ANALISIS PENGARUH VARIABEL KEPENDUDUKAN TERHADAP PDRB HARGA KONSTAN DI KABUPATEN JEPARA ( )

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS PENGARUH VARIABEL KEPENDUDUKAN TERHADAP PDRB HARGA KONSTAN DI KABUPATEN JEPARA ( )"

Transkripsi

1 ANALISIS PENGARUH VARIABEL KEPENDUDUKAN TERHADAP PDRB HARGA KONSTAN DI KABUPATEN JEPARA ( ) BUNGARAN SILALAHI NIM. C2B Dosen Pembimbing : Drs. Nugroho SBM, MT. ILMU EKONOMI STUDI PEMBANGUAN UNIVERSITAS DIPONEGORO ABSTRAKSI Isu kependudukan telah lama menjadi permasalahan dalam ekonomi dunia. Ketidakseimbangan komposisi demografi kependudukan suatu negara ataupun daerah dikawatirkan tidak dapat diimbangi dengan produktifitas yang mengakibatkan pertumbuhan ekonomi yang sangat rendah yang terlihat dari jumlah PDRB harga konstan untuk tiap daerah setiap tahunnya. Penduduk sebagai objek pembangunan sekaligus subjek pembangunan, sehingga permasalahan kependudukan (demografi) dapat mempengaruhi perekonomian maupun pembangunan ekonomi dalam jangka panjang. Tujuan Penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh dari variabel kependudukan berupa laju pertumbuhan penduduk, rasio ketergantungan penduduk, rasio penduduk sekolah pada sekolah menengah dan migrasi keluar (out Migration) terhadap PDRB harga konstan di Kabupaten Jepara, dimana PDRB harga konstan merupakan ukuran rill maupun indikator penting dalam melihat perekonomian suatu daerah. Adapun data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, dengan jenis data time series tahunan periode yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS). Dengan menggunakan model analisis Ordinary Least Square (OLS) menunjukkan bahwa tingkat pertumbuhan penduduk dan rasio ketergantungan berpengaruh negatif terhadap PDRB harga konstan, rasio penduduk sekolah pada sekolah menengah mewakili sektor pendidikan berpengaruh positif terhadap PDRB harga konstan, sedangkan migrasi keluar tidak memiliki pengaruh terhadap PDRB harga konstan. Dari hasil koefisien determinasi (R 2 ) diperoleh nilai 0.87, memiliki pengertian variabel kependudukan berupa pertumbuhan penduduk, rasio ketergantungan penduduk, rasio penduduk pada sekolah menengah dan migrasi keluar memiliki pengaruh 87 % terhadap PDRB harga konstan. Kata Kunci : Kependudukan, PDRB Harga Konstan, Ordianry Least Square

2 PENDAHULUAN Salah satu masalah paling mendasar dalam peningkatan PDB dan pembangunan nasional adalah demografi atau faktor kependudukan. Pertumbuhan penduduk yang tinggi dapat berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi dilihat dari kenaikan produk bruto daerah, namun di sisi lain diperlukan angka pertumbuhan penduduk yang tinggi untuk meningkatkan produksi daerah. Dalam nilai universal, penduduk merupakan pelaku dan sasaran pembangunan sekaligus yang menikmati hasil pembangunan. Intinya, dalam menuju sasaran pertumbuhan ekonomi suatu negara terdapat unsur ataupun faktor-faktor yang dapat menjadi penghambat pertumbuhan ekonomi. Salah satu pengaruh paling potensial adalah masalah kependudukan ataupun demografi khususnya pada negara berkembang seperti Indonesia. Isu kependudukan telah lama menjadi permasalahan global, Thomas Robert Malthus ( ) merupakan seorang pendeta berkebangsaan Inggris berpendapat bahwa pertambahan jumlah penduduk yang tidak terkendali merupakan ancaman besar bagi negara. Malthus mengatakan bahwa jumlah penduduk meningkat tidak terkendali mengikuti barisan ukur (1, 2, 4, 8, dan seterusnya) sedangkan produksi pangan bertambah menurut barisan hitung (1, 2, 3, 4, dan seterusnya) sehingga diprediksi manusia akan mengalami kekurangan pangan tidak mampu mencukupi ledakan penduduk. Pertumbuhan penduduk dapat mendorong pertumbuhan ekonomi tetapi juga dapat sebagai penghalang bagi pertumbuhan ekonomi. Di negara berkembang, pertumbuhan penduduk tidaklah sejalan terhadap pembangunan, karena ekonomi negara berkembang memiliki karakteristik seperti modal yang kurang, teknologi masih sederhana, tenaga kerja kurang ahli, karena itu pertumbuhan penduduk benar-benar dinggap sebagai hambatan pembangunan ekonomi. Indonesia merupakan negara ke-empat dengan penduduk terbesar terbesar di dunia, namun dalam arah sasaran pembangunan Indonesia dan pertumbuhan ekonomi ternyata belum dapat mengimbangi laju penduduk ataupun peningkatan populasi penduduk. Tingginya jumlah penduduk Indonesia dikarenakan oleh tingginya laju pertumbuhan penduduk di daerah atau provinsi termasuk Provinsi Jawa Tengah. Jawa Tengah merupakan provinsi ketiga di Indonesia dengan jumlah penduduk terbanyak setelah Jawa Barat dan Jawa Timur, besarnya jumlah penduduk Jawa Tengah tidak lepas dari tingginya laju pertumbuhan penduduk di setiap kabupaten ataupun kota di Jawa Tengah. Provinsi Jawa Tengah memiliki 35 kabupaten maupun kota dan merupakan salah satu jumlah kabupaten/kota terbanyak dalam satu provinsi di 2

3 Indonesia. Salah satu kabupaten tersebut adalah Kabupaten Jepara. Sebagai salah satu bagian dari Provinsi Jawa Tengah, Kabupaten Jepara memiliki jumlah penduduk yang besar. Berdasarkan data statistik resmi Kabupaten Jepara tahun 2008, jumlah penduduk Kabupaten Jepara tercatat sebesar jiwa dan terus mengalami perubahan. Perubahan Demografi Kabupaten Jepara dalam beberapa tahun dapat terlihat pada tabel 1 Tabel 1 Perubahan Demografi Kabupaten Jepara Tahun Tahun Pertambahan alami Perpindahan Penduduk Jumlah Penduduk Lahir Mati Datang Pindah Sumber : BPS Kabupaten Jepara (Jepara dalam angka) Implikasi dari naiknya atau menurunnya jumlah penduduk di Kabupaten Jepara adalah pengaruhnya terhadap PDRB, yang menggambarkan total produksi akhir dari semua sektor ekonomi. Terdapat faktor yang dapat mendorong sekaligus juga dapat penghambat pertumbuhan ekonomi yang dibagi kedalam faktor ekonomi dan faktor non-ekonomi. Salah satu faktor dalam non-ekonomi adalah faktor demografi (kependudukan), yakni pengaruh akibat struktur ataupun komposisi penduduk suatu negara atau daerah. Demografi dikatakan sebagai faktor pendorong berupa pertambahan penduduk yang menambah jumlah tenaga kerja atau akan meningkatnya jumlah pasar bagi hasil produksi, namun sebagai faktor penghambat, pertumbuhan penduduk yang tinggi dapat mengakibatkan meningkatnya pengangguran dan berkembangnya usia ketergantungan penduduk. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi dari sisi demografi penduduk sangat beragam diantara adalah, masalah laju pertumbuhan ekonomi, angka ketergantungan, permasalahan pendidikan berupa rasio penduduk sekolah di sekolah menengah dan laju migrasi merupakan masalah yang sangat krusial untuk diteliti, dimana ke-empat variabel tersebut memiliki keterkaitan antara satu dengan yang lain. Tingkat perekonomian suatu daerah terlihat dari produksi daerahnya yang tertuang dalam Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), untuk ukuran Jawa Tengah PDRB Kabupaten Jepara bukan merupakan yang tertinggi. Jika dibandingkan dengan PDRB Kabupaten/kota lain di Provinsi Jawa Tengah yang memiliki jumlah penduduk yang besar PDRB Kabupaten Jepara baik PDRB harga berlaku maupun harga konstan tahun 2000 masih sangat rendah. Kabupaten Jepara 3

4 merupakan salah satu kabupaten yang memiliki penduduk lebih dari satu juta ( ) namun PDRB yang tergolong rendah dibandingkan kabupaten lain yang memiliki penduduk lebih dari satu juta. Rendahnya PDRB Kabupaten Jepara mengindikatorkan jumlah penduduk yang besar Kabupaten Jepara tidak mampu sebagai faktor penunjang terhadap pertumbuhan ekonomi daerah yang di ukur dari Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), atau dapat disimpulkan perekonomian Kabupaten Jepara masih lemah dibandingkan kabupaten yang memiliki penduduk yang besar lainnya di Jawa Tengah. Hubungan langsung akibat tingginya laju pertumbuhan penduduk adalah rasio ketergantungan penduduk (dependency ratio) yakni perbandingan antara jumlah penduduk berumur 0-14 tahun, ditambah dengan jumlah penduduk 65 tahun keatas dibandingkan dengan jumlah penduduk usia tahun atau dapat diartikan sebagai perbandingan penduduk yang tidak bekerja/tidak prodiktif (menurut indikator usia kerja nasional) dengan penduduk yang bekerja/produktif. Semakin tingginya persentase dependency ratio menunjukkan semakin tingginya beban yang harus ditanggung penduduk yang produktif untuk membiayai hidup penduduk yang belum produktif dan tidak produktif. Dalam mewujukan pembangunan nasional kualitas sumber daya manusia (SDM) merupakan faktor yang sangat penting. Selain Gross National Product (GNP) dan pendapatan perkapita sebagai indikator utama, pendidikan beserta dengan distribusi pendapatan, jumlah penduduk miskin merupakan indikator yang menggambarkan sukses atau tidaknya pembangunan nasional yang akan mengarah terhadap pertumbuhan ekonomi. Kualitas SDM dapat dilihat dari tingkat pendidikan penduduk. Indikator yang paling umum dan mudah digunakan dalam mengukur kemajuan pendidkan adalah jumlah penduduk di sekolah menengah. Pendidikan menengah diselenggarakan untuk melanjutkan dan meluaskan pendidikan dasar serta menyiapkan penduduk usia sekolah menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial, budaya, serta dapat mengembangkan kemampuan lebih lanjut dalam dunia kerja ataupun pendidikan tinggi. Jenjang pada penduduk sekolah menengah dianggap sebagai jenjang pendidikan wajib tertinggi sebelum benar-benar siap pada angkatan kerja. Selain itu juga dapat melihat tingkat pertisipasi penduduk terhadap program pendidikan yang diselenggarakan pemerintah. Jenjang pendidikan sekolah menengah merupakan gabungan dari pendidikan sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas. 4

