ANALISIS PRODUKTIVITAS FAKTOR PRODUKSI PADA INDUSTRI ALAS KAKI DI INDONESIA OLEH SITTI NURYANI H

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS PRODUKTIVITAS FAKTOR PRODUKSI PADA INDUSTRI ALAS KAKI DI INDONESIA OLEH SITTI NURYANI H"

Transkripsi

1 ANALISIS PRODUKTIVITAS FAKTOR PRODUKSI PADA INDUSTRI ALAS KAKI DI INDONESIA OLEH SITTI NURYANI H DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

2 ANALISIS PRODUKTIVITAS FAKTOR PRODUKSI PADA INDUSTRI ALAS KAKI DI INDONESIA OLEH SITTI NURYANI H Skripsi Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ilmu Ekonomi DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

3 INSTITUT PERTANIAN BOGOR FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN DEPARTEMEN ILMU EKONOMI Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang disusun oleh, Nama Mahasiswa : Sitti Nuryani Nomor Registrasi Pokok : H Program Studi : Ilmu Ekonomi Judul Skripsi : Analisis Produktivitas Faktor Produksi pada Industri Alas Kaki di Indonesia dapat diterima sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Menyetujui, Dosen Pembimbing Dr. Ir. Sri Mulatsih, M.Sc.Agr NIP: Mengetahui, Ketua Departemen Ilmu Ekonomi, Dr. Ir. Rina Oktaviani, M.S. NIP: Tanggal Kelulusan:

4 PERNYATAAN DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI ADALAH BENAR-BENAR HASIL KARYA SAYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIGUNAKAN SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN. Bogor, Januari 2008 Sitti Nuryani H

5 RIWAYAT HIDUP Penulis bernama Sitti Nuryani dilahirkan pada tanggal 11 September 1983 di Hunuth, Ambon. Penulis merupakan anak kedua dari tujuh bersaudara, dari pasangan Ayahanda Uddin dan Ibunda Nurhadji. Penulis mengawali jenjang pendidikannya pada tahun 1991 di SDN 1 Boneatiro, kemudian tahun 1992 pindah ke SDN 1 Hunuth, dan menamatkan pendidikan Sekolah Dasar di SDN 2 Boneatiro pada tahun Pendidikan dilanjutkan ke SLTP Negeri 2 Kapontori pada tahun Tahun 2000 penulis melanjutkan studinya ke SMU Negeri 1 Bau-Bau hingga lulus pada tahun Pada tahun yang sama penulis diterima pada Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI). Selama menjadi mahasiswa, penulis aktif dibeberapa lembaga intra kampus. Lembaga intra kampus yang diikuti, yaitu: HIPOTESA sebagai staff Departemen Kesekretariatan ( ) dan Rohis Ekbang 40 sebagai Staf Dana Usaha ( ). Selain itu, penulispun aktif di berbagai kepanitiaan intra kampus. Kepanitiaan yang pernah diikuti penulis yaitu panitia Economic Contest tingkat SMU se-jawa, Bali dan Sumatera (2005), Hipotex-R tingkat Perguruan Tinggi se-indonesia (2005), dan Ekspresi Muslimah II (2006).

6 KATA PENGANTAR Assalamu alaikum Wr. Wb. Segala puji dan syukur hanya untuk Allah SWT, pemilik jagat raya beserta isinya. Berkat rahmat dan hidayah-nya, penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Salawat serta salam semoga tercurah kepada junjungan kita, Rasulullah SAW yang telah mengajarkan al-islam sebagai jalan hidup sehingga membawa keselamatan bagi seluruh umat manusia. Skripsi yang berjudul Analisis Produktivitas Faktor Produksi pada Industri Alas Kaki di Indonesia ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Ekonomi (SE) pada Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Selesainya skripsi ini tidak lepas dari peran berbagai pihak yang telah memberikan bantuan dan perhatian yang tulus, serta dorongan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih yang tulus penulis ucapkan kepada Mama dan Papa atas cinta, kasih sayang, pengorbanan, juga kepercayaan besar yang diberikan kepada penulis hingga detik ini, serta doa yang tiada henti terucap untuk kami putra-putrinya. Terima kasih yang tulus penulis ucapkan kepada Ibu Dr. Ir. Sri Mulatsih, M.Sc.Agr. selaku dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan ilmu, dorongan semangat, dan membimbing penulis dengan sabar selama penyelesaian skripsi ini. Terima kasih yang tulus juga penulis ucapkan kepada Ibu Tanti Novianti, SP. M.Si sebagai penguji utama pada sidang skripsi ini, semua saran dan kritikan Beliau merupakan hal yang berharga dalam penyusunan skripsi ini. Terima kasih yang tulus juga penulis ucapkan kepada Ibu Henny Reinhardt, M.Sc sebagai penguji komisi pendidikan pada sidang skripsi ini, terutama atas perbaikan tata cara penulisan skripsi ini. Terima kasih penulis ucapkan kepada seluruh staf TU Departemen Ilmu Ekonomi, FEM IPB atas bantuan yang diberikan demi kelancaran seminar dan sidang skripsi ini. Terakhir, terima kasih kepada sahabat-sahabat yang telah mengisi hari-hari penulis selama menempuh kehidupan perkuliahan, Dian V.P., Halida F., Cenita, Dian K. A., Dian R., Rheni, Lea, Eca, Aga, Aji, Dindin, Andin, Fajar, dan teman-teman IE 40

7 lainnya, terima kasih untuk persahabatan dan ukhuwah yang indah ini. Penulis berharap juga semoga hasil dari penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi penulis dan juga semua pihak yang membutuhkan. Wassalamu alaikum Wr. Wb. Bogor, Januari 2008 Sitti Nuryani H

8 RINGKASAN SITTI NURYANI. Analisis Produktivitas Faktor Produksi pada Industri Alas Kaki di Indonesia (dibimbing oleh Sri Mulatsih). Salah satu cara melakukan pembangunan yaitu melalui industrialisasi. Sektor industri diyakini sebagai sektor yang dapat memimpin sektor-sektor lain dalam kemajuan perekonomian sebuah negara. Salah satu industri yang potensial untuk dikembangkan adalah industri alas kaki. Alas kaki yang berupa sepatu dan sandal merupakan jenis barang yang diperlukan oleh setiap orang dan sudah merupakan kebutuhan pokok. Segmen pasarnya pun tidak terbatas, mulai dari anak kecil sampai orang dewasa dalam setiap lapisan masyarakat. Jumlah penduduk yang semakin meningkat dan perubahan gaya hidup masyarakat akan menyebabkan permintaan alas kaki semakin meningkat. Permintaan pasar terhadap alas kaki cukup tinggi baik di pasar domestik maupun luar negeri. Potensi pasar yang cukup bagus di luar negeri menyebabkan alas kaki menjadi salah satu produk yang dapat diandalkan dalam ekspor non migas dan berpotensi dalam peningkatan devisa negara. Potensi pasar yang cukup baik di dalam dan luar negeri mendorong industri alas kaki untuk selalu meningkatkan produksinya. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menganalisis Total Factor Productivity (TFP) industri alas kaki, menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi output industri alas kaki, menganalisis kontribusi TFP terhadap output industri alas kaki, serta menganalisis elastisitas produksi dari faktor-faktor produksi industri alas kaki di Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Total Factor Productivity (TFP) industri alas kaki sebesar persen, artinya TFP pada industri alas kaki masih sangat rendah. Lebih lanjut, hasil estimasi fungsi produksi menunjukkan bahwa faktor produksi bahan baku dan energi berpengaruh positif dan nyata terhadap output industri alas kaki. Diketahui pula produksi industri alas kaki lebih peka terhadap perubahan bahan baku daripada perubahan faktor produksi lain selain bahan baku karena memiliki nilai koefisien lebih besar dari faktor-faktor produksi lainnya. Sedangkan faktor produksi modal dan tenaga kerja berpengaruh tidak nyata terhadap output industri alas kaki. Dari hasil estimasi fungsi produksi diketahui pula bahwa TFP memberikan kontribusi yang positif dan nyata terhadap output industri alas kaki. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa kenaikan modal dan tenaga kerja berapapun tidak akan meningkatkan output alas kaki karena memiliki elastisitas nol. Bahan baku memiliki elastisitas terbesar yaitu sehingga kontribusinya terhadap output pun besar. Sedangkan, energi memiliki elastisitas sebesar Karena bahan baku memberikan kontribusi yang besar terhadap output industri alas kaki, maka pemerintah perlu menyediakan industri penunjang bahan baku industri alas kaki yaitu industri kulit. Hal ini sangat membantu industri alas kaki dalam memperoleh bahan baku. Ketersediaan bahan baku tentu saja dapat memperlancar industri alas kaki dalam berproduksi.

9 DAFTAR ISI Halaman DAFTAR TABEL... iii DAFTAR GAMBAR... iv DAFTAR LAMPIRAN... v I. PENDAHULUAN Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Ruang Lingkup Penelitian... 6 II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN Teori Produksi Fungsi Produksi Cobb-Douglas Teori Produktivitas Model Pertumbuhan Solow Penelitian Terdahulu Kerangka Pemikiran III. METODE PENELITIAN Jenis dan Sumber Data Metode Analisis Data Model Penelitian Pengujian Model Uji Kriteria Ekonometrika Uji Kriteria Statistika IV. GAMBARAN UMUM INDUSTRI ALAS KAKI DI INDONESIA Kondisi Produksi Industri Alas Kaki (Output) Kondisi Penggunaan Modal (Capital) Industri Alas Kaki Kondisi Penggunaan Tenaga Kerja Industri Alas Kaki Kondisis Penggunaan Bahan Baku Industri Alas Kaki... 32

10 ii 4.5. Kondisi Penggunaan Energi Industri Alas Kaki V. HASIL DAN PEMBAHASAN Produktivitas Faktor-faktor Produksi Industri Alas Kaki Analisis Total Factor Productivity (TFP) Industri Alas Kaki Kontribusi Kemajuan Total Factor Productivity (TFP) dan Faktor Produksi yang Mempengaruhi Output Industri Alas Kaki Elastisitas Produksi Industri Alas Kaki VI. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN... 54

11 iii DAFTAR TABEL Nomor Halaman 1.1. Penjualan Alas Kaki di Pasar Domestik Ekspor Alas Kaki Pertumbuhan Output Industri Alas Kaki Indonesia Periode Perumbuhan Modal (Capital) Industri Alas Kaki Indonesia Periode Pertumbuhan Tenaga Kerja Industri Alas Kaki Indonesia Periode Pertumbuhan Bahan Baku Industri Alas Kaki Indonesia Periode Pertumbuhan Energi Industri Alas Kaki Indonesia Periode Produktivitas Faktor-faktor Produksi Industri Alas Kaki Hasil Estimasi untuk Menghitung Pertumbuhan Total Factor Productivity (TFP) Pertumbuhan Total Factor Productivity (TFP) Industri Alas Kaki Indonesia Periode Hasil Estimasi Fungsi Produksi dengan Memasukkan Variabel Pertumbuhan Total Factor Productivity (TFP) Hasil Uji Autokorelasi sebelum Penambahan Auto Regressive (AR) Nilai Elastisitas Fungsi Produksi Cobb-Douglas... 48

12 iv DAFTAR GAMBAR Nomor Halaman 2.1. Penurunan Kurva Produk Rata-rata dan Kurva Produk Marjinal dari Produk Total Kerangka Pemikiran Penelitian... 20

13 v DAFTAR LAMPIRAN Nomor Halaman 1. Data Output dan Faktor-faktor Produksi yang Mempengaruhi Output Industri Alas Kaki Indonesia Periode Hasil Estimasi dalam Perhitungan Total Factor Productivity (TFP) Hasil Estimasi Fungsi Produksi dengan Menambahkan Variabel TFP.. 57

