PEMERINGKATAN e-government INDONESIA KABUPATEN/KOTA DI WILAYAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2012

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PEMERINGKATAN e-government INDONESIA KABUPATEN/KOTA DI WILAYAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2012"

Transkripsi

1 PEMERINGKATAN e-government INDONESIA KABUPATEN/KOTA DI WILAYAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2012 DIREKTORAT E-GOVERNMENT DIREKTORAT JENDERAL APLIKASI INFORMATIKA KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA 2012

2 Pengarah Ashwin Sasongko Dirjen APTIKA Kementerian Kominfo Herry Abdul Aziz Direktur e-government Kementerian Kominfo Editor Yudho Giri Sucahyo Asesor (urut berdasarkan nama) Aplahunnajat Pemkot Tangsel Aris Kurniawan Kementerian Kominfo Cony Trijulianto Pemprov Jabar Dana Indra Sensuse UI Deni Hendriawan Pemprov Jabar Dudi Sudradjat Abdurachim Pemprov Jabar Ferry Nurtjahjo BPKP Heru Supriyatno Kementerian Kominfo Niki Maradona Kementerian Kominfo Mangatas Hasibuan Kementerian Kominfo Rudy M. Harahap BPKP Teddy Sukardi Praktisi TI Yudho Giri Sucahyo UI Tim Pendukung Arief Rachman Aries Kusdaryono Iwan Setiadi Sri Indaryanti Sri Mulyani Warmayudha

3 KATA SAMBUTAN DIREKTUR JENDERAL APLIKASI INFORMATIKA Kegiatan Pemeringkatan e-government Indonesia (PeGI) merupakan kegiatan yang ditujukan untuk memberikan acuan pengembangan dan pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di lingkungan pemerintah; mendorong peningkatan pemanfaatan TIK di lingkungan instansi pemerintah; serta untuk mendapatkan peta kondisi pemanfaatan TIK secara Nasional. Kegiatan ini telah dilakukan secara rutin sejak tahun 2007 oleh Direktorat e-government Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika. Di tahun 2012, kegiatan PeGI juga dilakukan di beberapa provinsi untuk melihat kondisi implementasi e- government di kabupaten/kota dalam wilayahnya. Selain PeGI, saat ini juga telah ada kegiatan sejenis oleh Media, Perguruan Tinggi dan Kelompok Masyarakat lainnya dalam bentuk e-government awards ataupun penghargaan TIK yang lain. Kementerian Komunikasi dan Informatika selalu mendukung seluruh upaya tersebut karena turut berperan dalam memotivasi pertumbuhan dan Pemeringkatan e-government Indonesia i

4 pengembangan TIK secara nasional khususnya di bidang e-government. Saya menyambut baik laporan hasil PeGI untuk Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Jawa Barat Tahun 2012 dan semoga dapat memberikan pemahaman akan pentingnya TIK pada umumnya dan e-government pada khususnya di seluruh wilayah Indonesia. Salam Aptika Jakarta, Oktober 2012 Ashwin Sasongko ii Pemeringkatan e-government Indonesia

5 DAFTAR ISI KATA SAMBUTAN... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR GAMBAR... v DAFTAR TABEL... vii 1. PENDAHULUAN TUJUAN STRATEGI IMPLEMENTASI DIMENSI PEMERINGKATAN E-GOVERNMENT INDONESIA KEBIJAKAN KELEMBAGAAN INFRASTRUKTUR APLIKASI PERENCANAAN METODOLOGI PEMERINGKATAN HASIL PEMERINGKATAN HASIL PEMERINGKATAN KESELURUHAN Tabel Hasil Keseluruhan Grafik Batang Tiap Dimensi Grafik Pie Persentase Kategori Tiap Dimensi. 20 Pemeringkatan e-government Indonesia iii

6 6.2. HASIL ASESMEN TIAP DAERAH Kota Cimahi Kabupaten Cirebon Kota Bogor Kota Bekasi Kabupaten Purwakarta Kota Cirebon Kabupaten Bandung Kota Depok Kabupaten Bekasi Kota Sukabumi Kabupaten Kuningan Kabupaten Garut Kabupaten Majalengka Kabupaten Subang Kabupaten Cianjur Kabupaten Sumedang Kota Banjar Kabupaten Tasikmalaya Kabupaten Karawang Kabupaten Indramayu Kota Tasikmalaya iv Pemeringkatan e-government Indonesia

7 DAFTAR GAMBAR Gambar 3-1 Strategi Implementasi PeGI... 4 Gambar 5-1 Diagram Alir PeGI Gambar 6-1 Grafik Dimensi Kebijakan Gambar 6-2 Grafik Dimensi Kelembagaan Gambar 6-3 Grafik Dimensi Infrastruktur Gambar 6-4 Grafik Dimensi Aplikasi Gambar 6-5 Grafik Dimensi Perencanaan Gambar 6-6 Grafik Persentase Kategori Dimensi Kebijakan Gambar 6-7 Grafik Persentase Kategori Dimensi Kelembagaan Gambar 6-8 Grafik Persentase Kategori Dimensi Infrastruktur Gambar 6-9 Grafik Persentase Kategori Dimensi Aplikasi Gambar 6-10 Grafik Persentase Kategori Dimensi Perencanaan Gambar 6-11 Grafik Lima Dimensi Kota Cimahi Gambar 6-12 Grafik Lima Dimensi Kabupaten Cirebon. 37 Gambar 6-13 Grafik Lima Dimensi Kota Bogor Gambar 6-14 Grafik Lima Dimensi Kota Bekasi Gambar 6-15 Grafik Lima Dimensi Kabupaten Purwakarta Pemeringkatan e-government Indonesia v

8 Gambar 6-16 Grafik Lima Dimensi Kota Cirebon Gambar 6-17 Grafik Lima Dimensi Kabupaten Bandung69 Gambar 6-18 Grafik Lima Dimensi Kota Depok Gambar 6-19 Grafik Lima Dimensi Kabupaten Bekasi Gambar 6-20 Grafik Lima Dimensi Kota Sukabumi Gambar 6-21 Grafik Lima Dimensi Kabupaten Kuningan Gambar 6-22 Grafik Lima Dimensi Kabupaten Garut Gambar 6-23 Gambar 6-24 Grafik Lima Dimensi Kabupaten Majalengka Grafik Lima Dimensi Kabupaten Subang128 Gambar 6-25 Grafik Lima Dimensi Kabupaten Cianjur 136 Gambar 6-26 Grafik Lima Dimensi Kabupaten Sumedang Gambar 6-27 Grafik Lima Dimensi Kota Banjar Gambar 6-28 Gambar 6-29 Gambar 6-30 Grafik Lima Dimensi Kabupaten Tasikmalaya Grafik Lima Dimensi Kabupaten Karawang Grafik Lima Dimensi Kabupaten Indramayu Gambar 6-31 Grafik Lima Dimensi Kota Tasikmalaya. 183 vi Pemeringkatan e-government Indonesia

9 DAFTAR TABEL Tabel 6.1 Hasil Pemeringkatan Keseluruhan Pemeringkatan e-government Indonesia vii

10

11 PEMERINGKATAN E-GOVERNMENT INDONESIA (PeGI) 1. PENDAHULUAN Pemeringkatan e-government Indonesia (PeGI) untuk tingkat kabupaten/kota merupakan kegiatan yang dilaksanakan oleh Direktorat e-government, Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) yang melibatkan seluruh kabupaten/kota di Republik Indonesia. Kegiatan PeGI dilakukan untuk melihat peta kondisi pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di tingkat kabupaten/kota. 2. TUJUAN Pemeringkatan e-government Indonesia (PeGI) mempunyai tiga tujuan utama, yaitu: 1. Memberikan acuan pengembangan dan pemanfaatan TIK di lingkungan pemerintah. 2. Mendorong peningkatan pemanfaatan TIK di lingkungan pemerintah melalui evaluasi yang utuh, seimbang, dan obyektif. 3. Mendapatkan peta kondisi pemanfaatan TIK di lingkungan pemerintah secara nasional. Pemeringkatan e-government Indonesia 1

12 Terkait dengan tujuan pertama, PeGI dirancang untuk dapat menjadi pedoman bagi pengembangan TIK di seluruh wilayah Indonesia. Dengan demikian, diharapkan lingkungan pemerintah di Indonesia baik di tingkat provinsi, kabupaten/kota maupun kementerian dan lembaga non kementerian dapat mengembangkan dan memanfaatkan TIK secara lebih terarah. Sehubungan dengan tujuan kedua, PeGI diharapkan meningkatkan motivasi seluruh instansi pemerintah untuk meningkatkan pemanfaatan TIK dalam melayani masyarakat, pelaku bisnis, dan lembaga pemerintah. Evaluasi yang utuh berarti lengkap meliputi semua aspek yang memberikan kontribusi bagi suksesnya pengembangan dan implementasi e-government, bukan hanya aspek-aspek yang mewakili kepentingan tertentu saja. Evaluasi seimbang berarti memberikan bobot yang sama dan sesuai sehingga tidak mengurangi arti penting dari satu aspek yang mengurangi akurasi hasil evaluasi. Evaluasi yang obyektif berarti menghindari dan mengurangi subyektivitas yang akan dapat mengganggu keterpercayaan hasil evaluasi. Sebagai tujuan ketiga, dengan melibatkan seluruh instansi pemerintah baik pusat maupun daerah, maka diharapkan hasilnya dapat menggambarkan status 2 Pemeringkatan e-government Indonesia

13 pengembangan TIK secara nasional. Dengan demikian dapat diketahui kekuatan dan kelemahan seluruh peserta (instansi) yang nantinya sangat berguna untuk pengembangan TIK di masa datang. Selain dari ketiga tujuan tersebut, ketika PeGI dilakukan secara rutin dari tahun ke tahun, maka akan dapat dilihat trend perkembangan implementasi TIK di instansi sehingga bisa dilihat apakah instansi tersebut cenderung menurun atau cenderung membaik. 3. STRATEGI IMPLEMENTASI Untuk mewujudkan suksesnya pelaksanaan PeGI, disusun strategi sebagai berikut: Peserta evaluasi dikelompokkan sesuai dengan jenis lembaga, misalnya pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten, pemerintah kota, kementerian, atau lembaga non-kementerian; Evaluasi menggunakan kriteria yang dijabarkan dengan sederhana sehingga mudah dimengerti semua pihak; Metode, hasil evaluasi, dan kajian dipublikasikan luas; Evaluasi dilakukan secara periodik sehingga bisa diukur kemajuannya. Pemeringkatan e-government Indonesia 3

14 Pengelompokan peserta PeGI sesuai dengan klasifikasi yang telah ditetapkan di atas diambil untuk memudahkan proses penilaian dan pembandingan peserta. Evaluasi dilakukan dengan menggunakan kriteria yang dijabarkan secara sederhana agar semua pihak yang terkait dapat mengerti dan menangkap dengan jelas kriteria yang digunakan. Metode dan hasil evaluasi akan dipublikasikan secara luas terutama pada pihak-pihak yang terkait dan juga pada masyarakat sehingga proses pemeringkatan akan berjalan secara transparan. Gambar 3.1 menggambarkan strategi implementasi PeGI secara konseptual. Gambar 3-1 Strategi Implementasi PeGI 4 Pemeringkatan e-government Indonesia

