PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI"

Transkripsi

1 ANALISIS TINGKAT KESEHATAN KOPERASI SIMPAN PINJAM BERDASAR PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA NO.14/Per/M.KUKM/XII/2009 (Studi Kasus di Koperasi Kredit Makmur Magelang) S K R I P S I Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi Oleh: Fransisca Bastiani Primi Putri NIM: PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2013

2 ANALISIS TINGKAT KESEHATAN KOPERASI SIMPAN PINJAM BERDASAR PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA NO.14/Per/M.KUKM/XII/2009 (Studi Kasus di Koperasi Kredit Makmur Magelang) S K R I P S I Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi Oleh: Fransisca Bastiani Primi Putri NIM: PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2013 i

3 ii

4 iii

5 MOTTO DAN PERSEMBAHAN Kita pasti merasa puas dapat melakukan tugas kita dengan baik, dan selanjutnya serahkanlah segala sesuatu kepada belas kasih Allah yang Mahabaik. (St. Julia Billiart) Karya ini kupersembahkan untuk mereka yang selalu menyayangi, mengasihi, mendukung, mendoakan dan menjadi inspirasi dalam hidupku: Tuhan Yesus dan Bunda Maria yang selalu menyertai Papaku Melkias Putrawan Basuki Mamaku Aloysia Ari Setiani Eyang Kakung & Putri Ignatius Soedarsana Alm. Eyang Albertus Kasbun &Alm. Eyang Nanik Saudara dan Sahabat ku Stevanus Risky Marselino iv

6 UNIVERSITAS SANATA DHARMA FAKULTAS EKONOMI JURUSAN AKUNTANSI PROGRAM STUDI AKUNTANSI PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI Yang bertanda tangan di bawah ini, saya menyatakan bahwa Skripsi dengan judul: Analisis Tingkat Kesehatan Koperasi Simpan Pinjam Berdasar Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia No.14/Per/M.KUKM/XII/2009 Studi Kasus di Koperasi Kredit Makmur Magelang dan dimajukan untuk di uji pada tanggal 22 Juli 2013 adalah hasil karya saya. Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang saya aku seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri dan atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru, atau yang saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya. Apabila saya melakukan hal tersebut diatas, baik sengaja maupun tidak, dengan ini saya menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai hasil tulisan saya sendiri ini. Bila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, berarti gelar dan ijasah yang telah diberikan oleh universitas batal saya terima. Yogyakarta, 31 Juli 2013 Yang membuat pernyataan, v (Fransisca Bastiani Primi Putri)

7 LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Fransisca Bastiani Primi Putri NIM : Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN KOPERASI SIMPAN PINJAM BERDASAR PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA NO.14/Per/M.KUKM/XII/2009 (Studi Kasus di Koperasi Kredit Makmur Magelang) beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal : 31 Juli 2013 Yang menyatakan ( Fransisca Bastiani Primi Putri ) vi

8 KATA PENGANTAR Puji syukur dan terima kasih ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma. Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis mendapat bantuan, bimbingan dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada: 1. Romo Dr. Ir. Paulus Wiryono Wiryotamtama, S.J.,M.Sc. selaku Rektor Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan kesempatan untuk belajar dan mengembangkan kepribadian kepada penulis. 2. Dr. H. Herry Maridjo, M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi yang telah memberikan dukungan dalam penulisan skripsi ini. 3. Drs. YP. Supardiyono, M.Si., Akt., QIA selaku Kepala Program Studi Akuntansi yang telah memberikan dukungan dalam penulisan skripsi ini. 4. Ibu M. Trisnawati Rahayu, S.E., M.Si., Akt., QIA selaku Pembimbing yang telah membantu serta membimbing penulis dengan sabar dalam menyelesaikan skripsi ini. 5. Seluruh Tim Dewan Penguji yang berkenan menguji dan memberikan masukan yang bermanfaat dalam penyelesaian penulisan skripsi ini. vii

9 6. Suster M. Linda, SPM selaku Manajer Koperasi Kredit Makmur yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian. Mas FX. Kristanto selaku staff manajemen dan segenap pengurus Koperasi Kredit Makmur yang telah banyak membantu dengan mencarikan data yang dibutuhkan. 7. Papa dan Mama tercinta atas segala dukungan dan doanya. 8. Stevanus Risky Marselino atas dukungan, bantuan dan doanya. 9. Sahabat-sahabatku: Emanuela Endah A.P, Rosalia Lina Hastuti, Pipit Widiyastuti, Grace Vienna P, Enggaria Dinar S, Maftuchin, Margaretta Maria, Agustina Prita, Fenike Aprilia Putri, Amelinda Tjahja Lestari, Mellyana Nur O.K yang telah memberikan semangat sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini. 10. Teman-teman Akuntansi Angkatan 2009, teman-teman seperjuangan di kelas MPT, teman-teman KKP angkatan 23 dan keluarga Bapak Harjono. 11. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangannya, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Yogyakarta, 31 Juli 2013 Fransisca Bastiani Primi Putri viii

10 DAFTAR ISI ix Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii HALAMAN PENGESAHAN... iii HALAMAN PERSEMBAHAN... iv HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS... v HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI... vi HALAMAN KATA PENGANTAR... vii HALAMAN DAFTAR ISI... ix HALAMAN DAFTAR TABEL... xi HALAMAN DAFTAR GAMBAR... xvii ABSTRAK... xviii ABSTRACT... xix BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Rumusan Masalah... 3 C. Batasan Masalah... 3 D. Tujuan Penelitian... 4 E. Manfaat Penelitian... 4 F. Sistematika Penulisan... 5 BAB II LANDASAN TEORI... 7 A. Koperasi... 7 B. Koperasi Simpan Pinjam C. Akuntansi Koperasi D. Laporan Keuangan Koperasi E. Analisis Tingkat Kesehatan Koperasi F. Penelitian Terdahulu BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian B. Tempat dan Waktu Penelitian C. Subjek dan Objek Penelitian D. Data yang Diperlukan E. Teknik Pengumpulan Data F. Teknik Analisa Data BAB IV GAMBARAN UMUM KOPERASI KREDIT MAKMUR A. Sejarah Koperasi Kredit Makmur B. Lokasi C. Landasan Azas dan Prinsip D. Visi, Misi Tujuan dan Sasaran E. Struktur Organisasi... 63

11 F. Keanggotaan G. Simpanan H. Pinjaman I. Dana Sosial J. Solidaritas Kematian K. Asuransi Santunan Duka Anggota (SDA) dan Perlindungan Pinjaman Anggota (PPA) L. Surplus Hasil Usaha BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data B. Analisis Data C. Pembahasan BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan B. Keterbatasan Penelitian C. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN Lampiran 1 : Laporan Neraca Lampiran 2 : Laporan Realisasi Pendapatan dan Biaya Lampiran 3 : Laporan Klasifikasi Pencairan Pinjaman Tahun 2009, Tahun 2010 dan Tahun Lampiran 4 : Data Pinjaman Diberikan yang Berisiko, Data Pinjaman Bermasalah, Data jumlah biaya karyawan ( Gaji Karyawan ) Lampiran 5 : Perhitungan Perubahan Komponen Aspek Tingkat Kesehatan KSP Lampiran 6 : Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia No.14/Per/M.KUKM/XII/2009 dan Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia No. 20/Per/M.KUKM/XI/ Lampiran 7 : Perhitungan untuk beberapa data x

12 DAFTAR TABEL Halaman Tabel 2.1 Bobot Penilaian terhadap Aspek dan Komponen Penilaian Kesehatan Koperasi Tabel 2.2 Penetapan Predikat Tingkat Kesehatan Koperasi Tabel 3.1 Standar Perhitungan Rasio Modal Sendiri terhadap Total Aset 46 Tabel 3.2 Standar Perhitungan Skor Rasio Modal Sendiri terhadap Pinjaman Diberikan yang Berisiko Tabel 3.3 Standar Perhitungan Rasio Kecukupan Modal Sendiri Tabel 3.4 Standar Perhitungan Skor Rasio Volume Pinjaman pada Anggota terhadap Total Pinjaman Diberikan Tabel 3.5 Standar Perhitungan Risiko Pinjaman Bermasalah Tabel 3.6 Standar Perhitungan Rasio Cadangan Risiko terhadap Risiko Pinjaman Bermasalah Tabel 3.7 Standar Perhitungan Rasio Pinjaman Berisiko Tabel 3.8 Standar Perhitungan Manajemen Umum Tabel 3.9 Standar Perhitungan Manajemen Kelembagaan Tabel 3.10 Standar Perhitungan Manajemen Permodalan Tabel 3.11 Standar Perhitungan Manajemen Aktiva Tabel 3.12 Standar Perhitungan Manajemen Likuiditas Tabel 3.13 Tabel 3.14 Standar Perhitungan Rasio Beban Operasi Anggota terhadap Partisipasi Bruto Standar Perhitungan Rasio Beban Usaha terhadap SHU Kotor Tabel 3.15 Standar Perhitungan Rasio Efisiensi Pelayanan xi

13 Tabel 3.16 Tabel 3.17 Tabel 3.18 Tabel 3.19 Standar Perhitungan Rasio Kas terhadap Kewajiban Lancar Standar Perhitungan Rasio Pinjaman yang diberikan terhadap Dana yang Diterima Standar Perhitungan Skor untuk Rasio Rentabilitas Aset Standar Perhitungan untuk Rasio Rentabilitas Modal Sendiri Tabel 3.20 Standar Perhitungan Rasio Kemandirian Operasional Tabel 3.21 Standar Perhitungan Rasio Partisipasi Bruto Tabel 3.22 Standar Perhitungan Rasio Promosi Ekonomi Anggota Tabel 3.23 Penetapan Predikat Tingkat Kesehatan Koperasi Simpan Pinjam/Kredit Tabel 4.1 Susunan Organisasi Koperasi Kredit Makmur Tabel 4.2 Jumlah Anggota dari Tahun 2009 sampai dengan Tahun Tabel 5.1 Data yang diperoleh Tabel 5.2 Tabel 5.3 Hasil Perhitungan Rasio Modal Sendiri terhadap Total Aset Hasil Perhitungan Rasio Modal Sendiri terhadap Pinjaman Diberikan yang Berisiko Tabel 5.4 Perhitungan Modal Tertimbang Tabel 5.5 Perhitungan ATMR Tabel 5.6 Perhitungan Modal Tertimbang Tabel 5.7 Perhitungan ATMR Tabel 5.8 Perhitungan Modal Tertimbang xii

14 Tabel 5.9 Perhitungan ATMR Tabel 5.10 Hasil Perhitungan Rasio Kecukupan Modal Sendiri Tabel 5.11 Tabel 5.12 Tabel 5.13 Tabel 5.14 Hasil Perhitungan Rasio Volume Pinjaman pada Anggota terhadap Volume Pinjaman Diberikan Hasil Perhitungan Rasio Risiko Pinjaman Bermasalah terhadap Pinjaman Diberikan Hasil Perhitungan Rasio Cadangan Risiko terhadap Pinjaman Bermasalah Hasil Perhitungan Rasio Pinjaman yang Berisiko terhadap Pinjaman Diberikan Tabel 5.15 Hasil Wawancara Berdasarkan Aspek Manajemen Tabel 5.16 Penilaian Aspek Manajemen Pada Tahun Tabel 5.17 Penilaian Aspek Manajemen Pada Tahun Tabel 5.18 Penilaian Aspek Manajemen Pada Tahun Tabel 5.19 Tabel 5.20 Hasil Perhitungan Rasio Beban Operasi Anggota terhadap Partisipasi Bruto Hasil Perhitungan Rasio Beban Usaha terhadap SHU Kotor Tabel 5.21 Hasil Perhitungan Rasio Efisiensi Pelayanan Tabel 5.22 Hasil Perhitungan Rasio Kas Tabel 5.23 Hasil Perhitungan Rasio Pinjaman yang Diberikan terhadap Dana yang Diterima Tabel 5.24 Hasil Perhitungan Rentabilitas Aset Tabel 5.25 Hasil Perhitungan Rentabilitas Modal Sendiri Tabel 5.26 Hasil Perhitungan Kemandirian Operasional Pelayanan xiii

15 Tabel 5.27 Hasil Perhitungan Rasio Partisipasi Bruto Tabel 5.28 Hasil Perhitungan Rasio Promosi Ekonomi Anggota Tabel 5.29 Perhitungan Nilai Kredit Pada Aspek Permodalan Tabel 5.30 Tabel 5.31 Tabel 5.32 Tabel 5.33 Tabel 5.34 Tabel 5.35 Perhitungan Nilai Kredit Pada Aspek Kualitas Aktiva Produktif Perhitungan Nilai Kredit Aspek Manajemen Tahun 2009 sampai dengan Tahun Perhitungan Nilai Kredit Aspek Efisiensi Tahun 2009 sampai dengan Tahun Perhitungan Nilai Kredit Aspek Likuiditas Tahun 2009 sampai dengan Tahun Perhitungan Nilai Kredit Aspek Kemandirian dan Pertumbuhan Tahun 2009 sampai dengan Tahun Perhitungan Nilai Kredit Aspek Jatidiri Koperasi Tahun 2009 sampai dengan Tahun Tabel 5.36 Skor Rasio Modal Sendiri terhadap Total Aset Tabel 5.37 Skor Rasio Modal Sendiri terhadap Pinjaman Diberikan yang Berisiko Tabel 5.38 Skor Rasio Kecukupan Modal Sendiri Tabel 5.39 Tabel 5.40 Tabel 5.41 Tabel 5.42 Skor Rasio Volume Pinjaman Pada Anggota terhadap Volume Pinjaman Diberikan Skor Rasio Pinjaman Bermasalah terhadap Pinjaman yang Diberikan Skor Rasio Cadangan Risiko terhadap Pinjaman Bermasalah Skor Rasio Pinjaman yang Berisiko terhadap pinjaman yang diberikan Tabel 5.43 Skor Aspek Manajemen xiv

16 Tabel 5.44 Skor rasio beban operasi anggota terhadap partisipasi bruto Tabel 5.45 Skor Rasio Beban Usaha terhadap SHU Kotor Tabel 5.46 Skor Rasio Efisiensi Pelayanan Tabel 5.47 Skor Rasio Kas dan Bank terhadap Kewajiban Lancar Tabel 5.48 Skor Rasio Pinjaman yang Diberikan terhadap Dana yang Diterima Tabel 5.49 Skor Rentabilitas Aset Tabel 5.50 Skor Rentabilitas Ekuitas/ Modal Sendiri Tabel 5.51 Skor Kemandirian Operasional Pelayanan Tabel 5.52 Skor Rasio Partisipasi Bruto Tabel 5.53 Skor Rasio Promosi Ekonomi Anggota Tabel 5.54 Jumlah Skor Aspek Penilaian Kesehatan Tabel 5.55 Tabel 5.56 Tabel 5.57 Penilaian Tingkat Kesehatan Koperasi Kredit Makmur Tahun Penilaian Tingkat Kesehatan Koperasi Kredit Makmur Tahun Penilaian Tingkat Kesehatan Koperasi Kredit Makmur Tahun Tabel 5.58 Perkembangan rasio-rasio dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2011 (dalam %) Tabel 5.59 Penetapan predikat KSP/USP Tabel 5.60 Predikat Kesehatan Koperasi Kredit Makmur Tabel 5.61 Uraian Skor Penilaian Kesehatan Tahun Tabel 5.62 Uraian Skor Penilaian Kesehatan Tahun xv

17 Tabel 5.63 Uraian Skor Penilaian Kesehatan Tahun xvi

18 DAFTAR GAMBAR Gambar 4.1 Struktur Organisasi Koperasi Kredit Makmur xvii

19 ABSTRAK ANALISIS TINGKAT KESEHATAN KOPERASI SIMPAN PINJAM BERDASAR PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA NO. 14/Per/M.KUKM/XII/2009 (Studi Kasus di Koperasi Kredit Makmur Magelang) Fransisca Bastiani Primi Putri NIM: Universitas Sanata Dharma Yogyakarta 2013 Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kesehatan Koperasi Kredit Makmur, Magelang selama tahun 2009 sampai tahun Latar belakang penelitian ini adalah koperasi simpan pinjam atau koperasi kredit memiliki tujuan untuk memperbaiki keadaan ekonomi anggota, memberikan pinjaman secara mudah dan cepat untuk kesejahteraan serta membantu anggota dalam memperbesar kemampuan penggunaan uang secara bijaksana. Dengan demikian koperasi akan berhubungan dengan berbagai pihak baik pengurus, anggota dan pihak luar yang turut serta dalam memantau kondisi keuangannya. Oleh karena itu kesehatan koperasi simpan pinjam atau koperasi kredit menjadi hal penting dalam menjalankan usaha koperasi. Jenis penelitian adalah studi kasus. Data diperoleh dengan melakukan wawancara dan dokumentasi. Teknik analisa data yang digunakan adalah mengacu Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia No. 14/Per/M.KUKM/XII/2009 tentang pedoman penilaian kesehatan koperasi simpan pinjam dan unit simpan pinjam koperasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada tahun 2009 predikat tingkat kesehatan Koperasi Kredit Makmur adalah Kurang Sehat, dengan jumlah skor 52,05. Pada tahun 2010 berpredikat Cukup Sehat, dengan jumlah skor 60,75. Pada tahun 2011 berpredikat Kurang Sehat dengan jumlah skor 53,25. xviii

20 ABSTRACT Analysis of the Health Level of Savings and Credit Cooperatives Based on The Decree of the Minister of Cooperative and Small and Medium Enterprise the Republic of indonesia No. 14/Per/M.UKM/XII/2009 A Case Study at Credit Union Makmur in Magelang Fransisca Bastiani Primi Putri Sanata Dharma University Yogyakarta 2013 This study aim to find out the soundness level of Credit Union Makmur in Magelang from 2009 to The saving and credit cooperatives or credit unions aims to improving the economic conditions of members, providing loans easily and quickly and assisting members to increase their ability in using money wisely. The cooperative will have to deal with various parties, i.eofficers, members and external parties participated in monitoring its financial condition. Therefore, the soundness of the Savings and Credit Cooperatives or Credit Unions will be an important aspect in running a cooperative. This study was a case study. Data was obtained through interview and documentation. The data analysis technique employed in this study is a comparation technique based on the Standards of the Minister of Cooperative and Small and Medium Enterprise as stated in the Decree No. 14/Per/M.UKM/XII/2009. Based on the analysis, it was found that in 2009 Credit Union Makmur with atotal score of 52,05 was categorized as "Less Healthy". In 2010, with atotal score of 60,75 was categorized as "Fairly Healthy ". In 2011, with atotal score of 53,25 was categorized as "Less Healthy". xix

21 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam perkembangan perekonomian Indonesia, koperasi digunakan sebagai salah satu kegiatan dalam mencapai tujuan ekonomi. Koperasi diharapkan dapat bertahan dalam kondisi perekonomian yang belum stabil dan krisis moneter yang belum juga berakhir. Hasil penelitian Khafid,dkk. (2010) mengatakan bahwa untuk mencapai tujuan koperasi, koperasi harus dikelola secara benar dan profesional. Pengelolaan koperasi yang profesional akan menjadi salah satu tolok ukur apakah koperasi termasuk ke dalam koperasi yang sehat atau tidak. Sebuah koperasi yang sehat akan melakukan pengelolaan secara profesional dalam semua bidang termasuk dalam bidang keuangan. Koperasi simpan pinjam atau koperasi kredit memiliki tujuan untuk memperbaiki keadaan ekonomi anggota, memberikan pinjaman secara mudah dan cepat untuk kesejahteraan serta membantu anggota dalam memperbesar kemampuan penggunaan uang secara bijaksana. Dengan demikian koperasi akan berhubungan dengan berbagai pihak baik pengurus, anggota dan pihak luar yang turut serta dalam memantau kondisi keuangannya. Oleh karena itu kesehatan koperasi simpan pinjam atau koperasi kredit menjadi hal penting dalam menjalankan usaha koperasi. 1

22 2 Dengan prinsip kehati-hatian dan kesehatan untuk meningkatkan kepercayaan dan memberikan manfaat yang sebesar-besarnya kepada anggota dan masyarakat di sekitarnya. Penilaian kesehatan dapat dilakukan menggunakan Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia No. 14/Per/M.KUKM/XII/2009 tentang Pedoman Penilaian Kesehatan Koperasi Simpan Pinjam dan Unit Simpan Pinjam Koperasi. Aspek- aspek yang dinilai, yaitu: permodalan, kualitas aktiva produktif, manajemen, efisiensi, likuiditas, kemandirian dan pertumbuhan serta jatidiri koperasi. Perhitungan rasio - rasio diperlukan dalam menilai ketujuh aspek tersebut. Hasil dari perhitungan menggunakan rasio akan digunakan untuk mencari skor. Skor yang dihasilkan akan dijumlah secara keseluruhan dan dapat ditetapkan dalam suatu predikat, yaitu: sehat, cukup sehat, kurang sehat, tidak sehat dan sangat tidak sehat. Koperasi Kredit Makmur Magelang adalah lembaga keuangan yang berbasis pada pola-pola pemberdayaan ekonomi masyarakat yang berlandaskan Undang - Undang nomor 25 tahun Dengan salah satu misinya yakni membantu mengelola keuangan dan usaha anggota, maka Koperasi Kredit Makmur Magelang sebagai pengelola koperasi yang profesional perlu melakukan sebuah penilaian kesehatan. Berdasar uraian tersebut maka penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul Analisis Tingkat Kesehatan Koperasi Simpan Pinjam Berdasar Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik

23 Indonesia No. 14/Per/M.KUKM/XII/2009 Studi Kasus di Koperasi Kredit Makmur Magelang. 3 B. Rumusan Masalah Bagaimana tingkat kesehatan Koperasi Kredit Makmur, Magelang berdasar Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia No. 14/Per/M.KUKM/XII/2009 selama tahun 2009 sampai tahun 2011? C. Batasan Masalah Untuk menghindari adanya pembahasan yang keluar dari ruang lingkup permasalahan yang sebenarnya, maka penulis memberikan batasan masalah sebagai berikut: 1. Tingkat kesehatan Koperasi Kredit Makmur akan diamati dari beberapa aspek diantaranya aspek permodalan, kualitas aktiva produktif, manajemen, efisiensi, likuiditas, kemandirian dan pertumbuhan serta jatidiri koperasi. 2. Rasio-rasio yang dimaksudkan akan diamati dan dihitung berdasarkan laporan keuangan Koperasi Kredit Makmur berupa neraca, laporan realisasi pendapatan dan biaya serta laporan mengenai pinjaman tahun 2009 sampai dengan tahun Terkecuali pada aspek manajemen penulis melakukan wawancara menggunakan pertanyaan yang telah dirumuskan dalam Peraturan

24 Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia No. 14/Per/M.KUKM/XII/ D. Tujuan Penelitian Sesuai dengan perumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kesehatan Koperasi Kredit Makmur, Magelang berdasar Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia No. 14/Per/M.KUKM/XII/2009 selama tahun 2009 sampai tahun E. Manfaat Penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi berbagai pihak, yaitu: 1. Bagi Koperasi Kredit Dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi pengurus koperasi dalam pengelolaan, pengembangan dan pengambilan kebijakan dimasa yang akan datang. Serta bagi para anggota dan pihak-pihak yang terkait koperasi diharapkan semakin menyadari arti penting dari tingkat kesehatan koperasi. 2. Bagi Universitas Sanata Dharma Dapat digunakan sebagai tambahan referensi perpustakaan dan dapat dijadikan sebagai bahan rujukan bagi penelitian-penelitian selanjutnya dalam bidang perkoperasian.

25 5 3. Bagi Penulis Dapat digunakan sebagai media berlatih dan praktik nyata dari teoriteori yang sudah dipelajari dalam perkuliahan serta menambah wawasan tentang koperasi khususnya mengenai penilaian tingkat kesehatan koperasi. F. Sistematika Penulisan Bab I : Pendahuluan Bab ini berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan diakhiri dengan sistematika penulisan. Bab II : Landasan Teori Bab ini menjelaskan teori-teori yang didukung dari hasil pustaka yang dijadikan sebagai dasar mengolah data yang didapat dari Koperasi Kredit Bab III : Metode Penelitian Bab ini berisi mengenai jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, subjek dan objek penelitian, data yang diperlukan, teknik pengumpulan data dan teknik analisis data. Bab IV : Gambaran Umum Koperasi Kredit Makmur Bab ini berisi tentang gambaran umum koperasi yang menyangkut sejarah, lokasi, landasan, azaz, prinsip, visi, misi, tujuan, sasaran koperasi, struktur organisasi, keanggotaan,

26 6 simpanan, pinjaman, dana sosial, solidaritas kematian, asuransi santunan duka anggota (SDA) dan perlindungan pinjaman anggota (PPA) serta surplus hasil usaha. Bab V : Analisis dan Pembahasan Bab ini berisi deskripsi data, analisis data tingkat kesehatan Koperasi Kredit Makmur serta pembahasannya. Bab VI : Penutup Bab ini menjelaskan mengenai kesimpulan yang dihasilkan dari penelitian, keterbatasan penelitian dan saran-saran yang mungkin dapat bermanfaat bagi koperasi.

27 BAB II LANDASAN TEORI A. Koperasi 1. Pengertian Koperasi Menurut pasal 1 Undang Undang Republik Indonesia nomor 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian: Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang - seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya pada prinsip koperasi, sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan. Berdasarkan ketentuan umum dalam Undang Undang Republik Indonesia nomor 25 tahun 1992 terdapat Koperasi Primer dan Koperasi Sekunder. a. Koperasi Primer adalah koperasi yang didirikan oleh dan beranggotakan orang-seorang. b. Koperasi Sekunder adalah koperasi yang didirikan oleh dan beranggotakan Koperasi. Menurut Moh. Hatta (Sitio 2001:17), Koperasi adalah usaha bersama untuk memperbaiki nasib penghidupan ekonomi berdasarkan tolong-menolong. Semangat tolong-menolong tersebut didorong oleh 7

28 8 keinginan memberi jasa kepada kawan berdasarkan semua buat semua dan semua buat seorang. Menurut Munkner (Sitio, 2001:18), Mendefinisikan koperasi sebagai organisasi tolong-menolong yang menjalankan urusniaga secara kumpulan, yang berazaskan konsep tolong-menolong. Aktivitas dalam urusniaga semata-mata bertujuan ekonomi, bukan sosial seperti yang dikandung gotong royong. 2. Landasan Koperasi Dalam pasal 2 Undang Undang Republik Indonesia nomor 25 tahun 1992 Koperasi berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 serta berdasar atas asas kekeluargaan. 3. Tujuan Koperasi Menurut pasal 3 Undang Undang Republik Indonesia nomor 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian Koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat adil dan makmur berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

29 9 4. Fungsi dan Peran Koperasi Menurut pasal 4 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian, fungsi dan peran koperasi adalah: a. Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosialnya. b. Berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan manusia dan masyarakat. c. Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan perekonomian nasional dengan koperasi sebagai soko gurunya. d. Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional yang merupakan usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi. Koperasi simpan pinjam atau koperasi kredit hanya menyimpan uang, menyediakan dan mengusahakan pinjaman atau kredit bagi anggota-anggotanya saja (Widiyanti, 2004:11). 5. Prinsip Koperasi Menurut pasal 5 Undang-Undang Republik Indonesia nomor 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian disebutkan bahwa prinsip koperasi adalah sebagai berikut: a. Koperasi melaksanakan prinsip ekonomi sebagai berikut: 1) Keanggotaan koperasi bersifat sukarela dan terbuka.

30 10 2) Pengelolaan dilakukan secara demokrasi. 3) Pembagian sisa hasil usaha dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota. 4) Pemberian balas jasa yang terbatas pada modal. 5) Kemandirian. b. Dalam mengembangkan koperasi, maka koperasi melaksanakan pula prinsip koperasi sebagai berikut: 1) Pendidikan perkoperasian. 2) Kerjasama antarkoperasi. 6. Keanggotaan Menurut pasal 17 Undang Undang Republik Indonesia nomor 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian: a. Anggota koperasi adalah pemilik dan sekaligus pengguna jasa koperasi. b. Keanggotaan koperasi dicatat dalam buku daftar anggota. Menurut pasal 18 Undang Undang Republik Indonesia nomor 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian: a. Yang dapat menjadi anggota koperasi ialah setiap warga negara Indonesia yang mampu melakukan tindakan hukum atau koperasi yang memenuhi persyaratan sebagaimana ditetapkan dalam anggaran dasar. b. Koperasi dapat memiliki anggota luar biasa yang persyaratan, hak, dan kewajiban keanggotaannya ditetapkan dalam anggaran dasar.