14 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap negara di dunia akan melakukan pembangunan demi meningkatkan taraf hidup masyarakatnya, tidak terkecuali Indonesia. Salah satu cara melakukan pembangunan yaitu melalui industrialisasi. Sektor industri diyakini sebagai sektor yang dapat memimpin sektor-sektor lain dalam kemajuan perekonomian sebuah negara. Menurut Dumairy (1996), produk-produk industrial selalu memiliki terms of trade yang tinggi serta menciptakan nilai tambah yang lebih besar dibandingkan dengan produk dari sektor lainnya. Hal ini disebabkan karena sektor industri memiliki variasi produk yang sangat beragam. Pelaku bisnis seperti produsen, pedagang, maupun investor lebih suka berkecimpung di bidang industri karena memberikan keuntungan yang lebih besar. Salah satu industri yang potensial untuk dikembangkan adalah industri alas kaki. Alas kaki yang berupa sepatu dan sandal dapat terbuat dari bahan dasar kulit hewan ataupun kulit imitasi. Sepatu dan sandal merupakan jenis barang yang diperlukan oleh setiap orang dan sudah merupakan kebutuhan pokok. Segmen pasarnya pun tidak terbatas, mulai dari anak kecil sampai orang dewasa dalam setiap lapisan masyarakat. Jumlah penduduk yang semakin meningkat dan perubahan gaya hidup masyarakat akan menyebabkan permintaan alas kaki semakin meningkat. Permintaan pasar terhadap alas kaki cukup tinggi baik di pasar domestik maupun luar negeri. Perkembangan penjualan alas kaki di pasar domestik dapat dilihat pada Tabel 1.1 Dari tahun 2001 sampai 2004 Volume dan nilai penjualan

15 2 alas kaki terus mengalami peningkatan. Namun, pada tahun 2005 volume penjualan di pasar domestik mengalami penurunan sebesar 4.34 persen (menjadi 353 juta pasang) dibandingkan 369 juta pasang pada tahun sebelumnya. Penurunan volume penjualan tersebut tidak diikuti oleh penurunan nilai penjualan di pasar domestik. Nilai penjualan tahun 2005 justru naik dari Rp 15 triliun pada tahun 2004 menjadi Rp 16.7 triliun pada tahun Penurunan volume penjualan disebabkan pada tahun 2005 terjadi kenaikan BBM sehingga biaya hidup rumah tangga pun mengalami peningkatan. Implikasinya, rumah tangga sebagai konsumen alas kaki mengurangi pengeluaran untuk membeli alas kaki. Di sisi lain peningkatan nilai penjualan karena harga jual alas kaki meningkat akibat dari kenaikan biaya produksi. Namun, secara umum dapat dilihat bahwa potensi pasar alas kaki cukup bagus di pasar domestik. Tabel 1.1. Penjualan Alas Kaki di Pasar Domestik Tahun Volume (juta pasang) Nilai (triliun) Pertumbuhan Volume (%) Pertumbuhan Nilai (%) Rata-rata Sumber: Asosiasi Persepatuan Indonesia dalam Alas kaki juga memiliki peluang pasar yang cukup bagus di luar negeri seperti yang ditunjukkan pada Tabel 1.2 Hal ini berarti alas kaki merupakan salah satu produk yang dapat diandalkan dalam ekspor non migas dan berpotensi dalam peningkatan devisa negara.

16 3 Tabel.1.2. Ekspor Alas Kaki Tahun Nilai Pertumubuhan (juta US$) (%) Rata-rata Sumber: Departemen Perdagangan dalam Pada Tabel 1.2 terlihat bahwa rata-rata pertumbuhan nilai ekspor alas kaki masih menunjukkan negatif yaitu sebesar Hal ini disebabkan karena pada tahun 2001 nilai ekspor alas kaki mengalami penurunan yang cukup signifikan dan mengalami peningkatan kembali tetapi hingga 2005 nilai ekspor alas kaki belum mencapai nilai ekspor pada tahun Pada tahun 2001 ekspor alas kaki mencapai US$ juta, kemudian mengalami penurunan yang cukup signifikan pada tahun 2002 menjadi US$ juta. Namun, kondisi ini secara perlahan mulai membaik. Hal ini terbukti pada tahun 2003 ekspor alas kaki meningkat menjadi US$ juta dan meningkat lagi menjadi US$ juta pada tahun Kemudian pada tahun 2005 ekspor alas kaki meningkat menjadi US$ juta. Hal ini tentu saja merupakan tanda bahwa potensi pasar industri alas kaki di luar negeri masih cukup baik. Dengan demikian, dapat dikatakan juga bahwa industri alas kaki juga berperan penting dalam peningkatan devisa negara. Potensi pasar yang cukup baik di dalam dan luar negeri mendorong industri alas kaki untuk selalu meningkatkan produksinya. Kegiatan berproduksi industri alas kaki tidak terlepas dari produktivitas yang dimilikinya. Lebih lanjut,

17 4 produktivitas ini akan berdampak pada daya saing produk dari industri alas kaki baik di pasar domestik maupun internasional. Di sisi lain, adanya peningkatan biaya produksi karena kenaikan harga BBM, kenaikan Tarif Dasar Listrik (TDL), kenaikan UMR, serta masalah permodalan cukup mengganggu kinerja industri alas kaki dan berdampak pada produktivitas industri alas kaki. Berdasarkan uraian di muka maka perlu dilakukan studi mengenai produktivitas industri alas kaki agar industri alas kaki mempunyai daya saing baik di pasar domestik maupun di pasar internasional Perumusan Masalah Industri alas kaki merupakan salah satu industri yang dapat diandalkan dalam perekonomian Indonesia. Industri alas kaki memiliki potensi pasar yang cukup bagus baik di pasar domestik maupun luar negeri. Potensi pasar yang cukup bagus di luar negeri menyebabkan alas kaki menjadi salah satu produk yang dapat diandalkan dalam ekspor non migas dan berpotensi dalam peningkatan devisa negara. Di sisi lain, adanya peningkatan biaya produksi karena kenaikan harga BBM, kenaikan Tarif Dasar Listrik (TDL), kenaikan UMR, serta masalah permodalan cukup mengganggu kinerja industri alas kaki dan berdampak pada produktivitas industri alas kaki. Berdasarkan uraian di atas maka perumusan masalah dari penelitian ini, yaitu: 1. Bagaimana Total Factor Productivity (TFP) industri alas kaki di Indonesia?

18 5 2. Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi output industri alas kaki di Indonesia? 3. Bagaimana kontribusi TFP terhadap output industri alas kaki di Indonesia? 4. Bagaimana elastisitas produksi dari faktor-faktor produksi industri alas kaki di Indonesia? 1.3. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini, yaitu: 1. Menganalisis Total Factor Productivity (TFP) industri alas kaki di Indonesia. 2. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi output industri alas kaki di Indonesia. 3. Menganalisis kontribusi TFP terhadap output industri alas kaki di Indonesia. 4. Menganalisis elastisitas produksi dari faktor-faktor produksi industri alas kaki di Indonesia Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik bagi penulis maupun berbagai kalangan. Penulis berharap penelitian ini dapat menambah wawasan berpikir dan pengetahuan serta pemahaman yang semakin mendalam bagi penulis terutama terutama seputar produktivitas industri alas kaki di

19 6 Indonesia. Penelitian ini juga diharapkan dapat berguna sebagai bahan masukan bagi pemerintah dalam rangka menyusun kebijakan yang berkaitan dengan pengembangan industri alas kaki. Sedangkan bagi kalangan akademis dapat menjadi bahan referensi dan studi pustaka bagi penelitian selanjutnya dalam bidang yang sama Ruang Lingkup Penelitian Industri alas kaki yang diteliti pada penelitian ini adalah industri alas kaki berkode ISIC yaitu industri alas kaki untuk keperluan sehari-hari. Hal ini dikarenakan, kode ISIC lebih bersifat umum dan banyak digunakan oleh masyarakat dalam kehidupan sehari-harinya, dibandingkan dengan kode industri alas kaki lainnya yang hanya digunakan oleh kalangan tertentu saja (ISIC untuk industri sepatu olahraga, ISIC untuk industri teknik lapangan/keperluan industri, ISIC untuk industri alas kaki lainnya, dan ISIC untuk industri alas kaki selain dari kulit). Tahun analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu tahun 1990 sampai 2005.

20 II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1. Teori Produksi Menurut Mankiw (2003), tingkat teknologi produksi yang ada menentukan berapa banyak output atau keluaran yang diproduksi dari penggunaan jumlah modal dan tenaga kerja tertentu. Teknologi digambarkan dengan menggunakan fungsi produksi (production function), dengan Y menunjukkan output, maka persamaan fungsi produksi adalah : Y = f ( K, L) (2.1) Persamaan ini menyatakan bahwa output adalah fungsi dari sejumlah modal (K) dan tenaga kerja (L). Fungsi produksi mencerminkan teknologi yang digunakan untuk mengubah modal dan tenaga kerja menjadi output. Teknologi yang semakin maju, memungkinkan bertambahnya output yang dihasilkan dari sisi modal maupun tenaga kerja. Jadi, perubahan teknologi mempengaruhi fungsi produksi. Banyak fungsi produksi memiliki suatu sifat yang disebut skala hasil konstan (constant returns to scale). Fungsi produksi yang memiliki skala hasil konstan mencirikan, jika adanya peningkatan persentase yang sama pada faktorfaktor produksinya, maka akan menyebabkan peningkatan output dalam persentase yang sama pula. Secara matematis dapat ditulis sebagai berikut: zy = f ( zk, zl) (2.2) Persamaan ini menyatakan bahwa jika jumlah modal dan jumlah tenaga kerja dikalikan dengan z, maka output juga dikalikan dengan z.

21 8 Menurut Nicholson (1994), Produk total (PT) adalah jumlah total yang diproduksi selama periode tertentu. Fungsi produksi untuk suatu barang tertentu yaitu: ( K L) Y = f, (2.3) Persamaan 2.3 memperlihatkan jumlah output maksimum yang bisa dihasilkan dengan menggunakan berbagai alternatif kombinasi dari modal (K) dan tenaga kerja (L). Produk marjinal dari suatu input adalah output tambahan yang bisa diperoleh dengan adanya penambahan input yang bersangkutan sebanyak satu unit, sedang input-input lain dianggap konstan. Secara matematis, dapat ditulis: Y Produk Marjinal Kapital = PM K = = f K (2.4) K Y Produk Marjinal Tenaga Kerja = PM T = = ft (2.5) T definisi Produk Marjinal (PM) secara matematis di atas digunakan turunan sebagian (parcial derivatives), yang mencerminkan bahwa penggunaan semua faktor produksi lain dianggap konstan, sedangkan faktor produksi yang diamati diubah-ubah. Produk rata-rata (PR) adalah produk total dibagi jumlah unit faktor variabel yang digunakan untuk memproduksinya. Y PR K = (2.6) K Y PR T = (2.7) T

22 9 Pada Gambar 2.1.a kurva produk total (PT) mencerminkan hubungan antara faktor produksi tenaga kerja (T) dengan output total. Ketika jumah T masih sedikit, maka jumlah output akan meningkat jika penggunaan T ditingkatkan. Tetapi karena faktor lain dianggap konstan, maka kemampuan tenaga kerja tambahan untuk menghasilkan output tambahan semakin berkurang. Output akan mencapai maksimum pada saat T ***. Jika penggunaan tenaga kerja ditambah setelah T *** maka output yang dihasilkan akan berkurang. Kurva produk marjinal (PM) dan produk rata-rata (PR) diturunkan dari kurva produk total (PT). Pada Gambar 2.1.b. terlihat bahwa PM T terus meningkat dan mencapai maksimum pada saat T *. Tingkat output dimana produk marjinal mencapai maksimum dinamakan titik berkurangnya produktivitas marjinal (point of diminishing marginal productivity). Jika penggunaan tenaga kerja terus ditambah setelah T *, maka PM T akan menurun. PM T akan bernilai nol pada saat T *** yaitu pada saat PT T mencapai maksimum. Sedangkan PR T akan mencapai maksimum pada saat T ** dimana PR T = PM T. Tingkat output dimana produk rata-rata mencapai maksimum disebut titik berkurangnya produktivitas rata-rata (point of diminishing average productivity). Pada kondisi PM T > PR T, produktivitas tenaga kerja secara rata-rata akan meningkat seiring dengan penambahan jumlah tenaga kerja, sebab penambahan output akibat tambahan tenaga kerja ini lebih besar dari produksi rata-rata sebelumnya. Pada Gambar 2.1 terlihat bahwa terdapat tiga daerah produksi berdasarkan elastisitas produksi yaitu:

23 10 1. Daerah I (E P > 1) Daerah I merupakan daerah produksi dengan elastisitas produksi yang lebih besar dari satu (E P > 1). Elastisitas produksi lebih besar dari satu berarti setiap penambahan faktor produksi sebanyak satu persen akan meningkatkan output selalu lebih besar dari satu persen. Daerah I terletak antara titik asal dan T **. Pada daerah ini produk marjinal (PM) mencapai titik maksimum pada saat T * dan kemudian mengalami penurunan, namun produk marjinal (PM) masih lebih besar dari produk rata-rata (PR). Pada daerah ini keuntungan maksimum belum tercapai, karena output masih selalu dapat ditingkatkan dengan penambahan faktor produksi. Jadi, daerah ini merupakan daerah irrasional (irrational region). 2. Daerah II (0 < E P < 1) Daerah II merupakan daerah produksi yang terletak antara T ** dan T *** dengan nilai elastisitas produksi antara nol dan satu (0 < E P < 1). Artinya, setiap penambahan faktor produksi sebesar satu persen akan meningkatkan produksi sebesar antara nol dan satu persen. Pada daerah ini kenaikan faktor produksi secara terus menerus akan meningkatkan output dalam jumlah yang semakin kecil. Pada suatu tingkat tertentu dari penggunaan faktor produksi akan memberikan keuntungan yang maksimum yaitu pada saat nilai produk marjinal untuk faktor produksi sama dengan biaya korbanan marjinal. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan faktor produksi pada daerah ini sudah optimal. Jadi, daerah II ini merupakan daerah produksi yang rasional (rational region).

