APLIKASI REGRESI LOGISTIK ORDINAL UNTUK MENGANALISA TINGKAT KEPUASAN PENGGUNA JASA TERHADAP PELAYANAN DI STASIUN JAKARTA KOTA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "APLIKASI REGRESI LOGISTIK ORDINAL UNTUK MENGANALISA TINGKAT KEPUASAN PENGGUNA JASA TERHADAP PELAYANAN DI STASIUN JAKARTA KOTA"

Transkripsi

1 APLIKASI REGRESI LOGISTIK ORDINAL UNTUK MENGANALISA TINGKAT KEPUASAN PENGGUNA JASA TERHADAP PELAYANAN DI STASIUN JAKARTA KOTA SKRIPSI Oleh: MAJID ALBANA NPM PROGRAM STUDI MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PAKUAN 3

2 APLIKASI REGRESI LOGISTIK ORDINAL UNTUK MENGANALISA TINGKAT KEPUASAN PENGGUNA JASA TERHADAP PELAYANAN DI STASIUN JAKARTA KOTA SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana pada Program Studi Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Pakuan Oleh: MAJID ALBANA NPM PROGRAM STUDI MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PAKUAN 3

3 i

4 ii

5 RIWAYAT HIDUP Majid Albana (6487) dilahirkan pada tanggal 4 November 99 di Depok, Jawa Barat. Penulis adalah anak pertama dari tiga bersaudara dari pasangan Bapak Mistam dan Ibu Murnihati. Pada tahun 996, penulis terdaftar sebagai siswa SD Negeri 4 Depok Baru Depok dan lulus tahun. Kemudian penulis melanjutkan sekolah ke SLTP Negeri Cibungbulang Bogor dan lulus tahun 5. Pada tahun 5 penulis melanjutkan pendidikan ke SMA Negeri Leuwiliang Bogor dan lulus tahun 8. Setelah lulus SMA tahun 8 penulis melanjutkan ke jenjang pendidikan Program S Program Studi Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Pakuan Bogor. Pada masa kuliah pada bulan Januari, penulis melaksanakan Praktek Kerja Lapang (PKL) selama bulan yang bertempat di PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daop Jakarta. Selama menjadi mahasiswa Universitas Pakuan, penulis aktif dalam organisasi Himpunan Mahasiswa Matematika (HIMATIKA) periode 8 s.d.. Pada tahun Juni penulis berhasil menjadi pegawai PT. Kereta Api Indonesia (Persero) dan bekerja sebagai staff operasi perjalanan kereta api dan KRL di PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daop Jakarta. Tepat pada tanggal 8 Maret penulis menghabiskan masa lajangnya dengan menikahi seorang gadis bernama Maria Ulfah yang berprofesi sebagai bidan dan telah dianugrahi seorang putri cantik bernama Maisyanova Ayrazka Albana. iii

6 RINGKASAN MAJID ALBANA, Aplikasi Regresi Logistik Ordinal untuk Menganalisa Tingkat Kepuasan Pengguna Jasa Terhadap Pelayanan di Stasiun Jakarta Kota. Di bawah bimbingan FITRIA VIRGANTARI dan ANI ANDRIYATI. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat kepuasan pengguna jasa kereta api KA jarak jauh dan KA lokal non KRL terhadap kualitas pelayanan di stasiun Jakarta Kota. Atribut-atribut yang dianalisis yaitu 6 variabel independen dan variabel dependen. Variabel independen terdiri atas 6 variabel yang terbagi ke dalam 3 aspek yaitu variabel aspek pelayanan meliputi alur kendaraan, dropping penumpang, lokasi toilet, fasilitas pendukung, tempat duduk, tempat sampah, kebersihan toilet, turun naik penumpang, masuk keluar penumpang, porter; 8 variabel aspek keamanan meliputi ruang tunggu, area parkir, loket, lokasi petugas, keramahan petugas keamanan, kondisi kriminalitas, keberadaan pedagang dan sikap pedagang dan 7 variabel aspek komersial meliputi lokasi customer care, keramahan customer care, lokasi loket, antrian, complain solution, keramahan petugas loket dan waktu antrian sedangkan variabel dependennya adalah penilaian pelayanan stasiun Jakarta Kota secara global. Model regresi logistik ordinal digunakan sebagai metode analisisnya. Data penelitian didapat dengan cara membagikan kuisioner kepada responden di stasiun Jakarta Kota pada waktu peak hour. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel yang berpengaruh secara signifikan terhadap kepuasan pengguna jasa di stasiun Jakarta Kota adalah lokasi toilet, kebersihan stasiun, turun naik penumpang, masuk keluar penumpang, ruang tunggu, loket, keramahan petugas keamanan, sikap pedagang, serta keramahan petugas customer care. Model regresi logistik ordinal aspek pelayanan, aspek keamanan dan aspek komersial mempengaruhi penilaian pelayanan stasiun secara global sebesar 8,7%. Berdasarkan rasio odd dari responden diketahui peluang pengguna jasa menilai pelayanan di stasiun Jakarta Kota dengan skala sangat baik adalah yang paling tinggi dibandingkan 3 skala lainnya yaitu sebesar,7 kali dibandingkan jawaban buruk, 3,87 kali dibandingkan jawaban cukup dan, kali dibandingkan jawaban baik. Kata kunci : kepuasan pelanggan, regresi logistik ordinal, rasio odds. iv

7 KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan karunia- Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Aplikasi Regresi Logistik Ordinal untuk Menganalisa Tingkat Kepuasan Pengguna Jasa Terhadap Pelayanan di Stasiun Jakarta Kota. Shalawat serta salam senantiasa diberikan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat dan para pengikutnya. Skripsi yang penulis susun berisi tentang penelitian tingkat kepuasan pengguna jasa kereta api dilihat dari pelayanan yang ada di stasiun Jakarta Kota menggunakan model regresi logistik ordinal dengan menggunakan kuisioner. Penulis berharap apa yang tertulis dalam skripsi ini dapat berguna bagi mahasiswa dan masyarakat yang membacanya. Penyusunan laporan skripsi ini tidak terhitungkan masalah dan hambatan yang datang, namun berkat dukungan, bantuan, bimbingan serta doa, skripsi ini dapat terselesaikan. Ucapan terima kasih penulis ucapkan kepada:. Ibu Dr. Fitria Virgantari, M.Si, Ir selaku pembimbing I.. Ibu Ani Andriyati, M.Si selaku pembimbing II. 3. Orang tua dan keluarga tercinta yang telah memberikan dukungan baik secara moril maupun materil. 4. Tim ISO 9:8 SMM Daop Jakarta. 5. Rekan-rekan mahasiswa matematika angkatan 8. Terlepas dari semua itu, penulis menyadari bahwa dalam skripsi masih terdapat kesalahan dan kekurangan dalam penulisannya. Kritik dan saran sangat penulis harapkan untuk perbaikan dan acuan dalam laporan hasil penelitian di kemudian hari. Bogor, April 3 Penulis v

8 DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN... i HALAMAN PERNYATAAN... ii RIWAYAT HIDUP... iii RINGKASAN... iv KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR LAMPIRAN... x BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang.... Rumusan Masalah Tujuan Manfaat... 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kualitas Pelayanan ISO 9 : 8 Sistem Manajemen Mutu Model Linear yang Digeneralisasikan Model Logit....5 Regresi Logistik Model Regresi Logistik Interpretasi Parameter dalam Model Regresi Logistik Asumsi-Asumsi Regresi Logistik Regresi Logistik Ordinal Model Logit Kumulatif Metode Kemungkinan Maksimum Fungsi Likelihood... 7 vi

9 .6.4 Uji Statistik D Uji Keberartian Model Uji Keberartian Parameter secara Parsial Rasio Odds... 9 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. Jenis dan Sumber Data Variabel Operasional Metode Analisis... 3 BAB IV PEMBAHASAN 4. Uji Validitas dan Reliabilitas Kuisioner Uji Validitas Uji Reliabilitas Uji Multikolinearitas Deskripsi Responden Model Regresi Pengujian Parameter Model Regresi Uji Kebaikan Model (Goodness of Fit) Uji Keberartian Model Uji Wald Intrepretasi Model Koefisien Determinasi Model Rasio Odds BAB V PENUTUP 5. Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN... 5 vii

10 DAFTAR TABEL. Tipe Model Analisis Statistika Fungsi Hubungan Kanonik Variabel Penelitian Skala Kepuasan Hasil Uji Validitas Uji Reliabilitas Hasil Uji Multikolinearitas Model Regresi Kebaikan Model Uji Statistik G Uji Wald Koefisien Determinasi Frekuensi Jawaban Sampel Jawaban Responden viii

11 DAFTAR GAMBAR. Delapan Prinsip Manajemen Kurva Model Regresi Logistik Flowchart Metode Analisis Usia Responden Jenis Kelamin Responden Latar Belakang Pendidikan Responden Pekerjaan Responden Rutinitas Responden Menggunakan KA dalam Bulan Tujuan Responden Menggunakan KA Keragaman Variabel Defenden Terhadap Variabel Independen ix

12 DAFTAR LAMPIRAN. Pembuktian Persamaan Tujuh Kuisioner Penelitian Operasionalisasi Variabel Variabel View dan Data View dalam software SPSS Hasil Uji Validitas x

13 BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Sistem transportasi di Indonesia sangatlah berperan penting sebagai penunjang, pendorong dan penggerak roda perekonomian dalam upaya peningkatan dan pemerataan pembangunan serta hasil-hasilnya. PT. Kereta Api Indonesia (KAI) Persero sebagai BUMN penyedia jasa moda transportasi menjadikan kereta api sebagai suatu pilihan tepat bagi masyarakat untuk dapat menempuh perjalanan tanpa hambatan. Kereta api dipilih karena memiliki karakteristik dan keunggulan yang lebih dibandingkan jasa angkutan lainnya seperti angkutan umum kota, bus, taksi dan travel. Selain itu kereta api mempunyai keunggulan dalam kapasitas angkut, baik orang maupun barang secara masal dan yang terpenting adalah time traveler yang lebih cepat dari transportasi darat lainnya. Tidak heran bila kereta api menjadi angkutan transportasi darat yang sangat diminati para penumpang untuk dapat dengan cepat sampai tujuan. Ramainya pengguna jasa kereta api menunjukkan bahwa kereta api menjadi transportasi darat yang relatif tinggi peminatnya. Menurut data penumpang seksi Angkutan Daop Jakarta periode tahun menunjukan bahwa setiap harinya di Daop Jakarta terdapat lebih dari 4. penumpang yang menggunakan jasa kereta api baik Kereta Rel Listrik (KRL), Kereta Rel Diesel (KRD), KA Lokal dan KA jarak jauh. Data ini pun selalu meningkat dari tahun ke tahunnya. Pelayanan Prima merupakan salah satu dari 5 nilai pilar utama PT. KAI (Persero) dalam berbagai usaha yang bersifat jasa untuk meraih persaingan pasar antar moda transportasi disamping peningkatan mutu dan bentuk-bentuk pelayanan lain. Memberikan pelayanan yang terbaik akan menimbulkan dampak positif dalam organisasi atau perusahaan, melalui berbagai cara, teknik, dan metode yang dapat menarik lebih banyak konsumen dan menjadi ciri bagi perusahaan dalam memberikan pelayanan yang memuaskan (Septina, ).

14 Kualitas pelayanan prima yang bertujuan menarik simpatik konsumen merupakan hal pokok yang harus selalu dipertahankan dan ditingkatkan oleh perusahaan terutama oleh PT. KAI (Persero). Pada umumnya masyarakat memilih produk yang mengutamakan kenyamanan. Kenyamanan bertransportasi kereta api yang akan berdampak pada kepuasan pengguna jasa antara lain pelayanan penjualan tiket yang ramah dan cepat, beroperasinya kereta secara rutin dan tepat waktu, lingkungan tertib dan teratur, ruang tunggu yang nyaman, bersih dan rapi, lingkungan stasiun yang sehat serta dilengkapi dengan fasilitas pendukung pelayanan seperti toilet, tempat ibadah dan lain-lain. Hal tersebut juga harus didukung oleh semua karyawan dalam perusahaan PT. KAI (Persero). Mulai pada tahun, PT. KAI (Persero) telah menghasilkan kualitas jasa yang sesuai dengan ISO 9 : 8 Sistem Manajemen Mutu (SMM) yang lebih mengedepankan pada pola proses bisnis yang terjadi dalam organisasi perusahaan sehingga hampir semua jenis usaha atau semua jenis perusahaan bisa mengimplementasi sistem manajemen mutu. Selain itu ISO 9 : 8 SMM berfokus pada efektifitas proses continual improvement dengan pilar utama pola berpikir PDCA (Plan, Do, Check, Action). Berdasarkan ISO 9 : 8 SMM PT. KAI (Persero) khususnya Daop Jakarta telah memiliki stasiun bersertifikasi ISO, salah satunya adalah stasiun Jakarta Kota. Selama ini banyak penelitian terhadap pelayanan yang diberikan oleh PT. KAI (Persero) terhadap pengguna jasa. Namun, pada penelitian sebelumnya belum terdapat penelitian tentang pelayanan di stasiun dan penelitian sebelumnya hanya menggunakan metode kuantitatif umum yaitu regresi linear sederhana seperti yang dilakukan oleh Roji (8) dan Septina () yang melakukan penelitian terhadap pelayanan di atas kereta api. Metode tersebut hanya menghasilkan gambaran secara umum hasil penelitian tingkat kepuasan pengguna jasa kereta api sedangkan pada penelitian ini menggunakan analisis regresi logistik ordinal.menurut Garson (8) mempunyai asumsi bahwa regresi logistik tidak mengasumsikan suatu hubungan yang linear antara variabel respon dengan variabel bebasnya, tetapi mengasumsikan hubungan yang linear antara log odds dari variabel responnya dengan variabel bebasnya, sehingga hasil penelitian yang

15 didapat lebih spesifik menggambarkan model persamaan tingkat pengguna jasa kereta api terhadap tingkat kepuasannya. Aplikasi regresi logistik ordinal digunakan untuk mengetahui lebih jauh hubungan antara kepuasan pengguna jasa terhadap kualitas pelayanan. Caranya dengan melakukan penelitian mengenai analisis regresi logistik ordinal tingkat kepuasan pengguna jasa kereta api untuk KA jarak jauh dan KA lokal non KRL PT. KAI (Persero) terhadap pelayanan stasiun Jakarta Kota.. Rumusan Masalah Melihat hal-hal yang berkaitan tentang persoalan tingkat kepuasan pengguna jasa kereta api stasiun terhadap pelayanan di stasiun Jakarta Kota maka diperlukan cara untuk mengetahui karakteristik prilaku dari pengguna jasa kereta api KA jarak jauh dan KA lokal non KRL distasiun tersebut. Karakteristik prilaku dari pengguna jasa kereta api stasiun Jakarta Kota dapat dijadikan faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kepuasan pengguna jasa sehingga faktor yang dominan dapat diperbaiki dikemudian hari agar pelayanan di stasiun sesuai dengan prinsip ISO 9:8 yaitu PDCA (Plan, Do, Check and Action). Prinsip PDCA yang dilakukan oleh PT. KAI (Persero) sementara ini masih bersifat deskriptif sehingga diperlukan bentuk model regresi logistik ordinal tingkat kepuasan pengguna jasa kereta api KA jarak jauh dan KA lokal non KRL terhadap kualitas pelayanan di stasiun bersertifikasi ISO 9 : 8 SMM agar faktor-faktor yang dominan dapat diketahui dan dikerjakan sesuai prinsip PDCA..3 Tujuan Tujuan dari penelitian analisis regresi ordinal untuk menganalisis tingkat kepuasan pengguna jasa kereta api KA jarak jauh dan KA lokal non KRL terhadap kualitas pelayanan di stasiun Jakarta Kota adalah:. Mengidentifikasi prilaku dari pengguna jasa kereta api KA jarak jauh dan KA lokal non KRL di stasiun Jakarta Kota. 3

