BAB II TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Pengertian atas konsep biaya sangat penting karena biaya merupakan salah

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Pengertian atas konsep biaya sangat penting karena biaya merupakan salah"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis Pengertian Biaya Pengertian atas konsep biaya sangat penting karena biaya merupakan salah satu faktor yang menentukan besarnya laba perusahaan disamping komponen lainnya yaitu pendapatan. Untuk mendapatkan pengertian yang lebih jelas mengenai biaya yang dinyatakan oleh para ahli. Mulyadi (2009:23) menyatakan bahwa biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi, yang akan diukur dalam satuan uang yang telah terjadi untuk tujuan tertentu. Terdapat empat unsur pokok dalam pengertian diatas, yaitu : 1. Biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi. 2. Diukur dalam satuan uang. 3. Yang telah terjadi atau yang secara potensial akan terjadi. 4. Pengorbanan tersebut untuk tujuan tertentu. Senada dengan pendapat diatas, Supriyono (2006:209) mengemukakan biaya didefinisikan sebagai pengorbanan ekonomis yang dibuat untuk memperoleh barang dan jasa. Dalam akuntansi keuangan istilah biaya didefinisikan sebagai pengorbanan yang dibuat untuk memperoleh barang dan jasa. Dari beberapa definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa biaya merupakan sumber ekonomi yang diukur dalam satuan uang, yang digunakan untuk memperoleh barang dan jasa. 6

2 Klasifikasi Biaya Dalam akuntansi, biaya diklasifikasikan dengan berbagai cara. Umumnya pengklasifikasian atas dasar tujuan yang hendak dicapai dengan pengklasifikasian tersebut. Menurut Mulyadi (2009:14) biaya dapat diklasifikasikan sebagai berikut: 1. Objek pengeluaran Dalam penggolongan objek pengeluaran ini merupakan dasar penggolongan biaya, misalnya nama objek pengeluaran depresiasi mesin, maka semua objek pengeluaran yang berhubungan dengan depresiasi mesin disebut biaya depresiasi mesin. 2. Fungsi pokok dalam perusahaan a. Biaya produksi, merupakan biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap jual. b. Biaya pemasaran, merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk melaksanakan kegiatan pemasaran produk. c. Biaya administrasi, merupakan biaya untuk mengkoordinasi kegiatan produksi dan pemasaran produk. 3. Hubungan biaya dengan sesuatu yang dibiayai a. Biaya langsung adalah biaya yang terjadi dimana penyebab satu-satunya adalah karena adanya sesuatu yang dibiayai. b. Biaya tidak langsung adalah biaya yang terjadinya tidak hanya disebabkan oleh sesuatu yang dibiayai.

3 8 4. Perilaku biaya dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan a. Biaya variabel adalah biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan. b. Biaya semi variabel adalah biaya yang berubah tidak sebanding dengan perubahan volume kegiatan. c. Biaya tetap adalah biaya yang jumlah totalnya tetap dalam kisaran volume kegiatan tertentu. 5. Jangka waktu manfaatnya a. Pengeluaran modal (capital expenditure) adalah biaya yang mempunyai manfaat lebih dari satu periode akuntansi. Pada saat terjadi dibebankan sebagai harga pokok aktiva dan dibebankan dalam tahun pelaksanaannya. b. Pengeluaran pendapatan (revenue expense) adalah biaya yang hanya mempunyai manfaat dalam periode akuntansi untuk terjadinya pengeluaran tersebut. Pada saat terjadinya pengeluaran pendapatan ini dibebankan sebagai biaya yang diperoleh dari pengeluaran biaya Pengukuran biaya Terdapat dua pendapat yang berbeda atas masalah pengukuran biaya. Pendapat pertama bertitik tolak dari anggapan bahwa pengukuran besarnya biaya harus didasarkan atas nilai barang dan jasa yang digunakan dalam operasi perusahaan. Pendapat kedua menekankan pada pelaporan arus kas perusahaan, menganjurkan bahwa biaya harus diukur berdasarkan transaksi yang dilakukan perusahaan.

4 9 Pada dasarnya tujuan pengukuran biaya untuk mengukur jumlah barang dan jasa yang digunakan dalam upaya menghasilkan pendapatan, kemudian diklasifikasikan barang mana yang akan dibebankan pada periode yang akan datang. Pengukuran biaya menurut Ikatan Akuntan Indonesia yang tertulis dalam Standar Akuntansi Keuangan No. 1 (2002:24) yaitu penyajian laporan keuangan adalah sebagai berikut : 1. Historical cost (Harga perolehan historis) Aktiva dicatat sebesar pengeluaran kas (atau setara kas) yang dibayar atau sebesar nilai wajar dari imbalan (consideration) yang diberikan untuk memperoleh aktiva tersebut pada saat perolehan. 2. Current price (Biaya kini) Aktiva dinilai dalam jumlah kas (atau setara kas) yang seharusnya dibayar apabila aktiva yang sama atau setara aktiva diperoleh sekarang. 3. Realisable / Settlement value ( Nilai realisasi / penyelesaian) Aktiva dinyatakan dalam jumlah kas (atau setara kas) yang dapat diperoleh sekarang dengan menjual aktiva dalam pelepasan normal (orderly disposal) 4. Present value (Nilai sekarang) Aktiva dinyatakan sebesar arus kas masuk bersih di masa depan yang didiskontokan ke nilai sekarang dari pos yang diharapkan dapat memberikan hasil dalam pelaksanaan usaha normal.

5 Biaya Operasional Pengertiaan Biaya Operasional Istilah operasional sering digunakan dalam suatu organisasi yang menghasilkan keluaran outptut, baik yang berupa barang dan jasa. Secara umum operasional diartikan sebagai suatu usaha, kegiatan atau proses mentransformasikan masukan (input) menjadi hasil keluaran (output). Dalam pengertian yang bersifat umum ini penggunaan cukup luas, sehingga mencakup keluaran (output) yang berupa barang dan jasa. Jadi dalam pengertian produksi dan operasional tercakup setiap proses yang mengubah masukan masukan (input) dan menggunakan sumber sumber daya untuk menghasilkan keluaran keluaran (output) yang berupa barang atau jasa. Menurut Assauri (2004:12) menjelaskan yang dimaksud biaya operasional adalah suatu pengorbanan sumber daya yang dikeluarkan dalam rangka kegiatan perusahaan dalam mentransformasikan masukan (input) menjadi keluaran (output), tercakup semua aktivitas atau kegiatan yang menghasilkan barang dan jasa, serta kegiatan-kegiatan lain yang mendukung atau menunjang usaha untuk menghasilkan produk tersebut. Dari pengertian tersebut dapat ditarik kesimpulan biaya operasional adalah jumlah pengeluaran yang diukur dalam satuan uang dalam bentuk uang tunai. Penyerahan produk atau jasa atau kewajiban kewajiban yang ditimbulkan sehubungan pengadaan barang atau jasa yang diperlukan untuk penyelenggaraan operasi perusahaan.

6 11 Menurut Usry dan Hammer (2004:29) total biaya operasional terdiri dari biaya pabrikasi, dan beban komersial. Elemen elemen biaya operasional tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut : 1) Biaya Pabrikasi Biaya pabrikasi sering disebut juga biaya produksi atau biaya pabrik (factory cost), biaya ini merupakan jumlah dari tiga unsur biaya sebagai berikut : a. Bahan langsung adalah semua beban yang membentuk bagian integral dari bahan jadi dan dapat dimasukan langsung dalam kalkulasi biaya produk. b. Pekerja atau tenaga kerja langsung adalah karyawan yang dikerahkan untuk mengubah bahan langsung menjadi barang jadi. c. Overhead pabrik adalah biaya dari bahan tidak langsung, pekerja tidak langsung, dan semua biaya produksi lainnya yang tidak dibebankan langsung pada suatu produk tertentu. d. Bahan tidak langsung adalah bahan bahan yang dibutuhkan guna menyelesaikan suatu produk, tetapi pemakaiannya sedemikian kecil, atau sedemikian rutin, sehingga tidak dianggap sebagai bahan langsung yang tidak berguna atau tidak ekonomis. e. Pekerja tidak langsung adalah para karyawan yang dikerahkan dan tidak secara langsung mempengaruhi pembuatan atau pembentukan barang jadi.

7 12 2) Beban komersial dibagi ke dalam dua kelompok besar, yaitu : a. Beban pemasaran (distribusi dan penjualan), dimulai pada saat biaya produksi berakhir yaitu pada saat proses produksi diselesaikan dan barang barang sudah dalam kondisi siap untuk dijual. Beban ini meliputi beban penjualan dan pengiriman. b. Beban administrasi meliputi beban yang dikeluarkan dalam mengatur dan mengendalikan organisasi. Dari uraian diatas, dapat disimpulkan biaya operasional adalah biaya yang digunakan oleh perusaahan untuk membiayai kegiatan pokok perusahaan yang terdiri dari biaya produksi, biaya penjualan, dan biaya administrasi Tujuan Biaya Operasional Adapun maksud dari semua biaya biaya ini dijalankan oleh pihak perusahaan, karena biaya ini mempunyai hubungan langsung dari kegiatan utama perusaahan. Menurut Assauri (2004:12), menjelaskan bahwa tujuan biaya operasi adalah : 1. Mengkoordinasikan dan mengendalikan arus masukan (input) dan keluaran (output), serta mengelola penggunaan sumber sumber daya yang dimiliki agar kegiatan dan fungsi operasional dapat lebih efektif. 2. Untuk mengambil keputusan, akuntansi biaya menyediakan informasi biaya masa yang akan datang (future cost) karena pengambilan keputusan berhubungan dengan masa depan. Informasi biaya masa yang akan datang tersebut jelas tidak diperoleh dari catatan karena memang tidak dicatat,

8 13 melainkan diperoleh dari hasil peramalan. Proses pengambilan keputusan khusus ini sebagian besar merupakan tugas manajemen perusahaan dengan memanfaatkan informasi biaya tersebut. 3. Digunakan sebagai pegangan atau pedoman bagi seorang manajer di dalam melakukan kegiatan kegiatan perusahaan yang telah direncanakan perusahaan Persediaan Persediaan merupakan aktiva yang penting bagi perusahaan, setiap perusahaan selalu membutuhkan persediaan dalam menunjang kelancaran produksinya. Persediaan membutuhkan pengelolaan yang baik agar persediaan yang dimiliki oleh perusahaan sesuai dengan kebutuhan Pengertian Persediaan Persediaan merupakan unsur yang paling penting dalam kegiatan sebuah perusahaan, karena persediaan merupakan salah satu faktor yang menentukan kelancaran produksi dan penjualan. Pengertian persediaan menurut Ristono (2009:1) sebagai berikut: Persediaan dapat diartikan sebagai barang-barang yang disimpan untuk digunakan atau dijual pada masa atau periode yang akan datang. Sedangkan menurut Manullang dan Sinaga (2005;50) sebagai berikut: Persediaan merupakan sejumlah bahan atau barang yang disediakan oleh perusahaan baik berupa barang jadi, bahan mentah maupun barang dalam proses yang disediakan untuk menjaga kelancaran operasi perusahaan demi memenuhi permintaan konsumen setiap waktu.

9 14 Berdasarkan pengertian persediaan diatas dapat disimpulkan bahwa persediaan adalah barang yang simpan oleh perusahaan baik berupa bahan mentah, barang setengah jadi maupun barang jadi untuk digunakan atau dijual. Persediaan merupakan salah satu faktor yang menentukan kelancaran produksi dan penjualan, oleh karena itu persediaan harus dikelola secara tepat. Dalam hal ini perusahaan harus dapat menentukan jumlah persediaan optimal, sehingga di satu sisi kontinuitas produksi dapat terjaga dan pada sisi lain perusahaan dapat memperoleh keuntungan, karena perusahaan dapat memenuhi setiap permintaan yang datang. Persediaan merupakan aktiva yang penting dalam perusahaan dan mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap laporan laba rugi dan neraca. Oleh karena itu, pengelolaan dan pengendalian persediaan perlu dilakukan dengan sebaikbaiknya Klasifikasi persediaan Dalam suatu perusahaan persediaan dapat diklasifikasikan dalam beberapa kategori, tergantung pada jenis kegiatan usaha perusahaan baik perusahaan dagang maupun perusahaan manufaktur. Menurut Jusup (2005:184) klasifikasi persediaan adalah sebagai berikut: 1. Perusahaan dagang, yaitu persediaan barang dagangan. 2. Perusahaan Manufaktur, yaitu : a Persediaan bahan baku (raw material) b Persediaan barang dalam proses (work in process) c Persediaan barang jadi (finished goods)

10 15 Dalam perusahaan dagang, klasifikasi persediaannya hanya satu yaitu persediaan barang dagangan, dimana persediaan tersebut adalah persediaan barang yang siap untuk dijual kepada pelanggan dalam satu kegiatan normal perusahaan. Sedangkan perusahaan industri tidak membeli barang dagangan yang siap dijual, namun membeli berbagai bahan baku dan komponen-komponen dan mengubahnya menjadi barang jadi yang siap untuk dijual. Persediaan pada perusahaan industri diklasifikasikan sebagai berikut: a) Persediaan Bahan baku (Raw materials inventory) Adalah barang-barang yang dimiliki untuk dipergunakan dalam aktivitas proses produksi yang merupakan bagian terbesar yang terkandung didalam produk tersebut. b) Persediaan Barang Dalam Proses (Work in process inventory) Merupakan barang-barang yang pada tanggal penyusunan neraca belum selesai dikerjakan dan perlu pengerjaan lebih lanjut. c) Persediaan Barang Jadi (Finished goods inventory) Persediaan barang jadi adalah barang-barang yang sudah selesai diproduksi dan menunggu untuk dijual Fungsi Persediaan Persediaan merupakan salah satu bagian dari harta perusahaan yang penting, karena sangat berperan dalam kelancaran proses produksi yang merupakan bagian dari aktivitas perusahaan. Oleh karena itu, persediaan tersebut harus direncanakan, dikelola, dan diawasi dengan sebaik-baiknya, baik kuantitas maupun kualitasnya sehingga diharapkan dapat memenuhi permintaan pasar dan memenuhi kebutuhan

11 16 perusahaan. Menurut Rangkuti (2009) menyatakan bahwa fungsi utama persediaan yaitu : 1. Fungsi Decoupling 2. Fungsi Economic Lot Sizing 3. Fungsi Antisipasi Dari istilah diatas dapat di uraikan sebagai berikut : 1. Fungsi Decoupling adalah persediaan yang memungkinkan perusahaan dapat memenuhi permintaan langganan tanpa tergantung pada supplier. Persediaan bahan mentah diadakan agar perusahaan tidak akan sepenuhnya tergantung pada pengadaannya dalam hal kuantitas dan waktu pengiriman. Persediaan barang dalam proses diadakan agar departemen-departemen dan prosesproses individual perusahaan terjaga kebebasannya. Persediaan barang jadi diperlukan untuk memenuhi permintaan produk yang tidak pasti dari para langganan. Persediaan yang diadakan untuk menghadapi fluktuasi permintaan konsumen yang tidak dapat diperkirakan atau diramalkan disebut fluctuations stock. 2. Fungsi Economic Lot Sizing. Persediaan lot size ini perlu mempertimbangkan penghematan-penghematan atau potongan pembelian., biaya pengangkutan per unit menjadi lebih murah dan sebagainya. Hal ini disebabkan karena perusahaan melakukan pembelian dalam kuantitas yang lebih besar, dibandingkan dengan biaya-biaya yang timbul karena besarnya persediaan (biaya sewa gudang, investasi, resiko, dan sebagainya).

12 17 3. Fungsi Antisipasi. Apabila perusahaan menghadapi fluktuasi permintaan yang dapat diperkirakan dan diramalkan berdasarkan pengalaman atau data-data masa lalu, yaitu permintaan musiman. Dalam hal ini perusahaan dapat mengadakan persediaan musiman (seasional inventories) Penilaian Persediaan Penilaian persediaan diperlukan untuk menghitung persediaan akhir yang dilaporkan di neraca dan harga pokok penjualan yang akan dilaporkan dalam laba/rugi. Persediaan barang dagangan bisa dihitung dengan menggunakan beberapa metode penilaian persediaan diantaranya adalah metode FIFO (First In First Out), LIFO (Last In First Out), dan metode biaya rata-rata (Average cost method). Seperti yang dikemukakan oleh Warren et al. (2005:476) yang diterjemahkan oleh Aria Farahmita, Amanugrahani, dan Taufik Hendrawan sebagai berikut: Ada 3 asumsi arus biaya yang umum dalam bisnis adalah: 1. LIFO 2. FIFO 3. Metode biaya rata-rata Setiap metode biasanya menghasilkan jumlah harga pokok penjualan dan persediaan akhir barang dagangan yang berbeda. Jadi, pemilihan asumsi arus biaya secara langsung mempengaruhi laporan laba rugi neraca. Adapun penjelasan dari kutipan diatas adalah sebagai berikut: 1. FIFO (First In First Out)

13 18 Yaitu metode dimana barang-barang yang paling awal masuk dikeluarkan paling awal juga sehingga persediaan akhir dinilai dengan harga-harga yang terakhir masuk. Metode ini mengasumsikan bahwa barang-barang yang paling lama di gudang (berarti barang dagangan yang dibeli pertama kalinya) yang akan dijual terlebih dahulu dan barang-barang yang dibeli terakhir akan menjadi persediaan akhir. 2. LIFO (Last In First Out) Yaitu metode dimana barang-barang yang paling terakhir masuk dikeluarkan paling pertama sehingga persediaan akhir dinilai dengan harga-harga pembelian yang paling awal. Metode ini mengasumsikan bahwa barangbarang dagangan yang dibeli atau diproduksi terakhir maka akan dijual atau digunakan terlebih dahulu dan barang-barang yang dibeli pertama kali akan menjadi persediaan akhir. 3. Metode biaya rata-rata (Average cost method) Yaitu metode dimana persediaan akhir dinilai berdasarkan harga rata-rata dari seluruh pembelian yang pernah dialami yaitu nilai rupiah seluruh pembelian dibagi dengan jumlah barang yang dibeli. Biaya pokok rata-rata tertimbang ditentukan dengan membagi jumlah biaya perolehan dari setiap komoditas yang tersedia untuk dijual Manajemen Persediaan Setiap perusahaan baik itu perusahaan manufaktur maupun jasa selalu memerlukan persediaan. Perusahaan yang melakukan kegiatan produksi atau manufaktur akan memiliki 3 jenis persediaan, yaitu persediaan bahan baku,

14 19 persediaan barang setengah jadi dan persediaan barang jadi. Sedangkan perusahaan dagang memiliki satu jenis persediaan, yaitu persediaan barang dagangan. Tanpa adanya persediaan, para manajer akan dihadapkan pada risiko bahwa perusahaannya pada suatu waktu tidak dapat memenuhi permintaan konsumen, sehingga harus dilakukan manajemen terhadap persediaan. Pengertian manajemen persediaan menurut Ristono (2009:4) adalah sebagai berikut: Kegiatan dalam memperkirakan jumlah persediaan (bahan baku/penolong) yang tepat, dengan jumlah yang tidak terlalu besar dan tidak pula kurang atau sedikit dibandingkan dengan kebutuhan atau permintaan. Pengendalian pengadaan persediaan perlu diperhatikan karena berkaitan langsung dengan biaya yang harus ditanggung perusahaan sebagai akibat adanya persediaan. Oleh sebab itu, persediaan yang ada harus seimbang dengan kebutuhan, karena persediaan yang terlalu banyak akan mengakibatkan perusahaan menaggung risiko kerusakan dan biaya penyimpanan yang tinggi di samping biaya investasi yang besar. Tetapi jika terjadi kekurangan persediaan akan berakibat terganggunya kelancaran dalam proses produksi Tujuan Pengelolaan Persediaan Suatu pengendalian persediaan yang dijalankan oleh suatu perusahaan sudah tentu memiliki tujuan-tujuan tertentu. Pengendalian persediaan yang dijalankan adalah untuk menjaga tingkat persediaan pada tingkat yang optimal. Hal ini dianggap penting agar dapat menunjukkan tingkat persediaan yang sesuai dengan kebutuhan dan dapat menjaga kontinuitas produksi dengan pengorbanan atau pengeluaran biaya yang ekonomis.

15 20 Tujuan pengelolaan persediaan menurut Ristono (2009:4) adalah sebagai berikut: 1. Untuk dapat memenuhi kebutuhan atau permintaan konsumen dengan cepat (memuaskan konsumen). 2. Untuk menjaga kontinuitas produksi atau menjaga agar perusahaan tidak mengalami kehabisan persediaan yang mengakibatkan terhentinya proses produksi, hal ini dikarenakan alasan: a. Kemungkinan barang (bahan baku dan penolong) menjadi langka sehingga sulit untuk diperoleh. b. Kemungkinan Supplier terlambat mengirimkan barang yang dipesan. 3. Untuk mempertahankan dan bila mungkin meningkatkan penjualan dan laba perusahaan. 4. Menjaga agar pembelian secara kecil-kecilan dapat dihindari, karena dapat mengakibatkan ongkos pesan menjadi besar. 5. Menjaga supaya penyimpanan dalam emplacement tidak besar-besaran. Karena akan mengakibatkan biaya menjadi besar Biaya-biaya Persediaan Bagi perusahaan yang melakukan kegiatan produksi, persediaan (bahan baku dan penolong) merupakan faktor yang paling utama karena tanpa persediaan yang cukup produksi akan terhambat. Besar kecilnya persediaan yang dimiliki sangat tergantung pada kebijakan perusahaan, dan hal ini ditentukan dengan pertimbangan tertentu, salah satunya adalah faktor biaya. Biaya yang dikeluarkan bukan hanya biaya penyimpanan persediaan di gudang, melainkan harus

16 21 diperhitungkan pula biaya yang dikeluarkan mulai dari pemesanan sampai barang tersebut masuk ke dalam proses produksi dan kembali ke gudang sebagai barang jadi. Menurut Ristono (2009:22) menyatakan bahwa biaya persediaan adalah sebagai berikut: 1. Ongkos pembelian (Purchase cost) 2. Ongkos pemesanan atau biaya persiapan (Order cost/set up cost) 3. Ongkos simpan (Carrying cost/holding cost/storage cost) 4. Biaya kekurangan persediaan (Stockout cost) Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut: 1. Ongkos pembelian (Purchase cost) Ongkos pembelian adalah harga per unit apabila item dibeli dari pihak luar, atau biaya produksi per unit apabila di produksi dalam perusahaan. Penetapan dari biaya pembelian ini tergantung dari pihak penjualan barang atau bahan sehingga pihak pembeli hanya bisa mengikuti fluktuasi harga barang yang ditetapkan oleh pihak penjual. 2. Ongkos pemesanan atau biaya persiapan (Order cost/set up cost) Ordering cost adalah biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan pemesanan barang ke supplier. Besar kecilnya biaya pemesanan sangat tergantung pada frekuensi pesanan, semakin sering memesan barang maka biaya yang dikeluarkan akan semakin besar dan sebaliknya. Semakin besar jumlah yang dipesan dalam sekali pesan maka biaya pesan per unit akan

17 22 turun. Semakin sedikit jumlah yang dipesan dalam sekali pesan maka akan semakin besar biaya pesan per unit. 3. Ongkos simpan (Carrying cost/holding cost/storage cost) Ongkos simpan adalah semua biaya yang timbul akibat penyimpanan barang maupun bahan (Diantaranya: fasilitas penyimpanan, sewa gudang, keusangan, asuransi, pajak dan lain-lain). Besar kecilnya biaya simpan sangat tergantung pada jumlah rata-rata barang yang disimpan di gudang. Semakin banyak rata-rata persediaan, maka biaya simpan juga akan besar dan sebaliknya. Termasuk dalam biaya simpan antara lain adalah: a. Biaya sewa atau penggunaan gudang. b. Biaya pemeliharaan barang. c. Biaya pemanasan atau pendingin, bila untuk menjaga ketahanan barang dibutuhkan factor pemanas atau pendingin d. Biaya menghitung dan menimbang barang. Biaya simpan merupakan biaya yang besarnya berubah-ubah tergantung pada volume persediaan. 4. Biaya kekurangan persediaan (Stockout cost) Biaya kekurangan persediaan adalah konsekuensi ekonomi atas kekurangan dari luar maupun dari dalam perusahaan. Kekurangan dari luar terjadi apabila pesanan konsumen tidak dapat dipenuhi. Sedangkan kekurangan dari dalam terjadi apabila departemen tidak memenuhi kebutuhan departemen yang lain.

