Rosita Christina Haloho Guru Fisika SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan
|
|
- Sri Agusalim
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 IMPLEMENTASI PENDEKATANCONTEXTUAL TEACHING LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PSIKOMOTORIK SISWA PADA MATA PELAJARANFISIKA SMA NEGERI 1 PERCUT SEI TUAN Rosita Christina Haloho Guru Fisika SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan tesiaite@yahoo.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk melihat hasil belajar siswa antara lain: hasil belajar psikomotorik, afektif dankognitif pada mata pelajaran fisikadenganmenerapkan pendekatan Contextual Teaching Learning (CTL) di kelasxi MIA-1 SMAN 1 Percut Sei Tuan. Subjek penelitian ini diambil di kelasxi MIA-1 SMAN 1 Percut Sei Tuandengan jumlah siswa 33 orang. Awal KBM dilakukan tes hasil belajar (Pretes), dengan data rata-rata 29,0,hal tersebut menunjukkan bahwa rata-rata siswa jarang membaca buku sebelum pembelajaran disekolah. Setelah penelitian berlangsung selama dua siklus dapat disimpulkan bahwa; 1) Adanya peningkatan psikomotorik siswa dari siklus I ke II setelah menerapkan pendektan CTL yaitu psikomotorik menggunakan alat meningkat dari 34% menjadi 76%, mendesain rangkaian meningkat dari 38% menjadi 75%, membaca hasil pengukuran meningkat dari 35% menjadi 81% dan menjelaskan konsep meningkat dari 37% menjadi 81%.; 2) ) Hasil belajar afektif siswa menurut pengamatan pengamat pada Siklus I dan II antara lain kejujuran32% menjadi 73%, disiplin36% menjadi 65%, tanggung jawab33% menjadi 73%, ketelitian40% menjadi 66%, dan kerjasama30% menjadi 70% ; 3) Hasil belajar siswa dengan menerapkan Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning pada mata pelajaran fisika di kelas XI MIA-1 SMA Negeri Percut Sei Tuan tahun pembelajaran 2014/2015, pada Postes I diketahui rata-rata 63dengan ketuntasan klasikal 30%, dan Postes II hasil meningkat dengan nilai rata-rata 85 dengan ketuntasan klasikal 87,8%. Kata Kunci : Pendekatan Contextual Teaching Learning (CTL), Hasil belajar Siswa PENDAHULUAN Pendidikan memiliki fungsi yang sangat penting dalam pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM). Sumber Daya Manusia yang memiliki standar mutu profesional tertentu bergantung pada hasil pendidikan dan latihan yang baik. Sumber daya manusia yang berkualitas sangat diperlukan di era persaingan global. Pendidikan merupakan kunci untuk menciptakan generasi yang unggul dan mampu bersaing. Hal tersebut seperti disebutkan dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Pasal 3 tentang Sistem Pendidikan Nasional bahwa : Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta 121
2 didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Pembaharuan dan pengembangan dibidang pendidikan sangat diperlukan untuk menciptakan pendidikan berkualitas yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang selalu maju dan berkembang. Proses pendidikan merupakan suatu sistem yang terdiri dari input, proses dan output. Input merupakan peserta didik yang akan melaksanakan aktivitas belajar, proses merupakan kegiatan dari belajar mengajar sedangkan output merupakan hasil dari proses yang akan dilaksanakan. Dari pelaksanaan proses pendidikan tersebut diharapkan dapat menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing yang tinggi untuk menghadapi persaingan di era globalisasi dewasa ini. Berbagai usaha pembaharuan kurikulum, perbaikan sistem pengajaran, peningkatan kualitas kemampuan guru, pemilihan metode dalam mengajar, teknik mengajar dan penggunaan alat peraga atau media pembelajaran, merupakan suatu upaya ke arah meningkatkan keberhasilan pembelajaran. Dalam meningkatkan proses pembelajaran di sekolah, guru dituntut mampu merancang dan melaksanakan kegiatan pembelajaran yang dapat mengembangkan kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik siswa agar tercapai hasil belajar yang optimal. Tugas guru yang utama adalah mengajar, yaitu menyampaikan atau mentransfer ilmu kepada anak didiknya. Oleh karena itu seorang dituntut untuk menguasai materi sesuai dengan bidangnya. Motivasi belajar tidak akan terbangun apabila siswa masih merasa kesulitan dalam menerima pelajaran. Mata pelajaran fisika dianggap sebagai pelajaran yang membosankan, karena siswa beranggapan fisika selalu berhubungan dengan angka dan rumus. Pengalaman peneliti/guru selama mengajar di SMAN 1 Percut Sei Tuan belum menunjukkan keberhasilan yang maksimal baik dari segi kognitif, afektif dan psikomotorik siswa selama kegiatan belajar mengajar di Sekolah. Untuk mengantisipasi hal tersebut perlu ada solusi dalam penyampaian mata pelajaran fisika dengan menggunakan berbagai cara yang menarik yang ada kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Berdasarkan hasil pengalaman peneliti selama mengajar di SMAN 1 Percut Sei Tuan, bahwa dalam pelaksanaan guru cenderung menggunakan metode ceramah sehingga siswa pasif dan menimbulkan proses belajar yang monoton, kurang menarik dan hanya terpusat pada buku (teks book), hal ini berdampak pada hasil belajar siswa yang rendah. Guru juga tidak melibatkan siswa secara langsung sehingga suasana 122
3 kelas menjadi bosan dan banyak siswa yang bermain pada saat proses pembelajaran berlangsung. Hal ini tentunya menyebabkan ketuntasan yang ditetapkan tidak seluruhnya diperoleh siswa sehingga dapat dikatakan hasil belajar siswa rendah. Kondisi semacam ini tentu tidak sejalan dengan semangat untuk menciptakan pembelajaran yang bermakna bagi siswa. Pembelajaran yang bersifat monoton dan masih menerapkan strategi maupun pendekatan pembelajran konvensional yang memandang siswa sebagai objek, komunikasi lebih banyak berlangsung searah, dan penilaian lebih menekankan aspek kognitif, maka tujuan pembelajaran tidak akan tercapai. Oleh karena itu guru perlu menciptakan suasana pembelajaran yang interaktif dan menyenangkan. Oleh karena itu dalam mendesain kegiatan pembelajaran yang optimal diperlukan kecermatan guru memilih dan menerapkan serta menyusun strategi pembelajaran. Salah satunya dengan menerapkan pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL). Menurut Mohammad Jauhari (2011:182) CTL adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi pembelajaran dengan situasi dunia nyata siswa, dan mendorong siswa untuk