MENGEMBANGKAN MOTIF CANDI BADUT DALAM PENCIPTAAN KARYA LUKIS GAYA PRIBADI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MENGEMBANGKAN MOTIF CANDI BADUT DALAM PENCIPTAAN KARYA LUKIS GAYA PRIBADI"

Transkripsi

1 MENGEMBANGKAN MOTIF CANDI BADUT DALAM PENCIPTAAN KARYA LUKIS GAYA PRIBADI ARTIKEL OLEH INDRA LUKMANA NIM UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS SASTRA JURUSAN SENI DAN DESAIN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI RUPA DESEMBER 2012

2 MENGEMBANGKAN MOTIF CANDI BADUT DALAM PENCIPTAAN KARYA LUKIS GAYA PRIBADI Indra lukmana NIM Program Studi Pendidikan Seni Rupa Jurusan Seni Dan Desain, Fakultas Sastra, Universitas Negeri Malang Pembimbing Drs. Triyono Widodo, M.Sn, Fenny Rochbeind, S. Pd, M. Sn ABSTRAK : Mengembangkan adalah mengolah motif Candi Badut menjadi objek lukisan. Motif Candi Badut dikembangkan menjadi salah satu objek penciptaan karya lukis. Motif yang dikembangkan yaitu motif kalamakara, motif kalanaga, dan motif manusia. Gaya pribadi merupakan karakteristik pencipta pada karya dan memiliki ciri-ciri tersendiri yang membedakan dengan karya orang lain, dari segi teknik penciptaan maupun non teknik. Karakteristik gaya pribadi antara lain teknik lelehan, teknik cipratan, penggunaan warna gelap, detail karya, konsep karya, penggunaan objek ikan arwana/koi, latar belakang kehidupan pencipta, dan lingkungan hidup pencipta. Dalam penciptaan karya lukis ini menampilkan 7 karya lukis dengan media estetik berupa garis, warna, tekstur, bentuk dan ruang sebagai simbolisasi dari konsep, media fisik berupa kanvas, triplek, dan hardboard, cat acrylic, pigmen warna serta alat yang variatif. Menggunakan tiga teknik yaitu teknik leleh, cipratan, dan detail garis untuk cahaya, gelap terang, dan penegasan bentuk. Proses penciptaan dengan pencarian ide gagasan, menentukan konsep, perancangan awal berupa sketsa, proses berkarya dengan teknik dan gaya pribadi pencipta, finishing karya dan pameran. Kata Kunci : Mengembangkan, Motif Candi Badut, Penciptaan Lukisan, Gaya Pribadi. PENDAHULUAN Seni lukis di pilih oleh pencipta sebagai media berkreasi dalam penyampaian ide-ide gagasannya karena konsentrasi penjurusan yang didalami oleh pencipta adalah seni lukis. Dalam mencipta karya seni lukis, pencipta memiliki gaya pribadi yang karakteristiknya antara lain, selalu menggunakan objek ikan arwana/koi pada setiap karyanya. Candi Badut dipilih Pencipta sebagai salah satu objek penciptaan karya seni lukis. (1) mencari ide, pencipta mengambil motif Candi Badut di antaranya motif kalamakara, kalanaga, dan motif manusia. Ide atau gagasan ini muncul sebagai wujud kekaguman terhadap karya seni masa lalu yang begitu indah, serta keprihatinan pada kondisi candi. (2) mewujudkan ide-ide di atas menjadi sebuah konsep yang lebih detail.(3) proses berkarya. Untuk mengetahui cara dan proses penciptaan maka rumusan masalah dari penciptaan ini adalah (1) Bagaimana mengembangkan motif Candi Badut dalam penciptaan karya (2) Bagaimana proses penciptaan karya lukis gaya pribadi dengan mengembangkan motif Candi Badut Kegunaan dan tujuan dari penelitian ini adalah untuk menambah wawasan dan pengalaman dalam dunia seni, Mengetahui motif Candi Badut yang di 1

3 2 kembangkan dalam penciptaan karya. Mengetahui proses penciptaan karya lukis gaya pribadi dengan mengembangkan motif Candi Badut. Memberikan pengalaman dan referensi untuk penciptaan yang berikutnya. METODE Objek merupakan wujud atau visualisasi dari bentuk yang ditampilkan dalam sebuah karya seni khususnya seni lukis. Objek yang di ambil adalah motif kala, kalanaga, dan manusia. Tema dalam penciptaan karya lukis ini adalah luntur. Tema ini menjadi pedoman dari lahirnya 7 (tujuh) buah karya lukis, yang merupakan hal yang dapat mewakili perasaan dan gejolak pencipta dalam pengalaman terkait dengan sejarah kebudayaan dan lingkungan masyarakat. Luntur dapat diartikan pula seperti meleleh atau mencairnya benda dari terlihat bentuknya hingga tak berbentuk, dari diagungkannya Candi Badut pada masa awal pembuatannya, namun seiring waktu seakan keagungan dan kesucian candi memudar dan luntur. Karakteristik merupakan ciri khas atau keunikan tersendiri dari suatu karya seni. Karakteristik juga merupakan pembeda dari suatu karya seni jika dibandingkan dengan karya seni yang lain. Dalam penciptaan karya seni lukis ini memiliki karakteristik: Teknik Lelehan, Teknik Cipratan,Warna Cenderung Gelap, Goresan Ekspresif, Ikan Arwana dan Koi, Detail Karya, dan Karakteristik non teknik pencipta pada konsep setiap karya, penerapan media estetik, dan makna/simbol. Alat yang digunakan antara lain: Kuas artist brush 0401, Kuas etrna 2 54,2 mm, 3 76,2 mm, mm, Kuas eternal A02F no. 8, 10, dan 12, Sisir rambut, Sikat gigi. Bahan yang digunakan: Kayu spanram, Kain kanvas, Triplek, Hardboard, Aquaprof, Lem kayu, Cat tembok putih, Cat acrylic maries, kappie dan pigmen warna. Media secara umum ini adalah alat untuk mengalihkan atau untuk mencapai sesuatu, perantara. Dalam penciptaan karya lukis ini menggunakan media yang mampu menjadi perantara untuk mengkomunikasikan isi pesan dari konsep karya pencipta, yaitu penggunaan motif Candi Badut sebagai objek karya dan penggunaan kombinasi warna sebagai simbolisasi ide konsep pencipta. Metode merupakan cara yang dipakai dalam proses penciptaan karya seni. Dalam penciptaan karya seni lukis ini pencipta menggunakan metode dengan menggabungkan tiga teknik yaitu (1) pertama pada pembuatan latar belakang objek pencipta menggunakan teknik meleleh/mencair. Pelaksaan ini dengan cara menguaskan pigmen warna dengan campuran air yang banyak pada kanvas. Kanvas dalam posisi berdiri agar cat yang cair tadi mengalir dan membentuk tekstur. (2)Teknik yang kedua yaitu teknik cipratan. Menggunakan sisir dan sikat gigi agar hasil cipratan berukuran halus dan kecil, berikutnya menggunakan kuas ukuran besar dengan cat yang cair yang kemudian di cipratkan pada kanvas untuk memperoleh hasil cipratan ukuran lebih besar. (3) Teknik yang ketiga

4 3 menggunakan kuas ukuran kecil dengan ujung yang runcing dan berserat halus untuk membuat goresan-goresan tipis pada objek. Berfungsi untuk memberikan efek gelap terang dan pencahayaan, serta efek tiga dimensi. Teknik ini dilakukan pada bagian tertentu pada objek. PROGRAM PENCIPTAAN 1. Sketsa Pada penciptaan karya seni lukis yang berjumlah tujuh buah ini terdapat rancangan awal/ sketsa yaitu: Sketsa karya 1: Sketsa karya 2: Sketsa karya 3: Sketsa karya 4:

5 4 Sketsa karya 5: Sketsa karya 6: Sketsa karya 7: 2. Proses visualisasi Dalam proses berkarya seni juga terdapat runtutan/tahapan dari awal hingga menjadi karya seni lukis yang siap dipamerkan. Tahapannya terbagi menjadi tiga tahapan. Tahapan pertama adalah pembuatan latar belakang objek dan pembuatan objek secara kasar. Caranya yaitu menggunakan teknik meleleh/mencair dengan campuran air pada cat cukup banyak. Tahapan yang kedua menggunakan teknik cipratan/percikan. Dimana cat cair dicipratkan menggunakan kuas, sisir, maupun sikat gigi. Dan untuk tahapan yang terakhir merupakan proses terakhir, yaitu proses pemberian kesan gelap terang, pencahayaan, penegasan objek dan dital objek.