18 Pengendalian Persediaan Pengelolaan persediaan mengandung banyak risiko seperti apabila terlalu banyak akan mengundang biaya penyimpanan sedangkan apabila terlalu sedikit akan mengganggu kelancaran operasi perusahaan. Oleh karena itu, persediaan harus dikendalikan secara efektif dan sebaik-baiknya. Pengertian persediaaan menurut Rangkuti (2009:19) adalah sebagai berikut: Pengendalian persediaan adalah tindakan yang sangat penting dalam menghitung berapa jumlah optimal tingkat persediaan yang diharuskan, serta kapan saat mulai mengadakan pemesanan kembali. Sedangkan menurut Mulyadi (2009:164) adalah sebagai berikut: Pengendalian persediaan meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan terutama untuk menjaga kekayaan organisasi dan mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi. Dari kedua definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pengendalian persediaan adalah tindakan yang dilakukan dalam usaha untuk menjaga persediaan dalam tingkat yang optimal dan untuk menjaga harta kekayaan perusahaan. 1) Metode Analisis ABC (Activity Based Costing) Upaya mengatasi situasi dimana persediaan yang dikendalikan jumlahnya sangat banyak, adalah bijaksana apabila keputusan pengendalian persediaan dimulai dengan membuat klasifikasi atas persediaan yang ada. Klasifikasi persediaan biasanya dilakukan dengan membuat klasifikasi ABC. Pengertian analisis ABC menurut Ristono (2009:15) adalah sebagai berikut: ABC analisis mengklasifikasikan persediaan dalam tiga kategori, yaitu: A,B dan C dengan basis volume penggunaan biaya persediaan dalam setahun.

19 24 Persediaan yang termasuk kelas A, merupakan barang yang paling penting untuk perusahaan (Fast moving), untuk itu perlu diperhatikan secara lebih baik. Berikutnya adalah kelas B, yang mencakup barang-barang yang relative kurang penting bagi perusahaan. Persediaan yang termasuk kelas C merupakan persediaan kategori Slow moving yang jumlah persediaannya tidak perlu terlalu besar. Dengan metode ini manajemen menitikberatkan pada kelompok A yang bernilai strategis bagi perusahaan. Apabila pengelolaan kelompok A tidak tepat akan berakibat sangat besar bagi kelangsungan perusahaan. 2) Metode EOQ (Economic Ordering Quantity) Metode EOQ merupakan model klasik dalam penetuan jumlah pemesanan yang paling ekonomis. Model EOQ dapat dikembangkan secara aljabar maupun grafik. Pengertian metode EOQ (Economic ordering quantity) menurut Weston dan Brigham (2005:508) yang diterjemahkan oleh Alfonsus Sirait adalah sebagai berikut: Kuantitas pesanan yang ekonomis adalah kuantitas persediaan yang optimal, atau yang menyebabkan biaya persediaan mencapai titik terendah. 3) Metode Just In Time (JIT) JIT pada dasarnya berusaha menghilangkan semua biaya (pemborosan) yang tidak memberikan nilai tambah terhadap produk yang dihasilkan. metode ini memiliki tujuan untuk meminimalkan persediaan, sehingga akan mengakibatkan biaya penyimpanan menjadi minimal. Metode ini

20 25 mensyaratkan bahwa jika memungkinkan persediaan hanya ada pada saat dibutuhkan dan pada waktu yang tepat saja. Pengertian Just in Time (JIT) menurut Yamit (2005:193) adalah sebagai berikut: Just-in-time adalah usaha-usaha untuk meniadakan pemborosan dalam segala bidang produksi, sehingga dapat menghasilkan dan mengirimkan produk akhir tepat waktu untuk dijual Laba Pengertian Laba Untuk mendapatkan pengertian yang lebih jelas mengenai laba, penulis akan mengemukakan beberapa pengertian laba yang dinyatakan para ahli. Pengertian laba yang diungkapkan oleh Baridwan (2009:3) bahwa laba (Gain) adalah kenaikan modal (aktiva bersih) yang berasal dari transaksi sampingan atau transaksi yang jarang terjadi dari suatu badan usaha, dan dari semua transaksi atas kejadian lain yang mempengaruhi badan usaha selama satu periode kecuali yang timbul dari pendapatan (revenue) atau investasi dari pemilik. Menurut Anthony et al. (2009:201) definisi laba adalah salah satu sasaran penting bagi orang yang berorientasi laba ialah menghasilkan laba, oleh karena itu laba dapat dipakai sebagai tolak ukur efektivitas. Laba adalah selisih antara pendapatan (ukuran keluaran) dengan pengeluaran (ukuran masukan), maka laba juga merupakan ukuran efisiensi, jadi laba merupakan ukuran efektivitas maupun efisiensi. Berdasarkan beberapa definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa laba merupakan tujuan akhir dari suatu operasi perusahaan karena laba merupakan

21 26 tujuan yang paling menguntungkan dan merupakan tolak ukur efektivitas. Laba merupakan hasil yang didapat dari pendapatan setelah dikurangi pengeluaranpengeluaran Jenis-jenis laba Terdapat beberapa jenis laba yang bisa digunakan dalam akuntansi, diantaranya sebagai berikut : 1. Laba Kotor Laba kotor merupakan hasil selisih dari hasil penjualan netto dikurangi dengan harga pokok barang yang dijual. Menurut Niswonger et al. (2000) mengungkapkan bahwa Laba kotor merupakan perbedaan antara pendapatan bersih dari penjualan dan harga pokok penjualan. Dalam pengertian ini laba kotor dianggap dapat menutupi biaya operasional perusahaan. Seandainya laba kotor ini tidak dapat memenuhi biaya operasional yang terdiri dari biaya penjualan dan biaya administrasi maka berarti perusahaan menderita kerugian. Dari definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa laba kotor merupakan nilai lebih yang diperoleh perusahaan atas hasil penjualan yang diterima dari harga pokok barang yang dijual. Dengan meningkatnya penjualan ataupun menurunnya biaya produksi, maka pencapaian laba kotor akan maksimal. 2. Laba Operasi Laba dari operasi merupakan penghasilan yang diperoleh dari penjualan hasil operasi perusahaan dalam suatu periode akuntansi tertentu dikurangi

22 27 biaya operasional termasuk harga pokok barang yang dijual. Hal ini selaras dengan pendapat Soemarso (2004:230) bahwa Laba usaha (income from operation) adalah laba yang diperoleh semata-mata dari kegiatan utama perusahaan. Cara untuk menentukan rasio pencapaian target laba operasi dilakukan dengan cara mencari persentase dari perbandingan antara realisasi laba operasi terhadap anggaran laba operasi. 3. Laba Bersih Pengertian laba bersih menurut Soemarso (2004:252) yaitu : Selisih lebih semua pendapatan dan keuntungan terhadap semua biaya dan kerugian, jumlah ini merupakan kenaikan bersih terhadap modal. Laba bersih dibagi menjadi : a. Laba bersih sebelum pajak, yaitu selisih lebih pendapatan dan keuntungan terhadap semua biaya dan kerugian yang merupakan kenaikan bersih atas modal, sebelum dikurangi beban pajak. b. Laba bersih setelah pajak, yaitu selisih lebih pendapatan atas biaya-biaya yang dibebankan yang merupakan kenaikan bersih atas modal, setelah dikurangi beban pajak. 4. Saldo Laba Saldo laba merupakan jumlah akumulasi laba bersih dari sebuah perseroan terbatas dikurangi distribusi laba (income distribution) yang dilakukan.

