Ajaran Gereja ini memberikan peluang kepada awam untuk bisa menjalankan tugas-tugas pastoralnya di dalam Gereja.
|
|
- Liana Tanuwidjaja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 EKSEGESE JALANAN : EKSEGESE POPULER Tanggapan Atas Seri Buku Eksegese Jalanan Oleh: Petrus Cristologus Dhogo, SVD Pertama-tama saya mengucapkan terima kasih kepada Penulis Buku Eksegese Jalanan, yang membuat saya tertarik untuk membahas perjalanan peranan kaum awam dalam gereja katolik, khususnya dalam kerasulan Kitab Suci. Makalah tanggapan saya terhadap buku Eksegese Jalanan ini dibagi ke dalam beberapa bagian. Saya akan memulainya dengan melihat peranan kaum awam dalam perjalanan kerasulan Kitab Suci, suara Konsili Vatikan II yang menegaskan peranan awam dan posisi Kitab Suci, dilanjutkan dengan trend penafsiran Kitab Suci yang lebih popular pada masa kini dan diakhiri dengan membahas buku Eksegese Jalanan. Kaum Awam dan Kerasulan Kitab Suci Saya sengaja memilih membahas bagian ini pada bagian awal karena jauh sebelum Konsili Vatikan II, awam memainkan peranan yang penting dalam pembangunan kehidupan Gereja. Para awam katolik, dalam keterbatasan mereka, baik dalam hal teologi maupun dalam persiapan praktis, menjalankan misi Gereja untuk menguatkan gereja lokal. Ada banyak contoh yang memperlihatkan hal ini. Gereja di Flores misalnya, pada dasawarsa awal 1900-an, muncul misionaris awam yang umumnya datang dari Flores Timur. Mereka-mereka ini adalah guruguru awam, yang dengan tekun menjadi pengajar agama. Jika ditilik dari Katekismus Gereja Katolik, peranan kaum awam pun sejak awal sudah dibicarakan secara khusus. Saya mengutip dua nomor saja yaitu no. 900 dan 910. Kaum awam, seperti juga semua umat beriman, telah menerima dari Allah tugas kerasulan berkat Pembaptisan dan Penguatan; karena itu mereka mempunyai hak dan kewajiban, baik sendiri-sendiri maupun dalam persekutuan dengan orang lain, untuk berusaha supaya semua manusia di seluruh dunia mengenal dan menerima berita keselamatan ilahi. Kewajiban ini lebih mendesak lagi, apabila orang tertentu hanya melalui mereka dapat menerima Injil dan mengenal Kristus. Dalam persekutuan gerejani kegiatan mereka sekian penting, sehingga kerasulan pastor sering tidak dapat berkembang sepenuhnya tanpa mereka. (KGK 900) Kaum awam dapat juga merasa dirinya terpanggil atau dapat dipanggil,untuk bekeja sama dengan para gembala mereka dalam dalam melayani persekutuan gerejani, demi pertumbuhan dan kehidupan persekutuan itu. Dalam pada itu mereka dapat mengambil alih pelayanan yang sangat berbeda-beda, sesuai dengan rahmat dan karisma yang Tuhan anugerahkan kepada mereka (EN 73). (KGK 910) Ajaran Gereja ini memberikan peluang kepada awam untuk bisa menjalankan tugas-tugas pastoralnya di dalam Gereja. Peranan mereka tentu saja tidak terbatas pada memberikan pelajaran agama dan cara berdoa. Mereka sudah pasti terlibat dalam kerasulan Kitab Suci. Meski tidak ada catatan yang baik tentang cara dan pola pengajaran mereka, toh tidak bisa dinegasikan begitu saja peranan mereka 1
2 dalam bidang Kitab Suci. Sebut saja salah satu contohnya adalah mereka bisa memimpin ibadat, yang tentu saja mereka mesti membacakan Kitab Suci. Bahkan mereka juga memberikan renungan singkat yang ditafsirkan sendiri dengan memperhatikan konteks lokal mereka. Kitab Suci menjadi pedoman untuk memberikan nasehat. Karena itu, mesti diakui bahwa jauh sebelum Konsili Vatikan II secara resmi membicarakan dan membuka peranan kaum awam, di banyak tempat, mereka telah memainkan peranan yang tak kalah pentingnya. Bahkan mereka justru menjadi pemain utama yang mendekatkan Kitab Suci kepada umat. Konsili Vatikan II, Peranan Awam dan Dei Verbum Konsili Vatikan II membuka peluang yang lebih besar kepada kaum awam untuk berperan dalam kehidupan menggereja. Tak tanggung-tanggung, Bapa-Bapa Konsili membahas secara khusus peranan kaum awam ini dalam satu dokumen khusus, Apostolicam Actuositatem. Awam pun secara resmi didorong untuk terlibat secara aktif dalam tugas-tugas pastoral. Pada bagian tertentu, justru awamlah yang lebih mudah menjalankan tugas pastoralnya. Dalam bidang Kitab Suci, peranan kaum awam pun didukung, meskipun tidak dibahasakan secara khusus. Dei Verbum no. 25 misalnya (yang disahkan pada 18 November 1965) meminta agar semua umat beriman, terutama para religius, membaca Kitab Suci dengan setia sehingga bisa memperoleh pengertian yang baik akan Yesus Kristus. Dokumen ini juga menganjurkan agar masing-masing orang menghadapi ayat-ayat Kitab Suci secara pribadi yang dibuat dalam doa sehingga bisa terwujud dialog atau wawancara antara Allah dengan dirinya. Pernyataan ini secara langsung menunjukkan bahwa tugas pendalaman Kitab Suci dan tugas pewartaan bukan saja merupakan tugas orang-orang tertentu, seperti imam, biarawan atau seorang katekis. Tugas ini adalah tugas semua umat beriman. Setidak-tidaknya, tugas pertama dan utama adalah menemukan maksud Tuhan dalam Kitab Suci untuk dirinya sendiri. Memang harus diakui bahwa dokumen Dei Verbum tetap memberikan catatan terhadap peran orang-orang khusus yang belajar tentang Kitab Suci. Mereka-mereka ini diminta untuk secara serius untuk mempelajari Kitab Suci yang membantu dirinya dan lebih banyak orang untuk memahami Kitab Suci dengan lebih baik (DV 23). Dengannya diharapkan agar makin banyak orang memiliki pemahaman yang lebih utuh yang berimbas pada penarikan makna teks secara lebih holistik. Kerasulan Kitab Suci pun tidak lagi menjadi tugas dari kelompok tertentu. Tugas ini adalah tugas semua anggota Gereja. Konsekuensinya adalah tidak ada monopoli pembacaan, pendalaman dan penafsiran Kitab Suci di dalam Gereja Katolik. Semua memiliki hak yang sama. Gereja sama sekali tidak melarang siapa pun untuk membaca dan merenungkan Kitab Suci. Sebaliknya, Gereja mendesak (bukan saja mendorong) agar semua umat beriman menjadikan Kitab Suci sebagai pegangan hidupnya (bdk. DV 25). 2
3 Dua Pendekatan Terhadap Kitab Suci Melanjutkan apa yang sudah ditegaskan dalam Dei Verbum, paling tidak ada dua pendekatan yang dilakukan terhadap Kitab Suci, yaitu pendekatan ilmiah dan pendekatan populer. Pertama, pendekatan ilmiah. Pendekatan ini umumnya dilakukan oleh kaum akademisi. Kitab Suci dibaca dan didalami dengan memperhitungkan sitz im Leben-nya: konteks sosial, penulis, pendengar dan seterusnya pada saat Kitab Suci atau teks tersebut ditulis. Pendekatan ini umumnya bermacam-macam pula. Ada historis kritis yang fokus pada konteks historis pada masa tersebut, ada pula kritik redaksi yang memfokuskan penelitian pada bagaimana sebuah teks tersebut dijalin dari berbagai sumber, dan sebagainya. Pendekatan ilmiah ini tidak serta merta memberikan penjelasan yang komprehensif terhadap sebuah teks. Malah bisa terjadi bahwa penjelasan-penjelasan yang ada malah merumitkan pemahaman atas teks yang ada. Meskipun demikian, pendekatan ini dalam sejarah perjalanan Kitab Suci, telah membantu banyak orang untuk melihat teks secara baru. Penemuan-penemuan arkeologis di wilayah Timur Dekat membantu para akademisi (=ekseget) untuk memahami teks secara baru. Pada sisi lain, pendekatan ilmiah ini kadangkala tidak berujung pada penarikan makna teks. Fokus pada penjelasan ilmiah kadangkala membuat teks tersebut didekati sebagai sebuah teks sastra. Padahal Kitab Suci merupakan teks yang hidup yang berguna bagi perkembangan iman. Untuk sampai ke tujuan ini, teks Kitab Suci mesti dapat dipahami maknanya. Pendekatan kedua adalah pendekatan populer. Pendekatan ini dilakukan oleh siapa saja, termasuk yang tidak memiliki pendidikan khusus dalam hal teologi atau dalam bidang Kitab Suci. Disebut pendekatan populer karena yang diutamakan adalah makna teks tersebut bagi hidup seseorang. Teks dibaca, didengarkan, direnungkan dan ditarik maknanya sesuai dengan konteks orang yang membaca atau mendengarkannya. Berbeda dengan pendekatan ilmiah yang memusatkan perhatian terhadap sejarah teks, pendekatan populer lebih memusatkan orang kepada aplikasi praktis dari Kitab Suci. Ciri-ciri pendekatan populer adalah Kitab Suci dibaca dalam konteks kekinian, umumnya penjelasannya singkat dan lebih berorientasi kepada happy ending. Kitab Suci dibaca secara baru di mana pembaca bisa langsung menghubungkan teks dengan konteks-nya di masa kini. Hal seperti ini umumnya terjadi dalam sharing-sharing pengalaman yang berdasarkan Kitab Suci. Pembaca atau pendengar bisa langsung menghubungkan teks tersebut dengan pengalaman hidupnya sendiri yang kemudian berujung pada apa tindakan selanjutnya. Di sini Kitab Suci menjadi inspirasi baginya untuk melanjutkan hidupnya. Pendekatan populer juga tidak membutuhkan penjelasan atau uraian yang detail (dan karenanya menjadi panjang) terhadap sebuah teks. Teks didekati dengan sederhana dan langsung kepada bagian-bagian yang dirasakan menarik atau yang kira-kira sesuai (sejalan, semirip) dengan konteks kekinian. Yang paling penting dari pendekatan ini adalah orang mengerti secara cepat 3
4 sebuah teks. Penjelasan yang mendetail dan panjang kadangkala terlalu merumitkan orang-orang sederhana dan karenanya ditinggalkan. Ciri lainnya adalah pendekatan populer umumnya berorientasi pada happy ending. Berbeda dengan pendekatan ilmiah yang tidak secara otomatis mengakhiri penjelasan ilmiah dengan happy ending statement, permenungan sebuah teks dalam pendekatan populer umumnya berakhir dengan happy ending. Formulasinya bisa bermacam-macam. Misalnya, jika anda berbuat seperti ini, maka anda akan selamat. Atau janji-janji lainnya. Dalam pendekatan ilmiah, kadangkala akhir dari sebuah pembahasan menjadi terbuka dan diberikan kepada pembaca untuk menarik kesimpulannya sendiri. Lalu, apa yang perlu diperhatikan dalam pendekatan populer ini? Pertama, karena pendekatan ini lebih berorientasi pada konteks kekinian, kadangkala terjadi bahwa teks dipaksa untuk menjawabi situasi hidupnya. Hal ini misalnya dilakukan oleh teologi-teologi pembebasan. Tanpa melihat latar belakang terbentuknya teks, sebuah teks kadangkala menjadi teks yang membenarkan konteks kekinian. Makna sebuah teks pun bisa menjadi sangat temporal, tidak lintas waktu. Kedua, karena teks tidak dijelaskan secara mendetail, maka kadangkala ada titik yang hilang antara kontak si pembaca dengan teks itu sendiri. Pembaca atau pendengar bisa saja kurang teliti membaca teks sehingga penjelasannya kurang mewakili teks. Padahal, prinsip utama dari menafsir (eksegese) teks adalah membaca teks secara teliti dan mengetahui detail setiap teks. Itu ibarat, agar orang bisa memperkenalkan sahabatnya dengan baik, orang tersebut mesti mengetahui dengan baik sifat-sifat khusus atau keunikan dari sahabatnya. Ketiga, orientasi pada happy ending akan membuat pendekatan populer ini amat diminati. Imbas dari pendekatan ini adalah teks menjadi amat terbatas atau dibatasi (dan orientasi popularitas dipertegas). Padahal ketika membaca dan merenungkan sebuah teks, orang mesti terbuka, pun termasuk teks berakhir dengan sad ending. Dari sini, pertanyaannya, mana pendekatan yang patut diambil? Idealnya, kedua pendekatan ini mesti berjalan bersama. Namun mengingat banyak orang yang tidak mendalami Kitab Suci secara khusus, maka agaknya pendekatan populer patut diperkenalkan, sembari terus menerus mengajak orang untuk membaca juga pendekatan ilmiah. Salah satu contoh yang dibuat adalah Bahan Katekese Nasional pada Bulan September. Selalu ada gagasan pendukung yang membantu para pemandu atau fasilitator untuk menemukan penjelasan atas teks-teks yang dipakai dalam katekese tersebut. Pendekatan ilmiah tetap harus dibuat namun pendekatan populer juga mesti terus menerus digalakkan. Kitab Suci ditulis berdasarkan inspirasi dari Roh Kudus, karena itu Kitab Suci juga menjadi inpirasi bagi setiap orang untuk menjalani hidupnya. Jika ini yang dimaksudkan maka pendekatan terhadap Kitab Suci tidak bisa hanya berhenti pada menjelaskan teks sebagai teks. Ia mesti berujung pada pengambilan makna teks tersebut untuk menjadi inspirasi bagi hidup. 4
5 Eksegese Jalanan dan Pendekatan Populer Perkenalan saya dengan seri buku Eksegese Jalanan adalah seri ketiga yaitu Tahun liturgi C. Jujur saya katakan bahwa dari beberapa seri buku ini (yang ada pada saya itu 4 seri yaitu buku pertama, tahun liturgi A jilid 2, tahun liturgi B jilid 2 dan tahun liturgi C), saya baru membaca hampir seluruhnya pada seri tahun C. Sedangkan seri-seri lainnya saya belum baca. Kalau pun sempat baca, pembacaan saya atas tulisan tersebut dilakukan secara acak saja. Karena itu, agaknya tidak terlalu komprehensif jika saya membuat tanggapan ini. Meskipun demikian, dari yang sempat saya baca, saya akan memberikan juga tanggapan saya. Pertama-tama saya mengapresiasi terbitnya buku-buku ini. Harus diakui bahwa banyak sekali awam yang sebenarnya memiliki kemampuan untuk membaca, merenungkan dan menghasilkan penafsiran yang amat baik atas Kitab Suci. Kadangkala saya sendiri temukan bahwa seorang katekis malah lebih menarik menafsirkan Kitab Suci daripada pastor parokinya atau dari saya sendiri yang belajar khusus Kitab Suci. Tidak segan-segan saya sendiri mengutip tafsiran mereka dan saya dalami lagi teks-teks tersebut. Sayangnya, tidak semua ungkapan atau penemuan kaum awam ini yang didengarkan dan apalagi yang dibukukan seperti seri Eksegese Jalanan ini. Karena itu, amat jarang kita temukan makna-makna lain dari sebuah teks dari posisi kaum awam. Metode Diakui oleh penulis bahwa tulisan-tulisan atau uraian-uraian dalam buku ini tidak menggunakan metode sistematis, sebagaimana yang biasanya dilakukan oleh para akademisi atau teolog atau ekseget yang belajar khusus tentang Kitab Suci. Secara jujur, penulis mengakui bahwa yang paling penting dari tulisan ini adalah bagaimana orang menyentuh Kitab Suci dan menemukan perubahan positif yang ada dalam hidupnya,...banyak yang sehat secara fisik, sehat secara rohani (yang malas ke gereja atau ke mesjid berubah menjadi rajin) dan banyak juga yang sehat secara sosial bahkan secara spiritual (2015: 8-9). Hemat saya, konsekuensi dari sebuah pendekatan populer adalah tidak adanya sebuah metode yang pasti. Teks didekati secara apa adanya dan orang ditarik oleh teks. Sebuah metode akan menjadi arahan atau petunjuk agar orang hendaknya memperhatikan hal-hal khusus atau langkah-langkah tertentu. Padahal, ketika orang benar-benar masuk ke dalam teks, justru teks itulah yang menarik orang tersebut. Di sini, metode-metode tertentu tidak lagi berlaku. Metode itu hanya membantu orang masuk ke dalam teks dan teks itulah yang memberikan maknanya tersendiri. Ibaratnya, orang menonton sinetron, lalu ia ditarik ke dalam alur-alur kisah sinetron tersebut dan pada akhirnya ia sendiri menjadi dipengaruhi oleh sinetron tersebut. Sebuah teks Kitab Suci adalah sinetron yang dihidupkan ketika orang masuk ke dalam teks tersebut dengan hati. Pendekatan yang serampangan ini membuat eksegese (saya lebih suka menyebutnya permenungan) yang dilakukan oleh penulis lebih bervariatif dan menyentuh aspek feeling, perasaan. Ini yang berbeda dengan pendekatan ilmiah yang umumnya menyapa aspek kognitif. 5
6 Karena itu bisa dipahami pengakuan akan perubahan pada orang yang membaca permenungan ini dan memperoleh kesembuhan. Ketika menyentuh perasaan, orang akan digugah dan ditarik ke arah yang lebih dalam. Seturut pengamatan saya, umumnya rangkaian penulisan eksegese ini dimulai dengan satu paragraf pengantar lalu penjelasan singkat atas 3 bacaan (dari hari Minggu yang bersangkutan), lalu permenungan atas teks-teks tersebut. Permenungan pun dibuat dalam satu alur dengan berusaha melihat benang merah dari ketiga bacaan tersebut. Pada akhirnya, penulis berupaya untuk menegaskan kembali poin yang diangkat dalam uraian-uraian tersebut. Langkah-langkah eksegese seperti ini cukup mudah dimengerti dan ketika membacanya, orang dihantar untuk melihat teks lalu konteks dan kemudian orang dibawa kepada penegasan akhir yang umumnya bersifat aplikatif. Saya kira, model seperti ini memang merupakan model yang biasa. Yang berbeda adalah teks lebih banyak didekati dengan konteks kekinian. Uraian atas teks memang ada namun kadangkala tidak terlalu proporsional dengan konteks. Uraian atas konteks kekinian kadangkala amat panjang daripada teks. Bisa pula terjadi sebaliknya, uraian teks lebih panjang daripada konteks kekinian. Isi Agaknya tidak terlalu tepat jika saya memberikan tanggapan terhadap isi buku ini karena secara keseluruhan saya belum membacanya. Lagipula, untuk membedah sebuah buku permenungan, agak-agaknya susah juga untuk menentukan kriterianya. Pasalnya, sebuah permenungan atau kotbah tidak bisa dinilai isinya dengan kriteria-kriteria akademis. Sebagaimana yang dikatakan penulis, apa yang tertulis di sini merupakan ungkapan hati yang kemudian menyentuh hati para pembaca. Kriteria penilaiannya pun amat bergantung dari masing-masing pembaca. Meskipun demikian, ada satu dua hal yang patut saya angkat. Pertama, uraian penulis atas teks Kitab Suci meskipun mengaku bahwa tidak pernah studi teologi atau Kitab Suci dan pernah meninggalkan membaca Kitab Suci cukup baik. Penulis cukup setia menggumuli teks yang ada dan menjelaskannya dengan baik. Kesulitan terbesar dari permenungan-permenungan yang dibuat dan dibawakan di hadapan publik adalah melebarkan uraian dari teks yang ada. Orang kurang setia terhadap teks dan mengambil teks (paralel) dari tempat lain. Satu hal yang patut diperhatikan oleh penulis sehubungan dengan pendalaman teks ini adalah tidak terburu-buru untuk menarik kesimpulan teks pada tempat lain dengan tokoh sentral Yesus. Ini misalnya terjadi pada uraian di teks liturgi tahun C. Teks dari kitab Amsal langsung dikenakan dengan Yesus. Kesimpulan yang demikian terlalu cepat dan terlalu dipaksakan. Teks mesti didekati dengan menghargai teks tersebut. Kedua, adalah menarik untuk melihat uraian penulis yang berupaya menghubungkan ketiga bacaan dalam satu benang merah. Upaya ini sejujurnya termasuk upaya yang luar biasa karena biasanya susah untuk menghubungkan bacaan kedua (yang biasanya dari Perjanjian Baru) 6
7 dengan bacaan pertama dan bacaan Injil. Di tangan penulis, relasi ketiga bacaan ini dapat terbaca dengan jelas. Alur pemikiran yang fokus pada satu tema bersama ini dikaji dengan amat baik dan diakhiri dengan aplikasi yang juga tepat. Butuh kesabaran dan konsentrasi (atau permenungan) yang mumpuni untuk bisa mencapai hal seperti ini. Meskipun demikian, perlu diperhatikan bahwa pada bagian-bagian tertentu ada kesan bahwa penulis berupaya untuk menyejajarkan tema itu satu sama lain. Maksudnya, teks sepertinya dipaksakan untuk memiliki tema yang seragam tersebut. Upaya ini memang susah, namun tidak berarti sebuah teks harus memiliki tema yang sama. Bisa jadi, temanya merupakan antitesis dari tema yang ada. Ketiga, karena permenungan-permenungan dalam buku ini umumnya ditulis dengan mengikuti bisikan dari Roh Kudus maka tulisan ini umumnya cukup menyentuh aspek kejiwaan (=spirit, roh) dari pembaca. Bisa jadi, penulis sendiri mengungkapkan isi hatinya dengan terbuka dan apa adanya di hadapan Terang Sabda Tuhan dan yang dipantulkan dari teks itulah yang ditulis. Apa yang menjadi pergumulan jiwa inilah yang membuat penulis (semoga tidak salah!) membuat penekanan yang amat kuat pada keselamatan jiwa. Di banyak tempat disebutkan tentang dikotomi yang (cukup) tajam antara jiwa dan raga atau jiwa dan fisik. Menurut penulis, keselamatan jiwa itulah yang utama. Jiwa itulah yang harus diperhatikan. Konsentrasi seperti ini benar namun perlu juga diperhatikan bahwa dalam tradisi teologi Katolik, meskipun jiwa mendapatkan perhatian yang utama, namun kita tidak mengabaikan keberadaan tubuh, fisik kita. Keselamatan yang secara penuh akan terjadi pada akhir zaman, namun sudah dimulai pada masa kini. Istilah yang seringkali didengungkan adalah already but not yet artinya keselamatan itu sudah dimulai pada saat manusia itu masih ada di dunia ini, namun belum sempurna. Ia akan menjadi sempurna pada akhir zaman. Karena itu, pembedaan yang tajam antara jiwa dan fisik akan bisa membuat orang apatis terhadap hidupnya dan tidak menganggap hal-hal yang berhubungan dengan keberadaannya di dunia ini sebagai hal yang juga penting. Yang mesti diperhatikan adalah orang tidak mendewadewakan yang duniawi. Penutup Demikian tanggapan saya terhadap buku Eksegese Jalanan. Menutup uraian ini saya sekali lagi mengapresiasi apa yang dibuat oleh penulis. Tugas mewartakan Sabda Tuhan tidak menjadi tugas sekelompok orang, karena Gereja tidak terdiri dari sekelompok orang tersebut. Gereja membutuhkan sosok-sosok seperti Rasul Paulus yang adalah seorang Farisi garis keras, yang belajar secara mendalam Kitab Suci; namun Gereja pula membutuhkan sosok-sosok seperti para rasul yang sederhana, yang tidak belajar Kitab Suci (sampai ada yang dikecam oleh Yesus dalam perjalanan ke Emaus), namun yang terbuka terhadap Sabda Tuhan. Toh pada akhirnya, Paulus mesti juga mendengarkan kata para rasul yang sederhana sehubungan dengan persoalan sunat (dalam Konsili pertama tahun 40). 7
8 Eksegese Jalanan menghadirkan sisi lain dari gaya mendekati Kitab Suci. Sebagaimana sastra populer yang berada di pinggiran arus utama legitimasi sebuah karya, dia memang kelihatan berada di jalanan pergulatan iman. Meskipun demikian, dia menghadirkan pula mutiara dari kumpulannya yang terbuang. Soli deo gloria! *** Ledalero, 16 September
KELUARGA DAN PANGGILAN HIDUP BAKTI 1
1 KELUARGA DAN PANGGILAN HIDUP BAKTI 1 Pontianak, 16 Januari 2016 Paul Suparno, S.J 2. Abstrak Keluarga mempunyai peran penting dalam menumbuhkan bibit panggilan, mengembangkan, dan menyertai dalam perjalanan
Lebih terperinciRELIGIUS SEBAGAI MISTIK DAN NABI DI TENGAH MASYARAKAT Rohani, Juni 2012, hal Paul Suparno, S.J.
1 RELIGIUS SEBAGAI MISTIK DAN NABI DI TENGAH MASYARAKAT Rohani, Juni 2012, hal 25-28 Paul Suparno, S.J. Suster Mistika dikenal oleh orang sekitar sebagai seorang yang suci, orang yang dekat dengan Tuhan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. imannya itu kepada Kristus dalam doa dan pujian. Doa, pujian dan kegiatan-kegiatan liturgi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penulisan Gereja adalah persekutuan umat beriman yang percaya kepada Kristus. Sebagai sebuah persekutuan iman, umat beriman senantiasa mengungkapkan dan mengekspresikan
Lebih terperinciTANTANGAN RELIGIUS DALAM MEWARTAKAN KABAR GEMBIRA DI ZAMAN GADGET
1 TANTANGAN RELIGIUS DALAM MEWARTAKAN KABAR GEMBIRA DI ZAMAN GADGET Seminar Religius di BKS 2016 Kanisius, 8 September 2016 Paul Suparno, SJ Pendahuluan Tema BKS tahun 2016 ini adalah agar keluarga mewartakan
Lebih terperinciEVANGELISASI BARU. Rohani, Desember 2012, hal Paul Suparno, S.J.
1 EVANGELISASI BARU Rohani, Desember 2012, hal 25-28 Paul Suparno, S.J. Suster Budayanita waktu mengajar agama pada beberapa orang tua yang ingin menjadi Katolik, sering meneguhkan bahwa mereka itu sebenarnya
Lebih terperinciC. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDIPEKERTI SMALB TUNANETRA
- 273 - C. KOMPETENSI INTI DAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDIPEKERTI SMALB TUNANETRA KELAS: X Kompetensi Sikap Spiritual, Kompetensi Sikap Sosial, Kompetensi Pengetahuan, dan Kompetensi Keterampilan
Lebih terperinciSURAT GEMBALA PRAPASKAH 2018 KELUARGA KATOLIK YANG BERKESADARAN HUKUM DAN MORAL, MENGHARGAI SESAMA ALAM CIPTAAN
SURAT GEMBALA PRAPASKAH 2018 KELUARGA KATOLIK YANG BERKESADARAN HUKUM DAN MORAL, MENGHARGAI SESAMA ALAM CIPTAAN Disampaikan sebagai pengganti khotbah dalam Perayaan Ekaristi Minggu Biasa VI tanggal 10-11
Lebih terperinciPembaptisan Air. Pengenalan
Pembaptisan Air Pengenalan Penting sekali bagi kita membaca Alkitab dan mempelajari apa yang Tuhan katakan kepada umatnya. Saya percaya kita perlu meneliti Kitab Suci secara menyeluruh untuk mengetahui
Lebih terperinciLATAR BELAKANG KEGIATAN
PENDAHULUAN Kegiatan Lomba dalam rangka Perayaan Bulan Kitab Suci Nasional 2015 Berikut kami sadur sejarah BKSN sebagai pendahuluan. Saudara saudari terkasih dalam Kristus, bagi umat Katolik di Indonesia,
Lebih terperinciSTUDI PERBANDINGAN ALIRAN KRISTEN: "KATOLIK ROMA"
STUDI PERBANDINGAN ALIRAN KRISTEN: "KATOLIK ROMA" Istilah Katolik Istilah 'Katolik' bukan monopoli golongan Katolik, karena istilah 'Katolik' berarti universal atau umum / am [bandingkan dengan Pengakuan
Lebih terperinciBAB I ARTI DAN MAKNA GEREJA
BAB I ARTI DAN MAKNA GEREJA A. KOMPETENSI 1. Standar Kompetensi Memahami karya Yesus Kristus yang mewartakan Kerajaan Allah dan penerusannya oleh Gereja, sehingga dapat mengembangkan hidup bersama dan
Lebih terperinciPERINTAH YESUS DITURUTI (KISAH 2) contoh orang yang secara tepat menuruti pengaturan Yesus.
PERINTAH YESUS DITURUTI (KISAH 2) Berbeda dengan mereka yang sekarang mengubah pengaturan Yesus, Kisah 2 memberi contoh orang yang secara tepat menuruti pengaturan Yesus. Cerita Awalnya Dalam Kisah 2 Petrus
Lebih terperinciKEADILAN, PERDAMAIAN DAN KEUTUHAN CIPTAAN
KEADILAN, PERDAMAIAN DAN KEUTUHAN CIPTAAN DALAM KONSTITUSI KITA Kita mengembangkan kesadaran dan kepekaan terhadap masalah-masalah keadilan, damai dan keutuhan ciptaan.para suster didorong untuk aktif
Lebih terperinciHOME. Written by Sr. Maria Rufina, P.Karm Published Date. A. Pembentukan Intelektual dan Spiritual Para Imam
A. Pembentukan Intelektual dan Spiritual Para Imam Di masa sekarang ini banyak para novis dan seminaris yang mengabaikan satu atau lebih aspek dari latihan pembentukan mereka untuk menjadi imam. Beberapa
Lebih terperinciBab I Pendahuluan Latar Belakang Permasalahan Pertumbuhan iman
Bab I Pendahuluan Latar Belakang Permasalahan Pertumbuhan iman merupakan sebuah konsep yang telah lama ada dan berkembang diantara orang-orang percaya. Umumnya mereka selalu menghubungkan konsep pertumbuhan
Lebih terperinciBAB IV HIERARKI DAN AWAM
1 BAB IV HIERARKI DAN AWAM STANDAR KOMPETENSI Memahami karya Yesus Kristus yang mewartakan Kerajaan Allah dan penerusannya oleh Gereja, sehingga dapat mengembangkan hidup bersama dan ber-gereja sesuai
Lebih terperinciOTORITAS PAULUS DAN INJIL
OTORITAS PAULUS DAN INJIL Lesson 2 for July 8, 2017 Banyak orang yang percaya bahwa surat-surat Paulus diinspirasikan oleh Allah, namun yang lain tidak. Beberapa orang di Galatia menipu orangorang Kristen
Lebih terperinciBergabunglah dengan Saudara yang Lain Bila Berdoa
Bergabunglah dengan Saudara yang Lain Bila Berdoa III Berdoalah dengan Seorang Teman II Berdoalah dengan Keluarga Saudara III Berdoalah dengan Kelompok Doa II Berdoalah dengan Jemaat Pelajaran ini akan
Lebih terperinci11. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Dasar (SD)
11. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Dasar (SD) A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama menjadi pemandu dalam upaya mewujudkan
Lebih terperinciEditorial Merawat Iman
Editorial Merawat Iman... kita percaya bahwa Allahlah Sang Penabur, yang menaburkan benih Injil dalam kehidupan kita. Melalui karya katekese, kita semua dipanggil untuk bersama Allah menumbuhkan dan memelihara
Lebih terperinciBAGIAN SATU PENGAKUAN IMAN
Bagian Satu 11 Kompendium Katekismus Gereja Katolik *************************************************************** BAGIAN SATU PENGAKUAN IMAN 12 Kompendium 14 Kompendium Lukisan ini menggambarkan tindakan
Lebih terperinciPertemuan Pertama. Allah Yang Murah Hati
APP 2013 Pertemuan Pertama Allah Yang Murah Hati Sasaran Pertemuan: Melalui pertemuan ini kita semakin meningkatkan kesadaran kita akan Allah yang murah hati, berbela rasa. Bacaan Pertemuan Pertama: Matius
Lebih terperinci42. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDI PEKERTI SMA/SMK
42. KOMPETENSI INTI DAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDI PEKERTI SMA/SMK KELAS: X Kompetensi Sikap Spiritual, Kompetensi Sikap Sosial, Kompetensi Pengetahuan, dan Kompetensi Keterampilan secara keseluruhan
Lebih terperinciPASTORAL DIALOGAL. Erik Wahju Tjahjana
PASTORAL DIALOGAL Erik Wahju Tjahjana Pendahuluan Konsili Vatikan II yang dijiwai oleh semangat aggiornamento 1 merupakan momentum yang telah menghantar Gereja Katolik memasuki Abad Pencerahan di mana
Lebih terperinciPendidikan Agama Kristen Protestan
Modul ke: 04Fakultas Psikologi Pendidikan Agama Kristen Protestan GEREJA SESUDAH ZAMAN PARA RASUL (2) Program Studi Psikologi Drs. Sugeng Baskoro,M.M. A. Latar Belakang Dalam kepercayaan Iman Kristen,
Lebih terperinciRoh Kudus. Penolong dan Penghibur HIDUP BARU BERSAMA KRISTUS
HIDUP BARU BERSAMA KRISTUS Roh Kudus Penolong dan Penghibur GEREJA YESUS SEJATI Pusat Indonesia Jl. Danau Asri Timur Blok C3 number 3C Sunter Danau Indah Jakarta 14350 Indonesia Telp. (021) 65304150, 65304151
Lebih terperinciDAFTAR ISI DAFTAR SINGKATAN 2
!!! DAFTAR ISI DAFTAR SINGKATAN 2 I. HAKEKAT, TUJUAN, DAN SPIRITUALITAS 3 II. ALASAN DAN DASAR 4 III. MANFAAT 5 IV. KEGIATAN-KEGIATAN POKOK 5 V. KEGIATAN-KEGIATAN LAIN 6 VI. ORGANISASI 6 VII. PENDAFTARAN
Lebih terperinciRENUNGAN KITAB 1Timotius Oleh: Pdt. Yabes Order
RENUNGAN KITAB 1Timotius Oleh: Pdt. Yabes Order HARI 1 JEJAK-JEJAK PEMURIDAN DALAM SURAT 1-2 TIMOTIUS Pendahuluan Surat 1-2 Timotius dikenal sebagai bagian dari kategori Surat Penggembalaan. Latar belakang
Lebih terperinciBAB I MENGENAL GEREJA
BAB I MENGENAL GEREJA 1 STANDAR KOMPETENSI Memahami karya Yesus Kristus yang mewartakan Kerajaan Allah dan penerusannya oleh Gereja, sehingga dapat mengembangkan hidup bersama dan ber-gereja sesuai dengan
Lebih terperinci001 Prolog (1-25) umumnya diberikan secara organis dan sistematis dengan maksud mengantar para pendengar memasuki kepenuhan kehidupan Kristen".
001 I. KEHIDUPAN MANUSIA MENGENAL DAN MENCINTAI ALLAH 1 Allah dalam Dirinya sendiri sempurna dan bahagia tanpa batas. Berdasarkan keputusan-nya yang dibuat karena kebaikan semata-mata, Ia telah menciptakan
Lebih terperinciKELUARGA KATOLIK: SUKACITA INJIL
Warta 22 November 2015 Tahun VI - No.47 KELUARGA KATOLIK: SUKACITA INJIL Hasil Sidang Agung Gereja Katolik Indonesia IV (sambungan minggu lalu) Tantangan Keluarga dalam Memperjuangkan Sukacita Anglia 9.
Lebih terperinciB. RINGKASAN MATERI 1. Gereja yang satu 2. Gereja yang kudus 3. Gereja yang katolik 4. Gereja yang apostolic
BAB II SIFAT SIFAT GEREJA A. KOMPTENTSI 1. Standar Kompetensi Memahami karya Yesus Kristus yang mewartakan Kerajaan Allah dan penerusannya oleh Gereja, sehingga dapat mengembangkan hidup bersama dan bergereja
Lebih terperinciTahun A-B-C : Hari Raya Paskah LITURGI SABDA
1 Tahun A-B-C : Hari Raya Paskah LITURGI SABDA Bacaan Pertama Kis. 10 : 34a. 37-43 Kami telah makan dan minum bersama dengan Yesus setelah Ia bangkit dari antara orang mati. Bacaan diambil dari Kisah Para
Lebih terperinciPELAYANAN ANAK. PELAYANAN ANAK Sesi 1: Menjangkau Anak-anak
PELAYANAN ANAK Sesi 1: Menjangkau Anak-anak PENDAHULUAN Allah tertarik pada anak-anak. Haruskah gereja berusaha untuk menjangkau anak-anak? Apakah Allah menyuruh kita bertanggung jawab terhadap anak-anak?
Lebih terperinciC. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDI PEKERTI SMPLB TUNANETRA
- 165 - C. KOMPETENSI INTI DAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDI PEKERTI SMPLB TUNANETRA KELAS VII Kompetensi Sikap Spiritual, Kompetensi Sikap Sosial, Kompetensi Pengetahuan, dan Kompetensi Keterampilan
Lebih terperinci5 Bab Empat. Penutup. Dalam bab empat ini akan dibahas mengenai kesimpulan yang
5 Bab Empat Penutup Dalam bab empat ini akan dibahas mengenai kesimpulan yang merupakan uraian singkat dari bab pendahuluan dan ketiga bab di atas, guna membuktikan kebenaran hipotesis penelitian dan hal-hal
Lebih terperinciKAMIS DALAM PEKAN SUCI. Misa Krisma
KAMIS DALAM PEKAN SUCI 1. Seturut tradisi Gereja yang sangat tua, pada hari ini dilarang merayakan misa tanpa umat. Misa Krisma 2. Pemberkatan minyak orang sakit dan minyak katekumen serta konsekrasi minyak
Lebih terperinciEn-Publishing Refleksi-refleksi mengenai Rumah Sakit. Perenungan buat dokter, perawat, pasien, keluarga
En-Publishing Refleksi-refleksi mengenai Rumah Sakit Perenungan buat dokter, perawat, pasien, keluarga Jeffrey Lim Puisi dibuat oleh Sdr. Jeffrey Lim TOC Daftar Isi I..Pendahuluan : Rumah sakit itu tempat
Lebih terperinciNABI YEHEZKIEL: KUALITAS HIDUP SEOFLING UTUSAN ALLAH DEMI KEBAIKAN BANGSA (Yehezkiel Bab 2 - Bab 3)
PERTEMUAN IV : NABI YEHEZKIEL: KUALITAS HIDUP SEOFLING UTUSAN ALLAH DEMI KEBAIKAN BANGSA (Yehezkiel Bab 2 - Bab 3) Lagu & Doa Pembukaan : Lagu dipilih dari Puji Syukur atau lagu rohani lain. Doa pembukaan
Lebih terperinci5. Pengantar : Imam mengarahkan umat kepada inti bacaan, liturgi yang akan dirayakan saat itu.
TATA CARA dan URUTAN PERAYAAN EKARISTI: Bagian 1 : RITUS PEMBUKA Bertujuan mempersatukan umat yang berkumpul dan mempersiapkan umat untuk mendengarkan sabda Allah dan merayakan Ekaristi dengan layak. Ritus
Lebih terperinciBAB III HIERARKI DAN AWAM A. KOMPETENSI
BAB III HIERARKI DAN AWAM A. KOMPETENSI 1. Standar Kompetensi Memahami karya Yesus Kristus yang mewartakan Kerajaan Allah dan penerusannya oleh Gereja, sehingga dapat mengembangkan hidup bersama dan bergereja
Lebih terperinciSuster-suster Notre Dame
Suster-suster Notre Dame Diutus untuk menjelmakan kasih Allah kita yang mahabaik dan penyelenggara Para suster yang terkasih, Generalat/Rumah Induk Roma Paskah, 5 April 2015 Kisah sesudah kebangkitan dalam
Lebih terperinciTAHUN B - Hari Minggu Paskah VI 10 Mei 2015 LITURGI SABDA. Bacaan pertama (Kis 10: )
TAHN B - Hari Minggu Paskah V 10 Mei 2015 LTRG SABDA Bacaan pertama (Kis 10:25-26. 34-35. 44-48) Karunia Roh Kudus dicurahkan ke atas bangsa-bangsa lain juga. Bacaan diambil dari Kisah Para Rasul Sekali
Lebih terperinciTahun C Hari Minggu Biasa III LITURGI SABDA. Bacaan Pertama Neh. 8 : 3-5a
1 Tahun C Hari Minggu Biasa III LITURGI SABDA Bacaan Pertama Neh. 8 : 3-5a. 6-7. 9-11 Bagian-bagian Kitab Taurat Allah dibacakan dengan jelas, dengan diberi keterangan-keterangan sehingga pembacaan dimengerti.
Lebih terperinciKISI-KISI PENULISAN SOAL. kemampuan
KISI-KISI PENULISAN SOAL Jenis Sekolah : SMP Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti Kurikulum : 2006 Alokasi Waktu : 120 Menit Jumlah soal : 40 + 5 Bentuk Soal : Pilihan Ganda dan Uraian
Lebih terperinciKISI KISI PENULISAN SOAL ULANGAN KENAIKAN KELAS, KELASVIII TAHUN PELAJARAN
KISI KISI PENULISAN SOAL ULANGAN KENAIKAN KELAS, KELASVIII TAHUN PELAJARAN 2012 2013 Sekolah : SMP Bentuk soal : PG Mata Pelajaran : Agama Katolik Alokasi wkatu : 90 Menit Kurikulum acuan : KTSP No Standar
Lebih terperinciPANGGILAN MIMBAR & ALKITAB
MAKALAH 4 PANGGILAN MIMBAR & ALKITAB Oleh Herlianto herlianto@yabina.org (Depok, Indonesia) ( Ya y a s a n b in a a w a m ) *) Makalah ini disampaikan dalam rangka Seminar Pneumatologi yang diselenggarakan
Lebih terperinciTAHUN SUCI LUAR BIASA KERAHIMAN ALLAH
TAHUN SUCI LUAR BIASA KERAHIMAN ALLAH SOSIALISASI DALAM ARDAS KAJ UNTUK TIM PENGGERAK PAROKI KOMUNITAS DAN TAREKAT DIBAWAKAN OLEH TIM KERJA DKP GERAKAN ROHANI TAHUN KERAHIMAN DALAM ARDAS KAJ tantangan
Lebih terperinciTahun C Pesta Pembaptisan Tuhan LITURGI SABDA. Bacaan Pertama Yes. 40 :
1 Tahun C Pesta Pembaptisan Tuhan LITURGI SABDA Bacaan Pertama Yes. 40 : 1-5. 9-11 Kemuliaan Tuhan akan dinyatakan dan seluruh umat manusia akan melihatnya. Bacaan diambil dari Kitab Nabi Yesaya: Beginilah
Lebih terperinciAlkitab. Persiapan untuk Penelaahan
Persiapan untuk Penelaahan Alkitab Sekarang setelah kita membicarakan alasan-alasan untuk penelaahan Alkitab dan dengan singkat menguraikan tentang Alkitab, kita perlu membicarakan bagaimana menelaah Alkitab.
Lebih terperinciHIDUP DALAM KEKUDUSAN 1 Petrus 1:14-19 Herman Yeremia
HIDUP DALAM KEKUDUSAN 1 Petrus 1:14-19 Herman Yeremia Tujuan: Jemaat memahami bahwa Allah menghendaki umat-nya hidup dalam kekudusan Jemaat bertekad untuk hidup dalam kekudusan Jemaat menerapkan kehidupan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. cukup panjang yang disebut Injil. Karangan-karangan yang panjang itu bercerita tentang seorang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Alasan Pemilihan Teks Membuka Kitab Suci Perjanjian Baru, kita akan berjumpa dengan empat karangan yang cukup panjang yang disebut Injil. Karangan-karangan yang panjang itu bercerita
Lebih terperinciBAPTISAN ROH KUDUS. Baptisan Roh Kudus Baptism in the Holy Spirit Halaman 1
BAPTISAN ROH KUDUS Pengantar Sebagai orang Kristen, pernahkah Anda merindukan kuasa rohani yang lebih besar dalam hidup Anda? Kuasa yang lebih besar untuk melawan dosa? Kuasa yang lebih besar untuk menceritakan
Lebih terperinciMENGAPA KITA HARUS BERBAHASA ROH? Bagian ke-1
MENGAPA KITA HARUS BERBAHASA ROH? Bagian ke-1 Pengantar Mengapa kita harus berbahasa roh? Bagi saya, kedengarannya seperti orang menyerepet saja. Bukankah bahasa roh itu biasanya menimbulkan masalah dalam
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. budaya Jawa terhadap liturgi GKJ adalah ada kesulitan besar pada tata
BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Kesimpulan akhir dari penelitian tentang teologi kontekstual berbasis budaya Jawa terhadap liturgi GKJ adalah ada kesulitan besar pada tata peribadahan GKJ di dalam menanamkan
Lebih terperinciSelama ini selain bulan Mei, kita mengenal bulan Oktober adalah bulan Maria yang diperingati setiap
Pengantar Selama ini selain bulan Mei, kita mengenal bulan Oktober adalah bulan Maria yang diperingati setiap tahunnya oleh seluruh umat katolik sedunia untuk menghormati Santa Perawan Maria. Bapa Suci
Lebih terperinciBAB 3 LANDASAN TEORI
BAB 3 LANDASAN TEORI 3.1. Sistem Ada berbagai macam pengertian tentang sistem. Menurut Eka Iswandy, sistem merupakan kumpulan unsur yang saling melengkapi dalam mencapai suatu tujuan dan sasaran (Iswandy,
Lebih terperinciA. PERMASALAHAN DAN ALASAN PEMILIHAN JUDUL
BAB I PENDAHULUAN A. PERMASALAHAN DAN ALASAN PEMILIHAN JUDUL A.1. Pluralitas Agama di Indonesia Pluralitas agama merupakan sebuah realita yang wajib digumuli. Berbagai agama besar yang pemeluknya tersebar
Lebih terperinciSIKAP JEMAAT DALAM BERIBADAH
SIKAP JEMAAT DALAM BERIBADAH Ibrani 10:19-25 Tujuan : Agar jemaat mengerti sikap dalam beribadah yang berfokus pada Kristus dan karya- Nya serta bukan pada fenomena lahiriah saja. PENDAHULUAN: Seorang
Lebih terperinciPertanyaan Alkitabiah Pertanyaan Bagaimanakah Orang Yang Percaya Akan Kristus Bisa Bersatu?
Pertanyaan Alkitabiah Pertanyaan 21-23 Bagaimanakah Orang Yang Percaya Akan Kristus Bisa Bersatu? Orang-orang yang percaya kepada Kristus terpecah-belah menjadi ratusan gereja. Merek agama Kristen sama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia dapat menghasilkan keindahan melalui kegiatan bernyanyi. Bernyanyi adalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Musik adalah bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan manusia. Ia merupakan bagian dari kesenian atau keindahan yang dihasilkan melalui media bunyi atau suara. Suara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Permasalahan
1 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Permasalahan Seiring dengan perkembangan jaman yang semakin modern dan maju secara tidak langsung menuntut setiap orang untuk mampu bersaing dalam mewujudkan tujuan
Lebih terperinciDalam pelajaran ini saudara akan mempelajari... Mengikuti Teladan Kristus Memperkembangkan Karunia Saudara
Menjadi Pekerja Kim bersukacita. Dia telah menemukan bahwa dia dapat menjadi pekerja Tuhan. Pada waktu ia mempelajari Alkitab, dan meluangkan waktu untuk berdoa dan mencari Tuhan, Roh Kudus menunjukkan
Lebih terperinciKamu harus tinggal di dalam kota ini sampai kamu diperlengkapi dengan kekuasaan dari tempat tinggi (Luk 24:49)
HR KENAIKAN TUHAN : Kis 1:1-11; Ef 1:17-23; Luk 24:46-53 Kamu harus tinggal di dalam kota ini sampai kamu diperlengkapi dengan kekuasaan dari tempat tinggi (Luk 24:49) Sebelum menerima tahbisan imamat,
Lebih terperinciC. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDI PEKERTI SMALB AUTIS
- 1927 - C. KOMPETENSI INTI DAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDI PEKERTI SMALB AUTIS KELAS: X Kompetensi Sikap Spiritual, Kompetensi Sikap Sosial, Kompetensi Pengetahuan, dan Kompetensi Keterampilan dirumuskan
Lebih terperinciIBADAT PEMBERKATAN PERTUNANGAN
IBADAT PEMBERKATAN PERTUNANGAN Orang tua Kristiani mempunyai tanggung jawab, yang dipandang juga sebagai bentuk kerasulan khusus, untuk mendidik anak-anak dan membantu anak-anak dapat mempersiapkan diri
Lebih terperinciBarisan Pemenang GBI Misi Kasih
Barisan Pemenang GBI Misi Kasih BY WWW.MISIKASIH.ORG APA ITU BARISAN PEMENANG? Barisan Pemenang yang disebut BP adalah sebuah tim kecil yang terdiri dari tujuh orang yang sebagai kelompok yang dapat menjawab
Lebih terperinci12. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
12. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama
Lebih terperinciTugas Agama. Mengapa Ekarisi menjadi pusat dan sumber liturgi Gereja Katolik?
Nama : Phoa, Wily Angpujana NIM : 4101412151 Fak/Jur: MIPA/Matemaika Tugas Agama Mengapa Ekarisi menjadi pusat dan sumber liturgi Gereja Katolik? Dalam Sacrosanctum Concilium (SC) (Konsitusi Tentang Liturgi
Lebih terperinciKISI-KISI UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL (USBN) TAHUN PELAJARAN 2017/2018
Jenjang Pendidikan : SMP Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Katolik Kurikulum : 2006 Jumlah Kisi-Kisi : 60 KISI-KISI UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL (USBN) TAHUN PELAJARAN 2017/2018 NO KOMPETENSI DASAR
Lebih terperinciGereja. Tubuh Kristus HIDUP BARU BERSAMA KRISTUS
HIDUP BARU BERSAMA KRISTUS Gereja Tubuh Kristus GEREJA YESUS SEJATI Pusat Indonesia Jl. Danau Asri Timur Blok C3 number 3C Sunter Danau Indah Jakarta 14350 Indonesia Telp. (021) 65304150, 65304151 Faks.
Lebih terperinciBerbahasa Roh. Karunia Rohani Untuk Penginjilan. Sesaat sebelum Yahushua terangkat ke Sorga, Dia berkata kepada para murid-nya:
Berbahasa Roh Karunia Rohani Untuk Penginjilan Yahuwah telah mencurahkan begitu banyak karunia kepada umat-nya di bumi. Salah satu yang paling menarik, yang paling dimengerti sebagai anugerah pemberian
Lebih terperinciAPA KATA TUHAN? RENUNGAN SINGKAT! POKOK ANGGUR YANG BENAR. Yoh 15:1-8
Yoh 15:1-8 POKOK ANGGUR YANG BENAR HARI MINGGU PASKAH V 03 MEI 2015 (1) Akulah pokok anggur yang benar dan Bapa-Kulah pengusahanya. (2) Setiap ranting pada-ku yang tidak berbuah, dipotong-nya dan setiap
Lebih terperinci10 SEPTEMBER 2017 S1 = SEMBAH PUJI & DOA SYAFAAT
10 SEPTEMBER 2017 S1 = SEMBAH PUJI & DOA SYAFAAT Sembah Puji (20 Menit) 2 lagu Pengagungan - 2 Lagu sesuai tema Firman Tuhan (Silahkan pilih 2 lagu berikut): 1. Bila Roh Allah di didalamku 2. Nyanyi bagi
Lebih terperinciSekali peristiwa Allah menyuruh Petrus pergi ke rumah perwira Kornelius.
Thn B Hari Raya Paskah 5 April 2015 LTRG SABDA mat duduk Bacaan pertama (Kis. 10 : 34a. 37-43) Kami telah makan dan minum bersama dengan Yesus setelah a bangkit dari antara orang mati. Bacaan diambil dari
Lebih terperinciJIKA ALKITAB SATU-SATUNYA OTORITAS KITA DALAM AGAMA, MENGAPA MANUSIA MENAFSIRKAN ALKITAB SECARA BERLAINAN?
JIKA ALKITAB SATU-SATUNYA OTORITAS KITA DALAM AGAMA, MENGAPA MANUSIA MENAFSIRKAN ALKITAB SECARA BERLAINAN? Salah satu prinsip yang diterapkan untuk mengambil arti dari nas-nas Alkitab adalah agama sejati
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kemajuan Dunia dalam berbagai bidang kehidupan mempengaruhi kehidupan
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Kemajuan Dunia dalam berbagai bidang kehidupan mempengaruhi kehidupan dan nilai-nilai rohani masyarakat. Kehidupan rohani menjadi semakin terdesak dari perhatian umat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bangsa-bangsa lain di sekelilingnya. Bangsa-bangsa lain memuja banyak dewa, sedangkan Israel
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bangsa Israel adalah bangsa yang mengimani Allah secara istimewa dan terbedakan dari bangsa-bangsa lain di sekelilingnya. Bangsa-bangsa lain memuja banyak dewa, sedangkan
Lebih terperinciKehidupan Yang Dipenuhi Roh
Kehidupan Yang Dipenuhi Roh Hidup yang dipenuhi Roh hendaknya menjadi tujuan setiap orang percaya. Dipenuhi dengan Roh Allah merupakan langkah berikutnya atau kemajuan yang harus terjadi dalam pengalaman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Gereja Oikumenikal dan Evangelikal.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1.1.1. Gereja Oikumenikal dan Evangelikal. Data statistik keagamaan Kristen Protestan tahun 1992, memperlihatkan bahwa ada sekitar 700 organisasi 1 Kristen
Lebih terperinciPelatihan Misi Kontemporer yang Efektif
Pelatihan Misi Kontemporer yang Efektif Oleh: Pdt. Marvin J. Newell, D.Miss 1 Pelatihan Misi Kontemporer yang Efektif (Isi seminar ini diambil langsung dari buku, Gerakan Tuhan Masa Ini, fasal 13,oleh
Lebih terperinciKERANGKA ACUAN PENYEGARAN DAN PEMBENAHAN KEMBALI KEGIATAN PELAYANAN LITURGI PAROKI se KAJ
KERANGKA ACUAN PENYEGARAN DAN PEMBENAHAN KEMBALI KEGIATAN PELAYANAN LITURGI PAROKI se KAJ LATAR BELAKANG Sesuai Arah Dasar Pastoral KAJ dan Pedoman Reksa Pastoral Komisi Liturgi 2011-2015,maka semua umat
Lebih terperinciSurat Roma ini merupakan surat Paulus yang paling panjang, paling teologis, dan paling berpengaruh. Mungkin karena alasan-alasan itulah surat ini
Catatan: Bahan ini diambil dari http://www.sabda.org/sabdaweb/biblical/intro/?b=47, diakses tanggal 3 Desember 2012. Selanjutnya mahasiswa dapat melihat situs www.sabda.org yang begitu kaya bahan-bahan
Lebih terperinciUJIAN SEMESTER I SEKOLAH BINA NUSANTARA Tahun Ajaran
UJIAN SEMESTER I SEKOLAH BINA NUSANTARA Tahun Ajaran 2008 2009 L E M B A R S O A L Mata pelajaran : Pendidikan Agama Katolik Kelas : 8 Hari / tanggal : Waktu : 60 menit PETUNJUK UMUM : 1. Tulislah nama
Lebih terperinciA. JEMAAT BERHIMPUN TATA IBADAH MINGGU, 30 JULI 2017 (MINGGU BIASA) POLA HIDUP KERAJAAN ALLAH
TATA IBADAH MINGGU, 30 JULI 2017 (MINGGU BIASA) POLA HIDUP KERAJAAN ALLAH Latihan Lagu-Lagu. Penayangan Warta Lisan. Saat Hening A. JEMAAT BERHIMPUN 1. AJAKAN BERIBADAH (JEMAAT DUDUK) Pnt. : Jemaat terkasih,
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah : SMP-K PERMATA BUNDA CIMANGGIS Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Katolik Kelas/Semester : VIII / 1 Alokasi Waktu : 2 x 40 menit A. Standar Kompetensi : Memahami
Lebih terperinciPENDIDIKAN AGAMA KATOLIK
1 MODUL PERKULIAHAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK IMAN KATOLIK Fakultas Program Studi Tatap Muka Reguler Kode MK Disusun Oleh MKCU PSIKOLOGI 02 MK900022 Drs. Petrus Yusuf Adi Suseno, M.H. Abstract Pada Bab
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah Salah satu ciri khas dari semua agama adalah berdoa. Semua agama yang ada di Indonesia mengajarkan kepada umat atau pengikutnya untuk selalu berdoa. Doa diyakini
Lebih terperinciSPIRITUALITAS EKARISTI
SPIRITUALITAS EKARISTI SUSUNAN PERAYAAN EKARISTI RITUS PEMBUKA LITURGI SABDA LITURGI EKARISTI RITUS PENUTUP RITUS PEMBUKA Tanda Salib Salam Doa Tobat Madah Kemuliaan Doa Pembuka LITURGI SABDA Bacaan I
Lebih terperinciSeri Kedewasaan Kristen (6/6)
Seri Kedewasaan Kristen (6/6) Nama Kursus : ORANG KRISTEN YANG BERTANGGUNG JAWAB (OKB) Nama Pelajaran : Bertanggung Jawab dalam Hal Bersaksi dan Memuridkan Orang Lain Kode Pelajaran : OKB-T06 DAFTAR ISI
Lebih terperinciKarunia Karunia Pelayanan Lainnya: 1 Melayani Mengajar Menasihati
Karunia Karunia Pelayanan Lainnya: 1 Melayani Mengajar Menasihati Kita telah menyelesaikan penelaahan mengenai keempat karunia yang kita sebut karunia pelayanan. Walaupun daftar karunia-dalam Efesus 4
Lebih terperinciSurat Yohanes yang pertama
1 Surat Yohanes yang pertama Kami ingin memberitakan kepada kalian tentang Dia yang disebut Firman a yaitu Dia yang memberikan hidup kepada kita dan yang sudah ada sebelum dunia diciptakan. Kami sudah
Lebih terperinciGereja Memberitakan Firman
Gereja Memberitakan Firman Gereja-gereja yang mengakui kewibawaan Firman Allah memberikan tempat terhormat dan utama kepadanya. Pendeta dalam gereja-gereja seperti ini dengan setia memberitakan Firman
Lebih terperinciLaporan Kongregasi. Konferensi Umum, 5 Oktober Canoas, Brazil, 2014 Suster Mary Kristin Battles, SND
MERESAPI SABDA TERLIBAT DI DALAM DUNIA Laporan Kongregasi Konferensi Umum, 5 Oktober Canoas, Brazil, 2014 Suster Mary Kristin Battles, SND Presentasi saya pagi ini akan berfokus pada tiga bidang. Pertama,
Lebih terperinciSeri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #36 oleh Chris McCann
Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #36 oleh Chris McCann Selamat malam dan selamat datang di pembahasan Alkitab EBible Fellowship dalam Kitab Wahyu. Malam ini adalah pembahasan #36 tentang Wahyu, pasal
Lebih terperinciRevelation 11, Study No. 37 in Indonesian Langguage. Seri kitab Wahyu pasal 11, Pembahasan No. 37, oleh Chris McCann
Revelation 11, Study No. 37 in Indonesian Langguage Seri kitab Wahyu pasal 11, Pembahasan No. 37, oleh Chris McCann Selamat malam dan selamat datang di pemahaman Alkitab EBible Fellowship dalam Kitab Wahyu.
Lebih terperinciLITURGI SABDA. Bacaan pertama (Am. 7 : 12-15) Pergilah, bernubuatlah terhadap umat-ku. Bacaan diambil dari Nubuat Amos
TAHN B - Hari Minggu Biasa XV 12 Juli 2015 LTRG SABDA Bacaan pertama (Am. 7 : 12-15) Pergilah, bernubuatlah terhadap umat-ku. Bacaan diambil dari Nubuat Amos Sekali peristiwa berkatalah Amazia, imam di
Lebih terperinciSAUDARA MEMPUNYAI PENOLONG
SAUDARA MEMPUNYAI PENOLONG Dalam Pelajaran Ini Saudara Akan Mempelajari Roh Kudus adalah Penolong Saudara Buah Roh Kudus Berjalan di dalam Roh Kuasa Roh Kudus di dalam Saudara Karunia-karunia Roh Roh Kudus
Lebih terperinciDIPENUHI & DIBAPTIS DENGAN ROH KUDUS
MAKALAH 2 DIPENUHI & DIBAPTIS DENGAN ROH KUDUS Oleh Herlianto herlianto@yabina.org (Depok, Indonesia) ( Ya y a s a n b in a a w a m ) *) Makalah ini disampaikan dalam rangka Seminar Pneumatologi yang diselenggarakan
Lebih terperinciA. JEMAAT BERHIMPUN TATA IBADAH MINGGU, 30 APRIL 2017 (MINGGU PASKAH III) BERELASI DENGAN TUHAN YESUS KRISTUS
TATA IBADAH MINGGU, 30 APRIL 2017 (MINGGU PASKAH III) BERELASI DENGAN TUHAN YESUS KRISTUS Latihan Lagu-Lagu. Pembacaan Warta Lisan. Saat Hening. A. JEMAAT BERHIMPUN 1. AJAKAN BERIBADAH (JEMAAT DUDUK) Pnt.
Lebih terperinci