Portofolio Pembiayaan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Portofolio Pembiayaan"

Transkripsi

1 Portofolio Pembiayaan September 2014 PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) 1

2 Daftar Isi PT SMI adalah Lembaga Pembiayaan yang terdaftar & diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Disclaimer Seluruh informasi yang disajikan diambil dari berbagai sumber dan adalah benar pada saat informasi ini ditulis atas sepengetahuan PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) ( PT SMI ). PT SMI tidak bertanggung jawab atas ketidaktepatan yang terkandung dalam materi. Dalam melaksanakan kegiatan pembiayaan proyek-proyek infrastruktur, seluruh proses evaluasi untuk memastikan kelayakan pembiayaan atas suatu proyek, harus mengacu dan tunduk kepada ketentuan/peraturan yang berlaku baik eksternal maupun internal PT SMI. Dengan demikian, maka setiap keputusan untuk membiayai atau tidak membiayai suatu proyek, telah melalui proses uji tuntas/due diligence yang dapat dipertangungjawabkan. Setiap keluhan atas isi dokumen ini dapat disampaikan kepada: Ibu Astried Swastika Corporate Secretary PT SMI Tel : Fax : corporatesecretary@ptsmi.co.id Website : Keluhan yang diajukan kepada PT SMI bersifat sangat rahasia dan akan ditangani oleh panitia khusus guna memastikan bahwa keluhan tersebut ditangani dengan tepat. 03 Kata Pengantar Tentang PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) 2. Produk dan Mekanisme Pembiayaan 3. Komitmen dan Outstanding Pembiayaan PT SMI 4. Komposisi Portofolio Pembiayaan Komposisi Portofolio Pembiayaan PT SMI berdasarkan sektor Komposisi Portofolio Pembiayaan PT SMI berdasarkan mata uang Komposisi Portofolio Pembiayaan PT SMI berdasarkan jenis pembiayaan Komposisi Portofolio Pembiayaan PT SMI berdasarkan lokasi proyek Portofolio Kegiatan Pembiayaan PT SMI di wilayah Indonesia Timur Portofolio Pembiayaan Secara Sektoral Sektor Air Minum Tinjauan Singkat Sektor Air Minum Kinerja Pembiayaan Sektor Air Minum Tinjauan Profil Portofolio Pembiayaan pada Proyek Sektor Air Minum Sektor Jalan Tinjauan Singkat Sektor Jalan Kinerja Pembiayaan Sektor Jalan Tinjauan Profil Portofolio Pembiayaan pada Proyek Sektor Jalan Sektor Ketenagalistrikan Tinjauan Singkat Sektor Ketenagalistrikan Kinerja Pembiayaan Sektor Ketenagalistrikan Tinjauan Profil Portofolio Pembiayaan pada Proyek Sektor Ketenagalistrikan Sektor Minyak & Gas Bumi Tinjauan Singkat Sektor Minyak & Gas Bumi Kinerja Pembiayaan Sektor Minyak & Gas Bumi Tinjauan Profil Portofolio Pembiayaan pada Proyek Sektor Minyak & Gas Bumi Sektor Telekomunikasi Tinjauan Singkat Sektor Telekomunikasi Kinerja Pembiayaan Sektor Telekomunikasi Tinjauan Profil Portofolio Pembiayaan pada Proyek Sektor Telekomunikasi Sektor Transportasi Tinjauan Singkat Sektor Transportasi Kinerja Pembiayaan Sektor Transportasi Tinjauan Profil Portofolio Pembiayaan pada Proyek Sektor Transportasi Sektor Irigasi (Pengairan) Tinjauan Singkat Sektor Irigasi Tinjauan Profil Portofolio Pembiayaan pada Proyek Sektor Irigasi Pelestarian Lingkungan & Potensi Energi Terbarukan Penutup Hal-hal yang Sering Ditanyakan 9. Kontak Galeri Foto Proyek PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) 1

3 Kata Pengantar Buku Portofolio Pembiayaan ini merupakan ringkasan atas peran nyata PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) ( PT SMI ) dalam melakukan pembiayaan proyek-proyek infrastruktur di Indonesia. Buku ini memberikan gambaran mengenai kinerja pembiayaan PT SMI sejak tahun 2010 sampai dengan September Kegiatan pembiayaan merupakan aktivitas inti dari PT SMI yang didirikan oleh Pemerintah Republik Indonesia untuk misi khusus menjadi katalis dalam percepatan pembangunan infrastruktur di Indonesia. Seiring dengan berjalannya waktu dan melihat kebutuhan pembangunan infrastruktur tidak hanya dari sisi pembiayaan semata maka PT SMI bermetamorfosis dengan melakukan pendampingan atas penyiapan proyek-proyek Kerjasama Pemerintah Swasta (KPS) serta dalam pemberian jasa-jasa konsultasi. Dengan tambahan kedua kegiatan tersebut menjadikan PT SMI memiliki 3 pilar kegiatan usaha sebagai berikut: 1. Pembiayaan dan Investasi 2. Jasa Konsultasi 3. Pengembangan Proyek KPS Di masa depan, PT SMI membuka peluang bagi pihak swasta untuk dapat berpartisipasi dalam pembangunan infrastruktur. Untuk itu PT SMI senantiasa menjalin kemitraan dengan investor proyek infastruktur melalui kerja sama baik dalam bidang pembiayaan, jasa konsultasi dan pengembangan proyek KPS guna percepatan pembangunan infrastruktur di Indonesia. Melalui Buku Portofolio Pembiayaan ini PT SMI berharap dukungan seluruh stakeholder untuk terus dapat berkolaborasi secara bersamasama memberikan kontribusi dalam percepatan pembangunan infrastruktur di Indonesia. Salam Hormat Emma Sri Martini Direktur Utama 2 Portofolio Pembiayaan september 2014 PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) 3

4 1. TENTANG PT SARANA MULTI INFRASTRUKTUR (PERSERO)

5 1. TENTANG PT SARANA MULTI INFRASTRUKTUR (PERSERO) Lingkup Pembiayaan PT SMI Transportasi Jalan Ketenagalistrikan Irigasi Telekomunikasi Limbah Minyak & Gas Bumi Air Minum PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) Visi: Menjadi katalis dalam percepatan pembangunan infrastruktur nasional PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) ( PT SMI ) didirikan pada tahun 2009 sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan No. 100/PMK.010/2009 tentang Perusahaan Pembiayaan Infrastruktur. Untuk menjawab tantangan dan kebutuhan dalam pembangunan infrastruktur di Indonesia, PT SMI menetapkan 3 pilar bisnisnya sebagai berikut: Pembiayaan infrastruktur Jasa konsultasi Pengembangan proyek Bisnis utama PT SMI adalah melakukan pembiayaan di bidang infrastruktur. Sebagai perusahaan pembiayaan infrastruktur, kegiatan operasional PT SMI tunduk pada Peraturan Menteri Keuangan No. 100/PMK.010/2009 yang antara lain mengatur lingkup objek pembiayaan yang terdiri dari infrastruktur transportasi, jalan, pengairan, air minum, air limbah, telekomunikasi, ketenagalistrikan, minyak dan gas bumi, serta infrastruktur lain atas persetujuan Menteri Keuangan. 6 Portofolio Pembiayaan september 2014 PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) 7

6 2. PRODUK DAN MEKANISME PEMBIAYAAN

7 2. PRODUK DAN MEKANISME PEMBIAYAAN 4. Investasi Penyertaan Modal Penyertaan modal adalah aktivitas investasi dalam bentuk kepemilikan saham secara langsung yang kepemilikan sahamnya tidak ditujukan untuk dimiliki secara permanen pada perusahaan yang bergerak dalam sektor/proyek infrastruktur. Aktivitas investasi tersebut dilakukan bersama-sama dengan pemegang saham lain yang mengacu pada peraturan yang berlaku. Kegiatan Pembiayaan PT SMI meliputi kegiatan Pembentukan Portofolio dan Monitoring Portofolio. Adapun proses pemberian pembiayaan sampai dengan proses pemantauannya dapat dijelaskan dalam bagan berikut: Mekanisme Pemberian Pembiayaan PIPELINE S.D. FINANCIAL CLOSE PENCAIRAN FASILITAS - MONITORING Produk dan Mekanisme Pembiayaan PT SMI menyediakan pembiayaan untuk proyek-proyek infrastruktur melalui skema dan produk sebagai berikut: 2. Pembiayaan Hutang Subordinasi Pembiayaan hutang subordinasi merupakan hutang yang bersifat junior dalam hal pembayaran kembali hutang 1. Pembiayaan Senior dibandingkan hutang senior. Pembiayaan senior adalah hutang yang memiliki senioritas yang lebih tinggi dalam hal pembayaran kembali hutang, 3. Pembiayaan Mezzanine dibandingkan dengan hutang - hutang lain yang lebih junior. Pembiayaan mezzanine merupakan hutang yang Produk pembiayaan senior yang diberikan PT SMI dapat berupa pembiayaan sebagai berikut: Pembiayaan Investasi Berjangka (Investment Loan/Term Loan) Pembiayaan Modal Kerja Pembiayaan Dana Talangan (Bridge Loan) bersifat junior dalam hal pembayaran kembali hutang dibandingkan hutang senior dan memiliki rancangan pembayaran kembali dengan opsi konversi hutang menjadi saham, kombinasi antara cash flow dan konversi hutang menjadi saham atau kombinasi antara cash flow dan opsi pembelian saham (warrants). Pembiayaan Take Out Financing Pembiayaan Promoter Financing Identifikasi Prescreening 1. PMK KYC, AML & CFT*) Pre Screening Corporate Finance Industri Bisnis Manajemen Keuangan Project Finance Kontrak Pendapatan Kompetensi Pasar Konstruksi & Operasi Struktur Hukum Keuangan Analisa Kredit Risiko pada Tingkat Korporasi Risiko pada Tingkat Proyek Hanya korporasi dan proyek yang termasuk dalam kategori INVESTMENT GRADE yang eligible untuk memperoleh pembiayaan dari PT SMI Eksekusi Credit Enhancement Final Rating Investment Grade Financial Close Non Investment Grade Persetujuan PBM Komite Kredit & Investasi Term Sheet Persyaratan Pencairan Verifikasi Pencairan Pembayaran Pemenuhan Kewajiban pembayaran oleh Debitur Kepatuhan terhadap Perjanjianperjanjian KYC : Know Your Customer AML : Anti Money Laundering CFT : Counter Financing of Terrorism PBM : Pejabat Berwenang Memutus AAA AA A BBB bb b ccc cc c d e f Pencairan Monitoring Progress Proyek On-Site and Off-Site Monitoring Laporan BoD (secara periodik) 10 Portofolio Pembiayaan september 2014 PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) 11

8 3. Komitmen dan Outstanding Pembiayaan PT SMI

9 3. OVERVIEW PEMBIAYAAN Gambar 1 Komitmen dan Outstanding Pembiayaan PT SMI Komitmen dan Outstanding Pembiayaan PT SMI Rp Miliar Des-2010 Des-2011 Des-2012 Des-2013 Sep-2014 CAGR Desember 2010-September 2014 Komitmen 92,6 % Outstanding % Komitmen Outstanding Utilisasi Komitmen Pembiayaan 44% 47% 56% 69% 78% Sejak berdiri pada tahun 2009, SMI telah banyak memberi kontribusi pada pembiayaan sektor infrastruktur. Sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan No. 100/PMK.010/2009, kegiatan utama PT SMI adalah memberikan pembiayaan kepada proyek-proyek infrastruktur. Sampai dengan September 2014 jumlah komitmen pembiayaan PT SMI telah mencapai Rp 4,67 triliun dengan outstanding Rp 3,65 triliun (termasuk pembiayaan dalam mata uang US Dollar yang dikonversi dengan asumsi kurs Rp / USD). Outstanding pembiayaan mencapai 78 % dari total komitmen pembiayaan Tingkat utilisasi komitmen pembiayaan yang diberikan oleh PT SMI juga terus meningkat dari tahun ke tahun dan sampai dengan September 2014 tingkat utilisasi telah mencapai 78% dari total komitmen pembiayaan. Pada tahun 2010-September 2014, PT SMI mencatat pertumbuhan pembiayaan yang cukup tinggi terlihat dari CAGR komitmen dan outstanding pembiayaan sebesar masing-masing 92,6% dan 124,9%. 14 Portofolio Pembiayaan september 2014 PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) 15

10 4. KOMPOSISI PORTOFOLIO PEMBIAYAAN 16 Portofolio Pembiayaan september 2014 PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) 17

