PROFESIONAL MENGAJAR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PROFESIONAL MENGAJAR"

Transkripsi

1 PROGRAM PROFESIONAL MENGAJAR Yayasan Tunas Bahagia membangun Bangsa dari Desa dengan membangkitkan cita-cita dan motivasi anak-anak Melalui CITA-CITA ANAK DESA 1

2 Pengantar Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan yang maha Esa, semoga kita senantiasa mendapat berkah dan bimbingan dalam menjalani kihidupan ini. Terimakasih atas kesediaannya meluangkan waktu menerima kami. membaca uraian program kami Profesional Mengajar. Semoga waktu yang diluangkan ini merupakan bagian dari amal baik kita kedepan. Kami yayasan tunas BAHAGIA (yatub) mempunyai visi Masyarakat desa Luwuk yang sejahtera dengan keunggulan sumberdaya manusianya dalam misi menyiapkan sumberdaya manusia yang unggul, pada saat ini ( )memiliki tiga program yaitu : 1. PROFESIONAL MENGAJAR. Sesuai tujuan yayasan, Program Profesional mengajar dilakukan di Sekolah Dasar Negeri desa LUWUK. Profesional mengajar tidak dimaksudkan mengajarkan pelajaran melainkan mengajarkan tentang berbagai profesi dan peranannya dalam kehidupan bermasyarakat (Pemerintah dan Swasta). Profesional mengajar juga menguraikan kisah sukses pengajar, jenjang pendidikan dan hal hal yang mendukung tercapainya kesuksesan dimaksud. Untuk memberikan kesan mendalam, menarik dan mampu menumbuhkan semangat, professional mengajar dilakukan dengan Presentasi yang menarik dan dilakukan langsung oleh professional lengkap dengan pakaian (seragam) dan atributnya. Dengan kegiatan ini diharapkan anak anak desa Luwuk mempunyai cita cita yang tertentu, terukur, dapat tercapai, nyata dan terencana. 2. ASRAMA ANAK DESA LUWUK. Yayasan tunas BAHAGIA mempunyai tujuan Masyarakat desa Luwuk yang sejahtera dengan keunggulan sumberdaya Manusianya. Desa Luwuk terletak di Kecamatan Gunungsari Kabupaten Serang, berjarak sekitar 19 Km dari Cilegon dan 26 Km dari Serang kearah selatan. Desa Luwuk berada diantara ibu kota kecamatan Mancak dan Kecamatan Gunungsari. Desa Luwuk hanya memiliki satu Sekolah, Sekolah Dasar Negeri. Sulit bagi masyarakat desa Luwuk untuk menyekolahkan anak anaknya lebih dari Sekolah Dasar oleh karena itu yayasan membantu masyarakat desa Luwuk dengan cara membuat Asrama Pelajar Desa Luwuk di Ibu kota kecamatan Gunungsari, berlokasi dekat/diantara SMPN 1 dan SMAN Gunungsari. 3. TEMPAT BERMAIN ANAK. Berbagai penelitian menunjukan bahwa keunggulan sumberdaya manusia diperoleh apabila anak mendapatkan pendidikan yang tepat pada saat usia keemasan yaitu dari mulai lahir sampai usia lima tahun (balita). Selain itu petumbuhan anak memerlukan 2

3 suasana gembira dan kegiatan yang menunjang semua aspek perkembangan kecerdasan. Untuk itu yayasan mendirikan tempat bermain anak di kampung Wates desa Luwuk Kecamatan Gunungsari dimana tempatnya telah ditentukan dan lahannya telah disediakan oleh pendiri yayasan. Selain untuk tempat bermain anak anak balita, tempat bermain ini juga menjadi tempat bermain anak anak usia sekolah dasar (SD). Tempat bermain usia SD difokuskan terhadap pembentukan karakter. Pembentukan karakter dikelola dengan kegiatan kepramukaan melalui gugus depan Pramuka tingkat Siaga. Dengan pengembangan anak balita yang fokusnya mengembangkan kecerdasan, dilanjutkan dengan pembentukan karakter pada usia sekolah dasar maka selesai pendidikan SD di desa Luwuk, anak anak desa Luwuk yang sudah bergabung dalam yayasan, diharapkan memiliki potensi yang memadai untuk melanjutkan pendidikan dimanapun. Kami sangat mengharapkan bantuan dari semua pihak yang mempunyai kelebihan waktu, tenaga dan pikiran yang dapat menjadi sumber daya kami dalam menjalankan misi Yayasan dan upaya mencapai tujuan Yayasan yaitu Desa Luwuk yang sejahtera dengan keunggulan Sumber Daya Manusianya. PENDAHULUAN. Banyak anak yang mempunyai profesi seperti orang tuanya. Seorang anak bercita cita kelak menjadi seperti orang tuanya. Demikian juga sebaliknya, Orang tua yang sukses sering mengharapkan anaknya berprofesi seperti dirinya. Atau dengan melihat orang sukses disekitar mereka, orang tua sering mengatakan kepada anaknya....jadilah kamu seperti sianu.sambil memperlihatkan fisik sianu. Seorang anak lebih mudah memahami contoh nyata yang sering dilihatnya dan mereka termotivasi untuk dapat meraihnya. Pendek kata, masukan dari orang tua dan dengan melihat dan berhubungan langsung dengan figure yang dimaksudkan sangat mempengaruhi/menentukan motivasi anak. Bagaimana dengan seorang anak desa yang dilahirkan dari keluarga miskin, dilingkungan petani miskin, bertetangga orang orang miskin, jauh dari lingkungan orang orang sukses yang dapat menginspirasi dirinya untuk mempunyai cita cita tinggi. Seorang anak desa tidak ada yang membangkitkan jiwanya untuk menjadi manusia yang unggul, menjadi seorang Profesional atau sumber daya manusia yang handal untuk meraih kehidupan yang lebih baik. Berangkat dari pengalaman pribadi dan informasi dari berbagai sumber, kami berkeyakinan bahwa kita dapat membantu memperbaiki kesejahteraan masyarakat desa dengan meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusianya (SDM). Peningkatan kualitas SDM perlu dilakukan sejak masa kanak kanak terutama pada usia dini atau sering kita sebut Balita (bawah lima tahun). Pada usia balita, pendidikan sangat effektif sehingga balita dianggap usia keemasan untuk membentuk SDM yang unggul. Kami membagi masa pendidikan anak anak di desa Luwuk dalam 2 periode sebagai berikut : 3

