Penetapan Referensi Level Emisi. Conservation International: Jonah Busch Agustin Silvani Muhammad Farid
|
|
- Inge Iskandar
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Penetapan Referensi Level Emisi Conservation International: Jonah Busch Agustin Silvani Muhammad Farid
2 Perbincangan Disain UNFCCC REDD+ Measurement, reporting and verification Permanen dan pertanggungjawaban (liability) Jaminan hak-hak indigenous peoples dan local communities Referensi Level Lihat NP No.39 dan
3 Referensi level: Tiga Tujuan UNFCCC menyetujui referensi level nasional untuk penghargaan upaya reduksi dan kompensasi Model skenario referensi teknis untuk mengidentifikasi penyebab deforestasi dan mengarahkan intervensi kebijakan Referensi level Sub-national untuk memberi insentif dan kompensasi upaya pengurangan emisi lokal dari deforestasi
4 Referensi level menentukan tingkat kompensasi dan insentif negara-negara yang berpartisipasi dalam REDD+ Reduction in Emissions Source: Mollicone et al, 2007
5 Bagaimana menentukan referensi level? Masa lalu Akan Datang Model Emisi dari deforestas si Rata2 Sejarah Penyesuaian Rata2 Sejarah Waktu
6 Petunjuk UNFCCC tentang referensi level sedang dinegosiasikan (FCCC/SBSTA/2009/L.9) [Recognizes that [developing countries, when establishing] [methodologies to establish] [national] reference emission levels and reference levels [should] take into account, [inter alia,] national circumstances; respective national capabilities and capacities; historical data; [if necessary adjustments for expected future emission trends]; relevant socioeconomic factors; drivers of deforestation; and existing domestic legislation, policies and measures [, or those under development], as appropriate;] Adjusted Historic Modeled
7 Beberapa Proposal Disain REDD referensi level Disain Referensi Deskripsi Without REDD FAO FRA (2005) Counterfactual business as usual scenario National historical reference levels Elevated reference levels for countries with low deforestation rates Reference level is weighted average of national and global rate Flow withholding and stock payment Annualized fraction of forest stock at risk of emission Santilli et al (2005) Mollicone et al (2007); da Fonseca et al (2007) Strassburg et al (2008) Cattaneo et al (2008) Ashton et al (2008) Reduction credits only Stabilization credits in addition to reduction credits Stabilization credits funded by fewer reduction credits Stabilization credits funded by withholding reduction credits Credits for reduction below forward-looking reference level Cap and trade for REDD Eliasch (2008) Countries above cap must purchase credits; countries below cap may sell credits
8 Membandingkan Iklim dan dampak biaya terhadap s of usulan alternatif referensi level dengan menggunakan the Open Source Impacts of REDD Incentives Spreadsheet (OSIRIS) Busch, J., Strassburg, B., Cattaneo, A., Lubowski, R., Bruner, A., Rice, R., Creed, A., Ashton, R., Boltz, F. (2009). Comparing climate and cost impacts of reference levels for reducing emissions from deforestation. Environmental Research Letters, 4: Model seimbang 84 negara untuk pertanian dan satu periode produksi kayu pada satu hektar di kawasan tropis ( frontier agriculture ) Menggabungkan insentif nasional untuk mereduksi emisi deforestasi, dan international leakage Kalibrasi kurva National supply menggunakan data global berkualitas yang ada tentang pertanian, kehutanan, densitas karbon, penutupan hutan dan perubahannya Output: deforestasi country-by-country(ha/thn), emisiemisi (ton CO 2 e/thn), revenue ($/thn), cost-efficiency dari pengurangan emisi ($/ton CO 2 e) Penekanan: Disain model untuk membandingkan iklim dan dampak biaya diantara disain REDD+, daripada untuk memprediksi besarnya dampak
9 Disain referensi level REDD yang paling efektif menekankan pada keseimbangan insentif melalui pengurangan HD, mempertahankan LD OSIRIS v2.6 Parameter values: C0 2 price=$5/ton CO 2 ; Permanence scale=1.00; Elasticity of demand=1.0; Social preference for REDD surplus = 1.00; Mgmt cost=$3.50/ha/yr; Soil carbon eligible=0.25; Baseline for low defor=0.0015; Weight on historical=0.85; Stock-flow withholding=0.15; Low defor emitted by: 2100; High defor emitted by: 2050
10
11 Referensi level: Tiga Tujuan UNFCCC menyetujui referensi level nasional untuk penghargaan upaya reduksi dan kompensasi Model skenario referensi teknis untuk mengidentifikasi penyebab deforestasi dan mengarahkan intervensi kebijakan Referensi level Sub-national untuk memberi insentif dan kompensasi upaya pengurangan emisi lokal dari deforestasi
12 RPP-Membangun Skenario Referensi Menilai data yang ada: area hutan, perubahan tutupan hutan, peta sebaran karbon density, inventarisasi Identifikasi gap pada data Analisis kecenderungan sejarah deforestasi pada perubahan tutupan lahan dan forest karbon Membangun kecenderungan sejarah deforestasi, dan/atau memproyeksi ke depan
13 Menganalisis sejarah deforestasi 1). Kumpulkan DD data di masa lalu: - Analisis data pada sejarah kecenderungan tutupan lahan, dari inventarisasi hutan dan data remote sensing - Biasanya 10 sampai 15 tahun ke belakang (Kapan) - Buat baseline peta tutupan lahan (tahun): untuk memperoleh resolusi geospatial (mis: Dimana deforestasi terjadi) - Kumpulkan data inventarisasi hutan atau data literature tentang densiti biomassa hutan, untuk mengestimasi Carbon stok per ha 2). Identifikasi Penyebab data layernya (mis: jalan, sawmill, kelerengan, jarak dari sungai) dan dengan penjelasan deforestasi (untuk menempatkan deforestasi dan membantu memproyeksi di masa mendatang) 3. Konversi area yang terdeforestasi ke dalam emisi CO2 dan lokasinya menggunakan data karbon densiti >>>>>>Skenario reference berubah karena stok karbon hutan berubah sepanjang waktu
14 Menganalisis Kecenderungan di masa datang 1). Mulai dengan skenario kecenderungan sejarah reference 2). Buat ekstrapolasi method terhadap kecenderungan sejarah deforestasi ( mis: jalan, sawmill dan jarak dari sungai) dan tentukan yang paling potensial lokasi dari deforestasi di masa datang 3). Menilai: rencana pembangunan jangka panjang, tren dari ekonomi dan pertamnbahan penduduk dan tren makroekonomi. 4). Ujicoba deforestasi dari skenario sejarah ke proyeksi di masa mendatang 5). Konversi area yang sudah ditebang ke dalam emisi CO2 dengan menggunakan data carbon density dan estimasi untuk masa mendatang.
