Beberapa Perubahan dalam Petunjuk Penyusunan dan Penelaahan RKA-K/L TA 2013
|
|
- Yandi Budiaman
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA Beberapa Perubahan dalam Petunjuk Penyusunan dan Penelaahan RKA-K/L TA 2013 Jakarta, Juni
2 2 Pokok Bahasan 1. Latar Belakang; 2. Tujuan; 3. Pemantapan Penerapan PBK; 4. Pemantapan Penerapan KPJM; 5. Perubahan dalam Pengalokasian Anggaran; 6. Tata Cara Penyusunan RKA-K/L; 7. Tata Cara Penelaahan RKA-K/L 8. Pemblokiran; 9. Standardisasi Format. 10. Dukungan Sistem Aplikasi.
3 3 1. Latar Belakang Beberapa dasar pertimbangan yang menjadi latar belakang perlunya dilakukan perubahan antara lain : 1. Dalam rangka pemantapan penerapan Penganggaran Berbasis Kinerja (PBK) yang difokuskan pada penataan rumusan Keluaran (Output), klasifikasi Output, dan penyusunan standar biaya keluaran (Output). 2. Dalam rangka peningkatan kualitas penghitungan Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah (KPJM) dengan fokus utama penyempurnaan formulasi penghitungan kebutuhan anggaran jangka menengah, penerapan indeksasi, dan penajaman klasifikasi komponen kegiatan. 3. Persiapan penerapan Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara (SPAN) yang mengintegrasikan seluruh proses pengelolaan keuangan mulai dari perencanaan, penganggaran, pelaksanaan anggaran, monitoring dan evaluasi, pelaporan dan pertanggungjawaban.
4 2. Tujuan Beberapa perubahan yang dilakukan terkait petunjuk penyusunan dan penelaahan RKA-K/L dimaksudkan untuk : 1. Menyempurnakan pedoman dalam rangka pemantapan penerapan Penganggaran Berbasis Kinerja (PBK) dan Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah (KPJM). 2. Menyempurnakan ketentuan terkait tata cara penyusunan dan penelaahan RKA-K/L. 3. Menyediakan payung hukum dalam rangka penerapan Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara (SPAN). 4. Menjamin tersedianya integritas dan validitas data anggaran. Dengan tetap menjaga sisi governance meliputi : akuntabilitas, transparansi dan check and balance. 4
5 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 3. Pemantapan Penerapan PBK : 1) Penataankembali rumusan output. 2) Klasifikasi output. 3) Penyusunan Standar Biaya Keluaran (SBK). Jakarta, Juni
6 3. Pemantapan Penerapan PBK...(1/4) Dalam rangka pemantapan penerapan Penganggaran Berbasis Kinerja (PBK), beberapa perubahan perlu dilakukan antara lain : 1. Penataan kembali rumusan Output. Penataan Output merupakan hal yang sangat utama dalam penerapan PBK mengingat Output mencerminkan kinerja yang akan dihasilkan, acuan dalam penghitungan alokasi anggaran yang dibutuhkan, dan penilaian akuntabilitas unit kerja. Rumusan Output yang ada saat ini masih dirasakan kurang memadai sehingga belum dapat sepenuhnya dijadikan acuan dalam melakukan : Pengukuran dan evaluasi kinerja anggaran. Penilaian konsistensi antara perencanaan dan penganggaran. Efisiensi alokasi untuk menghasilkan sebuah Output dengan kualitas dan spesifikasi yang ditetapkan. Pemisahan atau pengelompokan antara Output yang merupakan hasil dari pelaksanaan tugas fungsi unit dan Output yang bersifat penugasan. 6
7 3. Pemantapan Penerapan PBK...(2/4) Dalam rangka meningkatkan kualitas Output yang akan digunakan dalam penyusunan RKA-K/L, rumusan Output yang sudah ditetapkan saat ini dapat dilakukan perubahan atau penyempurnaan. Hal-hal yang harus diperhatikan : Untuk Output yang merupakan tugas fungsi unit bersifat berlanjut (on-going), sedangkan untuk Output yang merupakan penugasan berlanjut sesuai periode penugasan yang telah ditetapkan; Mencerminkan kebutuhan biaya setiap tahun sesuai volume/target Output yang direncanakan, baik untuk komponen utama maupun komponen pendukung. 7
8 3. Pemantapan Penerapan PBK...(3/4) Klasifikasi Output. Untuk memudahkan dalam penyusunan dan analisa terhadap output pada RKA-K/L, maka jenis output dalam RKA-K/L dibagi dalam dua kelompok, yaitu: 1. Output barang, yang terdiri dari: Output barang infrastruktur yaitu output kegiatan yang merupakan barang berwujud dan/atau berupa jaringan. Contoh: jalan, jembatan, dll. Output barang non infrastruktur yaitu output kegiatan yang merupakan barang baik berwujud maupun tidak berwujud yang tidak berupa jaringan. Contoh: kendaraan bermotor, peralatan kantor, software aplikasi, dll. 2. Output jasa, yang terdiri dari: Output jasa regulasi/birokrasi yaitu output kegiatan yang dihasilkan dalam rangka pembuatan peraturan atau pendukung administrasi birokrasi. Bentuk output ini dapat berupa norma, standar, prosedur dan ketentuan. Contoh: UU, PP, Perpres, Peraturan Menteri, dll. Output jasa layanan non-regulasi yaitu output kegiatan yang merupakan wujud dari suatu layanan dari suati instansi terkait dengan tugas dan fungsi dari instansi berkenaan. Contoh: layanan perkantoran, layanan SIM, layanan SP2D, layanan BOS, dll. 8
9 3. Pemantapan Penerapan PBK...(4/4) 3. Penyusunan Standar Biaya Keluaran (SBK). Standar Biaya Keluaran (SBK) yaitu besaran biaya yang dibutuhkan untuk menghasilkan sebuah keluaran kegiatan yang merupakan akumulasi biaya komponen masukan kegiatan. Fungsi SBK : Dalam perencanaan anggaran, SBK merupakan batas tertinggi dalam penyusunan RKA-K/L yang berarti tidak dapat dilampaui besarannya, dan merupakan referensi untuk penyusunan prakiraan maju dan penyusunan pagu indikatif tahun berikutnya; Dalam pelaksanaan anggaran, SBK merupakan estimasi yang berarti dapat dilampaui besarannya, disesuaikan dengan harga pasar dan ketersedian alokasi anggaran. Penyusunan SBK berguna untuk mencapai efisiensi dan efektivitas alokasi anggaran dalam pencapaian keluaran (output) kegiatan pada tataran perencanaan. SBK yang telah disusun dapat dijadikan benchmark untuk penyusunan output yang sama/sejenis. 9
