Rencana Strategis. Oleh: Sekretaris Jenderal. Kementerian Perindustrian Jakarta, 4 Februari 2010

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Rencana Strategis. Oleh: Sekretaris Jenderal. Kementerian Perindustrian Jakarta, 4 Februari 2010"

Transkripsi

1 Rencana Strategis Kementerian Perindustrian Oleh: Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian Jakarta, 4 Februari 2010

2 I. PENDAHULUAN 2

3 A. Dasar Hukum UU 25/2004 tentang SPPN: (Pasal 6 ayat 1) Renstra K/L memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program, dan kegiatan pembangunan sesuai dengan tugas dan fungsi Kementerian/Lembaga yang disusun dengan berpedoman pada RPJM Nasional dan bersifat indikatif. PP 40/2006 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional : (Pasal 14 ayat 2) Rancangan Renstra K/L ditelaah oleh Menteri agar: - Sasaran program prioritas Presiden terjabarkan ke sasaran tujuan K/L - Kebijakan K/L konsisten dengan Rancangan Awal RPJMN - Program dan Kegiatan K/L konsisten dengan Rancangan Awal RPJMN - Sasaran hasil (outcome) sinergis dengan program prioritas Presiden - Sasaran keluaran (output) sasaran hasil (outcome) - Sumber daya yang diperlukan layak menurut kerangka ekonomi makro PP 20/2004 tentang RKP turunan UU 17/2003 : (Pasal 3 ayat 1) Renja K/L disusun dengan berpedoman pada Renstra-KL dan mengacu pada prioritas pembangunan nasional dan pagu indikatif serta memuat kebijakan, program dan kegiatan pembangunan baik yang dilaksanakan langsung oleh Pemerintah maupun yang ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat. 3

4 B. Agenda AGENDA PENYAMPAIAN RANCANGAN RENSTRA-KL kepada Menteri Negara PPN/Ka. BAPPENAS, Menteri Keuangan dan Menteri Negara PAN Exercise RPJMN (Bappenas) Exercise RPJMN (K/L) Trilateral Meeting PENERBITAN PERPRES NO. 5 TAHUN 2010 TENTANG RPJMN PENYAMPAIAN RENSTRA-KL kepada Menteri Negara PPN/Ka. BAPPENAS, Menteri Keuangan dan Menteri Negara PAN WAKTU PELAKSANAAN Selambat-lambatnya 15 Oktober Januari 2010 Selambat-lambatnya 31 Januari 2010 (telah disampaikan pada tanggal 30 Januari 2010) 4

5 C. Mekanisme Penyusunan Renstra-KL 15 Okt 09 1 Des Jan Okt 09 1 Jan 10 5

6 D.Outline Renstra-KL BAB I PENDAHULUAN 1.1 Kondisi Umum 1.2 Potensi dan Permasalahan BAB II VISI, MISI, DAN TUJUAN KEMENTERIAN/LEMBAGA 2.1 Visi Kementerian/Lembaga 2.2 Misi Kementerian/Lembaga 2.3 Tujuan 2.4 Sasaran Strategis Kementerian/Lembaga BAB III ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI 3.1 Arah Kebijakan dan Strategi Nasional Sesuai dengan penugasan RPJMN pada K/L, terkait dengan prioritas nasional/bidang (Buku I dan/atau Buku II dan/atau Buku III). Uraian mencakup indikatif pendanaan dilengkapi dengan indikator-indikator kinerja outcome dari masing-masing Program 3.2 Arah Kebijakan dan Strategi K/L Uraian bersifat lengkap (tidak hanya mencakup yang dilakukan langsung oleh K/L tetapi juga mempertimbangkan keterlibatan daerah dan swasta berikut pendanaan yang diperlukan untuk melaksanakannya) Uraian kebijakan yang dilaksanakan melalui Program dan/atau Lintas Program dalam K/L yang bersangkutan Uraian dilengkapi dengan indikator-indikator kinerja outcome dari masing-masing Program Uraian dilengkapi dengan penjelasan mengenai penataan aparatur K/L, meliputi sumber daya manusia, ketatalaksanaan, kelembagaan, dan struktur organisasi sebagai bagian dari kebijakan K/L dalam mencapai Visi, Misi, dan Tujuan. BAB IV PENUTUP LAMPIRAN Matriks Kinerja K/L Matriks Pendanaan K/L 6

7 E. Kerangka Keterkaitan RPJPN, Kebijakan Pembangunan Industri, RPJMN 2, Renstra Kementerian, dan Rencana Kerja 2010 Visi Mid Term Short Term RPJP (UU17/2007) Transformasi Perekonomian: Dari perekonomian berbasis keunggulan komparatif menjadi perekonomian berkeunggulan kompetitif. Struktur Perekonomian Sektor industri sebagai motor penggerak didukung oleh pertanian, kelautan, pertambangan, serta jasa-jasa pelayanan Pembangunan Industri Manufaktur Mewujudkan industri yang berdaya saing dengan struktur industri yang sehat (dalam hal penguasaan usaha, skala usaha, dan huluhilir KIN (Perpres 28/2008) Visi 2025 Menjadi negara Industri Tangguh Visi 2020 Sebagai sasaran Antara menjadi negara Industri Maju Baru Visi 2014 Mantapnya daya saing basis industri manufaktur yang berkelanjutan serta terbangunnya pilar industri andalan masa depan RPJM II Visi RPJM 2014 Indonesia yang Sejahtera, Demokratis, Dan Berkeadilan Misi RPJM Melanjutkan Pembangunan Menuju Indonesia yang Sejahtera 2. Memperkuat Pilar-pilar??? Demokrasi 3. Memperkuat Dimensi Keadilan di Semua Bidang Agenda: 1.Pembangunan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan rakyat 2. Perbaikan tata kekola pemerintah 3. Penegakan pilar demokrasi 4. Penegakan hukum dan pemberantasan korupsi 5. Pembangunan yang inklusif dan berkeadilan Renstra Depperin PENENTUAN : Visi Misi Arah Kebijakan??? Tujuan Sasaran Strategis Sasaran Kuantitatif Tata kelola Struktur Organisasi Restrukturisasi progam Kegiatan Indikatif pendanaan. Renja 2010 Sementara masih memakai pola transisi, akan menyesuaikan dengan perkembangan terkini baik dari sisi substansi maupun format penyajiannya 7

8 F. Tahapan Pembangunan dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN)

9 G. Konsistensi dan Sinkronisasi VISI-MISI SBY-BOEDIONO Sasaran Tingkat 1 RPJMN Prioritas Nasional Sasaran Tingkat 2 Program 100 Hari Program Bidang Sektoral tensi Konsis Sasaran Tingkat 3 Renstra Kementerian KPI Renstra Kementerian KPI Renstra Kementerian KPI Sasaran Tingkat 4 Kontrak Kinerja Menteri + Pakta Integritas Kontrak Kinerja Menteri + Pakta Integritas Kontrak Kinerja Menteri + Pakta Integritas Sinkronisasi BAPPENAS, DEPKEU & UKP 9 9

10 H. Prioritas Nasional oleh Seluruh & Setiap Menteri 1 Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola 2 Pendidikan 3 Kesehatan 4 Penanggulangan Kemiskinan 11 Prioritas Nasional Kabinet Indonesia Bersatu II Ketahanan Pangan 6 Infrastruktur 7 Iklim Investasi dan Iklim Usaha 8 Energi 9 Lingkungan Hidup dan Pengelolaan Bencana 10 Daerah Tertinggal, Terdepan, Terluar, & Pasca-konflik 11 Kebudayaan, Kreativitas dan Inovasi Teknologi 10 10

11 I. Program 100 Hari Bidang Perekonomian 1. Ketersediaan lahan dan keterpaduan tata ruang 2. Pembiayaan untuk pembangunan infrastruktur 3. Pembangunan dan pemeliharaan Infrastruktur Strategis 4. Pengadaan lahan bagi pertanian, perkebunan dan perikanan 5. Iklim investasi pertanian dan perikanan 6. Kesinambungan swasembada pangan 7. Jaminan pasokan energi 8. Sistem harga energi yang kompetitif 9. Ketahanan energi 10.Pengalihan sistem subsidi: BBM, pupuk, dan listrik 11.Pengembangan energi terbarukan nasional 12.Revitalisasi Kredit Usaha Rakyat (KUR) 13.Pengembangan UKM 14.Ketenagakerjaan 15.Kelancaran arus barang dan daya saing 16.Revitalisasi Industri pupuk dan gula 17.Pengembangan Klaster Industri Industri berbasis sumber daya alam fosil terbarukan 18.Aksesibilitas dan keterhubungan (connectivity) Antar Wilayah 19.Keselamatan Transportasi 11 11

12 Program 100 Hari Bidang Perekonomian yang terkait dengan Kementerian Perindustrian RENCANA AKSI Program 5: Iklim investasi pertanian dan perikanan Pencanangan program peningkatan daya saing dan nilai tambah produk pertanian dengan pemberian insentif bagi tumbuhnya industri perdesaan berbasis produk Program 12: Revitalisasi Kredit Usaha Rakyat (KUR) Penyediaan dana penjaminan untuk KUR dalam APBN sebesar Rp. 2 triliyun pertahun Program 13: Pengembangan UKM PENANGGUNG JAWAB Kementerian Pertanian Kementerian Keuangan Kementerian Negara Koperasi dan UKM Perluasan One Village One Product (OVOP) Kementerian Negara Koperasi dan UKM Program 16: Revitalisasi Industri pupuk dan gula Penyusunan rencana aksi revitalisasi industri pupuk dan gula Kementerian Perindustrian INSTANSI TERKAIT Kemenperin Kemeneg BUMN, Kementan, Kemen KP, Kemendag, Kemenperin, Kemendagri Kemendag, Kemenperin Program 17: Pengembangan Klaster Industri-industri berbasis sumber daya alam fosil dan yang terbarukan Pencanangan klaster industri berbasis pertanian, oleochemical di Sumatera Utara, Kalimantan Timur, dan Riau Pencanangan klaster industri berbasis migas, kondesat di Jawa Timur dan Kalimantan Timur Program 19: Keselamatan Transportasi Kementerian Pertanian Kementerian Pertanian Kemen ESDM, Kemenperin, Kemendag, Kemenhub Kemen ESDM, Kemenperin, Kemendag, Kemenhub Penyusunan pedoman teknis tentang keselamatan Kementerian Perhubungan Polri, Kemen PU, Kemenperin transportasi 12 12

13 HIRARKI KERJA PROGRAM 100 HARI PROGRAM 5 TAHUN 13

14 HIERARKI PENANGGUNGJAWAB PELAKSANAAN PROGRAM PJ1 Penanggungjawab Bidang Pimpin, Kendali PJ2 Penanggungjawab Program Bantu, Lapor PJ3 Penanggungjawab Kegiatan TEMA PRIORITAS Pengutamaan dan penjaminan pertumbuhan di daerah tertinggal, terdepan, terluar serta keberlangsungan kehidupan damai di wilayah pasca-konflik PJ1: Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan: Bertanggungjawab atas tercapainya Prioritas Nasional di bidang Daerah Tertinggal, Terdepan, Terluar, dan Pasca-konflik SUBSTANSI INTI Contoh Prioritas Nasional bidang Daerah Tertinggal, Terdepan, Terluar, dan Pasca-konflik Kerjasama internasional: Pembentukan kerjasama dengan negara-negara tertangga dalam rangka pengamanan wilayah dan sumber daya kelautan PJ2: Menteri Luar Negeri: Memastikan terbentuknya kerjasama dengan negara-negara tertangga dalam rangka pengamanan wilayah dan sumber daya kelautan, dengan dibantu oleh Menteri Kelautan dan Perikanan, Menteri Perhubungan, dan menteri atau pimpinan lembaga pemerintah non-kementerian lainnya yang terkait PJ3: Menteri Kelautan dan Perikanan dan Menteri Perhubungan: Membantu Menteri Luar Negeri sesuai kapasitas dan tupoksi yang dimiliki, dalam memastikan pembentukan This page kerjasama was created dengan using Nitro negara-negara PDF trial software. tertangga dalam rangka pengamanan wilayah dan sumber daya kelautan 14

15 PRIORITAS NASIONAL OLEH SELURUH & SETIAP MENTERI 1 Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola Penanggungjawab Menunggu arahan Presiden Bekerjasama dengan* Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Menteri Sekretaris Negara Menteri Pendidikan Nasional Menteri Perindustrian Menteri Negara Koperasi dan UKM Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Menteri Kelautan dan Perikanan Menteri Keuangan Menteri Negara Perencanaan dan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Menteri Pekerjaan Umum Menteri Kehutanan Menteri Pertanian Menteri Dalam Negeri Menteri Negara Riset dan Teknologi Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Kepala Badan Pertanahan Nasional Sekretaris Kabinet 2 Pendidikan Menteri Pendidikan Nasional Menteri Komunikasi dan Informatika 3 Kesehatan Menteri Kesehatan Menteri Pekerjaan Umum Menteri Sosial * Dan seluruh Menteri atau Pimpinan lembaga non-kementerian terkait 15

16 PRIORITAS NASIONAL OLEH SELURUH & SETIAP MENTERI 4 Penanggulangan Kemiskinan Penanggungjawab Menunggu arahan Presiden Bekerjasama dengan* Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Menteri Kesehatan Menteri Pendidikan Nasional Menteri Sosial Menteri Keuangan Menteri Negara Koperasi dan UKM Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas 5 Ketahanan Pangan 6 Infrastruktur Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Menteri Koordinator Bidang Perekonomian * Dan seluruh Menteri atau Pimpinan lembaga non-kementerian To terkait purchase, go to Menteri Pertanian Menteri Pekerjaan Umum Menteri Komunikasi dan Informatika Menteri Perhubungan Menteri Perindustrian Menteri Keuangan Menteri Negara Riset dan Teknologi Menteri Kesehatan Menteri Negara Lingkungan Hidup Kepala Badan Penerapan & Pengkajian Teknologi Kepala Badan Pertanahan Nasional Menteri Pekerjaan Umum Menteri Dalam Negeri Menteri Kehutanan Menteri Pertanian Menteri Komunikasi dan Informatika Menteri Perhubungan Menteri Negara Perumahan Rakyat Kepala Badan Pertanahan Nasional Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal 16

17 PRIORITAS NASIONAL OLEH SELURUH & SETIAP MENTERI 7 Iklim Investasi dan Iklim Usaha Penanggungjawab Menunggu arahan Presiden Bekerjasama dengan* Menteri Keuangan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional Menteri Perdagangan Menteri Perindustrian Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional Menteri Perhubungan Menteri Pekerjaan Umum Menteri Komunikasi dan Informatika Menteri Dalam Negeri Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Kepala Badan Pertanahan Nasional 8 Energi Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Menteri Negara Riset dan Teknologi Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Kepala Badan Pertanahan Nasional 9 Lingkungan Hidup dan Pengelolaan Bencana Menteri Negara Lingkungan Hidup Menteri Kehutanan Menteri Negara Riset dan Teknologi * Dan seluruh Menteri atau Pimpinan lembaga non-kementerian terkait 17

18 PRIORITAS NASIONAL OLEH SELURUH & SETIAP MENTERI Penanggungjawab Bekerjasama dengan* 10 Daerah Tertinggal, Terdepan, Terluar, & Pasca-konflik Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Menteri Negara Pembangunan Daerah Tertinggal Menteri Pendidikan Nasional Menteri Kesehatan Menteri Pekerjaan Umum Menteri Perhubungan Menteri Negara Komunikasi dan Informatika Menteri Pertahanan Menteri Kelautan dan Perikanan Menteri Luar Negeri Menteri Sosial Menteri Dalam Negeri Menteri Pertahanan Menteri Negara Riset dan Teknologi Kepala Badan Koordinasi Survey dan Pemetaan Nasional 11 Kebudayaan, Kreativitas, dan Inovasi Teknologi Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Menteri Negara Riset dan Teknologi * Dan seluruh Menteri atau Pimpinan lembaga non-kementerian terkait 18

19 PROGRAM 5 TAHUN Utama Pendukung Bidang Prioritas Nasional Menko Polhukam Menko Perekonomian Menko Kesra 1 Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola 2 Pendidikan 3 Kesehatan 4 Penanggulangan Kemiskinan 5 Ketahanan Pangan 6 Infrastruktur 7 Iklim Investasi dan Iklim Usaha 8 Energi 9 Lingkungan Hidup dan Pengelolaan Bencana 10 Daerah Tertinggal, Terdepan, Terluar, & Pasca-konflik 11 Kebudayaan, Kreativitas dan Inovasi Teknologi 19

20 1 REFORMASI BIROKRASI DAN TATA KELOLA Tema Prioritas Pemantapan tata kelola pemerintahan yang lebih baik melalui terobosan kinerja secara terpadu, penuh integritas, akuntabel, dan transparan. Peningkatan kualitas pelayanan birokrasi yang ditopang oleh efisiensi struktur pemerintah, kapasitas pegawai pemerintah yang memadai, dan data kependudukan yang baik Substansi Inti Struktur: Konsolidasi struktural dan peningkatan kapasitas kementerian/lembaga yang menangani aparatur negara yaitu Kementerian Negara Pendayagunaan Aparatur Negara (PAN), Badan Kepegawaian Negara (BKN), dan Lembaga Administrasi Negara (LAN) pada 2010; restrukturisasi lembaga pemerintah lainnya, terutama bidang penguatan keberdayaan UMKM, pengelolaan energi, pemanfaatan sumber daya kelautan, restrukturisasi BUMN, hingga pemanfaatan tanah dan penataan ruang bagi kepentingan rakyat banyak selambat-lambatnya 2011 Pemekaran wilayah: Penghentian/pembatasan pemekaran wilayah Sumber daya manusia: Penyempurnaan pengelolaan PNS yang meliputi sistem rekrutmen, pendidikan, penempatan, promosi, dan mutasi PNS secara terpusat selambat-lambatnya 2011 Regulasi: Percepatan harmonisasi dan sinkronisasi peraturan perundangan di tingkat pusat maupun daerah hingga tercapai keselarasan arah dalam implementasi pembangunan, diantaranya penyelesaian kajian peraturan daerah selambat-lambatnya 2011 Data Kependudukan: Penetapan Nomor Induk Kependudukan (NIK) dan pengembangan Sistem Informasi dan Administrasi Kependudukan (SIAK) dengan aplikasi pertama pada Kartu Tanda Penduduk selambat-lambatnya pada

21 5 KETAHANAN PANGAN Tema Prioritas Peningkatan ketahanan pangan dan lanjutan revitalisasi pertanian untuk mewujudkan kemandirian pangan, peningkatan daya saing produk pertanian, peningkatan pendapatan petani, serta kelestarian lingkungan dan sumber daya alam. Peningkatan pertumbuhan PDB sektor pertanian sebesar 3,7% per tahun dan Indeks Nilai Tukar Petani sebesar pada 2014 Substansi Inti Lahan, Pengembangan Kawasan dan Tata Ruang Pertanian: Penataan regulasi untuk menjamin kepastian hukum atas lahan pertanian, pengembangan areal pertanian baru seluas 2 juta hektar, penertiban serta optimalisasi penggunaan lahan terlantar Infrastruktur: Pembangunan dan pemeliharaan sarana transportasi dan angkutan, pengairan, jaringan listrik, serta teknologi komunikasi dan sistem informasi nasional yang melayani daerah-daerah sentra produksi pertanian demi peningkatan kuantitas dan kualitas produksi serta kemampuan pemasarannya Penelitian dan Pengembangan: Peningkatan upaya penelitian dan pengembangan bidang pertanian yang mampu menciptakan benih unggul dan hasil peneilitian lainnya menuju kualitas dan produktivitas hasil pertanian nasional yang tinggi Investasi, Pembiayaan, dan Subsidi: Dorongan untuk investasi pangan, pertanian, dan industri perdesaan berbasis produk lokal oleh pelaku usaha dan pemerintah, penyediaan pembiayaan yang terjangkau, serta sistem subsidi yang menjamin ketersediaan benih varietas unggul yang teruji, pupuk, teknologi dan sarana pasca panen yang sesuai secara tepat waktu, tepat jumlah, dan terjangkau Pangan dan Gizi: Peningkatan kualitas gizi dan keanekaragaman pangan melalui pola pangan harapan Adaptasi Perubahan Iklim: Pengambilan langkah-langkah kongkrit terkait adaptasi dan antisipasi sistem pangan dan pertanian terhadap perubahan iklim 21

22 7 IKLIM INVESTASI DAN IKLIM USAHA Tema Prioritas Peningkatan investasi melalui perbaikan kepastian hukum, penyederhanaan prosedur, perbaikan sistem informasi, dan pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Substansi Inti Kepastian hukum: Reformasi regulasi secara bertahap di tingkat nasional dan daerah sehingga terjadi harmonisasi peraturan perundang-undangan yang tidak menimbulkan ketidakjelasan dan inkonsistensi dalam implementasinya Penyederhanaan prosedur: Penerapan sistem pelayanan informasi dan perizinan investasi secara elektronik (SPSIE) pada Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) di beberapa kota, dimulai dari Batam, pembatalan perda bermasalah dan pengurangan biaya untuk bisnis seperti Tanda Daftar Perusahaan (TDP) dan Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP) Logistik nasional: Pengembangan dan penetapan Sistem Logistik Nasional yang menjamin kelancaran arus barang dan mengurangi biaya transaksi/ekonomi biaya tinggi Sistem informasi: Beroperasinya secara penuh National Single Window (NSW) untuk impor (sebelum Januari 2010) dan ekspor. Percepatan realisasi proses penyelesaian bea cukai di luar pelabuhan dengan implementasi tahap pertama Custom Advanced Trade System (CATS) di dry port Cikarang KEK: Pengembangan KEK di 5 lokasi melalui skema Public-Private Partnership sebelum

23 J. Lima belas Program Pilihan Presiden 1. Pemberantasan Mafia Hukum 2. Revitalisasi Industri Pertahanan 3. Penanggulangan Terorisme 4. Peningkatan Daya Listrik di seluruh Indonesia 5. Peningkatan Produksi dan Ketahanan Pangan 6. Revitalisasi Pabrik Pupuk dan Gula 7. Penyempurnaan Peraturan Agraria dan Tata Ruang 8. Pembangunan Infrastruktur 9. Penyediaan dana penjaminan Rp 2 triliyun per tahun untuk Kredit Usaha Kecil Mengenah 10. Penetapan Skema Pembiayaan dan Investasi 11. Perumusan Kontribusi Indonesia dalam Isu Perubahan Iklim dan Lingkungan 12. Reformasi Kesehatan Masyarakat 13. Penyelarasan antara Pendidikan dan Dunia Kerja 14. Kesiapsiagaan Penanggulangan Bencana 15. Sinergi antara Pusat dan Daerah 2323

24 K. Program Prioritas Nasional Lainnya di Bidang Perekonomian Melaksanakan pengembangan industri sesuai dengan Peraturan Presiden No.28/2008 tentang Kebijakan Industri Nasional Meningkatkan peran dan kemampuan Republik Indonesia dalam diplomasi perdagangan internasional Memastikan dukungan atas program pengembangan energi terbarukan antara lain energi-bio melalui penyediaan bahan baku Meningkatan pelayanan dan perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) selama proses penyiapan, pemberangkatan, dan kepulangan Meningkatkan upaya pelayanan dan perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di luar negeri Mengembangkan model link and match dengan sektor pendidikan dalam upaya mencetak wiraswasta baru Peningkatan penciptaan lapangan kerja melalui sinkronisasi kebijakan ketenagakerjaan dan iklim usaha Merencanakan dengan seksama program pembangunan menuju tercapainya sasaran-sasaran nasional 2424

25 L. Kerangka Pikir Rencana Pembangunan Bidang Ekonomi (RPJM / Perpres 5/2010) Didukung oleh: Pembangunan infrastruktur Pengembangan iptek Pembangunan SDM Reformasi birokrasi Kebijakan Perdagangan Kebijakan Investasi Menjaga Daya Beli Masyarakat Kebijakan Fiskal Berkelanjutan Kebijakan Industri Kebijakan Pertanian Kebijakan Pengembangan Sektor Tersier Meningkatkan Ekspor (X) Menarik Investasi (I) Menjaga Konsumsi (C) Pengeluaran Pemerintah (G) Peningkatan Sektor Industri Peningkatan Sektor Pertanian, Kehutanan, Perikanan Pengembangan Sektor Tersier Peningkatan Permintaan Peningkatan Produksi Pertumbuhan Ekonomi Yang Berkelanjutan Refomasi hukum Pembangunan SDA dan LH Kebijakan Moneter Kebijakan Fiskal Berkelanjutan Kebijakan Sektor Keuangan Stabilitas Harga dan Nilai Tukar APBN yang sustainable Stabilitas Sektor keuangan Stabilitas Ekonomi yang Kokoh Peningkatan Kesejahteraan Rakyat Kebijakan Tenaga Kerja Kebijakan Pengurangan kemiskinan Peningkatan Kesempatan Kerja Pengurangan Kemiskinan Pembangunan Ekonomi yang Inklusif dan Berkeadilan Kebijakan UKM Pengembangan UKM 25

26 M. Sasaran Ekonomi Makro Pertumbuhan ekonomi: Rata-rata 6,3 6,8 persen Mencapai 7 persen pada tahun 2013 Minimal 7 persen pada tahun 2014 Inflasi: rata-rata 4 6 persen Pengangguran: 5 6 persen pada tahun 2014 Kemiskinan: 8 10 persen pada tahun

27 M. Sasaran Ekonomi Makro (lanjutan) PERTUMBUHAN EKONOMI ( ) SASARAN (Rata-Rata) PERTUMBUHAN EKONOMI (%) 6,3-6,8 SISI PENGELUARAN Konsumsi Masyarakat 5,4-5,5 Konsumsi Pemerintah 9,5-9,9 Investasi 9,1-11,1 Ekspor Barang dan Jasa 10,4-12,2 Impor Barang dan Jasa 13,2-15,5 KEBUTUHAN INVESTASI (Rp Triliun) 10666, ,8*) Catatan: *)Kebutuhan Investasi selama periode Tahun

28 M. Sasaran Ekonomi Makro (lanjutan) PERTUMBUHAN EKONOMI ( ) SASARAN (Rata-Rata) PERTUMBUHAN EKONOMI (%) 6,3-6,8 SISI PRODUKSI Pertanian, Perkebunan, Peternakan 3,7-3,8 Kehutanan, dan Perikanan Pertambangan dan Penggalian 2,2-2,3 Industri Pengolahan 5,5-6,0 Industri Bukan Migas 6,1-6,7 Listrik, Gas dan Air 12,8-13,0 Konstruksi 7,5-8,0 Perdagangan, Hotel, dan Restoran 7,0-7,5 Pengangkutan, dan Telekomunikasi 13,2-14,2 Keuangan, Real Estat, dan Jasa Perusahaan 6.0-6,7 Jasa-jasa 5,8-6,2 KEBUTUHAN INVESTASI (Rp Triliun) 10666, ,8*) Catatan: *)Kebutuhan Investasi selama periode Tahun

29 N. Prioritas Pembangunan Ekonomi 1. Pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan; 2. Penciptaan stabilitas ekonomi yang kokoh; 3. Pembangunan ekonomi yang inklusif dan berkeadilan Dengan fokus prioritas industri pada RPJM : Fokus 1: Penumbuhan Populasi Usaha Industri Fokus 2: Penguatan Struktur Industri Fokus 3: Peningkatan Produktifitas Usaha Industri 29 29

30 II. VISI, MISI, PENDEKATAN, TUJUAN, SASARAN STRATEGIS 30

31 VISI 2025 Membawa Indonesia pada tahun 2025 untuk menjadi Negara Industri Tangguh Dunia Ciri: VISI Industri kelas dunia; 2. PDB sektor Industri yang seimbang antara Pulau Jawa dan Luar Jawa; 3. Teknologi menjadi ujung tombak pengembangan produk dan penciptaan pasar. Tercapainya Negara Industri Maju Baru Ciri: 1. Kemampuan tinggi untuk bersaing dengan Negara industri lainnya; 2. Peranan dan kontribusi sektor industri tinggi bagi perekonomian nasional; 3. Kemampuan seimbang antara Industri Kecil Menengah dengan Industri Besar; 4. Struktur industri yang kuat (pohon industri dalam dan lengkap, hulu dan hilir kuat, keterkaitan antar skala usaha industri kuat); 5. Jasa industri yang tangguh. VISI 2014 Memantapkan daya saing basis industri manufaktur yang berkelanjutan (sustainable) serta terbangunnya pilar industri andalan masa depan. 31

32 MISI Menjadi wahana pemenuhan kebutuhan hidup masyarakat; 2. Menjadi dinamisator pertumbuhan ekonomi nasional; 3. Menjadi pengganda kegiatan usaha produktif di sektor riil bagi masyarakat; 4. Menjadi wahana (medium) untuk memajukan kemampuan teknologi nasional; 5. Menjadi wahana penggerak bagi upaya modernisasi kehidupan dan wawasan budaya masyarakat; 6. Menjadi salah satu pilar penopang penting bagi pertahanan negara dan penciptaan rasa aman masyarakat; 7. Menjadi andalan pembangunan industri yang berkelanjutan melalui pengembangan dan pengelolaan sumber bahan baku terbarukan, MISI Mendorong peningkatan nilai tambah industri; 2. Mendorong peningkatan perluasan pasar domestik dan internasional; 3. Mendorong peningkatan industri jasa pendukung; 4. Memfasilitasi penguasaan teknologi industri; 5. Memfasilitasi penguatan struktur industri; 6. Mendorong penyebaran pembangunan industri ke luar pulau Jawa; 7. Mendorong peningkatan peran IKM terhadap PDB.. 32

33 Kondisi yang Diharapkan pada Tahun Mampu memberikan sumbangan nyata dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat; 2. Membangun karakter budaya bangsa yang kondusif terhadap proses industrialisasi menuju terwujudnya masyarakat modern, dengan tetap berpegang kepada nilai-nilai luhur bangsa; 3. Menjadi wahana peningkatan kemampuan inovasi dan wirausaha bangsa di bidang teknologi industri dan manajemen, sebagai ujung tombak pembentukan daya saing industri nasional menghadapi era globalisasi/liberalisasi ekonomi dunia; 4. Mampu ikut menunjang pembentukan kemampuan bangsa dalam pertahanan diri dalam menjaga eksistensi dan keselamatan bangsa, serta ikut menunjang penciptaan rasa aman dan tenteram bagi masyarakat. Kondisi yang Diharapkan pada Tahun Terselesaikannya permasalahan yang menghambat, dan rampungnya program revitalisasi, konsolidasi, dan restrukturisasi industri yang terkena dampak krisis; 2. Tumbuhnya industri yang mampu menciptakan lapangan kerja yang besar; 3. Terolahnya potensi sumber daya alam daerah menjadi produk-produk olahan; 4. Semakin meningkatnya daya saing industri berorientasi ekspor; 5. Tumbuhnya industri-industri potensial yang akan menjadi kekuatan penggerak pertumbuhan industri di masa depan; 6. Tumbuh berkembangnya IKM, khususnya industri menengah sekitar dua kali lebih cepat daripada industri kecil. 33

34 Peta Strategi Kementerian Perindustrian 34

35 Tujuan 1. Terselesaikannya permasalahan yang menghambat, serta rampungnya program revitalisasi, konsolidasi, dan restrukturisasi industri yang terkena dampak krisis. Sasaran Strategis 1: Meningkatnya Jumlah industri yang pulih dan kuat. Indikator kinerja utama: 1. Jumlah industri yang berhasil direvitalisasi dan dikuatkan; 2. Besarnya prosentase utilisasi kapasitas terpasang dalam industri; 3. Pangsa pasar produk industri nasional terhadap total pemintaan dalam negeri. 35

36 Tujuan 2. Tumbuhnya industri yang mampu menciptakan lapangan kerja yang besar. Sasaran Strategis 2 : Bertambahnya investasi di industri-industri yang mempekerjakan banyak tenaga kerja Indikator kinerja utama: 1. Jumlah Investasi baru di Industri TPT, alas kaki, mainan anak. 2. Jumlah Investasi baru industri jasa pendukung dan komponen industri yang menyerap banyak tenaga kerja. 36

37 Tujuan 3. Terolahnya potensi sumber daya alam daerah menjadi produk olahan. Sasaran Strategis 3: Meningkatnya investasi dan kegiatan pengolahan SDA di daerah sehingga produk SDA tidak dijual dalam kondisi bahan mentah. Indikator kinerja utama: 1. Tumbuhnya jumlah industri didaerah yang mengolah bahan mentah menjadi bahan setengah jadi, atau barang jadi. 2. Meningkatkan kontribusi manufaktur diluar pulau Jawa terhadap PDB nasional; 3. Laju pertumbuhan industri yang memberikan nilai tambah; 4. Kontribusi industri manufaktur terhadap PDB nasional. 37

38 Tujuan 4. Menguatnya struktur industri; seiring dengan tumbuhnya industri penunjang komponen dan bahan baku industri Sasaran Strategis 4: Semakin lengkap dan dalamnya pohon industri Indikator kinerja utama: 1. Tumbuhnya Industri Dasar Hulu (Logam dan Kimia) 2. Tumbuhnya Industri Komponen automotive, elektronika dan permesinan 3. Industri lainnya yang belum ada pada pohon industri 38

39 Tujuan 5. Semakin meningkatnya daya saing industri berorientasi ekspor Sasaran Strategis 5: Meningkatnya penguasaan pasar luar negeri Indikator kinerja utama: 1. Kuatnya penetrasi ekspor produk industri/jasa indonesia di pasar ASEAN dan pasar Mitra ASEAN 2. Meningkatnya pangsa pasar ekspor produk dan jasa industri nasional. 39

40 Tujuan 6. Tumbuhnya industri-industri potensial yang akan menjadi kekuatan penggerak pertumbuhan industri di masa depan Sasaran Strategis 6: Kokohnya faktor-faktor penunjang pengembangan industri Indikator kinerja utama: 1. Tingkat produktivitas dan kemampuan SDM industri 2. Indeks iklim industri Nasional. 40

41 Tujuan 7. Semakin kuatnya keterkaitan antar skala industri dan seimbangnya sumbangan nilai tambah antara industri besar dan IKM Sasaran Strategis 7: Meningkatnya peran industri kecil dan menengah terhadap PDB Indikator kinerja utama: 1. Tumbuhnya industri kecil diatas pertumbuhan eknomi nasional 2. Tumbuhnya industri menengah dua kali diatas industri kecil 3. Meningkatnya jumlah output IKM yang menjadi Out-Source Industri Besar. 41

42 Langkah Menuju Negara Industri Tangguh Cabang Industri Rata-rata Makanan, Minuman dan Tembakau 13,31 6,64 7,92 8,15 8,90 10,40 8,40 Tekstil, barang Kulit & Alas kaki -0,76 2,15 3,40 3,75 4,30 5,60 3,84 Barang Kayu & Hasil Hutan lainnya -1,98 1,75 2,75 2,75 3,40 3,70 2,87 Kertas & barang Cetakan 4,53 4,20 4,50 4,80 5,30 5,50 4,86 Pupuk, Kimia & barang dari Karet 1,15 5,00 5,45 5,75 7,00 8,30 6,30 Semen & Barang Galian bukan Logam -2,88 3,25 3,75 4,05 4,60 5,30 4,19 Logam Dasar, Besi & Baja -7,19 2,75 3,40 4,00 4,50 5,50 4,03 Alat Angkut, Mesin & Peralatannya -5,35 4,00 6,40 7,78 8,30 10,20 7,34 Barang lainnya 3,80 5,25 5,65 6,15 6,40 6,80 6,05 Total Industri 1,84 4,65 6,10 6,75 7,47 8,95 6,79 PROVINSI Growth PDRB Industri ) Banten ) Jawa Barat ) DKI Jakarta ) Jawa Tengah ) DI Yogyakarta ) Jawa Timur Total P. Jawa 75, Total Luar P. Jawa 25,00 27,19 35,21 45,34 52,35 42

43 PENDEKATAN: Top-down (35 klaster industri prioritas) Bottom-up (1. Industri Unggulan Propinsi; 2. Kompetensi Inti Industri Kab/Kota) 43

44 DAFTAR PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN NO. 103 s.d. 137 TENTANG PETA PANDUAN (ROADMAP) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS BASIS INDUSTRI MANUFAKTUR No Klaster Industri Nomor Permenperin 1 Baja 103/M-IND/PER/10/ Semen 104/M-IND/PER/10/ Petrokimia 105/M-IND/PER/10/ Keramik 106/M-IND/PER/10/ Mesin Listrik & Peralatan Listrik 107/M-IND/PER/10/ Mesin Peralatan Umum 108/M-IND/PER/10/ Tekstil dan Produk Tekstil 109/M-IND/PER/10/ Alas Kaki 110/M-IND/PER/10/2009 INDUSTRI AGRO No Klaster Industri Nomor Permenperin 9 Pengolahan Kelapa Sawit 111/M-IND/PER/10/ Karet dan Barang Karet 112/M-IND/PER/10/ Kakao 113/M-IND/PER/10/ Pengolahan Kelapa 114/M-IND/PER/10/

45 No Klaster Industri Nomor Permenperin 13 Pengolahan Kopi 115/M-IND/PER/10/ Gula 116/M-IND/PER/10/ Hasil Tembakau 117/M-IND/PER/10/ Pengolahan Buah 118/M-IND/PER/10/ Furniture 119/M-IND/PER/10/ Pengolahan Ikan 120/M-IND/PER/10/ Kertas 121/M-IND/PER/10/ Pengolahan Susu 122/M-IND/PER/10/2009 INDUSTRI ALAT ANGKUT No Klaster Industri Nomor Permenperin 21 Kendaraan Bermotor 123/M-IND/PER/10/ Perkapalan 124/M-IND/PER/10/ Kedirgantaraan 125/M-IND/PER/10/ Perkeretaapian 126/M-IND/PER/10/

46 INDUSTRI ELEKTRONIKA DAN TELEMATIKA No Klaster Industri Nomor Permenperin 25 Elektronika 127/M-IND/PER/10/ Telekomunikasi 128/M-IND/PER/10/ Komputer dan Peralatannya 129/M-IND/PER/10/2009 INDUSTRI PENUNJANG INDUSTRI KREATIF DAN INDUSTRI KREATIF TERTENTU No Klaster Industri Nomor Permenperin 28 Perangkat Lunak dan Konten Multimedia 130/M-IND/PER/10/ Fashion 131/M-IND/PER/10/ Kerajinan dan Barang Seni 132/M-IND/PER/10/2009 INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH TERTENTU No Klaster Industri Nomor Permenperin 31 Batu Mulia dan Perhiasan 133/M-IND/PER/10/ Garam 134/M-IND/PER/10/ Gerabah dan Keramik Hias 135/M-IND/PER/10/ Minyak Atsiri 136/M-IND/PER/10/ Makanan Ringan 137/M-IND/PER/10/

47 III. SASARAN KUANTITATIF 47

48 A. KONDISI SAAT INI (Evaluasi Renstra ) 48

49 1. Pertumbuhan Ekonomi (tahun dasar 2000, persen) 2009*** LAPANGAN USAHA * 2008** S.D TW MENTERI PERINDUSTRIAN III 1. PERTANIAN, PETERNAKAN, REPUBLIK INDONESIA ,69 KEHUTANAN DAN PERIKANAN 2. PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN ,53 3. INDUSTRI PENGOLAHAN ,25 a. Industri Migas b. Industri Non Migas LISTRIK, GAS, DAN AIR BERSIH ,64 5. B A N G U N A N ,79 6. PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN ,62 7. PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI ,20 8. KEUANGAN, PERSEWAAN & JASA PERSH ,93 9. JASA - JASA ,85 PRODUK DOMESTIK BRUTO ,21 PRODUK DOMESTIK BRUTO TANPA MIGAS ,56 Sumber : BPS diolah Depperin * Angka Sementara ** Angka Sangat Sementara *** Angka Sangat Sangat Sementara 49

50 No Nilai PDB Sektoral dan kontribusinya terhadap PDB Nasional LAPANGAN USAHA PERTANIAN, PETERNAKAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN INDUSTRI PENGOLAHAN * 2008** MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA 2009*** Trw III Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah % ,3 13, ,4 12, ,6 13, ,4 14, ,5 16, ,1 11, ,8 10, ,6 11, ,8 10, ,5 9, ,3 27, ,3 27, ,9 27, ,5 27, ,4 26,16 a. Migas ,9 5, ,9 5, ,3 3, ,4 4, ,0 3,89 b. Non Migas ,4 21, ,4 22, ,6 22, ,1 22, ,4 22,27 4 LISTRIK, GAS, DAN AIR BERSIH ,8 0, ,8 0, ,6 0, ,7 0, ,7 0,82 5 KONSTRUKSI ,6 7, ,3 7, ,6 7, ,6 8, ,6 10, PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI KEUANGAN, REAL ESTAT & JASA PERSH ,2 15, ,4 15, ,8 14, ,8 13, ,2 13, ,9 6, ,5 6, ,2 6, ,1 6, ,9 6, ,7 8, ,4 8, ,5 7, ,7 7, ,2 7,02 9 JASA - JASA ,2 9, ,9 10, ,6 10, ,3 9, ,2 10, PRODUK DOMESTIK BRUTO PRODUK DOMESTIK BRUTO TANPA MIGAS ,1 100, ,8 100, ,4 100, ,9 100, ,2 100, ,3 88, ,3 88, ,7 89, ,7 89, ,9 92,46 Sumber : BPS diolah Depperin 50

51 3. Pertumbuhan Industri Pengolahan Non Migas Pertumbuhan (%) No Cabang Industri * 2008** *** s.d. TW III 1 Makanan, Minuman & Tembakau 1,39 2,75 7,21 5,05 2,34 13,31 2 Tekstil, Brg. kulit & Alas kaki 4,06 1,31 1,23-3,68-3,64-0,76 3 Brg. kayu & Hasil hutan lainnya. -2,07-0,92-0,66-1,74 3,45-1,98 4 Kertas & Barang cetakan 7,61 2,39 2,09 5,79-1,48 4,53 5 Pupuk, Kimia & Barang dari karet 9,01 8,77 4,48 5,69 4,46 1,15 6 Semen & Brg. Galian bukan logam 9,53 3,81 0,53 3,40-1,49-2,88 7 Logam Dasar Besi & Baja -2,61-3,70 4,73 1,69-2,05-7,19 8 Alat Angk., Mesin & Peralatannya 17,67 12,38 7,55 9,73 9,79-5,35 9 Barang lainnya 12,77 2,61 3,62-2,82-0,96 3,80 Total Industri Pengolahan Non Migas Sumber: BPS, diolah * Angka sementara, ** Angka sangat sementara, *** Angka sangat sangat sementara 51

52 4. Peran Tiap Cabang Industri Pengolahan Non Migas CABANG INDUSTRI Persen (%) sd Sem. III 1. Makanan, Minuman dan Tembakau Tekstil, Barang kulit & Alas kaki Brg. kayu & Hasil hutan lainnya Kertas dan Barang cetakan , Pupuk, Kimia & Barang dari karet Semen & Barang Galian bukan 3.45 logam Logam Dasar Besi & Baja Alat Angkut, Mesin & Peralatannya Barang lainnya Total Industri Non-Migas Catatan: No.1 + No. 5+ No. 8 = 73,5% dari total industri pengolahan non-migas 52

53 5. Struktur Industri Pengolahan Non Migas Uraian Satuan * 2009** 1 Unit Usaha/Unit Unit , , , Industri Kecil Unit , , , Industri Menengah Unit , , , Industri Besar Unit 2.519, , , Tenaga Kerja Orang , , , Industri Kecil Orang , , , , Industri Menengah Orang , , , Industri Besar Orang , , , PDB (adhk2000) Mil Rp , , , Industri Kecil Mil Rp , , , Industri Menengah Mil Rp , , , Industri Besar Mil Rp , , , Sumber: BPS diolah Depperin, * ) Angka Sementara ** ) Perkiraan Kriteria: Industri Kecil: penjualan / tahun < 1 Milyar Rupiah Industri Menengah: penjualan / tahun 1 10 Milyar Rupiah Industri Besar: penjualan / tahun > 10 Milyar Rupiah 53

54 6. Persebaran Industri di Pulau Jawa Jawa: PDRB Ind. (tr Rp) 2009 Share thd PDB Ind. 1) Banten % 2) Jawa Barat % 3) DKI Jakarta % 4) Jawa Tengah % 5) DI Yogyakarta % 6) Jawa Timur % TOTAL JAWA % Non-Jawa: A ) NAD % 8) Sumatera Utara % 9) Sumatera Barat % 10) Riau % 11) Riau Kepulauan % 12) Jambi % 13) Bengkulu % 14) Sumatera Selatan % 15) Bangka Belitung % 16) Lampung % 17) Bali % 18) Kalimantan Barat % 19) Kalimantan Tengah % 20) Kalimantan Selatan % 21) Kalimantan Timur % B Non-Jawa: A ) NTB % 23) NTT % 24) Sulawesi Utara % 25) Gorontalo % 26) Sulawesi Tengah % 27) Sulawesi Selatan % 28) Sulawesi Barat % 29) Sulawesi Tenggara % 30) Maluku % 31) Maluku Utara % 32) Irian Jaya Barat % 33) Papua % TOTAL NON-JAWA % TOTAL % B Catatan: Peran per Propinsi 2009 didapat dengan menggunakan data-data Propinsi pada tahun 2007 (data This terakhir page was yang created dimiliki) using Nitro PDF trial software. 54

55 7. Realisasi Perkembangan Investasi (PMA) NO. SEKTOR P I P I P I P I P I 1 Industri Makanan 29,0 574,3 46,0 603,2 45,0 354,4 53,0 704,1 42,0 491,3 2 Industri Tekstil 24,0 165,5 31,0 71,1 61,0 424,0 63,0 131,7 67,0 210,3 3 Ind. Barang Dari Kulit & Alas Kaki 6,0 13,2 6,0 47,8 11,0 51,8 10,0 95,9 20,0 145,8 4 Industri Kayu 6,0 4,1 18,0 75,5 18,0 58,9 17,0 127,9 19,0 119,6 5 Ind. Kertas dan Percetakan 16,0 414,5 6,0 9,9 16,0 747,0 11,0 672,5 15,0 294,8 6 Ind. Kimia dan Farmasi 39,0 614,1 41, ,9 32,0 264,6 32, ,7 42,0 627,7 7 Ind. Karet dan Plastik 16,0 81,0 27,0 392,6 33,0 112,7 36,0 157,9 51,0 272,1 8 Ind. Mineral Non Logam 10,0 108,1 33,21 11,0 66,2 7,0 94,8 6,0 27,8 11,0 266,5 9 Ind. Logam, Mesin & Elektronik 51,0 312,8 87,0 521,8 86,0 955,2 99,0 714,1 140, , Ind. Instru. Kedokteran, Presisi & Optik dan Jam Ind. Kendaraan Bermotor & Alat Transportasi Lain 4,0 13,0 2,0 3,1 1,0 0,2 1,0 10,9 7,0 15,7 22,0 402,6 31,0 360,6 28,0 438,5 38,0 412,3 47,0 756,1 12 Industri Lainnya 25,0 101,4 29,0 195,9 25,0 117,1 24,0 30,2 34,0 34,8 Jumlah 248, ,6 335, ,6 363, ,2 390, ,0 495, ,3 CATATAN : 1. Diluar Investasi Sektor Minyak & Gas Bumi, Perbankan, Lembaga Keuangan Non Bank, Asuransi, Sewa Guna Usaha, Pertambangan dalam rangka Kontrak Karya, Perjanjian Karya, Pengusahaan Pertambangan Batubara, Investasi yang perizinannya dikeluarkan oleh instansi teknis/sektor, Investasi Porto folio (Pasar Modal) dan Investasi Rumah Tangga. 2. P : Jumlah Izin Usaha Tetap yang dikeluarkan 3. I : Nilai Realisasi Investasi dalam US$ Juta 4. Data sementara, termasuk izin usaha tetap yang dikeluarkan oleh daerah yang diterima BKPM sampai dengan tanggal 31 Desember 2008 Sumber : BKPM (2009) 55

56 8. Realisasi Perkembangan Investasi (PMDN) NO. SEKTOR P I P I P I P I P I 1 Industri Makanan 28, ,9 35, ,8 19, ,3 27, ,7 49, ,7 2 Industri Tekstil 7,0 70,0 22, ,7 7,0 81,7 8,0 228,2 20,0 719,7 3 Ind. Barang Dari Kulit & Alas Kaki 2,0 24,5 1,0 14,6 1,0 4,0 2,0 58,5 2,0 10,1 4 Industri Kayu 4,0 888,9 9,0 198,8 9,0 709,0 3,0 38,8 4,0 306,6 5 Ind. Kertas dan Percetakan 4,0 205,7 13, ,6 9, ,2 8, ,2 14, ,7 6 Ind. Kimia dan Farmasi 10, ,8 17, ,2 10, ,9 14, ,2 23,0 503,8 7 Ind. Karet dan Plastik 11,0 445,4 18,0 678,4 11,0 253,6 10,0 564,5 26,0 794,2 8 Ind. Mineral Non Logam 10,0 524,5 4,0 774,6 4,0 218,2 2,0 124,2 7,0 845,3 33,21 9 Ind. Logam, Mesin & Elektronik 19,0 546,6 16, ,5 22, ,2 17, ,6 31, , Ind. Instru. Kedokteran, Presisi & Optik dan Jam Ind. Kendaraan Bermotor & Alat Transportasi Lain 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 2,0 7,0 1,0 19,6 6,0 284,6 4,0 116,6 8,0 609,4 6,0 314,7 12 Industri Lainnya 0,0 0,0 8,0 79,4 0,0 0,0 2,0 36,5 4,0 38,4 Jumlah 96, ,9 149, ,2 96, ,7 101, ,8 188, ,5 CATATAN : 1. Diluar Investasi Sektor Minyak & Gas Bumi, Perbankan, Lembaga Keuangan Non Bank, Asuransi, Sewa Guna Usaha, Pertambangan dalam rangka Kontrak Karya, Perjanjian Karya, Pengusahaan Pertambangan Batubara, Investasi yang perizinannya dikeluarkan oleh instansi teknis/sektor, Investasi Porto folio (Pasar Modal) dan Investasi Rumah Tangga. 2. P : Jumlah Izin Usaha Tetap yang dikeluarkan 3. I : Nilai Realisasi Investasi dalam Rp. Milyar 4. Data sementara, termasuk izin usaha tetap yang dikeluarkan oleh daerah yang diterima BKPM sampai dengan tanggal 31 Desember 2008 Sumber : BKPM (2009) 56

57 9. Perkembangan Ekspor No URAIAN * 1 Pengolahan Kelapa/Kelapa Sawit 2 Besi Baja, Mesin-mesin dan Otomotif 33,21 Pertumb uhan (%) , , , , , ,46 144, , , , , , ,08 80,18 3 T e k s t i l 7.626, , , , , ,69 16,19 4 Pengolahan Karet 2.954, , , , , ,25 96,69 5 Elektronika 7.142, , , , , ,97-15,23 6 Pengolahan Tembaga, Timah dll , , , , , ,40 82,91 7 Pulp dan Kertas 2.817, , , , , ,58 49,18 8 Pengolahan Kayu 4.461, , , , , ,99-2,31 9 Kimia Dasar 2.640, , , , , ,17 46,14 10 Makanan dan Minuman 1.440, , , , , ,36 66,05 11 Alat-alat Listrik 1.232, , , , , ,58 55,19 12 Kulit, Barang Kulit dan Sepatu/Alas Kaki 1.553, , , , , ,35 27,60 Total 12 Besar Industri , , , , , ,89 48,12 Total Industri , , , , , ,00 48,13 Non migas , , , , , ,05 50,78 Migas , , , , , ,29 35,04 Sumber : BPS, diolah 57

58 10. Perkembangan Impor No URAIAN * 1 Besi Baja, Mesin-mesin dan Otomotif 33,21 Pertum buhan (%) , , , , , ,13 92,17 2 Elektronika 2.048, , , , , ,41 332,79 3 Kimia Dasar 5.690, , , , , ,02 62,43 4 T e k s t i l 1.036, , , , , ,93 194,48 5 Makanan dan Minuman 1.390, , , , , ,27 79,69 6 Pulp dan Kertas 1.299, , , , , ,81 75,51 7 Alat-alat Listrik 724,42 877,79 852, , , ,17 131,97 8 P u p u k 431,99 518,87 624,65 761, , ,82 255,35 9 Barang-barang Kimia lainnya 1.078, , , , , ,44 43,20 Total 9 Besar Industri , , , , , ,27 Total Industri , , , , , ,89 109,56 Non Migas , , , , , ,53 109,66 Gas , , , , , ,35 61,20% Sumber : BPS, diolah 58

59 11. Perkembangan Impor Menurut Golongan Penggunaan Golongan Barang Barang Konsumsi Persen Perub Persen Perub Persen Perub , ,32 23, ,84 11,84 33, ,56 33, ,11 35, ,71 7, Persen Perub. 2009* Peran (%) terhadap total impor Bahan Baku , ,23 23, ,24 4, ,14 19, ,74 75, ,92 76,08 Barang Modal 6.536, ,33 26, ,39 10, ,72 25, ,46 85, ,26 16,45 Total Impor , ,88 24, ,47 5, ,43 21, ,31 73, ,35 100,00 Sumber : BPS, diolah 59

60 12. Penyerapan Tenaga Kerja INDUSTRI * 2009** Makanan, Minuman dan Tembakau Tekstil, Barang Kulit dan Alas Kaki Barang dari kayu dan Hasil Hutan Lainnya Kertas dan Barang Cetakan Pupuk, Kimia dan Barang dari Karet Semen dan Barang galian bukan logam ,21 Logam Dasar, Besi dan Baja Alat Angkutan, Mesin dan Peralatannya Barang Lainnya J u m l a h Sumber: BPS, diolah *) angka sementara **) prognosa 60

61 B. PERINGKAT DAYA SAING INDONESIA 61

62 FAKTOR DAYA SAING: Versi IMD 1. Kinerja Ekonomi (Economic Performance) Ekonomi Domestik Perdagangan Internasional Investasi Internasional Tenaga Kerja (employment) Harga Evaluasi ekonomi makro dari perekonomian suatu negara, meliputi sebanyak 75 kriteria. 2. Efisiensi Pemerintah (Government Efficiency) Keuangan Publik Kebijakan Fiskal Kerangka Kelembagaan Peraturan Bisnis Kerangka Kemasyarakatan Tingkat kondusif-tidaknya kebijakan pemerintah untuk daya saing, mencakup sebanyak 81 kriteria. 3. Efisiensi Bisnis (Business Efficiency) Produktivitas Pasar Tenaga Kerja Keuangan Praktik Manajemen Sikap dan Nilai Tingkat kinerja perusahaan dalam hal cara-cara yang inovatif, profitable, dan bertanggung jawab, sebanyak 69 kriteria. 4. Infrastruktur (Infrastructure) Infrastruktur Dasar Infrastruktur Teknologi Infrastruktur Saintifik Kesehatan dan Lingkungan Pendidikan Tingkat kesesuaian sumber daya dasar, teknologi, dan sumber daya manusia dalam memenuhi kebutuhan bisnis, sebanyak 96 kriteria. Sumber : IMD,

63 Peringkat Daya Saing Negara No. Negara 2005 (60 negara) 1 Amerika Serikat 2006 (61 negara) 2007 (55 negara) 2008 (55 negara) 2009 (57 negara) Jepang Malaysia R.R. China Korea India Indonesia Filipina Sumber: IMD World Competitiveness Year Book

64 Peringkat Kinerja Ekonomi No. Negara Amerika Serikat 2 R.R. China Malaysia India Jepang Indonesia Korea Filipina Sumber: IMD World Competitiveness Year Book

65 Peringkat Efisiensi Pemerintah No. Negara R.R. China Malaysia Amerika Serikat 4 Indonesia India Korea Jepang Filipina Sumber: IMD World Competitiveness Year Book

66 Peringkat Efisiensi Bisnis No. Negara India Malaysia Amerika Serikat 4 Jepang Korea Filipina R.R. China Indonesia Sumber: IMD World Competitiveness Year Book

67 Peringkat Efisiensi Infrastruktur No. Negara Amerika Serikat 2 Jepang Korea Malaysia R.R. China Indonesia Filipina Indoa Sumber: IMD World Competitiveness Year Book

68 Perkembangan Daya Saing Indonesia Menurut IMD World Competitiveness Yearbook (57 negara, 321 kriteria)) Kinerja Ekonomi Efisiensi Pemerintah Efisiensi Bisnis Infrastruktur Sumber : IMD (2009). 68

69 Peringkat Daya Saing Indonesia menurut WEF dan WB No. Peringkat Daya saing Indonesia menurut 1 WEF 69 (117 negara) (125 negara) 54 (131 negara) 55 (134 negara) 54 (134 negara) 2 WB 115 (155 negara) 135 (175 negara) 123 (178 negara) 129 (181 negara) 122 (183 negara) Keterangan: WEF : World Economic Forum, WB : World Bank 69

70 C. POTENSI DAN PERMASALAHAN 70

71 POTENSI SUMBER DAYA EKONOMI PENDUKUNG INDUSTRI 71

72 Potensi ke depan Pembangunan Sektor Industri Nasional Potensi Nasional Luasnya Bentang Wilayah Besarnya jumlah penduduk Sumber Daya/Potensi Alam yang bisa di daya gunakan Luasnya Wilayah Kepulauan Letak Geografis Lahan Pertanian Hutan Tambang Laut Kebutuhan infrastruktur & pertambahan jalan, jembatan Kebutuhan PRIMER, SEKUNDER, TERSIER Kebutuhan infrastruktur mesin-mesin proses, dan peralatan lainnya - bahan bangunan - alat konstruksi - alat transportasi - konstruksi baja - telekomunikasi/ satelit & peripheral - konstruksi baja - agro - alat pertanian - pupuk & penunjang lainnya - pangan - alat kesehatan - sandang - papan/bahan bangunan - alat pendidikan - alat kelistrikan - alat energi - jasa RBPI - kemasan - alat olah raga - alat rumah tangga - alat perkantoran - alat transport - alat komunikasi - alat hiburan - alat penunjang AKAN MENJADI LOKOMOTIF PENARIK PERTUMBUHAN INDUSTRI Fakta : Indonesia memiliki potensi pasar yang besar untuk didaya gunakan sebagai modal dasar pengembangan industri nasional Gemar Produksi Nasional - konstruksi baja - peralatan konstruksi - jasa RBPI - alat transport - alat konstruksi - alat kelistrikan - alat energi - mesin-mesin proses - alat penunjang 72

73 Kekuatan dan Kelemahan Sumber Daya Industri Faktor Sumber Daya Alam Kekuatan Lahan luas & subur Penanaman sepanjang tahun Cadangan hutan produksi cukup luas Pembukaan lahan baru sektor pertanian Ketersediaan sumber daya laut & potensi penangkapan ikan 6,7 juta ton per-tahun Kelemahan Rendahnya produktivitas sektor pertanian & agrobisnis Melambatnya pertumbuhan sektor pertanian Meningkatnya ketergantungan terhadap impor makanan Bahaya kerusakan ekologi Terjadinya penebangan hutan berlebihan Bahaya atas terjadinya penangkapan ikan berlebihan di beberapa wilayah. Catatan Modal bagi tumbuhnya industri berbasis sumber daya alam tropis Ketersediaan sumber daya mineral cukup besar 73

74 Faktor Sumber Daya Manusia Kekuatan dan Kelemahan Sumber Daya Industri (lanjutan lanjutan ) Kekuatan Jumlah penduduk besar Tingkat upah kompetitif Keterampilan seni (craftmanship) tinggi Tekun & mudah menerima pelatihan Kemampuan bidang operasional sudah berkembang Kemampuan bidang rancang bangun dan perekayasaan sudah berkembang Tidak meratanya penyebaran penduduk dan pendapatan Tingkat pendidikan, ketrampilan dan produktivitas tenaga kerja relatif rendah Disiplin rendah Kelemahan Catatan Modal bagi tumbuhnya industri berbasis tenaga kerja 74

75 Kekuatan dan Kelemahan Sumber Daya Industri (lanjutan lanjutan ) Faktor Kekuatan Kelemahan Catatan Faktor Geografi Permodalan Terdiri dari ribuan pulau Terletak di geo stasioner Posisi strategis Telah adanya investasi ekstensif selama dua dekade lalu dalam bentuk aset tetap (bangunan, mesin, & peralatan) Belum bisa didayagunakan sebagai penggerak pertumbuhan industri Peluang baru akan diambil oleh perusahaanperusahan asing Infrastruktur telekomunikasi relatif belum memadai Rendahnya pemanfaatan kapasitas terpasang pada beberapa sub-sektor industri Terdapat mesin2 sudah tua di beberapa sektor industri Cadangan devisa, Perbankan, Pasar Modal belum cukup menunjang Modal bagi tumbuhnya industri padat modal pada industri tertentu Prasarana (Fisik) Pernah melakukan investasi secara berarti & adanya pertumbuhan selama dua dekade lalu sebelum krisis Beberapa prasarana (jalan raya, pelabuhan,dll) & sarana kurang memadai Ketergantungan tinggi terhadap bantuan asing dan swasta dalam pengembangan prasarana Angkutan laut dikuasai asing & belum efisien 75

76 Kekuatan dan Kelemahan Sumber Daya Industri (lanjutan ) Faktor Teknologi Kekuatan Investasi mendorong terjadinya impor teknologi Jumlah SDM relatif besar pada lembaga2 R&D Pemerintah Penyebaran teknologi secara nyata lebih efektif melalui impor dan pengenalan mesin Kelemahan Kegiatan R&D industri dilakukan oleh pemiliknya di luar negeri Relatif rendahnya tingkat pengembangan teknologi Rendahnya respon lembaga2 R&D terhadap permintaan pasar Rendahnya produktivitas sektor manufaktur Relatif rendahnya biaya R&D per orang Catatan Modal bagi pengembangan industri padat teknologi Lemahnya keterkaitan antara lembaga2 R&D Pemerintah dengan Swasta Lemahnya koordinasi & arah pengembangan lembaga riset 76

77 Makro lemahnya prasarana dan sarana; ekonomi biaya tinggi; kesenjangan pembangunan daerah; lemahnya penguasaan teknologi. Meso MASALAH DAN HAMBATAN YANG DIHADAPI INDUSTRI belum kuatnya peran IKM; penurunan kinerja di beberapa cabang Industri terutama cabang industri kayu dan produk kayu, serta TPT; dan keterbatasan industri berteknologi tinggi. Industri terbatasnya pasokan bahan baku dan energi; tingginya impor bahan baku dan penolong; terbatasnya produksi barang setengah jadi dan komponen; terbatasnya penerapan standarisasi; belum optimalnya kapasitas produksi; terbatasnya penguasaan pasar domestik; ketergantungan ekspor hanya pada beberapa komoditi dan beberapa negara tujuan; tingginya penyelundupan; terbatasnya pengembangan merek lokal. 77

