BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laser Induced Breakdown Spectroscopy (LIBS) LIBS adalah singkatan dari Laser Induced Breakdown Spectroscopy yang merupakan peralatan spektroskopi emisi atomik yang menggunakan laser sebagai energi ablasi dan dapat digunakan untuk menganalisis secara kualitatif dan kuantitatif (Cremers et all, 2006). Laser difokuskan ke permukaan sampel melalui lensa yang mana sebagian sampel akan terablasikan dan terbentuk plasma seperti pada Gambar 2.1. Gambar 2.1 Skema sederhana komponen utama LIBS. (Utomo, Aji Priyo, 2014) Plasma berisikan elektron-elektron, ion-ion, atom-atom netral dan atom-atom tereksitasi akibat adanya gelombang kejut (shock wave) yang terjadi sesaat setelah kompresi adiabatis. Dalam waktu yang sangat singkat atom-atom yang tereksitasi kembali ke keadaan awal (ground state) sambil memancarkan emisi foton dengan panjang gelombang yang sesuai dengan jenis atomnya. Selanjutnya emisi foton ditangkap detektor yang kemudian oleh spektrometer dihasilkan spektrum intensitas emisi fungsi panjang gelombang seperti pada Gambar 2.2. Intensitas menyatakan konsentrasi unsur dalam bahan dan panjang gelombang menyatakan jenis unsurnya. 4

2 5 300 Cr II 427,4387 nm Intensitas (a.u) Cr II 428,1049 nm Panjang gelombang (nm) Gambar 2.2 Grafik intensitas fungsi panjang gelombang. Gambar 2.2 merupakan spektrum dari sampel yang mengandung unsur Cr. Kualitas hasil spektrum tergantung pada keadaan proses pembentukan plasma dan proses pendeteksiannya yang mana dipengaruhi oleh faktor jenis laser, tekanan dan jenis gas penyangga, dan keadaan fisik dari sampel, yang mana akan diuraikan pada sub bab berikut ini (Suyanto, Hery, 2013) LASER Light Amplification by Stimulation Emission of Radiation (laser) yang artinya penguatan intensitas cahaya oleh emisi terangsang. Laser memiliki karakteristik, yaitu : sumber cahaya yang koherensinya sangat tinggi, monokromatik, kecerahan tinggi, durasi yang singkat (short time duration) dan menuju satu arah yang sama sehingga cahayanya menjadi sangat kuat dan terkonsentrasi (Svelto, Orazio, 1989). Laser terdiri atas tiga komponen dasar yaitu medium lasing (seperti kristal, gas, semikonduktor), sumber pemompa (seperti flash lamp, electrical current) yang memberikan energi tambahan pada material lasing, dan optical cavity terdiri dari dua cermin (cermin pemantul sempurna dan cermin pemantul sebagian) yang bertindak sebagai ruang untuk penguat sinar. Setelah sumber pemompa memberikan energi pada medium lasing, kemudian elektron-elektron tereksitasi pada tingkat energi tertentu seperti terlihat pada Gambar 2.3.

3 6 Cermin Cermin Gambar 2.3 Diagram (a) kerja laser zat padat (Nd:YAG) (b) tiga tingkat energi laser. (Sinaga, D.N, 2013) Gambar 2.3 (a) dan (b) adalah diagram kerja laser dengan menggunakan medium lasing zat padat Nd-YAG dengan proses sebagai berikut: elektron-elektron dalam atom di material lasing secara normal berada dalam keadaan dasar di tingkat energi ground state Q0. Ketika energi cahaya dari flash lamp ditambahkan (dipompakan) ke atomatom tersebut maka elektron-elektronnya tereksitasi ke level energi yang lebih tinggi Qe (excited energi level). Elektron-elektron ini akan meluruh melalui dua cara, pertama peluruhan elektron secara spontan dimana elektron secara langsung meluruh ke level energi lebih rendah (di tingkat energi metastabil Qm) sambil melepaskan atau mengemisikan energi dalam bentuk foton yang memancar ke segala arah. Kedua peluruhan secara terangsang (stimulated), dimana sebagian foton dari hasil peluruhan spontan ini dipantulkan bolak balik diantara dua cermin dan melalui material lasing serta menumbuk elektron-elektron di tingkat energi metastabil dan menyebabkan elektron-elektron tersebut kembali ke ground state. Transisi elektron-elektron ke ground state ini akan melepaskan energi dalam bentuk foton yang mempunyai fase, panjang gelombang, dan arah yang sama dengan foton penumbuk. Jika arah foton ini sejajar dengan sumbu optical cavity, maka foton akan dipantulkan bolak balik oleh cermin pemantul sempurna dan cermin pemantul sebagian yang berada di dalam optical cavity dan melalui material lasing. Dengan cara demikian energi foton diperkuat terus menerus sampai cukup untuk melewati cermin pemantul sebagian dan terbentuklah sinar laser.

4 Interaksi laser dengan bahan Bila laser difokuskan ke permukaan sampel padat, maka sebagian energi laser diserap oleh bahan untuk menaikkan suhunya sehingga ikatan-ikatan atomnya lepas. Sebagian energi lainnya digunakan untuk memantulkan atau menggerakan atom-atom tersebut dengan kecepatan yang sangat tinggi. Gerakan atom-atom ini akan melakukan kompresi adiabatis dengan gas disekeliling sampel hingga sampai pada tekanan tertentu dan terjadi gelombang kejut (shock wave) yang energinya digunakan untuk mengeksitasikan elektron-elektron dalam atom ke tingkat energi yang lebih tinggi. Dalam waktu yang sangat singkat, elektron-elektron ini akan kembali ke ground state sambil memancarkan emisi dan terbentuklah plasma seperti Gambar 2.4. S A M P E L Plasma primer Gelombang kejut (shock wave) Kompresi adiabatis Plasma sekunder Gambar 2.4 Proses pembentukan plasma. Pada Gambar 2.4 menunjukkan proses pembentukan plasma. Terlihat pada gambar bahwa terdapat dua daerah yaitu: daerah b tepat di permukaan sampel yang disebut plasma primer. Plasma ini mempunyai kerapatan partikel dan suhu yang sangat tinggi dan menghasilkan spektrum emisi kontinu. Daerah c merupakan pengembangan daerah pertama yang disebut plasma sekunder. Pada daerah ini menghasilkan spektrum emisi yang tajam. Spektrum ini sesuai dengan emisi foton yang dipancarkan oleh elektron-elektron yang bertransisi ke ground state dalam atom tertentu. Emisi ini akan menghasilkan panjang gelombang tertentu sesuai dengan jenis unsurnya, sehingga dapat digunakan untuk identifikasi unsur.

5 8 Jumlah massa partikel-partikel yang terablasi dari sampel dan membentuk plasma tergantung panjang gelombang laser dan koefisien absorpsi bahan (Fabbro et all, 1982) dengan hubungan : =110 (2.1) Dimana : m = massa partikel (kg) Φ = fluks yang diabsorpsi (W m -2 ) = panjang gelombang laser (m) = konstanta (kg -2 m -4 s -1 ) Spektrometer Spektrometer merupakan peralatan yang terdiri dari monokromator dan software. Monokromator sangat penting dalam spektroskopi karena karakteristik optik unsur ditentukan oleh panjang gelombang dan kadar unsur ditentukan dari intensitasnya. Monokromator yang dipakai pada penelitian ini tipe HR dengan spesifikasi : wavelength range nm, resolusi 0,1 nm (FWHM), 7 detector CCDs with a combined Mega pixels. Monokromator merupakan suatu instrumen optik yang berfungsi sebagai penyeleksi panjang gelombang tertentu (monokromatik) dari cahaya polikromatik seperti pada Gambar 2.5. Gambar 2.5 Diagram monokromator. (Agustiningrum, Ulfa, 2012) Gambar 2.5 bagian-bagian utama monokromator antara lain slit atau celah sempit (B, F), cermin (C, E), grating atau pemisah cahaya (D) dan detektor (G). Sumber

6 9 cahaya polikromatik (A) masuk ke slit (B) dan besarnya energi cahaya yang dideteksi oleh monokromator tergantung besarnya intensitas cahaya yang masuk pada luasan slit dan juga sudut datangnya. Slit berada pada titik fokus cermin (C) agar menghasilkan pantulan cahaya sejajar ke prisma atau grating (D). Cahaya ini akan didispersikan oleh prisma atau didifraksikan oleh grating menjadi beberapa warna dan diarahkan ke cermin (E). Cahaya terdispersi (seperti pelangi) selanjutnya oleh cermin (E) difokuskan ke slit keluaran (F), sehingga pada permukaan slit terdapat titik-titik bayangan yang terpisah dari berbagai warna. Dengan memutar grating atau prisma, maka titik-titik bayangan warna bergerak relatif terhadap slit keluaran. Sehingga dapat memilih panjang gelombang tertentu yang keluar dari slit keluaran menuju detektor untuk diproses lebih lanjut. Persamaan resolusi grating yang digunakan pada monokromator untuk memisahkan antara dua panjang gelombang yang berdekatan (Jenkis, Francis A, et all, 1965) yaitu : = (2.2) Dimana : R = daya pisah = panjang gelombang (nm) = selisih atau jarak terdekat panjang gelombang yang dipisahkan (nm) Sedangkan software befungsi untuk menganalisis atau mengidentifikasi unsur. Software yang dipakai adalah OOILIBS dan add LIBS. Software OOILIBS digunakan untuk mensinkronisasi antara waktu terbentuknya plasma dengan waktu pendeteksian. Waktu ini disebut delay time detection (waktu tunggu deteksi). Sedangkan software add LIBS digunakan untuk menganalisis spektrum dari plasma yang terdeteksi. Dalam software ini akan menampilkan intensitas sebagai fungsi panjang gelombang. Panjang gelombang menyatakan jenis unsurnya sedangkan intensitas merupakan jumlah unsurnya. Dengan spesifikasi monokromator dan software tersebut, spektrometer yang ada di laboratorium MIPA dapat memisahkan unsur-unsur dengan jelas Waktu tunggu deteksi Sebelum melakukan analisis kualitatif maupun kuantitatif suatu bahan, maka perlu dicari keadaan optimum suatu eksperimen. Pada teknik LIBS ini yang perlu

7 10 diperhatikan keadaan optimumnya adalah parameter energi laser dan waktu tunggu deteksi. Untuk menentukan keadaan optimum dari waktu tunggu deteksi dengan cara melihat nilai sinyal background, perbandingan sinyal puncak emisi terhadap sinyal background (S/B) dan FWHM fungsi waktu tunggu deteksi seperti terlihat pada Gambar ns 10 ns 90 ns 1 µs 10 µs 90 µs Gambar 2.6 Waktu deteksi. Gambar 2.6 menunjukkan skema perjalanan waktu umur plasma yang dihasilkan oleh laser pulsa tunggal. Di awal pada waktu deteksi 0,5 µs laser ditembakkan ke sampel, plasma yang dihasilkan mempunyai kerapatan yang sangat tinggi baik elektronelektron, ion-ion, atom-atom netral maupun atom-atom tereksitasi, sehingga intensitas background dari spektra yang ditangkap detektor cukup tinggi seperti ditunjukkan Gambar 2.7. Intensitas Emisi Unsur Zn (a.u) Panjang Gelombang (nm) Background tinggi Gambar 2.7 Intensitas background tinggi.