10 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 4. Pemantapan Penerapan KPJM : 1) Formulasi penghitungan Prakiraan Maju untuk Kegiatan/Output Layanan Perkantoran. 2) Formulasi penghitungan Prakiraan Maju untuk Kegiatan/Output multiyears. 3) Formulasi penghitungan Prakiraan Maju untuk Kegiatan/Output Non-Multiyears. 4) Penerapan Indeksasi. 5) Review Baseline. 6) Penyusunan dan penetapan Inisiatif Baru. 7) Update Baseline. Jakarta, Juni
11 4. Pemantapan Penerapan KPJM (1/7) Sejalan dengan dinamika perubahan dan perkembangan dalam pelaksanaan Program/Kegiatan oleh masing-masing K/L, maka untuk meningkatkan kualitas penghitungan angka prakiraan maju perlu dilakukan beberapa perubahan antara lain : 1. Formulasi penghitungan Prakiraan Maju untuk Kegiatan/Output Layanan Perkantoran. Hal-hal yang harus diperhatikan : Output Layanan Perkantoran bersifat berlanjut (on-going); Mencerminkan kebutuhan biaya operasonal, meliputi : kebutuhan belanja pegawai dan tunjangan yang melekat dan kebutuhan belanja barang penyelenggaraan perkantoran (kebutuhan sehari-hari perkantoran, biaya operasional, pemeliharaan peralatan kantor). Penghitungan angka prakiraan maju mengacu pada kondisi eksisting (dengan asumsi volume Output yang sama) dan dikalikan dengan indeks yang ditetapkan untuk Output Layanan Perkantoran. Untuk tambahan kebutuhan anggaran karena adanya tambahan pegawai baru atau aset yang harus dipelihara, diperhitungkan pada saat review baseline. 11
12 4. Pemantapan Penerapan KPJM (2/7) 2. Formulasi penghitungan Prakiraan Maju untuk Kegiatan/Output multiyears. Hal-hal yang harus diperhatikan : Output Multiyears bersifat berlanjut (on-going), sepanjang periode multiyears yang telah ditetapkan; Mencerminkan kebutuhan biaya setiap tahun sesuai cost table yang telah disusun, baik untuk komponen utama maupun komponen pendukung. Penghitungan angka prakiraan maju setiap tahun mengikuti kebutuhan anggaran sesuai cost table dengan asumsi volume Output yang sama dan tidak perlu dikalikan dengan indeks. Dalam hal terjadi perubahan cost table atau perubahan durasi multiyears, angka prakiraan maju dapat disesuaikan setelah perubahan ijin multiyears disetujui Menteri Keuangan. 12
13 4. Pemantapan Penerapan KPJM (3/7) 3. Formulasi penghitungan Prakiraan Maju untuk Kegiatan Non- Multiyears. Output non-multiyears dapat berasal dari Kegiatan yang merupakan tugas fungsi unit atau Kegiatan yang mencerminkan penugasan/prioritas nasional. Hal-hal yang harus diperhatikan : Untuk Output yang merupakan tugas fungsi unit bersifat berlanjut (ongoing), sedangkan untuk Output yang merupakan penugasan berlanjut sesuai periode penugasan yang telah ditetapkan; Mencerminkan kebutuhan biaya setiap tahun sesuai volume/target Output yang direncanakan, baik untuk komponen utama maupun komponen pendukung. Penghitungan angka prakiraan maju setiap tahun mengacu pada volume Output yang direncanakan dan dikalikan dengan indeks yang ditetapkan. Khusus untuk Ouput dalam rangka penugasan/prioritas nasional, angka prakiraan maju untuk TA 2015 dan TA 2016 agar dikosongkan (volume Output 0 ),. Hal ini sesuai dengan kabijakan dalam RPJMN yg berakhir pada tahun
14 4. Pemantapan Penerapan KPJM (4/7) 4. Penerapan Indeksasi. Penerapan indeksasi dilakukan dengan tujuan dapat menghasilkan perhitungan angka prakiraan maju yang mencerminkan kebutuhan riil pada saat pelaksanaannya. Besaran indeks yang ditetapkan dalam penghitungan prakiraan maju terdiri atas : Indeks untuk kebutuhan Output Layanan Perkantoran Belanja Pegawai. Indeks untuk kebutuhan Output Layanan Perkantoran Belanja Barang. Indeks untuk Komponen Pendukung Ouput Barang Infrastruktur. Indeks untuk Komponen Pendukung Ouput Barang Non-Infrastruktur. Indeks untuk Komponen Pendukung Ouput Jasa Regulasi. Indeks untuk Komponen Pendukung Ouput Jasa Layanan Non-Regulasi. Indeks untuk Komponen Utama Ouput Barang Infrastruktur. Indeks untuk Komponen Utama Ouput Barang Non-Infrastruktur. Indeks untuk Komponen Utama Ouput Jasa Regulasi. Indeks untuk Komponen Utama Ouput Jasa Layanan Non-Regulasi. 14
15 4. Pemantapan Penerapan KPJM (5/7) 5. Review Baseline. Review baseline merupakan kegiatan yang dilakukan pada awal tahun anggaran dalam rangka persipan penyusunan Pagu Indikatif untuk tahun anggaran berikutnya. Hal-hal yang harus diperhatikan : Kebutuhan anggaran untuk Biaya Operasional, meliputi : Belanja Pegawai dan Belanja Barang. Dalam hal terdapat kekurangan atau perlu tambahan anggaran karena adanya tambahan pegawai baru atau tambahan pemeliharaan aset baru, informasi dan dokumen pendukung dapat disampaikan pada saat review baseline. Kebutuhan anggaran untuk Biaya Non Operasional, meliputi : (i) multiyears project, (ii) Ouput dalam rangka tugas fungsi, dan (iii) Output dalam rangka penugasan/prioritas nasional. Realisasi pencapaian kinerja tahun sebelumnya. Rencana target kinerja untuk tahun yang direncanakan. Kebijakan Pemerintah yang ditetapkan. 15
16 4. Pemantapan Penerapan KPJM (6/7) 6. Penyusunan dan penetapan Inisiatif Baru. Penyusunan dan penetapan Inisiatif Baru merupakan salah satu prinsip dalam Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah untuk memfasilitasi K/L mendapatkan tambahan anggaran diluar angka dasar (baseline) yang telah ditetapkan. Hal-hal yang harus diperhatikan : Usulan inisiatif baru harus sejalan dengan arah kebijakan dan prioritas pembangunan yang ditetapkan Presiden. Kategori inisiatif baru, sumber pendanaan, dan periode pengajuan proposal disesuaikan dengan siklus penganggaran. Dokumen pendukung yang harus dilengkapi pada saat pengajuan proposal. Ketentuan-ketentuan lain agar memperhatikan Peratuaran Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor 1 Tahun
