ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP TAX COMPLIANCE PENYETORAN SPT MASA. (Survei pada PKP yang Terdaftar di KPP Pratama Purwokerto)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP TAX COMPLIANCE PENYETORAN SPT MASA. (Survei pada PKP yang Terdaftar di KPP Pratama Purwokerto)"

Transkripsi

1 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP TAX COMPLIANCE PENYETORAN SPT MASA (Survei pada PKP yang Terdaftar di KPP Pratama Purwokerto) FERDYANT PANGESTU OMAN RUSMANA Fakultas Ekonomi Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto ABSTRACT This research is a survey research on Entrepreneur Tax Payers who registered in Pratama Purwokerto Tax Office. This research using Theory of Planned Behavior (Ajzen, 99) to explain the tax compliance behavior. The aims of research is to find out the effect of attitude, subjective norm, and perceived behavioral control on intention toward compliance, then the effect of intention toward compliance on tax compliance. This survey research using questionnaire as instrument. The research population are Entrepreneur Tax Payers who reporting Value Added Tax Monthly Report in Pratama Purwokerto Tax Office. There were 00 Entrepreneur Tax Payers chosen as respondents of the research. Then, incidental sampling method was used to determine the respondents. The data was analyzed using Structural Equation Modeling (SEM) with Amos version 6. The result of hypotheses testing conclude that: () attitude has a significant effect on intention toward compliance, (2) subjective norm has a non significant effect on intention toward compliance, (3) perceived behavioral control has a significant effect on intention toward compliance, and (4) intention toward compliance has a significant effect on tax compliance. Keywords: attitude, intention, perceived behavioral control, subjective norm, tax compliance, theory of planned behavior.

2 . PENDAHULUAN Pajak merupakan tumpuan sumber penerimaan negara Indonesia. Hal ini terlihat dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang menunjukkan bahwa sektor perpajakan memberikan kontribusi terbesar bagi penerimaan negara. Ini memberikan tugas kepada Direktorat Jenderal Pajak untuk senantiasa melakukan usaha guna meningkatkan jumlah penerimaan pajak. Besarnya jumlah penerimaan pajak tidak terlepas dari peran serta wajib pajak dalam pelaksanaan sistem pemungutan pajak. Penggunaan Self Assessment System dalam sistem pemungutan pajak di Indonesia memberi kepercayaan kepada wajib pajak dalam melaksanakan kewajiban maupun hak perpajakannya, diantaranya adalah dalam menghitung, membayar, dan melaporkan kewajiban pajaknya melalui Surat Pemberitahuan (SPT). Hal tersebut menyebabkan kebenaran pembayaran pajak tergantung pada kejujuran dan kepatuhan wajib pajak itu sendiri dalam melaporkan kewajiban perpajakannya. Kepatuhan pajak yang dimaksud adalah terkait dengan bagaimana melaporkan semua informasi yang diperlukan tepat pada waktunya, mengisi secara benar jumlah pajak terutang, dan membayar pajak pada waktunya. Rendahnya tingkat kepatuhan wajib pajak menjadi salah satu penyebab belum optimalnya penerimaan pajak di Indonesia. Seperti dikutip dari (20 Oktober 20), Menteri Keuangan Agus Martowardojo mengungkapkan tingkat kepatuhan masyarakat Indonesia sebagai wajib pajak masih rendah. Fakta itu menurutnya bisa dilihat dari orang pribadi yang menyerahkan SPT hanya 8,5 juta wajib pajak dari 0 juta orang penduduk yang aktif bekerja. Dengan demikian rasio SPT terhadap kelompok pekerja aktif tersebut hanya 7,7 persen atau dengan kata lain tingkat kepatuhan wajib pajak masih belum memadai. Lebih lanjut, badan usaha yang menyerahkan SPT hanya 466 ribu badan usaha padahal jumlah badan usaha yang tercatat aktif sebanyak 2 juta lebih. Itu artinya kepatuhan wajib pajak badan relatif rendah karena jumlahnya hanya 3,6 persen dari jumlah badan yang ada ( Merujuk pada Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak No: SE-8/PJ/20 tentang Target Rasio Kepatuhan Penyampaian Surat Pemberitahuan pada Tahun 20, menyatakan bahwa dalam rangka meningkatkan kepatuhan wajib pajak sebagai bagian dari upaya pengamanan penerimaan 2

3 pajak diperlukan usaha untuk mengoptimalkan penerimaan Surat Pemberitahuan (SPT) yang disampaikan wajib pajak. SPT tersebut terdiri dari SPT Tahunan PPh dan SPT Masa PPN. PPN merupakan pajak tidak langsung atas konsumsi dalam negeri. Sistem PPN diatur dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang- Undang Nomor 42 tahun Sebagaimana diketahui bahwa hampir seluruh barang-barang kebutuhan hidup rakyat Indonesia merupakan hasil produksi yang terkena PPN. Dengan kata lain, hampir semua transaksi di bidang perdagangan, industri dan jasa yang termasuk dalam golongan Barang Kena Pajak (BKP) dan atau Jasa Kena Pajak (JKP) pada prinsipnya terkena PPN. Pengusaha Kena Pajak (PKP) sebagai pihak yang memungut PPN wajib melaporkan penghitungan PPN setiap masa pajak dengan menggunakan Surat Pemberitahuan (SPT) Masa PPN. Menurut Mustikasari (2007:3) untuk mencapai target pajak, perlu ditumbuhkan terus menerus kesadaran dan kepatuhan masyarakat wajib pajak untuk memenuhi kewajiban pajak sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Mengingat kesadaran dan kepatuhan wajib pajak merupakan faktor penting bagi peningkatan penerimaan pajak, maka perlu secara intensif dikaji tentang faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak. Penelitian-penelitian mengenai kepatuhan pajak, diantaranya dapat dilihat dari sisi psikologi wajib pajak. Kajian dalam bidang psikologi mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku kepatuhan pajak (tax compliance) wajib pajak salah satunya adalah melalui Theory of Planned Behavior (Hidayat & Nugroho, 200:83). Beberapa peneliti menggunakan kerangka model Theory of Planned Behavior (TPB) untuk menjelaskan perilaku tax compliance wajib pajak, baik wajib pajak orang pribadi maupun wajib pajak badan. Bobek & Hatfield (2003), Blanthorne (2000), dan Hanno & Violette (996) dalam Mustikasari (2007:3) serta Hidayat & Nugroho (200) memanfaatkan Theory of Planned Behavior (TPB) untuk menjelaskan tax compliance wajib pajak orang pribadi. Sedangkan Mustikasari (2007), Miladia (200) dan Harisnani (20) melakukan penelitian kepatuhan wajib pajak badan dengan responden tax professional atau staf pajak. Model TPB yang digunakan dalam penelitian Mustikasari (2007), Miladia (200) dan Harisnani (20) memberikan penjelasan yang signifikan, bahwa perilaku tidak patuh 3

4 (noncompliance) wajib pajak sangat dipengaruhi oleh variabel sikap, norma subyektif dan kontrol keperilakuan yang dipersepsikan. Sementara itu, penelitian Hidayat & Nugroho (200) menghasilkan kesimpulan bahwa pengaruh sikap, norma subyektif, dan perceived behavioral control terhadap niat untuk tidak patuh pajak tidak signifikan, sedangkan niat mempengaruhi perilaku ketidakpatuhan pajak secara signifikan. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis melakukan penelitian dengan topik mengenai Faktor-faktor yang Berpengaruh terhadap Tax Compliance Penyetoran SPT Masa. Penelitian ini merupakan survei pada Pengusaha Kena Pajak (PKP) yang terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Purwokerto. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah Theory of Planned Behavior yang dicetuskan oleh Icek Ajzen. Adapun variabel-variabel yang digunakan dalam Theory of Planned Behavior antara lain adalah sikap, norma subyektif, kontrol keperilakuan yang dipersepsikan, dan niat yang juga digunakan sebagai variabel dalam penelitian ini, serta variabel kepatuhan pajak. Adapun tujuan penelitian ini, antara lain adalah:. Untuk mengetahui signifikansi pengaruh sikap terhadap niat wajib pajak untuk patuh. 2. Untuk mengetahui signifikansi pengaruh norma subyektif terhadap niat wajib pajak untuk patuh. 3. Untuk mengetahui signifikansi pengaruh kontrol keperilakuan yang dipersepsikan terhadap niat wajib pajak untuk patuh. 4. Untuk mengetahui signifikansi pengaruh niat wajib pajak untuk patuh terhadap kepatuhan pajak. 2. LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2. Kepatuhan Perpajakan (Tax Compliance) Kepatuhan dalam hal perpajakan berarti keadaan wajib pajak yang melaksanakan hak, dan khususnya kewajibannya, secara disiplin sesuai peraturan perundang-undangan serta tata cara perpajakan yang berlaku. Kepatuhan adalah ketaatan atau berdisiplin, dalam hal ini kepatuhan pajak diartikan secara bebas adalah ketaatan dalam menjalankan semua peraturan perpajakan. Menurut Nurmantu (2003:48) dalam Rambe (2009:) kepatuhan pajak dapat 4

5 didefinisikan sebagai suatu keadaan wajib pajak memenuhi semua kewajiban perpajakan dan melaksanakan hak perpajakannya. Ada dua macam kepatuhan pajak, yaitu: ) Kepatuhan Formal, yaitu suatu keadaan dimana wajib pajak memenuhi kewajiban perpajakannya secara formal sesuai dengan ketentuan dalam Undang-Undang Perpajakan. Jika wajib pajak menyampaikan SPT dan membayar pajak terutangnya tepat waktu, maka dapat dikatakan bahwa wajib pajak tersebut telah memenuhi kepatuhan formal. 2) Kepatuhan Material, yaitu suatu keadaan dimana wajib pajak secara substantif atau hakikat memenuhi semua ketentuan material perpajakan, yakni sesuai isi dan jiwa Undang-Undang Perpajakan. Jika wajib pajak mengisi SPT dengan jujur, baik dan benar sesuai dengan ketentuan dalam UU Perpajakan, maka wajib pajak tersebut telah memenuhi kepatuhan material (tepat bayar). 2.2 Theory of Planned Behavior Theory of Planned Behavior menerangkan bahwa perilaku yang ditampilkan oleh individu timbul karena adanya niat untuk berperilaku. Sedangkan munculnya niat berperilaku ditentukan oleh 3 faktor penentu yaitu: () behavioral beliefs, yaitu keyakinan individu akan hasil dari suatu perilaku dan evaluasi atas hasil tersebut (beliefs strength and outcome evaluation); (2) normative beliefs, yaitu keyakinan tentang harapan normatif orang lain dan motivasi untuk memenuhi harapan tersebut (normatif beliefs and motivation to comply); dan (3) control beliefs, yaitu keyakinan tentang keberadaan hal-hal yang mendukung atau menghambat perilaku yang akan ditampilkan (control beliefs) dan persepsinya tentang seberapa kuat hal-hal yang mendukung dan menghambat perilakunya tersebut (perceived power). Hambatan yang mungkin timbul pada saat perilaku ditampilkan dapat berasal dari dalam diri sendiri maupun dari lingkungan. Secara berurutan, behavioral beliefs menghasilkan sikap terhadap perilaku positif atau negatif, normative beliefs menghasilkan tekanan sosial yang 5