24 11

25 12 3. Daerah III (E P < 0) Daerah III merupakan daerah produksi yang terletak pada daerah yang lebih besar dari T *** dengan nilai elastisitas produksi lebih kecil dari nol (E P < 0). Pada daerah ini produk total yang dihasilkan akan mengalami penurunan jika terdapat penambahan faktor produksi dalam berproduksi. Jadi, daerah ini disebut daerah irrasional (irrational region) Fungsi Produksi Cobb-Douglas berikut: Secara matematis fungsi produksi Cobb-Douglas dapat ditulis sebagai Y = AK α L β (2.8) dimana A adalah parameter yang lebih besar dari nol yang mengukur produktivitas teknologi yang ada. Sedangkan, α dan β adalah konstanta antara nol dan satu yang menentukan berapa bagian pendapatan yang masuk ke modal dan berapa yang masuk ke tenaga kerja. Dalam hal ini α + β = 1 (Mankiw, 2003). Fungsi produksi Cobb-Douglas mempunyai kelebihan-kelebihan yang didasarkan pada pertimbangan sebagai berikut: 1. Mengurangi kemungkinan terjadinya masalah heteroskedastisitas. 2. Koefisien pangkat dari fungsi produksi Cobb-Douglas sekaligus menunjukkan besarnya elastisitas produksi dari masing-masing faktor produksi yang digunakan. 3. Jumlah elastisitas produksi dari maisng-masing faktor produksi yang digunakan merupakan penduga dari skala usaha dari proses produksi.

26 13 4. Perhitungannya sederhana dan dapat dibuat dalam bentuk linear Teori Produktivitas Filosofi tentang produktivitas mengandung arti keinginan dan usaha dari setiap individu untuk selalu meningkatkan kualitas kehidupannya. Kehidupan hari ini harus lebih baik dari hari kemarin dan kehidupan yang akan datang tentunya harus lebih baik dari kehidupan hari ini. Pandangan tersebut dapat meningkatkan produktivitas. Dengan filosofi ini, memungkinkan setiap individu maupun suatu organisasi memandang kerja sebagai suatu keutamaan. Mengutamakan bekerja dengan mengacu kepada unsur efisiensi dan efektivitas sebenarnya telah merupakan penjabaran dan konsep produktivitas (Moelyono, 1993). Menurut Kohler's Dictionary for Accountants dalam Moelyono (1993), produktivitas didefinisikan sebagai hasil yang didapat dari setiap proses produksi dengan menggunakan satu atau lebih faktor produksi. Produktivitas dapat dinyatakan dalam ukuran fisik (physical productivity) dan ukuran financial (financial productivityi). Secara umum produktivitas dapat dilihat sebagai ukuran efisiensi dalam memproduksi output dengan sejumlah input tertentu dalam suatu proses produksi dan dalam periode tertentu. Ukuran produktivitas ini didasarkan pada rasio indeks output agregat terhadap kuantitas input tertentu, terutama input tenaga kerja (Purba, 2005). Faktor-faktor produksi atau input tersebut terkait langsung dengan pertumbuhan produktivitas.

27 14 Menurut Pasay (1991) dalam Purba (2005), sumber pertumbuhan ekonomi yang berasal dari faktor selain dari faktor tradisional tersebut dapat digolongkan sebagai "sisa" yang sering pula disebut Total Factor Productivity (TFP), karena tidak dapat dijelaskan melalui perkembangan faktor tradisional tadi. Beberapa definisi TFP yang diterima secara umum antara lain sebagai rata-rata produksi dari agregat input, ukuran tingkat perubahan teknologi produksi, dan suatu indeks efektivitas dari suatu input dalam menghasilkan suatu output sebelum dan sesudah terjadinya perubahan teknologi produksi. Produktivitas yang meningkat akan memperkuat daya saing perusahaan. Hal ini disebabkan karena perusahaan dapat berproduksi dengan biaya yang lebih rendah dan mutu produksi yang lebih baik. Produktivitas juga mendorong terciptanya perluasan lapangan kerja. Selain itu, produktivitas menunjang kelestarian dan perkembangan persahaan. Dengan begitu hubungan industrial yang lebih baik akan terwujud Model Pertumbuhan Solow Model pertumbuhan Solow dirancang untuk menunjukan bagaimana pertumbuhan dalam persediaan modal, pertumbuhan dalam angkatan kerja, dan kemajuan teknologi berinteraksi dalam perekonomian dan terhadap output total. Asumsi model ini adalah hubungan yang tidak berubah antara input modal dan tenaga kerja serta output barang dan jasa. Tetapi model ini dapat dimodifikasi, yang memungkinkan peningkatan kemampuan masyarakat untuk berproduksi (Mankiw, 2003).

28 15 Fungsi produksi dengan asumsi tidak ada perubahan teknologi adalah : Y = F( K, L) (2.9) Peningkatan kedua faktor produksi sebesar K dan L akan meningkatkan output. Kenaikan ini dibagi menjadi dua sumber dengan menggunakan produk marjinal dari dua input tersebut. Y = (MP K K) + (MP L L) (2.10) Bagian pertama dalam tanda kurung adalah kenaikan output yang disebabkan oleh kenaikan modal, dan bagian kedua dalam tanda kurung adalah kenaikan output yang disebabkan oleh kenaikan tenaga kerja. Persamaan ini menunjukkan bagaimana mengaitkan pertumbuhan dengan setiap faktor produksi. Persamaan 2.10 ini dapat diubah bentuknya menjadi : ΔY Y MPK K = Y ΔK K MPL L ΔL + Y L (2.11) Bentuk persamaan ini mengaitkan tingkat pertumbuhan output ( Y/Y) dengan tingkat pertumbuhan modal ( K/K) dan tingkat pertumbuhan tenaga kerja ( L/L). MP K K adalah pengembalian modal total dan (MP K K)/Y adalah bagian modal dari output. Sedangkan MP L L adalah kompensasi total yang diterima tenaga kerja dan (MP L L)/Y adalah bagian tenaga kerja dari output. Dengan asumsi bahwa fungsi produksi memiliki skala pengembalian konstan yang menyatakan kedua bagian ini berjumlah satu maka persamaan 2.11 dapat ditulis sebagai : ΔY Y ΔK ΔL = α + ( 1 α ) (2.12) K L dimana α adalah bagian modal dan (1-α) adalah bagian tenaga kerja.

29 16 Dalam praktek, tentu saja kemajuan teknologi meningkatkan fungsi produksi. Jika dampak dari perubahan teknologi dimasukkan, maka persamaan 2.9 menjadi : Y = AF( K, L) (2.13) dimana A adalah ukuran dari tingkat teknologi terbaru yang disebut Total Factor Productivity (TFP). Sehingga peningkatan output tidak hanya disebabkan karena kenaikan modal dan tenaga kerja, tetapi juga karena kenaikan TFP. Dengan memasukkan perubahan teknologi ini, maka persamaan 2.12 menjadi : ΔY Y ΔK ΔL ΔA = α + ( 1 α ) + (2.14) K L A Persamaan ini mengidentifikasi dan mengukur tiga sumber pertumbuhan yaitu perubahan jumlah modal, perubahan jumlah tenaga kerja, dan perubahan TFP. TFP diukur secara tidak langsung karena tidak dapat diamati secara langsung. Dari persamaan 2.14 dapat diperoleh TFP. ΔA = A ΔY Y ΔK ΔL α ( 1 α ) (2.15) K L Dimana A/A adalah perubahan output yang tidak dapat dijelaskan oleh perubahan-perubahan input. Jadi, pertumbuhan TFP dihitung sebagai residu yaitu sebagai jumlah pertumbuhan output yang tersisa setelah menghitung determinan pertumbuhan yang bisa diukur Penelitian Terdahulu Tambunan (1997) melakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui kontribusi peningkatan Total Factor Productivity (TFP) terhadap pertumbuhan

30 17 output agregat (Produk Domestik Neto) Indonesia periode Metode yang digunakan adalah regresi linier sederhana. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa adanya kontribusi yang nyata dari peningkatan SDM dan kemajuan teknologi terhadap laju pertumbuhan output rata-rata per tahun. Azmi (2004) meneliti tentang hubungan industrial pada industri kecil sepatu sejak krisis ekonomi Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan pendekatan eksplanatory. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa hubungan pemilik toko dengan pemilik bengkel sebelum dan sejak krisis ekonomi sama saja dalam hal penetapan model, merk dan dus sepatu yang masuk ke toko sepatu, serta pemakaian bahan baku. Sejak krisis ekonomi pemilik bengkel lebih baik berhubungan dengan calo kulit. Wewenang pemilik bengkel membagi pekerjaan tukang sepatu dan mengatur jumlah pekerjaan yang akan dikerjakan sesuai tingkat keterampilan dan pengalaman bekerja masing-masing tukang. Kesejahteraan tukang sepatu dengan pemilik bengkel sangat berbeda. Pemilik bengkel memiliki kekuatan produksi sehingga dapat meningkatkan keuntungan lebih dari dua kali lipat dari hasil yang diterima oleh tukang sepatu. Akan tetapi, pemilik bengkel merasa belum sejahtera karena modal untuk membeli bahan baku bukan milik sendiri sehingga berbagi keuntungan dengan pendukung modal yakni pemilik toko sepatu dan penyedia bahan baku terutama dengan calo kulit. Tresnawati (2005) meneliti tentang kelayakan usaha industri kerajinan sepatu sandal CV Semart, Bogor. Alat analisis yang digunakan adalah analisis kelayakan finansial dan analisis sensitivitas. Hasil penelitian ini menunjukkan

31 18 bahwa jika dilihat dari aspek pasar, aspek teknis dan aspek sosial, perusahaan CV Semart masih layak dilaksanakan. Dilihat dari aspek manajemen, sistem manajemen yang dilakukan CV Semart sudah baik, dan dari aspek hukum CV Semart telah memiliki surat-surat serta ijin-ijin perusahaan. Purba (2005) dalam studinya tentang pertumbuhan produktivitas sektor manufaktur Indonesia menemukan bahwa pertumbuhan TFP di sektor manufaktur Indonesia dipengaruhi oleh variabel pertumbuhan output, kontribusi input terhadap output, mark-up nilai kapital, status perusahaan, dan kondisi perekonomian. Dalam menghitung nilai pertumbuhan produktivitas sektor manufaktur, dibedakan antara perusahaan PMA dan perusahaan PMDN, serta dibedakan juga produktivitas sebelum dan setelah terjadi krisis ekonomi. Yulaekha (2005) meneliti tentang produktivitas industri tekstil dan produk tekstil (TPT) Indonesia periode Dalam penelitiannya, Yulaekha menemukan bahwa faktor produksi bahan baku dan energi ternyata memberikan pengaruh positif terhadap peningkatan output TPT Indonesia, sedangkan tenaga kerja, kapital dan dummy krisis memberikan pengaruh tidak nyata terhadap peningkatan output. Perbedaan utama penelitian ini dengan penelitian-penelitian sebelumnya yaitu pada objek penelitiannya (industri alas kaki). Penelitian ini menggunakan fungsi produksi Cobb-Douglas dan Model pertumbuhan Solow. Lebih lanjut, pada penelitian ini akan dianalisis bagaimana kondisi TFP dan kontribusinya terhadap output industri alas kaki, serta faktor-faktor produksi yang mempengaruhi output

