KREATIVITAS DAN INOVASI DALAM BERWIRAUSAHA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KREATIVITAS DAN INOVASI DALAM BERWIRAUSAHA"

Transkripsi

1 KREATIVITAS DAN INOVASI DALAM BERWIRAUSAHA Oleh : Deden Abdul Wahab KREATIVITAS WIRAUSAHA Mc.Pherson dalam Hubeis (2005;11) menyatakan bahwa kreativitas adalah menghubungkan dan merangkai ulang pengetahuan di dalam pikiran-pikiran manusia yang membiarkan dirinya untuk berfikir secara lebih bebas dalam membangkitkan halhal baru, atau menghasilkan gagasan-gagasan yang mengejutkan pihak lain dalam menghasilkan hal yang bermanfaat. Pengertian lainnya adalah kreativitas merupakan penyatuan pengetahuan dari berbagai bidang pengalaman berlainan untuk menghasilkan ide-ide baru dan lebih baik (West, 2000;14). Dari pengertian di atas bahwa kreativitas merupakan sekumpulan ide-ide baik berupa pengetahuan maupun pengalaman yang berada dalam pikiran manusia yang kemudian digabungkan menjadi sesuatu hal yang sifatnya kreatif yang berguna baik pada dirinya maupun orang lain atau organisasi dalam situasi atau kondisi yang tidak menentu. Oleh karenanya Hubeis (2005;13) menyatakan bahwa kreativitas adalah suatu pertimbangan subyektif dan berkonteks khusus mengenai segala sesuatu yang baru serta merupakan hasil dari perilaku secara individu maupun kolektif. Aspek penting dalam kreativitas adalah pembangkitan ide, dimana aspek ini dibedakan menjadi dua kategori yakni secara individu dan kelompok. Pembangkitan ide secara individu akan terkait dengan kebebasan dan beragam pola pemikiran. Ciri dari berpikir kreatif dan individu yang dikatakan kreatif, diantaranya didasarkan pada ; 1. Mencoba mengemukakan ide-ide atau gagasan asli dengan membuat keterkaitan baru diantara hal-hal yang telah diketahui. 2. Memperhatikan hal-hal yang tidak diduga 3. Mempertimbangkan karakterisik pribadi seperti fleksibilitas dan spontanitas dalam pemikiran 4. Kerja keras untuk membentuk gagasan-gagasan sehingga orang lain dapat melihat nilai dalam dirinya. 5. Tidak hanya berpuas hati dengan hanya menghasilkan ide-ide kreatif saja. Terdapat pula ciri orang kreatif yang didasarkan pada pengembangan sejumlah kualitas pribadi seperti ; 1. Nilai intelektual dan artistik seperti membaca buku-buku bermutu 2. Minat akan kompleksitas, ditunjukkan dari ketertarikan pada usaha menjelajahi masalah sulit dan rumit untuk mendapatkan solusi dan memahami masalah tersebut. 3. Kepedulian pada pekerjaan dan pencapaian, ini ditunjukan oleh disiplin diri yang berkaitan dengan pekerjaan, dengan motivasi yang tinggi, serta peduli terhadap usaha mencapai keunggulan. 4. Ketekunan. Orang yang kreatif biasanya mempunyai tekad keras untuk mencapai tujuan dan mengidentifikasikan serta memecahkan masalah ditempat kerja, mempunyai keyakinan kuat akan kekuatan dan keterampilan yang mendukung tekadnya. 1

2 5. Pemikiran mandiri. Orang yang kreatif dan inovatif menunjukkan kemandirian dalam membuat keputusan, meski diantaranya ada kecenderungan menyesuaikan diri dengan pandangan mayoritas atau yang mempunyai kedudukan lebih tinggi. 6. Toleransi terhadap keraguan. Orang kreatif merespon secara positif terhadap situasi yang dianggap meragukan atau tidak menentu. 7. Otonomi. Cenderung mengandalkan diri sendiri dan kurang bergantung kepada orang lain, termasuk membutuhkan kebebasan. 8. Kepercayaan diri. Biasanya yakin akan kemampuan yang dimiliki. 9. Kesiapan mengambil resiko. Biasanya lebih cenderung siap mengambil resiko dengan ide-ide baru serta mencoba cara-cara baru meski kondisi lingkungan atau orang yang berada disekitarnya kurang mendukung. Berfikir kreatif berhubungan dengan tindakan mengimpresi sebuah masalah secara mendalam dalam pikiran. Masalah tersebut divisualisasikan dengan jelas dan kemudian melakukan perenungan mengenai semua tindakan kearah perumusan sebuah ide atau konsep baru yang berbeda dibandingkan dengan hal-hal lama yang diketahui (Winardi,2003;204). Terdapat sejumlah ciri orang yang kreatif ; 1). Mengobservasi situasi dan masalahmasalah yang sebelumnya tidak diperhatikan orang lain 2). Membangkitkan ide-ide dan masalah-masalah yang dicapainya dari banyak sumber 3). Cenderung memiliki banyak alternatif terhadap masalah atau subyek tertentu 4). Seringkali menentang hal-hal yang bersifat klise dan ia tidak terhalang oleh kebiasaan-kebiasaan yang terkadang menghambat berfikir kreatif. 5). Mendayagunakan serta menimba dari kekuatankekuatan emosional di bawah sadar yang dimilikinya. 6). Memiliki fleksibilitas tinggi dalam pemikirannya, tindakannya. Helmhoz dalam Winardi (2003:205) menggariskan langkah dalam proses kreatif sebagai berikut; 1. Saturation. Yaitu upaya mengumpulkan data, fakta serta sensasi-sensasi yang kemudian oleh pikiran dijadikan bahan mentah untuk memproduksi ide-ide baru. Proses tersebut dapat berlangsung secara sadar atau di bawah sadar 2. Incubation. Merupakan langkah berikut dalam proses yang berlangsung yang dilaksanakan tanpa adanya sesuatu upaya yang dilakukan secara sadar. Pikiran dibawah sadar menyeleksi informasi kemudian diolah menjadi berbagai kombinasi yang banyak, kemudian sebagian ditolak sebelum muncul pada pikiran sadar. 3. Iluminasi. Ini berkaitan denga suatu gejala yang dinyatakan sebagai ilham yang tibatiba dating dan muncul dalam pikiran dan seringkali terlihat setelah periode inkubasi yang berlangsung lama. Sekonyong-konyong pemecahan problem muncul dalam benak dan pikiran serta terkadang berisi hal-hal yang rinci. Menurut Evans (1994:40) bahwa proses kreatif adalah proses mental yang di dalam proses itu pengalaman masa lampau dikombinasikan kembali sering dengan beberapa distorsi dalam bentuk sedemikian rupa sehingga orang muncul dengan pola-pola baru, konfigurasi baru, aturan baru sehingga muncul pemecahan yang lebih baik yang dibutuhkan manusia. Proses perilaku kreatif berkaitan dengan keterampilan untuk mengubah atau menentukan relasi baru yang tidak diharapkan diantara keeping-keping informasi. Winardi (2003;247) mengungkapkan bahwa kreativitas merupakan kemampuan untuk mengembangkan ide-ide baru dan menemukan cara-cara baru untuk memandang masalah-masalah serta peluang-peluang. Ini terkait dengan inovasi dimana inovasi merupakan kemampuan untuk menerapkan solusi-solusi kreatif terhadap masalah dan 2

3 peluang tersebut. Para Entrepreneur dalam hal ini akan memiliki keberhasillan melalui kegiatan berfikir dan melaksanakan hal baru atau hal lama dengan cara-cara baru. INOVASI WIRAUSAHA Menyajikan sebuah ide saja tidaklah cukup. Berfikir kreatif telah berkembang menjadi sebuah keterampilan bisnis inti (a core bussines skill) dan para entrepreneur menjadi pelopor dalam hal mengembangkan serta menerapkan (berinovasi). Hubeis (2005; 69) mengemukakan bahwa inovasi didefinisikan sebagai suatu perubahan ide dalam sekumpulan informasi yang berhubungan diantara masukan dan luaran. Selanjutnya dikemukakan terdapat dua hal dari definisi tersebut yaitu inovasi produk dan inovasi proses yang merupakan suatu perubahan yang terkait dengan upaya meningkatkan atau memperbaiki sumber daya yang ada, memodifikasi untuk menjadikan sesuatu bernilai, menciptakan hal-hal baru yang berbeda, merubah suatu bahan menjadi sumber daya dan menggabungkan setiap sumberdaya menjadi suatu konfigurasi baru yang lebih produktif baik langsung atau pun tidak langsung dalam upaya meraih keunggulan kompetitif. Inovasi dikatakan pula sebagai kumpulan dari teknologi dan ilmu yang ada untuk memenuhi kebutuhan tertentu. Inovasi memerlukan faktor terpilih dari suatu pengetahuan untuk dipadukan secara unik agar diperoleh keuntungan pada seluruh produk atau proses yang ada. (Machfoedz 2004;21) berpendapat bahwa inovasi merupakan suatu proses untuk mengubah kesempatan menjadi ide yang dapat dipasarkan. Inovasi lebih dari sekadar iide yang baik. Suatu gagasan murni memegang peranan penting, dan fikiran yang kreatif mengembangkannya menjadi gagasan berharga. Meski demikian terdapat perbedaan antara sebuah ide yang timbul semata dari spekulasi dan ide yang merupakan hasil pemikiran, riset, pengalaman dan kerja yang disempurnakan. Dengan demikian inovasi adalah suatu kombinasi visi untuk menciptakann suatu gagasan yang baik dan keteguhan serta dedikasi untuk mempertahankan konsep melalui implementasi. Kompensasi individu akan terpelihara dengan baik apabila individu belajar bagaimana mengintegrasikan pengetahuan yang dimiliki. Oleh karenanya kaitan dengan kreativitas dan inovasi, seorang entrepreneur akan berupaya belajar berinovasi menerapkan ideide kreatifnya. Oleh karenanya terdapat apa yang dikatakan sebagai semangat belajar inovatif, dimana semangat belajar inovatif juga akan meningkatkan tingkatan modal intelektual dari seseorang dari sekedar tahu menjadi peduli mengapa. Menurut Moh. As ad (2003) Semangat belajar inovatif akan melakukan tiga hal sebagai berikut : 1. Selalu mencari informasi terbaru, dimana informasi terbaru dapat diperoleh dari berbagai sumber seperti jurnal, bacaan-pengetahuan, bergabung dengan organisasi profesi, mengikuti kegiatan-kegiatan yang sifatnya ilmiah. 2. Pengembangan diri dimana individu yang selalu berupaya melakukan pengembangan diri biasanya memiliki keahlian tertentu. Biasanya selalu mencoba untuk melakukan pekerjaannya dengan mengembangkan pengetahuan teknik yang dimiliki, melakukan cara-cara terbaru dan apabila memungkinkan selalu menggunakan peralatan yang lebih baru yang dapat memperoleh hasil yang baik 3. Mengajarkan pengetahuan yang dimiliki pada orang lain baik mitra kerja, maupun bawahan termasuk atasan. Biasanya memiliki kepercayaan bahwa dengan berbagi ia akan mendapatkan pengetahuan yang lebih baik dari yang dimiliki. 3

4 Semangat berinovasi seseorang akan dapat diamati pada saat ia bekerja dalam kegiatan yang menyangkut inovasi. Semangat bekerja inovatif individu sangat penting karena dalam melakukan pekerjaan inovatif terdapat resiko yang besar dibanding pekerjaan rutin. Peran dan semangat bekerja terhadap kreativitas individu dalam cakupan yang lebih luas, juga terhadap semangat berinovasi individu yang dinyatakan sebagai motivasi intristik. Terdapat beberapa ciri intristik individu yang memiliki semangat bekerja inovatif yaitu; 1. Ketertarikan akan pekerjaan inovatif itu sendiri 2. Antusiasme dan perasaan optimis dalam melakukan pekerjaan inovatif 3. Ketertarikan akan tantangan yang dihadapi pada saat memecahkan masalah. 4. Keyakinan yang kuat pada idenya 5. Keinginan untuk mengambil resiko Beberapa karakteristik lainnya yang dimiliki individu dengan kreativitas dan semangat berinovasi yang tinggi yaitu: 1. Memiliki sifat-sifat pribadi seperti tekun, selalu ingin tahu, jujur dan giat dalam melakukan pekerjaan 2. Termotivasi oleh diri sendiri atau terdorong oleh keinginannya sendiri, bergairah dalam memacahkan masalah serta memiliki keyakinan yang besar akan idenya. 3. Memiliki kemampuan kogniftif tertentu seperti dapat memecahkan masalah dan melahirkan ide baru. 4. Berorientasi pada resiko yang mencakup gaya dan sikap yang tidak biasa dan penolakan terhadap paradigma yang ada. 5. Pakar dalam bidangnya, yaitu memiliki pengetahuan dan pengalaman yang relevan dengan pekerjaannya. 6. Memiliki kepercayaan pada orang lain, berkomunikasi dengan bebas, fleksibel dan penolong 7. Memiliki pengalaman yang beraneka ragam dari pengalaman yang umum hingga melahirkan suatu ide 8. Memiliki kemampuan bersosialisasi Inovasi adalah alat untuk memanfaatkan perubahan sebagai peluang bagi bisnis yang berbeda atau jasa yang berbeda. Inovasi dapat ditampilkan sebagai ilmu, dapat dipelajari dan dapat dipraktekan. Inovasi juga dikatakan sebagai mengubah nilai dan kepuasan yang diperoleh konsumen dari sumber daya. Biasanya perubahan yang dimaksudkan merupakan perubahan yang sudah terjadi atau sedang berlangsung. Inovasi yang berhasil adalah yang mampu memanfaatkan perubahan. Terdapat sejumlah inovasi yang menimbulkan suatu perubahan besar seperti inovasi teknik yang besar dan merupakan hal yang luar biasa. Namun demikian kebanyakan inovasi yang berhasil adalah jauh lebih sederhana dan mampu memanfaatkan perubahan yang sedang berlangsung. Inovasi yang berhasil juga pada umumnya sederhana dan terfokus dan ditujukan pada aplikasi yang didesain khas, jelas dan cermat. Pada dasarnya inovasi berawal dari suatu gagasan baik dari dalam maupun dari luar perusahaan untuk menciptakan dan menerapkan sesuatu yang baru yang akhirnya dapat memberikan manfaat yang positif bagi perusahaan. Dalam hal ini yang terpenting dari suatu inovasi adalah gagasan, penerapan dan kegunaan. Upaya meningkatkan atau memperbaiki sumber daya yang ada, memodifikasi untuk menjadikan sesuatu bernilai, menciptakan hal-hal baru dan berbeda, merubah suatu bahan menjadi sumber daya dan menggabungkan sumber daya-sumber daya tersebut menjadi suatu konfigurasi baru yang lebih produktif menunjukkan adanya hubungan inovasi dengan 4

5 resiko dan kemudahan meyakinkan kelayakan inovasi dalam mendatangkan suatu manfaat ekonomi. Inovasi teknologi yang menghasilkan produk rekayasa yang selektif dapat memberikan resiko besar meski memiliki produktivitas tinggi. Hal seperti ini bisa mengalami kesulitan ketika akan menjualnya. Sebagai suatu bentuk kemajuan teknologi Inovasi yang dihasilkan suatu perusahaan, seringkali menghasilkan inovasi proses bagi perusahaan lainnya, tetapi tidak otomatis dapat menjamin lapangan pekerjaan yang lebih banyak. Secara keseluruhan baik ditingkat makro maupun mikro dapat memberikan dampak positif yaitu produk/proses baru yang menghasilkan pendapatan baru dan selanjutnya akan menginduksi permintaan (substitusi) positif pada agregat ekonomi yang pada gilirannya akan meningkatkan penyerapan lapangan pekerjaan seperti pada gambar 1. INOVASI INOVASI PRODUK Pengetahuan produk baru yang seringkali dikombinasikan dengan hal baru, membentuk metode produksi yang tidak diketahui INOVASI PROSES Pengetahuan metode baru untuk menghasilkan barang yang dikenal melalui masukan yang sedikit Peningkat an mutu produk Produk baru Kemamp uan tenaga kerja Kemam puan modal Netralitas Perubahan keterampilan Gambar 1. Konsep inovasi sebagai bentuk kemampuan teknologi Sumber : Hubeis. 2005:77 Berdasarkan prosesnya, menurut Hubeis (2005:77) bahwa proses inovasi dibedakan atas hal berikut : 1). Radikal, bila reduksi biaya yang ditimbulkan oleh inovasi dapat memonopoli harga dan mengambil bagian terbesar dari pangsa pasar 2). Bertahap bila monopoli harga hanya terjadi di atas tingkat kompetitif. Kedua hal yang dikemukakan bersifat positif tetapi sebaliknya dapat disebut technological unemployment bila inovasi mengganggu pekerjaan dan meningkatkan pengangguran. Inovasi dapat berdampak terhadap lapangan kerja yang dapat memunculkan isu ekonomi penting seperti (1) Bentuk teknologi yang ada dalam kaitannya dengan modal dan tenaga kerja maupun dalam hal skala ekonomi yang terkait dengan luaran dan masukan yang dapat memberi keunggulan produk. (2). Bentuk, arah dan tingkat kemajuan teknologi yang dipengaruhi oleh regulasi pemerintah yang berbentuk inovasi 5

6 produk,inovasi proses, perubahan teknologi secara radikal dan bertahap, kesenjangan teknologi, maupun terobosan teknologi yang dapat mengurangi biaya. (3) Preferensi konsumen dalam hal permintaan, ukuran pasar (4) Struktur pasar produk yang meliputi derajat kompetisi dan hambatan masuk (5) struktur pasar tenaga kerja dan (6) struktur keterampilan SDM. yang meliputi mobilitas pekerja ditingkat regional dan lapangan pekerjaan. Dalam prakteknya inovasi didasari atas tahapan pengenalan, persuasi, pengambilan keputusan, implementasi dan konfirmasi yang sesuai dengan kemampuan mengadopsi baik aktif (innovator, early adopter dan early majority) dan pasif (late majority dan laggard). Hal tersebut dapat diartikan bahwa inovasi merupakan sikap termotivasi untuk memecahkan masalah yang didukung oleh kemampuan berpikir kreatif. Keputusan perusahaan untuk melakukan inovasi tergantung pada beberapa hal diantaranya faktor biaya dan permintaan pasar. Hal lainnya dapat lebih diakibatkan pula oleh kelangkaan sumber daya termasuk permintaan tenaga kerja yang meningkat. Inovasi merupakan salah satu faktor penentu dari kesuksesan perusahaan yang dapat memberikan pengaruh terhadap peningkatan yang berkesinambungan serta perbaikan. Inovasi yang berkelanjutan dapat dilakukan dengan look outside selama masa ketidakpastian dalam antisipasi perubahan pasar, teknologi, kompetisi untuk mendorong pengembangan teknologi yang baru maupun produk yang baru. Apabila melihat jenisnya, Machfoedz (2004;24) mengemukakan bahwa inovasi terdiri dari empat jenis yaitu penemuan, pengembangan, duplikasi dan sintesis sebagaimana pada gambar 2. PENEMUAN REVOLUSIONER INOVASI PENGEMBA NGAN DUPLIKASI SINTESIS APLIKASI IDE YANG TELAH ADA ADA SENTUHAN KREATIF PERPADUAN KONSEP Gambar 2. Inovasi dilihat dari Jenisnya (visualisasi dan modifikasi) 1). Dikatakan penemuan apabila merupakan kreasi suatu produk, jasa atau proses baru yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Konsep ini cenderung disebut revolusioner. 2). Untuk hal pengembangan adalah merupakan kelanjutan perubahan, perbaikan dari suatu produk, jasa maupun proses yang sudah ada sebelumnya, dan konsep seperti ini menjadikan aplikasi ide yang telah ada dan berbeda. 3). Halnya dengan duplikasi, ini merupakan peniruan suatu produk, jasa maupun proses yang telah ada, namun demikian upaya duplikasi bukan semata-mata meniru melainkan menambah sentuhan kreatif untuk memperbaiki konsep agar lebih mampu memenangkan persaingan. 6

7 4). Sedangkan sintesis merupakan perpaduan konsep dan faktor-faktor yang sudah ada menjadi formula baru. Proses ini meliputi pengambilan sejumlah ide atau produk yang sudah ditemukan dan dibentuk sehingga menjadi produk yang dapat diaplikasikan dengan cara baru. Seperti kegiatan lainnya, inovasi merupakan hasil kerja keras yang memerlukan pengetahuan dan kemurnian (ingenuity). Apabila Bakat, kemurnian, pengetahuan sudah tersedia yang diperlukan dalam inovasi adalah kerja keras yang terfokus dan bertujuan. Dalam kenyataanya tidak seorangpun dapat memastikan apakah inovasi akan mengakhiri sebuah bisnis besar, mengubah aturan main atau hanya sebuah prestasi biasa. Diketahui bahwa tujuan awal dari inovasi adalah menjadi standard setter (pembuat norma), menentukan arah teknologi atau industri (new era). Sering mengemuka bahwa apabila suatu hasil inovasi dari awal tidak dimaksudkan sebagai leader, tidak mengubah lingkungan, suatu inovasi nampaknya dikatakan tidak cukup inovatif. Dalam dunia bisnis, justru sering kali inovasi dikatakan efektif bila sederhana dan fokus dalam melakukan atau membuat suatu hal, karena inovasi yang memiliki kekuatan mentransformasi seluruh industri dan mengakhiri strategi bisnis biasanya sering tidak berhasil (Grove dalam Bataris Gorat, 2003). Yang menjadi prinsip inovasi menurut Drucker (1985; 149) terdapat sejumlah keharusan yang harus dilakukan dan terdapat beberapa larangan yang lebih baik tidak dikerjakan serta ada juga yang disebut persyaratan. Dalam keharusan terdapat hal-hal sebagai berikut : 1. Inovasi yang mempunyai tujuan dan sistematis, dimulai dengan menganalisa peluang.. Ini dimaksudkan bahwa semua sumber peluang inovatif tidaklah cukup hanya dengan memperhatikan saja, tetapi pencariannya perlu diorganisasikan serta dikerjakan dengan cara yang benar dan sistematis. 2. Inovasi bersifat konseptual dan perseptual. Disini ditekankan bahwa pada prinsipnya untuk berinovasi harus dapat mencari informasi dengan melihat, memperhatikan, menyimak serta mempelajari para customer dalam hal harapan, nilai dan kebutuhannya, yang selanjutnya dengan inovasi terefleksi dapat bersedia menggunakan karena manfaat yang dirasakannya. 3. Agar efektif sebuah inovasi harus sederhana dan harus terfokus. Ini dimaksudkan agar tidak memberikan kesulitan dan bisa berjalan, dikarenakan sesuatu yang baru terlebih lagi rumit akan sulit melakukan pengaturan dan perbaikan. Nilai yang tertinggi yang dapat diterima oleh sebuah inovasi adalah kejelasan dan yang sebelumnya mengapa tidak terfikirkan. 4. Inovasi yang efektif dimulai dari kecil. Ini dimaksudkan bahwa sebuah inovasi tidaklah muluk-muluk dan mencoba untuk melakukan sesuatu yang khas, karena secara umum gagasan yang terlalu muluk seperti mengarah ke revolusi industri mungkin tidak dapat berjalan dan sulit terwujud. Jika tidak dimulai dari yang kecil tidaklah akan cukup waktu untuk mengadakan penyesuaian dan perubahan apabila sebuah inovasi agar berhasil. 5. Sebuah inovasi yang berhasil harus mengarah pada kepemimpinan. Inovasi tidak perlu mengarah pada tujuan akhir untuk menjadi sebuah bisnis besar, karena dalam kenyataannya tak seorangpun dapat memastikan terlebih dahulu apakah inovasi tertentu akan berakhir sebagai bisnis besar atau sebagai sebuah prestasi yang biasa-biasa saja. Kaitannya bahwa inovasi harus mengarah pada kepemimpinan karena jika tidak hanya akan menciptakan peluang bagi persaingan belaka. 7

8 Berkaitan dengan larangan, yang lebih baik tidak dikerjakan dalam inovasi adalah : 1. Tidak merasa superior dan serba mengetahui karena pada prinsipnya ketidakmampuan merupakan faktor yang tersedia dalam jumlah yang tidak pernah kekurangan. Disini inovasi perlu ditangani apabila hendak mencapai ukuran dan kepentingan tertentu. 2. Tidak mencoba mengerjakan terlalu banyak pekerjaan sekaligus. Disini pekerjaan harus difokuskan, karena apabila inovasi menyimpang dari intinya akan cenderung terpecah, dan akan tetap hanya tinggal gagasan dan tidak akan menjadi inovasi. Inovasi pun menghendaki orang-orang yang mengerti dan dapat memahami satu sama lainnya. 3. Tidak perlu melakukan inovasi untuk masa depan, tetapi lakukanlah inovasi untuk masa sekarang/saat ini. Sebuah inovasi mungkin mempunyai dampak jangka panjang dan mungkin tidak akan mencapai kematangannya yang penuh hingga beberapa tahun kemudian. Disamping hal tersebut terdapat pula persyaratan yang harus dipenuhi bagi sebuah inovasi yaitu : 1. Bahwa inovasi adalah karya sehingga menghendaki pengetahuan dan kepandaian disamping juga dalam inovasi perlu bakat, kecerdikan disamping kepekaan serta kerja keras yang terarah dan bertujuan, oleh karenanya dituntut ketekunan, keuletan serta komitmen. 2. Agar inovasi berhasil seorang innovator perlu membina kekuatannya mengingat resiko dan keuntungan yang diperolehnya, mampu melihat peluang yang lebih luas, dan mampu mengambil kesempatan yang sesuai bagi usahanya. 3. Inovasi merupakan dampak dalam suatu perekonomian maupun masyarakat pada umumnya. Inovasi juga merupakan perubahan dalam sebuah proses. Oleh karenanya inovasi harus senantiasa dekat, tertuju dan benar-benar digerakkan oleh pasar. Inovasi terkait juga dengan proses, dimana proses inovasi memiliki kesaling tergantungan dengan proses belajar (pengetahuan, pengertian, aplikasi, analisis, dan sintesis), yaitu tentang pemahaman suatu masalah atau ide baru ke dalam suatu konteks. Secara riil hal tersebut ditentukan oleh faktor produksi, peluang, proses, personil individu dan kelompok dalam bentuk hasil (kapasitas inovasi) baik inovasi produk, proses, inovasi pemasaran dan inovasi manajemen. Inovasi merupakan hasil pencarian suatu kesempatan yang dilakukan dengan sepenuh hati, dan ini merupakan suatu proses dimana prosesnya dimulai dengan analisis sumber daya kesempatan yang menjadi objek. Selanjutnya bahwa inovasi bersifat perceptual dan konseptual, dapat difahami dan dilihat. Ini dimaksudkan bahwa seorang yang dikatakan mampu berinovasi harus melihat, bertanya dan mendengar pihak lain dalam pencariannya terhadap inovasi. Dalam hal ini diperlukan berpikir keras dengan segenap kemampuannya, melakukan perhitungan dengan cermat juga memperhatikan potensi pengguna inovasi yang dicarinya untuk memenuhi harapan, nilai dan kebutuhan (Machfoedz,2004;24). Proses inovasi dapat dianggap sebagai konversi pola pikir dari yang besar ke yang kecil atau sebaliknya yang diawali dari gagasan tertentu dan diakhiri oleh suatu perwujudan fisik atau non fisik. proses inovasi juga dipandang sebagai suatu sistem dan merupakan hal penting dalam mengambil keputusan agar suatu perusahaan mampu bersaing 8

9 melalui penjabaran fungsi organisasi. Selanjutnya bahwa efektivitas suatu organisasi inovasi sendiri membutuhkan hal sebagai berikut : 1. Pemahaman yang baik dan kesadaran akan lingkungan 2. Komunikasi 3. Kebijakan yang menyeluruh yang melibatkan individu dalam membuat keputusan 4. Pengakuan atas nilai unik dan kontribusi individu 5. Keterampilan 6. Kemampuan mengidentifikasi peluang dan mampu bertindak sebagai peluang 7. Kemampuan melakukan perubahan bentuk organisasi secara cepat jika diperlukan 8. Berfokus pada pengembangan individu dan kemampuan tim 9. Kesediaan mengambil kesempatan baik untuk kemajuan maupun kegagalan 10. Kemampuan melupakan kegagalan dan bangkit dari kegagalan yang dialami. Dalam implementasinya dibutuhkan ruang untuk melihat dampak dari suatu inovasi. Tidak sedikit dalam implementasinya mengalami kegagalan, dan kegagalan dalam implementasinya itu sendiri dapat disebabkan oleh beberapa hal; 1). Tidak mempertimbangkan tahap desain dalam proses penciptaan 2). Tidak terdapat kesesuaian antara visi perusahaan dengan implementasi di lapangan 3). Manajemen tidak memperhatikan keseluruhan proses (Hubeis, 2005;85) Ciri perusahaan inovatif dapat berbasis inovasi continuous, bertahap (incremental) dan spiral yaitu mengolah informasi dari luar ke dalam dalam upaya memecahkan masalah dan mengadaptasi perubahan suatu lingkungan. Hal tersebut dapat menciptakan pengetahuan baru dan informasi dari dalam ke luar serta solusinya dalam meredefinisikan masalah dalam lingkungan. Dalam hal ini inovasi merupakan salah satu faktor penentu dari sukses suatu perusahaan yang dapat mempengaruhi perbaikan yang berkelanjutan. Oleh karenanya, dalam pengelolaan suatu inovasi ditentukan oleh peubah sikap yang dicirikan oleh : 1. Unsur karakteristik pekerjaan yang meliputi keuntungan, kesesuaian atau kecocokan, kelengkapan, kemampuan keuangan dan SDM, serta dukungan dari yang mempunyai kepentingan 2. Komunikasi yang meliputi cara, keterlibatan pengguna 3. Organisasi yang meliputi tujuan, struktur berupa spesialisasi pekerjaan, pengambilan keputusan yang terkomunikasikan, dan kepemimpinan. 4. para pegawai yang meliputi umur, status ekonomi dan sosial, kemudahan akan pengetahuan. Hubeis (2005 ;91-99) mengemukakan beberapa hal yang harus diperhatikan dalam melaksanakan strategi inovasi yaitu : 1. Pertama di pasar. Dalam hal ini menjadi yang pertama di pasar membutuhkan penemuan yang dapat mendominasi pasar. Disini tentunya dibutuhkan penelitian dan pengembangan serta promosi yang cukup besar, 2. Pengikut awal. Disini tidaklah dituntut untuk membutuhkan inovasi produk unggulan. Namun demikian perlu memperbaiki inovasi proses, dan mengidentifikasi kebutuhan pasar. Hal ini ditujukan untuk menekan biaya produksi dan dapat memenuhi kebutuhan pasar yang tidak dapat dipenuhi pemimpin pasar, 3. Bermain bersama di pasar. Apabila hal demikian akan dilakukan tentunya dituntut untuk mampu mengembangkan dan memproduksi produk dengan biaya yang lebih rendah. Apabila memilih menjadi perespon perubahan, maka kemampuan mengidentifikasi peluang sangat dibutuhkan, 4. Merespon perubahan kebutuhan dan keinginan konsumen. 9

10 Selanjutnya dijelaskan pula bahwa dalam upaya mengembangkan usahanya termasuk mempertahankan kelangsungan hidup usahanya, perusahaan baik kecil maupun besar dalam melakukan inovasi perlu memperhatikan beberapa indikator dalam hal yaitu : 1. Dimensi finansial dimana perlu memperhatikan pengembalian investasi inovasi, pembagian pasar, penghematan biaya dan biaya total pekerjaan 2. Dimensi Konsumen yaitu dengan memperhatikan pengguna pelanggan dalam pengembangan, kepuasan konsumen, tingkat retensi konsumen dan tingkat penambahan konsumen baru 3. Dimensi proses internal bisnis dengan memperhatikan keberhasilan keseluruhan tim pengembangan, waktu pengembangan, total jam kerja karyawan/pekerja 4. Dimensi pembelajaran dan pertumbuhan berupa keterampilan baru yang dikenalkan perusahaan, pengembangan teknologi inti, rata-rata investasi waktu karyawan/pekerja mengikuti pelatihan. Hal-hal tersebut akan terkait satu sama lain dengan pemilik usaha, konsumen, karyawan atau pekerja termasuk mitra kerja. Secara ideal, terdapat beberapa area atau bidang dimana inovasi dapat menghasilkan keuntungan yang besar, dan hal tersebut berupa ; Manajemen pengembangan, pengembangan strategi, pengembangan karyawan, pengembangan produk dan jasa, pengembangan proses, pengembangan peralatan dan teknologi, pengembangan pemasok, pertumbuhan pasar, perluasan distribusi dan pengembangan jenis produk. Disamping hal tersebut, juga terdapat kemampuan inovasi yang terdiri dari empat elemen penting yaitu : 1. Pengetahuan dan keterampilan 2. sistem manajerial 3. sistem fisik 4. Nilai-nilai, dan kemampuan penciptaan inovasi pun membutuhkan pengembanagan berupa pemahaman, pengalaman, keragaman, informasi dan keterampilan. Inovasi merupakan alat spesifik kewirausahaan serta tindakan yang memberikan sumberdaya dan kemampuan baru untuk menciptakan kesejahteraan. Inovasi dikatakan pula dapat menciptakan sumberdaya. Tidak ada sesuatu pun yang menjadi sumber daya sampai orang menemukan manfaat dari sesuatu yang terdapat di alam sehingga memberikan nilai ekonomis. Terkait dengan hal tersebut, terdapat tujuh sumber peluang inovasi menurut Drucker dalam wheelen and Hunger (2003; 509) sebagai berikut : 1. Hal yang tidak diharapkan berupa sukses yang tidak diharapkan, kegagalan yang tidak diharapkan, atau kejadian diluar perusahaan yang tidak diharapkan dapat menjadi kesempatan yang unik. 2. Sesuatu yang bertentangan berupa adanya perbedaan antara realita dan apa yang diasumsikan seseorang, atau apa yang terjadi dengan apa yang seharusnya terjadi. 3. Inovasi berdasarkan kebutuhan proses, ketika terdapat hubungan operasional yang lemah diantara proses tertentu. 4. Perubahan dalam industri maupun struktur pasar, dimana produk, jasa atau pendekatan inovatif yang dilakukan mungkin merupakan konsekuensi dari perubahan-perubahan dasar yang terjadi dalam industri atau pasar. 5. Demografis, berupa perubahan dalam besaran populasi, struktur usia, komposisi tenaga kerja, tingkat pendidikan dan pendapatan. 6. Perubahan persepsi, suasana hati dan arti hidup, dimana kesempatan untuk inovasi yang berkembang ketika sistem kepercayaan, sikap dan asumsi masyarakat berubah terhadap suatu produk. 10

11 7. Pengetahuan baru, dimana pengetahuan ilmiah dan non ilmiah telah menciptakan produk dan pasar baru. Inovasi bagi wirausaha lebih bersifat untuk memanfaatkan perubahan dari pada menciptakannya. Mencari inovasi dilakukan dengan memanfaatkan perubahan pada penemuan yang menyebabkan terjadinya perubahan. Ide inovatif dapat bersumber pada kreativitas eksternal dan kreativitas internal, dimana kreativitas eksternal dapat dirangsang dengan memanfaatkan secara sistematis rasa keingintahuan tentang perkembangan, ide, dan kekuatan baru yang sedang berlangsung di sekitar. Dengan hal tersebut seseorang membangun sumber informasi mengenai berbagai hal tentang fakta kesan, citra dan berbagai ide, dan dengan demikian seseorang dapat memperoleh ide yang dapat diraih dan dimanfaatkan. Halnya dengan kreativitas internal, ini dapat muncul secara tiba-tiba ketika seseorang sedang sibuk dengan kreativitas eksternal. Dalam upaya ini pengalaman merupakan sumber, hal ini karena terdapatnya pengetahuan dan pengetahuan sendiri diperoleh melalui belajar. Seseorang akan segera mengetahui cara baru untuk memadukan ide-ide dari berbagai bidang yang berbeda untuk meningkatkan produk atau jasa yang ada. Terkadang ide seperti ini dapat muncul secara tiba-tiba dalam pikiran seseorang pada saat yang tidak terduga. SUMBER PUSTAKA Evans, James R., 1994 Berfikir Kreatif dalam Pengambilan Keputusan dan Manajemen. Jakarta : Bumi Aksara. Hubeis, M. 1997, Manajemen Industri Kecil Profesional di Era Globalisasi Melalui Pemberdayaan Manajemen Industri, Orasi Ilmiah. Institut Pertanian Bogor. Longenecker,J.G., More, J.W. Petty, 2001, Small Business Management, An Entrepreneurial Enphasis, South Western Publishing Company, Cincinati. Meredith, Geoffrey G.et al, 2005, The practice of Entrepreneurship, International Labour Organization, Geneva. Moh. As Ad, 2003, Psikologi Industri, Yogyakarta, Penerbit Liberty West, Michael A, 2000, Mengembangkan Kreatifitas Dalam Organisasi, Yogyakarta Penerbit Kanisius. Winardi. 2003, Entrepreneur dan Entrepreneurship, Prenada Media. Jakarta 11

1. Tujuan Instruksional Umum (TIU) 2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)

1. Tujuan Instruksional Umum (TIU) 2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK) Bab 4 Hakekat, Karakteristik dan Nilai-nilai Hakiki Kewirausahaan 1. Tujuan Instruksional Umum (TIU) Mahasiswa dapat menjelaskan hakekat, karakteristik dan nilai-nilai hakiki kewirausahaan 2. Tujuan Instruksional

Lebih terperinci

A. JUDUL PENGABDIAN: PELATIHAN PERENCANAAN USAHA BAGI REMAJA USIA PRODUKTIF DI DUSUN SLANGGEN, TIMBULHARJO, SEWON, BANTUL, YOGYAKARTA

A. JUDUL PENGABDIAN: PELATIHAN PERENCANAAN USAHA BAGI REMAJA USIA PRODUKTIF DI DUSUN SLANGGEN, TIMBULHARJO, SEWON, BANTUL, YOGYAKARTA A. JUDUL PENGABDIAN: PELATIHAN PERENCANAAN USAHA BAGI REMAJA USIA PRODUKTIF DI DUSUN SLANGGEN, TIMBULHARJO, SEWON, BANTUL, YOGYAKARTA B. ANALISIS SITUASI Menjadi wirausaha yang handal tidaklah mudah. Tetapi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia 2.1.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Manajemen sumber daya manusia mulai dikenal sejak abad 20, terutama setelah terjadi revolusi industri,

Lebih terperinci

PROFIL DAN FUNGSI WIRAUSAHA

PROFIL DAN FUNGSI WIRAUSAHA PROFIL DAN FUNGSI WIRAUSAHA OLEH: KELOMPOK 2 Fatmasari E. (115030200111011) Sagita Sukma (115030201111011) Nur Avni Rozalia (115030207111070) Ami Angelia Pratama Putri (115030207111060) KEMENTRIAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan organiasi mengalami perubahan, Perubahan

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan organiasi mengalami perubahan, Perubahan 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dewasa ini perkembangan organiasi mengalami perubahan, Perubahan tersebut terjadi akibat adanya era globalisasi yang mempengaruhi perubahan disegala bidang.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di era globalisasi sekarang ini terlihat sangat pesat. Perkembangan ini tidak hanya melahirkan era informasi global tetapi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah merupakan institusi yang kompleks. Kompleksitas tersebut,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah merupakan institusi yang kompleks. Kompleksitas tersebut, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan institusi yang kompleks. Kompleksitas tersebut, bukan saja dari masukannya yang bervariasi, melainkan dari proses pembelajaran yang diselenggarakan

Lebih terperinci

Hubungan Kreativitas dan Inovasi dalam Kewirausahaan dengan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 : 2008

Hubungan Kreativitas dan Inovasi dalam Kewirausahaan dengan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 : 2008 Hubungan Kreativitas dan Inovasi dalam Kewirausahaan dengan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 : 2008 1. Pendahuluan Seiring perkembangan dan pesatnya persaingan dalam berwirausaha menuntut wirausahawan untuk

Lebih terperinci

BAB V MODEL KONSEPTUAL MANAJEMEN PENGEMBANGAN KUALITAS KINERJA KARYAWAN BANK JABAR. Model merupakan abstraksi visual atau konstruksi dari suatu

BAB V MODEL KONSEPTUAL MANAJEMEN PENGEMBANGAN KUALITAS KINERJA KARYAWAN BANK JABAR. Model merupakan abstraksi visual atau konstruksi dari suatu BAB V MODEL KONSEPTUAL MANAJEMEN PENGEMBANGAN KUALITAS KINERJA KARYAWAN BANK JABAR A. ASUMSI MODEL Model merupakan abstraksi visual atau konstruksi dari suatu konsep. Sebagai pendekatan, model dapat digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dapat dikatakan sebagai tulang punggung perekonomian negara. Keberadaan

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dapat dikatakan sebagai tulang punggung perekonomian negara. Keberadaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Secara umum keberadan perusahaan kecil dan menengah (UKM) di negara-negara berkembang dapat dikatakan sebagai tulang punggung perekonomian negara. Keberadaan UKM terbukti

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap tahun jumlah penduduk di Indonesia semakin meningkat dari tahun ke tahun. Ini dikarenakan angka kelahiran lebih besar daripada angka kematian. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. SMA Negeri 2 Sarolangun) dapat disimpulkan sebagai berikut :

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. SMA Negeri 2 Sarolangun) dapat disimpulkan sebagai berikut : BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan peneliti terhadap "Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Mengembangkan Sekolah Efektif (Studi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting, karena dalam berwirausaha kreativitas, inovasi dan pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. penting, karena dalam berwirausaha kreativitas, inovasi dan pengetahuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini kreativitas, inovasi dan pengetahuan kewirausahaan sangat penting, karena dalam berwirausaha kreativitas, inovasi dan pengetahuan kewirausahaan merupakan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA A. UKM Saat ini, di Indonesia terdapat 41.301.263 (99,13%) usaha kecil (UK) dan 361.052 (0,86%) usaha menengah (UM). Kedua usaha tersebut atau dikenal sebagai Usaha Kecil Menengah

Lebih terperinci

MENJADI PEMIMPIN BISNIS

MENJADI PEMIMPIN BISNIS MENJADI PEMIMPIN BISNIS ? ANDA PASTI BISA MENJADI PEMIMPIN BISNIS ANDA BISA MENJADI MOTIVATOR GUNAKAN SISI MANUSIA ANDA GUNAKAN TEKNIK MENAMBAH SEMANGAT TIM FOKUS PADA SISI TUGAS TIM MENGELOLA KONFLIK

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Media Kartu Bergambar 2.1.1 Pengertian Media Kartu Bergambar Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti perantara. Dengan demikian media dapat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Pemasaran Pengertian pemasaran mengandung pengertian yang lebih luas dari sekedar penjualan dan periklanan. Tjiptono (2002) memberikan definisi

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. penelitian dengan judul Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan dan

BAB II URAIAN TEORITIS. penelitian dengan judul Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan dan BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Amelia (2009), melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan dan Kemandirian Pribadi Terhadap

Lebih terperinci

Jenis dan Bentuk Perubahan Organisasi

Jenis dan Bentuk Perubahan Organisasi Modul ke: Jenis dan Bentuk Perubahan Organisasi Fakultas Pasca Sarjanan Dr. Ir. Sugiyono, Msi. Program Studi Magister Manajemen www.mercubuana.ac.id Source: Jones, G.R.2004. Organizational Theory, Design,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Total Quality Management (TQM) sistematis terhadap perencanaan dan manajemen aktivitas. TQM dapat diterapkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Total Quality Management (TQM) sistematis terhadap perencanaan dan manajemen aktivitas. TQM dapat diterapkan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Total Quality Management (TQM) 1. Pengertian Total Quality Management (TQM) Total Quality Management (TQM) merupakan suatu bukti pendekatan sistematis terhadap perencanaan dan

Lebih terperinci

Entrepreneurship and Inovation Management

Entrepreneurship and Inovation Management Modul ke: Entrepreneurship and Inovation Management KEWIRAUSAHAAN DAN KARAKTER WIRAUSAHA (ENTREPRENEUR) Fakultas Ekonomi Dr Dendi Anggi Gumilang,SE,MM Program Studi Pasca Sarjana www.mercubuana.ac.id 1.

Lebih terperinci

Bab 1 Kewirausahaan. 1. Kewirausahaan dalam Perspektif Sejarah

Bab 1 Kewirausahaan. 1. Kewirausahaan dalam Perspektif Sejarah K e w i r a u s a h a a n 1 Bab 1 Kewirausahaan Mahasiswa diharapkan dapat memahami dan menguasai terkait latar belakang kewirausahaan dan perkembangannya. K emakmuran dari suatu negara bisa dinilai dari

Lebih terperinci

adalah bagian dari komitmen seorang kepala sekolah.

adalah bagian dari komitmen seorang kepala sekolah. BAB V KESIMPULAN, ILPIKASI, DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Dari hasil perhitungan pada Bab IV penelitian ini diperoleh kesimpulan sebagai berikut: Kepemimpinan kepala sekolah harus didukung oleh nilai-nilai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Industri Rumah Sakit pada dasarnya adalah kumpulan dari berbagai unit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Industri Rumah Sakit pada dasarnya adalah kumpulan dari berbagai unit BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Manajemen Sumber Daya Manusia Industri Rumah Sakit pada dasarnya adalah kumpulan dari berbagai unit pelayanan. Berbagai unit tersebut terdiri dari sekumpulan individu yang berusaha

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. penjualan dan periklanan. Tjiptono (2007 : 37) memberikan definisi pemasaran

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. penjualan dan periklanan. Tjiptono (2007 : 37) memberikan definisi pemasaran BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Pemasaran Pengertian pemasaran mengandung pengertian yang lebih luas dari sekedar penjualan dan periklanan. Tjiptono (2007 :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keluar untuk mengatasi masalah perekonomian di Indonesia. UMKM di. ditampung sehingga tingkat pengangguran semakin berkurang.

BAB I PENDAHULUAN. keluar untuk mengatasi masalah perekonomian di Indonesia. UMKM di. ditampung sehingga tingkat pengangguran semakin berkurang. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) menjadi salah satu jalan keluar untuk mengatasi masalah perekonomian di Indonesia. UMKM di Indonesia mampu membuka

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. falsafah baru ini disebut konsep pemasaran (marketing concept). Konsep

II. LANDASAN TEORI. falsafah baru ini disebut konsep pemasaran (marketing concept). Konsep II. LANDASAN TEORI 2.1 Arti dan Pentingnya Pemasaran Pemasaran merupakan faktor penting untuk mencapai sukses bagi perusahaan akan mengetahui adanya cara dan falsafah yang terlibat didalamnya. Cara dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pernah ada masa dimana orang menyebutnya era keunggulan komparatif, yaitu era

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pernah ada masa dimana orang menyebutnya era keunggulan komparatif, yaitu era BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Keunggulan Bersaing Pernah ada masa dimana orang menyebutnya era keunggulan komparatif, yaitu era suatu negara unggul terhadap negara lain karena memiliki kekayaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Pendidikan merupakan sarana yang dapat mempersatukan setiap warga negara menjadi suatu bangsa. Melalui pendidikan setiap peserta didik difasilitasi, dibimbing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN an merupakan pukulan yang sangat berat bagi pembangunan Indonesia. ekonomi yang lebih besar justru tumbang oleh krisis.

BAB I PENDAHULUAN an merupakan pukulan yang sangat berat bagi pembangunan Indonesia. ekonomi yang lebih besar justru tumbang oleh krisis. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Krisis moneter yang terjadi secara mendadak dan di luar perkiraan pada akhir 1990-an merupakan pukulan yang sangat berat bagi pembangunan Indonesia. Dampak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masalah pengangguran di Indonesia cukup mengkhawatirkan, dari tahun

BAB I PENDAHULUAN. Masalah pengangguran di Indonesia cukup mengkhawatirkan, dari tahun BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Masalah pengangguran di Indonesia cukup mengkhawatirkan, dari tahun ke tahun jumlah pengangguran semakin banyak seiring dengan bertambahnya penduduk. Kabupaten

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini membahas mengenai latar belakang penelitian yang terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini membahas mengenai latar belakang penelitian yang terdiri dari 1 BAB I PENDAHULUAN Bab ini membahas mengenai latar belakang penelitian yang terdiri dari permasalahan serta variabel-variabel yang akan digunakan dalam penelitian, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tengah persaingan dan lingkungan bisnis yang dinamis serta menciptakan

BAB 1 PENDAHULUAN. tengah persaingan dan lingkungan bisnis yang dinamis serta menciptakan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hampir semua organisasi menyadari bahwa dalam iklim kompetitif saat ini, inovasi menjadi salah satu kunci sukses untuk mempertahankan eksistensinya di tengah persaingan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pemasaran

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pemasaran II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pemasaran Pemasaran adalah proses untuk merencanakan dan melaksanakan perancangan, penetapan harga, promosi, dan distribusi dari ide, barang, dan layanan untuk menimbulkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian Analisis Faktor-Faktor Yang Mendorong Wirausahawan Memulai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian Analisis Faktor-Faktor Yang Mendorong Wirausahawan Memulai BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Indra Hakim Matondang dengan judul penelitian Analisis Faktor-Faktor Yang Mendorong Wirausahawan Memulai Usaha

Lebih terperinci

MENUMBUHKAN JIWA KEWIRAUSAHAAN

MENUMBUHKAN JIWA KEWIRAUSAHAAN MENUMBUHKAN JIWA KEWIRAUSAHAAN 1 PENDAHULUAN Jika dahulu kewirausahaan merupakan bakat bawaan sejak lahir dan diasah melalui pengalaman langsung di lapangan, maka sekarang ini paradigma tersebut telah

Lebih terperinci

REKOMENDASI DAN RENCANA IMPLEMENTASI

REKOMENDASI DAN RENCANA IMPLEMENTASI BAB IV REKOMENDASI DAN RENCANA IMPLEMENTASI 4.1 Rekomendasi 4.1.1 Rekomendasi untuk Peningkatan Lingkungan Entrepreneurial Rekomendasi yang diberikan disini adalah untuk mengetahui apa yang seharusnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. informasi, penyampaian dan distribusi data. Danelly (dalam Husein, 2001)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. informasi, penyampaian dan distribusi data. Danelly (dalam Husein, 2001) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi informasi dalam kaitannya dengan organisasi perusahaan, telah membawa perubahan yang besar dalam proses dan pengolahan informasi, penyampaian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kegiatan suatu organisasi bisa dilihat dengan jelas bahwa salah satu sumber daya yang paling penting adalah sumber daya manusia. Sumber daya manusia di tingkat

Lebih terperinci

Kewirausahaan atau Wirausaha adalah proses mengidentifikasi, mengembangkan, membawa visi ke dalam kehidupan.

Kewirausahaan atau Wirausaha adalah proses mengidentifikasi, mengembangkan, membawa visi ke dalam kehidupan. EKO HANDOYO MEMBANGUN KADER PEMIMPIN BERJIWA ENTREPRENEURSHIP DAN BERWAWASAN KEBANGSAAN 12-12 2012 Universitas Gadjah Mada Yogyakarta Kewirausahaan atau Wirausaha adalah proses mengidentifikasi, mengembangkan,

Lebih terperinci

Oleh kelompok 2 : Fatmasari Endayani Sagita Sukma Nur Avni Rozalia Ami Angelia P.

Oleh kelompok 2 : Fatmasari Endayani Sagita Sukma Nur Avni Rozalia Ami Angelia P. Oleh kelompok 2 : Fatmasari Endayani 115030200111011 Sagita Sukma 115030201111011 Nur Avni Rozalia 115030207111070 Ami Angelia P. 115030207111060 Wirausaha berperan sebagai penggerak, pengendali, dan pemacu

Lebih terperinci

BAB 2 KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB 2 KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS BAB 2 KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Pemasaran (Marketing) Pemasaran adalah proses penyusunan komunikasi terpadu yang bertujuan untuk memberikan informasimengenai barang atau jasa dalam kaitannya

Lebih terperinci

TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) DALAM PENDIDIKAN. Suto Prabowo

TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) DALAM PENDIDIKAN. Suto Prabowo TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) DALAM PENDIDIKAN Suto Prabowo Abstrak Peningkatan mutu pendidikan harus ditingkatkan terus menerus dan berkesinambungan. Total Quality Management adalah salah satu model

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian Analisis Faktor-Faktor yang Mendorong Wirausahawan Memulai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian Analisis Faktor-Faktor yang Mendorong Wirausahawan Memulai BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Berdasarkan penelitian yang dilakukan Fajrinur (2007) dengan judul penelitian Analisis Faktor-Faktor yang Mendorong Wirausahawan Memulai Usaha Kecil (Studi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (SDM) yang berkualitas, memiliki keterampilan, keahlian, dedikasi,

BAB I PENDAHULUAN. (SDM) yang berkualitas, memiliki keterampilan, keahlian, dedikasi, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan kebutuhan masyarakat atas sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas, memiliki keterampilan, keahlian, dedikasi, akuntabilitas, dan dedikasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Penulis mengangkat teori Atribusi dari Kelley dan teori motivasi berprestasi dari David McClelland sebagai grand theory. Penemuan fakta lapangan akan didukungan pula dengan data

Lebih terperinci

UJIAN AKHIR SEMESTER MK.KEWIRAUSAHAAN

UJIAN AKHIR SEMESTER MK.KEWIRAUSAHAAN UJIAN AKHIR SEMESTER MK.KEWIRAUSAHAAN A. Pilih salah satu jawaban yang paling benar dengan memberi tanda silang pada salah satu huruf a, b, c atau d pada lembar jawaban yang tersedia!. 01. Saat kita merasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di hampir semua periode sejarah manusia, kewirausahaan telah mengemban fungsi

BAB I PENDAHULUAN. Di hampir semua periode sejarah manusia, kewirausahaan telah mengemban fungsi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di hampir semua periode sejarah manusia, kewirausahaan telah mengemban fungsi penting dalam kemajuan peradaban modern (Sesen, 2013; Shane dan Venkataraman, 2000).

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORI

BAB II KERANGKA TEORI BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Landasan Teori Landasan teori merupakan dasar-dasar teori dari berbagai penjelasan para ahli yang digunakan sebagai dasar untuk melakukan pengkajian terhadap fenomena ataupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia dianugerahi kemampuan dan kekuatan berpikir. Berpikir

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia dianugerahi kemampuan dan kekuatan berpikir. Berpikir 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia dianugerahi kemampuan dan kekuatan berpikir. Berpikir merupakan suatu kegiatan mental yang dialami seseorang jika mereka dihadapkan pada suatu masalah atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi dewasa ini, sebuah perusahaan bertaraf nasional maupun

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi dewasa ini, sebuah perusahaan bertaraf nasional maupun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi dewasa ini, sebuah perusahaan bertaraf nasional maupun internasional harus bekerja secara kompetitif dengan meningkatkan efektifitas dan efisiensi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. TUJUAN Memahami konsep kewirausahaan Memahami kunci sukses kewirausahaan

I. PENDAHULUAN. TUJUAN Memahami konsep kewirausahaan Memahami kunci sukses kewirausahaan I. PENDAHULUAN TUJUAN Memahami konsep kewirausahaan Memahami kunci sukses kewirausahaan ABSTRAK Pilihan masa depan buat negara kita, dalam mengatasi persoalan tenaga kerja, tidak lain adalah membuka lapangan

Lebih terperinci

C A R E E R H O G A N D E V E L O P TIPS- TIPS PENGEMBANGAN UNTUK MANAJEMEN KARIR. Laporan untuk: John Doe ID: HC Tanggal: 29 Juli 2015

C A R E E R H O G A N D E V E L O P TIPS- TIPS PENGEMBANGAN UNTUK MANAJEMEN KARIR. Laporan untuk: John Doe ID: HC Tanggal: 29 Juli 2015 S E L E C T D E V E L O P L E A D H O G A N D E V E L O P C A R E E R TIPS- TIPS PENGEMBANGAN UNTUK MANAJEMEN KARIR Laporan untuk: John Doe ID: HC243158 Tanggal: 29 Juli 2015 2 0 0 9 H O G A N A S S E

Lebih terperinci

KEWIRAUSAHAAN, ETIKA. Karakteristik Wirausaha. Dr. Achmad Jamil M.Si. Modul ke: 02Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Magister Akuntansi

KEWIRAUSAHAAN, ETIKA. Karakteristik Wirausaha. Dr. Achmad Jamil M.Si. Modul ke: 02Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Magister Akuntansi KEWIRAUSAHAAN, ETIKA dan HUKUM BISNIS Modul ke: 02Fakultas Ekonomi dan Bisnis Karakteristik Wirausaha Dr. Achmad Jamil M.Si Program Studi Magister Akuntansi Memiliki Motif Berprestasi Tinggi Seorang wirausaha

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mutu pendidikan, karena pendidikan merupakan sarana yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. mutu pendidikan, karena pendidikan merupakan sarana yang sangat penting 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dan kemajuan suatu bangsa sangat di pengaruhi oleh mutu pendidikan, karena pendidikan merupakan sarana yang sangat penting untuk pembinaan, pendidikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Kreativitas Dalam dunia global dewasa ini yang penuh persaingan dan yang berkembang dengan cepat, kreativitas bukan saja merupakan sumber penting guna

Lebih terperinci

Modul ke: KEWIRAUSAHAAN PENDAHULUAN DAN GAMBARAN UMUM. 01Fakultas FASILKOM. Matsani, S.E, M.M. Program Studi SISTEM INFORMASI

Modul ke: KEWIRAUSAHAAN PENDAHULUAN DAN GAMBARAN UMUM. 01Fakultas FASILKOM. Matsani, S.E, M.M. Program Studi SISTEM INFORMASI Modul ke: 01Fakultas FASILKOM KEWIRAUSAHAAN PENDAHULUAN DAN GAMBARAN UMUM Matsani, S.E, M.M Program Studi SISTEM INFORMASI DISIPLIN ILMU KEWIRAUSAHAAN Menurut Thomas W. Zimmerer, Kewirausahaan adalah hasil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Persaingan di dunia usaha yang semakin ketat dan seiring dengan majunya teknologi, menuntut setiap perusahaan untuk selalu melakukan yang terbaik dalam menjalankan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu disiplin ilmu yang berkembang demikian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu disiplin ilmu yang berkembang demikian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu disiplin ilmu yang berkembang demikian pesat dengan berbagai aspek permasalahannya. Pendidikan tidak hanya bersinggungan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tertentu dengan jalan menggunakan sumber-sumber yang telah tersedia

BAB I PENDAHULUAN. tertentu dengan jalan menggunakan sumber-sumber yang telah tersedia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manajemen berhubungan dengan suatu usaha untuk mencapai sasaransaran tertentu dengan jalan menggunakan sumber-sumber yang telah tersedia dengan sebaik-baiknya,

Lebih terperinci

Materi 10 Organizing/Pengorganisasian: Manajemen Team

Materi 10 Organizing/Pengorganisasian: Manajemen Team Materi 10 Organizing/Pengorganisasian: Manajemen Team Anda mungkin memiliki banyak pengalaman bekerja dalam kelompok, seperti halnya tugas kelompok, tim olahraga dan lain sebagainya. Kelompok kerja merupakan

Lebih terperinci

Manajemen Strategik dalam Pendidikan

Manajemen Strategik dalam Pendidikan Manajemen Strategik dalam Pendidikan Oleh : Winarto* A. Pendahuluan Manajemen pendidikan yang diterapkan di lingkungan internal sistem persekolahan hanyalah sebagian dari tanggung jawab kepala sekolah

Lebih terperinci

PEMANFAATAN PELUANG USAHA SECARA KREATIF DAN INOVATIF C. PEMANFAATAN PELUANG USAHA SECARA KREATIF DAN INOVATIF

PEMANFAATAN PELUANG USAHA SECARA KREATIF DAN INOVATIF C. PEMANFAATAN PELUANG USAHA SECARA KREATIF DAN INOVATIF PEMANFAATAN PELUANG USAHA SECARA KREATIF DAN INOVATIF C. PEMANFAATAN PELUANG USAHA SECARA KREATIF DAN INOVATIF Wirausaha yang kreatif adalah wirausaha yang cepat menangkap peluang yang muncul dari suatu

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN 20 III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Konseptual 3.1.1 Strategi Strategi merupakan cara-cara yang digunakan oleh organisasi untuk mencapai tujuannya melalui pengintegrasian segala keunggulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era persaingan global, keberhasilan perusahaan dipengaruhi oleh beberapa

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era persaingan global, keberhasilan perusahaan dipengaruhi oleh beberapa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era persaingan global, keberhasilan perusahaan dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satu faktor penting adalah sumber daya manusia, karena sumber daya manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia (human resources) secara unggul. Sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia (human resources) secara unggul. Sumber daya manusia yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bangsa Indonesia sebagai bagian dari masyarakat global, perlu mempersiapkan sumber daya manusia (human resources) secara unggul. Sumber daya manusia yang unggul diperlukan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sosial. Pendidikan adalah usaha terencana untuk mewujudkan suasana belajar

BAB I PENDAHULUAN. sosial. Pendidikan adalah usaha terencana untuk mewujudkan suasana belajar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan yang berkualitas sangat diperlukan dalam upaya mendukung terciptanya manusia yang cerdas dan mampu bersaing diera globalisasi. Pendidikan mempunyai

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Wirausaha memiliki peran penting dalam perkembangan ekonomi suatu negara, salah satu contohnya adalah negara adidaya Amerika. Penyumbang terbesar perekonomian Amerika

Lebih terperinci

Sikap Mental Wirausaha (Inovatif, Kreatifitas, Motivasi, Efektif dan Efisien) Kuliah 3

Sikap Mental Wirausaha (Inovatif, Kreatifitas, Motivasi, Efektif dan Efisien) Kuliah 3 Sikap Mental Wirausaha (Inovatif, Kreatifitas, Motivasi, Efektif dan Efisien) Kuliah 3 Pengenalan Diri Instropeksi SALAH Dilazimkan Menyalahkan: Orang lain Lingkungan akibatnya Tidak percaya diri Tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tujuan pembangunan Indonesia adalah mewujudkan visi pembangunan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tujuan pembangunan Indonesia adalah mewujudkan visi pembangunan 1 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tujuan pembangunan Indonesia adalah mewujudkan visi pembangunan Indonesia jangka panjang yaitu Indonesia yang maju dan mandiri, adil dan demokratis, serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Asep Jolly, 2015 Pengembangan model komunitas pembelajaran untuk meningkatkan kewirausahaan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Asep Jolly, 2015 Pengembangan model komunitas pembelajaran untuk meningkatkan kewirausahaan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Kewirausahaan tidak akan terlepas dari kualitas sumber daya manusia (SDM) yang handal, kreatif, inovatif dan tidak bergantung pada orang lain. Sumber daya manusia

Lebih terperinci

KETUA PANITIA: TOTO SUPRIYANTO, S.T., M.T

KETUA PANITIA: TOTO SUPRIYANTO, S.T., M.T PANDUAN LOMBA sains dan TERAPAN (LST) KETUA PANITIA: TOTO SUPRIYANTO, S.T., M.T. POLITEKNIK NEGERI JAKARTA DEPOK 2017 1 I. PENDAHULUAN Era globalisasi memberi memberi dampak ganda yaitu di samping membuka

Lebih terperinci

FUNGSI DAN MODEL PERAN KEWIRAUSAHAAN SERTA IDE DAN PELUANG DALAM KEWIRAUSAHAAN Kelompok 2: Kelas D

FUNGSI DAN MODEL PERAN KEWIRAUSAHAAN SERTA IDE DAN PELUANG DALAM KEWIRAUSAHAAN Kelompok 2: Kelas D FUNGSI DAN MODEL PERAN KEWIRAUSAHAAN SERTA IDE DAN PELUANG DALAM KEWIRAUSAHAAN Kelompok 2: Kelas D 1. Anis Yuliati ( 105030207111058 ) 2. Aris Dian Natalia ( 105030201111082 ) 3. Nita Ratnasari ( 105030201111111

Lebih terperinci

PERENCANAAN SUMBERDAYA MANUSIA YANG EFEKTIF: STRATEGI MENCAPAI KEUNGGULAN KOMPETITIF

PERENCANAAN SUMBERDAYA MANUSIA YANG EFEKTIF: STRATEGI MENCAPAI KEUNGGULAN KOMPETITIF PERENCANAAN SUMBERDAYA MANUSIA YANG EFEKTIF: STRATEGI MENCAPAI KEUNGGULAN KOMPETITIF Disusun Oleh : Muhamad Wahyudin 125030207111110 Johanes Hartawan Silalahi 125030207111101 Arrahman 125030207111044 JURUSAN

Lebih terperinci

PEMANFAATAN HASIL PELATIHAN BUDIDAYA JAMUR TIRAM DALAM MENGEMBANGKAN KEMANDIRIAN BERWIRAUSAHA

PEMANFAATAN HASIL PELATIHAN BUDIDAYA JAMUR TIRAM DALAM MENGEMBANGKAN KEMANDIRIAN BERWIRAUSAHA PEMANFAATAN HASIL PELATIHAN BUDIDAYA JAMUR TIRAM DALAM MENGEMBANGKAN KEMANDIRIAN BERWIRAUSAHA Muhamad Kuncoro Hadi Saputro 1, Ihat Hatimah 2, Sardin 3 kuncoorosa@gmail.com 1 Penggerak Program Pemberdayaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk dapat mencapai tujuannya. Setiap perusahaan selain bersaing dengan

BAB I PENDAHULUAN. untuk dapat mencapai tujuannya. Setiap perusahaan selain bersaing dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada era globalisasi ini, setiap perusahaan bersaing dengan sangat ketat untuk dapat mencapai tujuannya. Setiap perusahaan selain bersaing dengan perusahaan-perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sehubungan dengan Era globalisasi yang telah berjalan selama beberapa

BAB I PENDAHULUAN. Sehubungan dengan Era globalisasi yang telah berjalan selama beberapa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sehubungan dengan Era globalisasi yang telah berjalan selama beberapa tahun lalu, kita selalu dihadapkan kepada perdagangan bebas yang menimbulkan pasar

Lebih terperinci

BAB III PERUMUSAN MASALAH

BAB III PERUMUSAN MASALAH BAB III PERUMUSAN MASALAH 3.1. Alasan Pemilihan Masalah Perubahan lingkungan bisnis telah menantang perusahaan-perusahaan untuk dapat bersaing dengan ketat. Perusahaan yang dapat menerapkan strategi bisnisnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pendidikan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan setiap manusia karena dengan pendidikan manusia dapat berdaya guna serta mandiri. Selain itu, pendidikan sangat

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis. suatu makna (Supardi, 2011).

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis. suatu makna (Supardi, 2011). 6 BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teoritik 1. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis a. Berpikir Kreatif Kemampuan berpikir adalah kecakapan menggunakan akal menjalankan proses pemikiran/kemahiran berfikir.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peranan sumber daya manusia yang menjadi aset terpenting perusahaan karena

BAB I PENDAHULUAN. peranan sumber daya manusia yang menjadi aset terpenting perusahaan karena BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sebuah perusahaan dapat tumbuh dan berkembang tidak terlepas dari peranan sumber daya manusia yang menjadi aset terpenting perusahaan karena perannya sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Bela kang Pene litian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Bela kang Pene litian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era globalisasi dewasa ini, kita telah dan akan menghadapi beberapa ciri perdagangan bebas internasional sebagaimana ditetapkan dalam Putaran Uruguay

Lebih terperinci

PENDEKATAN ILMIAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MADRASAH IBTIDAIYAH (Studi Analisis Desain Strategi Pendidikan Agama Islam)

PENDEKATAN ILMIAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MADRASAH IBTIDAIYAH (Studi Analisis Desain Strategi Pendidikan Agama Islam) PENDEKATAN ILMIAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MADRASAH IBTIDAIYAH (Studi Analisis Desain Strategi Pendidikan Agama Islam) Oleh: Muhamad Fatih Rusydi Syadzili I Pendidikan esensinya bukan sebagai sarana transfer

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangannya di perusahaan manufaktur, selain

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangannya di perusahaan manufaktur, selain BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangannya di perusahaan manufaktur, selain bersaing dalam dunia pasar yang semakin memunculkan teknologi informasi yang canggih, perusahaan juga

Lebih terperinci

IKLIM ORGANISASI. Rangkaian Kolom Kluster I, 2012

IKLIM ORGANISASI. Rangkaian Kolom Kluster I, 2012 IKLIM ORGANISASI Sebuah mesin memiliki batas kapasitas yang tidak dapat dilampaui berapapun besaran jumlah energi yang diberikan pada alat itu. Mesin hanya dapat menghasilkan produk dalam batas yang telah

Lebih terperinci

BAB I. A. Latar Belakang Masalah. kawasan Asia terutama yang terjadi di Indonesia pada pertengahan tahun 1997

BAB I. A. Latar Belakang Masalah. kawasan Asia terutama yang terjadi di Indonesia pada pertengahan tahun 1997 1 BAB I A. Latar Belakang Masalah Persaingan dunia bisnis yang semakin ketat, mengharuskan perusahaan untuk menyusun rencana strategis sehingga dapat tetap bertahan dalam bisnis dan menjalankan fungsi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Belajar pada hakekatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang ada

I. PENDAHULUAN. Belajar pada hakekatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang ada I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Belajar pada hakekatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu. Belajar dapat dipandang sebagai proses yang diarahkan kepada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kependidikan sebagai unsur yang mempunyai posisi sentral dan strategis

BAB I PENDAHULUAN. kependidikan sebagai unsur yang mempunyai posisi sentral dan strategis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi yang ditandai dengan persaingan yang ketat dalam semua aspek kehidupan, memberi pengaruh terhadap tuntutan akan kualitas sumber daya manusia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan manusia mampu mempertahankan eksistensi dirinya juga. lingkungannya, namun dalam proses pendidikan banyak faktor yang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan manusia mampu mempertahankan eksistensi dirinya juga. lingkungannya, namun dalam proses pendidikan banyak faktor yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan tidak lepas dari kehidupan manusia, karena dengan pendidikan manusia mampu mempertahankan eksistensi dirinya juga lingkungannya, namun dalam proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kecil Menengah (UMKM). Adalah suatu kegiatan ekonomi yang berperan

BAB I PENDAHULUAN. Kecil Menengah (UMKM). Adalah suatu kegiatan ekonomi yang berperan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Usaha kecil menengah (UKM) sering disebut juga sebagai Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Adalah suatu kegiatan ekonomi yang berperan penting untuk suatu Negara atau

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Enterpreneurship atau Kewirausahaan. nilai yang diperlukan untuk memulai suatu usaha (startup phase) atau

BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Enterpreneurship atau Kewirausahaan. nilai yang diperlukan untuk memulai suatu usaha (startup phase) atau 8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Enterpreneurship atau Kewirausahaan Suryana (2003) menyatakan bahwa istilah kewirausahaan dari terjemahan entrepreneurship, yang dapat diartikan sebagai the backbone

Lebih terperinci

BUDAYA (Moeljono, 2003:16)

BUDAYA (Moeljono, 2003:16) BUDAYA ORGANISASI BUDAYA (Moeljono, 2003:16) Sebagai gabungan kompleks asumsi, tingkah laku, cerita, mitos, metafora, dan berbagai ide lain yang menjadi satu untuk menentukan apa arti menjadi anggota masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum keberadaan usaha kecil menengah (UKM) di negara-negara

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum keberadaan usaha kecil menengah (UKM) di negara-negara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Secara umum keberadaan usaha kecil menengah (UKM) di negara-negara berkembang dapat dikatakan sebagai tulang punggung perekonomian negara. Dengan adanya UKM tersebut

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. intrapreneurship sebagai kewirausahaan yang terjadi di dalam organisasi

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. intrapreneurship sebagai kewirausahaan yang terjadi di dalam organisasi BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka Intrapreneurship 2.1.1 Pengertian Intrapreneurship Berdasarkan pendapat Antonic dan Hisrich (2003, p9) intrapreneurship sebagai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perlu untuk ditingkatkan dan digali sebesar-besarnya karena hal tersebut

BAB 1 PENDAHULUAN. perlu untuk ditingkatkan dan digali sebesar-besarnya karena hal tersebut 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada masa sekarang ini, kita memasuki dunia yang berkembang serba cepat sehingga memaksa setiap individu untuk dapat mengikuti perkembangan tersebut. Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang berdampak pada kondisi perekonomian di Indonesia. Belakangan ini

BAB I PENDAHULUAN. yang berdampak pada kondisi perekonomian di Indonesia. Belakangan ini 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring dengan bertambah pesatnya jumlah penduduk di Indonesia dalam era globalisasi dan industrialisasi dewasa ini, maka terdapat pula banyak permasalahan, salah

Lebih terperinci

Kewirausahaan I. Berisi tentang Konsepsi Dasar Kewirausahaan. Dosen : Sukarno B N, S.Kom, M.Kom. Modul ke: Fakultas Fakultas Ilmu Komputer

Kewirausahaan I. Berisi tentang Konsepsi Dasar Kewirausahaan. Dosen : Sukarno B N, S.Kom, M.Kom. Modul ke: Fakultas Fakultas Ilmu Komputer Modul ke: Kewirausahaan I Berisi tentang Konsepsi Dasar Kewirausahaan. Fakultas Fakultas Ilmu Komputer Dosen : Sukarno B N, S.Kom, M.Kom Program Studi Sistem Informasi www.mercubuana.ac.id Hakikat dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun dalam mengatasi kesulitan-kesulitan belajar mereka. Berbagai upaya

BAB I PENDAHULUAN. maupun dalam mengatasi kesulitan-kesulitan belajar mereka. Berbagai upaya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Suatu kenyataan bahwa didalam proses belajar mengajar selalu ada siswa yang memerlukan bantuan, baik didalam mencerna bahan pengajaran maupun dalam mengatasi

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan pada hakekatnya adalah perubahan terencana dari satu situasi ke situasi lainnya yang dinilai lebih baik. Pembangunan yang terlalu mengejar pertumbuhan ekonomi dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. artinya ia akan tergantung pada orang tua dan orang-orang yang berada di

BAB I PENDAHULUAN. artinya ia akan tergantung pada orang tua dan orang-orang yang berada di BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Manusia terlahir dalam keadaan yang lemah, untuk memenuhi kebutuhannya tentu saja manusia membutuhkan orang lain untuk membantunya, artinya ia akan tergantung

Lebih terperinci