(BLOWDRY) MENGERINGKAN RAMBUT DENGAN PENGERING GENGGAM BAHAN AJAR KURSUS DAN PELATIHAN TATA KECANTIKAN RAMBUT LEVEL II

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "(BLOWDRY) MENGERINGKAN RAMBUT DENGAN PENGERING GENGGAM BAHAN AJAR KURSUS DAN PELATIHAN TATA KECANTIKAN RAMBUT LEVEL II"

Transkripsi

1 DIREKTORAT PEMBINAAN KURSUS DAN PELATIHAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN MASYARAKAT KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TAHUN 2015 BAHAN AJAR KURSUS DAN PELATIHAN TATA KECANTIKAN RAMBUT LEVEL II MENGERINGKAN RAMBUT DENGAN PENGERING GENGGAM (BLOWDRY)

2

3 BAHAN AJAR KURSUS DAN PELATIHAN TATA KECANTIKAN RAMBUT LEVEL II MENGERINGKAN RAMBUT DENGAN PENGERING GENGGAM (BLOWDRY) DIREKTORAT PEMBINAAN KURSUS DAN PELATIHAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN MASYARAKAT KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TAHUN 2015

4 MENGERINGKAN RAMBUT DENGAN PENGERING GENGGAM (BLOWDRY) Cetakan I, Tahun 2015 ii

5 Sambutan Dalam rangka menghadapi persaingan global, Indonesia dituntut agar menyediakan sumber daya manusia yang berkualitas yang dibekali dengan keterampilan serta berkarakter. Hal ini akan menjadikan daya saing bangsa Indonesia semakin diperhitungkan di kancah pergaulan dunia. Sejalan dengan hal di atas, Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan memiliki visi Terselenggaranya layanan pendidikan anak usia dini, nonformal dan informal untuk mewujudkan insan Indonesia yang berakhlak mulia, berkarakter, cerdas, terampil, mandiri dan kreatif, serta profesional. Salah satu upaya untuk mewujudkan visi tersebut adalah dengan menyediakan sarana pembelajaran yang dibutuhkan masyarakat. Penyediaan sarana pembelajaran ini, diantaranya dengan menerbitkan bahan ajar kursus dan pelatihan yang mengacu pada Standar Kompetensi Lulusan (SKL) berbasis Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI). Penerbitan bahan ajar ini bertujuan untuk menambah sumber belajar sesuai dengan kebutuhan masyarakat agar mudah diperoleh sehingga kegiatan pembelajaran pada lembaga kursus dan pelatihan serta satuan pendidikan nonformal lainnya dapat berhasil lebih baik dan lulusannya dapat berdaya saing di pasar global. Kami berharap bahan ajar ini dapat memberikan manfaat dan memenuhi kebutuhan peserta didik dalam menempuh pendidikan untuk memperoleh keterampilan dan kompetensi yang diinginkan. Kritik dan saran sangat kami perlukan demi perbaikan dan penyempurnaan bahan ajar ini. Terima kasih. Jakarta, Juli 2015 Direktur Jenderal, Ir. Harris Iskandar, Ph.D. NIP iii

6 Kata Pengantar Pertama-tama kami menyampaikan puji syukur kepada Allah Tuhan Yang Maha Kuasa, berkat rahmat dan karunia-nya, bahan ajar kursus dan pela han dalam bentuk buku selesai disusun dan siap dimanfaatkan oleh peserta didik, penyelenggara kursus dan pela han, serta satuan pendidikan nonformal lainnya. Bahan ajar kursus dan pelatihan ini terdiri atas 10 jenis keterampilan yaitu Tata Kecantikan Rambut, Tata Kecantikan Kulit, Tata Boga, Broadcasting, Baby Sitter, Otomotif, Refleksi, Merangkai Bunga Kering dan Bunga Buatan, Bordir dan Sulam serta Merangkai Bunga dan Desain Floral. Bahan ajar yang telah disusun ini me upakan sarana pembelajaran yang bersifat substansif bagi penerapan Kurikulum Berbasis Kompetensi yang mengacu pada Standar Lulusan (SKL) serta berbasis Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) pada masing-masing jenis keterampilan. Penerapan bahan ajar yang relevan dan konstek tual dengan kebutuhan peserta didik akan sangat membantu mereka dalam mempersiapkan diri untuk mengikuti uji kompetensi sehingga peserta didik memiliki kompetensi yang mampu bersaing di pasar global. Akhirnya dak lupa kami sampaikan terima kasih dan penghargaan kepada m penyusun yang telah bekerja keras dan meluangkan waktu, pikiran, dan tenaga demi terwujudnya bahan ajar ini. Semoga bahan ajar ini bermanfaat bagi peserta didik, penyelenggara kursus dan pela han serta satuan pendidikan nonformal lainnya maupun masyarakat secara umum. Jakarta, Januari 2015 Direktur, Muslikh, S.H iv

7 Daftar Isi Sambutan iii Kata Pengantar iv Da ar Isi v Da ar Gambar vi BAB I PENDAHULUAN 1 A. Latar Belakang B. Tujuan Pembelajaran C. Unit Kompetensi dan Elemen Kompetensi BAB II PENCUCIAN RAMBUT A. Pengertian B. Tujuan pencucian rambut C. Materi Pembelajaran Pencucian Rambut D. Rangkuman 1 E. Evaluasi. 1 BAB III MENGERINGKAN RAMBUT DENGAN PENGERING GENGGAM( ) 1 A. Pengertian 1 B. Tujuan 1 C. Materi Pembelajaran (Blowdry) 1 D. Rangkuman: E. Evaluasi. 2 BAB IV PENUTUP DAFTAR PUSTAKA BIODATA PENULIS 2 2 v

8 Daftar Gambar Gambar 2.1. Wasbak (1) dan Shower (2) Gambar 2.2 Tempat air/gentong ( ) dan Gayung (4) Gambar 2.3 Cape (5), Handuk (6), dan sisir bergigi jarang (7) Gambar macam sampo untuk 3 jenis rambut yang berbeda untuk rambut berminyak (1), untuk rambut normal (2), untuk rambut kering/rusak (3) Gambar 2.5 Condi oner Gambar 2.6 Persiapan pelanggan Gambar 2.7 Menyiram rambut pelanggan Gambar 2.8 Meratakan sampo Gambar 2.9 Membilas rambut pelanggan Gambar 2.10 Membungkus rapi rambut pelanggan Gambar Cape (1), sisir ekor (2), sikat bulat (3, jepit bergerigi (4), (5) Gambar Kosmetika Blowdry : styling foam dan blowdry lo ion Gambar Pengenaan handuk/penutup tubuh 1 Gambar Rambut dibagi menjadi 4 bagian, 2 di bagian depan, 2 dibagian belakang Gambar 3.15 Rambut diturunkan lapis demi lapis mulai dari bagian belakang 1 Gambar Rambut digulungkan pada sikat blow Gambar 3.17 Rambut dikeringkan mulai dari bagian pangkal ke ujung rambut 1 Gambar 3.18 Peniupan arah angin hairdryer Gambar 3.19 Penyelesaian dan hasil blowdry Gambar 3.20 Sketsa pembagian rambut, penurunan rambut, dan hasil akhir blowdry. Gambar 3.21 Pembagian dan penurunan rambut untuk dikeringkan Gambar 3.22 Proses pengeringan rambut dengan sikat setengan lingkar 2 Gambar 3.23 Hasil pengeringan yang membentuk lengkung 2 vi

9 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kursus Tata Kecan kan Rambut adalah salah satu kursus yang banyak dimina masyarakat khususnya kaum hawa. Dengan mengiku kursus, pengetahuan dan keterampilan bertambah sehingga sangat bermanfaat dalam menambah kecakapan hidup yang nan nya dipas kan dapat menopang kehidupan dan mengurangi pengangguran serta angka kemiskinan. Dalam kursus Tata Kecan kan Rambut yang berjenjang itu, sangat banyak materi yang diajarkan, misalnya sebagai berikut. 1. Kursus TKR Tingkat Pratama, materi yang diharapkan dapat dikuasai peserta didik di antaranya adalah mencuci rambut, merawat rambut dan kulit kepala, mengeringkan rambut dengan pengering genggam, serta menata sanggul hairpiece (tanpa pasang). 2. Kursus TKR Tingkat Madya, mengajarkan pemangkasan, pengeri ngan, pengecatan rambut uban, pratata, menata, membuat sanggul cemara dan memasangnya di kepala. 3. Kursus TKR Tingkat Utama, mengajarkan pemangkasan desain, pengeri ngan desain, pewarnaan desain, pelurusan rambut, penataan desain, penataan rambut panjang, dan sanggul daerah. Kali ini penulis akan menyajikan Buku Bahan Ajar Tata Kecan kan Rambut Tingkat Pratama, yaitu Mengeringkan Rambut dengan Pengering Genggam. Walaupun umumnya ngkat pratama hanya menggunakan sikat blow yang bulat, di dalam buku ini juga kami tuangkan bagaimana cara mengeringkan rambut dengan pengering genggam menggunakan sikat yang lain, yaitu sikat vidal dan cara penggunaannya sehingga mampu menghadirkan tatanan rambut yang berbeda. Tujuan penyusunan bahan ajar ini adalah agar peserta didik mempunyai pegangan untuk menata rambut yang didahului dengan mengeringkan rambut dengan alat pengering genggam (hairdryer) dan sikat yang beraneka macam. 1