6 dipersepsikan (perceived social pressure) atau norma subyektif (subjective norm), dan control beliefs menimbulkan perceived behavioral control atau kontrol keperilakuan yang dipersepsikan (Ajzen, 2002:2) dalam Mustikasari (2007:4). Konsep Theory of Planned Behavior dapat digambarkan melalui Gambar 2.2. pada Lampiran. 2.3 Hipotesis 2.3. Pengaruh Sikap terhadap Niat Wajib Pajak untuk Patuh Sikap mempunyai peran penting dalam menjelaskan perilaku seseorang dalam lingkungannya. Sikap merupakan kecenderungan untuk berperilaku dengan cara-cara tertentu terhadap objek sikap. Dalam hal ini, seseorang yang mendukung atas suatu objek sikap akan memiliki kecenderungan bertindak untuk melakukan tindakan terhadap objek sikap. Konsep sikap tersebut didasarkan pada sikap manusia secara umum yang kemudian diterapkan pada wajib pajak dalam hal kepatuhan pajak. Seorang wajib pajak yang mendukung (bersikap positif) terhadap tindakan kepatuhan pajak akan memiliki kecenderungan untuk melakukan tindakan kepatuhan pajak. Demikian pula sebaliknya, seorang wajib pajak yang tidak mendukung (bersikap negatif) terhadap tindakan kepatuhan pajak akan memiliki kecenderungan untuk tidak melakukan tindakan kepatuhan pajak (Miladia, 2007:27). Hipotesis penelitian yang diajukan: H : Sikap berpengaruh signifikan terhadap niat wajib pajak untuk patuh Pengaruh Norma Subyektif terhadap Niat Wajib Pajak untuk Patuh Norma subyektif merupakan fungsi dari harapan yang dipersepsikan individu dimana satu atau lebih orang di sekitarnya (misalnya saudara, teman sejawat) menyetujui perilaku tertentu dan memotivasi individu tersebut untuk mematuhi mereka (Ajzen, 99 dalam Mustikasari, 2007). Penelitian tentang kepatuhan wajib pajak menunjukkan, bahwa teman sejawat mempunyai pengaruh penting untuk memprediksi perilaku wajib pajak (Jackson dan Milliron, 986; Roth et al., 989; Steenbergen, McGraw and Scholz, 992 dalam Mustikasari, 2007:5). Norma subyektif dari seorang wajib pajak dapat dibentuk dari tekanan sosial, dalam arti individu akan melakukan suatu tindakan seperti yang diharapkan oleh orang-orang yang 6

7 dianggap penting (Miladia, 200). Apabila orang-orang yang dianggap penting oleh wajib pajak memiliki sikap positif terhadap pajak, maka wajib pajak akan patuh membayar pajak. Sebaliknya, jika orang-orang yang dianggap penting oleh wajib pajak memiliki sikap negatif terhadap pajak, maka wajib pajak akan menghindari pajak. Hipotesis penelitian yang diajukan: H2 : Norma subyektif berpengaruh signifikan terhadap niat wajib pajak untuk patuh Pengaruh Kontrol Keperilakuan yang Dipersepsikan terhadap Niat Wajib Pajak untuk Patuh Ajzen (2002) mengatakan bahwa kontrol keperilakuan mempengaruhi niat didasarkan atas asumsi bahwa kontrol keperilakuan yang dipersepsikan oleh individu akan memberikan implikasi motivasi pada orang tersebut. Dalam arti bahwa, niat akan terbentuk apabila individu merasa mampu untuk menampilkan perilaku (Mustikasari, 2007:6-7). Kontrol keperilakuan yang dipersepsikan dalam konteks perpajakan adalah seberapa kuat tingkat kendali yang dimiliki seorang wajib pajak dalam menampilkan perilaku tertentu, seperti melaporkan penghasilannya lebih rendah. Hipotesis penelitian yang diajukan: H3 : Kontrol keperilakuan yang dipersepsikan berpengaruh signifikan terhadap niat wajib pajak untuk patuh Pengaruh Niat Wajib Pajak untuk Patuh terhadap Kepatuhan Pajak Niat berperilaku merupakan variabel perantara dalam membentuk perilaku (Ajzen, 988). Hal ini berarti, pada umumnya manusia bertindak sesuai dengan niat atau tendensinya. Niat wajib pajak untuk patuh merupakan suatu keadaan dimana seorang wajib pajak memiliki kecenderungan atau keputusan untuk berperilaku patuh pada ketentuan perpajakan. Kecenderungan adalah kecondongan atau tendensi pribadi wajib pajak untuk patuh atau tidak patuh dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya. Keputusan adalah keputusan pribadi yang dipilih wajib pajak untuk mematuhi atau tidak mematuhi aturan perpajakan (Harisnani, 20:28). Contohnya adalah apabila seorang wajib pajak memiliki persepsi bahwa tindakan membayar pajak akan memberikan banyak keuntungan, maka ia akan berniat positif terhadap kewajiban membayar pajak. Dengan demikian, wajib pajak akan menghindari tindakan tidak membayar pajak. Sebaliknya, jika seorang wajib pajak memiliki persepsi bahwa tindakan 7

8 membayar pajak akan memberikan kerugian, maka ia akan berniat negatif terhadap kewajiban membayar pajak. Dengan demikian, wajib pajak akan menghindari tindakan membayar pajak. Hipotesis penelitian yang diajukan: H4 : Niat wajib pajak untuk patuh berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan pajak. 2.4 Model Penelitian Model penelitian atau kerangka teoritis penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 2.4. yang terdapat pada lampiran. 3. METODE PENELITIAN DAN TEKNIK ANALISIS DATA Jenis penelitian ini adalah penelitian kausal dengan metode survei. Survei penelitian dilakukan di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Purwokerto Kabupaten Banyumas. 3. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah wajib pajak yang merupakan Pengusaha Kena Pajak (PKP) baik orang pribadi maupun badan yang terdaftar sampai 30 November 20 di KPP Pratama Purwokerto. Sampel dalam penelitian ini adalah PKP baik orang pribadi maupun badan yang menyampaikan SPT Masa PPN pada bulan Desember 20. Dalam hal sampel PKP badan, responden penelitian diwakili oleh staf pajak yang bekerja di badan tersebut. Kriteria responden dalam penelitian ini adalah responden yang pernah mengisi SPT Masa PPN. Teknik pemilihan sampel dilakukan dengan cara non probability sampling, yaitu dengan incidental sampling. Teknik incidental sampling adalah teknik pemilihan sampel berdasarkan kebetulan yaitu siapa saja yang secara insidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, apabila orang yang kebetulan ditemui cocok sebagai sumber data (Amirin, 2009) dalam Miladia (200:37). Berdasarkan asumsi teknik analisis Structural Equation Modelling (SEM) yang akan digunakan dalam penelitian ini, penentuan besar sampel didasarkan pada pedoman besarnya 8

9 sampel mengikuti teknik maximum likelihood estimation yang menyatakan bahwa jumlah sampel (Ghozali, 2007: 64). Dengan demikian ditentukan besar sampel minimal sebanyak 00 sampel, langkah selanjutnya adalah membagi besar sampel minimal secara proporsional untuk PKP Orang Pribadi (PKPOP) dan PKP Badan (PKPB). 3.2 Pengukuran Variabel dan Data Penelitian Variabel laten dan indikatornya dapat dilihat pada Tabel 3.2. pada lampiran. Sedangkan pengukuran masing-masing variabel adalah sebagai berikut: 3.2. Sikap Pengukuran variabel sikap menggunakan 5 butir pernyataan mengenai evaluasi atau penilaian responden terhadap kepatuhan pajak. Butir pertanyaan tersebut untuk mengukur kekuatan keyakinan perilaku (behavioral beliefs strength) serta berkaitan dengan hasil dari suatu perilaku dan evaluasi atas hasil tersebut (outcome evaluation) Norma Subyektif Pengukuran variabel norma subyektif menggunakan 5 butir pernyataan mengenai kekuatan pengaruh pandangan orang-orang di sekitar responden terhadap perilaku kepatuhan pajak. Butir pernyataan tersebut berkaitan dengan kekuatan keyakinan tentang harapan normatif orang lain (normative beliefs strength), dan yang kedua berkaitan dengan motivasi untuk memenuhi harapan tesebut (motivation to comply) Kontrol Keperilakuan yang Dipersepsikan Pengukuran variabel kontrol keperilakuan yang dipersepsikan menggunakan 4 butir pernyataan tentang besar-kecilnya kendali dan kesanggupan yang dimiliki responden dalam menampilkan perilaku kepatuhan pajak. Indikator yang digunakan meliputi 2 aspek, yaitu aspek controllability, yaitu besarnya keyakinan orang tersebut terhadap kontrol yang dimilikinya dan self-efficacy, yaitu keyakinan orang tersebut atas kesanggupannya untuk melakukan kepatuhan pajak. 9

10 3.2.4 Niat untuk Patuh Dalam mengukur variabel laten niat untuk patuh, responden akan dimintai pendapatnya tentang 3 pernyataan mengenai kemauan, motivasi atau dorongan untuk melakukan kepatuhan pajak Kepatuhan Pajak Variabel laten kepatuhan pajak diukur dengan menggunakan instrumen yang mengacu pada indikator kepatuhan formal dan kepatuhan material, yaitu penyampaian SPT tepat waktu, pembayaran (penyetoran) pajak terhutang tepat waktu, dan pembayaran (penyetoran) pajak tepat bayar. 3.3 Teknik Analisis Data 3.3. Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner Survei Pendahuluan Untuk mengetahui kesahihan dan keandalan kuesioner maka terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan reliabilitas kuesioner dengan menyebarkan kuesioner pendahuluan kepada 30 responden (survei pendahuluan). Uji validitas dimaksudkan untuk menguji keakuratan instrumen kuesioner. Pengujian validitas kuesioner survei pendahuluan dalam penelitian ini menggunakan rumus korelasi product moment. Apabila menurut perhitungan komputer nilai r hitung korelasi product moment semua item pertanyaan untuk masing-masing variabel lebih besar dari nilai kritis (r tabel ) pada tingkat kepercayaan 95%, maka seluruh item pertanyaan variabel dinyatakan valid dan dapat digunakan sebagai alat pengumpulan data. Uji reliabilitas dimaksudkan untuk menguji konsistensi data yang dikumpulkan. Pengujian reliabilitas kuesioner survei pendahuluan menggunakan rumus cronbach alpha. Suatu kuesioner penelitian dinyatakan reliabel apabila berdasarkan perhitungan komputer nilai r hitung (r.tot) lebih besar dari r tabel sehingga dapat digunakan sebagai alat pengumpulan data Analisis SEM Analisis data dalam penelitian ini menggunakan Structural Equation Modelling (SEM) dari paket software statistik AMOS 6.0. Model ini digunakan karena memungkinkan 0

