DAFTAR ISI. Kata Pengantar...i Bab I Pendahuluan...i A. Latar Belakang B. Permasalahan...5 Bab II Pembahasan...7

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "DAFTAR ISI. Kata Pengantar...i Bab I Pendahuluan...i A. Latar Belakang B. Permasalahan...5 Bab II Pembahasan...7"

Transkripsi

1

2 DAFTAR ISI Kata Pengantar...i Bab I Pendahuluan...i A. Latar Belakang B. Permasalahan...5 Bab II Pembahasan...7 A. Sejarah lahirnya partai politik di Indonesia...7 B. Kepartaian Secara Umum....8 C. Sistem Kepartaian di Indonesia...13 Bab III Penutup...15 Daftar Kepustakaan...17

3 BAB II PENDAHULUAN A. latar Belakang Eforia reformasi membawa konsekuensi menjamurnya kelahiran partai politik baru di Indonesia. Hal ini merupakan ekspresi kebebasan warga negara yang pada masa orde baru ditekan. Tekanan ini dirasakan semenjak tahun 1971 dengan kemenangan Golkar pada pemilihan umum tahun Pemerintah pada masa itu yang notabene adalah Golkar melebur sebelas partai politik peserta pemilihan umum tahun 1971 kedalam tiga golongan besar, yaitu golongan nasionalis, golongan spritual dan golongan karya. Pada kenyataannya pengelompokan ini didukung oleh partai-partai pada masa itu, sehingga partai politik masing-masing memfungsikan diri kedalam golongannya masing-masing, kecuali beberapa partai yang tidak mau dilebur dalam golongan spritual tetapi lebih memilih untuk meleburkan diri ke dalam partai nasionalis. Pengelompokkan ini menjadi alat bagi pemerintah, untuk melahirkan hagemoni baru dan kondisi ini terus berlanjut sampai dengan pemilihan umum terakhir masa orde baru tahun Partai politik pada dasarnya adalah sarana untuk mewujudkan kedaulatan rakyat dimana melalui partai politik maupun organisasi massa menjadi sarana/alat bagi warga negara untuk menyarnpaikan aspirasi dan kehendaknya. Oleh karena itu partai politik memiliki peranan yang demikian penting dalam tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara. Khusus di Indonesia peranan ini semakin penting 1

4 mengingat bahwa Bangsa Indonesia terdiri dari beraneka ragam suku bangsa, agama, adat istiadat. Sehingga partai politik mutlak dibutuhkan peranannya untuk menjamin tiap-tiap warga negara menyampaikan kehendak dan aspirasinya. Oleh karena itu pembentukan partai politik pada dasarnya adalah merupakan implementasi dari kehendak warga negara untuk berkumpul berserikat, mengeluarkan pikiran secara lisan dan tulisan scperti yang diatur dalam Pasal 28 UUD Partai politik merupakan komponen yanng penting dalam sistem politik demokrasi, dengan demikian penataan kepartaian harus mampu bertumpu pada kaedah-kaedah kedaulatan rakyat, yaitu memberi kebebasan, kesetaraan dan kebersamaan. 1 Demikian pentingnya keberadaan partai politik sehingga partai politik sering disebut sebagai salah satu atribut negara demokrasi modern. Partai politik adalah alat yang pernah didesain oleh manusia dan paling ampuh untuk mencapai tujuan-tujuan politik. Demikian pentingnya peranan partai politik sehingga muncul pomeo dalam masyarakat politisi modern tanpa partai politik sama dengan ikan yang berada di luar air. Hak warga negara untuk memilih pemerintahannya melalui pemilihan umum yang priodik yang bebas dan adil diakui sebagai hak demokrasi yang paling mendasar. Perlindungan terhadap hak ini merupakan pengakuan atas hak untuk memilih dan kebutuhan akan suatu sistem yang pemilihan umum yang inklusif. Hak 1 Melalui Partai Politik, Rakyat dapat Mewujudkan Haknya. 2 Richaard M. Merelman dalam Maurice Duverger, Partai-Partai Politik dan Kelompok- Kelompok Penekan Terjemahan Laila Hasyim, Jakarta, 1981, Hal. V. 2

5 ini hanya akan berarti bila ada jaminan bahwa pemilihan umum berjalan transparan dan para pemilih harus dapat memilih di antara partai-partai politik yang mampu menawarkan kepada rakyat pilihan-pilihan program kerja yang akan dilaksanaakannya. 3 Partai politik sebagai peserta pemilihan umum mempunyai kesempatan untuk meperjuangkan kepentingan rakyat secara luas, mengisi lembaga-lembaga negara dan untuk membentuk pemerintahan. Partai politik juga memiliki fungsi sebagai pendidikan politik, sosialisasi politik, perumusan dan penyaluran kepentingan serta komunikasi politik secara rill akan meningkatkan kesadaran dan partisipasi politik masyarakat, merekatkan berbagai kelompok dan golongan dalam masyarakat, mendukukung integrasi dan persatuan nasional, mewujudkan keadilan menegakkan hukum, menghormati hak asasi manusia serta menjamin terciptanya stabilitas nasional. Oleh karena itu pemilihan umum merupakan saalah satu sarana untuk mewujudkan kedaulatan rakyat, sehingga pemilihan umum harus diselenggarakan secara lebih berkualitas dan dengan partisipasi yang besar dari seluruh warga negara. Pemilihan umum juga harus mampu menjadi jaminan berjalannya sistem perwakilan, akuntabilitas dan legitimasi. Dalam tata kehidupan di dunia modern dewasa ini, penyelenggaraan pemilihan umum telah menjadi agenda ritual politik. 3 IDEA, Penilaian Demokrasi di Indonesia, Pengembangan Kapasitas Seri 8, Internasional IDEA, hal.58. 3

6 Dengan demikian yang menjadi persoalan adalah bagaimana partai politik mampu menarik partisipasi masyarakat untuk ikut memilih dalam pemilihan umum. Pemilihan umum di Indonesia sudah menjadi rutinitas politik dimulai sejak tahun 1955 dan terakhir tahun 1999 dan akan segera dilaksanakan pemilihan umum pada tahun Pemilihan umum pertama tahun 1955 mengunakan sistem multi partai dengan suasana persaingan yang ketat, pemilihan umum ini diikuti oleh lebih dari lima belas partai politik dan organisasi pemilihan umum 4. Tetapi tidak ada satu partai politikpun yang memperoleh suara dominan sehingga kabinet menghadapi tekanan yang besar. Pada akhirnya kabinet silih berganti dalam waktu singkat. Pemilihan umum dengan sistem kepartaian yanng multi partai kemudian dipraktekkan kembali pada pemilihan umum tahun Dengan diikuti oleh 48 (empat puluh delapan) partai politik. Besarnya jumlah kontestan pemilihan umum ini disebabkan oleh eforia reformasi yang pada saat itu sedang terjadi. Eforia reformasi dengan kebebasan melahirkan menjamurnya partai politik baru diakibatkan semenjak kemenangan Golkar pada pemilihan umum tahun 1971 pemerintah melakukan penciutan jumlah partai politik kedalam tiga aliran yaitu nasionalisme, spritual dan kekaryaan. Pada akhirnya pengelompokkan ini menjadi alat bagi golkar untuk mendominasi kekuasaan. Hal ini membawa Indonesia kedalam era baru, dengan hadirnya hagemonic party system 5. Golkar menjadi penentu agenda politik 4 Affan Gafar, Javanese Voters, Universitas Gajah Mada, Jogjakarta, 1992, h Ibid h

7 di seluruh daerah mulai dari penentuan undang-undang pemilihan umum, reorganisasi partai politik dan menajemen organisasi masa. Pada akhimya melahirkan hagemoni golkar terhadap kehidupan politik Indonsia Era reformasi telah membawa peluang bagi Indonesia untuk memasuki era baru untuk menegakkan demokrasi dan memperbaharui sistem dan kelembagaan politiknya yang kearah yang lebih baik, lebih demokratis. Salah satu aspek yang perlu direformasi adalah kelembagaan dari lembaga perwakilan rakyat untuk meningkatan fungsi DPR. Oleh karena pengisian keanggotaan lembaga perwakilan dilakukan melalui pemilihan umum walaupun ada juga yang melalui pengangkatan maka perlu dilakukan pembaharuan terhadap undang-undang tentang pemilihan umum dan sistem kepartaian yang seharusnya dipakai di negara kita. Namun untuk memperoleh sistem yang ideal bagi Indonesia harus melalui perjalanan yanng panjang tidak cukup dengan dokumen-dokumen tetapi membutuhkan penelitian terhadap budaya politik dan tingkah laku masyarakat dalam politik. B. Identifikasi Masalah Persaingan yang tidak sehat antara partai-partai politik pada dekade belakangan im menjadi indikasi terjadinya konsentrasi kekuatan politik yang berada di tangan satu partai politik. Konsetrasi kekuasaan pada satu partai politik seperti yang terjadi pada masa orde baru membawa implikasi buruk yang mempengaruhi 5

8 partisipasi warga negara dan masyarakat dalam memberikan hak suara pada pemilihan umum. Hal ini disebabkan tidak adanya persaingan yang berarti di antara partai politik. Warga negara dan masyarakat sudah dapat memperkirakan partai mana yang akan pasti memenangkan pemilihan umum. Akibat adanya pembatasan jumlah partai politik yang menjadi konstestan pada pemilihan umum maka membatasi partai politik untuk ikut dalam pemilihan umum. Tulisan ini akan mencoba melihat bagaimana perkembangan partai politik di Indonesia 6

9 BAB II PEMBAHASAN A. Sejarah lahirnya partai politik di Indonesia Pada tanggal 20 Mei 1908 untuk pertama kalinya di Indonesia berdiri sebuah organisasi yang bernama Budi Utomo. Kelahiran Budi Utomo merupakan tonggak awalnya lahirnya organisasi modern di Indonesia, Oleh sebab itu kelahiran Budi Utomo diabadikan sebagai tonggak kebangkitan nasional. Lahirnya budi Utomo pada awalnya adalah disebabkan oleh kondisi Indonesia pada masa itu yang berada dalam masa jajahan Belanda. Dimana rakyat berada dalam kondisi menderita dan bodoh. Hanya sebagian pemuda dan pelajar yang menikmati pendidikan tetapi sebagian kecil pemuda yang menikmati pendidikan itu mulai menyadari kondisi kemelaratan yang dihadapi bangsanya. Sehingga mereka mendirikan perkumpulan Budi Utomo yanng pada awalnya ditujukan untuk memajukan rakyat dalam bidang ekonomi, pendidikan dan kebudayaan. 6 Kelahiran Budi Utomo kemudian disusul oleh lahirnya organisasi-organisasi nasional lainnya seperti Sarekat Islam, Indischeche Partij, Muhammadiyah, Partai Komunis Indonesia, Partai Nasional Indonesia, Partai Indonesia dan lain-lain. Sarekat Islam gerakanya lebih dititikberatkan dalam bidang nenajukan gerakan perekonomian rakyat dan keislaman sesuai dengan nama Sarekat Islam. Namun h Slamet Muljana, Nasionalisme Sebagai Modal Perjuangan, Balai Pustaka, Jakarta, 1968, 7

10 berbeda dengan Budi Utomo, Sarekat Islam gerakannya lebih bersifat revolusioner dan nasionalistis. Muhammadiyah mengikrarkan diri bukan sebagai partai politik walaupun ada kaitannya dengan organisasi politik Islam. Tujuan utama didirikannya Muhammadiyah oleh K.H. Ahmad Dahlan adalah untak mengembalikan umat Islam kepada sumber AI-Quran dan Hadist. Disamping untuk menggugah umat Islam untuk berjuang dan beramal melalui organisasi ini. 7 Pada masa pendudukan Jepang tahun partai politik mengalami kevakuman, partai politik tidak seperti tahun an yang begitu bergairah menjalankan fungsinya. Kondisi ini disebabkan pemerintahan Jepang pada masa itu tidak mengizinkan partai politik melaksanakan kegiatan-kegiatan politik. Pemerintah Jepang lebih memfokuskan diri mengeksploitasi sumber daya alam Indonesia dan mengeksploitasi rakyat Indonesia untuk kerja paksa atau yang lebih dikenal dengan romusa. Setelah Indonesia memperoleh kemerdekaannya pada tanggal 1 Agustus 1945 maka dimulailah babak baru bagi Bangsa Indonesia untuk merumuskan cita-cita dan dasar negara. Dalam rangka merumuskan dasar negara terjadi perdebatan yang sengit antara partai-partai politik yang ada, hal ini disebabkan adanya perbedaan ideologi dari masing-masing partai politik yang lahir sebelum Indonesia merdeka. 7 M. Rusli Karim, Perjalanan Partai Politik di Indonesia Sebuah Potret Pasang Surut, Rajawali Press, Jakarta, h

11 Pada tahun 1945 dengan keluarnya Maklumat Pemerintah No. X tanggal 14 Oktober 1945, Pemerintah pada masa itu menganjurkan kepada seluruh rakyat Indonesia untuk mendirikan partai politik. 8 Berdasarkan maklumat ini kemudian berdiri partai-partai politik baik melanjutkan partai yang telah ada sebelum kemerdekaan maupun partai-partai baru yang belum ada sebelumnya. Jumlah partai politik sejak terbitnya maklumat pemerintah diklasifikasikan sebagai berikut : 9 A. Dasar Ketuhanan 1. Masjumi 2. Partai Sjarikat Islam Indonesia 3. Pergerakan Tarbiah Islamiah 1. Partai Kristen Indonsia (Parkindo) 2. Partai Katolik. B. Dasar Kebangsaan I. Partai Nasional Indonesia (PNI) 2. Persatuan Indonesia Raya (PIR) 3. Partai Indonesia Raya (Parindra) 4. Partai Pakyat Indonesia (PRI) 5. Partai Demokrasi Rakyat (banteng) 6. Partai Rakyat Nasional (PRN) 7. Partai Wanita Rakyat (PWR) 8. Partai Kebangsaan Indonesia (Parki) Partai Kedaulatan Rakyat (PKR) 10. Sarekat Kerakyatan Indonesia (SKI) 11. Ikatan Nasional Indonesia (INI) 12. Partai Rakyat Jelata (PRJ) 13. Partai Tani Indonesia (PTI) 14. Wanita Demokrat Indonesia (WDI). C. Dasar Maxisme 1. Partai Komunis Indonesia (PKI) 2. Partai Sosialis Indonesia 8 Bandingkan Soehino, Hukum Tata Negara Sistem Pemerintahan Negara, Liberti Jogjakarta, h Menteri Penerangan Republik Indonsia, Kepartaian di Indonesia, tanpa tahun dan kota). h.7 9

12 3. Partai Buruh 4. Partai Buruh 5. Persatuan Rakyat Marhaen Indonesia (Permai) D. Partai lain-lain 1. Partai demokrat Tionghoa (PDTI) 2. Partai Indo Nasional Menjelang dilaksanakannya pemilihan umum tahun 1955 persaingan di antara partai politik demikian hebatnya. 10 Periode ini diisi dengan kampanye besar-besaran dari partai-partai politik untuk memenangkan pemilihan umum yang akan pertama kali dilaksanakan di Indonesia. B. Sistem Kepartaian Secara Umum Maurice Duverger membagi pola hubungan antara sistem politik dengan sistem kepartaian menjadi enam model hubungan,yaitu : 11 a. Sistem pemilihan umum dalam beberapa hal tertentu akan menentukan sistem kepartaian b. keduanya memiliki hubungan timbal balik. c. sistem pemilihan umum tidak berpengaruh langsung terhadap sistem kepartaian, melainkan melalui variable antara (intervening variable) yang 10 Herbert Feith menyatakan bahwa masa itu merupakan masa pertentangan sosial yang sangat sengit (Herbert Feith dalam Pemikiran Politik dan Perubahan Sosial dari Karl R. Popper hingga Peter L. Berger, Akademika Presindo, Jakarta, 1985) 11 Ipong Azhar, Benarkah DPR Mandul, Pemilu, Partai Politik dan DPR Masa Orde Baru, Biografi, Bandung, 1997, h

13 disebut faktor X. Keterlibatan militer di dunia politik terbukti berkorelasi posistif dengan kemerosotan demokrasi. 12 d. Terdapat hubungan pengaruh timbal balik dari sistem kepartaian terhadap perilaku variable antara atau faktor X yang pada tahap selanjutnya mempengaruhi perkembangan sistem pemilihan umum. e. Perilaku variable antara yang mempengaruhi sistem pemilihan umum dan sistem kepartaian. f. Sistem pemilihan umum dan sistem kepartaian dihubungkan dengan suatu hasil output bagi sistem politik. Hubungan-hubungan tesebut memunculkan sistem kepartaian yang dianut oleh suatu negara dalam rangka melaksanakan pesta demokrasi atau pemilihan umum pada suatu negara. Secara umum ada tiga tipe sistem kepartaian didunia, yaitu: 13 a. Sistem Satu Partai (one party system) Sistem ini biasanya dijumpai di negara-negara yang menganut faham komunisme atau negara diktator yang tidak menginginkan adanya peranan dari golongan oposisi. Sehingga tidak akan ada partai politik yang akan mengawasi jalannya pemerintahan. 12 Keterlibatan militer dalam dunia politik Indonesia dimulai dari pemikiran Jendral A.H. Nasution dengan pemikiran Dwifungsi ABRI, disatu sisi ABRI sebagai kekuatan pertahanan nasional disisi lain ABRI sebagai kekuatan pendukung politik. Pada era orde baru dwifungsi ABRI ini dimanfaatkan oleh rezim yang berkuasa sebagai kekuatan politik yang mendukung segala keputusan politik pemerintah. Namun hagemoni militer dan peran sosial politik ABRI pada akhirnya mengalami penolakan oleh rakyat. 13 Sukarna, Perbandingan Sistem Politik, Citra Aditya, Bandung, 1990, h

14 Lebih tepat disebutkan dengan sistem satu partai maka partai politik tersebut merupakan legitimasi dan dukungan terhadap kekuasaan dan pemerintahan. b. sistem dua Partai (two Party System) Biasanya sistem ini dipraktekan di negara-negara yang menganut faham liberal yang menganut sistem pemilihan umum dengan mekanisme pemilihan distrik. Negara yang mempraktekkan sistem ini adalah Amerika serikat dan Inggris. Sistem dua partai sesuai dengan sistem pemilihan distrik disebabkan dalam pemilihan umum sistem distrik wilayah negara dibagi kedalam beberapa distrik yang disesuaikan dengan jumlah anggota badan perwakilan politik. Jadi dari setiap distrik hanya satu wakil rakyat, yaitu yang berasal dari partai politik yang memenangkan suara di distrik masing-masing. Oleh kurena hanya dua partai politik peserta pemilu maka partai yang kalah otomatis menjadi partai oposisi yang akan kritis mengawasi dan mengamati jalannya pemerintahan. C. Sistem Banyak Partai (multy parties system) Sistem ini dipraktekkan oleh negara-negara yang menganut faham liberal yang mempergunakan sistem pemilihan umum dengan sistem proposional. Adapun negara yang mempraktekkan sistem ini adalah Prancis, Belanda dan lain-lain. Pada sistem ini partai oposisi sangat berperan dalam mejatuhkan pemerintahan. Hal ini disebabkan dalam sistem multi partai secara umum tidak ada satu partai politik yang 12

15 memperoleh suara mayoritas, sehingga pemerintahan tidak didukung oleh mayoritas partai, tetapi oleh kumpulan atau koalisi partai-partai politik. Dalam sistem multi partai adakalanya terbentuk pemerintahan minoritas, disebabkan tidak adanya partai politik yang mau berkoalisi dengan partai yang memperoleh suara terbanyak untuk membentuk pemerintahan koalisi. Hal ini yang menyebabkan pemerintah mudah goyah dan kurang berperan. Pemerintah dalam membuat RUU dan kebijakan lain yang diajukan keparlemen umumnya akan mendapat tantangan dari parlemen. 14 C. Sistem Kepartaian di Indonesia Sejak awal kemerdekaan sistem politik kepartaian yang dipergunakan di Indonesia mengalami berbagai perkembangan. Ditahun awal kemerdekaan dengan lahirnya maklumat pemerintah No.X tanggal 14 Oktobcr 1945 menjadi dasar bagi terbentuknva sistem multi partai di Indonesia. Pemerintah membuka kesempatan seluas-luasnya bagi warga negara untuk mendirikan partai politik untuk ikut serta pada pemilihan umum yang akan dilaksanakan pada tahun Bila ditelusuri bahwa keluarnya maklumat no. X ini memiliki tujuan politis selain untuk menggugah rakyat untuk ikut pemilihan umum juga untuk memberikan bukti kepada dunia bahwa Negara Indonesia bukanlah negara yang dipimpin oleh diktator seperti yang dituduhkan. Tetapi Indonesia adalah negara yang menganut demokrasi. 14 Sukarna, Op-Cit. h

16 Dalam perjalanan kepartaian Indonesia sistem multi partai yang dipergunakan pada pemilihan umum 1955 mengalami pergeseran. Melalui Perpres No. 13 Tahun 1959 melalui konsep Nasakom dibentuk front nasional yang menjurus kepada pertama, disquised one party system. Kedua, organisasi masa dan golongan karya representation melalui Penpres No. 2 Tahun 1959 dan Penpres No. 12 Tahun Namun kedua sistem ini mengalami kegagalan. Kemudian pada pemilihan umum tahun 1971, Indonesia mempergunakan sistem multi partai dengan jumlah peserta pemilihan umum yang lebih sedikit dibanding dengan jumlah peserta pemilihan umum tahun 1955, yaitu hanya 9 (sembilan) partai. Setelah kemenangan Golkar pada pemilihan umum 1971 ini pemerintah pada masa itu menyederhakanan kembali sistem multi partai yang dipergunakan Indonesia, menjadi tiga partai saja. Masing-masing partai memfungsikan diri ke dalam kelompok-kelompok yang ditetapkan pemerintah, yaitu pertama, kelompok nasionalis (terdiri dari PNI, IPKI, MURBA,PARKINDO,PARTAI KATOLIK dan diberi nama Partai Demokrat Pembangunan). Kedua, Kelompok spritual berasal dari NU, Parmusi, PSII dan PERTI dan diberi nama Kelompok Persatuan. Ketiga, kelompok kekaryaan yang menjadi cikal bakal lahirnya Golkar. Pada perjalannya kedua partai ini tidak diberikan untuk memainkan peranannya dalam percaturan politik Indonesia. 15 Moeljarto Thjokrowinoto, Beberapa Pokok Pikiran Kepartaian di Indonesia, Fakultas Sosial dan Politik, Universitas Gajah Mada, Jogjakarta, h.8 14

17 Sistem multi partai sederhana ini mulai diterapkan di Indonesia sejak pemilihan umum tahun 1977 dan bertahan terus sampai pemilihan umum tahun 1997 yang merupakan pemilihan umum terakhir pada rezim orde baru. Pemilihan umum tahun 1999 masa masa reformasi, Indonesia kembali mengunakan sistem multi partai yang sebenarnya tidak ada batasan jumlah kontestan peserta pemilihan umum. Sehingga pada masa itu jumlah peserta pemilihan umum mencapai angka 48 partai politik. Dengan melahirkan lima partai pemenang pemilihan umum yaitu urutan pertama Parta Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), Golkar, PPP, PKB dan PAN. Dengan asumsi bahwa tidak ada satu partai politikpun yang muncul sebagai partai yang dominan. 15

18 BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN Untuk memperoleh partai politik yang kuat dan stabil ternyata membutuhkan pengorbanan yang besar dari partai-partai politik itu sendiri. Berkaca dari sejarah kehidupan partai politik di Indonesia dapat dilihat bahwa sistem politik dan partai politik yang kuat di peroleh dari sedikitnya jumlah partai politik yang ada, sebagaimana terjadi di masa orde baru. Pemerintah orde baru ketika itu memgembalikan partai-partai politik yang sedemikian banyak kedalam tiga kelompok dan golongan, yaitu berdasarkan nasionalis, agama dan golongan. Oleh karena itu masing-masing partai politik melakukan peleburan atau fusi kedalam kelompok atau golongannya masing-masing. Sehingga yang ada pada masa orde baru hanya tiga Partai politik. Dengan demikian kiranya eforia lahirnya partai politik di masa reformasi ini bukanlah merupakan jawaban bagi stabilitas politik dan demokrasi Indonesia. Indonesia. Jumlah partai yang besar, ternyata bukan merupakan jaminan bagi penguatan stabilitas politik dan kuatnya partai politik 16

19 Daftar Kepustakaan Affan Gaffar, Javanese Voters, Universitas Gajah Mada, Jogjakarta, 1992 littp:// Melalui Partai Politik, Rakyat dapat Mewujudkan Haknya. Herbert Felt dalam Pemikiran Politik dan Perubahan Sosial dari Karl R. Popper hingga Peter L. Berger, Akademika Presindo, Jakarta, 1985 Ipong Azhar, Benarkah DPR Mandul, Pemilu, Partai Politik dan DPR Masa Orde Baru, Biografi, Bandung, 1997 IDEA, Penilaian Demokrasi di Indonesia, Pengembangan Kapasitas Seri 8, Internasional IDEA, 2000 M. Rush Karim, Perjalanan Partai Politik di Indonesia Sebuah Potret Pasang Surut, Rajawali Press, Jakarta, 1983 Moeljarto Thjokrowinoto, Beberapa Pokok Pikiran Kepartaian di Indonesia, Fakultas Sosial dan Politik, Universitas Gajah Mada, Jogjakarta, 1968 Menten Penerangan Republik Indonsia, Kepartaian di Indonesia, tanpa tahun dan kota). Richaard M. Merelman dalam Maurice Duverger, Partai-Partai Politik dan Kelompok-Kelompok Penekan Terjemahan Laila Hasyim, Jakarta, 1981 Soehino, Hukum Tata Negara Sistem Pemerintahan Negara, Liberti Jogjakarta, Slamet Muljana, Nasionalisme Sebagai Modal Perjuangan, Balai Pustaka, Jakarta, 1968, Sukarna, Perbandingan Sistem Politik, Citra Aditya, Bandung, 1990,

SEJARAH PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

SEJARAH PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA SEJARAH PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA SEJARAH PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA Asas kerakyatan mengandung arti bahwa kedaulatan ada pada rakyat. Segala hukum (recht, peraturan perundang-undangan)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Partai politik merupakan fenomena modern bagi negara-negara di dunia.

BAB I PENDAHULUAN. Partai politik merupakan fenomena modern bagi negara-negara di dunia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Partai politik merupakan fenomena modern bagi negara-negara di dunia. Istilah tersebut baru muncul pada abad 19 Masehi, seiring dengan berkembangnya lembaga-lembaga

Lebih terperinci

REFORMASI TENTANG UNDANG-UNDANG KEPARTAIAN DI INDONESIA. Drs. ZAKARIA

REFORMASI TENTANG UNDANG-UNDANG KEPARTAIAN DI INDONESIA. Drs. ZAKARIA REFORMASI TENTANG UNDANG-UNDANG KEPARTAIAN DI INDONESIA Drs. ZAKARIA Jurusan Ilmu Administrasi Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara A. Pendahuluan Kehidupan Kepartaian selama

Lebih terperinci

SEJARAH PEMILU DI INDONESIA. Muchamad Ali Safa at

SEJARAH PEMILU DI INDONESIA. Muchamad Ali Safa at SEJARAH PEMILU DI INDONESIA Muchamad Ali Safa at Awal Kemerdekaan Anggota KNIP 200 orang berdasarkan PP Nomor 2 Tahun 1946 tentang Pembaharuan KNIP (100 orang wakil daerah, 60 orang wakil organisasi politik,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang menerapkan prinsip-prinsip demokrasi, salah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang menerapkan prinsip-prinsip demokrasi, salah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah negara yang menerapkan prinsip-prinsip demokrasi, salah satunya adalah dengan adanya pelaksanaan pemilihan umum. Esensi dari pemilihan umum adalah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sejak jaman kemerdekaan berkali-kali menghadapi ujian. Pada tahun

I. PENDAHULUAN. sejak jaman kemerdekaan berkali-kali menghadapi ujian. Pada tahun I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perjuangan bangsa Indonesia untuk menciptakan keadilan bagi masyarakatnya sejak jaman kemerdekaan berkali-kali menghadapi ujian. Pada tahun 1950-1959 di Indonesia berlaku

Lebih terperinci

sherila putri melinda

sherila putri melinda sherila putri melinda Beranda Profil Rabu, 13 Maret 2013 DEMOKRASI YANG PERNAH BERLAKU DI INDONESIA DEMOKRASI YANG PERNAH BERLAKU DI INDONESIA Demokrasi berasal dari kata DEMOS yang artinya RAKYAT dan

Lebih terperinci

LATIHAN SOAL TATA NEGARA ( waktu : 36 menit )

LATIHAN SOAL TATA NEGARA ( waktu : 36 menit ) LATIHAN SOAL TATA NEGARA ( waktu : 36 menit ) 1. Lembaga tinggi negara yang terdiri atas anggota DPR dan anggota DPD adalah a. DPR c. DPD e. MK f. MA 2. Yang bukan Tugas MPR adalah a. Melantik Presiden

Lebih terperinci

publik pada sektor beras karena tidak memiliki sumber-sumber kekuatan yang cukup memadai untuk melawan kekuatan oligarki politik lama.

publik pada sektor beras karena tidak memiliki sumber-sumber kekuatan yang cukup memadai untuk melawan kekuatan oligarki politik lama. BAB VI. KESIMPULAN Perubahan-perubahan kebijakan sektor beras ditentukan oleh interaksi politik antara oligarki politik peninggalan rezim Orde Baru dengan oligarki politik reformis pendatang baru. Tarik

Lebih terperinci

SISTEM POLITIK INDONESIA. 1. Pengertian Sistem Sistem adalah suatu kebulatan atau keseluruhan yang kompleks dan terorganisasi.

SISTEM POLITIK INDONESIA. 1. Pengertian Sistem Sistem adalah suatu kebulatan atau keseluruhan yang kompleks dan terorganisasi. SISTEM POLITIK INDONESIA A. Pengertian sistem Politik 1. Pengertian Sistem Sistem adalah suatu kebulatan atau keseluruhan yang kompleks dan terorganisasi. 2. Pengertian Politik Politik berasal dari bahasa

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. basis agama Islam di Indonesia Perolehan suara PKS pada pemilu tahun 2004

I. PENDAHULUAN. basis agama Islam di Indonesia Perolehan suara PKS pada pemilu tahun 2004 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Partai Keadilan Sejahtera (PKS) merupakan salah satu partai politik dengan basis agama Islam di Indonesia Perolehan suara PKS pada pemilu tahun 2004 mengalami

Lebih terperinci

CIRI-CIRI UMUM MACAM-MACAM

CIRI-CIRI UMUM MACAM-MACAM EDITOR PENGERTIAN FUNGSI KAPABILITAS INFRASTRUKTUR DAN SUPRASTRUKTUR POLITIK DI INDONESIA CIRI-CIRI UMUM MACAM-MACAM DEMOKRASI SEBAGAI SISTEM POLITIK PARTAI POLITIK INFRASTRUKTUR POLITIK SUPRASTRUKTUR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Pemilihan umum (Pemilu) dimaknai sebagai sarana kedaulatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Pemilihan umum (Pemilu) dimaknai sebagai sarana kedaulatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pemilihan umum (Pemilu) dimaknai sebagai sarana kedaulatan rakyat. Melalui Pemilihan Umum juga diyakini akan melahirkan wakil dan pemimpin yang dikehendaki rakyatnya.

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Bab ini merupakan hasil kajian, dan analisis dari data-data yang diperoleh

BAB V KESIMPULAN. Bab ini merupakan hasil kajian, dan analisis dari data-data yang diperoleh BAB V KESIMPULAN Bab ini merupakan hasil kajian, dan analisis dari data-data yang diperoleh selama penelitian yaitu tentang bagaimana upaya PPP dalam meningkatkan perolehan hasil suara pada Pemilu tahun

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Partai politik merupakan elemen penting yang bisa memfasilitasi berlangsungnya sistem demokrasi dalam sebuah negara, bagi negara yang menganut sistem multipartai seperti

Lebih terperinci

Pemilu Belum siapnya pemerintah baru, termasuk dalam penyusunan perangkat UU Pemilu;

Pemilu Belum siapnya pemerintah baru, termasuk dalam penyusunan perangkat UU Pemilu; Pemilu 1955. Ini merupakan pemilu yang pertama dalam sejarah bangsa Indonesia. Waktu itu Republik Indonesia berusia 10 tahun. Kalau dikatakan pemilu merupakan syarat minimal bagi adanya demokrasi, apakah

Lebih terperinci

Kelebihan dan Kelemahan Pelaksanaan Sistem Pemerintahan Negara Republik Indonesia

Kelebihan dan Kelemahan Pelaksanaan Sistem Pemerintahan Negara Republik Indonesia Kelebihan dan Kelemahan Pelaksanaan Sistem Pemerintahan Negara Republik Indonesia Sistem pemerintahan negara Indonesia telah mengalami beberapa perubahan. Semuanya itu tidak terlepas dari sifat dan watak

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Gagalnya Konstituante dalam menetapkan Undang-Undang Dasar (UUD) dan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Gagalnya Konstituante dalam menetapkan Undang-Undang Dasar (UUD) dan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gagalnya Konstituante dalam menetapkan Undang-Undang Dasar (UUD) dan diikuti keadaan politik yang semakin rawan dengan munculnya rasa tidak puas dari daerah terhadap

Lebih terperinci

PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN Oleh DANIEL ARNOP HUTAPEA, S.Pd Materi Ke-2 Dinamika Penerapan Demokrasi

PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN Oleh DANIEL ARNOP HUTAPEA, S.Pd Materi Ke-2 Dinamika Penerapan Demokrasi PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN Oleh DANIEL ARNOP HUTAPEA, S.Pd Materi Ke-2 Dinamika Penerapan Demokrasi Undang Undang yang berkaitan dengan Demokrasi a. Dalam Pasal 1 ayat (2) UUD 1945 (sebelum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bali dikenal sebagai daerah dengan ragam budaya masyarakatnya yang

BAB I PENDAHULUAN. Bali dikenal sebagai daerah dengan ragam budaya masyarakatnya yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bali dikenal sebagai daerah dengan ragam budaya masyarakatnya yang unik. Bali dipandang sebagai daerah yang multikultur dan multibudaya. Kota dari provinsi Bali adalah

Lebih terperinci

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Modul ke: DEMOKRASI ANTARA TEORI DAN PELAKSANAANNYA Fakultas TEKNIK Martolis, MT Program Studi Teknik Mesin TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS 1. MENYEBUTKAN PENGERTIAN, MAKNA DAN MANFAAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Organisasi adalah suatu wadah berkumpulnya sekelompok orang yang memiliki tujuan bersama, kemudian mengorganisasikan diri dengan bekerja bersamasama dan merealisasikan

Lebih terperinci

Presiden Seumur Hidup

Presiden Seumur Hidup Presiden Seumur Hidup Wawancara Suhardiman : "Tidak Ada Rekayasa dari Bung Karno Agar Diangkat Menjadi Presiden Seumur Hidup" http://tempo.co.id/ang/min/02/18/nas1.htm Bung Karno, nama yang menimbulkan

Lebih terperinci

ASSALAMU'ALAIKUM WR.WB

ASSALAMU'ALAIKUM WR.WB ASSALAMU'ALAIKUM WR.WB KELOMPOK 11 Nama Anggota: Nur Ihsani Rahmawati (14144600186) Rizki Utami (14144600210) Siti Aminah (14144600198) Kelas: A5-14 FKIP/PGSD Tugas Kelompok : PKN Universitas PGRI Yogyakarta

Lebih terperinci

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA MENJADI TUAN DI NEGERI SENDIRI: PERSPEKTIF POLITIK. Dr. H. Marzuki Alie KETUA DPR-RI

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA MENJADI TUAN DI NEGERI SENDIRI: PERSPEKTIF POLITIK. Dr. H. Marzuki Alie KETUA DPR-RI DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA MENJADI TUAN DI NEGERI SENDIRI: PERSPEKTIF POLITIK Dr. H. Marzuki Alie KETUA DPR-RI Disampaikan Pada Acara Konvensi Kampus VII dan Temu Tahunan XIII Forum Rektor

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. wilayah dan tataran kehidupan publik, terutama dalam posisi-posisi pengambilan

I. PENDAHULUAN. wilayah dan tataran kehidupan publik, terutama dalam posisi-posisi pengambilan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Demokrasi mengamanatkan adanya persamaan akses dan peran serta penuh bagi laki-laki, maupun perempuan atas dasar perinsip persamaan derajat, dalam semua wilayah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. memilih sebuah partai politik karena dianggap sebagai representasi dari agama

I. PENDAHULUAN. memilih sebuah partai politik karena dianggap sebagai representasi dari agama I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Isu-isu dan kebijakan politik sangat menentukan perilaku pemilih, tapi terdapat pula sejumlah faktor penting lainnya. Sekelompok orang bisa saja memilih sebuah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Politik merupakan hal yang sering diperbincangkan dalam masyarakat. Apalagi tahun ini

BAB I PENDAHULUAN. Politik merupakan hal yang sering diperbincangkan dalam masyarakat. Apalagi tahun ini BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Politik merupakan hal yang sering diperbincangkan dalam masyarakat. Apalagi tahun ini merupakan tahun politik di Indonesia, karena tahun ini di Indonesia menjalani Pemilu.

Lebih terperinci

AKTUALISASI POLITIK ISLAM INDONESIA : BELAJAR DARI PEROLEHAN SUARA PARTAI ISLAM DALAM PEMILU 1. Yusuf Hamdan **

AKTUALISASI POLITIK ISLAM INDONESIA : BELAJAR DARI PEROLEHAN SUARA PARTAI ISLAM DALAM PEMILU 1. Yusuf Hamdan ** AKTUALISASI POLITIK ISLAM INDONESIA : BELAJAR DARI PEROLEHAN SUARA PARTAI ISLAM DALAM PEMILU 1 Yusuf Hamdan ** Abstrak Memahami Islam dapat dilakukan dalam tiga matra: Islam dalam cita, citra, dan fakta.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk rakyat (Abraham Lincoln). Demokrasi disebut juga pemerintahan rakyat

BAB I PENDAHULUAN. untuk rakyat (Abraham Lincoln). Demokrasi disebut juga pemerintahan rakyat BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Demokrasi adalah suatu pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat (Abraham Lincoln). Demokrasi disebut juga pemerintahan rakyat sebagai bentuk pemerintahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Partai politik merupakan organisasi politik yang dapat berperan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Partai politik merupakan organisasi politik yang dapat berperan sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Partai politik merupakan organisasi politik yang dapat berperan sebagai penyalur aspirasi masyarakat, dimana partai politik menjadi penghubung antara penguasa

Lebih terperinci

BAB II SEJARAH PERKEMBANGAN DAN PEMBUBARAN PARTAI POLITIK DI INDONESIA

BAB II SEJARAH PERKEMBANGAN DAN PEMBUBARAN PARTAI POLITIK DI INDONESIA BAB II SEJARAH PERKEMBANGAN DAN PEMBUBARAN PARTAI POLITIK DI INDONESIA A. Sejarah Kemunculan Partai Politik Di Indonesia Partai Politik sebagai sarana bagi warga negara dalam rangka untuk ikut serta dalam

Lebih terperinci

PENGUATAN SISTEM DEMOKRASI PANCASILA MELALUI INSTITUSIONALISASI PARTAI POLITIK Oleh: Muchamad Ali Safa at (Dosen Fakultas Hukum Universitas Brawijaya)

PENGUATAN SISTEM DEMOKRASI PANCASILA MELALUI INSTITUSIONALISASI PARTAI POLITIK Oleh: Muchamad Ali Safa at (Dosen Fakultas Hukum Universitas Brawijaya) PENGUATAN SISTEM DEMOKRASI PANCASILA MELALUI INSTITUSIONALISASI PARTAI POLITIK Oleh: Muchamad Ali Safa at (Dosen Fakultas Hukum Universitas Brawijaya) Apakah Sistem Demokrasi Pancasila Itu? Tatkala konsep

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemilu 1955 merupakan pemilihan umum pertama dengan sistem multi partai yang dilakukan secara terbuka,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemilu 1955 merupakan pemilihan umum pertama dengan sistem multi partai yang dilakukan secara terbuka, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemilu 1955 merupakan pemilihan umum pertama dengan sistem multi partai yang dilakukan secara terbuka, bebas dan jujur.tetapi pemilihan umum 1955 menghasilkan

Lebih terperinci

BAB V HASIL PEMILU A. PEMILU Bab ini menjelaskan tentang: Hasil Pemilu secara nasional mulai dari

BAB V HASIL PEMILU A. PEMILU Bab ini menjelaskan tentang: Hasil Pemilu secara nasional mulai dari KOMISI UMU M PEM I LI HAN BAB V HASIL PEMILU Bab ini menjelaskan tentang: Hasil Pemilu secara nasional mulai dari 1955 2009 A. Pemilu 1955 (DPR dan Konstituante) B. Pemilu 1971-1999 (DPR) C. Pemilu 2004-2009

Lebih terperinci

BAB VII PENUTUP. Universitas Indonesia. Pembubaran partai..., Muchamad Ali Safa at, FH UI., 2009.

BAB VII PENUTUP. Universitas Indonesia. Pembubaran partai..., Muchamad Ali Safa at, FH UI., 2009. BAB VII PENUTUP 7.1. KESIMPULAN 1. Pembubaran partai politik pada setiap periode diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan, kecuali pada masa Orde Baru yang tidak mengenal pembubaran partai politik.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan kebebasan berpendapat dan kebebasan berserikat, dianggap

BAB I PENDAHULUAN. dengan kebebasan berpendapat dan kebebasan berserikat, dianggap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam negara demokrasi, Pemilu dianggap lambang, sekaligus tolak ukur, dari demokrasi. Hasil Pemilu yang diselenggarakan dalam suasana keterbukaan dengan kebebasan

Lebih terperinci

PERAN POLITIK MILITER DI INDONESIA

PERAN POLITIK MILITER DI INDONESIA PERAN POLITIK MILITER DI INDONESIA Materi Kuliah Sistem Politik Indonesia [Sri Budi Eko Wardani] Alasan Intervensi Militer dalam Politik FAKTOR INTERNAL FAKTOR EKSTERNAL 1. Nilai dan orientasi perwira

Lebih terperinci

KEHIDUPAN POLITIK PADA MASA DEMOKRASI TERPIMPIN

KEHIDUPAN POLITIK PADA MASA DEMOKRASI TERPIMPIN KEHIDUPAN POLITIK PADA MASA DEMOKRASI TERPIMPIN Nama : DIMAS DWI PUTRA Kelas : XII MIPA 3 SMAN 1 SUKATANI 2017/3018 Gagalnya usaha untuk kembali ke UUD 1945 dengan melalui Konstituante dan rentetan peristiwa-peristiwa

Lebih terperinci

BAB II PEMBERLAKUAN ASAS TUNGGAL PANCASILA DI INDONESIA PADA ORDE BARU. pemerintahan sebelumnya yakni Demokrasi Parlementer.

BAB II PEMBERLAKUAN ASAS TUNGGAL PANCASILA DI INDONESIA PADA ORDE BARU. pemerintahan sebelumnya yakni Demokrasi Parlementer. BAB II PEMBERLAKUAN ASAS TUNGGAL PANCASILA DI INDONESIA PADA ORDE BARU A. Keadaan Sosial Politik Pada Akhir Pemerintahan Orde Lama 1. Pemberlakuan Demokrasi Terpimpin Masa-masa akhir pemerintahan Soekarno

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jatuhnya Soekarno telah membuat cita-cita partai politik tidak begitu

BAB I PENDAHULUAN. Jatuhnya Soekarno telah membuat cita-cita partai politik tidak begitu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Jatuhnya Soekarno telah membuat cita-cita partai politik tidak begitu menguntungkan, karena munculnya parpol-parpol tersebut tidak dikehendaki oleh pemerintahaan

Lebih terperinci

2015 PERKEMBANGAN SISTEM POLITIK MASA REFORMASI DI INDONESIA

2015 PERKEMBANGAN SISTEM POLITIK MASA REFORMASI DI INDONESIA BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Demokrasi adalah sistem pemerintahan yang didasarkan oleh suatu prinsip yaitu dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Demokrasi merupakan salah satu sistem

Lebih terperinci

PARTAI POLITIK OLEH: ADIYANA SLAMET. Disampaikan Pada Kuliah Pengantar Ilmu Politik Pertemuan Ke-15 (IK-1,3,4,5)

PARTAI POLITIK OLEH: ADIYANA SLAMET. Disampaikan Pada Kuliah Pengantar Ilmu Politik Pertemuan Ke-15 (IK-1,3,4,5) PARTAI POLITIK OLEH: ADIYANA SLAMET Disampaikan Pada Kuliah Pengantar Ilmu Politik Pertemuan Ke-15 (IK-1,3,4,5) Definisi Partai Politik Secara umum dapat dikatakan partai politik adalah suatu kelompok

Lebih terperinci

PENGARUH LIMA ALIRAN TERHADAP KEPEMIMPINAN DI INDONESIA. Novia Kencana, MPA Universitas Indo Global Mandiri

PENGARUH LIMA ALIRAN TERHADAP KEPEMIMPINAN DI INDONESIA. Novia Kencana, MPA Universitas Indo Global Mandiri PENGARUH LIMA ALIRAN TERHADAP KEPEMIMPINAN DI INDONESIA Novia Kencana, MPA Universitas Indo Global Mandiri LIMA ALIRAN PEMIKIRAN POLITIK DI INDONESIA Terdapat lima aliran pemikiran politik di Indonesia,

Lebih terperinci

BAB III TEORI SOSIAL CLIFFORD GEERTZ DAN SEJARAH PERKEMBANGAN PARTAI POLITIK DI INDONESIA

BAB III TEORI SOSIAL CLIFFORD GEERTZ DAN SEJARAH PERKEMBANGAN PARTAI POLITIK DI INDONESIA BAB III TEORI SOSIAL CLIFFORD GEERTZ DAN SEJARAH PERKEMBANGAN PARTAI POLITIK DI INDONESIA 3.1 Teori Sosial Clifford Geertz Geertz adalah seorang Guru Besar di Universitas Chicago Amerika Serikat, ia melakukan

Lebih terperinci

A. Pengertian Orde Lama

A. Pengertian Orde Lama A. Pengertian Orde Lama Orde lama adalah sebuah sebutan yang ditujukan bagi Indonesia di bawah kepemimpinan presiden Soekarno. Soekarno memerintah Indonesia dimulai sejak tahun 1945-1968. Pada periode

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Negarawan merupakan karakter yang sangat penting bagi kepemimpinan nasional Indonesia. Kepemimpinan negarawan diharapkan dapat dikembangkan pada pemimpin pemuda Indonesia

Lebih terperinci

PEMILU. Oleh : Nur Hidayah

PEMILU. Oleh : Nur Hidayah PEMILU Oleh : Nur Hidayah A. PENGERTIAN PEMILU Merupakan salah satu sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat yang berdasarkan pada demokrasi perwakilan. Pemilu diartikan sebagai mekanisme penyeleksian dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pemuda sebagai generasi penerus bangsa idealnya mempunyai peran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pemuda sebagai generasi penerus bangsa idealnya mempunyai peran BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemuda sebagai generasi penerus bangsa idealnya mempunyai peran dalam kemajuan bangsa. Pentingya peran generasi muda, didasari atau tidak, pemuda sejatinya memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang digunakan dalam suatu negara. Indonesia adalah salah satu

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang digunakan dalam suatu negara. Indonesia adalah salah satu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Demokrasi merupakan suatu proses dalam pembentukan dan pelaksanaan pemerintahan yang digunakan dalam suatu negara. Indonesia adalah salah satu negara yang menjalankan

Lebih terperinci

BAB V. Penutup. pengaruh kapitalisme guna mewujudkan revolusi sosialis di Indonesia, berangkat dari

BAB V. Penutup. pengaruh kapitalisme guna mewujudkan revolusi sosialis di Indonesia, berangkat dari BAB V Penutup 5.1. Kesimpulan PKI lahir sebagai organisasi kepartaian yang memiliki banyak tujuan. Di samping untuk menguasasi politik domestik negara, PKI juga memiliki misi untuk menghapus pengaruh kapitalisme

Lebih terperinci

FORMAT POLITIK ORDE BARU DAN KEBIJAKAN FUSI PARTAI POLITIK TAHUN 1973 SKRIPSI. Oleh: M. Iqbal Ibrahim Hamdani NIM

FORMAT POLITIK ORDE BARU DAN KEBIJAKAN FUSI PARTAI POLITIK TAHUN 1973 SKRIPSI. Oleh: M. Iqbal Ibrahim Hamdani NIM FORMAT POLITIK ORDE BARU DAN KEBIJAKAN FUSI PARTAI POLITIK TAHUN 1973 SKRIPSI Oleh: M. Iqbal Ibrahim Hamdani NIM 060210302244 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

Lebih terperinci

PEMILU TAHUN 1955 : PESTA DEMOKRASI PERTAMA INDONESIA Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah Politik Pemilihan Tingkat Nasional dan Daerah (PPTND)

PEMILU TAHUN 1955 : PESTA DEMOKRASI PERTAMA INDONESIA Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah Politik Pemilihan Tingkat Nasional dan Daerah (PPTND) PEMILU TAHUN 1955 : PESTA DEMOKRASI PERTAMA INDONESIA Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah Politik Pemilihan Tingkat Nasional dan Daerah (PPTND) Dosen Pengampu : Andhyka Muttaqin, SAP, MPA Oleh: Dian

Lebih terperinci

I. PILIHLAH JAWABAN YANG BENAR

I. PILIHLAH JAWABAN YANG BENAR I. PILIHLAH JAWABAN YANG BENAR I. Pilihlah jawaban yang benar 1. Demokrasi berasal dari kata demos dan kratos, demos artinya a. rakyat b. pemerintah c. berkuasa d. kekuasaan rakyat 2. Kratos artinya a.

Lebih terperinci

BAB VII PENUTUP. Dinamika politik Indonesia kontemporer peran politik aliran masih mewarnai

BAB VII PENUTUP. Dinamika politik Indonesia kontemporer peran politik aliran masih mewarnai BAB VII PENUTUP A. Kesimpulan Dinamika politik Indonesia kontemporer peran politik aliran masih mewarnai kompetisi politik kepartaian untuk meraih kekuasaan. Pada awal kemerdekaan, politik aliran sangat

Lebih terperinci

SEJARAH PEMILU DUNIA

SEJARAH PEMILU DUNIA SEJARAH PEMILU DUNIA PENGERTIAN PAKAR Secara etimologis kata Demokrasi terdiri dari dua kata Yunani yaitu damos yang berarti rakyat atau penduduk suatu tempat dan cratein atau cratos yang berarti kedaulatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pemilihan Umum (Pemilu) adalah salah satu cara dalam sistem

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pemilihan Umum (Pemilu) adalah salah satu cara dalam sistem 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Umum (Pemilu) adalah salah satu cara dalam sistem demokrasi untuk memilih wakil-wakil rakyat yang akan menduduki lembaga perwakilan rakyat, serta salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan perppu (peraturan pemerintah pengganti undang-undang). 1 Karena

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan perppu (peraturan pemerintah pengganti undang-undang). 1 Karena BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) diberitakan kemungkinan bakal menjadi calon tunggal dalam pemilihan presiden tahun 2009. Kemungkinan calon tunggal dalam pilpres

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. proses penyelenggaraan pemerintahan. Menurut Abdulkarim (2007:15), pemerintah yang berpegang pada demokrasi merupakan pemerintah yang

I. PENDAHULUAN. proses penyelenggaraan pemerintahan. Menurut Abdulkarim (2007:15), pemerintah yang berpegang pada demokrasi merupakan pemerintah yang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Demokrasi dikenal dengan pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Sistem demokrasi rakyat memberikan kesempatan yang sama dalam proses penyelenggaraan

Lebih terperinci

TELAAH REZIM PARTAI POLITIK DALAM DINAMIKA KETATANEGARAAN INDONESIA

TELAAH REZIM PARTAI POLITIK DALAM DINAMIKA KETATANEGARAAN INDONESIA TELAAH REZIM PARTAI POLITIK DALAM DINAMIKA KETATANEGARAAN INDONESIA Yusdiyanto Dosen Bagian Hukum Tata Negara Fakultas Hukum Universitas Lampung Email : yusdiyanto@gmail.com Abstrak Penyelenggaraan kekuasaan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI 149 5.1 Simpulan Umum BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI Partai politik merupakan lembaga politik tempat warga negara menyalurkan berbagai aspirasi politiknya guna turut serta membangun negara menuju

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 172 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Kesimpulan yang dipaparkan dalam bab ini merujuk pada jawaban atas permasalahan penelitian yang telah dikaji oleh penulis di dalam skripsi yang berjudul Peta

Lebih terperinci

SILABUS DAN RPP MATA KULIAH SEJARAH INDONESIA BARU PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH S1

SILABUS DAN RPP MATA KULIAH SEJARAH INDONESIA BARU PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH S1 SILABUS DAN RPP MATA KULIAH SEJARAH INDONESIA BARU PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH S1 FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2014 UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS ILMU SOSIAL SILABUS Fakultas

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. pemikiran dua tokoh tersebut, tidak bisa kita lepaskan dari kehidupan masa lalunya yang

BAB V KESIMPULAN. pemikiran dua tokoh tersebut, tidak bisa kita lepaskan dari kehidupan masa lalunya yang BAB V KESIMPULAN Sutan Sjahrir dan Tan Malaka merupakan dua contoh tokoh nasional yang memberikan segenap tenaga dan pikirannya pada masa kemerdekaan. Kajian terhadap pemikiran dua tokoh tersebut, tidak

Lebih terperinci

ADVOKASI UNTUK PEMBAHASAN RUU PEMILU

ADVOKASI UNTUK PEMBAHASAN RUU PEMILU ADVOKASI UNTUK PEMBAHASAN RUU PEMILU 1. Sistem Pemilu Rumusan naskah RUU: Pemilu untuk memilih anggota DPR, DPRD provinsi dan DPRD kabupaten/kota dilaksanakan dengan sistem proporsional dengan daftar calon

Lebih terperinci

Modul ke: Fakultas DESAIN SENI KREATIF. Program Studi DESAIN PRODUK

Modul ke: Fakultas DESAIN SENI KREATIF. Program Studi DESAIN PRODUK Modul ke: Fakultas DESAIN SENI KREATIF Demokrasi: Antara Teori dan Pelaksanaannya Di Indonesia Modul ini akan mempelajari pengertian, manfaat dan jenis-jenis demokrasi. selanjutnya diharapkan diperoleh

Lebih terperinci

PENGATURAN PERKAWINAN SEAGAMA DAN HAK KONSTITUSI WNI Oleh: Nita Ariyulinda Naskah diterima : 19 September 2014; disetujui : 3 Oktober 2014

PENGATURAN PERKAWINAN SEAGAMA DAN HAK KONSTITUSI WNI Oleh: Nita Ariyulinda Naskah diterima : 19 September 2014; disetujui : 3 Oktober 2014 PENGATURAN PERKAWINAN SEAGAMA DAN HAK KONSTITUSI WNI Oleh: Nita Ariyulinda Naskah diterima : 19 September 2014; disetujui : 3 Oktober 2014 Membentuk suatu keluarga dan melanjutkan keturunan melalui perkawinan

Lebih terperinci

CONTOH SOAL DAN JAWABAN UKG PKN SMP Berikut ini contoh soal beserta jawaban Uji Kompetensi Guru PKn SMP

CONTOH SOAL DAN JAWABAN UKG PKN SMP Berikut ini contoh soal beserta jawaban Uji Kompetensi Guru PKn SMP CONTOH SOAL DAN JAWABAN UKG PKN SMP 2013 Berikut ini contoh soal beserta jawaban Uji Kompetensi Guru PKn SMP Perhatian : Jawaban tertera pada kalimat yang ditulis tebal. 1. Di bawah ini merupakan harapan-harapan

Lebih terperinci

TUGAS PELAKSANAAN DEMOKRASI Di INDONESIA Dari Tahun 1945 Sekarang

TUGAS PELAKSANAAN DEMOKRASI Di INDONESIA Dari Tahun 1945 Sekarang TUGAS PELAKSANAAN DEMOKRASI Di INDONESIA Dari Tahun 1945 Sekarang Disusun Oleh : HASTOMO DEPARTEMEN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN YOGYAKARTA JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN 2006 Hastm_inc@ymail.com

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Perubahan Undang-Undang Dasar tahun 1945 (UUD tahun 1945) tidak hanya

I. PENDAHULUAN. Perubahan Undang-Undang Dasar tahun 1945 (UUD tahun 1945) tidak hanya I. PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Perubahan Undang-Undang Dasar tahun 1945 (UUD tahun 1945) tidak hanya didasari oleh keinginan untuk hidup berbangsa dan bernegara secara demokratis. Terdapat alasan lain

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sangat penting dalam kehidupan bernegara. Pemilihan umum, rakyat berperan

I. PENDAHULUAN. sangat penting dalam kehidupan bernegara. Pemilihan umum, rakyat berperan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemilihan umum adalah suatu proses dari sistem demokrasi, hal ini juga sangat penting dalam kehidupan bernegara. Pemilihan umum, rakyat berperan penuh untuk memilih

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN Pada bab V, penulis memaparkan simpulan dan saran dari hasil penelitian yang telah penulis lakukan. Simpulan yang dibuat oleh penulis merupakan penafsiran terhadap analisis hasil

Lebih terperinci

WAWASAN KEBANGSAAN a) Pengertian Wawasan Kebangsaan

WAWASAN KEBANGSAAN a) Pengertian Wawasan Kebangsaan WAWASAN KEBANGSAAN Wawasan kebangsaan lahir ketika bangsa Indonesia berjuang membebaskan diri dari segala bentuk penjajahan, seperti penjajahan oleh Portugis, Belanda, Inggris, dan Jepang. Perjuangan bangsa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perubahan dalam segala bidang, tidak terkecuali dalam bidang politik. Keputusan

BAB I PENDAHULUAN. perubahan dalam segala bidang, tidak terkecuali dalam bidang politik. Keputusan BAB I PENDAHULUAN 1. Latarbelakang Permasalahan Peristiwa penting dalam kehidupan politik 1 di Indonesia terjadi pada tanggal 21 Mei 1998 2. Pergantian kepemimpinan nasional dalam era reformasi mengagendakan

Lebih terperinci

BAB II PARTAI POLITIK DALAM NEGARA DEMOKRASI KONSTITUSIONAL. 2.1 Tinjauan Umum Teori Demokrasi Konstitusional

BAB II PARTAI POLITIK DALAM NEGARA DEMOKRASI KONSTITUSIONAL. 2.1 Tinjauan Umum Teori Demokrasi Konstitusional BAB II PARTAI POLITIK DALAM NEGARA DEMOKRASI KONSTITUSIONAL 2.1 Tinjauan Umum Teori Demokrasi Konstitusional 2.1.1 Negara Demokrasi Konsitusional Demokrasi berlandaskan pada paham kedaulatan, atau kekuasaan

Lebih terperinci

A. LATAR BELAKANG MASALAH

A. LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Marhaenisme merupakan salah satu paham yang pernah ada dan berkembang di Indonesia. Paham ini merupakan gagasan pemikiran dari Soekarno yang menjadi tonggak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TERHADAP SISTEM KEPARTAIAN. serta dalam pengelolaan negara merupakan suatu organisasi yang baru di dalam

BAB II TINJAUAN TERHADAP SISTEM KEPARTAIAN. serta dalam pengelolaan negara merupakan suatu organisasi yang baru di dalam BAB II TINJAUAN TERHADAP SISTEM KEPARTAIAN A. Sejarah Munculnya Partai Politik Partai Politik sebagai sarana bagi warga negara dalam rangka untuk ikut serta dalam pengelolaan negara merupakan suatu organisasi

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. (Kompas, Republika, dan Rakyat Merdeka) yang diamati dalam penelitian

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. (Kompas, Republika, dan Rakyat Merdeka) yang diamati dalam penelitian BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN Pertarungan wacana politik Kasus Bank Century di media massa (Kompas, Republika, dan Rakyat Merdeka) yang diamati dalam penelitian menunjukkan berbagai temuan penelitian yang

Lebih terperinci

26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)

26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) 26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) A. Latar Belakang Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik menjadi warga negara

Lebih terperinci

Pemilu 2009: Kemenangan Telak Blok Partai Nasionalis Ringkasan

Pemilu 2009: Kemenangan Telak Blok Partai Nasionalis Ringkasan x 2.2.2. Pemilu 2009: Kemenangan Telak Blok Partai Nasionalis... 224 3. Ringkasan... 226 BAB IV. ELECTORAL VOLATILITY NASIONAL DAN LOKAL: SEBUAH PERBANDINGAN... 228 A. Membandingkan Electoral Volatility

Lebih terperinci

TUGAS FINAL PEMILU INDONESIA

TUGAS FINAL PEMILU INDONESIA TUGAS FINAL PEMILU INDONESIA MATAKULIAH : (PENGANTAR ILMU POLITIK) DI SUSUN OLEH : REXY MARTINO A321 15 135 PRODI PPKN JURUSAN PENDIDIKAN IPS FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TADULAKO

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencapai 48 partai politik peserta Pemilu Sistem multipartai ini

BAB I PENDAHULUAN. mencapai 48 partai politik peserta Pemilu Sistem multipartai ini BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan sebuah negara yang telah mengalami beberapa masa kepemimpinan yang memiliki perbedaan karakteristik perlakuan hak politik setiap warga negara

Lebih terperinci

PARTAI POLITIK DAN IDEOLOGI KEPARTAIAN. By FEBRIANI M.I.P

PARTAI POLITIK DAN IDEOLOGI KEPARTAIAN. By FEBRIANI M.I.P PARTAI POLITIK DAN IDEOLOGI KEPARTAIAN By FEBRIANI M.I.P PEMBAHASAN DISINI MENCAKUP: Pengertian partai politik Sejarah kemunculan partai politik Klasifikasi ideologi partai PENGERTIAN PARTAI POLITIK Partai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kehidupan Partai Politik tidak akan lepas dari kesadaran politik masyarakat

BAB 1 PENDAHULUAN. Kehidupan Partai Politik tidak akan lepas dari kesadaran politik masyarakat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kehidupan Partai Politik tidak akan lepas dari kesadaran politik masyarakat (anggota) yang menjadi cikal bakal dari partisipasi politik. Dalam meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikelola salah satunya dengan mengimplementasikan nilai-nilai demokrasi

BAB I PENDAHULUAN. dikelola salah satunya dengan mengimplementasikan nilai-nilai demokrasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Founding fathers bangsa Indonesia telah memberikan ketegasan di dalam perumusan dasar pembentukan negara dimana Indonesia harus dibangun dan dikelola salah satunya dengan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Pada bab terakhir dalam penulisan skripsi ini akan dituangkan kesimpulan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Pada bab terakhir dalam penulisan skripsi ini akan dituangkan kesimpulan BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Pada bab terakhir dalam penulisan skripsi ini akan dituangkan kesimpulan dan rekomendasi berdasarkan hasil penelitian mengenai permasalahan yang dikaji dalam skripsi ini,

Lebih terperinci

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA MATERI AUDIENSI DAN DIALOG DENGAN FINALIS CERDAS CERMAT PANCASILA, UUD NEGARA RI TAHUN 1945, NKRI, BHINNEKA TUNGGAL IKA, DAN KETETAPAN MPR Dr. H. Marzuki Alie

Lebih terperinci

PEMANDANGAN UMUM FRAKSI KEBANGKITAN BANGSA DPR RI TERHADAP KETERANGAN PEMERINTAH TENTANG RUU PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DPR/DPRD DAN DPD

PEMANDANGAN UMUM FRAKSI KEBANGKITAN BANGSA DPR RI TERHADAP KETERANGAN PEMERINTAH TENTANG RUU PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DPR/DPRD DAN DPD PEMANDANGAN UMUM FRAKSI KEBANGKITAN BANGSA DPR RI TERHADAP KETERANGAN PEMERINTAH TENTANG RUU PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DPR/DPRD DAN DPD Disampaikan oleh juru bicara FKB DPR RI : Dra. Bariyah Fayumi, Lc Anggota

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara di dunia ini yang menggunakan sistem pemerintahan demokrasi, dimana dalam sistem ini kedaulatan berada ditangan rakyat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Orde Baru lahir dari tekad untuk melakukan koreksi total atas kekurangan sistem politik yang

I. PENDAHULUAN. Orde Baru lahir dari tekad untuk melakukan koreksi total atas kekurangan sistem politik yang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Orde Baru lahir dari tekad untuk melakukan koreksi total atas kekurangan sistem politik yang telah dijalankan sebelumnya. Dengan kebulatan tekad atau komitmen

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa : Faktor Kemenangan koalisi Suharsono-Halim dalam

BAB VI PENUTUP. sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa : Faktor Kemenangan koalisi Suharsono-Halim dalam BAB VI PENUTUP 6.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis yang sudah dilakukan pada babbab sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa : Faktor Kemenangan koalisi Suharsono-Halim dalam pemenangan pemilu kepala

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dalamnya. Untuk dapat mewujudkan cita-cita itu maka seluruh komponen yang

I. PENDAHULUAN. dalamnya. Untuk dapat mewujudkan cita-cita itu maka seluruh komponen yang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perubahan suatu negara untuk menjadi lebih baik dari aspek kehidupan merupakan cita-cita dan sekaligus harapan bagi seluruh rakyat yang bernaung di dalamnya.

Lebih terperinci

BAB 1 PENGANTAR Latar Belakang. demokrasi sangat tergantung pada hidup dan berkembangnya partai politik. Partai politik

BAB 1 PENGANTAR Latar Belakang. demokrasi sangat tergantung pada hidup dan berkembangnya partai politik. Partai politik BAB 1 PENGANTAR 1.1. Latar Belakang Partai politik merupakan sebuah institusi yang mutlak diperlukan dalam dunia demokrasi, apabila sudah memilih sistem demokrasi dalam mengatur kehidupan berbangsa dan

Lebih terperinci

RESUME. bagian selatan yang juga merupakan benua terkecil di dunia. Di sebelah. barat Australia berbatasan dengan Indonesia dan Papua New Guinea,

RESUME. bagian selatan yang juga merupakan benua terkecil di dunia. Di sebelah. barat Australia berbatasan dengan Indonesia dan Papua New Guinea, RESUME Australia adalah sebuah negara yang terdapat di belahan bumi bagian selatan yang juga merupakan benua terkecil di dunia. Di sebelah barat Australia berbatasan dengan Indonesia dan Papua New Guinea,

Lebih terperinci

FUSI PDI: MASALAH YANG DIHADAPI SERTA KEBERHASILANNYA DALAM PEMILU 1987 DAN 1992

FUSI PDI: MASALAH YANG DIHADAPI SERTA KEBERHASILANNYA DALAM PEMILU 1987 DAN 1992 FUSI PDI: MASALAH YANG DIHADAPI SERTA KEBERHASILANNYA DALAM PEMILU 1987 DAN 1992 SKRIPSI SARJANA DIKERJAKAN O L E H NAMA : JHON RIVEL PURBA NIM : 040706029 DEPARTEMEN SEJARAH FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS

Lebih terperinci

DEMOKRASI : ANTARA TEORI DAN PELAKSANAANNYA. Mengetahui teori demokrasi dan pelaksanaanya di Indonesia RINA KURNIAWATI, SHI, MH.

DEMOKRASI : ANTARA TEORI DAN PELAKSANAANNYA. Mengetahui teori demokrasi dan pelaksanaanya di Indonesia RINA KURNIAWATI, SHI, MH. Modul ke: DEMOKRASI : ANTARA TEORI DAN PELAKSANAANNYA Mengetahui teori demokrasi dan pelaksanaanya di Indonesia Fakultas FAKULTAS RINA KURNIAWATI, SHI, MH Program Studi http://www.mercubuana.ac.id DEFINISI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejak reformasi, masyarakat berubah menjadi relatif demokratis. Mereka

BAB I PENDAHULUAN. Sejak reformasi, masyarakat berubah menjadi relatif demokratis. Mereka BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejak reformasi, masyarakat berubah menjadi relatif demokratis. Mereka tampak lebih independen, egaliter, terbuka, dan lebih cerdas dalam menanggapi berbagai informasi

Lebih terperinci

Ebook dan Support CPNS Ebook dan Support CPNS. Keuntungan Bagi Member cpnsonline.com:

Ebook dan Support CPNS   Ebook dan Support CPNS. Keuntungan Bagi Member cpnsonline.com: SEJARAH NASIONAL INDONESIA 1. Tanam paksa yang diterapkan pemerintah colonial Belanda pada abad ke-19 di Indonesia merupakan perwujudan dari A. Dehumanisasi masyarakat Jawa B. Bekerjasama dengan Belanda

Lebih terperinci

Nasionalisme Liberalisme Sosialisme Demokrasi Pan-Islamisme

Nasionalisme Liberalisme Sosialisme Demokrasi Pan-Islamisme Nasionalisme Liberalisme Sosialisme Demokrasi Pan-Islamisme Nasionalisme berasal dari kata nation(bahasa Inggris) dan natie (bahasa Belanda) yang berarti bangsa. sebab-sebab munculnya perasaan nasionalisme

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Bab ini merupakan kesimpulan dari penulisan skripsi yang berjudul MILITER

BAB V KESIMPULAN. Bab ini merupakan kesimpulan dari penulisan skripsi yang berjudul MILITER 145 BAB V KESIMPULAN Bab ini merupakan kesimpulan dari penulisan skripsi yang berjudul MILITER DAN POLITIK DI INDONESIA (Studi Tentang Kebijakan Dwifungsi ABRI Terhadap Peran-peran Militer di Bidang Sosial-Politik

Lebih terperinci