membentuk hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari. Sejalan dengan pendapat diatas, Wina Sanjaya (2002:87) juga berpendapat bahwa CTL adalah suatu pendekatan pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi nyata. Dengan menggunakan Metode pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) maka pengetahuan yang diperoleh dapat tertanam dengan baik dan tidak mudah dilupakan oleh siswa karena saat menemukan suatu konsep mereka mengalami sendiri baik melalui proses mengamati, meraba, merasa, maupun bereksperimen. Metode ini juga akan menarik perhatian siswa karena siswa merasa dibawa langsung ke lingkungan yang telah akrab dengan kehidupannya. Setelah penulis mempelajari pembelajaran Contextual Teaching Learning (CTL), penulis menganggap bahwa pembelajaran ini sesuai untuk mengajarkan siswa pada pelajaran fisika, karena siswa dapat berpikir dan memahami serta menerapkan dalam kehidupan seharihari. Dengan pembelajaran CTL siswa akan bekerja dan mengalami bukan mentransfer pengetahuan dari guru ke siswa semata, tetapi dalam transfer belajar yang diharapkan, anak harus tahu makna belajar dan menggunakan pengetahuan serta keterampilan yang diperolehnya untuk memecahkan masalah dalam kehidupannya sehingga siswa akan memahami konsep suatu materi dan nantinya diharapkan siswa dapat menggunakan daya nalarnya untuk 123
4 menyelesaikan masalah-masalah yang ada. Dari uraian latar belakang, maka penulis dapat merumuskan permasalahan yang akan dijawab yaitu 1)Bagaimana hasil belajar psikomotorik siswa setelah menerapkan pendekatan Contextual Teaching Learning (CTL)pada mata pelajaran fisika di kelas XI MIA- 1semester ganjil SMAN 1 Percut Sei Tuan T.A.2014/2015;2? Bagaimana hasil belajar afektif siswa setelah menerapkan pendekatan Contextual Teaching Learning (CTL )pada mata pelajaran fisika di kelas XI MIA- 1semester ganjil SMAN 1 Percut Sei Tuan T.A.2014/2015;3)? Bagaimana hasil belajar kognitif siswa setelah menerapkan pendekatan Contextual Teaching Learning (CTL)pada mata pelajaran fisika di kelas XI MIA- 1semester ganjil SMAN 1 Percut Sei Tuan T.A.2014/2015?. Sehingga berdasarkan rumusan masalah tersebut, penelitian ini bertujuan untuk ; 1) Untuk mengetahui hasil belajar psikomotorik siswa setelah menerapkan pendekatan Contextual Teaching Learning (CTL)pada mata pelajaran fisika di kelas XI MIA- 1semester ganjil SMAN 1 Percut Sei Tuan T.A.2014/2015; 2)Untuk mengetahuihasil belajar afektif siswa setelah menerapkan pendekatan Contextual Teaching Learning (CTL)pada mata pelajaran fisika di kelas XI MIA-1semester ganjil SMAN 1 Percut Sei Tuan T.A.2014/2015; 3)Untuk mengetahui hasil belajar kognitif siswa setelah menerapkan pendekatan Contextual Teaching Learning (CTL)pada mata pelajaran fisika di kelas XI MIA- 1semester ganjil SMAN 1 Percut Sei Tuan T.A.2014/2015. Pembelajaran dan pengajaran kontekstual adalah konsep pembelajaran yang intinya membantu guru untuk mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan kehidupan nyata siswa dan mendorong siswa mengaitkan pengetahuan yang dipelajari dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari (Sunarko 2003). Pembelajaran kontekstual mengakui bahwa belajar merupakan suatu yang sangat komplek dan multidimensional melampaui berbagai metodologi yang hanya berorientasi kepada latihan dan rangsangan atau tanggapan. Pembelajaran kontekstual merupakan pembelajaran yang memungkinkan siswa-siswa menguatkan, memperluas, dan menerapkan pengetahuan serta ketrampilan mereka dalam berbagai macam tatanan di sekolah dan di luar sekolah agar dapat memecahkan masalah-masalah dalam kehidupan sehari-hari. Pendekatan belajar kontekstual memiliki tujuh komponen utama yaitu: a. Kontruktivisme (Constructivism) b. Menemukan (Inquiri) c. Bertanya (Questioning) d. Masyarakat Belajar (Learning Community) e. Pemodelan (Modeling) f. Refleksi ( Reflection) g. Penilaian yang sebenarnya (Authencic Assessment) 124
5 METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Tempat penelitian adalah tempat yang digunakan dalam melakukan penelitian untuk memperoleh data yang diinginkan. Penelitian ini dilakukan di SMAN 1Percut Sei Tuan yang bertempat di Irian Barat No.37, Sampali. Waktu penelitian adalah waktu berlangsungnya penelitian atau saat penelitian ini dilangsungkan. Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjiltahun Pelajaran 2014/2015 selama 4 (empat) bulan mulai bulan September sampai bulan Desember tahun Pengambilan data dilaksanakan pada bulan Oktoberselama 4 (empat) KBM yang dibagi dalam 2 (dua) siklus. Subjek Penelitian Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas XI MIA-1 SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan tahun ajaran 2014/2015 yang berjumlah 33 orang siswa. Alat Pengumpul Data Alat pengumpul data dalam penelitian ini adalah:tes hasil belajar untuk mengetahui kemampuan kognitif dan lembar observasi untuk mengamati hasil belajar psikomotorik/keterampilan. Jenis dan Desain Penelitian Penelitian ini berbentuk Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK pertama kali diperkenalkanoleh psikologi sosial Amerika yang bernama Kurt Lewin pada tahun 1946 (Aqib, 2006 :13). Menurut Lewin dalam Aqib (2006 : 21) menyatakan bahwa dalam satu Siklus terdiri atas empat langkah, yaitu perencanaan (planning), tindakan (acting), observasi (observing) dan refleksi (reflecting). Teknik Analisis Data Metode Analisis Data pada penelitian ini digunakan metode deskriptif dengan membandingkan hasil belajar siswa sebelum tindakan dengan hasil belajar siswa setelah tindakan. Indikator Pencapaian Penelitian menggunakan indikator ketercapaian yakni KKM fisikauntuk kelas XI MIA di SMAN 1Percut Sei Tuan sebesar75 untuk individu siswa. Artinya siswa dikatakan tuntas belajar jika nilainya dalam formatif mencapai KKM ini. Sedangkan kelas dikatakan tuntas atau penelitian berhasil jika paling tidak 85% dari jumlah siswa dalam kelas subjek memperoleh nilai mencapai KKM. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Siklus I Untuk mengetahui kemampuan awal siswa dilakukan dengan tes kemampuan awal sebelum penerapan Model pendekatan Contextual Teaching and Learning.Tes kemampuan awal (tes kognitif) bertujuan untuk mengetahui seberapa besar 125