11 pengujian sekaligus dari analisis faktor (factor analysis), analisis jalur (path analysis) dan regresi (regression) Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis dilakukan dengan menganalisis nilai CR (Critical Ratio) dan nilai p (probability) hasil pengolahan data lalu dibandingkan dengan batasan statistik yang disyaratkan, yaitu diatas 2,00 untuk nilai CR (CR 2,00) dan dibawah 0,05 untuk nilai p (p 0,05). Apabila hasil olah data menunjukkan nilai yang memenuhi syarat tersebut, maka hipotesis penelitian yang diajukan dapat diterima. 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4. Gambaran Umum Responden Berdasarkan data yang diperoleh dari KPP Pratama Purwokerto, jumlah PKP per 30 November 20 sebanyak PKP yang terdiri dari 500 PKP orang pribadi dan.924 PKP badan. Sampel yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah 00 responden, kemudian ditentukan jumlah sampel minimal masing-masing untuk PKP Orang Pribadi (PKPOP) dan PKP Badan (PKPB) dengan membagi besar sampel minimal (n) secara proporsional. Perhitungan besar sampel minimal untuk PKP orang pribadi adalah sebagai berikut: n PKPOP = = 20, n PKPB = 00 = 79, Jadi PKP orang pribadi yang dijadikan sampel adalah 2 orang dan PKP badan yang dijadikan sampel adalah 79 orang. Jumlah responden yang diteliti sebanyak 00 wajib pajak dan kuesioner yang disebarkan oleh peneliti sebanyak 00 buah, semua kuesioner tersebut kembali serta dapat diolah dan dianalisis seluruhnya. Gambaran umum mengenai karakteristik responden yang berhasil dihimpun dapat dilihat pada Tabel 4.. pada lampiran.

12 4.2 Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner Survei Pendahuluan Berdasarkan hasil uji validitas diketahui bahwa nilai nilai r hitung korelasi product moment semua item pertanyaan dari masing-masing variabel lebih besar dari nilai kritis (r tabel ) sebesar 0,374 pada tingkat kepercayaan 95%. Dengan demikian maka seluruh item pertanyaan dinyatakan valid dan dapat digunakan sebagai alat pengumpulan data. Berdasarkan hasil uji reliabilitas diketahui bahwa nilai koefisien reliabilitas (r.tot) untuk masing-masing variabel lebih besar dari nilai kritis (r tabel ) sebesar 0,374 sehingga semua pertanyaan untuk setiap variabel tersebut dinyatakan reliabel dan dapat digunakan sebagai alat pengumpulan data. 4.3 Analisis Structural Equation Modeling (SEM) Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis Structural Equation Modeling (SEM). Diagram jalur yang dihasilkan dari analisis SEM dapat dilihat pada Gambar 4.3. pada lampiran. 4.4 Pengujian Hipotesis Reggression weights memberikan besarnya nilai koefisien regresi unstandardized dan standardized. Nilai critical ratio (CR) analog dengan nilai t pada regresi dan P adalah tingkat probabilitas signifikansi dengan *** berarti by default signifikan pada 0,00. Berdasarkan standardized regression weights menunjukkan bahwa sikap berpengaruh signifikan terhadap niat untuk patuh dengan koefisien standardized 0,26. Pengaruh norma subyektif terhadap niat untuk patuh sangat kecil yaitu sebesar 0,054 dan tidak signifikan karena nilai probabilitas 0,293 yang jauh di atas 0,05. Sementara itu, variabel kontrol keperilakuan yang dipersepsikan berpengaruh signifikan terhadap niat untuk patuh dengan koefisien standardized 0,993. Begitu juga dengan niat untuk patuh berpengaruh terhadap kepatuhan pajak dengan koefisien standardized sebesar 0,954. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dapat dilihat dari nilai Critical Ratio (CR) dan nilai probability (P). Ringkasan hasil uji hipotesis dapat dilihat pada Tabel pada lampiran. Adapun pembahasan hasil pengujian hipotesis adalah sebagai berikut: 2

13 4.4. Pengujian Hipotesis Pertama Nilai critical ratio (C.R) untuk pengaruh variabel sikap terhadap niat untuk patuh lebih besar dari 2,00 (2,449 2,00) dan p 0,05, oleh karena itu hubungan kausalitas dalam model dapat diterima. Dengan demikian, maka hipotesis pertama yang menyatakan bahwa sikap berpengaruh signifikan terhadap niat wajib pajak untuk patuh, diterima. Hasil ini menunjukkan bahwa semakin positif sikap wajib pajak untuk patuh terhadap pajak, maka niat wajib pajak untuk patuh semakin besar Pengujian Hipotesis Kedua Nilai critical ratio (C.R) untuk pengaruh variabel norma subyektif terhadap niat untuk patuh lebih kecil dari 2,00 (,050 < 2,00) dan p 0,05, oleh karena itu hubungan kausalitas dalam model ditolak. Dengan demikian, maka hipotesis kedua yang menyatakan bahwa norma subyektif berpengaruh signifikan terhadap niat wajib pajak untuk patuh, ditolak. Hasil ini menunjukkan bahwa semakin besar norma subyektif atau tekanan sosial dari lingkungan wajib pajak, maka semakin besar pula niatnya untuk patuh (mempunyai pengaruh positif meskipun tidak signifikan). Pengaruh yang tidak signifikan menunjukkan bahwa niat seseorang tidaklah semata-mata dipengaruhi oleh norma subyektif dari orang-orang di sekelilingnya (Hidayat & Nugroho, 200:90) Pengujian Hipotesis Ketiga Nilai critical ratio (C.R) untuk pengaruh variabel kontrol keperilakuan terhadap niat untuk patuh lebih besar dari 2,00 (0,637 2,00) dan p 0,05. Oleh karena itu, hubungan kausalitas dalam model dapat diterima. Dengan demikian, maka hipotesis ketiga yang menyatakan bahwa kontrol keperilakuan yang dipersepsikan berpengaruh signifikan terhadap niat wajib pajak untuk patuh, diterima. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi persepsi wajib pajak atas kendali dan kesanggupan yang dimilikinya akan mendorong niat wajib pajak untuk patuh Pengujian Hipotesis Keempat Nilai critical ratio (C.R) untuk pengaruh variabel niat untuk patuh terhadap kepatuhan pajak lebih besar dari 2,00 (0,95 2,00) dan p 0,05. Oleh karena itu, hubungan kausalitas 3

14 dalam model diterima. Dengan demikian, maka hipotesis keempat yang menyatakan bahwa niat wajib pajak untuk patuh berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan pajak, diterima. Hal ini berarti bahwa wajib pajak yang memiliki niat untuk patuh yang tinggi, kepatuhan pajaknya pun tinggi. 5. PENUTUP 5. Kesimpulan. Sikap berpengaruh signifikan terhadap niat wajib pajak untuk patuh. 2. Norma subyektif tidak berpengaruh signifikan terhadap niat wajib pajak untuk patuh. 3. Kontrol keperilakuan yang dipersepsikan berpengaruh signifikan terhadap niat wajib pajak untuk patuh. 4. Niat wajib pajak untuk patuh berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan pajak. 5.2 Implikasi. Berdasarkan kesimpulan di atas dapat ditarik garis besar bahwa perilaku kepatuhan pajak merupakan perilaku yang didasari oleh niat wajib pajak untuk patuh. Niat seseorang dapat diwujudkan dalam perilaku tergantung pada ada atau tidaknya kendali yang nyata di lapangan. Sehingga untuk memunculkan niat tersebut diperlukan sistem pengawasan yang intensif oleh aparat pajak serta penerapan atauran perpajakan secara tegas dan adil kepada seluruh wajib pajak. 2. Dalam melaksanakan kegiatan penyuluhan perpajakan hendaknya perlu memperhatikan aspek psikologis wajib pajak sehingga dapat mendorong wajib pajak untuk lebih patuh dalam memenuhi kewajiban perpajakannya, terutama kepatuhan secara sukarela. 3. Berkaitan dengan upaya untuk mendorong niat wajib pajak untuk patuh, cara yang dapat dilakukan diantaranya adalah dengan memberikan stimuli berupa penghargaan atas sikap wajib pajak yang patuh dalam melaksanakan kewajiban perpajakan mereka, penerapan sistem yang efektif dan sederhana serta pelayanan yang prima. 4

15 5.3 Keterbatasan. Teknik pemilihan sampling termasuk jenis non random (incidental sampling) dan sampel terbatas pada PKP yang menyetorkan SPT Masa PPN sehingga kurang bisa digeneralisasikan. 2. Berdasarkan konsep teorinya, kontrol keperilakuan yang dipersepsikan memiliki dua pengaruh, yaitu pengaruh terhadap niat dan terhadap perilaku. Sedangkan dalam penelitian ini, variabel kontrol keperilakuan yang dipersepsikan hanya diuji pengaruhnya terhadap niat untuk patuh sehingga penelitian selanjutnya diharapkan dapat pula menguji pengaruhnya terhadap kepatuhan pajak secara langsung. 3. Penelitian ini hanya meneliti variabel sikap, norma subyektif, kontrol keperilakuan yang dipersepsikan, dan niat untuk patuh. Penelitian selanjutnya dapat mencoba meneliti tentang perilaku kepatuhan wajib pajak menggunakan konsep teori psikologi sosial atau teori-teori lainnya. 5