10 B. Tujuan Pembelajaran Setelah selesai pembelajaran, peserta didik diharapkan mempunyai kemampuan untuk mengeringkan rambut dengan pengering genggam, dengan alat-alat yang sesuai, dan mampu menyesuaikan tehnik pengeringannya dengan bentuk penataan rambut pelanggan dengan memperha kan keindahan, kerapian dan keserasian bagi pemakainya. C. Unit Kompetensi dan Elemen Kompetensi Unit Kompetensi: 1. Mencuci rambut. 2. Mengeringkan rambut dengan pengering genggam. Elemen Kompetensi: 1. Melakukan persiapan pelanggan. 2. Menyiapkan alat, bahan, dan kosme ka. 3. Melaksanakan pencucian rambut. 4. Melaksanakan pengeringan rambut dengan pengering genggam. Indikator : 1. Menyiapkan alat, bahan, dan kosme ka pencucian rambut. 2. Menyiapkan alat, bahan, dan kosme ka pengeringan rambut. 3. Menyiapkan pelanggan. 4. Mencuci rambut pelanggan. 5. Melakukan pengeringan rambut dengan pengering genggam. 6. Melakukan penataan yang disesuaikan dengan bentuk wajah, usia, dan perawakan pelanggan. 7. Mengaplikasikan kosme ka penataan. Tujuan pembelajaran : Setelah menyelesaikan pembelajaran, peserta didik diharapkan memiliki 1. Menyiapkan alat, bahan dan kosme ka pencucian rambut. 2. Menyiapkan alat, bahan, dan kosme ka pengeringan rambut. 3. Menyiapkan pelanggan. 4. Mencuci rambut pelanggan. 5. Melakukan pengeringan rambut dengan pengering genggam. 2

11 6. Melakukan penataan yang disesuaikan dengan bentuk wajah, usia, dan perawakan pelanggan. 7 Mengaplikasikan kosmetika penataan. Peserta didik dianggap kompeten jika dapat melakukan pencucian rambut pelanggan dalam waktu 30 menit dan dapat mengeringkan rambut pelanggan dengan pengering genggam dalam waktu 30 menit sesuai dengan indikator kelulusan pada SKL, yaitu: a. ketepatan dalam menyiapkan alat-alat pencucian; b. ketepatan dalam menyiapkan alat-alat pengeringan rambut; c. ketepatan memilih kosme ka pencucian rambut; d. ketepatan memilih kosme ka pengeringan rambut dengan pengering genggam (blowdry); e. kebersihan dan kerapian mencuci rambut; f. kerapian membagi rambut; g. ketepatan pengambilan rambut untuk dikeringkan; h. kecekatan menggunakan alat-alat pengeringan rambut; i. kecekatan menata rambut setelah pengeringan; j. kerapian menata rambut; k. Kesesuaian penggunaan kosme ka penataan rambut. 3

12 BAB II PENCUCIAN RAMBUT A. Penger an Pencucian rambut adalah ndakan membersihkan rambut dan kulit kepala dengan sampo disertai pengurutan ringan yang berguna untuk meratakan sampo dengan gerakan memutar atau zig zag. Sampo terdiri atas 3 jenis, yaitu untuk rambut berminyak, normal dan kering. Untuk rambut berminyak digunakan sampo jeruk (lemon shampoo), rambut normal digunakan sampo normal (beauty shampoo), dan rambut kering digunakan sampo telur (egg shampoo). Sampo jeruk banyak mengandung detergen, sangat baik untuk melarutkan minyak dan kotoran di batang rambut, sedangkan sampo telur mengandung lesi n. Sampo pada dasarnya bersifat alkali atau basa dan dapat membuka imbrikasi rambut, serta menarik kotoran, debu, dan palit yang terselip di celahcelah ku kula atau imbrikasi rambut. Untuk menetralisir sifat alkalin sampo digunakan kosme ka pengondisi, yaitu suatu larutan bersifat asam yang mampu menutup imbrikasi rambut yang terbuka oleh sampo. Pengondisi (condi oner) digunakan setelah pencucian rambut dengan sampo, bekerja dengan cara melapisi batang rambut dengan lapisan minyak pis menggan kan secara sementara minyak alami rambut yang hilang karena pencucian rambut. B. Tujuan pencucian rambut Batang rambut terdiri atas tiga lapisan, yaitu selaput rambut ( ), kulit rambut ( ), dan sumsum rambut ( ). Selaput rambut atau cuticula tersusun seper susunan gen ng atau sisik ikan yang saling tumpang ndih, yang atas menutupi yang d bawahnya. Celah di antara dua sisik disebut imbrikasi rambut. Melalui imbrikasi rambut segala macam cairan dapat masuk ke kulit 4

13 rambut ( ) dan bekerja di sana sesuai tugas dan fungsinya. Kotoran dan debu sering terselip di celah imbrikasi dan di kulit kepala terdapat kelenjar palit yang mengeluarkan sebum atau minyak alami yang berfungsi untuk menjaga agar kulit kepala tidak menjadi kering dan juga untuk menguatkan akar rambut. Namun, apabila minyak alami tersebut bercampur dengan debu dan kosmetik rambut yang digunakan, maka akan membuat rambut menjadi kotor. Mencuci rambut bertujuan menghilangkan kotoran dan debu yang terselip di celah, serta membuat rambut dan kulit kepala menjadi bersih dan sehat. C. Materi Pembelajaran Pencucian Rambut 1. Menyiapkan alat, bahan, dan kosme ka a. Wasbak dan shower Wasbak: tempat untuk mencuci rambut. Shower: alat untuk menyiram air ke kepala. Gambar 2.1. Wasbak (1) dan Shower (2) Sumber: Koleksi Pribadi 5

14 b. Tempat air/gentong dan gayung Gentong: alat untuk menyimpan air pencuci rambut. Gayung: alat untuk menyiram air ke kepala. Gambar 2.2 Tempat air/gentong ( ) dan Gayung (4) Sumber: Koleksi pribadi c. Cape : alat untuk melindungi tubuh dari percikan air. d. Handuk kecil: alat untuk melindungi leher, mengeringkan rambut, dan menutup rambut sesudah pencucian rambut. e. Sisir besar (bergigi jarang): alat untuk menyisir rambut setelah pencucian rambut. Gambar 2.3 Cape (5), Handuk keci (6)l, dan sisir bergigi jarang (7) Sumber: Koleksi pribadi 6

15 f. Sampo : osmetika untuk membersihkan rambut dan kulit kepala. g. Condi oner: kosme ka untuk menetralkan kealkalisan sampo, melembutkan rambut, dan membuat rambut mudah disisir/ditata. (1) Gambar macam sampo untuk 3 jenis rambut yang berbeda untuk rambut berminyak (1), untuk rambut normal (2), untuk rambut kering/rusak (3) Sumber: Koleksi pribadi Gambar 2.5 Condi oner Sumber: Koleksi pribadi 7

16 2. Pelaksanaan pencucian rambut a. Menyiapkan pelanggan : 1). Kenakan handuk, cape, lalu handuk lagi pada pelanggan 2). Lakukan penyikatan rambut Gambar 2.6 Persiapan pelanggan Sumber: Standard Textbook of Cosmetology b. Melaksanakan pencucian rambut: 1). Menyiram rambut pelanggan dengan ha -ha agar dak mengenai wajah pelanggan Gambar 2.7 Menyiram rambut pelanggan Sumber: Standard Textbook of Cosmetology 8

17 2). Meratakan sampo dengan pengurutan ringan, kemudian menggosok rambut dengan gerakan memutar atau zigzag Gambar 2.8 Meratakan sampo Sumber: Standard Textbook of Cosmetology 3). Membilas rambut pelanggan dari sisa sampo sampai bersih. Gambar 2.9 Membilas rambut pelanggan Sumber: Standard Textbook of Cosmetology 9

18 4). Membungkus rapi rambut pelanggan dengan handuk ketika akan kembali ke meja rias. Gambar 2.10 Membungkus rapi rambut pelanggan Sumber: Standard Textbook of Cosmetology D. Rangkuman Pencucian rambut adalah tindakan membersihkan rambut dan kulit kepala dengan sampo yang sesuai dengan jenis kulit kepala. Ada 3 jenis sampo untuk jenis rambut dan kulit kepala yang berbeda, yaitu: 1. sampo jeruk lemon shampoo) untuk rambut berminyak 2. sampo normal (beauty shampoo) untuk rambut normal 3. sampo telur (egg shampoo) untuk rambut kering Mencuci rambut dimulai dengan menyikat rambut, yang bertujuan untuk: 1. menghilan an kekusutan rambut, 10