15 4. DIMENSI PEMERINGKATAN E-GOVERNMENT INDONESIA Dalam kegiatan PeGI, telah ditetapkan lima dimensi yang akan dikaji, yaitu: kebijakan, kelembagaan, infrastruktur, aplikasi, dan perencanaan. Masing-masing dimensi memiliki bobot yang sama dalam penilaian karena semuanya dianggap penting, saling terkait, dan saling menunjang antara satu dengan yang lainnya KEBIJAKAN Dimensi kebijakan berkaitan erat dengan produk hukum dan juga dokumen resmi yang bertujuan untuk memberi arah dan mendorong pemanfaatan TIK yang terdiri dari: Manajemen/proses kebijakan (terkait TIK) yang dilaksanakan. Visi dan misi yang dijabarkan dengan jelas dan terdokumentasi dalam bentuk surat keputusan, peraturan, regulasi, kebijakan, pedoman, rencana strategis, atau bentuk dokumen resmi lainnya. Strategi penerapan kebijakan TIK yang dituangkan dalam bentuk rencana kerja, program, atau bentuk dokumen resmi lainnya. Pemeringkatan e-government Indonesia 5

16 Standar atau panduan yang berkaitan dengan pemanfaatan TIK secara umum maupun secara spesifik dalam bidang-bidang tertentu. Peraturan terkait dengan pemanfaatan TIK untuk menjamin kelangsungan program pengembangan dan pemanfaatan TIK. Keputusan kementerian/lembaga/pemerintah daerah terkait penerapan kebijakan TIK. Skala Prioritas penerapan TIK yang dilaksanakan suatu daerah. Evaluasi/manajemen risiko TIK yang diterapkan KELEMBAGAAN Dimensi kelembagaan terkait erat dengan keberadaan organisasi yang berwenang dan bertanggung jawab atas pengembangan dan pemanfaatan TIK dengan indikator: Keberadaan organisasi struktural yang lengkap sehingga dapat menjalankan fungsi Chief Information Officer (CIO), dukungan teknis, dan fungsi lain dengan baik. Adanya dokumen yang memberikan rumusan yang jelas mengenai Tugas Pokok dan Fungsi (TUPOKSI). 6 Pemeringkatan e-government Indonesia

17 Adanya Sistem dan Prosedur Kerja yang lengkap dan terdokumentasi untuk melaksanakan hal-hal yang terkait dengan pemanfaatan dan pengembangan TIK. Adanya kelengkapan unit dan aparatur untuk mendukung pemanfaatan dan pengembangan TIK yang memadai dari segi jumlah, kompetensi, jenjang karir, maupun status kepegawaian. Adanya program pengembangan Sumber Daya Manusia TIK yang terencana dan terlaksana INFRASTRUKTUR Dimensi infrastruktur berkaitan dengan sarana dan prasarana yang mendukung pengembangan dan pemanfaatan TIK yang terdiri dari: Data center dan aplikasi pendukungnya. Jaringan Data (LAN, WAN, Internet). Keamanan yang terencana dan terevaluasi. Fasilitas pendukung seperti antara lain AC, UPS, Genset, serta sarana pengamanan fasilitas lainnya. Dokumen Disaster Recovery yang diperlukan jika terjadi kegagalan sistem. Pemeliharaan infrastruktur TIK. Inventarisasi peralatan TIK. Pemeringkatan e-government Indonesia 7

18 4.4. APLIKASI Dimensi aplikasi berkaitan dengan ketersediaan dan dimanfaatkannya piranti lunak aplikasi yang memenuhi kriteria antara lain: Adanya situs web (homepage). Adanya Aplikasi fungsional utama 1 (Pelayanan Publik). Adanya Aplikasi fungsional utama 2 (Administrasi & Manajemen Umum). Adanya Aplikasi fungsional utama 3 (Administrasi Legislasi). Adanya Aplikasi fungsional utama 4 (Manajemen Pembangunan). Adanya Aplikasi fungsional utama 5 (Manajemen Keuangan). Adanya Aplikasi fungsional utama 6 (Manajemen Kepegawaian). Dokumentasi setiap aplikasi yang dimiliki. Inventarisasi seluruh aplikasi TIK. Interoperabilitas setiap aplikasi yang diterapkan. Aplikasi tersebut haruslah mendukung fungsi dasar umum sistem kepemerintahan yang terdiri dari antara lain: 8 Pemeringkatan e-government Indonesia

19 1. Pelayanan publik, seperti kependudukan, perpajakan dan retribusi, pendaftaran dan perijinan, bisnis dan investasi, pengaduan masyarakat, publikasi informasi umum dan kepemerintahan, dan lain-lain. 2. Administrasi dan manajemen umum yang meliputi surat elektronik, sistem dokumen elektronik, sistem pendukung keputusan, kolaborasi dan koordinasi, manajemen pelaporan pemerintahan, dan lain-lain. 3. Administrasi legislasi yang meliputi aplikasi sistem katalog hukum, peraturan perundangan, dan lain-lain. 4. Manajemen pembangunan yang meliputi sistem perencanaan pembangunan daerah, sistem pengadaan barang dan jasa, pengelolaan dan monitoring proyek, sistem evaluasi dan informasi hasil pembangunan, sistem laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah. 5. Manajemen keuangan, meliputi aplikasi anggaran, kas dan perbendaharaan, akuntansi daerah, dan lain-lain. 6. Manajemen kepegawaian yang meliputi aplikasi penerimaan pegawai, absensi, penggajian, penilaian kinerja, pendidikan dan latihan, dan lain-lain. Pemeringkatan e-government Indonesia 9

20 4.5. PERENCANAAN Dimensi perencanaan berkaitan dengan proses perencanaan dengan indikator antara lain: adanya organisasi yang melakukan perencanaan TIK, adanya sistem perencanaan untuk pengembangan dan pemanfaatan TIK yang dilakukan secara nyata, adanya dokumentasi Master Plan yang lengkap, yang mengandung unsur lima dimensi PeGI, Implementasi dari Master Plan yang sudah dibuat, serta adanya anggaran yang tertuang dalam RPJMN/RPJMD dan RKP/RKPD. 5. METODOLOGI PEMERINGKATAN Dalam pelaksanaannya, tahapan yang dilakukan dapat dilihat pada diagram alir pada Gambar 5.1. Gambar 5-1 Diagram Alir PeGI 10 Pemeringkatan e-government Indonesia

21 Penjelasan tahapannya adalah sebagai berikut: 1. Calon peserta dijelaskan proses pelaksanaan dari awal sampai akhir berikut penjelasan mengenai semua kebutuhan informasi yang mendukung proses penilaian. Dengan demikian, calon peserta mendapatkan informasi tentang tata-cara pemeringkatan, dimensi dan indikator yang dievaluasi serta cara mengisi kuesioner. 2. Peserta mengisi kuesioner dan melengkapi dengan informasi pendukung. Setelah peserta mengerti dan memahami tata cara pemeringkatan, peserta dipersilakan mengisi kuesioner dan melengkapinya dengan berbagai informasi pendukung yang diperlukan. 3. Setelah kuesioner terisi dan dilengkapi dengan informasi pendukung, asesor melakukan pemeriksaan untuk memastikan keabsahan hasil jawaban. 4. Bila diperlukan, asesor dapat melakukan klarifikasi/pemeriksaan melalui telepon, atau dengan melihat ke lokasi. 5. Asesor melakukan asesmen dan memberikan pemeringkatan tiap peserta. Pemeringkatan yang diberikan meliputi pemeringkatantiap dimensi tiap-tiap peserta dan secara rata-rata keseluruhan peserta. 6. Dari hasil kompilasi di tingkat nasional selanjutnya dilakukan normalisasi. Pemeringkatan e-government Indonesia 11

22 7. Penentuan hasil akhir pemeringkatan ditentukan melalui sidang asesor. 8. Hasil pemeringkatan yang telah ditetapkan dipublikasikan melalui berbagai media, situs web dan juga seminar agar diketahui masyarakat umum. Adapun pemberian peringkat di masing-masing dimensi dan secara keseluruhan adalah sebagai berikut: 3,50 SANGAT BAIK 4,00 2,50 BAIK < 3,50 1,50 KURANG < 2,50 1,00 SANGAT KURANG < 1,50 6. HASIL PEMERINGKATAN 6.1. HASIL PEMERINGKATAN KESELURUHAN Tabel Hasil Keseluruhan Tabel 6.1 menunjukkan hasil pemeringkatan e-government untuk seluruh kabupaten dan kota di Provinsi Jawa Barat yang mengikuti PeGI di tahun Kota Cimahi menduduki peringkat pertama dengan nilai rata-rata seluruh dimensi adalah 2,62. Posisi kedua ditempati oleh Kabupaten Cirebon dengan nilai rata-rata seluruh dimensi 2,57. Kemudian diikuti oleh Kota Bogor, Kota Bekasi, dan 12 Pemeringkatan e-government Indonesia

23 Kabupaten Purwakarta dengan nilai masing-masing 2,35, 2,31 dan 2,27. Dalam pelaksanaan PeGI kali ini, hanya 21 dari 27 kabupaten/kota di Provinsi Jawa Barat yang mengikuti PeGI. Berdasarkan kategori penilaian terhadap 21 kabupaten/kota tersebut, 9,52% kabupaten/kota berada pada kategori BAIK, 71,42% kabupaten/kota berada pada kategori KURANG dan 19,04% kabupaten/kota berada pada kategori SANGAT KURANG. Adapun yang tidak mengikuti pelaksanaan PeGI adalah: Kabupaten Bandung Barat Kabupaten Bogor Kabupaten Ciamis Kabupaten Pangandaran Kabupaten Sukabumi Kota Bandung Pemeringkatan e-government Indonesia 13

24 NO Tabel 6.1 Hasil Pemeringkatan Keseluruhan KABUPATEN/ KOTA KEB IJAK AN KELE MBA GAAN DIMENSI INFR ASTR UKTU R APLI KASI PERE NCAN AAN NIL AI RAT A- RAT A 1 Kota Cimahi Baik 2 Kabupaten Cirebon KATEG ORI Baik 3 Kota Bogor Kurang 4 Kota Bekasi Kurang 5 Kabupaten Purwakarta Kurang 6 Kota Cirebon Kurang 7 Kabupaten Bandung Kurang 8 Kota Depok Kurang 9 Kabupaten Bekasi Kurang 10 Kota Sukabumi Kurang Kabupaten Kuningan Kabupaten Garut Kabupaten Majalengka Kabupaten Subang Kabupaten Cianjur Kabupaten Sumedang Kurang Kurang Kurang Kurang Kurang Kurang 17 Kota Banjar Kurang Kabupaten Tasikmalaya Kabupaten Karawang Kabupaten Indramayu Kota Tasikmalaya Sangat Kurang Sangat Kurang Sangat Kurang Sangat Kurang RATA-RATA Kurang 14 Pemeringkatan e-government Indonesia

25 Grafik Batang Tiap Dimensi Berikut ini disajikan grafik batang untuk masing-masing dimensi Grafik Dimensi Kebijakan Gambar 6-1 Grafik Dimensi Kebijakan Berdasarkan Grafik Dimensi Kebijakan diatas, Kota Cimahi menduduki peringkat pertama dengan nilai rata-rata 2,62. Posisi kedua, ketiga, keempat dan kelima diduduki Kabupaten Purwakarta, Kota Bekasi, Kabupaten Cirebon, dan Kota Bogor dengan nilai masing-masing adalah 2,54, 2,44, 2,42, dan 2,29. Pemeringkatan e-government Indonesia 15

26 Nilai rata-rata penilaian secara keseluruhan untuk dimensi Kebijakan adalah 1,81 termasuk dalam kategori KURANG Grafik Dimensi Kelembagaan Gambar 6-2 Grafik Dimensi Kelembagaan Berdasarkan Grafik Dimensi Kelembagaan, peringkat pertama ditempati oleh Kabupaten Cirebon dengan nilai rata-rata 2,80. Posisi kedua ditempati oleh Kabupaten Purwakarta dengan nilai rata-rata 2,73 dan posisi ketiga, keempat dan kelima berturut-turut ditempati oleh Kota Bekasi, Kota Bogor, dan Kota Cimahi dengan nilai rata-rata 2,7, 2,67, dan 2,6. 16 Pemeringkatan e-government Indonesia

27 Berdasarkan kategori penilaian secara keseluruhan untuk dimensi Kelembagaan, rata-rata yang dicapai adalah 2,19, termasuk dalam kategori KURANG Grafik Dimensi Infrastruktur Gambar 6-3 Grafik Dimensi Infrastruktur Dalam dimensi Infrastruktur diatas, Kota Cimahi menduduki peringkat pertama dengan nilai rata-rata 2,90. Sementara itu peringkat kedua dan ketiga diduduki oleh Kota Cirebon dan Kota Depok dengan nilai rata-rata sama 2,43. Dua posisi berikutnya diduduki oleh Kabupaten Purwakarta dan Kota Bogor dengan nilai 2,33 dan 2,29. Pemeringkatan e-government Indonesia 17

28 Berdasarkan kategori penilaian secara keseluruhan untuk dimensi ini, nilai rata-ratanya adalah 1,81 yang berarti masuk dalam kategori KURANG Grafik Dimensi Aplikasi Gambar 6-4 Grafik Dimensi Aplikasi Pada Dimensi Aplikasi, posisi pertama ditempati oleh Kota Cimahi dengan nilai rata-rata 2,60. Dua posisi berikutnya diduduki oleh Kabupaten Cirebon dan Kota Bogor dengan nilai rata-rata 2,53 dan 2,50. Dua posisi berikutnya diduduki oleh Kota Bekasi dan Kabupaten Cianjur dengan nilai rata-rata sama 2,4. 18 Pemeringkatan e-government Indonesia

29 Berdasarkan kategori penilaian secara keseluruhan untuk dimensi Aplikasi, nilai rata-rata yang diperoleh adalah 2,07, termasuk dalam kategori KURANG Grafik Dimensi Perencanaan Gambar 6-5 Grafik Dimensi Perencanaan Dari Grafik Dimensi Perencanaan diatas, Kabupaten Cirebon, Kota Cimahi, dan Kota Cirebon menduduki tiga posisi teratas dengan nilai rata-rata 2,87, 2,33, dan 2,1. Secara keseluruhan untuk dimensi Perencanaan, nilai rata-rata yang diperoleh adalah 1,73 yang berarti masuk dalam kategori KURANG. Pemeringkatan e-government Indonesia 19

30 Grafik Pie Persentase Kategori Tiap Dimensi Berikut ini disajikan grafik dalam bentuk pie untuk menyajikan persentase kategori tiap dimensi Grafik Pie Dimensi Kebijakan Gambar 6-6 Grafik Persentase Kategori Dimensi Kebijakan Berdasarkan kategori penilaian pada dimensi Kebijakan, terdapat 28,57% kabupaten/kota termasuk dalam kategori SANGAT KURANG, 61,9% kabupaten/kota termasuk dalam kategori KURANG dan 9,52% kabupaten/kota termasuk dalam kategori BAIK. Dalam dimensi ini, terdapat enam kabupaten/kota dalam kategori SANGAT KURANG, yaitu Kabupaten Garut, Kota Banjar, Kabupaten Tasikmalaya, Kabupaten Karawang, Kabupaten Indramayu, dan Kota Tasikmalaya. 20 Pemeringkatan e-government Indonesia

31 Grafik Pie Dimensi Kelembagaan Gambar 6-7 Grafik Persentase Kategori Dimensi Kelembagaan Pada dimensi Kelembagaan, 9,52% kabupaten/kota termasuk dalam kategori SANGAT KURANG, 57,14% kabupaten/kota berkategori KURANG dan 33,33% kabupaten/kota dalam kategori BAIK. Dalam kategori Kelembagaan, ada dua kabupaten/kota yang termasuk dalam kategori SANGAT KURANG, yaitu Kabupaten Tasikmalaya dan Kota Tasikmalaya. Pemeringkatan e-government Indonesia 21

32 Grafik Pie Dimensi Infrastruktur Gambar 6-8 Grafik Persentase Kategori Dimensi Infrastruktur Berdasarkan kategori penilaian dimensi Infrastruktur, terdapat 28,57% kabupaten/kota termasuk dalam kategori SANGAT KURANG, 66,67% kabupaten/kota termasuk dalam kategori KURANG dan terdapat 4,76% kabupaten/kota termasuk dalam kategori BAIK. Belum ada kabupaten/kota yang berkategori SANGAT BAIK. Dalam dimensi ini, terdapat enam kabupaten/kota yang termasuk dalam kategori SANGAT KURANG, yaitu Kabupaten Cianjur, Kabupaten Sumedang, Kota Banjar, Kabupaten Karawang, Kabupaten Indramayu, dan Kota Tasikmalaya. 22 Pemeringkatan e-government Indonesia

33 Grafik Pie Dimensi Aplikasi Gambar 6-9 Grafik Persentase Kategori Dimensi Aplikasi Berdasarkan kategori penilaian dimensi Aplikasi, terdapat 9,52% kabupaten/kota berkategori SANGAT KURANG, 76,19% kabupaten/kota berkategori KURANG, dan terdapat 14,29% kabupaten/kota berkategori BAIK. Dalam dimensi ini, terdapat dua kabupaten/kota yang termasuk dalam kategori SANGAT KURANG yaitu Kabupaten Indramayu dan Kota Tasikmalaya Grafik Pie Dimensi Perencanaan Berdasarkan kategori penilaian dimensi Perencanaan, terdapat 19,05% kabupaten/kota termasuk dalam kategori Pemeringkatan e-government Indonesia 23

34 SANGAT KURANG, 76,19% kabupaten/kota termasuk dalam kategori KURANG dan terdapat 4,76% kabupaten/kota dalam kategori BAIK. Dalam dimensi ini, terdapat 4 (empat) kabupaten/kota yang termasuk dalam kategori SANGAT KURANG yaitu Kabupaten Tasikmalaya, Kabupaten Karawang, Kabupaten Indramayu, dan Kota Tasikmalaya. Gambar 6-10 Grafik Persentase Kategori Dimensi Perencanaan 6.2. HASIL ASESMEN TIAP DAERAH Berikut ini disajikan hasil asesmen per-kabupaten/kota yang terdiri dari grafik radar lima dimensi, tata cara penilaian dan hasil penilaian kualitatif untuk masing-masing kabupaten/kota. 24 Pemeringkatan e-government Indonesia

35 Kota Cimahi Hasil Penilaian dan Peringkat Nama Peringkat ke HASIL PENILAIAN : Kota Cimahi : 1 (satu) dari 21 daerah Grafik Radar 5 Dimensi Gambar 6-11 Grafik Lima Dimensi Kota Cimahi Pemeringkatan e-government Indonesia 25

36 Hasil Penilaian Kualitatif Tata Cara Asesmen: 1. Sebelum asesmen, peserta telah menerima informasi tentang persiapan yang perlu dilakukan, yang meliputi kriteria penilaian, data pendukung dan pengiriman wakil yang berkompeten, sebagaimana terlampir dalam undangan. 2. Peserta mendapatkan penjelasan lebih rinci mengenai tata cara asesmen dalam sesi penjelasan yang dilakukan sebelum asesmen. 3. Asesmen dilakukan terhadap indikator yang dapat diperlihatkan, dijelaskan, diperiksa, dan dinilai selama asesmen. Rangkuman Asesmen Kota Cimahi Hasil asesmen untuk keseluruhan dimensi menunjukkan bahwa penerapan e-government di daerah ini sudah BAIK. Hasil asesmen lebih rinci terhadap daerah ini untuk masingmasing dimensi adalah sebagai berikut: 1. Kebijakan Hasil asesmen pada saat penilaian untuk dimensi Kebijakan menunjukkan hasil yang BAIK. Visi Kota ini adalah Dengan Iman, Taqwa, Optimis dan Cerdas, Jadikan Cimahi Kota Maju, Agamis, Nyaman, Tertib, 26 Pemeringkatan e-government Indonesia

37 Aman dan Produktif. Sedangkan misi yang diemban ada enam, yaitu: 1. Meningkatkan sarana perekonomian dan lapangan kerja. 2. Meningkatkan kualitas pendidikan dan kesehatan. 3. Meningkatkan penataan dan penegakan hukum. 4. Meningkatkan infrastruktur kota. 5. Mengendalikan pembangunan agar berwawasan lingkungan. 6. Meningkatkan kemitraan dengan dunia usaha. Meski TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) belum tersebutkan dalam visi dan misi, namun perlu disadari bahwa TIK dapat berperan terutama untuk misi pertama untuk meningkatkan perekonomian dan lapangan kerja (misalnya dengan e-ukm), misi kedua sebagai alat bantu pendidikan (e-education) dan kesehatan (e-health), serta misi keempat dengan memanfaatkan sistem informasi geografis. Ketika peran TIK mulai disadari dan mulai dimasukkan dalam program-program pembangunan, maka kontribusi TIK akan mulai terlihat. Untuk saat ini, peran TIK dimasukkan dalam RPJMD maupun RPJP. Pemeringkatan e-government Indonesia 27

38 Kebijakan terkait TIK yang pernah dikeluarkan dalam bentuk Keputusan/Peraturan Walikota adalah: Pembentukan Tim Informasi Teknologi (IT) Kota Cimahi (2009). Pembentukan Tim Koordinasi Sistem Informasi Manajemen Kelurahan (2010). Pembentukan Tim Migrasi Perangkat Lunak Sumber Terbuka (Open Source Software) Kegiatan Pengkajian dan Pengembangan Sistem Informasi Kota Cimahi (2010). Pembentukan Tim Tenaga Instalasi dan Pendampingan Migrasi Perangkat Lunak Sumber Terbuka (Open Source Software) pada Kegiatan Pengkajian dan Pengembangan Sistem Informasi Kota Cimahi (2010). Pembentukan Tim Penyusunan Prosedur Operasi Standar (Standard Operating Procedure) Manajemen Sistem Informasi Kegiatan Pengkajian dan Pengembangan Sistem Informasi (2010). Pedoman Pengembangan e-government di Lingkungan Pemerintah Kota Cimahi (2010). Pembentukan Komite Riset dan Inovasi Daerah (2011). Pembentukan Pengurus Regional Information Technology Center of Excellence (RICE) (2011). 28 Pemeringkatan e-government Indonesia

39 Pembentukan Tim Implementasi Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) (2011). Pembentukan Tim Pengelolaan Pengaduan Masyarakat Berbasis Website melalui pesduk.cimahikota.go.id dan melalui SMS ke (2011). Jika dilihat dari daftar kebijakan yang ada di atas, sebagian besar masih terbatas pada pengembangan tim. Kebijakan terakhir yang terkait strategi adalah Pedoman Pengembangan e-government yang dikeluarkan di tahun Secara tidak tertulis disepakati bahwa prioritas diberikan lebih kepada peningkatan pelayanan publik. Implementasi e- government di daerah ini juga pernah dievaluasi oleh tim dari BPPT. Untuk mencapai tingkat penerapan kebijakan yang baik, disarankan melakukan upaya berikut: Perlu disusun manajemen/proses kebijakan yang mencakup seluruh aspek dari mulai perencanaan sampai kepada pengawasan, agar kebijakan terkait TIK yang dikeluarkan dapat dilaksanakan secara konsisten. Pentingnya TIK untuk menunjang kegiatan Pemeringkatan e-government Indonesia 29

40 pembangunan perlu dinyatakan sebagai bagian dari visi dan misi daerah untuk kemudian dilanjutkan dengan strategi penerapannya. Dapat dimaklumi bahwa di daerah ini prioritas lebih dikedepankan untuk kebutuhan dasar seperti kesehatan dan pendidikan, namun perlu dipahami bahwa TIK dapat berperan untuk banyak bidang pembangunan. Perlu adanya berbagai ketetapan dan pedoman baik di tingkatan satuan kerja maupun di tingkatan kota yang menunjukkan pentingnya pemanfaatan TIK untuk pembangunan. Evaluasi yang pernah dilakukan oleh BPPT adalah praktik yang baik, dan kegiatan semacam itu perlu dilakukan secara berkala untuk melihat sejauh mana pencapaian yang telah dilakukan di setiap interval waktunya. 2. Kelembagaan Hasil asesmen dimensi Kelembagaan secara umum menunjukkan hasil yang BAIK. Pengelolaan TIK di daerah ini dilaksanakan oleh Kantor Arsip, Perpustakaan dan Pengelolaan Data Elektronik (KAPPDE) yang memiliki visi untuk mewujudkan good governance dan meningkatkan kualitas hidup 30 Pemeringkatan e-government Indonesia

41 masyarakat melalui pemanfaatan TIK. KAPPDE memiliki tiga seksi yaitu Seksi Kearsipan, Seksi Perpustakaan, dan Seksi PDE. Tupoksi dinyatakan dengan jelas, lengkap dan dapat dilaksanakan. PDE juga telah dianggap sebagai koordinator pengembangan TIK di Kota. Seksi PDE memiliki lima orang karyawan dimana empat diantaranya berlatar belakang TIK. Keterbatasan SDM ini diatasi dengan memanfaatkan orang-orang berlatar belakang TIK ataupun yang berminat dengan TIK di masing-masing OPD. Untuk mendapatkan hasil yang optimal dalam implementasi e-government, disarankan untuk melakukan upaya sebagai berikut: Pengembangan TIK di daerah ini tentunya akan lebih cepat dan lebih fokus jika TIK dikelola oleh unit yang khusus mengelola TIK, mandiri serta memiliki kewenangan yang memadai. Unit TIK yang dibentuk telah ditunjang dengan struktur dan tupoksi yang jelas meski dirasakan masih berada pada tataran normatif, dirasakan kurang membumi. Bentuk organisasi yang masih berupa kantor tentunya memberikan keterbatasan Pemeringkatan e-government Indonesia 31

42 terkait kewenangan pengelolaan TIK. Masih diperlukan pengembangan kapasitas SDM pengelola TIK. Staf pengelola TIK yang hanya berjumlah lima orang tentunya tidak cukup untuk menggawangi keseluruhan implementasi TIK di daerah ini. Perlu dikembangkan program pengembangan SDM TIK yang terencana. Saat ini pengembangan SDM masih bersifat ad-hoc berupa pelatihan/bimtek. 3. Infrastruktur Hasil asesmen dimensi Infrastruktur secara umum menunjukkan hasil yang BAIK. Daerah ini telah memiliki pusat data berukuran 3m x 5m yang dilengkapi dengan raised floor, 4 rak server dengan 14 buah server di dalamnya. Seluruh OPD telah terhubung dengan bandwidth internasional 3 Mbps, internal 1 GB, dan IIX 10 Mbps. Untuk mekanisme keamanan, daerah ini telah melengkapi infrastrukturnya dengan firewall, serta aspek pengamanan fisik meski hanya menggunakan kunci. Perangkat pendukung seperti UPS, genset, AC, pemadam api, kamera pengaman juga telah tersedia. 32 Pemeringkatan e-government Indonesia

43 Daerah ini perlu diapreasiasi karena telah memikirkan fasilitas DRC dengan memanfaatkan fasilitas backup data di Batam (bekerjasama dengan BPPT). Inventarisasi perangkat TIK juga telah dilakukan secara rutin setiap enam bulan sekali. Pengembangan infrastruktur disarankan melalui upaya perbaikan sebagai berikut: Pemeliharaan TIK perlu dilakukan dengan lebih terencana dan rutin (tidak lagi bersifat ad-hoc ketika terdapat perangkat yang rusak). Saat ini pemeliharaan TIK juga dilakukan secara terpisah oleh masing-masing OPD. Perlu disusun kebijakan keamanan informasi. 4. Aplikasi Hasil asesmen dimensi Aplikasi secara umum menunjukkan hasil yang BAIK. Daerah ini telah memiliki situs resmi dengan berita yang diperbaharui. Untuk fungsi pelayanan publik, daerah ini telah memiliki aplikasi untuk kependudukan (SIAK), SIMPADA untuk pendapatan daerah, SIM PPTSP untuk perijinan, PESDUK (SMS Gateway) untuk Pemeringkatan e-government Indonesia 33

44 Pengaduan Masyarakat. Untuk administrasi dan manajemen umum, daerah ini telah memiliki fasilitas surat elektronik, e-arsip untuk mendukung arsip, digital library. Administrasi legislasi didukung oleh JDIH. Untuk manajamen pembangunan, terdapat aplikasi pengadaan barang/jasa (e- Procurement/SPSE), sistem informasi geografis (GIS), e-reporting pengelolaan kegiatan, dan executive dashboard. Manajemen keuangan menggunakan (SIPKD) dan SIMDA, sedangkan manajemen kepegawaian menggunakan (SIMPEG). Selain itu, beberapa SKPD juga telah memiliki sistem informasi seperti misalnya SIM Sekolah (Dinas Pendidikan), SIM Puskesmas (Dinas Kesehatan), SIM Kelurahan. SIM Pengujian Kendaraan Bermotor (Dishub), SIM Dishub LLAJ (Dishub). Daerah ini juga telah mengembangkan distro sendiri yaotu chios (Cimahi Open Source) yang dikembangkan dari sistem operasi Ubuntu. Kegiatan inventarisasi aplikasi TIK juga telah dilakukan dengan rutin Indikator di dimensi Aplikasi akan menjadi lebih sempurna jika aplikasi yang dikembangkan dilengkapi dengan dokumentasi yang dapat mendukung kegiatan pemeliharaan aplikasi, saat ini dokumentasi masih 34 Pemeringkatan e-government Indonesia

45 tersebar di masing-masing SKPD yang memanfaatkan aplikasi meskipun telah dimulai kegiatan untuk mengarsipkan berbagai dokumentasi yang ada. Ketika aplikasi sudah intensif digunakan, selanjutnya dapat dikembangkan agar lebih dari satu aplikasi dapat saling bertukar data/informasi (interoperabilitas). 5. Perencanaan Hasil asesmen dimensi Perencanaan secara umum menunjukkan hasil yang KURANG. Daerah ini telah menyusun rencana induk TIK untuk tahun dan saat ini sedang dilakukan revisi untuk periode berikutnya. Dalam pengembangan rencana induk TIK sebelumnya, KAPPDE bertindak sebagai koordinator, dan dalam penyusunannya dilakukan koordinasi dengan OPD lain yang juga membangun TI. Praktik yang baik ini perlu dilanjutkan mengingat rencana induk TIK yang disusun akan menjadi arah pengembangan TIK dalam kurun waktu beberapa tahun ke depan dan diperlukan untuk memastikan bahwa investasi yang dikeluarkan akan dapat memberikan manfaat yang menyeluruh. Pemeringkatan e-government Indonesia 35

46 Mekanisme proses perencanaan untuk memastikan seluruh kepentingan yang ada terwakili perlu dilanjutkan. Yang perlu dikembangkan adalah penyusunan rencana detail dan peninjauan kembali rencana induk TIK secara rutin. Rencana Induk TIK yang disusun juga perlu mengikutsertakan unsur pembiayaan yang nantinya dimasukkan dalam RPJMN/RPJMD serta RKPD. 36 Pemeringkatan e-government Indonesia

47 Kabupaten Cirebon Hasil Penilaian dan Peringkat Nama Peringkat ke HASIL PENILAIAN : Kabupaten Cirebon : 2 (dua) dari 21 daerah Grafik Radar 5 Dimensi Gambar 6-12 Grafik Lima Dimensi Kabupaten Cirebon Pemeringkatan e-government Indonesia 37

48 Hasil Penilaian Kualitatif Tata Cara Asesmen: 1. Sebelum asesmen, peserta telah menerima informasi tentang persiapan yang perlu dilakukan, yang meliputi kriteria penilaian, data pendukung dan pengiriman wakil yang berkompeten, sebagaimana terlampir dalam undangan. 2. Peserta mendapatkan penjelasan lebih rinci mengenai tata cara asesmen dalam sesi penjelasan yang dilakukan sebelum asesmen. 3. Asesmen dilakukan terhadap indikator yang dapat diperlihatkan, dijelaskan, diperiksa, dan dinilai selama asesmen. Rangkuman Asesmen Kabupaten Cirebon Secara keseluruhan pengelolaan TIK di Kabupaten Cirebon sudah baik, setidaknya dengan kelembagaan dan organisasi yang mandiri (Dinas Kominfo) pengelolaan TIK lebih optimal. Berdasarkan hasil penilaian Asesor PeGI, Kabupaten Cirebon masuk dalam kriteria BAIK, dengan analisa sebagai berikut: 1. Kebijakan Hasil asesmen pada saat penilaian untuk dimensi Kebijakan secara umum menunjukkan hasil yang 38 Pemeringkatan e-government Indonesia

49 KURANG. Meski visi misi daerah ini belum secara jelas mencantumkan TIK, namun pada visi dan misi Dinas Kominfo sudah tergambar dengan jelas arahan TIK. Daerah ini juga telah mengeluarkan beberapa peraturan terkait TIK. Untuk skala prioritas, daerah ini sudah memiliki skala prioritas pembangunan TIK yaitu infrastruktur dan pengembangan SDM, namun daerah ini belum pernah melakukan evaluasi TIK dari eksternal, masih bersifat ad-hoc. Untuk itu perlu dilakukan evaluasi TIK baik secara internal maupun eksternal sebagai bahan masukan pengambilan keputusan pengembangan TIK. Daerah ini juga perlu melengkapi kebijakan TIK yang lebih rinci lagi dan juga perlu ditunjang dengan adanya Standar Operasional Prosedur (SOP) untuk kegiatan yang dilakukan. 2. Kelembagaan Hasil asesmen dimensi Kelembagaan secara umum menunjukkan hasil yang BAIK. Daerah ini sudah memiliki lembaga pengelola TIK yang independen, yaitu Dinas Kominfo yang dibentuk berdasarkan Perda Kabupaten Cirebon Nomor 5 Tahun 2008 Pemeringkatan e-government Indonesia 39

50 tentang Pembentukan Organisasi Dinas Daerah. Adapun tupoksi Dinas Kominfo diatur dalam Perbup Cirebon No. 51 tahun 2008 tentang Rincian Tugas Pokok Fungsi dan Tata Kerja Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Cirebon. Dengan demikian, secara kelembagaan dan tupoksi, Kabupaten Cirebon telah memiliki satu lembaga yang seharusnya cukup memadai untuk menangani pengelolaan TIK. Kekurangan SDM diatasi dengan mengirimkan SDM secara berkala setiap ada undangan bimtek atau sosialisasi baik yang diadakan oleh pusat, provinsi, maupun di tingkat kabupaten/kota. Daerah ini perlu melakukan inventarisasi pengetahuan dan keterampilan agar dapat menyusun program peningkatan SDM untuk mengurangi ketergantungan pada SDM pihak ketiga. 3. Infrastruktur Hasil asesmen menunjukkan hasil yang KURANG. Pengembangan infrastruktur perlu ditingkatkan lagi, saat ini baru ada data center dengan ruangan terbatas 3mx3m dengan fasilitas yang terbatas. Hal ini menyebabkan server masih tersebar di OPD. 40 Pemeringkatan e-government Indonesia

51 Namun untuk jaringan internal, daerah ini telah memiliki jaringan kabel serat optik di komplek perkantoran. Sementara untuk koneksi internet masing-masing OPD masih menggunakan koneksi internet secara mandiri, belum terpusat di Dinas Kominfo. Selain itu, untuk fasilitas keamanan seperti filtering, Dinas Kominfo telah menggunakan filtering untuk koneksi internet dengan menggunakan Nawala. Pemeliharaan dan inventarisasi TIK belum dilakukan secara mandiri dan masih dibantu oleh pihak ketiga. Untuk itu perlu inventarisasi secara lengkap mengenai peralatan TIK dengan sistemnya seperti alat, lokasi, kondisi, penanggung jawab agar dapat dimonitor bagaimana kondisi peralatan TIK. Selain itu juga perlu adanya konsolidasi antar OPD agar server yang tersebar dapat dikumpulkan secara terpusat. Hal ini otomatis perlu adanya data center yang memadai dengan segala fasilitas pendukungnya. Pemeringkatan e-government Indonesia 41

52 4. Aplikasi Hasil asesmen untuk dimensi Aplikasi secara umum menunjukkan hasil yang BAIK. Website dinilai bagus baik dari sisi rancangan maupun konten meskipun masih banyak yang harus diperbaiki dari sisi isinya. Selain itu terdapat aplikasi lainnya seperti aplikasi di bidang pelayanan publik, bidang legislasi, pembangunan, keuangan, dan juga SIMDA. Meski demikian, aplikasi layanan publik perlu dilengkapi lagi dengan aplikasi untuk layanan perizinan dan lain-lain. Dokumentasi untuk tiap aplikasi ada namun masih tersebar. Perlu dikompilasi secara terpusat untuk mempermudah pemeliharaan dan pengembangan aplikasi. Selain itu perlu juga dipikirkan adanya interoperabilitas aplikasi agar pengelolaan dapat lebih baik. Penerapan open source dan penggunaan resmi juga perlu ditingkatkan lagi. 5. Perencanaan Hasil asesmen pada saat penilaian untuk dimensi perencanaan secara umum menunjukkan hasil yang BAIK. Perencanaan bidang TIK dilakukan oleh Dinas Kominfo dengan adanya mekanisme proses 42 Pemeringkatan e-government Indonesia

53 perencanaan yang sudah baku. Master plan TIK sudah ada walau baru bersifat sebagai referensi, dan belum diturunkan ke kebijakan yang lebih rinci lagi. Pembiayaan tercantum dalam DPA Kabupaten Cirebon, dimana jumlah yang dialokasikan cukup memadai untuk pengembangan TIK. Master plan yang ada perlu direvisi lagi dan disesuaikan dengan perkembangan TIK saat ini. Dalam renstra yang baru perlu ada unsur kebijakan, kelembagaan, dan penguatan koordinasi dan efisiensi tingkat Pemerintah Daerah. Pemeringkatan e-government Indonesia 43

54 Kota Bogor Hasil Penilaian dan Peringkat Nama Peringkat ke HASIL PENILAIAN : Kota Bogor : 3 (tiga) dari 21 daerah Grafik Radar 5 Dimensi Gambar 6-13 Grafik Lima Dimensi Kota Bogor 44 Pemeringkatan e-government Indonesia

55 Hasil Penilaian Kualitatif Tata Cara Asesmen: 1. Sebelum asesmen, peserta telah menerima informasi tentang persiapan yang perlu dilakukan, yang meliputi kriteria penilaian, data pendukung dan pengiriman wakil yang berkompeten, sebagaimana terlampir dalam undangan. 2. Peserta mendapatkan penjelasan lebih rinci mengenai tata cara asesmen dalam sesi penjelasan yang dilakukan sebelum asesmen. 3. Asesmen dilakukan terhadap indikator yang dapat diperlihatkan, dijelaskan, diperiksa, dan dinilai selama asesmen. Rangkuman Asesmen Kota Bogor Hasil asesmen secara umum menilai bahwa pengembangan dan pelaksanaan e-government di Kota Bogor masuk dalam kategori KURANG. Dari proses asesmen, tim asesor telah menemukan sejumlah indikator positif dan juga sejumlah indikator negatif yang memerlukan perhatian untuk diperbaiki. Temuan dan saran dalam masing-masing dimensi dijabarkan lebih lanjut berikut ini. Pemeringkatan e-government Indonesia 45

56 1. Kebijakan Hasil asesmen untuk dimensi Kebijakan menunjukkan hasil yang KURANG. Daerah ini telah menyusun kebijakan pembentukan kelembagaan untuk pengelolaan TIK berbentuk kantor sejak Selain itu juga telah mengeluarkan surat edaran tentang pemanfaatan open source. Beberapa hal yang perlu ditingkatkan adalah: 1. Perlu disusun kebijakan untuk melakukan asesmen, audit atau kajian yang lebih mendalam yang mencakup teknologi, kebijakan, kelembagaan, infrastruktur, dan aplikasi agar dapat menjadi referensi perencanaan pengembangan di masa datang. 2. Visi kota Bogor perlu lebih eksplisit disebutkan perihal pemanfaatan TIK agar mendapatkan prioritas yang layak mengingat strategisnya peran TIK dalam menopang visi dan misi pemerintah. 2. Kelembagaan Hasil asesmen dimensi ini menunjukkan hasil yang BAIK. Beberapa indikator positif yang ditemui adalah: 1. Organisasi TIK yang berjalan cukup efektif dengan sudah adanya kantor. 46 Pemeringkatan e-government Indonesia

57 2. Tugas pokok dan fungsi sudah jelas dan tertuang dengan baik dalam Peraturan resmi. 3. Sudah memiliki SDM dengan pengetahuan dan keterampilan TIK. Beberapa hal yang perlu ditingkatkan adalah: 1. Melakukan inventarisasi ulang kompetensi SDM (jumlah dan kualitas) yang disandingkan dengan kompetensi yang dibutuhkan sehingga didapatkan gambaran kesenjangan. 2. Membuat rencana pengembangan SDM yang lebih terprogram berdasarkan butir 1 di atas. 3. Mulai membuat dan menerapkan aturan penerapan penerimaan CPNS dan pengangkatan jabatan berdasarkan kompetensi TIK sehingga dapat mendukung pengembangan e-government dalam skala lebih luas dan tingkat lebih tinggi. 4. Melengkapi SOP untuk mendukung kegiatan pengembangan dan pemanfaatan TIK. 3. Infrastruktur Hasil asesmen menunjukkan hasil yang KURANG. Beberapa indikator positif yang ditemui: 1. Sudah memiliki dan mengoperasikan NOC center yang mengelola kegiatan layanan internet. Pemeringkatan e-government Indonesia 47

58 2. Sudah memiliki jaringan data yang cukup baik, yang mencakup sejumlah lokasi kantor. Beberapa hal yang perlu ditingkatkan adalah: 1. Peningkatan kelengkapan sarana dan pengembangan pusat data yang terkonsolidasi untuk memastikan efisiensi dan keterpaduan. 2. Persiapan dan pembangunan sarana disaster recovery, yaitu fasilitas penanggulangan jika terjadi bencana dan gangguan yang berdampak pada kelangsungan berfungsinya layanan TIK. 4. Aplikasi Hasil asesmen menunjukkan hasil yang BAIK. Beberapa indikator positif yang ditemukan adalah: 1. Adanya website yang dikelola dan dirawat dengan konten yang cukup up to date. 2. Sudah berjalannya berbagai aplikasi pendukung kepemerintahan yang efisien. Beberapa hal yang perlu ditingkatkan adalah: 1. Penambahan fitur interaktif dalam website yang ada untuk meningkatkan pemanfaatan oleh masyarakat. 48 Pemeringkatan e-government Indonesia

59 2. Dilakukannya kajian/audit keseluruhan aplikasi yang ada di seluruh jajaran pemerintah kota dari segi pemanfaatan, teknologi yang digunakan, dan ketergantungan pada pihak ketiga. 3. Melakukan inventarisasi aplikasi untuk menemukan kesenjangan dengan perkembangan kebutuhan masyarakat dan pemerintah. 4. Pengembangan aplikasi perijinan online ke tahap/tingkat yang lebih tinggi (misalnya dengan fasilitas upload dokumen, integrasi dengan database pendukung lain seperti misalnya database kependudukan). 5. Perencanaan Hasil asesmen menunjukkan hasil yang KURANG. Daerah ini telah memiliki master plan TIK yang berakhir tahun Daerah ini juga telah memiliki mekanisme perencanaan sesuai prosedur baku renstra dan RPJMD. Namun demikian, masih terdapat beberapa hal yang disarankan, yaitu: 1. Peremajaan master plan yang sudah ada, dengan melihat perkembangan teknologi serta visi misi dan kebutuhan daerah. Master Plan ini secara lengkap dan utuh harus mencakup aspek kebijakan, kelembagaan, infrastruktur dan aplikasi Pemeringkatan e-government Indonesia 49

60 dan sebaiknya dilakukan oleh ahli yang kompeten dan obyektif. 2. Menyediakan unit kerja yang melakukan koordinasi perencanaan TIK secara terpadu dan berkesinambungan dengan meningkatkan efektivitas forum untuk membahas koordinasi perencanaan. 3. Master Plan yang sudah disempurnakan dapat dikukuhkan dengan produk hukum agar memiliki kekuatan hukum yang cukup untuk menjaga kelangsungan pengembangan TIK. 50 Pemeringkatan e-government Indonesia

61 Kota Bekasi Hasil Penilaian dan Peringkat Nama Peringkat ke HASIL PENILAIAN : Kota Bekasi : 4 (empat) dari 21 daerah Grafik Radar 5 Dimensi Gambar 6-14 Grafik Lima Dimensi Kota Bekasi Pemeringkatan e-government Indonesia 51

62 Hasil Penilaian Kualitatif Tata Cara Asesmen: 1. Sebelum asesmen, peserta telah menerima informasi tentang persiapan yang perlu dilakukan, yang meliputi kriteria penilaian, data pendukung dan pengiriman wakil yang undangan. berkompeten, sebagaimana terlampir dalam 2. Peserta mendapatkan penjelasan lebih rinci mengenai tata cara asesmen dalam sesi penjelasan yang dilakukan sebelum asesmen. 3. Asesmen dilakukan terhadap indikator yang dapat diperlihatkan, dijelaskan, diperiksa, dan dinilai selama asesmen. Rangkuman Asesmen Kota Bekasi Hasil asesmen keseluruhan dimensi untuk Kota Bekasi adalah KURANG. Penilaian ini dilakukan berdasarkan informasi yang didapat dari hasil pemaparan peserta asesmen dan penggalian asesor selama pelaksanaan asesmen. Disamping itu, penilaian ini juga mengacu pada indikator yang tersedia pada saat penilaian dilaksanakan. Berikut ini disajikan penilaian penerapan e-government di Kota Bekasi berdasarkan masing-masing dimensi. 52 Pemeringkatan e-government Indonesia

63 1. Kebijakan Nilai dimensi Kebijakan adalah KURANG. Daerah ini telah memiliki dokumen proses penetapan kebijakan di bidang TIK, memiliki renja dan visi misi pengembangan TIK serta telah melakukan evaluasi pengembangan TIK. Diharapkan pengembangan TIK di daerah ini senantiasa mengacu pada kebijakan yang telah ditetapkan. 2. Kelembagaan Nilai dimensi Kelembagaan adalah BAIK. Daerah ini telah memiliki unit kerja yang menangani TIK yaitu Bagian pada Sekretariat Daerah. Daerah ini juga telah memiliki dokumen uraian tugas yang jelas dan dokumen SOP pengembangan TIK. Terkait dengan dimensi ini, diharapkan daerah ini dapat menyusun rencana pengembangan SDM untuk meningkatkan keahlian. 3. Infrastruktur Nilai dimensi Infrastruktur ini adalah KURANG. Daerah ini telah memiliki server database dengan pola perawatan yang baik. Jaringan data dan perangkat TIK yang ada juga terawat dengan baik. Pemeringkatan e-government Indonesia 53

64 Indikator negatifnya adalah: 1. Tidak mempunyai data center dan ruang server 2. Tidak disaster recovery. 3. Tidak ada inventarisasi peralatan TIK. Saran perbaikan untuk dimensi Infrastruktur adalah: 1. Prosedur dan rencana DRC perlu ditetapkan dan menjadi suatu kebijakan. 2. Pendataan peralatan TIK sangat diperlukan untuk dilakukan dan dievaluasi secara berkala. 4. Aplikasi Nilai dimensi Aplikasi adalah KURANG. Daerah ini telah memiliki website yang berisi informasi terbaru. Beberapa aplikasi juga sudah berjalan dengan baik, seperti misalnya SPSE, e-ktp, Monev, dan dinas. Inventarisasi aplikasi juga telah dilakukan. Namun demikian, daerah ini belum menerapkan interoperabilitas antar aplikasi. Selain itu, perlu dilakukan usaha untuk melengkapi dokumentasi aplikasi yang ada, seperti misalnya dokumen petunjuk penggunaan dan source code. 54 Pemeringkatan e-government Indonesia

65 5. Perencanaan Nilai dimensi Perencanaan adalah KURANG. Daerah ini belum memiliki perencanaan TIK untuk kedepannya selain juga sistem dan proses perencanaan di daerah ini belum jelas. Belum adanya Perencanaan TIK akan menyulitkan peningkatan layanan pembangunan dan pengembangan TIK.. Saran perbaikan untuk dimensi Perencanaan adalah: 1. Rencana induk TIK harus dibuat segera untuk memudahkan pelaksanaan dan peningkatan layanan TIK. 2. Pembiayaan atau anggaran perlu dirancang sesuai dengan kebutuhan. 3. Rencana kerja harus segera dibuat untuk meningkatkan layanan TIK. Pemeringkatan e-government Indonesia 55

Agenda. Ruang Lingkup Pertimbangan Evaluasi Peraturan-peraturan Kerangka Fungsional Kelompok Aplikasi Sub-dimensi Aplikasi Checklist

Agenda. Ruang Lingkup Pertimbangan Evaluasi Peraturan-peraturan Kerangka Fungsional Kelompok Aplikasi Sub-dimensi Aplikasi Checklist Dimensi Aplikasi 1 Agenda Ruang Lingkup Pertimbangan Evaluasi Peraturan-peraturan Kerangka Fungsional Kelompok Aplikasi Sub-dimensi Aplikasi Checklist 2 Ruang Lingkup Salah satu upaya untuk melihat, mengevaluasi,

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

LEMBARAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT LEMBARAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 3 TAHUN 2018 PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 3 TAHUN 2018 TENTANG TATA KELOLA PEMERINTAHAN BERBASIS SISTEM ELEKTRONIK DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

GUBERNUR PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

GUBERNUR PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT GUBERNUR PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR TAHUN 2017 TENTANG TATA KELOLA PEMERINTAHAN BERBASIS SISTEM ELEKTRONIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR TAHUN 2017 TENTANG TATA KELOLA PEMERINTAHAN BERBASIS ELEKTRONIK

PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR TAHUN 2017 TENTANG TATA KELOLA PEMERINTAHAN BERBASIS ELEKTRONIK PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR TAHUN 2017 TENTANG TATA KELOLA PEMERINTAHAN BERBASIS ELEKTRONIK Menimbang: a. bahwa pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dapat meningkatkan

Lebih terperinci

Menilai penerapan e-government di Kementerian / Lembaga Negara Republik Indonesia menggunakan Framework PeGI

Menilai penerapan e-government di Kementerian / Lembaga Negara Republik Indonesia menggunakan Framework PeGI No. 003/32.02/BDT/2017 Menilai penerapan e-government di Kementerian / Lembaga Negara Republik Indonesia menggunakan Framework PeGI Irwan munandar Balai Pendidikan dan Pelatihan Tambang Bawah Tanah Irwan@esdm.go.id

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR TAHUN 2017 TENTANG TATA KELOLA PEMERINTAHAN BERBASIS SISTEM ELEKTRONIK

RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR TAHUN 2017 TENTANG TATA KELOLA PEMERINTAHAN BERBASIS SISTEM ELEKTRONIK RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR TAHUN 2017 TENTANG TATA KELOLA PEMERINTAHAN BERBASIS SISTEM ELEKTRONIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT, Menimbang:

Lebih terperinci

Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia

Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia Tentang Pembicara Yudho Giri Sucahyo, S.Kom, M.Kom, Ph.D, CISA, CISM*, CEP, CSRS S1 dan S2, UI S3 School of Computing, Curtin University of Technology, Australia Staf Pengajar Staf Pengajar MM-FEUI dan

Lebih terperinci

TENTANG : TUGAS, FUNGSI, TATA KERJA DAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL DAN FUNGSIONAL DI LINGKUNGAN DINAS KOMUNIKASI, STATISTIK DAN PERSANDIAN.

TENTANG : TUGAS, FUNGSI, TATA KERJA DAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL DAN FUNGSIONAL DI LINGKUNGAN DINAS KOMUNIKASI, STATISTIK DAN PERSANDIAN. LAMPIRAN PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR : TANGGAL : TENTANG : TUGAS, FUNGSI, TATA KERJA DAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL DAN FUNGSIONAL DI LINGKUNGAN DINAS KOMUNIKASI, STATISTIK DAN PERSANDIAN. TUGAS,

Lebih terperinci

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 49 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 49 TAHUN 2016 TENTANG WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 49 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 61 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA

Lebih terperinci

Ringkasan Laporan Kegiatan Monitoring dan Evaluasi Penerapan UU di Pemerintah Kabupaten/Kota di Jawa Barat. Komisi Informasi Provinsi Jawa Barat

Ringkasan Laporan Kegiatan Monitoring dan Evaluasi Penerapan UU di Pemerintah Kabupaten/Kota di Jawa Barat. Komisi Informasi Provinsi Jawa Barat 2016 Ringkasan Laporan Kegiatan Monitoring dan Evaluasi Penerapan UU di Pemerintah Kabupaten/Kota di Jawa Barat Komisi Informasi Provinsi Jawa Barat Daftar Isi I. Latar Belakang Masalah... 4 II. Maksud

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SRAGEN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SRAGEN, RANCANGAN BUPATI SRAGEN PERATURAN BUPATI KABUPATEN SRAGEN NOMOR... TAHUN 2017 TENTANG TATA KELOLA PENYELENGGARAAN SISTEM ELEKTRONIK DALAM PEMERINTAHAN (E-GOVERNMENT) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

Lampiran Surat Nomor : 96 /DJAI.2/KOMINFO/AI.01.01/02/2013 KUISIONER. Pemeringkatan E-Government Indonesia (PEGI) 2014

Lampiran Surat Nomor : 96 /DJAI.2/KOMINFO/AI.01.01/02/2013 KUISIONER. Pemeringkatan E-Government Indonesia (PEGI) 2014 Lampiran Surat Nomor : 96 /DJAI./KOMINFO/AI.01.01/0/013 KUISIONER Pemeringkatan E-Government Indonesia (PEGI) 014 NAMA ORGANISASI NAMA RESPONDEN EMAIL RESPONDEN : Kementerian Sosial : Suwendi : wendy@kemsos.go.id

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

PEMERINTAH KOTA TANGERANG RINGKASAN RENSTRA DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KOTA TANGERANG PERIODE 2014-2018 Penyusunan Renstra Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Tangerang periode 2014-2018 merupakan amanat perundangan yang

Lebih terperinci

PERATURAN BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Susunan Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengolahan Data Elektonik serta Badan

PENDAHULUAN. Susunan Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengolahan Data Elektonik serta Badan BAB I PENDAHULUAN A. Gambaran Umum Dinas Komunikasi Informatika dan Pengolahan Data Elektronik Provinsi Riau merupakan perangkat daerah yang diserahi wewenang tugas dan tanggung jawab menunjang penyelenggaraan

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN 2008 TENTANG PELAKSANAAN E-GOVERNMENT DI INSTANSI PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN 2008 TENTANG PELAKSANAAN E-GOVERNMENT DI INSTANSI PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN 2008 TENTANG PELAKSANAAN E-GOVERNMENT DI INSTANSI PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang:

Lebih terperinci

By : DR. Ir. H. DADANG MOHAMMAD, MSCE PLT. KEPALA BPPT JABAR

By : DR. Ir. H. DADANG MOHAMMAD, MSCE PLT. KEPALA BPPT JABAR By : DR. Ir. H. DADANG MOHAMMAD, MSCE PLT. KEPALA BPPT JABAR Meningkatkan Koordinasi perizinan yang saling keterkaitan antara perizinan di tingkat Pusat dengan Provinsi atau perizinan di tingkat Provinsi

Lebih terperinci

BUPATI MOJOKERTO PERATURAN BUPATI MOJOKERTO NOMOR4ATAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAN E-GOVERNMENT DI KABUPATEN MOJOKERTO

BUPATI MOJOKERTO PERATURAN BUPATI MOJOKERTO NOMOR4ATAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAN E-GOVERNMENT DI KABUPATEN MOJOKERTO BUPATI MOJOKERTO PERATURAN BUPATI MOJOKERTO NOMOR4ATAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAN E-GOVERNMENT DI KABUPATEN MOJOKERTO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO, Menimbang a. bahwa pemanfaatan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR... TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM ELEKTRONIK DI INSTANSI PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH (E-GOVERNMENT)

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR... TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM ELEKTRONIK DI INSTANSI PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH (E-GOVERNMENT) PERATURAN PEMERINTAH NOMOR... TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM ELEKTRONIK DI INSTANSI PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH (E-GOVERNMENT) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN WALIKOTA PROBOLINGGO NOMOR 32 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KELURAHAN (SIAKEL) DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO

Lebih terperinci

Fungsi Dasar, Layanan Utama dan Contoh Struktur Organisasi Perangkat Daerah Bidang Kominfo Sub Urusan Informasi dan Komunikasi Publik

Fungsi Dasar, Layanan Utama dan Contoh Struktur Organisasi Perangkat Daerah Bidang Kominfo Sub Urusan Informasi dan Komunikasi Publik Fungsi Dasar, Layanan Utama dan Contoh Struktur Organisasi Perangkat Daerah Bidang Kominfo Sub Urusan Informasi dan Komunikasi Publik 30 Agustus 2016 Penjelasan Fungsi Dasar Sub Urusan IKP No. Pengelompokan

Lebih terperinci

EVALUASI PENERAPAN E-GOVERNMENT PADA DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA PROVINSI RIAU MENGGUNAKAN PENDEKATAN METODE PEGI

EVALUASI PENERAPAN E-GOVERNMENT PADA DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA PROVINSI RIAU MENGGUNAKAN PENDEKATAN METODE PEGI EVALUASI PENERAPAN E-GOVERNMENT PADA DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA PROVINSI RIAU MENGGUNAKAN PENDEKATAN METODE PEGI Fitri Wahyuni 1, Angraini 2 Jurusan Sistem Informasi, Fakultas Sains dan Teknologi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat baik material maupun spiritual. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat baik material maupun spiritual. Untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pembangunan nasional merupakan salah satu kegiatan pemerintah Indonesia yang berlangsung terus menerus dan berkesinambungan yang bertujuan untuk meningkatkan

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 28 TAHUN 2017

PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 28 TAHUN 2017 SALINAN PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 28 TAHUN 2017 TENTANG TATA KELOLA PENYELENGGARAAN SISTEM ELEKTRONIK DALAM PEMERINTAHAN (E-GOVERNMENT) DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN SRAGEN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BUPATI REMBANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI REMBANG NOMOR 58 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI REMBANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI REMBANG NOMOR 58 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI REMBANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI REMBANG NOMOR 58 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKAREPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKAREPUBLIK INDONESIA, SALINAN PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN NOMENKLATUR PERANGKAT DAERAH BIDANG KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 62 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 62 TAHUN 2016 TENTANG BH INNEKA TU NGGAL IKA BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 62 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS POKOK, FUNGSI, URAIAN TUGAS JABATAN DAN TATA KERJA

Lebih terperinci

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 80 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 80 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 80 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN SIDOARJO

Lebih terperinci

URGENSI SIPD DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

URGENSI SIPD DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH URGENSI SIPD DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH Cirebon, 22 Desember 2015 OUTLINE PEMBAHASAN 1 SIPD DALAM UU 23 TAHUN 2014 2 PERMENDAGRI 8/2014 TENTANG SIPD AMANAT UU 23 TAHUN 2014 Pasal 274: Perencanaan

Lebih terperinci

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2017 TENTANG TATA KELOLA TEKNOLOGI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Teknologi informasi dan komunikasi (TIK) merupakan suatu kebutuhan guna mendukung kegiatan organisasi termasuk di lingkungan pemerintahan dalam pencapaian tujuannya.

Lebih terperinci

Renstra 2014 H a l a m a n 1 BAB I PENDAHULUAN

Renstra 2014 H a l a m a n 1 BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pembangunan daerah merupakan satu kesatuan dengan pembangunan nasional, yang pelaksanaannya tetap dan senantiasa memperhatikan kondisi, potensi dan sumber daya daerah

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN PRESIDEN TENTANG PELAKSANAAN E-GOVERNMENT DI INSTANSI PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH. Jakarta, 11 Februari 2009

RANCANGAN PERATURAN PRESIDEN TENTANG PELAKSANAAN E-GOVERNMENT DI INSTANSI PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH. Jakarta, 11 Februari 2009 RANCANGAN PERATURAN PRESIDEN TENTANG PELAKSANAAN E-GOVERNMENT E DI INSTANSI PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH Jakarta, 11 Februari 2009 1 REGULASI YANG TELAH ADA Telah dilaksanakan Tentang Kebijakan dan Strategi

Lebih terperinci

TUGAS DAN FUNGSI DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN INDRAGIRI HULU Dinas Komunikasi dan Informatika mempunyai tugas membantu Bupati

TUGAS DAN FUNGSI DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN INDRAGIRI HULU Dinas Komunikasi dan Informatika mempunyai tugas membantu Bupati TUGAS DAN FUNGSI DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN INDRAGIRI HULU Dinas Komunikasi dan Informatika mempunyai tugas membantu Bupati melaksanakan urusan Otonomi Daerah dan tugas pembantuan di Bidang

Lebih terperinci

Gubernur Jawa Barat GUBERNUR JAWA BARAT,

Gubernur Jawa Barat GUBERNUR JAWA BARAT, Gubernur Jawa Barat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 72 TAHUN 2009 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, RINCIAN TUGAS UNIT DAN TATA KERJA DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA PROVINSI JAWA BARAT GUBERNUR JAWA BARAT,

Lebih terperinci

Rencana Kerja Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Pelalawan 2016 BAB. I PENDAHULUAN

Rencana Kerja Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Pelalawan 2016 BAB. I PENDAHULUAN BAB. I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil merupakan unsur pelaksanaan Pemerintah Daerah yang dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berada dibawah dan bertanggung jawab

Lebih terperinci

BUPATI POLEWALI MANDAR

BUPATI POLEWALI MANDAR BUPATI POLEWALI MANDAR PERATURAN BUPATI POLEWALI MANDAR NOMOR 23 TAHUN 2013 TENTANG PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN DALAM KERANGKA E-GOVERNMENT DILINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN POLEWALI MANDAR

Lebih terperinci

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PELAYANAN PERMOHONAN DATA KEPENDUDUKAN

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PELAYANAN PERMOHONAN DATA KEPENDUDUKAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PELAYANAN PERMOHONAN DATA KEPENDUDUKAN PADA DINAS KEPENDUDUKAN DAN TAHUN 2013 6 DINAS KEPENDUDUKAN DAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PELAYANAN PERMOHONAN DATA KEPENDUDUKAN

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA TAHUN Pusat Data dan Teknologi Informasi

LAPORAN KINERJA TAHUN Pusat Data dan Teknologi Informasi LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 Pusat Data dan Teknologi Informasi KATA PENGANTAR Alhamdulillah, Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena rahmat dan hidayah-nya sehingga kami dapat menyelesaikan

Lebih terperinci

2018, No Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 20

2018, No Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 20 No.154, 2018 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENPAN-RB. Evaluasi Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik. PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 17/PRT/M/2016 TENTANG PENYELENGGARAAN TEKNOLOGI INFORMASI

Lebih terperinci

BADAN PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU SATU PINTU KABUPATEN KEDIRI

BADAN PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU SATU PINTU KABUPATEN KEDIRI BADAN PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU SATU PINTU KABUPATEN KEDIRI 1. VISI BPM-P2TSP KAB. KEDIRI Visi merupakan cara pandang jauh ke depan dari suatu lembaga/institusi yang harus dibawa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kependudukan Catatan Sipil dan Keluarga Berencana Kabupaten Karimun berubah

BAB I PENDAHULUAN. Kependudukan Catatan Sipil dan Keluarga Berencana Kabupaten Karimun berubah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Karimun Nomor 6 Tahun 2011 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Dinas Daerah Kabupaten Karimun, Dinas Kependudukan Catatan

Lebih terperinci

BAB 7 KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil Internal Control Questionnaire (ICQ) mengenai Sistem

BAB 7 KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil Internal Control Questionnaire (ICQ) mengenai Sistem BAB 7 KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN REKOMENDASI 7.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil Internal Control Questionnaire (ICQ) mengenai Sistem Pengendalian Internal Pemerintah pada Badan Pelayanan Perizinan Terpadu

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.346, 2010 KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI. E-GOVERNMENT. Pelaksanaan.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.346, 2010 KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI. E-GOVERNMENT. Pelaksanaan. BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.346, 2010 KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI. E-GOVERNMENT. Pelaksanaan. PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.10/MEN/VII/2010

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN RENSTRA DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KAB. KEPULAUAN ANAMBAS TAHUN

BAB I PENDAHULUAN RENSTRA DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KAB. KEPULAUAN ANAMBAS TAHUN 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagaimana diamanatkan Undang Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, maka setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) harus

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2017

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2017 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2017 DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA PROVINSI JAWA BARAT Jalan Tamansari No. 55 Telepon (022) 2502898 Fax. (022) 2511505 http:// diskominfo.jabarprov.go.id/ e-mail

Lebih terperinci

BAB 5 PENUTUP. Pendidikan Kabupaten Brebes, maka efektivitas untuk 5 (lima) unsur SPIP pada

BAB 5 PENUTUP. Pendidikan Kabupaten Brebes, maka efektivitas untuk 5 (lima) unsur SPIP pada BAB 5 PENUTUP 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil wawancara yang dilengkapi dengan hasil observasi dan dokumen terkait Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) pada Dinas Pendidikan Kabupaten Brebes,

Lebih terperinci

BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 WALI KOTA BOGOR PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALI KOTA BOGOR NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM ELEKTRONIK DALAM PERIZINAN DAN NON PERIZINAN DI LINGKUNGAN DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN

Lebih terperinci

3.4 Penentuan Isu-isu Strategis

3.4 Penentuan Isu-isu Strategis Negeri atas tugas pokok dan fungsinya dengan memperhatikan visi, misi, dan arah kebijakan Pemerintah Republik Indonesia untuk lima tahun ke depan, serta kondisi obyektif dan dinamika lingkungan strategis,

Lebih terperinci

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 59 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN GARUT Menimbang : a. DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PENILAIAN INDEK E-GOVERMENT PADA DINKES KOTA PALEMBANG

PENILAIAN INDEK E-GOVERMENT PADA DINKES KOTA PALEMBANG PENILAIAN INDEK E-GOVERMENT PADA DINKES KOTA PALEMBANG Fery Antony ), Rendra Gustriansyah ), Ryan Ramanda Putra 3) ), 3) Program Studi Teknik Komputer Universitas Indo Global Mandiri ) Program Studi Informatika

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA

INDIKATOR KINERJA UTAMA INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KOMUNIKASI, INFORMATIKA DAN STATISTIK KOTA BLITAR DINAS KOMUNIKASI, INFORMATIKA DAN STATISTIK KOTA BLITAR Jl. DR Moh. Hatta 05 Kota Blitar telp/faks : 0342-807805 situs web

Lebih terperinci

Sosialisasi Peraturan Gubernur DIY No. 2 Tahun 2018 tentang Tata Kelola Teknologi Informasi dan Komunikasi

Sosialisasi Peraturan Gubernur DIY No. 2 Tahun 2018 tentang Tata Kelola Teknologi Informasi dan Komunikasi Sosialisasi Peraturan Gubernur DIY No. 2 Tahun 2018 tentang Tata Kelola Teknologi Informasi dan Komunikasi Bidang Manajemen Informatika Dinas Komunikasi dan Informatika DIY 1. Pengenalan Dinas Kominfo

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2018

PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2018 PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2018 TENTANG PEDOMAN EVALUASI SISTEM PEMERINTAHAN BERBASIS ELEKTRONIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

DIPA BADAN URUSAN ADMINISTRASI TAHUN ANGGARAN 2014

DIPA BADAN URUSAN ADMINISTRASI TAHUN ANGGARAN 2014 TOTAL BAES01 JAWA BARAT 129,401,372,000.00 BELANJA PEGAWAI 100,974,521,000.00 BELANJA BARANG OPERASIONAL 8,203,990,000.00 BELANJA BARANG NON OPERASIONAL 2,838,361,000.00 BELANJA MODAL 17,384,500,000.00

