1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "1 PENDAHULUAN Latar Belakang"

Transkripsi

1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Dalam peta bisnis global, peranan bisnis Direct selling sangat penting dan merupakan bisnis yang sangat besar dan terus bertumbuh. Menurut World Federation of Direct Selling Association atau WFDSA (2014) total penjualan perusahaan dengan bisnis Direct selling yang tergabung dalam WFDSA pada tahun 2013 mencapai lebih dari US$ 178 milyar, dengan lebih dari 96 juta orang distributor (tenaga penjualan) independen bekerja untuk bisnis ini di seluruh dunia. Ditinjau dari sejarah pertama kali digunakannya sistem Direct selling (DS) ini diawali oleh perusahaan makanan suplemen Amerika Nutrilite Inc sekitar tahun 1930-an. Pada saat itu, dua orang professor dari Chicago memperkenalkan sistem Direct selling di Nutrilite Inc. Amerika Serikat. Bisnis Direct selling tumbuh pesat hampir di semua belahan dunia, baik di Amerika Serikat, Autralia, Perancis, Jerman, bahkan merambah ke negara-negara Asia, seperti Jepang, Cina, Korea, India, Thailand, Malaysia, Indonesia, dan lain-lain. Tidak diragukan bahwa Direct selling merupakan bisnis global yang dapat menjadi bisnis alternatif bagi para wirausahawan potensial, di samping bisnis konvensional yang bersifat store retailing, yaitu melalui outlet toko, supermarket, mall, dan lain-lain (Susilowati dan Lucky 2008) dan WFDSA (2014). Indonesia merupakan pasar potensial bagi perusahaan Direct selling multinasional, mengingat potensi dan jumlah penduduknya yang sangat besar. Peluang ini ditangkap oleh beberapa perusahaan Direct Selling multinasional, yang umumnya berasal dari Amerika Serikat, baik Direct Selling umum (single level), seperti Avon, Sara Lee, Tupperware, dan lain-lain atau Direct sellingmultilevel marketing, seperti Amway, Herbal Life, dan lain-lain. Di Indonesia sendiri sudah dibentuk Asosiasi Penjualan Langsung Indonesia (APLI) yang menaungi perusahaan-perusahaan Direct selling, baik single level marketing maupun multilevel marketing yang legitimate dan diakui secara hukum keabsahannya baik secara nasional maupun oleh dunia internasional (Bastaman 2001). Dalam keanggotaan APLI tercatat nama-nama perusahaan multinasional besar yang memasarkan berbagai produk (umumnya produk konsumsi), seperti Amway, Avon, Herbal Life, Sarah Lee, Tupperware, Oriflame, dan lain-lain. Di samping perusahaan-perusahaan nasional seperti CNI, Multi Care, Mustika Ratu- Moors, dan lain-lain. APLI mewakili Indonesia di World Federation of Direct Selling Association (WFDSA), yang mempunyai member sekitar 66 asosiasi penjualan langsung dari 66 negara dan berkedudukan di Washington DC. Amerika Serikat (WFDSA 2014). Berdasarkan data dari Asosiasi Penjualan Langsung Indonesia (APLI), pada tahun 1999 diperkirakan terdapat sekitar lebih dari 150 perusahaan Direct selling yang beroperasi di Indonesia, baik perusahaan multinasional maupun perusahaan nasional, dengan total omset penjualan sekitar Rp. 1.5 trilyun. Sekitar 30 perusahaan di antaranya tergabung dalam Asosiasi Penjualan Langsung Indonesia (APLI) (Bastaman 2001).

2 2 Menurut data APLI (Asosiasi Penjualan Langsung Indonesia) sampai pada tahun 2011 ada lebih dari 66 perusahaan DS yang tergabung menjadi anggota APLI. Belum lagi ratusan perusahaan-perusahaan DS yang belum dan tidak mendaftarkan diri di APLI. Tidak hanya itu, hampir di setiap bulannya ada saja perusahaan DS baru yang membuka usahanya di Indonesia, baik itu perusahaan lokal asal dalam negeri maupun dari luar negeri. Tercatat kurang lebih ada 176 perusahaan yang akan masuk untuk meramaikan bisnis Direct Selling di Indonesia. Hal ini tidak terlepas dengan keadaan jumlah penduduk Indonesia yang diperkirakan akan mencapai 250 juta jiwa di tahun 2013 (Jalal 2013). Oleh sebab itu, potensi pemasaran produk dari tiap perusahaan Direct selling masih sangat terbuka untuk diterapkan di Indonesia. Saat ini Direct selling sudah menjadi bisnis tersendiri yang memerlukan pembahasan akademis, baik mengenai operasional perusahaan, peluang dan tantangan serta peranan dam peluang para distributor dalam bisnis ini. Meskipun perkembangan Direct selling baik dalam skala global maupun nasional sangat pesat, namun konsep penjualan non-store retailing ini tebilang jarang ditemukan dalam literatur-literatur marketing. Konsep Direct selling, jarang ditulis dalam buku-buku marketing di dunia akademisi. Dalam kuliah-kuliah marketing-pun konsep ini jarang sekali didiskusikan atau diangkat sebagai subjek pembahasan. Padahal Direct Selling sebenarnya merupakan konsep bisnis yang sangat tua, mengingat dalam sejarah umat manusia pada awalnya transaksi dagang dilakukan secara barter dari orang ke orang secara langsung, yang secara konseptual tidak berbeda dengan konsep penjualan langsung (penjualan dari orang ke orang), hanya bedanya penjualan tidak lagi dilakukan secara barter dan penjual individu yang umumnya mewakili perusahaan Direct selling sebagai mitra kerjanya. Menurut Kotler dan Armstrong (1991) Direct selling merupakan upaya pemasaran suatu produk yang bersifat non-store retailing. Artinya tidak memakai saluran toko ataupun outlet sejenisnya, tapi lebih bersifat penjualan langsung dari orang ke orang. Selain itu, (Kotler 2000) juga menyinggung konsep Multilevel marketing dalam pembahasan mengenai mass selling. Disebutkan Multilevel marketing, seperti halnya Direct selling lain sebagai bisnis yang sedang tumbuh dan berkembang. Kotler menyebut konsep Multi Level marketing atau network marketing, sebagai bagian dari mass selling, yang dalam operasinya menggunakan mitra usaha perorangan yang independen atau umumnya disebut distributor. Menurut WFDSA (2015) penjualan langsung (Direct Selling) adalah pemasaran produk-produk konsumen secara langsung kepada konsumen yang dilakukan di rumah orang lain, tempat-tempat tertentu, atau bahkan rumah penjualnya langsung, tempat-tempat kerja dan biasanya disertai dengan demontrasi atau persentasi langsung oleh penjual. Menurut Santoso (2003), Multi Level Marketing adalah suatu metode bisnis alternatif yang berhubungan dengan pemasaran dan distribusi. Fokus utamanya adalah menentukan cara yang terbaik utnuk menjual suatu produk dari satu perusahaan melalui inovasi di bidang pemasaran dan distribusi. Sistem Multi Level Marketing berusaha memperpendek jalur yang ada pada sistem penjualan konvensional dengan cara mempersingkat jarak antara produsen dan konsumen, yaitu dengan cara memasarkan produk melalui distribusi dengan banyak tingkatan (Multi Level Distribution).

