PEMANFAATAN POHON KELAPA LOKAL SEBAGAI BAHAN KONSTRUKSI BANGUNAN DI ACEH UTARA
|
|
- Sukarno Kurniawan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PEMANFAATAN POHON KELAPA LOKAL SEBAGAI BAHAN KONSTRUKSI BANGUNAN DI ACEH UTARA I r h a m 1*, Arif Mardianto 2 1 Teknik Sipil Politeknik Negeri Lhokseumawe, Jln B. Aceh Medan Km 280 Buketrata Lhokseumawe. 2 Teknik Elektro Politeknik Negeri Lhokseumawe, Jln B. Aceh Medan Km 280 Buketrata Lhokseumawe. * irham.teluk@yahoo.com Abstrak Kelapa merupakan komoditi perkebunan yang dihasilkan oleh Kabupaten Aceh Utara dengan luas areal tanaman kelapa ha atau hampir mencapai pohon, dan masih terdapat kira-kira 2500 ha yang sudah tidak produktif lagi. Pohon kelapa lokal yang ada di Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam telah diteliti mengenai sifat-sifat teknis berupa berat jenis, kuat tarik dan kuat lenturnya yaitu bahwa dari pangkal sampai tinggi 8m dikategorikan kayu kelas kuat I dengan kuat lentur rata-rata 894 kg/cm 2 dengan berat jenis 0,823. Adapun sisanya yang mendekati pucuk (lebih kurang 8 s/d 10m atau lebih dari pangkal) tergolong kayu kelas kuat V dengan kuat lentur 110 kg/cm 2, karena itu tidak dapat digunakan sebagai bahan bangunan. Adapun tahapan-tahapan yang dilaksanakan kegiatan IPTEKS ini antara lain ; seleksi para peserta dengan bantuan kepala desa, pendaftaran dan pengarahan, kegiatan teori, peninjauan lapangan untuk mengenal pohon kelapa secara teknis, pemilihan dan pemotongan pohon kelapa lokal, sistem pengeringan secara sederhana, kegiatan praktek pembuatan pohon kelapa di bengkel kayu, dan pemasangan hasil kegiatan di salah satu rumah korban Tsunami. Kemajuan yang didapatkan oleh peserta pelatihan secara umum sangat memuaskan, hasil produk berupa katu kudakuda, kosen pintu dan jendela, kemudian dipabrikasi (dipasang) di salah satu rumah korban Tsunami. Kemajuan yang sangat signifikan adalah pengetahuan menggunakan alat-alat mesin bengkel kayu, dan memahami kegiatan pekerjaan berdasarkan prosedure teknik yang baik. Pengenalan kegiatan finishing (pekerjaan akhir dan kerapian) pekerjaan sangat menarik bagi para peserta, karena sebelumnya kurang mendapat perhatian. Kata kunci : Pohon kelapa lokal, kuat lentur,kosen, kuda-kuda, rumah Tsunami. Pendahuluan Kayu merupakan bahan konstruksi yang sangat umum untuk digunakan di bidang bangunan teknik sipil. Kayu ini umumnya diambil di hutan, sehingga hari ke hari hingga saat ini makin sulit diperoleh. Hal ini disebabkan telah berkurangnya bahan baku ini di hutan disebabkan pengambilan dan penanamannya tidak seimbang dan juga maraknya penebangan liar. Akibat dari semua ini seringnya terjadi bencana alam berupa banjir, longsor, dangkalnya penampang aliran sungai, dan kerusakan lingkungan lainnya. Dengan demikian maka penilaian jenis bahan bangunan yang lain seperti pohon kelapa dapat dikembangkan untuk mencari bahan yang lebih ekonomis dan ramah lingkungan untuk dimanfaatkan sebagai bahan bangunan. 134
2 Pohon kelapa saat ini belum begitu populer digunakan sebagai bahan bangunan khususnya di Aceh. Hal ini disebabkan kurangnya sosialisasi hasil pengolahan pohon kelapa sebagai konstruksi bangunan. Padahal bila bahan ini dapat dimanfaatkan secara optimal, maka ketergantungan akan bahan kayu dari hutan dapat dikurangi. Lebih luas dari ini semua, bahwa pemanfaatan pohon kelapa akan membantu melestarikan ekosistem hutan dan dapat memanfaatkan pohon kelapa yang tidak produktif untuk digunakan sebagai bahan bangunan yang bernilai ekonomis. Kelapa merupakan salahsatu komoditi yang dihasilkan oleh kabupaten Aceh Utara. Hasil sensus yang dilaksanakan oleh Bappeda Aceh Utara tahun 2002, mencatat bahwa dikawasan kabupaten Aceh Utara terdapat luas areal tanaman kelapa ha, atau hampir mencapai pohon. Diluar angka tersebut masih terdapat kira-kira 2500 ha yang sudah tidak produktif lagi [3]. Hasil pengamatan yang dilakukan langsung ke lapangan, terutama kegiatan pembangunan perumahan yang dilaksanakan oleh masyarakat dan proyek konstruksi bangunan yang dikelola oleh swasta dan Pemerintah Daerah, pohon kelapa belum digunakan sebagai bahan konstruksi permanen. Melalui kegiatan penerapan IPTEKS ini, maka dilakukan sosialisasi dan pelatihan kepada tukang kayu di Aceh Utara berupa pemanfaatan pohon kelapa sebagai bahan konstruksi bangunan yang bersifat permanen seperti digunakan untuk dinding, kosen dan daun pintu, kosen dan daun jendela dan kerangka atap. Disamping itu dengan adanya rekonstruksi pembangunan berbasis pembangunan perumahan masyarakat Aceh yang tertimpa musibah Tsunami, maka kegiatan Iptek ini dapat memberikan solusi yang lebih konprehensif dalam hal pemakaian bahan konstruksi pohon kelapa dan penyiapan tenaga bangunan berupa tukang kayu yang profesional. Berdasarkan pengamatan pada beberapa lokasi perkebunan kelapa dan kegiatan pembangunan konstruksi di Aceh Utara, maka ditemukan berbagai permasalahan sebagai berikut : 1. Tersedianya sumber bahan baku berupa pohon kelapa yang siap tebang dalam jumlah relatif banyak (tidak produktif menghasilkan buah kelapa), namun belum dimanfaatkan secara optimal untuk bahan bangunan. 2. Pemakaian pohon kelapa masih terbatas untuk konstruksi tidak permanen, digunakan sebagai acuan dan perancah bangunan dan sebagai jembatan darurat di pedesaan. Setelah bangunan selesai, maka bahan tersebut terbuang tanpa dimanfaatkan. 3. Ketidaktahuan masyarakat dan juga tukang bangunan bahwa pohon kelapa dapat digunakan sebagai bahan bangunan secara permanen. 4. Belum adanya pengetahuan dan teknik untuk mengolah pohon kelapa sebagai bahan bangunan, sehingga masyarakat maupun pemerintah daerah masih enggan menggunakan bahan ini. Pohon kelapa lokal yang ada di Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam telah diteliti mengenai sifat-sifat teknis berupa berat jenis, kuat tarik dan kuat lenturnya. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa dari pangkal sampai tinggi 8m dapat digunakan kayu kelas kuat I dengan kuat lentur rata-rata 894 kg/cm 2 dengan berat jenis 0,823. Adapun sisanya yang mendekati pucuk (lebih kurang 8 s/d 10m atau lebih dari pangkal) tergolong kayu kelas kuat V dengan kuat lentur 110 kg/cm 2, karena itu tidak dapat digunakan sebagai bahan bangunan[1,2]. Dari hasil penelitian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa secara kualitas pohon kelapa layak digunakan sebagai bahan bangunan di Propinsi Aceh, Kondisi ini dimungkinkan karena kayu pohon kelapa dapat digolongkan pada kayu kelas kuat I. 135
3 Pada pohon kelapa tidak terdapat gelang tahun sehingga kita tidak dapat menaksir umur pohon kelapa dari melihat tampang melintangnya. Cara untuk menaksir umur pohon kelapa ialah dengan menghitung bekas pangkal daun pada seluruh batangnya. Semakin banyak bekas pangkal daun semakin tua pohon kelapa tersebut. Penebangan pohon kelapa yang akan dimanfaatkan kayunya untuk bahan bangunan. Dianjurkan pada saat akhir musim kemarau. Hal ini karena pada saat tersebut kadar air kayunya rendah. Tinggi rata-rata pohon kelapa dapat mencapai 15 meter sampai 20 meter, untuk keperluan bahan bangunan. Bagian pangkal dibuang kira-kira ½ meter karena sangat keras sehingga sulit dikerjakan. Adapun bagian ujung dibuang juga sepanjang 3 meter sampai 4 meter karena terlalu lunak. Bagian tengah yaitu hati lebih baik dibuang jika akan digunakan sebagai usuk. Tetapi untuk penggunaan balok-balok besar bagian hati ikut dipergunakan [6]. Setelah pohon kelapa ditebang, selanjutnya dipotong menurut panjang yang telah ditentukan. Biasanya sekitar 3m sampai 4m. Kulit bagian luar dikupas dan selanjutnya sudah bisa digergaji sesuai kebutuhan ukuran yang umum dipasaran. Adapun bentuk ukuran umum dalam pemakaiannya terbatas penggunaannyasebagai balok kap, balok tiang, gording, rangka dinding, rang, usuk. Penggergajian bentuk papan kurang umum, hal ini karena kayu kelapa mempunyai serat yang lebih besar. Setelah diperoleh hasil penggergajian, kayu-kayu dikelompokkan pada masingmasing ukuran. Setelah itu kemudian segera dilakukan pengeringan. Pengeringan dilakukan dengan cara menyusun kayu-kayu itu menurut suatu sistim penyusunan tertentu. Kayu dalam keadaan baru ditebang, mengandung kadar air cukup tinggi, sedangkan dalam penggunaannya harus selalu dalam keadaan kering. Maka dari itu kayu yang baru ditebang hendaklah diadakan pengeringan lebih dulu. Pengeringan disini dapat dilakukan secara alam dengan memanfaatkan sinar matahari. Menurut Siswoyo.R.D [6], tujuan pengeringan kayu ini adalah : - Untuk menambah kekuatan kayu, hal ini karena bila kayu dalam kondisi kadar air rendah, maka kayu akan lebih kuat. - Untuk menjaga kestabilan ukuran, seperti diketahui kayu yang masih basah akan mengalami perubahan volume maupun ukuran apabila sudah kering. - Untuk mencegah serangan cendawan dan bubuk, ini terjadi karena kayu yang masih basah yaitu yang kadar airnya masih diatas 20 %, umumnya jasad renik yang menyebabkan pembusukan dan perubahan warna pada kayu akan bertahan hidup. Dan sebaliknya, bila kadar air rendah dibawah 20 % jasad renik tersebut kurang dapat bertahan dengan baik. Dengan demikian kayu tidak akan terserang hewan perusak tersebut. Metode Penerapan Langkah awal yang akan dilakukan dalam penerapan IPTEK ini adalah mengumpulkan data tentang kuantitas dan kualitas pohon kelapa di Aceh Utara yang kemudian diikuti dengan survey di lapangan. Untuk memperkenalkan dan meningkatkan pengetahuan serta ketrampilan tukang kayu di Aceh Utara, akan dilakukan pelatihan tentang pemakaian bahan bangunan dari pohon kelapa di mulai dari tata cara penebangan, penggergajian, pengeringan kayu hingga pembuatan benda kerja berupa komponen bahan bangunan. Komponen bahan bangunan yang dimaksud seperti kose pintu/jendela, dinding dan rangka atap. Tata kerja yang dirujuk adalah pedoman konstruksi kayu Indonesia [5] dan job sheet kerja kayu di Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Lhokseumawe yang merupakan petunjuk kerja yang berlaku di seluruh Politeknik Indonesia [4]. Penuntun ini merupakan buku 136
4 standar yang di tetapkan oleh Pusat Pengembangan dan Pendidikan Politeknik Bandung. Sistem pelatihan untuk para tukang kayu disesuaikan dengan pola kegiatan mahasiswa Politeknik, sehingga peserta latih memperoleh pengetahuan tambahan di bidang keselamatan kerja dan disiplin kerja. Dalam pelaksanaan kegiatan IPTEKS ini, perlu dibuat beberapa tahapan pelaksanaan kegiatan sehingga hasil yang diinginkan tercapai. Adapun cara yang dikedepankan yaitu dilaksanakan problem solving (pemecahan masalah) sehingga setiap peserta dapat merasa puas dalam pelatihan ini. Adapun tahapan-tahapan yang dilaksanakan; seleksi para peserta dengan bantuan kepala desa, pendaftaran dan pengarahan, kegiatan teori, peninjauan lapangan untuk mengenal pohon kelapa secara teknis, pemilihan dan pemotongan pohon kelapa lokal, sistem pengeringan secara sederhana, kegiatan praktek pembuatan pohon kelapa di bengkel kayu, dan pemasangan hasil kegiatan di salah satu rumah korban Tsunami. Setelah semua kegiatan selesai maka para peserta dievaluasi dan dirangking tingkat hasil capaian kegiatan, kemudian kegiatan ditutup dengan halal bi halal. Dalam kegiatan ini khalayak sasaran berupa tukang kayu yang diseleksi sejumlah 10 orang tukang kayu (umumnya berpendidikan SD) dan dianggap paling potensial untuk dapat dilatih dan mampu membagikan ilmu dan ketrampilan yang diperoleh kepada sesama teman seprofesi yang lain di daerahnya. Metode yang digunakan yaitu berupa tahapan berupa teori tentang persyaratan dan pemanfaatan pohon kelapa untuk bahan bangunan. Teori yang diberikan meliputi dari pemilihan batang, tata cara penebangan, penggergajian, pengeringan kayu hingga pembuatan benda kerja. Setelah kegiatan teori selesai, dilaksanakan berupa kegiatan praktek bengkel kayu, yaitu memberikan pemahaman cara membaca gambar kerja kayu dan menghitung kebutuhan bahan yang dipakai untuk suatu item pekerjaan. Selanjutnya peserta pelatihan diberikan latihan ketrampilan dasar kerja kayu sampai finishing akhir terhadap item pekerjaan tersebut dengan cara praktikum langsung di bengkel kayu. Hasil dan Pembahasan Berdasarkan hasil kegiatan yang dilaksanakan selama 3 (bulan) bulan di Desa Meunasah Mesjid Kecamatan Blang Mangat Kotif Lhokseumawe (dahulu Kab. Aceh Utara), didapat suatu hasil yang cukup memuaskan. Hal ini diindikasikan melalui keberhasilan peserta menyerap ilmu yang disampaikan oleh pelaksana kegiatan dan instruktur. Adapun sumber bahan baku kelapa berupa pohon berumur sekitar 60 tahun. Pohon ditebang 3 (tiga) batang lalu dipotong dan di proses untuk mendapatkan kayu. Poto dokumentasi disajikan pada Gambar 1 dan Gambar 2 di bawah ini. Gambar 4.1 Lokasi kayu kelapa lokal Gambar 4.2 Proses pemotongan 137
5 Hasil tebangan kayu yang telah dipilih dikeringkan dengan cara ditegakkan di daerah terbuka selama 2 (dua) minggu. Pengeringan memanfaatkan sinar matahari, sistem pengeringan kayu disajikan pada Gambar 3 di bawah ini. Sesuai dengan jadual, kegiatan praktek bengkel dilaksanakan pada bulan September 2006, setiap hari minggu jam wib di bengkel UPT Kayu Punteut. Alat bengkel kayu yang digunakan berupa: mesin ketam perata, mesin ketam penebal, mesin gergaji potong, mesin router, mesin amplas, mesin bor, mesin bubut, mesin moulder, mesin gergaji perata dan mesin gergaji belah. Bahan kayu dari lapangan dibawa ke bengkel untuk selanjutnya di ketam dan di bentuk di bengkel kayu. Dokumentasi kegiatan disajikan pada Gambar 4 di bawah ini. Gambar 3. Pengeringan kayu Di lapangan Gambar 4. Pengolahan kayu di Bengkel kayu Setelah diperoleh benda kerja berupa ; kosen pintu, jendela, daun pintu dan jendela, serta kayu untuk kuda-kuda rumah, maka produk ini dibawa ke salah satu rumah korban Tsunami di desa Meunasah Mesjid. Kondisi awal rumah sebelum dilaksanakan kegiatan IPTEKS, dapat dilihat pada Gambar 5 di bawah ini. Kegiatan instalasi konstruksi kayu dilaksanakan bulan Oktober 2006, Adapun kegiatan praktek lapangan tersebut disajikan pada Gambar 6 di bawah ini. Gambar 5. Kondisi awal rumah Gambar 6. Pemasangan kosen pintu 138
6 Disadari bahwa keterbatasan dana menyebabkan kegiatan ini hanya untuk pembuatan pintu dan jendela serta rangka kuda-kuda.. Walaupun demikian bila dibandingkan dengan keadaan rumah sebelumnya (Gambar 7) dengan rumah setelah dilaksanakan IPTEKS sangat jauh berbeda. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 8 di bawah ini. Gambar 7. Kuda-kuda kayu kelapa Yang terpasang Gambar 8. Rumah hasil penerapan IPTEKS Secara ringkas indikator keberhasilan kegiatan IPTEKS ini dapat diuraikan, bahwa : 1. Peserta pelatihan telah terampil mengerjakan semua materi latihan dengan baik dan benar. 2. Peserta pelatihan telah dapat mengoperasikan alat-alat mesin kayu dengan baik dan benar serta cara merawat alat. 3. Peserta pelatihan telah dapat melaksanakan kegiatan praktek lapangan secara baik dan benar dengan penerapan berupa pemasangan hasil kerja untuk salah satu rumah korban Tsunami di Desa Meuraksa.. Evaluasi yang digunakan pada kegiatan ini berdasarkan unsur penilaian antara lain; kesesuaian bentuk, ketepatan dimensi, ketepatan konstruksi, ketepatan instalasi/praktek lapangan, finishing akhir pekerjaan, dan kerjasama dan sikap. Berdasarkan skor nilai bahwa yang memperoleh nilai sangat baik 3 (tiga) peserta sedangkan yang lainnya sejumlah 7 (tujuh) peserta memperoleh nilai baik. Kesimpulan Berdasarkan hasil kegiatan yang telah dilaksanakan, maka dapat diambil beberapa kesimpulan, antara lain ; 1. Kerja sama dan motivasi para peserta yang mengikuti pelatihan cukup tinggi, hal ini terlihat semua peserta mengikuti kegiatan hingga selesai. 2. Produk pelatihan telah dapat dimanfaatkan dengan penerapan kepada salah satu rumah korban Tsunami. 3. Para peserta telah dapat pengalaman baru hal penggunaan kayu pohon kelapa lokal untuk konstruksi bangunan, konstruksi tersebut dapat menjadi contoh sebagai bahan sosialisasi penggunaan kayu dari pohon kelapa untuk konstruksi bangunan. 139
7 Referensi [1] Agussalim, 1990, Kuat Tarik sejajar Serat Batang Kelapa, Laporan Penelitian, Universitas Syiah Kuala, Darussalam, Banda Aceh. [2] Agussalim, 1991, Kuat Lentur Balok Batang Kelapa, Laporan Penelitian, Universitas Syiah Kuala, Darussalam, Banda Aceh. [3] BAPPEDA Aceh Utara, 2002, Aceh Utara Dalam Angka, Lhokseumawe, ISSN: [4] PEDC, 2000, Job Sheet kerja kayu, Pusat Pengembangan dan Pendidikan Politeknik, Bandung. [5] PPKI, 1971, Pedoman Konstruksi kayu Indonesia, Jakarta. [6] Siswoyo.R.D, 1995, Manfaat Pohon Kelapa sebagai Bahan Bangunan, Jurnal Ilmiah MITRA, Edisi-IV, juli
Penelitian sifat-sifat fisika dan mekanika kayu Glugu dan Sengon kawasan. Merapi dalam rangka mempercepat pemulihan ekonomi masyarakat Merapi
Laporan Penelitian sifat-sifat fisika dan mekanika kayu Glugu dan Sengon kawasan Merapi dalam rangka mempercepat pemulihan ekonomi masyarakat Merapi pasca letusan Merapi 21 Disusun oleh: Ali Awaludin,
Lebih terperinciPENGOLAHAN KAYU (WOOD PROCESSING) Abdurachman. Pusat Penelitian dan Pengembangan Keteknikan Kehutanan dan Pengolahan Hasil Hutan
PENGOLAHAN KAYU (WOOD PROCESSING) Abdurachman Pusat Penelitian dan Pengembangan Keteknikan Kehutanan dan Pengolahan Hasil Hutan Jl. Gunung Batu No. 5. Bogor 16610. Telp/fax : 0251 8633378/0251 86333413
Lebih terperinciKONSTRUKSI DINDING BAMBU PLASTER Oleh Andry Widyowijatnoko Mustakim Departemen Arsitektur Institut Teknologi Bandung
MODUL PELATIHAN KONSTRUKSI DINDING BAMBU PLASTER Oleh Andry Widyowijatnoko Mustakim Departemen Arsitektur Institut Teknologi Bandung Pendahuluan Konsep rumah bambu plester merupakan konsep rumah murah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jembatan yang memiliki peran sebagai sarana transportasi yang sangat penting bagi kelancaran pergerakan lalu lintas. Dimana jembatan berfungsi untuk menghubungkan rute/lintasan
Lebih terperinciANALISA EKONOMIS PERBANDINGAN KAPAL KAYU SISTEM LAMINASI DENGAN SISTEM KONVENSIONAL
ANALISA EKONOMIS PERBANDINGAN KAPAL KAYU SISTEM LAMINASI DENGAN SISTEM KONVENSIONAL Syahrizal & Johny Custer Teknik Perkapalan Politeknik Bengkalis Jl. Bathin Alam, Sei-Alam, Bengkalis-Riau djalls@polbeng.ac.id
