KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA. 25-Jul-13 INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA. 25-Jul-13 INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN"

Transkripsi

1 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN Jakarta, Juli

2 Pokok Bahasan 1 Pendahuluan 2 Beberapa Perubahan Pengaturan 3 Pokok-pokok Pengaturan dalam PMK 4 Lampiran PMK INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN 2

3 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 1 Pendahuluan : a. Latar Belakang; b. Kerangka Pikir; c. Tujuan Pengaturan. INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN 3

4 1.a. Latar Belakang Beberapa pertimbangan yang menjadi dasar perubahan terkait petunjuk penyusunan dan penelaahan RKA-K/L antara lain : 1. Menyempurnakan pedoman penerapan Penganggaran Berbasis Kinerja (PBK) dan Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah (KPJM) dalam rangka meningkatkan kualitas perencanaan dan penganggaran. 2. Menyempurnakan ketentuan terkait tata cara penyusunan dan penelaahan RKA-K/L dengan mengacu pada pemisahan tugas dan peran antara Menteri Keuangan sebagai Chief Financial Officer (CFO), Kementerian Perencanaan sebagai Chief Planning Officer (CPO) dan Menteri/Pimpinan Lembaga sebagai Chief Operational Officer (COO). 3. Menyediakan payung hukum terkait keterlibatan unit Aparat Pengawasan Intern Kementerian/Lembaga (API K/L) dalam meneliti RKA-K/L sebagai quality assurance. 4. Meningkatkan kualitas RKA-K/L dan DIPA dalam rangka meningkatkan kualitas belanja serta menjamin tersedianya data anggaran yang valid melalui penyederhanaan dokumen penelaahan dan minimalisir blokir. INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN 4

5 1.b. Kerangka Pikir (1/2) 1. Sesuai amanah di dalam UU No. 17 tahun 2003 ttg Keuangan Negara dan UU No. 25 Tahun 2004 ttg Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, pemisahan peran, tugas, dan tanggung jawab antara Menteri Keuangan sebagai CFO, Menteri Perencanaan sebagai CPO dan Menteri/Pimpinan Lembaga sebagai COO dalam pengelolaan keuangan negara telah diatur secara tegas. Menteri/Pimpinan Lembaga bertanggung jawab di dalam perencanaan, pelaksanaan, pelaporan, dan pertanggungjawaban atas anggaran yang menjadi tanggung jawabnya. Menteri Keuangan bertanggung jawab dalam menjamin ketersediaan anggaran sesuai kemampuan keuangan negara untuk mendukung pelaksanaan program dan kegiatan yang menjadi tanggung jawab masingmasing K/L dan mengesahkan dokumen pelaksanaan anggaran. Menteri Perencanaan bertanggung jawab dalam menyusun dan menetapkan prioritas dan fokus prioritas pembangunan nasional beserta target kinerja yang direncanakan yang dituangkan dalam Rencana Kerja Pemerintah. INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN 5

6 1.b. Kerangka Pikir (2/2) 2. Dalam rangka menjamin kebenaran, kelengkapan dan kepatuhan dalam penerapan kaidah-kaidah penganggaran, maka dipandang perlu untuk melibatkan peran unit Aparat Pengawasan Intern K/L (API K/L) dalam proses perencanaan penganggaran dengan melakukan penelitian RKA-K/L dan dokumen pendukungnya dan berperan sebagai quality assurance. 3. Dengan adanya keterlibatan peran unit API K/L dalam proses perencanaan penganggaran (melalui penelitian RKA-K/L), maka proses penelaahan RKA- K/L yang dilaksanakan oleh Kementerian Keuangan dan Kementerian Perencanaan menjadi lebih sederhana dan bersifat lebih strategis dengan fokus pada level Output dan Outcome. 4. Dalam rangka meningkatkan pelayanan dalam penyusunan dan penelaahan RKA-K/L kepada stakeholder, maka penyederhanaan proses bisnis dan persyaratan dokumen penelaahan termasuk format-format yang digunakan terus disempurnakan serta diikuti dengan pemanfaatan dukungan IT yang handal dan terintegrasi. Dengan demikian diharapkan dapat meniadakan alokasi anggaran yang diblokir dalam DIPA. INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN 6

7 1.c. Tujuan Pengaturan Menyediakan payung hukum sebagai landasan dalam melakukan penyusunan dan penelaahan RKA-K/L TA 2014 meliputi : 1. Pemantapan penerapan penganggaran berbasis kinerja (PBK) dan kerangka pengeluaran jangka menengah (KPJM). 2. Penegasan pengaturan bahwa penyusunan RKA-K/L merupakan tugas dan tanggung jawab Menteri/Pimpinan Lembaga selaku Pengguna Anggaran dan Chief Operational Officer (COO). 3. Keterlibatan peran unit Aparat Pengawasan Intern K/L dalam reviu RKA- K/L untuk meningkatkan kualitas perencanaan K/L dan menjamin kepatuhan terhadap kaidah-kaidah penganggaran sebagai quality assurance. 4. Penyederhanaan proses penelaahan yang dilaksanakan oleh Kementerian Keuangan selaku Chief Financial Officer (CFO) dan Kementerian Perencanaan selaku Chief Planning Officer (CPO). 5. Standardisasi format-format yang digunakan dalam penyusunan RKA- K/L, dokumen penelaahan, dan dokumen hasil penelaahan RKA-K/L. INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN 7

8 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 2 Beberapa Perubahan Pengaturan : a. Sistematika Penyajian; b. Dokumen yang harus disiapkan oleh K/L; c. Penelitian RKA-K/L oleh API K/L dan Biro Perencanaan K/L; d. Penelaahan RKA-K/L. INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN 8

9 2.a. Sistematika Penyajian PMK No. 112/ Batang Tubuh PMK (18 Pasal); 2. Lampiran PMK (1 Lampiran) : Bab I : Sistem Penganggaran; Bab II : Penerapan PBK; Bab III : Penerapan KPJM; Bab IV : Ketentuan Dalam Pengalokasian Anggaran; Bab V : Tata Cara Penyusunan RKA-K/L; Bab VI : Tata Cara Penelaahan RKA-K/L; Bab VII : Dukungan TI Dalam Penyusunan dan Penelaahan RKA-K/L; Bab VIII : Standardisasi Format; Bab IX : Penutup. PMK No.94/ Batang Tubuh PMK (20 Pasal); 2. Lampiran PMK (3 Lampiran): Lampiran I : Pedoman Umum RKA-K/L; Lampiran II : Tata Cara Penyusunan RKA-K/L; Lampiran III : Tata Cara Penelaahan RKA-K/L; INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN 9

10 2.b. Dokumen yang harus disiapkan oleh K/L 1. Surat pengantar yang ditandatangani oleh Pejabat Eselon I/ Penanggung jawab portofolio; 2. Surat Pernyataan Pejabat Eselon I penanggung jawab RKA-K/L; 3. Daftar Rincian Pagu Anggaran per Satker/eselon I; 4. RKA-K/L Eselon I; 5. RKA Satker; Penelitian RKA-K/L 6. Kertas Kerja Satker; 7. TOR/RAB dan dokumen pendukung terkait lainnya, khusus untuk inisiatif baru dan/atau baseline yg berubah pd level komponen. API K/L dan Biro Perencanaan Penelaahan RKA-K/L 1. Surat pengantar yang ditandatangani oleh Menteri/ Pimpinan Lembaga atau Pejabat yang ditunjuk; 2. Surat Pernyataan Pejabat Eselon I penanggung jawab RKA-K/L; 3. RKA-K/L Eselon I; 4. Daftar Rincian Pagu Anggaran per Satker/eselon I; 5. RKA Satker; 6. ADK RKA-K/L. Kementerian Keuangan dan Bappenas INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN 10

11 2.c. PenelitianRKA-K/L oleh API K/L Ruang lingkup Penelitian 1. Konsistensi pencantuman sasaran kinerja dalam RKA-K/L dengan Renja K/L dan RKP; 2. Kesesuaian total pagu dan rincian sumber dana dalam RKA-K/L dengan Pagu Anggaran K/L; 3. Kepatuhan dalam penerapan kaidah-kaidah penganggaran al : penerapan SBM dan SBK, kesesuaian jenis belanja, hal-hal yang dibatasi atau dilarang, pengalokasian anggaran untuk kegiatan yang didanai dari PNBP, PHLN, PHDN, BLU, kontrak tahun jamak, dan pengalokasian anggaran yang akan diserahkan menjadi Penyertaan Modal Negara (PMN) pada BUMN; 4. Kelengkapan dokumen pendukung RKA- K/L al : RKA Satker, TOR/RAB, dan dokumen pendukung terkait lainnya; 5. Kepatuhan dalam pencantuman tematik APBN. Fokus Penelitian 1. Pagu Anggaran K/L : rincian anggaran untuk mendanai inisiatif baru; dan/atau angka dasar yang mengalami perubahan pada level tahapan/komponen. 2. Alokasi Anggaran K/L : Penyesuaian RKA-K/L dengan Alokasi Anggaran; rincian anggaran untuk mendanai inisiatif baru (dari hasil Optimalisasi DPR); dan/atau angka dasar yang mengalami perubahan pada level tahapan/ komponen. INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN 11

12 2.d. Penelaahan RKA-K/L Ruang lingkup penelaahan Fokus Penelaahan 1. Kesesuaian data dalam RKA-K/L dengan Pagu Anggaran K/L; 2. Kesesuaian antara Kegiatan Keluaran - Anggarannya; 3. Relevansi tahapan/komponen dengan Keluaran; 4. Konsistensi pencantuman sasaran Kinerja K/L dengan RKP termasuk prakiraan maju untuk tiga tahun ke depan. 1. Pagu Anggaran K/L : rincian anggaran untuk mendanai inisiatif baru; 2. Alokasi Anggaran K/L : Penyesuaian RKA-K/L dengan Alokasi Anggaran; rincian anggaran untuk mendanai inisiatif baru (dari hasil Optimalisasi DPR); Persetujuan dari Komisi DPR. INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN 12

13 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 3 Pokok-pokok Pengaturan dalam PMK : a. Kewajiban Menteri/Pimpinan Lembaga; b. Hal-hal Yang Harus Diperhatikan; c. Penanggung Jawab RKA-K/L; d. Penelitian RKA-K/L oleh API K/L dan Biro Perencanaan; e. Penelaahan RKA-K/L; f. Himpunan RKA-K/L, RUU APBN dan Nota Keuangan; g. Penyesuaian RKA-K/L; h. DHP RKA-K/L dan Keppres RABPP; i. Penutup. INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN 13

14 3.a. Kewajiban Menteri/Pimpinan Lembaga 1) Dalam rangka penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), Menteri/Pimpinan Lembaga menyusun Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga (RKA-K/L) yang dipimpinnya. 2) Selain menyusun RKA-K/L atas Bagian Anggaran Kementerian Keuangan (BA 015), Menteri Keuangan menyusun RKA-K/L untuk Bagian Anggaran Bendahara Umum Negara (BA 999) yang selanjutnya disebut Rencana Dana Pengeluaran-Bendahara Umum Negara (RDP-BUN). 3) Menteri/Pimpinan Lembaga bertanggung jawab atas kebenaran dan kelengkapan RKA-K/L beserta dokumen pendukungnya. INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN 14

15 3.b. Hal-hal Yang Harus Diperhatikan.(1/2) 1) RKA-K/L disusun berdasarkan pedoman umum RKA-K/L meliputi: a. Pendekatan sistem penganggaran terdiri atas: i. kerangka pengeluaran jangka menengah; ii. penganggaran terpadu; dan iii. penganggaran berbasis kinerja. b. Klasifikasi anggaran terdiri atas: i. klasifikasi organisasi; ii. klasifikasi fungsi; dan iii. klasifikasi jenis belanja. c. Instrumen RKA-K/L terdiri atas: i. indikator kinerja; ii. standar biaya; dan iii. evaluasi kinerja. INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN 15

16 3.b. Hal-hal Yang Harus Diperhatikan.(2/2) 2) RKA-K/L disusun berdasarkan: a. Pagu Anggaran K/L yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan; b. Rencana Kerja Kementerian Negara/Lembaga (Renja K/L); c. Rencana Kerja Pemerintah (RKP) hasil kesepakatan Pemerintah dan DPR dalam pembicaraan pendahuluan Rancangan APBN; d. Standar Biaya; dan e. Kebijakan pemerintah lainnya. Pedoman Umum terkait kaidah-kaidah penganggaran seperti : penerapan pendekatan penganggaran, instrumen dalam penyusunan RKA-K/L, halhal yang dibatasi atau dilarang dan pencantuman tematik APBN, selengkapnya dimuat dalam Lampiran I PMK. INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN 16