4 I. Periode pertama adalah periode Balita. Pada periode ini yatub akan memberikan perhatian kepada anak balita desa Luwuk (khususnya kampung Wates) dengan menyediakan tempat bermain, mainan untuk anak anak dan pengetahuan untuk orang tua agar dapat mendorong perkembangan kecerdasan anak. Dalam periode ini yatub ingin mengembangkan ; Kecerdasan Intelegensi, Kecerdasan Emosi, Kecerdasan Fisik dan Kecerdasan Emosi. Dengan berbagai kecerdasan yang tinggi itu (mumpuni) diharapkan mereka tidak mengalami kesulitan mengikuti pendidikan untuk meraih cita citanya. II. Periode kedua adalah periode sekolah dasar (7 sampai 12 tahun). Pada periode ini yatub akan memberikan perhatian terhadap pembentukan karakter dan motivasi. Pembentukan karakter akan dilakukan melalui kegiatan gerakan pramuka. Pembentukan motivasi akan kami lakukan dengan memberikan informasi, contoh dan menghadirkan orang orang sukses kehadapan anak Sekolah Dasar desa Luwuk. Dengan contoh dan kehadiran orang orang sukses, diharapkan mereka termotifasi untuk menyiapkan dirinya agar mampu meraih kesuksesan dimasa depan seperti orang orang sukses yang ada dihadapanya. Kami Yayasan tunas Bahagia baru mulai menyelenggarakan program peningkatan SDM. Menghadirkan orang orang sukses di SDN Luwuk merupakan program pertama yang kami laksanakan. Sebagai sesuatu yang baru tentu akan menghadapi kendala, kami menjalankan dengan keyakinan ada orang orang yang bersedia membantu kami melaksanakan niat baik ini. PROSES PANJANG KESUKSESAN. Dalam era yang modern ini, masyarakat diberi pilihan pilihan mudah dan instant. Banyak hal dapat diperoleh dengan mudah dan segera selama ada uang untuk membayar. Sepertinya uang adalah segalanya. Banyak anak anak yang tidak tahan atas godaan untuk memiliki atau melakukan sesuatu diluar kemampuan financial orang tuanya. Banyak diantara anak anak itu memeras orang tuanya bahkan ada yang sampai menganiaya orang tuannya, ada yang sampai membunuh. Beberapa anak tidak tahan dan putus asa menghadapi kenyataan bahwa orang tuanya tidak mampu, mereka seakan tidak punya harapan mendapatkan masa depan yang baik. Beberapa diantara mereka bunuh diri, beberapa dari mereka hanyut kedalam kehidupan yang buruk (premanisme dan anak jalanan) lalu menjadi beban masyarakat. Kita perlu mengajarkan kepada anak anak bahwa kesuksesan itu merupakan sebuah proses. Kesuksesan memerlukan waktu dan pengorbanan. Kita perlu mengajarkan bahwa kesuksesan adalah milik semua orang yang berjuang dengan benar. Kita perlu mengajarkan jalan panjang yang harus ditempuh dan segala pengorbanan yang harus siap mereka berikan. Dengan demikian mereka mempunyai harapan. Kita perlu menghadirkan/memvisualisasikan kisah nyata untuk dipahami agar anak anak desa yakin bahwa kesempatan itu ada. Kita juga perlu mengajarkan agar mereka yakin bahwa selama berusaha memilih jalan yang benar, selalu ada pilihan sebagai alternative. Kita harus membangun optimisme dalam jiwa anak anak desa lebih dari anak anak di kota karena anak anak di desa menghadapi hambatan yang lebih besar/berat dari pada anak dikota. 4

5 Dengan mengetahui peta perjalanan panjang kesuksesan, setiap anak diharapkan memahami apa arti perjuangan, kesulitan, tantangan dan segala pengorbanan yang dihadapinya kini kemudian dapat membayangkan buah perjuangan yang akan dipetiknya nanti. Dengan mengetahui kisah sukses langsung dari para pelakunya, timbul keinginan anak untuk menjalaninya. Dengan dorongan langsung dari orang orang sukses, anak anak ingin menjadi seperti apa yang dilihatnya dan didengarnya langsung dari pelaku. Setelah mendengarkan paparan dalam Profesional mengajar, anak anak ingin menjadi seorang Dokter, Insinyur, Notaris, Hakim, Tentara, Polisi, Perawat, Guru, dan berbagai profesi lainnya. Dan yang lebih penting mereka yakin bahwa harapan itu bukan yang mustahil bagi mereka. Hasil dari Profesional mengajar ini kelak anak anak mempunyai cita cita yang Nyata, Terukur, Dapat dicapai, Wajar dan Terencana. Dengan cita cita seperti itu diharapkan semua anak bersemangat dalam belajar dan memiliki daya juang yang tinggi serta menyiapkan mentalnya untuk berkorban. MEMILIH PROFESI YANG SESUAI. Seorang ahli menulis bahwa, ada tiga kelompok murid di sekolah ; Murid A adalah murid yang sangat perhatian dengan pelajaran dan ingin menguasai dan mendapat nilai tinggi sehingga mereka tekun belajar. Murid A kelak akan menjadi professional yang mendapatkan uang dari menjual jasanya. Mereka lebih suka menjadi seorang pegawai atau menjadi orang yang dibayar karena keakhliannya. Murid B tidak terlalu memperhatikan prestasi akademis tetapi memperhatikannya sebagai pemenuhan persyaratan untuk lulus, dapat ijasah. Penguasaan pelajaran tidak menjadi perhatian. Namun dia selalu menjalin hubungan dengan berbagai teman/orang. Murid B kelak akan memilih bekerja sebagai birokrat, mengandalkan karier atau kedudukan dan bergantung pada Negara atau Pengusaha. Murid C, murid ini adalah murid kapitalis. Murid ini hanya tertarik mempelajari sesuatu jika dikaitkan dengan uang. Dia selalu ingin belajar tentang uang, bagaimana uang menghasilkan uang dan Orang bekerja untuk dirinya agar menghasilkan uang. Murid kelompok ini kelak menjadi pengusaha dimana murid A dan B bekerja. Tidak ada yang buruk dari ketiganya jika itu adalah pilihannya. Karena pilihannya maka pekerjaan akan dijalani dengan senang. Dalam proses pendidikan semua murid perlu merasa senang oleh karenanya perlu diciptakan agar selama proses pendidikan murid itu akan belajar dengan senang. Murid itu perlu mendapat porsi yang sesuai dengan minatnya agar belajar dengan menyenangkan. Jika kita menyediakan pilihan untuk ketiga murid itu dengan memadai, tentu semua murid akan belajar dengan senang. Menghadirkan orang orang sukses dari berbagai profesi dan latar belakang akan memberi gambaran yang lengkap dan seimbang bagi semua murid (A,B,C). Dengan masukan yang seimbang, murid SD desa Luwuk mulai memposisikan dirinya. Dia tanpa disadari akan menjadi murid A, B atau C. Dan secara tidak langsung kita memberi jalan kepada mereka untuk 5

