PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI"

Transkripsi

1 ANALISIS TINGKAT KESEHATAN KOPERASI BERDASARKAN PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL MENENGAH REPUBLIK INDONESIA Nomor 14/Per/M.KUKM/XII/2009 Studi Kasus di Koperasi Pegawai Republik Indonesia Serba Usaha Migas Cepu SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi Oleh : Aloysius Yoga Widyatmoko NIM : PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2013

2 ANALISIS TINGKAT KESEHATAN KOPERASI BERDASARKAN PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL MENENGAH REPUBLIK INDONESIA Nomor 14/Per/M.KUKM/XII/2009 Studi Kasus di Koperasi Pegawai Republik Indonesia Serba Usaha Migas Cepu SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi Oleh : Aloysius Yoga Widyatmoko NIM : PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2013 i

3 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI

4 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI

5 MOTTO DAN PERSEMBAHAN Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur ( Filipi 4: 6 ) Skripsi ini kupersembahkan untuk : Tuhan Yesus dan Bunda Maria Bapak, ibu dan nenekku tercinta Kakak dan Susana Nugrahani Teman akt 08 terbaik Almamater Universitas Sanata Dharma iv

6 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI

7 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI

8 KATA PENGANTAR Puji syukur dan terima kasih ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma. Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis mendapat bantuan, bimbingan, dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Rm. Dr. Ir. P. Wiryono Priyotamtama, S.J. selaku Rektor Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan kesempatan untuk belajar dan mengembangkan kepribadian kepada penulis. 2. Dr. H. Herry Maridjo, M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan kesempatan untuk belajar di Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi kepada penulis, 3. Drs. YP. Supardiyono, M.Si., Ak., QIA selaku Ketua Program Studi Akuntansi Universitas Sanata Dharma yang telah membantu dan memberikan kesempatan belajar di Program Studi Akuntansi kepada penulis. 4. M. Trisnawati Rahayu, S.E, M.Si., Ak., QIA selaku Pembimbing yang telah sabar membantu penulis dalam memberikan bimbingan, saran, dan pengarahan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. vii

9 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI

10 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING...ii HALAMAN PENGESAHAN...iii HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN...iv HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS...v LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS...vi KATA PENGANTAR...vii DAFTAR ISI...ix DAFTAR TABEL...xiii DAFTAR GAMBAR.... xviii DAFTAR LAMPIRAN...xix ABSTRAK...xx ABSTRACT...xxi BAB I PENDAHULUAN...1 A. Latar Belakang Masalah...1 B. Rumusan Masalah...2 C. Tujuan Penelitian...2 D. Manfaat Penelitian...3 E. Sistematika Penulisan...3 ix

11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA...6 A. Koperasi Pengertian Koperasi Prinsip Koperasi Fungsi dan Peranan Koperasi Jenis-jenis Koperasi...7 B. Laporan Keuangan Koperasi Pengertian Laporan Keuangan Tujuan Laporan Keuangan...12 C. Analisis Tingkat Kesehatan Koperasi Pengertian Analisis Tingkat Kesehatan Koperasi Tujuan dan Sasaran Analisis Tingkat Kesehatan Koperasi Kesehatan Koperasi Tata cara penilaian Tingkat Kesehatan Koperasi...14 BAB III METODE PENELITIAN...35 A. Jenis Penelitian...35 B. Tempat dan Waktu Penelitian...35 C. Subjek dan Objek Penelitian...35 D. Data yang dibutuhkan...36 E. Teknik Pengumpulan Data...36 F. Teknik Analisis Data...36 x

12 BAB IV GAMBARAN UMUM KOPERASI...53 A. Sejarah Koperasi...53 B. Visi dan Misi Koperasi...54 C. Jenis Usaha dan Kegiatan...55 D. Lokasi dan Tata Letak Koperasi...55 E. Manajemen Koperasi...56 F. Sturktur Organisasi Koperasi...57 G. Pembagian Tugas Antar Bagian...58 H. Kinerja Usaha Terkini Koperasi...63 BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN...64 A. Deskripsi Data...64 B. Analisis Data Aspek Permodalan Aspek Kualitas Aktiva Produktif Aspek Manajemen Aspek Efisiensi Aspek Likuiditas Aspek Kemandirian dan Pertumbuhan Aspek Jatidiri Koperasi...87 C. Hasil Perhitungan Skor Tingkat Kesehatan Koperasi Aspek Permodalan Aspek Kualitas Aktiva Produktif Aspek Manajemen...91 xi

13 4. Aspek Efisiensi Aspek Likuiditas Aspek Kemandirian dan Pertumbuhan Aspek Jatidiri Koperasi...94 BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan B. Keterbatasan Penelitian C. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN xii

14 DAFTAR TABEL II.1 Penetapan Predikat Tingkat Kesehatan Koperasi...15 II.2 II.3 Standar Perhitungan Skor Rasio Modal Sendiri terhadap Total Asset...17 Standar Perhitungan Skor Rasio modal sendiri terhadap pinjaman diberikan yang berisiko...18 II.4 Standar Perhitungan Skor Rasio Kecukupan Modal Sendiri...19 II.5 II.6 II.7 II.8 Standar Perhitungan Skor Rasio volume pinjaman pada anggota terhadap total volume pinjaman...20 Standar Perhitungan Skor Rasio pinjaman bermasalah terhadap pinjaman yang diberikan...21 Standar Perhitungan Skor Rasio cadangan risiko koperasi terhadap pinjaman bermasalah...22 Standar Perhitungan Skor Rasio pinjaman yang berisiko terhadap pinjaman diberikan...22 II.9 Standar Perhitungan Skor Manajemen Umum...24 II.10 Standar Perhitungan Skor Kelembagaan...24 II.11 Standar Perhitungan Skor Manajemen Permodalan...24 II.12 Standar Perhitungan Skor Manajemen Aktiva...25 II.13 Standar Perhitungan Skor Manajemen Likuiditas...25 II.14 Standar Perhitungan Skor Rasio beban operasi anggota terhadap partisipasi bruto...26 II.15 Standar Perhitungan Skor Rasio beban usaha terhadap SHU kotor...27 II.16 Standar Perhitungan Skor Rasio efisiensi pelayanan...28 II.17 Standar Perhitungan Skor Rasio Kas...29 xiii

15 II.18 Standar Perhitungan Skor Rasio Pinjaman yang diberikan terhadap dana yang diterima...29 II.19 Standar Perhitungan Skor Rasio rentabilitas asset...30 II.20 Standar Perhitungan Skor Rasio rentabilitas modal sendiri...31 II.21 Standar Perhitungan Skor Rasio Kemandirian Operasional Pelayanan...32 II.22 Standar Perhitungan Skor Rasio partisipasi bruto...33 II.23 Standar Perhitungan Skor Rasio Promosi Ekonomi Anggota...34 III.1 III.2 Standar Perhitungan Skor Rasio Modal Sendiri terhadap Total Asset...37 Standar Perhitungan Skor Rasio modal sendiri terhadap pinjaman diberikan yang berisiko...38 III.3 Standar Perhitungan Skor Rasio Kecukupan Modal Sendiri...39 III.4 III.5 III.6 III.7 Standar Perhitungan Skor Rasio volume pinjaman pada anggota terhadap total volume pinjaman...40 Standar Perhitungan Skor Rasio pinjaman bermasalah terhadap pinjaman yang diberikan...41 Standar Perhitungan Skor Rasio cadangan risiko koperasi terhadap pinjaman bermasalah...41 Standar Perhitungan Skor Rasio pinjaman yang berisiko terhadap pinjaman diberikan...42 III.8 Standar Perhitungan Skor Manajemen Umum...43 III.9 Standar Perhitungan Skor Kelembagaan...43 III.10 Standar Perhitungan Skor Manajemen Permodalan...44 III.11 Standar Perhitungan Skor Manajemen Aktiva...44 III.12 Standar Perhitungan Skor Manajemen Likuiditas...44 xiv

16 III.13 Standar Perhitungan Skor Rasio beban operasi anggota terhadap partisipasi bruto...45 III.14 Standar Perhitungan Skor Rasio beban usaha terhadap SHU kotor...46 III.15 Standar Perhitungan Skor Rasioefisiensi pelayanan...46 III.16 Standar Perhitungan Skor Rasio Kas...47 III.17 Standar Perhitungan Skor Rasio Pinjaman yang diberikan terhadap dana yang diterima...48 III.18 Standar Perhitungan Skor Rasio rentabilitas asset...48 III.19 Standar Perhitungan Skor Rasio rentabilitas modal sendiri...49 III.20 Standar Perhitungan Skor Rasio Kemandirian Operasional Pelayanan...50 III.21 Standar Perhitungan Skor Rasio partisipasi bruto...51 III.22 Standar Perhitungan Skor Rasio Promosi Ekonomi Anggota...51 III.23 Penetapan Predikat Tingkat Kesehatan Koperasi...52 V.1.1 Perhitungan Rasio modal sendiri terhadap total asset...65 V.1.2 Perhitungan Rasio modal sendiri terhadap pinjaman diberikan yang berisiko...66 V.1.3 Perhitungan Rasio Kecukupan Modal Sendiri...66 V Perhitungan Modal Sendiri Tertimbang tahun V Perhitungan Aktiva Tertimbang Menurut Risiko tahun V Perhitungan Modal Sendiri Tertimbang tahun V Perhitungan Aktiva Tertimbang Menurut Risiko tahun V Perhitungan Modal Sendiri Tertimbang tahun V Perhitungan Aktiva Tertimbang Menurut Risiko tahun xv

17 V.2.1 V.2.2 V.2.3 V.2.4 Perhitungan Rasio volume pinjaman anggota terhadap volume pinjaman diberikan...72 Perhitungan Rasio risiko pinjaman bermasalah terhadap pinjaman yang diberikan...72 Perhitungan Rasio cadangan risiko koperasi terhadap pinjaman bermasalah Perhitungan Rasio pinjaman yang berisiko terhadap pinjaman diberikan...73 V.3 Daftar Pertanyaan Aspek Manajemen...74 V.3.1 Penilaian Manajemen tahun V.3.2 Penilaian Manajemen tahun V.3.3 Penilaian Manajemen tahun V.4.1 Perhitungan Rasio beban operasi anggota terhadap partisipasi bruto...83 V.4.2 Perhitungan Rasio beban usaha terhadap SHU kotor...84 V.4.3 Perhitungan Rasio efisiensi pelayanan...84 V.5.1 Perhitungan Rasio kas...85 V.5.2 Perhitungan Rasio Pinjaman yang diberikan terhadap dana yang diterima...85 V.6.1 Perhitungan Rentabilitas Asset...86 V.6.2 Perhitungan Rentabilitas Modal Sendiri...87 V.6.3 Perhitungan Rasio Kemandirian Operasional Pelayanan...87 V.7.1 Perhitungan Rasio Partisipasi Bruto...88 V.7.2 Perhitungan Rasio Promosi Ekonomi Anggota...88 V.8.1 Perhitungan Skor Rasio Modal Sendiri terhadap Total Asset...89 xvi

18 V.8.2 Perhitungan Skor Rasio modal sendiri terhadap pinjaman diberikan yang berisiko...89 V.8.3 Perhitungan Skor Rasio Kecukupan Modal Sendiri...90 V.9.1 V.9.2 V.9.3 V.9.4 Perhitungan Skor Rasio volume pinjaman pada anggota terhadap total volume pinjaman...90 Perhitungan Skor Rasio pinjaman bermasalah terhadap pinjaman yang diberikan...90 Perhitungan Skor Rasio cadangan risiko koperasi terhadap pinjaman bermasalah...90 Perhitungan Skor Rasio pinjaman yang berisiko terhadap pinjaman diberikan...91 V.10 Perhitungan Skor Aspek Manajemen...91 V.11.1 Perhitungan Skor Rasio beban operasi anggota terhadap partisipasi bruto...91 V.11.2 Perhitungan Skor Rasio beban usaha terhadap SHU kotor...92 V.11.3 Perhitungan Skor Rasio efisiensi pelayanan...92 V.12.1 Perhitungan Skor Rasio Kas...92 V.12.2 Perhitungan Skor Rasio Pinjaman yang diberikan terhadap dana yang diterima...93 V.13.1 Perhitungan Skor Rasio rentabilitas asset...93 V.13.2 Perhitungan Skor Rasio rentabilitas modal sendiri...93 V.13.3 Perhitungan Skor Rasio Kemandirian Operasional Pelayanan...94 V.14.1 Perhitungan Skor Rasio partisipasi bruto...94 V.14.2 Perhitungan Skor Rasio Promosi Ekonomi Anggota...94 V.15 Tabel Ringkasan Perhitungan Rasio, Nilai, Bobot, dan Skor KPRI Serba Usaha Migas Cepu tahun V.16 Penetapan Predikat tingkat kesehatan xvii