5 Pengaruh demografi yang juga dianggap berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi adalah migrasi penduduk, dimana migrasi sering diartikan sebagai perpindahan penduduk yang relatif parmanen dari suatu daerah ke daerah lainnya, dalam hal ini seberapa besar penduduk yang melakukan perpindahan di Kabupaten Jepara. Arus migrasi bergerak dari daerah dengan tingkat perekonomiaan lebih rendah menuju ke daerah dengan tingkat perekonomiaannya lebih tinggi, yang ditimbulkan karena adanya disparitas sosial yang menyebabkan mobilitas sosial yang kurang menguntungkan bagi imigran, sehingga akan menciptakan ketidakseimbangan pembangunan dan perekonomiaan atau adanya disparitas antar daerah dalam region yang lebih luas. Semakin tinggi penduduk produktif yang keluar dari suatu daerah akan mengurangi produktifitas yang diukur dari PDRB harga konstan. Migrasi keluar dari Kabupaten Jepara termasuk cukup tinggi, hal baik dikarenakan kemauan indifidu masyarakat untuk memperbaiki tingkat ekonomi maupun akibat kebijakan pemerintah melalui program transmigrasi, tujuan migrant dari Kabupaten Jepara tertuju pada kota-kota besar di Indonesia ataupun menjadi pekerja di luar negeri. Ke-empat faktor tesebut merupakan variabel kependudukan (demografi) yang paling dominan dalam mempengaruhi pertumbuhan ekonomi yang dilihat dari PDRB harga konstan disamping faktor di luar konteks demografi kependudukan, seperti sumber daya alam (SDA), modal, teknologi dan sebagainya. Masalah demografi (kependudukan) harus menjadi perhatian serius pemerintah dalam mewujudkan proses pembangunan nasional dan sasaran pertumbuhan ekonomi yang diharapkan, karena menyangkut sumber daya manusia yang juga merupakan input pembangunan. Jumlah penduduk perlu diperhatikan karena selain subjek pembangunan, penduduk juga merupakan objek pembangunan Rumusan Masalah : apakah kenaikan laju pertumbuhan penduduk, rasio ketergantungan penduduk, pendidikan usia sekolah di sekolah menengah dan jumlah migrasi keluar yang tergabung dalam permasalahan demografi kependudukan di Kabupaten Jepara berpengaruh terhadap produksi daerah yang dilihat dari PDRB harga konstan secara nominal dan seberapa besar pengaruhnya. Tujuan Penelitian : Menganalisis baik secara individu (parsial) maupun secara bersama-sama pengaruh tingkat pertumbuhan penduduk, rasio ketergantungan penduduk, penduduk sekolah di sekolah menengah dan migrasi keluar terhadap PDRB harga konstan di Kabupaten Jepara. 5

6 TELAAH TEORI 1. PDRB PDRB dapat didefenisiskan sebagai jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha atau merupakan jumlah seluruh nilai barang dan jasa oleh seluruh unit ekonomi di suatu wilayah, sedang menurut BPS (2002) pengertian PDRB adalah jumlah nilai tambah yang dihasilkan untuk seluruh wilayah usaha dan jasa dalam suatu wilayah, menerapkan jumlah seluruh nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan seluruh unit ekonomi. PDRB atas harga berlaku menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga sedangkan PDRB harga konstan menunjukkan nilai tambah dan jasa yang dihitung menggunakan harga pada tahun tertentu sebagai dasar perhitungan. Kegunaan PDRB antara lain : Menunjukkan kemampuan sumber daya ekonomi menghasilkan oleh suatu daerah atau provinsi, Menunjukkan pendapatan yang memungkinkan dapat dinikmati oleh seluruh penduduk suatu region atau provinsi, Digunakan untuk menunjukkan laju pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan dari tahun ketahun, PDRB merupakan ukuran hitungan yang digunkan pada perhitungan pertumbuhan ekonomi suatu daerah, dan PDB untuk ukuran negara. Secara umum pertumbuhan ekonomi diartikan sebagai suatu proses kenaikan output perkapita dalam jangka panjang, sedangkan Prof. Simon Kuznets mendefinisikan pertumbuhan ekonomi sebagai kenaikan jangka panjang dalam kemampuan suatu negara untuk menyediakan semakin banyak jenis barang-barang ekonomi kepada penduduknya. Pertumbuhan ekonomi suatu daerah dihitung berdasarkan laju PDRB Harga konstan, karena perkembangan berdasarkan laju harga konstan dianggap lebih rill tanpa melihat laju inflasi suatu daerah 2. Demografi (Kependudukan) Secara arti sempit demografi diartikan sebagai kajian penduduk, berkaitan dengan jumlah, struktur, serta pertumbuhannya, dalam arti luas demografi merupakan ilmu yang mempelajari secara statistik dan matematik tentang besar, komposisi penduduk dan perubahannya (J. Bougue). Berdasarkan Multilingual Demograpihic Dictionarai (IUSSP, 1982) Demografi ditujukan untuk mempelajari penduduk pada suatu wilayah terutama mengenai jumlah, struktur (Komposisi Penduduk dan perkembangannya. Dalam proses pengumpulan data 6

7 Demografi, maka sumber data kependudukan dapat dikelompokkan atas tiga dasar besar, yaitu Sensus Penduduk, survey dan registrasi. Isu kependudukan talah berkembang menjadi suatu cabang ilmu, beberapa pakar kependudukan yang mengemukakan teori menyangkut kependudukan dan pengaruhnya a. Aliran Malthussian Aliran ini dipelopori oleh Thomas Robert Malhus, seorang pendeta Inggris ( ) yang menyatakan bahwa penduduk (seperti juga tumbuh-tumbuhan dan binatang) apabila tidak ada pembatasan, akan berkembang biak dengan cepat dan memenuhi dengan cepat permukaan bumi. Malthus berpendapat bahwa manusia hidup membutuhkan makanan, sedangkan laju pertumbuhan makanan jauh lebih lambat dibandingkan dengan pertumbuhan penduduk. Apabila tidak diadakan pembatasan terhadap penduduk maka manusia akan mengalami kekurangan bahan makanan. b. Aliran Neo-Malthusian Menurut kelompok ini pada abad ke-20 (pada tahun 1950-an), dunia baru yang pada jamannya Malthus masih kosong kini sudah mulai penuh dengan manusia. Dunia baru sudah tidak mampu untuk menampung jumlah penduduk yang selalu bertambah. Paul Ehrlich dalam bukunya The Population Bomb pada tahun 1971, menggambarkan penduduk penduduk dan lingkungan yang ada di dunia dewasa ini yakni pertama, dunia ini sudah terlalu banyak manusia; kedua, keadaan bahan makanan sangat terbatas, dan ketiga karena terlalu banyak manusia sehingga lingkungan sudah banyak rusak dan tercemar. c. Jhon Stuart Mill Jhon Stuart Mill, seorang ahli filsafat dan ahli ekonomi berkebangsaan Ingris berpendapat bahwa pada situasi tertentu manusia dapat mempengaruhi perilaku demografinya, jika produktifitas seseorang tinggi maka terdapat kecenderungan memiliki keluarga kecil (fertilitas rendah). Mill menyanggah bahwa kemiskinan tidak dapat dihindarkan akibat pengaruh pertumbuhan penduduk, jika suatu waktu wilayah terjadi kekurangan bahan makanan, maka keadaan tersebut hanyalah bersifat sementara dan dapat ditanggulangi dengan mengimpor makanan atau memindahkan penduduk kedaerah lain. Jhon Stuart Mill menyarankan peningkatan pendidikan sehingga penduduk lebih rasional sehingga mempertimbangkan perlu tidaknya menambah jumlah anak sesuai dengan karier dan usaha yang ada. 7

8 d. Michael Thomas dan Doubley Kedua ahli ini adalah penganut teori fisisologis, sadler mengemukakan, bahwa daya reproduksi manusia dibatasi oleh jumlah penduduk yang ada di suatu negara atau wilayah, jika kepadatan penduduk tinggi maka daya produksi rendah, sebaliknya jika kepadatan penduduk rendah.. Doubley berpendapat bahwa reproduksi penduduk berbanding terbalik dengan makanan yang tersedia, jika suatu jenis makluk diancam bahaya, mereka akan mempertahankan diri dengan daya yang mereka miliki, mereka akan mengimbanginya dengan reproduksi yang lebih besar. 3. Laju Pertumbuhan Penduduk Laju pertumbuhan penduduk merupakan perubahan penduduk yang terjadi jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya dan dinyatakan dalam persentase. Laju pertumbuhan penduduk dapat diukur dengan cara pembagian selisih total jumlah penduduk yang bersangkutan dengan total jumlah penduduk sebelumnya, diukur dengan persentase (%). Perkembangan penduduk dapat menjadi pendorong maupun penghambat pembangunan, namun lebih condong sebagai penghambat pembangunan.. Laju pertumbuhan penduduk akan berpengaruh terhadap pendapatan perkapita, standar kehidupan, pembangunan pertaniaan, lapangan kerja, tenaga buruh maupun dalam hal pembentukan modal yang pada akhirnya pertumbuhan penduduk yang pesat dapat memberikan efek negatif terhadap kemiskinan. Jumlah penduduk yang besar berdampak langsung terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) berupa tersedianya tenaga kerja yang sangat diperlukan dalam pelaksanaan proses produksi, akan tetapi kuantitas penduduk tersebut juga memicu munculnya permasalahan yang berdampak terhadap pembangunan ekonomi seperti pesatnya pertumbuhan penduduk yang tidak diimbangi dengan kemampuan produksi menyebabkan tingginya beban pembangunan berkaitan dengan penyediaan pangan, sandang dan papan. Sebagai akibat dari pertambahan penduduk yang begitu cepat akan mengakibatkan terjadinya ketidakseimbangan antara jumlah penduduk dengan alam sebagai bahan baku primer produksi maupun fasilitas kehidupan yang tersedia. 4. Rasio Ketergantungan Penduduk rasio ketergantungan penduduk (dependency ratio) didefenisikan sebagai perbandingan antara jumlah penduduk berumur 0-14 tahun ditambah dengan jumlah penduduk 65 tahun keatas dibandingkan dengan jumlah penduduk usia tahun atau dapat diartikan sebagai 8