6 5 a. proses 1 Persiapan alat bahan Teknik blok dengan kuas besar Proses setengah teknik pertama Proses terakhir teknik pertama b. proses 2 proses kedua, awal teknik cipratan pertengahan teknik cipratan

7 6 c. proses 3 proses ketiga, awal pemberian detail pemberian detail 3. Hasil pengembangan Hasil pengembangan motif Kala, motif Kalanaga, dan motif manusia pada candi Badut dalam penciptaan karya lukis ini antara lain: Motif pada candi Pengembangan yang dilakukan Bentuk fisik a. Wujud motif utuh. b. Detail motif. c. Warna motif abuabu (warna batu). d. Motif berupa relief, tampak depan. Fungsi a. Sebagai motif hias pada candi. b. Memiliki nilai sejarah Bentuk fisik a. Adanya pemenggalan bagian motif dengan tujuan memunculkan kesan estetik. b. Penggambaran motif tidak detail, hanya mengambil garis besar bentuk motif. c. Penggunaan warna pada motif menyesuaikan dengan konsep karya berdasarkan psikologi warna. d. Perubahan sudut penggambaran motif tidak hanya tampak depan, bisa dari samping, atas/bawah. Bertujuan menampilkan efek tiga dimensi. Fungsi a. Berupa objek lukisan sebagai media estetik. b. Memiliki nilai keindahan Hasil Penciptaan 1. Karya 1 Judul : hilang harganya Ukuran: 120cm x 100cm Media : acrylic dan pigmen pada hardboard

8 7 Gambar 4.17 Karya 1 Konsep: Penjelasan judul dengan perwujudan karya: Dari visualisasi karya menjelaskan judul yaitu kala akan memiliki makna jika bentuknya utuh, namun jika ada bagian yang hilang maka nilai atau maknanya jelas akan hilang. Begitu pula pada ikan arwana, ikan sebagai lambang kemakmuran, ikan dengan nilai komersial tinggi jika bentuk ikan yang utuh. Bila cacat atau hanya separuh seperti pada gambar, jelas nilai komersialnya dan makna kemakmurannya akan hilang. Persamaan kedua objek tersebut terletak pada keutuhannya. Semuanya akan berharga jika utuh. Nilai-nilai yang terkandung pada masing-masing objek akan tinggi, dan hilang harganya atau nilainya jika tidak utuh. 2. Karya 2 Judul : Mereka Berharga Ukuran: 50cm x 80cm Media : acrylic dan pigmen pada triplek

9 8 Penjelasan judul dengan perwujudan karya: Dari visualisasi karya mejelaskan judul yaitu lunturnya rasa peduli masyarakat terhadap warisan bangsa sendiri. Kenapa aset bangsa? Karena Kala sebagai salah satu motif pada candi yang memiliki nilai sejarah yang tinggi dan sebagai penanda sejarah. demi menjaga aset bangsa dibutuhkan kesabaran, keteraturan, kedisiplinan, dan waktu dalam merawat agar aset bangsa ini tidak hilang. perwujudannya berupa kepedulian, pelestarian, dan penghargaan. Sama halnya dengan ikan koi, koi bisa menjadi aset dengan nominal yang tidak ternilai harganya, namun untuk mencapainya dibutuhkan juga keteraturan, kedisiplinan, kesabaran, dan waktu untuk merawatnya hingga menjadi sangat berharga. Jika tidak ada kedisiplinan, kesabaran, keteraturan, dan waktu keduanya tidak akan memiliki harga dan nilai yang tinggi. 3. Karya 3 Judul : komunikasi Ukuran: 80cm x 90cm Media : acrylic dan pigmen pada triplek Penjelasan judul dengan perwujudan karya: Dari visualisasi karya mejelaskan judul yaitu kalanaga adalah simbol dari penjaga, pada mitologi Cina, naga merupakan simbol dari keberhasilan. Ikan koi simbol dari kemakmuran. naga metamorfosis dari ikan koi, seperti kupu-kupu metamorfosis dari ulat. Ikan koi diartikan manusia yang melakukan proses perbaikan, melakukan perjalanan ke arah yang lebih baik (keberhasilan). Koi yang nampak hanya kepalanya di artikan tidak semua usaha manusia bisa berjalan lancar, pasti ada gagalnya juga. Warna hijau simbol harapan, kehidupan. Hitam simbol negatif, gagal, kalah dan berduka. 4. Karya 4 Judul : memudar Ukuran: 50cm x 100cm Media : acrylic pada kanvas

10 9 Penjelasan judul dengan perwujudan karya: Dari visualisasi karya mejelaskan judul yaitu memudar, sedikit demi sedikit menghilang, dari sesuatu yang jelas semakin lama semakin tidak jelas. Koi melambangkan hilangnya perhatian manusia pada nilai nilai sejarah. Dahulu pada saat awal di bangun, candi Badut disucikan, di agungkan dan di jadikan tempat pemujaan dengan fungsi penolak wabah penyakit. Kini candi hanya sebagai tontonan bahkan perlakuan-perlakuan masyarakat yang kurang baik sering kali terjadi seperti coretan-coretan pada candi. Kalanaga yang tergambar di antara batu-batu seakan-akan tenggelam dalam genangan air yang semakin menghilangkan wujudnya, semakin lama semakin hilang keagungannya, semakin hilang kesuciannya. 5. Karya 5 Judul : baik dan buruk Ukuran: 50cm x 80cm Media : acrylic pada kanvas Penjelasan judul dengan perwujudan karya: Dari visualisasi karya menjelaskan judul yaitu ikan arwana merupakan ikan pemangsa, ikan predator, sifat dasarnya ganas dan hidup sendiri. Dengan bentuk fisik yang memanjang dan bergigi tajam. Dalam lingkaran rantai makanan arwana menjadi hewan pada tingkatan tangga atas, namun meskipun pemangsa, ikan arwana juga bisa di mangsa oleh pemangsa yang lebih besar. Dalam psikologi warna, warna arwana yang merah keunguan simbol sombong dan serakah. Latar belakang hitam makna kehancuran. Begitu juga dalam kehidupan manusia. Tidak jarang manusia yang serakah dan mengambil atau merebut rejeki, karir, maupun kesenangan orang lain. Seperti para koruptor. Mereka identik dengan predator dalam lingkungan sosial. Jika manusia tetap serakah, bukan kebahagiaan yang datang melainkan kehancuran. 6. Karya 6 Judul : antara ada dan tiada Ukuran: 90cm x 100cm Media : acrylic, pigmen pada triplek

