BAB 2 LANDASAN TEORI
|
|
- Ida Hartono
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Semiotika Untuk mengungkapkan makna konotasi warna hitam dalam shuugi bukuro pada upacara pemakaman atau di Jepang disebut dengan soushiki ( 葬式 ), maka penulis menggunakan analisis semiotika. Semiotika adalah ilmu yang mengkaji tentang tanda (sign) dalam kehidupan manusia. Dengan kata lain, segala sesuatu yang ada di kehidupan manusia dapat dilihat sebagai tanda. Benny H.Hoed (2008) menulis dalam bukunya Semiotik dan Dinamika Sosial Budaya, bahwa semiotika adalah ilmu yang mengkaji tanda dalam kehidupan manusia. Semua tanda yang ada di kehidupan manusia memiliki makna atau arti, dengan kata lain ilmu semiotika adalah ilmu yang mempelajari tentang makna yang ada dalam sebuah tanda Ferdinand de Saussure ( ) Awal mulanya ilmu yang mempelajari tanda (semiotika) dikemukan oleh ahli linguistik Swiss yang bernama Ferdinand de Saussure ( ). Ferdinand de Saussure telah membagi tanda (sign) menjadi dua bagian yaitu penanda (signifier) dan petanda (signified). Penanda (signifier) adalah bentuk yang tercitra dalam kognisi seseorang, sedangkan petanda (signified) adalah makna yang dipahami oleh pemakai tanda. De Saussure melihat tanda (sign) sebagai sesuatu yang menstruktur yaitu proses pemaknaan berupa kaitan antara petanda dan penanda serta terstruktur yaitu hasil proses tersebut dalam kognisi manusia. Oleh karena itu, teori yang dikemukankan oleh de Saussure dikenal sebagai teori semiotika struktural atau dikotomis. Struktural tersebut merupakan sebuah wujud dari relasi signifier-signified. Seperti yang dikatakan oleh Benny H.Hoed (2011,29), struktur adalah sebuah bangun abstrak yang terdiri atas sejumlah komponen yang berkaitan satu sama lain untuk membentuk struktur itu. 13
2 14 Berikut ini adalah ilustrasi mengenai teori dikotomis de Saussure: B-I-N-T-A-N-G Signifier (penanda) Tabel 2.1 Ilustrasi teori dikotomis de Saussure Dari ilustrasi tersebut dapat dilihat bahwa bentuk bintang dan kata (B-I-N-T-A-N-G) memiliki relasi. Bentuk bintang dibaca dalam pikiran pengguna tanda sebagai B-I-N-T- A-N-G bukan pohon maupun kursi. Bentuk bintang sebagai signified sudah terkognisi dalam pikiran manusia sebagai bentuk dari yang bernama B-I-N-T-A-N-G. De Saussure telah mengemukakan empat konsep teoretis, yakni konsep langue-parole, signifier-signified, sintagmatik-paradigmatik, dan sinkroni-diakroni. (Dalam buku Semiotik dan Dinamika Sosial Budaya, 10) a. Konsep langue-parole Menurut De Saussure, bahasa (langage) memiliki dua aspek yaitu, aspek langue dan parole. Signified (petanda) Langue adalah sistem abstrak yang secara kolektif diketahui dan disadari oleh suatu masyarakat dan menjadi panduan bagi praktik berbahasa, sedangkan parole adalah praktik berbahasa di dalam kehidupan bermasyarakat atau bersifat individual. Berikut ini adalah ilustrasi mengenai langue dan parole. parole langue Gambar 2.1 : ilustrasi hubungan langue-parole
3 15 Dari gambar di atas, dapat dilihat bahwa parole merupakan sebuah ruang lingkup yang lebih kecil daripada langue. Parole lebih bersifat individual dan langue lebih bersifat kolektif. Dari berbagai parole akan menghasilkan sebuah langue. Berikut ini contoh dari langue-parole. Individu Praktek bahasa Individu Praktek bahasa Individu Praktek bahasa parole Langue (struktur bahasa secara umum) Tabel 2.2 Contoh langue-parole Dari contoh di atas dapat dilihat bahwa langue (struktur bahasa secara umum) terdiri atas beberapa parole (praktek bahasa). Contoh tersebut dapat digunakan dalam bahasa Jepang, dimana languenya adalah struktur bahasa Jepang yang terdiri dari subjek-objekpredikat sedangkan parolenya adalah praktek-praktek bahasa Jepang dari pembelajar bahasa Jepang yang akhirnya menghasilkan struktur bahasa Jepang (S-O-P) yang sudah dikenal secara umum (langue). b. Konsep signifier-signified De Saussure melihat tanda terdiri dari dua sisi, yakni signifier sebagai penanda yang merupakan bentuk yang tercitra dalam kognisi masyarakat dan signified sebagai petanda yang merupakan makna yang sudah dipahami oleh pengguna tanda. Contoh signifier-signified dapat dilihat pada tabel 2.1. c. Konsep sintagmatik-paradigmatik Sintagmatik adalah hubungan antartanda yang dapat teramati secara langsung dalam susunan bersifat linear, yakni tanda-tanda yang ditempatkan mengikuti urutan tertentu, sehingga bila urutannya berubah maknanya pun dapat berubah. Analisis sintagmatik berfungsi untuk melihat sebuah tanda merupakan signifikan atau tidak.
4 16 Paradigmatik adalah hubungan antartanda yang tidak bersifat langsung, secara ingatan atau asosiatif, yakni hubungan satu tanda dengan yang lain tidak bersifat langsung (tidak berada dalam ruang yang sama) Berikut ini adalah contoh dari relasi sintagmatik-paradigmatik pada struktur kalimat bahasa Indonesia. Relasi Paradigmatik (y) Pola kalimat Subjek Predikat Objek 1 Saya Makan Nasi 2 Kamu Telan Nasi 3 Dia Gigit Nasi 4 Nasi Gigit Dia Relasi sintagmatik (x) Tabel 2.3 Contoh relasi sintagmatik-paradigmatik Dari contoh di atas dapat dilihat bahwa kalimat-kalimat tersebut telah dibentuk dari sebuah pola kalimat, yaitu subjek-predikat-objek (pola kalimat bahasa Indonesia). Relasi sintagmatik adalah pola kalimat tersebut, jadi jika terjadi pergantian komponen yang berbeda atau tidak bersifat subjek ke dalam kolom pola kalimat subjek, maka makna kalimatnya akan berubah (kalimat ke-4). Relasi paradigmatic tidak mengalami perubahan makna walaupun mengalami perubahan komponen dalam kalimat tersebut. d. Konsep Sinkroni-diakroni De Saussure melihat gejala bahasa dari dua segi, yakni segi sinkroni dan segi diakroni. Segi sinkroni adalah melihat gejala bahasa pada tataran atau kurun waktu tertentu tanpa melihat proses perkembangan, sedangkan segi diakroni adalah suatu gejala bahasa yang dapat dipandang dari segi proses perkembangan. Contoh dari sinkroni adalah kajian bahasa Indonesia prakemerdekaan sedangkan contoh dari diakroni adalah perkembangan bahasa Indonesia yang dari awal hingga sekarang.