6 menentukan cita citanya yang sesuai. Selesai pendidikan dasar (SMP) perlu dilakukan test minat dan bakat bagi yang akan melanjutkan pendidikan. PROGRAM PROFESIONAL MENGAJAR Kami Yayasan Tunas Bahagia (yatub) menyelenggarakan program Profesional Mengajar. Mengajar berarti memberikan pelajaran kepada murid agar mampu melakukan sesuatu yang diajarkan. Para Profesional yang mengajar adalah orang yang telah menjalani suatu perjalanan panjang dan telah sampai pada tahapan yang diharapkan/dicita citakannya. Program Profesional Mengajar yang diselenggarakan ini dimaksudkan agar murid SDN desa Luwuk mengerti, memahami dan tertarik untuk menjalani proses panjang yang penuh pengorbanan itu untuk menjadi manusia yang unggul seperti para Profesional yang mengajarnya. Dengan program ini, murid SDN desa Luwuk mengerti berbagai profesi yang dapat menjadi pilihannya kelak. Mereka juga akan mengerti jalan berliku serta mendaki yang harus dilalui. Dengan pelajaran dari orang sukses dari berbagai profesi, murid SDN desa Luwuk bisa melihat titik terang diujung terowongan sehingga mereka berani menjalani perjuangan panjang menyusuri terowongan panjang walaupun melelahkan. MATERI PELAJARAN (PRESENTASI). Sebagaimana telah diuraikan, Program ini mengharapkan agar anak anak untuk mempunyai cita-cita dan motivasi tinggi untuk menjadi seperti (salah satunya) Profesional yang mengajar. Dengan demikian seluruh pemaparan diharapkan membuka harapan dan keyakinan bahwa mereka mampu dan ada jalan yang bisa ditempuh. Materi presentasi sepenuhnya kreatifitas pengajar, disesuaikan selera pengajar. Sebagai gambaran dapat disampaikan gambaran sebagai berikut : PERKENALAN : Memperkenalkan pribadi Pengajar dengan maksud mengakrabkan. LINGKUNGAN KERJA : Sebelum menjelaskan pekerjaan, perlu pemahaman lingkungan tempat kerja. Anak anak perlu mengerti Lingkungan kerja Pemerintah dan Swasta, persamaan dan perbedaannya serta perannya masing masing. PROFESI ; Memperkenalka profesi/pekerjaan yang dijalani dan peranannya dalam masyarakat. KEHIDUPAN SOSIAL DAN EKONOMI : Kehidupan sosial dan Ekonomi yang nyata dan berbagai keadaan dimasyarakat perlu dijelaskan agar anak anak memahami bahwa keberhasilan itu ada dalam berbagai sisi kehidupan. Secara umum sukses dapat digambarkan dalam 4K dan 2S yaitu : Keluarga, Kesehatan, Karir, Keuangan, Sosial dan Spiritual. 6

7 PERJALANAN/JENJANG PENDIDIKAN : Perjalanan atau jenjang pendidikan yang harus ditempuh bisa memberikan gambaran nyata bahwa perjalanan tidak mudah namun mampu dilakukan selama ada kemauan dan kemampuan dalam batas yang terukur. Penjelasan ini juga akan memberikan informasi untuk merencanakan atau mempersiapkan bagaimana cita cita bisa diraih. PENGALAMAN BAIK DAN BURUK UNTUK PEMBELAJARAN : Pengalaman mengajarkan berbagai hal. Orang yang bisa mendapatkan hikmah positip dari pengalamannya niscaya dia menjadi orang sukses. Keberhasilan melampaui segala kesulitan dengan berbagai kemungkinannya akan memotivasi anak anak untuk tangguh menjalani perjuangannya nanti. KEGIATAN YANG TELAH DILAKUKAN. 1. Membawa 10 Orang murid untuk menghadadiri HUT PT Krakatau Steel dalam acara : Senam Masal, Pameran Teknologi dan Bazar. 10 orang murid SDN Luwuk ikut dalam senam masal dilanjutkan gerak jalan Menyaksikan pameran teknologi terapan yang ditampilkan dengan berbagai permainan yang menarik. 2. Mengadakan Lomba menulis (mengarang). Lomba menulis dengan Judul Cita-citaku. Hadiah lomba berupa uang tunai. Uang tunai lembaran Rp ,- baru dengan nomor seri yang urut. Dalam Pengumuman pemenang diisi dengan penjelasan mengenai Uang ( arti, percetakan, peredaran, cara memperoleh uang). 7

8 Ketua yayasan, Kepala desa dan Kepala Sekolah mengumumkan pemenang. Ketua yayasan menjelaskan mengenai arti Uang dalam kehidupan. 3. Mengajar di Kelas dengan materi Pengenalan Lingkungan dan Dunia Alat peraga diperlukan untuk mempermudah, menarik presentasi. Proyektor sangat membantu dalam presentasi. Audio visual dapat memberikan keleluasaan presenter. -o0o- Cilegon, 9 April

BAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sebuah upaya yang dilakukan negara untuk mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa. Tujuan pendidikan adalah untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era perdagangan bebas ASEAN 2016 sudah dimulai. Melahirkan tingkat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era perdagangan bebas ASEAN 2016 sudah dimulai. Melahirkan tingkat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era perdagangan bebas ASEAN 2016 sudah dimulai. Melahirkan tingkat persaingan yang semakin ketat dalam bidang jasa, terutama jasa psikologi. Masyarakat psikologi dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha yang disengaja dan terencana untuk membantu perkembangan manusia menuju kedewasaan (KH. Dewantara dalam Djumali dkk, 2011: 2). Perkembangan

Lebih terperinci

Pekan Olahraga Nasional, sebagai barometer tertinggi hasil pembinaan olahraga di tanah air. Kiranya sudah cukup jelas, menggambarkan peta kekuatan

Pekan Olahraga Nasional, sebagai barometer tertinggi hasil pembinaan olahraga di tanah air. Kiranya sudah cukup jelas, menggambarkan peta kekuatan 1 SAMBUTAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA ACARA PENYERAHAN TALI KASIH ATLET, PELATIH DAN ASISTEN PELATIH KALIMANTAN BARAT BERPRESTASI DAN PEMBUBARAN KONTINGEN PON XVII KALIMANTAN BARAT Hari/Tanggal : Minggu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pendidikan merupakan suatu proses menyiapkan individu untuk mampu

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pendidikan merupakan suatu proses menyiapkan individu untuk mampu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu proses menyiapkan individu untuk mampu menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan. Pendidikan mempunyai peran penting dalam pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani merupakan suatu proses pembelajaran melalui aktivitas jasmani yang dirancang secara sistematik untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan aktivitas dalam bidang-bidang pendidikan. Pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan aktivitas dalam bidang-bidang pendidikan. Pembangunan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan Nasional yang bertujuan untuk meningkatkan martabat manusia Indonesia dapat dilaksanakan secara berhasil bila upaya pembangunan tersebut dapat meningkatkan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN SPIRITUAL DENGAN MOTIVASI BELAJAR MELALUI OPTIMISME MASA DEPAN PADA SISWA SMP N 2 JENAWI