15 Penyebab Deforestasi di Indonesia Planned Perkebunan (konversi) Logging Pembangunan Jalan Transmigrasi Pertambangan Unplanned - Illegal Logging - Perambahan - Kebakaran
16 Referensi level: Tiga Tujuan UNFCCC menyetujui tingkat referensi nasional untuk penghargaan upaya reduksi dan kompensasi Model skenario referensi teknis untuk mengidentifikasi penyebab deforestasi dan mengarahkan intervensi kebijakan Referensi level Sub-national untuk memberi insentif dan kompensasi upaya pengurangan emisi lokal dari deforestasi
17
18 Referensi level Sub-national : Contoh dari Brazil Usulan Stock-flow-targets : Pembayaran terhadap pengurangan deforestasi dibawah sub-national reference level Pembayaran terhadap upaya menjaga forest stock Pembayaran terhadap pencapaian target reduksi Supported by Brazilian Amazon states
19 OSIRIS-Indonesia: Alat untuk menginformasikan disain nasional insentif REDD, termasuk sub-national reference level Output Nasional dan lokal: Emisi (tco 2 /thn) Deforestasi (ha/thn) Revenue ($/thn) Input yang dapat dimodifikasi: Sub-national reference level Benefit sharing beragam skala Sektoral dan insentif spasial dan regulasi Asuransi dan permanence Nilai-nilai dari parameter (harga karbon, biaya transaksi, partisipasi lokal )
20 TERIMA KASIH
Kebijakan Pelaksanaan REDD
Kebijakan Pelaksanaan REDD Konferensi Nasional terhadap Pekerjaan Hijau Diselenggarakan oleh Organisasi Perburuhan Internasional Jakarta Hotel Borobudur, 16 Desember 2010 1 Kehutanan REDD bukan satu-satunya
Lebih terperinciOpportunity Cost Dalam Pelaksanaan REDD
Opportunity Cost Dalam Pelaksanaan REDD Dr. Suyanto Bogor 30-31 May 2011 Global Climate Change has become one of the top priorities on the global agenda 4 UNFCCC & Kyoto Protocol UNFCCC: Konvesi ttg
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keseimbangan ekosistem dan keanekaragaman hayati. Dengan kata lain manfaat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hutan memiliki peranan penting bagi kehidupan manusia, baik yang berupa manfaat ekonomi secara langsung maupun fungsinya dalam menjaga daya dukung lingkungan. Hutan
Lebih terperinciEmisi bersih GRK. Total luasan tahunan hutan dan lahan gambut yang mengalami perubahan di Kalimantan Tengah
Emisi bersih GRK Dugaan emisi bersih tahunan GRK dari penggunaan lahan lahan dan perubahan penggunaan lahan di hutan dan lahan gambut akibat ulah manusia selama 2001-2012. Hasil yang ada menunjukkan jumlah
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. hayati yang tinggi dan termasuk ke dalam delapan negara mega biodiversitas di
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara tropis yang memiliki tingkat keanekaragaman hayati yang tinggi dan termasuk ke dalam delapan negara mega biodiversitas di dunia,
Lebih terperinciMENUJU PERDAGANGAN KARBON DARI KEGIATAN DA REDD+: PEMBELAJARAN DARI DA REDD+ DI TAMAN NASIONAL MERU BETIRI INDONESIA ITTO PD 519/08 REV.