3 Menurut WFDSA (1999) bisnis Direct selling sangat penting, karena merupakan bagian dari pertumbuhan sektor usaha kecil dan menengah. Direct selling memberikan kapasitas yang sangat besar untuk memberikan peluang pendapatan terhadap jutaan orang diseluruh dunia, yang menginginkan karir alternatif, fleskibilitas dalam jam kerja dengan mengoperasikan usaha kecil yang sukses dengan investasi yang sangat kecil. Direct selling sebagai konsep penjualan yang bersifat non-store retailing terbagi dua bagian yaitu Direct selling-single level marking (DS-SLM) atau sering pula disebut sebagai Regular Direct selling dan Direct selling-multi level marketing (DS-MLM), ada pula yang menyebut sebagai network marketing. Di Indonesia, baik perusahaan Direct selling single level atau Multi level bernaung dalam satu wadah organisasi yaitu Asosiasi Penjual Lansung Indonesia (APLI). Pada umumnya orang menyebut perusahaan-perusahaan ini dengan sebutan perusahaan Multi level, demikian pula dengan sebutan bisnisnya, kebanyakan orang menyebutnya bisnis MLM atau Multi level. Jadi kata Multi level lebih dikenal daripada kata Direct selling. Bisnis Direct selling- multi level marketing yang bersifat personal dan non-store retailing mempunyai keunikan tersendiri dibandingkan dengan bisnis konvensional yang menggunakan saluran store retailing. Bisnis Direct selling - multilevel marketing melibatkan para distributor independen dalam menjalankan operasi perusahaannya. Jadi, bisa dikatakan bahwa bisnis ini berbasis orang (people business). Bisnis ini juga dipercaya dapat memotong jalur distribusi yang bisa membuat harga eceran suatu produk meningkat. Menurut Cholid (2005) hal yang paling menarik pada perusahaan yang menggunakan sistem Direct seling adalah dalam memperkenalkan produk-produk dan manfaat produk, perusahaan tidak melakukan kegiatan periklanan melalui media televisi, radio, dan surat kabar. Perusahaan yang menggunakan sistem penjualan dengan Direct selling hampir seluruh kegiatan penjualan dan promosinya dilakukan dengan cara penjualan perorangan (personal selling). Bisnis Direct selling-multilevel marketing (MLM) telah menunjukkan pertumbuhan yang sangat cepat, terutama dalam dekade tahun 80-an, berdasarkan catatan World Federation of Direct Selling Association (WFDSA) (1999), terdapat sekitar 30 juta orangdi seluruh dunia terlibat dalam aktifitas bisnis direct selling sebagai distributor independen. Sedangkan bisnis ini mencatat penjualan lebih dari 80 Milyar dollar Amerika dalam tahun 1999, dan terutama di Indonesia dalam dekade tahun 90-an dan masih berkembang hingga saat ini. Sebagai sebuah bisnis, direct selling tentunya memberikan potensi peluang usaha alternatif yang cukup menjanjikan bagi masyarakat. PT Srirara Kanaka Pratama atau PT SKP adalah salah satu perusahaan Direct selling yang hadir sebagai distributor dari produk-produk yang di produksi oleh PT Moor Sukses Internasional seperti Cleo Air Oxigen, Biochef perlengkapan memasak serta peralatan rumah tangga berbahan dasar plastik yang dikenal dengan nama Moorlife. Produk ini baru beredar selama satu tahun terakhir dan bersiap untuk menghadapi persaingan produk sejenis yang di pasarkan melalui sistem penjualan langsung (Direct Selling) yang saat ini bersaing dengan beberapa pemain besar yang sudah ada lebih dulu seperti Tupperware, Tulipware dan Tripleware. 3

4 4 Ditinjau dari sejarah berdirinya PT Srirara Kanaka Pratama diawali dengan bergabungnya Sri Ariyani (CEO perusahaan PT SKP) dengan perusahaan Moorlife Indonesia pada Mei 2013 sebagai member dan berada dalam tingkatan Entrepreneur. Perjalanan karir CEO PT SKP meningkat dengan cepat sehingga pada Juli 2013 menjadi leader, Agustus menjadi Master yang kemudian Januari 2014 menjadi Associate CEO PT SKP. Dalam konsep bisnis Moorlife, seseorang yang menjadi CEO wajib mendirikan perusahaan Perseroan Terbatas yang berperan sebagai mitra bisnis dalam mendistribusikan produk kepada para member, maka pada Februari 2014 PT SKP didirikan. Produk yang ditawarkan oleh PT SKP kepada konsumen selain berkualitas, juga beragam baik bentuknya, warnanya dan memiliki keunikan serta keunggulan tersendiri sehingga berbeda dan unggul dari produk-produk pesaingnya. Salah satu keunggulan produk plastic Moorlife dibandingkan dengan merk lain adalah ketebalan plastik yang digunakan lebih tebal dan tingkat daya tahan produknya terhadap tekanan lebih kuat serta lebih lentur. Potensi pasar produk direct selling yang demikian besar telah memberikan dampak yang positif pada pertumbuhan bisnis PT Srirara Kanaka Pratama. Dalam waktu 11 bulan pertama penjualannya, PT SKP mampu meraih total penjualan secara nasional rata-rata sekitar 4 miliar rupiah per bulan dengan total tenaga penjualan lebih dari member, sedangkan penjualan di wilayah Jabodetabek mencapai rata-rata lebih dari 2 miliar rupiah per bulan dengan jumlah member lebih dari sepuluh ribu, seperti data yang bisa dilihat pada Tabel 1 dan 2 berikut. Tabel 1 Perkembangan penjualan PT SKP seluruh Indonesia tahun 2014 Keterangan Maret April Mei Juni Juli Agus. Sept. Okt. Nov. Des. Penjualan Nasional (MilIar rupiah) 3,5 4 5,8 5,4 4,7 3,5 4,9 2,9 3,1 3,6 Tabel 2 Perkembangan penjualan dan member PT SKP di Jabodetabek tahun 2014 Keterangan Maret April Mei Juni Juli Agus. Sept. Okt. Nov. Des. Penjualan Jabodetabek (MilIar rupiah) 1,1 1,3 2,5 3,8 2,0 1,67 2,3 2,1 2, 3 2,6 Member (Orang): Total Member EP EP Head EP Leader EP Master Aktif member Aktif % 31,9 31,3 36,6 30,0 13,6 10,0 10, ,2 10,4 Rata-rata Order per member (juta rupiah) Sumber: PT SKP, ,813 1,578 1,757 2,088 2,430 2,199 2,610 2,173 2,674 2,530