16 DAFTAR PUSTAKA Ajzen, Icek. 99. The Theory of Planned Behavior: Organizational Behavior and Human Decision Processes. Vol. 50. pp Constructing a TPB Questionnaire: Conceptual and Methodological Considerations. diakses 8 Oktober 20. Direktorat Jenderal Pajak. 20. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak No: SE-8/PJ/20 tentang Target Rasio Kepatuhan Penyampaian Surat Pemberitahuan pada Tahun 20. Ferdinand, Augusty Structural Equation Modelling dalam Penelitian Manajemen: Aplikasi Model-model Rumit dalam Penelitian untuk Tesis Magister dan Disertasi Doktor. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang. Ghozali, Imam Model Persamaan Struktural Konsep dan Aplikasi dengan Program Amos 6. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang. Harisnani, Ade Siti. 20. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Kepatuhan Wajib Pajak Badan (Studi pada KPP Pratama Purwokerto). Skripsi. Universitas Jenderal Soedirman. Purwokerto. (Tidak dipublikasikan). Hidayat, Widi dan Argo Adhi Nugroho Studi Empiris Theory of Planned Behavior dan Pengaruh Kewajiban Moral pada Perilaku Ketidakpatuhan Pajak Wajib Pajak Orang Pribadi. Jurnal Akuntansi dan Keuangan. Vol. 2. No. 2. Hal Kementerian Keuangan Republik Indonesia Peraturan Menteri Keuangan Nomor 92/PMK.03/2007 tentang Tata Cara Penetapan Wajib Pajak dengan Kriteria Tertentu Dalam Rangka Pengembalian Pendahuluan Kelebihan Pembayaran Pajak Peraturan Menteri Keuangan Nomor 80/PMK.03/200 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 84/PMK.03/2007 tentang Penentuan Tanggal Jatuh Tempo Pembayaran dan Penyetoran Pajak, Penentuan Tempat Pembayaran Pajak, dan Tata Cara Pembayaran, Penyetoran dan Pelaporan Pajak, serta Tata Cara Pengangsuran dan Penundaan Pembayaran Pajak. Mardiasmo Perpajakan Edisi Revisi Penerbit Andi. Yogyakarta. 6

17 Miladia, Novita Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tax Compliance Wajib Pajak Badan pada Perusahaan Industri Manufaktur di Semarang. Skripsi. Universitas Diponegoro. Semarang. (Tidak dipublikasikan). Mustikasari, Elia Kajian Empiris tentang Kepatuhan Wajib Pajak Badan di Perusahaan Industri Pengolahan di Surabaya. Simposium Nasional Akuntansi X. Makassar. Hal. -4. Rambe, Atika Pengaruh Self Assessment System terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Badan pada KPP DKI Jakarta Khususnya Jakarta Pusat. Republik Indonesia Undang-undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2007 tentang Perubahan Ketiga atas Undang-undang Nomor 6 tahun 983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan. Suliyanto Analisis Data dalam Aplikasi Pemasaran. Ghalia Indonesia. Bogor. Umar, Husein Metode Riset Akuntansi Terapan. Ghalia Indonesia. Jakarta. Widaryanto Analisis Strategi Peningkatan Kinerja Rumah Sakit melalui Faktor-faktor yang Berpengaruh terhadap Perilaku Pelayanan (Studi Kasus pada Rumah Sakit Kariadi Semarang). Tesis. Universitas Diponegoro. Semarang. (Tidak dipublikasikan). diakses 20 Oktober diakses 20 Oktober 20. 7

18 LAMPIRAN Sumber: Ajzen, I. (99). The Theory of Planned Behavior: Organizational Behavior and Human Decision Processes. Gambar Theory of Planned Behavior. Sikap Norma Subyektif H H2 H3 Niat untuk Patuh H4 Kepatuhan Pajak Kontrol Keperilakuan Gambar Model Penelitian. 8

19 Tabel Variabel Laten dan Indikatornya Variabel Laten Indikator Simbol Sikap Nilai kebaikan kepatuhan pajak X Nilai kemanfaatan kepatuhan pajak X2 Nilai kenyamanan kepatuhan pajak X3 Kepatuhan pajak sebagai upaya taat hukum X4 Penilaian terhadap hukum perpajakan X5 Norma Subyektif Pelaksanaan kepatuhan pajak oleh orang-orang sekitar X6 Pendapat teman tentang kepatuhan pajak X7 Pendapat petugas pajak tentang kepatuhan pajak X8 Harapan dan dukungan teman terhadap kepatuhan pajak X9 Harapan dan dukungan petugas pajak terhadap kepatuhan pajak X0 Kontrol Keputusan pribadi untuk melaksanakan kepatuhan pajak X Keperilakuan yang Kesanggupan untuk dapat melaksanakan kepatuhan pajak X2 Dipersepsikan Kemungkinan untuk melaksanakan kepatuhan pajak X3 Tingkat kesulitan melaksanakan kepatuhan pajak X4 Niat untuk Patuh Keinginan untuk melaksanakan kepatuhan pajak X5 Rencana untuk melaksanakan kepatuhan pajak X6 Usaha untuk melaksanakan kepatuhan pajak X7 Kepatuhan Pajak Penyampaian SPT Masa PPN tepat waktu X8 Pembayaran PPN terutang tepat waktu X9 Pembayaran PPN tepat bayar X20 Tabel 4... Karakteristik Responden Jenis PKP PKP Orang Pribadi PKP Badan Jenis Kelamin: Pria Wanita Usia: 2-30 tahun 3-40 tahun 4-50 tahun > 50 tahun Pendidikan Terakhir Pasca Sarjana Sarjana DI,DII,DIII Lain-lain Sumber : Data Primer yang diolah Uraian Frekuensi Persentase % 79% 47% 53% 30% 37% 27% 6% 7% 37% 20% 36% 9

20 e e2 e3 e4 e5 x x2 x3 x4 x5 Sikap e5 e6 e7 e6 e7 e8 e9 e0 x6 x7 x8 x9 x0 Norma Subyektif x5 x6 Niat untuk Patuh x7 z z2 e e2 e3 e4 x x2 x3 x4 Kontrol Keperilakuan Kepatuhan Pajak x8 x9 x20 e8 e9 e20 Gambar Diagram Jalur 20

21 Tabel Ringkasan Hasil Uji Hipotesis Variabel C.R P Niat untuk_patuh <- Sikap Niat untuk_patuh <- Norma_Subyektif Niat untuk_patuh <- Kontrol_Keperilakuan *** Kepatuhan_Pajak <- Niat untuk_patuh 0.95 *** *** berarti by default signifikan pada 0,00 Bapak/Ibu/Saudara/i Yth., KUESIONER PENELITIAN Penelitian ini mengangkat topik perpajakan, khususnya kepatuhan pajak. Wajib pajak dikatakan patuh apabila menyampaikan SPT tepat waktu, membayar pajak terhutang tepat waktu, dan membayar pajak tepat bayar. Saya berharap Bapak/Ibu/Saudara/i berkenan untuk berpartisipasi dalam mengisi kuesioner ini. Kejujuran dalam pengisian sangat saya harapkan. Untuk menjaga kerahasiaan, Bapak/Ibu/Saudara/i tidak perlu menuliskan identitas pada lembar kuesioner ini. Terima kasih atas kesediaan Bapak/Ibu/Saudara/i meluangkan waktu mengisi lembar kuesioner penelitian ini. Semoga jerih payah Bapak/Ibu/Saudara/i bermanfaat untuk pengembangan pengetahuan khususnya dalam bidang perpajakan di Indonesia. A. BAGIAN : Data Responden Petunjuk : Untuk nomor -3, lingkari pilihan jawaban yang sesuai. Untuk nomor 4 dan 5, jawablah pada tempat yang telah disediakan.. Anda pernah mengisi SPT Masa PPN? a. Ya b. Tidak 2. Pengusaha kena Pajak (PKP) : a. Orang Pribadi b. Badan 3. Jenis Kelamin : a. Pria b. Wanita 4. Umur : Tahun 5. Pendidikan terakhir : B. BAGIAN 2 : MEASURES OF ATTITUDE, SUBJECTIVE NORM, PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL, AND INTENTION Petunjuk : Pilihlah jawaban yang paling sesuai dengan memberikan tanda check ( ) pada lingkaran skala -7 untuk masing-masing pertanyaan/pernyataan. No. Sikap. Saya menganggap bahwa melaksanakan kepatuhan pajak merupakan hal yang : Tidak Baik Baik Bagi saya, melaksanakan kepatuhan pajak akan: Tidak Bermanfaat Bermanfaat

22 3. Dalam melaksanakan kepatuhan pajak, perasaan saya: Tidak Nyaman Nyaman Bagi saya, melaksanakan kepatuhan pajak merupakan upaya taat hukum. Tidak Setuju Setuju Bagi saya, taat hukum merupakan hal yang: Tidak Baik Baik No. Norma Subyektif. Orang-orang yang saya anggap penting dalam hidup saya (teman, keluarga, pimpinan), melaksanakan kepatuhan pajak. Tidak Setuju Setuju Teman saya berpendapat bahwa saya: Tidak Harus Harus melaksanakan kepatuhan pajak. 3. Petugas pajak berpendapat bahwa saya: Tidak Harus Harus melaksanakan kepatuhan pajak. 4. Seberapa besar harapan dan dukungan teman Anda kepada Anda dalam melaksanakan kepatuhan pajak? 22

23 Kecil Besar Seberapa besar harapan dan dukungan petugas pajak kepada Anda dalam melaksanakan kepatuhan pajak? Kecil Besar No. Kontrol Keperilakuan yang Dipersepsikan. Keputusan sepenuhnya ada pada saya, apakah akan melaksanakan kepatuhan pajak atau tidak. Tidak Setuju Setuju Saya sanggup untuk melaksanakan kepatuhan pajak: Tidak Setuju Setuju Jika saya ingin, saya dapat melakukan kepatuhan pajak. Tidak Setuju Setuju Melakukan kepatuhan pajak adalah hal yang: Sulit Mudah No. Niat. Saya ingin melaksanakan kepatuhan pajak pada masa pajak yang akan datang. Tidak Benar Benar

24 2. Saya berencana untuk melaksanakan kepatuhan pajak pada masa pajak yang akan datang. Tidak Setuju Setuju Saya akan berusaha untuk melaksanakan kepatuhan pajak pada masa pajak yang akan datang. Tidak Setuju Setuju C. BAGIAN 3 : BEHAVIOR MEASURING Petunjuk : Pilihlah jawaban yang paling sesuai dengan memberikan tanda check ( ) pada lingkaran skala -7 untuk masing-masing pertanyaan/pernyataan. No. Kepatuhan Pajak. Pada tahun pajak terakhir, saya (perusahaan saya) menerima Surat Tagihan Pajak (STP) atas denda keterlambatan penyampaian SPT Masa PPN. Setiap Tidak Masa Pajak Pernah Pada tahun pajak terakhir, saya (perusahaan saya) menerima Surat Tagihan Pajak (STP) atas bunga keterlambatan pembayaran PPN terhutang. Setiap Tidak Masa Pajak Pernah Pada tahun pajak terakhir, saya (perusahaan saya) menerima Surat Tagihan Pajak (STP) atas bunga dan atau denda kekurangan PPN yang disetorkan. Setiap Tidak Masa Pajak Pernah