17 4. Pemantapan Penerapan KPJM (7/7) 7. Update Baseline. Update baseline merupakan kegiatan yang dilakukan dalam rangka menyesuaikan besaran angka dasar (baseline) setelah adanya review baseline dan tambahan inisiatif baru yang telah disetujui. Hal-hal yang harus diperhatikan : Update baseline dilakukan sebanyak 2 kali dalam setahun yaitu : (i) pada saat penyusunan RKA-K/L berdasarkan Pagu Anggaran di bulan Juli, dan (ii) pada saat penyesuaian RKA-K/L berdasarkan Alokasi Anggaran pada bulan November. Update baseline yg pertama pada bulan Juli sudah mengakomodir besaran baseline dari tahun sebelumnya ditambah inisiatif baru yang telah disetujui dalam Pagu Indikatif (kesempatan I) dan Pagu Anggaran (kesempatan II). Update baseline yg kedua pada bulan November sudah mengakomodir besaran baseline dari tahun sebelumnya ditambah inisiatif baru yang telah disetujui dalam Pagu Indikatif, Pagu Anggaran, dan Alokasi Anggaran (kesempatan III). 17
18 5. Perubahan dalam Pengalokasian Anggaran (1/4) Beberapa ketentuan terkait pengalokasian anggaran yang mengalami perubahan antara lain : 1. Penyesuaian definisi jenis belanja dan perubahan akun : Terdapat perubahan definisi belanja dan akun-akun yang digunakan. Terkait dengan hal ini agar berpedoman pada Perdirjen Perbendaharaan nomor PER-80/PB/ Penghapusan dokumen clearance sebagai lampiran RKA-K/L: Dilakukan untuk meningkatkan penyerapan anggaran. 3. Tambahan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) sebagai sumber dana APBN. Mulai APBN TA 2013 terdapat sumber dana SBSN (dengan kode PBS). 18
19 5. Perubahan dalam Pengalokasian Anggaran (2/4) 4. Perubahan dokumen lampiran pekerjaan pembangunan/renovasi bangunan/gedung negara : Untuk pekerjaan pembangunan (baru) bangunan/gedung negara; dan pekerjaan renovasi bangunan/gedung negara yang berlokasi di dalam negeri, adalah perhitungan kebutuhan biaya pembangunan/renovasi bangunan/gedung negara atau yang sejenis dari Kementerian Pekerjaan Umum atau Dinas Pekerjaan Umum setempat; Untuk pekerjaan renovasi bangunan/gedung negara yang berlokasi di luar negeri (kantor perwakilan) yang merubah struktur bangunan adalah perhitungan kebutuhan biaya pembangunan/renovasi bangunan/gedung negara atau yang sejenis dari Kementerian Pekerjaan Umum, dimana dalam penyusunanannya dapat dilakukan berdasarkan perhitungan dari konsultan perencana negara setempat; Untuk pekerjaan renovasi bangunan/gedung negara yang berlokasi di luar negeri (kantor perwakilan) yang tidak merubah struktur bangunan adalah perhitungan kebutuhan biaya pembangunan/renovasi bangunan/ gedung negara atau yang sejenis dari konsultan perencana negara setempat. 19
20 5. Perubahan dalam Pengalokasian Anggaran (3/4) 5. Perubahan ketentuan pengalokasian pada Kantor Perwakilan di LN : Ketentuan gaji local staff yang besarnya 43% dari ADTLN sudah termasuk untuk gaji dan tunjangan, social security, asuransi kecelakaan, dan lembur, serta tidak diperbolehkan pelampauan dari besaran tersebut. Alokasi gaji home staff, didasarkan pada payroll sekurang-kurangnya bulan Mei (semula didasarkan pada payroll bulan Maret tahun berjalan); Dalam hal Atase Teknis/Atase Pertahanan menempati gedung yang sama dan dalam dokumen kontrak sewa gedung yang sama dengan kontrak sewa gedung Kantor Perwakilan RI, maka pembebanan sewa gedungnya dialokasikan hanya pada satker Kantor Perwakilan RI berkenaan. Dalam hal ini juga termasuk pembebanan untuk keperluan daya dan jasa; Alokasi operasional pendukung kerjasama/regional (biaya operasional Kepala Perwakilan dan Representasi), dialokasikan sesuai dengan peruntukannya (bukan lagi pada operasional pendukung kerjasama bilateral/regional); 20
21 5. Perubahan dalam Pengalokasian Anggaran (4/4) 6. Penambahan ketentuan penyusunan RKA-K/L di lingkungan Kemenhan : Mulai TA 2013, pengalokasian anggaran untuk keperluan belanja pegawai dan sebagian belanja barang operasional, mulai dilakukan langsung sampai dengan tingkat satker, selain lima satker (UO) yang sudah ada; Pengalokasian anggaran selain untuk keperluan belanja pegawai dan sebagian belanja barang operasional, dilakukan secara terpusat (pada tingkat unit organisasi); Untuk keperluan pengalokasian anggaran sampai dengan tingkat satker, Kementerian Pertahanan membentuk satker-satker dimaksud; Untuk pembebanan belanja, berpedoman peraturan/ketentuan mengenai bagan akun standar. 21
22 6. Tata Cara Penyusunan RKA-K/L (1/2) Dalam rangka menyusun RKA-K/L, hal-hal yang harus diperhatikan : 1. Penyusunan RKA-K/L untuk tahun anggaran 2013 dilakukan dengan menggunakan aplikasi existing (aplikasi RKA-K/L DIPA, yang dapat mengakomodir isian dalam aplikasi GPP, SBK dan TR PNBP). 2. Program dan kegiatan yang dilaksanakan oleh K/L seluruhnya dalam kerangka pelaksanaan: tugas-fungsi K/L; prioritas pembangunan nasional; atau prioritas bidang. Oleh karena itu peruntukan alokasi anggaran harus memperhatikan urutan tingkat kepentingan pengalokasian anggaran sebagai berikut: Kebutuhan anggaran untuk biaya operasional organisasi yang sifatnya mendasar, seperti alokasi untuk gaji, honorarium dan tunjangan, serta operasional dan pemeliharaan perkantoran; Program dan kegiatan yang mendukung pencapaian prioritas pembangunan nasional, prioritas pembangunan bidang dan/atau prioritas pembangunan daerah (dimensi kewilayahan) yang tercantum dalam dokumen RKP; 22