11 10 Penjelasan judul dengan perwujudan karya: Dari visualisasi karya mejelaskan judul yaitu kala, merupakan simbol waktu. Dalam waktu ada sebuah kegiatan, proses, usaha. Tidak mungkin manusia dalam kehidupannya hanya diam saja tanpa ada kegiatan, proses, maupun usaha. Semua manusia ingin mencapai cita-citanya dalam arti lain kemakmuran. Sembilan koi melambangkan kesuksesan dan kemakmuran. untuk mencapainya dibutuhkan sebuah proses, usaha, dan kegiatan. Kedua objek ini sama-sama memiliki kunci utama yaitu proses, usaha, dan kegiatan. Kesemuanya percuma/sia-sia jika tidak ada do a dan niat. Kunci utama ini bergantung pada waktu. Empat koi tergambar jelas simbol dari sebuah proses, usaha mencapai kemakmuran atau kesuksesan. Dan 5 koi transparan merupakan wujud dari do a dan niat. Dimana do a dan niat ini tidak nampak/kasat mata. Namun pengaruhnya sangat luar biasa terhadap usaha mencapai kemakmuran. Warna biru simbol ketenangan, kedamaian. Jika manusia telah mencapai kemakmuran, rasa tenang dan damai pasti tercipta dari manusia itu sendiri. 7. Karya 7 Judul : aku apa kamu Ukuran: 70cm x 70cm Media : acrylic pada kanvas Penjelasan judul dengan perwujudan karya: Dari visualisasi karya mejelaskan judul yaitu penggambaran objek yang sama-sama kuat, karakter visual kala yang kokoh, keras, mata yang melotot namun dengan warna abu-abu simbol kesabaran, rendah hati. Arwana dengan warna merah simbol kuat, berani, agresif dan sifat dasar ikan arwana jenis ikan yang kuat, gesit, cepat dan sigap dalam memangsa buruannya memiliki makna sebagai manusia hendaknya memiliki sifat seperti kala dan arwana. untuk mencapai hal yang di inginkan manusia harus kuat, bekerja keras, gesit dalam mengambil kesempatan, dan tetap semangat dalam menghadapi cobaan dengan kesabaran dan rendah hati. Semakin besar sesuatu yang ingin manusia capai, semakin besar pula cobaan yang akan mengujinya. RANGKUMAN DAN TELAAH DARI REFLEKSI DIRI DAN PENILAIAN DIRI Dalam penciptaan karya seni lukis dengan mengembangkan motif candi Badut ini dalam tema luntur ini pencipta mampu menghasilkan tujuh (7)karya seni lukis yang orisinil. Dalam jangka waktu tiga (3) bulan. Karya-karya pencipta merupakan hasil kreatif yang menggunakan tiga teknik, yaitu teknik meleleh, teknik cipratan, dan teknik detail dengan kuas kecil.

12 11 Hasil karya pencipta yang berupa benda seni yaitu lukisan mampu berdiri sendiri sebagai karya seni yang objektif. Serta penggunaan objek dan warna yang merupakan media estetik yang paling menonjol berkaitan dengan isi pesan yang ingin pencipta sampaikan mampu ditelusuri sebagai karya seni yang subyektif. Dari dua hal tersebut, karya-karya hasil kreatifitas pencipta mampu memenuhi tiga fungsi pokok seni sekaligus, yaitu fungsi personal, fungsi sosial, serta fungsi fisik. Karya-karya ini pada akhirnya mampu memberikan pengalaman kepada pengamat baik dari segi visualisasi yaitu wujud dan teknik yang digunakan, segi isi pesan yang ingin pencipta sampaikan, maupun segi kepribadian cara berfikir serta sudut pandang dari pencipta. Fungsi personal adalah untuk kepuasan batin, curahan hati, dan ungkapan emosi. Fungsi sosial adalah sebagai sebuah media komunikasi melalui karya mengenai pandangan-pandangan pencipta tentang sebuah ide. Fungsi fisik adalah sebagai benda estetik. DAFTAR RUJUKAN Darmaprawira, S Warna Sebagai Salah Satu Seni Dan Desain. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi. Indrawati, L Nirmana (organisasi Visual). Malang: Universitas Negeri Malang. Kwek, J, S Mitologi Cina Dan Kisah Alkitab. Yogyakarta: Andi. Rochbeind, F Tesis, Lingkaran Kehidupan. Yogyakara: Institut Seni Indonesia Yogyakarta. Rhonda Masterpieces Of Chinese Art. Twickenham: Tiger Books International PLC. Soedarso, SP Sejarah Perkembangan Seni Rupa Modern. Jakarta: CV. Studio. Soedarso, SP Tinjauan Seni. Yogyakarta: Institut Seni Indonesia. Soepratno, B Ornamen Ukir Kayu Jawa Timur 1. Semarang: Effhar. Sony, D, K Estetika. Bandung: Rekayasa Sains. Sony, D, K Kritik Seni. Bandung: Rekayasa Sains. Sony, D, K Seni Rupa Modern. Bandung: Rekayasa Sains. Sumardjo, J Filsafat Seni. Bandung: ITB. Sumarwahyudi Filsafat Ilmu Seni. Malang: Pustaka Kaiswaran. Sumarwahyudi Pengetahuan Seni Rupa. Malang: Universitas Negeri Malang.

13 12 Susanto, M Istilah Dalam Seni. Yogyakarta: Pustaka. Suwarno Sejarah Seni Rupa Indonesia.Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta. Universitas Negeri Malang Pedoman Penulisan Karya Ilmiah: Skripsi, Tesis, Disertasi, Makalah, Laporan Penelitian: edisi Kelima. Malang. Widodo, T Dasar-Dasar Seni Lukis (Buku 1). Malang: Universitas Negeri Malang.

BAB III CELENG SEBAGAI TEMA DALAM KARYA SENI LUKIS. A. Implementasi Teoritis

BAB III CELENG SEBAGAI TEMA DALAM KARYA SENI LUKIS. A. Implementasi Teoritis BAB III CELENG SEBAGAI TEMA DALAM KARYA SENI LUKIS A. Implementasi Teoritis Istilah kata celeng berasal dari sebagian masyarakat Jawa berarti babi liar. Jika dilihat dari namanya saja, sudah nampak bahwa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENCIPTAAN

BAB III METODE PENCIPTAAN BAB III METODE PENCIPTAAN A. Riset Ide Kemunafikan merupakan salah satu fenomena dalam masyarakat, oleh karena itu riset idenya merupakan forming dari beberapa kasus yang terjadi di masyarakat berdasarkan

Lebih terperinci

III. METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritik

III. METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritik III. METODE PENCIPTAAN A. Implementasi Teoritik 1. Tematik Tema kekerasan terhadap anak (child abuse) akan diwujudkan dalam suatu bentuk karya seni rupa. Perwujudan tema tersebut didukung dengan adanya

Lebih terperinci

III. METODE PENCIPTAAN

III. METODE PENCIPTAAN III. METODE PENCIPTAAN A. Implementasi Teoritik 1. Tematik Kucing adalah hewan yang memiliki karakter yang unik dan menarik. Tingkah laku kucing yang ekspresif, dinamis, lincah, dan luwes menjadi daya

Lebih terperinci

BAB III PROSES PENCIPTAAN KARYA. memberikan ingatan segar kembali akan pengalaman-pengalaman kita dimasa

BAB III PROSES PENCIPTAAN KARYA. memberikan ingatan segar kembali akan pengalaman-pengalaman kita dimasa BAB III PROSES PENCIPTAAN KARYA A. Implementasi Teoritis Mengamati anak-anak baik dalam kehidupan dirumah ataupun diluar rumah, memberikan ingatan segar kembali akan pengalaman-pengalaman kita dimasa kecil

Lebih terperinci

EKSPRESI TEKANAN BATIN TERHADAP KEADAAN SOSIAL MELALUI MEDIA SENI LUKIS. Tamban Arif Maulana* Triyono Widodo** Fenny Rochbeind**

EKSPRESI TEKANAN BATIN TERHADAP KEADAAN SOSIAL MELALUI MEDIA SENI LUKIS. Tamban Arif Maulana* Triyono Widodo** Fenny Rochbeind** EKSPRESI TEKANAN BATIN TERHADAP KEADAAN SOSIAL MELALUI MEDIA SENI LUKIS Tamban Arif Maulana* Triyono Widodo** Fenny Rochbeind** Progran Studi Pendidikan Seni Rupa FS Universitas Negeri Malang, Jl. Semarang

Lebih terperinci

III. METODE PENCIPTAAN TOPENG SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI RUPA. A. Implementasi Teoritis

III. METODE PENCIPTAAN TOPENG SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI RUPA. A. Implementasi Teoritis III. METODE PENCIPTAAN TOPENG SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI RUPA A. Implementasi Teoritis Penulis menyadari bahwa topeng merupakan sebuah bagian peninggalan prasejarah yang sekarang masih mampu

Lebih terperinci

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN 50 BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN A. Perwujudan Karya Seni Kemajuan yang tengah dialami oleh kaum feminis (perempuan) merupakan suatu titik puncak kejenuhan atas ideologi patriarki, penulis sendiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. gagasan, ekspresi atau ide pada bidang dua dimensi.

