BATASAN WAKTU PENYAJIAN TES BINET

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BATASAN WAKTU PENYAJIAN TES BINET"

Transkripsi

1 BATASAN WAKTU PENYAJIAN TES BINET PADA ANAK NORMAL Hartosujono Fakultas Psikologi Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa, Jalan Kusumanegara 157, Yogyakarta ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji batasan waktu tes Binet pada anak normal. Waktu yang dibutuhkan anak pada setiap butir soal Tes Binet, menyebabkan waktu penyajian tes secara keseluruhan berkepanjangan, kelelahan pada anak dan jawaban yang tidak maksimal. Subjek penelitian ini adalah 178 anak (usia 3-12 tahun), terdiri dari 99 anak perempuan dan 77 anak laki-laki. Data penelitian didapatkan melalui hasil tes Binet yang dilakukan oleh mahasiswa. Hasil penelitian menunjukkan sejumlah mahasiswa dapat menyajikan dan menunggu jawaban anak dalam kisaran waktu 2,65 menit. Anak diasumsikan dapat menjawab 39 item dalam waktu 1 jam 43 menit. Pada manual Tes Binet, pelaksanaannya secara keseluruhan membutuhkan waktu 1 hingga 1,5 jam. Hal ini menunjukkan kedua batasan waktu diatas tidak berbeda terlalu jauh. Kata kunci: tes Binet, standar waktu, batasan waktu Batasan Waktu Penyajian Tes Binet pada Anak Normal... (Hartosujono)

2 ABSTRACT The purpose of this research is to study the time limit in the Binet test for normal children. The time spend needed by the child for every single item in Binet test causes the lenghty presentation, tiredness leads no optimal answers. The subject of this research was of 178 children (3-12 years of age), 99 girls and 77 boys. Data collection was obtained through the Binet 's test carried out by the students. The results showed that the student could deliver and waiting for the answer for averagely 2, 65 minutes. The children were assumed able to answer for 39 items for 1 hour and 43 minutes. In the Binet test manual, it takes for 1 hour to 1 hour and 30 minutes. This shows there is no significant different between those two time limit of the test. Keywords: time limit, test Binet, standart time. Jurnal SPIRITS, Vol. 1, No. 1, 2010, 86-95

3 PENDAHULUAN Penggunaan tes Intelligensi Standford-Binet menjadi tes yang sangat dikenal di sejumlah fakultas psikologi di Indonesia. Tes intelligensi ini dikenal dengan sebutan tes Binet, tes ini mengesankan sejumlah mahasiswa. Kesan utama dari tes ini adalah, mahasiswa diminta membawa anak dengan rentang usia tertentu untuk praktikum. Interaksi mahasiswa pada anak harus terjadi, agar kelancaran tes dapat terwujud. Prosesnya adalah sebagai berikut: anak yang dibawa ke laboratorium inteligensi dapat berkisar antara tiga tahun hingga dua belas tahun. Jumlah anak yang dibawa ke laboratorium inteligensi bervariasi, bergantung dari kebijakan fakultas psikologi masing-masing. Mahasiswa yang mengambil mata kuliah ini, sebelum melaksanakan tes Binet dilatih secara teori dan praktik. Teori ini dikemukakan di kelas, berkaitan dengan sejarah dan revisi tes Binet. Praktik tes Binet adalah menggunakan secara langsung alat tes Binet ini. Alat tes Binet memiliki standarisasi pelaksanaan secara tertulis. Standarisasi pelaksanaan cukup jelas, hanya saja mahasiswa harus membaca dan memahami pelaksanaan tes tersebut secara runtut. Tahapan pelaksanaan praktikum tes Binet telah diarahkan sedemikian rupa pada buku manual Tes Binet. Salah satu kendala yang terjadi adalah lamanya waktu penyajian tes. Lamanya penyajian Tes Binet diharapkan berkisar antara 60 menit hingga 90 menit (Buku Pegangan Tes Standford Binet, 1989, h. 12). Batasan waktu dilakukan agar anak yang dites tidak terlalu lelah dan jawaban anak memiliki kualitas yang sesuai dengan jawaban yang telah distandarisasi. Kenyataannya banyak mahasiswa melewati batas waktu tersebut. Tidak jarang para mahasiswa yang masih pertama kali praktek dengan alat tes Binet, menghabiskan waktu antara 150 menit hingga 180 menit atau bahkan lebih. Latihan-latihan bertukar peran (role playing) dengan rekan mahasiswa telah dilakukan oleh para mahasiswa tersebut, sebelum membawa anak untuk praktikum. Kesenjangan waktu saat bertukar peran antar mahasiswa, dengan saat melakukan tes pada anak tetap terjadi. Penggunaan waktu untuk pengetesan telah disinggung pada Buku Pegangan Tes Standford Binet (1989, h. 51), bahwa tester Batasan Waktu Penyajian Tes Binet pada Anak Normal... (Hartosujono)

4 yang telah berpengalaman melakukan penyajian tes akan lebih singkat waktunya dibandingkan yang pengalamannya belum banyak. Mahasiswa yang masih pemula dan belum mendalami tes inteligensi Binet, kesulitan dalam menentukan durasi waktu pengetesan tes Binet. Mahasiswa terjebak antara halo effect yang dimiliki anak dan konsep rapport mahasiswa. Halo effect adalah kesan mahasiswa yang terbentuk saat bertemu dengan anak pertamakali. Kejadian yang sering terjadi, anggapan mahasiswa bila anak yang dites adalah anak orang yang terpandang, maka anak itu pasti pandai. Istilah rapport mengacu pada pembawaan kesan diri yang baik, 'agar dapat diterima oleh anak. Rapport mahasiswa mengesankan bahwa dirinya sabar menunggu jawaban anak, ramah, baik dan mau menunggu. Halo effect ini dapat mempengaruhi rapport, menyebabkan mahasiswa bersabar menunggu untuk jawaban anak. Toleransi tanpa batasan waktu yang jelas dan sebagai alasan sebagai bentuk rapport, menyebabkan pelaksaan Tes Binet menjadi berkepanjangan. Mengapa lama waktu pengetesan Tes Binet perlu dipermasalahkan? Hal ini penting sekali, sebab pengetesan tes Binet ditujukan pada anak-anak. Calon tester atau mahasiswa yang belum terbiasa melakukan tes dengan anak-anak, terkadang tidak menyadari kelelahan, kejenuhan dan rasa bosan yang dihadapi anak. Waktu yang berlalu bagi tester terkadang tidak begitu melelahkan, karena posisinya sebagai penguji. Bagi anak yang posisinya diuji, waktu yang dilewatinya benarbenar membutuhkan konsentrasi dan stamina yang baik. Tujuan pengujian ini untuk mendapatkan hubungan, antara banyaknya butir tes yang diajukan dan kebutuhan waktu untuk menyelesaikan Tes Binet. Tujuan kedua untuk mengetahui batas 'waktu standar, agar dapat memberikan gambaran waktu bagi calon tester atau mahasiswa yang mendalami tes Binet. Suatu penyelenggaraan psikodiagnostik memiliki banyak aspek dan fungsinya (Sumintardja, 1991, h. 10). Penyelenggaraan psikodiagnostik untuk mengetahui kecerdasan harus didukung sejumlah kondisi yang memadai. Anak yang mengalami kekurangan waktu untuk menjawab, yaitu: berpengaruh pada Jurnal SPIRITS, Vol. 1, No. 1, 2010, 86-95

