Reverberation Time yang baik untuk ruangan yang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Reverberation Time yang baik untuk ruangan yang"

Transkripsi

1 STUDI KUALITAS AKUSTIK BERDASARKAN WAKTU DENGUNG DAN BISING LATAR BELAKANG MASJID MASJID BESAR DI SURABAYA akustik lingkungan berkisar antara Hz ( Candra Budi S, Andi Rahmadiansah, (Szokolay,2004). ST, MT, dyah sawitri Dimana ST. MT) batas maksimum Reverberation Time yang baik untuk ruangan yang Jurusan Teknik Fisika Fakultas sejenis Teknologi adalah Industri sekitar 2.5 detik. Jadi dapat Institut Teknologi Sepuluh dikatakan Nopember bahwa memiliki kondisi akustik yang Kampus ITS Keputih Sukolilo,Surabaya sangat baik apabila ditinjau dari aspek Reverberation Time ini. Untuk nilai Reverberation Time yang standart untuk masjid ialah berkisar 0,9 1,2 detik, dengan tingkat tekanan bising berkisar antara db (Szokolay,2004).. Jika masjid terdapat dlam area pemukiman, syarat bising antara db (Szokolay,2004).. Selain penilaian objektif seperti diatas,penilaian subjektif dengan cara mengobservasi waktu dengung tanpa melihat data yang ada itu perlu. Observasi dilakukan dengan memperkirakan waktu yang diperlukan energi suara ketika mengalami peluruhan. Energi suara dihasilkan dari suara tepukan tangan penulis ketika berada di dalam ruangan. Teori mengatakan bahwa bentuk ruang sangat mempengaruhi jalanya bunyi di dalam ruangan. Penelitian ini bertujuan untuk mencari pengaruh bentuk plafon masjid terhadap kualitas ruang masjid, terutama pada kejelasan suara dalam ruang. Parameter akustik yang akan dilihat adalah waktu dengung (RT) dan Background Noise (Noise Criteria). Penelitian dilakukan pada tiga masjid yang memiliki plafon dan bentuk yang berbeda, dimana ketiga masjid tersebut terdapat di Surabaya. Arsitektur mesjid yang terkait dengan kinerja akustik adalah bentuk atap yang akan mempengaruhi bentuk langit-langit, bentuk denah dan dinding termasuk pintu,jendela serta bukaanbukaan., dan bahan-bahan permukaan dari ruang ibadah Abstrak Masjid adalah merupakan bangunan yang penting bagi umat islam karena disanalah tempat segala kehiatan keislaman berlangsung. Kegiatan yang sering dilakukan di dalama masjid adalah kegiatan yang menimbulkan kejelasan penyampaian suara, seperti sholat berjamaah dan ceramah agama. kegiatan tersebut bisa dilakukan dengan baik bila sebuah masjid memiliki nilai akustik yang baik dan kondisi akustik ruangan yang optimal. Masjid yang telah diteliti dan memiiki nilai background noise didapatkan bahwa pada masjid Al-Falah memiliki nilai baground noise bernilai 59,922 db. Dan masjid yang memiliki nilai kualitas akustik yang paling baik yaitu pada masjid Al-Falah, karena untuk Waktu Dengung (Reverberation Time) pada masjid tersebut sebesar 1,81 detik. Hal yang mempengaruhi tingkat nilai akustik yang terbaik ialah variable bangunan yang ada didalam masjit tersebut, misalnya bukaan, baik itu berupa pintu, jendela, atau angin-angin Pendahuluan Masjid adalah merupakan bangunan yang penting bagi umat islam karena disanalah tempat segala kehiatan keislaman berlangsung. Kegiatan yang sering dilakukan di dalama masjid adalah kegiatan yang menimbulkan kejelasan penyampaian suara, seperti sholat berjamaah dan ceramah agama. kegiatan tersebut bisa dilakukan dengan baik bila sebuah masjid memiliki nilai akustik yang baik dan kondisi akustik ruangan yang optimal Frekuensi kegiatan keagamaan. Fungsi masjid adalah sebagai tempat ibadah umat muslim, yang mana tujuan utamanya adalah penyampaian suara imam kepada makmum ketika sholat berjamaah atau khotib kepada jamaah ketika berceramah. Penyampaian suara ini harus sampai kepada para jamaah dengan baik untuk menjaga kekhusukan selama beribadah, karena faktor kejelasan suara ini juga mempengaruhi kekhusukan. Berdasarkan keputusan mentri negara lingkungan hidup tentang pedoman penerapan buku mutu tingkat kebisingan untuk fasilitas umum berkisar antara 60 db. Frekuensi standart dalam 1 Permasalahan Dilihat dari paparan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka permasalahan dari tugas akhir ini ialah: Seberapa besar kualitas akustik berdasarkan waktu dengung dan background noise dari masjid masjid besar yang terdapat di Surabaya. Batasan Masalah Dalam penelitian tugas akhir ini, berlaku beberapa batsan masalah sebagai berikut 1. Penentuan kualitas akustik waktu dengung dan background noise didalam ruangan masjid. 2. Daerah penelitian hanya mencakup akusik ruang masjid yang telah ditentukan yaitu mempunyai luasan berkisar antara m3. 3. Bentuk plafón Masjid yang dipilih ialah, kubah, tajug (piramid bertumpuk), dan datar

2 4. Kondisi lingkungan disekitar areal masjid diabaikan Tujuan Tugas Akhir Tujuan dari penelitian tugas akhir ini adalah menganalisa kualitas akustik masjid masjid besar di Surabaya menggunakan Metode Waktu Dengung Dan Background Noise. Metodologi Penelitian Dalam penelitian tugas akhir ini, langkah-langkah yang dilakukan untuk mencapai tujuan penelitian tugas akhir ini adalah sebagai berikut 1. Identifikasi Permasalahan Melakukan pengamatan langsung ke lokasi yang menjadi objek pengambilan data sehingga nantinya akan mendapatkan data awal sebagai permasalahan yang akan dibahas. 2. Studi Lapangan Mengidentifikasi bagaimana kondisi lapangan dan menentukan kapan waktu dalam pengambilan data tugas akhir ini dapat berlangsung 3. Pengambilan Data Setelah ditentukan waktu yang sesuai dengan kondisi untuk pengambilan data, dilakukan pada titik-titik pengukuran yang telah ditentukan sebelumnya 4. Analisis Data dan Pembahasan Dari data yang telah diambil, selanjutnya dilakukan analisis data yang dimana untuk menentukan nilai RT dengan menggunakan persamaan yang telah ada 5. Kesimpulan dan Saran Setelah melakukan serangkaian kegiatan di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa hasil dari analisis data apakah telah dapat mencapai tujuan dari penelitian tugas akhir kali ini. 2.DASAR TEORI Masjid merupakan bangunan yang penting bagi umat Islam karena di sanalah tempat segala kegiatan keislaman berlangsung. Kegiatan yang sering dilakukan di dalam masjid adalah kegiatan yang membutuhkan kejelasan penyampaian suara, seperti sholat berjamaah dan ceramah keagamaan. Kegiatan tersebut bisa dilakukan dengan baik bila sebuah masjid memiliki standar nilai akustik yang baik. Tipologi bentuk masjid di setiap negara mempunyai ciri khas tersendiri. Masjid yang digunakan untuk keperluan pecakapan, disyaratkan untuk memiliki distribusi tingkat tekanan bunyi yang merata di seluruh sudut ruangan agar pendengar dapat menangkap informasi yang 2 dikelurkan pembicara dengan baik diseluruh titik yang ada dalam ruangan (satrio, 2005). Fungsi masjid adalah sebagai tempat ibadah umat muslim, yang mana tujuan utamanya adalah penyampaian suara imam kepada makmum ketika sholat berjamaah atau khotib kepada jamaah ketika berceramah. Penyampaian suara ini harus sampai kepada para jamaah dengan baik untuk menjaga kekhusukan selama beribadah, karena faktor kejelasan suara ini juga mempengaruhi kekhusukan. Dalam memenuhi tujuan masjid untuk penyampaian suara, maka dibutuhkan ruang dengan akustik yang baik supaya distribusi suara bisa merambat secara merata ke seluruh jamaah. Masjid yang digunakan untuk keperluan percakapan, dalam hal ini ceramah atau khotbah disyaratkan untuk memilki distribusi tingkat tekanan bunyi yang merata di seluruh sudut ruangan agar pendengar dapat menangkap informasi yang dikeluarkan pembicara dengan baik di seluruh titik yang ada dalam ruangan (Satriyo, 2005). Bunyi terjadi karena adanya benda yang bergetar dan menimbulkan gesekan dengan zat di sekitarnya. Frekuensi standart yang dipilih secara bebas sebagai wakil yang penting dalam akustik lingkungan adalah 125, 250, 500, 1000, 2000, dan 4000 Hz (Doelle, 1972). Untuk suara manusia, frekuensi yang penting adalah 500, 1000, dan 2000 Hz (Szokolay, 2004). 2.1 Gelombang Bunyi Gelombang bunyi dapat merambat langsung melalui udara dari sumbernya ke telinga manusia, gelombang bunyi dapat juga terpantul-pantul terlebih dahulu oleh permukaan-permukaan bangunan, menembus dinding, atau merambat melalui struktur bangunan. Perjalanan bunyi dari sumbernya keteliga akan sangat menentukan karakter (kualitas dan luantitas) bunyi tersebut. Getaran mekanik atau gelombang fisik yang dapt merambat melalui media gas, cair, atau medium padat elstis dengan memindahkan energy dari sumber ke penerima melalui mekanisme gelombang, sehingga suatu benda yang bergetar akan melepas sebagian kecil dari energy yang dikandungnya ke medium sekitarnya sebagai suara 2.2 Akustik ruang Suara yang keluar dari satu atau beberapa sumber di dalam ruang tertutup akan menyebar

3 kesegala penjuru ruang dengan karakteristik yang berbeda dengan perambatan suara di ruang terbuka. Suara yang diranbatkan dalam ruang, tetutup pada suatu saat akan membentuk suatu penghalang (partisi) atau pembatas ruang, seperti lantai, dinding atau langit-langit. Energi suara yang dating pada penghalang atau dinding pada penghalang atau dinding pembatas ini, sebagian dipantulkan dan sebagian lagi diserap atau ditransmisikan. Pemantulan Bunyi Permukaan yang keras, tegar dan rata seperti beton, bata, batu, plester atau gelas memantulkan hamper semua energy bunyi yang jatuh padanya. Gejala pemantulan bunyi hamper serupa dengan pemantulan cahaya. Dimana bunyi dating dan bunyi pantul berada pada bidang datar yang sama dan sudut gelombang bunyi dating sama dengan gelombang bunyi pantul (Doelle, 1990). sarbine diartikan sebagai nilai serapan bunyi yang setara dengan 1 m2 jendela terbuka (tidak ada yang terpantul, atau terserap semua), sedangkan 1 ft2 sarbine setara dengan serapan 1 ft2 jendela terbuka Penyerapan bahan Derajat serat bunyi suatu bahan adalah perbandingan antara energy yang tidak dipantulkan kembali dan energi bunyi keseluruhan. Bahan penyerap bunyi yang baik adalah yang memiliki ohm akustik mendekti udara, biasanya berupa bahan yang ringan elastic, mengandung rongga udara yang banyak. Koefisien penyerapan beberapa bahan yang dapat dilihat pada tabel berikut: Table 2.1 Daftar koefisien penyerapan bahan Gambar 2.1 Suara yang dating berbanding sama dengan yang dipantulkan Penyerapan Bunyi Penyerapan bunyia adalah perubahan energy bunyi menjadi satu bentul lain, biasanya adalah energy panas. Pengendalian akustik bangunan yang baik memebutuhkan penggunaan bahanbahan dengan tingkat penyrapan bunyi yang tinggi. Penyerapan bunyi (Sound-Absorbing) adalah kemampuan suatu bahan meredam bunyi yang datang, dihitung dalam persen, atau pecahan bernilai 0 α 1. Nilai 0 berarti tidak ada peredaman bunyi (seluruh bunyi yang dating dipantulkan sempurna). Sedangkan, nilai 1 berarti bunyi yang dating diserap seluruhnya (tidak ada yang dipantulkan kembali). Jendela yang terbuka dianggap mempunyai α=1 karena seluruh bunyi tidak dipantulkan. Sarbine (derajat serap) adalah pembanding antara energy yang tidak dipantulkan kembali dan energi bunyi keseluruhan yang dating. 1 m2 Rancangan bangunan mesjid di Indonesia, sebagaimana rancangan bangunan pada umumnya sangat dipengaruhi oleh budaya dan iklim setempat, bahan bangunan lokal dan bahan lain yang dapat diperoleh serta teknologi yang dapat digunakan. Perancangan interior pada beberapa mesjid terutama masjid agung adalah sangat diperhatikan. Tetapi rancangan akustik pada umumnya tidak pernah diperhatikan. Hal inilah yang menyebabkan kinerja akustik mesjid di Indonesia menjadi kurang baik. Arsitektur mesjid yang terkait dengan kinerja akustik adalah bentuk atap yang akan mempengaruhi bentuk langit-langit, 3

4 bentuk denah dan dinding termasuk pintu,jendela serta bukaan-bukaan., dan bahan-bahan permukaan dari ruang ibadah. Persyaratan akustik yang berlaku untuk auditorium berlaku juga untuk ruangan ibadah,ialah antara lain: 1. Suara cukup keras diterima di seluruh tempat di dalam ruangan. 2. Distribusi tingkat tekanan suara merata 3. Ruangan mempunyai waktu dengung yang optimal sesuai dengan fungsi ruangan. 4. Ruangan bebas dari cacat-cacat akustik seperti gema gema berulang,konsentrasi suara dan bayangan suara. 5. Bising dan getaran harus dikurangi sampai tingkat yang tidak mengganggu.. Sistem tata suara dapat digunakan untuk membantu memenuhi persyaratan (1) dan (2), tetapi jika tidak dirancang dengan baik mungkin tidak dapat memenuhi tujuan yang diharapkan, malahan dapat menimbulkan masalah baru. Masalah tersebut adalah terjadinya distribusi tingkat tekanan suara yang tidak merata, dan kehilangan lokalisasi dari sumber suara asli serta terjadinya gema dan konsentrasi suara. Kedua cacat akustik ini dapat berlainan dengan gema clan konsentrasi suara yang disebabkan oleh geometri ruangan dimana yang disebut terakhir ini dapat diperkuat oleh sistem tata suara yang tidak sesuai. Hal ini sangat dipengaruhi oleh pemilihan jenis dan penempatan loudspeaker Selain persyaratan akustik tersebut diatas terdapat pula kriteria untuk kejelasan pembicaraan ialah Prosentase Kehilangan Artikulasi Konsonan ( % ALcons ) dan Fraksi F. Energi Dini C7 dan C50. Bentuk merupakan unsur yang ikut mendukung pengkondisian akustik suatu ruang sebagai element nonstructural, tapi bias juga sebagai element structural. Sedangkan bentuk permukaan dari sebuah ruang sangat mempengaruhi jalanya bunyi di ruang tertutup, baik permukaan itu datar, cekung, atau cembung. Pada sebuah ruang pembicaraan, seharusnya bentuk-bentuk ini juga diatur peletakaanya, supaya bias mengarahkan bunyi ke tempat yang diinginkan. Dalah hal penyebaran suara, bentuk cembung adalah bentuk yang paling cocok untuk digunakan dan berguna untuk pemantulan serta pendistribusian suara. Tapi peletakan yang 4 sembarangan dapat mengakibatkan suara bertumpuk-tumpuk sehingga terjadi gema atau gaung. Dari beberapa tipologi masjid, dinding ratarata berbentuk datar, bentuk cekung biasa ditemui pada plafon kubah, sementara bentuk cembung jarang ditemui di Masjid. Padahal justru bentuk cembung inilah yang memiliki kemampuan untuk menyebarkan suara (Mediastika, 2005). Bentukbentuk tersebut juga tidak diatur perletakannya. Hal itu dapat menyebabkan suara tidak dapat terdistribusi secara merata ke seluruh ruangan. Selain itu, pemantulan yang berlebih dan tidak merata yang ditimbulkan dari bentuk-bentuk tersebut dapat menyebabkan gaung. Kondisi bunyi di dalam ruang tertutup bisa dianalisa dalam beberapa sifat yaitu: bunyi langsung, bunyi pantulan, bunyi yang diserap oleh lapisan permukaan, bunyi yang disebar, bunyi yang dibelokkan, bunyi yang ditransmisi, bunyi yang diabsorpsi oleh struktur bangunan, bunyi yang merambat pada konstruksi atau struktur bangunan (Suptandar,2004). Perambatan gelombang bunyi yang mengenai obyek akan mengalami pemantulan, penyerapan, dan penerusan bunyi, yang karakteristiknya tergantung pada karakteristik obyek. Perambatan gelombang bunyi yang mengenai bidang batas dengan celah akan mengalami defraksi (Mediastika, 2005). Hal inilah yang terjadi pada bunyi pada ruangan yang berlubang. Refleksi atau pemantulan bunyi oleh suatu obyek penghalang atau bidang batas disebabkan oleh karakteristik penghalang yang memungkinkan terjadinya pemantulan. Pada ruangan yang memiliki bidang batas yang memiliki kemampuan pantul yang besar akan terjadi tingkat pemantulan yang besar, sehingga tingkat kekerasan bunyi pada titik-titik berbeda dalam ruangan tersebut lebih kurang sama. Pada keadaan ini, ruang mengalami difus Pemantulan suara bisa digambarkan sebagai berikut: pantulan ke fokus, pantulan menyebar, pentulan terkendali (Suptandar, 2004). Dalam ruangan, suara yang memantul akan mempengaruhi kejelasan suara. Terkadang pemantulan suara bisa meningkatkan intensitas

5 suara dan membuat suara menjadi lebih jernih, tapi jika suara itu datang terlambat ke penerima, maka akan menimbulkan gema. Reverberation time merupakan indikator penting untuk ruang pembicaraan. Dalam akustik lingkungan unsurunsur berikut dapat menunjang penyerapan bunyi: 1. Lapisan permukaan dinding, lantai, atau atap 2. Isi ruang seperti penonton, bahan tirai, tempat duduk dengan lapisan lunak, dan karpet 3. Udara dalam ruang Efisiensi penyerapan bunyi suatu bahan pada suatu frekuensi tertentu dinyatakan oleh koefisiensi penyerapan bunyi. Koefisiensi penyerapan bunyi suatu permukaan adalah bagian energi bunyi yang datang yang diserap, atau tidak dipantulkan oleh permukaan. Koefisiensi ini dinyatakan dalam huruf greek á. Nilai á dapat berada antara 0 dan 1 (Doelle,1972). 2.3 Geometri Bentuk Langit-Langit Masjid Pada umumnya, masjid di Indonesia memiliki tiga bentuk langit-langit yaitu kubah, tajuk, dan datar. Bentuk cekung Bentuk ini bersifat pemusatan suara yang tidak menyebar dan bentuk tersebut merupakan kebalikan dari fungsi reflektor. Bentuk cekung menimbulkan efek focal point atau sebagai pusat arah pantulan suara, disebut whispering gallery atau gema yang merambat. Bentuk cekung bila diolah menurut rambatan suara akan lebih mendukung kondisi akustik. Permukaan cekung akan memantulkan cahaya terfokus ke titik yang sama. Pendengar di titik itu akan mendengar suara yang sangat keras dan yang jaug dari situ akan mendapat sedikit suara.. Oleh karena itu bentuk ini adalah akustik yang buruk dan bias menebabkan gema. Bentuk cekung yang memiliki permukaan datar atau rata dapat berfungsi sebagai akustik bila diletakkan dengan kemiringan agar memiliki arah pantulan. Bentuk akustik datar dapat diolah untuk mengarahkan suara ke daerah penerima yang luasnya ditentukan oleh besar kemiringan atau sudut dating gelombang agar mampu meningkatkan jumlah pantulan dan mengurangi cacat bunyi berupa gema melalui TDG (Perbedaan jarak dengung) (Suptandar, 2004). Bentuk Tajuk (Piramid Bertumpuk) Bentuk Tajuk merupakan bentuk pemantul suara yang baik karena memiliki sifat penyebar gelombang suara yang ikut mendukung kondisi difusi akustik ruang. Bentuk cembung bisa menciptakan kejelasan suara dari berbagai arah yang cukup luas dan menyebar. Bentuk akustik datar sifatnya paling sederhana dan jelas. Bentuk akustik datar dengan teknik geometri akan memberikan suara yang jelas kepada para penonton yang duduk di deret paling belakang tanpa cacat dan perbedaan tempo penerimaan (Suptandar, 2004). Bentuk Datar Bentuk datar dengan teknik geometri akan memberikan suara yang jelas kepada para penonton yang duduk di deretan shaf belakang tanpa cacat dan perbedaan tempo penerimaan Gambar 2.4 Pemantulan yang Terjadi pada Bidang Batas Cembung, Datar, dan Cekung (Mediastika, 2005) Desain akustik ruang untuk pembicaraan dipengaruhi oleh lima faktor: 1. Memberikan reverberation time optimum 2. Mengeliminasi cacat akustik 3. Memaksimalkan kekerasan 4. Meminimalkan tingkat kebisingan dalam ruangan 5. Menyediakan sistem buatan di tempat yang dibutuhkan Pada prinsipnya akustik ruang dipengaruhi oleh nilai Tingkat Tekanan Bunyi (TTB) atau Sound Pressure Level (SPL), Reverberation Time (RT), Early Decay Time (EDT), Clarity atau Early-to-late sound, Early Energy Fraction, dan Total Sound Level. Formula pengukuran tingkat kekerasan bunyi di dalam ruang dengan menggunakan 5

6 Tingkat Tekanan Bunyi atau Sound Pressure Level (SPL).Formula pengukuran tingkat kekerasan bunyi di dalam ruang dengan menggunakan Tingkat Tekanan Bunyi atau Sound Pressure Level (SPL). Di mana: SPL : sound pressure level (db) PWL : sound power level (db) r : jarak dari sumber (m) R : konstana ruangan (m2) R dapat dicari dengan formula : Di mana: S : total luas permukaan pembentuk ruang (m2) á : rata-rata koefisien absorpsi dari semua material pembentuk ruang 2.4 Waktu Dengung (Reverberation Time) Parameter akustika ruangan yang paling banyak dikenal orang adalah Waktu Dengung (Reverberation Time - RT). RT seringkali dijadikan acuan awal dalam mendesain akustika ruangan sesuai dengan fungsi ruangan tersebut. RT menunjukkan seberapa lama energi suara dapat bertahan di dalam ruangan, yang dihitung dengan cara mengukur waktu peluruhan energi suara dalam ruangan. Waktu peluruhan ini dapat diukur menggunakan konsep energi tunak maupun energi impulse. RT yang didapatkan berdasarkan konsep energi tunak dapat digunakan untuk memberikan gambaran kasar, waktu dengung ruangan tersebut secara global. RT jenis ini dapat dihitung dengan mudah, apabila kita memiliki data Volume dan Luas permukaan serta karakteristik absorpsi setiap permukaan yang ada dalam ruangan. Sedangkan RT yang berbasiskan energi impulse, didapatkan dengan cara merekam response ruangan terhadap sinyal impulse yang dibunyikan didalamnya. Dengan cara ini, RT di setiap titik dalam ruangan dapat diketahui dengan lebih detail bersamaan dengan parameter-parameter akustik yang lainnya. RT pada umumnya dipengaruhi oleh jumlah energi pantulan yang terjadi dalam ruangan. Semakin banyak energi pantulan, semakin panjang RT ruangan, dan sebaliknya. Jumlah energi pantulan dalam ruangan berkaitan dengan karakteristik permukaan yang menyusun ruangan tersebut. Ruangan yang dominan disusun oleh material permukaan yang bersifat memantulkan energi suara cenderung memiliki RT yang panjang, sedangkan ruangan yang didominasi oleh material permukaan yang bersifat menyerap energi suara akan memiliki RT yang pendek. Ruangan yang keseluruhan permukaan dalamnya bersifat menyerap energi suara (RT sangat pendek) disebut ruang anti dengung (anechoic chamber), sedangkan ruangan yang keseluruhan permukaan dalamnya bersifat memantulkan suara (RT sangat panjang) disebut ruang dengung (reverberation chamber). Ruangan-ruangan yang kita tempati dan gunakan sehari-hari, mulai dari ruang tidur, ruang kelas, auditorium, masjid, gereja dsb akan memiliki RT diantara kedua ruangan tersebut diatas, karena pada umumnya permukaan dalamnya disusun dari gabungan material yang menyerap dan memantulkan energi suara. Desain bentuk, geometri dan komposisi material penyusun dalam ruangan inilah yang akan menentukan RT ruangan, sekaligus kinerja akustik ruangan tersebut. Bila sumber bunyi telah berhenti, suatu waktu yang cukup lama akan berlalu sebelum bunyi hilang dan tak dapat didengar. Bunyi yang berkepanjangan ini sebagai akibat pemantulan yang berturut-turut dalam ruang tertutup setelah sumber bunyi dihentikan disebut dengung (Doelle, 1972). Pentingnya pengendalian dengung dalam rancangan akustik auditorium telah mengharuskan masuknya besaran standar yang relevan, yaitu waktu dengung (RT). Ini adalah waktu agar Tingkat Tekanan Bunyi dalam ruang berkurang 60 db setelah bunyi dihentikan. Rumus perhitungan RT adalah Di mana: RT : waktu dengung, detik V : volume ruang, meter kubik A : penyerapan ruang total, sabin meter persegi x : koefisien penyerapan udara Penyerapan permukaan diperoleh dengan mengalikan luasnya (S) dengan koefisien penyerapan α. A= alah luas masing-masing 6

7 permukaan dikali dengan koefisien penyerpan permukaan. Koefisien penyerpan masing-masing bahan dapat dilihat pada table diatas. Dimana nilai koefisien penyerapan udara (x) yang diperhatihkan hanya pada frekuensi 1000 Hz ke atas. Penyerapan suatu permukaan diperoleh dengan mengalikan luasnya S dengan koefisien penyerapan á, dan penyerapan ruang total A diperoleh dengan menjumlahkan perkalianperkalian ini dengan mengikutsertakan penyerapan yang dilakukan oleh jemaah dan benda-benda lain dalam ruang (karpet, tirai, dan lain-lain). Jadi Nilai koefisien penyerapan udara x yang diperhatikan hanya pada dan di atas 1000 Hz (Doelle, 1972). Berikut ini adalah gambaran RT yang ideal untuk beberapa fungsi ruangan sesuai dengan volumenya, sebagai berikut: Besaran bising latar belakang ruang dapat diketahui melalui pengukuran Tingkat Tekanan Bunyi (TTB) di dalam ruangan pada rentang frekuensi tengah pita oktaf antara 63 Hz sampai dengan 8 khz, dimana hasil pengukuran digunakan untuk menentukan kriteria kebisingan ruang dengan cara memetakannya pada kurva kriteria kebisingan (Noise Criteria NC). Terdapat pula beberapa standart yang digunakan diantaranya adalah OSHA dan peraturan pemerintah yang membatasi tingkat kebisingan di beberapa tempat seperti yang terlihat dalam tabel 2.2 tentang batas maksimal kebisingan yang diperbolehkan di suatu tempat tertentu sehingga tidak menimbulkan gangguan pada indera pendengaran manusia dan kenyamanan lingkungan. Tabel 2.1 PERMENLH RI no. 48 tahun 1996 Gambar 2.5. Nilai RT yang Disarankan Untuk Masjid (Kayili, 2005) 2.5 Background Noise Dalam setiap ruangan, dirasakan atau tidak, akan selalu ada suara. Hal ini menjadi dasar pengertian tentang adanya bising latar belakang (background noise). Bising latar belakang dapat didefinisikan sebagai suara yang berasal bukan dari sumber suara utama atau suara yang tidak diinginkan. Dalam suatu ruangan tertutup maka bising latar belakang dihasilkan oleh peralatan mekanikal atau elektrikal di dalam ruang seperti pendingin udara (air conditioning), kipas angin, dan seterusnya. Demikian pula, kebisingan yang datang dari luar ruangan, seperti bising lalu lintas di jalan raya, bising di area parkir kendaraan, dan seterusnya. Bising latar belakang tidak dapat sepenuhnya dihilangkan, akan tetapi dapat dikurangi atau diturunkan melalui serangkaian perlakuan akustik terhadap ruangan. Bising latar belakang ini selalu ada pada setiap ruangan METODOLOGI PENELITIAN Metode yang akan dilakukan adalah pengukuran lapangan dengan menggunkan taktik respon impuls dengan alat SLM Rion NL-31 dan Sample Champion Pro ver 3.0. Variabel penelitian terdiri dari variable bebas dan terikat. Variabel bebas yaitu bentuk plafon masjid anatara lain kubah, tajuk, dan datar. Sedangkan variable terikat

8 yaitu parameter akustik ruang antara lain RT dan EDT Tabel 3.1 Data daftar masjid sampel penelitian Berikut adalah gambar tampak depan masjidmasjid yang menjadi data sample penelitian 1. Masjid Al-Falah Pengukuran akustik dilakukan dalam tiga tahap yaitu, yang pertama adalah mengukur nilai background noise. Alat yang digunakan adalah Sound Level Meter (SLM). Pengukuran dilakukan pada frekuensi 125Hz sampai 400Hz. Pengukuran dilakukan pada titik-titik yang telah ditentukan. Pengambilan sampel titik ukur di lapangan harus diukur mulai minimal 2 meter dari jarak bidang pantul. Setiap titik harus mewakili critical position. Jarak yang diperoleh dibagi rata dan pengukuran dilakukan secara acak. Selisih masing-masing titik ukur tidak boleh lebih dari 6 db pada masingmasing pita frekuensi. Pengukuran untuk keiga masjid sampel penelitian diambil pada 9 titik, Pengukuran kedua adalah mengukur ditribusi tingkat tekanan bunyi (TTB) pada titiktitik yang telah diukur background noisenya. Dalam mengukur ditribusi TTB diperlukan pembangkit suara yang mewakili semua frekuensi. Pembangkit suara yang digunakan berupa miniatur bahan peledak sederhana yang cara kerjanya dipukul setelah diisi bahan peledak, yang dimana bahan peledak disini berupa serbuk batang korek api yang kemudian ditumbuk dengan alat tersebut. Akibat tumbukan tersebut menghasilkan suara yang mneyerupai suara ledakan petasan atau pistol. Lalu suara yang dihasilkan tadi diukur dengan menggunakan Sound Level Meter (SLM) pada frekuensi 125 Hz sampai 4000Hz Gambar 3.1. Gambar masjid Al-Falah tampak depan 2. Masjid Al-Irsyad Gambar 3.2 Gambar masjid Al-Irsyad tampak depan 3. Masjid Manarul Ilmi ITS Gambar 3.2 Gambar masjid Manarul Ilmi- ITS tampak depan Pengukuran berikutnya ialah untuk mengukur Reverberation Time (RT) yang bias diperoleh dengan metode respon implus, yaitu yang digunakan disini ialah membuat alat peledak sebagai simulasi suara yang menyerupai tembakan / 8

9 petasan. Suara yang diakibatkan letusan tadi diterima oleh alat ukur Sound Level meter yang dimana pengukuran dengan menggunakan SLM tersebut menggunakan program computer sehingga diperoleh nilai RT pada tiap-tiap titik ukur yamd telah ditetapkan. Adapaun titik-titik pengukuran RT dan background noice yang telah dilakukan didalam ke 3 masjid tersebut. Berikut adalah skema titik-titik pengukuran tersebut: Tabel 3.2 Daftar spesifikasi material dengan daya serapnya Gambar 3.4 Titik-titik pengukuran pada masjid Al-Falah Gambar 3.5 Titik-titik pengukuran pada masjid Al-Irsyad 4. ANALISIS DATA dan PEMBAHASAN Gambar 3.6 Titik-titik pengukuran pada masjid Manarul Ilmi Keterangan : = Pengukuran Backgrud noise = Pengukuran RT = Pintu Masjid Pada analisis berdasarkan studi pustaka ini akan dibahas mengenai kondisi akustik pada ruang utama masjid Istiqamah berdasarkan data kuantitatif yang didapat dari hasil pengamatan eksperimen maupun simulasi. Aspek-aspek yang ditinjau secara kuantitatif adalah sebagai berikut : 4.1 Bising Latar Belakang (Background Noise) Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diperoleh data mengenai background noise sebagai berikut : 1. Masjid Al-Falah Dari pengukuran yang telah dilakukan untuk data background noise didapatkan data sebagai berikut: 9

10 Tabel 4.1 Hasil pengukuran backgroud noice Al- Falah Dari data background noise diatas didapatkan bahwa pada masjid Al-Falah memiliki nilai baground noise bernilai 59,922 db pada titik 3, hal ini dikarenakan posisi atau letak dari masjid Al-Falah yang terdapat pada lingkungan yang ramai,dimana terletak dipinggir jalan utama salah satu wilayah padat kendaraan di Surabaya. Dari data background noise diatas didapatkan bahwa pada masjid Manarul Ilmi memiliki nilai baground noise bernilai 63,504 db pada titik 2 pada frekuensi 125, hal ini dikarenakan posisi atau letak dari masjid Manarul Ilmi yang terdapat pada lingkungan kampus ITS. 4.2 Waktu Dengung Ruangan (Reverberation Time) Hasil pengukuran dan perhitungan yang telah dilakukan untuk waktu dengung saat ruang utama masjid dalam keadaan kosong ialah sebagai berikut : 1. Masjid Al-Falah Pengukuran dilakukan pada 2 sumber, yaitu pada titik tengah masjid dan sekeliling masjid. Hasil dari pengukuran ditengah masjid sebagai berikut: Tabel 4.4 data RT dengan Pengukuran ditengah 2. Masjid Al-Irsyad Dari pengukuran yang telah dilakukan untuk data background noise didapatkan data sebagai berikut: Tabel 4.2 Hasil pengukuran backgroud noice Al-Irsyad Tabel 4.5 data RT dengan Pengukuran tiap sisi masjid Dari data background noise diatas didapatkan bahwa pada masjid Al-Irsyad memiliki nilai background noise bernilai 55,42 db pada titik 2 pada frekuensi Masjid Manarul Ilmi-ITS Dari pengukuran yang telah dilakukan untuk data background noise didapatkan data sebagai berikut: Tabel 4.3 Hasil pengukuran Manarul Ilmi-ITS Pada tiap-tiap ruangan dalam berbagai bidang memiliki bahan maerial penyusunya. Disini didapaatkan data komposisi bahan akustik yang terdapat dalam masjid. Asumsi material dapat dilihat pada tabel sebagai dalam masjid Al-Falah sebagai berikut: 10

11 Tabel 4.6 Asumsi material dalam masjid Al-Falah Pada tiap-tiap ruangan dalam berbagai bidang memiliki bahan maerial penyusunya. Disini didapaatkan data komposisi bahan akustik yang terdapat dalam masjid. Asumsi material dapat dilihat pada tabel sebagai dalam masjid Al-Irsyad sebagai berikut: Tabel 4.9 Asumsi material dalam masjid Al-Irsyad 2. Masjid Al-Irsyad Pengukuran dilakukan pada 2 sumber, yaitu pada titik tengah masjid dan sekeliling masjid. Hasil dari pengukuran ditengah masjid sebagai berikut: Tabel 4.7 data RT dengan Pengukuran ditengah 3. Masjid Manarul Ilmi ITS Pengukuran dilakukan pada 2 sumber, yaitu pada titik tengah masjid dan sekeliling masjid. Hasil dari pengukuran ditengah masjid sebagai berikut: Tabel 4.10 data RT dengan Pengukuran ditengah Tabel 4.8 data RT dengan Pengukuran tiap sisi masjid 11