11 4. KOMPOSISI Portofolio PEMBIAYAAN 4. KOMPOSISI Portofolio PEMBIAYAAN Komposisi Portofolio Pembiayaan 5% 5% 4.1 Komposisi Portofolio Pembiayaan PT SMI Berdasarkan Sektor Gambar 2 Komitmen Pembiayaan PT SMI Untuk Tiap Sektor Rp Miliar Des-2010 Des-2011 Des-2012 Des-2013 Sep-2014 Minyak & Gas Bumi Air Minum Irigasi Jalan Ketenagalistrikan Telekomunikasi Transportasi Dilihat dari sector coverage, di tahun 2010 PT SMI telah mampu melayani pembiayaan untuk 5 sektor infrastruktur yakni transportasi, minyak dan gas bumi, ketenagalistrikan, irigasi dan jalan. Sektor ketenagalistikan berkontribusi sebesar Rp 250 miliar atau sekitar 63% dari total nilai komitmen sebesar Rp 400 miliar di tahun Di tahun 2011 PT SMI berhasil menambah pelayanan pembiayaannya pada sektor air minum dan telekomunikasi dengan kontribusi sebesar 13% dan 17% dari total komitmen pembiayaan. Adanya sektor air minum dan telekomunikasi menjadikan total sektor yang mampu dilayani menjadi 7 sektor infrastruktur. Pada tahun ini nilai komitmen tumbuh pesat sebesar 199% dibanding dengan tahun 2010 dengan jumlah komitmen pembiayaan mencapai Rp 1,2 triliun dan outstanding sebesar Rp 564 miliar Sampai dengan September 2014, pembiayaan PT SMI telah melingkupi 7 sektor 17% 11% 17% Desember 2010 Air Minum Jalan Minyak & Gas Bumi Irigasi Ketenagalistrikan Telekomunikasi Transportasi 12% 6% 4% September % 63% 11% Gambar 3 Komposisi Portofolio Pembiayaan Desember 2010 & September % Di tahun 2012 sektor ketenagalistrikan masih mengambil porsi paling besar yakni sebesar 36% disusul sektor minyak dan gas bumi sebesar 27% dari total komitmen. Tahun ini sektor minyak dan gas bumi serta sektor jalan mengalami pertumbuhan yang pesat dibandingkan dengan sektor lainnya. Sektor minyak dan gas bumi tumbuh sebesar 242% sementara sektor jalan bertumbuh sebesar 497% dibanding tahun sebelumnya. Di tahun yang sama, komitmen pembiayaan juga tumbuh sebesar 97% dengan jumlah total komitmen mencapai Rp 2,3 triliun dan outstanding sebesar Rp 1,3 triliun atau sekitar 56% dari total komitmen pembiayaan. Tahun 2013 portofolio pembiayaan PT SMI mulai terbagi secara merata pada setiap sektor. Ketenagalistrikan tetap memiliki bagian terbesar yakni sebesar 39% dari total komitmen seiring meratanya pembiayaan pada masing-masing sektor. Sektor yang tumbuh pesat adalah sektor transportasi dengan nilai komitmen yang mencapai Rp 529 miliar atau 12% dari total komitmen. Jumlah komitmen tahun 2013 telah mencapai Rp 4,4 triliun dengan posisi outstanding mencapai Rp 3 triliun atau 69% dari total komitmen. Sampai dengan September tahun 2014 ini, jumlah komitmen pembiayaan telah mencapai Rp 4,6 triliun dengan nilai outstanding sebesar Rp 3,6 triliun. PT SMI telah melakukan pembiayaan terhadap 7 sektor dengan total jumlah debitur sebanyak 32 perusahaan. Pada saat ini, komposisi pembiayaan berdasarkan sektor tersebar lebih merata. Sektor ketenagalistrikan memberi kontribusi terbesar sebanyak 39% dari komitmen pembiayaan PT SMI diikuti oleh sektor minyak & gas bumi sebesar 17%. Diversifikasi sektor pembiayaan lebih merata di Portofolio Pembiayaan september 2014 PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) 19

12 4. KOMPOSISI Portofolio PEMBIAYAAN 4. KOMPOSISI Portofolio PEMBIAYAAN 4.2 Komposisi Portofolio Pembiayaan PT SMI Berdasarkan Mata Uang Gambar 4 Komitmen Pembiayaan PT SMI (Rp dan USD (equiv Rp)) Rp USD (equiv. Rp) Pembiayaan dengan mata uang US Dollar (USD) didominasi oleh sektor ketenagalistrikan dan minyak & gas bumi Total komitmen pembiayaan dengan mata uang Rupiah sampai dengan September 2014 telah mencapai Rp 2,6 triliun dengan outstanding Rp 2 triliun. Sepanjang tahun 2011 porsi pembiayaan PT SMI dalam mata uang US Dollar didominasi seluruhnya oleh sektor minyak dan gas bumi dengan nilai komitmen USD 52,5 juta dan posisi outstanding USD 49 juta. Pembiayaan tersebut terdiri dari proyek FSO dan terminal LPG Gambar 5 Komitmen Pembiayaan PT SMI (USD) 167 Mulai tahun 2012 proyek-proyek dari sektor ketenagalistrikan dengan produksi listrik yang besar mulai masuk dan mendominasi pembiayaan dengan mata uang US Dollar sampai dengan saat ini. Rp Miliar Des-2010 Des-2011 Des-2012 Des-2013 Sep % 87% 73% 61% 56% % Rp terhadap total komitmen pembiayaan USD Juta Proyek yang memperoleh komitmen pembiayaan terbesar dari PT SMI dengan mata uang US Dollar adalah pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) sebesar 2x10,5 MW di Gorontalo sebesar USD 28 juta pada tahun 2013 lalu. Sampai dengan September 2014 total komitmen telah mencapai USD 167 juta dengan nilai outstanding sebesar USD 132 juta atau setara dengan Rp 2 triliun dengan nilai outstanding Rp 1,6 triliun (dengan asumsi kurs Rp / USD). PT SMI menggunakan 2 jenis mata uang dalam memberikan fasilitas pembiayaan yakni, Rupiah dan US Dollar. Mata uang yang digunakan dalam fasilitas pembiayaan yang diberikan mengikuti mata uang pendapatan nasabah. Pembiayaan dalam mata uang Rupiah masih mendominasi portofolio pembiayaan PT SMI. Pembiayaan dalam mata uang Rupiah menyumbang rata-rata sebesar 75% dari total komitmen pembiayaan sampai dengan September 2014 ini. Fasilitas pembiayaan PT SMI sebagian besar menggunakan mata uang Rupiah (Rp) Des-2010 Des-2011 Des-2012 Des-2013 Sep-2014 Permintaan atas pembiayaan dalam mata uang Rupiah berasal dari sektor-sektor infrastruktur yang memiliki tarif dalam denominasi Rupiah, seperti, transportasi, jalan tol, air minum dan ketenagalistrikan skala kecil dan menengah seperti pembangkit listrik mini hidro. 20 Portofolio Pembiayaan september 2014 PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) 21

13 4. KOMPOSISI Portofolio PEMBIAYAAN 4. KOMPOSISI Portofolio PEMBIAYAAN 4.3 Komposisi Portofolio Pembiayaan PT SMI Berdasarkan Jenis Pembiayaan Gambar 6 Komitmen Pembiayaan Berdasarkan Jenis Pembiayaan 4.4 Komposisi Portofolio Pembiayaan PT SMI Berdasarkan Lokasi Proyek Gambar 7 Komitmen Pembiayaan Berdasarkan Lokasi Proyek Pembiayaan Investasi Pembiayaan Modal Kerja Lokasi portofolio pembiayaan PT SMI tersebar di seluruh Indonesia Rp Miliar Des-2010 Des-2011 Des-2012 Des-2013 Sep % 90% 94% 84% 84% % pembiayaan investasi terhadap total komitmen Gambar 8 Proporsi Pembiayaan Project Finance Pada September 2014 Berdasarkan Lokasi 10% Rp Miliar Des-2010 Des-2011 Des-2012 Des-2013 Sep-2014 Jawa Kalimantan Sulawesi Sumatera Corporate Finance Sampai dengan bulan September 2014, porsi komitmen pembiayaan untuk investasi tercatat sebesar 84% atau sekitar Rp 3,9 triliun dari total seluruh pembiayaan PT SMI (termasuk pembiayaan dalam mata uang US Dollar yang dikonversi dengan asumsi kurs Rp / USD). Hal ini merupakan perubahan yang signifikan mengingat pada tahun 2010, porsi pembiayaan investasi adalah sebesar 68% dan sempat berada pada angka 94% pada tahun Perubahan ini terutama disebabkan pertumbuhan pembiayaan untuk investasi yang relatif tinggi sementara pertumbuhan pembiayaan modal kerja cenderung stagnan. Komposisi pembiayaan didominasi Pembiayaan Investasi 15% 34% 41% September 2014 Jawa Kalimantan Sulawesi Sumatera Sampai dengan September 2014, jumlah komitmen pembiayaan PT SMI telah mencapai Rp 4,67 triliun yang terdiri dari Rp 3,3 triliun berupa project finance dan Rp 1,3 trilun berupa corporate finance. Lokasi proyek dengan pembiayaan project finance tersebar pada 4 pulau besar di Indonesia, yakni Jawa, Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi. Porsi terbesar pembiayaan project finance masih berada di pulau Jawa yakni sebesar 41% diikuti dengan pulau Sumatera sebesar 34% dan pulau Kalimantan dan Sulawesi masingmasing sebesar 15% dan 10% dari total komitmen pembiayaan. Pembiayaan corporate finance terdiri dari pembiayaan perusahaan pembangkit listrik tenaga gas, pembiayaan proyek telekomunikasi dan modal kerja. Pembiayaan corporate finance antara lain digunakan untuk pembangunan menara telekomunikasi, pembangunan jalan dan jembatan yang tersebar di seluruh Indonesia. 22 Portofolio Pembiayaan september 2014 PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) 23

14 4. KOMPOSISI Portofolio PEMBIAYAAN 4. KOMPOSISI Portofolio PEMBIAYAAN Portofolio Kegiatan Pembiayaan PT SMI di wilayah Indonesia Timur Gambar 9 Peran PT SMI di wilayah Indonesia Timur PLTU, Gorontalo Pelabuhan Marisa, Gorontalo PLTMH, Mobuya, Sulawesi Utara Proyek Jalan, Klamono Kambuaya, Sorong Proyek Trasnportasi Arar, Sorong Proyek Jembatan, Kali Api, Manokwari Proyek Jembatan Wariki, Manokwari Logistic Murphy Semai Oil, Fakfak Pertumbuhan infrastruktur di Indonesia wilayah timur masih belum bisa mengimbangi pertumbuhan di Indonesia wilayah barat Pembangunan infrastruktur untuk Indonesia di wilayah timur dirasa masih belum bisa mengimbangi pertumbuhan pembangunan pada wilayah barat. Menurut data dari Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia tahun 2014, kendala-kendala pembangunan yang dihadapi antara lain masih dibutuhkannya pemenuhan kebutuhan energi listrik; revitalisasi kapal pengangkut barang dan Jeneponto Bantaeng di Sulawesi Selatan atau Jalan Dekai Oksibil di Manokwari Papua. Dengan adanya perbaikan dan peningkatan kapasitas jalur lintas Jalan Jeneponto Bantaeng diharapkan mampu menjaga kekuatan ekonomi di wilayah timur Indonesia khususnya pada Provinsi Sulawesi Selatan. Proyek jalan Dekai-Oksibil merupakan bagian dari Jalan Trans Papua dengan total panjang jalan mencapai Proyek Jalan Dekai Oksibil, Papua penumpang yang sebagian besar telah berusia tua; interkoneksi wilayah melalui km. Adanya Jalan Trans Papua diharapkan mampu mempercepat pembangunan di jalur darat, laut dan udara yang lebih baik provinsi Papua dan Papua Barat. guna menciptakan sistem logistik yang efektif dan efisien; percepatan pembangunan Sedangkan untuk pembiayaan - BTS Tower diseluruh Indonesia - Pembiayaan Modal Kerja pada Sektor Telekomunikasi infrastruktur untuk kemudahan akses ke wilayah-wilayah terpencil, khususnya bagi masyarakat Papua yang mayoritas berdiam ketenagalistrikan berada di Gorontalo dan Mobuya di Sulawesi Utara. Keberadaan kedua pembangkit ini membantu di daerah pegunungan. mengurangi defisit daya di Sulawesi Utara dengan menambah kapasitas penyediaan PT SMI juga telah melakukan pembiayaan daya listriknya. Dengan adanya proyek PLTU Proyek Irigasi, Sangkup, Sulawesi Utara pada wilayah timur Indonesia melalui proyekproyek pembangkit listrik, pembangunan yang dibiayai PT SMI di Gorontalo ini, maka biaya produksi listrik diperkirakan dapat sarana irigasi, pembangunan jalan dan dihemat Rp per kwh jika dibandingkan Waduk Gerak Tempe, Wajo, Sulawesi Selatan Irigasi Wundulako, Kolaka, Sulawesi Tenggara Jalan Jenepnto-Bantaeng, Sulawesi Selatan jembatan. Pada wilayah timur Indonesia, pembiayaan PT SMI lebih banyak berperan pada pembangunan jalan dan jembatan seperti pada jalan yang menghubungkan dengan PLTD. (Biaya operasi PLTU rata-rata Rp 719,52 per kwh, biaya operasi PLTD ratarata Rp 3.286,13 per kwh, sumber: Statistik PLN 2013). Jembatan Sungai Pumbiu, Sulawesi Barat 24 Portofolio Pembiayaan september 2014 PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) 25