BAB I PENDAHULUAN. gagasan, ekspresi atau ide pada bidang dua dimensi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seni lukis adalah karya seni rupa dua dimensional yang menampilkan citra visual melalui unsur titik, garis, bidang, tekstur, dan warna. Sebagai karya seni murni,

Lebih terperinci

BAB III. A. Implementasi Teoritis

BAB III. A. Implementasi Teoritis BAB III A. Implementasi Teoritis Penciptaan karya seni merupakan usaha untuk merealisasikan suatu keinginan, pikiran, perasaan dan sebuah harapan tertentu yang ada dalam batin seniman yang diwujudkan melalui

Lebih terperinci

Desain Kerajinan. Unsur unsur Desain. Titik 9/25/2014

Desain Kerajinan. Unsur unsur Desain. Titik 9/25/2014 Desain Kerajinan Unsur unsur Desain Unsur desain merupakan bagian-bagian dari desain yang disusun untuk membentuk desain secara keseluruhan. Dalam sebuah karya desain masing-masing unsur tidak dapat dilepaskan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritik

BAB III METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritik BAB III METODE PENCIPTAAN A. Implementasi Teoritik 1. Tematik Gagasan atau ide merupakan hal yang harus dimiliki seorang pencipta karya seni dalam proses penciptaan karya seni. Subjektifitas dari seorang

Lebih terperinci

Pengertian. Ragam hias. Teknik. Pada pelajaran Bab 4, peserta didik diharapkan peduli dan melakukan aktivitas berkesenian,

Pengertian. Ragam hias. Teknik. Pada pelajaran Bab 4, peserta didik diharapkan peduli dan melakukan aktivitas berkesenian, Bab 4 Menerapkan Ragam Hias pada Bahan Kayu Alur Pembelajaran Pengertian Menerapkan Ragam Hias pada Bahan Kayu Ragam hias Teknik Menggambar Ragam Hias Ukiran Melukis Ragam Hias di Atas Bahan Kayu Pada

Lebih terperinci

III. PROSES PENCIPTAAN

III. PROSES PENCIPTAAN III. PROSES PENCIPTAAN A. Implementasi Teoritik 1. Tematik Dunia virtual dalam media sosial memang amat menarik untuk dibahas, hal ini pulalah yang membuat penulis melakukan sebuah pengamatan, perenungan

Lebih terperinci

BAB III. A. Implementasi Teoritis. yang menarik dan umumnya tampak cantik. Selain fungsi alamiah sebagai

BAB III. A. Implementasi Teoritis. yang menarik dan umumnya tampak cantik. Selain fungsi alamiah sebagai BAB III A. Implementasi Teoritis Bunga merupakan bagian pada tanaman yang memiliki bentuk dan warna yang menarik dan umumnya tampak cantik. Selain fungsi alamiah sebagai pembiakan pada tanaman, juga dianggap

Lebih terperinci

IV. ANALISIS KARYA. suasana pertunjukan sirkus. Gajah yang seakan-akan muncul dari dalam

IV. ANALISIS KARYA. suasana pertunjukan sirkus. Gajah yang seakan-akan muncul dari dalam IV. ANALISIS KARYA KARYA 1 Judul : Gajah Sirkus Media : Acrylic pada kanvas ukuran : 60x 130cm Tahun : 2016 Karya pertama yang berjudul Gajah Sirkus dengan menunjukkan suasana pertunjukan sirkus. Gajah

Lebih terperinci

BAB IV TEKNIS PERANCANGAN

BAB IV TEKNIS PERANCANGAN 85 BAB IV TEKNIS PERANCANGAN 4.1 Teknis Perancangan Dalam prosesnya mandala dibuat dengan pola lingkaran sempurna, kemudain menentukan titik pusat dari lingkaran tersebut. Untuk mengisi bagianbagian mandala,

Lebih terperinci

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN. kebenaran, hal ini terkait sekali dengan realitas.

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN. kebenaran, hal ini terkait sekali dengan realitas. 68 BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN Menciptakan karya seni selalu di hubungkan dengan ekspresi pribadi senimannya, hal itu diawali dengan adanya dorongan perasaan untuk menciptakan sesuatu yang baru

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. SIMPULAN Kesimpulan yang ditarik dari hasil penelitian ini adalah lukisan Tetet Cahyati yang bertema Bandung merupakan lukisan ekspresivisme-abstrak yang bersumber gagasan dari

Lebih terperinci

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN Sebuah karya seni dapat terlihat dari dorongan perasaan pribadi pelukis. Menciptakan karya seni selalu di hubungkan dengan ekspresi pribadi senimannya. Hal itu di awali

Lebih terperinci

BAB III METODE PENCIPTAAN

BAB III METODE PENCIPTAAN 53 BAB III METODE PENCIPTAAN A. Ide atau Gagasan Beberapa faktor dapat mempengaruhi sebagian karya dari ide yang dihasilkan seorang seniman, faktor tersebut bisa datang dari dalam maupun luar yang menjadikan

Lebih terperinci

III. METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritis

III. METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritis III. METODE PENCIPTAAN 1. Tematik A. Implementasi Teoritis Kehidupan dunia anak-anak yang diangkat oleh penulis ke dalam karya Tugas Akhir seni lukis ini merupakan suatu ketertarikaan penulis terhadap

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. Tataran Lingkungan/Komunitas Dalam pemilihan material yang akan digunakan untuk membuat sebuah rak, perlu memperhatikan juga unsur kelestarian bagi lingkungan. Penggunaan kayu

Lebih terperinci

Pengamatan Medium Pengafdrukan METODE PENCIPTAAN. terhadap tumbuhan paku sejati (Pteropsida) ini sehingga menghasilkan pemikiran.

Pengamatan Medium Pengafdrukan METODE PENCIPTAAN. terhadap tumbuhan paku sejati (Pteropsida) ini sehingga menghasilkan pemikiran. Proses Sumber Persiapan gagasan Sketsa Pengalaman Ide atau Gagasan Karya Pewarnaan Konsultasi BAB I I I Pengamatan Medium Pengafdrukan METODE PENCIPTAAN Media Teknik massa Pencetakan A. Implementasi Teoritik

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DATA. 4.1 Referensi karya. Penulis juga membuat studi banding dari beberapa buku Jakarta yang ada ditoko buku seperti :

BAB IV ANALISA DATA. 4.1 Referensi karya. Penulis juga membuat studi banding dari beberapa buku Jakarta yang ada ditoko buku seperti : BAB IV ANALISA DATA 4.1 Referensi karya Penulis juga membuat studi banding dari beberapa buku Jakarta yang ada ditoko buku seperti : Jelajah Masa Lalu Lewat Wisata Sejarah Gambar 3.3 Buku Jelajah Masa

Lebih terperinci

Menggambar Unsur Unsur Tata Letak / Stefanus Y. A. D / 2013

Menggambar Unsur Unsur Tata Letak / Stefanus Y. A. D / 2013 1 KATA PENGANTAR Bahan ajar ini mempelajari tentang unsur unsur tata letak yang akan menjiwai rancangan desain komunikasi visual, agar hasil rancangan dapat berkualitas dan secara visual sedap dipandang.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritik

BAB III METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritik BAB III METODE PENCIPTAAN A. Implementasi Teoritik 1. Tematik Ide dalam proses penciptaan karya seni dapat diperoleh dari hasil pengalaman pribadi maupun pengamatan lingkungan. Kemudian, melalui proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seni memiliki peran terpenting di alam kehidupan manusia sesuai dengan. diungkapkan oleh Soedarso SP sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. seni memiliki peran terpenting di alam kehidupan manusia sesuai dengan. diungkapkan oleh Soedarso SP sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Keberadaan seni senantiasa mengiringi perjalanan hidup manusia, karena seni memiliki peran terpenting di alam kehidupan manusia sesuai dengan jamannya, dari pemikiran tersebut muncullah

Lebih terperinci

Unsur dasar senirupa. Pertemuan ke 1

Unsur dasar senirupa. Pertemuan ke 1 Unsur dasar senirupa Pertemuan ke 1 Titik Titik adalah unsur seni rupa dua dimensi yang paling dasar. Titik dapat dikembangkan menjadi garis dan bidang. Titik merupakan unsur penting dalam seni rupa. Sebagai

Lebih terperinci

BAB II METODE PERANCANGAN. A. Analisis Permasalahan. Berdasarkan fokus permasalahan di atas ada tiga permasalahan yang

BAB II METODE PERANCANGAN. A. Analisis Permasalahan. Berdasarkan fokus permasalahan di atas ada tiga permasalahan yang BAB II METODE PERANCANGAN A. Analisis Permasalahan Berdasarkan fokus permasalahan di atas ada tiga permasalahan yang muncul dalam mengembangkan relief candi menjadi sebuah motif. Pertama, permasalahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seni adalah karya cipta manusia yang memiliki nilai estetika dan artistik.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seni adalah karya cipta manusia yang memiliki nilai estetika dan artistik. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seni adalah karya cipta manusia yang memiliki nilai estetika dan artistik. Sepanjang sejarah, manusia tidak terlepas dari seni. Karena seni adalah salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tugas akhir ini dimulai dari ketertarikan saya terhadap material, yaitu tile. Tile merupakan salah satu jenis tekstil yang pada umumnya digunakan sebagai material untuk

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Desain Grafis Desain grafis terdiri dari dua buah kata yaitu desain dan grafis, desain merupakan proses atau perbuatan dengan mengatur segala sesuatu sebelum bertindak

Lebih terperinci

BAB III KONSEP PERANCANGAN A.

BAB III KONSEP PERANCANGAN A. BAB III KONSEP PERANCANGAN A. Bagan Pemecahan Masalah Perancangan Motif teratai sebagai hiasan tepi kain lurik Sumber Ide teratai Identifikasi Masalah 1. Perancangan motif teratai sebagai hiasan tepi pada

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Penjelasan Tema / Ide /Judul Perancangan B. Latar Belakang Perancangan

I. PENDAHULUAN A. Penjelasan Tema / Ide /Judul Perancangan B. Latar Belakang Perancangan I. PENDAHULUAN A. Penjelasan Tema / Ide /Judul Perancangan Perancangan desain produk furnitur rak buku dengan gaya pop art, furnitur yang dibuat ialah furnitur rak buku dengan menampilkan berbagai macam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kriya merupakan suatu proses dalam berkesenian dengan berkegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Kriya merupakan suatu proses dalam berkesenian dengan berkegiatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kriya merupakan suatu proses dalam berkesenian dengan berkegiatan mengolah benda-benda dan kekayaan alam lingkungan sekitar kita menjadi suatu benda yang mempunyai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENCIPTAAN. cm, karya ke dua berukuran 120 cm X 135 cm, karya ke tiga berukuran 100 cm X

BAB III METODE PENCIPTAAN. cm, karya ke dua berukuran 120 cm X 135 cm, karya ke tiga berukuran 100 cm X BAB III METODE PENCIPTAAN A. Visualisasi Karya Karya lukis ini sebanyak 4 karya. Karya pertama berukuran 125 cm X 140 cm, karya ke dua berukuran 120 cm X 135 cm, karya ke tiga berukuran 100 cm X 50 cm,

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya, kiranya. telah cukup menjawab berbagai permasalahan yang diajukan

BAB V KESIMPULAN. Berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya, kiranya. telah cukup menjawab berbagai permasalahan yang diajukan 305 BAB V KESIMPULAN Berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya, kiranya telah cukup menjawab berbagai permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini. Penjelasan yang terkait dengan keberadaan seni lukis

Lebih terperinci

III. METODE PENCIPTAAN

III. METODE PENCIPTAAN III. METODE PENCIPTAAN A. Implementasi Teoritis 1. Tema Karya yang di Angkat Penulis mengangkat bentuk visualisasi gaya renang indah ke dalam karya seni grafis karena berenang merupakan salah satu bagian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritis

BAB III METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritis BAB III METODE PENCIPTAAN A. Implementasi Teoritis Alasan penulis mengangkat momen keluarga sebagai sumber ide dalam penciptaan seni grafis, sebagai wujud rasa syukur kepada Tuhan YME yang telah memberi

Lebih terperinci

BAB III BURUNG HANTU SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI GRAFIS. A. Implementasi Teori

BAB III BURUNG HANTU SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI GRAFIS. A. Implementasi Teori BAB III BURUNG HANTU SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI GRAFIS A. Implementasi Teori Penulis menjadikan burung hantu sebagai sumber tema dalam penciptaan karya seni karena burung hantu memiliki beragam

Lebih terperinci

BAB IV TAHAPAN PRODUKSI MEDIA

BAB IV TAHAPAN PRODUKSI MEDIA BAB IV TAHAPAN PRODUKSI MEDIA A. Tahap Produksi Media Pada tahap produksi media promosi ini penulis melakukan beberapa tahapan mulai dari sebelum produksi hingga proses produksi media. Adapun ltahapan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENCIPTAAN

BAB III METODE PENCIPTAAN BAB III METODE PENCIPTAAN A. Ide Berkarya Penemuan ide berkarya diawali ketika penulis teringat sewaktu masih kecil yang pernah diceritakan oleh ibu, tentang kisah sosok Puteri yang cantik dari negeri

Lebih terperinci

II. KAJIAN PUSTAKA. A. Sumber Pustaka. sangat cemerlang dan sangat indah. Untuk menjadi kupu-kupu yang. Kupu-kupu memiliki banyak jenis dan memiliki

II. KAJIAN PUSTAKA. A. Sumber Pustaka. sangat cemerlang dan sangat indah. Untuk menjadi kupu-kupu yang. Kupu-kupu memiliki banyak jenis dan memiliki II. KAJIAN PUSTAKA A. Sumber Pustaka 1. Rujukan Serangga bersayap sisik ini biasanya memiliki sayap yang sangat cemerlang dan sangat indah. Untuk menjadi kupu-kupu yang bersayap indah, terdapat beberapa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENCIPTAAN. keluar dari kegelisahan tersebut. Ide/gagasan itu muncul didorong oleh keinginan

BAB III METODE PENCIPTAAN. keluar dari kegelisahan tersebut. Ide/gagasan itu muncul didorong oleh keinginan 33 BAB III METODE PENCIPTAAN Setiap orang pasti mempunyai kegelisahan terhadap suatu persoalan yang ada didalam dirinya ataupun dilingkungan sekitar, sehingga menumbuhkan gagasan untuk keluar dari kegelisahan

Lebih terperinci

MENGAPRESIASI KARYA SENI LUKIS

MENGAPRESIASI KARYA SENI LUKIS SENI BUDAYA MENGAPRESIASI KARYA SENI LUKIS Nama : Alfina Nurpiana Kelas : XII MIPA 3 SMAN 84 JAKARTA TAHUN AJARAN 2016/2017 Karya 1 1. Bentuk, yang merupakan wujud yang terdapat di alam dan terlihat nyata.

Lebih terperinci

II. KAJIAN PUSTAKA. apakah perbedaan penyebutan sadō dan chanoyu. Arti kata chanoyu. secara harafiah yaitu air panas untuk teh. Chanoyu mempunyai nama

II. KAJIAN PUSTAKA. apakah perbedaan penyebutan sadō dan chanoyu. Arti kata chanoyu. secara harafiah yaitu air panas untuk teh. Chanoyu mempunyai nama II. KAJIAN PUSTAKA A. Sumber Pustaka 1. Rujukan Istilah sadō atau chanoyu mengundang banyak pertanyaan seperti apakah perbedaan penyebutan sadō dan chanoyu. Arti kata chanoyu secara harafiah yaitu air

Lebih terperinci

BAB III METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritik

BAB III METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritik BAB III METODE PENCIPTAAN A. Implementasi Teoritik 1. Tematik Pada dasarnya fungsi bahasa sebagai alat komunikasi dan pada umumnya ada tiga elemen dalam berkomunikasi yaitu pembicara, pendengar dan sebuah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penciptaan Nisa Apriyani, 2014 Objek Burung Hantu Sebagai Ide Gagasan Berkarya Tenun Tapestri

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penciptaan Nisa Apriyani, 2014 Objek Burung Hantu Sebagai Ide Gagasan Berkarya Tenun Tapestri BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penciptaan Objek karya seni sangat bermacam-macam, ini sangat tergantung pada ketertarikan seniman tersebut dalam memilih objek.bukan hal kebetulan bahwa penulis sangat

Lebih terperinci

Bagan 3.1 Proses Berkarya Penulis

Bagan 3.1 Proses Berkarya Penulis A. Pemilihan Ide Pengkaryaan BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN Lingkungan Pribadi Ide Lingkungan Sekitar Kontemplasi Stimulasi Sketsa Karya Proses Berkarya Apresiasi karya Karya Seni Bagan 3.1 Proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. B. Tujuan Tujuan kami menulis makalah ini ialah untuk menginformasikan lebih dalam mengenai karya seni rupa dua dimensi.

BAB I PENDAHULUAN. B. Tujuan Tujuan kami menulis makalah ini ialah untuk menginformasikan lebih dalam mengenai karya seni rupa dua dimensi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Latar belakang kami menulis makalah ini ialah untuk menjelaskan karya seni rupa dua dimensi secara lebih rinci. Penjelasan karya seni rupa dua dimensi akan meliputi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesenian terlahir dari ekspresi dan kreativitas masyarakat yang dilatarbelakangi oleh keadaan sosial budaya, ekonomi, letak geografis, pola kegiatan keseharian.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan kegiatan interaksi. Dalam kegiatan interaksi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan kegiatan interaksi. Dalam kegiatan interaksi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kegiatan interaksi. Dalam kegiatan interaksi tersebut pendidik atau guru, mendidik peserta didik untuk menuju perkembangan peserta didik

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG 1 I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG 1. Batasan Masalah Karya seni mempunyai pengertian sangat luas sehingga setiap individu dapat mengartikannya secara berbeda. Menurut kamus besar bahasa Indonesia, karya

Lebih terperinci

Menggambar Simbol dan Logo / Stefanus Y. A. D / 2013

Menggambar Simbol dan Logo / Stefanus Y. A. D / 2013 1 KATA PENGANTAR Bahan ajar ini mempelajari tentang bagaimana menggambar simbol dan logo. Menggambar simbol dan logo merupakan kemampuan dasar yang sebaiknya dimiliki oleh para peserta didik apabila ingin

Lebih terperinci

II. METODOLOGI A. KERANGKA BERFIKIR

II. METODOLOGI A. KERANGKA BERFIKIR II. METODOLOGI A. KERANGKA BERFIKIR Dalam desain, terdapat beberapa sistem tanda yang biasa digunakan dalam kehidupan sehari-hari, salah satunya adalah desain komunikasi visual lingkungan, berupa Sign

Lebih terperinci

Medium, Bahan, dan Teknik Berkarya Seni Rupa 2 Dimensi

Medium, Bahan, dan Teknik Berkarya Seni Rupa 2 Dimensi Medium, Bahan, dan Teknik Berkarya Seni Rupa 2 Dimensi Anggota Kelompok : 1. 2. 3. 4. Alifiannisa A.W. (03) Nurul Khairiyah (23) Ulinnuha Mastuti H. (32) Yunita Dwi A. (33) X MIA 5 SMA Negeri 1 Mejayan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. sikap yang melatarbelakangi gagasan sebuah karya seni.

BAB V PENUTUP. sikap yang melatarbelakangi gagasan sebuah karya seni. BAB V PENUTUP Seperti yang telah diuraikan dari penjelasan-penjelasan sebelumnya, karya seni merupakan hasil ungkapan yang ditimbulkan dari kesadaran terhadap apa saja yang terjadi maupun yang telah menjadi

Lebih terperinci

VHANY AGUSTINI WITARSA, 2015 EKSPLORASI APLIKASI ALAS KAKI YANG TERINSPIRASI DARI KELOM GEULIS

VHANY AGUSTINI WITARSA, 2015 EKSPLORASI APLIKASI ALAS KAKI YANG TERINSPIRASI DARI KELOM GEULIS BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Alas kaki atau lebih dikenal dengan sebutan sepatu/sandal adalah bagian yang penting dalam kehidupan sehari-hari untuk menunjang segala kegiatan, bukan hanya menjadi

Lebih terperinci

BAB IV KAJIAN MOTIF BUNGA MAWAR PADA KELOM GEULIS SHENY TASIKMLAYA

BAB IV KAJIAN MOTIF BUNGA MAWAR PADA KELOM GEULIS SHENY TASIKMLAYA BAB IV KAJIAN MOTIF BUNGA MAWAR PADA KELOM GEULIS SHENY TASIKMLAYA IV. Kajian Estetika Feldman Kajian motif bunga mawar pada kelom geulis Sheny menggunakan teori Estetika Feldman, untuk mengkaji objek

Lebih terperinci

BAB III PROSES PERANCANGAN. A. Bagan Pemecahan Masalah. Batik Kudus. Perancangan Motif Batik. Konsep desain

BAB III PROSES PERANCANGAN. A. Bagan Pemecahan Masalah. Batik Kudus. Perancangan Motif Batik. Konsep desain BAB III PROSES PERANCANGAN A. Bagan Pemecahan Masalah Batik Kudus Perancangan Motif Batik Buah Parijoto sebagai sumber pengembangan motif batik Parijoto Konsep desain Aspek Estetis Aspek Bahan Aspek Teknik

Lebih terperinci

ESTETIKA BENTUK SEBAGAI PENDEKATAN SEMIOTIKA PADA PENELITIAN ARSITEKTUR

ESTETIKA BENTUK SEBAGAI PENDEKATAN SEMIOTIKA PADA PENELITIAN ARSITEKTUR ESTETIKA BENTUK SEBAGAI PENDEKATAN SEMIOTIKA PADA PENELITIAN ARSITEKTUR Jolanda Srisusana Atmadjaja Jurusan Arsitektur FTSP Universitas Gunadarma ABSTRAK Penelitian karya arsitektur dapat dilakukan melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. inspirasi untuk berkarya. Lahirnya suatu karya seni tidak hanya dilandasi oleh

BAB I PENDAHULUAN. inspirasi untuk berkarya. Lahirnya suatu karya seni tidak hanya dilandasi oleh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penciptaan Kejadian atau peristiwa dalam kehidupan dapat menimbulkan ide atau inspirasi untuk berkarya. Lahirnya suatu karya seni tidak hanya dilandasi oleh faktor keinginan

Lebih terperinci

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta BAB V PENUTUP. Pemilihan suatu gagasan yang diwujudkan kedalam karya seni berawal

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta BAB V PENUTUP. Pemilihan suatu gagasan yang diwujudkan kedalam karya seni berawal BAB V PENUTUP Pemilihan suatu gagasan yang diwujudkan kedalam karya seni berawal dari berbagai pengalaman yang dicermati dari lingkungan sosialnya. Seperti hadirnya ruang interaksi dalam kehidupan bermasyarakat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENCIPTAAN

BAB III METODE PENCIPTAAN BAB III METODE PENCIPTAAN A. Ide Berkarya Berawal dari ketertarikan penulis terhadap para pemain dari film animasi Legend Of The Guardian yang tidak lain adalah burung hantu. Meskipun film ini berjenis

Lebih terperinci

BAB III ELABORASI TEMA

BAB III ELABORASI TEMA BAB III ELABORASI TEMA 3.1. Ruang aktif. 3.1.1. Pengertian ruang aktif. Ruang aktif adalah ruang yang memilki berbagai macam kegiatan, didalam ruangan tersebut adanya perubahan interior atau eksterior

Lebih terperinci

A. Implementasi Teoritik

A. Implementasi Teoritik BAB III METODE PENCIPTAAN A. Implementasi Teoritik 1. Tematik Lebah Madu adalah serangga kaya manfaat, dalam klasifikasi dunia binatang, lebah dimasukan dalam Ordo Hymenoptera yang artinya sayap bening.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Kartika Dian Pratiwi, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Kartika Dian Pratiwi, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Bahan alam telah dimanfaatkan manusia sejak zaman prasejarah untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Bahan alam banyak digunakan untuk menunjang keperluan sehari-hari mulai

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. karyanya untuk diri sendiri maupun untuk orang lain. Suatu ide penciptaan karya keramik seni dengan figur bentuk kepala Rusa

BAB V PENUTUP. karyanya untuk diri sendiri maupun untuk orang lain. Suatu ide penciptaan karya keramik seni dengan figur bentuk kepala Rusa BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Sebuah proses pembuatan karya penulis berusaha lebih mengenal, memahami, dan mendalami untuk sebuah tujuan menciptakan suatu karya keramik seni. Terwujudnya karya keramik dengan

Lebih terperinci

V. PENUTUP. A. Kesimpulan

V. PENUTUP. A. Kesimpulan V. PENUTUP A. Kesimpulan Menciptakan karya seni memerlukan banyaknya pertimbangan dari berbagai aspek, termasuk keseimbangan antara visualisasi karya yang didukung oleh pemahaman dari aneka referensi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Impressionisme adalah aliran seni yang pada mulanya melakukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Impressionisme adalah aliran seni yang pada mulanya melakukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Impressionisme adalah aliran seni yang pada mulanya melakukan pemberontakan artistik terhadap standar umum seni di akhir abad ke 19 di Perancis. Daripada melukis

Lebih terperinci

DESKRIPSI KARYA SENI MONUMENTAL Judul Karya Seni Monumental (kriya Seni): Predator. Pencipta I Made Sumantra, S.Sn, M.Sn

DESKRIPSI KARYA SENI MONUMENTAL Judul Karya Seni Monumental (kriya Seni): Predator. Pencipta I Made Sumantra, S.Sn, M.Sn DESKRIPSI KARYA SENI MONUMENTAL Judul Karya Seni Monumental (kriya Seni): Predator Pencipta I Made Sumantra, S.Sn, M.Sn FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN INSTITUT SENI INDONESIA DENPASAR 2017 DESKRIPSI KARYA

Lebih terperinci

BAB III MASA ANAK-ANAK SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI GRAFIS. A. Implementasi Teoritis

BAB III MASA ANAK-ANAK SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI GRAFIS. A. Implementasi Teoritis BAB III MASA ANAK-ANAK SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI GRAFIS A. Implementasi Teoritis Penulis mengangkat karya yang bertemakan masa kanak-kanak dalam penciptaan karya seni grafis, karena masa

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Lukisan merupakan wujud nyata dari jiwa pelukis, sehingga dalam

BAB V PENUTUP. Lukisan merupakan wujud nyata dari jiwa pelukis, sehingga dalam BAB V PENUTUP Lukisan merupakan wujud nyata dari jiwa pelukis, sehingga dalam mewujudkan kita tidak bisa memisahkan antara ide, konsep, karakteristik dan proses penciptaannya. Karena seni lukis adalah

Lebih terperinci

IV. ANALISIS KARYA. di kota Surakarta. Penulis tertarik memvisualisasikan tradisi upacara minum teh

IV. ANALISIS KARYA. di kota Surakarta. Penulis tertarik memvisualisasikan tradisi upacara minum teh IV. ANALISIS KARYA Pada Bab ini, penulis menampilkan hasil karya beserta deskripsi dari masing-masing judul karya. Karya-karya ini terinspirasi dari upacara minum teh Jepang yang sering dijumpai pada festival

Lebih terperinci

KARYA ILMIAH : KARYA SENI MONUMENTAL

KARYA ILMIAH : KARYA SENI MONUMENTAL KARYA ILMIAH : KARYA SENI MONUMENTAL JUDUL KARYA : Wijaya Kusuma PENCIPTA : Cokorda Alit Artawan, S.Sn.,M.Sn PAMERAN PAMERAN SENI RUPA Exchange Program ISI Art Exhibition (Okinawa Prefectural University

Lebih terperinci

BAB III. METODE PENCIPTAAN

BAB III. METODE PENCIPTAAN 34 BAB III. METODE PENCIPTAAN Seni merupakan media yang tepat dalam menyampaikan apa yang hendak kita ungkapkan, entah itu perasaan jiwa, isu sosial, juga termasuk kritik sosial. Khususnya seni lukis realis,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN TESA APRILIANI, 2015 APLIKASI TEKNIK SABLON DENGAN OBJEK SIMBOL NAVAJO SEBAGAI ELEMENT ESTETIK RUANGAN

BAB I PENDAHULUAN TESA APRILIANI, 2015 APLIKASI TEKNIK SABLON DENGAN OBJEK SIMBOL NAVAJO SEBAGAI ELEMENT ESTETIK RUANGAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penciptaan Indonesia merupakan salah satu negara yang mengikuti perkembangan mode (trend) di dunia. Menurut buku Perancangan Buku Ilustrasi Motif Navajo pada Pelaku

Lebih terperinci

pribadi pada masa remaja, tentang kebiasaan berkumpul di kamar tidur salah seorang teman

pribadi pada masa remaja, tentang kebiasaan berkumpul di kamar tidur salah seorang teman DESKRIPSI KARYA SENI LUKIS BERJUDUL: THREE GIRLS IN THE BEDROOM Judul : Three Girls in the Bedroom Ukuran : 100x100 cm Tahun : 2006 Media : Oil on canvas Dipamerkan pada acara: Pameran Seni Rupa dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dihargai keberadaannya. Penenelitian tentang tattoo artist bernama Awang yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dihargai keberadaannya. Penenelitian tentang tattoo artist bernama Awang yang 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka Tato merupakan salah satu karya seni rupa dua dimensi yang layak untuk dihargai keberadaannya. Penenelitian tentang tattoo artist bernama Awang yang merupakan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Karya Tugas Akhir ini berjudul Anatomi manusia sebagai objek. melewati proses yang panjang, pengolahan ide, pengolahan bahan hingga

BAB V PENUTUP. Karya Tugas Akhir ini berjudul Anatomi manusia sebagai objek. melewati proses yang panjang, pengolahan ide, pengolahan bahan hingga BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Karya Tugas Akhir ini berjudul Anatomi manusia sebagai objek penciptaan karya seni logam telah terwujud dengan beberapa tahapan dengan melewati proses yang panjang, pengolahan

Lebih terperinci

PENCIPTAAN SERAGAM BATIK UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

PENCIPTAAN SERAGAM BATIK UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penciptaan Batik merupakan salah satu warisan leluhur Indonesia yang telah dikenal secara luas oleh masyarakat Indonesia, tetapi banyak masyarakat yang belum mengerti