17 3.c. Penanggung Jawab RKA-K/L (1/2) 1) Menteri/Pimpinan Lembaga c.q. pejabat eselon I atau pejabat lain yg memiliki alokasi anggaran (portofolio) dan sbg penanggung jawab program, menyusun RKA-K/L per program/eselon I menggunakan format RKA-K/L dan sistem aplikasi RKA-K/L DIPA yang memuat rincian alokasi berdasarkan: a. angka dasar; dan/atau b. inisiatif baru. 2) RKA-K/L yang disusun wajib dilengkapi dokumen pendukung antara lain berupa TOR/RAB dan dokumen terkait lainnya untuk: a. inisiatif baru; dan/atau b. rincian angka dasar mengalami perubahan pada level tahapan/komponen. 3) RKA-K/L disusun secara berjenjang terdiri atas : a. Rencana Kerja dan Anggaran Satuan Kerja (RKA Satker), dan b. RKA-K/L unit eselon I. 4) RKA-K/L yang telah disusun ditandatangani oleh Menteri/Pimpinan Lembaga c.q. pejabat eselon I atau pejabat lain yang memiliki alokasi anggaran (portofolio) dan sebagai penanggungjawab program. Tata cara penyusunan RKA-K/L dan format yang digunakan selengkapnya tercantum dalam Lampiran II PMK. INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN 17

18 3.c. Penanggung Jawab RKA-K/L (2/2) RKA-K/L dan dokumen pendukung yang disusun harus memenuhi kaidah perencanaan penganggaran, yaitu: a. mencantumkan sasaran kinerja meliputi volume Keluaran dan Indikator Kinerja Keluaran dalam RKA-K/L sesuai dengan Sasaran Kinerja dalam Renja K/L dan RKP; b. menjamin total pagu dalam RKA-K/L sesuai dengan Pagu Anggaran K/L; c. menjamin rincian sumber dana dalam RKA-K/L sesuai dengan sumber dana yang ditetapkan dalam Pagu Anggaran K/L; d. menjamin kelayakan anggaran dan mematuhi penerapan kaidah-kaidah penganggaran antara lain penerapan SBM dan SBK, kesesuaian jenis belanja, hal-hal yang dibatasi atau dilarang, pengalokasian anggaran untuk kegiatan yang didanai dari PNBP, PHLN, PHDN, SBSN, BLU, kontrak tahun jamak, dan pengalokasian anggaran yang akan diserahkan menjadi Penyertaan Modal Negara (PMN) pada BUMN; dan e. memastikan pencantuman tematik APBN pada level Keluaran. INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN 18

19 3.d. PenelitianRKA-K/L oleh API K/L (1/2) 1) Dalam rangka menjamin kebenaran, kelengkapan, dan kepatuhan dalam penerapan kaidah-kaidah penganggaran, RKA-K/L yang telah ditandatangani disampaikan kepada unit Aparat Pengawasan Intern Kementerian Negara/ Lembaga (API K/L) dan Sekretariat Jenderal/ Sekretariat Utama/Sekretariat c.q. Biro Perencanaan/ Unit Perencanaan K/L untuk diteliti. 2) Ruang lingkup penelitian RKA-K/L dan dokumen pendukung meliputi: a. konsistensi pencantuman sasaran kinerja meliputi volume Keluaran dan Indikator Kinerja Keluaran dalam RKA-K/L dengan Renja K/L dan RKP; b. kesesuaian total pagu dalam RKA-K/L dengan Pagu Anggaran K/L; c. kesesuaian sumber dana dalam RKA-K/L dengan sumber dana yang ditetapkan dalam Pagu Anggaran K/L; d. Kepatuhan dalam penerapan kaidah-kaidah penganggaran antara lain: penerapan SBM dan SBK, hal-hal yang dibatasi atau dilarang, pengalokasian anggaran untuk kegiatan yang didanai dari PNBP, PHLN, PHDN, SBSN, BLU, kontrak tahun jamak dan pengalokasian anggaran yang akan diserahkan menjadi Penyertaan Modal Negara (PMN) pada BUMN; e.. INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN 19

20 3.d. PenelitianRKA-K/L oleh API K/L (2/2) e. Kelengkapan dokumen pendukung RKA-K/L antara lain: RKA Satker, TOR/RAB, dan dokumen pendukung terkait lainnya; f. Kepatuhan dalam pencantuman tematik APBN. Catatan : Dalam hal Kementerian Negara/Lembaga melakukan pembahasan RKA-K/L dengan DPR dalam rangka pembicaraan pendahuluan Rancangan APBN, pembahasan tersebut difokuskan pada konsultasi atas usulan inisiatif baru. INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN 20

21 Penelitian RKA-K/L (Pagu Anggaran K/L) Kemkeu Pagu Anggaran K/L 7 RKA-K/L Eselon I yg sdh diteliti & dok pndkng Sekjen/Sesmen/Ses Unit Eselon I (Portofolio) Satker Esl. I 1. Meneliti : total pagu dan rincian sumber dana. alokasi angka dasar dan inisiatifbaru. Biaya Operasional dan Non Opr. 2. Mengecek target kinerja (volume Ouput untuk masing2 Kegiatan). 3. Menyusun Daftar rincian alokasi pagu per satker : Total pagu dan sumber dana. Target kinerja per Satker. 4. Menyiapkan dokumen pendukung : TOR/RAB dan dok. pendukung terkait lainnya. (inisiatif baru/baseline yg berubah). 6 CHR (Catatan Hasil Reviu) RKA-Satker & KK Satker Biro Perencanaan INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN 5 RKA-K/L Eselon I Proses Penelitian RKA-K/L Eselon I & dok pndkng RKA-K/L Eselon I API K/L 1. Konsistensi pencantuman sasaran kinerja dalam RKA-K/L dengan Renja K/L dan RKP; 2. Kesesuaian total pagu dan rincian sumber dana dalam RKA-K/L dengan Pagu Anggaran K/L 3. Kepatuhan dalam penerapan kaidah-kaidah penganggaran al : penerapan SBM dan SBK, kesesuaian akun/jenis belanja, hal-hal yang dibatasi atau dilarang, pengalokasian anggaran untuk kegiatan yang didanai dari PNBP, PHLN, PHDN, SBSN BLU, dan kontrak tahun jamak; 4. Kelengkapan dokumen pendukung RKA-K/L al : RKA Satker, TOR/RAB, dan dokumen pendukung terkait lainnya; 5. Kepatuhan dalam pencantuman tematik APBN. 5 21

22 3.e. Penelaahan RKA-K/L.(1/2) 1) Menteri/Pimpinan Lembaga atau pejabat yang ditunjuk menyampaikan RKA-K/L yang telah dibahas dengan Komisi terkait di DPR atau yg telah diteliti kepada Kementerian Keuangan c.q. Direktorat Jenderal Anggaran dan Kementerian Perencanaan untuk dilakukan penelaahan dalam forum penelaahan antara K/L, Kementerian Keuangan dan Kementerian Perencanaan. 2) RKA-K/L yang telah diteliti dilengkapi dengan : Surat pengantar yang ditandatangani oleh Menteri/Pimpinan Lembaga atau pejabat yang ditunjuk; Surat Pernyataan Pejabat Eselon I selaku penanggung jawab RKA-K/L; Daftar Rincian Alokasi Anggaran per Satker/eselon I; RKA Satker; Arsip Data Komputer (ADK) RKA-K/L. 3) Kementerian Keuangan c.q. Direktorat Jenderal Anggaran mengunggah ADK RKA-K/L ke dalam aplikasi Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara (SPAN) untuk dilakukan validasi. INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN 22

23 3.e. Penelaahan RKA-K/L.(2/2) 4) Dalam hal proses validasi terdapat data yang tidak sesuai dengan kaidahkaidah SPAN, RKA-K/L dikembalikan kepada K/L untuk dilakukan perbaikan. 5) Penelaahan RKA-K/L difokuskan untuk meneliti: Kesesuaian data dalam RKA-K/L dengan Pagu Anggaran K/L; Kesesuaian antara Kegiatan-Keluaran-Anggarannya; Relevansi komponen/tahapan dengan Keluaran; dan Konsistensi pencantuman sasaran Kinerja K/L dengan RKP termasuk prakiraan maju untuk tiga tahun ke depan. 6) Penelaahan RKA-K/L difokuskan untuk meneliti rincian anggaran yang digunakan untuk mendanai inisiatif baru. 7) Hasil penelaahan RKA-K/L dituangkan dalam Catatan Hasil Penelaahan dan ditandatangani oleh pejabat eselon II dari K/L, Kementerian Perencanaan, dan Kementerian Keuangan. Tata cara penelaahan RKA-K/L selengkapnya tercantum dalam Lampiran III PMK. INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN 23

24 Penelaahan RKA-K/L (Pagu Anggaran K/L) Menteri/Pimpinan Lembaga Esl. I 1 Esl. I 2 Kemkeu c.q. DJA RKA-K/L slrh Eselon I Validasi 3 Forum Penelaahan RKA-K/L Eselon I yg sdh direviu & dok pndkng RKA-K/L Eselon I yg sdh direviu & dok pndkng Nota Keuangan 4 Kemkeu c.q. DJA RUU APBN Himpunan RKA-K/L Bappenas RKA-K/L slrh Eselon I INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN 2 1. Kesesuaian data dalam RKA-K/L dengan Pagu Anggaran K/L; 2. Kesesuaian antara Kegiatan- Keluaran-Anggarannya; 3. Kelengkapan dokumen penelaahan meliputi : Surat pengantar yang ditandatangani oleh Menteri/Pimpinan Lembaga atau pejabat yg ditunjuk; Surat Pernyataan Pejabat Eselon I penanggung jawab RKA-K/L; Daftar Rincian Pagu Anggaran per Satker/eselon I; RKA Satker; ADK RKA-K/L.; dan 4. Konsistensi pencantuman sasaran Kinerja K/L dengan RKP termasuk prakiraan maju untuk tiga tahun ke depan. 24

25 3.f. Himpunan RKA-K/L, RUU APBN, dan Nota Keuangan 1) RKA-K/L hasil penelaahan dihimpun oleh Menteri Keuangan c.q. Direktur Jenderal Anggaran untuk selanjutnya digunakan sebagai dasar penyusunan Rancangan Undang-Undang (RUU) tentang APBN dan Nota Keuangan. 2) RUU tentang APBN, Nota Keuangan, dan Himpunan RKA-K/L disampaikan oleh Pemerintah kepada DPR untuk dilakukan pembahasan paling lambat minggu kedua bulan Agustus. Klausul antisipasi penyelesaian : Dalam hal RKA-K/L hasil pembahasan antara K/L dg DPR belum diterima Kementerian Keuangan c.q. Direktorat Jenderal Anggaran sampai dengan akhir bulan Juli, RUU tentang APBN, Nota Keuangan, dan Himpunan RKA-K/L disusun berdasarkan RKA-K/L hasil penelaahan antara K/L, Bappenas, dan Kementerian Keuangan. INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN 25

26 3.g. PenyesuaianRKA-K/L dan DHP RKA-K/L (1/3) Kondisi I : RKA-K/L Tidak Berubah dan Disetujui DPR 1) Dalam hal pembahasan Rancangan Undang-Undang tentang APBN antara Pemerintah dengan DPR tidak mengakibatkan perubahan RKA-K/L dan telah disetujui DPR, Menteri/Pimpinan Lembaga atau pejabat yg ditunjuk menyampaikan RKA-K/L yang telah disetujui DPR kepada Kementerian Keuangan c.q. Direktorat Jenderal Anggaran. 2) RKA-K/L sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menjadi bahan penyusunan Daftar Hasil Penelaahan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga (DHP RKA-K/L). 3) DHP RKA-K/L ditetapkan oleh Direktur Jenderal Anggaran c.q Direktur Anggaran I/Direktur Anggaran II/Direktur Anggaran III paling lambat minggu ketiga bulan Nopember. INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN 26