5 Tabel I menunjukkan penjualan PT SKP secara nasional. Tabel 2 menunjukkan perkembangan penjualan dan member PT SKP di Jabodetabek. Pada data tabel 2 terlihat bahwa penjualan di wilayah jabotabek mengkontribusi 50 persen dari penjualan PT SKP secara nasional dan jumlah membernya terus mengalami peningkatan. Fluktuasi terjadi di jumlah member yang aktif dan ratarata order per member. Meskipun terjadi fluktuasi terhadap kedua hal di atas, jumlah penjualan yang sudah dicapai tetap merupakan pencapaian awal yang signifikan untuk sebuah perusahaan penjualan langsung yang baru berdiri. Apalagi ditunjang dengan peningkatan jumlah member yang cukup pesat. Fluktuasi yang terjadi pada jumlah aktif dan rata-rata order per member bisa menjadi potensi yang dapat digali dan dikembangkan guna meningkatkan penjualan. Masih pada Tabel 2, dari jumlah aktif member, rata-rata order per member bisa menjadi indikator ukuran dari kinerja sales force di PT SKP yang bisa diterjemahkan dengan : Penjualan dihasilkan dari jumlah member yang aktif dikalikan dengan rata rata order per member. Kedua faktor tersebut bisa ditunjang oeh berbagai faktor seperti pemberian insentif, pelatihan, perolehan hadiah produk yang diberikan oleh PT SKP, jaminan kepuasan dan sebagainya. Jika PT SKP bisa mengembangkan beberapa atau salah satu faktor tersebut, tentunya bisa menyebabkan terjadinya peningkatan penjualan yang dipicu oleh kenaikan jumlah aktif member atau rata-rata order per member. Oleh sebab itu, menjadi tantangan tersendiri bagi PT SKP untuk menemukan faktor-faktor yang mana saja yang bisa meningkatkan kinerja penjualannya, sehingga PT SKP dapat lebih fokus untuk mengerahkan upayanya guna memperbaiki hasil dari faktor-faktor tersebut, sehingga kinerja sales force, yang merupakan jajaran penjualnya akan meningkat dan mendorong pengembangan bisnis PT SKP. Dalam sebuah bisnis, yang paling berperan penting dalam meningkatkan kinerja penjualan adalah tenaga penjual. Pada PT SKP, tenaga penjual yang berperan adalah member atau entrepreneur (EP). Tingginya kinerja penjualan yang dilakukan oleh tenaga penjual atau member akan dapat meningkatkan daya saing terhadap perusahaan sejenis yang sudah berada di pasaran, mengingat ketatnya daya saingnya. Seperti yang diungkapkan oleh Mulatsih (2011) bahwa ketatnya persaingan antar perusahaan dalam era ekonomi global menuntut perusahaan untuk selalu menjadi yang terdepan dan terbaik dalam memberikan pelayanan yang memuaskan kepada konsumen. Persaingan yang terjadi merupakan suatu bagian yang tidak terpisahkan dari perusahaan, karena dengan adanya persaingan tersebut dapat menjadi salah satu pendorong dalam menyusun strategi pemasaran yang tepat, serta dapat memberikan keuntungan positif bagi perusahaan dalam meningkatkan volume penjualan dan pangsa pasar sehingga mampu memenangkan persaingan di pasar. Salah satu strategi yang dapat digunakan perusahaan sebagai pendukung keberhasilan perusahaan yaitu sumber daya manusia yang berkualitas. Dalam hal ini tenaga penjualan merupakan salah satu sumber daya manusia perusahaan yang cukup memiliki peranan dalam pencapaian tujuan perusahaan. Tren seperti globalisasi dan meningkatnya persaingan telah menempatkan sumber daya manusia pada barisan depan dan posisi kunci dalam kebanyakan usaha perencanaan strategis. Perubahan yang terjadi dengan cepat membutuhkan 5

6 6 tenaga penjual yang kompeten dibidangnya.sumber daya manusia merupakan satu-satunya sumber daya yang memiliki akal, perasaan, keinginan, kemampuan, keterampilan, pengetahuan, dorongan, daya dan karya. Semua potensi sumber daya manusia tersebut sangat berpengaruh terhadap upaya organisasi dalam pencapaian tujuannya. Meskipun teknologinya maju, berkembangnya informasi, tersedianya modal dan memadainya bahan, namun jika tanpa sumber dayamanusia maka akan sulit bagi organisasi untuk mencapai tujuannya (Gomes dalam Priambodo dan Bagus 2010). Tujuan perusahaan dalam hal ini bisa meningkatkan penjualan dengan memperoleh pelanggan yang loyal dan banyak. Pratiwi dan Niken (2007) juga menyebutkan bahwa globalisasi yang ada saat ini menyebabkan persaingan dalam dunia bisnis menjadi semakin ketat. Perusahaan harus selalu meningkatkan kemampuannya agar dapat bertahan dan memenangkan persaingan dalam perubahan lingkungan bisnis yang semakin ketat. Perusahaan umumnya menginginkan pelanggan yang diperolehnya dapat dipertahankan selama-lamanya. Untuk mewujudkan hal tersebut bukan perkara yang mudah mengingat adanya perubahan-perubahan yang dapat terjadi setiap saat seperti perubahan pada diri konsumen atau pelanggan itu sendiri dan perubahan kondisi lingkungan secara luas. PT Srirara Kanaka Pratama sebagai perusahaan yang menjadi distributor dari bergerak dalam binis direct selling yang menjual produk-produk perlengkapan rumah tangga yang berbahan dasar plastik dengan merk Moolife, peralatan memasak berbahan metal Biochef dan Cleo air Oxigen tentunya memiliki tantangan tersendiri dalam mengembangkan bisnisnya. Tantangan bagi PT SKP adalah bagaimana untuk terus mengembangkan bisnisnya melalui peningkatan penjualan dan kinerja para member yang berjumlah cukup besar dan akan terus bertambah. Hal tersebut bisa dilihat dari berbagai faktor seperti pemberian insentif, jaminan kepuasan pelanggan pada produk PT SKP, perolehan hadiah produk, serta pelatihan yang diberikan. Kinerja Penjualan para member PT SKP ini pun bisa di lihat dari data pada Tabel 2, yaitu dengan melihat jumlah aktif member dan jumlah rata-rata penjualan per member. Atas dasar itulah penulis tertarik untuk melakukan penelitian untuk menganalisis faktor-faktor yang diduga memengaruhi kinerja penjualan perusahaan pada bisnis direct selling yaitu pada perusahaan PT Srira Kanaka Pratama. Perumusan Masalah Potensi pasar produk direct selling yang demikian besar telah memberikan dampak yang positif pada pertumbuhan bisnis PT Srirara Kanaka Pratama. Dalam waktu 11 bulan pertama penjualannya di tahun 2014, PT SKP mampu meraih total penjualan secara nasional rata-rata sekitar 4 miliar rupiah per bulan dengan total tenaga penjual lebih dari sepuluh ribu member. Penjualan dihasilkan dari jumlah member yang aktif dikalikan dengan rata rata order per member. Kedua faktor tersebut bisa ditunjang oeh berbagai faktor seperti pemberian insentif, pelatihan, perolehan hadiah produk yang diberikan oleh PT SKP, jaminan kepuasan dan sebagainya. Jika PT SKP bisa mengembangkan beberapa atau salah satu faktor tersebut, tentunya bisa menyebabkan terjadinya peningkatan penjualan yang dipicu oleh kenaikan jumlah aktif member atau rata-rata order per member. Oleh

