BAB II KAJIAN TEORI. 1. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis. suatu makna (Supardi, 2011).
|
|
- Hadi Kartawijaya
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 6 BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teoritik 1. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis a. Berpikir Kreatif Kemampuan berpikir adalah kecakapan menggunakan akal menjalankan proses pemikiran/kemahiran berfikir. Beberapa ahli psikologi setuju bahwa berpikir melibatkan suatu bentuk aktivitas mental. Aktivitas tersebut dapat dijelaskan berdasarkan aktvitas yang dilakukan pikiran ketika berpikir. Berpikir adalah manipulasi operasi mental terhadap berbagai input indera dan data yang dipanggil dalam memori untuk diolah, diformulasi, dan dinilai sehingga diperoleh suatu makna (Supardi, 2011). Kreatvitas merupakan istilah yang banyak digunakan baik di lingkungan sekolah maupun diluar sekolah. Menurut Hurlock (1993:4) kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk menghasilkan komposisi, produk, atau gagasan apa saja yang pada dasarnya baru, dan sebelumnya tidak dikenal oleh pembuatnya yang mungkin mencakup pembentukan pola baru dan gabungan informasi yang diperoleh dari pengalaman sebelumnya dan pencangkokan hubungan lama kesituasi baru dan mungkin mencakup korelasi baru. Sudarma 6
2 7 (2013:21) mendefinisikan kreativitas sebagai kecerdasan yang berkembang dalam diri individu, dalam bentuk sikap, kebiasaan, dan tindakan dalam melahirkan sesuatu yang baru dan orisinil untuk memecahkan masalah. Pengertian tersebut sejalan dengan Supriadi (1997:7) kreativitas merupakan kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata, yang relatif berbeda dengan apa yang ada sebelumnya. Dari pendapat para pakar di atas dapat di simpulkan kreativitas adalah kemampuan yang dimiliki oleh seseorang yang melahirkan sesuatu yang baru, yang berbeda dari sebelumnya. Lee (2005:194) mengatakan bahwa orang yang terlibat dalam pemikiran yang unik karena keinginan intrinsik untuk menemukan hal-hal baru dan lebih baik, ini disebut berpikir kreatif. Menurut Irwan, dkk (2012:23) berpikir kreatif adalah suatu proses berpikir yang menghasilkan bermacam-macam kemungkinan ide dan cara secara luas dan beragam. Kata Guilford (Rakhmat:2008:75), orang yang memiliki kemampuan berpikir kreatif ditandai dengan pola pikir yang divergen, yakni mencoba menghasilkan sejumlah kemungkinan jawaban, mereka mampu melihat berbagai hubungan yang tidak terlihat oleh orang lain. Menurut Supardi (2011:257) sendiri berpikir kreatif merupakan kemampuan siswa dalam memahami masalah dan menemukan penyelesaian dengan strategi atau metode yang bervariasi (divergen).
3 8 Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kemampuan berpikir kreatif adalah kemampuan yang dimiliki oleh individu untuk memberikan gagasan-gagasan atau ide yang baru dalam memecahkan masalah. Ide yang baru tersebut adalah gabungan dari gagasangagasan atau ide yang sudah ada sebelumnya. Beremer dan Treffinger (Munandar:2009:41) menggolongkan indikator berpikir kreatif menjadi tiga katagori, yaitu kebaruan (novelty) artinya keaslian ide atau gagasan yang dibuat dalam merespon perintah, pemecahan masalah (resolution) artinya bahwa ide atau gagasan yang dibuat haruslah bermakna, kerincian (elaboration) dan sintesis artinya bahwa ide atau gagasan yang dibuat harus dapat bertahan secara logis. Karakteristik berpikir kreatif menurut Irman Damanjati (Sudarma:2013:103) ada tiga ciri orang yang mampu berpikir kreatif. Pertama, kelancaran (flueny) dalam menemukan satu gagasan dan gagasan-gagasan yang lainnya. Kedua, memiliki klenturan (fleksibilitas) untuk menggunakan lebih dari satu pendekatan. Ketiga, memiliki orisinalitas atau keaslian. Munandar (2009, 43) sendiri telah menyusun skema penilaian untuk menilai kemampuan berpikir kreatif siswa SD dan SMP. Skema penilaian tersebut meliputi empat kiteria dari berpikir kreatif yaitu berpikir lancar (fluent thinking) atau kelancaran yang menyebabkan seseorang mampu mencetuskan banyak penyelesaian masalah atau
4 9 pertanyaan, berpikir luwes (flexible thinking) atau kelenturan yang menyebabkan seseeorang mampu menghasilkan penyelesaian bervariasi, berpikir orisinil (original thinking) yang menyebabkan seseorang mampu melahirkan ungkapan-ungkapan yang baru dan unik atau mampu menemukan kombinasi-kombinasi yang tidak biasa dari unsur-unsur yang biasa, dan keterampilan mengelaborasi (elaboration ability) yang menyebabkan seseorang mampu memperkaya, menambah, dan mengembangkan suatu gagasan. Ciri-ciri kemampuan berpikir lancar adalah mencetuskan banyak gagasan dalam menyelesaikan masalah, memberi banyak jawaban dalam menjawab suatu pertanyaan, memberikan banyak cara atau saran untuk melakukan berbagai hal, bekerja lebih cepat dan melakukan lebih banyak dari pada yang lain. Selanjutnya, berpikir lancar dalam pemecahan masalah matematika diartikan sebagai kemampuan siswa memecahkan masalah dengan beragam cara yang benar. Beberapa jawaban masalah dikatakan beragam, apabila jawaban-jawaban tampak berlainan akan tetapi mengikuti pola tertentu, atau memiliki ide yang sama. Kemampuan berpikir luwes memiliki ciri-ciri menghasilkan gagasan penyelesaian masalah atau jawaban suatu pertanyaan yang bervarisi, dapat melihat suatu masalah dari sudut pandang yang berbeda-beda, menyajikan suatu konsep dengan cara yang berbeda. Berpkir luwes dalam pemecahan masalah matematika diartikan
5 10 sebagai kemampuan siswa memecahkan masalah dengan berbagai cara yang berbeda dan benar. Beberapa jawaban masalah dikatakan berbeda, jika jawaban-jawaban tampak berlainan, tidak mengikuti pola yang sama atau tidak memiliki ide yang sama. Kemampuan berpikir orisinil mempunyai ciri-ciri yaitu memberikan gagasan yang baru dalam menyelesaikan masalah atau jawaban yang lain dari yang sudah biasa dalam menjawab suatu pertanyaan, membuat kombinasi-kombinasi tak lazim dari bagianbagian atau unsur-unsur. Kemampuan berpikir orisinil dalam pemecahan masalah matematika diartikan sebagai kemampuan siswa menjawab masalah yang menggunakan gagasan atau cara sendiri. Ciri-ciri kemampuan keterampilan memperinci yaitu mengembangkan atau memperkaya gagasan orang lain, menambah atau memperinci suatu gagasan sehingga meningkatkan gagasan tersebut. Kemampuan mengelaborasi dalam pemecahan masalah matematika diartikan sebagai kemampuan siswa dalam mengembangkan, memperkaya, atau menguraikan suatu gagasan secara terperinci. Berdasarkan beberapa pendapat ahli mengenai indikator berpikir kreatif yang telah dijelaskan maka indikator berpikir kreatif adalah sebagai berikut : 1) Berpikir lancar (fluent thinking) atau kelancaran adalah kemampuan memproduksi banyak gagasan.
6 11 Siswa dapat memberikan banyak gagasan, jawaban, penyelesaian masalah yang beragam yang terkait dengan materi pada pembelajaran matematika. 2) Berpikir luwes (flexible thinking) atau kelenturan adalah kemampuan untuk mengajukan berbagai pendekatan atau jalan pemecahan masalah. Siswa dapat menggunakan bermacam-macam cara dalam menyelesaikan masalah yang terkait denga materi pada pembelajaran matematika. 3) Berpikir orisinil (original thinking) adalah kemampuan untuk melahirkan gagasan-gagasan aslisebagai hasil pemikiran sendiri. Siswa dalam menemukan penyelesaian dari sebuah masalah terkait dengan materi pada pembelajaran matematika dengan menggunakan gagasan atau cara sendiri. 4) Keterampilan mengelaborasi (elaboration ability) adalah kemampuan untuk menguraikan sesuatu secara terperinci. Siswa dapat mengembangkan, memperkaya atau menguraikan suatu materi dalam pembelajaran matematika secara terperinci. b. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Kemampuan kreatif dalam berpikir matematika adalah kemampuan untuk memahami pola dan hubungan menggunakan pemikiran kompleks, dan yang mampu berpikir asli dalam simbol matematika. Berpikir kreatif dalam matematika dapat dipandang
7 12 sebagai orientasi tentang intruksi matematika, termasuk tugas penemuan dan pemecahan masalah. Berpikir kreatif dalam matematika mengacu pada pengertian berpikir kreatif secara umum. Karena sebagian besar aktivitas yang dilakukan seseorang yang sedang belajar matematika adalah berpikir. Aktivitas tersebut dapat membawa siswa mengembangkan pemikiran kreatif dalam matematika. Sambo (2007:165) melihat kreativitas sebagai kemampuan seseorang untuk menghasilkan pemikiran atau penemuan yang logis dan imajinatif yang pada dasarnya baru dan sebelumnya tidak diketahui. Panaoura (2014:2) berpendapat bahwa kreativitas dalam matematika dapat dicirikan dengan beberapa cara seperti menggunakan pengambilan keputusan serta berpikir divergen dan fleksibel yang memungkinkan seseorang untuk mengejar banyak jalan dan perspektif yang berbeda dalam memecahkan masalah dan mengadopsi kelancaran, fleksibilitas, dan orisinalitas sebagai indikator utama kreativitas. Kelancaran berkaitan dengan kelangsungan ide, fleksibilitas dikaitkan dengan mengubah ide-ide dan memproduksi berbagai solusi, sedangkan orisinalitas ditandai dengan keunikan. Menurut Noer (2011:106) berpikir kreatif dalam matematika merupakan kombinasi berpikir logis dan berpikir divergen yang didasarkan intuisi tetapi dalam kesadaran yang memperhatikan fleksibilitas, kefasihan dan kebaruan.
8 13 Berdasarkan beberapa pendapat di atas, berpikir kreatif dipandang sebagai suatu kombinasi dalam berpikir logis dan divergen untuk menghasilkan sesuatu yang baru. Kemampuan berpikir kreatif matematis sebagai kemampuan menemukan dan menyelesaikan masalah matematika yang meliputi indikator-indikator: kelancaran, kelenturan, keaslian, dan elaborasi. Penilaian terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa dalam matematika penting untuk di lakukan karena kemampuan berpikir kreatif sangat dibutuhkan terutama dalam memecahkan masalah, dimana siswa diharapkan dapat mengembangkan ide-ide baru yang keratif dalam menganalisis dan memecakan masalah. Pengajuan masalah yang menuntut siswa dalam pemecahan masalah ini sering digunakan dalam penilaian kreativitas matematika. Untuk mengidentifikasikan siswa yang memiliki kemampuan berpikir kreatif peneliti akan memberikan tugas yang bersifat penghadapan siswa dalam masalah dan pemecahannya. Berdasarkan indikator kemampuan berpikir kreatif yang telah dikemukakan sebelumnya, maka indikator kemampuan berpikir kreatif matematis dalam penelitian ini, meliputi : 1) Berpikir lancar (fluent thinking) atau kelancaran adalah kemampuan memproduksi banyak gagasan.
9 14 Siswa dapat memberikan banyak gagasan, jawaban, penyelesaian masalah yang beragam yang terkait denga materi pada pembelajaran matematika. 2) Berpikir luwes (flexible thinking) atau kelenturan adalah kemampuan untuk mengajukan berbagai pendekatan atau jalan pemecahan masalah. Siswa dapat menggunakan bermacam-macam cara dalam menyelesaikan masalah yang terkait denga materi pada pembelajaran matematika. 3) Berpikir orisinil (original thinking) adalah kemampuan untuk melahirkan gagasan-gagasan aslisebagai hasil pemikiran sendiri. Siswa dalam menemukan penyelesaian dari sebuah masalah terkait denga materi pada pembelajaran matematika dengan menggunakan gagasan atau cara sendiri. 4) Keterampilan mengelaborasi (elaboration ability) adalah kemampuan untuk menguraikan sesuatu secara terperinci. Siswa dapat mengembangkan, memperkaya atau menguraikan suatu materi dalam pembelajaran matematika secara terperinci. 2. Creative Personality (Kepribadian Kreatif) Kepribadian merupakan suatu konsep yang sangat luas. Kata kepribadian yang lebih dikenal dengan istilah personality ini merupakan corak tingkah laku sosial yang terdiri dari corak kekuatan, dorongan, keinginan, opini, dan sikap yang melekat pada seseorang jika
10 15 berhubungan dengan orang lain atau menanggapi suatu keadaan. Daniel Cervone dan Laurence (2011) menggunakan istilah kepribadian untuk menggambarkan kualitas psikologi yang memberikan konstribusi terhadap ketahanan individu dan pola khusus dari perasaan dan prilaku. Sementara itu George Kelly (Koeswara:1991:11) memandang kepribadian sebagai cara yang unik dari individu dalam mengartikan pengalaman-pengalaman hidupnya. Kepribadian mencakup kebiasaan, sikap, sifat, yang dimiliki seseorang yang berkembang ketika seseorang berhubungan dengan orang lain. Kepribadian berkaitan dengan nilai dan norma, serta perilaku. Setiap orang memiliki kecenderungan prilaku yang baku/berlaku terus menerus secara konsisten dalam menghadapai situasi yang sedang dihadapi, sehingga jadi ciri khas pribadinya. Kepribadian merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam mengembangkan kreativitas seseorang. Hal ini sejalan dengan pendapat Munandar (2009:70) kreativitas tidak hanya memerlukan kemampuan berpikir kreatif (kognitif), tetapi juga sikap kreatif (afektif). Kepribadian kreatif dipandang sebagai pengalaman traumatis dari seseorang yang dihadapi dengan memungkinkan gagasan-gagasan yang disadari dan yang tidak disadari bercampur menjadi pemecahan inovatif (Munandar:1999:44). Menurut Csikczentmihalyi (Munandar:1999:44) menemukakan bahwa yang terutama menandai orang-orang yang memiliki keprbadian kreatif adalah kemampuan mereka untuk menyesuaikan diri terhadap hampir setiap situasi dan untuk melakukan apa yang perlu untuk
11 16 mencapai tujuannya. Kepribadian mereka yang kompleks memungkinkan mereka bergerak dari satu keadaan ke keadaan lainnya jika situasi menuntut tanpa mengalami konflik. Kepribadian kreatif dapat menunjukkan ciri-ciri yang seperti bertentangan tetapi saling terpadu secara dialektis. Dari pembahasan yang telah dipaparkan dapat ditarik kesimpulan, bahwa kepribadian kreatif adalah sifat yang melekat pada diri seseorang yang dapat menyusaikan diri dan bereaksi terhadap suatu permasalahan yang dihadapinya. Biasanya siswa yang memiliki kepribadian kreatif memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, memiliki minat yang luas, mempunyai kegemaran dan menyukai aktivitas yang kreatif. Siswa kreatif biasanya cukup mandiri dan memiliki rasa percaya diri. Mereka lebih berani mengambil resiko (tetapi dalam perhitungan) dari pada siswa lainnya pada umumnya. Hutahaean (2005:161) menyatakan bahwa pribadi yang kreatif adalah adanya sifat yang melekat pada individu yang dapat menyesuaikan diri dan berkreasi terhadap dunia nyata, yang ditunjukkan dengan adanya nilai intelektual dan artistik, tertarik pada kompleksitas, peduli pada pekerjaan dan pencapaian, tekun, pemikiran yang mandiri, toleran terhadap ambiguitas, otonom, percaya diri, dan siap mengambil resiko. Menurut Cral Rogers (Munandar:2009:34) tiga kondisi dari pribadi yang kreatif ialah keterbukaan terhadap pengalaman, kemampuan untuk menilai situasi sesuai dengan patokan pribadi seseorang (internal locus of evaluation) dan kemampuan untuk bereksperien. Sternberg & Lubart
12 17 (Aziz:2009:117) menyebutkan ciri-ciri kepribadian kreatif yaitu ketekunan dalam menghadapi tantangan, keberanian untuk menangung risiko, keinginan untuk berkembang, toleransi terhadap perbedaan, keterbukaan terhadap pengalaman baru, dan teguh terhadap pendirian. Beberapa ciri pribadi kreatif yang ditemukan Kuwanto (Mujidin:2005:131) antara lain dorongan ingin tahu, harga diri dan percaya diri, sifat mandiri dan independen, sifat asertif, keberanian mengambil resiko. Sedangkan menurut Lee (2005:195) kepribadian kreatif melibatkan rasa ingin tahu, kemandirian, siap mengambil resiko, dan disiplin terhadap tugas. Munandar (1999:98) mengoperasionalisasikan kepribadian kreatif dalam dimensi sebagai berikut, keterbukaan terhadap pengalaman baru, kelenturan dalam sikap, kebebasan dalam ungkapan diri, menghargai fantasi, minat terhadap kegiatan kreatif, kepercayaan terhadap gagasangagasan sendiri, kemandirian dalam memberikan pertimbangan. Carter (2005) mengatakan bahwa seseorang yang memiliki kepribadian kreatif yang tinggi memiliki imajinasi dan rasa ingin tahu yang tinggi serta tidak takut mencoba hal baru, mereka akan merasa tertantang dengan masalah-masalah yang diberikan sehingga mampu memunculkan ide-ide yang baru dan berbeda dari biasanya. Kemudian untuk kepribadian kreatif sedang sudah memiliki kepercayaan diri dalam menyelesaikan masalah yang bersifat baru dan kreatif. Sedangkan kepribadian kreatif rendah akan lebih nyaman dalam menyelesaikan
13 18 masalah menggunakan cara yang sudah umum digunakan tanpa terlibat dengan penyelesaian masalah yang lebih kreatif. Sejauh ini, tampaknya menunjukkan seolah-olah pribadi yang kreatif itu ideal dalam arti hanya menunjukkan ciri-ciri positif. Namun ada juga karakteristik dari siswa kreatif yang mandiri, percaya diri, ingin tahu, penuh semangat, cerdik, dan tidak penurut yang dapat membuat orang tua dan guru menjadi pusing. Anak kreatif bisa juga bersifat tidak kooperatif, menuntut, egosentris, terlalu asertif, kurang sopan, acuh tak acuh terhadap aturan. Ciri-ciri tersebut membutuhkan pengertian dan kesabaran, dan dalam beberapa kasus membutuhkan konseling, koreksi, dan pengarahan. Berdasarkan beberapa pendapat menegenai indikator kepribadian kreatif yang telah dipaparkan di atas maka, indikator kepribadian kreatif yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1) Keterbukaan terhadap pengalaman barudengan indikator mencoba cara lain dalam menyelesaikan masalah yang diberikan, dan menyukai hal-hal baru. 2) Kepercayaan terhadap gagasan-gagasan sendiri dengan indikator berani mempertahankan gagasan-gagasan sendiri. 3) Rasa ingin tahu yang tinggi dengan indikator memberikan banyak pertanyaan, melakukan eksperimen/percobaan, dan membaca buku lain selain buku wajib.
14 19 4) Imajinatif dengan indikator memberikan contoh-contoh konsep yang berbeda-beda dengan yang sudah ada, dan dapat memberikan ide yang berbentuk logis maupun tak logis. 5) Tidak mudah menyerah dengan indikator dalam menyelesaikan masalah tidak pernah setengah-setengah, tidak mudah putus asa, dan menyikapi sebuah kesulitan sebagai sebuah ujian. 6) Keinginan untuk selalu berkembang dengan indikator semangat dalam melakukan pekerjaan yang belum pernah dilakukan sebelumnya, dan tertantang oleh situasi-situasi yang rumit. 7) Keberanian dalam mengambil resiko dengan indikator dapat menerima kritikan dari orang lain, berani mempertahankan gagasan penyelesaian soal bila mendapat kritikan dari orang lain, dan berani mengemukakan masalah yang tidak dikemukaan orang lain. B. Penelitian Relevan Lee (2005) dalam penelitianya mendiskripsikan tentang hubungan antara kemampuan berpikir kreatif dan kepribadian kreatif anak-anak prasekolah. Pada penelitianya ini ditemukan beberapa indikator kemampuan berpikir kreatif memiliki hubungunan atau korelasi dengan kepribadian kreatif salah satunya kefasihan (fluent thinking) dalam domain kemampuan berpikir kreatif terkait secara signifikan dengan empat faktor kepribadian kreatif, rasa ingin tahu, kebebasan, berani mengambil resiko, dan disiplin terhadap tugas, selain itu orisinalitas berkorelasi secara signifikan hanya dengan rasa ingin tahu. Hasil penelitian ini menemukan bahwa kemampuan
15 20 berpikir kreatif sebagian berkaitan dengan kepribadian kreatif dan bahwa ada beberapa perbedaan antara kemampuan berpikir kreatif dan kepribadian kreatif. Penelitian yang disebutkan di atas adalah salah satu penelitian yang relevan dengan penelitian yang akan dilakukan peneliti. Persamaan penelitian ini adalah sama-sama mengacu pada kemampuan berpikir kreatif matematis dan kepribadian kreatif (creative personality). Perbedaanya penelitian ini adalah subjeknya, dalam penelitian tersebut subjeknya adalah anak pra sekolah, sedangkan pada penelitian yang dilakukan oleh peneliti subjeknya adalah siswa SMP. C. Kerangka Pikir Kerangka berpikir merupakan kerangka pikiran yang bertujuan untuk memperoleh kejelasan mengenai variabel-variabel yang akan diteliti. Variabel yang akan diteliti adalah kemampuan berpikir kreatif dan kepribadian kreatif. Kemampuan berpikir kreatif merupakan kemampuan yang dimiliki oleh individu untuk memberikan gagasan-gagasan atau ide yang baru dalam memecahkan masalah. Ide yang baru tersebut adalah gabungan ide yang sudah ada sebelumnya. Kemampuan berpikir kreatif memiliki 4 indikator utama untuk menilai siswa dalam berpikir kreatif, indikator kemampuan berpikir kreatif matematis, meliputi berpikir lancar (fluent thinking) atau kelancaran adalah kemampuan siswa dalam memberikan banyak gagasan, jawaban, penyelesaian masalah yang beragam yang terkait denga materi pada
16 21 pembelajaran matematika, berpikir luwes (flexible thinking) atau kelenturan adalah kemampuan siswa dalam menggunakan bermacam-macam cara dalam menyelesaikan masalah yang terkait dengan materi pada pembelajaran matematika, berpikir orisinil (original thinking) adalah kemampuan siswa dalam menemukan penyelesaian dari sebuah masalah terkait denga materi pada pembelajaran matematika dengan menggunakan gagasan atau cara sendiri, keterampilan mengelaborasi (elaboration ability) adalah kemampuan siswa dalam mengembangkan, memperkaya atau menguraikan suatu materi dalam pembelajaran matematika secara terperinci. Kepribadian kreatif (creative personality) adalah sifat yang melekat pada diri seseorang yang dapat menyusaikan diri dan bereaksi terhadap suatu permasalahan yang dihadapinya. Indikator dari kepribadian kreatif yaitu keterbukaan terhadap pengalaman baru, kepercayaan terhadap gagasan-gagasan sendiri, rasa ingin tahu yang tinggi, imajinatif, tidak mudah menyerah, keinginan untuk selalu berkembang, keberanian dalam mengambil resiko Pembelajaran di sekolah khususnya dalam pembelajaran matematika, perbedaan antar siswa perlu mendapatkan perhatian guru. Setiap siswa di kelas sebenarnya memiliki berbagai perbedaan dalam beraktivitas serta menyerap dan menganalisis informasi, hal ini tergantung bagaimana kepribadian masing-masing dari siswa. Siswa yang memiliki kepribadian kreatif cenderung lebih tertarik dari pada siswa lainnya secara umum pada usaha menjelajahi masalah yang sulit dan rumit untuk memahami sepenuhnya
17 22 atau mendapatkan solusi atas masalah yang diberikan pada saat pembelajaran matematika. Hal ini memungkinkan siswa yang memiliki kepribadian kreatif mempunyai gambaran berpikir kreatif yang berbeda pula dengan kepribadian siswa pada umumnya. Kemampuan berpikir kreatif dan kepribadian kreatif nantinya akan dikaitkan hasilnya.
BAB II KAJIAN TEORITIK
BAB II KAJIAN TEORITIK A. Pengertian Berpikir Kreatif Kreatif merupakan istilah yang banyak digunakan baik di lingkungan sekolah maupun di luar sekolah. Umumnya orang menghubungkan kreatif dengan sesuatu
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
8 BAB II LANDASAN TEORI A. Kemampuan Berpikir Kreatif Kreativitas seringkali dianggap sebagai sesuatu keterampilan yang didasarkan pada bakat alam, dimana hanya mereka yang berbakat saja yang bisa menjadi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. perlu untuk ditingkatkan dan digali sebesar-besarnya karena hal tersebut
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada masa sekarang ini, kita memasuki dunia yang berkembang serba cepat sehingga memaksa setiap individu untuk dapat mengikuti perkembangan tersebut. Indonesia
Lebih terperinciKETRAMPILAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS DALAM PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PBM) PADA SISWA SMP
KETRAMPILAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS DALAM PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PBM) PADA SISWA SMP Fransiskus Gatot Iman Santoso Universitas Katolik Widya Mandala Madiun ABSTRAK.Tujuan matematika diajarkan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORITIK. 1. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis
BAB II KAJIAN TEORITIK A. Deskripsi Konseptual 1. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Berpikir adalah memanipulasi atau mengelola dan mentransformasi informasi dalam memori. Ini sering dilakukan untuk
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat cepat,
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat cepat, tidak terlepas dari peran matematika sebagai salah ilmu dasar. Perkembangan yang sangat cepat itu sebanding
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. A. Deskripsi Konseptual. 1. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis. Berpikir merupakan aktivitas mental yang disadari dan diarahkan
2 BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Konseptual 1. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Berpikir merupakan aktivitas mental yang disadari dan diarahkan untuk maksud tertentu. Maksud yang dapat dicapai dalam
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Istilah kreativitas berasal dari bahasa Inggris to create yang berarti mencipta, yaitu
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kreativitas 1. Pengertian Kreativitas Istilah kreativitas berasal dari bahasa Inggris to create yang berarti mencipta, yaitu mengarang atau membuat sesuatu yang berbeda baik
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. 1. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis
6 BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teoritik 1. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis a. Pengertian Berpikir Kreatif Proses berpikir merupakan urutan kejadian mental yang terjadi secara alamiah atau terencana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu ilmu yang sangat penting. Karena
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Matematika merupakan salah satu ilmu yang sangat penting. Karena pentingnya, matematika diajarkan mulai dari jenjang Sekolah Dasar (SD) sampai dengan perguruan tinggi.
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
21 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kemampuan Berpikir Kreatif Kreativitas sebagai kemampuan umum untuk menciptakan sesuatu yang baru, sebagai kemampuan untuk memberikan gagasan-gagasan baru yang diterapkan dalam
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORITIK
BAB II KAJIAN TEORITIK A. Deskripsi Konseptual 1. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Proses berpikir kreatif berhubungan erat dengan kreativitas. Setiap manusia pada dasarnya memiliki kreativitas, namun
Lebih terperinciJurnal Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sidoarjo Vol.2, No.1, Maret 2014 ISSN:
BERPIKIR KREATIF SISWA DALAM PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERDASAR MASALAH MATEMATIKA (STUDENT S CREATIVE THINKING IN THE APPLICATION OF MATHEMATICAL PROBLEMS BASED LEARNING) Anton David Prasetiyo Lailatul
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
6 BAB II LANDASAN TEORI A. Pemecahan Masalah Matematis Setiap individu selalu dihadapkan pada sebuah masalah dalam kehidupan sehari harinya. Mereka dituntut untuk menyelesaikan masalah yang dihadapinya.
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Nur dalam (Trianto, 2010), teori-teori baru dalam psikologi pendidikan
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Konstruktivisme Menurut Nur dalam (Trianto, 2010), teori-teori baru dalam psikologi pendidikan di kelompokkan dalam teori pembelajaran konstruktivis (constructivist
Lebih terperinciII. KERANGKA TEORETIS. Kreativitas sebagai alat individu untuk mengekspresikan kreativitas yang
9 II. KERANGKA TEORETIS A. Tinjauan Pustaka 1. Berpikir Kreatif Kreativitas sebagai alat individu untuk mengekspresikan kreativitas yang dimiliki sebagai hasil dari kemampuan berpikir kreatif merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang berbeda-beda. Jika kemampuan berpikir kreatif tidak dipupuk dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Individu setiap manusia memiliki tingkat kemampuan berpikir yang berbeda-beda dan tidak ada yang sama persis baik dari tingkat berpikir kreatif secara keseluruhan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. A. Model Pembelajaran Problem Based Instruction (PBI)
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Problem Based Instruction (PBI) Pembelajaran hakikatnya adalah usaha sadar dari seseorang guru untuk membelajarkan siswanya (mengarahkan interaksi siswa dengan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. dan mentransformasi informasi kompleks, mengecek informasi baru dengan
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Konstruktivisme Pembelajaran konstruktivisme merupakan pembelajaran kognitif yang baru dalam psikologi pendidikan yang menyatakan bahwa siswa harus menemukan sendiri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran adalah proses komunikasi transaksional yang melibatkan guru, siswa, media, bahan ajar dan komponen lainnya sehingga tercipta proses interaksi belajar
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Problem Based Learning (PBL) merupakan model pembelajaran yang
10 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Problem Based Learning Problem Based Learning (PBL) merupakan model pembelajaran yang dikembangkan oleh Gagne pada tahun 1970-an. Awang dan Ramly (2008:1) mengungkapkan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORETIK
BAB II KAJIAN TEORETIK A. Kajian Teori 1. Deskripsi konseptual a. Berpikir kreatif Santrock (2011) mengemukakan bahwa berpikir adalah memanipulasi atau mengelola dan mentransformasi informasi dalam memori.
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Kreativitas menurut para ahli psikologi penjelasannya masih berbeda-beda
9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kreativitas Kreativitas menurut para ahli psikologi penjelasannya masih berbeda-beda sesuai sudut pandang masing-masing. Menurut Semiawan kreativitas adalah suatu kemampuan untuk
Lebih terperinciNoor Fajriah 1), R. Ati Sukmawati 2), Tisna Megawati 3) Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin
MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 24 BANJARMASIN MELALUI MODEL PROBLEM BASED INSTRUCTION DENGAN PENDEKATAN OPEN-ENDED TAHUN PELAJARAN 2011/2012 Noor Fajriah 1), R. Ati Sukmawati 2),
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. sendiri. Belajar dapat diukur dengan melihat perubahan prilaku atau pola pikir
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Konstruktivisme Belajar adalah proses perubahan seseorang yang diperoleh dari pengalamannya sendiri. Belajar dapat diukur dengan melihat perubahan prilaku atau pola
Lebih terperinciPERAN GURU DALAM MENGEMBANGKAN KREATIVITAS ANAK SEKOLAH DASAR
PERAN GURU DALAM MENGEMBANGKAN KREATIVITAS ANAK SEKOLAH DASAR Murhima A. Kau Universitas Negeri Gorontalo Email : murhimakau@ymail.com ABSTRAK Permasalahan kreativitas menjadi sangat penting untuk dibicarakan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. yang luar biasa, yang tidak lazim memadukan informasi yang nampaknya tidak
BAB II LANDASAN TEORI II. A. KREATIVITAS II. A. 1. Pengertian Kreativitas Kreativitas merupakan kemampuan untuk melihat dan memikirkan hal-hal yang luar biasa, yang tidak lazim memadukan informasi yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dibutuhkan oleh semua orang. Dengan pendidikan manusia berusaha mengembangkan dirinya sehingga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dibutuhkan oleh semua orang. Dengan pendidikan manusia berusaha mengembangkan dirinya sehingga mampu menghadapi setiap perubahan yang terjadi akibat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pengetahuan baru. Hasil dari proses belajar tersebut tercermin dalam prestasi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam pendidikan formal, belajar menunjukkan adanya perubahan yang sifatnya positif sehingga pada tahap akhir akan didapat keterampilan, kecakapan dan pengetahuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kemampuan ini berguna untuk menghasilkan ide-ide baru yang kreatif.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tidak ada manusia yang hidup tanpa mengalami masalah dan rintangan yang harus dicari jalan keluarnya. Sama halnya dalam dunia pendidikan yang selalu berkembang
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. globalisasi ini, karena yang dibutuhkan bukan hanya sumber daya manusia dengan
BAB II LANDASAN TEORI A. Kreativitas Kretaivitas penting bagi individu dan masayarakat terutama dalam era globalisasi ini, karena yang dibutuhkan bukan hanya sumber daya manusia dengan intelegensi tinggi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kreativitas diperlukan setiap individu untuk menghadapi tantangan dan kompetisi yang ketat pada era globalisasi sekarang ini. Individu ditantang untuk mampu
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORETIK. memiliki ide atau opini mengenai sesuatu (Sudarma, 2013). Selain itu,
6 BAB II KAJIAN TEORETIK A. Deskripsi Konseptual 1. Berpikir Kreatif Matematis a. Berpikir Kreatif Proses berpikir merupakan suatu pegalaman memproses persoalan untuk mendapatkan dan menentukan suatu gagasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupannya, tiap individu senantiasa menghadapi masalah, dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupannya, tiap individu senantiasa menghadapi masalah, dalam skala sempit maupun luas, sederhana maupun kompleks. Kesuksesan individu sangat ditentukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kemampuan berpikir kreatif dan komunikasi serta teknologi yang maju
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Kemampuan berpikir kreatif dan komunikasi serta teknologi yang maju merupakan suatu hal yang sangat urgen dalam masyarakat modern, karena dapat membuat manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Matematika merupakan bidang pelajaran yang ditemui diberbagai jenjang pendidikan, mulai dari pendidikan dasar sampai perguruan tinggi. Matematika mengajarkan kita untuk
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. kombinasi-kombinasi baru atau melihat hubungan-hubungan baru antar
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kemampuan Berpikir Kreatif Kreativitas menurut Semiawan (1987: 8) adalah kemampuan untuk membuat kombinasi-kombinasi baru atau melihat hubungan-hubungan baru antar unsur, data atau
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORITIK
6 BAB II KAJIAN TEORITIK A. Deskripsi Konseptual 1. Kemampuan Koneksi NCTM (2000) menyatakan bahwa matematika bukan suatu kumpulan topik dan juga bukan suatu kemampuan yang terpisah-pisah, walaupun dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang harus dipenuhi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Maju mundurnya suatu bangsa banyak ditentukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. semakin berkembang pula. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semakin berkembangnya zaman, ilmu pengetahuan dan teknologi semakin berkembang pula. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memiliki peranan yang penting
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Usia dini merupakan usia yang sangat baik bagi anak-anak untuk. mengembangkan bakat dan potensi yang dimilikinya. Prof. Dr.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Usia dini merupakan usia yang sangat baik bagi anak-anak untuk mengembangkan bakat dan potensi yang dimilikinya. Prof. Dr. Mulyono Abdurrahman, ketua pendidikan
Lebih terperinciA. LATAR BELAKANG MASALAH
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Berpikir merupakan kemampuan alamiah yang dimiliki manusia sebagai pemberian berharga dari Allah SWT. Dengan kemampuan inilah manusia memperoleh kedudukan mulia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu hal yang penting untuk kemajuan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu hal yang penting untuk kemajuan suatu bangsa. Dalam dunia pendidikan, kurikulum sangat berperan penting untuk pembangunan suatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. meletakkan hubungan dari proses berpikir. Orang yang intelligent adalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia merupakan makhluk Allah yang paling sempurna. Mereka diberi kelebihan dalam fungsi kognitifnya berupa akal agar mampu berpikir. Proses kognitif atau proses intelek
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Kreativitas merupakan kemampuan untuk menciptakan hal-hal yang sama sekali
10 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Kemampuan Berpikir Kreatif Kreativitas merupakan kemampuan untuk menciptakan hal-hal yang sama sekali baru atau kombinasi dari hal-hal yang sudah ada sebelumnya.
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORITIK. 1. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis. Learner s, istilah thinking salah satunya diartikan, ideas or opinions
7 BAB II KAJIAN TEORITIK A. Deskripsi Konseptual 1. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Sudarman (2013) mengutip dalam kamus Oxford Advanced Learner s, istilah thinking salah satunya diartikan, ideas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada hakekatnya tidak dapat dipisahkan dari kehidupan setiap manusia karena dengan pendidikan manusia dapat berdaya guna dan mandiri. Selain itu pula
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas dan mampu menghadapi berbagai tantangan serta mampu bersaing.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan yang dimulai dari usia
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan yang dimulai dari usia 0-6 tahun. Pendidikan ini dapat dilaksanakan oleh beberapa lembaga pendidikan antara lain pendidikan
Lebih terperinciKreativitas Siswa dalam Pembuatan Model Struktur 3D Sel pada Pembelajaran Subkonsep Struktur dan Fungsi Sel
Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013 Kreativitas Siswa dalam Pembuatan Model Struktur 3D Sel pada Pembelajaran Subkonsep Struktur dan Fungsi Sel Siti Gia Syauqiyah Fitri, Vina Septifiana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Matematika merupakan salah satu ilmu yang dapat meningkatkan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu ilmu yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir dan berargumentasi. Matematika memberikan peran penting dalam penyelesaian
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORITIK
8 BAB II KAJIAN TEORITIK A. Deskripsi konseptual 1. Kreativitas Matematika a. Kreativitas Pada berbagai literatur terdapat banyak definisi kreativitas diantaranya menurut Silver ada dua pandangan tentang
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORITIK
7 BAB II KAJIAN TEORITIK A. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis 1. Pengertian Berpikir Kreatif Berpikir dapat diartikan sebagai alur kesadaran yang setiap hari muncul dan mengalir tanpa kontrol, sedangkan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Munandar (1987) menyatakan bahwa berpikir kreatif (juga disebut berpikir
7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Kemampuan Berpikir Kreatif Munandar (1987) menyatakan bahwa berpikir kreatif (juga disebut berpikir divergen) ialah memberikan macam-macam kemungkinan jawaban
Lebih terperinci2015 PENGARUH METODE GUIDED DISCOVERY LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DITINJAU DARI KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Penyelenggaraan pendidikan sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 mengenai Sistem Pendidikan Nasional dapat diwujudkan melalui
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. diperluas melalui konteks yang terbatas dan tidak dengan tiba-tiba. Pengetahuan
8 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Konstruktivisme Konstruktivisme merupakan landasan berpikir pendekatan kontekstual, yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan matematika sangat berperan penting dalam upaya menciptakan Sumber daya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan matematika sangat berperan penting dalam upaya menciptakan Sumber daya manusia yang berkualitas. Matematika bukan pelajaran yang hanya memberikan pengetahuan
Lebih terperinciEFEKTIVITAS PERMAINAN TRADISIONAL UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS VERBAL PADA MASA ANAK SEKOLAH SKRIPSI
EFEKTIVITAS PERMAINAN TRADISIONAL UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS VERBAL PADA MASA ANAK SEKOLAH SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna menempuh derajat Sarjana S-1 Psikologi Disusun oleh: FITRI
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. memperkirakan perilaku dari pengukuran sikap. Teori ini dinamakan reason action karena
BAB II LANDASAN TEORI A. Intensi Berwirausaha 1. Pengertian Intensi Berwirausaha Fishbein dan Ajzein (Sarwono, 2002) mengembangkan suatu teori dan metode untuk memperkirakan perilaku dari pengukuran sikap.
Lebih terperinciSeminar Internasional, ISSN Peran LPTK Dalam Pengembangan Pendidikan Vokasi di Indonesia
PEMBELAJARAN TATA BUSANA BERBASIS KREATIVITAS DALAM MENUNJANG PENGEMBANGAN PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN Oleh: Suciati Prodi Pendidikan Tata Busana, Jurusan PKK, FPTK UPI ABSTRAK Kreativitas atau daya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hesty Marwani Siregar, 2015
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin ilmu dan mengembangkan daya pikir
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Oleh karena itu peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan hal yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan manusia sepanjang hidup dan selalu berubah mengikuti perkembangan zaman, teknologi dan budaya masyarakat. Pendidikan dari masa
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN
BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN A. Kajian Teori 1. Model Pembelajaran a. Pengertian Model pembelajaran Menurut Muhaimin dalam Yatim Riyanto (2010: 131) Pembelajaran adalah upaya membelajarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan kehidupan manusia yang merupakan bagian dari pembangunan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sebagai bagian dari usaha untuk meningkatkan taraf kesejahteraan kehidupan manusia yang merupakan bagian dari pembangunan nasional. Menghadapi proses
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. bantuan catatan. Pemetaan pikiran merupakan bentuk catatan yang tidak
11 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Mind Map Mind map atau pemetaan pikiran merupakan salah satu teknik mencatat tinggi. Informasi berupa materi pelajaran yang diterima siswa dapat diingat dengan bantuan catatan.
Lebih terperinciinteraksi antara guru-siswa dan komunikasi timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan belajar (Rustaman, 2005: 461).
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses pembelajaran adalah proses yang di dalamnya terdapat kegiatan interaksi antara guru-siswa dan komunikasi timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif
Lebih terperinciPENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE SAKAMOTO UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA PADA PELAJARAN MATEMATIKA (PTK
PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE SAKAMOTO UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA PADA PELAJARAN MATEMATIKA (PTK Pembelajaran Matematika Kelas VIII E SMP Negeri 3 Patebon Kendal Pokok Bahasan Balok
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang muncul, seseorang dituntut untuk memiliki pemikiran yang out of the box
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi sekarang ini, kita menghadapi berbagai macam tantangan baik dalam ekonomi, politik, teknologi, lingkungan, kesehatan, maupun dalam bidang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Problem Focused Coping. fisik, psikis dan sosial. Namun sayangnya, kebutuhan-kebutuhan tersebut tidak
13 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Problem Focused Coping Pada umumnya setiap individu memiliki banyak kebutuhan yang ingin selalu dipenuhi dalam kehidupannya. Kebutuhan tersebut dapat berupa kebutuhan fisik,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Rumusan fungsi dan tujuan pendidikan nasional dalam Undang-undang. pada pasal 3 menyebutkan bahwa Pendidikan Nasional berfungsi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rumusan fungsi dan tujuan pendidikan nasional dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal 3 menyebutkan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Nurgana (1985) bahwa keefektivan pembelajaran mengacu pada: 75% dari jumlah siswa telah memperoleh nilai = 65 dalam
8 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Efektivitas Pembelajaran Menurut Nurgana (1985) bahwa keefektivan pembelajaran mengacu pada: 1) Ketuntasan belajar, pembelajaran dapat dikatakan tuntas apabila sekurangkurangnya
Lebih terperinciANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH PADA MATERI SEGITIGA DI SMP
ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH PADA MATERI SEGITIGA DI SMP Lisliana, Agung Hartoyo, Bistari Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Untan Pontianak Email: lisliana05@yahoo.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Proses belajar dikelas merupakan sesuatu yang perlu menjadi perhatian guru. Proses ini perlu untuk dievaluasi dan diberikan tindakan untuk memperbaiki kualitas
Lebih terperinciKEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH BERDASARKAN GENDER PADA MATERI BANGUN DATAR
KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH BERDASARKAN GENDER PADA MATERI BANGUN DATAR ARTIKEL PENELITIAN Oleh: NURHIDAYATI NIM F04209007 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA JURUSAN PMIPA
Lebih terperinciKemampuan berpikir kreatif mendapatkan perhatian yang cukup besar dalam bidang pendidikan. Salah satu upaya yang dilakukan untuk meningkatkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memberikan dampak yang begitu besar terhadap berbagai aspek kehidupan. Salah satu dampak tersebut adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk dapat mencapai tujuannya. Setiap perusahaan selain bersaing dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada era globalisasi ini, setiap perusahaan bersaing dengan sangat ketat untuk dapat mencapai tujuannya. Setiap perusahaan selain bersaing dengan perusahaan-perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. teknologinya. Salah satu bidang studi yang mendukung perkembangan ilmu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu pengetahuan dan teknologi saat sekarang ini berkembang sangat pesat. Pendidikan merupakan salah satu aspek dalam kehidupan yang memegang peranan penting
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORITIK
7 BAB II KAJIAN TEORITIK A. Deskripsi Konseptual 1. Pembelajaran Treffinger Model pembelajaran Treffinger adalah model pembelajaran yang mengarah pada kemampuan berpikir kreatif. Model pembelajaran ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu komponen penting yang tidak dapat dipisahkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu komponen penting yang tidak dapat dipisahkan dalam diri seseorang, dengan pendidikan seseorang dapat mengeluarkan kemampuan yang tersimpan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. semakin tinggi dan sulit. Oleh karena itu sekolah harus mengimbanginya dengan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemampuan dan perubahan yang begitu cepat dalam bidang ilmu pengetahuan dan tekhnologi menuntut pendidikan Indonesia agar dapat mengembangkan sifat dan kemampuan
Lebih terperinciJURNAL KREATIVITAS BELAJAR SISWA KELAS VIII DITINJAU DARI PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MATERI ALJABAR DENGAN MEDIA UBIN ALJABAR
JURNAL KREATIVITAS BELAJAR SISWA KELAS VIII DITINJAU DARI PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MATERI ALJABAR DENGAN MEDIA UBIN ALJABAR CREATIVITY CLASS VIII STUDENT MATHEMATICS ACHIEVEMENT IN TERMS OF MATERIAL
Lebih terperinciBAHAN KULIAH Orientasi Baru Dalam Psikologi
BAHAN KULIAH Orientasi Baru Dalam Psikologi Oleh: ASEP SUPENA Program Pasca Sarjana UNJ 2005-2006 KREATIVITAS Kreativitas berkaitan dengan kemauan dan kemampuan. Kreativitas berkaitan dengan sesuatu yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kemampuan berpikir kritis dan kreatif. Berpikir kritis untuk menganalisis
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya hidup ini adalah memecahkan masalah. Hal ini memerlukan kemampuan berpikir kritis dan kreatif. Berpikir kritis untuk menganalisis masalah; dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha dan sadar terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik aktif mengembangkan potensi dirinya.
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORITIK. 1. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis. menciptakan sesuatu yang baru, sebagai kemampuan untuk memberikan
7 BAB II KAJIAN TEORITIK A. Deskripsi Konseptual 1. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Proses berpikir kreatif berhubungan erat dengan kreativitas. Munandar (2009), kreativitas merupakan kemampuan umum
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Teori konstruktivisme dikembangkan oleh Piaget pada pertengahan abad 20.
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Konstruktivisme Teori konstruktivisme dikembangkan oleh Piaget pada pertengahan abad 20. Piaget (Sanjaya, 2008) berpendapat bahwa pada dasarnya setiap individu sejak kecil
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORITIK
6 BAB II KAJIAN TEORITIK A. Pembelajaran IDEAL Problem Solving Ada beberapa macam strategi pemecahan masalah salah satunya adalah IDEAL problem solving. Model ini dikenalkan oleh Bransford dan Stein sebagai
Lebih terperinciDeskripsi Kemampuan Berpikir Kreatif pada Materi Trigonometri Ditinjau dari Tingkat Kemampuan Matematika Siswa Kelas XII MIPA 6 SMA Negeri 8 Makassar.
Deskripsi Kemampuan Berpikir Kreatif pada Materi Trigonometri Ditinjau dari Tingkat Kemampuan Matematika Siswa Kelas XII MIPA 6 SMA Negeri 8 Makassar. Agency Wai Rinda 1), Rahmat Syam 2) Ilham Minggi 3)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sekarang ini adalah industri kreatif, yaitu industri pertelevisian. Industri ini yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu faktor penggerak ekonomi negara pada jaman keterbukaan sekarang ini adalah industri kreatif, yaitu industri pertelevisian. Industri ini yang akan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan oleh Supardi Uki S (2012: 248), siswa hanya diarahkan untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perlu disadari bahwa selama ini pendidikan formal hanya menekankan perkembangan yang terbatas pada ranah kognitif saja. Sedangkan perkembangan pada ranah afektif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) pada hakekatnya adalah produk,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) pada hakekatnya adalah produk, proses, sikap dan teknologi. Dalam IPA selain mempelajari prinsip, konsep atau teori,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Rancangan dalam penelitian ini adalah menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif adalah penelitian yang banyak menggunakan angka-angka,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kemampuan berpikir kreatif sehingga mampu memecahkan permasalahan dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini seiring kemajuan zaman perubahan kehidupan berlangsung sangat cepat dan kompleks dengan berbagai tantangan dan permasalahan. Setiap orang dengan kondisi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sarana atau wahana yang berfungsi untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia baik dalam aspek kemampuan, kemandirian, kepribadian,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menghadapi tantangan masa depan dalam era globalisasi dan canggihnya teknologi komunikasi dewasa ini, menuntut individu untuk memiliki berbagai keterampilan
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. A. Berpikir Kreatif Siswa Berkemampuan Matematika Tinggi Mapel. Kreatif pada Tingkat 4 (Sangat Kreatif)
BAB V PEMBAHASAN A. Berpikir Kreatif Siswa Berkemampuan Matematika Tinggi Mapel Lingkaran 1. Siswa dengan Kemampuan Matematika Tinggi Memiliki Tingkat Berpikir Kreatif pada Tingkat 4 (Sangat Kreatif) Dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap anak lahir dibekali dengan kemampuan dan keunikan masingmasing yang memungkinkan anak untuk menjadi pribadi yang kreatif. Kreativitas anak dapat dikembangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam pembelajaran, hal ini menuntut guru dalam perubahan cara dan strategi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal utama yang dibutuhkan untuk menjamin kelangsungan hidup manusia karena pendidikan merupakan sarana untuk meningkatkan dan mengembangkan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. selalu hidup dalam lingkungan. Manusia tidak bisa dipisahkan dengan. memberikan keakraban dan kehangatan bagi anak-anaknya.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pola Asuh Orang Tua 2.1.1 Pengertian Pola Asuh Orang Tua Sejak seorang anak lahir, remaja, dewasa sampai tua, manusia akan selalu hidup dalam lingkungan. Manusia tidak bisa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Herman S. Wattimena,2015
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan pembelajaran dalam pendidikan sains seperti yang diungkapkan Millar (2004b) yaitu untuk membantu peserta didik mengembangkan pemahamannya tentang pengetahuan
Lebih terperinci