6 kemampuan awal yang dimiliki siswa dalam memahami materi pada mata pelajaran fisika. Hasil tes kemampuan awal menunjukan rendahnya penguasaan materi siswa kelas XI MIA-1 SMAN 1 Percut Sei Tuan data tersebut dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Distribusi hasil pretes Nilai Frekuensi Rata-trata S.D , Jumlah 33 Dari tabel 1 diatas dapat disimpulkan bahwa siswa tidak mempersiapkan diri sebelumnya dirumah untuk mengikuti materi baru berikutnya, sehingga penerapan siklus I perlu dialaksanakan. Tahap Observasi Diakhir pertemuan 2 diadakan tes formatif 1 untuk melihat hasil belajar siswa. Hasil belajar yang diperoleh pada Siklus I selama dua pertemuan disajikan dalam Tabel 2. Tabel 2. Distribusi Data Postes 1 Nilai Frekuensi Rata-rata S.D ,7 Jumlah 33 Berdasarkan tabel 2 bahwa hanya 10 orang tuntas dari KKM, sehingga siklus I belum berhasil memberikan ketuntasan hasil belajar kognitif siswa. Pada setiap pembelajaran pertemuan 1 dan pertemuan 2 pada silus I, ketika peneliti melakukan proses pembelajaran peneliti berkolaborasi dengan satu orang pengamat (observer) untuk mengamati bagaimana afektif dan psikomotorik siswa. Pengamat mengamati afektif dan psikomotorik siswa sesuai dengan lembar pengamatan yang sebelumnya telah disiapkan oleh peneliti. Persentase pengamatan hasil belajar psikomotorik siswa pada pertemuan 1 dan pertemuan 2 ini adalah seperti pada tabel 3 berikut : Tabel 3. Hasil belajar psikomotorik siswa siklus I No Psikomotorik Skor Proporsi 1 Menggunakan alat 31 34% 2 Mendesain rangkaian 35 38% 3 Membaca hasil pengukuran 32 35% 4 Menjelaskan konsep 34 37% Sedangkan persentase hasil belajar afektif siswa menurut pengamat pada siklus I ini adalah seperti pada tabel 4 berikut. Tabel 4. Hasil belajar afektif siswa siklus I No Afektif Skor Proporsi 1 Kejujuran 29 32% 2 Disiplin 25 27% 3 Tanggung 33 36% 126
7 jawab 4 Ketelitian 28 30% 5 Kerjasama 32 35% Berdasarakan tabel 3 dan 4, hasil belajar psikomotorik dan afektif siswa terlihat masih sangat rendah dan perlu adanya perbaikan. Tahap Refleksi I Penerapan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) pada mata pelajaran fisika siklus I belum sepenuhnya dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hasil belajar pada siklus I rata-rata 63 nilai terendah 40 dan nilai tertinggi 100. Siswa yang tuntas belajar menurut batas KKM 10 orang sedangkan 23 orang lainnya masih belum tuntas. Hal ini terjadi disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya : a. Model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) yang diterapkan guru, merupakan bentuk belajar yang baru bagi siswa b. Dalam pelaksanaan proses pembelajaran masih ada siswa yang bermain-main dan bercerita dengan teman, masih sedikit siswa yang nampak aktif. c. Siswa belum terbiasa belajar dalam kelompok d. Siswa malu-malu bertanya Berdasarkan refleksi pada pembelajaran pertemuan 1 dan pertemuan 2, dan analisis hasil belajar siklus I maka perlu ada perbaikan pembelajaran berikutnya pada siklus II. Siklus II Tahap Observasi Setelah melakukan beberapa tindakan perbaikan pembelajaran pada Siklus II maka dilakukan tes pada Siklus II sebagai Postes II. Data Postes II disajikan dalam Tabel 5. Tabel 5 Distribusi Data Postes II Ratarata Nilai Frekuensi S.D Jumlah ,2 Merujuk pada Tabel 5, nilai terendah untuk Postes II adalah 40 dan tertinggi adalah 100 dan 4 orang nilai dibawah kriteria ketuntasan. Nilai ini berada di atas kriteria keberhasilan sehingga dapat dikatakan KBM Siklus II telah berhasil memberi ketuntasan belajar pada siswa dalam kelas. Nilai ratarata kelas adalah 85,0 dengan standar deviasi 15,2 dengan ketuntasan belajar siswa 87,8%, karena ketuntasan belajar siswa 87,8 (>85%) maka penelitian ini dikatakan berhasil. Pada setiap pembelajaran pertemuan 3 dan pertemuan 4 pada siklus II, ketika peneliti melakukan proses pembelajaran peneliti berkolaborasi dengan satu orang pengamat (observer) untuk mengamati afektif dan psikomotorik siswa. Pengamat mengamati afektif dan psikomotorik siswa sesuai 127
8 dengan lembar pengamatan yang sebelumnya telah disiapkan oleh peneliti. Pengamatan hasil belajar psikomotorik menurut observer pada pertemuan 3 pertemuan 4 ini adalah seperti pada tabel 6. Tabel 6. Hasil belajar psikomotorik siswa pada siklus II No Psikomotorik Skor Proporsi 1 Menggunakan alat 61 76% 2 Mendesain rangkaian 60 75% 3 Membaca hasil pengukuran 65 81% 4 Menjelaskan konsep 65 81% Sedangkan pengamatan hasil belajar afektif menurut observer pada pertemuan 3 pertemuan 4 ini adalah seperti pada tabel 7. Tabel 7. Hasil belajar afektif siswa pada siklus II No Afektif Skor Proporsi 1 Kejujuran 56 70% 2 Disiplin 56 70% 3 Tanggung jawab 59 74% 4 Ketelitian 60 75% 5 Kerjasama 58 73% Berdasarakan tabel 6 dan 7, hasil belajar psikomotorik dan afektif siswa sudah meningkat dan tergolong baik. Tahap Refleksi II Penerapan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) pada mata pelajaran fisika di siklus II telah dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hasil belajar pada siklus II rata-rata 85 nilai terendah 40 dan nilai tertinggi 100. Siswa yang tuntas belajar menurut batas KKM 29 orang, hanya 4 orang siswa yang masih belum tuntas. Namun ketuntasan kelas telah melampaui batas minimal 85% yaitu sebesar 87,8%. Dengan demikian hasil ini dapat dianggap bahwa pembelajaran dengan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) telah dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan tidak perlu lagi dilanjutkan pada siklus berikutnya. Keberhasilan pembelajaran pada siklus ini sesuai dengan perbaikan : a. Siswa mulai terbiasa dengan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) yang diterapkan guru. b. Dalam pelaksanaan proses pembelajaran siswa sudah mulai aktif. c. Siswa mulai terbiasa belajar dalam kelompok. d. Siswa mulai terbiasa bertanya baik pada teman ataupun pada guru. Pembahasan Setelah dilakukan pembelajaran yang berimplementasi kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dengan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning, diperoleh perubahan baik suasana kelas maupun kemampuan siswa dalam menyelesaikan LKS dan tes hasil belajar, hal ini dikarenakan dalam setiap proses pembelajaran yang dilakukan dalam penelitian ini 128
