TUGAS MANAJEMEN RESIKO : MITTY MAULIANA NPM : : FARMASI RUMAH SAKIT
|
|
- Yulia Susman
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 TUGAS MANAJEMEN RESIKO NAMA : MITTY MAULIANA NPM : PRODI : FARMASI RUMAH SAKIT FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS PADJAJARAN MARET 2016
2 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peristiwa dalam kehidupan sehari-hari terkadang menyimpang dari perkiraan (expectation), ada yang menguntungkan ada pula yang merugikan. Wideman mengatakan, ketidakpastian yang dapat menimbulkan kemungkinan menguntungkan disebut dengan istilah peluang (opportunity), Kerugian adalah suatu penyimpangan yang tidak diharapkan karena dapat mengandung risiko. Risiko adalah ketidakpastian yang terjadi karena kurang atau tidak tersedianya informasi yang cukup tentang yang akan terjadi. Risiko adalah suatu keadaan yang dihadapi seseorang atau perusahaan dimana terjadi kemungkinan yang merugikan. Kegiatan didalamnya juga mengandung risiko yang harus ditangani agar tidak menimbulkan kerugian yang fatal. Untuk menangani risiko tersebut dapat dilakukan dengan manajemen risiko. Menurut Smith : 1990, manajemen risiko adalah proses identifikasi, pengukuran, dan kontrol keuangan dari suatu risiko yang mengancam aset dan penghasilan dari suatu perusahaan atau proyek yang bisa menimbulkan kerusakan atau kerugian dalam perusahaan tersebut. Manajemen risiko adalah suatu cara untuk mengorganisir suatu risiko yang nantinya akan dihadapi baik itu sudah diketahui ataupun yang belum diketahui, juga yang tak terpikirkan dengan cara memindahkan risiko kepada pihak lain, menghindari risiko, mengurangi efek negatif dari risiko, dan menampung baik sebagian atau semua konsekuensi risiko. Manajemen risiko juga dapat disebut suatu pendekatan terstruktur untuk mengelola suatu ketidakpastian yang berkaitan dengan ancaman. Oleh sebab itu, melalui manajemen risiko, diharapkan ketidakpastian yang menimbulkan kerugian dapat dikurangi bahkan dihilangkan untuk keberlangsungan kegiatan di bidangnya.
3 BAB II MANAJEMEN RESIKO 2.1 Definisi Manajemen Resiko 1. Menurut Smith, 1990 Manajemen Resiko adalah suatu proses identifikasi, pengukuran, dan kontrol keuangan dari suatu resiko yang mengancam aset dan penghasilan dari sebuah perusahaan atau suatu proyek yang bisa menimbulkan kerusakan ataupun kerugian pada perusahaan tersebut. 2. Menurut Clough dan Sears, 1994, Manajemen risiko adalah suatu pendekatan yang komprehensif untuk menangani semua kejadian yang dapat menimbulkan kerugian. 3. Menurut William, et.al.,1995,p.27 Manajemen risiko adalah suatu aplikasi dari manajemen umum dengan mencoba untuk mengidentifikasi, mengukur, dan juga menangani sebab akibat dari ketidakpastian suatu organisasi. 4. Menurut Dorfman, 1998, p. 9 Manajemen risiko adalah suatu proses yang masuk akal dalam usaha untuk memahami eksposur dari suatu kerugian. Dari pendapat tersebut diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa resiko dapat mengakibatkan kinerja perusahaan menjadi rendah, resiko tersebut dapat timbul dari dalam perusahaan ataupun pengaruh dari luar perusahaan.manajemen resiko menyangkut identifikasi atas kemungkinan resiko yang akan dihadapi dan juga berusaha melakukan proteksi agar pengaruh dari resiko tersebut dapat diminimalkan, bahkan ditiadakan sama sekali. 2.2 Manfaat Manajemen Resiko 1. Manfaat yang dapat diperoleh dengan menerapkan manajemen resiko diantaranya (Mok et al., 1996) Berguna dalam mengambil keputusan untuk menangani masalah-masalah yang sukar. Memudahkan dalam estimasi biaya. Memberikan pendapat dan juga intuisi dalam pengambilan keputusan yang dihasilkan dengan cara yang benar. Memungkinkan untuk para pembuat keputusan dalam menghadapi resiko dan ketidakpastian pada keadaan yang nyata. Memungkinkan untuk para pembuat keputusan dalam memutuskan berapa banyak informasi dibutuhkan untuk menyelesaikan masalah.
4 Meningkatkan pendekatan yang sistematis dan masuk akal untuk membuat suatu keputusan. Menyediakan suatu pedoman untuk membantu perumusan masalah. Memungkinkan analisa yang cermat dari suatu pilihan-pilihan alternatif. 2. Menurut Darmawi, (2005, p. 11) Manfaat dari manajemen risiko yang diberikan terhadap perusahaan bisa dibagi dalam 5 (lima) kategori utama diantaranya: Manajemen risiko kemungkinan dapat mencegah perusahaan dari suatu kegagalan. Manajemen risiko dapat menunjang secara langsung peningkatan dari laba. Manajemen risiko bisa memberikan laba secara tidak langsung. Adanya ketenangan pikiran bagi para manajer disebabkan adanya suatu perlindungan terhadap risiko murni, adalah harta non material untuk perusahaan tersebut. Manajemen risiko dapat melindungi sutau perusahaan dari risiko murni, dan karena pelanggan dan pemasok lebih menyukai perusahaan yang mempunyai perlindungan, secara tidak langsung dapat meningkatkan public image. 3. Manfaat manajemen risiko dalam suatu perusahaan sangat jelas, secara implisit terkandung didalamnya satu ataupun lebih sasaran yang nantinya dicapai manajemen risiko diantaranya sebagai berikut (Darmawi, 2005, p. 13). Survival Kedamaian dari pikiran Memperkecil biaya Menstabilkan suatu pendapatan perusahaan Memperkecil ataupun meniadakan gangguan operasi dari perusahaan Melanjutkan pertumbuhan dari perusahaan Merumuskan tanggung jawab social suatu perusahaan terhadap karyawan dan juga masyarakat. 2.3 Derajat Resiko Derajat risiko adalah ukuran risiko baik lebih besar ataupun risiko lebih kecil. Suatu risiko diartikan sebagai suatu ketidakpastian, maka risiko yang terbesar terjadi bila ada dua kemungkinan hasil dimana masing-masing mempunyai kemungkinan yang sama untuk dapat terjadi. Klasifikasi Risiko adalah sebagai berikut : Risiko yang bisa diukur dan juga risiko yang tidak bisa diukur
5 Risiko financial dan juga risiko non financial Risiko statis dan juga risiko dinamis Risiko fundamental dan juga risiko khusus Risiko murni dan juga risiko spekulatif 2.4 Klasifikasi Manajemen Resiko : a) Risiko operasional Adalah risiko yang muncul disebabkan tidak berfungsinya suatu sistem internal yang berlaku, kesalahan dari manusia, atau kegagalan dari sistem. Sumber terjadinya risiko operasional paling tinggi dibanding risiko lainnya yaitu selain bersumber dari aktivitas yang disebutkan di atas, dapat juga bersumber dari kegiatan operasional dan juga jasa, akuntansi, sistem teknologi dari informasi, sistem informasi dari manajemen atau juga sistem pengelolaan dari sumber daya manusia. b) Risiko eksternal Adalah resiko yang timbul dari faktor lingkungan eksternal, dimana lingkungan eksternal dapat menimbulkan kondisi yang kondusif bagi bencana yang dapat menimbulkan kerugian. Kerugian adalah suatu penyimpangan yang tidak diharapkan. Ada beberapa tumpang tindih di antara kategori ini, tetapi sumber penyebab kerugian dan juga risiko dapat diklasifikasikan sebagai suatu risiko sosial, risiko fisik, dan juga risiko ekonomi. Menentukan sumber risiko adalah sangat penting karena akan mempengaruhi cara penanganannya. c) Risiko Finansial adalah suatu resiko yang dihadapi oleh investor akibat dari ketidakmampuan emiten saham dan juga obligasi untuk memenuhi kewajiban pembayaran baik deviden serta pokok pinjaman. d) Risiko strategic adalah suatu risiko terjadinya keadaaan yang tidak terduga yang bisa mengurangi kemampuan para manajer untuk dapat mengimplementasikan strateginya dengan signifikan. 2.5 Proses Manajemen Resiko Pemahaman manajemen resiko memungkinkan pihak manajemen untuk terlibat secara efektif ketika menghadapi ketidakpastian dengan risiko dan peluang yang berhubungan dan juga meningkatkan kemampuan suatu organisasi untuk dapat memberikan nilai tambah. Menurut COSO, proses manajemen risiko dibagi ke dalam 8 tahap : Internal environment (Lingkungan internal)