31 11 Menurut pasal 20 Undang - Undang Republik Indonesia nomor 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian: a. Setiap anggota mempunyai kewajiban untuk: 1) Mematuhi anggaran dasar dan anggaran rumah tangga serta keputusan yang telah disepakati dalam rapat anggota. 2) Berpartisipasi dalam kegiatan usaha yang diselenggarakan oleh koperasi. 3) Mengembangkan dan memelihara kebersamaan berdasar atas asas kekeluargaan. b. Setiap anggota mempunyai hak: 1) Menghadiri, menyatakan pendapat, dan memberikan suara dalam rapat anggota. 2) Memilih dan/atau dipilih menjadi anggota Pengurus atau Pengawas. 3) Meminta diadakan rapat anggota menurut ketentuan dalam Anggaran Dasar. 4) Mengemukakan pendapat atau saran kepada pengurus diluar rapat anggota baik diminta maupun tidak diminta. 5) Memanfaatkan koperasi dan mendapat pelayanan yang sama antara sesama anggota. 6) Mendapatkan keterangan mengenai perkembangan koperasi menurut ketentuan dalam anggaran dasar.

32 12 7. Jenis Koperasi Menurut Pasal 1 Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Nomor 19.5/Per/M.KUKM/VIII/2006 tentang Pedoman Umum Akuntansi Koperasi Indonesia: Pengelompokan koperasi berdasarkan ragam kegiatan pelayanan dan bisnisnya, yaitu terbagi menjadi: Koperasi Simpan Pinjam, Koperasi Produsen, Koperasi Konsumen, Koperasi Pemasaran dan Koperasi Jasa. B. Koperasi Simpan Pinjam 1. Menurut pasal 44 Undang Undang Republik Indonesia nomor 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian: a. Koperasi dapat menghimpun dana dan menyalurkannya melalui kegiatan usaha simpan pinjam dari dan untuk : 1) Anggota koperasi yang bersangkutan. 2) Koperasi lain dan atau anggotanya. b. Kegiatan usaha simpan pinjam dapat dilaksanakan sebagai salah satu atau satu-satunya kegiatan usaha koperasi. c. Pelaksanaan kegiatan usaha simpan pinjam oleh koperasi diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah.

33 13 2. Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1995 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Simpan Pinjam oleh Koperasi: a. Koperasi simpan pinjam adalah koperasi yang kegiatannya hanya usaha simpan pinjam. b. Koperasi simpan pinjam dapat berbentuk koperasi primer atau koperasi sekunder. c. Kegiatan usaha koperasi simpan pinjam dan unit simpan pinjam adalah: 1) Menghimpun simpanan koperasi berjangka dan tabungan koperasi dari anggota dan calon anggotanya, koperasi lain dan atau anggotanya. 2) Memberikan pinjaman kepada anggota, calon anggotanya, koperasi lain dan atau anggotanya. d. Dari segi permodalan 1) Koperasi simpan pinjam wajib menyediakan modal sendiri dan dapat ditambah dengan modal penyertaan. 2) Koperasi yang memiliki unit simpan pinjam wajib menyediakan sebagian modal dari koperasi untuk modal kegiatan simpan pinjam. 3) Modal unit simpan pinjam sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) berupa modal tetap dan modal tidak tetap. 4) Modal unit simpan pinjam dikelola secara terpisah dari unit lainnya dalam koperasi yang bersangkutan.

34 14 5) Jumlah modal sendiri sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan modal tetap unit simpan pinjam sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) tidak boleh berkurang jumlahnya dari jumlah yang semula. 6) Ketentuan mengenai modal yang disetor pada awal pendirian sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (3) diatur lebih lanjut oleh Menteri. 7) Koperasi simpan pinjam dapat menghimpun modal pinjaman dari: a) Anggota. b) Koperasi lainnya dan atau anggotanya. c) Bank dan lembaga keuangan lainnya. d) Penerbitan obligasi dan surat hutang lainnya. e) Sumber lain yang sah. C. Akuntansi Koperasi Menurut Pasal 1 Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Nomor 19.5/Per/M.KUKM/VIII/2006 tentang Pedoman Umum Akuntansi Koperasi Indonesia : Akuntansi Koperasi adalah sistem pencatatan yang sistematis dilakukan pihak pengurus koperasi yang mencerminkan pengelolaan koperasi yang transparan dan bertanggungjawab sesuai dengan nilai, norma dan prinsip koperasi.

35 15 Akuntansi adalah sistem informasi yang menghasilkan laporan kepada pihak-pihak yang berkepentingan mengenai aktivitas ekonomi dan kondisi suatu badan usaha (Rudianto 2010:9). Dilihat dari siapa pemakai laporan keuangan koperasi, akuntansi dibagi menjadi dua macam, yaitu: 1. Akuntansi Keuangan adalah sistem akuntansi dimana pemakai informasinya adalah pihak eksternal organisasi koperasi, seperti kreditor, pemerintah, anggota koperasi, rekanan kerja, dan sebagainya. 2. Akuntansi Manajemen adalah sistem akuntansi yang pemakai informasinya adalah pihak internal organisasi koperasi, seperti ketua koperasi, manajer produksi, manajer keuangan, manajer pemasaran dan sebagainya. Akuntansi manajemen berguna sebagai alat bantu pengambilan keputusan manajemen. D. Laporan Keuangan Koperasi 1. Standar Kualitas Laporan Keuangan Koperasi Karena setiap koperasi memiliki bidang usaha dan karakteristik yang berbeda satu dengan yang lainnya, maka rincian laporan keuangan satu koperasi dengan koperasi lainnya juga berbeda. Namun setiap laporan keuangan yang dihasilkan oleh setiap institusi harus memenuhi beberapa standar kualitas berikut ini agar bermanfaat (Rudianto 2010:12) :

36 16 a. Relevan Setiap jenis laporan keuangan yang dihasilkan oleh koperasi harus sesuai dengan maksud penggunaannya sehingga dapat bermanfaat. Karena itu, dalam proses penyusunan laporan keuangan, pengurus koperasi harus berfokus pada tujuan umum pemakai laporan keuangan. b. Dapat dimengerti Laporan keuangan harus disusun dengan istilah dan bahasa yang sesederhana mungkin sehingga dapat dipahami oleh pihak yang membutuhkannya. Laporan keuangan yang tidak dapat dipahami tidak akan ada manfaatnya sama sekali. c. Daya uji Informasi keuangan yang dihasilkan suatu koperasi harus dapat diuji kebenarannya oleh para pengukur yang independen dengan menggunakan metode pengukuran yang sama. d. Netral Informasi keuangan harus diarahkan pada tujuan umum pemakai, bukan pihak tertentu saja. Laporan keuangan tidak boleh berpihak pada salah satu pihak yang membutuhkan laporan keuangan tersebut. e. Tepat waktu Laporan keuangan harus dapat disajikan sedini mungkin agar dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan koperasi. Laporan keuangan yang terlambat penyampaiannya akan membuat

37 pengambilan keputusan koperasi menjadi tertunda dan tidak relevan lagi dengan waktu dibutuhkannya informasi tersebut. f. Daya Banding Laporan keuangan suatu koperasi harus dapat dibandingkan dengan laporan keuangan periode sebelumnya atau dengan koperasi lain yang sejenis pada periode yang sama. g. Lengkap Informasi keuangan harus menyajikan semua fakta keuangan yang penting sekaligus menyajikan fakta-fakta tersebut sedemikian rupa sehingga tidak akan menyesatkan para pembacanya. Jadi, harus ada klasifikasi, susunan, serta istilah yang layak dalam laporan keuangan. Demikian pula, semua fakta atau informasi tambahan yang dapat mempengaruhi perilaku dalam pengambilan keputusan harus diungkapkan dengan jelas. 2. Arti Penting Analisis Laporan Keuangan Tentang arti penting suatu analisis laporan keuangan, Sudarsono (2004:202) menyatakan sebagai berikut: Penyusunan dan analisis laporan keuangan suatu koperasi berguna untuk mengetahui posisi keuangan koperasi itu pada suatu saat tertentu. Disamping juga dijadikan alat dalam pertanggungjawaban pengurus koperasi kepada Rapat Anggota Tahunan. Manfaat lainnya dari adanya laporan keuangan adalah bagi para pengurus perusahaan dalam menetapkan dan merencanakan langkahlangkah berikutnya agar perusahaan tetap dapat survival. 17

38 18 E. Analisis Tingkat Kesehatan Koperasi 1. Pengertian Kesehatan Koperasi Menurut pasal 1 Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia No. 20/Per/M.KUKM/XI/2008: Kesehatan KSP dan USP adalah suatu kondisi atau keadaan koperasi yang dinyatakan sehat, cukup sehat, kurang sehat,tidak sehat dan sangat tidak sehat. Menurut Hendar (2010: 203), kesehatan koperasi jasa keuangan di definisikan sebagai berikut: Kesehatan koperasi jasa keuangan merupakan suatu indikator untuk kinerja pengurus atau pengelola yang dinyatakan dalam kategori sehat, cukup sehat, kurang sehat dan tidak sehat. Hasil penilaian menjadi satu sarana dalam menetapkan strategi usaha diwaktu yang akan datang dan bagi pemerintah khususnya Kementrian Koperasi dan UKM dan Dinas yang membidangi koperasi di daerah dapat digunakan sebagai sarana penetapan dan implementasi strategi pembinaan dan pengawasan. 2. Tujuan dan Sasaran Penilaian Kesehatan Koperasi Penilaian kesehatan koperasi jasa keuangan diarahkan pada tujuan sebagai berikut: a. Menjaga dan meningkatkan tingkat kepercayaan dari masyarakat terhadap koperasi jasa keuangan. b. Mengetahui kinerja koperasi jasa keuangan. c. Melindungi harta kekayaan koperasi jasa keuangan dan para penabung. d. Mengetahui tingkat kepatuhan koperasi jasa keuangan pada peraturan yang berlaku.

39 19 e. Mengetahui business plan jasa keuangan yang akan dikelola koperasi jasa keuangan. Pada Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia No. 20/Per/M.KUKM/XI/2008, Sasaran Pedoman Penilaian Kesehatan KSP dan USP Koperasi adalah : a. Terwujudnya pengelolaan koperasi simpan pinjam dan unit simpan pinjam koperasi yang sehat dan mantap sesuai dengan jatidiri koperasi. b. Terwujudnya pengelolaan koperasi simpan pinjam dan unit simpan pinjam koperasi yang efektif, efisien, dan profesional. c. Terciptanya pelayanan prima kepada anggota, calon anggota, koperasi lain dan atau anggotanya. 3. Tata Cara Penilaian Tingkat Kesehatan Koperasi Simpan Pinjam dan Unit Simpan Pinjam a. Menurut pasal 5 Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia No. 20/Per/M.KUKM/XI/2008 Ruang lingkup penilaian kesehatan adalah sebagai berikut: 1) Ruang lingkup penilaian kesehatan koperasi meliputi penilaian terhadap beberapa aspek sebagai berikut: permodalan, kualitas aktiva produktif, manajemen, efisiensi, likuiditas, kemandirian dan pertumbuhan serta jatidiri koperasi.

40 20 2) Setiap aspek sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan bobot penilaian yang menjadi dasar perhitungan penilaian kesehatan Koperasi Simpan Pinjam dan Unit Simpan Pinjam Koperasi. 3) Penilaian terhadap setiap aspek sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan dengan menggunakan sistem nilai yang dinyatakan dengan nilai 0 sampai dengan ) Perincian mengenai bobot setiap aspek yang dinilai serta persyaratan dan tata cara penilaian kesehatan Koperasi Simpan Pinjam dan Unit Simpan Pinjam Koperasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menggunakan pedoman sebagaimana terdapat pada lampiran 1 (satu) peraturan ini. b. Menurut Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia No. 14/Per/M.KUKM/XII/2009 sebagai penyempurnaan lampiran 1 (satu) dari Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia No.20/Per/M.KUKM/XI/2008. Berikut ini adalah penjelasan dari setiap aspek yang dinilai: 1) Aspek Permodalan Aspek permodalan dimaksudkan untuk memperoleh informasi mengenai kecukupan modal untuk mendukung operasional dan mampu menyerap kerugian yang terjadi dalam penanaman dana atau penurunan nilai aktiva.

41 21 Penilaian terhadap permodalan didasarkan pada: a) Rasio Modal Sendiri terhadap Total Aset Penilaian terhadap rasio antara modal sendiri koperasi simpan pinjam/kredit dengan total aset dimaksudkan untuk mengukur kemampuan modal sendiri koperasi simpan pinjam/kredit dalam mendukung pendanaan terhadap total aset. Modal sendiri adalah jumlah dari simpanan pokok, simpanan wajib dan simpanan lain yang memiliki karakteristik sama dengan simpanan wajib, hibah, cadangan yang disisihkan dari Sisa Hasil Usaha dan dalam kaitannya dengan penilaian kesehatan dapat ditambah dengan maksimal 50% modal penyertaan. b) Rasio Modal Sendiri terhadap Pinjaman Diberikan yang Berisiko Penilaian terhadap rasio antara modal sendiri koperasi simpan pinjam/kredit dengan pinjaman diberikan yang berisiko dimaksudkan untuk mengukur kemampuan modal sendiri koperasi simpan pinjam/kredit untuk menutup risiko atas pemberian pinjaman yang tidak didukung dengan agunan. Pinjaman diberikan yang berisiko adalah dana yang dipinjamkan oleh Koperasi Simpan Pinjam dan Unit

42 22 Simpan Pinjam kepada peminjam yang tidak mempunyai agunan yang memadai dan atau jaminan dari penjamin atau avalis yang dapat diandalkan atas pinjaman yang diberikan tersebut. c) Rasio Kecukupan Modal Sendiri Penilaian terhadap kecukupan modal sendiri yaitu dengan membandingkan modal sendiri tertimbang dengan aktiva tertimbang menurut risiko (ATMR). Modal tertimbang adalah jumlah dari hasil kali setiap komponen modal Koperasi Simpan Pinjam dan Unit Simpan Pinjam koperasi yang terdapat pada neraca dengan bobot pengakuan risiko. Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) adalah jumlah dari hasil kali setiap komponen aktiva Koperasi Simpan Pinjam dan Unit Simpan Pinjam Koperasi yang terdapat pada neraca dengan bobot pengakuan risiko. Bobot pengakuan risiko mengacu Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor 14/ Per/ M.KUKM/ XII/ 2009 tentang pelaksanaan penilaian kesehatan koperasi simpan pinjam dan unit simpan pinjam.

43 23 2) Aspek Kualitas Aktiva Produktif Penilaian terhadap kualitas aktiva produktif didasarkan pada 4 (empat) rasio: a) Rasio Volume Pinjaman pada Anggota terhadap Volume Pinjaman Diberikan Menunjukkan bagian dari total volume pinjaman diberikan yang berasal dari volume pinjaman pada anggota. Volume pinjaman pada anggota adalah seluruh piutang pinjaman diberikan kepada anggota. Total volume pinjaman diberikan adalah seluruh piutang pinjaman diberikan baik kepada anggota maupun bukan anggota. b) Rasio Risiko Pinjaman Bermasalah terhadap Pinjaman yang Diberikan Pinjaman bermasalah menunjukkan bagian dari pinjaman diberikan yang berupa risiko pinjaman bermasalah. Pinjaman yang diberikan adalah dana yang dipinjamkan dan dana tersebut masih ada di tangan peminjam atau sisa dari pinjaman pokok tersebut yang masih belum dikembalikan oleh peminjam. Risiko pinjaman bermasalah adalah perkiraan risiko atas pinjaman yang kemungkinan macet atau tidak tertagih.

44 24 c) Rasio Cadangan Risiko terhadap Pinjaman Bermasalah Menunjukkan bagian dari risiko pinjaman bermasalah yang dijamin oleh cadangan risiko. Cadangan risiko adalah dana yang dialokasikan oleh koperasi untuk menutup kerugian apabila terjadi pinjaman macet atau tidak tertagih. Dimana cadangan tujuan risiko ditambahkan dengan penyisihan penghapusan pinjaman. d) Rasio Pinjaman yang Berisiko terhadap Pinjaman yang Diberikan Membandingkan antara dana yang dipinjamkan oleh koperasi simpan pinjam dan unit simpan pinjam kepada peminjam yang tidak mempunyai agunan yang memadai dengan dana yang dipinjamkan oleh koperasi simpan pinjam dan unit simpan pinjam. 3) Aspek Manajemen Penilaian aspek manajemen meliputi lima komponen: a) Manajemen Umum b) Kelembagaan c) Manajemen Permodalan d) Manajemen Aktiva e) Manajemen Likuiditas

45 25 4) Aspek Efisiensi Penilaian efisiensi didasarkan pada 3 (tiga) rasio yang menggambarkan sampai seberapa besar koperasi simpan pinjam atau unit simpan pinjam koperasi mampu memberikan pelayanan yang efisien kepada anggotanya dari penggunaan aset yang dimilikinya, yaitu: a) Rasio Beban Operasi Anggota terhadap Partisipasi Bruto Beban operasi anggota adalah beban pokok ditambah dengan beban usaha bagi anggota ditambah beban perkoperasian. Untuk unit simpan pinjam koperasi, beban perkoperasian dihitung secara proposional. Partisipasi bruto adalah kontribusi anggota kepada koperasi sebagai imbalan penyerahan barang dan jasa kepada anggota yang mencakup beban pokok dan partisipasi neto. b) Rasio Beban Usaha terhadap SHU Kotor Beban usaha adalah beban usaha bagi anggota. Sedangkan SHU (Sisa Hasil Usaha) kotor merupakan pendapatan koperasi yang diperoleh dalam satu tahun buku dikurangi dengan biaya, penyusutan, dan kewajiban lainnya belum termasuk pajak dalam tahun buku yang bersangkutan.

46 26 c) Rasio Efisiensi Pelayanan Dihitung dengan membandingkan biaya karyawan dengan volume pinjaman. 5) Aspek Likuiditas Likuiditas adalah kemampuan koperasi simpan pinjam dan atau unit simpan pinjam koperasi untuk memenuhi kewajiban jangka pendek. Penilaian kuantitatif terhadap likuiditas dilakukan terhadap 2 (dua) rasio, yaitu: a) Rasio Kas dan Bank terhadap Kewajiban Lancar Dihitung dengan membandingkan kas dan bank dengan jumlah kewajiban lancar. b) Rasio Pinjaman yang Diberikan terhadap Dana yang Diterima Dana yang diterima adalah total pasiva selain hutang biaya dan SHU belum dibagi. 6) Aspek Kemandirian dan Pertumbuhan Penilaian terhadap kemandirian dan pertumbuhan didasarkan pada 3 (tiga) rasio, yaitu: a) Rentabilitas Aset, yaitu SHU sebelum pajak dibandingkan dengan total aset. b) Rentabilitas Modal Sendiri, yaitu SHU bagian anggota dibandingkan total modal sendiri.

47 27 c) Kemandirian Operasional Pelayanan, yaitu partisipasi neto dibandingkan beban usaha ditambah beban perkoperasian. Partisipasi neto adalah kontribusi anggota terhadap hasil usaha koperasi yang merupakan selisih antara partisipasi bruto dengan beban pokok. Rentabilitas adalah kemampuan koperasi simpan pinjam dan atau unit simpan pinjam koperasi untuk memperoleh sisa hasil usaha. 7) Jatidiri Koperasi Penilaian jatidiri koperasi dimaksudkan untuk mengukur keberhasilan koperasi dalam mencapai tujuannya yaitu mempromosikan ekonomi anggota. Penilaiannya menggunakan 2 (dua) rasio, yaitu: a) Rasio Partisipasi Bruto Rasio partisipasi bruto adalah tingkat kemampuan koperasi dalam melayani anggota, semakin tinggi/besar persentasenya semakin baik, yaitu partisipasi bruto dibandingkan dengan partisipasi bruto ditambah pendapatan. Partisipasi bruto adalah kontribusi anggota kepada koperasi sebagai imbalan penyerahan barang dan jasa kepada anggota yang mencakup beban pokok dan partisipasi neto.

48 28 b) Rasio Promosi Ekonomi Anggota Rasio ini mengukur kemampuan koperasi memberikan manfaat efisiensi partisipasi dan manfaat efisiensi biaya koperasi dengan simpanan pokok dan simpanan wajib, semakin tinggi persentasenya semakin baik. Dihitung dengan membandingkan promosi ekonomi anggota terhadap simpanan pokok ditambah simpanan wajib. Promosi ekonomi anggota adalah peningkatan pelayanan koperasi kepada anggotanya dalam bentuk manfaat ekonomi yang diperoleh sebagai anggota koperasi. Manfaat ekonomi partisipasi pemanfaatan pelayanan adalah manfaat yang bersifat ekonomi yang diperoleh anggota dan calon anggota pada saat bertransaksi dengan koperasi simpan pinjam atau unit simpan pinjam koperasi. c. Menurut Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia No. 14/Per/M.KUKM/XII/2009, bobot penilaian terhadap aspek dan komponen adalah sebagai berikut: Dalam melakukan penilaian kesehatan koperasi simpan pinjam, maka terhadap aspek yang dinilai diberikan bobot penilaian sesuai dengan besarnya pengaruh terhadap kesehatan koperasi tersebut.

49 Tabel 2.1 Bobot Penilaian terhadap Aspek dan Komponen Penilaian Kesehatan Koperasi No Aspek yang Bobot Komponen Dinilai Penilaian 1. Permodalan 15 a. Rasio modal sendiri terhadap total aset 6 b. Rasio modal sendiri terhadap pinjaman diberikan yang berisiko 6 c. Rasio kecukupan modal sendiri 3 2. Kualitas Aktiva Produktif 25 a. Rasio volume pinjaman pada anggota terhadap volume 10 pinjaman diberikan b. Rasio risiko pinjaman bermasalah terhadap pinjaman yang diberikan 5 c. Rasio cadangan risiko terhadap pinjaman bermasalah 5 d. Rasio pinjaman yang berisiko terhadap pinjaman yang diberikan 5 3. Manajemen 15 a. Manajemen umum b. Kelembagaan c. Manajemen permodalan d. Manajemen aktiva e. Manajemen likuiditas Efisiensi 10 a. Rasio beban operasi anggota terhadap partisipasi bruto 4 b. Rasio beban usaha terhadap SHU Kotor 4 c. Rasio efisiensi pelayanan 2 5. Likuiditas 15 a. Rasio kas dan bank terhadap kewajiban lancar 10 b. Rasio pinjaman yang diberikan terhadap dana yang diterima 5 6. Kemandirian dan Pertumbuhan 10 a. Rentabilitas aset 3 b. Rentabilitas ekuitas 3 c. Kemandirian operasional 4 7. Jatidiri Koperasi 10 a. Rasio partisipasi bruto 7 b. Rasio promosi ekonomi anggota 3 Jumlah

50 30 d. Menurut Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia No. 14/Per/M.KUKM/XII/2009, Penetapan Kesehatan Koperasi adalah sebagai berikut: Menetapkan predikat tingkat kesehatan Koperasi Simpan Pinjam/Kredit yang dibagi dalam 5 (lima) golongan yaitu sehat, cukup sehat, kurang sehat, tidak sehat dan sangat tidak sehat. Tabel 2.2 Penetapan Predikat Tingkat Kesehatan Koperasi Skor Predikat 80 < X < 100 Sehat 60 < X < 80 Cukup Sehat 40 < X < 60 Kurang Sehat 20 < X < 40 Tidak Sehat < 20 Sangat Tidak Sehat F. Penelitian Terdahulu Penelitian yang sebelumnya telah dilakukan oleh Situmorang (2001), yaitu membahas tentang tingkat kesehatan keuangan Koperasi Kredit/CU Mandiri ditinjau dari SK Menkop, Pengusaha Kecil dan Menengah RI No. 194/KEP/M/1998. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara, observasi, dokumentasi dan kuisioner. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 1999 sampai dengan bulan Januari Teknik analisis data yang dilakukan adalah membandingkan hasil perhitungan aspek penilaian kesehatan keuangan Koperasi Kredit/CU Mandiri selama 3 (tiga) tahun (1997,1998 dan 1999) dengan golongan tingkat kesehatan keuangan koperasi (Sehat, Cukup Sehat, Kurang Sehat dan Tidak Sehat). Dari hasil analisis data dan pembahasan untuk 3 (tiga) tahun berturut-turut (1997,1998 dan 1999)

51 31 diperoleh hasil sebagai berikut: (1) Tahun 1997 tergolong cukup sehat (skor 71,76), (2) Tahun 1998 tergolong sehat (skor 87,58) dan (3) Tahun 1999 tergolong cukup sehat (skor 72,7). Penelitian yang sebelumnya telah dilakukan oleh Raharjo (2011), yaitu membahas tentang tingkat kesehatan Koperasi Kredit Harapan Bahagia pada tahun 2007 sampai dengan tahun Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan April Pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara, observasi dan dokumentasi. Teknik analisa data yang dilakukan adalah dengan membandingkan antara hasil perhitungan aspek penilaian kesehatan koperasi dengan Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia No. 14/Per/M.KUKM/XII/2009. Dari hasil analisis data diperoleh hasil data sebagai berikut: Pada tahun 2007, 2008, 2009 dan 2010 Koperasi Kredit Harapan Bahagia menunjukkan skor tingkat kesehatan sebesar 82,15 (sehat), 72,75 (cukup sehat), 78,25 (cukup sehat) dan 73,95 (cukup sehat). Perbedaan antara penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Situmorang (2001) dan Raharjo (2011) dengan penelitian yang akan dilakukan oleh penulis terletak pada waktu penelitiannya. Penelitian yang dilakukan oleh Situmorang, dilakukan pada bulan Desember 1999 sampai dengan Januari 2001 dan waktu penelitian Raharjo dilakukan pada bulan Maret sampai dengan April 2011 sedangkan waktu penelitian penulis dilakukan pada bulan Februari sampai Maret Perbedaan selanjutnya terletak pada tempat penelitian. Tempat penelitian yang dilakukan Situmorang berlokasi di

52 32 Koperasi Kredit/CU Mandiri Kotamadya Tebingtinggi di Provinsi Sumatera Utara dan penelitian yang dilakukan oleh Raharjo berlokasi di Koperasi Kredit Harapan Bahagia, Jakarta Pusat sedangkan penelitian yang dilakukan penulis berlokasi di Koperasi Kredit Makmur, Magelang. Perbedaan lainnya yaitu penelitian yang dilakukan Situmorang menggunakan SK Menkop, Pengusaha Kecil dan Menengah RI no. 194/KEP/M/1998. Sedangkan Raharjo dan penulis menggunakan Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia No. 14/Per/M.KUKM/XII/2009 karena pedoman yang digunakan Situmorang sudah diubah menjadi pedoman yang Raharjo dan penulis gunakan.

53 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah berupa studi kasus. Penelitian studi kasus merupakan jenis penelitian yang hanya melibatkan satu objek saja. Penelitian dilakukan di Koperasi Kredit Makmur, Magelang. Hasil penelitian hanya dapat dipakai atau berlaku di Koperasi Kredit Makmur Magelang. B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Koperasi Kredit Makmur, Magelang yang berlokasi di Ruko Armada Estate Blok A1/10 Magelang, Jawa Tengah. 2. Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari sampai dengan Maret C. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian Pengelola Harian (Manajer dan Staf Manajer) Koperasi Kredit Makmur, Magelang. 33

54 34 2. Objek Penelitian Objek penelitian atas penilaian tingkat kesehatan Koperasi Kredit Makmur adalah laporan keuangan koperasi (neraca, laporan realisasi pendapatan dan biaya serta laporan klasifikasi pencairan pinjaman) periode tahun 2009 sampai dengan D. Data yang Diperlukan 1. Gambaran umum koperasi. 2. Untuk menilai 7 (tujuh) aspek, laporan keuangan koperasi (neraca, laporan realisasi pendapatan dan biaya serta laporan klasifikasi pencairan pinjaman) periode tahun 2009 sampai dengan tahun 2011 diperlukan untuk menentukan: a. Aspek permodalan, perlu mengetahui jumlah modal sendiri, jumlah aset, serta jumlah pinjaman yang diberikan. b. Aspek kualitas aktiva produktif, perlu mengetahui volume pinjaman pada anggota, jumlah pinjaman bermasalah, cadangan risiko. c. Aspek manajemen, perlu mengetahui jawaban manajemen dari pertanyaan Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia No. 14/Per/M.KUKM/XII/2009. d. Aspek efisiensi, perlu mengetahui beban operasional anggota, jumlah partisipasi bruto, beban usaha, SHU kotor serta biaya karyawan.

55 35 e. Aspek likuiditas, perlu mengetahui jumlah kewajiban lancar serta jumlah dana yang diterima. f. Aspek kemandirian dan pertumbuhan, perlu mengetahui tentang jumlah SHU sebelum pajak dan SHU bagian anggota serta partisipasi neto. g. Aspek jatidiri koperasi, perlu mengetahui tentang pendapatan, jumlah simpanan pokok, jumlah simpanan wajib serta jumlah promosi ekonomi anggota. E. Teknik Pengumpulan Data 1. Wawancara Wawancara yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mengajukan pertanyaan secara langsung kepada pengelola untuk memperoleh informasi yang diperlukan. 2. Dokumentasi Dokumentasi yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mengumpulkan dan mempelajari dokumen-dokumen yang ada di koperasi.