9 mencakup komponen-komponen yang terdapat dalam CTL, yaitu konstruktivisme, inquiry, questioning, learning comunity, modelling, reflection, dan authentic assessment. Pada pertemuan pertama antusiasme siswa mengikuti proses pembelajaran di awal belum begitu baik, karena siswa merasa CTL merupakan sesuatu yang baru bagi mereka, terutama pada bagian modelling serta konstruktivisme dan inquiry yang diwujudkan dalam LKS. Antusiasme siswa diketahui pula melalui hasil pengamatan pada saat siswa melakukan reflection di akhir pembelajaran. Melalui learning comunity siswa menjadi lebih bersemangat dalam mengikuti proses belajar. Pada Siklus I siswa tampak masih canggung dan bingung mengikuti alur pembelajaran. Untuk mengatasi kebingungan siswa dan memicu partisipasi seluruh siswa serta agar siswa tidak jenuh sekaligus untuk melihat kemajuan kemampuan siswa melengkapi LKS maka komunitas belajar pada Siklus II perlu dipersempit lagi. Merujuk pada Tabel 2 setelah menganalisis hasil belajar siswa pada mata pelajaran fisika dalam menyelesaikan tes akhir Siklus, diperoleh rata-rata nilai siswa pada Siklus I adalah 63 dengan jumlah siswa yang tuntas atau mencapai nilai 75 adalah 10 siswa atau 30 % dari 33 siswa. Berdasarkan pekerjaan siswa pada Siklus I masih ditemukan beberapa penyelesaian yang kurang teliti. Menanggapi hal ini maka guru mengungkapkan kembali kesalahan pengerjaan tersebut pada saat melakukan apersepsi di Siklus II. Pada Siklus II rata-rata nilai tes yang diperoleh siswa jauh lebih baik dari pada Siklus I, yaitu 85 dan persentase ketuntasan kelas mencapai 87,8%, yaitu 29 siswa mendapatkan nilai 75. Melihat perkembangan dari pretes, akhir Siklus I sampai II pada mata pelajaran fisika terlihat adanya peningkatan rata-rata nilai tes hasil belajar. Walaupun ketuntasan kelas pada Siklus I belum tercapai, namun pada Siklus II menunjukkan hasil yang diharapkan, rata-rata nilai siswa melampaui skor minimal ketuntasan belajar 75dan ketuntasan kelas mencapai 87,8%. Pada hasil belajar psikomotorik mengamalami peningkatan dari siklus I ke siklus II setelah menerapkan pendekatan CTL ini. Adapun peningkatannya dari siklus I ke II yaitu psikomotorik menggunakan alat meningkat dari 34% menjadi 76%, mendesain rangkaian meningkat dari 38% menjadi 75%, membaca hasil pengukuran meningkat dari 35% menjadi 81% dan menjelaskan konsep meningkat dari 37% menjadi 81%. Berdasarkan data diatas dapat dilihat bahwa pada siklus I semua kategori psikomotorik siswa rata-rata 30% atau dikatakan sangat buruk. Hal ini disebabkan siswa belum pernah mendapatkan pendekatan CTL ini sebelumnya sehingga masih kebanyakan bingung bagaimana 129
10 proses belajarnya. Setelah direfleksi kelemahannya maka pada siklus II, semua kategori psikomotorik meningkat sekitar 80% -an atau dikatakan kategori baik. Begitu pula dengan hasil belajar afektif siswa yang menunjukkan hasil belajar yang meningkat dari siklus I ke siklus II setelah penerapan pendekatan CTL, adapaun peningkatannya adalah kejujuran meningkat 32% menjadi 70%, disiplin menigkat dari 27% menjadi 70%, tanggung jawab meningkat dari 36% menjadi 74%, ketelitian dari 30% menjadi 75% dan kerjasama meningkat dari 35% menjadi 73%. Demikian pula dengan hasil belajar sudah mengalami peningkatan serta sudah mencapai indikator secara keseluruhan dari hasil pembahasan di atas dapat diketahui hal-hal sebagai berikut. a. Hasil penilaian terhadap LKS dari setiap Siklus menunjukkan meningkatnya kemampuan siswa dalam melengkapi LKS. b. Dari Siklus I sampai Siklus II tampak bahwa rata-rata nilai tes siswa semakin menunjukkan hasil yang lebih baik, dan indikator keberhasilan terlampaui pada Siklus II dalam waktu sesuai rancangan penelitian. c. Model pembelajaran memberikan dampak positif terhadap tumbuhnya sikap konstruktif siswa, dimana sikap menyukai, keingintahuan dan saling membantu dalam belajar pada pelajaran fisika semuanya dalam kategori sangat tinggi. Sebagaimana diuraikan di atas dapat disimpulkan melalui dua Siklus yang dilakukan, penelitian ini mampu memberikan pencapaian kompetensi dasar yang meliputi kemampuan siswa melengkapi LKS, hasil belajar dalam pembelajaran fisika meningkat. SIMPULAN Dari hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan selama dua siklus, dan berdasarkan seluruh pembahasan serta analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan hasil penelitian dengan menerapkan pendekatan CTL dalam pembelajaran fisika di kelas XI MIA- 1 SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan Tahun Pelajaran 2014/2015sebagai berikut: a. Hasil belajar siswa dengan menerapkan Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning pada mata pelajaran fisika di kelas XI MIA-1 SMA Negeri Percut Sei Tuan tahun pembelajaran 2014/2015, diketahui sebelum pembelajaran rata-rata 29 dengan ketuntasan klasikal 0%, pada Postes I diketahui rata-rata 63dengan ketuntasan klasikal 30%, dan Postes II hasil meningkat dengan nilai rata-rata 85 dengan ketuntasan klasikal 87,8%. b. Adapun peningkatannya dari siklus I ke II setelah menerapkan pendektan CTL yaitu psikomotorik menggunakan alat meningkat dari 34% menjadi 130
11 76%, mendesain rangkaian meningkat dari 38% menjadi 75%, membaca hasil pengukuran meningkat dari 35% menjadi 81% dan menjelaskan konsep meningkat dari 37% menjadi 81%. c. Peningkatannya dari siklus I ke II setelah menerapkan pendektan CTL yaitu adalah kejujuran meningkat 32% menjadi 70%, disiplin menigkat dari 27% menjadi 70%, tanggung jawab meningkat dari 36% menjadi 74%, ketelitian dari 30% menjadi 75% dan kerjasama meningkat dari 35% menjadi 73%. Nasution Didaktik Asas-asas Mengajar. Jakarta: Bumi Akasara. Sugandi, Achmad & Haryanto Teori Pembelajaran. Semarang: UPT MKK UNNES. Syah, Muhibbin Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya. Daftar RUJUKAN Aqib, Zainal. (2006). Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Yrama Widya. Arikunto,S. (1992). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Haloho, Rosita C. (2014). Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Pendekatan Contextual Teaching Learning (CTL) Pada Mata Pelajaran Fisika Di Kelas XI MIA-1 Semester I SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan T.A.2014/2015. Medan : UD.Toma. Hamalik, Oemar Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. 131
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA PELAJARAN PKN DI KELAS V SDN No.