25 CURRICULUM VITAE Biodata Nama Ferdyant Pangestu Tempat, Tanggal Lahir Banyumas, 25 Februari 988 Jenis Kelamin Satus Agama Perempuan Belum Menikah Islam Alamat Jln. Yos Sudarso 05 Purwokerto Barat 5335, Nomor HP Kabupaten Banyumas-Jawa Tengah Pendidikan Program S Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto SMA Negeri 2 Purwokerto SMP Negeri Purwokerto SD Negeri Jatilawang 25

26 BIODATA Dr. Oman Rusmana, M.Si., Ak. A. Identitas Diri. Nama Lengkap (dengan gelar) Dr. Oman Rusmana, SE, MSi, Ak. 2. Jabatan Fungsional Lektor/IIIc 3. Jabatan Struktural Ketua Jurusan Akuntansi FE Unsoed 4. NIP/NIK/No. Identitas lainnya NIDN Tempat dan Tanggal Lahir Ciamis, 3 Maret Alamat Rumah Jl. Diamond Blok F-6 Griya Satria Indah Sumampir Purwokerto Nomor Telepon/Fax/HP / Alamat Kantor Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi UNSOED Jl. HR Bunyamin Purwokerto 0. Nomor Telepon/Fax / Alamat omanrsm@gmail.com omanrsm@hotmail.co.id omanrsm@hotmail.com 2. Lulusan yang telah dihasilkan S = 38 orang S2 = 9 orang S3 = - orang 3. Mata Kuliah yang diampu. Teori Akuntansi 2. Akuntansi KUKM 3. Sistem Informasi Akuntansi 4. Seminar Akuntansi 5. Akuntansi Sektor Publik 6. Praktikum Akuntansi 7. Sistem Akuntansi Pemerintah 8. Sistem Pengelolaan Keuangan 26

27 Negara B. Riwayat Pendidikan S S2 S3 Nama Perguruan Tinggi UNSOED UGM UNPAD Bidang Ilmu Ekonomi-Akuntansi Ekonomi Akuntansi Ekonomi Akuntansi Tahun Masuk Lulus Judul Skripsi/ Tesis/ Disertasi Evaluasi Penerapan Biaya Standar Untuk Pengendalian Biaya Produksi Dalam Metode Harga Pokok Pesanan Internalisasi Biaya Lingkungan: Akuntansi Polusi Pengaruh Implementasi Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah, Penganggaran Terpadu dan Penganggaran Kinerja Terhadap Implementasi Anggaran Dan Prinsip-Prinsip Tata Kelola Pemerintah Daerah Yang Baik Serta Implikasinya Terhadap Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Di Provinsi Jawa Tengah Nama Pembimbing / Promotor Dra. Sri Harmediyanti, MM, Ak, dan Dra. Silviana Agustami, M.Si, Ak. Prof. Indra Bastian, Ph.D, MBA, Ak. Prof. Dr. Ria Ratna Ariawati, MS, Ak Prof. Dr. Ida Suraida, MS, Ak. Dr. Nunuy Nur Afiah, M.Si, Ak. 27

28 SURAT PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini, Penulis I Penulis II FERDYANT PANGESTU OMAN RUSMANA memberikan pernyataan bahwa artikel ilmiah yang kami susun dengan judul ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP TAX COMPLIANCE PENYETORAN SPT MASA (Survei pada PKP yang Terdaftar di KPP Pratama Purwokerto) belum pernah terikat dan diterbitkan atau dipublikasikan oleh jurnal maupun lembaga penerbitan manapun. Demikian pernyataan ini kami buat dengan sebenarnya untuk memenuhi persyaratan pengajuan artikel ilmiah pada Simposium Nasional Akuntansi XV Banjarmasin 202. Purwokerto, 2 Juni 202 Penulis I, Penulis II, (Ferdyant Pangestu) (Oman Rusmana) 28

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TAX COMPLIANCE PENYETORAN SPT MASA (Survei pada Pengusaha Kena Pajak yang terdaftar di KPP Pratama Boyolali)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TAX COMPLIANCE PENYETORAN SPT MASA (Survei pada Pengusaha Kena Pajak yang terdaftar di KPP Pratama Boyolali) ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TAX COMPLIANCE PENYETORAN SPT MASA (Survei pada Pengusaha Kena Pajak yang terdaftar di KPP Pratama Boyolali) NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: Ahmad Farras Adibuddin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sejak saat itulah Indonesia menganut Self Assessment System. di Indonesia memberi kepercayaan kepada pengusaha kena pajak dalam

BAB I PENDAHULUAN. sejak saat itulah Indonesia menganut Self Assessment System. di Indonesia memberi kepercayaan kepada pengusaha kena pajak dalam BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Memasuki Pembangunan Jangka Panjang pemerintah Indonesia berusaha menggalakkan sumber penerimaan negara khususnya sumber utamanya yaitu dari sektor pajak. Langkah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) adalah rencana

BAB I PENDAHULUAN. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) adalah rencana BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) adalah rencana keuangan tahunan pemerintah negara yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Dan dalam pembahasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (APBN) dari tahun ke tahun semakin meningkat. Dapat dilihat dari

BAB I PENDAHULUAN. (APBN) dari tahun ke tahun semakin meningkat. Dapat dilihat dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang gencar-gencarnya melakukan pembangunan disegala sektor, dengan tujuan untuk mensejahterakan rakyat. Salah satu faktor pendukung

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berperilaku ditentukan oleh 3 faktor penentu yaitu:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berperilaku ditentukan oleh 3 faktor penentu yaitu: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Theory of Planned Behavior (TPB) Dalam Theory of Planned Behavior (TPB) perilaku yang ditampilkan oleh individu timbul karena adanya niat untuk berperilaku.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN LITERATUR DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. 2. Rerangka Teori dan Pengembangan Hipotesa

BAB II TINJAUAN LITERATUR DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. 2. Rerangka Teori dan Pengembangan Hipotesa BAB II TINJAUAN LITERATUR DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2. Rerangka Teori dan Pengembangan Hipotesa 2. 1. Rerangka Teori 2.1.1 Pengertian Pajak dan Wajib Pajak Menurut UU KUP No. 16 Tahun 2009, pasal 1 ayat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. negara. Tugas Direktorat Jendral Pajak (Ditjen Pajak) adalah senatiasa. untuk melakukan peningkatan jumlah penerimaan pajak.

BAB 1 PENDAHULUAN. negara. Tugas Direktorat Jendral Pajak (Ditjen Pajak) adalah senatiasa. untuk melakukan peningkatan jumlah penerimaan pajak. BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pajak merupakan pendapatan terbesar negara ini untuk membiayai segala pengeluaran yang dikeluarkan oleh negara ataupun pemerintahan. Sektor perpajakan memberikan kontribusi

Lebih terperinci

PERILAKU KETIDAKPATUHAN DEVIA AGUSTRIANA MANDIRI TARJO NURUL HERAWATI

PERILAKU KETIDAKPATUHAN DEVIA AGUSTRIANA MANDIRI TARJO NURUL HERAWATI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KETIDAKPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI DI BANGKALAN DEVIA AGUSTRIANA MANDIRI TARJO NURUL HERAWATI ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pajak (Pangestu, Rusmana:2014). Realisasi penerimaan pajak tahun 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. pajak (Pangestu, Rusmana:2014). Realisasi penerimaan pajak tahun 2014 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pajak merupakan tumpuan sumber penerimaan negara Indonesia. Hal ini terlihat dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang menunjukkan bahwa sektor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik negara maju maupun negara berkembang. Karena jika Wajib Pajak

BAB I PENDAHULUAN. baik negara maju maupun negara berkembang. Karena jika Wajib Pajak 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kepatuhan Wajib Pajak adalah masalah penting di seluruh dunia, baik negara maju maupun negara berkembang. Karena jika Wajib Pajak tidak patuh maka akan menimbulkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi. Besar kecilnya pajak pada suatu negara sudah ditentukan

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi. Besar kecilnya pajak pada suatu negara sudah ditentukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pajak pada suatu negara sangat penting di dalam perkembangan ekonomi. Besar kecilnya pajak pada suatu negara sudah ditentukan berdasarkan tingkat pendapatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. langsung ke pengurus koperasi yang ada di Bandar lampung.kuesioner yang

BAB III METODE PENELITIAN. langsung ke pengurus koperasi yang ada di Bandar lampung.kuesioner yang BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh melalui metode survey dengan menggunakan kuesioner dan disebarkan secara langsung

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN WAJIB PAJAK BADAN PADA PERUSAHAAN PERHOTELAN DI KOTA SURAKARTA

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN WAJIB PAJAK BADAN PADA PERUSAHAAN PERHOTELAN DI KOTA SURAKARTA ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN WAJIB PAJAK BADAN PADA PERUSAHAAN PERHOTELAN DI KOTA SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia, hal tersebut terlihat dalam Anggaran Pendapatan Belanja Negara

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia, hal tersebut terlihat dalam Anggaran Pendapatan Belanja Negara 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Sektor pajak merupakan sektor yang sangat diandalkan oleh pendapatan Negara Indonesia, hal tersebut terlihat dalam Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) Tahun Anggaran

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai teori yang mendukung faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak, yaitu : 1. Kepatuhan Wajib Pajak Menurut kamus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikaji. Sejauh ini Negara memiliki dua sumber pendapatan yaitu pendapatan

BAB I PENDAHULUAN. dikaji. Sejauh ini Negara memiliki dua sumber pendapatan yaitu pendapatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam mewujudkan kelangsungan dan peningkatan pembangunan nasional, masalah pembiayaan Negara menjadi hal yang sangat penting untuk dikaji. Sejauh ini Negara

Lebih terperinci

II KERANGKA TEORITIS DAN HIPOTESIS

II KERANGKA TEORITIS DAN HIPOTESIS II KERANGKA TEORITIS DAN HIPOTESIS Kepatuhan Pajak Menurut Norman. D.Nowak dalam Zain (2004) kepatuhan Wajib Pajak diartikan sebagai suatu iklim kepatuhan dan kesadaran pemenuhan kewajiban perpajakan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sebagaimana yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945, Indonesia memiliki

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sebagaimana yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945, Indonesia memiliki BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagaimana yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945, Indonesia memiliki tujuan nasional, yaitu mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur. Upaya untuk mewujudkan tujuan

Lebih terperinci

Oleh: Dwi Sudaryati 1), Gerlan Hehanusa 1) UPN Veteran Yogyakarta ABSTRACT

Oleh: Dwi Sudaryati 1), Gerlan Hehanusa 1)   UPN Veteran Yogyakarta ABSTRACT PENGARUH PENERAPAN SELF ASSESMENT SYSTEM DAN KEMAUAN MEMBAYAR PAJAK TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI KABUPATEN SLEMAN YOGYAKARTA Oleh: Dwi Sudaryati 1), Gerlan Hehanusa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan, menurut Suparmono dan Damayanti (2010:10) mengatakan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan, menurut Suparmono dan Damayanti (2010:10) mengatakan sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pajak merupakan tumpuan pemerintah dalam menjalankan roda pemerintahan, menurut Suparmono dan Damayanti (2010:10) mengatakan sebagai salah satu sumber penerimaan

Lebih terperinci

pembinaan merupakan konsekuensi dari pemberian kepercayaan kepada wajib pajak tersebut. Berbagai kasus yang menyeret aparatur pajak dalam beberapa

pembinaan merupakan konsekuensi dari pemberian kepercayaan kepada wajib pajak tersebut. Berbagai kasus yang menyeret aparatur pajak dalam beberapa PENDAHULUAN Dalam pelaksanaan undang-undang nomor 28 tahun 200 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, fungsi pengawasan sekaligus pembinaan merupakan konsekuensi dari pemberian kepercayaan kepada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jenderal Pajak (DJP) terus bertambah dari tahun ketahun. Penambahan wajib

BAB I PENDAHULUAN. Jenderal Pajak (DJP) terus bertambah dari tahun ketahun. Penambahan wajib BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Wajib Pajak (WP) yang terdaftar di bawah administrasi Direktorat Jenderal Pajak (DJP) terus bertambah dari tahun ketahun. Penambahan wajib pajak pada tahun 2006

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penerimaan pajak merupakan sumber pembiayaan negara yang paling

BAB I PENDAHULUAN. Penerimaan pajak merupakan sumber pembiayaan negara yang paling BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penerimaan pajak merupakan sumber pembiayaan negara yang paling dominan baik untuk belanja rutin maupun belanja modal. Meskipun penerimaan pajak dari tahun ke tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tahun WP Terdaftar WP yang

BAB I PENDAHULUAN. Tahun WP Terdaftar WP yang BAB I: PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Tingkat kepatuhan wajib pajak di Indonesia masih relatif rendah, berdasarkan survey tentang kepatuhan yang pernah diadakan Direktorat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan biaya yang tak sedikit jumlahnya. Usaha yang dilakukan pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan biaya yang tak sedikit jumlahnya. Usaha yang dilakukan pemerintah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara berkembang. Perkembangan yang dilakukan Indonesia berupa peningkatan pembangunan yang direncanakan sesuai kebutuhan masyarakat.

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN PAJAK USAHA KECIL MENENGAH (UKM)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN PAJAK USAHA KECIL MENENGAH (UKM) FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN PAJAK USAHA KECIL MENENGAH (UKM) FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN PAJAK USAHA KECIL MENENGAH (UKM) ABSTRAK Oleh: Wening Estiningsih SE, M.Akt Indra Setiawan

Lebih terperinci

FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NIAT KETIDAKPATUHAN DALAM MEMBAYAR PAJAK (Studi Empiris Terhadap Wajib Pajak PBB-P2 Kabupaten Sukoharjo)

FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NIAT KETIDAKPATUHAN DALAM MEMBAYAR PAJAK (Studi Empiris Terhadap Wajib Pajak PBB-P2 Kabupaten Sukoharjo) FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NIAT KETIDAKPATUHAN DALAM MEMBAYAR PAJAK (Studi Empiris Terhadap Wajib Pajak PBB-P2 Kabupaten Sukoharjo) Endang Sri Winarsih* Abstract : The purpose of this reseach is

Lebih terperinci

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN i DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN v vii ix 1 PENDAHULUAN 1 Latar Belakang 1 Perumusan Masalah 5 Tujuan Penelitian 6 Manfaat Penelitian 6 Ruang Lingkup Penelitian 7 2 TINJAUAN PUSTAKA

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN PAJAK USAHA KECIL MENENGAH (UKM)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN PAJAK USAHA KECIL MENENGAH (UKM) FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN PAJAK USAHA KECIL MENENGAH (UKM) Wening Estiningsih Program Studi Pendidikan Ekonomi FIPPS Universitas Indraprasta PGRI Abstrak : Salah satu pendapatan suatu negara

Lebih terperinci

Oleh: DINA MISBAHUL ARIFAH NIM: S

Oleh: DINA MISBAHUL ARIFAH NIM: S PENGARUH PERSEPSI WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI TERHADAP NIAT UNTUK BERPERILAKU TIDAK PATUH DAN KETIDAKPATUHAN WAJIB PAJAK (Studi Survei pada Karyawan Perusahaan Swasta di Surakarta Tahun 2010) TESIS Diajukan

Lebih terperinci

Analisis Faktor-Faktor Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Pelaku Usaha Pada KPP Pratama Salatiga

Analisis Faktor-Faktor Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Pelaku Usaha Pada KPP Pratama Salatiga 125 Berkala Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Vol. 1, No. 2 (2016): 125-144 Analisis Faktor-Faktor Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Pelaku Usaha Pada KPP Pratama Salatiga Devira Nourma Anjani, MI Mitha

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kontraprestasi yang langsung dapat digunakan untuk membayar pengeluaran

BAB I PENDAHULUAN. kontraprestasi yang langsung dapat digunakan untuk membayar pengeluaran BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pajak merupakan iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undangundang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbal atau kontraprestasi yang langsung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu sumber pendapatan terbesar yang dimiliki suatu Negara

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu sumber pendapatan terbesar yang dimiliki suatu Negara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu sumber pendapatan terbesar yang dimiliki suatu Negara adalah pajak. Pajak merupakan iuran kepada Negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh

Lebih terperinci

ABSTRACT. Keywords: Perception Taxpayer s, Tax Penalties, Taxpayer s Compliance. viii

ABSTRACT. Keywords: Perception Taxpayer s, Tax Penalties, Taxpayer s Compliance. viii ABSTRACT The purpose of this research is to determine the effect of taxpayer s perception of tax penalties on taxpayer s compliance. Population of this research are all individual taxpayer s who are registered

Lebih terperinci

1. Pengetahuan atas pajak memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap sikap atas pajak. Temuan hasil penelitian ini bertentangan dengan hasil

1. Pengetahuan atas pajak memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap sikap atas pajak. Temuan hasil penelitian ini bertentangan dengan hasil V. PENUTUP Simpulan Terdapat beberapa hal yang dapat disimpulkan sebagai hasil dari penelitian ini. Pertama, ada pengaruh antara pengetahuan atas pajak dengan sikap atas pajak. Dari hasil pengujian statistik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Rerangka Teori 1. Teori Atribusi (Atribution Theory) Teori Atribusi adalah teori kepatuhan Wajib Pajak terkait dengan sikap Wajib Pajak dalam membuat penilaian terhadap pajak

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI: APLIKASI TPB (Studi Empiris WPOP di Kabupaten Pati)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI: APLIKASI TPB (Studi Empiris WPOP di Kabupaten Pati) ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI: APLIKASI TPB (Studi Empiris WPOP di Kabupaten Pati) Dwi Agustiantono Andri Prastiwi, S.E., M.Si., Akt. Universitas Diponegoro

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Teori yang berkaitan dengan penelitian ini, yaitu Theory of Planned

BAB II LANDASAN TEORI. Teori yang berkaitan dengan penelitian ini, yaitu Theory of Planned BAB II LANDASAN TEORI A. Landasan Teori Teori yang berkaitan dengan penelitian ini, yaitu Theory of Planned Behavior, Teori Atribusi (Artibution Theory), dan Social Learning Theory (Teori Pembelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif yaitu metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivism, digunakan untuk meneliti pada populasi

Lebih terperinci

Bab 3. Metode Penelitian

Bab 3. Metode Penelitian Bab 3 Metode Penelitian 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian mengenai pengujian model Theory Planned Behavior dalam menentukan pengaruh sikap siswa, norma subjektif,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sasaran utama dari kebijaksanaan keuangan negara di bidang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sasaran utama dari kebijaksanaan keuangan negara di bidang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sasaran utama dari kebijaksanaan keuangan negara di bidang penerimaan dalam negeri adalah untuk menggali, mendorong, dan mengembangkan sumber-sumber penerimaan dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar, semuanya dapat terwujud jika adanya bantuan dari sumber

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar, semuanya dapat terwujud jika adanya bantuan dari sumber BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Melakukan pembangunan pada suatu negara demi mensejahterakan dan mempunyai manfaat bagi rakyatnya adalah cita-cita terbesar yang diinginkan oleh suatu negara,

Lebih terperinci

Diminta : Copyright Hady Lie Media Liciense To : Hady Lie Web Hosting. All Rights Reserved.

Diminta :  Copyright Hady Lie Media Liciense To : Hady Lie Web Hosting. All Rights Reserved. 1. Teori Planned Behavior (Ajzen, 1991) untuk menjelaskan tentang prilaku kepatuhan pajak. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh sikap, norma subjektif dan control perilaku yang dirasakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sumber penerimaan negara dapat dilihat dari dua sektor, yaitu sektor

BAB I PENDAHULUAN. Sumber penerimaan negara dapat dilihat dari dua sektor, yaitu sektor BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber penerimaan negara dapat dilihat dari dua sektor, yaitu sektor migas dan sektor non migas. Salah satu penerimaan negara yang bersumber dari sektor non migas adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ke tahun mengalami peningkatan yang cukup signifikan baik secara nominal maupun

BAB I PENDAHULUAN. ke tahun mengalami peningkatan yang cukup signifikan baik secara nominal maupun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kepatuhan pajak merupakan masalah klasik yang dihadapi di hampir semua negara yang menerapkan sistem perpajakan (Hutagaol, 2007). Kepatuhan Wajib Pajak dalam

Lebih terperinci

Rachmawati Meita Oktaviani Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomika dan Bisnis, Univeritas Stikubank

Rachmawati Meita Oktaviani Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomika dan Bisnis, Univeritas Stikubank Jurnal Bisnis dan Ekonomi (JBE), Maret 2015, Hal. 85 95 Vol. 22, No. 1 85 ISSN: 1412-3126 DETERMINAN KEPATUHAN WAJIB PAJAK BADAN DENGAN NIAT SEBAGAI PEMEDIASI DARI PERSPEKTIF PLANNED BEHAVIOUR THEORY Determinant

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satu instrumen dalam mengatur perekonomian negara, dapat dipengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. satu instrumen dalam mengatur perekonomian negara, dapat dipengaruhi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendapatan negara merupakan sumber utama belanja negara disamping komponen pembiayaan Anggaran Pendapatan dan Pembelanjaan Negara (APBN) yang meliputi penerapan

Lebih terperinci

PENGARUH SIKAP, NORMA SUBYEKTIF, DAN KONTROL PERILAKU YANG DIPERSEPSIKAN STAFF PAJAK TERHADAP KEPATUHAN PAJAK WAJIB PAJAK BADAN Aloysius Alvin

PENGARUH SIKAP, NORMA SUBYEKTIF, DAN KONTROL PERILAKU YANG DIPERSEPSIKAN STAFF PAJAK TERHADAP KEPATUHAN PAJAK WAJIB PAJAK BADAN Aloysius Alvin PENGARUH SIKAP, NORMA SUBYEKTIF, DAN KONTROL PERILAKU YANG DIPERSEPSIKAN STAFF PAJAK TERHADAP KEPATUHAN PAJAK WAJIB PAJAK BADAN Aloysius Alvin ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian bangsa. Suparmono dan Theresia Woro Damayanti (2010:1)

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian bangsa. Suparmono dan Theresia Woro Damayanti (2010:1) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pajak memiliki peran yang sangat penting dalam pembangunan perekonomian bangsa. Suparmono dan Theresia Woro Damayanti (2010:1) mengatakan bahwa sebagai salah

Lebih terperinci

ANALISIS MINAT SISWA UNTUK MELANJUTKAN SEKOLAH BERDASARKAN THEORY PLANNED BEHAVIOR

ANALISIS MINAT SISWA UNTUK MELANJUTKAN SEKOLAH BERDASARKAN THEORY PLANNED BEHAVIOR ANALISIS MINAT SISWA UNTUK MELANJUTKAN SEKOLAH BERDASARKAN THEORY PLANNED BEHAVIOR Tesis Diajukan kepada Program Pascasarjana Magister Manajemen Pendidikan untuk Memperoleh Gelar Magister Manajemen Pendidikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk mendapatkan data yang diperlukan pada penelitian ini, penulis

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk mendapatkan data yang diperlukan pada penelitian ini, penulis 27 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Untuk mendapatkan data yang diperlukan pada penelitian ini, penulis melakukan penelitian pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Gorontalo yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. umum (Mohammad Zain, 2007). Pajak diartikan sebagai pungutan yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. umum (Mohammad Zain, 2007). Pajak diartikan sebagai pungutan yang dilakukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pajak merupakan iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undangundang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbal atau kontraprestasi yang langsung

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP TAX COMPLIANCE WAJIB PAJAK BADAN PADA PERUSAHAAN TRAVEL AGENT DI SURABAYA

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP TAX COMPLIANCE WAJIB PAJAK BADAN PADA PERUSAHAAN TRAVEL AGENT DI SURABAYA ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP TAX COMPLIANCE WAJIB PAJAK BADAN PADA PERUSAHAAN TRAVEL AGENT DI SURABAYA Moh Turmudi (1) Drs. Saruwi, MBA., Ak. (2) & Afifuddin, SE., M.SA., Ak (3) Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah. Sumber pendapatan pemerintah berasal dari pendapatan pajak dan

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah. Sumber pendapatan pemerintah berasal dari pendapatan pajak dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan nasional merupakan salah satu kegiatan pemerintah yang berlangsung secara berkesinambungan. Usaha pemerintah agar bisa mandiri dalam pembiayaan pembangunan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Theory of Planned Behavior Dalam Theory of Planned Behavior (TPB) dijelaskan bahwa perilaku yang ditimbulkan oleh individu muncul

Lebih terperinci

PENGARUH TANGGUNG JAWAB MORAL, KESADARAN WAJIB PAJAK, SANKSI PERPAJAKAN, DAN KUALITAS PELAYANAN PADA KEPATUHAN PELAPORAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI

PENGARUH TANGGUNG JAWAB MORAL, KESADARAN WAJIB PAJAK, SANKSI PERPAJAKAN, DAN KUALITAS PELAYANAN PADA KEPATUHAN PELAPORAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI PENGARUH TANGGUNG JAWAB MORAL, KESADARAN WAJIB PAJAK, SANKSI PERPAJAKAN, DAN KUALITAS PELAYANAN PADA KEPATUHAN PELAPORAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI (Studi Empiris Pada KPP Pratama Klaten) NASKAH PUBLIKASI

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NIAT MAHASISWA AKUNTANSI UNTUK BERKARIER SEBAGAI AKUNTAN PUBLIK : APLIKASI THEORY OF PLANNED BEHAVIOR

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NIAT MAHASISWA AKUNTANSI UNTUK BERKARIER SEBAGAI AKUNTAN PUBLIK : APLIKASI THEORY OF PLANNED BEHAVIOR i FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NIAT MAHASISWA AKUNTANSI UNTUK BERKARIER SEBAGAI AKUNTAN PUBLIK : APLIKASI THEORY OF PLANNED BEHAVIOR (Studi Empiris pada Mahasiswa Akuntansi Universitas Muria Kudus)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Theory of Planned Behavior Theory of planned behavior menjelaskan bahwa perilaku yang ditimbulkan oleh individu muncul karena adanya niat untuk berperilaku.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS 6 BAB II LANDASAN TEORITIS A. Teori - Teori 1. Theory of Planned Behavior Dalam Theory of Planned Behavior dijelaskan bahwa prilaku yang ditimbulkan oleh individu muncul karena adanya niat untuk berperilaku.

Lebih terperinci

PENGARUH PEMAHAMAN PROSEDUR DAN SANKSI PAJAK TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI DALAM MEMENUHI KEWAJIBAN PAJAK PENGHASILAN DI KPP PRATAMA

PENGARUH PEMAHAMAN PROSEDUR DAN SANKSI PAJAK TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI DALAM MEMENUHI KEWAJIBAN PAJAK PENGHASILAN DI KPP PRATAMA PENGARUH PEMAHAMAN PROSEDUR DAN SANKSI PAJAK TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI DALAM MEMENUHI KEWAJIBAN PAJAK PENGHASILAN DI KPP PRATAMA SURABAYA RUNGKUT SKRIPSI Disusun oleh: Refi Tripuspitasari

Lebih terperinci

Inggrid Grace Manuputty Swanto Sirait. Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

Inggrid Grace Manuputty Swanto Sirait. Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta PENGARUH PENGETAHUAN PERPAJAKAN DAN PENERAPAN SELF ASSESMENT SYSTEM TERHADAP KESADARAN WAJIB PAJAK SERTA DAMPAKNYA TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK PADA KPP PRATAMA JAKARTA PANJARINGAN Inggrid Grace Manuputty

Lebih terperinci

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan Wajib Pajak Badan pada Perusahaan Industri Manufaktur di Semarang

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan Wajib Pajak Badan pada Perusahaan Industri Manufaktur di Semarang Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan Wajib Pajak Badan pada Perusahaan Industri Manufaktur di Semarang Jati Purbo Laksono H. Moch. Didik Ardiyanto, SE., MSi., Akt. ABSTRACT This research

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini berbeda dengan pajak, sumber penerimaan ini mempuyai umur tidak

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini berbeda dengan pajak, sumber penerimaan ini mempuyai umur tidak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Saat ini pajak merupakan sumber utama dana penerimaan dalam negeri sebagaimana yang tertuang dalam Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD). Dominasi pajak

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 10 BAB II LANDASAN TEORI A. Dasar Perpajakan 1. Pengertian Pajak Undang-undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2007 Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan memberikan definisi pajak sebagai berikut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah dan masyarakat, hal ini ditujukan agar pembangunan tersebut berjalan

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah dan masyarakat, hal ini ditujukan agar pembangunan tersebut berjalan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan di Indonesia sangatlah penting untuk mensejahterakan masyarakat. Pembangunan tidak akan tercapai apabila tidak ada kerja sama antara pemerintah

Lebih terperinci

BAB III OBJEK & METODE PENELITIAN. Objek penelitian adalah sesuatu yang merupakan inti dari penelitian yang

BAB III OBJEK & METODE PENELITIAN. Objek penelitian adalah sesuatu yang merupakan inti dari penelitian yang 45 BAB III OBJEK & METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian adalah sesuatu yang merupakan inti dari penelitian yang dimaksudkan sebagai variabel penelitian. Adapun objek dari penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. spesialis, dan doktor. Perguruan tinggi dapat berbentuk akademi, politeknik,

BAB I PENDAHULUAN. spesialis, dan doktor. Perguruan tinggi dapat berbentuk akademi, politeknik, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan tinggi merupakan jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang mencakup program pendidikan diploma, sarjana, magister, spesialis, dan doktor.

