Oleh: Nur Azizah (NIM )

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Oleh: Nur Azizah (NIM )"

Transkripsi

1 RESUME MATERI INSTRUMEN PENELITIAN Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Metodologi Penelitian Pendidikan Matematika Dosen Pengampu: Dr. Heri Retnowati, S.Pd., M.Pd. Oleh: Nur Azizah (NIM ) PROGRAM STUDY PENDIDIKAN MATEMATIKA PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2016

2 INSTRUMEN PENELITIAN A. Pengertian Instrumen Penelitian Kata instrumen berarti alat atau alat bantu. Dalam konteks penelitian, instrumen penelitian dapat diartikan sebagai alat bantu dalam pengumpulan data penelitian, yaitu alat yang dapat mengukur atau mengungkap suatu keadaan variabel penelitian yang telah ditetapkan peneliti sebelumnya. Melalui instrumen penelitian pengumpulan data tersebut, peneliti dapat merancang semua data yang diperlukan dalam penelitian dan kemudian dituangkannya dalam instrumen penelitian, yaitu melalui butir-butir instrumen yang dibuatnya. Dengan demikian semua data yang diraih dalam penelitian dapat diraih secara tepat dan tidak ada yang terlewatkan (Masyud, 2012:202). B. Jenis-Jenis Instrumen Penelitian Banyak ragam instrumen pengumpulan data penelitian, namun secara garis besar instrumen pengumpulan data tersebut dapat dikategorikan menjadi 2 yaitu: (1) instrumen tes (2) instrumen non tes. Instrumen tes dan non tes dibedakan dari segi materi instrumen dan dari segi cara pengerjaan serta penskoran, di samping itu dilihat dari tujuan pengukuran nilai variabel yang akan dilakukan dalam penelitian. 1. Instrumen Tes Tes difokuskan untuk mengungkap potensi yang dimiliki responden, misalnya berkaitan dengan hasil belajar, intelegensi, bakat, minat, kepribadian dan potensi lainnya. Berdasarkan bentuk pelaksanaannya, menurut Wagiran (2013) tes dibedakan menjadi: a. Tes Lisan Tes ini berbentuk sejumlah pertanyaan yang disampaikan secara lisan tentang aspek-aspek psikologis sebagai data yang berhubungan dengan masalah penelitian yang harus dijawab secara lisan pula.

3 b. Tes Tulisan Tes ini terdiri dari sejumlah pertanyaan tertulis untuk mengungkapkan keadaan atau tingkat perkembangan aspek psikologis yang harus dijawab secara tertulis pula. Berbagai macam tes tertulistersebut antara lain: 1) Tes essay Tes ini disebut pula tes subjektif terdiri dari sejumlah pertanyaan dalam bentuk uraian, yang harus dijawab dalam bentuk uraian tertulis atau berupa kalimat beba yang disusun oleh peserta tes. Ciri khas dari tes uraian adalah jawaban terhadap soal tersebut tidak disediakan oleh penyusun soal, tetapi harus disusun oleh peserta tes. Jumlah sola untuk tes ini biasanya tidak banyak, berkisar 5-10 pertanyaan dalam waktu menit. 2) Tes objektif. Tes objektif merupakan tes yang mengandung kemungkinan jawaban yang harus dipilih oleh peserta tes. Bentuk tes ini tidak banyak berbeda dengan angket terstruktur, khususnya angket dengan pertanyaan tertutup. Perbedaan fungsinya terletak pada alternatif jawaban yang disediakan. Pada angket, semua alternatif jawaban adalah benar sesuai dengan kenyataan kondisi sesuatu yang ditanyakan dalam setiap pertanyaan. Sedangkan dalam tes objektif, diantara semua alternatif jawaban yang disediakan hanya terdapat satu alternatif jawaban paling benar. Beberapa macam tes objektif antara lain: a) Tes betul salah adalah tes yang butir soalnya terdiri dari pernyataan yang disertai alternatif jawaban benar dan salah. b) Tes pilihan ganda adalah tes yang berbentuk satu pertanyaan atau pernyataan (disebut juga stem) yang diikuti oleh sejumlah alternatif jawaban (disebut juga option). c) Tes menjodohkan adalah salah satu tes yang terdiri dari sejumlah item yang masing-masing item tersebut terbagi

4 dalam dua jalur, yaitu lajur pertanyaan dan jalur jawaban. Tugas peserta tes adalah mencari dan menjodohkan jawaban-jawaban, sehingga cocok dengan pertanyaan/pernyataan. c. Tes Perbuatan Tes perbuatan merupakan tes yang memberikan perintah kepada peserta tes untuk melakukan suatu gerakan/perilaku tertentu yang berhubungan dengan masalah atau tujuan penelitian. Gerakan atau reaksi peserta tes dibandingkan dengan standar tertentu sebagai tolak ukur berupa kriteria terbaik dalam melakukan suatu gerakan atau interaksi tertentu. Selain penggolongan tes berdasarkan bentuk pelaksanaannya, berdasarkan tujuannya test dalam Arikunto (2013) tes dibedakan menjadi: a. Tes Hasil Belajar Tes hasil belajar (achievement test) yaitu test yang digunakan untuk mengukur pencapaian seseorang setelah mempelajari sesuatu. Berbeda dengan tes-tes yang lain, tes prestasi diberikan sesudah orang yang dimaksud mempelajari hal-hal sesuai dengan yang di tes kan (Arikunto 1996:139). Tes hasil belajar disusun untuk mengukur tingkat ketercapaian individu setelah mempelajari suatu materi tertentu. Tes hasil belajar ini biasanya untuk mengukur pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan sikap. Dalam penyusunan tes hasil belajar ini, materi tes harus berkaitan dengan materi yang diajarkan. Materi tes tidak boleh diambil dari materi yang belum diajarkan. Biasanya tes hasil belajar ini dilakukan untuk mengetahui seberapa efektif dampak penerapan metode tertentu atau penerapan model tertentu dalam kegiatan pembelajaran.

5 b. Tes Intelegensi (tes IQ) Tes intelegensi merupakan tes untuk mengungkap potensi dasar yang dimiliki individu. Potensi dasar tersebut berkaitan dengan potensi bahasa, aritmatika, logika (baik,logika bahasa, matematika, maupun logika gambar). Tes intelegensi ini tidak sekedar mengetes benar tidaknya jawaban individu, melainkan juga mengetes kecepatan dalam menjawab pertanyaaan. Tidak semua peneliti diberikan kewenanagan untuk menyusun dan melakasanakan tes IQ ini. Akan tetapi tes ini menjadi kewenangan seorang yang telah memiliki profesi sebagai Psikolog. Dengan demikian jika seseorang membutuhkan data yang berkaitan dengan Variabel IQ dalam penelitiannya, maka ia harus menggunakan jasa Psikolog untuk melakukan tes IQ tersebut dan peneliti hanya menerima data hasil tes IQ tersebut dari psikolog yang memiliki kewenangan melakukan tes IQ. c. Tes Kepribadian Tes kepribadian merupakan salah satu jenis tes dimaksudkan untuk mengungkap bagaimana kepribadian yang dimiliki individu. Tes kepribadian tersebut dapat mengungkapkan kecondongan kepribadian individu apakah bergerak kearah positif atau negatif. Yang termasuk dalam kategori kepribadian disini adalah keseriusan bekerja atau ketekunan, konsentrasi, kreativitas, kerajinan, keuletan, kesabaran, serta potensi emosional yang dimiliki individu. Sama dengan tes IQ, penyususnan instrumen tes kepribadian ini menjadi kewenangan psikolog, sehingga tidak semua peneliti memiliki kewenangan menyusun dan melaksanakan tes ini. d. Tes Bakat Tes ini dimaksudkan untuk mengungkap atau mengetahui kecenderungan bakat individu, apakah mengarah pada bakat tertentu, misalnya bakat bahasa, matetematika, IPA atau bakat lainnya.

6 Dengan diketahui bakat individu tersebut dapat disalurkan kearahkan ke pendidikan atau ke pekerjaan yang lebih baik. Peneliti tentu biasanya mengaitkan antara bakat yang dimiliki seseorang dengan keberhasilan dalam pendidikan atau pekerjaan tertentu. e. Tes Sikap Tes sikap, merupakan tes yang digunakan untuk mengadakan pengukuran terhadap berbagai sikap seseorang (Arikunto 1996:139). Tujuan penggunaan tes ini adalah untuk mengetahui kecenderungan sikap individu dalam menghadapi suatu permasalahan. Kadangkala seorang peneliti membutuhkan data tentang sikap individu dikaitkan dengan variabel lainnya, misal: hasil belajar, kedisiplinan, atau kebiasaan belajar. 2. Instrumen Nontes Instrumen non tes digunakan untuk mengungkap pendapat, pandangan, kebiasaan, perilaku yang dapat diamati, dan fakta-fakta lain di luar pengungkapan potensi individu. Adapun instrumen nontes meliputi: a. Kuesioner atau angket Kuesioner adalah sebuah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal lain yang ia ketahui. Kuesioner dipakai untuk menyebut metode maupun instrumen. Jadi dalam menggunakan metode angket atau kuesioner instrumen yang dipakai adalah angket atau kuesioner (Faisal, 1982:176). Dilihat dari segi menjawab maka kuesioner dibedakan menjadi 2 yaitu kuesioner terbuka dan kuesioner tertutup. 1) Kuesioner terbuka, merupakan tes yang memberikan kesempatan kepada responden untuk menjawab dengan kalimatnya sendiri. Kuesioner terbuka memiliki kelebihan yaitu bersumber dari kebebasan responden dalam mengungkapkan jawaban. Karena responden dibebaskan dalam mengungkapkan

7 jawaban maka peneliti dapat memperoleh data yang lengkap dan bahkan kadangkala peneliti akan memperoleh informasi yang sebelumnya tidak diduga dapat digunakan sebagai pengembangan hasil penelitian. Namun kelemahannya adalah peneliti akan mengalami kesulitan penskoran, verifikasi dan analisis data. Di samping itu penskorannya membutuhkan waktu yang relatif lama (Masyud, 2012:206). 2) Kuesioner tertutup yaitu kuesioner yang disajikan dalam bentuk sedemikian lupa sehingga responden diminta untuk memilih salah satu jawaban yang sesuai dengan karateristik dirinya dengan memberi tanda silang (X), melingkari atau memberi tanda check ( ) pada jawaban yang disediakan. Dalam angket tertutup ini semua alternatif jawaban sudah disediakan dan responden tidak dibenarkan mengembangkan jawaban menurut versinya sendiri. Tugas responden hanya memilih jawaban dari alternatif yang telah disediakan yang menurut responden paling sesuai. Kelebihan dari angket tertutup ini adalah dilihat dari segi kepraktisan pengeloalaan hasilnya (penskoran, tabulasi dan analisi data mudah dilakukan). Disamping itu arah penelitian tidak mengembang kemana-mana. Namun kelemahan utamamnya adalah angket tertutup ini tidak dapat menjaring informasi terkini yang ketika angket disusun belum terjadi (Masyud 2012: ). Dilihat dari jawaban yang diberikan kuesioner dibedakan menjadi 2 yaitu: kuesioner langsung dan kuesioner tak langsung. 1) Kuesioner langsung, yaitu responden menjawab tentang dirinya. 2) Kuesioner tak langsung, yaitu jika responden menjawab tentang orang lain.

8 Dipandang dari bentuknya maka kuesioner dibedakan menjadi 4 yaitu: Kuesioner pilihan ganda, Kuesioner isian, Check list, Rating scale. 1) Kuesioner pilihan ganda, yang dimaksud adalah sama dengan kuesioner tertutup. 2) Kuesioner isian, yang dimaksud adalah kuesioner terbuka. 3) Check list, adalah sebuah daftar dimana responden tinggal membubuhkan tanda check pada kolom yang sesuai. 4) Rating scale, yaitu sebuah pernyataan diikuti oleh kolom-kolom yang menunjukkan tingkatan-tingkatan misalnya mulai dari sangat setuju sampai ke tingkat tidak setuju (Arikunto 1996:140). Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun angket antara lain adalah berkaitan dengan: 1) Isi dan Tujuan Pertanyaan Isi dan tujuan pertanyaan harus sesuai dengan tujuan dilakukan penelitian yang tercermin dalam rumusan masalah dan tujuan penelitian. Jika isi dan tujuan pertanyaan menyimpang dari rumusan masalah dan tujuan penelitian maka angket tersebut tidak akan dapat digunakan untuk menjaring data yang dibutuhkan. Untuk dapat mencapai hal itu maka sebelumnya dilakukan penyusunan angket perlu dibuat tabel spesifikasi yang berupa kisi-kisi angket. 2) Bahasa Yang Digunakan Bahasa yang digunakan dalam angket disesuaikan dengan kondisi responden. Gunakan bahasa yang simpel, mudah dimengerti dan tidak ambigu. Jika bahasa yang digunakan terlau sulit bisa menimbulkan salah tafsir yang pada akhirnya berdampak pada ketidaktepatan informasi yang diberikan responden.

9 3) Tipe dan bentuk pertanyaan Tipe pertanyaan dalam angket harus dirancang secara tepat sesuai dengan jenis data yang kita temukan. Pertanyaan bisa berupa pertanyaan mengenai fakta, pendapat, sikap, penilaian dan lainnya sesuai dengan kebutuhan dan tujuan penelitian yang dilakukan. Sedangkan mengenai bentuk pertanyaan peneliti dapat memilih bentuk terbuka atau tertutup. 4) Pertanyaan tidak mendua Dalam menyusun pertanyaan dalam angket perlu diperhatikan hendaknya pertanyaan tidak ganda atau mendua arti (ambigu). Contoh pertanyaan yang ambigu adalah: Apa dan bagaimana dampak dari penerapan metode CTL terhadap hasil belajar siswa? (untuk pertanyaan terbuka). Sedangkan untuk pertanyaan tertutup misalnya: apabila ada permasalahan disekolah guruguru diajak kepala sekolah untuk merumuskan indikator permasalahan atau mencari solusi yang paling tepat. 5) Tidak Menyakan hal yang telah dilupakan Peneliti hendaknya tidak memaksa untuk menanyakan pada responden mengenai hal yang sudah terlalu lama dan responden sudah lupa kejadiannya. Hal itu bisa menyebabkan responden asal menjawab. Jika memang informasi itu sangat dibutuhkan sebaiknya peneliti memberi alternatif jawaban tidak tau atau sudah lupa. Alternatif tersebut akan menghindarkan diperolehnya jawaban yang asal-asalan atau tidak berguna dalam penelitian 6) Menggiring Pertanyaan yang dituangkan dalam angket hendaknya tidak menggiring pada kecenderungan jawaban tertentu, terutama dalam angket tertutup. Misalnya pertanyaan sebagai berikut: Saudara setuju kan jika system pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw diterapkan pada semua sekolah menengah pertama di

10 DIY (misalnya jawabannya: setuju, tidak setuju, tidak tau). Dalam kasus pertanyaan tersebut responden digiring kearah jawaban setuju. 7) Panjang Pertanyaan Pertanyaan jangan terlau panjang dan jangan terlau pendek. Jika pertanyaan terlalu panjang akan membingungkan responden dan responden akan menjawab asal-asalan. Sebaliknya pertanyaan yang terlalu pendek akan menyebabkan tidak jelas maksudnya. 8) Urutan pertanyaan Pertanyaan hendaknya disusun secara sistematis. Pertanyaan diurutkan menurut konsep yang paling sederhana menuju hal yang lebih kompleks. Demikian juga harus diperhatikan jika ada pertanyaan yang bersambung hendaknya jangan dipisahkan dengan pertanyaan lain yang tidak ada kaitannya dengan konteks pertanyaan yang diajukan diatas dan dibawahnya. Hal itu dimaksudkan agar pola pikir responden tidak terputus. 9) Prinsip pengukuran Penyusunan pertanyaan dalam angket juga harus memperhatikan prinsip- prinsip pengukuran agar hasil jawaban responden mudah untuk ditindak lanjuti (diskor, ditabulasi, dan dianalisis). Di sini penunjangan jawaban juga perlu diperhatikan dan sekaligus dirancang penskroannya berdasarkan prinsipprinsip penskoran yang benar jangan sampai setelah hasil angket terkumpul peneliti mengalami kebingungan untuk melakukan penskoran. 10) Petunjuk angket Petunjuk atau perintah untuk mnegerjakan angket harus jelas agar responden tidak mengalami kebingungan dalam mengerjakan angket yang diberikan peneliti. Petunjuk atau perintah ini menjadi bagian yang penting dalam angket, sebab jika petunjuknya atau perintahnya tidak jelas, maka akan terjadi

11 kesalahan dalam mengerjakan angket jika hal itu terjadi maka akan dapat berpengaruh terhadap validitas yang dikumpulkan. 11) Penampilan fisik angket Setelah penyusunan angket selesai dilakukan secara keseluran, maka langkah berikutnya yang perlu diperhatikan oleh peneliti sebelum dilakukan pengumpulan data adalah lay out angket sebelum dicetak. Lay out angket harus dilakukan dengan baik, yang menarik sehingga penampilan angket yang akan digunakan juga menarik. Penampilan angket juga mempengaruhi perasaan responden. Jika penampilan angket menarik, maka responden penelitian akan merasa respek dan akan menjawab dengan serius. Namun sebaliknya jika performansi angket kurang menarik, maka akan dapat mempengaruhi perasaan negative responden, responden bisa menjawab malas dan asal-asalan (Masyud, 2012: ). Kuesioner sebagai instrumen pengumpulan data tentunya memiliki kelebihan dan kekurangan. Adapun kelebihan kuesioner adalah sebagai berikut: 1) Tidak memerlukan hadirnya peneliti 2) Dapat dibagikan secara serentak kepada banyak responden 3) Dapat dijawab oleh responden menurut kecepatannya masingmasing dan menurut waktu senggang responden 4) Dapat dibuat anonim sehingga responden bebas, jujur dan tidak malu-malu menjawab 5) Dapat dibuat terstandar sehingga bagi semua responden dapat diberi pertanyaan yang benar-benar sama.

12 Adapun kelemahan kuesioner adalah sebagai berikut: 1) Responden sering tidak teliti dalam menjawab sehingga ada pertanyaan yang terlewati, padahal kuesioner hanya diberikan satu kali dan tidak akan diberikan lagi. 2) Seringkali sukar dicari validitasnya 3) Walaupun dibuat anonim, responden kadang-kadang dengan sengaja memberikan jawaban yang tidak betul atau tidak jujur. 4) Waktu pengembaliannya tidak bersama-sama, bahkan kadangkadang ada. b. Panduan Wawancara Panduan wawancara berisi poin-poin yang akan ditanyakan pada responden pada wawancara. Penyusunan panduan wawancara juga harus dirancang secara tepat sehingga dapat menjamin perolehan data penelitian yang valid. Ada kemiripan antara panduan wawancara dan angket. Bedanya jika angket pertanyaannya harus jelas dan bersifat mandiri serta memerlukan bimbingan dalam menjawabnya namun panduan wawancara hanya berupa pertanyaan garis besar saja. Dalam rinciannya akan dikembangkan pewawancaraan dalam proses wawancara. Jika ada yang kurang jelas dalam wawancara, pewawancara dapat menjelaskan permasalahannya. Prinsip dasar yang harus dipegang dalam penyusunan panduan wawancara adalah sebagai berikut: 1) Responden adalah orang yang paling tahu tentang dirinya. Berdasarkan hal itu, maka dalam penyusunan panduan wawancara hendaknya peneliti tidak terlalu mengintervensi tentang masalah-masalah pribadi responden. Perlu diingat bahwa responden perlu memiliki hak untuk menjawab atau tidak pertanyaan peneliti. Utamanya jika hal itu sudah menyangkut privacy responden.

13 2) Responden dapat dipercaya. Artinya dalam menyiapkan panduan wawancara, peneliti harus berpegang bahwa jawaban responden dapat dipercaya. Peneliti tidak boleh menyiapkan pertanyaan yang sifatnya meragukan atau tidak mempercayai responden. 3) Responden dan peneliti memiliki interpretasi yang sama. Dalam menyiapkan pertanyaan untuk wawancara diupayakan agar terdapat persamaan persepsi antar responden dengan peneliti. Untuk menghindari agar tidak terjadi perbedaan persepsi yang tajam antar responden dengan peneliti, maka butir-butir pertanyaan yang dituangkan dalam panduan wawancara harus diuji cobakan sebelum dijadikan sebagai pertanyaan yang baku. Dari hasil uji coba inilah akan dapat diketahui sejauh mana pertanyaan telah dipahami oleh responden. Terdapat dua jenis pertanyaan dalam panduan wawancara, yaitu: 1) Pertanyaan tersruktur. Pertanyaan terstruktur merupakan instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam wawancara terstruktur yaitu wawancara yang menggunakan daftar pertanyaan yang telah tersusun secara sistematis dan telah disiapkan sebelumnya secara lengkap. Dengan wawancara terstruktur ini setiap responden diberi pertanyaan yang sama. 2) Pertanyaan tidak terstruktur. Pertanyaan tidak terstruktur merupakan instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam wawancara yang tidak terstruktur. Yaitu wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Panduan wawancaranya hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan. Dengan demikian pertanyaan bisa dikembangkan dengan kondisi waktu wawancara. Berdasarkan hal itu, maka setiap responden dapat

14 saja diberi pertanyaan yang berbeda anatara yang satu dengan yang lainnya tetapi dalam fokus yang sama. c. Panduan Observasi Observasi sering kali diartikan sebagai aktivitas yang sempit, yakni memperhatikan sesuatu dengan menggunakan mata. Dalam Pengertian psikologi, observasi disebut pula pengamatan yang meliputi kegiatan pemuatan perhatian terhadap sesuatu objek dengan menggunakan seluruh alat indera. Jadi mengobservasi dapat dilakukan melalui penglihatan, penciuman, pendengaran, peraba, dan pengecap. Mortis (1973) mendefinisikankan observasi sebagai aktivitas mencatat suatu gejala dengan bantuan instrumeninstrumen dan merekamnya demi tujuan-tujuan ilmiah dan tujuan lain. observasi tidak hanya mengumpulkan data visual saja, namun seluruh indra dapat sepenuhnya dikajin (bau, pendengaran, sentuhan, dan cita-rasa). dengan demikian, observasi terdiri atas kumpulan kesan tentang dunia sekitar berdasarkan semua kemampuan daya serap pancaindra manusia. Observasi dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu : 1) Observasi non sistematis, yaitu observasi yang dilakukan oleh pengamat dengan tidak menggunakan instrumen pengamatan. 2) Observasi sistematis, yaitu observasi yang dilakukan dengan menggunakan pedoman sebagai instrumen pengamatan. Pedoman observasi berisi berisi sebuah daftar jenis kegiatan yang memungkinkan timbul dan akan diamati. Dalam proses observasi, pengamat tinggal memberikan tanda pada kolom tempat peristiwa muncul. Itulah sebabnya maka cara kerja seperti ini disebut sistem tanda. Sistem tanda digunakan sebagai instrumen pengamatan situasi pengajaran sebagai suatu potret sesuai dengan pengajaran. Instrumen tersebut berisi sederetan sub variabel misalnya: guru menerangkan, guru menulis di papan tulis, guru bertanya kepada kelompok, guru

15 bertanya kepada seorang anak, guru menjawab, murid berteriak, murid bertanya, dsbnya. Setelah pengamatan dalam satu periode tertentu, misalkan 10 menit, semua kegiatan yang telah muncul dicek. Kejadian yang muncul lebih dari satu kali dalam satu periode pengamatan hanya dicek satu kali. Dengan demikian akan diperoleh gambar tentang apa kejadian yang muncul dalam situasi pengajaran. d. Panduan Dokumentasi Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen biasanya berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Teknik dokumentasi ini akan melengkapi dari teknik-teknik sebelumnya. Hasil penelitian dari observasi atau wawancara akan lebih dipercaya dengan didukung oleh foto-foto, karya tulis ataupun dokumen yang berkaitan. Namun ada juga yang menggunakan panduan dokumentasi untuk membantu peneliti dalam menjaring data yang bersumber dari dokumentasi. Agar penggalian data yang bersumber dari dokumentasi terarah dan dapat mencapai sasaran yang tepat, maka sebelum dilakukan pengumpulan data perlu dilakukan penyusunan instrumen pengumpulan data secara cermat terlebih dahulu. Instrumen inilah yang biasanya dikenal instrumen panduan dokumentasi. Panduan dokumentasi berisi hal-hal apa yang dibutuhkan dari sebuah dokumen. Disamping itu juga berupa skla nilai yang akan diberikan setiap poin dari dokumen yang diukur. Cara pemberian nilai dalam panduan dokumentasi tersebut secara garis besar ada dua macam, yaitu skala yang kasar yang hanya memberi nilai ada dan tidak ada. Sedangkan cara pemberian nilai yang kedua adalah penelitian yang sudah menunjukkan gradasinya. Misalnya penilaian sebagai berikut: Nilai 0, jika unsur yang dicari tidak ada. Nilai 1, jika unsur yang dicari ada tapi kurang relevan. Nilai 2, jika unsur yang dicari ada dan relevan Nilai 3, jika unsur yang dicari ada dan sangat relevan.

16 C. Pemilihan Instrumen Penelitian Instrumen pengumpulan data penelitian banyak ragam dan jenisnya. Pemilihan jenis-jenis instrumen manakah yang digunakan dalam pengumpulan data penelitian, didasarkan pada pertimbangan sebagai berikut: 1. Jenis data yang dikumpulkan Jenis data yang akan dikumpulkan sangat berpengaruh terhadap jenis instrumen pengumpulan data yang akan digunakan. Misalnya seorang peneliti ingin mengumpulkan data tentang hasil belajar siswa, maka digunakan tes hasil belajar. Akan tetapi jika ingin megumpulkan data tentang pandangan pendapat. 2. Kondisi responden penelitian Kondisi responden penelitian adalah kondisi riil latar belakang responden yang akan dijadikan sebagai sumber data. Misalnya jika sebagian besar responden tidak dapat membaca dan menulis, maka jangan menggunakan angket. Dalam hal ini yang harus digunakan adalah instrumen panduan wawancara atau panduan pengamatan atau observasi. Kondisi responden ini juga termasuk pertimbangan banyak dan sedikitnya responden penelitian. Jika responden penelitian cukup banyak dan kondisi pendidikan responden sudah memungkinkan serta bisa baca dan tulis maka akan lebih efektif bila menggunakan angket. 3. Kondisi peneliti Kondisi peneliti adalah keadaaan peneliti terutama yang berkaitan dengan kemampuan, kesempatan, ketersediaan data. Kondisi peneliti juga menjadi salah satu pertimbangan dalam pemilihan instrumen penelitian. Misalnya jika kondisi kurang lancar dalam berbicara, jangan menggunakan instrumen panduan wawancara, karena akan memicu timbulnya permasalahan dalam wawancara. 4. Kondisi Lokasi Penelitian Jika kondisi lokasi penelitian terpencar jauh antara lokasi yang satu dengan yang lain disarankan menggunakan instrumen angket. Sebab dengan

17 angket pelaksanaan penelitian bisa efisien. Di lokasi yang terpencar tersebut dapat dilakukan pengumpulan data secara serentak. D. Persyaratan Instrumen Penelitian Instrumen pengumpulan data hendaknya disusun dengan memperhatikan syarat minimal instrumen yang baik. Menurut Suharsimi Arikunto syarat instrumen yang baik terletak pada validitas dan reliabilitas instrumennya. Sedangkan menurut Sulthon Masyud syarat instrumen yang baik itu adalah : (1) validitas, (2) reliabilitas, (3) kepraktisan (Masyud, 2012: ). 1. Validitas Instrumen. Instrumen dikatakan memenuhi syarat valid jika instrumen tersebut bisa mengukur semua yang seharusnya diukur, sehingga instrumen tersebut benar- benar cocok untuk mengukur apa yang hendak diukur. Misalnya untuk mengukur kepemimpinan hendaknya instrumen angket yang berisi tentang perilaku pemimpin. 2. Reliabilitas instrumen. Instrumen dikatakan memenuhi syarat reliablitas, jika instrumen tersebut mampu menghasilkan hasil yang benar-benar dapat dipercaya. Salah satu indikator dalam instrumen yang reliabel adalah jika instrumen tersebut digunakan berkali-kali dengan objek yang sama maka hasilnya akan tetap reatif sama. 3. Kepraktisan. Disamping validitas dan reliabiltas instrumen hendaknya memiliki kepraktisan dalam artian proses persiapan, pelaksaaan, dan pemeriksaan hasil instrumen serta interpretasi hasil instrumen dapt dilakukan secara hemat dan mudah. Hemat dalam arti instrumen dapat digunakan berberapa kali pengadministrasiannya dapat dilakukan dengan cepat. Mudah artinya instrumen memiliki petunjuk yang jelas dan lengkap sehingga tidak perlu lagi penjelasan lain dari peneliti. E. Teknik Penyusunan Intrumen Penyusunan instrumen pengumpulan data harus dilakukan secara tepat, artinya sesuai dengan kebutuhan penelitian yang dilakukan. Untuk itu peneliti harus meneliti secara jeli mengidentifikasi berbagai variabel yang ada

18 dalam penelitian. Peneliti juga tidak boleh mengabaikan difinisi operasional variabel penelitian yang telah dibuat sebelumnya. Instrumen harus sejalan dengan definisi opresional variabel yang telah dibuat sebelumnya. Poin-poin indikator yang ada dalam definisi operasional kemudian dikembangkan dalam penyususan instrumen pengumpulan data. Agar penyusunan instrumen pengumpulan data yang dilakukan bisa cermat dan memperolah hasil yang valid, peneliti hendaknya mengikuti beberapa langkah tertentu. Langkahlangkah penyusunan instrumen pengumpulan data mencakup beberapa tahapan sebagi berikut: 1. Melakukan identifikasi terhadap semua variabel yang ada dalam judul atau masalah penelitian yang telah dibuat sebelumnya. 2. Menjabarkan setiap variabel penelitian menjadi sub-sub variabel penelitian. 3. Menjabarkan setiap sub variabel penelitian tersebut menjadi indikatorindikator. Yang harus diingat adalah penjabaran sub-sub variabel harus sesuai dengan poin-poin indikator yang ada dalam definisi operasional variabel. 4. Membuat deskripsi dari semua indikator yang telah dibuat. 5. Merumuskan deskripsi tersebut kedalam butir-butir instrumen penelitian. 6. Melengkapi instrumen yang dibuat tersebut dengan petunjuk atau panduan untuk menjawab serta melengkapi pula denga kata pengantar.

INDIKATOR dan INSTRUMEN PENELITIAN

INDIKATOR dan INSTRUMEN PENELITIAN INDIKATOR dan INSTRUMEN PENELITIAN A. Pengertian Indikator Penelitian 1. Menurut KBBI, indikator adalah sesuatu yang dapat menjadi petunjuk atau keterangan. 2. Indikator sebagai alat atau petunjuk untuk

Lebih terperinci

B. Fungsi Indikator Penelitian 1. Untuk mewakili permasalahan pokok dalam penelitian. 2. Untuk menyusun butir-butir pertanyaan dalam penelitian.

B. Fungsi Indikator Penelitian 1. Untuk mewakili permasalahan pokok dalam penelitian. 2. Untuk menyusun butir-butir pertanyaan dalam penelitian. A. Pengertian Indikator Penelitian 1. Menurut KBBI, indikator adalah sesuatu yang dapat menjadi petunjuk atau keterangan. 2. Indikator adalah pengukuran tidak langsung suatu peristiwa atau kondisi. (Wilson

Lebih terperinci

INDIKATOR DAN INSTRUMEN PENELITIAN

INDIKATOR DAN INSTRUMEN PENELITIAN RESUME PRESENTASI KELOMPOK 5 INDIKATOR DAN INSTRUMEN PENELITIAN Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Metodologi Penelitian Pendidikan Dosen : Dr. Heri Retnawati, M.Pd Disusun Oleh: Nira

Lebih terperinci

Hanif Fakhrurroja, MT

Hanif Fakhrurroja, MT Metodologi Penelitian: Metode dan Instrumen Pengumpulan Data Hanif Fakhrurroja, MT PIKSI GANESHA, 2012 Hanif Fakhrurroja @hanifoza hanifoza@gmail.com Pendahuluan Definisi Metode pengumpulan data adalah

Lebih terperinci

Dewi Gayatri, M.Kes.

Dewi Gayatri, M.Kes. Dewi Gayatri, M.Kes. Observasi Wawancara Angket Test Peneliti melakukan pengamatan langsung dengan cara tes, kuesioner, rekaman gambar, rekaman suara Bentuk Observasi non sistematis (tanpa instrumen) Observasi

Lebih terperinci

Sumber dan Teknik Pengumpulan Data

Sumber dan Teknik Pengumpulan Data Sumber dan Teknik Pengumpulan Data Afid Burhanuddin Capaian Pembelajaran Mahasiswa mampu memahami sumber dan teknik pengumpulan data Indikator Mahasiswa mampu memahami sumber data dalam penelitian pendidikan.

Lebih terperinci

METODE-METODE PENGUMPULAN DATA

METODE-METODE PENGUMPULAN DATA METODE-METODE PENGUMPULAN DATA 1 Metode-metode Pengumpulan Data I. Sumber-sumber Data II. Metode-metode pengumpulan data III. Desain Pertanyaan 2 Sumber-sumber Data Sumber data dalam penelitian adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian 1. Metode Penelitian Penelitian ini adalah penelitian deskriptif artinya metode yang digunakan adalah survai, dengan teknik pengumpulan data berupa angket

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. memecahkan suatu masalah yang diselidiki. Berdasarkan metode pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. memecahkan suatu masalah yang diselidiki. Berdasarkan metode pendekatan BAB III METODE PENELITIAN 1. Metode Penelitian Metode pendekatan dalam suatu penelitian diperlukan guna memecahkan suatu masalah yang diselidiki. Berdasarkan metode pendekatan ini diharapkan dapat memilih

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode Penelitian merupakan tata cara bagaimana suatu penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Metode Penelitian merupakan tata cara bagaimana suatu penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode Penelitian merupakan tata cara bagaimana suatu penelitian dilaksanakan, dimana Metode berasal dari kata methods yang artinya tata cara. Metode penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan prosedur dan langkah kerja yang digunakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan prosedur dan langkah kerja yang digunakan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode dan Desain Penelitian Metode penelitian merupakan prosedur dan langkah kerja yang digunakan dalam kegiatan penelitian secara teratur dan sistematis, mulai dari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian 1. Metode Penelitian Metode penelitian merupakan suatu cara yang ditempuh untuk memperoleh data, menganalisis dan menyimpulkan hasil penelitian. Penggunaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Sugiyono (2008 : 2), Metode Penelitian pada dasarnya

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Sugiyono (2008 : 2), Metode Penelitian pada dasarnya BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Menurut Sugiyono (008 : ), Metode Penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode penelitian

Lebih terperinci

PERKULIAHAN 4: EVALUASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA ALAT EVALUASI (LANJUTAN)

PERKULIAHAN 4: EVALUASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA ALAT EVALUASI (LANJUTAN) PERKULIAHAN 4: EVALUASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA ALAT EVALUASI (LANJUTAN) 3. Pembuatan Alat Evaluasi Ditinjau dari pembuatnya, alat evaluasi dapat digolongkan menjadi dua jenis, yaitu alat evaluasi buatan

Lebih terperinci

PERSEPSI SISWA TERHADAP PENGELOLAAN KELAS DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS IV-VI DI SDN 03 JATIPURWO TAHUN

PERSEPSI SISWA TERHADAP PENGELOLAAN KELAS DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS IV-VI DI SDN 03 JATIPURWO TAHUN PERSEPSI SISWA TERHADAP PENGELOLAAN KELAS DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS IV-VI DI SDN 03 JATIPURWO TAHUN 2012 / 2013 NASKAH PUBLIKASI Oleh : CANDRAGIRI AJI RUSDIAWAN

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Menguji suatu data yang telah dirumuskan dalam suatu penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Menguji suatu data yang telah dirumuskan dalam suatu penelitian BAB III METODOLOGI PEELITIA 3.1 Metode Penelitian Menguji suatu data yang telah dirumuskan dalam suatu penelitian memerlukan suatu metode. Sehubungan dengan hal tersebut, Winarno Surakhmad (1991 : 131)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah dalam bidang

BAB III METODE PENELITIAN. untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah dalam bidang BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Deskripsi Penelitian Metode penelitian pendidikan dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. relibilitas, dalam bab ini dikemukakan hal-hal yang menyangkut identifikasi

III. METODE PENELITIAN. relibilitas, dalam bab ini dikemukakan hal-hal yang menyangkut identifikasi 26 III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian perlu diterapkan sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang sebenarnya untuk memperoleh data yang mempunyai tingkat validitas dan relibilitas,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Mengacu pada rumusan masalah dalam penelitian ini, maka penelitian yang dilakukan merupakan penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif. Hal ini disebabkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi dan Sampel Populasi merupakan bagian terpenting dari sebuah penelitian. Arikunto (2010, hlm. 173) berpendapat bahwa populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian 1. Metode Penelitian Metode penelitian yang tepat sangat diperlukan dalam pelaksanaan suatu penelitian. Metode penelitian dapat digunakan sebagai pedoman

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian korelasional. Menurut Arikunto (2010: 4) penelitian korelasi atau penelitian korelasional

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan kuantitatif-dekriptif. Desain penelitian ini dipilih dengan

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan kuantitatif-dekriptif. Desain penelitian ini dipilih dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Evaluasi Penelitian ini menggunakan desain penelitian evaluatif dengan pendekatan kuantitatif-dekriptif. Desain penelitian ini dipilih dengan pertimbangan untuk mengevaluasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Ghony rancangan penelitian adalah strategi suatu penelitian,

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Ghony rancangan penelitian adalah strategi suatu penelitian, BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Menurut Ghony rancangan penelitian adalah strategi suatu penelitian, yaitu merupakan upaya yang menggambarkan keseluruhan pemikiran atau program penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Sampel Penelitian 3.1.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini berlokasi di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) yang terletak di Jalan Dr. Setiabudhi No.229,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode merupakan cara yang digunakan untuk menemukan jawaban dari

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode merupakan cara yang digunakan untuk menemukan jawaban dari BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode merupakan cara yang digunakan untuk menemukan jawaban dari permasalahan yang sedang diteliti. Sehubungan dengan hal ini, Suharsimi Arikunto (00:136)

Lebih terperinci

Sistem Informasi [Kode Kelas]

Sistem Informasi [Kode Kelas] Sistem Informasi [Kode Kelas] [ Chapter 9] Teknik Daftar Pertanyaan (Kuesioner) dan Teknik Sampling Dedy Alamsyah, S.Kom, M.Kom [NIDN : 0410047807] Definisi Teknik Daftar Pertanyaan (Kuesioner) Daftar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian Lokasi Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian Lokasi Penelitian 19 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian 3.1.1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian adalah di SMK Negeri 9 Garut, Jl. Raya Bayongbong Km.7 Desa Panembong Kecamatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 28 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Lokasi penelitian di salah satu SMAN di kota Bandung pada siswa kelas XII. Subjek penelitian pada tahap uji coba I berjumlah 12 orang. Subjek

Lebih terperinci

ALAT-ALAT PENILAIAN PENDIDIKAN

ALAT-ALAT PENILAIAN PENDIDIKAN Pertemuan ke 5 ALAT-ALAT PENILAIAN PENDIDIKAN ALAT PENILAIAN TEKNIK NON TES TEKNIK TES Rating Scale Questionnaire Check list Interview Observation Curiculum vitae Tes diagnostik Tes formatif Tes sumatif

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Memecahkan suatu masalah dalam suatu penelitian diperlukan suatu metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Memecahkan suatu masalah dalam suatu penelitian diperlukan suatu metode BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Memecahkan suatu masalah dalam suatu penelitian diperlukan suatu metode yang sistematis. Berdasarkan metode pendekatan ini diharapkan dapat memilih teknik

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sesuai dengan tujuan dari penelitian ini, maka metode yang digunakan yaitu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sesuai dengan tujuan dari penelitian ini, maka metode yang digunakan yaitu BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yaitu langkah atau cara yang digunakan untuk mendapatkan data, menganalisis data tersebut sesuai dengan tujuan penelitian. Sesuai dengan

Lebih terperinci

Instrumen dan Uji Syarat Instrumen

Instrumen dan Uji Syarat Instrumen Pertemuan Ke-6 Instrumen dan Uji Syarat Instrumen Instrumen & Uji Syarat_M. Jainuri, M.Pd 1 Hal-hal Berpengaruhi terhadap Kualitas Data Hasil Penelitian Kualitas pengumpulan data, berkenaan ketepatan teknik/cara

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENGEMBANGAN INSTRUMEN DALAM PEMBELAJARAN

BAB III PROSEDUR PENGEMBANGAN INSTRUMEN DALAM PEMBELAJARAN BAB III PROSEDUR PENGEMBANGAN INSTRUMEN DALAM PEMBELAJARAN A. Pendahuluan Dalam kegiatan pembelajaran segala sesuatu hal selayaknya dilakukan dengan tahapan yang jelas dan terarah. Oleh karena itu, penting

Lebih terperinci

3.1 Pendekatan Penelitian dan Jenis Penelitian

3.1 Pendekatan Penelitian dan Jenis Penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian dan Jenis Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dan deskriptif kualitatif. Deskriptif kuantitatif yaitu

Lebih terperinci

Tabel 3. 1 Subjek Penelitian No. Subjek Bidang Jumlah 01. Pengelola Bidang Pengembangan DIKLAT 6 Bidang Pendidikan dan Pelatihan

Tabel 3. 1 Subjek Penelitian No. Subjek Bidang Jumlah 01. Pengelola Bidang Pengembangan DIKLAT 6 Bidang Pendidikan dan Pelatihan BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di badan pendidikan dan pelatihan daerah Provinsi yang beralamat di Jalan Windu No. 26 Kota Bandung. Peneliti memilih penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 21 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian & Pengembangan (Research and Development) ini terdiri dari tiga tahap, di mana langkah-langkah penelitian mengacu pada model pengembangan

Lebih terperinci

PENYUSUNAN INSTRUMEN. Metode Penelitian Pendidikan

PENYUSUNAN INSTRUMEN. Metode Penelitian Pendidikan PENYUSUNAN INSTRUMEN Metode Penelitian Pendidikan Menentukan Menyusun Instrumen Instrumen untuk metode tes adalah tes atau soal tes Instrumen untuk metode angket atau kuesioner adalah angket atau kuesioner

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 36 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan subjek populasi atau sampel penelitian 1. Lokasi penelitian Penelitian ini berlokasi di yang beralamat di jalan Ir.H.Djuanda 81/17 Bandung. 2. Populasi Menurut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 31 A. Lokasi Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di SMAN 24 Bandung. Alamat Jln A.H. Nasution No. 27 Bandung. Karena menggunakan dua sampel yang berbeda maka waktu penelitian

Lebih terperinci

tertentu. Penilaian performans menurut Nathan & Cascio (1986) berdasarkan pada analisis pekerjaan.

tertentu. Penilaian performans menurut Nathan & Cascio (1986) berdasarkan pada analisis pekerjaan. Bentuk-Bentuk Tes Bentuk tes yang digunakan dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu tes objektif dan tes non-objektif. Objektif di sini dilihat dari sistem penskorannya, yaitu siapa saja yang memeriksa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. metode penelitian yang ilmiah pula, sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai

BAB III METODE PENELITIAN. metode penelitian yang ilmiah pula, sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai 44 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian merupakan salah satu dari tindakan yang dapat dikatakan sebagai tindakan dalam mencari kebenaran dengan menggunakan pendekatan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dengan judul penelitian Efektivitas Pelatihan Kecerdasan Emosi terhadap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dengan judul penelitian Efektivitas Pelatihan Kecerdasan Emosi terhadap 37 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Rancangan penelitian merupakan suatu strategi yang mengatur latar penelitian agar diperoleh data yang valid dan sesuai dengan tujuan penelitian. Dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian ini termasuk dalam penelitian korelasional kuantitatif. Penelitian korealasional kuantitatif merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode berasal dari kata Yunani methodos yang merupakan sambungan kata depan meta (secara harfiah berarti menuju, melalui, mengikuti sesudah) dan kata benda

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. penelitian (seseorang, lembaga, masyarakat, dan lain-lain) secara sistematis, faktual

III. METODOLOGI PENELITIAN. penelitian (seseorang, lembaga, masyarakat, dan lain-lain) secara sistematis, faktual 24 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang akan digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif yang merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengeksplorasi,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN dan bahagia. Orang tua adalah figur dalam proses pembentukan kepribadian anak, sehingga diharapkan akan memberi arah, memantau, mengawasi dan membimbing perkembangan anaknya ke arah yang lebih baik. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif, dimana

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif, dimana BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif, dimana pendekatan ini memnungkinkan dilakukannya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian dilakukan dengan terjun langsung ke lapangan yaitu di SMA Negeri 1 Mandastana Kabupaten Barito Kuala. Jenis penelitian ini ditinjau

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN.

BAB III METODE PENELITIAN. 2 BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Setting Penelitian Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas. Penelitian dilakukan di kelas V SD N 2 Kembaran Kecamatan Kalikajar Kabupaten Wonosobo. Waktu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian BAB III METODE PENELITIAN 1. Tempat Penelitian A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 2 Miri, dengan subyek penerima tindakan kelas adalah siswa kelas VIIIA SMP Negeri 2

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. merumuskan masalah sampai dengan menarik kesimpulan (Purwanto,

BAB III METODE PENELITIAN. merumuskan masalah sampai dengan menarik kesimpulan (Purwanto, BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian merupakan keseluruhan cara atau kegiatan yang dilakukan oleh peneliti dalam melaksanakan penelitian mulai dari merumuskan masalah

Lebih terperinci

TIPS MEMBUAT SOAL YANG BAIK

TIPS MEMBUAT SOAL YANG BAIK TIPS MEMBUAT SOAL YANG BAIK A. PENDAHULUAN Sebagai guru, kita dihadapkan pada persoalan bagaimana kita mengajar, bagaimana kita menguji dan bagaimana kita mengevaluasi/menilai kemampuan siswa. Namun ada

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. ular naga dalam menghafal dan mengerti arti kosakata bahasa Jepang. Untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. ular naga dalam menghafal dan mengerti arti kosakata bahasa Jepang. Untuk BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana efektivitas permainan ular naga dalam menghafal dan mengerti arti kosakata bahasa Jepang. Untuk mencapai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dan korelasional,

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dan korelasional, 36 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dan korelasional, karena dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan antara

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 48 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Peneliti memilih lokasi penelitian di SMP Negeri 1 yang terletak di Jl. Bhayangkari 368 desa Juwet Kenongo, kecamatan Porong kabupaten Sidoarjo. Telp.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Subjek Penelitian 1.1.1 Lokasi Penelitian Objek penelitian dilaksanakan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Cimahi, Jalan Mahar Martanegara (Leuwigajah)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Pada hakekatnya penelitian merupakan wadah untuk mencari kebenaran atau untuk memberikan kebenaran. Usaha untuk mengejar kebenaran dilakukan oleh para

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan penelitian merupakan salah satu aspek penting dalam suatu

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan penelitian merupakan salah satu aspek penting dalam suatu BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian merupakan salah satu aspek penting dalam suatu kegiatan penelitian. Pendekatan yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam suatu penelitian diperlukan suatu metode atau cara penelitian guna

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam suatu penelitian diperlukan suatu metode atau cara penelitian guna BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Dalam suatu penelitian diperlukan suatu metode atau cara penelitian guna pendekatan yang nantinya akan digunakan untuk memecahkan masalah. Adapun metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian yang kami lakukan ini berlokasi di SMK Negeri 6 Kuningan, yang beralamat di Jl. Raya Sindang Kempeng, Kecamatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang difokuskan pada kajian

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang difokuskan pada kajian 43 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang difokuskan pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode adalah suatu cara yang sistematis untuk melakukan sesuatu yang sistematis pula. Sedangkan metodologi adalah ilmu-ilmu atau cara yang digunakan untuk memperoleh kebenaran

Lebih terperinci

KEGIATAN BELAJAR 1 PENYUSUNAN INSTRUMEN PENELITIAN

KEGIATAN BELAJAR 1 PENYUSUNAN INSTRUMEN PENELITIAN KEGIATAN BELAJAR 1 PENYUSUNAN INSTRUMEN PENELITIAN A. URAIAN: Secara umum yang dimaksud dengan instrumen adalah suatu alat yang karena memenuhi persyaratan akademis maka dapat dipergunakan sebagai alat

Lebih terperinci

RISET AKUNTANSI. Materi PengumPulan data

RISET AKUNTANSI. Materi PengumPulan data RISET AKUNTANSI Materi PengumPulan data Dr. Kartika Sari U niversitas G unadarma Materi 6-1 Satuan Acara Perkuliahan 1. Riset Ilmiah 2. Metode dan Desain Riset 3. Topologi Data 4. Teknik Sampling 5. Metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian merupakan salah satu langkah penting dalam melakukan penelitian, hal ini diperlukan oleh peneliti agar dapat menjelaskan maksud dari penelitian.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penggunaan data-data numerik atau berupa angka-angka yang dapat dicari

BAB III METODE PENELITIAN. penggunaan data-data numerik atau berupa angka-angka yang dapat dicari 46 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Penelitian ini mengunakan pendekatan kuantitatif. Dengan penggunaan data-data numerik atau berupa angka-angka yang dapat dicari dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sumber data penelitian didapat dari siswa SMKN 6 Bandung, oleh karena

BAB III METODE PENELITIAN. Sumber data penelitian didapat dari siswa SMKN 6 Bandung, oleh karena BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Sumber data penelitian didapat dari siswa SMKN 6 Bandung, oleh karena itu tempat penelitian akan dilakukan di lingkungan sekolah SMKN 6 Bandung.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Di Lingkungan Komplek Putraco terdapat 1 TK dan 1 Pos Paud, yang. keduanya kurang dimanfaatkan oleh masyarakat setempat

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Di Lingkungan Komplek Putraco terdapat 1 TK dan 1 Pos Paud, yang. keduanya kurang dimanfaatkan oleh masyarakat setempat 50 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Penelitian ini mengambil lokasi di TK Chaerunnisa yang berada di Komplek Puteraco Desa Jagabaya Kecamatan Cimaung Kabupaten Bandung dengan alasan:

Lebih terperinci

TEKNIK EVALUASI DAN INSTRUMEN EVALUASI HASIL BELAJAR

TEKNIK EVALUASI DAN INSTRUMEN EVALUASI HASIL BELAJAR I. Pendahuluan TEKNIK EVALUASI DAN INSTRUMEN EVALUASI HASIL BELAJAR *) Oleh; D. Tiala Secara umum telah diketahui, bahwa melakukan evaluasi merupakan kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian adalah cara-cara berfikir dan buat yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian adalah cara-cara berfikir dan buat yang 27 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian adalah cara-cara berfikir dan buat yang dipersepsikan dengan baik untuk mengadakan penelitian dan untuk mencapai suatu tujuan penelitian. Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah jenis penelitian kualitatif deskriptif. Hartoto (2009)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah jenis penelitian kualitatif deskriptif. Hartoto (2009) 25 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini adalah jenis penelitian kualitatif deskriptif. Hartoto (2009) mengatakan bahwa penelitian kualitatif deskriptif merupakan jenis penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif komparatif dengan pendekatan kuantitatif. Pengertian deskriptif menurut (Nazir, 2005)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. di dalam kelas, maka penelitian ini disebut Penelitian Tindakan atau Action

BAB III METODE PENELITIAN. di dalam kelas, maka penelitian ini disebut Penelitian Tindakan atau Action BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode penelitian tindakan. Karena ruang lingkupnya adalah pembelajaran di sekolah yang dilaksanakan guru

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang menekankan pada data data numerial (angka), mulai dari

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang menekankan pada data data numerial (angka), mulai dari BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian dalam skripsi ini menggunakan penelitian kuantitatif explanatif. Adapun yang dimaksud dengan penelitian kuantitatif adalah penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode penelitian Metode penelitian adalah cara atau jalan yang ditempuh sehubungan dengan penelitian yang dilakukan, yang memiliki langkah-langkah yang sistematis, Sugiyono

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di SMK Negeri 1 Banyudono yang beralamatkan di Jalan Kuwiran No. 3 Banyudono Kecamatan Boylali

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian 1. Metode Penelitian Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif karena metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survai dengan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Suatu metode penelitian memiliki rancangan penelitian (research design)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Suatu metode penelitian memiliki rancangan penelitian (research design) BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Suatu metode penelitian memiliki rancangan penelitian (research design) tertentu. Rancangan ini menggambarkan prosedur atau langkah-langkah yang harus

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. 1 Berdasarkan hal tersebut terdapat empat kata kunci yang perlu

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Lembar Kerja Siswa (LKS) adalah lembaran- lembaran yang berisi tugas

II. TINJAUAN PUSTAKA. Lembar Kerja Siswa (LKS) adalah lembaran- lembaran yang berisi tugas II. TINJAUAN PUSTAKA A. Lembar Kerja Siswa 1. Pengertian Lembar Kerja Siswa Lembar Kerja Siswa (LKS) adalah lembaran- lembaran yang berisi tugas yang harus dikerjakan peserta didik. LKS biasanya berupa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN Metode Penelitian Metode penelitian merupakan cara yang dilakukan seorang peneliti untuk

BAB III METODE PENELITIAN Metode Penelitian Metode penelitian merupakan cara yang dilakukan seorang peneliti untuk BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode dan Desain Penelitian 3.1.1 Metode Penelitian Metode penelitian merupakan cara yang dilakukan seorang peneliti untuk mengumpulkan data, menyusun, serta menganalisis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Dalam penelitian ini sesuai dengan masalah yang akan dibahas peneliti menggunakan pendekatan kualitatif. Hal ini dikarenakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. numerical (angka) yang diolah dengan metoda statistika. Pada dasarnya,

BAB III METODE PENELITIAN. numerical (angka) yang diolah dengan metoda statistika. Pada dasarnya, BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Dalam penelitian ini digunakan Pendekatan kuantitatif.penelitian dengan pendekatan kuantitatif menekankan analisisnya pada data-data numerical

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian eksperimen untuk mengkaji pengaruh model Cooperative Learning tipe CIRC terhadap kemampuan membaca pemahaman siswa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Bandung Tahun Ajaran sebanyak 145 siswa yang terbagi ke dalam empat

BAB III METODE PENELITIAN. Bandung Tahun Ajaran sebanyak 145 siswa yang terbagi ke dalam empat 52 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Populasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA PGRI I Bandung yang beralamat di Jalan Sukagalih No. 80 Bandung. Populasi dalam penelitian adalah seluruh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian, Populasi, Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Melong Kecamatan Cimahi Selatan Kota Cimahi. Sasaran dari penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan prosedur dan langkah kerja yang digunakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan prosedur dan langkah kerja yang digunakan 39 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian merupakan prosedur dan langkah kerja yang digunakan dalam kegiatan penelitian secara teratur dan sistematis, mulai dari tahap perencanaan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk menghindari perbedaan penafsiran dan memudahkan dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk menghindari perbedaan penafsiran dan memudahkan dalam 28 BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Untuk menghindari perbedaan penafsiran dan memudahkan dalam memahami serta mendapatkan pengertian yang jelas tentang judul Kajian Penggunaan Pembelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode kuasi eksperimen. Dalam penelitian ini tidak semua variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan secara sistematik dan akurat fakta dan karakteristik mengenai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif, karena menggunakan data berupa angka angka yang kemudian dianalisa. Penelitian kuantitatif banyak dituntut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Pada sub bab ini akan dijelaskan mengenai tempat, waktu dan subjek penelitian tindakan kelas (PTK). Adapun mengenai hal tersebut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian merupakan suatu cara atau langkah yang digunakan dalam suatu penelitian untuk mengetahui suatu hasil penelitian tersebut. Menurut Musfiqon

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 59 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Populasi, Sampel dan Lokasi Penelitian Untuk mendapatkan data, dalam penelitian ini diperlukan populasi dan sampel penelitian. Sugiyono (2009:80) menjelaskan bahwa Populasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional Untuk lebih memperjelas maksud penelitian ini perlu didefinisikan secara operasional variabel-variabel beberapa istilah: 1. Gaya Belajar Menurut Nasution

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH. Matematika merupakan salah satu ilmu yang memiliki peranan penting

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH. Matematika merupakan salah satu ilmu yang memiliki peranan penting BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Matematika merupakan salah satu ilmu yang memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia. Karena itu, pemerintah selalu berusaha agar mutu pendidikan matematika

Lebih terperinci

TUGAS EVALUASI PROSES & HASIL PEMBELAJARAN KIMIA

TUGAS EVALUASI PROSES & HASIL PEMBELAJARAN KIMIA TUGAS EVALUASI PROSES & HASIL PEMBELAJARAN KIMIA ALAT EVALUASI Disusun Oleh: KELOMPOK 1 Riza Gustia (A1C109020) Janharlen P (A1C109044) Zunarta Yahya (A1C109027) Widi Purwa W (A1C109030) Dewi Mutiarani

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Keterampilan proses sains dapat diartikan sebagai keterampilan intelektual,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Keterampilan proses sains dapat diartikan sebagai keterampilan intelektual, 10 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Keterampilan Proses Sains Keterampilan proses sains dapat diartikan sebagai keterampilan intelektual, sosial maupun fisik yang diperlukan untuk mengembangkan lebih lanjut pengetahuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk menganalisis penguasaan konsep siswa kelas XI MAN 1 Semarang pada pembelajaran dengan metode discovery-inquiry

Lebih terperinci