32 19 industri alas kaki. Disamping itu, dalam penelitian ini juga melihat elastisitas produksi dari faktor-faktor produksi Kerangka Pemikiran Industri alas kaki memiliki potensi pasar cukup bagus di pasar domestik dan luar negeri. Jumlah penduduk yang semakin meningkat dan perubahan gaya hidup masyarakat akan menyebabkan permintaan alas kaki semakin meningkat. Hal ini mendorong industri alas kaki untuk selalu meningkatkan produksinya. Di sisi lain, adanya peningkatan biaya produksi karena kenaikan harga BBM, kenaikan Tarif Dasar Listrik (TDL), kenaikan UMR, serta masalah permodalan cukup mengganggu kinerja industri alas kaki dan berdampak pada produktivitas industri alas kaki. Faktor-faktor produksi industri alas kaki meliputi modal (capital), tenaga kerja, bahan baku, dan energi (BBM dan listrik). Fungsi produksi Cobb-Douglas diestimasi, kemudian dengan menggunakan model pertumbuhan Solow untuk mencari Total Factor Productivity (TFP). Dari hasil ini dapat diketahui kondisi Total Factor Productivity (TFP) industri alas kaki. Selanjutnya, mengestimasi fungsi produksi Cobb-Douglas dengan memasukkan varibel TFP. Dari hasil estimasi ini dapat diketahui faktor-faktor produksi yang mempengaruhi output industri alas kaki, kontribusi TFP terhadap output industri alas kaki, serta elastisitas produksi dari faktor-faktor produksi pada industri alas kaki. Lebih lanjut, akan diketahui penggunaan faktor produksi optimal dalam menghasilkan output industri alas kaki.

33 20 Gambar 2.2 menggambarkan diagram alur kerangka pemikiran dari penelitian yang dilakukan. Industri alas kaki 1. Permintaan alas kaki meningkat akibat dari peningkatan jumlah pendududuk mendorong industri alas kaki meningkatkan produksinya. 2. Peningkatan biaya produksi karena adanya kenaikan harga BBM, kenaikan TDL, kenaikan UMR dan masalah permodalan. Faktor produksi industri alas kaki: a. Modal (Capital) b. Tenaga kerja c. Bahan baku produksi d. Energi (BBM dan listrik) Proses produksi Output industri alas kaki Fungsi produksi Cobb-Douglas Total Factor Productivity (TFP) Fungsi produksi Cobb-Douglas dengan memasukkan Variabel TFP Faktor produksi yang signifikan Faktor produksi yang tidak signifikan Penggunaan faktor produksi optimal Gambar 2.2. Kerangka Pemikiran Penelitian

34 III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan untuk periode yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS). Jenis data tersebut meliputi data produksi alas kaki dan data input industri alas kaki meliputi data tenaga kerja, modal, bahan baku dan energi. Industri alas kaki yang diteliti pada penelitian ini adalah industri alas kaki berkode ISIC yaitu industri alas kaki untuk keperluan sehari-hari Metode Analisis Data Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan metode analisis regresi linier berganda. Analisis regresi berganda adalah suatu metode yang melihat ketergantungan satu variabel tak bebas (dependent) pada lebih dari satu variabel bebas (independent). Pengolahan data menggunakan program Eviews 4.1 dan Microsoft Excel Sedangkan analisis data menggunakan metode Ordinary Least Square (OLS) yaitu untuk menaksir parameter-parameter dari model yang digunakan Model Penelitian Ada dua model yang digunakan untuk menganalisis permasalah pada penelitian ini. Model penelitian yang digunakan dalam penelitian ini didasarkan pada penelitian Tambunan (1997) tentang kontribusi peningkatan Total Factor Productivity (TFP) terhadap pertumbuhan output agregat (Produk Domestik Neto)

35 22 Indonesia periode Tambunan menggunakan model pertumbuhan Solow untuk mengukur Total Factor Productivity (TFP). Dalam penelitian ini dilakukan penambahan variabel bahan baku (B) dan energi (E) dalam model pertumbuhan Solow. Secara matematis ditulis sebagai berikut: Δ A Δ Q K L B E a Δ b Δ c Δ d Δ = A Q K L B E (3.1) dimana: Δ A A = Total Factor Productivity (persen) Δ Q Q = Pertumbuhan output (persen) Δ K K = Pertumbuhan modal (persen) Δ L L = Pertumbuhan tenaga kerja (persen) Δ B B = Pertumbuhan bahan baku (persen) Δ E E = Pertumbuhan Energi (persen) a, b, c, d = Bagian dari masing-masing factor produksi Model kedua yang digunakan dalam penelitian ini yaitu model regresi linier berganda. Tambunan menggunakan fungsi produksi Cobb-Douglas. Dalam penelitian ini dilakukan penambahan variabel faktor produksi bahan baku (B) dan energi (E) ke dalam fungsi produksi Cobb-Douglas. Secara matematis ditulis sebagai berikut: LnQ = Lnα + alnk + blnl + clnb + dlne + eδtfp (3.2) dimana: Q α = Output (rupiah) = Intersep

36 23 K L B E TFP abcde,,,, = Modal (rupiah) = Tenaga kerja (orang) = Bahan baku (rupiah) = Energi (rupiah) = Total Factor Productivity (persen) = Konstanta 3.4. Pengujian Model Menurut Gujarati (1995), model ekonometrika yang baik harus memenuhi tiga kriteria yaitu kriteria ekonometrika, kriteria statistika, dan kriteria ekonomi. Berdasarkan kriteria ekonometrika, suatu model yang baik harus bebas dari gejala heteroskedastisitas, autokorelasi, dan multikolinearitas. Kesesuaian model dengan kriteria statistika dilihat dari hasil uji secara serempak (uji-f), uji secara parsial (uji-t), serta koefisien determinasi. Menurut kriteria ekonomi, tanda dan besarnya parameter variabel-variabel independent dalam model harus sesuai dengan hipotesis, kecuali pada kondisi-kondisi tertentu yang dapat dijelaskan Uji Kriteria Ekonometrika 1. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui apakah faktor kesalahan stokhastik yang muncul mempunyai varians yang sama. Varians yang berbeda menunjukkan bahwa model bersifat heteroskedastisitas.

37 24 Gejala heteroskedastisitas pada penelitian ini dideteksi dengan menggunakan residual test berupa white heteroskedasticity test pada Eviews 4.1. Kriteria uji yang digunakan yaitu jika nilai probabilitas pada Obs*R-squared lebih besar dari taraf nyata yang digunakan maka persamaan tersebut mengalami homoskedastisitas. Sebaliknya, jika nilai probabilitas pada Obs*R-squared lebih kecil dari taraf nyata yang digunakan maka persamaan tersebut mengalami heteroskedastisitas. 2. Uji Autokorelasi Dalam penelitian ini, pengujian autokorelasi dapat dilakukan dengan pengujian residual melalui Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test maupun berdasarkan uji d Durbin-Watson. Kriteria uji yang digunakan yaitu jika nilai probabilitas pada Obs*R-squared lebih besar dari taraf nyata yang digunakan maka persamaan tersebut tidak mengandung autokorelasi. Sebaliknya, jika nilai probabilitas pada Obs*R-squared lebih kecil dari taraf nyata yang digunakan maka persamaan tersebut mengandung autokorelasi. 3. Uji Multikolinearitas Pengujian multikolineritas dalam Eviews 4.1 dilakukan dengan melihat korelasi antara variabel independen yang diduga kemudian membandingkan koefisien korelasi parsialnya (r 2 ) dengan R 2. Suatu model terbebas dari masalah multikoliniearitas jika R 2 > r 2. Kalaupun ada, pengaruhnya terhadap model sangatlah sedikit sehingga dapat diabaikan.

38 Uji Kriteria Statistika 1. Uji-t Uji-t digunakan untuk menguji secara statistik apakah koefisien regresi dari masing-masing variabel independen yang dipakai secara terpisah berpengaruh nyata atau tidak terhadap varibel dependen. Hipotesis: H 0 : β β = L = β 0 H 1 : β = 1 n = Pengujian untuk uji-t ini dapat dilihat dari nilai probabilitas t-statistiknya. Jika probabilitas t-statistiknya menunjukkan nilai yang kurang dari derajat kepercayaan yang digunakan, maka dapat dikatakan tolak H 0 yang berarti variabel independen berpengaruh nyata terhadap variabel dependen dalam model. Begitu juga sebaliknya, H 0 diterima maka varibel independen tidak berpengaruh nyata terhadap variabel dependen dalam model. Nilai t-satistik adalah: b 1 t 1 = (3.3) S1 ' ( X X ) S 1 = e jj N K (3.4) Dimana: N : Jumlah observasi K : Jumlah variabel independent 2. Uji-F

39 26 Uji-F digunakan untuk menguji bagaimana pengaruh variabel independen terhadap varibel dependen secara keseluruhan. Hipotesis: H 0 : β β = L = β 0 1 = 2 n = H 1 : minimal ada salah satu β = 0 n Pengujian uji-f ini dapat dilihat dari nilai probabilitas F-statistiknya. Jika probabilitas F-statistiknya menunjukkan besaran yang kurang dari taraf nyata yang digunakan, maka tolak H 0 yang artinya seluruh variabel independen secara bersama-sama mampu menjelaskan atau mempengaruhi varibel dependen pada tingkat signifikan dan derajat kebebasan tertentu. Demikian juga sebaliknya, jika probabilitas F-statistik lebih besar dari taraf nyata yang digunakan maka seluruh variabel independen secara bersama-sama tidak mampu mempengaruhi variabel dependen. Formula F-statistik adalah: F = 2 R k 1 2 ( 1 R ) ( ) N k (3.5) Dimana: R : Koefisien determinasi N : Jum;ah data K : Jumlah koefisien regresi dugaan 3. Uji Koefisien Determinasi Uji ini digunakan untuk mengukur sampai sejauh mana besar keragaman yang dapat diterangkan oleh variabel independen terhadap variabel dependen. R 2

40 27 memiliki dua sifat yaitu pertama, R 2 merupakan besaran nonnegative, dan yang kedua, besarnya adalah 0 R 2 1. Jika R 2 sebesar 1, berarti suatu kecocokan sempurna, sedangkan R 2 yang bernilai nol berarti tidak ada hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen. R 2 akan bertambah tinggi dengan bertambahnya variabel independen. Formula untuk menghitung R 2 adalah: R 2 ( Qˆ Q ) 2 ( Qi Q ) = 2 (3.6) Dimana: JKT : Jumlah kuadrat total JKG : Jumlah kuadrat galat

41 IV. GAMBARAN UMUM INDUSTRI ALAS KAKI DI INDONESIA Industri alas kaki yang ada di Indonesia terbagi atas 5 bagian yaitu industri alas kaki untuk keperluan sehari-hari (ISIC 32411), industri sepatu olahraga (ISIC 32412), industri teknik lapangan/keperluan industri (ISIC 32413), industri alas kaki lainnya (ISIC 32419), dan industri alas kaki selain dari kulit (ISIC 32420). Pada penelitian ini hanya digunakan industri dengan kode ISIC yaitu industri alas kaki untuk keperluan sehari-hari Kondisi Produksi Industri Alas Kaki (Output) Output merupakan hasil dari kegiatan produksi suatu industri. Tabel 4.1 menunjukkan pertumbuhan output industri alas kaki di Indonesia tahun Pada Tabel 4.1 terlihat bahwa pertumbuhan output industri alas kaki dari tahun ke tahun sangat berfluktuasi. Pertumbuhan rata-rata output industri alas kaki sebesar setiap tahun. Pertumbuhan output tertinggi terjadi pada tahun 1991 yaitu mencapai persen dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2000 output industri alas kaki mengalami penurunan yang sangat tajam yaitu sebesar persen dari tahun sebelumnya. Hal ini disebabkan oleh semakin tingginya biaya produksi yang diakibatkan oleh masalah ketenagakerjaan dan tidak tumbuhnya industri bahan penunjang bagi produk alas kaki. Penyebab lain dari berfluktuasinya output industri alas kaki yaitu ketersediaan dari bahan baku industri alas kaki itu sendiri.