12 Tabel 4.11 data RT dengan Pengukuran tiap sisi masjid Pada tiap-tiap ruangan dalam berbagai bidang memiliki bahan maerial penyusunya. Disini didapaatkan data komposisi bahan akustik yang terdapat dalam masjid. Asumsi material dapat dilihat pada tabel sebagai dalam masjid Manarul Ilmi ITS sebagai berikut: Tabel 4.12 Asumsi material dalam masjid Manarul Ilmi-ITS 4.3 Pembahasan Dari data yang ada diatas yang menghasilkan nilai akustik yang paling baik. Hasil penelitiannya mengatakan bahwa bentuk plafon datarlah yang menghasilkan nilai akustik yang paling baik, dan bentuk kubahlah yang 12 menghasilkan nilai akustik yang paling buruk. Nilai-nilai tersebut bisa dilihat dari nilai RT (Waktu Dengung) yang telah dihitung dari data hasil pengukuran sebelumnya dilapangan. Hasil tersebut sesuai dengan teori bunyi yang menyebutkan bahwa bentuk cekung akan memusatkan suara, sehingga suara tidak terdistribusi merata ke seluruh ruangan. Faktor lain yang dimaksud yaitu faktor denah dan bukaan. Selain itu, ketiga masjid yang dijadikan sampel penelitian tersebut, tidak memiliki kesamaan pada variable-variabel yang lain. Seperti pada Masjid Al-Irsyad yang memiliki volume paling besar, dan berada di atas ruang yang digunakan untuk Sekolah Dasar sehingga akan menghasilkan nilai bising latar belakang yang berbeda. Dari perbedaanperbadaan yang ada pada variabel-variabel tersebut bisa menyebabkan nilai kualitas akustiknya jadi berbeda meskipun tanpa memperhatikan efek perbedaan bentuk plafon. Karena itulah pada metode kedua pada saat dilaksanakannya simulasi, variabel-variabel yang berbeda tersebut disederhanakan. Hasil simulasinya juga mengatakan bahwa plafon datar memiliki nilai kualitas akustik yang paling baik yaitu dapat dilihat pada masjid Al-Falah, tetapi background noise pada masjid AL-Falah terlalu besar dikarenakan posisi masjid tersebut terletak pada pinggir jalan raya yang dilalui padat kendaraan dan mempengaruhi kebisingan masjid pada waktu siang hari. Dari berbagai studi mengenai bentuk masjid dan kualitas akustiknya tersebut, untuk geometri bentuk denah dapat dilihat dari penelitian yang dilakukan oleh Abdou (2005) yang menghasilkan bentuk bujursangkar sebagai bantuk masjid yang berakustik paling baik. Untuk bentuk plafon bisa dilihat dari penelitian Icha (2005) yang menghasilkan bentuk plafon datar menghasilkan akustik yang paling baik. Tetapi penelitianpenelitian tersebut melupakan variabel lain yang sangat berpengaruh terhadap akustik. Variabel tersebut adalah bukaan, baik itu berupa pintu, jendela, atau angin-angin. Sementara masjid-masjid di Indonesia yang beriklim tropis, harus memiliki bukaan untuk mengatasi masalah peghawaan. Tentunya hal ini bertentangan dengan persyaratan ruang akustik. Untuk itu diperlukan penelitian lebih lanjut yang mempertimbangkan variabel ini. Untuk nilai Reverberation Time yang standart untuk masjid ialah berkisar 0,9 1,2 detik, dengan tingkat tekanan bising berkisar antara db (Szokolay,2004).. Jika masjid terdapat dlam area pemukiman, syarat bising antara db (Szokolay,2004).. Selain penilaian objektif seperti diatas,penilaian subjektif dengan cara mengobservasi waktu dengung tanpa melihat data yang ada.

13 5. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari tugas akhir yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa: Untuk bentuk plafon yang menghasilkan bentuk plafon datar menghasilkan akustik yang paling baik yaitu pada masji Al-Falah, yang dimana memiliki nilai background noise bernilai 59,922 db. Dan masjid yang memiliki nilai kualitas akustik yang paling baik yaitu dapat dilihat pada masjid Al-Falah, karena untuk Waktu Dengung (Reverberation Time) pada masjid tersebut sebesar 1,81 detik. Variabel lain yang sangat berpengaruh terhadap akustik (Variabel tersebut adalah bukaan, baik itu berupa pintu, jendela, atau angin-angin). Factor yang mempengaruhi suatu bangunan memiliki nilai akustk yang baik juga dipengaruhi bising lingkungan dan distribusi tingkat tekanan bunyi yang ada dalam ruangan tersebut. 5.2 Saran Adapaun saran yang dapat diberikan dalam tuags akhir kali ini anatara lain: Peneliti selanjutnya harus mempertimbangkan koefisien karakteristik absorbs suara adri bahanbahan ruang ibadah Karakteristik radiasi suara dari sumber suara juga berpengaruh terhadapa jalannya rambatan bunyi serta cepatnya waktu penyampaian suara atau tingkat kejelasanya. DAFTAR PUSTAKA [1] Mediastika, E Christina Material Akustik Pengendali Kualitas Bunyi pada Bangunan. Yogyakarta. [2] Setyowati, Ernaning. Pengaruh Bentuk Arsitektur Masjid Terhadap Kualitas Akustik Ruang. jid-dan-akustik/ Akses pada 28 Maret [3] Basuki, I. (2005), Penentuan Kualitas Akustik Ruang pada Masjid Berdimensi Joglo dengan Menerapkan Pengukuran Berbasis Monaural, Tugas Akhir, Teknik Fisika, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya. [4] Barron, Randall F Industrial Noise Control and Acoustics. Marcel Dekker. New York. [5] Irwin, J.D and Graf, E.R Industrial Noise and Vibration Control. New Jersey. [7] Mediastika, C.E. (2005), Akustika Bangunan Prinsip Prinsip dan Penerapannya di Indonesia, Erlangga, Jakarta. 13

SEMINAR TUGAS AKHIR. Oleh: Candra Budi S : Andi Rahmadiansah, ST. MT Pembimbing II : Dyah Sawitri. ST. MT

SEMINAR TUGAS AKHIR. Oleh: Candra Budi S : Andi Rahmadiansah, ST. MT Pembimbing II : Dyah Sawitri. ST. MT SEMINAR TUGAS AKHIR STUDI KUALITAS AKUSTIK BERDASARKAN WAKTU DENGUNG DAN BISING LATAR BELAKANG MASJID MASJID BESAR DI SURABAYA Pembimbing I Oleh: Candra Budi S 2409 105 034 : Andi Rahmadiansah, ST. MT

Lebih terperinci

MASJID dan AKUSTIK RUANG

MASJID dan AKUSTIK RUANG MASJID dan AKUSTIK RUANG PENDAHULUAN Masjid merupakan bangunan yang penting bagi umat Islam karena di sanalah tempat segala kegiatan keislaman berlangsung. Kegiatan yang sering dilakukan di dalam masjid

Lebih terperinci

NILAI KUALITAS AKUSTIK RUANG PADA MASJID-MASJID DI DAERAH PERMUKIMAN DENGAN BENTUK PLAFON YANG BERBEDA

NILAI KUALITAS AKUSTIK RUANG PADA MASJID-MASJID DI DAERAH PERMUKIMAN DENGAN BENTUK PLAFON YANG BERBEDA NILAI KUALITAS AKUSTIK RUANG PADA MASJID-MASJID DI DAERAH PERMUKIMAN DENGAN BENTUK PLAFON YANG BERBEDA Jurusan Arsitektur, Universitas Islam Negeri Malang Jurusan Arsitektur, Institut Teknologi Sepuluh

Lebih terperinci

TAKE HOME TEST AKUSTIK TF MASJID dan AKUSTIK RUANG

TAKE HOME TEST AKUSTIK TF MASJID dan AKUSTIK RUANG TAKE HOME TEST AKUSTIK TF 3204 MASJID dan AKUSTIK RUANG oleh: TRI PUJI HERIYANTO 13307003 PROGRAM STUDI TEKNIK FISIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2010 LATAR BELAKANG Masjid merupakan

Lebih terperinci

PERBAIKAN KUALITAS AKUSTIK RUANG MENGGUNAKAN PLAFON VENTILASI BERDASARKAN WAKTU DENGUNG STUDI KASUS RUANG KELUARGA PADA RUMAH TIPE 70

PERBAIKAN KUALITAS AKUSTIK RUANG MENGGUNAKAN PLAFON VENTILASI BERDASARKAN WAKTU DENGUNG STUDI KASUS RUANG KELUARGA PADA RUMAH TIPE 70 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1 PERBAIKAN KUALITAS AKUSTIK RUANG MENGGUNAKAN PLAFON VENTILASI BERDASARKAN WAKTU DENGUNG STUDI KASUS RUANG KELUARGA PADA RUMAH TIPE 70 Daniel Alfa Rabi,

Lebih terperinci

Ujian Tengah Semester. Akustik TF Studi Analisis Kualitas Akustik Pada Masjid Salman ITB

Ujian Tengah Semester. Akustik TF Studi Analisis Kualitas Akustik Pada Masjid Salman ITB Ujian Tengah Semester Akustik TF-3204 Studi Analisis Kualitas Akustik Pada Masjid Salman ITB Oleh : Muhamad Reza Hediyono 13306017 Program Studi Teknik Fisika Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi

Lebih terperinci

RUANGAN 9231 GKU TIMUR ITB

RUANGAN 9231 GKU TIMUR ITB UTS TF-3204 AKUSTIK RUANGAN 9231 GKU TIMUR ITB oleh CHAIRINNAS 13307099 PROGRAM STUDI TEKNIK FISIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2010 A. Latar Belakang Ruangan merupakan suatu

Lebih terperinci

Penilaian Karakteristik Akustik Bangunan. Masjid Salman ITB

Penilaian Karakteristik Akustik Bangunan. Masjid Salman ITB Penilaian Karakteristik Akustik Bangunan Masjid Salman ITB Dibuat sebagai Ujian Tengah Semester Mata Kuliah Akustik TF3204 Disusun oleh : Rianda Adiputra 13306073 Program Studi Teknik Fisika Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

Perbaikan Kualitas Akustik Lapangan Futsal Indoor Pertamina ITS Menggunakan Panel Akustik Gantung

Perbaikan Kualitas Akustik Lapangan Futsal Indoor Pertamina ITS Menggunakan Panel Akustik Gantung JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1 Perbaikan Kualitas Akustik Lapangan Futsal Indoor Pertamina ITS Menggunakan Panel Akustik Gantung Mohammad Romy Hidayat, Andi Rahmadiansah, ST. MT. Jurusan

Lebih terperinci

ANALISIS GANGGUAN BISING JALAN GANESHA TERHADAP AKUSTIK RUANGAN UTAMA MASJID SALMAN ITB

ANALISIS GANGGUAN BISING JALAN GANESHA TERHADAP AKUSTIK RUANGAN UTAMA MASJID SALMAN ITB UJIAN TENGAH SEMESTER TF 3204 AKUSTIK EVALUASI KONDISI AKUSTIK MASJID SALMAN ITB: ANALISIS GANGGUAN BISING JALAN GANESHA TERHADAP AKUSTIK RUANGAN UTAMA MASJID SALMAN ITB Disusun Oleh: NAMA: FIKRI FERDIANA

Lebih terperinci

Evaluasi Kinerja Akustik Dari Ruang Kedap Suara Pada Laboratorium Rekayasa Akustik Dan Fisika Bangunan Teknik Fisika ITS