56 36 F. Teknik Analisa Data Teknik analisa data yang dilakukan adalah menggunakan petunjuk pelaksanaan penilaian kesehatan koperasi simpan pinjam dan unit simpan pinjam menurut Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia No.14/Per/M.KUKM/XII/2009. Adapun langkah-langkah yang dilakukan sebagai berikut: 1. Melakukan Analisis Aspek Penilaian Kesehatan Koperasi Simpan Pinjam/Kredit Cara penilaian untuk memperoleh angka skor terhadap 7 (tujuh) aspek yang dinilai, yaitu: permodalan, kualitas aktiva produktif, manajemen, efisiensi, likuiditas, kemandirian dan pertumbuhan serta jatidiri koperasi di tahun 2009, tahun 2010 dan tahun 2011 adalah diawali dengan mencari rasio-rasio (komponen) yang ditetapkan sebagai berikut: a. Aspek Permodalan Beberapa komponen dari aspek permodalan yang digunakan untuk mengukur tingkat kesehatan, yaitu: 1) Rasio Modal Sendiri terhadap Total Aset Pengukuran rasio modal sendiri terhadap total aset dihitung dengan rumus: Interpretasi: kemampuan modal sendiri koperasi simpan pinjam/kredit dalam mendukung pendanaan terhadap total aset.

57 37 2) Rasio Modal Sendiri terhadap Pinjaman Diberikan yang Berisiko Pengukuran rasio modal sendiri terhadap pinjaman diberikan yang berisiko dihitung dengan rumus: Interpretasi: kemampuan modal sendiri koperasi simpan pinjam/kredit untuk menutup risiko atas pemberian pinjaman yang tidak didukung dengan agunan yang memadai. 3) Rasio Kecukupan Modal Sendiri Pengukuran rasio kecukupan modal sendiri dihitung dengan rumus: Interpretasi: kemampuan modal sendiri tertimbang dalam menyerap kerugian akibat penurunan aset. Cara penilaian: a) Rasio kecukupan modal sendiri yaitu perbandingan antara Modal Sendiri Tertimbang dengan Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) dikalikan dengan 100 %. b) Modal tertimbang adalah jumlah dari hasil kali setiap komponen modal KSP/USP koperasi yang terdapat pada neraca dengan bobot pengakuan risiko.

58 38 c) ATMR adalah jumlah dari hasil kali setiap komponen aktiva KSP dan USP Koperasi yang terdapat pada neraca dengan bobot pengakuan risiko. d) Menghitung nilai ATMR dilakukan dengan cara menjumlahkan hasil perkalian nilai nominal aktiva yang ada dalam neraca dengan bobot risiko masing-masing komponen aktiva. b. Aspek Kualitas Aktiva Produktif Terdapat 4 (empat) rasio untuk melakukan penilaian terhadap kualitas aktiva produktif, yaitu: 1) Rasio Volume Pinjaman pada Anggota terhadap Volume Pinjaman Diberikan Pengukuran rasio volume pinjaman pada anggota terhadap volume pinjaman diberikan dihitung dengan rumus: Interpretasi: kemampuan koperasi simpan pinjam/kredit dalam memenuhi seluruh pinjaman anggota.

59 39 2) Rasio Risiko Pinjaman Bermasalah terhadap Pinjaman yang Diberikan Pengukuran rasio risiko pinjaman bermasalah terhadap pinjaman yang diberikan dihitung dengan rumus: Interpretasi: kemampuan koperasi simpan pinjam/kredit dalam menutup risiko atas pinjaman yang kemungkinan macet atau tidak tertagih. Untuk memperoleh rasio antara risiko pinjaman bermasalah terhadap pinjaman yang diberikan, ditetapkan sebagai berikut : a) Menghitung perkiraan besarnya risiko pinjaman bermasalah (RPM) sebagai berikut: (1) 50% dari pinjaman diberikan yang kurang lancar (PKL). (2) 75% dari pinjaman diberikan yang diragukan (PDR). (3) 100% dari pinjaman diberikan yang macet (Pm). b) Hasil penjumlahan tersebut dibagi dengan pinjaman yang disalurkan

60 40 3) Rasio Cadangan Risiko terhadap Pinjaman Bermasalah Pengukuran rasio cadangan risiko terhadap pinjaman bermasalah dihitung dengan rumus: Catatan: Cadangan risiko adalah cadangan tujuan risiko + penyisihan penghapusan pinjaman. Interpretasi: kemampuan koperasi simpan pinjam/kredit untuk menutup kerugian apabila terjadi pinjaman macet atau tidak tertagih. 4) Rasio Pinjaman yang Berisiko terhadap Pinjaman yang Diberikan Pengukuran rasio pinjaman yang berisiko terhadap pinjaman yang diberikan dihitung dengan rumus: Interpretasi: kemampuan koperasi simpan pinjam/kredit dalam menutup risiko terhadap pinjaman yang tidak mempunyai agunan yang memadai. c. Aspek Manajemen Penilaian aspek manajemen KSP dan USP koperasi meliputi 5 (lima) komponen sebagai berikut: 1) Manajemen umum 2) Kelembagaan

61 41 3) Manajemen permodalan 4) Manajemen aktiva 5) Manajemen likuiditas Perhitungan nilai didasarkan kepada hasil penilaian atas jawaban pertanyaan aspek manajemen terhadap seluruh komponen dengan komposisi pertanyaan sebagai berikut (pertayaan terlampir): a) Manajemen umum 12 pertanyaan b) Kelembagaan 6 pertanyaan c) Manajemen permodalan 5 pertanyaan d) Manajemen aktiva 10 pertanyaan e) Manajemen likuiditas 5 pertanyaan d. Aspek Efisiensi Penilaian efisiensi KSP/USP koperasi didasarkan pada 3 (tiga) rasio, yaitu: 1) Rasio Beban Operasi Anggota terhadap Partisipasi Bruto Pengukuran rasio beban operasi anggota terhadap partisipasi bruto dihitung dengan rumus: Catatan: Beban operasi anggota adalah beban pokok ditambah dengan beban usaha bagi anggota ditambah beban perkoperasian. Untuk USP Koperasi, beban perkoperasian dihitung secara proposional.

62 42 Interpretasi: mengetahui besarnya beban operasi anggota bila dibandingkan dengan partisipasi bruto. 2) Rasio Beban Usaha terhadap SHU Kotor Pengukuran rasio beban usaha terhadap SHU kotor dihitung dengan rumus: Interpretasi: mengetahui besarnya beban usaha bila dibandingkan dengan SHU kotor. 3) Rasio Efisiensi Pelayanan Pengukuran rasio efisiensi pelayanan dihitung dengan rumus: Interpretasi: mengetahui besarnya biaya karyawan dibandingkan dengan seluruh pinjaman. e. Aspek Likuiditas Penilaian kuantitatif terhadap likuiditas KSP dan USP koperasi dilakukan terhadap 2 (dua) rasio, yaitu: 1) Rasio Kas dan Bank terhadap Kewajiban Lancar Pengukuran rasio kas dan bank terhadap kewajiban lancar dihitung dengan rumus:

63 43 Interpretasi: kemampuan koperasi simpan pinjam/kredit untuk membayar hutang yang segera harus dipenuhi dengan kas yang tersedia. 2) Rasio Pinjaman yang Diberikan terhadap Dana yang Diterima Pengukuran rasio pinjaman yang diberikan terhadap dana yang diterima dihitung dengan rumus: Interpretasi: kemampuan koperasi simpan pinjam/kredit dalam memberikan pinjaman kepada anggota dengan menggunakan sumber dana yang ada. f. Aspek Kemandirian dan Pertumbuhan Penilaian terhadap kemandirian dan pertumbuhan didasarkan pada 3 (tiga) rasio, yaitu: rentabilitas aset, rentabilitas ekuitas dan kemandirian operasional. 1) Rasio Rentabilitas Aset Pengukuran rasio rentabilitas aset dihitung dengan rumus: Interpretasi: kemampuan koperasi simpan pinjam/kredit untuk memperoleh SHU dari total aset yang digunakan.

64 44 2) Rasio Rentabilitas Modal Sendiri Pengukuran rasio rentabilitas modal sendiri dihitung dengan rumus: Interpretasi: kemampuan koperasi simpan pinjam/kredit dalam memberikan balas jasa kepada anggota yang telah menanamkan dananya berupa simpanan-simpanan. 3) Kemandirian Operasional Pelayanan pengukuran kemandirian operasional pelayanan dihitung dengan rumus: Interpretasi: kemampuan koperasi simpan pinjam/kredit dalam membiayai beban usaha dan beban perkoperasian. g. Aspek Jatidiri Koperasi Komponen penilaian aspek jatidiri koperasi menggunakan 2 (dua) rasio, yaitu: 1) Rasio Partisipasi Bruto Pengukuran rasio partisipasi bruto dihitung dengan rumus: Interpreasi: kemampuan koperasi simpan pinjam/kredit dalam melayani anggota.

65 45 2) Rasio Promosi Ekonomi Anggota Pengukuran rasio promosi ekonomi anggota dihitung dengan rumus: Interpretasi: kemampuan koperasi simpan pinjam/kredit dalam memberikan manfaat efisiensi partisipasi dan manfaat efisiensi biaya koperasi dengan simpanan pokok dan simpanan wajib. 2. Melakukan Analisis Penetapan Golongan Tingkat Kesehatan Koperasi Simpan Pinjam/Kredit Setelah dihitung rasio masing-masing aspek penilaian kesehatan maka untuk membahas penilaian tingkat kesehatan koperasi diperlukan langkah-langkah sebagai berikut: a. Menentukan nilai kredit dan bobot berdasarkan standar perhitungan masing-masing aspek penilaian kesehatan. Penilaian aspek dilakukan dengan menggunakan nilai yang dinyatakan dalam angka 0 sampai dengan ) AspekPermodalan a) Rasio Modal Sendiri terhadap Total Aset Untuk memperoleh nilai kredit antara modal sendiri terhadap total aset ditetapkan sebagai berikut: (1) Untuk rasio antara modal sendiri dengan total asset lebih kecil atau sama dengan 0% diberikan nilai 0.

66 (2) Untuk setiap kenaikan rasio 4% mulai dari 0 % nilai ditambah 5 dengan maksimum nilai 100. (3) Untuk rasio lebih besar dari 60% sampai rasio 100% setiap kenaikan rasio 4% nilai dikurangi 5. (4) Nilai dikalikan bobot sebesar 6 % diperoleh skor permodalan. 46 Tabel 3.1 Standar Perhitungan Rasio Modal Sendiri terhadap Total Aset adalah sebagai berikut: Rasio Modal Bobot Nilai (%) (%) Skor 0 < X < < X < < X < ,00 60 < X < < X < ,50 b) Rasio Modal Sendiri terhadap Pinjaman Diberikan yang Berisiko Untuk memperoleh nilai kredit modal sendiri terhadap pinjaman diberikan yang berisiko, ditetapkan sebagai berikut : (1) Untuk rasio modal sendiri terhadap pinjaman diberikan yang berisiko lebih kecil atau sama dengan 0% diberi nilai 0. (2) Untuk setiap kenaikan rasio 1% mulai dari 0% nilai ditambah 1 dengan nilai maksimum 100. (3) Nilai dikalikan bobot sebesar 6%, maka diperoleh skor permodalan.

67 47 Tabel 3.2 Standar Perhitungan Skor Rasio Modal Sendiri terhadap Pinjaman Diberikan yang Berisiko Bobot Rasio Modal (dinilai (dinilai dalam Nilai dalam %) %) Skor 0 < x < < x < ,6 20 < x < ,2 30 < x < ,8 40 < x < ,4 50 < x < ,0 60 < x < ,6 70 < x < ,2 80 < x < ,8 90 < x < , ,0 c) Rasio Kecukupan Modal Sendiri Nilai kredit dan bobot dapat ditentukan berdasarkan: Tabel 3.3 Standar Perhitungan Rasio Kecukupan Modal Sendiri Rasio Modal (%) Nilai Bobot (%) Skor < ,00 4 < X < < X < >

68 48 2) Kualitas Aktiva Produktif a) Rasio Volume Pinjaman pada Anggota terhadap Volume Pinjaman Diberikan Nilai kredit dan bobot ditetapkan sebagai berikut: Tabel 3.4 Standar Perhitungan Skor Rasio Volume Pinjaman pada Anggota terhadap Total Pinjaman Diberikan Rasio Nilai Bobot Skor (%) (%) < ,00 25 < X < ,00 50 < X < ,50 > ,00 b) Rasio Risiko Pinjaman Bermasalah terhadap Pinjaman yang Diberikan Nilai kredit dan bobot ditetapkan sebagai berikut : (1) Untuk rasio 45 % atau lebih diberi nilai 0; (2) Untuk setiap penurunan rasio 1% dari 45 % nilai ditambah 2, dengan maksimum nilai 100; (3) Nilai dikalikan dengan bobot 5 % diperoleh skor. Tabel 3.5 Standar Perhitungan Risiko Pinjaman Bermasalah Rasio (%) Nilai Bobot Skor (%) > < x ,5 30 < x ,0 20 < x ,0 10 < x ,0 0 < x ,0 = ,0

69 49 c) Rasio Cadangan Risiko terhadap Pinjaman Bermasalah (1) Untuk rasio 0%, berarti tidak mempunyai cadangan penghapusan diberi nilai 0. (2) Untuk setiap kenaikan 1 % mulai dari 0 %, nilai ditambah 1 sampai dengan maksimum 100. (3) Nilai dikalikan bobot sebesar 5 % diperoleh skor. Tabel 3.6 Standar Perhitungan Rasio Cadangan Risiko terhadap Risiko Pinjaman Bermasalah Rasio (%) Nilai Bobot (%) Skor < x ,5 10 < x ,0 20 < x ,5 30 < x ,0 40 < x ,5 50 < x ,0 60 < x ,5 70 < x ,0 80 < x ,5 90 < x ,0 d) Rasio Pinjaman yang Berisiko terhadap Pinjaman yang Diberikan Tabel 3.7 Standar Perhitungan Rasio Pinjaman Berisiko Rasio (%) Nilai Bobot (%) Skor > , ,50 21 < ,75 < ,00

70 50 3) Aspek Manajemen Perhitungan nilai didasarkan kepada hasil penilaian atas jawaban pertanyaan aspek manajemen terhadap seluruh komponen dengan komposisi pertanyaan sebagai berikut (pertanyaan terlampir halaman 175): a) Manajemen umum 12 pertanyaan (bobot 3 atau 0,25 nilai untuk setiap jawaban pertanyaan ya ). b) Kelembagaan 6 pertanyaan (bobot 3 atau 0,5 nilai untuk setiap jawaban pertanyaan ya ). c) Manajemen permodalan 5 pertanyaan (bobot 3 atau 0,6 nilai untuk setiap jawaban pertanyaan ya ). d) Manajemen aktiva 10 pertanyaan (bobot 3 atau 0,3 nilai untuk setiap jawaban pertanyaan ya ). e) Manajemen likuiditas 5 pertanyaan (bobot 3 atau 0,6 nilai untuk setiap jawaban pertanyaan ya ) Tabel 3.8 Standar Perhitungan Manajemen Umum Jumlah Jawaban Ya Skor 1 0,25 2 0,50 3 0,75 4 1,00 5 1,25 6 1,50 7 1,75 8 2,00 9 2, , , ,00

71 Tabel 3.9 Standar Perhitungan Manajemen Kelembagaan Jumlah Jawaban Ya Skor 1 0,50 2 1,00 3 1,50 4 2,00 5 2,50 6 3,00 51 Tabel 3.10 Standar Perhitungan Manajemen Permodalan Jumlah Jawaban Ya Skor 1 0,60 2 1,20 3 1,80 4 2,40 5 3,00 Tabel 3.11 Standar Perhitungan Manajemen Aktiva Jumlah Jawaban Ya Skor 1 0,30 2 0,60 3 0,90 4 1,20 5 1,50 6 1,80 7 2,10 8 2,40 9 2, ,00 Tabel 3.12 Standar Perhitungan Manajemen Likuiditas Jumlah Jawaban Skor Ya 1 0,60 2 1,20 3 1,80 4 2,40 5 3,00

72 52 4) Aspek Efisiensi a) Rasio Beban Operasi Anggota terhadap Partisipasi Bruto Cara perhitungan nilai kredit dan bobot beban operasi anggota atas partisipasi bruto ditetapkan sebagai berikut: (1) Untuk rasio sama dengan atau lebih besar dari 100 diberi nilai 0 dan untuk rasio antara 95 persen hingga lebih kecil dari 100 diberi nilai 50, selanjutnya setiap penurunan rasio sebesar 5% nilai ditambahkan dengan 25 sampai dengan maksimum nilai 100. (2) Nilai dikalikan dengan bobot sebesar 4% diperoleh skor penilaian. Tabel 3.13 Standar Perhitungan Rasio Beban Operasi Anggota terhadap Partisipasi Bruto Rasio Beban Operasi Anggota terhadap Partisipasi Bruto (%) Nilai Bobot (%) Skor > < x < < x < < x < b) Rasio Beban Usaha terhadap SHU Kotor. Nilai kredit dan bobot beban usaha terhadap SHU Kotor ditetapkan sebagai berikut : (1) Untuk rasio lebih dari 80% diberi nilai 25 dan untuk setiap penurunan rasio 20% nilai ditambahkan dengan 25 sampai dengan maksimum nilai 100.

73 (2) Nilai dikalikan dengan bobot sebesar 4% diperoleh skor penilaian. Tabel 3.14 Standar Perhitungan Rasio Beban Usaha terhadap SHU Kotor Rasio Beban Nilai Bobot Skor Usaha terhadap SHU Kotor (%) (%) > < x < < x < < x < c) Rasio Efisiensi Pelayanan (1) Untuk rasio lebih dari 15 persen diberi nilai 0 dan untuk rasio antara 10 persen hingga 15 persen diberi nilai 50, selanjutnya setiap penurunan rasio 1 persen nilai ditambah 5 sampai dengan maksimum nilai 100. (2) Nilai dikalikan dengan bobot sebesar 2% diperoleh skor penilaian. Tabel 3.15 Standar Perhitungan Rasio Efisiensi Pelayanan: Rasio Efisiensi Nilai Bobot Skor Staf (%) (%) < ,0 5 < x < ,5 10 < x < ,0 > ,0 5) Aspek Likuiditas a) Rasio Kas dan Bank terhadap Kewajiban Lancar (1) Untuk rasio kas lebih besar dari 10 % hingga 15 % diberi nilai 100, untuk rasio lebih kecil dari 15 % sampai dengan 20 % diberi nilai 50, untuk rasio lebih

74 54 kecil atau sama dengan 10 % diberi nilai 25 sedangkan untuk rasio lebih dari 20 % diberi nilai 25. (2) Nilai dikalikan dengan bobot 10% diperoleh skor penilaian. Tabel 3.16 Standar Perhitungan Rasio Kas terhadap Kewajiban Lancar Standar Perhitungan Rasio Kas terhadap Kewajiban Lancar Rasio Kas (%) Nilai Bobot (%) Skor < ,5 10 < x < < x < > ,5 b) Rasio Pinjaman yang Diberikan terhadap Dana yang Diterima (1) Untuk rasio pinjaman lebih kecil dari 60% diberi nilai 25, untuk setiap kenaikan rasio 10 % nilai ditambah dengan 25 sampai dengan maksimum 100. (2) Nilai dikalikan dengan bobot 5% diperoleh skor penilaian. Tabel 3.17 Standar Perhitungan Rasio Pinjaman yang diberikan terhadap Dana yang Diterima Rasio Pinjaman (%) Nilai Bobot (%) Skor < ,25 60 < x < ,50 70 < x < ,75 80 < x <

75 55 6) Aspek Kemandirian dan Pertumbuhan a) Rasio Rentabilitas Aset (1) Untuk rasio rentabilitas aset lebih kecil dari 5% diberi nilai 25, untuk setiap kenaikan rasio 2,5% nilai ditambah 25 sampai dengan maksimum 100. (2) Nilai dikalikan dengan bobot 3% diperoleh skor penilaian. Tabel 3.18 Standar Perhitungan Skor untuk Rasio Rentabilitas Aset Rasio Rentabilitas Aset (%) Nilai Bobot (%) Skor < ,75 5 < x < 7, ,50 7,5 < x < ,25 > ,00 b) Rasio Rentabilitas Ekuitas (Modal Sendiri) (1) Untuk rasio rentabilitas modal sendiri lebih kecil dari 3% diberi nilai 25, untuk setiap kenaikan rasio 1 % nilai ditambah 25 sampai dengan maksimum 100. (2) Nilai dikalikan dengan bobot 3% diperoleh skor penilaian. Tabel 3.19 Standar Perhitungan untuk Rasio Rentabilitas Modal Sendiri Rasio Rentabilitas Ekuitas (%) Nilai Bobot (%) Skor < ,75 3 < x < ,50 4 < x < ,25 > ,00

76 56 c) Kemandirian Operasional Pelayanan (1) Untuk rasio kemandirian operasional lebih kecil atau sama dengan 100% diberi nilai 0, dan untuk rasio lebih besar dari 100 % diberi nilai 100. (2) Nilai dikalikan dengan bobot 4% diperoleh skor penilaian. Tabel 3.20 Standar Perhitungan Rasio Kemandirian Operasional Rasio Kemandirian Nilai Bobot Skor Operasional (%) (%) < > ) Aspek Jatidiri Koperasi a) Rasio Partisipasi Bruto (1) Untuk rasio lebih kecil dari 25% diberi nilai 25 dan untuk setiap kenaikan rasio 25% nilai ditambah dengan 25 sampai dengan rasio lebih besar dari 75% nilai maksimum 100. (2) Nilai dikalikan dengan bobot 7 % diperoleh skor penilaian. Tabel 3.21 Standar Perhitungan Rasio Partisipasi Bruto Partisipasi Nilai Bobot Skor Bruto (%) (%) < ,75 25 < x < ,50 50 < x < ,25 >

77 57 b) Rasio Promosi Ekonomi Anggota (1) Untuk rasio lebih kecil dari 5% diberi nilai 0 dan untuk rasio antara 5 hingga 7,5 diberi nilai 50. Selanjutnya untuk setiap kenaikan rasio 2,5%, nilai ditambah dengan 25 sampai dengan nilai maksimum 100. (2) Nilai dikalikan dengan bobot 3%, diperoleh skor penilaian. Tabel 3.22 Standar Perhitungan Rasio Promosi Ekonomi Anggota Rasio Nilai Bobot Skor PEA (%) (%) < ,00 5 < x < 7, ,50 7,5 < x < ,25 > b. Menghitung skor dari masing-masing aspek penilaian. c. Menjumlahkan skor masing-masing aspek penilaian. d. Memasukkan hasil perhitungan ke dalam tabel penilaian kesehatan koperasi simpan pinjam.

78 Berdasarkan hasil perhitungan akan ditetapkan predikat tingkat kesehatan koperasi yang dibagi dalam 5 (lima) golongan yaitu sehat, cukup sehat, kurang sehat, tidak sehat dan sangat tidak sehat. Tabel 3.23 Penetapan Predikat Tingkat Kesehatan Koperasi Simpan Pinjam/Kredit Skor Predikat 80 < X < 100 Sehat 60 < X < 80 Cukup Sehat 40 < X < 60 Kurang Sehat 20 < X < 40 Tidak Sehat < 20 Sangat Tidak Sehat 58

79 BAB IV GAMBARAN UMUM KOPERASI KREDIT MAKMUR A. Sejarah Koperasi Kredit Makmur Berdirinya Koperasi Kredit Makmur di Magelang berawal dari Suster Agnes, SPM. Beliau melihat ada keprihatinan para bapak-bapak tukang becak yang mengalami kesulitan mencukupi setoran untuk diberikan kepada pemilik becak. Melihat keprihatinan tersebut yang pada waktu itu bersamaan dengan terjadinya krisis moneter tahun 1998 maka terdapat ide yang muncul untuk mendirikan koperasi kredit (KOPDIT). Yayasan Pendidikan SPM memberikan sosialisasi tentang koperasi kredit kepada para Kepala Sekolah di Surabaya. Hasil dari sosialisasi itu, menggerakkan guru-guru SPM di lingkup Magelang, untuk tahu lebih jauh tentang koperasi kredit. Menanggapi keinginan itu, pada tanggal 17 Agustus 2000 bertepatan dengan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke 56 (lima puluh enam), Suster Agnes, SPM meminta tolong kepada Suster M.Linda, SPM untuk mengundang beberapa tenaga ahli yang banyak berkecimpung di bidang credit union dari Surabaya dan Probolinggo guna memberi sosialisasi tentang credit union/koperasi kredit dikalangan guru-guru SPM di Magelang, Jawa Tengah. Dalam sosialisasi itu, turut diundang pula karyawan Balai 59

80 60 Pengobatan Santa Maria dan beberapa warga masyarakat sekitar untuk mengikuti kegiatan tersebut. Setelah mengalami beberapa proses pertemuan dan harus mengumpulkan orang untuk menjadi anggota, akhirnya tanggal 12 November 2000 berdirilah koperasi kredit di wilayah Jawa Tengah, dengan nama Koperasi Kredit (KOPDIT) Makmur. Pada waktu itu jumlah simpanan pokok sebesar Rp serta simpanan wajib Rp Selanjutnya KOPDIT Makmur ditangani langsung oleh Sr. M. Linda, SPM dan bertindak sebagai manajer operasional. Sedangkan kepengurusan periode pertama masa bakti tahun 2000 sampai dengan 2003, yaitu: Bapak Y.Soemarjono sebagai Ketua, Bapak D. Eddy S sebagai Wakil, Ibu H. Rini S menjabat Sekretaris, Sr.M. Linda, SPM sendiri Bendahara merangkap Manajer dan Bapak Juwadi sebagai Anggota Pengurus. Koperasi Kredit Makmur mendapat status badan hukum pada bulan Desember tahun 2004 dengan No: 188.4/BH.60/480/XII/2004. Awal memulai kegiatan operasionalnya, Koperasi Kredit Makmur melaksanakan pelayanan dengan meminjam salah satu ruangan di Balai Pengobatan Santa Maria Magelang. Seiring dengan perkembangan koperasi kredit yang semakin menuntut pelayanan yang prima, maka tidak lama kemudian Koperasi Kredit Makmur membeli sebuah ruko di Kompleks Ruko Armada Estate Magelang yang sampai sekarang digunakan sebagai tempat pelayanan dan operasional. Berkonsentrasi untuk membangun orang kecil Koperasi Kredit Makmur dapat melayani kurang lebih 600 anggota dan rekening aktif nasabah. Setelah

81 61 beberapa tahun berjalan Koperasi Kredit Makmur mengganti namanya menjadi Credit Union Makmur tujuannya adalah menghilangkan pandangan negatif dari para anggotanya yang sering melakukan transaksi baik menyimpan ataupun meminjam uang dan hingga saat inipun Credit Union Makmur masih tetap menggunakan badan hukumnya yang terdaftar sebagai koperasi kredit dan melakukan operasinya sesuai dengan Undang-Undang Perkoperasian. B. Lokasi Koperasi Kredit Makmur berlokasi di Ruko Armada Estate Blok A1/10 Magelang. Telepon/Fax: (0293) C. Landasan, Azas dan Prinsip 1. Koperasi berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Koperasi berazaskan kekeluargaan. 3. Koperasi melaksanakan prinsip sebagai berikut: a. Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka. b. Pengelolaan dilakukan secara demokratis. c. Pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota. d. Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal. e. Kemandirian. f. Pendidikan perkoperasian. g. Kerjasama antar koperasi.

82 62 D. Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran 1. Visi Lembaga keuangan profesional yang terpercaya dan pilihan utama masyarakat. 2. Misi a. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia sehingga dapat memberikan pelayanan prima. b. Menerapkan tata kelola Credit Union yang sehat dan sesuai standar Access Branding. c. Menyediakan program dan produk yang berkualitas dan sesuai kebutuhan anggota. d. Memperluas jaringan pelayanan dengan fasilitas memadai. 3. Tujuan dan Sasaran Tujuan dan sasaran Koperasi Kredit Makmur adalah Masyarakat Umum, diutamakan bagi kalangan menengah kebawah. Serta mengembangkan nilai-nilai, yaitu: a. Mandiri b. Profesional c. Integritas d. Orientasi Pelanggan e. Pemutakhiran diri

83 63 E. Struktur Organisasi Gambar 4.1 Struktur Organisasi Koperasi Kredit Makmur Tabel 4.1 Susunan Organisasi Koperasi Kredit Makmur No. Jabatan Periode Periode Susunan Pengurus 1. Ketua Marselus Roni Hariadi Y. Didik Sugiyanto 2. Wakil Ketua Y. Didik Sugiyanto Ag. Widi Hartanto 3. Sekretaris Gunawan Sudarsana Gunawan Sudarsana 4. Bendahara B. Tri Weningastuti Natalia Atika V. Endang Gunarti 5. Anggota Sucipto Adi (2010) Sr.M.Yuliana,SPM (2011) Susunan Pengawas 1. Ketua Ag. Widi Hartanto Marselus Roni Hariadi 2. Sekretaris B. Tri Weningastuti 3. Anggota Natalia Atika C. Dalwiyono

84 64 Tabel 4.1 Susunan Organisasi Koperasi Kredit Makmur (Lanjutan) Manajemen/ Pengelola Harian 1. Manajer Sr.M.Linda,SPM Sr.M.Linda,SPM 2. Ka. Kredit FX. Kristanto Adi Nugroho 3. Ka. Keuangan Defi Erlina Sari 4. Staff Manajemen Menik Sudarjati Ferra Prasetyani Mateus Kirdiyono Nony Revlinah FX. Kristanto Adi N. Defi Erlina Sari Mateus Kirdiyono Nurul Akmaliah F. Keanggotaan 1. Jenis Keanggotaan a. Anggota adalah individu yang sudah dewasa, mampu melakukan tindakan hukum, dan secara pribadi memenuhi kewajiban sebagai anggota dan selanjutnya berhak untuk mendapat layanan sebagai anggota sebagaimana diatur dalam AD/ART. b. Anggota Luar Biasa (ALB) adalah anak-anak yang secara ekonomi masih tergantung pada orang tua/wali. Orang tua/wali sudah terdaftar sebagai anggota Koperasi Kredit Makmur. 2. Syarat Keanggotaan a. Syarat menjadi Anggota 1) Mengisi formulir pendaftaran anggota Koperasi Kredit Makmur. 2) Menyerahkan 1 (satu) lembar fotocopy KTP dan 1 (satu) lembar fotocopy Kartu Keluarga. 3) Menyerahkan 2 (dua) lembar pasphoto berwarna terbaru ukuran 3x4.