15 5. PORTOFOLIO PEMBIAYAAN SECARA SEKTORAL 26 Portofolio Pembiayaan september 2014 PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) 27

16 5. PORTOFOLIO PEMBIAYAAN SECARA SEKTORAL 5. PORTOFOLIO PEMBIAYAAN SECARA SEKTORAL Portofolio Pembiayaan Secara Sektoral Gambar 11 Kinerja PDAM Sektor Air Minum Tinjauan Singkat Sektor Air Minum Gambar 10 Peta Proyek Pembiayaan PT SMI di Sektor Air Minum 43,3% 30,7% 26,0% 52,1% 30,8% 17,1% 50,3% 29,7% 20,0% Sehat Kurang Sehat Sakit (Sumber: BPPSPAM, telah diolah kembali) Proyek Suplai Air Bersih, Jakarta Proyek Suplai Air Bersih, Tangerang Pemenuhan kebutuhan air minum serta ketersediaan akses air bersih untuk masyarakat menjadi tantangan terbesar bagi pembangunan sektor air di Indonesia. Pemenuhan akses air minum dibandingkan total penduduk pada tahun 2009 mencapai 47,7%, masih dibawah target Millenium Development Goals (MDGs) sebesar 68,8% pada tahun Adanya peningkatan jumlah penduduk dan pertumbuhan ekonomi menyebabkan adanya peningkatan kebutuhan terhadap air bersih. Hal ini menyebabkan kebutuhan akan air minum menjadi semakin penting dan strategis. Dibutuhkan air baku yang stabil dan berkualitas, jaringan distribusi yang dapat diandalkan dan instalasi pengolahan air minum yang baik untuk bisa menyerap kebutuhan yang terus bertumbuh. Keikutsertaan dan dukungan Pemerintah dalam perkembangan sektor air minum juga menjadi poin penting untuk mendukung pertumbuhan investasi di sektor air minum. Target MDGs Indonesia sebesar 68,8% pada tahun 2015 Hanya sekitar 50% PDAM di Indonesia yang tergolong sehat Berdasarkan data dari Badan Pendukung Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (BPPSPAM) Kementerian Pekerjaan Umum, komposisi PDAM yang sehat, kurang sehat dan sakit pada tahun cenderung memiliki porsi yang relatif tidak berubah. Di sisi lain, porsi PDAM sakit di tahun 2013 tercatat lebih rendah dibanding dengan kinerja tahun 2011 meskipun jika dibandingkan dengan kinerja tahun 2012 porsinya sedikit mengalami kenaikan. Di tahun 2013, PDAM yang sehat memiliki porsi 50,3% atau mengalami sedikit penurunan dibanding dengan kondisi pada tahun 2012 berdasarkan total jumlah PDAM yang telah diperiksa oleh BPPSPAM di seluruh Indonesia. Salah satu penyebab utama lambatnya pembangunan sektor air minum adalah keterbatasan kemampuan PDAM dari sisi finansial dan teknis untuk mengembangkan infrastruktur air minum di Indonesia. Akibat keterbatasan ini, kerjasama dengan pihak swasta menjadi salah satu solusi dalam pengembangan sektor air minum di Indonesia. 28 Portofolio Pembiayaan september 2014 PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) 29

17 5. PORTOFOLIO PEMBIAYAAN SECARA SEKTORAL 5. PORTOFOLIO PEMBIAYAAN SECARA SEKTORAL Kinerja Pembiayaan Sektor Air Minum Tinjauan Profil Portofolio Pembiayaan pada Proyek Sektor Air Minum Rp Miliar Gambar 12 Pembiayaan Pada Sektor Air Minum Des-2010 Des-2011 Des-2012 Des-2013 Sep-2014 Komitmen Outstanding Pada tahun 2011, dengan masuknya debitur pertama dalam sektor air minum maka pembiayaan dalam sektor ini mulai berjalan. Jumlah komitmen pembiayaan awal sebesar Rp 150 miliar ditujukan untuk pembiayaan anggaran belanja modal tahun 2011 yang meliputi pembangunan infrastruktur air minum termasuk penambahan, pengadaan, penggantian, perbaikan dan pemeliharaan bangunan pengambilan air baku, jaringan transmisi, distribusi dan instalasi pengolahan air minum. Pada tahun 2012, PT SMI memberikan tambahan pembiayaan sebesar Rp 50 miliar yang ditujukan untuk pembiayaan anggaran belanja modal tahun Per September 2014, posisi outstanding pembiayaan telah mencapai berjumlah Rp 230 miliar CAGR Desember 2011-September 2014 Komitmen 28,7 % Outstanding 16,8 % Pada tahun 2013, PT SMI bersama-sama dengan perusahaan pembiayaan lain memberikan komitmen pembiayaan sindikasi untuk pembangunan instalasi pengolahan air minum di kota Tangerang dengan kapasitas 1500 liter per detik. Proyek ini memerlukan dana sekitar Rp 1,4 triliun dimana pendanaan berasal dari pembiayaan sindikasi sebesar Rp 751 miliar dan sisanya dari modal sendiri. Dalam perkembangannya, terjadi perubahanperubahan yang diperkirakan akan merubah perjanjian kontrak antara calon debitur dan PDAM kota Tangerang sehingga pada bulan Februari 2014, anggota sindikasi sepakat untuk memutuskan kerjasama pembiayaan kepada calon debitur. Merupakan fasilitas pengelolaan & distribusi air bersih di timur Jakarta Proyek : Pembiayaan Kebutuhan Belanja Modal Lokasi : DKI Jakarta Keterangan : Kebutuhan belanja modal dipergunakan untuk perluasan coverage air minum untuk wilayah Jakarta bagian timur Perusahaan merupakan penyedia jasa air bersih bagi area industri, area bisnis maupun pemukiman penduduk di wilayah operasional meliputi Jakarta Timur, sebagian Jakarta Pusat dan Jakarta Jakarta Utara. Pada tahun 1998, perusahaan mendapat konsesi untuk melakukan usaha selama 25 tahun berdasarkan Perjanjian Kerjasama dengan Perusahaan Daerah Air Minum DKI Jakarta ( PAM Jaya ). Di dalam perjanjian konsesi tersebut, perusahaan mengambil alih seluruh fasilitas produksi dari PAM Jaya dan mengoperasikan fasilitas tersebut selama 25 tahun. Dengan demikian perusahaan bertanggung jawab untuk mengelola, mengoperasikan, memelihara, serta melakukan investasi untuk mengoptimalkan, menambah dan meningkatkan pelayanan air bersih di wilayah operasionalnya. Perusahaan memiliki fasilitas produksi berupa instalasi pengolahan air ( IPA ) di tiga lokasi dengan kapasitas produksi sebagai berikut: 1. IPA Buaran I : liter/detik 2. IPA Buaran II : liter/detik 3. IPA Pulo Gadung : liter/detik Untuk mendukung distribusi air bersih agar bisa menjangkau seluruh pelanggan, perusahaan memiliki pusat distribusi di Cilincing dan 4 pompa tekan yang berlokasi di Pasar Rebo, Sumur Batu, Sungai Bambu dan Tugu. Pompa tekan baru di Tugu merupakan instalasi pompa terbaru yang secara signifikan meningkatkan ketersediaan air di 11 kelurahan di wilayah Jakarta Utara. 30 Portofolio Pembiayaan september 2014 PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) 31

18 5. PORTOFOLIO PEMBIAYAAN SECARA SEKTORAL 5. PORTOFOLIO PEMBIAYAAN SECARA SEKTORAL 5.2 Sektor Jalan Tinjauan Singkat Sektor Jalan Proyek Rekonstruksi Jalan, Aceh Tengah Jalan Teraju-Batas Balai Bekuak, Sanggau Proyek Jalan, Klamono Kambuaya, Sorong Proyek Transportasi Arar, Sorong Proyek Jalan Dekai Oksibil, Papua Jalan Bypass-B Bandar Lampung Gambar 13 Peta Proyek Pembiayaan PT SMI di Sektor Jalan Jembatan Sungai Pumbiu, Sulawesi Barat Proyek Jembatan, Kali Api, Manokwari Proyek Jembatan Wariki, Manokwari Rata-rata pertumbuhan kendaraan bermotor 15% per tahun Bagi setiap negara, infrastruktur jalan merupakan elemen penting untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Adanya infrastruktur jalan akan membuat perekonomian suatu wilayah menjadi berkembang lebih cepat dibanding wilayah-wilayah yang tidak memiliki infrastruktur jalan, baik itu jalan tol, jalan nasional maupun jalan provinsi. Oleh karena itu, pembangunan infrastruktur jalan yang baik dan merata diharapkan dapat membantu pelaksanaan pembangunan yang merata di seluruh Indonesia. Dari data yang didapat dari Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah kendaraan bermotor di Indonesia pada tahun 2012 telah mencapai 94 juta kendaraan atau tumbuh dengan CAGR 15,1% dalam periode tahun 2004 sampai dengan tahun Pertumbuhan jumlah kendaraan tentunya harus diimbangi dengan pembangunan infrastruktur jalan yang baik dan terintegrasi. Jalan Jeneponto-Bantaeng, Sulawesi Selatan Proyek Underpass, Cibubur, Jakarta Jalan Tol Cikampek Palimanan Jawa Tengah Gambar 14 Perkembangan Jumlah Kendaraan Bermotor Menurut Jenis tahun Tahun Mobil Penumpang Bis Truk Sepeda Motor Jumlah (Sumber: Kantor Kepolisian Republik Indonesia, Badan Pusat Statistik (BPS)) 32 Portofolio Pembiayaan september 2014 PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) 33

19 5. PORTOFOLIO PEMBIAYAAN SECARA SEKTORAL 5. PORTOFOLIO PEMBIAYAAN SECARA SEKTORAL Kinerja Pembiayaan Sektor Jalan Gambar 15 Pembiayaan Pada Sektor Jalan (Rp) Di Indonesia, sektor jalan masih banyak terkonsentrasi di pulau Jawa. Frekuensi kendaraan yang lebih tinggi dibanding pulau-pulau lainnya membuat sektor jalan berkembang lebih pesat di Jawa. Saat ini terdapat proyek besar untuk jalan tol yang menghubungkan kota-kota di pulau Jawa yaitu Tol Trans Jawa sepanjang km. Jaringan jalan tol Trans Jawa terbagi atas 5 koridor utama, yaitu Koridor Merak Jakarta Cikampek (telah beroperasi), Koridor Cikampek Cirebon (belum beroperasi), Koridor Cirebon Semarang (beroperasi sebagian kecil), Koridor Semarang Surabaya (belum beroperasi) dan Koridor Surabaya Banyuwangi (beroperasi sebagian kecil). Dibandingkan dengan sektor-sektor infrastruktur lainnya, sektor jalan memiliki tenor pembiayaan yang lebih panjang karena biaya investasi yang cukup besar. Sektor ini masih cukup menjanjikan karena pertumbuhan kendaraan penumpang maupun angkutan barang yang terus meningkat seiring dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi. Sektor ini memiliki kaitan erat dengan pertumbuhan industriindustri lainnya seperti otomotif dan migas. Pertumbuhan sektor jalan terkoneksi dengan pertumbuhan pada industri-industri lain CAGR Desember 2010-September 2014 Komitmen 98,0 % Outstanding 150,5 % Rp Miliar Des-2010 Des-2011 Des-2012 Des-2013 Sep-2014 Komitmen Outstanding Pada tahun 2011, PT SMI mulai menjajaki sektor infrastruktur jalan dengan memberikan pembiayaan kepada salah satu BUMN Karya dalam bentuk Pembiayaan Modal Kerja untuk pembangunan jalan Jeneponto-Bantaeng di Sulawesi Selatan sebesar Rp 20 miliar. PT SMI mulai terjun ke sektor infrastruktur jalan tol pada akhir tahun 2012 melalui pembiayaan sebesar Rp 300 miliar kepada operator jalan tol seksi Cikampek-Palimanan sepanjang 116,4 km. Proyek ini merupakan bagian dari proyek besar jalan tol Trans Jawa. Penarikan pertama dimulai pada bulan Juni 2013 sebesar Rp 31 miliar. Sampai dengan September tahun 2014 posisi outstanding untuk proyek ini sudah mencapai Rp 145 miliar. 34 Portofolio Pembiayaan september 2014 PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) 35