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN SPIRITUAL DENGAN MOTIVASI BELAJAR MELALUI OPTIMISME MASA DEPAN PADA SISWA SMP N 2 JENAWI HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN SPIRITUAL DENGAN MOTIVASI BELAJAR MELALUI OPTIMISME MASA DEPAN PADA SISWA SMP N 2 JENAWI TESIS Oleh : ANTON FAJAR HIDAYAT Q 100 040 087 PROGRAM PASCA SARJANA MAGISTER MANAJEMEN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perilaku seseorang sebagai usaha mencerdaskan manusia melalui kegiatan. manusia dewasa, mandiri dan bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. perilaku seseorang sebagai usaha mencerdaskan manusia melalui kegiatan. manusia dewasa, mandiri dan bertanggung jawab. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi saat ini menuntut adanya sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. Salah satu wahana untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi professional accountant khususnya di era ASEAN Economic

BAB I PENDAHULUAN. menjadi professional accountant khususnya di era ASEAN Economic BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Jurusan akuntansi merupakan salah satu jurusan ilmu sosial di perguruan tinggi yang masih banyak diminati hingga saat ini. Sejalan dengan kemajuan dunia teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pendidikan merupakan aspek yang strategis dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, maka dalam prosesnya perlu dilakukan secara profesional. Guru sebagai tenaga profesional

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA 11 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Peningkatan Aktivitas Siswa Keberhasilan siswa dalam belajar bergantung pada aktivitas yang dilakukannya selama proses pembelajaran, sebab pada prinsipnya belajar adalah berbuat,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan hidup sesorang pada dasarnya tergantung pada kecerdasan

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan hidup sesorang pada dasarnya tergantung pada kecerdasan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Keberhasilan hidup sesorang pada dasarnya tergantung pada kecerdasan yang dimiliki. Kecerdasan tersebut terdiri dari kecerdasan emosional, kecerdasan intelektual,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada perkembangan ilmu pengetahuan dan tekonogi ini, pendidikan merupakan hal yang penting dalam upaya membentuk kualitas sumber daya manusia agar memiliki karakter

Lebih terperinci

BAB V. KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. Berdasarkan hasil pengumpulan data, analisis data, dan pengujian terhadap

BAB V. KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. Berdasarkan hasil pengumpulan data, analisis data, dan pengujian terhadap BAB V. KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil pengumpulan data, analisis data, dan pengujian terhadap keempat hipotesis yang diajukan disimpulkan terdapat korelasi yang positif

Lebih terperinci

Sikap Mental Wirausaha (Inovatif, Kreatifitas, Motivasi, Efektif dan Efisien) Kuliah 3

Sikap Mental Wirausaha (Inovatif, Kreatifitas, Motivasi, Efektif dan Efisien) Kuliah 3 Sikap Mental Wirausaha (Inovatif, Kreatifitas, Motivasi, Efektif dan Efisien) Kuliah 3 Pengenalan Diri Instropeksi SALAH Dilazimkan Menyalahkan: Orang lain Lingkungan akibatnya Tidak percaya diri Tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan bagi anak usia sekolah tidak hanya dalam rangka pengembangan individu, namun juga untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan bagi anak usia sekolah tidak hanya dalam rangka pengembangan individu, namun juga untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan bagi anak usia sekolah tidak hanya dalam rangka pengembangan individu, namun juga untuk kemajuan pembangunan bangsa dan negara, karena anak-anak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ganda (PSG), sebagai perwujudan kebijaksanan dan Link and Match. Dalam. Dikmenjur (2008: 9) yang menciptakan siswa atau lulusan:

BAB I PENDAHULUAN. Ganda (PSG), sebagai perwujudan kebijaksanan dan Link and Match. Dalam. Dikmenjur (2008: 9) yang menciptakan siswa atau lulusan: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah pendidikan formal yang memiliki pola pelatihan khusus untuk mengarahkan peserta didik agar menjadi lulusan yang siap terjun

Lebih terperinci

STUDENT PLAN RAMADHAN RIFANDY WIDODO NIM :

STUDENT PLAN RAMADHAN RIFANDY WIDODO NIM : STUDENT PLAN RAMADHAN RIFANDY WIDODO NIM : 152310101098 BAB I DESKRIPSI DIRI Nama saya Ramadhan Rifandy Widodo, saya lahir di Jember pada tanggal 21 Januari 1997. Menurut saya, saya termasuk orang yang

Lebih terperinci

Sambutan Menteri Keuangan Acara Wisuda Politeknik Keuangan STAN Tahun 2016 Sentul International Convention Center 19 Oktober 2016

Sambutan Menteri Keuangan Acara Wisuda Politeknik Keuangan STAN Tahun 2016 Sentul International Convention Center 19 Oktober 2016 Sambutan Menteri Keuangan Acara Wisuda Politeknik Keuangan STAN Tahun 2016 Sentul International Convention Center 19 Oktober 2016 Assalamu alaikum Wr. Wb. Selamat pagi, salam sejahtera bagi kita semua,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang pesat sekarang ini, akan membawa dampak kemajuan di berbagai bidang kehidupan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan investasi besar jangka panjang yang harus ditata dan disiapkan sebaik mungkin, hal ini diakui oleh semua orang atau suatu bangsa demi untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan anak. Dalam usia 0-5 tahun, anak diajarkan berbagai macam

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan anak. Dalam usia 0-5 tahun, anak diajarkan berbagai macam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Usia emas atau golden age adalah masa yang paling penting dalam proses kecerdasan anak. Dalam usia 0-5 tahun, anak diajarkan berbagai macam pendidikan dasar,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. gejala,menjelaskannya,dan mengambil manfaat dari pengetahuannya.

BAB I PENDAHULUAN. gejala,menjelaskannya,dan mengambil manfaat dari pengetahuannya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia pendidikan sangatlah kompleks,berbagai factor mempengaruhi keberhasilan pendidikan tanpa kita pernah tahu faktor manakah yang paling berpengaruh secara

Lebih terperinci

NAMA :... KELAS :... Angket ini mohon di isi secepatnya dan dikumpulkan secepatnya kepada Guru Kelas/Kepala Sekolah.