8 11 Background ini muncul karena ion-ion menangkap elektron dan elektron melepaskan kelebihan energi kinetiknya dalam bentuk foton dengan panjang gelombang lebar (continu). Sedangkan bila dideteksi setelah 1 µs dari setelah laser diradiasikan, maka intensitas background dari spektra akan turun bahkan hilang seperti yang ditunjukkan pada Gambar Intensitas Emisi Unsur Zn (a.u) Background rendah Panjang Gelombang (nm) Gambar 2.8 Intensitas background rendah. Sebaiknya pendeteksian karakteristik emisi atom dilakukan sekitar 1 µs atau lebih dari ablasi laser dan waktu ini disebut waktu tunggu deteksi. Nilai waktu tunggu ini bervariasi tergantung jenis unsurnya, tetapi hampir semua unsur memiliki waktu emisi sekitar 1µs atau lebih untuk LIBS. 2.2 Adsorpsi Adsorpsi adalah suatu proses yang terjadi ketika suatu fluida (cairan maupun gas) terikat pada suatu padatan dan akhirnya membentuk suatu film (lapisan tipis) pada permukaan padatan tersebut. Materi atau partikel-partikel yang diadsorpsi disebut adsorbat dan bahan yang mengadsorpsi disebut adsorben. Perbedaan mendasar antara adsorpsi dan absorpsi yaitu tergantung letak adsorbat di adsorben. Apabila adsorbat mengumpul di permukaan adsorben maka disebut adsorpsi. Sebaliknya bila adsorbatnya diserap masuk ke dalam adsorben disebut absorpsi. Adsorpsi dibedakan menjadi dua jenis, yaitu adsorpsi fisika dan adsorpsi kimia yang terjadi reaksi antara

9 12 zat yang diserap (adsorbat) dengan adsorben, jumlah zat yang teradsorbsi tergantung pada sifat khas zat padatnya yang merupakan fungsi tekanan dan suhu. Apabila daya tarik menarik antara zat terlarut dengan adsorben lebih besar dari daya tarik menarik antara zat terlarut dengan pelarutnya, maka zat yang terlarut akan diadsorpsi pada permukaan adsorben. Adsorpsi fisika mirip dengan proses kondensasi dan biasanya terjadi pada temperatur rendah. Pada proses ini gaya yang menahan molekul fluida pada permukaan solid relatif lemah, dan besarnya sama dengan gaya kohesi molekul pada fase cair mempunyai derajat yang sama dengan panas kondensasi dari gas menjadi cair, yaitu sekitar 2,19-21,9 kg/mol. Keseimbangan antara permukaan zat padat dengan molekul fluida biasanya cepat tercapai dan bersifat reversibel. Adsorpsi kimia yaitu reaksi yang terjadi antara zat padat dengan zat terlarut yang teradsorpsi. Adsorpsi ini bersifat spesifik dan melibatkan gaya yang jauh lebih besar daripada Adsorpsi fisika. Panas yang dilibatkan adalah sama dengan panas reaksi kimia. Menurut Langmuir, molekul teradsorpsi ditahan pada permukaan oleh gaya valensi yang tipenya sama dengan yang terjadi antara atom-atom dalam molekul. Karena adanya ikatan kimia maka pada permukaan adsorben akan terbentuk suatu lapisan dan akan menghambat proses penyerapan selanjutnya oleh karbon grafit adsorben yang menyebabkan efektifitasnya menurun (Agustiningrum, Ulfa, 2012). Pada proses adsorpsi akan tejadi kinetika adsorpsi yaitu laju penyerapan suatu fluida oleh adsorben dalam jangka waktu tertentu. Kinetika adsorpsi suatu zat dapat diketahui dengan mengukur perubahan konsentrasi zat yang teradsorpsi tersebut, dan menganalisis nilai k (berupa slope/kemiringan) serta memplot pada grafik. Kinetika adsorpsi dipengaruhi oleh kecepatan adsorpsi. Kecepatan adsorpsi dapat didefinisikan sebagai banyaknya zat yang teradsorpsi per satuan waktu (Utomo, Aji Priyo, 2014). Kecepatan atau besar kecilnya adsorpsi dipengaruhi oleh beberapa hal, diantaranya: a. Macam adsorben b. Macam zat yang diadsorpsi (adsorbate) c. Luas permukaan adsorben d. Konsentrasi zat yang diadsorpsi (adsorbate) e. Temperatur

10 Elektrolisis Elektrolisis berasal dari kata elektro (listrik) dan lisis (penguraian), yang berarti terjadinya penguraian zat/senyawa atau reaksi kimia (dalam hal ini adalah reaksi reduksi dan oksidasi atau redoks) oleh arus listrik (Laird, B. Brian, 2009). Proses penggunaan arus listrik untuk menghasilkan reaksi kimia disebut sel elektrolisis. Arus listrik yang digunakan adalah arus searah (DC). Larutan atau yang ingin dielektrolisis, ditempatkan dalam suatu wadah, selanjutnya elektroda dicelupkan ke dalam larutan elektrolit yang ingin dielektrolisis. Elektroda berfungsi sebagai tempat berlangsungnya reaksi redoks, dimana reaksi reduksi berlangsung di katoda, sedangkan reaksi oksidasi berlangsung pada anoda. Proses elektrolisis dapat ditunjukkan pada Gambar 2.9. Gambar 2.9 Sel elektrolisis. (Yudiandika, Putu, 2010) Reaksi reduksi terjadi apabila suatu zat memiliki potensial standar reduksi ( ) yang besar sedangkan reaksi oksidasi terjadi apabila zat mempunyai kemampuan oksidasi besar. Reaksi reduksi dan oksidasi pada sel elektrolisis berlangsung pada anoda sebagai elektroda positif dan katoda sebagai elektroda negatif. Pada sel elektrolisis tersebut anoda dihubungkan dengan kutub positif sumber listrik dan katoda dihubungkan dengan kutub negatif. Akibatnya, katoda bermuatan negatif dan menarik kation-kation yang akan tereduksi menjadi endapan logam. Sebaliknya, anoda bermuatan positif dan menarik anion-anion yang akan teroksidasi menjadi gas. Maka dari itu di anoda akan terjadi reaksi oksidasi dan di katoda akan terjadi reaksi reduksi. Sehingga tujuan elektrolisis adalah untuk mendapatkan endapan logam di katoda dan gas di anoda.

11 14 Reaksi oksidasi adalah reaksi dimana suatu senyawa kimia melepaskan atau kehilangan elektron selama perubahan dari reaktan menjadi produk. Atau juga dapat didefinisikan sebagai suatu reaksi dimana suatu senyawa kimia mengikat oksigen atau kehilangan hidrogen selama perubahan dari reaktan menjadi produk. Sedangkan reaksi reduksi adalah reaksi dimana suatu senyawa menerima elektron atau melepaskan oksigen, atau memperoleh hidrogen selama perubahan dari reaktan menjadi produk. Kedua reaksi tersebut adalah merupakan pasangan, sebab elektron yang dilepaskan pada reaksi oksidasi sama dengan elektron yang diterima pada reaksi reduksi. Masing-masing reaksi (reduksi dan oksidasi) disebut setengah reaksi sebab diperlukan dua setengah reaksi untuk membentuk suatu reaksi redoks (Laird, B. Brian, 2009). Elektroda yang digunakan dalam proses elektolisis dapat digolongkan menjadi dua, yaitu: elektroda inert, seperti karbon grafit (C), Platina (Pt), dan emas (Au) dan elektroda aktif, seperti seng (Zn), tembaga (Cu), dan perak (Ag). Elektrolitnya dapat berupa larutan asam, basa, atau garam, dan dapat pula leburan garam halida atau leburan oksida. 2.4 Potensial Standar Reduksi (Setengah Sel) Potensial sel merupakan perbedaan antara dua potensial elektroda (katoda dan anoda) dimana masing-masing elektroda dipilih sesuai dengan nilai reduksi yang akan terjadi. Beda potensial yang terjadi diantara elektroda disebut dengan potensial standar reduksi yang dinotasikan dengan. Potensial sel ( ) merupakan selisih potensial standar reduksi dari reaksi katoda ( ) dengan potensial standar reduksi pada reaksi anoda ( ), seperti diungkapkan dalam persamaan berikut : = (2.3) Untuk seluruh reaksi spontan dalam keadaan standar nilai >0. Seperti terlihat pada Gambar 2.10 berikut:

12 15 Gambar 2.10 Potensial sel standar pada sel volta. (Brown, Theodore L, et all, 2009) Persamaan 2.3 mengindikasikan bahwa potensial sel standar merupakan selisih antara potensial standar reduksi pada katoda dan potensial standar reduksi anoda. Untuk masing-masing setengah sel pada sel volta, potensial standar reduksi dapat membantu terjadinya proses reduksi. yang lebih positif mampu memberikan lebih banyak gaya untuk mereduksi dalam keadaan standar. Potensial reduksi untuk unsur Cr dan Pb dengan perubahan jumlah ion yang berbeda-beda seperti terlihat pada Tabel 2.1 Tabel 2.1 Tabel potensial standar reduksi (Brown, Thcodorc L, et all, 2009) No Half-Reaction E # (V) 1 PbO * (S)+HSO (aq)+3h 2 (aq)+2e PbSO (s)+2h * O(l) +1, (9:)+2; 8 * (<) 0,000 3 => *2 (9:)+2; =>(?) -0,126 4 PbSO (S)+H 2 (aq)+2; =>(?)+ HSO (aq) -0,356 2 *2 (9:) -0, ,74 7 2H * O(l)+2e H * (g)+2oh (aq) -0,83 Karena setiap sel volta melibatkan dua setengah sel, maka tidaklah mungkin menghitung potensial standar reduksi setengah sel secara langsung. Apabila menentukan potensial standar reduksi dengan acuan setengah reaksi tertentu pun kita

