FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NIAT KETIDAKPATUHAN DALAM MEMBAYAR PAJAK. (Studi Empiris Terhadap Wajib Pajak PBB-P2 Kabupaten Sukoharjo)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NIAT KETIDAKPATUHAN DALAM MEMBAYAR PAJAK. (Studi Empiris Terhadap Wajib Pajak PBB-P2 Kabupaten Sukoharjo)"

Transkripsi

1 digilib.uns.ac.id 1 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NIAT KETIDAKPATUHAN DALAM MEMBAYAR PAJAK (Studi Empiris Terhadap Wajib Pajak PBB-P2 Kabupaten Sukoharjo) TESIS Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mencapai Derajat Magister Sains Program Studi Magister Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sebelas Maret Surakarta Oleh : ENDANG SRI WINARSIH NIM : S FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2014

2 digilib.uns.ac.id 2

3 digilib.uns.ac.id 3

4 digilib.uns.ac.id 4 PERNYATAAN Nama : Endang Sri Winarsih NIM : S Program Studi : Magister Akuntansi Konsentrasi : Akuntansi Sektor Publik Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis berjudul Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Niat Ketidakpatuhan Dalam Membayar Pajak adalah betul-betul karya saya sendiri. Hal-hal yang bukan karya saya, dalam tesis ini diberi tanda citasi dan ditunjukkan dalam daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti pernyataan saya ini tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan tesis dan gelar yang saya peroleh atas tesis tersebut. Surakarta, Agustus 2014 Yang Menyatakan Endang Sri Winarsih iv

5 digilib.uns.ac.id 5 HALAMAN PERSEMBAHAN Karya sederhana ini kupersembahkan kepada: Allah SWT, dengan ridho-nya sebuah karya yang sederhana ini akhirnya dapat selesai dan semoga segalanya dapat bernilai pahala di hadapan-nya. Bapak dan Ibu Suradji (alm) tercinta, yang sudah tenang di alamnya. Bapak dan Ibu Harun tercinta, yang telah memberikan doa, cinta dan bantuannya selama ini. Suamiku tercinta, Lukman Suryani terima kasih atas segala yang telah diberikan yang tak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Anak-anakku tersayang, Mbk Syadza dan Dik Nawab makasih atas doa dan pengertiannya. Saudara-saudaraku tersayang yang telah memberikan kasih sayang dan semangat. Pembimbingku tercinta yang telah memberikan segala kritik, dan saran yang membangun sampai terselesainya karya ini. Sahabat-sahabat terbaikku yang telah membantu segalanya. Almamaterku. v

6 digilib.uns.ac.id 6 HALAMAN MOTTO Jadilah seperti karang di lautan yang kuat dihantam ombak dan kerjakanlah hal yang bermanfaat untuk diri sendiri dan orang lain, karena hidup hanyalah sekali. Ingat hanya pada Allah apapun dan di manapun kita berada kepada Dia-lah tempat meminta dan memohon. Kebanyakan dari kita tidak mensyukuri apa yang sudah kita miliki, tetapi kita selalu menyesali apa yang belum kita capai. Tidak ada masalah yang tidak bisa diselesaikan selama ada komitmen bersama untuk menyelesaikannya. Berangkat dengan penuh keyakinan, Berjalan dengan penuh keikhlasan, Istiqomah dalam menghadapi cobaan, yakin, Ikhlas, Istiqomah. vi

7 digilib.uns.ac.id 7 KATA PENGANTAR Alhamdulillah, segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmad dan karunia-nya, sehingga tesis yang berjudul Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Niat Ketidakpatuhan Dalam Membayar Pajak dapat terselesaikan dengan baik. Tesis ini disusun guna memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Sains Program Studi Magister Akuntansi pada Universitas Sebelas Maret Surakarta. Peneliti menyadari bahwa penyusunan tesis tidak dapat terlepas dari bantuan dan dorongan dari berbagai pihak, maka pada kesempatan ini peneliti dengan segala kerendahan hati mengucapkan terima kasih kepada: 1. Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia yang telah berkenan memberikan Beasiswa Unggulan Departemen Pendidikan Nasional dalam menempuh studi di Program Studi Magister Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Prof. Dr. Ravik Karsidi, M.S., selaku Rektor Universitas Sebelas Maret Surakarta. 3. Prof. Drs. Ir. Ahmad Yunus, M.S., selaku Direktur Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta. 4. Dr. Wisnu Untoro, MS., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. 5. Dr. Payamta, M.Si., Ak., CPA., selaku Ketua Program Magister Akuntansi Universitas Sebelas Maret Surakarta. vii

8 digilib.uns.ac.id 8 6. Dra. Y. Anni Aryani, M.Prof.Acc, Ph.D., Ak., selaku Sekretaris Program Magister Akuntansi Universitas Sebelas Maret Surakarta. 7. Dr.Bandi, M.Si., Ak., selaku Dosen Pembimbing atas segala informasi, arahan, dan bimbingan dalam penyusunan tesis ini. 8. Seluruh staf pengajar Magister Akuntansi Universitas Sebelas Maret Surakarta atas ilmu yang telah diberikan. 9. Ibu dan Bapak Suradji (alm) tercinta yang sudah tenang di alamnya. 10. Ibu dan Bapak Harun tercinta terimakasih yang tiada taranya atas doa dan bantuannya yang tak terhitung selama ini. 11. Suamiku Lukman Suryani dan anak-anakku, Mbk Syadza dan Dik Nawab tersayang yang selalu memberikan semangat, doa dan pengertiannya. 12. Teman-teman kelas guru Magister Akuntansi Sebelas Maret Surakarta atas semua kerjasamanya. Peneliti menyadari bahwa banyak kekurangan dalam penyusunan tesis ini. Oleh karena itu, peneliti selalu terbuka untuk menerima kritik dan saran yang bersifat membangun. Semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu akuntansi. Surakarta, Agustus 2014 Penulis viii

9 digilib.uns.ac.id 9 DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL...i HALAMAN PERSETUJUAN... ii HALAMAN PENGESAHAN...iii HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN... iv HALAMAN PERSEMBAHAN... v HALAMAN MOTTO...vi KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI...ix DAFTAR TABEL...xiv DAFTAR GAMBAR...xv DAFTAR LAMPIRAN...xvi ABSTRACT...xvii ABSTRAK...xviii BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian...10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Telaah Teoritis Teori TPB...11 ix

10 digilib.uns.ac.id 10 Halaman PBB- P Sikap Norma Subyektif Kewajiban Moral Niat Berperilaku Kontrol Perilaku yang Dipersepsikan Ketidakpatuhan Pajak Review Penelitian Terdahulu Kerangka Pemikiran Teoritis Pengembangan Hipotesis dan Kerangka Pemikiran Teoritis Sikap Terhadap Niat Ketidakpatuhan Dalam Membayar Pajak Norma Subyektif terhadap Niat Ketidakpatuhan Dalam Membayar Pajak Kewajiban Moral terhadap Niat Ketidakpatuhan Dalam Membayar Pajak Kontrol Perilaku yang Dipersepsikan terhadap Niat Ketidakpatuhan Dalam Membayar Pajak...23 BAB III METODE PENELITIAN Populasi dan Teknik Penentuan Sampel Teknik Pengumpulan Data Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel...28 x

11 digilib.uns.ac.id 11 Halaman Sikap Norma Subyektif Kewajiban Moral Kontrol Perilaku yang Dipersepsikan Niat Ketidakpatuhan Teknik Analisis dan Uji Hipotesis Teknik Analisis Statistik Deskriptif Teknik Pengujian Kualitas Data Uji Reliabilitas Uji Validitas Uji Asumsi Klasik Uji Normalitas Uji Multikolinearitas Uji Heteroskedastisitas Model Regresi Teknik Pengujian Hipotesis Koefisien Determinasi Uji Signifikansi Parameter Simultan (Uji Statistik F) Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)...37 BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Responden Deskripsi Data...39 xi

12 digilib.uns.ac.id 12 Halaman 4.3 Demografi Responden Statistik Deskriptif Variabel Sikap Variabel Norma Subyektif Variabel Kewajiban Moral Variabel Kontrol Keperilakuan yang Dipersepsikan Variabel Niat Ketidakpatuhan Uji Kualitas Data Uji Reliabilitas Uji Validitas Uji Asumsi Klasik Uji Normalitas Uji Multikolinearitas Uji Heteroskedastisitas Analisis Regresi Pengujian Hipotesis Koefisien Determinasi (R 2 ) Uji Statistik F Uji Statistik t Pembahasan Hasil dan Pengujian Hipotesis Pengaruh Positif Sikap terhadap Niat Ketidakpatuhan...53 xii

13 digilib.uns.ac.id 13 Halaman Pengaruh Positif Norma Subyektif terhadap Niat Ketidakpatuhan Pengaruh Positif Kewajiban Moral terhadap Niat Ketidakpatuhan Pengaruh Positif Kontrol Perilaku yang Dipersepsikan terhadap Niat Ketidakpatuhan Ringkasan Hasil Penelitian dengan Penelitian Sebelumnya...58 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Keterbatasan Saran Implikasi...60 DAFTARPUSTAKA...61 LAMPIRAN...64 xiii

14 digilib.uns.ac.id 14 DAFTAR TABEL Tabel Halaman 3.1. Penentuan sampel per Kecamatan Bobot dan Jenis Jawaban Skala Likert Deskripsi Data Profil Responden Statistik Deskriptif Hasil Uji Reliabilitas Hasil Uji Validitas Variabel Sikap Hasil Uji Validitas Variabel Norma Subyektif Hasil Uji Validitas Variabel Kewajiban Moral Hasil Uji Validitas Variabel Kontrol Perilaku yang Dipersepsikan Hasil Uji Validitas Variabel Niat Ketidakpatuhan Hasil Uji Normalitas Hasil Uji Multikolinearitas Koefisien Determinasi (R 2 ) Hasil Uji F Hasil Uji t Ringkasan Hasil Penelitian dengan Penelitian Sebelumnya xiv

15 digilib.uns.ac.id 15 DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman 2.3. Model Teoritis Normal P.Plot Scatter Plot...50 xv

16 digilib.uns.ac.id 16 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Data Responden 2. Kuisioner Penalitian 3. Tabulasi Kuesioner 4. Hasil Uji Validitas Reliabilitas 5. Hasil Uji Asumsi Klasik 6. Hasil Analisis Regresi xvi

17 digilib.uns.ac.id 17 ABSTRACT ENDANG SRI WINARSIH NIM : S FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NIAT KETIDAKPATUHAN DALAM MEMBAYAR PAJAK (Studi Empiris Terhadap Wajib Pajak PBB-P2 Kabupaten Sukoharjo) The purpose of this reseach is to determine what the factors that influence non-compliance in paying taxes. Respondents are used in this reseach is the taxpayer domiciled in Sukoharjo. This reseach uses primary data with purposive sampling method in the determination of the sample. This reseach uses attitudes, subjective norms, moral obligation, and perceived behavioral control as independent variables and intentions of noncompliance as the dependent variable. The method of analysis in this reseach using multiple linear regression analysis with SPSS for Windows 17:00. The results of this study indicate that together attitudes, subjective norms, moral obligation, and perceived behavioral control positive effect on the intention of non-compliance. Key word: attitude, subjective norm, moral obligation, perceived behavioral control and intention non-compliance. xvii

18 digilib.uns.ac.id 18 ABSTRAK ENDANG SRI WINARSIH NIM : S FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NIAT KETIDAKPATUHAN DALAM MEMBAYAR PAJAK (Studi Empiris Terhadap Wajib Pajak PBB-P2 Kabupaten Sukoharjo) Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi ketidakpatuhan dalam membayar pajak. Responden yang digunakan dalam penelitian ini adalah wajib pajak yang berdomisili di Kabupaten Sukoharjo. Penelitian ini menggunakan data primer dengan metode purposive sampling dalam penentuan sampel. Penelitian ini menggunakan sikap, norma subyektif, kewajiban moral dan kontrol keperilakuan yang dipersepsikan sebagai variabel independen dan niat ketidakpatuhan sebagai variabel dependen. Metode analisis dalam penelitian ini dengan menggunakan analisis regresi linier berganda dengan program SPSS for Windows. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara bersama-sama sikap, norma subyektif, kewajiban moral dan kontrol perilaku yang dipersepsikan berpengaruh positif terhadap niat ketidakpatuhan. Kata Kunci: sikap, norma subyektif, kewajiban moral, kontrol perilaku yang dipersepsikan, dan niat ketidakpatuhan. xviii