Lebih terperinci

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Demografi Objek Penelitian Bagian ini akan membahas demografi responden berdasarkan jenis kelamin, usia, penghasilan setahun, dan status hutang pajak tahun lalu. Ringkasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disamping komponen pembiayaan Anggaran Pendapatan Belanja Negara. Menurut Undang-Undang (UU) no. 20 tahun 1997 tentang Penerimaan

BAB I PENDAHULUAN. disamping komponen pembiayaan Anggaran Pendapatan Belanja Negara. Menurut Undang-Undang (UU) no. 20 tahun 1997 tentang Penerimaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendapatan Negara merupakan sumber utama belanja negara disamping komponen pembiayaan Anggaran Pendapatan Belanja Negara yang meliputi penerimaan bukan pajak dan penerimaan

Lebih terperinci

PENGARUH MODERNISASI SISTEM INFORMASI PERPAJAKAN BERBASIS e-faktur TERHADAP PENERIMAAN PPN (Studi Kasus Pada KPP Madya Jakarta Pusat)

PENGARUH MODERNISASI SISTEM INFORMASI PERPAJAKAN BERBASIS e-faktur TERHADAP PENERIMAAN PPN (Studi Kasus Pada KPP Madya Jakarta Pusat) 238 PENGARUH MODERNISASI SISTEM INFORMASI PERPAJAKAN BERBASIS e-faktur TERHADAP PENERIMAAN PPN (Studi Kasus Pada KPP Madya Jakarta Pusat) Oleh 1 Kartika dan 1 Vika Aryanto ABSTRACT This study aims to determine

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci : Kepatuhan Wajib Pajak, Pelayanan Pajak, Penyuluhan Pajak. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata Kunci : Kepatuhan Wajib Pajak, Pelayanan Pajak, Penyuluhan Pajak. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Dirjen pajak (DJP) memiliki tiga cara untuk meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak, pertama membuat program dan kegiatan yang dapat menyadarkan dan meningkatkan kepatuhan sukarela, khususnya Wajib

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka 1. Landasan teori a. Theory of planned behavior (TPB) Dalam theory of planned behavior (TPB) dijelaskan bahwa perilaku yang ditimbulkan oleh individu muncul karna

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

PROGRAM STUDI AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN SKRIPSI PENGARUH PERSEPSI WAJIB PAJAK TENTANG SANKSI PERPAJAKAN DAN KESADARAN TERHADAP KEPATUHAN PELAPORAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA TEBING TINGGI OLEH ZETYA NOVIANA

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori

Bab 2. Landasan Teori Bab 2 Landasan Teori 2.1. Teori Perilaku Rencanaan (Theory Of Planned Behavior) Melanjutkan sekolah dan menyelesaikan pendidikan merupakan sebuah tujuan yang semestinya dicapai oleh setiap siswa. Untuk

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BHAYANGKARA JAKARATA RAYA

UNIVERSITAS BHAYANGKARA JAKARATA RAYA UNIVERSITAS BHAYANGKARA JAKARATA RAYA PENGARUH PENERAPAN SISTEM E-FILING DAN PEMAHAMAN INTERNET TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK PADA KPP PRATAMA JAKARTA CAKUNG DUA SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Kontribusi Penerimaan Pajak Terhadap Penerimaan Negara

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Kontribusi Penerimaan Pajak Terhadap Penerimaan Negara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap tahun pemerintah melakukan pembangunan di segala bidang untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur. Untuk melaksanakan pembangunan, pemerintah tidak bisa berjalan

Lebih terperinci

untuk pembangunan membutuhkan peranan aktif Wajib Pajak. Sistem pemungutan pajak terdiri dari 3 jenis yaitu official assessment system, self

untuk pembangunan membutuhkan peranan aktif Wajib Pajak. Sistem pemungutan pajak terdiri dari 3 jenis yaitu official assessment system, self I. PENDAHULUAN Kemandirian suatu Negara dalam melaksanakan pembiayaan pembangunan sangat tergantung pada sumber penerimaan Negara tersebut. Sumber penerimaan Negara berasal dari penerimaan pajak dan penerimaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan sumber utama penerimaan negara Indonesia dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan sumber utama penerimaan negara Indonesia dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pajak merupakan sumber utama penerimaan negara Indonesia dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Penerimaan negara dari sektor pajak terus meningkat dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembiayaan menjadi suatu permasalahan yang pokok. Pembiayaan ini

BAB I PENDAHULUAN. pembiayaan menjadi suatu permasalahan yang pokok. Pembiayaan ini BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakan Masalah Mewujudkan bangsa yang adil dan makmur merupakan tujuan nasional negara Indonesia, sebagaimana yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945. Salah satu upaya untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (APBN) sangat penting bagi penerimaan Negara karena pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. (APBN) sangat penting bagi penerimaan Negara karena pemerintah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Penerimaan sektor pajak dalam Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) sangat penting bagi penerimaan Negara karena pemerintah mengintensifikasikan pemasukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mempunyai tujuan nasional, yaitu mewujudkan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mempunyai tujuan nasional, yaitu mewujudkan masyarakat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Indonesia mempunyai tujuan nasional, yaitu mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur sebagaimana yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945. Dalam melaksanakan

Lebih terperinci

DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 1-8

DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 1-8 DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 1-8 http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/accounting PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK, PELAYANAN FISKUS, DAN SANKSI PAJAK TERHADAP

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian yang Digunakan Metode penelitian yang digunakan dalam suatu penelitian, turut menentukan keberhasilan tujuan penelitian yang ingin dicapai. Dalam penelitian

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN

KUESIONER PENELITIAN Bapak/ Ibu/ Saudara tax professional (ahli / staf pajak) Yth., Dengan hormat, KUESIONER PENELITIAN Sebelumnya saya selaku mahasiswa jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Esa Unggul, Jakarta, yang

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 Variabel Laten Dan Indikator Empiris

LAMPIRAN 1 Variabel Laten Dan Indikator Empiris Variabel Laten Pengetahuan atas pajak (Widayawati dan Nurlis,2010 & Setyawati,2013) Sikap atas Pajak (Ajzen & Fishben, 1980 dalam Bobek & Hatfield, 2003 dan Hardiningsih, 2011) LAMPIRAN 1 Variabel Laten

Lebih terperinci

EVALUASI PENERAPAN e-spt TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK

EVALUASI PENERAPAN e-spt TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK EVALUASI PENERAPAN e-spt TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK (Studi Kasus Pada KPP Pratama Surakarta) NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN WAJIB PAJAK (Studi Kasus pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surabaya Gubeng) SKRIPSI

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN WAJIB PAJAK (Studi Kasus pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surabaya Gubeng) SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN WAJIB PAJAK (Studi Kasus pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surabaya Gubeng) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kantor Pelayanan Pajak Kepanjen, yang terletak di Jl.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kantor Pelayanan Pajak Kepanjen, yang terletak di Jl. A. Lokasi Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di Kantor Pelayanan Pajak Kepanjen, yang terletak di Jl. Panglima Sudirman No.1, Jatirejoyoso, Kepanjen, kota Malang. Alasan pemilihan

Lebih terperinci

(Survei pada Wajib Pajak di KPP Pratama Jakarta Grogol Petamburan) SKRIPSI

(Survei pada Wajib Pajak di KPP Pratama Jakarta Grogol Petamburan) SKRIPSI PENGARUH PENERAPAN SELF ASSESSMENT SYSTEM, PERUBAHAN TARIF PAJAK DAN SANKSI PERPAJAKAN TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK PELAKU UKM SETELAH PENERAPAN PP NO.46 TAHUN 2013 (Survei pada Wajib Pajak di KPP Pratama

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Variabel Penelitian dan Hipotesis 3.1.1 Variabel dan Definisi Operasional Definisi operasional adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu variabel atau konstruk dengan

Lebih terperinci

EFISIENSI PENGISIAN SURAT PEMBERITAHUAN WAJIB PAJAK

EFISIENSI PENGISIAN SURAT PEMBERITAHUAN WAJIB PAJAK PROSIDING Kajian Ilmiah Dosen Sulbar DOI : PENGARUH PENERAPAN ELEKTRONIK SURAT PEMBERITAHUAN (e-spt) TERHADAP EFISIENSI PENGISIAN SURAT PEMBERITAHUAN WAJIB PAJAK (Studi Kasus Pada SMK Negeri 2 Majene)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan penerimaan dalam negeri yang terbesar. Sebagai upaya untuk

BAB I PENDAHULUAN. merupakan penerimaan dalam negeri yang terbesar. Sebagai upaya untuk BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pajak merupakan sumber penerimaan utama negara yang digunakan untuk membiayai pengeluaran pemerintah dan pembangunan. Hal ini tertuang dalam Anggaran Penerimaan dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pembahasan dalam penelitian ini didasarkan pada penelitian-penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pembahasan dalam penelitian ini didasarkan pada penelitian-penelitian BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Pembahasan dalam penelitian ini didasarkan pada penelitian-penelitian sebelumnya. Berikut ini merupakan beberapa penelitian terdahulu beserta persamaan

Lebih terperinci

ABSTRACT. Keywords : Taxpayer compliance, The quality of service Account Representative. vii Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT. Keywords : Taxpayer compliance, The quality of service Account Representative. vii Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT The research, entitled the influence of the quality of service Account Representative Of Taxpayer Compliance (Survey On Tax Service Office Taxpayer Pratama Bojonagara Bandung). This research aims

Lebih terperinci

KUESIONER PLANNED BEHAVIOR

KUESIONER PLANNED BEHAVIOR Lampiran 1 RAHASIA KUESIONER PLANNED BEHAVIOR IDENTITAS Nama (inisial) : Usia : Jenis kelamin : L / P (lingkari salah satu) Pendidikan : Lamanya menjalani hemodialisis : PETUNJUK PENGISIAN Berikut ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan pada tingkat nasional, regional, maupun lokal. Pajak Bumi dan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan pada tingkat nasional, regional, maupun lokal. Pajak Bumi dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara yang utama, karena itu peranan sektor pajak sangat besar, terutama untuk menunjang keberhasilan pembangunan pada

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN PEMENUHAN KEWAJIBAN PERPAJAKAN PADA PT SM ANUGRAH RAYA TAMA

ANALISIS PENERAPAN PEMENUHAN KEWAJIBAN PERPAJAKAN PADA PT SM ANUGRAH RAYA TAMA ANALISIS PENERAPAN PEMENUHAN KEWAJIBAN PERPAJAKAN PADA PT SM ANUGRAH RAYA TAMA Wilianto Taufik, Yunita Anwar Universitas Bina Nusantara Jl. K. H. Syahdan No.9 Kemanggisan/Palmerah Jakarta Barat 11480 Phone

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Responden Pada bab IV ini akan menampilkan hasil penelitian yang berupa gambaran umum objek penelitian dan data deskriptif serta menyajikan hasil komputasi

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NIAT KETIDAKPATUHAN DALAM MEMBAYAR PAJAK. (Studi Empiris Terhadap Wajib Pajak PBB-P2 Kabupaten Sukoharjo)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NIAT KETIDAKPATUHAN DALAM MEMBAYAR PAJAK. (Studi Empiris Terhadap Wajib Pajak PBB-P2 Kabupaten Sukoharjo) digilib.uns.ac.id 1 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NIAT KETIDAKPATUHAN DALAM MEMBAYAR PAJAK (Studi Empiris Terhadap Wajib Pajak PBB-P2 Kabupaten Sukoharjo) TESIS Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas

Lebih terperinci

( Studi kasus pada KPP PRATAMA Sukoharjo ) NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : AGIL ANGGARA HARYUDA B

( Studi kasus pada KPP PRATAMA Sukoharjo ) NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : AGIL ANGGARA HARYUDA B PENGARUH TINGKAT KESADARAN, PENGETAHUAN DAN PEMAHAMAN PERATURAN PERPAJAKAN, KONDISI KEUANGAN SERTA TARIF PAJAK TERHADAP KEPATUHAN MEMBAYAR PAJAK WAJIB PAJAK BADAN ( Studi kasus pada KPP PRATAMA Sukoharjo

Lebih terperinci