Evaluasi Kinerja Akustik Dari Ruang Kedap Suara Pada Laboratorium Rekayasa Akustik Dan Fisika Bangunan Teknik Fisika ITS 1 Evaluasi Kinerja Akustik Dari Ruang Kedap Suara Pada Laboratorium Rekayasa Akustik Dan Fisika Bangunan Teknik Fisika ITS Ferry Setyo Kurniawan, Wiratno Argo Asmoro Jurusan Teknik Fisika- Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

MAKALAH UNTUK MEMENUHI NILAI UJIAN TENGAH SEMESTER MATA KULIAH TF-3204 AKUSTIK

MAKALAH UNTUK MEMENUHI NILAI UJIAN TENGAH SEMESTER MATA KULIAH TF-3204 AKUSTIK MAKALAH UNTUK MEMENUHI NILAI UJIAN TENGAH SEMESTER MATA KULIAH TF-3204 AKUSTIK Evaluasi Kondisi Akustik Ruang 9311 Lokasi: Gedung T.P. Rachmat Lantai Satu OLEH: THOMAS JUNIOR SEMBIRING 13307125 PROGRAM

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN AKUSTIK PADA RUANGAN SERBA GUNA YANG TERLETAK DI JALAN ELANG NO 17. Disusun Oleh: Wymmar

STUDI KELAYAKAN AKUSTIK PADA RUANGAN SERBA GUNA YANG TERLETAK DI JALAN ELANG NO 17. Disusun Oleh: Wymmar STUDI KELAYAKAN AKUSTIK PADA RUANGAN SERBA GUNA YANG TERLETAK DI JALAN ELANG NO 17 Disusun Oleh: Wymmar 13307045 Fakultas Teknologi Industri Program Studi Teknik Fisika Institut Teknologi Bandung Bandung

Lebih terperinci

Kondisi Akustik TVST B

Kondisi Akustik TVST B UTS TF-3204 AKUSTIK Kondisi Akustik TVST B oleh Bayu Sentany 13307077 PROGRAM STUDI TEKNIK FISIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2010 LATAR BELAKANG Aktifitas (kegiatan) manusia

Lebih terperinci

Desain Akustik Ruang Kelas Mengacu Pada Konsep Bangunan Hijau

Desain Akustik Ruang Kelas Mengacu Pada Konsep Bangunan Hijau 1 Desain Akustik Ruang Kelas Mengacu Pada Konsep Bangunan Hijau Kukuh Darmawan, Ir. Heri Joestiono, MT dan Ir. Wiratno Argo Asmoro, M.Sc Teknik Fisika, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh

Lebih terperinci

Evaluasi kinerja Akustik dari Ruang Kedap Suara pada Laboratorium Rekayasa Akustik dan Fisika Bangunan Teknik Fisika -ITS

Evaluasi kinerja Akustik dari Ruang Kedap Suara pada Laboratorium Rekayasa Akustik dan Fisika Bangunan Teknik Fisika -ITS Evaluasi kinerja Akustik dari Ruang Kedap Suara pada Laboratorium Rekayasa Akustik dan Fisika Bangunan Teknik Fisika -ITS Ir. Wiratno Argo Asmoro, MSc. NIPN. 196002291987011001 Latar Belakang Akustik Ruang

Lebih terperinci

PENGARUH LAY OUT BANGUNAN DAN JENIS MATERIAL SERAP PADA KINERJA AKUSTIK RUANG KELAS SEKOLAH DASAR DI SURABAYA TITI AYU PAWESTRI

PENGARUH LAY OUT BANGUNAN DAN JENIS MATERIAL SERAP PADA KINERJA AKUSTIK RUANG KELAS SEKOLAH DASAR DI SURABAYA TITI AYU PAWESTRI PENGARUH LAY OUT BANGUNAN DAN JENIS MATERIAL SERAP PADA KINERJA AKUSTIK RUANG KELAS SEKOLAH DASAR DI SURABAYA TITI AYU PAWESTRI 3208204001 Latar belakang pelebaran jalan akibat perkembangan kota mengakibatkan

Lebih terperinci

Akustik. By: Dian P.E. Laksmiyanti, ST. MT

Akustik. By: Dian P.E. Laksmiyanti, ST. MT Akustik By: Dian P.E. Laksmiyanti, ST. MT Bunyi Bunyi merupakan suatu gelombang. Banyaknya gelombang yang dapat diterima bunyi antara 20-20.000 Hz Dapat merambat melalui MEDIA media disini bisa berupa

Lebih terperinci

Evaluasi Kondisi Akustik di Gedung Konferensi Asia Afrika

Evaluasi Kondisi Akustik di Gedung Konferensi Asia Afrika Evaluasi Kondisi Akustik di Gedung Konferensi Asia Afrika Take Home Test Mata Kuliah Akustik Oleh : Kutsiah 13306021 PROGRAM STUDI TEKNIK FISIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2010

Lebih terperinci

Pengukuran Transmission Loss (TL) dan Sound Transmission Class (STC) pada Suatu Sampel Uji

Pengukuran Transmission Loss (TL) dan Sound Transmission Class (STC) pada Suatu Sampel Uji LABORATORIUM AKUSTIK (11154) PRAKTIKUM FISIKA LABORATORIUM 17 1 Pengukuran Transmission Loss (TL) dan Sound Transmission Class () pada Suatu Sampel Uji Mohammad Istajarul Alim, Maslahah, Diky Anggoro Departemen

Lebih terperinci

Analisis Karakteristik Akustik Pada Ruang Peribadatan Masjid : Studi Kasus Masjid Istiqamah

Analisis Karakteristik Akustik Pada Ruang Peribadatan Masjid : Studi Kasus Masjid Istiqamah Analisis Karakteristik Akustik Pada Ruang Peribadatan Masjid : Studi Kasus Masjid Istiqamah Disusun sebagai Ujian Tengah Semester Genap 2009/2010 Mata Kuliah TF 3204 Akustik Nama : Ganes Shukri NIM : 13307091

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA AKUSTIK PADA RUANG AUDITORIUM MONO-FUNGSI (STUDI KASUS RUANG JELANTIK JURUSAN ARSITEKTUR ITS)

ANALISIS KINERJA AKUSTIK PADA RUANG AUDITORIUM MONO-FUNGSI (STUDI KASUS RUANG JELANTIK JURUSAN ARSITEKTUR ITS) Jurnal INTEKNA, Tahun XI, No. 2, Nopember 2011 : 119-126 ANALISIS KINERJA AKUSTIK PADA RUANG AUDITORIUM MONO-FUNGSI (STUDI KASUS RUANG JELANTIK JURUSAN ARSITEKTUR ITS) Yuswinda Febrita (1) (1) Staf Pengajar

Lebih terperinci

UTS Akustik (TF-3204) Dosen : Joko sarwono. Kriteria Akustik Gedung Serba Guna Salman ITB

UTS Akustik (TF-3204) Dosen : Joko sarwono. Kriteria Akustik Gedung Serba Guna Salman ITB UTS Akustik (TF-3204) Dosen : Joko sarwono Kriteria Akustik Gedung Serba Guna Salman ITB Nama Rizki Febrian Nim 13307111 Kelas 01 Program Studi Teknik Fisika Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi

Lebih terperinci

LAPORAN PENELITIAN AKUSTIK RUANG 9311 ditujukan untuk memenuhi nilai UTS mata kuliah TF3204 Akustik. Oleh : Muhammad Andhito Sarianto

LAPORAN PENELITIAN AKUSTIK RUANG 9311 ditujukan untuk memenuhi nilai UTS mata kuliah TF3204 Akustik. Oleh : Muhammad Andhito Sarianto LAPORAN PENELITIAN AKUSTIK RUANG 9311 ditujukan untuk memenuhi nilai UTS mata kuliah TF3204 Akustik Oleh : Muhammad Andhito Sarianto 13306011 PROGRAM STUDI TEKNIK FISIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT

Lebih terperinci

BAB 3 TINJAUAN KHUSUS

BAB 3 TINJAUAN KHUSUS BAB 3 TINJAUAN KHUSUS 3.1. Tinjauan Tema Proyek 3.1.1. pengertian Akustik Akustik adalah ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan bunyi atau suara dan cara mengendalikan bunyi supaya nyaman bagi telinga

Lebih terperinci

AKUSTIKA RUANG KULIAH RUANG SEMINAR 5 LANTAI 4 TEKNIK FISIKA. Dani Ridwanulloh

AKUSTIKA RUANG KULIAH RUANG SEMINAR 5 LANTAI 4 TEKNIK FISIKA. Dani Ridwanulloh AKUSTIKA RUANG KULIAH RUANG SEMINAR 5 LANTAI 4 TEKNIK FISIKA Dani Ridwanulloh 13306037 LATAR BELAKANG Kondisi akustik ruangan yang baik sesuai fungsi ruangan diperlukan agar penggunaan ruangan tersebut

Lebih terperinci

KAJIAN PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP AKUSTIK STUDI KASUS: RUANG AUDITORIUM MULTIFUNGSI GEDUNG P1 DAN P2 UNIVERSITAS KRISTEN PETRA

KAJIAN PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP AKUSTIK STUDI KASUS: RUANG AUDITORIUM MULTIFUNGSI GEDUNG P1 DAN P2 UNIVERSITAS KRISTEN PETRA KAJIAN PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP AKUSTIK STUDI KASUS: RUANG AUDITORIUM MULTIFUNGSI GEDUNG P1 DAN P2 UNIVERSITAS KRISTEN PETRA Andy Sutanto 1, Jimmy Priatman 2, Christina E. Mediastika 3 ABSTRAK: Faktor

Lebih terperinci

Kondisi akustik ruangan 9231 GKU Timur ITB

Kondisi akustik ruangan 9231 GKU Timur ITB PENINJAUAN AKUSTIK RUANG 9231 GKU Timur ITB Chrisman K. Panggabean / 133070977 PROGRAM STUDI TEKNIKK FISIKA INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG Kondisi akustik ruangan 9231 GKU Timur ITB 1. Latar Belakang Ruangan

Lebih terperinci

BAB II PARAMETER PARAMETER AKUSTIK RUANGAN

BAB II PARAMETER PARAMETER AKUSTIK RUANGAN BAB II PARAMETER PARAMETER AKUSTIK RUANGAN Pada bab ini akan dibahas teori apa saja yang menunjang untuk mendeskripsikan bagaimana keadaan akustik dari BU UKSW. Dengan teori teori yang akan dibahas di

Lebih terperinci

Kekerasan (loudness) yang cukup Kekerasan menjadi masalah karena ukuran ruang yang besar Energi yang hilang saat perambatan bunyi karena penyerapan da

Kekerasan (loudness) yang cukup Kekerasan menjadi masalah karena ukuran ruang yang besar Energi yang hilang saat perambatan bunyi karena penyerapan da Fisika Bangunan 2: Bab 9. Persyaratan Akustik Dr. Yeffry Handoko Putra, S.T, M.T yeffry@unikom.ac.id 99 Persyaratan Akustik Auditorium Harus ada kekerasan (loudness) yang cukup terutama di tempat duduk

Lebih terperinci

OPTIMASI MATERIAL AKUSTIK UNTUK PENINGKATAN KUALITAS BUNYI PADA RUANG AUDITORIUM MULTI-FUNGSI

OPTIMASI MATERIAL AKUSTIK UNTUK PENINGKATAN KUALITAS BUNYI PADA RUANG AUDITORIUM MULTI-FUNGSI LANTING Journal of Architecture, Volume 2, Nomor 1, Februari 2013, Halaman 29-35 ISSN 2089-8916 OPTIMASI MATERIAL AKUSTIK UNTUK PENINGKATAN KUALITAS BUNYI PADA RUANG AUDITORIUM MULTI-FUNGSI Yuswinda Febrita

Lebih terperinci

PERANCANGAN BARRIER UNTUK MENURUNKAN TINGKAT KEBISINGAN PADA JALUR REL KERETA API DI JALAN AMBENGAN SURABAYA DENGAN MENGGUNAKAN METODE NOMOGRAPH