23 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Laba Menurut Mulyadi, (2009:513) Laba dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu: 1. Biaya Biaya yang timbul dari perolehan atau mengolah jasa akan mempengaruhi harga jual jasa yang bersangkutan. 2. Harga jual Harga jual jasa akan mempengaruhi besarnya volume jasa yang bersangkutan. 3. Volume penjualan dan produksi Besarnya volume penjualan berpengaruh terhadap volume produksi akan mempengaruhi besar kecilnya biaya produsi. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan, bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi laba adalah volume produk yang dijual, harga jual produk dan biaya. Biaya menentukan harga jual untuk mencapai tingkat laba yang dikehendaki, harga jual mempengaruhi volume produksi, sedangkan volume produksi mempengaruhi harga Kegunaan Dan Tujuan Laba Menurut Suwardjono, (2005:456) Laba akuntansi dengan berbagai interpretasinya diharapkan dapat digunakan antara lain sebagai: 1. Indikator efisiensi penggunaan dana yang tertanam dalam perusahaan yang diwujudkan dalam tingkat kembalian atas investasi (rate of retun on inuested capital).

24 29 2. Pengukur prestasi atau kinerja badan usaha dan manajemen. 3. Dasar penentuan besarnya pengenaan pajak. 4. Alat pengendalian alokasi sumber daya ekonomik suatu negara. 5. Dasar penentuan dan penilaian kelayakan tarif dalam perusahaan publik. 6. Alat pengendalian terhadap debitor dalam kontrak utang. 7. Dasar kompensasi dan pembagian bonus. 8. Alat motivasi manajemen dalam pengendalian perusahaan. 9. Dasar pembagian dividen. Dari pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa laba merupakan penentu kinerja dari suatu perusahaan pada periode tertentu dan menghasilkan informasi untuk periode berikutnya Pengukuran Laba Menurut Hendriksen (2002), untuk mengukur laba dapat digunakan dua pendekatan yaitu: 1. Pendekatan transaksi (Transaction approach) Pendekatan transaksi merupakan pendekatan yang konvensional yang digunakan oleh akuntan dalam mengukur laba. Dalam pendekatan ini meliputi pencatatan perubahan penilaian asset dan liabilities yang merupakan akibat dari adanya transaksi yang bersifat internal maupun eksternal. Prosedur umum dalam pendekatan ini adalah mencatat pengakuan penilaian revenue dan expense yang di dapat dari transaksi dan membandingkan selama periode tertentu.

25 30 2. Pendekatan aktivitas (Activity approach) Pendekatan aktivitas merupakan pengukuran laba yang lebih memfokuskan pada deskripsi aktivitas dari pada perusahaan, income, atau laba diasumsikan diperoleh dari aktiva perusahaan, misalnya pada saat perencanaan, pembelian, produksi, dan proses penjualan. Perbedaan utama dengan pendekatan transaksi berdasarkan proses pelaporan yang mengukur peristiwa eksternal yaitu transaksi Hubungan Biaya Operasional Dengan Laba Perusahaan Laba umumnya diidentikkan dengan prestasi sebuah perusahaan, karena bagaimanapun laba merupakan salah satu tujuan perusahaan baik jangka pendek maupun jangka panjang. Tindakan yang dapat dilakukan perusahaan untuk memperoleh laba adalah dengan meningkatkan pendapatan atau melakukan pengendalian terhadap biaya-biaya yang dikeluarkan. Namun secara intern, pihak manajemen hanya dapat mengendalikan komponen biaya karena pada komponen kuantitas penjualan yang akan mempengaruhi pendapatan, besarnya sangat bergantung pada konsumen. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Jusuf (2008:33) Bila perusahaan dapat menekan biaya operasional, maka perusahaan akan dapat meningkatkan laba bersih. Demikian juga sebaliknya, bila terjadi pemborosan biaya (seperti pemakaian alat kantor yang berlebihan) akan mengakibatkan menurunnya net profit. Laba merupakan salah satu komponen terpenting dalam menjalankan roda perusahaan. Laba merupakan selisih antara pendapatan dengan biaya-biaya yang dikeluarkan. Untuk memperoleh laba yang maksimum diperlukan pengelolaan

26 31 yang baik terhadap sejumlah biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan. Besarnya biaya operasional merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi laba perusahaan. Biaya operasional dalam perusahaan manufaktur dibagi tiga yaitu biaya produksi, biaya penjualan, biaya administrasi. Ketiga elemen biaya ini saling berkaitan satu sama lain. Pengelolaan yang efektif terhadap ketiga elemen biaya ini akan berpengaruh terhadap besarnya biaya operasional dan laba perusahaan. Memperbesar jumlah pendapatan berarti memerlukan penggunaan biaya yang lebih besar. Oleh karena itu penggunaan biaya operasional harus disesuaikan, karena jika tidak terkontrol akan mengakibatkan penurunan jumlah perolehan laba. Berdasarkan uraian diatas, secara teoritis biaya operasional yang dikeluarkan oleh perusahaan berpengaruh terhadap pencapaian laba perusahaan Penelitian Terdahulu (Studi Empiris) Nasution dan Lisa Marlina (2013) meneliti pengaruh biaya operasional terhadap laba bersih pada Bank Swasta Nasional yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode Hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa beban bunga, beban administrasi dan umun, beban tenaga kerja mempunyai pengaruh terhadap laba bersih perusahaan Bank Swasta Nasional di Bursa Efek Indonesia. Pebriyanti (2013) meneliti pengaruh biaya operasional terhadap laba bersih dengan perputaran persediaan sebagai variabel pemoderasi pada PT. Petro Multi Guna Tanjungpinang tahun Hasil penelitian tersebut menyatakan semakin besar biaya operasional maka semakin sedikit laba yang akan diterima dan semakin cepat perputaran persediaan yang terjadi maka semakin besar laba

27 32 yang akan diperoleh. Perputaran persediaan tidak memoderasi hubungan antara efisiensi biaya operasional dengan laba bersih. 2.2 Rerangka Pemikiran Rerangka pemikiran adalah suatu tinjauan mengenai apa yang diteliti yang dituangkan dalam sebuah bagan yang menjadi alur pemikiran penelitian. Kerangka pikir dari penelitian ini adalah sebagai berikut: Biaya Angkut Pembelian Perputaran Persedian (PP) Biaya Operasional BOO) 2.3 Perumusan Hipotesis Biaya Crane & Forklift Biaya Portal & Pelabuhan Biaya Pembantu & Gambar 1 Rerangka Pemikiran Laba Bersih (LB) Sugiyono (2010:51) mengatakan hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian karena jawaban yang didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang akan diperoleh melalui pengumpulan data. Mengacu pada rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut: H1 H2 : Biaya operasional mempengaruhi laba bersih perusahaan. : Perputaran persediaan memoderasi pengaruh biaya operasional terhadap laba bersih perusahaan.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Persediaan merupakan suatu aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode usaha tertentu, atau persediaan barang-barang yang masi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Akuntansi Menurut (Jerry J.Weygandt 2007:5) pengertian akuntansi adalah : Suatu sistem informasi yang mengidentifikasikan, mencatat, dan mengkomunikasikan peristiwa-peristiwa

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Masalah umum pada suatu model persediaan bersumber dari kejadian yang dihadapi setiap saat dibidang usaha, baik dagang ataupun industri.

Lebih terperinci

BAB 6 MANAJEMEN PERSEDIAAN

BAB 6 MANAJEMEN PERSEDIAAN BAB 6 MANAJEMEN PERSEDIAAN Perusahaan memiliki persediaan dengan tujuan untuk menjaga kelancaran usahanya. Bagi perusahaan dagang persediaan barang dagang memungkinkan perusahaan untuk memenuhi permintaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persediaan Penilaian atas persediaan akan memberikan akibat langsung terhadap penentuan income dan penyajian arus kas. Persediaan merupakan salah satu aktiva yang sangat penting

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN. Setiap perusahaan, baik itu perusahaan jasa maupun perusahaan manufaktur,

BAB II BAHAN RUJUKAN. Setiap perusahaan, baik itu perusahaan jasa maupun perusahaan manufaktur, BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Persediaan Setiap perusahaan, baik itu perusahaan jasa maupun perusahaan manufaktur, selalu memerlukan persediaan, tanpa adanya persediaan, para pengusaha akan dihadapkan pada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Setiap perusahaan, apakah perusahaan itu perusahaan jasa ataupun perusahaan manufaktur, selalu memerlukan persediaan. Tanpa adanya persediaan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. klaim dalam bentuk uang terhadap pihak lainnya, termasuk individu,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. klaim dalam bentuk uang terhadap pihak lainnya, termasuk individu, BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Piutang a. Pengertian Menurut Warren (2005 : 392) Piutang (receivables) meliputi semua klaim dalam bentuk uang terhadap pihak lainnya, termasuk individu,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep, Konstruksi, dan Variabel Penelitian 2.1.1 Biaya Produksi Menurut Hansen dan Mowen (2012: 47), Biaya adalah kas atau nilai setara kas yang dikorbankan untuk mendapatkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan hal yang paling penting bagi manajemen perusahaan sebagai basis data biaya untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan salah satu pengkhususan dalam akuntansi, sama halnya dengan akuntansi keuangan, akuntansi pemerintahan, akuntansi pajak, dan sebagainya.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Persediaan Persediaan merupakan komponen penting dalam suatu kegiatan produksi maupun distribusi suatu perusahaan. Persediaan digunakan sebagai cadangan atau simpanan pengaman

