KIAT BENAKAT BARAT MENUJU PRODUKSI 5000 BOPD. oleh : Ade Sudarman*, Ibar S. Maksum*, Djaswadi* dan Supomo M. Atmodjo**
|
|
- Widya Johan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 IATMI 2006-TS-23 PROSIDING, Simposium Nasional & Kongres IX Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia (IATMI) 2006 Hotel The Ritz Carlton Jakarta, November 2006 * KISI KISI TEKNIKAL DAN OPERASIONAL DIBALIK KIAT BENAKAT BARAT MENUJU PRODUKSI 5000 BOPD oleh : Ade Sudarman*, Ibar S. Maksum*, Djaswadi* dan Supomo M. Atmodjo** ABSTRAK Barangkali angka 5000 BOPD relatif tidak besar bagi banyak lapangan minyak, tetapi tidak demikian halnya dengan lapangan Benakat Barat yang telah diproduksikan sejak tahun 1933 dengan decline yang tajam sejak tahun 1963 hingga berada pada tingkat produksi dibawah 2000 BOPD sejak tahun Berbagai upaya mempertahankan produksi telah dilakukan, mulai dari pressure maintenance melalui injeksi gas pada tudung gas dan injeksi air dari pinggir (peripheral water injection) sampai upaya untuk menyusun proses injeksi air berpola ; meskipun demikian tidak terhindarkan trend penurunan produksi yang semakin tajam sekitar tahun 1998 hingga mencapai titik produksi terendah sebesar 1000 BOPD pada mid Suatu usaha bersama secara terpadu, baik skema dukungan finansial yang menjamin penyediaan logistik tepat waktu, pemutahiran pemahaman keadaan alamiah bawah tanah, upaya teknik eksploitasi lanjut maupun keserempakan langkah operasional telah membawa peningkatan produksi yang signifikan hingga mencapai tingkat 2413 BOPD pada awal Juni Pada saat ini sedang dicanangkan kiat mencapai tingkat produksi 5000 BOPD. Tulisan berikut mengidentifikasi permasalahan yang umum dihadapi mature field semacam Benakat Barat ini ; membuat ringkasan ulasan dan analisa ulah lakunya dimasa lalu, menjelaskan pemahaman ulah laku dimasa kini serta argumen argumen teknis dan operasional bagi penyiasatan peningkatan produksi dimasa depan. PENGANTAR Situasi industri migas menghadapi tantangan berat pada 20 tahun terakhir ini, dari semula sebagai negara dengan industri migas menjadi penghasil devisa terbesar mengarah ke net oil importer. Dengan demikian, didorong segala upaya untuk mempertahankan tingkat produksi, bukan saja dari lapangan baru hasil eksplorasi, tetapi juga meningkatkan perolehan dari lapangan tua (brownfields). Lapangan Benakat (Barat) ditemukan pertama kali oleh NKPM tahun 1932 dan dikembangkan sebagai lapangan minyak sejak Sampai tahun 1973 telah dibor sekitar 220 sumur yang terutama memproduksikan dari 1st sand, stray sand dan 2nd sand. Mengingat ke brownfield an lapangan Benakat (Barat) ini, pada tahun 1992 pt Suryaraya Teladan menandatangani kontrak EOR (Enhanced Oil Recovery) dengan Pertamina dan membentuk JOB (Joint Operation Body). Sejak itu, dilakukan berbagai kajian intensif untuk revitalisasi dan rejuvenation. Usaha ini dilanjutkan oleh JOB Pertamina-Indelberg Indonesia sejak tahun 2005 yang sampai saat ini telah berhasil menaikkan tingkat produksi harian sampai dua kali lipat.. KONSEP REVITALISASI & REJUVENATION. Revitalisasi dan rejuvenation dimaksudkan sebagai penggunaan resources seefisien mungkin sebagai prinsip pengambilan keputusan bagi tujuan mencapai perolehan migas semaksimum mungkin : Semurah mungkin. Ramah lingkungan. Menjaga keharmonisan antara keadaan alamiahnya (nature), society pendukungnya dan segenap stakeholders-nya. Ini bukan hanya menitik-beratkan pada rancangan eksploitasi saja, tetapi juga menekankan aspek implementasinya dilapangan secara sistematik dan konsisten, menyangkut : PEMAHAMAN TENTANG KENYATA- AN ALAMIAH SIFAT RESERVOIR YANG MENJADI SUBYEK UTAMA CADANGAN MIGAS. SDM (SUMBER DAYA MANUSIA) PENDUKUNG UTAMA PELAKSANAAN * JOB PERTAMINA-INDELBERG INDONESIA ** Teknik Perminyakan ITB
2 RANCANGAN EKSPLOITASI, APAKAH TELAH MEMILIKI KEMAMPUAN YANG CUKUP UNTUK MELAKSANA- KANNYA. TEKNOLOGI YANG TEPAT (GUNA). MANAJEMEN LINGKUNGAN YANG MAMPU MENGANTISIPASI IMPACT SOSIAL EKONOMI YANG DITIMBUL- KAN MAUPUN POSISINYA TERHADAP PERATURAN YANG ADA. Semboyan yang dilontarkan : Tingkatkan nilai komersial asset yang ada! Ubah paradigma segala upaya dapat ditingkatkan! Tetapi jangan lupa : ramah lingkungan! Pemahaman bawah tanah dan ulah laku produksi. Gambar 2.Sejarah Produksi. Support pemahaman bawah tanah dari seismik 2D. Eksploitasi SVPM terhenti karena perang. Eksploitasi Jepang terhenti karena kalah perang. Eksploitasi Stanvac sudah maksimal mengikuti teknologi pada zamannya. BENAKAT BARAT Discovery well : Benakat #2 oleh SVPM tahun 1933 (sesudah Indonesia merdeka, menjadi pt Stanvac Indonesia). Terletak pada latitude 03 o south dan longitude 103 o east, 155 km barat daya kota Palembang, Sumatera Selatan. Kedalaman sekitar 488 meter di formasi Talang Akar (Miocene). Diproduksikan sejak tahun Gambar. 1. Peta lokasi. Gambar 3. Sejarah Tekanan Reservoir. Secara ringkas dapat disimpulkan bahwa sejarah produksi selama ini masih berada dibawah natural decline, karena kurang lengkapnya pemahaman bawah tanah dan belum optimalnya lifting practice, meskipun secara engineering sudah diupayakan pressure maintenance dengan injeksi gas dan peripheral water injection. Perbaikan sejak 2005 Perubahan sistem dilakukan pada berbagai elemen kunci, terutama : PEMAHAMAN RESERVOIR. OPTIMISASI BIAYA DAN TEKNOLOGI PADA DRILLING DAN WORKOVER. OPTIMISASI OPERASI PRODUKSI. PEMBENAHAN SDM. MEMPERBAIKI TRUST OLEH PENYANDANG DANA. PENATAAN MANAGEMEN DAN TANGGUNG JAWAB TERHADAP LINGKUNGAN
3 PENINGKATAN PEMAHAMAN BAWAH TANAH Perubahan total pemahaman alami (nature) bawah tanah berkat keberhasilan campaign seismic 3D dan 2D dalam waktu yang relatif singkat, berikut cepatnya melakukan interpretasi secara komprehensif telah mengerucut pada pemahaman berbagai fenomena yang baru dikenali saat ini mengenai karakter reservoir dan karakteristik alami (nature) bawah tanah umumnya. Trend produksi semua data pelaporan produksi disatukan dalam suatu sistem data base untuk menjamin konsistensi dan keakuratan maupun keefektifan waktu pelaporan. Ini memudahkan analisa singkat trend produksi reservoir masa lalu dan perkiraannya dimasa depan, termasuk kemungkinan kemungkinan pemilihan pola injeksi dan keefektifannya di berbagai sektor. maupun yang tepat guna, karena sasaran utama yang hendak dituju adalah memberikan added value pada operation. Gambar 5. Optimasi operasi produksi. SDM (Sumber Daya Manusia) Upaya yang dilakukan agar semua berpikir positif dan kontribusinya sistematis : Saling bertukar dan berbagi pengetahuan. Pemecahan masalah dalam suatu tim kerja. Menumbuhkan motivasi berdasarkan prestasi. Training. MEMPERBAIKI TRUST OLEH PENYAN- DANG DANA Suatu usulan komprehensif rencana peningkatan produksi melalui optimasi sumur, workover, penambahan titik serap dan peningkatan proses injeksi air, disusun untuk meyakinkan shareholders terutama penyandang dana, mengetengahkan analisa keekonomian dengan menekankan pengaruh harga minyak serta peraturan kemudahan dan insentif yang ada. Gambar 4. Peningkatan pemahaman bawah tanah. OPTIMISASI BIAYA DAN TEKNOLOGI PADA DRILLING DAN WORKOVER. Sumber daya manusia dilakukan dengan memetakan workforce yang ada, mengefektifkannya dan melakukan outsourcing bila memang sangat diperlukan dengan jumlah dan timing yang tepat. Proses dilakukan analisa dan re-engineering pada seluruh elemen dalam proses, termasuk proses pengadaan berikut prosedur dan birokrasinya; dicari terobosan baru yang secara operasional mencapai sasaran waktu yang dibutuhkan, tetapi secara birokratis masih dapat dipertanggungjawabkan. Teknologi setiap program dikaitkan dengan ketersediaan teknologi dipasaran, baik yang advance HASILNYA Rencana Kegiatan yang telah diimplementasikan Reaktivasi sumur sumur lama yang telah ditinggalkan. Optimasi rekomplesi lapisan yang masih menghasilkan dan workover. Injeksi air. Perbaikan sistem pengumpul. Reaktivasi Perbaikan jalan dan pipa Jalan jalan operasi (gain produksi BOPD) type I sepanjang m type II sepanjang m type III sepanjang m Pemipaan minyak produksi dan injeksi air I gain 185 BOPD, pipa prod 3 sepanjang meter, pipa oil transfer 4 sepanjang 6,477 meter - 3 -
4 pipa gas & water injection well 2 sepanjang meter pipa air 6 sepanjang 1,272 meter dan 4 (empat) buah satelit. Optimasi : gain 908 BOPD Optimasi bawah tanah 62 SSP menghasilkan 428 BOPD Optimasi lifting equipment:7 PU + 4 HPU + 2 ESP, gain 480 BOPD Workover menghasilkan gain 472 BOPD. Dari sumur sumur yang telah di workover antara lain menunjukkan hasil sebagai berikut : BKB # 261 pindah lapisan dari 2nd sand ke 1st sand menghasilkan 70 BOPD, menunjukkan new perforation tool berhasil. Reaktivasi BKB # 244 dan reperforasi lapisan B menghasilkan gain produksi 361 BOPD pada water-cut 2%, mengkonfirmasi produktifitas lapisan B di area ini. Tekanan alir BKB # 244 masih baik dan tinggi. Tekanan reservoir sekitar 800 psi. Reaktivasi BKB # 01A dan reperforasi lapisan B bawah menghasilkan 228 BFPD pada 85% cut atau 34 BOPD; belum konklusif dan masih memerlukan cleaning up. Reperforasi BKB # 246 menunjukkan hasil 60 BOPD pada 50% water-cut. Sumur sumur baru SWD#01 dengan gross production 223 BFPD dengan 78 % water-cut. SWD#02 dengan 61 BOPD pada 15% water-cut. SWD#03 sedang dibor. BD-A sedang dibor. Gambar 6. Trend kenaikan produksi. Projek EOR Kajian pola injeksi. Evaluasi dan monitoring proses injeksi yang ada yaitu : 31 sumur injektor. Perancangan kedepan dengan tambahan sumur injeksi dan pengadaan pompa injeksi meliputi tambahan 16 sumur injektor serta 2 water supply wells. Gambar 7. Pilihan pola injeksi dan record status sumur REKAPITULASI BOPD PRIMARY BENAKAT OIL FIELD - PRODUCTION PERFORMANCE & FORECAST EOR YEAR 2000 (WATER Natur Infill 2010 Workove Optimatio Maintenanc m Gambar 7. Proyeksi menuju 5000 BOPD
5 KESIMPULAN 1. Idealnya, segala langkah eksploitasi sejak awal penemuan migas, sebaiknya dilakukan dengan optimal dan efisien, tetapi tidak ada salahnya dan tidak ada kata terlambat bila dilakukan terhadap lapangan tua (mature) dan sudah jauh menurun produksinya (brownfield). 2. Meskipun demikian pengalaman menunjukkan bahwa rancangan teknikal yang bagus saja tidak cukup untuk itu, tetapi harus dilakukan pula perbaikan terus menerus dan konsisten pada semua lini proses menuju kesana, termasuk pembinaan SDM serta respect terhadap lingkungan dan society disekitarnya dalam pengertiannya yang luas (dengan menggarisbawahi makin besarnya peran Pemda pada era otonomi daerah dewasa ini). Itu semua merupakan policy kunci dalam upaya peningkatan produksi lapangan tua Benakat Barat menuju 5000 BOPD. 3. Dalam konteks demikian hendaknya tidak mengecilkan support dan kerjasama pihak ketiga (jasa dan services) sehingga perlu juga menterapkan reward and punishment yang pas agar menumbuhkan semangat kebersamaan dan saling menunjang. 4. Sisi lain yang juga menentukan perhitungan feasible tidaknya suatu program yaitu berbagai peraturan peraturan terkait yang ada, perlu sekali sekali direview mengikuti gejolak perkembangan pertumbuhan ekonomi, fiskal maupun harga minyak mentah dipasaran. REFERENSI 1. Ali K, SPE, Djoesan H, SPE, and Yeow N.C., Petronas Carigali Sdn Bhd : Temana Field Rejuvenation: Looking for Maximizing Asset Value, SPE , Aprilian S and Kurnely K, PT Pertamina EP : Improving the Value-Risk Management on Revitalizing Mature Oil Fields in One Company's Operating Area, SPE , Kurnely K, Aprilian S, and Suarsana I.P, Pertamina : A New Strategy of Brownfield Development in New PT Pertamina E&P Indonesia, SPE , Gunadi B and Suarsana I.P, PT PERTAMI- NA (PERSERO), and Marhaendrajana T, Inst. Technology Bandung : Gas Injection Programs in PERTAMINA West Java to Obtain Better Recovery: Field Screening, Laboratory and A Simulation Study, SPE 97507, Yesquen S. and Lopez, L : Integrated Reservoir Management for Life Extension of a Mature and Marginal Oilfield Talara Basin, Peru, SPE 97637, Enyinnaya Eteh, Berti Ozumba, Shell Petroleum Development Company of Nigeria Limited : Rejuvenating Exploration in a Mature Province, SPE 88909, Salis Aprilian, Kun Kurnely, Kiagus Novian, Pertamina DOH SBS : Rejuvenation of Matured Oil Fields in South Sumatra, Indonesia, SPE 80438, Bin Mohamad Ali, Junaidi, Bin Sulaiman, Mustafa, Bin Husin, M. Taufik, Elk, Jan V., PETRONAS Carigali Sdn. Bhd : Technical and Financial Success in the Rejuvenation of the Matured Baram Field, SPE 39722,
6 Gambar. 1. Peta lokasi. Gambar 2.Sejarah Produksi
7 Gambar 3. Sejarah Tekanan Reservoir. Gambar 4. Peningkatan pemahaman bawah tanah
8 Gambar 5. Optimasi operasi produksi. Gambar 6. Trend kenaikan produksi
9 Gambar 7. Pilihan pola injeksi dan record status sumur BENAKAT OIL FIELD - PRODUCTION PERFORMANCE & FORECAST Infill drilling. BOPD PRIMARY RECOVERY EOR (WATER FLOODING) Natural Workover Optimation Maintenance m YEAR Gambar 8. Proyeksi menuju 5000 BOPD
Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia Simposium Nasional IATMI 2009 Bandung, 2-5 Desember Makalah Profesional IATMI
Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia Simposium Nasional IATMI 2009 Bandung, 2-5 Desember 2009 Makalah Profesional IATMI 08-036 Upaya Peningkatan Produksi Pada Struktur Rantau Zona 600 Yang Sudah Dilakukan
Lebih terperinciIKATAN AHLI TEKNIK PERMINYAKAN INDONESIA. Simposium Nasional IATMI 2009 Bandung, 2 5 Desember 2009
IKATAN AHLI TEKNIK PERMINYAKAN INDONESIA Simposium Nasional IATMI 29 Bandung, 2 5 Desember 29 Implementasi Pilot Waterflooding Lapangan Bunyu Region KTI Bagi Aspek Lingkungan Oleh: Ahmad Syaifuddin Erwin
Lebih terperinciSISTEM GAS LIFT SIKLUS TERTUTUP SEBAGAI SOLUSI ALTERNATIF UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI MIGAS: STUDI KASUS LAPANGAN GNK
IATMI 2005-36 PROSIDING, Simposium Nasional Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia (IATMI) 2005 Institut Teknologi Bandung (ITB), Bandung, 16-18 November 2005. SISTEM GAS LIFT SIKLUS TERTUTUP SEBAGAI
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri yang berhubungan dengan sistem distribusi fluida tentunya memerlukan instrumen untuk mengalirkannya. Untuk fluida termampatkan maka diperlukan kompresor,
Lebih terperinciOptimasi Laju Injeksi Pada Sumur Kandidat Convert to Injection (CTI) di Area X Lapangan Y. Universitas Islam Riau
ISSN 2540-9352 JEEE Vol. 6 No. 2 Tomi Erfando, Novia Rita, Toety Marliaty Optimasi Laju Injeksi Pada Sumur Kandidat Convert to Injection (CTI) di Area X Lapangan Y Tomi Erfando 1, Novia Rita 2, Toety Marliaty
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Lapangan Nagabonar merupakan bagian dari grup Nagabonar (NB Group) yang terdiri dari Lapangan Nagabonar (NB), Lapangan Mama dan Lapangan Nagabonar Extension (NBE).
Lebih terperinciSTUDI PENINGKATAN PEROLEHAN MINYAK DI ZONA A LAPANGAN X DENGAN METODE INJEKSI AIR
STUDI PENINGKATAN PEROLEHAN MINYAK DI ZONA A LAPANGAN X DENGAN METODE INJEKSI AIR TESIS Karya tulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister dari Institut Teknologi Bandung Oleh : RADEN
Lebih terperinciPETA PERKEMBANGAN INDUSTRI PERMINYAKAN DI INDONESIA
PETA PERKEMBANGAN INDUSTRI PERMINYAKAN DI INDONESIA PETA PERKEMBANGAN INDUSTRI PERMINYAKAN DI INDONESIA Tahun 1893 Sumur minyak pertama di bor di Indonesia oleh pemerintah Hindia Belanda di Telaga Said
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. disimpulkan beberapa hal sebagai berikut, yaitu: dibandingkan lapisan lainnya, sebesar MSTB.
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan analisa dan perhitungan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut, yaitu: 1. Hasil analisa decline curve dari semua
Lebih terperinciSeminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN:
ANALISIS SIFAT PATAHAN (SEALING-LEAKING) BERDASARKAN DATA TEKANAN, DECLINE CURVE, DAN CONNECTIVITY INJECTION PADA LAPANGAN DIMA Alfredo, Djoko Sulistyanto Program Studi Teknik Perminyakan Universitas Trisakti
Lebih terperinciIKATAN AHLI TEKNIK PERMINYAKAN INDONESIA
Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia Simposium Nasional dan Kongres X Jakarta, 12 14 November 28 Makalah Profesional APLIKASI BIOLOGICAL ENZYME DI PT PERTAMINA EP REGION SUMATERA Defrian Basya S Hermansyah
Lebih terperinciIkatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia
Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia Simposium Nasional dan Kongres X Jakarta, 12 14 November 2008 Makalah Profesional FIELD TRIAL TEKNOLOGI CLEAR WELL UNTUK MENGATASI MASALAH SCALE DAN OPTIMASI PRODUKSI
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. dinilai cukup berhasil dari segi administrasi publik, namun dari sisi keuangan
BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN 4.1. Sejarah Objek Penelitian Keberhasilan proses otonomi daerah dapat dinilai dari tata kelola administrasi dan keuangan di masing-masing pemerintah daerah. Meskipun
Lebih terperinciPERENCANAAN PATTERN FULL SCALE UNTUK SECONDARY RECOVERY DENGAN INJEKSI AIR PADA LAPANGAN JAN LAPISAN X1 DAN LAPISAN X2
PERENCANAAN PATTERN FULL SCALE UNTUK SECONDARY RECOVERY DENGAN INJEKSI AIR PADA LAPANGAN JAN LAPISAN X1 DAN LAPISAN X2 Jannisto Harrison Mongan Jurusan Teknik Perminyakan Fakultas Teknologi Kebumian dan
Lebih terperinciDigital Well Analyzer Sebagai Inovasi Pengukuran Fluid Level Untuk Mendukung Program Optimasi Produksi
Digital Well Analyzer Sebagai Inovasi Pengukuran Fluid Level Untuk Mendukung Program Optimasi Produksi Oleh: Agus Amperianto, Alfian Mayando, Erick Yosniawan PERTAMINA EP - UNIT BISNIS EP LIRIK Kompleks
Lebih terperinciIkatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia Simposium Nasional IATMI 2009 Bandung, 2 5 Desember Makalah Profesional IATMI
Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia Simposium Nasional IATMI 2009 Bandung, 2 5 Desember 2009 Makalah Profesional IATMI 09-054 PORTOFOLIO TEKNOLOGI UNTUK PENGEMBANGAN INTELLIGENT OIL FIELD Oleh Prasetyo
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN. Latar Belakang
Juta US$ 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia saat ini masuk sebagai negara net importir migas, meskipun sebelumnya sempat menjadi salah satu negara eksportir migas dan menjadi anggota dari Organization
Lebih terperinciOPTIMASI PRODUKSI LAPANGAN GAS UNTUK SUPPLY GAS INJEKSI SUMUR SUMUR GAS LIFT SECARA TERINTEGRASI
OPTIMASI PRODUKSI LAPANGAN GAS UNTUK SUPPLY GAS INJEKSI SUMUR SUMUR GAS LIFT SECARA TERINTEGRASI oleh : Unggul Nugroho Edi, MT *) ABSTRAK Dalam penelitian ini digunakan metode simulasi model reservoir,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. tersebut merupakan kebutuhan yang esensial bagi keberlangsungan hidup
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumberdaya alam baik yang dapat diperbaharui maupun yang tidak dapat diperbaharui. Sumber daya alam tersebut merupakan kebutuhan
Lebih terperinciPENTINGNYA EVALUASI CADANGAN MIGAS 2005 DALAM PENENTUAN STRATEGI DAN KEBIJAKAN BISNIS PT PERTAMINA EP
IATMI 2005-28 PROSIDING, Simposium Nasional Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia (IATMI) 2005 Institut Teknologi Bandung (ITB), Bandung, 16-18 November 2005. PENTINGNYA EVALUASI CADANGAN MIGAS 2005
Lebih terperinciINDONESIA MENUJU NET OIL EXPORTER
IATMI 520 PROSIDING, Simposium Nasional Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia (IATMI) 5 Institut Teknologi Bandung (ITB), Bandung, 1618 November 5. INDONESIA MENUJU NET OIL EXPORTER Ir. Oetomo Tri Winarno,
Lebih terperinciBAB II PT. PERTAMINA (PERSERO) MARKETING OPERATION REGION I. tahun Sejak era itu, kegiatan eksploitasi minyak di Indonesia dimulai.
BAB II PT. PERTAMINA (PERSERO) MARKETING OPERATION REGION I 2.1 Sejarah Ringkas Di Indonesia sendiri, pemboran sumur minyak pertama dilakukan oleh Belanda pada tahun 1871 di daerah Cirebon. Namun demikian,
Lebih terperinciKEGIATAN OPERASI DAN PRODUKSI MINYAK DAN GAS BUMI DI PT. MEDCO E&P INDONESIA ( S&C SUMATERA ) FIELD SOKA
KEGIATAN OPERASI DAN PRODUKSI MINYAK DAN GAS BUMI DI PT. MEDCO E&P INDONESIA ( S&C SUMATERA ) FIELD SOKA Diajukan untuk Memenuhi Syarat Permohonan Kuliah Kerja Lapangan O l e h Veto Octavianus ( 03111002051
Lebih terperinciPERMEN ESDM NO. 08 TAHUN 2017 KONTRAK BAGI HASIL GROSS SPLIT BAGIAN HUKUM DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI
PERMEN ESDM NO. 08 TAHUN 2017 KONTRAK BAGI HASIL GROSS SPLIT BAGIAN HUKUM DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI 1 1 I LATAR BELAKANG 2 2 Kondisi Hulu Migas Saat ini 1. Skema PSC Cost Recovery kurang
Lebih terperinciSINERGI LITBANG, POTENSI PENGEMBANGAN PRODUK BAHAN KIMIA UNTUK EOR DARI SKALA LAB. KE KOMERSIAL
KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL SINERGI LITBANG, POTENSI PENGEMBANGAN PRODUK BAHAN KIMIA UNTUK EOR DARI SKALA LAB. KE KOMERSIAL Jakarta, 13 Februari 2014 BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ENERGI
Lebih terperinciANALISIS KEEKONOMIAN ENHANCED OIL RECOVERY SUMUR MIGAS TIDAK PRODUKTIF INDRAMAYU JAWA BARAT ABSTRAK
Jurnal ESDM, Volume 5, Nomor 2, Nopember 2013, hal. 80-89 ANALISIS KEEKONOMIAN ENHANCED OIL RECOVERY SUMUR MIGAS TIDAK PRODUKTIF INDRAMAYU JAWA BARAT Idi Amin Akademi Teknik Industri, Jl. Sunu No. 220,
Lebih terperinciEVALUASI PERHITUNGAN POTENSI SUMUR MINYAK TUA DENGAN WATER CUT TINGGI
EVALUASI PERHITUNGAN POTENSI SUMUR MINYAK TUA DENGAN WATER CUT TINGGI Agustinus Denny Unggul Raharjo 1* 1 Jurusan Teknik Perminyakan, Fakultas Teknik Perminyakan & Pertambangan, Universitas Papua Jalan
Lebih terperinciSTUDI PENGARUH UKURAN PIPA PRODUKSI TERHADAP TINGKAT LAJU PRODUKSI PADA SUMUR PRODUKSI Y-19, W-92, DAN HD-91 DI PT. PERTAMINA EP ASSET-1 FIELD JAMBI
STUDI PENGARUH UKURAN PIPA PRODUKSI TERHADAP TINGKAT LAJU PRODUKSI PADA SUMUR PRODUKSI Y-19, W-92, DAN HD-91 DI PT. PERTAMINA EP ASSET-1 FIELD JAMBI STUDY OF THE INFLUENCE OF THE PRODUCTION PIPELINE SIZE
Lebih terperinciANALISA BOND INDEX DALAM PENILAIAN HASIL PENYEMENAN (CEMENTING) PRODUCTION ZONE PADA SUMUR RNT-X LAPANGAN RANTAU PT PERTAMINA EP FIELD RANTAU, ACEH
ANALISA BOND INDEX DALAM PENILAIAN HASIL PENYEMENAN (CEMENTING) PRODUCTION ZONE PADA SUMUR RNT-X LAPANGAN RANTAU PT PERTAMINA EP FIELD RANTAU, ACEH BOND INDEX ANALYSIS IN CEMENTING S ASSESSMENT RESULTS
Lebih terperinciEVALUASI WATERFLOOD ZONA 560 DAN ZONA 660 LAPANGAN X MENGGUNAKAN OFM PADA TAHUN
EVALUASI WATERFLOOD ZONA 560 DAN ZONA 660 LAPANGAN X MENGGUNAKAN OFM PADA TAHUN 1984-2005 Reswin Hamdi Jurusan Teknik Perminyakan, Fakultas Teknologi Kebumian dan Energi, Universitas Trisakti E-mail: reswin_hamdi@yahoo.com
Lebih terperinciINTEGRATED SOLUTION TO OPTIMIZE ASSET AND INCREASE GAS SALES EAST MUSI FIELD
INTEGRATED SOLUTION TO OPTIMIZE ASSET AND INCREASE GAS SALES EAST MUSI FIELD Oleh : Azis Rochmanudin *), Gunung Sardjono Hadi **) dan Nengah Suabdi ***) *) Pertamina EP Region Sumatra **) Pertamina EP
Lebih terperinciLONTARA-FIELD DEVELOPMENT OPTIMIZATION USING RESERVOIR SIMULATION Optimasi Pengembangan Lapangan LONTARA dengan Simulasi Reservoir
LONTARA-FIELD DEVELOPMENT OPTIMIZATION USING RESERVOIR SIMULATION Optimasi Pengembangan Lapangan LONTARA dengan Simulasi Reservoir Oleh : Sakti Tanripada* SARI Rencana pengembangan lapangan merupakan hal
Lebih terperinciPemanfaatan Teknologi Seismik 4D dalam Pengelolaan Lapangan Minyak Tua ( Usulan Sumur Tambahan untuk Pengurasan Bypass-Oil )
Pemanfaatan Teknologi Seismik 4D dalam Pengelolaan Lapangan Minyak Tua ( Usulan Sumur Tambahan untuk Pengurasan Bypass-Oil ) Sugiharto Danudjaja Mahasiswa Magister Teknik Geologi UPN Veteran Yogyakarta
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. A. Sejarah PT. Pertamina EP Asset 1 Lirik Field
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Sejarah PT. Pertamina EP Asset 1 Lirik Field PertaminaadalahBadan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerakdibidangpenambanganminyakdan gas bumi (migas) di Indonesia. Saatini,
Lebih terperinciBAB II PROFIL UMUM PERUSAHAAN
2.1 Letak Perusahaan BAB II PROFIL UMUM PERUSAHAAN Gambar 2.1 Letak perusahaan dilihat dari peta Indonesia Sumber : PT Medco E&P Indonesia Program Studi Teknik Mesin 4 Dibawah ini adalah letak perusahaan
Lebih terperinciHALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH... iii HALAMAN PERSEMBAHAN... iv KATA PENGANTAR... v RINGKASAN... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR GAMBAR... ix
Lebih terperinciDAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH... iii HALAMAN PERSEMBAHAN... iv KATA PENGANTAR... v RINGKASAN... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR GAMBAR... xi
Lebih terperinciSeminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN:
EVALUASI PERBANDINGAN METODE REGULER GAS LIFT DAN COILED TUBING GAS LIFT UNTUK APLIKASI DI LAPANGAN MSF Galih Aristya, Widartono Utoyo Program Studi Teknik Perminyakan Universitas Trisakti Abstrak Pada
Lebih terperinciISSN JEEE Vol. 6 No. 1 Fitrianti, Novrianti
JEEE Vol. 6 No. 1 Fitrianti, Novrianti Analisis Peningkatan Produksi Pada Sumur Minyak Dengan Metode Partial Water Shut Off Dalam Meningkatkan Rasio Keberhasilan Partial Water Shut Off Pada Lapangan Hawa
Lebih terperinci2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 136
No.1188, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-ESDM. Kontrak Bagi Hasil Gross Split. Perubahan. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di samping itu, Pertamina EP juga melaksanakan kegiatan usaha penunjang lain yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah PT Pertamina EP merupakan perusahaan yang menyelenggarakan kegiatan usaha di sektor hulu bidang minyak dan gas bumi, meliputi eksplorasi dan eksploitasi. Di
Lebih terperinciSertifikasi Cadangan Migas Wahyu Djatmiko PPPTMGB LEMIGAS
Sertifikasi Cadangan Migas Wahyu Djatmiko PPPTMGB LEMIGAS Pentingnya Sertifikasi Cadangan Di industri perminyakan baik di dunia maupun di Indonesia, jumlah cadangan migas merupakan salah satu parameter
Lebih terperinciBab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang
Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Seiring dengan semakin meningkatnya kebutuhan minyak, maka berbagai cara dilakukan untuk dapat menaikkan produksi minyak, adapun beberapa cara yang dapat dilakukan
Lebih terperinciKAJIAN AWAL LABORATORIUM MENGENAI VISKOSITAS POLIMER TERHADAP PENGARUH SALINITAS, TEMPERATUR DAN KONSENTRASI POLIMER (Laboratorium Study)
Seminar Nasional Cendekiawan ke 3 Tahun 2017 ISSN (P) : 2460-8696 Buku 2 ISSN (E) : 2540-7589 KAJIAN AWAL LABORATORIUM MENGENAI VISKOSITAS POLIMER TERHADAP PENGARUH SALINITAS, TEMPERATUR DAN KONSENTRASI
Lebih terperinciEVALUASI TEKNIS DAN EKONOMIS WELL COMPLETION UNTUK UKURAN TUBING PADA SUMUR MINYAK X-26 DI PT. PERTAMINA EP ASSET 2 PENDOPO FIELD
EVALUASI TEKNIS DAN EKONOMIS WELL COMPLETION UNTUK UKURAN TUBING PADA SUMUR MINYAK X-26 DI PT. PERTAMINA EP ASSET 2 PENDOPO FIELD EVALUATION OF TECHNICAL AND ECONOMIC WELL COMPLETION FOR SIZE TUBING ON
Lebih terperinciMENJAWAB KERAGUAN TERHADAP GROSS SPLIT Tanggapan atas Opini Dr Madjedi Hasan Potensi Permasalahan dalam Gross Split
MENJAWAB KERAGUAN TERHADAP GROSS SPLIT Tanggapan atas Opini Dr Madjedi Hasan Potensi Permasalahan dalam Gross Split Oleh Prahoro Nurtjahyo Staf Ahli Menteri ESDM Bidang Investasi dan Pengembangan Infrastruktur
Lebih terperinciHasil Studi Dan Analisis
Bab V Hasil Studi Dan Analisis V.1 Kasus Awal Kasus Awal yang dimaksud dalam penelitian ini adalah Lapangan X yang memiliki empat buah sumur. Model reservoir dengan empat buah sumur sebagai kasus awal
Lebih terperinciSeminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN:
ANALISIS OPTIMASI PRODUKSI SUMUR GAS LIFT LAPANGAN AWILIGAR DENGAN PERBANDINGAN DESAIN ULANG DAN KONVERSI ESP Armand Zachary Sukandar, Djoko Sulistiyanto Program Studi Teknik Perminyakan Universitas Trisakti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penelitian sebelumnya yang sudah pernah dilakukan, dalam hal membuat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem pendukung keputusan adalah interaksi yang melibatkan hubungan antara manusia dan komputer serta bagian perangkat lunak lainnya, biasanya menyediakan berbagai
Lebih terperinci2017, No Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 4435) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah No
No.116, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-ESDM. Kontrak Bagi Hasil Gross Split. Pencabutan. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 08 TAHUN 2017 TENTANG KONTRAK
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri minyak dan gas bumi merupakan salah satu industri yang berkontribusi besar terhadap devisa negara. Hal ini menyebabkan minyak dan gas bumi menjadi salah satu
Lebih terperinciANALISA SISTEM NODAL DALAM METODE ARTICIAL LIFT
ANALISA SISTEM NODAL DALAM METODE ARTICIAL LIFT Oleh: *)Ganjar Hermadi ABSTRAK Dalam industri migas khususnya bidang teknik produksi, analisa sistem nodal merupakan salah satu metode yang paling sering
Lebih terperinciFULL DEVELOPMENT OF PIPELINE NETWORKING AT X FIELD
Seminar Nasional Cendekiawan ke 3 Tahun 2017 ISSN (P) : 2460-8696 Buku 1 ISSN (E) : 2540-7589 FULL DEVELOPMENT OF PIPELINE NETWORKING AT X FIELD Fazri Apip Jurusan Teknik Perminyakan Fakultas Teknik Kebumian
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penggunaan energi dari fosil seperti minyak dan gas bumi (migas) telah mempengaruhi segala bidang kehidupan manusia saat ini dan diprediksikan akan terus meningkat
Lebih terperinciINDONESIAN 2050 PATHWAYS CALCULATOR SEKTOR PASOKAN ENERGI: PRODUKSI BATUBARA, MINYAK DAN GAS BUMI. Sekretariat Badan Litbang ESDM 2
INDONESIAN 2050 PATHWAYS CALCULATOR SEKTOR PASOKAN ENERGI: PRODUKSI BATUBARA, MINYAK DAN GAS BUMI Andriani Rahayu 1 dan Maria Sri Pangestuti 2 1 Sekretariat Badan Litbang ESDM 2 Indonesian Institute for
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sejarah Singkat Field Tambun PT. Pertamina Eksplorasi dan Produksi Region Jawa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Sejarah Singkat Field Tambun PT. Pertamina Eksplorasi dan Produksi Region Jawa Pada awalnya PT. Pertamina Eksplorasi dan Produksi (EP) Region
Lebih terperinciPrediksi Lifting Minyak 811 ribu BPH
Biro Analisa Anggaran dan Pelaksanaan APBN SETJEN DPR RI 1 Prediksi Lifting Minyak 811 ribu BPH Lifting minyak tahun 2016 diprediksi sebesar 811 ribu barel per hari (bph). Perhitungan ini menggunakan model
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Industri perminyakan adalah salah satu industri strategis yang memegang peranan sangat penting saat ini, karena merupakan penyuplai terbesar bagi kebutuhan
Lebih terperinciBab I Pendahuluan. I.1 Maksud dan Tujuan
Bab I Pendahuluan I.1 Maksud dan Tujuan Pemboran pertama kali di lapangan RantauBais di lakukan pada tahun 1940, akan tetapi tidak ditemukan potensi hidrokarbon pada sumur RantauBais#1 ini. Pada perkembangan
Lebih terperinciREKOMENDASI KEBIJAKAN Tim Reformasi Tata Kelola Migas. Jakarta, 13 Mei 2015
REKOMENDASI KEBIJAKAN Tim Reformasi Tata Kelola Migas Jakarta, 13 Mei 2015 Outline Rekomendasi 1. Rekomendasi Umum 2. Pengelolaan Penerimaan Negara Dari Sektor Minyak dan Gas Bumi 3. Format Tata Kelola
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hidrokarbon merupakan salah satu energi yang sangat penting di dunia. Semakin menipisnya hidrokarbon dan semakin besarnya jumlah permintaan mengakibatkan kegiatan untuk
Lebih terperinciMETODE EVALUASI RENCANA PENGEMBANGAN LAPANGAN PADA BROWNFIELD DENGAN SIMULASI RESERVOIR: KASUS LAPANGAN X
JTM Vol. XVII No. 1/2010 METODE EVALUASI RENCANA PENGEMBANGAN LAPANGAN PADA BROWNFIELD DENGAN SIMULASI RESERVOIR: KASUS LAPANGAN X Tutuka Ariadji 1, Ni Made Ayu Kusuma Putri 2 Sari Rencana pengembangan
Lebih terperinciBAB IV METODOLOGI PENELITIAN
38 BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan dari tanggal 7 Juli 2014 sampai dengan 30 September 2014 dan bertempat di Fungsi Geologi dan Geofisika (G&G) Technical
Lebih terperinciISSN JEEE Vol. 4 No. 2 Musnal
ISSN 254-9352 JEEE Vol. 4 No. 2 Musnal Optimasi Perhitungan Laju Alir minyak Dengan Meningkatkan Kinerja Pompa Hydraulic Pada Sumur Minyak Di Lapangan PT. KSO Pertamina Sarolangon Jambi Ali Musnal 1 1
Lebih terperinciPERANAN MIGAS DALAM MENDUKUNG KETAHANAN ENERGI
PERANAN MIGAS DALAM MENDUKUNG KETAHANAN ENERGI Oleh : A. Edy Hermantoro Direktur Pembinaan Usaha Hulu Migas disampaikan pada : DISKUSI EVALUASI BLUE PRINT ENERGI NASIONAL PETROGAS DAYS 2010 Jakarta, 11
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Daerah penelitian, yaitu Cekungan Sunda merupakan salah satu cekungan dari rangkaian cekungan sedimen busur belakang berumur Tersier yang terletak di Sumatra dan Laut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang dan Pembatasan Masalah
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang dan Pembatasan Masalah Pada tahun 1997, PT CPI mengaplikasikan teknik perolehan dengan metode peripheral waterflood di lapangan Bekasap untuk mengimbangi penurunan
Lebih terperinciSATUAN KERJA KHUSUS PELAKSANA KEGIATAN USAHA HULU MINYAK DAN GAS BUMI (SKK MIGAS) PEDOMAN TATA KERJA. Nomor: PTK-038/SKKO0000/2015/S0.
SATUAN KERJA KHUSUS PELAKSANA KEGIATAN USAHA HULU MINYAK DAN GAS BUMI (SKK MIGAS) PEDOMAN TATA KERJA Nomor: PTK-038/SKKO0000/2015/S0 Revisi ke-01 WORK PROGRAM AND BUDGET JAKARTA PEDOMAN TATA KERJA Halaman
Lebih terperinciOptimalisasi Production Well Test Untuk Mendukung Performance Produksi Dengan Cara Tiering System Pada Area X Lapangan Y
ISSN 2540-9352 JEEE Vol. 5 No. 1 Novia Rita, Novrianti, Jasril Optimalisasi Production Well Test Untuk Mendukung Performance Produksi Dengan Cara Tiering System Pada Area X Lapangan Y Novia Rita, Novrianti,
Lebih terperinciPENINGKATAN PRODUKSI LAPANGAN M DENGAN PENDEKATAN SIMULASI UNTUK MENENTUKAN SKENARIO PENGEMBANGAN MENGGUNAKAN METODE WATERFLOODING
PENINGKATAN PRODUKSI LAPANGAN M DENGAN PENDEKATAN SIMULASI UNTUK MENENTUKAN SKENARIO PENGEMBANGAN MENGGUNAKAN METODE WATERFLOODING Maria Irmina Widyastuti, 1 I Putu Suarsana, 1 Maman Djumantara 1 )Program
Lebih terperinciUPAYA PENGURASAN GAS DARI STRUKTUR MINYAK DENGAN TENAGA DORONG TUDUNG GAS DI LAPANGAN PALUH TABUHAN BARAT
IATMI 6-TS-07 PROSIDING, Simposium Nasional & Kongres IX Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia (IATMI) 6 Hotel The Ritz Carlton Jakarta, 15-17 November 6 UPAYA PENGURASAN GAS DARI STRUKTUR MINYAK DENGAN
Lebih terperinciPrabumulih KM.32 Inderalaya, 30662, Indonesia PT.Pertamina EP Asset 2 Field Limau, Prabumulih, Indonesia
PERENCANAAN INJEKSI WATERFLOODING DENGAN METODE PREDIKSI BUCKLEY LEVERETT DAN CRAIG GEFFEN MORSE PADA SUMUR INJEKSI I DI LAPISAN W3 STRUKTUR NIRU PT PERTAMINA EP ASSET 2 FIELD LIMAU WATERFLOODING INJECTION
Lebih terperinciCAPAIAN SUB SEKTOR MINYAK DAN GAS BUMI SEMESTER I/2017
KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL CAPAIAN SUB SEKTOR MINYAK DAN GAS BUMI SEMESTER I/2017 #energiberkeadilan Jakarta, 8 Agustus 2017 MINYAK DAN GAS BUMI LIFTING Minyak Bumi 779 (2016) 1 802 (2017)
Lebih terperinciIkatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia Simposium Nasional dan Kongres X Jakarta, November Makalah Profesional IATMI
Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia Simposium Nasional dan Kongres X Jakarta, 12 14 November 28 Makalah Profesional IATMI 8 37 UPAYA OPTIMASI PRODUKSI SUMUR PROBLEM KEPASIRAN DI LAPANGAN TANJUNG Oleh:
Lebih terperinciBab IV Model dan Optimalisasi Produksi Dengan Injeksi Surfaktan dan Polimer
Bab IV Model dan Optimalisasi Produksi Dengan Injeksi Surfaktan dan Polimer Pada bab ini akan dijelaskan tentang model yang telah dibuat oleh peneliti sebelumnya kemudian dari model tersebut akan dioptimalisasi
Lebih terperinciKata kunci: Interpretasi seismik, Petrofisika, Volumetrik, OOIP
PERHITUNGAN VOLUMETRIK CADANGAN HIDROKARBON MENGGUNAKAN DATA PETROFISIK DAN SEISMIK PADA RESERVOIR BATUPASIR FORMASI TALANG AKAR, LAPANGAN CTR, CEKUNGAN SUMATRA SELATAN Citra Fitriani 1, Makharani,S.Si
Lebih terperinciStudi Optimasi Kinerja Sucker Rod Pump Pada Sumur A-1, A-2,Z-1, Dan Z-2 Menggunakan Perangkat Lunak Prosper
Studi Optimasi Kinerja Sucker Rod Pump Pada Sumur A-1, A-2,Z-1, Dan Z-2 Menggunakan Perangkat Lunak Prosper Syahrinal Faiz, Djoko Sulistyanto, Samsol ST Program Studi Teknik Perminyakan, Universitas Trisakti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Dalam industri minyak dan gas bumi saat ini banyak penelitian dilakukan pada bagian reservoir sebagai penyimpan cadangan hidrokarbon, keterdapatan reservoir dalam
Lebih terperinciBAB II ANALISA BISNIS
BAB II ANALISA BISNIS 2.1 Analisa Industri Perkembangan industri Migas tidak terlepas dari besarnya ketersediaan dan permintaan atas minyak (supply and demand). Data atas permintaan minyak dunia selama
Lebih terperinciTHERMAL FLOODING. DOSEN Ir. Putu Suarsana MT. Ph.D
THERMAL FLOODING DOSEN Ir. Putu Suarsana MT. Ph.D Outline : Pengenalan Injeksi Thermal Beberapa Cara Injeksi Thermal Penerapan Injeksi Thermal Pada Lapangan Pengenalan Injeksi Thermal Injeksi thermal adalah
Lebih terperinciPress Release Ikatan Ahli Geologi Indonesia
Press Release Ikatan Ahli Geologi Indonesia Rovicky Dwi Putrohari Ketua Umum/Presiden (2011-2014) 2014) IAGI (Ikatan( Ahli Geologi Indonesia) Produksi minyak terancam turun IAGI Ikatan Ahli Geologi Indonesia
Lebih terperinciDAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH... HALAMAN PERSEMBAHAN... KATA PENGANTAR... RINGKASAN...
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL.... HALAMAN PENGESAHAN.... PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH.... HALAMAN PERSEMBAHAN.... KATA PENGANTAR.... RINGKASAN.... DAFTAR ISI.... viii DAFTAR GAMBAR.... DAFTAR TABEL....
Lebih terperinciKOMERSIALITAS. hasil ini, managemennya seluruhnya dipegang oleh BP migas, sedangkan
KOMERSIALITAS 1 Sistem Kontrak Bagi Hasil Kontrak bagi hasil adalah bentuk kerjasama antara pemerintah dan kontraktor untuk melaksanakan usaha eksplorasi dan eksploitasi sumberdaya migas berdasarkan prinsip
Lebih terperinciPT Capitalinc Investment Tbk.
PT Capitalinc Investment Tbk. PAPARAN PUBLIK TAHUNAN 2016 ANNUAL PUBLIC EXPOSE 2016 PT Capitalinc Investment Tbk. Legal Highlights Financial Highlights Operational Highlights Future Activities 2 LEGAL
Lebih terperinciIntegrated Data Management System dengan Standard Professional Petroleum Data Management
Integrated Data Management System dengan Standard Professional Petroleum Data Management Suwarta 1, Y. Sunardi 1, Mardhani Riasetiawan 2 1 Upstream Technology Center, PT Pertamina, Jakarta 10110, Indonesia
Lebih terperinciJl. Raya Palembang-Prabumulih Km.32 Inderalaya Sumatera Selatan, Indonesia Telp/fax. (0711) ;
EVALUASI CADANGAN MINYAK SISA BERDASARKAN DECLINE CURVE DENGAN METODE LOSS RATIO DAN TRIAL ERROR & X 2 - CHISQUARE TEST PADA LAPISAN B PT PERTAMINA EP ASSET 1 FIELD JAMBI EVALUATION OF REMAINING OIL RESERVE
Lebih terperinciMENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : 040 TAHUN 2006 TENTANG
MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : 040 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENETAPAN DAN PENAWARAN WILAYAH KERJA MINYAK DAN GAS
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN. Industri hulu migas khususnya di KUH saat ini yang mempengaruhi kondisi bisnis
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Pada saat ini harga migas mengalami trend yang cenderung menurun membuat Industri hulu migas khususnya di KUH saat ini yang mempengaruhi kondisi bisnis perusahaan.
Lebih terperinciBAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI BERJALAN. 3.1 Sejarah Perusahaan
BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI BERJALAN 3.1 Sejarah Perusahaan Badan Operasi Bersama (BOB) PT Bumi Siak Pusako Pertamina Hulu terbentuk setelah daerah Wilayah Kerja Blok Coastal Plain Pekanbaru (Blok
Lebih terperinciAPLIKASI SLOTTED LINER COMPLETION SEBAGAI SAND CONTROL PADA SUMUR- SUMUR HORIZONTAL DI LAPANGAN ATTAKA UNOCAL INDONESIA
PROCEEDING SIMPOSIUM NASIONAL IATMI 21 YOGYAKARTA, 3-5 OKTOBER 21 APLIKASI SLOTTED LINER COMPLETION SEBAGAI SAND CONTROL PADA SUMUR- SUMUR HORIZONTAL DI LAPANGAN ATTAKA UNOCAL INDONESIA ABSTRAK Syahrani,
Lebih terperinciKONSEP PERATURAN NOMOR I-A.2. TENTANG KETENTUAN PENCATATAN KHUSUS BAGI CALON PERUSAHAAN TERCATAT DI BIDANG USAHA HULU MINYAK DAN GAS BUMI
LAMPIRAN Keputusan Direksi PT Bursa Efek Indonesia Nomor Kep- /BEI/00-2016 Tanggal dikeluarkan... Tanggal diberlakukan.. KONSEP PERATURAN NOMOR I-A.2. TENTANG KETENTUAN PENCATATAN KHUSUS BAGI CALON PERUSAHAAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN)
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) mengungkapkan pada 2015 ini diperkirakan jumlah penduduk Indonesia sekitar 250 juta jiwa dengan pertumbuhan
Lebih terperinciKEASLIAN KARYA ILMIAH...
HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PERUNTUKAN... ii HALAMAN PERSETUJUAN... iii PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH... iv HALAMAN PERSEMBAHAN... v KATA PENGANTAR... vi RINGKASAN... viii DAFTAR ISI... ix DAFTAR GAMBAR...
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pasal 33 ayat (3) bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Semangat melakukan eksplorasi sumber daya alam di Indonesia adalah UUD 1945 Pasal 33 ayat (3) bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh
Lebih terperinciIkatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia Simposium Nasional IATMI 2009 Bandung, 2 5 Desember Makalah Profesional IATMI
Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia Simposium Nasional IATMI 2009 Bandung, 2 5 Desember 2009 Makalah Profesional IATMI 08 037 PERENDAMAN PARAFFIN SOLVENT SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN PRODUKSI SUMUR MINYAK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Minyak dan gas bumi merupakan salah satu sumber energi utama yang sangat penting dan berpengaruh pada kehidupan manusia. Dengan meningkatnya kebutuhan akan minyak dan
Lebih terperinciBERITA NEGARA. KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL. Satuan Kerja Khusus. Kegiatan Usaha Hulu. Minyak dan Gas Bumi. Organisasi. Tata Kerja.
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.194, 2013 KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL. Satuan Kerja Khusus. Kegiatan Usaha Hulu. Minyak dan Gas Bumi. Organisasi. Tata Kerja. PERATURAN MENTERI ENERGI
Lebih terperinciHALAMAN PENGESAHAN...
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii ABSTRAK... iv PERNYATAAN... v KATA PENGANTAR... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR TABEL... xiv DAFTAR LAMPIRAN... xv BAB I. PENDAHULUAN...
Lebih terperinciMODIFIKASI PENGESETAN LINER DAN PEMBERSIHAN LATERAL SECTION DALAM PENYELESAIAN SUMUR HORIZONTAL PRP-CC5
PROCEEDING SIMPOSIUM NASIONAL IATMI 2001 Yogyakarta, 3-5 Oktober 2001 MODIFIKASI PENGESETAN DAN PEMBERSIHAN LATERAL SECTION DALAM PENYELESAIAN SUMUR HORIZONTAL PRP-CC5 PERTAMINA DOH Rantau Kata Kunci :
Lebih terperinciERA BARU MIGAS INDONESIA:
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Temu Netizen ke-8 ERA BARU MIGAS INDONESIA: Investasi dan Kontrak Gross Split Migas Selasa, 20 Februari 2018 1 Realisasi dan Rencana Investasi Sektor Energi dan
Lebih terperinci