19 DAFTAR GAMBAR Gambar IV.1 Struktur Organisasi KPRI Serba Usaha Migas Cepu...57 xviii

20 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 : Perhitungan Rasio KPRI Serba Usaha Migas Cepu Tahun Lampiran 2 : Standar Operasional Prosedur KPRI Serba Usaha Migas Cepu Lampiran 3 : Laporan Keuangan KPRI Serba Usaha Migas Cepu xix

21 ABSTRAK ANALISIS TINGKAT KESEHATAN KOPERASI BERDASARKAN PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL MENENGAH REPUBLIK INDONESIA Nomor 14/Per/M.KUKM/XII/2009 Studi Kasus di Koperasi Pegawai Republik Indonesia Serba Usaha Migas Cepu Aloysius Yoga Widyatmoko Universitas Sanata Dharma Yogyakarta 2013 Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kesehatan KPRI Serba Usaha Migas Cepu tahun 2009, 2010 dan Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli-Agustus Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dokumentasi dan wawancara. Teknik analisis data yang dilakukan adalah membandingkan antara hasil perhitungan aspek penilaian tingkat kesehatan koperasi dengan Peraturan Menteri Negara Koperasi dan UKM Nomor: 14/Per/M.KUKM/XII/2009. Dari hasil analisis data diperoleh hasil data sebagai berikut: 1) Aspek permodalan: rasio modal sendiri terhadap total assettahun :54,2%, 49,7% dan 50,2 %. Rasio modal sendiri terhadap pinjaman diberikan yang berisiko tahun :140%, 153%, 209%. Rasio kecukupan modal sendiri tahun : 82,3%, 96,7%, 123,4%. 2) Aspek kualitas aktiva produktif: rasio volume pinjaman terhadap volume pinjaman diberikan tahun : 100%, 100%, 100%. Rasio pinjaman bermasalah terhadap pinjaman yang diberikan tahun : 100%, 100%, 100%. Rasio cadangan risiko koperasi terhadap pinjaman bermasalah tahun :63,1%, 70,4%, 98,2%. Rasio pinjaman yang berisiko terhadap pinjaman diberikan tahun : 100%, 100%, 100%. 3) Aspek manajemen dikatakan baik. 4) Aspek efisiensi: rasio beban operasi anggota terhadap partisipasi bruto tahun : 89,5%, 94%, 101,1%.Rasio beban usaha terhadap SHU kotor tahun :54,6%, 69,8%, 108,3%. Rasio efisiensi pelayanan tahun :13,31%, 13,91%, 18,25%. 5) Aspek likuiditas: rasio kas tahun : 20%, 29%, 11%. Rasio pinjaman yang diberikan terhadap dana yang diterima tahun : 3,99%, 2,84%, 1,74%. 6) Aspek kemandirian dan pertumbuhan: rentabilitas asset tahun : 5%, 3,45%, 2,3%. Rentabilitas modal sendiri dari tahun :6,40%, 5,97%, 3,90%. Rasio kemandirian operasional pelayanan tahun : 18,4%, 18%, 11%. 7) Aspek jatidiri koperasi: rasio partisipasi bruto tahun : 17,4%, 19,4%, 22,9%. Rasio promosi ekonomi anggota tahun : 13,9%, 13%, 8,2%. Pada tahun 2009, 2010, dan 2011 KPRI Serba usaha Migas Cepu menunjukkan skor tingkat kesehatan sebesar 65,2 (cukup ssehat), 61,4 (cukup sehat), 64,2 (cukup sehat). xx

22 ABSTRACT THE ANALYSIS OF A COOPERATIVE S SOLVENCY LEVEL BASED ON THE REGULATION OF THE STATE MINISTRY OF COOPERATIVE AND SMALL-MEDIUM ENTERPRISE OF REPUBLIC OF INDONESIA NUMBER 14/PER/M.KUM/XII/2009 A Case Study of Indonesian Republic Employee Cooperative of Oil and Gas Multi Business of Cepu Aloysius Yoga Widyatmoko Sanata Dharma University of Yogyakarta 2013 This research was aimed to know a solvency level of Indonesian Republic Employee Cooperative of Oil and Gas Multi Businesses (KPRI Serba Usaha Migas) of Cepu in 2009, 2010 and This research was conducted in July- August Data gathering techniques were used documentation and interview. Data analysis technique conducted was by comparing between cooperative health level judgment aspect calculation result and The Regulation of The State Minister of Cooperative and Small-Medium Enterprise (UKM) Number: 14/Per/M.KUM/XII/2009. The data analysis resulted as follows: 1) Capital aspect: self-capital ratio towards total asset in : 54.2%, 49.7% and 50.2%. The self-capital ratio towards risky loan given in : 140%, 153%, 209% selfcapital sufficiency ratios: 82.3%, 96.7%, 123.4%. 2) Aspect of productive active quality: loan volume ratio towards loan volume given in : 100%, 100%, 100%. A risky loan ratio towards loan given in : 100%, 100%, 100%. A cooperative risk reserve ratio towards a risky loan in : 63.1%, 70.4%, 98.2%. A risky loan ratio towards loan given in : 100%, 100%, 100%. 3) A management aspect was mentioned in good condition. 4) Efficiency aspect: member s cooperative burden ratio towards gross participation in : 89.5%, 94%, 101.1%. Business burden ratio towards gross business revenue (SHU) in : 54.6%, 69.8%, 108.3%. Service efficiency ratio in : 13.31%, 13.91%, 18.25%. 5) Liquidity aspect: cash ratio in : 20%, 29%, 11%. Loan ratio given towards fund accepted in : 3.99%, 2.84%, 1.74%. 6) Independence and growth aspects: asset rentability: 5%, 3.45%, 2.3%. Self capital rentability in : 6.40%, 5.97%, 3.90%. Service operational independence ratio in : 18.4%, 18%, 11%. 7) Cooperative self-identity aspect: gross participation ratio in : 17.4%, 19.4%, 22.9%. Cooperative member s economic promotion ratio in : 13.9%, 13%, 8.2%. It can be concluded that in 2009, 2010 and 2011, KPRI Serba Usaha Migas Cepu showed a solvency level score of 65.2 (fairly solvent), 61.4% (fairly solvent), 64.2 (fairly solvent). xxi

23 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Koperasi merupakan lembaga yang menjalankan suatu kegiatan usaha dan pelayanan yang sangat membantu dan diperlukan oleh anggota koperasi dan masyarakat. Kegiatan usaha yang dimaksud dapat berupa pelayanan kebutuhan keuangan, perkreditan, kegiatan pemasaran, atau kegiatan lain. Tujuan adanya koperasi ini adalah membantu memperbaiki keadaan ekonomi khususnya anggota koperasi serta memberikan kemudahan dalam kegiatan pinjaman serta membantu anggota dalam memperbesar kemampuan penggunaan uang secara bijaksana. Hal ini dapat dilihat pada peran beberapa koperasi dalam menyediakan pinjaman yang relatif mudah bagi anggotanya dibandingkan dengan prosedur yang harus ditempuh untuk memperoleh pinjaman dari Bank. Tujuan ini dapat terwujud apabila koperasi berada dalam keadaan sehat. Kesehatan koperasi menjadi hal penting baik bagi pengurus, anggota koperasi maupun pihak luar koperasi demi perkembangan usaha koperasi. Bagi pengurus kesehatan koperasi mempunyai kegunaan sebagai dasar dalam perencanaan dan pengambilan keputusan di bidang keuangan. Bagi anggota koperasi digunakan untuk menilai perkembangan usaha koperasi dari tahun ke tahun. Sedangkan untuk pihak luar, kesehatan koperasi 1

24 2 digunakan untuk menilai perkembangan usaha koperasi sehingga pihak luar mempunyai kepercayaan yang tinggi terhadap keamanan dana yang disimpan dalam koperasi. Penilaian tingkat kesehatan koperasi berdasarkan Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Republik Indonesia Nomor 14/Per/M.KUKM/XII/2009 tentang pedoman penilaian tingkat kesehatan koperasi meliputi 7 aspek yaitu aspek permodalan, kualitas aktiva produktif, efisiensi likuiditas, kemandirian dan pertumbuhan, dan jati diri koperasi. Ketujuh aspek tersebut menghasilkan skor masing-masing aspek yang nantinya akan dijumlah secara keseluruhan dan ditetapkan predikatnya. Tingkat kesehatan koperasi ditetapkan dalam 5 predikat, yaitu: sehat, cukup sehat, kurang sehat, tidak sehat dan sangat tidak sehat. B. Rumusan Masalah Bagaimana tingkat kesehatan Koperasi Pegawai Republik Indonesia berdasarkan Peraturan Menteri Negara Koperasi dan UKM Nomor: 14/Per/M.KUKM/XII/2009 tahun 2009, 2010 dan 2011? C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui : Tingkat Kesehatan Koperasi Pegawai Republik Indonesia Serba Usaha Migas Cepu tahun 2009, 2010 dan 2011 berdasarkan Peraturan Menteri Negara Koperasi dan UKM Nomor:14/Per/M.KUKM/XII/2009.

25 3 D. Manfaat Penelitian Hasil penelitan ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak antara lain : 1. Bagi Koperasi Memberikan saran-saran dan ide untuk perkembangan koperasi setiap tahunnya agar dapat memberikan pelayanan terbaik untuk para anggotanya. 2. Bagi Universitas Sanata Dharma Hasil penelitian diharapkan dapat menambah referensi kepustakaan dan dapat menambah pengetahuan serta wawasan pembaca mngenai analisis laporan keuangan suatu perusahaan. 3. Bagi Penulis Melalui penelitian ini penulis dapat mengembangkan pengetahuan yang telah diterima dalam bentuk perkuliahan selama perkuliahan dengan membandingkan kenyataan yang sesungguhnya di perusahaan. E. Sistematika Penulisan Bab I : Pendahuluan Dalam bab pendahuluan ini diuraikan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.

26 4 Bab II : Tinjauan Pustaka Bab ini menjelaskan tentang pengertian koperasi, prinsip koperasi, fungsi dan peranan koperasi, jenis koperasi, pengertian laporan keuangan, tujuan laporan keuangan, pengertian analisis tingkat kesehatan koperasi, tujuan dan sasaran analisis tingkat kesehatan koperasi, pengertian kesehatan koperasi, dan tata cara penilaian tingkat kesehatan koperasi. Bab III : Metode Penelitian Dalam bab ini diuraikan tentang jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, subjek dan objek penelitian, teknik pengumpulan data dan teknik analisis data. Bab IV : Gambaran Umum Perusahaan Bab ini menjelaskan mengenai gambaran umum perusahaan meliputi sejarah dan perkembangan perusahaan, visi dan misi perusahaan, jenis usaha dan kegiatan koperasi, lokasi dan tata letak koperasi, manajemen perusahaan, sturktur organisasi perusahaan, pembagian tugas antar bagian, dan kinerja usaha terkini KPRI Serba Usaha Migas Cepu.

27 5 Bab V : Analisis Data dan Pembahasan Bab ini berisi tentang deskripsi data, analisis data, perhitungan skor tiap-tiap rasio, dan penilaian predikat tingkat kesehatan koperasi terhadap total skor tiap-tiap rasio. Bab VI : Penutup Bab ini membahas tentang kesimpulan, keterbatasan penelitian dan saran-saran yang mungkin dapat diterima dan bermanfaat bagi perusahaan.

28 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Koperasi 1. Pengertian Koperasi Pengertian Koperasi menurut Undang-Undang Perkoperasian No.25 tahun 1992 menyatakan bahwa koperasi Indonesia adalah badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan. 2. Prinsip koperasi Prinsip koperasi yang dimuat dalam Undang-Undang Perkoperasian Nomor 25 tahun 1992 adalah sebagai berikut: a. Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka b. Pengelolaan dilaksanakan secara demokratis c. Pembagian sisa hasil usaha dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota. d. Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal e. Kemandirian. 6

29 7 3. Fungsi dan Peranan Koperasi Fungsi dan peranan koperasi menurut Undang-Undang Perkoperasian Nomor 25 Tahun 1992 adalah sebagai berikut: a. Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosialnya. b. Berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan manusia dan masyarakat c. Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan perekonomian nasional dengan koperasi sebagai soko gurunya. 4. Jenis-jenis Koperasi a. Koperasi Konsumsi Koperasi konsumsi adalah koperasi yang anggota-anggotanya terdiri dari tiap-tiap orang yang mempunyai kepentingan langsung dengan konsumsi. Fungsi dari koperasi konsumsi adalah: 1) Sebagai penyalur tanggal barang-barang kebutuhan rakyat seharihari ke konsumen. 2) Harga barang sampai ke tangan pemakai menjadi murah.

30 8 b. Koperasi Produksi Koperasi Produksi adalah koperasi yang anggota-anggotanya menghasilkan sesuatu bersama-sama. Koperasi produksi biasanya didirikan oleh produsen-produsen kecil yang bekerja sama untuk kepentingan bersama. c. Koperasi Simpan Pinjam (Koperasi Kredit) Koperasi simpan pinjam adalah koperasi yang anggotaanggotanya mempunyai kepentingan langsung dalam laporan perkreditan. Fungsi koperasi simpan pinjam: 1) Membantu keperluan kredit para anggotanya yang sangat membutuhkan dengan syarat ringan. 2) Mendidik para anggotanya supaya giat menyimpan secara teratur sehingga membentuk modal sendiri. 3) Mendidik anggotanya untuk hidup berhemat dengan menyisihkan sebagian dari pendapatan. d. Koperasi Jasa Koperasi Jasa adalah koperasi yang berusaha di bidang penyediaan jasa tertentu bagi anggotanya dan masyarakat pada umumnya. e. Koperasi Serba Usaha/Koperasi Unit Desa (KUD) Koperasi Serba Usahaadalah koperasi yang bertujuan meningkatkan produksi dan kesejahteraan rakyat di daerah pedesaan

31 9 di mana satu uniyt desa terdiri dar beberapa desa dalam satu kecamatan yang merupakan satu kesatuan potensi ekonomi dianjurkan membentuk satu Koperasi Unit Desa. B. Laporan Keuangan Koperasi. 1. Pengertian Laporan Keuangan Menurut Harahap (2002: 105) Laporan keuangan merupakan hasil dari proses akuntansi yang digunakan sebagai alat berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas dari suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut. Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) (1998: No 27) tentang akuntansi koperasi, menyatakan bahwa laporan keuangan koperasi terdiri dari : a. Neraca. Neraca adalah laporan keuangan yang menyajikan informasi mengenai aktiva, kewajiban,dan ekuitas koperasi pada waktu tertentu. b. Perhitungan Hasil Usaha. Perhitungan hasil usaha adalah laporan keuangan yang menyajikan informasi mengenaipendapatan dan beban-beban usaha dan beban perkoperasian selamaperiode tertentu.perhitungan hasil usaha menyajikan hasil akhir yangdisebut sisa hasil usaha.sisa hasil usaha yang diperoleh mencakup hasilusaha dengan anggota dan laba atau rugi kotor dengan non-anggota.

32 10 c. Laporan Arus Kas. Laporan arus kas adalah laporan keuangan yang menyajikan informasi mengenai perubahan kas yang meliputi saldo awal kas, sumber penerimaan kas, pengeluarankas dan saldo akhir kas pada periode tertentu. d. Laporan Promosi Ekonomi Anggota. Laporan promosi ekonomi anggota adalah laporan yangmemperlihatkan manfaat ekonomi yang diperoleh anggota koperasi selamasatu tahun tertentu. Laporan Promosi Anggota mencakup empat unsur, yaitu: 1) Manfaat ekonomi dari pembelian barang atau pengadaan jasa bersama. 2) Manfaat ekonomi dari pemasaran dan pengolahan bersama. 3) Manfaat ekonomi dari simpan pinjam lewat koperasi. 4) Manfaat ekonomi dalam bentuk pembagian sisa hasil usaha. e. Catatan atas laporan keuangan. Catatan atas laporan keuangan adalah laporan keuangan yang menyajikan pengungkapan (disclosures) yang memuat: a. Perlakuan akuntansi antara lain mengenai: 1) Pengakuan pendapatan dan beban sehubungan dengantransaksi koperasi dengan anggota dan non-anggota. 2) Kebijakan akuntansi tentang aktiva tetap, penilaian persediaan, piutang dan sebagainya.

33 11 3) Dasar penetapan harga pelayanan kepada anggota dan nonanggota b. Pengungkapan informasi lain antara lain: 1) Kegiatan atau pelayanan utama koperasi kepada anggotabaik yang tercantum dalam anggaran dasar dan anggaranrumah tangga maupun dalam praktek, atau yang telahdicapai oleh koperasi. 2) Aktivitas koperasi dalam pengembangan sumber daya dan mempromosikan usaha ekonomi anggota, pendidikan dan pelatihan perkoperasian, usaha, manajemen yang diselenggarakan untuk anggota dan penciptaan lapangan usaha baru untuk anggota. 3) Ikatan atau kewajiban bersyarat yang timbul dan transaksi koperasi dengan anggota dan non-anggota. 4) Pengklasifikasian piutang dan hutang yang timbul daritransaksi koperasi dengan anggota dan non-anggota. 5) Pembatasan penggunaan dan risiko atas aktiva tetap yang diperoleh atas dasar hibah atau sumbangan. 6) Aktiva yang dioperasikan oleh koperasi tetapi bukan milik koperasi. 7) Aktiva yang diperoleh secara hibah dalam bentuk pengalihan saham dari perusahaan swasta. 8) Pembagian sisa hasil usaha dan penggunaan cadangan.

34 12 9) Hak dan tanggungan pemodal modal penyertaan 10) Penyelenggaraan rapat anggota, dan keputusan-keputusan penting yang berpengaruh terhadap perlakuan akuntansi dan penyajian laporan keuangan. 2. Tujuan Laporan Keuangan Koperasi Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) (1998: No.27) laporan keuangan bertujuan sebagai berikut: a. Mengetahui prestasi keuangan koperasi selama satu periode dengan sisa hasil usaha. b. Mengetahui sumber daya ekonomis yang dimiliki koperasi, kewajiban dan kekayaan bersih dengan pemisahan antara yang berkaitan dengan anggota dan bukan anggota. c. Mengetahui transaksi, kejadian dan keadaan yang mengubah sumber daya ekonomis, kewajiban dan kekayaan bersih selama satu periode dengan pemisahan antara yang berkaitan dengan anggota dan bukan anggota. d. Mengetahui informasi lainnya yang mungkin mempengaruhi likuiditas dan solvabilitas koperasi.

35 13 C. Analisis Tingkat Kesehatan Koperasi 1. Pengertian Analisis Tingkat Kesehatan Koperasi. Pengertian analisis tingkat kesehatan koperasi menurut Peraturan Menteri Negara Koperasi dan UKM No.20/Per/M.KUKM/XI/2008 adalah suatu analisis yang dapat mengunkapkan kondisi atau keadaan koperasi yangdinyatakan sehat, cukup sehat, kurang sehat, tidak sehat dan sangat tidaksehat. 2. Tujuan dan Sasaran Pedoman Penilaian Kesehatan Koperasi. a. Tujuan Pedoman penilaian Kesehatan Koperasi. Pedoman penilaian kesehatan koperasi bertujuan untukmemberikan pedoman kepada pejabat penilai, gerakan koperasi, dan masyarakatagar KSP dan USP Koperasi dapat melakukan kegiatan usaha simpan pinjam,berdasarkan prinsip koperasi secara profesional, sesuai dengan prinsip kehati-hatian dan kesehatan, sehingga dapat meningkatkan kepercayaan danmemberikan manfaat yang sebesar-besarnya kepada anggota dan masyarakat di sekitarnya. b. Sasaran Pedoman penilaian Kesehatan Koperasi. Sasaran Pedoman Penilaian Kesehatan Koperasiadalah : 1) Terwujudnya pengelolaan Koperasi yang sehat dan mantapsesuai dengan jatidiri koperasi. 2) Terwujudnya pengelolaan Koperasi yang efektif, efisien, dan profesional.

36 14 3) Terciptanya pelayanan prima kepada anggota, calon anggota, koperasi lain dan atau anggotanya. 3. Kesehatan Koperasi Kesehatan koperasi adalah mempertahankan kelangsungan usaha dan kelancaran proses koperasi serta menjadi tolok ukur untuk memanatu sejauh mana koperasi mampu menjaga agar kelancaran koperasi perusahaan atau organisasi tidak terganggu. Kesehatan koperasi dapat dinyatakan sehat, cukup sehat, tidak sehat, dan sangat tidak sehat. Penilaian kesehatan koperasi sangat bermanfaat untuk memberikan gambaran mengenai kondisi aktual koperasi itu sendiri kepada pihakpihak yang berkepentingan. Selain itu, dengan dengan mengetahui kesehatannya berdasarkan peraturan menteri akan membantu pihakpihak tertentu dalam pengambilan keputusan untuk bisa melanjutkan usahanya agar lebih maju. 4. Tata Cara Penilaian Tingkat Kesehatan Koperasi Menurut Peraturan Menteri Negara Koperasi Dan Usaha Kecil Dan Menengah Republik Indonesi Nomor 14/Per/M.KUKM/XII/2009 tentang pedoman penilaian tingkat kesehatan koperasi.penilaian kesehatan merupakan hasil penilaian kuantitatif atas berbagai aspek yang berpengaruh terhadap kondisi suatu koperasi. Melalui penilaian aspek permodalan, kualitas aktiva produktif, efisiensi, kemandirian dan pertumbuhan, likuiditas dan jati diri koperasi.

37 15 Dari aspek-aspek tersebut diatas diberikan bobot penilaian sesuai dengan besarmya pengaruh terhadap kesehatan koperasi.untuk penetapan kesehatan usaha, setelah perhitungan penilaian terhadap beberapa aspek, sehingga diperoleh skor secara keseluruhan. Skor yang dimaksud dipergunakan untuk menetapkan predikat tingkat kesehatan koperasi dibagi empat golongan yaitu sehat, cukup sehat, kurang sehat, dan tidak sehat. Tabel II.1 Penetapan Predikat Tingkat Kesehatan Koperasi Skor Predikat 80<X<100 SEHAT 60<X<80 CUKUP SEHAT 40<X<60 KURANG SEHAT 20<X<40 TIDAK SEHAT <20 SANGAT TIDAK SEHAT Aspek-aspek yang dinilai dalam penilaian kesehatan koperasi menurut Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia No 14/Per/M.KUKM/XII/2009 adalah sebagai berikut: a. Permodalan. Modal adalah perbandingan antara modal sendiri terhadap total asset. Modal sendiri atau modal ekuitas koperasi terdiri dari: 1) Simpanan Pokok Simpanan pokok adalah sejumlah uang yang sama banyaknya yang wajib dibayarkan oleh anggota kepada koperasi pada saat masuk menjadi anggota.

38 16 2) Simpanan wajib Simpanan wajib adalah jumlah simpanan tertentu yang tidak harus sama yang wajib dibayar oleh anggota kepada koperasi dalam waktu tertentu. 3) Dana Cadangan Dana cadangan adalah sejumlah uang yang diperoleh dan penyisihan sisa hasil usaha yang digunakan untuk memupuk modal sendiri dan untuk menutup kerugian koperasi bila diperlukan. Untuk menilai tingkat kesehatan koperasi jika dilihat dari aspek permodalan terdiri dari: 1. Rasio Modal Sendiri terhadap Total Asset. Rasio ini membandingkan modal sendiri yang dimiliki koperasi dengan total asset. Modal Sendiri Rasio Modal Sendiri = x 100% Total Aktiva Untuk memperoleh rasio antara modal sendiri terhadap total asset ditetapkan sebagai berikut: a. Untuk rasio antara modal sendiri dengan total asset lebih kecil atau sama dengan 0% diberikan nilai 0. b. Untuk setiap kenaikan rasio 4% mulai dari 0 % nilai ditambah 5 dengan maksimum nilai 100. c. Untuk rasio lebih besar dari 60% sampai rasio 100% setiap kenaikan rasio 4% nilai dikurangi 5.

39 17 d. Nilai dikalikan bobot sebesar 6 % diperoleh skor permodalan. Tabel II.2 Standar Perhitungan Skor Rasio Modal Sendiri terhadaptotal Aset Rasio Modal % Nilai Bobot % Skor 0<X< ,50 20<X< ,00 40<X< ,00 60<X< ,00 80<X< ,5 2. Rasio modal sendiri terhadap pinjaman diberikan yang berisiko. Rasio ini membandingkan modal sendiri dengan pinjaman diberikan yang berisiko. Modal Sendiri Rasio modal sendiri terhadap = x 100% pinjaman diberikan yang berisiko Pinjaman diberikan yang berisiko Untuk memperoleh rasio modal sendiri terhadap pinjaman diberikan yang berisiko, ditetapkan sebagai berikut : a. Untuk rasio modal sendiri terhadap pinjaman diberikan yang berisiko lebih kecil atau sama dengan 0% diberi nilai 0. b. Untuk setiap kenaikan rasio 1% mulai dari 0% nilai ditambah 1 dengan nilai maksimum 100. c. Nilai dikalikan bobot sebesar 6%, maka diperoleh skor permodalan.

40 18 Tabel II.3 Standar Perhitungan Skor Rasio Modal Sendiri terhadap Pinjaman Diberikan yang Berisiko Rasio % Nilai Bobot % Skor 0<X< <X< ,6 20<X< ,2 30<X< ,8 40<X< ,4 50<X< ,0 60<X< ,6 70<X< ,2 80<X< ,8 90<X< ,4 > ,0 3. Rasio Kecukupan Modal Sendiri Rasio ini membandingkan antara modal sendiri tertimbang dengan Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR). Modal Sendiri Tertimbang Rasio Kecukupan Modal Sendiri = x 100% ATMR a. Rasio kecukupan modal sendiri yaitu perbandingan antara Modal Sendiri Tertimbang dengan Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) dikalikan dengan 100 %. b. Modal tertimbang adalah jumlah dari hasil kali setiap komponen modal KSP/USP koperasi yang terdapat pada neraca dengan bobot pengakuan risiko. c. ATMR adalah jumlah dari hasil kali setiap komponen aktiva KSP dan USP Koperasi yang terdapat pada neraca dengan bobot pengakuan risiko.

41 19 d. Menghitung nilai ATMR dilakukan dengan cara menjumlahkan hasil perkalian nilai nominal aktiva yang ada dalam neraca dengan bobot risiko masing-masing komponen aktiva. e. Rasio kecukupan modal sendiri dapat dihitung/diperoleh dengan cara membandingkan nilai modal tertimbang dengan nilai ATMR dikalikan dengan 100 %. Tabel II.4 Standar Perhitungan Skor Rasio Kecukupan Modal Sendiri Rasio % Nilai Bobot % Skor < ,00 4<X< ,50 6<X< ,25 > ,00 b. Kualitas Aktiva Produktif Aktiva produktif adalah kekayaan koperasi yang mendatangkan penghasilan bagi koperasi yang bersangkutan.aktiva produktif yang diklasifikasikan adalah jumlah aktiva produktif yang kolektibilitasnya tidak lancar. Rasio untuk mengukur kualitas aktiva produktif terdiri dari 4 macam yaitu: 1. Rasio Volume Pinjaman Anggota Volume Pinjaman diberikan. Rasio ini membandingkan volume pinjaman anggota dengan volume pinjaman diberikan. Rasio Volume Pinjaman Anggota = terhadap volume pinjaman diberikan x 100%

42 20 Untuk menilai skor rasio antara volume pinjaman kepada anggota terhadap total volume pinjaman ditetapkan berikut : Tabel II.5 Standar Perhitungan Skor Rasio Volume Pinjaman pada Anggota terhadap Total Pinjaman Diberikan. Rasio % Nilai Bobot % Skor < ,00 25<X< ,50 50<X< ,25 > ,00 2. Rasio Risiko Pinjaman Bermasalah Terhadap Pinjaman yang diberikan. Rasio ini membandingkan pinjaman bermasalah terhadap pinjaman yang diberikan. Rasio Risiko Pinjaman Pinjaman Bermasalah Bermasalah Terhadap = x 100% Pinjaman yang diberikan Pinjaman yang diberikan Perhitungan penilaian tingkat kesehatan: a. Untuk rasio 45 % atau lebih diberi nilai 0; b. Untuk setiap penurunan rasio 1% dari 45 % nilai ditambah 2, dengan maksimum nilai 100; c. Nilai dikalikan dengan bobot 5 % diperoleh skor.

43 21 Tabel II.6 Standar Perhitungan Skor Rasio Risiko Pinjaman Bermasalah terhadap Pinjaman diberikan Rasio % Nilai Bobot % Skor > <X< ,5 30<X< ,0 20<X< ,0 10<X< ,0 0<X< ,0 = ,0 3. Rasio cadangan risiko terhadap pinjaman bermasalah. Rasio ini membandingkan cadangan risiko koperasi terhadap pinjaman bermasalah. Cadangan Risiko Rasio cadangan risiko terhadap = x 100% pinjaman bermasalah Pinjaman bermasalah Untuk memperoleh rasio cadangan risiko terhadap pinjaman bermasalah, ditetapkan sebagai berikut : a. Untuk rasio 0%, berarti tidak mempunyai cadangan penghapusan diberi nilai 0; b. Untuk setiap kenaikan 1 % mulai dari 0 %, nilai ditambah 1 sampai dengan maksimum 100; c. Nilai dikalikan bobot sebesar 5 % diperoleh skor.

44 22 Tabel II.7 Standar Perhitungan Skor Rasio cadangan risiko terhadap pinjaman bermasalah. Rasio % Nilai Bobot % Skor <X< ,5 10<X< ,0 20<X< ,5 30<X< ,0 40<X< ,5 50<X< ,0 60<X< ,5 70<X< ,0 80<X< ,5 90<X< ,0 4. Rasio pinjaman yang berisiko terhadap pinjaman diberikan. Rasio ini membandingkan pinjaman yang berisiko terhadap pinjaman diberikan. Pinjaman Berisiko Rasio pinjaman yang berisiko = x 100% terhadap pinjaman diberikan Pinjaman diberikan Rasio pinjaman yang berisiko terhadap pinjaman yang diberikan diatur dengan ketentuan sebagai berikut : Tabel II.8 Standar Perhitungan Skor Rasio Pinjaman Berisiko Rasio % Nilai Bobot % Skor > , , ,75 < ,00

45 23 c. Manajemen Penilaian aspek manajemen KSP dan USP koperasi meliputi limakomponen sebagai berikut: a) Manajemen umum b) Kelembagaan c) Manajemen permodalan d) Manajemen aktiva e) Manajemen likuiditas Perhitungan nilai didasarkan kepada hasil penilaian atas jawaban pertanyaan aspek manajemen terhadap seluruh komponen dengan komposisi pertanyaan sebagai berikut (pertanyaan bab V): 1) Manajemen umum 12 pertanyaan (bobot 3 atau 0,25 nilai untuk setiap jawaban pertanyaan ya ). 2) Kelembagaan 6 pertanyaan (bobot 3 atau 0,5 nilai untuk setiap jawaban pertanyaan ya ). 3) Manajemen permodalan 5 pertanyaan (bobot 3 atau 0,6 nilai untuk setiap jawaban pertanyaan ya ). 4) Manajemen aktiva 10 pertanyaan (bobot 3 atau 0,3 nilai untuk setiap jawaban pertanyaan ya ). 5) Manajemen likuiditas 5 pertanyaan (bobot 3 atau 0,6 nilai untuk setiap jawaban pertanyaan ya ).

46 24 a) Manajemen umum b) Kelembagaan Tabel II.9 Standar Perhitungan Skor Manajemen Umum Jumlah jawaban Ya Skor 1 0,25 2 0,50 3 0,75 4 1,00 5 1,25 6 1,50 7 1,75 8 2,00 9 2, , , ,00 Tabel II.10 Standar Perhitungan SkorKelembagaan Jumlah jawaban Ya Skor 1 0,50 2 1,00 3 1,50 4 2,00 5 2,50 c) Manajemen permodalan Tabel II.11 Standar Perhitungan Manajemen Permodalan Jumlah jawaban Ya Skor 1 0,60 2 1,20 3 1,80 4 2,40 5 3,00

47 25 d) Manajemen aktiva Tabel II.12 Standar Perhitungan Manajemen Aktiva Jumlah jawaban Ya Skor 1 0,30 2 0,60 3 0,90 4 1,20 5 1,50 6 1,80 7 2,10 8 2,40 9 2, ,00 e) Manajemen likuiditas Tabel II.13 Standar Perhitungan Manajemen Likuiditas Jumlah jawaban Ya Skor 1 0,60 2 1,20 3 1,80 4 2,40 5 3,00 d. Efisiensi Rasio efisiensi menggambarkan seberapa besar koperasi mampu memberikan pelayanan yang efisien kepada anggotanya dari penggunaan asset yang dimilikinya. Penilaian efisiensi koperasi didasarkan pada 2 (dua) rasio, yaitu : 1. Rasio beban operasi anggota terhadap partisipasi bruto. Rasio beban operasi anggota terhadap partisipasi bruto membandingkan beban operasi dari anggota koperasi terhadap pasrtisipasi bruto.

48 26 Beban Operasi Rasio beban operasi anggota = x 100% terhadap partisipasi bruto Partisipasi Bruto Cara perhitungan rasio beban operasi anggota atas partisipasi bruto ditetapkan sebagai berikut : a. Untuk rasio sama dengan atau lebih besar dari 100 diberi nilai 0 dan untuk rasio antara 95 persen hingga lebih kecil dari 100 diberi nilai 50, selanjutnya setiap penurunan rasio sebesar 5% nilai ditambahkan dengan 25 sampai dengan maksimum nilai 100. b. Nilai dikalikan dengan bobot sebesar 4% diperoleh skor penilaian. Tabel II.14 Standar Perhitungan Skor Rasio Beban Operasi Anggota terhadap Partisipasi Bruto Rasio % Nilai Bobot % Skor > <X< <X< <X< Rasio beban usaha terhadap SHU kotor. Rasio beban usaha terhadap SHU kotor membandingkan beban usaha yang dimiliki koperasi dengan Sisa Hasil Usaha kotor. Beban Usaha Rasio beban usaha = x 100% terhadap SHU kotor SHU Kotor Rasio beban usaha terhadap SHU Kotor ditetapkan sebagai berikut:

49 27 a. Untuk rasio lebih dari 80% diberi nilai 25 dan untuk setiap penurunan rasio 20% nilai ditambahkan dengan 25 sampai dengan maksimum nilai 100. b. Nilai dikalikan dengan bobot sebesar 4% diperoleh skor penilaian. Tabel II.15 Standar Perhitungan Skor Rasio Modal Sendiri terhadap Pinjaman Diberikan yang Berisiko Rasio % Nilai Bobot % Skor > <X< <X< <X< Rasio efisiensi pelayanan. Rasio efisiensi pelayanan membandingkan biaya gaji dan lembur karyawan koperasi terhadap volume pinjaman realisasi dar anggota koperasi. Biaya Gaji dan lembur Rasio Efisiensi Pelayanan = X 100% Volume Pinjaman Realisasi Perhitungan rasio efisiensi pelayanan dihitung dengan membandingkan biaya karyawan dengan volume pinjaman, dan ditetapkan sebagai berikut: a. Untuk rasio lebih dari 15 persen diberi nilai 0 dan untuk rasio antara 10 persen hingga 15 persen diberi nilai 50, selanjutnya setiap penurunan rasio 1 persen nilai ditambah 5 sampai dengan maksimum nilai 100.

50 28 b. Nilai dikalikan dengan bobot sebesar 2% diperoleh skor penilaian. Tabel II.16 Standar Perhitungan Skor rasio efisiensi pelayanan Rasio % Nilai Bobot % Skor < ,0 5<X< ,5 10<X< ,0 > ,0 e. Likuiditas Likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi. Dalam hal ini penilaian tingkat kesehatan koperasi dari aspek likuiditas dilakukan terhadap 2 (dua) rasio, yaitu : 1. Rasio Kas Rasio Kas membandingkan kas dan bank yang dimiliki koperasi dengan kewajiban lancar. Kas + Bank Rasio Kas = X 100% Kewajiban Lancar Pengukuran rasio kas + bank terhadap kewajiban lancar ditetapkan sebagai berikut: a. Untuk rasio kas lebih besar dari 10 % hingga 15 % diberi nilai 100, untuk rasio lebih kecil dari 15 % sampai dengan 20 % diberi nilai 50, untuk rasio lebih kecil atau sama dengan 10 % diberi nilai 25 sedangkan untuk rasio lebih dari 20 % diberi nilai 25.

51 29 b. Nilai dikalikan dengan bobot 10% diperoleh skor penilaian. Tabel II.17 Standar Perhitungan Skor Rasio Kas Rasio Kas % Nilai Bobot % Skor < ,5 10<X< <X< > ,5 2. Rasio pinjaman diberikan terhadap dana yang diberikan. Rasio Pinjaman yang diberikan terhadap dana yang diterimamembandingkan antara pinjaman yang diberikan koperasi dengan dana yang diterima koperasi. Pinjaman yang diberikan Rasio Pinjaman yang diberikan = x 100% terhadap dana yang diterima Dana yang diterima Pengukuran rasio pinjaman terhadap dana yang diterima ditetapkan sebagai berikut: a. Untuk rasio pinjaman lebih kecil dari 60% diberi nilai 25, untuk setiap kenaikan rasio 10 % nilai ditambah dengan 25 sampai dengan maksimum 100. b. Nilai dikalikan dengan bobot 5% diperoleh skor penilaian. Tabel II.18 Standar Perhitungan Skor Rasio Pinjaman yang diberikan terhadap dana yang diterima Rasio % Nilai Bobot% Skor < ,25 60<X< ,50 70<X< ,75 80<X<

52 30 f. Kemandirian dan Pertumbuhan Dalam hal penilaian tingkat kesehatan koperasi yang digunakan untuk menghitung kemandirian dan pertumbuhan adalah sebagai berikut : 1. Rasio rentabilitas asset Rasio rentabilitas asset membandingkan antara SHU sebelum pajak yang akan dibagikan untuk anggota koperasi dengan total asset yang dimiliki koperasi. SHU sebelum pajak Rasio rentabilitas asset = X100% Total Asset Rasio rentabilitas aset yaitu SHU sebelum pajak dibandingkan dengan totall aset, perhitungannya ditetapkan sebagai berikut: a. Untuk rasio rentabilitas aset lebih kecil dari 5% diberi nilai 25, untuk setiap kenaikan rasio 2,5% nilai ditambah 25 sampai dengan maksimum 100. b. Nilai dikalikan dengan bobot 3% diperoleh skor penilaian. Tabel II.19 Standar Perhitungan Skor Rasio Pinjaman yang diberikan terhadap dana yang diterima Rasio % Nilai Bobot % Skor < ,75 5<X<7, ,5 7,5<X< ,25 < ,00 2. Rasio rentabilitas modal sendiri Rasio rentabilitas modal sendiri membandingkan antara SHU setelah pajak dengan modal yang dimiliki pemilik koperasi.

53 31 SHU setelah pajak Rasio rentabilitas modal sendiri = x 100% Modal sendiri Rasio rentabilitas modal sendiri yaitu SHU bagian anggota dibandingkan total modal sendiri, perhitungannya ditetapkan sebagai berikut: a. Untuk rasio rentabilitas modal sendiri lebih kecil dari 3% diberi nilai 25, b. untuk setiap kenaikan rasio 1 % nilai ditambah 25 sampai dengan maksimum 100. c. Nilai dikalikan dengan bobot 3% diperoleh skor penilaian. Tabel II.20 Standar Perhitungan Skor rasio rentabilitas modal sendiri Rasio % Nilai Bobot % Skor < ,75 3<X< ,5 4<X< ,25 > ,00 3. Rasio Kemandirian Operasional Pelayanan Rasio Kemandirian Operasional Pelayanan membandingkan partisipasi neto dengan beban usaha ditambah beban koperasi. Partisipasi Neto Rasio Kemandirian = x 100% Operasional Pelayanan B.Usaha + B.Koperasi Rasio kemandirian operasional yaitu Partisipasi Netto dibandingkan Beban Usaha ditambah beban perkoperasian, perhitungannya ditetapkan sebagai berikut:

54 32 a. Untuk rasio kemandirian operasional lebih kecil atau sama dengan 100% diberi nilai 0, dan untuk rasio lebih besar dari 100 % diberi nilai 100. b. Nilai dikalikan dengan bobot 4% diperoleh skor penilaian. Tabel II.21 Standar Perhitungan Skor rasio kemandirian operasional pelayanan Rasio % Nilai Bobot % Skor < > g. Jatidiri Koperasi Jatidiri koperasi adalah penilaian untuk mengukur keberhasilan koperasi dalam mencapai tujuannya yaitu mempromosikan ekonomi anggota. Untuk menilai tingkat kesehatan koperasi digunakan rasio yaitu sebagai berikut : 1. Rasio partisipasi bruto. Rasio parisipasi bruto adalah tingkat kemampuan koperasi dalam melayani anggota. SHU sebelum pajak Rasio Partisipasi Bruto = x 100% SHU sebelum pajak + Pendapatan Pengukuran rasio partisipasi bruto dihitung dengan membandingkan partisipasi bruto terhadap partisipasi bruto ditambah pendapatan, yang ditetapkan sebagai berikut:

55 33 a. Untuk rasio lebih kecil dari 25% diberi nilai 25 dan untuk setiap kenaikan rasio 25% nilai ditambah dengan 25 sampai dengan rasio lebih besar dari 75% nilai maksimum 100. b. Nilai dikalikan dengan bobot 7 % diperoleh skor penilaian. Tabel II.22 Standar Perhitungan Skor rasio partisipasi bruto Rasio % Nilai Bobot % Skor < ,75 25<X< ,5 50<X< ,25 > ,00 2. Rasio Promosi Ekonomi Anggota (PEA). Rasio Promosi Ekonomi Anggota (PEA)membandingkan PEA dengan simpanan pokok ditambah dengan simpanan wajib anggota koperasi. SHU setelah pajak Rasio PEA = x 100% Simpanan pokok + Simpanan wajib Pengukuran rasio promosi ekonomi anggota dihitung dengan membandingkan promosi ekonomi anggota terhadap simpanan pokok ditambah simpanan wajib, yang ditetapkan sebagai berikut: a. Untuk rasio lebih kecil dari 5% diberi nilai 0 dan untuk rasio antara 5 hingga 7,5 diberi nilai 50. Selanjutnya untuk setiap kenaikan rasio 2,5 %, nilai ditambah dengan 25 sampai dengan nilai maksimum 100. b. Nilai dikalikan dengan bobot 3 %, diperoleh skor penilaian.

56 34 Tabel II.23 Standar Perhitungan Skor Rasio Promosi Ekonomi Anggota Rasio % Nilai Bobot % Skor < ,00 5<X<7, ,50 7,5<X< ,25 > ,00

57 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian adalah studi kasus di KPR Serba Usaha Migas Cepu. Studi kasus yaitu penelitian mengenai objek tertentu yang menghasilkan gambaran yang berlaku pada jangka waktu tertentu. B. Tempat dan Waktu penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di KPRI Serba Usaha Migas Cepu di Jl. Pemuda 63.A Cepu, Blora, Jawa Tengah. 2. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan Agustus 2012 C. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian Subjek dari penelitian ini adalah orang-orang yang berhubungan dengan penelitian ini yaitu ketua, bendahara dan sekretaris koperasi. 2. Objek Penelitian Objek yang diteliti adalah berupa laporan keuangan yang terdiri dari neraca, laporan laba rugi dan perhitungan hasil usaha dari koperasi pada tahun 2009 sampai dengan

58 36 D. Data yang dibutuhkan Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah: 1. Gambaran umum koperasi. 2. Laporan keuangan koperasi tahun 2009, 2010 dan tahun E. Teknik pengumpulan data 1. Wawancara Teknik wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaaan langsung kepada manejemen KPRI Serba Usaha Migas Cepu. Tujuannya adalah untuk mengetahui gambaran umum perusahaan, aspek manajemen koperasi dan mendapatkan laporan keuangan tahhunan KPRI Serba Usaha Migas Cepu. 2. Dokumentasi Teknik dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara melihat catatan, berkas, dan dokumendokumen lain berkaitan dengan masalah yang diteliti. F. Teknik Analisis Data Langkah-langkah teknik analisis data untuk menjawab rumusan masalah sebagai berikut : 1. Melakukan penilaian aspek kesehatan koperasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah membandingkan antara hasil perhitungan aspek penilaian kesehatan koperasi tahun 2009, 2010 dan 35

Jurusan Akuntansi Program S1 Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia

Jurusan Akuntansi Program S1 Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia ANALISIS TINGKAT KESEHATAN KOPERASI SIMPAN PINJAM NUSA ABADI SINGARAJA TAHUN 2013-2015 DENGAN MENGGUNAKAN PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 14/PER/M.KUKM/XII/2009

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN KOPERASI SETIA BHAKTI WANITA SURABAYA RANGKUMAN TUGAS AKHIR

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN KOPERASI SETIA BHAKTI WANITA SURABAYA RANGKUMAN TUGAS AKHIR ANALISIS TINGKAT KESEHATAN KOPERASI SETIA BHAKTI WANITA SURABAYA RANGKUMAN TUGAS AKHIR Oleh : BELLA NOVRITA AREA NIM : 2012410814 SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERBANAS SURABAYA 2015 Latar Belakang Pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cocok untuk perekonomian Indonesia. Menurut Undang-undang Republik

BAB I PENDAHULUAN. cocok untuk perekonomian Indonesia. Menurut Undang-undang Republik 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di Indonesia memiliki Tiga sektor kekuatan ekonomi untuk melaksanakan berbagai kegiatan dalam tatanan kehidupan perekonomian. Ketiga sektor tersebut adalah

Lebih terperinci

TINGKAT KESEHATAN KSP. MADANI NTB ABSTRACT

TINGKAT KESEHATAN KSP. MADANI NTB ABSTRACT TINGKAT KESEHATAN KSP. MADANI NTB I Nengah Arsana Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi AMM Mataram ABSTRACT The title of study is "Analysis of Soundness KSP. Madani NTB ". This study aims to quantify the level

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. didirikan oleh orang perseorangan atau badanhukum koperasi, dengan pemisahan

BAB II LANDASAN TEORI. didirikan oleh orang perseorangan atau badanhukum koperasi, dengan pemisahan BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Koperasi Menurut Undang-Undang Perkoperasian Bab 1 pasal 1tahun 2012 koperasi mempunyai pengertian sebagai berikut: Koperasiadalah badan hukum yang didirikan oleh orang perseorangan

Lebih terperinci

YAYASAN AKRAB PEKANBARU Jurnal AKRAB JUARA Volume 3 Nomor 1 EdisiFebruari 2018 ( )

YAYASAN AKRAB PEKANBARU Jurnal AKRAB JUARA Volume 3 Nomor 1 EdisiFebruari 2018 ( ) ANALISIS ASPEK-ASPEK PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN KOPERASI SIMPAN PINJAM PADA KUD KARYA MUKTI DESA KARYA HARAPAN MUKTI KECAMATAN PELEPAT ILIR KABUPATEN BUNGO ----------------------------------------------------------------------------------------------

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian, Prinsip dan Tujuan Koperasi 2.1.1 Pengertian Koperasi Koperasi yang berawal dari kata co yang berarti bersama dan operation yang berarti bekerja, sehingga koperasi

Lebih terperinci

Kata kunci: tingkat kesehatan, koperasi simpan pinjam, jatidiri koperasi

Kata kunci: tingkat kesehatan, koperasi simpan pinjam, jatidiri koperasi Analisis Kesehatan Koperasi... (Dwi Herprasetyo) ANALISIS KESEHATAN KOPERASI SIMPAN PINJAM DI KPRI NAGARA NGAGLIK SLEMAN TAHUN 2014-2016 Dwi Herprasetyo Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi, Universitas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 43 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Adapun perhitungan rasio masing-masing aspek dalam menentukan tingkat kesehatan koperasi dapat dilihat dari data laporan keuangan tahun buku 2013. 4.2 Aspek Permodalan c.

Lebih terperinci

ANALISIS RASIO KEUANGAN DAN TINGKAT KESEHATAN KOPERASI KARYAWAN PANGAN UTAMA PT INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR TBK CABANG PALEMBANG

ANALISIS RASIO KEUANGAN DAN TINGKAT KESEHATAN KOPERASI KARYAWAN PANGAN UTAMA PT INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR TBK CABANG PALEMBANG ANALISIS RASIO KEUANGAN DAN TINGKAT KESEHATAN KOPERASI KARYAWAN PANGAN UTAMA PT INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR TBK CABANG PALEMBANG Laporan Akhir ini disusun sebagai salah satu syarat Menyelesaikan pendidikan

Lebih terperinci

ASPEK PERMODALAN RASIO MODAL SENDIRI TERHADAP TOTAL ASET. Modal Sendiri. Total Aset

ASPEK PERMODALAN RASIO MODAL SENDIRI TERHADAP TOTAL ASET. Modal Sendiri. Total Aset Koperasi Simpan Pinjam/Unit Simpan Pinjam (KSP/USP) Koperasi haruslah dikelola agar sehat sehingga meningkatkan citra dan kredibilitas kegiatan usaha simpan pinjam oleh koperasi sebagai lembaga keuangan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS A. Akuntansi Perkoperasian Sebagai organisasi ekonomi yang berwatak sosial, koperasi memiliki perbedaan dengan bentuk perusahaan lainnya. Namun apabila dilihat dari kebutuhannya

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA. NOMOR : 14/Per/M.KUKM/XII/2009 TENTANG

PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA. NOMOR : 14/Per/M.KUKM/XII/2009 TENTANG PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 14/Per/M.KUKM/XII/2009 TENTANG Draft Htl Maharani Agustus 2008 PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI

Lebih terperinci

APLIKASI STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) USAHA SIMPAN PINJAM KOPERASI DALAM PENILAIAN KESEHATAN KSP/ USP KOPERASI

APLIKASI STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) USAHA SIMPAN PINJAM KOPERASI DALAM PENILAIAN KESEHATAN KSP/ USP KOPERASI APLIKASI STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) USAHA SIMPAN PINJAM KOPERASI DALAM PENILAIAN KESEHATAN KSP/ USP KOPERASI TUJUAN PEMBELAJARAN 1. TUJUAN UMUM PEMBELAJARAN Diharapkan peserta mengerti dan memahami

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu. Penelitian terdahulu dilakukan oleh Aike Mariya Anusasanawati (2009). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana kinerja keuangan

Lebih terperinci

Tri Dewi Eindrias Devi Farah Azizah Fakultas Ilmu Administrasi Univеrsitas Brawijaya Malang Еmail: ABSTRACT

Tri Dewi Eindrias Devi Farah Azizah Fakultas Ilmu Administrasi Univеrsitas Brawijaya Malang Еmail: ABSTRACT ANALISA TINGKAT KESEHATAN KOPERASI SIMPAN PINJAM BERDASARKAN PERATURAN NOMOR: 06/PER/DEP.6/IV/2016 (Studi Pada Koperasi Simpan Pinjam Bahagia Kota Kediri) Tri Dewi Eindrias Devi Farah Azizah Fakultas Ilmu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Oprasional Variabel

BAB III METODE PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Oprasional Variabel BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Variabel Penelitian dan Definisi Oprasional Variabel Tabel 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Variabel Variabel Definisi Operasional Rumus Permodalan Kualitas Aktiva Produktif

Lebih terperinci

ANALISIS KESEHATAN KOPERASI PADA KPRI MEKAR SLEMAN YOGYAKARTA

ANALISIS KESEHATAN KOPERASI PADA KPRI MEKAR SLEMAN YOGYAKARTA ANALISIS KESEHATAN KOPERASI PADA KPRI MEKAR SLEMAN YOGYAKARTA PROPOSAL SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Program Sarjana Fakultas Ekonomi Universitas

Lebih terperinci

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI ANALISIS TINGKAT KESEHATAN KOPERASI SIMPAN PINJAM ( Studi Kasus pada Koperasi Karyawan Muria Gemilang ) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Akuntansi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian yang dilakukan oleh Fandy Adi Putra dengan judul Analisis Kinerja

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian yang dilakukan oleh Fandy Adi Putra dengan judul Analisis Kinerja BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Tinjauan dari penelitian terdahulu yang dijadikan pertimbangan adalah penelitian yang dilakukan oleh Fandy Adi Putra dengan judul Analisis Kinerja Keuangan

Lebih terperinci

Idham Kholid Sri Mangesti Rahayu Fransisca Yaningwati Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

Idham Kholid Sri Mangesti Rahayu Fransisca Yaningwati Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang PENILAIAN KESEHATAN KOPERASI SIMPAN PINJAM BERDASARKAN PERATURAN MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14/PER/M.KUKM/XII/2009 (Studi pada Koperasi Simpan Pinjam Adi Wiyata

Lebih terperinci

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Sejarah Berdirinya KSU Sejahtera Bersama Tapin KSU Sejahtera Bersama Tapin didirikan di Desa Tangkawang Baru Kecamatan Bakarangan Kabupaten

Lebih terperinci

a. Koperasi dimiliki oleh anggota yang bergabung atas dasar sedikitnya ada satu kepentingan ekonomi yang sama.

a. Koperasi dimiliki oleh anggota yang bergabung atas dasar sedikitnya ada satu kepentingan ekonomi yang sama. AKUNTANSI PERKOPERASIAN PSAK NO. (REVISI ) 0 PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. (REVISI ) AKUTANSI PERKOPERASIAN Paragraf-paragraf yang dicetak dengan huruf tebal dan miring adalah paragraf standar

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN KOPERASI UNIT SIMPAN PINJAM (USP) PADA KPRI GOTONG ROYONG DINAS KESEHATAN KABUPATEN KARANGANYAR UNTUK TAHUN 2015 ABSTRACT

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN KOPERASI UNIT SIMPAN PINJAM (USP) PADA KPRI GOTONG ROYONG DINAS KESEHATAN KABUPATEN KARANGANYAR UNTUK TAHUN 2015 ABSTRACT ANALISIS TINGKAT KESEHATAN KOPERASI UNIT SIMPAN PINJAM (USP) PADA KPRI GOTONG ROYONG DINAS KESEHATAN KABUPATEN KARANGANYAR UNTUK TAHUN 2015 Enggar Prasetyo 1), P.W. Agung Diponegoro 2) 1) Mahasiswa Progdi

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA. NOMOR : 14/Per/M.KUKM/XII/2009 TENTANG

PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA. NOMOR : 14/Per/M.KUKM/XII/2009 TENTANG PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 14/Per/M.KUKM/XII/2009 TENTANG Draft Htl Maharani Agustus 2008 PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI

Lebih terperinci

NPM : Dosen Pembimbing : Dr. Masodah,SE.,MMSi

NPM : Dosen Pembimbing : Dr. Masodah,SE.,MMSi ANALISIS TINGKAT KESEHATAN PADA KOPERESI PEGAWAI BADAN PEMERIKSAAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA ( BPK RI ) BERDASARKAN PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL MENENGAH No.14/Per/M.KUKM/XII/2009

Lebih terperinci

Draft Htl Maharani Agustus 2008

Draft Htl Maharani Agustus 2008 Draft Htl Maharani Agustus 2008 PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 20/Per/M.KUKM/XI/2008 TENTANG PEDOMAN PENILAIAN KESEHATAN KOPERASI SIMPAN PINJAM

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 LANDASAN TEORI 2.1.1 Pengertian Koperasi Menurut Subandi (2011) Koperasi berasal dari bahasa Inggris co-operation yang berarti usaha bersama. Dengan kata lain berarti segala

Lebih terperinci

ANALISIS KESEHATAN KOPERASI SIMPAN PINJAM DI KPRI NAGARA NGAGLIK SLEMAN TAHUN

ANALISIS KESEHATAN KOPERASI SIMPAN PINJAM DI KPRI NAGARA NGAGLIK SLEMAN TAHUN ANALISIS KESEHATAN KOPERASI SIMPAN PINJAM DI KPRI NAGARA NGAGLIK SLEMAN TAHUN 2014-2016 SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi Univesitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Persyaratan guna Memperoleh

Lebih terperinci

NALISIS PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN UNIT SIMPAN PINJAM PADA KOPERASI X DI KABUPATEN GRESIK TAHUN BUKU 2008-2010

NALISIS PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN UNIT SIMPAN PINJAM PADA KOPERASI X DI KABUPATEN GRESIK TAHUN BUKU 2008-2010 i NALISIS PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN UNIT SIMPAN PINJAM PADA KOPERASI X DI KABUPATEN GRESIK TAHUN BUKU 2008-2010 RANGKUMAN SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Penyelesaian Program Pendidikan

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN KOPERASI PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM DAHLIA KENDAL TAHUN BUKU

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN KOPERASI PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM DAHLIA KENDAL TAHUN BUKU ANALISIS TINGKAT KESEHATAN KOPERASI PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM DAHLIA KENDAL TAHUN BUKU 2009 2011 Dewi Amalia Nur Bisyara Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Jurusan Akuntansi Universitas Dian Nuswantoro Semarang

Lebih terperinci

PELATIHAN PENILAIAN KESEHATAN KOPERASI SIMPAN PINJAM DAN UNIT SIMPAN PINJAM KOPERASI DI KABUPATEN BULELENG

PELATIHAN PENILAIAN KESEHATAN KOPERASI SIMPAN PINJAM DAN UNIT SIMPAN PINJAM KOPERASI DI KABUPATEN BULELENG LAPORAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT PELATIHAN PENILAIAN KESEHATAN KOPERASI SIMPAN PINJAM DAN UNIT SIMPAN PINJAM KOPERASI DI KABUPATEN BULELENG Ketua : Fridayana Yudiaatmaja, M.Sc / 0012047414 Anggota

Lebih terperinci

ANALISIS KESEHATAN KSP. BMT. ARTHA ABADI KABUPATEN JEPARA

ANALISIS KESEHATAN KSP. BMT. ARTHA ABADI KABUPATEN JEPARA ANALISIS KESEHATAN KSP. BMT. ARTHA ABADI KABUPATEN JEPARA SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Program Sarjana Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Nahdlatul

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN KOPERASI SIMPAN PINJAM DI UNIT SIMPAN PINJAM KOPERASI KOPANESA

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN KOPERASI SIMPAN PINJAM DI UNIT SIMPAN PINJAM KOPERASI KOPANESA ANALISIS TINGKAT KESEHATAN KOPERASI SIMPAN PINJAM DI UNIT SIMPAN PINJAM KOPERASI KOPANESA ARVIATI ELNAMITA 090462201041 FAKULTAS EKONOMI, JURUSAN AKUNTANSI UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

Putri Handayani. Abstraksi

Putri Handayani. Abstraksi PENILAIAN KINERJA KOPERASI KARYAWAN PURI SAKTI GRUP BERDASARKAN PERATURAN PEMERINTAH NO.14/PER/M.KUKM/XII/2009 PERFORMANCE ASSESSMENT OF KOPERASI PURI SAKTI GRUP BASED ON GOVERNMENT REGULATION NO.14/PER/M.KUKM/XII/2009

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tujuan menciptakan masyarakat yang adil dan makmur. Dalam pelaksanaannya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tujuan menciptakan masyarakat yang adil dan makmur. Dalam pelaksanaannya BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Koperasi Pemerintah melaksanakan pembangunan dibidang Ekonomi dengan tujuan menciptakan masyarakat yang adil dan makmur. Dalam pelaksanaannya pemerintah berusaha

Lebih terperinci

Oleh: Istiqomah (NPM : ), Suradi ABSTRACT

Oleh: Istiqomah (NPM : ), Suradi ABSTRACT ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENGETAHUI TINGKAT KESEHATAN KOPERASI ( Studi Kasus Pada Koperasi Simpan Pinjam Bhina Raharja Cabang Pembantu Karangpandan ) Oleh: Istiqomah (NPM : 201015006), Suradi ABSTRACT

Lebih terperinci

ANALISIS PENILAIAN KESEHATAN PADA KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH DI KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN (Skripsi) Oleh MUHAMMAD RIDWAN AFIF

ANALISIS PENILAIAN KESEHATAN PADA KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH DI KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN (Skripsi) Oleh MUHAMMAD RIDWAN AFIF ANALISIS PENILAIAN KESEHATAN PADA KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH DI KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010-2012 (Skripsi) Oleh MUHAMMAD RIDWAN AFIF FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. senantiasa meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakatnya melalui pembinaan

BAB I PENDAHULUAN. senantiasa meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakatnya melalui pembinaan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai salah satu negara yang berkembang dituntut untuk senantiasa meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakatnya melalui pembinaan pilar ekonomi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koperasi 2.1.1 Pengertian Koperasi BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian koperasi berdasarkan Undang-Undang no. 17 tahun 2012 pasal 1 disebutkan bahwa : Koperasi adalah badan hukum yang didirikan oleh

Lebih terperinci

Jurusan Akuntansi Program S1 Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia

Jurusan Akuntansi Program S1 Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia ANALISIS PENGUKURAN KINERJA KOPERASI BERDASARKAN PERATURAN DEPUTI BIDANG PENGAWASAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 06/PER/DEP.6/IV/2016, ANALISIS TREND DAN ANALISIS

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN PADA PRIMKOP KARTIKA BENTENG EMAS PALEMBANG

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN PADA PRIMKOP KARTIKA BENTENG EMAS PALEMBANG ANALISIS TINGKAT KESEHATAN PADA PRIMKOP KARTIKA BENTENG EMAS PALEMBANG PROPOSAL LAPORAN AKHIR Laporan Akhir Ini Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Penyusunan Laporan Akhir Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN KOPERASI PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA TUWUH BLORA BERDASARKAN PERATURAN MENTERI NOMOR: 14/Per/M.

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN KOPERASI PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA TUWUH BLORA BERDASARKAN PERATURAN MENTERI NOMOR: 14/Per/M. ANALISIS TINGKAT KESEHATAN KOPERASI PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA TUWUH BLORA BERDASARKAN PERATURAN MENTERI NOMOR: 14/Per/M.KUKM/XII/2009 Dedi Wijaya Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Slamet

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA. NOMOR : 35.3/Per/M.KUKM/X/2007 TENTANG

PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA. NOMOR : 35.3/Per/M.KUKM/X/2007 TENTANG PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 35.3/Per/M.KUKM/X/2007 TENTANG PEDOMAN PENILAIAN KESEHATAN KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH DAN UNIT JASA KEUANGAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian, Prinsip dan Tujuan Koperasi 2.1.1 Pengertian Koperasi Koperasi berasal dari kata Co dan operation, yang mengandung arti kerjasama untuk mencapai tujuan tertentu

Lebih terperinci

Analisis Tingkat Kesehatan Unit Simpan Pinjam (USP) Pada Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) HIDUP Tulungagung PENELITIAN

Analisis Tingkat Kesehatan Unit Simpan Pinjam (USP) Pada Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) HIDUP Tulungagung PENELITIAN Analisis Tingkat Kesehatan Unit Simpan Pinjam (USP) Pada Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) HIDUP Tulungagung PENELITIAN Disusun Oleh : ENI MINARNI, S.E., Ak., M.Ak. FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. reaksi terhadap sistem perekonomian kapitalisme di Negara-negara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. reaksi terhadap sistem perekonomian kapitalisme di Negara-negara BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Koperasi dan Karakteristiknya Sejarah koperasi lahir pada permulaan abad ke-19 sebagai suatu reaksi terhadap sistem perekonomian kapitalisme di Negara-negara Eropa. Sistem ekonomi

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN KOPERASI WANITA SERBA USAHA SETIA BUDI WANITA KOTA MALANG

ANALISIS KINERJA KEUANGAN KOPERASI WANITA SERBA USAHA SETIA BUDI WANITA KOTA MALANG ANALISIS KINERJA KEUANGAN KOPERASI WANITA SERBA USAHA SETIA BUDI WANITA KOTA MALANG SKRIPSI Oleh: Dara Eginda 201010160311170 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS 2014 ANALISIS KINERJA

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koperasi 2.1.1 Pengertian Koperasi Koperasi berasal dari bahasa inggris yaitu co-operation. Co-operation berarti suatu bentuk perusahaan yang didirikan oleh orang-orang tertentu,

Lebih terperinci

Draft Htl Maharani Agustus 2008

Draft Htl Maharani Agustus 2008 Draft Htl Maharani Agustus 2008 PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 20/Per/M.KUKM/XI/2008 TENTANG PEDOMAN PENILAIAN KESEHATAN KOPERASI SIMPAN PINJAM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perseorangan, bukan milik investor tetapi milik anggota. Dengan adanya. mendapatkan keuntungan yang dikelola secara lebih efisien.

BAB I PENDAHULUAN. perseorangan, bukan milik investor tetapi milik anggota. Dengan adanya. mendapatkan keuntungan yang dikelola secara lebih efisien. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Koperasi dikenal sebagai suatu bentuk perusahaan yang bukan milik perseorangan, bukan milik investor tetapi milik anggota. Dengan adanya koperasi, perekonomian

Lebih terperinci

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI ANALISIS TINGKAT KESEHATAN KOPERASI SIMPAN PINJAM BERDASAR PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA NO.14/Per/M.KUKM/XII/2009 (Studi Kasus di Koperasi Kredit Makmur

Lebih terperinci

CHAPTER 2 PSAK DALAM MANAJEMEN KEUANGAN KOPERASI

CHAPTER 2 PSAK DALAM MANAJEMEN KEUANGAN KOPERASI CHAPTER 2 PSAK DALAM MANAJEMEN KEUANGAN KOPERASI Kedudukan dan Fungsi Akuntansi Koperasi Akuntansi Koperasi adalah suatu tahap penyediaan jasa, sistem informasi, dan analisa dalam Koperasi Akuntansi bukan

Lebih terperinci

¹Nyoman Adi Suadnyana Putra, ¹Ni Kadek Sinarwati, S.E, M.Si, Ak, ²Dr. Edy Sujana, M.Si,Ak

¹Nyoman Adi Suadnyana Putra, ¹Ni Kadek Sinarwati, S.E, M.Si, Ak, ²Dr. Edy Sujana, M.Si,Ak Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 07 No. 01 Tahun 2017) ANALISIS TINGKAT KESEHATAN UNIT SIMPAN PINJAM KSU TUNAS MUDA TAHUN 2015 BERDASARKAN Permen M.KUKM NO. 14/Per/M. KUKM/XII/2009 (Studi Kasus Pada

Lebih terperinci

Nur Fatimah 1), Kun Ismawati 2) Mahasiswa Prodi Akuntansi Fakultas Ekonomi UNSA 2) Dosen Prodi Akuntansi Fakultas Ekonomi UNSA

Nur Fatimah 1), Kun Ismawati 2) Mahasiswa Prodi Akuntansi Fakultas Ekonomi UNSA 2) Dosen Prodi Akuntansi Fakultas Ekonomi UNSA ANALISIS PENILAIAN KESEHATAN KINERJA KEUANGAN KOPERASI DENGAN MENGGUNAKAN PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 14/PER/M.KUKM/XII/2009 (Studi Kasus pada

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN KOPERASI GIRI SARI SEDANA DI MENGWI. I Made Agus Putrayasa Ni Wayan Kurnia Dewi I Wayan Purwanta Suta

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN KOPERASI GIRI SARI SEDANA DI MENGWI. I Made Agus Putrayasa Ni Wayan Kurnia Dewi I Wayan Purwanta Suta Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan. Vol 11. No. 2 Juli 201 11 ANALISIS TINGKAT KESEHATAN KOPERASI GIRI SARI SEDANA DI MENGWI I Made Agus Putrayasa Ni Wayan Kurnia Dewi I Wayan Purwanta Suta Jurusan Akuntansi

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN UNIT SIMPAN PINJAM (USP) PADA KOPERASI SERBA USAHA BANGUN SEJAHTERA TAHUN BUKU 2014

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN UNIT SIMPAN PINJAM (USP) PADA KOPERASI SERBA USAHA BANGUN SEJAHTERA TAHUN BUKU 2014 ANALISIS TINGKAT KESEHATAN UNIT SIMPAN PINJAM (USP) PADA KOPERASI SERBA USAHA BANGUN SEJAHTERA TAHUN BUKU 2014 Deftiani Maryo Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Jurusan Akuntansi Universitas Dian Nuswantoro

Lebih terperinci

ANALISIS KNERJA KEUANGAN PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM (KSP) BINA USAHA UTAMA TAHUN

ANALISIS KNERJA KEUANGAN PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM (KSP) BINA USAHA UTAMA TAHUN ANALISIS KNERJA KEUANGAN PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM (KSP) BINA USAHA UTAMA TAHUN 2012 2014 Risci Dwi Deniyanto Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Dian Nuswantoro Jl. Nakula Raya No 5 Semarang 2212201101923@mhs.dinus.ac.id

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Hasil Penelitian Terdahulu Aike Mariya (2009) Mahasiswi Universitas Muhammadiyah Malang. Tujuan penelitian adalah untuk menganalisis dan mengevaluasi kinerja keuangan

Lebih terperinci

ANALISIS PENILAIAN KESEHATAN KOPERASI KARYAWAN MANDIRI PERUM DAMRI SURABAYA ARTIKEL ILMIAH

ANALISIS PENILAIAN KESEHATAN KOPERASI KARYAWAN MANDIRI PERUM DAMRI SURABAYA ARTIKEL ILMIAH ANALISIS PENILAIAN KESEHATAN KOPERASI KARYAWAN MANDIRI PERUM DAMRI SURABAYA ARTIKEL ILMIAH Oleh : ANDRI DWI NINGSIH 2011310323 SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERBANAS SURABAYA 2015 Analisis Penilaian Kesehatan

Lebih terperinci

Analisis Tingkat Kesehatan Koperasi Pada Koperasi Simpan Pinjam Cendrawasih Kecamatan Gubug Tahun Buku 2011

Analisis Tingkat Kesehatan Koperasi Pada Koperasi Simpan Pinjam Cendrawasih Kecamatan Gubug Tahun Buku 2011 Analisis Tingkat Kesehatan Koperasi Pada Koperasi Simpan Pinjam Cendrawasih Kecamatan Gubug Tahun Buku 2011 The Analysis Of Health Level Of Koperasi Simpan Pinjam District Gubug in 2011 MISBACHUL MUNIR

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA KOPERASI PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA GARUDA KECAMATAN RANDUDONGKAL PERIODE

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA KOPERASI PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA GARUDA KECAMATAN RANDUDONGKAL PERIODE ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA KOPERASI PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA GARUDA KECAMATAN RANDUDONGKAL PERIODE - Nur Fitria Habibah Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Jurusan Akuntansi Universitas Dian Nuswantoro

Lebih terperinci

FINANCIAL HEALTH ANALYZE OF CITRA BEKISAR TELKOM SURABAYA EMPLOYEES COOPERATION. Oleh: Rr Vania Primadiptha Mahardani

FINANCIAL HEALTH ANALYZE OF CITRA BEKISAR TELKOM SURABAYA EMPLOYEES COOPERATION. Oleh: Rr Vania Primadiptha Mahardani FINANCIAL HEALTH ANALYZE OF CITRA BEKISAR TELKOM SURABAYA EMPLOYEES COOPERATION Oleh: Rr Vania Primadiptha Mahardani 105020307111036 Dosen Pembimbing: Prof. Dr. Unti Ludigdo, Ak., CA ABSTRACT This research

Lebih terperinci

ANALISIS PENILAIAN KESEHATAN KOPERASI KARYAWAN MANDIRI PERUM DAMRI SURABAYA SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Penyelesaian

ANALISIS PENILAIAN KESEHATAN KOPERASI KARYAWAN MANDIRI PERUM DAMRI SURABAYA SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Penyelesaian ANALISIS PENILAIAN KESEHATAN KOPERASI KARYAWAN MANDIRI PERUM DAMRI SURABAYA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Penyelesaian Program Pendidikan Sarjana Jurusan Akuntansi Oleh : ANDRI DWI

Lebih terperinci

Penilaian Kinerja Koperasi Serba Usaha Karyawan Pemerintah Kota Semarang Tahun 2011

Penilaian Kinerja Koperasi Serba Usaha Karyawan Pemerintah Kota Semarang Tahun 2011 Penilaian Kinerja Koperasi Serba Usaha Karyawan Pemerintah Kota Semarang Tahun 2011 Performance s Assessment of Multipurpose Cooperative of Government Employees of Semarang City Period 2011 MARGARET SETYOWATI

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN KOPERASI PADA KOPERASI WANITA KELUARGA PUSRI (KWKP) PALEMBANG

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN KOPERASI PADA KOPERASI WANITA KELUARGA PUSRI (KWKP) PALEMBANG ANALISIS TINGKAT KESEHATAN KOPERASI PADA KOPERASI WANITA KELUARGA PUSRI (KWKP) PALEMBANG Laporan Akhir ini disusun sebagai salah satu syarat Menyelesaikan pendidikan Diploma III Pada Jurusan Akuntansi

Lebih terperinci

PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN KOPERASI PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA (KPRI) TEGAS SMP NEGERI WONOSARI GUNUNGKIDUL TAHUN

PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN KOPERASI PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA (KPRI) TEGAS SMP NEGERI WONOSARI GUNUNGKIDUL TAHUN Penilaian Tingkat Kesehatan (Kurnia Purnamasari) 51 PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN KOPERASI PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA (KPRI) TEGAS SMP NEGERI WONOSARI GUNUNGKIDUL TAHUN 2013-2015 AN ASSESSMENT OF THE SOUNDNESS

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian, Tujuan dan Jenis Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan suatu perusahaan memiliki peranan yang sangat penting bagi pihak manajemen perusahaan,

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN KOPERASI PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM SYARIAH BMT AKBAR TAHUN BUKU

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN KOPERASI PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM SYARIAH BMT AKBAR TAHUN BUKU 1 ANALISIS TINGKAT KESEHATAN KOPERASI PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM SYARIAH BMT AKBAR TAHUN BUKU 2006-2007 SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI. dengan masalah penelitian.landasan teori diperlukan untuk menjelaskan konsep konsep

LANDASAN TEORI. dengan masalah penelitian.landasan teori diperlukan untuk menjelaskan konsep konsep BAB II LANDASAN TEORI Untuk dapat memulai suatu penelitian diperlukan suatu landasan teori yang relevan dengan masalah penelitian.landasan teori diperlukan untuk menjelaskan konsep konsep yang digunakan

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PUSAT KOPERASI PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA (PKPRI) KOTA MALANG

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PUSAT KOPERASI PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA (PKPRI) KOTA MALANG ANALISIS KINERJA KEUANGAN PUSAT KOPERASI PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA (PKPRI) KOTA MALANG 2010-2013 SKRIPSI Oleh: Moch.Yunus Maulana 201010160311191 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

Lebih terperinci

ABSTRAK PENILAIAN KESEHATAN KOPERASI PADA UNIT SIMPAN PINJAM KPRI UNIVERSITAS BRAWIJAYA PERIODE Disusun oleh : Nadhia Hanna Faratissa

ABSTRAK PENILAIAN KESEHATAN KOPERASI PADA UNIT SIMPAN PINJAM KPRI UNIVERSITAS BRAWIJAYA PERIODE Disusun oleh : Nadhia Hanna Faratissa ABSTRAK PENILAIAN KESEHATAN KOPERASI PADA UNIT SIMPAN PINJAM KPRI UNIVERSITAS BRAWIJAYA PERIODE 2012-2014 Disusun oleh : Nadhia Hanna Faratissa Dosen Pembimbing : Dr. Achmad Helmy Djawahir, S.E. Penelitian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN PUSTAKA. Istilah Koperasi berasal dari bahasa Latin Cooperate yang. bersama-sama. Menurut Revrisond Baswir (2000:2) dalam bukunya

BAB II LANDASAN PUSTAKA. Istilah Koperasi berasal dari bahasa Latin Cooperate yang. bersama-sama. Menurut Revrisond Baswir (2000:2) dalam bukunya BAB II LANDASAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Koperasi Secara Umum a. Pengertian Koperasi Istilah Koperasi berasal dari bahasa Latin Cooperate yang dalam bahasa Inggris Cooperation. Co artinya bersama dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koperasi Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian Bab 1 Pasal 1 ayat 1, koperasi adalah badan hukum yang didirikan oleh orang perseorangan

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN KOPERASI DI KABUPATEN PACITAN BERDASARKAN PERATURAN MENTERI KOPERASI DAN UKM RI NO. 20 TAHUN 2008 TESIS

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN KOPERASI DI KABUPATEN PACITAN BERDASARKAN PERATURAN MENTERI KOPERASI DAN UKM RI NO. 20 TAHUN 2008 TESIS ANALISIS TINGKAT KESEHATAN KOPERASI DI KABUPATEN PACITAN BERDASARKAN PERATURAN MENTERI KOPERASI DAN UKM RI NO. 20 TAHUN 2008 TESIS Diajukan Kepada Program Studi Magister Manajemen Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN UNIT SIMPAN PINJAM KOPERASI PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA UNIVERSITAS BRAWIJAYA

ANALISIS KINERJA KEUANGAN UNIT SIMPAN PINJAM KOPERASI PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA UNIVERSITAS BRAWIJAYA ANALISIS KINERJA KEUANGAN UNIT SIMPAN PINJAM KOPERASI PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA UNIVERSITAS BRAWIJAYA Novita Lukhita Wardhani Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Brawijaya Jl. MT. Haryono 165 Malang

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. ABSTRAK... vii. KATA PENGANTAR... viii. DAFTAR ISI... x. DAFTAR TABEL... xiii. DAFTAR GAMBAR... xvii. DAFTAR LAMPIRAN...

DAFTAR ISI. ABSTRAK... vii. KATA PENGANTAR... viii. DAFTAR ISI... x. DAFTAR TABEL... xiii. DAFTAR GAMBAR... xvii. DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR ISI... Halaman ABSTRAK.... vii KATA PENGANTAR... viii DAFTAR ISI... x DAFTAR TABEL... xiii DAFTAR GAMBAR... xvii DAFTAR LAMPIRAN... xix BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang Masalah... 1 1.2

Lebih terperinci

JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA ANALISIS CAMEL UNTUK MENGETAHUI TINGKAT KESEHATAN BANK PADA PT. BRI (PERSERO) TBK UNIT KEBUMEN TIMUR TAHUN 2009-2011 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membuat laporan keuangan yang harus selesai dalam waktu 6 (enam) bulan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membuat laporan keuangan yang harus selesai dalam waktu 6 (enam) bulan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rentabilitas 2.1.1 Pengertian Rentabilitas Koperasi tiap tahun diharuskan oleh undang-undang hukum dagang membuat laporan keuangan yang harus selesai dalam waktu 6 (enam) bulan

Lebih terperinci

SUMBER DANA KOPERASI. koperasi terdiri dari modal sendiri dan modal

SUMBER DANA KOPERASI. koperasi terdiri dari modal sendiri dan modal Manajemen keuangan koperasi berkaitan dengan aktivitas pengumpulan dana dan penggunaan dana tersebut secara efektif dan efisien (Hendar 2010). Ini kerap menjadi masalah klasik yang kerap menjadi awal perselisihan

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA KPRI LANCAR DI KABUPATEN BLITAR SKRIPSI. Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajad Sarjana Ekonomi

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA KPRI LANCAR DI KABUPATEN BLITAR SKRIPSI. Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajad Sarjana Ekonomi ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA KPRI LANCAR DI KABUPATEN BLITAR SKRIPSI Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajad Sarjana Ekonomi Oleh Lilis Setyaningsih 08610318 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

Lebih terperinci

PENILAIAN KESEHATAN KOPERASI SERBA USAHA (KSU) TUNAS KELAPA JAYA TULUNGAGUNG TAHUN BUKU SKRIPSI. Oleh ANIKE NURMAWATI

PENILAIAN KESEHATAN KOPERASI SERBA USAHA (KSU) TUNAS KELAPA JAYA TULUNGAGUNG TAHUN BUKU SKRIPSI. Oleh ANIKE NURMAWATI PENILAIAN KESEHATAN KOPERASI SERBA USAHA (KSU) TUNAS KELAPA JAYA TULUNGAGUNG TAHUN BUKU 2011-2014 SKRIPSI Oleh ANIKE NURMAWATI 201010160311325 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS A. Akuntansi Perkoperasian Sebagai organisasi ekonomi yang berwatak sosial, koperasi menengah memiliki perbedaan dengan bentuk-bentuk perusahaan lainnya. Namun apabila dilihat

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan berkaitan dengan tingkat

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan berkaitan dengan tingkat BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan berkaitan dengan tingkat kesehatan KSP/USP yang dijadikan objek penelitian, dapat diambil kesimpulan bahwa total

Lebih terperinci

Ni Komang Ike Yasa Dewi. Program Studi Pendidikan Ekonomi Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja Indonesia.

Ni Komang Ike Yasa Dewi. Program Studi Pendidikan Ekonomi Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja Indonesia. TINGKAT KESEHATAN KOPERASI SIMPAN PINJAM PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM MANDALA AMERTA SEDANA (KSP MAS) KELURAHAN BANJAR JAWA KECAMATAN BULELENG TAHUN 2015 Ni Komang Ike Yasa Dewi Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. khususnya dan masyarakat pada umumnya. Menurut Undang-undang. kemampuan ekonomi anggota pada khususnya dan masyarakat pada

BAB I PENDAHULUAN. khususnya dan masyarakat pada umumnya. Menurut Undang-undang. kemampuan ekonomi anggota pada khususnya dan masyarakat pada BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Menurut Undang-undang Nomor 25 Tahun 1992 Pasal 1, Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya

Lebih terperinci

Contoh laporan keuangan koperasi

Contoh laporan keuangan koperasi Contoh laporan keuangan koperasi Koperasi merupakan badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya atas dasar prinsip koperasi dan kaidah ekonomi

Lebih terperinci

PENILAIAN KINERJA KOPERASI PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA (KPRI) SEJAHTERA NGADILUWIH BERDASARKAN UNDANG- UNDANG NO.20/PER/M.

PENILAIAN KINERJA KOPERASI PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA (KPRI) SEJAHTERA NGADILUWIH BERDASARKAN UNDANG- UNDANG NO.20/PER/M. PENILAIAN KINERJA KOPERASI PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA (KPRI) SEJAHTERA NGADILUWIH BERDASARKAN UNDANG- UNDANG NO.20/PER/M.KUKM/XI/2008 Moh. Syamsul Adzim Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Brawijaya

Lebih terperinci

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 52 /SEOJK.03/2016 TENTANG RENCANA BISNIS BANK PERKREDITAN RAKYAT

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 52 /SEOJK.03/2016 TENTANG RENCANA BISNIS BANK PERKREDITAN RAKYAT Yth. Direksi Bank Perkreditan Rakyat di tempat. SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 52 /SEOJK.03/2016 TENTANG RENCANA BISNIS BANK PERKREDITAN RAKYAT Sehubungan dengan berlakunya Peraturan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koperasi 2.1.1 Pengertian Koperasi bahwa, Undang Undang No.17 tahun 2012 tentang Perkoperasian menyatakan Koperasi adalah badan hukum yang didirikan oleh orang perseorangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu alat yang digunakan untuk mengetahui kondisi keuangan perusahaan dapat berwujud laporan keuangan. Laporan keuangan menyajikan gambaran mengenai posisi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Analisis Rasio Keuangan 2.1.1 Pengertian Analisis Rasio Keuangan Rasio keuangan merupakan alat analisis untuk menjelaskan hubungan tertentu antara elemen yang satu dengan elemen

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. keuangan yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap laporan keuangan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. keuangan yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap laporan keuangan. BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Perlakuan Akuntansi Perlakuan akuntansi adalah standar yang melandasi pencatatan suatu transaksi yang meliputi pengakuan, pengukuran atau penilaian

Lebih terperinci

Pengelolaan Keuangan. Permodalan. Modal Sendiri

Pengelolaan Keuangan. Permodalan. Modal Sendiri Pengelolaan Keuangan 3 Permodalan Berhasil tidaknya suatu koperasi sangat tergantung pada pengelolaan keuangannya. Pengelolaan keuangan mencakup sumber pendanaan dan penggunaan modal koperasi. Banyak koperasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kinerja Keuangan 2.1.1 Pengertian Kinerja Keuangan Menurut pendapat Darsono (2010: 47), Kinerja Keuangan adalah hasil kegiatan perusahaan yang disajikan dalam bentuk angka-angka

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN KOPERASI SIMPAN PINJAM MUKTI BINA USAHA KELURAHAN MUKTISARI KOTA BANJAR JAWA BARAT TAHUN SKRIPSI

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN KOPERASI SIMPAN PINJAM MUKTI BINA USAHA KELURAHAN MUKTISARI KOTA BANJAR JAWA BARAT TAHUN SKRIPSI ANALISIS TINGKAT KESEHATAN KOPERASI SIMPAN PINJAM MUKTI BINA USAHA KELURAHAN MUKTISARI KOTA BANJAR JAWA BARAT TAHUN 2011-2013 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta untuk

Lebih terperinci

ANALISIS RASIO MODAL SENDIRI, RASIO KAS DAN RASIO RENTABILITAS ASET PADA KOPERASI USP SWAMITRA TUNAS BARU PALEMBANG

ANALISIS RASIO MODAL SENDIRI, RASIO KAS DAN RASIO RENTABILITAS ASET PADA KOPERASI USP SWAMITRA TUNAS BARU PALEMBANG ANALISIS RASIO MODAL SENDIRI, RASIO KAS DAN RASIO RENTABILITAS ASET PADA KOPERASI USP SWAMITRA TUNAS BARU PALEMBANG Laporan Akhir ini Dibuat Sebagai Salah Satu Syarat untuk Menyelesaikan Pendidikan Diploma

Lebih terperinci

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PADA KOPERASI UNIT DESA AMERTHA BUANA BERDASARKAN PSAK NO. 27

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PADA KOPERASI UNIT DESA AMERTHA BUANA BERDASARKAN PSAK NO. 27 ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PADA KOPERASI UNIT DESA AMERTHA BUANA BERDASARKAN PSAK NO. 27 Ni Putu Sastrawati Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja,

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh: NUR INDAH WERDININGSIH NIM K

SKRIPSI. Oleh: NUR INDAH WERDININGSIH NIM K ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENGETAHUI TINGKAT KESEHATAN UNIT SIMPAN PINJAM KOPERASI MEKAR SURYA KARANGANYAR TAHUN 2007/2008 SKRIPSI Oleh: NUR INDAH WERDININGSIH NIM K7405088 FAKULTAS KEGURUAN DAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Darwanto (2013) melakukan penelitian tentang. Republik Indonesia Universitas Brawijaya Malang. Berdasarkan penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Darwanto (2013) melakukan penelitian tentang. Republik Indonesia Universitas Brawijaya Malang. Berdasarkan penelitian BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Darwanto (2013) melakukan penelitian tentang pengukuran kinerja koperasi ditinjau dari aspek keuangan dan non keuangan pada Koperasi Pegawai Republik

Lebih terperinci