42 29 Tabel 4.1. Pertumbuhan Output Industri Alas Kaki Indonesia Periode Tahun Output (ribu Rupiah) Pertumbuhan Output (%) Rata-rata Sumber: Badan Pusat Statistik, , diolah Kondisi Penggunaan Modal (Capital) Industri Alas Kaki Setiap industri membutuhkan modal untuk berproduksi. Pada Tabel 4.2 terlihat bahwa modal pada industri alas kaki mengalami peningkatan dan penurunan yang sangat tajam dari tahun ke tahun. Hal ini disebabkan oleh kondisi Indonesia yang tidak stabil, sistem birokrasi yang berbelit-belit dan kebijakan-kebijakan yang kurang mendukung peridustrian Indonesia. Pada tahun 1997, pertumbuhan modal industri alas kaki sebesar Pertumbuhan yang negatif ini diduga disebabkan oleh terjadinya krisis ekonomi di Indonesia pada tahun Krisis ekonomi pada tahun 1997 menyebabkan beberapa prinsipal alas kaki lari ke negara lain karena biaya produksi yang semakin meningkat. Pada

43 30 tahun 2002, modal idustri alas kaki mengalami penurunan yang signifikan yaitu sebesar Penurunan modal industri alas kaki pada tahun 2002 ini diduga karena pada tahun tersebut terjadi tragedi Bom Bali, sehingga isu terorisme semakin kuat di Indonesia dan Indonesia dipandang sebagai negara yang tidak aman. Hal ini menyebabkan para investor tidak tertarik untuk menanamkan modalnya di Indonesia. Tabel 4.2. Pertumbuhan Modal (Capital) Industri Alas Kaki Indonesia Periode Tahun Modal (ribu Rupiah) Pertumbuhan Modal (%) Rata-rata Sumber: Badan Pusat Statistik, , diolah Kondisi Penggunaan Tenaga Kerja Industri Alas Kaki Industri alas kaki merupakan industri yang padat karya. Pada industri ini terdapat tahapan-tahapan produksi yang menggunakan tenaga manusia seperti

44 31 mendesain dan menjahit. Rata-rata pertumbuhan jumlah tenaga kerja periode sebesar persen. Pada tabel 4.3 terlihat bahwa jumlah tenaga kerja mengalami peningkatan dari tahun 1990 hingga Kondisi ekonomi yang kurang stabil pada tahun menyebabkan jumlah tenaga kerja pada industri alas kaki menurun akibat adanya PHK. Kemudian pada tahun 1998, terjadi peningkatan dalam jumlah tenaga kerja, dan jumlah tenaga kerja berfluktuasi pada tahun-tahun berikutnya hingga Tabel 4.3. Pertumbuhan Tenaga Kerja Industri Alas Kaki Indonesia Periode Tahun Tenaga Kerja (orang) Pertumbuhan Tenaga Kerja (%) Rata-rata Sumber: Badan Pusat Statistik, , diolah.

45 Kondisi Penggunaan Bahan Baku Industri Alas Kaki Bahan baku merupakan faktor mutlak dalam produksi suatu industri. Rata-rata pertumbuhan bahan baku industri alas kaki sebesar persen setiap tahun. Pertumbuhan bahan baku industri alas kaki setiap tahun dapat dilihat pada Tabel 4.4. Tabel 4.4. Pertumbuhan Bahan Baku Industri Alas Kaki Indonesia Periode Tahun Bahan Baku (ribu Rupiah) Pertumbuhan Bahan Baku (%) Rata-rata Sumber: Badan Pusat Statistik, , diolah. Pada tahun 1991, bahan baku mengalami pertumbuhan yang cukup tinggi yaitu sebesar persen dari tahun sebelumnya. Implikasinya, output yang dihasilkan pun meningkat dari tahun sebelumnya sebesar persen. Pada tahun 2000 pertumbuhan bahan baku sebesar persen. Terjadinya penurunan

46 33 yang signifikan ini menyebabkan output yang dihasilkan pun mengalami penurunan yang sangat tajam yaitu sebesar persen dari tahun sebelumnya 4.5. Kondisi Penggunaan Energi Industri Alas Kaki Komponen energi pada industri alas kaki meliputi Bahan Bakar Minyak (BBM) dan listrik. Penggunaan energi pada industri alas kaki diperkirakan mencapai 75 persen dalam sehari. Hal ini disebabkan oleh tuntutan perusahaan untuk selalu berproduksi selama 24 jam setiap hari. Adanya kenaikan harga BBM dan TDL menyebabkan terjadinya ekonomi biaya tinggi pada industri alas kaki. Ada perusahan-perusahaan yang langsung melakukan efisiensi. Namun, ada juga perusahaan yang harus tutup karena tidak mampu bertahan. Tabel 4.5. Pertumbuhan Energi Industri Alas Kaki Indonesia Periode Tahun Energi (ribu Rupiah) Pertumbuhan Energi (%) Rata-rata Sumber: Badan Pusat Statistik, , diolah.

ANALISIS PRODUKTIVITAS FAKTOR PRODUKSI PADA INDUSTRI ALAS KAKI DI INDONESIA OLEH SITTI NURYANI H

ANALISIS PRODUKTIVITAS FAKTOR PRODUKSI PADA INDUSTRI ALAS KAKI DI INDONESIA OLEH SITTI NURYANI H ANALISIS PRODUKTIVITAS FAKTOR PRODUKSI PADA INDUSTRI ALAS KAKI DI INDONESIA OLEH SITTI NURYANI H14103002 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 ANALISIS PRODUKTIVITAS

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI YANG MEMPENGARUHI OUTPUT INDUSTRI FARMASI INDONESIA PERIODE (PendekatanTotal Factor Productivity)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI YANG MEMPENGARUHI OUTPUT INDUSTRI FARMASI INDONESIA PERIODE (PendekatanTotal Factor Productivity) ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI YANG MEMPENGARUHI OUTPUT INDUSTRI FARMASI INDONESIA PERIODE 1983 2005 (PendekatanTotal Factor Productivity) OLEH ATERIS BILADA H14104021 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS

Lebih terperinci

Msi = x 100% METODE PENELITIAN

Msi = x 100% METODE PENELITIAN 20 III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang diperoleh dari Biro Pusat Statistik (BPS), Perpustakaan IPB,

Lebih terperinci

ANALISIS PRODUKTIVITAS INDUSTRI BAN INDONESIA PERIODE (Melalui Pendekatan Total Factor Productivity) OLEH STUTI ANINDITA H

ANALISIS PRODUKTIVITAS INDUSTRI BAN INDONESIA PERIODE (Melalui Pendekatan Total Factor Productivity) OLEH STUTI ANINDITA H ANALISIS PRODUKTIVITAS INDUSTRI BAN INDONESIA PERIODE 1984-2003 (Melalui Pendekatan Total Factor Productivity) OLEH STUTI ANINDITA H14102061 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT

Lebih terperinci

ANALISIS TOTAL FAKTOR PRODUKTIVITAS PADA INDUSTRI TANAMAN PANGAN DI INDONESIA PERIODE OLEH: DIYAH KUSUMASTUTI H

ANALISIS TOTAL FAKTOR PRODUKTIVITAS PADA INDUSTRI TANAMAN PANGAN DI INDONESIA PERIODE OLEH: DIYAH KUSUMASTUTI H ANALISIS TOTAL FAKTOR PRODUKTIVITAS PADA INDUSTRI TANAMAN PANGAN DI INDONESIA PERIODE 1985 2004 OLEH: DIYAH KUSUMASTUTI H14101088 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KEMISKINAN DI INDONESIA OLEH DADAN HUDAYA H14103O74

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KEMISKINAN DI INDONESIA OLEH DADAN HUDAYA H14103O74 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KEMISKINAN DI INDONESIA OLEH DADAN HUDAYA H14103O74 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009 RINGKASAN DADAN HUDAYA.

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3. 1. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif deskriptif. Pendekatan kuantitatif menitikberatkan pada pembuktian hipotesis.

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI VOLUME IMPOR KEDELAI INDONESIA

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI VOLUME IMPOR KEDELAI INDONESIA 1 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI VOLUME IMPOR KEDELAI INDONESIA OLEH POPY ANGGASARI H14104040 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 2 RINGKASAN

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR MAKRO YANG MEMPENGARUHI PENERIMAAN PEMERINTAH DARI CUKAI HASIL TEMBAKAU OLEH SRI BAHADURI M E TAMBUNAN H

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR MAKRO YANG MEMPENGARUHI PENERIMAAN PEMERINTAH DARI CUKAI HASIL TEMBAKAU OLEH SRI BAHADURI M E TAMBUNAN H ANALISIS FAKTOR-FAKTOR MAKRO YANG MEMPENGARUHI PENERIMAAN PEMERINTAH DARI CUKAI HASIL TEMBAKAU OLEH SRI BAHADURI M E TAMBUNAN H14102011 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI TAMBAH, EFISIENSI DAN FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OUTPUT INDUSTRI MINYAK GORENG SAWIT DI INDONESIA

ANALISIS NILAI TAMBAH, EFISIENSI DAN FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OUTPUT INDUSTRI MINYAK GORENG SAWIT DI INDONESIA ANALISIS NILAI TAMBAH, EFISIENSI DAN FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OUTPUT INDUSTRI MINYAK GORENG SAWIT DI INDONESIA OLEH M. FAJRI FIRMAWAN H14104120 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI TERHADAP TINGKAT PENGANGGURAN DI INDONESIA: APLIKASI HUKUM OKUN OLEH REINHARD JANUAR SIMAREMARE H

ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI TERHADAP TINGKAT PENGANGGURAN DI INDONESIA: APLIKASI HUKUM OKUN OLEH REINHARD JANUAR SIMAREMARE H ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI TERHADAP TINGKAT PENGANGGURAN DI INDONESIA: APLIKASI HUKUM OKUN OLEH REINHARD JANUAR SIMAREMARE H14102038 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI TAMBAH, EFISIENSI DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OUTPUT INDUSTRI KECIL DAN KERAJINAN RUMAH TANGGA (IKKR) DI INDONESIA

ANALISIS NILAI TAMBAH, EFISIENSI DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OUTPUT INDUSTRI KECIL DAN KERAJINAN RUMAH TANGGA (IKKR) DI INDONESIA ANALISIS NILAI TAMBAH, EFISIENSI DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OUTPUT INDUSTRI KECIL DAN KERAJINAN RUMAH TANGGA (IKKR) DI INDONESIA OLEH DIAH ANANTA DEWI H14084022 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS

Lebih terperinci

ANALISIS STRUKTUR-PERILAKU-KINERJA INDUSTRI BESI BAJA DI INDONESIA OLEH SARI SAFITRI H

ANALISIS STRUKTUR-PERILAKU-KINERJA INDUSTRI BESI BAJA DI INDONESIA OLEH SARI SAFITRI H ANALISIS STRUKTUR-PERILAKU-KINERJA INDUSTRI BESI BAJA DI INDONESIA OLEH SARI SAFITRI H14102044 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006 RINGKASAN SARI SAFITRI.