23 6. Tata Cara Penyusunan RKA-K/L (2/2) Kebutuhan dana pendamping untuk kegiatan-kegiatan yang anggarannya bersumber dari pinjaman dan/atau hibah dalam negeri/luar negeri; Kebutuhan anggaran untuk kegiatan lanjutan yang bersifat tahun jamak (multi years); Penyediaan dana untuk mendukung pelaksanaan inpres-inpres yang berkaitan dengan percepatan pemulihan pasca konflik dan pasca bencana di berbagai daerah; Penyediaan dana untuk mendukung pelaksanaan program/kegiatan yang sesuai dengan peraturan perundangan. 3. Dokumen RKA-K/L yang telah disusun ditandatangani oleh pejabat eselon I yang mempunyai alokasi anggaran (portofolio) dan merupakan penanggung jawab Program. Dalam hal KPA atau penanggung jawab Program bukan merupakan pejabat eselon I, RKA-K/L ditandatangani oleh pejabat dimaksud (biasanya terdapat pada lembaga non struktural). Selain itu, apabila KPA didelegasikan oleh pejabat eselon I kepada pejabat dibawahnya, maka RKA- K/L ditandatangani oleh pejabat yang mendapat amanah sebagai KPA. 23
24 7. Tata Cara Penelaahan RKA-K/L Dalam rangka Penelaahan RKA-K/L, hal-hal yang harus diperhatikan : 1. Penelaahan RKA-K/L dilakukan antara pejabat/petugas dari K/L dengan Kementerian Keuangan dan Kementerian Perencanaan. 2. Dalam proses penelaahan memperhatikan : kelayakan anggaran terhadap sasaran kinerja yang direncanakan; konsistensi sasaran kinerja K/L dengan Renja K/L dan RKP. 3. Hasil proses penelaahan RKA-K/L adalah : Catatan Penelaahan RKA-K/L, yang ditandatangani oleh pejabat/petugas K/L, Kementerian Keuangan dan Kementerian Perencanaan, yang kemudian ditetapkan oleh Kasubdit di lingkungan Anggaran I/II/III; Daftar Hasil Penelaahan RKA-K/L (DHP RKA-K/L), yang ditetapkan oleh Direktur Anggaran I/II/III atas nama Menkeu. 24
25 8. Pemblokiran Dalam rangka mendorong penyerapan anggaran dan meminimalkan kendala dalam pelaksanaan kegiatan, ketentuan terkait pemblokiran anggaran dilakukan perubahan antara lain : 1. Alasan pemblokiran dalam DHP RKA-K/L dan DIPA adalah : Belum mendapat persetujuan DPR terhadap alokasi dana pada RKA-K/L; Belum melampirkan dokumen pendukung berupa : TOR (jika terdapat perubahan dengan proposal inisiatif baru), Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak (SPTJM), Dasar hukum pengalokasian anggaran, Perhitungan kebutuhan biaya pembangunan/renovasi bangunan/gedung negara, Rencana Bisnis dan Anggaran BLU/RBA BLU (apabila berkenaan dengan Satker BLU). 2. Pencantuman blokir/tanda bintang pada DHP RKA-K/L yang disebabkan belum dilengkapinya dokumen pendukung, dapat otomatis dihapuskan apabila dokumen pendukung tersebut telah dilengkapi sebelum DIPA diterbitkan, sehingga tidak terdapat blokir/tanda bintang pada DIPA. 25
26 9. Standardisasi Format Dalam rangka meningkatkan akuntabilitas dan memudahkan dalam proses penelaahan, format yang digunakan dalam RKA-K/L 2013 dilakukan standardisasi. Format yang distandardisasi terbagi dalam dua kelompok : 1. Yang terisi oleh aplikasi (by system), yaitu: format RKA-K/L; format KK RKA-K/L; format RDP BUN; format KK RDP BUN; format DHP RKA-K/L; format Lampiran Keppres RABPP; format Himpunan RKA-K/L; format Catatan Penelaahan. 2. Diisi secara manual, yaitu: format persetujuan DPR; format KAK/TOR; format RAB; format SPTJM; format GBS. 26
27 10. Dukungan Teknologi Informasi 1. Penyusunan RKA-K/L untuk tahun anggaran 2013 dilakukan dengan menggunakan aplikasi existing (aplikasi RKA-K/L DIPA, yang dapat mengakomodir isian dalam aplikasi GPP, SBK dan TR PNBP). Untuk RKA- K/L TA 2013 terdapat penambahan untuk : Tanda (flag) untuk output prioritas nasional; Pengelompokan komponen input kedalam kelompok komponen utama dan komponen pendukung; Tematik APBN. 2. Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara (SPAN) : SPAN merupakan sistem informasi manajemen keuangan yang terintegrasi dari mulai perencanaan sampai dengan pelaporan, terotomasi secara penuh, serta menggunakan data base yang terpusat; Terdapat dua aplikasi dalam SPAN : aplikasi SAKTI (tingkat satker) dan aplikasi SPAN (tingkat eselon I dan K/L). 3. Apabila SPAN dapat diterapkan pada 2012 ini, proses integrasinya ke dalam SPAN akan dilakukan oleh Kementerian Keuangan. 27
28 Terima Kasih 28
LATAR BELAKANG belum sepenuhnya dapat memberikan panduan secara teknis
29 Oktober 2012 1. PENDAHULUAN 2 LATAR BELAKANG Terdapat 3 (tiga) landasan hukum dalam penyusunan RKA-K/L, yaitu: (i) Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara; khususnya pada Bab III Penyusunan
Lebih terperinci1. Landasan Berpikir (1)
1 1. Landasan Berpikir (1) 1. RKA-K/L => merupakan dokumen perencanaan dan penganggaran yang berisi program dan kegiatan sebagai penjabaran dari Renja K/L dalam satu tahun anggaran beserta anggaran yang
Lebih terperinciPokok Pokok Perubahan Revisi Anggaran Tahun Anggaran 2015
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA Pokok Pokok Perubahan Revisi Anggaran Tahun Anggaran 2015 (Perubahan PMK No. 7/PMK.02/2014, tanggal 13 Januari 2014) 1 2 Pokok Bahasan 1 Dasar Pertimbangan draft
Lebih terperinciKEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA. 25-Jul-13 INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN Jakarta, Juli 2013 1 Pokok Bahasan 1 Pendahuluan 2 Beberapa Perubahan Pengaturan 3 Pokok-pokok Pengaturan
Lebih terperinciPOKOK-POKOK KEBIJAKAN PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN
POKOK-POKOK KEBIJAKAN PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN Bimtek Penganggaran Untuk PTN Baru dan Satker Kemristekdikti Lainnya Di Lingkup Provinsi DKI Jakarta, Jawa Barat dan Banten Bandung 27 April 2018 Profil
Lebih terperinciLampiran III PMK tentang Petunjuk Penyusunan dan Penelaahan RKA-KL Tahun Anggaran 2011 Nomor :.../PMK.02/2011 Tanggal :...
Direktorat Sistem Penganggaran Direktorat Jenderal Anggaran Jakarta, Mei 2010 Lampiran III PMK tentang Petunjuk Penyusunan dan Penelaahan RKA-KL Tahun Anggaran 2011 Nomor :.../PMK.02/2011 Tanggal :...