7 7 sebab itu, menjadi tantangan tersendiri bagi PT SKP untuk menemukan faktorfaktor utama yang mana saja yang bisa meningkatkan kinerja penjualannya, sehingga PT SKP dapat lebih fokus untuk mengerahkan upayanya guna memperbaiki kinerja dari faktor-faktor tersebut, sehingga kinerja sales force, yang merupakan jajaran penjualnya akan meningkat dan mendorong pengembangan bisnis PT SKP. Sehingga terkait masalah tersebut, dapat dirumuskan beberapa permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini yaitu : 1. Faktor-faktor utama apa saja yang memengaruhi kinerja penjualan pada PT Srira Kanaka Pratama pada semua tingkatan di wilayah Jabodetabek? 2. Bagaimana impelementasi pengembangan dan perbaikan berdasarkan faktor-faktor utama yang memengaruhi kinerja penjualan pada semua level tersebut pada PT. Srira Kanaka Pratama? Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan permasalahan yang telah disebutkan sebelumnya, maka tujuan dari penelitian ini yaitu sebagai berikut: 1. Mengidentifikasi dan menganalisis faktor yang memengaruhi kinerja penjualan pada PT. Srira Kanaka Pratama pada semua tingkatan di wilayah Jabodetabek. 2. Merumuskan strategi peningkatan dan perbaikan berdasarkan faktorfaktor utama yang memengaruhi kinerja penjualan PT. Srira Kanaka Pratama. Manfaat Penelitian Adapun penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk: 1. Perusahaan direct selling, khususnya PT. Srira Kanaka Pratama dalam upaya memperbaiki, mengembangkan kebijakan manajemen kinerja penjualannya. 2. Bagi masyarakat, penelitian ini diharapkan berguna bagi pihak-pihak yang memerlukan informasi terutama yang berhubungan dengan sistem sistem direct selling dalam mengembangkan bisnisnya. 3. Bagi peneliti, penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan informasi bagi peneliti yang akan melakukan penelitian sejenis, terutama yang berkaitan dengan sistem direct selling. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian mengenai faktor-faktor yang memengaruhi kinerja penjualan ini dilihat dari semua tingkatan tenaga penjualan yang aktif saja di PT Srirara Kanaka Pratama. Hal ini dikarenakan berdasarkan pertimbangan bahwa pada tingkatan tersebut semua tingkatan (memiliki kontribusi pada pengembangan dan penjualan bisnis PT. SKP yang berada di wilayah Jabodetabek. Hal-hal yang berkaitan di luar batasan penelitian tidak dibahas dalam penelitian ini.

8 Untuk Selengkapnya Tersedia di Perpustakaan SB-IPB

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang jumlah penduduknya sangat. besar. Pada tahun 1990 jumlah penduduk Indonesia berjumlah 192,2 juta

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang jumlah penduduknya sangat. besar. Pada tahun 1990 jumlah penduduk Indonesia berjumlah 192,2 juta I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang jumlah penduduknya sangat besar. Pada tahun 1990 jumlah penduduk Indonesia berjumlah 192,2 juta jiwa, dan diperkirakan pada tahun 2005

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Fokus Masalah Manusia adalah mahluk sosial yang berkomunikasi dan berintekrasi dengan masyarakat dan lingkungan sekitarnya, baik itu lingkungan tempat tinggal maupun lingkungan kerja.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebuah perusahaan untuk dapat bersaing di dalam pasar. Konvergensi dibidang

BAB I PENDAHULUAN. sebuah perusahaan untuk dapat bersaing di dalam pasar. Konvergensi dibidang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Perkembangan bisnis yang semakin mengglobal menyebabkan persaingan dunia usaha semakin ketat sehingga membutuhkan strategi pemasaran yang baik bagi sebuah perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan 1.1. Latar Belakang Permasalahan BAB I PENDAHULUAN Komunikasi pemasaran memegang peranan penting bagi kesuksesan suatu kegiatan pemasaran. Tanpa komunikasi pemasaran, produk yang ditawarkan menjadi kurang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Seiring dengan bertambah pesatnya jumlah penduduk di Indonesia dalam era globalisasi dewasa

I. PENDAHULUAN. Seiring dengan bertambah pesatnya jumlah penduduk di Indonesia dalam era globalisasi dewasa I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan bertambah pesatnya jumlah penduduk di Indonesia dalam era globalisasi dewasa ini masalah tekanan ekonomi semakin terasa berat khususnya bagi negara-negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada hakekatnya seiring terus meningkatnya kebutuhan konsumen akan produk dan jasa, suatu perusahaan dituntut untuk memilih sistem promosi bagi perusahaannya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Dalam era persaingan global pada mileniurn baru, sistern pemasaran

I. PENDAHULUAN. Dalam era persaingan global pada mileniurn baru, sistern pemasaran I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam era persaingan global pada mileniurn baru, sistern pemasaran langsung (direct marketing) dan penjualan langsung (direct selling) telah rnenjadi alternatif bagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Hal ini menyebabkan persaingan dunia bisnis semakin

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Hal ini menyebabkan persaingan dunia bisnis semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dunia industri di berbagai sektor sudah berkembang pesat di Indonesia. Hal ini menyebabkan persaingan dunia bisnis semakin bertambah ketat dan memiliki persaingan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam mengkombinasikan fungsi-fungsi pemasaran. produk tersebut dipasaran. Salah satunya adalah bagaimana perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam mengkombinasikan fungsi-fungsi pemasaran. produk tersebut dipasaran. Salah satunya adalah bagaimana perusahaan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pemasaran pada dasarnya adalah membangun merek di benak konsumen. Merek menjadi semakin penting karena konsumen tidak lagi puas hanya dengan tercukupi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Selama pasca krisis ekonomi global tahun 2008 yang melanda dunia, perekonomian dunia mengalami berbagai penurunan ekspor non migas. Beberapa negara di dunia membatasi

Lebih terperinci

BAB I. Pendahuluan. Pemasaran mempunyai peranan yang penting dalam masyarakat karena

BAB I. Pendahuluan. Pemasaran mempunyai peranan yang penting dalam masyarakat karena BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Pemasaran mempunyai peranan yang penting dalam masyarakat karena pemasaran menyangkut berbagai aspek kehidupan, termasuk bidang ekonomi dan sosial. Karena kegiatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Krisis multidimensional yang melanda bangsa Indonesia sejak tahun 1996 tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. Krisis multidimensional yang melanda bangsa Indonesia sejak tahun 1996 tidak BAB 1 PENDAHULUAN I.I. Latar Belakang Krisis multidimensional yang melanda bangsa Indonesia sejak tahun 1996 tidak saja melumpuhkan dunia usaha, tetapi juga menggoyahkan sendi-sendi kesejahteraan masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ritel yang telah mengglobalisasi pada operasi-operasi ritel. Pengertian ritel secara

BAB I PENDAHULUAN. ritel yang telah mengglobalisasi pada operasi-operasi ritel. Pengertian ritel secara 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu cara atau bentuk bisnis yang saat ini sedang berkembang pesat adalah dengan mendirikan ritel. Sejak dekade yang lalu, terdapat perubahan pada bisnis ritel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. multi level marketing. Saat ini terdapat lebih dari seratus perusahaan di

BAB I PENDAHULUAN. multi level marketing. Saat ini terdapat lebih dari seratus perusahaan di 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan usaha bisnis dalam era globalisasi saat ini semakin pesat, bidang usaha atau jenis bisnis mencakup bidang yang luas, baik barang maupun jasa. Salah satu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perdagangan semakin tinggi. Maka dengan ini upaya untuk mengantisipasi hal

BAB 1 PENDAHULUAN. perdagangan semakin tinggi. Maka dengan ini upaya untuk mengantisipasi hal 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi ini telah terjadi disetiap negara melakukan perdagangan secara bebas, sehingga tingkat persaingan di berbagai sektor perdagangan semakin tinggi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Penelitian ini pertama-tama bertujuan untuk mengetahui pengaruh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Penelitian ini pertama-tama bertujuan untuk mengetahui pengaruh 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian ini pertama-tama bertujuan untuk mengetahui pengaruh ekuitas merk dan harga terhadap loyalitas konsumen produk tas merk Sophie Paris di Jakarta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meraih konsumen baru. Perusahaan harus dapat menentukan strategi pemasaran

BAB I PENDAHULUAN. meraih konsumen baru. Perusahaan harus dapat menentukan strategi pemasaran BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tingkat persaingan dunia usaha di Indonesia sangat ketat karena setiap perusahaan senantiasa berusaha untuk dapat meningkatkan pangsa pasar dan meraih konsumen baru.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Industri ritel merupakan salah satu industri yang strategis di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Industri ritel merupakan salah satu industri yang strategis di Indonesia. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Industri ritel merupakan salah satu industri yang strategis di Indonesia. Industri ini merupakan sektor kedua terbesar dalam hal penyerapan tenaga kerja,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dunia marketing bersifat dinamis dan selalu mengalami perubahan sesuai

BAB I PENDAHULUAN. Dunia marketing bersifat dinamis dan selalu mengalami perubahan sesuai BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Dunia marketing bersifat dinamis dan selalu mengalami perubahan sesuai dengan perkembangan ekonomi yang selalu berubah. Perubahan dalam dunia marketing merupakan suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemasaran memiliki posisi strategis dalam upaya membawa perusahaan ke arah yang

BAB I PENDAHULUAN. pemasaran memiliki posisi strategis dalam upaya membawa perusahaan ke arah yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dinamika persaingan bisnis yang semakin sulit membawa implikasi pada upaya yang berkesinambungan agar produk dapat sampai ke konsumen di waktu yang tepat, tempat yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan teknologi yang begitu dinamis dan perkembangan dunia bisnis

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan teknologi yang begitu dinamis dan perkembangan dunia bisnis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan teknologi yang begitu dinamis dan perkembangan dunia bisnis yang semakin pesat telah memunculkan banyaknya pesaing-pesaing di dunia perekonomian. Para pesaing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk dan jasa yang

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk dan jasa yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemasaran adalah proses sosial yang dengan proses itu individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Gambaran Umum Lazada Berikut ini adalah logo dari lazada :

BAB 1 PENDAHULUAN Gambaran Umum Lazada Berikut ini adalah logo dari lazada : BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Objek penelitian dalam karya tulis ini merupakan perusahaan online shop yang menawarkan berbagai jenis produk. Sebagian besar website online shop yang

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Indonesia masih memperlihatkan kinerja ekonomi makro nasional yang relatif

I PENDAHULUAN. Indonesia masih memperlihatkan kinerja ekonomi makro nasional yang relatif I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kondisi persaingan global yang semakin ketat diseluruh sektor ekonomi, Indonesia masih memperlihatkan kinerja ekonomi makro nasional yang relatif baik. Pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. para investor dan semakin beragamnya produk yang ditawarkan dipasar oleh

BAB I PENDAHULUAN. para investor dan semakin beragamnya produk yang ditawarkan dipasar oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Perkembangan dunia bisnis di Indonesia dari tahun ke tahun makin pesat. Hal ini terlihat dengan semakin banyaknya pendirian perusahaan oleh para investor dan semakin

Lebih terperinci

perubahan pada pola konsumsi obat yang terbuat dari bahan alami, dalam merawat kesehatannya masyarakat dunia banyak yang memanfaatkan obat

perubahan pada pola konsumsi obat yang terbuat dari bahan alami, dalam merawat kesehatannya masyarakat dunia banyak yang memanfaatkan obat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kecenderungan masyarakat dunia untuk kembali ke alam membawa perubahan pada pola konsumsi obat yang terbuat dari bahan alami, dalam merawat kesehatannya masyarakat dunia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemasaran adalah suatu perpaduan dari akivitas-aktivitas yang saling berhubungan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pemasaran adalah suatu perpaduan dari akivitas-aktivitas yang saling berhubungan untuk BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pemasaran adalah suatu perpaduan dari akivitas-aktivitas yang saling berhubungan untuk mengetahui kebutuhan konsumen serta mengembangkan promosi, distribusi, pelayanan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan dunia bisnis semakin pesat, ditandai dengan makin

I. PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan dunia bisnis semakin pesat, ditandai dengan makin I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini perkembangan dunia bisnis semakin pesat, ditandai dengan makin besarnya antusiasme dan agresifitas para pelaku bisnis baik di sektor industri, jasa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun diluar lingkungan perusahaan karena penting untuk mengetahui apa

BAB I PENDAHULUAN. maupun diluar lingkungan perusahaan karena penting untuk mengetahui apa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam dunia bisnis persaingan untuk mendapatkan pangsa pasar yang mereka inginkan pastinya menghadapi persaingan bisnis yang sangat ketat. Konsumen cenderung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Belakangan ini, masalah electronic commerce atau lebih sering disebut e-

BAB I PENDAHULUAN. Belakangan ini, masalah electronic commerce atau lebih sering disebut e- BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Belakangan ini, masalah electronic commerce atau lebih sering disebut e- commerce, semakin marak diperbincangkan oleh berbagai kalangan. Sejumlah seminar dan lokakarya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan bisnis ritel di Indonesia saat ini mengalami perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan bisnis ritel di Indonesia saat ini mengalami perkembangan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan bisnis ritel di Indonesia saat ini mengalami perkembangan yang menjanjikan. Jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2010 yang mencapai 237.641.326 jiwa menjadikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kebutuhan adalah syarat hidup dasar manusia. Tak terkecuali pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kebutuhan adalah syarat hidup dasar manusia. Tak terkecuali pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebutuhan adalah syarat hidup dasar manusia. Tak terkecuali pada kehidupan sehari hari terdapat berbagai macam kebutuhan manusia yang harus dipenuhi, diantaranya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era digital, penggunaan internet menunjang manusia di kegiatan sehari-hari.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era digital, penggunaan internet menunjang manusia di kegiatan sehari-hari. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Dalam era digital, penggunaan internet menunjang manusia di kegiatan sehari-hari. Para pelaku bisnis menggunakan internet sebagai media transaksi daring

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN dibandingkan periode yang sama tahun lalu 1. Ini merupakan pertanda baik. masalah kependudukan, seperti masalah pengangguran.

BAB I PENDAHULUAN dibandingkan periode yang sama tahun lalu 1. Ini merupakan pertanda baik. masalah kependudukan, seperti masalah pengangguran. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kondisi perekonomian Indonesia terus bergejolak mengikuti perkembangan ekonomi dunia. Menurut Badan Pusat Statistik, perekonomian Indonesia mengalami pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. banyak persaingan dan para pelaku ekonomi akan bergelut didalamnya tanpa

BAB I PENDAHULUAN. banyak persaingan dan para pelaku ekonomi akan bergelut didalamnya tanpa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada masa sekarang ini, dimana situasi dan kondisi perekonomian semakin banyak persaingan dan para pelaku ekonomi akan bergelut didalamnya tanpa mengenal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. satu yang menjadi faktor penting dalam menopang kinerja

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. satu yang menjadi faktor penting dalam menopang kinerja BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Salah satu yang menjadi faktor penting dalam menopang kinerja perusahaan adalah kinerja penjualan. Kinerja penjualan merupakan tahap awal yang menentukan seberapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merombak kehidupan perekonomian ke arah yang lebih maju. Hal ini dapat. terjual namun terlalu sedikit konsumen yang membeli.

BAB I PENDAHULUAN. merombak kehidupan perekonomian ke arah yang lebih maju. Hal ini dapat. terjual namun terlalu sedikit konsumen yang membeli. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini perkembangan dan kemajuan teknologi sangat pesat jika dibandingkan dengan masa-masa lampau, teknologi dalam industri turut pula merombak kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penampilan bagi manusia. Pakaian juga mencerminkan pribadi orang yang

BAB I PENDAHULUAN. penampilan bagi manusia. Pakaian juga mencerminkan pribadi orang yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pakaian merupakan salah satu kebutuhan pokok dan juga penunjang penampilan bagi manusia. Pakaian juga mencerminkan pribadi orang yang memakainya. Begitu banyak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Tentunya kita tahu bahwa persaingan di dunia hiburan sangatlah ketat. Dunia

BAB 1 PENDAHULUAN. Tentunya kita tahu bahwa persaingan di dunia hiburan sangatlah ketat. Dunia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tentunya kita tahu bahwa persaingan di dunia hiburan sangatlah ketat. Dunia hiburan yang tersedia bagi masyarakat pun sangatlah bervariasi mulai dari mall, karaoke,

Lebih terperinci

BAB I RINGKASAN EKSEKUTIF

BAB I RINGKASAN EKSEKUTIF BAB 1 RINGKASAN EKSEKUTIF BAB I RINGKASAN EKSEKUTIF 1.1 Deskripsi Konsep Bisnis Teknologi telah menjadi unsur yang terdapat dalam kehidupan manusia, bahkan hampir di semua aspek kehidupan. Hampir semua

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan semakin banyaknya perusahaan-perusahaan yang turut

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan semakin banyaknya perusahaan-perusahaan yang turut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan bisnis di Abad ke-21 telah berkembang sangat pesat dan mengalami metamorfosis yang berkesinambungan. Tidak terkecuali di Indonesia yang ditandai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam negeri maupun produksi luar negeri. Membanjirnya produk kosmetika di

BAB I PENDAHULUAN. dalam negeri maupun produksi luar negeri. Membanjirnya produk kosmetika di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan antar pasar industri perawatan pribadi dan kosmetik semakin kompetitif. Hal ini terbukti dengan banyaknya jenis kosmetika beredar baik produksi dalam negeri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diprediksi terutama pada sektor perusahaan jasa. Setiap perusahaan berlomba

BAB I PENDAHULUAN. diprediksi terutama pada sektor perusahaan jasa. Setiap perusahaan berlomba BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era ekonomi baru atau era "digitalization", ditandai dengan persaingan yang semakin ketat, lingkungan yang cepat berubah dan semakin sulit untuk diprediksi terutama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. belakangan ini. Namun dengan itu, industri penjualan langsung (direct selling)

BAB I PENDAHULUAN. belakangan ini. Namun dengan itu, industri penjualan langsung (direct selling) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia masih dibayangi dengan kondisi melemahnya perekonomian belakangan ini. Namun dengan itu, industri penjualan langsung (direct selling) dilansir akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia teknologi sekarang ini juga sangat berpengaruh terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia teknologi sekarang ini juga sangat berpengaruh terhadap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada kehidupan masyarakat modern yang memasuki era globalisasi, komunikasi menjadi suatu kebutuhan yang memegang peranan penting terutama dalam sebuah proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini persaingan dalam dunia bisnis bukanlah hal yang asing, tidak dipungkiri lagi

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini persaingan dalam dunia bisnis bukanlah hal yang asing, tidak dipungkiri lagi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini persaingan dalam dunia bisnis bukanlah hal yang asing, tidak dipungkiri lagi bahwa pengusaha di Indonesia berlomba lomba untuk memberikan produk yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. henti-hentinya bagi perusahaan-perusahaan yang berperan di dalamnya. Banyaknya

BAB I PENDAHULUAN. henti-hentinya bagi perusahaan-perusahaan yang berperan di dalamnya. Banyaknya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan pertumbuhan ekonomi yang sangat pesat saat ini, dapat dilihat bahwa sektor dunia usaha saat ini telah menjadi suatu arena persaingan yang sengit dan tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Marketing (MLM) kini bukan menjadi suatu istilah yang asing lagi.

BAB I PENDAHULUAN. Marketing (MLM) kini bukan menjadi suatu istilah yang asing lagi. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kata Marketing Network atau yang lebih dikenal dengan Multi Level Marketing (MLM) kini bukan menjadi suatu istilah yang asing lagi. Marketing Network merupakan salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. menjadi pasar yang sangat berpotensial bagi perusahaan-perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN UKDW. menjadi pasar yang sangat berpotensial bagi perusahaan-perusahaan untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dengan jumlah penduduk Indonesia yang sangat besar, maka Indonesia dapat menjadi pasar yang sangat berpotensial bagi perusahaan-perusahaan untuk memasarkan produk-produk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi menjanjikan suatu peluang dan tantangan bisnis baru bagi perusahaan yang beroperasi di Indonesia. Di satu sisi, era globalisasi memperluas pasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sejak beberapa dekade terakhir kesadaran masyarakat dunia akan pentingnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sejak beberapa dekade terakhir kesadaran masyarakat dunia akan pentingnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sejak beberapa dekade terakhir kesadaran masyarakat dunia akan pentingnya pelestarian lingkungan semakin meningkat, peningkatan ini dicetuskan oleh adanya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. cukup besar, dengan jumlah penduduk yang cukup besar tersebut Indonesia

I. PENDAHULUAN. cukup besar, dengan jumlah penduduk yang cukup besar tersebut Indonesia I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang mempunyai jumlah penduduk yang cukup besar, dengan jumlah penduduk yang cukup besar tersebut Indonesia menjadi daerah pemasaran produk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membawa banyak sekali perubahan pada sistem pemasaran perusahaan. Persaingan

BAB I PENDAHULUAN. membawa banyak sekali perubahan pada sistem pemasaran perusahaan. Persaingan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada saat ini, persaingan di dalam dunia bisnis terasa semakin ketat, sehingga membawa banyak sekali perubahan pada sistem pemasaran perusahaan. Persaingan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada era globalisasi seperti sekarang ini, persaingan semakin ketat dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada era globalisasi seperti sekarang ini, persaingan semakin ketat dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi seperti sekarang ini, persaingan semakin ketat dan perusahaan saling bersaing untuk menang dalam setiap perubahan yang terjadi termasuk salah satunya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diraih, dan perlu kerja keras untuk mendapatkannya. Terlebih masa sekarang

BAB I PENDAHULUAN. diraih, dan perlu kerja keras untuk mendapatkannya. Terlebih masa sekarang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada umumnya setiap perusahaan yang menginginkan agar usahanya berjalan dengan lancar dan mendapatkan keuntungan dan mendapatkan apa yang menjadi tujuanya. Namun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. teknologi mutakhir baik di bidang komputerisasi, mesin-mesin pabrik,