20 5. PORTOFOLIO PEMBIAYAAN SECARA SEKTORAL 5. PORTOFOLIO PEMBIAYAAN SECARA SEKTORAL Rencana penentuan lintasan jalan (alignment) proyek akan dimulai di Cikopo ke arah timur berturut-turut melintasi 2 kecamatan dan 5 desa di Kabupaten Purwakarta. Alignment selanjutnya akan melewati Kecamatan Pabuaran sebagai pintu masuk Kabupaten Subang dan selanjutnya melewati Kabupaten Indramayu, Kabupaten Majalengka dan berakhir di Kecamatan Palimanan, Kabupaten Cirebon Tinjauan Profil Portofolio Pembiayaan pada Proyek Sektor Jalan Proyek : Pembiayaan Jalan Tol Cikampek Palimanan Lokasi : Jawa Barat Keterangan : Masa konsesi 35 tahun Panjang jalan 116,75 km (STA s/d STA ). Merupakan bagian dari jaringan tol Trans Jawa Lokasi proyek seluruhnya masuk dalam area Provinsi Jawa Barat, berawal dari Cikampek, Kabupaten Karawang (km 91,50) dan berakhir di Palimanan, Kabupaten Cirebon (km 207,174). Jalan tol ruas Cikampek - Palimanan diharapkan mampu mendukung jalan pantai utara Jawa Barat (Jalur Pantura) yang merupakan jalan antar kota utama. Jalur Pantura banyak dilalui untuk mobilitas penumpang dan barang dari Jawa bagian barat menuju Jawa bagian tengah dan timur. Jalan tol ruas Cikampek Palimanan memiliki panjang 116,20 km, yang terbagi dalam 6 seksi sebagai berikut: Seksi 1 : Cikopo Kalijati (26,0 km) Seksi 2 : Kalijati Subang (12,0 km) Seksi 3 : Subang Cikedung (28,5 km) Seksi 4 : Cikedung Kertajati (21,0 km) Seksi 5 : Kertajati Sumberjaya (15,5 km) Seksi 6A : Sumberjaya Panjalinkidul (9,0 km) Seksi 6B: Panjalinkidul Palimanan (4,2 km) Ruas tol Cikampek-Palimanan merupakan bagian dari jaringan tol Trans Jawa Proyek jalan tol ruas Cikampek Palimanan ini akan menghubungkan ruas jalan tol Jakarta Cikampek di sebelah barat (sepanjang 73 km, dioperasikan oleh PT Jasamarga sejak tahun 1988) dan ruas jalan tol Palimanan Kanci (sepanjang 28 km, dioperasikan oleh PT Jasamarga sejak tahun 1998) dan Kanci Pejagan (sepanjang 35 km, dioperasikan oleh Group MNC sejak tahun 2012) di sebelah timur. 36 Portofolio Pembiayaan september 2014 PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) 37

21 5. PORTOFOLIO PEMBIAYAAN SECARA SEKTORAL 5. PORTOFOLIO PEMBIAYAAN SECARA SEKTORAL 5.3 Sektor Ketenagalistrikan Tinjauan Singkat Sektor Ketenagalistrikan PLTA Asahan, Sumatera Utara Gambar 16 Peta Proyek Pembiayaan PT SMI di Sektor Ketenagalistrikan Kebutuhan listrik Nasional diperkirakan akan tumbuh 8-10%per tahun Bagi negara berkembang seperti Indonesia, listrik merupakan elemen penting untuk mendukung percepatan pertumbuhan ekonomi. Ketersediaan pasokan listrik yang cukup dan memadai menjadi menjadi kunci untuk dapat bersaing di dunia internasional. Saat ini Indonesia masih mengalami defisit daya yang menyebabkan adanya pemadaman listrik di beberapa daerah. Secara umum, kebutuhan listrik tertinggi di Indonesia berada di wilayah Jawa-Bali dengan total daya 132,1 TWH atau sekitar 76% dari total daya seluruh Indonesia berdasarkan data tahun PLTMH Tara Bintang, Sumatera Utara PLTA, Humbahas, Sumatera Utara PLTG Tanjung Uncang, Batam PLTMH Solok Selatan, Sumatera Barat Kebutuhan listrik di Indonesia diperkirakan masih akan tumbuh secara signifikan dalam beberapa tahun ke depan. Dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PLN , diperkirakan pertumbuhan kebutuhan listrik di Indonesia sebesar 10% pada tahun 2014 dengan estimasi pelanggan sebesar 56,8 juta. PLTMH Lebong, Bengkulu PLTMH Lebak, Banten Gambar 17 Penjualan Tenaga Listrik PLN (TWH) Wilayah *) Rata-rata Indonesia Pertumbuhan % Proyek Tanjung Batu Bangka Belitung PLTMH Banjarnegara, Jawa Tengah PLTGB, Kutai Barat PLTU, Gorontalo PLTMH Mobuya, Sulawesi Utara Jawa-Bali Pertumbuhan % Sumatera Pertumbuhan % Kalimantan Pertumbuhan % Sulawesi Pertumbuhan % Maluku, Papua & Nusa Tenggara Pertumbuhan % *Data realisasi s.d. Sept 2013 terhadap Jan-Sept 2012 (Sumber: RUPTL PLN , telah diolah kembali) 38 Portofolio Pembiayaan september 2014 PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) 39

22 5. PORTOFOLIO PEMBIAYAAN SECARA SEKTORAL 5. PORTOFOLIO PEMBIAYAAN SECARA SEKTORAL RUPTL PLN mengestimasikan kebutuhan listrik untuk tahun 2014 sebesar 207,8 TWH untuk seluruh Indonesia dengan rincian wilayah Indonesia timur sebesar 21,2 TWH, Indonesia barat sebesar 29,4 TWH dan Jawa-Bali sebesar 157,2 TW. Target elektrifikasi adalah sebesar 82,6% untuk tahun 2014 dan 97,7% di tahun 2022 untuk seluruh Indonesia. Sampai dengan tahun 2022, total kebutuhan investasi pembangunan infrastruktur kelistrikan PLN dan IPP (Independent Power Producers) diperkirakan sebesar USD 125,2 miliar dengan partisipasi swasta sebesar USD 54,1 miliar atau sekitar 43% dari kebutuhan investasi. Penggunaan kebutuhan dana investasi sebesar USD 91,3 miliar akan digunakan untuk pembangkit listrik, sedangkan sisanya akan digunakan untuk penyaluran dan distribusi. Perencanaan ini terutama dibutuhkan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi sekitar 6% per tahun. Untuk kedepannya, partisipasi listrik swasta masih sangat dibutuhkan dengan porsi listrik swasta yang cukup besar untuk pengembangan ketenagalistrikan di Indonesia, tetapi permasalahan yang sering didapati dalam pengembangan listrik swasta adalah mundurnya financial close, government guarantee, pembebasan lahan dan sebagainya. (Berdasarkan RUPTL PLN ) Gambar 18 Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik RUPTL Tahun Sales (TWh) (Sumber: RUPTL PLN , telah diolah kembali) Partisipasi listrik swasta masih sangat dibutuhkan untuk pengembangan kelistrikan di Indonesia Kinerja Pembiayaan Sektor Ketenagalistrikan Gambar 19 Pembiayaan Pada Sektor Ketenagalistrikan Dengan Mata Uang Rupiah Rp Miliar Gambar 20 Pembiayaan Pada Sektor Ketenagalistrikan Dengan Mata Uang US Dollar 859 Des-2010 Des-2011 Des-2012 Des-2013 Sep-2014 Komitmen Outstanding Rp Miliar Des-2010 Des-2011 Des-2012 Des-2013 Sep Komitmen Outstanding 40 Portofolio Pembiayaan september 2014 PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) 41

23 5. PORTOFOLIO PEMBIAYAAN SECARA SEKTORAL 5. PORTOFOLIO PEMBIAYAAN SECARA SEKTORAL Sejak awal berdirinya, sektor ketenagalistrikan telah menjadi tulang punggung PT SMI untuk pendapatan pembiayaan. Mulai tahun 2010 sampai dengan tahun 2013, komitmen pembiayaan pada sektor ini selalu memiliki porsi yang terbesar dibandingkan dengan sektor lainnya. Sampai dengan tahun 2012, pembiayaan pada sektor ini didominasi pembiayaan dengan mata uang Rupiah dan baru pada tahun 2013 mulai ada pembiayaan ketenagalistrikan dengan mata uang US Dollar. CAGR (Rp) Desember 2010-September 2014 Komitmen 24,7 % Outstanding 47,9 % Secara umum jenis pembangkit listrik yang telah dibiayai PT SMI adalah pembangkit-pembangkit yang menggunakan tenaga air, gas bumi dan batubara. Sampai dengan September tahun 2014 total komitmen sektor ketenagalistrikan mencapai Rp 577 miliar dengan outstanding Rp 373 miliar dan komitmen USD 102 juta dengan outstanding USD 81 juta. Tahun 2013 mulai ada pembiayaan sektor ketenagalistrikan dengan menggunakan mata uang USD PLTU Molotabu membantu mengurangi defisit daya di Gorontalo Tinjauan Profil Portofolio Pembiayaan pada Proyek Sektor Ketenagalistrikan Proyek : Pembangkit Tenaga Listrik Molotabu Lokasi : Gorontalo Keterangan : Pembangkit tenaga listrik uap dengan kapasitas 2 x 10.5 MW Pembangunan proyek infrastruktur di Provinsi PLTU Molotabu berlokasi di Desa Molotabu, Kabupaten Gorontalo terus dipacu untuk dapat mengejar Bone Bolango, Provinsi Gorontalo dengan jarak ketertinggalan dari provinsi lain. Menurut RUPTL PLN pada beberapa tahun terakhir ekonomi Gorontalo berhasil tumbuh lebih dari 7% per tahunnya dan hal ini mendorong meningkatnya sekitar 20 km dari Kota Gorontalo. Jaringan transmisi direncanakan akan masuk ke tegangan 150 kv milik PT PLN melalui Gardu Induk Botupingge dengan panjang jalur transmisi sepanjang 18 km. kebutuhan pasokan listrik secara signifikan. 42 Portofolio Pembiayaan september 2014 PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) 43

24 5. PORTOFOLIO PEMBIAYAAN SECARA SEKTORAL 5. PORTOFOLIO PEMBIAYAAN SECARA SEKTORAL PLTU memiliki fasilitas jetty yang akan digunakan untuk kepentingan pengangkutan batubara. PLTU Molotabu dioperasikan dengan tenaga operator sebagian besar berasal dari Gorontalo. Untuk pengerjaan proyek tersebut, PLTU menggunakan mesin dan peralatan, turbin dan generator dari Jinan, serta boiler dari Wuxi, semuanya berasal dari Cina. Gambar 21 Peta Proyek Pembiayaan PT SMI di Sektor Minyak & Gas Bumi 5.4 Sektor Minyak & Gas Bumi Tinjauan Singkat Sektor Minyak & Gas Bumi Berdasarkan rencana pengembangan sistem kelistrikan PLN untuk tahun , PLTU Molotabu termasuk salah satu dari 31 proyek pembangunan pembangkit listrik yang diprogramkan oleh PLN di Sulawesi. Terminal LPG, Semarang 44 Portofolio Pembiayaan september 2014 PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) 45