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA PELAJARAN PKN DI KELAS V SDN No.005 SIBARUANG Anten Situmorang Guru PKN di SD Negeri No. 005 Sibaruang
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MEMPERBAIKI PEMAHAMAN KONSEP FISIKA SISWA DI KELAS XI MIA-5 SMA NEGERI 1 PERCUT SEI TUAN T.A.
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MEMPERBAIKI PEMAHAMAN KONSEP FISIKA SISWA DI KELAS XI MIA-5 SMA NEGERI 1 PERCUT SEI TUAN T.A.2014/2015 Martogi Bangun Sianturi Guru Mata Pelajaran Fisika SMA
Lebih terperinciAsniar Elfrida Tambun Guru Biologi SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan Surel:
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA PADA BIDANG STUDI BIOLOGI MELALUI PENERAPAN METODE DISKUSI BERBANTUAN LKS DI KELAS XI MIA-2 SMA NEGERI 1 PERCUT SEI TUAN Asniar Elfrida Tambun Guru Biologi
Lebih terperinciPENERAPAN PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL)
PENERAPAN PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DALAM MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA MATERI POKOK KESEIMBANGAN EKOSISTEM DI KELAS VI SD NEGERI 041 TANJUNG SIALANG Khairul Anwar Guru
Lebih terperinciBAB I PEDAHULUAN. kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bertanah air. Selain itu, pendidikan
BAB I PEDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang harus dipenuhi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bertanah air. Selain itu, pendidikan merupakan wadah kegiatan
Lebih terperinciTiamsa Napitupulu Guru Mata Pelajaran Ekonomi SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI EKONOMI SMA NEGERI 1 PERCUT SEI TUAN Tiamsa Napitupulu Guru Mata
Lebih terperinciMENINGKATKAN MINAT BELAJAR SAINS (IPA) DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING)
MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SAINS (IPA) DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) Diah Nugraheni Fakultas Ilmu Pendidikan, IKIP Veteran Semarang email: diah_fisika@yahoo.co.id
Lebih terperinciPENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPS MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW PADA SISWA KELAS VII-A SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM
PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPS MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW PADA SISWA KELAS VII-A SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM Rumiati Purba Guru Mata Pelajaran IPS SMP Negeri 1 Lubuk Pakam Surel : purbarumiati@yahoo.co.id
Lebih terperinciPENERAPAN METODE DISKUSI BERBANTUAN LKS UNTUK MEMPERBAIKI KEMAMPAUN PSIKOMOTORIK SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS VIII-2 SMP NEGERI 4 MEDAN
PENERAPAN METODE DISKUSI BERBANTUAN LKS UNTUK MEMPERBAIKI KEMAMPAUN PSIKOMOTORIK SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS VIII-2 SMP NEGERI 4 MEDAN Elza Yeni Guru Matematika Kelas VIII-2 SMP Negeri 4
Lebih terperinciSinar Sion Guru Pendidikan Jasmani SD Negeri Suka Makmur ABSTRAK
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM GAME TOURNAMENT PADA MATERI POKOK GERAK BEBAS BERIRAMA DENGAN ARAH BIDANG STUDI PENDIDIKAN JASMANI KELAS 1 SD NEGERI 105300 SUKA MAKMUR Sinar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dan tidak dapat
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan seseorang, baik dalam keluarga, masyarakat, dan bangsa. Kemajuan
Lebih terperinciMENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE PADA SISWA KELAS VIII-U SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM
MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE PADA SISWA KELAS VIII-U SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM Zuraidah Guru IPS SMP Negeri 1 Lubuk Pakam Surel : zuraidahida867@yahoo.co.id
Lebih terperinciMENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PKn MELALUI MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DI KELAS V SD NEGERI NO
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PKn MELALUI MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DI KELAS V SD NEGERI NO. 057752 Eridawati Guru Di SD Negeri No. 057752 Kampung Bali Surel : erida_wati@yahoo.com
Lebih terperinciYANIK SULISTYANI SDN Ngletih Kec.Kandat Kab.Kediri
PENINGKATAN EFEKTIFITAS DAN PRESTASI BELAJAR IPA INDIKATOR KEBUTUHAN MAKHLUK HIDUP DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS III SDN NGLETIH KABUPATEN KEDIRI YANIK SULISTYANI SDN Ngletih Kec.Kandat
Lebih terperinciAnnan Ginting Guru Pendidikan Agama Kristen SMP Negeri 1 Payung Surel :
Jurnal Handayani Vol. 5 (2) Juni 2016 MENINGKATKAN SIKAP BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE (TTW) PADA SISWA KELAS VIII-2 MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN SMP NEGERI
Lebih terperinciPENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE INKUIRI MATA PELAJARAN PKn KELAS IV SD NEGERI KOTA TEBING TINGGI
PENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE INKUIRI MATA PELAJARAN PKn KELAS IV SD NEGERI 164519 KOTA TEBING TINGGI Syarigfah Guru SD Negeri 164519 Kota Tebing Tinggi Surel : syarigfah16@gmail.com
Lebih terperinciPENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN PENGGUNAAN KOSAKATA BAHASA INGGRIS Fitri Fajar SMA Negeri 1 Makassar
PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN PENGGUNAAN KOSAKATA BAHASA INGGRIS Fitri Fajar SMA Negeri 1 Makassar Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan penguasaan penggunaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sistem Pendidikan Nasional (BNSP, 2006) menyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat
Lebih terperinciRasiman 1, Wahyu Widayanto 2. Abstrak
PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA PADA MATERI LINGKARAN BAGI SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 1 KARANGAWEN DEMAK TAHUN PELAJARAN 2008/2009 Rasiman 1, Wahyu Widayanto
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dirasakan oleh siswa kelas VII SMPN 1 Bandar Lampung. Berdasarkan hasil
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mata pelajaran biologi merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan alam yang mempelajari tentang makhluk hidup, mulai dari makhluk hidup tingkat rendah hingga makhluk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan ilmu atau pengetahuan. Tujuan pembelajaran matematika adalah terbentuknya
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fungsi matematika adalah sebagai media atau sarana siswa dalam mencapai kompetensi. Dengan mempelajarai matematika diharapkan siswa dapat menguasai seperangkat
Lebih terperinciUPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN BIOLOGI DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STIK di KELAS XI IPA 4 SMA NEGERI 7 MATARAM
UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN BIOLOGI DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STIK di KELAS XI IPA 4 SMA NEGERI 7 MATARAM Tri Sari Wijayanti Guru IPA SMAN 7 Mataram E-mail:- ABSTRAK:
Lebih terperinciWAHANA INOVASI VOLUME 4 No.2 JULI-DES 2015 ISSN :
WAHANA INOVASI VOLUME 4 No.2 JULI-DES 2015 ISSN : 2089-8592 PENEREPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI SOSIAL UNTUK MENINGKATKAN KETUNTASAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VII-4 SMP NEGERI 1 PANGKATAN
Lebih terperinciWAHANA INOVASI VOLUME 4 No.2 JULI-DES 2015 ISSN :
WAHANA INOVASI VOLUME 4 No.2 JULI-DES 2015 ISSN : 2089-8592 PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR PKn SISWA PADA MATERI POKOK HAM MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION DI
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL)
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR MATA PELAJARAN IPS SISWA KELAS VII-H SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM Masdeliana Harahap Guru IPS SMP Negeri
Lebih terperinciPEMAHAMAN SISTEM PEMERINTAHAN PUSAT MELALUI METODE DISKUSI DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL. Sumarni
Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah Vol. 6, No. 2, April 2016 ISSN 0854-2172 PEMAHAMAN SISTEM PEMERINTAHAN PUSAT MELALUI METODE DISKUSI DENGAN SD Negeri 02 Wuluh
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOLABORATIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SENI MUSIK SISWA DI KELAS XII IPA-3 SEMESTER II SMAN 1 PERCUT SEI TUAN
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOLABORATIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SENI MUSIK SISWA DI KELAS XII IPA-3 SEMESTER II SMAN 1 PERCUT SEI TUAN Janurita Tampubolon Guru Seni Musik SMA Negeri 1 Percut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nur Inayah, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Standar Nasional pendidikan bertujuan menjamin mutu pendidikan nasional dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk watak serta peradaban bangsa
Lebih terperinciNurmi Butar-Butar Guru SMP Negeri 19 Medan Surel :
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA MELALUI UPAYA PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING DI KELAS VIII-7 SMP NEGERI 19 MEDAN Nurmi Butar-Butar Guru SMP Negeri 19 Medan Surel : Pasaribu6@yahoo.co.id
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ketika kita berbicara tentang pendidikan, kita merasa bahwa kita sedang membicarakan permasalahan yang kompleks dan sangat luas. Mulai dari masalah peserta didik,
Lebih terperinciDeliwani Br Purba Guru SMP Negeri 1 Bangun Purba Surel :
PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGASI (GI) PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS IX-1 SMP NEGERI 1 BANGUN PURBA Deliwani Br Purba Guru SMP Negeri 1 Bangun
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada tanggal 06 November sampai 28 November 2009. Penentuan waktu penelitian mengacu pada kalender akademik
Lebih terperinciAlamson Silalahi Guru SMP Negeri 4 Medan Surel :
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA DENGAN MENERAPKAN METODE DEMONSTRASI IRAMA PADA BIDANG STUDI SENI MUSIK DI KELAS VIII-2 SMP NEGERI 4 MEDAN Alamson Silalahi Guru SMP Negeri 4 Medan Surel
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia. Kualitas sumber daya manusia
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia. Kualitas sumber daya manusia bergantung pada kualitas pendidikan. Peran pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dikatakan berjalan baik apabila mampu berperan secara proporsif,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan dikatakan berjalan baik apabila mampu berperan secara proporsif, konteksual dan komprehensif dalam menjawab sekaligus memenuhi kebutuhan masyarakat serta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. emosional, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta. keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik secara aktif dapat mengembangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan di sekolah memegang peranan penting dalam pembangunan bangsa. Oleh karena itu, masalah pendidikan selalu mendapat perhatian dari berbagai pihak. Pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dari waktu ke waktu semakin pesat. Perkembangan ini tidak terlepas dari peranan dunia pendidikan, karena melalui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lebih besar, karena kedudukannya sebagai orang yang lebih dewasa, lebih
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya merupakan interaksi antara pendidik dengan peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan, yang berlangsung dalam lingkungan tertentu.
Lebih terperinciMuhamad Mahmud Surel : Guru Mata Pelajaran IPA SMP Negeri 1 Lubuk Pakam
MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA SISWA KELAS IX-A DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING BERBANTUKAN MEDIA REALIA SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM Muhamad Mahmud Surel : muhamadmahmud28@yahoo.co.id
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kedudukan guru mempunyai arti penting dalam pendidikan. Arti penting itu bertolak
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kedudukan guru mempunyai arti penting dalam pendidikan. Arti penting itu bertolak dari tugas dan tanggung jawab guru yang cukup berat untuk mencerdaskan anak
Lebih terperinciMENINGKATKAN KREATIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR MELALUI METODE KONTEKSTUAL
MENINGKATKAN KREATIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR MELALUI METODE KONTEKSTUAL Suci Nurwati Program Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Purworejo
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Hasil Penelitian 1. Kondisi Sebelum Penelitian SMA NU 01 Hasyim Asy ari Tarub merupakan salah satu sekolah menengah atas yang berada di kecamatan
Lebih terperinciPENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS VI SDN 2 KALIREJO KECAMATAN KARANGGAYAM TAHUN AJARAN 2014/2015
PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS VI SDN 2 KALIREJO KECAMATAN KARANGGAYAM TAHUN AJARAN 2014/2015 Ida Rosita¹, Suripto², Ngatman³ 1 Mahasiswa PGSD FKIP
Lebih terperinciBAB I PENDAHULAAN. Dewasa ini kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi telah mengalami perkembangan
BAB I PENDAHULAAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi telah mengalami perkembangan yang begitu pesat. Setiap negara berusaha mempersiapkan diri untuk dapat bersaing
Lebih terperinciPENINGKATAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK-TALK-WRITE DI SMP NEGERI 7 MEDAN
PENINGKATAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK-TALK-WRITE DI SMP NEGERI 7 MEDAN Titisilaniasti Pasaribu Guru SMP Negeri 7 Medan Surel : titisilaniasti1000@gmail.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kualitas pembelajaran merupakan salah satu pilar upaya
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peningkatan kualitas pembelajaran merupakan salah satu pilar upaya peningkatan mutu pendidikan secara keseluruhan. Upaya peningkatan mutu pendidikan adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan IPA diharapkan menjadi wahana bagi peserta didik untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan IPA diharapkan menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. berpengaruh dalam kemajuan suatu bangsa. Pendidikan juga awal dari. terbentuknya karakter bangsa. Salah satu karakteristik bangsa yang
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu tolak ukur terpenting dan berpengaruh dalam kemajuan suatu bangsa. Pendidikan juga awal dari terbentuknya karakter bangsa. Salah
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MEMASANG INSTALASI TENAGA LISTRIK BANGUNAN SEDERHANA SISWA KELAS XI TEKNIK INSTALASI TENAGA LISTRIK SMK NEGERI 2 TEBING TINGGI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. muncul karena ia membutuhkan sesuatu dari apa yang dipelajarinya. Motivasi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam suatu kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan, menjamin kelangsungan dan memeberikan
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT BERBANTUAN VCD DALAM MEMPERBAIKI AKTIVITAS BELAJAR IPA TERPADU SISWA KELAS IX-1 SMPN 1 PATUMBAK
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT BERBANTUAN VCD DALAM MEMPERBAIKI AKTIVITAS BELAJAR IPA TERPADU SISWA KELAS IX-1 SMPN 1 PATUMBAK DIANA MANURUNG Guru SMPN 1 Patumbak Email : chairini.nurdin@gmail.com
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI TRAINING
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI TRAINING PADA MATA PELAJARAN PENJASKES DALAM UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA IV SD NEGERI 101804 GEDUNG JOHOR Saptariani Br. Purba Surel : fauryhidayati@gmail.com
Lebih terperincikata kunci: bimbingan teknis, pendekatan kontekstual, dan mutu guru.