PERANCANGAN BARRIER UNTUK MENURUNKAN TINGKAT KEBISINGAN PADA JALUR REL KERETA API DI JALAN AMBENGAN SURABAYA DENGAN MENGGUNAKAN METODE NOMOGRAPH PERANCANGAN BARRIER UNTUK MENURUNKAN TINGKAT KEBISINGAN PADA JALUR REL KERETA API DI JALAN AMBENGAN SURABAYA DENGAN MENGGUNAKAN METODE NOMOGRAPH Ajeng Putri Mayangsari Pembimbing I : Andi Rahmadiansah,

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: ( Print) D-144

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: ( Print) D-144 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) D-144 Desain Ulang Meeting Room P3AI ITS untuk Perbaikan Kualitas Akustik Video Conference Danarjati Wisnu Wardhana dan Wiratno

Lebih terperinci

PENERAPAN SISTEM AKUSTIK PADA RUANG AUDITORIUM BALAI SIDANG DI SURAKARTA

PENERAPAN SISTEM AKUSTIK PADA RUANG AUDITORIUM BALAI SIDANG DI SURAKARTA PENERAPAN SISTEM AKUSTIK PADA RUANG AUDITORIUM BALAI SIDANG DI SURAKARTA Pandu Kartiko 1, Sumaryoto 2, Moh. Muqoffa 3 Prodi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta 1,2,3 pandukartiko@live.com

Lebih terperinci

UTS TF-3204 AKUSTIK PENILAIAN DAN OBSERVASI RUANG TVST C ITB

UTS TF-3204 AKUSTIK PENILAIAN DAN OBSERVASI RUANG TVST C ITB UTS TF-3204 AKUSTIK PENILAIAN DAN OBSERVASI RUANG TVST C ITB Nama : Rizky Fadilla Nim : 13307051 PROGRAM STUDI TEKNIK FISIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2010 I. Latar Belakang

Lebih terperinci

AKUSTIKA RUANG KULIAH

AKUSTIKA RUANG KULIAH AKUSTIKA RUANG KULIAH Ruang Kuliah GKU Barat UTS TF 3204 AKUSTIK Akbar Aidil Sardi 13306003 LATAR BELAKANG Setiap ruangan, baik tertutup maupun terbuka, tidak terlepas dari akustik ruang. Akustik ruang

Lebih terperinci

PENENTUAN KOEFISIEN ABSORBSI DAN IMPEDANSI MATERIAL AKUSTIK RESONATOR PANEL KAYU LAPIS (PLYWOOD) BERLUBANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE TABUNG

PENENTUAN KOEFISIEN ABSORBSI DAN IMPEDANSI MATERIAL AKUSTIK RESONATOR PANEL KAYU LAPIS (PLYWOOD) BERLUBANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE TABUNG PENENTUAN KOEFISIEN ABSORBSI DAN IMPEDANSI MATERIAL AKUSTIK RESONATOR PANEL KAYU LAPIS (PLYWOOD) BERLUBANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE TABUNG Sonya Yuliantika, Elvaswer Laboratorium Fisika Material, Jurusan

Lebih terperinci

UTS TF-3204 AKUSTIK. Analisis Karakteristik Akustik Pada Ruang secretariat unit Marching Band Waditra Ganesha (MBWG) ITB. Oleh: Ade husni

UTS TF-3204 AKUSTIK. Analisis Karakteristik Akustik Pada Ruang secretariat unit Marching Band Waditra Ganesha (MBWG) ITB. Oleh: Ade husni UTS TF-3204 AKUSTIK Analisis Karakteristik Akustik Pada Ruang secretariat unit Marching Band Waditra Ganesha (MBWG) ITB Oleh: Ade husni 13306065 PROGRAM STUDI TEKNIK FISIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

Lebih terperinci

Analisis Kualitatif Ruang Kuliah TVST B dan TVST A

Analisis Kualitatif Ruang Kuliah TVST B dan TVST A Analisis Kualitatif Ruang Kuliah TVST B dan TVST A Dibuat Untuk Memenuhi UTS Akustik Oleh: Ghufran Rahmat P. (13307075) Program Studi Teknik Fisika Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Bandung

Lebih terperinci

Evaluasi Subjektif Kondisi Akustik Ruangan Utama Gedung Merdeka

Evaluasi Subjektif Kondisi Akustik Ruangan Utama Gedung Merdeka Evaluasi Subjektif Kondisi Akustik Ruangan Utama Gedung Merdeka Gedung Merdeka pada awalnya diperuntukan sebagai tempat pertemuan Societeit Concordia, sebuah perkumpulan beranggotakan orang-orang Belanda

Lebih terperinci

UJIAN TENGAH SEMESTER TF 3204 AKUSTIK (TAKE HOME TEST ) Kondisi Akustik Ruang Kuliah ITB Oktagon 9026

UJIAN TENGAH SEMESTER TF 3204 AKUSTIK (TAKE HOME TEST ) Kondisi Akustik Ruang Kuliah ITB Oktagon 9026 UJIAN TENGAH SEMESTER TF 3204 AKUSTIK (TAKE HOME TEST ) Kondisi Akustik Ruang Kuliah ITB Oktagon 9026 Disusun oleh Samuel Rivai Sitindaon 13306069 PROGRAM STUDI TEKNIK FISIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

Lebih terperinci

Analisis Kebocoran Bunyi pada Ruang Mini Pengukuran Transmission Loss pada Pita 1/3 Oktaf Dengan Menggunakan Sound Mapping

Analisis Kebocoran Bunyi pada Ruang Mini Pengukuran Transmission Loss pada Pita 1/3 Oktaf Dengan Menggunakan Sound Mapping 1 Analisis Kebocoran Bunyi pada Ruang Mini Pengukuran Transmission Loss pada Pita 1/3 Oktaf Dengan Menggunakan Sound Mapping Wildan Ahmad MB., Andi Rahmadiansah, ST, MT Jurusan Teknik Fisika, Fakultas

Lebih terperinci

Ujian Tengah Semester - Desain Akustik Ruang AULA BARAT INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

Ujian Tengah Semester - Desain Akustik Ruang AULA BARAT INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG TF-3204 Akustik Ujian Tengah Semester - Desain Akustik Ruang Nama : Adrianus Pradipta T.W. Nim : 13307043 AULA BARAT INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 1. LATAR BELAKANG Tujuan utama dari penelitian desain akustika

Lebih terperinci

OPTIMASI ELEMEN INTERIOR UNTUK PENINGKATAN AKUSTIK PADA RUANG AUDITORIUM MONO-FUNGSI Studi Kasus Ruang Jelantik Jurusan Arsitektur ITS

OPTIMASI ELEMEN INTERIOR UNTUK PENINGKATAN AKUSTIK PADA RUANG AUDITORIUM MONO-FUNGSI Studi Kasus Ruang Jelantik Jurusan Arsitektur ITS LANTING Journal of Architecture, Volume 1, Nomor 1, Februari 2012, Halaman 30-39 ISSN 2089-8916 OPTIMASI ELEMEN INTERIOR UNTUK PENINGKATAN AKUSTIK PADA RUANG AUDITORIUM MONO-FUNGSI Studi Kasus Ruang Jelantik

Lebih terperinci

Perancangan Tata Suara Balairung Utama Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga

Perancangan Tata Suara Balairung Utama Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga Perancangan Tata Suara Balairung Utama Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga Teguh Santoso 1, Joe Boby Soegiarto 2, Matias H. W. Budhiantho 3 Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik Elektronika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia perkuliahan, proses belajar mengajar diadakan di dalam suatu ruang kelas atau ruang serbaguna. Dalam proses tersebut terjadi interaksi antara pembicara

Lebih terperinci

Resonator Rongga Individual Resonator rongga individual yang dibuat dari tabung tanah liat kosong dengan ukuran-ukuran berbeda digunakan di gereja- ge

Resonator Rongga Individual Resonator rongga individual yang dibuat dari tabung tanah liat kosong dengan ukuran-ukuran berbeda digunakan di gereja- ge Fisika Bangunan 2: Bab 8. Penyerapan Suara (Resonator Rongga dan celah) Dr. Yeffry Handoko Putra, S.T, M.T yeffry@unikom.ac.id 82 Resonator Rongga Penyerap jenis ini terdiri dari sejumlah udara tertutup

Lebih terperinci

LAPORAN PENELITIAN AKUSTIK RUANG 9231 GKU TIMUR

LAPORAN PENELITIAN AKUSTIK RUANG 9231 GKU TIMUR LAPORAN PENELITIAN AKUSTIK RUANG 9231 GKU TIMUR ditujukan untuk memenuhi nilai UTS mata kuliah TF3204 Akustik oleh : Nama : Riza Hakam NIM : 13307001 PROGRAM STUDI TEKNIK FISIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

Lebih terperinci

UTS TF-3204 AKUSTIK ANALISIS KARAKTERISTIK AKUSTIK GEDUNG AULA BARAT ITB. Oleh. Vebi Gustian

UTS TF-3204 AKUSTIK ANALISIS KARAKTERISTIK AKUSTIK GEDUNG AULA BARAT ITB. Oleh. Vebi Gustian UTS TF-3204 AKUSTIK ANALISIS KARAKTERISTIK AKUSTIK GEDUNG AULA BARAT ITB Oleh Vebi Gustian 13307065 PROGRAM STUDI TEKNIK FISIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG I Latar Belakang Pada

Lebih terperinci

Nama : Beni Kusuma Atmaja NIM : Kelas : 02 Topik : Ruang Konser

Nama : Beni Kusuma Atmaja NIM : Kelas : 02 Topik : Ruang Konser Nama : Beni Kusuma Atmaja NIM : 13307080 Kelas : 02 Topik : Ruang Konser Gedung Konser adalah bangunan yang digunakan untuk menyelenggarakan kegiatan konser musik. Gedung konser adalah hasil inovasi arsitektur

Lebih terperinci

Evaluasi Kenyamanan Akustik Masjid Salman

Evaluasi Kenyamanan Akustik Masjid Salman Makalah Evaluasi Kenyamanan Akustik Masjid Salman oleh Aditia Rifa i 13307119 Departemen Teknik Fisika Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Bandung 2010 A. LATAR BELAKANG Salman merupakan tempat

Lebih terperinci

EVALUASI KONDISI AKUSTIK BANGUNAN KOST STUDI KASUS KOST DI JALAN CISITU LAMA NO. 95/152C

EVALUASI KONDISI AKUSTIK BANGUNAN KOST STUDI KASUS KOST DI JALAN CISITU LAMA NO. 95/152C EVALUASI KONDISI AKUSTIK BANGUNAN KOST STUDI KASUS KOST DI JALAN CISITU LAMA NO. 95/152C MAKALAH AKUSTIK TF3204 Oleh : Rakhmat Luqman Ghifari 13305040 PROGRAM STUDI TEKNIK FISIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

Lebih terperinci

PERANCANGAN AKUSTIK RUANG MULTIFUNGSI PADA TEATER A ITS DENGAN DESAIN MODULAR

PERANCANGAN AKUSTIK RUANG MULTIFUNGSI PADA TEATER A ITS DENGAN DESAIN MODULAR PERANCANGAN AKUSTIK RUANG MULTIFUNGSI PADA TEATER A ITS DENGAN DESAIN MODULAR Oleh : Yuniar Syahadhatin / 2407100075 Pembimbing 1 : Andi Rahmadiansah, ST, MT NIP. 19790517 200312 1 002 Pembimbing II :

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: ( Print) D-156

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: ( Print) D-156 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) D-156 Peningkatan Insulasi Akustik Dinding Luar Kamar Hotel Studi Kasus Di Dalam Bandar Udara Benny Adi Nugraha, Andi Rahmadiansah,

Lebih terperinci

TINGKAT REDAM BUNYI SUATU BAHAN (TRIPLEK, GYPSUM DAN STYROFOAM)

TINGKAT REDAM BUNYI SUATU BAHAN (TRIPLEK, GYPSUM DAN STYROFOAM) 138 M. A. Fatkhurrohman et al., Tingkat Redam Bunyi Suatu Bahan TINGKAT REDAM BUNYI SUATU BAHAN (TRIPLEK, GYPSUM DAN STYROFOAM) M. Aji Fatkhurrohman*, Supriyadi Jurusan Pendidikan IPA Konsentrasi Fisika,