85 65 4) Membayar uang: a) Administrasi Rp ,00 b) Simpanan Pokok Rp ,00 c) Simpanan Wajib, minimal Rp ,00 (kelipatan Rp 5.000,00) d) Pendidikan Dasar Anggota Rp ,00 e) Simpanan Bunga Harian Rp ,00 f) Solidaritas Kematian Rp ,00 + Jumlah Rp ,00 5) Dijamin oleh minimal 1 (satu) orang anggota Koperasi Kredit Makmur 6) Bersedia mematuhi AD/ART, Pola Kebijakan, dan Aturan Khusus Koperasi Kredit Makmur b. Syarat menjadi Anggota Luar Biasa 1) Mengisi formulir pendaftaran ALB Koperasi Kredit Makmur. 2) Menyerahkan 1 (satu) lembar fotocopy KTP orang tua/wali dan 1 (satu) lembar fotocopy Kartu Keluarga. 3) Membayar uang: a) Administrasi Rp ,00 b) Simpanan Pokok Rp ,00 c) Simpanan Wajib, minimal Rp 5.000,00 (kelipatan Rp 5.000,00) d) Sibuhar Rp ,00 + Jumlah Rp ,00

86 66 Keterangan: (1) Peralihan dari ALB menjadi Anggota wajib mengikuti Pendidikan Dasar Anggota (PDA) dan membayar biaya PDA sesuai ketentuan yang berlaku. (2) Anak Anggota berprestasi usia 0-3 bulan yang didaftarkan menjadi ALB mendapat subsidi sebesar Rp ,00. Subsidi akan dicabut bila selama 3 (tiga) bulan berturutturut atau 5 (lima) bulan tidak berturut-turut tidak membayar simpanan wajib selama 1 (satu) tahun keanggotaan. (3) Subsidi berlaku bagi anggota berprestasi dengan minimal keanggotaan satu tahun. (4) Subsidi ALB bisa digantikan dengan DANSOS kelahiran yang diberikan secara tunai dan berlaku hingga anak kedua. 3. Hak dan Kewajiban Anggota a. Hak Anggota: 1) Memperoleh layanan jasa simpan-pinjam menurut aturan yang berlaku. 2) Menghadiri dan berbicara dalam rapat anggota. 3) Memiliki hak suara yang sama. 4) Memilih dan dipilih menjadi Pengurus atau Pengawas. 5) Memberikan pendapat atau saran kepada Pengurus di dalam atau di luar rapat anggota, baik diminta maupun tidak diminta.

87 67 6) Memperoleh informasi tentang keadaan dan usaha Koperasi Kredit Makmur. 7) Meminta diadakannya Rapat Anggota Tahunan (RAT) maupun Rapat Anggota Khusus menurut ketentuan AD/ART Koperasi Kredit Makmur. 8) Memperoleh Surplus Hasil Usaha (SHU). b. Kewajiban Anggota: 1) Membayar Simpanan Pokok dan Simpanan Wajib serta simpanan lain yang jumlahnya diputuskan dalam RAT dan Peraturan Khusus. 2) Mengikuti Pendidikan Dasar Anggota (PDA) Koperasi Kredit Makmur. 3) Mengamalkan landasan, asas, dan prinsip-prinsip Koperasi Kredit Makmur. 4) Berpartisipasi aktif dalam kegiatan usaha simpan-pinjam dan semua kegiatan lain yang bertujuan untuk memajukan Koperasi Kredit Makmur. 5) Mentaati ketentuan lainnya yang berlaku dalam Koperasi Kredit Makmur. 6) Menyampaikan informasi mengenai pengembangan usaha dan tingkat kesejahteraan yang ada hubungannya dengan pelayanan Koperasi Kredit Makmur.

88 68 7) Menjaga nama baik dan kebersamaan di dalam Koperasi Kredit Makmur. 8) Menanggung kerugian Koperasi Kredit Makmur sebesar Simpanan Pokok dan Simpanan Wajib bilamana Koperasi Kredit Makmur bubar/dibubarkan. 4. Hak dan Kewajiban Anggota Luar Biasa a. Hak Anggota: 1) Memperoleh layanan dari Koperasi Kredit Makmur, kecuali pinjaman. 2) Memperoleh bagian Surplus Hasil Usaha (SHU). b. Kewajiban Anggota: 1) Membayar Simpanan Pokok dan Simpanan Wajib serta simpanan lain yang jumlahnya diputuskan dalam RAT dan Peraturan Khusus. 2) Mentaati ketentuan AD/ART dan ketentuan/peraturan lain yang berlaku dalam Koperasi Kredit Makmur. 3) Menjaga nama baik dan kebersamaan dalam Koperasi Kredit Makmur. 4) Menanggung kerugian Koperasi Kredit Makmur sebesar Simpanan Pokok dan Simpanan Wajib bilamana Koperasi Kredit Makmur bubar/dibubarkan.

89 5. Perkembangan jumlah anggota dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2011 Tabel 4.2 Jumlah Anggota dari Tahun 2009 sampai dengan Tahun 2011 Keterangan Tahun Awal tahun Anggota Masuk Anggota Keluar Akhir tahun G. Simpanan 1. Jenis Simpanan a. Simpanan Saham Simpanan Saham adalah saham kepemilikan yang terdiri dari Simpanan Pokok dan Simpanan Wajib dengan nilai 1 saham Rp1.000,00. Simpanan Saham tidak dapat ditarik selama menjadi Anggota Koperasi Kredit Makmur. 1) Simpanan Pokok Disetor satu kali selama menjadi anggota sesuai ketentuan Anggaran Dasar. Jika terjadi perubahan, maka perubahan tersebut berlaku juga bagi anggota lama. Jangka waktu pelunasan Simpanan Pokok sampai dengan akhir Desember tahun berjalan. 2) Simpanan Wajib Simpanan Wajib sebesar minimal Rp ,00 dan maksimal Rp ,00. Disetor setiap bulan sekali atau per 3, 6, 12 bulan dibayar di muka. Anggota yang Simpanan Wajibnya lalai,

90 70 maka saat pencairan pinjaman akan langsung dipotong sebesar kekurangan. 3) Simpanan Wajib ALB Simpanan Wajib ALB sebesar minimal Rp 5.000,00 dan maksimal Rp ,00. Disetor setiap bulan sekali atau per 3, 6, 12 bulan dibayar di muka. b. Simpanan Non Saham 1) SIBUHAR (Simpanan Bunga Harian) adalah simpanan yang dapat disetor dan ditarik sewaktu-waktu. Jasa simpanan dihitung berdasarkan saldo harian dan dibayarkan setiap akhir bulan. 2) SiAPin (Simpanan Anak Pintar) adalah simpanan yang dapat disetor dan ditarik sewaktu-waktu. Jasa simpanan dihitung berdasarkan saldo harian dan dibayarkan setiap akhir bulan. 3) PLUS (Simpanan Mandiri Plus) adalah simpanan berhadiah yang dapat ditarik setelah berakhirnya pengundian. 4) SISUKA (Simpanan Sukarela Berjangka) adalah simpanan berjangka yang dapat ditarik sesuai dengan perjanjian/jatuh tempo dengan minimal investasi satu bulan. 5) SIJATRA (Simpanan Sejahtera) adalah simpanan anggota dengan pemberian jasa simpanan kompetitif dan dapat ditarik pada saat jatuh tempo dengan minimal investasi satu tahun. 6) SIPIJAR (Simpanan Pendidikan Pelajar) adalah simpanan berjangka untuk tujuan dana pendidikan anak yang memiliki nilai

91 71 manfaat investasi berupa perolehan jasa simpanan yang kompetitif dan manfaat loyalitas di tahun ke-9, ke-10, dan ke Jasa Simpanan Non Saham Besar jasa simpanan ditetapkan oleh Koperasi Kredit Makmur dengan mengacu pada perkembangan/dinamika suku bunga pasar. Apabila terjadi perubahan suku bunga, maka perubahan tersebut segera diberlakukan tanpa pemberitahuan. H. Pinjaman 1. Ketentuan Umum a. Mengisi formulir permohonan pinjaman dan surat pernyataan calon peminjam yang dapat dilayani di kantor maupun oleh petugas lapangan. b. Setiap anggota berhak memperoleh fasilitas pinjaman bila dinilai berpotensi oleh komite kredit. c. Anggota Luar Biasa (ALB) tidak diperkenankan mengajukan pinjaman yang berlaku di Koperasi Kredit Makmur. d. Memenuhi syarat dan bersedia mengikuti prosedur pinjaman yang berlaku di Koperasi Kredit Makmur. e. Apabila Pemohon telah memiliki pinjaman, maka pasangan (suami/istri) tidak dapat mengajukan pinjaman kepada Koperasi Kredit Makmur, kecuali agunan yang dijaminkan dan rapor pinjaman sebelumnya tidak bermasalah. f. Pinjaman tidak dapat dipindahtangankan.

92 72 2. Jenis Produk Pinjaman a. Pinjaman Umum adalah jenis pinjaman yang bisa digunakan untuk modal usaha, investasi, pendidikan, renovasi rumah, dan lain-lain. b. Pinjaman Prestasi adalah pinjaman yang diberikan pada Anggota berprestasi (tidak pernah lalai dan pernah melunasi pinjaman umum). Jenis pinjaman berupa pinjaman kesehatan dan pinjaman multiguna. c. Pinjaman Patas (Pinjaman Cepat dan Terbatas). Sebuah produk pinjaman khusus sebagai bentuk apresiasi bagi anggota. Cepat dalam hal ini berkaitan dengan proses dan terbatas dalam hal jangka waktu. d. Pinjaman Usaha Mitra Anggota (PUMA) adalah pinjaman yang diperuntukkan bagi pedagang skala kecil dan/atau home industry (industri rumah). e. Pinjaman Modal Usaha Dagang Anda (MUDA) adalah pinjaman yang diperuntukkan khusus bagi pedagang kali lima dan memiliki tempat mangkal/ tempat berjualan secara tetap (tidak keliling). f. Pinjaman Pemilikan Rumah (PRIMA) adalah pinjaman yang diberikan kepada anggota berprestasi dengan tujuan untuk pemilikan rumah. 3. Syarat Umum Pinjaman a. Telah menjadi anggota Koperasi Kredit Makmur minimal 2 (dua) bulan dengan menabung aktif minimal 2 (dua) bulan. b. Penabung aktif / Calon Anggota minimal 6 (enam) bulan dapat langsung menjadi anggota dan mendapat fasilitas pinjaman.

93 73 c. Telah mengikuti Pendidikan Dasar Anggota secara penuh dengan menunjukkan Sertifikat Pendidikan Dasar Anggota Koperasi Kredit Makmur. d. Domisili anggota berada di wilayah kerja Koperasi Kredit Makmur. 4. Jaminan / Agunan Pinjaman Semua pinjaman mewajibkan adanya jaminan apabila selisih pinjaman yang direalisasikan lebih besar dari simpanan. a. Barang Jaminan 1) Simpanan Saham dan Simpanan Non Saham milik anggota yang bersangkutan dan/atau Simpanan Saham ALB milik anak anggota yang bersangkutan. 2) Agunan aset berupa: SHM/HGB dan/atau BPKB masa berlaku HGB harus di atas periode pinjaman. 3) Agunan aset barang tidak bergerak harus atas nama pemohon atau pasangan. Dapat menggunakan nama orang tua bila memenuhi syarat pengikatan notariil dengan sempurna. b. Wilayah Agunan Wilayah agunan meliputi wilayah kerja Koperasi Kredit Makmur. I. Dana Sosial Dana sosial dialokasikan bagi anggota dan keluarga inti. Bila dalam satu keluarga menjadi anggota semua, maka dana sosial berlaku hanya untuk 1

94 74 (satu) orang dalam satu peristiwa dalam satu keluarga inti. Klasifikasi dan persyaratan dana sosial tersebut adalah sebagai berikut: 1. Dana Sosial Rawat Inap Dana Sosial Rawat Inap adalah dana sosial yang diberikan untuk meringankan biaya rawat inap (opname) anggota atau keluarga inti yang sakit. Dana sosial ini tidak berlaku pada peristiwa yang berhubungan dengan kehamilan. Usia Keanggotaan Jumlah dana yang diterima / hari: 1 tahun - < 5 tahun Rp ,00 5 tahun - < 10 tahun Rp ,00 10 tahun Rp ,00 Dana ini diberikan untuk maksimal 7 (tujuh) hari perawatan dalam 1 (satu) tahun. Anggota (dewasa) bisa memberikan haknya pada anggota keluarga inti. Anggota Luar Biasa (ALB) tidak dapat menanggung orang tua yang bersangkutan. Dana sosial ALB hanya berlaku untuk ALB yang bersangkutan. 2. Dana Sosial Suka a. Pernikahan pertama Rp ,00 b. Melahirkan (hingga anak kedua) Rp ,00 c. Khitanan (hingga anak kedua) Rp ,00 3. Dana Sosial Duka : Meninggal Rp ,00

95 75 J. Solidaritas Kematian Solidaritas kematian adalah bentuk solidaritas anggota kepada anggota lain yang sudah meninggal. Setiap anggota dikenai iuran duka sebesar Rp ,00 per tahun. Sumbangan kematian yang diterima sebesar Rp ,00. Iuran solidaritas kematian dapat dibayarkan secara tunai atau didebetkan dari rekening Sibuhar atau memotong dari Balas Jasa Simpanan Anggota (SHU). Dana solidaritas kematian hanya berlaku untuk Anggota (dewasa). ALB tidak ikut membayar iuran solidaritas kematian, dan dengan demikian juga tidak akan mendapatkan dana solidaritas kematian nantinya. K. Asuransi Santunan Duka Anggota (SDA) Dan Perlindungan Pinjaman Anggota (PPA) 1. Perlindungan Simpanan dan Pinjaman Anggota (PERMATA) PERMATA adalah produk pelayanan bersama yang dikelola oleh Puskopdit Jatim Timur untuk mengelola risiko. PERMATA diberikan sebagai bentuk santunan kepada Anggota yang meninggal atau cacat tetap. Setiap Anggota secara otomatis terdaftar sebagai Anggota PERMATA tanpa dikenai iuran/premi. PERMATA memberikan santunan berupa: a. Santunan Duka Anggota (SDA) terhadap SIMPANAN SAHAM, maksimal Rp ,00.

96 76 b. Perlindungan Pinjaman Anggota (PPA), maksimal Rp ,00. c. Pinjaman Melebihi Batas Perlindungan Perlindungan yang jumlahnya melebihi batas penjaminan sesuai ketetapan pihak Permata, maka sisanya ditanggung oleh ahli waris atau keluarga anggota yang bersangkutan. Asuransi PERMATA hanya berlaku untuk anggota di wilayah Jawa Timur. 2. Dana Perlindungan Bersama (DAPERMA) DAPERMA adalah dana perlindungan yang dikelola oleh Badan Koordinasi Koperasi Kredit Indonesia (BK3I). Daperma diberikan sebagai bentuk santunan kepada Anggota yang meninggal atau cacat tetap. Setiap Anggota secara otomatis terdaftar sebagai Anggota Daperma tanpa dikenai iuran/premi. DAPERMA memberikan santunan berupa: a. Santunan Duka Anggota (SDA) terhadap Simpanan Saham Anggota maksimal Rp ,00. b. Perlindungan Pinjaman Anggota (PPA) Maksimum Rp ,00, usia antara tahun. Maksimum Rp ,00, usia tahun. c. Pinjaman Melebihi Batas Perlindungan Perlindungan yang jumlahnya melebihi batas penjaminan sesuai ketetapan pihak Daperma, maka sisanya ditanggung oleh ahli waris atau keluarga anggota yang bersangkutan. Asuransi

97 DAPERMA hanya berlaku untuk anggota di wilayah Jawa Tengah. 77 L. Surplus Hasil Usaha Pembagian SHU 1. SHU setiap Anggota (dewasa) maupun Anggota Luar Biasa (ALB) secara otomatis disetorkan ke Sibuhar yang bersangkutan. 2. Anggota yang keluar sebelum tutup buku tahun berjalan tidak mendapatkan SHU.

98 BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Analisis data yang diperoleh dari hasil penelitian akan diuraikan pada bab ini untuk menjawab rumusan masalah yang ada. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang berasal dari laporan keuangan Koperasi Kredit Makmur, Magelang selama 3 (tiga) tahun yaitu tahun 2009, tahun 2010 dan tahun Laporan keuangan yang secara khusus digunakan dalam penelitian ini adalah neraca, laporan realisasi pendapatan dan biaya serta laporan klasifikasi pencairan pinjaman. Tabel 5.1 Data yang diperoleh Aspek yang dinilai Aspek Permodalan Aspek Kualitas Aktiva Produktif Aspek Manajemen Aspek Efisiensi Aspek Likuiditas Aspek Kemandirian dan Pertumbuhan Aspek Jatidiri Koperasi Data yang diperoleh Jumlah Modal Sendiri, Jumlah Aset, Jumlah Pinjaman yang Diberikan Volume Pinjaman pada Anggota, Jumlah Pinjaman Bermasalah, Cadangan Risiko Jawaban Manajemen dari Pertanyaan Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia No. 14/Per/M.KUKM/XII/2009 Beban Operasional Anggota, Jumlah Partisipasi Bruto, Beban Usaha, SHU Kotor, Biaya Karyawan Jumlah Kewajiban Lancar serta Jumlah Dana yang Diterima Jumlah SHU Sebelum Pajak dan SHU Bagian Anggota Partisipasi Neto Pendapatan, Jumlah Simpanan Pokok, Jumlah Simpanan Wajib, Jumlah Promosi Ekonomi Anggota. 78

99 79 Dari data yang diperoleh dari penelitian tersebut diklasifikasikan ke dalam rumus yang relevan dengan permasalahan. Kemudian, dilanjutkan untuk mengetahui tingkat kesehatan Koperasi Kredit Makmur, Magelang. B. Analisis Data 1. Analisis Aspek Penilaian Kesehatan Koperasi Simpan Pinjam/Kredit Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia No.14/Per/M.KUKM/XII/2009 tentang pelaksanaan penilaian kesehatan koperasi simpan pinjam dan unit simpan pinjam, digunakan untuk melakukan penilaian terhadap 7 (tujuh) aspek, yaitu: permodalan, kualitas aktiva produktif, manajemen, efisiensi, likuiditas, kemandirian dan pertumbuhan serta jatidiri koperasi. Adapun langkahlangkah yang digunakan adalah sebagai berikut: a. Aspek Permodalan Terdapat beberapa komponen dari aspek permodalan yang digunakan untuk mengukur tingkat kesehatan, yaitu rasio modal sendiri terhadap total aset, rasio modal sendiri terhadap pinjaman diberikan yang berisiko serta rasio kecukupan modal sendiri. Pembahasan pada masing-masing komponen akan diuraikan sebagai berikut: 1) Rasio Modal Sendiri terhadap Total Aset Penilaian ini dimaksudkan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan modal sendiri Koperasi Kredit Makmur dalam

100 mendukung pendanaan terhadap total aset yang ada. Total aset yang dinilai adalah total kekayaan yang dimiliki oleh koperasi yang bersangkutan, yang terdiri dari aset lancar, investasi jangka panjang serta aset tetap. 80 Tabel 5.2 Hasil Perhitungan Rasio Modal Sendiri terhadap Total Aset Tahun Modal Sendiri Total Aset (a) (b) , , ,81 Dari hasil perhitungan rasio ini, terlihat di tahun 2009 besar modal sendiri turut ambil bagian dalam pengembangan aset sebesar 17,22% menurun di tahun 2010 yang hanya sebesar 13,49% dan pada 2011 sebesar 11,81%. Berdasarkan hasil analisis data, rasio yang ditunjukkan dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2011 disebabkan oleh jumlah simpanan yang menurun, sehingga berpengaruh pada jumlah modal sendiri koperasi yang kemudian menurun. Namun demikian terdapat kenaikan total aset sebesar 0,94% dari tahun 2009 ke tahun 2010 serta kenaikan sebesar 6,99% pada tahun 2010 sampai tahun Pada rasio ini skor yang diperoleh dapat maksimal jika rasio yang dicapai diantara 40% hingga 60%.

101 2) Rasio Modal Sendiri terhadap Pinjaman Diberikan yang Berisiko Penilaian rasio antara modal sendiri koperasi simpan pinjam/kredit terhadap pinjaman diberikan yang berisiko dimaksudkan untuk mengukur kemampuan modal sendiri koperasi simpan pinjam/kredit untuk menutup risiko atas pemberian pinjaman yang tidak didukung dengan agunan. Tabel 5.3 Hasil Perhitungan Rasio Modal Sendiri terhadap Pinjaman Diberikan yang Berisiko Pinjaman Diberikan yang Modal Sendiri Tahun Berisiko (a) (b) , , ,24 81 Dari hasil perhitungan rasio ini, terlihat Koperasi Kredit Makmur kemampuannya menutup kerugian akibat pinjaman yang tidak memiliki agunan di tahun 2009 ditunjukkan dengan persentase sebesar 19,42%, di tahun 2010 sebesar 38,70%, dan di tahun 2011 sebesar 34,24%. Berdasarkan hasil analisis data, rasio yang terjadi dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2011 disebabkan oleh jumlah modal sendiri yang lebih rendah dibandingkan pinjaman diberikan yang berisiko yang jumlahnya lebih tinggi. Pada tahun 2009 sampai tahun 2010 rasio mulai bertumbuh seiring dengan adanya penurunan pinjaman berisiko, lalu pada tahun 2010

102 82 sampai tahun 2011 rasio menurun karena ada kenaikan pinjaman berisiko sebesar 5,87%. Harapannya modal sendiri dapat terus bertambah sehingga mampu menutup pinjaman berisiko di tahun tahun mendatang. Semakin tinggi rasionya maka semakin baik, karena skor maksimal dapat dicapai jika rasio dapat mencapai lebih besar dari 100%. 3) Rasio Kecukupan Modal Sendiri Penilaian terhadap kecukupan modal sendiri yaitu dengan membandingkan modal sendiri tertimbang dengan aktiva tertimbang menurut risiko (ATMR). Dimaksudkan untuk mengukur kemampuan modal sendiri tertimbang dalam menyerap kerugian akibat penurunan aset. Berikut ini adalah perhitungan modal tertimbang dan aktiva tertimbang menurut risiko pada tahun 2009 sampai dengan tahun 2011: Tabel 5.4 Perhitungan Modal Tertimbang 2009 No Komponen Modal Nilai (Rp) Bobot Pengakuan Risiko (%) Modal Tertimbang (1) (2) (3) (4) (3) x (4) I MODAL SENDIRI 1. Modal Anggota a. Simpanan pokok b. Simpanan wajib c. Simpanan Sukarela d. Simpanan Kapitalisasi 2. Modal penyetaraan Modal penyertaan

103 Tabel 5.4 Perhitungan Modal Tertimbang 2009 (Lanjutan) 4. Cadangan umum/ cadangan koperasi 5. Cadangan tujuan risiko Modal sumbangan/ Donasi 7. SHU belum dibagi II KEWAJIBAN 8. Tabungan koperasi Simpanan berjangka Beban yang masih harus dibayar Dana yang diterima Kewajiban lain-lain Modal Tertimbang Tabel 5.5 Perhitungan ATMR 2009 No Komponen Modal Nilai (Rp) Bobot Pengakuan Risiko (%) Aktiva Tertimbang (1) (2) (3) (4) (3) x (4) 1. Kas/Bank Tabungan dan simpanan berjangka Surat-surat berharga Pinjaman yang diberikan pada anggota Pinjaman yang diberikan pada 100 calon anggota, Koperasi lain dan anggotanya Penyertaan pada koperasi, anggota dan pihak lain 7. Pendapatan yang masih harus diterima 8. Aktiva tetap ATMR

104 Tabel 5.6 Perhitungan Modal Tertimbang 2010 No Komponen Modal Nilai (Rp) Bobot Pengakuan Risiko (%) 84 Modal Tertimbang (1) (2) (3) (4) (3) x (4) I MODAL SENDIRI 1. Modal Anggota a. Simpanan pokok b. Simpanan wajib c. Simpanan Sukarela d. Simpanan Kapitalisasi Modal penyetaraan Modal penyertaan Cadangan umum/ cadangan koperasi Cadangan tujuan risiko Modal sumbangan/ Donasi SHU belum dibagi II KEWAJIBAN 8. Tabungan koperasi Simpanan berjangka Beban yang masih harus dibayar Dana yang diterima Kewajiban lain-lain Modal Tertimbang Tabel 5.7 Perhitungan ATMR 2010 No Komponen Modal Nilai (Rp) Bobot Pengakuan Risiko (%) Aktiva Tertimbang (1) (2) (3) (4) (3) x (4) 1. Kas/Bank Tabungan dan simpanan berjangka Surat-surat berharga Pinjaman yang diberikan pada anggota Pinjaman yang diberikan pada calon anggota, Koperasi lain dan anggotanya

105 Tabel 5.7 Perhitungan ATMR 2010 (Lanjutan) 6. Penyertaan pada koperasi, anggota dan pihak lain Pendapatan yang masih harus diterima Aktiva tetap ATMR Tabel 5.8 Perhitungan Modal Tertimbang 2011 No Komponen Modal Nilai (Rp) Bobot Pengakuan Risiko (%) Modal Tertimbang (1) (2) (3) (4) (3) x (4) I MODAL SENDIRI 1. Modal Anggota a. Simpanan pokok b. Simpanan wajib c. Simpanan Sukarela d. Simpanan Kapitalisasi Modal penyetaraan Modal penyertaan II 4. Cadangan umum/ cadangan koperasi 5. Cadangan tujuan risiko Modal sumbangan/ Donasi 7. SHU belum dibagi KEWAJIBAN 8. Tabungan koperasi Simpanan berjangka Beban yang masih harus dibayar Dana yang diterima Kewajiban lain-lain Modal Tertimbang

106 Tabel 5.9 Perhitungan ATMR 2011 No Komponen Modal Nilai (Rp) Bobot Pengakuan Risiko (%) Aktiva Tertimbang (1) (2) (3) (4) (3) x (4) 1. Kas/Bank Tabungan dan simpanan berjangka Surat-surat berharga Pinjaman yang diberikan pada anggota Pinjaman yang diberikan pada calon anggota, Koperasi lain dan anggotanya Penyertaan pada koperasi, anggota dan pihak lain Pendapatan yang masih harus diterima Aktiva tetap ATMR Tabel 5.10 Hasil Perhitungan Rasio Kecukupan Modal Sendiri Modal Sendiri Tahun Tertimbang ATMR (a) (b) , , ,03 Hasil perhitungan rasio tahun 2009, tahun 2010 dan tahun 2011 menunjukkan kemampuan modal sendiri tertimbang dalam

107 87 menyerap kerugian akibat penurunan aset sebesar 61,97%, 59,47% dan 57,03%. Berdasarkan hasil analisis data, rasio dari tahun 2009 ke tahun 2011 menunjukkan penurunan, karena modal sendiri tertimbang dari tahun 2009 sampai tahun 2011 lebih kecil jumlahnya dibandingkan jumlah ATMR terlihat lebih besar. Namun rasio ini menghasilkan skor yang maksimal karena lebih dari 8%, artinya semakin tinggi rasionya semakin baik. b. Aspek Kualitas Aktiva Produktif Tujuan penilaian aspek kualitas aktiva produktif adalah untuk mengukur kekayaan koperasi simpan pinjam yang mendatangkan penghasilan bagi koperasi. Penilaian terhadap kualitas aktiva produktif didasarkan pada 4 (empat) rasio, yaitu: rasio volume pinjaman pada anggota terhadap volume pinjaman diberikan, rasio risiko pinjaman bermasalah terhadap pinjaman diberikan, rasio cadangan risiko terhadap pinjaman bermasalah dan rasio pinjaman yang berisiko terhadap pinjaman yang diberikan. 1) Rasio Volume Pinjaman pada Anggota terhadap Volume Pinjaman Diberikan Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan koperasi simpan pinjam/kredit dalam memenuhi seluruh pinjaman anggota. Volume pinjaman pada anggota adalah seluruh piutang pinjaman diberikan kepada anggota. Total volume pinjaman

108 diberikan adalah seluruh piutang pinjaman diberikan baik kepada anggota maupun bukan anggota. Untuk mengukur rasio antara volume pinjaman pada anggota terhadap volume pinjaman diberikan adalah sebagai berikut: Tabel 5.11 Hasil Perhitungan Rasio Volume Pinjaman pada Anggota terhadap Volume Pinjaman Diberikan Volume Volume Pinjaman Pinjaman Tahun Diberikan Anggota a b , , ,68 88 Dari hasil perhitungan rasio ini menunjukkan adanya perkembangan dari tahun 2009 ke tahun 2010 dan menurun 1,44% pada tahun Penghitungan rasio ini menunjukkan kemampuan koperasi memberikan pinjaman kepada anggota. Rasio dari tahun 2009 sampai tahun 2011 yakni 29,28%, 32,12%, 30,68%. Berdasarkan hasil analisis data, meningkatnya jumlah pinjaman yang diberikan koperasi kepada anggotanya menunjukkan koperasi semakin mampu menyejahterakan anggotanya serta koperasi dapat selalu melanjutkan aktivitas dan berkembang. Pada tahun 2009 sampai tahun 2010 terdapat kenaikan pinjaman diberikan sebesar 1,95% dan peningkatan di tahun 2010 sampai tahun 2011 sebesar 10,65%. Jika rasio yang dihasilkan bisa mencapai lebih dari 75% maka skor yang

109 dihasilkan dapat mencapai maksimum yang berarti seakin tinggi rasio akan lebih lebih baik. 2) Rasio Risiko Pinjaman Bermasalah terhadap Pinjaman Diberikan Perhitungan rasio risiko pinjaman bermasalah terhadap pinjaman diberikan digunakan untuk mengukur kemampuan koperasi simpan pinjam/kredit dalam menutup risiko atas pinjaman yang kemungkinan macet atau tidak tertagih. 89 Tabel 5.12 Hasil Perhitungan Rasio Risiko Pinjaman Bermasalah terhadap Pinjaman Diberikan Tahun Pinjaman Bermasalah Volume Pinjaman Diberikan (a) (b) , , ,17 Hasil perhitungan rasio dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2011 yaitu sebesar 3,41%, 1,20%, dan 1,17%. Ini berarti bahwa setiap Rp 1,00 pinjaman yang diberikan mampu memenuhi pinjaman bermasalah sebesar Rp 0,0341, Rp 0,0120 dan Rp 0,0117. Berdasarkan analisis data, pada tahun 2009 ke tahun 2011 mengalami penurunan rasio dengan demikian Koperasi Kredit Makmur memiliki risiko yang rendah. Pinjaman bermasalah dari tahun 2009 ke tahun 2011 menurun hal ini justru merupakan hal yang baik dan membantu koperasi

110 meningkatkan kualitasnya. Semakin rendah rasio semakin baik sebab skor maksimal akan diperoleh jika rasio sama dengan 0 (nol). 3) Rasio Cadangan Risiko terhadap Pinjaman Bermasalah Tujuan pengukuran rasio cadangan risiko terhadap pinjaman bermasalah adalah untuk mengetahui kemampuan koperasi simpan pinjam/kredit menutup kerugian apabila terjadi pinjaman macet atau tidak tertagih. Rasio ini menunjukkan bagian dari risiko pinjaman bermasalah yang dijamin oleh cadangan risiko. 90 Tabel 5.13 Hasil Perhitungan Rasio Cadangan Risiko terhadap Pinjaman Bermasalah Cadangan Tahun Risiko Pinjaman Bermasalah (a) (b) , , ,00 Dari hasil perhitungan tahun 2009 sampai tahun 2011 ditunjukkan dengan rasio 0,00%. Berdasarkan analisis data, hal ini disebabkan tidak adanya cadangan risiko yang disediakan Koperasi Kredit Makmur dari tahun 2009 ke tahun Dana cadangan risiko ini penting bagi koperasi karena dapat menutup risiko, apabila terjadi pinjaman macet dan apabila dana cadangan risiko sangat rendah maka pinjaman macet tidak akan tertutupi. Rasio yang harus dicapai bila menginginkan skor yang maksimal adalah 90% sampai dengan 100%.

111 4) Rasio Pinjaman yang Berisiko terhadap Pinjaman yang Diberikan Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan koperasi simpan pinjam/kredit dalam menutup risiko terhadap pinjaman yang tidak mempunyai agunan yang memadai. Rasio ini dihitung dengan cara membandingkan antara dana yang dipinjamkan oleh koperasi simpan pinjam atau unit simpan pinjam koperasi kepada peminjam yang tidak mempunyai agunan yang memadai dengan dana yang dipinjamkan oleh koperasi simpan pinjam atau unit simpan pinjam koperasi. Tabel 5.14 Hasil Perhitungan Rasio Pinjaman yang Berisiko terhadap Pinjaman Diberikan Tahun Pinjaman yang Berisiko Volume Pinjaman Diberikan (a) (b) Dari perhitungan rasio ini pinjaman yang diberikan mempunyai risiko yang tinggi di tahun 2009 yaitu 100%, dan berangsur menurun di tahun 2010 sebesar 39% dan 37% di tahun Berdasarkan analisis data, jumlah pinjaman berisiko sangat tinggi pada tahun 2009 mulai menurun di tahun 2010 dan sedikit meningkat di tahun Semakin tinggi pinjaman diberikan dan semakin rendah pinjaman berisiko, maka rasio yang dihasilkan akan lebih rendah. Jika Koperasi Kredit

112 Makmur mengharapkan skor maksimal maka harus mengecilkan rasio yang diperolehnya, sebab skor yang maksimal diperoleh jika rasio lebih kecil dari 21%. c. Aspek Manajemen Dalam melakukan penilaian aspek manajemen terdapat 5 (lima) komponen yang dinilai, yakni: manajemen umum, kelembagaan, manajemen permodalan, manajemen aktiva, manajemen likuiditas. Tujuan penilaian manajemen ini untuk mengetahui peranan manajemen dalam pengelolaan koperasi sehingga kegiatan koperasi dapat berjalan dengan lancar. Tabel 5.15 Hasil Wawancara Berdasarkan Aspek Manajemen No Aspek Ya/Tidak Keterangan A Manajemen Umum Apakah KSP/USP Koperasi memiliki visi, misi dan tujuan yang jelas Y Y Y 2 Apakah KSP/USP Koperasi telah memiliki rencana kerja jangka panjang minimal untuk 3 tahun ke depan dan dijadikan sebagai acuan KSP/USP Koperasi dalam menjalankan usahanya Y Y Y 92 3 Apakah KSP/USP Koperasi memiliki rencana kerja tahunan yang digunakan sebagai dasar acuan kegiatan usaha selama 1 tahun 4 Adakah kesesuaian antara rencana kerja jangka pendek dengan rencana jangka panjang 5 Apakah visi, misi, tujuan dan rencana kerja diketahui dan dipahami oleh pengurus, pengawas, pengelola dan seluruh karyawan. Y Y Y Y Y Y Y Y Y Setiap tahun menyelenggarakan rapat kerja dan menyusun kalender kerja Setiap tahun ada pembahasan serta evaluasi

113 Tabel 5.15 Hasil Wawancara Berdasarkan Aspek Manajemen (Lanjutan) 6 Pengambilan keputusan yang Telah ada bersifat operasional dilakukan struktur Y Y Y oleh pengelola secara independen organisasi yang 7 Pengurus dan atau pengelola KSP/USP Koperasi memiliki komitmen untuk menangani permasalahan yang dihadapi serta melakukan tindakan perbaikan yang diperlukan. 8 KSP/USP koperasi memiliki tata tertib kerja SDM yang meliputi disiplin kerja serta didukung sarana kerja yang memadai dalam melaksanakan pekerjaan 9 Pengurus KSP/USP koperasi yang mengangkat pengelola, tidak mencampuri kegiatan operasional sehari-hari yang cenderung menguntungkan kepentingan sendiri, keluarga atau kelompoknya sehingga dapat merugikan KSP/USP Koperasi 10 Anggota KSP/USP Koperasi sebagai pemilik mempunyai kemampuan untuk meningkatkan permodalan KSP/USP Koperasi sesuai dengan ketentuan yang berlaku 11 Pengurus, Pengawas, dan Pengelola KSP/USP Koperasi di dalam melaksanakan kegiatan operasional tidak melakukan halhal yang cenderung menguntungkan diri sendiri, keluarga dan kelompoknya, atau berpotensi merugikan KSP/USP Koperasi 12 Pengurus melaksanakan fungsi pengawasan terhadap pelaksanaan tugas pengelola sesuai dengan tugas dan wewenangnya secara efektif Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y dibuat Tiap tahun pengurus dan manajemen melakukan evaluasi Pengurus hanya melakukan pengawasan tidak campur tangan terhadap pengelolaan harian 93

114 Tabel 5.15 Hasil Wawancara Berdasarkan Aspek Manajemen (Lanjutan) B KELEMBAGAAN Y Y Y 1 Bagan organisasi yang ada telah mencerminkan seluruh kegiatan KSP/USP Koperasi dan tidak terdapat jabatan kosong atau Y Y Y perangkapan jabatan. 2 KSP/USP Koperasi memiliki rincian tugas yang jelas untuk masing-masing karyawannya. Y Y Y 3 Di dalam struktur kelembagaan KSP/USP Koperasi terdapat struktur yang melakukan fungsi sebagai dewan pengawas Y Y Y 4 KSP/USP Koperasi terbukti mempunyai Standar Operasional dan Manajemen (SOM) dan Standar Operasional Prosedur (SOP ). 5 KSP/USP Koperasi telah menjalankan kegiatannya sesuai SOM dan SOP KSP/USP Koperasi. 6 KSP/USP Koperasi mempunyai sistem pengamanan yang baik terhadap semua dokumen penting. C PERMODALAN 1 Tingkat pertumbuhan modal sendiri sama atau lebih besar dari tingkat pertumbuhan aset. 2 Tingkat pertumbuhan modal sendiri yang berasal dari anggota sekurang kurangnya sebesar 10 % dibandingkan tahun sebelumnya. 3 Penyisihan cadangan dari SHU sama atau lebih besar dari seperempat SHU tahun berjalan Y Y Y Y Y Y Y Y Y T T T T T T Y Y Y 94 Telah terbagi tugas masingmasing karyawan sesuai pembagian tugasnya Terdiri dari: 1. Ketua pengawas 2. Wakil pengawas 3. Anggota pengawas

115 Tabel 5.15 Hasil Wawancara Berdasarkan Aspek Manajemen (Lanjutan) 4 Simpanan dan simpanan berjangka koperasi meningkat minimal 10 % dari tahun sebelumnya T T T 5 Investasi harta tetap dari inventaris serta pendanaan ekspansi perkantoran dibiayai dengan modal sendiri Y Y Y D AKTIVA 1 Pinjaman dengan kolektibilitas lancar minimal sebesar 90 % dari pinjaman yang diberikan T T T 2 Setiap pinjaman yang diberikan didukung dengan agunan yang nilainya sama atau lebih besar dari pinjaman yang diberikan kecuali pinjaman bagi anggota sampai dengan 1 juta rupiah. Y Y Y 3 Dana cadangan penghapusan pinjaman sama atau lebih besar dari jumlah pinjaman macet tahunan. Y Y Y 4 Pinjaman macet tahun lalu dapat ditagih sekurang-kurangnya sepertiganya. Y Y Y 5 KSP/USP Koperasi menerapkan prosedur pinjaman dilaksanakan dengan efektif. Y Y Y 6 KSP/USP Koperasi menerapkan prosedur pinjaman dan Y Y Y dilaksanakan dengan efektif 7 Dalam memberikan pinjaman KSP/USP Koperasi mengambil keputusan berdasarkan prinsip kehati-hatian. Y Y Y 8 Keputusan pemberian pinjaman dan atau penempatan dana dilakukan melalui komite. Y Y Y 95 Sesuai dengan SOP kredit yang telah dibuat Ada batasan nominal tertentu yang harus diputuskan lewat komite

116 Tabel 5.15 Hasil Wawancara Berdasarkan Aspek Manajemen (Lanjutan) 9 Setelah pinjaman diberikan KSP/USP Koperasi melakukan pemantauan terhadap penggunaan pinjaman serta kemampuan dan kepatuhan anggota atau peminjam Y Y Y dalam memenuhi kewajibannya. berkala 10 KSP/USP Koperasi melakukan peninjauan, penilaian dan pengikatan terhadap agunannya. E LIKUIDITAS 1 Memiliki kebijaksanaan tertulis mengenai pengendalian likuiditas 2 Memiliki fasilitas pinjaman yang akan diterima dari lembaga lain untuk menjaga likuiditasnya. 3 Memiliki pedoman administrasi yang efektif untuk memantau kewajiban yang jatuh tempo. Y Y Y T T T T T T Y Y Y 4 Memiliki kebijakan penghimpunan simpanan dan pemberian pinjaman sesuai dengan kondisi keuangan KSP/USP koperasi Y Y Y 5 Memiliki sistem informasi manajemen yang memadai untuk pemantauan likuiditas Y Y Y Keterangan: Y : Ya T : Tidak Setelah pencairan dilakukan monitoring pinjaman secara Berdasarkan analisa dan pengikatan legalisasi Telah memakai program akuntansi dari Induk Koperasi Kredit (INKOPDIT) 96 Saat ini memakai program Sistem Koperasi Kredit dari INKOPDIT

117 Berdasarkan hasil wawancara maka penilaian aspek manajemen pada tahun 2009, tahun 2010 dan tahun 2011 sebagai berikut: Tabel 5.16 Penilaian Aspek Manajemen Pada Tahun 2009 No Komponen Jawaban Ya Tidak 1. Manajemen Umum Kelembagaan 6-3. Manajemen Permodalan Manajemen Aktiva Manajemen Likuiditas 3 2 Tabel 5.17 Penilaian Aspek Manajemen Pada Tahun 2010 No Komponen Jawaban Ya Tidak 1. Manajemen Umum Kelembagaan 6-3. Manajemen Permodalan Manajemen Aktiva Manajemen Likuiditas 3 2 Tabel 5.18 Penilaian Aspek Manajemen Pada Tahun 2011 No Komponen Jawaban Ya Tidak 1. Manajemen Umum Kelembagaan 6-3. Manajemen Permodalan Manajemen Aktiva Manajemen Likuiditas 3 2 Dari hasil wawancara terhadap aspek manajemen selama tahun 2009, tahun 2010 dan tahun 2011 Koperasi Kredit Makmur menunjukkan kondisi yang konsisten, perubahan-perubahan belum terlalu signifikan dalam hal ini. Namun ketentuan yang ada telah dilaksanakan oleh koperasi. 97

118 98 d. Aspek Efisiensi Penilaian efisiensi dilakukan untuk menggambarkan sampai seberapa besar koperasi mampu memberikan pelayanan yang efisien kepada anggotanya dari penggunaan aset yang dimilikinya. Penilaian didasarkan pada 3 (tiga) rasio, yaitu: rasio biaya operasional pelayanan terhadap partisipasi bruto, rasio beban usaha terhadap SHU kotor, rasio efisiensi pelayanan. Pembahasannya sebagai berikut: 1) Rasio Beban Operasi Anggota terhadap Partisipasi Bruto Tujuan dari penilaian rasio ini adalah mengetahui besarnya beban operasi anggota bila dibandingkan dengan partisipasi bruto. Tabel 5.19 Hasil Perhitungan Rasio Beban Operasi Anggota terhadap Partisipasi Bruto Beban Operasi Tahun Anggota Partisipasi Bruto (a) (b) , , ,64 Dari hasil perhitungan rasio ini Koperasi Kredit Makmur pada tahun 2009 sampai dengan 2011 menunjukkan rasio sebesar 98,32%, 97,88%, 99,64%. Rasio rasio yang ada menunjukkan angka yang tinggi. Berdasarkan hasil analisis data, beban operasi anggota menurun dari tahun ke tahun dan jumlah partisipasi bruto lebih tinggi dibandingkan beban operasi anggota. Partisipasi bruto berasal dari jumlah partisipasi jasa

119 simpan pinjam ditambah dengan administrasi pinjaman dan administrasi keterlambatan yang terkait. Koperasi Kredit Makmur memiliki rasio yang tergolong tinggi, skor maksimal dapat dicapai jika rasio berkisar diantara 0% sampai 90%. 2) Rasio Beban Usaha terhadap SHU Kotor Menghitung rasio ini untuk mengetahui besarnya beban usaha bila dibandingkan dengan SHU kotor. Beban usaha dimaksud adalah beban manajemen Koperasi Kredit Makmur. 99 Tabel 5.20 Hasil Perhitungan Rasio Beban Usaha terhadap SHU Kotor Tahun Beban Usaha SHU kotor (a) (b) , , ,23 Dari hasil perhitungan rasio beban usaha terhadap SHU kotor selama 3 (tiga) tahun berturut-turut dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2011 dapat dikatakan beban usaha terlalu banyak menyerap keuntungan yang diperoleh koperasi meskipun persentase semakin berkurang, namun persentase tersebut sangat tinggi yaitu 21595% di tahun 2009, 1891,70% di tahun 2010 serta 1672,23% di tahun Berdasarkan analisis data, kenaikan beban usaha pada tahun 2009 sampai 2010 sebesar 0,23%. Dan dari tahun 2009 ke 2010 SHU kotor terdapat kenaikan sebesar 14,40% dan 3,63% pada tahun 2010 sampai Namun dalam hal ini jumlah beban

120 100 usaha lebih besar dari SHU kotor, sehingga SHU kotor tidak mampu menutup beban usaha yang terlalu tinggi, menyebabkan rasio yang sangat tinggi presentasenya. Semakin kecil rasionya maka semakin baik, karena skor maksimal dapat dicapai jika rasio yang dicapai berkisar diantara 0% hingga 40%. 3) Rasio Efisiensi Pelayanan Menghitung rasio ini untuk mengetahui besarnya biaya karyawan dibandingkan dengan seluruh pinjaman. Tabel 5.21 Hasil Perhitungan Rasio Efisiensi Pelayanan Biaya Tahun Karyawan Volume Pinjaman (a) (b) , , ,53 Dari perhitungan rasio ini menunjukkan efisiensi pelayanan dengan hasil 2,64% di tahun 2009, 2,43% di tahun 2010 dan 2,53% di tahun Berdasarkan analisis data, pada tahun 2009 rasio sebesar 2,64% mengalami penurunan di tahun 2010 disebabkan karena ada penurunan biaya karyawan dan pada tahun 2011 rasio sebesar 2,53% meningkat karena ada peningkatan biaya karyawan sebesar 15,31%. Rasio ini bertujuan untuk mengukur besarnya biaya karyawan yang dibandingkan dengan seluruh pinjaman yang dianggap mempengaruhi efisiensi pelayanan. Semakin kecil rasionya

121 101 maka semakin baik, karena skor maksimal dapat dicapai jika rasio yang dicapai kurang dari 5%. e. Aspek Likuiditas Penilaian kuantitatif terhadap likuiditas koperasi dilakukan terhadap 2 (dua) rasio, yaitu: rasio kas dan bank terhadap kewajiban lancar dan rasio pinjaman yang diberikan terhadap dana yang diterima. Penilaian ini dilakukan untuk mengukur kemampuan koperasi untuk memenuhi kewajiban jangka pendek. Pembahasan setiap komponen akan diuraikan sebagai berikut: 1) Rasio Kas Tujuannya mengukur kemampuan koperasi simpan pinjam/kredit untuk membayar hutang yang segera harus dipenuhi dengan kas yang tersedia dengan menjumlahkan kas ditangan dan kas di bank dibandingkan dengan kewajiban lancar. Tabel 5.22 Hasil Perhitungan Rasio Kas Tahun Kas+Bank Kewajiban Lancar (a) (b) , , ,07 Dari hasil perhitungan rasio ini kas dan bank yang dimiliki koperasi terlihat kemampuannya membayar kewajiban lancar ditunjukkan dengan rasio pada tahun 2009, tahun 2010 dan tahun 2011 yaitu sebesar 3,78%, 11,05% dan 4,07%. Kewajiban

122 102 tidak cukup dibiayai dengan kas dan bank yang dimiliki oleh koperasi bila kas dan bank yang tersedia lebih rendah jumlahnya. Kenaikan kas + bank terjadi pada tahun 2009 ke tahun 2010 sebesar 0,29%. Rasio yang harus dicapai bila menginginkan skor yang maksimal adalah 10% sampai dengan 15%. 2) Rasio Pinjaman yang Diberikan terhadap Dana yang Diterima Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan koperasi simpan pinjam/kredit dalam memberikan pinjaman kepada anggota dengan menggunakan sumber dana yang ada. Dimana dana yang diterima adalah total pasiva selain hutang biaya dan SHU belum dibagi (lampiran 7, hlm.189). Tabel 5.23 Hasil Perhitungan Rasio Pinjaman yang Diberikan terhadap Dana yang Diterima Tahun Pinjaman yang Diberikan Dana yang Diterima (a) (b) , , ,83 Dari hasil perhitungan rasio ini menunjukkan kondisi yang baik. Kemampuan koperasi memberikan pinjaman kepada anggota dengan menggunakan sumber dana yang ada dalam tingkatan rasio sebesar 88,86% di tahun 2009, 89,78% di tahun 2010 dan 92,83% di tahun 2011.

123 103 Berdasarkan analisis data, selama 3 (tiga) tahun dana yang diterima mengalami peningkatan, begitu pula pinjaman yang diberikan. Namun jumlah pinjaman yang diberikan tidak lebih tinggi jumlahnya dari dana yang diterima. f. Aspek Kemandirian dan Pertumbuhan Penilaian terhadap kemandirian dan pertumbuhan didasarkan pada 3 (tiga) rasio, yaitu: rentabilitas aset, rentabilitas ekuitas (modal sendiri) dan kemandirian operasional. Aspek Kemandirian dan Pertumbuhan diukur untuk menilai kemampuan koperasi untuk memperoleh sisa hasil usaha. 1) Rentabilitas Aset Perhitungan dilakukan untuk mengetahui kemampuan koperasi simpan pinjam/kredit untuk memperoleh SHU dari total aset yang digunakan. Rasio rentabilitas aset yaitu SHU sebelum pajak dibandingkan dengan total aset. Tabel 5.24 Hasil Perhitungan Rentabilitas Aset SHU Sebelum Pajak Total Aset Tahun (a) (b) , , ,29 Dari hasil perhitungan rentabilitas aset, kemampuan koperasi simpan pinjam/kredit untuk memperoleh SHU dari total aset yang digunakan terlihat kurang sebanding sebab total aset yang yang relatif besar. Pada tahun 2009 rasionya sebesar 0,26%, sedikit meningkat ditahun 2010 sebesar 0,30%, kemudian

124 104 menurun pada persentase 0,29% di tahun Rasio yang harus dicapai bila menginginkan skor yang maksimal adalah lebih dari 10%. 2) Rentabilitas Ekuitas/Modal Sendiri Rasio ini menunjukkan kemampuan koperasi simpan pinjam/kredit dalam memberikan balas jasa kepada anggota yang telah menanamkan dananya berupa simpanan-simpanan. Rasio rentabilitas modal sendiri yaitu SHU bagian anggota yang diasumsikan sebesar 7% di tahun 2009, 11% di tahun 2010 dan 13% di tahun 2011 dari SHU setelah pajak (lampiran 7,hlm.189).dibandingkan total modal sendiri. Tabel 5.25 Hasil Perhitungan Rentabilitas Modal Sendiri Tahun SHU Bagian Anggota Total Modal Sendiri (a) (b) , , ,28 Dari hasil perhitungan rasio rentabilitas modal sendiri menunjukkan perkembangan walau dalam persentase yang kecil. Hal ini dianggap koperasi mampu memberikan balas jasa kepada anggota yang telah menanamkan dana di koperasi berupa simpanan. Hasil perhitungan rasionya sebesar 0,11% tahun 2009, 0,21% tahun 2010 dan 0,28% tahun Berdasarkan analisis data, terlihat pada tahun 2009 sampai 2011 SHU bagian anggota jumlahnya meningkat tiap tahun

125 105 meski jumlah modal sendiri menurun. Namun, akan lebih baik lagi rasio ditingkatkan, rasio yang harus dicapai bila menginginkan skor yang maksimal adalah lebih dari 5%. 3) Kemandirian Operasional Pelayanan Rasio ini menunjukkan kemampuan koperasi simpan pinjam/kredit dalam membiayai beban usaha dan beban perkoperasian. Partisipasi neto adalah kontribusi anggota terhadap hasil usaha koperasi yang merupakan selisih antara partisipasi bruto dengan beban pokok (lampiran 7, hlm 189). Tabel 5.26 Hasil Perhitungan Kemandirian Operasional Pelayanan Beban Partisipasi Neto Usaha+Beban Tahun Perkoperasian (a) (b) , , ,97 Rasio kemandirian operasional pelayanan menunjukkan perkembangan baik, karena Koperasi Kredit Makmur mampu membiayai beban usaha dan beban perkoperasian. Hal ini ditunjukkan dengan rasio pada tahun 2009, tahun 2010 dan tahun 2011 yaitu sebesar 103%, 103,62%, dan 104,97%. Berdasarkan analisis data, terjadi peningkatan rasio karena partisipasi neto yang lebih tinggi. Sehingga hal ini menjadi hal yang baik untuk dipertahankan bagi koperasi.

126 106 g. Jatidiri Koperasi Penilaian aspek jatidiri koperasi dimaksudkan untuk mengukur keberhasilan koperasi dalam mencapai tujuannya yaitu mempromosikan ekonomi anggota. Aspek penilaian jatidiri koperasi menggunakan 2 (dua) rasio, yaitu: rasio partisipasi bruto dan rasio promosi ekonomi anggota. Pembahasan komponen tersebut adalah sebagai berikut: 1) Rasio Partisipasi Bruto Rasio ini adalah tingkat kemampuan koperasi dalam melayani anggota, semakin tinggi atau besar prosentasenya semakin baik. Partisipasi bruto adalah kontribusi anggota kepada koperasi sebagai imbalan penyerahan jasa pada anggota yang mencakup beban pokok dan partisipasi neto (lampiran 7, hlm 189). Tabel 5.27 Hasil Perhitungan Rasio Partisipasi Bruto Partisipasi Bruto + Partisipasi Bruto Tahun Pendapatan (a) (b) , , ,75 Dari hasil perhitungan rasio partisipasi bruto menunjukkan perkembangan yang baik. Koperasi Kredit Makmur mampu melayani anggota. Hal ini ditunjukkan dengan rasio 99,70% di tahun 2009, 99,70% ditahun 2010 dan 99,75% di tahun 2011.

127 107 Berdasarkan hasil analisa data, partisipasi bruto ditambah pendapatan lebih tinggi dibanding partisipasi bruto sehingga semakin tinggi atau besar persentasenya semakin baik hasil penilaian ini. 2) Rasio Promosi Ekonomi Anggota Rasio ini mengukur kemampuan koperasi memberikan manfaat efisiensi partisipasi dan manfaat efisiensi biaya koperasi dengan simpanan pokok dan simpanan wajib, semakin tinggi persentasenya semakin baik. Tabel 5.28 Hasil Perhitungan Rasio Promosi Ekonomi Anggota PEA Simpanan Pokok + Tahun Simpanan Wajib (a) (b) , , ,33 Promosi Ekonomi Anggota adalah peningkatan pelayanan koperasi kepada anggotanya dalam bentuk manfaat ekonomi yang diperoleh sebagai anggota koperasi (SHU bagian anggota). Rasio ini menunjukkan perkembangan yang cukup baik walaupun dalam persentase yang masih rendah tetapi ada peningkatan dari tahun 2009 sampai dengan tahun Koperasi Kredit Makmur mampu memberikan manfaat efisiensi partisipasi dan efisiensi biaya koperasi, namun tetap perlu adanya peningkatan. Hal ini ditunjukkan dengan hasil

128 108 perhitungan rasio tahun 2009, tahun 2010 dan tahun 2011 yaitu sebesar 0,15%, 0,24% dan 0,33%. Berdasarkan analisis data, terjadi peningkatan pada rasio 3 (tiga) tahun berturut-turut karena jumlah simpanan pokok ditambah simpanan wajib lebih besar. Sesuai yang diungkapkan semakin tinggi persentasenya semakin baik. Rasio ini sangat penting untuk meningkatkan pelayanan kepada anggota atas simpanan pokok dan simpanan wajib yang ditanamkan di Koperasi Kredit Makmur. 2. Analisis Penetapan Golongan Tingkat Kesehatan Koperasi Dari hasil perhitungan penilaian ketujuh aspek, yakni: aspek permodalan, aspek kualitas aktiva produktif, aspek manajemen, aspek efisiensi, aspek likuiditas, aspek kemandirian dan pertumbuhan serta aspek jatidiri koperasi pada tahun 2009, tahun 2010 dan tahun 2011 akan dapat diperoleh skor secara keseluruhan untuk menetapkan predikat tingkat kesehatan yang dibagi dalam 5 (lima) golongan, yaitu: sehat, cukup sehat, kurang sehat, tidak sehat dan sangat tidak sehat. Berikut ini merupakan langkah-langkah yang diperlukan untuk penilaian kesehatan: a. Menghitung nilai kredit masing-masing aspek penilaian kesehatan

129 109 1) Aspek Permodalan Tabel 5.29 Perhitungan Nilai Kredit Pada Aspek Permodalan Rasio Modal Rasio Modal Sendiri Rasio Kecukupan Sendiri terhadap Modal Tahun terhadap Pinjaman Sendiri Nilai Kredit Total Aset Diberikan yang Berisiko (a) (b) (c) a b c ,22% 19,42% 61,97% ,49% 38,70% 59,47% ,81% 34,24% 57,03% ) Aspek Kualitas Aktiva Produktif Tabel 5.30 Perhitungan Nilai Kredit Pada Aspek Kualitas Aktiva Produktif Tahun Rasio Volume Pinjaman Pada Anggota terhadap Volume Pinjaman Diberikan Rasio Risiko Pinjaman Bermasalah terhadap Pinjaman yang Diberikan Rasio Cadangan Risiko terhadap Pinjaman Bermasalah Rasio Pinjaman yang Berisiko terhadap Pinjaman yang Diberikan Nilai Kredit (a) (b) (c) (d) a b c d ,28% 3,41% 0,00% 100% ,12% 1,20% 0,00% 39% ,68% 1,17% 0,00% 37% ) Aspek Manajemen Tabel 5.31 Perhitungan Nilai Kredit Aspek Manajemen Tahun 2009 sampai dengan Tahun 2011 Jawaban ya Nilai Kredit No Komponen (a) (b) (c) a b c 1 Manajemen umum ,0 3,0 3,0 2 Kelembagaan ,0 3,0 3,0 3 Manajemen permodalan ,20 1,20 1,20 4 Manajemen aktiva ,70 2,70 2,70 5 Manajemen likuiditas ,80 1,80 1,80

130 110 4) Aspek Efisiensi Tabel 5.32 Perhitungan Nilai Kredit Aspek Efisiensi Tahun 2009 sampai dengan Tahun 2011 Rasio Beban Operasi Rasio Beban Usaha Rasio Efisiensi Anggota terhadap Pelayanan Tahun terhadap SHU Kotor Nilai Kredit Partisipasi Bruto (a) (b) (c) a b c ,32% 2159,15% 2,64% ,88% 1891,70% 2,43% ,64% 1672,23% 2,53% ) Aspek Likuiditas Tabel 5.33 Perhitungan Nilai Kredit Aspek Likuiditas Tahun 2009 sampai dengan Tahun 2011 Rasio Kas Dan Bank terhadap Kewajiban Lancar Tahun Rasio pinjaman yang Diberikan terhadap Dana yang Diterima Nilai Kredit (a) (b) a b ,78% 88,86% ,05% 89,78% ,07% 92,83% ) Aspek Kemandirian dan Pertumbuhan Tabel 5.34 Perhitungan Nilai Kredit Aspek Kemandirian dan Pertumbuhan Tahun 2009 sampai dengan Tahun 2011 Tahun Rentabilitas Aset Rentabilitas Ekuitas/ Modal Sendiri Kemandirian Operasional Nilai Kredit (a) (b) (c) a b c ,26% 0,11% 103,00% ,30% 0,21% 103,62% ,29% 0,28% 104,97%

131 111 7) Aspek Jatidiri Koperasi Tabel 5.35 Perhitungan Nilai Kredit Aspek Jatidiri Koperasi Tahun 2009 sampai dengan Tahun 2011 Rasio Partisipasi Bruto Tahun Rasio Promosi Ekonomi Anggota Nilai Kredit (a) (b) a b ,70% 0,15% ,70% 0,24% ,75% 0,33% b. Menghitung skor dari aspek penilaian kesehatan 1) Aspek Permodalan a) Rasio Modal Sendiri terhadap Total Aset Tabel 5.36 Skor Rasio Modal Sendiri terhadap Total Aset Tahun Rasio Modal Sendiri terhadap Total Aset Nilai Kredit Bobot (%) Skor ,22% , ,49% , ,81% ,50 b) Rasio Modal Sendiri terhadap Pinjaman Diberikan yang Berisiko Tabel 5.37 Skor Rasio Modal Sendiri terhadap Pinjaman Diberikan yang Berisiko Tahun Rasio Modal Sendiri terhadap Nilai Bobot Pinjaman Diberikan yang Kredit (%) Berisiko Skor ,42% , ,70% , ,24% ,8

132 112 c) Rasio Kecukupan Modal Sendiri Tabel 5.38 Skor Rasio Kecukupan Modal Sendiri Tahun Rasio Kecukupan Modal Nilai Bobot Sendiri Kredit (%) Skor ,97% , ,47% , ,03% ,00 2) Aspek Kualitas Aktiva Produktif a) Rasio Volume Pinjaman Pada Anggota terhadap Volume Pinjaman Diberikan Tabel 5.39 Skor Rasio Volume Pinjaman Pada Anggota terhadap Volume Pinjaman Diberikan Rasio Volume Pinjaman Pada Anggota terhadap Volume Nilai Bobot Tahun Skor Pinjaman Diberikan Kredit (%) ,28% , ,12% , ,68% ,00 b) Rasio Risiko Pinjaman Bermasalah terhadap Pinjaman yang Diberikan Tabel 5.40 Skor Rasio Risiko Pinjaman Bermasalah terhadap Pinjaman yang Diberikan Rasio Risiko Pinjaman Bermasalah terhadap Pinjaman Nilai Bobot Tahun Skor yang Diberikan Kredit (%) ,41% , ,20% , ,17% ,0

133 113 c) Rasio Cadangan Risiko terhadap Pinjaman Bermasalah Tabel 5.41 Skor Rasio Cadangan Risiko terhadap Pinjaman Bermasalah Tahun Rasio Cadangan Risiko terhadap Pinjaman Bermasalah Skor Nilai Kredit Bobot (%) ,00% ,00% ,00% d) Rasio Pinjaman yang Berisiko terhadap Pinjaman yang Diberikan Tabel 5.42 Skor Rasio Pinjaman yang Berisiko terhadap pinjaman yang diberikan Rasio Pinjaman yang Berisiko terhadap pinjaman yang Nilai Bobot Tahun Skor diberikan Kredit (%) % , % , % ,25 3) Aspek Manajemen Tabel 5.43 Skor Aspek Manajemen Skor No Komponen Manajemen umum 3,00 3,00 3,00 2 Kelembagaan 3,00 3,00 3,00 3 Manajemen permodalan 1,20 1,20 1,20 4 Manajemen aktiva 2,70 2,70 2,70 5 Manajemen likuiditas 1,80 1,80 1,80

134 114 4) Aspek Efisiensi a) Rasio Beban Operasi Anggota terhadap Partisipasi Bruto Tabel 5.44 Skor Rasio Beban Operasi Anggota terhadap Partisipasi Bruto Tahun Rasio Beban Operasi Anggota terhadap Partisipasi Bruto Skor Nilai Kredit Bobot (%) ,32% ,88% ,64% b) Rasio Beban Usaha terhadap SHU Kotor Tabel 5.45 Skor Rasio Beban Usaha terhadap SHU Kotor Rasio Beban Usaha terhadap Tahun SHU Kotor Nilai Kredit Bobot (%) Skor ,15% ,70% ,23% c) Rasio Efisiensi Pelayanan Tabel 5.46 Skor Rasio Efisiensi Pelayanan Rasio Efisiensi Tahun Pelayanan Nilai Kredit Bobot (%) Skor ,64% , ,43% , ,53% ,0

135 115 5) Aspek Likuiditas a) Rasio Kas dan Bank terhadap Kewajiban Lancar Tabel 5.47 Skor Rasio Kas dan Bank terhadap Kewajiban Lancar Rasio Kas dan Tahun Bank terhadap Bobot Nilai Kredit Kewajiban (%) Skor Lancar ,78% , ,05% ,07% ,5 b) Rasio Pinjaman yang Diberikan terhadap Dana yang Diterima Tabel 5.48 Skor Rasio Pinjaman yang Diberikan terhadap Dana yang Diterima Rasio Pinjaman Tahun yang Diberikan Bobot Nilai Kredit terhadap Dana (%) Skor yang Diterima ,86% ,78% ,83% ) Aspek Kemandirian dan Pertumbuhan a) Rentabilitas Aset Tabel 5.49 Skor Rentabilitas Aset Tahun Rentabilitas Aset Nilai Kredit Bobot (%) Skor ,26% , ,30% , ,29% ,75

136 116 b) Rentabilitas Modal Sendiri Tabel 5.50 Skor Rentabilitas Ekuitas/ Modal Sendiri Tahun Rentabilitas Modal Sendiri Nilai Kredit Bobot (%) Skor ,11% , ,21% , ,28% ,75 c) Kemandirian Operasional Pelayanan Tabel 5.51 Skor Kemandirian Operasional Pelayanan Tahun Kemandirian Bobot Operasional Nilai Kredit (%) Pelayanan Skor ,00% ,62% ,97% ) Aspek Jatidiri Koperasi a) Rasio Partisipasi Bruto Tabel 5.52 Skor Rasio Partisipasi Bruto Rasio Partisipasi Tahun Bruto Nilai Kredit Bobot (%) Skor ,70% ,70% ,75% b) Rasio Promosi Ekonomi Anggota Tabel 5.53 Skor Rasio Promosi Ekonomi Anggota Tahun Rasio Promosi Bobot Ekonomi Nilai Kredit (%) Anggota Skor ,15% 0 3 0, ,24% 0 3 0, ,33% 0 3 0,00

137 117 c. Menjumlahkan skor masing-masing aspek penilaian Tabel 5.54 Jumlah Skor Aspek Penilaian Kesehatan No. Aspek yang dinilai Tahun Permodalan 5,1 6,3 6,3 2 Kualitas Aktiva Produktif 10,25 10,25 10,25 3 Manajemen 11,7 11,7 11,7 4 Efisiensi Likuiditas 7,5 15 7,5 6 Kemandirian dan Pertumbuhan 5,5 5,5 5,5 7 Jatidiri Koperasi Jumlah Skor 52,05 60,75 53,25 2. d. Memasukan hasil perhitungan ke dalam tabel penilaian kesehatan Tabel 5.55 Penilaian Tingkat Kesehatan Koperasi Kredit Makmur Tahun 2009 No Aspek Yang Rasio Nilai Bobot Komponen Dinilai (%) Kredit (%) Skor a. Rasio Modal Sendiri terhadap Total Aset 17, ,50 1. Permodalan b. Rasio Modal Sendiri terhadap Pinjaman Diberikan yang 19, ,6 Berisiko c. Rasio Kecukupan Modal Sendiri 61, ,00 a. Rasio Volume Pinjaman Pada Anggota terhadap 29, ,00 Volume Pinjaman Diberikan Kualitas Aktiva Produktif b. Rasio Pinjaman Bermasalah terhadap Pinjaman yang Diberikan c. Rasio Cadangan Risiko terhadap Pinjaman Bermasalah d. Rasio Pinjaman yang Berisiko terhadap Pinjaman yang Diberikan 3, ,0 0, ,25

138 118 Tabel 5.55 Penilaian Tingkat Kesehatan Koperasi Kredit Makmur Tahun 2009 (Lanjutan) a. Manajemen Umum 3,00 3. Manajemen 4 Efisiensi b. Kelembagaan c. Manajemen Permodalan d. Manajemen Aktiva e. Manajemen Likuiditas a. Rasio Beban Operasi Anggota terhadap Partisipasi Bruto b. Rasio Beban Usaha terhadap SHU Kotor 3,00 1,20 2,70 1,80 98, , c. Rasio Efisiensi Pelayanan 2, Likuiditas Kemandirian dan Pertumbuhan Jatidiri Koperasi a. Rasio Kas Dan Bank terhadap Kewajiban 3, ,5 Lancar b. Rasio Pinjaman yang Diberikan terhadap Dana yang Diterima 88, a. Rentabilitas Aset 0, ,75 b. Rentabilitas Ekuitas/ Modal Sendiri 0, ,75 c. Kemandirian Operasional 103, a. Rasio Partisipasi Bruto 99, b. Rasio Promosi Ekonomi Anggota 0, Jumlah Skor 52,05 Predikat Tingkat Kesehatan Kurang Sehat

139 Tabel 5.56 Penilaian Tingkat Kesehatan Koperasi Kredit Makmur Tahun 2010 No Aspek yang dinilai Komponen 1. Permodalan a. Rasio Modal Sendiri terhadap Total Aset b. Rasio Modal Sendiri terhadap Pinjaman Diberikan yang Berisiko c. Rasio Kecukupan Modal Sendiri 2. Kualitas Aktiva Produktif a. Rasio Volume Pinjaman Pada Anggota terhadap Volume Pinjaman Diberikan b. Rasio Pinjaman Bermasalah terhadap Pinjaman yang Diberikan c. Rasio Cadangan Risiko terhadap Pinjaman Bermasalah d. Rasio Pinjaman yang Berisiko Terhadap Pinjaman yang Diberikan Rasio (%) Nilai Kredit Bobot (%) 119 Skor 13, ,50 38, ,8 59, ,00 32, ,00 1, ,0 0, ,25 3. Manajemen a. Manajemen Umum 3,00 b. Kelembagaan 3,00 c. Manajemen Permodalan 1,20 d. Manajemen Aktiva 2,70 e. Manajemen Likuiditas 1,80

140 120 Tabel 5.56 Penilaian Tingkat Kesehatan Koperasi Kredit Makmur Tahun 2010 (Lanjutan) 4 Efisiensi a. Rasio Beban Operasi Anggota terhadap 97, Partisipasi Bruto b. Rasio Beban Usaha terhadap 1891, SHU Kotor c. Rasio Efisiensi Pelayanan 2, Likuiditas a. Rasio Kas dan Bank terhadap Kewajiban Lancar 11, Kemandirian dan Pertumbuhan 7. Jatidiri Koperasi b. Rasio Pinjaman yang Diberikan terhadap Dana yang Diterima 89, a. Rentabilitas Aset 0, ,75 b. Rentabilitas Ekuitas/ Modal Sendiri c. Kemandirian Operasional a. Rasio Partisipasi Bruto b. Rasio Promosi Ekonomi Anggota 0, ,75 103, , , Jumlah Skor 60,75 Predikat Tingkat Kesehatan Cukup Sehat

141 Tabel 5.57 Penilaian Tingkat Kesehatan Koperasi Kredit Makmur Tahun 2011 No Aspek Yang Dinilai Komponen 1. Permodalan a. Rasio Modal Sendiri terhadap Total Aset b. Rasio Modal Sendiri terhadap Pinjaman Diberikan yang Berisiko c. Rasio Kecukupan 2. Kualitas Aktiva Produktif Modal Sendiri a. Rasio Volume Pinjaman Pada Anggota terhadap Volume Pinjaman Diberikan b. Rasio Pinjaman Bermasalah terhadap Pinjaman yang Diberikan c. Rasio Cadangan Risiko terhadap Pinjaman Bermasalah d. Rasio Pinjaman yang Berisiko terhadap Pinjaman yang Diberikan Rasio (%) Nilai Kredit Bobot (%) 121 Skor 11, ,50 34, ,80 57, ,00 30, ,00 1, ,0 0, ,25 3. Manajemen a. Manajemen Umum 3,00 b. Kelembagaan 3,00 c. Manajemen Permodalan 1,20 d. Manajemen Aktiva 2,70 e. Manajemen Likuiditas 1,80

142 122 Tabel 5.57 Penilaian Tingkat Kesehatan Koperasi Kredit Makmur Tahun 2011 (Lanjutan) 4 Efisiensi a. Rasio Beban Operasi Anggota terhadap 97, Partisipasi Bruto b. Rasio Beban Usaha terhadap 1672, SHU Kotor c. Rasio Efisiensi Pelayanan 2, Likuiditas c. Rasio Kas dan Bank terhadap Kewajiban Lancar 4, ,5 6. Kemandirian dan Pertumbuhan 7. Jatidiri Koperasi d. Rasio Pinjaman yang Diberikan terhadap Dana yang Diterima 92, a. Rentabilitas Aset 0, ,75 b. Rentabilitas Ekuitas / Modal 0, ,75 Sendiri c. Kemandirian Operasional 104, a. Rasio Partisipasi Bruto 99, b. Rasio Promosi Ekonomi Anggota 0, Jumlah Skor 53,25 Predikat Tingkat Kesehatan Kurang Sehat c. Pembahasan Analisis data yang dilakukan telah mengikuti Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia No.14/Per/M.KUKM/XII/2009 tentang Pelaksanaan Penilaian Kesehatan Koperasi Simpan Pinjam dan Unit Simpan Pinjam. Rangkaian dari analisis

143 123 data pelaksanaan penilaian kesehatan Koperasi Kredit Makmur Magelang dapat dirangkum sebagai berikut: 1. Analisis Aspek Penilaian Kesehatan Koperasi Simpan Pinjam/Kredit Pada saat melakukan analisis pada aspek penilaian kesehatan Koperasi Kredit Makmur bila diringkas nampak suatu bentuk perkembangan dari tahun 2009, tahun 2010 dan tahun 2011 dilihat dari rasio-rasio (komponen) dalam tiap aspek, yang ditunjukkan pada tabel di bawah ini: Tabel 5.58 Perkembangan rasio-rasio dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2011 (dalam %) No Aspek yang dinilai Komponen Tahun Permodalan a. Rasio modal sendiri terhadap total aset b. Rasio modal sendiri terhadap pinjaman diberikan yang berisiko c. Rasio kecukupan modal sendiri 2. Kualitas Aktiva Produktif a. Rasio volume pinjaman pada anggota terhadap volume pinjaman diberikan b. Rasio pinjaman bermasalah terhadap pinjaman yang diberikan c. Rasio cadangan risiko terhadap pinjaman bermasalah d. Rasio pinjaman yang berisiko terhadap pinjaman yang diberikan 17,22 13,49 11,81 19,42 38,70 34,24 61,97 59,47 57,03 29,28 32,12 30,68 3,41 1,20 1,17 0,00 0,00 0,

144 Tabel 5.58 Perkembangan rasio-rasio dari tahun 2009 sampai dengan 2011 (dalam %) (Lanjutan) 3. Manajemen (dinyatakan dengan skor) 4 Efisiensi 5. Likuiditas 124 a. Manajemen umum 3,00 3,00 3,00 b. Kelembagaan 3,00 3,00 3,00 c. Manajemen permodalan 1,20 1,20 1,20 d. Manajemen aktiva 2,70 2,70 2,70 e. Manajemen likuiditas 1,80 1,80 1,80 a. Rasio beban operasi anggota terhadap 98,32 97,88 97,64 partisipasi bruto b. Rasio beban usaha terhadap SHU Kotor 2159, , ,23 c. Rasio efisiensi pelayanan 2,64 2,43 2,53 a. Rasio kas dan bank terhadap kewajiban lancar b. Rasio pinjaman yang diberikan terhadap dana yang diterima 6. Kemandirian dan Pertumbuhan 7. Jatidiri Koperasi 3,78 11,05 4,07 88,86 89,78 92,83 a. Rentabilitas aset 0,26 0,30 0,29 b. Rentabilitas ekuitas 0,11 0,21 0,28 c. Kemandirian operasional 103,00 103,62 104,97 a. Rasio Partisipasi Bruto 99,70 99,70 99,75 b. Rasio Promosi Ekonomi Anggota 0,15 0,24 0,33

145 Analisis Penetapan Golongan Tingkat Kesehatan Koperasi Dari rasio yang ada, maka pada tahap berikutnya yakni menganalisis penetapan golongan tingkat kesehatan Koperasi Kredit Makmur dilakukan melalui langkah-langkah berikut: a. Menentukan nilai kredit dan bobot berdasarkan standar perhitungan masing-masing aspek penilaian kesehatan. b. Menghitung skor dari masing-masing aspek penilaian. c. Menjumlahkan skor masing-masing aspek penilaian. d. Memasukkan hasil perhitungan ke dalam tabel penilaian kesehatan koperasi simpan pinjam. Hasil dari langkah-langkah yang telah dilakukan adalah diketahuinya jumlah skor yang akan dibandingkan dengan penetapan predikat koperasi simpan pinjam atau unit simpan pinjam sebagai berikut: Tabel 5.59 Penetapan Predikat Tingkat Kesehatan Koperasi Skor Predikat 80 < X < 100 Sehat 60 < X < 80 Cukup Sehat 40 < X < 60 Kurang Sehat 20 < X < 40 Tidak Sehat < 20 Sangat Tidak Sehat Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia No.14/Per/M.KUKM/XII/2009 tahun 2009, tahun 2010 dan tahun 2011 Koperasi Kredit Makmur menunjukkan skor dan memiliki predikat penilaian tingkat kesehatan:

146 126 Tabel 5.60 Predikat Kesehatan Koperasi Kredit Makmur Tahun Jumlah Skor Predikat ,05 Kurang Sehat ,75 Cukup Sehat ,25 Kurang Sehat Predikat tersebut di peroleh dari penjumlahan skor penilaian yang dapat diuraikan kedalam tabel berikut: Tabel 5.61 Uraian Skor Penilaian Kesehatan Tahun 2009 No Aspek Skor Skor. Penilaian Riil Ideal Keterangan 1 Permodalan 5,1 15 Skor riil yang ada, merupakan penjumlahan yang berasal dari: a. Rasio Modal Sendiri terhadap Total Aset adalah 17,22% (kurang dari 20%) maka nilainya adalah 25, dan skornya adalah 1,50. b. Rasio Modal Sendiri terhadap Pinjaman Diberikan yang Berisiko adalah 19,42% (kurang dari 20%) maka nilainya adalah 10, dan skornya adalah 0,6. c. Rasio Kecukupan Modal Sendiri adalah 61,97% (lebih dari 8%) maka nilainya adalah 100, dan skornya adalah 3,00.

147 Tabel 5.61 Uraian Skor Penilaian Kesehatan Tahun 2009 (Lanjutan) 2 Kualitas Aktiva Produktif 10, Manajemen 11, Skor riil yang ada, merupakan penjumlahan yang berasal dari: a. Rasio Volume Pinjaman Pada Anggota terhadap Volume Pinjaman Diberikan adalah 29,28% berada di antara 25% hingga 50%, berarti nilainya adalah 50 dan skornya adalah 5,00. b. Rasio Pinjaman Bermasalah terhadap Pinjaman Yang Diberikan adalah 3,41% berada di antara 0% hingga 10%, berarti nilainya adalah 80 dan skornya adalah 4,0. c. Rasio Cadangan Risiko Terhadap Pinjaman Bermasalah adalah 0,00%, berarti nilainya adalah 0 dan skornya adalah 0. d. Rasio Pinjaman yang Berisiko terhadap Pinjaman yang Diberikan adalah 100%, berarti nilainya adalah 25 dan skornya adalah 1,25. Skor riil yang ada, merupakan penjumlahan yang berasal dari: a. Manajemen Umum diperoleh sebanyak 12 jawaban Ya berarti mendapat skor 3,00. b. Manajemen Kelembagaan diperoleh sebanyak 6 jawaban Ya berarti mendapat skor 3,00. c. Manajemen Permodalan diperoleh sebanyak 2 jawaban Ya berarti mendapat skor 1,20. d. Manajemen Aktiva diperoleh sebanyak 9 jawaban Ya berarti mendapat skor 2,70. e. Manajemen Likuiditas diperoleh sebanyak 3 jawaban Ya berarti mendapat skor 1,80.

148 128 Tabel 5.61 Uraian Skor Penilaian Kesehatan Tahun 2009 (Lanjutan) Skor riil yang ada, merupakan penjumlahan yang berasal dari: a. Rasio Biaya Operasional Pelayanan terhadap Partisipasi Bruto adalah 98,32% berada pada rentang rasio antara 95% hingga 100%, maka nilainya 50 dengan skor 2. 4 Efisiensi 5 10 b. Rasio Beban Usaha terhadap SHU Kotor adalah 2159,15% berada pada rentang lebih dari 80%, maka nilainya 25 dengan skor 1. c. Rasio Efisiensi Pelayanan adalah 2,64% berada pada rentang kurang dari 5%, maka nilainya 100 dengan skor 2,0. 5 Likuiditas 7,5 15 Skor riil yang ada, merupakan penjumlahan yang berasal dari: a. Rasio Kas Dan Bank terhadap Kewajiban Lancar adalah 3,78%, berada pada rentang rasio kurang dari 100%, nilainya 25, dengan skor 2,5. b. Rasio Pinjaman yang Diberikan terhadap Dana yang Diterima adalah 88,86%, berada pada rentang rasio antara 80% hingga 90%, nilainya 100, dengan skor 5. Skor riil yang ada, merupakan penjumlahan yang berasal dari: a. Rentabilitas Aset adalah 0,11%, berada pada rentang rasio kurang dari 5%, nilainya 25, dengan skor 6 0,75. Kemandirian b. Rentabilitas Ekuitas/Modal Sendiri dan 5,5 10 adalah 0,46%, berada pada rentang Pertumbuhan rasio kurang dari 3%, nilainya 25, dengan skor 0,75. c. Kemandirian Operasional adalah 103%, berada pada rentang rasio lebih dari 100%, nilainya 100, dengan skor 4.

149 Tabel 5.61 Uraian Skor Penilaian Kesehatan Tahun 2009 (Lanjutan) 7 Jatidiri Koperasi 7 10 Jumlah Skor 52, Skor riil yang ada, merupakan penjumlahan yang berasal dari: a. Rasio Partisipasi Bruto adalah 99,70%, berada pada rentang rasio lebih dari 75%, nilainya 100, dengan skor 7. b. Rasio Promosi Ekonomi Anggota adalah 0,15%, berada pada rentang rasio kurang dari 5%, nilainya 0, dengan skor 0. Jumlah skor hasil penilaian kesehatan berada pada rentang skor antara 40 hingga 60, berarti termasuk kriteria KURANG SEHAT. Tabel 5.62 Uraian Skor Penilaian Kesehatan Tahun 2010 No. Aspek Skor Skor Penilaian Riil Ideal Keterangan Skor riil yang ada, merupakan penjumlahan yang berasal dari: a. Rasio Modal Sendiri terhadap Total Aset adalah 13,49% (kurang dari 20%) maka nilainya adalah 25, dan skornya adalah 1,50. b. Rasio Modal Sendiri terhadap 1 Permodalan 6,3 15 Pinjaman Diberikan yang Berisiko adalah 38,70% berada pada rentang rasio 30% hingga 40% maka nilainya adalah 30, dan skornya adalah 1,8. c. Rasio Kecukupan Modal Sendiri adalah 59,47% (lebih dari 8%) maka nilainya adalah 100, dan skornya adalah 3,0.

150 130 Tabel 5.62 Uraian Skor Penilaian Kesehatan Tahun 2010 (Lanjutan) Skor riil yang ada, merupakan penjumlahan yang berasal dari: a. Rasio Volume Pinjaman Pada Anggota terhadap Volume Pinjaman Diberikan adalah 32,12% berada di antara 25% hingga 50%, berarti nilainya adalah 50 dan skornya adalah 5,00. b. Rasio Pinjaman Bermasalah terhadap Pinjaman Yang 2 Kualitas Aktiva Produktif 10,25 25 Diberikan adalah 1,20% berada di antara 0% hingga 10%, berarti nilainya adalah 80 dan skornya adalah 4,0. c. Rasio Cadangan Risiko Terhadap Pinjaman Bermasalah adalah 0,00%, berarti nilainya adalah 0 dan skornya adalah 0. d. Rasio Pinjaman yang Berisiko terhadap Pinjaman yang Diberikan adalah 39%, berada pada rentang rasio lebih dari 30 % berarti nilainya adalah 25 dan skornya adalah 1,25. 3 Manajemen 11,7 15 Skor riil yang ada, merupakan penjumlahan yang berasal dari: a. Manajemen Umum diperoleh sebanyak 12 jawaban Ya berarti mendapat skor 3,00. b. Manajemen Kelembagaan diperoleh sebanyak 6 jawaban Ya berarti mendapat skor 3,00. c. Manajemen Permodalan diperoleh sebanyak 2 jawaban Ya berarti mendapat skor 1,20. d. Manajemen Aktiva diperoleh sebanyak 9 jawaban Ya berarti mendapat skor 2,70. e. Manajemen Likuiditas diperoleh sebanyak 3 jawaban Ya berarti mendapat skor 1,80.

