PENGARUH IRADIASI GAMMA TERHADAP PENGURAIAN DAN PENGHILANGAN W ARNA ZA T W ARNA DISPERSE BLUE DALAM LARUTAN AIR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGARUH IRADIASI GAMMA TERHADAP PENGURAIAN DAN PENGHILANGAN W ARNA ZA T W ARNA DISPERSE BLUE DALAM LARUTAN AIR"

Transkripsi

1 Ap/ikasi Isotop don Radiasi, /996 PENGARUH IRADIASI GAMMA TERHADAP PENGURAIAN DAN PENGHILANGAN W ARNA ZA T W ARNA DISPERSE BLUE DALAM LARUTAN AIR.Pusat Aplikasi Isotop dan Radiasi, Batan ABSTRAK PENGARUH IRADIASI GAMMA TERHADAP PENGURAIAN DAN PENGHILANGAN WARNA ZAT WARNA DISPERSE BLUE DALAM LARUTAN AIR. Telah dilakukan penelitian penguraian dan pengurangan WarDa zat warna disperse blue dalam larutan air yang diiradiasi pada dosis, 2, 4, 6, 8, dan 1 kgy dengan laju dosis 2 kgy/jam. Selama iradiasi, oksigen atau udara dialirkan melalui sampel. Parameter yang diamati ialah perubahan intensitas spektrum, ph, jumlah karbon organik (TOC, total organic carbon), persentase disperse blue yang mengendap dengan penambahan kogulan, dan perubahan kebutuhan oksigen kimia (COD) dan pembentukan asam-asam. Intensitas spektrum turun dengan naiknya dosis radiasi, terlebih lagi dengan adanya oksigen, namun dengan penambahan asam nitrat setelah radiasi, penurunan intensitas lebih nyata. Pengukuran ph setelah iradiasi mengalami penurunan, jumlah karbon organik turun dengan naiknya dosis demikian pula dengan kebutuhan oksigen kimia (Chemical Oxygen Demand, COD). Penambahan koagulan Fe2(SO.») dengan konsentrasi 2 ppm ke dalam larutan sam pel OB-3 tanpa radiasi (1 ppni) pada ph 7 dapat mengurangi warns sebesar 96%. Pada penambahan koagulan yang sarna ke dalam larutan OB-3 radiasi pads ph 9 dan 12 dapat mengurangi warna berturut-turut sebesar 9 dan 87%. Penambahan koagulan Al2(SO.») (2 ppm) pads larutan OB-3 tanpa dan dengan radiasi (1 ppm) pada ph 7 dapat mengurangi warns berturut-turut sebesar 76 dan 84%. ABSTRACT EFFECT OF GAMMA RADIATION ON DEGRADATION AND DECOLORATION OF DISPERSE DYE DISPERSE BLUE-3 IN AQUEOUS SOLUTION. Studies on degradation and decoloration of disperse dye in aqueous solution was done using gamma rays at doses ofo and 1 kgy with a dose rate of2 kgy/h. During irradiation oxygen or air was bubbled through a porous plate at the bottom of the reaction vessel. The parameters examined were the change of absorption spectra, ph total organic carbon (TOC), the percentage of 8-3 precipitated by adding coagulants. chemical oxygen demand (COD) and the formation of an acids. In oxygen-saturated solutions absorption spectra decreased markedly, especially by the adition of nitric acid. The change of ph. total organic carbon (TOC) and chemical oxygen demand (COD) also decreased by increasing the dose. The percentage of 1 ppm 8-3 in aqueous solution precipitated by 2 ppm Fez(SO.)] at ph 7 was 96%. The percentage of radiated 8-3 (1 ppm) in aqueous solution precipitated by Fez(SO.)3 at ph 9 and 12 were 9 and 87%, respectively. The percentage of radiated and unradiated 1 ppm 8-3 in aqueous solution precipitated by 2 ppm AIZ(SO.)3 at ph 7 were 76 and 84%, respectively PENDABULUAN Zat WarDa disperse blue-3 tennasuk dalam golongan zat warda disperse yang tidak larut dalam air. Zat WarDa ini banyak dipakai untuk mewarnai setal poliester. selanjutnya pada proses akhir. limbah yang dibuang masih mengandung zat WarDa 1 ppm, maka perin dilakukan proses lebih Ian jut untuk mengurangi pencemaran lingkungan. Pada umumnya, karena molekul zat wama disperse dilindungi oleh selaput seperti "miser'. proses penguraian dengan cara konvensional agak sulit. Salah satu kemungkinan untuk menguraikan molekul zat WarDa tersebut ialah dengan cara radiasi dan gabungan dengan cara konvensional antara lain, penambahan koagulan. Penelitian zat WarDa disperse belum banyak dilakukan orang, namun penelitian untuk menghilangkan WarDa dari zat wama tersebut kombinasi radiasi dad penambahan koagulan telah dilakukan oleh SUMARTONO (I) dad ANDAY ANI (2). Penelitian zat WarDa mudah tarot dalam air seperti zat warda azo dan antrakuinon sudah banyak dilaporkan antara lain oleh SUZUKI(3) dan NA- GAI (4), menurut penelitian yang dilakukan dengan dosis yang rendah, warda dari zat WarDa tersebut sudah hilang, artinya telah terjadi penguraian dari molekul-molekul zat warda tersebut. Bila air diradiasi dengan sinar gamma maka akan menghasilkan radikal-radikal seperti OH, H, e8l1, Damon di antara radikal-radikal tersebut, OH radikal paling reaktif dad dapat memecahkan molekul zat warda menjadi molekul-molekul yang lebih kecil. Menurut MIY AT A (5), kemungkinan reaksi yang terjadi iaiah: 95

2 I Aplikasi Isotop don Radiasi. J 996 Pembentukan gas CO2 dad pemecahan rantai C-C ROH + OH > R'C(OH)H + ~O R'C(OH)H + O2 -> R"C(OH)(OO) R"(OH)(OO)H > R' + CO2 + H2O (RH = rnolekul zat warda) Dalam penelitian ini ingin diketahui pengaruh radiasi terhadap zat warna disperse blue-3. BAHAN DAN METODE Bahan. Zat WarDa disperse blue-3 diperoleh dari Aldrich Co, Jepang yang digunakan tanpa pemurnian terlebih dahulu, dengan rumus kimia sebagai berikut: ~ )J.. (i NH, y y NH? Alat. Spektrofotometer UV-VIS buatan Shimadzu, spektrofotometer UV-VIS 2 buatan Hitachi, phmeter type TOA HS dan TOC-meter buatan Dohrman. Persiapan Sampel 1. Sampel dengan konsentrasi 5 ppm dimasukkan ke dalam botol pereaksi khusus, kemudian selama iradiasi dialiri oksigen atau udara melalui dasar dari botol tersebut (diameter 5 cm dan tinggi 16 cm). Larutan diiradiasi pada dosis, 2, 4, 6, 8, dan 1 kgy pada laju dosis 2 dan 5kGy/jam. 2. Sampel dengan konsentrasi 1 ppm diiradiasi dengan ph normal dan ph 7,9, dan 12 dengan dosis -1 kgy pada laju dosis 5 kgy/jam. Sampel dengan ph normal setelah radiasi diukur COD. Sampel dengan ph 7,9, dad 12 ditambahkan koagulan Fe2(SO4)3 dad AI2(SO4)3 dengan konsentrasi 5, 1, dan 2 ppm. Larutan dikocok dan dibiarkan selama 24 jam, larutan jernih di alas diukur serapannya dengan spektrofotometer UV -VIS. Analisis. Pengukuran spektrum dan pengendapan menggunakan spektrofotometer UV-VIS buatan Shimadzu dan Hitachi 2, pengukuran ph menggunakan phmeter type TOA HM-3S dad pengukuran TOC menggunakan Dohrman Carbon Analyzer DC 8 TOC meter. HAsa DAN PEMBAHASAN Pengaruh Laju Dosis terhadap Pengurangan Warna. Pada Gambar 1. dapat dilihat pengaruh laju dosis terhadap pengurangan WarDa dati zat WarDa disperse blue- 3. lradiasi dilakukan pacta dosis 2 kgy dengan mengalirkan udara selama radiasi. Kenaikan laju dosis akan menyebabkan kenaikan persen pengurangan WarDa dari zat WarDa disperse blue-3. Pengurangan WarDa terbesar terjadi pada laju dosis antara 4-5 kgy/jam dengan aliran udara selama radiasi. Pada radiasi selanjutnya dilakukan pada laju dosis 5 kgy/jam, karena waktu yang digunakan akan Ie. bib singkat. Persen pengurangan WarDa diperoleh : % pengurangan WarDa =. A, A A x 1% di mana: A = absorbansi kontrol A = absorbansi sampel setelah diradiasi Perubahan Spektrum Zat Warga Disperse Blue-J. Zat wama disperse blue-3 mempunyai serapan maksimum pada panjang gelombang 63 dan 76 om seperti yang diperlihatkan pada Gambar 2 a. Spektrurn utama tersebut merupakan spektrum dari sistem terkonjugasi dari molekul zat wama. lradiasi gamma dengan aliran oksigen menyebabkan spektrurn utama pada panjang gelombang 63 nm berkurang intensitasnya sesuai dengan naiknya dosis. lntensitas spektrum pada panjang gelombang 76 nm menjadi hilang dengan naiknya dosis radiasi. Setelah radiasi, dengan penambahan asam nitrat intensitas spektrum pada panjang gelombang 63 nm semakin turun, namun spektrum barn pada panjang gelombang 295 om muncul pada semua dosis. Spektrum yang muncul pada 295 nm pada semua dosis walaupun pengendapan telah terjadi diasumsikan sebagai spektrum asam nitrat (5). Pengukuran dilakukan dengan mengukur sarnpel basil radiasi setelah penambahan asarn nitrat dan lamtan dibiarkan selama dua hari. Lapisan alas yang jernih diukur perubahan spektrurnnya dengan spektrofotometer UV-VIS. Penunman intensitas spektrum terjadi karena sistem terkonjugasi dari molekul zat warda tersebut putus akibat serangan OH radikal dari basil radiolisis air, seperti halnya dengan zat wama azo yang lamt dalam air (3). Pada penambahan asam nitrat. intensitas spektrum turun, karena zat wama disperse mempunyai muatan negatif sehingga dengan penambahan asam terjadi penetralan dan akhimya mengendap. Perubahan Jumlah Karbon Organik (TOC, Total Organic Carbon). Perubahanjumlah kalbon organik (total organic carbon, TOC) disperse blue-3 dapat dilihat pada Gambar 3. Penurunan TOC mula-mula tidak begitu nyata dengan naiknya dosis, namun setelah penambahan asam nitrat. penurunan terlihat jelas. jumlah TOC sedikit bertambah pada dosis 1 kgy. Kenaikan jumlah TOC ini mungkin disebabkan bertambahnya komponen yang lamt dari partikel koloid zat wama disperse karena radiasi. Prinsip pengukuran TOC dengan alat TOC meter ialah berdasarkan oksidasi senyawa organik dalam air oleh pengoksid ~S27 dad sinar UV. Beberapa senyawa organik yang berbentuk koloid dari molekul zat wama disperse yang tidak larut mungkin tidak dapat dioksidasikan oleh TOC meter tersebut. Namun. dengan radiasi komponenkomponen ini menjadi lamt dan menyebabkan kenaikan jumlah TOC dalam DB-3 (6). Perubahan ph Setelah Iradiasi. Perubahan ph setelah radiasi dalam aliran oksigen dapat dilihat pada Gambar 4. Perubahan ph setelah radiasi mula-mula tunm dengan drastis. kemudian hampir tidak berubah. Perubahan ph ini disebabkan karena terbentuknya asam-asam seperti halnya dalam zat wama azo yang larut daiam air

3 _Aplikasi Isotop don Radiasi, 1996 (3). Pengukuran dengan HPLC (High Pressure Liquid Chromatography) dari larutan menunjukkan bahwa asamasam yang terbentuk ialah asam oksalat. Dalam aliran oksigen, proses terbentuknya asam-asam itu lebih cepat terjadi. Pembahan Kebutuhan Oksigen Kimia (COD, Chemical Oxygen Demand). Dalam pembuangan limbah ke dalam lingkungan nilai COD sangat menentukan. Air limbah yang dibuang harus mempunyai nilai COD yang sesuai dengan motu baku lingkuogan. Pada Gambar 5. dapat dilihat perubahan COD setelah radiasi. Nilai COD berubah dengan naiknya dosis radiasi, Damon pada dosis 4 kgy sedikit ada kenaikan. kemudian turun dengan drastis. Penurunan nilai COD sampai 74% terjadi pada dosis 8 kgy, penurunan ini disebabkan karena terurainya molekul zat WarDa disperse. Hal ini sesuai dengan basil pengukuran larutao DB-3 setelah radiasi dengan HPLC, di mana asam oksalat telah terbentuk sebagai basil penguraian dari molekul DB-3. Tersisanya nilai COD mungkin karena adanya tambahan komponen-komponen larut dari partikel-partikel zat WarDa disperse, hat ini sesuai dengan bertambahnya nilai TOC pada dosis di atas 8 kgy. Pengurangan WarDa dari Zat WarDa DB-3 dengan Peoambahan Koagulan Fe2(SO J, dad AI2(SO ),. Hasil dari pengurangan WarDa dengan penambahan koagu- Ian dapat dilihat pada Tabel 1. Pengurangan warda optimum dari larutao kontrol DB-3 (1 ppm) dengan koagu- Ian Fe (2 ppm) pada ph 7 sebesar 96%, pada sampel radiasi pengurangan warna hanya 78% dengan kondisi yang sarna. Pada ph 9 dan 12 deogan koagulan yang sarna (Fe) pengurangan WarDa dari larutan DB-3 radiasi sebesar 9 dan 87% dibandingkan dengan kontrol. Pengurangan WarDa dari larutao DB-3 (tanpa dad dengan radiasi) dengan koagulan AI (2 ppm) pada ph 7 berturut-turut sebesar 76 dad 84%. KESIMPULAN Dari penelitian yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan: 1. Pengurangan WarDa optimum dati tarutao DB-3 kontrol (1 ppm) di~pai pada ph 7 dengan koagulan Fe2(SO4)3 (2 ppm) sebesar 96%. 2. Pengurangan wama DB-3 radiasi (1 ppm) sangat efektif pada ph 9 dad 12 dengan koagulan Fe2(SO4)3 (2 ppm) masing-masing sebesar 9 dad 84%. 3. Pengurangan wama DB-3 tanpa radiasi dad dengan radiasi (1 ppm) pada ph 7 dengan koagulan AI2(SO4)3 (2 ppm) masing-masing sebesar 76 dad 84%. 4. Penambahan asam nitrat pada sampel radiasi menurunkan intensitas spektrum dad menurunkan nilai TOC. UCAPAN TERIMA KASm Para penulis mengucapkan terima kasih kepada Sdr. Christina Tri Suharni alas bantuannya yang diberikan dalam melakukan penelitian ini, ucapan serupa juga disampaikan kepada Sdr Armanu dad rekan-rekan di IFI alas bantuannya dalam meradiasi sampel. DAFTARPUSTAKA SUMARTONO, A., WINARTI, A., SURTIPANTI, S dan ARMANU., "Pengamh iradiasi gamma pada zat warda disperse antrakuinon (terasil blue) dalam lamtan air", Aplikasi Isotop dan Radiasi (Risalah Pertemuan Ilmiah Jakarta, 1993), BATAN, Jakarta (1994) WINARTI, A., SUMARTONO, A., ARMANU dad SURnPANTI, S.,"Pengaruh iradiasi gamma pada zat warda azo (Terasil Navy) dalarn air", Aplikasi Isotop dalarn Bidang Industri Pertanian dad Lingkungan (Risalah Perternuan Ilrniah Jakarta, 1992), BAT AN, Jakarta (1993) SUZUKI, N., NAGAI, T., HOTTA, H., and WASHlNO, M., The radiation-induced degradation of azo dyes in aqueou solutions, Inter. J. of Appl. Rad. and Isot. 2.Q (1975) NAGAI, T., and SUZUKI, N., The radition-induced degradation of anthraquinone dyes in aqueou solutions, Int. J. of Appl. Radiat. Isot. II (1976) MIYATA, T., "Liquid wastes-chemistry", Department of Environment and Resources, Takasaki Radiation Chemistry Research Establishment, JAERI, UNDP/ IAEA/RCA Regional Training Course on Radiation Technology for Environmental Conservation, TR- CRE JAERI 27 September -8 October (1993). 6. ARAI, H., (Komunikasi pribadi, 1993). 7. BAGYO, N.M.A., ARAI, H., andmiyata, T., Radiation-induced decoloration and sedimentation of colloidal disperse dyes in water, (1993) (to be published). 97

4 --IrBdIBB! Aplikasi Isotop don Radiasi Tabel I. Pengurangan wama zat wama disperse blue-3 dengan Oasis (kgy) penambahan koagulan Fe2(SO 4)3 dad Al2(SO 4)3 - ph Jenis Kons. ~ ; koagulan - 7 Fe 1 2 % Pengurangan koagulan (ppm) Fe 5 II Al AI Fe Fe Fe Fe 1 2 Al , AI WarDa ;:' 8 " 4 i I 1~ / -I 2 ---I 3 L Laju dosls (kgy / jam).udbrb -I Garnbar 1. Pengaruh laju dosis terhadap pengurangan warda (dosis radiasi 2 kgy) 98

5 Ap/ikasi Isotop don Radiasi c CD C cd.c I.- CD.c <=: Panjang gelombang (nm) Gambar 2. Perubahan spektrum disperse blue-3 (,2,4,6,8, dad 1 kgy) a = dalam oksigen dad b = dalam oksigen + HNO Dosis (kgy) Gambar 3. Perubahan TOC karena radiasi 99

6 Aplika.fil.fotopdanRadia.fi,1996 ph 8 '" '"""" [~~~:~~~~~] 6 """ 4 ~ Dosls (kgy) Gambar 4. Perubahan ph karena radiasi Gambar 5. Perobahan COD setelah radiasi 1

7 Aplikasi Isotop don Radiasi DISKUSI SUPANDI Apakah pengaruh iradiasi gamma terhadap pengurangan zat WarDa dispersi blue secara visual masih tarnpak jelas atau tidak? AGUSTIN S. jemih. EMLINARTI Secara visual tampak dari tarutao yang berwarna 1. Bagaimana pengaroh konsentrasi koagulan bila > 2 ppm atau < 2 ppm, apakah mempengaruhi persentase pengurangan WarDa? 2. Selain Fe2 (SO.)3 dan Al2 (SO.)3' koagulan apalagi yang dapat digunakan untuk mengurangi zat warda DB? 2. Apa produk akhir dari degradasi dispersi blue dad bagaimana toksisitasnya dibandingkan dengan dispersi blue? AGUSTIN S. I. RCOOH > RCOO- + H+ RCOO- + AI)+ > RCOOAI RCOO- + Fe3+ > RCOOFe RCOOH (molekul zat warda) 2. Produk akhir dari degradasi disperse blue -3 yaitu asam oksajat, asam tersebut kurang beracun bila dibandingkan zat WarDa semula. ROSALINA SINAGA Apakah degradasi zat warda oleh radiasi ber. hubungan dengan warda? AGUSTIN S. AGUSTIN S. 1. Pengaruh konsentrasi koagulan hila > 2 ppm tidak Ya ekonomis, karena jenub, hila < 2 ppm pengurangannya kurang maksimum. 2. Tidak kami lakukan, namun untuk zat WarDa dispersi SOFNIE MARUSIN yang kami gunakan Ca (OCI)2 dan FeSO.. Dari basil penelitian Anda, untuk menghilangkan wama, zat warda disperse blue manakah yang terbaik GENI RINA SUNARYO dengan adanya radiasi atau dengan penambahan koaguian ataupun dengan penambahan koagulan + radiasi? Dari basil penelitian Anda, kondisi perlakuan yang bagaimanakah yang terefektif untuk pengurangan zat WarDa dispersi blue? AGUSTIN S. AGUSTIN S. Kondisi yang terefektif ialah dengan menggunakan Al2 (SO 4)3 karena dilakukan pada ph netral (7). Karena penelitian ini masih mencari alternatif terbaik, maka penggunaan baik iradiasi, penambahan koagulan, ataupun koagulan + iradiasi masih dalam penetitian lebih Ian jut. ROSI SETIADR 1. Mohon dijelaskan mekanisme reaksi degradasi dispersi blue akibat iradiasi sinar-'t dengan bantuan koagulan? 11

PENGARUH IRADIASI, PENAMBAHAN SLUDGE KELAPA SA WIT DAN AI2(SOJ3 PADA ZAT WARNA DISPERSI ORANGE 25 DALAM AIR

PENGARUH IRADIASI, PENAMBAHAN SLUDGE KELAPA SA WIT DAN AI2(SOJ3 PADA ZAT WARNA DISPERSI ORANGE 25 DALAM AIR ~ Aplikasi!sotopdanRadiasi.I996 PENGARUH IRADIASI, PENAMBAHAN SLUDGE KELAPA SA WIT DAN AI2(SOJ3 PADA ZAT WARNA DISPERSI ORANGE 25 DALAM AIR Winarti Andayani, Agustin Sumartono, dan Surtipanti S. Pusat

Lebih terperinci

PENGARUH IRADIASI GAMMA TERHADAP DEGRADASI ZAT WARNA DIRECT ORANGE 34 DALAM AIR

PENGARUH IRADIASI GAMMA TERHADAP DEGRADASI ZAT WARNA DIRECT ORANGE 34 DALAM AIR PENGARUH IRADIASI GAMMA TERHADAP DEGRADASI ZAT WARNA DIRECT ORANGE 34 DALAM AIR Oleh : Purwantiningsih Sugita 1, Ermin Katrin Winarno 2 dan Lia Anriani 1 Abstract The aim of this experiment is study on

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin tinggi dan peningkatan jumlah industri di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin tinggi dan peningkatan jumlah industri di Indonesia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penurunan kualitas air merupakan salah satu bentuk penurunan kualitas lingkungan sebagai akibat dari tingkat pertambahan penduduk yang semakin tinggi dan peningkatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Gorontalo dan pengambilan sampel air limbah dilakukan pada industri tahu.

BAB III METODE PENELITIAN. Gorontalo dan pengambilan sampel air limbah dilakukan pada industri tahu. BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian dan Waktu Pelaksanaan Penelitian ini bertempat di Desa Hulawa, Kecamatan Telaga, Kabupaten Gorontalo dan pengambilan sampel air limbah dilakukan pada industri

Lebih terperinci

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan Bab IV asil Penelitian dan Pembahasan IV.1 Isolasi Kitin dari Limbah Udang Sampel limbah udang kering diproses dalam beberapa tahap yaitu penghilangan protein, penghilangan mineral, dan deasetilasi untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi modern selain menguntungkan. manusia juga dapat menimbulkan dampak negatif yang meru-

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi modern selain menguntungkan. manusia juga dapat menimbulkan dampak negatif yang meru- BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang masalah Kemajuan teknologi modern selain menguntungkan manusia juga dapat menimbulkan dampak negatif yang meru- gikan, salah satu contoh terjadinya pencemaran -akibat

Lebih terperinci

Bab IV Hasil Dan Pembahasan

Bab IV Hasil Dan Pembahasan Bab IV Hasil Dan Pembahasan IV.1 Analisa Kualitas Air Gambut Hasil analisa kualitas air gambut yang berasal dari Riau dapat dilihat pada Tabel IV.1. Hasil ini lalu dibandingkan dengan hasil analisa air

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN III.1 Prosedur Penelitian Tahapan penelitian yang dilakukan kali ini secara keseluruhan digambarkan oleh Gambar III.1. Pada penelitian kali akan digunakan alum sebagai koagulan.

Lebih terperinci

DAFTAR ISI ABSTRAK...

