VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN"

Transkripsi

1 VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN A. Visi dan Misi Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung 1. V i s i Sebagaimana dijelaskan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah bahwa pemerintah Kota Bandung sudah menetapkan Visi Pembangunan yaitu : Terwujudnya Kota Bandung yang Unggul, Nyaman dan Sejahtera, Penjabaran Visi diatas adalah sebagai berikut : Bandung, Meliputi wilayah dan seluruh isinya, Artinya Kota Bandung dan semua warganya yang berada dalam suatu kawasan dengan batas-batas tertentu yang berkembang sejak tahun 1811 hingga sekarang. Unggul, Menjadi yang terbaik dan terdepan dengan mempertahankan pencapaian sebelumnya serta menjadi contoh bagi daerah lain dalam upaya terobosan perubahan bagi kenyamanan dan kesejahteraan warga Kota Bandung. IV-62

2 Nyaman, Terciptanya suatu kondisi dimana kualitas lingkungan terpelihara dengan baik melalui sinergitas lintas sektor sehingga dapat memberikan kesegaran dan kesejukan bagi penghuninya.kota yang nyaman adalah suatu kondisi dimana berbagai kebutuhan dasar manusia seperti tanah,air, dan udara terpenuhi dengan baik sehingga nyaman untuk ditinggali serta ruang-ruang kota dan infrastruktur pendukungnya responsif terhadap berbagai aktifitas dan perilaku penghuninya. Sejahtera, Mengarahkan pembangunan Kota pada pemenuhan kebutuhan lahir dan batin melalui peningkatan partisipasi dan kerjasama seluruh lapisan masyarakat, agar dapat memfungsikan diri sebagai hamba dan wakil tuhan dibumi. Kesejahteraan yang ingin diwujudkan merupakan kesejahteraan yang berbasis pada ketahanan keluarga dan lingkungan sebagai dasar pengokohan sosial. Masyarakat sejahtera tidak hanya dalam konteks lahiriah dan materi saja, melainkan juga sejahtera jiwa dan batiniah. Kesejahteraan dalam artinya yang sejati adalah keseimbangan hidup yang merupakan buah dari kemampuan seseorang untuk memenuhi tuntutan dasar seluruh dimensi dirinya, meliputi rohani, akal dan jasad. Kesatuan elemen ini diharapkan mampu saling berinteraksi dalam melahirkan masa depan yang cerah,adil dan makmur. IV-63

3 Keterpaduan antara sejahtera lahiriah dan batiniah adalah manifestasi dari sejahtera yang paripurna. Kesejahteraan yang seperti inilah yang akan membentuk kepercayaan diiri yang tinggi pada masyarakat Kota Bandung untuk mencapai kualitas kehidupan yang semakin baik, hingga menjadi teladan bagi Kota lainnya. Sebagai salah satu perangkat daerah yang memiliki tugas dan fungsi untuk merealisasikan Visi dan Misi Pembangunan dimaksud, serta sebagai pedoman dalam melaksanakan berbagai program dan kegiatan yang akan dilaksanakan, maka Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung telah menetapkan Visi Pembangunan, yaitu : Terwujudnya Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan yang berdaya saing guna mewujudkan pembangunan ekonomi yang kokoh, maju dan berkeadilan. Adapun makna dari Visi tersebut adalah merupakan kemampuan untuk melihat perkembangan yang akan terjadi di masa yang akan datang dengan upaya untuk terus melakukan pengembangan dan peningkatan baik kapasitas maupun kapabilitas seluruh potensi KUKM dan Perindustrian Perdagangan agar memiliki daya saing yang kuat dalam mengarungi persaingan pembangunan yang semakin ketat. IV-64

4 2. M i s i Untuk mewujudkan visi sebagaimana tersebut diatas maka misi yang ditetapkan adalah sebagai berikut : a. Meningkatkan kualitas kelembagaan, produktifitas, daya saing dan kemandirian Koperasi dan UMKM; b. Menguatkan daya saing industri yang maju; c. Meningkatkan kinerja perdagangan dalam dan luar negeri serta menjaga ketersediaan bahan pokok dan penguatan jaringan distribusi barang yang kokoh; d. Mewujudkan pertanggungjawaban keuangan yang wajar, akurat dan pelaksanaan kinerja yang optimal. IV-65

5 B. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung Misi 1 Tujuan Sasaran : Meningkatkan kualitas kelembagaan, produktifitas, daya saing dan kemandirian Koperasi dan UMKM : Mewujudkan Koperasi dan UMKM yang berkualitas, produktif, mandiri dan berdaya saing dalam rangka meningkatkan perekonomian kota yang kokoh, maju dan berkeadilan : 1. Berkembangnya Koperasi dan UMKM; 2. Terjaganya pertumbuhan ekonomi; 3. Meningkatnya kesempatan kerja; 4. Meningkatnya penyelenggaraan pendidikan, pelatihan dan bimbingan teknis Koperasi dan UMKM; 5. Meningkatnya jumlah Koperasi dan UMKM yang sehat dan inovatif serta berdaya saing. Indikator Sasaran 1 : - Persentase Koperasi Aktif; - Pelaku bernilai tambah dalam aspek HKI, paten, omzet, akses modal, sertifikasi halal, kuantitas dan kualitas produk. Indikator Sasaran 2 : Wira baru Indikator Sasaran 3 : Lapangan pekerjaan baru Indikator Sasaran 4 : Jumlah pengelola Koperasi dan pelaku UMKM yang mengikuti diklat dan atau bimbingan teknis Indikator Sasaran 5 : - Persentase Koperasi Sehat. - Cakupan bina Usaha Mikro, Kecil dan Menengah. IV-66

6 Misi 2 Tujuan Sasaran : Menguatkan daya saing industri yang maju : Mewujudkan industri berdaya saing yang maju melalui peningkatan nilai tambah industri, pengembangan industri kreatif, perluasan pasar produk industri dalam dan luar negeri : 1. Meningkatnya kemampuan teknologi dan mutu produk industri; 2. Meningkatnya pemasaran produk industri; 3. Terlayaninya masyarakat industri kecil; 4. Terbinanya sentra industri dan perdagangan; 5. Meningkatnya industri kreatif yang bernilai tambah. Indikator Sasaran 1 : Jumlah sertifikat halal yang diterbitkan Indikator Sasaran 2 : Jumlah pameran produk industri Indikator Sasaran 3 : Jumlah industri kecil yang dilayani Indikator Sasaran 4 : Jumlah sentra yang dibina Indikator Sasaran 5 : Jumlah industri kreatif yang bernilai tambah Misi 3 Tujuan Sasaran : Meningkatkan kinerja perdagangan dalam dan luar negeri serta menjaga ketersediaan bahan pokok dan penguatan jaringan distribusi barang yang kokoh : Mengembangkan akses pasar, iklim, daya saing, perlindungan konsumen dan pengamanan pasar dalam negeri, stabilisasi harga bahan pokok dan penciptaan jaringan distribusi yang efisien : 1. Meningkatnya akses pasar dan kualitas dalam dan luar negeri; 2. Terjaganya ketersediaan pangan dan stabilitas harga; 3. Terjaganya pertumbuhan ekonomi; 4. Mendorong upaya peningkatan daya beli masyarakat; 5. Peningkatan kinerja sektor Perdagangan Non Formal, Kecil, Menengah dan Besar. Indikator Sasaran 1 : Nilai ekspor Kota Bandung Indikator Sasaran 2 : Tingkat inflasi umum Indikator Sasaran 3 : Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) Indikator Sasaran 4 : - Indeks daya beli - PDRB/Kapita Indikator Sasaran 5 : Cakupan binaan sektor perdagangan IV-67

7 Misi 4 Tujuan Sasaran Indikator sasaran : Mewujudkan pertanggungjawaban keuangan yang wajar, akurat dan pelaksanaan kinerja yang optimal : Terwujudnya laporan keuangan dan AKIP yang optimal : Meningkatnya kualitas laporan keuangan dan AKIP yang optimal : - Persentase Temuan Pengelolaan Anggaran BPK/ Inspektorat yg ditindaklajuti - Nilai evaluasi AKIP - Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) - Persentase Tertib Administrasi Barang / asset daerah Tujuan dan sasaran jangka menengah Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung beserta indikator kinerjanya disajikan dalam Tabel 4.1 sebagai berikut : IV-68

8 Tabel 4.1 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Pelayanan Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung TARGET KINERJA SASARAN PADA TAHUN KE- TUJUAN SASARAN INDIKATOR KINERJA KET (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) Misi 1 : Meningkatkan kualitas kelembagaan, produktifitas, daya saing dan kemandirian Koperasi dan UMKM Mewujudkan Koperasi dan UMKM yang berkualitas, produktif, mandiri dan berdaya saing dalam rangka meningkatkan perekonomian kota yang kokoh, maju dan berkeadilan Berkembangnya Koperasi dan UMKM Terjaganya pertumbuhan ekonomi Meningkatnya kesempatan kerja Meningkatnya penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan bagi Koperasi dan UMKM Meningkatnya jumlah Koperasi dan UMKM yang sehat dan inovatif serta berdaya saing Persentase Koperasi Aktif % 82.85% 84.41% 86.24% % Pelaku bernilai tambah dalam aspek HKI, paten, omzet, akses modal, sertifikasi halal, kuantitas dan kualitas produk 155 pelaku 420 pelaku 450 pelaku Wira baru orang orang 475 pelaku orang 500 pelaku orang Penciptaan wira baru dicapai oleh beberapa SKPD Lapangan pekerjaan baru Penciptaan lapangan kerja baru , terdiri dari beberapa SKPD Jumlah pengelola Koperasi dan pelaku UMKM yang mengikuti diklat 400 KUKM 600 KUKM 680 KUKM 760 KUKM 840 KUKM Persentase Koperasi Sehat 23 % 24 % 25 % 26 % 27 % Cakupan bina Usaha Mikro, Kecil dan Menengah UMKM UMKM UMKM UMKM 5.64 UMKM IV-69

9 TARGET KINERJA SASARAN PADA TAHUN KE - TUJUAN SASARAN INDIKATOR KINERJA KET (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) Misi 2 : Menguatkan daya saing industri yang maju Mewujudkan industri berdaya saing yang maju melalui peningkatan nilai tambah industri, pengembangan industri kreatif, perluasan pasar produk industri dalam dan luar negeri Meningkatnya kemampuan teknologi dan mutu produk industri Meningkatnya pemasaran produk industri Jumlah sertifikat halal yang diterbitkan Jumlah pameran produk industri 125 pelaku IKM 300 pelaku IKM 180 pelaku IKM 180 pelaku IKM 180 pelaku IKM 7 event 9 event 9 event 9 event 9 event Terlayaninya masyarakat industri kecil Jumlah industri kecil yang dilayani 102 pelaku 182 pelaku 202 pelaku 230 pelaku 240 pelaku Terbinanya sentra industri dan perdagangan Meningkatnya industri kreatif yang bernilai tambah Jumlah sentra yang dibina 17 sentra 20 sentra 23 sentra 26 sentra 30 sentra Jumlah industri kreatif yang bernilai tambah 125 pelaku industri kreatif 190 pelaku industri kreatif 220 pelaku industri kreatif 250 pelaku industri kreatif 270 pelaku industri kreatif IV-70

10 TARGET KINERJA SASARAN PADA TAHUN KE- TUJUAN SASARAN INDIKATOR KINERJA KET (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) Misi 3 : Meningkatkan kinerja perdagangan dalam dan luar negeri serta menjaga ketersediaan bahan pokok dan penguatan jaringan distribusi barang yang kokoh Mengembangkan akses pasar, iklim, daya saing, perlindungan konsumen dan pengamanan pasar dalam negeri, stabilisasi harga bahan pokok dan penciptaan jaringan distribusi yang efisien Meningkatnya akses pasar dan kualitas dalam dan luar negeri Terjaganya ketersediaan pangan dan stabilitas harga Terjaganya pertumbuhan ekonomi Mendorong upaya peningkatan daya beli masyarakat Peningkatan kinerja sektor Perdagangan Non Formal, Kecil, Menengah dan Besar Nilai ekspor Kota Bandung US $ 603 jt US $ 606 jt US $ 609 jt US $ 612 jt US $ 614 jt Tingkat inflasi umum Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) Tingkat inflasi umum satu digit Tingkat inflasi umum satu digit Tingkat inflasi umum satu digit Tingkat inflasi umum satu digit Tingkat inflasi umum satu digit Dinas KUKM dan Perindag dengan SKPD Pendukung Lainnya 9.25 % 9.52 % 9.79 % % % Dinas KUKM dan Perindag dengan SKPD Pendukung Lainnya Indeks daya beli % % % % % Dinas KUKM dan Perindag dengan SKPD Pendukung Lainnya PDRB/Kapita Dinas KUKM dan Perindag dengan SKPD Pendukung Lainnya Cakupan binaan sektor perdagangan pelaku 750 pelaku 875 pelaku pelaku pelaku IV-71

11 TUJUAN SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET KINERJA SASARAN PADA TAHUN KE (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) Misi 4 : Mewujudkan pertanggungjawaban keuangan yang wajar, akurat dan pelaksanaan kinerja yang optimal Terwujudnya kualitas laporan keuangan dan AKIP yang optimal Meningkatnya kualitas laporan keuangan dan AKIP Persentase Temuan Pengelolaan Anggaran BPK/Inspektorat yang ditindaklajuti 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % Nilai evaluasi AKIP CC CC B B A Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) Persentase Tertib Administrasi Barang / asset daerah B B B B B 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % KET. IV-72

12 C. Strategi dan Kebijakan Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung Strategi adalah cara yang ditempuh dalam rangka pencapaian Misi Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung yang diuraikan ke dalam kebijakan, program dan kegiatan prioritas yang akan diimplementasikan dalam periode waktu tertentu. Penetapan strategi diharapkan dapat menjadi arahan, pedoman dan dorongan bagi setiap aktivitas pegawai Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung, sehingga dapat membentuk satu kesatuan gerak dan langkah bagi seluruh pelaksana kegiatan dalam rangka mencapai tujuan guna mewujudkan Visi dan Misi Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung. Strategi dan arah kebijakan Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung dari setiap Misi disajikan pada tabel 4.2 sebagai berikut : IV-73

13 Tabel 4.2 Strategi dan Arah Kebijakan Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung Tahun SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN MISI 1 : Meningkatkan kualitas kelembagaan, produktifitas, daya saing dan kemandirian Koperasi dan UMKM 1. Berkembangnya Koperasi dan UMKM; 2. Terjaganya pertumbuhan ekonomi; 3. Meningkatnya kesempatan kerja; 4. Meningkatnya penyelenggaraan pendidikan, pelatihan dan bimbingan teknis Koperasi dan UMKM; 5. Meningkatnya jumlah Koperasi dan UMKM yang sehat dan inovatif serta berdaya saing. a. Meningkatkan konstribusi KUMKM terhadap perekonomian kota. b. Fasilitasi dan intermediasi pengembangan KUMKM. c. Penguatan KUMKM melalui peningkatan kompentensi dan kualitas SDM jaringan, perluasan aspek permodalan dan daya saing produk KUMKM. d. Memberikan fasilitasi, advokasi dan pendampingan bagi wira baru. Penciptaan iklim kecil menengah yang kondusif Pengembangan kewiraan dan keunggulan kompetitif UKM Pengembangan sistem pendukung bagi UKM Peningkatan Promosi dan Kerjasama investasi Peningkatan Kualitas Kelembagaan Koperasi ARAH KEBIJAKAN TAHUNAN URUSAN Koperasi dan UMKM IV-74

14 SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN MISI 2 : Menguatkan daya saing industri yang maju ARAH KEBIJAKAN TAHUNAN URUSAN 1. Meningkatnya kemampuan teknologi dan mutu produk industri; 2. Meningkatnya pemasaran produk industri; 3. Terlayaninya masyarakat industri kecil; 4. Terbinanya sentra industri dan perdagangan; 5. Meningkatnya industri kreatif yang bernilai tambah. Meningkatkan kemampuan teknologi, desain dan inovasi produk, manajemen produksi, pemasaran, sentra industri serta industri kreatif yang bernilai tambah. Peningkatan kapasitas IPTEK sistem produksi Pengembangan industri kecil menengah Peningkatan kemampuan teknologi industri Industri Penataan struktur industri Pengembangan sentra- sentra industri potensial Pengembangan ekonomi kreatif dan teknopolis MISI 3 : Meningkatkan kinerja perdagangan dalam dan luar negeri serta menjaga ketersediaan bahan pokok dan penguatan jaringan distribusi barang yang kokoh 1. Meningkatnya akses pasar dan kualitas dalam dan luar negeri; 2. Terjaganya ketersediaan pangan dan stabilitas harga; 3. Terjaganya pertumbuhan ekonomi; 4. Mendorong upaya peningkatan daya beli masyarakat; 5. Peningkatan kinerja sektor Perdagangan Non Formal, Kecil, Menengah dan Besar. a. Meningkatkan penggunaan produk dalam negeri. b. Meningkatkan integrasi perdagangan antar pedagang dan memperkuat kelembagaan perdagangan. c. Meningkatkan produk ekspor bernilai tinggi dan kreatif. d. Mengupayakan diversifikasi pasar dalam dan luar negeri. e. Mendorong terciptanya pengelolaan transparasi harga dan efisiensi distribusi. Perlindungan konsumen dan pengamanan perdagangan Peningkatan dan pengembangan ekspor Peningkatan efisiensi perdagangan dalam negeri Pembinaan pedagang kaki lima dan asongan Perdagangan Persaingan IV-75

15 SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN ARAH KEBIJAKAN TAHUNAN URUSAN MISI 4 : Mewujudkan pertanggungjawaban keuangan yang wajar, akurat dan pelaksanaan kinerja yang optimal Terwujudnya kualitas laporan keuangan dan AKIP yang optimal Meningkatkan kualitas laporan keuangan dan AKIP Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja & Keuangan Non Urusan IV-76

16 Misi 1 : Meningkatkan kualitas kelembagaan, produktifitas, daya saing dan kemandirian Koperasi dan UMKM Koperasi dan UKM ( KUKM ) menempati posisi strategis untuk mempercepat perubahan struktural dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat. Sebagai wadah kegiatan bersama bagi produsen maupun konsumen, KUKM diharapkan berperan dalam meningkatkan posisi tawar dan efisiensi, sekaligus turut memperbaiki kondisi persaingan di pasar melalui dampak eksternalitas positif yang ditimbulkannya. Dalam upaya pengembangan aksesibilitas terhadap modal, teknologi dan pemasaran terlebih dahulu harus diperkuat pada peningkatan kelembagaan KUKM, Hal yang paling penting dalam peningkatan terhadap produktifitas perlu dilakukan perbaikan-perbaikan pada SDM, manajemen, permodalan dan pemasaran. Fasilitasi terhadap akses pembiayaan baik ke lembaga keuangan (bank) maupun non lembaga keuangan (non bank) yang memberikan kredit lebih murah dan mudah bagi Koperasi, apabila koperasi mendapatkan fasilitasi pembiayaan/sumber modal lebih murah, maka tugas dan fungsi koperasi di masyarakat dapat menyalurkannya dengan memberikan kredit atau pinjaman kepada anggota dan masyarakat yang dapat IV-77

17 terjangkau untuk pengembalian pinjaman sehingga keberadaan koperasi dapat meredam maraknya rentenir/lintah darat. Masalah yang masih dihadapi adalah rendahnya produktivitas, sehingga menimbulkan kesenjangan antar pelaku Koperasi, kecil, dan menengah. Kinerja seperti itu berkaitan dengan : (a) Rendahnya aksesibilitas terhadap lembaga keuangan; (b) Rendahnya tingkat kesadaran anggota koperasi dalam pemupukan permodalan; (c) Kurang profesionalismenya pengurus, pengawas dalam pengelolaan Koperasi; dan (d) Rendahnya penguasaan teknologi dan pemasaran. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh BPS pada tahun 2011, diperoleh data bahwa salah satu kendala utama yang dihadapi UMKM di Kota bandung adalah keterbatasan akses permodalan. Sebanyak 31% dari UMKM yang dijadikan sampel mengemukakan bahwa permodalan merupakan persoalan utama. Dalam menghadapi globalisasi ekonomi serta mangantisipasi tingginya persaingan dibutuhkan koperasi yang kuat, sehat, mandiri dan tangguh yang dapat berdaya saing. Untuk memenuhi hal tersebut, koperasi harus mampu membangun sinergitas jaringan kerja (kemitraan) yang kuat dengan berbagai pihak antara lain instansi terkait baik Pemerintah Pusat IV-78

18 maupun Pemerintah Daerah, Dekopinda, Dekranasda, Kadin dan Perguruan Tinggi serta pelaku lainnya. Berdasarkan data yang ada, dari UMKM binaan Dinas KUKM dan Perindag Kota Bandung, hanya sekitar 15% yang telah menjadi anggota asosiasi / bermitra dengan institusi lain dalam rangka pengembangan, hanya sekitar 8% yang telah bersertifikasi, dan hanya 18% pelaku UMKM Kota Bandung yang sudah menjalin kerjasama dengan lembaga keuangan dan kurang dari 1% yang bekerjasama dengan lembaga riset. Hal ini menunjukan suatu fenomena yang kontradiktif khususnya apabila dikaitkan dengan bahwa hampir seluruh UMKM tidak akan asing dengan kata "jaringan" atau "networking" atau "silaturahmi". Akan tetapi sedikit yang memahami dan melaksanakan arti pentingnya jaringan dalam nya. Peningkatan Kemampuan KUKM yang berkualitas, inovatif dan kreatif merupakan mata rantai yang perlu mendapat perhatian dalam pengembangan produksi dan pemasaran. Aspek penting dalam produksi adalah peningkatan produktivitas KUKM dan sekaligus peningkatan nilai tambah dengan pemanfaatan teknologi yang dipandu oleh perkembangan ilmu pengetahuan, yang kaya inovasi produk, sedangkan aspek penting dalam pemasaran dan penguatan jaringan ditujukan pada penguasaan pasar dalam negeri IV-79

19 dan peningkatan pasar ekspor. Dalam kaitan ini Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung memberikan fasilitasi promosi produk Koperasi dan UKM di pasar domestik maupun nasional. Namun demikian KUMKM Kota Bandung tidak boleh terlena mengingat persaingan tidak saja terjadi dengan pelaku KUMKM di kota lain di Indonesia tetapi juga juga akan bersaing dengan pelaku dari Negara lain. Misi 2 : Menguatkan daya saing industri yang maju Potensi Industri Kecil Menengah di Kota Bandung cukup banyak, produk yang dihasilkan industri kecil menengah di Kota Bandung sangat bervariasi jenis maupun bentukbentuknya serta kemasan produknya, untuk meningkatkan daya saing produk di pasaran dalam dan luar negeri diperlukan kreatifitas untuk menghasilkan inovasi baru dalam menghasilkan produk dan kemasan yang dapat memiliki daya jual sehingga mampu meningkatkan omzet penjualan. Dalam hal mengelola kegiatan nya, pada umumnya para pelaku IKM masih menggunakan manajemen konvensional, sehingga dalam mengembangkan nya kurang profesional. Demikian juga dalam hal pemasaran, para pelaku IKM masih kurang menguasai strategi dalam memasarkan produknya, dimana perkembangan metoda dan strategi pemasaran produk telah berkembang sejalan dengan perkembangan informasi teknologi IV-80

20 (IT) terutama kemajuan media internet yang telah menjadi sarana untuk memasarkan produk IKM ke seluruh dunia. Beberapa produk hasil kreasi pelaku di Kota Bandung telah banyak dikenal masyarakat luar Kota Bandung dari pakaian jadi sampai kuliner. Dilain pihak produk yang dihasilkan oleh peng Kota Bandung sebenarnya lebih beragam tetapi belum banyak diketahui oleh pasar. Hal ini dipengaruhi oleh kurangnya promosi produk dan ada beberapa produk yang tidak menarik kemasannya serta mutu barang dagangan yang belum sesuai dengan keinginan pasar dikarenakan inovasi serta manajerial produksinya masih rendah. Berdasarkan gambaran potensi ikm Kota Bandung yang dipaparkan tersebut, maka diperlukan upaya untuk Meningkatkan Daya Saing Industri sehingga IKM Kota Bandung dapat maju nya menjadi pensuplay kebutuhan dalam negeri maupun luar negeri. Dalam menghadapi era globalisasi, untuk dapat bersaing di tingkat lokal, regional, nasional dan internasional harus dilakukan upaya peningkatan kemampuan inovasi produk, manajemen dan pemasaran serta pemenuhan permodalan. Peningkatan kemampuan Inovasi diperlukan dalam hal peningkatan kualitas produk agar tercipta produk yang berkualitas, desain produk yang sesuai dengan selera konsumen, bervariasi dengan mengandalkan kreatifitas para IV-81

21 pelaku. Peningkatan kemampuan inovasi produk dapat dilakukan juga melalui penerapan TTG (Teknologi Tepat Guna), menghasilkan satu produk dalam satu wilayah (one village one product /ovop), dengan tujuan agar produk lokal dapat di terima di pasar internasional. Peningkatan kemampuan manajemen pelaku yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian, diperlukan untuk meningkatkan tata kelola yang efektif dan efisien. Misi 3 : Meningkatkan kinerja perdagangan dalam dan luar negeri serta menjaga ketersediaan bahan pokok dan penguatan jaringan distribusi barang yang kokoh Kota Bandung telah berkembang menjadi Kota Jasa dan Perdagangan. Hal ini ditunjukan dengan bertambahnya sarana dan pelaku yang bergerak dibidang barang dan jasa. Pesatnya kegiatan ekonomi tersebut belum di imbangi oleh berbagai faktor pendukung, diantaranya : 1) Masih beredarnya barang yang tidak sesuai dengan standar nasional; 2) Masih ditemuinya penggunaan alat UTTP (Ukur, Timbang, Takar dan Perlengkapannya) yang belum melaksanakan tera dan tera ulang;kurangnya kesadaran masyarakat tentang perlindungan konsumen; IV-82

22 3) Terjadinya gejolak harga dan kelangkaan bahan pokok; Beredarnya barang barang tiruan di Kota Bandung Minimya pengetahuan pengelolan dari pelaku ; Rendahnya Standar mutu barang ekspor; 4) Rendahnya informasi pengetahuan tentang peluang pasar negara tujuan ekspor; 5) Minimnya informasi produk impor yang beredar di kota Bandung; 6) Berkembangnya bentuk bentuk perdagangan; 7) Belum terpantaunya pengadaan (suplay) kebutuhan barang barang yang beredar; 8) Belum terpantaunya sumber sumber barang yang ada di Kota Bandung; 9) Berkembangya pasar-pasar modern; 10) Masih belum optimalnya kemitraan antara pelaku kecil dengan peng besar; 11) Belum adanya kesadaran dan kemampuan para pedagang untuk membentuk komunitas / asosiasi. Dalam menyikapi kondisi tersebut, diperlukan upaya upaya dalam rangka mengembangkan jaringan kerja pada lembaga pemasok barang kebutuhan pokok, lembaga promosi produk ekspor, lembaga sertifikasi Balai Uji Mutu Barang Ekspor, Balai Besar Bahan dan Barang Teknik, asosiasi produsen dan institusi lainnya seperti Bulog, Pertamina, Kadin, Aprindo. IV-83

23 Sedangkan dalam upaya meningkatkan pemasaran bekerjasama dengan Atase Perdagangan, ITPC, Kementerian Perdagangan dalam hal ini Ditjen Pengembangan Ekspor Nasional. Dalam rangka menghadapi globalisasi dengan adanya AFTA, NAFTA, AEC serta mengantisipasi tingginya persaingan dibutuhkan produk yang dapat berdaya saing, memiliki standarisasi dan bersinergi dengan lembaga jaringan. Misi 4 : Mewujudkan pertanggungjawaban keuangan yang wajar, akurat dan pelaksanaan kinerja yang optimal Dalam upaya mewujudkan pertanggungjawaban keuangan yang wajar akurat dan transparan melalui tertib Administrasi keuangan sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan untuk meminimalisir temuan baik intern ataupun ektern diperlukan pengawasan yang terus menerus dan berkesinabungan dan dilakukan koordinasi dan sinkronisasi dengan steckholder lain yang terkait, sehingga menghasilkan laporan keuangan yang wajar tanpa pengecualian serta dapat menyelesaikan/ menindaklanjuti temuan ekstern dalam rangka pencapaian indikator tertib administrasi barang/asset daerah dengan meningkatkan pengelolaan barang/asset daerah sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Sebagai salah satu pelayanan publik bahwa indeks kepuasan masyarakat untuk dilaksanakan dan diterapkan dengan baik. IV-84

24 Untuk mencapai target kinerja yang diharapkan melalui program kegiatan yang telah direncanakan dengan mengacu kepada peraturan yang berlaku dicapai dengan maksimal sehingga menghasilkan Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah (LAKIP) dapat diukur dengan baik. IV-85

PEMERINTAH KOTA BANDUNG DINAS KOPERASI UKM DAN PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN

PEMERINTAH KOTA BANDUNG DINAS KOPERASI UKM DAN PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena rahmat dan hidayah- Nya kami dapat menyusun Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Tahun 2016 Dinas Koperasi UKM dan Perindag Kota Bandung Tahun

Lebih terperinci

RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF

RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF Perumusan umum Program Prioritas Kota Bandung bertujuan untuk menggambarkan keterkaitan antara bidang urusan Wajib

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Kawasan Cigondewah merupakan salah satu kawasan pemukiman, sekaligus dikenal sebagai kawasan industri tekstil sejak tahun 1990-an, yang tumbuh seiring

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA BANDUNG DINAS KOPERASI UKM DAN PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN. Pelaporan Kinerja Pemerintah melalui penyusunan Laporan Kinerja Intansi

PEMERINTAH KOTA BANDUNG DINAS KOPERASI UKM DAN PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN. Pelaporan Kinerja Pemerintah melalui penyusunan Laporan Kinerja Intansi RINGKASAN EKSEKUTIF Pelaporan Kinerja Pemerintah melalui penyusunan Laporan Kinerja Intansi Pemerintah ( LKIP ) Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung disusun dengan tujuan memberikan

Lebih terperinci

Kota Bandung 20 lokasi pengecer barang hasil tembakau

Kota Bandung 20 lokasi pengecer barang hasil tembakau RUMUSAN RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN SKPD TAHUN 2016 DAN PRAKIRAAN MAJU TAHUN 2017 KOTA BANDUNG SKPD : Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah dan Perindustrian Perdagangan Jumlah Sumber Dana APBD Kota Rp

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Bappeda Kota Bogor Berdasarkan tugas dan fungsi pelayanan yang dilaksanakan

Lebih terperinci

terhadap PDRB Kota Bandung Kota Bandung APBD Pendukung Usaha bagi Usaha Mikro UMKM binaan Kecil Menengah

terhadap PDRB Kota Bandung Kota Bandung APBD Pendukung Usaha bagi Usaha Mikro UMKM binaan Kecil Menengah RUMUSAN RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN SKPD TAHUN 2015 DAN PRAKIRAAN MAJU TAHUN 2016 KOTA BANDUNG SKPD : Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah dan Perindustrian Perdagangan Jumlah Sumber Dana APBD Kota Rp

Lebih terperinci

GAMBARAN PELAYANAN DINAS KOPERASI UKM DAN PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOTA BANDUNG

GAMBARAN PELAYANAN DINAS KOPERASI UKM DAN PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOTA BANDUNG GAMBARAN PELAYANAN DINAS KOPERASI UKM DAN PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOTA BANDUNG Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung adalah salah satu perangkat daerah di lingkungan Pemerintah

Lebih terperinci

BAB VI SASARAN, INISITIF STRATEJIK DAN PROGRAM PEMBANGUNAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM

BAB VI SASARAN, INISITIF STRATEJIK DAN PROGRAM PEMBANGUNAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM BAB VI SASARAN, INISITIF STRATEJIK DAN PROGRAM PEMBANGUNAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM A. SASARAN STRATEJIK yang ditetapkan Koperasi dan UKM selama periode tahun 2005-2009 disusun berdasarkan berbagai

Lebih terperinci

Evaluasi atas data-data pendukung dan permasalahan atas setiap sasaran menunjukan beberapa tantangan dan perbaikan yang perlu menjadi perhatian bagi

Evaluasi atas data-data pendukung dan permasalahan atas setiap sasaran menunjukan beberapa tantangan dan perbaikan yang perlu menjadi perhatian bagi RINGKASAN EKSEKUTIF Pelaporan Kinerja Pemerintah melalui penyusunan Laporan Kinerja Intansi Pemerintah ( LKIP ) Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung disusun dengan tujuan memberikan

Lebih terperinci

Indikator Kinerja Program / Kegiatan Lokasi

Indikator Kinerja Program / Kegiatan Lokasi RUMUSAN RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN SKPD TAHUN 2015 DAN PRAKIRAAN MAJU TAHUN 2016 KOTA BANDUNG SKPD: DINAS KUKM DAN PERINDAG NO KODE Urusan / Bidang Urusan Pemerintahan Daerah dan Program/Kegiatan Indikator

Lebih terperinci

BAB VI INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

BAB VI INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD DINS PENGELOLN KEUNGN DN SET DERH KOT NDUNG RENCN STRTEGIS THUN 2013-2018 INDIKTOR KINERJ SKPD YNG MENGCU PD TUJUN DN SSRN RPJMD Perencanaan pembangunan daerah adalah suatu proses penyusunan tahapan-tahapan

Lebih terperinci

BAB IV LANDASAN PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN UMKM

BAB IV LANDASAN PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN UMKM BAB IV LANDASAN PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN UMKM Pancasila dan Undang-undang Dasar Tahun 1945 merupakan landasan ideologi dan konstitusional pembangunan nasional termasuk pemberdayaan koperasi dan usaha

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rencana Kerja Satuan Perangkat Kerja Daerah (Renja SKPD) merupakan dokumen perencanaan resmi SKPD yang dipersyaratkan untuk mengarahkan pelayanan publik Satuan Kerja

Lebih terperinci

RENCANA KERJA (RENJA)

RENCANA KERJA (RENJA) RENCANA KERJA (RENJA) TAHUN 2015 PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG DINAS KOPERASI, UKM, PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN Jl. Jend. Sudirman Timur Nomor 50 Telp. (0284) 321542 Pemalang Email : diskoperindag.pemalang@yahoo.com

Lebih terperinci

Menjadikan Bogor sebagai Kota yang nyaman beriman dan transparan

Menjadikan Bogor sebagai Kota yang nyaman beriman dan transparan BAB 3 ISU ISU STRATEGIS 1. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI PELAYANAN DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN a. Urusan Perdagangan, menghadapi permasalahan : 1. Kurangnya pangsa pasar

Lebih terperinci

penyerapan tenaga kerja, dan peningkatan pendapatan bagi kelompok masyarakat berpendapatan rendah.

penyerapan tenaga kerja, dan peningkatan pendapatan bagi kelompok masyarakat berpendapatan rendah. 4.1.15 URUSAN WAJIB KOPERASI DAN USAHA MIKRO KECIL MENENGAH 4.1.15.1 KONDISI UMUM Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah atau yang sering disebut UMKM, merupakan salah satu bentuk organisasi ekonomi rakyat

Lebih terperinci

IV.B.10. Urusan Wajib Koperasi dan UKM

IV.B.10. Urusan Wajib Koperasi dan UKM 10. URUSAN KOPERASI DAN UKM Pemberdayaan koperasi dan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) merupakan langkah yang strategis dalam meningkatkan dan memperkuat dasar kehidupan perekonomian dari sebagian

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

PEMERINTAH KOTA TANGERANG RINGKASAN RENJA DINAS PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN DAN KOPERASI KOTA TANGERANG TAHUN ANGGARAN 2015 Latar belakang, maksud dan tujuan Penyusunan Renja Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi periode

Lebih terperinci

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN DINAS TENAGA KERJA DAN PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOTA BINJAI

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN DINAS TENAGA KERJA DAN PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOTA BINJAI VISI, MISI, DAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN DINAS TENAGA KERJA DAN PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOTA BINJAI 4.1 Visi dan Misi Dinas Tenaga Kerja dan Perindustrian Perdagangan Kota Binjai 4.1.1 Visi Mengacu pada

Lebih terperinci

Table 5.1. Rencana Program, Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran dan Pendanaan Indikatif Dinas Perindagkop dan UKM Kota Parepare

Table 5.1. Rencana Program, Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran dan Pendanaan Indikatif Dinas Perindagkop dan UKM Kota Parepare Table 5.1. Rencana Program, Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran dan Pendanaan Indikatif Dinas Perindagkop dan UKM Kota Parepare Tujuan Sasaran Indikator Sasaran Kode TOTAL 2.011.165.000 4.499.670.000

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD Pada bagian ini dikemukakan indikator kinerja Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung yang secara langsung menunjukkan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

PEMERINTAH KOTA TANGERANG Hal 1 dari 5 RENCANA KERJA PERUBAHAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH TAHUN ANGGARAN 2015 Formulir RKPA SKPD 2.2 Urusan Pemerintahan : 1.15. Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Organisasi : 1.15.01.

Lebih terperinci

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Strategi pembangunan daerah dirumuskan untuk menjalankan misi guna mendukung terwujudnya visi yang harapkan yaitu Menuju Surabaya Lebih Baik maka strategi dasar pembangunan

Lebih terperinci

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Strategi pembangunan daerah dirumuskan untuk menjalankan misi guna mendukung terwujudnya visi yang harapkan yaitu Menuju Surabaya Lebih Baik maka strategi dasar pembangunan

Lebih terperinci

KABUPATEN GRESIK RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI PENDAPATAN,BELANJA DAN PEMBIAYAAN TAHUN ANGGARAN 2017

KABUPATEN GRESIK RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI PENDAPATAN,BELANJA DAN PEMBIAYAAN TAHUN ANGGARAN 2017 KABUPATEN GRESIK RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI PENDAPATAN,BELANJA DAN PEMBIAYAAN TAHUN ANGGARAN 2017 URUSAN PEMERINTAHAN ORGANISASI : 2.11. - KOPERASI, USAHA KECIL DAN MENENGAH

Lebih terperinci

BAB II EKONOMI MAKRO DAN KEBIJAKAN KEUANGAN

BAB II EKONOMI MAKRO DAN KEBIJAKAN KEUANGAN BAB II EKONOMI MAKRO DAN KEBIJAKAN KEUANGAN 2.1 EKONOMI MAKRO Secara umum selama kondisi makro ekonomi Jawa Tengah per triwulan III tahun 2016 relatif melambat apabila dibandingkan dengan triwulan yang

Lebih terperinci

WALIKOTA BALIKPAPAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH

WALIKOTA BALIKPAPAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH WALIKOTA BALIKPAPAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BALIKPAPAN, Menimbang

Lebih terperinci

lampiran 2 RENCANA KINERJA TAHUNAN TAHUN 2015

lampiran 2 RENCANA KINERJA TAHUNAN TAHUN 2015 lampiran 2 RENCANA KINERJA TAHUNAN : DINAS KOPERASI UMKM PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI : GORONTALO TA : 2015 N0 SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET 1 2 3 4 5 1 Meningkatnya jumlah

Lebih terperinci

Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan BAB III Urusan Desentralisasi 10. URUSAN KOPERASI DAN USAHA KECIL MENENGAH

Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan BAB III Urusan Desentralisasi 10. URUSAN KOPERASI DAN USAHA KECIL MENENGAH 10. URUSAN KOPERASI DAN USAHA KECIL MENENGAH a. Program dan Kegiatan. Program pokok tahun 2012 yang dilaksanakan oleh SKPD/UPT dalam rangka penyelenggaraan urusan Koperasi dan UKM yaitu: 1) Program penciptaan

Lebih terperinci

BAPPEDA KAB. LAMONGAN

BAPPEDA KAB. LAMONGAN BAB IV VISI DAN MISI DAERAH 4.1 Visi Berdasarkan kondisi Kabupaten Lamongan saat ini, tantangan yang dihadapi dalam dua puluh tahun mendatang, dan memperhitungkan modal dasar yang dimiliki, maka visi Kabupaten

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Dalam rangka keterpaduan pelaksanaan pengembangan Ekonomi Kreatif, dengan ini

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS, POKOK DAN FUNGSI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS, POKOK DAN FUNGSI BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS, POKOK DAN FUNGSI 1.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan SKPD Dalam menjalankan tugas dan fungsinya Dinas Perindustrian dan Perdagangan

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, disebutkan bahwa setiap Provinsi, Kabupaten/Kota wajib menyusun RPJPD

Lebih terperinci

BAB I PENDUHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDUHULUAN Latar Belakang BAB I PENDUHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada era otonomi daerah saat sekarang, daerah diberi kewenangan dan peluang yang luas untuk mengembangkan potensi ekonomi, sosial, politik dan budaya. Sebagian besar

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Wirausaha memiliki peran penting dalam perkembangan ekonomi suatu negara, salah satu contohnya adalah negara adidaya Amerika. Penyumbang terbesar perekonomian Amerika

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

PEMERINTAH KOTA TANGERANG Hal 1 dari 5 RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH Formulir RKA SKPD 2.2 TAHUN ANGGARAN 2015 Urusan Pemerintahan : Organisasi : 1.15. Koperasi dan Usaha Kecil Menengah 1.15.01. Dinas

Lebih terperinci

Mendukung terciptanya kesempatan berusaha dan kesempatan kerja. Meningkatnya jumlah minat investor untuk melakukan investasi di Indonesia

Mendukung terciptanya kesempatan berusaha dan kesempatan kerja. Meningkatnya jumlah minat investor untuk melakukan investasi di Indonesia E. PAGU ANGGARAN BERDASARKAN PROGRAM No. Program Sasaran Program Pengembangan Kelembagaan Ekonomi dan Iklim Usaha Kondusif 1. Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi Mendukung terciptanya kesempatan

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 47 TAHUN : 2010 SERI : E PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 63 TAHUN 2010 TENTANG PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

13 NAMA UNIT ORGANISASI : DINAS KOPERASI DAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH, PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN

13 NAMA UNIT ORGANISASI : DINAS KOPERASI DAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH, PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN 1 NAMA UNIT ORGANISASI : DINAS KOPERASI DAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH, PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN TUGAS POKOK : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang perekonomian meliputi koperasi

Lebih terperinci

PERAN ASPARTAN (ASOSIASI PASAR TANI) DALAM MENDORONG BERKEMBANGNYA UMKM DI KABUPATEN SLEMAN

PERAN ASPARTAN (ASOSIASI PASAR TANI) DALAM MENDORONG BERKEMBANGNYA UMKM DI KABUPATEN SLEMAN PERAN ASPARTAN (ASOSIASI PASAR TANI) DALAM MENDORONG BERKEMBANGNYA UMKM DI KABUPATEN SLEMAN Irawati, Nurdeana C, dan Heni Purwaningsih Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta Email : irawibiwin@gmail.com

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS IIV.1 Permasalahan Pembangunan Permasalahan yang dihadapi Pemerintah Kabupaten Ngawi saat ini dan permasalahan yang diperkirakan terjadi lima tahun ke depan perlu mendapat

Lebih terperinci

BUPATI BOYOLALI PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI BOYOLALI PROVINSI JAWA TENGAH BUPATI BOYOLALI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BOYOLALI NOMOR 73 TAHUN 2016 TENTANG URAIAN TUGAS JABATAN ESELON PADA DINAS PERDAGANGAN DAN PERINDUSTRIAN KABUPATEN BOYOLALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Banjar, 14 Januari 2016 KEPALA DINAS PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN DAN KOPERASI KOTA BANJAR

KATA PENGANTAR. Banjar, 14 Januari 2016 KEPALA DINAS PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN DAN KOPERASI KOTA BANJAR KATA PENGANTAR Laporan Kinerja Dinas Perindustrian Perdangangan dan Koperasi Kota Banjar dibuat dalam rangka menindaklanjuti Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilitas

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN. Visi pembangunan daerah dalam RPJMD adalah visi Kepala daerah dan

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN. Visi pembangunan daerah dalam RPJMD adalah visi Kepala daerah dan BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1. Visi Visi pembangunan daerah dalam RPJMD adalah visi Kepala daerah dan wakil kepala daerah terpilih yang disampaikan pada waktu pemilihan kepala daerah (pilkada).

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1 Visi dan Misi SKPD 4.1.1 VISI Mengacu pada Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004, pada pasal 1 ayat (12) dinyatakan bahwa visi adalah rumusan

Lebih terperinci

KONDISI EXISTING 2008 TARGET PENCAPAIAN PROGRAM INDIKASI KEGIATAN INDIKATOR KINERJA PROGRAM STRATEGI PROGRAM SASARAN PROGRAM 1.1. URUSAN PERDAGANGAN

KONDISI EXISTING 2008 TARGET PENCAPAIAN PROGRAM INDIKASI KEGIATAN INDIKATOR KINERJA PROGRAM STRATEGI PROGRAM SASARAN PROGRAM 1.1. URUSAN PERDAGANGAN LAMPIRAN II PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR : 5 TAHUN 2010 TANGGAL : TENTANG : RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2010-2014 1.1. URUSAN PERDAGANGAN jaringan distribusi pada sektor

Lebih terperinci

10. URUSAN KOPERASI DAN UKM

10. URUSAN KOPERASI DAN UKM 10. URUSAN KOPERASI DAN UKM Perkembangan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) dan koperasi memiliki potensi yang besar dalam meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Hal ini ditunjukkan oleh keberadaan

Lebih terperinci

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 46 TAHUN 2013 TENTANG

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 46 TAHUN 2013 TENTANG SALINAN WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 46 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS KOPERASI, USAHA KECIL MENENGAH, PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KOTA BATU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BAB IV VISI DAN MISI DAERAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA

BAB IV VISI DAN MISI DAERAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA BAB IV VISI DAN MISI DAERAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA Pembangunan adalah suatu orientasi dan kegiatan usaha yang tanpa akhir. Development is not a static concept. It is continuously changing. Atau bisa

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui berbagai indikator

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui berbagai indikator I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui berbagai indikator ekonomi antara lain dengan mengetahui pendapatan nasional, pendapatan per kapita, tingkat

Lebih terperinci

Bandung Yang Unggul, Nyaman dan Sejahtera melalui Misi. Pembangunan Ekonomi Yang Kokoh, Maju dan Berkeadilan,

Bandung Yang Unggul, Nyaman dan Sejahtera melalui Misi. Pembangunan Ekonomi Yang Kokoh, Maju dan Berkeadilan, PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam rangka turut serta mewujudkan Visi Kota Bandung Yang Unggul, Nyaman dan Sejahtera melalui Misi Pembangunan Ekonomi Yang Kokoh, Maju dan Berkeadilan, Dinas Koperasi UKM

Lebih terperinci

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Dalam rangka keterpaduan pelaksanaan Pengembangan Ekonomi Kreatif, dengan ini

Lebih terperinci

pemberdayaan koperasi dan usaha mikro di kabupaten Lamongan Dinas Koperasi Industri dan Perdagangan Kabupaten Lamongan

pemberdayaan koperasi dan usaha mikro di kabupaten Lamongan Dinas Koperasi Industri dan Perdagangan Kabupaten Lamongan pemberdayaan koperasi dan usaha mikro di kabupaten Lamongan Dinas Koperasi Industri dan Perdagangan Kabupaten Lamongan VISI VISI DAN MISI KABUPATEN LAMONGAN "TERWUJUDNYA MASYARAKAT LAMONGAN YANG SEJAHTERA,

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEMBATA NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEMBATA NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEMBATA NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LEMBATA, Menimbang : a. bahwa usaha mikro, kecil dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional merupakan usaha peningkatan kualitas manusia, yang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional merupakan usaha peningkatan kualitas manusia, yang 17 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional merupakan usaha peningkatan kualitas manusia, yang dilakukan secara berkelanjutan, berdasarkan kemampuan dengan pemanfaatan kemajuan

Lebih terperinci

RENCANA KERJA (RENJA)

RENCANA KERJA (RENJA) RENCANA KERJA (RENJA) TAHUN 2014 PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG DINAS KOPERASI, UKM, PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN Jl. Jend. Sudirman Timur Nomor 50 Telp. (0284) 321542 Pemalang Email : diskoperindag.pemalang@yahoo.com

Lebih terperinci

VI. STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING INDUSTRI AGRO INDONESIA

VI. STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING INDUSTRI AGRO INDONESIA VI. STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING INDUSTRI AGRO INDONESIA Penurunan daya saing sektor industri agro Indonesia pada tahun 1995-2000, khususnya dibandingkan dengan Thailand dan China, perlu diantisipasi

Lebih terperinci

DAFTAR INFORAMASI PUBLIK DINAS PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOPERASI DAN UKM KABUPATEN MUKOMUKO

DAFTAR INFORAMASI PUBLIK DINAS PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOPERASI DAN UKM KABUPATEN MUKOMUKO DAFTAR INFORAMASI PUBLIK DINAS PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOPERASI DAN UKM KABUPATEN MUKOMUKO NO INFORMASI YANG WAJIB DISEDIAKAN DAN DIUMUMKAN SECARA BERKALA I. Informasi tentang Profil DINAS PERINDUSTRIAN

Lebih terperinci

IV.B.10. Urusan Wajib Koperasi dan UKM

IV.B.10. Urusan Wajib Koperasi dan UKM 10. URUSAN KOPERASI DAN UKM Pemberdayaan Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah merupakan bagian integral dari Pembangunan Nasional dan menjadi langkah strategis dalam meningkatkan dan memperkuat

Lebih terperinci

Tabel 6.1 Strategi dan Arah Kebijakan Kabupaten Sumenep

Tabel 6.1 Strategi dan Arah Kebijakan Kabupaten Sumenep Tabel 6.1 Strategi dan Kabupaten Sumenep 2016-2021 Visi : Sumenep Makin Sejahtera dengan Pemerintahan yang Mandiri, Agamis, Nasionalis, Transparan, Adil dan Profesional Tujuan Sasaran Strategi Misi I :

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Banjar, 14 Januari 2017 KEPALA DINAS PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN DAN KOPERASI KOTA BANJAR

KATA PENGANTAR. Banjar, 14 Januari 2017 KEPALA DINAS PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN DAN KOPERASI KOTA BANJAR KATA PENGANTAR Laporan Kinerja Dinas Perindustrian Perdangangan dan Koperasi Kota Banjar dibuat dalam rangka menindaklanjuti Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilitas

Lebih terperinci

PEMBANGUNAN KOPERASI DAN UMKM PROVINSI SULAWESI TENGGARA

PEMBANGUNAN KOPERASI DAN UMKM PROVINSI SULAWESI TENGGARA PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA PEMBANGUNAN KOPERASI DAN UMKM PROVINSI SULAWESI TENGGARA disampaikan pada acara Rapat Koordinasi Nasional Bidang Koperasi dan UMKM Tahun 2018 Yogyakarta, 4 6 April

Lebih terperinci

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 40 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN BUPATI MADIUN,

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 40 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN BUPATI MADIUN, BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 40 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN BUPATI MADIUN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan ketentuan

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN,STRATEGI DAN KEBIJAKAN DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN,STRATEGI DAN KEBIJAKAN DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN BAB IV VISI, MISI, TUJUAN,STRATEGI DAN KEBIJAKAN DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN Berdasarkan latar belakang dan landasan pemikiran telah dikemukakan di depan, maka untuk memberikan gambaran tentang

Lebih terperinci

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD) PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD) PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN BAB V. PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN Visi pembangunan daerah dalam RPJMD adalah visi Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah terpilih yang disampaikan pada waktu pemilihan kepala daerah (Pemilukada)

Lebih terperinci

B. VISI : Indonesia Menjadi Negara Industri yang Berdaya Saing dengan Struktur Industri yang Kuat Berbasiskan Sumber Daya Alam dan Berkeadilan

B. VISI : Indonesia Menjadi Negara Industri yang Berdaya Saing dengan Struktur Industri yang Kuat Berbasiskan Sumber Daya Alam dan Berkeadilan RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA FORMULIR 1 : RENCANA PENCAPAIAN SASARAN STRATEGIS PADA KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA TAHUN ANGGARAN : 216 A. KEMENTRIAN : (19) KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN

Lebih terperinci

REVITALISASI KOPERASI DI TENGAH MEA. Bowo Sidik Pangarso, SE Anggota DPR/MPR RI A-272

REVITALISASI KOPERASI DI TENGAH MEA. Bowo Sidik Pangarso, SE Anggota DPR/MPR RI A-272 REVITALISASI KOPERASI DI TENGAH MEA Bowo Sidik Pangarso, SE Anggota DPR/MPR RI A-272 Apa itu Masyarakat Ekonomi Asia (MEA) MEA adalah agenda integrasi ekonomi negara-negara ASEAN yang bertujuan untuk meminimalisasi

Lebih terperinci

PEMBINAAN INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH MELALUI PENERAPAN STANDAR NASIONAL INDONESIA. Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sumatera Selatan

PEMBINAAN INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH MELALUI PENERAPAN STANDAR NASIONAL INDONESIA. Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sumatera Selatan 2014 PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA SELATAN DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PEMBINAAN INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH MELALUI PENERAPAN STANDAR NASIONAL INDONESIA Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi

Lebih terperinci

TUJUAN 1. TERWUJUDNYA KOTA BOGOR SEBAGAI KOTA YANG CERDAS, BERDAYA SAING DAN BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI MELALUI SMART GOVERMENT DAN SMART PEOPLE

TUJUAN 1. TERWUJUDNYA KOTA BOGOR SEBAGAI KOTA YANG CERDAS, BERDAYA SAING DAN BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI MELALUI SMART GOVERMENT DAN SMART PEOPLE C. STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN PENCAPAIAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015-2019 MISI 1. MEWUJUDKAN BOGOR KOTA YANG CERDAS DAN BERWAWASAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI TUJUAN 1. TERWUJUDNYA KOTA

Lebih terperinci

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN FASILITASI SERTIFIKASI PRODUK DAN PROSES PRODUKSI TA. 2016

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN FASILITASI SERTIFIKASI PRODUK DAN PROSES PRODUKSI TA. 2016 LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN FASILITASI SERTIFIKASI PRODUK DAN PROSES PRODUKSI TA. 2016 DINAS PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOPERASI DAN UMKM KOTA PEKALONGAN 2016 DAFTAR ISI Prakata Daftar Isi BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

4.2 Strategi dan Kebijakan Pembangunan Daerah

4.2 Strategi dan Kebijakan Pembangunan Daerah 4.2 Strategi dan Kebijakan Pembangunan Daerah Mencermati isu-isu strategis diatas maka strategi dan kebijakan pembangunan Tahun 2014 per masing-masing isu strategis adalah sebagaimana tersebut pada Tabel

Lebih terperinci

BAB II 2.1. RENCANA STRATEGIS

BAB II 2.1. RENCANA STRATEGIS BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS Agenda pembangunan bidang ekonomi sebagaimana tertuang dalam RPJMD Provinsi Jawa Timur Tahun 2009-2014 adalah meningkatkan percepatan pertumbuhan ekonomi

Lebih terperinci

IV.B.10. Urusan Wajib Koperasi dan UKM

IV.B.10. Urusan Wajib Koperasi dan UKM 10. URUSAN KOPERASI DAN UKM Pemberdayaan Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah merupakan bagian integral dalam Pembangunan Nasional yang bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TENGAH, Menimbang : a. bahwa Usaha Mikro,

Lebih terperinci

PEGUKURAN KINERJA KEGIATAN

PEGUKURAN KINERJA KEGIATAN PEGUKURAN KINERJA KEGIATAN SKPD : Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM DIY Tahun : 2014 No. Sasaran strategis Indikator Program/Kegiatan Anggaran Kinerja Realisasi Fisik Keuangan % % KOPERASI

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN GIANYAR DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN Jalan Erlangga Gianyar, Telp (0361) G i a n y a r

PEMERINTAH KABUPATEN GIANYAR DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN Jalan Erlangga Gianyar, Telp (0361) G i a n y a r PEMERINTAH KABUPATEN GIANYAR DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN Jalan Erlangga Gianyar, Telp (0361) 943105 G i a n y a r - 80511 KEPUTUSAN KEPALA DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN GIANYAR

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KEGIATAN (KAK) FASILITASI PENERAPAN SISTEM SNI PADA INDUSTRI ANEKA DI JAWA TENGAH

KERANGKA ACUAN KEGIATAN (KAK) FASILITASI PENERAPAN SISTEM SNI PADA INDUSTRI ANEKA DI JAWA TENGAH KERANGKA ACUAN KEGIATAN (KAK) FASILITASI PENERAPAN SISTEM SNI PADA INDUSTRI ANEKA DI JAWA TENGAH Melalui Kegiatan: FASILITASI STANDARISASI PRODUK INDUSTRI ALAT TRANSPORTASI, ELEKTRONIKA TELEMATIKA DAN

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KEGIATAN (KAK) FASILITASI SARANA HASIL PRODUKSI IKM KERAJINAN INDUSTRI ANEKA

KERANGKA ACUAN KEGIATAN (KAK) FASILITASI SARANA HASIL PRODUKSI IKM KERAJINAN INDUSTRI ANEKA KERANGKA ACUAN KEGIATAN (KAK) FASILITASI SARANA HASIL PRODUKSI IKM KERAJINAN INDUSTRI ANEKA Melalui Kegiatan: GELAR PRODUK DAN AKSES PRODUK SERTA BAHAN BAKU TINGKAT REGIONAL DAN NASIONAL IATEA DINAS PERINDUSTRIAN

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI Pada bagian perumusan isu strategi berdasarkan tugas dan fungsi Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perijinan mengemukakan beberapa isu strategis

Lebih terperinci

terealisasi sebesar Rp atau 97,36%. Adapun program dan alokasi anggaran dapat dilihat pada tabel berikut :

terealisasi sebesar Rp atau 97,36%. Adapun program dan alokasi anggaran dapat dilihat pada tabel berikut : 7. URUSAN PERDAGANGAN Urusan perdagangan merupakan salah satu pembangunan ekonomi yang mempunyai peran strategis, terutama dalam mendukung kelancaran penyaluran arus barang dan jasa, memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun

2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun BAB 2 PERENCANAAN KINERJA 2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018 Pemerintah Kabupaten Bogor telah menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) berdasarkan amanat dari Peraturan Daerah

Lebih terperinci

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, www.bpkp.go.id INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Dalam rangka keterpaduan pelaksanaan Pengembangan Ekonomi Kreatif,

Lebih terperinci

Tabel 6.1 Strategi, Arah dan Kebijakan Kabupaten Ponorogo TUJUAN SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN

Tabel 6.1 Strategi, Arah dan Kebijakan Kabupaten Ponorogo TUJUAN SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN Tabel 6.1 Strategi, Arah dan Kebijakan Kabupaten Ponorogo VISI : PONOROGO LEBIH MAJU, BERBUDAYA DAN RELIGIUS MISI I : Membentuk budaya keteladanan pemimpin yang efektif, guna mengembangkan manajemen pemerintahan

Lebih terperinci

Menimbang: a. bahwa Koperasi dan Usaha Kecil memiliki peran dan

Menimbang: a. bahwa Koperasi dan Usaha Kecil memiliki peran dan GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BEUTUNG PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 13 TAHUN 2017 TENTANG PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KEPULAUAN

Lebih terperinci

BAB 2 PERENCANAAN KINERJA. 2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun

BAB 2 PERENCANAAN KINERJA. 2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun BAB 2 PERENCANAAN KINERJA 2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018 Pemerintah Kabupaten Bogor telah menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) berdasarkan amanat dari Peraturan Daerah

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKIP)

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKIP) LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKIP) TAHUN 2015 IKHTISAR EKSEKUTIF Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015 dimaksudkan untuk

Lebih terperinci

BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)

BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) A. Visi dan Misi 1. Visi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Sleman 2010-2015 menetapkan

Lebih terperinci

ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI Penyusunan Rencana Strategis ( Renstra ) Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung Tahun 2013-2018 terlebih dahulu perlu digali permasalahan-permasalahan

Lebih terperinci

BAB III BERBAGAI KEBIJAKAN UMKM

BAB III BERBAGAI KEBIJAKAN UMKM BAB III BERBAGAI KEBIJAKAN UMKM Usaha Kecil dan Mikro (UKM) merupakan sektor yang penting dan besar kontribusinya dalam mewujudkan sasaran-sasaran pembangunan ekonomi nasional, seperti pertumbuhan ekonomi,

Lebih terperinci

menengah dan permodalan dan antara pengusaha besar UMKM keuangan koperasi dan UMKM dan manajerial UKMK

menengah dan permodalan dan antara pengusaha besar UMKM keuangan koperasi dan UMKM dan manajerial UKMK PRIORITAS VISI MISI TUJUAN SASARAN INDIKATOR TARGET LIMA TAHUNAN KEBIJAKAN Peningkatan Pertumbuhan Ekonomi Lokal dan Jaringan Usaha Terwujudnya Koperasi, UMKM yang 1. Mewujudkan koperasi, UMKM yang Peningkatan

Lebih terperinci

BAB III ISU - ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

BAB III ISU - ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BAB III ISU - ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI 3.1 IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI PELAYANAN SKPD Sesuai dengan tugas dan fungsi Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan

Lebih terperinci

VISI MISI KABUPATEN KUDUS TAHUN

VISI MISI KABUPATEN KUDUS TAHUN VISI MISI KABUPATEN KUDUS TAHUN 2013 2018 Visi Terwujudnya Kudus Yang Semakin Sejahtera Visi tersebut mengandung kata kunci yang dapat diuraikan sebagai berikut: Semakin sejahtera mengandung makna lebih

Lebih terperinci

Ketua Komisi VI DPR RI. Anggota Komisi VI DPR RI

Ketua Komisi VI DPR RI. Anggota Komisi VI DPR RI PEMBERDAYAAAN KOPERASI & UMKM DALAM RANGKA PENINGKATAN PEREKONOMIAN MASYARAKAT 1) Ir. H. Airlangga Hartarto, MMT., MBA Ketua Komisi VI DPR RI 2) A. Muhajir, SH., MH Anggota Komisi VI DPR RI Disampaikan

Lebih terperinci

Laporan Kinerja Tahun 2016 Dinas Koperasi, UKM & Perindag Kabupaten Banyuasin BAB I PENDAHULUAN

Laporan Kinerja Tahun 2016 Dinas Koperasi, UKM & Perindag Kabupaten Banyuasin BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. Gambaran Umum Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Banyuasin merupakan instansi penyelenggara kebijakan Pemerintah Daerah Kabupaten Banyuasin dalam meningkatkan

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS TAHUN DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN BIMA BAB I PENDAHULUAN

RENCANA STRATEGIS TAHUN DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN BIMA BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang RENCANA STRATEGIS TAHUN 2016-2020 DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN BIMA Rencana strategis BAB I PENDAHULUAN Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bima merupakan

Lebih terperinci

3.4. AKUTABILITAS ANGGARAN

3.4. AKUTABILITAS ANGGARAN 3.4. AKUTABILITAS ANGGARAN Manajemen pembangunan berbasis kinerja mengandaikan bahwa fokus dari pembangunan bukan hanya sekedar melaksanakan program/ kegiatan yang sudah direncanakan. Esensi dari manajemen

Lebih terperinci

REVISI RENJA 2018 DINAS PERDAGANGAN KABUPATEN LAHAT

REVISI RENJA 2018 DINAS PERDAGANGAN KABUPATEN LAHAT REVISI RENJA 2018 DINAS PERDAGANGAN KABUPATEN LAHAT 0 PEMERINTAH KABUPATEN LAHAT 2017 RENJA DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN 2017 BAB 1 PENDAHULUAN Pada Bab ini mengemukakan pengertian ringkas tentang

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 51 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KOPERASI, PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN, DAN PARIWISATA

SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 51 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KOPERASI, PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN, DAN PARIWISATA BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 51 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KOPERASI, PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN, DAN PARIWISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MADIUN,

Lebih terperinci

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN. 3.1 Telaahan Terhadap Kebijakan Nasional

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN. 3.1 Telaahan Terhadap Kebijakan Nasional BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN 3.1 Telaahan Terhadap Kebijakan Nasional Berdasarkan Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2016 yang mempunyai tema Memperkuat perekonomian domestik bagi peningkatan

Lebih terperinci