TOT DASAR ASURANSI MIKRO PERLINDUNGAN YANG DIPERLUKAN UNTUK MASYARAKAT INDONESIA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "TOT DASAR ASURANSI MIKRO PERLINDUNGAN YANG DIPERLUKAN UNTUK MASYARAKAT INDONESIA"

Transkripsi

1 TOT DASAR ASURANSI MIKRO PERLINDUNGAN YANG DIPERLUKAN UNTUK MASYARAKAT INDONESIA 1

2 Latar Belakang Survei keuangan yang dilakukan oleh Bank Dunia tahun 2009 menunjukkan bahwa 32% orang Indonesia tidak memiliki simpanan untuk berjaga-jaga jika sesuatu yang buruk terjadi pada mereka, apalagi perlindungan asuransi. Tidak paham mengenai asuransi atau memiliki persepsi tertentu terhadap asuransi Otoritas Jasa Keuangan telah mengeluarkan kerangka dasar asuransi mikro yang dituangkan dalam Grand Design Asuransi Mikro pada tanggal 17 Oktober 2013 dimana terdapat definisi dan kriteria asuransi mikro di Indonesia. 2 Pada pada tahun 2014, Bank Dunia melakukan kunjungan ke +100 kelompok komunitas di berbagai wilayah di Indonesia menemukan bahwa masyarakat berpenghasilan rendah sangat rentan terhadap berbagai risiko dalam kehidupan.

3 Tujuan Pembelajaran ToT 1. Memahami jenis-jenis risiko dan kaitannya dengan asuransi; 2. Mengerti perbedaan asuransi konvensional (bukan mikro) dan asuransi mikro; 3. Mengetahui ragam produk asuransi mikro generik yang sudah tersedia; 4. Dapat menjelaskan kembali informasi yang tertera diatas kepada calon peserta sosialisasi 3

4 Jenis media sosialiasi 4 Power point Media Buku saku Dasar Asuransi Mikro (56 halaman) Poster (A1) Video (durasi 10 menit) bercerita tentang sebuah keluarga dalam menghadapi musibah Situs web dan media sosial Facebook page Asuransi Mikro Penggunaan Untuk menyampaikan informasi jika sosialisasi yang dilakukan di dalam ruangan, mempunyai listrik dan perangkat komputer Materi utama informasi dasar asuransi mikro, diberikan pada saat sosialisasi berlangsung, atau bisa diberikan kepada siapa pun yang membutuhkan informasi Alat bantu pada saat sosialisasi berlangsung, dan dapat ditempel di tempat publik seperti di papan informasi kelurahan, kantor koperasi/lkm/bmt, kantor pegadaian, dll Sebagai alat bantu visual pada saat sosialisasi berlangsung, jika tersedia listrik dan perangkat komputer Sumber informasi mengenai asuransi mikro, termasuk berita terkini, dapat diakses setiap saat jika mempunyai akses internet.

5 5 Jenis Media

6 Cara Menyampaikan Sosialiasi (1) 1. Memahami materi Isi materi dasar asuransi Jenis media sosialisasi 2. Mengenal demografi peserta yang hadir: usia, jenis kelamin, latar belakang pendidikan dan sosial, jenis pekerjaan, jika ada kearifan lokal masyarakat setempat. 6 11/11/2016

7 Cara Menyampaikan Sosialiasi (2) 3. Mengenal tempat sosialiasi: lokasi yang berbeda membutuhkan jenis media sosialiasasi yang berbeda. 4. Durasi dan peserta sosialisasi: sekitar menit dengan peserta antara orang. 5. Mencairkan suasana 7 11/11/2016

8 Contoh Komunitas pedagang kaki lima ingin mendapat informasi tentang asuransi mikro, tempat sosialisasi di ruang setengah terbuka di salah satu anggota. Pengurus Lembaga Keuangan Mikro (LKM) dan Baitul Maal wat Tamwil (BMT) ingin mendapat informasi lebih lanjut tentang asuransi mikro di kantor mereka Sekelompok ibu-ibu perajin tenun yang tidak pernah mengetahui asuransi mengundang ke tempat produksi mereka. 8 11/11/2016

9 Curah Pendapat Apa itu hidup bermasyarakat, risiko apa yang bisa terjadi dalam kehidupan sehari-hari dan bagaimana menghadapinya? Secara umum apakah definisi risiko? Bagaimana cara menanggulanginya? 9

10 1. Hidup Bermasyarakat Mereka memiliki beragam usaha Mereka memiliki beragam kegiatan 10 Mereka memiliki semangat gotong royong Hidup Damai dalam Keragaman

11 Definisi Risiko 1. Kemungkinan terjadinya peristiwa yang tidak menguntungkan; 2. Ketidakpastian akan terjadinya peristiwa yang menimbulkan kerugian ekonomis; 3. Sesuatu yang tidak bisa diprediksi, yaitu saat kenyataan yg terjadi berbeda dengan prediksinya 11

12 2. Risiko dalam kehidupan Risiko yang menimpa diri pribadi Kecelakaan Kesehatan 12 Kesehatan Kematian

13 2. Risiko dalam kehidupan Risiko yang menimpa harta benda Kebakaran Kecelakaan 13 Bencana alam

14 2. Risiko dalam kehidupan Risiko yang menimpa kegiatan usaha Gagal panen Barang dagangan dicuri Perahu hilang kena ombak 14 Ruko terbakar Ternak mati Gerobak dagangan tertabrak motor 11/11/2016

15 Contoh Identifikasi Risiko (1) Kegiatan Identifikasi Risiko Koperasi Simpan Pinjam Properti (gedung milik koperasi) Kebakaran; bencana alam; kerusakan akibat huru-hara & terorisme; kerusakan pada saat pembangunan gedung/properti Inventaris (peralatan kantor; alat tulis kantor, kendaraan) Uang tunai milik koperasi & anggota Debitur Kebakaran; bencana alam; kerusakan akibat huru-hara & terorisme; Kebongkaran Kebongkaran di kantor koperasi atau saat transfer ke Bank Kecelakaan yang menyebabkan cacat tetap; kegagalan pengembalian kredit karena kematian atau kegagalan usaha 15 Pegawai dan anggota koperasi, beerta keluarganya Sakit; kecelakaan yang menyebabkan cacat tetap; biaya pengobatan & rawat inap; meninggal; biaya pemakaman

16 Contoh Identifikasi Risiko (2) Kegiatan Identifikasi Risiko Pertanian - Padi Pemilihan bibit Bibit rusak karena terlalu lama dalam penyimpanan; Tempat penyimpanan bibit Tempat penyimpanan pupuk Kebakaran; bencana alam; kerusakan akibat terorisme Proses tanam, pengolahan, dan pemeliharaan Persedian pupuk Perubahan cuaca ekstrem; serangan hama & penyakit; bencana alam; kesalahan pengolahan; Kerusakan pupuk sebelum tanggal kadaluwarsa; kebongkaran Gagal panen Mesin pertanian/traktor; perkakas/alat potong Kerusakan pertanian Hilir Tempat penyimpanan padi (lumbung) Kebakaran; bencana alam; kerusakan akibat Tempat penggilingan padi Tempat penjualan di kios atau los pasar huru-hara & terorisme; Kegagalan pengembalian kredit untuk properti yang sedang dibangun atau dicicil Kendaraan angkutan beras ke tempat penjualan Kehilangan kendaraan; kerusakan akibat kecelakaan Beras untuk dijual dan persediannya Kebongkaran; kerusakan dalam penyimpanan 16 Petani dan keluarganya Sakit; kecelakaan yang menyebabkan cacat tetap; biaya pengobatan & rawat inap; meninggal; biaya pemakaman