16 . Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kepuasan pengguna jasa kereta api KA jarak jauh dan KA lokal non KRL terhadap kualitas pelayanan di stasiun Jakarta Kota. 3. Mengaplikasikan model analisis regresi logistik ordinal tingkat kepuasan pengguna jasa kereta api KA jarak jauh dan KA lokal non KRL terhadap kualitas pelayanan di stasiun Jakarta Kota..4 Manfaat Manfaat dari penelitian analisis tingkat kepuasan pengguna jasa kereta api KA jarak jauh dan KA lokal non KRL terhadap kualitas pelayanan di stasiun Jakarta Kota adalah:. Hasil dari penelitian diharapkan memberikan sumbangan pemikiran bagi perusahaan jasa bidang transportasi PT. KAI (Persero) Daop Jakarta khususnya stasiun Jakarta Kota untuk dijadikan saran dalam meningkatkan kualitas pelayanan di stasiun Jakarta Kota serta dapat berorentasi pada kepuasaan konsumen sebagai salah satu dari 5 nilai perusahaan yaitu pelayanan prima kepada pelanggan.. Penelitian dapat digunakan untuk mengaplikasikan teori-teori yang sudah diperoleh selama perkuliahan dan melihat perbandingan antara teori dan hasil di lapangan. 3. Penelitian dapat dijadikan sebagai acuan dalam penelitian karya ilmiah yang sesuai dengan standar kompetensi yang berlaku dan sebagai bahan penelitian selanjutnya. 4. Penelitian dapat dijadikan sebagai bahan informasi mengenai kualitas pelayanan yang ada di stasiun Jakarta Kota, serta dapat dijadikan bahan perbandingan dengan kualitas pelayanan jasa stasiun lain yang telah bersertifikasi ISO 9 : 8 SMM. 4

17 BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kualitas Pelayanan Kualitas pelayanan publik merupakan salah satu yang menjadi perhatian utama bagi masyarakat umum yang diselenggarakan oleh pemerintah dan penyedia jasa publik. Peningkatan kualitas pelayanan publik yang diselenggarakan oleh instansi pemerintahan pada saat ini menjadi sorotan bahkan menjadi tuntutan masyarakat. Persoalan yang sering dikritik masyarakat atau para penerima layanan adalah persepsi terhadap kualitas yang melekat pada seluruh aspek pelayanan. Tjiptono (996) menyebutkan istilah kualitas mencakup pengertian:. Kesesuaian dengan persyaratan.. Kecocokan untuk pemakaian. 3. Perbaikan berkelanjutan. 4. Bebas dari kerusakan/cacat. 5. Pemenuhan kebutuhan pelanggan sejak awal dan setiap saat. 6. Melakukan segala sesuatu secara benar. 7. Sesuatu yang bisa membahagiakan pelanggan. Namun demikian setiap jenis pelayanan publik yang diselenggarakan oleh instansi-instansi pemerintah tentu mempunyai kriteria kualitas tersendiri. Hal ini terkait erat dengan atribut pada masing-masing jenis pelayanan. Ciri-ciri yang ada dalam kualitas tersebut menurut Tjiptono (996) adalah:. Ketepatan waktu pelayanan meliputi waktu tunggu dan waktu proses.. Akurasi pelayanan meliputi bebas dari kesalahan-kesalahan. 3. Kesopanan dan keramahan dalam memberikan pelayanan. 4. Kemudahan mendapatkan pelayanan, misalnya banyaknya petugas yang melayani dan banyaknya fasilitas pendukung seperti komputer. 5. Kenyamanan memperoleh pelayanan, berkaitan dengan lokasi, ruang tempat pelayanan, tempat parkir, ketersediaan informasi dan lain-lain. 5

18 6. Atribut pendukung pelayanan lainnya seperti ruang tunggu ber AC, kebersihan dan lain-lain. Menurut pendapat diatas diketahui bahwa kualitas pelayanan mencakup berbagai faktor yaitu kualitas pelayanan publik merupakan hasil interaksi aspek pelayanan, sumber daya manusia, strategi dan pengguna jasa. Tuntutan pengguna jasa untuk mendapatkan pelayanan yang lebih baik (service excellence) tidak dapat dihindari oleh penyelenggara pelayanan jasa. Tuntutan tersebut harus disikapi sebagai upaya dalam memberikan kepuasan kepada pelanggan. Kepuasan penerima layanan sangat berkaitan dengan kualitas pelayanan yang diberikan seperti yang diungkapkan Tjiptono (996) bahwa kualitas memiliki hubungan yang sangat erat dengan kepuasan pelanggan. Menurut Kotler dalam Tjiptono (996) mengatakan bahwa kepuasan pelanggan adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja atau hasil yang dirasakan dibandingkan dengan harapannya. Setiap pelanggan tentu menghendaki kepuasan dalam menerima suatu layanan sedangkan ukuran keberhasilan penyelenggaraan pelayanan ditentukan oleh tingkat kepuasan penerima layanan. Kepuasan penerima layanan dicapai apabila penerima layanan memperoleh pelayanan sesuai dengan yang dibutuhkan dan diharapkan. Kebutuhan para penerima layanan harus dipenuhi oleh pihak penyelenggara pelayanan agar para penerima layanan tersebut memperoleh kepuasan maka dari itu diperlukan suatu pemahaman tentang konsepsi kualitas pelayanan. Menurut Tjiptono (996) kualitas pelayanan diartikan sebagai tingkat keunggulan yang diharapkan dan pengendalian atas tingkat keunggulan tersebut untuk memenuhi keinginan pelanggan. Kualitas pelayanan bukanlah dilihat dari sudut pandang pihak penyelenggara atau penyedia layanan melainkan berdasarkan persepsi masyarakat (pelanggan) penerima layanan. Berdasarkan penjelasan di atas maka pengertian kualitas pelayanan adalah terpenuhinya karakteristik suatu konsep pelayanan yang mencakup seluruh aspek pelayanan dan tolak ukur kualitas pelayanan itu adalah dapat memberi kepuasan kepada para pelanggan atau penerima layanan. 6

19 . ISO 9 : 8 Sistem Manajemen Mutu ISO 9 merupakan standar international yang mengatur tentang sistem manajemen mutu (Quality Management System) oleh karena itu seringkali disebut sebagai ISO 9 QMS. Adapun tulisan 8 menunjukkan tahun revisi maka ISO 9 : 8 adalah sistem manajemen mutu ISO 9 hasil revisi tahun 8. Seiring perkembangan zaman dan kemajuan teknologi terutama semakin luasnya dunia usaha maka kebutuhan akan pengelolaan sistem manajemen mutu semakin dirasa perlu dan mendesak untuk diterapkan pada berbagai scope industry yang semakin hari semakin beragam. Organisasi pengelola standar international ini adalah International Organization for Standardization yang bermarkas di Geneva Swiss, didirikan pada 3 Februari 947, kini beranggotakan lebih dari 47 negara yang mana setiap negara diwakili oleh badan standardisasi nasional. ISO 9 : 8 lebih mengedepankan pada pola proses bisnis yang terjadi dalam organisasi perusahaan sehingga hampir semua jenis usaha atau semua jenis perusahaan bisa mengimplementasi sistem manajemen mutu ISO 9. Selain itu ISO 9 : 8 berfokus pada efektifitas proses continual improvement dengan pilar utama pola berpikir PDCA (Plan, Do, Check, Action) dalam setiap prosesnya senantiasa melakukan kegiatan sebagai berikut:. Perencanaan yang matang (Plan).. Implementasi yang terukur dengan jelas (Do). 3. Dilakukan evaluasi dan analisis data yang akurat (Check). 4. Tindakan perbaikan yang sesuai dan monitoring pelaksanaannya agar benar-benar bisa menuntaskan masalah yang terjadi di organisasi (Action). Pilar berikutnya yang digunakan demi mensukseskan proses implementasi ISO 9 : 8 SMM, ditetapkanlah delapan prinsip manajemen mutu yang bertujuan untuk mengimprovisasi kinerja sistem agar proses yang berlangsung sesuai dengan fokus utama yaitu effectivitas continual improvement. Delapan prinsip manajemen yang dimaksud adalah: 7

20 Mutual Beneficial Supplier Relationship Customer Focus Factual Approach Decision Making Leadership Continual Improvement Involvement Of People System Approach Management Process Approach Gambar. Delapan Prinsip Manajemen. Customer focus: Semua aktifitas perencanaan dan implementasi sistem semata-mata untuk memuaskan konsumen.. Leadership: Pimpinan tertinggi berfungsi sebagai pemimpin dalam mengawal implementasi sistem bahwa semua gerak organisasi selalu terkontrol dalam satu komando dengan komitmen yang sama dan gerak yang sinergi pada setiap elemen organisasi. 3. Involvement of people: Semua elemen dalam organisasi terlibat dan concern dalam implementasi sistem manajemen mutu sesuai fungsi kerjanya masingmasing, bahkan hingga office boy sekalipun hendaknya senantiasa melakukan yang terbaik dan membuktikan kinerjanya layak serta berkualitas pada fungsinya sebagai office boy. 4. Process approach: Aktifitas implementasi sistem selalu mengikuti alur proses yang terjadi dalam organisasi. Pendekatan pengelolaan proses dipetakan melalui proses bisnis. 5. System approach management: Implementasi sistem mengedepankan pendekatan pada cara pengelolaan (manajemen) proses bukan sekedar menghilangkan masalah yang terjadi. Oleh karena itu konsep kaizen, continual improvement sangat ditekankan. Pola pengelolaannya bertujuan 8

21 memperbaiki cara dalam menghilangkan akar (penyebab) masalah dan melakukan improvement untuk menghilangkan potensi masalah. 6. Continual improvement adalah roh implementasi ISO 9 : 8 SMM. 7. Factual approach decision making: Keputusan dalam implementasi sistem selalu didasarkan pada fakta dan data. Tidak ada data (bukti implementasi) sama dengan tidak dilaksanakannya sistem ISO 9 : 8 SMM. 8. Mutual beneficial supplier relationship: supplier adalah mitra usaha atau partner bisnis karena itu harus terjadi pola hubungan saling menguntungkan..3 Model Linear yang Digeneralisasikan Model linear yang digeneralisasi sebagai suatu cara untuk menyatukan model statistika yang berbeda dengan satu aturan yaitu menyatukan model regresi dan model desain eksperimen. Menyatukan model regresi linear biasa yang berdistribusi normal dan model nonlinear seperti logistik dan regresi Poisson (Montgomery et al, 6). Tabel memperlihatkan tipe model statistika yang berbeda. Tabel. Tipe Model Analisis Statistika Komponen Fungsi Komponen Acak Hubungan Sistematik Model Normal Identitas Kontinu Regresi Normal Identitas Kategorik Analisis Varians Normal Identitas Campuran Analisis Kovarians Bernouli Logit Campuran Regresi logistik biner Poisson Log Campuran Loglinear Multinomial Logit yang digeneralisasi Campuran Regresi Logistik Multinomial Agresti (99) menjelaskan konsep keluarga model linear yang digeneralisasi yang memuat model-model penting untuk data kategorik, sebagaimana model regresi baku dan analisis varians untuk variabel respon kontinu. Model linear yang digeneralisasi memiliki tiga komponen yaitu:. Komponen Acak Komponen acak model linear yang digeneralisasi menentukan pengamatan-variabel respon Y i = (Y, Y,..., Y n ) dan memilih distribusi 9

22 peluang untuk (Y, Y,..., Y n ) dari suatu distribusi keluarga eksponensial dengan Y, Y,..., Y n saling bebas. Setiap Y i memiliki fungsi kepadatan peluang berbentuk. y i, θ i = a θ i b y i exp y i Q θ i () Pada model linear yang digeneralisasi, distribusi variabel respon haruslah anggota dari keluarga eksponensial yang terdiri dari distribusi normal, poisson, binomial, normal invers, eksponensial dan distribusi gamma sebagai anggota-anggotanya. Nilai dari parameter θ i dalam persamaan () bisa bervariasi untuk i =,,3,..., n. Hal ini bergantung pada nilai-nilai variabel bebasnya. Bentuk Q(θ) disebut parameter asli dari suatu distribusi eksponensial.. Komponen Sistematik Nilai harapan Y yaitu rata-rata dari distribusi peluang dapat dinotasikan oleh μ = E(Y). Pada model linear yang digeneralisasi, nilai μ bervariasi menurut tingkatan variabel bebas. Komponen sistematik model linear yang digeneralisasi dengan menyatakan variabel bebas dimana variabel bebas masuk secara linear sebagai prediktor pada ruas kanan persamaan model. β + β i x i + + β k x k () Kombinasi linear dari variabel bebasnya disebut prediktor linear. 3. Fungsi Hubungan (Link Function) Komponen ketiga model linear yang digeneralisasi adalah fungsi hubungan (link function) yang menggambarkan hubungan fungsional antara komponen sistematik dan nilai ekspektasi (rata-rata) dari komponen acak. Komponen ini menentukan bagaimana μ = E Y dihubungkan dengan variabel bebas dalam prediktor linear. Rata-rata μ dapat dimodelkan secara langsung atau fungsi g μ yang monoton dimodelkan dari rata-ratanya. g μ = β + β i x i + + β k x k (3)

23 Fungsi hubungan sederhana memiliki bentuk g μ = μ. Bentuk ini memodelkan rata-rata secara langsung dan disebut fungsi hubungan identitas (identity link). Model linear untuk rata-rata variabel respon adalah: μ = β + β i x i + + β k x k (4) Persamaan (4) adalah bentuk model regresi biasa untuk variabel respon kontinu. Fungsi hubungan yang mentransformasikan rata-rata ke parameter aslinya disebut fungsi hubungan kanonik (cannonical link). Misalnya, g μ = Q θ dan Q θ = β + β i x i + + β k x k. Berikut ini disajikan tabel fungsi hubungan kanonik untuk model linear yang digeneralisasi. Tabel. Fungsi Hubungan Kanonik Distribusi Fungsi Hubungan Kanonik Normal β + β i x i + + β k x k = μ i (fungsi hubungan identitas) Binomial Poisson β + β i x i + + β k x k = In( π i π i ) (fungsi hubungan logit) β + β i x i + + β k x k = In λ (fungsi hubungan log) Eksponensial β + β i x i + + β k x k = λ i (fungsi hubungan resiprokal) Gamma β + β i x i + + β k x k = λ i (fungsi hubungan resiprokal).4 Model Logit Banyak variabel respon kategori yang hanya memiliki dua kategori. Pengamatan dari setiap subjek ini bisa diklasifikasikan sebagai sukses atau gagal. Misalnya menyatakan sukses dan menyatakan gagal. Maka peluang-peluang distribusi Bernoulli untuk variabel acak biner Y dengan dua kejadian (sukses dan gagal) adalah P Y = = π dan P Y = = π, dimana π = E Y. Jika Y i berdistribusi Bernoulli dengan parameter π i, fungsi kepadatan peluangnya adalah: y f y i ; π i = π i i π y i i = π i [ ] yi, y π i =, i f y i ; π i = π i exp [y i log π i π i ], y i =, (5) π i

24 Distribusi diatas termasuk ke dalam keluarga eksponensial asli dengan parameter asli Q π = In [ π π ] dan log odds dari variabel respon Y sama dengan, disebut logit π. Model linear yang digeneralisasi yang menggunakan fungsi hubungan logit disebut model logit. Model logit merupakan model yang digunakan untuk model regresi logistik..5 Regresi Logistik Penjelasan regresi logistik merupakan bagian dari model-model stastistika yang disebut model linear yang digeneralisasi. Dilihat dari variabel bebasnya regresi logistik terbagi menjadi dua yaitu regresi logistik sederhana (hanya memiliki satu variabel bebas) dan regresi logistik berganda (memiliki lebih dari satu variabel bebas) sedangkan jika dilihat dari variabel responnya, regresi logistik dibedakan menjadi dua yaitu regresi logistik biner (variabel responnya dichotomous atau hanya memiliki dua kategori) dan regresi logistik multinomial (variabel responnya memiliki lebih dari dua kategori atau polytomous). Regresi logistik hanya memiliki satu variabel respon yaitu variabel respon kategori sedangkan variabel kontinu tidak digunakan sebagai variabel respon. Regresi logistik sebenarnya sama dengan analisis regresi berganda, hanya saja variabel-variabel terikatnya merupakan variabel dummy ( dan ). Contohnya pengaruh beberapa rasio perjalanan kereta terhadap keterlambatan perjalanan kereta api. Maka variabel terikatnya adalah jika terlambat dan jika tidak terlambat (tepat). Pada regresi logistik tidak diperlukan asumsi normalitas meskipun screening dan outlier dapat dilakukan..5. Model Regresi Logistik Model regresi logistik adalah model regresi yang setiap peubah terikat atau responnya mensyaratkan berupa peubah kategorik sedangkan menurut Hosmer (989) metode regresi logistik adalah suatu metode analisis statistika yang mendeskripsikan hubungan antara peubah respon yang memiliki dua kategori atau lebih dengan satu atau lebih peubah penjelas berskala kategori atau interval.