MENUJU PERDAGANGAN KARBON DARI KEGIATAN DA REDD+: PEMBELAJARAN DARI DA REDD+ DI TAMAN NASIONAL MERU BETIRI INDONESIA ITTO PD 519/08 REV.1 (F) ARI WIBOWO ariwibowo61@yahoo.com KEMENTERIAN KEHUTANAN BADAN
Lebih terperinciTata ruang Indonesia
Tata ruang Indonesia Luas 190,994,685 Ha Hutan Produksi Kawasan Non-hutan Hutan Produksi Terbatas Hutan konservasi Hutan dilindungi Sumber: Statistik Kehutanan Indonesia 2008, Departemen Kehutanan Indonesia
Lebih terperinciEmisi bersih GRK. Total luasan tahunan hutan dan lahan gambut yang mengalami perubahan di Jawa Timur
Emisi bersih GRK Dugaan emisi bersih tahunan GRK dari penggunaan lahan lahan dan perubahan penggunaan lahan di hutan dan lahan gambut akibat ulah manusia selama 2001-2012. Hasil yang ada menunjukkan jumlah
Lebih terperinciEmisi bersih GRK. Total luasan tahunan hutan dan lahan gambut yang mengalami perubahan di Indonesia
Emisi bersih GRK Dugaan emisi bersih tahunan GRK dari penggunaan lahan lahan dan perubahan penggunaan lahan di hutan dan lahan gambut akibat ulah manusia selama 2001-2012. Hasil yang ada menunjukkan jumlah
Lebih terperinciEmisi bersih GRK. Total luasan tahunan hutan dan lahan gambut yang mengalami perubahan di Jawa Barat
Emisi bersih GRK Dugaan emisi bersih tahunan GRK dari penggunaan lahan lahan dan perubahan penggunaan lahan di hutan dan lahan gambut akibat ulah manusia selama 2001-2012. Hasil yang ada menunjukkan jumlah
Lebih terperinciEmisi bersih GRK. Total luasan tahunan hutan dan lahan gambut yang mengalami perubahan di Bali
Emisi bersih GRK Dugaan emisi bersih tahunan GRK dari penggunaan lahan lahan dan perubahan penggunaan lahan di hutan dan lahan gambut akibat ulah manusia selama 2001-2012. Hasil yang ada menunjukkan jumlah
Lebih terperinciEmisi bersih GRK. Total luasan tahunan hutan dan lahan gambut yang mengalami perubahan di Maluku
Emisi bersih GRK Dugaan emisi bersih tahunan GRK dari penggunaan lahan lahan dan perubahan penggunaan lahan di hutan dan lahan gambut akibat ulah manusia selama 2001-2012. Hasil yang ada menunjukkan jumlah
Lebih terperinciEmisi bersih GRK. Total luasan tahunan hutan dan lahan gambut yang mengalami perubahan di DKI Jakarta
Emisi bersih GRK Dugaan emisi bersih tahunan GRK dari penggunaan lahan lahan dan perubahan penggunaan lahan di hutan dan lahan gambut akibat ulah manusia selama 2001-2012. Hasil yang ada menunjukkan jumlah
Lebih terperinciEmisi bersih GRK. Total luasan tahunan hutan dan lahan gambut yang mengalami perubahan di Aceh
Emisi bersih GRK Dugaan emisi bersih tahunan GRK dari penggunaan lahan lahan dan perubahan penggunaan lahan di hutan dan lahan gambut akibat ulah manusia selama 2001-2012. Hasil yang ada menunjukkan jumlah
Lebih terperinciEmisi bersih GRK. Total luasan tahunan hutan dan lahan gambut yang mengalami perubahan di Papua
Emisi bersih GRK Dugaan emisi bersih tahunan GRK dari penggunaan lahan lahan dan perubahan penggunaan lahan di hutan dan lahan gambut akibat ulah manusia selama 2001-2012. Hasil yang ada menunjukkan jumlah
Lebih terperinciEmisi bersih GRK. Total luasan tahunan hutan dan lahan gambut yang mengalami perubahan di Gorontalo
Emisi bersih GRK Dugaan emisi bersih tahunan GRK dari penggunaan lahan lahan dan perubahan penggunaan lahan di hutan dan lahan gambut akibat ulah manusia selama 2001-2012. Hasil yang ada menunjukkan jumlah
Lebih terperinciKetidakpastian Pasar Karbon
Kementerian Kehutanan Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Pusat Penelitian dan Pengembangan Perubahan Iklim dan Kebijakan Jl. Gunung Batu No. 5 Bogor; Telp.: 0251 8633944; Fax: 0251 8634924; Email:
Lebih terperinciEmisi bersih GRK. Total luasan tahunan hutan dan lahan gambut yang mengalami perubahan di Nusa Tenggara Timur
Emisi bersih GRK Dugaan emisi bersih tahunan GRK dari penggunaan lahan lahan dan perubahan penggunaan lahan di hutan dan lahan gambut akibat ulah manusia selama 2001-2012. Hasil yang ada menunjukkan jumlah
Lebih terperinciEmisi bersih GRK. Total luasan tahunan hutan dan lahan gambut yang mengalami perubahan di Sulawesi Tenggara
Emisi bersih GRK Dugaan emisi bersih tahunan GRK dari penggunaan lahan lahan dan perubahan penggunaan lahan di hutan dan lahan gambut akibat ulah manusia selama 2001-2012. Hasil yang ada menunjukkan jumlah
Lebih terperinciDefining Baseline for REDD Ulu Masen, Aceh. Bogor, Agustus 2009
Defining Baseline for REDD Ulu Masen, Aceh Bogor, 25-26 Agustus 2009 Forest cover & deforestation Forest Cover 1945 Forest Cover 1980 Forest Cover 1990 Forest Cover 2000 Forest Cover 2006 Deforestation