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tertutup, lapangan, gudang terbuka, atau tempat-tempat penyimpanan lain, baik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tertutup, lapangan, gudang terbuka, atau tempat-tempat penyimpanan lain, baik BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis I. Persediaan 1. Pengertian Persediaan Persediaan adalah barang-barang yang biasanya dapat dijumpai di gudang tertutup, lapangan, gudang terbuka, atau tempat-tempat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Persediaan Persediaan dalam perusahaan mempunyai kedudukan yang sangat penting baik dalam jumlah maupun dalam peranannya. Jumlah (nilai) persediaan pada umumnya relatif

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Klasifikasi Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya merupakan salah satu pengeluaran yang pasti dalam suatu perusahaan, oleh karenanya, biaya sangat diperlukan dalam

Lebih terperinci

Berupa persediaan barang berwujud yang digunakan dalam proses produksi. Diperoleh dari sumber alam atau dibeli dari supplier

Berupa persediaan barang berwujud yang digunakan dalam proses produksi. Diperoleh dari sumber alam atau dibeli dari supplier Hand Out Manajemen Keuangan I Disusun oleh Nila Firdausi Nuzula Digunakan untuk melengkapi buku wajib Inventory Management Persediaan berguna untuk : a. Menghilangkan resiko keterlambatan datangnya bahan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persediaan Semua jenis perusahaan baik itu perusahaan manufaktur, perusahaan jasa dan perusahaan dagang memiliki persediaan sebagai aktiva lancar. Persediaan bagi perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya mengukur dan melaporkan setiap informasi keuangan dan non keuangan yang terkait dengan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Akuntani Biaya 1. Pengertian biaya Biaya merupakan salah satu faktor penting yang harus diperhatikan dalam proses produksi dalam satu perusahaan manufaktur. Terdapat

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Persediaan Persediaan dapat diartikan sebagai aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode tertentu, atau persediaan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN 7 BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya melengkapi manajemen menggunakan perangkat akuntansi untuk kegiatan perencanaan dan pengendalian, perbaikan mutu dan efisiensi serta membuat keputusan

Lebih terperinci

Definisi akuntansi biaya dikemukakan oleh Supriyono (2011:12) sebagai

Definisi akuntansi biaya dikemukakan oleh Supriyono (2011:12) sebagai BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi secara garis besar dapat dibagi menjadi dua tipe yaitu akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen.akuntansi biaya bukan merupakan tipe akuntansi tersendiri

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Biaya Informasi biaya sangat bermanfaat bagi manajemen perusahaan. Diantaranya adalah untuk menghitung harga pokok produksi, membantu manajemen dalam fungsi perencanaan dan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. selalu mengupayakan agar perusahaan tetap dapat menghasilkan pendapatan yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. selalu mengupayakan agar perusahaan tetap dapat menghasilkan pendapatan yang BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Biaya Setiap perusahaan yang berorientasi pada peningkatan pendapatan akan selalu mengupayakan agar perusahaan tetap dapat menghasilkan pendapatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan bagian akuntansi yang mencatat berbagai macam biaya, mengelompokkan, mengalokasikannya

Lebih terperinci

2.1.2 Jenis-jenis Persediaan Menurut Carter (2006:40) Jenis-jenis persediaan pada perusahaan manufaktur adalah sebagai berikut :

2.1.2 Jenis-jenis Persediaan Menurut Carter (2006:40) Jenis-jenis persediaan pada perusahaan manufaktur adalah sebagai berikut : BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Persediaan dan Jenis-jenis Persediaan 2.1.2 Pengertian Persediaan Persediaan adalah bagian utama dalam neraca dan sering kali merupakan perkiraan yang nilainya cukup

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Persediaan merupakan elemen yang penting bagi keseluruhan aktiva lancar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Persediaan merupakan elemen yang penting bagi keseluruhan aktiva lancar BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persediaan Persediaan merupakan elemen yang penting bagi keseluruhan aktiva lancar yang dimiliki oleh perusahaan baik perusahaan dagang maupun perusahaan manufaktur. Perbedaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Persediaan 1. Pengertian Persediaan Persediaan adalah barang yang dibeli/diproduksi/dimiliki oleh perusahaan yang akan dijual kembali sebagai aktivitas atau kegiatan normal perusahaan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pengendalian Pengendalian merupakan kebijaksanaan, prosedur dan praktik yang diterapkan oleh manajemen untuk mengelola perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dalam bidang perekonomian khususnya dalam bidang usaha

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dalam bidang perekonomian khususnya dalam bidang usaha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Persaingan dalam bidang perekonomian khususnya dalam bidang usaha semakin ketat, setiap perusahaan dituntut untuk lebih teliti dan berhati-hati dalam melaksanakan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN. dagang maupun manufaktur. Bagi perusahaan manufaktur, persediaan menjadi. berpengaruh pada kegiatan produksi dan penjualan.

BAB II BAHAN RUJUKAN. dagang maupun manufaktur. Bagi perusahaan manufaktur, persediaan menjadi. berpengaruh pada kegiatan produksi dan penjualan. BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Semua jenis perusahaan memiliki persediaan, baik itu perusahaan jasa, dagang maupun manufaktur. Bagi perusahaan manufaktur, persediaan menjadi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Persediaan Dalam perusahaan dagang maupun perusahaan manufaktur, persediaan sangat penting dan termasuk bagian aktiva lancar yang aktif. Persediaan (inventory) adalah

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Pengendalian Persediaan Setiap perusahaan, apakah itu perusahaan dagang, pabrik, serta jasa selalu mengadakan persediaan, karena itu persediaan sangat penting. Tanpa adanya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan bagian dari akuntansi keuangan yang membahas mengenai penentuan harga pokok produk. Akuntansi biaya secara khusus berkaitan dengan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Persediaan dapat diartikan sebagai suatu aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Klasifikasi Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya salah satu bagian atau unsure dari harga dan juga unsur yang paling pokok dalam akuntansi biaya, untuk itu perlu

Lebih terperinci

Bab 2 LANDASAN TEORI

Bab 2 LANDASAN TEORI Bab 2 LANDASAN TEORI 1.8 Persediaan 2.1.1 Definisi dan Fungsi Persediaan Masalah umum pada suatu model persediaan bersumber dari kejadian yang dihadapi tiap saat di bidang usaha, baik dagang ataupun industri.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya memberikan informasi biaya yang akan digunakan untuk membantu menetapkan harga pokok produksi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 8 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi Secara umum, akuntansi dapat didefinisikan sebagai sistem informasi yang menghasilkan laporan kepada pihak-pihak yang berkepentingan mengenai aktivitas

Lebih terperinci

BAB II KONSEP PERSEDIAAN DAN EOQ. menghasilkan barang akhir, termasuk barang akhirnya sendiri yang akan di jual

BAB II KONSEP PERSEDIAAN DAN EOQ. menghasilkan barang akhir, termasuk barang akhirnya sendiri yang akan di jual BAB II KONSEP PERSEDIAAN DAN EOQ II.1 Pengertian Persediaan Persediaaan adalah semua sediaan barang- barang untuk keperluan menghasilkan barang akhir, termasuk barang akhirnya sendiri yang akan di jual

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi Biaya merupakan hal yang penting bagi perusahaan manufaktur dalam mengendalikan suatu biaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada perusahaan dagang dan industri, persediaan merupakan aktiva lancar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada perusahaan dagang dan industri, persediaan merupakan aktiva lancar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada perusahaan dagang dan industri, persediaan merupakan aktiva lancar yang relatif besar di neraca dan sebagian aktivitas utama perusahaan berhubungan dengan

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 Definisi dan Fungsi Persediaan Persediaan adalah sunber daya mengganggur (idle resources) yang menunggu proses lebih lanjut. Yang dimaksud proses lanjut tersebut adalah berupa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Secara garis besar bahwa akuntansi dapat diartikan sebagai pencatatan, penggolongan, peringkasan, dan

Lebih terperinci

2.1.2 Tujuan Akuntansi Biaya Menurut Mulyadi (2007:7) akuntansi biaya mempunyai tiga tujuan pokok yaitu:

2.1.2 Tujuan Akuntansi Biaya Menurut Mulyadi (2007:7) akuntansi biaya mempunyai tiga tujuan pokok yaitu: 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan hal yang paling penting bagi manajemen perusahaan sebagai basis data biaya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. penerimaan dengan pengeluaran, tetapi dengan semakin

BAB II LANDASAN TEORI. penerimaan dengan pengeluaran, tetapi dengan semakin BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian dan Jenis-Jenis Anggaran 1. Pengertian Anggaran Pengertian anggaran terus berkembang dari masa ke masa. Dulu anggaran hanya merupakan suatu alat untuk menyeimbangkan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya melengkapi manajemen menggunakan perangkat akuntansi untuk kegiatan perencanaan dan pengendalian, perbaikan mutu dan efisiensi serta membuat keputusan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengendalian internal merupakan kebijakan dan prosedur yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengendalian internal merupakan kebijakan dan prosedur yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengendalian Internal 1. Pengertian Pengendalian Internal Pengendalian internal merupakan kebijakan dan prosedur yang melindungi aktiva dari penyalahgunaan, memastikan bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap usaha yang dijalankan perusahaan bertujuan mencari laba atau

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap usaha yang dijalankan perusahaan bertujuan mencari laba atau BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap usaha yang dijalankan perusahaan bertujuan mencari laba atau profit, seperti usaha dagang, usaha jasa maupun manufaktur berupaya mencapai tujuan yaitu

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan salah satu pengkhususan dalam akuntansi, sama hal nya dengan akuntansi keuangan, akuntansi pemerintahan, akuntansi pajak, dan sebagainya.

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Klasifikasi Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya salah satu bagian atau unsur dari harga pokok dan juga unsur yang paling pokok dalam akuntansi biaya, untuk itu

Lebih terperinci

Anggaran Bahan Baku. Deskripsi Materi :

Anggaran Bahan Baku. Deskripsi Materi : Anggaran Bahan Baku Deskripsi Materi : Mampu menghitung kebutuhan bahan langsung dan membuat anggaran biaya dan pembelian bahan langsung Pemahaman mengenai anggaran rencana dan pengendalian Bahan Baku

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya menyediakan informasi biaya yang akan digunakan untuk membantu menetapkan harga pokok produksi suatu perusahaan. Akuntansi biaya mengukur

Lebih terperinci

Manajemen dan Kebijakan Modal Kerja 1 BAB 5 MANAJEMEN DAN KEBIJAKAN MODAL KERJA

Manajemen dan Kebijakan Modal Kerja 1 BAB 5 MANAJEMEN DAN KEBIJAKAN MODAL KERJA Manajemen dan Kebijakan Modal Kerja 1 BAB 5 MANAJEMEN DAN KEBIJAKAN MODAL KERJA Manajemen dan Kebijakan Modal Kerja 2 PENGERTIAN DAN PENTINGNYA MODAL KERJA Terdapat dua konsep tentang modal kerja yang

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY)

MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY) MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY) KONSEP DASAR Salah satu fungsi manajerial yang sangat penting dalam operasional suatu perusahaan adalah pengendalian persediaan (inventory control), karena kebijakan persediaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biaya Dalam kegiatan perusahaan ada banyak keputusan yang harus diambil oleh manajemen untuk kelangsungan hidup perusahaan. Dalam pengambilan keputusan dibutuhkan informasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah 2.1.1 Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2, dan 3 Tahun 2008 tentang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Persediaan Pada umumnya, persediaan (inventory) merupakan barang dagangan yang utama dalam perusahaan dagang. Persediaan termasuk dalam golongan aset lancar perusahaan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Setiap perusahaan, apakah perusahaan itu perusahaan jasa ataupun perusahaan manufaktur, selalu memerlukan persediaan. Tanpa adanya persediaaan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biaya dan Pengklasifikasian Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya berkaitan dengan semua tipe organisasi baik organisasi bisnis, non bisnis, manufaktur, dagang dan jasa. Dalam

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pentingnya Persediaan Bagi Perusahaan Suatu perusahaan akan selalu mempunyai persediaan, baik persediaan berupa persediaan bahan baku, persediaan barang setengah jadi ataupun persediaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Pengertian dan Fungsi Akuntansi Biaya. 1. Pengertian Akuntansi Biaya

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Pengertian dan Fungsi Akuntansi Biaya. 1. Pengertian Akuntansi Biaya BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian dan Fungsi Akuntansi Biaya 1. Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi berkaitan dengan hal pengukuran, pencatatan dan pelaporan informasi keuangan kepada pihak-pihak

Lebih terperinci

INVESTASI DALAM PERSEDIAAN

INVESTASI DALAM PERSEDIAAN INVESTASI DALAM PERSEDIAAN Persediaan (Inventory) mrpk elemen utama dari Modal Kerja karena : 1. Jml persediaan paling besar dj dibanding dg Modal Kerja lainnya 2. Aktiva yg selalu dlm keadaan berputar,

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN 5 BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan salah satu pengkhususan dalam akuntansi, sama hal nya dengan akuntansi keuangan, akuntansi pemerintahan, akuntansi pajak, dan sebagainya.

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi secara garis besar dapat dibagi menjadi dua tipe, yaitu akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen. Akuntansi biaya bukan merupakan tipe akuntansi tersendiri

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN. 2.1 Akuntansi Biaya

BAB II BAHAN RUJUKAN. 2.1 Akuntansi Biaya BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya melengkapi manajemen menggunakan perangkat akuntansi untuk kegiatan perencanaan dan pengendalian, perbaikan mutu dan efisiensi serta membuat keputusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi di Indonesia saat ini ditandai dengan menjamurnya

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi di Indonesia saat ini ditandai dengan menjamurnya 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi di Indonesia saat ini ditandai dengan menjamurnya perusahaan-perusahaan di berbagai bidang. Hal ini mendorong banyak pengusaha untuk lebih

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. ekonomi, dan pihak lainnya yang telah dikembangkan berdasarkan kebutuhan dan

BAB III PEMBAHASAN. ekonomi, dan pihak lainnya yang telah dikembangkan berdasarkan kebutuhan dan BAB III PEMBAHASAN A. Pengertian Biaya dan Klasifikasi Biaya 1. Pengertian Biaya Dalam menjalankan suatu perusahaan, pengambilan keputusan yang tepat dan akurat memerlukan pemahaman tentang konsep biaya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 19 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian, Jenis Jenis dan Biaya-Biaya Persediaan 1. Pengertian Persediaan Perusahaan didalam menjalankan operasoinalnya tentu memliki persediaan, baik itu perusahaan dagang

Lebih terperinci

Pengaruh Biaya Produksi Terhadap Penjualan Dan Laba Operasi Pada Perusahaan Manufaktur

Pengaruh Biaya Produksi Terhadap Penjualan Dan Laba Operasi Pada Perusahaan Manufaktur Repositori STIE Ekuitas STIE Ekuitas Repository Thesis of Accounting http://repository.ekuitas.ac.id Financial Accounting 2015-12-21 Pengaruh Biaya Produksi Terhadap Penjualan Dan Laba Operasi Pada Perusahaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Pada setiap perusahaan, baik perusahaan kecil, perusahaan menengah maupun perusahaan besar, persediaan sangat penting bagi kelangsungan

Lebih terperinci

BAB II BIAYA PRODUKSI PADA CV. FILADELFIA PLASINDO SURAKARTA

BAB II BIAYA PRODUKSI PADA CV. FILADELFIA PLASINDO SURAKARTA BAB II BIAYA PRODUKSI PADA CV. FILADELFIA PLASINDO SURAKARTA Manajemen dalam menjalankan tugasnya harus mempunyai keahlian serta kemampuan untuk memanfaatkan setiap faktor produksi yang ada. Salah satu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2002;2) menyatakan bahwa : Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Persediaan

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Persediaan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Persediaan Menurut Pardede (2005), persediaan (inventory) adalah sejumlah barang atau bahan yang tersedia untuk digunakan sewaktu-waktu di masa yang akan datang. Sediaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Penyusunan laporan akhir ini penulis menggunakan beberapa teori sebagai acuan untuk membahas permasalahan

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Manajemen Persediaan Manajemen persediaan adalah menentukan keseimbangan antara investasi persediaan dengan pelayanan pelanggan (Heizer dan

Lebih terperinci

MANAJEMEN KEUANGAN. Kemampuan Dalam Mengelola Persediaan Perusahaan. Dosen Pengampu : Mochammad Rosul, Ph.D., M.Ec.Dev., SE. Ekonomi dan Bisnis

MANAJEMEN KEUANGAN. Kemampuan Dalam Mengelola Persediaan Perusahaan. Dosen Pengampu : Mochammad Rosul, Ph.D., M.Ec.Dev., SE. Ekonomi dan Bisnis MANAJEMEN KEUANGAN Modul ke: 12 Kemampuan Dalam Mengelola Persediaan Perusahaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Manajemen Keuangan www.mercubuana.ac.id Dosen Pengampu : Mochammad Rosul, Ph.D.,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. dalamnya kas, sekuritas, piutang, persedian, dan dan dalam beberapa

BAB II LANDASAN TEORITIS. dalamnya kas, sekuritas, piutang, persedian, dan dan dalam beberapa 6 BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian dan Jenis Modal Kerja 1. Pengertian modal kerja Burton A, Kolb (Sawir, 2005:129) menyatakan modal kerja adalah investasi perusahan dalam aktiva jangka pendek atau

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN

MANAJEMEN PERSEDIAAN MANAJEMEN PERSEDIAAN PERSEDIAAN: BAHAN / BARANG YG DISIMPAN & AKAN DIGUNAKAN UTK MEMENUHI TUJUAN TERTENTU MISAL UTK PROSES PRODUKSI / PERAKITAN, UNTUK DIJUAL KEMBALI & UTK SUKU CADANG DR SUATU PERALATAN

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Setiap perusahaan mempunyai perencanaan yang ditetapkan bersama. Suatu

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Setiap perusahaan mempunyai perencanaan yang ditetapkan bersama. Suatu BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pengendalian Setiap perusahaan mempunyai perencanaan yang ditetapkan bersama. Suatu pengendalian diperlukan supaya dapat mengontrol

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya Akuntansi merupakan bagian dari dua tipe akuntansi yaitu akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen. Akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1. Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan hal yang paling penting bagi manajemen perusahaan sebagai basis data biaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Zulian Zamil : 2003).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Zulian Zamil : 2003). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam rangka melaksanakan pembangunan untuk memenuhi kebutuhan rakyat, sektor yang memegang peranan penting setelah sektor pertanian adalah sektor manufaktur.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi Secara umum akuntansi mempunyai peranan yang sangat penting dalam suatu perusahaan. Kemajuan suatu perusahaan dapat dilihat dari proses akuntansi perusahaan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan, merupakan suatu ringkasan dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jumlahnya cukup besar dalam suatu perusahaan. Jenis sediaan yang ada dalam

BAB I PENDAHULUAN. jumlahnya cukup besar dalam suatu perusahaan. Jenis sediaan yang ada dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sediaan 1 pada umumnya merupakan salah satu jenis aktiva lancar yang jumlahnya cukup besar dalam suatu perusahaan. Jenis sediaan yang ada dalam perusahaan

Lebih terperinci

Manajemen Keuangan. Pengelolaan Persediaan. Basharat Ahmad, SE, MM. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Manajemen

Manajemen Keuangan. Pengelolaan Persediaan. Basharat Ahmad, SE, MM. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Manajemen Manajemen Keuangan Modul ke: Pengelolaan Persediaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Basharat Ahmad, SE, MM Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Pengelolaan Persediaan Materi Pembelajaran Persediaan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi dan Persediaan 2.1.1 Pengertian Akuntansi Secara umum, akuntansi dapat didefinisikan sebagai sistem informasi yang menghasilkan informasi keuangan kepada

Lebih terperinci

Manajemen Produksi dan Operasi. Inventory M-4

Manajemen Produksi dan Operasi. Inventory M-4 Manajemen Produksi dan Operasi Inventory M-4 1 2 PENGERTIAN PERSEDIAAN Persediaan merupakan bagian dari modal kerja yang tertanam dalam bahan baku, barang setengah jadi, maupun berupa barang jadi tergantung

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Hakikat Persediaan Persediaan merupakan salah satu aktiva yang paling aktif dalam operasi kegiatan perusahaan dagang. Persediaan juga merupakan aktiva lancar terbesar dari perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Persediaan a. Pengertian Persediaan Menurut Kieso (2007:368) Persediaan (inventory) adalah pos-pos aktiva yang dimiliki perusahaan untuk dijual dalam operasi

Lebih terperinci

COST ACCOUNTING MATERI-9 BIAYA BAHAN BAKU. Universitas Esa Unggul Jakarta

COST ACCOUNTING MATERI-9 BIAYA BAHAN BAKU. Universitas Esa Unggul Jakarta COST ACCOUNTING MATERI-9 BIAYA BAHAN BAKU Universitas Esa Unggul Jakarta PENGERTIAN BAHAN BAKU Adalah bahan yang membentuk bagian menyeluruh dari produk jadi. Bahan baku dapat diperoleh dari pembelian

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN Modul ini akan membahas tentang gambaran umum manajemen persediaan dan strategi persdiaan barang dalam manajemen persediaan

MANAJEMEN PERSEDIAAN Modul ini akan membahas tentang gambaran umum manajemen persediaan dan strategi persdiaan barang dalam manajemen persediaan Modul ke: MANAJEMEN PERSEDIAAN Modul ini akan membahas tentang gambaran umum manajemen persediaan dan strategi persdiaan barang dalam manajemen persediaan Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Ir. Rini Anggraini

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Biaya Biaya merupakan salah satu komponen yang sangat penting karena biaya sangat berpengaruh dalam mendukung kemajuan suatu perusahaan dalam melaksanakan aktifitas

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN. Asti Widayanti S.Si M.T

MANAJEMEN PERSEDIAAN. Asti Widayanti S.Si M.T MANAJEMEN PERSEDIAAN Asti Widayanti S.Si M.T Pengertian Persediaan Persediaan merupakan bagian dari modal kerja yang tertanam dalam bahan baku, barang setengah jadi, maupun berupa barang jadi tergantung

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Nama dan Tahun Penelitian : Fifi Irmalinda (2004) Judul Penelitian : Perencanaan dan Pengawasan Persediaan pada PT. Samafitro Perwakilan Medan Perumusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama setiap perusahaan adalah untuk dapat menjual barang atau

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama setiap perusahaan adalah untuk dapat menjual barang atau 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Tujuan utama setiap perusahaan adalah untuk dapat menjual barang atau jasa yang dihasilkannya, hal tersebut merupakan dasar untuk dihasilkannya pendapatan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Menurut Hansen dan Mowen (2011:47) Biaya adalah kas atau nilai setara kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan memberi

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN. Akuntansi biaya melengkapi manajemen dengan perangkat akuntansi untuk

BAB II BAHAN RUJUKAN. Akuntansi biaya melengkapi manajemen dengan perangkat akuntansi untuk BAB II BAHAN RUJUKAN 2.2 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya melengkapi manajemen dengan perangkat akuntansi untuk kegiatan perencanaan dan pengendalian, perbaikan mutu dan efisiensi, serta membuat baik keputusan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN. 2.1 Tinjauan Umum Atas Sistem Informasi Akuntansi. Sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang berhubungan erat

BAB II BAHAN RUJUKAN. 2.1 Tinjauan Umum Atas Sistem Informasi Akuntansi. Sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang berhubungan erat 6 BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Tinjauan Umum Atas Sistem Informasi Akuntansi Sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang berhubungan erat satu dengan yang lainnya, yang berfungsi secara bersama-sama

Lebih terperinci