Peranan Pembimbing Kegiatan Public Speaking dan Kepercayaan Diri Siswi di Pesantren Darul Hikmah Medan Iin Indayani. Abstrak
|
|
- Ade Hartanto
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Peranan Pembimbing Kegiatan Public Speaking dan Kepercayaan Diri Siswi di Pesantren Darul Hikmah Medan Iin Indayani Abstrak Penelitian ini berjudul Peranan Pembimbing Kegiatan Public Speaking (Muhadoroh) Dalam Meningkatkan Kepercayaan Diri Siswi (Studi Deskriptif Kualitatif Tentang Peranan Pembimbing Kegiatan Public Speaking (Muhadoroh) Dalam Meningkatkan Kepercayaan Diri Siswi di Pesantren Darul Hikmah Medan. Penelitian ini dilakukan di Pesantren Darul Hikmah Medan pada bulan Maret 2013 sampai dengan bulan Juni Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara mendalam, observasi dan studi kepustakaan. Objek dari penelitian ini adalah strategi meningkatkan kepercayaan diri siswi dalam berpidato di Pesantren Darul Hikmah Medan. Subjek dalam penelitian ini ada enam orang yang terdiri dari tiga orang pembimbing kegiatan public speaking yaitu siswi kelas dua tingkat Aliyah (SMA) sebagai informan utama dan tiga orang siswi yang masih aktif dalam kegiatan public speaking (muhadoroh) sebagai informan tambahan. Dalam menentukan informan dilakukan secara purposive yaitu dengan menggunakan subjek penelitian yang sedikit dan dipilih sebagai informan melalui tujuan penelitian. Penentuan informan utama dilihat dari kredibilitas dan prestasi. Sedangkan penentuan informan tambahan diambil dari anak bimbingan informan utama. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis data kualitatif dimana analisis data yang digunakan bila data-data yang terkumpul dalam riset adalah data kualitatif berupa kata-kata, kalimat-kalimat, atau narasinarasi, baik yang diperoleh dari wawancara mendalam maupun observasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembimbing berperan dalam meningkatkan kepercayaan diri siswi dalam berpidato. Pembimbing mengajarkan tentang teknik-teknik berpidato dan mengajarkan membuat naskah pidato yang baik kepada anak-anak bimbingannya setiap hari Minggu setelah shalat ashar. Melalui proses bimbingan inilah siswi-siswi memperoleh pengetahuan dan keterampilan tentang pidato. Kunci sukses pembimbing dalam meningkatkan kepercayaan diri siswi adalah dengan selalu memotivasi dan memberikan tips-tips kepada anak-anak bimbingannya agar siswi-siswi tersebut tidak merasa tertekan dan tidak percaya diri saat berpidato. kata Kunci: Peranan, Pembimbing, Kepercayaan Diri, Siswi 1
2 PENDAHULUAN Fokus Masalah Ketidakmampuan berkomunikasi dapat menyebabkan seseorang tidak percaya diri ketika ia tampil didepan umum. Bagi mereka yang memiliki rasa takut untuk berbicara didepan publik, akan muncul rasa panik yang sangat mengganggu pikiran. Saat sebelum mulai berbicara didepan publik, tubuh yang belum siap akan mulai menunjukkan tanda-tanda awal dari reaksi panik akibat tekanan harus tampil. Detak jantung menjadi semakin cepat, telapak tangan mulai berkeringat, saat berdiri kepala terasa pusing dan kedua kaki gemetar. Salah satu penyebab hal ini terjadi adalah karena kurangnya pengetahuan tentang pidato, latihan dan membiasakan berbicara di depan umum. Pidato atau muhadoroh merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh para siswi pesantren Darul Hikmah dua kali dalam seminggu, yaitu malam Selasa dan Jum at. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan bakat para siswi untuk berani bicara didepan umum bahkan diharapkan dapat mencetak seorang mualimah yang profesional. Kegiatan ini wajib diikuti oleh setiap siswi yang ada didalam pesantren. Baik siswi dari kelas satu dan dua tingkat Tsanawiyah sampai kelas satu tingkat Aliyah. Bagi siswi kelas dua tingkat Aliyah mereka sudah dijadikan pembimbing (supervisor) bagi adik-adik kelasnya. Sedangkan bagi siswi kelas tiga tingkat Tsanawiyah dan Aliyah hanya difokuskan untuk lebih berkonsentrasi pada Ujian Nasional. Proses bimbingan dilaksanakan pada hari Minggu agar tidak menggangu kegiatan belajar. Para siswi dilatih dan diberi arahan-arahan oleh pembimbing (supervisor) agar mereka tidak merasa canggung, malu, tidak bersemangat, dan tidak percaya diri ketika harus tampil berpidato didepan teman-teman yang lain. Kegiatan muhadoroh ini dimulai dengan membagi seluruh siswi menjadi beberapa kelompok. Setiap kelompok terdiri dari delapan sampai sepuluh siswi. Setelah pembagian kelompok maka ditetapkan satu orang pembimbing dalam satu kelompok yang bertugas membimbing siswi dalam latihan mempersiapkan diri untuk tampil berpidato. Masalah yang paling penting disini adalah bagaimana meningkatkan mental siswi untuk lebih berani dan percaya diri saat berpidato. Karena rasa 2
3 percaya diri menjadi modal utama seorang pembicara. Dengan sikap berani dan percaya diri, siswi yang tampil berpidato tidak akan merasa tertekan dan melakukan kesalahan-kesalahan yang seharusnya tidak dilakukan seorang pembicara. Sikap percaya diri saat berpidato didasari dengan pengetahuan yang cukup dari seorang pembicara tentang pidato itu sendiri. Disinilah letak pentingnya seorang pembimbing dalam membimbing anak-anak bimbingannya. Penelitian ini dilakukan di Pesantren Darul Hikmah Medan karena Pesantren Darul Hikmah banyak mencetak prestasi dalam lomba pidato. Salah satunya lomba pidato POS PEDAKU pada tahun Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan diatas, maka peneliti merasa tertarik untuk membuat judul Peranan Pembimbing Kegiatan Public Speaking (Muhadoroh) Dalam Meningkatkan Kepercayaan Diri Siswi di Pesantren Darul Hikmah Medan. Konteks Masalah Berdasarkan fokus masalah yang telah diuraikan di atas, maka dalam penelitian ini konteks masalah sebagai berikut: mengetahui bagaimana peranan pembimbing kegiatan public speaking (muhadoroh) dalam meningkatkan kepercayaan siswi di Pesantren Darul Hikmah Medan. Tujuan Penelitian Adapun yang menjadi tujuan jurnal ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui sejauhmana peran pembimbing kegiatan public speaking (muhadoroh) dalam meningkatkan kepercayaan diri siswi di Pesantren Darul Hikmah Medan. 2. Untuk mengetahui kunci sukses pembimbing dalam meningkatkan rasa percaya diri siswi Pesantren Darul Hikmah Medan. KAJIAN PUSTAKA 1. Pengertian Komunikasi Kelompok Kecil Rakhmat (2005: 141) menyatakan komunikasi kelompok kecil mempunyai dua tanda psikologis yaitu: (1) anggota-anggota kelompok merasa terikat dengan kelompok (2) nasib anggota kelompok saling bergantungan sehingga hasil setiap orang terkait dalam cara tertentu dengan hasil yang lain. 3
4 2. Pengertian Komunikasi Antarpribadi Liliweri (1991:12) Mengemukakan bahwa pada hakekatnya komunikasi adalah komunikasi antar komunikator dengan seorang komunikan. Komunikasi antarpribadi yang dimaksudkan dalah suatu proses sosial dimana orang-orang yang terlibat didalamnya saling mempengaruhi. Secara keseluruhan, komunikasi antarpribadi dapat diartikan sebagai komunikasi yang berlangsung dalam situasi tatap muka antara dua orang atau lebih, baik secara terorganisasi maupun pada kerumunan orang. 3. Teori Self Disclosure Gambar 3.1: Jendela Johari I II OPEN AREA BLIND AREA Known by ourselves and known by Known by others but not known by Others ourselves III HIDDEN AREA Known by ourselves but not known by others IV UNKNOWN AREA Not known by ourselves and not known by others Sumber: Budyatna&Leila Mona, Teori Komunikasi Antarpribadi, 2011, Hal:40 Bidang I, yakni Bidang Terbuka (Open Area) bahwa kegiatan yang dilakukan oleh seseorang disadari sepenuhnya oleh yang bersangkutan, juga oleh orang lain, yang berarti terdapat keterbukaan, dengan lain perkataan tidak ada yang disembunyikan kepada orang lain. Bidang II, yakni Bidang Buta (Blind Area) menggambarkan bahwa kegiatan seseorang diketahui oleh orang lain, tetapi dirinya sendiri tidak menyadari apa yang ia lakukan. Bidang III, yakni Bidang Tersembunyi (Hidden Area) bahwa kegiatan yang dilakukan oleh seseorang disadari sepenuhnya olehnya, tetapi tidak dapat diketahui oleh orang lain. Ini berarti bahwa orang seperti itu bersikap tertutup. 4
5 Bidang IV, adalah Bidang Tak Dikenal (Unknown Area). Bidang ini menggambarkan bahwa tingkah laku seseorang tidak disadari oleh dirinya sendiri dan tidak diketahui oleh orang lain. (Liliweri, 1991) 4. Pengertian Pembimbing Pembimbing adalah seseorang (individu) yang memberikan layanan kepada individu-individu guna membantu mereka memperoleh pengetahuan dan keterampilan-keterampilan yang diperlukan dalam membuat pilihan-pilihan, rencana-rencana, dan interpretasi-interpretasi yang diperlukan untuk menyesuaikan diri yang baik (Yusuf & Nurihsan, 1994:94). Pengertian Public Speaking Pidato, dalam pengertian sempit adalah seni berbicara di depan umum atau publik. Pidato tidak hanya merupakan paparan informatif yang berisi keterangan atau penjelasan, tetapi persuasive, yakni mengandung ajakan atau bujukan sehingga para hadirin tergerak hatinya untuk melaksanakannya. (Hidayat, 2006:19) 5. Pengertian Percaya Diri Yusuf (2005) menyatakan bahwa percaya diri adalah kondisi mental atau psikologis diri seseorang yang memberi keyakinan kuat pada dirinya untuk berbuat atau melakukan sesuatu tindakan. METODOLOGI PENELITIAN Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah Deskriptif pendekatan kualitatif. Dalam pelaksanaannya penelitian ini dilakukan melalui pendekatan kualitatif. Metodologi penelitian kualitatif sebagai prosedur yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati (Moleong, 2006:31).Penelitian ini berusaha memberikan dekskripsi terhadap terhadap kegiatan public speaking (muhadoroh) dipesantren dan peran pembimbing kegiatan public speaking (muhadoroh) dalam meningkatkan rasa percaya diri siswi ketika tampil berpidato. 5
6 Objek Penelitian Objek penelitian dalam penelitian ini adalah strategi meningkatkan kepercayaan diri siswi dalam Berpidato di Pesatren Darul Hikmah Medan. Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah pembimbing dan anak bimbingan (siswi) dalam konseling kegiatan public speaking (muhadoroh) di Pesantren Darul Hikmah Medan. Penentuan informan dilakukan secara purposive yaitu menggunakan subjek penelitian yang sedikit dan dipilih menurut tujuan penelitian. Penentuan informan utama dilihat dari kredibilitas dan prestasi. Sedangkan penentuan informan tambahan diambil dari anak bimbingan informan utama. Teknik Pengumpulan Data 1. Penelitian Lapangan Wawancara Mendalam dan Observasi. 2. Studi Kepustakaan Buku, jurnal, majalah, dan internet. Teknik Analisis Data Penelitian ini menggunakan teknik analisis data kualitatif dimana analisis data yang digunakan bila data - data yang terkumpul dalam riset adalah data kualitatif berupa kata - kata, kalimat - kalimat, atau narasi - narasi, baik yang diperoleh dari wawancara mendalam maupun observasi. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Observasi 1. Kegiatan Bimbingan Peneliti mengobservasi proses bimbingan kegiatan public speaking di pesantren Darul Hikmah Medan. Siswi-siswi di Pesantren darul Hikmah dilatih untuk menggunakan waktu seefisien mungkin. Tidak ada hari kosong yang tidak diisi dengan aktivitas. Setiap hari di pesantren selalu ada kegiatan agar waktu tidak terbuang sia-sia. Setiap hari Minggu diadakan kegiatan bimbingan setelah shalat ashar di aula pesantren. Siswi-siswi berkumpul untuk mengikuti bimbingan. Tanpa disuruh oleh pembimbing mereka sudah duduk rapi membentuk lingkaran. 6
7 Suasana saat bimbingan terlihat sangat akrab. Tidak ada jarak senioritas yang menghalangi kedekatan diantara pembimbing dengan adik-adik bimbingannya. Pembimbing dengan sabar membimbing dan mengajarkan teknik berpidato kepada adik-adik bimbingannya. 2. Kegiatan Public Speaking (Muhadoroh) Pidato atau yang sering disebut muhadoroh oleh para siswi Pesantren Darul Hikmah ini merupakan suatu kegiatan yang disslaksanakan pada malam hari. Kegiatan ini dilakukan oleh para siswi dua kali dalam seminggu, yaitu malam Selasa dan Jum at. Kegiatan ini rutin dilaksanakan sepanjang tahun. Hal ini dilakukan bertujuan menjadi media untuk meningkatkan bakat para santriwati untuk berani bicara di depan umum bahkan diharapkan dapat mencetak seorang mualimah yang profesional. Sudah menjadi anggapan umum bahwa seorang alumni lulusan pesantren adalah pandai berpidato walaupun anggapan ini tidak seratus persen benar, karena terbukti tidak sedikit juga alumni pesantren justru kurang memiliki keberanian berbicara didepan umum atau berpidato. Salah satu penyebab hal ini terjadi adalah karena kurangnya pengetahuan tentang pidato, latihan dan membiasakan berbicara di depan umum, oleh sebab itu keberanian berbicara di depan umum harus terus dibiasakan sehingga benar-benar menjadi sebuah kebiasaan. Yang tentunya banyak hal yang harus diperhatikan diantaranya; kebiasan, latihan, dan dukungan dari semua pihak. Para siswi terlihat begitu piawai dalam menyampaikan pidatonya. Mereka tidak merasa canggung, malu atau terlihat tertekan saat tampil berbicara menyampaikan pidato didepan umum. Mereka sangat tenang saat berpidato. Ini terlihat dari gerakan tubuh (gesture) yang terlihat luwes dan suara mereka yang terdengar jelas. Materi yang mereka sampaikan juga menarik dan tidak membosankan. Pembahasan Kecemasan berkomunikasi adalah batu sandungan yang besar bagi seorang pembicara. Perasaan ini menghilangkan kepercayaan diri. Rasa tidak percaya diri amat mempengaruhi kredibilitas komunikator. Betapa pun bagusnya pesan yang 7
8 disampaikan, betapapun sistematisnya organisasi pesan yang dibuat, tanpa kepercayaan diri dan kredibilitas, pembicara akan kehilangan pendengar. Dari hasil wawancara dengan tiga orang pembimbing kegiatan public speaking (muhadoroh) di Pesantren Darul Hikmah, diketahui bahwa keseluruhan pembimbing di Pesantren Darul Hikmah selalu berupaya untuk meningkatkan rasa percaya diri adik-adik bimbingannya. Upaya-upaya tersebut adalah mengajarkan kepada adik-adik pengetahuan tentang public speaking (pidato), mengajarkan cara membuka pidato, bagaimana membuat pendengar tertarik dan tidak merasa bosan. Pembimbing juga melatih gerak tubuh (gesture). Gerakan isyarat yang mengikuti kata-kata dapat membantu memberi tekanan pada pengertian apa yang diucapkan tanpa mengalihkan pesan. Ketika pembicara mengucapkan kata ayo kepada audiens seharusnya diikuti gerakan tangan diangkat dan dikepalkan. Cara lain yang digunakan pembimbing adalah dengan selalu memotivasi siswi-siswi yang dibimbing dengan cerita-cerita penuh inspirasi dan dukungan berupa kata-kata yang dapat membesarkan hati mereka, seperti memberikan pujian disetiap penampilan mereka. Selain gesture vokal juga harus diperhatikan saat berpidato. Salah satunya adalah Intonasi. Ketepatan berbicara akan menghindarkan dari kesalahan tafsir. Selain itu audiens juga lebih mudah menerima pesan apabila pembicara mengucap tiap kata dengan ejaan yang tepat. Dalam melatih vokal pembimbing menyarankan kepada adik-adik untuk mengucapkan kata-kata sesuai dengan ejaannya seperti; mengucap kata suka, dengan ejaan su-ka, bukan sukak. Pembimbing juga sering menyuruh siswi mengucapkan alphabet A,B, sampai Z saat bimbingan. Karena hal ini dapat memperjelas artikulasi seseorang saat berbicara. Kekuatan suara pun tidak lepas dari perhatian pembimbing. Karena dalam berpidato isi dari apa yang disampaikan si pembicara yang menjadi fokus perhatian audiens melalui suara si pembicara. Oleh karena itu saat latihan pembimbing selalu memperhatikan vokal adik-adik bimbingannya, karena biasanya bila mereka merasa malu, canggung dan tidak percaya diri maka saat berbicara suaranya terdengar lebih pelan dari biasanya. Cara yang paling tepat yang biasa diterapkan pembimbing adalah dengan sering menyuruh adik-adik satu satu untuk membaca teks dengan kuat-kuat. Pembimbing juga memberikan tipstips yang mudah diterapkan oleh adik-adik untuk menghilangkan rasa takut saat 8
9 berpidato. Tips-tips tersebut diantaranya; membaca doa sebelum tampil berpidato, harus banyak latihan sebelum berpidato, menguasai materi pidato, cukup tidur/istirahat agar tenang dan percaya diri saat berpidato, penampilan harus baik, beberapa menit sebelum naik podium dianjurkan untuk rileks dengan cara tarik napas dalam, dan menghembuskan napas perlahan-lahan sampai tiga kali berturutturut. Keseluruhan dari informan tambahan yaitu tiga orang siswi yang bertujuan untuk menegaskan informasi yang diterima dari informan utama. Dari hasil wawancara para siswi mengatakan bahwa rasa percaya diri dalam berpidato meningkat setelah mengikuti bimbingan. Seluruh informan tambahan ini mengatakan bahwa pengetahuan tentang pidato mereka dapatkan dari ukhti atau kakak pembimbing yang selalu sabar membimbing mereka. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Pembimbing kegiatan public speaking (muhadoroh) sangat berperan dalam meningkatkan rasa percaya diri siswi saat tampil berpidato dengan melakukan upaya-upaya seperti; mengajarkan tentang teknik-teknik berpidato dan mengajarkan membuat naskah pidato yang baik kepada anak-anak bimbingannya. Kunci sukses pembimbing dalam meningkatkan rasa percaya diri anak bimbingannya adalah dengan memberikan motivasi untuk terus giat berlatih dan belajar tentang pidato. Saran Kegiatan bimbingan seharusnya dilaksanakan dua kali dalam seminggu, dengan adanya pertambahan waktu diharapkan proses bimbingan lebih efektif. 9
10 DAFTAR PUSTAKA Al Aqsari, Yusuf Kunci Sukses Membangun Percaya Diri. Jakarta: Cendekia. Budyatna dan Mona, Leila Teori Komunikasi Antarpribadi. Jakarta: Salemba Humanika. Hidayat, M.S Public speaking dan Presentasi. Yogyakarta: Graha Ilmu. Liliweri, Alo Komunikasi Antarpribadi. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti. Moleong, Rexy J Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Rakhmat, Jalaluddin Psikologi Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Yusuf, Syamsu dan nurihsan, Juntika A Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung: Remaja Rosdakarya. 10
BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Fokus Masalah Banyak orang beranggapan bahwa berkomunikasi/berpidato adalah sesuatu yang mudah dilakukan. Tetapi ketika seseorang dihadapkan pada situasi yang mendesak dan menuntut
Lebih terperinciPedoman Wawancara Siswi Sebagai Informan Tambahan Nama : Kelas : Pertanyaan 1. Menurut Adik penting tidak rasa percaya diri saat berpidato? Alasannya?
1. Apa tugas Adik sebagai pembimbing? 2. Materi-materi apa saja yang Adik berikan saat membimbing kegiatan public 3. Metode seperti apa yang Adik gunakan dalam membimbing kegiatan public 4. Upaya apa yang
Lebih terperinciPERANAN PEMBIMBIMBING KEGIATAN PUBLIC SPEAKING (MUHADOROH) DALAM MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI SISWI DI PESANTREN DARUL HIKMAH MEDAN SKRIPSI
PERANAN PEMBIMBIMBING KEGIATAN PUBLIC SPEAKING (MUHADOROH) DALAM MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI SISWI DI PESANTREN DARUL HIKMAH MEDAN SKRIPSI IIN INDAYANI 110922021 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dimana awal kehidupan sebagai mahasiswa di perguruan tinggi, individu (remaja)
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia kemahasiswaan merupakan wilayah kehidupan baru bagi remaja usia antara 18 hingga 21 tahun, terutama bagi siswa yang baru lulus dari pendidikan SMA dan
Lebih terperinciAsk.Fm dan Keterbukaan Diri (Studi Kasus Penggunaan Jejaring Sosial Ask.Fm dan Keterbukaan Diri di Kalangan Siswa SMA Negeri 3 Medan)
Ask.Fm dan Keterbukaan Diri (Studi Kasus Penggunaan Jejaring Sosial Ask.Fm dan Keterbukaan Diri di Kalangan Siswa SMA Negeri 3 Medan) Nurul Rezekiah Putri 110904102 ABSTRAK Penelitian ini berjudul Ask.Fm
Lebih terperinciPELATIHAN PUBLIC SPEAKING PADA REMAJA DAN ANAK-ANAK DUSUN PULUHAN, DESA BANYUSIDI, PAKIS, MAGELANG, JAWA TENGAH
Seri Pengabdian Masyarakat 2014 ISSN: 2089-3086 Jurnal Inovasi dan Kewirausahaan Volume 3 No. 2, Mei 2014 Halaman 96-100 PELATIHAN PUBLIC SPEAKING PADA REMAJA DAN ANAK-ANAK DUSUN PULUHAN, DESA BANYUSIDI,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berpengalaman berbicara di depan umum pun tidak terlepas dari perasaaan ini.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perasaan cemas atau grogi saat mulai berbicara di depan umum adalah hal yang seringkali dialami oleh kebanyakan orang. Bahkan seseorang yang telah berpengalaman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. muda, yaitu suatu masa dengan rentang usia dari 18 sampai kira-kira umur 25
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mahasiswa adalah salah satu individu yang telah memasuki masa dewasa muda, yaitu suatu masa dengan rentang usia dari 18 sampai kira-kira umur 25 tahun (Hurlock
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan, tidak ada manusia yang tidak terlibat komunikasi.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan, tidak ada manusia yang tidak terlibat komunikasi. Setiap orang tentunya akan sering berinteraksi dengan orang lain. Dimana dalam interaksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kampus UIN Maulana Malik Ibrahim (MMI) Malang sebagai kampus. berbasis Islam menerapkan beberapa kebijakan yang ditujukan untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kampus UIN Maulana Malik Ibrahim (MMI) Malang sebagai kampus berbasis Islam menerapkan beberapa kebijakan yang ditujukan untuk mencetak lulusan yang tidak saja
Lebih terperinciEFEKTIVITAS PENDEKATAN RATIONAL EMOTIF THERAPY UNTUK MENGATASI KECEMASAN DALAM KOMUNIKASI PADA ANAK TK CEMARA DUA SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/2015
EFEKTIVITAS PENDEKATAN RATIONAL EMOTIF THERAPY UNTUK MENGATASI KECEMASAN DALAM KOMUNIKASI PADA ANAK TK CEMARA DUA SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/2015 KRISTANTI NIM. 11502098 Pembimbing : Drs. Fadjeri,
Lebih terperincibagaimana seseorang melihat atau memahami dirinya (sense of self) serta
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Mahasiswa adalah orang yang belajar di perguruan tinggi, baik di universitas, institut atau akademi. Mereka yang terdaftar sebagai murid di perguruan tinggi
Lebih terperinciHubungan Komunikasi Antar Pribadi Antara Warga Amerika dan Warga Medan yang tergabung di Lembaga Language and Cultural Exchange Medan.
Hubungan Komunikasi Antar Pribadi Antara Warga Amerika dan Warga Medan yang tergabung di Lembaga Language and Cultural Exchange Medan Yora Munirah ABSTRAK Penelitian ini berjudul Hubungan Komunikasi Antara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang mana anggapan salah mengenai khalayak menjadi hantu yang menakutkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia adalah makhluk individu dan makhluk sosial. Sejak manusia dilahirkan, manusia membutuhkan pergaulan dengan manusia lainnya. Hal ini berarti bahwa manusia tidak
Lebih terperinciSugeng Pramono Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Komunikasi dan Informatika Universitas Muhammadiyah Surakarta
74 Komuniti, Vol. VII, No. 2, September 2015 CULTURE SHOCK SANTRI LUAR JAWA DI LINGKUNGAN PONDOK PESANTREN DI JAWA (STUDI DESKRIPTIF KUALITATIF CULTURE SHOCK SANTRI ETNIS LUAR JAWA DENGAN SANTRI ETNIS
Lebih terperinciKOMUNIKASI KELUARGA DALAM HUBUNGAN JARAK JAUH
KOMUNIKASI KELUARGA DALAM HUBUNGAN JARAK JAUH (Studi Deskriptif Kualitatif Peran Komunikasi Keluarga Terhadap Mahasiswa yang Tinggal Terpisah dengan Orangtua dalam Hubungan Harmonisasi di Kota Medan) Novia
Lebih terperinciKata Kunci : Blog, Catatan Harian, Konsep Diri, Keterbukaan Diri.
BLOG DAN TINGKAT KETERBUKAAN DIRI (Studi Korelasional Tentang Penggunaan Fasilitas Blog Di Internet Terhadap Tingkat Keterbukaan Diri Pada Mahasiswa Ilmu Komunikasi 203 FISIP Universitas Sumatera Utara)
Lebih terperincipublic speaking in an easy way! disusun oleh : Ivany L. Goutama Universitas Tarumanagara Pengurus Harian Wilayah Kajian & Strategis ISMKI Wilayah 2
public speaking in an easy way! disusun oleh : Ivany L. Goutama Universitas Tarumanagara Pengurus Harian Wilayah Kajian & Strategis ISMKI Wilayah 2 Public Speaking Keahlian berbicara di depan umum (public
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI A. Muhadharah 1. Definisi muhadharah. Muhadharah berasal dari bahasa Arab, yaitu Muhadharah dan bentuk jamaknya yaitu Muhadharatan yang artinya kuliah, pidato. 1 Muhadharah yang
Lebih terperinciGUMGUM GUMILAR, S.SOS., M.SI Jurnalistik Fikom Unpad
GUMGUM GUMILAR, S.SOS., M.SI Jurnalistik Fikom Unpad Bahasa tubuh adalah komunikasi pesan nonverbal (tanpa kata-kata). Bahasa tubuh merupakan proses pertukaran pikiran dan gagasan di mana pesan yang disampaikan
Lebih terperinciBAB VI PENUTUP. Bedasarkan hasil penelitian maka penulis menyimpulkan bahwa selain bermakna
BAB VI PENUTUP 6.1 KESIMPULAN Bedasarkan hasil penelitian maka penulis menyimpulkan bahwa selain bermakna keakraban atau eongan ungkapan perasaan melalui simbol komunikasi makian juga bermakna perpecahan
Lebih terperinciEKO SAPUTRO F
EFEKTIVITAS PELATIHAN PUBLIC SPEAKING TERHADAP PENURUNAN KECEMASAN PRESENTASI PADA MAHASISWA SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat Sarjana S-1 Psikologi Diajukan oleh : EKO
Lebih terperinciPUBLIC SPEAKING : SENI MENJADI PEMBICARA YANG OKE MENURUT PARADIGMA ILMU KOMUNIKASI
1 2 3 PUBLIC SPEAKING : SENI MENJADI PEMBICARA YANG OKE MENURUT PARADIGMA ILMU KOMUNIKASI Disampaikan Pada Agenda Pembinaan Etosesr Angkatan 2014, Yang Diselenggarakan Oleh Beastudi Etos Samarinda Dompet
Lebih terperinciKOMUNIKASI ANTARPRIBADI DAN PERUBAHAN PERILAKU
KOMUNIKASI ANTARPRIBADI DAN PERUBAHAN PERILAKU (Studi Deskriptif Komunikasi Antarpribadi Petugas Rutan Dengan Napi Dalam Melakukan Perubahan Perilaku Napi Di Rumah Tahanan Negara Kelas IIB Tanjung Pura,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bahasa dipergunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antarpenutur untuk
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari fungsi utama bahasa adalah sarana komunikasi. Bahasa dipergunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antarpenutur untuk berbagai
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA REMAJA. Naskah Publikasi. Diajukan kepada Fakultas Psikologi
HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA REMAJA Naskah Publikasi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi Sebagian Syaratan Memperoleh Gelar Sarjana (S-1) Diajukan
Lebih terperinciKETERBUKAAN DIRI PELAKU PERSELINGKUHAN DENGAN PASANGAN LEGAL DALAM HUBUNGAN PERNIKAHAN NASKAH PUBLIKLASI
KETERBUKAAN DIRI PELAKU PERSELINGKUHAN DENGAN PASANGAN LEGAL DALAM HUBUNGAN PERNIKAHAN NASKAH PUBLIKLASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai gelar Sarjana S-1 Ilmu Komunikasi ELLA OKTA FRISTIANI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masalah mendasar dalam dunia pendidikan ini di samping masalah. peningkatan kualitas untuk memenuhi kebutuhan akan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah mendasar dalam dunia pendidikan ini di samping masalah peningkatan kualitas untuk memenuhi kebutuhan akan pemerataan dalam memperoleh pendidikan, juga masalah
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. Anastasi, A. dan Urbina, S Tes Psikologi. Edisi Bahasa Indonesia. Jilid 1. Alih Bahasa : Imam, R.H. Jakarta : Prenhallindo.
DAFTAR PUSTAKA Anastasi, A. dan Urbina, S. 1997. Tes Psikologi. Edisi Bahasa Indonesia. Jilid 1. Alih Bahasa : Imam, R.H. Jakarta : Prenhallindo. Apollo. 2007. Hubungan antara Konsep Diri dengan Kecemasan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. menganggap dirinya sanggup, berarti, berhasil, dan berguna bagi dirinya sendiri,
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Harga diri adalah penilaian seseorang mengenai gambaran dirinya sendiri yang berkaitan dengan aspek fisik, psikologis, sosial dan perilakunya secara keseluruhan.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. lain. Menurut Supratiknya (1995:9) berkomunikasi merupakan suatu
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang Hakikat manusia adalah sebagai makhluk sosial, oleh karena itu setiap manusia tidak lepas dari kontak sosialnya dengan masyarakat, dalam pergaulannya
Lebih terperinciPERAN SIGNIFICANT OTHERS
PERAN SIGNIFICANT OTHERS DALAM PEMBENTUKAN KONSEP DIRI (Studi Kasus tentang Peran Romo dalam Pembentukan Konsep Diri Kaum Muda melalui Komunikasi Interpersonal di Gereja Paroki Santa Maria Assumpta Babarsari)
Lebih terperinciANGKET KEPERCAYAAN DIRI SISWA
107 ANGKET KEPERCAYAAN DIRI SISWA Asalamualaikum wr. Wb. Pada kesempatan ini saya ingin melakukan penelitian tentang kepercayaan diri siswa. Untuk itu saya mohon bantuan dan partisipasinya untuk mengisi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran penting yang masuk dalam ujian nasional pada setiap jenjang pendidikan pelajaran yang lebih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kegiatan yang sifatnya verbalsampai kepada kegiatan visual. Dalam kegiatan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam dunia pendidikan kegiatan berkomunikasi menjadi sebuah hal yang sangat pokok guna berjalannya sebuah proses pendidikan, baik dalam kegiatan yang sifatnya
Lebih terperinciDiajukan Oleh : Camilla Emanuella Sembiring
JURNAL ILMIAH Komunikasi Antarpribadi Pada Anak Penderita Autisme (Studi Kasus Mengenai Komunikasi Antarpribadi Pada Anak Penderita Autisme di Sekolah Khusus Autisme YAKARI) Diajukan Oleh : Camilla Emanuella
Lebih terperinciRENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS)
RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS) Kode / Nama Mata Kuliah : D11.6208/ KOMUNIKASI KESEHATAN Revisi ke : 3 Satuan Kredit Semester : 2 SKS Tgl revisi : 15 Agustus 2015 Jml Jam kuliah dalam
Lebih terperinciImplementasi Komunikasi Instruksional Guru dalam Mengajar Anak Berkebutuhan Khusus di SLB-C1 Dharma Rena Ring Putra I Yogyakarta Oleh :
Implementasi Komunikasi Instruksional Guru dalam Mengajar Anak Berkebutuhan Khusus di SLB-C1 Dharma Rena Ring Putra I Yogyakarta Oleh : Fristyani Elisabeth Hutauruk Yudi Perbawaningsih Program Studi Ilmu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hubungan dengan manusia lain. Hubungan antar manusia dapat terjalin ketika
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi selalu terjadi dalam setiap kehidupan manusia. Setiap kegiatan yang dilakukan manusia merupakan refleksi dari kegiatan komunikasi, baik secara verbal maupun
Lebih terperinciBAB V HUBUNGAN MOTIVASI BERKOMUNIKASI DENGAN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR ETNIS
BAB V HUBUNGAN MOTIVASI BERKOMUNIKASI DENGAN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR ETNIS Kim dan Gudykunts (1997) menyatakan bahwa komunikasi yang efektif adalah bentuk komunikasi yang dapat mengurangi rasa cemas
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DATA. Berdasarkan data penelitian yang telah dipaparkan di bab sebelumnya, maka
BAB IV ANALISIS DATA A. Temuan Penelitian Berdasarkan data penelitian yang telah dipaparkan di bab sebelumnya, maka peneliti dapat menguraikan beberapa temuan dalam proses penelitian, yaitu: 1. Penggunaan
Lebih terperinciBE PUBLIC SPEAKER. Menjadi Public Speaker Yang Hebat. Oleh: Supriadi. MOTIVATOR HUMOR
BE PUBLIC SPEAKER Menjadi Public Speaker Yang Hebat Oleh: Supriadi. MOTIVATOR HUMOR Direktur PT. Bintang Intan Sejahtera. PKBUMKM Consultan & Trainer. SUPPORTED BY: PLAN INTERNATIONAL INDONESIA, MAGISTRA
Lebih terperinciKONSEP DIRI DALAM KOMUNIKASI ANTARPRIBADI (Studi Kasus pada Anggota Language and Cultural Exchange Medan) RICO SIMANUNGKALIT
KONSEP DIRI DALAM KOMUNIKASI ANTARPRIBADI (Studi Kasus pada Anggota Language and Cultural Exchange Medan) RICO SIMANUNGKALIT 100904069 ABSTRAK Penelitian ini berjudul Konsep Diri dalam Komunikasi Antarpribadi,
Lebih terperinciMOTIVASI DAN KOMUNIKASI
MOTIVASI DAN KOMUNIKASI Oleh: Ir. Rinaldo, MM Widyaiswara Madya Pusdiklat BPS RI PENDAHULUAN Dalam suatu kantor/ satuan kerja, baik itu di instansi pemerintah/ swasta maupun di organisasi kemasyarakatan,
Lebih terperinciTINGKATKAN PERCAYA DIRI
Profesi Trainer 6 TINGKATKAN PERCAYA DIRI RASA GUGUP - Kita selalu ingin buang air kecil ketika akan menjadi pembicara didepan forum? - Keringat dingin menjalar di tubuh kita? - Telapak tangan terasa basah?
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penting dalam suatu proses penjualan. Fungsi SPG antara lain melaksanakan promosi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sales promotion girl atau SPG merupakan sumber daya manusia dengan peran penting dalam suatu proses penjualan. Fungsi SPG antara lain melaksanakan promosi suatu
Lebih terperinciInterpersonal Communication Skill
Modul ke: 02 Dra. Fakultas FIKOM Interpersonal Communication Skill Pemahaman Diri Tri Diah Cahyowati, Msi. Program Studi Marcomm & Advertising The Self Dimension IN ORDER TO HAVE CONVERSATION WITH SOMEONE
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA KECENDERUNGAN EKSTROVERT DENGAN KECEMASAN BERBICARA DI DEPAN UMUM PADA MAHASISWA FKIP PBSID UMS SKRIPSI
HUBUNGAN ANTARA KECENDERUNGAN EKSTROVERT DENGAN KECEMASAN BERBICARA DI DEPAN UMUM PADA MAHASISWA FKIP PBSID UMS SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat Sarjana S-1 Psikologi
Lebih terperinciSIAPAKAH SAYA INI? INGIN JADI APAKAH SAYA INI?
SIAPAKAH SAYA INI? INGIN JADI APAKAH SAYA INI? Pernyataan Pribadi Maksud penilaian diri sendiri ini adalah untuk membantu Saudara menghimpun segala hal-ihwal mengenai diri Saudara. Saudara membutuhkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kompleks sehingga sulit dipelajari dengan tuntas. Oleh sebab itu masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam ajaran Islam pembinaan kepribadian kepada generasi muda sangat dibutuhkan karena sebagai penerus yang nantinya akan memegang masa depan bangsa dan agama, yaitu
Lebih terperinciModul ke: Public Speaking. Output / Hasil dari Pidato. Fakultas ILMU KOMUNIKASI. Sujanti, M.Ikom. Program Studi Hubungan Masyarakat
Modul ke: 07 Ety Fakultas ILMU KOMUNIKASI Public Speaking Output / Hasil dari Pidato Sujanti, M.Ikom. Program Studi Hubungan Masyarakat Public Speaking Output / Hasil dari Pidato 1. Tampil Percaya Diri
Lebih terperinciBAB II PEMBELAJARAN BERBICARA DAN METODE ROLE PLAYING (BERMAIN PERAN) Para ahli mengemukakan pendapatnya mengenai pengertian berbicara di
9 BAB II PEMBELAJARAN BERBICARA DAN METODE ROLE PLAYING (BERMAIN PERAN) 2.1 Berbicara 2.1.1 Pengertian Berbicara Para ahli mengemukakan pendapatnya mengenai pengertian berbicara di antaranya adalah sebagai
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
31 A. Pendekatan dan Jenis Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Metodologi adalah pengetahuan yang mempelajari tentang cara-cara atau jalan yang ditempuh untuk mencapai suatu tujuan dengan hasil yang efektif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. adaperilaku pendidikan yang tidak dilahirkan oleh proses komunikasi, baik
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia pendidikan sangat erat kaitannya dengan komunikasi. Tidak adaperilaku pendidikan yang tidak dilahirkan oleh proses komunikasi, baik komunikasi verbal,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hampir dapat dipastikan bahwa dalam kehidupan sehari hari tidak terlepas
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hampir dapat dipastikan bahwa dalam kehidupan sehari hari tidak terlepas dari kegiatan berbicara atau berkomunikasi antara seseorang atau satu kelompok dan kelompok
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kecemasan merupakan suatu keadaan tegang dimana kita termotivasi untuk melakukan sesuatu dan memperingatkan individu bahwa adanya ancaman yang membahayakan individu
Lebih terperinciLAMPIRAN 1 KUESIONER KEMANDIRIAN
LAMPIRAN KUESIONER KEMANDIRIAN Di bawah ini terdapat beberapa pernyataan dengan berbagai kemungkinan jawaban. Saudara diminta untuk memilih salah satu dari pilihan jawaban yang tersedia sesuai dengan keadaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan proses belajar mengajar, diantaranya siswa, tujuan, dan. antara siswa dan guru dalam rangka mencapai tujuannya.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya
Lebih terperinciCara Mengatasi Kecemasan
Cara Mengatasi Kecemasan S etiap manusia pasti pernah merasa cemas. Perasaan cemas tersebut sering disertai dengan gejala tubuh seperti: jantung berdetak lebih cepat, otot otot menegang, berkeringat, gemetar,
Lebih terperinciBAB IV HASL PENELITIAN DAN PEMBAHASN. Berdasarkan hasil pengumpulan data dan diperoleh gambaran kecemasan
4. Deskripsi Data Hasil Penelitian BAB IV HASL PENELITIAN DAN PEMBAHASN Berdasarkan hasil pengumpulan data dan diperoleh gambaran kecemasan siswa dalam pembelajaran matematika untuk aspek dan masing-masing
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. konseling. Bimbingan merupakan terjemahan dari guidance yang di dalamnya
BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Upaya adalah usaha, ikhtiar untuk mencapai suatu maksud, memecahkan persoalan, mencari jalan keluar. 1 Yang dimaksud upaya di sini adalah upaya yang dilakukan oleh
Lebih terperinciBAB II URAIAN TEORITIS. adanya bantuan dari orang lain, bantuan tersebut didapatkan melalui
BAB II URAIAN TEORITIS II.1. Pengertian Komunikasi Manusia tercipta sebagai mahkluk social yang tidak dapat hidup tanpa adanya bantuan dari orang lain, bantuan tersebut didapatkan melalui sebuah komunikasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia memiliki tingkat intelektual yang berbeda. Menurut Eddy,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap manusia memiliki tingkat intelektual yang berbeda. Menurut Eddy, tingkatan intelektual manusia terbagi dalam tiga jenis 1. Pertama, individu dengan tingkat intelektual
Lebih terperinciBAB VI PENUTUP. Setelah melakukan penelitian mengenai komunikasi interpersonal antara
BAB VI PENUTUP 6.1. Kesimpulan Setelah melakukan penelitian mengenai komunikasi interpersonal antara guru dengan anak berkebutuhan khusus dalam proses pembelajaran yang dilakukan SLB-B Asuhan Kasih Kupang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan hal yang penting dalam suatu penelitian. Dalam metode penelitian dijelaskan tentang urutan suatu penelitian yang dilakukan yaitu dengan teknik dan
Lebih terperincimemperoleh pengetahuan dan keterampilan sehingga timbul adanya suatu
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Belajar Belajar merupakan proses manusia untuk mencapai berbagai macam kemampuan keterampilan dan sikap. Seseorang dapat belajar dari pengalaman sendiri maupun pengalaman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Keluarga yang kokoh akan menghasilkan anak-anak yang kokoh juga.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Keluarga yang kokoh akan menghasilkan anak-anak yang kokoh juga. Kualitas hubungan orang tua akan memberikan dampak besar terhadap tumbuh kembang anak. Hubungan
Lebih terperincicommit to user 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Landasan Teori 1. Kepercayaan Diri a. Pengertian Kepercayaan diri adalah salah satu aspek kepribadian yang
6 BAB II LANDASAN TEORI A. Landasan Teori 1. Kepercayaan Diri a. Pengertian Kepercayaan diri adalah salah satu aspek kepribadian yang paling penting pada seseorang. Kepercayaan diri merupakan atribut yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia adalah makhluk sosial yang senantiasa ingin berinteraksi dengan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk sosial yang senantiasa ingin berinteraksi dengan manusia lainnya. Ketika seorang anak masuk dalam lingkungan sekolah, maka anak berperan sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan tidak akan pernah hilang selama kehidupan manusia berlangsung. Karena pada hakikatnya manusia adalah makhluk yang harus dididik dan dapat dididik.
Lebih terperinciInterpersonal Communication Skill
Modul ke: Interpersonal Communication Skill Perkenalan Mata Kuliah, Kontrak Belajar dan Pemahaman Soft Skill November 2016 Fakultas Ilmu Komunikasi Gadis Octory, S.Ikom, M.Ikom Program Studi Periklanan
Lebih terperinciMateri Minggu 1. Komunikasi
T e o r i O r g a n i s a s i U m u m 2 1 Materi Minggu 1 Komunikasi 1.1. Pengertian dan Arti Penting Komunikasi Komunikasi adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang kepada orang lain
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Proses belajar mengajar merupakan aktivitas yang paling penting dalam
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang Proses belajar mengajar merupakan aktivitas yang paling penting dalam keseluruhan upaya pendidikan. Siswa dengan segala karakteristiknya
Lebih terperinciStrategi Perekrutan Prospek di Multi Level Marketing Tiens Kota Medan Naila Vellayati. Abstrak
Strategi Perekrutan Prospek di Multi Level Marketing Tiens Kota Medan Naila Vellayati Abstrak Penelitian ini berjudul strategi perekrutan prospek di multi level marketing TIENS Kota Medan. Penelitian ini
Lebih terperinciPOLA KOMUNIKASI KELUARGA DALAM MEMBENTUK KARAKTER ANAK DI KELURAHAN BEO TALAUD
e-journal Acta Diurna Volume IV. No.5. Tahun 2015 POLA KOMUNIKASI KELUARGA DALAM MEMBENTUK KARAKTER ANAK DI KELURAHAN BEO TALAUD Oleh: Alfon Pusungulaa Julia Pantow Antonius Boham e-mail: alfonpusungulaa91@gmail.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam kehidupannya sering dipertemukan satu sama lainnya dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia dalam kehidupannya sering dipertemukan satu sama lainnya dalam suatu wadah baik formal maupun informal. Organisasi adalah sebuah sistem sosial yang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe penelitian
BAB III METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif. Menurut Bogdan dan Taylor (1975) dalam Moleong
Lebih terperinciPERSEPSI MAHASISWA DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI FISIP USU TERHADAP PROSES KOMUNIKASI DALAM BIMBINGAN SKRIPSI
PERSEPSI MAHASISWA DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI FISIP USU TERHADAP PROSES KOMUNIKASI DALAM BIMBINGAN SKRIPSI (Studi Deskriptif Kuantitatif Mengenai Persepsi Mahasiswa Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU
Lebih terperinciPROSES KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PADA WARGA BINA SOSIAL
PROSES KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PADA WARGA BINA SOSIAL (Studi Deskriptif Kualitatif Proses Komunikasi Antarpribadi Sesama Warga Bina Sosial di UPT Pelayanan Sosial Tuna Susila Berastagi) Rittar Murdani
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Lembaga pendidikan khususnya sekolah merupakan tumpuan harapan
BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Masalah Lembaga pendidikan khususnya sekolah merupakan tumpuan harapan para orang tua, siswa, dan warga masyarakat guna memperoleh pengetahuan, keterampilan, sikap
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini penulis akan mendeskripsikan hasil penelitian dan pembahasan
71 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini penulis akan mendeskripsikan hasil penelitian dan pembahasan masalah penerapan keterampilan bertanya dasar pada proses pembelajaran Sejarah Kebudayaan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. perencanaan dan pelaksanaan penelitian sesuai metode penelitian. Metode
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian merupakan proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian sesuai metode penelitian. Metode yang digunakan dalam penelitian
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS PELAKSANAAN MANAJEMEN KESISWAAN DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN BELAJAR PESERTA DIDIK DI MAK AL-HIKMAH 2 BENDA SIRAMPOG BREBES
BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN MANAJEMEN KESISWAAN DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN BELAJAR PESERTA DIDIK DI MAK AL-HIKMAH 2 BENDA SIRAMPOG BREBES Manajemen kesiswaan merupakan proses pengurusan segala hal
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum melaksanakan penelitian pada siklus I, terlebih dahulu peneliti
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Awal (Pra Siklus) Sebelum melaksanakan penelitian pada siklus I, terlebih dahulu peneliti mencari data awal nilai keterampilan berbicara pada pelajaran
Lebih terperinciPOLA KOMUNIKASI ANTARPRIBADI MAHASISWA PAPUA DI LINGKUNGAN DI LINGKUNGAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SAM RATULANGI
POLA KOMUNIKASI ANTARPRIBADI MAHASISWA PAPUA DI LINGKUNGAN DI LINGKUNGAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SAM RATULANGI OLEH : NABELLA RUNDENGAN NIM. 090815004 Email : avarista.nabella@yahoo.co.id
Lebih terperinciBAB-3 PEMAHAMAN DIRI (SELF AWARENESS) 3-1 KECAKAPAN ANTAR PERSONAL Copyright 2012 By. Ir. Arthur Daniel Limantara, MT, MM.
BAB-3 PEMAHAMAN DIRI (SELF AWARENESS) 3-1 APAKAH PEMAHAMAN DIRI? Kesadaran diri adalah mengetahui motivasi, preferensi dan kepribadian serta memahami bagaimana faktor-faktor ini mempengaruhi penilaian,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dirinya, budayanya serta budaya orang lain. Pembelajaran bahasa juga dapat
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah alat untuk melakukan komunikasi dan bekerja sama dengan orang lain serta alat untuk mengidentifikasi diri. Bahasa memiliki peranan didalam perkembangan
Lebih terperinciTips Menangani Pertanyaan Peserta Diklat. Oleh: Wakhyudi. Widyaiswara Madya Pusdiklatwas BPKP. Abstrak
Tips Menangani Pertanyaan Peserta Diklat Oleh: Wakhyudi Widyaiswara Madya Pusdiklatwas BPKP Abstrak Dalam proses belajar mengajar, terdapat berbagai dinamika yang dialami, baik oleh widyaiswara maupun
Lebih terperinciSekolahku. Belajar Apa di Pelajaran 7?
7 Sekolahku Tahukah kamu profesi juru bicara presiden? Mereka dipilih karena keahliannya berbicara di depan umum. Agar kamu bisa seperti mereka, biasakanlah berlatih berbicara di depan umum dengan berpidato
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setiap orang cenderung pernah merasakan kecemasan pada saat-saat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap orang cenderung pernah merasakan kecemasan pada saat-saat tertentu, dan dengan tingkat yang berbeda-beda. Kecemasan merupakan salah satu bentuk emosi
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI Pengertian Kecemasan Komunikasi Interpersonal. individu maupun kelompok. (Diah, 2010).
BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Kecemasan Komunikasi Interpersonal 2.1.1. Pengertian Kecemasan Komunikasi Interpersonal Burgoon dan Ruffner (1978) kecemasan komunikasi interpersonal adalah kondisi ketika individu
Lebih terperinciPERSIAPAN UNTUK PUBLIC SPEAKING
PERSIAPAN UNTUK PUBLIC SPEAKING 1. Topic. Persiapan pertama untuk berbicara di depan umum adalah ter fokus kepada pemilihan topik yang tepat dan menarik. Topik adalah pokok atau subjek pembicaraan. Menurut
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Tipe penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Tipe penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. didik terdapat kekuatan mental penggerak belajar. Kekuatan mental yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelaksanaan pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Hal ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan
Lebih terperinciMuhammad Arief Maulana, Awik Hidayati Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidkan Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo. Abstrak
Penggunaan Layanan Bimbingan Kelompok Teknik Diskusi Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Interpersonal Mahasiswa Bimbingan dan Konseling Univet Bantara Sukoharjo Angkatan Tahun 2015/2016 Muhammad Arief
Lebih terperinciPROFESSIONAL IMAGE. Modul ke: Fakultas FIKOM. Program Studi Public Relations.
Modul ke: PROFESSIONAL IMAGE Fakultas FIKOM Kompetensi komunikasi PR: Motivasi yang positif dan membangun komunikasi efektif dua arah dengan Tuhan, diri sendiri, orang lain. Syerli Haryati, S.S. M.Ikom
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. berkomunikasi secara lisan dengan baik dan benar di hadapan publik.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran berbicara dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia mengarahkan setiap siswa untuk meningkatkan kemampuan berkomunikasi secara lisan dengan baik dan benar
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. pengajar muda dan peserta didik di desa tertinggal dalam meningkatkan motivasi
35 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Penelitian ini menggunakan tipe penelitian bersifat deskriptif, yaitu untuk memperoleh deskripsi mengenai Peranan komunikasi antar pribadi antara pengajar
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. Setelah peneliti memaparkan data dan menghasilkan temuan temuan, pelajaran Matematika pada materi pembagian
95 BAB V PEMBAHASAN A. Pembahasan Temuan Penelitian Setelah peneliti memaparkan data dan menghasilkan temuan temuan, maka kemudian mengkaji hakikat dan makna temuan penelitian. Masing masing temuan penelitian
Lebih terperinciLAMPIRAN 1 KUESIONER FAKTOR-FAKTOR PROKRASTINASI AKADEMIK SEBELUM UJI COBA. No. Pernyataan SS S N TS STS
LAMPIRAN 1 KUESIONER FAKTOR-FAKTOR PROKRASTINASI AKADEMIK SEBELUM UJI COBA No. Pernyataan SS S N TS STS 1 2 Saya tidak mendaftar sidang skripsi pada periode ini karena merasa belum siap. Saya tersinggung
Lebih terperinci