NAMA :... KELAS :... Angket ini mohon di isi secepatnya dan dikumpulkan secepatnya kepada Guru Kelas/Kepala Sekolah. Lampiran 1 ANGKET PENELITIAN NAMA :... KELAS :... Angket ini mohon di isi secepatnya dan dikumpulkan secepatnya kepada Guru Kelas/Kepala Sekolah. A. Petunjuk umum Angket di susun dan diedarkan dengan maksud

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dapat dimaknai sebagai proses mengubah tingkah laku siswa agar menjadi manusia dewasa yang mampu hidup mandiri dan sebagai anggota masyarakat dalam

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. siswa (Studi Deskriptif Analitis di SMAN 1 CIASEM Kabupaten Subang) dapat

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. siswa (Studi Deskriptif Analitis di SMAN 1 CIASEM Kabupaten Subang) dapat 133 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil pembahasan penelitian yang telah dilaksanakan mengenai studi tentang Peran guru PKn dalam membentuk karakter disiplin siswa (Studi Deskriptif Analitis di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya manusia dan masyarakat berkualitas yang memiliki kecerdasan

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya manusia dan masyarakat berkualitas yang memiliki kecerdasan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia yang berkualitas merupakan modal utama dalam pembangunan bangsa Indonesia untuk dapat bertahan di era globalisasi. Peningkatan kualitas sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia saat ini tidak terlepas dari masalah dalam upaya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia saat ini tidak terlepas dari masalah dalam upaya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan di Indonesia saat ini tidak terlepas dari masalah dalam upaya peningkatan kualitas pendidikan persoalan yang paling mendasar yang dihadapi dunia

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. sosial, maupun politik adalah usaha untuk membangun dan mengembangkan

PENDAHULUAN. sosial, maupun politik adalah usaha untuk membangun dan mengembangkan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masalah penting yang dihadapi oleh lembaga-lembaga baik ekonomi, sosial, maupun politik adalah usaha untuk membangun dan mengembangkan hubungan yang baik

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dipenuhi dari kebutuhan pokok hingga kebutuhan yang lainnya karena itulah

BAB 1 PENDAHULUAN. dipenuhi dari kebutuhan pokok hingga kebutuhan yang lainnya karena itulah BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Setiap manusia pasti mempunyai berbagai kebutuhan hidup yang harus dipenuhi dari kebutuhan pokok hingga kebutuhan yang lainnya karena itulah manusia membutuhkan biaya atau

Lebih terperinci

2015 PEMBINAAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI KEGIATAN PRAMUKA (STUDI KASUS DI SDN DI KOTA SERANG)

2015 PEMBINAAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI KEGIATAN PRAMUKA (STUDI KASUS DI SDN DI KOTA SERANG) 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Undang Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 berisi rumusan tujuan pendidikan yang kaya dengan dimensi moralitas, sebagaimana disebutkan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang

BAB I PENDAHULUAN. pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif dapat mengembangkan potensi dirinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi seperti sekarang ini menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Peningkatan

Lebih terperinci

KELUARGA HARAPAN. Judul Esai PERAN DAN FUNGSI PENDIDIKAN KELUARGA (INFORMAL) DALAM MENCIPTAKAN KELUARGA HARAPAN

KELUARGA HARAPAN. Judul Esai PERAN DAN FUNGSI PENDIDIKAN KELUARGA (INFORMAL) DALAM MENCIPTAKAN KELUARGA HARAPAN KELUARGA HARAPAN Judul Esai PERAN DAN FUNGSI PENDIDIKAN KELUARGA (INFORMAL) DALAM MENCIPTAKAN KELUARGA HARAPAN Diajukan untuk Mengikuti Kompetisi LOMBA ESAI NASIONAL PENDIDIKAN NONFORMAL 2016 Diusulkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. perubahan tingkah laku menuju kedewasaan. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan

I. PENDAHULUAN. perubahan tingkah laku menuju kedewasaan. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan sesuatu yang mutlak harus dipenuhi sebagai pengalaman belajar yang baik secara langsung maupun tidak langsung menjadi dasar dalam perubahan tingkah

Lebih terperinci

PIDATO KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA PADA PERINGATAN HARI ULANG TAHUN PERPUSTAKAAN NASIONAL KE-31

PIDATO KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA PADA PERINGATAN HARI ULANG TAHUN PERPUSTAKAAN NASIONAL KE-31 BHINNEKA TUNGGAL IKA Perpustakaan Nasional Republik Indonesia PIDATO KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA PADA PERINGATAN HARI ULANG TAHUN PERPUSTAKAAN NASIONAL KE-31 Rabu, 18 Mei 2011 Assalamu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Musik merupakan suatu media yang tidak dapat dipisahkan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Musik merupakan suatu media yang tidak dapat dipisahkan dengan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Musik merupakan suatu media yang tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan manusia, sebagai mahluk yang dibekali cipta, rasa dan karsa oleh Tuhan Yang Maha Esa.

Lebih terperinci

2016 PERAN BIMBINGAN KARIR, MOTIVASI MEMASUKI DUNIA KERJA DAN PENGALAMAN PRAKERIN TERHADAP KESIAPAN KERJA SISWA SMK

2016 PERAN BIMBINGAN KARIR, MOTIVASI MEMASUKI DUNIA KERJA DAN PENGALAMAN PRAKERIN TERHADAP KESIAPAN KERJA SISWA SMK BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar manusia dalam mewujudkan suasana belajar dengan melakukan proses pembelajaran didalamnya menjadikan peserta didik aktif mengembangkan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 180 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Dalam bab V ini dikemukakan kesimpulan dan rekomendasi. Pada bagian kesimpulan dipaparkan mengenai intisari hasil penelitian secara komprehensif. Sedangkan rekomendasi

Lebih terperinci

implikasi dan mengajukan rekomendasi sebagai tindak lanjut dari penelitian ini,

implikasi dan mengajukan rekomendasi sebagai tindak lanjut dari penelitian ini, BABV PENUTUP Upaya untuk mengembangkan sikap kewiraswastaan melalui pelatihan santri berdikari di Pesantren Daarut Tauhiid memperiihatkan keberhasilan yang positif. Keberhasilan itu tidak teriepas dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karakter secara esensial, yaitu untuk mengembangkan kecerdasan moral (building

BAB I PENDAHULUAN. karakter secara esensial, yaitu untuk mengembangkan kecerdasan moral (building BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Kecerdasan moral merupakan bagian dari manusia yang mempertajam nilai moral manusia Kecerdasan moral merupakan inti kecerdasan bagi seluruh manusia, karena kecerdasan

Lebih terperinci

Menuju Remaja Utama melalui Kelas Inspirasi

Menuju Remaja Utama melalui Kelas Inspirasi Menuju Remaja Utama melalui Kelas Inspirasi Nanik Suwaryani, PhD. Sub Direktorat Pendidikan Anak dan Remaja Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga Ungaran, 14 Maret 2017 Menuju Remaja Utama remaja yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengawasan orang tua terhadap kehidupan sosial anak, kondisi lingkungan anak

BAB I PENDAHULUAN. pengawasan orang tua terhadap kehidupan sosial anak, kondisi lingkungan anak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan sosial yang sering terjadi di masyarakat membuktikan adanya penurunan moralitas, kualitas sikap serta tidak tercapainya penanaman karakter yang berbudi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cenderung bereaksi dan bertindak dibawah reaksi yang berbeda-beda, dan tindakantindakan