27 3.g. PenyesuaianRKA-K/L dan DHP RKA-K/L (2/3) Kondisi II : RKA-K/L Berubah dan Disetujui DPR 1) Dalam hal pembahasan Rancangan Undang-Undang tentang APBN antara Pemerintah dengan DPR mengakibatkan perubahan RKA-K/L, Menteri/ Pimpinan Lembaga c.q. pejabat eselon I atau pejabat lain yang memiliki alokasi anggaran (portofolio) dan sebagai penanggungjawab program melakukan penyesuaian RKA-K/L. 2) Dalam hal penyesuaian RKA-K/L digunakan untuk mendanai inisiatif baru, termasuk tambahan yang berasal dari hasil pembahasan dengan Komisi terkait di DPR, K/L wajib melengkapi dengan dokumen pendukung. 3) RKA-K/L yang telah disesuaikan dan dokumen pendukungnya disampaikan kepada unit API K/L dan Sekretariat Jenderal c.q. Biro Perencanaan K/L untuk diteliti kebenaran dan kelengkapannya. 4) Penelitian RKA-K/L difokuskan untuk RKA-K/L yang mengalami perubahan. 5) RKA-K/L yang telah diteliti selanjutnya dibahas dengan Komisi terkait di DPR untuk mendapat persetujuan. INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN 27

28 3.g. PenyesuaianRKA-K/L dan DHP RKA-K/L (2/3) Kondisi II : RKA-K/L Berubah dan Disetujui DPR 6) Menteri/Pimpinan Lembaga atau pejabat yg ditunjuk menyampaikan RKA- K/L yang telah disetujui DPR dan dokumen lainnya kepada Kementerian Keuangan c.q. Direktorat Jenderal Anggaran dan Kementerian Perencanaan untuk dilakukan penelaahan. 7) Penelaahan RKA-K/L difokuskan untuk RKA-K/L yang mengalami perubahan. 8) Ketentuan mengenai tata cara penelaahan RKA-K/L berdasarkan Pagu Anggaran K/L berlaku mutatis mutandis dalam penelaahan RKA-K/L bredasarkan Alokasi Anggaran K/L. 9) RKA-K/L yang telah ditelaah sebagai bahan penyusunan DHP RKA-K/L. 10) DHP RKA-K/L ditetapkan oleh Direktur Jenderal Anggaran c.q. Direktur Anggaran I/Direktur Anggaran II/Direktur Anggaran III paling lambat minggu ketiga bulan Nopember. INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN 28

29 3.g. PenyesuaianRKA-K/L dan DHP RKA-K/L (3/3) Kondisi III : RKA-K/L Berubah tetapi Tidak Disetujui DPR 1) Dalam hal penyesuaian RKA-K/L yang disampaikan kepada DPR, DPR belum menyetujui sampai dengan minggu ketiga bulan Nopember, DHP RKA-K/L disusun mengacu pada penyesuaian RKA-K/L yang telah diteliti oleh unit API K/L dan Biro Perencanaan K/L. 2) DHP RKA-K/L ditetapkan oleh Direktur Jenderal Anggaran c.q. Direktur Anggaran I/Direktur Anggaran II/Direktur Anggaran III paling lambat minggu ketiga bulan Nopember dengan ketentuan : a. Rincian alokasi anggaran untuk biaya operasional tidak diblokir; b. Rincian alokasi anggaran untuk biaya non operasional yang telah ditetapkan dalam pagu anggaran dan tidak berubah, tidak diblokir; dan c. Penyesuaian alokasi anggaran berupa tambahan pagu yang digunakan selain huruf a dan huruf b, dapat dituangkan dalam output cadangan dan/atau diberikan catatan rincian alokasi tidak dapat dilaksanakan sebelum adanya persetujuan DPR, dan tidak diblokir. INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN 29

30 PenelitianRKA-K/L (Alokasi Anggaran K/L) Kemkeu Alokasi Anggaran K/L Komisi terkait DPR Penyesuaian RKA-K/L yg tlh diteliti Unit Eselon I (Portofolio) 1. Meneliti : Penyesuaian total pagu dan rincian sumber dana. alokasi angka dasar dan inisiatifbaru. Biaya Operasional dan Non Opr. 2. Mengecek penyesuaian target kinerja (volume Ouput untuk masing2 Kegiatan). 3. Menyusun daftar rincian penyesuaian alokasi pagu per satker : Penyesuaian pagu dan sumber dana. Penyesuaian target kinerja per Satker. 4. Menyiapkan dokumen pendukung : TOR/RAB dan dok. pendukung terkait lainnya. 7 Proses Penelitian CHR (Catatan Hasil Reviu) RKA-K/L berubah? Proses penelitian RKA-K/L untuk Pagu Anggaran K/L berlaku secara mutatis mutandis dalam penelitian RKA-K/L berdasarkan Alokasi Anggaran K/L. INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN T Setjen K/L Penyesuaian RKA-K/L Eselon I yg sdh diteliti & dok pndkng Biro Perencanaan Y Penyesuaian RKA-K/L Eselon I Satker Penyesuaian RKA-Satker Esl. I Penyesuaian RKA-K/L Eselon I Itjen/ Inspektorat Penyesuaian RKA-K/L Eselon I

31 PenelaahanRKA-K/L (Alokasi Anggaran K/L) 1 Menteri/Pimpinan Lembaga 2 Kemkeu c.q. DJA Validasi Esl. I RKA-K/L Eselon I yg sdh diteliti, diset ujui DPR & dok pndkng Esl. I RKA-K/L Eselon I yg sdh diteliti, disetujui DPR & dok pndkng RKA-K/L slrh Eselon I 2 Bappenas RKA-K/L slrh Eselon I RKA-K/L berubah? Y Forum Penelaahan 3 T Ketentuan penelaahan RKA-K/L untuk Pagu Anggaran K/L berlaku secara mutatis mutandis dalam penelaahan RKA-K/L berdasarkan Alokasi Anggaran K/L. 4 Kemkeu c.q. DJA DHP RKA- K/L Keppres RABPP Catatan Hasil Penelaahan INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN 31

32 3.h. Keppres RABPP dan DIPA 1) DHP RKA-K/L yang telah ditetapkan oleh Direktur Jenderal Anggaran c.q. Direktur Anggaran I/Direktur Anggaran II/Direktur Anggaran III menjadi dasar penyusunan Keputusan Presiden tentang Rincian Anggaran Belanja Pemerintah Pusat. 2) Keputusan Presiden tentang Rincian Anggaran Belanja Pemerintah Pusat menjadi dasar penyusunan dan pengesahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA). INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN 32

33 3.i. Penutup 1) Dalam hal aplikasi SPAN belum dapat diterapkan, validasi dan penelaahan RKA-K/L, penyusunan Himpunan RKA-K/L, pencetakan DHP RKA-K/L, penyusunan Keppres RABPP, penyusunan dan pengesahan DIPA dilakukan dengan menggunakan sistem aplikasi RKA- K/L-DIPA. 2) Escape clause : a. Dalam hal terdapat kebijakan Pemerintah untuk meningkatkan pendapatan negara dan/atau efisiensi belanja yang anggaran kegiatannya telah dialokasikan dalam RKA- K/L dan harus segera dilaksanakan, namun tidak dapat dilaksanakan berdasarkan ketentuan dalam Peraturan Menteri ini, pelaksanaan kegiatan dimaksud dapat diusulkan oleh Menteri/Pimpinan Lembaga atau pejabat yang ditunjuk kepada Menteri Keuangan untuk mendapat persetujuan. b. Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), berlaku juga untuk anggaran kegiatan dalam RKA-K/L TA 2013 yang disusun berdasarkan PMK No. 112/PMK.02/ 2012 tentang Petunjuk Penyusunan Dan Penelaahan RKA-K/L. 3) Ketentuan mengenai tata cara penyusunan dan penelaahan RKA-K/L sbgmn diatur dalam PMK ini berlaku secara mutatis mutandis terhadap tata cara penyusunan dan penelaahan revisi RKA-K/L. 4) Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, PMK No. 112/PMK.02/ 2012 tentang Petunjuk Penyusunan dan Penelaahan RKA-K/L dan perubahannya, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. 5) Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN 33

34 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 4 Lampiran PMK: a. Lampiran I : Pedoman Umum RKA-K/L; b. Lampiran II : Tata Cara Penyusunan RKA-K/L; c. Lampiran III : Tata Cara Penelaahan RKA-K/L; INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN 34

35 4.a. Lampiran I : Pedoman Umum RKA-K/L (1/2) Lampiran I PMK memuat informasi terkait hal-hal yang bersifat umum dan kaidahkaidah penganggaran yang menjadi acuan dalam penyusunan RKA-K/L meliputi : 1. Pendahuluan, mencakup : pendekatan dalam sistem penganggaran dan klasifikasi anggaran. 2. Penerapan Sistem Penganggaran, mencakup : penerapan penganggaran berbasis kinerja (PBK) dan Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah (KPJM). 3. Proses Penganggaran, mencakup : siklus perencanaan dan penganggaran, proses penetapan pagu belanja K/L (pagu Indikatif, pagu Anggaran, dan Alokasi Anggaran). 4. Ketentuan dalam pengalokasian anggaran, mencakup : penghitungan alokasi belanja pegawai, pengalokasian anggaran pembangunan bangunan/gedung negara, penerapan bagan akun standar, penyusunan RKA-K/L pada Satker Perwakilan di Luar Negeri, penyusunan RKA-K/L pada Satker Kementerian Pertahanan, pengalokasian anggaran yang bersumber dari PHLN, PHDN, PNBP, penyusunan RKA-K/L untuk Satker BLU, Anggaran Responsif Gender, Kegiatan Dekonsentrasi, Tugas Pembantuan, dan Urusan Bersama, pengalokasian anggaran Swakelola, dan alokasi anggaran terkait kontrak tahun jamak. INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN 35

36 4.a. Lampiran I : Pedoman Umum RKA-K/L (2/2) 5. Hal-hal baru dan/atau yang disempurnakan, mencakup : Penataan Arisitektur Program (Logic Model) dalam Evaluasi Kinerja RKA-K/L dan penerapan standar biaya masukan (SBM) dan standar biaya keluaran (SBK). 6. Daftar istilah, mencakup : istilah-istilah atau terminologi yang digunakan dalam penyusunan dan penelaahan RKA-K/L. INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN 36

37 4.b. Lampiran II : Tata Cara Penyusunan RKA-K/L Lampiran II PMK memuat informasi terkait mekanisme penyusunan RKA-K/L, unitunit yang terlibat, dan hal-hal yang harus dipersiapkan oleh K/L meliputi : 1. Persiapan penyusunan RKA-K/L, mencakup : hal-hal baru dalam penyusunan RKA-K/L, pihak-pihak yang terlibat dalam penyusunan RKA-K/L beserta tugas perannya, dokumen yang harus dipersiapkan dalam penyu-sunan RKA-K/L, dan hal-hal yang diperhatikan dalam penyusunan RKA-K/L. 2. Mekanisme penyusunan RKA-K/L, mencakup : mekanisme penyusunan RKA- K/L berdasarkan Pagu Anggaran K/L (penyusunan Kertas Kerja Satker, RKA Satker, RKA-K/L Eselon I, dan RKA-K/L) dan mekanisme penyesuaian RKA-K/L berdasarkan Alokasi Anggaran K/L (penyesuaian Kertas Kerja Satker, RKA Satker, RKA-K/L Eselon I, dan RKA-K/L). 3. Tindak lanjut hasil penyusunan RKA-K/L, mencakup : tindak lanjut penyusunan RKA-K/L berdasarkan Pagu Anggaran K/L dan tindak lanjut penyesuaian RKA-K/L berdasarkan Alokasi Anggaran K/L. 4. Format-format yang digunakan, mencakup : format RKA-K/L, RKA Satker, KK Satker, TOR/RAB. Gender Budget Statement, Daftar Pagu Anggaran per Satker, Surat Pernyataan Hasil Pembahasan dan Persetujuan DPR, dan surat pengantar RKA-K/L. INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN 37

38 4.c. Lampiran III : Tata Cara Penelaahan RKA-K/L Lampiran III PMK memuat informasi terkait perubahan dalam mekanisme penelaahan, baik penelaahan berdasarkan Pagu Anggaran K/L maupun berdasarkan Alokasi Anggaran K/L dan tindak lanjut dari hasil penelaahan meliputi : 1. Persiapan penelaahan RKA-K/L, mencakup : hal-hal baru dalam penelaahan RKA-K/L, pihak-pihak yang terlibat dalam penelaahan RKA-K/L beserta tugasperannya, dokumen yang harus dipersiapkan dalam penelaahan, dan hal-hal yang harus diperhatikan dalam penelaahan RKA-K/L. 2. Mekanisme penelaahan RKA-K/L, mencakup : mekanisme penelaahan RKA- K/L berdasarkan Pagu Anggaran K/L, dan berdasarkan Alokasi Anggaran K/L. 3. Tindak lanjut hasil penelaahan RKA-K/L, mencakup : perubahan akibat penelaahan, output cadangan, dan blokir, tindak lanjut hasil penelaahan RKA- K/L berdasarkan Pagu Anggaran K/L dan berdasarkan Alokasi Anggaran K/L. 4. Format-format yang digunakan, mencakup : Catatan Hasil Penelaahan, Himpunan RKA-K/L, Daftar Hasil Penelaahan RKA-K/L, dan Rincian Alokasi Anggaran per Unit. 38 INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN 38

39 Terima Kasih INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN 39

40 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN 40

41 INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN 41 Pokok Bahasan Lampiran I 1. Pendekatan Dalam Sistem Penganggaran; 2. Penerapan Sistem Penganggaran : a) Penerapan Penganggaran Berbasis Kinerja (PBK); b) Penerapan Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah (KPJM); 3. Proses Penganggaran : a) Siklus Penganggaran; b) Tahapan Dalam Proses Penetapan Pagu Belanja K/L; 4. Ketentuan Dalam Pengalokasian Anggaran; 5. Hal-hal Baru dan/atau yang Disempurnakan.