78 HAMBATAN UTAMA Faktor Eksternal Faktor Internal 1. Penyelundupan (terutama produk TPT, Elektronika, LHE, Baja, Kayu dan Rotan). 2. Kebutuhan gas. 3. Pasokan listrik dengan harga yang bersaing. 4. Kemacetan dari/ke pelabuhan serta sentra- sentra produksi. 5. Kapasitas dan pelayanan pelabuhan serta kereta api. 6. Akses dan suku bunga terjangkau khususnya IKM. 7. Insentif yang kompetitif dibanding negaranegara pesaing lain di kawasan. 8. Revisi UU Ketenagakerjaan. 9. Hambatan birokrasi. 1. Investasi industri yang menambah kapasitas terpasang dan terutama yang memperkokoh struktur Industri, antara lain: Beberapa jenis industri kimia hulu. Industri komponen tertentu (otomotif, permesinan). Industri baja khusus, logam non ferro. 2. Penggunaan produksi dalam negeri, antara lain: Pengadaan barang pemerintah termasuk KKKS (Kontraktor Kontrak Kerjasama). Pengadaan Capex BUMN/BUMD. Pengadaan Capex industri telekomunikasi. Edukasi masyarakat. 3. Promosi bersama (berbagai instansi dan Pemda) dalam menuju Indonesia Incorporated. 4. Ekspor ke negara-negara pasar non tradisional. 78

79 D. TARGET SASARAN KUANTITATIF

80 1. Pertumbuhan Industri Cabang Industri Rata-rata Makanan, Minuman dan Tembakau 13,31 6,64 7,92 8,15 8,90 10,40 8,40 Tekstil, barang Kulit & Alas kaki -0,76 2,15 3,40 3,75 4,30 5,60 3,84 Barang Kayu & Hasil Hutan lainnya -1,98 1,75 2,75 2,75 3,40 3,70 2,87 Kertas & barang Cetakan 4,53 4,20 4,50 4,80 5,30 5,50 4,86 Pupuk, Kimia & barang dari Karet 1,15 5,00 5,45 5,75 7,00 8,30 6,30 Semen & Barang Galian bukan Logam -2,88 3,25 3,75 4,05 4,60 5,30 4,19 Logam Dasar, Besi & Baja -7,19 2,75 3,40 4,00 4,50 5,50 4,03 Alat Angkut, Mesin & Peralatannya -5,35 4,00 6,40 7,78 8,30 10,20 7,34 Barang lainnya 3,80 5,25 5,65 6,15 6,40 6,80 6,05 Total Industri 1,84 4,65 6,10 6,75 7,47 8,95 6,79 80

81 2. Pertumbuhan Industri Kecil, Menengah, Besar Uraian Penduduk (juta orang) Prosentase pertumbuhan PDB 4.30% 5.50% 6.15% 6.65% 7.05% 7.35% 7.00% 7.00% 7.00% PDB dalam trilyun (Rp) Harga Berlaku 5, , , , , , , , , PDB dalam trilyun (Rp) Harga Konstan , , , , , , ,187 4,470 6,270 PDB/capita dalam rupiah (Rp) 24,092,835 25,091,093 26,291,708 27,679,540 29,250,196 30,996,025 32,739,270 43,040,405 56,591,084 PDB/capita dalam US $ (US $) 2, , , , , , ,274 4,304 5,659 Industri Pengolahan Non Migas (% Ptbhn) Kontribusi Ind.Pengolahan non-migas (%) harga berlaku Industri Pengolahan Non Mgs (Rp. Triliun) Harga Berlaku Industri Pengolahan Non Mgs (Rp. Miliar) Harga Konstan 1.84% 4.65% 6.10% 6.75% 7.47% 8.95% 8.95% 8.98% 9.00% , , , , , , , , , , , , , , , , ,206, ,856, Nilai IKM-IB (Rp. Triliun) Harga Konstan , , IK IM IB Kontribusi IKM-IB (Harga Berlaku) IK IM , , IB , (1,233.12) 2,

82 3. Pertumbuhan Industri Kecil, Menengah, Besar Masing-masing Cabang Industri Uraian ). % Kontribusi Makanan, Minuman dan Tembakau Nilai IKM-IB (Harga Berlaku) (Triliun Rp) Nilai IKM-IB (Harga Konstan) (Triliun Rp) IK IM IB IK IM IB Pertumbuhan Mamintem 13.31% 6.64% 7.92% 8.15% 8.90% 10.40% 10.30% 9.90% 9.55% 2). % Kontribusi Tekstil, Brg. kulit & Alas kaki Nilai IKM-IB (Harga Berlaku) (Triliun Rp) Nilai IKM-IB (Harga Konstan) (Triliun Rp) IK IM IB IK IM IB Pertumbuhan brg kulit -0.76% 2.15% 3.40% 3.75% 4.30% 5.60% 5.60% 5.60% 5.60% 82

83 3. PERTUMBUHAN INDUSTRI KECIL, LANJUTAN Uraian ). % Kontribusi Brg. kayu & Hasil hutan lainnya Nilai IKM-IB (Harga Berlaku) (Triliun Rp) Nilai IKM-IB (Harga Konstan) (Triliun Rp) IK IM IB IK IM IB Pertumbuhan kayu -1.98% 1.75% 2.75% 2.75% 3.40% 3.70% 3.60% 3.60% 3.60% 4). % Kontribusi Kertas dan Barang cetakan Nilai IKM-IB (Harga Berlaku) (Triliun Rp) Nilai IKM-IB (Harga Konstan) (Triliun Rp) IK IM IB IK IM IB Pertumbuhan Kertas 4.53% 4.20% 4.50% 4.80% 5.30% 5.50% 5.50% 5.30% 5.30% 83

84 3. PERTUMBUHAN INDUSTRI KECIL, LANJUTAN Uraian ). % Kontribusi Pupuk, Kimia & Barang dari karet Nilai IKM-IB (Harga Berlaku) (Triliun Rp) Nilai IKM-IB (Harga Konstan) (Triliun Rp) IK IM IB IK IM IB Pertumbuhan pupuk 1.15% 5.00% 5.45% 5.75% 7.00% 8.30% 8.30% 8.30% 8.30% 6). % Kontribusi Semen & Brg. Galian bukan logam Nilai IKM-IB (Harga Berlaku) (Triliun Rp) Nilai IKM-IB (Harga Konstan) (Triliun Rp) IK IM IB IK IM IB Pertumbuhan Brg Galian -2.88% 3.25% 3.75% 4.05% 4.60% 5.30% 5.30% 5.30% 5.30% 84

85 3. PERTUMBUHAN INDUSTRI KECIL, LANJUTAN Uraian ). % Kontribusi Logam Dasar Besi & Baja Nilai IKM-IB (Harga Berlaku) (Triliun Rp) Nilai IKM-IB (Harga Konstan) (Triliun Rp) IK IM IB IK IM IB Pertumbuhan Besi -7.19% 2.75% 3.40% 4.00% 4.50% 5.50% 5.50% 5.50% 5.50% 8). % Kontribusi Alat Angkut, Mesin & Peralatannya Nilai IKM-IB (Harga Berlaku) (Triliun Rp) Nilai IKM-IB (Harga Konstan) (Triliun Rp) , , IK IM IB IK IM IB Pertumbuhan Alat Angkut -5.35% 4.00% 6.40% 7.78% 8.30% 10.20% 10.20% 10.20% 10.20% 85

86 3. PERTUMBUHAN INDUSTRI KECIL, LANJUTAN Uraian ). % Kontribusi Barang lainnya Nilai IKM-IB (Harga Berlaku) (Triliun Rp) IK IM IB Nilai IKM-IB (Harga Konstan) (Triliun Rp) IK IM IB Pertumbuhan Barang Lainnya 3.80% 5.25% 5.65% 6.15% 6.40% 6.80% 6.80% 6.80% 6.80% 86

87 4. Sasaran Kuantitatif Industri di Jawa PROVINSI Growth PDRB Industri ) Banten ) Jawa Barat ) DKI Jakarta ) Jawa Tengah ) DI Yogyakarta ) Jawa Timur Total

88 5. Sasaran Kuantitatif Industri di Sumatera PROVINSI Growth PDRB Industri ) Nangroe Aceh Darussalam ) Sumatera Utara ) Sumatera Barat ) Riau ) Riau Kepulauan ) Jambi ) Bengkulu ) Sumatera Selatan ) Bangka Belitung ) Lampung Total

89 6. Sasaran Kuantitatif Industri di Sulawesi PROVINSI Growth PDRB Industri ) Sulawesi Utara ) Gorontalo ) Sulawesi Tengah ) Sulawesi Selatan ) Sulawesi Barat ) Sulawesi Tenggara Total

90 7. Sasaran Kuantitatif Industri di Kalimantan PROVINSI Growth PDRB\ Industri ) Kalimantan Barat ) Kalimantan Tengah ) Kalimantan Selatan ) Kalimantan Timur Total

91 8. Sasaran Kuantitatif Industri di Papua dan Maluku PROVINSI Growth PDRB Industri ) Maluku ) Maluku Utara ) Irian Jaya Barat ) Papua Total

92 9. Sasaran Kuantitatif Industri di Bali, NTT, NTB PROVINSI Growth PDRB Industri ) Bali ) NTB ) NTT Total

93 10. Perkiraan Kebutuhan Investasi (dalam juta miliar) CABANG INDUSTRI Total Industri Pengolahan Non Migas 1 Makanan, Minuman, dan Tembakau 2 Tekstil, Barang Kulit, dan Alas Kaki 3 Barang Kayu dan Hasil Hutan Lainnya 77, , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , Kertas dan Barang 3, , , , , , , Cetakan 5 Pupuk, Kimia, dan Barang dari Karet 6 Semen & Brg. Galian bukan logam 9, , , , , , , , , , , , , , Logam Dasar Besi & Baja 1, , , , , , , Alat Angkut, Mesin & Peralatannya 25, , , , , , , Barang Lainnya , , , , Catatan: Perkiraan berdasarkan perhitungan ICOR, This belum page termasuk was created kebutuhan using Nitro investasi PDF trial untuk software. revitalisasi industri Pupuk dan Gula. 93

94 11. Perkiraan Penyerapan Tenaga Kerja CABANG INDUSTRI (orang) Rata-rata Penyerapan Industri Pengolahan Non Migas 13,987,659 14,374,299 14,905,019 15,528,061 16,264,371 17,211, ,855 1 Makanan, Minuman, dan Tembakau 5,073,075 5,244,260 5,471,939 5,730,657 6,027,298 6,396, ,589 2 Tekstil, Barang Kulit, dan Alas Kaki 2,404,431 2,453,341 2,518,288 2,592,819 2,677,863 2,784,701 76,054 3 Barang Kayu dan Hasil Hutan 1,834,805 1,855,539 1,883,269 1,914,966 1,951,413 1,998,318 32,703 Lainnya 4 Kertas dan Barang Cetakan 371, , , , , ,838 40,161 5 Pupuk, Kimia, dan Barang dari Karet 839, , ,620 1,104,275 1,236,903 1,411, ,337 6 Semen & Brg. Galian bukan logam 1,112,437 1,127,854 1,149,017 1,173,861 1,203,221 1,241,005 25,714 7 Logam Dasar Besi & Baja 493, , , , , ,465 15,015 8 Alat Angkut, Mesin & Peralatannya 346, , ,836 1,050,825 1,393,025 1,838, ,392 9 Barang Lainnya 1,512,027 1,516,280 1,522,118 1,528,971 1,538,083 1,549,809 7,556 Catatan: Perkiraan berdasarkan perhitungan ILOR. 94

95 12. Mempercepat capaian target kinerja industri dengan mendorong daya saing industri yang perannya cukup signifikan pada ISIC 3 digit dan ISIC 5 digit 95

96 3.1. Industri Makanan, Minuman, dan Tembakau NILAI TAMBAH PERUSAHAAN INDUSTRI BESAR DAN SEDANG MENURUT KBLI 3 DIGIT, VALUE ADDED OF LARGE AND MEDIUM MANUFACTURING BY 3 DIGITS ISIC, (dalam Milyar Rp) Kode Industri- Tahun-Year Uraian-Description Industrial Code 2003 % 2004 % 2005 % 2006 % 2007 % 2008* % 2009* % Total % ISIC 151 Makanan Olahan-Processing Foods 20,18 25% 27,44 31% 33,66 34% 40,13 31% 50,84 33% 64,45 32% 75,19 32% 311,90 31% ISIC 152 Susu-Milk 2,71 3% 3,12 4% 2,51 3% 2,65 2% 3,43 2% 4,83 2% 5,63 2% 24,88 3% ISIC 153 Pengolahan Padi-Grain Mill Processing 4,11 5% 4,52 5% 4,66 5% 15,73 12% 13,34 9% 17,10 8% 19,95 8% 79,41 8% ISIC 154 Makanan Lainnya-Other Food 13,41 16% 13,31 15% 15,05 15% 19,73 15% 21,63 14% 29,70 15% 34,65 15% 147,48 15% ISIC 155 Minuman-Beverages 2,05 3% 2,15 2% 3,02 3% 3,66 3% 5,56 4% 6,31 3% 7,36 3% 30,12 3% ISIC 160 Tembakau-Tobacco 39,33 48% 38,38 43% 40,05 40% 49,43 38% 58,94 38% 79,49 39% 92,74 39% 398,37 40% Industri Makanan, Minuman dan Tembakau 81,79 100% 88,93 100% 98,95 100% 131,34 100% 153,74 100% 201,88 100% 235,53 100% 992,16 100% Industri Makanan, Minuman, dan Tembakau terdiri dari 6 (enam) ISIC 3 digit, yaitu: ISIC 151, 152, 153, 154, 155, dan

97 3.1. Industri Makanan... (lanjutan) NILAI TAMBAH PERUSAHAAN Kode INDUSTRI BESAR DAN SEDANG MENURUT Tahun-Years KBLI 5 DIGIT, VALUE ADDED OF LARGE Industri- AND MEDIUM MANUFACTURING BY 5 DIGITS ISIC, No Uraian-Description Akumulasi Industrial 2003 % 2004 % 2005 % 2006 % 2007 % 2008* % 2009* % % Code (dalam Juta Rp) 1 Ind. Pemotongan hewan ,05 0,14% 71,23 0,08% 291,72 0,29% 172,62 0,13% 231,03 0,15% 325,23 0,16% 379,44 0,16% 1.589,31 0,16% 2 Ind. Pengolahan dan pengawetan daging ,03 0,32% 356,51 0,40% 194,06 0,20% 271,62 0,21% 290,14 0,19% 446,22 0,22% 520,59 0,22% 2.337,17 0,24% 3 Ind. Pengalengan ikan dan biota perairan lainnya ,72 0,67% 656,03 0,74% 1.273,56 1,29% 809,19 0,62% 634,00 0,41% 1.318,93 0,65% 1.538,76 0,65% 6.781,20 0,68% 4 Ind. Penggaraman/pengeringan ikan dan biota perairan lainnya ,74 0,06% 116,20 0,13% 120,23 0,12% 160,46 0,12% 200,82 0,13% 249,90 0,12% 291,55 0,12% 1.190,89 0,12% 5 Ind. Pengasapan ikan dan biota perairan lainnya ,89 0,02% 10,64 0,01% 15,08 0,02% 13,07 0,01% 6,73 0,00% 18,36 0,01% 21,43 0,01% 101,20 0,01% 6 Ind. Pembekuan ikan dan biota perairan lainnya ,58 3,26% 3.430,40 3,86% 3.406,22 3,44% 4.420,16 3,37% 2.731,52 1,78% 5.573,05 2,76% 6.501,89 2,76% ,83 2,90% 7 Ind. Pemindangan ikan dan biota perairan lainnya ,76 0,03% 34,96 0,04% 193,88 0,20% 56,25 0,04% 55,00 0,04% 128,11 0,06% 149,46 0,06% 640,40 0,06% 8 Ind. Pengolahan dan pengawetan lainnya untuk ikan & biota perairan la ,30 0,22% 209,10 0,24% 281,17 0,28% 236,47 0,18% 186,59 0,12% 362,50 0,18% 422,91 0,18% 1.881,05 0,19% 9 Ind. Pengalengan buah-buahan & sayuran ,57 0,26% 394,06 0,44% 382,90 0,39% 306,77 0,23% 419,95 0,27% 597,85 0,30% 697,49 0,30% 3.015,59 0,30% 10 Ind. Pengasinan/pemanisan buah-buahan & sayuran ,71 0,01% 8,13 0,01% 88,18 0,09% 6,41 0,00% 15,63 0,01% 42,47 0,02% 49,55 0,02% 215,07 0,02% 11 ind. Pelumatan buah-buahan dan sayuran ,11 0,08% 93,64 0,11% 66,99 0,07% 70,72 0,05% 147,43 0,10% 161,06 0,08% 187,91 0,08% 795,88 0,08% 12 Ind. Pengeringan buah-buah dan sayuran ,41 0,01% 8,66 0,01% 3,55 0,00% 227,62 0,17% 72,66 0,05% 142,93 0,07% 166,75 0,07% 630,58 0,06% 13 Ind. Pengolahan dan pengawetan lainnya untuk buah-buahan dan sayura ,20 0,01% 6,77 0,01% 37,06 0,04% 25,01 0,02% 13,27 0,01% 33,09 0,02% 38,60 0,02% 166,01 0,02% 14 Ind. Minyak kasar (minyak makan) dari nabati dan hewani ,35 13,10% 7.957,07 8,95% ,82 12,96% ,03 14,50% ,80 16,00% ,73 14,28% ,19 14,28% ,99 13,87% 15 Ind. Margarine ,66 0,57% 631,44 0,71% 91,89 0,09% 224,28 0,17% 158,09 0,10% 403,06 0,20% 470,24 0,20% 2.447,66 0,25% 16 Ind. Minyak goreng dari minyak kelapa ,42 0,92% 544,70 0,61% 4.382,42 4,43% 1.511,67 1,15% 1.286,85 0,84% 2.996,61 1,48% 3.496,05 1,48% ,71 1,51% 17 Ind. Minyak goreng dari minyak kelapa sawit ,19 4,96% 9.518,22 10,70% 9.856,49 9,96% ,93 9,52% ,04 12,67% ,31 10,81% ,53 10,81% ,72 10,35% 18 Ind. Minyak goreng lainnya dari nabati dan hewani ,27 0,00% 3.271,34 3,68% 0,31 0,00% 2,18 0,00% 169,36 0,11% 807,21 0,40% 941,74 0,40% 5.192,40 0,52% 19 Ind. Minyak makan dan lemak lainnya dari nabati dan hewani ,41 0,02% 122,39 0,14% 157,93 0,16% 73,50 0,06% 150,04 0,10% 193,66 0,10% 225,93 0,10% 935,85 0,09% 20 Ind. Susu ,39 3,04% 3.000,90 3,37% 1.414,28 1,43% 2.268,95 1,73% 3.182,42 2,07% 4.114,57 2,04% 4.800,34 2,04% ,85 2,14% 21 Ind. Makanan dari susu ,19 0,10% 29,01 0,03% 968,18 0,98% 143,23 0,11% 81,05 0,05% 439,08 0,22% 512,26 0,22% 2.257,01 0,23% 22 Ind. Es krim ,49 0,17% 94,01 0,11% 129,64 0,13% 235,83 0,18% 167,53 0,11% 272,22 0,13% 317,59 0,13% 1.354,29 0,14% 23 Ind. Penggilingan padi dan penyosohan beras ,73 0,22% 202,22 0,23% 220,24 0,22% 782,87 0,60% 831,86 0,54% 931,16 0,46% 1.086,35 0,46% 4.234,42 0,43% 24 Ind. Penggilingan dan pembersihan padi-padian lainnya ,04 0,00% 7,67 0,01% 22,71 0,02% 15,71 0,01% 125,47 0,08% 84,73 0,04% 98,85 0,04% 358,19 0,04% 25 Ind. Pengupasan, pembersihan kopi dan sortasi koppi ,55 0,20% 150,57 0,17% 140,97 0,14% 411,08 0,31% 315,70 0,21% 448,85 0,22% 523,66 0,22% 2.158,38 0,22% 26 Ind. Pengupasan, pembersihan dan pengeringan cokelat ,10 0,24% 116,11 0,13% 291,73 0,29% 9.124,20 6,95% 953,45 0,62% 4.643,41 2,30% 5.417,31 2,30% ,31 2,09% 27 Ind. Pengupasan dan pembersihan biji-bijian selain kopi dan cokelat ,07 0,03% 22,49 0,03% 20,71 0,02% 40,76 0,03% 106,43 0,07% 90,37 0,04% 105,43 0,04% 412,27 0,04% 28 Ind. Pengupasan & pembersihan kacang-kacangan ,21 0,01% 4,16 0,00% 4,93 0,00% 31,19 0,02% 45,66 0,03% 41,60 0,02% 48,53 0,02% 181,27 0,02% 29 Ind. Pengupasan dan pembersihan umbi-umbian (termasuk rizoma) ,61 0,00% 0,11 0,00% 0,36 0,00% 2,75 0,00% 1,43 0,00% 2,19 0,00% 2,55 0,00% 10,00 0,00% 30 Ind. Kopra ,87 0,01% 14,51 0,02% 21,07 0,02% 98,59 0,08% 20,16 0,01% 65,27 0,03% 76,14 0,03% 306,61 0,03% 31 Ind. Tepung terigu ,24 0,85% 789,94 0,89% 906,39 0,92% 1.393,48 1,06% 1.557,63 1,01% 2.002,73 0,99% 2.336,52 0,99% 9.683,94 0,98% 97

98 3.1. Industri Makanan... (lanjutan) No NILAI TAMBAH PERUSAHAAN INDUSTRI BESAR DAN SEDANG MENURUT KBLI 5 DIGIT, VALUE ADDED OF LARGE AND MEDIUM MANUFACTURING BY 5 DIGITS ISIC, Uraian-Description Kode Industri- Industrial Code Tahun-Years 2003 % 2004 % 2005 % 2006 % 2007 % 2008* % 2009* % (dalam Juta Rp) 32 Ind. Berbagai macam Tepung dari bahan nabati lainnya ,53 0,11% 132,45 0,15% 112,75 0,11% 193,88 0,15% 332,65 0,22% 341,40 0,17% 398,30 0,17% 1.598,95 0,16% 33 Ind. Pati ubi kayu ,13 0,23% 202,02 0,23% 214,63 0,22% 295,40 0,22% 960,61 0,62% 787,60 0,39% 918,87 0,39% 3.566,27 0,36% 34 Ind. Berbagai macam pati palma ,92 0,01% 5,08 0,01% 13,37 0,01% 10,06 0,01% 7,67 0,00% 14,81 0,01% 17,28 0,01% 75,19 0,01% 35 Ind. Pati lainnya ,19 0,01% 8,82 0,01% 8,35 0,01% 13,03 0,01% 1,90 0,00% 12,49 0,01% 14,57 0,01% 69,36 0,01% 36 Ind. Ransum pakan ternak/ ikan ,47 2,66% 1.926,16 2,17% 2.237,70 2,26% 2.958,10 2,25% 4.599,26 2,99% 5.189,52 2,57% 6.054,44 2,57% ,67 2,53% 37 Ind. Konsentrat pakan ternak/ ikan ,32 0,43% 939,75 1,06% 444,96 0,45% 356,60 0,27% 3.479,71 2,26% 2.443,05 1,21% 2.850,23 1,21% ,61 1,10% 38 Ind. Roti dan sejenisnya ,01 1,59% 983,63 1,11% 1.299,08 1,31% 1.602,22 1,22% 1.662,76 1,08% 2.387,91 1,18% 2.785,90 1,18% ,52 1,21% 39 Ind. Gula pasir ,34 5,86% 4.623,22 5,20% 4.900,68 4,95% 4.715,86 3,59% 7.424,05 4,83% 9.243,00 4,58% ,50 4,58% ,66 4,69% 40 Ind. Gula merah ,55 0,00% 2,57 0,00% 2,91 0,00% 12,19 0,01% 14,49 0,01% 14,90 0,01% 17,39 0,01% 66,01 0,01% 41 Ind. Gula lainnya ,31 0,02% 16,49 0,02% 38,98 0,04% 56,95 0,04% 67,20 0,04% 79,31 0,04% 92,53 0,04% 364,77 0,04% 42 Ind. Sirop ,90 0,19% 147,38 0,17% 213,89 0,22% 167,17 0,13% 98,76 0,06% 245,76 0,12% 286,72 0,12% 1.313,58 0,13% 43 Ind. Pengolahan gula lainnya selain sirop ,12 0,00% 1,07 0,00% 1,79 0,00% 15,52 0,01% 10,61 0,01% 13,50 0,01% 15,75 0,01% 59,36 0,01% 44 Ind. Bubuk Coklat (tidak Manis) ,55 0,05% 37,69 0,04% 91,61 0,09% 74,81 0,06% 0,13 0,00% 75,45 0,04% 88,03 0,04% 409,26 0,04% 45 Ind. Makanan dari coklat & kembang gula ,46 0,96% 643,03 0,72% 670,83 0,68% 1.118,12 0,85% 1.266,09 0,82% 1.624,14 0,80% 1.894,83 0,80% 8.003,50 0,81% 46 Ind. Makaroni, mie, spagheti, bihun, so'un dan sejenisnya ,37 1,77% 1.014,36 1,14% 829,41 0,84% 925,52 0,70% 1.389,77 0,90% 1.812,24 0,90% 2.114,28 0,90% 9.529,94 0,96% 47 Ind. Pengolahan teh dan kopi ,32 1,51% 1.224,14 1,38% 1.085,92 1,10% 1.236,26 0,94% 1.079,02 0,70% 1.884,82 0,93% 2.198,96 0,93% 9.940,44 1,00% 48 Ind. Es ,50 0,11% 121,72 0,14% 121,22 0,12% 153,64 0,12% 154,23 0,10% 226,83 0,11% 264,64 0,11% 1.128,78 0,11% 49 Ind. Kecap ,96 0,77% 938,67 1,06% 802,80 0,81% 1.008,93 0,77% 819,53 0,53% 1.423,86 0,71% 1.661,17 0,71% 7.287,93 0,73% 50 Ind. Tempe dan tahu ,05 0,06% 76,47 0,09% 62,88 0,06% 112,14 0,09% 125,66 0,08% 160,53 0,08% 187,28 0,08% 778,02 0,08% 51 Ind. Makanan dari kedele dan kacang-kacangan lainnya selain kecap, ,92 0,15% 135,65 0,15% 259,52 0,26% 322,25 0,25% 557,14 0,36% 572,24 0,28% 667,61 0,28% 2.635,34 0,27% 52 Ind. Kerupuk, kripik, peyek dan sejenisnya ,15 0,21% 204,65 0,23% 246,75 0,25% 622,48 0,47% 574,88 0,37% 729,50 0,36% 851,08 0,36% 3.402,50 0,34% 53 Ind. Bumbu masak dan penyedap masakan ,39 2,75% 2.180,45 2,45% 4.131,51 4,18% 6.423,29 4,89% 3.911,58 2,54% 7.009,51 3,47% 8.177,77 3,47% ,50 3,44% 54 Ind. Kue-kue basah ,97 0,05% 48,22 0,05% 69,56 0,07% 72,63 0,06% 170,24 0,11% 161,98 0,08% 188,98 0,08% 749,59 0,08% 55 Ind. Makanan yang tidak diklasifikasikan di tempat lain ,26 0,35% 912,40 1,03% 216,67 0,22% 1.093,57 0,83% 2.302,04 1,50% 2.034,28 1,01% 2.373,32 1,01% 9.220,54 0,93% 56 Ind. Minuman keras ,16 0,02% 20,93 0,02% 9,16 0,01% 21,36 0,02% 38,60 0,03% 39,38 0,02% 45,94 0,02% 188,52 0,02% 57 Ind. Anggur (wine) dan sejenisnya ,56 0,02% 57,37 0,06% 55,25 0,06% 17,98 0,01% 7,79 0,01% 44,61 0,02% 52,05 0,02% 252,61 0,03% 58 Ind. Malt dan minuman yang mengandung malt ,08 0,03% 25,39 0,03% 32,36 0,03% 472,26 0,36% 1.437,24 0,93% 1.008,67 0,50% 1.176,79 0,50% 4.175,79 0,42% 59 Ind. Minuman ringan (soft drink) ,55 2,44% 2.045,15 2,30% 2.921,27 2,95% 3.150,13 2,40% 4.079,02 2,65% 5.219,82 2,59% 6.089,79 2,59% ,74 2,57% 60 Ind. Pengeringan dan pengolahan tembakau dan bumbu rokok ,20 0,52% 461,34 0,52% 352,66 0,36% 731,33 0,56% 3.283,72 2,14% 2.372,37 1,18% 2.767,77 1,18% ,38 1,05% 61 Ind. Rokok kretek ,74 43,49% ,64 37,77% ,15 37,18% ,02 32,15% ,43 34,09% ,82 34,80% ,13 34,80% ,93 35,56% 62 Ind. Rokok putih ,44 2,11% 1.540,79 1,73% 2.797,20 2,83% 6.338,89 4,83% 2.336,84 1,52% 5.480,33 2,71% 6.393,72 2,71% ,21 2,68% 63 Ind. Rokok lainnya ,47 1,91% 2.753,06 3,10% 84,13 0,09% 81,34 0,06% 83,09 0,05% 879,80 0,44% 1.026,43 0,44% 6.473,31 0,65% 64 Ind. bumbu rokok serta kelengkapan rokok lainnya ,04 0,06% 33,66 0,04% 29,77 0,03% 63,07 0,05% 822,83 0,54% 498,78 0,25% 581,91 0,25% 2.079,06 0,21% Industri Makanan, Minuman dan Tembakau ,78 100% ,64 100% ,38 100% ,62 100% ,30 100% ,71 100% ,49 100% ,91 100% Industri Makanan, Minuman, dan Tembakau terdiri dari 64 ISIC 5 digit Akumulasi % 98

99 3.2.Tekstil, Barang dr Kulit, Alas Kaki NILAI TAMBAH PERUSAHAAN INDUSTRI BESAR DAN SEDANG MENURUT KBLI 3 DIGIT, VALUE ADDED OF LARGE AND MEDIUM MANUFACTURING BY 3 DIGITS ISIC, (dalam Milyar Rp) Kode Industri- Tahun-Year Uraian-Description Industrial Code 2003 % 2004 % 2005 % 2006 % 2007 % 2008* % 2009* % Total % ISIC 171 Benang dan Kain-Yarn and Textiles 19,39 43,738% 20,54 45,130% 20,28 44,360% 29,87 44,404% 31,30 44,796% 43,34 44,592% 50,56 44,592% 215,29 45% ISIC 172 Permadani-Carpets 1,58 3,576% 1,87 4,108% 1,75 3,836% 3,04 4,515% 2,64 3,775% 3,92 4,032% 4,57 4,032% 19,38 4% ISIC 173 Perajutan-Knitting 2,49 5,617% 3,95 8,685% 4,17 9,131% 4,59 6,816% 5,30 7,587% 7,39 7,606% 8,62 7,606% 36,52 8% ISIC 174 Kapuk-Kapok 0,01 0,030% 0,02 0,030% 0,02 0,050% 0,03 0,050% 0,10 0,140% 0,08 0,080% 0,09 0,080% 0,35 0% ISIC 181 Pakaian Jadi Kain-Wearing Apparels Textiles 12,63 28,503% 12,12 26,627% 11,80 25,818% 19,35 28,765% 21,13 30,237% 27,85 28,657% 32,50 28,657% 137,38 28% ISIC 182 Pakaian Jadi Bulu-Wearing Apparels Fure 0,00 0,002% 0,04 0,080% 0,00 0,002% 0,01 0,010% 0,04 0,060% 0,03 0,030% 0,04 0,030% 0,15 0% ISIC 191 Kulit, Barang-Leather and Good Leather 1,03 2,328% 1,18 2,597% 1,40 3,068% 1,00 1,486% 0,89 1,267% 1,75 1,799% 2,04 1,799% 9,29 2% ISIC 192 Alas Kaki-Footwear 7,18 16,207% 5,80 12,738% 6,28 13,741% 9,39 13,959% 8,48 12,138% 12,83 13,199% 14,97 13,199% 64,93 13% Industri Tekstil, Brg Kulit dan Alas Kaki 44,32 100% 45,52 100% 45,72 100% 67,28 100% 69,86 100% 97,20 100% 113,39 100% 483,29 100% Industri Tekstil, Barang dr Kulit, Alas Kaki terdiri dari 8 (delapan) ISIC 3 digit, yaitu: ISIC 171, 172, 173, 174, 181, 182, 191 dan

100 3.2.Tekstil, Barang... (lanjutan) NILAI TAMBAH PERUSAHAAN INDUSTRI BESAR DAN SEDANG MENURUT KBLI 5 DIGIT, VALUE ADDED OF LARGE AND MEDIUM MANUFACTURING BY 5 DIGITS ISIC, No Uraian-Description Kode Industri- Industrial Code Tahun-Years 2003 % 2004 % 2005 % 2006 % 2007 % 2008* % 2009* % (dalam Juta Rp) 1 Ind. Persiapan serat tekstil ,90 8,25% 3.830,77 8,42% 4.232,88 9,26% 4.611,56 6,85% 8.814,97 12,62% 9.440,64 9,71% ,08 9,71% ,81 9,44% 2 Ind. Pemintalan benang ,14 6,73% 3.032,42 6,66% 3.590,39 7,85% 8.227,71 12,23% 6.148,91 8,80% 9.106,31 9,37% ,03 9,37% ,92 9,04% 3 Ind. Pemintalan benang jahit ,62 0,31% 108,55 0,24% 64,40 0,14% 493,37 0,73% 1.223,00 1,75% 942,26 0,97% 1.099,30 0,97% 4.069,51 0,84% 4 Ind. Pertenunan ( kecuali pertenunan karung goni dan karung lainnya) ,48 18,90% 6.892,35 15,14% 8.339,84 18,24% 9.091,64 13,51% 6.998,88 10,02% ,82 13,30% ,12 13,30% ,14 14,01% 5 Ind. Kain tenun ikat ,50 0,01% 54,17 0,12% 6,81 0,01% 49,42 0,07% 51,07 0,07% 63,74 0,07% 74,36 0,07% 302,07 0,06% 6 Ind. Penyempurnaan benang ,39 1,72% 1.353,89 2,97% 816,66 1,79% 2.420,10 3,60% 2.790,94 3,99% 3.224,32 3,32% 3.761,70 3,32% ,99 3,13% 7 Ind. Penyempurnaan kain ,74 6,25% 3.023,80 6,64% 1.824,94 3,99% 1.981,60 2,95% 1.619,20 2,32% 3.306,93 3,40% 3.858,09 3,40% ,31 3,80% 8 Ind. Pencetakan kain ,88 1,35% 2.167,27 4,76% 1.321,07 2,89% 2.885,69 4,29% 3.478,93 4,98% 4.127,13 4,25% 4.814,99 4,25% ,95 4,01% 9 Ind. Batik ,09 0,22% 77,96 0,17% 85,94 0,19% 113,09 0,17% 170,56 0,24% 198,22 0,20% 231,25 0,20% 975,11 0,20% 10 Ind. Barang jadi tekstil untuk keperluan rumah tangga ,36 2,32% 1.182,49 2,60% 1.183,88 2,59% 1.491,58 2,22% 1.383,43 1,98% 2.162,99 2,23% 2.523,49 2,23% ,22 2,27% 11 Ind. Barang jadi tekstil untuk keperluan kesehatan ,59 0,07% 21,87 0,05% 41,09 0,09% 278,11 0,41% 118,20 0,17% 207,38 0,21% 241,95 0,21% 939,18 0,19% 12 ind. Barang jadi Tekstil lainnya ,37 0,02% 11,03 0,02% 22,45 0,05% 11,30 0,02% 19,35 0,03% 26,15 0,03% 30,51 0,03% 129,15 0,03% 13 Ind. Karung Goni ,79 0,06% 9,06 0,02% 14,48 0,03% 4,76 0,01% 28,53 0,04% 27,06 0,03% 31,57 0,03% 140,24 0,03% 14 Ind. karung lainnya ,61 0,15% 3,04 0,01% 2,69 0,01% 3,90 0,01% 0,13 0,00% 10,48 0,01% 12,22 0,01% 98,07 0,02% 15 Ind. Permadani (ambal) ,18 0,14% 54,66 0,12% 69,63 0,15% 114,20 0,17% 121,41 0,17% 157,55 0,16% 183,81 0,16% 763,44 0,16% 16 Ind. Tali ,35 0,09% 5,41 0,01% 8,70 0,02% 112,80 0,17% 11,74 0,02% 63,84 0,07% 74,48 0,07% 315,32 0,07% 17 Ind. Barang-barang dari tali ,95 0,21% 114,84 0,25% 74,60 0,16% 220,19 0,33% 234,51 0,34% 283,83 0,29% 331,13 0,29% 1.354,06 0,28% 18 Ind. Yang menghasilkan Kain pita ,09 0,30% 119,49 0,26% 199,35 0,44% 254,56 0,38% 238,47 0,34% 346,99 0,36% 404,82 0,36% 1.696,77 0,35% 19 Ind. Yang menghasilkan Kain keperluan industri ,93 0,05% 29,59 0,07% 23,87 0,05% 49,07 0,07% 27,06 0,04% 52,94 0,05% 61,76 0,05% 267,22 0,06% 20 Ind. Bordir / sulaman ,10 0,11% 107,73 0,24% 84,47 0,18% 329,42 0,49% 180,25 0,26% 298,36 0,31% 348,08 0,31% 1.395,42 0,29% 21 Ind. Non woven (nukan tenun) ,08 0,02% 194,48 0,43% 11,51 0,03% 31,44 0,05% 62,07 0,09% 94,76 0,10% 110,56 0,10% 513,90 0,11% Akumulasi % 100

101 3.2.Tekstil, Barang... (lanjutan) No NILAI TAMBAH PERUSAHAAN INDUSTRI BESAR DAN SEDANG MENURUT KBLI 5 DIGIT, VALUE ADDED OF LARGE AND MEDIUM MANUFACTURING BY 5 DIGITS ISIC, Uraian-Description Kode Industri- Industrial Code Tahun-Years 2003 % 2004 % 2005 % 2006 % 2007 % 2008* % 2009* % (dalam Juta Rp) 22 Ind. Tekstil yang tidak diklasifikasikan di tempat lain ,43 0,05% 16,23 0,04% 17,22 0,04% 136,45 0,20% 212,45 0,30% 186,83 0,19% 217,97 0,19% 807,60 0,17% 23 ind. Kain rajut ,53 4,20% 2.787,21 6,12% 3.523,99 7,71% 3.612,75 5,37% 3.174,60 4,54% 5.272,35 5,42% 6.151,08 5,42% ,51 5,46% 24 Ind. Pakaian jadi rajutan ,21 1,36% 1.045,60 2,30% 583,71 1,28% 887,16 1,32% 1.833,49 2,62% 1.872,07 1,93% 2.184,08 1,93% 9.008,30 1,86% 25 Ind. Rajutan kaos kaki ,85 0,05% 81,81 0,18% 63,64 0,14% 55,23 0,08% 57,12 0,08% 96,54 0,10% 112,63 0,10% 490,82 0,10% 26 Ind. Barang jadi rajutan lainnya ,20 0,01% 38,50 0,08% 3,55 0,01% 30,31 0,05% 235,13 0,34% 151,50 0,16% 176,75 0,16% 639,94 0,13% 27 Ind. Kapuk ,77 0,03% 15,91 0,03% 20,79 0,05% 31,75 0,05% 99,93 0,14% 80,03 0,08% 93,37 0,08% 354,56 0,07% 28 Ind. Pakaian jadi dari tekstil dan perlengkapannya ,63 26,57% ,76 25,62% ,11 24,76% ,60 27,97% ,27 27,27% ,37 26,89% ,27 26,89% ,02 26,74% 29 Ind. Pakaian jadi (konveksi) dan perlengkapan dari kulit ,25 0,88% 136,13 0,30% 113,43 0,25% 281,62 0,42% 395,40 0,57% 447,84 0,46% 522,48 0,46% 2.286,15 0,47% 30 Ind. Pakaian jadi dari kulit ,56 0,90% 111,98 0,25% 324,13 0,71% 232,20 0,35% 95,95 0,14% 327,75 0,34% 382,38 0,34% 1.873,94 0,39% 31 Ind. Pakaian jadi lainnya dari kulit ,75 0,16% 210,65 0,46% 47,24 0,10% 21,45 0,03% 1.584,41 2,27% 942,50 0,97% 1.099,58 0,97% 3.974,57 0,82% 32 Ind. Pakaian jadi/barang jadi berbulu dan atau asesoris ,87 0,00% 36,16 0,08% 0,69 0,00% 5,31 0,01% 39,56 0,06% 32,11 0,03% 37,46 0,03% 152,16 0,03% 33 Ind. Pengawetan kulit ,39 0,37% 16,08 0,04% 0,86 0,00% 6,17 0,01% 22,18 0,03% 36,29 0,04% 42,34 0,04% 286,32 0,06% 34 Ind. Penyamakan kulit ,10 1,11% 909,42 2,00% 1.120,64 2,45% 362,98 0,54% 347,83 0,50% 967,08 0,99% 1.128,26 0,99% 5.329,29 1,10% 35 Ind. Kulit Buatan dari Poly Vynil Chlorida (PVC) ,70 0,03% 6,33 0,01% 6,82 0,01% 20,79 0,03% 25,00 0,04% 27,82 0,03% 32,45 0,03% 132,92 0,03% 36 Ind. Barang dari kulit dan kulit buatan untuk keperluan pribadi ,23 0,64% 229,03 0,50% 168,08 0,37% 394,31 0,59% 456,16 0,65% 556,75 0,57% 649,54 0,57% 2.737,10 0,57% 37 Ind. Barang dari kulit dan kulit buatan untuk teknik/industri ,28 0,00% 0,98 0,00% 12,44 0,03% 32,07 0,05% 6,62 0,01% 22,03 0,02% 25,70 0,02% 101,11 0,02% 38 Ind. Barang dari kulit dan kulit buatan untuk keperluan lainnya ,99 0,18% 20,27 0,04% 93,80 0,21% 183,20 0,27% 27,41 0,04% 138,52 0,14% 161,61 0,14% 702,79 0,15% 39 Ind. Alas kaki untuk keperluan seharihari ,47 3,36% 975,16 2,14% 2.439,45 5,34% 3.312,13 4,92% 2.501,77 3,58% 3.983,29 4,10% 4.647,17 4,10% ,45 4,00% 40 Ind. Sepatu olah raga ,15 12,12% 4.528,55 9,95% 3.520,31 7,70% 4.812,79 7,15% 5.621,68 8,05% 7.892,70 8,12% 9.208,15 8,12% ,34 8,47% 41 Ind. Sepatu teknik lapangan/keperluan industri ,53 0,05% 48,76 0,11% 75,02 0,16% 915,32 1,36% 45,18 0,06% 461,59 0,47% 538,53 0,47% 2.105,93 0,44% 42 Ind. Alas kaki lainnya ,23 0,68% 245,21 0,54% 248,16 0,54% 351,06 0,52% 311,83 0,45% 490,97 0,51% 572,79 0,51% 2.522,26 0,52% Industri Tekstil, Brg Kulit dan Alas Kaki ,29 100% ,59 100% ,72 100% ,15 100% ,56 100% ,64 100% ,91 100% ,87 100% Akumulasi % Industri Tekstil, Barang dr Kulit, Alas Kaki terdiri dari 42 ISIC 5 digit 101

102 3.3. Barang Kayu dan Hasil Hutan Lainnya NILAI TAMBAH PERUSAHAAN INDUSTRI BESAR DAN SEDANG MENURUT KBLI 3 DIGIT, VALUE ADDED OF LARGE AND MEDIUM MANUFACTURING BY 3 DIGITS ISIC, (dalam Milyar Rp) Kode Industri- Tahun-Year Uraian-Description Industrial Code 2003 % 2004 % 2005 % 2006 % 2007 % 2008* % 2009* % Total % ISIC 201 Penggergajiam Kayu-Saving of Wood 1,93 10,55% 1,00 5,70% 1,23 7,66% 1,40 9,55% 2,17 12,03% 2,62 9,61% 3,06 9,61% 13,40 9% ISIC 202 Barang adri Kayu-Goods From Wood 16,39 89,45% 16,49 94,30% 14,78 92,34% 13,23 90,45% 15,85 87,97% 24,64 90,39% 28,75 90,39% 130,13 91% Industri Brg Kayu dan Hasil Hutan Lainnya 18,33 100,00% 17,49 100,00% 16,00 100,00% 14,63 100,00% 18,01 100,00% 27,26 100,00% 31,80 100,00% 143,53 100% Industri Barang Kayu dan Hasil Hutan Lainnya terdiri dari 2 (dua) ISIC 3 digit, yaitu: ISIC 201 dan

103 3.3. Barang Kayu... (lanjutan) No NILAI TAMBAH PERUSAHAAN INDUSTRI BESAR DAN SEDANG MENURUT KBLI 5 DIGIT, VALUE ADDED OF LARGE AND MEDIUM MANUFACTURING BY 5 DIGITS ISIC, Uraian-Description Kode Industri- Industrial Code Tahun-Years 2003 % 2004 % 2005 % 2006 % 2007 % 2008* % 2009* % (dalam Juta Rp) 1 Ind. Penggergajian kayu ,69 7,15% 682,61 3,20% 962,53 4,88% 1.023,36 4,73% 1.391,69 5,21% ,91% 2.155,15 4,91% 9.691,30 5,00% 2 Ind. Pengawetan kayu ,29 0,64% 256,23 1,20% 206,29 1,05% 249,64 1,15% 666,38 2,50% 612 1,63% 713,63 1,63% 2.849,14 1,47% 3 Ind. Pengawetan rotan, bambu, dan sejenisnya ,28 0,38% 9,63 0,05% 2,58 0,01% 30,46 0,14% 30,27 0,11% 42 0,11% 49,19 0,11% 250,56 0,13% 4 Ind. Pengolahan rotan ,63 0,32% 48,92 0,23% 54,01 0,27% 93,12 0,43% 78,07 0,29% 120 0,32% 139,53 0,32% 606,87 0,31% 5 Ind. Kayu lapis ,97 51,41% 4.687,11 21,95% 2.789,85 14,16% 4.725,51 21,84% 3.840,15 14,38% ,60% 8.598,74 19,60% ,67 22,58% 6 Ind. Kayu lapis laminasi, termasuk decorative plywood ,02 2,91% 7.427,99 34,79% 8.150,67 41,37% 4.300,15 19,88% 5.905,59 22,11% ,15% ,49 25,15% ,06 24,24% 7 Ind. Panel kayu lainnya ,81 3,54% 916,60 4,29% 881,84 4,48% 540,09 2,50% 1.160,94 4,35% ,84% 1.686,44 3,84% 7.438,24 3,84% 8 Ind. Veneer ,02 0,14% 20,58 0,10% 19,03 0,10% 283,01 1,31% 693,73 2,60% 516 1,37% 602,12 1,37% 2.166,60 1,12% 9 Ind. Molding & komponen bahan bangunan ,96 10,07% 2.783,94 13,04% 2.116,73 10,74% 2.426,70 11,22% 3.176,37 11,89% ,55% 5.065,67 11,55% ,37 11,47% 10 Ind. Peti kemas dari kayu kecuali peti mati ,21 0,12% 20,01 0,09% 44,26 0,22% 74,40 0,34% 68,48 0,26% 92 0,24% 106,79 0,24% 431,69 0,22% 11 Ind. Anyaman-anyaman dari rotan dan bambu ,95 2,02% 326,82 1,53% 477,06 2,42% 234,80 1,09% 247,58 0,93% 515 1,37% 601,10 1,37% 2.863,54 1,48% 12 Ind. Anyaman-anyaman dari tanaman selain rotan dan bambu ,49 0,04% 25,09 0,12% 15,03 0,08% 40,77 0,19% 44,92 0,17% 54 0,14% 62,67 0,14% 251,69 0,13% 13 Ind. Kerajinan ukir-ukiran dari kayu kecuali furnitur ,15 0,87% 151,56 0,71% 186,47 0,95% 455,56 2,11% 617,37 2,31% 651 1,73% 759,66 1,73% 3.018,91 1,56% 14 Ind. Alat-alat dapur dari kayu, rotan dan bambu ,16 0,74% 87,91 0,41% 40,25 0,20% 37,64 0,17% 21,90 0,08% 79 0,21% 92,25 0,21% 527,18 0,27% 15 ind. Barang dari kayu, rotan, gabus yang tdk diklasifikasikan di tempat lain ,47 0,09% 45,53 0,21% 54,58 0,28% 111,79 0,52% 71,13 0,27% 118 0,31% 137,22 0,31% 558,35 0,29% 16 Ind. Furniture dari kayu ,20 12,58% 2.614,09 12,24% 2.846,13 14,44% 4.597,66 21,25% 5.234,80 19,60% ,76% 7.788,89 17,76% ,96 16,85% 17 Ind. Furniture dari rotan, dan atau bambu ,58 5,55% 992,10 4,65% 660,86 3,35% 1.565,41 7,24% 2.101,99 7,87% ,38% 2.800,25 6,38% ,40 6,09% 18 Ind. Furniture dari plastik ,49 0,15% 11,08 0,05% 5,81 0,03% 58,94 0,27% 53,78 0,20% 63 0,17% 73,66 0,17% 300,88 0,16% 19 Ind. Furniture dari logam ,55 0,52% 165,52 0,78% 140,67 0,71% 618,22 2,86% 1.198,05 4,49% ,71% 1.188,19 2,71% 4.448,65 2,30% 20 Ind. Furniture yang belum tercakup dalam kelompok hingga ,22 0,76% 78,88 0,37% 49,29 0,25% 165,55 0,77% 103,65 0,39% 181 0,48% 211,06 0,48% 961,55 0,50% Industri Brg Kayu dan Hasil Hutan Lainnya ,13 100% ,20 100% ,94 100% ,79 100% ,86 100% % ,68 100% ,61 100% Industri Barang Kayu dan Hasil Hutan Lainnya terdiri dari 20 ISIC 5 digit Akumulasi % 103

104 3.4. Kertas dan Barang Cetakan NILAI TAMBAH PERUSAHAAN INDUSTRI BESAR DAN SEDANG MENURUT KBLI 3 DIGIT, VALUE ADDED OF LARGE AND MEDIUM MANUFACTURING BY 3 DIGITS ISIC, (dalam Milyar Rp) Kode Industri- Tahun-Year Uraian-Description Industrial Code 2003 % 2004 % 2005 % 2006 % 2007 % 2008* % 2009* % Total % ISIC 210 Kertas-Paper 23,54 87,17% 24,01 82,44% 24,13 82,81% 30,71 82,52% 32,58 81,25% 46,88 82,31% 54,69 82,31% 236,55 82,71% ISIC 221 Penerbitan-Publishing 2,93 10,87% 4,76 16,32% 4,61 15,81% 4,87 13,08% 6,39 15,92% 8,47 14,88% 9,89 14,88% 41,91 14,65% ISIC 222 Percetakan-Printing 0,52 1,93% 0,36 1,23% 0,40 1,38% 1,63 4,38% 1,13 2,82% 1,59 2,80% 1,86 2,80% 7,50 2,62% ISIC 223 Reproduksi Rekaman-Recording Reproduction 0,01 0,03% 0,00 0,01% 0,00 0,01% 0,01 0,02% 0,00 0,01% 0,01 0,01% 0,01 0,01% 0,04 0,01% Industri Kertas dan Barang Cetakan 27,01 100% 29,13 100% 29,14 100% 37,22 100% 40,10 100% 56,95 100% 66,44 100% 285,99 100% Industri Kertas dan Barang Cetakan terdiri dari 4 (empat) ISIC 3 digit, yaitu: ISIC 210, 221, 222 dan

105 No NILAI TAMBAH PERUSAHAAN INDUSTRI BESAR DAN SEDANG MENURUT KBLI 5 DIGIT, VALUE ADDED OF LARGE AND MEDIUM MANUFACTURING BY 5 DIGITS ISIC, Uraian-Description Kode Industri- Industrial Code Tahun-Years 2003 % 2004 % 2005 % 2006 % 2007 % 2008* % 2009* % 3.4. Kertas... (lanjutan) (dalam Juta Rp) 1 Ind. Bubur kertas (pulp) ,59 39,432% 7559,62 25,952% 7974,997 27,369% 12960,916 34,822% 7863,552 19,611% 15366,026 26,981% 17927,031 26,981% ,73 28,08% 2 ind. Kertas budaya ,33 27,171% 5666,66 19,453% 8995,288 30,871% 9880,692 26,546% 2883,722 7,192% 10865,333 19,078% 12676,222 19,078% ,24 20,39% 3 Ind. Kertas berharga ,98 1,555% 961,47 3,301% 884,956 3,037% 990,009 2,660% 1069,866 2,668% 1560,780 2,741% 1820,910 2,741% 7.707,97 2,70% 4 Ind. Kertas khusus ,26 1,819% 5402,04 18,545% 179,118 0,615% 144,743 0,389% 6991,270 17,436% 5167,419 9,073% 6028,656 9,073% ,50 8,53% 5 Ind.Kertas industri ,05 1,681% 849,40 2,916% 2440,450 8,375% 1134,176 3,047% 2568,346 6,405% 2929,379 5,144% 3417,609 5,144% ,42 4,82% 6 Ind. Kertas tissue ,64 2,631% 762,63 2,618% 546,662 1,876% 839,146 2,255% 5298,938 13,215% 3679,328 6,460% 4292,549 6,460% ,90 5,64% 7 Ind. Kertas lainnya ,94 3,154% 590,27 2,026% 560,819 1,925% 829,526 2,229% 139,286 0,347% 843,216 1,481% 983,752 1,481% 4.798,81 1,68% 8 Ind. Kemasan dan kotak dari kertas dan karton ,89 8,941% 1986,41 6,819% 2143,163 7,355% 3391,091 9,111% 3975,561 9,915% 5046,476 8,861% 5887,556 8,861% ,14 8,69% 9 Ind. Barang dari kertas dan Karton yang tidak termasuk dalam sub ,39 0,786% 234,95 0,807% 402,975 1,383% 544,582 1,463% 1788,568 4,461% 1419,532 2,493% 1656,121 2,493% 6.259,11 2,19% 10 Ind. Penerbitan buku, brosur, buku musik dan publikasi lainnya ,04 6,895% 1944,66 6,676% 2426,441 8,327% 1814,071 4,874% 1555,404 3,879% 3061,527 5,376% 3571,782 5,376% ,93 5,68% 11 Ind. Penerbitan surat kabar, jurnal, dan majalah ,78 3,557% 1700,47 5,838% 1774,041 6,088% 2099,235 5,640% 3070,540 7,658% 3647,288 6,404% 4255,170 6,404% ,52 6,12% 12 Ind. Penerbitan dalam media rekaman ,71 0,058% 13,20 0,045% 7,241 0,025% 5,601 0,015% 3,961 0,010% 11,567 0,020% 13,495 0,020% 70,77 0,02% 13 Ind. Penerbitan lainnya ,25 0,356% 1096,75 3,765% 399,663 1,372% 949,810 2,552% 1755,340 4,378% 1752,510 3,077% 2044,595 3,077% 8.094,92 2,83% 14 Ind. Percetakan ,04 1,818% 344,42 1,182% 396,897 1,362% 1607,457 4,319% 1115,892 2,783% 1568,711 2,754% 1830,163 2,754% 7.354,58 2,57% 15 Ind. Jasa penunjang percetakan ,55 0,117% 14,34 0,049% 3,780 0,013% 23,070 0,062% 14,093 0,035% 25,562 0,045% 29,822 0,045% 142,22 0,05% 16 Ind. Reproduksi media rekaman ,39 0,024% 0,53 0,002% 1,541 0,005% 5,662 0,015% 2,191 0,005% 4,983 0,009% 5,814 0,009% 27,11 0,01% 17 Ind. Reproduksi film dan video ,80 0,003% 1,44 0,005% 0,723 0,002% 1,081 0,003% 0,902 0,002% 1,602 0,003% 1,869 0,003% 8,41 0,00% Industri Kertas dan Barang Cetakan ,62 100% 29129,26 100% 29138, % 37220, % 40097, % 56951, % 66443, % ,29 100% Industri Kertas dan Barang Cetakan terdiri dari 17 ISIC 5 digit Akumulasi % 105

106 3.5.Pupuk, Kimia, & Barang dari Karet NILAI TAMBAH PERUSAHAAN INDUSTRI BESAR DAN SEDANG MENURUT KBLI 3 DIGIT, VALUE ADDED OF LARGE AND MEDIUM MANUFACTURING BY 3 DIGITS ISIC, (dalam Milyar Rp) Kode Industri- Tahun-Year Uraian-Description Industrial Code 2003 % 2004 % 2005 % 2006 % 2007 % 2008* % 2009* % Total % ISIC 231 Barang dari Batu Bara-Goods from Coal 0,01 0,01% 0,04 0,07% 0,03 0,05% 0,04 0,04% 0,42 0,36% 0,26 0,18% 0,31 0,18% 1,11 0,16% ISIC 232 Barang dari Minyak dan Gas Bumi-Goods from Oil a 0,76 1,44% 0,33 0,58% 0,66 1,00% 5,23 5,61% 2,73 2,33% 4,14 2,87% 4,83 2,87% 18,68 2,67% ISIC 241 Bahan Kimia Industri-Industrial Chemical 17,19 32,80% 17,10 30,18% 23,62 35,57% 29,51 31,61% 33,27 28,38% 44,36 30,70% 51,76 30,70% 216,82 31,01% ISIC 242 Bahan Kimia Lainnya-Other Chemicals 17,51 33,41% 16,28 28,73% 19,38 29,18% 25,24 27,04% 40,85 34,85% 45,10 31,21% 52,62 31,21% 216,98 31,04% ISIC 243 Serta Buatan-Synthetic Fibres 3,61 6,89% 0,66 1,17% 0,39 0,59% 3,49 3,74% 5,53 4,72% 5,21 3,61% 6,08 3,61% 24,98 3,57% ISIC 251 Karet-Rubber 6,32 12,06% 10,20 18,00% 11,72 17,65% 16,06 17,21% 18,74 15,99% 23,98 16,60% 27,98 16,60% 115,01 16,45% ISIC 252 Barang dari Plastik-Plastic Products 7,02 13,39% 12,05 21,27% 10,60 15,97% 13,77 14,75% 15,69 13,38% 21,43 14,83% 25,00 14,83% 105,56 15,10% Industri Pupuk, Kimia dan Karet 52,42 100,00% 56,66 100,00% 66,41 100,00% 93,35 100,00% 117,23 100,00% 144,49 100,00% 168,57 100,00% 699,14 100,00% Industri Pupuk, Kimia, & Barang dari Karet terdiri dari 7 (tujuh) ISIC 3 digit, yaitu: ISIC 231, 232, 241, 242, 243, 251 dan

107 3.5.Pupuk, Kimia... (lanjutan) NILAI TAMBAH PERUSAHAAN INDUSTRI BESAR DAN SEDANG MENURUT KBLI 5 DIGIT, VALUE ADDED OF LARGE AND MEDIUM MANUFACTURING BY 5 DIGITS ISIC, No Uraian-Description Kode Industri- Industrial Code Tahun-Years 2003 % 2004 % 2005 % 2006 % 2007 % 2008* % 2009* % (dalam Juta Rp) 1 Ind. Barang-barang dari batu bara ,61 0,015% 37,91 0,067% 31,02 0,047% 41,67 0,045% 416,82 0,356% 264,79 0,183% 308,93 0,183% 1108,75 0,159% 2 Ind. Pemurnian & pengilangan minyak bumi ,63 0,272% 42,33 0,075% 99,76 0,150% 4568,67 4,894% 2066,06 1,762% 3177,99 2,199% 3707,65 2,199% 13805,09 1,975% 3 Ind. Pemurnian dan pengolahan gas bumi ,56 0,797% 117,70 0,208% 319,97 0,482% 433,90 0,465% 3,88 0,003% 367,40 0,254% 428,63 0,254% 2089,02 0,299% 4 Ind. Barang-barang dari hasil kilang minyak bumi ,39 0,146% 88,27 0,156% 84,06 0,127% 101,39 0,109% 477,20 0,407% 359,64 0,249% 419,58 0,249% 1606,53 0,230% 5 Ind. Pembuatan minyak pelumas ,76 0,223% 73,58 0,130% 97,44 0,147% 95,38 0,102% 164,29 0,140% 191,91 0,133% 223,90 0,133% 963,26 0,138% 6 ind. Pengolahan kembali minyak pelumas bekas ,98 0,008% 8,17 0,014% 60,47 0,091% 33,14 0,036% 14,24 0,012% 44,23 0,031% 51,60 0,031% 215,83 0,031% 7 Ind. Kimia dasar anorganik khlor dan alkali ,18 0,109% 111,08 0,196% 79,04 0,119% 441,43 0,473% 446,10 0,381% 492,29 0,341% 574,34 0,341% 2201,46 0,315% 8 Ind. Kimia dasar anorganik gas industri ,62 5,602% 3078,93 5,434% 2919,18 4,396% 2844,75 3,047% 12281,45 10,477% 9887,81 6,843% 11535,78 6,843% 45484,53 6,506% 9 ind. Kimia dasar anorganik pigment ,01 0,040% 161,13 0,284% 134,41 0,202% 65,78 0,070% 781,05 0,666% 536,17 0,371% 625,53 0,371% 2325,10 0,333% 10 Ind. Kimia dasar anorganik yang tidak diklasifikasikan di tempat lai ,03 1,511% 478,72 0,845% 390,68 0,588% 1766,05 1,892% 1296,70 1,106% 1796,64 1,243% 2096,08 1,243% 8616,91 1,233% 11 Ind. Kimia dasar organik, yang bersumber dari hasil pertanian ,30 0,317% 179,03 0,316% 346,72 0,522% 700,51 0,750% 336,23 0,287% 659,75 0,457% 769,71 0,457% 3158,24 0,452% 12 Ind. Kimia dasar organik, bahan baku zat warna dan pigmen, zat war ,24 0,348% 365,31 0,645% 323,60 0,487% 513,75 0,550% 439,24 0,375% 669,26 0,463% 780,80 0,463% 3274,19 0,468% 13 ind. Kimia dasar organik yang bersumber dari minyak bumi, gas bum ,62 0,049% 1744,48 3,079% 1176,17 1,771% 2598,88 2,784% 4995,48 4,261% 4627,20 3,202% 5398,40 3,202% 20566,23 2,942% 14 Ind. Kimia dasar organik yg menghasilkan bahan kimia khusus ,64 5,844% 1939,10 3,423% 1690,45 2,545% 2510,68 2,689% 4510,25 3,847% 4866,23 3,368% 5677,27 3,368% 24257,62 3,470% 15 Ind. Kimia dasar organik yang tidak termasuk golongan manapun ,29 3,984% 2367,83 4,179% 2222,03 3,346% 1874,15 2,008% 3300,82 2,816% 4089,90 2,831% 4771,55 2,831% 20714,58 2,963% 16 Ind. Pupuk alam/non sintetis ,78 0,038% 12,51 0,022% 17,99 0,027% 56,72 0,061% 113,49 0,097% 97,43 0,067% 113,67 0,067% 431,59 0,062% 17 Ind. Pupuk buatan tunggal ,14 11,337% 1289,10 2,275% 9624,65 14,493% 2956,56 3,167% 3029,98 2,585% 7022,34 4,860% 8192,73 4,860% 38058,49 5,444% 18 Ind. Pupuk buatan, majemuk dan campuran ,34 0,361% 916,76 1,618% 163,60 0,246% 2091,61 2,241% 219,26 0,187% 1306,51 0,904% 1524,27 0,904% 6411,35 0,917% 19 Ind. Pupuk lainnya ,06 0,000% 0,79 0,001% 1,52 0,002% 7276,25 7,794% 0,97 0,001% 3176,30 2,198% 3705,68 2,198% 14161,58 2,026% 20 ind. Damar buatan (resin sintetis) dan bahan plastik ,16 3,062% 4436,55 7,831% 4509,08 6,790% 3693,76 3,957% 812,04 0,693% 4673,53 3,234% 5452,46 3,234% 25182,57 3,602% 21 Ind. Karet buatan ,33 0,199% 16,27 0,029% 25,55 0,038% 115,54 0,124% 710,69 0,606% 461,36 0,319% 538,25 0,319% 1971,99 0,282% 22 Ind. Bahan baku pemberantas hama (bahan aktif) ,42 1,651% 1094,66 1,932% 48,01 0,072% 248,63 0,266% 538,67 0,460% 751,27 0,520% 876,48 0,520% 4423,14 0,633% 23 Ind. Pemberantas hama (formulasi) ,09 1,030% 960,53 1,695% 1051,54 1,583% 920,29 0,986% 1578,23 1,346% 1875,06 1,298% 2187,57 1,298% 9113,32 1,304% 24 Ind. Cat, pernis dan lak ,81 2,352% 834,96 1,474% 1430,17 2,154% 1672,96 1,792% 1735,27 1,480% 2461,24 1,703% 2871,45 1,703% 12238,86 1,751% 25 Ind. Bahan farmasi ,61 3,128% 1234,29 2,179% 2725,04 4,103% 1098,26 1,176% 749,20 0,639% 2227,89 1,542% 2599,21 1,542% 12273,49 1,756% 26 Ind. Farmasi ,66 14,335% 6359,81 11,225% 8291,67 12,485% 8858,30 9,489% 14783,28 12,611% 16850,06 11,662% 19658,41 11,662% 82316,19 11,774% 27 Ind. Simplisia (bahan jamu) ,70 0,011% 3,42 0,006% 10,13 0,015% 0,79 0,001% 25,36 0,022% 18,86 0,013% 22,01 0,013% 86,26 0,012% Akumulasi % 107

108 No NILAI TAMBAH PERUSAHAAN INDUSTRI BESAR DAN SEDANG MENURUT KBLI 5 DIGIT, VALUE ADDED OF LARGE AND MEDIUM MANUFACTURING BY 5 DIGITS ISIC, Uraian-Description Kode Industri- Industrial Code Tahun-Years 3.5.Pupuk, Kimia... (lanjutan) 2003 % 2004 % 2005 % 2006 % 2007 % 2008* % 2009* % (dalam Juta Rp) 28 Ind. Jamu ,57 0,331% 875,57 1,545% 518,28 0,780% 547,34 0,586% 467,08 0,398% 873,20 0,604% 1018,73 0,604% 4473,76 0,640% 29 Ind. Sabun dan bahan pembersih keperluan rumah tangga termasuk ,86 2,329% 1247,32 2,202% 1585,42 2,387% 2989,78 3,203% 3804,15 3,245% 4303,81 2,979% 5021,11 2,979% 20172,45 2,885% 30 Ind. Kosmetik ,21 2,831% 1358,63 2,398% 1586,10 2,388% 6332,90 6,784% 10875,61 9,277% 9673,03 6,694% 11285,20 6,694% 42595,68 6,093% 31 Ind. Perekat / lem ,74 1,938% 666,50 1,176% 610,06 0,919% 989,88 1,060% 1395,70 1,191% 1649,12 1,141% 1923,98 1,141% 8250,98 1,180% 32 Ind. Bahan peledak ,32 0,546% 429,84 0,759% 283,94 0,428% 210,69 0,226% 369,53 0,315% 511,44 0,354% 596,69 0,354% 2688,46 0,385% 33 Ind. Tinta ,25 1,021% 136,57 0,241% 379,71 0,572% 318,89 0,342% 364,87 0,311% 550,63 0,381% 642,40 0,381% 2928,33 0,419% 34 Ind. Minyak atsiri ,12 0,201% 318,63 0,562% 119,22 0,180% 179,81 0,193% 310,19 0,265% 367,66 0,254% 428,94 0,254% 1829,58 0,262% 35 Ind. Korek api ,75 0,410% 152,31 0,269% 172,95 0,260% 133,41 0,143% 201,00 0,171% 281,11 0,195% 327,97 0,195% 1483,51 0,212% 36 Ind. Bahan kimia & barang kimia lainnya ,69 1,299% 607,20 1,072% 565,77 0,852% 738,58 0,791% 3650,54 3,114% 2705,39 1,872% 3156,28 1,872% 12104,44 1,731% 37 Ind. Serat / benang filamen buatan ,10 0,036% 52,75 0,093% 53,79 0,081% 6,85 0,007% 1248,32 1,065% 715,09 0,495% 834,27 0,495% 2930,16 0,419% 38 Ind. Serat stapel buatan ,29 6,849% 610,99 1,078% 339,05 0,511% 3487,55 3,736% 4285,41 3,656% 4495,27 3,111% 5244,48 3,111% 22053,04 3,154% 39 Ind. Ban luar dan ban dalam ,53 4,320% 2482,58 4,382% 2684,48 4,042% 1987,33 2,129% 2787,37 2,378% 4054,84 2,806% 4730,64 2,806% 20991,78 3,003% 40 Ind. Vulkanisir ban ,26 0,138% 71,10 0,125% 72,61 0,109% 103,84 0,111% 69,02 0,059% 130,12 0,090% 151,81 0,090% 670,78 0,096% 41 Ind. Pengasapan karet ,34 1,229% 490,64 0,866% 712,86 1,073% 1308,84 1,402% 1313,52 1,120% 1698,24 1,175% 1981,28 1,175% 8149,71 1,166% 42 Ind. Remilling karet ,03 0,176% 275,30 0,486% 299,67 0,451% 542,40 0,581% 608,62 0,519% 736,84 0,510% 859,64 0,510% 3414,51 0,488% 43 Ind. Karet remah (crumb rubber) ,84 4,332% 5361,80 9,464% 6690,86 10,075% 10746,03 11,511% 12057,14 10,285% 14873,11 10,293% 17351,96 10,293% 69351,75 9,920% 44 Ind. Barang-barang dari karet untuk keperluan rumah tangga ,03 0,420% 345,42 0,610% 492,50 0,742% 349,57 0,374% 454,96 0,388% 661,25 0,458% 771,46 0,458% 3295,19 0,471% 45 Ind. Barang-barang dari karet untuk keperluan industri ,05 0,536% 493,17 0,870% 268,71 0,405% 208,45 0,223% 560,84 0,478% 623,07 0,431% 726,92 0,431% 3162,22 0,452% 46 Ind. Barang-barang dari karet yang belum termasuk dan ,61 0,905% 676,43 1,194% 498,41 0,750% 817,92 0,876% 891,66 0,761% 1205,75 0,834% 1406,71 0,834% 5971,48 0,854% 47 Ind. Pipa dan slang dari plastik ,51 0,514% 772,83 1,364% 1241,75 1,870% 816,10 0,874% 611,82 0,522% 1294,24 0,896% 1509,95 0,896% 6516,21 0,932% 48 Ind. Barang plastik lembaran ,10 1,696% 2011,68 3,551% 1880,99 2,832% 1650,91 1,768% 1878,65 1,603% 2896,62 2,005% 3379,39 2,005% 14587,34 2,086% 49 Ind. Media rekam dari plastik ,00 0,431% 178,16 0,314% 277,74 0,418% 267,34 0,286% 187,37 0,160% 373,28 0,258% 435,50 0,258% 1945,40 0,278% 50 ind. Perlengkapan dan peralatan rumah tangga (tidak termasuk furn ,99 1,896% 1276,60 2,253% 1270,93 1,914% 2103,69 2,254% 968,07 0,826% 2248,92 1,556% 2623,74 1,556% 11485,94 1,643% 51 Ind. Kemasan dari plastik ,12 5,458% 3070,25 5,419% 3271,56 4,926% 4533,19 4,856% 5902,76 5,035% 7250,49 5,018% 8458,91 5,018% 35348,28 5,056% 52 Ind. Barang-barang dan peralatan teknik/dari plastik ,22 2,190% 3812,92 6,730% 1737,56 2,616% 1923,53 2,061% 2535,27 2,163% 3748,06 2,594% 4372,74 2,594% 19278,30 2,757% 53 Ind. Barang-barang plastik lainnya ,57 1,201% 928,34 1,639% 922,28 1,389% 2476,93 2,653% 3602,54 3,073% 3618,93 2,505% 4222,09 2,505% 16400,69 2,346% Industri Pupuk, Kimia dan Karet ,05 100% 56656,80 100% 66411,14 100% 93351,57 100% ,26 100% ,61 100% ,71 100% ,14 100% Industri Pupuk, Kimia, & Barang dari Karet terdiri dari 53 ISIC 5 digit Akumulasi % 108

109 3.6. Semen & Brg Galian Non Logam NILAI TAMBAH PERUSAHAAN INDUSTRI BESAR DAN SEDANG MENURUT KBLI 3 DIGIT, VALUE ADDED OF LARGE AND MEDIUM MANUFACTURING BY 3 DIGITS ISIC, (dalam Milyar Rp) Kode Industri- Tahun-Year Uraian-Description Industrial Code 2003 % 2004 % 2005 % 2006 % 2007 % 2008* % 2009* % Total % ISIC 261 Gelas-Glass 2,51 18,36% 2,83 16,96% 4,41 22,93% 3,68 19,43% 1,98 8,24% 5,02 15,31% 5,85 15,31% 26,26 16,07% ISIC 262 Perselin-Porcelain 1,45 10,60% 1,28 7,67% 1,46 7,60% 1,36 7,17% 1,84 7,66% 2,51 7,66% 2,93 7,66% 12,82 7,84% ISIC 263 Tanah Liat-Clay 0,38 2,76% 0,40 2,39% 0,56 2,93% 1,31 6,92% 1,47 6,13% 1,69 5,15% 1,97 5,15% 7,77 4,76% ISIC 264 Semen, Kapur dan Gips-Cement, Lime and Gips 8,43 61,66% 11,33 67,99% 11,82 61,54% 11,03 58,30% 17,15 71,47% 21,43 65,41% 25,00 65,41% 106,19 64,97% ISIC 265 Barang dari Batu-Goods from Stones 0,65 4,79% 0,60 3,59% 0,70 3,64% 1,09 5,75% 1,03 4,30% 1,47 4,48% 1,71 4,48% 7,25 4,44% ISIC 266 Barang dari Asbes-Goods from Asbestos 0,09 0,68% 0,07 0,44% 0,09 0,48% 0,09 0,48% 0,15 0,64% 0,18 0,55% 0,21 0,55% 0,89 0,55% ISIC 269 Barang Galian Non-logam-Non-Metal Mineral 0,16 1,15% 0,16 0,96% 0,17 0,89% 0,37 1,94% 0,37 1,56% 0,47 1,44% 0,55 1,44% 2,25 1,38% Industri Semen dan Barang Galian Non Logam 13,67 100,00% 16,67 100,00% 19,22 100,00% 18,91 100,00% 24,00 100,00% 32,76 100,00% 38,22 100,00% 163,43 100,00% Industri Semen & Brg Galian Non Logam terdiri dari 7 (tujuh) ISIC 3 digit, yaitu: ISIC 261, 262, 263, 264, 265, 266 dan

110 No NILAI TAMBAH PERUSAHAAN INDUSTRI BESAR DAN SEDANG MENURUT KBLI 5 DIGIT, VALUE ADDED OF LARGE AND MEDIUM MANUFACTURING BY 5 DIGITS ISIC, Uraian-Description Kode Industri- Industrial Code Tahun-Years 3.6. Semen... (lanjutan) 2003 % 2004 % 2005 % 2006 % 2007 % 2008* % 2009* % (dalam Juta Rp) 1 Ind. Kaca lembaran ,00 8,90% 1.162,37 6,97% 2.999,97 15,61% 2.136,29 11,30% 998,27 4,16% 2.844,78 8,68% 3.318,91 8,68% 14676,59 8,98% 2 Ind. Kaca pengaman ,33 0,79% 395,58 2,37% 195,22 1,02% 476,49 2,52% 266,59 1,11% 515,35 1,57% 601,24 1,57% 2558,79 1,57% 3 Ind. Tabung Kaca (Glass Tubes) ,01 0,27% 32,87 0,20% 28,72 0,15% 15,11 0,08% 10,15 0,04% 32,74 0,10% 38,19 0,10% 194,80 0,12% 4 Ind. Perlengkapan dan peralatan rumah tangga dari gelas ,41 4,90% 618,63 3,71% 721,31 3,75% 536,76 2,84% 453,06 1,89% 925,41 2,83% 1.079,65 2,83% 5004,23 3,06% 5 Ind. Alat-alat laboratorium, farmasi dan kesehatan dari gelas ,72 0,50% 77,46 0,46% 70,67 0,37% 13,20 0,07% 32,27 0,13% 70,88 0,22% 82,70 0,22% 415,89 0,25% 6 Ind. Barang gelas untuk keperluan sampul ,16 0,01% 1,08 0,01% 1,85 0,01% 2,77 0,01% 2,44 0,01% 3,51 0,01% 4,09 0,01% 16,91 0,01% 7 Ind. Kemasan dari gelas ,91 2,63% 430,89 2,58% 298,36 1,55% 267,81 1,42% 153,43 0,64% 431,47 1,32% 503,38 1,32% 2445,25 1,50% 8 Ind. Barang-barang lainnya dari gelas ,69 0,36% 108,65 0,65% 89,47 0,47% 226,93 1,20% 61,79 0,26% 191,03 0,58% 222,87 0,58% 949,43 0,58% 9 Ind. Perlengkapan rumah tangga dari porselin ,19 2,03% 215,35 1,29% 376,36 1,96% 240,88 1,27% 537,88 2,24% 598,90 1,83% 698,71 1,83% 2945,27 1,80% 10 Ind. Bahan bangunan dari porselin ,41 8,29% 1.052,88 6,32% 1.077,93 5,61% 1.101,70 5,83% 1.209,51 5,04% 1.846,50 5,64% 2.154,26 5,64% 9575,18 5,86% 11 ind. Alat laboratorium dan alat listrik/teknik dari porselin ,33 0,27% 5,30 0,03% 2,09 0,01% 13,42 0,07% 86,67 0,36% 59,04 0,18% 68,88 0,18% 272,74 0,17% 12 Ind. Barang-barang lainnya dari porselin ,30 0,01% 5,10 0,03% 4,08 0,02% 0,33 0,00% 4,03 0,02% 4,93 0,02% 5,75 0,02% 25,53 0,02% 13 Ind. Bata tahan api dan sejenisnya ,96 0,08% 45,69 0,27% 41,80 0,22% 182,27 0,96% 339,42 1,41% 289,52 0,88% 337,77 0,88% 1247,43 0,76% 14 Ind. Barang-barang tahan api dari tanah liat/keramik lainnya ,35 0,80% 1,43 0,01% 4,88 0,03% 13,72 0,07% 8,50 0,04% 24,46 0,07% 28,54 0,07% 190,90 0,12% 15 Ind. Barang dari tanah liat untuk keperluan rumah tangga ,38 0,58% 119,12 0,71% 195,93 1,02% 436,65 2,31% 350,09 1,46% 480,27 1,47% 560,31 1,47% 2221,75 1,36% 16 Ind. Batu bata dari tanah liat ,18 0,29% 61,99 0,37% 57,40 0,30% 139,19 0,74% 130,35 0,54% 168,43 0,51% 196,50 0,51% 793,04 0,49% 17 Ind. Genteng dari tanah liat ,05 0,83% 144,61 0,87% 189,28 0,99% 259,49 1,37% 217,91 0,91% 337,92 1,03% 394,24 1,03% 1656,50 1,01% 18 Ind. Bahan bangunan dari tanah liat selain batu bata dan genteng ,29 0,19% 24,55 0,15% 74,47 0,39% 269,87 1,43% 416,08 1,73% 377,20 1,15% 440,07 1,15% 1627,54 1,00% 19 Ind. Genteng Tanah Liat Lainnya ,34 0,00% 0,33 0,00% 0,01 0,00% 8,17 0,04% 7,99 0,03% 8,03 0,02% 9,37 0,02% 34,24 0,02% 20 Ind. Semen ,12 56,78% ,02 63,16% ,37 56,98% 9.407,33 49,74% ,67 63,47% ,34 58,43% ,23 58,43% 95344,06 58,34% 21 Ind. Kapur ,12 0,21% 35,46 0,21% 45,89 0,24% 77,45 0,41% 58,83 0,25% 91,71 0,28% 106,99 0,28% 444,45 0,27% 22 Ind. Gips ,55 0,08% 12,81 0,08% 57,67 0,30% 109,17 0,58% 75,24 0,31% 111,61 0,34% 130,21 0,34% 508,25 0,31% 23 ind. Barang-barang dari semen ,09 0,04% 4,37 0,03% 43,26 0,23% 24,02 0,13% 10,66 0,04% 31,96 0,10% 37,29 0,10% 156,64 0,10% 24 Ind. Barang-barang dari kapur ,38 0,08% 7,27 0,04% 11,17 0,06% 30,87 0,16% 24,54 0,10% 33,23 0,10% 38,77 0,10% 156,24 0,10% 25 Ind. Barang-barang dari semen dan kapur untuk konstruksi ,70 4,48% 744,35 4,47% 716,73 3,73% 1.377,17 7,28% 1.752,26 7,30% 2.020,54 6,17% 2.357,29 6,17% 9581,05 5,86% 26 Ind. Barang dari marmer dan granit untuk keperluan rumahtangga dan pajang ,84 0,01% 0,94 0,01% 5,47 0,03% 56,77 0,30% 35,08 0,15% 46,00 0,14% 53,66 0,14% 198,76 0,12% 27 Ind. Barang dari marmer dan granit untuk keperluan bahan bangunan ,35 3,87% 452,67 2,72% 529,89 2,76% 754,45 3,99% 719,20 3,00% 1.051,33 3,21% 1.226,55 3,21% 5262,43 3,22% 28 Ind. Barang dari batu untuk keperluan rumah tangga dan pajangan ,48 0,64% 131,28 0,79% 150,64 0,78% 167,17 0,88% 227,79 0,95% 284,68 0,87% 332,13 0,87% 1381,16 0,85% 29 Ind. Barang dari marmer, granit dan batu lainnya ,70 0,28% 13,02 0,08% 13,27 0,07% 109,02 0,58% 49,98 0,21% 86,13 0,26% 100,48 0,26% 409,58 0,25% 30 Ind. Barang dari asbes untuk keperluan bahan bangunan ,21 0,61% 71,66 0,43% 89,26 0,46% 89,51 0,47% 144,66 0,60% 171,89 0,52% 200,53 0,52% 850,71 0,52% 31 Ind. Barang-barang dari asbes lainnya ,11 0,07% 2,47 0,01% 2,23 0,01% 1,76 0,01% 7,90 0,03% 7,45 0,02% 8,69 0,02% 40,62 0,02% 32 Ind. Barang galian bukan logam lainnya ,03 1,15% 159,92 0,96% 170,39 0,89% 365,95 1,94% 373,95 1,56% 471,45 1,44% 550,03 1,44% 2248,74 1,38% Industri Semen dan Barang Galian Non Logam ,67 100% ,13 100% ,04 100% ,68 100% ,20 100% ,69 100% ,30 100% ,71 100% Akumulasi % Industri Semen & Brg Galian Non Logam terdiri dari 32 ISIC 5 digit 110

111 3.7. Logam Dasar Besi & Baja NILAI TAMBAH PERUSAHAAN INDUSTRI BESAR DAN SEDANG MENURUT KBLI 3 DIGIT, VALUE ADDED OF LARGE AND MEDIUM MANUFACTURING BY 3 DIGITS ISIC, (dalam Milyar Rp) Kode Industri- Tahun-Year Uraian-Description Industrial Code 2003 % 2004 % 2005 % 2006 % 2007 % 2008* % 2009* % Total % ISIC 271 Logam Besi dan Baja-Iron and Steel 8,09 41,34% 7,78 35,54% 7,68 33,37% 12,50 38,31% 14,24 36,10% 18,31 36,49% 21,36 36,49% 89,96 36,68% ISIC 272 Logam Bukan Besi dan Baja-Non-Iron and Steel 3,36 17,15% 3,92 17,88% 4,46 19,40% 5,20 15,96% 7,29 18,50% 8,93 17,80% 10,42 17,80% 43,58 17,77% ISIC 273 Pengecoran Logam-Metal Smelting 0,38 1,92% 1,20 5,50% 1,91 8,29% 2,40 7,37% 3,25 8,24% 3,75 7,47% 4,37 7,47% 17,26 7,04% ISIC 281 Logam untuk Bangunan-Fabricated Structural Metal 2,12 10,85% 3,19 14,55% 3,29 14,30% 4,11 12,60% 4,50 11,42% 6,25 12,46% 7,30 12,46% 30,76 12,54% ISIC 289 Logam Lainnya-Other Metal Products 5,63 28,74% 5,81 26,53% 5,67 24,64% 8,40 25,77% 10,15 25,74% 12,94 25,79% 15,10 25,79% 63,70 25,97% Industri Logam Dasar Besi dan Baja 19,58 100,00% 21,90 100,00% 23,00 100,00% 32,62 100,00% 39,43 100,00% 50,18 100,00% 58,55 100,00% 245,26 100,00% Industri Logam Dasar Besi & Baja terdiri dari 5 (lima) ISIC 3 digit, yaitu: ISIC 271, 272, 273, 281 dan

112 No NILAI TAMBAH PERUSAHAAN INDUSTRI BESAR DAN SEDANG MENURUT KBLI 3 DIGIT, VALUE ADDED OF LARGE AND MEDIUM MANUFACTURING BY 3 DIGITS ISIC, Uraian-Description Kode Industri- Industrial Code Tahun-Years 2003 % 2004 % 2005 % 2006 % 2007 % 2008* % 2009* % 3.7. Logam... (lanjutan) (dalam Juta Rp) 1 Ind. Besi dan baja dasar ,36 1,49% 864,05 3,95% 543,20 2,36% 2.104,54 6,45% 3.578,58 9,08% 3.268,48 6,51% 3.813,23 6,51% 14464,44 5,90% 2 Ind. Penggilingan baja ,36 18,22% 3.728,39 17,03% 3.820,07 16,61% 4.529,12 13,89% 5.337,64 13,54% 7.340,62 14,63% 8.564,06 14,63% 36887,26 15,04% 3 Ind. Pipa dan sambungan pipa dari baja dan besi ,50 21,63% 3.190,60 14,57% 3.312,42 14,40% 5.862,66 17,97% 5.319,22 13,49% 7.701,78 15,35% 8.985,42 15,35% 38606,60 15,74% 4 Ind. Pembuatan logam dasar bukan besi ,98 10,19% 2.189,17 10,00% 2.669,45 11,61% 2.757,44 8,45% 5.282,97 13,40% 5.653,89 11,27% 6.596,20 11,27% 27145,10 11,07% 5 Ind. Penggilingan logam bukan besi ,05 5,84% 1.454,14 6,64% 1.282,88 5,58% 1.758,67 5,39% 1.277,18 3,24% 2.325,98 4,63% 2.713,65 4,63% 11956,55 4,88% 6 Ind. Ekstrusi logam bukan besi ,98 0,15% 85,24 0,39% 109,18 0,47% 341,08 1,05% 441,40 1,12% 447,09 0,89% 521,61 0,89% 1974,59 0,81% 7 Ind. Pipa dan sambungan pipa dari logam bukan besi dan baja ,03 0,97% 186,61 0,85% 399,54 1,74% 347,40 1,07% 292,38 0,74% 503,17 1,00% 587,03 1,00% 2505,14 1,02% 8 Ind. Pengecoran besi dan baja ,82 1,86% 1.197,89 5,47% 1.881,09 8,18% 2.309,46 7,08% 2.882,06 7,31% 3.496,47 6,97% 4.079,22 6,97% 16210,01 6,61% 9 Ind. Pengecoran logam bukan besi ,33 0,06% 5,96 0,03% 24,79 0,11% 94,02 0,29% 367,50 0,93% 252,13 0,50% 294,15 0,50% 1049,89 0,43% 10 Ind. Barang-barang dari logam bukan aluminium siap pasang untuk bangunan ,55 3,63% 366,73 1,67% 351,43 1,53% 264,25 0,81% 399,89 1,01% 605,97 1,21% 706,96 1,21% 3405,78 1,39% 11 Ind. Barang-barang dari logam aluminium siap pasang untuk bangunan ,78 0,53% 325,34 1,49% 84,37 0,37% 521,40 1,60% 671,80 1,70% 703,88 1,40% 821,19 1,40% 3231,77 1,32% 12 Ind. Konstruksi berat siap pasang dari baja untuk bangunan ,89 1,96% 514,68 2,35% 883,00 3,84% 2.325,43 7,13% 2.243,67 5,69% 2.681,71 5,34% 3.128,66 5,34% 12161,04 4,96% 13 Ind. Barang-barang dari logam siap pasang untuk konstruksi lainnya ,88 3,00% 1.576,79 7,20% 1.229,95 5,35% 290,74 0,89% 18,17 0,05% 947,36 1,89% 1.105,25 1,89% 5755,13 2,35% 14 Ind. Bejana tekan, dan tangki dari logam ,56 1,73% 403,26 1,84% 739,72 3,22% 707,52 2,17% 1.170,71 2,97% 1.314,42 2,62% 1.533,49 2,62% 6208,69 2,53% 15 Ind. Penempaan, pengepresan, dan penggulungan logam ,00 0,92% 104,35 0,48% 231,76 1,01% 872,22 2,67% 1.290,31 3,27% 1.202,77 2,40% 1.403,23 2,40% 5285,64 2,16% 16 Ind. Jasa industri untuk pekerjaan logam dan barang dari logam ,16 1,23% 204,19 0,93% 400,14 1,74% 486,90 1,49% 1.326,52 3,36% 1.137,73 2,27% 1.327,35 2,27% 5123,00 2,09% 17 Ind. Alat pertanian dari logam ,31 0,06% 3,31 0,02% 8,62 0,04% 128,90 0,40% 41,14 0,10% 83,57 0,17% 97,50 0,17% 375,34 0,15% 18 Ind. Alat pertukangan dari logam ,91 0,47% 78,96 0,36% 66,55 0,29% 94,90 0,29% 58,47 0,15% 122,45 0,24% 142,86 0,24% 657,10 0,27% 19 Ind. Alat pemotong dan alat-alat lain yang digunakan dalam rumah tangga ,40 1,96% 428,62 1,96% 390,91 1,70% 458,41 1,41% 352,17 0,89% 655,40 1,31% 764,64 1,31% 3433,55 1,40% 20 Ind. Peralatan lainnya dari logam ,72 0,88% 752,40 3,44% 819,08 3,56% 938,98 2,88% 1.124,77 2,85% 1.474,20 2,94% 1.719,90 2,94% 7001,05 2,85% 21 Ind. Alat-alat dapur ,05 1,09% 352,19 1,61% 289,42 1,26% 372,46 1,14% 1.282,37 3,25% 1.056,81 2,11% 1.232,94 2,11% 4799,24 1,96% 22 Ind. Peralatan kantor dari logam, tidak termasuk furnitur ,33 1,28% 341,18 1,56% 323,49 1,41% 243,65 0,75% 291,61 0,74% 473,00 0,94% 551,83 0,94% 2475,08 1,01% 23 Ind. Paku, mur dan baut ,89 2,93% 481,47 2,20% 536,32 2,33% 924,55 2,83% 809,85 2,05% 1.188,24 2,37% 1.386,28 2,37% 5899,60 2,41% 24 Ind. Macam-macam wadah dari logam ,91 3,40% 653,45 2,98% 987,36 4,29% 1.331,71 4,08% 976,02 2,48% 1.651,73 3,29% 1.927,01 3,29% 8192,18 3,34% 25 Ind. Kawat logam dan barang-barang dari kawat ,50 5,74% 975,40 4,45% 762,63 3,32% 780,57 2,39% 977,17 2,48% 1.458,58 2,91% 1.701,68 2,91% 7779,54 3,17% 26 Ind. Profil Baja ,12 3,86% 1.244,53 5,68% 5,35 0,02% 34,59 0,11% 19,97 0,05% 381,76 0,76% 445,38 0,76% 2887,71 1,18% 27 Ind. Lampu dari logam ,67 0,04% 5,30 0,02% 34,60 0,15% 20,43 0,06% 90,64 0,23% 71,78 0,14% 83,74 0,14% 315,17 0,13% 28 Ind. Barang logam lainnya ,38 4,89% 184,13 0,84% 811,78 3,53% 1.716,11 5,26% 1.508,91 3,83% 1.982,18 3,95% 2.312,54 3,95% 9473,03 3,86% Industri Logam Dasar Besi dan Baja ,41 100% ,34 100% ,10 100% ,09 100% ,10 100% ,16 100% ,02 100% ,23 100% Industri Logam Dasar Besi & Baja terdiri dari 28 ISIC 5 digit Akumulasi % 112

113 3.8. Alat Angkut, Mesin & Peralatan Kode Industri- Industrial Code NILAI TAMBAH PERUSAHAAN INDUSTRI BESAR DAN SEDANG MENURUT Tahun-Year Uraian-Description KBLI 3 DIGIT, VALUE ADDED OF LARGE AND MEDIUM MANUFACTURING BY 3 DIGITS ISIC, % 2004 % 2005 % 2006 % 2007 % 2008* % 2009* % Total % ISIC 291 Mesin Umum- General Purpose Machineries 2,18 3,48% 2,27 3,01% 3,29 3,64% 2,68 2,55% 3,00 2,50% 4,62 2,81% 5,39 2,81% 23,43 2,89% (dalam Milyar Rp) ISIC 292 Mesin Khusus- Special Purpose Machineries 0,93 1,48% 0,95 1,26% 1,45 1,61% 2,92 2,77% 3,06 2,55% 3,72 2,27% 4,35 2,27% 17,37 2,14% ISIC 293 Mesin Lainnya- Other Machineries 0,97 1,54% 2,19 2,91% 2,27 2,51% 3,41 3,24% 3,25 2,70% 4,59 2,79% 5,35 2,79% 22,03 2,72% ISIC 300 Peralatan Kantor-Office Equipments 0,06 0,09% 0,06 0,08% 0,67 0,74% 0,14 0,13% 0,28 0,24% 0,45 0,28% 0,53 0,28% 2,19 0,27% ISIC 311 Motor Listrik dan Perlengkapan-Electrical Motor 0,97 1,55% 1,22 1,62% 1,56 1,73% 1,75 1,67% 1,10 0,91% 2,25 1,37% 2,62 1,37% 11,48 1,42% ISIC 312 Alat Pengontrol Listrik-Electrical Control 0,46 0,74% 0,79 1,05% 0,76 0,84% 1,17 1,11% 1,53 1,27% 1,82 1,11% 2,12 1,11% 8,65 1,07% ISIC 313 Kabel Listrik-Electrical Cable 1,02 1,62% 1,17 1,55% 1,20 1,33% 2,59 2,46% 3,35 2,79% 3,71 2,26% 4,33 2,26% 17,37 2,14% ISIC 314 Akumulator Listrik-Electrical Accumulator 1,40 2,23% 2,83 3,75% 3,01 3,33% 3,08 2,93% 3,49 2,91% 5,00 3,05% 5,84 3,05% 24,66 3,04% ISIC 315 Bola Lampu Pijar-Bulb Spotlight 0,73 1,16% 0,77 1,03% 0,86 0,96% 0,87 0,83% 1,24 1,03% 1,59 0,97% 1,85 0,97% 7,92 0,98% ISIC 319 Alat Listrik Lainnya-Others Electrical Equipments 0,79 1,25% 1,41 1,87% 1,97 2,18% 1,33 1,27% 1,41 1,17% 2,39 1,45% 2,79 1,45% 12,08 1,49% ISIC 321 Komponen Electronic-Electronic Components 9,19 14,63% 10,54 13,99% 8,66 9,59% 10,93 10,38% 12,59 10,48% 17,78 10,82% 20,74 10,82% 90,44 11,17% ISIC 322 Alat Komunikasi-Communication Equipments 0,52 0,82% 1,08 1,44% 0,79 0,87% 1,16 1,10% 0,65 0,54% 1,41 0,86% 1,65 0,86% 7,26 0,90% ISIC 323 Radio dan Sejenisnya-Radio and Others Similiar Products 6,22 9,91% 6,39 8,48% 6,05 6,71% 6,28 5,96% 5,09 4,23% 9,57 5,82% 11,16 5,82% 50,76 6,27% ISIC 331 Peralatan Dokter-Medical Equipments 0,19 0,30% 0,36 0,48% 0,21 0,24% 0,85 0,80% 0,69 0,58% 0,92 0,56% 1,07 0,56% 4,29 0,53% ISIC 332 Peralatan Fotgrafi-Photographic Equipments 0,25 0,41% 0,16 0,21% 0,41 0,45% 1,01 0,96% 0,49 0,41% 0,91 0,55% 1,06 0,55% 4,29 0,53% ISIC 333 Jam dan Sejenisnya-Wacth Other Similiar Products 0,02 0,04% 0,02 0,03% 0,02 0,02% 0,02 0,02% 0,15 0,13% 0,11 0,06% 0,12 0,06% 0,47 0,06% ISIC 341 Kendaraan Roda Empat-Motor Vehicles 13,81 21,99% 22,64 30,04% 37,24 41,24% 37,55 35,67% 29,16 24,28% 50,92 30,99% 59,41 30,99% 250,74 30,96% ISIC 342 Karoseri Kendaraan-Motor Vehicles Body 0,44 0,70% 0,38 0,50% 0,55 0,61% 0,55 0,53% 0,58 0,48% 0,87 0,53% 1,01 0,53% 4,39 0,54% ISIC 343 Komponen Kendaraan-Component of Motor Vehicles 4,55 7,25% 5,77 7,66% 5,20 5,75% 8,26 7,84% 11,18 9,30% 13,16 8,01% 15,35 8,01% 63,46 7,84% ISIC 351 Pembuatan Kapal-Ships Constructions 1,83 2,92% 1,21 1,61% 2,52 2,79% 3,76 3,57% 4,20 3,49% 5,22 3,18% 6,09 3,18% 24,83 3,07% ISIC 352 Kereta Api-Train 0,04 0,06% 0,12 0,16% 0,03 0,04% 0,24 0,22% 0,29 0,24% 0,30 0,18% 0,35 0,18% 1,37 0,17% ISIC 353 Pesawat Terbang-Aeroplane 0,12 0,19% 0,24 0,32% 0,28 0,31% 0,29 0,28% 0,34 0,29% 0,47 0,29% 0,55 0,29% 2,31 0,29% ISIC 359 Alat Angkut Lainnya-Others Transport Equipments 16,11 25,64% 12,78 16,96% 11,30 12,51% 14,44 13,71% 33,01 27,48% 32,55 19,81% 37,97 19,81% 158,15 19,53% Industri Alat Angkut Mesin dan Peralatannya 62,83 100,00% 75,35 100,00% 90,29 100,00% 105,30 100,00% 120,13 100,00% 164,32 100,00% 191,70 100,00% 809,92 100,00% Industri Alat Angkut, Mesin & Peralatan terdiri dari 23 ISIC 3 digit, yaitu: ISIC 291, 292, 293, 300, 311, 312, 313, 314, 315, 319, 321, 322, 323, 331, 332, 333, 341, 342, 343, 351, 352, 353, dan

114 No NILAI TAMBAH PERUSAHAAN INDUSTRI BESAR DAN SEDANG MENURUT KBLI 5 DIGIT, VALUE ADDED OF LARGE AND MEDIUM MANUFACTURING BY 5 DIGITS ISIC, Uraian-Description Kode Industri- Industrial Code Tahun-Years 3.8. Alat Angkut... (lanjutan) 2003 % 2004 % 2005 % 2006 % 2007 % 2008* % 2009* % (dalam Juta Rp) 1 Ind. Mesin uap, turbin dan kincir ,64 0,09% 2,59 0,00% 17,84 0,02% 60,16 0,06% 19,89 0,02% 49,57 0,03% 57,84 0,03% 263,53 0,03% 2 Ind. Motor pembakaran dalam ,99 0,16% 98,47 0,13% 115,86 0,13% 305,72 0,29% 161,73 0,13% 292,15 0,18% 340,84 0,18% 1416,77 0,17% 3 Ind. Komponen dan suku cadang motor penggerak mula ,62 0,07% 315,08 0,42% 320,33 0,35% 181,30 0,17% 1.093,01 0,91% 853,64 0,52% 995,91 0,52% 3802,88 0,47% 4 Ind. Jasa penunjang motor penggerak mula ,00 0,04% 23,60 0,03% 383,11 0,42% 405,43 0,39% 18,25 0,02% 320,23 0,19% 373,61 0,19% 1550,23 0,19% 5 Ind. Pompa dan kompresor ,16 0,39% 270,83 0,36% 313,90 0,35% 705,87 0,67% 478,97 0,40% 757,73 0,46% 884,01 0,46% 3655,47 0,45% 6 Ind. Transmisi mekanik ,34 2,06% 410,84 0,55% 1.356,89 1,50% 529,79 0,50% 307,42 0,26% 1.074,00 0,65% 1.253,00 0,65% 6228,29 0,77% 7 Ind. Tungku dan alat pemanas tidak menggunakan arus listrik (bukan untuk keperluan rum ,66 0,00% 105,17 0,14% 132,23 0,15% 25,90 0,02% 17,47 0,01% 87,13 0,05% 101,65 0,05% 470,21 0,06% 8 Ind. Tungku, oven, dan alat pemanas yang menggunakan arus listrik ,35 0,01% 3,82 0,01% 6,85 0,01% 15,64 0,01% 18,22 0,02% 20,31 0,01% 23,70 0,01% 92,88 0,01% 9 Ind. Alat pengangkat dan alat pemindah ,90 0,36% 807,10 1,07% 314,78 0,35% 52,00 0,05% 517,84 0,43% 609,24 0,37% 710,77 0,37% 3240,63 0,40% 10 Ind. Mesin untuk pembungkus, pembotolan, dan pengalengan ,17 0,14% 62,04 0,08% 139,63 0,15% 118,53 0,11% 35,95 0,03% 139,97 0,09% 163,29 0,09% 745,58 0,09% 11 Ind. Mesin timbangan ,98 0,01% 6,33 0,01% 40,25 0,04% 18,52 0,02% 23,86 0,02% 36,30 0,02% 42,35 0,02% 173,59 0,02% 12 Ind. Mesin pendingin bukan untuk keperluan rumah tangga ,63 0,07% 92,01 0,12% 43,37 0,05% 157,99 0,15% 226,99 0,19% 232,00 0,14% 270,66 0,14% 1068,64 0,13% 13 Ind. Mesin-mesin umum lainnya ,20 0,07% 68,48 0,09% 100,95 0,11% 106,96 0,10% 83,64 0,07% 145,09 0,09% 169,28 0,09% 718,59 0,09% 14 Ind. Mesin pertanian dan kehutanan ,49 0,30% 167,96 0,22% 112,96 0,13% 210,96 0,20% 145,57 0,12% 265,85 0,16% 310,16 0,16% 1403,95 0,17% 15 Ind. Jasa penunjang Industri Mesin Pertanian dan Kehutanan ,30 0,00% 3,88 0,01% 4,31 0,00% 1,70 0,00% 0,67 0,00% 3,51 0,00% 4,09 0,00% 19,46 0,00% 16 Ind. Mesin perkakas untuk pengolahan/pengerjaan logam ,90 0,20% 156,59 0,21% 613,69 0,68% 377,82 0,36% 707,45 0,59% 799,60 0,49% 932,87 0,49% 3714,92 0,46% 17 Ind. Mesin perkakas untuk pengolahan/pengerjaan kayu ,22 0,00% 3,36 0,00% 4,43 0,00% 6,21 0,01% 130,22 0,11% 76,16 0,05% 88,86 0,05% 311,46 0,04% 18 Ind. Mesin perkakas untuk pengolahan/pengerjaan material selain logam dan kayu ,86 0,16% 90,94 0,12% 206,63 0,23% 134,59 0,13% 104,38 0,09% 214,02 0,13% 249,70 0,13% 1100,12 0,14% 19 Ind. Mesin perkakas untuk pengelasan yang menggunakan arus listrik ,75 0,05% 61,22 0,08% 36,52 0,04% 30,28 0,03% 42,32 0,04% 65,29 0,04% 76,17 0,04% 345,55 0,04% 20 Ind. Mesin mesin untuk pertambangan, penggalian dan konstruksi ,43 0,03% 74,80 0,10% 74,27 0,08% 1.756,53 1,67% 1.288,06 1,07% 1.511,70 0,92% 1.763,65 0,92% 6487,44 0,80% 21 Ind. Mesin untuk pengolahan makanan, minuman dan tembakau ,94 0,00% 6,12 0,01% 43,16 0,05% 77,91 0,07% 346,05 0,29% 238,42 0,15% 278,16 0,15% 991,76 0,12% 22 Ind. Kabinet mesin jahit ,96 0,00% 1,69 0,00% 1,83 0,00% 1,76 0,00% 1,79 0,00% 2,92 0,00% 3,41 0,00% 15,36 0,00% 23 Ind. Mesin tekstil ,48 0,05% 35,52 0,05% 37,79 0,04% 26,19 0,02% 33,04 0,03% 53,11 0,03% 61,96 0,03% 280,10 0,03% 24 Ind. Senjata dan amunisi ,07 0,34% 265,17 0,35% 235,70 0,26% 225,09 0,21% 208,33 0,17% 370,10 0,23% 431,78 0,23% 1949,24 0,24% 25 Ind. Mesin percetakan ,72 0,00% 19,30 0,03% 7,51 0,01% 14,74 0,01% 13,71 0,01% 20,88 0,01% 24,35 0,01% 103,21 0,01% 26 Ind. Mesin-mesin pabrik kertas ,14 0,00% 4,14 0,01% 4,34 0,00% 3,61 0,00% 2,88 0,00% 5,70 0,00% 6,65 0,00% 29,44 0,00% 27 Ind. Mesin-mesin khusus lainnya ,56 0,32% 58,51 0,08% 66,90 0,07% 49,79 0,05% 34,42 0,03% 97,04 0,06% 113,21 0,06% 620,42 0,08% 28 Ind. Kompor, alat-alat pemanas dan alat pemanas ruangan tanpa arus listrik ,03 0,03% 9,21 0,01% 13,97 0,02% 42,88 0,04% 90,59 0,08% 76,56 0,05% 89,32 0,05% 339,56 0,04% 29 Ind. Peralatan rumah tangga dengan menggunakan arus listrik ,96 1,22% 1.042,55 1,38% 958,99 1,06% 1.731,04 1,64% 2.134,89 1,78% 2.544,72 1,55% 2.968,84 1,55% 12147,00 1,50% 30 Ind. Alat-alat listrik lainnya untuk keperluan rumah tangga ,58 0,29% 1.141,05 1,51% 1.294,12 1,43% 1.639,88 1,56% 1.021,67 0,85% 1.965,48 1,20% 2.293,06 1,20% 9539,84 1,18% 31 Ind. Mesin kantor dan akuntansi manual ,48 0,04% 27,43 0,04% 26,45 0,03% 26,94 0,03% 26,70 0,02% 43,74 0,03% 51,03 0,03% 227,76 0,03% 32 Ind. Mesin kantor, komputasi & akuntansi elektronik ,90 0,03% 12,10 0,02% 643,75 0,71% 112,79 0,11% 244,77 0,20% 397,89 0,24% 464,21 0,24% 1892,42 0,23% 33 Ind. Mesin foto copy ,96 0,03% 17,18 0,02% 0,85 0,00% 1,30 0,00% 11,27 0,01% 12,48 0,01% 14,56 0,01% 73,59 0,01% 34 Ind. Motor listrik ,75 0,57% 137,14 0,18% 493,46 0,55% 256,09 0,24% 438,45 0,36% 581,35 0,35% 678,24 0,35% 2942,47 0,36% 35 Ind. Mesin pembangkit listrik ,97 0,09% 78,00 0,10% 44,61 0,05% 48,66 0,05% 64,96 0,05% 94,50 0,06% 110,25 0,06% 497,96 0,06% 36 Ind. Pengubah tegangan, pengubah arus & pengontrol tegangan This page 558,49was 0,89% created 1.003,90using 1,33% Nitro 1.026,14 PDF 1,14% trial software ,42 1,38% 592,27 0,49% 1.571,32 0,96% 1.833,20 0,96% 8034,74 0,99% Akumulasi % 114

115 No NILAI TAMBAH PERUSAHAAN INDUSTRI BESAR DAN SEDANG MENURUT KBLI 5 DIGIT, VALUE ADDED OF LARGE AND MEDIUM MANUFACTURING BY 5 DIGITS ISIC, Uraian-Description Kode Industri- Industrial Code Tahun-Years 3.8. Alat Angkut... (lanjutan) 2003 % 2004 % 2005 % 2006 % 2007 % 2008* % 2009* % (dalam Juta Rp) 38 Ind. Peralatan pengontrol arus listik ,59 0,15% 176,62 0,23% 134,11 0,15% 201,93 0,19% 318,14 0,26% 354,17 0,22% 413,20 0,22% 1690,77 0,21% 39 Ind. Kabel listrik dan telepon ,92 1,62% 1.168,31 1,55% 1.200,18 1,33% 2.590,85 2,46% 3.345,68 2,79% 3.714,21 2,26% 4.333,24 2,26% 17370,39 2,14% 40 Ind. Batu baterai kering ( batu baterai primer) ,44 0,38% 531,18 0,70% 608,56 0,67% 1.000,91 0,95% 1.358,61 1,13% 1.519,00 0,92% 1.772,17 0,92% 7029,88 0,87% 41 Ind. Akumulator listrik ( batu baterai sekunder) ,02 1,85% 2.295,93 3,05% 2.401,39 2,66% 2.080,90 1,98% 2.134,56 1,78% 3.485,83 2,12% 4.066,80 2,12% 17626,43 2,18% 42 Ind. Bola lampu pijar, lampu penerangan terpusat dan lampu ultra violet ,48 0,44% 284,51 0,38% 378,60 0,42% 257,62 0,24% 744,35 0,62% 734,46 0,45% 856,87 0,45% 3531,89 0,44% 43 Ind. Lampu tabung gas ( lampu pembuang muatan listrik) ,75 0,47% 227,53 0,30% 29,82 0,03% 63,53 0,06% 39,93 0,03% 141,17 0,09% 164,69 0,09% 962,41 0,12% 44 Ind. Komponen lampu listrik ,68 0,25% 260,92 0,35% 454,70 0,50% 552,65 0,52% 456,74 0,38% 713,34 0,43% 832,23 0,43% 3429,27 0,42% 45 Ind. Peralatan listrik yang tidak termasuk dalam golongan manapun ,41 1,25% 1.411,83 1,87% 1.967,63 2,18% 1.334,23 1,27% 1.407,77 1,17% 2.387,86 1,45% 2.785,84 1,45% 12081,57 1,49% 46 Ind. Tabung dan katup elektronik dan komponen elektronik ,62 14,63% ,69 13,99% 8.662,19 9,59% ,69 10,38% ,45 10,48% ,08 10,82% ,93 10,82% 90437,65 11,17% 47 Ind. Alat komunikasi ,36 0,82% 1.084,76 1,44% 789,70 0,87% 1.156,98 1,10% 649,71 0,54% 1.410,81 0,86% 1.645,95 0,86% 7255,26 0,90% 48 Ind. Radio, TV, alat-alat rekaman suara dan gambar, dan sejenisnya ,63 9,91% 6.388,08 8,48% 6.054,20 6,71% 6.276,58 5,96% 5.086,55 4,23% 9.567,54 5,82% ,13 5,82% 50759,72 6,27% 49 Ind. Perabot untuk operasi, perawatan, dan kedokteran gigi ,98 0,09% 46,75 0,06% 87,43 0,10% 303,63 0,29% 264,38 0,22% 321,95 0,20% 375,61 0,20% 1458,72 0,18% 50 Ind. Peralatan sinar X, perlengkapan dan sejenisnya ,33 0,00% 1,43 0,00% 1,54 0,00% 27,68 0,03% 29,80 0,02% 29,29 0,02% 34,17 0,02% 125,23 0,02% 51 Ind. Peralatan kedokteran dan kedokteran gigi, perlengkapan orthopaedic dan prosthetic ,38 0,15% 246,97 0,33% 72,20 0,08% 421,39 0,40% 346,87 0,29% 461,00 0,28% 537,83 0,28% 2181,65 0,27% 52 Ind. Peralatan pengukuran, pengatur dan pengujian manual ,21 0,05% 61,68 0,08% 40,93 0,05% 87,68 0,08% 45,89 0,04% 93,55 0,06% 109,14 0,06% 470,08 0,06% 53 Ind. Pengukuran, pengatur dan pengujian elektrik ,08 0,00% 5,86 0,01% 10,65 0,01% 5,86 0,01% 7,46 0,01% 11,51 0,01% 13,43 0,01% 55,84 0,01% 54 Ind. Kaca mata ,53 0,22% 29,99 0,04% 269,91 0,30% 828,38 0,79% 314,20 0,26% 642,85 0,39% 749,99 0,39% 2973,84 0,37% 55 Ind. Teropong dan Alat optik ,15 0,04% 24,71 0,03% 23,43 0,03% 24,07 0,02% 1,10 0,00% 26,58 0,02% 31,01 0,02% 153,03 0,02% 56 Ind. Kamera fotography ,69 0,05% 30,88 0,04% 33,24 0,04% 35,79 0,03% 82,05 0,07% 81,12 0,05% 94,64 0,05% 386,41 0,05% 57 Ind. Kamera cinematografi, proyektor dan perlengkapannya ,54 0,10% 75,37 0,10% 81,13 0,09% 124,47 0,12% 91,68 0,08% 154,47 0,09% 180,21 0,09% 772,86 0,10% 58 Ind. Jam, lonceng, dan sejenisnya ,07 0,04% 22,30 0,03% 15,90 0,02% 20,26 0,02% 154,66 0,13% 105,79 0,06% 123,42 0,06% 465,40 0,06% 59 Ind. Kendaraan bermotor roda empat atau lebih ,68 21,99% ,47 30,04% ,63 41,24% ,34 35,67% ,48 24,28% ,97 30,99% ,47 30,99% ,03 30,96% 60 Ind. Karoseri kendaraan bermotor roda 4 atau lebih ,82 0,70% 375,33 0,50% 549,02 0,61% 554,62 0,53% 582,22 0,48% 869,36 0,53% 1.014,25 0,53% 4386,62 0,54% 61 Ind. Perlengkapan dan komponen kendaraan roda 4 atau lebih ,62 7,25% 5.771,54 7,66% 5.196,36 5,75% 8.257,97 7,84% ,18 9,30% ,31 8,01% ,03 8,01% 63462,01 7,84% 62 Ind. Kapal/perahu ,57 2,38% 709,19 0,94% 2.051,27 2,27% 3.261,16 3,10% 3.563,81 2,97% 4.356,38 2,65% 5.082,44 2,65% 20521,81 2,53% 63 Ind. Peralatan dan perlengkapan kapal ,80 0,09% 19,53 0,03% 3,99 0,00% 54,53 0,05% 154,99 0,13% 119,99 0,07% 139,99 0,07% 548,82 0,07% 64 Ind. Jasa perbaikan kapal ,42 0,44% 244,76 0,32% 156,38 0,17% 274,08 0,26% 455,25 0,38% 502,43 0,31% 586,17 0,31% 2493,49 0,31% 65 Ind. Bangunan lepas pantai ,00 0,01% 237,68 0,32% 310,36 0,34% 166,50 0,16% 22,65 0,02% 239,20 0,15% 279,07 0,15% 1262,47 0,16% 66 Ind. Kereta api, bagianbagian dan perlengkapannya ,70 0,06% 120,51 0,16% 32,76 0,04% 235,85 0,22% 287,14 0,24% 300,67 0,18% 350,78 0,18% 1365,43 0,17% 67 Ind. Pesawat terbang dan perlengkapannya ,85 0,19% 231,76 0,31% 249,49 0,28% 268,58 0,26% 290,52 0,24% 421,06 0,26% 491,24 0,26% 2073,50 0,26% 68 Ind. Jasa perbaikan & perawatan pesawat terbang ,93 0,00% 13,10 0,02% 32,91 0,04% 25,27 0,02% 52,71 0,04% 53,51 0,03% 62,43 0,03% 240,87 0,03% 69 Ind. Sepeda motor dan sejenisnya ,33 21,74% ,92 14,50% 9.262,31 10,26% 9.636,59 9,15% ,50 14,21% ,69 12,43% ,47 12,43% ,80 12,94% 70 Ind. Komponen dan perlengkapan sepeda motor dan sejenisnya ,56 3,26% 1.641,37 2,18% 1.840,30 2,04% 4.387,08 4,17% ,69 12,90% ,27 7,03% ,81 7,03% 50451,06 6,23% 71 Ind. Sepeda dan becak ,77 0,36% 55,04 0,07% 26,50 0,03% 34,57 0,03% 43,09 0,04% 84,12 0,05% 98,14 0,05% 569,24 0,07% 72 Ind. Perlengkapan sepeda dan becak ,33 0,28% 154,99 0,21% 167,11 0,19% 378,17 0,36% 381,14 0,32% 480,44 0,29% 560,51 0,29% 2296,69 0,28% 73 Ind. Alat angkut yang belum termasuk dalam kelompok manapun ,47 0,01% 1,13 0,00% 1,85 0,00% 2,00 0,00% 7,91 0,01% 6,41 0,00% 7,48 0,00% 30,25 0,00% Industri Alat Angkut Mesin dan Peralatannya ,85 100% ,93 100% ,19 100% ,21 100% ,56 100% ,21 100% ,24 100% ,18 100% Industri Alat Angkut, Mesin & Peralatan terdiri dari 73 ISIC 5 digit Akumulasi % 115

116 3.9. Barang Lainnya Kode Industri- Tahun-Year Uraian-Description Industrial Code NILAI TAMBAH PERUSAHAAN 2003 INDUSTRI % 2004 BESAR % 2005 DAN % SEDANG 2006 MENURUT % 2007 % KBLI 2008* 3 DIGIT, % * % Total % ISIC 369 Pengolahan Lainnya-Other Processing 2,33 97,65% 3,42 98,85% 3,95 98,64% 6,02 91,09% 6,04 91,38% 8,21 93,19% 9,58 93,19% 39,55 93,81% VALUE ADDED OF LARGE AND MEDIUM MANUFACTURING BY 3 DIGITS ISIC, ISIC 371 Daur Ulang Logam-Recycling of Metals 0,00 0,02% 0,00 0,03% 0,00 0,02% 0,01 0,14% 0,14 2,13% 0,08 0,92% 0,09 0,92% 0,33 0,78% ISIC 372 Daur Ulang Bukan Logam-Recycling of Non-Metals 0,06 2,33% 0,04 1,12% 0,05 1,34% 0,58 8,77% 0,43 6,49% 0,52 5,89% 0,61 5,89% 2,28 5,41% Barang Lainnya 2,39 100% 3,45 100% 4,00 100% 6,61 100% 6,61 100% 8,81 100% 10,28 100% 42,16 100% (dalam Milyar Rp) Industri Barang Lainnya terdiri dari 3 (tiga) ISIC 3 digit, yaitu: ISIC 369, 371 dan 372 No Uraian-Description Kode Industri- Industrial Code Tahun-Years 2003 % 2004 % 2005 % 2006 % 2007 % 2008* % 2009* % 1 Ind. Permata ,08 0,00% 0,11 0,00% 0,37 0,01% 2,60 0,04% 1,66 0,03% 2,19 0,02% 2,56 0,02% 9,56 0,02% 2 Ind. Barang perhiasan berharga untuk keperluan pribadi dari logam mulia ,80 27,40% 367,61 10,64% 423,18 10,58% 1.166,95 17,67% 838,29 12,67% 1.256,49 14,26% 1.465,90 14,26% 6172,22 14,64% 3 Ind. Barang perhiasan berharga bukan untuk keperluan pribadi dari logam mulia ,68 2,00% 36,79 1,06% 61,98 1,55% 62,83 0,95% 1,24 0,02% 61,60 0,70% 71,87 0,70% 344,00 0,82% 4 Ind. Barang untuk keperluan teknik dan atau laboratorium dari logam mulia ,24 0,01% 0,25 0,01% 0,27 0,01% 6,75 0,10% 36,59 0,55% 23,08 0,26% 26,92 0,26% 94,10 0,22% 5 Ind. Barang perhiasan bukan untuk keperluan pribadi bukan dari logam mulia ,92 5,32% 90,79 2,63% 35,41 0,89% 44,06 0,67% 59,87 0,91% 97,13 1,10% 113,31 1,10% 567,49 1,35% 6 Ind. Alat musik tradisional ,54 0,06% 1,33 0,04% 1,36 0,03% 147,67 2,24% 53,68 0,81% 94,62 1,07% 110,39 1,07% 410,58 0,97% 7 Ind. Alat musik non tradisional ,79 10,89% 1.025,05 29,67% 1.402,68 35,07% 1.301,23 19,70% 1.265,08 19,13% 1.968,90 22,34% 2.297,05 22,34% 9519,77 22,58% 8 Ind. Alat-alat olah raga ,13 3,36% 100,30 2,90% 83,78 2,09% 98,50 1,49% 132,02 2,00% 173,04 1,96% 201,87 1,96% 869,64 2,06% 9 Ind. Alat permainan ,75 10,51% 38,52 1,11% 635,43 15,88% 77,78 1,18% 33,57 0,51% 295,97 3,36% 345,29 3,36% 1677,31 3,98% 10 Ind. Mainan ,61 8,49% 852,46 24,67% 529,74 13,24% 1.866,07 28,25% 1.714,97 25,93% 2.131,19 24,18% 2.486,39 24,18% 9783,43 23,21% 11 Ind. Alat-alat tulis dan gambar termasuk perlengkapannya ,51 11,50% 346,70 10,04% 350,28 8,76% 338,15 5,12% 532,32 8,05% 658,14 7,47% 767,83 7,47% 3267,93 7,75% 12 Ind. Pita mesin tulis/gambar ,32 0,01% 1,12 0,03% 1,93 0,05% 1,53 0,02% 1,73 0,03% 2,52 0,03% 2,94 0,03% 12,08 0,03% 13 Ind. Kerajinan yang tidak termasuk golongan manapun ,75 7,95% 278,99 8,08% 203,12 5,08% 468,29 7,09% 977,40 14,78% 885,52 10,05% 1.033,11 10,05% 4036,18 9,57% 14 Ind. Pengolahan lain yang belum tergolong dimanapun ,89 10,14% 275,09 7,96% 216,25 5,41% 434,54 6,58% 396,16 5,99% 562,89 6,39% 656,70 6,39% 2783,53 6,60% 15 Ind. Daur ulang barang-barang logam ,40 0,02% 0,89 0,03% 0,86 0,02% 9,52 0,14% 140,67 2,13% 81,40 0,92% 94,97 0,92% 328,72 0,78% 16 Ind. Daur ulang barang-barang bukan logam ,60 2,33% 38,83 1,12% 53,55 1,34% 579,29 8,77% 429,47 6,49% 519,10 5,89% 605,62 5,89% 2281,46 5,41% Barang Lainnya 2.386,03 100% 3.454,85 100% 4.000,17 100% 6.605,77 100% 6.614,70 100% 8.813,76 100% ,72 100% 42158,01 100% Industri Barang Lainnya terdiri dari 16 ISIC 5 digit Akumulasi % 116

117 IV. RESTRUKTURISASI PROGRAM 117

118 A. Ketentuan-Ketentuan Pedoman Restrukturisasi Program Bappenas-Dep. Keuangan: 1. Satu Eselon-I satu program (bisa dua program asalkan reasoning-nya bisa diterima),dan 2. satu kegiatan satu Eselon-II Pedoman Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara (Perpres No. 47/2009): 1. Wakil Menteri: Membantu Menteri dalam tugas Kementerian 2. Staf Ahli: Paling banyak 5 (lima) Staf Ahli 3. Staf Khusus Menteri: Paling banyak 3 (tiga) Staf Khusus. 118

119 4. Sekretariat Jenderal: a. Paling banyak 5 (lima) Biro; b. Biro paling banyak 4 (empat) Bagian; c. Bagian paling banyak 3 (tiga) Subbagian. 5. Direktorat Jenderal: a. Sekretariat Direktorat Jenderal, paling banyak 4 (empat) Bagian; dan Bagian paling banyak 3 (tiga) Subbagian. b. Paling banyak 5 (lima) Direktorat; paling banyak 5 (lima) Subdirektorat dan 1 (satu) Subbagian Tata Usaha; Subdirektorat paling banyak 2 (dua) Seksi. 6. Inspektorat Jenderal: a. Sekretariat Inspetorat Jenderal, paling banyak 4 (empat) Bagian; dan Bagian paling banyak 2 (dua) Subbagian. b. Paling banyak 5 (lima) Inspektorat; tiap Inspektorat terdiri atas 1 (satu) Subbagian Tata Usaha dan Kelompok Jabatan Auditor. 119

120 7. Badan : 8. Pusat: a. Sekretariat Badan, paling banyak 4 (empat) Bagian; dan Bagian paling banyak 3 (tiga) Subbagian. b. Paling banyak 4(empat) Pusat/Biro; tiap Pusat/Biro terdiri atas kelompok jabatan fungsional, dan paling banyak 3 (tiga) Bagian/Bidang; Bagian/Bidang paling banyak 2 (dua) SubBagian/Bidang. a. Terdiri atas Bagian Tata Usaha dan Kelompok Jabatan fungsional, dan paling banyak 3 (tiga) Bidang. b. Bagian Tata Usaha paling banyak 3 (tiga) Subbagian; Bidang paling banyak 3 (tiga) Subbidang. 120

121 B. Restrukturisasi Organisasi Kementerian Perindustrian 1. Dasar: Kondisi manajemen organisasi/unit kerja pemerintahan yang difokuskan untuk mempercepat pencapaian tujuan/sasaran dan atau pelaksanaan tugas dan fungsi organisasi. Lingkungan strategis 10 tahun terakhir berubah sangat dinamis (Pasar bebas, Otonomi daerah, pertumbuhan PDB dunia yang melambat; perkembangan harga minyak dunia dan produk primer yang bergerak sangat volatile; krisis finansial global yang dimulai sekitar tahun 2008, pertumbuhan industri menurun) Tantangan 5-15 tahun ke depan (Keterkaitan secara global, Kesepakatan Indonesia secara Bilateral, Regional, Multilateral, misalnya: ASEAN-China, ASEAN-Jepang, IJ-EPA, APEC, dll) 2. Target sasaran: Penyusunan Organisasi Kementerian Perindustrian Periode mempertimbangkan target yang harus dicapai sebagai berikut: 1. Pertumbuhan industri pengolahan non-migas rata-rata 6,79 % per tahun; 2. Pertumbuhan ekspor industri pengolahan 10,3 % pada tahun 2014; 3. Meningkatkan penguasaan pasar di dalam maupun di luar negeri dengan meningkatkan kemampuan SDM, R & D serta menumbuhkan wirausaha baru; 4. Meningkatkan daya saing industri untuk memperkuat struktur industri nasional melalui penyebaran dan pemerataan industri secara regional; 5. Memantapkan daya saing basis industri manufaktur yang berkelanjutan (sustainable) serta terbangunnya pilar industri andalan masa depan menuju Indonesia sebagai negara indutri yang tangguh di dunia pada tahun 2025, melalui 3 tahap sbb: 121

122 Langkah Menuju Negara Industri Tangguh Cabang Industri Rata-rata Makanan, Minuman dan Tembakau 13,31 6,64 7,92 8,15 8,90 10,40 8,40 Tekstil, barang Kulit & Alas kaki -0,76 2,15 3,40 3,75 4,30 5,60 3,84 Barang Kayu & Hasil Hutan lainnya -1,98 1,75 2,75 2,75 3,40 3,70 2,87 Kertas & barang Cetakan 4,53 4,20 4,50 4,80 5,30 5,50 4,86 Pupuk, Kimia & barang dari Karet 1,15 5,00 5,45 5,75 7,00 8,30 6,30 Semen & Barang Galian bukan Logam -2,88 3,25 3,75 4,05 4,60 5,30 4,19 Logam Dasar, Besi & Baja -7,19 2,75 3,40 4,00 4,50 5,50 4,03 Alat Angkut, Mesin & Peralatannya -5,35 4,00 6,40 7,78 8,30 10,20 7,34 Barang lainnya 3,80 5,25 5,65 6,15 6,40 6,80 6,05 Total Industri 1,84 4,65 6,10 6,75 7,47 8,95 6,79 PROVINSI Growth PDRB Industri ) Banten ) Jawa Barat ) DKI Jakarta ) Jawa Tengah ) DI Yogyakarta ) Jawa Timur Total P. Jawa 75, Total Luar P. Jawa 25,00 27,19 35,21 45,34 52,35 122

123 Restrukturisasi Organisasi Kementerian Perindustrian (lanjutan) 3. Aspek pertimbangan perubahan Stuktur Organisasi: NO ASPEK PERUBAHAN HASIL YANG DIHARAPKAN 1. Kelembagaan (Organisasi) Organisasi yang tepat fungsi dan tepat ukuran (right sizing) 2. Budaya Organisasi Birokrasi dengan integritas dan kinerja yang tinggi 3. Ketatalaksanaan Sistem, proses, dan prosedur kerja yang jelas, efektif, efisien, terukur, dan sesuai dengan prinsipprinsip good governance 4. Regulasi-Deregulasi Birokrasi Regulasi yang aplikatif, tidak tumpang tindih, dan kondusif 5. Sumber Daya Manusia SDM yang berintegritas, kompeten, profesional, berkinerja tinggi, dan sejahtera 123

124 4.Usulan Struktur Organisasi Kementerian Perindustrian (penyempurnaan) MENTERI PERINDUSTRIAN WAKIL MENTERI STAF AHLI (3) BAGIAN TATA USAHA SEKRETARIAT JENDERAL DITJEN BASIS INDUSTRI MANUFAKTUR DITJEN INDUSTRI AGRO DITJEN INDUSTRI UNGGULAN BERBASIS TEKNOLOGI TINGGI DITJEN IKM DITJEN PERWILAYAHAN INDUSTRI DITJEN. KERJASAMA INDUSTRI INTERNASIONAL BADAN PERENCANAAN KEBIJAKAN, IKLIM, DAN MUTU INSPEKTORAT JENDERAL BIRO PERENCANAAN SET DITJEN SET DITJEN SET DITJEN SET DITJEN SET DITJEN SET DITJEN SET BADAN SET ITJEN BIRO SDM DIT INDUSTRI MATERIAL DASAR, PERMESINAN & ALAT PERTANIAN DIT INDUSTRI HASIL HUTAN & PERKEBUNAN DIT INDUSTRI ALAT TRANSPORTASI DARAT DAN KEDIRGANTARAAN DIT PENGEMB IKM KAWASAN BARAT DIT PENGEMB FASILITAS KEINDUSTRIAN KAWASAN BARAT DIT. KERJASAMA INDUSTRI WILAYAH I PUSAT STANDARDISASI DAN HKI INSPEKTORAT I BIRO KEUANGAN DIT INDUSTRI KIMIA DASAR DIT INDUSTRI HASIL LAUT, PERIKANAN DAN PETERNAKAN DIT INDUSTRI ELEKTRONIKA & TELEMATIKA DIT PENGEMB IKM KAWASAN TENGAH DIT PENGEMB FASILITAS KEINDUSTRIAN KAWASAN TENGAH DIT KERJASAMA INDUSTRI WILAYAH II PUSAT IKLIM USAHA, ANALISIS KEBIJAKAN INDUSTRI DAN PERMODELAN INSPEKTORAT II BIRO HUKUM BIRO UMUM DIT INDUSTRI KIMIA HILIR DIT INDUSTRI TPT & ANEKA DIT INDUSTRI MAKANAN, MINUMAN DAN TEMBAKAU BALAI BESAR DIT INDUSTRI MARITIM, ALAT PELESTARI LINGKUNGAN, TEKNOLOGI TINGGI DAN JASA INDUSTRI BALAI BESAR DIT PENGEMB IKM KAWASAN TIMUR DIT PENGEMB FASILITAS KEINDUSTRIAN KAWASAN TIMUR BALAI DIKLAT INDUSTRI (7) DIT. KERJASAMA INDUSTRI WILAYAH III PUSAT LINGKUNGAN HIDUP & TEKNOLOGI HIJAU INSPEKTORAT III INSPEKTORAT IV PUSAT DATA DAN INFORMASI PUSAT HUMAS PUSAT MANAJEMEN KINERJA & PENGEMBANGAN ORGANISASI PUSAT PELAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN INDUSTRI ATASE PERINDUSTRIAN (4) BALAI BESAR 1. BALAI BESAR LOGAM & MESIN 2. BALAI BESAR KULIT KARET & PLASTIK 3. BALAI BESAR TEKSTIL 4. BALAI BESAR KIMIA & KEMASAN 1. PENDIDIKAN TINGGI (8) 2. PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN INTERNASIONAL (9) 1. BALAI BESAR INDUSTRI AGRO 2. BALAI BESAR INDUSTRI HASIL PERKEBUNAN 3. BALAI BESAR PULP & KERTAS 1. BALAI BESAR KERAMIK 2. BALAI BESAR BAHAN & BARANG TEKNIK 3. BALAI BESAR PENCEGAHAN PENCEMARAN INDUSTRI 1. BALAI BESAR KERAJINAN & BATIK 2. BARISTAND 3. BALAI PENGEMBANG AN INDUSTRI PERSEPATUAN INDONESIA UPT SERTIFIKASI INDUSTRI Keterangan: Keterangan: Kawasan Barat: Sumatera Kawasan dan Kalimantan Barat: Sumatera dan Kalimantan Kawasan Tengah: Jawa, Kawasan Madura, Tengah: dan Bali Jawa, Madura, dan Bali Kawasan Timur: Kawasan Sulawesi, Timur: Maluku, Sulawesi, NTB, NTT Maluku, dan Papua NTB, NTT dan Papua Wilayah I: Amerika dan Eropa Wilayah I: Amerika dan Eropa Wilayah Wilayah II: Asia II: Timur, Asia Timur, Asia Tenggara, Asia Tenggara, Asia Selatan, Asia Selatan, Asia Tengah Asia Tengah dan Australia dan Australia This Wilayah page III: was Timur created Tengah using dan Wilayah Nitro Afrika PDF III: Timur trial software. Tengah dan Afrika 124

125 RESTRUKTURISASI PROGRAM KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN No. Unit Eselon I Nama Program Lama 1. Ditjen. ILMTA a. Penataan Struktur Industri b. Peningkatan Kemampuan Teknologi Industri 2. Ditjen. IAK a. Penataan Struktur Industri No Unit Eselon I Nama Program Baru 1. Ditjen. Basis Industri Manufaktur Revitalisasi dan Penumbuhan Basis Industri Manufaktur MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA 2. Ditjen. Industri Agro Revitalisasi dan Penumbuhan Industri Agro Perpres 28/ Klaster Basis Industri Manufaktur 12 Klaster Industri Agro Klaster Industri Garam Rakyat b. Peningkatan Kemampuan Teknologi Industri 3. Ditjen. IATT a. Penataan Struktur 3. Ditjen. Industri Penumbuhan Industri 4 Klaster Industri Alat angkut, Industri b. Peningkatan Kemampuan Teknologi Industri 4. Ditjen. IKM a. Penataan Struktur Industri b. Pengembangan Industri Kecil dan Menengah Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi 4. Ditjen. Pengembangan IKM Penumbuhan Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi Revitalisasi dan Penumbuhan IKM 3 Klaster Elektro & Telematika; 1 Klaster Industri Kreatif (Komputer dan Konten Multimedia) 4 Klaster IKM tertentu 2 Klaster Industri Kreatif (Fashion dan Kerajinan Barang Seni); 33 Industri Unggulan Propinsi Kompetensi Inti Industri Daerah (Kab/Kota) 125

126 RESTRUKTURISASI PROGRAM KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN (lanjutan) No. Unit Eselon I Nama Program Lama No Unit Eselon I Nama Program Baru Ket. 5. BPPI a. Penataan Struktur Industri 5. Badan Perencanaan Kebijakan, Iklim dan Mutu Kebijakan, Iklim Usaha, Peningkatan mutu, dan Industri Hijau b. Peningkatan MENTERI PERINDUSTRIAN Industri REPUBLIK INDONESIA Kemampuan Teknologi Industri 6. Ditjen. Perwilayahan Kawasan industri, Public- Private Partnership, penyiapan Peta Panduan kompetensi inti industri daerah 6. Sekretariat Jenderal a. Penataan Struktur Industri 7. Ditjen Kerjasama Industri Internasional Kerjasama Industri Internasional b. Pengelolaan Sumber Daya Manusia Aparatur b. Pendidikan Tinggi c. Pendidikan Menengah d. Pembentukan Hukum 8. Sekretariat Jenderal a. Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Departemen Perindustrian e. Peningkatan Sarana b. Peningkatan Sarana dan dan Prasarana Aparatur Prasarana Aparatur Negara Departemen Perindustrian 7. Inspektorat Jenderal Peningkatan Pengawasan 9. Inspektorat Jenderal Pengawasan dan dan Akuntabilitas Aparatur Peningkatan Akuntabilitas Negara Aparatur Negara Kementerian Perindustrian 126

127 1. Program Revitalisasi dan Penumbuhan Basis Industri Manufaktur Program ini bertujuan untuk memulihkan kinerja industri-industri yang terkena dampak krisis finansial global yang mengimbas pada industri-industri yang melakukan ekspor ke berbagai negara di Eropa dan Amerika Serikat. Program ini tidak saja dimaksudkan untuk mengatasi permasalahan aktual industri melainkan juga untuk menumbuh-kembangkan klaster industri melalui pelaksanaan rencana aksi yang tercantum pada Peraturan Menteri Perindustrian tentang peta panduan klaster industri prioritas. Klaster industri yang tergabung ke dalam kelompok ini dilakukan: restrukturisasi, peningkatan daya saing, peningkatan kapasitas, penguatan dan pendalaman struktur industrinya, serta peningkatan penggunaan produksi dalam negeri. 127

128 2. Program Revitalisasi dan Penumbuhan Industri Agro Program ini bertujuan untuk memulihkan kinerja industri-industri yang terkena dampak krisis finansial global yang mengimbas pada industri-industri yang melakukan ekspor ke berbagai negara di Eropa dan Amerika Serikat. Program ini tidak saja dimaksudkan untuk mengatasi permasalahan aktual industri melainkan juga untuk menumbuh-kembangkan klaster industri melalui pelaksanaan rencana aksi yang tercantum pada Peraturan Menteri Perindustrian tentang peta panduan klaster industri prioritas. Klaster industri yang tergabung ke dalam kelompok ini dilakukan: mengarahkan proses produksi yang menghasilkan produk jadi hilir untuk kemudian dijual dalam bentuk produk akhir melalui upaya diversifikasi, peningkatan nilai tambah dan pendalaman struktur, sehingga bahan baku tidak lagi diekspor dalam bentuk bahan mentah, tapi sudah terolah dengan nilai tambah yang lebih tinggi. Pengembangan klaster ini juga akan diarahkan dalam rangka pemerataan pembangunan industri, khususnya ke luar Jawa. 128

129 3. Program Penumbuhan Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi Program ini bertujuan untuk menumbuhkan industri yang utamanya diarahkan pada penguasaan pasar ekspor. Program ini tidak saja dimaksudkan untuk mengatasi permasalahan aktual industri melainkan juga untuk menumbuh-kembangkan klaster industri melalui pelaksanaan rencana aksi yang tercantum pada Peraturan Menteri Perindustrian tentang peta panduan klaster industri prioritas. Klaster industri yang tergabung ke dalam kelompok ini dilakukan: Pengembangan klaster industri alat transportasi dilakukan melalui peningkatan investasi baru, penguatan komponen lokal, peningkatan kemampuan rancang bangun dan perekayasaan, baik komponen maupun produk utuh, melakukan full manufacturing, penguasaan teknologi tinggi yang terbaru, serta pengutamaan penggunaan produksi dalam negeri. Pengembangan klaster industri elektronika dan Telematika dengan melakukan investasi, restrukturisasi, peningkatan daya saing, peningkatan kapasitas, penguatan dan pendalaman struktur industri. Pengembangan klaster industri kreatif dengan cara memperkuat faktor pendorong kemampuan pasokan (supply push) dan faktor penguat pasar (demand pull) secara simultan. 129

130 4. Program Revitalisasi dan Penumbuhan IKM Program ini bertujuan untuk merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang pengembangan IKM, meningkatan nilai tambah produk primer daerah, menumbuhkan populasi IKM berdasarkan kompetensi inti industri daerah, memanfaatkan sumber daya termasuk SDA daerah secara optimal, menyebarkan industri ke berbagai daerah, meningkatkan daya saing daerah berlandaskan keunggulan daerah, meningkatkan nilai tambah sepanjang rantai nilai komoditi unggulan daerah, membangun keunikan yang dimiliki daerah, melakukan kerjasama antar daerah, serta membangun kerjasama yang harmonis antar daerah. Pengembangan Klaster Industri Kecil dan Menengah Tertentu dilakukan melalui penguatan sentra-sentra IKM dengan meningkatkan fasilitas layanan UPT yang didukung oleh kelembagaan yang ada di daerah. Upaya tersebut perlu didukung oleh adanya akses terhadap sumber dana dan manajemen, tersedianya pasar khusus untuk ekspor, serta kemampuan dalam menguasai desain, teknologi dan jaminan terhadap mutu. 130

131 5. Program Perwilayahan Industri Program ini bertujuan untuk mendorong pelaksanaan public-private partnership dan pengembangan kawasan industri serta mempersiapkan peta panduan industri unggulan provinsi dan kompetensi inti industri kabupaten/kota. Program ini juga bertujuan untuk menangani segala permasalahan aktual dalam pengembangan public-private partnership dan memonitor serta mengevaluasi pelaksanaan peta panduan pengembangan industri unggulan dan kompetensi inti industri kabupaten/kota. 131

132 6. Program Kerjasama Industri Internasional Program ini bertujuan untuk menciptakan penyelenggaraan hubungan kerjasama industri internasional secara optimal, sehingga diharapkan dapat meningkatkan penguasaan pasar luar negeri, menyiapkan perumusan dan analisa peningkatan kerjasama industri internasional di sektor industri, melaksanakan peningkatan kerjasama industri internasional di bidang penelitian dan pengembangan industri sesuai dengan peraturan perundang- undangan yang berlaku, melaksanakan kegiatan di bidang kerjasama industri internasional, merumuskan peningkatan kerjasama industri internasional serta analisa, standar, norma, pedoman, kriteria dan prosedur di bidang penelitian dan pengembangan kerjasama industri internasional, memberikan bimbingan teknis dan evaluasi di bidang penelitian dan pengembangan kerjasama industri internasional. 132

133 7. Program Kebijakan, Iklim Usaha dan Mutu Program ini bertujuan untuk mewujudkan iklim usaha dan kebijakan yang kondusif melalui perumusan dan analisa kebijakan dan iklim di sektor industri, pelaksanaan kebijakan dan iklim di bidang penelitian dan pengembangan industri sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku serta untuk meningkatkan kemampuan industri dalam menciptakan, mengembangkan, menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam uji komersialisasi hasil penelitian dan pengembangan, rancangan produk baru, proses produksi, energi terbarukan, lingkungan hidup, dan tenaga kerja serta sarana dan prasarana industri sebagai faktor pendukung berhasilnya pembangunan industri. 133

134 8. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Kementerian Perindustrian Program ini bertujuan untuk memberikan dukungan manajemen terhadap pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Kementerian Perindustrian dalam hal persiapan internal, dengan indikator pencapaiannya meliputi: (a) terkoordinasinya pelaksanaan tugas unit-unit organisasi di lingkungan Kementerian Perindustrian, (b) terbinanya pelaksanaan tugas Kementerian yang meliputi perencanaan, pengorganisasian dan ketatalaksanaan, pendayagunaan sumber daya serta penghubung antar lembaga dan masyarakat, (c) terlaksananya pemberian dukungan administrasi dan teknis kepada unit-unit organisasi di lingkungan Kementerian. 134

135 9. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Kementerian Perindustrian Program ini bertujuan untuk memberikan dukungan dalam bidang penyediaan maupun pemeliharaan sarana dan prasarana yang diperlukan Kementerian Perindustrian dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya agar dapat memberikan pelayanan yang lebih baik dan nyaman bagi para pemangku kepentingan. 10. Program Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur Negara Kementerian Perindustrian Program ini bertujuan untuk mengawal jalannya pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Kementerian Perindustrian agar pelaksanaan sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat. 135

136 V. EXERCISE PAGU KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN

137 Exercise Bappenas terhadap pagu indikatif Kementerian Perindustrian (juta rupiah) KEMENTRIAN/ NILAI KODE LEMBAGA Kementerian Perindustrian

138 EXERCISE PAGU KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN PER JENIS BELANJA (ribuan rupiah) URAIAN PAGU KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN Mengikat PNBP (BLU) PNBP (NON BLU) PHLN Tidak Mengikat Asumsi: Peningkatan belanja mengikat sebesar 10% per tahun - - Peningkatan PNBP (BLU) sebesar 8% per tahun - Peningkatan PNBP (NON BLU) sebesar 5% per tahun Tidak ada penambahan Satker BLU - 138

139 EXERCISE PAGU KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN PER PROGRAM (ribuan rupiah) NO ALOKASI (ribu rupiah) PROGRAM/KEGIATAN PAGU BAPPENAS UNIT ORGANISASI PELAKSANA I. PROGRAM REVITALISASI DAN PENUMBUHAN BASIS INDUSTRI MANUFAKTUR Direktorat Jenderal Pengembangan Industri Manufaktur II. PROGRAM REVITALISASI DAN PENUMBUHAN INDUSTRI AGRO Direktorat Jenderal Industri Agro III PROGRAM PENUMBUHAN INDUSTRI UNGGULAN BERBASIS TEKNOLOGI TINGGI Direktorat Jenderal Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi IV PROGRAM REVITALISASI DAN PENUMBUHAN INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH Direktorat Jenderal Industri Kecil dan Menengah V PROGRAM PERWILAYAHAN INDUSTRI Direktorat Jenderal Perwilayahan Industri VI PROGRAM KERJASAMA INDUSTRI INTERNASIONAL Direktorat Jenderal Kerjasama Industri Internasional VII PROGRAM KEBIJAKAN, IKLIM USAHA DAN MUTU Badan Perencanaan Kebijakan, Iklim dan Mutu VIII PROGRAM DUKUNGAN MANAJEMEN DAN PELAKSANAAN TUGAS TEKNIS LAINNYA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN Sekretariat Jenderal IX PROGRAM PENINGKATAN SARANA DAN PRASARANA APARATUR Sekretariat Jenderal X PROGRAM PENGAWASAN DAN PENINGKATAN AKUNTABILITAS APARATUR NEGARA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN Inspektorat Jenderal 139

140 Industrialisasi Menuju Kehidupan yang Lebih Baik 140

Rencana Strategis Kementerian Perindustrian

Rencana Strategis Kementerian Perindustrian Rencana Strategis Kementerian Perindustrian 2010 2014 Oleh: Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian Balikpapan, 2 Maret 2010 I. PENDAHULUAN 2 A. Dasar Hukum UU 25/2004 tentang SPPN: (Pasal 6 ayat

Lebih terperinci

Rencana Strategis Kementerian Perindustrian dan Peran Daerah Dalam Menghadapi FTA

Rencana Strategis Kementerian Perindustrian dan Peran Daerah Dalam Menghadapi FTA Rencana Strategis Kementerian Perindustrian 2010 2014 dan Peran Daerah Dalam Menghadapi FTA Oleh: Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian Yogyakarta, 23 Maret 2010 I. PENDAHULUAN 2 A. Dasar Hukum

Lebih terperinci

Rencana Strategis Kementerian Perindustrian

Rencana Strategis Kementerian Perindustrian Rencana Strategis Kementerian Perindustrian 2010-2014 Oleh: Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian Jakarta, 16 Februari 2010 I. PENDAHULUAN A. Dasar Hukum UU 25/2004 tentang SPPN: (Pasal 6 ayat

Lebih terperinci

BAB I PERTUMBUHAN EKONOMI TRIWULAN II (SEMESTER I) TAHUN 2014

BAB I PERTUMBUHAN EKONOMI TRIWULAN II (SEMESTER I) TAHUN 2014 BAB I PERTUMBUHAN EKONOMI TRIWULAN II (SEMESTER I) TAHUN 2014 1.1 LATAR BELAKANG Pertumbuhan ekonomi pada triwulan II-2014 sebesar 5,12 persen melambat dibandingkan dengan triwulan yang sama pada tahun

Lebih terperinci

AKSELERASI INDUSTRIALISASI TAHUN Disampaikan oleh : Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian

AKSELERASI INDUSTRIALISASI TAHUN Disampaikan oleh : Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian AKSELERASI INDUSTRIALISASI TAHUN 2012-2014 Disampaikan oleh : Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian Jakarta, 1 Februari 2012 Daftar Isi I. LATAR BELAKANG II. ISU STRATEGIS DI SEKTOR INDUSTRI III.

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2016 TEMA : MEMPERCEPAT PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR UNTUK MEMPERKUAT FONDASI PEMBANGUNAN YANG BERKUALITAS

RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2016 TEMA : MEMPERCEPAT PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR UNTUK MEMPERKUAT FONDASI PEMBANGUNAN YANG BERKUALITAS REPUBLIK INDONESIA RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2016 TEMA : MEMPERCEPAT PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR UNTUK MEMPERKUAT FONDASI PEMBANGUNAN YANG BERKUALITAS KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PENGEMBANGAN INDUSTRI AGRO DAN KIMIA

KEBIJAKAN PENGEMBANGAN INDUSTRI AGRO DAN KIMIA KELOMPOK I KEBIJAKAN PENGEMBANGAN INDUSTRI AGRO DAN KIMIA TOPIK : PENINGKATAN DAYA SAING INDUSTRI AGRO DAN KIMIA MELALUI PENDEKATAN KLASTER KELOMPOK INDUSTRI HASIL HUTAN DAN PERKEBUNAN, KIMIA HULU DAN

Lebih terperinci

Ringkasan. Kebijakan Pembangunan Industri Nasional

Ringkasan. Kebijakan Pembangunan Industri Nasional Ringkasan Kebijakan Pembangunan Industri Nasional Era globalisasi ekonomi yang disertai dengan pesatnya perkembangan teknologi, berdampak sangat ketatnya persaingan, dan cepatnya terjadi perubahan lingkungan

Lebih terperinci

MATRIK 2.3 RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/ LEMBAGA TAHUN 2011

MATRIK 2.3 RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/ LEMBAGA TAHUN 2011 I PROGRAM DUKUNGAN MANAJEMEN DAN PELAKSANAAN TUGAS TEKNIS LAINNYA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN 250,0 275,0 320,0 360,0 1 Peningkatan Pengelolaan Pelayanan Publik 2 Pengembangan SDM Industri Tersebarnya informasi,

Lebih terperinci

KEBIJAKAN INDUSTRI NASIONAL TAHUN Disampaikan pada acara: Rapat Kerja Kementerian Perindustrian Di Hotel Bidakara

KEBIJAKAN INDUSTRI NASIONAL TAHUN Disampaikan pada acara: Rapat Kerja Kementerian Perindustrian Di Hotel Bidakara KEBIJAKAN INDUSTRI NASIONAL TAHUN 2015-2019 Disampaikan pada acara: Rapat Kerja Kementerian Perindustrian Di Hotel Bidakara Jakarta, 16 Februari 2016 I. TUJUAN KEBIJAKAN INDUSTRI NASIONAL 2 I. TUJUAN KEBIJAKAN

Lebih terperinci

MENINGKATKAN NILAI TAMBAH IKM MELALUI SISTEM PEMBINAAN YANG TEPAT DAN KOORDINASI YANG EFEKTIF (RENCANA KERJA

MENINGKATKAN NILAI TAMBAH IKM MELALUI SISTEM PEMBINAAN YANG TEPAT DAN KOORDINASI YANG EFEKTIF (RENCANA KERJA MENINGKATKAN NILAI TAMBAH IKM MELALUI SISTEM PEMBINAAN YANG TEPAT DAN KOORDINASI YANG EFEKTIF (RENCANA KERJA 2010) Oleh : Dirjen Industri Kecil dan Menengah Disampaikan ik pada acara : Rapat Kerja Departemen

Lebih terperinci

SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN RI PADA RAPAT KERJA DEPARTEMEN PERINDUSTRIAN DENGAN DINAS PERINDUSTRIAN KABUPATEN/KOTA KAWASAN TIMUR INDONESIA TAHUN

SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN RI PADA RAPAT KERJA DEPARTEMEN PERINDUSTRIAN DENGAN DINAS PERINDUSTRIAN KABUPATEN/KOTA KAWASAN TIMUR INDONESIA TAHUN SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN RI PADA RAPAT KERJA DEPARTEMEN PERINDUSTRIAN DENGAN DINAS PERINDUSTRIAN KABUPATEN/KOTA KAWASAN TIMUR INDONESIA TAHUN 2008 Makassar, 25-28 Maret 2008 Penjabat Gubernur Sulawesi

Lebih terperinci

Menteri Perindustrian Republik Indonesia PAPARAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA ACARA RAKER KEMENTERIAN PERDAGANGAN JAKARTA, 27 JANUARI 2016

Menteri Perindustrian Republik Indonesia PAPARAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA ACARA RAKER KEMENTERIAN PERDAGANGAN JAKARTA, 27 JANUARI 2016 Menteri Perindustrian Republik Indonesia PAPARAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA ACARA RAKER KEMENTERIAN PERDAGANGAN JAKARTA, 27 JANUARI 2016 Yth. : 1. Menteri Perdagangan; 2. Menteri Pertanian; 3. Kepala BKPM;

Lebih terperinci

DAFTAR ISI 1. KERANGKA PIKIR PENYUSUNAN RENCANA STRATEGIS 3 PENGEMBANGAN INDUSTRI NASIONAL

DAFTAR ISI 1. KERANGKA PIKIR PENYUSUNAN RENCANA STRATEGIS 3 PENGEMBANGAN INDUSTRI NASIONAL RENCANA STRATEGIS PENGEMBANGAN INDUSTRI 2010-2014 Agus Tjahajana j Sekretaris Jenderal DAFTAR ISI 1. KERANGKA PIKIR PENYUSUNAN RENCANA STRATEGIS 3 PENGEMBANGAN INDUSTRI NASIONAL 2010-2020 2. PENENTUAN

Lebih terperinci

Mendukung terciptanya kesempatan berusaha dan kesempatan kerja. Meningkatnya jumlah minat investor untuk melakukan investasi di Indonesia

Mendukung terciptanya kesempatan berusaha dan kesempatan kerja. Meningkatnya jumlah minat investor untuk melakukan investasi di Indonesia E. PAGU ANGGARAN BERDASARKAN PROGRAM No. Program Sasaran Program Pengembangan Kelembagaan Ekonomi dan Iklim Usaha Kondusif 1. Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi Mendukung terciptanya kesempatan

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2012

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2012 BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2012 A. Perencanaan Kinerja Perencanaan kinerja tahun 2012 disusun berdasarkan dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menegah Daerah (RPJMD) periode tahun 2010-2015.

Lebih terperinci

DISAMPAIKAN OLEH : DIREKTUR JENDERAL INDUSTRI AGRO PADA RAPAT KERJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2013 JAKARTA, FEBRUARI 2013 DAFTAR ISI

DISAMPAIKAN OLEH : DIREKTUR JENDERAL INDUSTRI AGRO PADA RAPAT KERJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2013 JAKARTA, FEBRUARI 2013 DAFTAR ISI DISAMPAIKAN OLEH : DIREKTUR JENDERAL AGRO PADA RAPAT KERJA KEMENTERIAN PERAN TAHUN 2013 JAKARTA, FEBRUARI 2013 DAFTAR ISI I. KINERJA AGRO TAHUN 2012 II. KEBIJAKAN PENGEMBANGAN AGRO III. ISU-ISU STRATEGIS

Lebih terperinci

Industrialisasi Sektor Agro dan Peran Koperasi dalam Mendukung Ketahanan Pangan Nasional. Kementerian Perindustrian 2015

Industrialisasi Sektor Agro dan Peran Koperasi dalam Mendukung Ketahanan Pangan Nasional. Kementerian Perindustrian 2015 Industrialisasi Sektor Agro dan Peran Koperasi dalam Mendukung Ketahanan Pangan Nasional Kementerian Perindustrian 2015 I. LATAR BELAKANG 2 INDUSTRI AGRO Industri Agro dikelompokkan dalam 4 kelompok, yaitu

Lebih terperinci

LAPORAN PERKEMBANGAN KEMAJUAN PROGRAM KERJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN

LAPORAN PERKEMBANGAN KEMAJUAN PROGRAM KERJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN LAPORAN PERKEMBANGAN KEMAJUAN PROGRAM KERJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2004-2012 KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN 2013 DAFTAR ISI I. PENDAHULUAN... 1 II.KEBIJAKAN UMUM INDUSTRI MANUFAKTUR TAHUN 2005-2014...

Lebih terperinci

Energy Conservation in the Industry by Utilizing Renewable Energy or Energy Efficiency and Technology Development. Jakarta, 19 Agustus 2015

Energy Conservation in the Industry by Utilizing Renewable Energy or Energy Efficiency and Technology Development. Jakarta, 19 Agustus 2015 MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA Energy Conservation in the Industry by Utilizing Renewable Energy or Energy Efficiency and Technology Development Jakarta, 19 Agustus 2015 PERTUMBUHAN EKONOMI DAN

Lebih terperinci

PROGRAM KEGIATAN DITJEN PPI TAHUN 2011 DALAM MENDUKUNG PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS

PROGRAM KEGIATAN DITJEN PPI TAHUN 2011 DALAM MENDUKUNG PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS PROGRAM KEGIATAN DITJEN PPI TAHUN 2011 DALAM MENDUKUNG PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS DIREKTORAT JENDERAL PENGEMBANGAN PERWILAYAHAN INDUSTRI 28 Februari 2011 Indonesia memiliki keunggulan komparatif

Lebih terperinci

Formulir C Laporan Pengendalian dan Evaluasi Pelaksana Rencana Pembangunan Triwulan III Berdasarkan PP No.39 Tahun 2006 Tahun Anggaran 2014

Formulir C Laporan Pengendalian dan Evaluasi Pelaksana Rencana Pembangunan Triwulan III Berdasarkan PP No.39 Tahun 2006 Tahun Anggaran 2014 Kementerian Perindustrian REPUBLIK INDONESIA Formulir C Laporan Pengendalian dan Evaluasi Pelaksana Rencana Pembangunan Triwulan III Berdasarkan PP No.39 Tahun 2006 Tahun Anggaran 2014 Kementerian Perindustrian

Lebih terperinci

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2010

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2010 RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2010 Oleh: H. Paskah Suzetta Menteri Negara PPN/Kepala Bappenas Disampaikan pada Rapat Koordinasi Pembangunan Tingkat Pusat (Rakorbangpus) untuk RKP 2010 Jakarta,

Lebih terperinci

Rencana Strategis Perindustrian di Bidang Energi

Rencana Strategis Perindustrian di Bidang Energi Rencana Strategis Perindustrian di Bidang Energi disampaikan pada Forum Sinkronisasi Perencanaan Strategis 2015-2019 Dalam Rangka Pencapaian Sasaran Kebijakan Energi Nasional Yogyakarta, 13 Agustus 2015

Lebih terperinci

SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA RAPAT KERJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2013

SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA RAPAT KERJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2013 MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA RAPAT KERJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2013 JAKARTA, 13 FEBRUARI 2013 PEMBAHASAN I. VISI PEMBANGUNAN INDUSTRI II. KINERJA

Lebih terperinci

RUMUSAN HASIL RAPAT KERJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN DENGAN PEMERINTAH DAERAH TAH

RUMUSAN HASIL RAPAT KERJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN DENGAN PEMERINTAH DAERAH TAH Jakarta, 2 Maret 2012 Rapat Kerja dengan tema Akselerasi Industrialisasi Dalam Rangka Mendukung Percepatan Pembangunan Ekonomi yang dihadiri oleh seluruh Pejabat Eselon I, seluruh Pejabat Eselon II, Pejabat

Lebih terperinci

BOKS II : TELAAH KETERKAITAN EKONOMI PROPINSI DKI JAKARTA DAN BANTEN DENGAN PROPINSI LAIN PENDEKATAN INTERREGIONAL INPUT OUTPUT (IRIO)

BOKS II : TELAAH KETERKAITAN EKONOMI PROPINSI DKI JAKARTA DAN BANTEN DENGAN PROPINSI LAIN PENDEKATAN INTERREGIONAL INPUT OUTPUT (IRIO) BOKS II : TELAAH KETERKAITAN EKONOMI PROPINSI DKI JAKARTA DAN BANTEN DENGAN PROPINSI LAIN PENDEKATAN INTERREGIONAL INPUT OUTPUT (IRIO) IRIO memiliki kemampuan untuk melakukan beberapa analisa. Kemampuan

Lebih terperinci

Kementerian Perindustrian REPUBLIK INDONESIA LAPORAN TRIWULAN I KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2016

Kementerian Perindustrian REPUBLIK INDONESIA LAPORAN TRIWULAN I KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2016 Kementerian Perindustrian REPUBLIK INDONESIA LAPORAN TRIWULAN I KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2016 BIRO PERENCANAAN 2016 Formulir C Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2006 Tanggal

Lebih terperinci

REINDUSTRIALISASI DALAM RANGKA MENDUKUNG TRANSFORMASI EKONOMI

REINDUSTRIALISASI DALAM RANGKA MENDUKUNG TRANSFORMASI EKONOMI MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA ARAHAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA PADA RAPAT KERJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2011 REINDUSTRIALISASI DALAM RANGKA MENDUKUNG TRANSFORMASI EKONOMI

Lebih terperinci

Menteri Perindustrian Republik Indonesia

Menteri Perindustrian Republik Indonesia Menteri Perindustrian Republik Indonesia KEYNOTE SPEECH MENTERI PERINDUSTRIAN RI PADA MUSYAWARAH PROPINSI VI TAHUN 2015 KADIN DENGAN TEMA MEMBANGUN PROFESIONALISME DAN KEMANDIRIAN DALAM MENGHADAPI ERA

Lebih terperinci

MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA HILIRISASI INDUSTRI PERTANIAN

MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA HILIRISASI INDUSTRI PERTANIAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA HILIRISASI INDUSTRI PERTANIAN Disampaikan pada Rapat Koordinasi Pangan KADIN Jakarta, 26 Juli 2011 DAFTAR ISI A KINERJA SEKTOR INDUSTRI 3 B KEBIJAKAN INDUSTRI NASIONAL

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2011

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2011 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2011 SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN 2012 RINGKASAN EKSEKUTIF Laporan Akuntabilitas Kinerja Kementerian Perindustrian ini disusun

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PENGEMBANGAN INDUSTRI GULA RAFINASI DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI AGRO KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN JAKARTA, OKTOBER 2013

KEBIJAKAN PENGEMBANGAN INDUSTRI GULA RAFINASI DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI AGRO KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN JAKARTA, OKTOBER 2013 KEBIJAKAN PENGEMBANGAN INDUSTRI GULA RAFINASI DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI AGRO KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN JAKARTA, OKTOBER 2013 OUTLINE V PENUTUP III II I PENDAHULUAN PERKEMBANGAN INDUSTRI MAKANAN DAN

Lebih terperinci

BAHAN KULIAH DAN TUGAS

BAHAN KULIAH DAN TUGAS BAHAN KULIAH DAN TUGAS SISTEM INDUSTRI KECIL MENENGAH MAGISTER TEKNIK SISTEM FAKULTAS TEKNIK UGM Ir. SUPRANTO, MSc., PhD. 3/13/2012 supranto@chemeng.ugm.ac.id. 1 PERANAN IKM DALAM MENOPANG PEREKONOMIAN

Lebih terperinci

BAPPEDA Planning for a better Babel

BAPPEDA Planning for a better Babel DISAMPAIKAN PADA RAPAT PENYUSUNAN RANCANGAN AWAL RKPD PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TAHUN 2018 PANGKALPINANG, 19 JANUARI 2017 BAPPEDA RKPD 2008 RKPD 2009 RKPD 2010 RKPD 2011 RKPD 2012 RKPD 2013 RKPD

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BKPM. Jabatan. Kelas Jabatan. Tunjangan. Kinerja.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BKPM. Jabatan. Kelas Jabatan. Tunjangan. Kinerja. No.701, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BKPM. Jabatan. Kelas Jabatan. Tunjangan. Kinerja. PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN

Lebih terperinci

Menteri Perindustrian Republik Indonesia

Menteri Perindustrian Republik Indonesia Menteri Perindustrian Republik Indonesia SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN RI PADA RAPAT KERJA DEPARTEMEN PERINDUSTRIAN DENGAN DINAS PERINDUSTRIAN KABUPATEN/KOTA KAWASAN BARAT INDONESIA TAHUN 2008 Surabaya,

Lebih terperinci

BAB 17 PENINGKATAN DAYA SAING INDUSTRI MANUFAKTUR

BAB 17 PENINGKATAN DAYA SAING INDUSTRI MANUFAKTUR BAB 17 PENINGKATAN DAYA SAING INDUSTRI MANUFAKTUR BAB 17 PENINGKATAN DAYA SAING INDUSTRI MANUFAKTUR A. KONDISI UMUM Sebagai motor penggerak (prime mover) pertumbuhan ekonomi, sektor industri khususnya

Lebih terperinci

Disampaikan oleh: Kepala Bappeda provinsi Jambi. Jambi, 31 Mei 2016

Disampaikan oleh: Kepala Bappeda provinsi Jambi. Jambi, 31 Mei 2016 Disampaikan oleh: Kepala Bappeda provinsi Jambi Jambi, 31 Mei 2016 SUMBER PERTUMBUHAN PDRB MENURUT LAPANGAN USAHA 1. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Provinsi Jambi pada Februari 2015 sebesar 4,66

Lebih terperinci

ADHI PUTRA ALFIAN DIREKTUR PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN UKM BATAM, 18 JUNI 2014

ADHI PUTRA ALFIAN DIREKTUR PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN UKM BATAM, 18 JUNI 2014 ADHI PUTRA ALFIAN DIREKTUR PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN UKM BATAM, 18 JUNI 2014 OUTLINE 1. LINGKUNGAN STRATEGIS 2. ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI 2 1. LINGKUNGAN STRATEGIS 3 PELUANG BONUS DEMOGRAFI Bonus Demografi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor Industri merupakan salah satu sektor yang berperan penting dalam pembangunan nasional. Kontribusi sektor Industri terhadap pembangunan nasional setiap tahunnya

Lebih terperinci

OLEH : ENDAH MURNININGTYAS DEPUTI BIDANG SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN HIDUP SURABAYA, 2 MARET 2011

OLEH : ENDAH MURNININGTYAS DEPUTI BIDANG SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN HIDUP SURABAYA, 2 MARET 2011 KEMENTERIAN NEGARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN NASIONAL DALAM PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PERIKANAN 2011 DAN 2012 OLEH : ENDAH

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) memiliki peran strategi dalam pembangunan nasional. Hal ini dikarenakan sebagian besar penduduk terlibat dalam kegiatan UMKM

Lebih terperinci

PROGRAM PENGEMBANGAN INDUSTRI MAKANAN, HASIL LAUT DAN PERIKANAN

PROGRAM PENGEMBANGAN INDUSTRI MAKANAN, HASIL LAUT DAN PERIKANAN PROGRAM PENGEMBANGAN INDUSTRI MAKANAN, HASIL LAUT DAN PERIKANAN DIREKTORAT INDUSTRI MAKANAN, HASIL LAUT DAN PERIKANAN DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI AGRO BOGOR, 7 9 FEBRUARI 2013 PENDAHULUAN Pengembangan

Lebih terperinci

DISAMPAIKAN PADA RAPAT KOORDINASI DAN SINKRONISASI PENYUSUNAN PROGRAM KEBIJAKAN PENGEMBANGAN INDUSTRI AGRO TAHUN 2013 Oleh : SEKRETARIS DIREKTORAT

DISAMPAIKAN PADA RAPAT KOORDINASI DAN SINKRONISASI PENYUSUNAN PROGRAM KEBIJAKAN PENGEMBANGAN INDUSTRI AGRO TAHUN 2013 Oleh : SEKRETARIS DIREKTORAT DISAMPAIKAN PADA RAPAT KOORDINASI DAN SINKRONISASI PENYUSUNAN PROGRAM KEBIJAKAN PENGEMBANGAN INDUSTRI AGRO TAHUN 2013 Oleh : SEKRETARIS DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI AGRO JAKARTA, 7 FEBRUARI 2013 DAFTAR

Lebih terperinci

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH Strategi dan arah kebijakan merupakan rumusan perencanaan komperhensif tentang bagaimana Pemerintah Daerah Provinsi Sulawesi

Lebih terperinci

TUNJANGAN KINERJA JABATAN STRUKTURAL

TUNJANGAN KINERJA JABATAN STRUKTURAL 5 LAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG JABATAN DAN KELAS JABATAN SERTA TUNJANGAN KINERJA PEGAWAI DI LINGKUNGAN BADAN KOORDINASI PENANAMAN

Lebih terperinci

Perkembangan Terakhir Sektor Industri Dan Inflasi KADIN INDONESIA

Perkembangan Terakhir Sektor Industri Dan Inflasi KADIN INDONESIA Perkembangan Terakhir Sektor Industri Dan Inflasi KADIN INDONESIA Mudrajad Kuncoro Juli 2008 Peranan Masing- Masing Cabang Industri Terhadap PDB Sektor Industri Tahun 1995-2008* No. Cabang Industri Persen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya perekonomian nasional yang optimal. Inti dari tujuan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya perekonomian nasional yang optimal. Inti dari tujuan pembangunan BAB I PENDAHULUAN 1. A 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator kemajuan ekonomi suatu negara. Semakin tinggi pertumbuhan ekonomi maka semakin baik pula perekonomian negara

Lebih terperinci

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2012

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2012 KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2012 Oleh : Menteri PPN/Kepala Bappenas Disampaikan dalam acara Musyawarah

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2011

RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2011 KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2011 Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/ Kepala RAKORBANGPUS Jakarta, 7 April 2010

Lebih terperinci

PROGRAM KERJA 2009 & RENCANA KERJA 2010 DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI AGRO DAN KIMIA

PROGRAM KERJA 2009 & RENCANA KERJA 2010 DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI AGRO DAN KIMIA PROGRAM KERJA 2009 & RENCANA KERJA 2010 DITJEN INDUSTRI AGRO DAN KIMIA Disampaikan oleh : DIREKTUR JENDERAL INDUSTRI AGRO DAN KIMIA pada Rapat Kerja Departemen Perindustrian dengan Dinas Propinsi/Kabupaten/Kota

Lebih terperinci

ANALISIS PERKEMBANGAN INDUSTRI MIKRO DAN KECIL DI INDONESIA

ANALISIS PERKEMBANGAN INDUSTRI MIKRO DAN KECIL DI INDONESIA ANALISIS PERKEMBANGAN INDUSTRI MIKRO DAN KECIL DI INDONESIA Oleh : Azwar Harahap Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Riau ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. perkembangan suatu perekonomian dari suatu periode ke periode. berikutnya. Dari satu periode ke periode lainnya kemampuan suatu negara

I. PENDAHULUAN. perkembangan suatu perekonomian dari suatu periode ke periode. berikutnya. Dari satu periode ke periode lainnya kemampuan suatu negara 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah perekonomian suatu negara dalam jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi mengukur prestasi dari perkembangan suatu perekonomian dari

Lebih terperinci

2017, No serta Kinerja Pegawai di Lingkungan Badan Koordinasi Penanaman Modal; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam hu

2017, No serta Kinerja Pegawai di Lingkungan Badan Koordinasi Penanaman Modal; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam hu BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1197, 2017 BKPM... Kinerja. Perubahan Kedua. PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN

Lebih terperinci

Menteri Perindustrian Republik Indonesia. Menghidupkan Kembali Sektor Industri Sebagai Penggerak Ekonomi Nasional

Menteri Perindustrian Republik Indonesia. Menghidupkan Kembali Sektor Industri Sebagai Penggerak Ekonomi Nasional Menteri Perindustrian Republik Indonesia Menghidupkan Kembali Sektor Industri Sebagai Penggerak Ekonomi Nasional Surabaya, 8 Oktober 2015 DAFTAR ISI Hal I Kinerja Makro Sektor Industri 3 II Visi, Misi,

Lebih terperinci

Written by Danang Prihastomo Friday, 06 February :22 - Last Updated Wednesday, 11 February :46

Written by Danang Prihastomo Friday, 06 February :22 - Last Updated Wednesday, 11 February :46 RUMUSAN HASIL RAPAT KERJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2015 Jakarta, 5 Februari 2015 Rapat Kerja Menteri Perindustrian Tahun 2015 dengan tema Terbangunnya Industri yang Tangguh dan Berdaya Saing Menuju

Lebih terperinci

Indonesia Investment Coordinating Board KATA PENGANTAR

Indonesia Investment Coordinating Board KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Laporan akuntabilitas kinerja Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), disusun berdasarkan Instruksi Presiden R.I. Nomor 7 Tahun 1999, disajikan dengan menggunakan standar penyusunan laporan

Lebih terperinci

PAPARAN PADA ACARA MUSRENBANG RPJMD PROVINSI BANTEN TAHUN

PAPARAN PADA ACARA MUSRENBANG RPJMD PROVINSI BANTEN TAHUN MENTERIDALAM NEGERI REPUBLIKINDONESIA PAPARAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA MUSRENBANG RPJMD PROVINSI BANTEN TAHUN 2017-2022 Serang 20 Juni 2017 TUJUAN PEMERINTAHAN DAERAH UU No. 23

Lebih terperinci

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia =============================================================================== Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia !" #$ %$#&%!!!# &%!! Tujuan nasional yang dinyatakan

Lebih terperinci

BAB VI SASARAN, INISITIF STRATEJIK DAN PROGRAM PEMBANGUNAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM

BAB VI SASARAN, INISITIF STRATEJIK DAN PROGRAM PEMBANGUNAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM BAB VI SASARAN, INISITIF STRATEJIK DAN PROGRAM PEMBANGUNAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM A. SASARAN STRATEJIK yang ditetapkan Koperasi dan UKM selama periode tahun 2005-2009 disusun berdasarkan berbagai

Lebih terperinci

Sektor * 2010** 3,26 3,45 3,79 2,82 2,72 3,36 3,47 4,83 3,98 2,86 2. Pertambangan dan Penggalian

Sektor * 2010** 3,26 3,45 3,79 2,82 2,72 3,36 3,47 4,83 3,98 2,86 2. Pertambangan dan Penggalian Sektor 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009* 2010** (1) (2) (3) (3) (4) (4) (5) (5) (6) (6) (7) 1. Pertanian, Peternakan, Kehutanan Dan Perikanan 3,26 3,45 3,79 2,82 2,72 3,36 3,47 4,83 3,98 2,86

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rencana Kerja Satuan Perangkat Kerja Daerah (Renja SKPD) merupakan dokumen perencanaan resmi SKPD yang dipersyaratkan untuk mengarahkan pelayanan publik Satuan Kerja

Lebih terperinci

RENCANA KERJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN ANGGARAN 2015 JAKARTA, APRIL 2014

RENCANA KERJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN ANGGARAN 2015 JAKARTA, APRIL 2014 RENCANA KERJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN ANGGARAN JAKARTA, APRIL DAFTAR ISI I. Laporan Rekapitulasi Rencana Kerja Kementerian Perindustrian Tahun Anggaran II. Rekapitulasi Per Program Rincian kegiatan

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL,

PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL, PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN DEKONSENTRASI BIDANG PENGENDALIAN PELAKSANAAN PENANAMAN MODAL TAHUN ANGGARAN 2011 DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2012

LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2012 [Type text] LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2012 BUKU I: Prioritas Pembangunan, serta Kerangka Ekonomi Makro dan Pembiayaan Pembangunan

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2012

RENCANA KINERJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2012 RENCANA KINERJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2012 KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN 2011 KATA PENGANTAR Tata kepemerintahan yang baik (Good Governance) merupakan penyelenggaraan manajemen pemerintahan dan pembangunan

Lebih terperinci

ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN NASIONAL

ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN NASIONAL ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN NASIONAL Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/ Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Disampaikan dalam Acara: Musrenbang RKPD Provinsi Kepulauan Riau 2015 Tanjung

Lebih terperinci

LAPORAN PERKEMBANGAN KOMODITI INDUSTRI TERPILIH

LAPORAN PERKEMBANGAN KOMODITI INDUSTRI TERPILIH LAPORAN PERKEMBANGAN KOMODITI INDUSTRI TERPILIH Triwulan I Tahun 2010 Industrialisasi menuju kehidupan yang lebih baik KATA PENGANTAR Pengembangan sektor industri saat ini diarahkan untuk lebih mampu

Lebih terperinci

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD) PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD) PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN BAB V. PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN Visi pembangunan daerah dalam RPJMD adalah visi Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah terpilih yang disampaikan pada waktu pemilihan kepala daerah (Pemilukada)

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH. 2.1 Perkembangan indikator ekonomi makro daerah pada tahun sebelumnya;

BAB II KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH. 2.1 Perkembangan indikator ekonomi makro daerah pada tahun sebelumnya; BAB II KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH 2.1 Perkembangan indikator ekonomi makro daerah pada tahun sebelumnya; A. Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi (economic growth) merupakan salah satu indikator yang

Lebih terperinci

BAB 17 PENINGKATAN DAYA SAING INDUSTRI MANUFAKTUR

BAB 17 PENINGKATAN DAYA SAING INDUSTRI MANUFAKTUR BAB 17 PENINGKATAN DAYA SAING INDUSTRI MANUFAKTUR A. KONDISI UMUM Sebagai motor penggerak (prime mover) pertumbuhan ekonomi, sektor industri khususnya industri pengolahan nonmigas (manufaktur) menempati

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dan pendapatan perkapita dengan memperhitungkan adanya pertambahan

I. PENDAHULUAN. dan pendapatan perkapita dengan memperhitungkan adanya pertambahan 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan merupakan proses transformasi yang dilakukan secara sistematis dan berkelanjutan. Pembangunan ekonomi dilakukan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI B A B BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Berbagai upaya ditempuh untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi, pengurangan pengangguran, kemiskinan dan kesenjangan antarwilayah Dalam konteks pembanguan saat ini,

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2010 Pusat Data dan Informasi

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2010 Pusat Data dan Informasi LAPORAN PERKEMBANGAN KOMODITI INDUSTRI TERPILIH Triwulan IV Tahun industrialisasi menuju kehidupan yang lebih baik KATA PENGANTAR Pengembangan sektor industri saat ini diarahkan untuk lebih mampu menunjang

Lebih terperinci

MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA

MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA Menteri Perindustrian Republik Indonesia PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 31.1/MIND/PER/3/2015 TENTANG RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN

Lebih terperinci

BAB II PERAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL A. STRUKTUR PEREKONOMIAN INDONESIA

BAB II PERAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL A. STRUKTUR PEREKONOMIAN INDONESIA BAB II PERAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL A. STRUKTUR PEREKONOMIAN INDONESIA Ekonomi rakyat merupakan kelompok pelaku ekonomi terbesar dalam perekonomian Indonesia dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sektor nonmigas lain dan migas, yaitu sebesar 63,53 % dari total ekspor. Indonesia, seperti yang ditunjukkan pada Tabel 1.1.

BAB I PENDAHULUAN. sektor nonmigas lain dan migas, yaitu sebesar 63,53 % dari total ekspor. Indonesia, seperti yang ditunjukkan pada Tabel 1.1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perdagangan barang dan jasa antar negara di dunia membuat setiap negara mampu memenuhi kebutuhan penduduknya dan memperoleh keuntungan dengan mengekspor barang

Lebih terperinci

2013, No.1531

2013, No.1531 11 2013,.1531 LAMPIRAN I DAFTAR PROVINSI DAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH PROVINSI DI BIDANG PENANAMAN MODAL YANG MELAKSANAKAN KEGIATAN DEKONSENTRASI DI BIDANG PENGENDALIAN PELAKSANAAN PENANAMAN MODAL

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PEMBANGUNAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU 2014

PERKEMBANGAN PEMBANGUNAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU 2014 OUTLINE ANALISIS PROVINSI 1. Perkembangan Indikator Utama 1.1 Pertumbuhan Ekonomi 1.2 Pengurangan Pengangguran 1.3 Pengurangan Kemiskinan 2. Kinerja Pembangunan Kota/ Kabupaten 2.1 Pertumbuhan Ekonomi

Lebih terperinci

PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL BIDANG UMKM DAN KOPERASI

PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL BIDANG UMKM DAN KOPERASI KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL BIDANG UMKM DAN KOPERASI Rahma Iryanti Deputi Bidang Kependudukan dan Ketenagakerjaan

Lebih terperinci

RANCANGAN TEKNOKRATIK RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH NASIONAL (RPJMN) 2015-2019

RANCANGAN TEKNOKRATIK RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH NASIONAL (RPJMN) 2015-2019 KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL RANCANGAN TEKNOKRATIK RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH NASIONAL (RPJMN) 2015-2019 Oleh: Menteri PPN/Kepala Bappenas

Lebih terperinci

Menteri Perindustrian Republik Indonesia

Menteri Perindustrian Republik Indonesia Menteri Perindustrian Republik Indonesia BUTIR-BUTIR BICARA MENTERI PERINDUSTRIAN PADA ACARA RAPAT KOORDINASI PEMERINTAH PUSAT, PEMERINTAH DAERAH, DAN BANK INDONESIA MEMPERCEPAT DAYA SAING INDUSTRI UNTUK

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2012

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2012 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2012 Ringkasan Eksekutif RINGKASAN EKSEKUTIF i Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme merupakan tanggung

Lebih terperinci

BAHAN MENTERI DALAM NEGERI PADA ACARA MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN (MUSRENBANG) REGIONAL KALIMANTAN TAHUN 2015

BAHAN MENTERI DALAM NEGERI PADA ACARA MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN (MUSRENBANG) REGIONAL KALIMANTAN TAHUN 2015 BAHAN MENTERI DALAM NEGERI PADA ACARA MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN (MUSRENBANG) REGIONAL KALIMANTAN TAHUN 2015 BALAI SIDANG JAKARTA, 24 FEBRUARI 2015 1 I. PENDAHULUAN Perekonomian Wilayah Pulau Kalimantan

Lebih terperinci

SINKRONISASI KEBIJAKAN PUSAT DAN DERAH DALAM PENGUATAN IKLIM USAHA DAN INVESTASI

SINKRONISASI KEBIJAKAN PUSAT DAN DERAH DALAM PENGUATAN IKLIM USAHA DAN INVESTASI SINKRONISASI KEBIJAKAN PUSAT DAN DERAH DALAM PENGUATAN IKLIM USAHA DAN INVESTASI KEMENTERIAN DALAM NEGERI PERSPEKTIF PEMERINTAHAN JOKOWI DAN JK 2015-2019 ( 9 AGENDA PRIORITAS ) Nomor PRIORITAS 1 Perlindungan

Lebih terperinci

PADA MUSRENBANG RKPD KABUPATEN BANGKA

PADA MUSRENBANG RKPD KABUPATEN BANGKA PADA MUSRENBANG RKPD KABUPATEN BANGKA Sungailiat, 14 Maret 2017 Oleh: Dr. YAN MEGAWANDI, SH., M.Si. Sekretaris Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung OUTLINE PERIODESASI DOKUMEN PERENCANAAN CAPAIAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Industri Pengolahan

I. PENDAHULUAN Industri Pengolahan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertanian merupakan sektor utama perekonomian di Indonesia. Konsekuensinya adalah bahwa kebijakan pembangunan pertanian di negaranegara tersebut sangat berpengaruh terhadap

Lebih terperinci

Written by Danang Prihastomo Thursday, 05 February :00 - Last Updated Monday, 09 February :13

Written by Danang Prihastomo Thursday, 05 February :00 - Last Updated Monday, 09 February :13 RUMUSAN HASIL RAPAT KERJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2014 Jakarta, 5-7 Februari 2014 Rapat Kerja dengan tema Undang-Undang Perindustrian Sebagai Landasan Pembangunan Industri Untuk Menjadi Negara

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Lubuklinggau, September 2014 WALIKOTA LUBUKLINGGAU H. SN. PRANA PUTRA SOHE

KATA PENGANTAR. Lubuklinggau, September 2014 WALIKOTA LUBUKLINGGAU H. SN. PRANA PUTRA SOHE KATA PENGANTAR Buku Indikator Ekonomi Kota Lubuklinggau ini dirancang khusus bagi para pelajar, mahasiswa, akademisi, birokrat, dan masyarakat luas yang memerlukan data dan informasi dibidang perekonomian

Lebih terperinci

Dr. Prasetijono Widjojo MJ, MA Deputi Bidang Ekonomi Bappenas. Penutupan Pra-Musrenbangnas 2013 Jakarta, 29 April 2013

Dr. Prasetijono Widjojo MJ, MA Deputi Bidang Ekonomi Bappenas. Penutupan Pra-Musrenbangnas 2013 Jakarta, 29 April 2013 Dr. Prasetijono Widjojo MJ, MA Deputi Bidang Ekonomi Bappenas Penutupan Pra-Musrenbangnas 2013 Jakarta, 29 April 2013 SISTEMATIKA 1. Arah Kebijakan Prioritas Nasional 2. Isu-isu Penting dalam Prioritas

Lebih terperinci

2012, No

2012, No 2012,.1305 12 LAMPIRAN I PERATURAN DAFTAR PROVINSI DAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH PROVINSI DI BIDANG PENANAMAN MODAL YANG MELAKSANAKAN KEGIATAN DEKONSENTRASI DI BIDANG PENGENDALIAN PELAKSANAAN PENANAMAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL, PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PELIMPAHAN DAN PEDOMAN PENYELENGGARAAN DEKONSENTRASI BIDANG PENGENDALIAN PELAKSANAAN PENANAMAN MODAL TAHUN

Lebih terperinci

DAFTAR ISI 1. KERANGKA PIKIR PENYUSUNAN RENCANA STRATEGIS PENGEMBANGAN INDUSTRI NASIONAL

DAFTAR ISI 1. KERANGKA PIKIR PENYUSUNAN RENCANA STRATEGIS PENGEMBANGAN INDUSTRI NASIONAL RENCANA STRATEGIS PENGEMBANGAN INDUSTRI 2010-2014 Agus Tjahajana Sekretaris Jenderal DAFTAR ISI 1. KERANGKA PIKIR PENYUSUNAN RENCANA STRATEGIS PENGEMBANGAN INDUSTRI NASIONAL 2010-2020 3 2. PENENTUAN SASARAN

Lebih terperinci

BAPPEDA KAB. LAMONGAN

BAPPEDA KAB. LAMONGAN BAB V ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH 5.1 Sasaran Pokok dan Arah Kebijakan Pembangunan Jangka Panjang Untuk Masing masing Misi Arah pembangunan jangka panjang Kabupaten Lamongan tahun

Lebih terperinci

Jakarta, 10 Maret 2011

Jakarta, 10 Maret 2011 SAMBUTAN MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL DALAM ACARA TEMU KONSULTASI TRIWULANAN KE-1 TAHUN 2011 BAPPENAS-BAPPEDA PROVINSI SELURUH INDONESIA Jakarta,

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN RI NOMOR: 151 /M-IND/PER/12/2010 TENTANG:

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN RI NOMOR: 151 /M-IND/PER/12/2010 TENTANG: PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN RI NOMOR: 151 /MIND/PER/12/2010 TENTANG: RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 20102014 KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN

Lebih terperinci

CAPAIAN Februari 2016 KOMITMEN INVESTASI

CAPAIAN Februari 2016 KOMITMEN INVESTASI invest in Jakarta 15 Maret 2016 CAPAIAN Februari 2016 KOMITMEN INVESTASI BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL Franky Sibarani Kepala 2013 by Indonesia Investment Coordinating Board. All rights reserved Rp

Lebih terperinci

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Dalam rangka keterpaduan pelaksanaan Pengembangan Ekonomi Kreatif, dengan ini

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Dalam rangka keterpaduan pelaksanaan pengembangan Ekonomi Kreatif, dengan ini

Lebih terperinci