UPAYA PENINGKATAN MUTU GURU MATA PELAJARAN IPS TERPADU DALAM MENERAPKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL MELALUI BIMBINGAN TEKNIS DI SEKOLAH SMP NEGERI 2 KOTA BIMA Sri Aswati dan Ihyaudin Dinas Dikpora Kota Bima
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan
Lebih terperinciMENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PADA MATERI IPA DI KELAS VI SD BK TANAPOBUNTI.
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PADA MATERI IPA DI KELAS VI SD BK TANAPOBUNTI Oskar Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. ini adalah dengan menetapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu usaha pemerintah dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan saat ini adalah dengan menetapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Kurikulum yang telah
Lebih terperinciMondang Syahniaty Elfrida Sinaga Guru Mata Pelajaran IPA SMP Negeri 1 Lubuk Pakam Surel :
PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE TIPE THINK PAIR SHARE PADA MATA PELAJARAN IPA SISWA KELAS VIII F SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM Mondang Syahniaty Elfrida Sinaga
Lebih terperinciOleh: Sulistyowati SD Negeri 02 Karangrejo Tulungagung
22 Sulistyowati, Peningkatan Prestasi Belajar Matematika... PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPS MATERI PERSIAPAN KEMERDEKAAN MELALUI PENDEKATAN CTL PADA SISWA KELAS V SDN 02 KARANGREJO TULUNGAGUNG SEMESTER
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan Pendidikan Nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat (PP No.19 tahun 2005). Salah satu
Lebih terperinciMeningkatkan Hasil Belajar IPA Konsep Cahaya Melalui Pembelajaran Science-Edutainment Berbantuan Media Animasi
Meningkatkan Hasil Belajar IPA Konsep Cahaya Melalui Pembelajaran Science-Edutainment Berbantuan Media Animasi Abdan SMP Negeri 2 Poso Pesisir, Kab. Poso ABSTRAK Penelitian tindakan kelas ini bertujuan
Lebih terperincipengetahuan dan teknologi perlu adanya pembaharuan dalam sistem pendidikan secara terarah dan terencana maka Undang-Undang Republik Indonesia No 20
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Dalam upaya meningkatkan mutu sumber daya manusia ketertinggalan dari segala aspek kehidupan dan menyelesaikan perubahan global serta perkembangan ilmu pengetahuan
Lebih terperinciUPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn MELALUI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn MELALUI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE Kamaliah SD Negeri 056614 Sidorejo, kab. Langkat Abstract: This study aims to improve learning outcomes Civics Elementary
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Era globalisasi ini, kemajuan dari suatu negara ditentukan dari tingginya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi ini, kemajuan dari suatu negara ditentukan dari tingginya kualitas sumber daya manusia yang dimiliki.sumber daya manusia yang tinggi diperlukan
Lebih terperinciPenerapan Model Pembelajaran Kooperatif Make A Match 1
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Make A Match 1 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS POKOK BAHASAN USAHA
Lebih terperinciPENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM MEMAHAMI SIFAT-SIFAT BANGUN MATA PELAJARAN MATEMATIKA
PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM MEMAHAMI SIFAT-SIFAT BANGUN MATA PELAJARAN MATEMATIKA Intan Pertama Sari 1), Usada 2), A. Dakir 3) PGSD FKIP Universitas Sebelas
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA DI KELAS V SD NEGERI 032 SINONOAN
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA DI KELAS V SD NEGERI 032 SINONOAN AMAN EFENDI Guru SD Negeri 032 Sinonoan Kabupaten Mandailing
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. baik agar dapat menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mendorong setiap individu mengalami peristiwa belajar di dalam kehidupan. Pendidikan memegang peranan yang
Lebih terperinciPendekatan Kontekstual (CTL) dalam KTSP pada Pembelajaran di SD
Pendekatan Kontekstual (CTL) dalam KTSP pada Pembelajaran di SD Oleh Nana Supriatna Universitas Pendidikan Indonesia Makalah Semiloka di Musibanyuasin, Sumsel 7 September 2007 Pengertian Pendekatan Contextual
Lebih terperinciPENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA TERPADU MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL Fahmiati SMP Negeri 33 Makassar Abstrak
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA TERPADU MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL Fahmiati SMP Negeri 33 Makassar Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peningkatan hasil belajar IPA Terpadu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa secara utuh. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1) yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan. Pendidikan pada dasarnya merupakan interaksi antara guru dengan siswa untuk mencapai tujuan pendidikan
Lebih terperinciPENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPAMELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF NUMBERED HEADS TOGETHER SMP NEGERI 7 MEDAN
PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPAMELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF NUMBERED HEADS TOGETHER SMP NEGERI 7 MEDAN Heppy Juriver Siregar Guru SMP Negeri 7 Medan Surel : heppyjuriver2000@gmail.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan wadah mencerdaskan kehidupan bangsa sebab
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan wadah mencerdaskan kehidupan bangsa sebab melalui pendidikan tercipta sumber daya manusia yang terdidik dan mampu menghadapi perkembangan zaman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di zaman globalisasi saat ini pengetahuan dan teknologi mengalami
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di zaman globalisasi saat ini pengetahuan dan teknologi mengalami perkembangan yang sangat pesat. Manusia dengan segala persoalan dan kegiatannya secara dinamis dituntut
Lebih terperinciLinda Seri Murni Sitohang Guru Biologi SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan Surel :
UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA MELALUI MODELPEMBELAJARAN BRAINSTROMING PADA BIDANG STUDI BIOLOGI DI KELAS XI MIA-5 SEMESTER II SMAN 1 PERCUT SEI TUAN Linda Seri Murni Sitohang Guru Biologi