25 Pada kasus-kasus struktur model-model tersebut yang menunjukan hubungan garis lengkung antara x dan π x. Hubungan garis lengkung antara x dan π x diilustrasikan seperti pada Gambar. Gambar. Kurva Model Regresi Logistik Fungsi yang memiliki bentuk seperti pada Gambar diatas adalah sebagai berikut: π x = exp(β + β x) + exp(β + β x) Disebut fungsi regresi logitik. Rumus ini memperlihatkan bahwa ketika x, π x jika β < dan π x jika β >. Jika β, kurvanya cenderung membentuk garis horizontal dan jika modelnya dipenuhi dengan β = maka variabel respon biner Y akan saling bebas pada x. Jika persamaan (6) ditransformasi menjadi bentuk logit maka persamaan berikut akan diperoleh: logit π x = In (6) π x π x = β + β x (7) (Pembuktian dapat dilihat pada Lampiran ) Persamaan (7) di atas merupakan bentuk persamaan linear log odds peluang sukses dan variabel bebasnya dengan demikian fungsi hubungannya adalah 3

26 transformasi log odds yang disebut logit. Model regresi logistik pada persamaan (7) merupakan bentuk model regresi logistik biner sederhana dengan satu variabel bebas. Model umum dari regresi logistik biner dengan x i =(x i,x i,...x ik ) menyatakan grup ke-i dari k variabel bebas, i=,,...,i, x i = adalah: π x i = exp ( k p= β px ip ) k, p =,,, k (8) + exp ( β p x ip ) p= β = α ketika x i = dan merupakan perpotongan (intercept) dari model regresi logistik..5. Interpretasi Parameter dalam Model Regresi Logistik Jika persamaan (8) di atas ditulis kembali sebagai g x = logit π x = In π x π x = β + β x (9) g x merupakan fungsi hubungan dari model regresi logistik yang disebut fungsi hubungan logit. Variabel prediktor yang diamati merupakan variabel kategorik dengan lebih dari dua kategori (polytomous) maka interpretasi parameter untuk variabel ini menggunakan bantuan variabel dummy. Jika terdapat J kategori, akan digunakan (J-) variabel dummy dengan satu buah kategori akan dijadikan sebagai kategori referensi. Interpretasi dilakukan dengan cara yang sama dengan interpretasi pada variabel prediktor dikotomi yaitu tiap-tiap kategori dibandingkan dengan kategori rujukannya..5.3 Asumsi-Asumsi Regresi Logistik Berikut ini adalah asumsi yang digunakan dalam regresi logistik (Garson, 8):. Regresi logistik tidak mengasumsikan suatu hubungan yang linear antara variabel respon dengan variabel prediktornya tetapi mengasumsikan hubungan yang linear antara log odds dari variabel responnya dengan variabel prediktornya. 4

27 . Variabel responnya tidak harus berdistribusi normal (tetapi diasumsikan distribusinya berada dalam keluarga distribusi eksponensial, seperti normal, poisson, binomial, gamma). 3. Variabel responnya tidak harus homoskedastis untuk setiap kategori dari variabel prediktornya yaitu tidak ada homogenitas asumsi variansi (variansi tidak harus sama dalam kategori). 4. Galatnya tidak diasumsikan berdistribusi normal. 5. Regresi logistik tidak mengharuskan bahwa semua variabel prediktornya merupakan data interval. 6. Penambahan atau pengurangan alternatif variabel tidak mempengaruhi odds yang diasosiasikan. 7. Tidak adanya multikollinearitas. 8. Tidak ada outlier seperti dalam regresi linear. 9. Galat diasumsikan saling bebas.. Galat yang rendah dalam variabel bebasnya.. Pengkodean berarti (meaningful coding). Koefisien-koefisien logistik akan sulit diinterpretasikan jika kodenya tidak berarti..6 Regresi Logistik Ordinal Regresi logistik ordinal adalah perluasan dari regresi logistik biner dimana regresi logistik ordinal merupakan salah satu metode statistika untuk menganalisis data dengan variabel respon merupakan skala ordinal yang terdiri dari tiga kategori atau lebih dan variabel prediktor merupakan covariate (jika menggunakan skala interval atau rasio) atau bisa merupakan faktor (jika menggunakan skala nominal atau ordinal)..6. Model Logit Kumulatif Model yang dapat dipakai untuk regresi logistik ordinal adalah model logit. Model logit tersebut adalah model logit kumulatif, pada model ini terdapat sifat ordinal dari respon Y yang dituangkan dalam peluang kumulatif sehingga model logit kumulatif merupakan model yang didapatkan dengan cara membandingkan 5

28 peluang kumulatif yaitu peluang kurang dari atau sama dengan ketegori respon ke-j pada p variabel prediktor yang dinyatakan dalam vektor X, P(Y j X) dengan peluang lebih besar daripada kategori respon ke-j, P(Y>j X) (Hosmer dan Lemeshow, ). Peluang kumulatif, P(Y j X) didefinisikan sebagai berikut: P Y j X = exp β p j + k= β k x k p + exp β j + β k x k k= Keterangan j=,,...j adalah kategori respon (Agresti, 99).6. Metode Kemungkinan Maksimum Tujuan digunakannya metode kemungkinan maksimum adalah untuk menjelaskan peluang pengamatan sebagai suatu fungsi dari parameter yang tidak diketahui dapat dibangun dengan suatu fungsi yang disebut likelihood function. Metode digunakan untuk memaksimumkan nilai dari fungsi tersebut digunakan metode kemungkinan maksimum (Hosmer dan Lemeshow, ). Cara untuk menaksir parameter pada regresi logistik ordinal adalah dengan metode kemungkinan maksimum. Kategori respon pada regresi logistik ordinal mempunyai urutan atau ordering maka model logit yang digunakan adalah model logit kumulatif. Model logit multiple respon dalam model logit adalah: Logit P Y j X = θ j + β T X, j =,,, J () Keterangan bahwa θ adalah vektor parameter intersep dan β T = (β, β,, β p )adalah vektor parameter kemiringan atau slope. Jika θ j < θ j + maka model ini adalah model kumulatif dengan kemiringan yang sama yaitu model garis regresi yang berdasarkan pada peluang kumulatif kategori respon. Jika Y j X = π X + π X + + π j X maka: Y X = π X Y X = π X + π X 3 Y j X = π X + π X + + π j X 4 6

29 adalah: Jika terdapat J kategori respon maka model logistik ordinal yang terbentuk Logit Y = In Y Y = θ + β X + β X + + β p X p 5 Logit Y = In Y Y = θ + β X + β X + + β p X p 6 Logit Y J = In Y J Y J = θ J + β X + β X + + β p X p 7 eθ j β T x Y j X = π X + π X + + π j X =, j =,, J 8 + e θ j β T x Model diatas merupakan model logit kumulatif sebab odds rasio kejadian (Y j) adalah independen pada setiap indikator kategori..6.3 Fungsi Likelihood Menurut Kim (4) ketika lebih dari satu observasi Y muncul pada nilai X i adalah cukup dengan mencatat jumlah observasi n ji dan jumlah hasil j untuk j=,,...,j. Maka [Y i i =,,, n] adalah variabel acak yang berdistribusi multinomial independen dengan E Y i = n ij γ j X i dimana n i + + n Ji = sedemikian sehingga dapat dinyatakan: R i = n i, R i = n i + n i (9) R Ji = Peluang kumulatif digunakan dalam menaksir parameter maka likelihood dapat ditulis sebagai perkalian J- kategori, sehingga FKP bersama dari (Y, Y, Y n ) adalah sama dengan perkalian n fungsi multinomial. L θ, β = Fungsi likelihoodnya adalah: n i= R Y i i Y i Y i Y i Y i R i R i X Y i Y 3i R Y3i Y i Y 3i R 3i R i X Y J i Y Ji R J i 7

30 = Y Ji Y (J )i Y Ji R Ji R (J )i.6.4 Uji Statistik D Deviance didasarkan pada kriteria rasio likelihood untuk membandingkan model current (model tanpa peubah penjelas) dengan model penuh (model dengan peubah penjelas). Statistik uji Deviance didefinisikan dengan rumus D g n i y i ln yi ln i yi ˆ xi xi... p xip ˆ i yi dengan g xi g x exp ˆ, exp, i =,,, n. () i Statistik D akan mengikuti sebaran dengan derajat bebas n-p. Kriteria Keputusan yang diambil yaitu menolak H jika D hitung > n p (Ryan, 997)..6.5 Uji Keberartian Model Prosedur uji perbandingan kemungkinan (ratio likelihood test) dapat digunakan untuk menguji keberartian model regresi logistik. Statistik uji-g digunakan untuk menguji peranan variabel penjelas di dalam model secara bersama-sama (Hosmer & Lemeshow, 989). Uji ini membandingkan model lengkap (model dengan variabel prediktor) terhadap model yang hanya dengan konstanta (model tanpa variabel prediktor) untuk melihat apakah model yang hanya dengan konstanta secara signifikan lebih baik dari model lengkap dengan rumus sebagai berikut: G = In likeliood (Model B) likeliood (Model A) () Keterangan model B = model yang hanya terdiri dari konstanta saja dan model A = model lengkap (model dengan variabel prediktor). Hipotesis dari persamaan diatas adalah H : β = β = = β p = dan H : minimal terdapat β p. Kriteria ini mengambil taraf nyata α maka H ditolak jika G > X (α,v) dimana v adalah banyaknya variabel prediktor. 8

31 .6.6 Uji Keberartian Parameter secara Parsial Menurut Kleinbaum dan Klein () Uji Wald dapat digunakan untuk menguji ketika hanya ada satu parameter yang diuji. Statistik uji Wald dihitung dengan membagi parameter yang ditaksir oleh galat baku dari parameter yang ditaksir. Z = β ki SE(β ki ) (3) β ki adalah penaksir β ki dan SE(β ki ) adalah penaksir galat baku β ki. Statistik uji ini berdistribusi normal dalam ukuran sampel yang besar. Kuadrat statistik uji yang berdistribusi normal ini adalah statistik chi-kuadrat dengan derajat kebebasan, v sama dengan, yaitu: Z = β ki SE(β ki ) (4) Hipotesis H : β ki = (parameter dalam model, untuk variabel prediktor kek dengan kategori ke-i tidak berarti) dan hipotesis alternatifnya H : β ki (parameter dalam model, untuk variabel prediktor ke-k dengan kategori ke-i berarti). Kriteria pengujian mengambil taraf nyata α maka H ditolak jika Z > X (α,)..7 Rasio Odd Regresi logistik juga menghasilkan rasio peluang (odds ratio) terkait dengan nilai setiap prediktor. Peluang (odds) dari suatu kejadian diartikan sebagai probabilitas hasil yang muncul yang dibagi dengan probabilitas suatu kejadian tidak terjadi. Secara umum, rasio peluang (odds ratio) merupakan sekumpulan peluang yang dibagi oleh peluang lainnya. Rasio peluang bagi prediktor diartikan sebagai jumlah relatif dimana peluang hasil meningkat (rasio peluang > ) atau turun (rasio peluang < ) ketika nilai variabel prediktor meningkat sebesar unit. Pada teori peluang dan statistika, peluang dari suatu kejadian (event) diberi kuantitas p p, dimana p menyatakan peluang dari kejadian yang terjadi p 9

32 menyatakan peluang dari kejadian yang tidak terjadi. Odds sebenarnya merupakan peluang-peluang relatif. Hal yang berbeda dengan peluang adalah bahwa peluang menyatakan kesempatan dari suatu kejadian yang terjadi sedangkan odds adalah rasio peluang kejadian yang tidak terjadi. Logaritma asli (natural logarithm) odds adalah logit dari peluang kejadian yang terjadi, yaitu: logit p = ln p p (5) Rasio dari odds kejadian yang terjadi dalam suatu grup terhadap odds kejadian yang terjadi dalam grup lain dinamakan rasio odds dan dinotasikan dengan OR. Jika peluang-peluang kejadian yang terjadi dari setiap grup adalah p (grup pertama) dan q (grup kedua) maka rasio oddsnya adalah: OR = p p q q = p( q) q( p) Logaritma asli rasio odds adalah selisih logit-logit peluang kejadian yang terjadi ln OR = logit p logit q = Sifat-sifat rasio odds : (6) ln ( p p ) ln ( q q ) (7). Rasio odds, OR = mengindikasikan bahwa peluang kejadian yang terjadi pada kedua grup adalah sama.. Rasio odds, OR > mengindikasikan bahwa peluang kejadian yang terjadi pada grup pertama lebih besar daripada grup kedua. 3. Pada odds, OR < mengindikasikan bahwa peluang kejadian yang terjadi pada grup pertama lebih kecil daripada grup kedua. 4. Rasio odds harus lebih besar dari atau sama dengan atau OR. 5. Rasio odds harus mendekati nol jika odds dari grup pertama mendekati nol. 6. Rasio odds akan mendekati positis tak terhingga jika odds dari grup kedua mendekati nol.

33 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. Jenis dan Sumber Data Pada penelitian untuk menganalisis tingkat kepuasan pengguna jasa kereta api terhadap pelayanan di stasiun Jakarta Kota digunakan tipe data yaitu data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang dikumpulkan dan diolah sendiri oleh peneliti. Data primer dalam penelitian ini didapatkan dengan menyebar kuisioner kepada responden yang berada di stasiun Jakarta Kota (kuisioner terlampir pada Lampiran ). Data sekunder adalah data yang bersifat menunjang suatu penelitian. Data sekunder dalam penelitian adalah data mengenai penumpang, tata cara pelayanan yang telah ditetapkan PT. KAI (Persero) berdasarkan surat keputusan Direksi PT. KAI (Persero) No : KEP. U/OT.3/I/4/KA- tanggal Januari tentang penjaminan mutu. 3. Variabel Operasional Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel tentang prilaku pengguna jasa kereta api KA jarak jauh dan KA lokal non KRL sebagai variabel independen atau variabel bebas dan kepuasan pelanggan sebagai variabel dependen atau variabel terikat. Variabel independen terdiri atas 6 variabel yang terbagi kedalam 3 aspek yaitu variabel aspek pelayanan, 8 variabel aspek keamanan dan 7 variabel aspek komersial sedangkan variabel dependennya yaitu penilaian pelayanan stasiun secara global.

34 Tabel 3. Variabel Penelitian Variabel Pertanyaan Variabel Pertanyaan Variabel Bebas Aspek Pelayanan X 5 (K4) Lokasi Petugas X (P) Flow Kendaraan X 6 (K5) Keramahan Petugas Keamanan X (P) Dropping Penumpang X 7 (K6) Kondisi Kriminalitas X 3 (P3) Lokasi Toilet X 8 (K7) Keberadaan Pedagang X 4 (P4) Fasilitas Pendukung X 9 (K8) Sikap Pedagang X 5 (P5) Tempat Duduk Variabel Bebas Aspek Komersial X 6 (P6) Tempat Sampah X (Ko) Lokasi Customer Care X 7 (P7) Kebersihan Stasiun X (Ko) Keramahan Customer Care X 8 (P8) Kebersihan Toilet X (Ko3) Lokasi Loket X 9 (P9) Turun Naik Penumpang X 3 (Ko4) Antrian X (P) Masuk Keluar Penumpang X 4 (Ko5) Complain Solution X (P) Porter X 5 (Ko6) Keramahan Petugas Loket Variabel Bebas Aspek Keamanan X 6 (Ko7) Waktu Antrian X (K) Ruang Tunggu Variabel Tak Bebas Pelayanan Global Stasiun X 3 (K) Area Parkir Y Penilaian Pelayanan Global X 4 (K3) Loket Secara lebih rinci operasionalisasi variabel dalam penelitian terdapat pada Lampiran 3 sedangkan variabel view dan data view software SPSS dapat dilihat pada Lampiran 4.

35 3.3 Metode Analisis Gambar 3. Flowchart Metode Analisis Metode yang akan digunakan dalam analisis tingkat kepuasan pengguna jasa kereta api terhadap pelayanan di stasiun Jakarta Kota adalah sebagai berikut:. Studi Pendahuluan Studi pendahuluan dilakukan dengan cara studi pustaka di pusat data informasi PT. KAI (Persero) Daop Jakarta untuk mengetahui karakteristik pelayanan yang disediakan di stasiun Jakarta Kota dan untuk mengetahui target penumpang kereta api yang akan dijadikan responden sesuai dengan surat keputusan direksi tentang standar pelayanan minimum dan aturan Menpan RI. Hasil dari studi pendahuluan dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Tingkat kepuasan pengguna jasa kereta api di stasiun Jakarta Kota dibagi menjadi 5 karakteristik secara umum yaitu demografi responden, aspek 3

36 pelayanan, aspek keamanan dan ketertiban, aspek komersial dan aspek penilaian pelayanan global secara umum. b. Target penumpang yang akan diambil sebagai sampel adalah penumpang KA jarak jauh dan KA lokal non KRL sebab untuk penumpang KRL tingkat kepuasan dari pelayanan yang diberikan kurang menjadi perhatian bagi pengguna jasa KRL.. Penyusunan Instrumen Penyusunan instrumen kuisioner dilakukan dengan melihat aspekaspek yang didapat pada studi literatur untuk stasiun Jakarta Kota. Pertanyaan yang berupa aspek-aspek penelitian menggunakan empat skala dengan rincian sebagai berikut: Tabel 4. Skala Kepuasan Skala Keterangan 3 Sangat Baik Baik Cukup Buruk 3. Uji Validitas dan Reliabilitas Menurut Simamora (4) pengujian bertujuan untuk menentukan peubah yang akan diukur dalam kuesioner yang akan diajukan. Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen dianggap valid, apabila mampu mengukur apa yang diinginkan. Uji validitas dilakukan sebelum kuesioner disebar kapada responden yang menjadi instrumen penelitian dengan cara analisis butir yaitu menghitung korelasi antar masing-masing pernyataan dengan skor total dengan menggunakan rumus korelasi pearson product moment, yaitu : N XY ( X. Y) r k = (8) N. X X (N. Y Y 4

37 Keterangan: r k = Korelasi product moment ke-k. X = Skor butir pertanyaan. Y = Skor total. N = Jumlah responden. Reliabilitas adalah tingkat keandalan kuesioner yang menunjuk pada pengertian apakah sebuah instrumen dapat mengukur sesuatu secara konsisten dari waktu ke waktu. Uji reliabilitas pada unsur persepsi mutu digunakan rumus Cronbach Alpha. r k k b t Keterangan: r = Koefesien Alpha Cronbach. k = Banyaknya butir pertanyaan. b = Jumlah ragam butir pertanyaan. (9) t = Ragam total. 4. Uji Kebebasan Antar Variabel (Multikolinearitas) Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen maka uji jenis ini hanya diperuntukan untuk penelitian yang memiliki variabel independen lebih dari satu. Multikolinearitas dapat dilihat dengan menganalisis nilai VIF (Variance Inflation Factor). Suatu model regresi menunjukkan adanya multikolinearitas jika:. Tingkat korelasi > 95%.. Nilai Tolerance <,. 3. Nilai VIF >. 5

38 Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antar variabel independen (Ghozali, 7). 5. Pengambilan, Entry dan Verifikasi Data Pengambilan data dari kuisioner yang ada dilakukan di stasiun Jakarta Kota pada peak hour pada kereta api jarak jauh dan kereta api lokal non KRL yaitu pada pagi hari antara pukul dan Pengambilan data dilakukan minggu. Setelah data didapat maka dilakukan verifikasi data dengan cara memeriksa dan memastikan setiap kuisioner yang telah dijawab oleh responden. 6. Analisis Deskriptif Kegiatan dilakukan untuk melihat gambaran secara umum dari data karakteristik pengguna jasa dan variabel-variabel yang akan di analisis menggunakan regresi logistik ordinal seperti total pemilih dan frekuensi. Analisis deskriptif disajikan dalam bentuk diagram batang dan pie. 7. Pembuatan dan Pendugaan Model Regresi Logistik Pembuatan model dilakukan menggunakan persamaan (5, 6, 7 dan 8) dan peluang frekuensi kumulatifnya dengan persamaan (). 8. Pengujian Parameter a. Metode Deviance Statistik uji Deviance dilakukan dengan cara sebagai berikut:. Rumusan Hipotesis H : Model logit layak untuk digunakan. H : Model logit tidak layak untuk digunakan.. Stasistik Uji 6

39 D g n i y i ln yi ln i yi ˆ xi xi... p xip ˆ i exp g xi dengan ˆ, yi exp g xi, i =,,, n. (3) 3. Kriteria Pengujian Statistik D akan mengikuti sebaran dengan derajat bebas n-p. Kriteria keputusan yang diambil yaitu menolak H jika D hitung > n p. 4. Kesimpulan: penaksiran H ditolak atau diterima. b. Uji Statistik G Adapun langkah-langkah pengujian untuk uji perbandingan kemungkinan sebagai berikut:. Rumusan Hipotesis H : β = β = = β p =. H : Sekurang kurangnya terdapat satu β k, =,, p.. Besaran yang diperlukan Hitung - In Likelihood model A dan - In likelihood Model B. 3. Statistik Uji, G = In 4. Kriteria Pengujian likeliood (Model B) likeliood (Model A) Kriteria ini mengambil taraf nyata α maka H ditolak jika G > X (α,v) dimana v adalah banyaknya variabel prediktor. Catatan jika ada variabel prediktor yang berupa data kategori maka banyaknya kategori dikurangi misalkan dinotasikan dengan m, sehingga nilai v yaitu banyak variabel prediktor yang berupa data kuantitatif ditambah m. 5. Kesimpulan: penaksiran H ditolak atau diterima. 7

40 c. Uji Wald Langkah-langkah pengujian keberartian parameter regresi menggunakan uji Wald adalah:. Rumusan Hipotesis dengan H : β ki = (parameter dalam model, untuk variabel prediktor ke-k dengan kategori ke-i tidak berarti). H : β ki (parameter dalam model, untuk variabel prediktor ke-k dengan kategori ke-i berarti).. Besaran yang diperlukan Hitung β ki dan SE(β ki ). 3. Statistik Uji Z = β ki SE(β ki ) 4. Kriteria Pengujian Mengambil taraf nyata α maka H ditolak jika Z > X (α,). 5. Kesimpulan: penaksiran H ditolak atau diterima. d. Uji Koefisien Determinasi McFadden, Cox dan Snell, Nagelkerke dan Concordant Pengujian dilakukan untuk melihat seberapa besar variabel-variabel independen dari 3 aspek yaitu aspek pelayanan, keamanan dan komersial mempengaruhi nilai variabel dependen yaitu pelayanan stasiun secara umum. Suatu model dikatakan baik bila koefisien Nagelkerke lebih dari,7 (7%) yang artinya bahwa variabel independen yang dibuat model mempengaruhi 7% terhadap variabel dependen. Koefisien Nagelkerke didapat dari penyempurnaan nilai koefisien determinasi Cox dan Snell. R MF = Likeliood (Model B) Likeliood (Model A) (3) Keterangan R MF merupakan koefisien determinasi McFadden. Berikut adalah rumus untuk mencari koefisien determinasi Cox and Snell. 8

41 R CS = exp [Likeliood (Model B) Likeliood(Model A) (3) n Keterangan R CS merupakan koefisien determinasi Cox and Snell. R MAX = exp[ Likeliood Model A ] (33) n R N = R CS R MAX (34) Keterangan R N merupakan koefisien determinasi Nagelkerke. Uji concordant dilakukan untuk melihat sejauh mana keragaman variabel dependen dapat dijelaskan oleh variabel dependennya. Suatu model dikatakan baik jika nilai concordan lebih dari,7 (7%). 9. Intrepretasi Data Jika model regresi logistik ordinal telah di uji dan hasil modelnya baik dan signifikansinya nyata maka data tersebut dapat di intrepretasikan dengan menggunakan uji odds ratio menggunakan persamaan (6). 9

42 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4. Uji Validitas dan Reliabilitas Kuisioner Uji validitas dan reliabilitas dilakukan pada item-item pertanyaan untuk melihat korelasi antar pertanyaan dari kuisioner dan melihat kekonsistenan kuisioner yang telah ditetapkan oleh PT. KAI (Persero) Daop Jakarta. Uji validitas dan reliabilitas dilakukan dengan melakukan survei awal kepada 3 orang pengguna jasa KA di stasiun Jakarta Kota. 4.. Uji Validitas Uji validitas menggunakan rumus korelasi product momen pearson dan diolah menggunakan SPSS 8. Total responden yang akan di uji adalah 3 responden pengguna jasa di stasiun Jakarta Kota. Hipotesis yang akan diuji adalah: a. H o = Tidak adanya korelasi antar pertanyaan kuisioner (r hitung < r tabel ). b. H = Adanya korelasi antar pertanyaan kuisioner (r hitung r tabel ). Taraf kepercayaan yang digunakan adalah 95% (a =,5). Pengujian validitas (korelasi) dilakukan dengan cara membandingkan nilai r hitung dengan r tabel. Apabila hasil pengujian menunjukkan r hitung lebih besar dari r tabel, berarti ada korelasi (H ditolak) atau pernyataan memiliki validitas. Berdasarkan hasil pengujian menggunakan SPSS 8 maka didapat hasil uji validitas sebagai berikut: 3

43 Tabel 5. Hasil Uji Validitas Aspek Pelayanan Aspek Keamanan Aspek Komersial Var Butir Pertanyaan Korelasi Sig r tabel Ket X (P) Flow Kendaraan,78, Valid X (P) Area Turun,577, Valid Penumpang X 3 (P3) Lokasi Toilet,65, Valid X 4 (P4) Fasilitas Pendukung,456, Valid X 5 (P5) Tempat Duduk,456, Valid X 6 (P6) Tempat Sampah,6, Valid X 7 (P7) Kebersihan Stasiun,79, Valid X 8 (P8) Kebersihan Toilet,88, Valid X 9 (P9) Turun Naik,73, Valid Penumpang X (P) Masuk Keluar,698, Valid Penumpang X (P) Porter,77, Valid X (K) Ruang Tunggu,663, Valid X 3 (K) Area Parkir,748, Valid X 4 (K3) Loket,693, Valid,36 X 5 (K4) Lokasi Petugas,758, Valid X 6 (K5) Keramahan Petugas,566, Valid Keamanan X 7 (K6) Kondisi Kriminalitas,767, Valid X 8 (K7) Keberadaan,687, Valid Pedagang X 9 (K8) Sikap Pedagang,84. Valid X (Ko) Lokasi Customer,6, Valid Care X (Ko) Keramahan,499,5 Valid Customer Care X (Ko3) Lokasi Loket,6, Valid X 3 (Ko4) Antrian,79, Valid X 4 (Ko5) Complain Solution,64, Valid X 5 (Ko6) Keramahan Petugas,656, Valid Loket X 6 (Ko7) Waktu Antrian,75, Valid Hasil pengujian uji validitas untuk setiap butir pertanyaan pada 3 aspek yang dinilai yaitu aspek pelayanan, aspek keamanan dan aspek komersial di stasiun Jakarta Kota diketahui bahwa nilai korelasi semua butir pertanyaan lebih besar dari r tabel dengan (,36) dan signifikansinya lebih kecil dari α (,) sehingga keputusannya adalah tolak H dan terima H. Kesimpulan dari uji validitas adalah bahwa ada keterkaitan pada setiap butir pertanyaan di kuisioner 3

44 survei kepuasan pelanggan stasiun Jakarta Kota. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran Uji Reliabilitas Uji reliabilitas dilakukan dari hasil data 3 responden pengguna jasa kereta api di stasiun Jakarta Kota menggunakan rumus cronbach s alpha. Hipotesis yang akan di uji adalah sebagai berikut: a. H o = Kuisioner tidak bisa memberikan hasil yang konsisten sebagai alat ukur survei (r hitung <,7). b. H = Kuisioner dapat memberikan hasil yang konsisten sebagai alat ukur survei (r hitung,7). Hasil pengujian uji reliabilitas menggunakan software SPSS 8 dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Uji Reliabilitas Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items.95 6 Berdasarkan hasil perhitungan uji reliabilitas didapat nilai cronbach s alpha kuisioner adalah,95. Nilai ini lebih besar dari standar minimal agar kuisioner dapat dijadikan sebagai alat ukur yaitu,7. Keputusan yang diambil adalah tolak H dan terima H. Kesimpulannya adalah kuisioner yang digunakan untuk menganalisis tingkat kepuasan pelanggan stasiun Jakarta Kota dapat dijadikan alat ukur yang reliability dan memberikan hasil yang konsisten Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas dilakukan untuk melihat kebebasan antar variabel independen. Hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut: a. H = variabel bebas x, x,, x 6 bersifat multikolinearitas (VIF > ). b. H = variabel bebas x, x,, x 6 tidak bersifat multikolinearitas (VIF < ). 3

45 Berikut adalah hasil penghitungan uji multikolinearitas menggunakan software SPSS 8: Tabel 7. Hasil Uji Multikolinearitas Model t Sig. (Constant) Collinearity Statistics Tolerance VIF (P) Flow Kendaraan (P) Dropping Penumpang (P3) Lokasi Toilet (P4) Fasilitas Pendukung (P5) Tempat Duduk (P6) Tempat Sampah (P7) Kebersihan Stasiun (P8) Kebersihan Toilet (P9) Turun Naik Penumpang (P) Masuk Keluar Penumpang (P) Porter (K) Ruang Tunggu (K) Area Parkir (K3) Loket (K4) Lokasi Petugas (K5) Keramahan Petugas Keamanan (K6) Kondisi Kriminalitas (K7) Keberadaan Pedagang (K8) Sikap Pedagang (Ko) Lokasi Customer Care (Ko) Keramahan Customer Care (Ko3) Lokasi Loket (Ko4) Antrian (Ko5) Complain Solution (Ko6) Keramahan Petugas Loket (Ko7) Waktu Antrian

46 Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa perhitungan multikolinearitas antar variabel memenuhi kriteria yang ditentukan yaitu nilai VIF < maka keputusan yang diambil adalah tolak H dan terima H. Kesimpulannya adalah antar variabel bebas (aspek pelayanan, aspek keamanan dan aspek komersial) tidak terdapat masalah multikolinearitas. 4. Deskripsi Responden Berdasarkan data yang sudah terkumpul sebanyak responden di stasiun Jakarta Kota didapatkan deskripsi responden. Berdasarkan umur responden di stasiun Jakarta Kota diketahui sebanyak 73 responden berumur diantara 5-34 tahun, 48 responden berumur diantara tahun, 4 responden berumur diantara 5-4 tahun, 35 responden berumur diantara 45 6 tahun dan 3 responden berumur lebih dari 6 tahun Tahun Usia Pengguna Jasa 5-34 Tahun Tahun 45-6 Tahun > 6 Tahun Frekuensi Gambar 4. Usia Responden 34