Lebih terperinci

Waktu Dengung Ruang Sholat Masjid Desa Berdasarkan Perbedaan Bentuk Plafon

Waktu Dengung Ruang Sholat Masjid Desa Berdasarkan Perbedaan Bentuk Plafon Waktu Dengung Ruang Sholat Masjid Desa Berdasarkan Perbedaan Bentuk Plafon Elsa Fitria Bena, Beta Suryokusumo Sudarmo, Abraham M. Ridjal Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Alamat

Lebih terperinci

PENGENDALIAN TINGKAT KEBISINGAN DI CABIN ABK (ANAK BUAH KAPAL) KN.P 329 AKIBAT MESIN

PENGENDALIAN TINGKAT KEBISINGAN DI CABIN ABK (ANAK BUAH KAPAL) KN.P 329 AKIBAT MESIN PENGENDALIAN TINGKAT KEBISINGAN DI CABIN ABK (ANAK BUAH KAPAL) KN.P 329 AKIBAT MESIN Ratih Dwilestari Pembimbing I : Ir. Tutug Dhanardono, MT. Pembimbing II : Ir. Heri Joestiono Jurusan Teknik Fisika Fakultas

Lebih terperinci

PERANCANGAN AKUSTIK RUANG MULTIFUNGSI PADA TEATER A ITS DENGAN DESAIN MODULAR

PERANCANGAN AKUSTIK RUANG MULTIFUNGSI PADA TEATER A ITS DENGAN DESAIN MODULAR PERANCANGAN AKUSTIK RUANG MULTIFUNGSI PADA TEATER A ITS DENGAN DESAIN MODULAR Yuniar Syahadhatin, Andi Rahmadiansah, S.T, M.T, Dr. Dhany Arifianto, S.T, M.Eng Jurusan Teknik Fisika- Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

PENGUKURAN KOEFISIEN ABSORPSI BUNYI DARI LIMBAH BATANG KELAPA SAWIT. Krisman, Defrianto, Debora M Sinaga ABSTRACT

PENGUKURAN KOEFISIEN ABSORPSI BUNYI DARI LIMBAH BATANG KELAPA SAWIT. Krisman, Defrianto, Debora M Sinaga ABSTRACT PENGUKURAN KOEFISIEN ABSORPSI BUNYI DARI LIMBAH BATANG KELAPA SAWIT Krisman, Defrianto, Debora M Sinaga Jurusan Fisika-Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Riau Kampus Binawidya Pekanbaru,

Lebih terperinci

DESAIN AKUSTIK RUANG KELAS MENGACU PADA KONSEP BANGUNAN HIJAU

DESAIN AKUSTIK RUANG KELAS MENGACU PADA KONSEP BANGUNAN HIJAU DESAIN AKUSTIK RUANG KELAS MENGACU PADA KONSEP BANGUNAN HIJAU Kukuh Darmawan 2410105001 Pembimbing I Pembimbing II : Ir. Heri Joestiono, MT : Ir. Wiratno Argo Asmoro, M.Sc. LatarBelakang Sebagaimana fungsinya,

Lebih terperinci

DINDING PEREDAM SUARA BERBAHAN DAMEN DAN SERABUT KELAPA

DINDING PEREDAM SUARA BERBAHAN DAMEN DAN SERABUT KELAPA DINDING PEREDAM SUARA BERBAHAN DAMEN DAN SERABUT KELAPA Kristofel Ade Wiyono Pangalila 1, Prasetio Sudjarwo 2, Januar Buntoro 3 ABSTRAK: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa kombinasi campuran material

Lebih terperinci

BAB 3 TINJAUAN KHUSUS

BAB 3 TINJAUAN KHUSUS BAB 3 TINJAUAN KHUSUS 3.1. Tinjauan Tema Proyek 3.1.1. Latar Belakang Tema Dalam suatu bangunan dengan ruang-ruang yang berfungsi sebagai ruang musik (auditorium, studio rekaman, kelas praktek, dll) sering

Lebih terperinci

Pengertian Kebisingan. Alat Ukur Kebisingan. Sumber Kebisingan

Pengertian Kebisingan. Alat Ukur Kebisingan. Sumber Kebisingan Pengertian Kebisingan Kebisingan merupakan suara yang tidak dikehendaki, kebisingan yaitu bunyi yang tidak diinginkan dari usaha atau kegiatan dalam tingkat dan waktu tertentu yang dapat menimbulkan gangguan

Lebih terperinci

UJIAN TENGAH SEMESTER TF3204 AKUSTIK

UJIAN TENGAH SEMESTER TF3204 AKUSTIK UJIAN TENGAH SEMESTER TF3204 AKUSTIK ANALISIS KARAKTERISTIK AKUSTIK GRAHA BHAYANGKARA CICENDO BANDUNG oleh Nama : Albert Angkasa NIM : 13307117 PROGRAM STUDI TEKNIK FISIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT

Lebih terperinci

PENGARUH PAGAR TEMBOK TERHADAP TINGKAT KEBISINGAN PADA PERUMAHAN JALAN RATULANGI MAKASSAR ABSTRAK

PENGARUH PAGAR TEMBOK TERHADAP TINGKAT KEBISINGAN PADA PERUMAHAN JALAN RATULANGI MAKASSAR ABSTRAK VOLUME 8 NO. 1, FEBRUARI 2012 PENGARUH PAGAR TEMBOK TERHADAP TINGKAT KEBISINGAN PADA PERUMAHAN JALAN RATULANGI MAKASSAR Sri umiati 1 ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kebisingan

Lebih terperinci

DESAIN BARRIER UNTUK MENGURANGI TINGKAT KEBISINGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE MAEKAWA. Jurusan Teknik Fisika Fakultas Teknologi Industri

DESAIN BARRIER UNTUK MENGURANGI TINGKAT KEBISINGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE MAEKAWA. Jurusan Teknik Fisika Fakultas Teknologi Industri DESAIN BARRIER UNTUK MENGURANGI TINGKAT KEBISINGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE MAEKAWA batas yang telah ditetapkan dalam Peraturan ( Syahid Prima Rakhmawan, Andi Rahmadiansah, Menteri ST, MT, Negara Ir.

Lebih terperinci

PRISMA FISIKA, Vol. IV, No. 02 (2016), Hal ISSN :

PRISMA FISIKA, Vol. IV, No. 02 (2016), Hal ISSN : Rancang Bangun Kotak Peredam Generator Set (Genset) dengan Beberapa Variabel Bahan dalam Skala Rumah Tangga Ulvi Loly Amanda a, Nurhasanah a *, Dwiria Wahyuni a a Jurusan Fisika, FMIPA Universitas Tanjungpura,

Lebih terperinci

Kata kunci: Transmission Loss

Kata kunci: Transmission Loss RANCANG BANGUN RUANG PENGUKURAN TRANSMISSION LOSS MINI DI JURUSAN TEKNIK FISIKA ITS M. Bayu Lazuardy T., dan Andi Rahmadiansah ST, MT. Jurusan Teknik Fisika, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi

Lebih terperinci

PENGARUH PENAMBAHAN JARAK TERHADAP SUMBER BUNYI BIDANG DATAR BERBENTUK LINGKARAN

PENGARUH PENAMBAHAN JARAK TERHADAP SUMBER BUNYI BIDANG DATAR BERBENTUK LINGKARAN PENGARUH PENAMBAHAN JARAK TERHADAP SUMBER BUNYI BIDANG DATAR BERBENTUK LINGKARAN Agus Martono 1, Nur Aji Wibowo 1,2, Adita Sutresno 1,2,* 1 Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Sains dan Matematika

Lebih terperinci

PENGARUH BENTUK PLAFON TERHADAP WAKTU DENGUNG (REVERBERATION TIME)

PENGARUH BENTUK PLAFON TERHADAP WAKTU DENGUNG (REVERBERATION TIME) PENGARUH BENTUK PLAFON TERHADAP WAKTU DENGUNG (REVERBERATION TIME) Yunita A.Sabtalistia 1 1 Jurusan Arsitektur, Universitas Tarumanagara, Jl. Let. Jend S. Parman No.1 Jakarta 11440 Email: yunitas@ft.untar.ac.id

Lebih terperinci

Penilaian Kondisi Akustik Ruangan TVST B pada Gedung TVST ITB Secara Subjektif

Penilaian Kondisi Akustik Ruangan TVST B pada Gedung TVST ITB Secara Subjektif Penilaian Kondisi Akustik Ruangan TVST B pada Gedung TVST ITB Secara Subjektif Widyawan A. Widarto 1 1 Peserta Kuliah TF3204 Akustik 2010, NIM 13307005 Kelas Ganjil Dosen : Sugeng Joko Sarwono Intisari

Lebih terperinci

BAB 7. INSTRUMENTASI UNTUK PENGUKURAN KEBISINGAN

BAB 7. INSTRUMENTASI UNTUK PENGUKURAN KEBISINGAN BAB 7. INSTRUMENTASI UNTUK PENGUKURAN KEBISINGAN 7.1. TUJUAN PENGUKURAN Ada banyak alasan untuk membuat pengukuran kebisingan. Data kebisingan berisi amplitudo, frekuensi, waktu atau fase informasi, yang

Lebih terperinci

ANALISA AKUSTIK RUANG KULIAH 9222 GKU TIMUR ITB UTS TF 3204-AKUSTIK. Disusun Oleh: Suksmandhira H ( )

ANALISA AKUSTIK RUANG KULIAH 9222 GKU TIMUR ITB UTS TF 3204-AKUSTIK. Disusun Oleh: Suksmandhira H ( ) ANALISA AKUSTIK RUANG KULIAH 9222 GKU TIMUR ITB UTS TF 3204-AKUSTIK Disusun Oleh: Suksmandhira H (13307011) FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PROGRAM STUDI TEKNIK FISIKA INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2010 A. Latar

Lebih terperinci

UTS AKUSTIK TF 3204 TAKE HOME TEST EVALUASI KONDISI AKUSTIK MASJID SALMAN ITB

UTS AKUSTIK TF 3204 TAKE HOME TEST EVALUASI KONDISI AKUSTIK MASJID SALMAN ITB UTS AKUSTIK TF 3204 TAKE HOME TEST EVALUASI KONDISI AKUSTIK MASJID SALMAN ITB SAQI KHUDI RAUZANFIQR 13307085 KELAS 01 DOSEN : Dr. Ir. R. Sugeng Joko Sarwono MT. PROGRAM STUDI TEKNIK FISIKA FAKULTAS TEKNOLOGI

Lebih terperinci

TAKE HOME TEST TF 3204 AKUSTIK EVALUASI KONDISI AKUSTIK RUANG KULIAH 9212 GEDUNG KULIAH UMUM ITB

TAKE HOME TEST TF 3204 AKUSTIK EVALUASI KONDISI AKUSTIK RUANG KULIAH 9212 GEDUNG KULIAH UMUM ITB TAKE HOME TEST TF 3204 AKUSTIK EVALUASI KONDISI AKUSTIK RUANG KULIAH 9212 GEDUNG KULIAH UMUM ITB Nama : Qamaruzzaman NIM : 13307017 Tanggal pengumpulan : Senin, 29 Maret 2010 PROGRAM STUDI TEKNIK FISIKA

Lebih terperinci

FISIKA FMIPA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010 Alfan Muttaqin/M

FISIKA FMIPA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010 Alfan Muttaqin/M FISIKA FMIPA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010 Alfan Muttaqin/M0207025 Di terjemahkan dalam bahasa Indonesia dari An introduction by Heinrich Kuttruff Bagian 6.6 6.6.4 6.6 Penyerapan Bunyi Oleh