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI VOLUME IMPOR KOMODITAS KERAMIK DI INDONESIA OLEH HANY LARASSATI H

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI VOLUME IMPOR KOMODITAS KERAMIK DI INDONESIA OLEH HANY LARASSATI H ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI VOLUME IMPOR KOMODITAS KERAMIK DI INDONESIA OLEH HANY LARASSATI H14103088 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2007 RINGKASAN

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN IKLIM INVESTASI: INDONESIA VERSUS BEBERAPA NEGARA LAIN OLEH: SUSI SANTI SIMAMORA H

ANALISIS PERBANDINGAN IKLIM INVESTASI: INDONESIA VERSUS BEBERAPA NEGARA LAIN OLEH: SUSI SANTI SIMAMORA H ANALISIS PERBANDINGAN IKLIM INVESTASI: INDONESIA VERSUS BEBERAPA NEGARA LAIN OLEH: SUSI SANTI SIMAMORA H14102059 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006 RINGKASAN

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR MEUBEL KAYU INDONESIA KE AMERIKA SERIKAT

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR MEUBEL KAYU INDONESIA KE AMERIKA SERIKAT 1 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR MEUBEL KAYU INDONESIA KE AMERIKA SERIKAT OLEH ERIKA H14104023 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 2 RINGKASAN

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN TOTAL ASET BANK SYARIAH DI INDONESIA OLEH LATTI INDIRANI H

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN TOTAL ASET BANK SYARIAH DI INDONESIA OLEH LATTI INDIRANI H ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN TOTAL ASET BANK SYARIAH DI INDONESIA OLEH LATTI INDIRANI H14101089 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006

Lebih terperinci

ANALISIS PRODUKTIVITAS INDUSTRI BAN INDONESIA PERIODE (Melalui Pendekatan Total Factor Productivity) OLEH STUTI ANINDITA H

ANALISIS PRODUKTIVITAS INDUSTRI BAN INDONESIA PERIODE (Melalui Pendekatan Total Factor Productivity) OLEH STUTI ANINDITA H ANALISIS PRODUKTIVITAS INDUSTRI BAN INDONESIA PERIODE 1984-2003 (Melalui Pendekatan Total Factor Productivity) OLEH STUTI ANINDITA H14102061 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OUTPUT INDUSTRI MOBIL DI INDONESIA OLEH ANINDITO AJIRESWARA H

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OUTPUT INDUSTRI MOBIL DI INDONESIA OLEH ANINDITO AJIRESWARA H ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OUTPUT INDUSTRI MOBIL DI INDONESIA OLEH ANINDITO AJIRESWARA H14050754 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009 2 RINGKASAN

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH FLUKTUASI NILAI TUKAR PADA EKSPOR KOMODITI UNGGULAN PERTANIAN (KARET DAN KOPI) DI INDONESIA

ANALISIS PENGARUH FLUKTUASI NILAI TUKAR PADA EKSPOR KOMODITI UNGGULAN PERTANIAN (KARET DAN KOPI) DI INDONESIA ANALISIS PENGARUH FLUKTUASI NILAI TUKAR PADA EKSPOR KOMODITI UNGGULAN PERTANIAN (KARET DAN KOPI) DI INDONESIA OLEH : RATIH NURALITHA PRATIKA H14103051 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

Lebih terperinci

ANALISIS PERTUMBUHAN INVESTASI SEKTOR INDUSTRI TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL (TPT) TERHADAP PEREKONOMIAN INDONESIA : ANALISIS INPUT-OUTPUT

ANALISIS PERTUMBUHAN INVESTASI SEKTOR INDUSTRI TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL (TPT) TERHADAP PEREKONOMIAN INDONESIA : ANALISIS INPUT-OUTPUT ANALISIS PERTUMBUHAN INVESTASI SEKTOR INDUSTRI TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL (TPT) TERHADAP PEREKONOMIAN INDONESIA : ANALISIS INPUT-OUTPUT OLEH MIMI MARYADI H14103117 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. pendugaan Ordinary Least Square (OLS). Data pada penelitian ini dimasukkan dalam

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. pendugaan Ordinary Least Square (OLS). Data pada penelitian ini dimasukkan dalam V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Estimasi Variabel Dependen PDRB Penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda dengan metode pendugaan Ordinary Least Square (OLS). Data pada penelitian ini dimasukkan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Upah

III. METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Upah 63 III. METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Upah Minimum Provinsi (UMP) dan Belanja Barang dan Jasa (BBJ) terhadap pembangunan

Lebih terperinci

menggunakan fungsi Cobb Douglas dengan metode OLS (Ordinary Least

menggunakan fungsi Cobb Douglas dengan metode OLS (Ordinary Least III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder dan data primer. Data primer diperoleh dari wawancara langsung dengan pegawai divisi produksi

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH PUPUK BERSUBSIDI TERHADAP KINERJA INDUSTRI PUPUK DI INDONESIA

ANALISIS PENGARUH PUPUK BERSUBSIDI TERHADAP KINERJA INDUSTRI PUPUK DI INDONESIA i ANALISIS PENGARUH PUPUK BERSUBSIDI TERHADAP KINERJA INDUSTRI PUPUK DI INDONESIA OLEH DESI PUSPO RINI H14102080 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006 ii

Lebih terperinci

ANALISIS PERKEMBANGAN PASAR TENAGA KERJA INDUSTRI TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL (TPT) DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA (STUDI KASUS DKI JAKARTA)

ANALISIS PERKEMBANGAN PASAR TENAGA KERJA INDUSTRI TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL (TPT) DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA (STUDI KASUS DKI JAKARTA) ANALISIS PERKEMBANGAN PASAR TENAGA KERJA INDUSTRI TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL (TPT) DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA (STUDI KASUS DKI JAKARTA) DITA FIDIANI H14104050 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS

Lebih terperinci

ANALISIS PENERIMAAN PAJAK DAN RETRIBUSI DAERAH SEBELUM DAN PADA MASA OTONOMI DAERAH DI KOTA BOGOR OLEH DIO HAKKI H

ANALISIS PENERIMAAN PAJAK DAN RETRIBUSI DAERAH SEBELUM DAN PADA MASA OTONOMI DAERAH DI KOTA BOGOR OLEH DIO HAKKI H ANALISIS PENERIMAAN PAJAK DAN RETRIBUSI DAERAH SEBELUM DAN PADA MASA OTONOMI DAERAH DI KOTA BOGOR OLEH DIO HAKKI H14103068 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

RINGKASAN ISVENTINA. DJONI HARTONO

RINGKASAN ISVENTINA. DJONI HARTONO RINGKASAN ISVENTINA. H14102124. Analisis Dampak Peningkatan Ekspor Karet Alam Terhadap Perekonomian Indonesia: Suatu Pendekatan Analisis Input-Output. Di bawah bimbingan DJONI HARTONO. Indonesia merupakan

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA DAN PENYERAPAN TENAGA KERJA INDUSTRI KECIL MOCHI DI KOTA SUKABUMI OLEH CENITA MELIANI H

ANALISIS KINERJA DAN PENYERAPAN TENAGA KERJA INDUSTRI KECIL MOCHI DI KOTA SUKABUMI OLEH CENITA MELIANI H ANALISIS KINERJA DAN PENYERAPAN TENAGA KERJA INDUSTRI KECIL MOCHI DI KOTA SUKABUMI OLEH CENITA MELIANI H14103045 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2007 DEPARTEMEN

Lebih terperinci

ANALISIS HUBUNGAN INFLASI DAN PENGANGGURAN DI INDONESIA PERIODE : PENDEKATAN KURVA PHILIPS. Oleh: SRI MULYATI H

ANALISIS HUBUNGAN INFLASI DAN PENGANGGURAN DI INDONESIA PERIODE : PENDEKATAN KURVA PHILIPS. Oleh: SRI MULYATI H ANALISIS HUBUNGAN INFLASI DAN PENGANGGURAN DI INDONESIA PERIODE 1985-2008: PENDEKATAN KURVA PHILIPS Oleh: SRI MULYATI H14050975 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN EKSPOR BATUBARA INDONESIA DI PASAR JEPANG OLEH ROCHMA SUCIATI H

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN EKSPOR BATUBARA INDONESIA DI PASAR JEPANG OLEH ROCHMA SUCIATI H i ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN EKSPOR BATUBARA INDONESIA DI PASAR JEPANG OLEH ROCHMA SUCIATI H14053157 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR MEBEL DAN KERAJINAN ROTAN INDONESIA KE JEPANG OLEH IKA VIRNARISTANTI H

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR MEBEL DAN KERAJINAN ROTAN INDONESIA KE JEPANG OLEH IKA VIRNARISTANTI H FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR MEBEL DAN KERAJINAN ROTAN INDONESIA KE JEPANG OLEH IKA VIRNARISTANTI H14084011 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Herawati (2008) menyimpulkan bahwa bersama-bersama produksi modal, bahan

TINJAUAN PUSTAKA. Herawati (2008) menyimpulkan bahwa bersama-bersama produksi modal, bahan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu Penelitian ini berisi tentang perkembangan oleokimia dan faktor apa saja yang memengaruhi produksi olekomian tersebut. Perkembangan ekspor oleokimia akan

Lebih terperinci

ANALISIS DAMPAK OTONOMI DAERAH TERHADAP KONDISI KETIMPANGAN PENDAPATAN ANTAR KABUPATEN/KOTA DI PULAU SUMATERA OLEH AULIA FABIA H

ANALISIS DAMPAK OTONOMI DAERAH TERHADAP KONDISI KETIMPANGAN PENDAPATAN ANTAR KABUPATEN/KOTA DI PULAU SUMATERA OLEH AULIA FABIA H ANALISIS DAMPAK OTONOMI DAERAH TERHADAP KONDISI KETIMPANGAN PENDAPATAN ANTAR KABUPATEN/KOTA DI PULAU SUMATERA OLEH AULIA FABIA H14102054 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT

Lebih terperinci

ANALISIS PERMINTAAN DAN PENAWARAN INDUSTRI KECAP DI INDONESIA OLEH RINA MARYANI H

ANALISIS PERMINTAAN DAN PENAWARAN INDUSTRI KECAP DI INDONESIA OLEH RINA MARYANI H ANALISIS PERMINTAAN DAN PENAWARAN INDUSTRI KECAP DI INDONESIA OLEH RINA MARYANI H14103070 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2007 RINGKASAN RINA MARYANI. Analisis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN Data diperoleh dari BPS RI, BPS Provinsi Papua dan Bank Indonesia

BAB III METODE PENELITIAN Data diperoleh dari BPS RI, BPS Provinsi Papua dan Bank Indonesia BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data time series triwulanan dengan periode data 2000 2010. Data diperoleh dari BPS RI, BPS Provinsi Papua dan Bank Indonesia

Lebih terperinci

ANALISIS STRUKTUR, PERILAKU DAN KINERJA INDUSTRI AIR MINUM DALAM KEMASAN (AMDK) DI INDONESIA OLEH SARIFAH H

ANALISIS STRUKTUR, PERILAKU DAN KINERJA INDUSTRI AIR MINUM DALAM KEMASAN (AMDK) DI INDONESIA OLEH SARIFAH H ANALISIS STRUKTUR, PERILAKU DAN KINERJA INDUSTRI AIR MINUM DALAM KEMASAN (AMDK) DI INDONESIA OLEH SARIFAH H01400104 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2007

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. data PDRB, investasi (PMDN dan PMA) dan ekspor provinsi Jawa Timur.

BAB III METODE PENELITIAN. data PDRB, investasi (PMDN dan PMA) dan ekspor provinsi Jawa Timur. BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian diambil di provinsi Jawa Timur dengan menggunakan data PDRB, investasi (PMDN dan PMA) dan ekspor provinsi Jawa Timur. B. Jenis dan Sumber

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder (time series) yang diperoleh dari beberapa lembaga dan instansi pemerintah,

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. dilakukan secara sengaja (purposive) melihat bahwa propinsi Jawa Barat

BAB IV METODE PENELITIAN. dilakukan secara sengaja (purposive) melihat bahwa propinsi Jawa Barat 4.1. Waktu dan Tempat Penelitian BAB IV METODE PENELITIAN Penelitian dilakukan dalam lingkup wilayah Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) melihat bahwa propinsi Jawa Barat

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH KARAKTERISTIK RUMAH TANGGA TERHADAP PELUANG PERMINTAAN KREDIT SEPEDA MOTOR OLEH MOCHAMAD GIRI AKBAR H

ANALISIS PENGARUH KARAKTERISTIK RUMAH TANGGA TERHADAP PELUANG PERMINTAAN KREDIT SEPEDA MOTOR OLEH MOCHAMAD GIRI AKBAR H ANALISIS PENGARUH KARAKTERISTIK RUMAH TANGGA TERHADAP PELUANG PERMINTAAN KREDIT SEPEDA MOTOR OLEH MOCHAMAD GIRI AKBAR H14103098 DEPERTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OUTPUT INDUSTRI SEPEDA MOTOR DI INDONESIA. Oleh DEKY KURNIAWAN H

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OUTPUT INDUSTRI SEPEDA MOTOR DI INDONESIA. Oleh DEKY KURNIAWAN H ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OUTPUT INDUSTRI SEPEDA MOTOR DI INDONESIA Oleh DEKY KURNIAWAN H14103122 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 RINGKASAN

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PERMINTAAN TEPUNG TERIGU DI INDONESIA (Periode ) OLEH M.

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PERMINTAAN TEPUNG TERIGU DI INDONESIA (Periode ) OLEH M. ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PERMINTAAN TEPUNG TERIGU DI INDONESIA (Periode 1982-2003) OLEH M. FAHREZA H14101011 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang

III METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang terbentuk dalam runtun waktu (time series) dan jurnal-jurnal ilmiah tentang upah

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Modal, Dinas Penanaman Modal Kota Cimahi, Pemerintah Kota Cimahi, BPS Pusat

III. METODOLOGI PENELITIAN. Modal, Dinas Penanaman Modal Kota Cimahi, Pemerintah Kota Cimahi, BPS Pusat III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data tenaga kerja, PDRB riil, inflasi, dan investasi secara berkala yang ada di kota Cimahi.

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HARGA DOMESTIK MINYAK SAWIT (CPO) DI INDONESIA TAHUN Oleh HARIYANTO H

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HARGA DOMESTIK MINYAK SAWIT (CPO) DI INDONESIA TAHUN Oleh HARIYANTO H FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HARGA DOMESTIK MINYAK SAWIT (CPO) DI INDONESIA TAHUN 1980-2007 Oleh HARIYANTO H14084006 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Berdasarkan sifat penelitiannya, penelitian ini merupakan sebuah penelitian

METODE PENELITIAN. Berdasarkan sifat penelitiannya, penelitian ini merupakan sebuah penelitian III. METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Berdasarkan sifat penelitiannya, penelitian ini merupakan sebuah penelitian deskriptif. Definisi dari penelitian deskriptif adalah penelitian yang menggambarkan

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH EKSPOR-IMPOR KOMODITAS PANGAN UTAMA DAN LIBERALISASI PERDAGANGAN TERHADAP NERACA PERDAGANGAN INDONESIA OLEH Y U S U F H

ANALISIS PENGARUH EKSPOR-IMPOR KOMODITAS PANGAN UTAMA DAN LIBERALISASI PERDAGANGAN TERHADAP NERACA PERDAGANGAN INDONESIA OLEH Y U S U F H ANALISIS PENGARUH EKSPOR-IMPOR KOMODITAS PANGAN UTAMA DAN LIBERALISASI PERDAGANGAN TERHADAP NERACA PERDAGANGAN INDONESIA OLEH Y U S U F H14103064 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

Lebih terperinci

V. PEMBAHASAN Perkembangan Produksi Pupuk Urea PT. Pupuk Kujang Produksi Pupuk Urea

V. PEMBAHASAN Perkembangan Produksi Pupuk Urea PT. Pupuk Kujang Produksi Pupuk Urea V. PEMBAHASAN 5.1. Perkembangan Produksi Pupuk Urea PT. Pupuk Kujang 5.1.1. Produksi Pupuk Urea ton 700.000 600.000 500.000 400.000 300.000 200.000 100.000 - Tahun Sumber : Rendal Produksi PT. Pupuk Kujang,

Lebih terperinci

VI. FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB DEINDUSTRIALISASI

VI. FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB DEINDUSTRIALISASI VI. FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB DEINDUSTRIALISASI 6.1. Pengujian Asumsi-Asumsi Klasik Regresi pada dasarnya adalah studi mengenai ketergantungan satu variabel dependen (terikat) dengan satu atau lebih variabel

Lebih terperinci

ANALISIS INPUT-OUTPUT PERANAN INDUSTRI MINYAK GORENG DALAM PEREKONOMIAN INDONESIA OLEH: NURLAELA WIJAYANTI H

ANALISIS INPUT-OUTPUT PERANAN INDUSTRI MINYAK GORENG DALAM PEREKONOMIAN INDONESIA OLEH: NURLAELA WIJAYANTI H ANALISIS INPUT-OUTPUT PERANAN INDUSTRI MINYAK GORENG DALAM PEREKONOMIAN INDONESIA OLEH: NURLAELA WIJAYANTI H14101038 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENAWARAN EKSPOR BIJI KAKAO INDONESIA OLEH IRMA KOMALASARI H

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENAWARAN EKSPOR BIJI KAKAO INDONESIA OLEH IRMA KOMALASARI H ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENAWARAN EKSPOR BIJI KAKAO INDONESIA OLEH IRMA KOMALASARI H14104044 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009 RINGKASAN

Lebih terperinci

IV. METODOLOGI PENELITIAN. Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan

IV. METODOLOGI PENELITIAN. Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Pasir Gaok, Kecamatan Rancabungur, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder deret waktu

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder deret waktu III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder deret waktu (time-series data) bulanan dari periode 2004:01 2011:12 yang diperoleh dari PT.

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RESPON PENAWARAN KAKAO DI INDONESIA OLEH SUNDORO ARY ARMANDA H

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RESPON PENAWARAN KAKAO DI INDONESIA OLEH SUNDORO ARY ARMANDA H ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RESPON PENAWARAN KAKAO DI INDONESIA OLEH SUNDORO ARY ARMANDA H14053975 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009 RINGKASAN

Lebih terperinci

ANALISIS PERAN SEKTOR INDUSTRI PENGOLAHAN TERHADAP PEREKONOMIAN PROVINSI SUMATERA UTARA OLEH OKTAVIANITA BR BANGUN H

ANALISIS PERAN SEKTOR INDUSTRI PENGOLAHAN TERHADAP PEREKONOMIAN PROVINSI SUMATERA UTARA OLEH OKTAVIANITA BR BANGUN H ANALISIS PERAN SEKTOR INDUSTRI PENGOLAHAN TERHADAP PEREKONOMIAN PROVINSI SUMATERA UTARA OLEH OKTAVIANITA BR BANGUN H 14104017 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kabupaten induknya yaitu Kabupaten Bandung Barat dan Kota Cimahi ke

BAB III METODE PENELITIAN. kabupaten induknya yaitu Kabupaten Bandung Barat dan Kota Cimahi ke BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder periode tahun 2001-2008 yang mencakup wilayah kabupaten dan kota di Provinsi Jawa Barat.

Lebih terperinci

ANALISIS PERANAN JASA PARIWISATA DAN SEKTOR PENDUKUNGNYA DALAM PEREKONOMIAN PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA (Analisis Input-Output)

ANALISIS PERANAN JASA PARIWISATA DAN SEKTOR PENDUKUNGNYA DALAM PEREKONOMIAN PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA (Analisis Input-Output) ANALISIS PERANAN JASA PARIWISATA DAN SEKTOR PENDUKUNGNYA DALAM PEREKONOMIAN PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA (Analisis Input-Output) OLEH DWI PANGASTUTI UJIANI H14102028 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS

Lebih terperinci

ANALISIS PERTUMBUHAN KESEMPATAN KERJA PASCA KEBIJAKAN UPAH MINIMUM DI KABUPATEN BOGOR OLEH ERNI YULIARTI H

ANALISIS PERTUMBUHAN KESEMPATAN KERJA PASCA KEBIJAKAN UPAH MINIMUM DI KABUPATEN BOGOR OLEH ERNI YULIARTI H ANALISIS PERTUMBUHAN KESEMPATAN KERJA PASCA KEBIJAKAN UPAH MINIMUM DI KABUPATEN BOGOR OLEH ERNI YULIARTI H14102092 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006 RINGKASAN

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. series dan (2) cross section. Data time series yang digunakan adalah data tahunan

III. METODE PENELITIAN. series dan (2) cross section. Data time series yang digunakan adalah data tahunan 29 III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder berupa data panel, yaitu data yang terdiri dari dua bagian : (1)

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu berkaitan dengan data yang waktu dikumpulkannya bukan (tidak harus) untuk memenuhi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 39 III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder tersebut merupakan data cross section dari data sembilan indikator

Lebih terperinci

ANALISIS DAYA SAING DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL INDONESIA DI PASAR AMERIKA SERIKAT

ANALISIS DAYA SAING DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL INDONESIA DI PASAR AMERIKA SERIKAT ANALISIS DAYA SAING DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL INDONESIA DI PASAR AMERIKA SERIKAT OLEH : AHMAD HERI FIRDAUS H14103079 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Metode yang digunakan untuk menduga faktor-faktor yang memengaruhi

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Metode yang digunakan untuk menduga faktor-faktor yang memengaruhi BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Estimasi Parameter Model Metode yang digunakan untuk menduga faktor-faktor yang memengaruhi Penanaman Modal Asing di Provinsi Jawa Timur adalah dengan menggunakan metode

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. model struktural adalah nilai PDRB, investasi Kota Tangerang, jumlah tenaga kerja,

III. METODE PENELITIAN. model struktural adalah nilai PDRB, investasi Kota Tangerang, jumlah tenaga kerja, III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data sekunder dalam bentuk time series dari tahun 1995 sampai tahun 2009. Data yang digunakan dalam model

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam usahanya untuk mensejahterakan dan memakmurkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam usahanya untuk mensejahterakan dan memakmurkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam usahanya untuk mensejahterakan dan memakmurkan masyarakatnya, suatu negara akan melakukan pembangunan ekonomi dalam berbagai bidang baik pembangunan nasional

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Pendapatan Usahatani Suratiyah (2006), mengatakan bahwa usahatani sebagai ilmu yang mempelajari cara-cara petani menentukan, mengorganisasikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan manusia. Produksi dalam hal ini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan manusia. Produksi dalam hal ini BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Teori dan Fungsi Produksi Produksi sering diartikan sebagai penciptaan guna, yaitu kemampuan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan manusia. Produksi dalam hal ini mencakup

Lebih terperinci

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. kandang dan bibit terhadap penerimaan usaha, dengan subjek penelitian peternak

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. kandang dan bibit terhadap penerimaan usaha, dengan subjek penelitian peternak 24 III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek dan Subjek Penelitian Objek penelitian yang diamati yaitu pengaruh aplikasi teknologi pakan, kandang dan bibit terhadap penerimaan usaha, dengan subjek penelitian

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTENSITAS ENERGI INDUSTRI MENENGAH-BESAR INDONESIA OLEH HARRY GUSTARA PAMBUDI H

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTENSITAS ENERGI INDUSTRI MENENGAH-BESAR INDONESIA OLEH HARRY GUSTARA PAMBUDI H ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTENSITAS ENERGI INDUSTRI MENENGAH-BESAR INDONESIA OLEH HARRY GUSTARA PAMBUDI H14054200 DEPERTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN EKSPOR TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL (TPT) INDONESIA DI AMERIKA SERIKAT

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN EKSPOR TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL (TPT) INDONESIA DI AMERIKA SERIKAT ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN EKSPOR TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL (TPT) INDONESIA DI AMERIKA SERIKAT OLEH: SEPTI KHAIRUNNISA H14052988 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

Lebih terperinci

ANALISIS DAMPAK KENAIKAN EKSPOR SEKTOR PERTANIAN TERHADAP PENDAPATAN FAKTOR PRODUKSI, INSTITUSI, DAN SEKTOR-SEKTOR PEREKONOMIAN DI INDONESIA

ANALISIS DAMPAK KENAIKAN EKSPOR SEKTOR PERTANIAN TERHADAP PENDAPATAN FAKTOR PRODUKSI, INSTITUSI, DAN SEKTOR-SEKTOR PEREKONOMIAN DI INDONESIA ANALISIS DAMPAK KENAIKAN EKSPOR SEKTOR PERTANIAN TERHADAP PENDAPATAN FAKTOR PRODUKSI, INSTITUSI, DAN SEKTOR-SEKTOR PEREKONOMIAN DI INDONESIA OLEH SITI ADELIANI H14103073 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS

Lebih terperinci

ANALISIS PERANAN DAN DAMPAK INVESTASI INFRASTRUKTUR TERHADAP PEREKONOMIAN INDONESIA: ANALISIS INPUT-OUTPUT OLEH CHANDRA DARMA PERMANA H

ANALISIS PERANAN DAN DAMPAK INVESTASI INFRASTRUKTUR TERHADAP PEREKONOMIAN INDONESIA: ANALISIS INPUT-OUTPUT OLEH CHANDRA DARMA PERMANA H ANALISIS PERANAN DAN DAMPAK INVESTASI INFRASTRUKTUR TERHADAP PEREKONOMIAN INDONESIA: ANALISIS INPUT-OUTPUT OLEH CHANDRA DARMA PERMANA H14050184 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT

Lebih terperinci

ANALISIS DAYA SAING BUAH-BUAHAN TROPIS INDONESIA. Oleh WINA YUDPI MUDJAYANI H

ANALISIS DAYA SAING BUAH-BUAHAN TROPIS INDONESIA. Oleh WINA YUDPI MUDJAYANI H ANALISIS DAYA SAING BUAH-BUAHAN TROPIS INDONESIA Oleh WINA YUDPI MUDJAYANI H14102097 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 RINGKASAN WINA YUDPI MUDJAYANI.