5 kualitas jawaban tes, ketidaktepatan hasil IQ, dan anak merasa tidak perlu menjawab soal dengan maksimal. Sisi lain yang dapat terjadi, anak yang sudah tidak bisa menjawab, tapi masih ditunggu oleh tester untuk menjawab; menyebabkan tertundanya akhir tes, anak merasa harus selalu menjawab, dan anak cenderung asal menjawab. Tes kecerdasan Binet memiliki sejumlah aspek dan fungsi, namun penyelenggaraan tes itu sendiri harus didukung kondisi yang memadai; karena yang di tes adalah anak-anak, kondisi yang menunjang penyelenggaraan tes sangatlah diperlukan. A. Kondisi persiapan mahasiswa untuk pelaksanaan tes Binet Tes Binet digunakan untuk pengukuran kecerdasan pada anak. Tes Binet ini termasuk klasifikasi tes yang bersifat individual. Interaksi pengetes dan anak harus memperhatikan kondisi anak, disebabkan posisi anak yang dites. Prioritas pada anak merupakan kelancaran penggalian penyelenggaraan tes Binet. Anak yang normal, tetapi mengalami hambatan pengetesan secara internal atau eksternal tidak memberikan hasil yang maksimal. Hambatan internal dapat berupa, yaitu: kelelahan, ketakutan, rasa jenuh atau bosan (Sukadji, 1981, h. 29). Hambatan eksternal, anak mengalami kesulitan berupa suara yang terlalu bising, penerangan yang terlalu gelap atau terlalu terang, ketidaksiapan tester, dan kehilangan konsentrasi karena lingkungan yang tidak mendukung (Sukadji, 1981, h. 30). Pelaksanaan Tes Binet, bila dilakukan secara bersamaan pada anak biasanya dilakukan pada ruangan yang relatif besar dengan atau tanpa penyekat, hal ini karena terbatasanya tempat. Apabila pelaksanaan tes Binet itu dilakukan secara bersama, terdapat sejumlah kelemahan dalam pelaksanaan tes tersebut seperti: para anak dan calon testernya dapat saling melihat, suara para calon tester dan jawaban anak yang saling bersaing, dan anak yang sudah menjawab suatu pertanyaan dapat dijadikan model jawaban oleh anak yang duduk berdekatan. Para calon tester atau mahasiswa yang telah membawa anak untuk praktikum, biasanya telah melewati sejumlah latihan. Latihan pertama berbentuk pengarahan secara teori, apa yang dilarang, diperbolehkan, dan dianjurkan. Latihan kedua adalah latihan bertukar peran (role playing). Latihan bertukar Batasan Waktu Penyajian Tes Binet pada Anak Normal... (Hartosujono)

6 peran ini berbentuk, mahasiswa berpura-pura menjadi anak atau sering disebut dengan testee dan mahasiswa B menjadi tester-nya (pengetesnya). Setelah semua usia tes dilalui, maka peran mahasiswa tadi diputar, mahasiswa B menjadi teste dan mahasiswa A menjadi tester. B. Waktu penyelenggaraan tes Lama penyelenggaraan tes, bagi sejumlah mahasiswa yang pertama kali melakukan praktikum tes Binet, terkadang tidak sadar bahwa penyelenggaraan waktu tes menjadi sangat berkepanjangan. Tidak jarang pelaksanaan tes Binet bagi yang seharusnya bagi anak normal berkisar antara 1 hingga 1,5 jam (Buku Pegangan Tes Standford Binet, 1989, h. 14). Bagi mahasiswa yang belum pengalaman waktu penyelenggaraan tes ini menjadi 2,5 hingga 3 jam atau bahkan lebih. Secara teoritis jumlah seluruh Tes Binet berjumlah 122 soal, dengan rentang usia 2 tahun hingga dewasa superior III. Setiap tahapan usia memiliki jumlah 6 butir tes, kecuali pada tahap dewasa rata-rata memiliki jumlah 8 butir tes. Seluruh tes bila diujikan pada anak dengan maksimal waktu 120 menit, tanpa menggunakan waktu istirahat dan soal cadangan; maka setiap butir tes disajikan hingga dijawab, rentang waktunya kurang lebih 1 menit. Kenyataannya Tes Binet dibatasi oleh umur basal dan ceilling, sehingga butir tes yang harus dijawab jelas kurang dari 122 butir tes. Umur basal adalah di mana anak mampu menjawab semua soal dengan benar. Umur ceiling adalah anak tidak mampu menjawab satu soal pun dengan benar atau dengan kata lain soal yang dijawab salah semua (Wulan, 1995, h. 49). Dengan kata lain waktu yang diperlukan mahasiswa untuk praktikum pada anak normal adalah kurang dari 2 jam. Tes Binet memiliki soal 122 butir yang dapat berkurang, karena dibatasi oleh umur basal dan ceiling. Pada anak yang telah diketahui umur basal, maka rentang tes sebelum usia basal tidak perlu diujikan, misalnya anak yang telah ditemukan usia basalnya adalah 8 tahun, maka usia 7, 6, 5 dan tingkat usia yang lebih rendah tidak perlu diujikan. Diasumsikan bahwa anak tersebut, tentunya dapat menjawab semua soal yang diajukan. Jurnal SPIRITS, Vol. 1, No. 1, 2010, 86-95

7 C. Efek bias rapport mahasiswa yang dipengaruhi halo effect anak Calon tester dan Mahasiswa sewaktu pengarahan teori dan latihan bertukar peran (role playing), telah dibekali kondisi-kondisi yang akan terjadi pada praktik tes sesungguhnya. Para mahasiswa yang telah berlatih praktik antar mahasiswa, dengan praktik pada anak, telah terjadi gap yang besar. Para mahasiswa harus mengatasi masalah-masalah yang harus segera diselesaikan. Misalnya kondisi mahasiswa yang harus menyesuaikan halo effect dan rapport. Halo effect memiliki arti berikut, penurunan obyektifitas penilaian (Sitanggang, 1994, h. 174). Contoh paling sederhana, halo effect pada para tester menyebabkan perbedaan sikap pada anak. Anak yang dianggap pandai atau aktif, oleh mahasiswa dapat ditunggu untuk menjawab karena dianggap akan mampu menjawab, dibandingkan anak yang dianggap biasa atau rata-rata. Sitanggang (1994, h. 371) menyatakan bahwa rapport berarti adanya suatu interaksi yang saling menerima dan terjadi kehangatan. Dengan kata lain rapport berarti situasi yang mendukung kelancaran tes, sesuai yang dipersyaratkan. Mahasiswa sebagai tester terkadang mengalami bias terhadap arti rapport. Arti rapport bagi mahasiswa dalam konteks tes Binet, dapat diartikan bahwa anak boleh diberi kesempatan waktu lebih lama menjawab. Kaitannya dengan hallo effect, mahasiswa dapat mengalami bias pada anak yang kelihatan lebih aktif, lebih pandai, lebih rapi, lebih terampil atau latar belakang orang tua yang berpendidikan tinggi. Efek yang dapat terjadi adalah, rapport pada anak itu akan bersifat positif. Anak yang secara fisik terlihat lebih aktif namun tidak mampu menjawab, akan diberi waktu menjawab lebih panjang daripada anak yang terlihat biasa-biasa saja. Mahasiswa yang mengalami halo effect dan mengalami bias rapport, dapat mengakhiri tes Binet di luar batas waktu yang ditentukan. METODOLOGI Subjek anak-anak dalam penelitian adalah 178 orang yang terdiri dari 99 perempuan dan 77 laki-laki. Rentang usia subjek antara 3 hingga berusia 12 tahun. Data penelitian berupa dikumpulkan dari protokol laporan hasil praktikum mahasiswa. Waktu lamanya tes diperoleh dari catatan waktu peminjaman alat tes Batasan Waktu Penyajian Tes Binet pada Anak Normal... (Hartosujono)

8 Binet. Banyaknya butir yang diajukan pada anak, data ini diperoleh dari lembar jawaban anak. HASIL PENELITIAN Sebelum dilakukan analisa data, maka dilakukan uji asumsi dari variabel penelitian. Hasil uji normalitas menunjukkan lamanya penyajian tes anak koefisiensi hasil 1,658 dengan probabilitas 0,008. Hasil uji normalitas untuk banyaknya butir yang diajukan pada anak memiliki koefisiensi hasil 2,330 dengan probabilitas 0,000. Semua variabel memiliki penyebaran skor yang normal. Uji linearitas antar masing-masing variabel bebas dengan variabel tergantung tergolong linear. Lamanya waktu pengetesan memiliki koefisiensi Mean 193,679 menit dengan Simpangan Baku 25,6667. Banyaknya butir soal pads Tes Binet yang diajukan tanpa memperhatikan jawaban anak benar atau salah, memiliki Mean 39,06 butir dengan Simpangan Baku 8,691. Hasil analisa data antara koefisiensi korelasi Pearson antara banyaknya butir jawaban pada tes Binet dengan lamanya waktu pengetesan (R = 0,471; p = 0,000). Artinya, ada hubungan yang sangat signifikan antara banyaknya butir jawaban pada tes Binet dengan lamanya waktu pengetesan. Sumbangan efektif banyaknya butir Tes binet terhadap lamanya waktu pengetesan tes Binet sebanyak 22%. Koefisien sumbangan efektif (r xy ) 2 sebesar 0,222. Proporsi variasi variabel dependen terhadap independen dijelaskan melalui koefisien determinasi tersebut. Ini berarti lamanya waktu pengetesan dapat dijelaskan oleh banyaknya butir yang diajukan untuk koefisiensi sumbangan efektif adalah sebesar 0,222 atau 22%; DISKUSI Dari hasil analisa data secara keseluruhan ada hubungan yang sangat signifikan antara banyaknya butir jawaban pada tes Binet dengan waktu pengetesan. Koefisien r xy sebesar 0,471, sedangkan untuk sumbangan efektif yang diberikan banyaknya butir jawaban terhadap lama waktu adalah 22%. Berarti lamanya waktu pengujian tes Binet berkaitan dengan banyaknya butir soal. Hanya Jurnal SPIRITS, Vol. 1, No. 1, 2010, 86-95

9 saja lama waktu pengujian tes Binet tidak hanya berkait semata-mata pada banyaknya butir yang diajukan. Beberapa hal yang masih harus dipertimbangkan berkaitan dengan korelasi antara kualitas jawaban yang diberikan anak, tinggi atau rendahnya IQ anak, kemampuan tester menyajikan tes Binet dan mungkin lingkungan tempat tes yang berpengaruh. Mean waktu penyajian tes diperoleh koefisiensi 103,679 menit. Banyaknya butir soal yang diajukan untuk Nilai Tengah adalah 39,06 atau dapat dibulatkan 39 butir soal. Total waktu tunggu jawaban (total time respons) untuk soal dan jawaban yang diajukan tanpa memperhatikan jawabannya benar atau salah; berkisar 103,679 menit yang kemudian dibagi dengan 39 butir soal, maka setiap butir tes entah dijawab dengan benar atau salah membutuhkan penyajian waktu sekitar 2,65 menit. Penyajian dengan jumlah soal untuk 39 butir soal dengan penyajian setiap butir membutuhkan waktu 2,65 menit, maka menghabiskan waktu kurang lebih berkisar 1 jam 43 menit (103 menit). Para calon tester atau para mahasiswa yang melakukan praktikum pada sejumlah anak, ternyata waktu penyajian tes secara ideal tidak terlalu menyimpang. Tertulis di buku manual Tes Binet bagi anak normal berkisar antara 1 jam hingga 1 jam 30 menit, untuk pelaksanaan waktu secara nyata berkisar 1 jam 43 menit, tidak menyimpang secara signifikan. Perbedaan waktu yang terjadi pada buku manual Tes Binet dengan tes yang nyata, justru menyiratkan waktu jawaban (total time respons) di buku manual lebih sedikit. Nilai tengah atau rata-rata yang diperoleh untuk mahasiswa atau calon tester adalah 1 jam 43 menit. Asumsi yang digunakan bahwa anak menyelesaikan banyaknya soal dengan kisaran 39 butir soal. Setiap penyajian per butir soal dan waktu tunggu jawaban (total time respons) yang diberikan pada anak, dibatasi waktunya 2,65 menit. KESIMPULAN DAN SARAN Penelitian ini mencoba meninjau lamanya penyajian tes Binet untuk anak normal dengan banyaknya butir tes yang diajukan. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah adanya hubungan yang amat signifikan terhadap banyaknya Batasan Waktu Penyajian Tes Binet pada Anak Normal... (Hartosujono)

10 butir tes yang diajukan dengan lamanya penyelenggaraan tes. Tujuan berikutnya adanya penyajian butir soal yang dibatasi berkisar 2,65 menit. Bila anak yang di tes telah. ditemukan tahun basalnya, dan kemungkinan anak mengerjakan 39 butir soal; maka kisaran waktu penyajian dan penyelesaian butir soal membutuhkan 2,65 menit. Waktu penyajian dan jawaban soal akan berkurang, bila anak menjawab butir soal dengan cepat sehingga waktu tunggu dapat makin bertambah. Waktu tunggu jawaban (total time respons) anak akan makin pendek, bila respon jawab anak makin cepat. Adapun kelemahan pada penelitian Tes Binet ini, kemampuan calon tester dan mahasiswa belum disertakan. Kemampuan calon tester dan mahasiswa yang memiliki jam terbang makin tinggi, tentunya akan makin lebih pendek menggunakan lamanya proses tes Binet. Saran untuk penelitian selanjutnya dapat disertakan pembedaan antara pengalaman tester yang terbiasa melakukan Tes Binet. Pembedaan ini berkemungkinan memberi realitas yang nyata bahwa kemampuan mahasiswa yang makin banyak melakukan praktikum pads anak, akan mampu mengatur waktu penyajian tes Binet dengan lebih singkat. DAFTAR PUSTAKA Buku Pegangan Tes Standford Binet adaptasi UGM, Sumintardja, E.N. (1991). Pengantar Psikodiagnostik, Cetakan kedua, Bandung: Universitas Padjajaran. Sukadji, S. (1981). Mengenal Skala Binet. Universitas Gadjah Mada: Fakultas Psikologi. Sitanggang, H.A.R. (1994) Kamus Psikologi. Bandung: Armico. Wulan, R. (1995). Evaluasi Penggunaan Tes Binet Buletin Psikologi. Tabun III, No. 2., Desember. Universitas Gadjah Mada: Fakultas Psikologi Jurnal SPIRITS, Vol. 1, No. 1, 2010, 86-95

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Jurusan Psikologi

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Jurusan Psikologi BAB III METODE PENELITIAN A. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling 1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Jurusan Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia

Lebih terperinci

Oleh : Tri Astuti Arigiyati Prodi Pendidikan Matematika FKIP UST

Oleh : Tri Astuti Arigiyati Prodi Pendidikan Matematika FKIP UST PENGARUH KEDISIPLINAN, MOTIVASI BELAJAR, DAN DUKUNGAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA KULIAH METODE STATISTIKA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA ANGKATAN 2009 Oleh : Tri Astuti Arigiyati

Lebih terperinci

PRESTASI BELAJAR IPA

PRESTASI BELAJAR IPA PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPA Lastian Dwi Hastuti Disusun bersama: Drs. Veator Renyaan, M.Pd. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sarjawiyata Tamansiswa

Lebih terperinci

UNON: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 2 No 1, Maret 2014

UNON: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 2 No 1, Maret 2014 UNON: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 2 No 1, Maret 2014 HUBUNGAN ANTARA KECEMASAN DALAM MENGHADAPI MATA PELAJARAN MATEMATIKA DAN PERHATIAN ORANG TUA DENGAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA SIKAP, GAYA BELAJAR, DAN KEMAMPUAN NUMERIK DENGAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII SMP SEKECAMATAN JETIS BANTUL

HUBUNGAN ANTARA SIKAP, GAYA BELAJAR, DAN KEMAMPUAN NUMERIK DENGAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII SMP SEKECAMATAN JETIS BANTUL UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 4 No 2, Juli 2016 HUBUNGAN ANTARA SIKAP, GAYA BELAJAR, DAN KEMAMPUAN NUMERIK DENGAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII SMP SEKECAMATAN JETIS BANTUL Sutrisna 1) dan Istiqomah

Lebih terperinci

HUBUNGAN LINGKUNGAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA

HUBUNGAN LINGKUNGAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA HUBUNGAN LINGKUNGAN DENGAN PRESTASI MAHASISWA Menik Sri Daryanti Universitas Aisyiyah Yogyakarta E-mail:meniksridaryanti@gmail.com Abstract: This study aimed to analyze the relationship between the learning

Lebih terperinci

HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PERILAKU AGRESIF PADA SISWA SMK N 2 DEPOK

HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PERILAKU AGRESIF PADA SISWA SMK N 2 DEPOK HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PERILAKU AGRESIF PADA SISWA SMK N 2 DEPOK SKRIPSI Oleh : Eka Rahman S 201210515070 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS BHAYANGKARA JAKARTA RAYA 2016

Lebih terperinci

PENGARUH KETERAMPILAN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN EKONOMI KOPERASI FKIP UNIVERSITAS RIAU

PENGARUH KETERAMPILAN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN EKONOMI KOPERASI FKIP UNIVERSITAS RIAU PENGARUH KETERAMPILAN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN EKONOMI KOPERASI FKIP UNIVERSITAS RIAU FITRI AFRIDA YANTI Dibawah Bimbingan: Suarman dan Riadi Armas Fakultas Keguruan Dan Ilmu

Lebih terperinci

Mitra Dhani Pinem*, Cicik Suriani

Mitra Dhani Pinem*, Cicik Suriani HUBUNGAN MINAT BELAJAR MAHASISWA DENGAN HASIL BELAJAR MATA KULIAH RUMPUN BOTANI PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI REGULER FMIPA UNIMED ANGKATAN 2011 Mitra Dhani Pinem*, Cicik Suriani Program

Lebih terperinci

KONTRIBUSI KREATIVITAS SISWA DALAM PRAKTIK PEMESINAN DAN MOTIVASI KERJA SISWA TERHADAP KESIAPAN KERJA

KONTRIBUSI KREATIVITAS SISWA DALAM PRAKTIK PEMESINAN DAN MOTIVASI KERJA SISWA TERHADAP KESIAPAN KERJA Kontribusi kreativitas siswa... (Muchammad Noordiansyah) 1 KONTRIBUSI KREATIVITAS SISWA DALAM PRAKTIK PEMESINAN DAN MOTIVASI KERJA SISWA TERHADAP KESIAPAN KERJA THE CONTRIBUTION OF STUDENT S CREATIVITY

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. tujuan, gambaran hubungan antar variabel, perumusan hipotesis sampai dengan

BAB III METODE PENELITIAN. tujuan, gambaran hubungan antar variabel, perumusan hipotesis sampai dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian merupakan rangkaian sistematis dari penjelasan secara rinci tentang keseluruhan rencana penelitian mulai dari perumusan masalah, tujuan,

Lebih terperinci

PENGARUH KEMAMPUAN MEMORI DAN MINAT BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP AL ISLAM 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2011/2012

PENGARUH KEMAMPUAN MEMORI DAN MINAT BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP AL ISLAM 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2011/2012 PENGARUH KEMAMPUAN MEMORI DAN MINAT BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP AL ISLAM 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 011/01 NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada siswa-siswi SMP Negeri 5 Stabat. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada siswa-siswi SMP Negeri 5 Stabat. Penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan pada siswa-siswi SMP Negeri 5 Stabat. Penelitian ini dilakukan pada bulan April 2014. 3.2 Identifikasi Variabel Penelitian Variabel

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Universitas Bina Nusantara yang sedang mengerjakan skripsi. Penyebaran

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Universitas Bina Nusantara yang sedang mengerjakan skripsi. Penyebaran BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Profil Responden Responden terdiri dari 200 orang dan merupakan mahasiswa Universitas Bina Nusantara yang sedang mengerjakan skripsi. Penyebaran rentang usia responden

Lebih terperinci

Kontribusi Kecerdasan Emosional Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran TIK Kelas XI di SMA PGRI 1 Padang

Kontribusi Kecerdasan Emosional Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran TIK Kelas XI di SMA PGRI 1 Padang Kontribusi Kecerdasan Emosional Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran TIK Kelas XI di SMA PGRI 1 Padang Gustri Wandi, Drs. Khairudin, M.Si, Ashabul khairi, S.T, M.Kom Pendidikan Teknik Informatika

Lebih terperinci

Pengantar Psikodiagnostik

Pengantar Psikodiagnostik Modul ke: Pengantar Psikodiagnostik Validitas Reliabilitas Fakultas PSIKOLOGI Muhammad Ramadhan, M.Psi, Psikolog. Program Studi Psikologi http://www.mercubuana.ac.id Reliabilitas Merujuk pada konsistensi

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA MINAT DENGAN MOTIVASI MEMILIH SEKOLAH PADA SISWA SMP NEGERI 1 KRAYAN KALIMANTAN TIMUR

HUBUNGAN ANTARA MINAT DENGAN MOTIVASI MEMILIH SEKOLAH PADA SISWA SMP NEGERI 1 KRAYAN KALIMANTAN TIMUR HUBUNGAN ANTARA MINAT DENGAN MOTIVASI MEMILIH SEKOLAH PADA SISWA SMP NEGERI 1 KRAYAN KALIMANTAN TIMUR Nova Devisanti Titik Muti ah Nova_dikson@yahoo.com tmutiah2000@yahoo.com Fakultas Psikologi, Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian yang telah ditetapkan dan berperan sebagai pedoman atau penuntun pada

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian yang telah ditetapkan dan berperan sebagai pedoman atau penuntun pada BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Rancangan penelitian merupakan suatu strategi untuk mencapai tujuan penelitian yang telah ditetapkan dan berperan sebagai pedoman atau penuntun pada

Lebih terperinci

Fakultas Psikologi UMBY, 2011

Fakultas Psikologi UMBY, 2011 Fakultas Psikologi UMBY, 2011 Banyak digunakan untuk anak usia 3 13 tahun Petunjuk Umum untuk menentukan suatu tes valid atau tidak 1. Mengikuti prosedur standar 2. Usaha subjek yang maksimal harus ditumbuhkan

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Uji Asumsi Sebelum melakukan uji hipotesis, terlebih dahulu dilakukan uji asumsi. Uji asumsi ini terdiri dari uji normalitas dan uji linearitas. Uji asumsi

Lebih terperinci

89 HUBUNGAN KEMAMPUAN NUMERIK DENGAN HASIL BELAJARMATEMATIKA SISWA SMP YLPI PERHENTIAN MARPOYAN PEKANBARU

89 HUBUNGAN KEMAMPUAN NUMERIK DENGAN HASIL BELAJARMATEMATIKA SISWA SMP YLPI PERHENTIAN MARPOYAN PEKANBARU 89 HUBUNGAN KEMAMPUAN NUMERIK DENGAN HASIL BELAJARMATEMATIKA SISWA SMP YLPI PERHENTIAN MARPOYAN PEKANBARU (RELATION OF NUMERICAL ABILITY WITH MATHEMATICS STUDENT LEARNING OUTCOMES SMP YLPI PERHENTIAN MARPOYAN

Lebih terperinci

HUBUNGAN KESIAPAN BELAJAR SISWA DENGAN PRESTASI BELAJAR. Dessy Mulyani 1)

HUBUNGAN KESIAPAN BELAJAR SISWA DENGAN PRESTASI BELAJAR. Dessy Mulyani 1) Volume 2 Nomor 1 Januari 2013 KONSELOR Jurnal Ilmiah Konseling http://ejournal.unp.ac.id/index.php/konselor Halaman 27-31 Info Artikel: Diterima14/02/2013 Direvisi 20/02/2013 Dipublikasikan 01/03/2013

Lebih terperinci

PENGANTAR UMUM WESCHLER ADULT INTELIGENCE SCALE (WAIS) 1. Suatu booklet berikan spiral berisi soal-soal tes Melengkapi Gambar

PENGANTAR UMUM WESCHLER ADULT INTELIGENCE SCALE (WAIS) 1. Suatu booklet berikan spiral berisi soal-soal tes Melengkapi Gambar PENGANTAR UMUM WESCHLER ADULT INTELIGENCE SCALE (WAIS) Beberapa material tes WAIS yaitu Buku Pegangan dan Bentuk (Formulir) Penilaian, dan alat-alat bantu yang terdapat di dalamnya, yang terdiri dari:

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Populasi/ Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian dilaksanakan di Universitas pada Unit Kegiatan Mahasiswa Dayung. Peneliti memilih lokasi ini sebagai lokasi

Lebih terperinci

Penerapan Metode Bermain Peran Untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara Siswa Kelas V SDN Tegalsari 04 Ambulu Jember

Penerapan Metode Bermain Peran Untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara Siswa Kelas V SDN Tegalsari 04 Ambulu Jember 1 Pendahuluan Penerapan Metode Bermain Peran Untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara Siswa Kelas V SDN Tegalsari 04 Ambulu Jember Applying Role Playing Methods to Improve the Fifth Grade Students' Speaking

Lebih terperinci

UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 3 No 1, Maret 2015

UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 3 No 1, Maret 2015 UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 3 No 1, Maret 2015 HUBUNGAN KEMAMPUAN NUMERIK DAN PERSEPSI SISWA TERHADAP PELAJARAN MATEMATIKA DENGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPN 2 JOGONALAN

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING BERBANTUAN MEDIA PEMBELAJARAN RODA LOGIKA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING BERBANTUAN MEDIA PEMBELAJARAN RODA LOGIKA J u r n a l MATEMATICS PAEDAGOGIC Vol VII. No. 1, September 2016, hlm. 97 101 Available online at www.deacas.com/se/jurnal PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING BERBANTUAN MEDIA PEMBELAJARAN RODA

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA MINAT BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA

HUBUNGAN ANTARA MINAT BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 4 No 3, November 2016 HUBUNGAN ANTARA MINAT BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA Yuli Setya Hartanti 1) dan Esti Harini 2) 1), 2) Program

Lebih terperinci

UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 3 No 2, Juli 2015

UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 3 No 2, Juli 2015 UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 3 No 2, Juli 2015 UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION PADA SISWA KELAS VII B SMP NEGERI

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini menguraikan mengenai hal-hal yang menyangkut operasional

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini menguraikan mengenai hal-hal yang menyangkut operasional 25 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Bab ini menguraikan mengenai hal-hal yang menyangkut operasional penelitian. Pembahasan mengenai bagaimana penelitian ini dilaksanakan, subjek yang diteliti serta aspek-aspek

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 36 BAB III METODE PENELITIAN Bab III membahas mengenai lokasi, populasi, sampel, desain penelitian, metode penelitian, variabel penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, proses pengembangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tujuan Penelitian Di dalam penelitian ini, tujuan yang hendak dicapai oleh peneliti adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui pengaruh metode observasi lingkungan alam sekitar

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE (TTW) SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE (TTW) SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA OPEN ACCESS MES (Journal of Mathematics Education and Science) ISSN: 2579-6550 (online) 2528-4363 (print) Vol. 2, No. 2. April 2017 IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE (TTW)

Lebih terperinci

Hubungan Antara Gaya (Yundhi Arfianto) Kata kunci: Gaya Hidup sehat, Tingkat Kesegaran Jasmani, Kelas VIII

Hubungan Antara Gaya (Yundhi Arfianto) Kata kunci: Gaya Hidup sehat, Tingkat Kesegaran Jasmani, Kelas VIII HUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP SEHAT DENGAN TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 SLEMAN Oleh: Yundhi Arfianto Email: yundiarfi7@gmail.com ABSTRAK Seiring masuknya globalisasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitaf merupakan suatu pendekatan yang memungkinkan dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sampel tertentu, teknik pengambilan sampel biasanya dilakukan dengan cara random,

BAB III METODE PENELITIAN. sampel tertentu, teknik pengambilan sampel biasanya dilakukan dengan cara random, BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Penelitian yang akan dilakukan menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode deskriptif korelasional. Pendekatan kuantitatif merupakan pendekatan yang

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dapat ditarik simpulan profil kesulitan mahasiswa

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dapat ditarik simpulan profil kesulitan mahasiswa BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dapat ditarik simpulan profil kesulitan mahasiswa dalam memecahkan masalah geometri transformasi pada

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG 1 HUBUNGAN DISIPLIN DAN INTERAKSI SISWA SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN PEKERJAAN MEKANIK DAN KESELAMATAN KERJA KELAS X DI SMK N 5 PADANG CHAIRUL NAZALUL ANSHAR PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif adalah metode yang digunakan untuk meneliti populasi atau sampel tertentu, pengumpulan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian menurut Sukmadinata (2011:52) merupakan rangkaian cara atau kegiatan pelaksanaan penelitian yang didasari oleh asumsi-asumsi dasar,

Lebih terperinci

PENGARUH PEMANFAATAN WAKTU BELAJAR SISWA DI LUAR JAM PELAJARAN DAN PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI

PENGARUH PEMANFAATAN WAKTU BELAJAR SISWA DI LUAR JAM PELAJARAN DAN PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI Pengaruh Pemanfaatan Waktu...(Dina Kurnianingtyas) 1 PENGARUH PEMANFAATAN WAKTU BELAJAR SISWA DI LUAR JAM PELAJARAN DAN PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI THE USE OF TIME STUDENT LEARNING