13 16 dapat menentukan pula potensial standar reduksi setengah reaksi lainnya yang berhubungan dengan acuan. Acuan setengah rekasi tersebut adalah reduksi 8 2 (9:) menjadi 8 * (<) dalam keadaan standar, dimana potensial standar reduksinya bernilai 0 C (9:,1E)+2; 8 * (<,19F) =0C (2.4) Sebuah elektroda dibuat untuk menghasilkan setengah reaksi yang disebut dengan standard hydrogen electrode (SHE) atau normal hydrogen electrode (NHE). 2.5 Karbon (C) Karbon merupakan salah satu unsur dari unsur-unsur yang terdapat dalam golongan IV A dimana karbon mempunyai nomor atom (Z) 6 dengan massa atom (A) 12,011. Keistimewaan karbon dibandingkan dengan unsur golangan IV A lainnya adalah unsur ini secara alamiah dapat mengikat dirinya sendiri, baik dalam ikatan tungal C C, ikatan rangkap dua C = C, maupun ikatan rangkap tiga C C. Pada 1916, G. N. Lewis dan W. Kossel mengemukakan bahwa : 1. Ikatan ion dihasilkan dari perpindahan elektron dari satu atom ke atom lain. 2. Ikatan kovalen dihasilkan dari penggunaan bersama-sama sepasang elektron oleh dua atom. 3. Atom memindahkan atau membuat pasangan elektron untuk mencapai konfigurasi elektron gas mulia. Konfigurasi ini biasanya adalah delapan elektron dalam kulit terluar, sesuai dengan konfigurasi elektron dari neon dan argon. Ikatan ion terbentuk oleh pemindahan elektron. Satu atom memberikan satu atau lebih dari elektron terluarnya, ke atom atau atom-atom lain. Atom yang kehilangan elektron menjadi ion positif atau kation. Atom yang mendapat elektron menjadi ion negatif atau anion. Ikatan ion terjadi dari tarikan elektrostatik antara ion-ion yang berlawanan muatan. Pemindahan elektron dapat digambarkan dengan menggunakan titik-titik untuk menyatakan elektron valensi, seperti terlihat pada Gambar 2.11.

14 17 Satu elektron dipindahkan dari Na ke Cl Sekarang tiap atom mempunyai oktet lengkap dalam kulit terluarnya. Gambar 2.11 Ikatan ion NaCl. Ikatan kovalen terbentuk oleh penggunaan bersama sepasang elektron antara dua atom. Banyaknya ikatan kovalen yang dibentuk oleh sebuah atom tergantung pada banyaknya elektron tambahan yang diperlukan agar atom itu mencapai suatu konfigurasi gas mulia. Atom karbon yang netral mempunyai empat elektron di kulit terluarnya. Karbon memerlukan empat elektron untuk digunakan bersama agar dicapai konfigurasi elektron dari neon, oleh karena itu karbon membentuk empat ikatan kovalen (tetravalen) seperti terlihat Gambar Membentuk 1 ikatan kovalen Membentuk 4 ikatan kovalen Gambar 2.12 Ikatan kovalen CH. Karbon memiliki nilai keelektronegatipan menengah antara keelektronegatifan yang sangat tinggi dan yang sangat rendah, maka karbon hampir tidak membentuk ikatan ion dengan unsur lain. Sebaliknya, karbon membentuk ikatan kovalen dengan atom karbon lain dan dengan atom dari unsur lain (Fessenden Ralp J. dan Fessenden Joan S, 1986). Konfigurasi elektron pada keadaan dasar untuk C netral yang disimbolkan C I adalah 1? * 2? * 2H * P. Bila atom C tersebut mendapatkan tambahan energi dari luar,

15 18 maka elektron-elektron pada level energi 21648,02 cm akan pindah ke level energi yang lebih tinggi yaitu 61981,82 cm. Keadaan seperti ini disebut atom dalam tereksitasi. Elektron-elektron yang pindah ini hanya beberapa saat saja (nano second) kemudian kembali lagi ke keadaan semula sambil memancarkan emisi atau foton dengan panjang gelombang 2478,561 A atau 247,8561 nm (NIST, 2005). Panjang gelombang tersebut diperoleh berdasarkan perumusan dari : * hn λ (2.5) Dengan: E1 = Energi level awal (cm -1 ) E2 = Energi level akhir (cm -1 ) c = Kecepatan cahaya (2,998 x 10 8 m/s) h = Konstanta Planck (6,626 x J.s) λ = Panjang gelombang (nm) Karbon memiliki beberapa jenis alotrop, yang paling terkenal adalah grafit, intan, dan karbon amorf. Sifat-sifat fisika karbon bervariasi bergantung pada jenis alotropnya yang akan diuraikan dalam subbab berikut Karbon grafit Grafit memiliki sifat lunak, tidak larut dalam air dan pelarut organik, memiliki massa jenis yang lebih kecil dari intan karena pada strukturnya terdapat ruang-ruang kosong antar lipatannya. Grafit merupakan alotrop karbon yang dapat menghantar arus listrik dan panas dengan baik, karena sifat ini grafit digunakan sebagai anoda pada baterai dan sebagai elektroda pada elektrolisis. Sifat daya hantar listrik yang dimiliki oleh grafit dipengaruhi oleh elektronelektron yang tidak digunakan untuk membentuk ikatan kovalen. Dalam struktur grafit setiap atom karbon membentuk ikatan kovalen dengan tiga atom karbon lainnya membentuk susunan heksagonal dengan struktur berlapis. Atom karbon memiliki 4 elektron valensi maka pada setiap atom karbon masih terdapat satu elektron yang belum berikatan. Elektron-elektron ini tersebar secara merata pada setiap atom karbon karena terjadi tumpang tindih orbital. Oleh sebab itu ketika diberi beda potensial, elektronelektron yang tersebar tersebut sebagian besar akan mengalir menuju anoda, aliran elektron inilah yang menyebabkan arus listrik dapat mengalir. Sedangkan ketika salah

16 19 satu ujung dipanaskan maka elektron-elektron ini akan segera berpindah menuju bagian yang memiliki suhu lebih rendah. Akibatnya panas tersebut akan menyebar ke bagian grafit yang memiliki suhu lebih rendah. Struktur grafit seperti terlihat pada Gambar Gambar 2.13 Struktur grafit. (Schwartz, S.A, 1982) Karbon intan Intan dikenal sebagai mineral alam yang paling keras dimana belum ada mineral lain yang berhasil menggores atau memotong intan, tidak larut dalam air dan pelarut organik. Intan memiliki ikatan kovalen dengan 4 atom karbon lain dalam bentuk tetrahendral yang terbentuk pada struktur intan sangat kuat bahkan lebih kuat dari ikatan ionik. Berupa isolator namun dapat menyerap panas dengan sangat baik. Daya hantar listrik intan berkaitan dengan elektron yang digunakan untuk membentuk ikatan, dimana pada intan elektron-elektron berikatan sangat kuat sehingga tidak ada elektron yang bebas bergerak ketika diberi beda potensial. Struktur intan ditampilkan pada Gambar Gambar 2.14 Struktur intan. (Schwartz, S.A, 1982) Karbon amorf Seperti namanya karbon amorf merupakan alotrop berwujud non-kristal dan ditemukan dalam bentuk bubuk serta menjadi komponen utama dari arang dan jelaga.

17 20 Struktur molekul karbon amorf ditemukan kristal kecil yang mirip dengan grafit dan berlian. Oleh karena itu, karbon amorf sering dianggap sebagai bentuk varian dari grafit. Karbon amorf dapat disintesis. Struktur karbon amorf ditampilkan pada Gambar Gambar 2.15 Struktur karbon amorf. (Schwartz, S.A, 1982) Semua alotrop karbon berbentuk padat dalam keadaan normal, tetapi grafit merupakan alotrop yang paling stabil secara termodinamik di antara alotrop-alotrop lainnya. Alotrop karbon sangat stabil dan memerlukan suhu yang sangat tinggi untuk bereaksi, bahkan dengan oksigen. Keadaan oksidasi karbon yang paling umum ditemukan adalah +4, dimana +2 dijumpai pada karbon monoksida dan senyawa kompleks logam transisi lainnya. Sumber karbon anorganik terbesar terdapat pada batu kapur, dolomit, dan karbon dioksida, sedangkan sumber organik terdapat pada batu bara, tanah gambut, minyak bumi, dan klatrat metana. Karbon dapat membentuk lebih banyak senyawa daripada unsur-unsur lainnya, hampir 10 juta senyawa organik murni yang telah dideskripsikan sampai sekarang. Karbon adalah unsur paling berlimpah ke-15 di kerak Bumi dan ke-4 di alam semesta.terdapat tiga macam isotop karbon yang ditemukan secara alami, yang stabil, dan yang bersifat radioaktifitas dengan waktu paruh peluruhannya sekitar 5730 tahun. Karbon terdapat pada semua jenis makhluk hidup, dan pada manusia, karbon merupakan unsur paling berlimpah kedua (sekitar 18,5%) setelah oksigen. Keberlimpahan karbon ini, bersamaan dengan keanekaragaman senyawa organik dan kemampuannya membentuk polimer membuat karbon sebagai unsur dasar kimiawi kehidupan. Unsur ini adalah unsur yang paling stabil di antara unsur-unsur yang lain, sehingga dijadikan patokan dalam mengukur satuan massa atom.

18 Reaksi Elektrolisis Larutan Elektrolisis larutan Cr Pada elektrolisis larutan Cr terjadi reaksi redoks: 2 QRST9 (@) SV?WT9?W:68 * Z () 3Z *([) +128 (\) ]9FST9 (@) A;T^V?W:4@A 2 (\) +12; 4@A () +12; Dalam hal ini yang dioksidasi di anoda adalah 68 * Z () 3Z *([) (\)+ 12;, sedangkan di katoda terjadi reduksi ion Cr 3+ dari larutan yang bergerak menuju katoda sambil menerima tiga elektron, dan mengendap menjadi atom Cr di permukaan/melapisi katoda. Dalam hal ini ion Cr 3+ mengendap dan 4 ion H + masuk ke dalam larutan, sehingga tetap terjaga muatan dalam larutan. Proses ini berlangsung terus menerus, yang dapat diamati berupa terjadinya gelembung gas dan perubahan warna larutan Elektrolisis larutan Pb Pada elektrolisis larutan Pb terjadi reaksi redoks: QRST9 (@) SV?WT9?W:8 * Z () 1 2 Z 2 *([)+28 (\) +2; ]9FST9 (@) A;T^V?W:=> *2 (\) +2; => () Reaksi oksidasi terjadi pada elektron karbon (C), dimana hal ini yang dioksidasi di anoda adalah 8 * Z * Z * ;, sedangkan di katoda terjadi reduksi ion Pb *2 dari larutan yang bergerak menuju katoda sambil menerima dua elektron, dan mengendap menjadi atom Pb di permukaan/melapisi katoda. Kemudian ion Pb *2 mengendap dan 2 ion H + masuk ke dalam larutan, sehingga muatan tetap terjaga dalam larutan. Proses ini berlangsung terus menerus, yang dapat diamati berupa terjadinya gelembung gas dan perubahan warna larutan. 2.7 Karakteristik Unsur Karakteristik unsur chromium (Cr) Crhomium atau khrom merupakan unsur kimia dengan lambang Cr. Logam transisi ini termasuk ke dalam golongan VI B dimana khrom mempunyai nomor atom (Z) 24 dengan massa atom (A) 51,9961. Logam ini merupakan baja mengkilat berwarna kelabu. Logam ini keras dan bersifat cenderung anti korosi. Khrom banyak digunakan sebagai katalis dengan menambahkan logam ini ke batu agar menghasilkan batu

19 22 berwarna hijau. Khrom penting sebagai zat warna dan sebagai zat pengantar oksidasi. Apabila dilarutkan, logam jenis ini bersifat reaktif dengan kulit sehingga apabila kulit manusia berinteraksi dengan larutan Cr, dapat menimbulkan iritasi. Sehingga, ketika kulit manusia terkena larutan Cr, sebaiknya langsung dibilas dengan menggunakan akuades atau air mineral agar iritasi tidak terlalu parah. Konfigurasi elektron pada keadaan dasar untuk Cr netral yang disimbolkan Cr I adalah 1? * 2? * 2H`3? * 3H`3T a 4? 7 S3, dengan panjang gelombang 4274,806 A atau 427,4806 nm (NIST, 2005). Uraian mengenai unsur Cr ditunjukkan pada Tabel 2.2. Tabel 2.2 Karakteristik unsur Cr. chromium.htm. [Diakses pada tanggal 8 mei 2015] Klasifikasi unsur Klasifikasi Nomor atom 24 Massa atom 51,996 Kerapatan Titik lebur Titik didih Penampilan Jari-jari atom Volume atom Jari-jari kovalen Jari-jari ion Panas spesifik Panas fusi Panas penguapan Temperatur Debye Energi ionisasi pertama Struktur kisi Konstanta kisi Logam transisi 7,18 g/cc 2130 K 2945 K uraian Chromium (Cr) Sangat keras, kristal, logam keabu-abuan 130 pm 7,23 NN Sb 118 (Cd) : 52 Å (ddd) : 63 Å 0,488 J/g o C 21 Ve Sb 342 Ve Sb 460 K 652,4 Ve Sb Body Centred Cubic 2,88 Å

20 Karakteristik unsur timbal /plumbum (Pb) Timbal atau plumbum merupakan unsur kimia dengan lambang Pb. Logam ini termasuk ke dalam kelompok logam golongan IVA. Pb mempunyai nomor atom (Z) 82 dengan massa atom (A) 207,2. Timbal memiliki bentuk menyerupai kristal kubik, yang banyak ditemui dengan warna putih kebiruan. Timbal juga merupakan logam lunak, tetapi unsur timbal ini beracun dan salah satu efek dari racun tersebut dapat menurunkan daya ingat otak. Timbal dapat berada di perairan secara alamiah dan sebagai dampak dari aktivitas manusia. Timbal dapat masuk ke perairan melalui pengkristalan di udara dengan bantuan air hujan. Aktivitas manusia yang menyebabkan pencemaran timbal diantaranya air limbah industri, penambangan bijih timah hitam, dan lain-lain. Konfigurasi elektron pada keadaan dasar untuk atom Pb I adalah 1? * 2? * 2H`3? * 3H`4? * 3T 4H`5? * 4T 5H`6? * 4f 5T 6H * 1/2. Dengan panjang gelombang 4057,81 A atau 405,781 nm (NIST, 2005). Uraian mengenai unsur timbal seperti ditunjukan pada Tabel 2.3. Tabel 2.3 Karakteristik unsur Pb. lead.htm. [Diakses pada tanggal 8 mei 2015] Klasifikasi unsur Klasifikasi Nomor atom 82 Massa atom 207,2 Kerapatan Titik lebur Titik didih Penampilan Volume atom Jari-jari atom Jari-jari kovalen Jari-jari ion Panas spesifik Panas fusi Panas penguapan Energi ionisasi pertama Logam transisi 11,35 g/cc 600,65 K 2013 K uraian Lead/Plumbum (Pb) Lunak, mudah dibentuk, logam putih kebiruan 18,3 cc/mol 175 pm 147 pm =>(dc) : 84 Å ; Pb(dd) : 120 Å 0,159 J/g o C 4,77 kj/mol 177,8 kj/mol 715,2 kj/mol

21 24 Temperatur Debye Struktur kisi Konstanta kisi 88 K Face-Centred Cubic 4,950 Å

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Polimer Organik Polimer atau kadang-kadang disebut sebagai makromolekul. Polimer adalah molekul besar yang dibangun dari pengulangan kesatuan-kesatuan kimia yang kecil dan

Lebih terperinci

APLIKASI KARBON GRAFIT UNTUK IMOBILISASI ION PB DALAM CAIRAN DENGAN METODE ELEKTROLISIS

APLIKASI KARBON GRAFIT UNTUK IMOBILISASI ION PB DALAM CAIRAN DENGAN METODE ELEKTROLISIS Buletin Fisika Vol 17 No. 2 Agustus 2016 : 8-15 APLIKASI KARBON GRAFIT UNTUK IMOBILISASI ION PB DALAM CAIRAN DENGAN METODE ELEKTROLISIS Ni Wayan Sariasih, Hery Suyanto, Nyoman Wendri 1 Jurusan Fisika,

Lebih terperinci

ANALISIS UNSUR Ag PADA SAMPEL CAIR DENGAN LASER INDUCED BREAKDOWN SPECTROSCOPY (LIBS)

ANALISIS UNSUR Ag PADA SAMPEL CAIR DENGAN LASER INDUCED BREAKDOWN SPECTROSCOPY (LIBS) Analisis Unsur Ag Pada Sampel Cair Dengan Laser Induced Breakdown Spectroscopy (LIBS) (Sinaga Natalia Declarossy, dkk.) ANALISIS UNSUR Ag PADA SAMPEL CAIR DENGAN LASER INDUCED BREAKDOWN SPECTROSCOPY (LIBS)

Lebih terperinci

Elektrokimia. Tim Kimia FTP

Elektrokimia. Tim Kimia FTP Elektrokimia Tim Kimia FTP KONSEP ELEKTROKIMIA Dalam arti yang sempit elektrokimia adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di dalam sel elektrokimia. Sel jenis ini merupakan

Lebih terperinci

Mengubah energi kimia menjadi energi listrik Mengubah energi listrik menjadi energi kimia Katoda sebagi kutub positif, anoda sebagai kutub negatif

Mengubah energi kimia menjadi energi listrik Mengubah energi listrik menjadi energi kimia Katoda sebagi kutub positif, anoda sebagai kutub negatif TUGAS 1 ELEKTROKIMIA Di kelas X, anda telah mempelajari bilangan oksidasi dan reaksi redoks. Reaksi redoks adalah reaksi reduksi dan oksidasi. Reaksi reduksi adalah reaksi penangkapan elektron atau reaksi

Lebih terperinci

KIMIA. Sesi KIMIA UNSUR (BAGIAN IV) A. UNSUR-UNSUR PERIODE KETIGA. a. Sifat Umum

KIMIA. Sesi KIMIA UNSUR (BAGIAN IV) A. UNSUR-UNSUR PERIODE KETIGA. a. Sifat Umum KIMIA KELAS XII IPA - KURIKULUM GABUNGAN 12 Sesi NGAN KIMIA UNSUR (BAGIAN IV) A. UNSUR-UNSUR PERIODE KETIGA Keteraturan sifat keperiodikan unsur dalam satu periode dapat diamati pada unsur-unsur periode

Lebih terperinci

BENDA WUJUD, SIFAT DAN KEGUNAANNYA

BENDA WUJUD, SIFAT DAN KEGUNAANNYA BENDA WUJUD, SIFAT DAN KEGUNAANNYA Benda = Materi = bahan Wujud benda : 1) Padat 2) Cair 3) Gas Benda Padat 1. Mekanis kuat (tegar), sukar berubah bentuk, keras 2. Titik leleh tinggi 3. Sebagian konduktor

Lebih terperinci

Bab V Ikatan Kimia. B. Struktur Lewis Antar unsur saling berinteraksi dengan menerima dan melepaskan elektron di kulit terluarnya. Gambaran terjadinya

Bab V Ikatan Kimia. B. Struktur Lewis Antar unsur saling berinteraksi dengan menerima dan melepaskan elektron di kulit terluarnya. Gambaran terjadinya Bab V Ikatan Kimia Sebagian besar unsur yang ada di alam mempunyai kecenderungan untuk berinteraksi (berikatan) dengan unsur lain. Hal itu dilakukan karena unsur tersebut ingin mencapai kestabilan. Cara

Lebih terperinci

Redoks dan Elektrokimia Tim Kimia FTP

Redoks dan Elektrokimia Tim Kimia FTP Redoks dan Elektrokimia Tim Kimia FTP KONSEP ELEKTROKIMIA Dalam arti yang sempit elektrokimia adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di dalam sel elektrokimia. Sel jenis

Lebih terperinci

Sulistyani, M.Si.

Sulistyani, M.Si. Sulistyani, M.Si. sulistyani@uny.ac.id Reaksi oksidasi: perubahan kimia suatu spesies (atom, unsur, molekul) melepaskan elektron. Cu Cu 2+ + 2e Reaksi reduksi: perubahan kimia suatu spesies (atom, unsur,

Lebih terperinci

KIMIA ELEKTROLISIS

KIMIA ELEKTROLISIS KIMIA ELEKTROLISIS A. Tujuan Pembelajaran Mempelajari perubahan-perubahan yang terjadi pada reaksi elektrolisis larutan garam tembaga sulfat dan kalium iodida. Menuliskan reaksi reduksi yang terjadi di

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK DAN FENOMENA PERUBAHAN KONSENTRASI OKSIGEN DAN NITROGEN DI UDARA DENGAN PROSES LASER- INDUCED BREAKDOWN SPECTROSCOPY (LIBS)

KARAKTERISTIK DAN FENOMENA PERUBAHAN KONSENTRASI OKSIGEN DAN NITROGEN DI UDARA DENGAN PROSES LASER- INDUCED BREAKDOWN SPECTROSCOPY (LIBS) KARAKTERISTIK DAN FENOMENA PERUBAHAN KONSENTRASI OKSIGEN DAN NITROGEN DI UDARA DENGAN PROSES LASER- INDUCED BREAKDOWN SPECTROSCOPY (LIBS) Hery Suyanto Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

IKATAN KIMIA BAB 3. Pada pelajaran bab tiga ini akan dipelajari tentang ikatan ion, ikatan kovalen, dan ikatan logam.

IKATAN KIMIA BAB 3. Pada pelajaran bab tiga ini akan dipelajari tentang ikatan ion, ikatan kovalen, dan ikatan logam. BAB 3 IKATAN KIMIA Gambar 3.1 Kisi Kristal Senyawa NaCl. Sumber: amparan Dunia Ilmu Time life Pada pelajaran bab tiga ini akan dipelajari tentang ikatan ion, ikatan kovalen, dan ikatan logam. Ikatan Kimia

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK UNSUR KARBON GRAFIT DAN APLIKASINYA UNTUK ADSORPSI ION Cr DAN Pb DALAM CAIRAN SKRIPSI BIDANG MINAT FISIKA TERAPAN

KARAKTERISTIK UNSUR KARBON GRAFIT DAN APLIKASINYA UNTUK ADSORPSI ION Cr DAN Pb DALAM CAIRAN SKRIPSI BIDANG MINAT FISIKA TERAPAN KARAKTERISTIK UNSUR KARBON GRAFIT DAN APLIKASINYA UNTUK ADSORPSI ION Cr DAN Pb DALAM CAIRAN SKRIPSI BIDANG MINAT FISIKA TERAPAN Ni Wayan Sariasih JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

Makalah Prosiding Lokakarya Ilmiah Nasional Aplikasi Optik dan Fotonik (LINOF 2015) Pusat Penelitian Fisika LIPI, Tangerang Selatan 9-10 Juni 2015

Makalah Prosiding Lokakarya Ilmiah Nasional Aplikasi Optik dan Fotonik (LINOF 2015) Pusat Penelitian Fisika LIPI, Tangerang Selatan 9-10 Juni 2015 1 2 3 4 5 6 7 KARAKTERISASI EMISI UNSUR KARBON C I 247,8 nm DENGAN LASER-INDUCED BREAKDOWN SPECTROSCOPY (LIBS) Hery Suyanto 1, Nyoman Wendri 1, Ni Wayan Sariasih 1, Ni Nyoman Ratini 1 1 Jurusan Fisika,

Lebih terperinci

KISI KISI SOAL ULANGAN AKHIR SEMESTER GASAL MADRASAH ALIYAH TAHUN PELAJARAN 2015/2016

KISI KISI SOAL ULANGAN AKHIR SEMESTER GASAL MADRASAH ALIYAH TAHUN PELAJARAN 2015/2016 KISI KISI SOAL ULANGAN AKHIR SEMESTER GASAL MADRASAH ALIYAH TAHUN PELAJARAN 205/206 MATA PELAJARAN KELAS : KIMIA : XII IPA No Stansar Materi Jumlah Bentuk No Kompetensi Dasar Inikator Silabus Indikator

Lebih terperinci

REDOKS dan ELEKTROKIMIA

REDOKS dan ELEKTROKIMIA REDOKS dan ELEKTROKIMIA Overview Konsep termodinamika tidak hanya berhubungan dengan mesin uap, atau transfer energi berupa kalor dan kerja Dalam konteks kehidupan sehari-hari aplikasinya sangat luas mulai

Lebih terperinci

Kegiatan Belajar 3: Sel Elektrolisis. 1. Mengamati reaksi yang terjadi di anoda dan katoda pada reaksi elektrolisis

Kegiatan Belajar 3: Sel Elektrolisis. 1. Mengamati reaksi yang terjadi di anoda dan katoda pada reaksi elektrolisis 1 Kegiatan Belajar 3: Sel Elektrolisis Capaian Pembelajaran Menguasai teori aplikasi materipelajaran yang diampu secara mendalam pada sel elektrolisis Subcapaian pembelajaran: 1. Mengamati reaksi yang

Lebih terperinci

ELEKTROKIMIA Konsep Dasar Reaksi Elektrokimia

ELEKTROKIMIA Konsep Dasar Reaksi Elektrokimia Departemen Kimia - FMIPA Universitas Gadjah Mada (UGM) ELEKTROKIMIA Konsep Dasar Reaksi Elektrokimia Drs. Iqmal Tahir, M.Si. Laboratorium Kimia Fisika, Departemen Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Logam Berat Istilah "logam berat" didefinisikan secara umum bagi logam yang memiliki berat spesifik lebih dari 5g/cm 3. Logam berat dimasukkan dalam kategori pencemar lingkungan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Hidrogen (bahasa Latin: hidrogenium, dari bahasa Yunani: hydro: air, genes:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Hidrogen (bahasa Latin: hidrogenium, dari bahasa Yunani: hydro: air, genes: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Hidrogen Hidrogen (bahasa Latin: hidrogenium, dari bahasa Yunani: hydro: air, genes: membentuk) adalah unsur kimia pada tabel periodik yang memiliki simbol H dan nomor atom

Lebih terperinci

ALAT ANALISA. Pendahuluan. Alat Analisa di Bidang Kimia

ALAT ANALISA. Pendahuluan. Alat Analisa di Bidang Kimia Pendahuluan ALAT ANALISA Instrumentasi adalah alat-alat dan piranti (device) yang dipakai untuk pengukuran dan pengendalian dalam suatu sistem yang lebih besar dan lebih kompleks Secara umum instrumentasi

Lebih terperinci

Sel Volta KIM 2 A. PENDAHULUAN B. SEL VOLTA ELEKTROKIMIA. materi78.co.nr

Sel Volta KIM 2 A. PENDAHULUAN B. SEL VOLTA ELEKTROKIMIA. materi78.co.nr Sel Volta A. PENDAHULUAN Elektrokimia adalah cabang ilmu kimia yang mempelajari aspek elektronik dari reaksi kimia. Sel elektrokimia adalah suatu sel yang disusun untuk mengubah energi kimia menjadi energi

Lebih terperinci

Yang akan dibahas: 1. Kristal dan Ikatan pada zat Padat 2. Teori Pita Zat Padat

Yang akan dibahas: 1. Kristal dan Ikatan pada zat Padat 2. Teori Pita Zat Padat ZAT PADAT Yang akan dibahas: 1. Kristal dan Ikatan pada zat Padat 2. Teori Pita Zat Padat ZAT PADAT Sifat sifat zat padat bergantung pada: Jenis atom penyusunnya Struktur materialnya Berdasarkan struktur

Lebih terperinci

Peranan elektron dalam pembentukan ikatan kimia

Peranan elektron dalam pembentukan ikatan kimia IKATAN KIMIA IKATAN KIMIA Gaya yang memegangi atom atau ion membentuk molekul atau kristal disebut Ikatan Kimia. Elektron memegang peran penting dalam pembentukan ikatan kimia. Peranan elektron dalam pembentukan

Lebih terperinci

Penyisihan Besi (Fe) Dalam Air Dengan Proses Elektrokoagulasi. Satriananda *) ABSTRAK

Penyisihan Besi (Fe) Dalam Air Dengan Proses Elektrokoagulasi. Satriananda *) ABSTRAK Penyisihan Besi (Fe) Dalam Air Dengan Proses Elektrokoagulasi Satriananda *) ABSTRAK Air yang mengandung Besi (Fe) dapat mengganggu kesehatan, sehingga ion-ion Fe berlebihan dalam air harus disisihkan.

Lebih terperinci

Sel Volta (Bagian I) dan elektroda Cu yang dicelupkan ke dalam larutan CuSO 4

Sel Volta (Bagian I) dan elektroda Cu yang dicelupkan ke dalam larutan CuSO 4 KIMIA KELAS XII IPA - KURIKULUM GABUNGAN 04 Sesi NGAN Sel Volta (Bagian I) Pada sesi 3 sebelumnya, kita telah mempelajari reaksi redoks. Kita telah memahami bahwa reaksi redoks adalah gabungan dari reaksi

Lebih terperinci

Soal ini terdiri dari 10 soal Essay (153 poin)

Soal ini terdiri dari 10 soal Essay (153 poin) Bidang Studi Kode Berkas : Kimia : KI-L01 (soal) Soal ini terdiri dari 10 soal Essay (153 poin) Tetapan Avogadro N A = 6,022 10 23 partikel.mol 1 Tetapan Gas Universal R = 8,3145 J.mol -1.K -1 = 0,08206

Lebih terperinci

2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Voltametri

2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Voltametri 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Voltametri Voltametri merupakan salah satu teknik elektroanalitik dengan prinsip dasar elektrolisis. Elektroanalisis merupakan suatu teknik yang berfokus pada hubungan antara besaran

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sehingga dapat menghasilkan data yang akurat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sehingga dapat menghasilkan data yang akurat. 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Proses pengujian panas yang dihasilkan dari pembakaran gas HHO diperlukan perencanaan yang cermat dalam perhitungan dan ukuran. Teori-teori yang berhubungan dengan pengujian yang

Lebih terperinci

Soal dan jawaban tentang Kimia Unsur

Soal dan jawaban tentang Kimia Unsur Soal dan jawaban tentang Kimia Unsur 1. Identifikasi suatu unsur dapat dilakukan melalui pengamatan fisis maupun kimia. Berikut yang bukan merupakan pengamatan kimia adalah. A. perubahan warna B. perubahan

Lebih terperinci

Elektrokimia. Sel Volta

Elektrokimia. Sel Volta TI222 Kimia lanjut 09 / 01 47 Sel Volta Elektrokimia Sel Volta adalah sel elektrokimia yang menghasilkan arus listrik sebagai akibat terjadinya reaksi pada kedua elektroda secara spontan Misalnya : sebatang

Lebih terperinci

MOLEKUL, ZAT PADAT DAN PITA ENERGI MOLEKUL ZAT PADAT PITA ENERGI

MOLEKUL, ZAT PADAT DAN PITA ENERGI MOLEKUL ZAT PADAT PITA ENERGI MOLEKUL, ZAT PADAT DAN PITA ENERGI MOLEKUL ZAT PADAT PITA ENERGI edy wiyono 2004 PENDAHULUAN Pada umumnya atom tunggal tidak memiliki konfigurasi elektron yang stabil seperti gas mulia, maka atom atom

Lebih terperinci

PRODUKSI GAS HIDROGEN MELALUI PROSES ELEKTROLISIS SEBAGAI SUMBER ENERGI

PRODUKSI GAS HIDROGEN MELALUI PROSES ELEKTROLISIS SEBAGAI SUMBER ENERGI PRODUKSI GAS HIDROGEN MELALUI PROSES ELEKTROLISIS SEBAGAI SUMBER ENERGI Oleh: Ni Made Ayu Yasmitha Andewi 3307.100.021 Dosen Pembimbing: Prof. Dr.Ir. Wahyono Hadi, M.Sc JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS

Lebih terperinci

: Dr. Budi Mulyanti, MSi. Pertemuan ke-15 CAKUPAN MATERI

: Dr. Budi Mulyanti, MSi. Pertemuan ke-15 CAKUPAN MATERI MATA KULIAH KODE MK Dosen : FISIKA DASAR II : EL-122 : Dr. Budi Mulyanti, MSi Pertemuan ke-15 CAKUPAN MATERI 1. EKSITASI ATOMIK 2. SPEKTRUM EMISI HIDROGEN 3. DERET SPEKTRUM HIDROGEN 4. TINGKAT ENERGI DAN

Lebih terperinci

Contoh Soal & Pembahasan Sel Volta Bag. I

Contoh Soal & Pembahasan Sel Volta Bag. I Contoh Soal & Pembahasan Sel Volta Bag. I Soal No.1 Diketahui potensial elektrode perak dan tembaga sebagai berikut Ag + + e Ag E o = +0.80 V a. Tulislah diagram sel volta yang dapat disusun dari kedua

Lebih terperinci

D. 2 dan 3 E. 2 dan 5

D. 2 dan 3 E. 2 dan 5 1. Pada suhu dan tekanan sama, 40 ml P 2 tepat habis bereaksi dengan 100 ml, Q 2 menghasilkan 40 ml gas PxOy. Harga x dan y adalah... A. 1 dan 2 B. 1 dan 3 C. 1 dan 5 Kunci : E D. 2 dan 3 E. 2 dan 5 Persamaan

Lebih terperinci

3. ELEKTROKIMIA. Contoh elektrolisis: a. Elektrolisis larutan HCl dengan elektroda Pt, reaksinya: 2HCl (aq)

3. ELEKTROKIMIA. Contoh elektrolisis: a. Elektrolisis larutan HCl dengan elektroda Pt, reaksinya: 2HCl (aq) 3. ELEKTROKIMIA 1. Elektrolisis Elektrolisis adalah peristiwa penguraian elektrolit oleh arus listrik searah dengan menggunakan dua macam elektroda. Elektroda tersebut adalah katoda (elektroda yang dihubungkan

Lebih terperinci

IKATAN KIMIA DALAM BAHAN

IKATAN KIMIA DALAM BAHAN IKATAN KIMIA DALAM BAHAN Sifat Atom dan Ikatan Kimia Suatu partikel baik berupa ion bermuatan, inti atom dan elektron, dimana diantara mereka, akan membentuk ikatan kimia yang akan menurunkan energi potensial

Lebih terperinci

SAP DAN SILABI KIMIA DASAR PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN UNIVERSITAS PASUNDAN

SAP DAN SILABI KIMIA DASAR PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN UNIVERSITAS PASUNDAN SAP DAN SILABI KIMIA DASAR PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN UNIVERSITAS PASUNDAN KATA PENGANTAR Satuan acara perkuliahan (SAP) atau garis besar program pembelajaran (GBPP)merupakan panduan bagi dosen dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Elektrolisis BAB II TINJAUAN PUSTAKA Elektrolisis adalah peristiwa penguraian elektrolit dalam sel elektrolisis oleh arus listrik. Dalam sel volta/galvani, reaksi oksidasi reduksi berlangsung dengan

Lebih terperinci

LAMPIRAN C CCT pada Materi Ikatan Ion

LAMPIRAN C CCT pada Materi Ikatan Ion LAMPIRAN C CCT pada Materi Ikatan Ion 1 IKATAN ION A. KECENDERUNGAN ATOM UNTUK STABIL Gas mulia merupakan sebutan untuk unsur golongan VIIIA. Unsur unsur ini bersifat inert (stabil). Hal ini dikarenakan

Lebih terperinci

AMALDO FIRJARAHADI TANE

AMALDO FIRJARAHADI TANE DISUSUN OLEH AMALDO FIRJARAHADI TANE PEMBAHASAN UTUL UGM KIMIA 2013 Page 1 1. 2. MATERI: HUKUM-HUKUM DASAR KIMIA Di soal diketahui dan ditanya: m (NH 2 ) 2 CO = 12.000 ton/tahun (pabrik) m N 2 = ton/tahun?

Lebih terperinci

AMALDO FIRJARAHADI TANE

AMALDO FIRJARAHADI TANE DISUSUN OLEH AMALDO FIRJARAHADI TANE PEMBAHASAN UTUL UGM KIMIA 2013 Page 1 1. 2. MATERI: TERMOKIMIA Pada soal diketahui dan ditanya: ΔH c C 2 H 5 OH = -1380 kj/mol ΔH d C 6 H 12 O 6 = -60 kj/mol ΔH c C

Lebih terperinci

MODUL I SIFAT KOLIGATIF LARUTAN Penurunan Titik Beku Larutan

MODUL I SIFAT KOLIGATIF LARUTAN Penurunan Titik Beku Larutan MODUL I SIFAT KOLIGATIF LARUTAN Penurunan Titik Beku Larutan - Siswa mampu membuktikan penurunan titik beku larutan akibat penambahan zat terlarut. - Siswa mampu membedakan titik beku larutan elektrolit

Lebih terperinci

ELEKTROKIMIA. VURI AYU SETYOWATI, S.T., M.Sc TEKNIK MESIN - ITATS

ELEKTROKIMIA. VURI AYU SETYOWATI, S.T., M.Sc TEKNIK MESIN - ITATS ELEKTROKIMIA VURI AYU SETYOWATI, S.T., M.Sc TEKNIK MESIN - ITATS ELEKTROKIMIA Elektrokimia merupakan ilmu yang mempelajari hubungan antara perubahan (reaksi) kimia dengan kerja listrik, biasanya melibatkan

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA BAHAN AJAR KIMIA DASAR BAB VI IKATAN KIMIA

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA BAHAN AJAR KIMIA DASAR BAB VI IKATAN KIMIA No. BAK/TBB/SBG201 Revisi : 00 Tgl. 01 Mei 2008 Hal 1 dari 7 BAB VI IKATAN KIMIA Sebagian besar partikel materi adalah berupa molekul atau ion. Hanya beberapa partikel materi saja yang berupa atom. 1)

Lebih terperinci

BAB II KOROSI dan MICHAELIS MENTEN

BAB II KOROSI dan MICHAELIS MENTEN BAB II : MEKANISME KOROSI dan MICHAELIS MENTEN 4 BAB II KOROSI dan MICHAELIS MENTEN Di alam bebas, kebanyakan logam ditemukan dalam keadaan tergabung secara kimia dan disebut bijih. Oleh karena keberadaan

Lebih terperinci

KIMIA. Sesi POLIMER. A. LOGAM ALKALI a. Keberadaan dan Kelimpahan Logam Alkali. b. Sifat-Sifat Umum Logam Alkali. c. Sifat Keperiodikan Logam Alkali

KIMIA. Sesi POLIMER. A. LOGAM ALKALI a. Keberadaan dan Kelimpahan Logam Alkali. b. Sifat-Sifat Umum Logam Alkali. c. Sifat Keperiodikan Logam Alkali KIMIA KELAS XII IPA - KURIKULUM GABUNGAN 11 Sesi NGAN POLIMER A. LOGAM ALKALI a. Keberadaan dan Kelimpahan Logam Alkali Logam alkali adalah kelompok unsur yang sangat reaktif dengan bilangan oksidasi +1,

Lebih terperinci

UNSUR-UNSUR TRANSISI PERIODE KE EMPAT : TEMBAGA

UNSUR-UNSUR TRANSISI PERIODE KE EMPAT : TEMBAGA Nama : Laurensius E. Seran NIM : 607332411998 UNSUR-UNSUR TRANSISI PERIODE KE EMPAT : TEMBAGA lah soal-soal berikut dengan cara menjodohkan dengan jawaban-jawaban yang telah disiapkan dikolom pilihan.

Lebih terperinci

01 : STRUKTUR MIKRO. perilaku gugus-gugus atom tersebut (mungkin mempunyai struktur kristalin yang teratur);

01 : STRUKTUR MIKRO. perilaku gugus-gugus atom tersebut (mungkin mempunyai struktur kristalin yang teratur); 01 : STRUKTUR MIKRO Data mengenai berbagai sifat logam yang mesti dipertimbangkan selama proses akan ditampilkan dalam berbagai sifat mekanik, fisik, dan kimiawi bahan pada kondisi tertentu. Untuk memanfaatkan

Lebih terperinci

Hasil Penelitian dan Pembahasan

Hasil Penelitian dan Pembahasan Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan IV.1 Pengaruh Arus Listrik Terhadap Hasil Elektrolisis Elektrolisis merupakan reaksi yang tidak spontan. Untuk dapat berlangsungnya reaksi elektrolisis digunakan

Lebih terperinci

BAB 3 IKATAN KRISTAL. 3.1 Macam-Macam Ikatan Kristal

BAB 3 IKATAN KRISTAL. 3.1 Macam-Macam Ikatan Kristal BAB 3 IKATAN KRISTAL Zat padat berdasarkan susunan atomnya dapat diklasifikasikan atas kristal dan amorf. Sebuah kristal mempunyai susunan atom yang teratur sehingga dapat berbentuk kubus, tetragonal atau

Lebih terperinci

Fisika Modern (Teori Atom)

Fisika Modern (Teori Atom) Fisika Modern (Teori Atom) 13:05:05 Sifat-Sifat Atom Atom stabil adalah atom yang memiliki muatan listrik netral. Atom memiliki sifat kimia yang memungkinkan terjadinya ikatan antar atom. Atom memancarkan

Lebih terperinci

Oleh Sumarni Setiasih, S.Si., M.PKim.

Oleh Sumarni Setiasih, S.Si., M.PKim. SE L EL EK TR O LI SI S Oleh Sumarni Setiasih, S.Si., M.PKim. Email enni_p3gipa@yahoo.co.id A. Pendahuluan 1. Pengantar Beberapa reaksi kimia dalam kehidupan sehari-hari merupakan reaksi reduksi-oksidasi

Lebih terperinci

SOAL SELEKSI NASIONAL TAHUN 2006

SOAL SELEKSI NASIONAL TAHUN 2006 SOAL SELEKSI NASIONAL TAHUN 2006 Soal 1 ( 13 poin ) KOEFISIEN REAKSI DAN LARUTAN ELEKTROLIT Koefisien reaksi merupakan langkah penting untuk mengamati proses berlangsungnya reaksi. Lengkapi koefisien reaksi-reaksi

Lebih terperinci

1. Tragedi Minamata di Jepang disebabkan pencemaran logam berat... A. Hg B. Ag C. Pb Kunci : A. D. Cu E. Zn

1. Tragedi Minamata di Jepang disebabkan pencemaran logam berat... A. Hg B. Ag C. Pb Kunci : A. D. Cu E. Zn 1. Tragedi Minamata di Jepang disebabkan pencemaran logam berat... A. Hg B. Ag C. Pb Kunci : A D. Cu E. Zn 2. Nomor atom belerang adalah 16. Dalam anion sulfida, S 2-, konfigurasi elektronnya adalah...

Lebih terperinci

Partikel Materi. Partikel Materi

Partikel Materi. Partikel Materi Bab 4 Partikel Materi Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari bab ini, kamu diharapkan mampu: menjelaskan konsep atom, ion, dan molekul; menghubungkan konsep atom, ion, dan molekul dengan produk kimia

Lebih terperinci

MODUL SEL ELEKTROLISIS

MODUL SEL ELEKTROLISIS MODUL SEL ELEKTROLISIS Standar Kompetensi : 2. Menerapkan konsep reaksi oksidasi-reduksi dan elektrokimia dalam teknologi dan kehidupan sehari-hari. Kompetensi dasar : 2.2. Menjelaskan reaksi oksidasi-reduksi

Lebih terperinci

Ikatan kimia. 1. Peranan Elektron dalam Pembentukan Ikatan Kimia. Ikatan kimia

Ikatan kimia. 1. Peranan Elektron dalam Pembentukan Ikatan Kimia. Ikatan kimia Ikatan kimia 1. Peranan Elektron dalam Pembentukan Ikatan Kimia Ikatan kimia Gaya tarik menarik antara atom sehingga atom tersebut tetap berada bersama-sama dan terkombinasi dalam senyawaan. gol 8 A sangat

Lebih terperinci

IKATAN KIMIA MAKALAH KIMIA DASAR

IKATAN KIMIA MAKALAH KIMIA DASAR IKATAN KIMIA MAKALAH KIMIA DASAR dibuat sebagai salah satu syarat untuk memperoleh nilai mata kuliah kimia dasar Oleh : AZKA WAFI EL HAKIM ( NPM : 301014000 ) HELGA RACHEL F ( NPM : 3010140014 ) MUHAMMAD

Lebih terperinci

Gaya Antarmolekul dan Cairan dan Padatan

Gaya Antarmolekul dan Cairan dan Padatan Presentasi Powerpoint Pengajar oleh Penerbit ERLANGGA Divisi Perguruan Tinggi dimodifikasi oleh Dr. Indriana Kartini Bab V Gaya Antarmolekul dan Cairan dan Padatan Fasa merupakan bagian homogen suatu sistem

Lebih terperinci

2 Tinjauan Pustaka. 2.1 Teknik Voltametri dan Modifikasi Elektroda

2 Tinjauan Pustaka. 2.1 Teknik Voltametri dan Modifikasi Elektroda 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Teknik Voltametri dan Modifikasi Elektroda Teknik elektrometri telah dikenal luas sebagai salah satu jenis teknik analisis. Jenis teknik elektrometri yang sering digunakan untuk

Lebih terperinci

Struktur atom, dan Tabel periodik unsur,

Struktur atom, dan Tabel periodik unsur, KISI-KISI PENULISAN USBN Jenis Sekolah : SMA/MA Mata Pelajaran : KIMIA Kurikulum : 2006 Alokasi Waktu : 120 menit Jumlah : Pilihan Ganda : 35 Essay : 5 1 2 3 1.1. Memahami struktur atom berdasarkan teori

Lebih terperinci

BAB II PEMBAHASAN. II.1. Electrorefining

BAB II PEMBAHASAN. II.1. Electrorefining BAB II PEMBAHASAN II.1. Electrorefining Electrorefining adalah proses pemurnian secara elektrolisis dimana logam yangingin ditingkatkan kadarnya (logam yang masih cukup banyak mengandung pengotor)digunakan

Lebih terperinci

Skala ph dan Penggunaan Indikator

Skala ph dan Penggunaan Indikator Skala ph dan Penggunaan Indikator NAMA : ENDRI BAMBANG SUPRAJA MANURUNG NIM : 4113111011 KELAS PRODI : DIK A : PENDIDIKAN JURUSAN : MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS

Lebih terperinci

IKATAN KIMIA ORGANIK dalam bidang ilmu FARMASI

IKATAN KIMIA ORGANIK dalam bidang ilmu FARMASI IKATAN KIMIA ORGANIK dalam bidang ilmu FARMASI Teori tentang ikatan kimia ini dipelopori oleh Kossel dan Lewis (1916) yang membagi ikatan kimia atas 2 (dua) bagian besar yakni: ikatan ionik atau ikatan

Lebih terperinci

KIMIA DASAR TEKNIK INDUSTRI UPNVYK C H R I S N A O C V A T I K A ( ) R I N I T H E R E S I A ( )

KIMIA DASAR TEKNIK INDUSTRI UPNVYK C H R I S N A O C V A T I K A ( ) R I N I T H E R E S I A ( ) KIMIA DASAR TEKNIK INDUSTRI UPNVYK C H R I S N A O C V A T I K A ( 1 2 2 1 5 0 1 1 3 ) R I N I T H E R E S I A ( 1 2 2 1 5 0 1 1 2 ) Menetukan Sistem Periodik Sifat-Sifat Periodik Unsur Sifat periodik

Lebih terperinci

BAB 8. ELEKTROKIMIA 8.1 REAKSI REDUKSI OKSIDASI 8.2 SEL ELEKTROKIMIA 8.3 POTENSIAL SEL, ENERGI BEBAS, DAN KESETIMBANGAN 8.4 PERSAMAAN NERNST 8

BAB 8. ELEKTROKIMIA 8.1 REAKSI REDUKSI OKSIDASI 8.2 SEL ELEKTROKIMIA 8.3 POTENSIAL SEL, ENERGI BEBAS, DAN KESETIMBANGAN 8.4 PERSAMAAN NERNST 8 BAB 8 BAB 8. ELEKTROKIMIA 8.1 REAKSI REDUKSI OKSIDASI 8.2 SEL ELEKTROKIMIA 8.3 POTENSIAL SEL, ENERGI BEBAS, DAN KESETIMBANGAN 8.4 PERSAMAAN NERNST 8.5 SEL ACCU DAN BAHAN BAKAR 8.6 KOROSI DAN PENCEGAHANNYA

Lebih terperinci

MENGELOMPOKKAN SIFAT-SIFAT MATERI

MENGELOMPOKKAN SIFAT-SIFAT MATERI MENGELOMPOKKAN SIFAT-SIFAT MATERI Materi ( zat ) adalah segala sesuatu yang memiliki massa dan menempati ruang. Batu, kayu, daun, padi, nasi, air, udara merupakan beberapa contoh materi. Sifat Ekstensif

Lebih terperinci

TES AWAL II KIMIA DASAR II (KI-112)

TES AWAL II KIMIA DASAR II (KI-112) TES AWAL II KIMIA DASAR II (KI112) NAMA : Tanda Tangan N I M : JURUSAN :... BERBAGAI DATA. Tetapan gas R = 0,082 L atm mol 1 K 1 = 1,987 kal mol 1 K 1 = 8,314 J mol 1 K 1 Tetapan Avogadro = 6,023 x 10

Lebih terperinci

Hand Out HUKUM FARADAY. PPG (Pendidikan Profesi Guru) yang dibina oleh Pak I Wayan Dasna. Oleh: LAURENSIUS E. SERAN.

Hand Out HUKUM FARADAY. PPG (Pendidikan Profesi Guru) yang dibina oleh Pak I Wayan Dasna. Oleh: LAURENSIUS E. SERAN. Hand Out HUKUM FARADAY Disusun untuk memenuhi tugas work shop PPG (Pendidikan Profesi Guru) yang dibina oleh Pak I Wayan Dasna Oleh: LAURENSIUS E. SERAN 607332411998 Emel.seran@yahoo.com UNIVERSITAS NEGERI

Lebih terperinci

Dalam 1 golongan dari atas ke bawah energi ionisasi bertambah kecil ionisasi K < ionisasi Na.

Dalam 1 golongan dari atas ke bawah energi ionisasi bertambah kecil ionisasi K < ionisasi Na. 20 Soal + pembahasan. 1. Unsur-unsur golongan alkali disusun dengan meningkatnya nomor atom, yaitu : Li, Na, K, Rb dan Cs. Sifat-sifat golongan alkali yang betul adalah. A. sifat reduktor Na lebih kuat

Lebih terperinci

berat yang terkandung dalam larutan secara elektrokimia atau elektrolisis; (2). membekali mahasiswa dalam hal mengkaji mekanisme reaksi reduksi dan

berat yang terkandung dalam larutan secara elektrokimia atau elektrolisis; (2). membekali mahasiswa dalam hal mengkaji mekanisme reaksi reduksi dan BAB 1. PENDAHULUAN Kegiatan pelapisan logam akan menghasilkan limbah yang berbahaya dan dapat menjadi permasalahan yang kompleks bagi lingkungan sekitarnya. Limbah industri pelapisan logam yang tidak dikelola

Lebih terperinci

Spektrofotometer UV /VIS

Spektrofotometer UV /VIS Spektrofotometer UV /VIS Spektrofotometer adalah alat untuk mengukur transmitan atau absorban suatu sampel sebagai fungsi panjang gelombang. Spektrofotometer merupakan gabungan dari alat optic dan elektronika

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Korosi Baja Karbon dalam Lingkungan Elektrolit Jenuh Udara

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Korosi Baja Karbon dalam Lingkungan Elektrolit Jenuh Udara BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Korosi Baja Karbon dalam Lingkungan Elektrolit Jenuh Udara Untuk mengetahui laju korosi baja karbon dalam lingkungan elektrolit jenuh udara, maka dilakukan uji korosi dengan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.2 DATA HASIL ARANG TEMPURUNG KELAPA SETELAH DILAKUKAN AKTIVASI

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.2 DATA HASIL ARANG TEMPURUNG KELAPA SETELAH DILAKUKAN AKTIVASI 39 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 PENDAHULUAN Hasil eksperimen akan ditampilkan pada bab ini. Hasil eksperimen akan didiskusikan untuk mengetahui keoptimalan arang aktif tempurung kelapa lokal pada

Lebih terperinci

REDOKS DAN SEL ELEKTROKIMIA. Putri Anjarsari, S.Si., M.Pd

REDOKS DAN SEL ELEKTROKIMIA. Putri Anjarsari, S.Si., M.Pd REDOKS DAN SEL ELEKTROKIMIA Putri Anjarsari, S.Si., M.Pd putri_anjarsari@uny.ac.id PENYETARAN REAKSI REDOKS Dalam menyetarakan reaksi redoks JUMLAH ATOM dan MUATAN harus sama Metode ½ Reaksi Langkah-langkah:

Lebih terperinci

30 Soal Pilihan Berganda Olimpiade Kimia Tingkat Kabupaten/Kota 2011 Alternatif jawaban berwarna merah adalah kunci jawabannya.

