BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kreativitas didefinisikan sebagai kemampuan untuk berimajinasi dan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kreativitas didefinisikan sebagai kemampuan untuk berimajinasi dan"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kreativitas Kreativitas didefinisikan sebagai kemampuan untuk berimajinasi dan menghasilkan ide-ide baru dengan mengkombinasikan, mengubah atau menerapkan ide-ide yang sudah ada dengan cara yang belum dipikirkan sebelumnya. Ide-ide kreatif yang kemudian diproses melalui beberapa tahapan sehingga menghasilkan produk atau jasa atau model bisnis disebut inovasi (Zimmerer, 2008 : 57). Rahasia keberhasilan seorang wirausaha terletak pada kesediaan untuk senantiasa mengetahui kebutuhan orang dengan melakukan pengamatan dan memperhatikan orang dilingkungan tempat ia berada dan berusaha untuk memenuhinya. Dengan terus melakukan kreativitas dan inovasi dapat menjadikan wirausahawan untuk dapat memenuhi kebutuhan konsumen dengan menghasilkan produk yang lebih baik lagi. Kreativitas adalah kemampuan mengembangkan ide dan cara-cara baru dalam memecahkan masalah dan menemukan peluang (Suryana, 2008 : 2) Menurut West, kreativitas adalah penyatuan pengatahuan dari berbagai bidang pengalaman yang berlainan untuk menghasilkan ide-ide yang baru dan lebih baik. Kreativitas adalah salah satu bagian mendsar dari usaha manusia (Marizar, 2005 : 10). 9

2 Kreativitas adalah inisiatif terhadap suatu produk atau proses yang bermanfaat, benar, tepat, dan bernilai terhadap suatu tugas yang lebih bersifat heuristic yaitu sesuatu yang merupakan pedoman, petunjuk, atau panduan yang tidak lengkap yang akan menuntun kita untuk mengerti, mempelajari, atau menemukan sesuatu yang baru. Atribut orang yang kreatif adalah terbuka terhadap pengalaman, suka memperhatikan melihat sesuatu dengan cara yang tidak biasa, kesungguhan, menerima dan merekonsiliasi sesuatu yang bertentangan, toleransi terhadap sesuatu yang tidak jelas, independen dalam mengambil keputusan, berpikir dan bertindak, memerlukan dan meng-asumsikan otonomi, percaya diri, tidak menjadi subjek dari standar dan kendali kelompok, rela mengambil resiko yang diperhitungkan, gigih, sensitif terhadap permasalahan, lancar-kemampuan untuk men-generik ide-ide yang banyak, fleksibel keaslian, responsif terhadap perasaan, terbuka terhadap feno-mena yang belum jelas, motivasi, bebas dari rasa takut gagal, berpikir dalam imajinasi, selektif (Hadiyati, 2011 : 10). Menurut Mc. Pherson mendefinisikan kreativias (Hutagalung, 2010:18), yakni : 1. Kreativitas adalah menghubungkan dan merangkai ulang pengetahuan didalam pikiran-pikiran manusia yang membiarkan dirinya untuk berpikir secara lebih bebas dalam membangkitkan hal-hal baru, ataupun menghasilkan gagasan-gagasan yang mengejutkan pihak lain dalam menghasilkan hal bermanfaat. 2. Penyatuan pengetahuan dari berbagai bidang pengalaman untuk menghasilkan ide-ide baru dan lebih baik: ketreampilan untuk menentukan 10

3 pertalian baru, melihat dari perspektif baru dan membentuk kombinasi kombinasi baru dari dua atau lebih konsep yang telah tercetak dalam pikiran. 3. Kumpulan ide-ide (pikiran bebas yang hidup pada individu, kelompok dan masyarakat), baik pengetahuan dan pengalaman yang berada di dalam pikiran manusia (proses mental pada otak bagian kanan), yang kemudian diramu (ketrampilan) menjadi sesuatu hal kreatif (hal baru atau kejutan) yang berguna bagi diri sendiri, orang lain maupun organisasi pada kondisi yang konsudif. Dalam bukunya A Whack on the Side od the Head, Roger von Oech mengidentifikasikan 10 kunci mental (mental locks) yang membatasi krativitas seseorang (Zimmerer, 2008 : 68) : 1. Mencari jawaban satu jawaban yang tepat. Kebanyakan sistem pendidikan yang mendarah daging adalah asumsi bahwa terdapat satu jawaban yang tepat untuk masalah tertentu. 2. Berfokus untuk berpikir logis. Logika adalah bagian yang sangat penting dalam proses kreatif, terutama ketika mengevaluasi ide dan menerapkannya. Akan tetapi, dalam fase imajinatif awal dari proses tersebut, pemikiran logis dapat menghambat kreativitas. 11

4 3. Mengikuti aturan acara membabi buta. Kadang-kadang krativitas bergantung pada kemampuan kita melanggar aturan yang ada sehingga kita dapat melihat cara-cara baru melakukan sesuatu. 4. Terus-menerus bersifat praktis. Menyingkirkan kepraktisan selama beberapa waktu dapat membebaskan pikiran untuk mempertimbangkan solusi kreatif yang sebaliknya mungkin tidak akan pernah timbul. 5. Memandang permainan sebagai hal yang tidak berguna. Wirausahaan dapat mengambil manfaat dari permainan seperti dilakukan oleh anak-anak. Kreativitas membuahkan hasil ketika wirausahawan mengambil apa yang telah mereka pelajari sewaktu bermain, mengevaluasinya, memperkuatnya dengan pengetahuan lain, dan mempraktikkannya. 6. Menjadi terlalu terspesialisasi. Pemikir kreatif cenderung menjadi penjelajah, mencari beberapa ide di luar bidang keahlian mereka. 7. Menghindari ambiguitas. Ambiguitas (makna ganda) dapat menjadi rangsangan kreatif yang sangat kuat, hal tersebut mendorong kita untuk berpikir dengan cara berbeda. Menjadi sangat terperinci dalam situasi imajinatif cenderung melumpuhkan kreativitas. 12

5 8. Takut terlihat tolol. Pemikiran kreatif bukan tempat untuk konvensionalitas. Ide-ide baru jarang muncul dari lingkungan yang konvensional. Orang cenderung menjadi konvensional karena mereka tidak ingin terlihat bodoh. 9. Takut salah dan gagal. Orang-orang kreatif menyadari bahwa mencoba sesuatu yang baru sering kali mengarah pada kegagalan; akan tetapi, mereka tidak melihat kegagalan sebagai akhir. Hal itu mencerminkan pengalaman belajar yang mengarah pada kesuksesan. 10. Percaya bahwa saya tidak kreatif. Beberapa orang membatasi dirinya karena merasa yakin bahwa kreativitas hanya dimiliki oleh Einsten, Beethoven, dan da Vinci. Sayangnya, keyakinan ini sering menjadi ramalan untuk menghakimi diri sendiri. Seseorang yang yakin dirinya tidak kreatif akan bertindak seperti itu dan akan mewujudkan keyakinan tersebut. Ada tujuh prinsip di dalam pola pikir kreatif (The Basics of Creative Thinking) (Hendro, 2011 : 110) yaitu: 1. Posisikan diri anda berlawanan atau berebeda dengan yang lain (opposite atau think differently). 2. The innovation theory: Think differently dari nothing to give a spectacular result. 3. Think more detail: Berpikirlah lebih detail daripada yang lain atau biasanya. 13

6 4. Have a perfect result: Berpikirlah bahwa apa yang ingin andai capai itu sempurna dan tidak mungkin terlampaui oleh yang lain. 5. Berpikirlah: There must be a solution, bahwa apa pun kesulitannya, pasti ada jalan keluarnya. 6. Kesulitan dan inspirasi itu saling melekatkan diri, satu di depan dan yang lain di belakangnya. 7. Knowledge only 1%, imagination 99%: Sebagian besar penemu dunia memiliki pola pikir imajinasi yang kuat Ciri-Ciri Kreatif Ciri ciri kreatif didasarkan pada pengembangan sejumlah pribadi berulang-ulang secara konsisten (Hutagalung, 2010 : 21), antara lain : 1. Nilai nilai intelektual dan artistik. Sebagai ilustrasi, kegiatan intelektual seperti membaca buku-buku bermutu dan bernilai astistik. 2. Minat akan kompleksitas. Hal ini ditunjukan dari ketertarikan pada usaha menjelajahi masalah sulit dan rumit untuk mendapatkan solusi dan memahami masalah tersebut. 3. Kepedulian pada pekerjaan dan pencapaian. Hal ini ditunjukkan oleh disiplin diri yang berkaitan dalam pekerjaan, dengan dorongan dan motivasi tinggi, serta peduli terhadap usaha mencapai keunggulan. 4. Ketekunan. Orang yang kreatif biasanya mempunyai tekad keras untuk mencapai tujuan dan mengidentifikasikan, serta memecahkan masalah ditempat kerja, mempunyai keyakinan kuat akan kekuatan-kekuatan dan ketrampilan-ketrampilan yang mendukung tekadnya. 14

7 5. Pemikiran mandiri. Orang-orangyang kreatif dan inovatif menunjukkan kemaandiriannya dalam karakteristik membuat kesimpulan, setiap pada opini dan sikap, meskipun banyak diantaranya cenderung menyesuaikan diri pada pandangan-pandangan yang dinyatakan oleh mayoritas atau mempunyai kedudukan yang lebih tinggi. 6. Toleransi terhadap keraguan. Orang-orang yang kreatif merespon secara positif pada situasi meragukan dan berusaha mencernanya sambil menikmati proses. Keraguan adalah situasi dimana seseorang mengalami pengalaman tidak menentu. 7. Otonomi. Orang kreatif cenderung mengandalkan diri sendiri dan kurang bergantung pada orang lain, menikmati dan menuntut kebebasan ditempat kerja, dalam hal ini membutuhkan kebebasan dan pengontrolan yang tidak terlalu ketat. 8. Kepercayaan diri. Salah satu ciri orang kreatif adalah kepercayaan diri yang tinggi dan dipeliharanya citra diri kreatif. Dalam hal ini, orang-orang yang percaya pada kreatifitas dirinya sendiri dan yakin kepada kemampuannya akan lebih besar kemungkinannya untuk berperilaku kreatif. 9. Kesiapan mengambil resiko. Orang kreatif lebih cenderung siap mengambil resiko dengan ide-ide baru, serta mencoba cara-cara baru dan lebih baik dalam mengerjakan berbagai hal, sekalipun orang-orang disekitarnya tidak mendukung. 15

8 2.1.2 Proses Kreatif Proses kreatif yang diikuti oleh pikiran kita dalam hal mencari pemecahan masalah tertentu, telah dianalisis oleh banyak ilmuwan, dan mereka berhasil menemukan berbagai macam cara untuk melaksanakannya. Seorang yang bernama Herman von Helmholtz, seorang ahli fisika Jerman menggariskan proses kreatif dalam tiga langkah (Winardi, 2008 : 205) sebagai berikut: 1. Saturasi (saturation) Saturasi yaitu upaya mengumpulkan fakta, data dan sensasi-sensasi yang kemudian oleh pikiran dijadikan bahan mentah untuk memproduksi ide-ide baru. Proses tersebut dapat berlangsung secara sadar atau dibawah sadar dan secara umum boleh dikatakan bahwa proses yang dikemukakan berlangsung seumur hidup atau sepanjang kehidupan kita. 2. Inkubasi (incubation) Inkubasi merupakan langkah berikut dalam proses berlangsung, yang dilaksanakan tanpa adanya sesuatu upaya yang dilakukan secara sadar. Menurut teori yang ada, disini pikiran kita dibawah sadar menyeleksi aneka macam potongan informasi, yang kemudian diolah menjadi berbagai macam kombinasi yang tidak terhitung banyaknya, yang sebagian besar ditolak, sebelum mereka muncul pada pikiran sadar kita. 3. Iluminasi (illumination) Iluminasi berkaitan dengan suatu gejala yang dinyatakan sebagai flash of genius (ilham yang sekonyong-konyong muncul dalam pikiran kita), yang seringkali terlihat setelah periode inkubasi yang berlangsung lama. 16

9 Sekonyong-konyong pemecahan problem muncul dalam benak dan pikiran kita, yang kadang-kadang secara sangat mengherankan berisikan hal-hal rinci secara lengkap. 2.2 Pengertian Inovasi Inovasi adalah suatu proses untuk mengubah kesempatan menjadi ide yang dapat dipasarkan. Inovasi lebih dari sekedar ide yang baik. Suatu gagasan murni memegang peranan penting, dan pikiran yang kreatif mengembangkannya menjadi gagasan berharga (Machfoedz, 2005 : 8). Kreativitas inovatif mengakibatkan timbulnya sesuatu hal yang baru: misalnya berupa sebuah ide baru, sebuah teori baru, sebuah hipotesis baru, sebuah gaya penulisan, atau cara melukis sebuah invensi (invention), atau sebuah metode baru untuk memanaje sebuah organisasi (Winardi, 2008 : 234) Ciri-Ciri Inovasi Inovator adalah orang yang berani mengotak-atik berbagai kemungkinan baru dan mengubah cara-cara yang sudah biasa dilakukan. Inovator selalu melihat apa yang tidak dilihat oleh kebanyakan orang, dan memikirkan apa yang belum terpikirkan oleh kebanyakan orang (Sun, 2013 : 110). Inovator sejati memiliki ciri-ciri sebagai berikut : 1. Mampu berpikir kreatif Dengan kreativitas, inovator mampu menghasilkan banyak ide baru untuk berkreasi meningkatkan efisiensi dan efektivitas suatu produk atau jasa. 17

10 2. Mampu mengeksplorasi Inovator gemar mengeksplorasi berbagai kemungkinan dengan melakukan riset dan eksperimen. Disamping itu, inovator juga melakukan eksplorasi terhadap berbagai informasi penting yang diperlukannya. 3. Mampu mengatasi masalah Dalam mengatasi masalah, inovator memiliki sepasang kemampuan yang amat penting. Pertama, kemampuan mendefinisikan masalah. Kedua, kemampuan menciptakan solusi atas berbagai masalah dengaan sangat mengagumkan. 4. Mampu memanfaatkan perubahan Inovator selalu mampu meenciptakan perubahan yang bermanfaat dan bernilai tambah. Inovator adalah orang yang mampu menyesuaikan diri dengan dinamika kehidupan yang sarat perubahan. 5. Berani menghadapi risiko Inovator berani menghadapi risiko sebagai harga kesuksesan yang harus dibayarnya. Sebagai invator, Anda harus berani mengambil risiko dalam rangka mewujudkan ide-ide baru Anda. 6. Pengamat yang jeli Sebagai pengamat yang jeli, inovator memahami inovasi sebagai apa yang perlu dilakukannya. Dengan demikian, inovator bisa memunculkan ide-ide baru yang sesuai dengan hasil pengamatannya. 18

11 7. Proaktif Sikap proaktif membantu mengenali berbagai peluang atau potensi yang mungkin selama ini belum Anda manfaatkan secara maksimal. Hal ini akan menguji keahlian dan kemampuan Anda dalam menciptakan peluang baru yang bermanfaat dan bernilai tambah. 8. Kompeten Sebaiknya seorang inovator memiliki kegemaran membaca agar bisa menyerap banyak pengetahuan atau informasi. Dengan tingkat kompetensi yang tinggi, inovator akan siap menerima ide-ide baru serta kemampuan mewujudkannya Tujuan Inovasi Perusahaan perlu mencari ide-ide baru yang segar untuk meningkatkan kualitas barang atau jasa yang diproduksinya. Setiap perusahaan yang ingin meningkatkan produktivitas serta daya saingnya perlu menyadari pentingnya berinovasi, yakni mewujudkan ide-ide baru yang lebih bermanfaat dan laku dijual. Berikut ini adalah tujuan-tujuan inovasi bagi perusahaan (Sun, 2013 : 21) : 1. Inovasi untuk menciptakan produk baru Semakin perusahaan mampu mengeksplorasi ide-ide kreatif untuk menciptakan produk baru, semakin cerah pula masa depan perusahaan tersebut. Hidup matinya perusahaan bergantung pada kemampuan perusahaan berinovasi. 19

12 2. Inovasi untuk menyempurnakan produk lama Inovasi terhadap penyempurnaan suatu produk juga bisa mencakup aspekaspek lain, misalnya memangkas biaya produksi, kinerja, penampilan fisik, ukuran, dan bobot. 3. Inovasi untuk memenangkan persaingan Inovasi sering merupakan faktor penentu apakah suatu perusahaan mampu bersaing atau tidak. Jika perusahaan tidak mampu atau lalai berinovasi akan kalah bersaing dengan perusahaan yang mampu berinovasi dengan baik. 4. Inovasi untuk membuat kemajuan Tanpa inovasi, suatu perusahaan hanyalah berjalan di tempat. Setiap perusahaan yang ingin maju perlu melakukan inovasi dalam berbagai bidang. Seberapa besar kemajuan suatu perusahaan bisa diukur dari inovasi-inovasi yang telah dilakukan oleh perusahaan tersebut. 5. Inovasi untuk mencapai tujuan khusus Tujuan utama setiap perusahaan adalah menghasilkan laba sebesar mungkin. Sedangkan tujuan khusus adalah tujuan selain laba. Inovasi merupakan hal yang tidak bisa ditawar lagi jika perusahaan ingin berhasil meraih tujuan-tujuannya. 6. Inovasi untuk mengatasi masalah Inovasi merupakan cara perusahaan menghasilkan solusi andal untuk mengatasi masalah perusahaan, yang umumnya bertujuan meningkatkan efisiensi dan efektivitas operasional. 20

13 Howell dan Higgins (wardoyo.staff.gunadarma.ac.id) melihat bahwa inovasi bersumber dari: a. Kejadian yang tidak diharapkan. b. Ketidakharmonisan. c. Proses sesuai dengan kebutuhan. d. Perubahan pada industri dan pasar. e. Perubahan demografi. f. Perubahan persepsi. g. Konsep pengetahuan dasar. 2.3 Pengetahuan Kewirausahaan Pengetahuan kewirausahaan adalah kemampuan untuk mengenali atau menciptakan peluang dan mengambil tindakan untuk sesuatu yang perlu diketahui mengenai kewirausahaan yang diperoleh dari sumber-sumber informasi. Seorang pengusaha harus memiliki modal pengetahuan yang cukup pribadi untuk dapat menciptakan nilai atau kekayaan melalui penggunaan modal pengetahuan. Pemilik usaha perlu memahami pengetahuan dimulai dengan kemampuan untuk memperoleh, mengembangakan usaha, mengelola, memanfaatkan informasi pengetahuan dan pemahaman organisasi serta mengelola pengetahuan pekerja. Menggunakan pengetahuan kewirausahaan untuk menunjukkan bahwa pengusaha memulai sebuah usaha perusahaan yang didasarkan pada pengetahuan kerja. Pengetahuan berwirausaha adalah segala sesuatu yang diketahui seseorang tentang berwirausaha. Setiap orang pasti punya pikiran, tapi hanya sedikit yang punya ide, sehingga dalam berwirausaha diperlukan pengetahuan sehingga ide- 21

14 ide/gagasan yang kreatif dan inovatif dapat memunculkan bentuk-bentuk wirausaha yang terus aktual dan memiliki trend dalam kebutuhan konsumen. Kewirausahaan adalah usaha menciptakan nilai tambah dengan jalan mengkombinasikan sumber-sumber melalui cara-cara baru dan berbeda untuk memenangkan persaingan. Nilai tambah tersebut dapat diciptakan dengan cara mengembangkan teknologi baru, menemukan pengetahuan baru, menemukan cara baru untuk menghasilkan barang dan jasa yang baru yang lebih efisien, memperbaiki produk dan jasa yang sudah ada, dan menemukan cara baru untuk memberikan kepuasan kepada konsumen (Suryana 2003 : 13). Kewirausahaan adalah semangat, sikap, perilaku dan kemampuan seseorang dalam menangani usaha dan atau kegiatan yang mengarah pada upaya mencari, menerapkan cara kerja yang lebih efesien, melalui keberanian mengambil resiko, kreativitas, inovasi serta meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik dan atau memperoleh keuntungan yang lebih besar. Wirausaha adalah seorang pembuat keputusan yang membantu terbentuknya sistem ekonomi perusahaan yang bebas. Sebagian besar pendorong perubahan, inovasi, dan kemajuan perokonomian berasal dari para wirausaha, orang-orang yang memiliki kemampuan untuk mengambil resiko dan mempercepat pertumbuhan ekonomi. Wirausahawan perlu mempunyai desain produk, strategi pemasaran, dan solusi dalam mengatasi masalah manajerial yang kreatif untuk bersaing dengan perusahaan lainnya. Seorang wirausahawan adalah seorang pembaru yang mengorganisir, mengelola, dan mengasumsikan segala 22

15 risiko pada saat dia memulai usahanya untuk mendapatkan keuntungan (Machfoedz, 2005 : 9). Mas ud Machfoedz (2005 : 9) menyatakan bahwa seorang wirausahawan adalah pribadi yang mandiri dalam mengejar prestasi, ia berani mengambil risiko untuk mulai mengelola bisnis demi mendapatkan laba. Karena itu, ia lebih memilih menjadi pemimpin daripada menjadi pengikut, untuk itu seorang wirausahawan memiliki rasa percaya diri yang kuat dan mempertahankan diri ketika menghadapi tantangan pada saat merintis usaha bisnis. Dalam menghadapi berbagai permasalahan, seorang wirausahawan senantiasa dituntut kreatif. Faktor demografi dari wirausaha, yaitu usia, pengalaman dan pendidikan merupakan faktor-faktor yang melekat pada diri wirausaha. Usia atau lamanya seseorang menjalankan usaha jelas ada kaitannya dengan keberhasilan usaha. Entreprenurial age memang mencerminkan adanya pengalaman usaha. Menurut Hisrich & Brush (Riyanti, 2003 : 9), usaha yang berhasil saat ini biasanya bukan usaha yang pertama kali dilakukan. Pengalaman berusaha bisa diperoleh dari bimbingan sejak kecil yang diberikan oleh orang tua yang berprofesi wirausaha atau dari pengalaman kerja dari suatu organisasi entrepreneurial. Berdasarkan penemuan di atas dalam penelitian ini pengalaman akan dilihat pengaruhnya pada keberhasilan usaha. Adapun yang dimaksud pengalaman disini adalah pernah tidaknya seorang wirausaha terlibat dalam pengelolaan usaha sejenis sebelum dia memulai usaha sendiri. Proses pembelajaran mencerminkan adanya kemauan untuk menanggapi perubahan. Karena sistemnya yang informal, usaha kecil lebih mudah melakukan 23

16 proses saling belajar. Sebab, sistemnya masih sederhana, biasanya terjadi interaksi langsung antara karyawan dan wirausaha. Bukan hanya wirausaha, karyawan pun dituntut keterampilan tertentu untuk bisa membuat suatu produk baru. Bahkan karena pengalamannya dalam membuat produk, suatu ide kreatif bisa muncul dari karyawan, bukan dari wirausaha. Dalam hal ini, justru wirausahalah yang harus belajar dari karyawan. Dengan demikian akan selalu terjadi proses pembelajaran. Asumsinya adalah bahwa usaha yang mau belajar terus menerus akan membari sumbangan positif pada terlaksananya manajemen yang inovatif. 2.4 Keberhasilan Usaha Pada Wirausaha Muda Keberhasilan Usaha Keberhasilan usaha dalam hal ini diindikasikan dalam lima hal yaitu jumlah penjualan meningkat, hasil produksi meningkat, keuntungan atau profit bertambah, perkembangan dan pertumbuhan usaha berkembang cepat dan memuaskan. Ukuran keberhasilan usaha dalam menerapkan strategi pemasarannya adalah mampu memberikan kepuasan kepada pelanggan. Semakin banyak pelanggan yang menerima produk atau jasa yang ditawarkan, maka mereka semakin puas, dan ini berarti strategi yang dijalankan sudah cukup berhasil. Ukuran mampu meraih pelanggan sebanyak mungkin hanya merupakan salah satu ukuran bahwa strategi yang dijalankan sudah cukup baik. Masih ada lagi ukuran lainnya, misalnya tingkat laba yang diperoleh dan ukuran lainnya (Kasmir, 2006 : 172). Menurut Ranto (2007 : 20) keberhasilan berwiraswasta tidaklah identik dengan seberapa berhasil seseorang mengumpulkan uang atau harta serta menjadi 24

17 kaya, karena kekayaan bisa diperoleh dengan berbagai cara sehingga menghasilkan nilai tambah. Berusaha lebih dilihat dari bagaimana seseorang bisa membentuk, mendirikan, serta menjalankan usaha dari sesuatu yang tadinya tidak berbentuk, tidak berjalan atau mungkin tidak ada sama sekali. Seberapa pun kecilnya ukuran suatu usaha jika dimulai dari nol dan bisa berjalan dengan baik maka nilai berusahanya jelas lebih berharga daripada sebuah organisasi besar yang dimulai dengan bergelimang fasilitas. Menurut Nasution (2001 : 12), sebuah perusahaan dikatakan meraih keberhasilan usaha jika dana usahanya bertambah, hasil produksi meningkat, keuntungan bertambah, perputaran dana berkembang cepat serta penghasilan anggota dari perusahaan tersebut bertambah. Menurut Hutagalung (2008 : 50), sukses tidak terjadi secara kebetulan, secara instan dan tidak pula turun tiba-tiba dari langit. Sukses adalah buah dari proses sistematis, perjalanan panjang dan kerja keras. Sukses selalu diukur dengan uang, harta, jabatan, keluarga, ketenaran nama. Sukses besar berarti akumulasi dari kesemuanya. Seorang wirausaha dapat mendayagunakan segala sumber daya yang dimiliki, dengan proses yang kreatif dan inovatif, menjadikan usaha kecil dan menengah (UKM) siap menghadapi tantangan krisis global. Beberapa peran kewirausahaan dalam mengatasi tantangan di UKM adalah (Manurung, 2013 : 84): 25

18 1. Memiliki daya pikir kreatif, yang meliputi: a. Selalu berpikir secara visionaris (melihat jauh ke depan), sehingga memiliki perencanaan tidak saja jangka pendek, namun bersifat jangka panjang (stratejik). b. Belajar dari pengalaman orang lain, kegagalan, dan dapat terbuka menerima kritik dan saran untuk masukan pengembangan UKM. 2. Bertindak inovatif, yaitu: a. Selalu berusaha meningkatkan efisiensi, efektivitas, dan produktivitas dalam setiap aspek kegiatan UKM. b. Meningkatkan kewaspadaan dalam menghadapi persaingan bisnis. 3. Berani mengambil resiko, dan menyesuaikan profil resiko serta mengetahui resiko dan manfaat dari suatu bisnis.35 UKM harus memiliki manajemen resiko dalam segala aktivitas usahanya. Sementara untuk mengatasi masalah yang ada di UKM saat ini, tidak saja dibutuhkan 3 (tiga) sikap di atas, namun juga diperlukan langkah-langkah pendukung dari manajemen UKM, dalam aspek penataan manajemen UKM Wirausaha Muda Hampir setiap orang memiliki potensi untuk menjadi young entrepreneur. Tentu saja keragaman menjadi tanda entrepreneurship. Penelitian ini berfokus pada young entrepreneur yaitu orang-orang muda yang mulai mengambil bagian dalam memulai bisnis (Zimmerer, 2008 : 26). Didorong akan sempitnya lapangan pekerjaan atau rasa kekecewaan akan prospek dalam perusahaan serta keinginan 26

19 untuk memiliki peluang dan menentukan nasib mereka sendiri, banyak generasi muda yang lebih memilih kewirausahaan sebagai jalur karir mereka. Menurut Hurlock (Hutagalung, 2010 : 9) menyatakan bahwa usia 18 tahun sampai 40 tahun adalah usia dewasa awal, dimana masa itu merupakan masa yang terkait dengan tugas perkembangan dalam hal membentuk keluarga dan pekerjaan. Ketika seseorang masuk dalam usia dewasa awal yang memiliki tugas pokok yaitu memilih bidang pekerjaan yang cocok dengan bakat, minat serta faktor psikologis yang dimilikinya. Masih banyak orang dewasa muda yang bingung dengan pilihan karirnya, situasi seperti ini sering terjadi pada entrepreneur. Hurlock menyebutkan masa dewasa awal adalah masa coba-coba untuk berkarir. Penelitian yang dilakukan oleh College (Zimmerer, 2008 : 26) menemukan bahwa Generasi X (mereka yang lahir antara tahun ) tiga kali lebih mungkin meluncurkan bisnis dibandingkan mereka yang berada dalam kelompok umur lainnya. Anggota generasi ini menangani sekitar 80% dari seluruh bisnis awal, sehingga mereka menjadi generasi yang paling memiliki jiwa kewirausahaan tinggi dalam sejarah. Tidak ada kemunduran yang terjadi ketika generasi ini menegangkan otot-otot kewirausahaannya. Generasi X ini mungkin lebih tepat disebut sebagai Generasi Entrepreneur. 2.5 Penelitian Terdahulu Menurut Deden dan Janivita (2012) melakukan penelitian dengan judul Kreativitas dan Inovasi Penentu Kompetensi Pelaku Usaha Kecil menunjukkan bahwa kreativitas dan inovasi mempunyai pengaruh positif terhadap kompetensi 27

20 usaha kecil. Jumlah sampel yang terpilih sebanyak 165 unit usaha meliputi wilayah Bandung, Purwakarta,Tasikmalaya, Ciamis dan Garut, dengan teknik pengambilan sampelnya adalah Two Stage ClusterSampling. Variasi perubahan kreativitas dan inovasi mempengaruhi variasi perubahan kompetensi kewirausahaan sebesar 58 %. Angka positif mengindikasikan bahwa apabila kreativitas dan inovasi tinggi maka kemampuan kewirausahaan juga tinggi sehingga menunjang keberhasilan usaha. Peneliti lain Nasution (2011) melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan dan Manajemen Permodalan Terhadap Keberhasilan Usaha Pada Rumah Makan Ayam Penyet Pujakesuma Square. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh pengetahuan kewirausahaan (X1) dan menajemen permodalan (X2) terhadap keberhasilan usaha (Y1) pada rumah makan Ayam Penyet Pujakesuma Square. Penulis menarik hipotesis bahwa pengetahuan kewirausahaan dan manajemen permodalan merupakan faktor pendorong keberhasilan usaha. Metode penelitian yang digunakan adalah metode analisis deskriptif. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Peneliti menggunakan teknik Sampling Jenuh yang merupakan teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Peneliti menggunakan 2 orang responden sebagai sampel. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa pengaruh pengetahuan kewirausahaan dan manajemen permodalan terhadap keberhasilan usaha pada usaha rumah makan adalah penerapan pengetahuan kewirausahaan dan manajemen permodalan. Ini berarti hipotesis diterima. 28

21 2.6 Kerangka Konseptual Untuk mencapai keberhasilan usaha di era persaingan yang tinggi dibutuhkan kreativitas dan inovasi dalam menjalankan suatu usaha. Menurut Sun (2013 : 21) semakin perusahaan mampu mengeksplorasi ide-ide kreatif untuk menciptakan produk baru, semakin cerah pula masa depan perusahaan tersebut. Hidup matinya perusahaan sangat tergantung pada kemampuan perusahaan berinovasi. Perusahaan akan menjadi sehat dan kuat jika mampu berinovasi dengan baik. Kreativitas didefinisikan sebagai kemampuan untuk berimajinasi dan menghasilkan ide-ide baru dengan mengkombinasikan, mengubah atau menerapkan ide-ide yang sudah ada dengan cara yang belum dipikirkan sebelumnya. Ide-ide kreatif yang kemudian diproses melalui beberapa tahapan sehingga menghasilkan produk atau jasa atau model bisnis disebut inovasi (Zimmerer 2008 : 57). Salah satu faktor yang mendorong keberhasilan usaha adalah faktor pengetahuan kewirausahaan yaitu kemampuan untuk mengenali atau menciptakan peluang dan mengambil tindakan untuk sesuatu yang perlu diketahui mengenai kewirausahaan yang diperoleh dari sumber-sumber informasi. Seorang pengusaha harus memiliki pengalaman dan pengetahuan dalam dunia usaha karena sangat berpengaruh terhadap keberhasilan usaha. Hampir setiap orang memiliki potensi untuk menjadi young entrepreneur. Tentu saja keragaman menjadi tanda entrepreneurship. Penelitian ini berfokus pada young entrepreneur yaitu orang-orang muda yang mulai mengambil bagian 29

22 dalam memulai bisnis (Zimmerer, 2008 : 26). Didorong akan sempitnya lapangan pekerjaan atau rasa kekecewaan akan prospek dalam perusahaan serta keinginan untuk memiliki peluang dan menentukan nasib mereka sendiri, banyak generasi muda yang lebih memilih kewirausahaan sebagai jalur karir mereka. Kerangka konseptual dapat dibuat secara skematis sebagai berikut: Kreativitas (X1) Inovasi (X2) Keberhasilan Usaha Pada Wirausaha Muda (Y) Pengetahuan Kewirausahaan (X3) Gambar 2.1 Kerangka konseptual Sumber : Sun (2013), Zimmerer (2008) data diolah 2.7 Hipotesis Berdasarkan perumusan masalah dan kerangka konseptual di atas, maka peneliti merumuskan hipotesis sebagai berikut : Kreativitas, inovasi dan pengetahuan kewirausahaan mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap keberhasilan usaha pada wirausaha muda (studi kasus usaha yang berada di Pajak USU Padang Bulan). 30

BAB I PENDAHULUAN. penting, karena dalam berwirausaha kreativitas, inovasi dan pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. penting, karena dalam berwirausaha kreativitas, inovasi dan pengetahuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini kreativitas, inovasi dan pengetahuan kewirausahaan sangat penting, karena dalam berwirausaha kreativitas, inovasi dan pengetahuan kewirausahaan merupakan

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II URAIAN TEORITIS BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Menurut Susanti (2008) melakukan penelitian dengan judul Hubungan Antara Berpikir Kreatif dan Persepsi Terhadap Gaya Kepemimpinan Transformasional dengan

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. penelitian dengan judul Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan dan

BAB II URAIAN TEORITIS. penelitian dengan judul Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan dan BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Amelia (2009), melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan dan Kemandirian Pribadi Terhadap

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. wirausaha pada awalnya mungkin membangun sebuah usaha hanya untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. wirausaha pada awalnya mungkin membangun sebuah usaha hanya untuk BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoritis 2.1.1. Pengertian Wirausaha Seorang wirausaha merupakan seorang pejuang yang tangguh. Seorang wirausaha pada awalnya mungkin membangun sebuah usaha hanya untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ulina (2008) melakukan penelitian dengan judul Analisis Faktor-Faktor yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ulina (2008) melakukan penelitian dengan judul Analisis Faktor-Faktor yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Ulina (2008) melakukan penelitian dengan judul Analisis Faktor-Faktor yang Mendorong Keberhasilan Usaha Baru (Studi Kasus pada Crispo Accessories Grand Palladium

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kecil Menengah (UMKM). Adalah suatu kegiatan ekonomi yang berperan

BAB I PENDAHULUAN. Kecil Menengah (UMKM). Adalah suatu kegiatan ekonomi yang berperan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Usaha kecil menengah (UKM) sering disebut juga sebagai Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Adalah suatu kegiatan ekonomi yang berperan penting untuk suatu Negara atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia memberi pelajaran berharga tentang

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia memberi pelajaran berharga tentang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia memberi pelajaran berharga tentang kekuatan struktur usaha Indonesia. Usaha besar yang jumlahnya sedikit namun menguasai

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian wirausahawan (entrepreneur) secara sederhana adalah orang

TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian wirausahawan (entrepreneur) secara sederhana adalah orang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoritis 2.1.1 Pengertian Wirausaha Pengertian wirausahawan (entrepreneur) secara sederhana adalah orang yang berjiwa berani mengambil risiko untuk membuka usaha dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian wirausahawan (entrepreneur) secara sederhana adalah orang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian wirausahawan (entrepreneur) secara sederhana adalah orang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Pengertian Wirausaha Pengertian wirausahawan (entrepreneur) secara sederhana adalah orang yang berjiwa berani mengambil risiko untuk membuka usaha dalam

Lebih terperinci

bermunculan lah pengusaha-pengusaha risol baru yang menjadi pesaing dari usaha

bermunculan lah pengusaha-pengusaha risol baru yang menjadi pesaing dari usaha bermunculan lah pengusaha-pengusaha risol baru yang menjadi pesaing dari usaha Risolasolnya. Perkembangan dunia usaha yang semakin pesat dewasa ini menyebabkan perusahaan harus menghadapi persaingan yang

Lebih terperinci

1. Tujuan Instruksional Umum (TIU) 2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)

1. Tujuan Instruksional Umum (TIU) 2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK) Bab 4 Hakekat, Karakteristik dan Nilai-nilai Hakiki Kewirausahaan 1. Tujuan Instruksional Umum (TIU) Mahasiswa dapat menjelaskan hakekat, karakteristik dan nilai-nilai hakiki kewirausahaan 2. Tujuan Instruksional

Lebih terperinci

A. JUDUL PENGABDIAN: PELATIHAN PERENCANAAN USAHA BAGI REMAJA USIA PRODUKTIF DI DUSUN SLANGGEN, TIMBULHARJO, SEWON, BANTUL, YOGYAKARTA

A. JUDUL PENGABDIAN: PELATIHAN PERENCANAAN USAHA BAGI REMAJA USIA PRODUKTIF DI DUSUN SLANGGEN, TIMBULHARJO, SEWON, BANTUL, YOGYAKARTA A. JUDUL PENGABDIAN: PELATIHAN PERENCANAAN USAHA BAGI REMAJA USIA PRODUKTIF DI DUSUN SLANGGEN, TIMBULHARJO, SEWON, BANTUL, YOGYAKARTA B. ANALISIS SITUASI Menjadi wirausaha yang handal tidaklah mudah. Tetapi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian Analisis Faktor-Faktor yang Mendorong Wirausahawan Memulai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian Analisis Faktor-Faktor yang Mendorong Wirausahawan Memulai BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Berdasarkan penelitian yang dilakukan Fajrinur (2007) dengan judul penelitian Analisis Faktor-Faktor yang Mendorong Wirausahawan Memulai Usaha Kecil (Studi

Lebih terperinci

Entrepreneurship and Inovation Management

Entrepreneurship and Inovation Management Modul ke: Entrepreneurship and Inovation Management KEWIRAUSAHAAN DAN KARAKTER WIRAUSAHA (ENTREPRENEUR) Fakultas Ekonomi Dr Dendi Anggi Gumilang,SE,MM Program Studi Pasca Sarjana www.mercubuana.ac.id 1.

Lebih terperinci

PERANAN KAMPUS DALAM MEMBANGUN KEMANDIRIAN MAHASISWA MELALUI KEGIATAN KEWIRAUSAHAAN

PERANAN KAMPUS DALAM MEMBANGUN KEMANDIRIAN MAHASISWA MELALUI KEGIATAN KEWIRAUSAHAAN PERANAN KAMPUS DALAM MEMBANGUN KEMANDIRIAN MAHASISWA MELALUI KEGIATAN KEWIRAUSAHAAN Dwi Wahyu Pril Ranto Akademi Manajemen Administrasi (AMA) YPK Yogyakarta ABSTRAK Peran kampus sangat dibutuhkan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menentukan cara produksi baru, menyusun operasi untuk pengadaan produk baru,

BAB I PENDAHULUAN. menentukan cara produksi baru, menyusun operasi untuk pengadaan produk baru, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Wirausaha menurut bahasa adalah seorang yang berani berusaha secara mandiri dengan mengerahkan segala sumber daya dan upaya meliputi kepandaian mengenali produk baru,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jenis jasa profesi akuntan publik di Indonesia yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jenis jasa profesi akuntan publik di Indonesia yang sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan jenis jasa profesi akuntan publik di Indonesia yang sangat pesat menyebabkan meningkatnya minat dan keinginan sumber daya manusia khususnya

Lebih terperinci

PELATIHAN COKLAT KOLANG - KALING PADA IBU - IBU PKK DI RT 03 LK 1 KELURAHAN SUMUR PUTRI TELUK BETUNG SELATAN BANDAR LAMPUNG

PELATIHAN COKLAT KOLANG - KALING PADA IBU - IBU PKK DI RT 03 LK 1 KELURAHAN SUMUR PUTRI TELUK BETUNG SELATAN BANDAR LAMPUNG SOSIOTEKNOLOGI KREATIF Rina Vol. 1, Milyati No. 1 Yuiastuti Hal. 11-20 11 PELATIHAN COKLAT KOLANG - KALING PADA IBU - IBU PKK DI RT 03 LK 1 KELURAHAN SUMUR PUTRI TELUK BETUNG SELATAN BANDAR LAMPUNG TRAINING

Lebih terperinci

6. KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN

6. KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN 66 6. KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN Pada bab ini akan disimpulkan mengenai hasil penelitian yang telah disampaikan pada bab sebelumnya. Pada bab ini juga akan dijelaskan diskusi yang menyatakan analisis

Lebih terperinci

BABI PENDAHULUAN. beberapa negara khususnya Negara-negara yang menganut teori ekonomi

BABI PENDAHULUAN. beberapa negara khususnya Negara-negara yang menganut teori ekonomi BABI PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi telah menjadi tujuan dan prioritas dari beberapa negara khususnya Negara-negara yang menganut teori ekonomi klasik maupun neoklasik dengan segala

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengangguran masih menjadi masalah serius di Indonesia karena sampai

BAB I PENDAHULUAN. Pengangguran masih menjadi masalah serius di Indonesia karena sampai BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Penelitian Pengangguran masih menjadi masalah serius di Indonesia karena sampai dengan saat ini jumlah angkatan kerja berbanding terbalik dengan kesempatan kerja yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap tahun jumlah penduduk di Indonesia semakin meningkat dari tahun ke tahun. Ini dikarenakan angka kelahiran lebih besar daripada angka kematian. Berdasarkan

Lebih terperinci

Kewirausahaan I. Berisi tentang Konsepsi Dasar Kewirausahaan. Dosen : Sukarno B N, S.Kom, M.Kom. Modul ke: Fakultas Fakultas Ilmu Komputer

Kewirausahaan I. Berisi tentang Konsepsi Dasar Kewirausahaan. Dosen : Sukarno B N, S.Kom, M.Kom. Modul ke: Fakultas Fakultas Ilmu Komputer Modul ke: Kewirausahaan I Berisi tentang Konsepsi Dasar Kewirausahaan. Fakultas Fakultas Ilmu Komputer Dosen : Sukarno B N, S.Kom, M.Kom Program Studi Sistem Informasi www.mercubuana.ac.id Hakikat dan

Lebih terperinci

Bab 1 Kewirausahaan. 1. Kewirausahaan dalam Perspektif Sejarah

Bab 1 Kewirausahaan. 1. Kewirausahaan dalam Perspektif Sejarah K e w i r a u s a h a a n 1 Bab 1 Kewirausahaan Mahasiswa diharapkan dapat memahami dan menguasai terkait latar belakang kewirausahaan dan perkembangannya. K emakmuran dari suatu negara bisa dinilai dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikunjungi serta memiliki fasilitas yang memadai untuk bersantai bersama

BAB I PENDAHULUAN. dikunjungi serta memiliki fasilitas yang memadai untuk bersantai bersama BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Semakin padatnya jadwal kegiatan masyarakat di Kota Medan membuat masyarakat membutuhkan tempat makan yang memiliki akses yang mudah untuk dikunjungi serta memiliki

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Enterpreneurship atau Kewirausahaan. nilai yang diperlukan untuk memulai suatu usaha (startup phase) atau

BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Enterpreneurship atau Kewirausahaan. nilai yang diperlukan untuk memulai suatu usaha (startup phase) atau 8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Enterpreneurship atau Kewirausahaan Suryana (2003) menyatakan bahwa istilah kewirausahaan dari terjemahan entrepreneurship, yang dapat diartikan sebagai the backbone

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Mendirikan Usaha Baru (Start Up) Mendirikan usaha baru adalah memulai usaha dengan mendirikan perusahaan yang baru. Dalam hal ini yang harus dilakukan

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Fajrinur (2007) melakukan penelitian dengan judul Analisis Faktor-faktor

BAB II URAIAN TEORITIS. Fajrinur (2007) melakukan penelitian dengan judul Analisis Faktor-faktor BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Fajrinur (2007) melakukan penelitian dengan judul Analisis Faktor-faktor yang Mendorong Wirausahawan Memulai Usaha Kecil (Studi Kasus Pada Pajak USU Kampus

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Konsep diri adalah berkaitan dengan ide, pikiran, kepercayaan serta

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Konsep diri adalah berkaitan dengan ide, pikiran, kepercayaan serta BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Konsep Diri 2.1.1 Pengertian Konsep Diri Konsep diri adalah berkaitan dengan ide, pikiran, kepercayaan serta keyakinan yang diketahui dan dipahami oleh individu tentang

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 11 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Wirausaha Kata wirausaha atau pengusaha diambil dari bahasa Perancis entrepreneur yang pada mulanya berarti pemimpin musik atau pertunjukan (Jhingan, 1999: 425).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Wayan Nugroho,2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Wayan Nugroho,2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting bagi kehidupan suatu bangsa. Melalui pendidikan ini manusia dapat mengembangkan berbagai ilmu pengetahuan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dapat dikatakan sebagai tulang punggung perekonomian negara. Keberadaan

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dapat dikatakan sebagai tulang punggung perekonomian negara. Keberadaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Secara umum keberadan perusahaan kecil dan menengah (UKM) di negara-negara berkembang dapat dikatakan sebagai tulang punggung perekonomian negara. Keberadaan UKM terbukti

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Bagian pertama ini membahas beberapa hal mengenai latar belakang masalah,

I. PENDAHULUAN. Bagian pertama ini membahas beberapa hal mengenai latar belakang masalah, I. PENDAHULUAN Bagian pertama ini membahas beberapa hal mengenai latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan ruang lingkup penelitian. Pembahasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan agar daya saing Asean meningkat serta bisa menyaingi Cina dan India

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan agar daya saing Asean meningkat serta bisa menyaingi Cina dan India BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lebih dari satu dekade lalu, para pemimpin Asean sepakat membentuk sebuah pasar tunggal di kawasan Asia Tenggara pada akhir 2015 mendatang. Ini dilakukan agar daya

Lebih terperinci

Nama Kelompok : Intan Nur Kumalasari Selvia Dewi Novita Jannatul Maghfiroh Laura Evalina Novita Ari Santi Christi Emanuella

Nama Kelompok : Intan Nur Kumalasari Selvia Dewi Novita Jannatul Maghfiroh Laura Evalina Novita Ari Santi Christi Emanuella Nama Kelompok : Intan Nur Kumalasari Selvia Dewi Novita Jannatul Maghfiroh Laura Evalina Novita Ari Santi Christi Emanuella Kewirausahaan adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat,

Lebih terperinci

Modul ke: KEWIRAUSAHAAN PENDAHULUAN DAN GAMBARAN UMUM. 01Fakultas FASILKOM. Matsani, S.E, M.M. Program Studi SISTEM INFORMASI

Modul ke: KEWIRAUSAHAAN PENDAHULUAN DAN GAMBARAN UMUM. 01Fakultas FASILKOM. Matsani, S.E, M.M. Program Studi SISTEM INFORMASI Modul ke: 01Fakultas FASILKOM KEWIRAUSAHAAN PENDAHULUAN DAN GAMBARAN UMUM Matsani, S.E, M.M Program Studi SISTEM INFORMASI DISIPLIN ILMU KEWIRAUSAHAAN Menurut Thomas W. Zimmerer, Kewirausahaan adalah hasil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari peran para pengusaha (entrepreneur) baik besar, menengah maupun kecil.

BAB I PENDAHULUAN. dari peran para pengusaha (entrepreneur) baik besar, menengah maupun kecil. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tumbuh dan berkembangnya perekonomian di suatu negara tidak terlepas dari peran para pengusaha (entrepreneur) baik besar, menengah maupun kecil. Wirausaha berperan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Riyanti, 2003:21), kata entrepreneur berasal dari kata kerja entreprende. Kata

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Riyanti, 2003:21), kata entrepreneur berasal dari kata kerja entreprende. Kata BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 URAIAN TEORITIS 2.1.1 Wirausaha Kata wirausaha dalam bahasa Indonesia adalah padanan kata bahasa Perancis entrepreneur, yang sudah dikenal sejak abad ke 17. Menurut Holt (dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. nilai, kemampuan, dan perilaku seseorang dalam berkreasi dan berinovasi. Objek

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. nilai, kemampuan, dan perilaku seseorang dalam berkreasi dan berinovasi. Objek BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Pengetahuan Kewirausahaan Seperti telah dikemukakan, bahwa kewirausahaan mempelajari tentang nilai, kemampuan, dan perilaku seseorang dalam berkreasi dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. seiring dengan berjalannya waktu. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik

BAB 1 PENDAHULUAN. seiring dengan berjalannya waktu. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengangguran di Indonesia semakin hari semakin meningkat jumlahnya seiring dengan berjalannya waktu. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) pada

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. penelitian yang terdiri dari latar belakang masalah, identifikasi masalah,

I. PENDAHULUAN. penelitian yang terdiri dari latar belakang masalah, identifikasi masalah, I. PENDAHULUAN Pada bab pendahuluan ini akan dibahas beberapa hal mengenai gambaran umum penelitian yang terdiri dari latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah,

Lebih terperinci

KEWIRAUSAHAAN 1 KREATIVITAS DAN INOVASI DALAM WIRAUSAHA. Ir. Agung Wahyudi B, M.T., M.M. Modul ke: Fakultas TEKNIK. Program Studi Teknik Mesin

KEWIRAUSAHAAN 1 KREATIVITAS DAN INOVASI DALAM WIRAUSAHA. Ir. Agung Wahyudi B, M.T., M.M. Modul ke: Fakultas TEKNIK. Program Studi Teknik Mesin Modul ke: KEWIRAUSAHAAN 1 KREATIVITAS DAN INOVASI DALAM WIRAUSAHA Fakultas TEKNIK Ir. Agung Wahyudi B, M.T., M.M. Program Studi Teknik Mesin www.mercubuana.ac.id Bagian Isi A. Pengantar B. Peranan kreativitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN an merupakan pukulan yang sangat berat bagi pembangunan Indonesia. ekonomi yang lebih besar justru tumbang oleh krisis.

BAB I PENDAHULUAN an merupakan pukulan yang sangat berat bagi pembangunan Indonesia. ekonomi yang lebih besar justru tumbang oleh krisis. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Krisis moneter yang terjadi secara mendadak dan di luar perkiraan pada akhir 1990-an merupakan pukulan yang sangat berat bagi pembangunan Indonesia. Dampak

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis. suatu makna (Supardi, 2011).

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis. suatu makna (Supardi, 2011). 6 BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teoritik 1. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis a. Berpikir Kreatif Kemampuan berpikir adalah kecakapan menggunakan akal menjalankan proses pemikiran/kemahiran berfikir.

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Teori adalah kumpulan dari konsep, definisi, dan proposisi-proposisi yang sistematis

BAB II URAIAN TEORITIS. Teori adalah kumpulan dari konsep, definisi, dan proposisi-proposisi yang sistematis BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Kerangka Teori Kerangka teori merupakan kemampuan seorang peneliti dalam mengaplikasikan pola berpikirnya dalam menyusun secara sistematis teori teori yang mendukung permasalahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia dianugerahi kemampuan dan kekuatan berpikir. Berpikir

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia dianugerahi kemampuan dan kekuatan berpikir. Berpikir 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia dianugerahi kemampuan dan kekuatan berpikir. Berpikir merupakan suatu kegiatan mental yang dialami seseorang jika mereka dihadapkan pada suatu masalah atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jumlah lapangan kerja di Indonesia. Hal ini menyebabkan tingkat pengangguran di

BAB I PENDAHULUAN. jumlah lapangan kerja di Indonesia. Hal ini menyebabkan tingkat pengangguran di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk yang banyak. Pertumbuhan jumlah penduduk yang tinggi tidak disertai dengan peningkatan jumlah lapangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. millinium harus memiliki strategi perusahaan yang dapat memahami kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. millinium harus memiliki strategi perusahaan yang dapat memahami kebutuhan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi dan globalisasi yang begitu pesat, berdampak semakin tingginya persaingan memperebutkan pangsa pasar pada dunia usaha saat ini. Perusahaan

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. karena memiliki kemampuan kreatif dan inovatif (Suryana, 2010:2).

BAB II URAIAN TEORITIS. karena memiliki kemampuan kreatif dan inovatif (Suryana, 2010:2). BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Pengetahuan Kewirausahaan Kewirausahaan adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses. Inti dari kewirausahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam masa perkembangan negara Indonesia, pendidikan penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. Dalam masa perkembangan negara Indonesia, pendidikan penting untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam masa perkembangan negara Indonesia, pendidikan penting untuk kemajuan pembangunan. Salah satu lembaga pendidikan yang penting adalah perguruan tinggi.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Pengertian Kewirausahaan Ilmu kewirausahaan adalah suatu disiplin ilmu yang mempelajari tentang niilai, kemampuan (ability) dan perilaku seseorang dalam menghadapi tantangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sektor UKM sangat vital untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi dan lapangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sektor UKM sangat vital untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi dan lapangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Kriteria usaha yang didirikan diwilayah sekitar Universitas Sumatera Utara sebagian besar adalah Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk menggambarkan operasional dan menerangkan soal keuangan, tahap

BAB I PENDAHULUAN. untuk menggambarkan operasional dan menerangkan soal keuangan, tahap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perencanaan bisnis merupakan catatan ringkas yang di buat oleh wirausaha untuk menggambarkan operasional dan menerangkan soal keuangan, tahap keuntungan, strategi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi yang terjadi saat ini menimbulkan persaingan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi yang terjadi saat ini menimbulkan persaingan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi yang terjadi saat ini menimbulkan persaingan yang ketat antar Negara. Dalam persaingan global yang semakin terbuka saat ini memiliki banyak tantangan

Lebih terperinci

Jatidiri dan Karakteristik Wirausahawan Yang sukses. Setelah mempelajari modul ini diharapkan mahasiswa :

Jatidiri dan Karakteristik Wirausahawan Yang sukses. Setelah mempelajari modul ini diharapkan mahasiswa : Modul Jatidiri dan Karakteristik Wirausahawan Yang sukses. A. Tujuan Setelah mempelajari modul ini diharapkan mahasiswa : - Dapat mendeskripsikan jati diri seorang wirausahawan sejati. - Dapat menyebutkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setiap manusia memiliki hak untuk memilih jenis pekerjaan apa yang diinginkan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setiap manusia memiliki hak untuk memilih jenis pekerjaan apa yang diinginkan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap individu selalu berusaha untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Salah satu cara untuk dapat memenuhi kebutuhan hidupnya, manusia perlu untuk bekerja. Setiap manusia

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. usaha berarti melakukan kegiatan usaha (bisnis). hasil yang dapat dibanggakan (Sadono Sukirno, 2004:367).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. usaha berarti melakukan kegiatan usaha (bisnis). hasil yang dapat dibanggakan (Sadono Sukirno, 2004:367). BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kewirausahaan 2.1.1 Definisi Kewirausahaan Wirausaha berasal dari kata wira yang berarti pahlawan (berani) dan usaha berarti melakukan kegiatan usaha (bisnis). Dengan demikian

Lebih terperinci

MENUMBUHKAN JIWA KEWIRAUSAHAAN

MENUMBUHKAN JIWA KEWIRAUSAHAAN MENUMBUHKAN JIWA KEWIRAUSAHAAN 1 PENDAHULUAN Jika dahulu kewirausahaan merupakan bakat bawaan sejak lahir dan diasah melalui pengalaman langsung di lapangan, maka sekarang ini paradigma tersebut telah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seperti petani, karyawan, mahasiswa, pegawai pemerintah, guru, dan lain sebagainya. Hal

BAB I PENDAHULUAN. seperti petani, karyawan, mahasiswa, pegawai pemerintah, guru, dan lain sebagainya. Hal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Jiwa Kewirausahaan (Entrepreneurship) ialah ciri-ciri atau sifat kemandirian yang dimiliki seseorang atau individu, baik itu kalangan usahawan maupun masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penduduk. Masalah yang timbul adalah faktor apa yang mendasari proses

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penduduk. Masalah yang timbul adalah faktor apa yang mendasari proses BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemakmuran suatu negara bisa dinilai dari kemampuan negara tersebut untuk menghasilkan barang dan jasa yang berguna dan mendistribusikannya ke seluruh penduduk.

Lebih terperinci

MENUMBUHKAN JIWA KEWIRAUSAHAAN

MENUMBUHKAN JIWA KEWIRAUSAHAAN MENUMBUHKAN JIWA KEWIRAUSAHAAN 1 PENDAHULUAN Jika dahulu kewirausahaan merupakan bakat bawaan sejak lahir dan diasah melalui pengalaman langsung di lapangan, maka sekarang ini paradigma tersebut telah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terbatas. Suryana (2006 : 4) mengatakan secara makro, peran wirausaha adalah

BAB I PENDAHULUAN. terbatas. Suryana (2006 : 4) mengatakan secara makro, peran wirausaha adalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini pembicaraan mengenai pentingnya wirausaha telah didengar dan diketahui diberbagai tempat di dunia. Ini menunjukkan masyarakat semakin sadar akan adanya dunia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sementara lapangan pekerjaan yang ditawarkan juga terbatas, menuntut siswa

BAB I PENDAHULUAN. sementara lapangan pekerjaan yang ditawarkan juga terbatas, menuntut siswa BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi, persaingan mencari kerja semakin kompetitif sementara lapangan pekerjaan yang ditawarkan juga terbatas, menuntut siswa dan kaum muda harus

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian Analisis Faktor-Faktor Yang Mendorong Wirausahawan Memulai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian Analisis Faktor-Faktor Yang Mendorong Wirausahawan Memulai BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Indra Hakim Matondang dengan judul penelitian Analisis Faktor-Faktor Yang Mendorong Wirausahawan Memulai Usaha

Lebih terperinci

1. Bani Alkausar. 2. Muhammad Nur Hadi. 3. Lofie Bachtiar. 4. Randi Ilhamsyah. 5. Azwin Ramadhan. 6. Fauzi A. 7. Hamdan Usman

1. Bani Alkausar. 2. Muhammad Nur Hadi. 3. Lofie Bachtiar. 4. Randi Ilhamsyah. 5. Azwin Ramadhan. 6. Fauzi A. 7. Hamdan Usman Proses Inovasi 1. Bani Alkausar 2. Muhammad Nur Hadi 3. Lofie Bachtiar 4. Randi Ilhamsyah 5. Azwin Ramadhan 6. Fauzi A. 7. Hamdan Usman Inovasi adalah memperkenalkan sesuatu yang baru sebuah ide, metode,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Strategi pemasaran Pemasaran adalah salah satu kegiatan pokok yang dilahkukan oleh para pengusaha dalam usahanya untuk mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kemandirian menurut Vamer dan Beamer (Ranto,2007:22) adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kemandirian menurut Vamer dan Beamer (Ranto,2007:22) adalah BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kemandirian Pribadi Kemandirian menurut Vamer dan Beamer (Ranto,2007:22) adalah kepemilikan sebuah nilai dalam diri seseorang yang mengarah kepada kedewasaan, sehingga dia mampu

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. pejuang. Sedangkan usaha artinya kegiatan yang dilakukan terus-menerus dalam

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. pejuang. Sedangkan usaha artinya kegiatan yang dilakukan terus-menerus dalam BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Karakteristik Kewirausahaan 2.1.1.1 Pengertian Kewirausahaan Secara harfiah wira artinya utama, gagah, luhur, berani, teladan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kemampuan kreatif dan inovatif (Suryana:2010:2). b. Pengetahuan tentang peran dan tanggung jawab.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kemampuan kreatif dan inovatif (Suryana:2010:2). b. Pengetahuan tentang peran dan tanggung jawab. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pengetahuan Kewirausahaan Kewirausahaan adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses. Inti

Lebih terperinci

KREATIVITAS DAN INOVASI DALAM BERWIRAUSAHA

KREATIVITAS DAN INOVASI DALAM BERWIRAUSAHA KREATIVITAS DAN INOVASI DALAM BERWIRAUSAHA Oleh : Deden Abdul Wahab KREATIVITAS WIRAUSAHA Mc.Pherson dalam Hubeis (2005;11) menyatakan bahwa kreativitas adalah menghubungkan dan merangkai ulang pengetahuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pendidikan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan setiap manusia karena dengan pendidikan manusia dapat berdaya guna serta mandiri. Selain itu, pendidikan sangat

Lebih terperinci

URAIAN MATERI A. PENGERTIAN KEWIRAUSAHAAN

URAIAN MATERI A. PENGERTIAN KEWIRAUSAHAAN URAIAN MATERI A. PENGERTIAN KEWIRAUSAHAAN Menurut Geoffrey G.Meredith (dalam sukardi,2009) wirausaha adalah orang yang mempunyai kemampuan melihat dan menilai kesempatan-kesempatan usaha (bisnis), mengumpulkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengangguran yang cukup besar. Tingkat pengangguran yang semakin lama semakin

BAB I PENDAHULUAN. pengangguran yang cukup besar. Tingkat pengangguran yang semakin lama semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu Negara berkembang yang memiliki tingkat pengangguran yang cukup besar. Tingkat pengangguran yang semakin lama semakin meningkat tersebut

Lebih terperinci

UJIAN AKHIR SEMESTER MK.KEWIRAUSAHAAN

UJIAN AKHIR SEMESTER MK.KEWIRAUSAHAAN UJIAN AKHIR SEMESTER MK.KEWIRAUSAHAAN A. Pilih salah satu jawaban yang paling benar dengan memberi tanda silang pada salah satu huruf a, b, c atau d pada lembar jawaban yang tersedia!. 01. Saat kita merasa

Lebih terperinci

Disusun Oleh : Nama : Novika Ginanto (23) Kelas : II TEL 6 SMK TELKOM SANDHY PUTRA JAKARTA

Disusun Oleh : Nama : Novika Ginanto (23) Kelas : II TEL 6 SMK TELKOM SANDHY PUTRA JAKARTA Disusun Oleh : Nama : Novika Ginanto (23) Kelas : II TEL 6 SMK TELKOM SANDHY PUTRA JAKARTA KEWIRAUSAHAAN Latar belakang mengapa perlu berwirausaha adalah agar mampu menatap masa depan yang lebih baik.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. kemampuan dan atau kemauan sendiri (Saiman, 2009:43).

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. kemampuan dan atau kemauan sendiri (Saiman, 2009:43). BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Kewirausahaan Kewirausahaan adalah hal-hal atau upaya-upaya yang berkaitan dengan penciptaan kegiatan atau usaha aktivitas bisnis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karir sebagai seorang akuntan publik sangat menantang dan dihargai

BAB I PENDAHULUAN. Karir sebagai seorang akuntan publik sangat menantang dan dihargai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karir sebagai seorang akuntan publik sangat menantang dan dihargai secara finansial. Profesi sebagai seorang akuntan dari sebuah perusahaan akuntan publik sangat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. mengatur, mengambil resiko, dan mengembangkan usaha yang diciptakan

BAB II LANDASAN TEORI. mengatur, mengambil resiko, dan mengembangkan usaha yang diciptakan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kewirausahaan Berwirausaha adalah suatu kegiatan usaha yang melibatkan kemampuan untuk melihat kesempatan-kesempatan usaha yang kemudian mengorganisisr, mengatur, mengambil resiko,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencapai hampir 150 % untuk setiap item makanan apabila dikelola dengan

BAB I PENDAHULUAN. mencapai hampir 150 % untuk setiap item makanan apabila dikelola dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bisnis rumah makan adalah bisnis yang memiliki banyak potensi serta prospek untuk berkembang dengan cepat yang dapat membawa keuntungan yang mencapai hampir

Lebih terperinci

IDE DAN PELUANG DALAM KEWIRAUSAHAAN 1.IDE KEWIRAUSAHAAN

IDE DAN PELUANG DALAM KEWIRAUSAHAAN 1.IDE KEWIRAUSAHAAN IDE DAN PELUANG DALAM KEWIRAUSAHAAN 1.IDE KEWIRAUSAHAAN Karena memulai wirausahaan diawali dengan ide ide.marilah kita mempertimbangkan beberapa sumber inspirasi ide-ide baru. Beberapa penelitian telah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tumbuh dan berkembangnya perekonomian di suatu negara tidak terlepas dari

BAB I PENDAHULUAN. Tumbuh dan berkembangnya perekonomian di suatu negara tidak terlepas dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tumbuh dan berkembangnya perekonomian di suatu negara tidak terlepas dari peran para pengusaha swasta besar, menengah maupun kecil. Wirausaha (enterpreneurs)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam menghadapi tantangan globalisasi yaitu kompetisi ekonomi global

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam menghadapi tantangan globalisasi yaitu kompetisi ekonomi global BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor kewirausahaan telah lama digalakkan oleh pemerintah Indonesia karena mampu menstimulasi pertumbuhan sosioekonomi negara. Seiring dengan berkembangnya arus globalisasi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam hal menyerap tenaga kerja, meningkatkan jumlah unit usaha, dan. mendukung pendapatan rumah tangga (dalam Kuncoro, 2000:15).

BAB I PENDAHULUAN. dalam hal menyerap tenaga kerja, meningkatkan jumlah unit usaha, dan. mendukung pendapatan rumah tangga (dalam Kuncoro, 2000:15). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Usaha kecil merupakan salah satu bagian penting dari perekonomian suatu negara ataupun daerah. Oleh karena itu, usaha kecil harus diupayakan untuk terus berkembang.

Lebih terperinci

KREATIFITAS. imagination. ALBERT EINSTEIN, GERMAN-BORN US PHYSICIST, MATHEMATICIAN. Imagination is more important than knowledge

KREATIFITAS. imagination. ALBERT EINSTEIN, GERMAN-BORN US PHYSICIST, MATHEMATICIAN. Imagination is more important than knowledge KREATIFITAS To raise new questions, new possibilities, to regard old questions from new angles, requires creative imagination. ALBERT EINSTEIN, GERMAN-BORN US PHYSICIST, MATHEMATICIAN Imagination is more

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat membuka lapangan pekerjaan karena kemampuan pemerintah sangat

BAB I PENDAHULUAN. dapat membuka lapangan pekerjaan karena kemampuan pemerintah sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan akan lebih berhasil jika ditunjang oleh wirausahawan yang dapat membuka lapangan pekerjaan karena kemampuan pemerintah sangat terbatas. Suryana (2013:4)mengatakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kewirausahaan berperan penting dalam perekonomian bangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. Kewirausahaan berperan penting dalam perekonomian bangsa dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kewirausahaan berperan penting dalam perekonomian bangsa dan merupakan persoalan penting di dalam perekonomian suatu bangsa yang sedang berkembang. Menurut Ciputra

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. TUJUAN Memahami konsep kewirausahaan Memahami kunci sukses kewirausahaan

I. PENDAHULUAN. TUJUAN Memahami konsep kewirausahaan Memahami kunci sukses kewirausahaan I. PENDAHULUAN TUJUAN Memahami konsep kewirausahaan Memahami kunci sukses kewirausahaan ABSTRAK Pilihan masa depan buat negara kita, dalam mengatasi persoalan tenaga kerja, tidak lain adalah membuka lapangan

Lebih terperinci

Kewirausahaan I. Putra Boediman. Modul ke: Fakultas EKONOMI & BISNIS. Program Studi MANAJEMEN

Kewirausahaan I. Putra Boediman. Modul ke: Fakultas EKONOMI & BISNIS. Program Studi MANAJEMEN Modul ke: 03 Eko Fakultas EKONOMI & BISNIS Kewirausahaan I Putra Boediman Program Studi MANAJEMEN Merealisasikan Mimpi Menjadi Kenyataan Dalam hitung-hitungan bisnis, tidak banyak yang gratis pada masa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyrakatnya juga terkenal dengan handmade dan handicraftnya. salah satunya Koto

BAB I PENDAHULUAN. masyrakatnya juga terkenal dengan handmade dan handicraftnya. salah satunya Koto BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sumatera Barat selain terkenal dengan keindahan alam dan keramah tamahan masyrakatnya juga terkenal dengan handmade dan handicraftnya. salah satunya Koto Gadang, Koto

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tinggi merupakan aset yang sangat berharga bagi setiap bangsa karena

BAB I PENDAHULUAN. tinggi merupakan aset yang sangat berharga bagi setiap bangsa karena BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengembangan sumber daya manusia dewasa ini telah menjadi hal yang semakin penting dalam pembangunan nasional. Sumber daya manusia berkualitas tinggi merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau perusahaan dapat melakukan berbagai kegiatan bisnis, operasi fungsi-fungsi

BAB I PENDAHULUAN. atau perusahaan dapat melakukan berbagai kegiatan bisnis, operasi fungsi-fungsi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Teknologi internet semakin banyak dimanfaatkan oleh berbagai organisasi terutama organisasi bisnis, kegiatan dunia usaha yang menggunakan teknologi internet

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan perekonomian di indonesia semakin meningkat dimana

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan perekonomian di indonesia semakin meningkat dimana BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan perekonomian di indonesia semakin meningkat dimana banyak usaha yang membantu lajunya perekonomian. UKM memiliki peranan yang penting, karena sebagian besar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manusia berada di muka bumi ini. Kneller dalam Prasetyo (2009:3) menyebutkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manusia berada di muka bumi ini. Kneller dalam Prasetyo (2009:3) menyebutkan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Pendidikan Secara historis, pendidikan dalam arti luas telah mulai dilaksaanakan sejak manusia berada di muka bumi ini. Kneller dalam Prasetyo

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Gaharani Saraswati, 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Gaharani Saraswati, 2015 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tercapainya kondisi yang lebih baik menjadi sebuah alasan mengapa negara melakukan pembangunan. Pembangunan menyangkut nasib banyak orang, sehingga dibutuhkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Manusia memiliki kebutuhan-kebutuhan selama kehidupannya. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Manusia memiliki kebutuhan-kebutuhan selama kehidupannya. Menurut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Manusia memiliki kebutuhan-kebutuhan selama kehidupannya. Menurut Maslow (dalam Robbins, 1998) kebutuhan manusia dibagi menjadi lima bagian, yakni kebutuhan

Lebih terperinci

INOVASI DAN KREATIVITAS

INOVASI DAN KREATIVITAS INOVASI DAN KREATIVITAS Saifoe El Unas ituadalah: 1. Bukan semata-mata memecahkan masalah, tetapi menciptakan sesuatu yg lebih baik, orisinil& memecahkan masalah yg kreatif. 2. Cara mengoptimalkan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perencanaan bisnis adalah suatu cetak biru tertulis ( blue print ) yang

BAB I PENDAHULUAN. Perencanaan bisnis adalah suatu cetak biru tertulis ( blue print ) yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perencanaan bisnis adalah suatu cetak biru tertulis ( blue print ) yang berisikan tentang misi usaha, usulan usaha, operasional usaha, rincian financial, strategi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lapangan pekerjaan sehingga mengakibatkan sebagian orang tidak memiliki

BAB I PENDAHULUAN. lapangan pekerjaan sehingga mengakibatkan sebagian orang tidak memiliki BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah pengangguran yang dihadapi bangsa Indonesia dewasa ini diakibatkan oleh jumlah penduduk yang tidak seimbang dengan keterbatasan lapangan pekerjaan sehingga

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ranto (2007), dengan judul

BAB II URAIAN TEORITIS. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ranto (2007), dengan judul BAB II URAIAN TEORITIS A. Peneliti Terdahulu Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ranto (2007), dengan judul penelitian Analisis Hubungan Motivasi, Pengetahuan Kewirausahaan, dan Kemandirian Usaha

Lebih terperinci

Sikap Mental Wirausaha (Inovatif, Kreatifitas, Motivasi, Efektif dan Efisien) Kuliah 3

Sikap Mental Wirausaha (Inovatif, Kreatifitas, Motivasi, Efektif dan Efisien) Kuliah 3 Sikap Mental Wirausaha (Inovatif, Kreatifitas, Motivasi, Efektif dan Efisien) Kuliah 3 Pengenalan Diri Instropeksi SALAH Dilazimkan Menyalahkan: Orang lain Lingkungan akibatnya Tidak percaya diri Tidak

Lebih terperinci