Oleh RETTIA FAUZIA Bidang Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi

Transkripsi

1 ABSTRAK PENGARUH LOAN TO DEPOSITE RATIO (LDR) DAN BEBAN PENYISIHAN PIUTANG TIDAK TERTAGIH TERTAGIH TERHADAP LABA OPERASIONAL PERUSAHAAN (Studi Kasus Pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk ) Oleh RETTIA FAUZIA Bidang Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengaruh Loan to Deposite Ratio (LDR) dan Beban Penyisihan Piutang tidak Tertagih terhadap Laba Operasional Perusahaan pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. metode yang digunakan adalah metode Regresi Linier Berganda dengan bantuan software SPSS 16. Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data sekunder. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Secara parsial, Loan to Deposite Ratio (LDR) serta Beban Penyisihan Piutang Tidak Tertagih berpengaruh signifikan terhadap laba operasional (2) Loan to Deposite Ratio (LDR) dan Beban Penyisihan Piutang Tidak Tertagih secara simultan berpengaruh signifikan terhadap laba operasional. Kata kunci : Loan to Deposite Ratio (LDR), Beban Penyisihan Piutang tak Tertagih dan Laba Operasional. PENDAHULUAN Bank adalah lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan (financial intermediary) antara pihak yang memiliki dana dan pihak yang memerlukan dana, serta sebagai lembaga yang berfungsi memperlancar lalu lintas pembayaran. Falsapah yang mendasari kegiatan usaha bank adalah kepercayaan masyarakat. Hal ini tampak dalam kegiatan pokok bank yang menerima simpanan dari masyarakat dalam bentuk giro, tabungan, serta deposito berjangka dan memberikan kredit kepada pihak yang memerlukan dana. 1

2 Semakin besar jumlah dana yang disalurkan maka pihak bank akan memperoleh pendapatan bunga kredit yang semakin tinggi, yang nantinya laba yang diperoleh semakin meningkat. Besarnya jumlah volume penjualan kredit setiap triwulan. Periode atau tahunnya, berarti bank harus dapat menyediakan penanaman investasi yang lebih besar lagi dalam piutang. Penjualan kredit yang dilakukan oleh bank biasanya akan membawa dampak resiko yaitu munculnya berbagai macam biaya, seperti halnya menambah pegawai yang mengurus dan mengawasi administrasi kredit, adanya bunga pinjaman terkait dengan piutang serta akan bertambahnya resiko berupa penjualan kredit yang tidak terbayar oleh pelanggan atau piutang yang tidak tertagih (bad debt). Agar proses piutang dalam perusahaan dapat mencapai sasaran, dalam arti bahwa kredit itu dapat membantu pelanggan sesuai dengan kebutuhannya, disamping itu juga menguntungkan bagi perusahaan dalam arti sesuai dengan tujuan perusahaan meliputi dua fungsi pokok yaitu profitability (perusahaan memperoleh keuntungan dari piutang/kredit tersebut) dan safety (bahwa piutang yang berjalan benar-benar terjamin, maka harus dihitung jumlah 2 kebutuhan piutang tersebut, dengan cara yang cermat dan tepat sebagai bentuk suatu investasi bagi perusahaan. Disatu sisi, semakin besar piutang yang dimiliki bank maka semakin besar pula penyisihan piutang yang disisihkan oleh bank tersebut, tetapi disisi lain dapat mempengaruhi besar kecilnya laba operasional bank. Laba atau keuntungan merupakan salah satu faktor yang menunjang keberhasilan suatu bank. Pertimbangan dalam penyisihan piutang tidak tertagih merupakan suatu cara yang dilakukan bank dalam hal penilaian nasabah mampu atau tidaknya melunasi kewajiban atau hutang. Seiring dengan perkembangan dunia perbankan yang semakin pesat maka sampai saat ini Bank Rakyat Indonesia mempunyai unit kerja yang berjumlah buah, yang terdiri dari 1 Kantor Pusat BRI, 12 Kantor Wilayah, 12 Kantor Inspeksi /SPI, 170 Kantor Cabang (dalam negeri), 145 Kantor Cabang Pembantu, 1 Kantor Cabang Khusus, 1 New York Agency, 1 Caymand Island Agency, 1 Kantor Perwakilan Hongkong, 40 Kantor Kas Bayar, 6 Kantor Mobil Bank, 193 P.POINT, BRI UNIT dan 357 Pos Pelayanan Desa. Pada 19 Januari 2013, BRI juga meluncurkan sistem e-tax, yaitu layanan penerimaan pajak daerah secara

3 online melalui layanan cash management. Penelitian ini ditekankan pada loan to deposit ratio (LDR), beban penyisihan piutang tidak tertagih dan laba operasional. Dari fenomena yang terjadi di PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, loan to deposit ratio (LDR), beban penyisihan piutang tidak tertagih dan laba operasional yang dihasilkan dari tahun mengalami fluktuasi. Semakin besarnya dana yang diterima dan diberikan dalam bentuk kredit maka semakin besar pula resiko yang ditanggung PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk sebagai akibat dari adanya kredit bermasalah sehingga akan mempengaruhi terhadap laba operasional yang dicapai oleh PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. TINJAUAN PUSTAKA Loan to Deposite Ratio dapat diartikan rasio antara jumlah kredit yang diberikan dengan dana yang diterima oleh bank ditambah modal sendiri. Rasio ini menunjukkan salah satu penilaian likuiditas bank. Loan to deposit ratio tersebut menyatakan seberapa jauh kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuditasnya. Dengan kata lain, seberapa jauh pemberian kredit kepada nasabah kredit dapat mengimbangi kewajiban bank untuk memenuhi permintaan deposan yang ingin menarik kembali uangnya yang telah digunakan oleh bank untuk memberikan kredit. Semakin tinggi resiko tersebut mmeberikan indikasi semakin rendahnya kemampuan likuiditas bank yang bersangkutan. Hal ini disebabkan karena jumlah dana yang diperlukan untuk membiayai kredit menjadi semakin besar. Definisi beban mencakup kerugian maupun beban yang timbul dalam pelaksanaan aktivitas perusahaan yang biasa terjadi. Kerugian mencerminkan pos lain yang memenuhi definisi beban yang mungkin timbul atau mungkin tidak timbul dari aktivitas perusahaan biasa. Kerugian tersebut mencerminkan berkurangnya manfaat ekonomi, dan pada hakekatnya tidaklah berbeda dengan beban lain. pengertian beban penyisihan piutang tidak tertagih menurut Zaki Baridwan (2004:126) Beban penyisihan piutang tidak tertagih adalah cadangan kerugian piutang yang menimbulkan berkurangnya manfaat ekonomi yang dibebankan sebagai beban pada periode yang bersangkutan yang disusun pada akhir periode, maka setiap akhir tahun perlu dihitung jumlah kerugian-kerugian dari piutang-piutang, sehingga dapat dibedakan antara kerugian 3

4 piutang dengan yang mengakibatkan timbulnya piutang. Beban penyisihan piutang ini merupakan bagian dari piutang dengan jumlah piutang yang diharapkan akan ditagih dihitung dengan mengurangkan jumlah yang diperkirakan akan dapat ditagih kepada jumlah piutang. Ketika membicarakan laba, kebanyakan orang mengaitkannya dengan uang sisa dari pendapatan setelah dikurangi dengan semua biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh pendapatan itu. Laba biasanya mengacu pada surplus atau kelebihan pendapatan atas biaya. Oleh karena itu, banyak teori mengenai laba yang dikembangkan oleh para ahli sesuai dengan kondisi yang ada. Menurut Sofyan Syafri Harahap, (2004:79) Laba yaitu naiknya nilai equity dari transaksi yang sifatnya insidentil dan bukan kegiatan utama entity dan dari transaksi atau kejadian lainnya yang mempengaruhi entity selama satu periode tertentu kecuali yang berasal dari hasil atau investasi dari pemilik.. Sedangkan menurut Amir Abadi Yusup (2000:84) Laba operasional adalah sebagai pendapatan yang merupakan hasil langsung dari kegiatan usaha perusahaan dikurangi dengan beban langsung dari kegiatan operasional. Metode yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan studi kasus. Metode disktiptif analitis adalah suatu metode yang meneliti status kelompok manusia, objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang dengan tujuan deskriptif, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. (Mohammad Nazir, 2005:54). PENGUJIAN HIPOTESIS Untuk memperoleh hipotesis yang ditetapkan, maka dilakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan uji statistik. Pada penelitian ini pengolahan data dibantu melalui program SPSS 16.0 for windows. Pengujian hipotesis akan dimulai dengan penetapan hipotesis operasional, penetapan tingkat signifikansi, uji signifikansi, kriteria dan penarikan kesimpulan. 1) Penetapan Hipotesis Operasional Hipotesis Simultan H o : ρ = 0 artinya Loan to Deposite 4

5 Ratio (LDR) dan Beban Penyisihan Piutang tidak Tertagih secara simultan tidak berpengaruh, signifikan terhadap Laba Operasional perusahaan pada PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) Tbk. H a : ρ # 0 artinya Loan to Deposite Ratio (LDR) dan Beban Penyisihan Piutang tidak Tertagih secara simultan berpengaruh, signifikan terhadap Laba Operasional perusahaan pada PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) Tbk. Hipotesis Parsial H 01 : ρ = 0 artinya Loan to Deposite Ratio (LDR) secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap Laba Operasional perusahaan pada PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) Tbk. H a1 : ρ # 0 artinya Loan to Deposite Ratio (LDR) secara parsial berpengaruh terhadap Laba Operasional perusahaan pada PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) Tbk. H 02 : ρ = 0 Beban Penyisihan Piutang tidak Tertagih secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap Laba Operasional perusahaan pada PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) Tbk. H a2 : ρ # 0 artinya Beban Penyisihan Piutang Tertagih secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap Laba Operasional perusahaan pada PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) Tbk. 2) Penetapan Tingkat Signifikansi 5

6 Taraf signifikansi (α) ditetapkan sebesar 5% ini berarti kemungkinan kebenaran hasil penarikan kesimpulan mempunyai probabilitas 95% dengan tingkat kesalahan adalah 5%. Taraf signifikansi adalah tingkat yang umum digunakan dalam penelitian karena dianggap cukup ketat untuk mewakili hubungan anatara variabelvariabel yang diteliti. 3) Uji Signifikansi a. Uji signifikan secara parsial (uji t) Uji t ini dilakukan untuk melihat signifikansi dari pengaruh variabel independen secara individu terhadap variabel dependen. Untuk mencari t tabel maka derajat kebebasan (df) untuk korelasi product moment yaitu df = n-2. Pada pengolahan data dibantu melalui program SPSS 16.0 for windows. b. Uji signifikan secara simultan (uji F) Uji F ini dilakukan untuk melihat pengaruh variabel-variabel independen terhadap variabel dependen secara simultan. Derajat kebebasan korelasi ganda adalah df = (n=k-l). Pada pengolahan data dibantu melalui program SPSS 16.0 for windows. 4) Keputusan Uji t a. H 0 diterima jika nilai hitung, statistik uji (t hitung ) berada di daerah penerimaan H 0, dimana -t tabel t hitung t tabel b. H 0 ditolak jika nilai hitung, statistik uji (t hitung ) berada di daerah penolakan H 0, dimana t hitung > t tabel dan t hitung < -t tabel Uji F a. F hitung > F tabel maka H 0 ditolak, H a diterima artinya Loan to Deposite Ratio (LDR) dan Beban Penyisihan 6

7 Piutang tidak Tertagih secara simultan berpengaruh secara signifikan terhadap Laba Operasional perusahaan. b. F hitung > F tabel maka H 0 diterima, H a ditolak artinya Loan to Deposite Ratio (LDR) dan Beban Penyisihan Piutang tidak Tertagih secara simultan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Laba Operasional perusahaan. H 0 ditolak atau pengaruh signifikan apabila : Significance F Change < α = 0,05 H 0 diterima atau pengaruh tidak signifikan apabila : Significance F Change > α = 0,05 5) Penarikan Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pengujian diatas akan dilakukan analisa secara kuantitatif, dari hasil analisa tersebut akan ditarik suatu kesimpulan, apakah hipotesis secara simultan yang diajukan dapat diterima atau ditolak. HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh Loan To Deposite Ratio (LDR) Secara Parsial Terhadap Laba Operasional Perusahaan pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Berdasarkan hasil perhitungan SPSS (lampiran 2) diperoleh koefisien korelasi untuk variabel X 1 (LDR) terhadap variabel Y (laba operasional) sebesar 0,724 dan koefisien determinasi sebesar 0,524, berarti bahwa 52,4 % variabilitas dari variabel Y (laba operasional) dapat diterangkan (dipengaruhi) oleh variabel X 1 (LDR). LDR memberikan pengaruh terhadap laba operasional sebesar 52,4%, artinya bahwa semakin kecil LDR yang dihasilkan oleh pihak bank akan berdampak terhadap peningkatan laba operasional. Dengan kriteria penolakan Ho jika t hitung > t tabel maka dengan koefisien korelasi = 0,724, diperoleh nilai t hitung sebesar 2,777 (lampiran 2) dengan 7

8 mengambil taraf signifikansi sebesar 5 %, maka nilai t tabel dengan df = 10-2 = 8 sebesar 2,306, sehingga t hitung > t tabel (2,777> 2,306), maka menolak Ho atau dengan kata lain LDR secara parsial berpengaruh signifikan terhadap laba operasional pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Pengaruh Beban Penyisihan Piutang Tidak Tertagih Secara Parsial Terhadap Laba Operasional Perusahaan pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Berdasarkan hasil perhitungan SPSS (lampiran 2) diperoleh koefisien korelasi untuk variabel X 2 (Beban Penyisihan Piutang Tidak Tertagig) terhadap variabel Y (laba operasional) sebesar 0,905 dan koefisien determinasi sebesar 0,819, berarti bahwa 81,9 % variabilitas dari variabel Y (laba operasional) dapat diterangkan (dipengaruhi) oleh variabel X 2 (Beban Penyisihan Piutang Tidak Tertagih). Beban Penyisihan Piutang Tidak Tertagih memberikan pengaruh terhadap laba operasional sebesar 81,9%, artinya bahwa pihak bank menyisihkan beban piutang tidak tertagih tidak terlalu besar, sehingga laba yang diperoleh oleh pihak semakin besar. 8 Dengan kriteria penolakan Ho jika t hitung > t tabel maka dengan koefisien korelasi = 0,905, diperoleh nilai t hitung sebesar 5,615 (lampiran 2) dengan mengambil taraf signifikansi sebesar 5 %, maka nilai t tabel dengan df = 10-2 = 8 sebesar 2,306, sehingga t hitung > t tabel (5,615> 2,306), maka menolak Ho atau dengan kata lain beban penyisihan piutang tidak tertagih secara parsial berpengaruh signifikan terhadap laba operasional pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Pengaruh Loan To Deposite Ratio (LDR) dan Beban Penyisihan Piutang Tidak Tertagih Secara Simultan Terhadap Laba Operasional Perusahaan pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Berdasarkan hasil perhitungan SPSS (lampiran 2) diperoleh koefisien korelasi untuk variabel X 1 (LDR) dan X 2 (Beban penyisihan piutang tidak tertagih) terhadap variabel Y (laba operasional) sebesar 0,936 dan koefisien determinasi sebesar 0,876, berarti bahwa 87,6 % variabilitas dari variabel Y (laba operasional) dapat diterangkan (dipengaruhi) oleh variabel X 1 (LDR) dan X 2 (Beban penyisihan piutang tidak tertagih). X 1 (LDR) dan X 2 (Beban penyisihan piutang tidak tertagih)

9 memberikan pengaruh terhadap laba operasional sebesar 87,6%, artinya bahwa semakin kecil LDR dan beban penyisihan piutang tidak tertagih maka akan berdampak terhadap peningkatan laba operasional. Dengan kriteria penolakan Ho jika F hitung >F tabel maka dengan koefisien korelasi = 0,936, diperoleh nilai F hitung sebesar 24,754 (lampiran 2) dengan mengambil taraf signifikansi sebesar 5 %, maka nilai F tabel dengan df = = 7 sebesar 4,74, sehingga F hitung > F tabel (24,754>4,74), maka menolak Ho atau dengan kata lain LDR dan beban penyisihan piutang tidak tertagih secara simultan berpengaruh signifikan terhadap laba operasional. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Perkembangan loan to deposite ratio (LDR) periode 31 Desember ( ) tertinggi diperoleh pada tahun 2009, sedangkan LDR terendah terjadi pada tahun Beban penyisihan piutang tidak tertagih peningkatan tertinggi terjadi pada tahun Laba operasional yang dihasilkan oleh PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk tertinggi terjadi pada tahun Loan to Deposite Ratio (LDR) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap laba operasional pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. 3. Beban Penyisihan Piutang Tidak Tertagih secara parsial berpengaruh signifikan terhadap laba operasional pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. 4. Loan to Deposite Ratio (LDR) dan beban penyisihan piutang tidak tertagih secara simultan berpengaruh signifikan terhadap laba operasional pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Saran Berdasarkan hasil penelitian, dapat disampaikan saran-saran yang diharapkan bermanfaat dan menjadi masukkan bagi perusahaan. Adapun saran-saran yang akan disampaikan adalah sebagai berikut : 1. Pelaksanaan kebijakan kredit pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk mungkin harus memperhatikan batas maksimal yang ditetapkan oleh Bank Indonesia dan mempertahankan prinsip kehati-hatian. 2. Laba operasional yang dicapai oleh PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk mengalami perubahan dari tahun ke tahun, maka dengan memperkecil 9

10 beban operasional diharapkan dapat membantu dalam meningkatkan laba operasional perusahaan. 3. Bagi peneliti selanjutnya, hendaknya lebih menggali secara mendalam mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi terhadap laba operasional, dengan menggunakan variabel lain dan metode analisis yang berbeda. DAFTAR PUSTAKA Amir Abadi Yusup Akuntansi Keuangan Lanjutan di Indonesia. Jakarta:Salemba Empat. Blocher, J. Edward, Chen, H. Kung dan Lin, W. Thomas, diterjemahlkan oleh A. Susty Ambarriani Manajemen Biaya. Buku 1. Salemba Empat. Jakarta D. martin, John., Petty, J. William., J. Keown, Arthur., F. Scott, Jr, David Financial Management: Principles and Applications. New Jersey: PrentinceHall. Dahlan Siamat Manajemen Lembaga Keuangan, edisi ketiga. Jakarta. Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Enny Pudjiastuti dan Suad Husnan Dasar-dasar Manajemen Keuangan. IPP AMP YKPN, Yogyakarta. Fees, Warren Reeve Accounting: Pengantar Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat. Gujarati, Damodar Ekonometrika Dasar : Edisi Keenam. Jakarta: Erlangga. Haryono Jusup Dasar- Dasar Akuntansi Edisi Lima. Yogyakarta: Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN Hendriksen, Eldon S Teori Akuntansi, Jilid 1. diterjemahkan oleh Wim Liono. Jakarta: Erlangga. IAI Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK). Jakarta. Salemba Empat. Ikatan Akuntan Indonesia Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba Empat. Indriyo Gitosudarmo dan Basri Manajemen Keuangan. Edisi 3. Yogyakarta. BPFE. Kasmir Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Edisi keenam. Jakarta: Raja Grafindo Persada. 10

11 Kieso, Donald E. dan Jerry J. Weygandt Akuntansi Intermediate. Jakarta: Erlangga. Leman dan Eko Pranoto Sistem Komputer Akuntansi. Yogyakarta: Gramedia. Lukman Dendawijaya Manajemen Perbankan. Jakarta: Ghalia Indonesia Masyud Ali Asset Liability Management: Menyiasati Risiko Pasar Operasional Dalam Perbankan. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo Michell Suharli Akuntansi untuk Bisnis Jasa dan Dagang. Edisi Pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu. Moh. Nazir Metode Penelitian. Cetakan Kelima. Jakarta: Ghalia Indonesia. Santoso, S, 2000, Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik, Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, Kelompok Gramedia. Skousen, Stice Akuntansi Keuangan Menengah. Jakarta: Salemba Empat. Smit, Jay. M & Skousen K. Fred Akuntansi Intermediate. Jilid Edisi Kesembilan. Alih bahasa Tim Penerjemah penerbit Erlangga. Jakarta: PT. Gelora Aksara Pratama Soemarso S. R Akuntansi Suatu Pengantar. Buku 1, edisi empat. Jakarta: Salemba Empat Akunatnsi Suatu Pengantar. Jakarta: Salemba Empat. Sofyan Syafri Harahap Teori Akuntansi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Sugiyono Metode Penelitian Bisnis, Penerbit Alfabeta. Bandung. Veithzal Rivai, Andria Permata Veihzal, 2006, Credit Management Hand Book, Jakarta: Pt. Raja Grafindo Persada. Welsch, Hilton and Gordon diterjemahkan oleh Purwantiningsih dan Marrouw Anggaran Perencanaan dan Pengendalian Laba. Edisi Kedua Bahasa Indonesia. Jakarta: Salemba Empat. Y, Srisusilo Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, cetaka pertama. Jakarta: Salemba Empat. Zaki Baridwan Intermediate Accounting. Yogyakarta:BPFE. Peraturan dan Undang-undang

12 Undang-undang RI No. 10 Tahun Tentang Pokok-pokok Perbankan. Jakarta: Sinar Grafika. 12