Lebih terperinci

Perancangan Ulang Akustik pada Auditorium STIKES Bina Sehat PPNI Mojokerto

Perancangan Ulang Akustik pada Auditorium STIKES Bina Sehat PPNI Mojokerto JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1 Perancangan Ulang Akustik pada Auditorium STIKES Bina Sehat PPNI Mojokerto Aziz Rizaldy R, Ir. Tutug Dhanardono, MT,dan Ir. Wiratno A. Asmoro, Msc Jurusan

Lebih terperinci

2. TINJAUAN PUSTAKA Gelombang Bunyi Perambatan Gelombang dalam Pipa

2. TINJAUAN PUSTAKA Gelombang Bunyi Perambatan Gelombang dalam Pipa 2 Metode yang sering digunakan untuk menentukan koefisien serap bunyi pada bahan akustik adalah metode ruang gaung dan metode tabung impedansi. Metode tabung impedansi ini masih dibedakan menjadi beberapa

Lebih terperinci

BAB V METODOLOGI DAN ALAT PENGUKURAN

BAB V METODOLOGI DAN ALAT PENGUKURAN BAB V METODOLOGI DAN ALAT PENGUKURAN A. Pengukuran Kenyamanan Termal 1. Titik Ukur Untuk pengukuran temperatur dan kelembaban udara, maka disiapkan denah untuk menentukan titik dimana kita akan melakukan

Lebih terperinci

LAPORAN PENGAMATAN SUBJEKTIF AKUSTIK Ruang Serba Guna (GSG Mesjid Salman) Oleh : Yatrizal ( )

LAPORAN PENGAMATAN SUBJEKTIF AKUSTIK Ruang Serba Guna (GSG Mesjid Salman) Oleh : Yatrizal ( ) LAPORAN PENGAMATAN SUBJEKTIF AKUSTIK Ruang Serba Guna (GSG Mesjid Salman) Oleh : Yatrizal (13307021) PROGRAM STUDI TEKNIK FISIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2010 Abstrak Ruang

Lebih terperinci

RUANG 9231 GKU TIMUR ITB

RUANG 9231 GKU TIMUR ITB UTS TF - 3204 AKUSTIK RUANG 9231 GKU TIMUR ITB Oleh : Wahyu Pitoyo NIM : 13307073 PROGRAM STUDI TEKNIK FISIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2010 BAB I LATAR BELAKANG Untuk menciptakan

Lebih terperinci

LIMBAH PELEPAH PISANG RAJA SUSU SEBAGAI ALTERNATIF BAHAN DINDING KEDAP SUARA

LIMBAH PELEPAH PISANG RAJA SUSU SEBAGAI ALTERNATIF BAHAN DINDING KEDAP SUARA 62 LIMBAH PELEPAH PISANG RAJA SUSU SEBAGAI ALTERNATIF BAHAN DINDING KEDAP SUARA Suharyani, Dhani Mutiari Program Studi Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. A. Yani

Lebih terperinci

ANALISIS WAKTU DENGUNG (REVERBERATION TIME) PADA RUANG KULIAH B III.01 A FMIPA UNS SURAKARTA

ANALISIS WAKTU DENGUNG (REVERBERATION TIME) PADA RUANG KULIAH B III.01 A FMIPA UNS SURAKARTA digilib.uns.ac.id ANALISIS WAKTU DENGUNG (REVERBERATION TIME) PADA RUANG KULIAH B III.01 A FMIPA UNS SURAKARTA Disusun oleh: OKTA BINTI MASFIATUR ROHMAH M 0207008 SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi sebagian

Lebih terperinci

PENGENDALIAN BISING PADA BANGUNAN APARTEMEN

PENGENDALIAN BISING PADA BANGUNAN APARTEMEN PENGENDALIAN BISING PADA BANGUNAN APARTEMEN Pendahuluan Apartemen dapat dikatakan sebagai penyatuan banyak bangunan tempat tinggal menjadi satu bangunan berlantai banyak yang terdiri dari beberapa unit

Lebih terperinci

REDESAIN INTERIOR GEDUNG SENI PERTUNJUKAN CAK DURASIM SURABAYA BERDASARKAN AKUSTIK RUANGAN

REDESAIN INTERIOR GEDUNG SENI PERTUNJUKAN CAK DURASIM SURABAYA BERDASARKAN AKUSTIK RUANGAN REDESAIN INTERIOR GEDUNG SENI PERTUNJUKAN CAK DURASIM SURABAYA BERDASARKAN AKUSTIK RUANGAN Dea Smita Pangesti, Jusuf Thojib, Indyah Martiningrum Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Lebih terperinci

PERANCANGAN ULANG RUANG AULA SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) BINA SEHAT PPNI MOJOKERTO DARI SEGI AKUSTIK

PERANCANGAN ULANG RUANG AULA SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) BINA SEHAT PPNI MOJOKERTO DARI SEGI AKUSTIK PERANCANGAN ULANG RUANG AULA SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) BINA SEHAT PPNI MOJOKERTO DARI SEGI AKUSTIK Mahasiswa : Aziz Rizaldy R Dosen Pembimbing : Ir. Tutug Dhanardono Ir. Wiratno Argo Asmoro,

Lebih terperinci

Take Home Test Akustik TF3204 Laporan Kondisi Ruangan Aula Barat ITB

Take Home Test Akustik TF3204 Laporan Kondisi Ruangan Aula Barat ITB Take Home Test Akustik TF3204 Laporan Kondisi Ruangan Aula Barat ITB Disusun Oleh: Krisna Resi 13307061 Latar Belakang Aula barat ITB merupakan ruangan yang dirancang untuk melakukan beberapa kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Leslie L.Doelle dan L. Prasetio, Akustik Lingkungan, 1993, hlm. 91

BAB I PENDAHULUAN. 1 Leslie L.Doelle dan L. Prasetio, Akustik Lingkungan, 1993, hlm. 91 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Perancangan interior suatu ruang berfungsi untuk memberikan kenyamanan bagi penghuninya, baik secara fisik maupun non-fisik. Salah satu kenyamanan tersebut adalah kenyamanan

Lebih terperinci

Penilaian Akustika Ruang Kuliah TVST B Institut Teknologi Bandung

Penilaian Akustika Ruang Kuliah TVST B Institut Teknologi Bandung Penilaian Akustika Ruang Kuliah TVST B Institut Teknologi Bandung Oleh : Amir Wibowo / 13304001 Mata Kuliah : Akustika TF3204 Dosen : R. S. Joko Sarwono Kelas : Ganjil A. Latar Belakang Makalah ini merupakan

Lebih terperinci

TIN206 - Pengetahuan Lingkungan Materi #9 Genap 2014/2015. TIN206 - Pengetahuan Lingkungan

TIN206 - Pengetahuan Lingkungan Materi #9 Genap 2014/2015. TIN206 - Pengetahuan Lingkungan Materi #9 Definisi 2 Noise (bising) adalah bunyi yang tidak dikehendaki, suatu gejala lingkungan (environmental phenomenon) yang mempengaruhi manusia sejak dalam kandungan dan sepanjang hidupnya. Bising

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tingkat kebisingan lingkungan pada kompleks rumah sakit saat ini sangat tinggi. Studi oleh Busch-Vishniac (2005) mengungkapkan tingkat kebisingan lingkungan pada kompleks

Lebih terperinci

Pengendalian Bising. Oleh Gede H. Cahyana

Pengendalian Bising. Oleh Gede H. Cahyana Pengendalian Bising Oleh Gede H. Cahyana Bunyi dapat didefinisikan dari segi objektif yaitu perubahan tekanan udara akibat gelombang tekanan dan secara subjektif adalah tanggapan pendengaran yang diterima

Lebih terperinci

Laporan Penilaian Subjektif Akustik Ruangan Gedung TVST B ITB

Laporan Penilaian Subjektif Akustik Ruangan Gedung TVST B ITB Laporan Penilaian Subjektif Akustik Ruangan Gedung TVST B ITB Ditujukan untuk memenuhi persyaratan UTS TF 3204 Akustik Disusun Oleh : Nama : NIM : 13307029 PROGRAM STUDI TEKNIK FISIKA FAKULTAS TEKNOLOGI

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penggunaan sebuah ruang untuk lebih dari satu fungsi akustik sudah menjadi

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penggunaan sebuah ruang untuk lebih dari satu fungsi akustik sudah menjadi I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penggunaan sebuah ruang untuk lebih dari satu fungsi akustik sudah menjadi kebiasaan dewasa ini seperti Auditorium, Hall, bahkan di Indonesia muncul penamaan ruang serba

Lebih terperinci

PEMBUATAN ALAT UKUR DAYA ISOLASI BAHAN

PEMBUATAN ALAT UKUR DAYA ISOLASI BAHAN PEMBUATAN ALAT UKUR DAYA ISOLASI BAHAN Ferdy Ansarullah 1), Lila Yuwana, M.Si 2) Dra. Lea Prasetio, M.Sc 3) Jurusan Fisika Fakultas Metematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Lebih terperinci

Penilaian Subjektif Kondisi Akustik di Nusa Indah Theatre, Balai Kartini, Jakarta

Penilaian Subjektif Kondisi Akustik di Nusa Indah Theatre, Balai Kartini, Jakarta Penilaian Subjektif Kondisi Akustik di Nusa Indah Theatre, Balai Kartini, Jakarta Makalah ini disusun Untuk Memenuhi Tugas Individual Take Home Test Mata Kuliah TF3204-Akustik Oleh: Rendiza Vataneta /

Lebih terperinci

PENGUKURAN KOEFISIEN ABSORPSI BUNYI DARI BAHAN AMPAS TEBU DENGAN METODE RUANG AKUSTIK KECIL. Oleh: Arif Widihantoro NIM: TUGAS AKHIR

PENGUKURAN KOEFISIEN ABSORPSI BUNYI DARI BAHAN AMPAS TEBU DENGAN METODE RUANG AKUSTIK KECIL. Oleh: Arif Widihantoro NIM: TUGAS AKHIR PENGUKURAN KOEFISIEN ABSORPSI BUNYI DARI BAHAN AMPAS TEBU DENGAN METODE RUANG AKUSTIK KECIL Oleh: Arif Widihantoro NIM: 192008023 TUGAS AKHIR Diajukan kepada Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Sains

Lebih terperinci

STUDI SUBJEKTIF KELAYAKAN GEDUNG KESENIAN DAN KEBUDAYAAN RUMENTANG SIANG BANDUNG DARI SEGI AKUSTIK

STUDI SUBJEKTIF KELAYAKAN GEDUNG KESENIAN DAN KEBUDAYAAN RUMENTANG SIANG BANDUNG DARI SEGI AKUSTIK UJIAN TENGAH SEMESTER TF3204 AKUSTIK STUDI SUBJEKTIF KELAYAKAN GEDUNG KESENIAN DAN KEBUDAYAAN RUMENTANG SIANG BANDUNG DARI SEGI AKUSTIK Disusun Oleh: Ahmad Rifqi Muchtar (13305086) PROGRAM STUDI TEKNIK

Lebih terperinci

PENGARUH LEBAR DIFUSER TERHADAP POLA HAMBURAN DENGAN TIPE DIFUSER Heru Widakdo, Drs. Gontjang Prajitno, M.Si

PENGARUH LEBAR DIFUSER TERHADAP POLA HAMBURAN DENGAN TIPE DIFUSER Heru Widakdo, Drs. Gontjang Prajitno, M.Si PENGARUH LEBAR DIFUSER TERHADAP POLA HAMBURAN DENGAN TIPE DIFUSER 0101010101 Heru Widakdo, Drs. Gontjang Prajitno, M.Si Laboratorium Akustik dan Fisika Bangunan Jurusan Fisika FMIPA Institut Teknologi

Lebih terperinci

FISIKA. 2 SKS By : Sri Rezeki Candra Nursari

FISIKA. 2 SKS By : Sri Rezeki Candra Nursari FISIKA 2 SKS By : Sri Rezeki Candra Nursari MATERI Satuan besaran Fisika Gerak dalam satu dimensi Gerak dalam dua dan tiga dimensi Gelombang berdasarkan medium (gelombang mekanik dan elektromagnetik) Gelombang

Lebih terperinci