Kebijakan Pembangunan dan Rencana Investasi Infrastruktur Bidang Permukiman Yuke Ratnawulan Direktorat Bina Program, Ditjen Cipta Karya
|
|
- Hartono Iskandar
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 1 Kebijakan Pembangunan dan Rencana Investasi Infrastruktur Bidang Permukiman Yuke Ratnawulan Direktorat Bina Program, Ditjen Cipta Karya Disampaikan pada acara Sosialisasi Kegiatan RP2KP/SPPIP TA 2014 Semarang, 5 Juni 2014
2 2 Kerangka Penyajian 1. Isu Strategis dan Tantangan Pembangunan 2. Arahan Kebijakan Bidang CK 3. Evaluasi Pendanaan Bidang CK 4. Proyeksi Kebutuhan Pendanaan Konsep Keterpaduan Bidang Cipta Karya 6. Kabupaten/Kota Strategis Nasional 7. Contoh Kawasan Strategis Kabupaten/Kota 8. RPI2-JM Bidang Cipta Karya 9. Penutup
3 Percentage (%) 3 1. Isu Strategis dan Tantangan Perkotaan Perdesaan Populasi Indonesia berjumlah 247 juta jiwa, dimana lebih dari separuh penduduknya tinggal di kawasan perkota-an. Urbanisasi diperkirakan terus berlanjut hingga 85% pada tahun Pulau Jawa dihuni oleh lebih dari 140 juta jiwa, sehingga kawasan perkotaan di Jawa memiliki tingkat kepadatan yang sangat tinggi.
4 4 1. Isu Strategis dan Tantangan Indonesia terletak di kawasan ring of fire sehingga memilik banyak gunung api yang aktif hingga mencapai 130 gunung. Indonesia juga terletak pada titik pertemuan empat lempeng tektonik dunia yang menyebabkan tingginya tingkat kejadian gempa bumi, pada tahun 2012 terjadi 363 gempa di atas 5 skala richter.
5 5 1. Isu Strategis dan Tantangan "Dampak negatif perubahan iklim terhadap ketersediaan dan kualitas sumber daya air yang terjadi karena dinamika masyarakat harus dikelola dengan baik melalui upaya mitigasi dan adaptasi. -- Djoko Kirmanto, Air Untuk Rakyat: Orasi Ilmiah UGM (2014) Perubahan iklim global yang disebabkan emisi gas rumah kaca telah mengubah pola dan intensitas hujan dan menaikan permukaan laut sehingga meningkatkan kerawanan kekeringan dan banjir. 70% emisi gas rumah kaca berasal dari kawasan perkotaan, salah satunya berasal TPA Open Dumping yang menghasilkan gas metana (CH4). Bangunan gedung juga turut berkontribusi terhadap emisi GRK karena menggunakan 40% dari energi global, dan menghasilkan emisi pada tahap konstruksi dan operasi.
6 6 1. Isu Strategis dan Tantangan Goal 7: Memastikan Kelestarian Lingkungan Hidup Target 7c : Menurunkan hingga separuh proporsi rumah tangga tanpa akses berkelanjutan terhadap air minum layak dan sanitasi layak pada tahun 2015 Target 7d: Mencapai peningkatan yang signifikan dalam kehidupan penduduk miskin di permukiman kumuh pada tahun 2020 Indikator Proporsi penduduk terhadap air minum layak Proporsi penduduk terhadap sanitasi layak 2014 Acuan Dasar (1993) 37,73% 24,81% KUMUH EKSISTING ,71 % 51,18 % 53,26 % 55,53 % 55,04 % 55,60 % Target RPJPN Kota Tanpa Kumuh DATA DASAR MDGs (2009) = 12.57% Rumah Tangga Kumuh RPJMN = Ha Saat ini (2013) Target MDGs ,73% 68,87% 59,71% 62,41% 2019
7 7 1. Isu Strategis dan Tantangan Negara ASEAN Air Minum Sanitasi Singapura Malaysia Thailand Myanmar n/a Vietnam Filipina Laos n/a n/a Indonesia Timor Leste n/a n/a Kamboja Sumber: WHO, World Health Statistic 2013 Dibandingkan negara ASEAN lainnya, cakupan sanitasi di Indonesia berada di bawah negara yang lebih miskin seperti Myanmar, Vietnam, Filipina, dan Laos
8 2. Arahan Kebijakan Bidang CK 8
9 9 2. Arahan Kebijakan Bidang CK Arahan RPJPN untuk RPJMN 3 bidang Cipta Karya Tema besar RPJMN 3 adalah daya saing (competitiveness), dengan demikian selayaknya ketersediaan layanan infrastruktur, khususnya infrastruktur dasar (jalan, air dan listrik) sudah terpenuhi terlebih dahulu; Beberapa arahan dalam bidang Cipta Karya adalah: Terpenuhinya penyediaan air minum & sanitasi untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakat 100% akses air minum dan sanitasi Dengan Indikator Meningkatnya akses penduduk terhadap air minum layak menjadi 100% dan sanitasi layak menjadi 100% Pemenuhan kebutuhan hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana pendukung, didukung oleh sistem pembiayaan perumahan jangka panjang dan berkelanjutan, efisien, dan akuntabel kota tanpa permukiman kumuh Dengan Indikator Berkurangnya Proporsi rumah tangga yang menempati hunian dan permukiman tidak layak menjadi 0 %. Pengembangan infrastruktur perdesaan, terutama untuk mendukung pembangunan pertanian.
10 10 3. Evaluasi Pendanaan Bidang CK Realisasi Investasi Infrastruktur Sub Bidang Cipta Karya Tahun Tahun Total No. SUMBER PENDANAAN Satuan Realisasi Dana (Rp. x 1.000) Realisasi Output/ Outcome Realisasi Dana (Rp. x 1.000) Realisasi Output/ Outcome Realisasi Dana (Rp. x 1.000) Realisasi Output/ Outcome Realisasi Dana (Rp. x 1.000) Realisasi Output/ Outcome Rencana Dana (Rp. x 1.000) Rencana Output/ Outcome Dana (Rp. x 1.000) Output/ Outcome A. INFRASTRUKTUR BID. CIPTA KARYA APBN 7,931,215, ,481,656, ,710,911, ,890,695, ,983, ,031,462, I Akses Air Minum 1,695,777, ,020,996, ,442,014, ,846,719, ,790, ,011,298, liter/detik 2,934 6,164 6,898 9,264 8,179 33,439 % cakupan 53.26% 55.04% 58,05% 61.80% 65.61% 17.90% jiwa 1,173,600 2,465,600 3,170,000 4,724,000 2,870,891 14,404,091 Desa 2,807 1,811 2,312 2,494 1,622 11,046 II Akses Sanitasi 1,382,759, ,304,882, ,043,588, ,998,044, ,970, ,732,247, % cakupan 55.53% 55.60% 57.35% 58.60% 61.00% 9.10% a. Drainase + TPA Kabupaten b. Air Limbah + 3R+ SANIMAS (termasuk USRI) Kawasan ,299 1,599 2,866 Jiwa 2,069,450 2,668,300 3,451,750 5,231,500 3,901,650 17,322,650 III Penanganan Kumuh dan Pembedayaan Masyarakat Miskin Perdesaan 1,290,617, ,984,846, ,917,164, ,604,877, ,308, ,801,813, a. Infrastruktur kawasan permukiman perkotaan Kawasan ,689 b. Terbangunnya RUSUNAWA & infrastruktur pendukungnya Twin Block Infrastruktur kawasan permukiman c. Kawasan ,039 perdesaan Pemberdayaan Masyarakat Miskin Perdesaan a. PPIP Desa 3,900 5,862 5,592 16,503 4,650 36,507 b. PISEW/RISE Kecamatan Meningkatnya Tertib Penyelenggaraan IV Bangunan Gedung, Penataan Lingkungan dan 2,081,622, ,786,670, ,707,127, ,165,229, ,313, ,743,961, Pemberdayaan Masyarakat Tertib Bangunan Gedung Pembinaan Teknis Bangunan Gedung, Penataan Bangunan dan Lingkungan NSPK Penataan Lingkungan Sarana dan prasarana lingkungan permukiman Kawasan ,362 Pemberdayaan Masyarakat Perkotaan P2KP Kelurahan 10,948 10,930 10,925 11,066 11,041 11,066 V. Setditjen + Bina Program + BP2SPAM 1,480,438, ,260, ,017, ,347, , ,713,664,222.00
11 11 3. Evaluasi Pendanaan Bidang CK Sumber Pembiayaan Infrastruktur Cipta Karya Tahun SUMBER PEMBIAYAAN DANA (Rp.) Persentase PHLN 41,481,940,455, % GRANT/HIBAH 608,614,843, % KPS 1,708,100,000, % CSR 106,729,000, % 49% 38% PEMDA 11,106,941,808, % NON APBN 55,012,326,106, % APBN 54,031,462,591, % TOTAL SUMBER DANA 109,043,788,697, % 1% 0% 2% PHLN GRANT/HIBAH KPS CSR PEMDA APBN Trend pembiayaan infrastruktur sub bidang Cipta Karya masih di dominasi oleh APBN (49,55%), sedangkan dari Pemda (DDUB) proporsinya mencapai 10,19% dan PHLN sebesar 38,04% dengan nilai total keseluruhan mencapai Rp 109,04 Triliun selama Pemenuhan target output Renstra hampir semua telah memenuhi target bahkan beberapa sudah melebihi, meskipun demikian masih perlu upaya mendorong pencapaian pada target Bangunan Gedung dan Fasilitasnya serta Sarana dan Prasarana Lingkungan di Kab/Kota.
12 12 4. Proyeksi Kebutuhan Pendanaan Konsep RPJMN Bidang Cipta Karya Indikator Outcome Proporsi rumah tangga yang menempati hunian dan permukiman tidak layak Capaian pelayanan akses air minum Capaian pelayanan akses sanitasi * Termasuk untuk kebutuhan Air Baku Rp. 11,4 Triliun Output Prioritas Nasional - Peningkatan Kualitas Lingkungan Permukiman (Perbaikan Kampung/KIP) - Pembangunan Rusunawa (Urban Renewal) - SPAM Regional - Penyehatan PDAM - SPAM Kab/Kota - SPAM MBR (di Rusunawa, Kws Kumuh &Nelayan) - SPAM di Kws KAPET/MP3EI/KEK - SPAM IKK - SPAM di Pel. Perikanan - SPAM di Kws Perbatasan - SPAM Desa Rawan Air/Pesisir/ Terpencil - PAMSIMAS - TPA Regional - Infrastruktur Air Limbah terpusat - Infrastruktur Drainase Perkotaan - Infrastruktur TPA Sampah Skala Kab/Kota - Infrastruktur Air Limbah Komunal - Infrastruktur TPST/3R - Sanimas Perkiraan Capaian % (7,2 juta KK) Target % 65% 100% Kebutuhan Pendanaan Rp. 22,2 Triliun Rp. 90,7 Triliun *) 60% 100% Rp. 94 Triliun
13 13 4. Proyeksi Kebutuhan Pendanaan Indikasi Kebutuhan Pendanaan RPJMN Bidang Cipta Karya
14 14 5. Konsep Keterpaduan Bidang Cipta Karya Kluster A (142 Kab/Kota): Kab/Kota Strategis Nasional (PKN/PKSN/KSN/MP3EI-KPI) yang memiliki Perda RTRW dan Perda BG, Ibukota Propinsi yang telah memiliki Perda RTRW; serta Kab/kota Prioritas Pusat Kluster B (111 Kab/Kota): Kab/Kota Strategis Nasional (PKN/PKSN/KSN/MP3EI-KPI) yang hanya memiliki Perda RTRW Prioritas Kab./Kota Strategis Nasional Kluster E : Program inovasi baru di bidang Cipta Karya; Diusulkan oleh daerah/stakeholder secara kompetitif dan selektif; Ditujukan termasuk untuk memfasilitasi daerah berprestasi; Prioritas Kab./Kota Responsif Pemenuhan SPM Pemberdayaan Masyarakat Program Kreatif Kluster C (Kab/Kota Lainnya): Memiliki pedoman rencana dan program yang berkualitas untuk pemenuhan SPM Bidang Cipta Karya di Daerah; Karakteristik daerah: rawan bencana alam, cakupan air minum/sanitasi rendah, permukiman kumuh, daerah kritis (miskin); Memiliki komitmen tinggi dan program yang responsif Kluster D : Kegiatan pemberdayaan masyarakat di bidang Cipta Karya; Bertujuan untuk penanggulangan kemiskinan di perkotaan dan perdesaan.
15 15 5. Konsep Keterpaduan Bidang ENTITAS Regional Kab/ Kota Kawasan Lingkungan Cipta Karya SOFTWARE Masterplan Feasibility Study Sektor AM RISPAM Sektor PPLP SSK RTBL Desain Kawasan Sektor Bangkim RPPKP/SPPIP Sektor PBL Perda BG Rencana Kerja Masyarakat/ Community Action Plan Sektor AM SPAM Regional BENTUK DUKUNGAN/KEGIATAN PEMBANGUNAN FISIK Sektor AM Penyehatan PDAM SPAM Kab/Kota Sektor AM SPAM MBR (di Rusunawa, Kws Kumuh dan Kws Nelayan) SPAM di Kws KAPET/MP3EI/KEK SPAM IKK SPAM di Pel. Perikanan SPAM di Kws Perbatasan Sektor PPLP Infrastruktur Air Limbah Komunal Infrastruktur TPST/3R Sektor AM SPAM Desa Rawan Air/Pesisir/ Terpencil PAMSIMAS Sektor PPLP Sanimas Sektor PPLP TPA Regional IPAL Regional Sektor PPLP Infrastruktur Air Limbah terpusat Infrastruktur Drainase Perkotaan Infrastruktur TPA Sampah Sektor Bangkim Rusunawa Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh PSD Kws Rawan Bencana, Kws Perbatasan, Pulau Kecil Terluar, & Kws Perdesaan Potensial (agro/minapolitan & KTM) Sektor Bangkim PPIP Peningkatan Kualitas Lingkungan Permukiman (Perbaikan Kampung/KIP) Sektor PBL PNPM Mandiri Perkotaan (P2KP) Revitalisasi Kawasan, Penataan permukiman tradisional/ bersejarah
16 16 5. Konsep Keterpaduan Bidang Cipta Karya RISPAM RP2KP RTBL SSK RTBL KSK RPI2-JM MP & CK Penganggaran Tahunan
17 17 7. Contoh Kawasan Strategis Kabupaten/Kota Arahan Perda No. 4 tahun 2011 tentang RTRW Kota Semarang : 1. Kawasan strategis pertumbuhan ekonomi, meliputi : Kawasan Segitiga Peterongan Tawang Siliwangi; dan Kawasan Pelabuhan Tanjung Emas. 2. Kawasan strategis daya dukung lingkungan hidup meliputi: kawasan Waduk Jatibarang di Kecamatan Gunungpati; dan kawasan reklamasi pantai di Kecamatan Semarang Utara. 3. kawasan strategis sosial budaya, meliputi: Kawasan Masjid Agung Semarang di Kecamatan Semarang Tengah; Kawasan Masjid Agung Jawa Tengah di Kecamatan Gayamsari; Kawasan pendidikan di Kecamatan Tembalang dan Kecamatan Gunungpati; Kawasan Gedong Batu di Kecamatan Semarang Barat; dan Kawasan Kota Lama di Kecamatan Semarang Utara.
18 18 7. Contoh Kawasan Strategis Kabupaten/Kota Arahan Perda No. 20 Tahun 2011 tentang RTRW Kabupaten Kendal : 1. Rencana pengembangan kawasan strategis meliputi: a. kawasan strategis pendayagunaan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi; b. Kawasan strategis ekonomi; dan c. Kawasan strategis fungsi dan daya dukung lingkungan hidup. 2. Kawasan strategis pendayagunaan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi di kawasan panas bumi Gunung Ungaran. 3. Kawasan strategis ekonomi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b berada di Kecamatan Kaliwungu dengan luas kurang lebih (seribu enam puluh empat) hektar, meliputi: a. Desa Mororejo b. Desa Wonorejo c. Desa Krajan Kulon d. Desa Kutoharjo 4. Kawasan strategis fungsi dan daya dukung lingkungan hidup sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c dengan luas kurang lebih (tujuh belas ribu delapan ratus tujuh puluh enam) hektar, meliputi: a. sebagian Kecamatan Limbangan; dan b. sebagian Kecamatan Boja;
19 19 7. Contoh Kawasan Strategis Kabupaten/Kota Arahan Perda No. 6 Tahun 2011 tentang RTRW Kabupaten Semarang: 1) Kawasan Strategi Kabupaten bidang pertumbuhan ekonomi : a. Kawasan Industri di Kec. Pringapus, Kec. Bawen, Kec. Tengaran; Kec. Susukan, dan Kec. Kaliwungu; b. kawasan perkotaan strategis pada kawasan perkotaan Ungaran, Ambarawa, Suruh dan Tengaran; c. kawasan cepat berkembang di sekitar Jalan Tol Semarang - Solo dan di sekitar Jalan Ungaran - Bawen; dan d. kawasan pusat pengembangan pariwisata pada kawasan pariwisata Bandungan dan kawasan pariwisata Kopeng. 2) KSK bid. sosial budaya : Kawasan Kota Bersejarah Ambarawa. 3) KSK bidang pendayagunaan sumber daya alam dan / atau teknologi tinggi : a. kawasan Pembangkit Listrik Tenaga Air Jelok dan Timo ; dan b. kawasan pemanfaatan panas bumi di Gunung Telomoyo. 4) KSK perlindungan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup: a. kawasan lindung Gunung Ungaran dan Gunung Telomoyo ; b. kawasan hulu Daerah Aliran Sungai Bodri di Kecamatan Sumowono. 5) KSK bidang pertahanan dan keamanan, meliputi : a. kawasan peruntukan bagi kepentingan pemeliharaan keamanan dan pertahanan negara berdasarkan geostrategi nasional adalah kawasan militer di Kecamatan Ambarawa; b. kawasan peruntukan bagi basis militer, daerah latihan militer, dan daerah uji coba sistem persenjataan adalah kawasan latihan militer di Kecamatan Sumowono, kawasan Gunung Telomoyo dan kawasan Gunung Ungaran.
20 20 7. Contoh Kawasan Strategis Kabupaten/Kota Arahan Perda No. 1 Tahun 2012 tentang RTRW Kota Surakarta : 1. Kawasan strategis dari sudut kepentingan aspek ekonomi merupakan kawasan terpadu yang meliputi: a. koridor Jalan Jend. Gatot Subroto dan sebagian ruas Jalan Dr. Rajiman (Coyudan) Kelurahan Kemlayan-Kecamatan Serengan; dan b. koridor rencana jalan lingkar Utara yang melewati Kelurahan Mojosongo-Kecamatan Jebres, Kelurahan Nusukan, Kelurahan Kadipiro dan Kelurahan Banyuanyar-Kecamatan Banjarsari. 2. Kawasan strategis dari sudut kepentingan aspek sosial budaya diarahkan di kawasan Keraton Kasunanan, Keraton Mangkunegaran, dan Taman Sriwedari. 3. Kawasan strategis kota dari sudut kepentingan ilmu pengetahuan sebagaimana di kawasan Solo Techno Park. 4. Kawasan strategis kota dari sudut kepentingan lingkungan di Kawasan Satwa Taru Jurug.
21 21 8. RPI2-JM Bidang Cipta Karya Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Bidang Cipta Karya Ditetapkan melalui Surat Edaran Dirjen Cipta Karya No 6/SE/DC/2014 Dokumen perencanaan dan pemrograman jangka menengah (5 tahun) Disusun Pemerintah Kabupaten/ Kota, dan difasilitasi Pemerintah Provinsi, dengan pembinaan oleh Pemerintah Pusat Multi-Stakeholder, multi-sumber pendanaan, multisektor Berbasis tata ruang dan kebijakan pembangunan Bertujuan mewujudkan keterpaduan pembangunan layak huni dan berkelanjutan
22 22 8. RPI2-JM Bidang Cipta Karya RPI2-JM sebagai Sistem Delivery Peningkatan Kualitas Pelaksanaan Bidang Cipta Karya
23 23 8. RPI2-JM Bidang Cipta Karya Sambutan Direktur Jenderal Cipta Karya Kata Pengantar Direktur Bina Program Daftar Isi Daftar Gambar Daftar Tabel BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Pengertian dan Kedudukan RPI2-JM Bidang Cipta Karya 1.3 Keterkaitan RPI2-JM Bidang Cipta Karya dengan RPI2JM Bidang PU 1.4 Maksud dan Tujuan 1.5 Prinsip Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya 1.6 Muatan Dokumen RPI2-JM Bidang Cipta Karya 1.7 Mekanisme Penyusunan dan Penilaian RPI2-JM Bidang Cipta Karya Hubungan Kerja Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya Langkah Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya Penilaian Kelayakan RPI2-JM Bidang Cipta Karya BAB II KONSEP PERENCANAAN BIDANG CIPTA KARYA 2.1Konsep Perencanaan dan Pelaksanaan Program Ditjen CK 2.2 Amanat Pembangunan Nasional Terkait Bidang Cipta Karya RPJP Nasional RPJM Nasional MP3EI MP3KI KEK Direktif Presiden Program Pembangunan Berkeadilan 2.3 Peraturan Perundangan Terkait Bidang PU/CK UU No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Permukiman UU No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung UU No. 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air UU No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Persampahan UU No.20 Tahun 2011 tentang Rumah Susun 2.4 Amanat Internasional Bidang Cipta Karya Agenda Habitat Konferensi Rio Millenium Development Goals Agenda Pembangunan Pasca 2015 BAB III RENCANA TATA RUANG WILAYAH SEBAGAI ARAHAN SPASIAL RPI2- JM 3.1 RTRW Nasional 3.2 RTRW Kawasan Strategis Nasional 3.3 RTRW Pulau 3.4 RTRW Provinsi 3.5 RTRW Kab/Kota BAB IV ARAHAN STRATEGIS NASIONAL 4.1 Kawasan Strategis Nasional (KSN) 4.2 Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN) 4.3 Pusat Kegiatan Nasional (PKN) 4.4 Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) 4.5 Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) BAB V PRIORITAS KABUPATEN/KOTA BIDANG CIPTA KARYA 5.1 Kab/Kota Prioritas Strategis Nasional Klaster A 5.2 Kab/Kota Prioritas Strategis Nasional Klaster B 5.2 Kab/Kota Klaster C dalam rangka Pemenuhan SPM 5.3 Pemberdayaan Masyarakat (Klaster D) 5.3 Kab/Kota Klaster E bagi daerah dengan Program dan Inovasi yang Kreatif
24 24 8. RPI2-JM Bidang Cipta Karya BAB VI PROFIL KABUPATEN/KOTA 6.1 Geografi dan Administratif Wilayah 6.2 Demografi 6.3 Topografi 6.4 Geohidrologi 6.5 Geologi 6.6 Klimatologi 6.7 Sosial dan Ekonomi BAB VII KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KABUPATEN/KOTA 7.1 Arahan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota 7.2 Arahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 7.3 Arahan Perda Bangunan Gedung 7.4Arahan Rencana Induk Sistem PAM Kabupaten/Kota (RISPAM) 7.5Arahan Strategi Sanitasi Kota (SSK) 7.6Arahan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) 7.7Arahan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman (RP2KP) Kabupaten/Kota 7.8 Arahan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan di Kawasan Strategis Kabupaten/Kota (RTBL KSK) 7.9Integrasi Strategi Pembangunan Kab/Kota dan Sektor BAB VIII ASPEK TEKNIS PER SEKTOR 8.1 Pengembangan Permukiman Arahan Kebijakan dan Lingkup Kegiatan Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan, dan Tantangan Analisis Kebutuhan Pengembangan Permukiman Program-Program Sektor Pengembangan Permukiman Usulan Program dan Kegiatan 8.2 Penataan Bangunan dan Lingkungan Arahan Kebijakan dan Lingkup Kegiatan Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan, dan Tantangan Analisis Kebutuhan Penataan Bangunan dan Lingkungan Program dan Kriteria KesiapanPengembangan PBL Usulan Program dan Kegiatan 8.3 Sistem Penyediaan Air Minum Arahan Kebijakan dan Lingkup Kegiatan Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan,dan Tantangan Analisis Kebutuhan Sistem Penyediaan Air Minum Program dan Kriteria Kesiapan, serta Skema Kebijakan Pendanaan Pengembangan SPAM Usulan Program dan Kegiatan Pengembangan SPAM 8.4 Penyehatan Lingkungan Permukiman Air Limbah Arahan Kebijakan dan Lingkup Kegiatan Isu strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan dan Tantangan Analisis Kebutuhan Pengelolaan Air Limbah Program dan Kriteria Kesiapan Pengembangan Air Limbah 8.4.2Persampahan Arahan Kebijakan dan Lingkup Kegiatan Isu strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan dan Tantangan Analisis Kebutuhan Persampahan Program dan Kriteria Kesiapan Pengelolaan Persampahan
25 25 8. RPI2-JM Bidang Cipta Karya Drainase Arahan Kebijakan dan Lingkup Kegiatan Isu strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan dan Tantangan Analisis Kebutuhan Drainase Program dan Kriteria Kesiapan PengembanganDrainase 8.4.4Usulan Program dan Kegiatan serta Pembiayaan Proyek Usulan Program dan Kegiatan Pengembangan Sanitasi Usulan Pembiayaan Pengembangan Sanitasi BAB IX KETERPADUAN PROGRAM BERDASARKAN ENTITAS 9.1 Usulan Program di Entitas Regional 9.2 Usulan Program di Entitas Kabupaten/Kota 9.3 Usulan Program di Entitas Kawasan 9.4 Usulan Program di Entitas Lingkungan/Komunitas BAB X ASPEK LINGKUNGAN DAN SOSIAL DALAM PEMBANGUNAN BIDANG CIPTA KARYA DI KABUPATEN/KOTA 10.1 Aspek Lingkungan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) AMDAL, UKL-UPL dan SPPLH 10.2 Aspek Sosial Aspek Sosial pada Perencanaan Pembangunan Bidang Cipta Karya Aspek Sosial pada Pelaksanaan Pembangunan Bidang Cipta Karya Aspek Sosial pada Pasca Pelaksanaan Pembangunan Bidang Cipta Karya BAB XI ASPEK PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN BIDANG CIPTA KARYA DI KABUPATEN/KOTA 11.1 Arahan Kebijakan Pembiayaan Bidang Cipta Karya 11.2 Profil Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten/Kota 11.3 Profil Investasi Pembangunan Bidang Cipta Karya Perkembangan Investasi Pembangunan Cipta Karya Bersumber dari APBN Perkembangan Investasi Pembangunan Cipta Karya Bersumber dari APBD Perkembangan Investasi Perusahaan Daerah Bidang Cipta Karya Perkembangan Investasi Pembangunan Cipta Karya Bersumber dari Swasta 11.4 Proyeksi dan Rencana Investasi Pembangunan Bidang Cipta Karya Proyeksi APBD 5 tahun ke depan Rencana Pembiayaan Perusahaan Daerah Rencana Kerjasama Pemerintah dan Swasta Bidang Cipta Karya 5 Tahun ke Depan 11.5 Analisis Keterpaduan Strategi Peningkatan Investasi Pembangunan Bidang Cipta Karya Analisis Kemampuan Keuangan Daerah Strategi Peningkatan Investasi Bidang Cipta Karya BAB XII ASPEK KELEMBAGAAN KABUPATEN/KOTA 12.1 Arahan Kebijakan Kelembagaan Bidang Cipta Karya 12.2 Kondisi Kelembagaan Saat Ini Kondisi Keorganisasian Bidang Cipta Karya Kondisi Ketatalaksanaan Bidang Cipta Karya Kondisi Sumber Daya Manusia (SDM) Bidang Cipta Karya 12.3 Analisis Kelembagaan Analisis Keorganisasian Bidang Cipta Karya Analisis Ketatalaksanaan Bidang Cipta Karya Analisis Sumber Daya Manusia (SDM) Bidang Cipta Karya Analisis SWOT Kelembagaan 12.4 Rencana Pengembangan Kelembagaan Rencana Pengembangan Keorganisasian Rencana Pengembangan Ketatalaksanaan Rencana Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) BAB XIII MATRIKS RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA (RPI2-JM BIDANG CK) 13.1 Matriks Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Bidang CK Kabupaten/Kota 13.2 Matriks Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Bidang CK Kabupaten/Kota di setiap Entitas
26 26 8. RPI2-JM Bidang Cipta Karya KRITERIA No INDIKATOR PENILAIAN Nilai Max KELENGKAPAN DOKUMEN (9,5) KRITERIA No INDIKATOR PENILAIAN Nilai Max PROFIL KABUPATEN/KOTA (2) A B C LEGALISASI OUTLINE DOKUMEN ARAHAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN BIDANG CIPTA KARYA 1 Persetujuan Bupati/Walikota Persetujuan dari Kadis PU Provinsi Pendahuluan Arahan Perencanaan Pembangunan Bidang Cipta Karya 3 Arahan Strategis Nasional Bidang Cipta Karya Profil Kabupaten/Kota Keterpaduan Strategi Pengembangan Kab./Kota Aspek Teknis Per Sektor (AM, PLP, Bangkim, PBL) Keterpaduan Program Berdasarkan Entitas Aspek Perlindungan Lingkungan dan Sosial Aspek Pembiayaan Aspek Kelembagaan Matriks Rencana Program dan Investasi Jangka Menengah Bidang Cipta Karya ARAHAN KEBIJAKAN (4) Amanat Pembangunan Nasional Terkait Bidang Cipta Karya Amanat Peraturan Perundangan Pembangunan Terkait Bidang Cipta Karya 3 Amanat Internasional Bidang Cipta Karya E F PROFIL KABUPATEN/KOTA KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN PERKOTAAN Geografi dan Administratif Wilayah 0.3 Demografi 0.2 Topografi 0.3 Geohidrologi 0.3 Geologi 0.3 Klimatologi 0.3 Sosial dan Ekonomi Arahan RTRW Kabupaten/Kota Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 3 Perda Bangunan Gedung (BG) Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) KELAYAKAN RENCANA (14,5) Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) 7 Strategi Sanitasi Kota (SSK) 1.0 Strategi Pengembangan Permukiman dan 8 Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Kabupaten/Kota Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman 9 Prioritas (RPKPP) Integrasi Strategi Pembangunan Kab/Kota dan 10 Sektor D ARAHAN STRATEGIS NASIONAL BIDANG CIPTA KARYA UNTUK KABUPATEN/KOTA 1 Arahan RTRW Nasional Arahan RTRW Pulau Arahan RTRW Provinsi Arahan RTR Kawasan Strategis Nasional Arahan MP3EI/KEK 0.5
27 27 8. RPI2-JM Bidang Cipta Karya G H I J KRITERIA RENCANA PROGRAM INVESTASI SEKTOR PENGEMBANGAN PERMUKIMAN RENCANA PROGRAM INVESTASI SEKTOR PBL RENCANA PROGRAM INVESTASI SEKTOR PPLP RENCANA PROGRAM INVESTASI SEKTOR AIR MINUM KETERPADUAN K 1 PROGRAM No INDIKATOR PENILAIAN Nilai Max 1 Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan, dan Tantangan 2 Analisis Kebutuhan Pengembangan Permukiman Kesiapan Daerah terhadap Kriteria Kesiapan (Readiness Criteria) Sektor Pengembangan Permukiman 4 Usulan Kebutuhan Program dan Kegiatan Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan, dan Tantangan 2 Analisis Kebutuhan Sektor PBL Kesiapan Daerah terhadap Kriteria Kesiapan (Readiness Criteria) Sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan 4 Usulan Kebutuhan Program dan Kegiatan Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan, dan Tantangan (Air Limbah, Persampahan, Drainase) Analisis Kebutuhan Sektor Pengembangan PLP (Air 2 Limbah, Persampahan, Drainase) Kesiapan Daerah terhadap Kriteria Kesiapan 3 (Readiness Criteria) Sektor Pengembangan PLP (Air Limbah, Persampahan, Drainase) Usulan Kebutuhan Program dan Kegiatan Sektor 4 Pengembangan PLP (Air Limbah, Persampahan, Drainase) Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan, dan 1 Tantangan 2 Analisis Kebutuhan Sektor Air Minum KELAYAKAN PROGRAM (46) Kesiapan Daerah terhadap Kriteria Kesiapan (Readiness Criteria) Sektor Air Minum 4 Usulan Kebutuhan Program dan Kegiatan 2.0 Keterpaduan Program Berdasarkan Entitas Regional, Kab/Kota, Kawasan, dan Lingkungan/Komunitas L KRITERIA N ASPEK KELEMBAGAAN O PERLINDUNGAN LINGKUNGAN DAN SOSIAL M ASPEK PEMBIAYAAN MATRIKS RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR BIDANG CIPTA KARYA BERDASARKAN ENTITAS No INDIKATOR PENILAIAN Nilai Max KELAYAKAN LINGKUNGAN DAN SOSIAL (6) 1 Analisis Perlindungan Lingkungan (KLHS, Amdal, UKL-UPL dan SPPLH) 2 Analisis Perlindungan Sosial Profil Perkembangan APBD Kabupaten/Kota Profil Perkembangan Investasi Bidang Cipta Karya (APBN, APBD Prov, APBD Kab./Kota, Swasta, Masyarakat) Proyeksi Investasi Pembangunan Bidang Cipta Karya 4 Strategi peningkatan Investasi bidang Cipta Karya 2.0 Kondisi Eksisting (organisasi, tata-laksana, dan 1 SDM) Analisis Permasalahan (organisasi, tata-laksana, 2 dan SDM) 3 Rencana Pengembangan Kelembagaan KELAYAKAN PEMBIAYAAN (6) KELAYAKAN KELEMBAGAAN (6) MATRIKS PROGRAM (6) Telah memuat Rencana Program dan Investasi Infrastruktur bidang Cipta Karya untuk Jangka Menengah (lima tahun) Telah memuat informasi keterpaduan pembangunan berdasarkan entitas wilayah dan sumber pembiayaannya
28 28 9. Penutup Strategi utama dalam mewujudkan target Kota Tanpa Kumuh dan Akses Universal ke Air Minum dan Sanitasi adalah dengan melaksanakan keterpaduan pembangunan berdasarkan penataan ruang pada setiap entitas wilayah regional, kabupaten/kota, kawasan, maupun komunitas/lingkungan. Keterpaduan pembangunan bidang Cipta Karya dilakukan sejak tahap perencanaan. Penyusunan RP2KP yang turut memadukan dokumen sektoral seperti RISPAM, SSK, dan RTBL sangat penting sebagai dasar pelaksanaan keterpaduan pembangunan fisik infrastruktur bidang CK di daerah; RP2KP menjadi dasar strategi pembangunan permukiman kota/kabupaten, dan RPI2-JM menjabarkannya ke dalam matriks program dan investasi. Keterkaitan kedua dokumen sangat erat, sehingga diperlukan koordinasi antara Satker Bangkim dan Satker Randal untuk mengawal keterpaduan pembangunan di daerah.
29 Kementerian Pekerjaan Umum Jl. Pattimura No. 20, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan Telp. (021) Fax. (021)
Kebijakan Keterpaduan Perencanaan Program Cipta Karya
DIREKTORAT BINA PROGRAM DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM Kebijakan Keterpaduan Perencanaan Program Cipta Karya Oleh: Ir. Edward Abdurrahman, M.Sc Kasubdit Kebijakan dan Strategi,
Lebih terperinciUSULAN PROGRAM DAN KEGIATAN DALAM MEMORANDUM PROGRAM SANITASI SEBAGAI DASAR DOKUMEN PERENCANAAN TEKNIS PUSAT (RPI2JM- CK)
USULAN PROGRAM DAN KEGIATAN DALAM MEMORANDUM PROGRAM SANITASI SEBAGAI DASAR DOKUMEN PERENCANAAN TEKNIS PUSAT (RPI2JM- CK) Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Lebih terperinciKebijakan Program Bidang Cipta Karya
Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum Arahan Direktur Jenderal Cipta Karya Kebijakan Program Bidang Cipta Karya Penajaman Program Palembang 03 Maret 2014 OUTLINE A. Konsep Perencanaan
Lebih terperinciPROSES PENYUSUNAN RPI2-JM PROPINSI NUSA TENGGARA TIMUR. Disampaikan oleh : Ir. FRANSISKUS PANGALINAN, M.Si KASATKER RANDAL PIP PROVINSI NTT
PROSES PENYUSUNAN RPI2-JM PROPINSI NUSA TENGGARA TIMUR Disampaikan oleh : Ir. FRANSISKUS PANGALINAN, M.Si KASATKER RANDAL PIP PROVINSI NTT OUTLINE : GAMBARAN UMUM PROVINSI NTT PENDAMPINGAN PENYUSUNAN RPI2-JM
Lebih terperinciPEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN/KOTA
K E M E N T E R I A N P E K E R J A A N U M U M D A N P E R U M A H A N R A K Y A T D I R E K T O R A T J E N D E R A L C I P T A K A R Y A PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
Lebih terperinciPERANAN RP2KPKP DALAM PENCEGAHAN DAN PENINGKATAN KUALITAS KUMUH PERKOTAAN PERMUKIMAN KUMUH PERKOTAAN
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA DIREKTORAT PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN PERANAN RP2KPKP DALAM PENCEGAHAN DAN PENINGKATAN KUALITAS KUMUH PERKOTAAN PERMUKIMAN
Lebih terperinci(RencanaProgram InvestasiJangkaMenengah) Bidang CiptaKarya
PedomanPenyusunanRPIJM (RencanaProgram InvestasiJangkaMenengah) Bidang CiptaKarya SAMBUTAN DIREKTUR JENDERAL CIPTA KARYA Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten/Kota merupakan dokumen
Lebih terperinciKebijakan Pembangunan dan Rencana Investasi Infrastruktur Bidang Permukiman Bernadi Haryawan, ST, MT
1 Kebijakan Pembangunan dan Rencana Investasi Infrastruktur Bidang Permukiman Bernadi Haryawan, ST, MT Direktorat t Bina Program, Ditjen Cipta Karya Disampaikan pada acara Sosialisasi Kegiatan RP2KP/SPPIP
Lebih terperinciKebijakan dan Pelaksanaan Program Bidang Cipta Karya
Kebijakan dan Pelaksanaan Program Bidang Cipta Karya Yogyakarta, 13 Agustus 2015 Oleh : Direktur Pengembangan Kawasan Permukiman DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN
Lebih terperinciKebijakan Keterpaduan Infrastruktur Permukiman dalam Penanganan Permukiman Kumuh
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Direktorat Jenderal Cipta Karya Kebijakan Keterpaduan Infrastruktur Permukiman dalam Penanganan Permukiman Kumuh Ir. Joerni Makmoerniati, MSc Plh. Direktur
Lebih terperinciRencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangkaa Menengah (RPI2-JM) Bidang Kabupaten Kerinci Tahun
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangkaa Menengah (RPI2-JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Kerinci Tahun 2016-2020 DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN KERINCI 2015 i Dalam rangka meningkatkan
Lebih terperinciPembangunan dan Pengembangan Permukiman Berdasarkan IMAN
Pembangunan dan Pengembangan Permukiman Berdasarkan IMAN #Pecha Kucha 12-DJCK 15 Agustus 2014 HADI SUCAHYONO HARI INI LEBIH BAIK DARI KEMARIN HARI ESOK LEBIH BAIK DARI HARI PROKLAMASI 17 AGUSTUS 1945 UUD
Lebih terperinciLESSON LEARNED PENYUSUNAN RPI2-JM PROVINSI LAMPUNG
LESSON LEARNED PENYUSUNAN RPI2-JM PROVINSI LAMPUNG oleh: Kasatker Randal Provinsi Lampung Disampaikan pada Workshop Peningkatan Kualitas RPI2-JM Kabupaten/Kota Strategis Nasional Wilayah Sumatera Yogyakarta,
Lebih terperinciDIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA KEBIJAKAN PU-DJCK DALAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN
DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA KEBIJAKAN PU-DJCK DALAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN Disampaikan Oleh Direktur Jenderal Cipta Karya Bidakara, 9 10 Februari 2011 Umum Rencana Pelaksanaan Kegiatan Tahun 2011
Lebih terperinciKEBIJAKAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR MINAPOLITAN
KEGIATAN PERDESAAN POTENSIAL DUKUNGAN INFRASTRUKTUR KE-CIPTA KARYA-AN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR MINAPOLITAN RAPAT KOORDINASI MINAPOLITAN TAHUN 2014 BATAM 21 23 SEPTEMBER 2014 DIREKTORAT PENGEMBANGAN
Lebih terperinciMekanisme Diskusi. Sesi 1 Simulasi Penyusunan RPI2JM Sesi 2 Konsultasi dokumen RPI2JM masing-masing Kab/Kota
Mekanisme Desk Mekanisme Diskusi Sesi 1 Simulasi Penyusunan RPI2JM Sesi 2 Konsultasi dokumen RPI2JM masing-masing Kab/Kota Kelengkapan Data Desk : Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kab/Kota; Dokumen Rencana
Lebih terperinciKementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Direktorat Jenderal Cipta Karya Kebijakan dan Strategi Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karya
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Direktorat Jenderal Cipta Karya Kebijakan dan Strategi Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karya Disampaikan oleh: Ir. Rina Agustin Indriani, MURP Sekretaris
Lebih terperinciArahan Kebijakan Bidang PBL dalam Mewujudkan Lingkungan
. Arahan Kebijakan Bidang PBL dalam Mewujudkan Lingkungan Permukiman yang Layak Huni dan Berkelanjutan Amanat Penataan Ruang/Spasial: Amanat Pembangunan Nasional: Amanat Pembangunan Bidang PU / CK: Amanat
Lebih terperinciKETERPADUAN PENANGANAN PERMUKIMAN KUMUH PERKOTAAN
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Direktorat Jenderal Cipta Karya KETERPADUAN PENANGANAN PERMUKIMAN KUMUH PERKOTAAN Oleh: Dwityo A. Soeranto Direktur Keterpaduan Infrastruktur Permukiman
Lebih terperinciDIREKTORAT PENGEMBANGAN PLP MENUJU UNIVERSAL AKSES
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA DIREKTORAT PENGEMBANGAN PLP DIREKTORAT PENGEMBANGAN PLP MENUJU UNIVERSAL AKSES TAHUN 2019 POSISI SANITASI INDONESIA DI ASIA
Lebih terperinciKebijakan, Strategi dan Program Keterpaduan Penanganan Kumuh Perkotaan
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Direktorat Jenderal Cipta Karya Kebijakan, Strategi dan Program Keterpaduan Penanganan Kumuh Perkotaan Direktorat Keterpaduan Infrastruktur Permukiman Outline
Lebih terperinciKementerian Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Cipta Karya Direktorat Pengembangan Permukiman
Kementerian Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Cipta Karya Direktorat Pengembangan Permukiman Permukiman Kumuh : RPJPN 2005-2024 TANTANGAN BERTAMBAHNYA LUASAN PERMUKIMAN KUMUH*: 2004 = 54.000 Ha 2009 =
Lebih terperinciKementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Direktorat Jenderal Cipta Karya. RPIJM DAN KPJM Bidang Cipta Karya
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Direktorat Jenderal Cipta Karya RPIJM DAN KPJM Bidang Cipta Karya Denpasar, 22 Juni 2017 POINT PEMBAHASAN : 1. RPIJM DAN KPJM BIDANG CIPTA KARYA. 2. KEDUDUKAN
Lebih terperinciMEKANISME PELAKSANAAN PROGRAM HIBAH AIR MINUM TA 2016
MEKANISME PELAKSANAAN PROGRAM HIBAH AIR MINUM TA 2016 Ir. Mochammad Natsir, MSc. Direktur Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum Lokakarya Penyiapan Pelaksanaan Program Hibah Air Minum APBN 2016 Jakarta,
Lebih terperinciSURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK LANJUTAN
SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK LANJUTAN TAHUN ANGGARAN 213 NOMOR DIPA-33.5-/213 DS 11-823-4351-5822 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara.
Lebih terperincikementerian pekerjaan umum Direktorat Jenderal Cipta Karya PROGRAM KERJA DIREKTORAT BINA PROGRAM2011 PROGRAM KERJA
kementerian pekerjaan umum Direktorat Jenderal Cipta Karya PROGRAM KERJA DIREKTORAT BINA PROGRAM PROGRAM KERJA 1 2 PROGRAM KERJA PROGRAM KERJA DIREKTORAT BINA PROGRAM PROGRAM KERJA 3 Kata Pengantar Keterpaduan
Lebih terperinciPERCEPATAN PENANGANAN PERMUKIMAN KUMUH DI 30 KABUPATEN/KOTA PRIORITAS
DIREKTORAT PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT PERCEPATAN PENANGANAN PERMUKIMAN KUMUH DI 30 KABUPATEN/KOTA PRIORITAS OUTLINE
Lebih terperinciKEBIJAKAN DAN STRATEGI PEMBANGUNAN KAWASAN PERMUKIMAN PERKOTAAN DAN PERDESAAN
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA DIREKTORAT PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN KEBIJAKAN DAN STRATEGI PEMBANGUNAN KAWASAN PERMUKIMAN PERKOTAAN DAN PERDESAAN
Lebih terperinciIV.B.7. Urusan Wajib Perumahan
7. URUSAN PERUMAHAN Penataan lingkungan perumahan yang baik sangat mendukung terciptanya kualitas lingkungan yang sehat, sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Dengan meningkatnya kualitas
Lebih terperinciINFRASTRUKTUR AIR MINUM BERKELANJUTAN
DIREKTORAT PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT Temu Ilmiah Lingkungan, HCD 35 TH PSIL Universitas Indonesia INFRASTRUKTUR
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN MEMORANDUM PROGRAM SANITASI (MPS) 1.1 Latar Belakang.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Pemerintah Indonesia mempunyai komitmen sangat kuat untuk mencapai salah satu target dalam Millenium Development Goals (MDGs), yaitu menurunnya jumlah penduduk yang
Lebih terperinciii Rencana Strategis
DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA TAHUN 2015-2019 i ii Rencana Strategis DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA TAHUN 2015-2019 iii Kata Pengantar Rencana Strategis Direktorat Jenderal Cipta Karya Tahun 2015-2019
Lebih terperinciDirektorat Jenderal Cipta Karya PENGANTAR
PENGANTAR Sesuai dengan kewajiban, maka dengan berakhirnya Tahun Anggaran 2007, Direktorat Jenderal Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum, sebagai Lembaga Pemerintah Tingkat Eselon I menyusun Laporan Akuntabilitas
Lebih terperinciKEBIJAKAN PENYELENGGARAAN SPAM PADA PERMUKIMAN KUMUH PERKOTAAN
D I R E K T O R A T P E N G E M B A N G A N S I S T E M P E N Y E D I A A N AIR M I N U M D I R E K T O R A T J E N D E R A L C I P T A K A R Y A K E M E N T E R I A N P E K E R J A A N U M U M D A N P
Lebih terperinciRakor Evaluasi TA 2016 & Persiapan TA 2017 Kota Tanpa Kumuh (KOTAKU) KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN SPAM PADA PERMUKIMAN KUMUH PERKOTAAN
D IR E K T OR A T P E NGEMBANGAN SIST E M P E NY E D IA A N A IR M INUM D IR E K T OR A T J E NDERAL C IP T A K A R Y A K E M E NT E R IA N P E K E R J A A N U M U M D A N P E R U M A H A N R A K Y A T
Lebih terperinciPENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN LOMBOK, 7-8 OKTOBER 2014
PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN LOMBOK, 7-8 OKTOBER 2014 KUALITAS : 1. Proses 2. Produk 3. Data 4. Keterpaduan 5. Manajemen KOLOKIUM PENYUSUNAN RP2KP/SPPIP 2014 SKEMA
Lebih terperinciKebijakan Nasional Pengentasan Permukiman Kumuh. Direktorat Perkotaan, Perumahan, dan Permukiman, Kementerian PPN/Bappenas Manado, 19 September 2016
Kebijakan Nasional Pengentasan Permukiman Kumuh Direktorat Perkotaan, Perumahan, dan Permukiman, Kementerian PPN/Bappenas Manado, 19 September 2016 Persentase Juta Jiwa MENGAPA ADA PERMUKIMAN KUMUH? Urbanisasi
Lebih terperinciIMPLEMENTASI PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PU MELALUI PENYUSUNAN RPI2JM DALAM RANGKA MEWUJUDKAN RTRW
IMPLEMENTASI PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PU MELALUI PENYUSUNAN RPI2JM DALAM RANGKA MEWUJUDKAN RTRW Yogyakarta, 21 Oktober 2014 Direktur Pembinaan Penataan Ruang Daerah Wilayah I KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2005 tentang Pemilihan, Pengesahan Pengangkatan, dan Pemberhentian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2013-2018 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perencanaan
Lebih terperinciC. URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DI BIDANG PEKERJAAN UMUM
LAMPIRAN III PERATURAN DAERAH KOTA BATAM NOMOR : Tahun 2010 TANGGAL : Juli 2010 C. URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DI BIDANG PEKERJAAN UMUM SUB BIDANG SUB SUB BIDANG URUSAN 1. Sumber Daya Air 1. Pengaturan
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. RTRW Kabupaten Bondowoso
KATA PENGANTAR Sebagai upaya mewujudkan perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang yang efektif, efisien dan sistematis guna menunjang pembangunan daerah dan mendorong perkembangan wilayah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Provinsi Lampung merupakan provinsi yang berada di ujung selatan Pulau Sumatera dan merupakan gerbang utama jalur transportasi dari dan ke Pulau Jawa. Dengan posisi
Lebih terperinciKEBIJAKAN PENYELENGGARAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM disampaikan oleh Direktur Pengembangan SPAM pada: Sosialisasi Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Air Minum TA 2019 Direktorat Pengembangan Sistem Penyediaan
Lebih terperinciPENJELASAN MEKANISME PENYUSUNAN. Rencana Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman SEMARANG, 5 JUNI 2014
PENJELASAN MEKANISME PENYUSUNAN Rencana Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman SEMARANG, 5 JUNI 2014 KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERA CIPTA KARYA DIREKTORAT PENGEMBANGAN PERMUKIMAN
Lebih terperinciRINGKASAN EKSEKUTIF. Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah Tahun 2015
RINGKASAN EKSEKUTIF 1. Dalam Renstra Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Gorontalo 2012-2017 telah ditetapkan visi jangka menengah, yaitu Terwujudnya Infrastruktur bidang Pekerjaan Umum dan Permukiman yang Berkualitas
Lebih terperinciMemorandum Program Sanitasi (MPS) Kabupaten Balangan BAB 1 PENDAHULUAN
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sanitasi sebagai salah satu aspek pembangunan yang memiliki fungsi penting karena berkaitan dengan kesehatan, pola hidup serta kondisi lingkungan yang dapat memberikan
Lebih terperinciPROFIL DINAS PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN KOTA PEKANBARU TA.2017 BIDANG SEKRETARIAT
DINAS PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN KOTA PEKANBARU PROFIL DINAS PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN KOTA PEKANBARU TA.2017 BIDANG SEKRETARIAT Potret Kota Pekanbaru Luas wilayah 632,26 km2
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 1490, 2014 KEMENPERA. Perumahan. Kawasan Pemukiman. Daerah. Pembangunan. Pengembangan. Rencana. Pedoman. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA
Lebih terperinciMODUL PEMAHAMAN DASAR STRATEGI PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERKOTAAN (SPPIP) DAN RENCANA PEMBANGUNAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS (RPKPP)
Modul Pelaksanaan Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP MODUL PEMAHAMAN DASAR STRATEGI PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERKOTAAN (SPPIP) DAN RENCANA PEMBANGUNAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS (RPKPP)
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM. Dana Alokasi Khusus. Infrastruktur. Juknis.
No.606, 2010 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM. Dana Alokasi Khusus. Infrastruktur. Juknis. PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15/PRT/M/2010 TENTANG PETUNJUK
Lebih terperinci- 6 - SUB BIDANG SUB SUB BIDANG RINCIAN URUSAN. 1. Pengaturan 1. Penetapan kebijakan pengelolaan sumber daya air daerah.
- 6-3. BIDANG PEKERJAAN UMUM 1. Sumber Daya Air 1. Pengaturan 1. Penetapan kebijakan pengelolaan sumber daya air 2. Penetapan pola pengelolaan sumber daya air pada wilayah sungai dalam satu 3. Penetapan
Lebih terperinci-1- MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA
-1- MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47/PRT/M/2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA ALOKASI
Lebih terperinciStrategi Sanitasi Kabupaten Pasaman. ( Refisi 2012 ) I.1
1.1. Latar Belakang. Dalam kontek Program Pembangunan Sektor Sanitasi Indonesia (ISSDP), sanitasi didefinisikan sebagai tindakan memastikan pembuangan tinja, sullage dan limbah padat agar lingkungan rumah
Lebih terperinciPERCEPATAN PENANGANAN PERMUKIMAN KUMUH DIREKTUR PERKOTAAN, PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN BAPPENAS JAKARTA, 5 SEPTEMBER 2017
PERCEPATAN PENANGANAN PERMUKIMAN KUMUH DIREKTUR PERKOTAAN, PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN BAPPENAS JAKARTA, 5 SEPTEMBER 2017 1 PERUBAHAN YANG DITUJU Trend Saat Ini Permukiman Kondisi Yang Diinginkan Padat, tidak
Lebih terperinciBAB IV PROGRAM PENGEMBANGAN SANITASI SAAT INI DAN YANG DIRENCANAKAN
Pokja Sanitasi Kabupaten Pangkajene BAB IV PROGRAM PENGEMBANGAN SANITASI SAAT INI DAN YANG DIRENCANAKAN Orientasi program pengembangan sanitasi dalam konteks Kabupaten Pangkajene Kepulauan dijabarkan dalam
Lebih terperinciKEBIJAKAN DAN PENANGANAN PENYELENGGARAAN AIR MINUM PROVINSI BANTEN Oleh:
KEBIJAKAN DAN PENANGANAN PENYELENGGARAAN AIR MINUM PROVINSI BANTEN Oleh: R.D Ambarwati, ST.MT. Definisi Air Minum menurut MDG s adalah air minum perpipaan dan air minum non perpipaan terlindung yang berasal
Lebih terperinciPengembangan Pengelolaan Persampahan / 2015
VOLUME 4 Pengembangan Pengelolaan Persampahan / 2015 Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Direktorat Jenderal Cipta Karya DAFTAR ISI 6 / Latar Belakang 12 / Kebutuhan Pendanaan 2015-2019 17
Lebih terperinciD. BIDANG PEKERJAAN UMUM SUB BIDANG SUB SUB BIDANG URAIAN. 1. Sumber Daya Air
D. BIDANG PEKERJAAN UMUM SUB BIDANG SUB SUB BIDANG URAIAN 1 2 3 1. Sumber Daya Air 1. Pengaturan 1. Penetapan kebijakan pengelolaan sumber daya air daerah. 2. Penetapan pola pengelolaan sumber daya air
Lebih terperinciPEMERINTAH. sumber daya air pada wilayah sungai kabupaten/kota.
- 20 - C. PEMBAGIAN URUSAN AN PEKERJAAN UMUM 1. Sumber Daya Air 1. Pengaturan 1. Penetapan kebijakan nasional sumber daya air. 2. Penetapan pola pengelolaan sumber daya air pada wilayah sungai lintas provinsi,
Lebih terperinciKEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 2 LaPORAN Kinerja DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 3 Laporan Kinerja Tahun 2017 sebagai wujud pertanggungjawaban kinerja Direktorat
Lebih terperinci1. Sumber Daya Air D. BIDANG PEKERJAAN UMUM SUB BIDANG SUB SUB BIDANG URAIAN. 1. Pengaturan 1. Penetapan kebijakan pengelolaan sumber daya air daerah.
D. BIDANG PEKERJAAN UMUM SUB BIDANG SUB SUB BIDANG URAIAN 1 2 3 1. Sumber Daya Air 1. Pengaturan 1. Penetapan kebijakan pengelolaan sumber daya air daerah. 2. Penetapan pola pengelolaan sumber daya air
Lebih terperinciPROFIL DINAS PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN KOTA PEKANBARU TA.2017 BIDANG SEKRETARIAT
DINAS PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN KOTA PEKANBARU PROFIL DINAS PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN KOTA PEKANBARU TA.2017 BIDANG SEKRETARIAT Potret Kota Pekanbaru Luas wilayah 632,26 km2
Lebih terperinci5. Pelaksanaan urusan tata usaha; dan
5. Pelaksanaan urusan tata usaha; dan TUJUAN SASARAN STRATEGIS TARGET KET URAIAN INDIKATOR TUJUAN TARGET TUJUAN URAIAN INDIKATOR KINERJA 2014 2015 2016 2017 2018 1 2 3 4 6 7 8 9 10 13 Mendukung Ketahanan
Lebih terperinciBAB 1 MEMORANDUM PROGRAM SANITASI (MPS) KOTA TERNATE BAB PENDAHULUAN
PENDAHULUAN. Latar Belakang Aspek Sanitasi adalah sebagai salah satu aspek pembangunan yang memiliki fungsi penting dalam menunjang tingkat kesejahteraan masyarakat karena berkaitan dengan kesehatan, pola
Lebih terperinciBAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI
BAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI 3.1. Visi dan Misi Sanitasi Visi merupakan harapan kondisi ideal masa mendatang yang terukur sebagai arah dari berbagai upaya sistematis dari setiap elemen dalam
Lebih terperinciKEBIJAKAN INVESTASI INFRASTRUKTUR BIDANG PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
KEBIJAKAN INVESTASI INFRASTRUKTUR BIDANG PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT MATERI PAPARAN DIREKTUR BINA INVESTASI INFRASTRUKTUR FASILITASI PENGUSAHAAN JALAN DAERAH KENDARI, 10 11 MEI 2016 VISI DAN 9
Lebih terperinciDAFTAR USULAN RENCANA KEGIATAN KABUPATEN / KOTA... YANG BERSUMBER DARI DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) INFRASTRUKTUR PUBLIK TAHUN ANGGARAN 2017
DAFTAR USULAN RENCANA KEGIATAN KABUPATEN / KOTA... YANG BERSUMBER DARI DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) INFRASTRUKTUR PUBLIK TAHUN ANGGARAN 2017 NO. KEGIATAN TARGET DANA LOKASI Total DAK Infrastruktur Publik
Lebih terperincisebagian besar kota/kabupaten telah menunjukkan kesiapan dari sisi administrasi
Berdasarkan penyelenggaraan sosialisasi putaran 2 di Kota Semarang ini, terutamanya pada sesi desk, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar kota/kabupaten telah menunjukkan kesiapan dari sisi administrasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sasaran Pembangunan Millennium (Millennium Development Goals atau disingkat dalam bahasa Inggris MDGs) adalah delapan tujuan yang diupayakan untuk dicapai pada tahun
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 15 TAHUN 2009 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT.
PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 15 TAHUN 2009 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT. DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KOTAWARINGIN BARAT, Menimbang
Lebih terperinci2018, No Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 73, Tambahan Lembaran
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.34, 2018 KEMENPU-PR. DAK Infrastruktur PU-PR. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21/PRT/M/2017 TENTANG PETUNJUK
Lebih terperinciDirektur Pengembangan PLP Ir. M. Maliki Moersid, MCP Disampaikan pada : Kick Off Meeting Nasional Program PPSP 2015 Jakarta, 10 maret 2015
TARGET PEMBANGUNAN SANITASI NASIONAL 2015-2019 Direktur Pengembangan PLP Ir. M. Maliki Moersid, MCP Disampaikan pada : Kick Off Meeting Nasional Program PPSP 2015 Jakarta, 10 maret 2015 CAPAIAN PEMBANGUNAN
Lebih terperinciStrategi Sanitasi Kabupaten Malaka
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan Sanitasi di Indonesia telah ditetapkan dalam misi Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJMPN) tahun 2005 2025 Pemerintah Indonesia. Berbagai langkah
Lebih terperinciPENDEKATAN ASPEK LINGKUNGAN DALAM KEBIJAKAN PENATAAN RUANG NASIONAL
PENDEKATAN ASPEK LINGKUNGAN DALAM KEBIJAKAN PENATAAN RUANG NASIONAL Ir. Iman Soedradjat, MPM DIREKTUR PENATAAN RUANG NASIONAL disampaikan pada acara: SEMINAR NASIONAL PERTIMBANGAN LINGKUNGAN DALAM PENATAAN
Lebih terperinciFORMAT USULAN RENCANA KEGIATAN PROPOSAL DAK TA. 2017
FORMAT USULAN RENCANA KEGIATAN PROPOSAL TA. 2017 Tandatangan asli dan stempel basah Nama Format Surat Pengantar KOP KEPALA DAERAH Nomor :... Tempat, tanggal Sifat :... Lampiran :... l :... Yth.... di.