BAB I PENDAHULUAN. teknologi mutakhir baik di bidang komputerisasi, mesin-mesin pabrik, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini, perkembangan di bidang teknologi dan informasi telah berkembang secara pesat. Dunia semakin matang memasuki era teknologi mutakhir baik di bidang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. tujuan yang telah ditetapkan yaitu memperoleh keuntungan yang optimal

I. PENDAHULUAN. tujuan yang telah ditetapkan yaitu memperoleh keuntungan yang optimal I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi sekarang ini manajemen pemasaran merupakan suatu disiplin ilmu yang memiliki arti sangat penting dalam dunia usaha, karena semakin majunya teknologi

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Beragamnya industri yang beroperasi di Indonesia menyebabkan setiap perusahaan yang beroperasi menghadapi persaingan dengan perusahaan lainnya. Para pengusaha saling bersaing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Fashion dimulai dari tahun 1920, karena di dekade inilah awal dunia

BAB I PENDAHULUAN. Fashion dimulai dari tahun 1920, karena di dekade inilah awal dunia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fashion dimulai dari tahun 1920, karena di dekade inilah awal dunia fashion. Dimulai dengan baju-baju ala Cinderella dengan rok super megar dengan pinggang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi Indonesia. Menurut Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU),

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi Indonesia. Menurut Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU), BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Industri ritel merupakan industri yang strategis bagi perkembangan ekonomi Indonesia. Menurut Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU), Industri ini merupakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Lingkungan bisnis di era AFTA dan globalisasi berubah sangat. cepat yang dipicu oleh perubahan kebutuhan masyarakat.

I. PENDAHULUAN. Lingkungan bisnis di era AFTA dan globalisasi berubah sangat. cepat yang dipicu oleh perubahan kebutuhan masyarakat. I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Lingkungan bisnis di era AFTA dan globalisasi berubah sangat cepat yang dipicu oleh perubahan kebutuhan masyarakat. Kondisi persaingan industri perbankan yang semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang terjadi ditahun telah menghancurkan

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang terjadi ditahun telah menghancurkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Krisis ekonomi yang terjadi ditahun 1997-1998 telah menghancurkan sedemikian banyak harapan, terhadap masa depan. Sampai saat ini pun permasalahan ekonomi terus

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi seperti sekarang ini banyak menyajikan peluang bisnis sekaligus tantangan bisnis bagi perusahaan-perusahaan. Dengan banyaknya tantangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Konsumen dapat mengenal suatu produk atau jasa melalui merek. Melalui merek konsumen dapat membedakan antara produk dan jasa yang satu dengan yang lainnya.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pusat perbelanjaan moderen merupakan tempat berkumpulnya. pedagang yang menawarkan produknya kepada konsumen.

I. PENDAHULUAN. Pusat perbelanjaan moderen merupakan tempat berkumpulnya. pedagang yang menawarkan produknya kepada konsumen. I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pusat perbelanjaan moderen merupakan tempat berkumpulnya pedagang yang menawarkan produknya kepada konsumen. Pasar ini terdiri dari sekelompok lokasi usaha ritel dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. selera konsumen dan perubahan yang terjadi pada lingkungan sekitarnya.

BAB I PENDAHULUAN. selera konsumen dan perubahan yang terjadi pada lingkungan sekitarnya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi, dunia perdagangan dewasa ini terjadi persaingan didalam memasarkan produk atau jasa. Kegiatan pemasaran memiliki peran yang sangat penting dalam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Es krim merupakan salah satu produk makanan yang cukup potensial. Potensi pasar es krim di Indonesia bisa mencapai 60 juta liter per tahun, akan tetapi yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dibidang perdagangan eceran yang berbentuk toko, minimarket, departement

BAB 1 PENDAHULUAN. dibidang perdagangan eceran yang berbentuk toko, minimarket, departement BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Untuk meraih dan merebut hati para pelanggan merupakan tantangan bagi setiap pelaku bisnis di tengah situasi persaingan yang semakin ketat dewasa ini. Sejalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Industri Fashion kini telah berkembang pesat di hampir seluruh Negara maju dan berkembang. Tidak hanya industry kecil menengah baju dan celana, namun sepatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin maju perkembangan teknologi, semakin marak pula

BAB I PENDAHULUAN. Semakin maju perkembangan teknologi, semakin marak pula BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Semakin maju perkembangan teknologi, semakin marak pula keanekaragaman produk yang dihasilkan. Produk dengan jenis, kemasan, manfaat, rasa, dan tampilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sekarang ini perekonomian makin maju dan berkembang dengan pesat,

BAB I PENDAHULUAN. Sekarang ini perekonomian makin maju dan berkembang dengan pesat, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sekarang ini perekonomian makin maju dan berkembang dengan pesat, banyak produk atau merek produk baru bermunculan. Pesatnya persaingan pasar yang sejenis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. samping komponen konsumsi (C), investasi (I) dan pengeluaran pemerintah (G).

BAB I PENDAHULUAN. samping komponen konsumsi (C), investasi (I) dan pengeluaran pemerintah (G). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam sistem perekonomian terbuka, perdagangan internasional merupakan komponen penting dalam determinasi pendapatan nasional suatu negara atau daerah, di

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Pertumbuhan Ekonomi Negara di Dunia Periode (%)

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Pertumbuhan Ekonomi Negara di Dunia Periode (%) I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia pada periode 24 28 mulai menunjukkan perkembangan yang pesat. Kondisi ini sangat memengaruhi perekonomian dunia. Tabel 1 menunjukkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perubahan yang begitu cepat. Globalisasi merambah semua jenis produk dan tidak

BAB I PENDAHULUAN. perubahan yang begitu cepat. Globalisasi merambah semua jenis produk dan tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Era globalisasi perdagangan seperti sekarang ini, membuat bisnis mengalami perubahan yang begitu cepat. Globalisasi merambah semua jenis produk dan tidak menyisakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Manusia mempunyai banyak kebutuhan yang harus dipenuhi, baik

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Manusia mempunyai banyak kebutuhan yang harus dipenuhi, baik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Manusia mempunyai banyak kebutuhan yang harus dipenuhi, baik kebutuhan yang bersifat biogenetik seperti rasa lapar dan haus maupun kebutuhan yang bersifat

Lebih terperinci

Lingkungan Pemasaran

Lingkungan Pemasaran Lingkungan Pemasaran Topik Pembahasan Mempelajari pemeran lain dalam lingkungan pasar Mempelajari kekuatan2 utama yang mempengaruhi kondisi pasar Kedua hal di atas akan membentuk peluang, ancaman serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan pemenuhan kebutuhan manusia akan selalu berjalan dan berkembang seiring dengan berkembang dan bertambahnya kebutuhan manusia, dan kegiatan ekonomi akan tetap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya era globalisasi dan dunia bisnis, mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya era globalisasi dan dunia bisnis, mengakibatkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Berkembangnya era globalisasi dan dunia bisnis, mengakibatkan banyaknya persaingan khususnya dalam industri perdagangan sehingga banyak perusahaan harus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perubahan dari profit orientied kepada satisfied oriented agar mampu