Lebih terperinciDIREKTORAT ANGGARAN BIDANG POLHUKHANKAM & BA BUN DIREKTORAT JENDERAL ANGGARAN 1
KEMENTERIAN KEUANGAN RI Peraturan Menteri Keuangan Nomor 93/PMK.02/2017 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 10/PMK.02/2017 tentang Tata Cara Revisi TA 2017 DIREKTORAT ANGGARAN BIDANG
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.905, 2013 KEMENTERIAN KEUANGAN. Rencana Kerja. Anggaran. Kementerian/Lembaga. Penyusunan. Penelahaan. Petunjuk. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 94/PMK.02/2013
Lebih terperinci2011, No d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuangan
No.151, 2011 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. Revisi Anggaran. Prosedur. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49/PMK.02/2011 TENTANG TATA CARA REVISI ANGGARAN TAHUN
Lebih terperinci2 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5 Tambahan Lembaran Negara No
No.536, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA MENKOKESRA. Revisi. Petunjuk Operasional Kegiatan. Tata Cara. Petunjuk. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA
Lebih terperinciLANGKAH-LANGKAH PERCEPATAN PEMBUKAAN BLOKIR ANGGARAN BELANJA K/L APBN 2013
KEMENTERIAN KEUANGAN RI DIREKTORAT JENDERAL ANGGARAN KEMENTERIAN KEUANGAN RI DIREKTORAT JENDERAL ANGGARAN LANGKAH-LANGKAH PERCEPATAN PEMBUKAAN BLOKIR ANGGARAN BELANJA K/L APBN 2013 Disampaikan Dalam Rapat
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 180/PMK.02/2010 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 69/PMK.02/2010 TENTANG TATA CARA REVISI ANGGARAN TAHUN ANGGARAN 2010 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.677,2012
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.677,2012 PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 112/PMK.02/2012 TENTANG PETUNJUK PENYUSUNAN DAN PENELAAHAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
Lebih terperinciMANAJEMEN KEUANGAN PUBLIK
JURNAL MANAJEMEN KEUANGAN PUBLIK MKP ANALISIS PENGHITUNGAN ANGKA DASAR (BASELINE) DALAM Politeknik Keuangan Negara STAN Alamat Korespondensi: imeleirwan@gmail.com INFORMASI ARTIKEL Diterima Pertama [04-07-2017]
Lebih terperinciEvaluasi Perencanaan dan Penganggaran Satuan Kerja. Direktorat Jenderal Anggaran
Evaluasi Perencanaan dan Penganggaran Satuan Kerja Direktorat Jenderal Anggaran Dasar Hukum 1. Undang Undang Nomor 17 Tahun 2013 tentang Keuangan Negara 2. Peraturan Pemerintah Nomor 90 Tahun 2010 tentang
Lebih terperinci2017, No kementerian negara/lembaga dan pengesahan daftar isian pelaksanaan anggaran; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud da
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.985, 2017 KEMENKEU. RKA-K/L. Pengesahan DIPA. Petunjuk Penyusunan dan Penelaahan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 94/PMK.02/2017 TENTANG
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 140/PMK.02/2015
SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 140/PMK.02/2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 257/PMK.02/2014 TENTANG TATA CARA REVISI ANGGARAN TAHUN ANGGARAN 2015
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32/PMK.02/2013 TENTANG TATA CARA REVISI ANGGARAN TAHUN ANGGARAN 2013
PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32/PMK.02/2013 TENTANG TATA CARA REVISI ANGGARAN TAHUN ANGGARAN 2013 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang
Lebih terperinciPENYUSUNAN ULANG PRAKIRAAN MAJU 2019, 2020, DAN 2021 UNTUK KEPERLUAN PENYUSUNAN ANGKA DASAR PAGU INDIKATIF Jakarta, Februari 2018
PENYUSUNAN ULANG PRAKIRAAN MAJU 2019, 2020, DAN 2021 UNTUK KEPERLUAN PENYUSUNAN ANGKA DASAR PAGU INDIKATIF 2019 Jakarta, Februari 2018 PENDAHULUAN (1/2) Sesuai amanat Pasal 3 ayat (3) PMK No. 94 Tahun
Lebih terperinci2016, No b. bahwa dalam rangka pemantapan penerapan kerangka pengeluaran jangka menengah, penganggaran terpadu,penganggaran berbasis kinerja,
No.1629, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Penyusunan dan Penelaahan RKA- KL. Pengesahan DIPA. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 163 /PMK.02/2016 TENTANG PETUNJUK
Lebih terperinciTata Cara Revisi Anggaran Tahun Anggaran 2015
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA Tata Cara Revisi Anggaran Tahun Anggaran 2015 (PMK No. 257/PMK.02/2014, tanggal 2014) 30 Desember (Perubahan PMK No. 7/PMK.02/2014, tanggal 13 Januari 2014) 1 Pokok
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 257/PMK.02/2014 TENTANG TATA CARA REVISI ANGGARAN TAHUN ANGGARAN 2015
SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 257/PMK.02/2014 TENTANG TATA CARA REVISI ANGGARAN TAHUN ANGGARAN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN, Menimbang : bahwa dalam rangka pelaksanaan
Lebih terperinciDOKUMEN DASAR PEMBAYARAN ATAS BEBAN APBN
DOKUMEN DASAR PEMBAYARAN ATAS BEBAN APBN DIKLAT BENDAHARA PENGELUARAN APBN Konsep Penganggaran dalam Dokumen Pelaksanaan Anggaran Tugas Bendahara terkait dengan pengujian dan pembayaran tagihan tidak dapat
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 136/PMK.02/2014 TENTANG
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 136/PMK.02/2014 TENTANG PETUNJUK PENYUSUNAN DAN PENELAAHAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 257/PMK.02/2014 TENTANG TATA CARA REVISI ANGGARAN TAHUN ANGGARAN 2015
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 257/PMK02/2014 TENTANG TATA CARA REVISI ANGGARAN TAHUN ANGGARAN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI
Lebih terperinciDOKUMEN DASAR PEMBAYARAN ATAS BEBAN APBN
DOKUMEN DASAR PEMBAYARAN ATAS BEBAN APBN 2 Menjelaskan konsep penganggaran dalam DIPA Menjelaskan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran Sebagai Dasar Pengujian Dan Pembayaran Tagihan Menjelaskan Dokumen Lain
Lebih terperinciREVIU LAPORAN KEUANGAN DAN RKA KL SEBAGAI KEGIATAN ASSURANCE ITJEN KEMHAN DALAM RANGKA PENINGKATAN AKUNTABILITAS KEUANGAN UO KEMHAN
BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN REVIU LAPORAN KEUANGAN DAN RKA KL SEBAGAI KEGIATAN ASSURANCE ITJEN KEMHAN DALAM RANGKA PENINGKATAN AKUNTABILITAS KEUANGAN UO KEMHAN Deputi PIP Bidang Polhukam
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.836, 2013 KEMENTERIAN KEUANGAN. Penghargaan. Sanksi. Pelaksanaan Anggaran Belanja. Kementerian. Lembaga. Tata Cara. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR
Lebih terperinciTata Cara Perencanaan, Penelaahan, dan Penetapan Alokasi Anggaran BA BUN dan Pengesahan DIPA BA BUN (PMK No. 231/PMK.02/2015)
Tata Cara Perencanaan, Penelaahan, dan Penetapan Alokasi Anggaran BA dan Pengesahan DIPA BA (PMK No. 231/PMK.02/2015) 1 SISTEMATIKA PENYAJIAN (1/2) BATANG TUBUH BAB I Ketentuan Umum Ps.1 BAB II PA, PPA
Lebih terperinciBERITA NEGARA. No.1341, 2012 KEMENTERIAAN KOORDINATOR BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT. Petunjuk Operasional. Kegiatan. Revisi. Pedoman.
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1341, 2012 KEMENTERIAAN KOORDINATOR BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT. Petunjuk Operasional. Kegiatan. Revisi. Pedoman. PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG KESEJAHTERAAN
Lebih terperinciKEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL ANGGARAN
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL ANGGARAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL ANGGARAN NOMOR PER- 03/AG/2011 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENYUSUNAN DAN PENELAAHAN STANDAR BIAYA KELUARAN
Lebih terperinciDASAR HUKUM. Jawab Keuangan Negara;. PP No. 20 Tahun 2004 tentang RKP;. PP No. 21 Tahun 2004 ttg Penyusunan RKA-KL. dan Tanggung
DASAR HUKUM. UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbend. Negara;. UU No. 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara;. PP No.
Lebih terperinciMENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 49/PMK.02/2011 TENTANG TATA CARA REVISI ANGGARAN TAHUN ANGGARAN 2011
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 49/PMK.02/2011 TENTANG TATA CARA REVISI ANGGARAN TAHUN ANGGARAN 2011 DERNGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN, Menimbang
Lebih terperinciOVERVIEW IMPLEMENTASI DAN EVALUASI RBA BLU. Kementerian Keuangan RI Direktorat Jenderal Perbendaharaan
OVERVIEW IMPLEMENTASI DAN EVALUASI RBA BLU Kementerian Keuangan RI Direktorat Jenderal Perbendaharaan AGENDA PEMBAHASAN 1. Pendahuluan 2. Mekanisme Penyusunan dan Pengajuan RBA BLU 3. Hal-Hal yang Perlu
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1213, 2014 KEMENKEU. Bendahara Umum. Anggaran. Penetapan Alokasi. Penelahaan. Perencanaan. Tata Cara. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 46 /PMK.02/2008 TENTANG
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 46 /PMK.02/2008 TENTANG TATA CARA PERUBAHAN RINCIAN ANGGARAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT DAN PERUBAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN
Lebih terperinciMENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7/PMK.02/2014 TENTANG
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7/PMK.02/2014 TENTANG TATA CARA REVISI ANGGARAN TAHUN ANGGARAN 2014 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, MENTERI KEUANGAN
Lebih terperinciPEDOMAN PENELITIAN RKA-K/L
LAMPIRAN II KEPUTUSAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA NOMOR M.HH.-05.PR.01.04 TAHUN 2016 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERENCANAAN PENGANGGARAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
Lebih terperinciSALINAN TENTANG TUHAN. Tahun. Negaraa
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 89/PMK.02/2013 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN PENGHARGAAN DAN PENGENAANN SANKSI ATAS PELAKSANAAN ANGGARAN BELANJA
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 90 TAHUN 2010 TENTANG PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 90 TAHUN 2010 TENTANG PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 69/PMK.02/2010 TENTANG TATA CARA REVISI ANGGARAN TAHUN ANGGARAN 2010 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 69/PMK.02/2010 TENTANG TATA CARA REVISI ANGGARAN TAHUN ANGGARAN 2010 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN, Menimbang
Lebih terperinciREVIU ANGKA DASAR (BASELINE) (Bagian 1)
REVIU ANGKA DASAR (BASELINE) (Bagian 1) Ada lima tahapan pokok dalam satu siklus APBN di Indonesia yaitu : 1). Perencanaan dan Penganggaran APBN; 2). Penetapan/Persetujuan APBN; 3). Pelaksanaan APBN; 4).
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.2040, 2014 KEMENKEU. Anggaran. 2015. Revisi. Tata Cara. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 257/PMK.02/2014 TENTANG TATA CARA REVISI ANGGARAN TAHUN ANGGARAN
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,
SALINAN PERATURAN MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PERENCANAAN, PELAKSANAAN, PELAPORAN, PEMANTAUAN DAN
Lebih terperinciRevisi Anggaran Tahun Anggaran Bandung, 27 April 2018
Revisi Anggaran Tahun Anggaran 2018 Bandung, 27 April 2018 ž Dasar Hukum Revisi Anggaran 2018 ž Ruang lingkup revisi, Kewenangan dan batasan revisi anggaran ž Matrik kewenangan penyelesaian revisi anggaran
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 257/PMK.02/2014 TENTANG TATA CARA REVISI ANGGARAN TAHUN ANGGARAN 2015
MENTERI KEUANGAN SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 257/PMK.02/2014 TENTANG TATA CARA REVISI ANGGARAN TAHUN ANGGARAN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN, Menimbang : bahwa dalam
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 137 /PMK.02/2006 TENTANG TATA CARA REVISI DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (DIPA) TAHUN 2007
Page 1 of 6 MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 137 /PMK.02/2006 TENTANG TATA CARA REVISI DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (DIPA) TAHUN 2007 DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciPEDOMAN REVIU RKA-K/L OLEH APIP K/L
2013, No.1492 8 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 194/PMK.02/2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 94/PMK.02/2013 TENTANG PETUNJUK PENYUSUNAN DAN PENELAAHAN
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7/PMK.02/2014 TENTANG TATA CARA REVISI ANGGARAN TAHUN ANGGARAN 2014
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7/PMK.02/2014 TENTANG TATA CARA REVISI ANGGARAN TAHUN ANGGARAN 2014 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, MENTERI
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 90 TAHUN TENTANG PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 90 TAHUN 2010010 TENTANG PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 38/PMK.02/2011 TENTANG TATA CARA PENGGUNAAN HASIL OPTIMALISASI ANGGARAN BELANJA KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA TAHUN ANGGARAN 2010 PADA TAHUN ANGGARAN 2011 DAN PEMOTONGAN PAGU
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.1411, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. DIPA. Penyusunan. Pengesahan. Petunjuk. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 171/PMK.02/2013 TENTANG PETUNJUK PENYUSUNAN
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 90 TAHUN TENTANG PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
www.bpkp.go.id PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 90 TAHUN 2010010 TENTANG PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK
Lebih terperinciPENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM. Direktorat Pembinaan PK BLU Direktorat Jenderal Perbendaharaan Departemen Keuangan
PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM Direktorat Pembinaan PK BLU Direktorat Jenderal Perbendaharaan Departemen Keuangan Perencanaan Anggaran Satker BLU BLU membuat rencana bisnis lima tahunan mengacu
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49/PMK.02/2012 TENTANG TATA CARA REVISI ANGGARAN TAHUN ANGGARAN 2012
SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 49/PMK.02/2012 TENTANG TATA CARA REVISI ANGGARAN TAHUN ANGGARAN 2012 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka efisiensi
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 44 /PMK.05/2009 TENTANG RENCANA BISNIS DAN ANGGARAN SERTA PELAKSANAAN ANGGARAN BADAN LAYANAN UMUM
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 44 /PMK.05/2009 TENTANG RENCANA BISNIS DAN ANGGARAN SERTA PELAKSANAAN ANGGARAN BADAN LAYANAN UMUM MENTERI KEUANGAN, Menimbang
Lebih terperinciInspektur Jenderal Kementerian Keuangan. Peningkatan Akuntabilitas RKA-K/L melalui Reviu oleh APIP
Inspektur Jenderal Kementerian Keuangan Peningkatan Akuntabilitas RKA-K/L melalui Reviu oleh APIP Agenda 1 2 3 Peran APIP dalam Pengawasan Perencanaan & Penganggaran Strategi Reviu RKA-K/L oleh APIP Hal-halYang
Lebih terperinciAsumsi : Satker Ditetapkan pada Tahun 2010
LANGKAH-LANGKAH SETELAH DITETAPKAN MENJADI SATUAN KERJA PK BLU SETELAH DITETAPKAN MENJADI SATKER BLU APA YANG HARUS DILAKUKAN Asumsi : Satker Ditetapkan pada Tahun 2010 Menyetorkan seluruh PNBP TA 2010
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 177/PMK.02/2014 TENTANG
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 177/PMK.02/2014 TENTANG TATA CARA PERENCANAAN, PENELAAHAN, DAN PENETAPAN ALOKASI BAGIAN ANGGARAN BENDAHARA
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 158/PMK.02/2014 TENTANG
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 158/PMK.02/2014 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN PENGHARGAAN DAN PENGENAAN SANKSI ATAS PELAKSANAAN ANGGARAN BELANJA
Lebih terperinciREVISI ANGGARAN PADA DJA SEMAKIN SEDERHANA, CEPAT DAN AKURAT (Bagian 1)
REVISI ANGGARAN PADA DJA SEMAKIN SEDERHANA, CEPAT DAN AKURAT (Bagian 1) Dalam praktek penyusunan RKA-K/L, terkadang terjadi proses penganggaran yang belum memperhatikan kaidah-kaidah penganggaran yang
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR TENTANG PETUNJUK PENYUSUNAN DAN PENELAAHAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR TENTANG PETUNJUK PENYUSUNAN DAN PENELAAHAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA Menimbang DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI
Lebih terperinci1. Tujuan dan Landasan Konseptual PBK; 2. Kerangka PBK; 3. Syarat Penerapan PBK; 4. Tahapan Kegiatan Penerapan PBK; 5. Mekanisme Penganggaran.
1. Penganggaran Berbasis Kinerja (PBK); 2. Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah (KPJM); 3 Format Baru RKA-KL. 3. RKA KL di Indonesia (Menuju pengelolaan APBN yang transparan dan kredibel) Direktorat Jenderal
Lebih terperinciPOKOK-POKOK PERUBAHAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NO. 10/PMK.02/2017 TENTANG TATA CARA REVISI ANGGARAN TA 2017
KEMENTERIAN KEUANGAN DIREKTORAT JENDERAL ANGGARAN 1 POKOK-POKOK PERUBAHAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NO. 10/PMK.02/2017 TENTANG TATA CARA REVISI ANGGARAN TA 2017 Palembang, 12 Oktober 2017 POKOK BAHASAN
Lebih terperinciANALISIS PENYUSUNAN ANGGARAN BERBASIS KINERJA PADA KANTOR PENGAWASAN DAN PELAYANAN BEA DAN CUKAI GRESIK ABSTRAK. Oleh Elly Hesrini
ANALISIS PENYUSUNAN ANGGARAN BERBASIS KINERJA PADA KANTOR PENGAWASAN DAN PELAYANAN BEA DAN CUKAI GRESIK ABSTRAK Oleh Elly Hesrini Penganggaran Berbasis Kinerja merupakan suatu pendekatan dalam sistem penganggaran
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 90 TAHUN TENTANG PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 90 TAHUN 2010010 TENTANG PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.1492, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. Rencana Kerja. Anggaran. Kementerian/Lemnaga. Penyusunan. Petunjuk. Perubahan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 194/PMK.02/2013
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sejak tahun anggaran 2013, kewenangan atas pengesahan Daftar Isian
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejak tahun anggaran 2013, kewenangan atas pengesahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) beralih dari Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPB) kepada Direktorat
Lebih terperinciTata Cara Revisi Anggaran Tahun Anggaran 2014
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA Tata Cara Revisi Anggaran Tahun Anggaran 2014 (PMK No. 07/PMK.02/2014, tanggal 13 Januari 2014) Jakarta, 27 Januari 2014 1 Pokok Pengaturan 1 2 3 4 5 6 7 8 Hal-hal
Lebih terperinci2015, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Pemberdayaan Perem
No.933, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENPP-PA. Dekonsentrasi. Penatausahaan. Pedoman. PERATURAN MENTERI PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG
Lebih terperinciPOKOK POKOK HASIL PEMBAHASAN RAPBN TAHUN 2012 DAN TINDAK LANJUT PENYELESAIANNYA
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA POKOK POKOK HASIL PEMBAHASAN RAPBN TAHUN 2012 DAN TINDAK LANJUT PENYELESAIANNYA Disampaikan oleh: MENTERI KEUANGAN RAPAT KOORDINASI PENYELESAIAN PEMBAHASAN RAPBN
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 93/PMK.02/2011 TENTANG
SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 93/PMK.02/2011 TENNG PETUNJUK PENYUSUNAN DAN PENELAAHAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN,
Lebih terperinciPENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 90 TAHUN 2010 TENTANG PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
I. UMUM PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 90 TAHUN 2010 TENTANG PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA Tantangan utama pengelolaan Anggaran Pendapatan
Lebih terperinci2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2015 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2016 (Lembaran Negara R
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.562, 2016 KEMENKEU. Revisi. TA 2016. Tata Cara. Perubahan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /PMK.02/2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI
Lebih terperinciPETUNJUK PENYUSUNAN DAN PENELAAHAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 112/PMK.02/2012 TENNG PETUNJUK PENYUSUNAN DAN PENELAAHAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN,
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.239, 2014 KEMENDAG. Dekonsentrasi. Perdagangan. Gubernur. Pelimpahan. PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74/M-DAG/PER/12/2013 TENTANG PELIMPAHAN