6 Komponen ini berkaitan dengan adanya lingkungan dimana perusahaan berada dan juga beroperasi. Cakupannya adalah kultur manajemen tentang risiko, integritas, perspektif terhadap risiko, penerimaan terhadap risiko, nilai moral, struktur organisasi, dan juga pendelegasian wewenang. Objective setting (Penentuan tujuan) Manajemen harus dapat menetapkan objectives (tujuan) dari organisasi agar bisa mengidentifikasi, mengakses, dan mengelola suatu risiko. Objective dapat diklasifikasikan menjadi suatu strategic objective dan activity objective. Strategic objective di perusahaan berhubungan juga dengan pencapaian dan peningkatan kinerja dari instansi dalam jangka menengah ataupun panjang, dan merupakan suatu implementasi dari visi dan misi instansi tersebut. Activity objective dapat dipilah menjadi 3 kategori, yaitu (1) operations objectives; (2) reporting objectives; dan (3)complianceobjectives. Sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki suatu organisasi yang ada di seluruh divisi dan bagian harus dilibatkan dan mengerti risiko yanga akan dihadapi. Keterlibatan tersebut berkaitan dengan pandangan bahwa semua pejabat/pegawai adalah pemilik dari risiko. Demikian pula, dalam penentuan tujuan suatu organisasi, dapat menggunakan pendekatan SMART, dan ditentukan juga risk appetite and risk tolerance (variasi dari tujuan yang bisa diterima). Risk tolerance adalah variasi dalam pencapaian objective yang dapat diterima oleh manajemen. Event identification (Identifikasi risiko) Komponen ini mengidentifikasi kejadian yang potensial, terjadi di lingkungan internal maupun eksternal organisasi yang akan mempengaruhi strategi ataupun pencapaian tujuan dari organisasi. Terdapat 4 model dalam identifikasi suatu risiko, yaitu (1) Exposure analysis; (2) Environmental analysis; (3) Threat scenario; (4) Brainstorming questions. Salah satu model tersebut, yaitu exposure analysis, mencoba mengidentifikasi suatu risiko dari sumber daya organisasi yaitu financial assetsphysical assets seperti tanah dan
7 bangunan, human assets yang juga mencakup pengetahuan dan keahlian, dan juga intangible assets seperti reputasi dan penguasaan dari informasi. Atas setiap sumber daya yang dimiliki organisasi dapat dilakukan penilaian risiko kehilangan dan risiko penurunan, seperti halnya kas dan simpanan di bank, Risk assessment (Penilaian risiko) Komponen ini memberikan penilaian sejauh mana akibat dari events (kejadian atau keadaan) dapat mengganggu suatu pencapaian dari objectives. Besarnya akibat dapat diketahui dari inherent dan juga residual risk, dapat dianalisis dalam dua perspektif, diantaranya: likelihood (kecenderungan atau peluang) dan impact/consequence (besaran dari terealisirnya suatu risiko). Besarnya risiko setiap kegiatan organisasi merupakan perkalian likelihood dan consequence. Penilaian risiko bisa menggunakan dua teknik, yaitu: (1) qualitative techniques; dan (2) quantitative techniques. Qualitative techniques dapat menggunakan tools seperti self-assessment (low, medium, high), questionnaires, dan internal audit reviews. Sementara itu, quantitative techniques data merupakan angka yang diperoleh dari tools seperti probability based, nonprobabilistic models (optimalkan hanya asumsi consequence), dan benchmarking. Penilaian risiko untuk setiap aktivitas organisasi dapat menghasilkan informasi berupa peta dan angka risiko. Aktivitas paling kecil risikonya ada pada aktivitas a dan e, dan aktivitas yang mempunyai paling risiko paling tinggi dengan kemungkinan terjadi tinggi ada pada aktivitas d. Aktivitas c, walaupun mempunyai dampak yang besar, tetapi memiliki risiko terjadi yang rendah.yang harus dicermati adalah events relationships yaitu hubungan antar kejadian/keadaan. Events yang terpisah bisa jadi memiliki risiko kecil. Namun, bila digabungkan dapat menjadi signifikan. Oleh karena itu, risiko yang mempengaruhi banyak business units perlu untuk dikelompokkan dalam common event categories, dan dapat dinilai secara aggregate. Risk response (Sikap atas risiko) Organisasi harus dapat menentukan sikap akan hasil penilaian suatu risiko. Risk response dari organisasi dapat berupa: (1) avoidance, yaitu dihentikannya suatu aktivitas atau pelayanan yang menyebabkan risiko;
8 (2) reduction, yaitu mengambil langkah untuk mengurangi likelihood atau impact dari risiko; (3) sharing, yaitu mengalihkan ataupun menanggung bersama risiko atau sebagian dari risiko dengan pihak lain; (4) acceptance, yaitu menerima suatu risiko yang terjadi (biasanya risiko yang kecil), dan tidak ada upaya yang khusus dilakukan. Dalam memilih sikap (response), perlu untuk dipertimbangkan faktor-faktor dari pengaruh tiap response terhadap risk likelihood dan impact, response yang optimal sehingga dapat bersinergi dengan pemenuhan risk appetite and tolerances, analis cost versus benefits, dan juga kemungkinan peluang (opportunities) yang bisa timbul dari setiap risk response. Control activities (Aktifitas-aktifitas pengendalian) Komponen ini berperanan dalam penyusunan kebijakan (policies) dan prosedur untuk menjamin risk response agar terlaksana dengan efektif. Aktifitas pengendalian memerlukan suatu lingkungan pengendalian yang meliputi: (1) integritas dan juga nilai etika; (2) kompetensi; (3) kebijakan dan juga praktik-praktik SDM; (4) budaya organisasi; (5) filosofi dan juga gaya kepemimpinan manajemen; (6) struktur organisasi; dan (7) wewenang serta tanggung jawab. Dari pemahaman dari lingkungan pengendalian, dapat ditentukan jenis dan juga aktifitas pengendalian. Ada beberapa jenis pengendalian, diantaranya adalah preventive, detective, corrective, dan directive. Sementara aktifitas pengendalian berupa: (1) pembuatan kebijakan dan prosedur; (2) pengamanan kekayaan organisasi; (3) delegasi wewenang dan pemisahan fungsi; dan (4) supervisi atasan. Aktifitas pengendalian sebaiknya terintegrasi dengan manajemen risiko sehingga pengalokasian dari sumber daya yang dimiliki organisasi bisa menjadi optimal.
9 BAB III KASUS DAN PEMBAHASAN 3.1 Kasus Salah Memberikan Etiket Obat Etiket obat adalah informasi yang dapat diberikan kepada pasien dalam bentuk tertulis, biasanya disertakan dalam kemasan obat yang diberikan. Dalam etiket biasanya dicantumkan nama pasien, no resep pasien, tanggal resep, nama obat, aturan pakai dalam satu hari, cara pakai, dan waktu kadaluarsa obat. Etiket diberikan untu masing-masing obat yang diberikan kepada pasien. Kasus yang pernah terjadi adalah terjadinya kesalahan dalam memberikan etiket obat kepada pasien anak IGD (Instalasi Gawat Darurat), yaitu etiket aturan obat paracetamol sirup (seharusnya 3x1 sendok obat) tertukar dengan etiket aturan obat cetirizine sirup (seharusnya 1x1 sendok obat). Hal tersebut diketahui ketika ibu pasien melaporkan kepada dokter penulis resep bahwa anaknya tidur terus. Dokter yang meresepkan, melihat obat yang diberikan, dan mengetahui terjadi kekeliruan tersebut langsung melaporkan kepada kepala instalasi farmasi, dan akhirnya obat diperbaiki etiketnya dan sirup cetirizine diganti dengan yang baru (karena obat sudah tinggal sedikit). 3.2 Proses Manajemen Resiko pada Kasus Salah Memberikan Etiket Obat meliputi tahapan sebagai berikut: a. Mengidentifikasi resiko Resiko adalah peristiwa yang menghambat pencapaian tujuan suatu perusahaan. Seluruh resiko yang mungkin dapat terjadi dan berdampak negative bagi perusahaan secara signifikan harus lebih dahulu diidentifikasi. Di instalasi farmasi hal-hal yang dapat menyebabkan resiko diantaranya adalah sebagai berikut : - Pada proses perencanaan untuk pembelian, data yang digunakan berdasarkan pada pola konsumsi, bukan pada pola penyakit, sehingga menyebabkan perencanaan meleset dengan kebutuhan yang ada, sehingga perlu ada perencanaan susulan, sehingga bisa jadi terjadi stock out, menjadikan pasien tidak mendapat obat sesuai permintaan dokter. - Pada proses pengadaan, dapat terjadi barang kosong di pihak distributor, padahal barang tersebut sangat diperlukan oleh pasien, sehingga diperlukan usaha
10 tambahan untuk mencari barang yang sama di distributor lain. Resiko lain adalah pihak rumah sakit belum menyelesaikan pembayaran (dapat kesalahan pihak distributor tidak melakukan penagihan, ataupun pihak rumah sakit karena panjangnya prosedur yang harus ditempuh), sehingga instalasi farmasi tidak mendapatkan obat sesuai dengan kebutuhan. - Pada proses penerimaan barang dari pihak distributor, terjadi resiko barang tidak diperiksa betul masa kadaluarsanya, sehingga bisa jadi diberikan barang yang dekat masa kadaluarsanya (kebijakan rumah sakit, barang dapat diterima dengan masa kadaluarsa minimal 2 tahun). Dekat masa kadaluarsa berakibat terjadinya barang kadaluarsa, sehingga merugikan pihak rumah sakit bila barang tersebut ternyata perpurannya tidak baik (mengendap). - Pada proses penyimpanan, terjadi resiko barang tidak disimpan pada suhu ataupun kelembaban yang memenuhi persyaratan, sehingga dapat mengurangi kualitas dari barang tersebut, menjadikan obat tidak efektif diberikan pada pasien. Pada penyimpanan yang memerlukan perlakuan khusus, seperti narkotika dan psikotropika yang harus disimpan pada lemari dua pintu dua kunci, dipegang oleh dua orang yang berbeda, mempunyai resiko tidak ditaati oleh petugas karena dirasakan tidak efektif dalam bekerja, mengakibatkan dapat terjadi penyalahgunaan. - Pada proses distribusi ke unit, dapat terjadi resiko barang yang didistribusikan tidak sesuai baik jumlah maupun item, sehingga unit terkait tidak mendapatkan obat yang diperlukan dalam pelayanan. Untuk tempat yang agak jauh, resiko yang terjadi adalah barang dalam kemasan kaca, dapat pecah dalam proses distribusi, sehingga merugikan pihak rumah sakit. - Pada proses distribusi ke pasien, resiko yang mungkin terjadi diantaranya : Salah membaca tulisan dokter, sehingga pasien tidak mendapat obat sesuai penyakitnya, dapat berakibat fatal bila obat yang diberikan ternyata memberikan dampak yang berbahaya bagi pasien. Salah mengambil obat karena mirip nama atau kemasan (LASA, look alike sound alike), karena tidak dipisahkan dalam penyimpanannya, ataupun kesalahan karena ketidaktelitian pengambilan. Salah memberikan etiket (tertukar dengan etiket obat lain), sehingga dalam aturan pakainya dapat terjadi kesalahan (seperti kasus yang akan dibahas).
11 Tidak mengkaji resep ada tidaknya interaksi antar obat, sehingga bila ada interaksi yang menurunkan potensinya, tujuan pengobatan tidak berjalan maksimal. Salah memberikan obat kepada pasien yang bukan seharusnya (tertukar karena nama sama misalnya), sehingga dapat menyebabkan efek yang dapat berbahaya bagi pasien. Salah memberikan informasi kepada pasien (misalnya penggunaan obat off label, tapi pasien tidak ditanya terlebih dahulu, sehingga terjadi kesalahan informasi) b. Menganalisis Resiko Setelah semua resiko diidentifikasi, maka dilakukan suatu pengukuran tingkat kemungkinan dan juga dampak dari resiko. Pengukuran resiko akan dilakukan dengan mempertimbangkan pengendalian resiko yang ada. Pengukuran resiko dilakukan dengan menggunakan criteria pengukuran resiko secara kualitatif, semi kualitatif, ataupun kuantitatif tergantung pada tersedianya data tingkat kejadian peristiwa dan juga dampak kerugian yang ditimbulkannya. Pada kasus salah memberikan etiket obat maka pengukuran kualitatif frekuensi/kemungkinan (likehood) adalah sebagai berikut : Kemungkinan Deskripsi Nilai jarang Terjadi pada keadaan khusus 1 Kadang-kadang (Unlikely) Dapat terjadi sewaktu-sewaktu 2 Mungkin (Possible) Mungin terjadi sewaktu-waktu 3 Mungkin sekali (likely) Mungkin terjadi pada banyak keadaan tapi tidak menetap 4 Hampir pasti (almost Dapat terjadi pada tiap keadaan dan 5 certain) menetap Termasuk kadang-kadang (bobot nilai 2), dengan sebab diantaranya : - Petugas kondisi lelah - Tidak ada cross cek - Ketika memberikan obat tidak dilihat kembali (kasus untuk pasien rawat inap)
12 Pengukuran kualitatif konsekuensi / dampak tingkat Deskriptor Contoh deskripsi 1 Tidak bermakna Tidak ada cedera, kerugian keuangan kecil 2 Rendah Pertolongan pertama dapat diatasi, kerugian keuangan sedang 3 Menengah Memerlukan pengobatan medis, kerugian keuaangan besar 4 Berat Cedera luas, kehilangan kemampuan produksi, kerugian keuangan besar 5 katostropik Kematian, kerugian keuangan sangat besar Dan dampak yang ditimbulkan berbobot nilai dua (2) yaitu rendah, pertolongan pertama dapat diatasi, kerugian keuangan sedang. Kerugian keuangan sedang, karena instalasi farmasi harus mengganti obat yang sudah dipakai (cetirizin sirup yang dipakai 3x1 sendok obat). Pertolongan pertama dapat diatasi, karena adanya laporan dari ibu pasien bahwa anaknya tidur terus, sehingga dokter dapat segera mengantisipasinya, dengan melaporkan pada pihak instalasi farmasi dan segera dilakukan perbaikan. Dampak Kemungkinan Sangat rendah sedang besar ekstrim (likehood) rendah Jarang Kadang-kadang Mungkin Mungkin sekali Hampir pasti Nilai : rendah sedang bermakna tinggi Bobot likehood = 2 Bobot dampak = 2 Bobot total penilaian adalah (2x2 = 4) berada di kolom kuning yaitu sedang.
13 c. Mengevaluasi Resiko Setelah suatu resiko diukur tingkat kemungkinan dan juga dampaknya, maka disusunlah urutan prioritas dari resiko. Mulai dari resiko dengan tingkat resiko tertinggi, sampai pada resiko terendah. Resiko yang tidak termasuk dalam resiko yang dapat diterima/ditoleransi merupakan suatu resiko yang dapat menjadi prioritas untuk segera ditangani. Setelah diketahui besarnya tingkat resiko dan prioritas resiko, maka perlu disusun suatu peta resiko. Dari kasus salah memberikan etiket, peta resiko yang dapat dibuat berdasarkan prioritas resiko adalah sebagai berikut : Penerimaan resep (identitas pasien, umur, berat badan untuk pasien anak) Pembacaan resep (pengkajian) Pengentrian ke komputer untuk pengklaiman keuangan Pembuatan etiket Penyiapan obat (dispensing) Penggabungan antara etiket dan obat yang telah disiapkan Pemberian informasi kepada pasien ketika menyerahkan obat Menjadi prioritas utama dalam penerimaan resep, terutama saat pembacaan resep (bila salah membaca resep, salah pula obat yang diberikan). Ini adalah langkah yang menempati urutan prioritas resiko untuk kasus ini. d. Menangani Resiko Resiko yang tidak bisa diterima/ditoleransi agar dibuatkan rencana tindakan untuk meminimalkan kemungkinan dampak terjadinya suatu resiko dan SDM yang bertanggung jawab untuk dapat melaksanakan rencana tindakan. Cara menangani resiko untuk kasus ini yaitu dengan mengurangi tingkat kemungkinan terjadinya resiko dengan cara meningkatkan pengendalian internal yang ada pada proses bisnis perusahaan, dan juga mengeksploitasi resiko bila tingkat suatu resiko dinilai lebih rendah dibanding dengan peluang terjadi peristiwa yang akan terjadi. Pemilihan cara menangani resiko dapat dilakukan dengan mempertimbangkan biaya dan juga manfaat, yaitu biaya yang akan dikeluarkan untuk melaksanakan rencana suatu tindakan lebih rendah daripada manfaat yang akan diperoleh dari pengurangan akibatkerugianresiko.
14 Seluruh resiko yang telah diidentifikasi, dianalisis, dievaluasi, dan juga ditangani dimasukkan ke dalam sautu register resiko yang memuat informasi tentang nama resiko, uraian tentang indikator resiko, faktor pencetus terjadinya sautu peristiwa yang merugikan, dampak kerugian bila resiko itu terjadi, pengendalian resiko yang ada, ukuran dari tingkat kemungkinan/dampak terjadinya resiko setelah mempertimbangkan pengendalian yang ada, dan rencana suatu tindakan untuk meminimalkan tingkat kemungkinan/dampak terjadinya resiko, serta SDM yang bertanggung jawab untuk melakukannya. Untuk kasus ini, cara menangani resiko tersebut adalah dengan segera membuat perbaikan agar masalah pasien terantisipasi. Kendali intern, dengan memanggil petugas terkait, agar kasus tersebut diharapkan tidak terjadi lagi di masa yang akan datang, dengan cara saling mengcross cek pekerjaan petugas lain, agar bila ada kesalahan akan saling mengoreksi (obat belum keluar dari ruangan apotek). Analisis beban kerja ditinjau ulang, dengan menghitung pelayanan yang diberikan kepada pasien. Untuk kasus ini, petugas yang berdinas malam itu hanya 2 orang (sehingga fungsi saling mengcross cek tidak dilakukan, karena di dispensing oleh 1 orang saja). e. Memantau Resiko Perubahan situas internal dan eksternal perusahaan akan menimbulkan resiko baru bagi perusahaan, mengubah tingkat kemungkinan/dampak terjadinya suatu resiko, dan cara penanganan resiko, sehingga setiap resiko yang akan teridentifikasi masuk dalam register resiko dan peta resiko perlu dipantau akan perubahannya. Untuk kasus ini, cara memantau resiko adalah dengan mengetatkan kembali sistem double cross cek, sehingga dengan dikerjakan oleh beberapa orang untuk 1 resep, maka diharapkan kesalahan dalam proses penyiapan resep, mulai dari penerimaan resep dan seterusnya, tetap dilakukan kontrol untuk masing-masing pekerjaan tersebut. Cara lain adalah dengan mensosialisasikan kembali prosedur-prosedur yang ada, untuk dapat ditaati, sehingga kesalaha tersebut diharapkan tidak terulang kembali. f. Mengkomunikasikan Resiko Setiap tahapan dari kegiatan identifikasi, analisis, evaluasi, dan juga penanganan resiko dikomunikasikan/dilaporkan kepada pihak yang berkepentingan terhadap
15 aktivitas yang dilakukan perusahaan untuk dapat memastikan bahwa tujuan manajemen resiko dapat segera tercapai sesuai dengan keinginan pihak yang berkepentingan. Pihak yang mempunyai kepentingan berasal dari internal perusahaan (manajemen, karyawan) dan juga eksternal perusahaan (pemasok, pemerintah daerah/pusat, masyarakat disekitar lingkungan perusahaan, dan konsumen). Untuk kasus ini, cara mengkomunikasikan akan resiko yang dapat diperbuat adalah dengan melakukan pertemuan penyegaran, dengan memberikan materi seputar manajemen resiko dan akibat-akibat yang dapat timbul bila para petugas tidak mempedulikan keselamatan pasien. Petugas diberikan pencerahan, bagaimana agar dapat memahami bahwa segala sesuatu yang dilakukan harus dapat dipertanggungjawabkan karena berkaitan dengan kelangsungan hidup dari pasien yang datang ke rumah sakit.
16 BAB IV KESIMPULAN Dari kasus salah memberikan etiket, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Man (Sumber Daya Manusia) perlu dianalisis kembali berkaitan dengan beban kerjanya, karena beban kerja yang berat dapat mengakibatkan kesalahan terjadi. 2. Money (keuangan) berakibat sedang karena instalasi farmasi harus memberikan obat ganti yang telah dipergunakan tidak semestinya. Keungan akan lebih berat bila menyangkut resiko yang lebih berat. 3. Methode (Metoda) diperhatikan kembali berkaitan dengan standar operasional prosedur, agar dapat ditaati oleh seluruh pegawai, dan juga perlunya refreshing ulang untuk sosialisasi standar operasional prosedur yang ada. 4. Machine berhubungan dengan alat-alat yang digunakan dalam pelayanan, diantaranya komputer dan alat racik (bila diracik), dimana bila etiket sudah terkomputerisasi dicantumkan jenis obatnya sehingga bila dibaca ulang, mengurangi tingkat kesahan. 5. Material berhubungan dengan sarana dan prasarana yang ada di instalasi farmasi, dalam hal ini adalah etiket yang masih ditulis manual, sehingga tingkat kesalahan masih tinggi dan tidak ada arsip untuk pemberian etiket, sehingga bila ada komplain dari pasien untuk etiket, tidak dapat segera ditangani, kecuali dengan melihat etiket yang dibawa oleh pasien.
MANAJEMEN RISIKO DALAM PELAYANAN KESEHATAN DI INSTALASI FARMASI DAN CONTOH KASUS YANG TERJADI DI IFRS RSUD dr. ADJIDARMO KAB.
MANAJEMEN RISIKO DALAM PELAYANAN KESEHATAN DI INSTALASI FARMASI DAN CONTOH KASUS YANG TERJADI DI IFRS RSUD dr. ADJIDARMO KAB. LEBAK Diajukan untuk memenuhi nilai mata kuliah Patient Safety NAMA : FITRI
Lebih terperinciMANAJEMEN RISIKO DALAM PELAYANAN KESEHATAN DI INSTALASI FARMASI RSUD TEBING TINGGI KAB. EMPAT LAWANG
MANAJEMEN RISIKO DALAM PELAYANAN KESEHATAN DI INSTALASI FARMASI RSUD TEBING TINGGI KAB. EMPAT LAWANG Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Patient Safety NAMA : Ika Pujiastuti Ismail NIM : 260120150011
Lebih terperinciSOSIALISASI Pedoman MANAJEMEN risiko dan Petunjuk Teknis AUDIT mutu INTERNAL QMS ISO 9001 : 2015 INSPEKTORAT BADAN POM
SOSIALISASI Pedoman MANAJEMEN risiko dan Petunjuk Teknis AUDIT mutu INTERNAL QMS ISO 9001 : 2015 INSPEKTORAT BADAN POM Pendahuluan Tahun 2017 ini merupakan Tahun pertama pelaksanaan Sistem Manajemen Mutu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Aktivitas organisasi sektor publik dan bisnis senantiasa berubah dan berkembang seiring dengan perubahan di lingkungan internal dan eksternal organisasi. Perubahan
Lebih terperinciPERENCANAAN MANAJEMEN RESIKO
PERENCANAAN MANAJEMEN RESIKO 1. Pengertian Manajemen Resiko Menurut Wikipedia bahasa Indonesia menyebutkan bahwa manajemen resiko adalah suatu pendekatan terstruktur/metodologi dalam mengelola ketidakpastian
Lebih terperinciBab I. Pendahuluan. komponen aset lancar yang jumlahnya cukup material.
1 Bab I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan usaha dalam bidang jasa kesehatan semakin pesat, yaitu semakin banyak rumah sakit umum negeri maupun swasta yang menawarkan jasa kesehatan.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Risiko dalam proyek konstruksi merupakan probabilitas kejadian yang muncul
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Risiko Pada manajemen proyek, yang sangat berpengaruh dari risiko ialah kegagalan mempertahankan biaya, waktu dan mencapai kualitas serta keselamatan kerja. Risiko
Lebih terperinciCOSO ERM (Enterprise Risk Management)
Audit Internal (Pertemuan ke-4) Oleh: Bonny Adhisaputra & Herbayu Nugroho Sumber: Brink's Modern Internal Auditing 7 th Edition COSO ERM (Enterprise Risk Management) COSO Enterprise Risk Management adalah
Lebih terperinciDASAR-DASAR MANAJEMEN RISIKO/ RUANG LINGKUP MANAJEMEN RISIKO
DASAR-DASAR MANAJEMEN RISIKO/ RUANG LINGKUP MANAJEMEN RISIKO Manajemen Risiko ANDRI HELMI M, SE., MM. Pengertian Risiko Menurut Emmaett J. Vaughan dan Curtis M. Elliott Kans kerugian the change of loss
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. direncanakan. Manajemen tersebut disusun dari manajemen tingkat atas sampai
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Dalam suatu perusahaan yang bergerak dalam bidang medis contohnya rumah sakit, terdapat manajemen yang akan melaksanakan semua kegiatan yang telah direncanakan.
Lebih terperinciManajemen Resiko Proyek Sistem Informasi Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS)
Manajemen Resiko Proyek Sistem Informasi Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS) 1. Identifikasi Resiko Karakteristik Resiko Uncertainty : tidak ada resiko yang 100% pasti muncul, sehingga tetap harus
Lebih terperinciBUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 65 TAHUN 2012 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PADA PEMERINTAH DAERAH
BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 65 TAHUN 2012 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PADA PEMERINTAH DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KULON PROGO, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciRISIKO AUDIT DAN MATERIALITAS DALAM PELAKSANAAN AUDIT
SA Seksi 312 RISIKO AUDIT DAN MATERIALITAS DALAM PELAKSANAAN AUDIT Sumber: PSA No. 25 PENDAHULUAN 01 Seksi ini memberikan panduan bagi auditor dalam mempertimbangkan risiko dan materialitas pada saat perencanaan
Lebih terperinciDAFTAR PERTANYAAN KUESIONER
DAFTAR PERTANYAAN KUESIONER PETUNJUK PENGISIAN Pertanyaan terdiri dari 2 bagian, yaitu bagian A merupakan pertanyaan umum dan bagian B merupakan pertanyaan khusus. Jika Bapak/Ibu berkeberatan untuk mencantumkan
Lebih terperinciABSTRAK. iii. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Dalam suatu perusahaan, peran tenaga kerja manusia terdapat dalam keseluruhan aktifitas yang ada di perusahaan tersebut. Pelaksanaan aktifitas-aktifitas ini membutuhkan suatu pendelegasian wewenang
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terkait Dari topik yang akan penulis ambil untuk penelitian ini, penulis mencari beberapa penelitian sebelumnya yang pernah dilakukan untuk dijadikan referensi. Diharapkan
Lebih terperinciLAKUKAN SESUATU UNTUK PERUBAHAN YANG LEBIH BAIK
1 LAKUKAN SESUATU UNTUK PERUBAHAN YANG LEBIH BAIK Manajemen Resiko dalam Proyek Konstruksi 11 Januari 2011 Manajemen Risiko Manajemen risiko adalah suatu pendekatan terstruktur/metodologi dalam mengelola
Lebih terperinci12/3/2012. Contents. Sistem Akuntansi Dasar. Sistem Akuntansi Dasar. Pengawasan Intern. Pengawasan Intern. Pengawasan Intern
Contents Sistem Akuntansi dan Dosen : Andreani Caroline Barus, SE, M.Si. Beban Studi : 4 SKS 1 2 3 4 5 Sistem Akuntansi Manual Adaptasi Sistem Akuntansi Manual Sistem Akuntansi Berbasis Komputer Sistem
Lebih terperinciBUPATI LUWU UTARA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI LUWU UTARA NOMOR 64 TAHUN 2017 TENTANG
BUPATI LUWU UTARA PROVINSI SULAWESI SELATAN SALINAN PERATURAN BUPATI LUWU UTARA NOMOR 64 TAHUN 2017 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PADA PEMERINTAH KABUPATEN LUWU UTARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kemungkinan rumah sakit untuk mengalami kerugian sangat besar dan. berpengaruh langsung pada keberlangsungan rumah sakit.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit merupakan organisasi yang berorientasi nirlaba. Dampak yang ditimbulkan adalah biaya yang dikeluarkan untuk memenuhi kebutuhan aktivitas operasi melebihi
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Program stokastik merupakan program matematika, dimana beberapa data yang termuat pada tujuan atau kendala mengandung ketidakpastian. Ketidakpastian biasanya dicirikan oleh distribusi
Lebih terperinciIII KERANGKA PEMIKIRAN
III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Konseptual 3.1.1 Risiko Risiko (risk) menurut Robinson dan Barry (1987) adalah peluang terjadinya suatu kejadian yang dapat diketahui oleh pelaku bisnis sebagai
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis mengenai peranan
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis mengenai peranan pengendalian intern dalam menunjang pembelian bahan baku yang efisien dan efektif maka dapat
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. RISIKO DALAM PROYEK KONSTRUKSI MERUPAKAN PROBABILITAS KEJADIAN YANG MUNCUL
BAB II TINJAUAN PUTAKA. RIIKO DALAM PROYEK KONTRUKI MERUPAKAN PROBABILITA KEJADIAN YANG MUNCUL 5 BAB II TINJAUAN PUTAKA 2.1 Manajemen Risiko Pada manajemen proyek, yang sangat berpengaruh dari risiko
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. Evaluasi Pengendalian Internal Pada Prosedur Penjualan Kredit
BAB IV PEMBAHASAN IV. Evaluasi Pengendalian Internal Pada Prosedur Penjualan Kredit Dalam pelaksanaan kegiatan operasionalnya, perusahaan harus memiliki pengendalian internal yang memadai, terutama yang
Lebih terperinciKESELAMATAN PASIEN MANAJEMEN RISIKO
KESELAMATAN PASIEN MANAJEMEN RISIKO Oleh : Gilang Sumiarsih Pramanik 260120150529 PROGRAM MAGISTER FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS PADJAJARAN BANDUNG TAHUN 2016 BAB I DEFINISI A. Pendahuluan Rumah sakit yang
Lebih terperinciLAPORAN KEGIATAN PELATIHAN DAN PENDAMPINGAN DALAM PEMBUATAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI
LAPORAN KEGIATAN PELATIHAN DAN PENDAMPINGAN DALAM PEMBUATAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI KETUA PELAKSANA: Dra. ENDAH SULISTYOWATI, SE., M.S.A, Ak ANGGOTA: DEMAS RIZKI FAUZI ZAIN LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN
Lebih terperinciBAB IV. Audit Operasional Atas Fungsi Pengelolaan Persediaan Barang. Jadi Pada PT Aneka Medium Garment. IV.1. Survei Pendahuluan
BAB IV Audit Operasional Atas Fungsi Pengelolaan Persediaan Barang Jadi Pada PT Aneka Medium Garment IV.1. Survei Pendahuluan Kegiatan awal dalam melakukan audit operasional atas fungsi pengelolaan persediaan
Lebih terperinciAGENDA GAMBARAN UMUM RISIKO KONSEP MANAJEMEN RISIKO PENILAIAN KEMATANGAN RISIKO
MANAJEMEN RISIKO 1 PERKENALAN 2 AGENDA 1 GAMBARAN UMUM RISIKO 2 KONSEP MANAJEMEN RISIKO 3 PENILAIAN KEMATANGAN RISIKO TUJUAN PEMBELAJARAN Tujuan Pembelajaran Peserta mampu menjelaskan konsep manajemen
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.21/MEN/2011 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI
Lebih terperinciANALISA FAKTOR RISIKO PEMBANGUNAN JEMBATAN BATU RUSA II DI KOTA PANGKALPINANG
Seminar Nasional Teknik Sipil V Tahun 015 UMS ISSN : 59-977 ANALISA FAKTOR RISIKO PEMBANGUNAN JEMBATAN BATU RUSA II DI KOTA PANGKALPINANG Syafran Noferi Manajemen Proyek Konstruksi Program Pasca Sarjana,
Lebih terperinciMODUL KULIAH AKADEMI AKUNTANSI PERMATA HARAPAN BATAM UNTUK KALANGAN SENDIRI MANAJEMEN RESIKO DAN PASAR MODAL. Joko Setiawan, SE., MM.
MANAJEMEN RESIKO DAN PASAR MODAL Joko Setiawan, SE., MM. INDEX NUMBER BAB I.... 4 PENGERTIAN RISK MANAGEMENT... 4 1. Pengertian Dasar... 4 2. Proses - Proses Manajemen Resiko... 5 2.1. Wideman... 5 2.2.
Lebih terperinciPEMAHAMAN STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN
PEMAHAMAN STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN Pengendalian Intern : Rencana organisasi dan semua metode, prosedure serta kebijaksanaan, yang terkoordinasi dalam suatu unit usaha, dengan tujuan : a. Mengamankan
Lebih terperinciPANDUAN MANAJEMEN RESIKO KLINIS
PANDUAN MANAJEMEN RESIKO KLINIS Nomor : Revisi Ke : Berlaku Tgl: Ditetapkan Kepala UPT Puskesmas Cibaliung M. AMSOR, SKM NIP.11987031 1008 PEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG DINAS KESEHATAN UPT PUSKESMAS
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 13/POJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT
- 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 13/POJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciRisk Management Framework. ISO 31000, ERM COSO, dan PMBOK AYU SM DIAN IS MRTI KELAS A
Risk Management Framework ISO 31000, ERM COSO, dan PMBOK AYU SM 5212100039 DIAN IS 5212100044 MRTI KELAS A Soal 1. What are activities in each process of risk management according to ISO 31000? List all
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DATA DAN RANCANGAN PROSEDUR PENGELOLAAN OBAT/ALAT KESEHATAN DI INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT MYRIA PALEMBANG
BAB IV ANALISIS DATA DAN RANCANGAN PROSEDUR PENGELOLAAN OBAT/ALAT KESEHATAN DI INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT MYRIA PALEMBANG Instalasi Farmasi Rumah Sakit Myria Palembang merupakan Bagian Pelayanan Instalasi
Lebih terperinciTUGAS MANAJEMEN RISIKO Enterprise Risk Management (ERM)
TUGAS MANAJEMEN RISIKO Enterprise Risk Management (ERM) Disusun oleh Nama : Khoirunnida Husni Fajarria NIM : 12/333285/TP/10500 JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tinjauan Umum BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini akan dibahas mengenai teori yang menjadi landasan atau dasar dalam penyusunan Tugas Akhir ini. Dari pembahasan bab ini nantinya diharapkan dapat
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengendalian Internal 2.1.1 Pengertian Pengendalian Internal Pengendalian internal yang efektif dapat dilakukan dengan cara mengevaluasi kecukupan, efisiensi dan efektivitas pengendalian
Lebih terperinciRISIKO AUDIT DAN MATERIALITAS DALAM PELAKSANAAN AUDIT
Risiko Audit dan Materialitas dalam Pelaksanaan Audit Standar Prof SA Seksi 3 1 2 RISIKO AUDIT DAN MATERIALITAS DALAM PELAKSANAAN AUDIT Sumber: PSA No. 25 PENDAHULUAN 01 Seksi ini memberikan panduan bagi
Lebih terperinciTAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI
TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI No.5626 KEUANGAN. OJK. Manajemen. Resiko. Terintegerasi. Konglomerasi. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 348) PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS
Lebih terperinciPENJELASAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 13/23/PBI/2011 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH
PENJELASAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 13/23/PBI/2011 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH UMUM Kegiatan usaha Bank senantiasa dihadapkan pada risiko-risiko
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan membahas tentang semua aktifitas mulai dari tahap
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan membahas tentang semua aktifitas mulai dari tahap awal, tahap visioning, tahap analysis, tahap direction, dan tahap recommendation. Tahap perencanaan STI
Lebih terperinci- 2 - BAB I KETENTUAN UMUM
- 2-2. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2009 tentang Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 139, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5058);
Lebih terperinciRANCANGAN POJK TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH
RANCANGAN POJK TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR XX/POJK.03/2018 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK PEMBIAYAAN
Lebih terperinciSURAT KEPUTUSAN PENGURUS PUSAT IKATAN APOTEKER INDONESIA Nomor : PO. 002/ PP.IAI/1418/VII/2014. Tentang
SURAT KEPUTUSAN PENGURUS PUSAT IKATAN APOTEKER INDONESIA Nomor : PO. 002/ PP.IAI/1418/VII/2014 Tentang PERATURAN ORGANISASI TENTANG PEDOMAN PRAKTIK APOTEKER INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciTAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I
TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I No.5861 KEUANGAN OJK. Bank. Manajemen Risiko. Penerapan. Pencabutan. (Penjelasan atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 53) PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. 1. Mengevaluasi lima komponen pengendalian internal berdasarkan COSO, komunikasi, aktivitas pengendalian, dan pemantauan.
BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Perencanaan Evaluasi IV.1.1. Ruang Lingkup Evaluasi Ruang lingkup pengendalian internal atas siklus pendapatan adalah : 1. Mengevaluasi lima komponen pengendalian internal berdasarkan
Lebih terperinci1. Ancaman yang dihadapi perusahaan adalah kehancuran karena bencana alam dan politik, seperti : Kebakaran atau panas yang berlebihan Banjir, gempa
1. Ancaman yang dihadapi perusahaan adalah kehancuran karena bencana alam dan politik, seperti : Kebakaran atau panas yang berlebihan Banjir, gempa bumi Badai angin, dan perang 2. Ancaman karena kesalahan
Lebih terperinciSOP Pelayanan Farmasi Tentang Perencanaan dan Pemesanan Obat-obat High Alert
SOP Pelayanan Farmasi Tentang Perencanaan dan Pemesanan Obat-obat High Alert PENGERTIAN PROSEDUR UNIT TERKAIT Suatu kegiatan yang dilakukan dalam rangka menyusun daftar kebutuhan obat yang berkaitan dengan
Lebih terperinciPROSEDUR STANDAR OPERASIONAL (SOP) IDENTIFIKASI, PENILAIAN DAN PENGENDALIAN BAHAYA RESIKO. No. Dokumen: CTH-HSE.02-SOP-01
PROSEDUR STANDAR OPERASIONAL (SOP) No. Dokumen: CTH-HSE.02-SOP-01 Jabatan/ Nama Tanda Tangan Tanggal Disiapkan Oleh Diperiksa Oleh Disetujui oleh Catatan REVISI No. Halaman Bagian / Sub Bagian Yang Direvisi
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Sistem informasi akuntansi adalah suatu kesatuan aktivitas, data, dokumen
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Sistem informasi akuntansi adalah suatu kesatuan aktivitas, data, dokumen dan teknologi yang keterkaitannya dirancang untuk mengumpulkan dan memproses
Lebih terperinciBAB 4 PEMBAHASAN. Sebuah perusahaan dalam pelaksanaan kegiatan operasionalnya harus memiliki
BAB 4 PEMBAHASAN Sebuah perusahaan dalam pelaksanaan kegiatan operasionalnya harus memiliki pengendalian internal yang memadai, terutama pada siklus pendapatannya. Siklus pendapatan terdiri dari kegiatan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. tidak ada prestasi, tidak ada kemajuan dan tidak ada imbalan.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Risiko adalah bagian dari kehidupan. Menghindari semua resiko akan mengakibatkan tidak ada prestasi, tidak ada kemajuan dan tidak ada imbalan. The Institute
Lebih terperinciKUESIONER. Saya bernama Natalia Elisabeth (mahasiswi fakultas ekonomi Universitas
LAMPIRAN I KUESIONER Responden yang terhormat, Saya bernama Natalia Elisabeth (mahasiswi fakultas ekonomi Universitas Kristen Maranatha) mohon bantuan dan kesediaan Bapak/Ibu untuk mengisi kuesioner mengenai
Lebih terperinciABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Perusahaan yang bersifat profit-oriented mempunyai tujuan utama yaitu memperoleh laba yang optimal. Salah satu komponen utama dari laba adalah pendapatan. Perusahaan pada umumnya memperoleh pendapatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mempunyai keunggulan bersaing (competitive advantage) untuk terus
13 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di dalam perkembangan dunia perekonomian saat ini dan semakin tingginya tingkat persaingan dalam dunia usaha menuntut perusahaan mempunyai keunggulan bersaing
Lebih terperinciANALISIS RISIKO & EVALUASI AKTIVITAS PENGENDALIAN TERPASANG
ANALISIS RISIKO & EVALUASI AKTIVITAS PENGENDALIAN TERPASANG PENILAIAN RISIKO SIKLUS PENYELENGGARAAN SPIP Statement of Resposibility Penilaian Risiko 4 UNSUR SPIP (PP 60/ 2008) Penilaian Risiko Suatu organisasi
Lebih terperinciKebijakan Manajemen Risiko PT Semen Indonesia (Persero) Tbk.
I. PENDAHULUAN Berdasarkan Peraturan Menteri BUMN No.1/M-MBU/2011 tanggal 1 November 2011, manajemen risiko merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari penerapan Good Corporate Governance. Pengelolaan
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang penulis lakukan terhadap transaksi kas di CV Panca Gemilang Abadi, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa pemeriksaan
Lebih terperinciLebih Jauh Tentang Inherent Risk dan Residual Risk
Lebih Jauh Tentang Inherent Risk dan Residual Risk Inherent Risk dan Residual Risk Secara sederhana dapat dijelaskan bahwa inherent risk adalah tingkat risiko awal atau risiko bawaan sebelum diterapkan
Lebih terperinciBank Danamon Laporan Tahunan Manajemen Risiko & Tata Kelola Perusahaan
54 Manajemen Risiko & Tata Kelola Perusahaan 55 Laporan Tahunan 2006 Bank Danamon Manajemen Risiko Risk architecture Bank Danamon telah terbukti efektif dalam masa-masa yang penuh tantangan. Pendahuluan
Lebih terperinciPERENCANAAN STRATEGIS DAN OPERASIONAL PROYEK. Kuliah Manajemen TL
PERENCANAAN STRATEGIS DAN OPERASIONAL PROYEK Kuliah Manajemen TL Fungsi, Proses dan Sistematika Perencanaan Fungsi Perencanaan : - Sarana komunikasi - Dasar pengaturan alokasi sumber daya - Alat untuk
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis mengenai peranan
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis mengenai peranan pengendalian intern dalam menunjang efektivitas pembayaran gaji dan upah, maka dapat diambil simpulan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Penerapan Sistem Pengendalian Intern Pada Instalasi Farmasi Klinik. Pertamedika Sinabung Jakarta Selatan
BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Penerapan Sistem Pengendalian Intern Pada Instalasi Farmasi Klinik Pertamedika Sinabung Jakarta Selatan 1. Lingkungan Pengendalian 1.1. Falsafah dan Gaya Manajemen
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. merekap SSP. SSP tidak lagi dalam bentuk hard copy, melainkan SSP dapat
BAB V KESIMPULAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan maka dapat diambil beberapa kesimpulan antara lain, sebagai berikut: 1. Perubahan sistem pelaporan pajak yang dilakukan oleh
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Pengertian sistem Pada dasarnya sistem digunakan untuk menangani suatu permasalahan atau pekerjaan agar mencapai tujuan perusahaan. Dalam melaksanakan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pembelian Pembelian dapat juga dikatakan sebagai procurement atau pangadaan barang. Mulyadi (2008:298) mengatakan bahwa Pembelian digunakan dalam perusahaan untuk pengadaan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI Pengertian Sistem Pengendalian Intern. Sistem menurut James A Hall (2007: 32). Sistem adalah kelompok dari dua
11 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Pengendalian Intern 2.1.1. Pengertian Sistem Pengendalian Intern Sistem menurut James A Hall (2007: 32). Sistem adalah kelompok dari dua atau lebih komponen atau subsistem
Lebih terperinciKEWIRAUSAHAAN Manajemen Resiko Bisnis
KEWIRAUSAHAAN Manajemen Resiko Bisnis Erizal, S.Si,M.Kom PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS SAINS & TEKNOLOGI UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA Manajemen Resiko Bisnis Manajemen Resiko Manajemen risiko
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia. Pembangunan kesehatan pada dasarnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Era teknologi informasi dan globalisasi saat ini menyebabkan perubahan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era teknologi informasi dan globalisasi saat ini menyebabkan perubahan lingkungan bisnis yang sangat besar dan persaingan yang sangat ketat. Oleh karena itu perusahaan
Lebih terperinciBERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2011 NOMOR 2 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG
BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2011 NOMOR 2 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH (SPIP) DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BOGOR DENGAN
Lebih terperinci1. Pengertian dan Jenis Laporan Keuangan 2. Manfaat, Tujuan dan Skema ALK
1 1. General Overview 2. Dasar dasar Analisis laporan Keuangan 1. Pengertian dan Jenis Laporan Keuangan 2. Manfaat, Tujuan dan Skema ALK 3. Analisis Komparatif Laporan Keuangan 4. Analisis Common Size
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis mengenai peranan
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis mengenai peranan pengendalian intern bagian penggajian dan pengupahan dalam menunjang efektivitas pembayaran gaji
Lebih terperinciSISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH
SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH 2 LATAR BELAKANG 1. Mendukung terwujudnya good governance dalam penyelenggaraan pemerintahan, pengelolaan keuangan negara perlu diselenggarakan secara profesional,
Lebih terperinciIMPLEMENTASI SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN
IMPLEMENTASI SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN Manajemen, Sistem, dan Pengendalian Manajemen bukan lagi merupakan hal baru atau hal asing bagi kita lagi. Manajemen sudah dikenal dan sudah ada sejak dulu kala.
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. Menurut Coso dalam Hartadi (1999: 92) pengendalian intern
BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian Sistem Pengendalian Intern Menurut Coso dalam Hartadi (1999: 92) pengendalian intern merupakan suatu proses yang dijalankan oleh dewan
Lebih terperinciPEDOMAN PERILAKU Code of Conduct KEBIJAKAN
P T Darma Henwa Tbk PEDOMAN PERILAKU Code of Conduct KEBIJAKAN TATA KELOLA PERUSAHAAN PT Darma Henwa Tbk DAFTAR ISI Kata Pengantar 3 BAB I PENGANTAR. 4 1. Mengenal Good Corporate Governance (GCG) 4 2.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM APOTEK. 2.1 Apotek dan Peran Apoteker Pengelola Apotek. Apotek adalah suatu tempat tertentu dilakukan pekerjaan kefarmasian dan
BAB II TINJAUAN UMUM APOTEK 2.1 Apotek dan Peran Apoteker Pengelola Apotek Apotek adalah suatu tempat tertentu dilakukan pekerjaan kefarmasian dan penyaluran sediaan farmasi, perbekalan kesehatan lainnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perekonomian global yang sudah berlangsung dewasa ini, didukung
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perekonomian global yang sudah berlangsung dewasa ini, didukung dengan kemajuan teknologi akan mengakibatkan persaingan yang sangat pesat dalam mengelola manajemen
Lebih terperinciPT. SAAG Utama PROSEDUR IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN DAN PENGENDALIAN RISIKO No: PK.HSE.01 Berlaku : Revisi : 00 Hal.
No: PK.HSE.01 Berlaku : 01 04 2009 Revisi : 00 Hal. : 1 dari 6 1. TUJUAN Prosedur ini bertujuan untuk mengidentifikasi bahaya, penilaian dan menentukan pengendalian risiko dari seluruh kegiatan rutin dan
Lebih terperinciBAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN
BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 3.1. Riwayat Puskesmas 3.1.1. Sejarah Puskesmas Puskesmas Kecamatan Jagakarsa berdiri pada tahun 1986 yang beralamat di Jalan Moh Kahfi I No. 27A, sebelum berdiri sendiri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, bertujuan untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat.
Lebih terperinciWALIKOTA PAREPARE PERATURAN WALIKOTA PAREPARE NOMOR 31 TAHUN 2014 TENTANG
WALIKOTA PAREPARE PERATURAN WALIKOTA PAREPARE NOMOR 31 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN GRATIS PADA PUSKESMAS DAN RUMAH SAKIT KUSTA LAULENG KOTA PAREPARE DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Pelaksanaan penagihan Piutang Rekening Listrik (PRL) di PT PLN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 1.1 Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tentang PRL di PT PLN (Persero) Rayon Cilacap, dapat disimpulkan bahwa: 1. Pelaksanaan penagihan Piutang Rekening Listrik
Lebih terperinci1.1 Definisi Pengertian resiko : Risiko adalah kemungkinan kejadian atau keadaan yang dapat mengancam pencapaian tujuan dan sasaran organisasi.
1.1 Definisi Pengertian resiko : Risiko adalah kemungkinan kejadian atau keadaan yang dapat mengancam pencapaian tujuan dan sasaran organisasi. Vaughan (1978) mengemukakan beberapa definisi risiko sebagai
Lebih terperinciMANAJEMEN RISIKO PROYEK
MANAJEMEN RISIKO PROYEK 1. D E F I N I S I R I S I K O 2. D E F I N I S I M A N A J E M E N R I S I K O 3. T O L E R A N S I T E R H A D A P R I S I K O 4. P R O S E S M A N A J E M E N R I S I K O 1 DEFINISI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. BAB I Pendahuluan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Setelah adanya deregulasi dalam pasar modal dan situasi kebijakan uang ketat yang mulai berlaku pada tahun 1991, banyak perusahaan melakukan go public
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. globalisasi, kini menjadi semakin diperlukannya kebutuhan akan suatu sistem
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejalan dengan berkembangnya teknologi informasi yang pesat di era globalisasi, kini menjadi semakin diperlukannya kebutuhan akan suatu sistem informasi data yang cepat
Lebih terperinciPROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,
PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 34 TAHUN 2015 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PADA PEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG, Menimbang :
Lebih terperinciApa sebenarnya SPI dan SPIP?
28 AGUSTUS 2008 Apa sebenarnya SPI dan SPIP? SPI adalah proses yang integral pada tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara terus-menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai untuk memberikan keyakinan
Lebih terperinciBUPATI CILACAP PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 88 TAHUN 2013 TENTANG
BUPATI CILACAP PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 88 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN CILACAP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI
Lebih terperinciWALIKOTA PAREPARE PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN WALIKOTA PAREPARE NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG
WALIKOTA PAREPARE PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN WALIKOTA PAREPARE NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN GRATIS PADA PUSKESMAS DAN RS KUSTA LAULENG KOTA PAREPARE
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.21/MEN/2011
PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.21/MEN/2011 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pengelolaan dan Aset Daerah Kabupaten Boyolali manajemen puncak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam perencanaan dan pengendalian operasional Dinas Pendapatan, Pengelolaan dan Aset Daerah Kabupaten Boyolali manajemen puncak memberikan peran bagi para kepala
Lebih terperinciIMPLEMENTASI MANAJEMEN RISIKO DI KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
1 IMPLEMENTASI MANAJEMEN RISIKO DI KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI RAPAT KOORDINASI NASIONAL FORUM SPI PTN IV Politeknik Negeri Batam, 25 28 April 2018 PROF. JAMAL WIWOHO, SH, M.HUM
Lebih terperinciBERITA DAERAH KOTA SUKABUMI TAHUN 2011 NOMOR 16 PERATURAN WALIKOTA SUKABUMI
BERITA DAERAH KOTA SUKABUMI TAHUN 2011 NOMOR 16 PERATURAN WALIKOTA SUKABUMI TANGGAL : 12 SEPTEMBER 2011 NOMOR : 16 TAHUN 2011 TENTANG : PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH (SPIP) DI LINGKUNGAN
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menggunakan uji validitas dan reliabilitas.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Uji Validitas dan Realibilitas Uji ini bertujuan untuk mengetahui apakah pertanyaan dalam kuesioner dapat dimengerti oleh responden, serta menghindari kesalahan
Lebih terperinci