30 Soal Pilihan Berganda Olimpiade Kimia Tingkat Kabupaten/Kota 2011 Alternatif jawaban berwarna merah adalah kunci jawabannya. 30 Soal Pilihan Berganda Olimpiade Kimia Tingkat Kabupaten/Kota 2011 Alternatif jawaban berwarna merah adalah kunci jawabannya. 1. Semua pernyataan berikut benar, kecuali: A. Energi kimia ialah energi

Lebih terperinci

No. BAK/TBB/SBG201 Revisi : 00 Tgl. 01 Mei 2008 Hal 1 dari 8 Semester I BAB I Prodi PT Boga BAB I MATERI

No. BAK/TBB/SBG201 Revisi : 00 Tgl. 01 Mei 2008 Hal 1 dari 8 Semester I BAB I Prodi PT Boga BAB I MATERI No. BAK/TBB/SBG201 Revisi : 00 Tgl. 01 Mei 2008 Hal 1 dari 8 BAB I MATERI Materi adalah sesuatu yang menempati ruang dan mempunyai massa. Materi dapat berupa benda padat, cair, maupun gas. A. Penggolongan

Lebih terperinci

TEORI ATOM. Awal Perkembangan Teori Atom

TEORI ATOM. Awal Perkembangan Teori Atom TEORI ATOM Awal Perkembangan Teori Atom Teori atom pada masa peradaban Yunani Demokritus, Epicurus, Strato, Carus Materi tersusun dari partikel yang sangat kecil yang tidak dapat dibagi lagi Partikel

Lebih terperinci

D. 3 dan 4 E. 1 dan 5

D. 3 dan 4 E. 1 dan 5 1. Dari beberapa unsur berikut yang mengandung : 1. 20 elektron dan 20 netron 2. 10 elektron dan 12 netron 3. 15 proton dan 16 netron 4. 20 netron dan 19 proton 5. 12 proton dan 12 netron Yang memiliki

Lebih terperinci

KISI UJI KOMPETENSI 2013 MATA PELAJARAN KIMIA

KISI UJI KOMPETENSI 2013 MATA PELAJARAN KIMIA KISI UJI KOMPETENSI 2013 MATA PELAJARAN KIMIA Kompetensi Menguasai karakteristik peserta Mengidentifikasi kesulitan belajar didik dari aspek fisik, moral, peserta didik dalam mata pelajaran spiritual,

Lebih terperinci

BAHAN BAKAR KIMIA. Ramadoni Syahputra

BAHAN BAKAR KIMIA. Ramadoni Syahputra BAHAN BAKAR KIMIA Ramadoni Syahputra 6.1 HIDROGEN 6.1.1 Pendahuluan Pada pembakaran hidrokarbon, maka unsur zat arang (Carbon, C) bersenyawa dengan unsur zat asam (Oksigen, O) membentuk karbondioksida

Lebih terperinci

AMALDO FIRJARAHADI TANE

AMALDO FIRJARAHADI TANE DISUSUN OLEH AMALDO FIRJARAHADI TANE PEMBAHASAN UTUL UGM KIMIA 2015 Page 1 1. MATERI: STOIKIOMETRI Persen massa adalah persentase massa zat terlarut dalam 100 gram massa larutan (massa pelarut + massa

Lebih terperinci

PAKET UJIAN NASIONAL 7 Pelajaran : KIMIA Waktu : 120 Menit

PAKET UJIAN NASIONAL 7 Pelajaran : KIMIA Waktu : 120 Menit PAKET UJIAN NASIONAL 7 Pelajaran : KIMIA Waktu : 120 Menit Pilihlah salah satu jawaban yang tepat! Jangan lupa Berdoa dan memulai dari yang mudah. 1. Dari beberapa unsur berikut yang mengandung : 1. 20

Lebih terperinci

Struktur Atom dan Sistem Periodik

Struktur Atom dan Sistem Periodik Struktur Atom dan Sistem Periodik Struktur Atom Elektron Inti Atom Gelombang Radiasi Elektromagnet Model Bohr untuk atom Hidrogen Teori Gelombang Elektron Prinsip Ketidakpastian Heisenberg Model Quantum

Lebih terperinci

4 Hasil dan Pembahasan

4 Hasil dan Pembahasan 4 Hasil dan Pembahasan 4.1 Sintesis Padatan TiO 2 Amorf Proses sintesis padatan TiO 2 amorf ini dimulai dengan melarutkan titanium isopropoksida (TTIP) ke dalam pelarut etanol. Pelarut etanol yang digunakan

Lebih terperinci

OAL TES SEMESTER I. I. Pilihlah jawaban yang paling tepat!

OAL TES SEMESTER I. I. Pilihlah jawaban yang paling tepat! KIMIA X SMA 103 S AL TES SEMESTER I I. Pilihlah jawaban yang paling tepat! 1. Partikel penyusun inti atom terdiri dari... a. proton dan elektron b. proton dan netron c. elektron dan netron d. elektron

Lebih terperinci

KISI UJI KOMPETENSI 2014 MATA PELAJARAN KIMIA

KISI UJI KOMPETENSI 2014 MATA PELAJARAN KIMIA KISI UJI KOMPETENSI 2014 MATA PELAJARAN KIMIA Inti Menguasai karakteristik pe didik dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial, kultural, emosional, dan intelektual. Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip

Lebih terperinci

STOIKIOMETRI Konsep mol

STOIKIOMETRI Konsep mol STOIKIOMETRI Konsep mol Dalam hukum-hukum dasar materi ditegaskan bahwa senyawa terbentuk dari unsur bukan dengan perbandingan sembarang tetapi dalam jumlah yang spesifik, demikian juga reaksi kimia antara

Lebih terperinci

APLIKASI REAKSI REDOKS DALAM KEHIDUPAN SEHARI HARI Oleh : Wiwik Suhartiningsih Kelas : X-4

APLIKASI REAKSI REDOKS DALAM KEHIDUPAN SEHARI HARI Oleh : Wiwik Suhartiningsih Kelas : X-4 APLIKASI REAKSI REDOKS DALAM KEHIDUPAN SEHARI HARI Oleh : Wiwik Suhartiningsih Kelas : X-4 A. DESKRIPSI Anda tentu pernah mengalami kekecewaan, karena barang yang anda miliki rusak karena berkarat. Sepeda,

Lebih terperinci

Kesetimbangan Kimia. Kimia Dasar 2 Sukisman Purtadi

Kesetimbangan Kimia. Kimia Dasar 2 Sukisman Purtadi Kesetimbangan Kimia Kimia Dasar 2 Sukisman Purtadi Keadaan Setimbang dan tetapan Kesetimbangan Kesetimbangan dinamis dan statis Syarat kesetimbangan Tetapan kesetimbangan dan peranannya Q dan K Nilai Q

Lebih terperinci

SOAL LATIHAN CHEMISTRY OLYMPIAD CAMP 2016 (COC 2016)

SOAL LATIHAN CHEMISTRY OLYMPIAD CAMP 2016 (COC 2016) SOAL LATIHAN CHEMISTRY OLYMPIAD CAMP 2016 (COC 2016) Bagian I: Pilihan Ganda 1) Suatu atom yang mempunyai energi ionisasi pertama bernilai besar, memiliki sifat/kecenderungan : A. Afinitas elektron rendah

Lebih terperinci

A. KESTABILAN ATOM B. STRUKTUR LEWIS C. IKATAN ION D. IKATAN KOVALEN E. IKATAN KOVALEN POLAR DAN NONPOLAR F. KATAN KOVALEN KOORDINASI G

A. KESTABILAN ATOM B. STRUKTUR LEWIS C. IKATAN ION D. IKATAN KOVALEN E. IKATAN KOVALEN POLAR DAN NONPOLAR F. KATAN KOVALEN KOORDINASI G 2 IKATAN KIMIA A. KESTABILAN ATM B. STRUKTUR LEWIS C. IKATAN IN D. IKATAN KVALEN E. IKATAN KVALEN PLAR DAN NNPLAR F. KATAN KVALEN KRDINASI G. IKATAN LGAM. IKATAN CAMPURAN Nitrogen dan oksigen merupakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Elektrokimia Elektrokimia adalah suatu peristiwa kimia yang berhubungan dengan energi listrik. Elektrokimia didefinisikan pula sebagai reaksi kimia yang melibatkan adanya transfer

Lebih terperinci

LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT

LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT BAB 6 LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT Standar Kompetensi Memahami sifat-sifat larutan non elektrolit dan elektrolit, serta reaksi oksidasi-reduksi Kompetensi Dasar Mengidentifikasi sifat larutan

Lebih terperinci

SILABUS. Kognitif: 1. Menjelaskan pengertian sifat koligatif. larutan. 2. Menentukan macam-macam sifat

SILABUS. Kognitif: 1. Menjelaskan pengertian sifat koligatif. larutan. 2. Menentukan macam-macam sifat Sekolah : SMA Negeri 5 Surabaya Mata Pelajaran : Kimia Kelas/semester : /1 Refernsi : BSNP / CIE Standar Kompetensi SILABUS : 1. Menjelaskan sifat- sifat koligatif larutan non-elektrolit dan elektrolit.

Lebih terperinci

Struktur atom merupakan satuan dasar materi yang terdiri dari inti atom beserta awan elektron bermuatan negatif yang mengelilinginya.

Struktur atom merupakan satuan dasar materi yang terdiri dari inti atom beserta awan elektron bermuatan negatif yang mengelilinginya. Struktur atom merupakan satuan dasar materi yang terdiri dari inti atom beserta awan elektron bermuatan negatif yang mengelilinginya. Inti atom mengandung campuran proton (bermuatan positif) dan neutron

Lebih terperinci

BAB VI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT

BAB VI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT BAB VI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT STANDAR KOMPETENSI 3 : Mendeskripsikan sifat-sifat larutan, metode pengukuran dan terapannya. KOMPETENSI DASAR 3.1 : Menyelidiki daya hantar listrik berbagai

Lebih terperinci