42 INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN Pendekatan Dalam Sistem Penganggaran 1. Pendekatan Penganggaran Terpadu (PT) : Mengintegrasikan seluruh proses perencanaan dan penganggaran di lingkungan K/L dengan klasifikasi anggaran; Klasifikasi anggaran merupakan pengelompokan anggaran berdasarkan organisasi, fungsi, dan jenis belanja (ekonomi). 2. Pendekatan Penganggaran Berbasis Kinerja (PBK) : Pengalokasian anggaran berorientasi pada menghasilkan/mencapai tingkat kinerja tertentu (output and outcome oriented); Pengalokasian anggaran Program/Kegiatan didasarkan pada tugas-fungsi unit kerja yang dilekatkan pada struktur organisasi (money follow function); Terdapatnya fleksibilitas pengelolaan anggaran dengan tetap menjaga prinsip akuntabilitas (let the manager manages). 3. Pendekatan Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah (KPJM) : Proyeksi ketersediaan sumber daya anggaran untuk mendanai berbagai rencana belanja pemerintah (pendekatan top-down); Indikasi rencana kebutuhan pendanaan anggaran yang dibutuhkan untuk mencapai tingkat kinerja yang telah ditargetkan (pendekatan Bottom-Up); Kerangka rekonsiliasi yang memadukan antara kedua hal diatas, yaitu antara proyeksi ketersediaan sumber daya pendanaan anggaran dengan proyeksi rencana kebutuhan pendanaan untuk melaksanakan kebijakan pemerintah yang tengah berjalan (on-going policies).

43 INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN Penerapan Sistem Penganggaran...(1/3) a. Penerapan Penganggaran Berbasis Kinerja...(1/2) 1. Tingkatan Penerapan PBK

44 INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN Penerapan Sistem Penganggaran...(2/3) a. Penerapan Penganggaran Berbasis Kinerja.(2/2) 2. Struktur Anggaran Penerapan PBK : 3. Instrumen Penerapan PBK : a) Indikator Kinerja; b) Standar Biaya; dan c) Evaluasi Kinerja.

45 INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN Penerapan Sistem Penganggaran...(3/3) b. Penerapan Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah (KPJM) 1. Penerapan KPJM Pada Tingkat Nasional : a) Reviu terhadap Kebijakan Kegiatan Prioritas; b) Penghitungan Proyeksi Prakiraan Maju. 2. Penerapan KPJM Pada Tingkat Kementerian Negara/Lembaga : a) Reviu terhadap Kebijakan Program/Kegiatan; b) Penghitungan Proyeksi Prakiraan Maju untuk Kegiatan/Output Layanan Perkantoran, Kegiatan /Output Multiyears, Kegiatan/Output Non-Multiyears; c) Penerapan Indeksasi. 3. Angka Dasar dan Ruang Fiskal : a) Reviu dan pemuktahiran Angka Dasar; b) Perbaikan Angka Dasar; c) Penyesuaian Angka Dasar. 4. Penyusunan dan Penetapan Inisiatif Baru.

46 INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN 46 a. Siklus Penganggaran 3. Proses Penganggaran.(1/4) Unit terkait DPR Perencanaan (Jan-Apr) 1 Alur Proses Bisnis Fungsi Penganggaran (Jan-Des) Penyusunan (Mei- Jul) 5 Pembicaraan Pendahuluan RAPBN (KEM, PPKF dan RKP) Pembahasan (Agt-Okt) 8 9 Pembahasan RAPBN, RUU APBN, Nota Persetujuan Keuangan, DHP RUU APBN RKA-K/L dan DHP RDP-BUN Penetapan (Nov-Des) 13 Penetapan Keppres Rincian ABPP & DHP RDP BUN Presiden Arah Kebijakan & Prioritas Pembangunan Kemkeu c.q. DJA Bappenas 2 Penyusunan resource envelope & usulan kebijakan APBN 3 Pelaksanaan Trilateral Meeting 4 Penyusunan KEM, PPKF dan Pembi-caraan Pendahuluan 6 Penyusunan RAPBN, RUU APBN, NK, DHP RKA-K/L dan DHP RDP-BUN Pembahasan RAPBN, RUU APBN, Nota Keu, DHP RKA- K/L dan DHP RDP-BUN 7 10 Pengesahan UU APBN 11 Penetapan Alokasi Anggaran K/L 12 Penyusunan Keppres Rincian ABPP Penyusunan & Pengesahan DIPA 14 K/L 5a Penyusunan RKA-K/L & Reviu RKA-K/L oleh API-K/L 11a Penyesuaian RKA-K/L

47 INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN Proses Penganggaran.(2/4) b. Proses Penetapan Pagu Belanja K/L (1/3) 1. Pagu Indikatif : Proses penyusunan pagu indikatif adalah sbb: Presiden menetapkan arah kebijakan dan prioritas pembangunan nasional. Kementerian PPN/Bappenas dan Kemenkeu mengevaluasi angka dasar dan mengkaji usulan inisiatif baru. Menteri Keuangan dan Menteri PPN/Kepala Bappenas menetapkan Pagu Indikatif. K/L mengevaluasi Angka Dasar dan dapat menyusun rencana inisiatif baru. Kementerian keuangan menyusun perkiraan kapasitas fiskal.

48 INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN Proses Penganggaran.(3/4) b. Proses Penetapan Pagu Belanja K/L (2/3) 2. Pagu Anggaran : Proses penyusunan pagu anggaran adalah sbb: Menteri/ Pimpinan Lembaga menyusun Renja K/L. K/L menyampaikan Renja K/L kepada KemenPPN/ Bappenas dan Kemenkeu. Menteri Keuangan Menetapkan pagu anggaran K/L Pelaksanaan pertemuan tiga pihak (trilateral meeting). Pemerintah menetapkan RKP dan kemudian menyampaikan pokok-pokok pembicaraan RAPBN.

49 INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN Proses Penganggaran.(4/4) b. Proses Penetapan Pagu Belanja K/L (3/3) 3. Alokasi Anggaran K/L : Proses penetapan alokasi anggaran K/L sbb: Menteri/ Pimpinan Lembaga menyusun RKA-K/L. Proses penelaahan RKA-K/L K/L melakukan penyesuaian atas hasil penelaahan. K/L melakukan pembicaraan pendahuluan RKA-K/L dengan DPR serta melakukan penyesuaian atas usulan inisiatif baru. Kemenkeu menghimpun hasil penelaahan sebagai bahan untuk penyusunan NK, RAPBN, RUU APBN serta sebagai dokumen pendukung pembahasan RAPBN. Pemerintah menetapkan alokasi anggaran K/L dan Kemenkeu selaku BUN.

50 INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN Ketentuan Dalam Pengalokasian Anggaran 1. Penghitungan alokasi belanja pegawai pada Satker; 2. Pengalokasian Anggaran Pembangunan Bangunan/Gedung Negara; 3. Penerapan Bagan Akun Standar (BAS); 4. Penyusunan RKA-K/L pada Satker Perwakilan R.I. di Luar Negeri; 5. Penyusunan RKA-K/L pada Kementerian Pertahanan; 6. Pengalokasian anggaran dengan Sumber Dana PHLN; 7. Pengalokasian anggaran dengan Sumber Dana PDN; 8. Pengalokasian anggaran dengan sumber dana HDN; 9. Pengalokasian anggaran dengan sumber dana PNBP; 10. Penyusunan RKA-K/L untuk Satker BLU; 11. Anggaran Responsif Gender; 12. Kegiatan Dekonsentrasi, Tugas Pembantuan, dan Urusan Bersama; 13. Pengalokasian anggaran swakelola; 14. Pengalokasian Anggaran terkait kontrak tahun jamak (multiyears contract).

51 INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN Hal-hal Baru dan/atau Yang Disempurnakan NO. HAL BARU/YANG DISEMPURNAKAN 1. Pengalokasian anggaran terkait kontrak tahun jamak (multiyears contract) 2. Penataan arsitektur program (logic model) dalam evaluasi kinerja RKA- K/L 3. Penerapan standar biaya masukan dan standar biaya keluaran PENJELASAN/KETERANGAN Pengajuan usul persetujuan kontrak tahun jamak (multiyears contract) oleh K/L disampaikan bersamaan dengan penyampaian RKA-K/L ke Kementerian Keuangan. Penataan Arsitektur dan Informasi Kinerja (ADIK) Program (logic model) dalam evaluasi kinerja sehingga Outcome maupun Output terukur dan adanya relevansi antara Output dengan Outcome dalam proses perencanaan dan penganggaran. Penggunaan SBM diluar ketentuan yang telah diatur pada PMK SBM didasari: a. Harga pasar dari satuan biaya berkenaan b. Satuan harga diluar SBM ditetapkan oleh Menteri/Pimpinan Lembaga/Instansi teknis yang berwenang. K/L bertanggung jawab atas kesesuaian dan kebenaran formal atas satuan biaya diluar SBM sehingga tidak diperlukan lagi SPTJM.

52 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN 52

53 INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN 53 Pokok Bahasan Lampiran II 1. Hal-hal Baru dalam Penyusunan RKA-K/L; 2. Persiapan Dalam Penyusunan RKA-K/L; 3. Mekanisme Penyusunan RKA-K/L berdasarkan Pagu Anggaran K/L; 4. Mekanisme Penyesuaian RKA-K/L berdasarkan Alokasi Anggaran; 5. Format-format dalam Penyusunan RKA-K/L.

54 INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN Hal-hal Baru dalam Penyusunan RKA-K/L 1. Satker harus menyiapkan dokumen RKA Satker untuk mencantumkan sasaran kinerja kegiatan dan alokasi anggarannya pada tingkat Komponen. 2. RKA-K/L berdasarkan pagu anggaran disampaikan oleh K/L kepada Kementerian Keuangan c.q Direktorat Jenderal Anggaran setelah diteliti oleh Aparat Pengawasan Intern Kementerian Negara/Lembaga (API K/L) dan Sekjen/Sestama c.q Biro Perencanaan /Unit Perencanaan K/L. 3. RKA-K/L berdasarkan alokasi anggaran K/L disampaikan oleh K/L kepada Kementerian Keuangan c.q Direktorat Jenderal Anggaran setelah diteliti oleh Aparat Pengawasan Intern Kementerian Negara/Lembaga (API K/L) dan Sekjen/Sestama c.q Biro Perencanaan/Unit Perencanaan Anggaran K/L serta telah dibahas dan disetujui oleh DPR.

