KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA KEBANGKITAN KOPERASI DAN UMKM MENUJU KESEJAHTERAAN RAKYAT

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA KEBANGKITAN KOPERASI DAN UMKM MENUJU KESEJAHTERAAN RAKYAT"

Transkripsi

1 KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA KEBANGKITAN KOPERASI DAN UMKM MENUJU KESEJAHTERAAN RAKYAT KINERJA KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH TAHUN 2011

2 Daftar Isi Kata Pengantar Pendahuluan Latar Belakang Tujuan Lingkup Laporan Perkembangan Koperasi dan UMKM Perkembangan Koperasi Perkembangan UMKM Permasalahan Arahan Presiden Republik Indonesia Penyelenggaraan Program 2011 Sekretariat Kementerian Deputi Bidang Kelembagaan Koperasi dan UKM Deputi Bidang Produksi Deputi Bidang Pembiayaan Deputi Bidang Pemasaran dan Jaringan Usaha Deputi Bidang Pengembangan Sumberdaya Manusia Deputi Bidang Restrukturisasi dan Pengembangan Usaha Deputi Bidang Pengkajian Sumberdaya UKMK Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB-KUMKM) Lembaga Layanan Pemasaran (LLP-KUKM) Pemantapan Koordinasi Kerjasama Dalam Negeri Kerjasama Luar Negeri Program dan Kegiatan Pendukung Tantangan dan Program Strategis 2012 Tantangan Program Strategis Tahun 2012 Penutup

3 4 Laporan Tahun 2011 Laporan Tahun Kata Pengantar Secara berkala Kementerian Koperasi dan UKM menerbitkan buku laporan kegiatan dan program kerja dalam hal pembinaan dan pengawasan di bidang Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Indonesia. Langkah ini sebagai komitmen pemerintah dalam menyampaikan informasi secara transparasi dalam melaksanakan amanah, tugas, tanggungjawab pemberdayaan Koperasi dan UMKM di Tanah Air, sebagaimana diatur dalam Undang-Undang No.25/1992 tentang Koperasi dan Undang-Undang No.20/2008 tentang UMKM, serta Peraturan Presiden No.24/2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara, seta Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara. Tugas dan fungsi dalam peraturan perundang-undangan itu merupakan amanah dan legalitas bagi Kementerian Koperasi dan UKM dalam melaksanakan program-program pemberdayaan Koperasi dan UMKM pada saat ini dan masa mendatang. Sehingga secara berkesinambungan, Kementerian Koperasi dan UKM dapat terus melaksanakan kebijakan dan program pemberdayaan Koperasi dan UMKM dalam upaya mendorong pertumbuhan ekonomi (pro growth), menekan angka kemiskinan (pro poor), menambah lapangan kerja baru (pro job), dan berpihak pada pelestarian lingkungan (pro environment). Selama tahun 2011, berbagai kebijakan dan program telah dilaksanakan oleh Kementerian Koperasi dan UKM dalam rangka mendorong pengembangan Koperasi dan UMKM di Indonesia. Seluruh kebijakan dan program tersebut dapat terwujud atas dorongan, kontribusi, dan peran serta berbagai pihak di pemerintahan pusat dan daerah. Secara khusus, peran sentral dari Presiden Republik Indonesia Bapak DR. Susilo Bambang Yudhoyono, yang selalu memberikan arahan dan petunjuk secara rutin dalam rangkaian rapat kabinet dan koordinasi menteri bidang perekonomian. Laporan berkala Kementerian Koperasi dan UKM, yang dimulai tahun berjudul Revitalisasi Koperasi dan UKM Menuju Kesejahteraan Rakyat maka kini kami melaporkan berbagai pelaksanaan dan pencapaian program pemberdayaan Koperasi dan UMKM tahun anggaran 2011 melalui buku laporan berjudul Kebangkitan Koperasi dan UMKM Menuju Kesejahteraan Rakyat. Dalam buku ini disajikan sejumlah catatan mengenai pencapaian kinerja dan sejumlah terobosan pelaksanaan program dan kegiatan pemberdayaan Koperasi dan UMKM di tingkat pemerintah pusat, provinsi, kabupaten, dan kota selama tahun Sekaligus, saran dan rekomendasi bagi optimalisasi pemberdayaan Koperasi dan UMKM pada masa-masa mendatang. Tersirat sekilas dalam buku ini, Kementerian Koperasi dan UMKM telah melakukan berbagai pendekatan strategis, tidak hanya melalui integrasi koordinasi dan kerja sama berbagai pihak, tetapi juga dengan program dan kegiatan aksi pemberdayaan Koperasi dan UMKM yang semuanya bermuara pada upaya mendorong pertumbuhan dan perkembangan Koperasi dan UMKM yang kreatif, mandiri, dan berdaya saing tinggi. Hal ini dimaksudkan agar Koperasi dan UMKM sebagai entitas usaha mampu menjadi Soko Guru Perekonomian Nasional dan mampu berperan sebagai pendorong eskalasi pertumbuhan ekonomi nasional. Akhir kata, semoga buku ini dapat bermanfaat dan menjadi media evaluasi bersama terhadap capaian dan rencana aksi ke depan agar semakin optimal dalam rangka memberdayakan Koperasi dan UMKM untuk mencapai masyarakat sejahtera berlandasakan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Jakarta, 31 Desember 2011 Menteri Negara DR. Sjarifuddin Hasan, MM, MBA

4 6 Laporan Tahun PENDAHULUAN Menteri Negara Koperasi dan UKM DR. Sjarifuddin Hasan, MM, MBA

5 8 Laporan Tahun 2011 Laporan Tahun Latar Belakang Tugas Pokok dan Fungsi Kementerian Koperasi dan UKM Pemberdayaan Koperasi dan UMKM merupakan langkah strategis menumbuhkan tingkat pembangunan nasional. Kebijakan tersebut dirasakan dapat menjadi solusi konkrit untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Hal ini dapat dicapai dengan mendorong Koperasi dan UMKM meningkatkan kapasitas dan perannya. Secara kontinyu dan berkelanjutan, kebijakan ini diharapkan dapat mensukseskan gerakan pemerintah untuk menumbuhkan perekonomian nasional (pro growth), memberikan kontribusi terhadap peningkatan jumlah wirausahawan dan tenaga kerja, serta menekan angka pengangguran (pro job), dan meningkatkan kesejahteraan rakyat untuk menuju taraf hidup yang layak (pro poor). Berdasarkan data perkembangan Koperasi dan UMKM tahun 2011, jumlah koperasi mencapai sebanyak unit dan menyerap tenaga kerja sebanyak orang. Sedangkan sektor UMKM meningkat menjadi sebanyak unit dan menyerap tenaga kerja sebanyak orang. Dengan tren peningkatan penyerapan tenaga kerja di bidang Koperasi dan UMKM, maka dipastikan potensi sektor Koperasi dan UMKM sangat besar dalam menggerakan perekonomian nasional. Koperasi dan UMKM dapat menciptakan perekonomian dalam negeri yang stabil melalui kemandirian ekonomi. Jumlah populasi penduduk Indonesia mencapai 232 juta jiwa merupakan ceruk pasar dalam negeri yang dapat diisi beragam produk KUMKM yang berkualitas. Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara, serta Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara,Kementerian Koperasi dan UKM memiliki tugas dan fungsi untuk melakukan perumusan dan penetapan kebijakan di bidang Koperasi dan UMKM, melakukan koordinasi dan sinkronisasi pelakanaan kebijakan di Bidang Koperasi dan UMKM, mengelola barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab Kementerian Koperasi dan UKM, melakukan pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan Kementerian Koperasi dan UKM, serta menyelenggarakan fungsi teknis pelaksanaan pemberdayaan Koperasi dan UMKM sesuai dengan undangundang di bidang Koperasi dan UMKM. Tugas dan fungsi tersebut merupakan amanah dan legalitas bagi Kementerian Koperasi dan UKM untuk melaksanakan program-program pemberdayaan Koperasi dan UMKM. Pelaksanaan kebijakan dan program pemberdayaan Koperasi dan UMKM secara kontinyu dan berkelanjutan merupakan upaya yang ditempuh dalam mendorong peningkatan perekonomian nasional, terutama dalam rangka mengentaskan kemiskinan, serta mengurangi pengangguran. Anggaran Pagu anggaran Kementerian Koperasi dan UKM tahun anggaran 2011 sejumlah Rp ,-. Realisasi anggaran hingga 31 Desember 2011 sebesar Rp ,- atau mencapai 92,03%. Sisa anggaran sebesar Rp ,- merupakan penghematan dan efisiensi. Anggaran tersebut dilaksanakan melalui 3 program, yaitu: a. Program Pemberdayaan Koperasi dan UMKM dengan anggaran sebesar Rp ,- dengan realisasi sebesar Rp ,- atau 91,64% b. Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Kementerian Koperasi dan UKM sebesar Rp ,- dengan realisasi sebesar Rp ,- atau 92,23% c. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Kementerian Koperasi dan UKM sebesar Rp ,- dengan realisasi sebesar Rp ,- atau 98,77% Berdasarkan laporan pertanggungjawaban pengelolaan anggaran Kementerian Koperasi dan UKM tahun anggaran 2010, BPK (Badan Pemeriksa Keuangan) telah memberikan opini sebagai WTP (Wajar Tanpa Pengecualian). Diharapkan pada tahun 2011 Kementerian Koperasi dan UKM dapat mempertahankan prestasi opini WTP (Wajar Tanpa Pengecualian).

6 10 Laporan Tahun 2011 Laporan Tahun STRUKTUR ORGANISASI KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA Para Pejabat Eselon I dan Inspektur di lingkungan Kementerian Koperasi dan UKM berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 39 Tahun 2011 terdiri dari: 1. Ir. Agus Muharram, MSP; Plt Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM menggantikan Drs. Guritno Kusumo, MM per tanggal 1 Desember Untung Tri Basuki, SH, SPN; Deputi Bidang Kelembagaan Koperasi dan UKM. 3. Drs. Braman Setyo, M.Si; Deputi Bidang Produksi. 4. DR. Ir Pariaman Sinaga, MM; Deputi Bidang Pembiayaan. 5. Drs. Neddy Rafinaldy Halim, MS; Deputi Bidang Pemasaran dan Jaringan Usaha. 6. Ir. Agus Muharram, MSP; Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia. 7. DR. Ir. Choirul Djamhari, M.Sc; Deputi Bidang Pengembangan dan Restrukturisasi Usaha. 8. Ir. I Wayan Dipta, M.Sc; Deputi Bidang Pengkajian Sumberdaya UKMK. 9. DR. Ir. Muhammad Taufiq, M.Sc; Staf Ahli Menteri Bidang Pengembangan Iklim Usaha dan Kemitraan. 10. Ir. Hasan Djauhari, MA; Staf Ahli Menteri Bidang Hubungan Internasional. 11. Drs. Soetarto, MM; Staf Ahli Menteri Bidang Penelaah Nilai Dasar Koperasi. 12. Ir. Wayan Suarja AR, MBA; Staf Ahli Menteri Bidang Penerapan Teknologi. 13. Ir. Meliadi Sembiring, M.Sc; Staf Ahli Menteri Bidang Hubungan Antar Lembaga. 14. Drs. Setyo Hariyanto, MM; Inspektur MENTERI NEGARA KOPERASI DAN UKM DR. Sjarifuddin Hasan, MM, MBA Plt. Sekretaris Kementerian Ir. Agus Muharram, MSP SAM PIUK DR. Ir. Muhammad Taufiq, M.Sc SAM HI Ir. Hasan Djauhari, MA SAM PNDK Drs. Soetarto, MM SAM PT Ir. Wayan Suarja AR, MBA SAM HAL DR. Pariaman Sinaga Inspektur Drs. Setyo Heriyanto, MM Kementerian Koperasi dan UKM memiliki 2 (dua) Badan Layanan Umum (BLU), yaitu : Deputi Bidang Kelembagaan KUKM Drs. Setyo Heriyanto, MM Deputi Bidang Produksi Drs. Braman Setyo, MSi Deputi Bidang Pembiayaan Ir. Meliadi Sembiring, MSc Deputi Bidang Pemasaran dan Jaringan Usaha Drs. Neddy Rafinaldy H, MS Deputi Bidang SDM Drs. Prakoso BS, MM Deputi Bidang Pengembangan dan Rekstrukturisasi Usaha DR. Ir. Choirul Djamhari, MSc Deputi Bidang Pengkajian UKMK Ir. I Wayan Dipta, MSc - Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB-KUMKM) yang ditetapkan melalui surat SK Menteri Negara Koperasi dan UKM Republik Indonesia No.19.4/Per/M.KUKM/VIII/2006 tanggal 18 Agustus 2006 sebagaimana telah diubah dengan peraturan Menteri Negara Koperasi dan UKM No.11/Per/M.KUKM/VI/2008 tanggal 26 Juni 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, dan Peraturan Menteri Keuangan No. KEP-292/MK.5/2006 tanggal 28 Desember Selaku Direktur Utama LPDB-KUMKM adalah Ir. Kemas Danial, MM, berdasarkan Surat Keputusan Menteri Negara Koperasi dan UKM No. 16/KEP/M.KUKM/V/ Lembaga Layanan Pemasaran (LLP-KUKM) ditetapkan melalui surat SK Menteri Negara Koperasi dan UKM Republik Indonesia No.19.3/Per/M.KUKM/VII/2006 dan Peraturan Menteri Keuangan No. 159/KMK.05/2007. Selaku Direktur Utama adalah Ir. Yuana Sutyowati Bernas, MM, berdasarkan Surat Keputusan Menteri Negara Koperasi dan UKM No. 18/KEP/M.KUKM/VI/2010. Direktur Utama LPDB-KUMKM Ir. Kemas Danial, MM Direktur Utama LLP-KUKM Ir. Yuana Sutyowati Bernas, MM