Lebih terperinci

- 1 - MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

- 1 - MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA - 1 - SALINAN Ranc. 070116 0948 MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

NO SERI. D PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT. NO SERI. D 6 Nopember 2008

NO SERI. D PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT. NO SERI. D 6 Nopember 2008 PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NO. 21 2008 SERI. D 6 Nopember 2008 PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR : 22 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSPEKTORAT, BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

Rencana kerja Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik Kabupaten Sumbawa Tahun 2017 disusun sebagai bahan acuan penyelenggaraan program dan

Rencana kerja Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik Kabupaten Sumbawa Tahun 2017 disusun sebagai bahan acuan penyelenggaraan program dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemerintah Kabupaten Sumbawa pada tahun anggaran 2017 telah menyusun tema pembangunan daerah yang berorientasi pada upaya Pemantapan Pelayanan Publik dan Percepatan

Lebih terperinci

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.10/MEN/VII/2010 TENTANG E-GOVERNMENT DI KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. : Memberikan layanan terbaik di Bidang Teknologi Informasi guna Mewujudkan Good Governance

BAB I PENDAHULUAN. : Memberikan layanan terbaik di Bidang Teknologi Informasi guna Mewujudkan Good Governance BAB I PENDAHULUAN A. Visi dan Misi Visi : Memberikan layanan terbaik di Bidang Teknologi Informasi guna Mewujudkan Good Governance Misi : - Mewujudkan Transparansi Pelayanan Masyarakat - Mewujudkan Otomatisasi

Lebih terperinci

LAPORAN KERJA PRAKTEK

LAPORAN KERJA PRAKTEK LAPORAN KERJA PRAKTEK Dipersiapkan oleh: Calvin Tandra / 140707799 Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri Universitas Atma Jaya Yogyakarta 2017 1 3 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... 1

Lebih terperinci

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 49 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 49 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 49 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA UNSUR ORGANISASI DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1 Visi dan Misi SKPD Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode perencanaan. Misi adalah rumusan umum

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA Jakarta, 21 Maret 2011 Kepada, Nomor : 050 / 883 / SJ Yth. 1. Gubernur. Sifat : Penting 2. Bupati/Walikota. Lamp : Satu berkas di - Hal : Pedoman Penyusun Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang mensyaratkan bentuk dan isi laporan pertanggung jawaban pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. yang mensyaratkan bentuk dan isi laporan pertanggung jawaban pelaksanaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pengelolaan keuangan, pemerintah melakukan reformasi dengan mengeluarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara yang mensyaratkan bentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rencana kerja adalah dokumen rencana yang memuat program dan kegiatan yang diperlukan untuk mencapai sasaran pembangunan, dalam bentuk kerangka regulasi dan kerangka

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Subulussalam, 10 Februari 2017 KEPALA DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KOTA SUBULUSSALAM

KATA PENGANTAR. Subulussalam, 10 Februari 2017 KEPALA DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KOTA SUBULUSSALAM 1 Rencana Strategis Dinas Komunikasi dan Informatika KATA PENGANTAR Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Komunikasi dan Informatika (Dinas Kominfo) Kota Subulussalam periode 2015-2019 merupakan bagian integral

Lebih terperinci

URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KOTA MADIUN

URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KOTA MADIUN URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KOTA MADIUN No. 1. Kepala Dinas Memimpin, mengkoordinasikan dan mengawasi pelaksanaan kebijakan, evaluasi dan bimbingan teknis di bidang Komunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Perkembangan Sejarah menunjukkan bahwa Provinsi Jawa Barat merupakan Provinsi yang pertama dibentuk di wilayah Indonesia (staatblad Nomor: 378). Provinsi

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR Drs. Helmizar Kepala Pusat Kajian Akuntabilitas Keuangan Negara Sekretariat Jenderal dan Badan Keahlian DPR RI

KATA PENGANTAR Drs. Helmizar Kepala Pusat Kajian Akuntabilitas Keuangan Negara Sekretariat Jenderal dan Badan Keahlian DPR RI KATA PENGANTAR Drs. Helmizar Kepala Pusat Kajian Akuntabilitas Keuangan Negara Sekretariat Jenderal dan Badan Keahlian DPR RI Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa karena

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 68 TAHUN2016

PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 68 TAHUN2016 PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 68 TAHUN2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI DINAS KOMUNIKASI,INFORMATIKA DAN STATISTIK KABUPATEN MUSI RAWAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI MUSI

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 034 TAHUN 2017

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 034 TAHUN 2017 PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 034 TAHUN 2017 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, DAN URAIAN TUGAS DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT KATA PENGANTAR Sebagai tindaklanjut dari Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 Tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, yang mewajibkan bagi setiap pimpinan instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan

Lebih terperinci

Kantor Komunikasi dan Informatika Kota Bogor 2013

Kantor Komunikasi dan Informatika Kota Bogor 2013 Kantor Komunikasi dan Informatika Kota Bogor 2013 Kegiatan 2009 2013 : Infrastruktur Pengadaan Bandwith Internet Pemkot Bogor (2011 2013) Telah di capai 40 Mbps sehingga meningkatnya kecepatan jaringan

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA Jakarta, 28 Maret 2012 Kepada Nomor : 070 / 1082 / SJ Yth. 1. Gubernur Sifat : Penting 2. Bupati/Walikota Lampiran : Satu berkas di Hal : Pedoman Penyusunan Program

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN

RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2016-2021 Kata Pengantar Alhamdulillah, puji syukur kehadirat ALLAH SWT, atas limpahan rahmat, berkat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan

Lebih terperinci

WALIKOTA BATAM PROPINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 62 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS BADAN DAERAH

WALIKOTA BATAM PROPINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 62 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS BADAN DAERAH WALIKOTA BATAM PROPINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 62 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS BADAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BATAM, Menimbang

Lebih terperinci

RENCANA KERJA KECAMATAN ANGSANA TAHUN 2017

RENCANA KERJA KECAMATAN ANGSANA TAHUN 2017 RENCANA KERJA KECAMATAN ANGSANA TAHUN 2017 PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBU KECAMATAN ANGSANA DAFTAR ISI Halaman Daftar Isi... ii Daftar Tabel... iii Daftar Bagan... iv Daftar Singkatan... v BAB I PENDAHULUAN...

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR : TENTANG PEDOMAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA WALIKOTA SURAKARTA,

PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR : TENTANG PEDOMAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA WALIKOTA SURAKARTA, PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR : TENTANG PEDOMAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA WALIKOTA SURAKARTA, Menimbang : a. bahwa sebagai tindak lanjut ditetapkannya Peraturan

Lebih terperinci

RENSTRA INSTALASI KOMPUTER SEKOLAH TINGGI PENYULUHAN PERTANIAN BOGOR

RENSTRA INSTALASI KOMPUTER SEKOLAH TINGGI PENYULUHAN PERTANIAN BOGOR RENSTRA INSTALASI KOMPUTER SEKOLAH TINGGI PENYULUHAN PERTANIAN BOGOR 2010-2014 PENGANTAR Rencana Strategis ini merupakan rencana pengembangan Unit Komputer Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian [STPP] Bogor

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR : 60 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR : 60 TAHUN 2013 TENTANG PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR : 60 TAHUN 2013 TENTANG PENDAYAGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DI KABUPATEN PURWAKARTA B U P A T I P U R W A K A R T A, Menimbang

Lebih terperinci

WALIKOTA PAGAR ALAM PROPINSI SUMATERA SELATAN PERATURAN WALIKOTA PAGAR ALAM NOMOR: TAHUN 2016 WALIKOTA PAGAR ALAM

WALIKOTA PAGAR ALAM PROPINSI SUMATERA SELATAN PERATURAN WALIKOTA PAGAR ALAM NOMOR: TAHUN 2016 WALIKOTA PAGAR ALAM WALIKOTA PAGAR ALAM PROPINSI SUMATERA SELATAN PERATURAN WALIKOTA PAGAR ALAM NOMOR: TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA

Lebih terperinci

MEMUTUSKAN : PERATURAN WALIKOTA TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

MEMUTUSKAN : PERATURAN WALIKOTA TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PERATURAN WALIKOTA PADANG NOMOR 88 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PADANG,

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN JAKARTA, JANUARI 2017 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Inspektorat

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

PEMERINTAH KOTA TANGERANG RINGKASAN RENSTRA KECAMATAN TANGERANG KOTA TANGERANG PERIODE 2014-2018 Penyusunan Renstra Kecamatan Tangerang periode 2014-2018 merupakan amanat perundangan yang diantaranya adalah Peraturan Pemerintah

Lebih terperinci

1. PROFIL DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KOTA MADIUN. Foto dan Alamat Kantor Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Madiun

1. PROFIL DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KOTA MADIUN. Foto dan Alamat Kantor Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Madiun CONTOH 1. PROFIL DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KOTA MADIUN Foto dan Alamat Kantor Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Madiun Alamat Kantor Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Madiun Jalan Pahlawan

Lebih terperinci

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 64 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 64 TAHUN 2014 TENTANG SALINAN BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 64 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, RINCIAN TUGAS DAN TATA KERJA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR, GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 48 TAHUN 2015 TENTANG TATA KELOLA SISTEM DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN BULELENG TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN BULELENG TAHUN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN BULELENG TAHUN 2016 KATA PENGANTAR Berdasarkan Undang-undang No: 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Renja KPDE Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Renja KPDE Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Renja KPDE memuat usulan program dan kegiatan pembangunan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi KPDE. Berdasarkan Peraturan Bupati Lamongan Nomor 34 Tahun 2008, KPDE

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN I PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : PER-37PJ/2010 TENTANG : KEBIJAKAN TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DIREKTORAT JENDERAL PAJAK KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT

Lebih terperinci

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 90 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 90 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 90 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA PADA DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN PELAYANAN DINAS KOMINFO

BAB II GAMBARAN PELAYANAN DINAS KOMINFO BAB II GAMBARAN PELAYANAN DINAS KOMINFO 2.1 Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi Tugas, fungsi dan struktur Dinas Komunikasi Informatika Kota Padang berdasarkan Peraturan Walikota Nomor 79 Tahun 2016

Lebih terperinci

DAFTAR ISI.. KATA PENGANTAR... i

DAFTAR ISI.. KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI.. ii BAB I PENDAHULUAN 1 A. Latar Belakang. 1 B. Tugas dan Fungsi Bappeda Kota Samarinda. 2 C. Struktur Organisasi Bappeda Kota Samarinda.. 3 BAB II RENCANA STRATEGIS

Lebih terperinci

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BLITAR NOMOR 67 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KOPERASI DAN USAHA MIKRO DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

WALIKOTA BATAM PROPINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 56 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA BATAM PROPINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 56 TAHUN 2016 TENTANG WALIKOTA BATAM PROPINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 56 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU SALINAN WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 31 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA BATU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BATU, Menimbang

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK RENCANA KERJA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (RENJA - SKPD) TAHUN ANGGARAN 2019

PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK RENCANA KERJA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (RENJA - SKPD) TAHUN ANGGARAN 2019 PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK RENCANA KERJA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (RENJA - SKPD) TAHUN ANGGARAN 9 Organisasi / SKPD :... -DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA Halaman dari Program 9.. KOMUNIKASI DAN

Lebih terperinci