9 perbandingan penduduk yang bekerja/produktif dengan penduduk yang tidak bekerja/tidak prodiktif (menurut indikator usia kerja nasional). Tingginya angka rasio beban tanggungan merupakan faktor penghambat pembangunan di negara berkembang termasuk di Indonesia, karena sebagian dari pendapatan yang diperoleh dari golongan produktif, terpakasa harus dikeluarkan untuk memenuhi kebutuhan kelompok yang belum produktif, dengan tanggungan penduduk yang kecil akan lebih mudah memobilisasi dana masyarakat dan anggaran pemerintah untuk investasi yang lebih produktif. Pada negara dengan rasio ketergantungan penduduk yang rendah terjadi proses penghematan bahan makanan dan bahan baku lainnya sekaligus terjadi kulitatif kehidupan penduduk, hal ini selanjutnya akan meningkatkan angka harapan hidup (life expentancy) negara tersebut. 5. Rasio Penduduk Sekolah pada Sekolah Menengah Pendidikan merupakan komponen yang sangat penting dalam pembangunan ekonomi terutama dalam peningkatan pertumbuhan ekonomi, karena selain berfungsi meningkatkan produktifitas kerja juga mampu menyerap penggunaan teknologi yang dibutuhkan melalui proses pendidikan itu sendiri. Indonesia sebagai negara yang masih berkembang di setiap daerah termasuk di Kabupaten Jepara, dimana yang masih menjadi tolak ukur dalam pendidikan adalah persentase penduduk yang menyelesaikan pendidikan sampai ke jenjang sekolah menengah, karena tahap sekolah menengah dianggap telah mencapai standar pendidikan formal sesuai standar nasional. Rasio penduduk sekolah pada sekolah menengah dianggap sebagai salah satu variabel dalam kependudukan (demografi) karena dipengaruhi dan mempengaruhi struktur atau proporsi penduduk dan memiliki data tersendiri dalam demografi. Rasio jumlah penduduk sekolah di sekolah menengah dapat dilihat dari jumlah penduduk pada tingkat sekolah menengah dibandingkan dengan jumlah penduduk secara keseluruhan pada wilayah dan waktu tertentu. 6. Pengertian Migrasi Migrasi adalah perpindahan penduduk dengan tujuan menetap ketempat lain melampaui batas politik ataupun negara batas administratif atau bagian suatu negara (Rozy Munor, 1981), sedangkan dalam arti luas migrasi merupakan perubahan tempat tinggal secara parmanen atau semi parmanen. Mantra Kastro dan Keban (1999 ) menyebutkan bahwa ada beberapa teori yang mengungkapkan mengapa seseorang melakukan migrasi diantaranya adalah karena kebutuhan dan tingkat stress seseorang, Setiap individu memiliki beberapa macam kebutuhan yang berupa 9

10 kebutuhan ekonomi, sosial budaya dan psikologis. Semakin besar kebutuhan yang tidak terpenuhi maka semakin besar stress yang dialami seseorang. Apabila stress sudah berada diatas batas toleransi, maka seseorang akan berpindah ketempat lain yang memiliki kefaedahan supaya kebutuhan dapat terpenuhi. Migrasi merupakan komponen penambahan penduduk yang paling sulit diukur tingkatnya, karena pada hakekatnya mobilitas seseorang (penduduk) tidak dapat diatur oleh negara, mobilitas seseorang merupakan kebebasan dan hak warga negara selama masih dalam cakupan satu negara. Salah satu motivasi penduduk melakukan migrasi adalah peningkatan ekonomi, yang mungkin dikarenakan perbedaan bakat seseorang terhadap suatu daerah ke daerah lain. Adam Smith menyatakan dibutuhkan spesialisasi dalam peningkatan produktifitas sesorang, imigrasi merupakan salah satu spesialisasi seseorang dilihat dari perbedaan tempat, sehingga dimungkinkan adanya imigrasi akan berdampak pada peningkatan perekonomian individu yang kemudian akan berdampak pada perekonomian secara keseluruhan, yakni adanya peningkatan produktifitas seseorang meningkatkan pertumbuhan ekonomi regional. Migrasi keluar dilakukan oleh satu keluarga atau penduduk yang telah tercatat dalam admistratif daerah, sehingga penduduk yang melakukan migrasi keluar adalah penduduk yang berada pada usia produktif. Dengan semakin meningkatnya penduduk yang melakukan migrasi keluar daerah memungkinkan semakin berkurangnya penduduk produktif didaerah asal, kemudian akan mengurangi total produksi daerah. METODE PENELITIAN Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara variabel demografi terhadap PDRB harga konstan tahun 2000, dengan menggunakanan variabel antara lain : a. Nominal PDRB Harga Konstan Tahun 2000 (Y) b. Laju Pertumbuhan Penduduk (X 1 ) c. Rasio Ketergantungan Penduduk (X 3 ) d. Rasio Penduduk Sekolah pada Sekolah Menengah (X 3 ) e. Migrasi Keluar (X 4 ) Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berbentuk time series. Data sekunder yaitu data yang diperoleh berdasarkan informasi yang telah tersusun, baik oleh instansi maupun penelitian atau kajian ilmiah yang telah dilakukan sebelumnya. Pada penelitian data yang dikumpulkan berupa : Data PDRB Harga konstan tahun dasar 2000, data laju 10

11 pertumbuhan penduduk yang berbentuk persentase (%). data rasio ketergantungan penduduk, data rasio penduduk pada sekolah menengah, Data migrasi keluar penduduk. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kuantitatif. Analisis kuantitatif dalam penelitian ini dimaksudkan untuk menghitung atau memperkirakan besarnya pengaruh secara kuantitatif suatu kejadian terhadap kejadian lainnya. Dengan menggunakan analisis regresi berganda, yakni untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel independen (laju pertumbuhan penduduk, rasio beban ketergantungan benduduk, rasio penduduk sekolah pada sekolah menengah dan laju migrasi keluar daerah) terhadap variabel dependen (nominal PDRB harga konstan tahun 2000). Persamaan regresi yang dipakai adalah sebagai berikut : Y = α + b 1 X 1 + b 2 X 2 + b 3 X 3 + b 4 X 4 Dimana : Y = Variabel PDRB Harga Konstan Tahun Dasar 2000; α = Konstanta b = Koefisien Regresi; X 1 X 2 X 3 X 4 = Variabel Pertumbuhan Penduduk. = Variabel Rasio Beban Tanggungan Penduduk = Variabel Penduduk Sekolah pada Sekolah Menengah = Variabel Migrasi Keluar Penduduk Digunakan analisis linier berganda dengan metode rata-rata kuadrat terkecil biasa ordinary least square (OLS), dengan bantuan E-Views Versi 6. Uji Asumsi Klasik. 1. Uji Autokorelasi ; cara yang digunakan untuk mendeteksi autokorelasi adalah dengan uji Breusch-Godfrey (BG Test). Apabila χ 2 tabel lebih kecil dibandingkan dengan Obs*R-squared, maka hipotesis nol yang menyatakan bahwa tidak ada autokorelasi dalam model dapat ditolak. Nilai χ 2 tabel diperoleh hasil degree of freedom (df) atau hasil dari (n-k). 2. Uji Multikoliniearitas : diuji dengan menggunakan auxiliary regressions. Kriterianya adalah jika R 2 regresi persamaan utama lebih besar dari R regresi auxiliary maka di dalam model tidak terdapat multikolinearitas. Langkah pertama yang digunakan dalam melihat ada tidaknya multikolinieritas dalam suatu model adalah dengan mengkorelasi koefisien antara variabel 11

12 parsial, jika terdapat koefisien yang lebih rendah maka dalam model terdapat gejala multikolineritas sehingga tahap berikutnya dibutuhkan regresi auxiliary, 3. Uji Heteroskedastisitas : Cara untuk mendeteksinya dilakukan dengan Uji White. Secara manual uji ini dilakukan dengan melakukan regresi residual (μt 2 ) dengan variable bebas kuadrat dan perkalian bebas, didapatkan nilai R 2 untuk menghitung X 2, Pengujiananya adalah jika : X 2 - statisti < X 2 -tabel, maka model dikatakan terbebas dari gejala heteroskedastisitas atau dengan cara melihat Probalitas > Alpha (α), berarti model tersebut bebas heteroskedatisitas. 4. Uji Normalitas : Untuk menguji apakah distribusi data normal atau tidak, dapat dilakukan dengan cara menghitung koefisien Jarque-bera (J-B), apabila J-B hitung < nilai χ 2 (Chi-Square) tabel, maka nilai residual terdistribusi normal. Pengujian Hipotesis 1. Koefisien Determinasi (R 2 ) Koefisien determinan (R 2 ) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel terikat (dependen). Nilai koefisien determinasi adalah di antara nol dan satu. Nilai R 2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati 1 berarti variabelvariabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel independen. 2. Uji F Statistik Uji f-statistik merupakan pengujian signifikan yang digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y). Dalam penelitian ini Uji f digunakan untuk mengetahui signifikansi hubungan antara variabel X 1, X 2,X 3 dan X 4 terhadap Variabel Y, apakah variabel X 1, X 2,X 3,X 4 benar-benar berpengaruh secara bersama-sama terhadap variabel Y. Pengambilan keputusan dengan tingkat kepercayaan yang digunakan 95% atau taraf signifikansi adalah 5% (α = 0,05) dengan kriteria sebagai berikut : a. Jika tingkat signifikansi (α) < 0,05 atau Jika F-statistik > F tabel, H 0 ditolak dan H 1 diterima, berarti terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen.. 12

13 b. Jika tingkat signifikansi (α) > 0,05 atau Jika F-statistik < F tabel, H 0 diterima dan H 1 ditolak, berarti tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen. 3. Uji T Statistik (UJi Parsial) Uji-t dapat dilakukan satu arah ataupun dua arah, dalam penelitian ini, uji-t yang dilakukan adalah uji-t dua arah. Hipotesis yang dipakai adalah berupa hipotesis nol (H 0 ) dan hipotesis alternatif (H 1 ), sebagai berikut : H 0 H 1 = Koefisien regresi tidak signifikan = Koefisien regresi signifikan Pengambilan keputusan dengan tingkat kepercayaan yang digunakan 95% atau taraf signifikansi adalah 5% (α = 0,05) dengan kriteria sebagai berikut : a. Jika tingkat signifikansi (α) < 0,05 atau Jika t-statistik > t tabel, maka H 0 ditolak dan H 1 diterima. Berarti masing-masing variabel independen secara individu mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. b. Jika tingkat signifikansi (α) > 0,05 atau Jika t-statistik < t tabel, maka H 0 diterima dan H 1 ditolak. Berarti masing-masing variabel independen secara individu tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskkripsi PDRB Kabupaten Jepara Kabupaten Jepara dikenal sebagai daerah penghasil ukiran, kerajinan mebel dan kebutuhan rumah tangga lainnya yang memanfaatkan kayu rotan yang tergolong kualitas tinggi yang tersebar merata hampir di seluruh kecamatan dengan keahlian masing-masing. Kabupaten Jepara merupakan pengekspor selain migas terbesar di Jawa Tengah, sehingga dalam penyangga output produksi Kabupaten Jepara sektor industri pengolahan merupakan penyumbang terbesar dari output rill daerah. Sektor pengolahan industri, pertaniaan dan perdagangan merupakan sektor yang paling berperan dalam kegiatan ekonomi dilihat dari total sumbangan PDRB total di Kabupaten Jepara, ketiga sektor tersebut mampu menyumbang lebih dari 55% dari total PDRB Kabupaten Jepara pada tahun Dilihat dari nominal produksi tingkat PDRB harga konstan Kabupaten Jepara dari tahun 1986 sampai dengan 2008 selalu mengalami peningkatan. Dengan menggunakan harga dasar tahun 2000, PDRB harga konstan Kabupaten Jepara selalu berada diatas satu trilliun 13