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perubahan dari profit orientied kepada satisfied oriented agar mampu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemajuan di bidang perekonomian selama ini telah banyak membawa dampak positif dalam bidang usaha dimana perusahaan-perusahaan mengalami perkembangan pesat

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORI. atau jasa secara langsung kepada konsumen akhir untuk penggunaan pribadi

BAB II KERANGKA TEORI. atau jasa secara langsung kepada konsumen akhir untuk penggunaan pribadi BAB II KERANGKA TEORI 2.6 Definisi Ritel Kata ritel berasal dari bahasa Perancis, ritellier, yang berarti memotong, memecah, atau membagi sesuatu menjadi bagian yang lebih kecil. Bisnis ritel dapat dipahami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. Globalisasi menuntut kebutuhan akan arus informasi dan pengetahuan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. Globalisasi menuntut kebutuhan akan arus informasi dan pengetahuan yang sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi merupakan suatu era keterkaitan dan ketergantungan antara satu manusia dengan manusia lainnya, baik dalam hal perdagangan, investasi, perjalanan, budaya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Merek dalam marketing didefinisikan sebagai pencitraan yang dibangun oleh perusahaan dalam rangka menyampaikan pesan dan membentuk persepsi di benak pelanggan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Reformasi undang-undang telekomunikasi yang terjadi akhir-akhir ini

BAB I PENDAHULUAN. Reformasi undang-undang telekomunikasi yang terjadi akhir-akhir ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagaimana terjadi pada negara berkembang lainnya, pengembangan dan modernisasi infrastruktur telekomunikasi berperan penting dalam perkembangan ekonomi nasional secara

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. MLM pada PT. Oriflame, Cabang Medan, menarik kesimpulan bahwa kebijakan

BAB II URAIAN TEORITIS. MLM pada PT. Oriflame, Cabang Medan, menarik kesimpulan bahwa kebijakan Sumber : Fred R. David (2006 : 292) BAB II URAIAN TEORITIS 2.1. Penelitian Terdahulu Osni Linda Yusmawaty Sianturi (2005) dalam penelitiannya tentang analisis strategi pemasaran dalam upaya meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. para pelaku usaha ritel modern telah memberi warna tersendiri bagi

BAB I PENDAHULUAN. para pelaku usaha ritel modern telah memberi warna tersendiri bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan industri ritel Indonesia kini semakin semarak. Kehadiran para pelaku usaha ritel modern telah memberi warna tersendiri bagi perkembangan industri ritel

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. di mana bisnis dan perekonomian juga semakin mengglobal, membuat

BAB 1 PENDAHULUAN. di mana bisnis dan perekonomian juga semakin mengglobal, membuat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Semakin berkembangnya dunia bisnis, terlebih dalam era globalisasi ini, di mana bisnis dan perekonomian juga semakin mengglobal, membuat persaingan yang dihadapi dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. produk dengan kualitas baik (product), harga bersaing di pasaran (price), promosi

BAB I PENDAHULUAN. produk dengan kualitas baik (product), harga bersaing di pasaran (price), promosi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Strategi pemasaran merupakan hal yang sangat penting bagi perusahaan dimana strategi pemasaran merupakan suatu cara mencapai tujuan dari sebuah perusahaan. Seperti

Lebih terperinci

2016 MODEL KEMITRAAN BISNIS DONAT MADU CIHANJUANG

2016 MODEL KEMITRAAN BISNIS DONAT MADU CIHANJUANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi suatu negara tidak terlepas dari keikutsertaan masyarakatnya dalam melakukan sebuah usaha demi tercapainya kemakmuran dan kesejahteraan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi ini, konsep pemasaran mengalami perkembangan dan penerapannya nyata dalam aktivitas perekonomian sehari-hari di semua jenis atau macam jenis

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARA UMUM PERUSAHAAN. ORIFLAME adalah suatu perusahaan yang telah beroperasi di 60 negara

BAB IV GAMBARA UMUM PERUSAHAAN. ORIFLAME adalah suatu perusahaan yang telah beroperasi di 60 negara BAB IV GAMBARA UMUM PERUSAHAAN 1.1 Sejarah Singkat Perusahaan ORIFLAME adalah suatu perusahaan yang telah beroperasi di 60 negara diseluruh dunia yang telah berdiri pada tahun 1967, dengan 3000 karyawan

Lebih terperinci

BPS PROVINSI JAWA BARAT

BPS PROVINSI JAWA BARAT BPS PROVINSI JAWA BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR IMPR PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT NOVEMBER No.72/12/32/Th.XVII, 15 Desember A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR NOVEMBER MENCAPAI US$2,03 MILYAR Nilai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 2008, berbagai sektor industri mengalami tantangan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 2008, berbagai sektor industri mengalami tantangan yang sangat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada tahun 2008, berbagai sektor industri mengalami tantangan yang sangat berat, dimulai naiknya harga bahan baku sehingga harga jual menjadi naik sementara

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi ini, persaingan bisnis yang dihadapi perusahaanperusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi ini, persaingan bisnis yang dihadapi perusahaanperusahaan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi ini, persaingan bisnis yang dihadapi perusahaanperusahaan pada saat ini semakin ketat, sehingga menuntut manajemen lebih cermat dalam menentukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Apalagi tuntutan konsumen untuk dipuaskan semakin besar.

BAB I PENDAHULUAN. Apalagi tuntutan konsumen untuk dipuaskan semakin besar. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dan kemajuan industri, salah satunya dapat kita lihat dengan adanya perkembangan dunia usaha yang semakin pesat. Banyaknya perusahaan yang bermunculan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin ketat dan berbentuk sangat kompleks. Menghadapi persaingan

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin ketat dan berbentuk sangat kompleks. Menghadapi persaingan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai negara yang termasuk dalam kategori negara berkembang, Indonesia menjadi pasar yang sangat memberikan peluang bagi dunia bisnis. Fenomena tersebut menggambarkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN , , , ,3 Pengangkutan dan Komunikasi

I. PENDAHULUAN , , , ,3 Pengangkutan dan Komunikasi I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian di Indonesia merupakan sektor yang memegang peranan penting dalam perekonomian Indonesia. Sektor pertanian secara potensial mampu memberikan kontribusi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia sebagai negara berkembang dilihat sebagai pasar potensial yang memiliki pertumbuhan. Hal tersebut menyebabkan kondisi persaingan dunia bisnis semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Industri transportasi darat dan otomotif adalah salah satu bidang industri yang berkembang pesat di Indonesia dan telah turut memberikan kontribusi yang cukup signifikan

Lebih terperinci

Mengapa Saya Harus Mempelajari Manajemen Pemasaran?

Mengapa Saya Harus Mempelajari Manajemen Pemasaran? Mengapa Saya Harus Mempelajari Manajemen Pemasaran? Oleh : Laksmita Sari Dosen : Nanang Suryadi, SE,,MM Pernahkah kita berfikir tentang apa yang akan kita lakukan hari ini dan dengan produk dari merk apa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bisnis ritel, juga disebabkan oleh semakin banyaknya bisnis ritel luar negeri

BAB I PENDAHULUAN. bisnis ritel, juga disebabkan oleh semakin banyaknya bisnis ritel luar negeri 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring perkembangan zaman, keberadaan bisnis ritel atau eceran di tengah-tengah masyarakat menjadi semakin penting. Hal ini dikarenakan adanya perubahan

Lebih terperinci