47 Berdasarkan jenis kelamin sebanyak 8 responden berjenis kelamin lakilaki dan 8 responden berjenis perempuan. Jenis Kelamin Laki-Laki Perempuan 4% 59% Gambar 5. Jenis Kelamin Responden Berdasarkan pendidikan terakhir responden diketahui sebanyak 77 responden pendidikan terakhirnya perguruan tinggi, 65 responden pendidikan terakhirnya SMP, 55 responden pendidikan terakhirnya SMA dan 3 responden pendidikan terakhirnya SD. Latar Belakang Pendidikan % 39% 3% SD SMP SMA Perguruan Tinggi 8% Gambar 6. Latar Belakang Pendidikan Responden Berdasarkan pekerjaannya, 6 responden bekerja di BUMN/BUMD, 37 responden bekerja sebagai wiraswasta, 8 responden sebagai mahasiswa/pelajar, 35

48 responden bekerja sebagai karyawan, responden bekerja sebagai PNS, responden bekerja di bidang lainnya, responden bekerja sebagai TNI/Polri. Pekerjaan PNS TNI/Polri Karyawan Wiraswasta Mahasiswa BUMN/BUMD % % 5% 3% % 9% 4% Gambar 7. Pekerjaan Responden Berdasarkan rutinitas menggunakan KA dalam bulan, 85 responden menggunakan 6- perjalanan KA dalam bulan, 8 responden menggunakan lebih dari perjalanan KA dalam bulan dan 35 responden menggunakan -5 perjalanan KA dalam bulan Rutinitas Menggunakan KA dalam Bulan > Frekuensi Gambar 8. Rutinitas Responden Menggunakan KA dalam Bulan 36

49 Berdasarkan tujuan menggunakan KA, 68 responden bertujuan untuk keperluan keluarga, 43 responden untuk pekerjaan rutin, 9 responden untuk bisnis, 4 responden untuk urusan lainnya, responden untuk wisata, 5 responden untuk sekolah/pendidikan Bisnis Tujuan Menggunakan KA Pekerjaan Rutin Keperluan Keluarga Sekolah Wisata Lain-Lain Frekuensi Gambar 9. Tujuan Responden Menggunakan KA 4.3 Model Regresi Berikut adalah hasil pendugaan model regresi logistik ordinal kepuasan pengguna jasa terhadap pelayanan di stasiun Jakarta Kota menggunakan software SPSS 8: 37

50 Tabel 8. Model Regresi Parameter Estimates 95% Confidence Interval Estimate Std. Error Wald df Sig. Lower Bound Upper Bound Threshold [Global = ] [Global = ] [Global = ] Location (P) Flow Kendaraan (P) Dropping Penumpang (P3) Lokasi Toilet (P4) Fasilitas Pendukung (P5) Tempat Duduk (P6) Tempat Sampah (P7) Kebersihan Stasiun (P8) Kebersihan Toilet (P9) Turun Naik Penumpang (P) Masuk Keluar Penumpang (P) Porter (K) Ruang Tunggu (K) Area Parkir (K3) Loket (K4) Lokasi Petugas (K5) Keramahan Petugas (K6) Kondisi Kriminalitas (K7) Keberadaan Pedagang (K8) Sikap Pedagang (Ko) Lokasi Customer Care (Ko) Keramahan Customer Care (Ko3) Lokasi Loket (Ko4) Antrian (Ko5) Complain Solution (Ko6) Keramahan Petugas Loket (Ko7) Waktu Antrian Link function: Logit. 38

51 Tabel 8 menjelaskan bahwa terdapat 4 kemungkinan nilai dari Y yaitu: a. Y i = jika Y i,3 b. Y i = jika,3 < Y i < 6,39 c. Y i = jika 6,39 < Y i <,67 d. Y i = 3 jika Y i,67 Rumus Y i untuk mengelompokan hasil responden kepada 4 nilai kemungkinan Y adalah sebagai berikut: Y i =,9x +,96x +,957x 3 +,88x 4 +,6x 5 +,x 6 +,99x 7 +,345x 8,74x 9 +,874x +,397x +,99x +,636x 3 +,959x 4,43x 5 +,967x 6,99x 7,84x 8 +,869x 9,7x +,93x,96x,47x 3 +,538x 4 +,x 5 +,57x 6 (35) Model dugaan logit yang didapat adalah:. log π =,3 +,9x π +,96x +,957x 3 +,88x 4 +,6x 5 +,x 6 +,99x 7 +,345x 8,74x 9 +,874x +,397x +,99x +,636x 3 +,959x 4,43x 5 +,967x 6,99x 7,84x 8 +,869x 9,7x +,93x,96x,47x 3 +,538x 4 +,x 5 +,57x 6 (36). log π π = 6,39 +,9x +,96x +,957x 3 +,88x 4 +,6x 5 +,x 6 +,99x 7 +,345x 8,74x 9 +,874x +,397x +,99x +,636x 3 +,959x 4,43x 5 +,967x 6,99x 7,84x 8 +,869x 9,7x +,93x,96x,47x 3 +,538x 4 +,x 5 +,57x 6 (37) 3. log π 3 =,67 +,9x π +,96x +,957x 3 +,88x 4 +,6x 5 + 3,x 6 +,99x 7 +,345x 8,74x 9 +,874x +,397x +,99x +,636x 3 +,959x 4,43x 5 +,967x 6,99x 7,84x 8 +,869x 9,7x +,93x,96x,47x 3 +,538x 4 +,x 5 +,57x 6 (38) 39

52 Persamaan regresi logistiknya adalah: π = exp(,3 +,9x + +,57x 6 ) + exp(,3 +,9x + +,57x 6 ) π = exp(6,39 +,9x + +,57x 6 ) + exp(6,39 +,9x + +,57x 6 ) π 3 = exp(,67 +,9x + +,57x 6 ) + exp(,67 +,9x + +,57x 6 ) (39) (4) (4) Model peluang yang didapat dari persamaan regresi logistik ordinal tingkat kepuasan pengguna jasa di stasiun Jakarta Kota adalah sebagai berikut: P Y = = e (Y i,3 ) (4) P Y = = e (Y i 6,39) e (43) (Y i,3 ) P Y = = e (Y i,67 ) e (Y i 6,39) e (Y i,3 ) (44) P Y = 3 = e (45) (Y i,67) 4.4 Pengujian Parameter Model Regresi 4.4. Uji Kebaikan Model (Goodness of Fit) Uji kebaikan model (Goodness of Fit) dilakukan untuk melihat apakah model regresi logistik ordinal yang didapat layak untuk digunakan. Berikut adalah hasil uji kebaikan model menggunakan uji metode Deviance: Tabel 9. Uji Kebaikan Model Goodness-of-Fit Chi-Square Df Sig. Pearson Deviance Link function: Logit. Hipotesis yang diuji adalah H : model logit layak untuk digunakan dan H : model logit tidak layak untuk digunakan. Diketahui nilai Chi-Square metode Deviance sebesar 66,83 dengan derajat bebas sebesar 544. Kriteria pengujiannya adalah tolak H bila nilai signifikansinya kurang dari,5 (α = 4

53 ,5). Nilai uji Deviance pada Tabel didapat bahwa nilai signifikansi sebesar,. Keputusan yang diambil adalah terima H karena nilai signifikansi lebih besar dari,5. Kesimpulannya adalah model logit yang didapat layak untuk digunakan 4.4. Uji Keberartian Model Uji keberartian model dilakukan dengan membandingkan model yang tanpa variabel prediktor dan model yang disertai dengan variabel prediktor. Berikut adalah hasil uji keberartian model menggunakan software SPSS: Tabel. Tabel Uji Statistik G Model Fitting Information Model - Log Likelihood Chi-Square Df Sig. Intercept Only Final Link function: Logit. Hipotesis yang akan diuji adalah H : β = β = = β p = dan H : minimal terdapat salah satu β p. Diketahui hasil - ln likelihood model B (tanpa variabel prediktor) sebesar 43,93 dan hasil - ln likelihood model A (dengan variabel prediktor sebesar 7,67. Berdasarkan data tersebut maka diketahui nilai statistik G sebesar 58,576. Kriteria pengujian dilakukan dengan mengambil taraf nyata α =,5 dari tabel distribusi chi kuadrat diperoleh χ (.5,69) = 9,53, karena nilai statistik G (58,576) > nilai χ (.5,69) (9,53) maka keputusannya tolak H dan terima H. Kesimpulannya adalah terdapat salah satu β p. 4

54 4.4.3 Uji Wald Tabel. Uji Wald Var Pertanyaan Wald Sig Var Pertanyaan Wald Sig x (P) Flow Kendaraan,45,5 x 4 (K3) Loket 4,55,4 x (P) Dropping Penumpang,,654 x 5 (K4) Lokasi Petugas,79,374 x 3 (P3) Lokasi Toilet 7,46,7 x 6 (K5) Keramahan Petugas Keamanan 4,76,43 x 4 (P4) Fasilitas (K6) Kondisi,385,535 x Pendukung 7 Kriminalitas,53,466 x 5 (P5) Tempat Duduk,36,67 x 8 (K7) Keberadaan Pedagang,49,68 x 6 (P6) Tempat Sampah,57,8 x 9 (K8) Sikap Pedagang 5,7,4 x 7 (P7) Kebersihan (Ko) Lokasi Customer 5.383, x Stasiun Care,37,847 x 8 (P8) Kebersihan Toilet,85,37 x (Ko) Keramahan Customer Care 4,77,9 x 9 (P9) Turun Naik Penumpang,98,84 x (Ko3) Lokasi Loket,67,65 x (P) Masuk Keluar Penumpang 3,384,66 x 3 (Ko4) Antrian,544,46 x (P) Porter,98,34 x 4 (Ko5) Complain Solution,,9 x (K) Ruang Tunggu 5,68,8 x 5 (Ko6) Keramahan Petugas Loket,,998 x 3 (K) Area Parkir,88,48 x 6 (Ko7) Waktu Antrian,4,85 Hasil pengujian parameter Wald pada Tabel menjelaskan bahwa variabel x 3, x 7, x 9, x, x, x 4, x 6, x 9 dan x adalah variabel-variabel yang mempunyai pengaruh signifikan terhadap penilaian pelayanan secara umum di stasiun Jakarta Kota dikarenakan variabel-variabel yang mempunyai nilai signifikansi a <, atau dengan kata lain tolak H (a <,) sedangkan untuk variabel sisanya dapat dikatakan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pelayanan secara umum di stasiun Jakarta Kota. Berikut adalah variabel-variabel yang mempunyai pengaruh signifikan terhadap kepuasan pelanggan secara umum di stasiun Jakarta Kota. Aspek Pelayanan a. x 3 = Lokasi Toilet b. x 7 = Kebersihan Stasiun 4

55 c. x 9 = Turun Naik Penumpang d. x = Masuk Keluar Penumpang. Aspek Keamanan a. x = Ruang Tunggu b. x 4 = Loket c. x 6 = Keramahan Petugas Keamanan d. x 9 = Sikap Pedagang 3. Aspek Komersial a. x = Keramahan Petugas Customer Care 4.5 Intrepretasi Model 4.5. Koefisien Determinasi Model Besarnya nilai koefisien determinasi pada model regresi logistik ditunjukkan oleh nilai Mc Fadden, Cox dan Snell, Nagelkerke R Square. Tabel Koefisien Determinasi dapat dilihat pada Tabel di bawah ini: Tabel. Koefesien Determinasi Pseudo R-Square Cox and Snell.76 Nagelkerke.87 Mc Fadden.59 Link function: Logit. Tabel menunjukkan nilai koefesien determinasi Mc Fadden sebesar,59 sedangkan koefisien determinasi Cox dan Snell sebesar,76 dan koefisien determinasi Nagelkerke sebesar,87 atau sebesar 8,7%. Koefisien Nagelkerke sebesar 8,7% berarti variabel independen aspek pelayanan, aspek keamanan dan aspek komersial mempengaruhi penilaian pelayanan stasiun secara global sebesar 8,7% sedangkan 8,3% dipengaruhi oleh faktor-faktor lainnya yang tidak termasuk dalam pengujian model. Hal tersebut dapat menyimpulkan bahwa perlu penambahan beberapa variabel lain yang tidak termasuk dalam aspek penelitian yang dapat mempengaruhi penilaian pelayanan stasiun Jakarta Kota secara global. 43

56 Gambar. Keragamanan Dependen Terhadap Variabel Independen Berdasarkan Gambar diketahui untuk melihat keragaman peubah respon Y dapat dijelaskan oleh peubah penjelas x dan x dengan melihat nilai persen dari concordant. Pada kasus ini diperoleh nilainya sebesar 95,7% yang artinya sebesar 95,7% keragaman peubah respon Y yang mampu dijelaskan oleh peubah penjelas x, x,, x Rasio Odds Berdasarkan total jawaban responden di stasiun Jakarta Kota didapat hasil sebagai berikut: Tabel 3. Frekuensi Jawaban Skala Frekuensi Frekuensi Total Jawaban Peluang Variabel Y (x, x,, x 6 ) Buruk 7 67,35 Cukup 3 494,5 Baik 8 39,45 Sangat Baik 89 36,445 Total 5, Makna rasio oddnya adalah sebagai berikut:. Odds cukup /odds buruk = (3/494)/(7/67) = 3,8. Menyatakan bahwa kemungkinan jawaban cukup 3,8 kali dibandingkan dengan jawaban buruk.. Odds baik /odds buruk = (8/39)/(7/67) =,57. Menyatakan bahwa kemungkinan jawaban baik,57 kali dibandingkan dengan jawaban buruk. 3. Odds sangat baik /odds buruk = (89/36)/(7/67) =,7. Menyatakan bahwa kemungkinan jawaban baik,7 kali dibandingkan dengan jawaban buruk. 4. Odds baik /odds cukup = (8/39)/(3/494) = 3,5. Menyatakan bahwa kemungkinan jawaban baik 3,5 kali dibandingkan dengan jawaban cukup. 44

57 5. Odds sangat baik /odds cukup = (89/36)/(3/494) = 3,87. Menyatakan bahwa kemungkinan jawaban sangat baik 3,87 kali dibandingkan dengan jawaban cukup. 6. Odds sangat baik /odds baik = (89/36)/(89/36) =,. Menyatakan bahwa kemungkinan jawaban sangat baik, kali dibandingkan dengan jawaban baik. Berikut adalah perhitungan rasio odd dengan menggunakan salah satu sampel jawaban responden: Tabel 4. Sampel Jawaban Responden Var Pertanyaan Jawaban Var Pertanyaan Jawaban x (P) Flow Kendaraan x 4 (K3) Loket 3 x (P) Dropping Penumpang 3 x 5 (K4) Lokasi Petugas 3 x 3 (P3) Lokasi Toilet x 6 (K5) Keramahan Petugas Keamanan 3 x 4 (P4) Fasilitas Pendukung 3 x 7 (K6) Kondisi Kriminalitas 3 x 5 (P5) Tempat Duduk 3 x 8 (K7) Keberadaan Pedagang x 6 (P6) Tempat Sampah x 9 (K8) Sikap Pedagang 3 x 7 (P7) Kebersihan Stasiun 3 x (Ko) Lokasi Customer Care 3 x 8 (P8) Kebersihan Toilet 3 x (Ko) Keramahan Customer Care 3 x 9 (P9) Turun Naik Penumpang x (Ko3) Lokasi Loket 3 x (P) Masuk Keluar Penumpang 3 x 3 (Ko4) Antrian x (P) Porter 3 x 4 (Ko5) Complain Solution 3 x (K) Ruang Tunggu x 5 (Ko6) Keramahan Petugas Loket x 3 (K) Area Parkir 3 x 6 (Ko7) Waktu Antrian 3 Y i =,9 +,96 3 +,957 +,88 3 +,6(3) +,() +,99(3) +,345(3),74() +,874(3) +,397(3) +,99() +,636(3) +,959(3),43(3) +,967(3),99(3),84() +,869(3),7(3) +,93(3),96(3),47() +,538(3) +,() +,57 3 Y i =,95 45

58 Diketahui nilai Y i =,95 yang termasuk dalam kategori Y = sehingga kemungkinan terbesar adalah responden tersebut akan menjawab pelayanan secara umum di stasiun Jakarta Kota baik (Y=). Peluang pelayanan secara umum di stasiun Jakarta Kota dihitung sebagai berikut: P π = = =, + e (,95,3 ) P π = = + e (,95 6,39) + e (,95,3 ) P π = =,75, =,74 P π = = + e (,95,67 ) + e (,95 6,39) + e (,95,3) P π = =,856,75, =,8439 P π = 3 = =,856 =,484 + e (,95,67 ) Diketahui bila responden menjawab pertanyaan kuisioner seperti pada data Tabel 4. Maka peluang responden tersebut menjawab pelayanan secara umum di stasiun Jakarta Kota buruk adalah, (,%), peluang responden tersebut menjawab cukup adalah,74 (,7%), peluang responden tersebut menjawab baik adalah,8439 (84,39%) dan peluang responden tersebut menjawab sangat baik sebesar,484 (4,84%). 46

59 BAB V PENUTUP 5. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis diketahui usia pengguna jasa yang paling besar menggunakan jasa kereta api berusia 5-34 tahun dan berjenis kelamin laki-laki. Pendidikan terakhir responden yang paling besar adalah perguruan tinggi. Pekerjaan responden yang paling banyak menggunakan jasa kereta api adalah pegawai BUMN/BUMD dengan frekuensi per bulan sebesar 6 - kali perjalanan. Tujuan responden menggunakan KA di stasiun Jakarta Kota yang paling banyak adalah keperluan keluarga dan pekerjaan rutin. Uji kelayakan model (goodness of fit) menggunakan metode Deviance hasil χ itung sebesar 68,346 dengan signifikansi,. Berarti model logit regresi logistik layak untuk digunakan. Berdasarkan nilai uji statistik G untuk melihat peranan peubah penjelas di dalam model secara bersama-sama digunakan uji rasio kemungkinan (uji G) didapat nilai statistik G sebesar 58,576 yang lebih besar bila dibandingkan dengan nilai pada tabel χ (9,53) berarti bahwa (.5,69) model regresi logistik ordinal terdapat salah satu β p. Hasil uji wald diketahui 9 (sembilan) variabel yang berpengaruh secara signifikan terhadap kepuasan pengguna jasa di stasiun Jakarta Kota adalah x 3 = lokasi toilet, x 7 = kebersihan stasiun, x 9 = turun naik penumpang, x = masuk keluar penumpang, x = ruang tunggu, x 4 = loket, x 6 = keramahan petugas keamanan, x 9 = sikap pedagang, x = keramahan petugas customer care. Koefesien determinasi Nagelkerke sebesar,87 atau sebesar 8,7%. Hal ini berarti variabel independen aspek pelayanan, aspek keamanan dan aspek komersial mempengaruhi penilaian pelayanan stasiun secara global sebesar 8,7%. Pada kasus ini diperoleh nilai concordant sebesar 95,7% yang artinya sebesar 95,7% keragaman peubah respon Y yang mampu dijelaskan oleh peubah penjelas x, x,, x 6. 47

60 Berdasarkan odd rasio secara umum dari responden diketahui peluang pengguna jasa menilai pelayanan di stasiun Jakarta Kota dengan skala sangat baik adalah yang paling tinggi dibandingkan 3 skala lainnya yaitu sebesar,7 kali dibandingkan jawaban buruk, 3,87 kali dibandingkan jawaban cukup dan, kali dibandingkan jawaban baik. 5. Saran PT. KAI (Persero) Daop Jakarta khususnya stasiun Jakarta Kota yang mempunyai sertifikasi ISO 9:8 SMM agar lebih fokus lagi terhadap pelayanan sesuai dengan prinsip ISO yaitu Plan, Do, Check and Action agar pelayanan di stasiun Jakarta Kota lebih baik dari hari ke hari. Kedepannya diharapkan dapat menambah fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan untuk senantiasa meningkatkan pelayanan sebagai salah satu dari 5 pilar utama yaitu pelayanan prima kepada pengguna jasa kereta api. Kepada seluruh pegawai kereta-api khususnya di stasiun Jakarta Kota agar dapat menjaga kekonsistenan pelayanan agar faktor-faktor yang berpengaruh nyata terhadap kepuasan pengguna jasa di stasiun Jakarta Kota dapat terus meningkat di 4 aspek utama penilaian ISO 9:8 SMM yaitu aspek pelayanan, aspek keamanan dan aspek komersial. Diharapkan untuk kedepannya PT. KAI (Persero) Daop Jakarta khususnya stasiun Jakarta Kota dapat menambah aspek baru yang dapat mempengaruhi kepuasan pelanggan di stasiun Jakarta Kota misalnya aspek perjalanan kereta termasuk jadwal perjalanan kereta api jarak jauh dan KRL serta kinerja petugas perjalanan kereta api di stasiun Jakarta Kota. 48

61 DAFTAR PUSTAKA Agresti,A. 99. Categorical Data Analysis. New York : JohnWiley& Sons.Inc. Garson, G.D. 8. Logistik Regression. Dipublikasikan di [ Juli ] Ghozali, I. 7. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Hosmer, D.W., Lemeshow, S Applied Logistic Regression. New York : Wiley and Sons. Hosmer, D.W., Lemeshow, S.. Applied Logistic Regression (Second ed.) New York : Wiley and Sons. Kim, H.S. 4. Topic In Ordinal Logistics Regression and Its Applications. Disertasi, Texas: Texas A&M University. Kleinbaum D. dan Klein, M.. Logistic Regression. New York: Springer-Verlag. Montgomery, D.G. Peck,E.A, dan Vining, G.G. 6. Introduction to Linear Regression Analysis (fourth ed.). New York : Wiley and Sons. Roji, M.F. 8. Analisis Pengaruh Pelayanan PT. KAI (Persero) Terhadap Kepuasan Konsumen (Studi Pada KA Eksekutif Gajayana). Skripsi. Program Studi Manajemen. UIN Malang. Dipublikasikan di [4 Desember ]. Ryan, Thomas P Modern Regression Methods. New York: John Wiley and Sons. Septina, L.. Kualitas Pelayanan Transportasi Kereta Api (Studi Kasus Pelayanan di Atas Kereta Api Turangga). Skripsi. Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis. Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur. Dipublikasikan di eprints.upnjatim.ac.id/43 [ Juni ]. Simamora, B. 4. Panduan Riset Prilaku Konsumen. Jakarta : Gramedia. Tjiptono, F Perspektif Manajemen dan Pemasaran. Yogyakarta: Andy Offset.. 49

62 LAMPIRAN 5

63 LAMPIRAN. PEMBUKTIAN PERSAMAAN 7 Bukti persamaan (7) π x = exp β + β x + exp β + β x (kalikan kedua ruas persamaan dengan + exp β + β x, π x + exp β + β x = exp β + β x π x + π x exp β + β x = exp β + β x π x = exp β + β x π x exp β + β x π x = exp β + β x π x π x π x = exp β + β x kemudian kedua ruas persamaan terakhir diberi ln, sehingga ln π x π)x) logit π x = In = In exp β + β x = β + β x atau π x π x = β + β x 5

64 LAMPIRAN. KUISIONER PENELITIAN SURVEY KEPUASAN PELANGGAN Stasiun Besar Jakarta Kota Yth. Pelanggan Kereta Api Kami membutuhkan masukkan, kritik dan saran dari pelanggan kereta api. Pertanyaan berikut sesuai dengan kondisi sebenarnya. Atas masukan, kritik dan saran dari para pelanggan, kami mengucapkan terima kasih. Semoga PT.KAI (Persero) akan lebih memenuhi kebutuhan dan keinginan para pelanggan semua. Mohon diisi dengan tanda checklist ( ) pada pilihan yang kami sediakan. Skala Penilaian No Pertanyaan Sangat Baik Baik Cukup Buruk A. ASPEK PELAYANAN Pengaturan flow kendaraan masuk dan keluar di stasiun. Area dropping penumpang di stasiun keberangkatan. 3 Lokasi toilet di stasiun keberangkatan. 4 Ketersediaan fasilitas pendukung (musolah, mini market, restoran,dll). 5 Ketersediaan fasilitas tempat duduk di stasiun. 6 Ketersediaan fasilitas tempat sampah di stasiun. 7 Kebersihan stasiun secara umum. 8 Kebersihan toilet secara umum. 9 Kemudahan turun dan naik kereta. Pengaturan masuk dan keluar penumpang. Pelayanan kuli angkut (porter) B. ASPEK KAMTIB Kondisi keamanan ruang tunggu. Kondisi keamanan di area parkir. 3 Kondisi keamanan di area loket pembeliaan tiket. 4 Keberadaan petugas keamanan. 5 Keramahan petugas keamanan. 6 Kondisi kriminalitas di area stasiun. 7 Keberadaan pedagang asongan di area stasiun. 8 Sikap pedagang asongan dalam menawarkan dagangan. C. ASPEK KOMERSIAL Ketersediaan ruang customer care/ pusat info di stasiun. Keramahan dan kesopanan petugas customer 5

65 care. 3 Ketersediaan loket pembelian tiket di stasiun. 4 Pengaturan antrian tiket di stasiun. 5 Penanganan complain penumpang di stasiun. 6 Keramahan dan kesopanan petugas ticketing. 7 Waktu antrian selama memperoleh ticketing. D. ASPEK KEPUASAN GLOBAL Kepuasan anda secara global mengenai Pelayanan di Stasiun Besar Jakarta Kota DATA DIRI PENGGUNA JASA KERETA API: Nama : Usia : Jenis kelamin : Pendidikan : Profesi : Rutinitas menggunakan kereta api Tujuan : kadang kadang / sering / setiap hari/ : sekolah, kuliah / bekerja / bisnis / wisata /. KRITIK DAN SARAN Jakarta Kota,... Pengguna Jasa ( ) 53

66 LAMPIRAN 3. OPERASIONALISASI VARIABEL Variabel Sub No. Indikator Ukuran Skala Variabel Soal Keterangan Faktor-Faktor Tingkat KepuasanPengguna Jasa Pelayanan di Stasiun Bersertifikasi ISO 9:8 Sistem Manajemen Mutu Aspek Demografi Kelamin Jenis Kelamin Nominal = Wanita = Laki-Laki Usia Tingkat Usia Ordinal = tahun = 35 tahun = 36 5 tahun Pendidikan Rutinitas menggunakan KA Tujuan Tingkat Pendidikan Tingkat rutinitas menggunakan KA Tujuan menggunakan KA Ordinal Ordinal Nominal 3 = > 5 tahun = SD = SMP = SMA 3 = PT = Kadang-kadang = Sering = Setiap hari = Sekolah = Kerja = Bisnis 3 = Wisata 4 = Lain-Lain Aspek Pelayanan Flow kendaraan penumpang dalam keluar dan masuk stasiun Area dropping penumpang di stasiun keberangkatan Lokasi toilet di stasiun keberangkatan Ketersediaan fasilitas pendukung (Support Facility) Ketersediaan Fasilitas tempat duduk Ketersediaan Fasilitas Tingkat flow arus kendaraan penumpang dalam keluar dan masuk stasiun Tingkat pengaturan area droping penumpang di stasiun keberangkatan Tingkat kepuasan pengguna jasa terhadap lokasi toilet di stasiun keberangkatan Tingkat ketersediaan fasilitas pendukung distasiun Tingkat ketersediaan fasilitas tempat duduk Tingkat ketersediaan Ordinal = Buruk = Cukup = Baik 3 = Sangat Baik Ordinal = Buruk = Cukup = Baik 3 = Sangat Baik Ordinal 3 = Buruk = Cukup = Baik 3 = Sangat Baik Ordinal 4 = Buruk = Cukup = Baik 3 = Sangat Baik Ordinal 5 = Buruk = Cukup = Baik 3 = Sangat Baik Ordinal 6 = Buruk = Cukup 54

67 tempat sampah fasilitas tempat sampah = Baik 3 = Sangat Baik Kebersihan stasiun secara umum Kebersihan toilet secara umum Kemudahan naik turun penumpang Pengaturan masuk dan keluar penumpang di stasiun Pelayanan kuli angkut Tingkat kebersihan stasiun secara umum Tingkat kebersihan toilet secara umum Tingkat kemudahan naik turun penumpang Tingkat pengaturan masuk dan keluar penumpang di stasiun Tingkat pelayanan kuli angkut Ordinal 7 = Buruk = Cukup = Baik 3 = Sangat Baik Ordinal 8 = Buruk = Cukup = Baik 3 = Sangat Baik Ordinal 9 = Buruk = Cukup = Baik 3 = Sangat Baik Ordinal = Buruk = Cukup = Baik 3 = Sangat Baik Ordinal = Buruk = Cukup = Baik 3 = Sangat Baik Aspek Keamanan Kondisi keamanan ruang tunggu Kondisi keamanan di area parkir stasiun Kondisi keamanan di area loket pembelian tiket Keberadaan petugas keamanan Keramahan petugas keamanan. Kondisi kriminalitas di area stasiun. Keberadaan pedagang asongan di area stasiun. Tingkat keamaan di ruang tunggu stasiun Tingkat keamanan di area parkir stasiun Tingkat keamanan di area loket pembelian tiket Tingkat keberadaan petugas keamanan Tingkat keramahan petugas keamanan memberikan informasi Tingkat kriminalitas di area stasiun. Tingkat keberadaan pedagang asongan di area stasiun. Ordinal = Buruk = Cukup = Baik 3 = Sangat Baik Ordinal = Buruk = Cukup = Baik 3 = Sangat Baik Ordinal 3 = Buruk = Cukup = Baik 3 = Sangat Baik Ordinal 4 = Buruk = Cukup = Baik 3 = Sangat Baik Ordinal 5 = Buruk = Cukup = Baik 3 = Sangat Baik Ordinal 6 = Buruk = Cukup = Baik 3 = Sangat Baik Ordinal 7 = Buruk = Cukup = Baik 3 = Sangat Baik 55

68 Sikap pedagang asongan menawarkan dagangan. Tingkat sikap pedagang asongan menawarkan dagangan. Ordinal 8 = Buruk = Cukup = Baik 3 = Sangat Baik Aspek Komersial Ketersediaan ruang customer care/ pusat info di stasiun. Keramahan dan kesopanan petugas customer care. Ketersediaan loket pembelian tiket di stasiun. Pengaturan antrian tiket di stasiun. Penanganan complain penumpang di stasiun. Keramahan dan kesopanan petugas ticketing. Waktu antrian selama memperoleh ticketing. Tingkat ketersediaan ruang customer care/pusat info di stasiun. Tingkat keramahan dan kesopanan petugas customer care. Tingkat ketersediaan loket pembelian tiket di stasiun. Tingkat pengaturan antrian tiket di stasiun. Tingkat penanganan komplain penumpang di stasiun. Tingkat keramahan dan kesopanan petugas ticketing. Lamanya waktu antrian selama memperoleh ticketing. Ordinal = Buruk = Cukup = Baik 3 = Sangat Baik Ordinal = Buruk = Cukup = Baik 3 = Sangat Baik Ordinal 3 = Buruk = Cukup = Baik 3 = Sangat Baik Ordinal 4 = Buruk = Cukup = Baik 3 = Sangat Baik Ordinal 5 = Buruk = Cukup = Baik 3 = Sangat Baik Ordinal 6 = Buruk = Cukup = Baik 3 = Sangat Baik Ordinal 7 = Buruk = Cukup = Baik 3 = Sangat Baik Aspek Global Pelayanan umum di stasiun Tingkat kepuasan pengguna jasa terhadap pelayanan yang ada di stasiun Ordinal = Buruk = Cukup = Baik 3 = Sangat Baik 56

69 LAMPIRAN 4. VARIABEL VIEW DAN DATA VIEW SOFTWARE SPSS. Variabel View. Data View 57

di masa yang akan datang dilihat dari aspek demografi dan kepuasannya. PENDAHULUAN

di masa yang akan datang dilihat dari aspek demografi dan kepuasannya. PENDAHULUAN 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Saat ini ada dua teknologi yang diusung oleh perusahaan-perusahaan telekomunikasi Indonesia yaitu teknologi Global System for Mobile communication (GSM) dan teknologi Code

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan pada obyek wisata pemandian air panas alam CV Alam Sibayak yang berlokasi di Desa Semangat Gunung Berastagi, Kabupaten Karo Sumatera

Lebih terperinci

PEMODELAN DENGAN REGRESI LOGISTIK. Secara umum, kedua hasil dilambangkan dengan (sukses) dan (gagal)

PEMODELAN DENGAN REGRESI LOGISTIK. Secara umum, kedua hasil dilambangkan dengan (sukses) dan (gagal) PEMODELAN DENGAN REGRESI LOGISTIK 1. Data Biner Data biner merupakan data yang hanya memiliki dua kemungkinan hasil. Secara umum, kedua hasil dilambangkan dengan (sukses) dan (gagal) dengan peluang masing-masing

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Keberhasilan Belajar 1. Pengertian Keberhasilan Belajar Dalam kamus besar bahasa Indonesia, keberhasilan itu sendiri adalah hasil yang telah dicapai (dilakukan, dikerjakan dan

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN KONSUMEN MEMBELI SUATU PRODUK DENGAN METODE ANALISIS REGRESI LOGISTIK ORDINAL

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN KONSUMEN MEMBELI SUATU PRODUK DENGAN METODE ANALISIS REGRESI LOGISTIK ORDINAL J u r n a l E K B I S / V o l. V I / N o. / e d i s i M a r e t 2 0 2 379 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN KONSUMEN MEMBELI SUATU PRODUK DENGAN METODE ANALISIS REGRESI LOGISTIK ORDINAL

Lebih terperinci

Masalah Overdispersi dalam Model Regresi Logistik Multinomial

Masalah Overdispersi dalam Model Regresi Logistik Multinomial Statistika, Vol. 16 No. 1, 29 39 Mei 2016 Masalah Overdispersi dalam Model Regresi Logistik Multinomial Annisa Lisa Nurjanah, Nusar Hajarisman, Teti Sofia Yanti Prodi Statistika, Fakultas Matematika dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pihak kepada pihak lain yang pada dasarnya bersifat intangible (tidak berwujud

BAB I PENDAHULUAN. pihak kepada pihak lain yang pada dasarnya bersifat intangible (tidak berwujud BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jasa adalah tindakan atau perbuatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain yang pada dasarnya bersifat intangible (tidak berwujud fisik) dan tidak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi mendorong masyarakat untuk semakin memperlihatkan derajat kesehatan demi peningkatan kualitas hidup yang lebih

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 17 BAB III METODE PENELITIAN 3.1.Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan februari 2009-Juni 2009 di beberapa wilayah terutama Jakarta, Depok dan Bogor untuk pengambilan sampel responden

Lebih terperinci

Analisis Regresi Logistik Ordinal Pada Tingkat Kepuasaan Pengguna Jasa Terhadap Pelayanan di Bandara Internasional Sam Ratulangi Manado

Analisis Regresi Logistik Ordinal Pada Tingkat Kepuasaan Pengguna Jasa Terhadap Pelayanan di Bandara Internasional Sam Ratulangi Manado Analisis Regresi Logistik Ordinal Pada Tingkat Kepuasaan Pengguna Jasa Terhadap Pelayanan di Bandara Internasional Sam Ratulangi Manado Ninda Wahyuni Paputungan 1, Yohanes A. R. Langi 2, Jantje D. Prang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kantor Direksi PT. Perkebunan Nusantara III (Persero), Jalan Sei Batanghari, Medan, Sumatera Utara. Waktu penelitian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. landasan pembahasan pada bab selanjutnya. Pengertian-pengertian dasar yang di

BAB II LANDASAN TEORI. landasan pembahasan pada bab selanjutnya. Pengertian-pengertian dasar yang di 5 BAB II LANDASAN TEORI Bab ini membahas pengertian-pengertian dasar yang digunakan sebagai landasan pembahasan pada bab selanjutnya. Pengertian-pengertian dasar yang di bahas adalah sebagai berikut: A.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN DAN DATA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN DAN DATA 47 BAB III METODOLOGI PENELITIAN DAN DATA 3.1 Metodologi Penelitian Sesuai dengan bentuk data dan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, yaitu untuk mengetahui bagaimana pengaruh office channeling

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan XL Center Gorontalo, jln Nani Wartabone No 143B, kota

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan XL Center Gorontalo, jln Nani Wartabone No 143B, kota BAB III METODE PENELITIAN 3.1.Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilakukan XL Center Gorontalo, jln Nani Wartabone No 143B, kota Gorontalo selama bulan April 01 hingga bulan Juni 01 3..Jenis

Lebih terperinci

BAB 3. Metode Penelitian. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah asosiatif atau

BAB 3. Metode Penelitian. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah asosiatif atau BAB 3 Metode Penelitian 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah asosiatif atau hubungan kuantitatif dengan statistik karena bertujuan untuk mengetahui hubungan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN 1 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilakukan terhadap pelanggan Mimoza TV yang berada di wilayah Kota Gorontalo. Waktu yang dialokasikan dalam pelaksanaan penelitian

Lebih terperinci

ANALISIS REGRESI LOGISTIK UNTUK MENGETAHUI FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI FREKUENSI KEDATANGAN PELANGGAN DI PUSAT PERBELANJAAN X

ANALISIS REGRESI LOGISTIK UNTUK MENGETAHUI FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI FREKUENSI KEDATANGAN PELANGGAN DI PUSAT PERBELANJAAN X ANALISIS REGRESI LOGISTIK UNTUK MENGETAHUI FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI FREKUENSI KEDATANGAN PELANGGAN DI PUSAT PERBELANJAAN X Erna Hayati Fakultas Ekonomi Universitas Islam Lamongan ABSTRAKSI Kepuasan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual PT. Sinar Sosro memiliki visi untuk menjadi perusahaan minuman kelas dunia yang dapat memenuhi kebutuhan konsumen, kapan saja, dimana saja, serta

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Kualitas Pelayanan Kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berpengaruh dengan produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menyebabkan, kebutuhan pangan tidak hanya sebatas produk pelengkap dengan

BAB III METODE PENELITIAN. menyebabkan, kebutuhan pangan tidak hanya sebatas produk pelengkap dengan 14 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Pola hidup masyarakat yang menyadari pentingnya kesehatan menyebabkan, kebutuhan pangan tidak hanya sebatas produk pelengkap dengan citarasa yang enak,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan data dari perusahaan-perusahaan yang saham-sahamnya memiliki

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan data dari perusahaan-perusahaan yang saham-sahamnya memiliki BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Dalam penyusunan penelitian ini, penulis melakukan penelitian dengan menggunakan data dari perusahaan-perusahaan yang saham-sahamnya memiliki

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. aktif regular jurusan akuntansi S1.

BAB III METODE PENELITIAN. aktif regular jurusan akuntansi S1. BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan mulai dari 6 Februari 2017 hingga 10 Febriari 2017 di Universitas Mercu Buana dan Universitas Indonesia. Data yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. penelitian, objek penelitian ini menjadi sasaran dalam penelitian untuk

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. penelitian, objek penelitian ini menjadi sasaran dalam penelitian untuk BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian merupakan sesuatu yang menjadi perhatian dalam suatu penelitian, objek penelitian ini menjadi sasaran dalam penelitian untuk mendapatkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menekankan pada pengujian teori teori melalui variabel variabel penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. menekankan pada pengujian teori teori melalui variabel variabel penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yaitu penelitian yang menekankan pada pengujian teori teori melalui variabel variabel penelitian dengan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 33 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Penelitian ini menganalisis bagaimana pengaruh produk, persepsi harga dan citra merek terhadap keputusan pembelian makanan cepat saji d Besto. Objek

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Berdasarkan jenis penelitian diatas, tipe penelitian ini adalah penelitian asosiatif.

III. METODE PENELITIAN. Berdasarkan jenis penelitian diatas, tipe penelitian ini adalah penelitian asosiatif. III. METODE PENELITIAN A.Tipe Penelitian Berdasarkan jenis penelitian diatas, tipe penelitian ini adalah penelitian asosiatif. Penelitian asosiatif adalah penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 40 III. METODE PENELITIAN 3.1 Metode Pengumpulan Data 3.1.1 Penelitian Kepustakaan 1. Study literatur atau studi kepustakaan, yaitu dengan mendapatkan berbagai literatur dan referensi tentang manajemen

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. wilayah Kecamatan Karawang Timur dijadikan sebagai kawasan pemukiman dan

METODE PENELITIAN. wilayah Kecamatan Karawang Timur dijadikan sebagai kawasan pemukiman dan IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini merupakan studi kasus yang dilakukan di Kecamatan Karawang Timur, Kabupaten Karawang. Pemilihan lokasi tersebut didasarkan atas wilayah

Lebih terperinci

3. PELAKSANAAN KEGIATAN

3. PELAKSANAAN KEGIATAN 3. PELAKSANAAN KEGIATAN 3.1 Waktu Penelitian Subjek kajian penelitian ini adalah keputusan konsumen membeli tanaman hias (Sansevieria) secara online. Penelitian ini ingin melihat faktor-faktor yang mempengaruhi

Lebih terperinci

ANALISIS REGRESI LOGISTIK ORDINAL PADA FAKTOR-FAKTOR BERPENGARUH TERHADAP PENYAKIT MATA KATARAK BAGI PASIEN PENDERITA DI KLINIK MATA UTAMA GRESIK

ANALISIS REGRESI LOGISTIK ORDINAL PADA FAKTOR-FAKTOR BERPENGARUH TERHADAP PENYAKIT MATA KATARAK BAGI PASIEN PENDERITA DI KLINIK MATA UTAMA GRESIK LAPORAN TUGAS AKHIR ANALISIS REGRESI LOGISTIK ORDINAL PADA FAKTOR-FAKTOR BERPENGARUH TERHADAP PENYAKIT MATA KATARAK BAGI PASIEN PENDERITA DI KLINIK MATA UTAMA GRESIK Latar Belakang Katarak Indonesia Klinik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini menggunakan penelitian survey. Metode survey menurut

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini menggunakan penelitian survey. Metode survey menurut BAB III METODE PENELITIAN 3. Metode Yang Digunakan Metode penelitian ini menggunakan penelitian survey. Metode survey menurut Sugiyono (008 : ), yaitu : Metode survey digunakan untuk mendapatkan data dari

Lebih terperinci

III. OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Dalam skripsi ini objek penelitian adalah konsumen sabun mandi cair LUX pada

III. OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Dalam skripsi ini objek penelitian adalah konsumen sabun mandi cair LUX pada III. OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Dalam skripsi ini objek penelitian adalah konsumen sabun pada Chandra Departement Store yang beralamat di Jalan Hayam Wuruk No. 1 Tanjungkarang Bandarlampung.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mengunjungi kantor redaksi malangonline.com, Perumahan Pondok Mulia B124,

BAB III METODE PENELITIAN. mengunjungi kantor redaksi malangonline.com, Perumahan Pondok Mulia B124, BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini yaitu pada masyarakat di Kota Malang yang umumnya pernah mencari informasi dari situs berita. Selain itu peneliti juga mengunjungi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Penelitian Kerangka penelitian disusun untuk menggambarkan konsep analisis kepuasan pelanggan melalui penilaian harapan dan kenyataan kualitas pelayanan pendidikan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Pengamatan dilakukan terhadap karyawan PT. Inhutani I Kantor Direksi Jakarta. Jenis penelitian yang digunakan adalah asosiatif. Dengan penelitian asosiatif

Lebih terperinci

Saintia Matematika ISSN: Vol. 02, No. 04 (2014), pp

Saintia Matematika ISSN: Vol. 02, No. 04 (2014), pp Saintia Matematika ISSN: 2337-9197 Vol. 02, No. 04 (2014), pp. 313 321. SUATU KAJIAN TENTANG PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS PEMBANTU JATI UTOMO BINJAI Nida Elhaq, Pasukat Sembiring, Djakaria Sebayang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah statistik deskriptif. Menurut Sugiyono

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah statistik deskriptif. Menurut Sugiyono III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Objek Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah statistik deskriptif. Menurut Sugiyono (2012:147) statistik deskriptif adalah: Statistik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek dan Subjek Penelitian Menurut Sugiyono (2010, hlm. 38) menyatakan bahwa objek penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang

Lebih terperinci

PENERAPAN ANALISIS REGRESI LOGISTIK PADA PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI WANITA

PENERAPAN ANALISIS REGRESI LOGISTIK PADA PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI WANITA Saintia Matematika Vol. 1, No. 1 (2013), pp. 51 61. PENERAPAN ANALISIS REGRESI LOGISTIK PADA PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI WANITA (Studi kasus di desa Dolok Mariah Kabupaten Simalungun) Oktani Haloho, Pasukat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. hubungan antara variabel-variabel (hubungan sebab-akibat). Permasalahan

BAB III METODE PENELITIAN. hubungan antara variabel-variabel (hubungan sebab-akibat). Permasalahan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Jenis penelitian ini adalah experimental studies, yaitu suatu penelitian yang digunakan untuk menguji hipotesis tentang adanya hubungan antara variabel-variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian asosiatif kausal. Penelitian asosiatif kausal berguna untuk menganalisis pengaruh antara satu variabel dengan variabel

Lebih terperinci

ANALISIS BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN PELANGGAN. (Studi Pada: Bengkel Mandiri Tekhnik Klaten)

ANALISIS BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN PELANGGAN. (Studi Pada: Bengkel Mandiri Tekhnik Klaten) ANALISIS BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN PELANGGAN (Studi Pada: Bengkel Mandiri Tekhnik Klaten) NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Syarat Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Dalam penelitian ini, kerangka berpikir diarahkan untuk mendapatkan konsep-konsep penelitian yang berkaitan dengan permasalahan yang ada sehingga dapat dijadikan

Lebih terperinci

Pengaruh brand image IM3terhadap keputusan pembelian simcard Gambar 7. Kerangka pemikiran

Pengaruh brand image IM3terhadap keputusan pembelian simcard Gambar 7. Kerangka pemikiran 22 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Perusahaan memiliki strategi tertentu untuk memenangkan persaingan dalam pasar yang mereka hadapi. Perusahaan yang ketat dalam pasar operator seluler

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. explanatory (tingkat penjelasan). Menurut Sugiyono (2011), penelitian menurut

III. METODOLOGI PENELITIAN. explanatory (tingkat penjelasan). Menurut Sugiyono (2011), penelitian menurut III. METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian explanatory (tingkat penjelasan). Menurut Sugiyono (2011), penelitian menurut tingkat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 35 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 3.1.1 Variabel Penelitian Sesuai dengan kerangka pemikiran maka penentuan variabel dalam penelitian ini adalah : 1) Variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada riset sumber daya manusia (SDM), yang dikemukakan oleh Oei (2010: 26)

BAB III METODE PENELITIAN. Pada riset sumber daya manusia (SDM), yang dikemukakan oleh Oei (2010: 26) BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Pada riset sumber daya manusia (SDM), yang dikemukakan oleh Oei (2010: 26) penelitian ini termasuk kategori penelitian kausal, yaitu merupakan desain penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian dengan pendekatan kuantitatif menekankan analisisnya pada data numerikal (angka)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah peserta BPJS Kesehatan Dikantor Cabang Gedong Kuning. akan diteliti adalah peserta BPJS Kesehatan.

BAB III METODE PENELITIAN. adalah peserta BPJS Kesehatan Dikantor Cabang Gedong Kuning. akan diteliti adalah peserta BPJS Kesehatan. 31 BAB III METODE PENELITIAN A. Objek/Subjek Penelitian Objek penelitian ini adalah BPJS Kesehatan. Subjek penelitian ini adalah peserta BPJS Kesehatan Dikantor Cabang Gedong Kuning Yogyakarta. B. Jenis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Dinas Pendapatan Pengelola Keuangan dan Aset/DPPKA karena dinas inilah yang bertugas merumuskan kebijakan teknis,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teori statistika telah mempengaruhi hampir semua aspek kehidupan. Hal ini disebabkan statistika merupakan salah satu disiplin ilmu yang berperan

Lebih terperinci

Bab 3 METODE PENELITIAN

Bab 3 METODE PENELITIAN Bab 3 METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan dan Metodologi Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode kuantitatif. Dengan metode kuantitatif ini diharapkan dapat memberikan penjelasan mengenai perilaku

Lebih terperinci

BAB III REGRESI TERSENSOR (TOBIT) Model regresi yang didasarkan pada variabel terikat tersensor disebut

BAB III REGRESI TERSENSOR (TOBIT) Model regresi yang didasarkan pada variabel terikat tersensor disebut BAB III REGRESI TERSENSOR (TOBIT) 3.1 Model Regresi Tersensor (Tobit) Model regresi yang didasarkan pada variabel terikat tersensor disebut model regresi tersensor (tobit). Untuk variabel terikat yang

Lebih terperinci

BAB III REGRESI LOGISTIK BINER DAN CLASSIFICATION AND REGRESSION TREES (CART) Odds Ratio

BAB III REGRESI LOGISTIK BINER DAN CLASSIFICATION AND REGRESSION TREES (CART) Odds Ratio 21 BAB III REGRESI LOGISTIK BINER DAN CLASSIFICATION AND REGRESSION TREES (CART) 3.1 Regresi Logistik Biner Regresi logistik berguna untuk meramalkan ada atau tidaknya karakteristik berdasarkan prediksi

Lebih terperinci

BAB III MODEL REGRESI BINOMIAL NEGATIF UNTUK MENGATASI OVERDISPERSI PADA MODEL REGRESI POISSON

BAB III MODEL REGRESI BINOMIAL NEGATIF UNTUK MENGATASI OVERDISPERSI PADA MODEL REGRESI POISSON BAB III MODEL REGRESI BINOMIAL NEGATIF UNTUK MENGATASI OVERDISPERSI PADA MODEL REGRESI POISSON 3.1 Regresi Poisson Regresi Poisson merupakan salah satu model regresi dengan variabel responnya tidak berasal

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan permasalahan dan hipotesis penelitian, penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan permasalahan dan hipotesis penelitian, penelitian ini digilib.uns.ac.id BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Model Penelitian Berdasarkan permasalahan dan hipotesis penelitian, penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif, tujuannya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan permasalahan yang telah ditetapkan sebelumnya, maka yang

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan permasalahan yang telah ditetapkan sebelumnya, maka yang 25 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek dan Waktu Penelitian 3.1.1 Objek Penelitian Berdasarkan permasalahan yang telah ditetapkan sebelumnya, maka yang menjadi objek penelitian adalah sistem pengendalian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Penelitian 1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, yaitu metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada populasi atau

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY). Di Jalan Lingkar Selatan, Kasihan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta 55183. B. Jenis

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN. 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

IV METODE PENELITIAN. 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan di beberapa peternak plasma ayam broiler di Kota Depok. Penentuan lokasi penelitian dilakukan atas dasar pertimbangan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian PT Sinar Sosro adalah perusahaan pelopor untuk minuman teh dalam kemasan. Dengan semakin pesatnya pertumbuhan industri minuman di Indonesia, PT

Lebih terperinci

BAB III METEDOLOGI PENELITIAN. Obyek penelitian ini dilakukan berisi tentang data di KAI TEGAL

BAB III METEDOLOGI PENELITIAN. Obyek penelitian ini dilakukan berisi tentang data di KAI TEGAL BAB III METEDOLOGI PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian Obyek penelitian ini dilakukan berisi tentang data di KAI TEGAL ARUM KELAS EKONOMI DAOP TEGAL, yang berlokasi di Tegal timur, Tegal, Kota Tegal, provinsi

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. penelitian ini, penulis menggunakan dua sumber data, yaitu :

III. METODOLOGI PENELITIAN. penelitian ini, penulis menggunakan dua sumber data, yaitu : III. METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Salah satu yang mempengaruhi kualitas penelitian adalah kualitas data yang dikumpulkan. Pengumpulan data dapat dilakukan dengan berbagai cara. Dalam

Lebih terperinci

MODEL REGRESI LOGISTIK BINER DENGAN METODE PENALIZED MAXIMUM LIKELIHOOD. Edi Susilo, Anna Islamiyati, Muh. Saleh AF. ABSTRAK

MODEL REGRESI LOGISTIK BINER DENGAN METODE PENALIZED MAXIMUM LIKELIHOOD. Edi Susilo, Anna Islamiyati, Muh. Saleh AF. ABSTRAK MODEL REGRESI LOGISTIK BINER DENGAN METODE PENALIZED MAXIMUM LIKELIHOOD Edi Susilo, Anna Islamiyati, Muh. Saleh AF. ABSTRAK Analisis regresi logistik biner dengan metode penalized maximum likelihood digunakan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian PT TELKOM merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang jasa telekomunikasi, termasuk jaringan internet. Sejalan dengan banyaknya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. level, model regresi tiga level, penduga koefisien korelasi intraclass, pendugaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. level, model regresi tiga level, penduga koefisien korelasi intraclass, pendugaan 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada Bab II akan dibahas konsep-konsep yang menjadi dasar dalam penelitian ini yaitu analisis regresi, analisis regresi multilevel, model regresi dua level, model regresi tiga

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE HASIL DAN PEMBAHASAN

BAHAN DAN METODE HASIL DAN PEMBAHASAN 5 Jika hipotesis nol benar, maka statistik uji-w akan menyebar mengikuti sebaran normal baku. Hipotesis nol ditolak jika W > Z α/2 (Hosmer & Lemeshow 1989). Interpretasi koefisien untuk model regresi logistik

Lebih terperinci

Kata Kunci: Model Regresi Logistik Biner, metode Maximum Likelihood, Demam Berdarah Dengue

Kata Kunci: Model Regresi Logistik Biner, metode Maximum Likelihood, Demam Berdarah Dengue Jurnal Matematika UNAND Vol. VI No. 1 Hal. 9 16 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND PEMODELAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN DBD (DEMAM BERDARAH DENGUE) MENGGUNAKAN REGRESI LOGISTIK

Lebih terperinci

IV. METODOLOGI PENELITIAN. wisata tirta. Lokasi penelitian ini dapat dilihat pada Lampiran 1.

IV. METODOLOGI PENELITIAN. wisata tirta. Lokasi penelitian ini dapat dilihat pada Lampiran 1. IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di obyek wisata Tirta Jangari, Waduk Cirata, Desa Bobojong, Kecamatan Mande, Kabupaten Cianjur. Pemilihan lokasi ini dilakukan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Agar penelitian dapat dijalankan sesuai dengan yang diharapkan, maka

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Agar penelitian dapat dijalankan sesuai dengan yang diharapkan, maka BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Agar penelitian dapat dijalankan sesuai dengan yang diharapkan, maka perlunya diadakan desain penelitian. Desain yang akan dilakukan dalam penelitian ini

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 37 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini disajikan hasil penelitian dan pembahasannya. Hasil penelitian ini dinyatakan dalam bentuk deskripsi responden penelitian, deskripsi variabel penelitian,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Proses penelitian akan dilakukan mulai bulan Oktober 2015 sampai November 2015. Penelitian dilakukan pada SPBU 34-17145 Bekasi Timur. Objek penelitian

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. 3.1 Jenis Penelitian dan Gambaran dari Populasi (Obyek) Penelitian

BAB 3 METODE PENELITIAN. 3.1 Jenis Penelitian dan Gambaran dari Populasi (Obyek) Penelitian BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian dan Gambaran dari Populasi (Obyek) Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu penelitian yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Objek dalam penelitian ini yaitu di Bank BRI Tamantirto Kasihan, di

BAB III METODE PENELITIAN. Objek dalam penelitian ini yaitu di Bank BRI Tamantirto Kasihan, di BAB III METODE PENELITIAN A. Objek dan Subjek Penelitian Objek dalam penelitian ini yaitu di Bank BRI Tamantirto Kasihan, di sekitar kampus UMY, dan di Sunmor UGM. Subjek dalam penelitian ini yaitu nasabah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sampel tertentu, teknik pengambilan sampel biasanya dilakukan dengan cara random,

BAB III METODE PENELITIAN. sampel tertentu, teknik pengambilan sampel biasanya dilakukan dengan cara random, BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Penelitian yang akan dilakukan menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode deskriptif korelasional. Pendekatan kuantitatif merupakan pendekatan yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini mengungkapkan tentang keputusan pembelian konsumen di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini mengungkapkan tentang keputusan pembelian konsumen di 47 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Penelitian ini mengungkapkan tentang keputusan pembelian konsumen di Citra Sari Family Restaurant. Objek penelitian yang menjadi variabel bebas (independent

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Surakarta dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Sedangkan responden (sampel)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Surakarta dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Sedangkan responden (sampel) BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Pengumpulan data pada penelitian dilaksanakan dengan menyebarkan kuesioner seluruh Kantor Akuntan Publik (KAP) yang berada di Wilayah Surakarta

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. digambarkan lewat angka simbol, kode dan lain-lain. Data itu perlu dikelompokkelompokkan

BAB III METODE PENELITIAN. digambarkan lewat angka simbol, kode dan lain-lain. Data itu perlu dikelompokkelompokkan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis data dan Sumber Data 3.1.1. Jenis Data Secara umum, data juga dapat diartikan sebagai suatu fakta yang digambarkan lewat angka simbol, kode dan lain-lain. Data itu perlu

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 38 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan diuraikan tentang metodologi penelitian yang digunakan oleh peneliti untuk menyelesaikan masalah yang telah disampaikan pada bab I. Dalam uraian tersebut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. status terakhir dari subjek penelitian. Tipe yang paling umum dari penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. status terakhir dari subjek penelitian. Tipe yang paling umum dari penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah kuantitatif deskriptif, meliputi pengumpulan data untuk diuji hipotesis atau menjawab pertanyaan mengenai status terakhir dari

Lebih terperinci

Jurnal Gradien Vol 8 No 2 Juli 2012: Yuli Andriani, Uxti Mezulianti, dan Herlina Hanum

Jurnal Gradien Vol 8 No 2 Juli 2012: Yuli Andriani, Uxti Mezulianti, dan Herlina Hanum Jurnal Gradien Vol 8 No 2 Juli 2012:809-814 Model Tingkat Kelancaran Pembayaran Kredit Bank Menggunakan Model Regresi Logistik Ordinal (Studi Kasus: Bank Rakyat Indonesia Tbk Unit Pasar Bintuhan) Yuli

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Bank adalah lembaga keuangan yang merupakan penggerak utama dalam pertumbuhan perekonomian masyarakat Indonesia. Sebagai lembaga Intermediasi, bank memiliki

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan 54 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Uji Validitas Untuk mengetahui tingkat validitas dari setiap pernyataan dalam kuisioner, digunakan rumus korelasi product

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Diagram Alir Berikut ini merupakan diagram alur penelitian yang digunakan dalam penelitian ini.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Diagram Alir Berikut ini merupakan diagram alur penelitian yang digunakan dalam penelitian ini. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Berikut ini merupakan diagram alur penelitian yang digunakan dalam penelitian ini. Pemilihan subyek penelitian Penyusunan Instrumen Penelitian (kuesioner)

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Persaingan yang semakin ketat, membuat setiap perusahaan harus memiliki suatu keunggulan bersaing agar dapat bertahan dan memenangkan persaingan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode bagi suatu penelitian merupakan suatu alat di pencapaian suatu tujuan untuk memecahkan suatu masalah. Menurut Sugiyono (2016:2) metode penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Pengambilan data dalam penelitian ini menggunakan metode survey untuk mengetahui pengaruh antara citra merek, harga dan kualitas produk speedy

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan penulis di Ma had Putri Sunan Ampel Al-Ali

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan penulis di Ma had Putri Sunan Ampel Al-Ali BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan penulis di Ma had Putri Sunan Ampel Al-Ali Fakultas Ekonomi Angkatan 2013 Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN. Dalam penelitian ini digunakan variabel-variabel untuk melakukan analisis data.

BAB III METODA PENELITIAN. Dalam penelitian ini digunakan variabel-variabel untuk melakukan analisis data. BAB III METODA PENELITIAN 3.1 Operasionalisasi Variabel Dalam penelitian ini digunakan variabel-variabel untuk melakukan analisis data. Variabel tersebut terdiri dari variabel terikat (dependent variable)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang pernah berkunjung dan membeli motor Yamaha.

BAB III METODE PENELITIAN. yang pernah berkunjung dan membeli motor Yamaha. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan di dealer motor Yamaha yang berada di Yogyakarta. Dalam penelitian ini yang menjadi responden adalah mereka yang pernah berkunjung dan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian mengenai persepsi dan sikap responden terhadap produk Oreo setelah adanya isu melamin serta faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia dengan jumlah penduduk yang cukup padat membutuhkan alat

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia dengan jumlah penduduk yang cukup padat membutuhkan alat 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia dengan jumlah penduduk yang cukup padat membutuhkan alat transportasi yang mampu menunjang kebutuhan masyarakat untuk berpergian dari suatu tempat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Kabupaten Jepara. Penelitian dimulai dari bulan Oktober 2013.

BAB III METODE PENELITIAN. Kabupaten Jepara. Penelitian dimulai dari bulan Oktober 2013. 44 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Jepara. Penelitian dimulai dari bulan Oktober 2013. 3.2 Teknik Pengumpulan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan batasan operasional ini mencakup pengertian yang

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan batasan operasional ini mencakup pengertian yang 64 III. METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Konsep dasar dan batasan operasional ini mencakup pengertian yang digunakan untuk menciptakan data yang akan dianalisis sehubungan dengan tujuan penelitian.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pertanyaan dalam bentuk daftar isian (kuesioner) kepada responden.

BAB III METODE PENELITIAN. pertanyaan dalam bentuk daftar isian (kuesioner) kepada responden. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Berdasarkan karakteristik masalah yang diteliti, penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode survei karena peneliti mengajukan

Lebih terperinci

ALTERNATIF PEMILIHAN MODA TRANSPORTASI UMUM (STUDI KASUS: BUS DAN KERETA API TRAYEK KOTA PADANG- KOTA PARIAMAN)

ALTERNATIF PEMILIHAN MODA TRANSPORTASI UMUM (STUDI KASUS: BUS DAN KERETA API TRAYEK KOTA PADANG- KOTA PARIAMAN) ALTERNATIF PEMILIHAN MODA TRANSPORTASI UMUM (STUDI KASUS: BUS DAN KERETA API TRAYEK KOTA PADANG- KOTA PARIAMAN) Oktaviani 1, Andre Yudi Saputra 2. 1,2 Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

3. METODOLOGI PENELITIAN

3. METODOLOGI PENELITIAN 3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 01 Desember 2014 hingga 30 Maret 2015. Penelitian berlokasi di Desa Tlogoweru, Kecamatan Guntur, Kabupaten

Lebih terperinci

BAB III DESAIN PENELITIAN. Dalam desain penelitian, akan dijelaskan gambaran singkat dari

BAB III DESAIN PENELITIAN. Dalam desain penelitian, akan dijelaskan gambaran singkat dari BAB III DESAIN PENELITIAN III.1 Desain Penelitian Dalam desain penelitian, akan dijelaskan gambaran singkat dari penelitian ini, yaitu jenis dan sumber data, penentuan jumlah sampel, metode untuk mengumpulkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi obyek dalam penelitian ini adalah di Zalora.co.id,

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi obyek dalam penelitian ini adalah di Zalora.co.id, 25 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian Adapun yang menjadi obyek dalam penelitian ini adalah di Zalora.co.id, dengan subyek penelitian adalah pelanggan yang telah melakukan pembelian online.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi penelitian Lokasi penelitian ditentukan secara purposive (sengaja). Lokasi terletak di terminal Kota Batu. Penyebaran kuesioner yang terletak di terminal kota Batu adalah

Lebih terperinci