Lebih terperinciEmisi bersih GRK. Total luasan tahunan hutan dan lahan gambut yang mengalami perubahan di Sulawesi Utara
Emisi bersih GRK Dugaan emisi bersih tahunan GRK dari penggunaan lahan lahan dan perubahan penggunaan lahan di hutan dan lahan gambut akibat ulah manusia selama 2001-2012. Hasil yang ada menunjukkan jumlah
Lebih terperinciKemitraan untuk REDD+ : Lokakarya Nasional bagi Pemerintah dan Masyarakat Sipil MEMAHAMI KONSEP REDD : ADDITIONALITY, LEAKAGE & PERMANENCE
Kemitraan untuk REDD+ : Lokakarya Nasional bagi Pemerintah dan Masyarakat Sipil MEMAHAMI KONSEP REDD : ADDITIONALITY, LEAKAGE & PERMANENCE Muhammad Ridwan 17 Maret 2010 Bahan disarikan dari beberapa tulisan
Lebih terperinciKementerian Kehutanan Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Pusat Penelitian dan Pengembangan Perubahan Iklim dan Kebijakan
Kementerian Kehutanan Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Pusat Penelitian dan Pengembangan Perubahan Iklim dan Kebijakan ISSN : 2085-787X Volume 5 No. 2 Tahun 2011 Transfer Fiskal antara Pemerintah
Lebih terperinciMitigasi dan adaptasi dampak perubahan iklim terhadap biodiversitas
Mitigasi dan adaptasi dampak perubahan iklim terhadap biodiversitas Universitas Gajah Mada Forum Diskusi Ilmiah dan Kajian Kebijakan: Lingkungan dan Biodiversitas 2012 Jogyakarta 17 Juli 2012 James Gagen
Lebih terperinciKondisi Hutan (Deforestasi) di Indonesia dan Peran KPH dalam penurunan emisi dari perubahan lahan hutan
Kondisi Hutan (Deforestasi) di Indonesia dan Peran KPH dalam penurunan emisi dari perubahan lahan hutan Iman Santosa T. (isantosa@dephut.go.id) Direktorat Inventarisasi dan Pemantauan Sumberdaya Hutan
Lebih terperinciEmisi bersih GRK. Total luasan tahunan hutan dan lahan gambut yang mengalami perubahan di Sulawesi Barat
Emisi bersih GRK Dugaan emisi bersih tahunan GRK dari penggunaan lahan lahan dan perubahan penggunaan lahan di hutan dan lahan gambut akibat ulah manusia selama 2001-2012. Hasil yang ada menunjukkan jumlah
Lebih terperinci2018, No Carbon Stocks) dilaksanakan pada tingkat nasional dan Sub Nasional; d. bahwa dalam rangka melaksanakan kegiatan REDD+ sebagaimana dima
No.161, 2018 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-LHK. Perangkat REDD+. Pencabutan. PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.70/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2017 TENTANG
Lebih terperinciFCPF CARBON FUND DAN STATUS NEGOSIASI TERKINI
KONTRIBUSI NON-PARTY STAKEHOLDERS (NPS) DI KALIMANTAN TIMUR DALAM PEMENUHAN NDC FCPF CARBON FUND DAN STATUS NEGOSIASI TERKINI Niken Sakuntaladewi (niken_sakuntaladewi@yahoo.co.uk) Pusat Litbang Sosial,
Lebih terperinciBABV. PENDEKATAN PENGUKURAN KEBERHASILAN RENCANA AKSI DAN SISTEM MONITORING
BABV. PENDEKATAN PENGUKURAN KEBERHASILAN RENCANA AKSI DAN SISTEM MONITORING Sebagai suatu bahan negosiasi, aksi REDD+ mempunyai banyak isu yang terkait dengan lawas, skala spasial, pendekatan dan metode
Lebih terperinciMemahami Keragaman Sistem Penggunaan Lahan dan Pengaruhnya Terhadap Penghitungan Opportunity Cost
Memahami Keragaman Sistem Penggunaan Lahan dan Pengaruhnya Terhadap Penghitungan Opportunity Cost Andree Ekadinata dan Sonya Dewi PENGENALAN METODE OPPORTUNITY COST DALAM MEKANISME PENGURANGAN EMISI DARI
Lebih terperinciPERKEMBANGAN LOI RI-NORWAY DINAS KEHUTANAN PROVINSI RIAU
PERKEMBANGAN LOI RI-NORWAY DINAS KEHUTANAN PROVINSI RIAU PEKANBARU, JULI 2010 Kawasan Hutan Provinsi Riau berdasarkan TGHK SK Menhut No. 173/Kpts-II/1986, 6 Juni 1986 No PERUNTUKAN LUAS (Ha) ( % ) 1. Hutan
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. Indonesia tetapi juga di seluruh dunia. Perubahan iklim global (global climate
BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kelestarian lingkungan dekade ini sudah sangat terancam, tidak hanya di Indonesia tetapi juga di seluruh dunia. Perubahan iklim global (global climate change) yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Laporan dari Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasca runtuhnya Uni Soviet sebagai salah satu negara adi kuasa, telah membawa agenda baru dalam tatanan studi hubungan internasional (Multazam, 2010). Agenda yang awalnya
Lebih terperinciBAB 1. PENDAHULUAN. Kalimantan Tengah pada tahun 2005 diperkirakan mencapai 292 MtCO2e 1 yaitu
1 BAB 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam skenario BAU (Business As Usual) perdagangan karbon di indonesia, Kalimantan Tengah akan menjadi kontributor signifikan emisi gas rumah kaca di Indonesia
Lebih terperinciKemitraan Untuk REDD+: Lokakarya Nasional bagi Pemerintah dan Masyarakat Sipil CIFOR, Maret Untuk apa kita berada disini?
Kemitraan Untuk REDD+: Lokakarya Nasional bagi Pemerintah dan Masyarakat Sipil CIFOR, 17-19 Maret 2010 Untuk apa kita berada disini? Tulislah dalam metaplan, apa yang diharapkan dalam lokakarya ini. 1
Lebih terperinciPENDAHULUAN. mengkonversi hutan alam menjadi penggunaan lainnya, seperti hutan tanaman
PENDAHULUAN Latar Belakang Terdegradasinya keadaan hutan menyebabkan usaha kehutanan secara ekonomis kurang menguntungkan dibandingkan usaha komoditi agribisnis lainnya, sehingga memicu kebijakan pemerintah
Lebih terperinciTantangan dan strategi pembangunan berkelanjutan melalui pengelolaan sumberdaya alam dan pengaruhnya terhadap pertumbuhan ekonomi
Tantangan dan strategi pembangunan berkelanjutan melalui pengelolaan sumberdaya alam dan pengaruhnya terhadap pertumbuhan ekonomi Elham Sumarga Rapat Konsultasi Analisis Ekonomi Regional PDRB se-kalimantan
Lebih terperinciKementerian Kehutanan Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Pusat Penelitian Sosial Ekonomi dan Kebijakan Kehutanan
Kementerian Kehutanan Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Pusat Penelitian Sosial Ekonomi dan Kebijakan Kehutanan ISSN : 085-787X Policy Daftar Isi Volume 4 No. Tahun 010 Profil Emisi Sektor Kehutanan
Lebih terperinciSistem Penggunaan Lahan dalam Analisa OppCost REDD+
Sistem Penggunaan Lahan dalam Analisa OppCost REDD+ Sonya Dewi PENGENALAN METODE OPPORTUNITY COST DALAM MEKANISME PENGURANGAN EMISI DARI PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN BOGOR, 30-31 MEI 2011 Yang akan dibahas
Lebih terperinciOVERVIEW: PENGALAMAN FFI MENDAMPINGI PEMERINTAH ACEH dalam PENGEMBANGAN REDD
OVERVIEW: PENGALAMAN FFI MENDAMPINGI PEMERINTAH ACEH dalam PENGEMBANGAN REDD Oleh; Dewa Gumay Technical Advisor REDD & Climate Change Fauna & Flora International Aceh Program Inisiatif REDD Ulu Masen (Para-Pihak):
Lebih terperinciPOTENSI STOK KARBON DAN TINGKAT EMISI PADA KAWASAN DEMONSTRATION ACTIVITIES (DA) DI KALIMANTAN
POTENSI STOK KARBON DAN TINGKAT EMISI PADA KAWASAN DEMONSTRATION ACTIVITIES (DA) DI KALIMANTAN Asef K. Hardjana dan Suryanto Balai Besar Penelitian Dipterokarpa RINGKASAN Dalam rangka persiapan pelaksanaan
Lebih terperinciKonservasi dan Perubahan Iklim. Manado, Pipin Permadi GIZ FORCLIME
Konservasi dan Perubahan Iklim Manado, 28.05.2015 Pipin Permadi GIZ FORCLIME www.forclime.org Perubahan Iklim Perubahan iklim merupakan suatu keadaan dimana pola iklim dunia berubah secara drastis dan
Lebih terperinciMRV dalam skema JCM. Sekretariat JCM Indonesia
MRV dalam skema JCM Sekretariat JCM Indonesia 1 Memahami MRV Garis besar konsep MRV dalam skema mitigasi perubahan iklim M R V Measurement / Pengukuran Reporting / Pelaporan Verification / Verifikasi Registri
Lebih terperinciLand Use planning for low Emission development Strategy (LUWES)
Accountability and Local Level initiative for Reducing Emission From Deforestation and Degradation in Indonesia (ALLREDDI) MERENCANAKAN PEMBANGUNAN RENDAH EMISI DI KABUPATEN MERANGIN PROVINSI JAMBI Doni
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. Perubahan iklim merupakan fenomena global meningkatnya konsentrasi
1 BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan iklim merupakan fenomena global meningkatnya konsentrasi Gas Rumah Kaca (GRK) di atmosfer akibat berbagai aktivitas manusia di permukaan bumi, seperti
Lebih terperinciKebijakan Fiskal Sektor Kehutanan
Kebijakan Fiskal Sektor Kehutanan Prof. Dr. Singgih Riphat Badan Kebijakan Fiskal Departemen Keuangan PENYUMBANG EMISI CO 2 TERBESAR DI DUNIA Indonesia menempati urutan ke 16 dari 25 negara penyumbang
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. iklim global ini telah menyebabkan terjadinya bencana alam di berbagai belahan
7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pemanasan Global Pemanasan global diartikan sebagai kenaikan temperatur muka bumi yang disebabkan oleh efek rumah kaca dan berakibat pada perubahan iklim. Perubahan iklim global
Lebih terperinciKepastian Pembiayaan dalam keberhasilan implementasi REDD+ di Indonesia
ISSN : 2085-787X Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Badan Penelitian, Pengembangan dan Inovasi PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SOSIAL, EKONOMI, KEBIJAKAN DAN PERUBAHAN IKLIM Jl. Gunung Batu No.
Lebih terperinciNational Forest Monitoring System untuk mendukung REDD+ Indonesia
National Forest Monitoring System untuk mendukung REDD+ Indonesia IMAN SANTOSA T. Direktorat Inventarisasi dan Pemantauan Sumber Daya Hutan Ditjen Planologi kehutanan Kementerian Kehutanan Workshop Sistem
Lebih terperinciGovernors Climate & Forests Task Force. Provinsi Kalimantan Barat West Kalimantan Province Indonesia
Governors limate & Forests Task Force Provinsi Kalimantan Barat West Kalimantan Province Indonesia Kata pengantar Gubernur Kalimantan Barat ornelis M.H West Kalimantan Governor Preface ornelis M.H Puji
Lebih terperinciTINGKAT EMISI ACUAN (REL, REFERENCE EMISSION LEVELS) BIDANG KEHUTANAN PROVINSI SULAWESI TENGAH Oleh Rauf Ompo PENDAHULUAN
TINGKAT EMISI ACUAN (REL, REFERENCE EMISSION LEVELS) BIDANG KEHUTANAN PROVINSI SULAWESI TENGAH Oleh Rauf Ompo PENDAHULUAN Sejak Provinsi Sulwesi Tengah ditetepkan sebagai lokasi pilot project REDD melalui
Lebih terperinciPerhitungan karbon untuk perbaikan faktor emisi dan serapan grk
Perhitungan karbon untuk perbaikan faktor emisi dan serapan grk Program : Pengelolaan Hutan Tanaman Judul RPI : Penelitian Pengembangan Perhitungan Emisi Gas Rumah Kaca Koordinator RPI : Ir. Ari Wibowo,
Lebih terperinciPotensi Aplikasi LUWES dan REDD- ABACUS sebagai Sistem Monitoring Karbon Hutan
Potensi Aplikasi LUWES dan REDD- ABACUS sebagai Sistem Monitoring Karbon Hutan Dalam rangka mendukung perencanaan tatagunan lahan untuk Pembangunan Rendah Emisi Rachman Pasha & Degi Harja Lokakarya Strategi
Lebih terperinciPERAN BENIH UNGGUL DALAM MITIGASI PERUBAHAN IKLIM
PERAN BENIH UNGGUL DALAM MITIGASI PERUBAHAN IKLIM Ari Wibowo ariwibowo61@yahoo.com PUSLITBANG PERUBAHAN IKLIM DAN KEBIJAKAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEHUTANAN KEMENTERIAN KEHUTANAN SEMINAR NASIONAL
Lebih terperinciKEMENTERIAN KEHUTANAN
KEMENTERIAN KEHUTANAN Skema pendanaan untuk kegiatan-kegiatan pencegahan-pencegahan deforestasi dan dukungan terhadap kegiatan konservasi dan pengelolaan hutan lestari di kawasan hutan negara. Skema ini
Lebih terperinciSilvia Irawan, Luca Tacconi, Irene Ring
Silvia Irawan, Luca Tacconi, Irene Ring Meneliti struktur insentif dari pemangku kepentingan pemerintah untuk memahami penyebab deforestasi dan mengembangkan sebuah kebijakan untuk merubah perilaku stakeholders
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. manusia dalam penggunaan energi bahan bakar fosil serta kegiatan alih guna
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perubahan iklim adalah fenomena global yang disebabkan oleh kegiatan manusia dalam penggunaan energi bahan bakar fosil serta kegiatan alih guna lahan dan kehutanan. Kegiatan
Lebih terperinciREDD - INDONESIA STRATEGI. Disampaikan Pada Peluncuran Demonstration Activities REDD Indonesia. Jakarta, 6 Januari 2010
STRATEGI REDD - INDONESIA FASE READINESS 2009 2012 dan progress implementasinya Disampaikan Pada Peluncuran Demonstration Activities REDD Indonesia Jakarta, 6 Januari 2010 AusAID KERJASAMA REPUBLIK INDONESIA
Lebih terperinciREDD - INDONESIA STRATEGI. Disampaikan Pada Peluncuran Demonstration Activities REDD Indonesia. Jakarta, 6 Januari 2010
STRATEGI REDD - INDONESIA FASE READINESS 2009 2012 dan progress implementasinya Disampaikan Pada Peluncuran Demonstration Activities REDD Indonesia Jakarta, 6 Januari 2010 AusAID KERJASAMA REPUBLIK INDONESIA
Lebih terperinciPerubahan Iklim dan SFM. Dewan Nasional Perubahan Iklim Jakarta, 3 Desember 2009
Perubahan Iklim dan SFM Dewan Nasional Perubahan Iklim Jakarta, 3 Desember 2009 Dengan menghitung emisi secara netto untuk tahun 2000, perbedaan perkiraan emisi DNPI dan SNC sekitar 8 persen Sekotr lain
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. Aktivitas manusia telah meningkatkan emisi gas rumah kaca serta
BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Aktivitas manusia telah meningkatkan emisi gas rumah kaca serta meningkatkan suhu global. Kegiatan yang menyumbang emisi gas rumah kaca dapat berasal dari pembakaran
Lebih terperinciPendanaan utk Mitigasi Sektor Kehutanan dan Kesiapan Pasar REDD+ di Indonesia
Pendanaan utk Mitigasi Sektor Kehutanan dan Kesiapan Pasar REDD+ di Indonesia Ismid Hadad Dewan Nasional Perubahan Iklim Presentasi untuk Workshop Kementerian Kehutanan tentang Pendanaan dan Mekanisme
Lebih terperinciWest Kalimantan Community Carbon Pools
Progress Kegiatan DA REDD+ Mendukung Target Penurunan Emisi GRK Kehutanan West Kalimantan Community Carbon Pools Fauna & Flora International Indonesia Programme Tujuan: Pengembangan proyek REDD+ pada areal
Lebih terperinciStrategi dan Rencana Implementasi MRV REDD+
Strategi dan Rencana Implementasi MRV Workshop Sistem MRV Sumatera Barat Padang, 13-14 September 2012 0 Topik bahasan I II Rasionalisasi Sistem MRV III Roadmap MRV IV Lembaga MRV 1 1 9/24/2012 Mandat Pelaksanaan
Lebih terperinciPanduan Pengguna Untuk Sektor Kehutanan. Indonesia 2050 Pathway Calculator
Panduan Pengguna Untuk Sektor Kehutanan Indonesia 2050 Pathway Calculator Daftar Isi 1. Ikhtisar Sektor Kehutanan Indonesia... 3 2. Asumsi... 7 3. Metodologi... 12 4. Hasil Pemodelan... 14 5. Referensi...
Lebih terperinciGovernors Climate & Forests Task Force. Provinsi Papua Papua Province Indonesia
Governors limate & Forests Task Force Provinsi Papua Papua Province Indonesia Kata pengantar Gubernur Papua Lukas Enembe Papua Governor Preface Lukas Enembe Salam sejahtera buat kita semua Puji Tuhan yang
Lebih terperinciPanduan Pengguna Untuk Sektor Kehutanan. Indonesia 2050 Pathway Calculator
Panduan Pengguna Untuk Sektor Kehutanan Indonesia 2050 Pathway Calculator Daftar Isi 1. Ikhtisar Sektor Kehutanan Indonesia... 3 2. Asumsi... 7 3. Metodologi... 12 4. Hasil Pemodelan... 13 5. Referensi...
Lebih terperinciDeforestasi merupakan penghilangan dan penggundulan hutan yang tidak
Deforestasi merupakan penghilangan dan penggundulan hutan yang tidak terkendali. Dilakukan dengan cara menebang, membakar, atau mengalihkan fungsi hutan menjadi pertambangan. Degradasi hutan merupakan
Lebih terperinciUpdate on Indonesia Climate Change Policy Development
Update on Indonesia Climate Change Policy Development Dr. Medrilzam Director for Environment Affairs Ministry of National Development Planning/ National Development Planning Agency (BAPPENAS) Presented
Lebih terperinciSkema Karbon Nusantara serta Kesiapan Lembaga Verifikasi dan Validasi Pendukung
Skema Karbon Nusantara serta Kesiapan Lembaga Verifikasi dan Validasi Pendukung Dicky Edwin Hindarto Koordinator Divisi Mekanisme Perdagangan Karbon Sosialisasi Skema Penilaian Kesesuaian Greenhouse Gases
Lebih terperinciPemanfaatan Data PSP untuk Penetapan REL REDD+ Nasional
Pemanfaatan Data PSP untuk Penetapan REL REDD+ Nasional Teddy Rusolono Fakultas Kehutanan IPB/ WorkingGroup MRV BPREDD+ Disampaikan pada Pelatihan Verifikasi dan Updating data PSP untuk mendukung Sistem
Lebih terperinciPENDANAAN REDD+ Ir. Achmad Gunawan, MAS DIREKTORAT MOBILISASI SUMBERDAYA SEKTORAL DAN REGIONAL DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN PERUBAHAN IKLIM
PENDANAAN REDD+ Ir. Achmad Gunawan, MAS DIREKTORAT MOBILISASI SUMBERDAYA SEKTORAL DAN REGIONAL DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN PERUBAHAN IKLIM OUTLINE ISU PENDANAAN REDD+ PROGRESS PENDANAAN REDD+ di INDONESIA
Lebih terperinciBRIEF Volume 11 No. 01 Tahun 2017
PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SOSIAL, EKONOMI, KEBIJAKAN DAN PERUBAHAN IKLIM BADAN PENELITIAN, PENGEMBANGAN DAN INOVASI KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN POLICY BRIEF Volume 11 No. 01 Tahun
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peningkatan konsentrasi karbon di atmosfer menjadi salah satu masalah lingkungan yang serius dapat mempengaruhi sistem kehidupan di bumi. Peningkatan gas rumah kaca (GRK)
Lebih terperinciPotensi implementasi mekanisme berbasis pasar untuk mitigasi dampak perubahan iklim. Rini Setiawati Sekretariat JCM Indonesia
Potensi implementasi mekanisme berbasis pasar untuk mitigasi dampak perubahan iklim Rini Setiawati Sekretariat JCM Indonesia Latar belakang Intended Nationally Determined Contribution (INDC) 2020: Penurunan
Lebih terperinciLembar Fakta Kurva Biaya Pengurangan Emisi GRK (Gas Rumah Kaca) Indonesia
Lembar Fakta Kurva Biaya Pengurangan Emisi GRK (Gas Rumah Kaca) Indonesia Keenam sektor; Kehutanan, pertanian, pembangkit listrik, transportasi, bangunan dan semen bersama-sama dengan emisi yang berhubungan
Lebih terperinciREDDI : FCPF-Readiness Plan/Readiness Preparation
DEPARTEMEN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA REDDI : FCPF-Readiness Plan/Readiness Preparation Proposal Jakarta, 14 September 2009 MINISTRY OF FORESTRY PENGERTIAN REDD (Reducing Emissions from Deforestation
Lebih terperinciGovernors Climate & Forests Task Force. Provinsi Papua Barat West Papua Province Indonesia
Governors limate & Forests Task Force Provinsi Papua Barat West Papua Province Indonesia Kata pengantar Gubernur Papua Barat - Abraham Octavianus Atururi West Papua Governor Preface - Abraham Octavianus
Lebih terperinciKetidakpastian Pasar Karbon UNTUK REDD+ DI INDONESIA?
Bagaimana Menyikapi Ketidakpastian Pasar Karbon UNTUK REDD+ DI INDONESIA? Deden Djaenudin Ringkasan Implementasi REDD+ membutuhkan kepastian pembiayaan jangka panjang. Pembiayaan jangka panjang akan terbentuk
Lebih terperinciGovernors Climate & Forests Task Force. Provinsi Kalimantan Tengah Central Kalimantan Province Indonesia
Governors limate & Forests Task Force Provinsi Kalimantan Tengah entral Kalimantan Province Indonesia Kata pengantar Gubernur Kalimantan Tengah Agustin Teras Narang, SH entral Kalimantan Governor Preface
Lebih terperinciKEMENTERIAN KEHUTANAN BADAN LITBANG KEHUTANAN PUSAT LITBANG PERUBAHAN IKLIM DAN KEBIJAKAN
TROPICAL FOREST CONSERVATION FOR REDUCING EMISSIONS FROM DEFORESTATION AND FOREST DEGRADATION AND ENHANCING CARBON STOCKS IN MERU BETIRI NATIONAL PARK, INDONESIA ITTO PD 519/08 REV.1 (F) KEMENTERIAN KEHUTANAN
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Provinsi Papua dengan luas kawasan hutan 31.687.680 ha (RTRW Provinsi Papua, 2012), memiliki tingkat keragaman genetik, jenis maupun ekosistem hutan yang sangat tinggi.
Lebih terperinciRencana Aksi Nasional Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca dan Proyeksi Emisi CO 2 untuk Jangka Panjang
Rencana Aksi Nasional Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca dan Proyeksi Emisi CO 2 untuk Jangka Panjang Suryani *1 1 Pusat Teknologi Pengembangan Sumberdaya Energi, BPPT, Jakarta * E-mail: suryanidaulay@ymail.com
Lebih terperinciDARI DEFORESTASI, DEKOMPOSISI DAN KEBAKARAN GAMBUT
REFERENCE EMISSION LEVEL (REL) DARI DEFORESTASI, DEKOMPOSISI DAN KEBAKARAN GAMBUT PROVINSI KALIMANTAN TIMUR 1 Provinsi Kalimantan Timur 2014 REFERENCE EMISSION LEVEL (REL) DARI DEFORESTASI, DEKOMPOSISI
Lebih terperinciSINTESA RPI 16 EKONOMI DAN KEBIJAKAN PENGURANGAN EMISI DARI DEFORESTASI DAN DEGRADASI. Koordinator DEDEN DJAENUDIN
SINTESA RPI 16 EKONOMI DAN KEBIJAKAN PENGURANGAN EMISI DARI DEFORESTASI DAN DEGRADASI Koordinator DEDEN DJAENUDIN TARGET OUTPUT RPI 2010-2014 SINTESA OUTPUT 1: OUTPUT 2: OUTPUT 3: OUTPUT 4: OUTPUT 5: Sosial
Lebih terperinciAvoided Deforestation & Resource Based Community Development Program
Avoided Deforestation & Resource Based Community Development Program Tujuan Tersedianya aliran finansial yang stabil untuk kegiatan konservasi dan pengembangan masyarakat melalui penciptaan kredit karbon
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ancaman perubahan iklim sangat menjadi perhatian masyarakat dibelahan dunia manapun. Ancaman dan isu-isu yang terkait mengenai perubahan iklim terimplikasi dalam Protokol
Lebih terperinciSTRATEGI READINESS REDD INDONESIA ( )
MINISTRY OF FORESTRY STRATEGI READINESS REDD INDONESIA (2009-2012) POKJA Perubahan Iklim Departemen Kehutanan Disampaikan pada acara Konsultasi Publik, Jakarta, 14 September 2009 MINISTRY OF FORESTRY PENGANTAR
Lebih terperinciGUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG
GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG STRATEGI DAN RENCANA AKSI PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA DARI DEFORESTASI DAN DEGRADASI HUTAN ACEH DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA GUBERNUR
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. kerja dan mendorong pengembangan wilayah dan petumbuhan ekonomi.
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hutan Indonesia seluas 120,35 juta hektar merupakan salah satu kelompok hutan tropis ketiga terbesar di dunia setelah Brazil dan Zaire, yang mempunyai fungsi utama sebagai
Lebih terperinciV. ANALISIS DAN SKENARIO KEBIJAKAN PAJAK EMISI GAS CO 2
V. ANALISIS DAN SKENARIO KEBIJAKAN PAJAK EMISI GAS CO 2 5.1 Kalibrasi Model Seperti yang telah diuraikan pada Bab 3.5, maka sebelum dilakukan simulasi dari model, terlebih dahulu dilakukan kalibrasi terhadap
Lebih terperincipembayaran atas jasa lingkungan
Zahrul Muttaqin ACIAR Project No. FST/2007/052 on Improving governance, policy and institutional arrangements to reduce emissions from deforestation and degradation (REDD) PENDAHULUAN Indonesia sedang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Isu lingkungan tentang perubahan iklim global akibat naiknya konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer menjadi
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Isu lingkungan tentang perubahan iklim global akibat naiknya konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer menjadi prioritas dunia saat ini. Berbagai skema dirancang dan dilakukan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap sumberdaya alam memiliki fungsi penting terhadap lingkungan. Sumberdaya alam berupa vegetasi pada suatu ekosistem hutan mangrove dapat berfungsi dalam menstabilkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I 1.1. Latar Belakang PENDAHULUAN Hutan berperan penting dalam menjaga kesetabilan iklim global, vegetasi hutan akan memfiksasi CO2 melalui proses fotosintesis. Jika hutan terganggu maka siklus CO2
Lebih terperinciMEKANISME DISTRIBUSI PEMBAYARAN REDD : Studi Kasus Kalimantan Tengah dan Sumatera Selatan PUSLITSOSEK 2009
MEKANISME DISTRIBUSI PEMBAYARAN REDD : Studi Kasus Kalimantan Tengah dan Sumatera Selatan PUSLITSOSEK 2009 Pendahuluan Upaya-upaya mitigasi dan adaptasi disepakati secara global dalam kerjasama antar negara,
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. menyebabkan pemanasan global dan perubahan iklim. Pemanasan tersebut
BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peningkatan kadar CO 2 di atmosfir yang tidak terkendali jumlahnya menyebabkan pemanasan global dan perubahan iklim. Pemanasan tersebut disebabkan oleh adanya gas
Lebih terperinciBAB 2. Strategi Monitoring PSP untuk Mencapai Target RAD dan SRAP Provinsi
BAB 2 Strategi Monitoring PSP untuk Mencapai Target RAD dan SRAP Provinsi Prosiding Workshop Strategi Monitoring dan Pelaporan Plot Sampel Permanen di Provinsi Sumatera Barat 13 2.1 Program dan Kegiatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak tahun 1980-an para peneliti meteorologi meyakini bahwa akan terjadi beberapa penyimpangan iklim global, baik secara spasial maupun temporal. Kenaikan temperatur
Lebih terperinci