17 Contoh Identifikasi Risiko (3) Kegiatan Identifikasi Risiko Peternakan - SapiPembibitan sapi potong potong Pengiriman ternak dengan angkutan (dari tempat pembelian/pembibitan ke tempat penggemukan) Induk sapi mati saat melahirkan; Ternak mati akibat kecelakaan; mati selama dalam pengiriman Proses pemeliharan Kandang ternak permanen Peralatan penunjang di peternakan, seperti tempat penampungan air untuk ternak Proses penggemukan & pemeliharaan Penyakit epidemis Kebakaran; bencana alam; kerusakan akibat huruhara & terorisme; Kerusakan; Kebongkaran Ternak mati alami; ternak hilang Ternak mati sebelum waktu produksi karena sakit Hilir Kendaraan pengangkutan ternak Kehilangan; Kerusakan akibat kecelakaan Rumah potong hewan (bangunan) Kebakaran; bencana alam; kerusakan akibat hurahara &terorisme; 17 Pengiriman ternak ke rumah potong hewan Pengiriman daging potong ke tempat penjualan Tempat penjualan di kios atau los pasar Daging sapi potong untuk dijual dan persediannya Peternak dan keluarganya Ternak mati akibat kecelakaan; mati selama dalam pengiriman Kebakaran; bencana alam; kerusakan akibat huruhara & terorisme; Kegagalan pengembalian kredit untuk properti yang sedang dicicil Kebongkaran; rusak akibat kebakaran yang menimpa pasar/kios atau bencana alam Sakit; kecelakaan yang menyebabkan cacat tetap; biaya pengobatan & rawat inap; meninggal; biaya pemakaman

18 Pengendalian atas Risiko 1. Secara fisik, dengan upaya untuk mengurangi dampak risiko atau menghilangkan dampak itu sendiri (memperbaiki tanggul, memperkokoh rumah, mematuhi aturan lalu lintas) 2. Secara finansial, dengan mengumpulkan dana yang dianggap cukup untuk bisa mengganti kerugian dan mengembalikan kepada kondisi semula apabila terjadi kerugian, atau dengan cara mengalihkan risiko tersebut kepada perusahaan asuransi 18

19 3. Cara menghadapi risiko Menyiapkan diri dan lingkungan sekitar kita untuk mengurangi risiko Membuang sampah pada tempatnya Memperbaiki tanggul Membangun rumah yang kokoh 19 Mematuhi peraturan lalu lintas

20 3. Cara menghadapi risiko Menabung atau mengumpulkan dana bersama (solidaritas/arisan) Koperasi Arisan Menabung 20 Menabung Iuran Solidaritas

21 3. Cara menghadapi risiko Menjadi peserta program asuransi untuk memindahkan risiko yang merugikankepada perusahaan asuransi Agen asuransi Penyuluhan 21 Kantor Cabang Asuransi BancasuranAce

22 Curah Pendapat Apa pendapat peserta ketika mendengar kata asuransi? 22

23 4. Memahami Asuransi Asuransi adalah suatu cara untuk memindahkan risiko dengan membayar sejumlah uang atau premi kepada perusahaan asuransi 23

24 Asuransi Syariah: peserta asuransi berbagi risiko dengan sesama peserta, dengan menyerahkan wewenang kepada perusahaan untuk mengelola dana kontribusi dengan menggunakan prinsip syariah Islam* 24 *yang ketentuannya ditetapkan oleh fatwa Dewan Syariah Nasional MUI

25 Asuransi Syariah iuran peserta dibagi menjadi dua jenis dana: (1) Dana Tabarru dana peserta yang dikelola oleh perusahaan, dipergunakan untuk membayar klaim kepada peserta atas risiko yang terjadi (2) Dana Ujroh, yaitu dana peserta bagian dari kontribusi yang digunakan sebagai imbalan mengelola danatabarru, dikelola oleh perusahaan asuransi dan bagi hasilnya diberikan kepada peserta asuransi 25

26 Beberapa Istilah yang Harus Diketahui Penanggung/pengelola: Perusahaan asuransi yang memiliki produk asuransi 2. Tertanggung/peserta: Pembeli/pengguna asuransi 3. Polis: Dokumen yang memuat produk asuransi 4. Premi/kontribusi: besarnya biaya/iuran untuk membeli produk asuransi 5. Klaim: Besarnya ganti rugi atau santunan jika terjadi musibah 6. Periode Asuransi: Jangka waktu yang disepakati berlakunya asuransi 7. Syarat-syarat dan ketentuan: Ketentuan-ketentuan yang harus ditaati oleh kedua pihak selama periode asuransi 8. Dokumen Klaim: Dokumen yang harus diserahkan pada waktu mengajukan klaim 9. Pihak yang berwenang: Pihak-pihak yang ditentukan untuk memberikan legalisasi terhadap klaim yang diajukan 10. Jenis Asuransi: Macam-macam perlindungan yang ditawarkan kepada masyarakat 11/11/2016

27 Jenis-jenis asuransi Jenis-jenis asuransi yang ada antara lain : Asuransi Kecelakaan Diri Asuransi Kesehatan Asuransi Kematian Asuansi Pendidikan Asuransi Kebakaran Asuransi Bencana Alam Asuransi Kendaraan Asuransi Kebongkaran Asuransi Gagal Panen Asuransi Peternakan Asuransi Perikanan/Nelayan 27

28 Prinsip Asuransi (1) Dalam menjalankan usaha perusahaan asuransi mengikuti prinsip the law of large number (hukum bilangan besar). Prinsip lainnya: Insurable interest artinya seseorang bisa mengasuransikan karena memiliki hak secara sah atas objek yang akan diasuransikan. Orang tersebut membayar premi, karena memiliki kepentingan kalau terjadi kerugian. Utmost good faith mengharuskan adanya keterbukaan atas fakta material terhadap objek yang akan diasuransikan baik oleh pihak Penanggung ataupun Tertanggung. Harus ada azas kepercayaan dari kedua belah pihak sebelum, selama, dan pada saat terjadi klaim /11/2016

29 Prinsip Asuransi (2) Proxima Causa berarti asuransi hanya akan memberi ganti rugi/santunan, apabila penyebab kerugian dijamin oleh asuransi. Indemnitas artinya asuransi akan memberi ganti rugi sebesar kerugian yang diderita. Prinsip indemnitas tidak diterapkan khusus untuk asuransi yang menyangkut jiwa. Ada beberapa keterangan untuk prinsip indemnitas ini yaitu: Kontribusi program asuransi bisa dijamin oleh beberapa asuransi dan bilamana terjadi kerugian, maka yang menjamin akan membayar ganti rugi secara proporsional. Subrogasi kewajiban perusahaan asuransi membayar ganti rugi, membuat perusahaan asuransi juga berhak menuntut pihak lain yang menjadi penyebab kerugian /11/2016

30 Curah Pendapat Adakah bentuk asuransi lain yang tidak rumit untuk semua lapisan masyarakat? 30

31 5. Asuransi Mikro Indonesia Asuransi Mikro Indonesia adalah produk Asuransi yang diperuntukan bagi masyarakat, yang sederhana fitur dan administrasinya, mudah didapat, ekonomis dan segeradalam penyelesaian klaim Asuransi mikro adalah cara yang paling cocok karena Asuransi ini: 1) TIDAK Rumit 2) TIDAK Susah 3) TIDAK Mahal, dan 4) TIDAK Lama terima klaimnya 31 Untuk mudahnya ingat kata SMES (Sederhana Mudah Ekonomis Segera)

32 Logo Asuransi Mikro Indonesia Makna dari logo yang tertuang dalam grand design asuransi mikro Indonesia adalah: Acungan jempol menunjukkan program asuransi mikro yang aman dan terjamin Senyum menandakan kepuasan layanan Orang berpeci dan berbatik menunjukkan jati diri bangsa Indonesia Lingkaran merah sebagai symbol inklusifitas 32

33 Jingle Asuransi Mikro Lirik jingle: Ayo pilih asuransi mikro Pilih yang pasti cepat Pasti aman Pasti mudah Ekonomis, bikin hati tenang Asuransi mikro Indonesia Asuransi untuk kita Asuransi mikro Indonesia Sederhana, mudah, cepat, dan mudah Asuransi mikro Indonesia Pas buat kita semua Asuransi mikro Indonesia Hidup kita jadi lebih sejahtera 33

34 S SEDERHANA Tidak rumit bentuk dan jenis santunannya. Tidak memakai polis yang panjang dan sulit dipahami, bisa memakai selembar sertifikat, atau seperti voucher isi ulang. 34

35 M MUDAH 35 Mendapatkan produk asuransi tidak harus ke kantor cabang asuransi, tetapi bisa diperoleh di swalayan, kios-kios, kantor kepala desa atau tempat lain yang ditentukan.

