Optimasi Persediaan Perusahaan Manufaktur dengan Metode Mixed Integer Linear Programming

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Optimasi Persediaan Perusahaan Manufaktur dengan Metode Mixed Integer Linear Programming"

Transkripsi

1 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) Optimasi Persediaan Perusahaan Manufaktur dengan Metode Mixed Integer Linear Programming Achmad Kamal, Retno Aulia Vinarti, dan Wiwik Anggraeni Jurusan Sistem Informasi, Fakultas Teknologi Informasi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya wiwik@its-sby.edu Abstrak Saat ini, pengelolaan penyimpanan pada perusahaan manufaktur dihadapkan pada desakan untuk meminimalkan total biaya. Kuantitas dan waktu pemesanan yang optimal merupakan faktor utama sebagai bahan pertimbangan dalam meminimalkan total biaya. Disamping itu, perusahaan manufaktur juga memiliki berbagai macam produk dan batasan dalam penyimpanan produk, seperti batasan sumber daya anggaran. Maka, diperlukan implementasi dari optimasi pengelolaan persediaan yang akan memenuhi batasan dan tujuan utama dari masing-masing perusahaan manufaktur. Mixed Integer Linear Programming (MILP) merupakan model pemrograman linear bilangan bulat yang dapat mengoptimasi tujuan tertentu. Oleh karena itu, pada proses MILP, fungsi tujuan ditentukan terlebih dahulu. Kelebihan dari MILP terletak pada variabel keputusan yang sebagian dapat berupa bilangan bulat dan boolean serta sebagian lainnya berupa pecahan. Batasan-batasan yang tersedia dapat menentukan nilai dari variabel keputusan tersebut. Sehingga, nilai optimal dari fungsi tujuan dapat ditemukan. Penelitian ini mengambil studi kasus pada PT XYZ yang merupakan perusahaan manufaktur yang memiliki banyak produk dan batasan dalam pengelolaan persediaan. Oleh karena itu, model optimasi mixed integer linear programming yang sesuai dengan kondisi perusahaan yang memiliki lebih dari satu produk dan batasan diperlukan untuk menyelesaikan permasalahan di perusahaan tersebut.implementasi penelitian ini menggunakan perangkat lunak matematis MATLAB. Kata Kunci manufaktur, mixed integer linear programming, pengelolaan persediaan S I. PENDAHULUAN aat ini, banyak perusahaan manufaktur yang harus melakukan penyimpanan barang baku yang dipesan dari pemasok. Keputusan mengenai kapan dan seberapa banyak pemesanan barang baku yang dilakukan merupakan tantangan bagi manajer perusahaan manufaktur. Salah satu tantangan dari pembuatan keputusan ini adalah banyaknya produk yang terlibat dan banyaknya batasan yang terdapat pada perusahaan untuk menyimpan produk. Seringkali kedua tantangan ini terjadi secara bersamaan. Tantangan tersebut juga dirasakan oleh PT. XYZ. Perusahaan ini merupakan perusahaan manufaktur yang memproduksi produk kosmetika dan peralatan mandi. Dalam melakukan produksinya, perusahaan ini membutuhkan persediaan berbagai bahan baku yang dipesan dari pemasok. Pada tahun 2012 ini, produksi yang dihasilkan perusahaan ini semakin bertambah, baik jenis maupun kuantitas produk. Sehingga perusahaan ini perlu melakukan pengelolaam persediaan yang dapat mengoptimalkan efisiensi biaya penyimpanan sesuai dengan beberapa jenis batasan yang dimiliki perusahaan tersebut. Terdapat berbagai pendekatan yang dihasilkan oleh penelitian sebelumnya untuk menyelesaikan permasalahan optimasi dengan mempertimbangkan batasan tertentu. Salah satu pendekatan yang digunakan oleh peneliti adalah metode Lagrange Multipliers. Algoritma Lagrange Multipliers ini memiliki kelemahan yaitu tidak dapat menentukan optimasi secara langsung pada banyak kasus, tetapi harus diperkirakan dengan melakukan trial and error terlebih dahulu. Bahkan, menerapkan permasalahan dengan lebih dari satu batasan akan lebih sulit dan mungkin tidak akan memberikan hasil yang benar. Selain itu, metode ini hanya digunakan untuk mengatur siklus pemesanan untuk setiap produk secara terpisah dengan produk lainnya. Hal ini dikenal sebagai siklus independen, Sehingga tidak dapat mengatur siklus pemesanan gabungan dari beberapa produk secara optimal. [1] Selain metode penelitian di atas, terdapat juga pendekatan penelitian yang mengasumsikan waktu siklus tetap untuk gabungan pemesanan semua produk. Selain itu, terdapat penelitian yang mempertimbangkan baik pendekatan algoritma Lagrange Multipliers yang memiliki siklus pemesanan yang terpisah maupun pendekatan siklus tetap. Penelitian ini dilakukan oleh Roosenbalt (1981) dengan membentuk algoritma yang menentukan kuantitas dan waktu siklus pemesanan agar dapat menurunkan total biaya. Algoritma Rosenbaltt ini relatif mudah untuk diimplementasikan. Namun, algoritma ini hanya dapat digunakan untuk masalah persediaan dengan satu jenis batasan yaitu anggaran. [2] Kelemahan pada penelitan-penelitian tersebut membuat solusi optimasi yang dihasilkan tidak relevan dengan kondisi nyata pada sebagian besar perusahaan manufaktur. Oleh karena itu, penulis dalam Penelitian ini akan membuat

2 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) optimasi persediaan pada PT.XYZ dengan mengimplementasikan Mixed Integer Linear Programming (MILP) yang dapat menangani permasalahan persediaan dengan lebih dari satu produk dan batasan. Data yang akan diambil dari perusahaan ini adalah data bahan baku yang dipesan kepada pemasok. Salah satu model dari MILP dibentuk oleh Cengiz Haksever dan John Moussourakis pada tahun Mereka melakukan penelitian dengan membentuk algoritma alternatif dari penelitian Rosenbalt tersebut. Kekurangan dari MILP terletak pada efisiensi waktu untuk kalkulasi perhitungan metode ini yang sedikit lebih lama daripada metode-metode lain yang disebutkan di atas. Namun hal ini tidak terlalu signifikan. Kelebihan dari metode MILP terletak pada variabel keputusan yang tidak hanya dapat terdiri dari integer, namun juga terdiri dari boolean dan pecahan yang dapat dimasukkan dalam satu model. Kelebihan lain dari model MILP tersebut adalah dapat menangani masalah optimasi persediaan yang memiliki beberapa produk dan juga batasan dari jenis apapun.[1] Sehingga penelitian ini memiliki tujuan untuk mencari waktu dan besar pemesanan yang dapat meminimalisir biaya dengan menggunakan model MILP. Harapan yang ingin dicapai adalah dapat memberikan jadwal pemesanan yang akan menghemat pengeluaran PT.XYZ sebesar-besarnya. II. TINJAUAN PUSTAKA Penelitian ini membutuhkan beberapa referensi utama dan penunjang, dalam kaitannya dengan pengelolaan persediaan, metode Mixed Integer Linear Programming dan perangkat lunak matematis yang digunakan yaitu Matlab. A. Pengelolaan Persediaan Pengelolaan persediaan pada rantai pasok merupakan aktivitas yang sangat penting untuk dilakukan karena memiliki dampak yang besar bagi keseluruhan proses rantai pasok. Rantai pasok terdiri dari pemasok yang memasok bahan mentah, produsen yang mengubah bahan mentah menjadi produk jadi, dan distributor yang mendistribusikan produk jadi ke pelanggan. Dalam setiap proses tersebut, dibutuhkan pengelolaan persediaan yang matang. Persediaan muncul pada rantai pasok dalam beberapa bentuk, yaitu : Persediaan bahan baku Persediaan Work in Process (WIP) Persediaan produk jadi Setiap bentuk persediaan tersebut membutuhkan mekanisme untuk mengontrol persediaan masing-masing. Karena persediaan pada rantai pasok merupakan hasil dari proses inflow dan outflow seperti transportasi, produksi, dll. Sehingga, pengelolaan persediaan harus diintegrasikan dengan semua proses rantai pasok. [3] Mekanisme ini dipandang sulit karena strategi untuk efisiensi produksi, distribusi, dan pengendalian persediaan yang mengurangi biaya keseluruhan sistem dan meningkatkan pelayanan harus mempertimbangkan interaksi dari berbagai tingkatan rantai pasok. Namun, manfaat dari penentuan mekanisme pengendalian persediaan ini sangat besar. [4] Manfaat yang paling terasa adalah pengurangan biaya keseluruhan dari proses rantai pasok itu sendiri yang lebih signifikan daripada biaya penyimpanan yang dikeluarkan. Oleh karena itu, tantangan dari pengelolaan persediaan ini adalah bagaimana meminimalkan biaya dan memaksimalkan manfaat yang diperoleh. [3] Sebagai contoh, General Motor (GM) merupakan salah satu perusahaan yang memiliki jaringan produksi dan distribusi terbesar di dunia. Pada tahun 1984 saja, jaringan distribusi GM terdiri dari pabrik pemasok, 133 bagian pabrik, 31 pabrik perakitan, dan dealer. Biaya pengangkutan atau transportasinya adalah sekitar 4,1 milyar dolar amerika, yang mana 70% diantaranya merupakan persediaan WIP dan sisanya produk kendaraan jadi. GM menerapkan alat pengambilan keputusan yang mampu mengurangi biaya persediaan dan transportasi perusahaan dengan menyesuaikan besarnya ukuran pengiriman yang sesuai dalam kebijakan persediaan dan mengimplementasikan startegi rute transportasi. Hasilnya, perusahaan ini dapat mereduksi biaya sampai 26% setiap tahunnya. [4] Selain manfaat di atas, Menurut [4], terdapat beberapa alasan lain untuk melakukan pengelolaan persediaan, diantaranya : Perubahan permintaan pelanggan yang tidak dapat diduga. Adanya suatu ketidakpastian dalam kuantitas dan kualitas pasokan, biaya pemasok, dan waktu pengiriman Adanya lead time pengiriman yang lama Skala ekonomi yang ditawarkan oleh perusahaan transportasi yang mendorong perusahaan untuk mengangkut item dengan kuantitas yang besar sehingga kuantitas persediaan juga besar. Kapasitas produksi yang terbatas dan besaran potongan harga yang ditawarkan oleh pemasok jika membeli dalam kuantitas tertentu. Kemudian, terdapat beberapa faktor kunci yang mempengaruhi kebijakan untuk mengelola persediaan, diantaranya adalah permintaan pelanggan yang mungkin saja tinggi ataupun random, penambahan lead time, jumlah produk-produk yang berbeda, panjangnya periode perencanaan, biaya yang terdiri dari biaya pemesanan dan biaya penyimpanan, dan tingkat kebutuhan pelayanan. [4] Selain itu, menurut [3], banyak pendapat yang mengklaim bahwa persediaan dapat menyembunyikan kesalahan. Sehingga, banyak pimpinan perusahaan yang membuat kebijakan untuk tidak melakukan penyimpanan barang. Akan tetapi, kebijakan ini hanya dapat dilakukan pada industri tertentu atau pada bagian tertentu pada pengelolaan rantai pasok. Meskipun perusahaan tidak melakukan penyimbanan pada produk jadi mereka, namun tidak bisa dipungkiri bahwa perusahaan tersebut tetap memerlukan persediaan bahan mentah maupun bahan dalam kategori WIP. Sehingga,

3 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) persediaan masih menjadi faktor yang sangat penting untuk dikelola dengan cara yang efisien. Persediaan memiliki beberapa komponen, tergantung dari motif penyimpanannya. Tabel berikut ini menjelaskan komponen-komponen persediaan menurut [3]: Tabel 1 Komponen Persediaan Komponen Determinan Stok Stok produksi Setup frequency lotsizing Transportation Shipment quantity lot sizing stock Inventory in Transportation sizing time Seasonal Stock Demand peaks, tight capacity Work in Process Safety Stock Lead time, production planning and control Demand and lead time uncertainty, process uncertainties Keuntungan dan waktu setup transportasi transportasi overtime dan investasi Meningkatkan utilisasi, Mengurangi investasi dalam kapasitas tambahan Meningkatkan level (tingkat) pelayanan, mengurangi biaya emergency shipment dan lost sale Pembedaan dalam komponen stok sesuai dengan tabel di atas diperlukan untuk mengidentifikasi manfaat, mengidentifikasi determinan pada tingkatan persediaan, dan mengatur target level persediaan. B. Mixed Integer Linear Programming Linear programming merupakan teknik dalam manajemen sains yang digunakan untuk menentukan cara optimal untuk mencapai tujuan, disesuaikan dengan batasan, dan berada dalam kasus di mana semua hubungan matematika adalah linear. Model linear programming terdiri dari hubungan linear yang mewakili keputusan perusahaan, dengan mempertimbangkan tujuan dan batasan sumber daya. Sedangkan integer linear programming (ILP) merupakan sebuah model pemrograman linear bilangan bulat yang dapat menghasilkan solusi dengan nilai-nilai baik integer dan maupun noninteger [5] Berdasarkan ketentuan variabel keputusan yang dihadapi, ILP dapat dikelompokkan menjadi 2 yaitu : Pure Integer Linear Programming (PILP) Jika seluruh variabel keputusan yang digunakan berupa bilangan bulat. Ada pula yang bernilai 0 atau 1 (boolean) dimana angka tersebut berarti keputusan dilaksanakan atau tidak. Mixed Integer Linear Programming (MILP) Jika variabel keputusan yang digunakan sebagian berupa bilangan bulat dan sebagian lagi berupa bilangan pecahan Banyak peneliti yang memodelkan optimasi dengan menggunakan MILP. Salah satunya adalah Haksever (2005), yang memodelkan MILP dengan kemampuan dapat menyelesaikan permasalahan optimasi persediaan perusahaan pada kondisi memiliki lebih dari satu produk dan kendala. Model yang dibentuk Haksever ini didasarkan pada pendekatan linear piecewise dari fungsi number of order. Model yang dihasilkan adalah sebagai berikut : Batasan-batasannya adalah sebagai berikut : (1) L ij = a ij Y ij b ij X ij, j = 1, 2,... K, (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) Z 1 + Z 2 = 1 (12) (13) (14) (15) Batasan (2) merepresentasikan segmen linier yang mendekati fungsi number of order untuk setiap produk. Batasan (3) dan (4) memastikan bahwa hanya satu dari segmen ini dipilih dan menentukan number of order. Batasan (5), (6), dan (7) memastikan hanya satu nilai dari order size yang dipilih. Batasan sumber daya diwakili oleh batasan (8), seperti yang

4 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) disebutkan sebelumnya, konsumsi sumber daya diasumsikan linier. Z 1 dan Z 2 adalah variable biner yang membantu memutuskan apakah pendekatan siklus tetap atau siklus independen yang akan digunakan. Secara khusus, batasan (12) menjamin bahwa hanya satu pendekatan yang digunakan.[1] Keterangan dari parameter dan variabel pada model tersebut terdapat pada tabel 2. Inisial TC K C oj C hj D j a ij b ij n ij, m ij P j Tabel 2 Keterangan Parameter dan Variabel Keterangan total biaya persediaan tahunan jumlah produk biaya pemesanan untuk produk j holding cost per unit per tahun untuk produk j permintaan tahunan untuk produk j y-intercept dari garis untuk produk jmelewati titiktitik akhir interval i kemiringan garis (slope of the line) produk j melalui titik-titik akhir dari interval i lower dan upper end point dari interval i pada nilai N j jumlah interval yang mana fungsi Number of Order (N j) untuk produk j telah dibagi Wrj jumlah sumber daya r yang dikonsumsi oleh satu unit produk J V jumlah dari sumber daya yang terbatas B r ketersediaan (availability) sumber daya r R Min ; {τ, τ r; r=1,2,,v} τ panjang siklus optimal untuk masalah yang tidak memiliki constraint, τ r panjang siklus maksimum yang disesuaikan dengan batasan sumber daya r, M konstanta positif yang sangat besar N j number of order produk j, X j order size untuk produk j L ij number of order untuk produk j jika order size berada dalam interval i, X ij order size untuk produk j dalam interval i, T j waktu siklus untuk produk j, Y ij variabel tambahan untuk produk j. Jika X jϵ[n ij,m ij], Y ij = 1dan jika tidak demikian, Y ij = 0 Z 1 dan variabel tambahan: Z 2 Jika pendekatan fixed cycle yang akan digunakan, Z 1=1 dan Z 2=0, dan jika pendekatan siklus independen yang akan digunakan, Z 1 = 0 dan Z 2 = 1 C. MAPE Penentuan error dilakukan berdasarkan konsep Mean Percentage Absolute Error (MAPE) dalam peramalan. MAPE merupakan nilai prosentase dari tingkat keakuratan peramalan. [3] (16) Keterangan rumus : Inisial Keterangan perbedaan nilai hasil peramalan dengan nilai actual e i x i n i nilai actual jumlah waktu waktu Menurut [6], suatu peramalan dikatakan sangat bagus jika memiliki nilai MAPE kurang dari 10% dan dikatakan bagus apabila memiliki nilai MAPE diantara 10% sampai dengan 20%. III. METODE PENELITIAN Metode Penelitian ini terdapat pada gambar Gambar 1 Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan proses studi literatur terlebih dahulu mengenai pengelolaan persediaan, MILP, dan penerapan MILP di MATLAB. Kemudian dilakukan pengambilan data perusahaan dengan kebutuhan sesuai dengan hasil studi literatur. Tahap selanjutnya adalah melakukan pemodelan berdasarkan kondisi data perusahaan, sehingga dihasilkan model MILP untuk perusahaan manufaktur PT.XYZ. Model yang sudah dibuat diimplementasikan dengan menggunakan perangkat matematis MATLAB. Proses perancangan dan implementasi model MILP ini dilakukan dengan menentukan data masukan, melakukan pendekatan linear piecewise dari fungsi number of order, menentukan variabel keputusan, dan membuat program implementasi MILP dengan menggunakan MATLAB. Pada tahap selanjutnya, program hasil implementasi ini di uji coba. Hasil dari uji coba ini kemudian divalidasi. Validasi dilakukan dengan menyesuaikan kembali hasil variabel keputusan dengan batasan. Jika hasil uji coba valid, maka proses penelitian akan diakhiri dengan melakukan analisa sensitivitas terhadap perubahan parameter di model MILP ini. Jika hasil uji coba tidak valid, maka proses penelitian akan kembali ke tahap implementasi model. IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI MODEL Perancangan model matematis ini dilakukan dengan mengambil data masukan, menentukan pendekatan linear piecewise dari fungsi number of order, dan

5 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) mengimplementasikan model yang telah dibuat dengan menggunakan Matlab. A. Data Masukan Data masukan untuk mengaplikasikan model MILP yang telah dijelaskan pada Bab II adalah bahan baku yang dipesan oleh PT.XYZ. Siklus pemesanan setiap bahan baku yang ditetapkan oleh perusahaan tersebut adalah siklus bulanan untuk setiap produk dan tanpa mempertimbangkan siklus produk lain. Sehingga, sesuai tinjauan pustaka pada Bab II, siklus yang digunakan oleh perusahaan ini adalah independent cycle. Oleh karena itu, model matematis disesuaikan dengan siklus tersebut. Data masukan yang didapatkan dari PT.XYZ adalah data bahan baku perusahaan yang berjumlah 50 jenis dan terdapat rincian permintaan per tahun, cost order, holding cost. Selain itu terdapat satu sumberdaya yaitu gudang penyimpanan bahan baku. B. Menentukan Pendekatan Linear Piecewise dari Fungsi Number of Order Fungsi number of order ditentukan dengan pendekatan linear piecewise. Pada dasarnya, fungsi number of order merupakan fungsi cembung. Fungsi cembung tersebut dapat diperkirakan dengan segmen-segmen fungsi linear agar memperoleh hasil number of order. Dalam melinearkan fungsi cembung, pasti menghasilkan error (Eij). Maksud dari error tersebut adalah Lij akan selalu lebih besar dari number of order sebenarnya pada setiap intervalnya. Untuk meminimalisasi error, maka dapat dilakukan dengan memperbanyak segmen yang ada dengan melakukan iterasi terus menerus sampai error yang ada tidak melebihi Tollerable Error (TE). Berdasarkan studi literatur, TE ditentukan sebesar 0,2 atau dengan kata lain MAPE maksimal sebesar 20% agar nilai yang dihasilkan berada pada kategori baik dan sangat baik. C. Menentukan Variabel Keputusan Variabel keputusan yang akan digunakan dalam optimasi ini ditentukan berdasarkan jumlah bahan baku dan jumlah interval hasil iterasi dari pendekatan linear piecewise fungsi number of order. Hasil pendekatan ini menunjukkan bahwa jumlah iterasi untuk setiap bahan baku bervariasi. Iterasi paling kecil terdapat pada bahan baku 25, 26, 47, dan 48 dengan masing-masing nol iterasi. Iterasi paling tinggi adalah 5 iterasi yang terdapat pada 18 bahan baku lainnya. Jumlah iterasi ini menentukan jumlah interval untuk setiap bahan baku. Untuk bahan baku dengan nol iterasi, jumlah interval adalah 1. Jumlah interval ini meningkat dua kali lipat setiap kenaikan satu iterasi. Nilai j menunjukkan produk, dan i menunjukkan interval. Sehingga, jumlah i dan j disesuaikan dengan jumlah produk dan intervalnya. Setelah ditemukan nilai i dan j untuk masing-masing bahan baku, variabel keputusan untuk setiap bahan baku dijabarkan. Berdasarkan hasil penjabaran, jumlah seluruh variabel keputusan yang digunakan dalam optimasi ini adalah sebanyak 2597 variabel. Jumlah ini menjadi dasar untuk menentukan matriks dalam merancang implementasi optimasi ini dengan matlab. D. Mengimplementasikan Model MILP dengan MATLAB Model MILP yang telah ditentukan diimplementasikan dengan menggunakan MIP Solver pada MATLAB. Langkah pertama adalah menyamakan posisi variabel keputusan pada seluruh batasan menjadi berada pada sisi kiri dan untuk batasan nonequal tanda harus menjadi. Sisi kanan tidak boleh diisi dengan variabel. Langkah selanjutnya adalah menjabarkan fungsi tujuan dan seluruh batasan pada model menjadi variabel sesuai dengan data yang digunakan. Jumlah keseluruhan batasan hasil dari penjabaran ini adalah Langkah selanjutnya adalah melakukan inisialisasi variabel keputusan dan membuat matriks berdasarkan hasil inisialisasi variabel keputusan tersebut. V. UJI COBA DAN ANALISA Uji coba ini dilakukan pada perangkat keras Lenovo system model dengan processor Pentium(R) Dual-Core CPU GHz (2 CPUs), Memory 2048MB dan dengan Sistem Operasi Windows 7 Ultimate 32-Bit. Perangkat Lunak yang digunakan untuk menjalankan uji coba ini adalah MATLAB (R-2009a) dengan TOMLAB sebagai add-ons nya. Uji coba ini menghasilkan variabel keputusan Number of Order, Order Size, dan waktu siklus yang optimal pada 50 produk. Total Cost minimal yang dihasilkan dari uji coba ini adalah sebesar Rp Hasil uji coba ini menunjukkan number of order yang bervariasi untuk 50 produk. Number of order ini menunjukkan jumlah pemesanan yang dilakukan dalam satu tahun. Number of order hasil optimasi ini hampir semua bernilai 1, kecuali nilai untuk bahan baku 3. Pada bahan baku 3, nilai number of order sebesar 1, Nilai dari number of order menunjukkan jumlah pemesanan optimal yang dilakukan dalam rentang satu tahun. Sehingga, number of order yang bernilai 1 menunjukkan jumlah pemesanan adalah 1 dalam setahun. Nilai order size untuk setiap kali pemesanan pada hasil uji coba ini berada dalam rentang 5,89 kg sampai dengan kg. Waktu siklus pemesanan pada hasil uji coba ini hampir semua bernilai 1, kecuali pada bahan baku 3 yang bernilai 0, Nilai dari waktu siklus ini menunjukkan rentang waktu pemesanan yang optimal. Siklus waktu yang bernilai 1 memiliki arti bahwa pemesanan produk tersebut dilaksanakan setiap 1 tahun atau 12 bulan. Sedangkan siklus waktu yang bernilai 0,84586 memiliki arti bahwa pemesanan dilakukan setiap 0,84586 tahun atau setiap 10 bulan 4 hari sekali. Jumlah pemesanan rata-rata yang selama ini terjadi pada PT.XYZ mayoritas dalam satu tahun sebanyak 10 kali pemesanan. Total Cost yang dikeluarkan PT.XYZ dalam waktu satu tahun adalah sebesar Rp ,00. Sehingga, total cost hasil optimasi MILP ini lebih kecil daripada total cost yang selama ini dikeluarkan perusahaan. Optimasi ini dapat menghemat pengeluaran untuk total cost

6 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) sampai sebesar Rp ,00. Sehingga, optimasi MILP ini dapat menghemat pengeluaran total cost perusahaan sebesar 89,9%. Analisa sensitivitas dilakukan dengan 4 skenario. Skenario pertama dilakukan dengan menentukan number of order dengan nilai 4 atau terdapat empat kali pemesanan dalam satu tahun. Hasil dari skenario pertama adalah total cost sebesar Rp ,00. Total cost ini lebih besar daripada total cost uji coba optimasi awal, namun skenario ini masih dapat menghemat total cost perusahaan sebesar 59,84%. Skenario kedua dilakukan dengan mengubah koefisien dari fungsi tujuan. Perubahan dilakukan pada koefisien dari number of order (N) dan koefisien dari order size (X) untuk produk 1 sampai dengan produk 50. Koefisien N merupakan nilai dari order cost untuk setiap bahan baku dan koefisien X merupakan setengah dari holding cost untuk setiap bahan baku. Hasil dari skenario ini menunjukkan bahwa perubahan satu rupiah pada order cost akan mengakibatkan perubahan 0,93% pada total cost dan perubahan 1 rupiah pada holding cost hanya akan mengubah total cost dengan perubahan sebesar 46 rupiah atau sekitar 0,00015%. Sehingga, parameter order cost lebih sensitif jika dibandingkan dengan holding cost. Pada skenario ketiga, parameter yang diubah adalah konstanta M. Hasil skenario kedua menunjukkan bahwa perubahan nilai M tidak mempengaruhi fungsi tujuan. Skenario keempat dilakukan dengan mengubah nilai kapasitas gudang penyimpanan (B 1 ). Penambahan dua kali lipat dan empat kali lipat nilai B1 membuat perubahan total cost sebesar masing-masing 4 rupiah atau 0,0001%. Pengurangan nilai B1 sebanyak separuh B1 awal dan ¼ B1 awal masing-masing merubah total cost sebesar 4 rupiah (peruabahan sebesar 0,00001%) dan rupiah (perubahan sebesar 0,66%). Pengurangan nilai B1 mengubah hasil total cost menjadi lebih tinggi. VI. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penedekatan linear piecewise dari fungsi number of order, jumlah interval dari masing-masing bahan baku bervariasi dan berada dalam rentang 1 sampai dengan 32 interval. Sehingga, jumlah seluruh variabel keputusan yang digunakan dalam optimasi ini adalah sebanyak 2597 variabel. Rp ,00. Namun masih dapat menghemat total cost perusahaan sebesar 59,84%. Perubahan order cost lebih sensitif dalam mempengaruhi total cost daripada perubahan holding cost. Perubahan order cost sebesar satu rupiah mengakibatkan perubahan total cost sebesar 0,93% dan perubahan holding cost sebesar satu rupiah mengakibatkan perubahan total cost sebesar 0,00015%. Perubahan nilai M dapat dikatakan tidak sensitif, karena tidak mempengaruhi nilai total cost hasil optimasi. Penambahan dua kali lipat dan empat kali lipat nilai kapasitas gudang membuat perubahan total cost masingmasing sebesar 0,00001%. Pengurangan nilai kapasitas gudang sebesar ½ kapasitas awal dan ¼ kapasitas awal masing-masing merubah total cost sebesar 0,00001% dan 0,66%. Untuk penelitian selanjutnya dapat dilakukan optimasi MILP dengan menggunakan produk yang lebih banyak untuk mengetahui apakah optimasi ini dapat berjalan dengan maksimal jika produk lebih banyak dari penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA [1] Cengiz Haksever, J. M. (2005). A model for optimizing multi-product inventory systems with multiple constraints. Int. J. Production Economics 97, [2] Cengiz Haksever, J. M. (2008). Determining order quantities in multiproduct inventory systems subject to multiple constraints and incremental discounts. European Journal of Operational Research 184, [3] Hartmut Stadtler, C. K. (2005). Supply Chain Management and Advanced Planning Concepts, Models, Software, and Case Studies Third editon. Darmstadt: Springer. [4] David Simchi-Levi, P. K.-L. (2004). Managing The Supply Chain The Definitive Guide for the Business Professional. New York: The McGraw- Hill Companies, Inc. [5] W., Bernard (2006). Introduction to Management Science, Ninth Edition. Virginia: Prentice Hall. [6] Zainun, N. Y., dan Majid, M. Z. A., Low Cost House Demand Predictor. Universitas Teknologi Malaysia. Berdasarkan hasil uji coba dan analisa, dapat disimpulkan bahwa Total Cost hasil optimasi dengan MILP adalah sebesar Rp ,00. Total cost hasil optimasi ini menghemat total cost perusahaan sebesar 89,9%. Siklus waktu pemesanan optimal untuk hampir semua bahan baku adalah setiap 12 bulan sekali, kecuali siklus waktu pemesanan pada bahan baku 3 setiap 10 bulan 4 hari. Nilai order size untuk setiap kali pemesanan pada hasil uji coba untuk 50 bahan baku bervariasi dan berada dalam rentang 5,89 kg sampai dengan kg. Perubahan number of order yang ditetapkan menjadi 4 untuk setiap bahan baku, membuat total cost menjadi lebih besar daripada total cost hasil optimasi baseline, dengan nilai

Sistem Pengendalian Persediaan Dengan Permintaan Dan Pasokan Tidak Pasti (Studi Kasus Pada PT.XYZ)

Sistem Pengendalian Persediaan Dengan Permintaan Dan Pasokan Tidak Pasti (Studi Kasus Pada PT.XYZ) JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 1 Sistem Pengendalian Persediaan Dengan Permintaan Dan Pasokan Tidak Pasti (Studi Kasus Pada PT.XYZ) Ayu Tri Septadianti, Drs. I Gusti Ngurah Rai Usadha,

Lebih terperinci

PENGARUH PENENTUAN JUMLAH PEMESANAN PADA BULLWHIP EFFECT

PENGARUH PENENTUAN JUMLAH PEMESANAN PADA BULLWHIP EFFECT PENGARUH PENENTUAN JUMLAH PEMESANAN PADA BULLWHIP EFFECT Puji Lestari, Liong Irena, I Gede Agus Widyadana Program Studi Teknik Industri, Universitas Kristen Petra Siwalankerto, Surabaya, Indonesia (Received:

Lebih terperinci

PERENCANAAN & PENGENDALIAN PRODUKSI TIN 4113

PERENCANAAN & PENGENDALIAN PRODUKSI TIN 4113 PERENCANAAN & PENGENDALIAN PRODUKSI TIN 4113 Exponential Smoothing w/ Trend and Seasonality Pemulusan level/keseluruhan Pemulusan Trend Pemulusan Seasonal Peramalan periode t : Contoh: Data kuartal untuk

Lebih terperinci

PENDEKATAN SEDERHANA UNTUK FORMULASI MODEL UKURAN LOT GABUNGAN SINGLE-VENDOR MULTI-BUYER

PENDEKATAN SEDERHANA UNTUK FORMULASI MODEL UKURAN LOT GABUNGAN SINGLE-VENDOR MULTI-BUYER PENDEKATAN SEDERHANA UNTUK FORMULASI MODEL UKURAN LOT GABUNGAN SINGLE-VENDOR MULTI-BUYER Hari Prasetyo Pusat Studi Logistik dan Optimisasi Industri (PUSLOGIN) Teknik Industri Universitas Muhammadiyah Surakarta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Banyaknya perusahaan di dunia industri saat ini menuntut setiap perusahaan untuk terus berusaha mencari cara terbaik agar memiliki daya saing yang lebih tinggi daripada

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1(Sept. 2012) ISSN: A-579

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1(Sept. 2012) ISSN: A-579 JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1(Sept. 2012) ISSN: 2301-9271 A-579 Penerapan Economic Order Quantity (EOQ) Model dengan Faktor Diskon yang Diintegrasikan pada ADempiere untuk Optimasi Biaya Persediaan di

Lebih terperinci

Jl. Veteran 2 Malang

Jl. Veteran 2 Malang PENGEMBANGAN MODEL DASAR EOQ DENGAN INTEGRASI PRODUKSI DISTRIBUSI UNTUK PRODUK DETERIORASI DENGAN KEBIJAKAN BACKORDER (Studi Kasus Pada UD. Bagus Agrista Mandiri, Batu) Siti Aisyah 1, Sobri Abusini 2,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. dari beberapa item atau bahan baku yang digunakan oleh perusahaan untuk

BAB 2 LANDASAN TEORI. dari beberapa item atau bahan baku yang digunakan oleh perusahaan untuk BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Persediaan Menurut Jacob, Chase, Aquilo (2009: 547) persediaan merupakan stok dari beberapa item atau bahan baku yang digunakan oleh perusahaan untuk produksi. Sedangkan

Lebih terperinci

UJIAN TUGAS AKHIR EKA NOVI NURHIDAYATI. Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh Nopember 2012

UJIAN TUGAS AKHIR EKA NOVI NURHIDAYATI. Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh Nopember 2012 UJIAN TUGAS AKHIR APLIKASI ALGORITMA NONLINEAR PROGRAMMING UNTUK MENGOPTIMALKAN PARAMETER α DALAM METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL SATU PARAMETER EKA NOVI NURHIDAYATI 1208 100 040 Jurusan Matematika Fakultas

Lebih terperinci

Pengendalian Persediaan Bahan Baku Semen Dengan Kendala Kapasitas Gudang Menggunakan Model Probabilistik Q

Pengendalian Persediaan Bahan Baku Semen Dengan Kendala Kapasitas Gudang Menggunakan Model Probabilistik Q Pengendalian Persediaan Bahan Baku Semen Dengan Kendala Kapasitas Gudang Menggunakan Model Probabilistik Q Tri Wahyu Ningsih 1, Achmad Bahauddin 2, Ratna Ekawati 3 Jurusan Teknik Industri Universitas Sultan

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN. Heizer & Rander

MANAJEMEN PERSEDIAAN. Heizer & Rander MANAJEMEN PERSEDIAAN Persediaan : stok dari elemen-elemen/item-item untuk memenuhi kebutuhan di masa yang akan datang atau bahan/barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu

Lebih terperinci

SISTEM PENGENDALIAN PERSEDIAAN DENGAN PERMINTAAN DAN PASOKAN TIDAK PASTI (Studi Kasus pada PT.XYZ) AYU TRI SEPTADIANTI

SISTEM PENGENDALIAN PERSEDIAAN DENGAN PERMINTAAN DAN PASOKAN TIDAK PASTI (Studi Kasus pada PT.XYZ) AYU TRI SEPTADIANTI SISTEM PENGENDALIAN PERSEDIAAN DENGAN PERMINTAAN DAN PASOKAN TIDAK PASTI (Studi Kasus pada PT.XYZ) AYU TRI SEPTADIANTI 1209100023 JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT

Lebih terperinci

PERANCANGAN KONFIGURASI JARINGAN DISTRIBUSI PRODUK BISKUIT MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA GENETIKA (Studi Kasus: PT. EP)

PERANCANGAN KONFIGURASI JARINGAN DISTRIBUSI PRODUK BISKUIT MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA GENETIKA (Studi Kasus: PT. EP) PERANCANGAN KONFIGURASI JARINGAN DISTRIBUSI PRODUK BISKUIT MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA GENETIKA (Studi Kasus: PT. EP) Rezki Susan Ardyati dan Dida D. Damayanti Program Studi Teknik Industri Institut Teknologi

Lebih terperinci

Mata Kuliah Pemodelan & Simulasi. Riani Lubis. Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia

Mata Kuliah Pemodelan & Simulasi. Riani Lubis. Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia Mata Kuliah Pemodelan & Simulasi Riani Lubis Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia Teori Inventori Inventory merupakan pengumpulan atau penyimpanan komoditas yang akan digunakan

Lebih terperinci

OPTIMASI PARAMETER α DAN γ DALAM PEMULUSAN EKSPONENSIAL DUA PARAMETER DENGAN METODE MODIFIKASI GOLDEN SECTION

OPTIMASI PARAMETER α DAN γ DALAM PEMULUSAN EKSPONENSIAL DUA PARAMETER DENGAN METODE MODIFIKASI GOLDEN SECTION OPTIMASI PARAMETER α DAN γ DALAM PEMULUSAN EKSPONENSIAL DUA PARAMETER DENGAN METODE MODIFIKASI GOLDEN SECTION NILA YUWIDA 1208100015 Dosen Pembimbing : Dra. Nuri Wahyuningsih, M.Kes Drs. Lukman Hanafi,

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 126 BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Flow Diagram Pemecahan Masalah Gambar 3.1 Flow Diagram Pemecahan Masalah 127 1 PENGUMPULAN DATA - Data spesifikasi produk - Data bahan baku - Data jumlah mesin

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Proses Pengadaan Persediaan

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Proses Pengadaan Persediaan BAB II DASAR TEORI Pada bab II ini akan dibahas mengenai teori yang akan digunakan dalam pengerjaan tugas akhir. Diawali dengan penjelasan mengenai proses pengadaan persediaan, fungsi biaya produksi cekung,

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Manajemen Persediaan Manajemen persediaan adalah menentukan keseimbangan antara investasi persediaan dengan pelayanan pelanggan (Heizer dan

Lebih terperinci

PENGENDALIAN PERSEDIAAN DUA ESELON DENGAN MENGGUNAKAN METODE JOINT ECONOMIC LOT SIZE (JELS)

PENGENDALIAN PERSEDIAAN DUA ESELON DENGAN MENGGUNAKAN METODE JOINT ECONOMIC LOT SIZE (JELS) PENGENDALIAN PERSEDIAAN DUA ESELON DENGAN MENGGUNAKAN METODE JOINT ECONOMIC LOT SIZE (JELS) Santoso 1*, David Try Liputra 2, Yoanes Elias 3 1,2,3 Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Kristen

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Masalah umum pada suatu model persediaan bersumber dari kejadian yang dihadapi setiap saat dibidang usaha, baik dagang ataupun industri.

Lebih terperinci

BAB 3 LINEAR PROGRAMMING

BAB 3 LINEAR PROGRAMMING BAB 3 LINEAR PROGRAMMING Teori-teori yang dijelaskan pada bab ini sebagai landasan berpikir untuk melakukan penelitian ini dan mempermudah pembahasan hasil utama pada bab selanjutnya. 3.1 Linear Programming

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Persediaan pada Supply Chain Persediaan adalah bahan atau barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu, misalnya untuk proses produksi atau perakitan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab II Tinjauan Pustaka ini berisi tentang konsep aktivitas supply chain, Inventory Raw material, Inventory Cost, dan formulasi Basnet dan Leung. 2.1 Supply Chain Semua perusahaan

Lebih terperinci

MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 7: MENGELOLA PERSEDIAAN PADA SUPPLY CHAIN. By: Rini Halila Nasution, ST, MT

MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 7: MENGELOLA PERSEDIAAN PADA SUPPLY CHAIN. By: Rini Halila Nasution, ST, MT MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 7: MENGELOLA PERSEDIAAN PADA SUPPLY CHAIN By: Rini Halila Nasution, ST, MT PENDAHULUAN Persediaan di sepanjang supply chain memiliki implikasi yang besar

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI MODEL PERSEDIAAN YANG DIKELOLA PEMASOK (VENDORS MANAGED INVENTORY) DENGAN BANYAK RETAILER

IMPLEMENTASI MODEL PERSEDIAAN YANG DIKELOLA PEMASOK (VENDORS MANAGED INVENTORY) DENGAN BANYAK RETAILER Perjanjian No. III/LPPM/2013-03/10-P IMPLEMENTASI MODEL PERSEDIAAN YANG DIKELOLA PEMASOK (VENDORS MANAGED INVENTORY) DENGAN BANYAK RETAILER Disusun Oleh: Alfian, S.T., M.T. Dr. Carles Sitompul Lembaga

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Wolsey dan Pochet (2006) menyatakan bahwa perencanaan produksi dapat dilihat

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Wolsey dan Pochet (2006) menyatakan bahwa perencanaan produksi dapat dilihat BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perencanaan Produksi Wolsey dan Pochet (2006) menyatakan bahwa perencanaan produksi dapat dilihat sebagai perencanaan sumber daya dan bahan baku (komponen), serta perencanaan

Lebih terperinci

PENGGUNAAN ALGORITMA NONLINEAR PROGRAMMING UNTUK MENGOPTIMALKAN PARAMETER DALAM METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL SATU PARAMETER

PENGGUNAAN ALGORITMA NONLINEAR PROGRAMMING UNTUK MENGOPTIMALKAN PARAMETER DALAM METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL SATU PARAMETER PENGGUNAAN ALGORITMA NONLINEAR PROGRAMMING UNTUK MENGOPTIMALKAN PARAMETER DALAM METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL SATU PARAMETER Nama Mahasiswa : Eka Novi Nurhidayati NRP : 1208 100 040 Jurusan : Matematika

Lebih terperinci

Optimasi Tata Letak Semi Dinamis Raw Material Fast Moving Pada Gudang Dengan Pendekatan Matematis

Optimasi Tata Letak Semi Dinamis Raw Material Fast Moving Pada Gudang Dengan Pendekatan Matematis JURNAL TEKNIK (2014) - 1 Optimasi Tata Letak Semi Dinamis Raw Material Fast Moving Pada Gudang Dengan Pendekatan Matematis Abdan Sakur Ad hani, Budi Santosa Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

Oleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom

Oleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom Oleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom Persediaan merupakan aset terbesar yang dimiliki supply chain. Banyak perusahaan yang memiliki nilai persediaanya melebihi 25% dari nilai keseluruhan aset. Manajemen persediaan

Lebih terperinci

Mata Kuliah Pemodelan & Simulasi

Mata Kuliah Pemodelan & Simulasi MODEL INVENTORY Mata Kuliah Pemodelan & Simulasi Pertemuan Ke- 9 Riani L. JurusanTeknik Informatika Universitas Komputer Indonesia 1 Pendahuluan Inventory merupakan pengumpulan atau penyimpanan komoditas

Lebih terperinci

Pengembangan Model Vendor Managed Inventory dengan Mempertimbangkan Ketidakpastian Leadtime yang Memaksimasi Service Level Jonathan Rezky, Carles Sitompul Jurusan Teknik Industri, Universitas Katolik Parahyangan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengumpulan Data Hasil pengumpulan data yang didapat dari departemen PPIC (Production Planning and Inventory Control) PT. Pulogadung Pawitra Laksana (PT. PPL) adalah

Lebih terperinci

Perbaikan Sistem Persediaan Karpet dan Spon di UD Luas, Surabaya

Perbaikan Sistem Persediaan Karpet dan Spon di UD Luas, Surabaya Perbaikan Sistem Persediaan Karpet dan Spon di UD Luas, Surabaya Indri Hapsari, Stefanus Soegiharto, Theodore S.K. Teknik Industri, Universitas Surabaya Jl. Raya Kalirungkut, Surabaya 60293 Email: indri@ubaya.ac.id

Lebih terperinci

OPTIMIZATION THE NUMBER OF GENTRY FILLING OIL (BBM) USING A LINEAR PROGRAMMING APPROACH TO FULFILL THE DEMAND (Case Study : PT.

OPTIMIZATION THE NUMBER OF GENTRY FILLING OIL (BBM) USING A LINEAR PROGRAMMING APPROACH TO FULFILL THE DEMAND (Case Study : PT. OPTIMASI BANYAKNYA GENTRY PENGISIAN BAHAN BAKAR MINYAK (BBM) DENGAN PENDEKATAN PROGRAM LINIER UNTUK MEMENUHI PERMINTAAN (Studi Kasus : PT.XYZ Surabaya) OPTIMIZATION THE NUMBER OF GENTRY FILLING OIL (BBM)

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Persediaan merupakan suatu aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode usaha tertentu, atau persediaan barang-barang yang masi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Pada setiap perusahaan, baik perusahaan kecil, perusahaan menengah maupun perusahaan besar, persediaan sangat penting bagi kelangsungan

Lebih terperinci

Data untuk Perhitungan Biaya Kirim Data untuk Perhitungan Biaya Simpan Pembeli Data untuk Perhitungan Biaya

Data untuk Perhitungan Biaya Kirim Data untuk Perhitungan Biaya Simpan Pembeli Data untuk Perhitungan Biaya ABSTRAK Perkembangan zaman yang semakin maju menyebabkan persaingan semakin meningkat. Namun, persaingan yang terjadi saat ini adalah bukan lagi persaingan antar perusahaan, tetapi persaingan antar rantai

Lebih terperinci

III METODOLOGI 3.1. Kerangka Penelitian

III METODOLOGI 3.1. Kerangka Penelitian III METODOLOGI 3.1. Kerangka Penelitian Sebuah manajemen rantai pasok yang baik memerlukan berbagai keputusan yang berhubungan dengan aliran informasi, produk dan dana. Rancang bangun rantai pasokan untuk

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODEL PERSEDIAAN PRODUKSI, PRODUKSI ULANG, DAN PEMBUANGAN LIMBAH PADA KASUS PURE BACKORDERING DENGAN PERSEDIAAN PIHAK KETIGA

PENGEMBANGAN MODEL PERSEDIAAN PRODUKSI, PRODUKSI ULANG, DAN PEMBUANGAN LIMBAH PADA KASUS PURE BACKORDERING DENGAN PERSEDIAAN PIHAK KETIGA PENGEMBANGAN MODEL PERSEDIAAN PRODUKSI, PRODUKSI ULANG, DAN PEMBUANGAN LIMBAH PADA KASUS PURE BACKORDERING DENGAN PERSEDIAAN PIHAK KETIGA Christina Ayu K. 1, Ibnu Pandu B. P. 2, Wakhid A. Jauhari 3 1,2,3

Lebih terperinci

1. Profil Sistem Grenda Bakery Lianli merupakan salah satu jenis UMKM yang bergerak di bidang agribisnis, yang kegiatan utamanya adalah memproduksi

1. Profil Sistem Grenda Bakery Lianli merupakan salah satu jenis UMKM yang bergerak di bidang agribisnis, yang kegiatan utamanya adalah memproduksi 1. Profil Sistem Grenda Bakery Lianli merupakan salah satu jenis UMKM yang bergerak di bidang agribisnis, yang kegiatan utamanya adalah memproduksi roti dan bermacam jenis kue basah. Bahan baku utama yang

Lebih terperinci

BAB 4 FORMULASI MODEL

BAB 4 FORMULASI MODEL BAB 4 FORMULASI MODEL Formulasi model pada Bab 4 ini berisi penjelasan mengenai karakteristik sistem yang diteliti, penjabaran pemodelan matematis dari sistem, model dasar penelitian yang digunakan, beserta

Lebih terperinci

Abstrak. Kata Kunci : Perencanaan, Material Requirement Planning, Period Order Quantity, Economy Order Quantity, Lot for lot.

Abstrak. Kata Kunci : Perencanaan, Material Requirement Planning, Period Order Quantity, Economy Order Quantity, Lot for lot. PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN BAHAN BAKU UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI PRODUKSI DENGAN METODE MATERIAL REQUIREMENT PLANNING DAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DI PT. XYZ Muhamad Adi Sungkono, Wiwik Sulistiyowati

Lebih terperinci

Bab 3 Faktor Pengendali Supply Chain

Bab 3 Faktor Pengendali Supply Chain Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor Bab 3 Faktor Pengendali Supply Chain Dr. Eko Ruddy Cahyadi 3-1 Pengendali kinerja Supply Chain Fasilitas Persediaan Transportasi

Lebih terperinci

APLIKASI SISTEM MATERIAL REQUIREMENTS PLANNING DENGAN MEMPERTIMBANGKAN KETIDAKPASTIAN KEBUTUHAN BAHAN BAKU DI PT. LISA CONCRETE INDONESIA

APLIKASI SISTEM MATERIAL REQUIREMENTS PLANNING DENGAN MEMPERTIMBANGKAN KETIDAKPASTIAN KEBUTUHAN BAHAN BAKU DI PT. LISA CONCRETE INDONESIA APLIKASI SISTEM MATERIAL REQUIREMENTS PLANNING DENGAN MEMPERTIMBANGKAN KETIDAKPASTIAN KEBUTUHAN BAHAN BAKU DI PT. LISA CONCRETE INDONESIA Seno Hananto, Nyoman Pudjawan Magister Manajemen Teknologi (MMT)

Lebih terperinci

PERANCANGAN PENGELOLAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PIPA PVC DI PT. DJABES SEJATI MENGGUNAKAN METODE JUST IN TIME (JIT) ABSTRAK

PERANCANGAN PENGELOLAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PIPA PVC DI PT. DJABES SEJATI MENGGUNAKAN METODE JUST IN TIME (JIT) ABSTRAK PERANCANGAN PENGELOLAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PIPA PVC DI PT. DJABES SEJATI MENGGUNAKAN METODE JUST IN TIME (JIT) Oleh : Henny Wunas, I Nyoman Pujawan Wunas_henny@yahoo.com, pujawan@ie.its.ac.id ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. Desain Sistem Informasi menerangkan sistem adalah sekumpulan dari elemenelemen

BAB III LANDASAN TEORI. Desain Sistem Informasi menerangkan sistem adalah sekumpulan dari elemenelemen BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Sistem Ada definisi menurut beberapa para ahli yang menerangkan tentang sistem. Menurut Jogianto (2005:2) dengan bukunya yang berjudul Analisis dan Desain Sistem Informasi menerangkan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah suatu penelitian yang bertujuan untuk

Lebih terperinci

Pemilihan Supplier dan Penjadwalan Distribusi CNG dengan Pemodelan Matematis

Pemilihan Supplier dan Penjadwalan Distribusi CNG dengan Pemodelan Matematis JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (23) ISSN: 2337-3539 (23-927 Print) G-49 Pemilihan Supplier dan Penjadwalan Distribusi CNG dengan Pemodelan Matematis Ludfi Pratiwi Bowo, AAB. Dinariyana, dan RO. Saut

Lebih terperinci

PERANCANGAN E-SUPPLY CHAIN MANAGEMENT PADA PT MARDEC MUSI LESTARI

PERANCANGAN E-SUPPLY CHAIN MANAGEMENT PADA PT MARDEC MUSI LESTARI PERANCANGAN E-SUPPLY CHAIN MANAGEMENT PADA PT MARDEC MUSI LESTARI Marta Dinata 1, Leon Andretti Abdillah 2, Evi Yulianingsih 3 Jurusan Sistem Informasi, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Bina Darma Jalan

Lebih terperinci

PENGURANGAN BULLWHIP EFFECT DENGAN METODE VENDOR MANAGED INVENTORY

PENGURANGAN BULLWHIP EFFECT DENGAN METODE VENDOR MANAGED INVENTORY PENGURANGAN BULLWHIP EFFECT DENGAN METODE VENDOR MANAGED INVENTORY Fenny Rubbayanti Dewi dan Annisa Kesy Garside Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Malang Email : fennyrubig@yahoo.com

Lebih terperinci

Model Penentuan Lokasi Pendirian Distribution Center

Model Penentuan Lokasi Pendirian Distribution Center Petunjuk Sitasi: Wati, P. E., Nuha, H., & Murnawan, H. (2017). Model Penentuan Lokasi Pendirian Distribution Center. Prosiding SNTI dan SATELIT 2017 (pp. H70-74). Malang: urusan Teknik Industri Universitas

Lebih terperinci

MANAJEMEN PRODUKSI- OPERASI

MANAJEMEN PRODUKSI- OPERASI INVENTORY MANAGEMENT MANAJEMEN PRODUKSI- OPERASI Manajemen Persediaan Manajemen persediaan merupakan suatu cara untuk mengelola dan mengendalikan persediaan agar dapat melakukan pemesanan yang tepat sehingga

Lebih terperinci

ANALISA INVENTORY TURNOVER PADA PRODUK EKSPOR PADA PT. SCHERING PLOUGH INDONESIA

ANALISA INVENTORY TURNOVER PADA PRODUK EKSPOR PADA PT. SCHERING PLOUGH INDONESIA ANALISA INVENTORY TURNOVER PADA PRODUK EKSPOR PADA PT. SCHERING PLOUGH INDONESIA Prawasmita Sedyandini dan Moses L. Singgih Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dengan berkembangnya teknologi yang semakin canggih banyak sekali perusahaan yang bergerak di bidang jasa maupun manufaktur yang menyebabkan persaingan yang

Lebih terperinci

Optimasi Jumlah Pelanggan Perusahaan Daerah Air Minum Surya Sembada Kota Surabaya Berdasarkan Jenis Pelanggan dengan Metode Fuzzy Goal Programming

Optimasi Jumlah Pelanggan Perusahaan Daerah Air Minum Surya Sembada Kota Surabaya Berdasarkan Jenis Pelanggan dengan Metode Fuzzy Goal Programming JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 1 Optimasi Jumlah Pelanggan Perusahaan Daerah Air Minum Surya Sembada Kota Surabaya Berdasarkan Jenis Pelanggan Metode Fuzzy Goal Programming Rofiqoh

Lebih terperinci

JAZILATUR RIZQIYAH DEVIABAHARI Dosen Pembimbing : Prof. Ir. Suparno, MSIE., Ph.D PROPOSAL TUGAS AKHIR JURUSAN TEKNIK INDUSTRI ITS SURABAYA

JAZILATUR RIZQIYAH DEVIABAHARI Dosen Pembimbing : Prof. Ir. Suparno, MSIE., Ph.D PROPOSAL TUGAS AKHIR JURUSAN TEKNIK INDUSTRI ITS SURABAYA JAZILATUR RIZQIYAH DEVIABAHARI 2509100112 Dosen Pembimbing : Prof. Ir. Suparno, MSIE., Ph.D PROPOSAL TUGAS AKHIR JURUSAN TEKNIK INDUSTRI ITS SURABAYA Gambaran PT. X 5% bentuk pakan 30% tepung/kon sentrat

Lebih terperinci

Pengembangan Model Capacitated Maximal Covering Location Problem (CMCLP) Dalam Penentuan Lokasi Pendirian Gudang

Pengembangan Model Capacitated Maximal Covering Location Problem (CMCLP) Dalam Penentuan Lokasi Pendirian Gudang https://doi.org/10.22219/jtiumm.vol19.no1.21-27 Pengembangan Model Capacitated Maximal Covering Location Problem (CMCLP) Dalam Penentuan Lokasi Pendirian Gudang Putu Eka Dewi Karunia Wati *, Hilyatun Nuha

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Keberadaan persediaan dalam suatu unit usaha perlu diatur sedemikian rupa sehingga kelancaran pemenuhan kebutuhan pemakai dapat dijamin

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bidang manufaktur, suatu peramalan (forecasting) sangat diperlukan untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bidang manufaktur, suatu peramalan (forecasting) sangat diperlukan untuk BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Peramalan 2.1.1 Pengertian Peramalan Di dalam melakukan suatu kegiatan dan analisis usaha atau produksi bidang manufaktur, suatu peramalan (forecasting) sangat diperlukan untuk

Lebih terperinci

MODEL PROGRAM DINAMIS DALAM PENENTUAN LOT PEMESANAN DENGAN MEMPERTIMBANGKAN BATASAN MODAL

MODEL PROGRAM DINAMIS DALAM PENENTUAN LOT PEMESANAN DENGAN MEMPERTIMBANGKAN BATASAN MODAL MODEL PROGRAM DINAMIS DALAM PENENTUAN LOT PEMESANAN DENGAN MEMPERTIMBANGKAN BATASAN MODAL Dana Marsetiya Utama Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik / Universitas Muhammadiyah Malang Kontak person:

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH INFORMATION SHARING PADA DUA LEVEL RANTAI PASOK

ANALISIS PENGARUH INFORMATION SHARING PADA DUA LEVEL RANTAI PASOK ANALISIS PENGARUH INFORMATION SHARING PADA DUA LEVEL RANTAI PASOK Nurul Chairany 1, Imam Baihaqi 2 dan Nurhadi Siswanto 2 1) Program Studi Teknik Industi,Pascasarjana Teknik Industri, Institut Teknologi

Lebih terperinci

OPTIMASI PENGATURAN RUTE KENDARAAN DENGAN MUATAN KONTAINER PENUH MENGGUNAKAN METODE DEKOMPOSISI LAGRANGIAN

OPTIMASI PENGATURAN RUTE KENDARAAN DENGAN MUATAN KONTAINER PENUH MENGGUNAKAN METODE DEKOMPOSISI LAGRANGIAN Tugas Akhir KI 091391 OPTIMASI PENGATURAN RUTE KENDARAAN DENGAN MUATAN KONTAINER PENUH MENGGUNAKAN METODE DEKOMPOSISI LAGRANGIAN Akhmed Data Fardiaz NRP 5102109046 Dosen Pembimbing Rully Soelaiman, S.Kom.,

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PERSEDIAAN BAHAN BAKU MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (STUDI KASUS: PT.

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PERSEDIAAN BAHAN BAKU MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (STUDI KASUS: PT. PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PERSEDIAAN BAHAN BAKU MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (STUDI KASUS: PT. NMS SALATIGA) 1) Imanuel Susanto, 2) Agustinus Fritz Wijaya Program Studi Sistem

Lebih terperinci

KONSEP DASAR MANAJEMEN PERSEDIAAN DI UNIT KERJA LAYANAN KESEHATAN

KONSEP DASAR MANAJEMEN PERSEDIAAN DI UNIT KERJA LAYANAN KESEHATAN KONSEP DASAR MANAJEMEN PERSEDIAAN DI UNIT KERJA LAYANAN KESEHATAN Widyarsih Oktaviana, SKM, MKM Prodi Diploma Rekam Medis Widyarsih Oktaviana, SKM, MKM 1 KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN 1. Mahasiswa mampu

Lebih terperinci

Penjadwalan Pemesanan Bahan Baku untuk meminimasi Ruang Penyimpanan di Raw Material Warehouse Lamp Factory PT. Philips Indonesia

Penjadwalan Pemesanan Bahan Baku untuk meminimasi Ruang Penyimpanan di Raw Material Warehouse Lamp Factory PT. Philips Indonesia Penjadwalan Pemesanan Bahan Baku untuk meminimasi Ruang Penyimpanan di Raw Material Warehouse Lamp Factory PT. Philips Indonesia DISUSUN OLEH: NISMAH MAULIDA2506100178 PEMBIMBING: Prof. Ir. I Nyoman Pujawan,

Lebih terperinci

Penentuan Skenario Kebijakan Persediaan Terbaik dengan Pendekatan Simulasi Montecarlo

Penentuan Skenario Kebijakan Persediaan Terbaik dengan Pendekatan Simulasi Montecarlo Petunjuk Sitasi: Kusuma, G. H., Astuti, W., Nurhakim, M. R., & Linarti, U. (2017). Penentuan Skenario Kebijakan Persediaan Terbaik dengan Pendekatan Simulasi Montecarlo. Prosiding SNTI dan SATELIT 2017

Lebih terperinci

MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP)

MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP) MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP) PENDAHULUAN Dimulai dari 25 s.d 30 tahun yang lalu di mana diperkenalkan mekanisme untuk menghitung material yang dibutuhkan, kapan diperlukan dan berapa banyak. Konsep

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY)

MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY) MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY) KONSEP DASAR Salah satu fungsi manajerial yang sangat penting dalam operasional suatu perusahaan adalah pengendalian persediaan (inventory control), karena kebijakan persediaan

Lebih terperinci

STUDI PENGGUNAAN PACKING PLANT PADA DISTRIBUSI SEMEN DI KALIMANTAN MENGGUNAKAN METODE TRANSSHIPMENT: STUDI KASUS PT. SEMEN GRESIK

STUDI PENGGUNAAN PACKING PLANT PADA DISTRIBUSI SEMEN DI KALIMANTAN MENGGUNAKAN METODE TRANSSHIPMENT: STUDI KASUS PT. SEMEN GRESIK STUDI PENGGUNAAN PACKING PLANT PADA DISTRIBUSI SEMEN DI KALIMANTAN MENGGUNAKAN METODE TRANSSHIPMENT: STUDI KASUS PT SEMEN GRESIK Ikhyandini GA dan Nadjadji Anwar Bidang Keahlian Manajemen Proyek Program

Lebih terperinci

Manajemen Operasi. Manajemen Persediaan.

Manajemen Operasi. Manajemen Persediaan. Manajemen Operasi Manajemen Persediaan budi.harsanto@gmail.com PENTINGnya Persediaan Melibatkan dana/modal yg sangat besar Berpengaruh pd MO, MP, MK Darah The Material Flow Cycle Tujuan Menyediakan persediaan

Lebih terperinci

APLIKASI JUST IN TIME PADA PERUSAHAAN INDONESIA

APLIKASI JUST IN TIME PADA PERUSAHAAN INDONESIA APLIKASI JUST IN TIME PADA PERUSAHAAN INDONESIA APLIKASI JUST IN TIME (JIT) PADA PERUSAHAAN DI INDONESIA 1. Pengertian Metode Just In Time (JIT) Manufaktur JIT adalah suatu sistem berdasarkan tarikan permintaan

Lebih terperinci

Analisis Pengendalian Persediaan Produk Dengan Metode EOQ Menggunakan Algoritma Genetika untuk Mengefisiensikan Biaya Persediaan

Analisis Pengendalian Persediaan Produk Dengan Metode EOQ Menggunakan Algoritma Genetika untuk Mengefisiensikan Biaya Persediaan JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, (Sept, 2012) ISSN: 2301-9271 A-305 Analisis Pengendalian Persediaan Produk Dengan Metode EOQ Menggunakan Algoritma Genetika untuk Mengefisiensikan Biaya Persediaan Indroprasto,

Lebih terperinci

PENJADWALAN PRODUKSI UNTUK PROSES PRODUKSI BUKU PAD DENGAN INTEGER PROGRAMMING

PENJADWALAN PRODUKSI UNTUK PROSES PRODUKSI BUKU PAD DENGAN INTEGER PROGRAMMING PENJADWALAN PRODUKSI UNTUK PROSES PRODUKSI BUKU PAD DENGAN INTEGER PROGRAMMING William Goenardi* dan Abdullah Shahab** *PT. HM Sampoerna, Tbk. Jl. Rungkut Industri Raya 18, Surabaya e-mail: william_goenardi@yahoo.com

Lebih terperinci

PERENCANAAN SISTEM PERSEDIAAN SUKU CADANG SEPEDA MOTOR UNTUK MENGURANGI BIAYA PERSEDIAAN PADA PT. UTOMO MOTOR DI SURABAYA

PERENCANAAN SISTEM PERSEDIAAN SUKU CADANG SEPEDA MOTOR UNTUK MENGURANGI BIAYA PERSEDIAAN PADA PT. UTOMO MOTOR DI SURABAYA PERENCANAAN SISTEM PERSEDIAAN SUKU CADANG SEPEDA MOTOR UNTUK MENGURANGI BIAYA PERSEDIAAN PADA PT. UTOMO MOTOR DI SURABAYA Angela Utami Dewi Kristiana, Katjuk Astrowulan, Nurhadi Siswanto Program Studi

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN MODEL VENDOR MANAGED INVENTORY DENGAN BANYAK RETAILER YANG MEMPERTIMBANGKAN KETIDAKPASTIAN LEAD TIMES

LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN MODEL VENDOR MANAGED INVENTORY DENGAN BANYAK RETAILER YANG MEMPERTIMBANGKAN KETIDAKPASTIAN LEAD TIMES Perjanjian No. III/LPPM/2017-01/19-P LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN MODEL VENDOR MANAGED INVENTORY DENGAN BANYAK RETAILER YANG MEMPERTIMBANGKAN KETIDAKPASTIAN LEAD TIMES Disusun oleh: Y.M. Kinley Aritonang,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Permintaan mengalami penurunan pada periode tertentu dan kenaikan pada periode setelahnya sehingga pola yang dimiliki selalu berubah-ubah (lumpy)

Lebih terperinci

UKURAN LOT PRODUKSI DAN BUFFER STOCK PEMASOK UNTUK MERESPON PERMINTAAN PROBABILISTIK

UKURAN LOT PRODUKSI DAN BUFFER STOCK PEMASOK UNTUK MERESPON PERMINTAAN PROBABILISTIK UKURAN LOT PRODUKSI DAN BUFFER STOCK PEMASOK UNTUK MERESPON PERMINTAAN PROBABILISTIK Hari Prasetyo Staf Pengajar Teknik Industri Universitas Muhammadiyah Surakarta harpras2@yahoo.com ABSTRAK Dalam sebuah

Lebih terperinci

MODEL PERSEDIAAN TERINTEGRASI SATU-PRODUSEN MULTI-PENGECER DENGAN KENDALI BIAYA PERSIAPAN PRODUKSI DAN PENGOPTIMALAN JALUR TRANSPORTASI

MODEL PERSEDIAAN TERINTEGRASI SATU-PRODUSEN MULTI-PENGECER DENGAN KENDALI BIAYA PERSIAPAN PRODUKSI DAN PENGOPTIMALAN JALUR TRANSPORTASI MODEL PERSEDIAAN TERINTEGRASI SATU-PRODUSEN MULTI-PENGECER DENGAN KENDALI BIAYA PERSIAPAN PRODUKSI DAN PENGOPTIMALAN JALUR TRANSPORTASI oleh SITI ZULFA CHOIRUN NISAK M0111077 SKRIPSI ditulis dan diajukan

Lebih terperinci

R PROGRAM APLIKASI PENYELESAIAN MASALAH FUZZY TRANSSHIPMENT MENGGUNAKAN METODE MEHAR

R PROGRAM APLIKASI PENYELESAIAN MASALAH FUZZY TRANSSHIPMENT MENGGUNAKAN METODE MEHAR BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pada dunia bisnis, manajemen rantai suplai merupakan strategi klasik yang banyak digunakan oleh industri atau perusahaan dalam mengembangkan usahanya. Salah satu tingkat

Lebih terperinci

OPTIMASI PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN BAHAN BAKU DI PT. SIANTAR TOP TBK ABSTRAK

OPTIMASI PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN BAHAN BAKU DI PT. SIANTAR TOP TBK ABSTRAK OPTIMASI PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN BAHAN BAKU DI PT. SIANTAR TOP TBK Robby Hidayat, Moses L.Singih, Mahasiswa MMT ITS Manajemen Industri Email : Robbie_First@Yahoo.Com ABSTRAK PT. Siantar Top Tbk adalah

Lebih terperinci

PENGENDALIAN PERSEDIAAN BARANG DENGAN DEMAND DAN LEAD TIME YANG BERSIFAT PROBABILISTIK DI UD. SUMBER NIAGA

PENGENDALIAN PERSEDIAAN BARANG DENGAN DEMAND DAN LEAD TIME YANG BERSIFAT PROBABILISTIK DI UD. SUMBER NIAGA Oktavianus: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BARANG DENGAN DEMAND DAN LEAD TIME... PENGENDALIAN PERSEDIAAN BARANG DENGAN DEMAND DAN LEAD TIME YANG BERSIFAT PROBABILISTIK DI UD. SUMBER NIAGA Ferry Oktavianus ),

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini diuraikan teori-teori yang digunakan untuk membahas permasalahan yang ada. Teori-teori yang digunakan adalah Riset Operasi, Konsep Dasar Perencanaan Kapasitas, dan Pemrograman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada era modern sekarang ini dengan biaya hidup yang semakin meningkat,

BAB I PENDAHULUAN. Pada era modern sekarang ini dengan biaya hidup yang semakin meningkat, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada era modern sekarang ini dengan biaya hidup yang semakin meningkat, berakibat beberapa perusahaan mengalami peningkatan biaya pendistribusian produk. Pendistribusian

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM PENELUSURAN MATERIAL PT ALSTOM POWER ESI SURABAYA

PERANCANGAN SISTEM PENELUSURAN MATERIAL PT ALSTOM POWER ESI SURABAYA PERANCANGAN SISTEM PENELUSURAN MATERIAL PT ALSTOM POWER ESI SURABAYA Nur Aini Rachmawati, Iwan Vanany Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Kampus

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan dijelaskan mengenai peneltian terdahulu, penelitian sekarang, dan landasan teori sebagai dasar penelitian.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan dijelaskan mengenai peneltian terdahulu, penelitian sekarang, dan landasan teori sebagai dasar penelitian. BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini akan dijelaskan mengenai peneltian terdahulu, penelitian sekarang, dan landasan teori sebagai dasar penelitian. 2.1. Tinjauan Pustaka Berikut ini merupakan penjelasan

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE SIMULASI DAN OPTIMASI PADA KALKULASI KEBUTUHAN AGEN DI PT X

PENERAPAN METODE SIMULASI DAN OPTIMASI PADA KALKULASI KEBUTUHAN AGEN DI PT X PENERAPAN METODE SIMULASI DAN OPTIMASI PADA KALKULASI KEBUTUHAN AGEN DI PT X Indiasih Enggawati dan Rully Soelaiman Manajemen Teknologi Informasi Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN

MANAJEMEN PERSEDIAAN Modul ke: MANAJEMEN PERSEDIAAN Menentukan Jumlah Persediaan dengan Asumsi Seluruh Data Tetap Fakultas EKONOMI DAN BISNIS M. Soelton Ibrahem, S.Psi, MM Program Studi Manajemen SEKILAS MENGENAI PERSEDIAAN

Lebih terperinci

SUPPLY CHAIN MANAGEMENT

SUPPLY CHAIN MANAGEMENT LAPORAN E-BISNIS SUPPLY CHAIN MANAGEMENT disusun oleh : PHAZA HENDRA KUMARA (08.11.2243) S1 TI 6F JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA JENJANG STRATA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER STMIK AMIKOM

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 Definisi dan Fungsi Persediaan Persediaan adalah sunber daya mengganggur (idle resources) yang menunggu proses lebih lanjut. Yang dimaksud proses lanjut tersebut adalah berupa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebelum penggunaan MRP biaya yang dikeluarkan Rp ,55,- dan. MRP biaya menjadi Rp ,-.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebelum penggunaan MRP biaya yang dikeluarkan Rp ,55,- dan. MRP biaya menjadi Rp ,-. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Penelitian Terdahulu Nastiti (UMM:2001) judul: penerapan MRP pada perusahaan tenun Pelangi lawang. Pendekatan yang digunakan untuk pengolahan data yaitu membuat Jadwal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan 1 PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan Manajemen inventory merupakan suatu faktor yang penting dalam upaya untuk mencukupi ketersediaan stok suatu barang pada distribusi dan

Lebih terperinci

PERENCANAAN PRODUKSI AGREGAT PADA INDUSTRI KACA DI PT. XYZ

PERENCANAAN PRODUKSI AGREGAT PADA INDUSTRI KACA DI PT. XYZ PERENCANAAN PRODUKSI AGREGAT PADA INDUSTRI KACA DI PT. XYZ 1 Martinus Harun Koentjoro, 2 Bobby Oedy P. Soepangkat, 3 Nurhadi Siswanto 1 Mahasiswa Pasca Sarjana Magister Manajemen Teknologi 2 Dosen Magister

Lebih terperinci

MODEL PENGENDALIAN PERSEDIAAN

MODEL PENGENDALIAN PERSEDIAAN 1 MODEL PENGENDALIAN PERSEDIAAN 2 PENDAHULUAN Pengendalian persediaan (inventory) merupakan pengumpulan atau penyimpanan komoditas yang akan digunakan untuk memenuhi permintaan dari waktu ke waktu. Bentuk

Lebih terperinci

3 BAB III LANDASAN TEORI

3 BAB III LANDASAN TEORI 3 BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Bahan Baku Bahan baku atau yang lebih dikenal dengan sebutan raw material merupakan bahan mentah yang akan diolah menjadi barang jadi sebagai hasil utama dari perusahaan yang

Lebih terperinci

Pengantar Teknik Industri TIN 4103

Pengantar Teknik Industri TIN 4103 Pengantar Teknik Industri TIN 4103 Lecture 10 Outline: Penelitian Operasional References: Frederick Hillier and Gerald J. Lieberman. Introduction to Operations Research. 7th ed. The McGraw-Hill Companies,

Lebih terperinci

ANALISIS SCHEDULE INSTABILITY PADA SISTEM RANTAI PASOK MULTI ESELON MELALUI PENDEKATAN EKSPERIMENTAL

ANALISIS SCHEDULE INSTABILITY PADA SISTEM RANTAI PASOK MULTI ESELON MELALUI PENDEKATAN EKSPERIMENTAL ANALISIS SCHEDULE INSTABILITY PADA SISTEM RANTAI PASOK MULTI ESELON MELALUI PENDEKATAN EKSPERIMENTAL Bilal Ahmadi Manajemen Logistik Industri Elektronika, Politeknik APP Jakarta Jl. Timbul No. 34, Cipedak,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan bisnis (Naslund et al., 2010). Manajemen rantai pasok melibatkan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan bisnis (Naslund et al., 2010). Manajemen rantai pasok melibatkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dari survey yang dilakukan Accenture pada tahun 2010 terhadap sejumlah eksekutif perusahaan, sebanyak 89% menyatakan bahwa manajemen rantai pasok (Supply Chain Management,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pentingnya Persediaan Bagi Perusahaan Suatu perusahaan akan selalu mempunyai persediaan, baik persediaan berupa persediaan bahan baku, persediaan barang setengah jadi ataupun persediaan

Lebih terperinci

Tugas Akhir KAJIAN PEMILIHAN STUKTUR DUA RANTAI PASOK YANG BERSAING UNTUK STRATEGI PERBAIKAN KUALITAS

Tugas Akhir KAJIAN PEMILIHAN STUKTUR DUA RANTAI PASOK YANG BERSAING UNTUK STRATEGI PERBAIKAN KUALITAS Tugas Akhir KAJIAN PEMILIHAN STUKTUR DUA RANTAI PASOK YANG BERSAING UNTUK STRATEGI PERBAIKAN KUALITAS Oleh : Ika Norma Kharismawati 1208 100 041 Dosen Pembimbing : 1. Dra. Laksmi Prita W, M.Si 2. Drs.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Inventory merupakan salah satu hal yang penting dalam berjalannya proses produksi. Pengendalian inventory merupakan salah satu cara dalam mengendalikan proses produksi

Lebih terperinci