25 5. PORTOFOLIO PEMBIAYAAN SECARA SEKTORAL 5. PORTOFOLIO PEMBIAYAAN SECARA SEKTORAL Pada saat ini, kebutuhan energi nasional masih bergantung pada sumber energi yang berasal dari fosil dan gas bumi sebesar 94%, terdiri dari minyak bumi sebesar 47%, gas bumi sebesar 21% dan batu bara sebesar 26%. Dalam cetak biru target komposisi bauran energi nasional, Pemerintah merencanakan untuk mengurangi ketergantungan pada minyak bumi dan meningkatkan penggunaan gas bumi serta meningkatkan pemanfaatan energi terbarukan seperti tertuang pada Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun Diharapkan pada bauran energi di tahun 2025 pemanfaatan energi minyak bumi adalah sebesar 20%, gas bumi 30%, batubara 33% dan energi terbarukan 17% (biofuel 5%, panas bumi 5%, biomasa nuklir air surya angin 5% dan batubara yang dicairkan 2%). Kebutuhan energi nasional masih bergantung pada minyak dan gas bumi Gambar 22 Cetak Biru Pengelolaan Energi Nasional % 17% Bauran Energi 2025 Minyak Bumi Batubara Gas Bumi 20% 30% Energi Terbarukan Menurut data dari situs Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi, total cadangan minyak bumi terus menurun sejak tahun 2006 sampai dengan tahun 2012 dari angka 8,93 miliar barel ke angka 7,40 miliar barel. Hal ini sejalan dengan produksi minyak bumi yang juga menurun dari ribu barel pada tahun 2006 menjadi ribu barel pada tahun Di masa mendatang, pengembangan sejumlah proyek baru seperti beroperasinya Blok Cepu yang ditargetkan mulai beroperasi penuh pada tahun 2014 dan pengembangan Blok South Mahakam diharapkan dapat menambah produksi minyak bumi nasional. Berdasarkan data British Petroleum Statistical Review of World Energy bulan Juni 2013, produksi minyak bumi Indonesia tahun 2012 sebesar barrel oil per day ( bopd ) atau 1,1% dari total produksi minyak bumi dunia yang mencapai bopd. Sedangkan produksi gas alam Indonesia tahun 2012 sebesar 71,1 miliar m3 atau 2,1% dari total produksi gas bumi dunia yang mencapai 3.363,9 miliar m3. (Sumber: Perpres No 5 Tahun 2006, telah diolah kembali) Dibutuhkan eksplorasi blok dan sumur baru untuk dapat menambah produksi minyak bumi nasional 46 Portofolio Pembiayaan september 2014 PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) 47

26 5. PORTOFOLIO PEMBIAYAAN SECARA SEKTORAL 5. PORTOFOLIO PEMBIAYAAN SECARA SEKTORAL Kinerja Pembiayaan Sektor Minyak dan Gas Bumi Gambar 23 Pembiayaan Pada Sektor Minyak dan Gas Bumi Dengan Mata Uang Rupiah Rp Miliar Des-2010 Des-2011 Des-2012 Des-2013 Sep-2014 Komitmen Outstanding Gambar 24 Pembiayaan Pada Sektor Minyak & Gas Bumi Dengan Mata Uang US Dollar Pembiayaan PT SMI pada sektor minyak dan gas bumi terbagi menjadi 2, yaitu pembiayaan dalam mata uang Rupiah dan US Dollar. Ditahun 2010, PT SMI membiayai 2 debitur yaitu untuk pembiayaan pipa gas di Tuban dan untuk modal kerja jasa logistik. Total komitmen pembiayaan keduanya mencapai Rp 68 miliar. Pada akhir tahun 2012 seluruh pembiayaan pada sektor ini berubah kedalam mata uang US Dollar seiring berakhirnya masa kerja sama dengan kedua debitur tersebut dan masuknya tiga debitur baru yang menambah portofolio pembiayaan PT SMI dalam sektor ini. dengan total komitmen USD 52,5 juta dan nilai outstanding USD 49 juta per Desember Di tahun 2013 masuk satu debitur baru dengan nilai komitmen sebesar USD 9,4 juta untuk pembangunan kilang minyak di Bojonegoro Jawa Timur. Tercatat sampai dengan saat ini total debitur yang telah berhasil bekerja sama dengan PT SMI di sektor ini sebanyak 6 debitur. Proyek-proyek yang telah dibiayai dalam sektor minyak dan gas bumi meliputi pipa gas, FSO (Floating, Storage, Offloading) dan fasilitas pendukung. CAGR (USD) Desember 2011-September 2014 Komitmen 79,5 % USD Juta Outstanding 65,6 % Des-2010 Des-2011 Des-2012 Des-2013 Sep-2014 Komitmen Outstanding 48 Portofolio Pembiayaan september 2014 PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) 49

27 5. PORTOFOLIO PEMBIAYAAN SECARA SEKTORAL 5. PORTOFOLIO PEMBIAYAAN SECARA SEKTORAL Penemuan ladang minyak Banyu Urip diumumkan pada bulan April 2001 dan merupakan proyek pertama yang dikembangkan setelah penandatanganan KKS. Ladang minyak Banyu Urip memiliki desain dengan kapasitas produksi minyak mentah hingga bopd dan diperkirakan memiliki kandungan minyak mentah lebih dari barrel. Hasil Produksi Kilang Minyak Bojonegoro: High Speed Diesel (HSD), Straight Run Gasoline (SRG), Vacuum Tower Bottom (VTB) atau Heavy Vacuum Gas Oil (HVGO) Proyek Oil Refinery terletak pada lokasi yang cukup strategis, yaitu 5 km dari ladang minyak Banyu Urip dan 130 km dari industrial real estate. Pasokan minyak bumi dialirkan dari lokasi ladang minyak Banyu Urip melalui pipa sepanjang 5,2 km ke lokasi kilang minyak Tinjauan Profil Portofolio Pembiayaan pada Proyek Sektor Minyak & Gas Bumi Proyek : Pengolahan Minyak Bumi Lokasi : Jawa Timur Keterangan : Merupakan proyek strategis sebagai bagian dari ketahanan bahan bakar minyak di Jawa Timur Proyek pengolahan minyak bumi ini dibangun tahun 2008 dan terletak di Desa Sumengko, Kecamatan Kalitidu, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur ( Proyek Oil Refinery ). Proyek Oil Refinery ini awalnya memiliki kapasitas produksi minyak mentah sebesar bopd dan saat ini telah meningkat menjadi bopd. Proyek Oil Refinery memproses minyak mentah menjadi bahan bakar minyak dan produk lain yang menjadi bahan baku untuk industri petrokimia. Minyak mentah yang diproses oleh perusahaan berasal dari ladang minyak Banyu Urip, Cepu, Jawa Tengah yang merupakan pengembangan dari Blok Cepu yang dilakukan oleh salah satu perusahaan migas bersama-sama dengan PT Pertamina dan beberapa BUMD melalui Kontrak Kerja Sama ( KKS ) Cepu yang ditandatangani pada tanggal 17 September 2005 dan memiliki jangka waktu selama 30 tahun. 50 Portofolio Pembiayaan september 2014 PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) 51

28 5. PORTOFOLIO PEMBIAYAAN SECARA SEKTORAL 5. PORTOFOLIO PEMBIAYAAN SECARA SEKTORAL 5.5 Sektor Telekomunikasi Tinjauan Singkat Sektor Telekomunikasi Gambar 25 Peta Proyek Pembiayaan PT SMI di Sektor Telekomunikasi Industri telekomunikasi diperkirakan masih akan berkembang dan memiliki potensi pasar yang cukup besar. Wilayah Indonesia yang luas ditambah jumlah penduduk yang besar membuat industri telekomunikasi menjadi penting untuk terus dikembangkan. Pasar yang menjanjikan dan perkembangan teknologi banyak mendorong tumbuhnya sektor infrastruktur ini. Peningkatan populasi memegang peranan penting dalam perkembangan sektor telekomunikasi Gambar 26 Pertumbuhan Pasar Seluler - BTS Tower diseluruh Indonesia - Pembiayaan Modal Kerja pada Sektor Telekomunikasi Dari Laporan Tahunan 2012 Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia, terlihat pertumbuhan pada industri telekomunikasi khususnya pada pasar seluler masih diproyeksikan meningkat meski diperkirakan pertumbuhannya akan mulai melandai. Adapun 3 produk utama dari industri seluler ini adalah layanan suara, layanan teks dan layanan data. Dalam beberapa tahun belakangan ini penetrasi produk layanan data pun semakin meningkat, seiring bertumbuh pesatnya pengguna internet di Indonesia dan berkembangnya teknologi secara global Data Market Review Data Forecast (Sumber: Laporan Tahunan 2012 Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Pos dan Informatika Kementrian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia) 52 Portofolio Pembiayaan september 2014 PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) 53

29 5. PORTOFOLIO PEMBIAYAAN SECARA SEKTORAL 5. PORTOFOLIO PEMBIAYAAN SECARA SEKTORAL Kinerja Pembiayaan Sektor Telekomunikasi Gambar 27 Pembiayaan Pada Sektor Telekomunikasi Tinjauan Profil Portofolio Pembiayaan pada Proyek Sektor Telekomunikasi Proyek : Pembiayaan Menara Base Transceiver Station (BTS) Lokasi : Seluruh Indonesia Keterangan : Bagian dari sindikasi senilai Rp 3 triliun Pembiayaan untuk pembangunan menara telekomunikasi baru Rp Miliar Des-2010 Des-2011 Des-2012 Des-2013 Sep-2014 Komitmen Outstanding Pada September 2014 sektor telekomunikasi adalah salah satu sektor yang memiliki komitmen terbesar dari portofolio komitmen pembiayaan dengan mata Pada awal tahun 2014 ini PT SMI memberikan pembiayaan dana talangan kepada debitur baru sebesar Rp 136 miliar untuk pembelian salah satu uang Rupiah, yakni sebesar Rp 550 miliar dengan perusahaan pengelola menara telekomunikasi. outstanding Rp 535 miliar. Pembiayaan pada sektor ini dimulai pada tahun 2011 dengan komitmen pembiayaan proyek menara telekomunikasi sebesar Sampai September 2014 jumlah debitur yang telah mendapatkan pembiayaan dari PT SMI dalam sektor telekomunikasi adalah 4 perusahaan. Rp 200 miliar. Pada tahun 2013 PT SMI juga telah menambah jumlah debitur dalam sektor ini untuk pembiayaan menara telekomunikasi dan pembiayaan belanja modal. CAGR Desember 2011-September 2014 Komitmen 44,5 % Desember 2012-September 2014 Outstanding 118,7 % Merupakan salah satu penyedia jasa penyewaan menara telekomunikasi utama di DKI Jakarta Dari sisi jumlah menara dan kapitalisasi pasar, perusahaan ini adalah perusahaan penyewaan menara telekomunikasi ketiga terbesar di Indonesia. Pembiayaan ini adalah bagian dari pendanaan sindikasi lembaga keuangan untuk pembangunan dan akuisisi menara telekomunikasi untuk meningkatkan penyebaran menaranya. Perusahaan ini merupakan salah satu dari tiga penyedia jasa penyewaan menara telekomunikasi utama di wilayah Provinsi DKI Jakarta dan salah satu dari dua penyedia jasa penyewaan menara telekomunikasi di Sumatera Utara yang ditunjuk oleh Pemerintah. Pada posisi bulan Maret 2013, mayoritas menara yang dimiliki perusahaan berlokasi di pulau Jawa (49,76%), pulau Bali (34,70%), pulau Sumatera (7,99%) dan daerah-daerah lainnya (7,55%). Jumlah penyewa infrastruktur telekomunikasi perusahaan mengalami peningkatan dari penyewa (2010) menjadi penyewa (Q1-2013). Tenancy ratio juga mengalami peningkatan dari 1,38x (2010) menjadi 1,82x (Q1-2013) atau hampir terdapat dua penyewa pada setiap menaranya. 54 Portofolio Pembiayaan september 2014 PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) 55

RINGKASAN PORTOFOLIO IIF Sampai dengan Desember 2016

RINGKASAN PORTOFOLIO IIF Sampai dengan Desember 2016 RINGKASAN PORTOFOLIO IIF Sampai dengan Desember 2016 Sektor Ketenagalistrikan (ES) 1. Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) IIF bertindak sebagai Mandated Lead Arranger pembiayaan senior loan senilai US$

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam memenuhi kebutuhan listrik nasional, penyediaan tenaga listrik di

BAB I PENDAHULUAN. Dalam memenuhi kebutuhan listrik nasional, penyediaan tenaga listrik di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam memenuhi kebutuhan listrik nasional, penyediaan tenaga listrik di Indonesia tidak hanya semata-mata dilakukan oleh PT PLN (Persero) saja, tetapi juga dilakukan

Lebih terperinci

EFISIENSI OPERASIONAL PEMBANGKIT LISTRIK DEMI PENINGKATAN RASIO ELEKTRIFIKASI DAERAH

EFISIENSI OPERASIONAL PEMBANGKIT LISTRIK DEMI PENINGKATAN RASIO ELEKTRIFIKASI DAERAH EFISIENSI OPERASIONAL PEMBANGKIT LISTRIK DEMI PENINGKATAN RASIO ELEKTRIFIKASI DAERAH Abstrak Dalam meningkatkan rasio elektrifikasi nasional, PLN telah melakukan banyak upaya untuk mencapai target yang

Lebih terperinci

Materi Paparan Menteri ESDM Strategi dan Implementasi Program MW: Progres dan Tantangannya

Materi Paparan Menteri ESDM Strategi dan Implementasi Program MW: Progres dan Tantangannya Materi Paparan Menteri ESDM Strategi dan Implementasi Program 35.000 MW: Progres dan Tantangannya Bandung, 3 Agustus 2015 Kementerian ESDM Republik Indonesia 1 Gambaran Umum Kondisi Ketenagalistrikan Nasional

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS KEBIJAKAN FIT (FEED IN TARIFF) ENERGI BARU DAN TERBARUKAN DI INDONESIA. Nanda Avianto Wicaksono dan Arfie Ikhsan Firmansyah

EFEKTIVITAS KEBIJAKAN FIT (FEED IN TARIFF) ENERGI BARU DAN TERBARUKAN DI INDONESIA. Nanda Avianto Wicaksono dan Arfie Ikhsan Firmansyah EFEKTIVITAS KEBIJAKAN FIT (FEED IN TARIFF) ENERGI BARU DAN TERBARUKAN DI INDONESIA Nanda Avianto Wicaksono dan Arfie Ikhsan Firmansyah Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Ketenagalistrikan, Energi

Lebih terperinci

Pemanfaatan Dukungan Pemerintah terhadap PLN dalam Penyediaan Pasokan Listrik Indonesia

Pemanfaatan Dukungan Pemerintah terhadap PLN dalam Penyediaan Pasokan Listrik Indonesia Pemanfaatan Dukungan Pemerintah terhadap PLN dalam Penyediaan Pasokan Listrik Indonesia Abstrak Dalam menjamin tersedianya pasokan listrik bagi masyarakat, pemerintah telah melakukan berbagai upaya mendukung

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK

KEBIJAKAN PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DIREKTORAT JENDERAL KETENAGALISTRIKAN KEBIJAKAN PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK Insider Forum Series Indonesia Energy Roadmap 2017 2025 Jakarta, 25 Januari 2017 I Kondisi

Lebih terperinci

SMI s Insight Triwulan II

SMI s Insight Triwulan II SMI s Insight 2016 - Triwulan II Untuk memenuhi pertumbuhan kebutuhan listrik sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi nasional dan mencapai target rasio elektrifikasi, diperlukan tambahan kapasitas sekitar

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi Indonesia menempatkan Indonesia sebagai salah satu negara dengan potensi ekonomi yang cukup kuat di Asia. Pertumbuhan ekonomi Indonesia masih mampu tumbuh

Lebih terperinci

DEWAN ENERGI NASIONAL OUTLOOK ENERGI INDONESIA 2014

DEWAN ENERGI NASIONAL OUTLOOK ENERGI INDONESIA 2014 OUTLOOK ENERGI INDONESIA 2014 23 DESEMBER 2014 METODOLOGI 1 ASUMSI DASAR Periode proyeksi 2013 2050 dimana tahun 2013 digunakan sebagai tahun dasar. Target pertumbuhan ekonomi Indonesia rata-rata sebesar

Lebih terperinci

PENGELOLAAN KEWAJIBAN KONTINJENSI TAHUN ANGGARAN 2011

PENGELOLAAN KEWAJIBAN KONTINJENSI TAHUN ANGGARAN 2011 PENGELOLAAN KEWAJIBAN KONTINJENSI TAHUN ANGGARAN 2011 DIREKTORAT STRATEGI DAN PORTOFOLIO UTANG DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN UTANG KEMENTERIAN KEUANGAN DESEMBER 2011 00 Pendahuluan Dalam rangka mendukung

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK DAN PEMANFAATAN ENERGI

KEBIJAKAN PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK DAN PEMANFAATAN ENERGI KEBIJAKAN PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK DAN PEMANFAATAN ENERGI J. PURWONO Direktorat Jenderal Listrik dan Pemanfaatan Energi Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral Disampaikan pada: Pertemuan Nasional Forum

Lebih terperinci

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DIREKTORAT JENDERAL ENERGI BARU TERBARUKAN DAN KONSERVASI ENERGI

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DIREKTORAT JENDERAL ENERGI BARU TERBARUKAN DAN KONSERVASI ENERGI KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DIREKTORAT JENDERAL ENERGI BARU TERBARUKAN DAN KONSERVASI ENERGI Disampaikan pada Dialog Energi Tahun 2017 Jakarta, 2 Maret 2017 1 Outline paparan I. Potensi

Lebih terperinci

V. PENGEMBANGAN ENERGI INDONESIA DAN PELUANG

V. PENGEMBANGAN ENERGI INDONESIA DAN PELUANG V. PENGEMBANGAN ENERGI INDONESIA 2015-2019 DAN PELUANG MEMANFAATKAN FORUM G20 Siwi Nugraheni Abstrak Sektor energi Indonesia mengahadapi beberapa tantangan utama, yaitu kebutuhan yang lebih besar daripada

Lebih terperinci

Rencana Pengembangan Energi Baru Terbarukan dan Biaya Pokok Penyediaan Tenaga Listrik Dialog Energi Tahun 2017

Rencana Pengembangan Energi Baru Terbarukan dan Biaya Pokok Penyediaan Tenaga Listrik Dialog Energi Tahun 2017 Rencana Pengembangan Energi Baru Terbarukan dan Biaya Pokok Penyediaan Tenaga Listrik Dialog Energi Tahun 2017 Jakarta, 2 Maret 2017 Pengembangan Energi Nasional Prioritas pengembangan Energi nasional

Lebih terperinci

PEMBIAYAAN INVESTASI SEBAGAI UPAYA MEMPERCEPAT PENYELENGGARAAN INFRASTRUKTUR BERKELANJUTAN

PEMBIAYAAN INVESTASI SEBAGAI UPAYA MEMPERCEPAT PENYELENGGARAAN INFRASTRUKTUR BERKELANJUTAN PEMBIAYAAN INVESTASI SEBAGAI UPAYA MEMPERCEPAT PENYELENGGARAAN INFRASTRUKTUR BERKELANJUTAN Oleh: Emma Sri Martini, S.T. Direktur Utama PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) Pembiayaan Investasi Proyek

Lebih terperinci

RENCANA USAHA PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK (RUPTL) DAN PROGRAM PEMBANGUNAN PEMBANGKIT MW. Arief Sugiyanto

RENCANA USAHA PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK (RUPTL) DAN PROGRAM PEMBANGUNAN PEMBANGKIT MW. Arief Sugiyanto RENCANA USAHA PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK (RUPTL) 2015-2024 DAN PROGRAM PEMBANGUNAN PEMBANGKIT 35.000 MW Arief Sugiyanto Divisi Perencanaan Sistem, PT PLN (Persero) arief.sugiyanto@pln.co.id S A R I Pembangunan

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 75 TAHUN 2014 TENTANG PERCEPATAN PENYEDIAAN INFRASTRUKTUR PRIORITAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 75 TAHUN 2014 TENTANG PERCEPATAN PENYEDIAAN INFRASTRUKTUR PRIORITAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 75 TAHUN 2014 TENTANG PERCEPATAN PENYEDIAAN INFRASTRUKTUR PRIORITAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa Percepatan

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2006 TENTANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2006 TENTANG PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2006 TENTANG PENUGASAN KEPADA PT. PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA (PERSERO) UNTUK MELAKUKAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK YANG MENGGUNAKAN

Lebih terperinci

Gambar 3.1. Struktur Perusahaan

Gambar 3.1. Struktur Perusahaan BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 3.1. Sejarah Singkat PT. X Berdasarkan data yang diperoleh melalui Laporan Tahunan 2009, PT. X didirikan pada 9 Juni 1980 di bawah hukum Republik Indonesia dan memulai usahanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN)

BAB I PENDAHULUAN. Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) mengungkapkan pada 2015 ini diperkirakan jumlah penduduk Indonesia sekitar 250 juta jiwa dengan pertumbuhan

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF INDONESIA ENERGY OUTLOOK 2008

RINGKASAN EKSEKUTIF INDONESIA ENERGY OUTLOOK 2008 RINGKASAN EKSEKUTIF INDONESIA ENERGY OUTLOOK 2008 Indonesia Energy Outlook (IEO) 2008 disusun untuk menggambarkan kecenderungan situasi permintaan dan penyediaan energi Indonesia hingga 2030 dengan mempertimbangkan

Lebih terperinci

PERCEPATAN PROYEK INFRASTRUKTUR KPBU SPAM UMBULAN MENCAPAI FINANCIAL CLOSE DALAM 6 BULAN

PERCEPATAN PROYEK INFRASTRUKTUR KPBU SPAM UMBULAN MENCAPAI FINANCIAL CLOSE DALAM 6 BULAN PROYEK STRATEGIS NASIONAL PERCEPATAN PROYEK INFRASTRUKTUR KPBU SPAM UMBULAN MENCAPAI FINANCIAL CLOSE DALAM 6 BULAN Jakarta, 30 Desember 2016 - Pemerintah dan Badan Usaha pada hari ini berhasil mempercepat

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 16/21/PBI/2014 TENTANG PENERAPAN PRINSIP KEHATI-HATIAN DALAM PENGELOLAAN UTANG LUAR NEGERI KORPORASI NONBANK

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 16/21/PBI/2014 TENTANG PENERAPAN PRINSIP KEHATI-HATIAN DALAM PENGELOLAAN UTANG LUAR NEGERI KORPORASI NONBANK PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 16/21/PBI/2014 TENTANG PENERAPAN PRINSIP KEHATI-HATIAN DALAM PENGELOLAAN UTANG LUAR NEGERI KORPORASI NONBANK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

Disampaikan pada Seminar Nasional Optimalisasi Pengembangan Energi Baru dan Terbarukan Menuju Ketahanan Energi yang Berkelanjutan

Disampaikan pada Seminar Nasional Optimalisasi Pengembangan Energi Baru dan Terbarukan Menuju Ketahanan Energi yang Berkelanjutan KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA Disampaikan pada Seminar Nasional Optimalisasi Pengembangan Energi Baru dan Terbarukan Menuju Ketahanan Energi yang Berkelanjutan Direktorat

Lebih terperinci

PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR SEKTOR ESDM

PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR SEKTOR ESDM REPUBLIK INDONESIA PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR SEKTOR ESDM Bahan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Pada Acara Mandiri Investment Forum (MIF) 2015- Infrastructure: Executing The Plan KEMENTERIAN ENERGI

Lebih terperinci

BERITA PERS. Pendapatan Saratoga Tumbuh 55% Menjadi Rp 3,7 Triliun Pada 2013

BERITA PERS. Pendapatan Saratoga Tumbuh 55% Menjadi Rp 3,7 Triliun Pada 2013 BERITA PERS Dapat Diterbitkan Segera Pendapatan Saratoga Tumbuh 55% Menjadi Rp 3,7 Triliun Pada 2013 Saratoga menargetkan investasi baru sebesar US$ 100 150 juta di tahun 2014 untuk perkuat portofolio

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.662, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN NEGARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/BAPPENAS Kerjasama Pemerintah. Badan Usaha. Infrastruktur. Panduan Umum. PERATURAN MENTERI NEGARA PERENCANAAN

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.363, 2016 EKONOMI. Penyediaan Infrastruktur. Prioritas. Percepatan. Perubahan. PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 122 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN

Lebih terperinci

Kebijakan Pemerintah Di Sektor Energi & Ketenagalistrikan

Kebijakan Pemerintah Di Sektor Energi & Ketenagalistrikan Kebijakan Pemerintah Di Sektor Energi & Ketenagalistrikan DIREKTORAT JENDERAL LISTRIK DAN PEMANFAATAN ENERGI DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL Kebijakan Pemerintah Di Sektor Energi dan Pembangkitan

Lebih terperinci

OPSI NUKLIR DALAM BAURAN ENERGI NASIONAL

OPSI NUKLIR DALAM BAURAN ENERGI NASIONAL KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA OPSI NUKLIR DALAM BAURAN ENERGI NASIONAL Konferensi Informasi Pengawasan Oleh : Direktur Aneka Energi Baru dan Energi Terbarukan Jakarta, 12

Lebih terperinci

2 Keseluruhan kondisi tersebut menyebabkan meningkatnya risiko penurunan capacity to repay (default) dari ULN Korporasi Nonbank. Selain itu, sebagian

2 Keseluruhan kondisi tersebut menyebabkan meningkatnya risiko penurunan capacity to repay (default) dari ULN Korporasi Nonbank. Selain itu, sebagian TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI PERBANKAN. BI. Prinsip. Kehati-Hatian. Utang Luar Negeri. Korporasi. Pencabutan. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 394) PENJELASAN ATAS PERATURAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 122 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 75 TAHUN 2014 TENTANG PERCEPATAN PENYEDIAAN INFRASTRUKTUR PRIORITAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dilihat dari peforma pembangunan infrastrukturnya. Maka dari itu, perbaikan

BAB I PENDAHULUAN. dilihat dari peforma pembangunan infrastrukturnya. Maka dari itu, perbaikan BAB I - PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Infrastruktur memegang peranan penting sebagai salah satu roda penggerak pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan pembangunan berkelanjutan.