5 Ronald Barthes ( ) Teori struktural De Saussure telah didukung dan dikembangkan oleh para pengikutnya, salah satunya adalah Ronald Barthes ( ) yang mengembangkan konsep-konsep de Saussure, yakni konsep hubungan sintagmatik-paradigmatik dan konsep denotasi-konotasi Relasi Sintagmatik-Paradigmatik Barthes (1964) mengembangkan pandangan analisis dengan sintagmatik dan paradigmatik de Saussure. Barthes (1964) membicarakan tentang sintagme dan sistem sebagai dasar untuk menganalisis gejala kebudayaan sebagai tanda. Sintagme adalah suatu susunan yang didasari hubungan sintagmatik. Susunan berhubungan erat dengan sebuah relasi. Seperti yang dikatakan juga oleh Benny H. Hoed (2008,30), struktur tersusun dari sejumlah komponen yang mempunyai relasi (hubungan) satu sama lain secara tertentu. Hal ini dapat melihat contoh dari sistem busana yang dijadikan sebagai tanda dan dianalisis melalui konsep sintagmatik. Dalam mengamati sistem busana, Barthes membedakan antara sintagme dan sistem. Jadi busana dilihat sebagai mencakupi perangkat unsur-unsur busana yang masing-masing mempunyai tempat tertentu pada tubuh manusia.
6 18 Pelindung Pelindung Sistem busana Tutup kepala tubuh bagian tubuh bagian Alas kaki atas bawah 1 Topi Baju Celana panjang Sepatu 2 Pet Blus Celana pendek Sandal 3 Peci Jas Sarung Selop 4 Kerudung Kaus oblong sarung terompah Tabel 2.4 Contoh sistem busana dengan relasi sintagmatik Dari 1-4 merupakan urutan sintagmatis. Setiap bagian atau gabungan merupakan sintagme (susunan). Keseluruhan urutan ini membentuk satu struktur memakai busana dari kepala sampai kaki. Dalam contoh ini, setiap unsur sudah mempunyai tempat sendiri serta saling membedakan sehingga membentuk makna (fungsi) masing-masing dan karenanya, unsur-unsur itu berada dalam suatu relasi paradigmatik. Dalam contoh ini, seperti sudah dikemukakan, setiap unsur itu dalam praktik busana tersusun sesuai dengan tempatnya pada tubuh manusia. Jika terjadi pergantian urutan unsur maka akan menghasilkan makna yang berbeda juga.unsur-unsur ini terjukstaposisi dalam suatu susunan yang disebut dengan susunan sintagmatik. Seperti sifat utama struktur yang dikemukakan oleh Benny H.Hoed (2008,29) yang menyatakan bahwa struktur mempunyai tiga sifat utama, yakni : 1) Struktur merupakan satu totalitas Sebuah struktur harus dilihat sebagai sebuah totalitas. Meskipun strukturnya terbentuk dari sejumlah struktur bawahan yang lebih kecil, seluruhnya membentuk suatu totalitas dalam struktur yang lebih besar. Jadi, struktur-struktur bawahan berkaitan satu sama lain dan membentuk struktur yang lebih besar. 2) Struktur dapat bertransformasi (susunannya dapat berubah) Struktur juga bukanlah sesuatu yang statistis, melainkan sesuatu yang dapat bertranspormasi karena konsep struktur bukan hanya terstruktur suatu keadaan, tetapi menstruktur sesuatu yang berproses. Jadi, sebuah struktur berkembang baik dari dalam maupun akibat pengaruh dari luar.
7 19 3) Struktur dapat mengatur dirinya sendiri (otoregulatif) bila terjadi perubahan pada susunan komponen-komponennya Sebagai suatu bangun, struktur tersusun dari sejumlah komponen yang membentuknya. Jika ada komponen yang hilang atau berubah tempatnya, maka struktur akan mengatur dirinya sendiri Struktur tersusun dari sejumlah komponen yang mempunyai relasi satu sama lain secar tertentu. Relasi tersebut merupakan suatu jaringan yang secara keseluruhan disebut sistem. Seperti juga struktur, sistem juga dapat terdiri atas sistem-sistem yang lebih kecil, tetapi berkaitan satu sama lain,untuk membentuk sistem yang lebih besar. Struktur dan sistem memiliki sedikit perbedaan, yakni struktur merupakan suatu bangun, sadangkan sistem adalah jaringan relasi antar komponen. Relasi dalam suatu sistem dapat merupakan relasi intrastruktur (di dalam struktur) yang disebut sebagai relasi sintagmatik. Relasi antara komponen suatu struktur dengan unsur di luar struktur yang bersangkutan disebut sebagai relasi paradigmatik. Konsep Sintagmatik dan paradigmatik menyangkut pada sifat relasi antar komponen dalam struktur dan sistem. Sintagmatik adalah relasi antarkomponen dalam struktur yang sama, sedangkan paradigmatic adalah relasi antarkomponen dalam suatu struktur dan komponen lain di luar struktur itu (bersifat asosiatif). Contoh relasi sintagmatik dapat dilihat sebagai berikut ini. a. Anjing menggigit saya b. Saya menggigit anjing Dalam contoh a di atas, relsi antara saya, menggigit, dan anjing sudah tertentu sesuai dengan urutannya dan mempunyai makna tertentu. Relasi tersebut disebut dengan relasi sintagmatik. Jika urutannya berubah seperti contoh b, maka mkananya juga akan berubah. Dalam contoh tersebut, komponen anjing, menggigit dan saya berada dakam sebuag struktur. Dalam contoh di atas, anjing merupakan satu dari sejumlah kata yang bermakna maknawi, seperti kucing, ular atau harimau. Menggigit juga memiliki relasi asosiatif dengan memakan, menerkam, atau melukai. Dan saya berkaitan langsung secara
8 20 relasional asosiatif dengan dia, kamu, atau Anda. Hubungan in absentia dan asosiatif ini disebut relasi paradigmatik dan terjadi dengan komponen diluar struktur. Contoh di atas dapat ditampilkan dengan tabel struktur pola kalimat berikut. Relasi Paradigmatik (y) Pola kalimat Subjek Predikat Objek 1 Anjing Menggigit Saya 2 Kucing Memakan Dia 3 Ular Melukai Kamu 4 Harimau Menerkam Anda Relasi sintagmatik (x) Tabel 2.5 Relasi sintagmatik paradigmatik Makna Denotasi dan Konotasi Semiotik melihat berbagai gejala dalam suatu kebudayaan sebagai tanda yang dimaknai oleh masyarakat. seperti yang dikatakan oleh De Saussure, tanda terdiri dari signifier (penanda) dan signified (petanda). Signifier (penanda) adalah bentuk atau citra yang ditangkap oleh pengguna tanda, sedangkan signified (petanda) adalah makna dari tanda tersebut. Seperti contoh yang dikemukakan oleh de Saussure yang melihat permainan catur sebagai sebuah tanda. Menurut de Saussure, anak catur sebagai penanda dan jalan yang dibolehkan oleh setiap anak catur adalah sebagai petandanya. Anak catur Jalan yang diperbolehkan oleh setiap catur Catur Tabel 2.6 Ilustrasi permainan catur dilihat sebagai tanda (sign)
9 21 Barthes (1957) menggunakan teori signifier-signified sebagai dasar teori, tetapi ada sedikit berbedanya dengan teori signifier-signified de Saussure yaitu Barthes mengatakan bahwa antara signifier dan signified harus ada relasi tertentu, sehingga terbentuk tanda. Barthes merumuskan tanda sebagai sistem yang terdiri dari expression [E] (sama dengan signifier atau penandanya de Saussure), content [C] (sama dengan signified atau petandanya de Saussure) dan di antara expression dengan content harus ada relation [R]. Menurut Barthes bahwa [E][R][C] adalah sistem tanda dasar dan umum, sehingga teori tersebut dikembangkan dan memperoleh teori denotasi dan konotasi. Denotasi adalah pemaknaan awal yang dikenal secara umum dalam setiap tanda yang kemudian disebut oleh Barthes sebagai sistem primer. Menurut Barthes (dalam buku Benny H.Hoed;2011,45), content dapat dikembangkan, yang menyebabkan tanda pertama (penulis sebut sebagai E 1 R 1 C 1 ) berkembang menjadi E 2 sehingga menjadi tanda kedua, yaitu E 2 (E 1 R 1 C 1 ) R 2 C 2. Pengembangan tersebut disebut sebagai makna konotasi atau sistem sekunder. Barthes menggambarkan kedua makna tersebut sebagai berikut : Sistem kedua (Konotasi) E 2 (E 1 + C 1 ) C 2 E 1 C 1 Sistem pertama (Denotasi) Tabel 2.7 Ilustrasi pemaknaan denotasi konotasi Dalam buku Benny H.Hoed (2012,46) terdapat contoh yang telah menerapkan teori denotasi konotasi Roland Bathes, yaitu sebagai berikut : Bagi kelompok masyarakat tertentu, bendera Amerika Serikat bukan sekadar bendera sebuah negara. Relasi [R] antara [E] (konsep bendera AS) da [C] (salah satu lambang yang mewakili negara AS) pada sistem primernya memang demikian. Akan tetapi, untuk kalangan tertentu, dalam sistem sekundernyaf terjadi perkembangan C, yakni lambang
10 22 negara aggressor atau lambang negara teroris. Dengan demikian, R anara Edan C berubah dalam sistem sekunder. Ini adalah suatu gejala konmotasi yang semakin mkengemuka pascaperistiwa penghancuran gedung WTC di New York bulan September 2001 dan serangan AS ke Afganistan. Pada contoh di atas, jika digambarkan sesuai dengan skema teori konotasi Bathes maka akan menjadi seperti di bawah ini : Sistem kedua (Konotasi) E 2 Bendera negara AS C 2 Lambang negara aggressor atau lambang negara teroris E 1 Bendera AS C 1 Bendera sebuah negara Sistem Pertama (Denotasi) Tabel 2.8 Ilustrasi pemaknaan denotasi konotasi terhadap Bendera AS 2.2 Goshiki Goshiki ( 五色 ) adalah lima unsur warna dalam ajaran agama Buddha, yaitu terdiri dari warna merah, biru, kuning, hitam dan putih. Ketua Himpunan Daruma Jepang atau di bahasa Jepang disebut dengan nihon daruma kai kaichou ( 日本達磨会会長 ), Sano Taigi ( 佐野大義, ) dalam goshiki nekake daruma no yurai( 五色願かけ達磨の由来 ) yang menyatakan bahwa goshiki ini berhubungan dengan lima harapan. (sumber : Akses )
11 23 Menurut Sano ( 佐野 ), 仏教徒を象徴する旗がある 世界中どこでも青 黄 赤 白 黒の五色です Terjemahan : Di dunia ini terdapat bendera Buddis yang melambankan para murid-murid ajaran Buddha. Berdera tersebut terdiri dari lima warna yang ada di dunia ini, yakni hijau, kuning, merah, putih dan hitam. Di dunia ini terdapat lima warna yang bisa melambangkan elemen-elemen yang terdapat dalam kehidupan sehari-hari. Seperti yang dikatakan oleh Sano ( 佐野 ), 青は空を 黄は風を 赤は火を 白は水を 黒は地を象徴する これを五大とも言ふ 宇宙生成 発展 消滅の五大要素です Terjemahan: Warna telah melambangkan lima elemen terpenting di dunia ini, yakni biru melambangkan langit, kuning melambangkan angina, merah melambangkan api, putih melambangkan air, dan hitam melambangkan bumi. Kelima elemen tersebut dapat mempengaruhi semesta dalam masa generasi, pengembangan dan penghancuran. Selain kelima elemen yang membentuk semesta, goshiki atau lima warna ini juga berhubungan dengan tubuh manusia. Dalam kontek ini dikaitkan dengan lima elemen dunia, yakni langit, angin, api, air dan bumi.
12 24 Menurut Sano ( 佐野 ), この五大は人間の身体にもたとえられる 頭は空 咽喉は風 胸は火 腹 は水 足は地と人間生きて立つ姿をあらす Terjemahan : Kelima elemen dunia ini disamakan dengan tubuh manusia, yaitu kepala dengan langit, tenggorokan dengan angin, dada dengan api, perut dengan air, serta kaki dengan bumi sebagai sosok berdiri dan tempat tinggal manusia. Jadi, goshiki bukan hanya sekedar warna tetapi juga memiliki arti tertentu dan dapat melambangkan unsur-unsur yang ada di dunia ini. 2.3 Semiosphere Budaya adalah tanda yang sangat luas, segala macam budaya dapat dimengerti sebagai tanda. Budaya biasanya berada dalam proses perubahan yang konstan. Oleh karena itu, penulis menggunakan teori semiosphere untuk menyatukan ciri-ciri yang sama sehingga penulis dapat mendapatkan makna yang sama dengan ciri-ciri tersebut. Seperti pengertian semiosphere yang dikatakan oleh Juri Lotman (1990;125), Semiosphere is a semiotic space that is necessary for the existence and functioning of languages and other sign systems. All semiotic systems are immersed in a semiotic space and can only function by interaction with that space Terjemahan : Semiosphere adalah ruang semiotik yang diperlukan untuk keberadaan dan fungsi bahasa serta sistem tanda lainnya. Semua sistem semiotik dapat diletakkan dalam sebuah ruang dan mampu menjelaskan interaksi fungsi tanda dalam ruang tersebut.
ABSTRAK. lambang tertentu ada yang dilambangkan. Maka yang dilambangkan disini yaitu
ABSTRAK Bahasa adalah sistem lambang yang berwujud bunyi atau ujaran.sebagai lambang tertentu ada yang dilambangkan. Maka yang dilambangkan disini yaitu suatu pengertian, suatu konsep, suatu ide, atau
Lebih terperinciANALISIS MAKNA KONOTASI WARNA HITAM DALAM SHUUGI BUKURO DIHUBUNGAN DENGAN KONSEP GOSHIKI
ANALISIS MAKNA KONOTASI WARNA HITAM DALAM SHUUGI BUKURO DIHUBUNGAN DENGAN KONSEP GOSHIKI Hendry, Himawan Pratama Universitas Bina Nusantara, Jl. Kemanggisan Ilir III No.45, Palmerah, Jakarta Barat, 021-53276730
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Seperti yang dikatakan oleh Minami (1989) 義理とか義というのは 社会生活の中で自分がタジンに対して どのような関係に立っており したがってどのようにふるまうべきであるかについての約束である
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tradisi adalah sebuah kebiasaan yang masih dijalankan di masyarakat secara turun temurun. Setiap negara memiliki tradisi masing-masing yang khas. Seperti tradisi makan
Lebih terperinciDikerjakan O L E H SUNITA BR
PEMAKAIAN KATA (KABURU, KAKERU, HAKU, H KIRU, SURU) DALAM KALIMAT BAHASA JEPANG NIHONGO NO BUNSHOU U NO (KABURU, KAKERU, HAKU, KIRU, SURU) NO KOTOBA NO SHIYOU KERTAS KARYA Dikerjakan O L E H SUNITA BR
Lebih terperinciANALISIS KONTRASTIF PENGGUNAAN KONJUNGSI /-TARA/ BAHASA JEPANG DENGAN KONJUNGSI /KALAU/ BAHASA INDONESIA
ANALISIS KONTRASTIF PENGGUNAAN KONJUNGSI /-TARA/ BAHASA JEPANG DENGAN KONJUNGSI /KALAU/ BAHASA INDONESIA Bahasa adalah milik manusia yang merupakan pembeda utama antara manusia dengan makhluk lainnya didunia
Lebih terperinciMEDIA PEMBELAJARAN BAHASA JEPANG
MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA JEPANG Sugihartono, Drs.,M.A. media_pembelajaran@yahoo.co.jp Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang FPBS Universitas Pendidikan Indonesia Tujuan Perkuliahan 1. Mahasiswa memiliki
Lebih terperinciANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN PRONOMINA DEMONSTRATIVA SISWA KELAS XII BAHASA TAHUN AJARAN 2013/2014 DI SMA NEGERI 1 BATU SKRIPSI
ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN PRONOMINA DEMONSTRATIVA SISWA KELAS XII BAHASA TAHUN AJARAN 2013/2014 DI SMA NEGERI 1 BATU SKRIPSI OLEH FIRA JEDI INSANI NIM : 105110201111050 PROGRAM STUDI S1 SASTRA JEPANG
Lebih terperinciPERLUASAN MAKNA PARTIKEL DE UNTUK MENYATAKAN BAHAN DASAR PRODUKSI DALAM MAJALAH KYOU NO RYOURI ABSTRAK
PERLUASAN MAKNA PARTIKEL DE UNTUK MENYATAKAN BAHAN DASAR PRODUKSI DALAM MAJALAH KYOU NO RYOURI ABSTRAK Secara umum, bahasa merupakan alat komunikasi yang hanya dimiliki oleh manusia. Ilmu yang mempelajari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang menjadi modal dasar manusia untuk memenuhi kebutuhan sosial di lingkungan
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Manusia sebagai makhluk sosial membutuhkan orang lain untuk berinteraksi dan berkomunikasi. Dan untuk melakukan hal tersebut, bahasa adalah aspek penting yang menjadi
Lebih terperinci映画 野ブタをプロデュース における社会的 現象 苛め の分析
映画 野ブタをプロデュース における社会的 現象 苛め の分析 ノフィセチアワチ 0142012 マラナターキリスト教大学文学部日本語学科バンドン 2007 序論 苛めとは 弱い者を痛めつけることである 痛めつける方法は肉体的にも非肉体的つまり精神的によって為すことが出来る それにより 苛めを受ける人間は苦悩を味わうのである よく言われるように 日本の社会では集団が大きな役割を果しているのである 中根
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. asing khususnya bahasa Jepang ialah adanya pengaruh Bl (bahasa ibu)
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Persoalan kebahasaan yang sering dihadapi dalam pengajaran bahasa asing khususnya bahasa Jepang ialah adanya pengaruh Bl (bahasa ibu) terhadap B2 (bahasa yang dipelajari).