36 E EKONOMIS Iuran yang dibayarkan sangat terjangkau seperti membeli tiga mangkok mie bakso, satu-dua bungkus rokok atau harga isi ulang pulsa handphone. 36

37 S SEGERA Klaim dibayarkan tidak lebih dari 10 hari setelah semua dokumen diterima secara lengkap dan benar oleh perusahaan asuransi 37

38 6. Perbedaan antara produk Asuransi Mikro dan bukan Mikro Polisnya ringkas Sederhana dan tidak rumit Sedikit pengecualian Premi/kontribusi dan klaim sudah ditetapkan dan jumlahnya sama bagi setiap tertanggung/peserta Jangka Waktu: umumnya tidak lebih dari 1 tahun Dapat diperoleh langsung, melalui swalayan, kios-kios, kantor kepala desa atau tempat lain yang ditentukan dan kelompok masyarakat Pembayaran klaimnya tidak lebih dari 10 hari setelah dokumen diterima secara lengkap dan benar Polisnya tidak ringkas Polis memuat syarat dan ketentuan yang banyak Banyak pengecualian Premi dan Nilai pertanggungan tergantung permintaan tertanggung/peserta. Jangka Waktu: 1 tahun atau lebih Dapat diperoleh di kantor cabang asuransi, melalui agen atau broker Klaim diterima dalam 30 hari setelah dokumen lengkap dan langsung di kantor cabang asuransi 38

39 7. Cara memperoleh asuransi mikro Asuransi mikro dapat diperoleh dengan berbagai cara: 1. Perorangan: beli langsung ke perusahaan asuransi, melalui swalayan, kios-kios, kantor kepala desa atau tempat lain yang ditentukan 2. Kelompok masyarakat yang tergabung dalam organisasi berbadan usaha, koperasi 39 11/11/2016

40 8. Tips berasuransi yang benar Catat jenis asuransinya Catat nomor polisnya (lakukan aktivasi jika diperlukan) Catat periode asuransi Bayar premi/iuran tepat pada waktunya Ingat nomor telepon perusahaan asuransinya Lengkapi dokumen yang diperlukan saat klaim 40

41 Hal penting yang harus diketahui 41 1 Jika selama jangka waktu pertanggungan tidak terjadi risiko, tidak akan ada pengembalian iuran karena iuran tersebut sebagai dana bersama (gotong royong) dari semua peserta asuransi untuk meringankan beban bagi yang tertimpa musibah. 2. Jika kontrak habis (periode berakhir) kita bisa membeli voucher asuransi yang baru atau polis perpanjangan untuk jenis asuransi yang sama agar tetap terlindungi pada periode waktu berikutnya. 3 Untuk beberapa jenis asuransi tertentu bisa memiliki beberapa voucher atau polis namun umumnya akan dibatasi jumlahnya untuk setiap orang untuk satu jenis Asuransi. 4. Pada saat terjadi kerugian segera laporkan kepada perusahaan asuransi dalam waktu tidak lebih dari 2 x 24 jam setelah kejadian. 5. Dokumen pokok yang harus disiapkan pada saat terjadi risiko: voucher atau polis yang masih berlaku, fotocopy KTP dan Surat Keterangan yang berwenang (sesuai jenis asuransinya).

42 9. Dukungan Pemerintah terhadap Asuransi Mikro Program pengembangan asuransi mikro Indonesia sangat didukung oleh Pemerintah dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebagai upaya meningkatkan kesadaran berasuransi dan menciptakan masyarakat yang tangguh 42

43 Terima Kasih kunjungi 43

Dicetak bulan November Facebook FanPage

Dicetak bulan November Facebook FanPage Dicetak bulan November 2016 www.asuransimikroindonesia.org Facebook FanPage www.facebook.com/asuransimikro Panduan Pelatihan Dasar-Dasar Mikro Indonesia: Perlindungan Yang Diperlukan Untuk Masyarakat disusun

Lebih terperinci

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PRODUK DAN PEMASARAN PRODUK ASURANSI MIKRO

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PRODUK DAN PEMASARAN PRODUK ASURANSI MIKRO **** Yth. 1. Direksi Perusahaan Asuransi; dan 2. Direksi Perusahaan Asuransi Syariah di tempat. SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.05/2016 TENTANG PRODUK DAN PEMASARAN PRODUK ASURANSI MIKRO

Lebih terperinci

SEKILAS MENGENAI LAYANAN KEUANGAN MIKRO (LAKU MIKRO) DI INDONESIA

SEKILAS MENGENAI LAYANAN KEUANGAN MIKRO (LAKU MIKRO) DI INDONESIA SEKILAS MENGENAI LAYANAN KEUANGAN MIKRO (LAKU MIKRO) DI INDONESIA TANGERANG SELATAN, 17-18 JULI 2017 PEMBEKALAN MAHASISWA KKN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1 61 A. OUTLINE PENGENALAN LAKU MIKRO Pengantar

Lebih terperinci

KONSORSIUM ASURANSI RISIKO KHUSUS (KARK) Frequently Asked Questions (FAQ) KOSMIK Edisi I 26 Januari 2016

KONSORSIUM ASURANSI RISIKO KHUSUS (KARK) Frequently Asked Questions (FAQ) KOSMIK Edisi I 26 Januari 2016 UMUM 1. Apa definisi atau batasan masyarakat ekonomi menengah bawah yang Di dalam Grand Design Asuransi Mikro yang dikeluarkan oleh OJK, bisa membeli produk KOSMIK? disebutkan bahwa sasaran asuransi mikro

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupannya manusia juga tidak bisa terlepas dari kejadian-kejadian yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. kehidupannya manusia juga tidak bisa terlepas dari kejadian-kejadian yang tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia adalah makhluk sosial dan bagian dari masyarakat. Dalam kehidupannya manusia juga tidak bisa terlepas dari kejadian-kejadian yang tidak diharapkan, kehidupan

Lebih terperinci

BAB II KARAKTERISTIK DAN PERAN ASURANSI MIKRO DI INDONESIA. asuransi umum lainnya salah satunya adalah dari segi karakteristik asuransi mikro

BAB II KARAKTERISTIK DAN PERAN ASURANSI MIKRO DI INDONESIA. asuransi umum lainnya salah satunya adalah dari segi karakteristik asuransi mikro BAB II KARAKTERISTIK DAN PERAN ASURANSI MIKRO DI INDONESIA 2.1 Karakteristik Asuransi Mikro Asuransi mikro adalah perkembangan dari asuransi, perbedaannya dengan asuransi umum lainnya salah satunya adalah