151 131 Tabel 5.62 Uraian Skor Penilaian Kesehatan Tahun 2010 (Lanjutan) Skor riil yang ada, merupakan penjumlahan yang berasal dari: a. Rasio Biaya Operasional Pelayanan terhadap Partisipasi Bruto adalah 97,88% berada pada rentang rasio antara 95% hingga 100%, maka nilainya 50 dengan skor 2. 4 Efisiensi 5 10 b. Rasio Beban Usaha terhadap SHU Kotor adalah 1891,70% berada pada rentang lebih dari 80%, maka nilainya 25 dengan skor 1. c. Rasio Efisiensi Pelayanan adalah 2,43% berada pada rentang kurang dari 5%, maka nilainya 100 dengan skor 2,0. 5 Likuiditas Skor riil yang ada, merupakan penjumlahan yang berasal dari: a. Rasio Kas Dan Bank terhadap Kewajiban Lancar adalah 11,05%, berada pada rentang rasio antara 10% hingga 15%, nilainya 100, dengan skor 10. b. Rasio Pinjaman yang Diberikan terhadap Dana yang Diterima adalah 89,78%, berada pada rentang rasio antara 80% hingga 90%, nilainya 100, dengan skor 5. 6 Kemandirian dan Pertumbuhan 5,5 10 Skor riil yang ada, merupakan penjumlahan yang berasal dari: a. Rentabilitas Aset adalah 0,30%, berada pada rentang rasio kurang dari 5%, nilainya 25, dengan skor 0,75. b. Rentabilitas Ekuitas/Modal Sendiri adalah 0,21%, berada pada rentang rasio kurang dari 3%, nilainya 25, dengan skor 0,75. c. Kemandirian Operasional adalah 103,62%, berada pada rentang rasio lebih dari 100%, nilainya 100, dengan skor 4.

152 132 Tabel 5.62 Uraian Skor Penilaian Kesehatan Tahun 2010 (Lanjutan) Skor riil yang ada, merupakan penjumlahan yang berasal dari: a. Rasio Partisipasi Bruto adalah 99,70%, berada pada rentang 7 Jatidiri rasio lebih dari 75%, nilainya 7 10 Koperasi 100, dengan skor 7. b. Rasio Promosi Ekonomi Anggota adalah 0,24%, berada pada rentang rasio kurang dari 5%, nilainya 0, dengan skor 0. Jumlah Skor 60, Jumlah skor hasil penilaian kesehatan berada pada rentang skor antara 60 hingga 80, berarti termasuk kriteria CUKUP SEHAT Tabel 5.63 Uraian Skor Penilaian Kesehatan Tahun 2011 No. Aspek Skor Skor Penilaian Riil Ideal Keterangan Skor riil yang ada, merupakan penjumlahan yang berasal dari: a. Rasio Modal Sendiri terhadap Total Aset adalah 11,81% (kurang dari 20%) maka nilainya adalah 25, dan skornya adalah 1,50. b. Rasio Modal Sendiri terhadap 1 Permodalan 6,3 15 Pinjaman Diberikan yang Berisiko adalah 34,24% berada pada rentang rasio 30% hingga 40% maka nilainya adalah 30, dan skornya adalah 1,8. c. Rasio Kecukupan Modal Sendiri adalah 57,03% (lebih dari 8%) maka nilainya adalah 100, dan skornya adalah 3,00.

153 Tabel 5.63 Uraian Skor Penilaian Kesehatan Tahun 2011 (Lanjutan) 2 Kualitas Aktiva Produktif 10, Manajemen 11, Skor riil yang ada, merupakan penjumlahan yang berasal dari: a. Rasio Volume Pinjaman Pada Anggota terhadap Volume Pinjaman Diberikan adalah 30,68% berada di antara 25% hingga 50%, berarti nilainya adalah 50 dan skornya adalah 5,00. b. Rasio Pinjaman Bermasalah terhadap Pinjaman yang Diberikan adalah 1,17% berada di antara 0% hingga 10%, berarti nilainya adalah 80 dan skornya adalah 4,0. c. Rasio Cadangan Risiko terhadap Pinjaman Bermasalah adalah 0,00%, berarti nilainya adalah 0 dan skornya adalah 0. d. Rasio Pinjaman yang Berisiko terhadap Pinjaman yang Diberikan adalah 37%, berada pada rentang rasio lebih dari 30 % berarti nilainya adalah 25 dan skornya adalah 1,25. Skor riil yang ada, merupakan penjumlahan yang berasal dari: a. Manajemen Umum diperoleh sebanyak 12 jawaban Ya berarti mendapat skor 3,00. b. Manajemen Kelembagaan diperoleh sebanyak 6 jawaban Ya berarti mendapat skor 3,00. c. Manajemen Permodalan diperoleh sebanyak 2 jawaban Ya berarti mendapat skor 1,20. d. Manajemen Aktiva diperoleh sebanyak 9 jawaban Ya berarti mendapat skor 2,70. e. Manajemen Likuiditas diperoleh sebanyak 3 jawaban Ya berarti mendapat skor 1,80.

154 134 Tabel 5.63 Uraian Skor Penilaian Kesehatan Tahun 2011 (Lanjutan) Skor riil yang ada, merupakan penjumlahan yang berasal dari: a. Rasio Biaya Operasional Pelayanan terhadap Partisipasi Bruto adalah 97,64% berada pada rentang rasio antara 95% hingga 100%, maka nilainya 50 dengan skor 2. 4 Efisiensi 5 10 b. Rasio Beban Usaha terhadap SHU Kotor adalah 1672,23% berada pada rentang lebih dari 80%, maka nilainya 25 dengan skor 1. c. Rasio Efisiensi Pelayanan adalah 2,53% berada pada rentang kurang dari 5%, maka nilainya 100 dengan skor 2,0. 5 Likuiditas 7,5 15 Skor riil yang ada, merupakan penjumlahan yang berasal dari: a. Rasio Kas Dan Bank terhadap Kewajiban Lancar adalah 4,07%, berada pada rentang rasio kurang dari 10%, nilainya 25, dengan skor 2,5. b. Rasio Pinjaman yang Diberikan terhadap Dana yang Diterima adalah 92,83%, berada pada rentang rasio lebih dari 90%, nilainya 100, dengan skor 5. Skor riil yang ada, merupakan penjumlahan yang berasal dari: a. Rentabilitas Aset adalah 0,29%, berada pada rentang rasio kurang dari 5%, nilainya 25, dengan skor 6 0,75. Kemandirian b. Rentabilitas Ekuitas/Modal Sendiri dan 5,5 10 adalah 0,28%, berada pada rentang Pertumbuhan rasio kurang dari 3%, nilainya 25, dengan skor 0,75. c. Kemandirian Operasional adalah 104,97%, berada pada rentang rasio lebih dari 100%, nilainya 100, dengan skor 4.

155 Tabel 5.63 Uraian Skor Penilaian Kesehatan Tahun 2011 (Lanjutan) 7 Jatidiri Koperasi Jumlah Skor , Skor riil yang ada, merupakan penjumlahan yang berasal dari: a. Rasio Partisipasi Bruto adalah 99,75%, berada pada rentang rasio lebih dari 75%, nilainya 100, dengan skor 7. b. Rasio Promosi Ekonomi Anggota adalah 0,33%, berada pada rentang rasio kurang dari 5%, nilainya 0, dengan skor 0. Jumlah skor hasil penilaian kesehatan berada pada rentang skor antara 60 hingga 80, berarti termasuk kriteria KURANG SEHAT.

156 BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, tingkat kesehatan Koperasi Kredit Makmur, Magelang berdasar Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia No.14/Per/M.KUKM/XII/2009 selama tahun 2009 sampai tahun 2011 dapat disimpulkan pada tahun 2009 predikat tingkat kesehatan Koperasi Kredit Makmur adalah Kurang Sehat, pada tahun 2010 Cukup Sehat serta pada tahun 2011 predikat tingkat kesehatan Koperasi Kredit Makmur adalah Kurang Sehat. B. Keterbatasan Penelitian Berdasarkan data yang diperoleh dari Koperasi Kredit Makmur, terdapat keterbatasan penelitian, yaitu: 1. Tidak terdapat penjelasan laporan keuangan yang disajikan sehingga tidak dapat menelusur secara rinci. 2. Laporan keuangan yang disajikan tidak terdapat rincian khusus mengenai pinjaman kurang lancar, pinjaman yang diragukan dan pinjaman macet yang digunakan untuk mengetahui jumlah pinjaman bermasalah. 136

157 137 C. Saran Berdasarkan hasil analisis dan kesimpulan yang ada maka peneliti mengajukan beberapa saran, sebagai berikut: 1. Bagi Koperasi a. Semakin meningkatkan ketelitian penyusunan laporan keuangan. b. Menyajikan penjelasan laporan keuangan yang terinci untuk menunjukkan transparansi ke anggota dan pihak lain yang berkepentingan. c. Menyertakan rincian khusus mengenai pinjaman kurang lancar, pinjaman yang diragukan dan pinjaman macet. d. Mengikuti perkembangan perubahan-perubahan baik Undang Undang yang mengatur tentang perkoperasian maupun Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia yang berlaku untuk memudahkan dalam mengevaluasi. e. Melibatkan pihak yang independen untuk menilai kesehatan Koperasi Kredit Makmur. f. Koperasi Kredit Makmur harus lebih giat mempromosikan dirinya agar jumlah anggota bertambah. g. Memperkecil risiko pinjaman bermasalah seperti kemungkinan pinjaman macet bahkan tidak tertagih dengan terus berupaya memotivasi anggota yang kreditnya bermasalah agar membayar

158 138 angsuran dan bunga pinjaman sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan. h. Mengupayakan adanya cadangan risiko dalam laporan keuangan sebagai suatu bentuk antisipasi dari Koperasi yang berguna untuk menutup kerugian apabila terjadi pinjaman macet atau tidak tergagih. i. Meningkatkan peran manajemen dalam pengelolaan koperasi khususnya dari segi manajemen permodalan, manajemen aktiva dan manajemen likuiditas. Dari manajemen permodalan yang diperlu diperhatikan adalah tingkat pertumbuhan modal sendiri setidaknya sama atau lebih besar dari tingkat pertumbuhan aset serta meningkatkan minimal 10% simpanan dan simpanan berjangka koperasi dari tahun sebelumnya. Dari manajemen atktiva yang perlu diperhatikan adalah tingkat pengembalian pinjaman minimal sebesar 90% dari pinjaman yang diberikan. Dari manajemen likuiditas yang perlu diperhatikan adalah Koperasi Kredit Maksmur harus memiliki kebijaksanaan tertulis mengenai pengendalian kewajiban (hutang) yang dimilikinya. j. Menekan jumlah beban usaha yang jumlahnya terlalu tinggi dibanding jumlah SHU yang diberikan kepada anggota. Harapannya anggota dapat memperoleh sisa hasil usaha yang lebih tinggi dan semakin merasa memiliki koperasinya selain itu

159 139 meningkatkan kepercayaan dan dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya kepada anggota dan masyarakat di sekitarnya. 2. Bagi peneliti selanjutnya, karena penelitian ini belum cukup kuat dalam aspek permodalan dan aspek kualitas aktiva produktif yang disebabkan jumlah skor yang tergolong kecil, serta keterbatasan data yang ada, tanpa harus mengesampingkan kelima aspek yang lain maka sebaiknya peneliti selanjutnya dapat menelusur lebih rinci dan melengkapi ketersediaan data demi kelancaran skripsi atau tugas akhir yang dibuat.

160 DAFTAR PUSTAKA Hendar. (2010). Manajemen Perusahaan Koperasi Pokok-pokok Pikiran mengenai Manajemen dan Kewirausahaan Koperasi. Jakarta: Penerbit Erlangga. Khafid, Muhammad,dkk.(2010). Analisis PSAK No. 27 tentang Akuntansi Perkoperasian dan Pengaruhnya terhadap Kesehatan Usaha pada KPRI. Jurnal Dinamika Akuntasi. Vol.2. No 1. 1 Maret Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil Dan Menengah Republik Indonesia. (2006). Peraturan Menteri Negara Koperasi Dan Usaha Kecil Dan Menengah Republik Indonesia Nomor 19.5/Per/M.KUKM/VIII/2006 Tentang Pedoman Umum Akuntansi Koperasi Indonesia. Jakarta. Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil Dan Menengah Republik Indonesia. (2008). Peraturan Menteri Negara Koperasi Dan Usaha Kecil Dan Menengah Republik Indonesia Nomor 20/Per/M.KUKM/XI/2008 Tentang Pedoman Penilaian Kesehatan Koperasi Simpan Pinjam Dan Unit Simpan Pinjam Koperasi. Jakarta. Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil Dan Menengah Republik Indonesia. (2009). Peraturan Menteri Negara Koperasi Dan Usaha Kecil Dan Menengah Republik Indonesia Nomor 14/Per/M.KUKM/XII/2009 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Negara Koperasi Dan Usaha Kecil Dan Menengah Nomor 20/Per/M.KUKM/XI/2008 Tentang Pedoman Penilaian Kesehatan Koperasi Simpan Pinjam Dan Unit Simpan Pinjam Koperasi. Jakarta. Menteri Negara Urusan Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia. (2001). Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1995 Tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Simpan Pinjam oleh Koperasi. Jakarta: Kantor Menteri Negara Urusan Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia. Presiden Republik Indonesia. (1992). Undang Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 1992 Tentang Perkoperasian.Pemerintah Republik Indonesia.Jakarta. 140

161 141 Raharjo, Laurensia R. (2011). Analisis Tingkat Kesehatan Koperasi Simpan Pinjam Studi Kasus pada Koperasi Kredit Harapan Bahagia, Jakarta Pusat. Skripsi. Yogyakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma. Rudianto. (2010). Erlangga. Akuntansi Koperasi Edisi Kedua. Jakarta: Penerbit Sitio, Arifin dan Halomoan Tamba. (2001) Koperasi: Teori dan Praktik. Jakarta: Penerbit Erlangga. Situmorang, Erita Marsaulina. (2001). Analisis Kesehatan Keuangan Koperasi Simpan Pinjam Sesuai dengan SK Menkop, Pengusaha Kecil dan Menengah RI No. 194/KEP/M/IX/1998 Studi Kasus pada Koperasi Kredit/ CU Mandiri Kotamadya Tebingtinggi di Propinsi Sumatera Utara. Skripsi. Yogyakarta:Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma. Sudarsono dan Edilius. (2004). Manajemen Koperasi Indonesia.. Jakarta: PT Rineka Cipta Sukasih, Ni Ketut. Agustus. (2006). Analisis Kesehatan Koperasi Simpan Pinjam Di Kota Denpasar. Jurnal Lingkungan dan Pembangunan Wicaksana. Vol.15. No 2. Supardiyono, YP., YFM.Gien Agustinawansari dan Yusef Widya Karsana Panduan Penulisan Skripsi Program Studi Akuntansi. Universitas Sanata Darma, Yogyakarta. Umar, Husein. (2003). BPFE-Yogyakarta. Metode Riset Akuntansi Terapan. Yogyakarta: Widiyanti, Ninik. (2004). Manajemen Koperasi. Jakarta: Rineka Cipta.

162 LAMPIRAN 142

163 143 Lampiran 1 :Laporan Neraca KOPERASI KREDIT/ CU MAKMUR NERACA 31 DESEMBER 2009 s.d 31 DESEMBER 2011 (dalam rupiah) URAIAN ASET ASET LANCAR Kas dan setara kas Pinjaman yang diberikan Jumlah Aset Lancar ASET TIDAK LANCAR Investasi jangka panjang Aset tetap Biaya perolehan Akumulasi penyusutan ( ) ( ) ( ) Nilai buku aset tetap Jumlah Aset Tidak Lancar TOTAL ASET KEWAJIBAN DAN EKUITAS KEWAJIBAN JANGKA PENDEK Simpanan Dana pembagi SHU Hutang Pajak Jumlah kewajiban jangka pendek KEWAJIBAN JANGKA PANJANG Jumlah Kewajiban EKUITAS Simpanan pokok Simpanan wajib Simpanan sukarela Simpanan kapitalisasi Donasi Tanggung renteng Cadangan koperasi SHU tahun berjalan Jumlah Ekuitas TOTAL KEWAJIBAN DAN EKUITAS

164 144 Lampiran 2: Laporan Realisasi Pendapatan dan Biaya KOPERASI KREDIT/ CU MAKMUR REALISASI PENDAPATAN DAN BIAYA PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2009 s.d 31 DESEMBER 2011 (dalam rupiah) Keterangan Realisasi Pendapatan Operasional Jasa Simpan Pinjam Adm. Pinjaman Adm. Keterlambatan Pendapatan Lain-Lain Jumlah Pendapatan Operasional Beban Operasional Beban bunga Beban perkoperasian Beban manajemen Jumlah Beban Operasional SHU sebelum pendapatan (beban) diluar usaha Pendapatan (beban) diluar usaha SHU sebelum pajak Pajak SHU setelah pajak

165 Lampiran 3: Laporan Klasifikasi Pencairan Pinjaman Tahun 2009, Tahun 2010 Dan Tahun

166 146 Lampiran 4: Data Pinjaman Diberikan yang Berisiko, Data Pinjaman Bermasalah, Data jumlah biaya karyawan ( Gaji Karyawan ) Data Pinjaman Diberikan yang Berisiko No. Tahun Pinjaman Diberikan yang Berisiko Sumber: Koperasi Kredit Makmur Data Pinjaman Bermasalah No. Tahun Lalai < 12 bulan Lalai >12 bulan Total ,41 % dari jumlah pinjaman diberikan yang berisiko Sumber: Koperasi Kredit Makmur Data Jumlah Biaya Karyawan ( Gaji Karyawan ) No. Tahun Gaji Karyawan Sumber: Koperasi Kredit Makmur

167 147 Lampiran 5: Perhitungan Perubahan Komponen Aspek Tingkat Kesehatan KSP Perhitungan perubahan masing-masing komponen dari aspek kesehatan koperasi simpan pinjam/unit simpan pinjam a. Perubahan Komponen Aspek Permodalan 1. Penurunan Modal sendiri tahun Rp Rp = Rp ( ) 2. Penurunan Modal sendiri tahun Rp Rp = Rp( ) 3. Kenaikan Total Aset tahun Rp Rp = Rp ,94% 4. Kenaikan Total Aset tahun Rp Rp = Rp ,99% 5. Penurunan Pinjaman berisiko tahun Rp Rp = Rp ( ) 6. Kenaikan Pinjaman berisiko tahun Rp Rp = Rp ,87%

168 148 b. Perubahan Komponen Aspek Kualitas Aktiva Produktif 1. Kenaikan Pinjaman diberikan tahun Rp Rp = Kenaikan Pinjaman diberikan tahun Rp Rp = Rp Penurunan pinjaman bermasalah Rp Rp = Rp ( ) 4. Kenaikan pinjaman bermasalah Rp Rp = Rp Kenaikan cadangan risiko Rp = Kenaikan cadangan risiko Rp Rp = Rp Kenaikan pinjaman pada anggota Rp Rp = Rp

169 Kenaikan pinjaman pada anggota Rp Rp = Rp c. Perubahan Komponen Aspek Efisiensi 1. Penurunan beban operasi anggota Rp Rp = Rp ( ) 2. Penurunan beban operasi anggota Rp Rp = Rp ( ) 3. Penurunan partisipasi bruto Rp Rp = Rp ( ) 4. Penurunan partisipasi bruto Rp Rp = Rp ( ) 5. Kenaikan bebab usaha Rp Rp = Rp Penurunan beban usaha Rp Rp = Rp ( ) 7. Kenaikan SHU kotor Rp Rp = Rp

170 Kenaikan SHU kotor Rp Rp = Rp Penurunan biaya karyawan Rp Rp = Rp ( ) 10. Kenaikan biaya karyawan Rp Rp = Rp d. Perubahan Komponen Aspek Likuiditas 1. Kenaikan Kas + Bank tahun Rp Rp = Rp Penurunan Kas + Bank tahun Rp Rp = Rp ( ) 3. Penurunan Kewajiban Lancar tahun Rp Rp = Rp ( ) 4. Kenaikan Kewajiban Lancar tahun Rp Rp = Rp

171 Kenaikan Dana yang diterima tahun Rp Rp = Rp Kenaikan Dana yang diterima tahun Rp Rp = Rp e. Perubahan Komponen Aspek Kemandirian dan Pertumbuhan 1. Kenaikan SHU bagian anggota tahun Rp Rp =Rp Kenaikan SHU bagian anggota tahun Rp Rp = Rp Kenaikan partisipasi neto tahun Rp Rp = Rp Penurunan partisipasi neto tahun Rp Rp = Rp ( )

172 Kenaikan beban usaha + beban perkoperasian tahun Rp Rp = Rp Penurunan beban usaha + beban perkoperasian Rp Rp = Rp ( ) f. Perubahan Komponen Aspek Jatidiri Koperasi 1. Penurunan pendapatan tahun Rp Rp = Rp( ) 2. Penurunan pendapatan tahun Rp Rp = Rp ( ) 3. Kenaikan PEA Rp Rp = Rp Kenaikan PEA Rp Rp = Rp Penurunan simpanan pokok Rp Rp = Rp ( ) 6. Kenaikan simpanan pokok

173 153 Rp Rp = Rp Penurunan simpanan wajib Rp Rp = Rp ( ) 8. Penurunan simpanan wajib Rp Rp = Rp ( )

174 Lampiran 6 : Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia No. 14/Per/M.KUKM/XII/2009 dan Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia No. 20/Per/M.KUKM/XI/

175 155

176 156

177 157

178 158

179 159

180 160

181 161

182 162

183 163

184 164

185 165

186 166

187 167

188 168

189 169

190 170

191 171

192 172

193 173

194 174

195 175

196 176

197 177

198 178

199 179

200 180

201 181

202 182

203 183

204 184

205 185

206 186

207 187

ASPEK PERMODALAN RASIO MODAL SENDIRI TERHADAP TOTAL ASET. Modal Sendiri. Total Aset

ASPEK PERMODALAN RASIO MODAL SENDIRI TERHADAP TOTAL ASET. Modal Sendiri. Total Aset Koperasi Simpan Pinjam/Unit Simpan Pinjam (KSP/USP) Koperasi haruslah dikelola agar sehat sehingga meningkatkan citra dan kredibilitas kegiatan usaha simpan pinjam oleh koperasi sebagai lembaga keuangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian, Prinsip dan Tujuan Koperasi 2.1.1 Pengertian Koperasi Koperasi yang berawal dari kata co yang berarti bersama dan operation yang berarti bekerja, sehingga koperasi

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA. NOMOR : 14/Per/M.KUKM/XII/2009 TENTANG

PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA. NOMOR : 14/Per/M.KUKM/XII/2009 TENTANG PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 14/Per/M.KUKM/XII/2009 TENTANG Draft Htl Maharani Agustus 2008 PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cocok untuk perekonomian Indonesia. Menurut Undang-undang Republik

BAB I PENDAHULUAN. cocok untuk perekonomian Indonesia. Menurut Undang-undang Republik 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di Indonesia memiliki Tiga sektor kekuatan ekonomi untuk melaksanakan berbagai kegiatan dalam tatanan kehidupan perekonomian. Ketiga sektor tersebut adalah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tujuan menciptakan masyarakat yang adil dan makmur. Dalam pelaksanaannya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tujuan menciptakan masyarakat yang adil dan makmur. Dalam pelaksanaannya BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Koperasi Pemerintah melaksanakan pembangunan dibidang Ekonomi dengan tujuan menciptakan masyarakat yang adil dan makmur. Dalam pelaksanaannya pemerintah berusaha

Lebih terperinci

APLIKASI STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) USAHA SIMPAN PINJAM KOPERASI DALAM PENILAIAN KESEHATAN KSP/ USP KOPERASI

APLIKASI STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) USAHA SIMPAN PINJAM KOPERASI DALAM PENILAIAN KESEHATAN KSP/ USP KOPERASI APLIKASI STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) USAHA SIMPAN PINJAM KOPERASI DALAM PENILAIAN KESEHATAN KSP/ USP KOPERASI TUJUAN PEMBELAJARAN 1. TUJUAN UMUM PEMBELAJARAN Diharapkan peserta mengerti dan memahami

Lebih terperinci

ANALISIS KESEHATAN KSP. BMT. ARTHA ABADI KABUPATEN JEPARA

ANALISIS KESEHATAN KSP. BMT. ARTHA ABADI KABUPATEN JEPARA ANALISIS KESEHATAN KSP. BMT. ARTHA ABADI KABUPATEN JEPARA SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Program Sarjana Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Nahdlatul

Lebih terperinci

Jurusan Akuntansi Program S1 Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia

Jurusan Akuntansi Program S1 Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia ANALISIS TINGKAT KESEHATAN KOPERASI SIMPAN PINJAM NUSA ABADI SINGARAJA TAHUN 2013-2015 DENGAN MENGGUNAKAN PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 14/PER/M.KUKM/XII/2009

Lebih terperinci

TINGKAT KESEHATAN KSP. MADANI NTB ABSTRACT

TINGKAT KESEHATAN KSP. MADANI NTB ABSTRACT TINGKAT KESEHATAN KSP. MADANI NTB I Nengah Arsana Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi AMM Mataram ABSTRACT The title of study is "Analysis of Soundness KSP. Madani NTB ". This study aims to quantify the level

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS A. Akuntansi Perkoperasian Sebagai organisasi ekonomi yang berwatak sosial, koperasi memiliki perbedaan dengan bentuk perusahaan lainnya. Namun apabila dilihat dari kebutuhannya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Oprasional Variabel

BAB III METODE PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Oprasional Variabel BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Variabel Penelitian dan Definisi Oprasional Variabel Tabel 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Variabel Variabel Definisi Operasional Rumus Permodalan Kualitas Aktiva Produktif

Lebih terperinci

YAYASAN AKRAB PEKANBARU Jurnal AKRAB JUARA Volume 3 Nomor 1 EdisiFebruari 2018 ( )

YAYASAN AKRAB PEKANBARU Jurnal AKRAB JUARA Volume 3 Nomor 1 EdisiFebruari 2018 ( ) ANALISIS ASPEK-ASPEK PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN KOPERASI SIMPAN PINJAM PADA KUD KARYA MUKTI DESA KARYA HARAPAN MUKTI KECAMATAN PELEPAT ILIR KABUPATEN BUNGO ----------------------------------------------------------------------------------------------

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA. NOMOR : 14/Per/M.KUKM/XII/2009 TENTANG

PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA. NOMOR : 14/Per/M.KUKM/XII/2009 TENTANG PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 14/Per/M.KUKM/XII/2009 TENTANG Draft Htl Maharani Agustus 2008 PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA. NOMOR : 35.3/Per/M.KUKM/X/2007 TENTANG

PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA. NOMOR : 35.3/Per/M.KUKM/X/2007 TENTANG PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 35.3/Per/M.KUKM/X/2007 TENTANG PEDOMAN PENILAIAN KESEHATAN KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH DAN UNIT JASA KEUANGAN

Lebih terperinci

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI ANALISIS TINGKAT KESEHATAN KOPERASI SIMPAN PINJAM ( Studi Kasus pada Koperasi Karyawan Muria Gemilang ) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Akuntansi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian, Prinsip dan Tujuan Koperasi 2.1.1 Pengertian Koperasi Koperasi berasal dari kata Co dan operation, yang mengandung arti kerjasama untuk mencapai tujuan tertentu

Lebih terperinci

ANALISIS RASIO KEUANGAN DAN TINGKAT KESEHATAN KOPERASI KARYAWAN PANGAN UTAMA PT INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR TBK CABANG PALEMBANG

ANALISIS RASIO KEUANGAN DAN TINGKAT KESEHATAN KOPERASI KARYAWAN PANGAN UTAMA PT INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR TBK CABANG PALEMBANG ANALISIS RASIO KEUANGAN DAN TINGKAT KESEHATAN KOPERASI KARYAWAN PANGAN UTAMA PT INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR TBK CABANG PALEMBANG Laporan Akhir ini disusun sebagai salah satu syarat Menyelesaikan pendidikan

Lebih terperinci

ANALISIS KESEHATAN KOPERASI PADA KPRI MEKAR SLEMAN YOGYAKARTA

ANALISIS KESEHATAN KOPERASI PADA KPRI MEKAR SLEMAN YOGYAKARTA ANALISIS KESEHATAN KOPERASI PADA KPRI MEKAR SLEMAN YOGYAKARTA PROPOSAL SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Program Sarjana Fakultas Ekonomi Universitas

Lebih terperinci

Kata kunci: tingkat kesehatan, koperasi simpan pinjam, jatidiri koperasi

Kata kunci: tingkat kesehatan, koperasi simpan pinjam, jatidiri koperasi Analisis Kesehatan Koperasi... (Dwi Herprasetyo) ANALISIS KESEHATAN KOPERASI SIMPAN PINJAM DI KPRI NAGARA NGAGLIK SLEMAN TAHUN 2014-2016 Dwi Herprasetyo Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi, Universitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 LANDASAN TEORI 2.1.1 Pengertian Koperasi Menurut Subandi (2011) Koperasi berasal dari bahasa Inggris co-operation yang berarti usaha bersama. Dengan kata lain berarti segala

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian yang dilakukan oleh Fandy Adi Putra dengan judul Analisis Kinerja

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian yang dilakukan oleh Fandy Adi Putra dengan judul Analisis Kinerja BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Tinjauan dari penelitian terdahulu yang dijadikan pertimbangan adalah penelitian yang dilakukan oleh Fandy Adi Putra dengan judul Analisis Kinerja Keuangan

Lebih terperinci

NALISIS PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN UNIT SIMPAN PINJAM PADA KOPERASI X DI KABUPATEN GRESIK TAHUN BUKU 2008-2010