19 2. menghilangkan kotoran dan debu, 3. mengangkat lemak yang bercampur kotoran dikulit kepala, serta 4. melancarkan peredaran darah di kulit kepala Arah penyikatan adalah dari bawah keatas, sedikit demi sedikit, dimulai dari bagian belakang bawah kepala terus ke atas. Pelaksanaan mencuci rambut dimulai dengan menyiapkan pelanggan agar pelanggan merasa nyaman selama proses pencucian rambut, melakukan penyikatan rambut yang dimulai dari bagian belakang bawah kepala terus ke atas, mencuci rambut, kemudian mengaplikasikan condi ioner (pengondisi) apabila diperlukan, dan diakhiri dengan pembilasan. Untuk rambut berminyak tidak diharuskan menggunakan condi ioner, tetapi pembilas asam je uk nipis untuk mengurangi aktivitas kelenjar palit. Pencucian rambut dilakukan dengan gerakan memutar atau zig zag dengan memakai ujungujung jari sebelah dalam. Tidak dibenarkan melakukan penggarukan yang dapat menyebabkan iritasi pada kulit kepala. Untuk kerapian setelah pencucian rambut, pelanggan dibawa ke meja rias dengan kepala tertutup handuk dan bukan dibiarkan dalam keadaan rambut terurai dalam keadaan basah. E. Evaluasi. 1. Jelaskan penger an pencucian rambut! 2. Sebutkan 3 jenis sampo untuk jenis rambut yang berbeda! 3. Untuk mengembalikan keadaan rambut secara sementara digunakan. 4. Sampo pada dasarnya bersifat. 5. Untuk menetralkan sifat alkalin sampo digunakan. 6. Gerakan pencucian rambut yang benar adalah secara. 7. Sebutkan persiapan pelanggan sebelum pencucian rambut! 8. Jelaskan urut-urutan pelaksanaan pencucian rambut! 9. Apa yang dak boleh dilakukan ke ka mencuci rambut pelanggan? 10. Apa yang dilakukan ke ka akan membawa kembali pelanggan ke meja rias setelah pencucian rambut? 11

20 A. Penger an BAB III MENGERINGKAN RAMBUT DENGAN PENGERING GENGGAM (BLOWDRY) Pengeringan rambut dengan pengering genggam atau blowdry adalah pengeringan rambut sekaligus penataan. Dilakukan dengan menggunakan sikat khusus, dapat berbentuk bulat melingkar dengan berbagai ukuran, ataupun berbentuk setengah lingkaran, dan menggunakan alat pengering genggam yang disebut hairdryer/handdryer. Pada saat pengerjaannya, rambut diletakkan di sikat blow dan angin panas dari hairdryer di upkan ke arah rambut mulai dari pangkal hingga ke ujung rambut. Bentuk ikal atau gelombang akan tercapai setelah peniupan angin panas disertai penarikan untuk mencapai bentuk tertentu. B. Tujuan Pengeringan rambut dengan pengering genggam dilakukan secara lapis demi lapis dari pangkal ke ujung rambut dan dimulai dari bagian belakang kepala terus ke atas. Tujuan dari pengeringan ini adalah sekaligus menata rambut dengan teknik tertentu. Pengeringan rambut harus benar-benar kering agar mudah menatanya. Untuk mempertahankan daya tata agar dapat bertahan lebih lama, gunakan kosme ka blowdry sebelumnya seper styling foam atau blowdry lo on, dan untuk mempertahankan daya tata, gunakan hairspray atau non-aerosol spray secukupnya. C. Materi Pembelajaran (Blowdry) 1. enyiapan alat, bahan, dan kosmetika a. Sisir sasa ekor (dari tulang): alat untuk membagi/mengambil rambut. b. Klem/jepit gigi: a t untuk menjepit pembagian rambut. c. S at blow : alat untuk membentuk rambut. d. Handu cape kain: alat untuk menutupi tubuh pelanggan. e. Handdrye : alat untuk mengeringkan rambut. 12

21 Gambar Cape (1), sisir ekor (2), sikat bulat (3, jepit bergerigi (4), hairdryer (5) Sumber: Koleksi pribadi f. Blowdry lo on: kosme k blowdry berbentuk cairan g. Styling foam : kosme k blowdry berbentuk busa Gambar Kosme ka Blowdry : styling foam dan blowdry lo on Sumber: Koleksi pribadi 13

22 2. elaksanaan pengeringan rambut dengan pengering genggam a. elaksanaan pengeringan rambut dengan sikat blow bulat 1) Persiapan pelanggan a) Kenakan penutup tubuh, handuk atau cape kain. b) Rambut dibagi sesuai kebutuhan agar mudah dan sis ma s dalam pelaksanaannya Gambar Pengenaan handuk/penutup tubuh Sumber: Koleksi pribadi Gambar Rambut dibagi menjadi 4 bagian, 2 di bagian depan, 2 dibagian belakang Sumber: Koleksi pribadi 14

23 2) elaksanaan pengeringan rambut a) Rambut bagian bel ang diturunkan lapis demi lapis. Gambar 3.15 Rambut diturunkan lapis demi lapis mulai dari bagian belakang Sumber: Koleksi pribadi b) Bagian ambut yang diturunkan digulungkan pada sikat blow. Gambar Rambut digulungkan pada sikat blow Sumber: Koleksi pribadi 15

24 c) Pengeringan dilakukan mulai dari arah pangkal ke ujung rambut (bagian pangkal harus benar-benar kering). Gambar 3.17 Rambut dikeringkan mulai dari bagian pangkal ke ujung rambut Sumber: Koleksi pribadi d) Guna membentuk volume dibagian mana saja, peniupan angin mengikuti jalannya sikat dan dibagian pangkal didorong/diangkat ke atas. Gambar 3.18 Peniupan arah angin hairdryer Sumber: Koleksi pribadi 16

25 Gambar 3.19 Penyelesaian dan hasil blowdry Sumber: Koleksi pribadi 17

26 3) Melakukan penataan rambut setelah pengeringan rambut a) Untuk menata rambut yang telah di-blow dapat digunakan sisir sasak jika dikehendaki tambahan volume di bagian tertentu. b) tuk merapikan penataan dapat digunakan sisir garpu. b. elaksanaan pengeringan rambut dengan sikat setengah lingkar (sikat vidal) 1) ersiapan pelanggan a) Rambut dibagi 4 dan di jepit api b) urunkan rambut yang akan dikeringkan lapis demi lapis Gambar 3.20 Sketsa pembagian rambut, penurunan rambut, dan hasil akhir blowdry. 18

27 Gambar.3.21 Pembagian dan penurunan rambut untuk dikeringkan Sumber: Koleksi pribadi 2) elaksanaan pengeringan rambut a) urunkan dan keringkan rambut lapis demi lapis 19

28 b) Bagian pang al harus harus benar-benar kering c) engeringan dilanjutkan ke bagian samping kepala dan bagian lainnya di seluruh kepala Gambar 3.22 Proses pengeringan rambut dengan sikat setengan lingkar Sumber: Koleksi pribadi 20

29 Gambar 3.23 Hasil pengeringan yang membentuk lengkung Sumber: Koleksi pribadi c. Me ta rambut setelah 1) Untuk menata rambut yang telah di-blow dapat digunakan sisir sasak jika dikehendaki tambahan volume di bagian tertentu. 2) tuk merapikan penataan dapat digunakan sisir garpu. 3) Untuk mempertahankan bentuk penataan gunakan hairspray atau non-aerosol spray. 21

30 D. Rangkuman: Pengeringan rambut dengan pengering genggam atau blowdry adalah pengeringan rambut sekaligus penataan. Dilakukan dengan menggunakan sikat khusus, dapat berbentuk bulat melingkar dengan berbagai ukuran dan alat pengering genggam yang dilakukan secara lapis demi lapis mulai dari pangkal ke ujung rambut. Pengeringan rambut harus benar-benar kering agar mudah menatanya. Selain sikat bulat, ada juga yang berbentuk setengah lingkaran, biasa disebut sikat vidal, umumnya digunakan untuk membentuk disain bob lurus. Untuk mempertahankan agar daya tata dapat bertahan lebih lama, gunakan kosmetika blowdry seperti styling foam atau blowdry lo on. Kosmetik ini akan bekerja dengan cara melapisi batang rambut dengan lapisan selaput tipis sehingga rambut tidak mudah menyerap zat cair dari kelembaban udara sekitar. Untuk mempertahankan hasil penataan, gunakan kosmetika penataan seperti hairspray atau non-aerosol spray secukupnya. E. Evaluasi. Kerjakan soal-soal dibawah ini dengan memberikan jawaban yang benar. 1. Jelaskan penger an pengeringan rambut dengan pengering genggam (blowdry)! 2. Sebu an alat-alat yang digunakan untuk blowdry! 3. Sebu an macam-macam sikat yang dapat digunakan untuk blowdry! 4. Sebu an kosmetik yang digunakan untuk blowdry! 5. tuk mempertahankan bentuk penataan digunakan. 6. C a mengeringkan rambut yang benar adalah. 7. erlukah rambut dibagi ketika akan dikeringkan? Terangkan! 8. ujuan blowdry adalah. 9. osmetika blowdry yang berbentuk busa adalah. 10. tuk memungkinkan terjadinya mobilitas ikal yang besar digunakan. 22

31 BAB IV PENUTUP Blowdry adalah is lah lain dari pengeringan rambut dengan pengering genggam (hairdryer). Blowdry menjadi semakin digandrungi dengan makin banyaknya permintaan penataan rambut tanpa didahului oleh pratata yang menggunakan roller. Hal ini disebabkan karena blowdry merupakan pratata sekaligus penataan. Ke ka mengeringkan rambut dengan dengan bantuan sikat rambut bulat maupun setengah lingkar dengan dibarengi peniupan angin oleh hairdryer, maka teknikteknik penataan rambut pun dapat langsung dilakukan. Misalnya, untuk membuat volume, maka sikat rambut didorong ke arah pangkal rambut dan di upkan angin ke arahnya. Begitu pula ke ka menginginkan bentuk poni yang menyambung ke samping dengan penyisiran yang melayang ke belakang, maka dapat digunakan sikat setengah lingkar (sikat vidal). Hasil yang didapat bergantung pada kemampuan sang penata rambut untuk membuat penataan yang dikehendaki pelanggan dengan teknik blowdry yang menggunakan berbagai macam sikat seper telah diterangkan di atas. Untuk mendapatkan hasil yang baik tentunya rambut harus dalam keadaan bersih yaitu dengan terlebih dahulu dilakukan pencucian rambutnya dengan sampo yang sesuai dengan jenis kulit kepala dan rambut pelanggan. 2

32 DAFTAR PUSTAKA Kelompok Penulis Buku pada Direktorat Pendidikan Masyarakat, Ditjen Diklusepora Depdikbud Tata Kecan kan Rambut Tingkat Terampil. Jakarta: PT. Carina Indah Utama. Kibbe, Constance V Standard Texbook of Cosmetology. New York: Milady Publishing Corpora on. Sco P. Olive Cs The Pren ce-hall Textbook of Cosmetology. New Jersey: Englewood Cliffs. Kusumadewi, dkk Pengetahuan dan Seni Tata Rambut Moderen. Jakarta: Meu a Cipta Sarana.

33 BIODATA PENULIS TATY SYARWANI, SS.McD adalah nama panggilan yang biasa digunakan selain nama aslinya Taty Herta ningsih. Kariernya sebagai penata rambut dimulai tahun Kala itu Kursus TKR merupakan pengisi waktu bersamaan dengan kursus-kursus lain yang diiku. Ternyata hanya Tata Kecan kan Rambut yang menjadi pilihannya dan ia bertekad memperdalam ilmu yang satu ini. Ujian Lokal dan Ujian Nasional ia iku sampai pada pela han SB/PP ngkat Dasar, Terampil, Mahir, Pela han Narasumber, TOT dan berwenang sebagai Penguji Praktek maupun Penatar Pendidik/Penguji Praktek TKR ngkat Dasar sampai Mahir. Seminar, Workshop, dan kursus-kursus tambahan juga ia iku untuk memperkaya pengetahuan tentang dunia tata kecan kan rambut. WELLA, L OREAL, KADUS, INDOLA, SCHWARZKOPF, PIVOT POINT, MAKARIZO, RUDY HADISUWARNO, CHRISTINE SALON dan lain-lain adalah tempat ia menimba ilmu tentang Pewarnaan, Pemucatan, Pengeri ngan, Pelurusan, Pemangkasan, Sanggul dll baik dalam hal pengetahuan teori/knowledge maupun keterampilan/skills. Pada tahun 1995 ia mengiku pela han dan ujian MASTER CRATFSMAN DIPLOMA dan berhak menyandang DIPLOMA dengan gelar MCD (MASTER dalam bidang Tata Kecan kan Rambut). Setelah 15 tahun berkecimpung di Salon dan Lembaga Kursus TANINA HAIR STUDIO milik nya, tahun 1986 ia akhiri petualangan pribadinya untuk bergabung dengan Lembaga Pendidikan RUDY HADISUWARNO selaku Guru Teori TKR ngkat Dasar sampai Mahir (Level I, II, III) hingga saat ini. Ia merasa enjoy dengan pekerjaan ini karena mempunyai kesempatan berbagi ilmu kepada orang lain. Dan kecintaannya pada ilmu keterampilan pendidikan luar sekolah ini pula yang membawanya ke Direktorat Pendidikan Masyarakat/ Pendidikan Luar Sekolah sebagai Anggota Sub Konsorsium TKR sejak tahun 1989 dan menjadi Ketua Konsorsium TKR Periode dan Ketua Konsorsium TKR Periode pada Direktorat Pembinaan Kursus dan Pela han, Ditjen PAUDNI, KEMDIKBUD. Kiprahnya sebagai mitra Direktorat PLS /PNFI/PAUDNI juga ia jalani dengan penuh rasa tanggung jawab. Selain sebagai m penyusun Kurikulum, Bahan Ajar, 2

34 Soal Ujian, juga sebagi Penatar Pendidik/Penguji Praktek TKR sudah ia jalani baik di wilayah DKI maupun ke daerah-daerah lain di Indonesia. Terakhir ikut membidani lahirnya era UJI KOMPETENSI TKR yang menggan kan Ujian Nasional dengan menyusun POS UJI KOMPETENSI TKR yang diprakarsai oleh Direktorat Pembinaan Kursus dan Kelembagaan pada waktu itu. Terakhir tercatat sebagai Penguji dan Master Penguji Uji Kompetensi Tata Kecan kan Rambut. 2

35 BIODATA PENULIS IVONNE PAATH HAMEL, McD Memiliki latar belakang pendidikan Tata Kecan kan Rambut dan Kulit dari Dalam maupun Luar negeri sejak tahun Memulai kariernya pada tahun 1978 sebagai salah satu guru di Pivot Point Jakarta dan sebagai Pimpinan Pivot Point Cabang Manado sampai tahun Pada tahun 1984 bergabung dengan Lembaga Pendidikan RUDY HADISUWARNO sampai tahun 2003 dengan jabatan sebagai Guru ngkat Advance, Ar s c Director, dan terakhir sebagai Pimpinan pada Lembaga Pendidikan RUDY HADISUWARNO WIJAYA GRAND CENTRE. Berwenang sebagai Tenaga Pendidik dan Penguji Praktek Tata Kecan kan Rambut ngkat Dasar, Terampil, dan Mahir sejak tahun Menerima gelar McD (Master Cra sman Diploma) tahun Pengalaman lain yang dimiliki adalah sebagai Juri pada Orient Hairstylist Championship di Bangkok, Juri The 10 th Na onal Hairstyling and Make Up Compe on yang diadakan oleh The Hairdresssers and Cosmetologist Assicia on of The Philiphines. Selain sebagai juri ia telah memiliki pengalaman dalam berbagai seminar yang bekerja sama antara lain dengan Departemen Pendidikan Nasional, Departemen Luar Negeri, dan Pusat Pengembangan Penataran Guru Kejuruan. Saat ini ia menjabat sebagai Pimpinan pada Lembaga Pendidikan dan Pela han Tata Rias Rambut dan Wajah D PROFICIENT di Jakarta, Instruktur pada OQ MODELLING dan OQ Pengembangan Pribadi, juga sebagai salah satu anggota Konsorsium Tata Kecan kan Rambut pada Direktorat Jenderal Pendidikan Non Formal Informal, Departemen Pendidikan Nasional. Terakhir tercatat sebagai Wakil Ketua Konsorsium TKR Periode pada Direktorat Pembinaan Kursus dan Pela han, Ditjen PAUDNI, KEMDIKBUD. 2

36

37

38

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN TATA KECANTIKAN RAMBUT

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN TATA KECANTIKAN RAMBUT STANDAR KOMPETENSI LULUSAN TATA KECANTIKAN RAMBUT DIREKTORAT PEMBINAAN KURSUS DAN PELATIHAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, NONFORMAL DAN INFORMAL KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL 2011 A.

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA LAB SHEET PRATATA & STYLING Pratata Dasar, Desain dan Styling KODE MATAKULIAH: TRK5208 PERTEMUAN: 2-15

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA LAB SHEET PRATATA & STYLING Pratata Dasar, Desain dan Styling KODE MATAKULIAH: TRK5208 PERTEMUAN: 2-15 1. Kompetensi: Mahasiswa mampu mendiagnosa kulit kepala dan rambut pada model maupun dalam kehidupan bermasyarakat untuk menentukan kosmetika yang sesuai 2. Sub Kompetensi: Mampu mendiagnosa kulit kepala

Lebih terperinci

Penyusun: HAPSARI KUSUMAWARDANI. Editor TIM KONSULTAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MALANG

Penyusun: HAPSARI KUSUMAWARDANI. Editor TIM KONSULTAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MALANG Penyusun: HAPSARI KUSUMAWARDANI Editor TIM KONSULTAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MALANG BAGIAN PROYEK PENGEMBANGAN KURIKULUM DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN

Lebih terperinci

Shampoo Shampoo basah Shampoo kering Bentuk : Bentuk : Jenis :

Shampoo Shampoo basah Shampoo kering Bentuk : Bentuk : Jenis : Kosmetika saat ini sudah menjadi kebutuhan dasar bagi semua orang, baik pria maupun wanita. Kosmetika sebagai kebutuhan dasar karena selalu dipakai berulang kali setiap hari. Berdasarkan kebutuhannya tersebut,

Lebih terperinci

MENGECAT RAMBUT UBAN DAN MENATA SANGGUL CEMARA

MENGECAT RAMBUT UBAN DAN MENATA SANGGUL CEMARA GERAKAN INDONESIA KOMPETEN BAHAN AJAR KURSUS DAN PELATIHAN TATA KECANTIKAN RAMBUT MENGECAT RAMBUT UBAN DAN MENATA SANGGUL CEMARA KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK

Lebih terperinci

KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI TATA KECANTIKAN RAMBUT

KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI TATA KECANTIKAN RAMBUT KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI TATA KECANTIKAN RAMBUT KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN NON FORMAL DAN INFORMAL DIREKTORAT PEMBINAAN KURSUS DAN KELEMBAGAAN 2009 0 BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL) KURSUS DAN PELATIHAN TATA KECANTIKAN RAMBUT berbasis

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL) KURSUS DAN PELATIHAN TATA KECANTIKAN RAMBUT berbasis STANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL) KURSUS DAN PELATIHAN TATA KECANTIKAN RAMBUT berbasis Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal Dan Informal Kementerian

Lebih terperinci

KODE MODUL: RAM 103B PENYUSUN: TIM KONSULTAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MALANG

KODE MODUL: RAM 103B PENYUSUN: TIM KONSULTAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MALANG KODE MODUL: 103B PENYUSUN: TIM KONSULTAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MALANG DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

Lebih terperinci

DASAR SENI DAN DESAIN

DASAR SENI DAN DESAIN 1 3DIREKTORAT PEMBINAAN KURSUS DAN PELATIHAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN MASYARAKAT KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TAHUN 2015 DASAR SENI DAN DESAIN BAHAN AJAR KURSUS

Lebih terperinci

TATA KECANTIKAN RAMBUT JILID 2

TATA KECANTIKAN RAMBUT JILID 2 Rostamailis, dkk. TATA KECANTIKAN RAMBUT JILID 2 SMK Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional Hak Cipta

Lebih terperinci

KODE MODUL: RAM- 310 PENYUSUN TIM KONSULTAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MALANG

KODE MODUL: RAM- 310 PENYUSUN TIM KONSULTAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MALANG KODE MODUL: - 310 PENYUSUN TIM KONSULTAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MALANG DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menata rambut terkhusus pada waktu waktu tertentu, dan dengan model-model

BAB I PENDAHULUAN. menata rambut terkhusus pada waktu waktu tertentu, dan dengan model-model BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya berpenampilan cantik sangat dibutuhkan wanita. Agar dirinya tetap dinilai cantik oleh orang lain, maka umumnya wanita berusaha mempercantik penampilannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sepanjang sejarah peradaban manusia, rambut selalu menempati

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sepanjang sejarah peradaban manusia, rambut selalu menempati BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sepanjang sejarah peradaban manusia, rambut selalu menempati kedudukan penting. Kedudukan penting tersebut berkaitan langsung dengan fungsi alami rambut yang

Lebih terperinci

Buku Petunjuk Pemakaian Pengeriting Rambut Berpelindung Ion

Buku Petunjuk Pemakaian Pengeriting Rambut Berpelindung Ion Buku Petunjuk Pemakaian Pengeriting Rambut Berpelindung Ion NACC10 Untuk Penggunaan Rumah Tangga Mohon agar Buku Petunjuk Pemakaian ini dibaca dengan baik sebelum pemakaian, dan pakailah peralatan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang serasi dan jika kemudian setiap wanita, yang ingin tampil menarik,

BAB I PENDAHULUAN. yang serasi dan jika kemudian setiap wanita, yang ingin tampil menarik, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rambut adalah mahkota wanita begitu ungkapan yang biasa digunakan untuk melukiskan, betapa penting rambut dalam konfigurasi keindahan wanita. Bahkan kesan pertama

Lebih terperinci

KURIKULUM KURSUS DAN PELATIHAN SULAM JENJANG 3 BERBASIS

KURIKULUM KURSUS DAN PELATIHAN SULAM JENJANG 3 BERBASIS KURIKULUM KURSUS DAN PELATIHAN SULAM JENJANG 3 BERBASIS Direktorat Pembinaan Kursus Dan Pelatihan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang saat ini sedang melakukan program pembangunan. Pembangunan nasional bertujuan untuk mewujudkan kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ingin menjaga kecantikannya baik dari dalam atau pun dari luar. Pada dasarnya

BAB I PENDAHULUAN. ingin menjaga kecantikannya baik dari dalam atau pun dari luar. Pada dasarnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dunia kecantikan sangat berkembang, baik kecantikan rambut maupun kecantikan kulit. Setiap orang khususnya kaum wanita ingin menjaga penampilan pada setiap kesempatan,

Lebih terperinci

KURIKULUM KURSUS DAN PELATIHAN SULAM JENJANG 2 BERBASIS

KURIKULUM KURSUS DAN PELATIHAN SULAM JENJANG 2 BERBASIS KURIKULUM KURSUS DAN PELATIHAN SULAM JENJANG BERBASIS Direktorat Pembinaan Kursus Dan Pelatihan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Lebih terperinci

1.Kompetensi: Rias Pengantin Gaya Solo Putri. Mahasiswa dapat :

1.Kompetensi: Rias Pengantin Gaya Solo Putri. Mahasiswa dapat : 1.Kompetensi: Rias Pengantin Gaya Solo Putri Mahasiswa dapat : a. Melakukan diagnosa wajah b. Melakukan aplikasi make up dasar c. Melakukan aplikasi make up decorative d. Melakukan pembuatan sanggul f.

Lebih terperinci

KATA SAMBUTAN Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

KATA SAMBUTAN Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan i KATA SAMBUTAN Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Uji Kompetensi merupakan suatu bentuk penilaian berbasis kompetensi telah dicanangkan

Lebih terperinci

KURIKULUM KURSUS DAN PELATIHAN BORDIR JENJANG 3 BERBASIS

KURIKULUM KURSUS DAN PELATIHAN BORDIR JENJANG 3 BERBASIS KURIKULUM KURSUS DAN PELATIHAN BORDIR JENJANG 3 BERBASIS Direktorat Pembinaan Kursus Dan Pelatihan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Lebih terperinci

TATA KECANTIKAN RAMBUT JILID 2

TATA KECANTIKAN RAMBUT JILID 2 Rostamailis, dkk. TATA KECANTIKAN RAMBUT JILID 2 SMK Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional Hak Cipta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan kaum wanita. Salah satu faktor pendukung berkembangnya. Dengan semakin berkembangnya dunia mode rambut yang sangat maju

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan kaum wanita. Salah satu faktor pendukung berkembangnya. Dengan semakin berkembangnya dunia mode rambut yang sangat maju BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia kecantikan saat ini sudah sedemikian pesat sejalan dengan perkembangan dunia tata rias. Dunia kecantikan dan tata rias tidak terlepas dari

Lebih terperinci

KURIKULUM KURSUS DAN PELATIHAN TATA RIAS PENGANTIN BERBASIS

KURIKULUM KURSUS DAN PELATIHAN TATA RIAS PENGANTIN BERBASIS KURIKULUM KURSUS DAN PELATIHAN TATA RIAS PENGANTIN BERBASIS Direktorat Pembinaan Kursus Dan Pelatihan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat Kementerian Pendidikan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Pendidikan merupakan salah satu aspek yang penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Pendidikan merupakan salah satu aspek yang penting dalam kehidupan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada hakekatnya pendidikan adalah upaya sadar dari suatu masyarakat dan pemerintah untuk menjamin kelangsungan hidup dan kehidupan generasi penerus bangsa. Pendidikan

Lebih terperinci

Buku Petunjuk Pemakaian Pengering Rambut Ion Negatif

Buku Petunjuk Pemakaian Pengering Rambut Ion Negatif Buku Petunjuk Pemakaian Pengering Rambut Ion Negatif NBID42 Untuk Penggunaan Rumah Tangga Mohon agar Buku Petunjuk Pemakaian ini dibaca dengan baik sebelum pemakaian, dan pakailah peralatan dengan benar.

Lebih terperinci

KURIKULUM KURSUS DAN PELATIHAN BORDIR JENJANG 2 BERBASIS

KURIKULUM KURSUS DAN PELATIHAN BORDIR JENJANG 2 BERBASIS KURIKULUM KURSUS DAN PELATIHAN BORDIR JENJANG BERBASIS Direktorat Pembinaan Kursus Dan Pelatihan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Lebih terperinci

Penyusun HAPSARI KUSUMAWARDANI. Editor TIM KONSULTAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGRI MALANG

Penyusun HAPSARI KUSUMAWARDANI. Editor TIM KONSULTAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGRI MALANG Penyusun HAPSARI KUSUMAWARDANI Editor TIM KONSULTAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGRI MALANG BAGIAN PROYEK PENGEMBANGAN KURIKULUM DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN

Lebih terperinci

KURIKULUM KURSUS DAN PELATIHAN TATA KECANTIKAN KULIT JENJANG 2, 3, DAN 4 BERBASIS

KURIKULUM KURSUS DAN PELATIHAN TATA KECANTIKAN KULIT JENJANG 2, 3, DAN 4 BERBASIS KURIKULUM KURSUS DAN PELATIHAN TATA KECANTIKAN KULIT JENJANG, 3, DAN 4 BERBASIS Direktorat Pembinaan Kursus Dan Pelatihan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal Kementerian

Lebih terperinci

DEFINISI Ketombe (juga disebut sindap dan kelemumur; dengan nama ilmiah Pityriasis capitis) adalah pengelupasan kulit mati berlebihan di kulit

DEFINISI Ketombe (juga disebut sindap dan kelemumur; dengan nama ilmiah Pityriasis capitis) adalah pengelupasan kulit mati berlebihan di kulit KETOMBE DEFINISI Ketombe (juga disebut sindap dan kelemumur; dengan nama ilmiah Pityriasis capitis) adalah pengelupasan kulit mati berlebihan di kulit kepala, akibat peradangan di kulit karena adanya gangguan

Lebih terperinci

KURIKULUM KURSUS DAN PELATIHAN BABY SITTER JENJANG 2

KURIKULUM KURSUS DAN PELATIHAN BABY SITTER JENJANG 2 KURIKULUM KURSUS DAN PELATIHAN BABY SITTER JENJANG 2 Direktorat Pembinaan Kursus Dan Pelatihan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Lebih terperinci

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN TATA KECANTIKAN KULIT

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN TATA KECANTIKAN KULIT STANDAR KOMPETENSI LULUSAN TATA KECANTIKAN KULIT DIREKTORAT PEMBINAAN KURSUS DAN PELATIHAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, NONFORMAL DAN INFORMAL KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL 2011 A.