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN. dilakukan secara purposive, dengan pertimbangan provinsi ini merupakan wilayah

III METODE PENELITIAN. dilakukan secara purposive, dengan pertimbangan provinsi ini merupakan wilayah III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penentuan Daerah Penelitian Penelitian dilakukan di Provinsi Sumatera Utara. Penentuan daerah ini dilakukan secara purposive, dengan pertimbangan provinsi ini merupakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Teori Produksi Produksi merupakan hasil akhir dari proses atau aktivitas ekonomi dengan memanfaatkan beberapa masukan atau input. Dengan pengertian ini dapat dipahami bahwa kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk membangun dirinya untuk mencapai kesejahteraan bangsanya. meliputi sesuatu yang lebih luas dari pada pertumbuhan ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. untuk membangun dirinya untuk mencapai kesejahteraan bangsanya. meliputi sesuatu yang lebih luas dari pada pertumbuhan ekonomi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai salah satu negara berkembang Indonesia selalu berusaha untuk membangun dirinya untuk mencapai kesejahteraan bangsanya. Pembangunan ekonomi dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. tercatat secara sistematis dalam bentuk data runtut waktu (time series data). Data

BAB III METODE PENELITIAN. tercatat secara sistematis dalam bentuk data runtut waktu (time series data). Data 24 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data 3.1.1 Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder atau kuatitatif. Data kuantitatif ialah data yang diukur dalam

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INVESTASI DI PROVINSI DKI JAKARTA OLEH ADHITYA KUSUMANINGRUM H

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INVESTASI DI PROVINSI DKI JAKARTA OLEH ADHITYA KUSUMANINGRUM H ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INVESTASI DI PROVINSI DKI JAKARTA OLEH ADHITYA KUSUMANINGRUM H14103094 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2007 RINGKASAN

Lebih terperinci

Bab IV. Metode dan Model Penelitian

Bab IV. Metode dan Model Penelitian Bab IV Metode dan Model Penelitian 4.1 Spesifikasi Model Sesuai dengan tinjauan literatur, hal yang akan diteliti adalah pengaruh real exchange rate, pertumbuhan ekonomi domestik, pertumbuhan ekonomi Jepang,

Lebih terperinci

PENGARUH INVESTASI DAN KONSUMSI TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA DI SUMATERA SELATAN PERIODE

PENGARUH INVESTASI DAN KONSUMSI TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA DI SUMATERA SELATAN PERIODE PENGARUH INVESTASI DAN KONSUMSI TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA DI SUMATERA SELATAN PERIODE 1995-2010 Fitri Suciani Jaka Pratama Tetiyeni Dwi Lestari ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan Data sekunder

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan Data sekunder III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan 2000-2011. Data sekunder tersebut bersumber dari Lampung dalam Angka (BPS), Badan Penanaman Modal Daerah

Lebih terperinci

ANALISIS STRUKTUR, PERILAKU DAN KINERJA INDUSTRI MINUMAN RINGAN DI INDONESIA OLEH SUNENGCIH H

ANALISIS STRUKTUR, PERILAKU DAN KINERJA INDUSTRI MINUMAN RINGAN DI INDONESIA OLEH SUNENGCIH H ANALISIS STRUKTUR, PERILAKU DAN KINERJA INDUSTRI MINUMAN RINGAN DI INDONESIA OLEH SUNENGCIH H14052889 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009 RINGKASAN SUNENGCIH.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dari suatu penelitian. Objek penelitian adalah variabel penelitian atau apa yang

BAB III METODE PENELITIAN. dari suatu penelitian. Objek penelitian adalah variabel penelitian atau apa yang BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian merupakan salah satu faktor yang tidak dapat dipisahkan dari suatu penelitian. Objek penelitian adalah variabel penelitian atau apa yang

Lebih terperinci

ANALISIS INTEGRASI PASAR KOPRA DUNIA DENGAN PASAR KOPRA DAN MINYAK GORENG KELAPA DOMESTIK OLEH NOFA HARRY REGOWO H

ANALISIS INTEGRASI PASAR KOPRA DUNIA DENGAN PASAR KOPRA DAN MINYAK GORENG KELAPA DOMESTIK OLEH NOFA HARRY REGOWO H ANALISIS INTEGRASI PASAR KOPRA DUNIA DENGAN PASAR KOPRA DAN MINYAK GORENG KELAPA DOMESTIK OLEH NOFA HARRY REGOWO H14103041 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

DAMPAK RESTRUKTURISASI INDUSTRI TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL (TPT) TERHADAP KINERJA PEREKONOMIAN JAWA BARAT (ANALISIS INPUT-OUTPUT)

DAMPAK RESTRUKTURISASI INDUSTRI TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL (TPT) TERHADAP KINERJA PEREKONOMIAN JAWA BARAT (ANALISIS INPUT-OUTPUT) DAMPAK RESTRUKTURISASI INDUSTRI TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL (TPT) TERHADAP KINERJA PEREKONOMIAN JAWA BARAT (ANALISIS INPUT-OUTPUT) OLEH SRI MULYANI H14103087 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN

Lebih terperinci

ANALISIS PERMINTAAN EKSPOR PULP DAN KERTAS INDONESIA OLEH AGUSTINA WIDI PALUPI NINGRUM H

ANALISIS PERMINTAAN EKSPOR PULP DAN KERTAS INDONESIA OLEH AGUSTINA WIDI PALUPI NINGRUM H ANALISIS PERMINTAAN EKSPOR PULP DAN KERTAS INDONESIA OLEH AGUSTINA WIDI PALUPI NINGRUM H14102020 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006 ANALISIS PERMINTAAN

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. deposito berjangka terhadap suku bunga LIBOR, suku bunga SBI, dan inflasi

METODE PENELITIAN. deposito berjangka terhadap suku bunga LIBOR, suku bunga SBI, dan inflasi III. METODE PENELITIAN Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah tingkat suku bunga deposito berjangka terhadap suku bunga LIBOR, suku bunga SBI, dan inflasi pada bank umum di Indonesia.

Lebih terperinci

ANALISIS EKONOMI PENGELOLAAN SUMBERDAYA AIR PDAM DKI JAKARTA SETELAH ADANYA KONSESI OLEH RETNO TRIASTUTI H

ANALISIS EKONOMI PENGELOLAAN SUMBERDAYA AIR PDAM DKI JAKARTA SETELAH ADANYA KONSESI OLEH RETNO TRIASTUTI H ANALISIS EKONOMI PENGELOLAAN SUMBERDAYA AIR PDAM DKI JAKARTA SETELAH ADANYA KONSESI OLEH RETNO TRIASTUTI H14102035 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006 ANALISIS

Lebih terperinci

VI. FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN RUMAH TANGGA TERHADAP CABAI MERAH KERITING

VI. FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN RUMAH TANGGA TERHADAP CABAI MERAH KERITING VI. FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN RUMAH TANGGA TERHADAP CABAI MERAH KERITING 6.1. Model Permintaan Rumah Tangga Terhadap Cabai Merah Keriting Model permintaan rumah tangga di DKI Jakarta

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Struktur, Perilaku, dan Kinerja Industri Kakao di Indonesia. Kegiatan penelitian ini

METODE PENELITIAN. Struktur, Perilaku, dan Kinerja Industri Kakao di Indonesia. Kegiatan penelitian ini IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Bogor, Provinsi Jawa Barat dengan studi kasus Struktur, Perilaku, dan Kinerja Industri Kakao di Indonesia. Kegiatan penelitian

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif, jenis data yang

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif, jenis data yang 52 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif, jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berupa data tahunan

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PEMBELIAN TAHU TRANSGENIK DAN PENGARUHNYA PADA INDUSTRI TAHU

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PEMBELIAN TAHU TRANSGENIK DAN PENGARUHNYA PADA INDUSTRI TAHU ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PEMBELIAN TAHU TRANSGENIK DAN PENGARUHNYA PADA INDUSTRI TAHU (Studi Kasus: Kecamatan Parung, Kabupaten Bogor) OLEH TYAS KUMALA PUTERI H14103071 DEPARTEMEN

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENCIPTAAN KESEMPATAN KERJA DI PROVINSI SUMATERA UTARA SEBELUM DAN PADA MASA OTONOMI DAERAH ( )

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENCIPTAAN KESEMPATAN KERJA DI PROVINSI SUMATERA UTARA SEBELUM DAN PADA MASA OTONOMI DAERAH ( ) ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENCIPTAAN KESEMPATAN KERJA DI PROVINSI SUMATERA UTARA SEBELUM DAN PADA MASA OTONOMI DAERAH (1994-2007) Disusun Oleh : LISBETH ROTUA SIANTURI H14104020 DEPARTEMEN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Paradigma pembangunan modern memandang suatu pola yang berbeda

BAB I PENDAHULUAN. Paradigma pembangunan modern memandang suatu pola yang berbeda BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Paradigma pembangunan modern memandang suatu pola yang berbeda dengan pembangunan ekonomi tradisional. Pertanyaan beranjak dari benarkah semua indikator ekonomi

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR FAKTOR PENYEBAB PERSISTENSI PENGANGGURAN BERDASARKAN PERSPEKTIF PERUSAHAAN OLEH FITRI FARAHNITA H

ANALISIS FAKTOR FAKTOR PENYEBAB PERSISTENSI PENGANGGURAN BERDASARKAN PERSPEKTIF PERUSAHAAN OLEH FITRI FARAHNITA H ANALISIS FAKTOR FAKTOR PENYEBAB PERSISTENSI PENGANGGURAN BERDASARKAN PERSPEKTIF PERUSAHAAN OLEH FITRI FARAHNITA H14104049 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

ANALISIS PERANAN USAHA KECIL DAN MENENGAH SEKTOR INDUSTRI MAKANAN DAN MINUMAN TERHADAP PEREKONOMIAN INDONESIA OLEH ANGGI DESTRIA H

ANALISIS PERANAN USAHA KECIL DAN MENENGAH SEKTOR INDUSTRI MAKANAN DAN MINUMAN TERHADAP PEREKONOMIAN INDONESIA OLEH ANGGI DESTRIA H ANALISIS PERANAN USAHA KECIL DAN MENENGAH SEKTOR INDUSTRI MAKANAN DAN MINUMAN TERHADAP PEREKONOMIAN INDONESIA OLEH ANGGI DESTRIA H14050283 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT

Lebih terperinci

Daerah Jawa Barat, serta instansi-instansi lain yang terkait.

Daerah Jawa Barat, serta instansi-instansi lain yang terkait. IV. METODE PENELITIAN 4.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Pengambilan data sekunder untuk keperluan penelitian ini dilaksanakan pada awal bulan juli hingga bulan agustus 2011 selama dua bulan. Lokasi penelitian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Pusat Statistik (BPS) Kota Bandar Lampung yang berupa cetakan atau publikasi

III. METODE PENELITIAN. Pusat Statistik (BPS) Kota Bandar Lampung yang berupa cetakan atau publikasi III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berasal dari publikasi dinas atau instansi pemerintah, diantaranya adalah publikasi dari

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYERAPAN TENAGA KERJA SEKTOR INDUSTRI DI KOTA BOGOR. Oleh : EVA DWI PRIHARTANTI H

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYERAPAN TENAGA KERJA SEKTOR INDUSTRI DI KOTA BOGOR. Oleh : EVA DWI PRIHARTANTI H ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYERAPAN TENAGA KERJA SEKTOR INDUSTRI DI KOTA BOGOR Oleh : EVA DWI PRIHARTANTI H14103031 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci