, realitas sosial yang diamati oleh seseorang tidak dapat digeneralisasikan pada semua orang yang biasa dilakukan oleh kaum positivis. Paradigma konstruktivisme yang ditelusuri dari pemikiran Weber (dalam Ardianto, 2007:158) menilai perilaku manusia secara fundamental berbeda dengan perilaku alam, karena manusia bertindak sebagai agen yang mengkonstruksi dalam realitas sosial mereka, baik itu melalui pemberian makna ataupun pemahaman perilaku dikalangan mereka sendiri. 1.2 Self Disclousure Teori ini pertama kali diperkenalkan oleh Joseph Luft (1969) yang menekankan bahwa setiap orang bisa mengetahui dan tidak mengetahui tentang dirinya, maupun orang lain. Model Johari Window dianggap paling tepat dalam menjelaskan permasalahan ini, dimana tiap jendela menggambarkan kepribadian seseorang tentang pribadinya dan tentang dirinya kepada orang lain. Pengungkapan diri ini dapat berupa berbagai topik seperti informasi perilaku, sikap, perasaan, keinginan, motivasi dan ide yang sesuai dan terdapat di dalam diri orang yang bersangkutan. Kedalaman dan pengungkapan diri seseorang tergantung pada situasi dan orang yang diajak untuk berinteraksi. Jika orang yang berinteraksi dengan menyenangkan dan membuat merasa aman serta dapat membangkitkan semangat maka kemungkinan bagi idividu untuk lebih membuka diri amatlah besar. Sebaliknya pada beberapa orang tertentu yang dapat saja menutup diri karena merasa kurang percaya. Menurut Jhonson (dalam Supratiknya, 1995:15) beberapa manfaat dan dampak Self disclosure terhadap hubungan antar pribadi adalah sebagai berikut: Pertama, self disclosure merupakan dasar bagi hubungan yang sehat antara dua orang. Kedua, semakin kita bersikap terbuka kepada orang lain, semakin orang lain tersebut akan menyukai diri kita. Akibatnya, ia akan semakin membuka diri kepada kita. Ketiga, orang yang rela membuka diri kepada orang lain terbukti cenderung memiliki sifat-sifat sebagai berikut: kompeten, terbuka, ekstrover, felxibel, adaptif, dan inteligen, yakni sebagian dari ciri-ciri orang yang masak dan bahagia. Keempat, membuka diri kepada orang lain 3

4 merupakan dasar relasi yang memungkinkan komunikasi intim baik dengan diri kita sendiri maupun dengan orang lain. Kelima, membuka diri berarti bersikap realistis. Maka, pembukaan diri (self disclosure) diri kita haruslah jujur, tulus dan autentik. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode studi kasus yaitu untuk mempelajari secara insentif tentang latar belakang keadaan sekarang, dan interaksi suatu sosial, individu, kelompok, lembaga, dan masyarakat (Usman, 2009:4). Peneliti menggunakan metode studi kasus tersebut untuk memperoleh data yang dibutuhkan tentang proses self disclosure dalam konteks komunikasi antar pribadi orang dengan HIV/AIDS (ODHA) di LSM MEDANplus Objek dalam penelitian ini adalah Self Disclosure dalam konteks komunikasi antar pribadi orang dengan HIV/AIDS (ODHA) dalam layanan konseling yang tergabung sebagai anggota komunitas di LSM MEDANplus Medan. Sesuai dengan tujuan penelitian, maka subjek penelitian ini adalah Para ODHA yang terlibat langsung atau pun secara tidak langsung di LSM MEDANplus yang tercatat dirinya sebagai anggota di komunitas itu. Para staf, voulunter dan konselor/pendamping yang tergabung dan menjalankan fungsi kerja LSM MEDANplus sebagai informan kedua dalam penelitian ini. Penelitian ini menggunakan teknik analisis data kualitatif yang merupakan pengukuran dengan menggunakan data-data nominal yang menyangkut klasifikasi atau kategorisasi sejumlah variabel kedalam beberapa sub kelas nominal. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada penelitian di lapangan, peneliti berhasil mewawancarai 4 orang ODHA yang menjadi narasumber penelitian mereka yakni Muhamad Iqbal ( Informan 1 ), Muhamad Irvan ( Informan 2 ), Sri Rahma Jelita ( Informan 3 ) dan Wulan Dari ( Informan 4 ). Dari hasil wawancara di lokasi penelitian terhadap para ODHA yang berada di bawah bimbingan LSM Medanplus, dapat dijelaskan bahwa para ODHA yang menjadi informan peneliti sebagian besar telah memiliki keterbukaan diri terhadap dirinya dan lingkungannya. Pada setiap informan yang telah di wawancarai, semua pertanyaan yang diajukan peneliti dijawab dengan jelas dan tidak menutup-nutupi keadaan yang ada. Maksudnya adalah keadaan diri para 4

5 informan yang seorang ODHA terkait keberadaan mereka di komunitas, keluarga, dan masyarakat. ODHA yang tergabung dalam komunitas MEDANplus sebagian besar lebih siap dan terbuka secara psikologis dengan status mereka di masyarakat. Informan 1 dan 2 terbuka dengan sesama teman yang tergabung di medanplus namun tidak ketika harus dihadapkan dengan masyarakat, terkhusus dengan informan 1. Sedang informan 3 lebih sering berdiskusi tentang masalah yang dihadapi dengan keluarganya, begitupun dengan informan 4. tetapi mereka lebih siap ketika dihadapkan dengan masyarakat dengan statusnya. Untuk informan 3, ia lebih sering curhat dengan keluarga terutama dengan anak-anaknya karena merasa keluarga adalah tempat ia saling berbagi cerita suka dan duka. Peneliti menilai baik sebelum ataupun sesudah konseling dilakukan, informan 1 masih belum membuka diri terlalu dalam. Peneliti menilai pengungkapan kepribadian informan 1 hanya sampai pada tahapan ke-1 yaitu Orientasi, dimana di sesi wawancara tersebut peneliti melihat bahwa keterbukaan informan hanya sebatas hal-hal yang klise dan bersifat publik. Dari penjelasan yang disampaikan oleh informan 1 (komunikator) dalam menyampaikan jawabannya. Peneliti melihat konteks kedekatan dan jenjang waktu sampai ketika informan di vonis terinfeksi virus menyebabkan informan menjadi demikian. Informan masih belum siap dengan penyakitnya begitu juga ketika ia harus membawa statusnya ke lingkungan masyarakat. Akan tetapi walaupun begitu, informan sangat bersemangat jika berada di komunitasnya bersama teman-teman ODHA lainnya. Berada di komunitasnya ia merasa seperti berada di rumah sendiri, bersama kelauarganya. Setelah menjalani rehabilitasi dan therapy informan jadi lebih sadar dengan kesehatan dirinya. Pada informan ke-2, juga terlihat masih canggung pada saat pertama kali diadakan wawancara ketika ia menceritakan keadaan dirinya juga ketika ia harus membawa statusnya di keluarga dan lingkungan nya. Dalam mengutarakan ceritanya, ia sedikit tegang dan cenderung menahan tiap jawaban yang diberikannya. Peneliti menilai sepertinya informan masih malu atau karena mungkin tidak ingin kehidupan privasinya di bagi dengan orang lain. Berlatar-belakang dirinya yang dulu hidup urak-urakan karena menggunakan Narkoba serta pola komunikasi yang salah dalam bergaul dan asal buat happy menjerumuskan dirinya hingga sampai keadaan saat ini. Konsep diri informan 1 juga masih belum terbentuk secara utuh. Tahapan pertemuan dan penyusupan serta penetrasi yang peneliti lakukan untuk dapat membuka diri informan cukup sulit untuk dilakukan dengan sifat deffensive informan yang 5