55 INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN Persiapan Dalam Penyusunan RKA-K/L Unit Eselon I a. Meneliti dan memastikan pagu anggaran per progam per jenis belanja berdasarkan Pagu Anggaran K/L; b. Menetapkan sasaran kinerja untuk masingmasing Satker mengacu pada Dokumen RKP dan Renja K/L tahun berkenaan: 1) volume output kegiatan dalam kerangka Angka Dasar; dan 2) volume output kegiatan dalam kerangka Inisiatif Baru. c. Menetapkan alokasi anggaran masing-masing Satker: 1) alokasi anggaran dalam kerangka Angka Dasar; dan 2) alokasi anggaran dalam kerangka Inisiatif Baru. d. Menyiapkan Daftar Pagu Rincian per Satker yang berfungsi sebagai batas tertinggi pagu satker. e. Menyusun dokumen pendukung (TOR, RAB dan GBS) beserta dokumen teknis lainnya. Satker a. Menyiapkan dokumen baik sebagai acuan maupun sebagai dasar pencantuman sasaran kinerja kegiatan dan alokasi anggarannya pada tingkat output kegiatan dalam RKA Satker, meliputi: 1) informasi kinerja yang terbagi dalam alokasi anggaran jenis angka dasar dan inisiatif baru; 2) peraturan perundangan mengenai struktur organisasi K/L dan tusi-nya; 3) dokumen Renja K/L dan RKP tahun berkenaan; 4) petunjuk penyusunan RKA-K/L; 5) Standar Biaya tahun berkenaan. b. Meneliti dan memastikan kesesuaian dengan kebijakan unit eselon I dalam hal: 1) Besaran alokasi anggaran Satker; 2) Besaran Angka Dasar dan/atau Inisiatif Baru c. Menyusun KK Satker dan RKA Satker serta menyimpan datanya dalam Arsip Data Komputernya (ADK); d. Menyusun dokumen pendukung, khususnya Rencana Bisnis dan Anggaran BLU (RBA BLU) dari Satker BLU; e. Menyampaikan dokumen pendukung teknis.

56 INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN Mekanisme Penyusunan RKA-K/L berdasarkan Pagu Anggaran K/L 1 Satker Login aplikasi RKA-K/L DIPA; Menuangkan alokasi anggaran angka dasar; Menuangkan alokasi anggaran inisiatif baru; Meyakini kebenaran isian penuangan anggaran Angka Dasar (AD) dan Inisiatif baru (IB); dan Mencetak KK Satker dan RKA Satker; melengkapi data dukung. KK Satker, RKA Satker, & Data Dukung 2 Eselon I Menghimpun KK Satker dan RKA Satker dlm lingkup unit eselon I berkenaan; Me-restore ADK yang disampaikan satker-satker yang dalam aplikasi RKA-K/L DIPA; Memvalidasi kinerja dan anggaran program (apabila terdapat ketidaksesuaian, unit Eselon I melakukan koordinasi dgn Satker untuk perbaikan pada KK Satker & RKA Satker); Meneliti dan menyaring relevansi komponen dengan output; Mengisi informasi pada formulir 2 dan formulir 3 RKA-K/L; Mencetak RKA-K/L unit eselon I (formulir 2 dan 3); Menyampaikan RKA-K/L unit eselon I beserta data dukung kpd Biro Perencanaan dan API K/L untuk diteliti. Surat Pengantar Eselon I, Surat Pernyataan Pejabat Eselon I, Daftar Rincian Pagu Anggaran Per Satker, RKA-k/L Eselon I, RKA Satker, KK Satker, TOR/RAB beserta dokumen pendukung. 4 Sekjen/Sestama K/L 3 Biro/Unit Perencana K/L dan API K/L Menghimpun RKA-K/L unit eselon I dan dokumen penelaahan lainnya; Menyampaikan RKA-K/L beserta dokumen penelaahan lainnya kepada DJA dan Bappenas untuk ditelaah. Surat Pengantar RKA-K/L, Surat Pernyataan Pejabat Eselon I, RKA-K/L Eselon I, Daftar rincian Pagu Anggaran Per Satker, RKA Satker, ADK RKA-K/L. 1. Konsistensi pencantuman sasaran kinerja dalam RKA-K/L dengan Renja K/L dan RKP; 2. Kesesuaian total pagu dan rincian sumber dana dalam RKA- K/L dengan Pagu Anggaran K/L 3. Kepatuhan dalam penerapan kaidah-kaidah penganggaran al : penerapan SBM dan SBK, kesesuaian akun/jenis belanja, halhal yang dibatasi atau dilarang, pengalokasian anggaran untuk kegiatan yang didanai dari PNBP, PHLN, PHDN, SBSN BLU, dan kontrak tahun jamak; 4. Kelengkapan dokumen pendukung RKA-K/L al : RKA Satker, TOR/RAB, dan dokumen pendukung terkait lainnya; 5. Kepatuhan dalam pencantuman tematik APBN.

57 INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN Mekanisme Penyusunan RKA-K/L berdasarkan Alokasi Anggaran K/L Satker Login aplikasi RKA-K/L DIPA; Mengidentifikasi dan meneliti perubahan belanja sesuai dengan alokasi anggaran; Melakukan penyesuaian pada KK Satker dan RKA Satker sesuai dengan alokasi anggaran; Mencetak dan Menyampaikan KK Satker & RKA Satker beserta data dukung kpd eselon I. 4 KK Satker, RKA Satker, & Data Dukung Sekjen/Sestama K/L Menghimpun RKA-K/L unit eselon I dan dokumen pendukung lainnya; Menyampaikan RKA-K/L beserta dokumen penelaahan lainnya kepada Komisi terkait DPR unt dibahas dan mendapt persetujuan. Sekjen/Sestama K/L Menyampaikan RKA-K/L yg telah disetujui DPR beserta dokumen penelaahan lainnya kepada DJA dan Bappenas untuk ditelaah. 2 Eselon I Menghimpun KK Satker dan RKA Satker dlm lingkup unit eselon I berkenaan yg telah disesuaikan; Me-restore ADK yang disampaikan satker-satker yang dalam aplikasi RKA-K/L DIPA; Memvalidasi kinerja dan anggaran program (apabila terdapat ketidaksesuaian, unit Eselon I melakukan koordinasi dgn Satker untuk perbaikan pada KK Satker & RKA Satker); Meneliti dan menyaring relevansi komponen dengan output; Mengisi informasi pada formulir 2 dan formulir 3 RKA-K/L; Mencetak RKA-K/L unit eselon I (formulir 2 dan 3); Menyampaikan RKA-K/L unit eselon I beserta data dukung kpd Biro Perencanaan dan API K/L untuk diteliti. 5 3 Surat Pengantar Eselon I, Surat Pernyataan Pejabat Eselon I, Daftar Rincian Pagu Anggaran Per Satker, RKA-k/L Eselon I, RKA Satker, KK Satker, TOR/RAB beserta dokumen pendukung. Biro/Unit Perencana K/L dan API K/L 1. Meneliti RKA-K/L dan dokumen pendukung yg mengalami perubahan/penyesuaian. 2. Menyampaikan hasil penelitian kpd unit eselon I untuk dihimpun dan dibahas dg Komisi terkait DPR. Surat Pengantar RKA-K/L, Surat Pernyataan Pejabat Eselon I, RKA-K/L Eselon I, Daftar rincian Pagu Anggaran Per Satker, RKA Satker, ADK RKA-K/L.

58 INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN Format-format dalam Penyusunan RKA-K/L (1/2) RKA-K/L Terdiri atas: Formulir 1 Rencana Pencapaian Strategis Pada Kementerian Negara/Lembaga Tahun Anggaran direncanakan (ditandatangani oleh Menteri/Pimpinan Lembaga selaku Pengguna Anggaran); Formulir 2 Rencana Pencapaian Hasil Unit Organisasi Tahun Anggaran direncanakan (ditandatangani oleh Eselon I/Penanggung Jawab); Formulir 3 Rincian Biaya Pencapaian Hasil Unit Organisasi Tahun Anggaran direncanakan (ditandatangani oleh Pejabat Eselon I dan untuk RKA-K/L berdasarkan Alokasi Anggaran K/L ditambahkan tanda tangan persetujuan Komisi di DPR). RKA Satker Terdiri atas: Bagian A Rencana Kinerja Satuan Kerja TA direncanakan; Bagian B Rincian Belanja Satuan Kerja TA direncanakan (sampai dengan level Komponen); Bagian C Target Pendapatan Satker TA direncanakan; Bagian D Prakiraan Maju Belanja dan Target Pendapatan Satuan Kerja Tahun Anggaran 20XX+1, 20XX+2, 20XX+3. KK Satker KK Satker merupakan Rincian Belanja Satuan Kerja Tahun Anggaran Direncanakan sampai dengan level detil.

59 INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN Format-format dalam Penyusunan RKA-K/L (2/2) KAK/TOR RAB Ada 2 jenis peruntukan Kerangka Acuan Kerja/Term Of Reference (TOR), yakni untuk output kegiatan dalam kerangka angka dasar dan untuk output dalam kerangka inisiatif baru; KAK/TOR ditandatangani oleh Penanggung jawab Unit Perencana unit Eselon I. Dokumen Rincian Anggaran Biaya (RAB) merupakan dokumen pendukung KAK/TOR yang menjelaskan besaran total biaya tiap komponen yang merupakan tahapan pencapaian output kegiatan; RAB ditandatangani oleh Penanggung jawab Unit Perencana Eselon I. GBS Pernyataan Anggaran Gender/Gender Budget Statement (GBS) pada tingkat output disusun apabila berkenaan dengan anggaran Responsif Gender (ARG); GBS ditandatangani oleh Penanggung jawab Unit Perencana Eselon I. Daftar Pagu Anggaran Per Satker Merupakan daftar yang menunjukan alokasi anggaran dari Eselon I kepada Satker-satker yang ada dibawahnya; Daftar Pagu Anggaran Per Satker ditandatangani oleh Eselon I K/L.

60 INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN Format-format dalam Penyusunan RKA-K/L (3/3) Surat pernyataan Eselon I Merupakan surat yang ditandatangani oleh Eselon I yang menyatakan bahwa: RKA-K/L yang disusun telah sesuai dengan PMK tentang Tata Cara Penyusunan Anggaran; Dokumen-dokumen yang dipersyaratkan telah disusun dengan lengkap dan benar, diteliti Aparat Pengawasan Intern Kementerian Negara/Lembaga (API K/L), disimpan oleh Satuan Kerja dan Unit Eselon I, dan siap untuk diaudit sewaktu-waktu. Apabila dikemudian hari terbukti pernyataan ini tidak benar dan menimbulkan kerugian negara, saya bersedia menyetorkan kerugian Negara tersebut ke Kas Negara. Surat Pengantar RKA-K/L Surat Pengantar RKA-K/L ditandatangani oleh Menteri/Pimpinan Lembaga atau Pejabat Yang Ditunjuk; Surat Pengatar RKA-K/L dilampiri RKA Satker, ADK RKA-K/L DIPA, Surat Pernyataan Eselon I dan Daftar Rincian Pagu Anggaran per Satker/Eselon I.

61 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN 61

62 INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN 62 Pokok Bahasan Lampiran III 1. Hal-hal Baru Dalam Penelaahan RKA-K/L; 2. Persiapan Dalam Penelaahan RKA-K/L; 3. Dokumen Dalam Penelaahan RKA-K/L; 4. Hal-hal Yang Harus Diperhatikan Dalam Penelaahan RKA-K/L; 5. Mekanisme Penelaahan RKA-K/L Berdasarkan Pagu Anggaran K/L; 6. Mekanisme Penelaahan RKA-K/L Berdasarkan Alokasi Anggaran K/L; 7. Hal-hal Khusus Dalam Penelaahan RKA-K/L; 8. Format-format dalam Penelaahan RKA-K/L.