NALISIS PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN UNIT SIMPAN PINJAM PADA KOPERASI X DI KABUPATEN GRESIK TAHUN BUKU 2008-2010 i NALISIS PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN UNIT SIMPAN PINJAM PADA KOPERASI X DI KABUPATEN GRESIK TAHUN BUKU 2008-2010 RANGKUMAN SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Penyelesaian Program Pendidikan

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 116, 1992 (PEMBANGUNAN. EKONOMI. Warganegara. Kesejahteraan. Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik

Lebih terperinci

NPM : Dosen Pembimbing : Dr. Masodah,SE.,MMSi

NPM : Dosen Pembimbing : Dr. Masodah,SE.,MMSi ANALISIS TINGKAT KESEHATAN PADA KOPERESI PEGAWAI BADAN PEMERIKSAAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA ( BPK RI ) BERDASARKAN PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL MENENGAH No.14/Per/M.KUKM/XII/2009

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN KOPERASI SIMPAN PINJAM DI UNIT SIMPAN PINJAM KOPERASI KOPANESA

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN KOPERASI SIMPAN PINJAM DI UNIT SIMPAN PINJAM KOPERASI KOPANESA ANALISIS TINGKAT KESEHATAN KOPERASI SIMPAN PINJAM DI UNIT SIMPAN PINJAM KOPERASI KOPANESA ARVIATI ELNAMITA 090462201041 FAKULTAS EKONOMI, JURUSAN AKUNTANSI UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koperasi 2.1.1 Pengertian Koperasi Koperasi berasal dari bahasa inggris yaitu co-operation. Co-operation berarti suatu bentuk perusahaan yang didirikan oleh orang-orang tertentu,

Lebih terperinci

Idham Kholid Sri Mangesti Rahayu Fransisca Yaningwati Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

Idham Kholid Sri Mangesti Rahayu Fransisca Yaningwati Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang PENILAIAN KESEHATAN KOPERASI SIMPAN PINJAM BERDASARKAN PERATURAN MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14/PER/M.KUKM/XII/2009 (Studi pada Koperasi Simpan Pinjam Adi Wiyata

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu. Penelitian terdahulu dilakukan oleh Aike Mariya Anusasanawati (2009). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana kinerja keuangan

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Koperasi berasal dari perkataan co dan operation, yang mengandung arti

BAB II URAIAN TEORITIS. Koperasi berasal dari perkataan co dan operation, yang mengandung arti BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Pengertian Koperasi Koperasi berasal dari perkataan co dan operation, yang mengandung arti kerja sama untuk mencapai tujuan. Oleh sebab itu defenisi koperasi adalah suatu perkumpulan

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN KOPERASI PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM DAHLIA KENDAL TAHUN BUKU

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN KOPERASI PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM DAHLIA KENDAL TAHUN BUKU ANALISIS TINGKAT KESEHATAN KOPERASI PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM DAHLIA KENDAL TAHUN BUKU 2009 2011 Dewi Amalia Nur Bisyara Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Jurusan Akuntansi Universitas Dian Nuswantoro Semarang

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN PADA PRIMKOP KARTIKA BENTENG EMAS PALEMBANG

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN PADA PRIMKOP KARTIKA BENTENG EMAS PALEMBANG ANALISIS TINGKAT KESEHATAN PADA PRIMKOP KARTIKA BENTENG EMAS PALEMBANG PROPOSAL LAPORAN AKHIR Laporan Akhir Ini Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Penyusunan Laporan Akhir Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. didirikan oleh orang perseorangan atau badanhukum koperasi, dengan pemisahan

BAB II LANDASAN TEORI. didirikan oleh orang perseorangan atau badanhukum koperasi, dengan pemisahan BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Koperasi Menurut Undang-Undang Perkoperasian Bab 1 pasal 1tahun 2012 koperasi mempunyai pengertian sebagai berikut: Koperasiadalah badan hukum yang didirikan oleh orang perseorangan

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR. Koperasi Primer Nasional MEDIA INDONESIA MERDEKA

ANGGARAN DASAR. Koperasi Primer Nasional MEDIA INDONESIA MERDEKA ANGGARAN DASAR Koperasi Primer Nasional MEDIA INDONESIA MERDEKA BAB I NAMA, TEMPAT KEDUDUKAN DAN JANGKA WAKTU Pasal 1 (1) Badan Usaha ini adalah koperasi Pekerja dan Pengusaha Media dengan nama Koperasi

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN KOPERASI SETIA BHAKTI WANITA SURABAYA RANGKUMAN TUGAS AKHIR

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN KOPERASI SETIA BHAKTI WANITA SURABAYA RANGKUMAN TUGAS AKHIR ANALISIS TINGKAT KESEHATAN KOPERASI SETIA BHAKTI WANITA SURABAYA RANGKUMAN TUGAS AKHIR Oleh : BELLA NOVRITA AREA NIM : 2012410814 SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERBANAS SURABAYA 2015 Latar Belakang Pada

Lebih terperinci

KOPERASI. Published by : M Anang Firmansyah

KOPERASI. Published by : M Anang Firmansyah KOPERASI Published by : M Anang Firmansyah I.Pengertian : Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum Koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip Koperasi

Lebih terperinci

Draft Htl Maharani Agustus 2008

Draft Htl Maharani Agustus 2008 Draft Htl Maharani Agustus 2008 PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 20/Per/M.KUKM/XI/2008 TENTANG PEDOMAN PENILAIAN KESEHATAN KOPERASI SIMPAN PINJAM

Lebih terperinci

ANALISIS PENILAIAN KESEHATAN KOPERASI KARYAWAN MANDIRI PERUM DAMRI SURABAYA SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Penyelesaian

ANALISIS PENILAIAN KESEHATAN KOPERASI KARYAWAN MANDIRI PERUM DAMRI SURABAYA SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Penyelesaian ANALISIS PENILAIAN KESEHATAN KOPERASI KARYAWAN MANDIRI PERUM DAMRI SURABAYA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Penyelesaian Program Pendidikan Sarjana Jurusan Akuntansi Oleh : ANDRI DWI

Lebih terperinci

PELATIHAN PENILAIAN KESEHATAN KOPERASI SIMPAN PINJAM DAN UNIT SIMPAN PINJAM KOPERASI DI KABUPATEN BULELENG

PELATIHAN PENILAIAN KESEHATAN KOPERASI SIMPAN PINJAM DAN UNIT SIMPAN PINJAM KOPERASI DI KABUPATEN BULELENG LAPORAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT PELATIHAN PENILAIAN KESEHATAN KOPERASI SIMPAN PINJAM DAN UNIT SIMPAN PINJAM KOPERASI DI KABUPATEN BULELENG Ketua : Fridayana Yudiaatmaja, M.Sc / 0012047414 Anggota

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 43 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Adapun perhitungan rasio masing-masing aspek dalam menentukan tingkat kesehatan koperasi dapat dilihat dari data laporan keuangan tahun buku 2013. 4.2 Aspek Permodalan c.

Lebih terperinci

PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN KOPERASI PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA (KPRI) TEGAS SMP NEGERI WONOSARI GUNUNGKIDUL TAHUN

PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN KOPERASI PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA (KPRI) TEGAS SMP NEGERI WONOSARI GUNUNGKIDUL TAHUN Penilaian Tingkat Kesehatan (Kurnia Purnamasari) 51 PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN KOPERASI PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA (KPRI) TEGAS SMP NEGERI WONOSARI GUNUNGKIDUL TAHUN 2013-2015 AN ASSESSMENT OF THE SOUNDNESS

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN PUSTAKA. Istilah Koperasi berasal dari bahasa Latin Cooperate yang. bersama-sama. Menurut Revrisond Baswir (2000:2) dalam bukunya

BAB II LANDASAN PUSTAKA. Istilah Koperasi berasal dari bahasa Latin Cooperate yang. bersama-sama. Menurut Revrisond Baswir (2000:2) dalam bukunya BAB II LANDASAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Koperasi Secara Umum a. Pengertian Koperasi Istilah Koperasi berasal dari bahasa Latin Cooperate yang dalam bahasa Inggris Cooperation. Co artinya bersama dan

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN KOPERASI PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM SYARIAH BMT AKBAR TAHUN BUKU

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN KOPERASI PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM SYARIAH BMT AKBAR TAHUN BUKU 1 ANALISIS TINGKAT KESEHATAN KOPERASI PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM SYARIAH BMT AKBAR TAHUN BUKU 2006-2007 SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN KOPERASI UNIT SIMPAN PINJAM (USP) PADA KPRI GOTONG ROYONG DINAS KESEHATAN KABUPATEN KARANGANYAR UNTUK TAHUN 2015 ABSTRACT

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN KOPERASI UNIT SIMPAN PINJAM (USP) PADA KPRI GOTONG ROYONG DINAS KESEHATAN KABUPATEN KARANGANYAR UNTUK TAHUN 2015 ABSTRACT ANALISIS TINGKAT KESEHATAN KOPERASI UNIT SIMPAN PINJAM (USP) PADA KPRI GOTONG ROYONG DINAS KESEHATAN KABUPATEN KARANGANYAR UNTUK TAHUN 2015 Enggar Prasetyo 1), P.W. Agung Diponegoro 2) 1) Mahasiswa Progdi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. anggotanya dari kesulitan-kesulitan ekonomi yang umumnya diderita oleh mereka

BAB I PENDAHULUAN. anggotanya dari kesulitan-kesulitan ekonomi yang umumnya diderita oleh mereka BAB I PENDAHULUAN A. Later Belakang Koperasi merupakan suatu badan usaha bersama yang berjuang dalam bidang ekonomi dengan menempuh jalan yang tepat dan mantap dengan tujuan membebaskan diri para anggotanya

Lebih terperinci

ANALISIS PENILAIAN KESEHATAN PADA KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH DI KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN (Skripsi) Oleh MUHAMMAD RIDWAN AFIF

ANALISIS PENILAIAN KESEHATAN PADA KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH DI KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN (Skripsi) Oleh MUHAMMAD RIDWAN AFIF ANALISIS PENILAIAN KESEHATAN PADA KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH DI KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010-2012 (Skripsi) Oleh MUHAMMAD RIDWAN AFIF FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG

Lebih terperinci

KOPERASI. Tujuan Pembelajaran

KOPERASI. Tujuan Pembelajaran K-13 Kelas X ekonomi KOPERASI Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mempunyai kemampuan sebagai berikut. 1. Memahami tentang konsep dasar koperasi. 2. Memahami perhitungan

Lebih terperinci

2017, No Menengah Republik Indonesia tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Nomor 15/PER/M.KUKM/IX/2015

2017, No Menengah Republik Indonesia tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Nomor 15/PER/M.KUKM/IX/2015 No.257, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-KUKM. USP oleh Koperasi. Perubahan. PERATURAN MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02 /PER/M.KUKM/ II /2017 TENTANG

Lebih terperinci

(Studi Kasus di Credit Union Kridha Rahardja Tempat Pelayanan Yogyakarta Periode ) SKRIPSI

(Studi Kasus di Credit Union Kridha Rahardja Tempat Pelayanan Yogyakarta Periode ) SKRIPSI i ANALISIS TINGKAT KESEHATAN KOPERASI SIMPAN PINJAM BERDASARKAN PERATURAN DEPUTI BIDANG PENGAWASAN KEMENTRIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 06/Per/Dep.6/IV/2016 (Studi

Lebih terperinci

Oleh: Istiqomah (NPM : ), Suradi ABSTRACT

Oleh: Istiqomah (NPM : ), Suradi ABSTRACT ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENGETAHUI TINGKAT KESEHATAN KOPERASI ( Studi Kasus Pada Koperasi Simpan Pinjam Bhina Raharja Cabang Pembantu Karangpandan ) Oleh: Istiqomah (NPM : 201015006), Suradi ABSTRACT

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan berkaitan dengan tingkat

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan berkaitan dengan tingkat BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan berkaitan dengan tingkat kesehatan KSP/USP yang dijadikan objek penelitian, dapat diambil kesimpulan bahwa total

Lebih terperinci

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN INTERN PERSEDIAAN PRODUK JADI Studi Kasus pada PT. PERKEBUNAN NUSANTARA (X) - PG. MERITJAN Kediri SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1992 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1992 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1992 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa Koperasi, baik sebagai gerakan ekonomi rakyat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. reaksi terhadap sistem perekonomian kapitalisme di Negara-negara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. reaksi terhadap sistem perekonomian kapitalisme di Negara-negara BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Koperasi dan Karakteristiknya Sejarah koperasi lahir pada permulaan abad ke-19 sebagai suatu reaksi terhadap sistem perekonomian kapitalisme di Negara-negara Eropa. Sistem ekonomi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. merupakan bentuk analisis untuk membuat data-data tersebut mudah diatur. Semua

BAB II KAJIAN TEORI. merupakan bentuk analisis untuk membuat data-data tersebut mudah diatur. Semua BAB II KAJIAN TEORI 1.1 Pengertian 1.1.1 Analisis Salah satu bentuk analisis adalah merangkum sejumlah data besar data yang masih mentah menjadi informasi yang dapat diinterpretasikan. Kategorisasi atau

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. ABSTRAK... vii. KATA PENGANTAR... viii. DAFTAR ISI... x. DAFTAR TABEL... xiii. DAFTAR GAMBAR... xvii. DAFTAR LAMPIRAN...

DAFTAR ISI. ABSTRAK... vii. KATA PENGANTAR... viii. DAFTAR ISI... x. DAFTAR TABEL... xiii. DAFTAR GAMBAR... xvii. DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR ISI... Halaman ABSTRAK.... vii KATA PENGANTAR... viii DAFTAR ISI... x DAFTAR TABEL... xiii DAFTAR GAMBAR... xvii DAFTAR LAMPIRAN... xix BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang Masalah... 1 1.2

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perseorangan, bukan milik investor tetapi milik anggota. Dengan adanya. mendapatkan keuntungan yang dikelola secara lebih efisien.

BAB I PENDAHULUAN. perseorangan, bukan milik investor tetapi milik anggota. Dengan adanya. mendapatkan keuntungan yang dikelola secara lebih efisien. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Koperasi dikenal sebagai suatu bentuk perusahaan yang bukan milik perseorangan, bukan milik investor tetapi milik anggota. Dengan adanya koperasi, perekonomian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan masyarakat dimana kegiatannya berlandaskan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan masyarakat dimana kegiatannya berlandaskan BAB I PENDAHULUAN A. Latarbelakang Masalah Koperasi adalah gerakan ekonomi rakyat yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dimana kegiatannya berlandaskan pada prinsip-prinsip koperasi.

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI. dengan masalah penelitian.landasan teori diperlukan untuk menjelaskan konsep konsep

LANDASAN TEORI. dengan masalah penelitian.landasan teori diperlukan untuk menjelaskan konsep konsep BAB II LANDASAN TEORI Untuk dapat memulai suatu penelitian diperlukan suatu landasan teori yang relevan dengan masalah penelitian.landasan teori diperlukan untuk menjelaskan konsep konsep yang digunakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Hasil Penelitian Terdahulu Aike Mariya (2009) Mahasiswi Universitas Muhammadiyah Malang. Tujuan penelitian adalah untuk menganalisis dan mengevaluasi kinerja keuangan

Lebih terperinci

ANALISIS KESEHATAN KOPERASI SIMPAN PINJAM DI KPRI NAGARA NGAGLIK SLEMAN TAHUN

ANALISIS KESEHATAN KOPERASI SIMPAN PINJAM DI KPRI NAGARA NGAGLIK SLEMAN TAHUN ANALISIS KESEHATAN KOPERASI SIMPAN PINJAM DI KPRI NAGARA NGAGLIK SLEMAN TAHUN 2014-2016 SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi Univesitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Persyaratan guna Memperoleh

Lebih terperinci

Draft Htl Maharani Agustus 2008

Draft Htl Maharani Agustus 2008 Draft Htl Maharani Agustus 2008 PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 20/Per/M.KUKM/XI/2008 TENTANG PEDOMAN PENILAIAN KESEHATAN KOPERASI SIMPAN PINJAM

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN KOPERASI PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA TUWUH BLORA BERDASARKAN PERATURAN MENTERI NOMOR: 14/Per/M.

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN KOPERASI PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA TUWUH BLORA BERDASARKAN PERATURAN MENTERI NOMOR: 14/Per/M. ANALISIS TINGKAT KESEHATAN KOPERASI PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA TUWUH BLORA BERDASARKAN PERATURAN MENTERI NOMOR: 14/Per/M.KUKM/XII/2009 Dedi Wijaya Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Slamet

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Tinjauan Umum Koperasi Undang-Undang Dasar 1945 khususnya pasal 33 ayat 1 menyatakan bahwa perekonomian Indonesia disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan.

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa pembangunan perekonomian nasional bertujuan

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR. Laporan Akhir ini Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Pada Jurusan Administrasi Bisnis.

LAPORAN AKHIR. Laporan Akhir ini Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Pada Jurusan Administrasi Bisnis. PENILAIAN KINERJA KEUANGAN TERHADAP RASIO PERMODALAN, RASIO EFISIENSI, RASIO LIKUIDITAS, SERTA RASIO KEMANDIRIAN DAN PERTUMBUHAN (STUDY KASUS PRIMER KOPERASI KARTIKA BENTENG EMAS PALEMBANG) LAPORAN AKHIR

Lebih terperinci

¹Nyoman Adi Suadnyana Putra, ¹Ni Kadek Sinarwati, S.E, M.Si, Ak, ²Dr. Edy Sujana, M.Si,Ak

¹Nyoman Adi Suadnyana Putra, ¹Ni Kadek Sinarwati, S.E, M.Si, Ak, ²Dr. Edy Sujana, M.Si,Ak Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 07 No. 01 Tahun 2017) ANALISIS TINGKAT KESEHATAN UNIT SIMPAN PINJAM KSU TUNAS MUDA TAHUN 2015 BERDASARKAN Permen M.KUKM NO. 14/Per/M. KUKM/XII/2009 (Studi Kasus Pada

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1992 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1992 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1992 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Koperasi, baik sebagai gerakan ekonomi rakyat

Lebih terperinci

PENILAIAN KESEHATAN KOPERASI SERBA USAHA (KSU) TUNAS KELAPA JAYA TULUNGAGUNG TAHUN BUKU SKRIPSI. Oleh ANIKE NURMAWATI

PENILAIAN KESEHATAN KOPERASI SERBA USAHA (KSU) TUNAS KELAPA JAYA TULUNGAGUNG TAHUN BUKU SKRIPSI. Oleh ANIKE NURMAWATI PENILAIAN KESEHATAN KOPERASI SERBA USAHA (KSU) TUNAS KELAPA JAYA TULUNGAGUNG TAHUN BUKU 2011-2014 SKRIPSI Oleh ANIKE NURMAWATI 201010160311325 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Koperasi merupakan salah satu badan usaha yang memberikan kontribusi positif dan sangat signifikan dalam peningkatan perekonomian Indonesia. Koperasi didirikan

Lebih terperinci

Putri Handayani. Abstraksi

Putri Handayani. Abstraksi PENILAIAN KINERJA KOPERASI KARYAWAN PURI SAKTI GRUP BERDASARKAN PERATURAN PEMERINTAH NO.14/PER/M.KUKM/XII/2009 PERFORMANCE ASSESSMENT OF KOPERASI PURI SAKTI GRUP BASED ON GOVERNMENT REGULATION NO.14/PER/M.KUKM/XII/2009

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.212, 2012 PEMBANGUNAN. EKONOMI. Warga Negara. Kesejahteraan. Koperasi. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5355) UNDANG-UNDANG REPUBLIK

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koperasi 2.1.1 Pengertian Koperasi bahwa, Undang Undang No.17 tahun 2012 tentang Perkoperasian menyatakan Koperasi adalah badan hukum yang didirikan oleh orang perseorangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kekuatan tersebut adalah sektor negara, swasta dan koperasi. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. kekuatan tersebut adalah sektor negara, swasta dan koperasi. Untuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia mempunyai tiga sektor kekuatan ekonomi yang melaksanakan berbagai kegiatan usaha dalam tata kehidupan. Ketiga sektor kekuatan tersebut adalah

Lebih terperinci

ANALISIS PENILAIAN KESEHATAN KOPERASI KARYAWAN MANDIRI PERUM DAMRI SURABAYA ARTIKEL ILMIAH

ANALISIS PENILAIAN KESEHATAN KOPERASI KARYAWAN MANDIRI PERUM DAMRI SURABAYA ARTIKEL ILMIAH ANALISIS PENILAIAN KESEHATAN KOPERASI KARYAWAN MANDIRI PERUM DAMRI SURABAYA ARTIKEL ILMIAH Oleh : ANDRI DWI NINGSIH 2011310323 SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERBANAS SURABAYA 2015 Analisis Penilaian Kesehatan

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN KOPERASI KREDIT SAMI JAYA DI KOTA KUPANG TAHUN SKRIPSI

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN KOPERASI KREDIT SAMI JAYA DI KOTA KUPANG TAHUN SKRIPSI ANALISIS TINGKAT KESEHATAN KOPERASI KREDIT SAMI JAYA DI KOTA KUPANG TAHUN 2009-2011 SKRIPSI Untuk Memenuhi Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Oleh DONATUS ANGGUL NO. REG. 32108036 JURUSAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. senantiasa meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakatnya melalui pembinaan

BAB I PENDAHULUAN. senantiasa meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakatnya melalui pembinaan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai salah satu negara yang berkembang dituntut untuk senantiasa meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakatnya melalui pembinaan pilar ekonomi

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pembangunan perekonomian nasional bertujuan

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PUSAT KOPERASI PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA (PKPRI) KOTA MALANG

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PUSAT KOPERASI PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA (PKPRI) KOTA MALANG ANALISIS KINERJA KEUANGAN PUSAT KOPERASI PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA (PKPRI) KOTA MALANG 2010-2013 SKRIPSI Oleh: Moch.Yunus Maulana 201010160311191 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

Lebih terperinci

ANALISIS PERKEMBANGAN MODAL SENDIRI DAN PEMBERIAN PINJAMAN UNTUK MENINGKATKAN SISA HASIL USAHA PADA KOPERASI KREDIT CU MANDIRI TEBING TINGGI

ANALISIS PERKEMBANGAN MODAL SENDIRI DAN PEMBERIAN PINJAMAN UNTUK MENINGKATKAN SISA HASIL USAHA PADA KOPERASI KREDIT CU MANDIRI TEBING TINGGI ANALISIS PERKEMBANGAN MODAL SENDIRI DAN PEMBERIAN PINJAMAN UNTUK MENINGKATKAN SISA HASIL USAHA PADA KOPERASI KREDIT CU MANDIRI TEBING TINGGI Oleh: Putri Dewi S1 Akuntansi Pinondang Nainggolan, Parman Tarigan,

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. KP. Telkom Padang. Pengaruh jumlah modal sendiri (X1) terhadap SHU adalah

BAB II URAIAN TEORITIS. KP. Telkom Padang. Pengaruh jumlah modal sendiri (X1) terhadap SHU adalah BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Lestari (2005:47) meneliti tentang: Pengaruh modal terhadap sisa hasil usaha KP. Telkom Padang. Pengaruh jumlah modal sendiri (X1) terhadap SHU adalah positif,

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN KOPERASI WANITA SERBA USAHA SETIA BUDI WANITA KOTA MALANG

ANALISIS KINERJA KEUANGAN KOPERASI WANITA SERBA USAHA SETIA BUDI WANITA KOTA MALANG ANALISIS KINERJA KEUANGAN KOPERASI WANITA SERBA USAHA SETIA BUDI WANITA KOTA MALANG SKRIPSI Oleh: Dara Eginda 201010160311170 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS 2014 ANALISIS KINERJA

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koperasi 2.1.1 Pengertian Koperasi Istilah koperasi menurut etimologi berasal dari bahasa Inggris, co yang berarti bersama dan operation yang berarti usaha, koperasi berarti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perseorangan atau badan hukum Koperasi, dengan pemisahan kekayaan para

BAB I PENDAHULUAN. perseorangan atau badan hukum Koperasi, dengan pemisahan kekayaan para BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut Undang-Undang Republik Indonesia nomor 17 tahun 2012 : pasal 1, Koperasi adalah badan hukum yang didirikan oleh orang perseorangan atau badan hukum Koperasi,

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Sejarah dan Definisi Koperasi 2.1.1 Sejarah Koperasi Menurut Amidipradja Talman (1985:22) disebutkan bahwa yang dimaksud dengan koperasi adalah : Badan usaha yang berbeda dengan

Lebih terperinci

Ekonomi untuk SMA/MA kelas X. Oleh: Alam S.

Ekonomi untuk SMA/MA kelas X. Oleh: Alam S. Ekonomi untuk SMA/MA kelas X Oleh: Alam S. 2 10 Ba b 3 Tujuan Pembelajaran Dengan mempelajari bab ini, Anda diharapkan mampu: menjelaskan pengertian landasan, asas, tujuan, nilai, dan prinsip koperasi,

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pembangunan perekonomian nasional bertujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan

BAB I PENDAHULUAN. koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Undang-undang Nomor 25 Tahun 1992 menyebutkan bahwa koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pemilihan Judul BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Menurut Herdyanto (2013) terdapat tiga pelaku utama yang menjadi kekuatan sistem perekonomian di Indonesia, yaitu perusahaan negara (pemerintah), perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kekeluargaan serta sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Tujuan utama

BAB I PENDAHULUAN. kekeluargaan serta sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Tujuan utama BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Koperasi menurut Drs. Mohamad Hatta adalah usaha bersama untuk memperbaiki nasib penghidupan ekonomi berdasarkan tolong menolong. Semangat tolong menolong tersebut didorong

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koperasi 2.1.1 Pengertian Koperasi Menurut Rudianto (2015:3), Koperasi adalah perkumpulan orang yang secara sukarela mempersatukan diri untuk berjuang meningkatkan kesejahteraan

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KOPERASI BERDASARKAN TINGKAT KESEHATAN SESUAI PERMENKOP

ANALISIS KINERJA KOPERASI BERDASARKAN TINGKAT KESEHATAN SESUAI PERMENKOP ANALISIS KINERJA KOPERASI BERDASARKAN TINGKAT KESEHATAN SESUAI Oleh Joko Pramono Dosen Tetap STIE AMA Salatiga Budiyati Alumni STIE AMA Salatiga Abstract Cooperative is a pillar of the national economy

Lebih terperinci

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Sejarah Berdirinya KSU Sejahtera Bersama Tapin KSU Sejahtera Bersama Tapin didirikan di Desa Tangkawang Baru Kecamatan Bakarangan Kabupaten

Lebih terperinci

Analisis Tingkat Kesehatan Unit Simpan Pinjam (USP) Pada Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) HIDUP Tulungagung PENELITIAN

Analisis Tingkat Kesehatan Unit Simpan Pinjam (USP) Pada Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) HIDUP Tulungagung PENELITIAN Analisis Tingkat Kesehatan Unit Simpan Pinjam (USP) Pada Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) HIDUP Tulungagung PENELITIAN Disusun Oleh : ENI MINARNI, S.E., Ak., M.Ak. FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

KOPERASI.. Nomor : 12. Pada hari ini, Kamis, tanggal (sepuluh September dua ribu lima belas).

KOPERASI.. Nomor : 12. Pada hari ini, Kamis, tanggal (sepuluh September dua ribu lima belas). KOPERASI.. Nomor : 12 Pada hari ini, Kamis, tanggal 10-09-2015 (sepuluh September dua ribu lima belas). Pukul 16.00 (enam belas titik kosong-kosong) Waktu Indonesia Bagian Barat. ------- - Hadir dihadapan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian, Tujuan dan Jenis Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan suatu perusahaan memiliki peranan yang sangat penting bagi pihak manajemen perusahaan,

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1992 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1992 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1992 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Koperasi, baik sebagai gerakan ekonomi rakyat

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN

BAB 4 HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN BAB 4 HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN Sistematika pembahasan yang dilakukan terhadap KOPKAR ADIS adalah berdasarkan akun-akun yang terdapat di dalam laporan keuangan dengan melakukan analisis dan evaluasi

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN1992 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN1992 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN1992 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Koperasi, baik sebagai gerakan ekonomi rakyat maupun sebagai badan

Lebih terperinci

a. Koperasi dimiliki oleh anggota yang bergabung atas dasar sedikitnya ada satu kepentingan ekonomi yang sama.

a. Koperasi dimiliki oleh anggota yang bergabung atas dasar sedikitnya ada satu kepentingan ekonomi yang sama. AKUNTANSI PERKOPERASIAN PSAK NO. (REVISI ) 0 PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. (REVISI ) AKUTANSI PERKOPERASIAN Paragraf-paragraf yang dicetak dengan huruf tebal dan miring adalah paragraf standar

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh: NUR INDAH WERDININGSIH NIM K

SKRIPSI. Oleh: NUR INDAH WERDININGSIH NIM K ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENGETAHUI TINGKAT KESEHATAN UNIT SIMPAN PINJAM KOPERASI MEKAR SURYA KARANGANYAR TAHUN 2007/2008 SKRIPSI Oleh: NUR INDAH WERDININGSIH NIM K7405088 FAKULTAS KEGURUAN DAN

Lebih terperinci