6 tertutup dan susah menerima orang baru di lingkungannya. Namun pada informan 2 peneliti melihat ada peluang untuk dapat menggali informasi lebih dalam dari diri informan. Karenanya dibutuhkan kesabaran dan intensitas pertemuan yang cukup sering sehingga dapat membangun kedekatan yang lebih intens secara personal dengan informan. Akhirnya dari hasil pertemuan yang cukup sering itu peneliti tidak sia-sia. Informan 2 mulai membuka dirinya hingga tujuan-tujuan yang ingin di capai peneliti kepada informan 2 dalam mencari data-data informasi tentang pengungkapan dirinya dapat terlaksana dengan baik. Sampai pada akhirnya peneliti menyimpulkan pendekatan dan penuyusupan yang peneliti lakukan mencapai pada titik kuadaran terbuka pada siklus jendela johari. Dalam teori self dislousure dikenal empat jendela johari ( johari window) yang menjelaskan kepribadian manusia. Salah satu jendela johari tersebut merupakan ruang terbuka. Dalam pandangan peneliti, informan 3 masuk dalam kategori jendela terbuka dimana kedua orang yang saling berhubungan sama sama mengetahui isi konteks masalah yang dibahas. Informan 3 sangat antusias dalam menjelaskan panjang lebar tentang dirinya, kronologis kejadian hingga ia sampai berada pada keadaan menjadi seorang ODHA serta keluarga dan lingkungan memandang dirinya yang seorang ODHA. Dengan konsep diri yang telah matang, informan 3 lebih siap dan berdaya di komunitas dan lingkungannya. Seperti dengan informan 3, informan 4 juga memasuki kuadran ke-4 dalam mengungkapkan dirinya. Semua informasi yang dibutuhkan peneliti untuk memenuhi data-data yang diperlukan di jelaskan dengan mudah tanpa ada yang di tutup-tutupi sedikitpun dari informan 4. Mungkin karena sudah begitu lamanya informan bergabung di komunitas MEDANplus sehingga ia merasa tidak ada yang perlu di tutup-tutupi selama hal itu untuk menjaga penyebar luasan penularan HIV/AIDS. Apalagi ketika informan menyatakan ia pernah menjadi salah satu ODHA yang menjadi orator di tempat umum ketika peringatan hari AIDS sedunia di peringati. Informan juga menambahkan jika dirinya adalah salah satu bentuk kampanye untuk memerangi virus tersebut. Pada akhirnya peneliti melihat dari hasil wawancara dengan para informan di lapangan, para ODHA yang berada di bawah bimbingan dan tergabung di dalam MEDANplus tidak jauh berbeda dengan individu atau masyarakat biasa lainnya. Namun mereka tidak mengingkari mereka memiliki sesuatu yang istimewa didalam diri mereka yang tidak dimiliki orang-orang sehat. Keterbukaan diri yang dimiliki para ODHA dibawah bimbingan MEDANplus lebih siap ketika harus membuka diri di masyarakat. 6

7 Heider mengatakan bahwa jika kita melihat perilaku orang lain, maka kita harus melihat apa sebenarnya yang menyebabkan seseorang berprilaku seperti itu (liliweri,1991:54). Dari sini peneliti melihat dan menelisik apa yang mengakibatkan sehingga mereka para ODHA menjadi seperti keadaan mereka saat ini, hidup dengan dijangkiti virus mematikan di tubuhnya sendiri. Tiga dari empat informan yang menjadi sumber penelitian ini mengatakan bahwa mereka terjangkit virus HIV/AIDS karena prilaku buruk mereka terdahulu. Keterbukaan diri para ODHA sangat penting dalam membentuk karakter mereka. Dengan mengungkapkan diri mereka di masyarakat dan memberikan contoh yang baik dalam bergaul dan hidup sehat, maka stigma negatif masyarakat terhadap ODHA lambat laun akan hilang dan menimbulkan pemikiran yang positif tentang ODHA. Diperlukan kerjasama dan hubungan yang baik antara ODHA, Pemerintah (dalam hal ini lembaga resmi yang menangani permasalahan tentang kesehatan), serta peran serta masyarakat. Dengan adanya hubungan yang baik antara elemen tersebut, akan terjalin suatu kondisi positif bagi perkembangan kesehatan dan psikologis ODHA. Suatu hubungan tidak lepas dari terjadinya penyusupan atau penetrasi. Seperti yang dikatakan oleh Altman dan Taylor bahwa dalam setiap hubungan antar pribadi telah terjadi penyusupan sosial. Ketika kita baru berkenalan dengan orang lain untuk pertama kalinya maka sebenarnya kita mulai dengan suatu ketidak akraban, kemudian berlanjut pada keadaan yang semakin akrab sehingga pengembangan hubungan mulai terjadi. Dari pengembangan hubungan ini lah maka kita akan mengetahui lebih dalam kepribadian seseorang (West, 2008: 38). Dalam penelitian ini peneliti juga melalui proses penetrasi ketika menjalin hubungan dengan para ODHA yang menjadi informan penelitian ini. Dari hasil pengamatan diketahui bahwa tiap-tiap ODHA memiliki lapisan-lapisan kepribadian yang berbeda. Semakin akrab hubungan yang peneliti jalin dengan informan, maka semakin dalam pula kepribadian yang didapat dari hubungan tersebut. Setiap orang ingin hidup dengan sehat, begitu juga dengan para ODHA di komunitas MEDANplus. Dari empat orang yang menjadi informan dalam penelitian ini, semuanya sangat menginginkan dapat lepas dari label ODHA yang melekat dalam diri mereka. Namun tidak bisa dipungkiri bahwa penyakit atau virus yang tersebar dalam diri mereka tidak dapat disembuhkan sampai akhir hidup mereka. Perlakuan diskriminasi atau bahkan sampai perlakuan di jauhi dari lingkungan pernah mereka alami. Kejadian tersebut semakin 7

8 membuat para ODHA semakin stress dan depresi dengan diri mereka. Hal inilah yang menjadi alasan mengapa mereka ingin hidup sehat atau setidaknya hidup dengan normal kembali. Karena kasus-kasus semacam ini dibutuhkan lembaga-lembaga yang intens menanganinya. Dukungan dari teman-teman sesama anggota komunitas sangat penting dalam membentuk karakter yang dimiliki tiap ODHA. ODHA di bawah MEDANplus telah memahami keadaan diri mereka yang secara psikis dan kesehatan berbeda. Seperti apa yang dikatakan oleh informan 1,2,3, dan 4 ketika peneliti menanyakan apakah anda siap mengatakan kepada publik bahwa anda seorang ODHA? Mereka sepakat menjawab ya, saya seorang ODHA, tapi saya bukan ODHA yang bodoh. Saya berusaha untuk berdaya guna di sisa hidup saya. Pernyataan tersebut sangat hangat dan terdengar tegas dari setiap ODHA yang menjadi informan dalam penelitian ini. Satu kalimat, ODHA yang tergabung di komunitas MEDANplus ternyata lebih berdaya guna dan pembentukan karakter mereka lebih siap untuk terjun di masyarakat dengan keadaan dirinya saat ini. KESIMPULAN DAN SARAN 1.1 KESIMPULAN 1. Karakter para ODHA di MEDANplus terbentuk dari proses interaksi yang terjalin dengan sesama anggota komunitas dan masyarakat luar sampai pada saat ketika mereka berusaha untuk lebih berdaya guna. Mereka lebih siap untuk turun dan membantu sesama ODHA yang mengalami kesulitan seperti belum dapat menerima kenyataan ketika mengetahui keadaan diri mereka yang terinfeksi HIV/AIDS. Caranya adalah dengan saling berbagi, mensupport dan melakukan bimbingan secara bertahap. ODHA yang tergabung di komunitas MEDANplus juga menunjukkan bahwa mereka telah memiliki karakter masing-masing yang di tempah dari pengalaman mereka. 2. Dari hasil pengamatan dan pertemuan yang dilakukan peneliti kepada para informan dapat dijelaskan sebagai berikut; pada informan 1 memasuki tahapan penjajakan, dimana informan mulai menampakkan dirinya dan mulai nyaman menyampaikan pendapat namun tidak secara spontan menjawabnya. Informan 2 telah memasuki tahapan Pertukaran Afektif. Kenyamanan dalam berkomunikasi dan pontanitas dalam 8

9 menjawab dapat dijelasakan secara terbuka. Tahapan ini juga yang terlihat pada informan 3. Pada informan 4, keterbukaan dirinya membawa peneliti mengetahui seluruh informasi dari dirinya. Penjelasan secara langsusng tanpa perlu ditanyakan beberapa kali sering disampaikan informan 4 kepada peneliti. Hal ini yang membawa informan ke-4 berada pada tahapan pertukaran stabil. Program konseling dan pembekalan yang diberikan yayasan sedikit banyak sangat membantu para informan untuk dapat berkembang, bersosialisasi dan mandiri di masyarakat. 3. Manfaat yang diperoleh para informan (ODHA) setelah melakukan self disclosure dapat diketahui setelah para informan menjalani terapi konseling. Hasil dari konseling inilah memperlihatkan sejauh mana tingkatan keterbukaan kepribadian informan. Manfat yang diperoleh yakni para informan terlihat lebih menghargai hidup dan optimis dalam menjalani proses hidup. Keterbukaan informan di masyarakat dianggap sebagai ujian. Suara-suara sumbang atas identititas mereka sebagai pemacu dan semakin menguatkan tekad mereka bahwa ODHA juga dapat berdaya guna dan berperan serta di dalam masyarakat. 4. Kualitas diri para informan di bawah bimbingan MEDANplus memperlihatkan bahwa para ODHA telah dipersiapkan dan ditempah untuk dapat bersosialisasi dan berdaya guna di masyarakat. Kualitas diri itu terbentuk sejalan dengan keterbukaan diri informan ketika menjalani hidup baik sebagai individu pribadi ataupun mahluk sosial. 2.2 SARAN 1. Saran dalam kajian praktis, Peneliti berharap hasil dari penelitian ini dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan masyarakat luas tentang dasar pengetahuan penyakit HIV/AIDS dan juga dapat menghilangkan stigma negatif terhadap para ODHA yang hidup di sekitar masyarakat agar para ODHA itu dapat merasa nyaman di sekitar masyarakat juga dapat berdaya guna. 2. Hendaknya para ODHA menjadi lebih membuka diri di masyarakat tanpa takut akan diskriminasi. Karena diskriminasi yang muncul biasanya karena sempitnya pengetahuan masyarakat akan penyakit ini serta tidak adanya penjelasan yang luas. 3. Saran secara akademis, Secara praktis diharapkan penelitian ini dapat menambah khazanah pengetahuan di dalam konteks akademis. Khususnya dalam penelitian kualitatif dengan masalah yang akan diteliti tentang komunikasi antar pribadi. 9

10 DAFTAR PUSTAKA Alo liliweri Komunikasi Antar Pribadi. Bandung: PT.Citra Aditya Bakti Ardianto, Elvinaro dan Bambang Q-Anees Filsafat Ilmu Komunikasi. Bandung: Simbiosa Rekatama Media. Nursalam Asuhan keperawatan pada pasien HIV/AIDS. Jakarta: Salemba Medika Supratiknya.A.Dr Komunikasi Antarpribadi Tinjauan Psikologis. Yogyakarta: Kanisius Turner, West Pengantar Teori Komunikasi Analisis dan Aplikasi. Jakarta: Salemba Humanika Usman, Husaini Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta: Bumi Aksara. 10

ABSTRAK. Kata kunci: stakeholder, pelanggan, proses komunikasi interpersonal, tahapan penetrasi sosial

ABSTRAK. Kata kunci: stakeholder, pelanggan, proses komunikasi interpersonal, tahapan penetrasi sosial ABSTRAK Pada dasarnya setiap perusahaan tidak akan pernah terlepas dari stakeholder. Salah satu stakeholder eksternal perusahaan yang berperan penting dalam keberhasilan suatu perusahaan adalah pelanggan,

Lebih terperinci

KOMUNIKASI ANTARPRIBADI KONSELOR TERHADAP ODHA DI KLINIK VCT RSUD KABUPATEN KARANGANYAR

KOMUNIKASI ANTARPRIBADI KONSELOR TERHADAP ODHA DI KLINIK VCT RSUD KABUPATEN KARANGANYAR 68 Komuniti, Vol. VII, No. 2, September 2015 KOMUNIKASI ANTARPRIBADI KONSELOR TERHADAP ODHA DI KLINIK VCT RSUD KABUPATEN KARANGANYAR Nurul Diah Anyta Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Komunikasi dan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Manusia yang merupakan makhluk sosial yang membutuhkan orang lain dan

I. PENDAHULUAN. Manusia yang merupakan makhluk sosial yang membutuhkan orang lain dan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan hal mendasar dan tidak dapat dielakkan dalam kehidupan. Manusia yang merupakan makhluk sosial yang membutuhkan orang lain dan dengan berkomunikasilah

Lebih terperinci

KOMUNIKASI ANTARPRIBADI KONSELOR TERHADAP ODHA DI KLINIK VCT RSUD KABUPATEN KARANGANYAR NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagai persyaratan

KOMUNIKASI ANTARPRIBADI KONSELOR TERHADAP ODHA DI KLINIK VCT RSUD KABUPATEN KARANGANYAR NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagai persyaratan KOMUNIKASI ANTARPRIBADI KONSELOR TERHADAP ODHA DI KLINIK VCT RSUD KABUPATEN KARANGANYAR NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagai persyaratan guna mencapai gelar S-1 Ilmu Komunikasi Nurul Diah Anyta L100110088

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus (HIV)/Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) pertamakali ditemukan di propinsi Bali, Indonesia pada tahun 1987 (Pusat Data dan Informasi

Lebih terperinci

Berikut adalah analisis dari hasil penelitian yang didapat dari wawancara dengan

Berikut adalah analisis dari hasil penelitian yang didapat dari wawancara dengan 124 5.1.2 Analisis Hasil Wawancara Berikut adalah analisis dari hasil penelitian yang didapat dari wawancara dengan kelima informan: Dari penelitian penulis mendapatkan bahwa konselor melakukan strategi

Lebih terperinci

KONSEP DIRI DALAM PROSES KOMUNIKASI REMAJA GAY (Studi Kasus Konsep Diri dalam Proses Komunikasi Remaja Gay di Kota Medan) AISYAH ARFANI S

KONSEP DIRI DALAM PROSES KOMUNIKASI REMAJA GAY (Studi Kasus Konsep Diri dalam Proses Komunikasi Remaja Gay di Kota Medan) AISYAH ARFANI S KONSEP DIRI DALAM PROSES KOMUNIKASI REMAJA GAY (Studi Kasus Konsep Diri dalam Proses Komunikasi Remaja Gay di Kota Medan) AISYAH ARFANI S 110904020 ABSTRAK Penelitian ini berjudul Konsep Diri Dalam Proses

Lebih terperinci

Abstraksi. Kata Kunci : Komunikasi, Pendampingan, KDRT

Abstraksi. Kata Kunci : Komunikasi, Pendampingan, KDRT JUDUL : Memahami Pengalaman Komunikasi Konselor dan Perempuan Korban KDRT Pada Proses Pendampingan di PPT Seruni Kota Semarang NAMA : Sefti Diona Sari NIM : 14030110151026 Abstraksi Penelitian ini dilatarbelakangi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membuat hal tersebut menjadi semakin bertambah buruk.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membuat hal tersebut menjadi semakin bertambah buruk. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman sekarang ini banyak mengalami perubahan, terutama meningkatnya jumlah kasus penyakit menular langsung di Indonesia yang cukup mengkhawatirkan

Lebih terperinci

SELF DISCLOSURE DAN MEDIA KOMUNIKASI

SELF DISCLOSURE DAN MEDIA KOMUNIKASI SELF DISCLOSURE DAN MEDIA KOMUNIKASI (Studi Kasus Self Disclosure Pacaran Jarak Jauh Melalui Media Komunikasi Pada Mahasiswa/i di Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU) NURUL HUDA NASUTION ABSTRAK Skripsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN Peningkatan harga diri penderita HIV/AIDS dapat dilakukan dengan memberi pelatihan. Oleh karenannya, seorang penderita HIV/AIDS atau ODHA sangat perlu diberi terapi psikis dalam bentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Komunikasi merupakan sebuah hal penting dalam sebuah kehidupan,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Komunikasi merupakan sebuah hal penting dalam sebuah kehidupan, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan sebuah hal penting dalam sebuah kehidupan, terutama dalam kehidupan manusia. Tanpa berkomunikasi orang tidak akan bisa mengerti apa yang

Lebih terperinci

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2008

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2008 1 KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ODHA (ORANG DENGAN HIV/AIDS) WANITA (STUDI KUALITATIF MENGENAI PENCAPAIAN MAKNA HIDUP PADA WANITA PASCA VONIS TERINFEKSI HIV/AIDS) Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan

Lebih terperinci

57 2-TRIK: Tunas-Tunas Riset Kesehatan

57 2-TRIK: Tunas-Tunas Riset Kesehatan HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT ANTIRETROVIRAL PADA ORANG DENGAN HIV/AIDS (ODHA) Edy Bachrun (Program Studi Kesehatan Masyarakat, STIKes Bhakti Husada Mulia Madiun) ABSTRAK Kepatuhan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, SARAN, DAN IMPLIKASI. Menderita penyakit yang belum ada obatnya adalah merupakan suatu

BAB V KESIMPULAN, SARAN, DAN IMPLIKASI. Menderita penyakit yang belum ada obatnya adalah merupakan suatu 100 BAB V KESIMPULAN, SARAN, DAN IMPLIKASI A. Kesimpulan Menderita penyakit yang belum ada obatnya adalah merupakan suatu kenyataan yang harus ditanggung oleh para ODHA. Terinfeksinya ODHA dilatarbelakangi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan saat yang penting dalam mempersiapkan

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan saat yang penting dalam mempersiapkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah Masa remaja merupakan saat yang penting dalam mempersiapkan seseorang memasuki masa dewasa. Masa ini merupakan, masa transisi dari masa anak-anak menuju dewasa.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini disebabkan oleh ulah manusia itu sendiri, yaitu merupakan penyakit AIDS,

BAB I PENDAHULUAN. ini disebabkan oleh ulah manusia itu sendiri, yaitu merupakan penyakit AIDS, BAB I PENDAHULUAN 1 1.1 Latar Belakang Penelitian Sejak dahulu hingga saat ini terdapat penyakit yang dapat menimbulkan kesakitan secara mendalam bagi penderitanya, baik fisik maupun psikis. Penyakit ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. individu dengan individu yang lain merupakan usaha manusia dalam

BAB I PENDAHULUAN. individu dengan individu yang lain merupakan usaha manusia dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup tanpa manusia lain dan senantiasa berusaha untuk menjalin hubungan dengan orang lain. Hubungan antara individu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagi masyarakat, salah satunya HIV/AIDS. Laporan kementerian kesehatan, sejak

BAB I PENDAHULUAN. bagi masyarakat, salah satunya HIV/AIDS. Laporan kementerian kesehatan, sejak 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di Indonesia, banyak penyakit yang sudah menjadi masalah kesehatan bagi masyarakat, salah satunya HIV/AIDS. Laporan kementerian kesehatan, sejak pertama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam kehidupannya sering dipertemukan satu sama lainnya dalam

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam kehidupannya sering dipertemukan satu sama lainnya dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia dalam kehidupannya sering dipertemukan satu sama lainnya dalam suatu wadah baik formal maupun informal. Organisasi adalah sebuah sistem sosial yang

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN V.1. Kesimpulan Karakter ODHA (Orang Dengan HIV/AIDS) di media cenderung negatif, yakni dikaitkan dengan perilaku menyimpang seperti seks bebas, narkoba, dan homoseksual, serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan memasuki tahap epidemis dengan beberapa sub-populasi beresiko

BAB I PENDAHULUAN. dan memasuki tahap epidemis dengan beberapa sub-populasi beresiko BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah HIV di Indonesia telah berkembang dari sejumlah kasus kecil HIV dan memasuki tahap epidemis dengan beberapa sub-populasi beresiko tinggi yang memiliki angka

Lebih terperinci

Hubungan Komunikasi Antar Pribadi Antara Warga Amerika dan Warga Medan yang tergabung di Lembaga Language and Cultural Exchange Medan.

Hubungan Komunikasi Antar Pribadi Antara Warga Amerika dan Warga Medan yang tergabung di Lembaga Language and Cultural Exchange Medan. Hubungan Komunikasi Antar Pribadi Antara Warga Amerika dan Warga Medan yang tergabung di Lembaga Language and Cultural Exchange Medan Yora Munirah ABSTRAK Penelitian ini berjudul Hubungan Komunikasi Antara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hubungan dengan manusia lain. Hubungan antar manusia dapat terjalin ketika

BAB I PENDAHULUAN. hubungan dengan manusia lain. Hubungan antar manusia dapat terjalin ketika BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi selalu terjadi dalam setiap kehidupan manusia. Setiap kegiatan yang dilakukan manusia merupakan refleksi dari kegiatan komunikasi, baik secara verbal maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Human Immunodeficiency Virus (HIV) (Depkes RI, 2006). Seseorang yang telah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Human Immunodeficiency Virus (HIV) (Depkes RI, 2006). Seseorang yang telah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Human Immunodeficiency Viruse (HIV) merupakan virus yang memperlemah kekebalan pada tubuh manusia. Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan kumpulan gejala

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH. Manusia merupakan mahluk sosial, yang berarti dalam menjalani

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH. Manusia merupakan mahluk sosial, yang berarti dalam menjalani BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Manusia merupakan mahluk sosial, yang berarti dalam menjalani kehidupannya manusia tidak dapat hidup sendiri. Setiap individu membutuhkan orang lain untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan berinteraksi dengan orang lain demi kelangsungan hidupnya. Karena pada

BAB I PENDAHULUAN. dan berinteraksi dengan orang lain demi kelangsungan hidupnya. Karena pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk individu dan sekaligus makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri tanpa bantuan orang lain. Manusia perlu berkomunikasi dan berinteraksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut (Nugroho. T, 2010: 94) Aquired Immune Deficiency Syndrome

BAB I PENDAHULUAN. Menurut (Nugroho. T, 2010: 94) Aquired Immune Deficiency Syndrome BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menurut (Nugroho. T, 2010: 94) Aquired Immune Deficiency Syndrome adalah penyakit yang merupakan kumpulan gejala akibat menurunnya sistem kekebalan tubuh yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menimbulkan berbagai masalah di masyarakat. Angka kematian HIV/AIDS di

BAB 1 PENDAHULUAN. menimbulkan berbagai masalah di masyarakat. Angka kematian HIV/AIDS di BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang HIV di Indonesia masih menjadi masalah yang serius dan komplek serta menimbulkan berbagai masalah di masyarakat. Angka kematian HIV/AIDS di Indonesia juga masih tinggi,

Lebih terperinci

KOMUNIKASI KELUARGA DALAM HUBUNGAN JARAK JAUH

KOMUNIKASI KELUARGA DALAM HUBUNGAN JARAK JAUH KOMUNIKASI KELUARGA DALAM HUBUNGAN JARAK JAUH (Studi Deskriptif Kualitatif Peran Komunikasi Keluarga Terhadap Mahasiswa yang Tinggal Terpisah dengan Orangtua dalam Hubungan Harmonisasi di Kota Medan) Novia

Lebih terperinci

Voluntary counseling and testing (VCT), konseling dilakukan pada saat sebelum

Voluntary counseling and testing (VCT), konseling dilakukan pada saat sebelum 85 4.5.3 Konseling dan Tes Secara Sukarela Didalam konseling dan tes secara sukarela (KTS) atau yang juga dikenal dengan Voluntary counseling and testing (VCT), konseling dilakukan pada saat sebelum tes

Lebih terperinci

KESIMPULAN DAN SARAN. penderita dengan HIV/AIDS (ODHA). Dalam pelaksanaannya, KDS Metacom

KESIMPULAN DAN SARAN. penderita dengan HIV/AIDS (ODHA). Dalam pelaksanaannya, KDS Metacom dan Saran BAB VII Kesimpulan KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan KDS Metacom merupakan kelompok dukungan sebaya yang dibentuk pada pertengahan tahun 2006 dan bergerak dalam memberikan dukungan pada penderita

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting. Keputusan yang dibuat individu untuk menikah dan berada dalam

BAB I PENDAHULUAN. penting. Keputusan yang dibuat individu untuk menikah dan berada dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pernikahan bagi beberapa individu dapat menjadi hal yang istimewa dan penting. Keputusan yang dibuat individu untuk menikah dan berada dalam kehidupan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. narkoba ataupun seks bebas di kalangan remaja. Pergaulan bebas ini akan

BAB I PENDAHULUAN. narkoba ataupun seks bebas di kalangan remaja. Pergaulan bebas ini akan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam berita akhir-akhir ini terlihat semakin maraknya penggunaan narkoba ataupun seks bebas di kalangan remaja. Pergaulan bebas ini akan berdampak buruk terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan kumpulan

BAB I PENDAHULUAN. Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan kumpulan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan kumpulan gejala penyakit yang disebabkan oleh Human Immunodeficiency Virus (HIV) (Depkes. RI, 2008). Virus tersebut

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. yang terlibat di dalamnya saling mempengaruhi (Sugiyo, 2005). Komunikasi antar

BAB II KAJIAN TEORI. yang terlibat di dalamnya saling mempengaruhi (Sugiyo, 2005). Komunikasi antar BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Komunikasi 2.1.1 Pengertian komunikasi antar pribadi Komunikasi antar pribadi merupakan proses sosial dimana individu-individu yang terlibat di dalamnya saling mempengaruhi (Sugiyo,

Lebih terperinci

HIV/AIDS (Human Immunodeficiency/Acquired Immune Deficiency. Syndrome) merupakan isu sensitive dibidang kesehatan. HIV juga menjadi isu

HIV/AIDS (Human Immunodeficiency/Acquired Immune Deficiency. Syndrome) merupakan isu sensitive dibidang kesehatan. HIV juga menjadi isu 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang HIV/AIDS (Human Immunodeficiency/Acquired Immune Deficiency Syndrome) merupakan isu sensitive dibidang kesehatan. HIV juga menjadi isu internasional karena HIV telah

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan BAB V PENUTUP A. Kesimpulan 1. Kondisi sehat individu tidak bisa hanya dilihat dari kondisi fisik saja melainkan juga kondisi mental dan kondisi sosial. Dalam kasus anak-anak yang mengidap HIV/AIDS memperhatikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. HIV dalam bahasa inggris merupakan singkatan dari. penyebab menurunnya kekebalan tubuh manusia.

BAB 1 PENDAHULUAN. HIV dalam bahasa inggris merupakan singkatan dari. penyebab menurunnya kekebalan tubuh manusia. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah HIV dalam bahasa inggris merupakan singkatan dari Human Imunno deficiency Virus dalam bahasa Indonesia berarti virus penyebab menurunnya kekebalan tubuh manusia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai mahluk sosial, manusia senantiasa hidup bersama dalam sebuah

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai mahluk sosial, manusia senantiasa hidup bersama dalam sebuah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sebagai mahluk sosial, manusia senantiasa hidup bersama dalam sebuah masyarakat. Manusia senantiasa berhubungan dengan manusia lain untuk memenuhi berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lainnya khususnya di lingkungannya sendiri. Manusia dalam beraktivitas selalu

BAB I PENDAHULUAN. lainnya khususnya di lingkungannya sendiri. Manusia dalam beraktivitas selalu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak terlepas dari manusia lainnya khususnya di lingkungannya sendiri. Manusia dalam beraktivitas selalu melibatkan orang

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP V.1 Kesimpulan Pertama yaitu, Communication Privacy Management Gay dalam Menjaga Hubungan Antarpribadi dengan teman.

BAB V PENUTUP V.1 Kesimpulan Pertama yaitu, Communication Privacy Management Gay dalam Menjaga Hubungan Antarpribadi dengan teman. 122 BAB V PENUTUP V.1 Kesimpulan Untuk memanajemen privasi komunikasinya, kaum gay memiliki cara yang berbeda-beda dalam mengungkapkan mana wilayah privat dan mana wilayah publik dengan teman, pasangan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan suatu kumpulan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan suatu kumpulan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar belakang Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan suatu kumpulan gejala-gejala penyakit yang disebabkan oleh Human Immunodeficiency Virus (HIV) (Depkes RI., 2006).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu penyakit mematikan di dunia yang kemudian menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu penyakit mematikan di dunia yang kemudian menjadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu penyakit mematikan di dunia yang kemudian menjadi wabah internasional atau bencana dunia sejak pertama kehadirannya adalah HIV/AIDS.Sejak pertama

Lebih terperinci

KOMUNIKASI ANTARPRIBADI SUAMI ISTRI (Studi Kasus Kualitatif Pasangan Suami Istri yang Menikah Tanpa Pacaran di Kota Medan)

KOMUNIKASI ANTARPRIBADI SUAMI ISTRI (Studi Kasus Kualitatif Pasangan Suami Istri yang Menikah Tanpa Pacaran di Kota Medan) KOMUNIKASI ANTARPRIBADI SUAMI ISTRI (Studi Kasus Kualitatif Pasangan Suami Istri yang Menikah Tanpa Pacaran di Kota Medan) Anggie Dahlia Simanjuntak 100904087 Abstrak Skripsi ini berisi penelitian mengenai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan periode yang penting, walaupun semua periode

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan periode yang penting, walaupun semua periode BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan periode yang penting, walaupun semua periode dalam rentang kehidupan adalah penting namun kadar kepentingannya berbedabeda. Kadar kepentingan

Lebih terperinci

Peranan Pembimbing Kegiatan Public Speaking dan Kepercayaan Diri Siswi di Pesantren Darul Hikmah Medan Iin Indayani. Abstrak

Peranan Pembimbing Kegiatan Public Speaking dan Kepercayaan Diri Siswi di Pesantren Darul Hikmah Medan Iin Indayani. Abstrak Peranan Pembimbing Kegiatan Public Speaking dan Kepercayaan Diri Siswi di Pesantren Darul Hikmah Medan Iin Indayani Abstrak Penelitian ini berjudul Peranan Pembimbing Kegiatan Public Speaking (Muhadoroh)

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan a. Keterbukaan b. Motivasi/ Dukungan

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan a. Keterbukaan b. Motivasi/ Dukungan BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dari analisis data yang dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Strategi bertahan hidup waria ODHA dalam komunitas HIWASO adalah adanya unsur keterbukaan, motivasi/dukungan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN Bab I ini menguraikan inti dari penelitian yang mencakup latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi skripsi. 1.1 Latar

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DATA. data sekunder yang telah dikumpulkan oleh peneliti melalui proses. wawancara dan observasi secara langsung di lokasi penelitian.

BAB IV ANALISA DATA. data sekunder yang telah dikumpulkan oleh peneliti melalui proses. wawancara dan observasi secara langsung di lokasi penelitian. BAB IV ANALISA DATA A. Temuan Penelitian Bab ini adalah bagian dari sebuah tahapan penelitian kualitatif yang akan memberikan pemaparan mengenai beberapa temuan dari semua data yang ada. Data yang diperoleh

Lebih terperinci

Nomor : Usia : PETUNJUK PENGISIAN

Nomor : Usia : PETUNJUK PENGISIAN Nomor : Usia : PETUNJUK PENGISIAN 1. Bacalah pernyataan-pernyataan pada lembar berikut, kemudian kerjakanlah dengan sungguh-sungguh sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. 2. Kerjakanlah semua nomor dan

Lebih terperinci

Struktur Pertukaran Sosial Antara Atasan dan Bawahan di PT. Sirkulasi Kompas Gramedia Yogyakarta. Edwin Djaja / Ninik Sri Rejeki

Struktur Pertukaran Sosial Antara Atasan dan Bawahan di PT. Sirkulasi Kompas Gramedia Yogyakarta. Edwin Djaja / Ninik Sri Rejeki Struktur Pertukaran Sosial Antara Atasan dan Bawahan di PT Sirkulasi Kompas Gramedia Yogyakarta Edwin Djaja / Ninik Sri Rejeki PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. (Wibisono, 2007: 90). Stakeholder internal adalah stakeholder yang berada di

BAB 1 PENDAHULUAN. (Wibisono, 2007: 90). Stakeholder internal adalah stakeholder yang berada di BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pada dasarnya setiap perusahaan tidak akan pernah terlepas dari yang namanya stakeholder. Kasali (dalam Wibisono, 2007: 90) menyatakan bahwa stakeholder adalah suatu

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan. Manusia merupakan makhluk sosial yang hidup bermasyarakat atau dikenal dengan

Bab I Pendahuluan. Manusia merupakan makhluk sosial yang hidup bermasyarakat atau dikenal dengan 1 Bab I Pendahuluan Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk sosial yang hidup bermasyarakat atau dikenal dengan istilah zoon politicon. Sebagai makhluk sosial, manusia tidak hanya mengandalkan

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengalaman hidup sebagai

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengalaman hidup sebagai BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN Penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengalaman hidup sebagai homoseksual dengan pendekatan studi fenomenologi ini, menyimpulkan dan menyarankan beberapa hal. 6.1 Kesimpulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Para ilmuwan meyakini bahwa HIV/AIDS berasal dari Afrika Sub-Sahara

BAB I PENDAHULUAN. Para ilmuwan meyakini bahwa HIV/AIDS berasal dari Afrika Sub-Sahara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Para ilmuwan meyakini bahwa HIV/AIDS berasal dari Afrika Sub-Sahara selama abad ke-20; kini penyakit pandemik HIV/AIDS diperkirakan telah menginfeksi antara

Lebih terperinci

Ask.Fm dan Keterbukaan Diri (Studi Kasus Penggunaan Jejaring Sosial Ask.Fm dan Keterbukaan Diri di Kalangan Siswa SMA Negeri 3 Medan)

Ask.Fm dan Keterbukaan Diri (Studi Kasus Penggunaan Jejaring Sosial Ask.Fm dan Keterbukaan Diri di Kalangan Siswa SMA Negeri 3 Medan) Ask.Fm dan Keterbukaan Diri (Studi Kasus Penggunaan Jejaring Sosial Ask.Fm dan Keterbukaan Diri di Kalangan Siswa SMA Negeri 3 Medan) Nurul Rezekiah Putri 110904102 ABSTRAK Penelitian ini berjudul Ask.Fm

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap individu di dalam hidupnya selalu berusaha untuk mencari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap individu di dalam hidupnya selalu berusaha untuk mencari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap individu di dalam hidupnya selalu berusaha untuk mencari kesejahteraan. Mereka mencoba berbagai cara untuk mendapatkan kesejahteraan tersebut baik secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (AIDS) pada tahun 1981 telah berkembang menjadi masalah kesehatan. (UNAIDS) dalam laporannya pada hari AIDS sedunia tahun 2014,

BAB I PENDAHULUAN. (AIDS) pada tahun 1981 telah berkembang menjadi masalah kesehatan. (UNAIDS) dalam laporannya pada hari AIDS sedunia tahun 2014, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejak ditemukannya penyakit Aqcuired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) pada tahun 1981 telah berkembang menjadi masalah kesehatan gobal. Menurut data dari United Nations

Lebih terperinci

KETERAMPILAN KONSELING : KLARIFIKASI, MEMBUKA DIRI, MEMBERIKAN DORONGAN, MEMBERIKAN DUKUNGAN, PEMECAHAN MASALAH DAN MENUTUP PERCAKAPAN

KETERAMPILAN KONSELING : KLARIFIKASI, MEMBUKA DIRI, MEMBERIKAN DORONGAN, MEMBERIKAN DUKUNGAN, PEMECAHAN MASALAH DAN MENUTUP PERCAKAPAN KETERAMPILAN KONSELING : KLARIFIKASI, MEMBUKA DIRI, MEMBERIKAN DORONGAN, MEMBERIKAN DUKUNGAN, PEMECAHAN MASALAH DAN MENUTUP PERCAKAPAN oleh Rosita E.K., M.Si Konsep dasar dari konseling adalah mengerti

Lebih terperinci

1 DESEMBER HARI AIDS SE-DUNIA Stop AIDS: Akses untuk Semua! Mardiya. Kondisi tersebut jauh meningkat dibanding tahun 1994 lalu yang menurut WHO baru

1 DESEMBER HARI AIDS SE-DUNIA Stop AIDS: Akses untuk Semua! Mardiya. Kondisi tersebut jauh meningkat dibanding tahun 1994 lalu yang menurut WHO baru Artikel 1 DESEMBER HARI AIDS SE-DUNIA Stop AIDS: Akses untuk Semua! Mardiya Tidak dapat dipungkiri, epidemi HIV/AIDS telah berkembang begitu pesat di seluruh dunia termasuk Indonesia. Kasus ini paling

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) merasa mengalami dampak dari stigma

BAB I PENDAHULUAN. Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) merasa mengalami dampak dari stigma BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) merasa mengalami dampak dari stigma dan diskriminasi. Dari berbagai ilustrasi yang ada diberbagai mass media tampak bahwa memang terjadi

Lebih terperinci

"#% tahun untuk membuka diri dan melakukan pemulihan bagi kesehatannya, subjek AA sudah 5 tahun hidup sebagai ODHA dan masih berusaha untuk memaafkan

#% tahun untuk membuka diri dan melakukan pemulihan bagi kesehatannya, subjek AA sudah 5 tahun hidup sebagai ODHA dan masih berusaha untuk memaafkan BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diperoleh berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Menjalani kehidupan sebagai ODHA yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Desain Penelitian ini dirancang untuk mengetahui bagaimana cara ODHA dalam proses coping stres, sehingga peneliti menggunakan metode pendekatan kualitatif diharapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk dapat saling mengisi dan saling membantu satu dengan yang lain.

BAB I PENDAHULUAN. untuk dapat saling mengisi dan saling membantu satu dengan yang lain. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling mulia karena dibekali memiliki akal budi, kepribadian serta kecerdasan yang membedakannya dengan makhluk lainnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi. Terjadi pada usia kurang lebih lima

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi. Terjadi pada usia kurang lebih lima 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan masa transisi. Terjadi pada usia kurang lebih lima belas tahun sampai dengan dua puluh dua tahun. Pada masa tersebut, remaja akan mengalami beberapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (HIV-AIDS) merupakan masalah kesehatan global karena penyakit ini

BAB I PENDAHULUAN. (HIV-AIDS) merupakan masalah kesehatan global karena penyakit ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus - Acquired Immune Deficiency Syndrome (HIV-AIDS) merupakan masalah kesehatan global karena penyakit ini berkembang secara pandemik. Masalah-masalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setelah kurang lebih lima hingga sepuluh tahun, HIV ini dapat berubah menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Setelah kurang lebih lima hingga sepuluh tahun, HIV ini dapat berubah menjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Human Immunodeficiency Virus atau yang dikenal dengan HIV merupakan sebuah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia. Setelah kurang lebih lima hingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan kumpulan gejala penyakit yang disebabkan oleh Human Immunodeficiency Virus (HIV). Virus HIV ditemukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORETIS

BAB II TINJAUAN TEORETIS BAB II TINJAUAN TEORETIS 2.1 Tinjauan pustaka 2.1.1 Komunikasi Teraupetik Menurut Stuart (1998), mengatakan komunikasi terapeutik merupakan hubungan interpersonal antara perawat dengan klien dalam memperbaiki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sebagai makhluk hidup sosial, dalam kesehariannya senantiasa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sebagai makhluk hidup sosial, dalam kesehariannya senantiasa 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebagai makhluk hidup sosial, dalam kesehariannya senantiasa berhubungan dengan individu lainnya atau dapat dikatakan dengan melakukan komunikasi. Komunikasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Permasalah penelitian yang ingin dijabarkan disini adalah mengenai

BAB III METODE PENELITIAN. Permasalah penelitian yang ingin dijabarkan disini adalah mengenai BAB III METODE PENELITIAN Permasalah penelitian yang ingin dijabarkan disini adalah mengenai pengalaman subjek yang menderita HIV positif. Teori Viktor E. Frankl dalam penelitian ini dinyatakan bukan sebagai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sejak kasus pertama dilaporkan pada tahun 1981, Acquired Immune

BAB 1 PENDAHULUAN. Sejak kasus pertama dilaporkan pada tahun 1981, Acquired Immune BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejak kasus pertama dilaporkan pada tahun 1981, Acquired Immune Deficiency Syndrom (AIDS) menjadi agenda penting baik dikalangan kedokteran maupun dikalangan politisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. HIV atau Human Immunodeficiency Virus adalah sejenis virus yang

BAB I PENDAHULUAN. HIV atau Human Immunodeficiency Virus adalah sejenis virus yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang HIV atau Human Immunodeficiency Virus adalah sejenis virus yang menyerang/menginfeksi sel darah putih yang menyebabkan turunnya kekebalan tubuh manusia. AIDS atau Acquired

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kekebalan tubuh yang disebabkan oleh virus HIV (Human. Immunodeficiency Virus) (WHO, 2007) yang ditemukan dalam

BAB I PENDAHULUAN. kekebalan tubuh yang disebabkan oleh virus HIV (Human. Immunodeficiency Virus) (WHO, 2007) yang ditemukan dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) merupakan kumpulan gejala penyakit yang timbul akibat menurunnya sistem kekebalan tubuh yang disebabkan oleh virus HIV (Human

Lebih terperinci

SEKOLAH IDEAL. Oleh: Damar Kristianto

SEKOLAH IDEAL. Oleh: Damar Kristianto 1 SEKOLAH IDEAL Oleh: Damar Kristianto Berbicara mengenai Sekolah Ideal, dalam sharing ini saya ingin membicarakan mengenai pandangan saya seperti apa sekolah umum (inklusi) dalam menyelenggarakan pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. STUDI ini secara garis besar memotret implementasi program LSM H2O (Human

BAB I PENDAHULUAN. STUDI ini secara garis besar memotret implementasi program LSM H2O (Human BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH STUDI ini secara garis besar memotret implementasi program LSM H2O (Human Health Organization) dalam penanggulangan HIV/AIDS di Kota Medan. Dengan mengambil

Lebih terperinci

SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagai persyaratan. guna mencapai gelar S-1. Ilmu Komunikasi. Nurul Diah Anyta L PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagai persyaratan. guna mencapai gelar S-1. Ilmu Komunikasi. Nurul Diah Anyta L PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI KOMUNIKASI ANTARPRIBADI KONSELOR TERHADAP ODHA (Studi Deskriptif Kualitatif Komunikasi Antarpribadi Konselor terhadap ODHA di Klinik Voluntary Counselling and Testing (VCT) RSUD Kabupaten Karanganyar)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. saat ini terlihat betapa rendahnya derajat kesehatan masyarakat. Kondisi ini

BAB I PENDAHULUAN. saat ini terlihat betapa rendahnya derajat kesehatan masyarakat. Kondisi ini BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Salah satu permasalahan yang harus mendapat perhatian serius dari pemerintah dan segenap komponen bangsa Indonesia saat ini adalah masalah kesehatan. Perhatian terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN orang orang orang

BAB I PENDAHULUAN orang orang orang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu penyakit mematikan di dunia yang kemudian menjadi wabah internasional atau bencana dunia sejak pertama kehadirannya adalah HIV/AIDS. Acquired Immuno Deficiency

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara berkembang yang mayoritas penduduknya adalah muslim. Nilai - nilai yang ada di Indonesiapun sarat dengan nilai-nilai Islam. Perkembangan zaman

Lebih terperinci

2015 REKONSTRUKSI SOSIAL KEHIDUPAN KAUM WARIA DI KOTA CIMAHI

2015 REKONSTRUKSI SOSIAL KEHIDUPAN KAUM WARIA DI KOTA CIMAHI 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Waria adalah suatu fenomena yang semakin menjamur di Indonesia. Fenomena waria adalah sebuah fenomena yang dapat ditemui di hampir semua kota besar di Indonesia.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. AIDS (Acquired Immunne Deficiency Syndrome) merupakan kondisi

BAB 1 PENDAHULUAN. AIDS (Acquired Immunne Deficiency Syndrome) merupakan kondisi 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah AIDS (Acquired Immunne Deficiency Syndrome) merupakan kondisi dimana individu yang menderitanya memiliki kemungkinan kematian yang sangat tinggi (Sarafino,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia tidak dapat hidup seorang diri karena manusia merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia tidak dapat hidup seorang diri karena manusia merupakan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Manusia tidak dapat hidup seorang diri karena manusia merupakan makhluk sosial yang membutuhkan kehadiran individu lain dalam kehidupannya. Tanpa kehadiran

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Dari berbagai data dan fakta yang sudah diperoleh dari lapangan dan dikonfirmasikan

BAB V PENUTUP. Dari berbagai data dan fakta yang sudah diperoleh dari lapangan dan dikonfirmasikan 92 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dari berbagai data dan fakta yang sudah diperoleh dari lapangan dan dikonfirmasikan dengan teori-teori yang menjadi acuan peneliti, dengan demikian dapat diperoleh beberapa

Lebih terperinci

Komunikasi Keluarga dalam Membangun Konsep Diri Mantan Pengguna Narkoba

Komunikasi Keluarga dalam Membangun Konsep Diri Mantan Pengguna Narkoba JURNAL E-KOMUNIKASI PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS KRISTEN PETRA, SURABAYA Komunikasi Keluarga dalam Membangun Konsep Diri Mantan Pengguna Narkoba Windy Nadia Septiani, Prodi Ilmu Komunikasi,

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP 6.1 Kesimpulan

BAB VI PENUTUP 6.1 Kesimpulan digilib.uns.ac.id BAB VI PENUTUP 6.1 Kesimpulan Setelah penelitian ini dilakukan dan disesuaikan dengan teori yang ada, didapati bahwa ada kesimpulan-kesimpulan yang menjadi hasil penelitian. Penelitian

Lebih terperinci

Membuka Diri Dalam Interaksi Sugiyatno. SPd Dosen BK FIP UNY

Membuka Diri Dalam Interaksi Sugiyatno. SPd Dosen BK FIP UNY Membuka Diri Dalam Interaksi Sugiyatno. SPd Dosen BK FIP UNY Dalam suatu hubungan antar pribadi dimulai bila dua orang yang berhubungan mulai saling membuka tentang dirinya. Bila kedua pribadi sudah saling

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Acquired Immuno Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan kumpulan gejala

BAB I PENDAHULUAN. Acquired Immuno Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan kumpulan gejala BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Salah satu penyakit mematikan di dunia yang kemudian menjadi wabah internasional atau bencana dunia sejak pertama kehadirannya adalah HIV/AIDS. Acquired Immuno

Lebih terperinci

2015 INTERAKSI SOSIAL ORANG D ENGAN HIV/AID S (OD HA) D ALAM PEMUD ARAN STIGMA

2015 INTERAKSI SOSIAL ORANG D ENGAN HIV/AID S (OD HA) D ALAM PEMUD ARAN STIGMA BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Manusia sebagai makhluk sosial dalam kehidupannya tidak akan terlepas dari sebuah interaksi. Interaksi yang berlangsung dapat mendorong para pelaku untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi adalah proses bertukar pikiran, opini, atau informasi secara lisan, tulisan, atau

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi adalah proses bertukar pikiran, opini, atau informasi secara lisan, tulisan, atau BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi adalah proses bertukar pikiran, opini, atau informasi secara lisan, tulisan, atau pun isyarat (Harapan dan Syarwani, 2014 : 1). Edward mengatakan bahwa komunikasi

Lebih terperinci

BAB III METEDOLOGI PENELITIAN

BAB III METEDOLOGI PENELITIAN BAB III METEDOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Konstruktivisme Paradigma konstruksionis memandang realitas kehidupan sosial bukanlah realitas yang natural, tetapi terbentuk dari hasil konstruksi. Karenanya,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kepercayaan Diri 2.1.1 Pengertian Kepercayaan Diri Percaya diri merupakan salah satu aspek kepribadian yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Orang yang percaya diri yakin

Lebih terperinci

tersisih ", mengandung pengertian bahwa kaum gay pada akhirnya tetap

tersisih , mengandung pengertian bahwa kaum gay pada akhirnya tetap BABI PENDAHUL UAN 1.1. Latar Belakang Masalah. Pada umumnya, masyarakat di Indonesia mengenal adanya 3 Jems orientasi seksual. Ketiga orientasi tersebut adalah heteroseksual, homoseksual dan biseksual.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah HIV-AIDS, mulai dari penularan, dampak dan sampai

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah HIV-AIDS, mulai dari penularan, dampak dan sampai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah HIV-AIDS, mulai dari penularan, dampak dan sampai penanggulangannya, merupakan masalah yang sangat kompleks. Penularan HIV- AIDS saat ini tidak hanya terbatas

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Berdasarkan hasil temuan penelitian serta pembahasan yang dikemukakan dalam bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut. Himpunan

Lebih terperinci

juga kelebihan yang dimiliki

juga kelebihan yang dimiliki 47 1. Pengertian Optimisme Seligman (2005) menjelaskan bahwa optimisme adalah suatu keadaan yang selalu berpengharapan baik. Optimisme merupakan hasil berpikir seseorang dalam menghadapi suatu kejadian

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN SOSIO-EMOSIONAL PADA MASA DEWASA AWAL

PERKEMBANGAN SOSIO-EMOSIONAL PADA MASA DEWASA AWAL PSIKOLOGI PERKEMBANGAN DEWASA DAN LANSIA PERKEMBANGAN SOSIO-EMOSIONAL PADA MASA DEWASA AWAL Oleh: Dr. Rita Eka Izzaty, M.Si Yulia Ayriza, Ph.D STABILITAS DAN PERUBAHAN ANAK-DEWASA TEMPERAMEN Stabilitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. didik dalam mengembangkan potensinya. Hal ini didasarkan pada UU RI No

BAB I PENDAHULUAN. didik dalam mengembangkan potensinya. Hal ini didasarkan pada UU RI No BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan pada hakikatnya merupakan usaha untuk membantu peserta didik dalam mengembangkan potensinya. Hal ini didasarkan pada UU RI No 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Lebih terperinci

PROSES KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PADA WARGA BINA SOSIAL

PROSES KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PADA WARGA BINA SOSIAL PROSES KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PADA WARGA BINA SOSIAL (Studi Deskriptif Kualitatif Proses Komunikasi Antarpribadi Sesama Warga Bina Sosial di UPT Pelayanan Sosial Tuna Susila Berastagi) Rittar Murdani

Lebih terperinci