Lebih terperinci

STATISTIK PSIKOLOGI. Unita Werdi Rahajeng

STATISTIK PSIKOLOGI. Unita Werdi Rahajeng STATISTIK PSIKOLOGI Unita Werdi Rahajeng www.unita.lecture.ub.ac.id Lingkup Statistik Aktivitas Deskriptif Inferensial Deskripsi Data/Nume rical Summaries Penyajian Data Estimasi Parameter Uji Signifikansi

Lebih terperinci

STATISTIK PSIKOLOGI. Unita Werdi Rahajeng

STATISTIK PSIKOLOGI. Unita Werdi Rahajeng STATISTIK PSIKOLOGI Unita Werdi Rahajeng www.unita.lecture.ub.ac.id Lingkup Statistik Aktivitas Deskriptif Inferensial Deskripsi Data/Nume rical Summaries Penyajian Data Estimasi Parameter Uji Signifikansi

Lebih terperinci

Pengaruh Motivasi Belajar... (Lusi Wahyuni)

Pengaruh Motivasi Belajar... (Lusi Wahyuni) 758 PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN TYPING MASTER TERHADAP KETERAMPILAN MENGETIK SISTEM 10 JARI BUTA SISWA KOMPETENSI KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN THE EFFECTS LEARNING

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian 1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research). Penelitian lapangan merupakan suatu penelitian untuk memperolah

Lebih terperinci

WURI PRATIWI SILVIANI A

WURI PRATIWI SILVIANI A HASIL BELAJAR AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH 1 DITINJAU DARI PENGUASAAN KONSEP AKUNTANSI DAN KONTINUITAS BELAJAR PADA MAHASISWA PENDIDIKAN AKUNTANSI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA TAHUN 2015/2016 PUBLIKASI

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X SMA NEGERI 3 RAMBAH HILIR

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X SMA NEGERI 3 RAMBAH HILIR PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X SMA NEGERI 3 RAMBAH HILIR Elvita Yeni *), Hardianto 1), Suwandi 2) 1&2) Program Studi Pendidikan Matematika,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Untuk pengujian validitas tes angket pada penelitian ini dilakukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Untuk pengujian validitas tes angket pada penelitian ini dilakukan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Uji Validitas dan Reliabilitas Tes Angket 1. Uji Validitas Tes Angket Untuk pengujian validitas tes angket pada penelitian ini dilakukan

Lebih terperinci

HUBUNGAN WAKTU KERJA TERHADAP HASIL KERJA PADA PELAKSANAAN UJI KOMPETENSI BIDANG PEMESINAN BUBUT DI SMK

HUBUNGAN WAKTU KERJA TERHADAP HASIL KERJA PADA PELAKSANAAN UJI KOMPETENSI BIDANG PEMESINAN BUBUT DI SMK HUBUNGAN WAKTU KERJA TERHADAP HASIL KERJA PADA PELAKSANAAN UJI KOMPETENSI BIDANG PEMESINAN BUBUT DI SMK Ito Ismanto 1, Wardaya 2, Purnawan 3 Departemen Pendidikan Teknik Mesin Universitas Pendidikan Indonesia

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. merumuskan masalah sampai dengan menarik kesimpulan (Purwanto,

BAB III METODE PENELITIAN. merumuskan masalah sampai dengan menarik kesimpulan (Purwanto, BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian merupakan keseluruhan cara atau kegiatan yang dilakukan oleh peneliti dalam melaksanakan penelitian mulai dari merumuskan masalah

Lebih terperinci

PENGARUH READINESS DAN SELF-CONFIDENCE TERHADAP PENGUASAAN GEOMETRI TRANSFORMASI MAHASISWA PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO

PENGARUH READINESS DAN SELF-CONFIDENCE TERHADAP PENGUASAAN GEOMETRI TRANSFORMASI MAHASISWA PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO Vol. 9 No. 1 (Mei) 2016, Hal. 75-88 βeta βeta 2016 ISSN: 2085-5893 http://ejurnal.iainmataram.ac.id/index.php/beta PENGARUH READINESS DAN SELF-CONFIDENCE TERHADAP PENGUASAAN GEOMETRI TRANSFORMASI MAHASISWA

Lebih terperinci

Abstract

Abstract PERSEPSI SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA BIOLOGI DAN HUBUNGANNYA DENGAN HASIL BELAJAR IPA BIOLOGI SISWA KELAS VIII SMPN 1 PATAMUAN KABUPATEN PADANG PARIAMAN Vionirita Sewasa 1), Erman Har 2), dan Azrita 2)

Lebih terperinci

PRESTASI BELAJAR DASAR AKUNTANSI KEUANGAN 2 DITINJAU DARI KEBIASAAN BELAJAR DAN KONSENTRASI BELAJAR MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI

PRESTASI BELAJAR DASAR AKUNTANSI KEUANGAN 2 DITINJAU DARI KEBIASAAN BELAJAR DAN KONSENTRASI BELAJAR MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI PRESTASI BELAJAR DASAR AKUNTANSI KEUANGAN 2 DITINJAU DARI KEBIASAAN BELAJAR DAN KONSENTRASI BELAJAR MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA ANGKATAN 2013 Skripsi

Lebih terperinci

Jurnal Sosialisasi Pendidikan Sosiologi-FIS UNM

Jurnal Sosialisasi Pendidikan Sosiologi-FIS UNM PENGARUH MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI DI SMA PGRI GALESONG Asriati Pendidikan Sosiologi FIS-UNM ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 54 BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Metode Penelitian 4.1.1 Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data kualitatif yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 73 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan disajikan hasil penelitian yang telah dilakukan meliputi deskripsi data, hasil analisis data penelitian, pengujian hipotesis, dan pembahasan

Lebih terperinci

REM KELAS XI TEKNIK KENDARAAN RINGAN SMK TAMAN KARYA MADYA TEKNIK KEBUMEN TAHUN PELAJARAN 2014/2015. Wiwit Winarto

REM KELAS XI TEKNIK KENDARAAN RINGAN SMK TAMAN KARYA MADYA TEKNIK KEBUMEN TAHUN PELAJARAN 2014/2015. Wiwit Winarto REM KELAS XI TEKNIK KENDARAAN RINGAN SMK TAMAN KARYA MADYA TEKNIK KEBUMEN TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Wiwit Winarto E-mail: wiwit.winarto90@gmail.com Subagyo ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui:

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Kemampuan afektif yang dianalisis dalam penelitian ini adalah perilaku siswa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Kemampuan afektif yang dianalisis dalam penelitian ini adalah perilaku siswa BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional 1. Kemampuan afektif yang dianalisis dalam penelitian ini adalah perilaku siswa selama kegiatan praktikum uji makanan berlangsung yang dijaring melalui

Lebih terperinci

PENGARUH GAYA BELAJAR DAN MOTIVASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PADA MATAKULIAH ORGANISASI DAN ARSITEKTUR KOMPUTER

PENGARUH GAYA BELAJAR DAN MOTIVASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PADA MATAKULIAH ORGANISASI DAN ARSITEKTUR KOMPUTER Jurnal Pendidikan Informatika dan Sains, Vol.4, No. 2, Desember 2015 PENGARUH GAYA BELAJAR DAN MOTIVASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PADA MATAKULIAH ORGANISASI DAN ARSITEKTUR KOMPUTER Sri Koriaty

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Subjek Penelitian Setting penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas III SD negeri 2 Ngaren,

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Subjek Penelitian Setting penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas III SD negeri 2 Ngaren, BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Subjek Penelitian 3.1.1 Setting penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas III SD negeri 2 Ngaren, Kecamatan Pedan, Kabupaten Klaten. Pada semester II tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan dirinya sehingga mampu menghadapi setiap perubahan yang terjadi.

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan dirinya sehingga mampu menghadapi setiap perubahan yang terjadi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini pendidikan memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia. Pada dasarnya, pendidikan merupakan suatu proses yang membantu manusia dalam mengembangkan

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan Penelitian

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan Penelitian BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN A. Orientasi Kancah dan Persiapan Penelitian 1. Orientasi Kancah Penelitian Sebelum melakukan penelitian terlebih dahulu peneliti menentukan lokasi yang akan dijadikan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD se-gugus Karangmojo III yang meliputi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD se-gugus Karangmojo III yang meliputi BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Data Penelitian ini dilaksanakan di SD se-gugus Karangmojo III yang meliputi enam SD, antara lain SD Karangmojo III, SD Gedangan,

Lebih terperinci

ANTAR KELAS PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING

ANTAR KELAS PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING PERBEDAAN PRESTASI BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL ANTAR KELAS PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DENGAN KELAS MODEL PEMBELAJARAN EKSPOSITORI Amelia Astri Wulandari Disusun bersama:drs. AL. Sugijanto,

Lebih terperinci

PENGARUH INTENSITAS PERHATIAN ORANG TUA DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA

PENGARUH INTENSITAS PERHATIAN ORANG TUA DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PENGARUH INTENSITAS PERHATIAN ORANG TUA DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Pendidikan

Lebih terperinci

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR PENGARUH MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR The influence of study motivation through students study achievement in student of class XI IPS at SMA Negeri 2 Metro Academic year 2012/2013 Mar atur

Lebih terperinci

PENGARUH KEPEMIMPINAN POSITIF TERHADAP WORK ENGAGEMENT PADA PENGURUS BEM ULM. Skripsi. Diajukan Guna Memenuhi Sebagian Syarat

PENGARUH KEPEMIMPINAN POSITIF TERHADAP WORK ENGAGEMENT PADA PENGURUS BEM ULM. Skripsi. Diajukan Guna Memenuhi Sebagian Syarat PENGARUH KEPEMIMPINAN POSITIF TERHADAP WORK ENGAGEMENT PADA PENGURUS BEM ULM Skripsi Diajukan Guna Memenuhi Sebagian Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Unversitas Lambung Mangkurat Diajukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian menurut Silalahi ( 2010 : 180) yaitu, rencana dan

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian menurut Silalahi ( 2010 : 180) yaitu, rencana dan 37 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Desain penelitian menurut Silalahi ( 2010 : 180) yaitu, rencana dan struktur penyelidikan yang disusun sedemikian rupa sehingga peneliti akan dapat memperoleh

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA WAKTU REAKSI DAN KEKUATAN OTOT LENGAN DENGAN KEMAMPUAN SERVIS BAWAH BOLA VOLI PADA MAHASISWA PUTRA SEMESTER II STKIP-PGRI PONTIANAK

HUBUNGAN ANTARA WAKTU REAKSI DAN KEKUATAN OTOT LENGAN DENGAN KEMAMPUAN SERVIS BAWAH BOLA VOLI PADA MAHASISWA PUTRA SEMESTER II STKIP-PGRI PONTIANAK HUBUNGAN ANTARA WAKTU REAKSI DAN KEKUATAN OTOT LENGAN DENGAN KEMAMPUAN SERVIS BAWAH BOLA VOLI PADA MAHASISWA PUTRA SEMESTER II STKIP-PGRI PONTIANAK Stephani Yane Dosen Program Studi Pendidikan Jasmani,

Lebih terperinci

Wirakaryati dan Jurubahasa Sinuraya Jurusan Fisika FMIPA Unimed)

Wirakaryati dan Jurubahasa Sinuraya Jurusan Fisika FMIPA Unimed) PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW BERBANTU ANIMASI FLASH TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PEMBIASAN CAHAYA DI KELAS X SMAN 20 MEDAN T.P. 2013/2014 Wirakaryati dan Jurubahasa Sinuraya

Lebih terperinci

PERBEDAAN EFIKASI DIRI AKADEMIK PADA MAHASISWA TINGKAT AWAL DAN TINGKAT AKHIR FARHAND DIANSYAH FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS GUNADARMA 2012

PERBEDAAN EFIKASI DIRI AKADEMIK PADA MAHASISWA TINGKAT AWAL DAN TINGKAT AKHIR FARHAND DIANSYAH FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS GUNADARMA 2012 PERBEDAAN EFIKASI DIRI AKADEMIK PADA MAHASISWA TINGKAT AWAL DAN TINGKAT AKHIR FARHAND DIANSYAH 10508075 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS GUNADARMA 2012 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Mahasiswa Tingkat

Lebih terperinci

ABSTRACT. Keywords: Performance Audit, Performance Accountability

ABSTRACT. Keywords: Performance Audit, Performance Accountability ABSTRACT The purpose of this research to identify, describe and explain the influence of Performance Audit Application on Local Government Performance Accountability. This research uses descriptive method

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif. BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Metode deskriptif digunakan karena peneliti bermaksud untuk mendeskripsikan, menganalisis,

Lebih terperinci

DAFTAR LAMPIRAN. A. Kuesioner / Skala Prokrastinasi Skripsi, Orientasi Pada Kesempurnaan, dan Efikasi diri. Kata Pengantar

DAFTAR LAMPIRAN. A. Kuesioner / Skala Prokrastinasi Skripsi, Orientasi Pada Kesempurnaan, dan Efikasi diri. Kata Pengantar 98 DAFTAR LAMPIRAN LAMPIRAN 1: Instrumen Penelitian A. Kuesioner / Skala Prokrastinasi Skripsi, Orientasi Pada Kesempurnaan, dan Efikasi diri Kata Pengantar Angket ini diajukan guna memperoleh data dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN X O

BAB III METODE PENELITIAN X O BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Dalam penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif dengan metode eksperimen. Penelitian ini berdesain One-Shot Case Study. yaitu dengan

Lebih terperinci

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA (EFFECT ON STUDENT MOTIVATION TO LEARN MATHEMATICS ACHIEVEMENT OF STUDENT)

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA (EFFECT ON STUDENT MOTIVATION TO LEARN MATHEMATICS ACHIEVEMENT OF STUDENT) PENGARUH MOTIVASI BELAJAR SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA (EFFECT ON STUDENT MOTIVATION TO LEARN MATHEMATICS ACHIEVEMENT OF STUDENT) Anis Susanti (Aniessciutee_baikhati@yahoo.co.id) Siti

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode dan Desain Penelitian Metode penelitian merupakan cara ilmiah yang digunakan untuk mendapatkan data dengan maksud untuk mencapai tujuan tertentu. Pada penelitian ini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk menjawab pertanyaan penelitian yang telah dirumuskan, maka

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk menjawab pertanyaan penelitian yang telah dirumuskan, maka BAB III METODE PENELITIAN A. DESAIN PENELITIAN Untuk menjawab pertanyaan penelitian yang telah dirumuskan, maka metode penelitian yang akan digunakan adalah metode eksperimen dengan pendekatan kualitatif

Lebih terperinci

ABSTRACT ENVIRONMENTAL AUDIT ROLE IN SUPPORTING THE APPLICATION OF CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY IN. TELECOMMUNICATION INDONESIA, TBK

ABSTRACT ENVIRONMENTAL AUDIT ROLE IN SUPPORTING THE APPLICATION OF CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY IN. TELECOMMUNICATION INDONESIA, TBK ABSTRACT ENVIRONMENTAL AUDIT ROLE IN SUPPORTING THE APPLICATION OF CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY IN. TELECOMMUNICATION INDONESIA, TBK This study the purpose to determine how large a role in supporting

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif menekankan analisisnya pada data-data numerical

Lebih terperinci

PENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION SISWA KELAS VII C SMP N 1 NGLIPAR GUNUNGKIDUL

PENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION SISWA KELAS VII C SMP N 1 NGLIPAR GUNUNGKIDUL UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 4 No 1, Maret 2016 PENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION SISWA KELAS VII C SMP N 1 NGLIPAR GUNUNGKIDUL Andreas

Lebih terperinci

KORELASI ANTARA PEMANFAATAN FASILITAS PRAKTIK DAN MINAT SISWA DENGAN HASIL BELAJAR SISWA SMK MUHAMMADIYAH SURUH KABUPATEN SEMARANG ABSTRACT

KORELASI ANTARA PEMANFAATAN FASILITAS PRAKTIK DAN MINAT SISWA DENGAN HASIL BELAJAR SISWA SMK MUHAMMADIYAH SURUH KABUPATEN SEMARANG ABSTRACT KORELASI ANTARA PEMANFAATAN FASILITAS PRAKTIK DAN MINAT SISWA DENGAN HASIL BELAJAR SISWA SMK MUHAMMADIYAH SURUH KABUPATEN SEMARANG Muhamad Suswanto 1 & Pairun Roniwijaya 2 1 & 2 Pendidikan Teknik Mesin

Lebih terperinci

Perancangan Alat Ukur

Perancangan Alat Ukur Modul ke: Perancangan Alat Ukur Fakultas Psikologi Program Studi PSIKOLOGI Mahasiswa dapat menyusun manual tes, instruksi tes dan item tes sesuai dengan kaidah-kaidah penulisan yang benar Dian Misrawati,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Uji Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas Data Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel terikat dan variabel bebas keduanya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam Pedoman Operasional Penulisan Skripsi disebutkan bahwa Desain

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam Pedoman Operasional Penulisan Skripsi disebutkan bahwa Desain BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Dalam Pedoman Operasional Penulisan Skripsi disebutkan bahwa Desain penelitian ini menjelaskan metode penelitian yang digunakan dan bagaimana prosedur penelitian

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI. (Jurnal) Oleh DEBI GUSMALISA

PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI. (Jurnal) Oleh DEBI GUSMALISA 1 PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI (Jurnal) Oleh DEBI GUSMALISA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

Lebih terperinci

Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret, Surakarta

Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret, Surakarta 100 PENGARUH CARA BELAJAR DAN DISIPLIN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN MENGELOLA PERALATAN KANTOR KELAS X ADMINISTRASI PERKANTORAN SMK BATIK 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Hera Dwi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu hal yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Pendidikan juga menjadi hak setiap individu tanpa terkecuali seperti dijelaskan dalam

Lebih terperinci

Abstrak. Kata kunci: Kebugaran jasmani, sepakbola gawang bergerak, permainan

Abstrak. Kata kunci: Kebugaran jasmani, sepakbola gawang bergerak, permainan Pengaruh Bermain Sepakbola... (Angga Dwi Prasetya) 1 PENGARUH BERMAIN SEPAKBOLA GAWANG BERGERAK TERHADAP TINGKAT KESEGARAN JASMANI PESERTA EKSTRAKURIKULER SEPAKBOLA DI SD NEGERI 1 JOTANGAN KEC. BAYAT KAB.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DATA PENELITIAN. maka dalam bab ini akan penulis analisis dengan menggunakan analisis data

BAB IV ANALISIS HASIL DATA PENELITIAN. maka dalam bab ini akan penulis analisis dengan menggunakan analisis data BAB IV ANALISIS HASIL DATA PENELITIAN A. Analisis Pelayanan Perpustakaan Setelah penulis memperoleh data selama mengadakan penelitian, maka dalam bab ini akan penulis analisis dengan menggunakan analisis

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek dan subjek penelitian Pada penelitian ini penulis mengambil Objek Kepuasan Konsumen dari penelitian di Outlet Bakul Ma Ecot di Bandung, dan subjek dari penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 30 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Rencana Penelitian 3.1.1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian di SMK Negeri 1 Cikalongkulon Desa Cinangsi, Kecamatan Cikalongkulon, Kabupaten Cianjur. 3.1.2. Subjek Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode merupakan hal penting yang diperlukan dalam penelitian, serta salah satu cara sistematik yang digunakan dalam penelitian. Berhasil tidaknya penelitian

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan Penelitian

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan Penelitian 37 BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN A. Orientasi Kancah dan Persiapan Penelitian 1. Orientasi Kancah Penelitian ini dilakukan di dua lokasi yaitu di kampus program studi Teknik Sipil Universitas

Lebih terperinci

Kontribusi Pengelolaan Laboratorium Komputer Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran TIK SMP di Kota Padang

Kontribusi Pengelolaan Laboratorium Komputer Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran TIK SMP di Kota Padang Kontribusi Pengelolaan Laboratorium Komputer Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran TIK SMP di Kota Padang Rahmadewi Yunas 1, Drs. Khairudin. M.Si 1, Rini Widyastuti. M.Kom 2 1 Program Studi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Uji Asumsi. Sebelum melakukan analisis dengan menggunakan analisis regresi,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Uji Asumsi. Sebelum melakukan analisis dengan menggunakan analisis regresi, BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Uji Asumsi Sebelum melakukan analisis dengan menggunakan analisis regresi, terlebih dahulu perlu dilakukan uji asumsi terhadap data penelitian. Uji asumsi yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pengujian Hipotesis 1. Analisis Data Tahap Awal a. Normalitas kelas uji coba Berdasarkan hasil penelitian, menguji normalitas kelompok uji coba dengan menggunakan

Lebih terperinci

HUBUNGAN PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH DENGAN PRESTASI BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 PAINAN.,, dan

HUBUNGAN PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH DENGAN PRESTASI BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 PAINAN.,, dan HUBUNGAN PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH DENGAN PRESTASI BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 PAINAN,, dan 1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Bung Hatta 2) Dosen Program

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. a. Jumlah siswa di SMK Manajemen Penerbangan Medan cukup. dengan permasalahan yang diteliti.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. a. Jumlah siswa di SMK Manajemen Penerbangan Medan cukup. dengan permasalahan yang diteliti. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMK Manajemen Penerbangan Medan.Pemilihan lokasi berdasarkan pertimbangan-pertimbangan sebagai

Lebih terperinci

AULIA ISTIQOMAH, ISANA SUPIAH YL

AULIA ISTIQOMAH, ISANA SUPIAH YL PENGARUH PEMBERIAN TUGAS RUMAH DENGAN MEMANFAAATKAN SUMBER BELAJAR MEDIA TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR THE EFFECT OF GIVING HOMEWORK BY UTILIZING INFORMATION TECHNOLOGY MEDIA LEARNING RESOURCES

Lebih terperinci