DAFTAR ISI ABSTRAK... DAFTAR ISI ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... iii UCAPAN TERIMA KASIH... iv DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... ix BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang Penelitian... 1 1.2. Rumusan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Dalam penelitian ini digunakan TiO2 yang berderajat teknis sebagai katalis.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Dalam penelitian ini digunakan TiO2 yang berderajat teknis sebagai katalis. 33 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakterisasi TiO2 Dalam penelitian ini digunakan TiO2 yang berderajat teknis sebagai katalis. TiO2 dapat ditemukan sebagai rutile dan anatase yang mempunyai fotoreaktivitas

Lebih terperinci

PENGARUH ph DAN PENAMBAHAN ASAM TERHADAP PENENTUAN KADAR UNSUR KROM DENGAN MENGGUNAKAN METODE SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM

PENGARUH ph DAN PENAMBAHAN ASAM TERHADAP PENENTUAN KADAR UNSUR KROM DENGAN MENGGUNAKAN METODE SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM PENGARUH ph DAN PENAMBAHAN ASAM TERHADAP PENENTUAN KADAR UNSUR KROM DENGAN MENGGUNAKAN METODE SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM Zul Alfian Departemen Kimia FMIPA Universitas Sumatera Utara Jl. Bioteknologi

Lebih terperinci

PENGARUB IRADIASI GAMMA PADA ZAT WARNA BASA MAXILON BLUE DALAM AIR. Winarti Andayani, Agustin S.M. Bagyo, Ennin K. Winarno, dad Hendig Winarno

PENGARUB IRADIASI GAMMA PADA ZAT WARNA BASA MAXILON BLUE DALAM AIR. Winarti Andayani, Agustin S.M. Bagyo, Ennin K. Winarno, dad Hendig Winarno Pene/ilian dan Pengembangan Ap/ikasi lsolop dan Radiasi. /998 PENGARUB IRADIASI GAMMA PADA ZAT WARNA BASA MAXILON BLUE DALAM AIR Winarti Andayani, Agustin S.M. Bagyo, Ennin K. Winarno, dad Hendig Winarno

Lebih terperinci

Penyerapan Zat Warna Tekstil BR Red HE 7B Oleh Jerami Padi +) Saepudin Suwarsa Jurusan Kimia FMIPA - ITB Jl. Ganesa 10 Bandung, 40132

Penyerapan Zat Warna Tekstil BR Red HE 7B Oleh Jerami Padi +) Saepudin Suwarsa Jurusan Kimia FMIPA - ITB Jl. Ganesa 10 Bandung, 40132 JMS Vol. 3 No. 1, hal. 32-40, April 1998 Penyerapan Zat Warna Tekstil BR Red HE 7B Oleh Jerami Padi +) Saepudin Suwarsa Jurusan Kimia FMIPA - ITB Jl. Ganesa 10 Bandung, 40132 Diterima tanggal 20 Desember

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri di Indonesia selain membawa keuntungan juga

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri di Indonesia selain membawa keuntungan juga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan industri di Indonesia selain membawa keuntungan juga membawa dampak negatif bagi lingkungan sekitar misalnya pencemaran oleh limbah industri dimana limbah

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK LIMBAH TERNAK

KARAKTERISTIK LIMBAH TERNAK KARAKTERISTIK LIMBAH TERNAK KARAKTERISTIK LIMBAH TERNAK Karakteristik limbah ternak dipengaruhi : a. unit produksi: padat, semipadat, cair b. Kandang : Lantai keras : terakumulasi diatas lantai kelembaban

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Rumah Makan Sederhana Natar-Lampung Selatan.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Rumah Makan Sederhana Natar-Lampung Selatan. 25 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Kerja Penelitian Penelitian ini dilakukan di Rumah Makan Sederhana Natar-Lampung Selatan. Analisis sampel dilakukan di Laboratorium Biomassa dari bulan

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK LIMBAH TERNAK

KARAKTERISTIK LIMBAH TERNAK KARAKTERISTIK LIMBAH KARAKTERISTIK LIMBAH Karakteristik limbah ternak dipengaruhi : a. unit produksi: padat, semipadat, cair b. Kandang : Lantai keras : terakumulasi diatas lantai kelembaban dan konsistensinya

Lebih terperinci

DEGRADASI SENYAWA METANIL YELLOW SECARA FOTOKATALITIK MENGGUNAKAN TiO 2 DAN HNO 3

DEGRADASI SENYAWA METANIL YELLOW SECARA FOTOKATALITIK MENGGUNAKAN TiO 2 DAN HNO 3 DEGRADASI SENYAWA METANIL YELLOW SECARA FOTOKATALITIK MENGGUNAKAN TiO 2 DAN HNO 3 Azkia Alma Ayesha, Akmal Mukhtar, Pepi Helza Yanti Mahasiswa Program S1 Kimia Bidang Kimia Anorganik Jurusan Kimia Fakultas

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. secara langsung maupun dalam jangka panjang. Berdasarkan sumbernya, limbah

II. TINJAUAN PUSTAKA. secara langsung maupun dalam jangka panjang. Berdasarkan sumbernya, limbah 5 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Limbah Cair Secara sederhana limbah cair dapat didefinisikan sebagai air buangan yang berasal dari aktivitas manusia dan mengandung berbagai polutan yang berbahaya baik secara

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. penyamakan kulit dengan menggunakan Spektrofotometer UV-VIS Mini

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. penyamakan kulit dengan menggunakan Spektrofotometer UV-VIS Mini 43 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Proses elektrokoagulasi terhadap sampel air limbah penyamakan kulit dilakukan dengan bertahap, yaitu pengukuran treatment pada sampel air limbah penyamakan kulit dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengganggu kehidupan dan kesehatan manusia (Sunu, 2001). seperti Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur, Jawa Barat,

BAB I PENDAHULUAN. mengganggu kehidupan dan kesehatan manusia (Sunu, 2001). seperti Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur, Jawa Barat, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan di bidang industri dan teknologi membawa kesejahteraan khususnya di sektor ekonomi. Namun demikian, ternyata juga menimbulkan pencemaran terhadap lingkungan,

Lebih terperinci

I.1.1 Latar Belakang Pencemaran lingkungan merupakan salah satu faktor rusaknya lingkungan yang akan berdampak pada makhluk hidup di sekitarnya.

I.1.1 Latar Belakang Pencemaran lingkungan merupakan salah satu faktor rusaknya lingkungan yang akan berdampak pada makhluk hidup di sekitarnya. BAB I PENDAHULUAN I.1.1 Latar Belakang Pencemaran lingkungan merupakan salah satu faktor rusaknya lingkungan yang akan berdampak pada makhluk hidup di sekitarnya. Sumber pencemaran lingkungan diantaranya

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. karakterisasi luas permukaan fotokatalis menggunakan SAA (Surface Area

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. karakterisasi luas permukaan fotokatalis menggunakan SAA (Surface Area BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Pada penelitian ini akan dibahas mengenai preparasi ZnO/C dan uji aktivitasnya sebagai fotokatalis untuk mendegradasi senyawa organik dalam limbah, yaitu fenol. Penelitian ini

Lebih terperinci

THE USE OF TIO 2 -ZEOLIT AS A CATALYST ON THE DEGRADATION PROCESS OF ERIONIL RED DYE

THE USE OF TIO 2 -ZEOLIT AS A CATALYST ON THE DEGRADATION PROCESS OF ERIONIL RED DYE Indo. J. Chem., 27, 7 (1), 11-11 THE USE OF TIO 2 -ZEOLIT AS A CATALYST ON THE DEGRADATION PROCESS OF ERIONIL RED DYE Penggunaan Komposit Sebagai Katalis Dalam Proses Penguraian Zat Warna Erionil Red Agustin

Lebih terperinci

PRISMA FISIKA, Vol. V, No. 1 (2017), Hal ISSN :

PRISMA FISIKA, Vol. V, No. 1 (2017), Hal ISSN : Analisis Kualitas Air Sumur Bor di Pontianak Setelah Proses Penjernihan Dengan Metode Aerasi, Sedimentasi dan Filtrasi Martianus Manurung a, Okto Ivansyah b*, Nurhasanah a a Jurusan Fisika, Fakultas Matematika

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. standar, dilanjutkan pengukuran kadar Pb dalam contoh sebelum dan setelah koagulasi (SNI ).

HASIL DAN PEMBAHASAN. standar, dilanjutkan pengukuran kadar Pb dalam contoh sebelum dan setelah koagulasi (SNI ). 0.45 µm, ph meter HM-20S, spektrofotometer serapan atom (AAS) Analytic Jena Nova 300, spektrofotometer DR 2000 Hach, SEM-EDS EVO 50, oven, neraca analitik, corong, pompa vakum, dan peralatan kaca yang

Lebih terperinci

PENURUNAN INTENSITAS WARNA REMAZOL RED RB 133 DALAM LIMBAH BATIK DENGAN ELEKTROKOAGULASI MENGGUNAKAN NaCl

PENURUNAN INTENSITAS WARNA REMAZOL RED RB 133 DALAM LIMBAH BATIK DENGAN ELEKTROKOAGULASI MENGGUNAKAN NaCl Jurnal Atomik, 2018, 03 (1) hal 39-46 PENURUNAN INTENSITAS WARNA REMAZOL RED RB 133 DALAM LIMBAH BATIK DENGAN ELEKTROKOAGULASI MENGGUNAKAN NaCl A DECREASE IN THE INTENSITY OF DYE RED REMAZOL RB 133 IN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berdampak positif, keberadaan industri juga dapat menyebabkan dampak

BAB I PENDAHULUAN. berdampak positif, keberadaan industri juga dapat menyebabkan dampak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberadaan sektor industri menjadi salah satu sektor penting, dimana keberadaannya berdampak positif dalam pembangunan suatu wilayah karena dengan adanya industri maka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah dengan mengembangkan industri tekstil (Achmad, 2004). Keberadaan

BAB I PENDAHULUAN. adalah dengan mengembangkan industri tekstil (Achmad, 2004). Keberadaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu upaya manusia untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya adalah dengan mengembangkan industri tekstil (Achmad, 2004). Keberadaan industri tekstil selain menguntungkan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Lanjutan Nilai parameter. Baku mutu. sebelum perlakuan

HASIL DAN PEMBAHASAN. Lanjutan Nilai parameter. Baku mutu. sebelum perlakuan dan kemudian ditimbang. Penimbangan dilakukan sampai diperoleh bobot konstan. Rumus untuk perhitungan TSS adalah sebagai berikut: TSS = bobot residu pada kertas saring volume contoh Pengukuran absorbans

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini pencemaran air menjadi masalah serius di dunia. Pencemaran senyawa non-biodegradable yang berasal dari limbah budidaya pertanian seperti herbisida, insektisida,

Lebih terperinci

RANCANGAN PENGOLAHAN LIMBAH CAIR. Oleh DEDY BAHAR 5960

RANCANGAN PENGOLAHAN LIMBAH CAIR. Oleh DEDY BAHAR 5960 RANCANGAN PENGOLAHAN LIMBAH CAIR Oleh DEDY BAHAR 5960 PEMERINTAH KABUPATEN TEMANGGUNG DINAS PENDIDIKAN SMK NEGERI 1 (STM PEMBANGUNAN) TEMANGGUNG PROGRAM STUDY KEAHLIAN TEKNIK KIMIA KOPETENSI KEAHLIAN KIMIA

Lebih terperinci

Karakteristik Limbah Ternak

Karakteristik Limbah Ternak Fakultas Peternakan UNHAS Karakteristik Limbah Ternak Dr.Muhammad Irfan Said, S.Pt, M.P 2014 J l. P e r i n t i s K e m e r d e k a a n K m. 1 0 M a k a s s a r KARAKTERISTIK LIMBAH TERNAK Dr. Muhammad

Lebih terperinci

EFEK PENGGUNAAN ZnO SEBAGAI FOTOKATALISIS YANG DIIMOBILISASI PADA PLAT KACA TERHADAP LARUTAN ZAT WARNA CIBACRON-RED

EFEK PENGGUNAAN ZnO SEBAGAI FOTOKATALISIS YANG DIIMOBILISASI PADA PLAT KACA TERHADAP LARUTAN ZAT WARNA CIBACRON-RED EFEK PENGGUNAAN ZnO SEBAGAI FOTOKATALISIS YANG DIIMOBILISASI PADA PLAT KACA TERHADAP LARUTAN ZAT WARNA CIBACRON-RED Nurhasni 1, Winarti Andayani 2 & Zulfakar Tribuana Said 1 1 Program Studi Kimia FST UIN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Aktivitas pencemaran lingkungan yang dihasilkan dari suatu kegiatan industri merupakan suatu masalah yang sangat umum dan sulit untuk dipecahkan pada saat

Lebih terperinci

Air dan air limbah Bagian 2: Cara uji kebutuhan oksigen kimiawi (KOK) dengan refluks tertutup secara spektrofotometri

Air dan air limbah Bagian 2: Cara uji kebutuhan oksigen kimiawi (KOK) dengan refluks tertutup secara spektrofotometri Standar Nasional Indonesia Air dan air limbah Bagian 2: Cara uji kebutuhan oksigen kimiawi (KOK) dengan refluks tertutup secara spektrofotometri ICS 13.060.50 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN y = x R 2 = Absorban

HASIL DAN PEMBAHASAN y = x R 2 = Absorban 5 Kulit kacang tanah yang telah dihaluskan ditambahkan asam sulfat pekat 97%, lalu dipanaskan pada suhu 16 C selama 36 jam. Setelah itu, dibilas dengan air destilata untuk menghilangkan kelebihan asam.

Lebih terperinci

Indo. J. Chem. Sci. 1 (1) (2012) Indonesian Journal of Chemical Science

Indo. J. Chem. Sci. 1 (1) (2012) Indonesian Journal of Chemical Science Indo. J. Chem. Sci. 1 (1) (2012) Indonesian Journal of Chemical Science http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ijcs FOTODEGRADASI ZAT WARNA REMAZOL RED MENGGUNAKAN KATALIS - CORE SHELL NANOSTRUKTUR Agus

Lebih terperinci

Oksigen memasuki udara melalui reaksi fotosintesis tanaman : CO 2 + H 2 O + hv {CH 2 O} + O 2 (g)

Oksigen memasuki udara melalui reaksi fotosintesis tanaman : CO 2 + H 2 O + hv {CH 2 O} + O 2 (g) Bahan Kimia dan Reaksi-Reaksi Fotokimia Dalam Atmosfer REAKSI-REAKSI OKSIGEN ATMOSFER Reaksi umum dari perubahan oksigen dalam atmosfer, litosfer, hidrosfer, dan biosfer. Siklus oksigen sangat penting

Lebih terperinci

Deskripsi Lengkap Analisa : Merk : JEOL JNMECA 500 Fungsi. Harga Analisa : Proton ( 1 H) Karbon ( 13 C)

Deskripsi Lengkap Analisa : Merk : JEOL JNMECA 500 Fungsi. Harga Analisa : Proton ( 1 H) Karbon ( 13 C) : NMR Merk : JEOL JNMECA 500 Proton ( 1 H) Karbon ( 13 C) Attached Proton Test (APT) Correlation Spectroscopy (COSY, NOESY) Distortionless Enhancement by Polarization Transfer 9DEPT) 45 o Distortionless

Lebih terperinci

STUDI PENDAHULUAN MENGENAI DEGRADASI ZAT WARNA AZO (METIL ORANGE) DALAM PELARUT AIR MENGGUNAKAN MESIN BERKAS ELEKTRON 350 kev/10 ma

STUDI PENDAHULUAN MENGENAI DEGRADASI ZAT WARNA AZO (METIL ORANGE) DALAM PELARUT AIR MENGGUNAKAN MESIN BERKAS ELEKTRON 350 kev/10 ma STUDI PEDAHULUA MEGEAI DEGRADASI ZAT WARA AZO (METIL ORAGE) DALAM PELARUT AIR MEGGUAKA MESI BERKAS ELEKTRO 350 kev/10 ma MARIA CHRISTIA P. *)., MU ISATU S. *)., RAY SAPTAAJI **), DJOKO MARJATO *) *)Sekolah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Katalis merupakan suatu zat yang sangat diperlukan dalam kehidupan. Katalis yang digunakan merupakan katalis heterogen. Katalis heterogen merupakan katalis yang dapat digunakan

Lebih terperinci

4 Hasil dan Pembahasan

4 Hasil dan Pembahasan 4 Hasil dan Pembahasan Secara garis besar, penelitian ini terdiri dari tiga tahap. Tahap pertama yaitu penentuan spektrum absorpsi dan pembuatan kurva kalibrasi dari larutan zat warna RB red F3B. Tahap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tempe gembus, kerupuk ampas tahu, pakan ternak, dan diolah menjadi tepung

BAB I PENDAHULUAN. tempe gembus, kerupuk ampas tahu, pakan ternak, dan diolah menjadi tepung 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri tahu dalam proses pengolahannya menghasilkan limbah, baik limbah padat maupun cair. Limbah padat dihasilkan dari proses penyaringan dan penggumpalan. Limbah

Lebih terperinci

Degradasi Asam 2,4-diklorofenoksiasetat (2,4-D) dalam Pestisida Santamin 865 SL Secara Fotolisis dan Sonolisis dengan Penambahan Katalis TiO 2 Anatase

Degradasi Asam 2,4-diklorofenoksiasetat (2,4-D) dalam Pestisida Santamin 865 SL Secara Fotolisis dan Sonolisis dengan Penambahan Katalis TiO 2 Anatase Degradasi Asam 2,4-diklorofenoksiasetat (2,4-D) dalam Pestisida Santamin 865 SL Secara Fotolisis dan Sonolisis dengan Penambahan Katalis TiO 2 Anatase Abstract 2,4-dichlorophenoxyacetic acid (2,4-D) is

Lebih terperinci

PENGGOLONGAN & RUANG LINGKUP KIMIA ANALITIK

PENGGOLONGAN & RUANG LINGKUP KIMIA ANALITIK PENGGOLONGAN & RUANG LINGKUP KIMIA ANALITIK KIMIA ANALITIK Cabang dari ilmu kimia yang mempelajari teori dan cara-cara melakukan analisis kimia terhadap suatu bahan atau zat kimia. ANALISIS KIMIA Organik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi dalam penelitian ini yaitu di industri tahu yang ada di Kecamatan Kota

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi dalam penelitian ini yaitu di industri tahu yang ada di Kecamatan Kota 28 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Lokasi dalam penelitian ini yaitu di industri tahu yang ada di Kecamatan Kota Timur Kota Gorontalo yaitu industri tahu di Kelurahan Heledulaa (Pabrik

Lebih terperinci

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB III METODE PENELITIAN. penelitian Departemen Kimia Fakultas Sains dan Teknologi Universitas

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB III METODE PENELITIAN. penelitian Departemen Kimia Fakultas Sains dan Teknologi Universitas BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan di laboratorium Kimia Analitik dan laboratorium penelitian Departemen Kimia Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga, mulai

Lebih terperinci

Jurnal Kimia Indonesia

Jurnal Kimia Indonesia Jurnal Kimia Indonesia Vol. 2 (1), 2007, h. 1-5 Proses Ozonisasi pada Limbah Cair Industri Gula Isyuniarto, Widdi Usada, Suryadi dan Agus Purwadi Pusat Teknologi Akselerator dan Bahan - BATAN Jogjakarta

Lebih terperinci

PENGOLAHAN AIR LIMBAH PEWARNA SINTETIS DENGAN MENGGUNAKAN REAGEN FENTON

PENGOLAHAN AIR LIMBAH PEWARNA SINTETIS DENGAN MENGGUNAKAN REAGEN FENTON PENGOLAHAN AIR LIMBAH PEWARNA SINTETIS DENGAN MENGGUNAKAN REAGEN FENTON K-3 Tuty E. Agustina 1*, Enggal Nurisman 1, Prasetyowati 1, Nina Haryani 1, Lia Cundari 1, Alien Novisa 2 dan Oki Khristina 2 1 Jurusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Kebutuhan yang utama bagi terselenggaranya kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Kebutuhan yang utama bagi terselenggaranya kesehatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air merupakan salah satu sumberdaya alam yang memiliki fungsi sangat penting bagi kehidupan manusia, serta untuk memajukan kesejahteraan umum sehingga merupakan modal

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Perkembangan industri tekstil dan industri lainnya di Indonesia menghasilkan

I. PENDAHULUAN. Perkembangan industri tekstil dan industri lainnya di Indonesia menghasilkan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan industri tekstil dan industri lainnya di Indonesia menghasilkan banyak limbah organik golongan senyawa azo, yang akan menimbulkan dampak negatif bagi kehidupan

Lebih terperinci

DEGRADASI ZAT WARNA RHODAMIN B SECARA Advanced Oxidation Processes METODE FENTON BERDASARKAN VARIASI KONSENTRASI H 2 O 2

DEGRADASI ZAT WARNA RHODAMIN B SECARA Advanced Oxidation Processes METODE FENTON BERDASARKAN VARIASI KONSENTRASI H 2 O 2 DEGRADASI ZAT WARNA RHODAMIN B SECARA Advanced Oxidation Processes METODE FENTON BERDASARKAN VARIASI KONSENTRASI H 2 O 2 Ana Hidayati Mukaromah*, Yusrin**, Endah Mubiarti*** * Program Studi DIV Analis

Lebih terperinci

APLIKASI METODE ADVANCED OXIDATION PROCESSES UNTUK MENURUNKAN KADAR METHYL ORANGE

APLIKASI METODE ADVANCED OXIDATION PROCESSES UNTUK MENURUNKAN KADAR METHYL ORANGE SEMINAR NASIONAL KIMIA DAN PENDIDIKAN KIMIA VI Pemantapan Riset Kimia dan Asesmen Dalam Pembelajaran Berbasis Pendekatan Saintifik Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan PMIPA FKIP UNS Surakarta, 21 Juni

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 PENELITIAN PENDAHULUAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 PENELITIAN PENDAHULUAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN.1 PENELITIAN PENDAHULUAN Penelitian pendahuluan dilakukan untuk menentukan titik kritis pengenceran limbah dan kondisi mulai mampu beradaptasi hidup pada limbah cair tahu. Limbah

Lebih terperinci

ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB 1 PENDAHULUAN

ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Rhodamin B merupakan pewarna sintetis yang biasa digunakan dalam industri tekstil, kertas, kulit, plastik, cat, farmasi dan makanan yang digunakan sebagai

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini, data yang diperoleh disajikan dalam bentuk tabel dan grafik. Penyajian grafik dilakukan berdasarkan variabel konsentrasi terhadap kedalaman dan disajikan untuk

Lebih terperinci

PENENTUAN KUALITAS AIR

PENENTUAN KUALITAS AIR PENENTUAN KUALITAS AIR Analisis air Mengetahui sifat fisik dan Kimia air Air minum Rumah tangga pertanian industri Jenis zat yang dianalisis berlainan (pemilihan parameter yang tepat) Kendala analisis

Lebih terperinci

PEMANFAATAN BIJI ASAM JAWA (TAMARINDUS INDICA) SEBAGAI KOAGULAN ALTERNATIF DALAM PROSES PENGOLAHAN AIR SUNGAI

PEMANFAATAN BIJI ASAM JAWA (TAMARINDUS INDICA) SEBAGAI KOAGULAN ALTERNATIF DALAM PROSES PENGOLAHAN AIR SUNGAI 85 Jurnal Ilmiah Teknik Lingkungan Vol.7 No.2 PEMANFAATAN BIJI ASAM JAWA (TAMARINDUS INDICA) SEBAGAI KOAGULAN ALTERNATIF DALAM PROSES PENGOLAHAN AIR SUNGAI Fitri Ayu Wardani dan Tuhu Agung. R Program Studi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Bab ini menyajikan uraian tentang permasalahan yang melatarbelakangi penelitian sintesis magnetit yang terlapis asam humat (Fe 3 O 4 -HA) dengan metode kopresipitasi sebagai adsorben

Lebih terperinci

DISINFEKSI DAN NETRALISASI

DISINFEKSI DAN NETRALISASI DISINFEKSI DAN NETRALISASI PROSES Disinfeksi ADALAH PROSES PENGOLAHAN AIR DENGAN TUJUAN UNTUK MEMBUNUH MIKROORGANISME (BAKTERI) DALAM AIR YANG MENYEBABKAN PENYAKIT Cara-cara Disinfeksi 1. Cara Fisik a.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Modifikasi Ca-Bentonit menjadi kitosan-bentonit bertujuan untuk

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Modifikasi Ca-Bentonit menjadi kitosan-bentonit bertujuan untuk BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Modifikasi Ca-Bentonit menjadi kitosan-bentonit bertujuan untuk merubah karakter permukaan bentonit dari hidrofilik menjadi hidrofobik, sehingga dapat meningkatkan kinerja kitosan-bentonit

Lebih terperinci

Dasar Analisis Kualitas Lingkungan (Kualitatif dan Kuantitatif) organik dan anorganik

Dasar Analisis Kualitas Lingkungan (Kualitatif dan Kuantitatif) organik dan anorganik Dasar Analisis Kualitas Lingkungan (Kualitatif dan Kuantitatif) organik dan anorganik Klasifikasi Peralatan Gelas (Glassware) Analytical Techniques for Environments Analysis Sampling Sample Treatment

Lebih terperinci

KAJIAN PENGGUNAAN BIJI KELOR SEBAGAI KOAGULAN PADA PROSES PENURUNAN KANDUNGAN ORGANIK (KMnO 4 ) LIMBAH INDUSTRI TEMPE DALAM REAKTOR BATCH

KAJIAN PENGGUNAAN BIJI KELOR SEBAGAI KOAGULAN PADA PROSES PENURUNAN KANDUNGAN ORGANIK (KMnO 4 ) LIMBAH INDUSTRI TEMPE DALAM REAKTOR BATCH Spectra Nomor 8 Volume IV Juli 06: 16-26 KAJIAN PENGGUNAAN BIJI KELOR SEBAGAI KOAGULAN PADA PROSES PENURUNAN KANDUNGAN ORGANIK (KMnO 4 ) LIMBAH INDUSTRI TEMPE DALAM REAKTOR BATCH Sudiro Ika Wahyuni Harsari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. permintaan pasar akan kebutuhan pangan yang semakin besar. Kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. permintaan pasar akan kebutuhan pangan yang semakin besar. Kegiatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di tengah era globalisasi ini industri pangan mulai berkembang dengan pesat. Perkembangan industri pangan tersebut disebabkan oleh semakin meningkatnya laju pertumbuhan

Lebih terperinci

Pembuatan Kit Praktikum Kimia Skala Kecil untuk Pembelajaran Reaksi kimia

Pembuatan Kit Praktikum Kimia Skala Kecil untuk Pembelajaran Reaksi kimia Pembuatan Kit Praktikum Kimia Skala Kecil untuk Pembelajaran Reaksi kimia Sri Haryati 1,a), Djulia Onggo 2,b) 1 SMAN 17 Garut Magister Pengajaran Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut

Lebih terperinci

Lampiran 1. Kriteria penilaian beberapa sifat kimia tanah

Lampiran 1. Kriteria penilaian beberapa sifat kimia tanah 30 LAMPIRAN 31 Lampiran 1. Kriteria penilaian beberapa sifat kimia tanah No. Sifat Tanah Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi 1. C (%) < 1.00 1.00-2.00 2.01-3.00 3.01-5.00 > 5.0 2. N (%)

Lebih terperinci

LAPORAN KIMIA ANALITIK KI-2221

LAPORAN KIMIA ANALITIK KI-2221 LAPORAN KIMIA ANALITIK KI-2221 Percobaan 5 EKSTRAKSI PELARUT Nama : Nisrina Rizkia NIM : 10510002 Kelompok : 1 Tanggal Percobaan : 20 Maret 2012 Tanggal Laporan : 27 Maret 2012 Asisten Praktikum : Ka Elsi

Lebih terperinci

LIMBAH. Pengertian Baku Mutu Lingkungan Contoh Baku Mutu Pengelompokkan Limbah Berdasarkan: 1. Jenis Senyawa 2. Wujud 3. Sumber 4.

LIMBAH. Pengertian Baku Mutu Lingkungan Contoh Baku Mutu Pengelompokkan Limbah Berdasarkan: 1. Jenis Senyawa 2. Wujud 3. Sumber 4. LIMBAH Pengertian Baku Mutu Lingkungan Contoh Baku Mutu Pengelompokkan Limbah Berdasarkan: 1. Jenis Senyawa 2. Wujud 3. Sumber 4.B3 PENGERTIAN Berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) No. 18/1999 Jo.PP 85/1999

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN Hasil pengukuran bilangan peroksida sampel minyak kelapa sawit dan minyak kelapa yang telah dipanaskan dalam oven dan diukur pada selang waktu tertentu sampai 96 jam

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. cahaya matahari.fenol bersifat asam, keasaman fenol ini disebabkan adanya pengaruh

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. cahaya matahari.fenol bersifat asam, keasaman fenol ini disebabkan adanya pengaruh BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Fenol merupakan senyawa organik yang mengandung gugus hidroksil (OH) yang terikat pada atom karbon pada cincin benzene dan merupakan senyawa yang bersifat toksik, sumber pencemaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidup. Namun disamping itu, industri yang ada tidak hanya menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. hidup. Namun disamping itu, industri yang ada tidak hanya menghasilkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Meningkatnya sektor industri pertanian meningkatkan kesejahteraan dan mempermudah manusia dalam pemenuhan kebutuhan hidup. Namun disamping itu, industri yang ada tidak

Lebih terperinci

PENGARUH LIMBAH CAIR INDUSTRI TAHU TERHADAP KUALITAS AIR SUNGAI PAAL 4 KECAMATAN TIKALA KOTA MANADO

PENGARUH LIMBAH CAIR INDUSTRI TAHU TERHADAP KUALITAS AIR SUNGAI PAAL 4 KECAMATAN TIKALA KOTA MANADO PENGARUH LIMBAH CAIR INDUSTRI TAHU TERHADAP KUALITAS AIR SUNGAI PAAL 4 KECAMATAN TIKALA KOTA MANADO Sepriani, Jemmy Abidjulu, Harry S.J. Kolengan Program Studi Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pencemaran udara adalah masuknya, atau tercampurnya unsur-unsur berbahaya ke dalam

I. PENDAHULUAN. Pencemaran udara adalah masuknya, atau tercampurnya unsur-unsur berbahaya ke dalam I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pencemaran udara adalah masuknya, atau tercampurnya unsur-unsur berbahaya ke dalam atmosfir yang dapat mengakibatkan terjadinya kerusakan lingkungan, gangguan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Laporan Hasil Pengujian Residu Pestisida

Lampiran 1. Laporan Hasil Pengujian Residu Pestisida LAMPIRAN Lampiran 1. Laporan Hasil Pengujian Residu Pestisida 53 Lampiran 2. Aplikasi Dosis Herbisida Selama 1 Musim Tanam No Blok Kebun Petak Luas (Ha) Aplikasi 1 (Liter) Aplikasi 2 (Liter) Ametryn 2,4-D

Lebih terperinci

Oleh: Mei Sulis Setyowati Dosen Pembimbing: Dr. Ir. Endah Mutiara Marhaeni Putri, M.Si

Oleh: Mei Sulis Setyowati Dosen Pembimbing: Dr. Ir. Endah Mutiara Marhaeni Putri, M.Si Kinetika Degradasi Fotokatalitik Pewarna Azoic dalam Limbah Industri Batik dengan Katalis TiO2 Oleh: Mei Sulis Setyowati 1410100031 Dosen Pembimbing: Dr. Ir. Endah Mutiara Marhaeni Putri, M.Si Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan sumber daya alam yang sangat diperlukan oleh semua

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan sumber daya alam yang sangat diperlukan oleh semua BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan sumber daya alam yang sangat diperlukan oleh semua makhluk hidup. Maka, sumber daya air harus dilindungi agar tetap dapat dimanfaatkan dengan baik oleh

Lebih terperinci

ANALISIS DUA KOMPONEN TANPA PEMISAHAN

ANALISIS DUA KOMPONEN TANPA PEMISAHAN LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK ANALISIS DUA KOMPONEN TANPA PEMISAHAN Tanggal Praktikum : Jumat, Oktober 010 Tanggal Pengumpulan Laporan : Jumat, 9 Oktober 010 Disusun oleh Nama : Annisa Hijriani Nim

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian tentang pengaruh elektrodisinfeksi terhadap Coliform dan

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian tentang pengaruh elektrodisinfeksi terhadap Coliform dan BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian tentang pengaruh elektrodisinfeksi terhadap Coliform dan E.Coli dalam air dengan menggunakan elektroda platina-platina (Pt/Pt) dilakukan di Laboratorium Penelitian

Lebih terperinci

PENGARUH URANIUM TERHADAP ANALISIS THORIUM MENGGUNAKAN SPEKTROFOTOMETER UV-VIS

PENGARUH URANIUM TERHADAP ANALISIS THORIUM MENGGUNAKAN SPEKTROFOTOMETER UV-VIS PENGARUH URANIUM TERHADAP ANALISIS THORIUM MENGGUNAKAN SPEKTROFOTOMETER UV-VIS SYAMSUL FATIMAH, IIS HARYATI, AGUS JAMALUDIN Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir-BATAN, Kawasan Puspiptek Gd 20, Serpong, 15313

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. fungsi hidro-orologi dan fungsi lingkungan lain yang penting bagi kehidupan seluruh

BAB 1 PENDAHULUAN. fungsi hidro-orologi dan fungsi lingkungan lain yang penting bagi kehidupan seluruh BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Lahan gambut merupakan salah satu sumber daya alam yang mempunyai fungsi hidro-orologi dan fungsi lingkungan lain yang penting bagi kehidupan seluruh mahkluk hidup.

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Perbedaan Kandungan CO 2 Sebelum dan Sesudah Pemurnian Perbedaan Kandungan CO 2 melalui Indikator Warna Pengambilan contoh biogas yang dianalisis secara kuantitatif sehingga didapatkan

Lebih terperinci

D. X 2 (PO 4 ) 3 E. X 2 SO 4. D. S dan T E. R dan T

D. X 2 (PO 4 ) 3 E. X 2 SO 4. D. S dan T E. R dan T 1. Suatu atom X mempunyai konfigurasi elektron1s 2 2s 2 2p 6 3s 2. Senyawa dan yang dapat dibentuk oleh atom ini adalah... A. HX 2 B. XCl 2 C. CaX Atom X termasuk golongan II A (alkali tanah) Senyawanya

Lebih terperinci

PENGOLAHAN LIMBAH RUMAH TANGGA DENGAN PROSES ELEKTROLFOKULATOR SECARA BATCH

PENGOLAHAN LIMBAH RUMAH TANGGA DENGAN PROSES ELEKTROLFOKULATOR SECARA BATCH PENGOLAHAN LIMBAH RUMAH TANGGA DENGAN PROSES ELEKTROLFOKULATOR SECARA BATCH Soemargono, Endang ismiati, dan Lazuardi *) Jurusan Teknik Kimia, UPN Veteran Jatim ABSTRACT The principle of process electro-flocculator

Lebih terperinci

ACARA IV PERCOBAAN DASAR ALAT SPEKTROFOTOMETER SERAPAN ATOM

ACARA IV PERCOBAAN DASAR ALAT SPEKTROFOTOMETER SERAPAN ATOM ACARA IV PERCOBAAN DASAR ALAT SPEKTROFOTOMETER SERAPAN ATOM A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM 1. Tujuan Praktikum a. Percobaan dasar spektrofotometri serapan atom. b. Penentuan konsentrasi sampel dengan alat spektrofotometri

Lebih terperinci

TUGAS MANAJEMEN LABORATORIUM PENANGANAN LIMBAH DENGAN MENGGUNAKAN LUMPUR AKTIF DAN LUMPUR AKTIF

TUGAS MANAJEMEN LABORATORIUM PENANGANAN LIMBAH DENGAN MENGGUNAKAN LUMPUR AKTIF DAN LUMPUR AKTIF TUGAS MANAJEMEN LABORATORIUM PENANGANAN LIMBAH DENGAN MENGGUNAKAN LUMPUR AKTIF DAN LUMPUR AKTIF DISUSUN OLEH RIZKIKA WIDIANTI 1413100100 DOSEN PENGAMPU Dr. Djoko Hartanto, M.Si JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA

Lebih terperinci

Seminar Nasional Pendidikan Biologi FKIP UNS 2010

Seminar Nasional Pendidikan Biologi FKIP UNS 2010 PARAMETER BIOLOGIS BADAN AIR SUNGAI NGRINGO SEBAGAI DAMPAK INDUSTRI TEKSTIL Nanik Dwi Nurhayati Pendidikan Kimia FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta Email: nanikdn@uns.ac.id ABSTRAK Berbagai bakteri

Lebih terperinci

TUGAS ANALISIS FARMASI ANALISIS OBAT DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS

TUGAS ANALISIS FARMASI ANALISIS OBAT DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS TUGAS ANALISIS FARMASI ANALISIS OBAT DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS OLEH NAMA : RAHMAD SUTRISNA STAMBUK : F1F1 11 048 KELAS : FARMASI A JURUSAN FARMASI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

Lebih terperinci

LOGO. Stoikiometri. Tim Dosen Pengampu MK. Kimia Dasar

LOGO. Stoikiometri. Tim Dosen Pengampu MK. Kimia Dasar LOGO Stoikiometri Tim Dosen Pengampu MK. Kimia Dasar Konsep Mol Satuan jumlah zat dalam ilmu kimia disebut mol. 1 mol zat mengandung jumlah partikel yang sama dengan jumlah partikel dalam 12 gram C 12,

Lebih terperinci

PENENTUAN DOSIS RADIASI MENGGUNAKAN DOSIMETER FRICKE

PENENTUAN DOSIS RADIASI MENGGUNAKAN DOSIMETER FRICKE PENENTUAN DOSIS RADIASI MENGGUNAKAN DOSIMETER FRICKE Sukaryono 1, Suhartono 1 dan Athanasia Elra Andjioe 2 1, BATAN. Jl. Babarsari Kotak Pos 1601 ykbb, Yogyakarta email:sukaryono@batan.go.id 2 Sekolah

Lebih terperinci

EVALUASI KOMPETENSI SEMESTER GASAL KELAS XI WAKTU : (90 menit)

EVALUASI KOMPETENSI SEMESTER GASAL KELAS XI WAKTU : (90 menit) EVALUASI KOMPETENSI SEMESTER GASAL KELAS XI WAKTU : (90 menit) A. Pilihlah satu jawaban yang paling benar dengan memberi silang pada salah satu huruf di lembar jawab! 1. Di Indonesia, pengaturan lingkungan

Lebih terperinci

penanganan limbah, yaitu dengan menampung limbah laboratorium tersebut,

penanganan limbah, yaitu dengan menampung limbah laboratorium tersebut, BAB1 PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Selama ini Universitas Islam Indonesia sudah melakukan penanganan limbah, yaitu dengan menampung limbah laboratorium tersebut, oleh karena itu perlu adanya alternatif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahan pencemar yang berasal dari industri juga dapat meresap ke dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahan pencemar yang berasal dari industri juga dapat meresap ke dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahan pencemar yang berasal dari industri juga dapat meresap ke dalam air. Air yang telah tercemar sangat sulit untuk dipulihkan kembali menjadi air bersih, meskipun

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat, karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat, karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dasar Pengenalan Air Air merupakan suatu sarana utama untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam penularan,

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/331/KPTS/013/2012 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/331/KPTS/013/2012 TENTANG GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/331/KPTS/013/2012 TENTANG PENUNJUKAN PT. ENVILAB INDONESIA SEBAGAI LABORATORIUM LINGKUNGAN DI JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang Mengingat

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print) D-22

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print) D-22 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) D-22 Pemanfaatan Biji Asam Jawa (Tamarindusindica) Sebagai Koagulan Alternatif dalam Proses Menurunkan Kadar COD dan BOD dengan

Lebih terperinci

A. Judul B. Tujuan C. Dasar Teori

A. Judul B. Tujuan C. Dasar Teori PERCOBAAN III A. Judul : Penetapan Besi secara Spektrofotometri B. Tujuan : dapat menetapkan kandungan besi dalam suatu sampel dengan teknik kurva kalibrasi biasa dan teknik standar adisi. C. Dasar Teori

Lebih terperinci

PEMANFAATAN SUPLEMEN VITAMIN C SEBAGAI INHIBITOR KOROSI PADA BAJA API 5L GRADE B DALAM MEDIA 3.5% NaCl DAN 0.1 M HCl

PEMANFAATAN SUPLEMEN VITAMIN C SEBAGAI INHIBITOR KOROSI PADA BAJA API 5L GRADE B DALAM MEDIA 3.5% NaCl DAN 0.1 M HCl PEMANFAATAN SUPLEMEN VITAMIN C SEBAGAI INHIBITOR KOROSI PADA BAJA API 5L GRADE B DALAM MEDIA 3.5% NaCl DAN 0.1 M HCl Abdur Rozak 2709100004 Dosen Pembimbing : Budi Agung Kurniawan ST, M.sc. Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB ІІ TINJAUAN PUSTAKA. Pencemaran atau polusi adalah suatu kondisi yang telah berubah dari

BAB ІІ TINJAUAN PUSTAKA. Pencemaran atau polusi adalah suatu kondisi yang telah berubah dari BAB ІІ TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Pencemaran 2.1.1. Pencemaran lingkungan Pencemaran atau polusi adalah suatu kondisi yang telah berubah dari bentuk asal pada keadaan yang lebih buruk. Pergeseran bentuk tatanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Industri tahu mempunyai dampak positif yaitu sebagai sumber

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Industri tahu mempunyai dampak positif yaitu sebagai sumber BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Industri tahu mempunyai dampak positif yaitu sebagai sumber pendapatan, juga memiliki sisi negatif yaitu berupa limbah cair. Limbah cair yang dihasilkan oleh

Lebih terperinci