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ( Jamilah, 2009 ). Menurut Direktorat Bina Produksi Kehutanan (2006) bahwa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan manusia terhadap kayu sebagai konstruksi, bangunan atau furniture terus meningkat seiring dengan meningkatnya pertambahan jumlah penduduk, sementara ketersediaan
Lebih terperinciUji Efektifitas Teknik Pengolahan Batang Kayu Sawit untuk Produksi Papan Panil Komposit
Uji Efektifitas Teknik Pengolahan Batang Kayu Sawit untuk Produksi Papan Panil Komposit Fakhri, Syafhiddin, Haji Gussyafri, Eko Riawan Laboratorium Kayu, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Potensi bambu dalam menopang keberlanjutan hutan dinilai ekonomis di masa depan. Hutan sebagai sumber utama penghasil kayu dari waktu ke waktu kondisinya sudah sangat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hutan semakin hari semakin berkurang. Untuk mengurangi ketergantungan akan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan akan bahan papan pada saat sekarang ini mengalami peningkatan yang sangat drastis. Bahan papan merupakan bahan yang diperoleh dari kayukayu hasil hutan. Peningkatan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN A. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan pembangunan rumah di Indonesia sangat tinggi sekitar 900.000 sampai 1,2 juta unit/tahun akibat pertambahan jumlah penduduk dan bencana alam seperti tsunami, banjir,
Lebih terperinciJenis-jenis kayu untuk konstruksi Bangunan
Jenis-jenis kayu untuk konstruksi Bangunan Jenis-jenis kayu untuk konstruksi di proyek- Pada kesempatan ini saya akan berbagi informasi tentang Jenis-jenis kayu untuk konstruksi Bangunan Kayu adalah material
Lebih terperinciPEMBAHASAN Jenis dan Waktu Pemangkasan
47 PEMBAHASAN Pemangkasan merupakan salah satu teknik budidaya yang penting dilakukan dalam pemeliharaan tanaman kakao dengan cara membuang tunastunas liar seperti cabang-cabang yang tidak produktif, cabang
Lebih terperinciRANCANG BANGUN MESIN PEMECAH BIJI KEMIRI DENGAN SISTEM BENTUR
RANCANG BANGUN MESIN PEMECAH BIJI KEMIRI DENGAN SISTEM BENTUR Sumardi 1* Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Lhokseumawe Jl. Banda Aceh Medan Km. 280 Buketrata Lhokseumawe 24301 Email: Sumardi63@gmail.com
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
9 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan September sampai dengan bulan November 2010 di Laboratorium Teknologi Peningkatan Mutu Kayu dan Laboratorium
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tabel 1 perbandingan bahan Sifat Beton Baja Kayu. Homogen / Heterogen Homogen Homogen Isotrop / Anisotrop Isotrop Isotrop Anisotrop
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Dunia konstruksi di Indonesia mengalami perkembangan yang sangat pesat. Saat ini, di berbagai tempat dibangun gedung-gedung betingkat, jembatan layang, jalan, dan
Lebih terperinciPENGETAHUAN DASAR KAYU SEBAGAI BAHAN BANGUNAN
PENGETAHUAN DASAR KAYU SEBAGAI BAHAN BANGUNAN Pilihan suatu bahan bangunan tergantung dari sifat-sifat teknis, ekonomis, dan dari keindahan. Perlu suatu bahan diketahui sifat-sifat sepenuhnya. Sifat Utama
Lebih terperinciBALOK LAMINASI DARI KAYU KELAPA (Cocos nucifera L)
Jurnal Riset Industri Hasil Hutan Vol., No., Desember 00 : 7 BALOK LAMINASI DARI KAYU KELAPA (Cocos nucifera L) LAMINATED BEAMS FROM COCONUT WOOD (Cocos nucifera L) Djoko Purwanto *) *) Peneliti Baristand
Lebih terperinciBAB 13. KELUARGA DAN PERUBAHAN IKLIM. Oleh: Herien Puspitawati Tin Herawati
BAB 13. KELUARGA DAN PERUBAHAN IKLIM Oleh: Herien Puspitawati Tin Herawati DAMPAK AKTIVITAS MANUSIA Mekamisme yang terjadi pada sistem alam sangat luar biasa rumitnya. Ekosistem mempunyai keseimbangan
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI. Kayu memiliki berat jenis yang berbeda-beda berkisar antara
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Berat Jenis dan Kerapatan Kayu Kayu memiliki berat jenis yang berbeda-beda berkisar antara 0.2-1.28 kg/cm 3. Berat jenis kayu merupakan suatu petunjuk dalam menentukan kekuatan
Lebih terperinciKAJIAN TEKNIS OPTIMALISASI PEMANFAATAN LIMBAH BATANG SAWIT UNTUK BAHAN BANGUNAN DAN MEBEL
KAJIAN TEKNIS OPTIMALISASI PEMANFAATAN LIMBAH BATANG SAWIT UNTUK BAHAN BANGUNAN DAN MEBEL Fakhri, Syafruddin SH. Hasibuan, Yenita Morena Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Riau Email fakhri@unri.ac.id
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Menurut Badan Standardisasi Nasional (2010) papan partikel merupakan
TINJAUAN PUSTAKA Papan Partikel Menurut Badan Standardisasi Nasional (2010) papan partikel merupakan papan yang terbuat dari bahan berlignoselulosa yang dibuat dalam bentuk partikel dengan menggunakan
Lebih terperinciPEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PELATIHAN PEMASANGAN RANGKA ATAP BAJA RINGAN
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PELATIHAN PEMASANGAN RANGKA ATAP BAJA RINGAN Tjokro Hadi 1), Arief Subakti Ariyanto 1), Parhadi 1), Supriyadi 1), Triwardaya 1), Wasino 1), Yustinus Eka Wiyana 1) 1) Staf
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Tenggara menyediakan kira-kira 80% potensi bambu dunia yang sebagian besar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Bambu merupakan tanaman rumpun yang tumbuh hampir di seluruh belahan dunia, dan dari keseluruhan yang ada di dunia Asia Selatan dan Asia Tenggara menyediakan kira-kira
Lebih terperinciBAB. Keseimbangan Lingkungan
BAB 3 Keseimbangan Lingkungan Pada hari minggu, Dimas dan keluarganya pergi menjenguk neneknya. Rumah nenek Dimas berada di Desa Jangkurang. Mereka membawa perbekalan secukupnya. Ketika tiba di tempat
Lebih terperinciSNI MUTU SIRAP DEWAN STANDARDISASI NASIONAL- DSN SNI UDC STANDAR NASIONAL INDONESIA
SNI STANDAR NASIONAL INDONESIA SNI 03-3529 - 1994 UDC 691.024.15.035.3 MUTU SIRAP DEWAN STANDARDISASI NASIONAL- DSN DAFTAR ISI Halaman 1. RUANG LINGKUP... 1 2. DEFiNISI... 1 3. ISTILAH... 1 4. KLASIFIKAS1...
Lebih terperinciSambungan dan Hubungan Konstruksi Kayu
Sambungan Kayu Konstruksi kayu merupakan bagian dari konstruksi bangunan gedung. Sambungan dan hubungan kayu merupakan pengetahuan dasar mengenai konstruksi kayu yang sangat membantu dalam penggambaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Industri pengolahan kayu yang semakin berkembang menyebabkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Industri pengolahan kayu yang semakin berkembang menyebabkan ketidakseimbangan antara pasokan dan kebutuhan bahan baku kayu. Menurut Kementriaan Kehutanan (2014), data
Lebih terperinciPEMBAHASAN Tinggi dan Diameter Bidang Petik Persentase Pucuk Burung
PEMBAHASAN Tinggi dan Diameter Bidang Petik Tinggi tanaman merupakan salah satu penentu kelayakan suatu kebun untuk dilakukan pemangkasan, apabila terlalu tinggi akan menyulitkan dalam pemetikan (Pusat
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kayu Kayu merupakan suatu bahan mentah yang didapatkan dari pengolahan pohon pohon yang terdapat di hutan. Kayu dapat menjadi bahan utama pembuatan mebel, bahkan dapat menjadi
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Latar Belakang
PENDAHULUAN 7 Latar Belakang Tekanan terhadap sumberdaya hutan menyebabkan terjadinya eksploitasi yang berlebihan, sehingga sumberdaya hutan tidak mampu lagi memberikan manfaat yang optimal. Tekanan yang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan mulai Juli 2011 Januari 2012 dan dilaksanakan di Bagian Rekayasa dan Desain Bangunan Kayu, Bagian Kimia Hasil Hutan, Bagian Biokomposit
Lebih terperinciKISI-KISI SOAL PROFESIONAL UKG 2015
KISI-KISI SOAL PROFESIONAL UKG 2015 PAKET KEAHLIAN: TEKNIK GAMBAR BANGUNAN KOMPETENSI STANDAR KOMPETENSI GURU NO UTAMA KOMPETENSI MATA KOMPETENSI INTI GURU INDIKATOR ESENSIAL/ IPK PELAJARAN a b c d e 1
Lebih terperinciMetode Pelaksanaan Pembangunan Jalan Lingkungan Datuk Taib Desa Leuhan < SEBELUMNYA BERIKUTNYA >
Metode Pelaksanaan Pembangunan Jalan Lingkungan Datuk Taib Desa Leuhan < SEBELUMNYA BERIKUTNYA > GSF-Aceh. Didalam Pelaksanaan Proyek, metode pelaksanaan sangat penting dilaksanakan, hal ini untuk mengetahui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hutan merupakan salah satu kekayaan alam bangsa Indonesia yang menjadi aset berharga dalam mendatangkan devisa bagi negara, sehingga dapat memberi kontribusi yang
Lebih terperinciBAB XI KUDA-KUDA DAN ATAP
A. Kuda-Kuda BAB XI KUDA-KUDA DAN ATAP 1. Pendahuluan Konstruksi kuda-kuda ialah suatu susunan rangka batang yang berfungsi untuk mendukung beban atap termasuk juga beratnya sendiri dan sekaligus dapat
Lebih terperinciRANCANG BANGUN MESIN PEMECAH BIJI KEMIRI DENGAN SISTEM BENTUR
RANCANG BANGUN MESIN PEMECAH BIJI KEMIRI DENGAN SISTEM BENTUR Sumardi Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Lhokseumawe Jl. Banda Aceh Medan Km. 280 Buketrata Lhokseumawe 24301 Email: Sumardi63@gmail.com
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Suryamas Lestari Prima adalah perusahaan swasta yang bergerak dalam industri pembuatan daun pintu. PT. Suryamas Lestari Prima didirikan atas
Lebih terperinciGambar 1.1. Tanaman Sagu Spesies Mitroxylon Sago
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tanaman sagu (Metroxylon sago) merupakan tanaman yang tersebar di Indonesia, dan termasuk tumbuhan monokotil dari keluarga Palmae, marga Metroxylon, dengan ordo
Lebih terperinciBAB V LAPORAN PROSES PENGAMATAN PELAKSANAAN PROYEK PEMBANGUNAN RUKO SETIABUDHI - BANDUNG
BAB V LAPORAN PROSES PENGAMATAN PELAKSANAAN PROYEK PEMBANGUNAN RUKO SETIABUDHI - BANDUNG Dalam bahasan laporan mingguan proses pengamatan pelaksanaan proyek ini, praktikan akan memaparkan dan menjelaskan
Lebih terperinciMutu dan Ukuran kayu bangunan
Mutu dan Ukuran kayu bangunan 1. Ruang lingkup Standar ini meliputi definisi, istilah, penggolongan, syarat mutu, ukuran, syarat pengemasan, dan syarat penendaan kayu bangunan. 2. Definisi Kayu bangunan
Lebih terperinciPERILAKU BALOK KAYU MERANTI SEBAGAI BAHAN BANGUNAN UTAMA RUMAH TRADISIONAL ACEH
ISSN 2407-733X E-ISSN 2407-9200 pp. 49-56 Jurnal Teknik Sipil Unaya PERILAKU BALOK KAYU MERANTI SEBAGAI BAHAN BANGUNAN UTAMA RUMAH TRADISIONAL ACEH Helwiyah Zain 1 1) Program Studi Teknik Sipil, Fakultas
Lebih terperinciMATA PELAJARAN : KERJA KAYU JENJANG PENDIDIKAN : SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
MATA PELAJARAN : KERJA KAYU JENJANG PENDIDIKAN : SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN Kompetensi guru 1. Mengenal karakteristik peserta didik 1 Guru mencatat dan menggunakan informasi tentang karakteristik peserta
Lebih terperinciPEDOMAN PEMBANGUNAN BANGUNAN TAHAN GEMPA
LAMPIRAN SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL CIPTA KARYA NOMOR: 111/KPTS/CK/1993 TANGGAL 28 SEPTEMBER 1993 TENTANG: PEDOMAN PEMBANGUNAN BANGUNAN TAHAN GEMPA A. DASAR DASAR PERENCANAAN BANGUNAN TAHAN GEMPA
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Tabel 1. Produksi Kayu Gergajian dan Perkiraan Jumlah Limbah. Produksi Limbah, 50 %
TINJAUAN PUSTAKA Limbah Penggergajian Eko (2007) menyatakan bahwa limbah utama dari industri kayu adalah potongan - potongan kecil dan serpihan kayu dari hasil penggergajian serta debu dan serbuk gergaji.
Lebih terperinciStruktur dan Konstruksi II
Struktur dan Konstruksi II Modul ke: Material Struktur Bangunan Fakultas Teknik Christy Vidiyanti, ST., MT. Program Studi Teknik Arsitektur http://www.mercubuana.ac.id Cakupan Isi Materi Materi pertemuan
Lebih terperinciV. POLA DAN TEHNIK PEMBELAHAN
V. POLA DAN TEHNIK PEMBELAHAN Sebelum diuraikan mengenai pola dan tehnik pembelahan kayu bulat, terlebih dahulu akan diuraikan mengenai urut-urutan proses menggergaji, dan kayu bulat sampai menjadi kayu
Lebih terperinciMEMBUAT MACAM- MACAM SAMBUNGAN KAYU
MEMBUAT MACAM- MACAM SAMBUNGAN KAYU BAG- TKB.001.A-74 63 JAM Penyusun : TIM FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN
Lebih terperinciKISI-KISI SOAL UJI KOMPETENSI AWAL SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN TAHUN 2011
KISI-KISI SOAL UJI KOMPETENSI AWAL SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN TAHUN 2011 Kompetensi Guru : Pedagogik dan Profesional Bidang Studi Keahlian : Teknologi dan Rekayasa Program Studi Keahlian : Teknik Bangunan
Lebih terperinciSMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 6. PERAN MANUSIA DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGANLatihan Soal 6.2
SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 6. PERAN MANUSIA DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGANLatihan Soal 6.2 1. Berikut ini yang tidak termasuk kegiatan yang menyebabkan gundulnya hutan adalah Kebakaran hutan karena puntung
Lebih terperinciPemanfaatan Limbah Kayu Kelapa dari CV. UNIQUE Furniture Cibarusah Kab. Bekasi Sebagai Wadah Alat Tulis Modular
Pemanfaatan Limbah Kayu Kelapa dari CV. UNIQUE Furniture Cibarusah Kab. Bekasi Sebagai Wadah Alat Tulis Modular Iyus Susila 1,*, Fakhri Huseini 1 1 Institut Teknologi dan Sains Bandung, Deltamas, Bekasi
Lebih terperinciMEMASANG DAUN PINTU DAN JENDELA
MEMASANG DAUN PINTU DAN JENDELA BAG- TPK.002.A-57 70 JAM Penyusun : TIM FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Negara Republik Indonesia terletak pada 6 o LU 11 o LS dan 95 o BT
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Negara Republik Indonesia terletak pada 6 o LU 11 o LS dan 95 o BT 141 o BT yang menunjukan bahwa Indonesia beriklim tropis karena dilewati oleh garis khatulistiwa.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Cross Laminated Timber 2.1.1 Definisi Cross Laminated Timber (CLT) pertama dikembangkan di Swiss pada tahun 1970-an. Produk ini merupakan perpanjangan dari teknologi rekayasa
Lebih terperinciPROSIDING Seminar Hasil Litbang Hasil Hutan 2006 : POTENSI HUTAN RAKYAT DI INDONESIA DAN PERMASALAHANNYA Oleh : Sukadaryati 1) ABSTRAK
POTENSI HUTAN RAKYAT DI INDONESIA DAN PERMASALAHANNYA Oleh : Sukadaryati 1) ABSTRAK Hutan rakyat sudah lama ada dan terus berkembang di masyarakat. Manfaat yang diperoleh dari hutan rakyat sangat dirasakan
Lebih terperinciIDENTIFIKASI POTENSI GEOGRAFIS DESA
4 IDENTIFIKASI POTENSI GEOGRAFIS DESA Deskripsi Singkat Topik : Pokok Bahasan Waktu Tujuan : MENGENALI POTENSI GEOGRAFIS DESA : 1 (satu) kali tatap muka pelatihan selama 100 menit. : Membangun pemahaman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Kebutuhan kayu yang semakin meningkat membutuhkan kenaikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Kebutuhan kayu yang semakin meningkat membutuhkan kenaikan pasokan bahan baku, baik dari hutan alam maupun hutan tanaman. Namun, produksi kayu dari hutan alam menurun
Lebih terperinciKEGIATAN BELAJAR II SAMBUNGAN KAYU MENYUDUT
KEGIATAN BELAJAR II SAMBUNGAN KAYU MENYUDUT LEMBAR INFORMASI Sambungan kayu menyudut atau yang sering kali disebut dengan hubungan kayu banyak digunakan pada pembuatan konstruksi kosen pintu, kosen jendela,
Lebih terperinciPEMBUATAN OVEN PENGERING KOPRA DENGAN SISTEM BAK PASIR SEBAGAI PERATA PANAS
PEMBUATAN OVEN PENGERING KOPRA DENGAN SISTEM BAK PASIR SEBAGAI PERATA PANAS Akmal Indra Teknik Mesin Politeknik Bengkalis-Riau Jl. Batin Alam Sei Alam-Bengkalis akmalindra@yahoo.co.id akmalindra@gmail.com
Lebih terperinciPenyelidikan Kuat Tekan Komposit Polimer yang Diperkuat Serbuk Kayu Sebagai Bahan Baku Konstruksi Kapal Kayu
25 Penyelidikan Kuat Tekan Komposit Polimer yang Diperkuat Serbuk Kayu Sebagai Bahan Baku Konstruksi Kapal Kayu Suhardiman, Asroni Mukhlis Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Bengkalis E-mail : Suhardiman@polbeng
Lebih terperinciMacam Kayu Menurut Susunannya. Pengetahuan Bahan
Macam Kayu Menurut Susunannya Pengetahuan Bahan Bagian Melintang Permukaan Kayu KAYU MASAK Gambar ini menunjukkan pohon yang mempunyai kayu gubal dan kayu teras, dengan nama lain pohon kayu teras Perbedaan
Lebih terperinciLAPORAN KEMAJUAN. I b PE KERAJINAN HANDICRAFT DAN TOYS DI KECAMATAN PRAMBANAN KABUPATEN SLEMAN DAN KLATEN
PPM PROGRAM I b PE LAPORAN KEMAJUAN I b PE KERAJINAN HANDICRAFT DAN TOYS DI KECAMATAN PRAMBANAN KABUPATEN SLEMAN DAN KLATEN Oleh: Slamet Karyono, Darmono, dam M. Lies Indarwati Dibiayai oleh Direktorat
Lebih terperinciA. GAMBAR ARSITEKTUR.
A. GAMBAR ARSITEKTUR. Gambar Arsitektur, yaitu gambar deskriptif dari imajinasi pemilik proyek dan visualisasi desain imajinasi tersebut oleh arsitek. Gambar ini menjadi acuan bagi tenaga teknik sipil
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang kaya akan tanaman penghasil kayu yang banyak dimanfaatkan untuk berbagai keperluan, baik untuk keperluan industri besar, industri
Lebih terperinciBAB 3 HUBUNGAN ANTARA KAYU DAN AIR: PENYUSUTAN KAYU
BAB 3 HUBUNGAN ANTARA KAYU DAN AIR: PENYUSUTAN KAYU 3.1.Keterkaitan Antara Kondisi Kebasahan/Kekeringan Kayu dan Kandungan Air serta Kadar Air Dan uraian pada kuliah kedua minggu yang lalu, dipahami tentang
Lebih terperinciKISI UJI KOMPETENSI 2013 PROGRAM STUDI KEAHLIAN TEKNIK BANGUNAN
KISI UJI KOMPETENSI 2013 PROGRAM STUDI KEAHLIAN TEKNIK BANGUNAN Kompetensi Keahlian: - Teknik Konstruksi Baja - Teknik Konstuksi Kayu - Teknik Konstruksi Batu dan Beton - Teknik Gambar Bangunan - Teknik
Lebih terperinciDisusun oleh A. Rahman, A. Purwanti, A. W. Ritonga, B. D. Puspita, R. K. Dewi, R. Ernawan i., Y. Sari BAB 1 PENDAHULUAN
BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Kehidupan manusia modern saat ini tidak terlepas dari berbagai jenis makanan yang salah satunya adalah cokelat yang berasal dari buah kakao.kakao merupakan salah satu komoditas
Lebih terperinciPELATIHAN MEMBUAT CENDRAMATA PERAHU PINISI DARI LIMBAH KAYU GERGAJIAN PADA ANAK PANTI ASUHAN SETIA KARYA KOTA MAKASSAR *)
PKMI-2-13-1 PELATIHAN MEMBUAT CENDRAMATA PERAHU PINISI DARI LIMBAH KAYU GERGAJIAN PADA ANAK PANTI ASUHAN SETIA KARYA KOTA MAKASSAR *) Akmal Baharuddin dan Ridwan Jurusan Teknik Sipil dan Perencanaan Fakultas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kita berada dalam bangunan baik rumah tinggal, kantor, pabrik, hotel, rumah sakit dll.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bangunan sangat memegang peranan penting dalam kehidupan masyarakat dan sangat berpengaruh terhadap kehidupan individu. Hampir sebahagian dari kehidupan kita berada
Lebih terperinciKEGIATAN BELAJAR I MEMBUAT KONSTRUKSI KUDA-KUDA KAYU
KEGIATAN BELAJAR I MEMBUAT KONSTRUKSI KUDA-KUDA KAYU A. LEMBAR INFORMASI Bahan untuk kuda-kuda kayu ini harus dipilih dari kayu yang baik dan ukurannya mencukupi dengan ukuran yang dibutuhkan. Untuk kudakuda
Lebih terperinciVI. RANCANGAN KERJA DAN TATA LETAK. A. Prinsip Rancangan dan Kerja Industri Penggergajian
VI. RANCANGAN KERJA DAN TATA LETAK A. Prinsip Rancangan dan Kerja Industri Penggergajian Agar suatu industri penggergajian yang didirikan dapat berjalan lancar, sesuai dengan rencana, selama jangka waktu
Lebih terperinciSTUDI PENGARUH KONDISI KADAR AIR KAYU KELAPA TERHADAP SIFAT MEKANIS ABSTRAK
VOLUME 5 NO. 2, OKTOBER 2009 STUDI PENGARUH KONDISI KADAR AIR KAYU KELAPA TERHADAP SIFAT MEKANIS Fauzan 1, Ruddy Kurniawan 2, Siska Martha Sari 3 ABSTRAK Kayu kelapa sebagai alternatif bahan konstruksi
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI Klasifikasi Kayu Kayu Bangunan dibagi dalam 3 (tiga) golongan pemakaian yaitu :
BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Klasifikasi Kayu Kayu Bangunan dibagi dalam 3 (tiga) golongan pemakaian yaitu : 1. Kayu Bangunan Struktural : Kayu Bangunan yang digunakan untuk bagian struktural Bangunan dan
Lebih terperinciBAB 1. Pendahuluan. Negara Indonesia selain terkenal dengan Negara kepulauan, juga terkenal dengan keindahan alam dan kekayaan hutan.
BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Negara Indonesia selain terkenal dengan Negara kepulauan, juga terkenal dengan keindahan alam dan kekayaan hutan. (www.wikipedia.com) Terjaganya hutan dan area terbuka
Lebih terperinciKISI UJI KOMPETENSI 2014 PROGRAM STUDI KEAHLIAN TEKNIK BANGUNAN
KISI UJI KOMPETENSI 2014 PROGRAM STUDI KEAHLIAN TEKNIK BANGUNAN Keahlian: - Teknik Konstruksi Baja - Teknik Konstuksi Kayu - Teknik Konstruksi Batu dan Beton - Teknik Gambar Bangunan - Teknik Furnitur
Lebih terperinciBAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN. Dalam pelaksanaan suatu proyek baik proyek besar maupun proyek kecil selalu
BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN Dalam pelaksanaan suatu proyek baik proyek besar maupun proyek kecil selalu diharapkan hasil dengan kualitas yang baik dan memuaskan, yaitu : 1. Memenuhi spesifikasi
Lebih terperinciBAB III BAHAN DAN METODE
BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian kekuatan sambungan tarik double shear balok kayu pelat baja menurut diameter dan jumlah paku pada sesaran tertentu ini dilakukan selama kurang lebih
Lebih terperinciLIMBAH KERTAS SEBAGAI MATERIAL KAYU TIRUAN
Konferensi Nasional Teknik Sipil 3 (KoNTekS 3) Jakarta, 6 7 Mei 2009 LIMBAH KERTAS SEBAGAI MATERIAL KAYU TIRUAN Djoko Suwarno 1 1 Program Studi Teknik Sipil, Peneliti Lembaga Lingkungan Manusia dan Bangunan
Lebih terperinciBAB 3 METODE ANALISIS
BAB 3 METODE ANALISIS Perkembangan teknologi membawa perubahan yang baik dan benar terhadap kemajuan di bidang konstruksi dan pembangunan infrastruktur. Perkebangan ini sangat membantu alam dan ekosistemnya
Lebih terperinciFOOD AND AGRICULTURE ORGANIZATION OF THE UNITED NATIONS KUMPULAN INFORMASI II PENGGUNAAN KAYU UNTUK REKONSTRUKSI PASKA TSUNAMI. Kumpulan Informasi I
FOOD AND AGRICULTURE ORGANIZATION OF THE UNITED NATIONS KUMPULAN INFORMASI II PENGGUNAAN KAYU UNTUK REKONSTRUKSI PASKA TSUNAMI Pedoman I Pedoman II Kumpulan Informasi I Kumpulan Informasi ini dihasilkan
Lebih terperinciPENGARUH VARIASI PUTARAN SPINDEL DAN KEDALAMAN PEMOTONGAN TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN BAJA ST 60 PADA PROSES BUBUT KONVENSIONAL
PENGARUH VARIASI PUTARAN SPINDEL DAN KEDALAMAN PEMOTONGAN TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN BAJA ST 60 PADA PROSES BUBUT KONVENSIONAL Muhammad Sabil 1, Ilyas Yusuf 2, Sumardi 2, 1 Mahasiswa Prodi D-IV Teknik
Lebih terperinciKEGIATAN BELAJAR I SAMBUNGAN KAYU MEMANJANG
1 KEGIATAN BELAJAR I SAMBUNGAN KAYU MEMANJANG LEMBAR INFORMASI Sambungan kayu adalah dua batang kayu atau lebih yang disambungkan satu sama lain sehingga menjadi satu batang kayu yang panjang. Sambungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pertanian yang mampu menghasilkan devisa bagi Negara. Pada tahun 2016
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Agrobisnis merupakan permasalahan yang sedang ditangani secara serius oleh pemerintah Indonesia sampai saat ini, mengingat begitu pentingnya pemanfaatan hasil perkebunan
Lebih terperinciBAMBU UNTUK BANGUNAN TAHAN GEMPA. Oleh : F. Eddy Poerwodihardjo C. Dwi Istiningsih
BAMBU UNTUK BANGUNAN TAHAN GEMPA Oleh : F. Eddy Poerwodihardjo C. Dwi Istiningsih Abstraksi Bahan Bambu banyak terdapat disekitar kita, tetapi pemanfaatan untuk konstruksi masih kurang diminati karena
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi dan Potensi Tanaman Kelapa Sawit. Menurut Hadi (2004) pengklasifikasian kelapa sawit
TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi dan Potensi Tanaman Kelapa Sawit Menurut Hadi (2004) pengklasifikasian kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) merupakan tanaman yang tergolong : Kingdom Divisi Kelas Ordo Familia
Lebih terperinciASPEK SOSIAL EKONOMI JENIS: SUNGKAI
ASPEK SOSIAL EKONOMI JENIS: SUNGKAI Program : Pengelolaan Hutan Tanaman Judul RPI : Pengelolaan Hutan Tanaman Penghasil Kayu Pertukangan Koordinator RPI : Drs. Riskan Efendi, MSc. Judul Kegiatan : Budidaya
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. perabot rumah tangga, rak, lemari, penyekat dinding, laci, lantai dasar, plafon, dan
TINJAUAN PUSTAKA A. Papan Partikel A.1. Definisi papan partikel Kayu komposit merupakan kayu yang biasa digunakan dalam penggunaan perabot rumah tangga, rak, lemari, penyekat dinding, laci, lantai dasar,
Lebih terperinci! "# # $ # % & % # '(()
!"# # $# % & % # '(() Kata Pengantar Buku Ilmu Penggergajian Kayu sebagai bahan ajar ini disusun sebagai pedoman dalam memberikan kuliah kepada mahasiswa strata satu. Bahan-bahannya diambil dan tiga buku
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jadikan sumber pendapatan baik bagi negara ataupun masyarakat. Kayu dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kayu merupakan hasil sumber daya yang berasal dari hutan yang dapat di jadikan sumber pendapatan baik bagi negara ataupun masyarakat. Kayu dapat dijadikan bahan baku
Lebih terperinciPEMANFAATAN TEKNOLOGI LAMINASI DALAM PEMBUATAN RUMAH KAYU
PEMANFAATAN TEKNOLOGI LAMINASI DALAM PEMBUATAN RUMAH KAYU Abdurachman, Nurwati Hadjib dan Adi Santoso Pusat Penelitian dan Pengembangan Keteknikan Kehutanan dan Pengolahan Hasil Hutan Jl Gunung Batu No
Lebih terperinciRUMAH DAN SEKOLAH TERBUKA KORBAN BENCANA TSUNAMI DI ACEH DAN SUMATERA UTARA
ARTIKEL RUMAH DAN SEKOLAH TERBUKA KORBAN BENCANA TSUNAMI DI ACEH DAN SUMATERA UTARA Oleh : Ir.Bambang Sugestiyadi. MT. FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKRAT Januari 2005 RUMAH DAN SEKOLAH TERBUKA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. meningkat. Hampir setiap produk menggunakan plastik sebagai kemasan atau
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan teknologi plastik membuat aktivitas produksi plastik terus meningkat. Hampir setiap produk menggunakan plastik sebagai kemasan atau bahan dasar. Material plastik
Lebih terperinciJENIS KAYU DARI HUTAN RAKYAT UNTUK MEBEL DAN KERAJINAN
JENIS KAYU DARI HUTAN RAKYAT UNTUK MEBEL DAN KERAJINAN Oleh: Kasmudjo* Abstrak Jenis kayu dari hutan rakyat jumlahnya cukup banyak. Terdiri dari jenis kayu yang sudah dikenal maupun belum dengan potensi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Bambu tergolong keluarga Graminiae (rumput-rumputan) disebut juga Giant Grass
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bambu tergolong keluarga Graminiae (rumput-rumputan) disebut juga Giant Grass (rumput raksasa), berumpun dan terdiri dari sejumlah batang (buluh) yang tumbuh secara bertahap,
Lebih terperinciGERGAJI TANGAN PADA KERJA BANGKU
GERGAJI TANGAN PADA KERJA BANGKU Tujuan Pembelajaran Khusus Setelah mempelajari bahan ajar ini peserta diklat akandapat : 1. Menjelaskan jenis-jenis gergaji tangan 2. Menjelaskan karakteristik gergaji
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. kingdom plantae, divisi spermatophyta, subdivisi angiospermae, kelas
TINJAUAN PUSTAKA Batang Kelapa Sawit (BKS) Menurut sistem klasifikasi yang ada kelapa sawit termasuk dalam kingdom plantae, divisi spermatophyta, subdivisi angiospermae, kelas monocotyledoneae, family
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. bahan pangan yang siap untuk dikonsumsi. Pengupasan memiliki tujuan yang
BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengertian Umum Pengupasan Pengupasan merupakan pra-proses dalam pengolahan agar didapatkan bahan pangan yang siap untuk dikonsumsi. Pengupasan memiliki tujuan yang sangat penting,
Lebih terperinciRANCANG BANGUN MESIN PENGADUK SERBUK KAYU DENGAN RESIN POLIMER MENGGUNAKAN PENGGERAK MOTOR LISTRIK
RANCANG BANGUN MESIN PENGADUK SERBUK KAYU DENGAN RESIN POLIMER MENGGUNAKAN PENGGERAK MOTOR LISTRIK Taufik 1, Azwar 2, Bukhari 2, 1 Mahasiswa Prodi D-IV TeknikMesinProduksidanPerawatan 2 DosenJurusanTeknikMesinPoliteknikNegeriLhokseumawe
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. salah satu sifat kayu merupakan sumber daya alam yang dapat diperbaharui (renewable
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebelum adanya bahan konstruksi dari beton, baja, dan kaca, bahan konstruksi yang umum digunakan dalam kehidupan manusia adalah kayu. Selain untuk bahan konstruksi,
Lebih terperinciKayu lapis untuk kapal dan perahu
Standar Nasional Indonesia Kayu lapis untuk kapal dan perahu ICS 79.060.10 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif... 1 3 Istilah, definisi,
Lebih terperinciDAFTAR ISI...i TUJUAN PROGRAM KEAHLIAN...1 STANDAR KOMPETENSI KEAHLIAN...2 PROFIL KOMPETENSI LULUSAN Kompetensi Umum...7
DAFTAR ISI DAFTAR ISI...i TUJUAN PROGRAM KEAHLIAN...1 STANDAR KOMPETENSI KEAHLIAN...2 PROFIL KOMPETENSI LULUSAN...7 1. Umum...7 2. Kejuruan...8 RUANG LINGKUP PEKERJAAN...15 SUBSTANSI PEMELAJARAN...16 1.
Lebih terperinci