Lebih terperinciRINGKASAN EKSEKUTIF PEMERINTAH KABUPATEN WAKATOBI KELOMPOK KERJA SANITASI KABUPATEN WAKATOBI
RINGKASAN EKSEKUTIF Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (Program PPSP) merupakan program yang dimaksudkan untuk mengarusutamakan pembangunan sanitasi dalam pembangunan, sehingga sanitasi
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Dengan berlakunya Undang-Undang Nomor 32 Tahun tentang Pemerintahan Daerah, penyelenggaraan Otonomi Daerah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dengan berlakunya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, penyelenggaraan Otonomi Daerah dilaksanakan dengan memberikan kewenangan yang luas,
Lebih terperinciPEMUTAKHIRAN SSK LAMPUNG TIMUR Tahun 2016
Created on 10/3/2016 at 9:8:38 Page 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Untuk memenuhi target pembangunan sektor sanitasi, yang meliputi pengelolaan air limbah domestik, pengelolaan persampahan, dan
Lebih terperinciRENCANA INDUK SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KOTA BALIKPAPAN
RENCANA INDUK SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KOTA BALIKPAPAN 2016-2035 DI SAMPAIKAN PADA: KONSULTASI PUBLIK AIR LAUT SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER AIR BAKU KOTA BALIKPAPAN BALIKPAPAN, 30 MARET 2017 1
Lebih terperinciBAB 04 STRATEGI PEMBANGUNAN SANITASI
BAB 04 STRATEGI PEMBANGUNAN SANITASI Pada bab ini akan dibahas mengenai strategi pengembangan sanitasi di Kota Bandung, didasarkan pada analisis Strength Weakness Opportunity Threat (SWOT) yang telah dilakukan.
Lebih terperinciPedoman Pemantauan Keterpaduan Infrastruktur Permukiman Bidang Keciptakaryaan
1 2 4 Jakarta, Desember 2016 Kepada yang terhormat, 1. Pimpinan Tinggi Pratama di Direktorat Jenderal Cipta Karya; 2. Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah Urusan Pemerintahan Bidang Pekerjaan Umum dan
Lebih terperinciARAH PEMBANGUNAN SEKTOR SANITASI Disampaikan oleh : Ir. M. Maliki Moersid, MCP Direktur Pengembangan PLP
ARAH PEMBANGUNAN SEKTOR SANITASI 2015-2019 Disampaikan oleh : Ir. M. Maliki Moersid, MCP Direktur Pengembangan PLP KONDISI SANITASI SAAT INI SUB SEKTOR 2010 2011 2012 2013 Air Limbah 55,53% 55,60% 57,82%
Lebih terperinciFASILITASI PENDAMPINGAN PENYUSUNAN RAPERDA TENTANG PENCEGAHAN DAN PENINGKATAN KUALITAS PERUMAHAN KUMUH DAN PERMUKIMAN KUMUH TA 2016
FASILITASI PENDAMPINGAN PENYUSUNAN RAPERDA TENTANG PENCEGAHAN DAN PENINGKATAN KUALITAS PERUMAHAN KUMUH DAN PERMUKIMAN KUMUH TA 2016 OLEH: KASUBDIT STANDARDISASI & KELEMBAGAAN DIREKTORAT PENGEMBANGAN KAWASAN
Lebih terperinciKementerian PUPR Mendorong Peran Aktif Pemda Mencapai Target 100% Akses Aman Air Minum
Rilis PUPR #1 23 Oktober 2017 SP.BIRKOM/X/2017/518 Kementerian PUPR Mendorong Peran Aktif Pemda Mencapai Target 100% Akses Aman Air Minum Jakarta - Tidak hanya membangun konektivitas dan bendungan, Kementerian
Lebih terperinciMEWUJUDKAN PERKOTAAN LAYAK HUNI DAN BERKELANJUTAN DI INDONESIA
MEWUJUDKAN PERKOTAAN LAYAK HUNI DAN BERKELANJUTAN DI INDONESIA Keynote Speech oleh: Dr. (HC) Ir. Djoko Kirmanto, Dipl. HE. Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia Disampaikan dalam: Kongres Diaspora
Lebih terperinciSOSIALISASI DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) FISIK 2019 DALAM MENDUKUNG AKSES UNIVERSAL AIR MINUM SANITASI
SOSIALISASI DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) FISIK 2019 DALAM MENDUKUNG AKSES UNIVERSAL AIR MINUM SANITASI Jakarta, 4 April 2018 Direktorat Perkotaan, Perumahan dan Permukiman Kementerian PPN/ Bappenas CAPAIAN
Lebih terperinci- 26 - PEMERINTAH. 3. Penetapan rencana. 3. Penetapan rencana pengelolaan sumber daya air pada wilayah sungai
- 26 - C. PEMBAGIAN URUSAN AN PEKERJAAN UMUM 1. Sumber Daya Air 1. Pengaturan 1. Penetapan kebijakan nasional sumber daya air. 2. Penetapan pola pengelolaan sumber daya air pada wilayah sungai lintas provinsi,
Lebih terperinciPANDUAN PENYUSUNAN STRATEGI PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERKOTAAN (SPPIP) DAN RENCANA PEMBANGUNAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS (RPKPP)
PANDUAN PENYUSUNAN STRATEGI PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERKOTAAN (SPPIP) DAN RENCANA KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS (RPKPP) Edisi Cetakan ke-5 (Revisi) Jakarta, Tahun 2014 Tim Penyusun Direktorat Pengembangan
Lebih terperinciB A B I P E N D A H U L U A N
B A B I P E N D A H U L U A N 1.1. LATAR BELAKANG Kondisi sanitasi di Kabupaten Bojonegoro yang telah digambarkan dalam Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bojonegoro mencakup sektor air limbah, persampahan,
Lebih terperinciBuletin Warta Desa. Tentang Program Kotaku. Manfaat & Target Program. Tujuan. Tujuan Antara
Tentang Program Kotaku Program KOTAKU (Kota Tanpa Kumuh) adalah program pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman kumuh nasional yang merupakan penjabaran dari pelaksanaan Rencana Strategis Direktorat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air minum merupakan kebutuhan pokok yang sangat dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas hidup manusia dan pertumbuhan ekonomi suatu wilayah. Untuk itu, sejalan dengan
Lebih terperinciSUB BIDANG SUB SUB BIDANG PEMERINTAHAN DAERAH
- 11 - C. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG PEKERJAAN UMUM 1. Sumber Daya Air 1. Pengaturan 1. Penetapan kebijakan pengelolaan sumber daya air di 2. Penetapan pola pengelolaan sumber daya air pada wilayah
Lebih terperinciBuku Putih Sanitasi Kota Bogor
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kondisi sanitasi merupakan salah satu komponen yang ikut mempengaruhi kondisi kesehatan masyarakat dan lingkungan yang secara tidak langsung juga turut berkontribusi
Lebih terperinciLaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2011 PENGANTAR
PENGANTAR Sesuai dengan Peraturan Menteri PAN dan RB No PER/9/M.PAN/00 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, Direktorat Jenderal Cipta Karya
Lebih terperinciB A B V PROGRAM DAN KEGIATAN
B A B V PROGRAM DAN KEGIATAN Bagian ini memuat daftar program dan kegiatan yang menjadi prioritas sanitasi Tahun 0 06 ini disusun sesuai dengan strategi untuk mencapai tujuan dan sasaran dari masing-masing
Lebih terperinciPemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten Kutai Timur
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten Kutai Timur 2015-2019 Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Sanitasi merupakan salah satu sektor yang memiliki keterkaitan sangat erat dengan kemiskinan, tingkat
Lebih terperinciKELOMPOK KERJA SANITASI KABUPATEN BERAU BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Sanitasi didefinisikan sebagai upaya membuang limbah cair domestik dan sampah untuk menjamin kebersihan dan lingkungan hidup sehat, baik ditingkat rumah tangga maupun
Lebih terperinciRENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN BAB I PENDAHULUAN
LAMPIRAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR : TANGGAL : RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2014-2019 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Provinsi Jawa
Lebih terperinci6 NAMA UNIT ORGANISASI : BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
NAMA UNIT ORGANISASI : BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TUGAS POKOK : Melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang perencanaan pembangunan daerah, bidang penelitian dan pengembangan,
Lebih terperinci