BAB I PENDAHULUAN. cenderung bereaksi dan bertindak dibawah reaksi yang berbeda-beda, dan tindakantindakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehidupan manusia tidak selamanya berjalan dengan mulus, tenang, penuh dengan kebahagiaan dan kegembiraan. Tetapi seringkali manusia menghadapi berbagai cobaan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan setiap individu serta watak dan peradaban bangsa yang bermartabat

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan setiap individu serta watak dan peradaban bangsa yang bermartabat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semakin maju suatu negara semakin banyak orang yang terdidik dan banyak pula orang yang menganggur. Maka semakin dirasakan pentingnya dunia usaha. Salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari kehidupan seseorang baik dalam keluarga, masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari kehidupan seseorang baik dalam keluarga, masyarakat dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan seseorang baik dalam keluarga, masyarakat dan bangsa. Negara Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan yang didasari atas pengetahuan, keterampilan dan sikap sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan yang didasari atas pengetahuan, keterampilan dan sikap sesuai dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kompetensi adalah kemampuan untuk melaksanakan suatu tugas atau pekerjaan yang didasari atas pengetahuan, keterampilan dan sikap sesuai dengan unjuk kerja yang dipersyaratkan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. didik dapat mempertahankan hidupnya kearah yang lebih baik. Nasional pada Pasal 1 disebutkan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. didik dapat mempertahankan hidupnya kearah yang lebih baik. Nasional pada Pasal 1 disebutkan bahwa : BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era zaman sekarang, pendidikan merupakan salah satu aspek utama yang memiliki peranan penting dalam mempersiapkan sekaligus membentuk generasi muda. Di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekolah atau perguruan tinggi tertentu saja. Sejalan dengan perkembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. sekolah atau perguruan tinggi tertentu saja. Sejalan dengan perkembangan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di Indonesia, kewirausahaan dipelajari baru terbatas pada beberapa sekolah atau perguruan tinggi tertentu saja. Sejalan dengan perkembangan dan tantangan seperti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Mulyasa (2006:3) perwujudan masyarakat yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Mulyasa (2006:3) perwujudan masyarakat yang berkualitas 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Telah muncul kesadaran pada diri banyak orang, bahwa pembangunan pendidikan merupakan peristiwa yang tidak akan pernah selesai selagi peradaban manusia masih

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum SMA Negeri 1 Salatiga Pada 1 Juli yayasan SMA B didirikan oleh beberapa tokoh, terutama mereka yang berada di DPRD Salatiga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan jaman. Dalam Undang-undang Sistem Pedidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 pasal 3 disebutkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan jaman. Dalam Undang-undang Sistem Pedidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 pasal 3 disebutkan bahwa: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan jaman dari waktu ke waktu menuntut setiap Negara untuk melakukan suatu perubahan kearah yang lebih baik, termasuk perbaikan dibidang pendidikan, yang mempunyai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sumber daya manusia yang bermutu tinggi karena maju mundurnya sebuah negara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sumber daya manusia yang bermutu tinggi karena maju mundurnya sebuah negara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi yang semakin kompetitif seperti saat ini diperlukan sumber daya manusia yang bermutu tinggi karena maju mundurnya sebuah negara sangat bergantung

Lebih terperinci

BAB I. terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar

BAB I. terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu tujuan didirikan lembaga pendidikan adalah untuk menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan bagi kehidupan umat manusia merupakan kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Tanpa pendidikan sama sekali mustahil suatu kelompok

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. demokratis, dan cerdas. Pendidikan ( UU SISDIKNAS No.20 tahun 2003 ) adalah

BAB I PENDAHULUAN. demokratis, dan cerdas. Pendidikan ( UU SISDIKNAS No.20 tahun 2003 ) adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi sampai kapanpun, manusia tanpa pendidikan mustahil dapat hidup berkembang sejalan dengan perkembangan jaman.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan pendidikan yang semakin luas di era modern saat ini, menuntut adanya Sumber Daya Manusia yang berkualitas, sehingga mendorong timbulnya kemajuan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Kebijakan pembangunan pendidikan tahun 2010-2014 memuat enam strategi, yaitu: 1) perluasan dan pemerataan akses pendidikan usia dini bermutu dan berkesetaraan gender, 2) perluasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan generasi penerus bangsa. Perkembangan kemajuan bangsa sedikit

BAB I PENDAHULUAN. merupakan generasi penerus bangsa. Perkembangan kemajuan bangsa sedikit BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu proses menyiapkan individu untuk mampu menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan. Pendidikan mempunyai peran penting dalam pembangunan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan kepada pemaparan hasil penelitian yang sudah disajikan dalam bab-bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa: Pertama, penerapan metode diskusi kelompok

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS MOTIVASI ORANG TUA DALAM MENYEKOLAHKAN ANAK DI SDIT BUAH HATI PEMALANG. di SDIT Buah Hati Pemalang diperoleh beberapa kesimpulan

BAB IV ANALISIS MOTIVASI ORANG TUA DALAM MENYEKOLAHKAN ANAK DI SDIT BUAH HATI PEMALANG. di SDIT Buah Hati Pemalang diperoleh beberapa kesimpulan BAB IV ANALISIS MOTIVASI ORANG TUA DALAM MENYEKOLAHKAN ANAK DI SDIT BUAH HATI PEMALANG Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di SDIT Buah Hati Pemalang diperoleh beberapa kesimpulan apa yang menjadi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam Undang- Undang Sistem Pendidikan

I. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam Undang- Undang Sistem Pendidikan 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam Undang- Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003 BAB II pasal 3 Undang- Undang Sistem Pendidikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. diperolehnya. Pencapaian prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh berbagai macam

BAB 1 PENDAHULUAN. diperolehnya. Pencapaian prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh berbagai macam BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keaktifan belajar pada hakekatnya merupakan pencerminan dari usaha belajar. Semakin baik usaha belajar seorang siswa, semakin baik pula prestasi belajar yang diperolehnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hingga perguruan tiggi termasuk di dalamnya studi akademis dan umum, program

BAB I PENDAHULUAN. hingga perguruan tiggi termasuk di dalamnya studi akademis dan umum, program BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan di Indonesia diselenggarakan dalam tiga jenis; pendidikan formal, pendidikan informal dan pendidikan nonformal. Pendidikan formal adalah kegiatan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI 5.1 Simpulan Berikut ini simpulan dari seluruh hasil penelitian terhadap empat keluarga pra sejahtera di Kampung Kudang Uyah Kelurahan Cipedes Kota Tasikmalaya

Lebih terperinci

MEMBENTUK BUAH HATI MENJADI PRIBADI TANGGUH DAN PERCAYA DIRI

MEMBENTUK BUAH HATI MENJADI PRIBADI TANGGUH DAN PERCAYA DIRI MEMBENTUK BUAH HATI MENJADI PRIBADI TANGGUH DAN PERCAYA DIRI Banyak hal penting yang harus diperhatikan semua orang tua dalam mendampingi tumbuh kembang anaknya. Masa kanak-kanak adalah masa pertumbuhan

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Kunci sukses operasional perusahaan adalah rekrutmen / seleksi tenaga penjual yang

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Kunci sukses operasional perusahaan adalah rekrutmen / seleksi tenaga penjual yang 37 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Kunci sukses operasional perusahaan adalah rekrutmen / seleksi tenaga penjual yang efektif. Rekrutmen adalah proses menarik, skrining, dan memilih orang

Lebih terperinci

PIDATO KETUA STIKES NANI HASANUDDIN PADA WISUDA (13 April 2016 di hotel Clarion Makassar) LAPORAN AKADEMIK

PIDATO KETUA STIKES NANI HASANUDDIN PADA WISUDA (13 April 2016 di hotel Clarion Makassar) LAPORAN AKADEMIK PIDATO KETUA STIKES NANI HASANUDDIN PADA WISUDA (13 April 2016 di hotel Clarion Makassar) LAPORAN AKADEMIK --------------------------------------------------------------------------- Yang Terhormat, Ibu

Lebih terperinci

SAMBUTAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL RI DALAM ACARA TALKSHOW MEMBACA BANGKITKAN KARAKTER BANGSA Jakarta, 25 Mei 2011

SAMBUTAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL RI DALAM ACARA TALKSHOW MEMBACA BANGKITKAN KARAKTER BANGSA Jakarta, 25 Mei 2011 SAMBUTAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL RI DALAM ACARA TALKSHOW MEMBACA BANGKITKAN KARAKTER BANGSA Jakarta, 25 Mei 2011 Assalamu alaikum Wr.Wb. Selamat pagi dan salam sejahtera bagi kita semua, Yth.: 1.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia adalah seluruh pendidikan yang diselenggarakan di

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia adalah seluruh pendidikan yang diselenggarakan di 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan di Indonesia adalah seluruh pendidikan yang diselenggarakan di Indonesia, baik itu secara terstruktur maupun tidak tersruktur. Secara terstruktur, pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang pesat sekarang ini, akan membawa dampak kemajuan dibidang kehidupan baik dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan suatu bangsa, pendidikan memiliki peranan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan suatu bangsa, pendidikan memiliki peranan yang sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan suatu bangsa, pendidikan memiliki peranan yang sangat penting untuk dapat menjamin kelangsungan dan perkembangan suatu bangsa yang bersangkutan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan aspek penting bagi perkembangan sumber daya manusia, sebab pendidikan merupakan wahana atau salah satu instrumen yang digunakan bukan saja

Lebih terperinci

Sambutan Presiden RI pd Prasetya dan Pelantikan Perwira TNI dan Polri, 2 Juli 2013, di Surabaya Selasa, 02 Juli 2013

Sambutan Presiden RI pd Prasetya dan Pelantikan Perwira TNI dan Polri, 2 Juli 2013, di Surabaya Selasa, 02 Juli 2013 Sambutan Presiden RI pd Prasetya dan Pelantikan Perwira TNI dan Polri, 2 Juli 2013, di Surabaya Selasa, 02 Juli 2013 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA PRASETYA PERWIRA TENTARA NASIONAL INDONESIA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Menurut Soekidjo Notoatmodjo (2003, h. 16), menjelaskan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Menurut Soekidjo Notoatmodjo (2003, h. 16), menjelaskan bahwa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah sebuah proses yang memegang peranan penting dalam kehidupan suatu bangsa untuk terus maju dan berkembang karena pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan

Lebih terperinci

Upaya untuk Menyiapkan Insan Yang Berkarakter Melalui Program Leader Class di Kabupaten Cilacap Oleh : Nur Fajrina R.

Upaya untuk Menyiapkan Insan Yang Berkarakter Melalui Program Leader Class di Kabupaten Cilacap Oleh : Nur Fajrina R. Upaya untuk Menyiapkan Insan Yang Berkarakter Melalui Program Leader Class di Kabupaten Cilacap Oleh : Nur Fajrina R. Guna menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015 dan berbagai dinamika kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengusahakan tercapainya pendidikan nasional. Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. mengusahakan tercapainya pendidikan nasional. Sistem Pendidikan Nasional 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sistem pendidikan nasional adalah satu keseluruhan yang terpadu dari semua satuan dan kegiatan pendidikan yang berkaitan satu dengan lainnya untuk mengusahakan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Kalau hidup sekedar hidup, kera di hutan juga hidup. Kalau kerja sekedar kerja, kerbau di sawah juga bekerja.

PENDAHULUAN. Kalau hidup sekedar hidup, kera di hutan juga hidup. Kalau kerja sekedar kerja, kerbau di sawah juga bekerja. PENDAHULUAN Alhamdulillah puji syukur saya panjatkan kepada Sang pencipta Allah SWT, dimana berkat karunia dan hidayah-nya serta semangat yang tiada henti sehingga saya berhasil menyelesaikan buku perdana

Lebih terperinci

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN TAMAN KANAK-KANAK BERDASARKAN MINAT ANAK (Studi Kasus di TK Negeri Pembina Surakarta) T E S I S.

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN TAMAN KANAK-KANAK BERDASARKAN MINAT ANAK (Studi Kasus di TK Negeri Pembina Surakarta) T E S I S. PENGELOLAAN PEMBELAJARAN TAMAN KANAK-KANAK BERDASARKAN MINAT ANAK (Studi Kasus di TK Negeri Pembina Surakarta) T E S I S Oleh: ARI YUDANI NIM : Q 100 070 620 Program Studi : Magister Manajemen Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Nasional dinyatakan bahwa Pendidikan nasional...bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Nasional dinyatakan bahwa Pendidikan nasional...bertujuan untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam Undang-Undang No. 20 tahun 2003 mengenai Sistem Pendidikan Nasional dinyatakan bahwa Pendidikan nasional...bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta

Lebih terperinci

DWI KUSTIANTI A FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

DWI KUSTIANTI A FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA MINAT MENJADI GURU DITINJAU DARI PERSEPSI SISWA TENTANG KARAKTERISTIK GURU DAN PRESTASI BELAJAR PADA SISWA KELAS XI IPS SMA ISLAM SUDIRMAN AMBARAWA (TAHUN AJARAN 2009/2010) SKRIPSI Disusun oleh: DWI KUSTIANTI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tua, lingkungan masyarakat sekitarnya, dan negara. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasiona No 20 Tahun 2003 Bab I Pasal 1

BAB I PENDAHULUAN. tua, lingkungan masyarakat sekitarnya, dan negara. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasiona No 20 Tahun 2003 Bab I Pasal 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak merupakan potensi sumber daya manusia (SDM) serta penerus cita perjuangan bangsa. Untuk mampu melaksanakan tanggung jawab tersebut anak perlu mendapatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai usaha telah dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. berbagai usaha telah dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Masalah pendidikan mendapat perhatian yang serius dari pemerintah, berbagai usaha telah dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan, diantaranya, pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bangsa memiliki sistem dan visi pendidikan yang berbeda-beda.

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bangsa memiliki sistem dan visi pendidikan yang berbeda-beda. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peran penting dalam keberhasilan suatu bangsa. Setiap bangsa memiliki sistem dan visi pendidikan yang berbeda-beda. Berdasarkan Peraturan

Lebih terperinci

MENGGAPAI CITA-CITAKU Oleh : Eva Imania Eliasa, S.Pd. Pertanyaan pertanyaan diatas sering ditanyakan oleh anak-anak, juga orang tua pada

MENGGAPAI CITA-CITAKU Oleh : Eva Imania Eliasa, S.Pd. Pertanyaan pertanyaan diatas sering ditanyakan oleh anak-anak, juga orang tua pada MENGGAPAI CITA-CITAKU Oleh : Eva Imania Eliasa, S.Pd Ayo, anak-anak, apa cita-citamu? Kalau sudah besar ingin jadi apa? Ingin jadi tentara, dimana sekolahnya? Kalau mau jadi dokter, harus kemana sekolahnya?

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan SD adalah bagian dari sistem pendidikan nasional yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan SD adalah bagian dari sistem pendidikan nasional yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan SD adalah bagian dari sistem pendidikan nasional yang mempunyai peranan penting dalam meningkatkan sumber daya manusia ( SDM ). Sumber daya manusia

Lebih terperinci

Dari Sini Kita Memulai

Dari Sini Kita Memulai Membangun Energi dan Karakter Positif Dari Sini Kita Memulai Sebagai manusia, tentu saja kita memiliki harapan dan potensi yang dianugerahkan oleh Allah Swt., namun kita juga memiliki kekurangan. Dengan

Lebih terperinci

BUPATI BENGKALIS SAMBUTAN BUPATI BENGKALIS PADAPEMBUKAAN KEMAH SRI JUNJUNGAN GUGUSDEPAN STIE SYARIAH BENGKALIS

BUPATI BENGKALIS SAMBUTAN BUPATI BENGKALIS PADAPEMBUKAAN KEMAH SRI JUNJUNGAN GUGUSDEPAN STIE SYARIAH BENGKALIS BUPATI BENGKALIS SAMBUTAN BUPATI BENGKALIS PADAPEMBUKAAN KEMAH SRI JUNJUNGAN GUGUSDEPAN STIE SYARIAH BENGKALIS 01.181.01.182 BENGKALIS, 10 FEBRUARI 2017 ASSALAMU ALAIKUM WR. WB, SELAMAT SORE DAN SALAM

Lebih terperinci

KESAN MANFAAT JEAP. Devina Amanda Putri. Elang Sandyawan Pamungkas

KESAN MANFAAT JEAP. Devina Amanda Putri. Elang Sandyawan Pamungkas KESAN MANFAAT JEAP Jessica A. Putri Saya berterima kasih atas bantuan yang saya terima, dana JEAP selama saya bersekolah yang sangat membantu saya dalam pendidikan dan prestasi saya disekolah. Dengan bantuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indrayogi, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indrayogi, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal memegang peranan penting dalam meningkatkan kualitas pendidikan melalui pembelajaran untuk menunjang kelancaran jalannya

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PENDEKATAN HUMANISTIK DENGAN TEKNIK CLIENT-CENTERED OLEH GURU KELAS DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA TUNARUNGU

BAB IV ANALISA PENDEKATAN HUMANISTIK DENGAN TEKNIK CLIENT-CENTERED OLEH GURU KELAS DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA TUNARUNGU BAB IV ANALISA PENDEKATAN HUMANISTIK DENGAN TEKNIK CLIENT-CENTERED OLEH GURU KELAS DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA TUNARUNGU A. Analisa Pendekatan Humanistik Dengan Teknik Client-Centered Oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. (UU R.I. No. 20 Tahun 2003,

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. (UU R.I. No. 20 Tahun 2003, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Suatu rumusan nasional tentang istilah Pendidikan adalah sebagai berikut: Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkna suasana belajar dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa serta

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa serta BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa serta meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia seutuhnya, karena itu pendidikan

Lebih terperinci

BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA AJANG KREATIFITAS ANAK USIA DINI TINGKAT KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2014

BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA AJANG KREATIFITAS ANAK USIA DINI TINGKAT KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2014 1 BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA AJANG KREATIFITAS ANAK USIA DINI TINGKAT KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2014 TANGGAL 27 NOVEMBER 2014 HUMAS DAN PROTOKOL SETDA KABUPATEN SEMARANG 2 Assalamu

Lebih terperinci

MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN RI PIDATO MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PADA HARI PENDIDIKAN NASIONAL TAHUN 2016

MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN RI PIDATO MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PADA HARI PENDIDIKAN NASIONAL TAHUN 2016 1 MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN RI PIDATO MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PADA HARI PENDIDIKAN NASIONAL TAHUN 2016 TANGGAL 2 MEI 2016 HUMAS DAN PROTOKOL SETDA KABUPATEN SEMARANG Assalamu alaikum

Lebih terperinci

V. SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. siswa. Hal ini didasarkan pada hasil penelitian sebagai berikut.

V. SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. siswa. Hal ini didasarkan pada hasil penelitian sebagai berikut. V. SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan temuan dan hasil analisis data dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran dengan menggunakan media audio visual dapat diimplementasikan untuk

Lebih terperinci

Keberanian Menjalankan Langkah-Langkah Sukses

Keberanian Menjalankan Langkah-Langkah Sukses Mencapai kesuksesan diperlukan tahapan- tahapan? Bagaimana mencapai dan melaksanakan tahapan tahapan sukses tersebut? SWASTIKA PRIMA Entrepreneur Campus mengupas tuntas tahapan tahapan sukses yang harus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik. Oleh sebab itulah perkembangan teknologi ini harus diimbangi dengan. adanya peningkatan kualitas sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN. baik. Oleh sebab itulah perkembangan teknologi ini harus diimbangi dengan. adanya peningkatan kualitas sumber daya manusia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi dewasa ini sangat berpengaruh terhadap kehidupan manusia. Perkembangan teknologi yang semakin canggih pada kenyataannya membawa perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Memasuki Abad 21, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Memasuki Abad 21, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Memasuki Abad 21, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin maju serta terbukanya pasar global akan menstimulus kita untuk selalu meningkatkan

Lebih terperinci