Lebih terperinci

KISI-KISI SOAL UJI KOMPETENSI AWAL TATA KECANTIKAN TAHUN 2012

KISI-KISI SOAL UJI KOMPETENSI AWAL TATA KECANTIKAN TAHUN 2012 1 KISI-KISI SOAL UJI KOMPETENSI AWAL TATA KECANTIKAN TAHUN 2012 PROGRAM STUDI KEAHLIAN : TATA KECANTIKAN KOMPETENSI KEAHLIAN : TATA KECANTIKAN KULIT DAN RAMBUT A. KOMPETENSI GURU : PEDAGOGIK 1. Memahami

Lebih terperinci

14 Cara Menghilangkan Komedo Secara Alami dan Terbukti Ampuh

14 Cara Menghilangkan Komedo Secara Alami dan Terbukti Ampuh 14 Cara Menghilangkan Komedo Secara Alami dan Terbukti Ampuh Written by Rosalia in Beauty Tips Sebelum membahas lebih lanjut mengenai berbagai cara menghilangkan komedo, terlebih dahulu kita harus tahu

Lebih terperinci

KURIKULUM KURSUS DAN PELATIHAN TATA BUSANA JENJANG 2 DAN 3 BERBASIS

KURIKULUM KURSUS DAN PELATIHAN TATA BUSANA JENJANG 2 DAN 3 BERBASIS KURIKULUM KURSUS DAN PELATIHAN TATA BUSANA JENJANG 2 DAN 3 BERBASIS Direktorat Pembinaan Kursus Dan Pelatihan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal Kementerian Pendidikan

Lebih terperinci

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL) KURSUS DAN PELATIHAN TATA RIAS PENGANTIN LEVEL I berbasis

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL) KURSUS DAN PELATIHAN TATA RIAS PENGANTIN LEVEL I berbasis STANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL) KURSUS DAN PELATIHAN TATA RIAS PENGANTIN LEVEL I berbasis Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal Dan Informal

Lebih terperinci

KURIKULUM KURSUS DAN PELATIHAN BABY SITTER JENJANG 3

KURIKULUM KURSUS DAN PELATIHAN BABY SITTER JENJANG 3 KURIKULUM KURSUS DAN PELATIHAN BABY SITTER JENJANG 3 Direktorat Pembinaan Kursus Dan Pelatihan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan sumber daya manusia, oleh karena itu pendidikan memegang peranan penting dalam mewujudkan

Lebih terperinci

Siapkan air hangat (tidak terlalu dingin atau panas)

Siapkan air hangat (tidak terlalu dingin atau panas) Cara Memandikan Kelinci Putih Agar Bersih Via : Tuliat.com Kelinci Putih adalah salah satu warna bulu kelinci yang paling disukai banyak orang atau para pencinta binatang piaraan karena warnanya yang terlihat

Lebih terperinci

KATA SAMBUTAN. Direktur Jenderal PNFI Depdiknas

KATA SAMBUTAN. Direktur Jenderal PNFI Depdiknas KATA SAMBUTAN Direktur Jenderal PNFI Depdiknas i Pendidikan diselenggarakan secara berkeadilan, bermutu dan relevan dengan kebutuhan masyarakat baik lokal, nasional, maupun global sehingga mampu mewujudkan

Lebih terperinci

Penyusun IDAH HADIJAH. Editor TIM KONSULTAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MALANG

Penyusun IDAH HADIJAH. Editor TIM KONSULTAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MALANG Penyusun IDAH HADIJAH Editor TIM KONSULTAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MALANG BAGIAN PROYEK PENGEMBANGAN KURIKULUM DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDRAL PENDIDIKAN DASAR DAN

Lebih terperinci

15 Kegunaan Lain Dari Pasta Gigi

15 Kegunaan Lain Dari Pasta Gigi 15 Kegunaan Lain Dari Pasta Gigi Pasta gigi: itu memutihkan, mencerahkan, mengharumkan, menghilangkan noda, dan mengembalikan dan melindungi enamel. Tapi kemampuan membersihkan pasta gigi bisa di aplikasikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. depan bangsa terletak sepenuhnya pada kemampuan anak didik dalam mengikuti

BAB I PENDAHULUAN. depan bangsa terletak sepenuhnya pada kemampuan anak didik dalam mengikuti BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam proses belajar, pendidikan adalah bidang yang sangat penting terutama di negara berkembang seperti Indonesia, sebab kemajuan dan masa depan bangsa terletak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kecantikan merupakan bagian terpenting dari gaya hidup wanita. Setiap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kecantikan merupakan bagian terpenting dari gaya hidup wanita. Setiap BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kecantikan merupakan bagian terpenting dari gaya hidup wanita. Setiap wanita ingin tampil sempurna dan melakukan bermacam-macam cara agar dapat tampil menarik di depan

Lebih terperinci

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 45 TAHUN 2009 TANGGAL 30 JULI 2009 STANDAR TEKNISI SUMBER BELAJAR PADA KURSUS DAN PELATIHAN

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 45 TAHUN 2009 TANGGAL 30 JULI 2009 STANDAR TEKNISI SUMBER BELAJAR PADA KURSUS DAN PELATIHAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 45 TAHUN 2009 TANGGAL 30 JULI 2009 STANDAR TEKNISI SUMBER BELAJAR PADA KURSUS DAN PELATIHAN PENDAHULUAN Kebijakan strategis pendidikan nasional meliputi

Lebih terperinci

KATA SAMBUTAN. Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

KATA SAMBUTAN. Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan KATA SAMBUTAN Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Dewasa ini pendekatan Pelatihan dan Penilaian Berbasis Kompetensi telah berkembang

Lebih terperinci

SAMBUTAN. Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

SAMBUTAN. Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan SAMBUTAN Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan

Lebih terperinci

2. STRUKTUR RAMBUT. Gambar 1.2 Struktur Rambut Sumber web :

2. STRUKTUR RAMBUT. Gambar 1.2 Struktur Rambut Sumber web : 1. PENGERTIAN RAMBUT Rambut merupakan salah satu adneksa kulit yang terdapat pada seluruh tubuh kecuali telapak tangan, telapak kaki, kuku dan bibir. Jenis rambut pada manusia pada garis besarnya dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat diera

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat diera BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat diera globalisasi, memerlukan pendidikan sebagai proses penyiapan warga negara dan penyiapan tenaga

Lebih terperinci

LANGKAH-LANGKAH PERAWATAN KULIT WAJAH

LANGKAH-LANGKAH PERAWATAN KULIT WAJAH LANGKAH-LANGKAH PERAWATAN KULIT WAJAH PERAWATAN MINGGUAN Selain perawatan harian, lakukan juga perawatan seminggu sekali untuk kulit wajah kita agar kulit terawat dengan maksimal. Langkah I Membersihkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sumber daya manusia yang berkualitas, yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sumber daya manusia yang berkualitas, yang dapat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia memiliki sumber daya manusia yang berkualitas, yang dapat ditingkatkan melalui bidang pendidikan. Pendidikan berfungsi untuk mewujudkan, mengembangkan

Lebih terperinci

KESEHATAN KULIT RAMBUT DAN KUKU

KESEHATAN KULIT RAMBUT DAN KUKU KESEHATAN KULIT RAMBUT DAN KUKU Oleh Erwin Setyo Kriswanto PENDIDIKAN OLAHRAGA FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA Makalah ini Disusun Oleh Sri Hastuti (10604227400) Siti Khotijah

Lebih terperinci

Cara Menghilangkan Jerawat Dengan Jeruk Nipis

Cara Menghilangkan Jerawat Dengan Jeruk Nipis Cara Menghilangkan Jerawat Dengan Jeruk Nipis Ketika anda membaca artikel ini, pasti anda sedang mencari cara untuk menghilangkan jerawat anda. Jerawat memang masalah yang sangat komplek sekali. Tak hanya

Lebih terperinci

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BROADCASTING

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BROADCASTING STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BROADCASTING DIREKTORAT PEMBINAAN KURSUS DAN PELATIHAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, NONFORMAL DAN INFORMAL KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL 2011 1. KAMERAWAN

Lebih terperinci

Bansos Peningkatan Kapasitas Lembaga Sertifikasi Kompetensi

Bansos Peningkatan Kapasitas Lembaga Sertifikasi Kompetensi Bansos Peningkatan Kapasitas Lembaga Sertifikasi Kompetensi 1 Bansos Peningkatan Kapasitas Lembaga Sertifikasi Kompetensi i ii Bansos Peningkatan Kapasitas Lembaga Setifikasi Kompetensi SAMBUTAN Direktur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas. Setiap jenjang pendidikan formal memiliki tujuan yang berbeda-beda

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas. Setiap jenjang pendidikan formal memiliki tujuan yang berbeda-beda BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan memiliki peran dalam menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas. Setiap jenjang pendidikan formal memiliki tujuan yang berbeda-beda berdasarkan kemampuan

Lebih terperinci

PERANAN USAHA KESEHATAN SEKOLAH (UKS) DALAM UPAYA MENINGKATKAN KESEHATAN SISWA SEKOLAH DASAR : PENDIDIKAN KESEHATAN

PERANAN USAHA KESEHATAN SEKOLAH (UKS) DALAM UPAYA MENINGKATKAN KESEHATAN SISWA SEKOLAH DASAR : PENDIDIKAN KESEHATAN Lampiran materi penuluhan PERANAN USAHA KESEHATAN SEKOLAH (UKS) DALAM UPAYA MENINGKATKAN KESEHATAN SISWA SEKOLAH DASAR : PENDIDIKAN KESEHATAN I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan dengan kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bertanggung jawab (Pasal 3, Undang-undang nomor 20 tahun 2003).

BAB I PENDAHULUAN. bertanggung jawab (Pasal 3, Undang-undang nomor 20 tahun 2003). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan nasional Indonesia berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia dan berdasarkan Pancasila serta Undang-Undang Dasar 1945, yang bertujuan untuk berkembangnya

Lebih terperinci

BAB XIII PENGECATAN A.

BAB XIII PENGECATAN A. BAB XIII PENGECATAN A. Pekerjaan Pengecatan Pada saat melakukan pengecatan baik itu tembok lama maupun baru, hal pertama yang harus dilakukan adalah memilih warna yang sesuai dengan fungsi dinding yang

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA JOB SHEET (PENGANTIN INDONESIA II) 1.Kompetensi: Rias Pengantin Gaya Solo Basahan.

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA JOB SHEET (PENGANTIN INDONESIA II) 1.Kompetensi: Rias Pengantin Gaya Solo Basahan. Hal 1 dari 6 1.Kompetensi: Rias Pengantin Gaya Solo Basahan Mahasiswa dapat : Melakukan diagnosa wajah a. Melakukan aplikasi make up dasar b. Melakukan aplikasi make up decorative c. Melakukan pembuatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengikuti perkembangan di dunia Internasional dan meningkatkan pengembanga

BAB I PENDAHULUAN. mengikuti perkembangan di dunia Internasional dan meningkatkan pengembanga 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sesuai dengan perkembangan zaman pada era globalisasi, pembaharuan dan peningkatan dalam seni merangkai bunga sangat cepat dan dramatis dipicu oleh kemampuan teknologi

Lebih terperinci

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PURI BETIK HATI. Jl. Pajajaran No. 109 Jagabaya II Bandar Lampung Telp. (0721) , Fax (0721)

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PURI BETIK HATI. Jl. Pajajaran No. 109 Jagabaya II Bandar Lampung Telp. (0721) , Fax (0721) PANDUAN CUCI TANGAN RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PURI BETIK HATI Jl. Pajajaran No. 109 Jagabaya II Bandar Lampung Telp. (0721) 787799, Fax (0721) 787799 Email : rsia_pbh2@yahoo.co.id BAB I DEFINISI Kebersihan

Lebih terperinci

Pengaruh Minyak Buah Pisang (Musa Paradisiaca L.) Terhadap Pengurangan Ketombe pada Kulit Kepala

Pengaruh Minyak Buah Pisang (Musa Paradisiaca L.) Terhadap Pengurangan Ketombe pada Kulit Kepala Pengaruh Minyak Buah Pisang (Musa Paradisiaca L.) Terhadap Pengurangan Ketombe pada Kulit Kepala Sindy Sayadi Kaminaro Program Studi Pendidikan Tata Rias, Fakultas Teknik Universitas Negeri Jakarta Jalan

Lebih terperinci

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL) KURSUS DAN PELATIHAN TATA RIAS PENGANTIN LEVEL II. berbasis

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL) KURSUS DAN PELATIHAN TATA RIAS PENGANTIN LEVEL II. berbasis STANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL) KURSUS DAN PELATIHAN TATA RIAS PENGANTIN LEVEL II berbasis Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal Dan Informal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peningkatan sumber daya manusia (SDM) merupakan faktor yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peningkatan sumber daya manusia (SDM) merupakan faktor yang sangat 1 A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Peningkatan sumber daya manusia (SDM) merupakan faktor yang sangat penting dalam mendukung pelaksanaan dan pencapaian tujuan pembangunan nasional di era globalisasi.

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA No.: BAK/TBB/SBG313 Revisi: 00 Tgl: 1 Januari 2013 Hal. 1 dari 14 I. KOMPETENSI A. Menyiapkan bahan dan peralatan samir B. Melapisi styrofoam dengan daun pisang C. Menyiapkan hiasan tepi samir D. Merangkai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disesuaikan dengan kebutuhan aktifitas atau peran, bahkan profesi tertentu. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. disesuaikan dengan kebutuhan aktifitas atau peran, bahkan profesi tertentu. Oleh 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan teknologi dan seni berdampak pada kehidupan sehari-hari manusia. Untuk mengimbangi kemampuan teknologi tersebut manusia diharapkan memiliki kemampuan

Lebih terperinci

TATA JILID 2 SMK. Rostamailis, dkk.

TATA JILID 2 SMK. Rostamailis, dkk. Rostamailis, dkk. TATA KECANTIKAN RAMBUT JILID 2 SMK Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional Hak Cipta

Lebih terperinci

KODE MODUL: RAM-312A. Penyusun: TIM KONSULTAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MALANG

KODE MODUL: RAM-312A. Penyusun: TIM KONSULTAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MALANG KODE MODUL: -312A Penyusun: TIM KONSULTAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MALANG DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

Lebih terperinci

17 Cara Mengatasi Rambut Kering dan Rusak Dengan Cepat Dan Mudah Tanpa Harus ke Salon

17 Cara Mengatasi Rambut Kering dan Rusak Dengan Cepat Dan Mudah Tanpa Harus ke Salon evellena.com http://www.evellena.com/?p=4355&preview=true 17 Cara Mengatasi Rambut Kering dan Rusak Dengan Cepat Dan Mudah Tanpa Harus ke Salon Saya pikir kamu pasti setuju dengan saya jika saya katakan:

Lebih terperinci

KISI UJI KOMPETENSI 2013 PROGRAM STUDI KEAHLIAN TATA KECANTIKAN

KISI UJI KOMPETENSI 2013 PROGRAM STUDI KEAHLIAN TATA KECANTIKAN KISI UJI KOMPETENSI 2013 PROGRAM STUDI KEAHLIAN TATA KECANTIKAN memahami karakteristik peserta dari aspek fisik moral, spiritual, sosial, kultural, emosional dan intelektual memahami karakteristik peserta

Lebih terperinci

TATA KECANTIKAN KULIT

TATA KECANTIKAN KULIT Herni Kusantati Pipin Tresna Prihatin Winwin Wiana TATA KECANTIKAN KULIT SMK JILID 1 Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hakekat pendidikan adalah suatu usaha untuk mendewasakan anak didik dan memberi bekal pengetahuan agar mampu dan cakap dalam melakukan tugas hidupnya, hal tersebut

Lebih terperinci

KATA SAMBUTAN. Direktur Jenderal PNFI Depdiknas

KATA SAMBUTAN. Direktur Jenderal PNFI Depdiknas KATA SAMBUTAN Direktur Jenderal PNFI Depdiknas ipembentukan LSK Pendidikan diselenggarakan secara berkeadilan, bermutu dan relevan dengan kebutuhan masyarakat baik lokal, nasional, maupun global sehingga

Lebih terperinci

KURIKULUM KURIKULUM KURSUS VIDEO EDITING JARINGAN KOMPUTER DAN SISTEM ADMINISTRASI. berbasis

KURIKULUM KURIKULUM KURSUS VIDEO EDITING JARINGAN KOMPUTER DAN SISTEM ADMINISTRASI. berbasis KURIKULUM STANDAR KURSUS KOMPETENSI DAN PELATIHAN LULUSAN (SKL) dan KURIKULUM KURSUS VIDEO EDITING JARINGAN KOMPUTER DAN SISTEM ADMINISTRASI berbasis Direktorat Pembinaan Kursus Dan Pelatihan Direktorat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyadari betapa pentingnya penampilan sebagai penunjang keberhasilan, sekarang, yaitu sebagai penunjang penampilan.

BAB I PENDAHULUAN. menyadari betapa pentingnya penampilan sebagai penunjang keberhasilan, sekarang, yaitu sebagai penunjang penampilan. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sepanjang sejarah peradaban manusia, rambut selalu menempati kedudukan penting. Kedudukan penting tersebut berkaitan langsung dengan fungsi alami rambut yang

Lebih terperinci

Edisi Juni Ramadhan Edition

Edisi Juni Ramadhan Edition Edisi Juni 2016 Ramadhan Edition EDISI JUNI 2016 2 Semangat Pagi Rekan-rekan BCL&Ders, Tidak terasa kita sudah memasukin setengah tahun kita berkarya di tahun 2016 ini. Tidak terasa juga bulan puasa sudah

Lebih terperinci

Kegiatan Belajar TUJUAN. Pembelajaran Umum. Setelah mempelajari materi ini diharapkan Anda dapat mengaplikasikan prosedur mencuci tangan yang benar

Kegiatan Belajar TUJUAN. Pembelajaran Umum. Setelah mempelajari materi ini diharapkan Anda dapat mengaplikasikan prosedur mencuci tangan yang benar Mencuci Tangan Kegiatan Belajar I Tujuan Pembelajaran Umum Tujuan Pembelajaran Khusus TUJUAN Pembelajaran Umum Setelah mempelajari materi ini diharapkan Anda dapat mengaplikasikan prosedur mencuci tangan

Lebih terperinci

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN TATA RIAS PENGANTIN

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN TATA RIAS PENGANTIN STANDAR KOMPETENSI LULUSAN TATA RIAS PENGANTIN DIREKTORAT PEMBINAAN KURSUS DAN PELATIHAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, NONFORMAL DAN INFORMAL KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL 2011 A. Latar

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PENYELENGGARAAN UJI KOMPETENSI BAGI PESERTA DIDIK KURSUS DAN PELATIHAN

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PENYELENGGARAAN UJI KOMPETENSI BAGI PESERTA DIDIK KURSUS DAN PELATIHAN PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PENYELENGGARAAN UJI KOMPETENSI BAGI PESERTA DIDIK KURSUS DAN PELATIHAN 2015 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN MASYARAKAT DIREKTORAT

Lebih terperinci

C. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR TATA KECANTIKAN SMALB TUNARUNGU

C. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR TATA KECANTIKAN SMALB TUNARUNGU - 752 - C. KOMPETENSI INTI DAN TATA KECANTIKAN SMALB TUNARUNGU KELAS : X Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) sikap spiritual, (2) sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang bertanggung jawab terhadap penyediaan Sumber Daya Manusia (SDM)

BAB I PENDAHULUAN. yang bertanggung jawab terhadap penyediaan Sumber Daya Manusia (SDM) BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pendidikan memiliki peran dalam menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas. Pendidikan merupakan salah satu aspek yang penting dalam kehidupan masyarakat dan pembangunan

Lebih terperinci

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL) KURSUS DAN PELATIHAN SENI MERANGKAI BUNGA DAN DESAIN FLORAL LEVEL II Berbasis

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL) KURSUS DAN PELATIHAN SENI MERANGKAI BUNGA DAN DESAIN FLORAL LEVEL II Berbasis STANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL) KURSUS DAN PELATIHAN SENI MERANGKAI BUNGA DAN DESAIN FLORAL LEVEL II Berbasis Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI BAGIAN KE TIGA JENIS PENDIDIKAN TINGGI 1. Pendidikan Akademik 2. Pendidikan Vokasi 3. Pendidikan Profesi Pendidikan Akademik

Lebih terperinci

MATA PELAJARAN : TATA KECANTIKKAN RAMBUT JENJANG PENDIDIKAN : SMK

MATA PELAJARAN : TATA KECANTIKKAN RAMBUT JENJANG PENDIDIKAN : SMK MATA PELAJARAN : TATA KECANTIKKAN RAMBUT JENJANG PENDIDIKAN : SMK Kompetensi Guru Pedagogik 1. Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial,kultural, emosional, dan

Lebih terperinci

SW6700. & Lucasfilm Ltd. Disney

SW6700. & Lucasfilm Ltd. Disney SW6700 & Lucasfilm Ltd. Disney 1 11 2 3 4 5 6 7 8 12 9 13 10 empty page before TOC Bahasa Indonesia 6 6 Bahasa Indonesia Keterangan umum (Gbr. 1) 1 Sambungan pemangkas presisi click-on 2 Unit alat cukur

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) PERAWATAN KULIT KEPALA

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) PERAWATAN KULIT KEPALA RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) PERAWATAN KULIT KEPALA Dosen Pembimbing Sulistiani, S.Pd. MPD Disusun Oleh : ENDANG KUNCAHYAWATI NIM: 10-587-0039 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PROGRAM PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. persaingan yang ketat di bidang bisnis jasa pendidikan. Lembaga non formal

BAB I PENDAHULUAN. persaingan yang ketat di bidang bisnis jasa pendidikan. Lembaga non formal 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perubahan pola pendidikan yang begitu cepat dan silih berganti serta globalisasi di segala bidang termasuk bidang pendidikan, memunculkan persaingan yang ketat

Lebih terperinci

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL) KURSUS DAN PELATIHAN SENI MERANGKAI BUNGA DAN DESAIN FLORAL LEVEL III Berbasis

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL) KURSUS DAN PELATIHAN SENI MERANGKAI BUNGA DAN DESAIN FLORAL LEVEL III Berbasis STANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL) KURSUS DAN PELATIHAN SENI MERANGKAI BUNGA DAN DESAIN FLORAL LEVEL III Berbasis Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini,

Lebih terperinci

KODE MODUL: RAM-312F. Penyusun: TIM KONSULTAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MALANG DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN

KODE MODUL: RAM-312F. Penyusun: TIM KONSULTAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MALANG DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN KODE MODUL: -312F Penyusun: TIM KONSULTAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MALANG DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA JOB SHEET (GROOMING KECANTIKAN) 1.Kompentensi: Perawatan Wajah untuk diri sendiri.

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA JOB SHEET (GROOMING KECANTIKAN) 1.Kompentensi: Perawatan Wajah untuk diri sendiri. Hal 1 dari 5 1.Kompentensi: Perawatan Wajah untuk diri sendiri Mahasiswa dapat : a. Mendiagnosa jenis-jenis kulit wajah b. Melakukan pembersihan wajah c. Melakukan pengangkatan sel kulit mati/ peeling

Lebih terperinci

KODE MODUL: RAM-312C. Penyusun: TIM KONSULTAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MALANG

KODE MODUL: RAM-312C. Penyusun: TIM KONSULTAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MALANG KODE MODUL: -312C Penyusun: TIM KONSULTAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MALANG DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

Lebih terperinci

Pedoman Penyelenggaraan Lomba Kompetensi Peserta Didik

Pedoman Penyelenggaraan Lomba Kompetensi Peserta Didik Pedoman Penyelenggaraan Lomba Kompetensi Peserta Didik 1 PEDOMAN BLOCKGRANT PENYELENGGARAAN LOMBA KOMPETENSI PESERTA DIDIK KURSUS i ii PEDOMAN BLOCKGRANT PENYELENGGARAAN LOMBA KOMPETENSI PESERTA DIDIK

Lebih terperinci

KURIKULUM KURSUS DAN PELATIHAN KAMERAWAN TV BERBASIS

KURIKULUM KURSUS DAN PELATIHAN KAMERAWAN TV BERBASIS KURIKULUM KURSUS DAN PELATIHAN KAMERAWAN TV BERBASIS Direktorat Pembinaan Kursus Dan Pelatihan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pendidikan merupakan salah satu faktor utama untuk peningkatan sumber daya manusia berkualitas dan bertanggung jawab dalam pembangunan bangsa, baik sebagai

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Direktur Pembinaan Kursus dan Kelembagaan Ditjen PNFI Depdiknas

KATA PENGANTAR. Direktur Pembinaan Kursus dan Kelembagaan Ditjen PNFI Depdiknas KATA PENGANTAR Direktur Pembinaan Kursus dan Kelembagaan Ditjen PNFI Depdiknas Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan kerja keras dan upaya yang tidak mengenal lelah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan meningkatkan mutu kehidupan setiap individu. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan meningkatkan mutu kehidupan setiap individu. Pendidikan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap individu berhak mendapatkan pendidikan untuk mengembangkan pengetahuan dan meningkatkan mutu kehidupan setiap individu. Pendidikan merupakan salah satu aspek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari pendidikan nasional (Undang Undang RI No. 20, 2003).

BAB I PENDAHULUAN. dari pendidikan nasional (Undang Undang RI No. 20, 2003). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia pendidikan memiliki peran penting dalam perkembangan dan kelangsungan hidup bangsa, karena pendidikan merupakan salah satu faktor utama yang dapat mewujudkan

Lebih terperinci

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL) KURSUS DAN PELATIHAN SENI MERANGKAI BUNGA DAN DESAIN FLORAL LEVEL I Berbasis

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL) KURSUS DAN PELATIHAN SENI MERANGKAI BUNGA DAN DESAIN FLORAL LEVEL I Berbasis STANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL) KURSUS DAN PELATIHAN SENI MERANGKAI BUNGA DAN DESAIN FLORAL LEVEL I Berbasis Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal

Lebih terperinci