63 INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN Hal-hal Baru dalam Penelaahan RKA-K/L 1. Validasi ADK RKA-K/L oleh DJA (SPAN systems). 2. Dokumen penelaahan : a. Surat pengantar dari Menteri/Pimpinan Lembaga; b. Surat Pernyataan pejabat eselon I /pejabat lain yang memiliki alokasi anggaran (portofolio) dan sebagai penanggungjawab program; c. RKA-K/L yang telah diteliti ; d. Daftar Rincian Pagu Anggaran per Satker/Eselon I; e. RKA Satker; f. Arsip Data Komputer (ADK) RKA-K/L. 3. Fokus penelaahan oleh Kemenkeu c.q DJA tidak lagi ke level detil atau item biaya tetapi pada : a. kesesuaian data RKA-K/L dengan Pagu Anggaran K/L; b. kesesuaian antara Kegiatan, Keluaran dan anggarannya; c. relevansi Komponen/Tahapan dengan Keluaran; 4. Fokus penelaahan oleh Kementerian PPN/Bappenas pada konsistensi sasaran kinerja dalam RKP dengan RKA-K/L, serta (jika ada) meneliti kualitas GBS; 5. Tidak ada lagi pemblokiran atas alokasi anggaran oleh Kementerian Keuangan c.q Ditjen Anggaran.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.905, 2013 KEMENTERIAN KEUANGAN. Rencana Kerja. Anggaran. Kementerian/Lembaga. Penyusunan. Penelahaan. Petunjuk. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 94/PMK.02/2013

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 136/PMK.02/2014 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 136/PMK.02/2014 TENTANG MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 136/PMK.02/2014 TENTANG PETUNJUK PENYUSUNAN DAN PENELAAHAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

Lebih terperinci

2016, No b. bahwa dalam rangka pemantapan penerapan kerangka pengeluaran jangka menengah, penganggaran terpadu,penganggaran berbasis kinerja,

2016, No b. bahwa dalam rangka pemantapan penerapan kerangka pengeluaran jangka menengah, penganggaran terpadu,penganggaran berbasis kinerja, No.1629, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Penyusunan dan Penelaahan RKA- KL. Pengesahan DIPA. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 163 /PMK.02/2016 TENTANG PETUNJUK

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.677,2012

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.677,2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.677,2012 PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 112/PMK.02/2012 TENTANG PETUNJUK PENYUSUNAN DAN PENELAAHAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

Lebih terperinci

2017, No kementerian negara/lembaga dan pengesahan daftar isian pelaksanaan anggaran; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud da

2017, No kementerian negara/lembaga dan pengesahan daftar isian pelaksanaan anggaran; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud da BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.985, 2017 KEMENKEU. RKA-K/L. Pengesahan DIPA. Petunjuk Penyusunan dan Penelaahan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 94/PMK.02/2017 TENTANG

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1492, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. Rencana Kerja. Anggaran. Kementerian/Lemnaga. Penyusunan. Petunjuk. Perubahan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 194/PMK.02/2013

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1213, 2014 KEMENKEU. Bendahara Umum. Anggaran. Penetapan Alokasi. Penelahaan. Perencanaan. Tata Cara. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

POKOK-POKOK KEBIJAKAN PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN

POKOK-POKOK KEBIJAKAN PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN POKOK-POKOK KEBIJAKAN PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN Bimtek Penganggaran Untuk PTN Baru dan Satker Kemristekdikti Lainnya Di Lingkup Provinsi DKI Jakarta, Jawa Barat dan Banten Bandung 27 April 2018 Profil

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 143/PMK.02/2015 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 143/PMK.02/2015 TENTANG SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 143/PMK.02/2015 TENTANG PETUNJUK PENYUSUNAN DAN PENELAAHAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA DAN PENGESAHAN DAFTAR ISIAN

Lebih terperinci

Lampiran III PMK tentang Petunjuk Penyusunan dan Penelaahan RKA-KL Tahun Anggaran 2011 Nomor :.../PMK.02/2011 Tanggal :...

Lampiran III PMK tentang Petunjuk Penyusunan dan Penelaahan RKA-KL Tahun Anggaran 2011 Nomor :.../PMK.02/2011 Tanggal :... Direktorat Sistem Penganggaran Direktorat Jenderal Anggaran Jakarta, Mei 2010 Lampiran III PMK tentang Petunjuk Penyusunan dan Penelaahan RKA-KL Tahun Anggaran 2011 Nomor :.../PMK.02/2011 Tanggal :...

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 177/PMK.02/2014 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 177/PMK.02/2014 TENTANG MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 177/PMK.02/2014 TENTANG TATA CARA PERENCANAAN, PENELAAHAN, DAN PENETAPAN ALOKASI BAGIAN ANGGARAN BENDAHARA

Lebih terperinci

Tata Cara Perencanaan, Penelaahan, dan Penetapan Alokasi Anggaran BA BUN dan Pengesahan DIPA BA BUN (PMK No. 231/PMK.02/2015)

Tata Cara Perencanaan, Penelaahan, dan Penetapan Alokasi Anggaran BA BUN dan Pengesahan DIPA BA BUN (PMK No. 231/PMK.02/2015) Tata Cara Perencanaan, Penelaahan, dan Penetapan Alokasi Anggaran BA dan Pengesahan DIPA BA (PMK No. 231/PMK.02/2015) 1 SISTEMATIKA PENYAJIAN (1/2) BATANG TUBUH BAB I Ketentuan Umum Ps.1 BAB II PA, PPA

Lebih terperinci

Tata Cara Revisi Anggaran Tahun Anggaran 2015

Tata Cara Revisi Anggaran Tahun Anggaran 2015 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA Tata Cara Revisi Anggaran Tahun Anggaran 2015 (PMK No. 257/PMK.02/2014, tanggal 2014) 30 Desember (Perubahan PMK No. 7/PMK.02/2014, tanggal 13 Januari 2014) 1 Pokok

Lebih terperinci

Inspektur Jenderal Kementerian Keuangan. Peningkatan Akuntabilitas RKA-K/L melalui Reviu oleh APIP

Inspektur Jenderal Kementerian Keuangan. Peningkatan Akuntabilitas RKA-K/L melalui Reviu oleh APIP Inspektur Jenderal Kementerian Keuangan Peningkatan Akuntabilitas RKA-K/L melalui Reviu oleh APIP Agenda 1 2 3 Peran APIP dalam Pengawasan Perencanaan & Penganggaran Strategi Reviu RKA-K/L oleh APIP Hal-halYang

Lebih terperinci

Pokok Pokok Perubahan Revisi Anggaran Tahun Anggaran 2015

Pokok Pokok Perubahan Revisi Anggaran Tahun Anggaran 2015 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA Pokok Pokok Perubahan Revisi Anggaran Tahun Anggaran 2015 (Perubahan PMK No. 7/PMK.02/2014, tanggal 13 Januari 2014) 1 2 Pokok Bahasan 1 Dasar Pertimbangan draft

Lebih terperinci

Reviu Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga (RKA K/L)

Reviu Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga (RKA K/L) Reviu Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga (RKA K/L) Disampaikan pada Pembukaan Focus Group Discussion Peningkatan Peran Aparat Pengawasan Intern Pemerintah Kementerian Negara/Lembaga

Lebih terperinci

Beberapa Perubahan dalam Petunjuk Penyusunan dan Penelaahan RKA-K/L TA 2013

Beberapa Perubahan dalam Petunjuk Penyusunan dan Penelaahan RKA-K/L TA 2013 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA Beberapa Perubahan dalam Petunjuk Penyusunan dan Penelaahan RKA-K/L TA 2013 Jakarta, Juni 2012 1 2 Pokok Bahasan 1. Latar Belakang; 2. Tujuan; 3. Pemantapan Penerapan

Lebih terperinci

PETUNJUK PENYUSUNAN DAN PENELAAHAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PETUNJUK PENYUSUNAN DAN PENELAAHAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 112/PMK.02/2012 TENNG PETUNJUK PENYUSUNAN DAN PENELAAHAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN,

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 140/PMK.02/2015

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 140/PMK.02/2015 SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 140/PMK.02/2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 257/PMK.02/2014 TENTANG TATA CARA REVISI ANGGARAN TAHUN ANGGARAN 2015

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Dubnick (2005), akuntabilitas publik secara tradisional dipahami sebagai alat yang digunakan untuk mengawasi dan mengarahkan perilaku administrasi dengan

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 104/PMK.02/2010 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 104/PMK.02/2010 TENTANG MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 104/PMK.02/2010 TENTANG PETUNJUK PENYUSUNAN DAN PENELAAHAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA TAHUN ANGGARAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA, SALINAN PERATURAN MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PERENCANAAN, PELAKSANAAN, PELAPORAN, PEMANTAUAN DAN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 90 TAHUN 2010 TENTANG PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 90 TAHUN 2010 TENTANG PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 90 TAHUN 2010 TENTANG PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 90 TAHUN TENTANG PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 90 TAHUN TENTANG PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 90 TAHUN 2010010 TENTANG PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 90 TAHUN TENTANG PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 90 TAHUN TENTANG PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA www.bpkp.go.id PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 90 TAHUN 2010010 TENTANG PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

PEDOMAN PENELITIAN RKA-K/L

PEDOMAN PENELITIAN RKA-K/L LAMPIRAN II KEPUTUSAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA NOMOR M.HH.-05.PR.01.04 TAHUN 2016 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERENCANAAN PENGANGGARAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

Lebih terperinci

PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM. Direktorat Pembinaan PK BLU Direktorat Jenderal Perbendaharaan Departemen Keuangan

PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM. Direktorat Pembinaan PK BLU Direktorat Jenderal Perbendaharaan Departemen Keuangan PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM Direktorat Pembinaan PK BLU Direktorat Jenderal Perbendaharaan Departemen Keuangan Perencanaan Anggaran Satker BLU BLU membuat rencana bisnis lima tahunan mengacu

Lebih terperinci

2 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5 Tambahan Lembaran Negara No

2 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5 Tambahan Lembaran Negara No No.536, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA MENKOKESRA. Revisi. Petunjuk Operasional Kegiatan. Tata Cara. Petunjuk. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

REVIU ANGKA DASAR (BASELINE) (Bagian 1)

REVIU ANGKA DASAR (BASELINE) (Bagian 1) REVIU ANGKA DASAR (BASELINE) (Bagian 1) Ada lima tahapan pokok dalam satu siklus APBN di Indonesia yaitu : 1). Perencanaan dan Penganggaran APBN; 2). Penetapan/Persetujuan APBN; 3). Pelaksanaan APBN; 4).

Lebih terperinci

PEDOMAN REVIU RKA-K/L OLEH APIP K/L

PEDOMAN REVIU RKA-K/L OLEH APIP K/L 2013, No.1492 8 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 194/PMK.02/2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 94/PMK.02/2013 TENTANG PETUNJUK PENYUSUNAN DAN PENELAAHAN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 90 TAHUN TENTANG PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 90 TAHUN TENTANG PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 90 TAHUN 2010010 TENTANG PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

Tata Cara Revisi Anggaran Tahun Anggaran 2014

Tata Cara Revisi Anggaran Tahun Anggaran 2014 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA Tata Cara Revisi Anggaran Tahun Anggaran 2014 (PMK No. 07/PMK.02/2014, tanggal 13 Januari 2014) Jakarta, 27 Januari 2014 1 Pokok Pengaturan 1 2 3 4 5 6 7 8 Hal-hal

Lebih terperinci

Bagian Program dan Evaluasi Sekretariat Direktorat Jenderal KSDAE

Bagian Program dan Evaluasi Sekretariat Direktorat Jenderal KSDAE Bagian Program dan Evaluasi Sekretariat Direktorat Jenderal KSDAE KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM DAN EKOSISTEM JAKARTA 2016 PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN

Lebih terperinci

LATAR BELAKANG belum sepenuhnya dapat memberikan panduan secara teknis

LATAR BELAKANG belum sepenuhnya dapat memberikan panduan secara teknis 29 Oktober 2012 1. PENDAHULUAN 2 LATAR BELAKANG Terdapat 3 (tiga) landasan hukum dalam penyusunan RKA-K/L, yaitu: (i) Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara; khususnya pada Bab III Penyusunan

Lebih terperinci

REVISI ANGGARAN PADA DJA SEMAKIN SEDERHANA, CEPAT DAN AKURAT (Bagian 1)

REVISI ANGGARAN PADA DJA SEMAKIN SEDERHANA, CEPAT DAN AKURAT (Bagian 1) REVISI ANGGARAN PADA DJA SEMAKIN SEDERHANA, CEPAT DAN AKURAT (Bagian 1) Dalam praktek penyusunan RKA-K/L, terkadang terjadi proses penganggaran yang belum memperhatikan kaidah-kaidah penganggaran yang

Lebih terperinci

1. Landasan Berpikir (1)

1. Landasan Berpikir (1) 1 1. Landasan Berpikir (1) 1. RKA-K/L => merupakan dokumen perencanaan dan penganggaran yang berisi program dan kegiatan sebagai penjabaran dari Renja K/L dalam satu tahun anggaran beserta anggaran yang

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 93/PMK.02/2011 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 93/PMK.02/2011 TENTANG SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 93/PMK.02/2011 TENNG PETUNJUK PENYUSUNAN DAN PENELAAHAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN,

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 257/PMK.02/2014 TENTANG TATA CARA REVISI ANGGARAN TAHUN ANGGARAN 2015

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 257/PMK.02/2014 TENTANG TATA CARA REVISI ANGGARAN TAHUN ANGGARAN 2015 SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 257/PMK.02/2014 TENTANG TATA CARA REVISI ANGGARAN TAHUN ANGGARAN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN, Menimbang : bahwa dalam rangka pelaksanaan

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 257/PMK.02/2014 TENTANG TATA CARA REVISI ANGGARAN TAHUN ANGGARAN 2015

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 257/PMK.02/2014 TENTANG TATA CARA REVISI ANGGARAN TAHUN ANGGARAN 2015 MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 257/PMK02/2014 TENTANG TATA CARA REVISI ANGGARAN TAHUN ANGGARAN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32/PMK.02/2013 TENTANG TATA CARA REVISI ANGGARAN TAHUN ANGGARAN 2013

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32/PMK.02/2013 TENTANG TATA CARA REVISI ANGGARAN TAHUN ANGGARAN 2013 PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32/PMK.02/2013 TENTANG TATA CARA REVISI ANGGARAN TAHUN ANGGARAN 2013 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.2040, 2014 KEMENKEU. Anggaran. 2015. Revisi. Tata Cara. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 257/PMK.02/2014 TENTANG TATA CARA REVISI ANGGARAN TAHUN ANGGARAN

Lebih terperinci

PAGU ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA TAHUN ANGGARAN 2015

PAGU ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA TAHUN ANGGARAN 2015 KEMENTERIAN KEUANGAN RI PAGU ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA TAHUN ANGGARAN 2015 JAKARTA, 11 JULI 2014 DIREKTORAT JENDERAL ANGGARAN 1 POKOK BAHASAN 12 Dasar Hukum Penyusunan Pagu Anggaran TA 2015 2

Lebih terperinci

BAGIAN I : POKOK-POKOK KEBIJAKAN PENGANGGARAN

BAGIAN I : POKOK-POKOK KEBIJAKAN PENGANGGARAN BAGIAN I : POKOK-POKOK KEBIJAKAN PENGANGGARAN Pokok-pokok PMK Petunjuk Penyusunan dan Penelaahan RKA-K/L dan Pengesahan DIPA Pokok-pokok PMK Tata Cara Pengajuan Persetujuan Kontrak Tahun Jamak Dalam Pengadaan

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 257/PMK.02/2014 TENTANG TATA CARA REVISI ANGGARAN TAHUN ANGGARAN 2015

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 257/PMK.02/2014 TENTANG TATA CARA REVISI ANGGARAN TAHUN ANGGARAN 2015 MENTERI KEUANGAN SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 257/PMK.02/2014 TENTANG TATA CARA REVISI ANGGARAN TAHUN ANGGARAN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN, Menimbang : bahwa dalam

Lebih terperinci

REVIU LAPORAN KEUANGAN DAN RKA KL SEBAGAI KEGIATAN ASSURANCE ITJEN KEMHAN DALAM RANGKA PENINGKATAN AKUNTABILITAS KEUANGAN UO KEMHAN

REVIU LAPORAN KEUANGAN DAN RKA KL SEBAGAI KEGIATAN ASSURANCE ITJEN KEMHAN DALAM RANGKA PENINGKATAN AKUNTABILITAS KEUANGAN UO KEMHAN BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN REVIU LAPORAN KEUANGAN DAN RKA KL SEBAGAI KEGIATAN ASSURANCE ITJEN KEMHAN DALAM RANGKA PENINGKATAN AKUNTABILITAS KEUANGAN UO KEMHAN Deputi PIP Bidang Polhukam

Lebih terperinci

TATA CARA REVISI ANGGARAN TAHUN ANGGARAN 2016 PMK No.15/PMK.02/2016

TATA CARA REVISI ANGGARAN TAHUN ANGGARAN 2016 PMK No.15/PMK.02/2016 TATA CARA REVISI ANGGARAN TAHUN ANGGARAN 2016 PMK No.15/PMK.02/2016 1 POKOK POKOK PERATURAN MENTERI KEUANGAN NO. 15/PMK.02/2016 TENTANG REVISI ANGGARAN TAHUN ANGGARAN 2016 2 RUANG LINGKUP REVISI ANGGARAN

Lebih terperinci

Disampaikan Dalam Pembekalan Tenaga Ahli DPR RI Tanggal April /3/2013 Biro Analisa APBN 1

Disampaikan Dalam Pembekalan Tenaga Ahli DPR RI Tanggal April /3/2013 Biro Analisa APBN 1 Disampaikan Dalam Pembekalan Tenaga Ahli DPR RI Tanggal 15-17 April 2013 4/3/2013 Biro Analisa APBN 1 UUD 1945 Pasal 20: (1) Tiap-tiap Undang-undang menghendaki persetujuan DPR (2) Jika sesuatu rancangan

Lebih terperinci

BAB 1 SISTEM PENGANGGARAN

BAB 1 SISTEM PENGANGGARAN 2012, No.677 8 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 112/PMK..02/2012 TENTANG PETUNJUK PENYUSUNAN DAN PENELAAHAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA / LEMBAGA BAB 1 SISTEM

Lebih terperinci

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7/PMK.02/2014 TENTANG

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7/PMK.02/2014 TENTANG MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7/PMK.02/2014 TENTANG TATA CARA REVISI ANGGARAN TAHUN ANGGARAN 2014 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, MENTERI KEUANGAN

Lebih terperinci

PEDOMAN PROSES PERENCANAAN, PENGANGGARAN,DAN PELAKSANAAN APBN MANUAL PROSEDUR PERENCANAAN ANGGARAN

PEDOMAN PROSES PERENCANAAN, PENGANGGARAN,DAN PELAKSANAAN APBN MANUAL PROSEDUR PERENCANAAN ANGGARAN PEDOMAN PROSES MANUAL PROSEDUR PERENCANAAN ANGGARAN Pengarah: Menteri Keuangan Editor: Direktur Jenderal Anggaran Direktur Jenderal Perbendaharaan Penyusun: Direktorat Jenderal Anggaran KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

Dalam Rangka Penyusunan RKP

Dalam Rangka Penyusunan RKP KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA Pertemuan Tiga Pihak Dalam Rangka Penyusunan RKP dan Renja K/L Tahun 2013 Direktorat Jenderal Anggaran, Jakarta, April 2012 Pokok Bahasan 1. Tujuan Pelaksanaan;

Lebih terperinci

2017, No Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Pere

2017, No Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Pere LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.105, 2017 PEMERINTAHAN. Pembangunan. Nasional. Perencanaan. Penganggaran. Sinkronisasi. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6056) PERATURAN

Lebih terperinci

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2015 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2016 (Lembaran Negara R

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2015 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2016 (Lembaran Negara R BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.562, 2016 KEMENKEU. Revisi. TA 2016. Tata Cara. Perubahan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /PMK.02/2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 152/PMK.02/2014 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 152/PMK.02/2014 TENTANG MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 152/PMK02/2014 TENTANG PETUNJUK PENYUSUNAN RENCANA PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR TENTANG PETUNJUK PENYUSUNAN DAN PENELAAHAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR TENTANG PETUNJUK PENYUSUNAN DAN PENELAAHAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR TENTANG PETUNJUK PENYUSUNAN DAN PENELAAHAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA Menimbang DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7/PMK.02/2014 TENTANG TATA CARA REVISI ANGGARAN TAHUN ANGGARAN 2014

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7/PMK.02/2014 TENTANG TATA CARA REVISI ANGGARAN TAHUN ANGGARAN 2014 MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7/PMK.02/2014 TENTANG TATA CARA REVISI ANGGARAN TAHUN ANGGARAN 2014 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, MENTERI

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.836, 2013 KEMENTERIAN KEUANGAN. Penghargaan. Sanksi. Pelaksanaan Anggaran Belanja. Kementerian. Lembaga. Tata Cara. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

2011, No Tahun 2010 Nomor 152, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5178); 3. Keputusan Presiden Nomor 56/P Tahun 2010; MEMUTUSKAN:

2011, No Tahun 2010 Nomor 152, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5178); 3. Keputusan Presiden Nomor 56/P Tahun 2010; MEMUTUSKAN: BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.365, 2011 KEMENTERIAN KEUANGAN. Penyusunan. Renker dan Anggaran. Petunjuk. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 93/PMK.02/2011 TENTANG PETUNJUK PENYUSUNAN

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 90 TAHUN 2010 TENTANG PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 90 TAHUN 2010 TENTANG PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA I. UMUM PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 90 TAHUN 2010 TENTANG PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA Tantangan utama pengelolaan Anggaran Pendapatan

Lebih terperinci

Evaluasi Perencanaan dan Penganggaran Satuan Kerja. Direktorat Jenderal Anggaran

Evaluasi Perencanaan dan Penganggaran Satuan Kerja. Direktorat Jenderal Anggaran Evaluasi Perencanaan dan Penganggaran Satuan Kerja Direktorat Jenderal Anggaran Dasar Hukum 1. Undang Undang Nomor 17 Tahun 2013 tentang Keuangan Negara 2. Peraturan Pemerintah Nomor 90 Tahun 2010 tentang

Lebih terperinci

Asumsi : Satker Ditetapkan pada Tahun 2010

Asumsi : Satker Ditetapkan pada Tahun 2010 LANGKAH-LANGKAH SETELAH DITETAPKAN MENJADI SATUAN KERJA PK BLU SETELAH DITETAPKAN MENJADI SATKER BLU APA YANG HARUS DILAKUKAN Asumsi : Satker Ditetapkan pada Tahun 2010 Menyetorkan seluruh PNBP TA 2010

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2015 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN DEKONSENTRASI KEMENTERIAN PARIWISATA

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2015 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN DEKONSENTRASI KEMENTERIAN PARIWISATA SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2015 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN DEKONSENTRASI KEMENTERIAN PARIWISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PARIWISATA REPUBLIK

Lebih terperinci

2015, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia

2015, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1725, 2015 KEMENPAR. Dekonsentrasi. Pelaksanaan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2015 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN DEKONSENTRASI

Lebih terperinci

2018, No Peraturan Pemerintah Nomor 90 Tahun 2010 tentang Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga (Lembaran Negara

2018, No Peraturan Pemerintah Nomor 90 Tahun 2010 tentang Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga (Lembaran Negara BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.220, 2018 KEMENKEU. Revisi Anggaran TA 2018. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11/PMK.02/2018 TENTANG TATA CARA REVISI ANGGARAN TAHUN ANGGARAN 2018

Lebih terperinci

Revisi Anggaran Tahun Anggaran Bandung, 27 April 2018

Revisi Anggaran Tahun Anggaran Bandung, 27 April 2018 Revisi Anggaran Tahun Anggaran 2018 Bandung, 27 April 2018 ž Dasar Hukum Revisi Anggaran 2018 ž Ruang lingkup revisi, Kewenangan dan batasan revisi anggaran ž Matrik kewenangan penyelesaian revisi anggaran

Lebih terperinci

(Bersumber dari : Tim Reviu RKA-K/L Inspektorat VI Inspektorat Jenderal Kementerian Keuangan)

(Bersumber dari : Tim Reviu RKA-K/L Inspektorat VI Inspektorat Jenderal Kementerian Keuangan) (Bersumber dari : Tim Reviu RKA-K/L Inspektorat VI Inspektorat Jenderal Kementerian Keuangan) 1 1 1 Arah Kebijakan & Prioritas Pembangunan 5 Pembicaraan Pendahuluan RAPBN (KEM, PPKF dan RKP) 8 9 Pembahasan

Lebih terperinci

2011, No d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuangan

2011, No d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuangan No.151, 2011 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. Revisi Anggaran. Prosedur. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49/PMK.02/2011 TENTANG TATA CARA REVISI ANGGARAN TAHUN

Lebih terperinci

PENGELOLAAN PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK

PENGELOLAAN PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL ANGGARAN DIREKTORAT PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK PENGELOLAAN PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK DISAMPAIKAN DALAM KEGIATAN SOSIALISASI PERATURAN

Lebih terperinci

- 1 - PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2014 TENTANG

- 1 - PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2014 TENTANG - 1 - PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2014 TENTANG PROSEDUR TETAP PENGALOKASIAN ANGGARAN BELANJA PEGAWAI TRANSITO DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 49/PMK.02/2011 TENTANG TATA CARA REVISI ANGGARAN TAHUN ANGGARAN 2011

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 49/PMK.02/2011 TENTANG TATA CARA REVISI ANGGARAN TAHUN ANGGARAN 2011 MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 49/PMK.02/2011 TENTANG TATA CARA REVISI ANGGARAN TAHUN ANGGARAN 2011 DERNGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN, Menimbang

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.51/MENLHK/SETJEN/KUM.1/10/2017 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA KERJA KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

REVIU RKA UPAYA MEMINIMALISIR PENYIMPANGAN DAN TEMUAN

REVIU RKA UPAYA MEMINIMALISIR PENYIMPANGAN DAN TEMUAN REVIU RKA UPAYA MEMINIMALISIR PENYIMPANGAN DAN TEMUAN Jakarta, Februari 2017 Dadit Herdikiagung - Inspektur II Inspektorat Jenderal Kementerian Ristek, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi INSPEKTORAT Tugas

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.912, 2011 KEMENTERIAN SOSIAL. PNBP. Pedoman Pengelolaan. PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 183 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN PENERIMAAN NEGARA

Lebih terperinci

Pertanggungjawaban Anggaran Untuk SBK sub output Penelitian

Pertanggungjawaban Anggaran Untuk SBK sub output Penelitian Diklat KEMENTERIAN KEUANGAN DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAN Reviewer Penelitan Pertanggungjawaban Anggaran Untuk SBK sub output Penelitian Bandung, 23 November 2017 (N - 1) 1.PERENCANAAN 2.PENYUSUNAN

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 75, 2004 POLITIK. PEMERITAHAN. Pemeritah Pusat. Pemerintah Daerah. Kementerian Negara. Lembaga. Menteri. APBN.

Lebih terperinci

DIREKTORAT ANGGARAN BIDANG POLHUKHANKAM & BA BUN DIREKTORAT JENDERAL ANGGARAN 1

DIREKTORAT ANGGARAN BIDANG POLHUKHANKAM & BA BUN DIREKTORAT JENDERAL ANGGARAN 1 KEMENTERIAN KEUANGAN RI Peraturan Menteri Keuangan Nomor 93/PMK.02/2017 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 10/PMK.02/2017 tentang Tata Cara Revisi TA 2017 DIREKTORAT ANGGARAN BIDANG

Lebih terperinci

ANALISIS PENYUSUNAN ANGGARAN BERBASIS KINERJA PADA KANTOR PENGAWASAN DAN PELAYANAN BEA DAN CUKAI GRESIK ABSTRAK. Oleh Elly Hesrini

ANALISIS PENYUSUNAN ANGGARAN BERBASIS KINERJA PADA KANTOR PENGAWASAN DAN PELAYANAN BEA DAN CUKAI GRESIK ABSTRAK. Oleh Elly Hesrini ANALISIS PENYUSUNAN ANGGARAN BERBASIS KINERJA PADA KANTOR PENGAWASAN DAN PELAYANAN BEA DAN CUKAI GRESIK ABSTRAK Oleh Elly Hesrini Penganggaran Berbasis Kinerja merupakan suatu pendekatan dalam sistem penganggaran

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PERTAHANAN RI DIREKTORAT JENDERAL PERENCANAAN PERTAHANAN

KEMENTERIAN PERTAHANAN RI DIREKTORAT JENDERAL PERENCANAAN PERTAHANAN KEMENTERIAN PERTAHANAN RI DIREKTORAT JENDERAL PERENCANAAN PERTAHANAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERENCANAAN PERTAHANAN NOMOR 03 TAHUN 2015 TENTANG PROSEDUR REVISI ANGGARAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERTAHANAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA. No.1341, 2012 KEMENTERIAAN KOORDINATOR BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT. Petunjuk Operasional. Kegiatan. Revisi. Pedoman.

BERITA NEGARA. No.1341, 2012 KEMENTERIAAN KOORDINATOR BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT. Petunjuk Operasional. Kegiatan. Revisi. Pedoman. BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1341, 2012 KEMENTERIAAN KOORDINATOR BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT. Petunjuk Operasional. Kegiatan. Revisi. Pedoman. PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG KESEJAHTERAAN

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL ANGGARAN

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL ANGGARAN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL ANGGARAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL ANGGARAN NOMOR PER- 03/AG/2011 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENYUSUNAN DAN PENELAAHAN STANDAR BIAYA KELUARAN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2004 TENTANG PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2004 TENTANG PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2004 TENTANG PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa penyelenggaraan pemerintahan

Lebih terperinci

PENYUSUNAN ULANG PRAKIRAAN MAJU 2019, 2020, DAN 2021 UNTUK KEPERLUAN PENYUSUNAN ANGKA DASAR PAGU INDIKATIF Jakarta, Februari 2018

PENYUSUNAN ULANG PRAKIRAAN MAJU 2019, 2020, DAN 2021 UNTUK KEPERLUAN PENYUSUNAN ANGKA DASAR PAGU INDIKATIF Jakarta, Februari 2018 PENYUSUNAN ULANG PRAKIRAAN MAJU 2019, 2020, DAN 2021 UNTUK KEPERLUAN PENYUSUNAN ANGKA DASAR PAGU INDIKATIF 2019 Jakarta, Februari 2018 PENDAHULUAN (1/2) Sesuai amanat Pasal 3 ayat (3) PMK No. 94 Tahun

Lebih terperinci

PMK No:196/PMK.02/2015 Petunjuk Penyusunan dan Penelaahan RKA-K/L dan Pengesahan DIPA

PMK No:196/PMK.02/2015 Petunjuk Penyusunan dan Penelaahan RKA-K/L dan Pengesahan DIPA PMK No:196/PMK.02/2015 Petunjuk Penyusunan dan Penelaahan RKA-K/L dan Pengesahan DIPA 1 PENYUSUNAN RKA-K/L 2 SIKLUS ANGGARAN 3 PAGU INDIKATIF Pagu Indik atif Presiden Arah kebijakan dan Prioritas Anggaran

Lebih terperinci

C. STANDAR BIAYA KELUARAN

C. STANDAR BIAYA KELUARAN C. STANDAR BIAYA KELUARAN 1 1. PENGATURAN SBK (1/2) Definisi SBK adalah besaran biaya yg ditetapkan untuk menghasilkan keluaran (output)/ sub keluaran (sub output) Fungsi Alat hitung biaya kegiatan dalam

Lebih terperinci

REVIEW RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA (RKA K/L)

REVIEW RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA (RKA K/L) REVIEW RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA (RKA K/L) Disampaikan pada Focus Group Discussion Peningkatan Peran Aparat Pengawasan Intern Pemerintah Kementerian Negara/Lembaga (APIP K/L)

Lebih terperinci

Kewenangan Kanwil DJPb Dalam Revisi Anggaran (DIPA) Tahun Anggaran 2017

Kewenangan Kanwil DJPb Dalam Revisi Anggaran (DIPA) Tahun Anggaran 2017 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN Kantor Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat Kewenangan Kanwil DJPb Dalam Revisi Anggaran (DIPA) Tahun Anggaran 2017 Disampaikan

Lebih terperinci

2016, No /PMK.02/2013 tentang Tata Cara Pergeseran Anggaran Belanja dari Bagian Anggaran Bendahara Umum Negara Pengelola Belanja Lainnya (BA

2016, No /PMK.02/2013 tentang Tata Cara Pergeseran Anggaran Belanja dari Bagian Anggaran Bendahara Umum Negara Pengelola Belanja Lainnya (BA No.445, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Anggaran Belanja. Pergeseran. Tata Cara. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42/PMK.02/2016 TENTANG TATA CARA PERGESERAN

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 150/PMK.06/2014 TENTANG PERENCANAAN KEBUTUHAN BARANG MILIK NEGARA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 150/PMK.06/2014 TENTANG PERENCANAAN KEBUTUHAN BARANG MILIK NEGARA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 150/PMK.06/2014 TENTANG PERENCANAAN KEBUTUHAN BARANG MILIK NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

NAMA JABATAN : Direktur Jenderal Anggaran

NAMA JABATAN : Direktur Jenderal Anggaran LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 706/PM.1/2008 TENTANG URAIAN JABATAN DI LINGKUNGAN DIREKTORAT JENDERAL ANGGARAN MENTERI KEUANGAN - 1-1. NAMA JABATAN : Direktur Jenderal Anggaran 2. IKHTISAR

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 38/PMK.02/2011 TENTANG TATA CARA PENGGUNAAN HASIL OPTIMALISASI ANGGARAN BELANJA KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA TAHUN ANGGARAN 2010 PADA TAHUN ANGGARAN 2011 DAN PEMOTONGAN PAGU

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2017 TENTANG SINKRONISASI PROSES PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN PEMBANGUNAN NASIONAL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2017 TENTANG SINKRONISASI PROSES PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN PEMBANGUNAN NASIONAL PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2017 TENTANG SINKRONISASI PROSES PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN PEMBANGUNAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

PERAN APIP DALAM PENYUSUNAN PROGRAM DAN ANGGARAN. Oleh: Emmy Widayanti Inspektur Jenderal

PERAN APIP DALAM PENYUSUNAN PROGRAM DAN ANGGARAN. Oleh: Emmy Widayanti Inspektur Jenderal PERAN APIP DALAM PENYUSUNAN PROGRAM DAN ANGGARAN Oleh: Emmy Widayanti Inspektur Jenderal Disampaikan pada kegiatan Penyusunan Program dan Anggaran Tahun 2018 di Lingkungan Direktorat Jenderal Rehabilitasi

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 158/PMK.02/2014 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 158/PMK.02/2014 TENTANG MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 158/PMK.02/2014 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN PENGHARGAAN DAN PENGENAAN SANKSI ATAS PELAKSANAAN ANGGARAN BELANJA

Lebih terperinci

2017, No Tahun 2010 Nomor 152, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5178); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2013 tentang Tat

2017, No Tahun 2010 Nomor 152, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5178); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2013 tentang Tat BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.194, 2017 KEMENKEU. Revisi Anggaran TA 2017. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10/PMK.02/2017 TENTANG TATA CARA REVISI ANGGARAN TAHUN ANGGARAN 2017

Lebih terperinci

SALINAN TENTANG TUHAN. Tahun. Negaraa

SALINAN TENTANG TUHAN. Tahun. Negaraa MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 89/PMK.02/2013 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN PENGHARGAAN DAN PENGENAANN SANKSI ATAS PELAKSANAAN ANGGARAN BELANJA

Lebih terperinci

FORMAT SURAT PERNYATAAN PENGGUNAAN HASIL OPTIMALISASI UNTUK KEGIATAN PRIORITAS, MENDESAK, KEDARURATAN ATAU TIDAK DAPAT DITUNDA

FORMAT SURAT PERNYATAAN PENGGUNAAN HASIL OPTIMALISASI UNTUK KEGIATAN PRIORITAS, MENDESAK, KEDARURATAN ATAU TIDAK DAPAT DITUNDA 2012, No.349 36 LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49/PMK.02/2012 TENTANG TATA CARA REVISI ANGGARAN TAHUN ANGGARAN 2012 FORMAT SURAT PERNYATAAN PENGGUNAAN HASIL OPTIMALISASI

Lebih terperinci

PMK Nomor 214 Tahun 2017 RKA-K/L. Sosialisasi: tentang Pengukuran dan Evaluasi Kinerja Anggaran atas Pelaksanaan DIREKTORAT SISTEM PENGANGGARAN

PMK Nomor 214 Tahun 2017 RKA-K/L. Sosialisasi: tentang Pengukuran dan Evaluasi Kinerja Anggaran atas Pelaksanaan DIREKTORAT SISTEM PENGANGGARAN Sosialisasi: PMK Nomor 214 Tahun 2017 tentang Pengukuran dan Evaluasi Kinerja Anggaran atas Pelaksanaan RKA-K/L DIREKTORAT SISTEM PENGANGGARAN Jakarta, Maret 2018 Outline 1. Urgensi Evaluasi Kinerja Anggaran

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 69/PMK.02/2010 TENTANG TATA CARA REVISI ANGGARAN TAHUN ANGGARAN 2010 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 69/PMK.02/2010 TENTANG TATA CARA REVISI ANGGARAN TAHUN ANGGARAN 2010 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 69/PMK.02/2010 TENTANG TATA CARA REVISI ANGGARAN TAHUN ANGGARAN 2010 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN, Menimbang

Lebih terperinci

Siklus Anggaran. Pertemuan 6 Nurjati Widodo, S.AP, M.AP

Siklus Anggaran. Pertemuan 6 Nurjati Widodo, S.AP, M.AP Siklus Anggaran Pertemuan 6 Nurjati Widodo, S.AP, M.AP Siklus APBN 1. Penyusunan APBN (Januari-Juli tahun n-1) 2. Penetapan APBN (16 Agustus-Oktober tahun n-1) 3. Pelaksanaan APBN (Januari-Desember tahun

Lebih terperinci

PMK No 258 Tahun 2015 tentang Tata Cara Pemberian Penghargaan dan Pengenaan Sanksi Atas Pelaksanaan Anggaran Belanja Kementerian/Lembaga

PMK No 258 Tahun 2015 tentang Tata Cara Pemberian Penghargaan dan Pengenaan Sanksi Atas Pelaksanaan Anggaran Belanja Kementerian/Lembaga PMK No 258 Tahun 2015 tentang Tata Cara Pemberian Penghargaan dan Pengenaan Sanksi Atas Pelaksanaan Anggaran Belanja Kementerian/Lembaga 1 A. Landasan Hukum B. Sistimatika PMK C. Subtansi Pengaturan Dalam

Lebih terperinci