Lebih terperinci

BAB III PROSES PEMBENTUKAN

BAB III PROSES PEMBENTUKAN BAB III PROSES PEMBENTUKAN Lahirnya karya seni rupa melalui proses penciptaan selalu terkait dengan masalah teknis, bahan, dan alat yang digunakan serta tahapan pembentukannya. Selain kemampuan dan pengalaman,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Budaya merupakan suatu pola hidup yang berkembang dalam masyarakat yang diwariskan dari generasi ke generasi. Oleh karena itu, budaya memiliki kaitan yang sangat erat

Lebih terperinci

SOAL PENGAYAAN A. FLORA, FAUNA DAN ALAM BENDA

SOAL PENGAYAAN A. FLORA, FAUNA DAN ALAM BENDA SOAL PENGAYAAN A. FLORA, FAUNA DAN ALAM BENDA 1 Jelaskan apa yang dimaksud dengan aktivitas fisik dan mental dalam menggambar! 2 Sebutkan dan jelaskan dua komposisi dalam menggambar! 3 Sebutkan contoh

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. dibuat, maka dari penulisan ini dapat ditarik kesimpulan bahwa Ritual Semana

BAB V PENUTUP. dibuat, maka dari penulisan ini dapat ditarik kesimpulan bahwa Ritual Semana BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan pada pemaparan konsep atau gagasan penciptaan yang telah dibuat, maka dari penulisan ini dapat ditarik kesimpulan bahwa Ritual Semana Santa di Larantuka Sebagai

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. 2 pasang sayap dan tertutup bulu dan sisik. Kupu-kupu merupakan salah satu

BAB V PENUTUP. 2 pasang sayap dan tertutup bulu dan sisik. Kupu-kupu merupakan salah satu BAB V PENUTUP Kupu-kupu adalah jenis serangga yang termasuk ke dalam bangsa Lepidoptera, yang berarti mempunyai sayap bersisik. Serangga ini memiliki sayap 2 pasang sayap dan tertutup bulu dan sisik. Kupu-kupu

Lebih terperinci

BAB I Apresiasi Karya Seni. Rupa Dua Dimensi

BAB I Apresiasi Karya Seni. Rupa Dua Dimensi BAB I Apresiasi Karya Seni Rupa Dua Dimensi Peta Materi Ragam Jenis Karya Seni Rupa Dua Dimensi Apresiasi Karya Seni Rupa Dua Dimensi Unsur, Objek, dan Simbol Karya Seni Rupa Dua Dimensi Medium (alat,

Lebih terperinci

A. LATAR BELAKANG MASALAH

A. LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pada dasarnya manusia hidup di dunia harus memenuhi lima kebutuhan pokok untuk bertahan hidup, yaitu kebutuhan fisiologis, kebutuhan rasa aman, kebutuhan sosial,

Lebih terperinci

ORNAMEN Pengertian ornamen secara umum Istilah ornamen berasal dari kata Ornare (bahasa Latin) yang berarti menghiasisedang dalam bahasa Inggris

ORNAMEN Pengertian ornamen secara umum Istilah ornamen berasal dari kata Ornare (bahasa Latin) yang berarti menghiasisedang dalam bahasa Inggris ORNAMEN Pengertian ornamen secara umum Istilah ornamen berasal dari kata Ornare (bahasa Latin) yang berarti menghiasisedang dalam bahasa Inggris ornament berarti perhiasan. Secara umum ornament adalah

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. memahami, dan mendalami untuk sebuah tujuan menciptakan suatu karya. keramik seni. Terwujudnya karya keramik dengan bentuk figur babi

BAB V PENUTUP. memahami, dan mendalami untuk sebuah tujuan menciptakan suatu karya. keramik seni. Terwujudnya karya keramik dengan bentuk figur babi BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Sebuah proses pembuatan karya penulis berusaha lebih mengenal, memahami, dan mendalami untuk sebuah tujuan menciptakan suatu karya keramik seni. Terwujudnya karya keramik dengan

Lebih terperinci

pendidikan seni tersebut adalah pendidikan seni rupa yang mempelajari seni mengolah kepekaan rasa, estetik, kreativitas, dan unsur-unsur rupa menjadi

pendidikan seni tersebut adalah pendidikan seni rupa yang mempelajari seni mengolah kepekaan rasa, estetik, kreativitas, dan unsur-unsur rupa menjadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan seni merupakan bagian dari Sistem Pendidikan Nasional yang tidak dapat dipisahkan dari proses pendidikan secara keseluruhan. Salah satu pendidikan

Lebih terperinci

02FDSK. Studio Desain 1. Denta Mandra Pradipta Budiastomo, S.Ds, M.Si. Hapiz Islamsyah, S.Sn

02FDSK. Studio Desain 1. Denta Mandra Pradipta Budiastomo, S.Ds, M.Si. Hapiz Islamsyah, S.Sn Modul ke: Studio Desain 1 Fakultas 02FDSK Penjelasan mengenai kontrak perkuliahan yang didalamnya dijelaskan mengenai tata tertib, teknis, serta bahan untuk perkuliahan di Universitas Mercu Buana Denta

Lebih terperinci

DESKRIPSI KARYA KRIYA PRODUK BASKOM KAYU

DESKRIPSI KARYA KRIYA PRODUK BASKOM KAYU DESKRIPSI KARYA KRIYA PRODUK BASKOM KAYU Oleh: Drs. I Made Radiawan,M.Erg. 195804111985031001 PROGRAM STUDI DESAIN FASHION FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN INSTITUT SENI INDONESIA DENPASAR 2013 ABSTRAK Keanekaragaman

Lebih terperinci

Seni Rupa. (Sumber: Dok. Kemdikbud)

Seni Rupa. (Sumber: Dok. Kemdikbud) Seni Rupa Bab 1 Pembelajaran Menggambar Flora, Fauna, dan Alam Benda Kompetensi Inti KI 1 : Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya KI 2 : Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS KARYA. pada hewan kupu-kupu sejumlah 12 karya. Masing-masing karya yang dihasilkan,

BAB IV ANALISIS KARYA. pada hewan kupu-kupu sejumlah 12 karya. Masing-masing karya yang dihasilkan, BAB IV ANALISIS KARYA Melalui proses penemuan ide, pengamatan, pengkajian, pemahaman, serta proses berkarya, dihasilkan visualisasi kerusakan lingkungan yang di simbolkan pada hewan kupu-kupu sejumlah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi dapat merubah pola hidup manusia maupun nilainilai

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi dapat merubah pola hidup manusia maupun nilainilai 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi dapat merubah pola hidup manusia maupun nilainilai suatu budaya. Seseorang dapat dengan mudah memperoleh sesuatu yang ada dipikirannya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritik. yang berasal dari hasil pengalaman dan pengamatan lingkungan kemudian

BAB III METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritik. yang berasal dari hasil pengalaman dan pengamatan lingkungan kemudian BAB III METODE PENCIPTAAN A. Implementasi Teoritik 1. Tematik Dalam menciptakan karya seni, seorang pencipta memperoleh ide berasal dari hasil pengalaman dan pengamatan lingkungan kemudian melalui proses

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pengalaman dan pengamatan penulis dalam melihat peristiwa yang terjadi

I. PENDAHULUAN. pengalaman dan pengamatan penulis dalam melihat peristiwa yang terjadi I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seni pada dasarnya digunakan untuk mewakili perasaan manusia. Melalui seni lukis seseorang dapat menuangkan ide atau gagasannya ke dalam bentuk visual yang menggambarkan

Lebih terperinci

LUKISAN BASUKI ABDULLAH DAN MAKNANYA

LUKISAN BASUKI ABDULLAH DAN MAKNANYA LUKISAN BASUKI ABDULLAH DAN MAKNANYA 2017 Judul : "Kakak dan Adik" Nama seniman : Basuki Abdullah tahun : 1971 ukuran : 65 x 79 cm. Lukisan Basuki Abdullah yang berjudul Kakak dan Adik (1978) ini merupakan

Lebih terperinci