Lebih terperinciPERKEMBANGAN AGAMA BUDDHA DI JEPANG PADA ZAMAN MEIJI SKRIPSI ZAIM AZROUI PURBA FAKULTAS SASTRA PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA JEPANG
PERKEMBANGAN AGAMA BUDDHA DI JEPANG PADA ZAMAN MEIJI SKRIPSI ZAIM AZROUI PURBA 2012110024 FAKULTAS SASTRA PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA JEPANG UNIVERSITAS DARMA PERSADA JAKARTA 2016 i HALAMAN PERNYATAAN
Lebih terperinciBab 2. Landasan Teori. Dalam KBBI, definisi dari tanda baca adalah tan da n 1 yang menjadi alamat
Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Tanda Baca Dalam KBBI, definisi dari tanda baca adalah tan da n 1 yang menjadi alamat atau yang menyatakan sesuatu: dari kejauhan terdengar sirene -- bahaya; 2 gejala: sudah
Lebih terperinciPENGGUNAAN SHUUJOSHI RAGAM BAHASA WANITA DALAM DRAMA SHOKOJO SEIRA EPISODE 1,2,3 SKRIPSI OLEH: ANINDYA PURI PRIMASWARI NIM
PENGGUNAAN SHUUJOSHI RAGAM BAHASA WANITA DALAM DRAMA SHOKOJO SEIRA EPISODE 1,2,3 SKRIPSI OLEH: ANINDYA PURI PRIMASWARI NIM 0911120068 PROGRAM STUDI S1 SASTRA JEPANG JURUSAN BAHASA DAN SASTRA FAKULTAS ILMU
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Belajar bahasa lain mungkin menjadi penting dalam aktivitas intelektual manusia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mempelajari bahasa kedua terjadi di seluruh dunia karena berbagai sebab seperti imigrasi, kebutuhan perdagangan dan ilmu pengetahuan serta pendidikan. Belajar bahasa
Lebih terperinciBab 1. Pendahuluan. Bahasa adalah identitas diri dari suatu negara. Suatu negara dapat kita identifikasikan
Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah identitas diri dari suatu negara. Suatu negara dapat kita identifikasikan melalui bahasanya. Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:88), yang selanjutnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya, mempelajari bahasa bertujuan untuk memperoleh empat keterampilan berbahasa (language competence) yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.
Lebih terperinciANALISIS KESALAHAN BAHASA JEPANG DILIHAT DARI LATAR BELAKANG CARA PEMEROLEHAN BAHASANYA. Oleh: Juju Juangsih, M.Pd
ANALISIS KESALAHAN BAHASA JEPANG DILIHAT DARI LATAR BELAKANG CARA PEMEROLEHAN BAHASANYA Oleh: Juju Juangsih, M.Pd Abstraksi Penelitian ini menganalisis tentang kesalahan pembelajar bahasa Jepang dilihat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hal ini disebabkan karena keunikan dari bahasa-bahasa tersebut.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa-bahasa di dunia sangat banyak, dan para penuturnya juga terdiri dari berbagai suku bangsa atau etnis yang berbeda-beda. Oleh sebab itu setiap bahasa
Lebih terperinciUJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2006/2007
UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2006/2007 PANDUAN MATERI SMA DAN MA BAHASA JEPANG PROGRAM STUDI BAHASA PUSAT PENILAIAN PENDIDIKAN BALITBANG DEPDIKNAS KATA PENGANTAR Dalam rangka sosialisasi kebijakan dan
Lebih terperinci3. Dimasa mendatang, saya bermaksud menjadi pelukis terkenal. ~ つもりです. 4. Sekarang, pertandingan baseball dapat ditonton di televisi.
Lampiran 1 Soal Pre Test Terjemahkan kedalam bahasa jepang! 1. Anda boleh mengambil foto. ~てもいいです 2. Mandi ofuro Sambil bernyanyi. ~ ながら 3. Dimasa mendatang, saya bermaksud menjadi pelukis terkenal. ~
Lebih terperinciUJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008
UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008 PANDUAN MATERI SMA DAN MA BAHASA JEPANG PROGRAM STUDI BAHASA PUSAT PENILAIAN PENDIDIKAN BALITBANG DEPDIKNAS KATA PENGANTAR Dalam rangka sosialisasi kebijakan dan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dipelajari sebagai ilmu dasar bagi ilmu-ilmu lain seperti kesusastraan, filologi,
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Linguistik dipelajari dengan pelbagai maksud dan tujuan. Untuk sebagian orang, ilmu itu dipelajari demi ilmu itu sendiri; untuk sebagian yang lain, linguistik
Lebih terperinciENJO KOUSAI SEBAGAI SALAH SATU BENTUK PENYIMPANGAN REMAJA DI JEPANG SKRIPSI DIAJUKAN SEBAGAI SALAH SATU PRASYARAT MENDAPAT GELAR SARJANA SASTRA
ENJO KOUSAI SEBAGAI SALAH SATU BENTUK PENYIMPANGAN REMAJA DI JEPANG SKRIPSI DIAJUKAN SEBAGAI SALAH SATU PRASYARAT MENDAPAT GELAR SARJANA SASTRA ICHSAN SALIM 2012110152 PROGRAM STUDI SASTRA JEPANG FAKULTAS
Lebih terperinciKARAOKE SEBAGAI MEDIA UNTUK DEALING BISNIS DAN RELAKSASI BAGI PELAKU BISNIS DAN WISATAWAN ASING DI JUN EXECUTIVE KARAOKE HOTEL SAVOY HOMANN
KARAOKE SEBAGAI MEDIA UNTUK DEALING BISNIS DAN RELAKSASI BAGI PELAKU BISNIS DAN WISATAWAN ASING DI JUN EXECUTIVE KARAOKE HOTEL SAVOY HOMANN SAVOY HOMANN ホテルのエグセクテイブカラオケ JUN はビジネスマンの商談や海外の旅行者をリラックスさせるための憩いの憩いの場所
Lebih terperincimembahas dari penggunaan dan arti tiga kata kerja tersebut,...ok,...he,.,he,.,he,.,.
1.Dasar nya :Unkapan Pemberian dan Penerimaan Di bagian ini saya akan membahas lebih dalam mengenai pola kalimat sopan,.yang inti dari pelajaran bahasa jepang level 3 yaitu pola kalimat sopan,bentuk sopan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Seperti yang diketahui komunikasi adalah sesuatu yang telah dilakukan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seperti yang diketahui komunikasi adalah sesuatu yang telah dilakukan manusia dari jaman primitif hingga masa modern. Komunikasi berperan sangat penting dalam menjalin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setiap bahasa terdiri dari unsur kalimat, klausa, frase dan kata. Salah satu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap bahasa terdiri dari unsur kalimat, klausa, frase dan kata. Salah satu unsur yang menarik adalah mengenai kalimat, karena kalimat merupakan bentuk penyampaian
Lebih terperinciぽん ぼん. Morfem. Kata. Alomorf adalah. morfem. Morfem Bebas. Morfem Terikat 形態素 自由形態素 拘束形態素. Contoh. bagan. Definisi. Alomorf. Contoh.
Kanji MORFOLOGI BAHASA JEPANG Pengantar Linguistik Jepang 7 April 2014 morfologi 形態論 けいたいろん Definisi Objek Kajian Morfologi merupakan salah satu cabang linguistik yang mengkaji tentang kata dan proses
Lebih terperinciビナ ヌサンタラ大学日本語科三年生にみられる ~ てある と ~ ておく という動詞の使用能力の分析
ビナ ヌサンタラ大学日本語科三年生にみられる ~ てある と ~ ておく という動詞の使用能力の分析 エマラマアジザ 1000878012 ビナヌサンタラ大学 文学部日本語科 2011 Angket Kemampuan Penggunaan Hyougen ~te aru ~ てある dan ~te oku ~ ておく Sumber soal adalah Kiso Hyougen 50 to Sono
Lebih terperinciPENGGUNAAN SHUUJOSHI JOSEIGO DAN DANSEIGO DALAM KOMIK NIHONJIN NO SHIRANAI NIHONGO VOLUME 1 DAN 2 KARYA HEBIZOU DAN UMINO NAGIKO SKRIPSI
PENGGUNAAN SHUUJOSHI JOSEIGO DAN DANSEIGO DALAM KOMIK NIHONJIN NO SHIRANAI NIHONGO VOLUME 1 DAN 2 KARYA HEBIZOU DAN UMINO NAGIKO SKRIPSI OLEH DESY NITA SANJAYA 0911120088 PROGRAM STUDI SASTRA JEPANG JURUSAN
Lebih terperinciUPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN PERCAKAPAN BAGI PENGAJAR BAHASA JEPANG
UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN PERCAKAPAN BAGI PENGAJAR BAHASA JEPANG Sugihartono, Drs. M.A. Work Shop Pendidikan Bahasa Jepang FPS UPI 2009 FAKTOR KEMAMPUAN BERCAKAP-CAKAP Faktor kemampuan memahami melalui
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kata. Menurut ( Chaer, 2003: 224 ) frasa adalah gabungan kata yang tidak. memiliki makna baru dan dapat disela dengan unsur lain.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah. Frasa dan kata majemuk memiliki unsur yang sama yaitu penggabungan kata. Menurut ( Chaer, 2003: 224 ) frasa adalah gabungan kata yang tidak memiliki makna
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pengertian bahasa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989) adalah sistem
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengertian bahasa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989) adalah sistem lambang bunyi berartikulasi (yang dihasilkan alat-alat ucap) yang bersifat sewenangwenang
Lebih terperinciBAB 2. Tinjauan Pustaka
BAB 2 Tinjauan Pustaka Untuk mendukung penulis dalam menganalisa data, penulis akan menjelaskan teoriteori yang akan digunakan dalam penulisan ini. Teori yang akan digunakan mencakup konsep kanji dan teori
Lebih terperinciJEPANG ANGKATAN 2013 UNIVERSITAS BRAWIJAYA SKRIPSI
PENGGUNAAN TSUMORI ( つもり ) DAN TO OMOIMASU ( と思います ) PADA MAHASISWA PENDIDIKAN BAHASA JEPANG ANGKATAN 2013 UNIVERSITAS BRAWIJAYA SKRIPSI OLEH : PUTRI EKA SARI NIM: 115110601111022 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN
Lebih terperinciBAB 2. Landasan Teori
BAB 2 Landasan Teori Dalam bab ini, penulis akan menguraikan landasan teori yang dibagi menjadi tiga bagian yaitu teori hinshi 品詞, teori kandoushi 感動詞, dan teori iya い や. 2.1 Teori Hinshi 品詞 Masuoka dan
Lebih terperinciGAIRAIGO DI KALANGAN BAHASA ANAK MUDA JEPANG DALAM FILM KAMEN RIDER GAIM EPISODE 01-12
GAIRAIGO DI KALANGAN BAHASA ANAK MUDA JEPANG DALAM FILM KAMEN RIDER GAIM EPISODE 01-12 SKRIPSI OLEH: AHMAD ALFIAN NIM 105110213111001 PROGRAM STUDI S1 SASTRA JEPANG JURUSAN BAHASA DAN SASTRA FAKULTAS ILMU
Lebih terperinciBJ システムについて Mengenai BJ System
BJ システムについて Mengenai BJ System BJ システムは日本語の文法 および漢字を基準にして独自に開発したシステム教材です BJ System adalah sistem pembelajaran bahasa Jepang yang berdasarkan tata bahasa dan tulisan KANJI. 文法を基準にしておりますので 汎用性の高い日本語を習得できます
Lebih terperinciBab 2. Landasan Teori. dapat diartikan begitu saja. Inoue (1989 : 70) menyatakan bahwa:
Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Kanyouku 慣用句 Dalam bahasa Jepang, penggunaan kanyouku 慣用句 dapat ditemukan dalam percakapan sehari-hari. Kanyouku 慣用句 sendiri sering disalah artikan. Pada umumnya, petutur
Lebih terperinciMAKNA LAGU HIMAWARI KARYA KAWASAKI FUTOSHI DAN AKIMOTO YASUSHI
SKRIPSI MAKNA LAGU HIMAWARI KARYA KAWASAKI FUTOSHI DAN AKIMOTO YASUSHI PUTU TRISNA WINDASARI 1101705037 PROGRAM STUDI SASTRA JEPANG FAKULTAS SASTRA DAN BUDAYA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2016 i KATA PENGANTAR
Lebih terperinciTEMA 5 JADWAL PELAJARAN じかんわり
TEMA 5 JADWAL PELAJARAN じかんわり Standar Kompetensi Mengungkapkan informasi secara lisan dalam bentuk paparan atau dialog sederhana tentang Kehidupan Sekolah. Kompetensi Dasar - Mengidentifikasikan waktu
Lebih terperinciHALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
ii HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri, dan semua sumber baik yang dikutip maupun yang dirujuk telah saya nyatakan dengan benar. Nama : Risanti Baiduri NIM :
Lebih terperinciBab 2. Landasan Teori. Mengenai definisi kelas kata Jepang (hinshi) Noda (1991 : 38) mengatakan :
Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Hinshi 品詞 Mengenai definisi kelas kata Jepang (hinshi) Noda (1991 : 38) mengatakan : 品詞というのはその語が文の中でどう使われているかで分類したものではなく ひとつひとつの語が潜在的な性質を調べて 日本語なら日本語の中にあるすべての語をグループ分けしたものです
Lebih terperinciBab 2. Landasan Teori
Bab 2 Landasan Teori 2.1 Konsep Ikumen Moteki (2011: 7) menjelaskan bahwa istilah Ikumen berasal dari permainan kata seperti halnya Ikemen. Moteki memberikan definisinya mengenai Ikumen sebagai berikut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. secara lisan maupun tertulis. Dalam komunikasi secara lisan, makna yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi makhluk hidup di seluruh dunia. Fungsi bahasa merupakan media untuk menyampaikan suatu pesan kepada seseorang baik secara lisan
Lebih terperinciBab 2. Landasan Teori. Teori yang akan digunakan adalah konsep kanji, rikusho, konsep bushu, dan teori
Bab 2 Landasan Teori Pada bab ini penulis akan menjelaskan teori yang berkaitan dengan analisis data. Teori yang akan digunakan adalah konsep kanji, rikusho, konsep bushu, dan teori semantik. 2.1 Konsep
Lebih terperinciBab 2. Landasan Teori. Dalam penelitian ini, penulis akan menganalisis kosakata huruf kanji dalam buku
Bab 2 Landasan Teori Dalam penelitian ini, penulis akan menganalisis kosakata huruf kanji dalam buku Nihongo Through Newspaper Articles. Oleh karena itu, penulis akan memaparkan beberapa teori seperti,
Lebih terperinciBab 5. Ringkasan. Karya sastra, baik puisi, drama, maupun prosa, selalu mengalami perkembangan
Bab 5 Ringkasan Karya sastra, baik puisi, drama, maupun prosa, selalu mengalami perkembangan dan menunjukkan keterkaitan dengan karya sastra yang terbit sebelumnya. Hal ini bukanlah sesuatu yang baru dalam
Lebih terperinciWAKAMONO KOTOBA DALAM DRAMA MY BOSS MY HERO SKRIPSI OLEH AGENG GINANJAR SASMITO NIM
WAKAMONO KOTOBA DALAM DRAMA MY BOSS MY HERO SKRIPSI OLEH AGENG GINANJAR SASMITO NIM 0911120057 PROGRAM STUDI S1 SASTRA JEPANG JURUSAN BAHASA DAN SASTRA FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2014 WAKAMONO
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pikiran dan keinginan kepada seseorang. Secara garis besar bahasa yang. 日常の言語生活で 実際に話される言葉 (Kindaichi, 1989:1045)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa digunakan sebagai media untuk menyampaikan suatu gagasan, pikiran dan keinginan kepada seseorang. Secara garis besar bahasa yang digunakan manusia dapat
Lebih terperinciKEMAMPUAN DALAM MENGGUNAKAN VERBA MEMAKAI PADA SISWA KELAS XI BAHASA SMA NEGERI 3 PROBOLINGGO TAHUN AJARAN 2013/2014 SKRIPSI
KEMAMPUAN DALAM MENGGUNAKAN VERBA MEMAKAI PADA SISWA KELAS XI BAHASA SMA NEGERI 3 PROBOLINGGO TAHUN AJARAN 2013/2014 SKRIPSI OLEH: RISKA FEBRIYANTI 105110207111008 PROGRAM STUDI S1 SASTRA JEPANG JURUSAN
Lebih terperinciBab 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang
Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Linguistik merupakan ilmu bahasa yang diperlukan sebagai dasar untuk meneliti suatu bahasa. Ilmu linguistik terdapat dalam semua bahasa. Bahasa merupakan media komunikasi
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan anugrah-nya penulisan skripsi
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan anugrah-nya penulisan skripsi dengan judul Makna Hanabi dalam Lagu Jepang
Lebih terperinciANALISIS PSIKOLOGI TOKOH UTAMA DAN TOKOH KEDUA NOVEL 500G DE UMARETA MUSUME E KARYA MICHIYO INOUE
ANALISIS PSIKOLOGI TOKOH UTAMA DAN TOKOH KEDUA NOVEL 500G DE UMARETA MUSUME E KARYA MICHIYO INOUE OLEH NINA JULIANA HELMI 0701705035 PROGRAM STUDI SASTRA JEPANG FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS UDAYANA 2011
Lebih terperinciBab 3. Analisis Data. Karena luasnya pengertian warna yang dapat diteliti, maka penulis akan
Bab 3 Analisis Data Karena luasnya pengertian warna yang dapat diteliti, maka penulis akan memperkecil hal tersebut dengan hanya meneliti warna-warna yang terdapat dalam porselen kakiemon, yaitu warna
Lebih terperinciHasil Technical Meeting Lomba Benron Umum Nihongo no Hi 2018
Hasil Technical Meeting Lomba Benron Umum Nihongo no Hi 2018 - Registrasi ulang dimulai sejak pukul 7.30 09.00. Jika Telat diharuskan untuk registrasi ulang di bagian sekretariat, dan akan berpengaruh
Lebih terperinci2015 ANALISIS MAKNA ASPEKTUAL HOJODOUSHI TE IKU DAN TE KURU
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kata kerja bantu dalam bahasa Jepang terbagi menjadi dua jenis, yaitu jodoushi dan hojodoushi. Jodoushi adalah kata kerja bantu murni yang tidak bisa berdiri
Lebih terperinciPENERAPAN STUDENT CENTERED LEARNING PADA MATA KULIAH DOKKAI SEMESTER 5 Riri Hendriati Fakultas Sastra / Jurusan Sastra Jepang.
PENERAPAN STUDENT CENTERED LEARNING PADA MATA KULIAH DOKKAI SEMESTER 5 Riri Hendriati Fakultas Sastra / Jurusan Sastra Jepang Abstrak Fokus penelitian ini adalah penerapan metode pembelajaran yang berpusat
Lebih terperinciBab 2. Landasan Teori. dari definisi langsung dan penyusunan bagian-bagiannya, melainkan merupakan suatu
Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori kanyouku 慣用句 Kanyouku 慣用句 adalah suatu ungkapan yang maknanya tidak dapat diturunkan dari definisi langsung dan penyusunan bagian-bagiannya, melainkan merupakan suatu makna
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagai alat komunikasi, membantu manusia menyampaikan atau mengungkapkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan objek penelitian linguistik. Dilihat dari fungsinya bahasa merupakan sesuatu yang sangat penting bagi manusia, sebab bahasa sebagai alat komunikasi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. satu keunikan bahasa Jepang adalah penggunaan partikel sebagai pemarkah yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam setiap ragam bahasa, baik dalam bahasa Indonesia, Inggris, maupun dalam bahasa Jepang, memiliki kaidah atau aturan dan beberapa keunikan, salah satu keunikan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Sutedi (2003:2) mengatakan, Bahasa digunakan sebagai alat untuk
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Prawiroatmodjo & Hoed (1997:115) dalam Dasar Dasar Linguistik Umum, menyatakan peranan bahasa sebagai berikut: Peranan bahasa dalam kehidupan manusia besar sekali.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam berkomunikasi sehari hari, seringkali muncul pengutaraan kalimat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Dalam berkomunikasi sehari hari, seringkali muncul pengutaraan kalimat yang tidak sesuai dengan maksud si pembicara, sehingga maksud dan keinginan yang dikehendaki
Lebih terperinciBAB II SOFTWERE JLOOK UP. Softwere kamus Jlook up adalah softwere kamus Jepang yang cukup
BAB II SOFTWERE JLOOK UP 2.1 SOFTWERE KAMUS JLOOK UP Softwere kamus Jlook up adalah softwere kamus Jepang yang cukup handal, karena di samping dapat mengartikan bahasa Jepang ke Inggris dan begitu juga
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. yang akan digunakan untuk menganalisa data pada bab selanjutnya. Teori yang
BAB 2 LANDASAN TEORI Dalam bab 2 yang berisikan landasan teori ini, penulis untuk memberikan teoriteori yang akan digunakan untuk menganalisa data pada bab selanjutnya. Teori yang digunakan oleh penulis
Lebih terperinciANALISIS TOKOH BOTCHAN DALAM DRAMA TVBOTCHANDENGAN TEORI HIRARKI KEBUTUHAN BERTINGKATDARI ABRAHAM MASLOW SKRIPSI
ANALISIS TOKOH BOTCHAN DALAM DRAMA TVBOTCHANDENGAN TEORI HIRARKI KEBUTUHAN BERTINGKATDARI ABRAHAM MASLOW SKRIPSI YULIS KARTIKA DEWI 2012110055 PROGRAM STUDI SASTRA JEPANG FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS DARMA
Lebih terperinciBab 2. Landasan Teori. Iklan sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari kita. Iklan dapat ditemui di
Bab 2 Landasan Teori 2.1. Periklanan Iklan sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari kita. Iklan dapat ditemui di mana saja, misalnya di dalam surat kabar, majalah, televisi dan lain-lain. Iklan
Lebih terperinciABSTRAK. tujuan. Ketika kita berbahasa, orang lain dapat mengerti apa maksud, ide, pesan,
ABSTRAK Bahasa merupakan sarana komunikasi untuk menyampaikan suatu maksud dan tujuan. Ketika kita berbahasa, orang lain dapat mengerti apa maksud, ide, pesan, perasaan dan pendapat yang kita utarakan.
Lebih terperinciKONFLIK ANTARKLAN DALAM NOVEL TAIRA NO MASAKADO KARYA EIJI YOSHIKAWA (KAJIAN STRUKTURAL) SKRIPSI
KONFLIK ANTARKLAN DALAM NOVEL TAIRA NO MASAKADO KARYA EIJI YOSHIKAWA (KAJIAN STRUKTURAL) SKRIPSI OLEH ALLIN WEDARI 0911120005 PROGRAM STUDI S1 SASTRA JEPANG JURUSAN BAHASA DAN SASTRA FAKULTAS ILMU BUDAYA
Lebih terperinciBahasa merupakan alat komunikasi yang sangat penting dalam. kehidupan manusia. Bahasa terus berkembang sesuai dengan perkembangan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Bahasa terus berkembang sesuai dengan perkembangan pemikiran pemakai bahasa.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kesalahan dalam berbahasa lumrah terjadi dalam proses belajar bahasa, karena dengan adanya kesalahan pembelajar berusaha untuk mengerti dan memahami apa yang
Lebih terperinciPERGESERAN MAKNA GAIRAIGO DALAM BAHASA IKLAN MAJALAH Q TO JAPON VOLUME 13 TAHUN 2012 SKRIPSI OLEH: ENNIS FAUZIA
PERGESERAN MAKNA GAIRAIGO DALAM BAHASA IKLAN MAJALAH Q TO JAPON VOLUME 13 TAHUN 2012 SKRIPSI OLEH: ENNIS FAUZIA 105110201111014 PROGRAM STUDI S1 SASTRA JEPANG JURUSAN BAHASA DAN SASTRA FAKULTAS ILMU BUDAYA
Lebih terperinciBab 5. Ringkasan. Bahasa adalah sistem tanda yang menimbulkan reaksi yang sama pada lawan bicara
Bab 5 Ringkasan Bahasa adalah sistem tanda yang menimbulkan reaksi yang sama pada lawan bicara yang menimbulkan reaksi yang sama bila orang menanggapinya. Penulis memilih lirik lagu Uzu karya Isshi dengan
Lebih terperinciUPAYA MEMPERTAHANKAN BASIS EKONOMI OLEH KAUM KAPITALIS DALAM NOVEL KANI KOSEN KARYA KOBAYASHI TAKIJI SKRIPSI OLEH AHMAD JAMALUDIN
UPAYA MEMPERTAHANKAN BASIS EKONOMI OLEH KAUM KAPITALIS DALAM NOVEL KANI KOSEN KARYA KOBAYASHI TAKIJI SKRIPSI OLEH AHMAD JAMALUDIN 0911120059 PROGRAM STUDI SASTRA JEPANG JURUSAN BAHASA DAN SASTRA FAKULTAS
Lebih terperinciBab 2. Landasan Teori. tersebut digunakan untuk menganalisis korpus data.
Bab 2 Landasan Teori Teori yang akan digunakan untuk mendasari penulisan analisi dalam bab ini adalah pengertian kanji, teori pembentukan kanji Rikusho ( 六書 ), teori ukanmuri, teori semantik, teori semiotika,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kimono adalah pakaian adat Jepang yang secara turun-temurun digunakan sejak Jepang berada dalam zaman Jomon dan zaman Yayoi (660 SM 552SM) hingga masa kini,
Lebih terperinciBAB IV KESIMPULAN. Penulis berkesimpulan bahwa di dalam penerjemahan kata tanya doko dan
BAB IV KESIMPULAN Penulis berkesimpulan bahwa di dalam penerjemahan kata tanya doko dan dochira terdapat dua makna, yaitu; arti terjemahan atau padanan terjemahan yang berupa padanan dinamis dan arti leksikal
Lebih terperinciTokoh-Tokoh Linguistik Abad 20
Tokoh-Tokoh Linguistik Abad 20 Tokoh-Tokoh Linguistik Abad 20 Ferdinand de Saussure Vilem Mathesius Louis Hjemslev John R. Firth M.A.K. Halliday Charles J. Filmore Leonard Bloomfield Kenneth L. Pike Noam
Lebih terperinciGAIRAIGO DALAM KOMIK GALS! VOLUME 1 DAN 2 KARYA MIHONA FUJII SKRIPSI OLEH : FIRDA NUR AMALINA NIM
GAIRAIGO DALAM KOMIK GALS! VOLUME 1 DAN 2 KARYA MIHONA FUJII SKRIPSI OLEH : FIRDA NUR AMALINA NIM 115110201111004 PROGRAM STUDI SASTRA JEPANG JURUSAN BAHASA DAN SASTRA FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS
Lebih terperinciPENGGUNAAN FUKUSHI DALAM SURAT KABAR ONLINE ASAHI SHIMBUN EDISI 9 DAN 10 FEBRUARI 2015
PENGGUNAAN FUKUSHI DALAM SURAT KABAR ONLINE ASAHI SHIMBUN EDISI 9 DAN 10 FEBRUARI 2015 SKRIPSI OLEH : IKA KURNIAWATI ANDIANA 115110607111008 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA JEPANG FAKULTAS ILMU BUDAYA
Lebih terperinciPROGRAM TAHUNAN. Kompetensi Dasar Materi Pokok Alokasi Waktu. Salam. Mengucapkan salam : おはようございます こんにちは こんばんは. Mengucapkan salam ketika berpisah :
LAMPIRAN PROGRAM TAHUNAN Mata Pelajaran : Bahasa Jepang Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas Kelas / Program : X Tahun Pelajaran : 2008 / 2009 Semester : 1 dan 2 Kompetensi Dasar Materi Pokok Alokasi
Lebih terperinciPELESAPAN SUBJEK DAN OBJEK TINJAUAN MAKNA PREDIKAT DALAM DRAMA HUNGRY! KARYA MOTOHASHI KEITA SKRIPSI OLEH: PUTRI NUZULAILI
PELESAPAN SUBJEK DAN OBJEK TINJAUAN MAKNA PREDIKAT DALAM DRAMA HUNGRY! KARYA MOTOHASHI KEITA SKRIPSI OLEH: PUTRI NUZULAILI 0911123035 PROGRAM STUDI S1 SASTRA JEPANG JURUSAN BAHASA DAN SASTRA FAKULTAS ILMU
Lebih terperinciKESALAHAN PENGGUNAAN KEIGO PADA MAHASISWA SASTRA JEPANG ANGKATAN 2010 UNIVERSITAS BRAWIJAYA SKRIPSI OLEH: AULIA ALFARABI ANESTYA NIM
KESALAHAN PENGGUNAAN KEIGO PADA MAHASISWA SASTRA JEPANG ANGKATAN 2010 UNIVERSITAS BRAWIJAYA SKRIPSI OLEH: AULIA ALFARABI ANESTYA NIM 105110200111036 PROGRAM STUDI S1 SASTRA JEPANG FAKULTAS ILMU BUDAYA
Lebih terperinciANALISIS PEMAKAIAN PARTIKEL ~NI DAN ~DE DALAM BAHASA JEPANG (Studi kasus pada Mahasiswa Semester III)
ANALISIS PEMAKAIAN PARTIKEL ~NI DAN ~DE DALAM BAHASA JEPANG (Studi kasus pada Mahasiswa Semester III) Hargo Saptaji, Hani Wahyuningtias, Julia Pane, ABSTRAK Dalam Bahasa Jepang, partikel (joshi) sangat
Lebih terperinciPENGGUNAAN KANJOU HYOUGEN KATA TANOSHII, URESHII, DAN YOROKOBU DALAM SERIAL DRAMA ITAZURA NA KISS LOVE IN TOKYO KARYA TADA KAORU SKRIPSI
PENGGUNAAN KANJOU HYOUGEN KATA TANOSHII, URESHII, DAN YOROKOBU DALAM SERIAL DRAMA ITAZURA NA KISS LOVE IN TOKYO KARYA TADA KAORU SKRIPSI OLEH HELDA DEWI ARINDAH NIM 105110200111005 PROGRAM STUDI S1 SASTRA
Lebih terperinciABSTRAK JUDUL: PEMAKAIAN GAIRAIGO DALAM TEXT BACAAN BUKU. INTERMEDIATE JAPANESE, bahasa adalah alat komunikasi antar anggota
ABSTRAK JUDUL: PEMAKAIAN GAIRAIGO DALAM TEXT BACAAN BUKU INTERMEDIATE JAPANESE, bahasa adalah alat komunikasi antar anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Selain
Lebih terperinci(Asari-chan buku no: 28, halaman: 40) あさり ガンバレ! bersemangat. Berusaha Asari! Pada situasi di atas, penggunaan katakana ada pada kata ガンバレ.
(Asari-chan buku no: 28, halaman: 40) こんじょう Percakapan: まま : さすが ママの子 いざとなると 根性あるわっ あさり ガンバレ! Terjemahan: Mama: Anak mama memang hebat. Walau dalam keadaan susah, tetap bersemangat. Berusaha Asari! b.
Lebih terperinciBAB 3 ANALISIS DATA. instrumen. Dan kemudian akan dilanjutkan dengan pemaparan hasil jawaban setiap soal
BAB 3 ANALISIS DATA Dalam Bab 3 ini, saya akan menjelaskan mengenai spesifikasi kuesioner dan validasi instrumen. Dan kemudian akan dilanjutkan dengan pemaparan hasil jawaban setiap soal kuesioner yang
Lebih terperinciBab 2. Landasan Teori. 2.1 Definisi Makna Peribahasa Menurut Orang Jepang dan Orang Indonesia Definisi Makna Peribahasa Menurut Orang Jepang
Bab 2 Landasan Teori 2.1 Definisi Makna Peribahasa Menurut Orang Jepang dan Orang Indonesia 2.1.1 Definisi Makna Peribahasa Menurut Orang Jepang Menurut Fujisawa (1981) dalam bukunya yang berjudul Zusetsu
Lebih terperinciBab 2. Landasan Teori. perubahan dan dengan sendirinya dapat menjadi predikat. Contoh : 歩く 倒れる 話す.
Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Hinshi Masuoka dan Takubo (1992:8) membagi hinshi 品詞 atau kelas kata ke dalam beberapa jenis, yaitu : 1. Doushi 動詞 (verba), yaitu salah satu jenis kelas kata yang dapat mengalami
Lebih terperinciANALISIS KESALAHAN PENULISAN GAIRAIGO (KATA SERAPAN) PADA SISWA KELAS BAHASA DI MAN REJOSO JOMBANG SKRIPSI. Oleh : RIA MA RIFATUN NISA
ANALISIS KESALAHAN PENULISAN GAIRAIGO (KATA SERAPAN) PADA SISWA KELAS BAHASA DI MAN REJOSO JOMBANG SKRIPSI Oleh : RIA MA RIFATUN NISA 105110201111023 PROGAM STUDI S1 SASTRA JEPANG JURUSAN BAHASA DAN SASTRA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut penelitian dari Setiadi (2012: 9) menyatakan bahwa budaya merupakan perkembangan dari kata majemuk budi dan daya yang membedakan makna antara budaya dan kebudayaan.
Lebih terperinciBAB 5 RINGKASAN. kegiatan, manusia memerlukan bantuan bahasa. Oleh karena itu, tidaklah mengherankan
BAB 5 RINGKASAN Peranan bahasa dalam kehidupan manusia besar sekali. Hampir dalam semua kegiatan, manusia memerlukan bantuan bahasa. Oleh karena itu, tidaklah mengherankan apabila banyak perhatian yang
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. dari buddhi yang berarti budi atau akal. Dengan demikian ke-budaya-an dapat
9 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Budaya Kata kebudayaan berasal dari kata Sansekerta buddhayah, yaitu bentuk jamak dari buddhi yang berarti budi atau akal. Dengan demikian ke-budaya-an dapat diartikan:
Lebih terperinciKONFLIK EKSTERNAL PADA TOKOH SUGURO DALAM NOVEL SUKYANDARU KARYA SHUSAKU ENDO SKRIPSI OLEH ANDHIKA FITRIYANA NIM
KONFLIK EKSTERNAL PADA TOKOH SUGURO DALAM NOVEL SUKYANDARU KARYA SHUSAKU ENDO SKRIPSI OLEH ANDHIKA FITRIYANA NIM 0811120020 PROGRAM STUDI S1 SASTRA JEPANG JURUSAN BAHASA DAN SASTRA FAKULTAS ILMU BUDAYA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Salah satu jenis bahasa yang berisi nasihat dan pedoman hidup atau
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu jenis bahasa yang berisi nasihat dan pedoman hidup atau sindiran terhadap seseorang adalah peribahasa. Pada awalnya, peribahasa adalah karya sastra lisan,
Lebih terperinciCARA EFEKTIF DALAM PEMEROLEHAN DAN PENGUASAAN GOI DALAM MATA KULIAH KAIWA ABSTRAK
CARA EFEKTIF DALAM PEMEROLEHAN DAN PENGUASAAN GOI DALAM MATA KULIAH KAIWA Aji Setyanto Universitas Brawijaya adjie_brawijaya@yahoo.co.jp ABSTRAK Dalam pembelajaran bahasa asing, goi (kosa kata), adalah
Lebih terperinciSILABUS MATA KULIAH PROGRAM STUDI MANAJEMEN RESORT & LEISURE
SILABUS MATA KULIAH PROGRAM STUDI MANAJEMEN RESORT & LEISURE A. Identitas Mata Kuliah Mata Kuliah/Kode : Pengantar Bahasa Kode : MR 102 Bobot : 2 SKS Semester : 2 Jenjang : S-1 Dosen/Asisten : Drs. Mulyana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bantu, atau postposisi termasuk dalam kelompok fuzokugo. Menurut Sudjianto
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Joshi dalam bahasa Jepang yang dikenal dengan istilah partikel, kata bantu, atau postposisi termasuk dalam kelompok fuzokugo. Menurut Sudjianto dan Dahidi (2007:181),
Lebih terperinci