Lebih terperinciMINDAMORA SITUMORANG Guru SD Negeri Muliorejo
UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT DI KELAS V SD NEGERI 106146 MULIOREJO MINDAMORA SITUMORANG Guru SD Negeri 106146 Muliorejo
Lebih terperinciUPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN ALAT PERAGA BATANG NAPIER. Nur Waqi ah
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN ALAT PERAGA BATANG NAPIER Nur Waqi ah Guru SDN Tampungrejo Kec. Puri Kab. Mojokerto Email: nurwaqiah1961@gmail.com Abstrak : Penelitian ini bertujuan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. yang baik (Hamalik, 2009, h. 60). Dalam UU No. 20 Tahun 2003 pendidikan
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses sosial yang bertujuan membentuk manusia yang baik (Hamalik, 2009, h. 60). Dalam UU No. 20 Tahun 2003 pendidikan adalah usaha sadar
Lebih terperinciIMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati
Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah Vol. 7, No. 2, April 2017 ISSN 0854-2172 IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR SD Negeri Purbasana
Lebih terperinciIMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN DIRECT INSTRUCTION DALAM PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPA SMP NEGERI 7 MEDAN
IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN DIRECT INSTRUCTION DALAM PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPA SMP NEGERI 7 MEDAN Ukurta Br Sinuraya Guru SMP Negeri 7 Medan Surel : ukurtasinuraya1990@gmail.com ABSTRAK Penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peranan pendidikan dalam kehidupan manusia sangatlah penting. Dengan pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan hidup. Dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki fungsi yang sangat penting dalam pengembangan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki fungsi yang sangat penting dalam pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM). Sumber Daya Manusia yang memiliki standar mutu profesional tertentu
Lebih terperinciMeningkatkan Pemahaman Konsep Perubahan Wujud Benda Pada Siswa Kelas IV SDN 3 Siwalempu Melalui Pendekatan
Meningkatkan Pemahaman Konsep Perubahan Wujud Benda Pada Siswa Kelas IV SDN 3 Siwalempu Melalui Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) Arif Abdul Karim Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pendidikan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat mendasar bagi pembangunan bangsa suatu negara. Pentingnya pendidikan, baik bersifat formal maupun non
Lebih terperinciPENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPA TERPADU SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TUTOR SEBAYA DI KELAS VII SMP NEGERI 1 PATUMBAK
PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPA TERPADU SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TUTOR SEBAYA DI KELAS VII SMP NEGERI 1 PATUMBAK ERIKA NADAPDAP Guru SMP Negeri 1 Patumbak Email : seriussembiring@gmail.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
Lebih terperinciOleh: Purningsih, S.Pd. SMK YPT Purworejo Abstrak
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM QUIZ UNTUK MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SISWA KELAS XII TKR A SMK YPT PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Oleh: Purningsih, S.Pd. SMK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan merupakan satu-satunya cara agar manusia dapat menjadi lebih baik dalam meningkatkan sumber daya manusia, sehingga dapat mengimbangi setiap perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. manusia, baik aspek kemampuan, kepribadian, maupun tanggung jawab.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Proses kegiatan belajar mengajar (KBM) di sekolah menjadi salah satu sorotan utama dalam peningkatan mutu pendidikan. Upaya peningkatan mutu pendidikan tersebut
Lebih terperinciAprillia Fitriana 1, Dwi Haryoto 2, Sumarjono 3 Jurusan Fisika FMIPA, Universitas Negeri Malang.
1 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII-A MTs MIFTAHUL ULUM BATOK, MADIUN Aprillia Fitriana 1, Dwi Haryoto 2, Sumarjono
Lebih terperinciSarinawati Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di SMP Negeri 3 Bahorok Surel :
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERMAIN PERAN UNTUK MELIHAT AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS VIII.A SMP NEGERI 3 BAHOROK Sarinawati Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi setiap saat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi setiap saat mengalami kemajuan. Hal ini harus diikuti dengan perkembangan kualitas sumber daya manusia
Lebih terperinciWAHANA INOVASI VOLUME 4 No.2 JULI-DES 2015 ISSN :
WAHANA INOVASI VOLUME 4 No.2 JULI-DES 2015 ISSN : 2089-8592 MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA PADA MATERI POKOK NORMA DALAM PEMBELAJARAN PKn MELALUI MODEL PEMBELAJARAN DEBAT DI KELAS VII-B SMP NEGERI 3 SATU
Lebih terperinciMenyiapkan Pendidik Yang Melek Hukum Terhadap Perlindungan Anak
Menciptakan Lingkungan Pembelajaran Kondusif yang Dapat Meningkatkan Hasil Pembelajaran IPS Melalui Model Contextual Teaching and Learning (CTL) Mirnawati Mirnadciezt@yahoo.co.id Guru SD 2 Bacin Kudus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan peningkatan kualitas pendidikan. Pemerintah pun berperan aktif
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini banyak terobosan baru dalam dunia pendidikan yang berkaitan dengan peningkatan kualitas pendidikan. Pemerintah pun berperan aktif dalam meningkatan
Lebih terperinciISMAIL Guru SMAN 3 Luwuk
1 Penerapan Pendekatan SETS Melalui Problem Based Instruction (PBI) dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Konsep Bioteknologi di Kelas XII IPA-1 SMA Negeri 3 Luwuk ISMAIL Guru SMAN 3 Luwuk Abstrak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada hakikatnya merupakan suatu upaya untuk menyiapkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada hakikatnya merupakan suatu upaya untuk menyiapkan manusia agar mampu mandiri, menjadi anggota masyarakat yang berdaya guna untuk ikut serta
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan rekayasa mengendalikan belajar (learning) guna
1. PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Pendidikan merupakan rekayasa mengendalikan belajar (learning) guna mencapai tujuan. Dalam proses rekayasa ini, mengajar memegang peran penting, karena merupakan
Lebih terperinci