14 Rupiah, walaupun tingkat PDRB Kabupaten Jepara bukan merupakan tertinggi di Jawa Tengah. PDRB Kabupaten Jepara menurut harga konstan dapat dilihat pada table dibawah Tabel 2 PDRB Kabupaten Jepara Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000 Periode Tahun Tahun PDRB (Juta Rupiah) , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , 85 Sumber : BPS Kabupaten Jepara, PDRB Kabupaten Jepara (data diolah) Laju pertumbuhan PDRB harga konstan dari ke tahun menggambarkan pertumbuhan ekonomi. Dari tahun laju pertumbuhan tertinggi terjadi pada tahun 1993 dengan pertumbuhan sebesar 7,73% dengan selisih PDRB sebesar 148 milliar rupiah. Pada pergantian tahun dari tahun 1996 ke tahun 1998 pertumbuhan PDRB mengalami penurunan yang sangat mencolok drastis, dan PDRB harga konstan berlanjut pada tahun 1998, yang berada pada kisaran 0,02% yakni tidak adanya perubahan yang signifikan antara PDRB tahun 1997 dengan tahun 1998 dan merupakan tingkat pertumbuhan PDRB paling rendah selama kurun waktu perhitungan penelitian, walaupun pertumbuhan tidak mengalami pertumbuhan negatif dengan jumlah PDRB Rp ,10 juta. Rendahnya tingkat pertumbuahan ekononi pada tahun disebabkan oleh krisis moneter atau krisis ekonomi yang melanda negara Indonesia, yang 14

15 berdampak pada produksi tiap wilayah termasuk Kabupaten Jepara menurun. Pada saat terjadinya krisis ekonomi di Indonesia tingkat inflasi yang sangat tinggi (kenaikan harga secara umum) sehingga mengakibatkan melemahnya mata uang rupiah yang kemudian merambah ke situasi politik dan keamanan di Indonesia, namun tingkat pertumbuhan ekonomi Kabupaten Jepara masih lebih baik dari pertumbuhan nasional yang terpuruk pada kisaran -18,26% ataupun pertumbuahan ekonomi di Jawa Tengah yang berada pada kisaran -11,74%. Setelah krisis ekonomi pada tahun 1998, pertumbuhan PDRB Kabupaten Jepara mulai mengalami kenaikan, walaupun tidak terlalu signifikan, namun pertumbuhan PDRB Kabupaten Jepara pada tahun 2000 berada pada kisaran 4,68%, yang merupakan awal pulihnya perekonomian Kabupaten Jepara. Variabel Kependudukan Kabubaten Jepara Laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Jepara dari tahun mengalami peningkatan. Rata-rata pertumbuhan penduduk Kabupaten Jepara dari tahu 1986 sampai dengan tahun 2008 sebesar 2%. Laju pertumbuhan tertinggi terjadi pada tahun 1990 ke tahun 2000 yakni sebesar 10,26 %, hal ini disebabkan tingkat kelahiran di semua kecamatan di Kabupaten Jepara mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun sebelumnya, sedangkan pengaruh adanya imigrasi pada tahun tersebut ke Kabupaten Jepara sangatlah kecil. Pertumbuhan penduduk terendah terjadi pada tahun 2006, yakni sebesar -1,85%, selain karena rendahnya tingkat kelahiran, melonjaknya penduduk yang ke luar Kabupaten Jepara (out migration) menjadi pengaruh menurunnya jumlah penduduk. Selama periode tahun rasio ketergantungan (Dependency ratio) di Kabupaten Jepara cenderung mengalami penurunanan, walaupun penurunan tidak diikuti pada tahun 2001 sampai tahun Sampai dengan akhir tahun 1980-an dependency ratio di Kabupaten Jepara cenderung lebih tinggi dan merata yakni diatas 73%, hal ini menandakan tingginya penduduk non produktif sehingga menjadi beban penduduk produktif. Dependency ratio tetinggi terjadi pada tahun 1989 yakni 75,05%. Tingginya dependency ratio pada tahun 1989 dikarenakan oleh tingginya angka kelahiran kasar Kabupaten Jepara pada tahun sebelumnya sehingga jumlah penduduk dibawah 15 tahun tinggi yakni berjumlah , sedangkan penduduk usia kerja (15-65) tahun tidak mengalami pertubahan yang signifikan. Setelah tahun 1989 yang ditandai oleh tingginya dependency ratio, awal tahun 1990 dependency ratio cenderung mengalami penurunan walaupun masih mengalami fluktuasi, dependency ratio terendah terjadi pada tahun 15

16 2000 yakni 49,55% atau setengah dari penduduk produktif. Selain tahun 2000, secara keseluruhan rasio ketergantungan penduduk belum mampu dibawah 50 %, yang mengindikasikan banyaknya penduduk produktif, atau berarti penduduk produktif lebih dari setengah penduduk non produktif. Untuk variabel rasio penduduk sekolah menengah di Kabupaten Jepara selama tahun tidaklah mengalami peningkatan atau penurunan yang mencolok, hal ini karena dalam melihat rasio penduduk penduduk sekolah pada menengah juga melihat perkembangan jumlah penduduk. Tinggi rasio penduduk pada sekolah menengah selain karena dipengaruhi oleh umur usia penduduk pada sekolah menengah juga dipengaruhi oleh banyaknya jumlah sekolah baik sekolah negeri maupun sekolah swasta di Kabupaten Jepara, dari data Jawa Tengah dalam angka tahun 2008, total sekolah pada jenjang pendidikan menengah di Kabupaten Jepara terdapat 229 sekolah, yang terbagi dari 156 sekolah SLTP dan 73 sekolah SLTA. Migrasi keluar Kabupaten Jepara selama 22 tahun ( ) tidak mengalami formula perubahan, kadang terjadi migrasi keluar yang sangat tinggi, namun pada tahun berikutnya terjadi migrasi keluar yang rendah, migrasi keluar Kabupaten Jepara dari tahun selalu berada diatas 1500 penduduk tiap tahunnya kecuali pada tahun 2000 yakni hanya 616. Hal ini menandakan tingkat mobilitas penduduk Kabupaten Jepara cukup tinggi. Motif penduduk untuk berpindah keluar dari Kabupaten Jepara berbeda dari tahun ketahun. Untuk melihat perubahan demografi Kabupaten Jepara pada tahun terlihat pada table berikut Tahun Tabel 3 Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Jepara Tahun Pertumbuhan Penduduk (%) (X1) Dependency Ratio (%) (X2) 16 Rasio Penduduk Rasio pada Sekolah Menengah (X3) Migrasi Keluar Penduduk (X4) , , , , , , , , , ,

17 1996 2, , , , , , , , , , , , , Sumber : BPS Kabupaten Jepara (Jepara dalam angka berbagai periode) Hasil Uji Penyimpangan Asumsi Klasik 1. Uji Autokorelasi : Pada model persamaan pengaruh pengaruh pertumbuhan penduduk, rasio ketergantungan penduduk, rasio penduduk sekolah di sekolah menengah dan migrasi keluar terhadap PDRB harga konstan di Kabupaten Jepara tahun dengan n = 23 (banyaknya observasi + 1) dan k = 5, maka diperoleh degree of freedom (df) = 18 (n-k), dan menggunakan α = 0,05 diperoleh nilai χ 2 tabel sebesar 37,156. Dibandingkan dengan nilai Obs*R-squared uji Breusch-Godfrey regresi sebesar 4,967073, maka nilai Obs*R-squared uji Breusch-Godfrey lebih kecil dibandingkan nilai χ 2 tabel (4, < 37,156), sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi persamaan tersebut bebas dari gejala autokorelasi. 2. Uji Multikolinearitas Uji Multikolinieritas Koefisien Antar Variabel Indpenden Y X 1 X 2 X 3 X 4 Y X X X X Hasil auxiliary regression dapat disimpulkan bahwa semua R 2 regresi masing-masing variabel pada persamaan tersebut lebih kecil dari nilai R 2 regresi utama, yakni sebesar (R 2 = 0,871810) sehingga tidak terdapat hubungan linear antar variabel independen. Hasil tersebut menunjukkan tidak terdapatnya multikolineritas dalam model (terbebas dari gejala multikolineritas). 17

18 3. Uji Heteroskedastisitas : Pengujian heteroskedastisitas dilakukan dengan membandingkan nilai Obs*R-squared Uji White dengan nilai χ 2 tabel. Pada model ini, dengan degree of freedom (df) = 18., α = 5%, diperoleh nilai χ 2 tabel sebesar 37,156, dibandingkan dengan Obs*R-squared dari hasil regresi Uji White yakni sebesar 14,14808, maka nilai Obs*R-squared Uji White lebih kecil dibandingkan nilai χ 2 tabel (14,14808 < 37,156), sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi persamaan tersebut tidak terdapat gejala heteroskedastisitas. 4. Uji Normalitas :Dalam penelitian ini digunakan dengan cara menghitung koefisien Jarque- Bera (J-B Test). Degree of freedom (df) = 18, α = 5 % (α = 0,05), diperoleh nilai χ 2 tabel sebesar 37,156. Dibandingkan dengan nilai Jarque sebesar 1, lebih kecil dari χ 2 tabel sebesar 37,156 (1, < 37,156) sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa tersebut terdistribusi secara normal karena nilai Jarque Bera lebih kecil dibanding nilai χ 2 tabel. Hasil Uji Statistik Analisis Regresi 1. Koefisien Determinasi (Uji R2) Koefisien determinasi (R 2 ) dalam model diperoleh (R 2 = ) yang artinya adalah bahwa perubahan atau variasi dari tingkat pertumbuhan penduduk, rasio ketergantungan penduduk, rasio penduduk sekolah pada sekolah menengah dan migrasi keluar dapat mempengaruhi PDRB harga konstan tahun 2000 sebesar 87 persen, sedangkan 13 persen dipengaruhi oleh variabel lain diluar dari persamaan model. 2. Pengujian Signifikansi Simultan (Uji-F) Pengujian koefisien regresi secara bersama-sama (uji-f) dilihat dari signifikan F-tatistik. Nilai F-statistik adalah 30, Dengan menggunakan taraf keyakinan 95 persen (α = 5 persen), degree of freedom for numerator (dfn) = 4 (k-1 = 5-1) dan degree of freedom for denominator (dfd) = 18 (n-k = 23-5), diperoleh F-tabel sebesar 4,25. Karena F-Statistik lebih besar lebih besar dari F-Tabel (30,60408 > 4,25), maka H 0 ditolak dan H 1 diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel independen mempengaruhi variabel dependen secara signfikan atau variabel independen berpengaruh secara besama-sama terhadap variabel dependen (F-Statistik > F-Tabel). 18

19 2. Pengujian Signifikansi Parameter Individual (Uji T-Statistik) Tabel 3 Uji T-Statistik, Probabilitas Variabel Independen Terhadap Variabel Dependen Variabel T-Statistik T-Tabel (α = 5%) Probabilitas X 1 (PT) -2, ,734 0,0388 X 2 (DR) -3, ,734 0,0008 X 3 (ED) 4, ,734 0,0002 X 4 (MIG) -1, ,734 0,2195 Berdasarkan tabel diatas maka uji signifikasi secara individu dapat diterangkan sebagai berikut : a. Pengaruh Pertumbuhan Penduduk (X 1 ) Terhadap PDRB Harga Konstan Dari hasil regresi terlihat bahwa t-statistik lebih besar dari t-tabel (2, > 1,734), maka H 1 diterima sedangkan H 0 ditolak yang berarti bahwa Pertumbuhan Penduduk (X 1 ) berpengaruh secara signifikan terhadap PDRB di Kabupaten Jepara. Berdasarkan probabilitasnya, maka jika probabilitas lebih besar dari 0.05 maka H 0 diterima dan jika probabilitas lebih kecil dari 0.05 maka H 0 ditolak. Dari hasil perhitungan diketahui sig atau significance adalah 0,0388, maka H 0 ditolak ; H 1 diterima artinya pertumbuhan penduduk berpengaruh secara signifikan terhadap PDRB harga konstan di Kabupaten Jepara selama periode hal ini dikarenakan probabilitas < 0,05 (0,038 < 0,05). b. Pengaruh Rasio Ketergantungan Penduduk (X 2 ) Terhadap PDRB Harga Konstan Dari hasil regresi diperoleh t-statistik > t-tabel (3,996231> 1,734). Terlihat bahwa t- statistik lebih besar dari t-tabel, maka H 0 ditolak dan H 1 diterima, yang berarti bahwa rasio ketergantungan penduduk berpengaruh secara signifikan terhadap PDRB harga konstan Kabupaten Jepara selama periode Berdasarkan probabilitasnya hasil perhitungan diketahui sig. atau significance adalah 0,0008 atau probabilitas dibawah 0,05 (0,0008 < 0,05), maka H 0 ditolak dan H 1 diterima, sehingga rasio ketergantungan penduduk (dependency ratio) berpengaruh signifikan terhadap PDRB harga konstan. c. Pengaruh Rasio Penduduk Sekolah pada Sekolah Menengah (X 3 ) Terhadap PDRB Harga konstan Dari hasil regresi terlihat t-statistik lebih besar dari t-tabel (4, > 1,734), maka H 0 ditolak dan H 1 diterima, yang berarti bahwa rasio penduduk sekolah di sekolah menengah berpengaruh signifikan terhadap PDRB harga konstan Kabupaten Jepara. Dilihat Berdasarkan 19

20 probabilitasnya jauh di bawah 0.05 (0,0002 < 0,05), maka H 0 ditolak dan H 1 diterima, artinya rasio penduduk sekolah di sekolah menengah benar-benar berpengaruh secara signifikan terhadap PDRB di Kabupaten Jepara selama periode d. Pengaruh Migrasi Keluar (X 4 ) Terhadap PDRB Harga Konstan t-tabel Jika dilihat dari hasil regresi migrasi keluar/out-migration (X 4 ) t-statistik lebih kecil dari (-1, < 1,734), maka H 0 diterima dan H 1 ditolak, yang berarti bahwa migrasi keluar penduduk (X 4 ) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap PDRB harga konstan di Kabupaten Jepara. Berdasarkan probabilitas diketahui probabilitas sebesar 0,2195 atau probabilitasnya lebih besar dari 0,05 (0,2195 > 0,05), maka H 0 diterima dan H 1 ditolak, artinya migrasi keluar penduduk tidak berpengaruh signifikan terhadap PDRB konstan di Kabupaten Jepara selama periode Interpretasi Hasil dan Pembahasan Dependent Variable: PDRB Method: Least Squares Sample: Included observations: 23 Tabel 4 Hasil Output Regresi OLS Coefficient Std. Error t-statistic Prob. C PT DR ED EMIG R-squared Mean dependent var Adjusted R-squared S.D. dependent var S.E. of regression Akaike info criterion Sum squared resid 1.65E+12 Schwarz criterion Log likelihood Hannan-Quinn criter F-statistic Durbin-Watson stat Prob(F-statistic) Dari hasil pengolahan data dalam penelitian ini dengan menggunakan model regresi linier berganda (OLS), maka diperoleh hail estimasi sebagai berikut: Y = ,94X ,09X X 3-113,56X 4 20

21 Pada persamaan tersebut terdapat nilai konstanta sebesar dan bertanda positif menyatakan bahwa ; jika variabel independen (tingkat pertumbuhan penduduk, rasio ketergantungan penduduk, rasio penduduk bersekolah di sekolah menengah dan migrasi keluar) dianggap konstan atau tidak mengalami perubahan maka akan terjadi peningkatan PDRB sejumlah Rp Selain menjelaskan perubahan PDRB harga konstan, interpertasi hasil regresi juga menjelaskan pengaruh terhadap variabel bebas yakni sebagai berikut : 1. Laju Pertumbuhan Penduduk (X 1 ) Dari hasil analisis regresi yang dilakukan diketahui bahwa laju pertumbuhan penduduk memiliki pengaruh yang negatif dan signifikan terhadap PDRB, dengan koefisien sebesar ,94 yang memili pengertian bahwa adanya kenaikan 1 persen (%) pertumbuhan penduduk akan menyebabkan penurunan PDRB sebesar Rp Pertumbuhan penduduk yang tinggi akan membuat konsumsi dimasa mendatang yang tinggi sehingga mengurangi investasi saat ini. Tingginya laju pertumbuhan penduduk akan meningkatkan jumlah penduduk, namun ketika penduduk penduduk tidak mampu memenuhi kriteria lapangan kerja yang dibutuhkan akan terjadi kondisi un-employment (pengangguran), dimana pengangguran merupakan kondisi penduduk yang tidak menghasilkan output baik sesuai dengan jam kerja maupun tingkat upah. Walaupun penduduk merupakan output produksi, tetapi ketika penduduk tidak dapat berpartisipasi ke dalam proses setiap sektor ekonomi yang dibutuhkan maka tingginya laju pertumbuhan penduduk tidak menambah produksi rill malah akan menambah pengeluaran terhadap beban tanggungan. 2. Rasio ketergantungan Penduduk (X 2 ) Dari hasil analisis regresi yang telah dilakukan terhadap rasio ketergantungan penduduk, hubungan rasio ketergantungan penduduk terhadap PDRB harga konstan Kabupaten Jepara memperoleh koefisien 40146,09 dan signifikan berpengaruh. Nilai koefisien sebesar 40146,09 dapat diartikan peningkatan rasio ketergantungan di Kabupaten Jepara sebesar satu persen akan mengurangi PDRB harga konstan tahun 2000 sebesar Rp Rasio ketergantungan penduduk Kabupaten Jepara yang umumnya berada diatas tingkat 50 % kecuali pada tahun 2000 yang berada pada tingkat 49 % mengindikasikan beban tanggungan masyarakat lebih dari setengah. Beban ketergantungan dikatakan akan memperburuk perekonomian hal ini dikarenakan pendapatan yang diterima masyarakat sebagian harus 21

22 disisihkan untuk kelompok penduduk yang tidak produktif. Tingginya angka kelahiran akan menyebabkan peningkatan beban penduduk yang akan menyebabkan naiknya pengeluaran mayarakat. Dengan bertambahnya pengeluaran untuk konsumsi akan mengurangi tabungan dan investasi masyarakat. Secara teori dikatakan rendahnya investasi yang dilakukan masyarakat akan mengurangi produksi, karena modal dalam bentuk investasi salah satu input dalam produksi. 3. Rasio Penduduk Sekolah di Sekolah Menengah (X 3 ) Hasil analisis regresi diperoleh koefisien sebesar , yang menandakan adanya peningkatan rasio penduduk bersekolah pada sekolah menengah sebesar satu persen (1 %) dapat meningkatkan PDRB harga konstan sebesar Rp Pendidikan sebagai sumber investasi penduduk dimasa mendatang, dan juga sebagai input produksi karena digolongkan sebagai peningkatan skill dan pengenalan teknologi, dengan meningkatnya kualitas pendidikan penduduk akan meningkatkan tata produktifitas individu penduduk. Pendidikan memainkan peran kunci dalam hal kemampuan suatu masyarakat untuk mengadopsi teknologi modern dan dalam membangun kapasitasnya bagi pembangunan dan pertumbuhan produktifitas yang berkelanjutan. Semakin tinggi jenjang pendidikan pendudukan semakin mudah menyerap teknologi dan potensi yang dimiliki. Pendidikan menengah merupakan dasar awal yang dibutuhkan masyarakat peningkatan kualitas kerja, baik sebagai tenaga kasar maupun tenaga ahli sehingga akan menambah total produktifitas daerah Kabupaten Jepara. 5. Migrasi Keluar (X 4 ) Dari hasil analisis regresi yang memperlihatkan perbandingan t-statistik dengan t-tabel dan dilihat probabilitas yang lebih besar dari α 5% ditemukan bahwa migrasi keluar (out migration) tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap PDRB harga konstan Kabupaten Jepara periode tahun 1982 sampai dengan Migrasi Keluar (out-migration) hanya mencatat jumlah nominal penduduk yang keluar dari daerah, sehingga jika diperbandingkan dengan keseluruhan penduduk Kabupaten Jepara sangatlah kecil. Secara teori alasan penduduk melakukan migrasi atau perpindahan secara permanen dikarenakan oleh keinginan untuk memperbaiki tingkat ekonomi. Adanya informasi bersifat positif terhadap daerah tujuan migrasi akan mendorong masyarakat pindah dari daerah asal yang menurut para migran tersebut, dengan melakukan perpindahan akan meningkatkan taraf ekonomi. Kebanyakan para penduduk yang melakukan migrasi keluar merupakan golongan masyarakat adalah ekonomi lemah atau dapat 22

23 dikatakan penduduk yang melakukan migrasi keluar kurang mempunyai kontribusi terhadap total PDRB di Kabupaten Jepara, sehingga adanya penduduk yang melakukan migrasi keluar dari Kabupaten Jepara Tidak mempengaruhi jumlah total produksi daerah yang terlihat dari PDRB harga konstan. KESEIMPULAN Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Tingkat pertumbuhan penduduk memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap PDRB harga konstan 2. Dependency ratio/ketergantungan penduduk memiliki pengaruh yang negatif dan signifikan terhadap PDRB harga konstan 3. Rasio penduduk sekolah pada sekolah menengah memiliki pengaruh positif dan signifikan PDRB harga konstan tahun Out Migration atau penduduk yang ber-migrasi keluar dari Kabupaten Jepara periode tahun tidak memilik pengaruh yang signifikan terhadap PDRB harga konstan tahun 2000 di Kabupaten Jepara, SARAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka saran yang dapat disampaikan terkait dengan aspek demografi penduduk antara lain: 1. Hendaknya ke depan laju pertumbuhan penduduk dapat dikontrol dengan baik. Intervensi pemerintah dan kesadaran masyarakat memegang peranan penting dan sangat dibutuhkan dalam menahan laju pertumbuhan penduduk. Program Keluarga Berencana (KB) dapat menjadi prioritas dalam pengurangan laju pertumbuhan penduduk baik berupa peningkatan pelayanan KB maupun sosialisasi berkaitan dengan pertambahan penduduk, dan dengan program lainnya. Disarankan kedepannya Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jepara mampu menyeimbangkan industry padat modal dan industry padat karya, karena selain meningkatkan PDRB juga akan mengurangi pengangguran dari industry padat karya. 2. Dibutuhkan suatu kebijakan dalam mengontrol kelahiran salah satunya dengan program Keluarga Berencana (KB), sehingga akan mengurangi ledakan penduduk khususnya penduduk usia muda. 23

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengantar Bab 4 akan memaparkan proses pengolahan data dan analisis hasil pengolahan data. Data akan diolah dalam bentuk persamaan regresi linear berganda dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. bentuk deret waktu (time series) selama 17 tahun, yaitu tahun Data

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. bentuk deret waktu (time series) selama 17 tahun, yaitu tahun Data 1.1 Analisis Deskripsi Data BAB IV HASIL DAN ANALISIS Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dalam bentuk deret waktu (time series) selama 17 tahun, yaitu tahun 1996-2012. Data tersebut

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. sekunder dalam bentuk deret waktu (time series) pada periode

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. sekunder dalam bentuk deret waktu (time series) pada periode BAB IV HASIL DAN ANALISIS 4.1 Analisis Deskripsi Data Jenis data yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah data sekunder dalam bentuk deret waktu (time series) pada periode 1993-2013 kurun waktu

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI TERHADAP TINGKAT PENGANGGURAN DI KOTA MEDAN TAHUN

ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI TERHADAP TINGKAT PENGANGGURAN DI KOTA MEDAN TAHUN ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI TERHADAP TINGKAT PENGANGGURAN DI KOTA MEDAN TAHUN 2000-2014 NADIA IKA PURNAMA Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara email : nadiaika95@gmail.com

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

BAB IV HASIL DAN ANALISIS BAB IV HASIL DAN ANALISIS 4.1. Deskripsi Data Penelitian Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang merupakan datatime series atau data runtun waktu sebanyak 12 observasi, yaitu

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Berdasarkan sifat penelitiannya, penelitian ini merupakan sebuah penelitian

METODE PENELITIAN. Berdasarkan sifat penelitiannya, penelitian ini merupakan sebuah penelitian III. METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Berdasarkan sifat penelitiannya, penelitian ini merupakan sebuah penelitian deskriptif. Definisi dari penelitian deskriptif adalah penelitian yang menggambarkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1. Gambaran Umum Subyek penelitian Penelitian ini tentang pertumbuhan ekonomi, inflasi dan tingkat kesempatan kerja terhadap tingkat kemiskinan di Kabupaten/kota

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. atau tidak dalam penelitian ini jarque-berra dimana hasilnya dapat. ditunjukkan dari nilai probabilitas Jarque-Berra.

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. atau tidak dalam penelitian ini jarque-berra dimana hasilnya dapat. ditunjukkan dari nilai probabilitas Jarque-Berra. BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Uji Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah distribusi data normal atau tidak dalam penelitian ini jarque-berra dimana hasilnya dapat

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH VARIABEL KEPENDUDUKAN TERHADAP PDRB HARGA KONSTAN DI KABUPATEN JEPARA ( )

ANALISIS PENGARUH VARIABEL KEPENDUDUKAN TERHADAP PDRB HARGA KONSTAN DI KABUPATEN JEPARA ( ) ANALISIS PENGARUH VARIABEL KEPENDUDUKAN TERHADAP PDRB HARGA KONSTAN DI KABUPATEN JEPARA (1986-2008) SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Program Sarjana

Lebih terperinci

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN. Tengah tahun dan apakah pengangguran berpengaruh terhadap

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN. Tengah tahun dan apakah pengangguran berpengaruh terhadap BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN Bab ini akan membahas tentang hasil penelitian yang telah diperoleh sekaligus pembahasannya. Hasil penelitian ini menjawab masalah penelitian pada Bab I yaitu apakah jumlah

Lebih terperinci

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 72 BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Dalam penelitian ini alat analisis data yang digunakan adalah model regresi linear klasik (OLS). Untuk pembuktian kebenaran hipotesis dan untuk menguji setiap variabel

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sekunder deret waktu (time series) mulai dari Januari 2013 sampai

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sekunder deret waktu (time series) mulai dari Januari 2013 sampai BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Analisis dan Hasil Regresi Semua data yang digunakan dalam analisis ini merupakan data sekunder deret waktu (time series) mulai dari Januari 2013 sampai Desember

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Paradigma pembangunan modern memandang suatu pola yang berbeda

BAB I PENDAHULUAN. Paradigma pembangunan modern memandang suatu pola yang berbeda BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Paradigma pembangunan modern memandang suatu pola yang berbeda dengan pembangunan ekonomi tradisional. Pertanyaan beranjak dari benarkah semua indikator ekonomi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data kuantitatif dengan

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data kuantitatif dengan 40 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data kuantitatif dengan rentang waktu dari tahun 2001 2012. Tipe data yang digunakan adalah data runtut

Lebih terperinci

PENGARUH INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO TERHADAP TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN

PENGARUH INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO TERHADAP TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN PENGARUH INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO TERHADAP TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2006-2013 INDAH AYU PUSPITA SARI 14213347/3EA16 Sri Rakhmawati, SE.,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan hipotesa. Jenis penelitian ini adalah penelitian sebab akibat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan hipotesa. Jenis penelitian ini adalah penelitian sebab akibat BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen yang di teliti kemudian dianalisis

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan kajian mengenai Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan kajian mengenai Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi III. METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini merupakan kajian mengenai Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produk Domestik Bruto Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Indonesia Tahun

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Upah

III. METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Upah 63 III. METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Upah Minimum Provinsi (UMP) dan Belanja Barang dan Jasa (BBJ) terhadap pembangunan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam bab ini adalah dengan menggunakan

METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam bab ini adalah dengan menggunakan III. METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan dalam bab ini adalah dengan menggunakan data sekunder. Jenis dan sumber data yang digunakan adalah data sekunder sehingga metode pengumpulan data

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. sekunder dalam bentuk deret waktu (time series) selama 15 tahun pada periode

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. sekunder dalam bentuk deret waktu (time series) selama 15 tahun pada periode 38 BAB IV HASIL DAN ANALISIS 4.1 Analisis Deskripsi Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini seluruhnya merupakan data sekunder dalam bentuk deret waktu (time series) selama 15 tahun pada periode

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, time series triwulan dari

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, time series triwulan dari 34 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, time series triwulan dari tahun 2005-2012, yang diperoleh dari data yang dipublikasikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. (time series data). Dalam penelitiaan ini digunakan data perkembangan pertumbuhan ekonomi,

BAB III METODE PENELITIAN. (time series data). Dalam penelitiaan ini digunakan data perkembangan pertumbuhan ekonomi, BAB III 3.1. Jenis dan Sumber Data METODE PENELITIAN 3.1.1. Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder yang digunakan adalah data yang dicatat secara

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Hasil Uji Asumsi Klasik Untuk menghasilkan hasil penelitian yang baik, pada metode regresi diperlukan adanya uji asumsi klasik untuk mengetahui apakah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Agriculture, Manufacture Dan Service di Indonesia Tahun Tipe

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Agriculture, Manufacture Dan Service di Indonesia Tahun Tipe BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini merupakan analisis mengenai Pengaruh Produk Domestik Bruto (PDB), Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) Dan Penanaman Modal Asing

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3. 1. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif deskriptif. Pendekatan kuantitatif menitikberatkan pada pembuktian hipotesis.

Lebih terperinci

1. ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERIMAAN PAJAK DAERAH DI PROVINSI DKI JAKARTA Tahun

1. ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERIMAAN PAJAK DAERAH DI PROVINSI DKI JAKARTA Tahun 1. ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERIMAAN PAJAK DAERAH DI PROVINSI DKI JAKARTA Tahun 2000-2016 JURNAL Dosen Pembimbing : Suharto,S.E., M.Si. Disusun Oleh : Nama : Muhamad Syahru Romadhon NIM

Lebih terperinci

Analisis penyerapan tenaga kerja pada sektor pertanian di Kabupaten Tanjung Jabung Barat

Analisis penyerapan tenaga kerja pada sektor pertanian di Kabupaten Tanjung Jabung Barat Analisis penyerapan tenaga kerja pada sektor pertanian di Kabupaten Tanjung Jabung Barat Rezky Fatma Dewi Mahasiswa Prodi Ekonomi Pembangunan Fak. Ekonomi dan Bisnis Universitas Jambi Abstrak Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi/Objek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Provinsi Jawa Timur. Pemilihan Provinsi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi/Objek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Provinsi Jawa Timur. Pemilihan Provinsi BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi/Objek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Provinsi Jawa Timur. Pemilihan Provinsi Jawa Timur ini didasarkan pada pertimbangan bahwa Jawa Timur merupakan provinsi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. tercatat secara sistematis dalam bentuk data runtut waktu (time series data). Data

BAB III METODE PENELITIAN. tercatat secara sistematis dalam bentuk data runtut waktu (time series data). Data 24 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data 3.1.1 Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder atau kuatitatif. Data kuantitatif ialah data yang diukur dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan alat yang digunakan untuk mencapai. tujuan bangsa dan pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan alat yang digunakan untuk mencapai. tujuan bangsa dan pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan merupakan alat yang digunakan untuk mencapai tujuan bangsa dan pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator untuk menilai keberhasilan pembangunanan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah menganalisis pengaruh antara upah

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah menganalisis pengaruh antara upah 40 BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah menganalisis pengaruh antara upah minimum, Indeks Pembangunan Manusia (IPM), dan pengangguran terhadap tingkat

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. dilakukan secara sengaja (purposive) melihat bahwa propinsi Jawa Barat

BAB IV METODE PENELITIAN. dilakukan secara sengaja (purposive) melihat bahwa propinsi Jawa Barat 4.1. Waktu dan Tempat Penelitian BAB IV METODE PENELITIAN Penelitian dilakukan dalam lingkup wilayah Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) melihat bahwa propinsi Jawa Barat

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5. 1 Pengantar Bab 5 akan memaparkan proses pengolahan data dan analisis hasil pengolahan data. Data diolah dalam bentuk persamaan regresi linear berganda dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian tentang kemiskinan ini hanya terbatas pada kemiskinan di Provinsi Jawa Tengah tahun 2007-2011. Variabel yang digunakan dalam menganalisis

Lebih terperinci

ANALISA PENGARUH INVESTASI PMA DAN PMDM, KESEMPATAN KERJA, PENGELUARAN PEMERINTAH TERHADAP PDRB DI JAWA TENGAH PERIODE TAHUN

ANALISA PENGARUH INVESTASI PMA DAN PMDM, KESEMPATAN KERJA, PENGELUARAN PEMERINTAH TERHADAP PDRB DI JAWA TENGAH PERIODE TAHUN ANALISA PENGARUH INVESTASI PMA DAN PMDM, KESEMPATAN KERJA, PENGELUARAN PEMERINTAH TERHADAP PDRB DI JAWA TENGAH PERIODE TAHUN 1980-2006 SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Tugas Dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Uji Asumsi Klasik 1. Uji Heterokidastisitas Dalam uji white, model regresi linier yang digunakan dalam penelitian ini diregresikan untuk mendapatkan nilai residualnya. Kemudian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATARBELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATARBELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATARBELAKANG Pertumbuhan ekonomi merupakan pertumbuhan output yang dibentuk oleh berbagai sektor ekonomi sehingga dapat menggambarkan bagaimana kemajuan atau kemunduran yang telah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam usahanya untuk mensejahterakan dan memakmurkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam usahanya untuk mensejahterakan dan memakmurkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam usahanya untuk mensejahterakan dan memakmurkan masyarakatnya, suatu negara akan melakukan pembangunan ekonomi dalam berbagai bidang baik pembangunan nasional

Lebih terperinci

semua data, baik variabel dependen maupun variable independen tersebut dihitung

semua data, baik variabel dependen maupun variable independen tersebut dihitung BAB VI ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan membahas mengenai pengaruh pertumbuhan variabel PMTDB, pertumbuhan variabel angkatan kerja terdidik, pertumbuhan variabel pengeluaran pemerintah daerah

Lebih terperinci

LAMPIRAN Langkah-Langkah Pemilihan Model Regresi Data Panel

LAMPIRAN Langkah-Langkah Pemilihan Model Regresi Data Panel LAMPIRAN Langkah-Langkah Pemilihan Model Regresi Data Panel Hasil Common Effect Method: Panel Least Squares Date: 12/06/11 Time: 18:16 C 12.40080 1.872750 6.621707 0.0000 LOG(PDRB) 0.145885 0.114857 1.270151

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

BAB IV HASIL DAN ANALISIS BAB IV HASIL DAN ANALISIS 4.1. Deskripsi Data Penelitian Semua data yang digunkana dalam analisis ini merupakan data sekunder mulai tahun 1995 sampai tahun 2014 di Indonesia. Penelitian ini dimaksudkan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan Data sekunder

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan Data sekunder III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan 2000-2011. Data sekunder tersebut bersumber dari Lampung dalam Angka (BPS), Badan Penanaman Modal Daerah

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR BERAS INDONESIA TAHUN JURNAL PUBLIKASI

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR BERAS INDONESIA TAHUN JURNAL PUBLIKASI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR BERAS INDONESIA TAHUN 1993-2013 JURNAL PUBLIKASI OLEH : Nama : Futikha Kautsariyatun Rahmi Nomor Mahasiswa : 12313269 Jurusan : Ilmu Ekonomi FAKULTAS EKONOMI

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Regional Bruto tiap provinsi dan dari segi demografi adalah jumlah penduduk dari

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Regional Bruto tiap provinsi dan dari segi demografi adalah jumlah penduduk dari 54 V. HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini akan dibahas hasil dari estimasi faktor-faktor yang memengaruhi migrasi ke Provinsi DKI Jakarta sebagai bagian dari investasi sumber daya manusia. Adapun variabel

Lebih terperinci

V. PEMBAHASAN Perkembangan Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Industri dan Perdagangan, Hotel dan Restoran di Pulau Jawa

V. PEMBAHASAN Perkembangan Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Industri dan Perdagangan, Hotel dan Restoran di Pulau Jawa 72 V. PEMBAHASAN 5.1. Perkembangan Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Industri dan Perdagangan, Hotel dan Restoran di Pulau Jawa Pulau Jawa merupakan salah satu Pulau di Indonesia yang memiliki jumlah penduduk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan pertumbuhan ekonomi dibutuhkan peran pemerintah, tingkat

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan pertumbuhan ekonomi dibutuhkan peran pemerintah, tingkat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan Nasional adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa dalam rangka mencapai tujuan bernegara. Termasuk dalam tujuan pembangunan ekonomi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Provinsi Sumatera Utara, khususnya dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Provinsi Sumatera Utara, khususnya dalam 21 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Provinsi Sumatera Utara, khususnya dalam ruang lingkup sektor pertanian. Waktu penelitian untuk mengumpulkan data

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang

III METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang terbentuk dalam runtun waktu (time series) dan jurnal-jurnal ilmiah tentang upah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 47 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Unit Analisis Data 1. Data Hasil Penelitian Pada bagian ini akan dibahas mengenai proses pengolahan data untuk menguji hipotesis yang telah dibuat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN Data diperoleh dari BPS RI, BPS Provinsi Papua dan Bank Indonesia

BAB III METODE PENELITIAN Data diperoleh dari BPS RI, BPS Provinsi Papua dan Bank Indonesia BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data time series triwulanan dengan periode data 2000 2010. Data diperoleh dari BPS RI, BPS Provinsi Papua dan Bank Indonesia

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan Data sekunder

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan Data sekunder 47 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan 2003-2012. Data sekunder tersebut bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) Lampung Dalam Angka, Badan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif, jenis data yang

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif, jenis data yang 52 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif, jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berupa data tahunan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data 1. Saham Syariah Saham syariah di Indonesia sebagian besar merupakan saham yang diterbitkan oleh emiten yang bukan merupakan entitas syariah. Saham syariah tersebut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. data PDRB, investasi (PMDN dan PMA) dan ekspor provinsi Jawa Timur.

BAB III METODE PENELITIAN. data PDRB, investasi (PMDN dan PMA) dan ekspor provinsi Jawa Timur. BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian diambil di provinsi Jawa Timur dengan menggunakan data PDRB, investasi (PMDN dan PMA) dan ekspor provinsi Jawa Timur. B. Jenis dan Sumber

Lebih terperinci

Pengaruh pertumbuhan ekonomi, pertumbuhan penduduk dan produktivitas tenaga kerja terhadap penyerapan tenaga kerja di Kota Jambi

Pengaruh pertumbuhan ekonomi, pertumbuhan penduduk dan produktivitas tenaga kerja terhadap penyerapan tenaga kerja di Kota Jambi Pengaruh pertumbuhan ekonomi, pertumbuhan penduduk dan produktivitas tenaga kerja terhadap penyerapan tenaga kerja di Kota Jambi Nurfita Sari Mahasiswa Prodi Ekonomi Pembangunan Fak. Ekonomi dan Bisnis

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN

BAB V HASIL PENELITIAN BAB V HASIL PENELITIAN Dalam bab V ini akan diuraikan analisis hasil penelitian yaitu hasil analisis kovariansi (covariance anaysis) dan ekonometrika yang mencoba melihat pengaruh jumlah penduduk bekerja,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Bruto (PDRB) per kapita, kurs (nilai tukar) rupiah terhadap dolar terhadap

BAB III METODE PENELITIAN. Bruto (PDRB) per kapita, kurs (nilai tukar) rupiah terhadap dolar terhadap BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah untuk melihat bagaimana pengaruh variabel-variabel tingkat suku bunga kredit konsumsi, Produk Domestik Regional

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1.Objek Penelitian Dalam penelitian ini terdiri dari varabel terikat dan variabel bebas. Dimana

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1.Objek Penelitian Dalam penelitian ini terdiri dari varabel terikat dan variabel bebas. Dimana BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. Metode Penelitian 3.1.Objek Penelitian Dalam penelitian ini terdiri dari varabel terikat dan variabel bebas. Dimana konsumsi agregat masyarakat adalah sebagai variabel

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH PAJAK DAERAH, RETRIBUSI DAERAH, DAN TENAGA KERJA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI KABUPATEN SRAGEN TAHUN

ANALISIS PENGARUH PAJAK DAERAH, RETRIBUSI DAERAH, DAN TENAGA KERJA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI KABUPATEN SRAGEN TAHUN ANALISIS PENGARUH PAJAK DAERAH, RETRIBUSI DAERAH, DAN TENAGA KERJA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI KABUPATEN SRAGEN TAHUN 1995-2013 NASKAH PUBLIKASI Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. berbentuk time series selama periode waktu di Sumatera Barat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. berbentuk time series selama periode waktu di Sumatera Barat BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Sumber Data Metode penelitian dilakukan dengan mengumpulkan data sekunder yang berbentuk time series selama periode waktu 2005-2015 di Sumatera Barat yang diperoleh dari

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. dan yang tidak dipublikasikan. Data penelitian bersumber dari laporan keuangan

III. METODE PENELITIAN. dan yang tidak dipublikasikan. Data penelitian bersumber dari laporan keuangan 53 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang akan diteliti adalah data sekunder, berupa catatan atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip (data dokumenter) yang dipublikasikan

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. dapat digunakan. Keempat pengujian tersebut adalah uji kenormalan, uji

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. dapat digunakan. Keempat pengujian tersebut adalah uji kenormalan, uji BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Uji Asumsi Pengujian asumsi dilalukan untuk memastikan bahwa model yang dipilih telah memenuhi asumsi yang telah ditentukan. Ada empat tahapan pengujian asumsi yang harus

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh debt to equity ratio. sampel penelitian dengan rincian sebagai berikut :

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh debt to equity ratio. sampel penelitian dengan rincian sebagai berikut : 44 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pengumpulan Data Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh debt to equity ratio (DER), price to earning ratio (PER), dan earning pershare (EPS) terhadap return

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Metode yang digunakan untuk menduga faktor-faktor yang memengaruhi

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Metode yang digunakan untuk menduga faktor-faktor yang memengaruhi BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Estimasi Parameter Model Metode yang digunakan untuk menduga faktor-faktor yang memengaruhi Penanaman Modal Asing di Provinsi Jawa Timur adalah dengan menggunakan metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini membahas tentang pengaruh inflasi, kurs, dan suku bunga kredit

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini membahas tentang pengaruh inflasi, kurs, dan suku bunga kredit BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini memiliki ruang lingkup ekspor mebel di Kota Surakarta, dengan mengambil studi kasus di Surakarta dalam periode tahun 1990-2014. Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. rumah (KPR) di Indonesia. Subjek penelitian dari indikator makroekonomi

BAB III METODOLOGI. rumah (KPR) di Indonesia. Subjek penelitian dari indikator makroekonomi BAB III METODOLOGI A. Objek Penelitian Dalam penelitian ini objek yang digunakan yaitu kredit pemilikan rumah (KPR) di Indonesia. Subjek penelitian dari indikator makroekonomi yaitu IPIyang dapat digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder (time series) yang diperoleh dari beberapa lembaga dan instansi pemerintah,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dengan kurun waktu , mengenai Jumlah Wisatawan, Tingkat Hunian

BAB III METODE PENELITIAN. dengan kurun waktu , mengenai Jumlah Wisatawan, Tingkat Hunian BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek/Subyek Penelitian Sehubungan dengan obyek yang akan ditulis, maka populasi dalam penelitian difokuskan di Kabupaten Banjarnegara. Dimana data dalam penelitian ini diperoleh

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. dalam bentuk deret waktu (time series) 5,5 tahun, yaitu tahun juni 2015.

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. dalam bentuk deret waktu (time series) 5,5 tahun, yaitu tahun juni 2015. BAB IV HASIL DAN ANALISIS 4.1 Deskripsi Data Penelitian Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dalam bentuk deret waktu (time series) 5,5 tahun, yaitu tahun 2010- juni 2015.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan Data sekunder

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan Data sekunder III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan 2001-2012.Data sekunder tersebut bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) Lampung Dalam Angka, dan Dinas

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. runtut waktu (time series) atau disebut juga data tahunan. Dan juga data sekunder

III. METODE PENELITIAN. runtut waktu (time series) atau disebut juga data tahunan. Dan juga data sekunder 42 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian adalah data sekunder yang mempunyai sifat runtut waktu (time series) atau disebut juga data tahunan. Dan juga data

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Berdasarkan sifat penelitiannya, penelitian ini merupakan sebuah penelitian

METODE PENELITIAN. Berdasarkan sifat penelitiannya, penelitian ini merupakan sebuah penelitian 28 III. METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Berdasarkan sifat penelitiannya, penelitian ini merupakan sebuah penelitian deskriptif kuantitatif. Ruang lingkup penelitian ini adalah untuk melihat

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. deposito berjangka terhadap suku bunga LIBOR, suku bunga SBI, dan inflasi

METODE PENELITIAN. deposito berjangka terhadap suku bunga LIBOR, suku bunga SBI, dan inflasi III. METODE PENELITIAN Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah tingkat suku bunga deposito berjangka terhadap suku bunga LIBOR, suku bunga SBI, dan inflasi pada bank umum di Indonesia.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kontribusi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) terhadap. 1. Peran UMKM terhadap Perekonomian di Indonesia

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kontribusi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) terhadap. 1. Peran UMKM terhadap Perekonomian di Indonesia BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kontribusi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) terhadap Perekonomian di Indonesia 1. Peran UMKM terhadap Perekonomian di Indonesia UMKM merupakan bagian penting dari perekonomian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Belanja Daerah tahun sekarang pada kabupaten/kota di propinsi Sumatera Utara

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Belanja Daerah tahun sekarang pada kabupaten/kota di propinsi Sumatera Utara 42 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini menganalisis pengaruh DAU dan PAD tahun lalu terhadap Belanja Daerah tahun sekarang pada kabupaten/kota di propinsi Sumatera Utara tahun 2006 2008. Alat analisis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah suatu proses perbaikan yang berkesinambungan dari suatu masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. adalah suatu proses perbaikan yang berkesinambungan dari suatu masyarakat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan gambaran keadaan suatu perekenomian dari suatu daerah. Pembangunan ekonomi pada hakekatnya adalah suatu proses perbaikan yang berkesinambungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan hasilnya. merupakan data tahunan dan hanya pada sektor industri.

BAB III METODE PENELITIAN. penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan hasilnya. merupakan data tahunan dan hanya pada sektor industri. BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Ditinjau dari jenis datanya pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Yang dimaksud dengan penelitian

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Kontribusi Sektor Pertanian bagi PDRB di Kabupaten Simeulue Kabupaten Simeulue mempunyai sembilan sektor yang memiliki peranan besar dalam kontribusi terhadap PDRB. Indikator

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. tabungan masyarakat, deposito berjangka dan rekening valuta asing atau

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. tabungan masyarakat, deposito berjangka dan rekening valuta asing atau BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian 3.1.1 Jumlah Uang Beredar Jumlah uang beredar dalam arti luas (M2) atau broad money merupakan merupakan kewajiban sistem moneter (bank sentral)

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. provinsi. Dalam satu karesidenan terdiri dari beberapa kapupaten atau kota.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. provinsi. Dalam satu karesidenan terdiri dari beberapa kapupaten atau kota. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Wilayah Penelitian Karesidenan adalah sebuah pembagian administratif dalam sebuah provinsi. Dalam satu karesidenan terdiri dari beberapa kapupaten atau kota.

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH PRODUKSI, UPAH, DAN UNIT USAHA TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA SEKTOR INDUSTRI BESAR DAN SEDANG PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN

ANALISIS PENGARUH PRODUKSI, UPAH, DAN UNIT USAHA TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA SEKTOR INDUSTRI BESAR DAN SEDANG PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN ANALISIS PENGARUH PRODUKSI, UPAH, DAN UNIT USAHA TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA SEKTOR INDUSTRI BESAR DAN SEDANG PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 1998-2012 ARTIKEL PUBLIKASI Disusun oleh: M. Misbahul

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Hubungan Antara Penerimaan DAU dengan Pertumbuhan PDRB Dalam melihat hubungan antara PDRB dengan peubah-peubah yang mempengaruhinya (C, I, DAU, DBH, PAD, Suku Bunga dan NX)

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data time series tahunan Data

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data time series tahunan Data 40 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data time series tahunan 2002-2012. Data sekunder tersebut bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) Lampung. Adapun data

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Deskriptif Rata-rata Standar Deviasi

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Deskriptif Rata-rata Standar Deviasi BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN Bab 4 akan membahas lebih dalam mengenai proses pengolahan data, dimulai dari penjelasan mengenai statistik deskriptif sampai dengan penjelasan mengenai hasil dari analisis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perubahan mendasar atas struktur sosial, sikap-sikap masyarakat dan institusiinstitusi

BAB I PENDAHULUAN. perubahan mendasar atas struktur sosial, sikap-sikap masyarakat dan institusiinstitusi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses menuju perubahan yang diupayakan suatu negara secara terus menerus dalam rangka mengembangkan kegiatan ekonomi dan taraf

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masa depan perekonomian dunia. Menurut Kunarjo dalam Badrul Munir (2002:10),

BAB I PENDAHULUAN. masa depan perekonomian dunia. Menurut Kunarjo dalam Badrul Munir (2002:10), BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan salah satu persoalan mendasar yang menjadi pusat perhatian pemerintah di negara manapun. Kemiskinan merupakan gambaran kehidupan di banyak

Lebih terperinci

Pusat Statistik. Adapun data yang telah di olah terdapat terdapat pada tabel 6.1

Pusat Statistik. Adapun data yang telah di olah terdapat terdapat pada tabel 6.1 BAB VI ANALISA DATA 6.1. Deskripsi Data Data yai g dipergunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, terutama bersumber dari Badan Pusat Statistik, Intenational Financial Statistic dan situs Badan

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Waktu Dan Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilakukan pada Kabupaten/Kota Provinsi Banten, waktu pengumpulan data akan dilakukan pada Januari 2017 sampai Februari 2017.

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGANGGURAN DI SUMATERA BARAT. (Factors Identification That Affecting Unemployment.

IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGANGGURAN DI SUMATERA BARAT. (Factors Identification That Affecting Unemployment. IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGANGGURAN DI SUMATERA BARAT (Factors Identification That Affecting Unemployment In West Sumatra) Wegi Purwanti, Kasman Karimi 1. Evi Susanti Tasri 2 Ekonomi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek/Subyek Penelitian Jenis penelitian ini adalah kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan analisis yang berupa angka-angka sehingga dapat diukur dan dihitung dengan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Untuk memperjelas dan memudahkan pemahaman terhadap variabelvariabel

METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Untuk memperjelas dan memudahkan pemahaman terhadap variabelvariabel III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Untuk memperjelas dan memudahkan pemahaman terhadap variabelvariabel yang akan dianalisis dalam penelitian ini, maka perlu dirumuskan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. tahun terakhir yaitu tahun 2001 sampai dengan tahun Data yang. diambil adalah data tahun 2001 sampai 2015.

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. tahun terakhir yaitu tahun 2001 sampai dengan tahun Data yang. diambil adalah data tahun 2001 sampai 2015. BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Deskriptif Sampel dan Data Penelitian ini menggunakan 30 data, sampel yang diamati selama 15 tahun terakhir yaitu tahun 2001 sampai dengan tahun 2015. Data yang diambil

Lebih terperinci

PENGARUH PDB DAN JUMLAH PENDUDUK TERHADAP KEMISKINAN DI INDONESIA PERIODE

PENGARUH PDB DAN JUMLAH PENDUDUK TERHADAP KEMISKINAN DI INDONESIA PERIODE Halaman Tulisan Jurnal (Judul dan Abstraksi) Jurnal Paradigma Ekonomika Vol.1, No.4 Oktober 2011 PENGARUH PDB DAN JUMLAH PENDUDUK TERHADAP KEMISKINAN DI INDONESIA PERIODE 1990-2008 Candra Mustika Dosen

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. tingkat migrasi risen tinggi, sementara tingkat migrasi keluarnya rendah (Tabel

METODE PENELITIAN. tingkat migrasi risen tinggi, sementara tingkat migrasi keluarnya rendah (Tabel 30 III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini dilakukan dengan ruang lingkup nasional, yang dilihat adalah migrasi antar provinsi di Indonesia dengan daerah tujuan DKI Jakarta, sedangkan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu berkaitan dengan data yang waktu dikumpulkannya bukan (tidak harus) untuk memenuhi

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif dengan menggunakan data panel (pool data).

BAB 3 METODE PENELITIAN. 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif dengan menggunakan data panel (pool data). 31 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif dengan menggunakan data panel (pool data). 3.2 Metode Analisis Data 3.2.1 Analisis Weighted

Lebih terperinci

5. PENGARUH BELANJA PEMERINTAH, INFRASTRUKTUR, DAN TENAGA KERJA TERHADAP PDRB

5. PENGARUH BELANJA PEMERINTAH, INFRASTRUKTUR, DAN TENAGA KERJA TERHADAP PDRB Sementara itu, Kabupaten Supiori dan Kabupaten Teluk Wondama tercatat sebagai daerah dengan rata-rata angka kesempatan kerja terendah selama periode 2008-2010. Kabupaten Supiori hanya memiliki rata-rata

Lebih terperinci

ECONOMIC MODEL FROM DEMAND SIDE: Evidence In Indonesia

ECONOMIC MODEL FROM DEMAND SIDE: Evidence In Indonesia (ECONOMETRIC MODEL: SIMUTANEOUS EQUATION MODEL) The title of paper: ECONOMIC MODEL FROM DEMAND SIDE: Evidence In Indonesia OLEH: S U R I A N I NIM: 1509300010009 UNIVERSITAS SYIAH KUALA PROGRAM DOKTOR

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. model struktural adalah nilai PDRB, investasi Kota Tangerang, jumlah tenaga kerja,

III. METODE PENELITIAN. model struktural adalah nilai PDRB, investasi Kota Tangerang, jumlah tenaga kerja, III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data sekunder dalam bentuk time series dari tahun 1995 sampai tahun 2009. Data yang digunakan dalam model

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. pendugaan Ordinary Least Square (OLS). Data pada penelitian ini dimasukkan dalam

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. pendugaan Ordinary Least Square (OLS). Data pada penelitian ini dimasukkan dalam V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Estimasi Variabel Dependen PDRB Penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda dengan metode pendugaan Ordinary Least Square (OLS). Data pada penelitian ini dimasukkan

Lebih terperinci