19 digilib.uns.ac.id 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perjalanan reformasi pajak di Indonesia telah melewati masa lebih dari 20 tahun lamanya. Reformasi pajak dilakukan mengingat peran migas dalam penerimaan negara menjadi semakin berkurang dan tidak dapat diandalkan sebagai sumber penerimaan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBN). Hal ini menyebabkan pajak menjadi pemasok utama dana bagi pemerintah dalam membiayai segala pengeluaran-pengeluarannya. Menurut Mustikasari (2007), saat ini sekitar 80% dana APBN berasal dari penerimaan pajak. Hal ini menjadi suatu bukti bahwa penerimaan pajak telah menjadi tulang punggung penerimaan negara yang dapat diandalkan. Reformasi sistem perpajakan ini diharapkan menghasilkan mekanisme pelayanan perpajakan yang bertanggungjawab secara internal institusional (responsiblity) dan dapat dipertanggungjawabkan secara external social (accountability). Reformasi institusional yang bersifat administrasi pelayanan ini dengan berani diikuti pula dengan reformasi di bidang mental spiritual aparat pajak. Beberapa program reformasi yang substansial bidang perpajakan menyangkut; satu, reformasi aparatur (tax officer) memuat dimensi moral, etika, dan integritas aparat pajak. Dua, reformasi bidang kebijakan (tax policy) dilakukan melalui revisi dan review Undang-Undang perpajakan. Tiga, reformasi bidang pelayanan masyarakat (tax service) dengan membangun berbagai utilitas 1

20 digilib.uns.ac.id 2 dan fasilitas pelayanan dan empat, reformasi bidang supervisi agar wajib pajak (tax payer) selalu memenuhi kewajibannya (Mustikasari, 2007). Langkah pemerintah untuk meningkatkan penerimaan dari sektor perpajakan dimulai dengan melakukan reformasi perpajakan secara menyeluruh pada tahun 1983, dan sejak saat itulah, Indonesia menganut sistem self assesment. Penerapan self assesment system akan efektif apabila kondisi kepatuhan sukarela (voluntary compliance) pada masyarakat telah terbentuk (Darmayanti, 2004). Adanya penerapan sistem self assesment dan program reformasi yang substansial diharapkan dapat meningkatkan kepatuhan wajib pajak dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya secara sukarela dan sesuai dengan ketentuan undang-undang dan peraturan perpajakan yang berlaku. Mustikasari (2007) menjelaskan bahwa penerapan self assesment system hanya akan efektif apabila kondisi kepatuhan sukarela (voluntary compliance) pada masyarakat telah terbentuk. Kenyataan di Indonesia menunjukkan bahwa tingkat kepatuhan sukarela wajib pajak nampak masih sangat rendah. Dalam penelitian Chau (2009) faktor yang mempengaruhi penerimaan pajak suatu negara diantaranya adalah tingkat kepatuhan wajib pajak masyarakat di negara tersebut. Apabila masyarakat semakin sadar dan patuh akan peraturan perpajakan maka tentunya akan berimbas kepada peningkatan pendapatan pajak dalam negeri. Kepatuhan wajib pajak sangat dipengaruhi oleh moralitas dari wajib pajak. Hal ini disebabkan karena membayar pajak adalah suatu aktivitas yang tidak lepas dari kondisi perilaku wajib pajak itu sendiri. Aspek moral dalam bidang

21 digilib.uns.ac.id 3 perpajakan menyangkut dua hal yaitu kewajiban moral dari wajib pajak dalam menjalankan kewajiban perpajakannya sebagai warga negara yang baik dan kesadaran moral wajib pajak atas alokasi penerimaan pajak oleh pemerintah (Brown, 2003). Data yang akurat mengenai berapa jumlah tax gap Indonesia belum tersedia. Namun dalam pidato pengukuhannya sebagai guru besar Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Gunadi mengutip hasil laporan Badan Pemeriksa Keuangan dan Pembangunan (BPKP) tentang audit kinerja Direktorat Jenderal Pajak, bahwa Indonesia mengalami tax gap yang cukup signifikan. Dari sisi lain, tax ratio Indonesia paling rendah di kawasan ASEAN yaitu hanya rata-rata sebesar 12,2-13,5 % untuk tahun (Berita Pajak, 1 September 2005). Sementara itu, tax ratio negara-negara ASEAN sebesar: Malaysia (20,17%), Singapura (21,4%), Brunei (18,8%), dan Thailand (17,28%). Angka tax gap yang signifikan dan tax ratio yang masih rendah ini menunjukkan usaha memungut pajak (tax effort) Indonesia rendah (Gunadi, 2002). Untuk mencapai target pajak, perlu ditumbuhkan terus menerus kesadaran dan kepatuhan masyarakat wajib pajak untuk memenuhi kewajiban pajak sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Mengingat kesadaran dan kepatuhan wajib pajak merupakan faktor penting bagi peningkatan penerimaan pajak, maka perlu secara intensif dikaji tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak, khususnya wajib pajak orang pribadi. Penelitian mengenai kepatuhan pajak sudah sering dilakukan. Beberapa peneliti menggunakan kerangka model Theory of Planned Behavior (TPB) untuk

22 digilib.uns.ac.id 4 menjelaskan perilaku kepatuhan pajak Wajib Pajak Orang Pribadi (Blanthorne, 2000; Bobek, 2003). Model Theory of Planned Behavior TPB yang digunakan dalam penelitian memberikan penjelasan yang signifikan, bahwa perilaku tidak patuh (noncompliance) wajib pajak sangat dipengaruhi oleh variabel sikap, norma subyektif, dan kontrol perilaku yang dipersepsikan. Bradley (1994) dan Siahaan (2005) melakukan penelitian kepatuhan wajib pajak badan dengan responden tax professional. Penelitian keduanya bukan merupakan penelitian perilaku. Tax professional adalah orang profesional di perusahaan yang ahli di bidang perpajakan. Oleh karena itu, untuk menjelaskan perilaku wajib pajak badan yang dalam hal ini diwakili oleh tax professional perlu menggunakan teori perilaku individu dan perilaku organisasi. Penelitian terdahulu menunjukkan bahwa pengaruh persepsi kontrol perilaku dan niat tax profesional terhadap kepatuhan memperlihatkan bahwa sikap, norma subyektif, niat, dan persepsi kontrol perilaku atau perilaku individu mempunyai pengaruh positif terhadap kepatuhan pajak. Perilaku yang dimunculkan oleh individu timbul karena adanya niat untuk berperilaku, sedangkan munculnya niat berperilaku ditentukan oleh 3 faktor penentu, yaitu behavioral beliefs, normative beliefs, dan control beliefs. Secara berurutan, behavioral beliefs menghasilkan sikap dan niat terhadap perilaku positif atau negatif, normative beliefs menghasilkan tekanan sosial yang dipersepsikan dan control beliefs menghasilkan kontrol perilaku yang dipersepsikan (Ajzen, 2002). Teori ini menggunakan tiga indikator dalam mengukur kontrol perilaku, yaitu pertama, kemungkinan diperiksa oleh fiskus; kedua, kemungkinan

23 digilib.uns.ac.id 5 dikenakan sanksi dan; ketiga, kemungkinan pelaporan pihak ketiga (Blanthorne, 2000; Bobek dan Harfiled, 2003; Mustikasari, 2007), sedangkan untuk menjelaskan variabel niat menggunakan indikator kecenderungan dan memutuskan. Hasil penelitian tersebut dapat menunjukkan bahwa variabel kontrol perilaku mempengaruhi secara positif dan signifikan terhadap kepatuhan pajak. Namun menurut hasil penelitian lain, persepsi kontrol perilaku mempunyai pengaruh yang negatif dan signifikan terhadap kepatuhan (Mustikasari, 2007). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi niat ketidakpatuhan dalam membayar pajak. Ide utama penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan Bobek dan Hatfield (2003). Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Bobek dan Hatfield (2003) adalah bahwa obyek yang digunakan pada penelitian ini adalah pemerintah daerah Kabupaten Sukoharjo dan populasi yang digunakan adalah jumlah wajib pajak orang pribadi yang berdomisili di Kabupaten Sukoharjo, sedangkan penelitian Bobek dan Hatfield (2003) terletak pada lokasi penelitian. Pada penelitian tersebut menganalisa perilaku ketidakpatuhan Wajib Pajak di Negara bagian Florida. Perilaku kepatuhan pajak akan berbeda di setiap negara karena setiap negara memiliki kultur masing-masing. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Tarjo (2009) terletak pada lokasi penelitian dan obyek yang digunakan. Penelitian Tarjo (2009) menganalisa perilaku ketidakpatuhan wajib pajak orang pribadi di Bangkalan dan sampel yang digunakan adalah pajak penghasilan orang pribadi.

24 digilib.uns.ac.id 6 Pemilihan pemerintah daerah Kabupaten Sukoharjo sebagai obyek dari penelitian ini didasarkan pada pertimbangan bahwa dengan diberlakukannya Undang-Undang Nomor 28 tahun 2009 menggantikan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, terdapat empat jenis pajak baru yang diberikan wewenang sepenuhnya kepada daerah yaitu Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB- P2), Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) yang sebelumnya menjadi wewenang pusat, Pajak Sarang Burung Walet sebagai pajak Kabupaten atau Kota serta Pajak Rokok yang merupakan pajak baru bagi Propinsi. Disamping itu juga terdapat empat jenis retribusi baru bagi daerah yaitu Retribusi Pelayanan Tera Ulang, Retribusi Pelayanan Pendidikan, Retribusi Pengendalian Menara Telekomunikasi, dan Retribusi Izin Usaha Perikanan. Pengalihan pengelolaan BPHTB dan PBB-P2 dari Pemerintah Pusat kepada Pemerintah Daerah merupakan suatu bentuk tindak lanjut kebijakan otonomi daerah dan desentralisasi fiskal. Hal ini adalah titik balik dalam pengelolaan BPHTB, dan pengelolaan PBB-P2. Dengan pengalihan ini maka kegiatan proses pendataan, penilaian, penetapan, pengadministrasian, pemungutan atau penagihan dan pelayanan PBB-P2 akan diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten atau Kota, yang dimaksud dengan pengalihan wewenang pemungutan sebenarnya adalah merupakan pengalihan seluruh rangkaian kegiatan mulai dari penghimpunan data obyek dan subyek pajak, penentuan besarnya pajak

25 digilib.uns.ac.id 7 yang terhutang, pelaksanaan kegiatan penagihan pajak terhadap Wajib Pajak serta pengawasan penyetorannya yang selama ini dilakukan oleh Pemerintah Pusat. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009, pengalihan pengelolaan BPHTB dilaksanakan mulai 1 Januari 2011 dan pengalihan pengelolaan PBB-P2 ke seluruh pemerintahan kabupaten atau kota dimulai paling lambat 1 Januari Dengan pengalihan ini, penerimaan PBB-P2 dan BPHTB akan sepenuhnya masuk ke pemerintah kabupaten atau kota sehingga diharapkan mampu meningkatkan jumlah pendapatan asli daerah. Pada saat PBB-P2 dikelola oleh pemerintah pusat, pemerintah kabupaten atau kota hanya mendapatkan bagian sebesar 64,8 % dan BPHTB hanya mendapatkan 64%. Setelah pengalihan ini, semua pendapatan dari sektor PBB-P2 dan BPHTB akan masuk ke dalam kas pemerintah daerah. Dalam Undang-Undang Nomor 28 tahun 2009 yang salah satu kebijakan pajak daerah yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 28 tahun 2009 adalah menetapkan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) serta Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) menjadi pajak kabupaten atau kota. Mulai 21 Januari 2012, Kabupaten Sukoharjo mengambil alih pengelolaan Pajak Bumi Bangunan (PBB) secara mandiri dari pengelolaan sebelumnya, yakni Kantor Pajak Pratama (KPP) Sukoharjo. Kabupaten Sukoharjo merupakan kabupaten pertama di Jawa Tengah yang mengambil alih pengelolaan PBB secara mandiri dari Kantor Direktorat Jenderal Pajak.

26 digilib.uns.ac.id 8 Diresmikannya pengelolaan administrasi PBB-P2, maka PBB-P2 Sukoharjo yang sebelumnya dikelola kantor pajak, kini telah resmi diambil alih untuk dikelola Pemerintah daerah Kabupaten Sukoharjo sepenuhnya. Pendapatan dari pajak bumi dan bangunan pun resmi masuk ke kas daerah. Pemerintah daerah Kabupaten Sukoharjo telah melaksanakan pengelolaan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan Perkotaan (PBB-P2) secara mandiri sudah berjalan selama dua tahun, yaitu mulai 21 Januari 2012 sampai sekarang. 1.2 Perumusan Masalah Hasil penelitian faktor-faktor yang mempengaruhi ketidakpatuhan dalam membayar pajak terdahulu terdapat hasil yang berbeda-beda, yaitu Hanno dan Violette (1996); Bobek dan Hatfield (2003), telah menemukan bahwa sikap berpengaruh secara signifikan terhadap niat ketidakpatuhan pajak, sedangkan Blanthorne (2000) dan Hidayat (2010) telah menemukan bahwa sikap tidak berpengaruh terhadap niat ketidakpatuhan pajak. Norma subyektif berpengaruh terhadap niat ketidakpatuhan (Hanno dan Violette, 1996; Bobek dan Hatfield, 2003), sedangkan Mustikawati (2003) dan Ernawati (2010) menemukan bahwa norma subyektif tidak berpengaruh pada niat ketidakpatuhan. Ajzen (2002) telah menemukan kontrol perilaku mempengaruhi niat didasarkan atas asumsi bahwa kontrol perilaku yang dipersepsikan oleh individu akan memberikan implikasi motivasi pada orang tersebut, sedangkan Blanthorne (2000); Bobek dan Hatfield (2003) dalam penelitiannya kontrol perilaku yang dipersepsikan tidak berpengaruh terhadap niat ketidakpatuhan pajak. Penelitian

27 digilib.uns.ac.id 9 yang dilakukan Parker (1995), Wenzel (2004) dan Jati (2013) menunjukkan bahwa kewajiban moral mempunyai pengaruh terhadap niat ketidakpatuhan pajak, sedangkan penelitian (Hanno dan Violette,1996; Mustikasari, 2007) membuktikan bahwa kewajiban moral tidak berpengaruh terhadap niat ketidakpatuhan pajak. Alasan pentingnya masalah ini diteliti karena adanya perbedaan pendapat mengenai hasil penelitian ini. Untuk itu dapat dirumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1. Apakah sikap berpengaruh positif terhadap niat ketidakpatuhan dalam membayar pajak? 2. Apakah norma subyektif berpengaruh positif terhadap niat ketidakpatuhan dalam membayar pajak? 3. Apakah kewajiban moral berpengaruh positif terhadap niat ketidakpatuhan dalam membayar pajak? 4. Apakah kontrol perilaku yang dipersepsikan berpengaruh positif terhadap niat ketidakpatuhan dalam membayar pajak? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan Penelitian adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui pengaruh sikap terhadap niat ketidakpatuhan dalam membayar pajak. 2. Untuk mengetahui pengaruh norma subyektif terhadap niat ketidakpatuhan dalam membayar pajak. 3. Untuk mengetahui pengaruh kewajiban moral terhadap niat ketidakpatuhan dalam membayar pajak.

28 digilib.uns.ac.id Untuk mengetahui pengaruh kontrol perilaku yang dipersepsikan terhadap niat ketidakpatuhan dalam membayar pajak. 1.4 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi: 1. Bagi praktisi, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi pemerintah selaku pengambil kebijakan dalam rangka menaikkan tingkat kepatuhan pajak wajib pajak. Kebijakan ini dapat meliputi bidang-bidang yang mempengaruhi sikap, norma subyektif, kewajiban moral dan kontrol perilaku yang dipersepsikan dari wajib pajak. 2. Bagi ilmu pengetahuan, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan serta wawasan untuk melengkapi kajian-kajian mengenai perilaku kepatuhan pajak dalam ranah studi akuntansi keperilakuan.

29 digilib.uns.ac.id 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Telaah Teoritis Teori Theory of Planned Behavior (TPB) Berdasarkan Theory of Planned Behavior, Ajzen (1991), faktor sentral dari perilaku individu adalah bahwa perilaku itu dipengaruhi oleh niat individu (behavioral intention) terhadap perilaku tertentu tersebut, sedangkan niat untuk berperilaku dipengaruhi oleh variabel sikap (attitude), norma subyektif (subjective norm), dan kontrol perilaku yang dipersepsikan (perceived behavioral control). Teori ini dilandasi pada postulat teori yang menyatakan bahwa perilaku merupakan fungsi dari informasi atau keyakinan yang menonjol mengenai perilaku tersebut. Orang dapat saja memiliki berbagai macam keyakinan terhadap suatu perilaku, namun ketika dihadapkan pada suatu kejadian tertentu, hanya sedikit dari keyakinan tersebut yang timbul untuk mempengaruhi perilaku. Sedikit keyakinan inilah yang menonjol dalam mempengaruhi perilaku individu (Ajzen, 1991). Perilaku yang ditampilkan oleh individu timbul karena adanya niat untuk berperilaku, sedangkan munculnya niat berperilaku ditentukan oleh 3 faktor penentu yaitu: (1) behavioral beliefs, yaitu keyakinan individu akan hasil dari suatu perilaku dan evaluasi atas hasil tersebut (beliefs strength and outcome evaluation), (2) normative beliefs, yaitu keyakinan tentang harapan normatif orang lain dan motivasi untuk memenuhi harapan tersebut (normative beliefs and motivation to comply), dan (3) control beliefs, yaitu keyakinan tentang

30 digilib.uns.ac.id 12 keberadaan hal-hal yang mendukung atau menghambat perilaku yang akan ditampilkan (control beliefs) dan persepsinya tentang seberapa kuat hal-hal yang mendukung dan menghambat perilakunya tersebut (perceived power). Hambatan yang mungkin timbul pada saat perilaku ditampilkan dapat berasal dari dalam diri sendiri maupun dari lingkungan. Secara berurutan, behavioral beliefs menghasilkan sikap terhadap perilaku positif atau negatif, normative beliefs menghasilkan tekanan sosial yang dipersepsikan (perceived social pressure) atau norma subyektif (subjective norm) dan control beliefs menimbulkan perceived behavioral control atau kontrol perilaku yang dipersepsikan (Ajzen, 2002). Walaupun secara umum model TPB dapat menjelaskan perilaku individu, namun Bobek dan Hatfield (2003), mengatakan bahwa terdapat perbedaan karakteristik untuk perilaku kepatuhan pajak. Satu karakteristik yang berbeda adalah perasaan bersalah yang dimiliki oleh satu pihak namun tidak dimiliki oleh pihak lain. Inilah norma individu atau kewajiban moral (moral obligation). Dengan kata lain, kewajiban moral adalah norma individu yang dimiliki oleh seseorang namun kemungkinan tidak dimiliki oleh orang lain Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan Perkotaan (PBB-P2) Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan adalah pajak atas bumi dan bangunan yang dimiliki, dikuasai, dan dimanfaatkan oleh orang pribadi atau badan, kecuali kawasan yang digunakan untuk kegiatan usaha perkebunan, perhutanan, dan pertambangan (Pasal 1 angka 37 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah).

31 digilib.uns.ac.id 13 Sebelum berlakunya Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009, PBB-P2 diatur dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1985 tentang Pajak Bumi dan Bangunan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun Terkait dengan peraturan pelaksanaan mengenai Perdesaan dan Perkotaan masih tetap berlaku sampai dengan tanggal 31 Desember 2013, sepanjang belum ada Peraturan Daerah tentang Pajak Bumi dan Bangunan yang terkait dengan Perdesaan dan Perkotaan. Dalam rangka mempersiapkan pengelolaan PBB kepada pemerintah kabupaten atau kota, maka menurut pasal 182 angka 1 Undang-Undang Nomor 28 tahun 2009 diatur bahwa Menteri Keuangan dengan Menteri Dalam Negeri bersama-sama mengatur tahapan persiapan pengalihan PBB-P2 sebagai Pajak Daerah dalam waktu paling lambat 31 Desember Untuk pelaksanaan persiapan tersebut telah diterbitkan Peraturan Bersama (Perber) antara Menteri Keuangan dan Menteri Dalam Negeri Nomor 213/PMK.07/2010 dan Nomor 58 Tahun 2010 tentang Tahapan Persiapan Pengalihan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan sebagai Pajak Daerah. Menindaklanjuti Perber tersebut, diterbitkan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-61/PJ/2010 tentang Tata Cara Persiapan Pengalihan PBB Perdesaan dan Perkotaan sebagai Pajak Daerah. Pada tahun 2011 hanya Pemerintah Kota Surabaya yang telah mendapatkan pengalihan atas pengelolaan PBB dari sektor perkotaan dan perdesaan. Kota ini merupakan satu-satunya kota yang telah siap melakukan pengelolaan PBB dari sektor P2 tersebut. Dengan demikian Pemerintah Kota Surabaya menjadi pilot project bagi pelaksanaan

32 digilib.uns.ac.id 14 pengalihan pengelolaan penerimaan dari sektor PBB-P2. Keberhasilan pemerintah Kota Surabaya dalam mengelola penerimaan dari sektor PBB- P2 dapat menjadi contoh dan acuan bagi pemerintah kabupaten atau kota. Untuk tahun 2012, 17 kabupaten atau kota telah menyatakan diri siap untuk mengelola PBB sektor P2. Kemudian, sebanyak 105 kabupaten atau kota telah menyatakan kesiapannya dalam mengelola PBB sektor P2 pada Tahun Diharapkan seluruh kabupaten atau kota yang belum menerima pengalihan pengelolaan PBB sektor P2 (sebanyak 369 kabupaten atau Kota) sudah mempersiapkan diri untuk menerima pengalihan tersebut sehingga pada tahun 2014 seluruh kabupaten atau kota di Indonesia sudah sepenuhnya melakukan pengelolaan PBB sektor P Sikap Sikap adalah suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan. Sikap seseorang terhadap suatu obyek adalah perasaan mendukung atau memihak (favorable) maupun perasaan tidak mendukung atau tidak memihak (unfavorable) pada obyek tersebut. Sikap mempunyai peran yang penting dalam menjelaskan perilaku seseorang dalam lingkungannya, walaupun masih banyak faktor lain yang mempengaruhi perilaku, seperti stimulus, latar belakang individu, motivasi, dan status kepribadian. Secara timbal balik, faktor lingkungan juga mempengaruhi sikap dan perilaku. Sikap didefinisikan sebagai perasaan mendukung atau memihak (favorableness) atau perasaan tidak mendukung atau tidak memihak

33 digilib.uns.ac.id 15 (unfavorableness) terhadap suatu obyek yang akan disikapi. Perasaan ini timbul dari adanya evaluasi inidividual atas keyakinan terhadap hasil yang didapatkan dari perilaku tertentu tersebut (Hidayat, 2010) Norma Subyektif (Subjective Norm) Norma Subyektif adalah persepsi individu tentang pengaruh sosial dalam membentuk perilaku tertentu (Ajzen, 1991). Norma subyektif merupakan fungsi dari harapan yang dipersepsikan individu dimana satu atau lebih orang di sekitarnya misalnya, saudara, teman sejawat menyetujui perilaku tertentu dan memotivasi individu tersebut untuk mematuhi mereka (Ajzen, 1991) Kewajiban Moral (Moral Obligation) Ajzen (1991) mengatakan, bahwa model Theory of Planned Behavior (TPB) masih memungkinkan untuk ditambahi variabel prediktor lain selain ketiga variabel pembentuk niatyang telah dijelaskan. Kewajiban moral merupakan norma individu yang dipunyai oleh seseorang, namun kemungkinan tidak dimiliki oleh orang lain. Norma individu ini tidak secara eksplisit termasuk dalam model Theory of Planned Behavior (TPB) Niat Berperilaku Niat berperilaku merupakan variabel perantara dalam membentuk perilaku (Ajzen, 1991). Hal ini berarti, pada umumnya manusia bertindak sesuai dengan niat atau tendensinya. Variabel laten niat diukur dengan 2 indikator sebagaimana yang pernah dilakukan commit oleh to user beberapa peneliti kepatuhan wajib

34 digilib.uns.ac.id 16 pajak, yaitu kecenderungan dan keputusan (Blanthorne, 2000; Bobek, 2003). Kecenderungan adalah kecondongan atau tendensi pribadi tax professional untuk patuh atau tidak patuh dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya. Keputusan adalah keputusan pribadi yang dipilih tax professional untuk mematuhi atau tidak mematuhi peraturan perpajakan Kontrol Perilaku yang Dipersepsikan (Perceived Behavioral Control) Kontrol perilaku yang dipersepsikan dalam konteks perpajakan adalah seberapa kuat tingkat kendali yang dimiliki seseorang Wajib Pajak dalam menampilkan perilaku tertentu, seperti melaporkan penghasilannya lebih rendah, mengurangkan beban yang seharusnya tidak boleh dikurangkan ke penghasilan, dan perilaku ketidakpatuhan pajak lainnya (Bobek dan Hatfield, 2003). Kontrol perilaku yang dipersepsikan ini memiliki dua pengaruh yaitu pengaruh terhadap niat berperilaku dan terhadap perilaku. Ajzen (2002) mengatakan bahwa kontrol keperilakuan mempengaruhi niat didasarkan atas asumsi bahwa kontrol perilaku yang dipersepsikan oleh individu akan memberikan implikasi motivasi pada orang tersebut. Dalam arti bahwa, niat akan terbentuk apabila individu merasa mampu untuk menampilkan perilaku. Kontrol perilaku yang dipersepsikan mempengaruhi secara langsung maupun tidak langsung melalui niat terhadap perilaku (Ajzen, 1991). Pengaruh langsung dapat terjadi jika terdapat actual control di luar kehendak individu sehingga mempengaruhi perilaku. Semakin positif sikap terhadap perilaku dan norma subyektif, semakin besar kontrol yang dipersepsikan seseorang, maka semakin kuat niat seseorang

35 digilib.uns.ac.id 17 untuk memunculkan perilaku tertentu. Akhirnya, sesuai dengan kondisi pengendalian yang nyata di lapangan (actual behavioral control) niat tersebut akan diwujudkan jika kesempatan itu muncul. Namun sebaliknya, perilaku yang dimunculkan bisa jadi bertentangan dengan niat individu tersebut. Hal tersebut terjadi karena kondisi di lapangan tidak memungkinkan memunculkan perilaku yang telah diniatkan sehingga dengan cepat akan mempengaruhi perceived behavioral control individu tersebut. Perceived behavioral control yang telah berubah akan mempengaruhi perilaku yang ditampilkan sehingga tidak sama lagi dengan yang diniatkan Ketidakpatuhan Pajak Fischer et al. (1992) membagi 4 faktor pada penelitiannya mengenai kepatuhan pajak yaitu demographic, noncompliance opportunity, attitudes and perceptions, dan tax system atau struktur. Pembagian yang dilakukan oleh Fischer et al. (1992) dikembangkan lagi oleh Chau dan Leung (2009) dengan menambahkan faktor budaya (culture) ke dalam model Fischer et al. (1992). Secara komprehensif, model Fischer et al. (1992) yang telah dimodifikasi oleh Chau dan Laung (2009), telah mencakup berbagai aspek yang mempengaruhi perilaku kepatuhan pajak dari pembayar pajak, seperti aspek ekonomi, sosial, budaya dan psikologi. Di samping model yang telah dibuat, Fischer et al. (1992) juga menyatakan bahwa walaupun sebagian besar peneliti berasumsi bahwa ketidakpatuhan pajak bersifat intensional atau diniatkan, namun juga perlu diperhatikan bahwa tidak semua ketidakpatuhan pajak disebabkan adanya niat

36 digilib.uns.ac.id 18 untuk tidak patuh. Kompleksitas dari hukum pajak, juga turut menentukan terjadinya ketidakpatuhan pajak secara umum dibanyak tempat, sehingga ketidakpatuhan pajak dapat saja terjadi karena faktor nonintensional atau tidak diniatkan. Ketidakpatuhan pajak adalah sebagai resiko yang dihadapi oleh administrasi pajak berupa pajak yang tidak dapat ditarik dari wajib pajak karena wajib pajak tersebut tidak mematuhi ketentuan perpajakan sehingga pajak terutang yang tidak dibayar (Santoso, 2008). Kepatuhan dibagi menjadi 2 yaitu: (1) kepatuhan administratif mencakup kepatuhan pelaporan dan kepatuhan prosedural, dan (2) kepatuhan teknis mencakup kepatuhan dalam penghitungan jumlah pajak yang akan dibayar oleh wajib pajak (Santoso, 2008). Dari sisi psikologi, kajian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku kepatuhan pajak, salah satunya adalah melalui TPB (Ajzen, 1991). Penelitian mengenai perilaku ketidakpatuhan pajak melalui TPB juga dilakukan oleh Bobek dan Hatfield (2003); Mustikasari (2007) dengan menambah variabel yang mempengaruhi niat dan mempengaruhi ketiga variabel pembentuk niat lainnya. 2.2 Review Penelitian Terdahulu Beberapa hasil penelitian mengenai kepatuhan Wajib Pajak memberikan kontribusi untuk menelaah kembali secara empiris terhadap penelitian yang sudah ada. Penelitian Bobek dan Hatfield (2003); Blanthorne (2000), memanfaatkan Theory of Planned Behavior (TPB) untuk menjelaskan kepatuhan pajak Wajib Pajak Orang Pribadi (WPOP). Temuan Bobek dan Hatfield (2003); Aryati (2012)

37 digilib.uns.ac.id 19 adalah sikap terhadap ketidakpatuhan pajak berpengaruh secara signifikan terhadap niat ketidakpatuhan pajak, sedangkan Blanthorne (2000), tidak bisa membuktikan pengaruh sikap terhadap ketidakpatuhan terhadap niat karena model pengukuran sikap yang digunakan tidak valid. Penelitian tentang kepatuhan Wajib Pajak yang lalu menunjukkan, bahwa teman sejawat mempunyai pengaruh penting untuk memprediksi perilaku Wajib Pajak (Jackson dan Milliron, 1986; Roth et al. 1989). Hanno dan Violette (1996); Bobek dan Hatfield (2003) telah membuktikan secara empiris bahwa norma subyektif secara positif signifikan mempengaruhi niat ketidakpatuhan wajib pajak. Indikator norma subyektif yang digunakan oleh Bobek dan Hatfield (2003) adalah: anggota keluarga, pimpinan perusahaan, teman, pasangan. Kaplan, Newbery, dan Reckers (1997); Blanthorne (2000) telah membuktikan secara empiris, bahwa kewajiban moral berpengaruh secara negatif signifikan terhadap niat ketidakpatuhan pajak. Ajzen (2002) mengatakan bahwa kontrol perilaku mempengaruhi niat didasarkan atas asumsi bahwa kontrol perilaku yang dipersepsikan oleh individu akan memberikan implikasi motivasi pada orang tersebut. Dalam arti bahwa, niat akan terbentuk apabila individu merasa mampu untuk menampilkan perilaku. Blanthorne (2000), Bobek dan Hatfield (2003) dalam penelitiannya tidak bisa membuktikan bahwa pengaruh kontrol perilaku yang dipersepsikan cukup signifikan. Penelitian Mustikasari (2007), menunjukkan bahwa faktor sikap, kontrol perilaku yang dipersepsikan berpengaruh positif, sedangkan faktor norma

38 digilib.uns.ac.id 20 subyektif dan kewajiban moral berpengaruh negatif terhadap niat ketidakpatuhan pajak. 2.3 Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis yang menunjukkan pengaruh antar variabel berdasarkan telaah pustaka dapat diilustrasikan sebagai berikut: Sikap Norma Subyektif H2 H1 H3 Niat Ketidakpatuhan Kewajiban Moral H4 Kontrol Perilaku yang Dipersepsikan Gambar 2.3 Model Teoritis Mengacu pada model penelitian Ajzen (2002), Bobek dan Hatfield (2003), gambar 2.3 menunjukkan pengaruh berbagai faktor penelitian yang meliputi (a) pengaruh positif sikap terhadap niat ketidakpatuhan, (b) pengaruh positif norma subyektif terhadap niat ketidakpatuhan, (c) pengaruh positif kewajiban moral terhadap niat ketidakpatuhan, (d) pengaruh positif kontrol perilaku yang dipersepsikan terhadap niat ketidakpatuhan.

39 digilib.uns.ac.id Pengembangan Hipotesis dan Kerangka Pemikiran Teoritis Sikap Terhadap Niat Ketidakpatuhan Dalam Membayar Pajak Sikap seseorang terhadap suatu obyek adalah perasaan mendukung atau memihak (favorable) maupun perasaan tidak mendukung atau tidak memihak (unfavorable) pada obyek tersebut (Darmayanti, 2004). Sikap bukan perilaku, tetapi merupakan kecenderungan untuk berperilaku dengan cara-cara tertentu terhadap obyek sikap. Dalam hal ini, seseorang yang mendukung atas suatu obyek sikap akan memiliki kecenderungan bertindak untuk melakukan tindakan terhadap obyek sikap. Seorang Wajib Pajak mendukung (bersikap positif) terhadap tindakan kepatuhan pajak akan memiliki kecenderungan untuk melakukan tindakan kepatuhan pajak. Demikian pula sebaliknya, seorang Wajib Pajak yang tidak mendukung (bersikap negatif) terhadap tindakan kepatuhan pajak akan memiliki kecenderungan untuk tidak melakukan tindakan kepatuhan pajak Blanthorne (2000); Bobek dan Hatfield (2003) memanfaatkan Theory of Planned Behavior (TPB) untuk menjelaskan kepatuhan pajak Wajib Pajak Orang Pribadi (WPOP). Temuan Bobek dan Hatfield (2003) adalah sikap terhadap ketidakpatuhan pajak berpengaruh secara signifikan terhadap niat ketidakpatuhan pajak. Atas dasar uraian ini, hipotesis dapat dinyatakan sebagai berikut. H 1 : Terdapat pengaruh positif sikap terhadap niat ketidakpatuhan dalam membayar pajak.

40 digilib.uns.ac.id Norma Subyektif Terhadap Niat Ketidakpatuhan Dalam Membayar Pajak Norma subyektif (subjective norms) merupakan persepsi individu mengenai pengaruh sosial untuk membentuk perilaku yang ditentukan. Dalam theory of planned behavior dijelaskan bahwa kepercayaan-kepercayaan normatif (normative beliefs) dapat timbul karena pengaruh orang lain yang memotivasi seseorang untuk menyetujui harapan tersebut. Hal ini disebut norma subyektif (subjective norms). Pengaruh sosial tersebut dapat berasal dari lingkungan sekitar individu yang bersangkutan. Apabila orang lain menilai bahwa tidak mematuhi peraturan perpajakan merupakan hal yang seharusnya tidak dilakukan, maka individu akan cenderung berniat untuk mematuhi perpajakan. Penelitian tentang kepatuhan Wajib Pajak yang lalu menunjukkan, bahwa teman sejawat mempunyai pengaruh penting untuk memprediksi perilaku Wajib Pajak (Jackson dan Milliron, 1986; Roth et al. 1989). Bobek dan Hatfield (2003) serta Hanno dan Violette (1996) telah membuktikan secara empiris bahwa norma subyektif secara positif signifikan mempengaruhi niat ketidakpatuhan wajib pajak. Atas dasar uraian ini, hipotesis dapat dinyatakan sebagai berikut. H 2 : Terdapat pengaruh positif norma subyektif terhadap niat ketidakpatuhan dalam membayar pajak.

41 digilib.uns.ac.id Kewajiban Moral Terhadap Niat Ketidakpatuhan Dalam Membayar Pajak. Kewajiban moral merupakan norma individu yang dipunyai oleh seseorang, namun kemungkinan tidak dimiliki oleh orang lain. Norma individu ini tidak secara eksplisit termasuk dalam model TPB. Dalam melakukan suatu tindakan, biasanya individu memperhatikan nilai-nilai yang diyakini dalam dirinya. Dalam kaitannya dengan perilaku Wajib Pajak dalam pelaporan pajak, bahwa kewajiban moral merupakan prinsip-prinsip moral atau nilai-nilai yang diyakini seseorang mengapa ia membayar pajak. Penilaian Wajib Pajak bahwa ketidakpatuhan pajak merupakan tindakan yang tidak melanggar etika dan prinsip hidup akan mempengaruhi Wajib Pajak untuk berniat melakukan ketidakpatuhan pajak. Parker (1995); Bobek dan Hatfield (2003) telah membuktikan secara empiris, bahwa kewajiban moral berpengaruh secara positif signifikan terhadap niat ketidakpatuhan pajak. Atas dasar uraian ini, hipotesis dapat dinyatakan sebagai berikut. H 3 : Terdapat pengaruh positif kewajiban moral terhadap niat ketidakpatuhan dalam membayar pajak Kontrol Perilaku yang Dipersepsikan Terhadap Niat Ketidakpatuhan Dalam Membayar Pajak. Kontrol perilaku yang dipersepsikan ini memiliki dua pengaruh yaitu pengaruh terhadap niat berperilaku dan terhadap perilaku. Ajzen (2002) mengatakan bahwa kontrol perilaku mempengaruhi niat didasarkan atas asumsi

42 digilib.uns.ac.id 24 bahwa kontrol perilaku yang dipersepsikan oleh individu akan memberikan implikasi motivasi pada orang tersebut. Theory of planned behavior menjelaskan pengaruh secara langsung tersebut terjadi ketika terbentuk actual control di luar kehendak individu. Apabila kesempatan yang muncul sesuai dengan pengendalian yang nyata di lapangan (actual behavioral control) maka, perilaku yang dibentuk dapat bertentangan dengan niat individu tersebut. Selanjutnya, perilaku yang bertentangan dengan niat tersebut terbentuk karena kondisi lapangan yang tidak memungkinkan dan dapat berpengaruh pada perceived behavioral control individu tersebut. Perceived behavioral control yang telah berubah akan mempengaruhi perilaku yang ditampilkan sehingga tidak sama lagi dengan yang diniatkan. Hasil penelitian empiris Ajzen (2002), Mustikasari (2007) menemukan bahwa ada pengaruh kontrol perilaku yang dipersepsikan terhadap ketidakpatuhan pajak. Atas dasar uraian ini, hipotesis dapat dinyatakan sebagai berikut. H 4 : Terdapat pengaruh positif kontrol perilaku yang dipersepsikan terhadap niat ketidakpatuhan dalam membayar pajak.

43 digilib.uns.ac.id 25 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Teknik Penentuan Sampel Populasi merupakan keseluruhan orang, kejadian atau sesuatu yang menarik dan dapat digunakan peneliti dalam melakukan penelitian (Sekaran, 2006). Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah individu yang tergolong dalam Wajib Pajak Orang Pribadi (WPOP) sesuai dengan Pasal 1 UU No. 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan yang bekerja dan berdomisili di kabupaten Sukoharjo. Sampel adalah sebagian dari populasi yang diharapkan mampu untuk menarik kesimpulan (Sekaran, 2006). Penentuan sampel menggunakan metode systematic sampling dan berteknik a one-in-k systematic sample (Scheaffer, 1979) dengan menggunakan rumus. ( )...(1) Keterangan: n : Jumlah sampel yang diinginkan, N : Populasi, p : Oleh karena proporsi awal tidak diketahui maka untuk meminimumkan resiko sampling error dipakai p = 0,5, q : (1- p) = 0,5, B : Bound of Error atau kelonggaran kesalahan diperkirakan berinterval range tidak lebih dari 10% atau 0,1, dan D : (0,1* 0,1) : 4 = 0,0025. Berdasarkan jumlah populasi yang diketahui dan perhitungan rumus di atas, maka jumlah sampel yang dibutuhkan sebanyak 99, 84 Wajib Pajak atau dibulatkan menjadi 100 Wajib Pajak. Setelah ditemukan jumlah sampel yang

44 digilib.uns.ac.id 26 diinginkan, maka selanjutnya ditentukan sampel per kecamatan dengan metode stratifikasi secara proporsional. Oleh karena jumlah populasi dan jumlah sampel penelitian yang diinginkan sudah diketahui, maka pembagian sampel secara proporsional per kecamatan berdasarkan jumlah wajib pajaknya dapat ditentukan sebagai berikut: Tabel 3.1 Penentuan Sampel per Kecamatan Kabupaten Sukoharjo No. Kecamatan Populasi Proporsional Jumlah Sampel 1. Weru ( : ) x Bulu ( : ) x Tawangsari ( : ) x Sukoharjo ( : ) x Nguter ( : ) x Bendosari ( : ) x Polokarto ( : ) x Mojolaban ( : ) x Grogol ( : ) x Baki ( : ) x Gatak ( : ) x Kartasuro ( : ) x Jumlah Sumber : BPS Kabupaten Sukoharjo, 2014 Responden yang akan digunakan sebagai sampel dalam penelitian ini adalah Wajib Pajak Orang Pribadi (WPOP) yang berdomisili di Kabupaten Sukoharjo. Berdasarkan pernyataan tersebut, peneliti menentukan sampel sebesar 100 responden. Hasil dari perolehan sampel tersebut, kemudian dianalisis dengan menggunakan analisis regresi linier berganda dengan program SPSS versi for Windows. Teknik pengambilan sampling adalah proses pemilihan sejumlah elemen dari populasi yang akan dijadikan sebagai sampel (Sekaran, 2014). Teknik pengambilan sampel yang digunakan commit adalah to user purposive sampling, yaitu sampel

45 digilib.uns.ac.id 27 yang ditentukan dari populasi berdasarkan kriteria (Sekaran, 2014), dengan cara membagikan kuesioner kepada responden yang tergolong sebagai Wajib Pajak Orang Pribadi (WPOP) di Kabupaten Sukoharjo. Kriteria penentuan sampel sebagai berikut: (1) Responden dalam penelitian ini adalah Wajib Pajak Orang Pribadi (WPOP) yang berdomisili di Kabupaten Sukoharjo minimal 1 tahun, (2) Responden yang digunakan sebagai sampel adalah Wajib Pajak memenuhi syarat obyektif yaitu memiliki obyek PBB yang kena pajak dan memperoleh manfaat dari obyek tersebut, dan (3) Responden dalam penelitian ini adalah Wajib Pajak yang mempunyai NPWP. 3.2 Teknik Pengumpulan Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer berasal dari jawaban responden terhadap kuesioner yang dikirimkan kepada responden. Kuesioner yang digunakan merupakan kuesioner yang sudah digunakan oleh peneliti-peneliti sebelumnya (Tarjo, 2009). Pendistribusian dan pengumpulan kuesioner dilakukan dengan cara didistribusikan secara langsung kepada responden. Kuesioner tersebut disebarkan di dua belas kecamatan di Kabupaten Sukoharjo yang individunya memiliki NPWP. Jenis skala yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan skala likert. skala likert adalah metode yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang suatu fenomena sosial (Indriantoro dan Supomo, 2002). Skala likert untuk menjawab pertanyaan penelitian ini mempunyai lima kategori sebagai berikut ini.

FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NIAT KETIDAKPATUHAN DALAM MEMBAYAR PAJAK (Studi Empiris Terhadap Wajib Pajak PBB-P2 Kabupaten Sukoharjo)

FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NIAT KETIDAKPATUHAN DALAM MEMBAYAR PAJAK (Studi Empiris Terhadap Wajib Pajak PBB-P2 Kabupaten Sukoharjo) FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NIAT KETIDAKPATUHAN DALAM MEMBAYAR PAJAK (Studi Empiris Terhadap Wajib Pajak PBB-P2 Kabupaten Sukoharjo) Endang Sri Winarsih* Abstract : The purpose of this reseach is

Lebih terperinci

PENGARUH TIME BUDGET PRESSURE, KOMPLEKSITAS TUGAS, KOMPETENSI DAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN ENTITAS TERHADAP AUDIT JUDGMENT

PENGARUH TIME BUDGET PRESSURE, KOMPLEKSITAS TUGAS, KOMPETENSI DAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN ENTITAS TERHADAP AUDIT JUDGMENT PENGARUH TIME BUDGET PRESSURE, KOMPLEKSITAS TUGAS, KOMPETENSI DAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN ENTITAS TERHADAP AUDIT JUDGMENT TESIS Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna

Lebih terperinci

SERVICE QUALITY DAN KEPUASAN NASABAH (PADA BANK JATENG KOTA SURAKARTA)

SERVICE QUALITY DAN KEPUASAN NASABAH (PADA BANK JATENG KOTA SURAKARTA) SERVICE QUALITY DAN KEPUASAN NASABAH (PADA BANK JATENG KOTA SURAKARTA) TESIS Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mencapai Derajat Magister Sains Program Studi Magister

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TAX COMPLIANCE PENYETORAN SPT MASA (Survei pada Pengusaha Kena Pajak yang terdaftar di KPP Pratama Boyolali)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TAX COMPLIANCE PENYETORAN SPT MASA (Survei pada Pengusaha Kena Pajak yang terdaftar di KPP Pratama Boyolali) ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TAX COMPLIANCE PENYETORAN SPT MASA (Survei pada Pengusaha Kena Pajak yang terdaftar di KPP Pratama Boyolali) NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: Ahmad Farras Adibuddin

Lebih terperinci

Oleh: Dian Arumsari NIM: S

Oleh: Dian Arumsari NIM: S PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH TERHADAP DERAJAT DESENTRALISASI FISKAL (Studi Empiris pada Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota di Pulau Jawa Tahun 2013) TESIS Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas

Lebih terperinci

Oleh: LINAWATI NIM : S

Oleh: LINAWATI NIM : S ANALISIS PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA SEKOLAH (APBS) TERHADAP KINERJA SATUAN PENDIDIKAN, DENGAN VARIABEL PEMODERASI BUDAYA ORGANISASI, KOMITMEN ORGANISASI DAN GAYA KEPEMIMPINAN

Lebih terperinci

PENGARUH PENGALAMAN KERJA, INDEPENDENSI, OBYEKTIVITAS, INTEGRITAS, DAN KOMPETENSI AUDITOR TERHADAP KUALITAS REKOMENDASI AUDIT

PENGARUH PENGALAMAN KERJA, INDEPENDENSI, OBYEKTIVITAS, INTEGRITAS, DAN KOMPETENSI AUDITOR TERHADAP KUALITAS REKOMENDASI AUDIT PENGARUH PENGALAMAN KERJA, INDEPENDENSI, OBYEKTIVITAS, INTEGRITAS, DAN KOMPETENSI AUDITOR TERHADAP KUALITAS REKOMENDASI AUDIT TESIS Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat Guna

Lebih terperinci

PREDIKTOR-PREDIKTOR INTENSI PENGGUNAAN INTERNET DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN ONLINE. (Studi Pada Mahasiswa Universitas Sebelas Maret Surakarta) TESIS

PREDIKTOR-PREDIKTOR INTENSI PENGGUNAAN INTERNET DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN ONLINE. (Studi Pada Mahasiswa Universitas Sebelas Maret Surakarta) TESIS PREDIKTOR-PREDIKTOR INTENSI PENGGUNAAN INTERNET DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN ONLINE (Studi Pada Mahasiswa Universitas Sebelas Maret Surakarta) TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN LITERATUR DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. 2. Rerangka Teori dan Pengembangan Hipotesa

BAB II TINJAUAN LITERATUR DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. 2. Rerangka Teori dan Pengembangan Hipotesa BAB II TINJAUAN LITERATUR DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2. Rerangka Teori dan Pengembangan Hipotesa 2. 1. Rerangka Teori 2.1.1 Pengertian Pajak dan Wajib Pajak Menurut UU KUP No. 16 Tahun 2009, pasal 1 ayat

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK INSPEKTORAT DAERAH DAN KETEPATWAKTUAN PENETAPAN APBD PEMERINTAH DAERAH DI INDONESIA

KARAKTERISTIK INSPEKTORAT DAERAH DAN KETEPATWAKTUAN PENETAPAN APBD PEMERINTAH DAERAH DI INDONESIA KARAKTERISTIK INSPEKTORAT DAERAH DAN KETEPATWAKTUAN PENETAPAN APBD PEMERINTAH DAERAH DI INDONESIA T E S I S Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mencapai Derajat Magister

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi. Besar kecilnya pajak pada suatu negara sudah ditentukan

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi. Besar kecilnya pajak pada suatu negara sudah ditentukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pajak pada suatu negara sangat penting di dalam perkembangan ekonomi. Besar kecilnya pajak pada suatu negara sudah ditentukan berdasarkan tingkat pendapatan

Lebih terperinci

Oleh: Dian Arumsari NIM: S

Oleh: Dian Arumsari NIM: S PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH TERHADAP DERAJAT DESENTRALISASI FISKAL (Studi Empiris pada Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota di Pulau Jawa Tahun 2013) TESIS Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas

Lebih terperinci

Disusun oleh: SRI WINARNINGSIH NIM:

Disusun oleh: SRI WINARNINGSIH NIM: PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA TENAGA ADMINISTRASI KEUANGAN SEKOLAH DI SMA NEGERI 5 MADIUN Disusun oleh: SRI WINARNINGSIH NIM:110020315 TESIS Diajukan untuk Melengkapi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sebagaimana yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945, Indonesia memiliki

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sebagaimana yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945, Indonesia memiliki BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagaimana yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945, Indonesia memiliki tujuan nasional, yaitu mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur. Upaya untuk mewujudkan tujuan

Lebih terperinci

FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI PERUSAHAAN (Studi Pada Perusahaan Non-Perbankan yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia)

FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI PERUSAHAAN (Studi Pada Perusahaan Non-Perbankan yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia) FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI PERUSAHAAN (Studi Pada Perusahaan Non-Perbankan yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia) TESIS Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna

Lebih terperinci

PENGARUH PENGENDALIAN INTERN TERHADAP AKUNTABILITAS MANAJEMEN KEUANGAN SEKOLAH

PENGARUH PENGENDALIAN INTERN TERHADAP AKUNTABILITAS MANAJEMEN KEUANGAN SEKOLAH PENGARUH PENGENDALIAN INTERN TERHADAP AKUNTABILITAS MANAJEMEN KEUANGAN SEKOLAH TESIS Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mencapai Derajat Magister Sains Program Studi

Lebih terperinci

PENGARUH PENGALAMAN KERJA, INDEPENDENSI, MOTIVASI, DAN KOMPETENSI TERHADAP PERSEPSI KUALITAS AUDIT PADA AUDITOR BPKP

PENGARUH PENGALAMAN KERJA, INDEPENDENSI, MOTIVASI, DAN KOMPETENSI TERHADAP PERSEPSI KUALITAS AUDIT PADA AUDITOR BPKP PENGARUH PENGALAMAN KERJA, INDEPENDENSI, MOTIVASI, DAN KOMPETENSI TERHADAP PERSEPSI KUALITAS AUDIT PADA AUDITOR BPKP TESIS Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mencapai

Lebih terperinci

KEPEMIMPINAN, KOMPETENSI DAN TINGKAT PENYELESAIAN TINDAK LANJUT HASIL PENGAWASAN FUNGSIONAL (Studi Empiris pada Pemerintah Kabupaten Sragen)

KEPEMIMPINAN, KOMPETENSI DAN TINGKAT PENYELESAIAN TINDAK LANJUT HASIL PENGAWASAN FUNGSIONAL (Studi Empiris pada Pemerintah Kabupaten Sragen) KEPEMIMPINAN, KOMPETENSI DAN TINGKAT PENYELESAIAN TINDAK LANJUT HASIL PENGAWASAN FUNGSIONAL (Studi Empiris pada Pemerintah Kabupaten Sragen) TESIS Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat

Lebih terperinci

Oleh: INDAH FADRIANA NIM: S

Oleh: INDAH FADRIANA NIM: S PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) DISCLOSURE TERHADAP EARNING RESPONSE COEFFICIENT (ERC) PADA PERUSAHAAN HIGH PROFILE (Suatu Studi Empiris Pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (APBN) dari tahun ke tahun semakin meningkat. Dapat dilihat dari

BAB I PENDAHULUAN. (APBN) dari tahun ke tahun semakin meningkat. Dapat dilihat dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang gencar-gencarnya melakukan pembangunan disegala sektor, dengan tujuan untuk mensejahterakan rakyat. Salah satu faktor pendukung

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NIAT MAHASISWA AKUNTANSI UNTUK BERKARIER SEBAGAI AKUNTAN PUBLIK : APLIKASI THEORY OF PLANNED BEHAVIOR

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NIAT MAHASISWA AKUNTANSI UNTUK BERKARIER SEBAGAI AKUNTAN PUBLIK : APLIKASI THEORY OF PLANNED BEHAVIOR i FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NIAT MAHASISWA AKUNTANSI UNTUK BERKARIER SEBAGAI AKUNTAN PUBLIK : APLIKASI THEORY OF PLANNED BEHAVIOR (Studi Empiris pada Mahasiswa Akuntansi Universitas Muria Kudus)

Lebih terperinci

Diajukan oleh: Ganjar Pamungkas Sakti NIM : F

Diajukan oleh: Ganjar Pamungkas Sakti NIM : F PENGARUH PAJAK DAERAH, RETRIBUSI DAERAH, DBH PAJAK, DAU, JUMLAH PENDUDUK, DAN TIPE PEMERINTAH DAERAH TERHADAP ALOKASI BELANJA MODAL PADA KABUPATEN/KOTA DI INDONESIA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berperilaku ditentukan oleh 3 faktor penentu yaitu:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berperilaku ditentukan oleh 3 faktor penentu yaitu: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Theory of Planned Behavior (TPB) Dalam Theory of Planned Behavior (TPB) perilaku yang ditampilkan oleh individu timbul karena adanya niat untuk berperilaku.

Lebih terperinci

Diajukan oleh: ATIFAH LAILLANI NIM: F

Diajukan oleh: ATIFAH LAILLANI NIM: F ANALISIS PENGARUH SOSIALISASI, KUALITAS PELAYANAN, SANKSI, PENGHARGAAN, DAN FAKTOR-FAKTOR DEMOGRAFI TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PEDESAAN DAN PERKOTAAN KABUPATEN KARANGANYAR SKRIPSI

Lebih terperinci

ANALISIS DETERMINAN IMPLEMENTASI E-GOVERNMENT PEMERINTAH DAERAH DI INDONESIA

ANALISIS DETERMINAN IMPLEMENTASI E-GOVERNMENT PEMERINTAH DAERAH DI INDONESIA ANALISIS DETERMINAN IMPLEMENTASI E-GOVERNMENT PEMERINTAH DAERAH DI INDONESIA TESIS Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mencapai Derajat Magister Sains Program Studi Magister

Lebih terperinci

PENGARUH KARAKTERISTIK DAERAH TERHADAP KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAH DAERAH. (Studi Empiris pada Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota di.

PENGARUH KARAKTERISTIK DAERAH TERHADAP KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAH DAERAH. (Studi Empiris pada Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota di. PENGARUH KARAKTERISTIK DAERAH TERHADAP KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAH DAERAH (Studi Empiris pada Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota di Indonesia) SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi

Lebih terperinci

PERSEPSI GURU TENTANG KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH, TRANSPARANSI, DAN AKUNTABILITAS PENGELOLAAN KEUANGAN SEKOLAH

PERSEPSI GURU TENTANG KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH, TRANSPARANSI, DAN AKUNTABILITAS PENGELOLAAN KEUANGAN SEKOLAH PERSEPSI GURU TENTANG KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH, TRANSPARANSI, DAN AKUNTABILITAS PENGELOLAAN KEUANGAN SEKOLAH TESIS Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia, hal tersebut terlihat dalam Anggaran Pendapatan Belanja Negara

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia, hal tersebut terlihat dalam Anggaran Pendapatan Belanja Negara 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Sektor pajak merupakan sektor yang sangat diandalkan oleh pendapatan Negara Indonesia, hal tersebut terlihat dalam Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) Tahun Anggaran

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAUAN UNTUK MEMBAYAR PAJAK BAGI WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI YANG MEMPUNYAI USAHA DAN PEKERJAAN BEBAS

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAUAN UNTUK MEMBAYAR PAJAK BAGI WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI YANG MEMPUNYAI USAHA DAN PEKERJAAN BEBAS ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAUAN UNTUK MEMBAYAR PAJAK BAGI WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI YANG MEMPUNYAI USAHA DAN PEKERJAAN BEBAS (Studi Kasus Pada KPP Pratama Karanganyar) SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci

PENGARUH SISTEM PERPAJAKAN, KUALITAS PELAYANAN PAJAK DAN PENGENAAN SANKSI TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK

PENGARUH SISTEM PERPAJAKAN, KUALITAS PELAYANAN PAJAK DAN PENGENAAN SANKSI TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK PENGARUH SISTEM PERPAJAKAN, KUALITAS PELAYANAN PAJAK DAN PENGENAAN SANKSI TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK (Studi Pada Wajib Pajak Orang Pribadi Kantor Pelayanan Pajak Pratama di Surakarta) SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci

PERSEPSI MAHASISWA AKUNTANSI TERHADAP NIAT UNTUK MELAKUKAN PENGUNGKAPAN KECURANGAN (WHISTLEBLOWING)

PERSEPSI MAHASISWA AKUNTANSI TERHADAP NIAT UNTUK MELAKUKAN PENGUNGKAPAN KECURANGAN (WHISTLEBLOWING) PERSEPSI MAHASISWA AKUNTANSI TERHADAP NIAT UNTUK MELAKUKAN PENGUNGKAPAN KECURANGAN (WHISTLEBLOWING) (Studi Empiris Pada Mahasiswa Akuntansi Universitas Wijaya Kusuma Surabaya) Diajukan Untuk Memenuhi Salah

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYERAPAN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYERAPAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYERAPAN ANGGARAN BELANJA PEMERINTAH DAERAH: PROSES PENGADAAN BARANG/JASA (Studi atas Persepsi pada Pegawai Bersertifikat Pengadaan Barang/Jasa di Pemerintah Kota Tegal)

Lebih terperinci

(Survei pada Wajib Pajak di KPP Pratama Jakarta Grogol Petamburan) SKRIPSI

(Survei pada Wajib Pajak di KPP Pratama Jakarta Grogol Petamburan) SKRIPSI PENGARUH PENERAPAN SELF ASSESSMENT SYSTEM, PERUBAHAN TARIF PAJAK DAN SANKSI PERPAJAKAN TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK PELAKU UKM SETELAH PENERAPAN PP NO.46 TAHUN 2013 (Survei pada Wajib Pajak di KPP Pratama

Lebih terperinci

PENGARUH PENERAPAN ANGGARAN BERBASIS KINERJA TERHADAP AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PADA SKPD DI LINGKUNGAN

PENGARUH PENERAPAN ANGGARAN BERBASIS KINERJA TERHADAP AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PADA SKPD DI LINGKUNGAN digilib.uns.ac.id 1 PENGARUH PENERAPAN ANGGARAN BERBASIS KINERJA TERHADAP AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PADA SKPD DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2014 SKRIPSI Diajukan untuk

Lebih terperinci

PENGARUH FAKTOR-FAKTOR EKSTERNAL TERHADAP TINGKAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK DI LINGKUNGAN KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA PATI

PENGARUH FAKTOR-FAKTOR EKSTERNAL TERHADAP TINGKAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK DI LINGKUNGAN KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA PATI PENGARUH FAKTOR-FAKTOR EKSTERNAL TERHADAP TINGKAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK DI LINGKUNGAN KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA PATI Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat Untuk menyelesaikan jenjang pendidikan

Lebih terperinci

DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP KEINGINAN BERPINDAH

DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP KEINGINAN BERPINDAH PENGARUH BURNOUT DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP KEINGINAN BERPINDAH (Survei terhadap auditor di Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia dan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan) SKRIPSI Disusun

Lebih terperinci

PENGARUH REFORMASI ADMINISTRASI PERPAJAKAN, KESADARAN PERPAJAKAN, DAN SANKSI PAJAK TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK

PENGARUH REFORMASI ADMINISTRASI PERPAJAKAN, KESADARAN PERPAJAKAN, DAN SANKSI PAJAK TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK PENGARUH REFORMASI ADMINISTRASI PERPAJAKAN, KESADARAN PERPAJAKAN, DAN SANKSI PAJAK TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK (Studi Kasus WPOP di KPP Pratama Jakarta Tamansari Satu) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

PENGARUH KEWAJIBAN MORAL, KUALITAS PELAYANAN, DAN SANKSI PERPAJAKAN TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI

PENGARUH KEWAJIBAN MORAL, KUALITAS PELAYANAN, DAN SANKSI PERPAJAKAN TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI PENGARUH KEWAJIBAN MORAL, KUALITAS PELAYANAN, DAN SANKSI PERPAJAKAN TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI (Yang Terdaftar Di KPP Pratama Purwokerto) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat

Lebih terperinci

ANALISIS POLITIK ANGGARAN OLEH KEPALA DAERAH INCUMBENT (Studi Deskriptif Politik Anggaran di Provinsi Jawa Timur)

ANALISIS POLITIK ANGGARAN OLEH KEPALA DAERAH INCUMBENT (Studi Deskriptif Politik Anggaran di Provinsi Jawa Timur) ANALISIS POLITIK ANGGARAN OLEH KEPALA DAERAH INCUMBENT (Studi Deskriptif Politik Anggaran di Provinsi Jawa Timur) TESIS Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mencapai Derajat

Lebih terperinci

NILAI PERUSAHAAN DAN BOARD GOVERNANCE (Studi Empiris Perusahaan LQ45)

NILAI PERUSAHAAN DAN BOARD GOVERNANCE (Studi Empiris Perusahaan LQ45) NILAI PERUSAHAAN DAN BOARD GOVERNANCE (Studi Empiris Perusahaan LQ45) TESIS Diajukan untuk Melengkapi Tugas Tugas dan Memenuhi Syarat Syarat Guna Mencapai Derajat Magister Sains Program Studi Magister

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan, menurut Suparmono dan Damayanti (2010:10) mengatakan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan, menurut Suparmono dan Damayanti (2010:10) mengatakan sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pajak merupakan tumpuan pemerintah dalam menjalankan roda pemerintahan, menurut Suparmono dan Damayanti (2010:10) mengatakan sebagai salah satu sumber penerimaan

Lebih terperinci

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Wajib. Pajak Orang Pribadi dalam Memenuhi Kewajiban. Membayar Pajak pada Kantor Pelayanan Pajak

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Wajib. Pajak Orang Pribadi dalam Memenuhi Kewajiban. Membayar Pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Wajib Pajak Orang Pribadi dalam Memenuhi Kewajiban Membayar Pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Kudus Diajukan Oleh : JIWO FEBRIANTO NIM. 2012-12-003 PROGRAM

Lebih terperinci

(STUDY EMPIRIS : WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI DI KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA KUDUS)

(STUDY EMPIRIS : WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI DI KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA KUDUS) PENGARUH PERSEPSI WAJIB PAJAK TENTANG KUALITAS PELAYANAN FISKUS, PELAKSANAAN SENSUS PAJAK NASIONAL (SPN), SOSIALISASI PERPAJAKAN, DAN SANKSI PAJAK TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK DENGAN KONDISI KEUANGAN

Lebih terperinci

(Studi Kasus di KPP Pratama Surakarta)

(Studi Kasus di KPP Pratama Surakarta) ANALISIS PENGARUH KEWAJIBAN MORAL, TINGKAT PENGHASILAN DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI DALAM PEMENUHAN KEWAJIBAN PAJAK PENGHASILAN (Studi Kasus di KPP Pratama Surakarta)

Lebih terperinci

PENGARUH SANKSI PERPAJAKAN, KOMITMEN, ETIKA, SIKAP DAN MORAL WAJIB PAJAK TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI

PENGARUH SANKSI PERPAJAKAN, KOMITMEN, ETIKA, SIKAP DAN MORAL WAJIB PAJAK TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI PENGARUH SANKSI PERPAJAKAN, KOMITMEN, ETIKA, SIKAP DAN MORAL WAJIB PAJAK TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI (Survey Pada KPP Pratama Jakarta Kembangan) SKRIPSI Program Studi Akuntansi Strata

Lebih terperinci

PENGARUH MOTIVASI TERHADAP PARTISIPASI ANGGARAN DAN KINERJA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA MADIUN

PENGARUH MOTIVASI TERHADAP PARTISIPASI ANGGARAN DAN KINERJA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA MADIUN PENGARUH MOTIVASI TERHADAP PARTISIPASI ANGGARAN DAN KINERJA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA MADIUN TESIS Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mencapai Derajat Magister Sains

Lebih terperinci

KOMITMEN ORGANISASI, KEPUASAN KERJA DAN TURNOVER INTENTIONS AUDITOR BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

KOMITMEN ORGANISASI, KEPUASAN KERJA DAN TURNOVER INTENTIONS AUDITOR BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA KOMITMEN ORGANISASI, KEPUASAN KERJA DAN TURNOVER INTENTIONS AUDITOR BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SKRIPSI Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program

Lebih terperinci

PENGARUH ACCOUNT REPRESENTATIVE (AR), KESADARAN PERPAJAKAN, SANKSI PAJAK DAN PENYULUHAN PAJAK TERHADAP KEPATUHAN WAJIB

PENGARUH ACCOUNT REPRESENTATIVE (AR), KESADARAN PERPAJAKAN, SANKSI PAJAK DAN PENYULUHAN PAJAK TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PENGARUH ACCOUNT REPRESENTATIVE (AR), KESADARAN PERPAJAKAN, SANKSI PAJAK DAN PENYULUHAN PAJAK TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI (STUDI DI KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA JEPARA) Diajukan Oleh

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INCOME SMOOTHING

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INCOME SMOOTHING FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INCOME SMOOTHING TESIS Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mencapai Derajat Magister Sains Program studi Magister Akuntansi Fakultas Ekonomi

Lebih terperinci

Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan jenjang pendidikan Strata Satu (S1) pada Fakultas Ekonomi Universitas Muria Kudus

Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan jenjang pendidikan Strata Satu (S1) pada Fakultas Ekonomi Universitas Muria Kudus ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT PERILAKU WAJIB PAJAK BADAN UNTUK MENGGUNAKAN E-FILLING ( Studi Empiris Wajib Pajak Badan di Kabupaten Kudus) Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat

Lebih terperinci

SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH (SPIP) DAN KETERANDALAN LAPORAN KEUANGAN PENGELOLAAN DANA BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH (BOS)

SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH (SPIP) DAN KETERANDALAN LAPORAN KEUANGAN PENGELOLAAN DANA BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH (BOS) digilib.uns.ac.id i SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH (SPIP) DAN KETERANDALAN LAPORAN KEUANGAN PENGELOLAAN DANA BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH (BOS) TESIS Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi

Lebih terperinci

PENGARUH SIKAP, NORMA SUBYEKTIF, DAN KONTROL PERILAKU YANG DIPERSEPSIKAN STAFF PAJAK TERHADAP KEPATUHAN PAJAK WAJIB PAJAK BADAN Aloysius Alvin

PENGARUH SIKAP, NORMA SUBYEKTIF, DAN KONTROL PERILAKU YANG DIPERSEPSIKAN STAFF PAJAK TERHADAP KEPATUHAN PAJAK WAJIB PAJAK BADAN Aloysius Alvin PENGARUH SIKAP, NORMA SUBYEKTIF, DAN KONTROL PERILAKU YANG DIPERSEPSIKAN STAFF PAJAK TERHADAP KEPATUHAN PAJAK WAJIB PAJAK BADAN Aloysius Alvin ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan

Lebih terperinci

SKRIPSI. Nama : Aliva Nur Rosyid NIM : Program Studi : Akuntansi

SKRIPSI. Nama : Aliva Nur Rosyid NIM : Program Studi : Akuntansi PENGARUH KEWAJIBAN KEPEMILIKAN NPWP, PEMERIKSAAN PAJAK DAN PENAGIHAN PAJAK TERHADAP PENERIMAAN PAJAK (STUDI KASUS PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA PONOROGO) SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi tugas dan

Lebih terperinci

PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP

PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP ENVIRONMENTAL DISCLOSURE ON COMPANY WEBSITE ( STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI INDONESIA, MALAYSIA DAN THAILAND TAHUN 2013) TESIS Diajukan untuk Melengkapi

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TEMUAN KEPATUHAN DALAM AUDIT LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH DI INDONESIA

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TEMUAN KEPATUHAN DALAM AUDIT LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH DI INDONESIA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TEMUAN KEPATUHAN DALAM AUDIT LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH DI INDONESIA SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Derajat S-1 Program Studi

Lebih terperinci

PENGARUH TUNTUTAN BERSIKAP ETIS DAN FAKTOR-FAKTOR PERSONAL TERHADAP PERILAKU AUDITOR PEMERINTAH DAERAH DALAM MENGHADAPI TEKANAN KERJA

PENGARUH TUNTUTAN BERSIKAP ETIS DAN FAKTOR-FAKTOR PERSONAL TERHADAP PERILAKU AUDITOR PEMERINTAH DAERAH DALAM MENGHADAPI TEKANAN KERJA PENGARUH TUNTUTAN BERSIKAP ETIS DAN FAKTOR-FAKTOR PERSONAL TERHADAP PERILAKU AUDITOR PEMERINTAH DAERAH DALAM MENGHADAPI TEKANAN KERJA TESIS Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sasaran utama dari kebijaksanaan keuangan negara di bidang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sasaran utama dari kebijaksanaan keuangan negara di bidang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sasaran utama dari kebijaksanaan keuangan negara di bidang penerimaan dalam negeri adalah untuk menggali, mendorong, dan mengembangkan sumber-sumber penerimaan dari

Lebih terperinci

Oleh: WIJI WIJAYA NIM : S

Oleh: WIJI WIJAYA NIM : S ANALISIS BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TEMUAN KETIDAKPATUHAN TERHADAP PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DALAM LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH (Studi Empiris pada Pemerintah Kabupaten/Kota di Jawa Tengah)

Lebih terperinci

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN PAJAK TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN PAJAK TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK PENGARUH KUALITAS PELAYANAN PAJAK TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK SKRIPSI Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Fakultas

Lebih terperinci

Oleh : FITRI ROHMAH IZZATI NIM : S

Oleh : FITRI ROHMAH IZZATI NIM : S HUBUNGAN SEBAB AKIBAT ANTARA PERSPEKTIF PENGUKURAN KINERJA DALAM BALANCED SCORECARD (StudiKasus pada Satuan Kerja Pemerintah Daerah di Pemerintah Kota Surakarta) TESIS Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas

Lebih terperinci

Oleh: NUR ENDAH WIDYASTUTI NIM : S

Oleh: NUR ENDAH WIDYASTUTI NIM : S PENGARUH FAKTOR KEPERILAKUAN ORGANISASI TERHADAP KEGUNAAN SISTEM AKUNTANSI AKRUAL DENGAN PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI SEBAGAI VARIABEL INTERVENING (Studi Empiris Pada Pemerintah Kabupaten Sragen) TESIS

Lebih terperinci

PENGARUH KARAKTERISTIK KEPALA DAERAH

PENGARUH KARAKTERISTIK KEPALA DAERAH i PENGARUH KARAKTERISTIK KEPALA DAERAH DAN AFILIASI PARTAI POLITIK TERHADAP INDIKASI TERJADINYA KORUPSI BELANJA MODAL PADA PEMERINTAH DAERAH DI INDONESIA TESIS Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pula dengan kebijakan-kebijakan di bidang pajak. Oleh karena itu, pajak

BAB I PENDAHULUAN. pula dengan kebijakan-kebijakan di bidang pajak. Oleh karena itu, pajak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan perekonomian Indonesia akan diikuti pula dengan kebijakan-kebijakan di bidang pajak. Oleh karena itu, pajak merupakan fenomena yang

Lebih terperinci

Oleh: JIMO NIM: S

Oleh: JIMO NIM: S PENGARUH DEWAN DIREKSI, KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT, DAN KUALITAS AUDIT TERHADAP MANAJEMEN LABA MENJELANG PERUSAHAAN IPO: Studi kasus perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia tahun 2009-2013

Lebih terperinci

PENGARUH PENGETAHUAN AKUNTANSI DAN JIWA KEWIRAUSAHAAN PADA PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI DALAM PEMBUATAN KEPUTUSAN INVESTASI

PENGARUH PENGETAHUAN AKUNTANSI DAN JIWA KEWIRAUSAHAAN PADA PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI DALAM PEMBUATAN KEPUTUSAN INVESTASI TESIS PENGARUH PENGETAHUAN AKUNTANSI DAN JIWA KEWIRAUSAHAAN PADA PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI DALAM PEMBUATAN KEPUTUSAN INVESTASI NI MADE RAI JUNIARIANI NIM 1491661008 PROGRAM MAGISTER PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

PENGARUH INDEPENDENSI, KOMPETENSI, DAN ETIKA AUDITOR TERHADAP KUALITAS AUDIT BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

PENGARUH INDEPENDENSI, KOMPETENSI, DAN ETIKA AUDITOR TERHADAP KUALITAS AUDIT BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PENGARUH INDEPENDENSI, KOMPETENSI, DAN ETIKA AUDITOR TERHADAP KUALITAS AUDIT BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SKRIPSI Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperolah Gelar Sarjana Ekonomi

Lebih terperinci

Laporan Akhir ini Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Sriwijaya OLEH :

Laporan Akhir ini Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Sriwijaya OLEH : PENGARUH SIKAP, KESADARAN WAJIB PAJAK, DAN PENGETAHUAN PERPAJAKAN TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK DALAM MEMBAYAR PAJAK BUMI DAN BANGUNAN DI KECAMATAN KEMUNING KOTA PALEMBANG Laporan Akhir ini Disusun Sebagai

Lebih terperinci

Oleh: SITI ZOEBAIDHA NIM: S

Oleh: SITI ZOEBAIDHA NIM: S PENGARUH PEMAHAMAN PARA PENGELOLA SEKOLAH TENTANG SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH (SPIP) TERHADAP PERSEPSI EFEKTIVITAS DAN EFISIENSI PENGELOLAAN KEUANGAN SEKOLAH DI KOTA MADIUN TESIS Diajukan untuk

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh : Dian Tri Hapsari NIM

SKRIPSI. Oleh : Dian Tri Hapsari NIM U NIVERSITAS JEMBER PENGARUH PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN, KETAATAN PADA PERATURAN PERUNDANGAN, KOMPETENSI APARATUR PEMERINTAH DAERAH DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI

Lebih terperinci

PENGARUH TUNTUTAN BERSIKAP ETIS DAN FAKTOR-FAKTOR PERSONAL TERHADAP PERILAKU AUDITOR PEMERINTAH DAERAH DALAM MENGHADAPI TEKANAN KERJA

PENGARUH TUNTUTAN BERSIKAP ETIS DAN FAKTOR-FAKTOR PERSONAL TERHADAP PERILAKU AUDITOR PEMERINTAH DAERAH DALAM MENGHADAPI TEKANAN KERJA PENGARUH TUNTUTAN BERSIKAP ETIS DAN FAKTOR-FAKTOR PERSONAL TERHADAP PERILAKU AUDITOR PEMERINTAH DAERAH DALAM MENGHADAPI TEKANAN KERJA TESIS Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat

Lebih terperinci

( Studi Kasus pada KPP PRATAMA Sukoharjo ) SKRIPSI

( Studi Kasus pada KPP PRATAMA Sukoharjo ) SKRIPSI PENGARUH TINGKAT KESADARAN, PENGETAHUAN DAN PEMAHAMAN PERATURAN PERPAJAKAN, KONDISI KEUANGAN SERTA TARIF PAJAK TERHADAP KEPATUHAN MEMBAYAR PAJAK WAJIB PAJAK BADAN ( Studi Kasus pada KPP PRATAMA Sukoharjo

Lebih terperinci

ENI SHOFIANI. Diajukan Oleh: NIM

ENI SHOFIANI. Diajukan Oleh: NIM PENGARUH EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERNAL, ASIMETRI INFORMASI, IMPLEMENTASI GOOD GOVERNANCE, KESESUAIAN KOMPENSASI DAN BUDAYA ETIS ORGANISASI TERHADAP KECENDERUNGAN KECURANGAN (FRAUD) AKUNTANSI (Studi

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI DALAM MEMENUHI KEWAJIBAN MEMBAYAR PAJAK

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI DALAM MEMENUHI KEWAJIBAN MEMBAYAR PAJAK ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI DALAM MEMENUHI KEWAJIBAN MEMBAYAR PAJAK ( Studi kasus KPP Pratama kudus ) Oleh : Lutfi Maarif 201211235 PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikaji. Sejauh ini Negara memiliki dua sumber pendapatan yaitu pendapatan

BAB I PENDAHULUAN. dikaji. Sejauh ini Negara memiliki dua sumber pendapatan yaitu pendapatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam mewujudkan kelangsungan dan peningkatan pembangunan nasional, masalah pembiayaan Negara menjadi hal yang sangat penting untuk dikaji. Sejauh ini Negara

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGUNGKAPAN PENUH PADA PERUSAHAAN TRANSPORTASI YANG TERDAFTAR DALAM BEI

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGUNGKAPAN PENUH PADA PERUSAHAAN TRANSPORTASI YANG TERDAFTAR DALAM BEI digilib.uns.ac.id ii FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGUNGKAPAN PENUH PADA PERUSAHAAN TRANSPORTASI YANG TERDAFTAR DALAM BEI Skripsi Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat untuk

Lebih terperinci

PENGARUH PEMAHAMAN PROSEDUR DAN SANKSI PAJAK TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI DALAM MEMENUHI KEWAJIBAN PAJAK PENGHASILAN DI KPP PRATAMA

PENGARUH PEMAHAMAN PROSEDUR DAN SANKSI PAJAK TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI DALAM MEMENUHI KEWAJIBAN PAJAK PENGHASILAN DI KPP PRATAMA PENGARUH PEMAHAMAN PROSEDUR DAN SANKSI PAJAK TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI DALAM MEMENUHI KEWAJIBAN PAJAK PENGHASILAN DI KPP PRATAMA SURABAYA RUNGKUT SKRIPSI Disusun oleh: Refi Tripuspitasari

Lebih terperinci

Diajukan oleh: Teguh Sunyoto NIM: F

Diajukan oleh: Teguh Sunyoto NIM: F PENGARUH DERAJAT DESENTRALISASI FISKAL, KETERGANTUNGAN KEUANGAN DAERAH, RUANG FISKAL, DAN TINGKAT PEMBIAYAAN SILPA TERHADAP ALOKASI BELANJA MODAL PEMERINTAH DAERAH SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan

Lebih terperinci

KHOIRUL UMAM MUSHTHOFA

KHOIRUL UMAM MUSHTHOFA PENGARUH PENGETAHUAN WAJIB PAJAK, PELAYANAN FISKUS, SIKAP WAJIB PAJAK, DAN SANKSI PAJAK TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI (STUDI PADA WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI YANG TERDAFTAR DI KPP KUDUS-JEPARA)

Lebih terperinci

PENGARUH KARAKTERISTIK KOMITE AUDIT TERHADAP MANAJEMEN LABA

PENGARUH KARAKTERISTIK KOMITE AUDIT TERHADAP MANAJEMEN LABA PENGARUH KARAKTERISTIK KOMITE AUDIT TERHADAP MANAJEMEN LABA SKRIPSI Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi

Lebih terperinci

II KERANGKA TEORITIS DAN HIPOTESIS

II KERANGKA TEORITIS DAN HIPOTESIS II KERANGKA TEORITIS DAN HIPOTESIS Kepatuhan Pajak Menurut Norman. D.Nowak dalam Zain (2004) kepatuhan Wajib Pajak diartikan sebagai suatu iklim kepatuhan dan kesadaran pemenuhan kewajiban perpajakan,

Lebih terperinci

IRMA ALFIAH NIM

IRMA ALFIAH NIM KESADARAN WAJIB PAJAK, SANKSI PAJAK, SIKAP FISKUS, LINGKUNGAN PAJAK, PENGETAHUAN AKAN PERATURAN PERPAJAKAN, PERSEPSI ATAS EFEKTIFITAS SISTEM PERPAJAKAN, KEMAUAN MEMBAYAR PAJAK TERHADAP KEPATUHAN WAJIB

Lebih terperinci

FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KELEMAHAN PENGENDALIAN INTERN ATAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH DI INDONESIA

FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KELEMAHAN PENGENDALIAN INTERN ATAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH DI INDONESIA FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KELEMAHAN PENGENDALIAN INTERN ATAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH DI INDONESIA SKRIPSI Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperolah Gelar Sarjana Ekonomi Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tahun WP Terdaftar WP yang

BAB I PENDAHULUAN. Tahun WP Terdaftar WP yang BAB I: PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Tingkat kepatuhan wajib pajak di Indonesia masih relatif rendah, berdasarkan survey tentang kepatuhan yang pernah diadakan Direktorat

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN EKONOMI PEMERINTAH DAERAH (Studi Empiris: Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Timur tahun 2010-2012) TESIS Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas

Lebih terperinci

SKRIPSI. Dajukan oleh: Adhimas Galih Hasmono NIM. F

SKRIPSI. Dajukan oleh: Adhimas Galih Hasmono NIM. F KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA, SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH, PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI, DAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH (Studi atas Persepsi

Lebih terperinci

PENGUKURAN KINERJA PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM PERGURUAN TINGGI NEGERI DI INDONESIA

PENGUKURAN KINERJA PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM PERGURUAN TINGGI NEGERI DI INDONESIA PENGUKURAN KINERJA PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM PERGURUAN TINGGI NEGERI DI INDONESIA TESIS Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat Guna Mencapai Derajat Magister Sains

Lebih terperinci

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL DAN PERILAKU BELAJAR TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN AKUNTANSI (Studi Empiris pada Mahasiswa Akuntansi Universitas Jember)

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL DAN PERILAKU BELAJAR TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN AKUNTANSI (Studi Empiris pada Mahasiswa Akuntansi Universitas Jember) PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL DAN PERILAKU BELAJAR TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN AKUNTANSI (Studi Empiris pada Mahasiswa Akuntansi Universitas Jember) SKRIPSI Oleh : ADITYA PRIMA NUGRAHA NIM. 080810391060

Lebih terperinci

PERILAKU KETIDAKPATUHAN DEVIA AGUSTRIANA MANDIRI TARJO NURUL HERAWATI

PERILAKU KETIDAKPATUHAN DEVIA AGUSTRIANA MANDIRI TARJO NURUL HERAWATI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KETIDAKPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI DI BANGKALAN DEVIA AGUSTRIANA MANDIRI TARJO NURUL HERAWATI ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Peran pajak dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Peran pajak dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) di 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peran pajak dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) di Indonesia terus meningkat dari tahun ketahun. Ini dapat terlihat dari peningkatan besarnya porsi

Lebih terperinci

Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan jenjang pendidikan Strata Satu (S1) pada Fakultas Ekonomi Universitas Muria Kudus

Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan jenjang pendidikan Strata Satu (S1) pada Fakultas Ekonomi Universitas Muria Kudus FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAUAN MEMBAYAR PAJAK (Studi Kasus Wajib Pajak Orang Pribadi yang Melakukan Pekerjaan Bebas yang Terdaftar di KPP Pratama Kudus) Skripsi ini diajukan sebagai salah satu

Lebih terperinci

Ines Dwiana B

Ines Dwiana B PENGARUH KOMPLEKSITAS PANJANG FORMULIR SPT DAN SELF ASSESSMENT SYSTEM TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK (Survey Pada Wajib Pajak Orang Pribadi di KPP Pratama Surakarta) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas

Lebih terperinci

Diajukan oleh : F.X. Riza Febri Kurniawan NIM: F

Diajukan oleh : F.X. Riza Febri Kurniawan NIM: F PENGARUH KEMANDIRIAN DAERAH, DANA PERIMBANGAN, DAN KARAKTERISTIK DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DENGAN ALOKASI BELANJA MODAL SEBAGAI VARIABEL INTERVENING SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan

Lebih terperinci

Diajukan Oleh: MUHSINATUL MILLAH NIM

Diajukan Oleh: MUHSINATUL MILLAH NIM PENGARUH SUMBER DAYA MANUSIA, SISTEM INFORMASI KEUANGAN DAERAH, SISTEM PENGENDALIAN INTERN, STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH, DAN PERAN INTERNAL AUDIT TERHADAP KUALITAS INFORMASI PELAPORAN KEUANGAN (STUDI

Lebih terperinci

(Studi Kasus Pada KPP Pratama Kudus)

(Studi Kasus Pada KPP Pratama Kudus) PENGARUH SIKAP WAJIB PAJAK, MOTIVASI WAJIB PAJAK, KEPRIBADIAN WAJIB PAJAK, KESADARAN WAJIB PAJAK, PELAYANAN PERPAJAKAN DAN KEPATUHAN WAJIB PAJAK TERHADAP KINERJA PENERIMAAN PAJAK (Studi Kasus Pada KPP

Lebih terperinci

MUSRIFAH NOVIANTI NIM :

MUSRIFAH NOVIANTI NIM : PENGARUH KESADARAN PAJAK, TINGKAT PENDIDIKAN, DAN PERSEPSI TENTANG SANKSI PAJAK PENGUSAHA PENYEDIA JASA INTERNET TERHADAP KEPATUHAN FORMAL (STUDI KASUS PADA ASOSIASI PENYEDIA JASA INTERNET INDONESIA JAWA

Lebih terperinci

PENGARUH DANA ALOKASI UMUM (DAU), SISA LEBIH PEMBIAYAAN. ANGGARAN (SiLPA), DERAJAT DESENTRALISASI, DAN EFISIENSI TERHADAP ALOKASI BELANJA MODAL

PENGARUH DANA ALOKASI UMUM (DAU), SISA LEBIH PEMBIAYAAN. ANGGARAN (SiLPA), DERAJAT DESENTRALISASI, DAN EFISIENSI TERHADAP ALOKASI BELANJA MODAL PENGARUH DANA ALOKASI UMUM (DAU), SISA LEBIH PEMBIAYAAN ANGGARAN (SiLPA), DERAJAT DESENTRALISASI, DAN EFISIENSI TERHADAP ALOKASI BELANJA MODAL (Studi Pada Pemerintah Kabupaten dan Kota di Seluruh Indonesia

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN WAJIB PAJAK BADAN PADA PERUSAHAAN PERHOTELAN DI KOTA SURAKARTA

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN WAJIB PAJAK BADAN PADA PERUSAHAAN PERHOTELAN DI KOTA SURAKARTA ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN WAJIB PAJAK BADAN PADA PERUSAHAAN PERHOTELAN DI KOTA SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat Untuk menyelesaikan jenjang pendidikan Srata Satu (S1) pada Fakultas Ekonomi Universitas Muria Kudus

Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat Untuk menyelesaikan jenjang pendidikan Srata Satu (S1) pada Fakultas Ekonomi Universitas Muria Kudus PENGARUH KEBIJAKAN PERPAJAKAN, PERATURAN PERPAJAKAN, SANKSI ADMINISTRASI DAN PEMERIKSAAN PAJAK, PERSEPSI WAJIB PAJAK, PENGETAHUAN PERPAJAKAN TERHADAP PERENCANAAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI STUDY EMPIRIS

Lebih terperinci

TESIS. Disusun Oleh : A. RAHMAN P

TESIS. Disusun Oleh : A. RAHMAN P PENGARUH PERSEPSI TENTANG SANKSI PERPAJAKAN, KESADARAN WAJIB PAJAK, DAN PELAYANAN FISKUS PADA KEPATUHAN WAJIB PAJAK BADAN DI KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA KLATEN TESIS Diajukan Kepada Program Pascasarjana

Lebih terperinci

PENGARUH ENTREPRENEURSHIP EDUCATION PROGRAMME (EEP) PADA NIAT BERWIRAUSAHA (Studi pada Perajin Batik di Surakarta, Sragen, dan Karanganyar)

PENGARUH ENTREPRENEURSHIP EDUCATION PROGRAMME (EEP) PADA NIAT BERWIRAUSAHA (Studi pada Perajin Batik di Surakarta, Sragen, dan Karanganyar) PENGARUH ENTREPRENEURSHIP EDUCATION PROGRAMME (EEP) PADA NIAT BERWIRAUSAHA (Studi pada Perajin Batik di Surakarta, Sragen, dan Karanganyar) TESIS Ditujukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat

Lebih terperinci