Lebih terperinciPENGELOLAAN PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL ANGGARAN DIREKTORAT PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK PENGELOLAAN PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK DISAMPAIKAN DALAM KEGIATAN SOSIALISASI PERATURAN
Lebih terperinciTATA CARA REVISI ANGGARAN TAHUN ANGGARAN 2016 PMK No.15/PMK.02/2016
TATA CARA REVISI ANGGARAN TAHUN ANGGARAN 2016 PMK No.15/PMK.02/2016 1 POKOK POKOK PERATURAN MENTERI KEUANGAN NO. 15/PMK.02/2016 TENTANG REVISI ANGGARAN TAHUN ANGGARAN 2016 2 RUANG LINGKUP REVISI ANGGARAN
Lebih terperinciSPENDING REVIEW 2013 Metodologi
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN SPENDING REVIEW 2013 Metodologi Jakarta, 29 Agustus 2013 PENGERTIAN
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.99, 2013 KEMENTERIAN KESEHATAN. Rencana Bisnis dan Anggaran. BLU. Ditjen Bina Upaya Kesehatan. Pedoman. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN
Lebih terperinciDalam Rangka Penyusunan RKP
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA Pertemuan Tiga Pihak Dalam Rangka Penyusunan RKP dan Renja K/L Tahun 2013 Direktorat Jenderal Anggaran, Jakarta, April 2012 Pokok Bahasan 1. Tujuan Pelaksanaan;
Lebih terperinci2011, No Tahun 2010 Nomor 152, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5178); 3. Keputusan Presiden Nomor 56/P Tahun 2010; MEMUTUSKAN:
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.365, 2011 KEMENTERIAN KEUANGAN. Penyusunan. Renker dan Anggaran. Petunjuk. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 93/PMK.02/2011 TENTANG PETUNJUK PENYUSUNAN
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 143/PMK.02/2015 TENTANG
SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 143/PMK.02/2015 TENTANG PETUNJUK PENYUSUNAN DAN PENELAAHAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA DAN PENGESAHAN DAFTAR ISIAN
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.542, 2013 KEMENTERIAN KESEHATAN. Rencana Bisnis. Anggaran. Politeknik Kesehatan. Penyusunan. Pedoman. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2013
Lebih terperinci2 3. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 20
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1989, 2014 KEMENDAG. Pemerintahan. Dekonsentrasi. Gubernur. Pelimpahan. PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 92/M-DAG/PER/12/2014 TENTANG PELIMPAHAN
Lebih terperinciDALAM RANGKA PENYUSUNAN RKP DAN RENJA K/L TAHUN 2014
Lampiran Surat Bersama PAGU INDIKATIF TAHUN 2014 PETUNJUK PELAKSANAAN PERTEMUAN TIGA PIHAK DALAM RANGKA PENYUSUNAN RKP DAN RENJA K/L TAHUN 2014 A DANA RAK GAR CA NA KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN
Lebih terperinciPEDOMAN PENYUSUNAN ANGGARAN PADA SATKER RO RENA POLDA NTB
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT BIRO PERENCANAAN UMUM M DAN ANGGARAN PEDOMAN PENYUSUNAN ANGGARAN PADA SATKER RO RENA POLDA NTB MATARAM, MEI 2016 KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK
Lebih terperinci2012, No
2012, No.329 10 11 2012, No.329 NO PETUNJUK PENGISIAN LAPORAN REALISASI ANGGARAN BELANJA TAHUN ANGGARAN 2011 URAIAN (1) Diisi dengan nama dan kode Kementerian Negara/Lembaga. (2) Diisi dengan nama dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses perencanaan dan penganggaran pembangunan senantiasa merupakan satu entitas dalam siklus pembangunan. Konsep demikian telah dituangkan dalam kerangka hukum Undang-Undang
Lebih terperinciMENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 160/PMK.02/2012 TENTANG
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 160/PMK.02/2012 TENTANG PETUNJUK PENYUSUNAN DAN PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.1378, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. Revisi Anggaran. TA 2013. Tata Cara. Perubahan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 166/PMK.02/2013 TENTANG PERUBAHAN
Lebih terperinciMEMUTUSKAN : PERATURAN MENTERI KEUANGAN TENTANG TATA CARA REVISI DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (DIPA) TAHUN 2006 BAB I KETENTUAN UMUM.
SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR : 33 / PMK. 02 / 2006 TENTANG TATA CARA REVISI DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN TAHUN 2006 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No. 287, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. Standar. Biaya. Tahun Anggaran 2013. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37/PMK.02/2012 TENTANG STANDAR BIAYA TAHUN
Lebih terperinciPAGU ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA TAHUN ANGGARAN 2015
KEMENTERIAN KEUANGAN RI PAGU ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA TAHUN ANGGARAN 2015 JAKARTA, 11 JULI 2014 DIREKTORAT JENDERAL ANGGARAN 1 POKOK BAHASAN 12 Dasar Hukum Penyusunan Pagu Anggaran TA 2015 2
Lebih terperinciHAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM PENGGUNAAN APLIKASI RKA-KL 2015 TERKAIT DENGAN BERLAKUNYA SPAN SECARA PENUH PADA TAHUN ANGGARAN 2015
HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM PENGGUNAAN APLIKASI RKA-KL 2015 TERKAIT DENGAN BERLAKUNYA SPAN SECARA PENUH PADA TAHUN ANGGARAN 2015 POKOK BAHASAN I. II. III. IV. V. VI. PENCANTUMAN VOLUME KPJM PADA
Lebih terperinciFORMAT SURAT PERNYATAAN PENGGUNAAN HASIL OPTIMALISASI UNTUK KEGIATAN PRIORITAS, MENDESAK, KEDARURATAN ATAU TIDAK DAPAT DITUNDA
2012, No.349 36 LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49/PMK.02/2012 TENTANG TATA CARA REVISI ANGGARAN TAHUN ANGGARAN 2012 FORMAT SURAT PERNYATAAN PENGGUNAAN HASIL OPTIMALISASI
Lebih terperinciKEMENTERIAN PERTAHANAN RI DIREKTORAT JENDERAL PERENCANAAN PERTAHANAN
KEMENTERIAN PERTAHANAN RI DIREKTORAT JENDERAL PERENCANAAN PERTAHANAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERENCANAAN PERTAHANAN NOMOR 03 TAHUN 2015 TENTANG PROSEDUR REVISI ANGGARAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERTAHANAN
Lebih terperinciBAB 1 SISTEM PENGANGGARAN
2012, No.677 8 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 112/PMK..02/2012 TENTANG PETUNJUK PENYUSUNAN DAN PENELAAHAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA / LEMBAGA BAB 1 SISTEM
Lebih terperinciFORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : Mewujudkan pengelolaan kas yang efisien dan optimal.
RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA FORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : 215 A. KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA : B. UNIT ORGANISASI : (15) KEMENTERIAN
Lebih terperinciMENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 104 /PMK.02/2010 TENTANG PETUNJUK PENYUSUNAN DAN PENELAAHAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA TAHUN ANGGARAN 2011 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinci