INTERPRETASI DATA METODE EKSPLORASI GEOFISIKA : SEISMIK DOWNHOLE

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "INTERPRETASI DATA METODE EKSPLORASI GEOFISIKA : SEISMIK DOWNHOLE"

Transkripsi

1 INTERPRETASI DATA METODE EKSPLORASI GEOFISIKA : SEISMIK DOWNHOLE 1, a) Mohammad Heriyanto 1) Program Studi Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Penegetahuan Alam, Institut Teknologi Bandung, Jalan Ganesha 10, Bandung, 40132, Jawa Barat, Indonesia a) mheriyanto37@gmail.com Type : Laboratory Practically Report of Experimental Physics II Abstrak Metode seismik downhole adalah salah satu metode geofisika yang memanfaatkan gelombang seismik langsung (direct wave) yang berupa gelombang-p dan gelombang-s untuk menentukan lapisan dan jenis material (batuan) penyusun lapisan bawah permukaan tanah. Dengan memanfaatkan sumber seismik buatan (palu), geophone triaxial yang diletakkan pada kedalaman 30 m, laptop, accumulator 12 V, kabel line, seistronik RAS-24 maka diperoleh fungsi kedalaman terhadap waktu gelombang yang kemudian dirubah menjadi fungsi kecepatan terhadap kedalaman, perubahan ini berdasarkan konsep matematis sederhana yaitu hubungan jarak lubang dengan sumber seismik (palu), kedalaman lubang, dan jarak yang dilalui gelombang. Pengambilan data dilakukan setiap perpindahan 1 meter dengan mendapatkan data 1 gelombang p dan 2 gelombang S. Data kemudian diolah lebih lanjut oleh aplikasi yang bernama downhole yang berfungsi untuk menurunkan besaran kecepatan gelombang-p dan gelombang-s menjadi besaran fisis modulus Bulk, Shear, dan rasio Poisson. Besaran fisis ini digunakan untuk interpretasi bawah permukaan. Namun diperlukan juga data pendukung dari studi geologi dan geokimia untuk mendukung interpretasi yang dilakukan. Aplikasi downhole biasanya untuk kedalaman dangkal atau bidang geoteknik misalnya untuk melihat kondisi tanah yang akan dibuat pondasi suatu konstruksi besar. Kata kunci : Bulk, Downhole, Gelombang-P, Gelombang-S, Shear I. Pendahuluan Praktikum ini bertujuan untuk mendapatkan kecepatan gelombang P dan S kemudian turunan dari kecepatan gelombang yang berupa modulus Bulk, Shear, rasio Poisson akan digunkan untuk mendapatkan interpretasi struktur lapisan bawah permukaan tanah. Metode Downhole Metode downhole adalah suatu metode geofisika bagian seismik yang outputnya berupa pembacaan atau interpretasi struktur lapisan bawah permukaan bumi yang berupa sifat material tanah dan batuan dengan memanfaatkan gelombang seismik langsung (direct wave) yaitu gelombang P (pressure) dan S (shear), kemudian dicari kecepatan gelombang dalam fungsi kedalaman. Berdasarkan hubungan kecepatan dengan kedalaman maka akan diketahui struktur lapisan dan jenis material penyusun setiap lapisan. Gambar 1. Survei seismik downhole (asstgroup.com, 2015) Metode ini memanfaatkan pembangkit gelombang (palu) dan geophone (reciever) dalam lubang bor sebagai penerima gelombang. Metode ini merupakan metode dibawah seismik refleksi karena metode ini langsung memanfaatkan gelombang pertama yang terdeteksi oleh geophone tanpa melihat pantulan (refleksi) gelombang lainnya. Gelombang P dan S

2 Gelombang P/Primer/Pressure merupakan salah satu jenis gelombang yang arah gerak partikelnya searah dengan arah gelombang (longitudinal). Sedangkan gelombang S/Sekunder/Shear adalah jenis gelombang yang arah gerak partikelnya tegak lurus dengan arah gelombangnya (transversal). Gambar 2. Arah rambat dan gerak partikel pada a) gelombang P b) gelombang S (Sheriff, 1995) Persamaan umum gelombang P dirumuskan sebagai berikut [2] : ρ ( 2 t 2) = (λ + 2μ) 2 (1) Dengan = u x y z kemudian dapat diturunkan menjadi kecepatan gelombang P sebagai berikut : v p = λ+2μ ρ = k+4 3 μ ρ (2) Sedangkan untuk persamaan gelombang S sendiri dituliskan dalam bentuk : Gelombang primer memiliki kecepatan yang lebih cepat dibanding dengan gelombang sekunder. Hal ini dikarenakan arah rambat gelombang primer (P) yang searah dengan arah gerak partikelnya. Gelombang P biasanya dalam mitigasi bencana dijadikan sebagai peringatan akan datangnya gelombang S yang mempunyai sifat merusak. Gelombang S sangat sulit dideteksi oleh geophone oleh karena itu dilakukan pembentukan gelombang S sebanyak dua kali dengan arahnya saling berlawanan (180ᵒ). Istilah-istilah dalam seismik yang perlu diketahui misalnya modulus Bulk, Shear, Young, dan rasio Poisson. Modulus Bulk (k) adalah kemampuan suatu bahan ketika diberi beda tekanan sehingga benda tersebut mengalami perubahan volume. Modulus shear (μ) adalah kemampuan material atau bahan ketika diberi gaya yang arahnya tegak lurus muka bidang (digeser). Sedangkan rasio Poisson (θ) adalah perbandingan regangan transversal dengan regangan longitudinal. k = P V V μ = Ft A x L θ = L L x x Keterangan P = beda tekanan (Pa) V = beda volume (m 3 ) x = selisih panjang transversal (m) L = selisih panjang longitudinal (m) A = luas bidang (m 2 ) V = volume bidang (m 3 ) Ft = gaya arah transversal (N) Fd = gaya arah longitudinal (N) (5) (6) (7) ρ 2 ( xμ) t 2 = μ 2 ( xμ) (3) Kemudian diturunkan menjadi kecepatan gelombang menjadi : v s = μ ρ (4) Keterangan ρ = densitas material (kg/m 3 ) k = modulus Bulk μ = modulus Shear

3 Gambar 3. a) modulus Bulk b) modulus Shear c) rasio Poisson (Fauzi, 2015) Geophone adalah alat penerima respon gelombang yang datang dengan memanfaatkan induksi elektromagnetik yang diakibatkan oleh pelat yang bergetar didalam suatu lilitan akibat terkena (respon) gelombang yang diterima. Sedangkan seistronik RAS-24 digunakan sebagai pengolah dan moderator input dan output. Gambar 5. Seistronix RAS-24 (seistronix.com, 2015) Gambar 6. Geophone trixial ( 2015) Gambar 4. Hubungan empiril Vp, Vs, modulus elastis dan rasio Poisson terhadap jenis batuan [3][4] Peralatan Metode Downhole Dalam survei metode seismik downhole diperlukan perlengkapan seperti geophone trixial, seistronix RAS-24, line kabel, laptop, palu, pembangkit daya (accumulator) 12 V. II. Metode Percobaan Praktikum metode seismik downhole dilakukan di lapangan dengan perlengkapan seperti pada pendahuluan bagian peralatan metode downhole. Langkah pertama masukkan geophone ke lubang yang mempunyai kedalaman 30 m. Kemudian pasang geophone trigger di dekat daerah yang menjadi sumber seismik (palu), dengan ketentuan jarak lubang dengan sumber seismik sekitar 3 m, selanjutnya rangkai geophone triaxial, geophone trigger, dan laptop dengan seistronik RAS-24.

4 Gambar 9. Bentuk gelombang S dan First Break Pickingnya Gambar 7. Geophone trixial [1] Pengambilan data tiap kenaikan 1 m keatas dengan tiap pengambilan data terdiri dari data gelombang P dan gelombang S (S1 dan S2). Data gelombang P diperoleh dengan memukulkan palu ke tanah secara vertikal, sedangkan untuk data gelombang S1 dan S2 pemukulan dengan arah samping kanan dan kiri. Sehingga total pemukulan palu untuk 30 m adalah sebanyak 90 kali pukulan. Data yang diperoleh dari seistronik RAS- 24 kemudian ditransfer ke laptop yang berupa file dengan format.dat yang penamaanya berformat 01p sampai 30s2. Selanjutnya data ini diolah dengan aplikasi downhole dengan parameter banyak channel 12, banyak data yang tercatat 45, banyak data keseluruhan 1000, jarak 3 m. Sehingga akhirnya diketahui fungsi kedalaman terhadap waktu, kecepatan gelombang P dan S, modulus Young, modulus Poisson, modulus Shear dan modulus Bulk. Hipotesis pada percobaan ini semakin dalam suatu gelombang eleastik atau seismik di bawah permukaan tanah maka kecepatan primernya (Vp) akan semakin besar. Hal ini kemungkinan karena semakin dalam dari permukaan bumi maka material penyusun batuan akan semkin padat, sehingga batuan tersebut memiliki modulus Bulk dan Shear yang besar. Kedua modulus ini yang nilainya semakin besar menyebabkan kecepatan gelombang semakin besar. B. Hubungan kedalaman terhadap kecepatan dan waktu Gambar 10. Grafik waktu vs kedalaman; merah : gel S, biru: gel P Gambar 11. Grafik kecepatan vs kedalaman ; merah : gel S, biru: gel P III. Data dan Pengolahan Data A. Output gelombang pada software downhole Gambar 8. Bentuk gelombang P dan First Break Pickingnya

5 Gambar 12. Grafik kecepatan vs kedalaman gel P D. Interpretasi lapisan bawah permukaan tanah dari data kecepatan gelombang Gambar 13. Grafik kecepatan vs kedalaman gel S C. Hubungan kedalaman terhadap modulus Bulk dan Shear Gambar 14. Grafik modulus Bulk vs kedalaman Gambar 15. Grafik modulus Shear vs kedalaman Gambar 16. Model lapisan berdasarkan data kecepatan gelombang P dan S IV. Pembahasan Berdasarkan hasil yang diperoleh yaitu pada tabel 1 (lampiran), gambar 10, 11, 12, 13, 14 dan 15 yang merepresentasikan pada masing-masing kedalaman memiliki suatu kecepatan gelombang P dan S yang nilainya tertentu, disamping itu didukung oleh data modulus Bulk, Shears, dan rasio Poisson yang nilainya tertentu pula. Besaran-besaran tersebut akan mengarah kepada jenis batuan/material tertentu. Awalnya sumber seismik (palu) akan akan membuka celah (trigger) untuk dilewati gelombang P dan S, kedua gelombang ini akan mengalami atenuasi impedansi dan perubahan kecepatan gelombang ketika melewati suatu material yang memiliki karakteristik tertentu (modulus Bulk, Shears, dan lain-lain). Nah, perubahan inilah yang akan dianalisa ketika kecepatan gelombang P dan S sampai di geophone. Kecepatan gelombang yang dipakai adalah kecepatan gelombang yang diterima geophone pertama kali atau pada grafik disebut first break. Mengapa perlu data yang diterima pertama, karena memang data yang diterima pertama kali secara geometris atau matematika bisa dihitung hubungan kedalaman (h), jarak lubang dengan sumber seismik (x) dan jarak yang dilalui gelombang (r). Dari data kecepatan yang terbaca oleh geophone sebagai fungsi kedalaman atau waktu bisa diturunkan ke besaran-besaran fisis yang lain seperti modulus elestisitas bahan yang memiliki kedekatan fisis suatu sifat batuan (lihat gambar 4). Sehingga dari besaran fisis tersebut bisa diinterpretasikan kedalaman

6 masing-masing lapisan dan sifat atau jenis material (batuan) pengisi lapisan tersebut. Pada praktikum ini menggunakan data lapangan langsung yaitu 01p s/d 30s2, yang kemudian diinputkan ke aplikasi downhole, selanjutnya output berupa data lapangan (lihat tabel 2 pada lampiran), data lapangan ini kemudian diinputkan lagi ke aplikasi downhole. Karena kami tidak mengetahui dengan pasti data lapangan ini dari mana diambilnya karena memang data ini diberikan langsung oleh asisten praktikum, sehingga hal ini menyebabkan kami tidak bisa menginterpretasi secara langsung struktur bawah permukaan bumi pada daerah pengukuran. Peng-interpretasi-an bawah permukaan bumi memang harus melihat aspek studi geologi dan geokimia daerah tersebut, kemudian baru dikombinasikan dengan data geofisika seismik downhole ini. Data modulus Bulk dan Shear yang didapat juga cenderung acak tetapi untuk untuk modulus shear pada lapisan 0-30 m menunjukkan nilai 13. Sedangkan untuk modulus Bulk kebanyakan berada di -650 dan 650, mungkin saja pada lapisan 0-30m memiliki material yang sama tetapi juga mungkin memiliki material yang berbeda. Karena dalam interpretasi geofisika mungkin bisa terjadi hasil beda diinterpretasi menjadi sasuatu yang sama. Disinilah pentingnya studi geologi dan geokimia. Namun berdasarkan perbedaan kecepatan pada suatu lapisan maka kami secara kaulitatif dapat memprediksi maksimal ada 8 lapisan besar antara rentang kedalaman 0-30 m (lihat gambar 16, bandingkan dengan gambar 11). Gangguan yang terjadi selama praktikum adalah accumulator yang tidak memiliki tegangan sebesar 12 V sehingga data yang didapat tidak sesuai dengan data standar pembacaan alat yaitu terdapat first break yang periodik, hal ini terlihat pada laptop yang menunjukkan tanda error. Gangguan yang lain, bisa berupa geophone trigger tidak terpasang pada seistronik dengan baik, karena trigger dianalogikan sebagai saklar atau tombol pembacaan data maka hasil pembacaan kecepatan gelombangnya menjadi tidak akurat. Noise gelombang yang menyebabkan data lapangan yang didapat tidak baik kemungkinan disebabkan oleh getaran di permukaan dan sumber gelombang lain di bawah tanah. Selain itu noise disebabkan juga oleh percikan air di geophone, percikan air berasal dari lapisan yang ada air bawah tanahnya sehingga didapatkan data yang banyak noisenya, namun biasanya masih terlihat tren gelombang yang berasal dari sumber seismik (palu) karena letaknya yang dekat dengan lubang. Berdasarkan gambar 12 dan 13, nampak bahwa kecepatan gelombang P dan S akan mengalami peningkatan kecepatan ketika semakin dalam menembus bawah permukaan bumi. Hal ini disebabkan karena kecepatan gelombang elastik atau seismik berbanding lurus dengan modulus Bulk dan Shears (lihat persamaan 2 dan 4). Batuan yang berada pada lapisan lebih dalam dari permukaan bumi akan mengalami pemadatan dan pemampatan karena ditumpangi oleh massa beban yang besar diatasnya. Pemadatan batuan ini menyebabkan nilai modulus Bulk dan Shears batuan tersebut menjadi lebih besar dibanding batuan diatasnya sehingga menyebabkan kecepatan gelombang elastik lebih besar dibagian lebih bawah dibanding dengan diatasnya. Aplikasi metode downhole ini banyak sekali terutama untuk kedalaman yang dangkal. Tujuan metode ini adalah untuk mengetahui lapisan bawah permukaan serta struktur dan sifat material (batuan) pada tiaptiap lapisan. Sehingga metode ini relevan digunakan untuk mendeteksi keberadaan sumber mata air, sumber pencemaran limbah bawah tanah, bunker bawah tanah, konstruksi bagunan bawah tanah, memastikan kondisi lapisan dan batuan yang akan dibangun pondasi gedung pencakar langit sehingga teknisi bisa menentukan secara pasti material yang sesuai untuk membangun gedung tersebut, selain gedung bisa juga dimanfaatkan jembatan, tiang pancang, dan konstruksi lainnya. V. Kesimpulan Kecepatan gelombang P dan S yang berhasil didapatkan nilainya bervariasi tergantung pada material penyusunnya, berdasarkan data kecepatan dan kedalaman kemungkinan ada 8 lapisan bawah permukaan tanah. Namun untuk material (batuan) penyusun lapisan masih membutuhkan informasi tambahan dari studi geologi dan geokimia karena data modulus Bulk, Shear, dan rasio Poisson masih belum akurat kalau belum mengetahui histori tempat survei tersebut.

7 VI. Acknowledgment Penulis menyampaikan terima kasih kepada teman sekelompok praktikum Eksperimen Fisika II tahun 2015 yaitu Wahyu, Gio, Audi, Arif dan Oki yang bersama-sama penulis mencoba alat, mengolah data, dan mencoba menginterpretasi metoda eksplorasi geofisika seismik downhole ini. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada asisten praktikum yaitu kak Vano, kak Sabil, kak Fadli yang sudah dengan sabar membimbing dan mengajari menggunakan metoda yang baru kami kenal ini. VII. Daftar Pustaka [1] Eksperimen Fisika II Modul Seismik Downhole. Fisika ITB : Bandung. [2] Sheriff, R. E. Geldart, L. P Exploration Seismology 2nd ed. Cambridge University Press : Cambridge. [3] Fauzi, Umar Diktat Kuliah Fisika ITB-Fisika Batuan : Bandung. [4] %20echanics/ENS_080312_EN_JZ_Note s_chapter_4.pdf [diakses 15 April WIB]

8 LAMPIRAN Tabel 1. Data output seismik downhole dari aplikasi downhole Tabel 2. Data lapangan seismik downhole Channel Rec./Trace Depth Channel 1 S11G1 1 Null 2 S11G2 1 Null 3 S11G3 1 Null 4 S11G4 1 Null 5 S11G5 1 Null 6 S11G6 1 P 7 S12G1 1 Null 8 S12G2 1 Null 9 S12G3 1 Null 10 S12G4 1 S1 11 S12G5 1 Null 12 S12G6 1 Null 13 S13G1 1 Null 14 S13G2 1 Null 15 S13G3 1 Null 16 S13G4 1 Null 17 S13G5 1 S2 18 S13G6 1 Null 19 S21G1 2 Null 20 S21G2 2 Null 21 S21G3 2 Null 22 S21G4 2 Null 23 S21G5 2 Null 24 S21G6 2 P 25 S22G1 2 Null 26 S22G2 2 Null 27 S22G3 2 Null 28 S22G4 2 S1 29 S22G5 2 Null 30 S22G6 2 Null 31 S23G1 2 Null 32 S23G2 2 Null 33 S23G3 2 Null 34 S23G4 2 Null 35 S23G5 2 S2 36 S23G6 2 Null 37 S31G1 3 Null 38 S31G2 3 Null 39 S31G3 3 Null 40 S31G4 3 Null

9 41 S31G5 3 Null 42 S31G6 3 P 43 S32G1 3 Null 44 S32G2 3 Null 45 S32G3 3 Null 46 S32G4 3 S1 47 S32G5 3 Null 48 S32G6 3 Null 49 S33G1 3 Null 50 S33G2 3 Null 51 S33G3 3 Null 52 S33G4 3 Null 53 S33G5 3 S2 54 S33G6 3 Null 55 S41G1 4 Null 56 S41G2 4 Null 57 S41G3 4 Null 58 S41G4 4 Null 59 S41G5 4 Null 60 S41G6 4 P 61 S42G1 4 Null 62 S42G2 4 Null 63 S42G3 4 Null 64 S42G4 4 S1 65 S42G5 4 Null 66 S42G6 4 Null 67 S43G1 4 Null 68 S43G2 4 Null 69 S43G3 4 Null 70 S43G4 4 Null 71 S43G5 4 S2 72 S43G6 4 Null 73 S51G1 5 Null 74 S51G2 5 Null 75 S51G3 5 Null 76 S51G4 5 Null 77 S51G5 5 Null 78 S51G6 5 P 79 S52G1 5 Null 80 S52G2 5 Null 81 S52G3 5 Null 82 S52G4 5 S1 83 S52G5 5 Null 84 S52G6 5 Null 85 S53G1 5 Null 86 S53G2 5 Null 87 S53G3 5 Null 88 S53G4 5 Null 89 S53G5 5 S2 90 S53G6 5 Null 91 S61G1 6 Null 92 S61G2 6 Null 93 S61G3 6 Null 94 S61G4 6 Null 95 S61G5 6 Null 96 S61G6 6 P 97 S62G1 6 Null 98 S62G2 6 Null 99 S62G3 6 Null 100 S62G4 6 S1 101 S62G5 6 Null 102 S62G6 6 Null 103 S63G1 6 Null 104 S63G2 6 Null 105 S63G3 6 Null 106 S63G4 6 Null 107 S63G5 6 S2 108 S63G6 6 Null 109 S71G1 7 Null 110 S71G2 7 Null 111 S71G3 7 Null 112 S71G4 7 Null 113 S71G5 7 Null 114 S71G6 7 P 115 S72G1 7 Null 116 S72G2 7 Null 117 S72G3 7 Null 118 S72G4 7 S1 119 S72G5 7 Null 120 S72G6 7 Null 121 S73G1 7 Null 122 S73G2 7 Null 123 S73G3 7 Null 124 S73G4 7 Null 125 S73G5 7 S2 126 S73G6 7 Null 127 S81G1 8 Null 128 S81G2 8 Null 129 S81G3 8 Null 130 S81G4 8 Null

10 131 S81G5 8 Null 132 S81G6 8 P 133 S82G1 8 Null 134 S82G2 8 Null 135 S82G3 8 Null 136 S82G4 8 S1 137 S82G5 8 Null 138 S82G6 8 Null 139 S83G1 8 Null 140 S83G2 8 Null 141 S83G3 8 Null 142 S83G4 8 Null 143 S83G5 8 S2 144 S83G6 8 Null 145 S91G1 9 Null 146 S91G2 9 Null 147 S91G3 9 Null 148 S91G4 9 Null 149 S91G5 9 Null 150 S91G6 9 P 151 S92G1 9 Null 152 S92G2 9 Null 153 S92G3 9 Null 154 S92G4 9 S1 155 S92G5 9 Null 156 S92G6 9 Null 157 S93G1 9 Null 158 S93G2 9 Null 159 S93G3 9 Null 160 S93G4 9 Null 161 S93G5 9 S2 162 S93G6 9 Null 163 S101G1 10 Null 164 S101G2 10 Null 165 S101G3 10 Null 166 S101G4 10 Null 167 S101G5 10 Null 168 S101G6 10 P 169 S102G1 10 Null 170 S102G2 10 Null 171 S102G3 10 Null 172 S102G4 10 S1 173 S102G5 10 Null 174 S102G6 10 Null 175 S103G1 10 Null 176 S103G2 10 Null 177 S103G3 10 Null 178 S103G4 10 Null 179 S103G5 10 S2 180 S103G6 10 Null 181 S111G1 11 Null 182 S111G2 11 Null 183 S111G3 11 Null 184 S111G4 11 Null 185 S111G5 11 Null 186 S111G6 11 P 187 S112G1 11 Null 188 S112G2 11 Null 189 S112G3 11 Null 190 S112G4 11 S1 191 S112G5 11 Null 192 S112G6 11 Null 193 S113G1 11 Null 194 S113G2 11 Null 195 S113G3 11 Null 196 S113G4 11 Null 197 S113G5 11 S2 198 S113G6 11 Null 199 S121G1 12 Null 200 S121G2 12 Null 201 S121G3 12 Null 202 S121G4 12 Null 203 S121G5 12 Null 204 S121G6 12 P 205 S122G1 12 Null 206 S122G2 12 Null 207 S122G3 12 Null 208 S122G4 12 S1 209 S122G5 12 Null 210 S122G6 12 Null 211 S123G1 12 Null 212 S123G2 12 Null 213 S123G3 12 Null 214 S123G4 12 Null 215 S123G5 12 S2 216 S123G6 12 Null 217 S131G1 13 Null 218 S131G2 13 Null 219 S131G3 13 Null 220 S131G4 13 Null

11 221 S131G5 13 Null 222 S131G6 13 P 223 S132G1 13 Null 224 S132G2 13 Null 225 S132G3 13 Null 226 S132G4 13 S1 227 S132G5 13 Null 228 S132G6 13 Null 229 S133G1 13 Null 230 S133G2 13 Null 231 S133G3 13 Null 232 S133G4 13 Null 233 S133G5 13 S2 234 S133G6 13 Null 235 S141G1 14 Null 236 S141G2 14 Null 237 S141G3 14 Null 238 S141G4 14 Null 239 S141G5 14 Null 240 S141G6 14 P 241 S142G1 14 Null 242 S142G2 14 Null 243 S142G3 14 Null 244 S142G4 14 S1 245 S142G5 14 Null 246 S142G6 14 Null 247 S143G1 14 Null 248 S143G2 14 Null 249 S143G3 14 Null 250 S143G4 14 Null 251 S143G5 14 S2 252 S143G6 14 Null 253 S151G1 15 Null 254 S151G2 15 Null 255 S151G3 15 Null 256 S151G4 15 Null 257 S151G5 15 Null 258 S151G6 15 P 259 S152G1 15 Null 260 S152G2 15 Null 261 S152G3 15 Null 262 S152G4 15 S1 263 S152G5 15 Null 264 S152G6 15 Null 265 S153G1 15 Null 266 S153G2 15 Null 267 S153G3 15 Null 268 S153G4 15 Null 269 S153G5 15 S2 270 S153G6 15 Null 271 S161G1 16 Null 272 S161G2 16 Null 273 S161G3 16 Null 274 S161G4 16 Null 275 S161G5 16 Null 276 S161G6 16 P 277 S162G1 16 Null 278 S162G2 16 Null 279 S162G3 16 Null 280 S162G4 16 S1 281 S162G5 16 Null 282 S162G6 16 Null 283 S163G1 16 Null 284 S163G2 16 Null 285 S163G3 16 Null 286 S163G4 16 Null 287 S163G5 16 S2 288 S163G6 16 Null 289 S171G1 17 Null 290 S171G2 17 Null 291 S171G3 17 Null 292 S171G4 17 Null 293 S171G5 17 Null 294 S171G6 17 P 295 S172G1 17 Null 296 S172G2 17 Null 297 S172G3 17 Null 298 S172G4 17 S1 299 S172G5 17 Null 300 S172G6 17 Null 301 S173G1 17 Null 302 S173G2 17 Null 303 S173G3 17 Null 304 S173G4 17 Null 305 S173G5 17 S2 306 S173G6 17 Null 307 S181G1 18 Null 308 S181G2 18 Null 309 S181G3 18 Null 310 S181G4 18 Null

12 311 S181G5 18 Null 312 S181G6 18 P 313 S182G1 18 Null 314 S182G2 18 Null 315 S182G3 18 Null 316 S182G4 18 S1 317 S182G5 18 Null 318 S182G6 18 Null 319 S183G1 18 Null 320 S183G2 18 Null 321 S183G3 18 Null 322 S183G4 18 Null 323 S183G5 18 S2 324 S183G6 18 Null 325 S191G1 19 Null 326 S191G2 19 Null 327 S191G3 19 Null 328 S191G4 19 Null 329 S191G5 19 Null 330 S191G6 19 P 331 S192G1 19 Null 332 S192G2 19 Null 333 S192G3 19 Null 334 S192G4 19 S1 335 S192G5 19 Null 336 S192G6 19 Null 337 S193G1 19 Null 338 S193G2 19 Null 339 S193G3 19 Null 340 S193G4 19 Null 341 S193G5 19 S2 342 S193G6 19 Null 343 S201G1 20 Null 344 S201G2 20 Null 345 S201G3 20 Null 346 S201G4 20 Null 347 S201G5 20 Null 348 S201G6 20 P 349 S202G1 20 Null 350 S202G2 20 Null 351 S202G3 20 Null 352 S202G4 20 S1 353 S202G5 20 Null 354 S202G6 20 Null 355 S203G1 20 Null 356 S203G2 20 Null 357 S203G3 20 Null 358 S203G4 20 Null 359 S203G5 20 S2 360 S203G6 20 Null 361 S211G1 21 Null 362 S211G2 21 Null 363 S211G3 21 Null 364 S211G4 21 Null 365 S211G5 21 Null 366 S211G6 21 P 367 S212G1 21 Null 368 S212G2 21 Null 369 S212G3 21 Null 370 S212G4 21 S1 371 S212G5 21 Null 372 S212G6 21 Null 373 S213G1 21 Null 374 S213G2 21 Null 375 S213G3 21 Null 376 S213G4 21 Null 377 S213G5 21 S2 378 S213G6 21 Null 379 S221G1 22 Null 380 S221G2 22 Null 381 S221G3 22 Null 382 S221G4 22 Null 383 S221G5 22 Null 384 S221G6 22 P 385 S222G1 22 Null 386 S222G2 22 Null 387 S222G3 22 Null 388 S222G4 22 S1 389 S222G5 22 Null 390 S222G6 22 Null 391 S223G1 22 Null 392 S223G2 22 Null 393 S223G3 22 Null 394 S223G4 22 Null 395 S223G5 22 S2 396 S223G6 22 Null 397 S231G1 23 Null 398 S231G2 23 Null 399 S231G3 23 Null 400 S231G4 23 Null

13 401 S231G5 23 Null 402 S231G6 23 P 403 S232G1 23 Null 404 S232G2 23 Null 405 S232G3 23 Null 406 S232G4 23 S1 407 S232G5 23 Null 408 S232G6 23 Null 409 S233G1 23 Null 410 S233G2 23 Null 411 S233G3 23 Null 412 S233G4 23 Null 413 S233G5 23 S2 414 S233G6 23 Null 415 S241G1 24 Null 416 S241G2 24 Null 417 S241G3 24 Null 418 S241G4 24 Null 419 S241G5 24 Null 420 S241G6 24 P 421 S242G1 24 Null 422 S242G2 24 Null 423 S242G3 24 Null 424 S242G4 24 S1 425 S242G5 24 Null 426 S242G6 24 Null 427 S243G1 24 Null 428 S243G2 24 Null 429 S243G3 24 Null 430 S243G4 24 Null 431 S243G5 24 S2 432 S243G6 24 Null 433 S251G1 25 Null 434 S251G2 25 Null 435 S251G3 25 Null 436 S251G4 25 Null 437 S251G5 25 Null 438 S251G6 25 P 439 S252G1 25 Null 440 S252G2 25 Null 441 S252G3 25 Null 442 S252G4 25 S1 443 S252G5 25 Null 444 S252G6 25 Null 445 S253G1 25 Null 446 S253G2 25 Null 447 S253G3 25 Null 448 S253G4 25 Null 449 S253G5 25 S2 450 S253G6 25 Null 451 S261G1 26 Null 452 S261G2 26 Null 453 S261G3 26 Null 454 S261G4 26 Null 455 S261G5 26 Null 456 S261G6 26 P 457 S262G1 26 Null 458 S262G2 26 Null 459 S262G3 26 Null 460 S262G4 26 S1 461 S262G5 26 Null 462 S262G6 26 Null 463 S263G1 26 Null 464 S263G2 26 Null 465 S263G3 26 Null 466 S263G4 26 Null 467 S263G5 26 S2 468 S263G6 26 Null 469 S271G1 27 Null 470 S271G2 27 Null 471 S271G3 27 Null 472 S271G4 27 Null 473 S271G5 27 Null 474 S271G6 27 P 475 S272G1 27 Null 476 S272G2 27 Null 477 S272G3 27 Null 478 S272G4 27 S1 479 S272G5 27 Null 480 S272G6 27 Null 481 S273G1 27 Null 482 S273G2 27 Null 483 S273G3 27 Null 484 S273G4 27 Null 485 S273G5 27 S2 486 S273G6 27 Null 487 S281G1 28 Null 488 S281G2 28 Null 489 S281G3 28 Null 490 S281G4 28 Null

14 491 S281G5 28 Null 492 S281G6 28 P 493 S282G1 28 Null 494 S282G2 28 Null 495 S282G3 28 Null 496 S282G4 28 S1 497 S282G5 28 Null 498 S282G6 28 Null 499 S283G1 28 Null 500 S283G2 28 Null 501 S283G3 28 Null 502 S283G4 28 Null 503 S283G5 28 S2 504 S283G6 28 Null 505 S291G1 29 Null 506 S291G2 29 Null 507 S291G3 29 Null 508 S291G4 29 Null 509 S291G5 29 Null 510 S291G6 29 P 511 S292G1 29 Null 512 S292G2 29 Null 513 S292G3 29 Null 514 S292G4 29 S1 515 S292G5 29 Null 516 S292G6 29 Null 517 S293G1 29 Null 518 S293G2 29 Null 519 S293G3 29 Null 520 S293G4 29 Null 521 S293G5 29 S2 522 S293G6 29 Null 523 S301G1 30 Null 524 S301G2 30 Null 525 S301G3 30 Null 526 S301G4 30 Null 527 S301G5 30 Null 528 S301G6 30 P 529 S302G1 30 Null 530 S302G2 30 Null 531 S302G3 30 Null 532 S302G4 30 S1 533 S302G5 30 Null 534 S302G6 30 Null 535 S303G1 30 Null 536 S303G2 30 Null 537 S303G3 30 Null 538 S303G4 30 Null 539 S303G5 30 S2 540 S303G6 30 Null

matematis dari tegangan ( σ σ = F A

matematis dari tegangan ( σ σ = F A TEORI PERAMBATAN GELOMBANG SEISMIk Gelombang seismik merupakan gelombang yang merambat melalui bumi. Perambatan gelombang ini bergantung pada sifat elastisitas batuan. Gelombang seismik dapat ditimbulkan

Lebih terperinci

APLIKASI METODE SEISMIK REFRAKSI UNTUK ANALISA LITOLOGI BAWAH PERMUKAAN PADA DAERAH BABARSARI, KABUPATEN SLEMAN, YOGYAKARTA

APLIKASI METODE SEISMIK REFRAKSI UNTUK ANALISA LITOLOGI BAWAH PERMUKAAN PADA DAERAH BABARSARI, KABUPATEN SLEMAN, YOGYAKARTA APLIKASI METODE SEISMIK REFRAKSI UNTUK ANALISA LITOLOGI BAWAH PERMUKAAN PADA DAERAH BABARSARI, KABUPATEN SLEMAN, YOGYAKARTA Kevin Gardo Bangkit Ekaristi 115.130.094 Program Studi Teknik Geofisika, Universitas

Lebih terperinci

Bab 2. Teori Gelombang Elastik. sumber getar ke segala arah dengan sumber getar sebagai pusat, sehingga

Bab 2. Teori Gelombang Elastik. sumber getar ke segala arah dengan sumber getar sebagai pusat, sehingga Bab Teori Gelombang Elastik Metode seismik secara refleksi didasarkan pada perambatan gelombang seismik dari sumber getar ke dalam lapisan-lapisan bumi kemudian menerima kembali pantulan atau refleksi

Lebih terperinci

BAB II PERAMBATAN GELOMBANG SEISMIK

BAB II PERAMBATAN GELOMBANG SEISMIK BAB II PERAMBATAN GELOMBANG SEISMIK.1 Teori Perambatan Gelombang Seismik Metode seismik adalah sebuah metode yang memanfaatkan perambatan gelombang elastik dengan bumi sebagai medium rambatnya. Perambatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permukaan bumi mempunyai beberapa lapisan pada bagian bawahnya, masing masing lapisan memiliki perbedaan densitas antara lapisan yang satu dengan yang lainnya, sehingga

Lebih terperinci

Studi Lapisan Batuan Bawah Permukaan Kawasan Kampus Unsyiah Menggunakan Metoda Seismik Refraksi

Studi Lapisan Batuan Bawah Permukaan Kawasan Kampus Unsyiah Menggunakan Metoda Seismik Refraksi Jurnal radien Vol No Juli : - Studi Lapisan Batuan Bawah Permukaan Kawasan Kampus Unsyiah Menggunakan Metoda Seismik Refraksi Muhammad Isa, Nuriza Yani, Jurusan Fisika, FMIPA Universitas Syiah Kuala, Indonesia

Lebih terperinci

GELOMBANG SEISMIK Oleh : Retno Juanita/M

GELOMBANG SEISMIK Oleh : Retno Juanita/M GELOMBANG SEISMIK Oleh : Retno Juanita/M0208050 Gelombang seismik merupakan gelombang yang merambat melalui bumi. Perambatan gelombang ini bergantung pada sifat elastisitas batuan. Gelombang seismik dapat

Lebih terperinci

III. TEORI DASAR. melalui bagian dalam bumi dan biasa disebut free wave karena dapat menjalar

III. TEORI DASAR. melalui bagian dalam bumi dan biasa disebut free wave karena dapat menjalar III. TEORI DASAR 3.1. Jenis-jenis Gelombang Seismik 3.1.1. Gelombang Badan (Body Waves) Gelombang badan (body wave) yang merupakan gelombang yang menjalar melalui bagian dalam bumi dan biasa disebut free

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang I.2. Maksud dan Tujuan

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang I.2. Maksud dan Tujuan BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Metode seismik merupakan salah satu bagian dari metode geofisika aktif, yang memanfaatkan pergerakan gelombang dalam suatu medium dimana dalam penyelidikannnya di

Lebih terperinci

BAB III TEORI FISIKA BATUAN. Proses perambatan gelombang yang terjadi didalam lapisan batuan dikontrol oleh

BAB III TEORI FISIKA BATUAN. Proses perambatan gelombang yang terjadi didalam lapisan batuan dikontrol oleh BAB III TEORI FISIA BATUAN III.1. Teori Elastisitas Proses perambatan gelombang yang terjadi didalam lapisan batuan dikontrol oleh sifat elastisitas batuan, yang berarti bahwa bagaimana suatu batuan terdeformasi

Lebih terperinci

Komputasi Geofisika 1: Pemodelan dan Prosesing Geofisika dengan Octave/Matlab

Komputasi Geofisika 1: Pemodelan dan Prosesing Geofisika dengan Octave/Matlab Komputasi Geofisika 1: Pemodelan dan Prosesing Geofisika dengan Octave/Matlab Editor: Agus Abdullah Mohammad Heriyanto Hardianto Rizky Prabusetyo Judul Artikel: Putu Pasek Wirantara, Jeremy Adi Padma Nagara,

Lebih terperinci

Refraksi Picking First Break

Refraksi Picking First Break Oktober 14 Praktikum Seismik Refraksi Universitas Gadjah Mada GEOFISIKA Source 19 ft Source 97 ft 1A 1B No Jarak (ft) Offset Geophone (ft) Waktu Jalar (ms) No Jarak (ft) Offset Geophone (ft) Waktu Jalar

Lebih terperinci

PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Banyak studi menunjukkan bahwa kerusakan infrastruktur akibat gempa bumi akan lebih besar terjadi pada wilayah yang tanahnya tidak terkonsolidasi dengan baik. Tanah yang

Lebih terperinci

ANALISIS ELASTISITAS BATU BATA YANG DIBUAT DENGAN TEKNIK PEMANAS TENAGA SURYA MENGGUNAKAN REFLEKTOR CERMIN CEKUNG

ANALISIS ELASTISITAS BATU BATA YANG DIBUAT DENGAN TEKNIK PEMANAS TENAGA SURYA MENGGUNAKAN REFLEKTOR CERMIN CEKUNG ANALISIS ELASTISITAS BATU BATA YANG DIBUAT DENGAN TEKNIK PEMANAS TENAGA SURYA MENGGUNAKAN REFLEKTOR CERMIN CEKUNG Anda Yani*, Muhammad Edisar, Antonius Surbakti Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu

Lebih terperinci

PENDIDIKAN FISIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SARJANAWIYATA TAMANSISWA YOGYAKARTA 2014

PENDIDIKAN FISIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SARJANAWIYATA TAMANSISWA YOGYAKARTA 2014 http://materi4fisika.blogspot.co.id/2015/05/laporan-praktikum-percobaanmelde.html LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR II PERCOBAAN MELDE Dosen Pengampu : A. Latar Belakang PENDIDIKAN FISIKA FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini akan membahas hasil dan pembahasan dari perangkat yang telah dirancang dan dibuat. Sebelum dibahas mengenai hasil dan pembahasan dilakukan terlebih dahulu pengujian dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang dan Rumusan Masalah Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang dan Rumusan Masalah Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Rumusan Masalah 1.1.1 Latar belakang Secara umum geofisika atau fisika bumi adalah ilmu yang mempelajari tentang fenomena-fenomena fisika yang terjadi di lapisan-lapisan

Lebih terperinci

KELAS XII FISIKA SMA KOLESE LOYOLA SEMARANG SMA KOLESE LOYOLA M1-1

KELAS XII FISIKA SMA KOLESE LOYOLA SEMARANG SMA KOLESE LOYOLA M1-1 KELAS XII LC FISIKA SMA KOLESE LOYOLA M1-1 MODUL 1 STANDAR KOMPETENSI : 1. Menerapkan konsep dan prinsip gejala gelombang dalam menyelesaikan masalah KOMPETENSI DASAR 1.1. Mendeskripsikan gejala dan ciri-ciri

Lebih terperinci

Analisis Mekanisme Sumber Gempa Vulkanik Gunung Merapi di Yogyakarta September 2010

Analisis Mekanisme Sumber Gempa Vulkanik Gunung Merapi di Yogyakarta September 2010 Analisis Mekanisme Sumber Gempa Vulkanik Gunung Merapi di Yogyakarta September 2010 Emilia Kurniawati 1 dan Supriyanto 2,* 1 Laboratorium Geofisika Program Studi Fisika FMIPA Universitas Mulawarman 2 Program

Lebih terperinci

BAB 10 GELOMBANG BUNYI DALAM ZAT PADAT ISOTROPIK

BAB 10 GELOMBANG BUNYI DALAM ZAT PADAT ISOTROPIK BAB 10 GELOMBANG BUNYI DALAM ZAT PADAT ISOTROPIK Sepertinya bunyi dalam padatan hanya berperan kecil dibandingkan bunyi dalam zat alir, terutama, di udara. Kesan ini mungkin timbul karena kita tidak dapat

Lebih terperinci

Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Riau Kampus Binawidya Pekanbaru, 28293, Indonesia.

Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Riau Kampus Binawidya Pekanbaru, 28293, Indonesia. PENGUJIAN ELASTISITAS TANAH UNTUK MENENTUKAN KEKUATAN PONDASI RUMAH SAKIT UNIVERSITAS RIAU DENGAN MENGGUNAKAN SONIC WAVE ANALYZER (SOWAN) Hasanuddin Tanjung, Riad Syech, Sugianto Jurusan Fisika Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (near surface exploration). Ground Penetrating Radar (GPR) atau georadar secara

BAB I PENDAHULUAN. (near surface exploration). Ground Penetrating Radar (GPR) atau georadar secara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Rumusan Masalah 1.1.1 Latar Belakang Teknologi radar telah menjadi pusat perhatian dalam dunia eksplorasi dangkal (near surface exploration). Ground Penetrating

Lebih terperinci

APLIKASI METODE GEOFISIKA UNTUK GEOTEKNIK. Oleh: Icksan Lingga Pradana Irfan Fernando Afdhal Joni Sulnardi

APLIKASI METODE GEOFISIKA UNTUK GEOTEKNIK. Oleh: Icksan Lingga Pradana Irfan Fernando Afdhal Joni Sulnardi APLIKASI METODE GEOFISIKA UNTUK GEOTEKNIK Oleh: Icksan Lingga Pradana Irfan Fernando Afdhal Joni Sulnardi Pengertian Geofisika Geofisika: bagian dari ilmu bumi yang mempelajari bumi melalui kaidah atau

Lebih terperinci

BAB II GELOMBANG ELASTIK DAN EFEK VIBRASI

BAB II GELOMBANG ELASTIK DAN EFEK VIBRASI BAB II GELOMBANG ELASTIK DAN EFEK VIBRASI 2. 1 Gelombang Elastik Gelombang elastik adalah gelombang yang merambat pada medium elastik. Vibroseismik merupakan metoda baru dikembangkan dalam EOR maupun IOR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. laut Indonesia, maka ini akan mendorong teknologi untuk dapat membantu dalam

BAB I PENDAHULUAN. laut Indonesia, maka ini akan mendorong teknologi untuk dapat membantu dalam 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Semakin banyak penerapan teknologi dalam kehidupan sehari-hari yang berdasarkan perkembangan pemanfaatan energi dan sumber daya alam di laut Indonesia, maka ini

Lebih terperinci

III. TEORI DASAR. A. Tinjauan Teori Perambatan Gelombang Seismik. akumulasi stress (tekanan) dan pelepasan strain (regangan). Ketika gempa terjadi,

III. TEORI DASAR. A. Tinjauan Teori Perambatan Gelombang Seismik. akumulasi stress (tekanan) dan pelepasan strain (regangan). Ketika gempa terjadi, 1 III. TEORI DASAR A. Tinjauan Teori Perambatan Gelombang Seismik Gempa bumi umumnya menggambarkan proses dinamis yang melibatkan akumulasi stress (tekanan) dan pelepasan strain (regangan). Ketika gempa

Lebih terperinci

EVALUASI DAYA DUKUNG TIANG PANCANG BERDASARKAN METODE DINAMIK

EVALUASI DAYA DUKUNG TIANG PANCANG BERDASARKAN METODE DINAMIK EVALUASI DAYA DUKUNG TIANG PANCANG BERDASARKAN METODE DINAMIK Harnedi Maizir 1, Hendra Jingga 2, dan Nopember Toni 3 1 Jurusan Teknik Sipil Sekolah Tinggi Teknologi Pekanbaru 2 dan 3 Jurusan Teknik Sipil,

Lebih terperinci

Pemodelan Sintetik Gaya Berat Mikro Selang Waktu Lubang Bor. Menggunakan BHGM AP2009 Sebagai Studi Kelayakan Untuk Keperluan

Pemodelan Sintetik Gaya Berat Mikro Selang Waktu Lubang Bor. Menggunakan BHGM AP2009 Sebagai Studi Kelayakan Untuk Keperluan Pemodelan Sintetik Gaya Berat Mikro Selang Waktu Lubang Bor Menggunakan BHGM AP2009 Sebagai Studi Kelayakan Untuk Keperluan Monitoring dan Eksplorasi Hidrokarbon Oleh : Andika Perbawa 1), Indah Hermansyah

Lebih terperinci

III. TEORI DASAR. seismik juga disebut gelombang elastik karena osilasi partikel-partikel

III. TEORI DASAR. seismik juga disebut gelombang elastik karena osilasi partikel-partikel III. TEORI DASAR A. Konsep Dasar Seismik Gelombang seismik merupakan gelombang mekanis yang muncul akibat adanya gempa bumi. Pengertian gelombang secara umum ialah fenomena perambatan gangguan atau (usikan)

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Penelitian dunia yang berkenaan dengan gelombang ultrasonik bukan hal yang baru melainkan sudah berlangsung cukup lama sehingga pemahaman ilmuwan mengenai sifat dan interaksinya

Lebih terperinci

Cadangan bahan bakar fosil dalam bentuk minyak dan gas bumi biasanya. terakumulasi dalam batuan reservoir di bawah permukaan bumi.

Cadangan bahan bakar fosil dalam bentuk minyak dan gas bumi biasanya. terakumulasi dalam batuan reservoir di bawah permukaan bumi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Cadangan bahan bakar fosil dalam bentuk minyak dan gas bumi biasanya terakumulasi dalam batuan reservoir di bawah permukaan bumi. Batuan reservoir merupakan batuan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi Penelitian Dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan tanggal 4 mei 2015 4 juli 2015 dan bertempat di Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) sub. Bidang

Lebih terperinci

MAKALAH CEPAT RAMBAT BUNYI DI UDARA

MAKALAH CEPAT RAMBAT BUNYI DI UDARA MAKALAH CEPAT RAMBAT BUNYI DI UDARA Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Eksperimen Fisika I Dosen Pengampu : Drs. Parlindungan Sinaga, M.Si Oleh : Gisela Adelita (1305667) Rahayu Dwi Harnum

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB TINJAUAN PUSTAKA. Definisi Gelombang dan klasifikasinya. Gelombang adalah suatu gangguan menjalar dalam suatu medium ataupun tanpa medium. Dalam klasifikasinya gelombang terbagi menjadi yaitu :. Gelombang

Lebih terperinci

PENGUKURAN MODULUS ELASTISITAS DINAMIS BATUAN DENGAN METODE SEISMIK REFRAKSI

PENGUKURAN MODULUS ELASTISITAS DINAMIS BATUAN DENGAN METODE SEISMIK REFRAKSI PENGUKURAN MODULUS ELASTISITAS DINAMIS BATUAN DENGAN METODE SEISMIK REFRAKSI Ashadi Salim Mathematics & Statistics Department, School of Computer Science, Binus University Jl. K.H. Syahdan No. 9, Palmerah,

Lebih terperinci

Fisika Umum (MA-301) Topik hari ini: Getaran dan Gelombang Bunyi

Fisika Umum (MA-301) Topik hari ini: Getaran dan Gelombang Bunyi Fisika Umum (MA-301) Topik hari ini: Getaran dan Gelombang Bunyi Getaran dan Gelombang Hukum Hooke F s = - k x F s adalah gaya pegas k adalah konstanta pegas Konstanta pegas adalah ukuran kekakuan dari

Lebih terperinci

Laporan Praktikum Gelombang PERCOBAAN MELDE. Atika Syah Endarti Rofiqoh

Laporan Praktikum Gelombang PERCOBAAN MELDE. Atika Syah Endarti Rofiqoh Laporan Praktikum Gelombang PERCOBAAN MELDE Atika Syah Endarti Rofiqoh 4201408059 Anggota Kelompok : Sri Purwanti 4201408045 Zulis Elby Pradana 4201408049 Esti Maretasari 4201408057 Jurusan Fisika Fakultas

Lebih terperinci

Getaran Dalam Zat Padat BAB I PENDAHULUAN

Getaran Dalam Zat Padat BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pendahuluan Getaran atom dalam zat padat dapat disebabkan oleh gelombang yang merambat pada Kristal. Ditinjau dari panjang gelombang yang digelombang yang digunakan dan dibandingkan

Lebih terperinci

Gejala Gelombang. gejala gelombang. Sumber:

Gejala Gelombang. gejala gelombang. Sumber: Gejala Gelombang B a b B a b 1 gejala gelombang Sumber: www.alam-leoniko.or.id Jika kalian pergi ke pantai maka akan melihat ombak air laut. Ombak itu berupa puncak dan lembah dari getaran air laut yang

Lebih terperinci

PERCOBAAN MELDE TUJUAN PERCOBAAN II. LANDASAN TEORI

PERCOBAAN MELDE TUJUAN PERCOBAAN II. LANDASAN TEORI 1 PERCOBAAN MELDE I. TUJUAN PERCOBAAN a. Menunjukkan gelombang transversal stasioner pada tali. b. Menentukan cepat rambat gelombang pada tali. c. Mengetahui hubungan antara cepat rambat gelombang (v)

Lebih terperinci

Pengukuran Ketebalan serta Posisi Cacat pada Sampel Carbon Steel dan Stainless Steel dengan Metode Ultrasonic Testing.

Pengukuran Ketebalan serta Posisi Cacat pada Sampel Carbon Steel dan Stainless Steel dengan Metode Ultrasonic Testing. Pengukuran Ketebalan serta Posisi Cacat pada Sampel Carbon Steel dan Stainless Steel dengan Metode Ultrasonic Testing Fransisca Debora Jurusan Fisika FMIPA Universitas Sriwijaya Email : fransisca.debora91@gmail.com

Lebih terperinci

INVESTIGASI STRUKTUR BAWAH PERMUKAAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE SEISMIK REFLEKSI DI DESA KEMIRI KECAMATAN PANTI KABUPATEN JEMBER

INVESTIGASI STRUKTUR BAWAH PERMUKAAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE SEISMIK REFLEKSI DI DESA KEMIRI KECAMATAN PANTI KABUPATEN JEMBER INVESTIGASI STRUKTUR BAWAH PERMUKAAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE SEISMIK REFLEKSI DI DESA KEMIRI KECAMATAN PANTI KABUPATEN JEMBER SKRIPSI Oleh Ardhina Cahya Prahesti NIM 091810201037 JURUSAN FISIKA FAKULTAS

Lebih terperinci

Sifat gelombang elektromagnetik. Pantulan (Refleksi) Pembiasan (Refraksi) Pembelokan (Difraksi) Hamburan (Scattering) P o l a r i s a s i

Sifat gelombang elektromagnetik. Pantulan (Refleksi) Pembiasan (Refraksi) Pembelokan (Difraksi) Hamburan (Scattering) P o l a r i s a s i Sifat gelombang elektromagnetik Pantulan (Refleksi) Pembiasan (Refraksi) Pembelokan (Difraksi) Hamburan (Scattering) P o l a r i s a s i Pantulan (Refleksi) Pemantulan gelombang terjadi ketika gelombang

Lebih terperinci

Keselarasan dan Ketidakselarasan (Conformity dan Unconformity)

Keselarasan dan Ketidakselarasan (Conformity dan Unconformity) Keselarasan dan Ketidakselarasan (Conformity dan Unconformity) a) Keselarasan (Conformity): adalah hubungan antara satu lapis batuan dengan lapis batuan lainnya diatas atau dibawahnya yang kontinyu (menerus),

Lebih terperinci

Penentuan Tingkat Kekerasan Batuan Menggunakan Metode Seismik Refraksi di Jatikuwung Karanganyar

Penentuan Tingkat Kekerasan Batuan Menggunakan Metode Seismik Refraksi di Jatikuwung Karanganyar ISSN:2089 0133 Indonesian Journal of Applied Physics (2013) Vol.3 No.1 halaman 29 April 2013 Penentuan Tingkat Kekerasan Batuan Menggunakan Metode Seismik Refraksi di Jatikuwung Karanganyar Nakif Nurcandra,

Lebih terperinci

BAB I GETARAN, GELOMBANG DAN BUNYI

BAB I GETARAN, GELOMBANG DAN BUNYI BAB I GETARAN, GELOMBANG DAN BUNYI Kompetensi dasar : Memahami Konsep Dan Prinsip-Prinsip Gejala Gelombang Secara Umum Indikator : 1. Arti fisis getaran diformulasikan 2. Arti fisis gelombang dideskripsikan

Lebih terperinci

BAB I GETARAN, GELOMBANG DAN BUNYI

BAB I GETARAN, GELOMBANG DAN BUNYI BAB I GETARAN, GELOMBANG DAN BUNYI BAB I GETARAN, GELOMBANG DAN BUNYI Kompetensi dasar : Memahami Konsep Dan Prinsip Prinsip Gejala Gelombang Secara Umum Indikator Tujuan 1. : 1. Arti fisis getaran diformulasikan

Lebih terperinci

Gelombang Bunyi. Keterangan: γ = konstanta Laplace R = tetapan umum gas (8,31 J/mol K)

Gelombang Bunyi. Keterangan: γ = konstanta Laplace R = tetapan umum gas (8,31 J/mol K) Gelombang Bunyi Bunyi termasuk gelombang mekanik, karena dalam perambatannya bunyi memerlukan medium perantara. Ada tiga syarat agar terjadi bunyi yaitu ada sumber bunyi, medium, dan pendengar. Bunyi dihasilkan

Lebih terperinci

Gelombang FIS 3 A. PENDAHULUAN C. GELOMBANG BERJALAN B. ISTILAH GELOMBANG. θ = 2π ( t T + x λ ) Δφ = x GELOMBANG. materi78.co.nr

Gelombang FIS 3 A. PENDAHULUAN C. GELOMBANG BERJALAN B. ISTILAH GELOMBANG. θ = 2π ( t T + x λ ) Δφ = x GELOMBANG. materi78.co.nr Gelombang A. PENDAHULUAN Gelombang adalah getaran yang merambat. Gelombang merambat getaran tanpa memindahkan partikel. Partikel hanya bergerak di sekitar titik kesetimbangan. Gelombang berdasarkan medium

Lebih terperinci

DEFINISI Gelombang adalah suatu usikan (gangguan) pada sebuah benda, sehingga benda bergetar dan merambatkan energi.

DEFINISI Gelombang adalah suatu usikan (gangguan) pada sebuah benda, sehingga benda bergetar dan merambatkan energi. DEFINISI Gelombang adalah suatu usikan (gangguan) pada sebuah benda, sehingga benda bergetar dan merambatkan energi. MACAM GELOMBANG Gelombang dibedakan menjadi : Gelombang Mekanis : Gelombang yang memerlukan

Lebih terperinci

Kata kunci : Seismik refraksi, metode ABC, metode plus-minus, frist break

Kata kunci : Seismik refraksi, metode ABC, metode plus-minus, frist break APLIKASI METODE DELAY TIME UNTUK MENENTUKAN PONDASI BANGUNAN GEDUNG TEKNIK GEOFISIKA DI LAPANGAN SOFTBALL UPN VETERAN YOGYAKARTA Kevin Gardo Bangkit ekaristi 115.130.094 Program Studi Teknik Geofisika,

Lebih terperinci

FISIKA FMIPA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010 Alfan Muttaqin/M

FISIKA FMIPA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010 Alfan Muttaqin/M FISIKA FMIPA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010 Alfan Muttaqin/M0207025 Di terjemahkan dalam bahasa Indonesia dari An introduction by Heinrich Kuttruff Bagian 6.6 6.6.4 6.6 Penyerapan Bunyi Oleh

Lebih terperinci

(Studi Kasus: GOR Universitas Hasanuddin)

(Studi Kasus: GOR Universitas Hasanuddin) INVESTIGASI LAPISAN BEDROCK DENGAN MENGGUNAKAN METODA SEISMIK REFRAKSI (Studi Kasus: GOR Universitas Hasanuddin) Muhammad Hasbi latif, Lantu, Sabrianto. Program Studi Geofisika Jurusan Fisika FMIPA Universitas

Lebih terperinci

BAB IV PERMODELAN POISSON S RATIO. Berikut ini adalah diagram alir dalam mengerjakan permodelan poisson s ratio.

BAB IV PERMODELAN POISSON S RATIO. Berikut ini adalah diagram alir dalam mengerjakan permodelan poisson s ratio. 94 BAB IV PERMODELAN POISSON S RATIO 4.1 Work Flow Permodelan Poisson Ratio Berikut ini adalah diagram alir dalam mengerjakan permodelan poisson s ratio. Selain dari data seismic, kita juga membutuhkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Dengan semakin meningkatnya jumlah penduduk tiap tahunnya, maka secara langsung kebutuhan akan lahan sebagai penunjang kehidupan pun semakin besar. Pada kota-kota

Lebih terperinci

DAFTAR ISI LEMBAR PERSETUJUAN... LEMBAR PENGESAHAN... KATA PENGANTAR... ABSTRAK... ABSTRACT... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL...

DAFTAR ISI LEMBAR PERSETUJUAN... LEMBAR PENGESAHAN... KATA PENGANTAR... ABSTRAK... ABSTRACT... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR ISI Halaman LEMBAR PERSETUJUAN... LEMBAR PENGESAHAN.... KATA PENGANTAR.... ABSTRAK.... ABSTRACT.... DAFTAR ISI.... DAFTAR GAMBAR.... DAFTAR TABEL.... i ii iii v vi vii x xiv BAB I PENDAHULUAN....

Lebih terperinci

P F M P IPA P A U P U I

P F M P IPA P A U P U I SELAMAT DATANG Laboratorium Fisika Dasar Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA UPI Bandung ELASTISITAS Oleh : Achmad Samsudin, M.Pd. Arif Hidayat, S.Pd., M.Si. Fenomena Elastisitas di alam Model-model pengukuran

Lebih terperinci

BAB. 1. METODE SEISMIK REFRAKSI

BAB. 1. METODE SEISMIK REFRAKSI BAB. 1. METODE SEISMIK REFRAKSI Deskripsi matakuliah Bab ini membahas mengenai i sejarah perkembangan sieismik refraksi dan bidang-bidang aplikasinya Sasaran Pembelajaran Setelah mengikuti perkuiahan pada

Lebih terperinci

Gelombang Transversal Dan Longitudinal

Gelombang Transversal Dan Longitudinal Gelombang Transversal Dan Longitudinal Pada gelombang yang merambat di atas permukaan air, air bergerak naik dan turun pada saat gelombang merambat, tetapi partikel air pada umumnya tidak bergerak maju

Lebih terperinci

NO KODE MATA KULIAH SKS KOMPTENSI KKNI 1 MKS 101 Bahasa Indonesia 2(2-0) 2 MKS 201 Bahasa Inggris 2(2-0) Pengetahuan Kebencanaan Lingkungan

NO KODE MATA KULIAH SKS KOMPTENSI KKNI 1 MKS 101 Bahasa Indonesia 2(2-0) 2 MKS 201 Bahasa Inggris 2(2-0) Pengetahuan Kebencanaan Lingkungan Komposisi Kurikulum Pengelompokan komposisi kurikulum Prodi Teknik berdasarkan kurikulum KKNI yang memenuhi kriteria sikap dan tata nilai, ketrampilan umum, penguasaan pengetahuan dan ketrampilan khusus

Lebih terperinci

ANALISA KESTABILAN LERENG METODE SLICE (METODE JANBU) (Studi Kasus: Jalan Manado By Pass I)

ANALISA KESTABILAN LERENG METODE SLICE (METODE JANBU) (Studi Kasus: Jalan Manado By Pass I) ANALISA KESTABILAN LERENG METODE SLICE (METODE JANBU) (Studi Kasus: Jalan Manado By Pass I) Turangan Virginia, A.E.Turangan, S.Monintja Email:virginiaturangan@gmail.com ABSTRAK Pada daerah Manado By Pass

Lebih terperinci

BAB III TEORI DASAR. Metode seismik refleksi adalah metoda geofisika dengan menggunakan

BAB III TEORI DASAR. Metode seismik refleksi adalah metoda geofisika dengan menggunakan 16 BAB III TEORI DASAR 3.1 Seismik Refleksi Metode seismik refleksi adalah metoda geofisika dengan menggunakan gelombang elastik yang dipancarkan oleh suatu sumber getar yang biasanya berupa ledakan dinamit

Lebih terperinci

Fisika Umum (MA-301) Getaran dan Gelombang Bunyi

Fisika Umum (MA-301) Getaran dan Gelombang Bunyi Fisika Umum (MA-301) Topik hari ini: Getaran dan Gelombang Bunyi Getaran dan Gelombang Hukum Hooke F s = - k x F s adalah gaya pegas k adalah konstanta pegas Konstanta pegas adalah ukuran kekakuan dari

Lebih terperinci

BAB III STUDI KASUS 1 : Model Geologi dengan Struktur Lipatan

BAB III STUDI KASUS 1 : Model Geologi dengan Struktur Lipatan BAB III STUDI KASUS 1 : Model Geologi dengan Struktur Lipatan Dalam suatu eksplorasi sumber daya alam khususnya gas alam dan minyak bumi, para eksplorasionis umumnya mencari suatu cekungan yang berisi

Lebih terperinci

Waktu yang dibutuhkan oleh gelombang adalah 4 sekon.

Waktu yang dibutuhkan oleh gelombang adalah 4 sekon. Usikan yang terjadi ketika sebuah batu dijatuhkan dk permukaan air di sebuah kolam akan merambat menjauhi titik jatuh batu dan akhirnya mencapai tepi kolam. Gelombang atau usikan air ini memang bergerak

Lebih terperinci

Laporan Tugas Akhir Analisis Pondasi Jembatan dengan Permodelan Metoda Elemen Hingga dan Beda Hingga BAB III METODOLOGI

Laporan Tugas Akhir Analisis Pondasi Jembatan dengan Permodelan Metoda Elemen Hingga dan Beda Hingga BAB III METODOLOGI a BAB III METODOLOGI 3.1 Umum Pada pelaksanaan Tugas Akhir ini, kami menggunakan software PLAXIS 3D Tunnel 1.2 dan Group 5.0 sebagai alat bantu perhitungan. Kedua hasil perhitungan software ini akan dibandingkan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Judul DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR NOTASI DAN SINGKATAN BAB I PENDAHULUAN RUMUSAN MASALAH TUJUAN PENELITIAN 2

DAFTAR ISI. Judul DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR NOTASI DAN SINGKATAN BAB I PENDAHULUAN RUMUSAN MASALAH TUJUAN PENELITIAN 2 DAFTAR ISI Halaman Judul i Pengesahan ii Persetujuan iii KATA PENGANTAR iv ABSTRAK vi ABSTRACT vii DAFTAR TABEL viii DAFTAR GAMBAR x DAFTAR LAMPIRAN xiii DAFTAR NOTASI DAN SINGKATAN xiv BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Persiapan Penelitian 3.1.1. Lokasi Penelitian Kegiatan penelitian ini akan dilaksanakan di lokasi studi yaitu Jalan Raya Sekaran di depan Perumahan Taman Sentosa Gunungpati,

Lebih terperinci

Jenis dan Sifat Gelombang

Jenis dan Sifat Gelombang Jenis dan Sifat Gelombang Gelombang Transversal, Gelombang Longitudinal, Gelombang Permukaan Gelombang Transversal Gelombang transversal merupakan gelombang yang arah pergerakan partikel pada medium (arah

Lebih terperinci

CEPAT RAMBAT BUNYI. Cepat rambat bunyi pada zat padat

CEPAT RAMBAT BUNYI. Cepat rambat bunyi pada zat padat CEPAT RAMBAT BUNYI Cepat rambat bunyi pada zat padat Pada zaman dahulu, orang mendekatkan telinganya ke atas rel untuk mengetahui kapan kereta datang. Hal tersebut membuktikan bahwa bunyi dapat merambat

Lebih terperinci

Youngster Physics Journal ISSN : Vol. 3, No. 3, Juli 2014, Hal

Youngster Physics Journal ISSN : Vol. 3, No. 3, Juli 2014, Hal Youngster Physics Journal ISSN : 2303-7371 Vol. 3, No. 3, Juli 2014, Hal 263-268 PENENTUAN STRUKTUR BAWAH PERMUKAAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE SEISMIK REFRAKSI DI LAPANGAN PANAS BUMI DIWAK DAN DEREKAN,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin berkembangmya kemajuan teknologi dewasa ini, telah banyak jenis

BAB I PENDAHULUAN. Semakin berkembangmya kemajuan teknologi dewasa ini, telah banyak jenis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin berkembangmya kemajuan teknologi dewasa ini, telah banyak jenis kontruksi seperti bangunan-bangunan tinggi, jalan layang (Fly Over), jembatan, bendungan dan

Lebih terperinci

PENDEKATAN TEORITIK. Elastisitas Medium

PENDEKATAN TEORITIK. Elastisitas Medium PENDEKATAN TEORITIK Elastisitas Medium Untuk mengetahui secara sempurna kelakuan atau sifat dari suatu medium adalah dengan mengetahui hubungan antara tegangan yang bekerja () dan regangan yang diakibatkan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR MODUL 4 MODULUS ELASTISITAS

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR MODUL 4 MODULUS ELASTISITAS LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR MODUL 4 MODULUS ELASTISITAS Nama : Nova Nurfauziawati NPM : 240210100003 Tanggal / jam : 21 Oktober 2010 / 13.00-15.00 WIB Asisten : Dicky Maulana JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI

Lebih terperinci

JURNAL SKRIPSI GEOFISIKA

JURNAL SKRIPSI GEOFISIKA JURNAL SKRIPSI GEOFISIKA Aplikasi Metode Seismik Refraksi Untuk Menentukan Ketebalan Lapisan Penutup (Overburden) Lapangan Panasbumi Panggo Kabupaten Sinjai Rhamadhana Sultan 1, Lantu 2, Sabrianto Aswad

Lebih terperinci

Menguasai Konsep Elastisitas Bahan. 1. Konsep massa jenis, berat jenis dideskripsikan dan dirumuskan ke dalam bentuk persamaan matematis.

Menguasai Konsep Elastisitas Bahan. 1. Konsep massa jenis, berat jenis dideskripsikan dan dirumuskan ke dalam bentuk persamaan matematis. SIFAT ELASTIS BAHAN Menguasai Konsep Elastisitas Bahan Indikator : 1. Konsep massa jenis, berat jenis dideskripsikan dan dirumuskan ke dalam bentuk persamaan matematis. Hal.: 2 Menguasai Konsep Elastisitas

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR OSILASI

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR OSILASI LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR OSILASI Disusun oleh: Nama NIM : Selvi Misnia Irawati : 12/331551/PA/14761 Program Studi : Geofisika Golongan Asisten : 66 B : Halim Hamadi UNIT LAYANAN FISIKA DASAR FAKULTAS

Lebih terperinci

Laporan Praktikum IPA Modul 6. Gelombang

Laporan Praktikum IPA Modul 6. Gelombang Laporan Praktikum IPA Modul 6. Gelombang Kegiatan Praktikum 1: Jenis dan Bentuk Gelombang 1.Percobaan jenis-jenis gelombang a. Hasil Pengamatan Pada saat slinki diusik dengan cara menggerak-gerakkan ujung

Lebih terperinci

PENENTUAN TAHANAN JENIS BATUAN ANDESIT MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGER (STUDI KASUS DESA POLOSIRI)

PENENTUAN TAHANAN JENIS BATUAN ANDESIT MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGER (STUDI KASUS DESA POLOSIRI) Jurnal Fisika Vol. 3 No. 2, Nopember 2013 117 PENENTUAN TAHANAN JENIS BATUAN ANDESIT MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGER (STUDI KASUS DESA POLOSIRI) Munaji*, Syaiful Imam, Ismi Lutfinur

Lebih terperinci

GELOMBANG BERJALAN DAN GELOMBANG STATIONER

GELOMBANG BERJALAN DAN GELOMBANG STATIONER GELOMBANG BERJALAN DAN GELOMBANG STATIONER Bahan Ajar Fisika SMA Kelas XI Semester II Nama : Kelas : Gelombang Berjalan dan Gelombang Stationer Page 1 Satuan Pendidikan : SMA N 9 PADANG Kelas : XI MIA

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Kegiatan penelitian ini dilakukan di Desa Sambengwetan Kecamatan Kembaran Kabupaten Banyumas dan Laboratorium Fisika Eksperimen MIPA Unsoed pada bulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. banyak dieksplorasi adalah sumber daya alam di darat, baik itu emas, batu bara,

BAB I PENDAHULUAN. banyak dieksplorasi adalah sumber daya alam di darat, baik itu emas, batu bara, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan yang sangat luas dengan 2/3 wilayahnya adalah lautan dan memiliki kekayaan sumber daya alam yang melimpah baik di darat

Lebih terperinci

Studi Modulus Elastisitas (Modulus Young) untuk Karakterisasi Berbagai Jenis Batubara Berdasarkan Analisis Kecepatan Gelombang

Studi Modulus Elastisitas (Modulus Young) untuk Karakterisasi Berbagai Jenis Batubara Berdasarkan Analisis Kecepatan Gelombang Jurnal Penelitian Sains Volume 12 Nomer 2(B) 12203 Studi Modulus Elastisitas (Modulus Young) untuk Karakterisasi Berbagai Jenis Batubara Berdasarkan Analisis Kecepatan Gelombang Sutopo 1), Eddy Ibrahim

Lebih terperinci

Fisika Umum (MA-301) Topik hari ini Getaran, Gelombang dan Bunyi

Fisika Umum (MA-301) Topik hari ini Getaran, Gelombang dan Bunyi Fisika Umum (MA-301) Topik hari ini Getaran, Gelombang dan Bunyi Getaran dan Gelombang Getaran/Osilasi Gerak Harmonik Sederhana Gelombang Gelombang : Gangguan yang merambat Jika seutas tali yang diregangkan

Lebih terperinci

Disusun oleh : MIRA RESTUTI PENDIDIKAN FISIKA (RM)

Disusun oleh : MIRA RESTUTI PENDIDIKAN FISIKA (RM) Disusun oleh : MIRA RESTUTI 1106306 PENDIDIKAN FISIKA (RM) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2013 Kompetensi Dasar :

Lebih terperinci

e-issn : Jurnal Pemikiran Penelitian Pendidikan dan Sains Didaktika

e-issn : Jurnal Pemikiran Penelitian Pendidikan dan Sains Didaktika STUDI STRUKTUR BAWAH PERMUKAAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK RESISTIVITAS KONFIGURASI SCHLUMBERGER (Study kasus Stadion Universitas Brawijaya, Malang) ABSTRAK: Arif Rahman Hakim 1, Hairunisa 2 STKIP

Lebih terperinci

GETARAN DAN GELOMBANG BUNYI

GETARAN DAN GELOMBANG BUNYI GETARAN DAN GELOMBANG BUNYI GETARAN Getaran adalah gerak bolak-balik melalui suatu titik keseimbangan. Kesetimbangan di sini maksudnya adalah keadaan dimana suatu benda berada pada posisi diam jika tidak

Lebih terperinci

Dapat merambat melalui sebarang medium dengan kecepatan yang bergantung pada sifat-sifat medium

Dapat merambat melalui sebarang medium dengan kecepatan yang bergantung pada sifat-sifat medium Pertemuan 6 1 Gelombang Suara Termasuk gelombang tipe longitudinal Dapat merambat melalui sebarang medium dengan kecepatan yang bergantung pada sifat-sifat medium Medium bergetar untuk menghasilkan perubahan

Lebih terperinci

Identifikasi Struktur Perlapisan Bawah Permukaan Berdasarkan Analisis Gelombang Geser Di Kecamatan Palu Barat

Identifikasi Struktur Perlapisan Bawah Permukaan Berdasarkan Analisis Gelombang Geser Di Kecamatan Palu Barat Identifikasi Struktur Perlapisan Bawah Permukaan Berdasarkan Analisis Gelombang (Identification of subsurface structure based on the shear wave analysis in West Palu subdistrict) Musrifah Am Tayeb *),

Lebih terperinci

Pengantar Praktikum Metode Gravitasi dan Magnetik

Pengantar Praktikum Metode Gravitasi dan Magnetik Modul 1 Pengantar Praktikum Metode Gravitasi dan Magnetik Di antara sifat fisis batuan yang mampu membedakan antara satu macam batuan dengan batuan lainnya adalah massa jenis dan suseptibiltas batuan.

Lebih terperinci

METODE MELDE. II. TUJUAN KHUSUS 1. Menentukan laju rambat gelombang pada tali 2. Menentukan laju rambat bunyi dari tegangan dan rapat massa tali

METODE MELDE. II. TUJUAN KHUSUS 1. Menentukan laju rambat gelombang pada tali 2. Menentukan laju rambat bunyi dari tegangan dan rapat massa tali METODE MELDE I. TUJUAN UMUM Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa akan dapat menentukan laju rambat gelombang pada suatu medium padat berbentuk tali/kawat dan menyelidiki hubungan laju rambat gelombang

Lebih terperinci

BAB 2. TEORI DASAR DAN METODE PENELITIAN

BAB 2. TEORI DASAR DAN METODE PENELITIAN 4 BAB 2. TEORI DASAR DAN METODE PENELITIAN Dalam kegiatan eksplorasi hidrokarbon, berbagai cara dilakukan untuk mencari hidrokarbon dibawah permukaan, diantaranya melalui metoda seismik. Prinsip dasar

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA RESPON SEISMIK SINTETIK PP DAN PS BERDASARKAN PEMODELAN SUBSTITUSI FLUIDA PADA SUMUR

ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA RESPON SEISMIK SINTETIK PP DAN PS BERDASARKAN PEMODELAN SUBSTITUSI FLUIDA PADA SUMUR Analisis Perbandingan antara... ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA RESPON SEISMIK SINTETIK PP DAN PS BERDASARKAN PEMODELAN SUBSTITUSI FLUIDA PADA SUMUR Nova Linzai, Firman Syaifuddin, Amin Widodo Jurusan Teknik

Lebih terperinci

1. Jarak dua rapatan yang berdekatan pada gelombang longitudinal sebesar 40m. Jika periodenya 2 sekon, tentukan cepat rambat gelombang itu.

1. Jarak dua rapatan yang berdekatan pada gelombang longitudinal sebesar 40m. Jika periodenya 2 sekon, tentukan cepat rambat gelombang itu. 1. Jarak dua rapatan yang berdekatan pada gelombang longitudinal sebesar 40m. Jika periodenya 2 sekon, tentukan cepat rambat gelombang itu. 2. Sebuah gelombang transversal frekuensinya 400 Hz. Berapa jumlah

Lebih terperinci

PENDAHULUAN TEGANGAN (STRESS) r (1)

PENDAHULUAN TEGANGAN (STRESS) r (1) HND OUT FISIK DSR I/LSTISITS LSTISITS M. Ishaq PNDHULUN Dunia keteknikan khususnya Material ngineering, Studi geofisika, Civil ngineering dll adalah beberapa cabang keilmuan yang amat membutuhkan pemahaman

Lebih terperinci

BAB III TEORI DASAR. 3.1 Tinjauan Teori Perambatan Gelombang Seismik. Seismologi adalah ilmu yang mempelajari gempa bumi dan struktur dalam bumi

BAB III TEORI DASAR. 3.1 Tinjauan Teori Perambatan Gelombang Seismik. Seismologi adalah ilmu yang mempelajari gempa bumi dan struktur dalam bumi 20 BAB III TEORI DASAR 3.1 Tinjauan Teori Perambatan Gelombang Seismik Seismologi adalah ilmu yang mempelajari gempa bumi dan struktur dalam bumi dengan menggunakan gelombang seismik yang dapat ditimbulkan

Lebih terperinci

HUKUM STOKES. sekon (Pa.s). Fluida memiliki sifat-sifat sebagai berikut.

HUKUM STOKES. sekon (Pa.s). Fluida memiliki sifat-sifat sebagai berikut. HUKUM STOKES I. Pendahuluan Viskositas dan Hukum Stokes - Viskositas (kekentalan) fluida menyatakan besarnya gesekan yang dialami oleh suatu fluida saat mengalir. Makin besar viskositas suatu fluida, makin

Lebih terperinci

KISI DIFRAKSI (2016) Kisi Difraksi

KISI DIFRAKSI (2016) Kisi Difraksi KISI DIFRAKSI (2016) 1-6 1 Kisi Difraksi Rizqi Ahmad Fauzan, Chi Chi Novianti, Alfian Putra S, dan Gontjang Prajitno Jurusan Fisika, Fakultas MIPA, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Jl. Arief Rahman

Lebih terperinci

Identifikasi Keretakan Beton Menggunakan Metode Geolistrik Resistivitas Timotius 1*), Yoga Satria Putra 1), Boni P. Lapanporo 1)

Identifikasi Keretakan Beton Menggunakan Metode Geolistrik Resistivitas Timotius 1*), Yoga Satria Putra 1), Boni P. Lapanporo 1) Identifikasi Keretakan Beton Menggunakan Metode Geolistrik Resistivitas Timotius 1*), Yoga Satria Putra 1), Boni P. Lapanporo 1) 1) Program Studi Fisika, Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam,

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM PERCOBAAN MELDE

LAPORAN PRAKTIKUM PERCOBAAN MELDE LAPORAN PRAKTIKUM PERCOBAAN MELDE ANGGOTA KELOMPOK : ANDHIKA PRASETYO ELISA FREDERICA SIBURIAN FAHRANI WIDYA M. FATTAH ROMDHONI NABILA ADIDAYA NURITA DWI NURUL HAFSHAH KELAS XII IPA 1 SMAN 1 TAMBUN SELATAN

Lebih terperinci