7 12 Laporan Tahun 2011 Laporan Tahun Tujuan Lingkup Laporan Pelaksanaan tugas oleh Kementerian Koperasi dan UKM bertujuan untuk: 1. Menciptakan iklim dan kondisi yang kondusif bagi Koperasi dan UMKM dari sisi peraturan maupun kelembagaan. Buku laporan ini memuat penjelasan mengenai pelaksanaan dan capaian program dan kegiatan serta dukungan pihak-pihak terkait dalam pelaksanaan tugas Kementerian Koperasi dan UKM selama tahun Disamping itu juga memuat tentang program prioritas dan kegiatan yang akan dilaksanakan pada tahun Membantu dan membuka peluang bagi Koperasi dan UMKM untuk meningkatkan kapasitas produksinya. 3. Membantu Koperasi dan UMKM mendapatkan alternatif-alternatif pembiayaan sehingga dapat mendukung kelangsungan dan peningkatan kapasitas usaha. 4. Menciptakan peluang-peluang bagi Koperasi dan UMKM dalam memasarkan produknya serta memperluas jaringan kerja sama. 5. Membantu Koperasi dan UMKM untuk mengembangkan kapasitas melalui pengembangan kapasitas Sumber Daya Manusia. 6. Menciptakan iklim dan kondisi yang kondusif bagi Koperasi dan UMKM, sehingga mampu untuk berkembang dan berdaya saing yang tinggi. 7. Menciptakan peluang-peluang baru yang dapat dilaksanakan oleh Koperasi dan UMKM melalui hasil-hasil kajian dibidang Koperasi dan UMKM. 8. Menciptakan dan menumbuhkan peluang serta iklim yang kondusif dalam gerakan kewirausahaan. Menteri Negara Koperasi dan UKM menyapa para peserta Program Magang Nasional Bagi Pemuda

8 14 Laporan Tahun PERKEMBANGAN KOPERASI DAN UMKM Menteri Negara Koperasi dan UKM meninjau UKM di NTB

9 16 Laporan Tahun 2011 Laporan Tahun Perkembangan Koperasi JUMLAH KOPERASI (UNIT) TAHUN JUMLAH ANGGOTA KOPERASI (ORANG)TAHUN Kurun waktu tahun jumlah koperasi meningkat sebanyak unit atau 6,03%. Kurun waktu tahun jumlah anggota koperasi aktif meningkat sebanyak orang atau 1,28%. Sumber : Kementerian Koperasi dan UKM per 31 Desember 2011 Sumber : Kementerian Koperasi dan UKM per 31 Desember 2011

10 18 Laporan Tahun 2011 Laporan Tahun JUMLAH TENAGA KERJA KOPERASI (ORANG) TAHUN JUMLAH SISA HASIL USAHA (SHU) TAHUN (Rp. Juta) Kurun waktu tahun jumlah penyerapan tenaga kerja oleh koperasi meningkat sebanyak orang atau 5,15%. Kurun waktu tahun jumlah SHU koperasi meningkat sebanyak Rp juta atau 12,71%. Sumber : Kementerian Koperasi dan UKM per 31 Desember 2011 Sumber : Kementerian Koperasi dan UKM per 31 Desember 2011

11 20 Laporan Tahun 2011 Laporan Tahun Perkembangan UMKM JUMLAH PELAKU USAHA NASIONAL (UMKM + UB) TAHUN (UNIT) JUMLAH PENYERAPAN TENAGA KERJA (UMKM + UB) TAHUN (ORANG) Usaha Mikro Usaha Kecil Usaha Menengah Usaha Besar Usaha Mikro Usaha Kecil Usaha Menengah Usaha Besar Kurun waktu tahun jumlah UMKM terdapat peningkatan sebesar 2,57 % dari unit pada tahun 2010 menjadi unit pada tahun Kurun waktu tahun jumlah penyerapan tenaga kerja terdapat peningkatan sebesar 2,33% dari orang pada tahun 2010 menjadi orang pada tahun Sumber : Biro Pusat Statistik (BPS) Sumber : Biro Pusat Statistik (BPS)

12 22 Laporan Tahun 2011 Laporan Tahun JUMLAH PRODUK DOMESTIK BRUTO (PDB) PELAKU USAHA NASIONAL (UMKM + UB) TAHUN (RP.MILYAR) KRITERIA USAHA MIKRO, KECIL MENENGAH, DAN BESAR BERDASARKAN UU 20 TAHUN , , , , , , , , , , , , , , , , Usaha Besar Omzet per tahun lebih dari Rp 50 Miliar Asset lebih dari Rp 10 Miliar Usaha Menengah Omzet per tahun Rp 2,5 Miliar s/d Rp 50 Miliar Asset Rp 500 Juta s/d Rp 10 Miliar Usaha Kecil Omzet per tahun Rp 300 Juta s/d Rp 2,5 Miliar Asset Rp 50 Juta s/d Rp 500 Juta Usaha Mikro Omzet per tahun s/d Rp 300 Juta Asset s/d Rp 50 Juta 4,952 Ribu Unit (0,01%) 44,280 Ribu Unit (0,08%) 602,195 Ribu Unit (1,09%) 54,559 Juta Unit (98,82%) Usaha Besar Usaha Mikro Usaha Menengah Usaha Kecil Kurun waktu tahun jumlah PDB UMKM terdapat peningkatan sebesar 24,15% dari Rp.3.466,39 triliun pada tahun 2010 menjadi Rp.4.303,57 triliun pada tahun Sumber : Biro Pusat Statistik (BPS)

13 24 Laporan Tahun ARAHAN PRESIDEN RI Presiden Republik Indonesia, DR.H. Susilo Bambang Yudhoyono

14 26 Laporan Tahun 2011 Laporan Tahun Arahan Presiden PERKEMBANGAN REALISASI KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) TAHUN (Rp. MILIAR) 1. Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2010 Tentang Program Pembangunan yang Berkeadilan: a. Melakukan sosialisasi program KUR kepada pelaku Usaha Mikro Kecil, dan Menengah (UMKM) di 15 provinsi di Indonesia dan merealisasikan KUR 100% ,60 Realisasi penyaluran Kredit Usaha Rakyat KUR pada tahun 2011 sebesar Rp.29,002 triliun atau 145%, dari target yang telah ditetapkan sebesar Rp.20 triliun. b. Sosialisasi mekanisme pendampingan terhadap LKM bukan bank dan bukan koperasi yang belum berbadan hukum menjadi berbadan hukum di 27 provinsi, terealisasi 100%; c. Sosialisasi rencana tindak pembinaan dan pengawasan LKM di 27 provinsi, terealisasi 100% , , ,00 2. Instruksi Presiden Nomor 14 Tahun 2011 Tentang Percepatan Pembangunan Nasional ,00 a. Melakukan sosialisasi perkoperasian kepada gapoktan/kelompok tani di 15 provinsi, terealisasi 106,67% atau 16 provinsi. b. Pembangunan fisik 6 unit pasar tradisional. Sudah terealisasi 100% di 5 provinsi. c. Bantuan permodalan untuk 100 Koperasi, terealisasi 111% atau 111 unit koperasi / Program Peningkatan Kehidupan Nelayan Melalui Pengembangan Usaha Perikanan oleh Koperasi Target Realisasi Pemberian bantuan dana sebesar Rp. 2 Milyar untuk pengadaan sarana penangkapan ikan dan motor tempel (mesin perahu) kepada 10 koperasi di Provinsi Maluku Utara, Maluku, Sulawesi Utara, Sulawesi Tenggara, DKI Jakarta, Jawa Barat dan Jawa Tengah. Tahun 2011, realisasi Kredit Usaha Rakyat (KUR) mencapai sebesar 29 triliun atau 145% melampaui target yang telah ditetapkan sebesar Rp. 20 triliun Sumber : Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian 2011

15 28 Laporan Tahun 2011 Laporan Tahun PERKEMBANGAN JUMLAH DEBITUR KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) TAHUN REALISASI KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) BANK PENYALUR TAHUN (Rp. MILIAR) NO Bank Penyalur BNI BRI Realisasi Penyaluran Kenaikan (%) 1.630, ,4 105, , ,2 70, Mandiri 2.100, ,4 61,73 4. BTN 710,1 933,5 31, Bukopin 244,9 170,3 (30,46) BSM BPD 452, ,0 660, ,5 46,01 67, / Total , ,6 68,33 Tahun 2011, jumlah debitur Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebanyak terdapat peningkatan sebanyak debitur atau 32.84% dibandingkan tahun 2010 sebanyak Realisasi Kredit Usaha Rakyat (KUR) tahun 2011 sebesar Rp. 29 triliun mengalami peningkatan yang signifikan yaitu sebesar Rp. 11,77 triliun atau 68,33 %, jika dibandingkan realisasi KUR tahun 2010 sebesar Rp.17,22 triliun.

16 30 Laporan Tahun 2011 Laporan Tahun Realisasi penyaluran KUR melalui Bank Pembangunan Daerah (BPD) tahun 2011 sebesar Rp. 3,697 triliun atau 134,18% dari target sebesar Rp2,75 triliun dengan rincian sebagai berikut: PERKEMBANGAN REALISASI KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) OLEH BANK PEMBANGUNAN DAERAH (BPD) TAHUN (Rp. MILIAR) PERKEMBANGAN JUMLAH DEBITUR KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) OLEH BANK PEMBANGUNAN DAERAH (BPD)TAHUN , , , , Realisasi penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) oleh BPD mengalami peningkatan sebanyak %, dari Rp. 2,21 triliun pada tahun 2010 menjadi Rp. 3,69 triliun pada tahun 2011 Tahun 2011, jumlah debitur Kredit Usaha Rakyat (KUR) oleh BPD mengalami peningkatan sebanyak atau 84,90 % menjadi jika dibandingkan tahun 2010 sebanyak Target Realisasi Sumber : Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian 2011 Sumber : Kementerian Koperasi dan UKM 2011

17 32 Laporan Tahun 2011 Laporan Tahun REALISASI KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) BERDASARKAN BANK PEMBANGUNAN DAERAH (BPD) TAHUN (Rp. MILIAR) PENYALURAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) MENURUT SEKTOR EKONOMI TAHUN 2011 NO Bank Penyalur Realisasi Penyaluran Kenaikan (%) 1. Jatim 813, ,7 80,60 2. BJB 766,3 894,5 16, Jateng DKI DIY 269,4 51,3 17,6 486,7 112,0 29,6 80,66 118,32 68,18 Perdagangan, Restoran & Hotel 43,0% Lain-lain 13.7% NTB Sulut 26,9 31,6 27,3 16,2 1,48 (48,73) Sektor Hulu Terintegrasi 14.8% Pengangkutan, Pergudangan & Komunikasi 1,1% Kalbar Kalsel Kalteng 56,9 31,3 24,6 85,0 97,0 45,5 49,38 209,90 84,95 Pertanian, Perikanan 16,9% Jasa-jasa Dunia Usaha 3.0% Jasa-jasa Sosial/ Masyarakat 2.8% Pertambangan 0.1% Nagari Maluku Papua 71,2 15,3 35,3 353,0 33,7 48,4 395,78 120,26 37,11 Industri Pengolahan 2.7% Konstruksi 1.8% Listrik, Gas & Air 0.1% Total 2.210, ,5 67,23 Realisasi Kredit Usaha Rakyat (KUR) oleh Bank Pembangunan Daerah tahun 2011 sebesar Rp. 3,69 triliun mengalami peningkatan yang signifikan yaitu sebesar Rp. 1,48 triliun atau 67,23 %, jika dibandingkan realisasi KUR tahun 2010 sebesar Rp.2,21 triliun. Sumber : Kementerian Koperasi dan UKM 2011

18 34 Laporan Tahun 2011 Laporan Tahun PENYELENGGARAAN PROGRAM Menteri Negara Koperasi dan UKM disambut secara adat pada saat kunjungan kerja ke Kutai Timur

19 36 Laporan Tahun 2011 Laporan Tahun Sekretariat Kementerian Koperasi dan UKM Rapat-Rapat Koordinasi a. Rapat Koordinasi Nasional (RAKORNAS) Rapat Koordinasi Nasional (RAKORNAS), yang merupakan forum koordinasi, konsolidasi, sinergitas pelaksanaan program pemberdayaan Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah dari tingkat Pusat, Provinsi, Kabupaten dan Kota. b. Rapat Regional Rapat Regional merupakan forum koordinasi, sinkronisasi, pengendalian dan evaluasi pelaksanaan kebijakan dan program-program strategis dan penajaman pelaksanaan program dekonsentrasi yang dilaksanakan berdasarkan per wilayah. Peserta Rapat Regional diikuti oleh Kepala Dinas/Instansi yang membidangi Koperasi dan UKM Provinsi, Kapubaten/Kota sesuai dengan pembagian wilyah yang sudah ditentukan. c. Rapat Koordinasi Terbatas (RAKORTAS) Rapat Koordinasi Terbatas (RAKORTAS) merupakan forum koordinasi untuk membahas topik/isu-isu strategis yang diikuti oleh Kepala Dinas/Instansi yang membidangi Koperasi dan UKM Provinsi seluruh Indonesia. d. Rapat Koordinasi Teknis Perencanaan Rapat Koordinasi Teknis Perencanaan ini diselenggarakan dalam rangka sinkronisasi dan penyusunan anggaran terhadap kegiatan-kegiatan yang akan dilimpahkan pelaksanaannya di daerah. RAKOR ini diikuti oleh Kepala Dinas/Instansi yang membidangi Koperasi dan UKM Provinsi seluruh Indonesia. Plt. Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM Ir. Agus Muharram, MSP

20 38 Laporan Tahun 2011 Laporan Tahun Menteri Negara Koperasi dan UKM memberikan arahan pada Rapat Koordinasi Nasional Jakarta - 8 Desember 2011

21 40 Laporan Tahun 2011 Laporan Tahun Pengembangan Pengarusutamaan Gender Bidang Koperasi dan UKM Sebagai upaya untuk melaksanakan amanat Instruksi Presiden No.9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender dalam Pembangunan Nasional, Kementerian Koperasi dan UKM terus berupaya untuk mensosialisasikan dan mengembangkan kebijakan Pengarusutamaan Gender di Bidang Koperasi dan UKM. Pengembangan yang dilakukan meliputi, sosialisasi dan pelatihan bagi pelaku KUMKM serta bagi perangkat dinas yang membidangi Koperasi dan UKM. Selain itu, peningkatan koordinasi dengan instansi/lembaga yang bergerak dalam bidang Pengarusutamaan gender terus dilakukan oleh Kementerian Koperasi dan UKM. Atas upaya pengembangan pengarusutamaan gender di bidang Koperasi dan UKM, selama 4 tahun berturut-turut, Kementerian Koperasi dan UKM mendapat penghargaan Parahita Ekapraya dari Presiden RI. Evaluasi Dan Pelaporan Dalam rangka Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan atas pelaksanaan program pemberdayaan Koperasi dan UKM, telah dilakukan: a. Penyusunan Laporan Triwulan Laporan triwulan, merupakan implementasi dari amanat Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006, mengenai Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan, untuk disampaikan kepada Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala BAPPENAS. b. Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) LAKIP merupakan bentuk pertanggungjawaban Kementerian Koperasi dan UKM dalam menjalankan penyelenggaranaan pemerintahan bidang pemberdayaan Koperasi dan UKM, yang disampaikan kepada Presiden Republik Indonesia melalui Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi. LAKIP disusun berdasarkan INPRES Nomor 9 tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. c. Penyusunan Laporan Tahunan Laporan Tahunan disusun dengan memuat informasi dan data pelaksanaan program pemberdayaan Koperasi dan UKM yang telah dilakukan oleh Kementerian Koperasi dan UKM dalam kurun waktu satu tahun (Januari Desember). Kesekretariatan a. Pelaksanaan penata-usahaan dan pengadministrasian keuangan negara dalam rangka menunjang pelaksanaan program pemberdayaan Koperasi dan UMKM b. Pelaksanaan penata-usahaan dan pemeliharaan barang-barang inventaris kantor milik negara (IKMN) dalam rangka menunjang kelancaran pelaksanaan program pemberdayaan Koperasi dan UMKM c. Pelaksanaan publikasi dan dokumentasi pelaksanaan program-program pemberdayaan Koperasi dan UMKM d. Pelaksanaan penata-usahaan pengembangan sumberdaya manusia pegawai Kementerian Koperasi dan UKM dalam rangka pemberdayaaan Koperasi dan UMKM e. Pengawasan dan pemeriksaaan internal terhadap pelaksanaan anggaran Kementerian Koperasi dan UKM dalam rangka pemberdayaan Koperasi dan UMKM. Menteri Negara Koperasi dan UKM menerima Penghargaan Anugerah Parahita Ekapraya dari Presiden RI pada acara Peringatan Hari Ibu ke 83 tahun Jakarta - 22 Desember 2011

22 42 Laporan Tahun Deputi Bidang Kelembagaan Koperasi dan UKM Menteri Negara Koperasi dan UKM disambut keceriaan siswa siswi SD se-kota Bengkulu

23 44 Laporan Tahun 2011 Laporan Tahun Penataan Peraturan Perundang-Undangan Melakukan penataan peraturan perundang-undangan bidang Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Program ini bertujuan mengatur pelaksanaan koperasi, penyelesaian kasus (litigasi), dan pembentukan opini hukum Koperasi dan UMKM menuju koperasi berskala nasional dan internasional. Sejumlah kegiatan strategis yang telah dilaksanakan selama tahun 2011 antara lain: a. Mengajukan Rancangan Undang-Undang (RUU) tentang Koperasi yang merupakan inisiatif dari Pemerintah. RUU ini terdiri dari 126 Pasal dan 15 Bab, yang telah ditanggapi Komisi VI DPR-RI dalam Daftar Inventarisasi Masalah (DIM) sebanyak butir. Setelah melakukan serangkaian pembahasan atas DIM tersebut, maka 14 butir DIM dipastikan tetap, perbaikan redaksional 33 butir DIM, serta pembahasan lebih lanjut substansi 996 butir DIM. b. Merampungkan penyusunan Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) tentang pelaksanaan Undang-Undang No.20 Tahun 2008 tentang UMKM. Saat ini, sedang dibahas dalam rapat harmonisasi di Kementerian Hukum dan HAM dan melibatkan kementerian terkait. c. Mengevaluasi peraturan perundang-undangan tentang Koperasi dan UKM di tingkat daerah. Sepanjang tahun 2011, telah dievaluasi sebanyak 55 peraturan daerah (Perda) yang dinilai menghambat pengembangan Koperasi dan UMKM. Untuk itu, Kementerian Koperasi dan UKM telah mengajukan rekomendasi kepada Kementerian Dalam Negeri untuk membatalkan sejumlah Perda tersebut. Deputi Menteri Bidang Kelembagaan KUKM Untung Tri Basuki, SH, Sp.N

24 46 Laporan Tahun 2011 Laporan Tahun Pedoman Pengembangan Koperasi Skala Besar Dalam upaya mengembangkan koperasi berkualitas dan berpotensi sebagai koperasi skala besar beraset minimal Rp.10 miliar dan omset minimal Rp.50 miliar per tahun, memiliki potensi tumbuh lebih besar dan menjadi etalase serta menjadi penghela koperasi lainnya, sehingga terwujud minimal tiga Koperasi Skala Besar di masing-masing Provinsi di seluruh Indonesia pada tahun Pemberdayaan Koperasi harus diarahkan dan dikembangkan menjadi Koperasi bersakala Besar dan berbasis Ilmu Pengetahuan Teknologi (IPTEK). Oleh Karena itu, telah disusun pedoman sebagai panduan bagi semua pihak yang terlibat dalam Pengembangan Koperasi Skala Besar (KSB) di kalangan internal dan eksternal Kementerian Koperasi dan UKM. Pedoman ini telah ditetapkan dalam Peraturan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah No.07 Tahun 2011, tanggal 12 September 2011 tentang Pedoman Pengembangan Koperasi Skala Besar dan telah disyahkan Menteri Hukum dan HAM pada 19 September Menteri Negara Koperasi dan UKM didampingi Deputi Menteri Bidang Kelembagaan KUKM pada saat Rapat Kerja dengan Komisi VI DPR RI dalam rangka pembahasan RUU Koperasi - 29 September 2011

25 48 Laporan Tahun 2011 Laporan Tahun REKAPITULASI NOTARIS PEMBUAT AKTA KOPERASI (NPAK) TAHUN 2004 S/D 2011 Notaris Pembuat Akta Koperasi Sepanjang tahun 2011, telah ditetapkan sebanyak 832 Pejabat Notaris Pembuat Akta Koperasi (NPAK). Jumlah Notaris Pembuat Akta Koperasi (NPAK) selama tahun sebanyak Notaris yang tersebar di Seluruh Indonesia. Menteri Negara Koperasi dan UKM meninjau Koperasi Simpan Pinjam Dana Mandiri Syariah Aceh, 16 Februari 2011 NO PROPINSI TAHUN JUMLAH (UNIT) Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Kepulauan Riau Jambi Sumatera Selatan Bangka Belitung Bengkulu Lampung Banten DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Utara Sulawesi Barat Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Maluku Papua Irian Jaya Barat Maluku Utara

26 50 Laporan Tahun 2011 Laporan Tahun Pelaksanaan Pemeringkatan Koperasi Pemeringkatan Koperasi pada tahun 2011 di lakukan di 10 provinsi terhadap unit koperasi dengan hasil sebagai berikut : REKAPITULASI JUMLAH KOPERASI BERPRESTASI BERDASARKAN JENIS KOPERASI(UNIT)TAHUN a. Koperasi dalam penilaian Berkualitas yang tersebar di 10 provinsi dan 26 kabupaten/kota sebanyak 50 unit koperasi atau 4,93 %. b. Koperasi dalam penilaian Cukup Berkualitas tersebar di 11 provinsi dan 63 kabupaten/kota sebanyak 877 unit koperasi atau 86,49 %. 200 c. Koperasi dalam penilaian Kurang Berkualitas sebanyak 72 unit koperasi atau 7,10 %. d. Koperasi dalam penilaian Tidak Berkualitas sebanyak 15 unit koperasi atau 1,48 %. SEBARAN KOPERASI YANG DIPERINGKAT BERDASARKAN JENIS KOPERASI NO. JENIS KOPERASI BERKUALITAS CUKUP BERKUALITAS KURANG BERKUALITAS TIDAK BERKUALITAS JUMLAH % JASA KONSUMEN Pedagang Pesantren Wanita Siswa Pemasaran Produsen Jasa Simpan Pinjam Komsumen 3 PEMASARAN PRODUSEN SIMPAN PINJAM Dari tahun , jumlah koperasi berprestasi sebanyak 588 koperasi. Dari jumlah tersebut, terdapat 4 jenis koperasi berprestasi yang jumlahnya cukup menonjol, yaitu jenis Koperasi Produsen, Jasa, Simpan Pinjam, dan Konsumen. JUMLAH Sumber : Kementerian Koperasi dan UKM 2011

27 52 Laporan Tahun 2011 Laporan Tahun Penilaian Provinsi/Kabupaten/Kota Penggerak Koperasi Tahun 2011, telah terpilih 4 provinsi penggerak koperasi antara lain, Provinsi Jawa Timur, Bali, Bangka Belitung, Yogyakarta, dan 28 kabupaten/kota penggerak koperasi antara lain: Kabupaten Sidoarjo, Malang, Ponorogo, Banyuwangi, Pasuruan, Kota Madiun, Badung, Situbondo, Lamongan, Kupang, Pamekasan, Rokan Hulu, Tuban, Timor Tengah Selatan, Lumajang, Gresik, Sleman, Blitar, Bangli, Bantul, Bangka Barat, Bangka Tengah, Kota Makasar, Bangka, Tabanan, Kota Tomohon, Kota Surabaya, dan Kota Yogyakarta. Menteri Negara Koperasi dan UKM Memberikan Penghargaan kepada 10 Koperasi Berprestasi pada acara Puncak Peringatan Hari Koperasi ke 65 di Jakarta - 12 Juli 2011

28 54 Laporan Tahun 2011 Laporan Tahun Pelayanan Badan hukum Koperasi Tingkat Nasional Jumlah koperasi primer dan sekunder tingkat nasional yang sudah mendapat pengesahan badan hukum koperasi per Desember 2011 sebanyak 79 unit koperasi yang terdiri dari : NO. URAIAN JUMLAH (UNIT) I KOPERASI PRIMER TINGKAT NASIONAL : - Koperasi Simpan Pinjam - Koperasi yang didalam usahanya terdapat USP/UJKS 6 50 Forum Konsultasi Penguatan Kelembagaan Koperasi Di Kalangan Wanita Pada tanggal 25 dan 26 Maret 2011 di Hotel Jayakarta, Jakarta dilaksanakan Forum Konsultasi Penguatan Kelembagaan Koperasi di Kalangan Wanita. Kegiatan ini diikuti 200 peserta dan narasumber dari Perguruan Tinggi, praktisi dan pelaku KUMKM perempuan yang berhasil, yang menghasilkan rekomendasi: a. Peningkatan kualitas dan peran perempuan koperasi perlu terus menerus dilakukan melalui pelayanan informasi dan pelatihan di bidang organisasi dan kelembagaan, pengembangan sumber daya manusia/ kader dan aktualisasi hubungan luar negeri dan promosi hasil produk anggota. b. Kepiawaian pengurus dalam manajemen koperasi yang memegang teguh jati diri koperasi, dan dilaksanakan dengan pengendalian ketat dan berdisiplin tinggi sehingga membawa seluruh anggota menjadi anggota koperasi yang solid dan militan. - Koperasi yang didalam usahanya tidak ada USP - Koperasi Jasa Keuangan Syariah JUMLAH KOPERASI c. Telah dibuat kesepakatan bersama antara Kementerian Koperasi dan UKM dan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dalam rangka program Pengarusutamaan Gender di bidang KUKM. Oleh karena itu, perlu ditingkatkan koordinasi yang lebih intensif, sehingga pemahaman terhadap kebijakan PPEP menjadi lebih baik. II KOPERASI SEKUNDER TINGKAT NASIONAL : - Induk Koperasi - Pusat Koperasi Tingkat Nasional - Gabungan Koperasi Tingkat Nasional JUMLAH JUMLAH I + II 5 KOPERASI 79 KOPERASI

29 56 Laporan Tahun 2011 Laporan Tahun Peningkatan Peran Koperasi Siswa Sebagai Laboratorium Ekonomi Koperasi siswa, dari sisi kelembagaan belum dapat dikatakan sebagai koperasi yang sebenarnya. Ketentuan-ketentuan perkoperasian, seperti anggota koperasi adalah orang yang mampu melakukan tindakan hukum tentu belum dapat dipenuhi oleh para siswa. Mereka pada umumnya masih muda, dengan umur antara 6-18 tahun. Karena itu, koperasi siswa belum dapat diterbitkan badan hukum koperasi. Keberadaan koperasi di sekolah, siswa memperoleh manfaat ganda. Pertama, siswa dapat secara langsung mengenal, melihat, dan melakukan kegiatan berkoperasi sejak dini. Pengetahuan teori tentang koperasi yang diajarkan dapat dipraktekkan secara nyata di sekolah. Terlepas ada atau tidak mata ajaran formal, keberadaan koperasi siswa tetap memiliki keuntungan bagi siswa secara individu, maupun bagi kepentingan pembangunan nasional. Kedua, koperasi siswa menjadi wahana pembelajaran berusaha, yang memiliki dampak besar pada masa depan terhadap pengurangan pengangguran, kemiskinan, dan penumbuhan wirausaha baru. Para siswa mengenal dan mempraktekkan sendiri aktivitas-aktivitas transaksi atau berusaha seperti, mencatat, membukukan, melayani pelanggan, menerima barang, mengelola barang serta berbagai aktifitas transaksi lainnya. Melibatkan siswa ke dalam lingkungan yang mendorong siswa dan siswi mengenal, melihat, merasakan, bahkan mempraktekkan aktivitasaktivitas transaksi usaha, memiliki korelasi positif terhadap pembentukan sikap mental kewirausahaan. Pelaksanaan temu konsultasi peningkatan peran koperasi siswa sebagai laboratorium ekonomi dilaksanakan sebagai tindaklanjut dari pencanangan GEMASKOP oleh Menteri Koperasi dan UKM pada 12 Juli 2011 di Jawa Timur serta dalam rangka memperingati International Day of Cooperatives 2011 dengan tema Youth, yang dilaksanakan pada Senin, 2 Mei 2011 bertempat di Gedung SME Tower, UKM Convention Hall Lantai 3 dengan mengundang pembicara di antaranya, Prof DR. H. Arief Rachman, M.Pd. sebagai praktisi di bidang pendidikan dan Prof DR. Baedhowi dari Dirjen Manajemen Pendidikan Menengah, Kemendiknas. Menteri Negara Koperasi dan UKM Menghadiri HUT-33 Koperasi Setia Budi Wanita Malang - 23 Januari 2011

30 58 Laporan Tahun 2011 Laporan Tahun Sosialisasi Program Gerakan Masyarakat Sadar Koperasi (GEMASKOP) Sosialisasi Gemaskop pada tahun anggaran 2011 dilakukan melalui berbagai even dan kegiatan, seperti: a. Sosialisasi Gemaskop di Kota Pontianak, Kalimantan Barat pada 31 Mei 2011 bersamaan dengan Program Bulan Bakti Gotong Royong Masyarakat (BBRGM) VIII dan Hari Kesatuan Gerak-PKK (HKG-PKK) ke-39 Provinsi Kalimantan Barat. b. Pelaksanaan Sosialiasi Gemaskop yang dintegrasikan dengan pembukaan Pameran Smesco-UKM Fesyen dan Asesoris Expo ke-3 Tahun 2011 di SME Tower pada tanggal 13 Juli 2011 di Jakarta. c. Pelaksanaan Sosialiasi pada 27 Juli 2011 di Surya Mandala Cultural Park, Bali yang diintegrasikan dengan Peringatan Hari Koperasi ke-64 Tahun d. Publikasi dan penyebarluasan ide dan praktik perkoperasian melalui penerbitan buku Memasyarakatkan Koperasi dan buku Mengenal Koperasi Lebih Dekat. e. Pelaksanaan Jambore Koperasi di Kalangan Pemuda dan Wanita. f. Deseminasi Undang-Undang perkoperasian dengan Kementerian Komunikasi dan Informasi. g. Publikasi iklan layanan masyarakat melalui media elektronik. h. Penyeberluasan Gemaskop melalui acara Gemaskop di sejumlah provinsi antara lain, Sulawesi Tenggara, Aceh, Sumatera Barat, Bali, Kalimantan Timur, Riau, dan Jawa Tengah. Puncak Peringatan Hari Koperasi ke 64, Jakarta 12 Juli 2011

31 60 Laporan Tahun 2011 Laporan Tahun Menteri Negara Koperasi dan UKM meninjau para pengrajin dikabupaten Paser Kalimantan Timur - 19 Maret 2011

32 62 Laporan Tahun Deputi Bidang Produksi Menteri Negara Koperasi dan UKM berdialog dengan anggota koperasi Kareb Kabupaten Bojonegoro

33 64 Laporan Tahun 2011 Laporan Tahun Pengembangan Usaha Koperasi Bidang Produksi. Pada tahun 2011, Kementerian Koperasi dan UKM telah menyalurkan dana bantuan pengembangan usaha koperasi bidang produksi senilai Rp ,- dan telah selesai 100% sesuai target kepada 80 unit koperasi untuk berbagai jenis usaha koperasi yaitu: Pengembangan Usaha Koperasi Di Bidang Pertanian Tanaman Pangan Dan Hortikultura Realisasi bantuan sosial bidang tanaman pangan dan hortikultura sebesar Rp. 3,7 miliar kepada 24 unit koperasi yang terdiri dari : a. 14 unit koperasi yang bergerak di bidang sarana produksi (pupuk)dengan nilai total bantuan senilai Rp. 2,1 miliar yang tersebar di 14 kabupaten di 8 provinsi ( Jatim, Jateng, DI. Yogyakarta, Bali, NTB, Sulsel, Sumut, dan NAD ). b. 6 unit koperasi yang bergerak dibidang pengolahan pasca panen dengan nilai total bantuan sebesar Rp. 600 juta yang tersebar di 6 kabupaten di 6 provinsi (Jabar, Jateng, Jatim, Kalbar, NTB dan Bali). c. 4 unit koperasi yang bergerak di bidang Hortikultura (kentang dan Jamur) dengan total bantuan sejumlah Rp. 1 miliar yang tersebar di 4 kabupaten di 3 provinsi (Sulsel, Jatim, dan Jateng). Deputi Menteri Bidang Produksi Drs. Braman Setyo, MSi Koperasi yang bergerak di bidang Hortikultura (Jamur)

34 66 Laporan Tahun 2011 Laporan Tahun Pengembangan Usaha Koperasi Di Bidang Kehutanan Dan Perkebunan Realisasi bantuan sosial untuk bidang kehutanan dan perkebunan sebesar Rp.4,205 miliar kepada 12 unit koperasi sebagai berikut: a. Bantuan sosial kepada 2 unit koperasi untuk pengadaan bibit karet bermutu kepada masyarakat anggotanya sebesar Rp.700 juta di Provinsi Sumatera Utara dan Provinsi Riau; b. Bantuan sosial kepada 3 unit koperasi untuk pengadaan bibit kakao bermutu bersertifikat sebesar Rp1 miliar di Provinsi Sulawesi Selatan, Provinsi Sumatera Utara, dan Provinsi Sulawesi Tenggara. c. Bantuan sosial kepada 2 unit koperasi untuk pengadaan mesin pengolahan kopi sebesar Rp700 juta di Provinsi NTT dan Provinsi Sulawesi Selatan. d. Bantuan sosial kepada 3 unit koperasi untuk pengadaan mesin pengolahan kakao senilai Rp.1,180 miliar yaitu di Provinsi Sulawesi Selatan 2 unit koperasi dan Provinsi Sulawesi Tenggara 1 unit koperasi. e. Bantuan sosial kepada satu koperasi untuk pengadaan mesin pengolahan sebutret (serabut kelapa berkaret) sebesar Rp.305 juta di Provinsi Jawa Tengah. f. Bantuan sosial kepada satu koperasi untuk pengadaan mesin pengolahan getah pinus sebesar Rp320 juta di Provinsi Sulawesi Tenggara. Menteri Negara Koperasi dan UKM mengunjungi Koperasi Pondok Pesantren Modern IGM Al- Ihsaniyah Palembang - 8 April 2011

35 68 Laporan Tahun 2011 Laporan Tahun Bantuan Sosial Pengembangan Usaha Koperasi Bidang Perikanan dan Peternakan Program Bantuan dana untuk pengembangan usaha perikanan dan peternakan sebesar Rp.4,329 miliar telah direalisasikan kepada 10 unit koperasi. Bantuan dana tersebut dipergunakan koperasi untuk: a. Pengadaan sapi sebanyak 452 ekor untuk 8 unit koperasi senilai Rp.3,77 miliar di sejumlah provinsi antara lain, Jawa Timur, NTT, Riau, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, dan Kalbar. b. Budidaya perikanan darat untuk 2 unit koperasi sebesar Rp.559,5 juta di Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Barat. Bantuan Sosial Pengembangan Usaha Koperasi Bidang Industri, Kerajinan dan Pertambangan Realisasi penyaluran dana bantuan sosial sektor industri, kerajinan dan pertambangan sebesar Rp.2,259 miliar kepada 12 unit koperasi, sebagai berikut: a. Pengadaan mesin bordir komputer untuk satu koperasi sebesar Rp.410 juta di Provinsi NTB. b. Pengadaan mesin dan sarana kerajinan bambu untuk satu koperasi senilai Rp.225 juta di Provinsi Bali. c. Pengadaan mesin dan sarana kerajinan gerabah untuk 2 unit koperasi sejumlah Rp.339,5 juta di Provinsi Jawa Barat dan Provinsi Sulawesi Selatan. d. Pengadaan mesin dan sarana pengolahan gula merah untuk 2 unit koperasi senilai Rp.265 juta di Provinsi DI Yogyakarta dan Jawa Timur. e. Pengadaan mesin dan sarana industri kerajinan furniture untuk 2 unit koperasi sebesar Rp.240 juta di Provinsi Jawa Tengah dan DI Yogyakarta. f. Pengadaan mesin dan sarana pengolahan garam rakyat untuk satu unit koperasi sebesar Rp.285 juta di Provinsi Jawa Tengah. g. Pengadaan mesin dan sarana pengolahan kapur untuk satu koperasi sebesar Rp.125 juta di Provinsi Jawa Barat. h. Pengadaan mesin dan sarana kerajinan batik untuk 2 unit koperasi senilai Rp.230 juta di Provinsi Jawa Timur dan Provinsi Jawa Barat. i. Pengadaan mesin dan sarana industri paving blok untuk satu koperasi sejumlah Rp.140 juta di Provinsi Jawa Barat dan saat ini sudah mulai beroperasi. Deputi Menteri Bidang Produksi mewakili Menteri Negara Koperasi dan UKM menyerahkan Bantuan Sosial kepada para petani budidaya singkong di kabupaten Lebak banten, 19 Juni 2011

36 70 Laporan Tahun 2011 Laporan Tahun Bantuan Sosial Pengembangan Usaha Koperasi Bidang Ketenagalistrikan dan Aneka Usaha a. Pembangunan PLTMH untuk 3 koperasi sebesar Rp.3,3 miliar di Provinsi Sumatera Barat, Provinsi NTT, dan Provinsi Sulawesi Tengah. b. Pengelolaan usaha berbasis energi alternatif untuk pembangunan sarana biogas dan sarana biomassa untuk 8 koperasi senilai Rp.649,5 juta di Provinsi Jawa Barat, Provinsi Jawa Tengah, dan Provinsi Jawa Timur. c. Pembangunan dan renovasi homestay untuk 2 koperasi sebesar Rp.420 juta di Provinsi Papua dan Provinsi Jawa Timur. d. Pengadaan unit kapal wisata untuk 2 koperasi sebesar Rp.600 juta di Provinsi Papua Barat dan Provinsi Riau. e. Pengadaan sarana jasa perbengkelan untuk 5 koperasi senilai Rp.625 juta di Provinsi Riau, Provinsi Bengkulu, Provinsi Jawa Timur, Provinsi Bali, dan Provinsi NTB. f. Pengadaan sarana jasa laundry untuk satu koperasi sejumlah Rp.125 juta di Provinsi DI Yogyakarta. Menteri Negara Koperasi dan UKM menyerahkan Bantuan Sosial kepada para pelaku Koperasi dan UKM di Provinsi Nusa Tenggara Barat - 7 April 2011

37 72 Laporan Tahun Deputi Bidang Pembiayaan Menteri Negara Koperasi dan UKM menyerahkan Bantuan Sosial kepada koperasi dan UKM di Kabupaten Kutai Timur Kalimantan Timur

38 74 Laporan Tahun 2011 Laporan Tahun Pengembangan dan Pengendalian KSP/USP Koperasi dan KJKS/UJKS Koperasi KSP/USP Koperasi dan KJKS/UJKS Koperasi di Indonesia mengalami perkembangan pesat sampai dengan akhir tahun Pada 2010, jumlah KSP/USP sebanyak unit menjadi unit koperasi pada 2011, Terdiri dari KSP dan USP Koperasi. Sedangkan jumlah anggota bertambah 7,37% dari 6,12 juta orang anggota pada 2010, kini menjadi 6,92 juta orang anggota. Sedangkan pertumbuhan aset meningkat 36,5% dari semula di tahun 2010 sebesar Rp.18,72 triliun menjadi Rp.21,94 triliun pada 2011, dengan simpanan diterima sebesar Rp.11,5 triliun dan pinjaman yang diberikan sebesar Rp.20,15 triliun. Dari KSP/USP koperasi seluruh Indonesia yang telah dinilai kesehatannya, sebanyak unit koperasi termasuk, di antaranya 71 unit KSP/KJKS Primer Tingkat Nasional dengan hasil unit atau 39,5% dinilai sehat, sebanyak unit atau 34,3% di nilai cukup sehat, sebanyak unit atau 14,14% di nilai kurang sehat, dan unit atau 12,05% dinilai Tidak Sehat. Sebagai upaya memberikan apresiasi terhadap kinerja KSP/KJKS telah dilaksanakan penganugerahan KSP Award 2011 berupa penghargaan utama KSP/KJKS Award 2011 kepada KSP Nasari dan Kospin Jasa Pekalongan serta kepada 10 koperasi terbaik dalam 10 kategori yaitu, kategori penumbuhan keanggotaan paling cepat, pelayanan pinjamannya ke sektor produktif terbaik, cepat pertumbuhan asetnya, besar pemupukan modal sendiri, baik dalam sistem informasi dalam laporan keuangan, tertib dalam pencatatan keanggotaan, memiliki struktur organisaasi usaha paling dinamis sesuai lembaga intermediasi, dan memiliki ratio keuangan baik, disamping itu diberikan juga penghargaan khusus bagi Koperasi Sejahtera Bersama yang telah aktif mendorong anggota berpartisipasi dalam koperasi Telah terbentuknya Forum KSP/KJKS turut aktif menggalang kekuatan untuk menghadapi tantangan masa depan melalui berbagai kerja sama sinergis antar KSP/KJKS. Forum Komunikasi KSP/KJKS telah menunjukkan eksistensinya dengan pembentukan akta notaris pendirian, penetapan pengurus, penetapan anggaran dasar dan juga telah melakukan RAT bersama, penyuluhan ke daerah-daerah, seminar serta koordinasi dengan lembagalembaga lainnya. Deputi Menteri Bidang Pembiayaan DR. Pariaman Sinaga Dalam rangka meningkatkan pemberdayaan koperasi yang menjalankan usaha simpan pinjam dengan prinsip syariah, telah diadakan penandatanganan Kesepakatan Bersama antara Kementerian Koperasi dan UKM dengan Dewan Syariah Nasional. disamping itu dilaksanakan sosialisasi dan bimbingan teknis bagi Lembaga Keuangan Mikro (LKM) agar bertransformasi menjadi keuangan mikro sesuai kesepakatan Menteri Negara Koperasi dan UKM dengan Menteri Keuangan, Menteri Dalam Negeri, dan Gubernur Bank Indonesia. Pada tahun 2011 jumlah kumulatif LKM yang telah bertransformasi menjadi koperasi sebanyak unit.

39 76 Laporan Tahun 2011 Laporan Tahun Pengembangan Koperasi Pedesaan dan Perkotaan Realisasi program bantuan sosial untuk pengembangan koperasi pedesaan dan perkotaan sebesar Rp.68,5 miliar disalurkan kepada unit koperasi di seluruh Indonesia, dan masing-masing koperasi menerima bantuan sebesar Rp.50 juta. Bantuan ini diberikan untuk penguatan lembaga dan usaha koperasi, serta mengatasi kebutuhan permodalan koperasi, pelaku usaha mikro dan kecil anggota koperasi. Pengembangan Lembaga Keuangan Mikro (LKM) Dalam rangka pengembangan Lembaga Keuangan Mikro (LKM) telah di susun draft RUU LKM atas usulan inisiatif DPR RI dan telah dilakukan Rapat Kerja dengan Komisi VI DPR RI, Menteri Keuangan dan Menteri Hukum dan HAM. Daftar Invetarisasi Masalah terkait RUU LKM saat ini masih dalam pembahasan Tim Teknis yang terdiri dari unsur Kementerian Koperasi dan UKM, Kementerian Keuangan, Kementerian Dalam Negeri dan Kementerian Hukum dan HAM. Sebagai tindak lanjut dari Inpres No. 3 Tahun 2010 dan SKB Menteri Keuangan, Menteri Dalam Negeri, Menteri Koperasi dan UKM dan Gubernur BI tentang Strategi Pengembangan Lembaga Keuangan Mikro (LKM), saat ini ada unit LKM yang telah bertransformasi menjadi Badan Hukum Koperasi. Menteri Negara Koperasi dan UKM meresmikan Koperasi Kredit Adil Yogyakarta - 13 April 2011

KEBIJAKAN DAN STRATEGI PEMBERDAYAAN KOPERASI, USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH

KEBIJAKAN DAN STRATEGI PEMBERDAYAAN KOPERASI, USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI PEMBERDAYAAN KOPERASI, USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH Oleh: DR. Syarief Hasan, MM. MBA. Menteri Negara Koperasi dan UKM Pada Rapimnas Kadin Yogyakarta, 3 4 Oktober 2012 UMKM DALAM

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) memiliki peran strategi dalam pembangunan nasional. Hal ini dikarenakan sebagian besar penduduk terlibat dalam kegiatan UMKM

Lebih terperinci

DEPUTI BIDANG PEMBIAYAAN Drs. Braman Setyo, M.Si

DEPUTI BIDANG PEMBIAYAAN Drs. Braman Setyo, M.Si KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM REPUBLIK INDONESIA DEPUTI BIDANG PEMBIAYAAN Drs. Braman Setyo, M.Si Dalam Acara : Rapat Koordinasi Terbatas Pemberdayaan Koperasi dan UMKM Hotel Royal Kuningan, Jl. Kuningan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Skala Usaha, Jumlah, dan Perkembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah di Indonesia Tahun 2006 s.d. 2007

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Skala Usaha, Jumlah, dan Perkembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah di Indonesia Tahun 2006 s.d. 2007 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) semakin mendapatkan perhatian terutama dari pelaku agribisnis. Perhatian ini didasari karena sektor UMKM mampu bertahan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA. Nomor : 08 /Per/M.KUKM/XII/2010 TENTANG

PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA. Nomor : 08 /Per/M.KUKM/XII/2010 TENTANG MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA Nomor : 08 /Per/M.KUKM/XII/2010 TENTANG PEDOMAN

Lebih terperinci

PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PERLUASAN KREDIT USAHA RAKYAT DENPASAR, 20 APRIL 2011

PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PERLUASAN KREDIT USAHA RAKYAT DENPASAR, 20 APRIL 2011 PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PERLUASAN KREDIT USAHA RAKYAT DENPASAR, 20 APRIL 2011 1 Peran UMKMK Jumlah pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) sebanyak 51,3 juta unit usaha UMKM menyerap tenaga

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN PEMBUKAAN OLEH :

KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN PEMBUKAAN OLEH : KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN PEMBUKAAN OLEH : IR. YUANA SUTYOWATI, MM STAF AHLI MENTERI BIDANG PEMANFAATAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA Disampaikan Dalam Rangka

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1292, 2012 KEMENTERIAN NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH. Dekonsentrasi. Kegiatan. Anggaran. Pedoman. PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA REVITALISASI KOPERASI DAN UKM MENUJU KESEJAHTERAAN RAKYAT

KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA REVITALISASI KOPERASI DAN UKM MENUJU KESEJAHTERAAN RAKYAT KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA REVITALISASI KOPERASI DAN UKM MENUJU KESEJAHTERAAN RAKYAT KINERJA KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH TAHUN 2010 Daftar

Lebih terperinci

Dr. Ir. Kemas Danial, MM Direktur Utama

Dr. Ir. Kemas Danial, MM Direktur Utama Dr. Ir. Kemas Danial, MM Direktur Utama KONDISI KOPERASI 1. Total Koperasi : 209.488 Unit 2. Koperasi Aktif : 147.249 Unit (NIK) dan didalamnya telah RAT sebanyak 80.000 Unit 3. Koperasi Tidak Aktif :

Lebih terperinci

PEMBINAAN KELEMBAGAAN KOPERASI

PEMBINAAN KELEMBAGAAN KOPERASI Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia PEMBINAAN KELEMBAGAAN KOPERASI Oleh: DEPUTI BIDANG KELEMBAGAAN Pada Acara : RAPAT KOORDINASI TERBATAS Jakarta, 16 Mei 2017 ISI 1 PEMBUBARAN

Lebih terperinci

penyerapan tenaga kerja, dan peningkatan pendapatan bagi kelompok masyarakat berpendapatan rendah.

penyerapan tenaga kerja, dan peningkatan pendapatan bagi kelompok masyarakat berpendapatan rendah. 4.1.15 URUSAN WAJIB KOPERASI DAN USAHA MIKRO KECIL MENENGAH 4.1.15.1 KONDISI UMUM Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah atau yang sering disebut UMKM, merupakan salah satu bentuk organisasi ekonomi rakyat

Lebih terperinci

Disampaikan pada acara : Rapat Koordinasi Nasional Pemberdayaan KUMKM Tahun 2014

Disampaikan pada acara : Rapat Koordinasi Nasional Pemberdayaan KUMKM Tahun 2014 Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Disampaikan pada acara : Rapat Koordinasi Nasional Pemberdayaan KUMKM Tahun 2014 Deputi Menteri Bidang Produksi Jakarta, Desember 2014

Lebih terperinci

RENCANA KERJA TAHUNAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM TAHUN 2015

RENCANA KERJA TAHUNAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM TAHUN 2015 RENCANA KERJA TAHUNAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM TAHUN 2015 Kode Program/Kegiatan INDIKATOR 1 2 3 4 01 Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Kementerian Koperasi dan UKM 1 Penyusunan

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA REVITALISASI KOPERASI DAN UKM MENUJU KESEJAHTERAAN RAKYAT

KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA REVITALISASI KOPERASI DAN UKM MENUJU KESEJAHTERAAN RAKYAT KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA REVITALISASI KOPERASI DAN UKM MENUJU KESEJAHTERAAN RAKYAT KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA REVITALISASI

Lebih terperinci

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Koperasi dan Usaha

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Koperasi dan Usaha BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.35, 2016 KEMEN-KUKM. Anggaran. Dekonsentrasi. Pelaksanaan. Pedoman. Tahun 2016 PERATURAN MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 /PER/M.KUKM/XII/2015

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Negara memiliki pengaruh yang sangat besar dalam kehidupan masyarakatnya,

I. PENDAHULUAN. Negara memiliki pengaruh yang sangat besar dalam kehidupan masyarakatnya, I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Negara memiliki pengaruh yang sangat besar dalam kehidupan masyarakatnya, hampir tidak satupun aspek kehidupan masyarakat yang tidak tersentuh atau dipengaruhi oleh negara.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pertama, Kedua, Ketiga, Keempat, Kelima, Keenam, Pertama, Kedua, Ketiga, Keempat, Kelima,

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pertama, Kedua, Ketiga, Keempat, Kelima, Keenam, Pertama, Kedua, Ketiga, Keempat, Kelima, I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Kebijakan Pemberdayaan Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (KUKM) dewasa ini telah diatur di dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia (Perpres) Nomor 7 Tahun

Lebih terperinci

DIREKTUR UTAMA LPDB-KUMKM Dr. Ir. Kemas Danial, MM

DIREKTUR UTAMA LPDB-KUMKM Dr. Ir. Kemas Danial, MM KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH R.I. LEMBAGA PENGELOLA DANA BERGULIR KOPERASI DAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH ( LPDB-KUMKM ) DIREKTUR UTAMA LPDB-KUMKM Dr. Ir. Kemas Danial, MM KONDISI

Lebih terperinci

BAB 20 PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH

BAB 20 PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH BAB 20 PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH Pemberdayaan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dan koperasi merupakan langkah yang strategis dalam meningkatkan dan memperkuat dasar

Lebih terperinci

KREDIT USAHA RAKYAT. Disampaikan dalam Pembukaan Pembekalan PPB MU KP Tahun 2017 Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian RI

KREDIT USAHA RAKYAT. Disampaikan dalam Pembukaan Pembekalan PPB MU KP Tahun 2017 Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian RI KREDIT USAHA RAKYAT Disampaikan dalam Pembukaan Pembekalan PPB MU KP Tahun 2017 Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian RI Jakarta, 6 Februari 2017 I. Evaluasi Pelaksanaan KUR 2016 A. KINERJA PENYALURAN

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN PEMBUKAAN

KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN PEMBUKAAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN PEMBUKAAN Oleh : Ir. Abdul Kadir Damanik, MM Staf Ahli Menteri Bidang Penerapan Nilai Dasar Koperasi Disampaikan Dalam Rangka

Lebih terperinci

CATATAN ATAS PRIORITAS PENANGGULANGAN KEMISKINAN DALAM RKP Grafik 1. Tingkat Kemiskinan,

CATATAN ATAS PRIORITAS PENANGGULANGAN KEMISKINAN DALAM RKP Grafik 1. Tingkat Kemiskinan, CATATAN ATAS PRIORITAS PENANGGULANGAN KEMISKINAN DALAM RKP 2013 A. Perkembangan Tingkat Kemiskinan Jumlah penduduk miskin di Indonesia pada bulan September 2011 sebesar 29,89 juta orang (12,36 persen).

Lebih terperinci

TEMA OPTIMALIASI ANGGARAN PEMBANGUNAN KOPERASI DAN UMKM SECARA EFEKTIF DAN EFISIEN

TEMA OPTIMALIASI ANGGARAN PEMBANGUNAN KOPERASI DAN UMKM SECARA EFEKTIF DAN EFISIEN POKOK KESIMPULAN RAPAT REGIONAL BIDANG PEMBANGUNAN KOPERASI DAN UMKM TAHUN 2016 WILAYAH III TEMA OPTIMALIASI ANGGARAN PEMBANGUNAN KOPERASI DAN UMKM SECARA EFEKTIF DAN EFISIEN Provinsi Bali, Nusa Tenggara

Lebih terperinci

2015, No dan Usaha Kecil dan Menengah yang dilaksanakan dan dikelola secara efisien, efektif, berdaya guna dan berhasil guna yang dikelola Satua

2015, No dan Usaha Kecil dan Menengah yang dilaksanakan dan dikelola secara efisien, efektif, berdaya guna dan berhasil guna yang dikelola Satua BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.236, 2015 KEMENKOP-UKM. Pedoman. Kegiatan. Anggaran Dekonsentrasi. PERATURAN MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR/PER/M.KUKM/II/2015

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA MEMBANGUN KOPERASI DAN UMKM SEBAGAI KETAHANAN EKONOMI NASIONAL

KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA MEMBANGUN KOPERASI DAN UMKM SEBAGAI KETAHANAN EKONOMI NASIONAL KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA MEMBANGUN KOPERASI DAN UMKM SEBAGAI KETAHANAN EKONOMI NASIONAL LAPORAN TAHUNAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH TAHUN

Lebih terperinci

DEPUTI BIDANG PENGAWASAN

DEPUTI BIDANG PENGAWASAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA DEPUTI BIDANG PENGAWASAN RAPAT REGIONAL BIDANG KOPERASI DAN UKM Prama Sanur Beach Bali Hotel 1 3 Juni 2016 1 Peraturan Presiden Republik

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL,

Lebih terperinci

Oleh: LIES FAHIMAH. Kepala Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Kalimantan Tengah

Oleh: LIES FAHIMAH. Kepala Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Kalimantan Tengah Oleh: LIES FAHIMAH Kepala Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Kalimantan Tengah Yogyakarta, 05 April 2018 inas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Provinsi Kalimantan Tengah 3 1. KOPERASI a. Jumlah Koperasi

Lebih terperinci

Peran ORI dalam penyelesaian laporan/pengaduan dan pengawasan implementasi UU Pelayanan Publik

Peran ORI dalam penyelesaian laporan/pengaduan dan pengawasan implementasi UU Pelayanan Publik Peran ORI dalam penyelesaian laporan/pengaduan dan pengawasan implementasi UU Pelayanan Publik Oleh : Budi Santoso, SH, LL.M (Ombudsman RI Bid.Penyelesaian Laporan/Pengaduan) Jakarta, 24 Juli 2013 Rekapitulasi

Lebih terperinci

2017, No dalam rangka Penyelenggaraan Dekonsentrasi Tahun Anggaran 2018; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan

2017, No dalam rangka Penyelenggaraan Dekonsentrasi Tahun Anggaran 2018; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan No.1161, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERPUSNAS. Pelimpahan Urusan Pemerintahan Perpusnas. PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2017 TENTANG PELIMPAHAN URUSAN

Lebih terperinci

KEMENTERIAN DALAM NEGERI

KEMENTERIAN DALAM NEGERI KEMENTERIAN DALAM NEGERI KEMENTERIAN DALAM NEGERI RI Jakarta 2011 Sasaran program K/L Kesesuaian lokus program dan kegiatan K/L & daerah Besaran anggaran program dan kegiatan K/L Sharing pendanaan daerah

Lebih terperinci

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH. Lembaga Pengelola Dana Bergulir. Organisasi. Tata Kerja.

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH. Lembaga Pengelola Dana Bergulir. Organisasi. Tata Kerja. No.727, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH. Lembaga Pengelola Dana Bergulir. Organisasi. Tata Kerja. PERATURAN MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN

Lebih terperinci

BAB IV LANDASAN PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN UMKM

BAB IV LANDASAN PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN UMKM BAB IV LANDASAN PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN UMKM Pancasila dan Undang-undang Dasar Tahun 1945 merupakan landasan ideologi dan konstitusional pembangunan nasional termasuk pemberdayaan koperasi dan usaha

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Jumlah (Unit) Perkembangan Skala Usaha. Tahun 2009*) 5 Usaha Besar (UB) ,43

I. PENDAHULUAN. Jumlah (Unit) Perkembangan Skala Usaha. Tahun 2009*) 5 Usaha Besar (UB) ,43 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah merupakan salah satu sektor usaha yang paling banyak diminati oleh para pelaku usaha dan cukup prospektif untuk dikembangkan. UMKM dalam

Lebih terperinci

- 2 - MEMUTUSKAN: BAB I KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI, DAN SUSUNAN ORGANISASI. Bagian Kesatu Kedudukan, Tugas dan Fungsi. Pasal 1

- 2 - MEMUTUSKAN: BAB I KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI, DAN SUSUNAN ORGANISASI. Bagian Kesatu Kedudukan, Tugas dan Fungsi. Pasal 1 - 2-5. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82); 6. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan

Lebih terperinci

Ukuran Keberhasilan B03, B06, B09 dan B12. Target Kinerja B03, B06, B09 dan B12

Ukuran Keberhasilan B03, B06, B09 dan B12. Target Kinerja B03, B06, B09 dan B12 LAPORAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA OUTPUT DAN OUTCOME KEGIATAN SKPD TAHUN 2014 DINAS KOPERASI DAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH TRIWULAN I (Posisi Maret 2015) DATA DASAR Kode Nama Program/ Kinerja B03,

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KUKM DEPUTI PEMBIAYAAN

KEMENTERIAN KUKM DEPUTI PEMBIAYAAN 1 Tugas Deputi Bidang Pembiayaan Membantu Menteri Koperasi dan UKM dalam menyiapkan perumusan kebijakan dan koordinasi pelaksanaan kebijakan di bidang pembiayaan yang meliputi perumusan, koordinasi, perencanaan

Lebih terperinci

IV.B.10. Urusan Wajib Koperasi dan UKM

IV.B.10. Urusan Wajib Koperasi dan UKM 10. URUSAN KOPERASI DAN UKM Pemberdayaan koperasi dan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) merupakan langkah yang strategis dalam meningkatkan dan memperkuat dasar kehidupan perekonomian dari sebagian

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 72/Permentan/OT.140/10/2011 TENTANG PEDOMAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH PERTANIAN

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 72/Permentan/OT.140/10/2011 TENTANG PEDOMAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH PERTANIAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 72/Permentan/OT.140/10/2011 TENTANG PEDOMAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN, Menimbang : a. bahwa berdasarkan

Lebih terperinci

PROGRAM STRATEGIS KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM 2015

PROGRAM STRATEGIS KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM 2015 1 PROGRAM STRATEGIS KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM 2015 DEPUTI BIDANG KELEMBAGAAN KOPERASI DAN UKM 1. Revitalisasi dan Modernisasi Koperasi; 2. Penyuluhan Dalam Rangka Gerakan Masyarakat Sadar Koperasi;

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 39 TAHUN 2006 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT JENDERAL DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 39 TAHUN 2006 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT JENDERAL DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 39 TAHUN 2006 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT JENDERAL DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, Menimbang : a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembar

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembar BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1712, 2016 PERRPUSNAS. Penyelenggaraan Dekonsentrasi. TA 2017. PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG PELIMPAHAN URUSAN

Lebih terperinci

EVALUASI TEPRA KABUPATEN/KOTA PROVINSI JAWA TIMUR OKTOBER 2016

EVALUASI TEPRA KABUPATEN/KOTA PROVINSI JAWA TIMUR OKTOBER 2016 EVALUASI TEPRA KABUPATEN/KOTA PROVINSI JAWA TIMUR OKTOBER 2016 Realisasi belanja APBD Provinsi dan Kabupaten/Kota se-provinsi Jawa Timur Oktober 2016 PROVINSI KABUPATEN/KOTA Provinsi Gorontalo Provinsi

Lebih terperinci

K L I P I N G. Kamis, 10 Oktober Berita terkait LPDB-KUMKM Demikian kliping ini disampaikan sebagai bahan informasi.

K L I P I N G. Kamis, 10 Oktober Berita terkait LPDB-KUMKM Demikian kliping ini disampaikan sebagai bahan informasi. K L I P I N G L P D B - K U M K M Kamis, 10 Oktober 2013 Berita terkait LPDB-KUMKM Demikian kliping ini disampaikan sebagai bahan informasi. No Media Cetak/Online Hal. Judul 1 Perekonomiantasik.blogspot.com

Lebih terperinci

Assalamu alaikum Wr. Wb.

Assalamu alaikum Wr. Wb. Sambutan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Assalamu alaikum Wr. Wb. Sebuah kebijakan akan lebih menyentuh pada persoalan yang ada apabila dalam proses penyusunannya

Lebih terperinci

PEDOMAN PELAKSANAAN PENUMBUHAN DAN PENGEMBANGAN PENYULUH PERTANIAN SWADAYA TAHUN 2016

PEDOMAN PELAKSANAAN PENUMBUHAN DAN PENGEMBANGAN PENYULUH PERTANIAN SWADAYA TAHUN 2016 PEDOMAN PELAKSANAAN PENUMBUHAN DAN PENGEMBANGAN PENYULUH PERTANIAN SWADAYA TAHUN 2016 PUSAT PENYULUHAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2015 PEDOMAN PELAKSANAAN

Lebih terperinci

PROGRAM KREDIT USAHA RAKYAT

PROGRAM KREDIT USAHA RAKYAT Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia PROGRAM KREDIT USAHA RAKYAT Surabaya, 3 Maret 2016 Outline 1. Kinerja KUR 2. Target KUR 2016 3. Subsidi Bunga KUR 2016 4. Skema KUR 2016 5.

Lebih terperinci

2017, No Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (

2017, No Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara ( No.908, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-KUKM. LPDB-KUMKM. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 08 /PER/M.KUKM/ VII /2017 TENTANG ORGANISASI

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2015 NOMOR : SP DIPA /2015

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2015 NOMOR : SP DIPA /2015 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 215 MOR SP DIPA-18.1-/215 DS8665-5462-5865-5297 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU

Lebih terperinci

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan menengah Republik Indonesia

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan menengah Republik Indonesia Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan menengah Republik Indonesia Disampaikan pada acara : Rapat Koordinasi Terbatas (Rakortas) Kementerian Koperasi dan UKM Tahun 2017 Jakarta, 20 Februari 2017 JUMLAH

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2005 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2005 TENTANG PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2005 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT JENDERAL DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, Menimbang

Lebih terperinci

Tim Pendampingan PUAP BPTP Jatim

Tim Pendampingan PUAP BPTP Jatim Workshop Penumbuhan LKM-A pada Gapoktan PUAP di Jawa Timur 29-30 Agustus 2012 Di Hotel Pelangi Malang Oleh: Tim Pendampingan PUAP BPTP Jatim Pendahuluan Menurut definisinya, workshop atau lokakarya bisa

Lebih terperinci

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 72/Permentan/OT.140/10/2011 TANGGAL : 31 Oktober 2011

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 72/Permentan/OT.140/10/2011 TANGGAL : 31 Oktober 2011 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 72/Permentan/OT.140/10/2011 TANGGAL : 31 Oktober 2011 PEDOMAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH PERTANIAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan

Lebih terperinci

DEPUTI BIDANG PENGAWASAN

DEPUTI BIDANG PENGAWASAN Disampaikan oleh : DEPUTI BIDANG PENGAWASAN Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Bidang Koperasi dan UMKM Denpasar, 23 Maret 2017 1 KONDISI SAAT INI Jumlah Koperasi 212.135 Unit Aktif dan Tidak Aktif Aktif

Lebih terperinci

MATRIK 2.3 RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/ LEMBAGA TAHUN 2011

MATRIK 2.3 RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/ LEMBAGA TAHUN 2011 MATRIK 2.3 TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/ LEMBAGA TAHUN KEMENTERIAN/LEMBAGA: KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM 1. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Lainnya 2012 2013 2014 2012 2013 2014 305,2

Lebih terperinci

- 1 - PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG

- 1 - PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG - 1 - PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

Lebih terperinci

LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2012

LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2012 [Type text] LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2012 BUKU I: Prioritas Pembangunan, serta Kerangka Ekonomi Makro dan Pembiayaan Pembangunan

Lebih terperinci

2017, No serta Kinerja Pegawai di Lingkungan Badan Koordinasi Penanaman Modal; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam hu

2017, No serta Kinerja Pegawai di Lingkungan Badan Koordinasi Penanaman Modal; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam hu BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1197, 2017 BKPM... Kinerja. Perubahan Kedua. PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN

Lebih terperinci

PEDOMAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH PERTANIAN BAB I PENDAHULUAN

PEDOMAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH PERTANIAN BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 72/Permentan/OT.140/10/2011 TANGGAL : 31 Oktober 2011 PEDOMAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH PERTANIAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pembangunan

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PENGEMBANGAN INDUSTRI AGRO DAN KIMIA

KEBIJAKAN PENGEMBANGAN INDUSTRI AGRO DAN KIMIA KELOMPOK I KEBIJAKAN PENGEMBANGAN INDUSTRI AGRO DAN KIMIA TOPIK : PENINGKATAN DAYA SAING INDUSTRI AGRO DAN KIMIA MELALUI PENDEKATAN KLASTER KELOMPOK INDUSTRI HASIL HUTAN DAN PERKEBUNAN, KIMIA HULU DAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tabel I.1 Pertumbuhan Produksi Tahunan Industri Mikro dan Kecil YoY menurut Provinsi,

BAB I PENDAHULUAN. Tabel I.1 Pertumbuhan Produksi Tahunan Industri Mikro dan Kecil YoY menurut Provinsi, BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Usaha makanan/kuliner merupakan jenis usaha yang sangat menjanjikan. Hal ini disebabkan makanan merupakan kebutuhan pokok manusia. Usaha ini banyak sekali

Lebih terperinci

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERKEBUNAN No.60/Kpts/RC.110/4/08 TENTANG

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERKEBUNAN No.60/Kpts/RC.110/4/08 TENTANG KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERKEBUNAN.60/Kpts/RC.0//08 TENTANG SATUAN BIAYA MAKSIMUM PEMBANGUNAN KEBUN PESERTA PROGRAM REVITALISASI PERKEBUNAN DI LAHAN KERING TAHUN 008 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BUPATI LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK BARAT,

BUPATI LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK BARAT, BUPATI LOMBOK BARAT PERATURAN BUPATI LOMBOK BARAT NOMOR 30 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KOPERASI, USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH KABUPATEN LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (UMKM) dalam pertumbuhan perekonomian suatu negara sangat penting. Ketika

BAB I PENDAHULUAN. (UMKM) dalam pertumbuhan perekonomian suatu negara sangat penting. Ketika BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peran Usaha Mikro Kecil Menengah atau yang lebih dikenal dengan (UMKM) dalam pertumbuhan perekonomian suatu negara sangat penting. Ketika krisis ekonomi terjadi di

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL, PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PELIMPAHAN DAN PEDOMAN PENYELENGGARAAN DEKONSENTRASI BIDANG PENGENDALIAN PELAKSANAAN PENANAMAN MODAL TAHUN

Lebih terperinci

RENCANA KERJA TAHUN DINAS KOPERASI, USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH KABUPATEN MAGETAN JL. Yos Sudarso No 52 Telp Magetan

RENCANA KERJA TAHUN DINAS KOPERASI, USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH KABUPATEN MAGETAN JL. Yos Sudarso No 52 Telp Magetan RENCANA KERJA TAHUN 2017 DINAS KOPERASI, USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH KABUPATEN MAGETAN JL. Yos Sudarso No 52 Telp. 0351 895047 Magetan TAHUN 2016 KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan segala puji dan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BKPM. Jabatan. Kelas Jabatan. Tunjangan. Kinerja.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BKPM. Jabatan. Kelas Jabatan. Tunjangan. Kinerja. No.701, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BKPM. Jabatan. Kelas Jabatan. Tunjangan. Kinerja. PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN

Lebih terperinci

INDEKS TENDENSI BISNIS DAN INDEKS TENDENSI KONSUMEN TRIWULAN I-2013

INDEKS TENDENSI BISNIS DAN INDEKS TENDENSI KONSUMEN TRIWULAN I-2013 BADAN PUSAT STATISTIK No. 34/05/Th. XVI, 6 Mei 2013 INDEKS TENDENSI BISNIS DAN INDEKS TENDENSI KONSUMEN TRIWULAN I-2013 KONDISI BISNIS DAN EKONOMI KONSUMEN MENINGKAT A. INDEKS TENDENSI BISNIS A. Penjelasan

Lebih terperinci

ANALISIS PERKEMBANGAN INDUSTRI MIKRO DAN KECIL DI INDONESIA

ANALISIS PERKEMBANGAN INDUSTRI MIKRO DAN KECIL DI INDONESIA ANALISIS PERKEMBANGAN INDUSTRI MIKRO DAN KECIL DI INDONESIA Oleh : Azwar Harahap Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Riau ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH KONSEP PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5/PER/M.KUKM/VI/2011 T E N T A N G ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA PENGELOLA DANA BERGULIR KOPERASI DAN

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 14 TAHUN 2009 PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 14 TAHUN 2009 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 14 TAHUN 2009 PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 14 TAHUN 2009 TENTANG BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 14 TAHUN 2009 PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 14 TAHUN 2009 TENTANG URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA DINAS KOPERASI USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH KABUPATEN SUMEDANG

Lebih terperinci

BAB VI SASARAN, INISITIF STRATEJIK DAN PROGRAM PEMBANGUNAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM

BAB VI SASARAN, INISITIF STRATEJIK DAN PROGRAM PEMBANGUNAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM BAB VI SASARAN, INISITIF STRATEJIK DAN PROGRAM PEMBANGUNAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM A. SASARAN STRATEJIK yang ditetapkan Koperasi dan UKM selama periode tahun 2005-2009 disusun berdasarkan berbagai

Lebih terperinci

10. URUSAN KOPERASI DAN UKM

10. URUSAN KOPERASI DAN UKM 10. URUSAN KOPERASI DAN UKM Perkembangan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) dan koperasi memiliki potensi yang besar dalam meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Hal ini ditunjukkan oleh keberadaan

Lebih terperinci

Mekanisme Pelaksanaan Musrenbangnas 2017

Mekanisme Pelaksanaan Musrenbangnas 2017 Mekanisme Pelaksanaan Musrenbangnas 2017 - Direktur Otonomi Daerah Bappenas - Temu Triwulanan II 11 April 2017 1 11 April 11-21 April (7 hari kerja) 26 April 27-28 April 2-3 Mei 4-5 Mei 8-9 Mei Rakorbangpus

Lebih terperinci

KEBIJAKAN TEKNIS PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PERDESAAN

KEBIJAKAN TEKNIS PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PERDESAAN KEBIJAKAN TEKNIS PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PERDESAAN Disampaikan Pada Rakornas Gubernur Dan Bupati/Walikota DEPARTEMEN PERTANIAN Jakarta, 31 Januari 2008 1 LATAR BELAKANG Pengembangan Usaha

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG Jalan Ampera Raya No. 7, Jakarta Selatan 12560, Indonesia Telp. 62 21 7805851, Fax. 62 21 7810280 http://www.anri.go.id, e-mail: info@anri.go.id PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

SUMBER ANGGARAN KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TA 2015 BERDASARKAN JENIS BELANJA

SUMBER ANGGARAN KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TA 2015 BERDASARKAN JENIS BELANJA SUMBER ANGGARAN KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TA 215 BERDASARKAN JENIS NO SUMBER ANGGARAN RINCIAN ANGGARAN TA 215 (dalam ribuan rupiah) BARANG MODAL JUMLAH 1 RUPIAH MURNI 629459711 1.468.836.8 42882193 2.527.117.694

Lebih terperinci

FORUM KOORDINASI DEWAN RISET DAERAH SE-SUMATERA Periode Tahun

FORUM KOORDINASI DEWAN RISET DAERAH SE-SUMATERA Periode Tahun FORUM KOORDINASI DEWAN RISET DAERAH SE-SUMATERA Periode Tahun 2017-2020 SK KETUA DEWAN RISET NASIONAL NOMOR: 27/Ka.DRN/X/2017 TENTANG PEMBENTUKAN FORUM KOORDINASI DEWAN RISET DAERAH SE-SUMATERA PERIODE

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 216 MOR SP DIPA-18.1-/216 DS286-9928-784-242 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No.

Lebih terperinci

Dr. Prasetijono Widjojo MJ, MA Deputi Bidang Ekonomi Bappenas. Penutupan Pra-Musrenbangnas 2013 Jakarta, 29 April 2013

Dr. Prasetijono Widjojo MJ, MA Deputi Bidang Ekonomi Bappenas. Penutupan Pra-Musrenbangnas 2013 Jakarta, 29 April 2013 Dr. Prasetijono Widjojo MJ, MA Deputi Bidang Ekonomi Bappenas Penutupan Pra-Musrenbangnas 2013 Jakarta, 29 April 2013 SISTEMATIKA 1. Arah Kebijakan Prioritas Nasional 2. Isu-isu Penting dalam Prioritas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. (NSB) termasuk Indonesia sering berorientasi kepada peningkatan pertumbuhan

I. PENDAHULUAN. (NSB) termasuk Indonesia sering berorientasi kepada peningkatan pertumbuhan 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Program ekonomi yang dijalankan negara-negara Sedang Berkembang (NSB) termasuk Indonesia sering berorientasi kepada peningkatan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Laporan Kinerja Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Laporan Kinerja Tahun BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Program pembangunan Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, Menengah Kabupaten Banyuwangi diselaraskan dengan tujuan pembangunan koperasi dan UMKM yang tercantum pada Pola

Lebih terperinci

ALOKASI ANGGARAN BERDASARKAN PROGRAM KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TA 2016

ALOKASI ANGGARAN BERDASARKAN PROGRAM KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TA 2016 KODE PROGRAM RUPIAH MURNI 19.1.2 19.2.7 19.3.6 19.4.8 19.5.9 19.6.3 19.7.12 19.8.1 19.9.11 Program Pengembangan SDM Industri dan Dukungan Manajemen Kementerian Perindustrian Program Peningkatan Sarana

Lebih terperinci

- 1 - MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

- 1 - MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN - 1 - MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SELAKU KETUA KOMITE KEBIJAKAN PEMBIAYAAN BAGI USAHA MIKRO,

Lebih terperinci

4 GAMBARAN UMUM. No Jenis Penerimaan

4 GAMBARAN UMUM. No Jenis Penerimaan 4 GAMBARAN UMUM 4.1 Kinerja Fiskal Daerah Kinerja fiskal yang dibahas dalam penelitian ini adalah tentang penerimaan dan pengeluaran pemerintah daerah, yang digambarkan dalam APBD Provinsi dan Kabupaten/Kota

Lebih terperinci

ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 03 TAHUN 2006 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2011 TENTANG PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN DAN KEPELOPORAN PEMUDA, SERTA PENYEDIAAN PRASARANA DAN SARANA KEPEMUDAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

POINTERS MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA. Pada Acara:

POINTERS MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA. Pada Acara: POINTERS MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA Pada Acara: RAPAT KOORDINASI NASIONAL PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN UMKM TAHUN 2014 Gedung SME Tower Jl. Gatot Subroto Kav. 94 Jakarta,

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA BANDUNG DINAS KOPERASI UKM DAN PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN

PEMERINTAH KOTA BANDUNG DINAS KOPERASI UKM DAN PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena rahmat dan hidayah- Nya kami dapat menyusun Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Tahun 2016 Dinas Koperasi UKM dan Perindag Kota Bandung Tahun

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian merupakan suatu tindakan untuk mengubah kondisi

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian merupakan suatu tindakan untuk mengubah kondisi 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan pertanian merupakan suatu tindakan untuk mengubah kondisi pertanian dari kondisi yang kurang menguntungkan menjadi kondisi yang lebih menguntungkan (long

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakatnya. Transportasi ini dikenal dengan nama Transjogja. Perencanaan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakatnya. Transportasi ini dikenal dengan nama Transjogja. Perencanaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemerintah Kota Yogyakarta melalui Dinas Perhubungan Pemerintah Provinsi DIY bekerja sama dengan PT Jogja Tugu Trans menghadirkan satu moda transportasi umum berupa

Lebih terperinci

BAB II PERAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL A. STRUKTUR PEREKONOMIAN INDONESIA

BAB II PERAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL A. STRUKTUR PEREKONOMIAN INDONESIA BAB II PERAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL A. STRUKTUR PEREKONOMIAN INDONESIA Ekonomi rakyat merupakan kelompok pelaku ekonomi terbesar dalam perekonomian Indonesia dan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN AGAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN AGAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN AGAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa sebagai tindak lanjut

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL,

PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL, PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN DEKONSENTRASI BIDANG PENGENDALIAN PELAKSANAAN PENANAMAN MODAL TAHUN ANGGARAN 2011 DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2001 TENTANG TIM KOORDINASI KERJASAMA EKONOMI SUB REGIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2001 TENTANG TIM KOORDINASI KERJASAMA EKONOMI SUB REGIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2001 TENTANG TIM KOORDINASI KERJASAMA EKONOMI SUB REGIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. bahwa Pemerintah telah melakukan perubahan atas

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK NOMOR DIPA-.10-0/2013 DS 5053-2593-2071-0017 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun 2004

Lebih terperinci

WALIKOTA TASIKMALAYA,

WALIKOTA TASIKMALAYA, WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 25 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS UNIT DINAS KOPERASI, USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH, PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN

Lebih terperinci

POTRET PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TIMUR (Indikator Makro)

POTRET PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TIMUR (Indikator Makro) POTRET PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TIMUR (Indikator Makro) Pusat Data dan Statistik Pendidikan - Kebudayaan Setjen, Kemendikbud Jakarta, 2015 DAFTAR ISI A. Dua Konsep Pembahasan B. Potret IPM 2013 1. Nasional

Lebih terperinci

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA, - 1 - SALINAN PERATURAN MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PELIMPAHAN URUSAN PEMERINTAHAN KEMENTERIAN

Lebih terperinci