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2006 TENTANG PENUGASAN KEPADA PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA (PERSERO) UNTUK MELAKUKAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK YANG MENGGUNAKAN

Lebih terperinci

2 Mengingat Peraturan Pemerintah Nomor 59 Tahun 2007 tentang Kegiatan Usaha Panas Bumi sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 70 T

2 Mengingat Peraturan Pemerintah Nomor 59 Tahun 2007 tentang Kegiatan Usaha Panas Bumi sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 70 T No.713, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN ESDM. Tenaga Listrik. Uap Panas bumi. PLTP. Pembelian. PT Perusahaan Listrik Negara (Persero). PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. optimal. Salah satu sumberdaya yang ada di Indonesia yaitu sumberdaya energi.

I. PENDAHULUAN. optimal. Salah satu sumberdaya yang ada di Indonesia yaitu sumberdaya energi. I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang kaya akan sumberdaya alam. Akan tetapi, sumberdaya alam yang melimpah ini belum termanfaatkan secara optimal. Salah satu sumberdaya

Lebih terperinci

BAB I 1. PENDAHULUAN

BAB I 1. PENDAHULUAN BAB I 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kondisi bauran energi primer Indonesia pada tahun 2010 masih didominasi oleh energi dari bahan bakar fosil khususnya minyak bumi seperti diberikan pada Tabel 1.1

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Besarnya konsumsi listrik di Indonesia semakin lama semakin meningkat.

BAB 1 PENDAHULUAN. Besarnya konsumsi listrik di Indonesia semakin lama semakin meningkat. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Besarnya konsumsi listrik di Indonesia semakin lama semakin meningkat. Kenaikan konsumsi tersebut terjadi karena salah satu faktornya yaitu semakin meningkatnya jumlah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sosial. Selain itu pembangunan adalah rangkaian dari upaya dan proses yang

BAB I PENDAHULUAN. sosial. Selain itu pembangunan adalah rangkaian dari upaya dan proses yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pembangunan adalah kemajuan yang diharapkan oleh setiap negara. Pembangunan adalah perubahan yang terjadi pada semua struktur ekonomi dan sosial. Selain itu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat modern saat ini tidak bisa dilepaskan dari energi listrik.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat modern saat ini tidak bisa dilepaskan dari energi listrik. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Peningkatan kebutuhan tenaga listrik dalam beberapa tahun terakhir menunjukkan bahwa energi listrik memiliki peran yang strategis dalam mendukung kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. serta alasan penulis memilih obyek penelitian di PT. X. Setelah itu, sub bab

BAB I PENDAHULUAN. serta alasan penulis memilih obyek penelitian di PT. X. Setelah itu, sub bab BAB I PENDAHULUAN Bab pendahuluan dalam tesis ini menguraikan latar belakang dilakukannya penelitian dimana akan dibahas mengenai potensi sumber daya panas bumi di Indonesia, kegiatan pengembangan panas

Lebih terperinci

ANALISIS PEMANFAATAN ENERGI PADA PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK DI INDONESIA

ANALISIS PEMANFAATAN ENERGI PADA PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK DI INDONESIA ANALISIS PEMANFAATAN ENERGI PADA PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK DI INDONESIA Indyah Nurdyastuti ABSTRACT Energy demand for various economic sectors in Indonesia is fulfilled by various energy sources, either

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. wilayah Indonesia dan terletak di pulau Jawa bagian tengah. Daerah Istimewa

BAB I PENDAHULUAN. wilayah Indonesia dan terletak di pulau Jawa bagian tengah. Daerah Istimewa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Daerah Istimewa Yogyakarta adalah salah satu provinsi dari 33 provinsi di wilayah Indonesia dan terletak di pulau Jawa bagian tengah. Daerah Istimewa Yogyakarta di

Lebih terperinci

ANALISIS MASALAH BBM

ANALISIS MASALAH BBM 1 Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/ Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) ANALISIS MASALAH BBM Bahan Konferensi Pers Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Jakarta,

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Hormat kami. Tim penyusun

KATA PENGANTAR. Hormat kami. Tim penyusun Rabu-Kamis, 14-15 Juni KATA PENGANTAR Klipping Media Massa adalah kumpulan guntingan berita yang kami sajikan secara rutin. Guntingan berita ini kami seleksi dari berita yang muncul di media cetak. Adapun

Lebih terperinci

Materi Paparan Menteri ESDM

Materi Paparan Menteri ESDM Materi Paparan Menteri ESDM Rapat Koordinasi Infrastruktur Ketenagalistrikan Jakarta, 30 Maret 2015 Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Energi Untuk Kesejahteraan Rakyat Gambaran Umum Kondisi Ketenagalistrikan

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif INDONESIA ENERGY OUTLOOK 2009

Ringkasan Eksekutif INDONESIA ENERGY OUTLOOK 2009 INDONESIA ENERGY OUTLOOK 2009 Pusat Data dan Informasi Energi dan Sumber Daya Mineral KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL 2009 Indonesia Energy Outlook (IEO) 2009 adalah salah satu publikasi tahunan

Lebih terperinci

PERATURANPRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 75 TAHUN 2014 TENTANG PERCEPATAN PENYEDIAAN INFRASTRUKTUR PRIORITAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURANPRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 75 TAHUN 2014 TENTANG PERCEPATAN PENYEDIAAN INFRASTRUKTUR PRIORITAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURANPRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 75 TAHUN 2014 TENTANG PERCEPATAN PENYEDIAAN INFRASTRUKTUR PRIORITAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang Mengingat : a. bahwa

Lebih terperinci

Pulau Ikonis Energi Terbarukan sebagai Pulau Percontohan Mandiri Energi Terbarukan di Indonesia

Pulau Ikonis Energi Terbarukan sebagai Pulau Percontohan Mandiri Energi Terbarukan di Indonesia TEKNOLOI DI INDUSTRI (SENIATI) 2016 Pulau Ikonis Energi Terbarukan sebagai Pulau Percontohan Mandiri Energi Terbarukan di Indonesia Abraham Lomi Jurusan Teknik Elektro Institut Teknologi Nasional Malang

Lebih terperinci

Gambar 3.A.1 Peta Koridor Ekonomi Indonesia

Gambar 3.A.1 Peta Koridor Ekonomi Indonesia - 54 - BAB 3: KORIDOR EKONOMI INDONESIA A. Postur Koridor Ekonomi Indonesia Pembangunan koridor ekonomi di Indonesia dilakukan berdasarkan potensi dan keunggulan masing-masing wilayah yang tersebar di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah sebuah negara kepulauan dengan pulau lebih

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah sebuah negara kepulauan dengan pulau lebih BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah sebuah negara kepulauan dengan 13.000 pulau lebih yang tersebar dari Aceh hingga Papua. Indonesia juga kaya dengan potensi sumber daya manusia. Pada

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2015 TENTANG PENAMBAHAN PENYERTAAN MODAL NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2015 TENTANG PENAMBAHAN PENYERTAAN MODAL NEGARA REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA MOR 42 TAHUN 2015 TENTANG PENAMBAHAN PENYERTAAN MODAL NEGARA REPUBLIK INDONESIA KE DALAM MODAL SAHAM PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK

Lebih terperinci

SEMINAR ELEKTRIFIKASI MASA DEPAN DI INDONESIA. Dr. Setiyono Depok, 26 Januari 2015

SEMINAR ELEKTRIFIKASI MASA DEPAN DI INDONESIA. Dr. Setiyono Depok, 26 Januari 2015 SEMINAR ELEKTRIFIKASI MASA DEPAN DI INDONESIA Dr. Setiyono Depok, 26 Januari 2015 KETAHANAN ENERGI DAN PENGEMBANGAN PEMBANGKITAN Ketahanan Energi Usaha mengamankan energi masa depan suatu bangsa dengan

Lebih terperinci

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DIREKTORAT JENDERAL ENERGI BARU, TERBARUKAN DAN KONSERVASI ENERGI. Disampaikan oleh

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DIREKTORAT JENDERAL ENERGI BARU, TERBARUKAN DAN KONSERVASI ENERGI. Disampaikan oleh KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DIREKTORAT JENDERAL ENERGI BARU, TERBARUKAN DAN KONSERVASI ENERGI REGULASI DAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN ENERGI ANGIN Disampaikan oleh Abdi Dharma Saragih Kasubdit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. PT. Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk, (PGN) merupakan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. PT. Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk, (PGN) merupakan perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang PT. Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk, (PGN) merupakan perusahaan salah satu perusahaan dibawah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang transportasi

Lebih terperinci

Indonesia: Akses Energi Berkelanjutan di Indonesia Timur-Program Pembangunan Jaringan Listrik

Indonesia: Akses Energi Berkelanjutan di Indonesia Timur-Program Pembangunan Jaringan Listrik PDS terjemahan ini didasarkan pada versi Inggrisnya yang bertanggal 28 Oktober 2016. Indonesia: Akses Energi erkelanjutan di Indonesia Timur-Program Pembangunan Jaringan Listrik Nama Akses Energi erkelanjutan

Lebih terperinci

INSTRUMEN KELEMBAGAAN KONDISI SAAT INI POTENSI DAN PEMANFAATAN SUMBER DAYA ENERGI INDIKASI PENYEBAB BELUM OPTIMALNYA PENGELOLAAN ENERGI

INSTRUMEN KELEMBAGAAN KONDISI SAAT INI POTENSI DAN PEMANFAATAN SUMBER DAYA ENERGI INDIKASI PENYEBAB BELUM OPTIMALNYA PENGELOLAAN ENERGI MENUJU KEDAULATAN ENERGI DR. A. SONNY KERAF KOMISI VII DPR RI SEMINAR RENEWABLE ENERGY & SUSTAINABLE DEVELOPMENT IN INDONESIA : PAST EXPERIENCE FUTURE CHALLENGES JAKARTA, 19-20 JANUARI 2009 OUTLINE PRESENTASI

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 164/PMK.06/2014 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 164/PMK.06/2014 TENTANG MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 164/PMK.06/2014 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PEMANFAATAN BARANG MILIK NEGARA DALAM RANGKA PENYEDIAAN INFRASTRUKTUR

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang 1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Peraturan Presiden No 32 Tahun 2011 tentang MP3EI (Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia) merupakan sebuah langkah besar permerintah dalam mencapai

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM WILAYAH

IV. KONDISI UMUM WILAYAH 29 IV. KONDISI UMUM WILAYAH 4.1 Kondisi Geografis dan Administrasi Jawa Barat secara geografis terletak di antara 5 50-7 50 LS dan 104 48-104 48 BT dengan batas-batas wilayah sebelah utara berbatasan dengan

Lebih terperinci

PEMBERDAYAAN DAN KEBERPIHAKAN UNTUK MENGATASI KETIMPANGAN. 23 Oktober 2017

PEMBERDAYAAN DAN KEBERPIHAKAN UNTUK MENGATASI KETIMPANGAN. 23 Oktober 2017 PEMBERDAYAAN DAN KEBERPIHAKAN UNTUK MENGATASI KETIMPANGAN 23 Oktober 2017 1 Minyak Solar 48 (Gas oil) Bensin (Gasoline) min.ron 88 Rp.7 Ribu Rp.100 Ribu 59 2 Progress dan Roadmap BBM Satu Harga Kronologis

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN

SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN Nama SKPD : DINAS PUHUBKOMINFO Jenis Data :Pemerintahan Tahun : 2016 PEKERJAAN UMUM Nama Nilai Satuan Ketersediaan Sumber Data 1 2 3 4 5 A. Panjang

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 164 /PMK.06/2014 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 164 /PMK.06/2014 TENTANG SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 164 /PMK.06/2014 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN P EMANFAATAN BARANG MILIK NEGARA DALAM RANGKA PENYEDIAAN INFRASTRUKTUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.891, 2012 KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL. Proyek Infrastruktur. Rencana. Penyusunan. Tata Cara. PERATURAN MENTERI

Lebih terperinci

PRESS RELEASE PAPARAN PUBLIK 2015 PT KMI WIRE AND CABLE Tbk 11 AGUSTUS 2015

PRESS RELEASE PAPARAN PUBLIK 2015 PT KMI WIRE AND CABLE Tbk 11 AGUSTUS 2015 PRESS RELEASE PAPARAN PUBLIK 2015 PT KMI WIRE AND CABLE Tbk 11 AGUSTUS 2015 PENJUALAN TAHUN 2014 Pada tahun 2014 Perusahaan membukukan penjualan sebesar Rp. 2.384 milyar, turun sebesar 7% dari penjualan

Lebih terperinci

FAQ. bahasa indonesia

FAQ. bahasa indonesia FAQ bahasa indonesia Q: Apa itu PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (Persero) A: PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (Persero), atau PT PII, adalah Badan Usaha Milik Negara yang dibentuk dan berada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Listrik merupakan salah satu energi yang sangat dibutuhkan oleh manusia pada era modern ini. Tak terkecuali di Indonesia, negara ini sedang gencargencarnya melakukan

Lebih terperinci

MEMASUKI ERA ENERGI BARU TERBARUKAN UNTUK KEDAULATAN ENERGI NASIONAL

MEMASUKI ERA ENERGI BARU TERBARUKAN UNTUK KEDAULATAN ENERGI NASIONAL KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA MEMASUKI ERA ENERGI BARU TERBARUKAN UNTUK KEDAULATAN ENERGI NASIONAL Oleh: Kardaya Warnika Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Arief Hario Prambudi, 2014

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Arief Hario Prambudi, 2014 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) adalah suatu pembangkit listrik dimana energi listrik dihasilkan oleh generator yang diputar oleh turbin uap yang memanfaatkan

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahan Bakar Minyak (BBM) merupakan komoditas penentu kelangsungan perekonomian suatu negara. Hal ini disebabkan oleh berbagai sektor dan kegiatan ekonomi di Indonesia

Lebih terperinci

CAPAIAN SUB SEKTOR MINYAK DAN GAS BUMI SEMESTER I/2017

CAPAIAN SUB SEKTOR MINYAK DAN GAS BUMI SEMESTER I/2017 KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL CAPAIAN SUB SEKTOR MINYAK DAN GAS BUMI SEMESTER I/2017 #energiberkeadilan Jakarta, 8 Agustus 2017 MINYAK DAN GAS BUMI LIFTING Minyak Bumi 779 (2016) 1 802 (2017)

Lebih terperinci

BERITA PERS. Portofolio Investasi Saratoga Makin Meningkat Didorong Kinerja Positif Perusahaan Investasi

BERITA PERS. Portofolio Investasi Saratoga Makin Meningkat Didorong Kinerja Positif Perusahaan Investasi BERITA PERS Untuk Diterbitkan Segera Portofolio Investasi Saratoga Makin Meningkat Didorong Kinerja Positif Perusahaan Investasi Jakarta, 4 Agustus 2016 Pada semester I 2016, portofolio investasi PT Saratoga

Lebih terperinci

DIREKTORAT JENDERAL KETENAGALISTRIKAN KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

DIREKTORAT JENDERAL KETENAGALISTRIKAN KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROGRAM LISTRIK PERDESAAN DI INDONESIA: KEBIJAKAN, RENCANA DAN PENDANAAN Jakarta, 20 Juni 2013 DIREKTORAT JENDERAL KETENAGALISTRIKAN KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL KONDISI SAAT INI Kondisi

Lebih terperinci

IV. DINAMIKA DISPARITAS WILAYAH DAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR

IV. DINAMIKA DISPARITAS WILAYAH DAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR IV. DINAMIKA DISPARITAS WILAYAH DAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR 4.1. Dinamika Disparitas Wilayah Pembangunan wilayah merupakan sub sistem dari pembangunan koridor ekonomi dan provinsi dan merupakan bagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Peningkatan kebutuhan akan energi di Indonesia terus meningkat karena makin bertambahnya jumlah penduduk dan meningkatnya kegiatan serta pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. perusahaan energi berkelas dunia yang berbentuk Perseroan, yang mengikuti

1. PENDAHULUAN. perusahaan energi berkelas dunia yang berbentuk Perseroan, yang mengikuti 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertamina sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dengan visi menjadi perusahaan energi berkelas dunia yang berbentuk Perseroan, yang mengikuti Peraturan Pemerintah

Lebih terperinci

2018 Rp miliar. Laba bersih** (2) Laba bersih per saham (2) 31 Maret 2018 Rp miliar. Nilai aset bersih per saham***

2018 Rp miliar. Laba bersih** (2) Laba bersih per saham (2) 31 Maret 2018 Rp miliar. Nilai aset bersih per saham*** PRESS RELEASE 24 April 2018 PT Astra International Tbk (Grup Astra atau Perseroan) Laporan Keuangan Kuartal I Tahun 2018 Ikhtisar Laba bersih per saham turun 2% menjadi 123 Pangsa pasar mobil dan motor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perekonomian Indonesia terbukti telah bangkit kembali sejak krisis keuangan global pada tahun 1990an. Pada tahun 2009, sebagai contoh, Indonesia telah mengalami pertumbuhan

Lebih terperinci

Oleh Asclepias R. S. Indriyanto Institut Indonesia untuk Ekonomi Energi. Disampaikan pada Forum Diskusi Sore Hari LPEM UI 5 Agustus 2010

Oleh Asclepias R. S. Indriyanto Institut Indonesia untuk Ekonomi Energi. Disampaikan pada Forum Diskusi Sore Hari LPEM UI 5 Agustus 2010 Kebijakan Energi dan Implementasinya Tinjauan dari Sisii Ketahanan Energi Oleh Asclepias R. S. Indriyanto Institut Indonesia untuk Ekonomi Energi Disampaikan pada Forum Diskusi Sore Hari LPEM UI 5 Agustus

Lebih terperinci

Implementasi Perpres 67/2005 di Daerah

Implementasi Perpres 67/2005 di Daerah DIREKTORAT PENGEMBANGAN KERJASAMA PEMERINTAH DAN SWASTA, DEPUTI BIDANG SARANA DAN PRASARANA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL Implementasi Perpres 67/2005 di Daerah Jakarta, 26 November 2007 Outline

Lebih terperinci

2017, No Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 133, Tambahan Lemba

2017, No Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 133, Tambahan Lemba No.27, 2017 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA SUMBER DAYA ENERGI. Percepatan Pembangunan. Infrastruktur Ketenagalistrikan. Perubahan. PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2017 TENTANG

Lebih terperinci

Tabel 3.1. Indikator Sasaran dan Target Kinerja

Tabel 3.1. Indikator Sasaran dan Target Kinerja Selanjutnya indikator-indikator dan target kinerja dari setiap sasaran strategis tahun 2011 adalah sebagai berikut: Tabel 3.1. Indikator Sasaran dan Target Kinerja Sasaran Indikator Target 2011 1. Meningkatnya

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 59 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 59 TAHUN 2009 TENTANG PERATURAN PRESIDEN NOMOR 59 TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 71 TAHUN 2006 TENTANG PENUGASAN KEPADA PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA (PERSERO) UNTUK MELAKUKAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

KEBIJAKAN DAN ALOKASI ANGGARAN SUBSIDI BAHAN BAKAR MINYAK TAHUN 2013

KEBIJAKAN DAN ALOKASI ANGGARAN SUBSIDI BAHAN BAKAR MINYAK TAHUN 2013 KEBIJAKAN DAN ALOKASI ANGGARAN SUBSIDI BAHAN BAKAR MINYAK TAHUN 2013 I. SUBSIDI BBM TAHUN 2013 a. Subsidi BBM Dalam Undang-undang No.19 Tahun tentang APBN 2013, anggaran subsidi BBM dialokasikan sebesar

Lebih terperinci

4 GAMBARAN UMUM. No Jenis Penerimaan

4 GAMBARAN UMUM. No Jenis Penerimaan 4 GAMBARAN UMUM 4.1 Kinerja Fiskal Daerah Kinerja fiskal yang dibahas dalam penelitian ini adalah tentang penerimaan dan pengeluaran pemerintah daerah, yang digambarkan dalam APBD Provinsi dan Kabupaten/Kota

Lebih terperinci

F A C T S H E E T S B Kebijakan Realokasi Anggaran

F A C T S H E E T S B Kebijakan Realokasi Anggaran F A C T S H E E T S B Kebijakan Realokasi Anggaran Grafik B1: Komposisi Realisasi Belanja Pemerintah Pusat Tahun Anggaran 2012 Sumber: Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) 2012 Grafik B2: Komposisi

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR KETENAGALISTRIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

2017, No tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Nomor 12 Tahun 2015 tentang Percepatan Penyiapan Infrastrukt

2017, No tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Nomor 12 Tahun 2015 tentang Percepatan Penyiapan Infrastrukt BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1228, 2017 KEMENKO-PEREKONOMIAN. Percepatan Penyiapan Infrastruktur Prioritas. Perubahan. PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

ANALISIS INDUSTRI GAS NASIONAL

ANALISIS INDUSTRI GAS NASIONAL ANALISIS INDUSTRI GAS NASIONAL Biro Riset BUMN Center LM FEUI Meningkatnya beban subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) belakangan ini membuat pemerintah berupaya menekan subsidi melalui penggunaan energi alternatif,

Lebih terperinci

PENURUNAN TARIF LISTRIK SEBAgAI DAmPAK TURUNNyA. David Firnando Silalahi Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan

PENURUNAN TARIF LISTRIK SEBAgAI DAmPAK TURUNNyA. David Firnando Silalahi Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan PENURUNAN TARIF LISTRIK SEBAgAI DAmPAK TURUNNyA harga minyak DUNIA David Firnando Silalahi Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan davidf_silalahi@djk.esdm.go.id SARI Kecenderungan penurunan harga minyak

Lebih terperinci

KONSERVASI DAN DIVERSIFIKASI ENERGI DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN ENERGI INDONESIA TAHUN 2040

KONSERVASI DAN DIVERSIFIKASI ENERGI DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN ENERGI INDONESIA TAHUN 2040 KONSERVASI DAN DIVERSIFIKASI ENERGI DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN ENERGI INDONESIA TAHUN 2040 Ana Rossika (15413034) Nayaka Angger (15413085) Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, Institut Teknologi

Lebih terperinci

Indonesia Property Market Overview 4 th Quarter 2015

Indonesia Property Market Overview 4 th Quarter 2015 Indonesia Property Market Overview 4 th Quarter 2015 Coldwell Banker Commercial Kawasan Bisnis Granadha, 12 th B Floor Jl. Jenderal Sudirman Kav. 50 Jakarta 12930 Indonesia Phone : +62 21 255 39 388 Fax

Lebih terperinci

PELUANG PANAS BUMI SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF DALAM PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK NASIONAL

PELUANG PANAS BUMI SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF DALAM PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK NASIONAL PELUANG PANAS BUMI SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF DALAM PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK NASIONAL OLEH : SUGIHARTO HARSOPRAYITNO, MSc DIREKTUR PEMBINAAN PENGUSAHAAN PANAS BUMI DAN PENGELOLAAN AIR TANAH DIREKTORAT

Lebih terperinci

Versi 27 Februari 2017

Versi 27 Februari 2017 TARGET INDIKATOR KETERANGAN 7.1 Pada tahun 2030, menjamin akses universal 7.1.1* Rasio elektrifikasi Indikator nasional yang sesuai dengan indikator layanan energi yang global (Ada di dalam terjangkau,

Lebih terperinci

BAB 3 PEMODELAN, ASUMSI DAN KASUS

BAB 3 PEMODELAN, ASUMSI DAN KASUS BAB 3 PEMODELAN, ASUMSI DAN KASUS 3.1 Kerangka Pemodelan Kajian Outlook Energi Indonesia meliputi proyeksi kebutuhan energi dan penyediaan energi. Proyeksi kebutuhan energi jangka panjang dalam kajian

Lebih terperinci

Dr. Unggul Priyanto Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi

Dr. Unggul Priyanto Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Dr. Unggul Priyanto Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi 1 Pendahuluan Energi Primer Kelistrikan 3 Energy Resources Proven Reserve Coal 21,131.84 million tons Oil Natural Gas (as of 2010) 3,70

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Gas alam merupakan salah satu sumber daya energi dunia yang sangat penting untuk saat ini. Sebagian besar gas alam yang dijual di pasaran berupa sales gas (gas pipa)

Lebih terperinci

MP3EI Pertanian : Realisasi dan Tantangan

MP3EI Pertanian : Realisasi dan Tantangan Rubrik Utama MP3EI Pertanian : Realisasi dan Tantangan Oleh: Dr. Lukytawati Anggraeni, SP, M.Si Departemen Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor olume 18 No. 2, Desember

Lebih terperinci

TAMBAHAN SUBSIDI LISTRIK RP 24,52 TRILIUN

TAMBAHAN SUBSIDI LISTRIK RP 24,52 TRILIUN TAMBAHAN SUBSIDI LISTRIK RP 24,52 TRILIUN economy.okezone.com Pemerintah berencana menambah anggaran i subsidi ii listrik sebesar Rp10 triliun dari rencana awal alokasi anggaran Rp 44,96 triliun. Luky

Lebih terperinci