Lebih terperinci

Asuransi Mikro Untuk Masyarakat Di Pedesaan. Jakarta, 17 Juli 2017

Asuransi Mikro Untuk Masyarakat Di Pedesaan. Jakarta, 17 Juli 2017 Asuransi Mikro Untuk Masyarakat Di Pedesaan Jakarta, 17 Juli 2017 Sekilas ACA Asuransi NV Oriental 29 Agustus 1956 PT Asuransi Central Asia (ACA) pada 5 Agustus 1958 Perusahaan Asuransi Umum 64 kantor

Lebih terperinci

BAB III JENIS ASURANSI

BAB III JENIS ASURANSI BAB III JENIS ASURANSI A. Objek dan Jenis Asuransi Objek Asuransi: Benda dan jasa, jiwa dan raga kesehatan manusia, tanggung jawab hukum, serta semua kepentingan yang dapat hilang, rusak, rugi dan atau

Lebih terperinci

Informasi Produk Asuransi Allianz

Informasi Produk Asuransi Allianz Informasi Produk Asuransi Allianz Nama Produk Permata Proteksi Ku Permata Proteksi Plus Permata KTA Proteksi Jenis Produk Asuransi jiwa berjangka untuk perlindungan tagihan kartu kredit Asuransi jiwa berjangka

Lebih terperinci

Financial Check List. Definisi Asuransi. Apa Manfaat dan Fungsi Asuransi? Kapan Sebaiknya Membeli Asuransi?

Financial Check List. Definisi Asuransi. Apa Manfaat dan Fungsi Asuransi? Kapan Sebaiknya Membeli Asuransi? Daftar Isi Financial Check List 1 01 Definisi Asuransi 3 02 Apa Manfaat dan Fungsi Asuransi? 5 5 03 Kapan Sebaiknya Membeli Asuransi? 6 7 04 Siapa yang Perlu Melakukan Perlindungan Asuransi? 8 Bagaimana

Lebih terperinci

ASURANSI. Created by Lizza Suzanti 1

ASURANSI. Created by Lizza Suzanti 1 ASURANSI 1 Pengertian Asuransi adalah mekanisme proteksi atau perlindungan dari risiko kerugian keuangan dengan cara mengalihkan risiko kepada pihak lain. Asuransi adalah suatu perjanjian dimana seseorang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Penggunaan Asuransi Pembiayaan Pada Bank Syariah Mandiri Pasar

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Penggunaan Asuransi Pembiayaan Pada Bank Syariah Mandiri Pasar BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Penggunaan Asuransi Pembiayaan Pada Bank Syariah Mandiri Pasar Aur Kuning Bukittinggi Sejak berdirinya Bank Syariah Mandiri Pasar Aur Kuning bersaing dengan Bank

Lebih terperinci

SOSIALIASI ASURANSI Dalam Rangka Penggunaan Transaksi Non Tunai Dalam Asuransi TKI. Jakarta, Februari 2015

SOSIALIASI ASURANSI Dalam Rangka Penggunaan Transaksi Non Tunai Dalam Asuransi TKI. Jakarta, Februari 2015 SOSIALIASI ASURANSI Dalam Rangka Penggunaan Transaksi Non Tunai Dalam Asuransi TKI Jakarta, Februari 2015 Pengertian Asuransi Pasal 1 angka 1 UU NOMOR 40 TAHUN 2014 TENTANG PERASURANSIAN Asuransi adalah

Lebih terperinci

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 9 /SEOJK.05/2017 TENTANG PRODUK ASURANSI MIKRO DAN SALURAN PEMASARAN PRODUK ASURANSI MIKRO

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 9 /SEOJK.05/2017 TENTANG PRODUK ASURANSI MIKRO DAN SALURAN PEMASARAN PRODUK ASURANSI MIKRO Yth. 1. Direksi Perusahaan Asuransi; dan 2. Direksi Perusahaan Asuransi Syariah, di tempat. SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 9 /SEOJK.05/2017 TENTANG PRODUK ASURANSI MIKRO DAN SALURAN

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 23/POJK.05/2015 TENTANG PRODUK ASURANSI DAN PEMASARAN PRODUK ASURANSI

PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 23/POJK.05/2015 TENTANG PRODUK ASURANSI DAN PEMASARAN PRODUK ASURANSI PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 23/POJK.05/2015 TENTANG PRODUK ASURANSI DAN PEMASARAN PRODUK ASURANSI I. UMUM Perkembangan industri perasuransian saat ini cukup pesat sehingga mendorong

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2014 TENTANG PERASURANSIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2014 TENTANG PERASURANSIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2014 TENTANG PERASURANSIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa industri perasuransian yang sehat, dapat diandalkan,

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2014 TENTANG PERASURANSIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2014 TENTANG PERASURANSIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2014 TENTANG PERASURANSIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa industri perasuransian yang sehat, dapat diandalkan,

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.337, 2014 EKONOMI. Asuransi. Penyelenggaraan. Pencabutan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5618). UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

MAKALAH HUKUM KOMERSIAL HUKUM ASURANSI. Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Hukum Komersial Dosen Pembimbing : Disusun oleh : Kelompok 8

MAKALAH HUKUM KOMERSIAL HUKUM ASURANSI. Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Hukum Komersial Dosen Pembimbing : Disusun oleh : Kelompok 8 MAKALAH HUKUM KOMERSIAL HUKUM ASURANSI Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Hukum Komersial Dosen Pembimbing : ------- Disusun oleh : Kelompok 8 Dickxie Audiyanto (125020305111001) Gatra Bagus Sanubari

Lebih terperinci

ASURANSI. Prepared by Ari Raharjo

ASURANSI. Prepared by Ari Raharjo ASURANSI Prepared by Ari Raharjo Email: ariraharjo2013@gmail.com Definisi Asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada

Lebih terperinci

Asuransi Jiwa

Asuransi Jiwa Bab 1: Pengantar Asuransi Statistika FMIPA Universitas Islam Indonesia Asuransi Jiwa Asuransi Jiwa Asuransi adalah salah satu bentuk pengendalian risiko yang berupa perjanjian antara nasabah asuransi

Lebih terperinci

ASURANSI MELINDUNGI KITA Buku Pelajaran SMP. 12 April 2016

ASURANSI MELINDUNGI KITA Buku Pelajaran SMP. 12 April 2016 ASURANSI MELINDUNGI KITA Buku Pelajaran SMP 12 April 2016 DAFTAR ISI 1. Pengertian Asuransi 2. Klasifikasi Asuransi 3. Manfaat Asuransi 4. Prosedur dalam Membeli Asuransi 5. Prosedur dalam Penanganan Klaim

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Proses globalisasi yang semakin kuat sangat berpengaruh dalam pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. Proses globalisasi yang semakin kuat sangat berpengaruh dalam pertumbuhan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu sektor usaha yang mempengaruhi perkembangan perekonomian di Indonesia yaitu sektor perbankan, dimana sektor ini memberikan dampak dalam upaya peningkatkan

Lebih terperinci

Mengenal Hukum Asuransi di Indonesia. Oleh: Mustari Soleman Masiswa Fakultas Hukum Univ.Nasional

Mengenal Hukum Asuransi di Indonesia. Oleh: Mustari Soleman Masiswa Fakultas Hukum Univ.Nasional Mengenal Hukum Asuransi di Indonesia Oleh: Mustari Soleman Masiswa Fakultas Hukum Univ.Nasional Sejarah Singkat Asuransi Asuransi berasal dari masyarakat Babilonia 4000-3000 SM yang dikenal dengan perjanjian

Lebih terperinci

ekonomi Kelas X BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN BUKAN BANK KTSP & K-13 A. Pengertian Bank Tujuan Pembelajaran

ekonomi Kelas X BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN BUKAN BANK KTSP & K-13 A. Pengertian Bank Tujuan Pembelajaran KTSP & K-13 Kelas X ekonomi BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN BUKAN BANK Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mempunyai kemampuan sebagai berikut. 1. Mendeskripsikan produk bank

Lebih terperinci

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 69 /POJK.05/2016 TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA PERUSAHAAN ASURANSI, PERUSAHAAN ASURANSI SYARIAH, PERUSAHAAN REASURANSI,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pandang yang berbeda-beda. Definisi definisi tersebut antara lain : dapat terjadi dengan cara membayar premi asuransi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pandang yang berbeda-beda. Definisi definisi tersebut antara lain : dapat terjadi dengan cara membayar premi asuransi. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Asuransi dan Premi Asuransi Banyak definisi yang telah diberikan kepada istilah asuransi, sepintas definsi tersebut tidak ada kesamaan antara definisi satu dengan

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 23 /POJK.05/2015 TENTANG PRODUK ASURANSI DAN PEMASARAN PRODUK ASURANSI

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 23 /POJK.05/2015 TENTANG PRODUK ASURANSI DAN PEMASARAN PRODUK ASURANSI OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 23 /POJK.05/2015 TENTANG PRODUK ASURANSI DAN PEMASARAN PRODUK ASURANSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Asuransi dan Pengaturan Asuransi. sehingga kerugian itu tidak akan pernah terjadi.

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Asuransi dan Pengaturan Asuransi. sehingga kerugian itu tidak akan pernah terjadi. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Asuransi dan Pengaturan Asuransi 1. Pengertian Asuransi Apabila seseorang menginginkan supaya sebuah resiko tidak terjadi, maka seharusnyalah orang tersebut mengusahakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. selama orang tersebut memiliki kepentingan tanpa memandang status,

BAB I PENDAHULUAN. selama orang tersebut memiliki kepentingan tanpa memandang status, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap hari kita selalu menjumpai risiko, baik dalam pekerjaan maupun aktivtias kecil yang sepele pun risiko akan selalu membayangi kita kapanpun dan dimanapun.

Lebih terperinci

Ketenangan Hidup Kalian akan Terjamin dengan Asuransi Buku Pelajaran SMA kelas X. 12 April 2016

Ketenangan Hidup Kalian akan Terjamin dengan Asuransi Buku Pelajaran SMA kelas X. 12 April 2016 Ketenangan Hidup Kalian akan Terjamin dengan Asuransi Buku Pelajaran SMA kelas X 12 April 2016 DAFTAR ISI 1. Pengertian Risiko 2. Risiko yang dapat diasuransikan 3. Pengertian Asuransi 4. Perbedaan Asuransi

Lebih terperinci

) program yang menjanjikan perlindungan terhadap 1 (satu) 4) program yang menjanjikan perlindungan terhadap 1 (satu)

) program yang menjanjikan perlindungan terhadap 1 (satu) 4) program yang menjanjikan perlindungan terhadap 1 (satu) -*-* Yth. 1. Direksi Perusahaan Asuransi Umum Syariah; 2. Direksi Perusahaan Asuransi Jiwa Syariah; 3. Direksi Perusahaan Asuransi yang Menyelenggarakan Sebagian Usahanya Berdasarkan Prinsip Syariah, di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menempatkan dirinya dalam perkembangan yang sangat pesat, seiring dengan

BAB I PENDAHULUAN. menempatkan dirinya dalam perkembangan yang sangat pesat, seiring dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan yang dilakukan bangsa Indonesia meliputi berbagai bidang kehidupan diantaranya idiologi, politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan keamanan.

Lebih terperinci

BAB II PEMBAHASAN ASURANSI JIWA SECARA UMUM. sangat singkat sekali dan hanya terdiri dari tujuh (7) pasal yaitu Pasal 302 sampai

BAB II PEMBAHASAN ASURANSI JIWA SECARA UMUM. sangat singkat sekali dan hanya terdiri dari tujuh (7) pasal yaitu Pasal 302 sampai BAB II PEMBAHASAN ASURANSI JIWA SECARA UMUM A. Pengertian Asuransi Jiwa Dalam KUHDagang yang mengatur tentang asuransi jiwa, pengaturannya sangat singkat sekali dan hanya terdiri dari tujuh (7) pasal yaitu

Lebih terperinci

A. PENDAHULUAN 4 1. Perlunya Asuransi Mikro di Indonesia 4 2. Peluang Asuransi Mikro 5 3. Bentuk-bentuk Asuransi Mikro 5

A. PENDAHULUAN 4 1. Perlunya Asuransi Mikro di Indonesia 4 2. Peluang Asuransi Mikro 5 3. Bentuk-bentuk Asuransi Mikro 5 DAFTAR ISI A. PENDAHULUAN 4 1. Perlunya Asuransi Mikro di Indonesia 4 Peluang Asuransi Mikro 5 3. Bentuk-bentuk Asuransi Mikro 5 B. KARAKTERISTIK DAN DEFINISI ASURANSI MIKRO INDONESIA 6 1. Karakteristik

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Bahaya kebakaran pada kehidupan manusia banyak yang mengancam. keselamatan harta kekayaan, jiwa, dan raga manusia.

I. PENDAHULUAN. Bahaya kebakaran pada kehidupan manusia banyak yang mengancam. keselamatan harta kekayaan, jiwa, dan raga manusia. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahaya kebakaran pada kehidupan manusia banyak yang mengancam keselamatan harta kekayaan, jiwa, dan raga manusia. Bagi orang yang berkepentingan, dia merasa perlu untuk

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI ASURANSI. Materi 1 PENGENALAN ASURANSI

SISTEM INFORMASI ASURANSI. Materi 1 PENGENALAN ASURANSI SISTEM INFORMASI ASURANSI Materi 1 PENGENALAN ASURANSI Dr. Kartika Sari U niversitas G unadarma Materi 1-1 Pengertian Asuransi Asuransi adalah: Suatu mekanisme pemindahan risiko dari tertanggung (nasabah)

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2014 TENTANG PERASURANSIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2014 TENTANG PERASURANSIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2014 TENTANG PERASURANSIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang Mengingat : a. bahwa industri perasuransian yang sehat,

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI KARANGANYAR NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PEMBERIAN BANTUAN DARURAT BENCANA

PERATURAN BUPATI KARANGANYAR NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PEMBERIAN BANTUAN DARURAT BENCANA PERATURAN BUPATI KARANGANYAR NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PEMBERIAN BANTUAN DARURAT BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARANGANYAR, Menimbang : a. bahwa untuk meringankan

Lebih terperinci

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI No.5618 EKONOMI. Asuransi. Penyelenggaraan. Pencabutan. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 337). PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

Ringkasan Informasi Produk

Ringkasan Informasi Produk Ringkasan Informasi Produk Selamat! Anda telah mengambil langkah tepat untuk mencapai hidup yang lebih berkualitas. Untuk membantu Anda semakin memahami produk asuransi yang Anda miliki, berikut adalah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pesat saat ini. Peningkatan ini dapat dilihat dari semakin tingginya kebutuhan

I. PENDAHULUAN. pesat saat ini. Peningkatan ini dapat dilihat dari semakin tingginya kebutuhan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan perekonomian di Indonesia terus mengalami peningkatan yang sangat pesat saat ini. Peningkatan ini dapat dilihat dari semakin tingginya kebutuhan masyarakat

Lebih terperinci

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 67 /POJK.05/2016 TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN PERUSAHAAN ASURANSI, PERUSAHAAN ASURANSI SYARIAH, PERUSAHAAN

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Bank 1. Pengertian Bank Pengertian bank menurut Undang-undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tanggal 10 November 1998 tentang Perbankan, bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari

Lebih terperinci

Manfaat Dan Mekanisme Penyelesaian Klaim Asuransi Prudential. Ratna Syamsiar. Abstrak

Manfaat Dan Mekanisme Penyelesaian Klaim Asuransi Prudential. Ratna Syamsiar. Abstrak Manfaat Dan Mekanisme Penyelesaian Klaim Asuransi Prudential Ratna Syamsiar Dosen Bagian Hukum Perdata Fakultas Hukum Universitas Lampung Abstrak PT Prudential Life Assurance memberikan perlindungan bagi

Lebih terperinci

LAMPIRAN SK NO. 422/AAUI/06

LAMPIRAN SK NO. 422/AAUI/06 KLAUSUL KENDARAAN BERMOTOR RODA DUA DAN ATAU RODA TIGA Dengan ini dicatat dan disepakati, bahwa : 1. Menyimpang dari definisi kendaraan bermotor yang dicantumkan dalam Polis, kata kendaraan bermotor harus

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Asuransi Kerugian Dalam perkembangan dunia usaha tidak seorang pun yang dapat meramalkan apa yang akan terjadi di masa yang akan datang secara tepat, setiap ramalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempercepat kemajuan ekonomi masyarakat. yang diharamkan, proyek yang menimbulkan kemudharatan bagi

BAB I PENDAHULUAN. mempercepat kemajuan ekonomi masyarakat. yang diharamkan, proyek yang menimbulkan kemudharatan bagi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sistem keuangan syariah merupakan subsistem dari sistem ekonomi syariah. Ekonomi syariah merupakan bagian dari sistem ekonomi Islam secara keseluruhan. Dengan demikian,

Lebih terperinci

http://www.hadiborneo.wordpress.com/ Secara bahasa Berasal dari kata assurantie dari bahasa Belanda yang berakar dari bahasa latin yaitu assecurare yang berarti meyakinkan orang. Menurut UU No. 2 Tahun

Lebih terperinci

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 13/SEOJK.05/2016 TENTANG PELAPORAN PRODUK ASURANSI BAGI PERUSAHAAN ASURANSI

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 13/SEOJK.05/2016 TENTANG PELAPORAN PRODUK ASURANSI BAGI PERUSAHAAN ASURANSI Yth. 1. Direksi Perusahaan Asuransi Umum; dan 2. Direksi Perusahaan Asuransi Jiwa, di tempat. SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 13/SEOJK.05/2016 TENTANG PELAPORAN PRODUK ASURANSI BAGI PERUSAHAAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. barang-barang dicuri, dan sebagainya. Kemungkinan akan kehilangan atau

BAB I PENDAHULUAN. barang-barang dicuri, dan sebagainya. Kemungkinan akan kehilangan atau 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia dalam hidupnya memiliki harta kekayaan sebagai hasil jerih payahnya dalam bekerja. Harta kekayaan tersebut bisa berupa rumah, perhiasan, ataupun kendaraan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS. A. Pelaksanaan Akad Tabarru Pada PT. Asuransi Takaful Keluarga

BAB IV ANALISIS. A. Pelaksanaan Akad Tabarru Pada PT. Asuransi Takaful Keluarga 91 BAB IV ANALISIS A. Pelaksanaan Akad Tabarru Pada PT. Asuransi Takaful Keluarga Bandar Lampung Harta Hak milik dalam arti sebenarnya tidak hanya sekedar aset biasa, akan tetapi memiliki arti yang sangat

Lebih terperinci

DASAR & HUKUM ASURANSI KESEHATAN BAB 4

DASAR & HUKUM ASURANSI KESEHATAN BAB 4 DASAR & HUKUM ASURANSI KESEHATAN BAB 4 Oleh : Erlina Puspitaloka Mahadewi, SE, MM, MBL PERBEDAAN ASURANSI KERUGIAN DENGAN JIWA 1. MENGENAI PARA PIHAK a. Asuransi Kerugian Ada 2 pihak yaitu pihak penanggung

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS. A. Pengelolaan dana tabarru pada AJB Bumiputra 1912 kantor cabang

BAB IV ANALISIS. A. Pengelolaan dana tabarru pada AJB Bumiputra 1912 kantor cabang 52 BAB IV ANALISIS A. Pengelolaan dana tabarru pada AJB Bumiputra 1912 kantor cabang syariah di Semarang Berikut ini akan dijelaskan pengelolaan dana tabarru yang terdapat pada AJB Bumiputera Unit Syariah

Lebih terperinci

RINGKASAN INFORMASI INHEALTH CREDIT LIFE*) Inhealth Credit Life (Asuransi Jiwa Berjangka). PT Asuransi Jiwa Inhealth Indonesia.

RINGKASAN INFORMASI INHEALTH CREDIT LIFE*) Inhealth Credit Life (Asuransi Jiwa Berjangka). PT Asuransi Jiwa Inhealth Indonesia. RINGKASAN INFORMASI INHEALTH CREDIT LIFE*) 1. Ringkasan Produk : 1.1 Nama produk 1.2 Jenis Produk 1.3 Nama Penerbit 1.4 Tertanggung 1.5 Masa Pertanggungan Inhealth Credit Life (Asuransi Jiwa Berjangka).

Lebih terperinci

- 2 - PASAL DEMI PASAL. Pasal 1 Cukup jelas. Pasal 2 Cukup jelas. Pasal 3 Cukup jelas. Pasal 4 Huruf a Angka 1

- 2 - PASAL DEMI PASAL. Pasal 1 Cukup jelas. Pasal 2 Cukup jelas. Pasal 3 Cukup jelas. Pasal 4 Huruf a Angka 1 PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 69 /POJK.05/2016 TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA PERUSAHAAN ASURANSI, PERUSAHAAN ASURANSI SYARIAH, PERUSAHAAN REASURANSI, DAN PERUSAHAAN REASURANSI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Memasuki era globalisasi, dunia Islam dihadapkan pada keadaan yang menggelisahkan, dimana pada era ini perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian lapangan dan analisis terhadap penggunaan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian lapangan dan analisis terhadap penggunaan BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian lapangan dan analisis terhadap penggunaan istialah pinjaman dalam pembiayaan murabahah melalui jual beli emas di Baitul Maal Wat Tamwil

Lebih terperinci

A. INSURED B. INSURER C. ACCIDENT D. INTEREST

A. INSURED B. INSURER C. ACCIDENT D. INTEREST MENURUT PASAL 246 KUHD RI; ASURANSI ATAU PERTANGGUNGAN ADALAH SUATU PERJANJIAN, DENGAN MANA SEORANG PENANGGING MENGIKATKAN DIRI PADA TERTANGGUNG DENGAN MENERIMA SUATU PREMI, UNTUK MEMBERI PENGGANTIAN KEPADANYA

Lebih terperinci

FE Unlam Banjarmasin Abdul Hadi, 2010

FE Unlam Banjarmasin Abdul Hadi, 2010 MANAJEMEN RISIKO MEMINDAHKAN KERUGIAN (LOSS TRANSFER) OUTLINE 2 Pengertian dan Alasan Memindah Kerugian Dasar Hukum dan Cara Memindahkan Kerugian Kontrak Bukan Asuransi Kontrak Asuransi 3 Pengertian dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Risiko akan selalu ada dan mengikuti kehidupan manusia. Salah satu. pembangunan, terbakarnya bangunan dan lain sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN. Risiko akan selalu ada dan mengikuti kehidupan manusia. Salah satu. pembangunan, terbakarnya bangunan dan lain sebagainya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Risiko akan selalu ada dan mengikuti kehidupan manusia. Salah satu risiko yang kerap terjadi dan menimpa kehidupan manusia adalah terkait harta benda. Adapun

Lebih terperinci

PENGENALAN ASURANSI. Sistem Informasi Asuransi dan Keuangan

PENGENALAN ASURANSI. Sistem Informasi Asuransi dan Keuangan PENGENALAN ASURANSI Sistem Informasi Asuransi dan Keuangan APAKAH ASURANSI ITU? Asuransi adalah: Suatu mekanisme pemindahan risiko dari tertanggung (nasabah) kepada penanggung (pihak asuransi). Dengan

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI ASURANSI

SISTEM INFORMASI ASURANSI SISTEM INFORMASI ASURANSI Materi 2 INDUSTRI ASURANSI (AsurAnsi JIWA) Dr. Kartika Sari U niversitas G unadarma Materi 2-1 Jenis Perusahaan Asuransi Perusahaan Perseoran (Sole Proprietorship): Suatu bahan

Lebih terperinci

Accidental & Health. Hospital Income& Surgical Benefit

Accidental & Health. Hospital Income& Surgical Benefit Accidental & Health Hospital Income& Surgical Benefit Persiapkan segala sesuatunya dengan Hospital Income & Surgical Benefit Perlindungan lengkap akan biaya finansial atas perawatan di rumah sakit, dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk melindungi dirinya sendiri maupun keluarga dari kemungkinan kejadian

BAB I PENDAHULUAN. untuk melindungi dirinya sendiri maupun keluarga dari kemungkinan kejadian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat saat ini semakin menyadari pentingnya mempersiapkan diri untuk melindungi dirinya sendiri maupun keluarga dari kemungkinan kejadian yang tidak pasti, baik

Lebih terperinci

Ringkasan Informasi Produk

Ringkasan Informasi Produk Ringkasan Informasi Produk Selamat! Anda telah mengambil langkah tepat untuk mencapai hidup yang lebih berkualitas. Untuk membantu Anda semakin memahami produk asuransi yang Anda miliki, berikut adalah

Lebih terperinci

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.05/2015 TENTANG

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.05/2015 TENTANG OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.05/2015 TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN PERUSAHAAN ASURANSI, PERUSAHAAN ASURANSI SYARIAH, PERUSAHAAN REASURANSI,

Lebih terperinci

ASURANSI PERTANIAN DI INDONESIA

ASURANSI PERTANIAN DI INDONESIA ASURANSI PERTANIAN DI INDONESIA 1 LATAR BELAKANG 1.Usaha sektor pertanian dipandang usaha yang mempunyai risiko tinggi terhadap dinamika alam dan rentan terhadap serangan hama dan penyakit yang mengakibatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia, undang-undang yang mengatur asuransi sebagai sebuah

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia, undang-undang yang mengatur asuransi sebagai sebuah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan kendaraan bermotor sebagai sarana transportasi di Indonesia menunjukan pertumbuhan yang cukup pesat karena kebutuhan setiap orang tidak terlepas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM. 2.1 Konsep Badan Penyelenggara Jaminan Sosial. menyelenggarakan program Jaminan Kesehatan Nasional sesuai dengan ketentuan

BAB II TINJAUAN UMUM. 2.1 Konsep Badan Penyelenggara Jaminan Sosial. menyelenggarakan program Jaminan Kesehatan Nasional sesuai dengan ketentuan BAB II TINJAUAN UMUM 2.1 Konsep Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial yang disingkat dengan BPJS menyelenggarakan program Jaminan Kesehatan Nasional sesuai dengan ketentuan

Lebih terperinci

UU NOMOR 14 TAHUN 1992 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

UU NOMOR 14 TAHUN 1992 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 Dalam Undang-undang ini yang dimaksud dengan: UU NOMOR 14 TAHUN 1992 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 1. Lalu lintas adalah gerak kendaraan, orang, dan hewan di jalan;

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN ASURANSI DALAM PEMBIAYAAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR) PADA PT. BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO), TBK. KANTOR CABANG SYARIAH MALANG

ANALISIS PENERAPAN ASURANSI DALAM PEMBIAYAAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR) PADA PT. BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO), TBK. KANTOR CABANG SYARIAH MALANG ANALISIS PENERAPAN ASURANSI DALAM PEMBIAYAAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR) PADA PT. BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO), TBK. KANTOR CABANG SYARIAH MALANG MEGA LISTRA ABSTRAK Bagi masyarakat yang memiliki keterbatasan

Lebih terperinci

Handout 1A. Anggaran Bulanan. Anggaran Berimbang

Handout 1A. Anggaran Bulanan. Anggaran Berimbang Handout 1A Anggaran Berimbang Anggaran Bulanan Pendapatan (Uang Masuk) Gaji Pengeluaran (Uang Keluar) 5,000,000 Pengeluaran Tetap Kontrak Rumah 1,500,000 Cicilan Kendaraan 750,000 Asuransi 100,000 Tabungan

Lebih terperinci

Yth. 1. Direksi Perusahaan Asuransi; dan 2. Direksi Perusahaan Asuransi Syariah, di tempat.

Yth. 1. Direksi Perusahaan Asuransi; dan 2. Direksi Perusahaan Asuransi Syariah, di tempat. Yth. 1. Direksi Perusahaan Asuransi; dan 2. Direksi Perusahaan Asuransi Syariah, di tempat. SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 32 /SEOJK.05/2016 TENTANG SALURAN PEMASARAN PRODUK ASURANSI

Lebih terperinci

STIE DEWANTARA Manajemen Asuransi, Pegadaian & Anjak Piutang

STIE DEWANTARA Manajemen Asuransi, Pegadaian & Anjak Piutang Manajemen Asuransi, Pegadaian & Anjak Piutang Manajemen Lembaga Keuangan, Sesi 5 Pengertian Asuransi Asuransi Assurantie (B. Belanda) = Pertanggungan Assecurare (B. Latin) = Meyakinkan orang Asuransi Bahasa

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Operasional Produk Mitra Mabrur Plus. masyarakat sebagai calon peserta asuransi.

BAB V PEMBAHASAN. A. Operasional Produk Mitra Mabrur Plus. masyarakat sebagai calon peserta asuransi. BAB V PEMBAHASAN A. Operasional Produk Mitra Mabrur Plus Sebagai sebuah perusahaan asuransi, maka asuransi syariah menawarkan produk-produk perasuransiannya. Produk asuransi yang dimaksud di sini adalah

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. Pengertian pemasaran sangat luas,banyak ahli yang telah memberikan definisi atas

II. LANDASAN TEORI. Pengertian pemasaran sangat luas,banyak ahli yang telah memberikan definisi atas 10 II. LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian pemasaran Pengertian pemasaran sangat luas,banyak ahli yang telah memberikan definisi atas pemasaran ini. Definisi yang diberikan sering berbeda antara ahli yang satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kerusakan, kehilangan atau resiko lainnya. Oleh karena itu setiap resiko yang

BAB I PENDAHULUAN. kerusakan, kehilangan atau resiko lainnya. Oleh karena itu setiap resiko yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Resiko di masa datang dapat terjadi terhadap kehidupan seseorang misalnya kematian, sakit, atau resiko dipecat dari pekerjaannya. Dalam dunia bisnis, resiko

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN MENGENAI PERLINDUNGAN HUKUM BAGI TERTANGGUNG DAN SYARAT-SYARAT PERJANJIAN ASURANSI BERDASARKAN KUHD

BAB II TINJAUAN MENGENAI PERLINDUNGAN HUKUM BAGI TERTANGGUNG DAN SYARAT-SYARAT PERJANJIAN ASURANSI BERDASARKAN KUHD 17 BAB II TINJAUAN MENGENAI PERLINDUNGAN HUKUM BAGI TERTANGGUNG DAN SYARAT-SYARAT PERJANJIAN ASURANSI BERDASARKAN KUHD A. Pengertian Asuransi Dalam ketentuan Pasal 1774 KUHPerdata yang sudah dikemukakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mengamati perkembangan perekonomian dari sisi informasi dimasa sekarang ini,

BAB I PENDAHULUAN. Mengamati perkembangan perekonomian dari sisi informasi dimasa sekarang ini, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mengamati perkembangan perekonomian dari sisi informasi dimasa sekarang ini, masyarakat maupun pemerintah melakukan pembangunan pada berbagai bidang yang bertujuan

Lebih terperinci

PERUSAHAAN ASURANSI ATA 2014/2015 M6/IT /NICKY/

PERUSAHAAN ASURANSI ATA 2014/2015 M6/IT /NICKY/ PERUSAHAAN ASURANSI 1. PENGERTIAN USAHA DAN KARAKTERISTIK ASURANSI Definisi (UU no. 2 tahun 1992) Perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan nama penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung dengan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. LAKU PANDAI Laku pandai disingkat dari layanan keuangan tanpa kantor dalam rangka keuangan inklusif, yaitu program Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk penyediaan layanan perbankan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Perjanjian adalah peristiwa seseorang berjanji kepada seorang lain atau dua orang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Perjanjian adalah peristiwa seseorang berjanji kepada seorang lain atau dua orang II. TINJAUAN PUSTAKA A. Perjanjian Asuransi 1. Pengertian Perjanjian Perjanjian adalah peristiwa seseorang berjanji kepada seorang lain atau dua orang itu berjanji untuk melaksanakan suatu hal. Menurut

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 1992 TENTANG USAHA PERASURANSIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 1992 TENTANG USAHA PERASURANSIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 1992 TENTANG USAHA PERASURANSIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur

Lebih terperinci

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 12 / POJK.05/2014 TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 12 / POJK.05/2014 TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 12 / POJK.05/2014 TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering mendengar mengenai orang sakit

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering mendengar mengenai orang sakit 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering mendengar mengenai orang sakit atau terluka atau bahkan meninggal dunia karena suatu kecelakaan. Bangunan atau pabrik yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak pernah terlepas dari bahaya, Beberapa

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak pernah terlepas dari bahaya, Beberapa BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak pernah terlepas dari bahaya, Beberapa macam bahaya yang mengancam kehidupan manusia disebabkan oleh peristiwa yang timbul secara

Lebih terperinci

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN /SEOJK.05/2016 TENTANG

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN /SEOJK.05/2016 TENTANG Yth. 1. Direksi Perusahaan Asuransi; dan 2. Direksi Perusahaan Reasuransi; di tempat. SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.05/2016 TENTANG DASAR PENILAIAN ASET YANG DIPERKENANKAN DALAM BENTUK

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR TAHUN 2013 TENTANG LEMBAGA ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA DI SEKTOR JASA KEUANGAN

RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR TAHUN 2013 TENTANG LEMBAGA ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA DI SEKTOR JASA KEUANGAN OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR TAHUN 2013 TENTANG LEMBAGA ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA DI SEKTOR JASA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkembang pesat, perkembangan zaman dan kemajuan teknologi juga. baik yang telah berdiri maupun yang baru akan berdiri.

BAB I PENDAHULUAN. berkembang pesat, perkembangan zaman dan kemajuan teknologi juga. baik yang telah berdiri maupun yang baru akan berdiri. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan zaman dan kemajuan teknologi yang terus berkembang, menyebabkan semakin pesatnya tingkat pertumbuhan perusahaanperusahaan baru baik yang

Lebih terperinci

RINGKASAN INFORMASI PRODUK RaksaEarthquake Insurance Asuransi Gempa Bumi

RINGKASAN INFORMASI PRODUK RaksaEarthquake Insurance Asuransi Gempa Bumi RINGKASAN INFORMASI PRODUK RaksaEarthquake Insurance Asuransi Gempa Bumi Nama Produk : RaksaEarthquake Insurance / Asuransi Gempa Bumi Jenis Produk : Asuransi Harta Benda Nama Penerbit : PT. Asuransi Raksa

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA TENTANG GANTI KERUGIAN ANGKUTAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA TENTANG GANTI KERUGIAN ANGKUTAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG GANTI KERUGIAN ANGKUTAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

RESIKO DALAM ASURANSI

RESIKO DALAM ASURANSI RESIKO DALAM ASURANSI PENGERTIAN RISIKO Arthur Williams dan Richard, M.H Risiko adalah suatu variasi dari hasil-hasil yang dapat terjadi selama periode waktu tertentu. A.Abas Salim Risiko adalah ketidakpastian

Lebih terperinci

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN /SEOJK.05/2017 TENTANG

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN /SEOJK.05/2017 TENTANG Yth. 1. Direksi Perusahaan Asuransi; dan 2. Direksi Perusahaan Reasuransi; di tempat. SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.05/2017 TENTANG DASAR PENILAIAN ASET YANG DIPERKENANKAN DALAM BENTUK

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Manusia di dalam hidupnya selalu berada dalam ketidakpastian dan selalu

I. PENDAHULUAN. Manusia di dalam hidupnya selalu berada dalam ketidakpastian dan selalu I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia di dalam hidupnya selalu berada dalam ketidakpastian dan selalu mengalami risiko, yaitu suatu peristiwa yang belum dapat dipastikan terjadinya dan bila terjadi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia. Seperti telah dimaklumi, bahwa dalam mengarungi hidup dan

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia. Seperti telah dimaklumi, bahwa dalam mengarungi hidup dan 1 BAB 1 PENDAHULUAN Asuransi atau pertanggungan timbul karena adanya kebutuhan manusia. Seperti telah dimaklumi, bahwa dalam mengarungi hidup dan kehidupan ini manusia selalu dihadapan kepada suatu masalah

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN TABUNGAN BERENCANA PADA BANK SYARIAH MANDIRI KANTOR CABANG LUBUK SIKAPING

BAB IV PELAKSANAAN TABUNGAN BERENCANA PADA BANK SYARIAH MANDIRI KANTOR CABANG LUBUK SIKAPING BAB IV PELAKSANAAN TABUNGAN BERENCANA PADA BANK SYARIAH MANDIRI KANTOR CABANG LUBUK SIKAPING A. Persyaratan Pembukaan Rekening Tabungan Berencana pada Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Lubuk Sikaping

Lebih terperinci

POLIS ASURANSI DEMAM BERDARAH SYARIAH

POLIS ASURANSI DEMAM BERDARAH SYARIAH POLIS ASURANSI DEMAM BERDARAH SYARIAH Bahwa Peserta telah mengajukan suatu permohonan tertulis yang menjadi dasar dan merupakan bagian tidak terpisahkan dari Polis ini, Pengelola akan membayar santunan

Lebih terperinci

Ringkasan Informasi Produk

Ringkasan Informasi Produk Ringkasan Informasi Produk Selamat! Anda telah mengambil langkah tepat untuk mencapai hidup yang lebih berkualitas. Untuk membantu Anda semakin memahami produk asuransi yang Anda miliki, berikut adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan bangsa dan mewujudkan pembangunan nasional.dalam poladasar

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan bangsa dan mewujudkan pembangunan nasional.dalam poladasar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pola dasar Pembangunan Nasional meletakkan dasar-dasar bagi pembangunan bangsa dan mewujudkan pembangunan nasional.dalam poladasar juga ditandaskan bahwa pembangunan

Lebih terperinci